SI1533589189

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PROTOTYPE PENGHITUNG JUMLAH BARANG

OTOMATIS HASIL PRODUKSI


SKRIPSI





Disusun Oleh :


NIM
: 1533589189
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

POGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020






UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PROTOTYPE PENGHITUNG JUMLAH BARANG

OTOMATIS HASIL PRODUKSI


Disusun Oleh :


NIM
: 1533489189
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi



Disahkan Oleh :

Tangerang, Desember 2019


Rektor
       
Ketua Program Studi
               
Program Studi Teknik Informatika
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
       
(Sugeng Santoso, M.Kom)
       

(Ageng Setiani Rafika, S.kom., M.Si)

NIP : 000603
       
NIP : 006095
       
NIP : 011919






UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PROTOTYPE PENGHITUNG JUMLAH BARANG

OTOMATIS HASIL PRODUKSI


Dibuat Oleh :


NIM
: 1533489189
Nama



Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif


Fakultas Sains Dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication Innovation and Technology

Disetujui Oleh :


Tangerang, Desember 2019


Pembimbing I
 
Pembimbing II
         
         
         
         
(Fredy Susanto, M.kom)
 
(Dendy Jonas, M.kom)
NID : 04051
 
NID : 14004






UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PROTOTYPE PENGHITUNG JUMLAH BARANG

OTOMATIS HASIL PRODUKSI


Dibuat Oleh :


NIM
: 1533489189
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains Dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi CCIT

TA. 2019/2020


Disetujui Penguji :

Tangerang, Februari 2020


Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :__________
 
NID :__________
 
NID :__________






UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PROTOTYPE PENGHITUNG JUMLAH BARANG

OTOMATIS HASIL PRODUKSI


Disusun Oleh :


NIM
: 1533489189
Nama
Fakultas
: Sains Dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: CCIT



Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Desember 2019


Aji Wahyu Nugroho
NIM. 1533489189


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;






ABSTRAK

Dengan semakin meningkatnya jumlah produksi, sangat mempengaruhi tingkat efisiensi kerja. Sehingga dirancang suatu prototype untuk mempercepat pekerjaan manusia. Prototype ini berbasis bertujuan menghitung jumlah barang hasil produksi. Dengan memanfaatkan teknologi, perusahaan dapat melakukan evaluasi dan monitoring hasil produksi mereka, perusahaan bisa mengetahui berapa bahan baku yang harus dibutuhkan setiap bulan dan setiap harinya. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk membuat Alat Penghitung Jumlah Barang. Di harapkan hasil penelitian ini dapat membantu para karwayan atau pemilik perusahaan untuk monitoring perhitungan jumlah produksi secara realtime ketika sedang produksi ataupun untuk mengetahui total hasil jumlah produksi dalam sehari. Dalam pengumpulan data peniliti menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan. Kesimpulan nya adalah merancang sistem penghitung jumlah barang hasil produksi menggunakan, Arduino UNO, Infrared Proxmity, Wifi ESP, dan Conveyor.

Kata kunci : Infrared Proximity E18-D80NK, wifi ESP8266-12E, Conveyor, Arduino UNO


ABSTRACT

With the increasing number of production, greatly affects the level of work efficiency. So a prototype was designed to accelerate human work. This prototype is based aiming at calculating the number of goods produced. By utilizing technology, companies can evaluate and monitor their production results, companies can find out how many raw materials that must be needed every month and every day. This research was conducted aiming to make a Counting Tool. It is expected that the results of this study can help the employees or company owners to monitor the calculation of the amount of production in real time while it is in production or to find out the total yield of total production in a day. In collecting data the researcher uses the Black Box method because the Black Box method can find out whether the software made can function correctly and is as expected. The conclusion is to design a system to count the number of goods produced using Arduino UNO, Infrared Proxmity, Wifi ESP, and Conveyor.

Keywords: Infrared Proximity E18-D80NK, wifi ESP8266-12E, Conveyor, Arduino UNO





KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta do’a restu dan dukungan dari berbagai pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan judul “Prototype Penghitung Jumlah Barang Otomatis Hasil Produksi”.

Tujuan penelitian Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Teknik Informatika pada Universitas Raharja.

Perencanaan dan penyusunan laporan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom selaku wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Si., selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer.
  5. Bapak Fredy Susanto M.Kom., selaku Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
  6. Bapak Dendy Jonas M.Kom., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan dengan sangat detail kepada peneliti.
  7. Bapak Acuan. selaku Stakeholder yang telah memberikan waktu dan tempatnya untuk melakukan penelitian dengan sangat baik
  8. Ibu Tumini. selaku pihak PT. Mustika Caraka Laksana yang telah memberikan arahan serta saran yang sangat baik terhadap project penelitian.
  9. Seluruh Dosen Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi peneliti.
  10. Ivan Setiawan, M. Salamudin, Antonio Febryanto dan seluruh sahabat kampus yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah banyak memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan Laporan Skripsi ini.
  11. Dan untuk kedua Orang Tua yang telah mendukung, memberikan do’a dan semangat secara terus-menerus kepada peneliti.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti dalam mendapatkan berbagai sumber yang menjadi bahan acuan dalam penyusunan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang.


Tangerang, Desember 2019
Aji Wahyu Nugroho
NIM. 1533489189



Daftar isi






DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1   : Gambar Flow Chart Program

Gambar 2.2   : Gambar Simbol Flow Chart Proses

Gambar 2.3   : Gambar Adaptor

Gambar 2.4   : Gambar Switch/Saklar

Gambar 2.5   : Gambar Pinout ESP 12E

Gambar 2.6   : Gambar Wifi ES8266

Gambar 2.7   : Gambar Sensor Infra Red E18-N80K

Gambar 3.1   : Gambar Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.2   : Gambar Flow Chart Sistem Yang Berjalan 

Gambar 3.3   : Gambar Flow Chart Sistem Yang Di usulkan

Gambar 3.4   : Gambar Rangkaian Alat

Gambar 3.5   : Gambar Diagram Blok Alat Keseluruhan

Gambar 3.6   : Gambar Memlulai Arduino IDE

Gambar 3.7   : Gambar Tampilan Arduino IDE

Gambar 3.8   : Gambar Menambahkan Libraries ESP 8266

Gambar 3.9   : Memilih Port Com3

Gambar 3.10  : Gambar Menentukan Koneksi Port Com3

Gambar 3.11 : Gambar Menyimpan File Program NodeMCU

Gambar 3.12 : Gambar Memilih Lokasi Penyimpanan Project

Gambar 3.13 : Gambar Listing Keseluruhan Program Arduino IDE

Gambar 3.14 : Proses Kompilasi Listing Program

Gambar 3.15 : Tampilan Hasil Kompilasi Listing Program

Gambar 3.16 : Gambar Membuat Database

Gambar 3.17 : Gambar Membuat NamaData Base

Gambar 3.18 : Gambar Membuat Use MySql

Gambar 3.19 : Gambar Menambahkan User Dataase

Gambar 3.20 : Gambar Semua Centang All Previlage

Gambar 3.21 : Gambar Klik Make Change

Gambar 3.22 : Gambar Memilih Database Yang Dibuat

Gambar 3.23 : Gambar Membuat Tabel

Gambar 3.24 : Gambar Mengisi Field Data

Gambar 3.25 : Gambar Klik File Manager

Gambar 3.26 : Gambar Upload Folder/File

Gambar 4.1 : Modul Wifi ESP8266 Tidak Terhubung Internet

Gambar 4.2 : Modul Wifi ESP8266 Terhubung Ke Internet

Gambar 4.3 : Pengujian Sensor Infrared Proximity E18-D80NK

Gambar 4.4 : Tampilan Realtime Pada Website

Gambar 4.5 : Tampilan Realtime Harian

Gambar 4.6 : Tampilan Tabel Laporan Pada Website

Gambar 4.7 : Listing Program

Gambar 4.8 : Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.9 : Tampilan Listing Program NodeMCU

Gambar 4.10 : Upload Listing Program Kedalam NodeMCU

 



DAFTAR TABEL

Tabel 2.1         : Tabel Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Tabel 2.2         : Tabel Flow Chart Proses

Tabel 2.3         : Tabel Kelebihan Dan Kekurangan Black Box

Tabel 3.1         : Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2         : Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3         : Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4         : Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1         : Pengujian Black Box Saat Terhubung Web

Tabel 4.2         : Pengujian Black Box Pada Website

Tabel 4.3         : Pengujian Black Box Pada Sensor

Tabel 4.4         : Pengujian Black Box Upload

Tabel 4.5         : Pengujian Black Box Pada Wifi

Tabel 4.6         : Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

Tabel 4.7         : Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan

 






DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL FLOWCHART

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA







BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Dalam perkembangan ilmu teknologi dibidang elektronika sekarang ini, banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh karyawan, salah satunya untuk mempermudah segala macam pekerjaan dibidang industri. Seiring dengan naiknya kebutuhan masyarakat dan teknologi yang semakin canggih, dibuatlah suatu alat yang mampu mempermudah pekerjaan karyawan menggunakan sensor infrared dengan ketelitianm ketepatan dan kecepatan yang sangat tinggi elektronika dapat membantu beberapa peran manusia dalam sebuah pengamatan.

Sistem penghitungan jumlah otomatis ini memanfaatkan cahaya infrared sebagai pendeteksi adanya barang yang melintasi conveyor. Pemancar infrared akan memancarkan sinar terus menerus, jik ada barang melintas maka pancar sinar infrared tersebut akan terputus. Pancaran sinar infrared itu akan memancarkan sinyal high(1) saat tidak ada hambatan dan maka akan menghasilkan sinyal low(0) apabila pancaran sinar infrared tersebut ada hambatan. Sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh sensor infrared inilah yang digunakan untuk mendeteksi barang yang melintas di conveyor dan pemberi keterangan mengenai beberapa banyak barang yang sudah terhitung.

Dari hasil analisa peneliti bahwa di PT. Mustika Caraka Laksana yang berlokasi di Jl. Manis no V Kawasan Industri Manis Kota Tangerang membutuhkan inovasi baru dalam perhitungan jumlah hasil produksi agar lebih efektif dan lebih modern. Sebuah alat yang dapat membantu menghitung jumlah barang hasil produksi. Alat ini dikendalikan dengan Arduino sebagai otak nya.

Dengan ini untuk lebih memahami hal tersebut maka dibuatlah judul ”Prototype conveyor penghitung jumlah barang otomatis hasil produksi”. Diharapkan dapat membantu permasalahan yang ada dan memberikan kenyamanan bagi karyawan yang berada di ruang produksi serta dapat membuat jalannya kegiatan produksi berjalan dengan baik. Prototype conveyor penghitung jumlah barang otomatis ini dapat diaplikasikan untuk keperluan umum atau industri yang membutuhkan suatu kapasitas/volume tertentu, seperti contohnya untuk mengetahui jumlah orang di ruangan, jumlah pengunjung wisata, jumlah tempat parkiran yang kosong, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Perumusan Masalah

Dalam rumusan masalah ini memuat uraian secara rinci dari permasalah yang di identifikasi dari latarbelakang, adapun rumusan masalah dalam penyusunan penilitan ini sebagai berikut :

  1. Bagai mana cara membuat alat conveyor penghitung jumlah barang otomatis hasil produksi
  2. Bagai mana cara membuat program Arduino pada conveyor pehitung jumlah barang otomatis
  3. Bagai mana cara tahapan testing alat agar bekerja dengan baik
  4. Bagai mana cara mendapatkan data jumlah produksi

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai batasan masalah atas penilitan ini agar tetap focus dan terarah, maka penulis memberikan ruang lingkup laporan. Conveyor penghitung jumlah barang otomatis hasil produksi :

  1. Prototype menggunakan Arduino sebagai mikrokontroler nya
  2. Sebagai output nya Prototype ini menggunakan IC Display 16x2
  3. Untuk bahasa pemrograman yang digunakan yaitu menggunakan bahasa C yang sudah compatible dengan Arduino

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penilitan yang dilakukan sebagai berikut :

Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Individual
    1. Mengimplementasikan dan mennerapkan ilmu tekhnologi yang di dapatkan selama masa perkuliahan
    2. Memberikan kepuasan karena dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi karyawan
  2. Tujuan Fungsional
    1. Membantu menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan karyawan, dengan mcnciptakan inovasi baru dalam bidang industri yang dapa membatu meringankan tugas karyawan dan pemilik perusahaan
  3. Tujuan Operasional
    1. Membantu menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan karyawan, dengan mcnciptakan inovasi baru dalam bidang industri yang dapa membatu meringankan tugas karyawan dan pemilik perusahaan

Manfaat Penelitian

Aadapun manfaat yang dihasilkan dari penilitan ini adalah:

  1. Manfaat bagi penuilis
    1. Menambah pengalaman diluar bidang perkuliahan dan bisa mengimplementasikan secara langsung apa yang selama ini di pelajari di kampus
  2. Manfaat bagi perusahaan
    1. Mengurangi dan meringankan tugas dari karyawan dan memberikan efisiensi kepada perusahaan dalam memonitoring produksi

Metode Penelitian

Dalam rangka menghasikan karya yang sesuai dengan teori ilmiah dan tepat, maka dalam penyusunan penilitan ini ada beberapa metode yang digunakan oleh penulis antara lain :

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Observation)
  2. Melakukan pengamatan dan pemahaman yang di dapat dilapangan untuk mengetahui proses pengerjaan dan memperoleh data dari informasi tentang jenis bahan atau peralatan apa saja yang dibutuhkan, yang tentunya ekonomis dan terjangakau, namun yang sesuai dan tetap memenuhi kriteria.

  3. Metode Wawancara (Interview)
  4. Metode ini dilakukan melalui proses tanya jawab dengan narasumber-narsumber serta stakeholder di tempat lokasi penilitian yang dilakukan.

  5. Studi Pustaka
  6. Metode untuk mendapatkan informasi dan teori-teori yang sesuai dengan sistem yang akan dibuat dengan mecatat, mempelajari dan memahami literature review yang berhubungan dengan penilitan dari berbagai sumber yang tertulis maupun elektronik, yang digunakan penulis merupakan beberapa buku-buku jurnal dan browsing internet

Metode Analisa

Setelah proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tekhnik, maka data yang sudah ada akan diolah dan di analisis agar memberikan hasil akhir yang bermanfaat bagi peneliti. Dengan menganalisa sistem yang sudah ada dengan beberapa point pertimbangan, seperti bagaimana skema cara kerja sistem yang berjalan nantinya.

Metode Perancangan

Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan metode sistem flowchart dimana tahap demi tahap proses pembuatan alat, dan menganalisa beberapa point pertimbagan, seperti bagai mana kerja sistem, apa saja yang membangun sistem tersebut dan junga kekurangan dari sistem tersebut.

Metode Protipe

Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat denganmudah memodelkan perangkat yang akan dibuat. Penulis menerapkan prototype dengan menggunakan evolutionary karena pada metode ini, hasil prototype tidak langsung dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya.Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menjuju produk final atau produk akhir.

Metode Testing

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang di inginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi saat sistem di terapkan. Penulis menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan dapat dipahami lebih jelas, laporan ini dibagi atas beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Dengan susunan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori dan literaturereview yang sesuai dan akurat sehingga bias mendukung penelitian dalam penulisan sehingga menghasilkan karya tulis yang bernilai ilmiah.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri dari profile perusahaan PT. Mustika Cara Laksana, sejarah singkat PT. Mustika Cara Laksana, visi dan misi PT.Mustika Cara Laksana, struktur organisasi dan wewenang serta tanggung jawab, pembahasan sistem, cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah serta user requirement yang terdiri dari 4 tahap elisitasi meliputi elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft merupakan elisitasi yang diusulkan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini membahas tentang sistem yang akan di usulkan seperti usulan prosedur system berjalan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasisistem, pengujian, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Pada Bab ini berisikan tentang Kesimpulan, Saran, dan Kesan selama kegiatan kuliah kerja praktek.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Menurut Ageng Setiani Rafika (2019:4)[1], ” prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”. Dari beberapa pendapat yang dikembangkan diatas disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan produk dalam perancangan

  1. Prototype Jenis I
  2. Prototype jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototype memuat semua elemen penting dari sistem baru. Langkah-langkah pengembangan prototype jenis 1 adalah sebagai berikut:
    1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai
    2. Mengembangkan prototype
    3. Menentukan apakah prototype dapat diterima
    4. Menggunakan prototype
  3. Prototype Jenis II
  4. Prototype jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototype tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting. Empat langkah pertama dalam pengembangan prototype jenis II sama seperti untuk prototype jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

    1. Mengkodekan semua sistem operasional
    2. Menguji sistem operasional
    3. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima.
    4. Menggunakan sistem operasional

    Berikut ini adalah kelebihan prototype:

    Berikut ini adalah kelebihan prototype:

    1. Adanya komunikasi      yang    baik     antara pengembang user.
    2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.
    3. User berperan aktif dalam pengembangan sistem
    4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
    5. Penerapan menjadi           lebih    mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.

     

    Berikut ini adalah kekurangan prototype :

    1. User kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
    2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograan yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
    3. Hubungan user dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
  5. Jenis-Jenis Prototype
  6. Menurut Simamarta dalam (Saefullah 2015:64)[2], Jenis-jenis prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu :

    1. Rapid Throwaway Prototyping
    2. Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

    3. Prototype Evolusioner
    4. Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan dari pada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang- kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993). Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut

      Sumber : Simarmata (2010:68)

      Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem
  2. Menurut Eka Iswandy (2015:72)[3], “Sebuah sistem terdiri dari berbagai unsur yang saling melengkapi dalam mencapai tujuan dan sasaran. Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem itulah yang disebut dengan subsistem. Subsistemsubsistem tersebut harus saling berhubungan dan berinteraksi melalui komunikasi yang relevan sehingga sistem dapat bekerja secara efektif dan efisien.

    Menurut Ilfa Stephane dan Heru Saputra[4], “Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untukmenyelesaikan suatu sasaran tertentu.”

    Menurut McLeod yang dikutip oleh Sucianti Saiful dkk (2017:79)[5], “sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Sistem juga merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu.

  3. Karakteristik SIstem
  4. Menurut Rinna Yunia dan Andri Sukma indrayana (2018:83)[6], “Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai :

    1. Komponen Sistem Terdiri dari jumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama membentuk satu
    2. Batasan Sistem Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
    3. Lingkungan Luar Sistem Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi system. Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan dan
    4. Penghubung Sistem Merupakan media penghubung antar subsistem, yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem Masukan Sistem Adalah energy yang dimasukan ke dalam sistem, yang dapat berupa masukan perawatan maintenance.
    5. Keluaran Sistem Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
    6. Pengolahan Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
    7. Sasaran Sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan goal atau sasaran objective. Tidak akan ada gunanya Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
  5. Klasifikasi Sistem
  6. Menurut Rohmat Taufiq yang dikutip oleh Harfizar, Fauzan Manafi Albar, Muh Afiffudin (2017:230)[7], Sistem dapat di klasifikasikan dari beberapa sudut pandang yang diantaranya adalah :

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System) Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem produksi, dan sistem
    2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem yang tidak dapat dipastikan Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan
    3. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System) Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.
    4. Sistem Manusia dan Sistem Mesin Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.
    5. Sistem Sederhana dan Sistem kompleks Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.
    6. Sistem yang bisa beradaptasi dan Sistem tidak bisaberadaptasi Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.
    7. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Mode System) Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Contohnya sstem tata surya.Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Contohnya sistem Telekomunikasi.
    8. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakainya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan

Konsep Dasar Pemrograman

    Pengertian Bahasa Pemrograman

Menurut Ranu Tanti (2015:1)[8], Bahasa pemrograman, adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu himpunan dari aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer. Bahasa ini memungkinkan seorang programmer dapat menentukan secara persis data mana yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa secara persis yang akan diambil dalam berbagai situasi.

  • Macam-Macam Bahasa Pemrograman
  • Secara umum terdapat 4 kelompok bahasa pemrograman yang menurut tingkat kedekatannya dengan mesin komputer, yaitu :

    1. Bahasa Mesin, yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode bahasa biner, contohnya 01100101100110
    2. Bahasa Tingkat Rendah, atau dikenal dengan istilah bahasa rakitan (bah.Inggris Assembly), yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode-kode singkat (kode mnemonic), contohnya MOV, SUB, CMP, JMP, JGE, JL, LOOP,
    3. Bahasa Tingkat Menengah, yaitu bahasa komputer yang memakai campuran instruksi dalam kata-kata bahasa manusia (lihat contoh Bahasa Tingkat Tinggi di bawah) dan instruksi yang bersifat simbolik, contohnya {, }, ?, <<, >>, &&, ||, dsb.
    4. Bahasa Tingkat Tinggi, yaitu bahasa komputer yang memakai instruksi berasal dari unsur kata-kata bahasa manusia, contohnya begin, end, if, for, while, and, or, dsb. Sebagian besar bahasa pemrograman digolongkan sebagai Bahasa Tingkat Tinggi, hanya bahasa C yang digolongkan sebagai Bahasa Tingkat Menengah dan Assembly yang merupakan Bahasa Tingkat Rendah


    Konsep Dasar Data

    1. Definisi Data
    2. Menurut Eka Iswandy (2015:73)[3], “Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

      Menurut Aris Fadilah dkk (2016:22)[9], “Data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

    Konsep Dasar Perancangan

    1. Definisi Perancangan SIstem
    2. Menurut Iwan Sidharta (2015:98)[10], Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisa sistem, dimana pada perancangan sistem digambarkan sistem yang akan dibangun sebelum dilakukan pengkodean kedalam suatu bahasa pemogramaan

    3. Tujuan Perancangan Sistem
    4. Menurut Tujuan analisis sistem informasi yakni utuk merancang sistem baru maupun menyempurnakan sistem yang sudah ada sebelumnya. Berikut ini, tujuan dari analisis keuangan diantaranya yakni

      1. Kita dapat Membuat keputusan jika sistem saat ini bermasalah ataupun juga tidak berfungsi dengan baik & hasil analisisnya akan digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki
      2. Mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan dapat ditandatangani
      3. Mengidentifikasi masalah atau mencari pemecah masalahnya
      4. Mempelajari sistem yang sedang berjalan saat ini.

    Konsep Dasar Flowchart

    Menurut Eka Iswandi, (2015:73)[3], “Flowchart merupakan urutan-urutan langkah kerja suatu proses yang digambarkan dengan menggunakan simbol- simbol yang disusun secara sistematis.”

    1. Jenis-Jenis Flow Chart
    2. Menurut Tri (2015:2)[11], “flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

      1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
      2. Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

      3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
      4. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

      5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
      6. Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistemdengan seseorang yang tidak familia rdengan simbol- simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian

         

         

      7. Flowchart Program (Program Flowchart)
      8. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untukmenggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

        Sumber: Tri (2015:6) Gambar 2.1 Flowchart Program (Program Flowchart)

      9. Flowchart Proses (Process Flowchart)
      10. Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah- langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu :

        Sumber: Tri (2015:7) Gambar 2.2 Simbol Flowchart Proses

        Flowchart proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untu menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses :

        Tabel 2.2 Flowchart Proses (Process Flowchart)

    Konsep Dasar Elisitasi

    1. Definisi Elisitasi
    2. Menurut Faristia, F. (2016)[12], Elisitasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara terarah dan langsung kepada narasumber untuk menemukan titik permasalahan utama yang terjadi pada perusahaan.

      Menurut Hilmi Fuad dkk (2018:2)[13], Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    3. Tahap-Tahap Elisitasi
    4. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

      • Tahap I

      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak

      manajemen terkait melalui proses wawancara.

      • Tahap II

      Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

      • Tahap III

      Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu :

      1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan.
      2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
      3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :
        • High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
        • Middle (M) : Mampu dikerjakan.
        • Low (L) : Mudah dikerjakan.
        • Final Draft Elisitasi

      Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Konsep Dasar Pengujian

    1. Definisi Pengujian
    2. Menurut M. Sidi Mustaqbal1 dkk (2015:2)[14], Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan.

      Menurut Tafifa Redita Putri dkk (2015:1)[[15], Pengujian adalah sebuah proses, atau serangkaian proses yang dirancang untuk memastikan bahwa program telah berjalan sesuai dengan requirement dan kebutuhan.

      Menurut Tyoso (2016:21)[16], “Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui”.

      Jadi yang dimaksud dengan pengujian adalah suatu proses atau serangkaian beberapa proses yang dilakukan untuk menemukan suatu kesalahan atau memastikan suatu program berjalan sesuai rencana.

    3. Black Box Testing
    4. Menurut Kumar, dkk (2015)[17]Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing. A software testing technique whereby the internal workings of the item being tested are not known by the tester. (Pengujian Black Box adalah pengujian tanpa pengetahuan tentang kerja internal aplikasi yang sedang diuji (AUT). Juga dikenal sebagai pengujian fungsional atau pengujian yang didorong keluaran masukan. Teknik pengujian perangkat lunak di mana cara kerja internal item yang sedang diuji tidak diketahui oleh penguji).

      Menurut Warsito (2015:32)[18], Blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data. Ada beberapa macam metode pengujian BlackBox, berikut diantaranya:

      • Equivalence Partitioning

      Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

      • Boundary Value Analysis

      Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

       

       

      • Cause-Effect Graphing Techniques

      Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut

      1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
      1. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
      2. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
      3. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.
        • Comparison Testing

      Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi.

      Table 2.3 Kelebihan dan Kelemahan Black Box.

    Konsep Dasar Internet Of Things

    1. Definisi Internet Of Things
    2. Menurut Puspitaningayu (2018:2)[19], Internet of Things adalah di mana berbagai perangkat komunikasi digital terhubung pada suatu jaringan internet sehingga pertukaran data menjadi jauh lebih mudah dilakukan dengan begitu luas penerapan.

      Menurut Hutabarat (2018:2)[20], Internet of Things (IoT) adalah istilah yang menggambarkan interkoneksi berbagai objek melalui internet tanpa interaksi manusia dengan manusia. Berdasarkan kesimpulan diatas, Internet of Things adalah beberapa perangkat atau peralatan bisa berkomunikasi digital dengan terhubung ke suatu jaringan internet.

    Konsep Dasar Monitoring

    Menurut Rizan, dkk (2016:46)[21], Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan.

    Menurut Menurut Darmalaksana (2017)[22], Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Jadi berdasarkan menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah sebuah kegiatan pemantauan atau pengamatan untuk melakukan suatu penilaian.

    Teori Khusus

    Definisi Mikrokontroler

    Menurut Octavia, dkk (2018:1)[23], Mikrokontroler adalah suatu sistem komputer yang dirancang untuk keperluan pengontrolan sistem. Mikrokontroler yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah produksi Atmel dengan generasi AVR (Alf and Vegard’s RISC processor).

    Menurut Musyahar (2017)[24], Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM (Read Only Memory), RAM (Random Acces Memory), antar muka inputoutput (I/O interface), clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai.

    Dapat disimpulkan mikrokontroler merupakan sebagai pengontrol sistem atau pengatur suatu system yang telah terkomputerisasi yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang saling terhubung dan mempunyai fungsi tertentu.

    1. Karakteristik Mikrokontroler
    2. Menurut pendapat Saefullah et al. (2015)[25], mikrokontroler mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

      1. Memiliki program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi tertentu, dan program mikrokontroler, dan program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada PC.
      2. Konsumsi daya kecil.
      3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
      4. Harganya murah, karena komponennya sedikit.
      5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
      6. Lebih tahan pada suatu situasi dan kondisi lingkungan yang ekstrim, contohnya yaitu : temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.
    3. Klasifikasi Mikrokontroler
    4. Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

      1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
      2. RAM berkapasitas 68 byte
      3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
      4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
      5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
      6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

      Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

      a. RAM (Random Access Memory)

      RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

      b. ROM (Read Only Memory)

      ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

      c. Register

      Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

      d. Special Function Register

      Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

      d. Input dan Output Pin

      Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

      e. Interrupt

      Bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

    Konsep Dasar Adaptor

    Menurut Siswanto, dan Sumar Hadi Suryo (2015:269)[26], Adaptor adalah sebuah alat yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dan mengubah tegangan listrik AC (Alternating Current) menjadi tegangan listrik DC (Direct Current). Pada saat ini ada banyak rangkaian adaptor mulai dari adaptor yang sangat sederhana hingga adaptor yang canggih.

    Menurut Nazarudin, Satyo Nuryadi (2018:4)[27], Adaptor adalah sebuah rangkaian elektronika yang dapat mengubah tegangan AC menjadi DC. Rangkaian ini adalah alternatif pengganti dari sumber tegangan DC, misalnya batu baterai dan accumulator. Keuntungan dari adaptor dibanding dengan batu baterai atau accumulator adalah sangat praktis berhubungan dengan ketersediaan tegangan karena adaptor dapat di ambil dari sumber tegangan AC yang ada di rumah, di mana pada jaman sekarang ini setiap rumah sudah menggunakan listrik.

    Jadi dapat disimpulkan adaptor merupakan elektronika yang dapat mengubah tegangan AC menjadi DC.

    Gamabar 2.3 Adaptor

    Konsep Dasar Switch/Saklar

    Definisi Web

    1. Definiai Switch/Saklar
    2. Menurut Zain, Abdul (2016:38)[28], Saklar atau lebih tepatnya adalah Saklar listrik adalah suatu komponen atau perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran listrik. Saklar yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Switch ini merupakan salah satu komponen atau alat listrik yang paling sering digunakan. Hampir semua peralatan elektronika dan listrik memerlukan Saklar untuk menghidupkan atau mematikan alat listrik yang digunakan.

      Pada dasarnya, sebuah Saklar sederhana terdiri dari dua bilah konduktor (biasanya adalah logam) yang terhubung ke rangkaian eksternal, Saat kedua bilah konduktor tersebut terhubung maka akan terjadi hubungan arus listrik dalam rangkaian. Sebaliknya, saat kedua konduktor tersebut dipisahkan maka hubungan arus listrik akan ikut terputus. Saklar yang paling sering ditemukan adalah Saklar yang dioperasikan oleh tangan manusia dengan satu atau lebih pasang kontak listrik. Setiap pasangan kontak umumnya terdiri dari 2 keadaan atau disebut dengan “State”. Kedua keadaan tersebut diantaranya adalah Keadaan “Close” atau “Tutup” dan Keadaan “Open” atau “Buka”. Close artinya terjadi sambungan aliran listrik sedangkan Open adalah terjadinya pemutusan aliran listrik.

      Jadi dapat disimpulkan Switch/Saklar suatu komponen yang berfungsi untuk mempermudah memuntuskan dan menyambungkan arus listrik.

      Gamabar 2.4 switch/saklar.

    Konsep Dasar NodeMCU

    1. Definisi NodeMCU
    2. Menurut Achmad Faiz Sanusi (2018:16)[29], NodeMCU merupakan salah satu pengendali mikro single-board yang memiliki fitur WiFi sehingga berguna dalam pembuatan produk platform IoT. NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat open-source dan menggunakan script LUA sebagai bahasa pemrogramannya. NodeMCU terdiri dari perangkat keras (hardware) berupa System on Chip Esp8266 buatan Espressif System dan juga menggunakan firmware bahasa pemrograman scripting LUA.

      NodeMCU bisa dianalogikan sebagai papan arduino yang telah terintegrasi dengan modul WiFi Esp8266. Dalam memprogram Esp8266 sedikit merepotkan karena diperlukan beberapa teknik wiring serta tambahan modul USB to serial untuk mengunduh program. Namun NodeMCU telah menanamkan Esp8266 ke dalam sebuah board yang kompak dengan berbagai fitur layaknya mikrokontroller dengan kemampuan akses terhadap WiFi juga chip komunikasi USB to serial. seperti yang digunakan sebagai kabel data dan kabel charging smartphone android.

    3. Sejarah NodeMCU
    4. NodeMCU diciptakan berdekatan dengan rilis Esp8266 pada 30 Desember 2013, Espressif Systems selaku pembuat Esp8266 memulai produksi Esp8266 yang merupakan SoC WiFi yang terintegrasi dengan prosesor Tensilica Xtensa LX106. Sedangkan NodeMCU dimulai pada 13 Oktober 2014 saat Hong meng- upload file pertama nodemcu firmware ke dalam Github. Dua bulan kemudian project tersebut dikembangkan ke platform perangkat keras ketika Huang R.

      Pada bulan yang sama, pustaka client MQTT di integrasikan dari contiki ke dalam platform SOC Esp8266 dan di ubah menjadi project NodeMCU yang membuatnya mendukung protokol IoT MQTT melalui LUA. Pemutakhiran penting berikutnya terjadi pada 30 Januari 2015 ketika Devsaurus mem-porting u8glib ke project NodeMCU yang memungkinkan NodeMCU dapat men-drive display LCD, OLED, hingga VGA. Kemudian, project NodeMCU terus berkembang hingga kini berkat komunitas open-source dibaliknya, pada musim panas 2016 NodeMCU sudah terdiri memiliki 40 modul fungsionalitas yang bisa digunakan sesuai kebutuhan developer.

    5. ESP-12E
    6. Inti dari NodeMCU adalah ESP8266 (khususnya seri ESP-12, termasuk ESP- 12E) sehingga fitur-fitur yang dimiliki NodeMCU akan kurang lebih sama ESP-12 (juga ESP-12E untuk NodeMCU V2 dan V3) kecuali NodeMCU telah dibungkus oleh API tersendiri yang dibangun berdasarkan bahasa pemrograman e-LUA, yang kurang lebih mirip dengan javascript. Beberapa fitur yang dimiliki NodeMCU tersebut antara lain:

      1. 10 Port GPIO dari D0 – D10
      2. Fungsionalitas PWM
      3. Antarmuka I2C dan SPI
      4. Antarmuka 1 Wire
      5. ADC

      Gambar 2.4 pinout ESP-12E (Saputro, 2018)

      1. RST : berfungsi mereset modul
      2. ADC: Analog Digital Converter. Rentang tegangan masukan 0-1 V, dengan range nilai digital 0-1024
      3. EN: Chip Enable, Active High
      4. IO16 :GPIO16, dapat digunakan untuk membangunkan chipset dari mode deep sleep
      5. IO14 : GPIO14; HSPI_CLK
      6. IO12 : GPIO12: HSPI_MISO
      7. IO13: GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CTS
      8. VCC: Catu daya 3.3 V (VDD)
      9. CS0 :Chip selection
      10. MISO : Slave output, Main input
      11. IO9 : GPIO9
      12. IO10 GBIO10
      13. MOSI: Main output slave input
      14. SCLK: Clock
      15. GND: Ground
      16. IO15: GPIO15; MTDO; HSPICS; UART0_RTS
      17. IO2 : GPIO2;UART1_TXD
      18. IO0 : GPIO0
      19. IO4 : GPIO4
      20. O5 : GPIO5
      21. RXD : UART0_RXD; GPIO3
      22. TXD : UART0_TXD; GPIO1
    7. Tegangan Kerja
    8. ESP8266 menggunakan standar tegangan JEDEC (tegangan 3.3 V) agar bisa berfungsi. Tidak seperti mikrokontroller AVR dan sebagian besar board Arduino yang memiliki tegangan TTL 5 volt. Meskipun begitu, NodeMCU masih dapat terhubung dengan 5V melalui port micro USB atau pin Vin yang tersedia pada board. Namun, karena semua pin pada ESP8266 tidak toleran terhadap masukan 5 V, maka tegangan TTL dapat merusak board bila menghubungkan secara langsung. Level Logic Converter dapat digunakan untuk mengubah tegangan ke nilai aman 3.3 V.

    9. VErsi NodeMCU
    10. Masing-masing dari 14 pin digital pada NodeMCU dapat digunakan sebagai fungsi input atau output, pinmode, digital write, dan digital read. Fungsi-fungsi tersebut beroperasi pada tegangan 5 V dan setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal dari 20-50 K. Selain itu beberapa pin mempunyai fungsi khusus, yaitu:

      1. Serial: 0(RX) dan 1(TX), digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serta sebagai TTL serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip ATMega328 USB ke serial
      2. Eksternal interupsi: pin 2 dan pin 3 merupakan pin yang dapat dikonfigurasi untuk memicu interupsi pada nilai yang rendah, tinggi atau jatuh, atau perubahan suatu
      3. PWM: pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 menyediakan 8-bit output PWM denganfungsi analog write.
      4. SPI: pin 10(SS), 11(Mosi), 12(Miso), 13(SCK) mendukung komunikasi SPI menggunakan SPI library.
      5. LED: pin 13 merupakan built-in LED. Ketika pin dalam nilai tinggi maka LED menyala, dan ketika pin dalam nilai rendah maka LED mati           

    Wifi ESP8266

    1. Definisi Wifi ESP8266
    2. Menurut Achmad Faiz Sanusi (2018:16)[30], Esp8266 adalah sebuah komponen chip terintegrasi yang didesain untuk keperluan dunia masa kini yang serba terhubung. Chip ini menawarkan solusi networking WiFi yang lengkap dan menyatu, yang dapat digunakan sebagai penyedia aplikasi atau untuk memisahkan semua fungsi networking WiFi ke proses aplikasi lainnya. Esp8266 memiliki kemampuan on-board processing dan pemrograman singkat. Dengan level yang tinggi berupa on-chip yang terintegrasi memungkinkan eksternal circuit didesain untuk menempati area PCB yang sempit. Perlu diperhatikan bahwa modul Esp8266 bekerja dengan tegangan maksimal 3.6 V. Jika telah mendapat tegangan, modul WiFi akan menyala merah, dan sekali-kali akan berkedip dengan warna biru (Hasanah, 2016).

      Esp8266 merupakan modul WiFi yang berfungsi sebagai perangkat tambahan mikrokontroller agar dapat terhubung langsung dengan WiFi dan membuat koneksi TCP/IP. Modul ini membutuhkan daya sekitar 3.3 V dengan memiliki tiga mode WiFi yaitu Station, Access Point dan Keduanya. Modul ini juga dilengkapi dengan processor, memori dan GPIO dimana jumlah pin bergantung dengan jenis Esp8266 yang digunakan. Sehingga modul tersebut dapat berdiri sendiri tanpa menggunakan mikrokontroller apapun karena telah memiliki perlengkapan layaknya sebuah mikrokontroller. Firmware default yang digunakan oleh perangkat ini menggunakan AT Command, selain itu ada beberapa firmware SDK yang digunakan oleh perangkat ini berbasis opensource yang diantaranya sebagai berikut:

      1. NodeMCU dengan menggunakan basic programming LUA
      2. MicroPython dengan menggunakan basic programming python
      3. AT Command dengan menggunakan perintah AT command

      Untuk pemrogramannya sendiri kita bisa menggunakan ESPlorer untuk firmware berbasis NodeMCU dan menggunakan putty sebagai terminal control

      Arduino IDE. Esp8266 dengan mudah diprogram dengan program arduino apabila ditambahkan library Esp8266 pada board manager Arduino.

      Gambar 2.5 WiFi Esp8266

      Spesifikasi Modul WiFi Esp8266 adalah sebagai berikut:

      1. 11 b/g/n
      2. Integrated low power 32-bit MCU
      3. Integrat ed 10-bit ADC
      4. Integrated TCP/IP protocol stack
      5. Integrated TR switch, balun, LNA, power amplifier and matching network
      6. Integrated PLL, regulators, and power management units
      7. Supports antenna diversity
      8. WiFi 2.4 GHz, support WPA/WPA2
      9. Support STA/AP/STA+AP operation modes
      10. Support Smart Link Function for both Android and iOS devices
      11. SDIO 2.0, (H) SPI, UART, I2C, I2S, IR Remote Control, PWM, GPIO
      12. A-MPDU & A-MSDU aggregation & 0.4s guard interval
      13. Deep sleep power <10uA, Power down leakage current < 5uA
      14. Wake up and transmit packets in < 2ms
      15. Standby power consumption of < 1.0mW (DTIM3)
      16. +20 dBm output power in 802.11b mode
      17. Operating temperature range -40C ~ 125C
      18. FCC, CE, TELEC, WiFi Alliance, and SRRC certified

    Konsep Dasar Sensor Infrared E18-D80NK

    1. Definisi Sensor Infrared E18-D80NK
    2. Menurut Supandi dkk (2017:2)[31], Sensor infra merah E18-D80NK- N adalah pengirim dan penerima sinyal infra merah yang membentuk sebuah sensor foto listrik. Sensor ini memiliki jarak deteksi yang cukup panjang dan tidak terpengaruh cahaya sekitar karena menggunakan cahaya inframerah yang termodulasi. Sensor ini juga dapat disesuaikan untuk mengatur jarak deteksi, kemudian keluaran dari sensor ini berupa sinyal digital ketika merasakan sesuatu dalam rentang pengukurannya.

      Gambar 2.6 Sensor Infrared E18-D80NK

    3. Spesifikasi Sensor Infrared E18-D80NK
    4. Menurut Mayang (2015:25)[32], Sensor ini memiliki jarak deteksi panjang dan memiliki sensitifitas tinggi terhadap cahaya yang menghalanginya. Sensor ini memiliki penyesuaian untuk mengatur jarak terdeteksi. Sensor ini tidak mengembalikan nilai jarak. Implementasi sinyal IR termodulasi membuat sensor kebal terhadap gangguan yang disebabkan oleh cahaya normal dari sebuah bola lampu atau sinar matahari. Spesifikasi Sensor Infrared Tipe E18-D80NK :

      • Jarak Deteksi: 3 cm sampai 80 cm
      • Sumber Cahaya: Infrared
      • Dimensi: 18 mm (D) x 45mm (L)
      • Panjang Kabel Koneksi: 4.5 cm
      • Tegangan Input: 5V DC
      • Konsumsi Arus: 100 mA
      • Operasi Output: Normally Open (NO)
      • Output: NPN

    Konsep Dasar Website

    1. Definisi Website
    2. Menurut Hernandhi dkk (2018:4)[33],Website adalah informasi yang dapat diakses melalui internet dimana dokumen-dokumen hypermedia (file-file komputer) disimpan dan kemudian diambil dengan cara-cara yang menggunakan metode penentuan alamat yang unik

    Konsep Dasar Conveyor

    Menurut Dianto (2019)[34], Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Dalam kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis dibanding transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. Conveyor dapat memobilisasi barang dalam jumlah banyak dan kontinyu dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tempat tersebut harus mempunyai lokasi yang tetap agar sistem conveyor mempunyai nilai ekonomis.

    Di dalam industri, bahan-bahan yang digunakan kadang kala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan di angkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah conveyor yang berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan industri yang berbentuk padat.

    1. Kapasitas material yang ditangani.
    2. Jarak pemindahan material.
    3. Arah pengangkutan : horizontal, vertikal dan inklinasi.
    4. a
    5. Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat dari material (properties).

    Klasifikasi Conveyor

    Secara umum jenis/type conveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    \
    1. Belt Conveyor
    2. Roller Conveyor
    3. Chain Conveyor
      • Scraper Conveyor
      • Apron Conveyor
      • Bucket Conveyor
      • Bucket Elevator
    4. Screw Conveyor
    5. Pneumatic Conveyor

    Literature Review

    Definisi literature review menurut Jesa Ariawan dan Sri Wahyuni dalam Jurnal Sisfotek Global (2015:62)[35], adalah “Mempelajari teori-teori dan mencari informasi yang berhubungan dengan permasalahan sesuai dengan judul penelitian ini”.

    Sementara, menurut Adhista, dkk dalam Jurnal Stategic of Education In Information System (SENSI) Vol. 3 No. 2 (2017:185) [36], berpendapat bahwa literature review adalah “Suatu Tindakan memeriksa dan meninjau kembali suatu kepustakaan”.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas Literature Review merupakan suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Manfaat dari literature review ini antara lain :

    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-Kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian
    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapaisehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akandilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) daripengetahuan atau ide yang sudah

    Adapun Literature Review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut :

    1. Lasmono, Joko, Anggraini Puspita Sari, Eko Kuncoro, and Irfan Mujahidin. "Optimasi Kerja Peluncur Roket Pada Robot Roda Rantai Untuk Menentukan Ketepatan Sudut Tembak." JASIEK (Jurnal Apl. Sains, Informasi, Elektron. dan Komputer) (2019)[37], bertujuan untuk merancang, meneliti dan mengembangkan suatu rangkaian dasar dengan mempertimbangkan berbagai macam aspek, baik dari segi mutu tujuan Seiring dengan perkembangan teknologi terutama di bidang elektronika, sebuah robot dalam dunia militer sangat membantu dalam mengatasi berbagai situasi dan kondisi yang berbahaya, baik saat di medan perang maupun di medan – medan yang sulit di jangkau oleh manusia[3]. Di Indonesia sangat membutuhkan sebuah teknologi robot yang berguna untuk membantu kinerja personel TNI AD, dalam rangka menjaga keamanan dan keutuhan negara Indonesia dari ancaman pihak negara asing .
    2. Furqon, Achmad, Agung Budi Prasetijo, and Eko Didik Widianto. "Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kendali Daya Listrik pada Rumah Kos Menggunakan NodeMCU dan Firebase Berbasis Android." Techné: Jurnal Ilmiah Elektroteknika 18, no. 02 (2019)[38], : 93-104. bertujuan untuk membuat suatu sistem yang dapat mengendalikan sistem kendali perangkat listrik dan monitoring daya pada MCB berbasis TCP/IP dan juga dibuat bertujuan untuk memudahkan para pengguna listrik untuk mengendalikan perangkat listrik dan dapat memonitoring daya yang digunakan dari jarak jauh sistem monitoring daya listrik yang dipasang pada terminal listrik di sebuah ruangan metode dengan menggunakan sensor arus current transformer (CT) sensor YHDC SCT-013-000 dan mikrokontroler NodeMCU. Nantinya, perangkat listrik yang terhubung pada terminal listrik tersebut akan dipantau penggunaan daya listriknya. Data monitoring daya listrik dari perangkat monitoring akan dikirimkan dengan menggunakan protocol komunikasi Websocket yang selanjutnya akan disimpan pada database server
    3. Hadi PC. RANCANG BANGUN ALAT PEMILAH DAN PENGHITUNG BARANG DENGAN MENGGUNAKAN LASER BERBASIS MIKROKONTROLLER. Jurnal Teknik Elektro. 2013 May 1;2(1).[39], tujuan yang diharapkan dalam pembuatan prototype alat pemilah dan penghitung jumlah barang adalah, Mengetahui prinsip kerja alat pemilah barang menggunakan laser berbasis mikrokontroler, Mengetahui prinsip kerja alat penghitung jumlah barang menggunakan laser berbasis mikrokontroler Pada proses peancangan dilakukan perancangan catu daya, rangkaian sensor, motor, conveyor dan penggunaan mikrokontroller untuk mengendalikan system. Sensor Laser berfungsi untuk mendeteksi dan menghitung benda yang melewati konveyor sebelum benda dieksekusi oleh motor servo.Untuk memudahkan penggunaan alat ini maka disediakan LED indikator sebagai indikator run dan standby. Indikator saat sistem berada pada keadaan standby digunakan LED warna kuning. Sedangkan saat sistem bekerja (run) digunakan LED warna hijau.
    4. Agung, Raka, and I. Made Irwan Susanto. "Rancang Bangun Prototipe Penghitung Jumlah Orang Dalam Ruangan Terpadu Berbasis Mikrokontroler Atmega328P." Majalah Ilmiah Teknologi Elektro 11, no. 1 (2012).[40], Tujuan Untuk mengurangi permasalahan ini akan dibuat prototipe penghitung jumlah orang dalam ruangan terpadu berbasis Mikrokontroler ATMega328P. Sistem ini adalah menghitung jumlah orang yang masuk dan keluar pada sebuah ruangan menggunakan sensor infrared dengan mikrokontroler ATMega 328P sebagai pengendalinya. Metode Penelitian ini dimulai dengan kajian pustaka tentang rangkaian-rangkaian inframerah, H-bridge, RTC dan LCD. Dilanjutkan dengan pemilihan komponen atau IC yang akan dipakai dan pengumpulan lembaran data dari komponenkomponen elektronik tersebut baik dari data book atau dari internet. Perancangan awal dilakukan perblok dan setelah direalisasikan masing-masing blok diuji untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan. Adapun blok-blok rangkaian yang direalisasikan terdiri dari blok system minimum Atmega328P, sensor infrared, LCD, driver motor , saklar transistor, rangkaian RTC dan tombol push button
    5. SUSETYO, Y., 2007. MODEL ALAT PENGHITUNG OTOMATIS PADA KONVEYOR BUAH (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang)[41], Tujuan penulisan dan pembuatan tugas akhir ini yang hendak dicapai dari pembuatan Model Alat Penghitung Otomatis Pada Konveyor Buah adalah sebagai berikut: Merancang dan membangun rangkaian sensor untuk proses penghitungan sehingga sensor dapat mendeteksi jumlah buah sesuai dengan program. Merancang dan membangun konveyor agar dapat bekerja dengan benar pada saat sensor mendeteksi jumlah buah sesuai dengan program. Merancang posisi motor pada konveyor agar bekerja secara maksimal dan tidak merusak motor. Metode Perencanaan dalam pembuatan alat “ Model Alat Penghitung Otomatis Pada Konveyor Buah” dibedakan menjadi dua. Pertama perencanaan berupa software menggunakan PLC. Nantinya software ini digerakan oleh PLC dan terhubung dengan hardware. Perencanaan selanjutnya berupa perencanaan hardware. Perencanaan hardware meliputi perancangan pesawat simulasi, catu daya, dan sensor LDR .
    6. Ginting K, Siregar AH. Rancang Bangun Penghitung Obat Secara Otomatis Dengan Menggunakan Mikrokontroler At89s51 Memanfaatkan Inframerah Dan Photodioda. EINSTEIN e-JOURNAL. 2017 May 18;4(3)[42], Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat hardware dan sofware yang digunakan sebagai alat pencacah obat, untuk membuat rangkaian mekanik secara otomatis Metode yang digunakan melakukan pengujian sensor terhadap diameter obat yang berbeda, melakukan pengujian sensitivitas sensor, pengujian ketepatan pencacahan, waktu pencacahan obat dan pengujian kualitas alat yang dirancang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Sensor dapat berfungsi dengan baik dan dapat mencacah obat tablet dengan diameter < 1 cm.
    7. Yolanda, Ulfa Dwi Febrianty, Koesmarijanto Koesmarijanto, and Waluyo Waluyo. "RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMILAH BARANG BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER BERBASIS WEB." Jurnal Jartel: Jurnal Jaringan Telekomunikasi 8, no. 1 (2019): 34.[43], Tujuan dari penelitian ini akan dibuat alat yang dapat mempermudah dalam proses pemilihan barang untuk jasa pengiriman barang, pemilahan barang tersebut dengan menggunakan konveyor berbasis mikrokontroller. Proses dalam pemilahan barang berdasarkan warna yakni meletakkan barang pada ruang pendeteksian dan barang akan di pilah berdasarkan warna yang telah terdeteksi oleh TCS3200, kemudian motor servo akan menutup palang untuk memilah barang tersebut, sensor ultrasonik HCSR-04 yang berfungsi sebagai penghitung secara otomatis akan menghitung barang yang telah melintasinya, untuk mengirimkan data informasi pemilahan barang dengan cara menekan tombol push button mikrokontroller yang terdapat pada mekanik konveyor, sehingga untuk memonitoring hasil pemilahan karyawan dapat mengakses pada web server dengan menggunakan alamat web :http.jtd.polinema.pengujian.my.id.. Kesimpulan pada pengujian sensor TCS3200 akurat pada jarak 4 cm dan 5 cm, sedangkan pada pengujian ultrasonik HCSR-04 memiliki selisih nilai 1cm antara nilai real dan nilai pembacaan sensor
    8. Agnes Pugi Octaviani. PROTOTYPE MONITORING SUARA PADA KELAS DENGAN MENGGUNAKAN SOUND DETECTION SENSOR BERBASIS ARDUINO pada UNIVERSITAS RAHARJA[1], Tujuan penelitian untuk mempermudah dalam pekerjaan dibutuhkannya sebuah pemantau yang bertugas memantau dan memberi notifikasi sebagai keterangan kelas mana saja yang ramai. Dengan menggunakan sensor suara KY-038 bekerja sebagai pendeteksi glombang suara, kemudian menggunakan arduino sebagai dasar pemoraman dan kemudian menggunakan sim900a sebagai penghubung melewati smartphone sebagai pemberi informasi yang akan diberikan ke user.
    9. ALFIANTORO, PROTOTYPE ALAT PENGANTAR MAKANAN BERBASIS ARDUINO MEGA PADA BUKIT PELAYANGAN RESTO PADA UNIVERSITAS RAHARJA [44], Bertujuan untuk membuat Prototipe Alat Pengantar Makanan Berbasis Arduino mega adalah sebagai terobosan terbaru dalam dunia kuliner juga sebagai salah satu cara menarik perhatian pelanggan dan juga sebagai ciri khas sebuah restoran. Prototipe ini menggunakan RFID sebagai tujuan pengantar makanan, dengan menggunakan Arduino Mega sebagai mikrokontroler yang akan memberi perintah kepada RFID untuk membaca ID yang berada pada meja dan motor Stepper sebagai penggerak alat.
    10. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Saefullah, Endang Sunandar, Muhammad Nur Rifai (2017)[5] dari Journal CCIT, STMIK Raharja, Tangerang, Indonesia. Dengan judul “PROTOTIPE ROBOT PENGANTAR MAKANAN BERBASIS ARDUINO MEGA DENGAN INTERFACE WEB BROWSER”.[45], Pada penelitian ini bertujuan untuk dapat membantu penjual makanan mengantarkan makanan, robot yang dirancang memiliki tempat yang berguna untuk meletakkan makanan dan memiliki user interface berupa web browser yang berguna untuk mengendalikan robot.

    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Perusahaan

    PT Mustika Caraka Laksana berdiri dan mendapatkan izin usahanya pada Tanggal 12 agustus 1987 dengan akta No. 31 yang ditandatangani oleh Nany Wahyudi, SH, Notaris, di Tangerang dan mendapatkan izin usaha Operasi dari departemen perindustrian dengan No. 044/Jabar/19.18/TK/6/IZ. 00.01/VIII/87

    Produk Dari PT. Mustika Caraka Laksana

    1. Thiner
    2. Cat Century
    3. Flincote
    4. Dempul

    Pelanggan Dari PT. Mustika Caraka Laksana

    1. Astra Honda Motor
    2. Auto Sukses Perkasa
    3. Buana Metalindo
    4. Bukit Mas
    5. Citra Sakti Sarana Abadi
    6. Hakari Industry
    7. Hartono Istana Teknology
    8. Honda Pospect Motor

    Visi dan Misi PT. Mustika Caraka Laksana

    Visi :

    Menjadi perushaan yang terbaik dalam industri Thiner, Cat, Flincote dan Dempul baik dalam hal produk, sumberdaya manusia dan manajemen.

    Misi :

    Memberikan pelayana dan produk terbaik kepada pelanggan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.

    Pabrik : Jl. Raya Serang KM. 8,5, Kawasan Industri Manis V No. 17, Tangerang Banten

    Telp. (021) 5919405

    Pemasaran : Komplek Duta Harapan Indah Blok O no. 6, Jl. Kapuk Muara Penjaringan, Jakarta 14460

    Telp. (021) 6623190 – 93

    NPWP. 01.455.247.5—402.000

    Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi PT. Mustika Caraka Laksana Yang berlokasi di Tangerang adalah sebagai berikut:

    1. Harga tanah murah karena berada pada pemukiman lingkungan pemukiman yang belum padat penduduk.
    2. Lokasi sangat strategis karena dekat pada kawasan industry.
    3. Lingkungan aman.

                Deskripsi Lokasi Tempat Kerja Praktek Indudtri:

                Luas area         : 5.000 m2

                Lokasi             : Jl. Raya Serang KM. 8,5, Kawasan Industri Manis V No. 17, Tangerang Banten

    Batas-Batas Lokasi  :

    Utara = PT. Soraya

    Timur= PT. Bolton

    Barat = PT. Intermesindo

    Selatan = Pemukiman penduduk

    Struktur Organisasi Perusahaan

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi

    Tugas dan Tanggung Jawab

    1. Direktur

    a. Memimpin perusahaan dengan menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan.

    b. Memilih, menunjuk, dan mengevaluasi kinerja dari manajer dan karyawan.

    c. Memastikan ketersediaan sumber daya keuangan.

    d. Menyetujui anggaran tahunan.

    e. Menetapkan gaji dan kompensai dari manajemen perusahaan.

    f. Menetapkan visi dan misi perusahaan

    g. Memimpin rapat umum.

    h. Menjadi perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan dunia luar

    2. Manager

    a. Mengelola seluruh kegiatan operasional perusahaan dan manajemen pasokan.

    b. Menganalisis dan memantau biaya dan sumber daya produksi.

    c. Melokasikan dan menghubungi pelanggan potensial.

    d. Menyediakan dukungan layanan pelanggan.

    3. Office Manager

    a. Mengawasi seluruh staf kantor.

    b. Melakukan evaluasi kinerja staf.

    c. Memberikan informasi atau data yang akurat kepada staf.

    d. Menetapkan standar dan prosedur operasional.

    e. Menyiapkan ruangan untuk pertemuan.

    f. Memastikan data data staf selalu diperbaharui dan aman.

    4. Bisnis Manager

    a. Menentukan harga jual produk yang di jual.

    b. Memantau jumlah stok persediaan.

    c. Menganalisa dan menetapkan strategi penjualan untuk meningkatkan jumlah pelanggan.

    5. Head of Distric Area

    a. Mengelola seluruh kegiatan operasional dalam cakup wilayah tertentu.

    b. Membuat perencanaan, pengawasan, strategi pemasaran dalam

    c. Memeriksa ketersediaan stok dalam wilayah tertentu.

    6. Koordinator Penjual

    a. Bertugas untuk mengoordinator semua sales.

    b. Mengatur jadwal penjual.

    c. Pembagian area penjual.

    d. Mengontrol nota oferdue.

    e. Memastikan tagihan nota sesuai dengan order.

    7. Sales

    a. Bertugas untuk menjual barang-barang ke konsumen.

    b. Bertugas untuk mengambil bayaran dari konsumen.

    c. Mencari pelanggan baru

    d. Memesan barang.

    e. Memastikan barang yang dipesan sudah dipajang di toko.

    f.

    8. Finance

    a. Bertugas untuk menerima uang penjualan dari sales.

    b. Bertugas untuk membayar kegiatan operasioanl perusahaan.uang.

    c. Memastikan uang setoran penjual cukup.

    8. Administrasi

    a. Menerima, mengatur, mengawasi pengeluaran keuangan.

    b. Melakukan pembayaran hutang dagang, gaji dan biaya biaya lainnya.

    c. Memastikan nota tagihan sesuai dengan data yang ada.

    d. Memvalidasi proses pelunasan oleh sales.

    e. Menyiapkan daftar tagihan berdasarkan sales.

    9. Electronic Data Processing

    a. Memastikan, mengawasi, merencanakan, menyiapkan kelancaran operasional menyangkut masalah data software, hardware baik dalam be ntuk softcopy maupun hardcopy.

    b. Membantu operasional manajer untuk mengambil keputusan dengan cara menyediakan laporan laporan yang dibutuhkan.

    Tata Laksana Sistsem Berjalan

    Dalam perancangan sistem yang dibutuhkan adalah seberapa jauh pihak stakeholder menginginkan output yang dihasilkan dari sistem tersebut. Dalam hal ini output yang diberikan oleh stakeholder adalah membuat sebuah sistem yang dapat memberikan informasi mengenai jumlah produksi.

    Flowchart Sistem Yang Berjalan

    Sistem yang berjalan pada ruang produksi di PT. Mustika Caraka Laksana masih dilakukan secara manual dengan cara menghitung setiap tabung yang sudah selesai produksi. Berikut adalah flowchart sistem yang berjalan pada ruang produksi pada PT. Duyung Utama Nesa.

    Gambar 3.2 Flowchart Sistem Yang Berjalan

    Flowchart Sistem Yang Diusulkan

    Berikut ini adalah gambaran sistem penilaian kinerja karyawan yang sedang berjalan menggunakan activity diagram:

    Gambar 3.3 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

    Dapat dijelaskan gambar 3.3 Flowchart Sistem yang di usulkan :

    1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem Monitoring Jumlah Produksi.
    2. 1 (satu) simbol Proses, yang menyatakan Sensor Infrared aktif dan telah membaca input dari tabung gas yang lewat melalui conveyor berjalan dan  data di proses oleh NodeMCU.
    3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”.
    4. 2 (dua) simbol input/output yang menyatakan tabung gas masuk

    Perancangan Alat

    Pada perancangan saat ini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software). Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.4 Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “PROTOTYPE PENGHITUNG JUMLAH BARANG OTOMATIS HASIL PRODUKSI”. Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan, berikut deskripsi alat dan bahan :

    1. Alat yang digunakan meliputi :
      1. Laptop
      2. Node MCU
      3. ESP8266-12E
      4. Sensor Infrared E18-D80NK
      5. Adapter 12V
      6. Kabel Jumper
    2. Bahan-bahan pendukung yang digunakan :
      1. Timah
      2. Solder
      3. PCB
      4. Box Hitam
      5. Spacer
      6. Mur dan Baut

    Perancangan Hardware

    1. Rangkaian Alat Keseluruhan
    2. Gambar 3.4 Rangkaian Alat

      Keterangan rangkaian alat pada gambar :

      1. Pada jalur hitam sebagai arus negatif (-) di NodeMCU pada baris Pin Analog berfungsi menghubungkan beberapa modul yang membutuhkan arus negatif.
      2. Pada jalur hitam yang menghubungkan 2 sensor Infrared dan 1 sensor Inductive, modul I2C, ESP8266 dengan arus negatif (-) pada jalur hitam dari pin GND pada Arduino.
      3. Jalur kuning yang menghubungkan 3 sensor pada pin Digital di Arduino.
      4. Jalur merah yang menghubungkan 3 sensor dengan Arduino pada pin VCC 5V sebagai arus positif (+).
      5. Jalur merah yang menghubungkan buzzer dan switch dengan Arduino pada pin Digital.
      6. Jalur merah pada ESP8266 menghubungkan pin TX dan GND dengan Arduino pada pin 10 dan GND.
      7. Jalur ungu yang menghubungkan pin RX ESP8266 dengan Arduino pada pin 11.
    3. Diagram Blok Alat Keseluruhan
    4. Gambar 3.5 Diagram Blok Alat Keseluruhan

      Keterangan diagram blok pada gambar :

      1. Saat sensor infrared mendeteksi adanya objek yang lewat maka dia mengirim data.
      2. Saat sensor infra red mendeteksi object yang lewat adalah sebuah logam atau bukan dia akan mengirimkan data.
      3. NodeMCU akan membaca data yang dikirim oleh sensor.
      4. NodeMCU akan mengirim data pada ESP8266 untuk membaca SSID dan password yang sudah diprogram.
      5. Modul ESP8266 akan membaca SSID dan pasword yang sudah ditentukan dan terhubung pada modem internet.
      6. Website akan mendapatkan dan menampilkan data yang sudah diproses oleh NodeMCU lalu dikirim ESP8266 dan modem Internet sebagai gateway bahwa data akan diupload ke website.
      7. Switch untuk memberi input reset berupa tanda bahwa produksi telah selesai.
      8. Adaptor untuk sumber daya dari NodeMCU

      Penulisan Listing Program Pada Software Arduino IDE

      Pada perancangan perangkat lunak ini menggunakan program Arduino untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .ino. NodeMCU dapat menggunakan aplikasi ini. Program yang di input kedalam mikrokontroler sangatlah penting karena menentukan keingininan dari cara kerja sistem. Sebelum menggunakan NodeMCU download terlebih dahulu libraries ESP8266

      Berikut beberapa langkah dan listing program mikrokontroler :

      Gambar 3.6 Memulai IDE Arduino

      Gambar 3.7 Tampilan IDE Arduino

      Setelah sketch utama aplikasi Arduino ditampilkan, langkah selanjutnya adalah menambahkan libraries dan ESP8266. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut :

      Gambar 3.8 Menambahkan libraries dan ESP8266

      Langkah ini bertujuan untuk menambahkan libraries dan ESP8266, sehingga bisa diprogram dari NodeMCU untuk kemudian dijalankan. Setelah memasukkan libraries padautama folder Arduino, langkah selanjutnya adalah melakukan sinkronisasi port koneksi pada device manager. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut :

      Gambar 3.9 Memilih Port COM3

      Langkah ini bertujuan untuk mensinkronisasikan pada port COM berapa mikrokontroler yang terpasang guna menghindari error saat upload program ke dalam mikrokontroler. Dan ini lah langkah berikutnya setelah melalukan langkah diatas :

      Gambar 3.10 Menentukan Koneksi port 3 pada Arduino 1.8.10

      Cocokan koneksi port COM padaArduino 1.8.10 sesuai dengan yang terinstall pada device manager.

      Gambar 3.11Menyimpan file program pada NodeMCU

      Setelah IDE arduino terbuka untuk menghindari hilangnya data listing program yang perlu diperhatikan adalah melakukan menyimpanan terlebih dahulu.

      Gambar 3.12 Memilih Lokasi Penyimpanan Project

      Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan.

      JSetelah melakukan penyimpanan file program, selanjutnya tahap penulisan listing program, berikut adalah gambar dari listing program secara keseluruhan :

      Gambar 3.13 Listing Program Keseluruhan Arduino IDE

      Penjelasan pada listing program, 3 baris atas yaitu baris kode program memasukan libraries modul yang dipakai, baris selanjutnya memasukkan SSID dan password wifi. Baris kode setelah itu adalah berisi IP addres dari Switch atau Jaringan yang dipakai untuk mengkoneksi dari ESP8266 ke Website, Baris kode setelah ini yaitu deklarasi variabel sensor, masing-masing sensor dimasukkan nama variable ldengan tujuan untuk memasukkan rumus menghitung jumlah data. Di akhir baris kode program yaitu penjelasan tentang eksekusi hasil jumlah data yang diterima dari sensor lalu di upload ke website.

      Setelah melakukan penulisan program secara keseluruhan maka proses selanjutnya adalah melakukan proses kompilasi atau melakukan pengecekan terhadap baris program yang masih salah, adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut.

      Gambar 3.14 Proses Kompilasi Listing Program

      Proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak dan pada saat yang bersamaan ketika terjadi error maka program tersebut tidak dapat diupload kedalam mikrokontroler.

      Gambar 3.15 Tampilan Hasil Proses Kompilasi Listing Program

      Pada gambar diatas menampilkan hasil dari kompilasi listing program dan hasil proses kompilasi tidak terjadi error artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang nantinya akan ditanamkan kedalam sistem mikrokontroler melalui board NodeMCU.

      Perancangan Website

      Membuat Database

      1. Membuat Database
      2. Mysql Database
      3. Gambar 3.16 Membuat Database

      4. Buat nama database
      5. Gambar 3.17 Membuat nama database

      6. Buat user
      7. Gambar 3.18 Membuat User Mysql

      8. Database yang tadi di buat di akses dengan user yg sudah di buat (klik add)
      9. Gambar 3.19 Menambahkan User Database

      10. Centang ALL PRIVILEGES untuk full akses
      11. Gambar 3.20 Pilih Semua Centang All Privileges

      12. Klik Make Cganges
      13. Gambar 3.21 Klik Make Changes

      14. Buat table, klik phpmyadmin
      15. Klik database yang sudah dibuat
      16. Gambar 3.22 Memilih Database Yang Dibuat

      17. Buat table (isi nama, jumlah table, klik go)
      18. Gambar 3.23 Membuat Table

      19. Isi Tipe Data lalu save
      20. Gambar 3.24 Mengisi Field Tipe Data

        Membuat file php

        1. File Manager
        2. Gambar 3.25 Klik File Manager

        3. Upload folder/file yg di perlukan di public_html
        4. Gambar 3.26 Upload Folder/File

      Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      1. Proses menghitung jumlah produksi masih menggunakan cara manual setiap kali selesai produksi.
      2. Pengawas masih harus datang ke tempat produksi untuk mengawasi kegiatan.
      3. Tidak termonitoring kegiatan dan jumlah produksi.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      1. Membuat alat yang dapat menghitung jumlah produksi secara otomatis.
      2. Pengawas tidak perlu datang ke tempat produksi untuk mengawasi kegiatan produksi secara langsung.
      3. Memberikan informasi produksi yang berlangsung secara realtime, dan dapat menampilkan jumlah laporan setiap kali selesai produksi.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang di inginkan.

      Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasrifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.1 terdapat 1 nonfunctional opsinya Inessential (I) dan 3 functional opsinya Inessential (I) harus dieliminasi. Semua requirement tersebut adalah bagian dari sistem yang dibahas, namum sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, sistem Prototype Rainfall Detection and Information Technlogy dapat bekerja dengan baik.

      Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi sebagai berikut :

      Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

      Keterangan:

      1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan.
      2. D pada MDI artinya Desirable (Diinginkan atau tidak terlalu penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi). Maksudnya adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

      Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut :

      Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

      Elisitasi Tahap III

      Keterangan :

      1. T (Technical)

      Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan ?

      1. O (Operational)

      Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

       

      1. E (Economic)

      Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

      Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :

      1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
      2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan
      3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

      Final Draf Elisitasi

      Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan Prototype Rainfall Detection And Information System. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dapat dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

      Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

      Final Draft Elisitasi
      Final Draft Elisitasi

      BAB IV

      HASIL DAN UJI COBA

      Uji Coba

      Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan uji coba yang akan dilakukan dan dapat dilihat pada sub sub berikut.

      Metode Black Box

      Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box Prototype Conveyor Penghitung Jumlah Barang Otomatis Hasil ProduksiP Pada PT. Mustika Caraka Laksana, untuk pengujian pada sistem sebagai berikut :

      Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Website

      Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web

      Pengujian Black Box Pada Website

      Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Website

      Pengujian Black Box Pada Sensor

      Tabel 4.3 Pengujian Black Box Pada Sensor

      Pengujian Black Box Upload Output Pada Website

      Tabel 4.4 Pengujian Black Box Upload Output Pada Website

      Pengujian Black Box Pada Wifi

      Tabel 4.5 Pengujian Black Box Pada Wifi

      Uji Coba Hardware

      Pengujian Modul Wifi ESP8266-12E

      Pada uji coba ini adalah pengujian modul wifi ESP8266-12E, apakah modul ini berjalan sebagaimana mestinya pada Prototype Penghitung Jumlah Produksi Menggunakan NodeMCU Pada PT. Mustika Caraka Lakasana dengan menggunakan 1 buah modul wifi ESP8266-12E

      Gambar 4.1 Hasil Pengujian Modul ESP8266-12E Tidak Terhubung Internet

      Gambar 4.2 Hasil Pengujian Modul ESP8266-12E Terhubung Internet

      Pengujian Sensor Infrared Proximity E18-D80NK

      Pada uji coba ini adalah pengujian sensor Infrared Proximity E18-D80NK apakah modul ini berjalan sebagaimana mestinya. Dengan jarak objek ke sensor yang cukup dekat maka sensor akan mengirim data objek tersebut ke NodeMCU lalu langsung ter intergrasi ke website PT.Mustika Caraka Laksana. Sensor ini memilik 3 pin yaitu pin Data, VCC dan GND. Dimana pin Data dihubungkan dengan pin Digital pada Arduino, pin VCC dengan 5V dan GND dihubungkan dengan pin GND.

      Gambar 4.3 Pengujian Sensor Infrared Proximity E18-D80NK

      Pengujian Online Berbasis IoT Dengan Website

      Dalam pengujian ini menggunakan server website dimana mikrokontroler yang telah terkoneksi internet mendapatkan domain website yang dituju dan data dari sensor akan di kirim ke server website. Data tersebut akan di upload secara otomatis dengan tampilan realtime dan terdapat laporan pada database website. Dimana data tersebut dapat dilihat menggunakan web browser.

      Gambar 4.4 Tampilan Realtime Pada Website

      Penjelasan pada Gambar 4.4 adalah tampilan realtime, pada website

      Gambar 4.5 Tampilan Realtime Harian

      Penjelasan pada Gambar 4.4 adalah tampilan realtime, terdapat 2 tabel yang menjelaskan waktu dan jenis tabung untuk ukuran tabung 12 Kg.

      Gambar 4.6 Tampilan Tabel Laporan Pada Website

      Penjelasan pada Gambar 4.4 adalah tampilan table laporan pada website, terdapat kolom table yang menjelaskan waktu dan total jumlah setiap jenis tabung gas yang diproduksi

      Adapun listing program yang digunakan pada pengujian ini adalah :

      Gambar 4.7 Listing Program

      Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Gambar 4.8 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Dapat dijelaskan gambar 3.3 Flowchart Sistem yang di usulkan :

      1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem Monitoring Jumlah Produksi.
      2. 1 (satu) simbol Proses, yang menyatakan Sensor Infrared aktif dan telah membaca input dari tabung gas yang lewat melalui conveyor berjalan dan data di proses oleh NodeMCU
      3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”.
      4. 2 (dua) simbol input/output yang menyatakan kaleng thiner masuk

      Rancangan Program

      Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhnan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program dengan apa yang diharapkan.

      Perancangan Perangkat Lunak NodeMCU

      Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah NodeMCU ESP8266 yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program NodeMCU, sehingga system NodeMCU yang sudah dibuat dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada perancangan perangkat lunak Node MCU ini menggunakan bahasa pemrograman C yang dimana listing programnya dapat di compile dan upload langsung kedalam Node MCU menggunakan Arduino IDE, adapun tampilan jendela NodeMCU pada saat menuliskan listing program seperti berikut :

      Gambar 4.9 Tampilan Listing Program NodeMCU

      Adapun tahap yang akan dilakukan adalah menuliskan listing program ► mengecek apakah ada kesalahan dalam listing program yang ditulis ► mengupload listing program ke dalam xampp menggunakan Node MCU . Adapun langkah-langkahnya dapat kita di lihat sebagai berikut :

      Gambar 4.10 Upload Listing Program Kedalam NodeMCU

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware maupun software yang digunakan untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut :

      Spesifikasi Hardware

      Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing, serta dapat digambarkan secara garis bersar saya tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun pperangkat keras (hardware) sebagai berikut :

      Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing, serta dapat digambarkan secara garis bersar saya tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun pperangkat keras (hardware) sebagai berikut :

      1. Laptop : Asus TUF(FX504GE) Inter Core i7 7-8750H (2.2 GHz base with 4.1 GHz boost clock, 9MB L3 cache), RAM : 16GB DDR4 PC21300 – 2666 MHz., Layar : 15,6 inch Full HD (1920 x 1080), Kartu Grafis : NVIDIA GeForce GTX 1050 Ti w/ 4GB GDDR5 VRAM.
      2. Node MCU
      3. Sensor Infared Proximity E18-D80NK
      4. ESP8266-12E
      5. Switch
      6. Kabel Jumper
      7. Box Hitam
      8. Adaptor

      Spesifikasi Software

      Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi yang digunakan membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) sebagai berikut :

      1. Microsoft Office 365
      2. Google Chrome
      3. Arduino IDE 1.8.10
      4. Paint
      5. Fritzing
      6. io Diagram Flowchart

      Testing

      Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut :

      1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
      2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.
      3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.
      4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

      Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan atau error.

      Implementasi

      Pada tahap ini merupakan tahan-tahap untuk merelisasikan dari sistem yang dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data –data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung shingga sampai tercapainya dalam penerapanya.

      Tabel 4.6 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

      Estimasi Biaya

      Berikut ini adalah rincian biaya yang di keluarkan dari pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut :

      Tabel 4.7 Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan

      Schedule

      BAB V

      PENUTUP

      Jenis-Jenis Kesimpulan

      Setelah penulis mengadakan penelitian dan mencoba memecahkan masalah yang ada, maka mendapatkan beberapa kesimpulan antara lain :

      1. Dengan cara membuka website http://www.mustikacarakalaksana.com
      2. Menggunakan sensor Infrared Proximity untuk mendapatkan data produksi dan kaleng thiner yang sudah di produksi.

      Saran

      Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut :

      1. Dapat ditambahkan sensor pendeteksi kecacatan produk
      2. Dapat ditambahkan sensor pendeteksi ukuran kaleng
      3. Dapat ditambahkan sensor pendeteksi warna.

      DAFTAR PUSTAKA

      1. 1,0 1,1 Agnes Pugi Octaviani. PROTOTYPE MONITORING SUARA PADA KELAS DENGAN MENGGUNAKAN SOUND DETECTION SENSOR BERBASIS ARDUINO pada UNIVERSITAS RAHARJA
      2. Saefullah, A., Henderi & Wardhana, B.Y., 2015. PERANCANGAN SISTEM TIMER PADA LAMPU LALU-LINTAS DENGAN MIKROKONTROLER AVR. CCIT Journal, 2(1).
      3. 3,0 3,1 3,2 Iswandy, Eka. 2015. “Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Dana Satuan Social Anak Nagari Dan Penyalurannya Bagi Mahasiswa Dan Pelajar Kurang Mampu Di Kenagarian Barung-Barung Balantai Timur. Padang: STMIK Jayanusa Padang. Jurnal TEKNOIF. Vol. 3 No. 2, Oktober 2015
      4. Stephane, I. S. (2018). “Perancangan Sistem Informasi Data Bibit Pada Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan (BP3K) Kec. Sitinjau Laut”. JOISIE (Journal Of Information Systems And Informatics Engineering), 1(2), 77-84.
      5. Saiful, S., & Ambarita, A. (2017). “Pembuatan Aplikasi Web Pencarian Jasa Pembantu Rumah Tangga (Prt) Dikota Ternate”. IJIS-Indonesian Journal On Information System, 2(2).
      6. Yunia, R., & Indrayana, A. S. (2018). PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MUTASI PESERTA DIDIK PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DCI KOTA TASIKMALAYA. Jurnal Manajemen dan Teknik Informatika (JUMANTAKA), 1(1).
      7. Harfizar, H., & Albar, F. M. (2017). “Rancang Bangun Sistem Informasi Penyalur Dana Bantuan Siswa (Bos) Berbasis Web”. CERITA Journal, 3(2), 228-244.(kalasifikasi sistem)
      8. Ranu Tantri (2015) “Artikel Bahasa Pemrograman Pada Web http://widuri.raharja.info/index.php/Artikel_Bahasa_Pemrograman
      9. Fadilah, Aris. 2016. “Aplikasi Sistem Informasi Simpan Pinjam Pada Koperasi Usaha Bersama Syari’ah At-Tahwil Kota Tangerang. Tangerang: STMIK AMIKOM Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Multimedia.
      10. Sidharta, Iwan. 2015. “Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Urunan Desa (URDES) Berdasarkan Pada Pajak Bumi Dan Bangunan. Bandung: STIE Pasundan Bandung. Jurnal Computech & Bisnis. Vol. 9 No. 2 Desember]
      11. Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
      12. Faristia, Faristia, F., 2016. TA: Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Field Collector Pada PT Chrismalis Artha (Doctoral dissertation, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya).
      13. Fuad, Fuad, H., Sutarman, S. and Yayah, Y., 2018. Perancangan Sistem Infomasi Customer Relationship Management Pelayanan Berbasis Web di PT Sahabat Kreasi Muda. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 8(1).
      14. Mustaqbal, Mustaqbal, M.S., Firdaus, R.F. and Rahmadi, H.,2016. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus: Aplikasi Prediksi Kelulusan SMNPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, 1(3).
      15. Putri, Putri, T.R., Widowati, S. and Hakim, I.L., 2015. Pembangkitan Kasus Uji Untuk Pengujian Aplikasi Berbasis Sequence Diagram. eProceedings of Engineering, 2(3).
      16. Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta : Deepublish.
      17. Kumar, M., Singh, S. K., & Dwivedi, R. K. (2015). A Comparative Study of Black Box Testing and White Box Testing Techniques. International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies, 3(10).
      18. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup & Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja.CCIT Journal. Volume.8 No.2, Januari 2015.
      19. Puspitaningayu Pradini, Widodo Arif, Yundra Eppy Volume 01 Nomor 01 Tahun 2018.Wireless Body Area Networks dan Pengaruhnya dalam Perkembangan Teknologi m-Health . Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.
      20. Hutabarat, D.P., 2018. APLIKASI BERBASIS IOT UNTUK PEMANTAUAN POSISI PADA AREA TERTENTU DENGAN MENGGUNAKAN GPS DAN IP CAMERA. Jurnal Teknik dan Ilmu Koputer, 07(27), p.2.
      21. Rizan, O, dkk. 2016. Sistem Informasi Penjadwalan Dosen Ajar Studi Kasus: STMIK Atma Luhur. Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, 2(1), pp.65-74.
      22. Darmalaksana, W.,dkk. 2017. SISTEM INFORMASI MONEV PENELITIAN (SIMONEP) UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG. Jurnal Informasi Riset dan Inovasi.
      23. Octavia Windy., Masykur Fauzan., Prasetyo Angga. 2018. SISTEM INDIKATOR PADA DAUN MENGGUNAKAN SENSOR WARNA BERBASIS MIKROKONTROLER AT-MEGA32. Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
      24. Ghoni Musyahar, Miftakhul Huda. 2017. PROTOTYPE PEMBELAJARAN LIFT TIGA LANTAI BERBASIS ARDUINO.Politeknik Muhammadiyah Pekalongan.
      25. Saefullah, Asep. Nur Azizah. Andri Ansyah. 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal. Volume 9, No.1 September 2015.
      26. Siswanto, F., & Suryo, S. H. 2015. Rancang Bangun Alat Germicidal Udara Menggunakan Sinar Ultraviolet. JURNAL TEKNIK MESIN, Vol 3.3, 264-273.
      27. Nazarudin Azwar., Nuryadi Satyo. 2018. SISTEM KENDALI PINTU DAN PERALATAN LISTRIK OTOMATIS DENGAN SENSOR PIR DAN SMS GATEWAY SEBAGAI PENGUNCI SISTEM. JURNAL TeknoSAINS Seri TEKNIK ELEKTRO Vol.1 No.01 Maret 2018
      28. Zain. Zain, A., 2016. Rancang Bangun Sistem Proteksi Kebakaran Menggunakan Smoke dan Heat Detector. INTEK: Jurnal Penelitian, 3(1), pp.36-42.
      29. Sanusi, A. F. (2018). Prototipe sistem pemantau ketinggian level air sungai jarak jauh berbasis IoT (Internet of Things) dengan NodeMCU (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
      30. MADCOMS MADIUN. 2016. “Pemrograman PHP dan MySQL untuk Pemula”. Penerbit Andi Yogyakarta.
      31. Supandi, Supandi, Hilda Hilda, and Ferry Hadary. "Perancangan Sistem Data Logger Pengisian Air Galon Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega32." Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) 3, no. 1 (2017): 1-8.
      32. Mayang Sari, S. (2015). APLIKASI SENSOR ULTRASONIK SRF04 DAN SENSOR PROXIMITY PADA LEVEL PENGISIAN TANGKI AIR BERBASIS ATMEGA8535 (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).
      33. Hernandhi, D.T., Astuti, E.S. and Priambada, S., 2018. Desain Sistem Informasi Pemasaran Berbasis Website Untuk Promosi (Studi Kasus pada Kedai Ayam Geprak & Sambal Bawang Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 55(1), pp.1-10.
      34. Dianto, B.B.W., 2019. PERANCANGAN PORTABLE BELT CONVEYOR UNTUK PENGANGKUTAN HASIL PERTANIAN KE DALAM ALAT ANGKUT DENGAN KAPASITAS 15 TON/JAM (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang)
      35. Ariawan, Jesa dan Sri Wahyuni. 2015. Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis Web. Jurnal Sisfotek Global. ISSN : 2088 – 1762. Vol.5 No.1-Maret 2015.
      36. Adhista, Nova. Nur, Azizah. dan Rahayu, Sri. 2017. “Perancangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Karyawan SPG Berstatus Kontrak pada PT. Softex Indonesia Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)”. Perguruan Tinggi Raharja: Jurnal Stategic of Education In Information System (SENSI) Vol. 3 No. 2.
      37. Lasmono, Joko, Anggraini Puspita Sari, Eko Kuncoro, and Irfan Mujahidin. "Optimasi Kerja Peluncur Roket Pada Robot Roda Rantai Untuk Menentukan Ketepatan Sudut Tembak." JASIEK (Jurnal Apl. Sains, Informasi, Elektron. dan Komputer) (2019).
      38. Furqon, Achmad, Agung Budi Prasetijo, and Eko Didik Widianto. "Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kendali Daya Listrik pada Rumah Kos Menggunakan NodeMCU dan Firebase Berbasis Android." Techné: Jurnal Ilmiah Elektroteknika 18, no. 02 (2019): 93-104
      39. Hadi PC. RANCANG BANGUN ALAT PEMILAH DAN PENGHITUNG BARANG DENGAN MENGGUNAKAN LASER BERBASIS MIKROKONTROLLER. Jurnal Teknik Elektro. 2013 May 1;2(1).
      40. Agung, Raka, and I. Made Irwan Susanto. "Rancang Bangun Prototipe Penghitung Jumlah Orang Dalam Ruangan Terpadu Berbasis Mikrokontroler Atmega328P." Majalah Ilmiah Teknologi Elektro 11, no. 1 (2012).
      41. SUSETYO, Y., 2007. MODEL ALAT PENGHITUNG OTOMATIS PADA KONVEYOR BUAH (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
      42. Ginting K, Siregar AH. Rancang Bangun Penghitung Obat Secara Otomatis Dengan Menggunakan Mikrokontroler At89s51 Memanfaatkan Inframerah Dan Photodioda. EINSTEIN e-JOURNAL. 2017 May 18;4(3).
      43. Yolanda, Ulfa Dwi Febrianty, Koesmarijanto Koesmarijanto, and Waluyo Waluyo. "RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMILAH BARANG BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER BERBASIS WEB." Jurnal Jartel: Jurnal Jaringan Telekomunikasi 8, no. 1 (2019): 34.
      44. ALFIANTORO, PROTOTYPE ALAT PENGANTAR MAKANAN BERBASIS ARDUINO MEGA PADA BUKIT PELAYANGAN RESTO PADA UNIVERSITAS RAHARJA
      45. Asep Saefullah, Endang Sunandar, Muhammad Nur Rifai (2017) dari Journal CCIT, STMIK Raharja, Tangerang, Indonesia. Dengan judul “PROTOTIPE ROBOT PENGANTAR MAKANAN BERBASIS ARDUINO MEGA DENGAN INTERFACE WEB BROWSER”.

    Contributors

    Aji Wahyu Nugroho