TA1222374205: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(DAFTAR PUSTAKA)
(Konsep Dasar Sistem Informasi)
Baris 880: Baris 880:
  
 
===Konsep Dasar Sistem Informasi===
 
===Konsep Dasar Sistem Informasi===
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
 
<p style="line-height: 2">'''1. Definisi Sistem Informasi''' </p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Manusia hidup di dunia yang penuh dengan sistem, dan apa yang kita lihat disekeliling kita adalah kumpulan dari sistem-sistem (Mustakini, 2008:34).“Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut” (Kristanto, 2008:12).</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
 
<p style="line-height: 2">'''2. Komponen Sistem Informasi''' </p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu komponen masukan (input), komponen model, komponen keluaran (output), komponen teknologi, komponen basis data dan komponen kontrol atau pengendalian (Mustakini, 2008:43).</p></div>
 
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Sebagai suatu sistem, ke enam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak dapat melaksanakan fungsinya. Berikut adalah penjelasan dari komponen sistem informasi, yaitu :</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
 
<ol>
 
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Komponen Masukan(input), Input merupakan data yang masuk kedalam sistem informasi. Komponen ini perlu ada karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi.</li>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Komponen Model,  Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang diambil dari basis data yang diolah lewat suatu model- model tertentu.</li>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Komponen Keluaran(output), Produk dari sistem informasi adalah Output berupa informasi yang berguna bagi para pemakainya. Output merupakan komponen yang harus ada di sistem informasi.</li>
 
</li><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Komponen Teknologi, Teknologi merupakan komponen sistem yang penting di sistem informasi. Tanpa adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi tepat pada waktunya.</li>
 
</li><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Komponen Basis Data, Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer, dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi.</li>
 
</li><li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Komponen Kontrol atau Pengendalian, Komponen kontrol merupakan komponen yang penting dan harus ada di sistem informasi. Komponen kontrol ini digunakan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang kuat.</li>
 
</ol>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Sebagai suatu sistem, keenam komponen tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.</p></div>
 
  
 
===Konsep Dasar Analisa Sistem===
 
===Konsep Dasar Analisa Sistem===

Revisi per 1 Maret 2016 05.02

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG

PADA KOPERASI PT. SO GOOD FOOD

MANUFACTURING


TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

NIM
: 1222374205
Nama
: Amalia Nurhayati


JURUSAN Komputerisasi Akuntansi

Keuangan

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

KOMPUTER (AMIK)RAHARJA INFORMATIKA

TANGERANG

2015/2016

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

 

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG

PADA KOPERASI PT. SO GOOD FOOD

MANUFACTURING

Disusun Oleh :

NIM
: 1222374205
Nama
: Amalia Nurhayati
Jenjang Studi
: Diploma Tiga
Jurusan
: Komputerisasi Akuntansi
Konsentrasi
: Keuangan

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,25 Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
AMIK RAHARJA INFORMATIKA
       
Jurusan Komputerisasi Akuntansi
           
           
           
           
(Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si)
       
(Euis Siti Nur Aisyah, M. Kom)
NIP : 000603
       
NIP : 060003

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

KOMPUTER (AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG

PADA KOPERASI PT. SO GOOD FOOD

MANUFACTURING

Dibuat Oleh :

NIM
: 1222374205
Nama
: Amalia Nurhayati

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Komputerisasi Akuntansi

Konsentrasi Keuangan Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Oleh :

Tangerang, 25 Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Abdul Hayat, M.T.I)
   
(Rosdiana, M.Kom)
NID : 07133
   
NID : 03035

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

KOMPUTER (AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG

PADA KOPERASI PT. SO GOOD FOOD

MANUFACTURING

Dibuat Oleh :

NIM
: 1222374205
Nama
: Amalia Nurhayati

Disetujui Setelah berhasil Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Komputerisasi Akuntansi

Konsentrasi Keuangan

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, 25 Januari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

KOMPUTER (AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

 

LEMBAR KEASLIAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG

PADA KOPERASI PT. SO GOOD FOOD

MANUFACTURING

Disusun Oleh :

NIM
: 1222374205
Nama
: Amalia Nurhayati
Jenjang Studi
: Diploma Tiga
Jurusan
: Komputerisasi Akuntansi
Konsentrasi
: Keuangan

 

 

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Tugas Akhir yang telah mendapatkan gelar Ahli Madya baik dilingkungan Perguruan TinggiRaharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 25 Januari 2016

 
 
 
 
 
(Amalia Nurhayati)
NIM : NIM. 1222374205

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Pemanfaatan Teknologi Informasi merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi seperti dalam penyajian laporan. Demikin pula pada Koperasi PT. So Good Food Manufacturing yang membutuhkan suatu sistem berbasis komputer khususnya dalam hal pembuatan laporan persediaan barang. Aplikasi pembuatan laporan persediaan barang sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan, maka dibutuhkan data yang tersusun rapih dan tersimpan pada suatu database agar mudah dalam pembuatan laporan persediaan.

Karena dalam pembuatan laporan persediaan sebelumnya hanya menggunakan Microsoft Excel. Dengan keadaan yang seperti itu, maka perlu adanya perubahan dari sistem manual menjadi sistem laporan persediaan yang terkomputerisasi guna menciptakan sistem yang lebih efektif dan efisien. Metodologi yang digunakan dalam menganalisa permasalahan yaitu dengan menggunakan metode analisa sistem SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) dan menganalisa prosedur sistem yang berjalan dengan UML (Unified Modeling Language), melakukan elisitasi, serta menggambarkan sistem yang diusulkan melalui UML. Perancangan sistem informasi laporan keuangan ini menggunakan Notepad ++, XAMPP, PHP, MySql.

Kata Kunci: Sistem Informasi, Laporan Persediaan Barang.

ABSTRACT

Utilization of Information Technology is one way in solving the problems faced such as the presentation of the report. Accordingly also the Cooperative PT. So Good Food Manufacturing requiring a computer-based system, especially in terms of making the inventory report. Applications inventory report generation plays an important role in decision-making, then the required data is neatly arranged and stored in a database for easy in making inventory report.

Because the only previous inventory report generation using Microsoft Excel With such a situation, it is necessary to change from a manual system to a computerized inventory reporting system in order to create a system that is more effective and efficient. The methodology used in analyzing the problems by using methods of system analysis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) and analyzing procedures running system with UML (Unified Modeling Language), do elicitation, and describes the proposed system through UML. Financial reporting information system design using Notepad ++, XAMPP, PHP, MySql.

Keywords : Information Systems, Inventory Reports.

KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA) ini dengan baik. Dimana tugas ini penulis buat dan sajikan dalam bentuk buku yang sederhana, adapun judul yang penulis ambil dalam penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada Koperasi PT. So Good Food Manufacturing “.

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir (TA) ini sebagai persyaratan kelulusan Diploma 3. Sebagai bahan penulisan, penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Padeli, M.Kom selaku Pudir 1 Amik Raharja Informatika.
  3. Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom selaku Kepala Jurusan Komputerisasi Akuntansi.
  4. Bapak Abdul Hayat, M.T.I selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada penulis.
  5. Ibu Rosdiana, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada penulis..
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  8. Bapak Mustopa selaku ketua koperasi PT. So Good Food Manufacturing
  9. Seluruh staff pada PT. So Good Food Manufacturing yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian.
  10. Kepada teman-teman mahasiswa/i Raharja dan para sahabat yang selalu memberikan masukan dan saran yang sangat berguna bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (TA) ini masih jauh dari sempurna. Oleh karna itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan sebagai pemicu untuk berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 25 Januari 2016
Amalia Nurhayati
NIM. 1222374205

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang pesat saat ini banyak menarik perhatian masyarakat luas, dengan bergesernya aktifitas manualisasi ke komputerisasi yang memudahkan penggunaanya dalam melakukan berbagai aktifitas baik kegiatan perkuliahan, perkantoran, kegiatan dalam instansi pemerintahan, dan lain sebagainya.

Pemanfaatan teknologi informasi merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam menyajikan data persediaan barang. Informasi persediaan barang memegang peranan yang sangat penting bagi sebuah koperasi, karena merupakan unsur aktiva yang memiliki nilai materiil.

Dalam menyusun data persediaan barang pada Koperasi PT. So Good Food Manufacturing masih menggunakan microsoft Excel. Atas dasar tersebut saya tertarik untuk menganalisis sistem penyusunan data persediaan barang pada Koperasi PT. So Good Food Manufacturing. Sehubungan dengan itu, maka saya memilih judul Tugas Akhir ini :

“PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA KOPERASI PT. SO GOOD FOOD MANUFACTURING“.

Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang permasalahan diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dan menganalisa beberapa hal berikut:

  1. Bagaimana sistem informasi persediaan barang yang sedang berjalan saat ini ?

  2. Bagaimana merancang aplikasi sistem informasi persediaan barang yang sesuai dengan kebutuhan?

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, ruang lingkup yang dibahas mengenai sistem barang masuk dan barang keluar yang dimulai dari list pembelian barang, mendata stok barang sampai pada pembuatan laporan penjualan barang.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui sistem informasi persediaan barang yang sedang berjalan pada Koperasi PT. So Good Food Manufacturing.

  2. Untuk merancang aplikasi sistem informasi laporan persediaan barang yang sesuai dengan kebutuhan.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diinginkan penulis dalam penulisan ini adalah:

  1. Bagi Penulis, Dengan melakukan penelitian dan menyusun Tugas Akhir ini penulis dapat menuangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dan penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi penulis untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis pada kegiatan yang nyata.

  2. Bagi Perusahaan, Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah user dalam menyajikan laporan persediaan barang.

  3. Bagi Pembaca, Penelitian ini berguna memberikan gambaran dan menjadi bahan masukan atau bahan acuan untuk dijadikan referensi bagi peneliatan dalam bidang yang sama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu metode penelitian yang membahas, mengumpulkan dan menyajikan serta menganalisa data yang memberikan gambaran yang cukup jelas atas permasalahan yang di bahas.

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)

    Merupakan metode melakukan pengamatan pada Koperasi PT. So Good Food Manufacturing untuk memperoleh informasi yang di butuhkan oleh penulis.

  2. Wawancara

    Merupakan metode yang dilakukan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan sistem informasi persediaan barang pada Koperasi PT. So Good Food Manufacturing dilakukan terhadap pihak yang terkait, sehingga penulis mendapatkan data yang akurat sesuai dengan yang diharapkan..

  3. Studi Pustaka

    Studi Pustaka adalah mempelajari data dan informasi dari buku-buku serta catatan-catatan yang didapat selama kuliah yang berhubungan dengan penelitian, dan literature yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti..

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Dalam penelitian ini metode analisa sistem yang digunakan yaitu analisa SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats).

  2. Metode Analisa Perancangan Program

    Untuk menganalisa program yang dirancang, penulis menggambarkannya dengan menggunakan Unifield Modelling Language (UML).

Metode Perancangan

  1. Perancangan Model

    Didalam penelitian ini, penulis mengusulkan metode rancangan model yang berorientasi objek dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram dengan software Visual Paradigm.

  2. Bahasa Pemograman

    Didalam penelitian ini, penulis mengusulkan metode rancangan bahasa pemograman dengan menggunakan bahasa pemrogramman PHP, pembuatan database pada MySQL, dan aplikasi penghubung yang menyambungkan PHP dan MySQL dengan Xampp.

Metode Testing

Dalam hal ini proses pengujian peneliti menggunakan Metode Blackbox Testing system sehingga dapat diketahui apakah sistem sesuai dengan apa yang diharapkan oleh stakeholder. Blackbox Testing system adalah metodologi uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak. Pengujian blackbox berusaha menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan uraian tentang susunan dari penulisan itu sendiri yang dibuat secara teratur dan terperinci, sehingga dapat memberikan gambaran secara menyeluruh. Adapun sistematika penulisan pada laporan Tugas Akhir (TA) ini terdiri dari Empat bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan menguraikan landasan teori yang penulis gunakan untuk menjelaskan tentang konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, konsep dasar analisis, konsep dasar analisa sistem, definisi koperasi, Definisi Laporan Persediaan Barang, Unified Modelling Language (UML), kemampuan PHP, fungsi-fungsi dalam pemograman PHP, MySql, dan Literature Review

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum Koperasi PT. So Good Food Manufacturing, Sejarah Singkat, Visi dan Misi , Struktur Organisasi, Wewenang dan Tanggung Jawab, Analisa SWOT, dan UML barupa Use Case Diagram, Sequens Diagram, Activity Diagram, serta draft Elisitasi tahap I, tahap II, tahap III, dan final draft elisitasi.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari apa yang telah dibahas dari bab I sampai dengan bab IV serta berisikan saran yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Mc Leod dalam Fauzi dan Darmawan (2013:4)[1], “Sistem adalah sekelmpok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan”.

Menurut Cf. J.H.R. Van de Poel dalam Fauzi dan Darmawan (2013:4)[1], “Sistem merupakan sekumpulan elemen diantara mana terdapat adanya hubungan-hubungan, elemen-elemen, tersebut yang ditunjukan ke arah pencapaian sasaran-sasaran umum tertentu.

Menurut James A O’Brien dalam Taufiq (2013:2)[2], “Sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.

Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain dengan tujuan yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[3], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen System(Components)
  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem“.

  3. Batasan Sistem (Boundary).
  4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environment).
  6. Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

  7. Penghubung Sistem (interface).
  8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukkan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

  9. Masukan Sistem (Input).
  10. Energi yang dimasukkan kedalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program“ adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoprasikan komputernya dan “data“ adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem (Output)
  12. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah sistem informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

  13. Pengolah Sistem (Proses)
  14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  15. Sasaran Sistem (Objective)
  16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Yakub dalam Fauzi dan Darmawan (2013:6)[1], “sitem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi tersebut diantaranya:Sistem abstrak, sistem fisik, sistem tertentu, sistem tak tentu, sistem tertutup,dan sistem terbuka”.

  1. Sistem abstrak
  2. adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan.

  3. Sistem fisik
  4. adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputersasi, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya.

  5. Sistem tertentu
  6. adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan.

  7. Sistem tak tentu
  8. adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  9. Sistem tertutup
  10. sistem yang tidak dapat bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

  11. Sistem terbuka
  12. adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya sistem perdagangan.

    Konsep Dasar Informasi

    1. Definisi Informasi

    Menurut Oermar Hamalik dalam Fauzi dan Darmawan (2013:9)[1], “informasi adalah semua hal yang diperlukan dalam proses pembuatan keputusan, misalnya pengetahuan, fakta, data, angka dan sebagainya".

    Menurut Johng Burch, JR dalam Fauzi dan Darmawan (2013:9)[1], “informasi adalah data yang telah ditempatkan dalam suatu konteks yang memiliki makna bagi si penerima informasinya".

    Menurut Susanto dalam Rusdiana dan Irfan (2014:75)[4], “informasi merupakan hasil dari pengolahan data, tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut dapat menjadi informasi. Hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah informasi bagi orang tersebut".

    Dengan demikian pengertian informasi dapat disimpulkan yaitu data yang bermanfaat yang diperlukan untuk mengambil keputusan.

    2. Karakteristik Informasi

    Menurut Jogiyanto dalam Siregar (2014:21)[5], karakteristik informasi adalah sebagai berikut:

    1. Kepadatan Informasi
    2. Untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci (detail) dan kurang dapat karena terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi ntingkatanya mempuyai karakteristik informasi yang tersaring (terfilter), lebih ringkass dan padat.

    3. Luas Informasi
    4. Untuk manajemnen tingkat bawah karakteristik informasinya adalah terfokus pada masalah tertentu, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempuyai tugas yang khusus. Untuk manajemen yang lebih tinggi membutuhkan informasi dengan karakteristik informasi yang semakin luas karena manajemen atas hubungan dengan masalah yang luas.

    5. Frekuensi Informasi.
    6. Untuk manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterima adalah rutin,karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang tertruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatanya frekuensi informasinya adalah rutin atau ad-hoc (mendadak), karena manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.

    7. Schedule Informasi
    8. Untuk manajemen tingkat bawah informasi yanga diterimanya mempunyai jadwal dan schedule yang jelas karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas terstruktur. Untuk manajemen yang lebih tinggiskedul infrmasinya adalah tidak terskedul karena manajemen atas berhubungan denngan pengambilan keputusan tidak terstrukter.

    9. Waktu Informasi
    10. Untuk manajemen tingkat bawah informasi yang di butuhkan adalah informasi historis karena digunakan oelh manajer bawah didalam pengendalian operasi yang memeriksa tugas-tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatanya waktu informasi lebih kemasa depanberupa informasi prediksi, kerena digunakan untuk pengambilan keputusan strategis yang menyangkut nilai masa depan.

    11. Akses Informasi
    12. Manajemen tingkat bawah membutuhakan informasi yang periodenya jelas dan berulang-ulang sehingga dapat disediakn oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam laporan periodik. Untuk manajemen yang lebih tinggi,periode informasi yang dibutuhkannya tidak jelas sehingga manajer-manajer tingkat atas perlu disediakan akses online untuk mengambil informasi kapanpun mereka membutuhkanya.

    13. Sumber Informasi
    14. Karena manajemen tingkat bawah lebih terfokus pada pengendalian informasi internal perusahaan, maka manajer-manajer tingkat bawah lebih membutuhakan informasi dengan data yang bersumber dari internal perusahaan sendiri. Akan tetapi, manajer-manajer tingkat atas lebih berorientasi pada maslah perencanaan stratejik yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan sehingga membutuhkan informasi dengan data yang bersumber pada eksternal perusahaan.

    3. Kualitas Informasi

    Menurut Sutabri (2012:41)[3], karakteristik informasi adalah sebagai berikut:

    1. Kepadatan Informasi
    2. Untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci (detail) dan kurang dapat karena terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi ntingkatanya mempuyai karakteristik informasi yang tersaring (terfilter), lebih ringkass dan padat.

    3. Luas Informasi
    4. Untuk manajemnen tingkat bawah karakteristik informasinya adalah terfokus pada masalah tertentu, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempuyai tugas yang khusus. Untuk manajemen yang lebih tinggi membutuhkan informasi dengan karakteristik informasi yang semakin luas karena manajemen atas hubungan dengan masalah yang luas.

    5. Frekuensi Informasi</i>.
    6. Untuk manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterima adalah rutin,karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang tertruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatanya frekuensi informasinya adalah rutin atau ad-hoc (mendadak), karena manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.

    7. Schedule Informasi
    8. Untuk manajemen tingkat bawah informasi yanga diterimanya mempunyai jadwal dan schedule yang jelas karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas terstruktur. Untuk manajemen yang lebih tinggiskedul infrmasinya adalah tidak terskedul karena manajemen atas berhubungan denngan pengambilan keputusan tidak terstrukter.

    9. Waktu Informasi
    10. Untuk manajemen tingkat bawah informasi yang di butuhkan adalah informasi historis karena digunakan oelh manajer bawah didalam pengendalian operasi yang memeriksa tugas-tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatanya waktu informasi lebih kemasa depanberupa informasi prediksi, kerena digunakan untuk pengambilan keputusan strategis yang menyangkut nilai masa depan.

    11. Akses Informasi
    12. Manajemen tingkat bawah membutuhakan informasi yang periodenya jelas dan berulang-ulang sehingga dapat disediakn oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam laporan periodik. Untuk manajemen yang lebih tinggi,periode informasi yang dibutuhkannya tidak jelas sehingga manajer-manajer tingkat atas perlu disediakan akses online untuk mengambil informasi kapanpun mereka membutuhkanya.

    13. Sumber Informasi
    14. Karena manajemen tingkat bawah lebih terfokus pada pengendalian informasi internal perusahaan, maka manajer-manajer tingkat bawah lebih membutuhakan informasi dengan data yang bersumber dari internal perusahaan sendiri. Akan tetapi, manajer-manajer tingkat atas lebih berorientasi pada maslah perencanaan stratejik yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan sehingga membutuhkan informasi dengan data yang bersumber pada eksternal perusahaan.

    3. Kualitas Informasi

    Menurut Sutabri (2012:41)[3], “) kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu: informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines), dan relevan (relevance). Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut akan dipaparkan dibawah ini".

    1. Akurat (Accurate)
    2. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga bearti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

    3. Tepat waktu (timeline)
    4. Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapat, mengolah, dan mengirimkannya.

      , <li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;"Relevan (relevance).

      Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi Informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musabah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila kepada maintenance perusahaan.

    4. Nilai Informasi

    Menurut Sutabri (2012:41)Menurut Sutabri (2012:37)[3]".

    ), nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Nilai informasi didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:
    1. Mudah diperoleh</i>
    2. Sifat ini menunjukan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya

    3. Luas dan lengkap
    4. Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.

    5. Ketelitian
    6. Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dalam informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya tejadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

    7. • Kecocokan
    8. Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

    9. Ketepatan waktu
    10. Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada yang sedang ingin mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur. Misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris.

    11. Kejelasan
    12. Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.

    13. Keluwesan
    14. Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa penganbl keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

      2">Dapat dibuktikan</li>

      Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji pengeluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

    15. Tak ada prasangka
    16. Sifat ini berhubungan denga tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

    17. Dapat diukur
    18. Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.

      </ol>

      4. Manfaat Informasi

      Menurut Sutanta dalam Rusdiana dan Irfan (2014:87)[4]".

      ), manfaat dari informasi yaitu:
      1. • Menambah pengetahuan, adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.
      2. • Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi, informasi akan mengurangi ketidakpastian karena hal-hal yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya sehingga dapat menghindari keraguan pada saat pngambilan keputusan.
      3. • Mengurangi risiko kegagalan, Adanya informasi akan risiko kegagalan dapat diantisipasi dengan baik sehingga kegagalan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.
      4. • Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.
      5. • Memberikan standar, aturan, ukuran, dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran serta tujuan.

      Konsep Dasar Sistem Informasi

      Konsep Dasar Analisa Sistem

      1. Definisi Analisa Sistem

      Menurut Henderi (2011:322), berpendapat bahwa “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

      2. Tujuan Analisa Sistem

      Dikutip dalam Jurnal CCIT, tujuan utama “Tahap analisis adalah untuk memahami dan mencatatkan keperluan-keperluan dalam pengajaran erat pengolahan permintaan-permintaan yang terus menerus berubah” (Tanti, 2009:206).

      3. Fungsi Analisa Sistem

      Adapun fungsi analisis sistem adalah, (Goal, 2008:74):

      1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user).
      2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.
      3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
      4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistem.

      4. Tahap-Tahap Analisa Sistem

      Tahap analisis sistem terdiri dari beberapa kegiatan-kegiatan sebagai berikut, (Mustakini, 2008:435) yaitu:

      1. Studi pendahuluan, Kegiatan awal dari analisis sistem adalah studi awal atau studi pendahuluan tentang jenis, ruang lingkup dan pemahaman awal dari proyek.
      2. Studi kelayakan, Studi kelayakan terdiri dari lima macam kelayakan yang disebut dengan TELOS.
      3. Memahami sistem yang ada, Memahami sistem yang ada dapat dilakukan dengan melakukan penelitian untuk mendapatkan data tentang sistem yang ada. Penelitian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
        1. Menentukan jenis penelitiannya.
        2. Merencanakan jadwal penelitian.
        3. Membuat penugasan penelitian.
        4. Melakukan hasil penelitian.
        5. Mengumpulkan hasil penelitian.
      4. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan informasi pemakai, Mengidentifikasi masalah istem lama agar dapat diperbaiki di sistem yang baru.Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab masalahnya.
      5. Menganalisa hasil penelitian, Menganalisa hasil penelitian terdiri dari menganalisa kelemahan sistem yang lama dan menganalisa kebutuhan informasi pemakai.


      Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

      1. Definisi Unified Modeling Language (UML)

      </div>

      Menurut Padeli dkk dalam jurnal CCIT (2008:70), ”UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal dalam bidang pengembangan sistem yang berorientasi objek”. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku. Sebagaisebuah sketsa, UML berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan beberapa aspek dari sistem.

      Menurut Adi Nugroho (2010:6-7), ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

      2. Model UML (Unified Modelling Language)

      Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain: (Widodo, 2011:10).

      Menurut Adi Nugroho (2010:6-7), ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

      1. Diagram kelas (Class diagram)

      Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

      2. Diagram paket (Package Diagram)

      Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

      3. Diagram use-case

      Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

      4. Diagram interaksi dan sequence (urutan)

      Bersifat dinamis.Diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

      5. Diagram komunikasi (communication diagram)

      Bersifat dinamis.Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

      6. Diagram statechart (statechart diagram)

      Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

      7. Diagram aktivitas (activity diagram)

      Bersifat dinamis.Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

      8. Diagram komponen (component diagram)

      Bersifat statis.Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak padakomponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

      9. Diagram deployment (deployment diagram)

      Bersifat statis.Diagram inimemperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya.

      Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flowdiagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

      3.Konsep Pemodelan Menggunakan UML

      Menurut Nugroho (2010:10), Sesungguhnya tidak ada batasan yag tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management).

      4. Langkah-langkah Penggunaan UML (Unified Modeling Language)

      Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) diantaranya sebagai berikut:(Nugroho, 2010:16)

      1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul
      2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use casediagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
      3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
      4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
      5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
      6. Definisikan obyek-obyeklevel atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
      7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case
      8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
      9. Setelah class diagram dibuat,kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga,definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
      10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan danrequirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
      11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

        - Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap dengan test.

        - Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
      12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
      13. Perangkat lunak siap dirilis.

      Teori Khusus

      Konsep Dasar Analisis SWOT

      1. Definisi Analisis SWOT

      Menurut pandangan beberapa ahli Analisis SWOT dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

      Menurut Freddy Rangkuti (2011:64), berpendapat bahwa “SWOT adalah dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman”.Menurut Suyatno Risza (2010:174), berpendapat bahwa “SWOT adalah suatu penelaahan yang dimulai dengan pemantauan perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar perusahaan sehingga kita dapat memahami gambaran yang tepat tentang keadaan perusahaan yang sebenarnya”.

      Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Analisis SWOT adalah salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek, atau konsep bisnis/ usahanya yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar).

      2.Tujuan Analisis SWOT

      Menurut Meta Amalia Dewi dan Henderi (2011), berpendapat bahwa “Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari bisnis yang dilakukan oleh organisasi”.

      3.Tipe-tipe Strategi SWOT

      Menurut Freddy Rangkuti (2006), berpendapat bahwa “Matrikxs Threats - Opportunities – Weakness - Strenghts (TOWS) dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternative strategis, yaitu :

      1. S-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.
      2. W-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
      3. S-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
      4. W-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

      Perancangan Sistem

      1. Definisi Perancangan

      “Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem baru. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru”. (Kristanto, 2008:61).

      Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197). Pada metode analisa sistem dan perancangan yangmenggunakan metode yang dikenal dengan nama System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan di usaha analisa dan desain. Langkah-langkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

      1. Perancangan Sistem

        Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.

      2. Analisa Sistem

        Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.

      3. Perancangan

        Yaitu tahapan untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, terdapat tiga tahapan perancangan, yaitu: perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program.

      4. Testing

        Setelah sistem berhasil dirancang, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, juga dilakukan penyesuaian-penyesuaian akhir.

      5. Implementasi

        Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline kemudian diimplementasikan online dan dipublish secara resmi.

      6. Maintenance

        Langkah terakhir dari SDLC yaitu maintenance dimana padatahap ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan.

      Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru. Perancangan sistem meliputi kegiatan sebagai berikut, (Kristanto, 2008:65): - Menyiapkan disain terinci sistem. - Identifikasi konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak. - Evaluasi konfigurasi sistem alternative. - Memiliki konfigurasi hardwaredansoftware. - Laporan ke manajemen.

      Aplikasi

      1. Definisi Aplikasi

      Menurut Puntodewo (2011) aplikasi adalah direktori yang berisi file-file data yang disediakan untuk digunakan dalam proses aplikasi.

      Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan aplikasi yaitu perangkat alat lunak yang digunakan untuk tujuan tertentu, seperti mengolah dokumen, dan memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan pekerjaan tertentu. Jadi Software Aplikasi adalah perangkat lunak dan sebuah peragkat operasi kerja yang berfungsi untuk memasukkan data, mengorek data, menyimpan data, memperoleh data hasil, dan presentasi serta manipulasi data yang mempunyai tujuan tertentu, seperti mengolah dokumen, dan memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan pekerjaan tertentu.

      Persediaan

      1. Definisi Persediaan

      Secara umum pengertian inventory adalah stock barang yang harus dimiliki oleh perusahaan baik barupa bahan baku ,barang yang sudah diproses, dan barang jadi.

      Ballou (2004) mendefinisikan inventory sebagai persediaan bahan baku, supplies, komponen, work in process, dan barang jadi dalam jumlah besar. Inventory sering dijumpai digudang, lapangan, lantai produksi dan di retailer.

      Dalam Akuntansi pengertian Inventory adalah merupakan suatu aset yang ada dalam bentuk barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam operasi perusahaan maupun barang-barang yang sedang di dalam proses pembuatan.

      Diantara pengertian diatas maka inventory dapat diklasifikasikan yang ditentukan oleh perusahaan, apabila jenis perusahaan yang membeli barang akan dijual lagi, maka klasifikasi hanya ada satu macam saja persedian barang dagangan. Sedangkan bila jenis perusahaan adalah pabrikasi yaitu perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, maka klasifikasi inventory dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

      1. Persediaan bahan baku
      2. Persediaan dalam proses atau setengah jadi
      3. Persediaan barang jadi.


      2. Klasifikasi Persediaan

      Menurut Tersine (1994) untuk mengetahui tujuan adanya inventory dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan inventory tersebut.:

      1. Berdasarkan tipe atau bentuknya dibagi menjadi 4 yaitu:
        1. Supplies, merupakan inventory yang dipakai untuk fungsi organisasi perusahaaan bukan termaksuk bagian produk jadi. Contoh: bullpen,pensil,kertas yang dipakai pegawai.
        2. Bahan baku (raw materials), merupakan bahan dasar pembuatan produk.
        3. Barang setengah jadi (work in rocces), merupakan barang yang telah diolah dan menunggu untuk diproses dalam manufaktur.
        4. Barang jadi (finish good), merupakan hasil dari output dalam proses manufaktur. Hasil proses manufaktur merupakan produk yang siap untuk dijual dan didistribusikan.
      1. Berdasarkan fungsinya persediaan dibagi menjadi 6, yaitu :
        1. Safety Stock, merupakan inventory yang berfungsi sebagai pengaman atau perlindungan terhadap ketidak pastiaan permintaan ataupun supply. Ketidakpastian permintaan terlihat terhadap periodenya. Sedangkan ketidakpastian supply terjadi karena Lead time yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Safety stock bertujuan untuk mengurangi kegagalan untuk memenuhi permintaan konsumen.
        2. Cycle stock, merupakan siklus pemesanan kembali terhadap pengisian stock.
        3. Anticipation Stock, merupakan inventory dibutuhkan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan konsumen akibat sifat musiman terhadap suatu produk.
        4. Pipeline atau transit inventory, merupakaninventory yang terjadi akibat adanya Lead time pengiriman dari suatu tempat ketempat lain. Pipeline dapat dibagi menjadi ekstenal dan internal. Contoh Pipeline eksternal yaitu inventory dalam pengiriman truk, kapal, dan pesawat. Sedangkan Pipeline Internal yaitu inventory yang sedang diproses menuju proses lainnya, misalnya proses pengepakan barang menuju proses persetujuhan pengiriman barang inventory.
        5. Decoupling stock, merupakan inventory yang muncul karena adanya operasi yang berurutan secara dependent. Adanya inventory ini berfungsi sebagai pengamanan di antara operasi kerja yang berurutan sehingga dapat mencagah idle time dalam pabrik.
        6. Physic stock, merupakan inventory yang muncul karena adanya feeling atau perasaan khawatir terjadi stockout sehingga memutuskan untuk membeli persediaan sebanyak-banyaknya.

      Pengolahan Data

      1. Definisi Pengolahan Data

      Pengolahan adalah suatu proses atau kegiatan untuk menghasilkan keluaran atau output yang diinginkan. Menurut Jogiyanto Hartono (2006:9), ” pengolahan (processing) adalah proses data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan dtangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycles).

      Jadi pengolahan data (data processing) dapat dikatakan sebagai susunan atau kumpulan dari hasil kegiatan pikiran dengan bantuan tenaga atau suatu peralatan, sehingga dapat menghasilkan informasi untuk mencapai tujuan tertentu.

      2. Siklus Pengolahan Data

      1. Input

        Di dalam langkah ini data awal, atau data input, disiapkan dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk keperluan pengolahan. Bentuk tersebut akan bergantung pada pengolahan mesin.

      2. Proses

        Pada langkah ini data input diubah, dan biasanya dikombinasikan dengan informasi yang lain untuk menghasilkan data dalam bentuk yang lebih dapat digunakan. Langkah pengolahan ini biasanya meliputi sederet operasi pengolahan dasar tertentu.

      3. Output

        Pada langkah ini hasil-hasil dari pengolahan sebelumnya dikumpulkan. Bentuk data output tergantung pada penggunaan data tersebut unutk pengolahan selanjutnya.


      Definisi PHP, Database dan MySQL

      1. Definisi PHP

      Menurut Anhar PHP mengandumg beberapa pengertian, yaitu :

      “PHP (Hypertext Preprocessor) yaitu bahasa pemrograman web server, side yang bersifat open source. merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (Server Side HTML Embedded Scripting).” (Anhar, 2010:3). “PHP adalah Script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis.”(Anhar, 2010:3).

      2. Definisi Database

      “Database merupakan sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan field atau kolom.” (Anhar, 2010:45), Sedangkan Menurut Untung Raharja dkk dalam jurnal CCIT (2011:238), ”Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu.”

      3. Definisi MySQL

      “Mysql adalah sebuah perangkat lunak sistem mengenai basis data SQL (Database Management System) atau DBMS dari sekian banyak DBMS, seperti Oracle, MySQL, Postagre SQL, dll” (Anhar, 2010:21).Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97), berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”.

      Terdapat beberapa kelebihan yang dimilki MySQL diantaranya sebagai berikut, (Anhar, 2010:22) yaitu :

      1. Mysql dapat berjalan dengan stabil pada berbagai sistem operasi.

      2. Bersifat open source

        Mysql didistribusikan secara open source (gratis) dibawah lisensi GNU General Public Licence (GPL).

      3. Bersifat Multi User

        Mysql dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah.

      4. Dari segi security atau keamanan data

        Mysql memiliki beberapa lapisan security, seperti level subnet mask, nama host dan izin akses dengan sistem perizinan yang mendetail serta password yang terenkripsi.

      Definisi XAMPP

      1. Definisi XAMPP

      XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program.Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQLdatabase, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasapemrogramanPHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl.Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Untuk mendapatkanya dapat mendownload langsung dari web resminya. “Wikipedia:2011”.

      Konsep Dasar Black Box Testing

      1. Definisi Black Box Testing

      Menurut pandangan beberapa ahli Black Box Testing dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

      Menurut Soetam Rizky (2011:264), berpendapat bahwa “Black boxtesting adalah tipe testingyang memperlakukan perangkatlunak yang tidakdiketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

      Menurut Agustiar Budiman (2012:4), berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”

      Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

      Uji coba blackbox bukan merupakan alternatif dari uji coba whitebox, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode whitebox testing. BlackBoxTesting dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

      Uji coba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

      1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
      2. Kesalahan interface
      3. Kesalahan Performa
      4. Kesalahan Performa fungsi-fungsi yang salah atau hilang
      5. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
      6. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

      Tidak seperti metode whitebox yang dilaksanakan diawal proses, uji coba blackbox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya.Karena uji coba blackbox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

      1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
      2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
      3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
      4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
      5. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
      6. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
      7. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

      Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

      1. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji
      2. Melakukan pengujian
      3. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak
      4. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji
      5. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi
      6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan

      2. Motode Pengujian Dalam Black Box

      Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

      1. EquivalencePartioning

        EquivalencePartioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

      2. BoundaryValueAnalysis

        Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalambatasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundaryvalueanalysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba.BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas.BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

      3. Cause-EffectGraphingTechniques

        Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut: 1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing. 2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph. 3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan. 4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

      4. ComparisonTesting

        Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

      5. Sample and RobustnessTesting

        1. SampleTesting, Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji.Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

      6. 2. RobustnessTesting, Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

      7. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

        1. BehaviorTesting, Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

      8. 2. PerformanceTesting, Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program.Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain.Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

      9. RequirementTesting

        1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

      10. 2. RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

        3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

      11. EnduranceTesting

        EnduranceTesting melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan frameworkuntuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

      Konsep Dasar Elisitasi

      1. Definisi Elisitasi

      Menurut pandangan beberapa ahli pengertian elisitasi, antara lainsebagai berikut:

      Suryo Guritno (2011:302), berpendapat bahwa “Elisitasi (elicitation)berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajementerkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

      Menurut Adi Nugroho (2010:10), berpendapat bahwa “Akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka”.Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang diinginkan dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

      2. Jenis-Jenis Elisitasi

      Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: (Guritno, 2010:302)

      1. Elisitasi Tahap I

        Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

      2. Elisitasi Tahap II

        Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI.Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkanantara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi. a. (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.b. (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.c. (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

      3. Elisitasi Tahap III

        Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE. a. (T) artinyaTechnical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.b. (O) artinyaOperasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.c. (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:- High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.- Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.- Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

      4. Final Draft Elisitation

        Menurut Suryo Guritno (2010:304), berpendapat bahwa “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

      Literature Review

      1. Definisi Literature Review

      Fokus utama suau tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan.

      Tugas utama lain “Tujuan Pustaka” adalah menganalisa secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Tinjauan pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat dan harus mengandung keseimbangan antara uraian deskriptif dananalisa secara kritis. Identifikasi kekuatan dan kelemahan pustaka tersebut dengan menelaah hasil atau temuan penelitian tersebut, metodologi yang digunakan, serta bagaimana hasil temuan tersebut dibandingkan penelitian atau publikasi lainnya (Suryo dkk, 2010:86).

      2. Langkah-langkah Melakukan Kajian Literature Review

      Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan kajian literature review (Suryo dkk, 2010:87), yaitu:

      1. Mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps) penelitian ini.
      2. Menghindari membuat ulang ( reinventing the wheel ) sehingga banyakmenghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
      3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.
      4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
      5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan diarea penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya yang berharga.

      3. Hasil Sumber Literature Review

      1. Penelitian yang dilakukan oleh Indra Purnama (2010), dengan judul ”Perancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku pada PT Surya Siam Keramik”. Penelitian ini diusulkan agar para pemimpin dapat mengetahui persediaan bahan baku sehingga kekosongan bahanbaku bisa terhindarkan. Akan tetapi sistem ini masih kurang karena hanya memperlihatan stok akhirnya saja tanpa ada keterangan pemakaian atau pemasukan bahan baku tersebut. Dalam hal ini penulis melakukan pengembangan sistem agar sistem yang ada tidak hanya memperlihatkan stok akhirnya saja, jadi sistem ini akan dilengkapi dengan keterangan pemakaian dan pemasukan bahan baku yang ada di gudang, sehingga akan menghasilkan laporan stok yang lebih lengkap dan mempermudah dalam pencarian data.
      2. Penelitian yang dilakukan oleh Yani Yuliana (2012), dengan judul “Perancangan Sistem Persediaan Barang Spare Part Mobil Pada PT Prima Autoworld”. Disini penulis menjelaskan bahwa agar penerapan sistem persediaan sparepart pada PT Autoworld ini dapat terwujud dengan baik maka, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti, diperlakukan pelatihan dalam penggunaan sistem yang baru. Perlu diadakan sosialisasi tentang pentingnya sistem informasi persediaan sparepart kepada pihak yang yang terlibat dengan sitem terutama pada Admin dan User. Dan agar kekurangan pada sistemnya dapat diperbaiki maupun ditambah serta agar dapat sejalan dengan perkembangan ilmu teknologi yang semakin canggih. Rancangan aplikasi ini dapat dikembangan lagi agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam penggunaanya
      3. Penelitian yang dilakukan oleh A.A.K Oka Sudana, 2008 dengan judul “ Sistem Informasi Manajemen Inventori pada PT Perusahaan Layanan Jasaboga Pesawat Udara”. Yang membahas mulai dari informasi permintaan barang (Stor Requisition), pembeliaan barang (Purchase Order), Pengambilan barang (Retur), dan informasi inventory lainnya. Namun sistem yang dibahas menggunakan dua database yaitu database aktif dan database history yang banyak menggunakan tenaga kerja. Maka penulis mengajukan untuk membuat sistem yang berbasis web. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis merupakan pengembangan dari ke enam penelitiaan sebelumnya.
      4. Penelitian yang dilakukan oleh Heru Sugiarto (2010), dengan judul ”Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Barang Berbasis Web pada PT Aneka Komkar Utama”. Dengan adanya sistem yang terintegrasi dengan satu server web diharapkan mampu meminimalis adanya perbedaan antara stock bahan baku dengan order bahan baku sehingga dengan jelas input dan output bahan baku tersebut. Tapi dalam hal ini belum terdefinisi secara jelas bagian-bagian yang melakukan pengambilan bahan baku, sehingga dapat disimpulkan bahwa belum terorganisir bagian-bagian mana yang mengambil bahan baku tersebut. Dari sini penulis melakukan pengembangan sistem agar terdefinisi jelas bagian-bagian yang melakukan pengambilan bahan baku, sehingga user akan lebih mudah dalam pencarian data bagian mana saja yang melakukan pengambilan.
      5. Penelitian yang dilakukan oleh Febbye Meilissa K (2008), dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Permintaan Dan Pengeluaran Barang Karyawan Pada PT Bintang Indonesia”. Dalam ruang lingkup permasalahnnya adalah membuat sebuah aplikasi persediaan yang hanya dibatasi pada departemen personalia saja mengenai sistem permintaan dan pengeluaran barang karyawan maka penulis mengajukan sebuah sistem perancangan berbasis web yang terintegrasi dengan semua pihak yang berhubungan.
      6. Penelitian skripsi di STMIK Raharja yang dilakukan oleh Widi Nugroho (2007), dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Persedian Spare Parts Warehouse Engineering Pada PT KMK Global Sports”. Penelitian ini mambahas mengenai proses persediaan barang yang masih berjalan menggunakan sistem semi komputer,tetapi dalam penyimapanan data masih belum tersetruktur karena itu masih terjadi kesalahan dalam penginputan data karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga meminimalkan kesalahan. Pada penelitian tersebut, penulis megusulkan sistem informasi dengan menggunakan aplikasi VisualBasic 6 dan Microsoft SQL server2000.”

      BAB III

      PEMBAHASAN DAN HASIL

      Gambaran Umum Koperasi PT. So Good Food Manufacturing

      Sejarah Singkat Koperasi PT. So Good Food Manufacturing

      Awalnya koperasi PT. So Good Food Manufacturing bernama Koperasi Japfa Santori Indonesia yang berdiri pada tahun 2006, Pada Tahun 2011 terjadi perubahan nama perusahaan yaitu PT. So Good Food Manufacturing sehingga nama koperasi pun berubah namanya menjadi koperasi PT. So Good Food Manufacturing. Koperasi ini didirikan oleh pihak manajemen perusahaan dan di kelola oleh karyawan perusahaan.

      Koperasi PT. So Good Food Manufacturing menyediakan berbagai macam kebutuhan karyawan seperti sembako, produk-produk dari PT. So Good Food Manufacturing, minuman dan makanan ringan, dan lain-lain. Koperasi PT. So Good Food Manufacturing juga menyediakan fasilitas simpan pinjam bagi anggotanya.

      Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

      Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

      Use Case Diagram
      http://postimg.org/image/w1ohas315/


      Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap III

      Final Elisitasi

      Rancangan Sistem Yang Diusulkan

      Rancangan Basis Data

      Spesifikasi Basis Data

      Rancangan Program Yang Diusulkan

      Rancangan Prototipe

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Spesifikasi Hardware

      1. Processor : Intel inside core i3
      2. Monitor: 14” LCD Monitor
      3. RAM : 2 GB
      4. Hardisk : 250 GB
      5. Printer :

      Aplikasi Yang Digunakan

      1. Windows 7
      2. Mozila Firefox
      3. RAM : 2 GB
      4. Aplikasi XAMMP
      5. Notepad ++
      6. Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprice edition

      Hak Akses

      Testing/Pengujian

      BAB IV

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa kesimpilan sebagai berikut:
      1. Sistem informasi persediaan barang pada Koperasi PT. So Good Food Manufacturing yang berjalan saat ini masih dilakukan secara manual yaitu masih menggunakan buku besar kemudian diinput ke Ms. excel, sehingga memungkinkan terjadinya kehilangan data, membutuhkan waktu yang lama untuk melihat jumlah stok barang yang masih tersedia dan dalam menyajikan laporan, tidak tersedianya sistem kontrol barang.
      2. Dengan adanya sistem komputerisasi, maka sangat mendukung dan membantu memperlancar proses serta mengurangi kesalahan pada pengelolaan data persediaan barang. Dengan pembuatan program aplikasi yang mengunakan PHP dan database MySQL sebagai tempat penyimpanan data serta informasi data, maka pencarian data barang dapat dengan mudah dilakukan tanpa harus membuka buku catatan. Merancang dan mengimplementasikan sistem yang dapat memaksimalkan proses pengelolaan data persediaan barang pada koperasi PT. So Good Food Manufacturing. Dengan adanya sistem persediaan barang, diharapkan proses persediaan barang dapat terkontrol dan berjalan dengan baik.

      Saran

      Setelah memberikan kesimpulan mengenai sistem persediaan barang yang sedang berjalan dan sstem yang dibangun, maka agar dapat dicapai hasil yang optimal untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka saran penulis adalah sebagai berikut:
      1. Mengganti sistem yang sedang berjalan dengan menggunakan sistem komputeriasi, karena dengan menggunakan sistem terkomputerisasi tersebut akan menjadi efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi masalah yang terjadi.
      2. Apabila sistem yang baru sudah berjalan, maka perlu di perhatikan dan dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem, untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan perubahan dan perkembangan instansi tersebut.
      3. Dimasa yang akan datang, diharapkan bagi mahasiswa/peneliti yang mengambil judul penelitian yan sama untuk dapat mengembangkan sistem ini menjadi jauh lebih baik.

      DAFTAR PUSTAKA

      DAFTAR LAMPIRAN

      Lampiran A
      A.1. Surat Pengantar Observasi Tugas Akhir (TA)
      A.2. Kartu Bimbingan Tugas Akhir (TA)
      A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
      A.4. Form Validasi Tugas Akhir (TA)
      A.5. Kwitansi Pembayaran Tugas Akhir (TA)
      A.6. Formulir Seminar Proposal
      A.7. Formulir Final Presentasi
      A.8. Formulir Pertemuan Stakeholder
      A.9. Sertifikat TOEFL
      A.10. Sertifikat Prospek
      A.11. Sertifikat Seminar IEEE International Workshop on Multimedia Signal Proessing (MMSP), Tahun 2014


      Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan