Si1511489526

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM FLIGHT INFORMATION

DISPLAY DEPARTURE BOARDING GATE CONTROL

BANDAR UDARA INTERNATIONAL

SOEKARNO-HATTA


SKRIPSI





Disusun Oleh :


NIM
: 1511489526
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020






UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM FLIGHT INFORMATION

DISPLAY DEPARTURE BOARDING GATE CONTROL

BANDAR UDARA INTERNATIONAL

SOEKARNO-HATTA


Disusun Oleh :


NIM
: 1511489526
Nama
Fakultas
: Sains Dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Siste Informasi Manajemen



Disahkan Oleh :

Tangerang, 20 Januari 2020


Dekan Fakultas
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
       
NIP : 006095
       
NIP : 010814
Rektor
Universitas Raharja
           
           
           
           
NIP : 000603






UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM FLIGHT INFORMATION DISPLAY DEPARTURE

BOARDING GATE CONTROL BANDAR UDARA INTERNATIONAL

SOEKARNO-HATTA


Dibuat Oleh :


NIM
: 1511489526
Nama



Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif


Fakultas Sains Dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :


Tangerang, 20 Januari 2020


Pembimbing I
 
Pembimbing II
         
         
         
         
 
NID : 10002
 
NID : 14023






UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM FLIGHT INFORMATION DISPLAY

DEPARTURE BOARDING GATE CONTROL

BANDAR UDARA INTERNATIONAL SOEKARNO-HATTA


Disusun Oleh :


NIM
: 1511489526
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains Dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

TA. 2019/2020


Disetujui Penguji :

Tangerang, 20 Januari 2020


Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :__________
 
NID :__________
 
NID :__________






UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM FLIGHT INFORMATION DISPLAY

DEPARTURE BOARDING GATE CONTROL

BANDAR UDARA INTERNATIONAL SOEKARNO – HATTA


Dibuat Oleh :


NIM
: 1511489526
Nama
Fakultas
: Sains Dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen



Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 20 Januari 2020


ABDUL HAMID NURHUDA
NIM. 1511489526


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAK

Flight Information Display Departure System atau yang disingkat FIDDS merupakan suatu sistem informasi yang terdapat pada Bandar Udara Internasional Soekarno - Hatta yang membantu dalam memanajemen penumpang keberangkatan (Departure), domestik maupun internasional yang mempunyai peran penting dalam memberikan suatu informasi kepada penumpang mengenai perubahan jadwal penerbangan baik dari segi waktu maupun posisi ruang tunggu. Pada unit Boarding gate Bandar Udara Soekarno – Hatta masih menggunakan sistem manual. Dari hasil penelitian yang penulis amati, masih perlu adanya perubahan dari sistem yang berlaku, agar terciptanya kinerja yang fleksibel dan mempermudah para pengguna jasa untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pieces, (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service). Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode Observasi, Wawancara, dan Literature Review. Perancangan sistem berorientasi menggunakan UML (Unified Modeling Language), yang diimplementasikan dalam bahasa pemrograman PHP (Hypertext) dengan Notepad++ atau sublime text2 dan pembuatan database pada MYSQL. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan dengan adanya perancangan sistem jadwal dan informasi penerbangan kepada penumpang pada unit Boarding gate Bandara Soekarno Hatta yang mengacu pada FIDDS ini akan memberikan kemudahan bagi pengguna sistem dalam mengelola informasi penerbangan dan juga dapat memberikan kemudahan kepada para penumpang dalam menerima informasi tentang keberangkatan penerbangan.

Kata Kunci : Bandara Soekarno Hatta, Informasi, Keberangkatan, Penerbangan..


ABSTRACT

Flight Information Display Departure System or abbreviated as FIDDS is an information system located at Soekarno-Hatta International Airport that helps in managing departure passengers (Departure), domestic and international, which has an important role in providing information to passengers regarding changes in flight schedules both in terms of time and waiting room position. The Soekarno-Hatta Airport Boarding Gate unit is still using a manual system. From the results of research that the authors observe, there still needs to be a change from the applicable system, so that the creation of flexible performance and facilitate service users to get the right and accurate information. The method used in this study is the pieces method, (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, and Service). The data of this study were collected using the method of Observation, Interview, and Literature Review. The system design is oriented using UML (Unified Modeling Language), which is implemented in the PHP (Hypertext) programming language with Notepad ++ and the creation of a database on MYSQL. The conclusions of the results of this study indicate that the design of flight schedule and flight information systems for passengers on the Boarding Gate unit of Soekarno Hatta Airport which refers to this FIDDS will make it easy for system users to manage flight information and can also provide convenience to passengers in receiving information about departures the flight.

Keywords: Soekarno Hatta Airport, Information, Departure, Flights.





KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga peniliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Flight Information Display Departure Boarding gate Control Bandar Udara International Soekarno – Hatta”

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Peneliti menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak peneliti tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktunya. Pada kesesmpatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
  4. Ibu Desy Apriani, S.Kom.,M.T.I. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
  5. Ibu Nur Azizah, S.Kom., M.Akt., M.Kom. sebagai Dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
  6. Bapak Bayu Pramono,S.Kom.,M.T.I. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
  7. Bapak Suhadi selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitian skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.
  9. Kedua orang tua, kakak, adik dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada peneliti dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
  10. Sahabat – sahabat Seperjuangan saya (Tri Yanuar, Rama Halim, Irfan Yuanda, Nejwa Ayuni, Nanda Dian P, Sandira Kurniawan, Neli Widi Astusi) yang sudah mensupport dalam penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, peneliti harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, 20 Januari 2020
ABDUL HAMID NURHUDA
NIM. 1511489526












DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tampilan FIDDS

Gambar 2.2. Tampilan Client FIDDS

Gambar 3.1 Garuda Indonesia Airways

Gambar 3.2 Garuda Indonesia B747-200 Boeing 747-200 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Zurich pada bulan Mei 1985.

Gambar 3.3 Garuda Indonesia B747-400

Gambar 3.4 Garuda Indonesia McDonnel Douglas MD-11 mendarat di Hawaii sebelum melanjutkan penerbangan ke Los Angeles pada tahun 1990-an.

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Garuda Indonesia

Gambar 3.6. FIDDS pada boarding gate 14

Gambar 3.7 FIDDS pada boarding gate 17 (a)

Gambar 3.8 FIDDS pada boarding gate 17 (b)

Gambar 3.9 FIDDS pada boarding gate 13

Gambar 3.10 FIDDS pada boarding gate 17

Gambar 3.11 FIDDS Kendala Penyesuain Jadwal Terbang

Gambar 3.12. FIDDS Kendala Pembaruan Informasi

Gambar 3.13. FIDDS Kendala Pembaruan Informasi Jadwal Terbang

Gambar 3.14. FIDDS Kendala Penyusuain Informasi Jadwal Terbang

Gambar 3.15. FIDDS Kendala Penyusuain Jadwal Tujuan Surabaya

Gambar 3.16. FIDDS Kendala Keterlambatan Terbang

Gambar 3.17. FIDDS Perpindahan Ruang Tunggu

Gambar 3.18. FIDDS Kendala Ketidak Sesuaian Jadwal Keberangkatan

Gambar 3.19. Keluhan Costumer

Gambar 3.20. Sistem yang sedang berjalan menggunakan use case diagram

Gambar 3.21. Sistem yang sedang berjalan menggunakan 1179 activity diagram

Gambar 3.22. Sequence Diagram sistem yang berjalan

Gambar 4.1. Usecase Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.2. Activity diagram pada sistem FIDDBC 1505 (Flight Information Display Departure Boarding gate Control)

Gambar 4.3 Sequence diagram FIDDBC (Flight Information Display Departure Boarding gate Control)

Gambar 4.4 Class diagram sistem yang diusulkan

Gambar 4.5 Prototype Login

Gambar 4.6 Prototype Index

Gambar 4.7 Prototype Dashboard AOC Input FIDDS

Gambar 4.8 Prototype Dashboard AOC Complaint Verify

Gambar 4.9 Prototype Dashboard User CDC1 657(Complaint Display Customer)

Gambar 4.10 Prototype Dashboard Staff FIDDS Verify 1664

Gambar 4.11 Tampilan Program Login FIDDBC

Gambar 4.12 Tampilan Program Index Halaman

Gambar 4.13 Tampilan Program Dashboard AOC Input FIDDS

Gambar 4.14 Tampilan Program Dashboard AOC List FIDDS

Gambar 4.15 Tampilan Program Dashboard AOC Complaint Verify

Gambar 4.16 Tampilan Program Dashboard User 1707 (CDC /Complaint Display Customer)

Gambar 4.17 Tampilan Program Dashboard Staff



DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Destinasi Domestik

Tabel 3.2. Destinasi Internasional

Tabel 3.3 Metode analisa PIECES

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.7. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1. Perbedaan Sistem Usulan dangan Sistem Berjalan

Tabel 4.2 huda.tbl_user

Tabel 4.3 huda.tbl_handling

Tabel 4.4 huda.tbl_complaint

Tabel 4.5 huda.tbl_flight

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Blackbox Testing pada menu Login

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Blackbox Testing pada input FIDDS AOC

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Blackbox Testing pada User CDC (Complaint Display Customer)

Tabel 4.9 Schedule Implementasi

Tabel 4.10 Estimasi Biaya






DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM






DAFTAR LAMPIRAN



Daftar isi



BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Sejalan dengan semakin pesatnya arus kemajuan teknologi pada era globalisasi sekarang ini, mengakibatkan segala aspek kehidupan manusia selalu dipengaruhi oleh teknologi itu sendiri, terutama teknologi informasi. Dimana informasi itu merupakan kebutuhan yang sangat penting pada jaman sekarang ini, khususnya dalam dunia transportasi. Informasi merupakan salah satu kekuatan yang terpenting yang ada dalam era digital dan komputer sekarang ini. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang pesat sekarang ini, telah menyebabkan kehadiran komputer dalam kehidupan manusia sangatlah diperlukan untuk memecahkan permasalahan dalam mengefisienkan kerja.

Pada saat ini komputer diharapkan dapat mengefisienkan kerja manusia dalam melakukan proses pengolahan data, pemecahan masalah dan juga dapat mengambil suatu keputusan untuk melakukan analisa-analisa dengan mencoba mengikuti pola pikir manusia dalam mengolah informasi yang ada. Pemanfaatan teknologi informasi sangat penting kegunaannya dalam berbagai bidang diantaranya bidang transportasi baik transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Transportasi udara memberikan kemudahan, kenyamanan dan kelancaran transportasi ke suatu daerah, sehingga dapat menambah minat bagi seseorang untuk menggunakan jasa transportasi tersebut. Bagi seseorang yang menggunakan jasa transportasi penerbangan sebagai transportasi ke suatu daerah membutuhkan suatu informasi tentang jadwal penerbangan ke suatu daerah yang akan dituju.

Bandar udara internasional Soekarno-Hatta merupakan Bandar udara terbesar dan paling sibuk di Indonesia dan membuat fasilitasnya harus terus ditingkatkan demi kenyamanan bersama. Dengan penyajian data informasi yang tepat dan cepat dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen khususnya pengguna jasa transportasi udara.

Berbagai macam kendala sering kali ditemukan dalam penyesuaian suatu informasi jadwal keberangkatan penerbangan yang mengakibatkan ketidak sesuaian informasi yang ditujukan untuk pengguna jasa transportasi udara. Penggunaan Flight Information Display Departure System yang berada di Boarding gate (ruang tunggu) masih kurang maksimal dalam memberikan pelayanan.

Untuk mempermudah pengguna penyampaian informasi kepada penumpang salah satu alternatif terbaik dengan menggunakan Flight Information Display Departure System Boarding gate Control (FIDDSBC). Dengan sistem tersebut, akan diperoleh suatu informasi yang tepat akurat dan mengacu pada keadaan yang semestinya di ruang lingkup boarding gate Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Dari latar belakang tersebut diatas maka penulis akan menerapkan Flight Information Display Departure System Boarding gate Control, diharapkan seseorang yang akan menggunakan jasa transportasi udara sebagai pilihan, khususnya dari Bandar Udara Soekarno Hatta , mendapat suatu informasi tentang jadwal penebangan secara efektif dan efisien.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya, dapat ditarik beberapa permasalahan sebagai berikut :

  1. Apakah sistem informasi pembaruan jadwal penerbangan yang ada sekarang sudah dapat menghasilkan informasi yang tepat, cepat dan akurat ?
  2. Bagaimana cara memberikan pelayanan yang optimal kepada penumpang pesawat udara dalam bentuk informasi yang tepat?
  3. Bagaimana menganalisa peran staff boarding gate (ruang tunggu) selaku aktor utama dalam mensinkronkan informasi yang berkaitan tentang jadwal keberangkatan dan perpindahan ruang tunggu penerbangan?

Ruang Lingkup

Untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman dan sekaligus untuk memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini. Mengingat luasnya masalah dalam Flight Information Display Departure System Boarding gate Control di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ini, maka perlu dibatasi agar dapat diketahui dengan jelas permasalahan yang diangkat. Permasalahan yang diangkat disini adalah melakukan perancangan program untuk memberikan informasi tentang penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Untuk mengatasi setiap permasalahan penyajian informasi penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ini, maka disusun Flight Information Display Departure System Boarding gate Control di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan ruang lingkup batasan sebagai berikut :

  1. Penelitian ini menitiberatkan pada maskapai PT Garuda Indonesia.Tbk, meskipun aplikasinya difungsikan untuk semua maskapai.
  2. Hanya menyajikan data seputar pembaruan jadwal keberangkatan dan keterlambatan serta informasi ruang tunggu.
  3. Data hanya bisa di akses oleh admin dan user yang berkaitan langsung dengan masing-masing sistem penggunannya di boarding gate (ruang tunggu keberangkatan).

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk membuat suatu sistem yang berisi tentang bagaimana cara untuk dapat mengolah data secara akurat agar menjadi suatu informasi yang tepat. Sehingga dapat membantu masyarakat khususnya pengguna jasa transportasi udara dalam memenuhi kebutuhan informasi tentang jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.


Tujuan Penelitian

Dalam penyusunan laporan skripsi ini peneliti mempunyai beberapa tujuan penelitian sebagai berikut :

  1. Memperkenalkan Flight Information Display Departure System Boarding gate Control di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang selama ini mungkin belum mempunyai sistem informasi yang akurat tentang jadwal penerbangan.
  2. Dilihat dari segi waktu dapat lebih efektif dan lebih efisien karena informasi yang disajikan bersumber langsung dari staff yang berada di lapangan yang bersifat empiris sesuai keluhan dari customer (penumpang).
  3. Mempermudah staff yang bertugas pada boarding gate untuk memperbarui informasi serta menyampaikannya kepada para penumpang secara tepat dan akurat.

Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian skripsi yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

  1. Mempermudah pemakai jasa transportasi penerbangan untuk mendapatkan informasi seputar jadwal penerbangan baik dari waktu maupun lokasi ruang tunggu.
  2. Meminimalisir kesalahan akibat ketidak cocokan informasi seputar penerbangan antara server pusat (admin) dan Flight Information Display System yang terdapat pada area boarding gate (ruang tunggu).
  3. Memperkenalkan pemrograman internet khususnya di wilayah boarding gate bandar Udara Soekarno Hatta dengan menggunakan bahasa PHP dan basisdata MySQL dalam bidang sistem informasi.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian tugas akhir/skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa metode yang peneliti gunakan, yaitu :

  1. Metode Observasi (Pengamatan)
  2. Observasi adalah salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan secara langsung terjun ke lapangan. Dan metode pengamatan atau metode observasi pada sistem ini dilakukan pada Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan cara mengumpulkan data, informasi, dan mempelajari catatan serta data yang ada. Adapun hasil yang didapat dari observasi yang dilakukan selama 3 (tiga) bulan ini adalah untuk mengetahui sistem kerja yang berjalan, sehingga peneliti dapat melaporkan kegiatan langsung pada apa yang pernah dilihat dan dipelajari sehingga dapat dituangkan dalam penulisan laporan ini.

  3. Metode Wawancara (Interview Research)
  4. Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara menanyakan secara langsung berhadapan muka dengan narasumber, dalam hal ini proses tanya jawab dilakukan oleh peneliti bersama staff boarding gate Terminal 3 Ultimate Bandar Udara Soekarno-Hatta.

  5. Studi Pustaka
  6. Studi pustaka merupakan salah satu teknik pengumpulan data referensi dengan cara untuk menggali informasi lebih kearah penelitian-penelitian sejenisnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dengan begitu, peneliti bisa jauh lebih mudah memahami perihal masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem informasi jadwal keberangkatan pesawat udara.

Metode Analisa

  1. Pengembangan sistem informasi dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada suatu organisasi, terutama untuk masalah-masalah yang menyangkut ketersediaan informasi bagi pengambil keputusan dalam organisasi tersebut. Masalah tersebut dapat diidentifikasi dari analisis PIECES (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service) yang diusulkan oleh James Wetherbe dalam bukunya Systems Analysis and Design : Traditional, Best Practices 4th Ed. . James Wetherbe menyebutkan bahwa tujuan dari analisis PIECES ini adalah untuk mengoreksi atau pemperbaiki sistem dalam hal yang telah disebutkan di atas. Dari hal-hal yang telah diidentifikasi tersebut dapat diambil beberapa masalah yang sesuai dengan yang dihadapi oleh organisasi, kemudian dideskripsikan. Sehingga masalah tersebut dapat dipahami dengan baik.
  2. Selain itu penulis menggunakan Unified Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat bantu untuk memodelkan secara visual yang dapat digunakan dalam bahasa pemrograman yang berorientasi objek. UML terdiri dari beberapa diagram yang saling berkaitan, antara lain Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.
  3. Kemudian penulis menggunakan metode Elisitasi untuk mengumpulkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder. Elisitasi merupakan rancangan sistem yang diusulkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan user. Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi.

Metode Perancangan Sistem

Proses perancangam aplikasi Flight Information Display Departure System Boarding gate Control meliputi pembuatan model dengan menggunakan tools Unified Modeling Language (UML). Berdasarkan hasil analisa yang ada diatas, berupa Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram dan Class Diagram. Dalam hal pembuatan sistem ini, peneliti menggunakan notepad++ atau sublime text 2 sebagai penulisan listing program PHP dan MySQL sebagai database. Mengingat luasnya masalah dalam Flight Information Display Departure System Boarding gate Control di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ini, maka perlu dibatasi agar dapat diketahuidengan jelas permasalahan yang diangkat.

Metode Testing

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dalam pengujian yaitu Black box testing. Black box testing adalah pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, oleh karena itu uji coba black box testing memungkinkan perangkat lunak untuk membuat kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan-kesalahan dalam beberapa kategori, yaitu : fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan pada struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Agar dapat lebih memahami penjelasan dalam penyusunan laporan skripsi ini, maka penulis mengelompokkan menjadi beberapa sub bab. Dimana antara bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Adapun penyusunan bab-bab dengan sistematika penyampaian adalah sebagai berikut:

BAB I   PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan antara lain yaitu latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II  LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai teori yang berkaitan dengan sistem yang sedang diteliti.

BAB III  ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini merupakan penjabaran hasil penelitian di lokasi kerja yang meliputi analisa organisasi yang berisikan gambaran dan sejarah singkat PT. Garuda Indonesia Tbk, struktur organisasi, tata laksana sistem yang berjalan, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, prosedur sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, tata laksana sistem yang berjalan saat ini menggunakan Diagram UML, prototype, user requirement yang terdiri dari elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, final draft elisitasi.

BAB IV  PERANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, usulan sistem yang akan digambarkan dengan diagram rancangan sistem berupa UML (Unified Modelling Language), rancangan basis data, rancangan tampilan dan implementasi sistem yang diusulkan.

BAB V  PENUTUP

Pada bab ini, berisi kesimpulan dan saran mengenai hasil yang diperoleh dari penelitian dan saran-saran yang dapat diberikan sebagai masukan untuk mendukung sistem yang berjalan kearah yang lebih baik.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

  1. Menurut Kausar, dkk (2015:22)[1]menjelaskan bahwa, “Perancangan merupakan pengembangan sistem dari sistem yang sudah ada atau sistem yang baru, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru”.
  2. Menurut Maimunah, dkk (2017:38)[2]menjelaskan bahwa, “Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa perancangan adalah sebuah pengembangan sistem yang harus dapat memenuhi kebutuhan fungsional penggunanya.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Muharto dan Arisandy (2016:103) [3]mengatakan “Tujuan perancangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pemakai (user). Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem”.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

  1. Menurut Sri Rahayu, dkk (2018:03)[4]), “Sistem adalah suatu himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-kom ponen yang saling berkaiatan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif “.
  2. Menurut Hengki Tamando Sitohang dalam jurnal Informatika Pelita Nusantara (2018:7)[5]mengatakan “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.
  3. Menurut Anggraeni dan Irviani (2017:2)[6]), “Sistem adalah kumpulan orang yang saling bekerja sama dengan ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan terstruktur untuk membentuk satu kesatuan yang melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan”.
  4. Menurut Maniah dkk (2017:1)[7]), “Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen berupa suatu data jaringan kerja dari prosedur yang saling berhubungan diantara yang lain, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi”.
  5. Sehingga dapat disimpulkan oleh penulis bahwa sistem merupakan sekumpulan jaringan data satu atau lebih yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam suatu prosedur sehingga membentuk suatu jaringan kerja/satu kesatuan demi mencapai tujuan yang sama.

Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto yang dikutip oleh Priyo Sutopo, Dedy Cahyadi, Zainal Arifin dalam jurnal Informatika Mulawarman (2016:24)[8]Sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu, yaitu :

  1. Komponen
  2. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membetuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemenelemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

  3. Batasan Sistem
  4. Batasan Sistem Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
  6. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

  7. Penghubung Sistem (Interface)
  8. Penghubung Sistem Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

  9. Masukan Sistem (Input)
  10. Masukan Sistem Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

  11. Keluaran Sistem (Output)
  12. Keluaran Sistem Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

  13. Pengolahan Sistem
  14. Pengolahan Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

  15. Sasaran Sistem
  16. Sasaran Sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

Klasifikasi Sistem

Menurut Mustakini yang di kutip oleh Ruhul Amin (2016:24)[9]mengatakan, Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Abstrak (Abstract System)
  2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi dan lain sebagainya.

  3. Sistem Alamiah (Natural System)
  4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine sistem atau ada yang menyebut dengan man-machine sistem. Sistem informasi merupakan contoh manmachine sistem, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

  5. Sistem Tertentu (Probabilitas System)
  6. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tak tentu (probabilitas system). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem interaksi yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksikan karena mengandung unsur probabilitas.

  7. Sistem Tertutup (Close System)
  8. Sistem diklasisfikasikan sebagai sistem tertutup (close system) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sitem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed sistem (secara relatip tertutup,tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka system harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatip tertututp karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak., CA. (2016:17)[10]Informasi merupakan data yang sudah diolah yang ditujukan untuk seseorang, organisasi ataupun siapa saja yang membutuhkan”.

Menurut Muhammad Muslihudin dan Oktafianto (2016:9)[11]“Informasi merupakan data yang di olah menjadi yang berguna untuk membuat keputusan. Informasi berguna untuk membuat keputusan Karena informasi menurunkan ketidakpastian (atau meningkatkan pengetahuan). Informasi menjadi penting karena berdasarkan informasi itu para pengelola dapat mengetahui kondisi objektif perusahaannya. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan metode ataupun cara-cara tertentu”.

Nilai Informasi

Nilai informasi menurut Fauzi (2017:12)[12]ditentukan dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Biaya-biaya yang berhubungan untuk memperoleh informasi seperti waktu dan sumber daya untuk mengumpulkan, memproses serta menyimpan data serta mendistribusikan informasi yang dihasilkan kepada para pembuat keputusan.

Menurut Sutabri (2016:26)[13]Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

  1. Mudah Diperoleh
  2. Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya informasi dapat diperoleh. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, berapa nilai bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  3. Luas dan Lengkap
  4. Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur dan karena itu sulit mengukurnya.

  5. Ketelitian
  6. Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  7. Kecocokan
  8. Sifat ini menunjukkan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

  9. Ketepatan Waktu
  10. Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek daripada siklus untuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur. Misalnya, berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris.

  11. Kejelasan
  12. Sifat ini menunjukkan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar. Berapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

  13. Keluwesan
  14. Sifat ini berhubungan dengan dapt disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

  15. Dapat Dibuktikan
  16. Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama .

  17. Tidak Ada Prasangka
  18. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  19. Dapat Diukur
  20. Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistenm Informasi

Menurut Jeperson dan Hutahaean (2015:12)[14]“Sistem informasi merupakan suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mengandung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Muhamad Muslihudin dan Oktafianto (2016:15)[11]“Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi pada level manajemen yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian, dan pengembalian keputusan dengan menyediakan resume rutin dan laporan-laporan tertentu. SIM mengambil data mentang dari TPS dan mengubahnya menjadi kumpulan data yang berarti serta dibutuhkan manajer untuk menjalankan tanggung jawabnya. Untuk mengembangkan suatu SIM, diperlukan pemahaman yang baik tentang informasi apa saja yang dibutuhkan manajer dan bagaimana mereka menggunakan informasi tersebut”.

Menurut Atyanto Mahatmyo (2014: 6)[15]“Sistem Informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke pengguna”.

Berdasarkan definisi sistem informasi diatas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa, sistem informasi adalah serangkaian data yang diolah menjadi suatu kesatuan informasi yang bersifat manajerial dan bagaimana mereka menggunakan informasi tersebut.

Komponen Sistenm Informasi

Menurut Hutahean (2015:13)[14]“Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu:”.

  1. Blok Masukan (Input Block)
  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

  3. Blok Model (Model Block)
  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di dalam basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.

  5. Blok Keluaran (Output Block)
  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok Teknologi (Technology Block)
  8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan, dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) unsur utama:

    1. Teknisi(Humanware dan Brainware)
    2. Perangkat Lunak (Software)
    3. Perangkat Keras (Hardware)
  9. Blok Basis Data (Database Block)
  10. Blok basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  11. Blok Kendali (Control Block)
  12. Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat diatasi.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Menurut Siregar yang dikutip oleh Sutopo Priyo, dkk (2016:24)[8]dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat, dan waktunya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan, atau sumber dari informasi. Dalam konteks ini, teori mengenai data memiliki keterkaitan yang erat dengan judul yang sedang dibahas, maka data masuk ke dalam teori dasar penelitian.

Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2016:18)[12], data dapat diklasifikasi menurut jenisnya, sifatnya, dan sumbernya. Berikut uraiannya:

  1. Klasifikasi Data Menurut Jenis Data:

    1. Data Hitung (Enumeration/Counting Data)

      Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah persentase dari suatu jumlah tertentu. Mencatat jumlh mahasiswa dalam suatu kelas atau persentase dari mahasiswa/i dalam kelas itu menghasilkan suatu data hitung

    2. Data Ukur (Measurement Data)

      Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka tertentu atau huruf tertentu yang diberikan oleh seorang dosen kepada seorang mahasiswa setelah memeriksa hasil tentamennya merupakan data ukur. Angka yang ditunjukkan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.

  2. Klasifikasi Data Menurut Sifat Data:

    1. Data Kuantitatif (Quantitative Data)

      Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan. Kalau jumlah universitas negeri di Indonesia dibagi dalam 2 golongan, maka ada golongan pertama yang jumlah mahasiswanya lebih dari 5000 orang dan golongan yang lain kurang dari 5000 orang. Ini merupakan penggolongan kuantitatif.

    2. Data Kualitatif (Qualitative Data)

      Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas eksakta dan fakultas non-eksakta merupakan pemisah menurut sifatnya. Penggolongan mahasiswa pada fakultas yang menggunakan sistem kredit kedalam penilaian studi dengan "grade" A, B, C, D didasarkan pada pemisahan sifat-sifat kualitatifnya.

  3. Klasifikasi Data Menurut Sumber Data:

    1. Data Internal (Internal Data)

      Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

    2. Data Eksternal (External Data)

      Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain.

Konsep Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Menurut Whitten dan Bentley dalam Sri Mulyani (2016:38)[10]Menjelaskan bahwa, “Analisis sistem adalah sebuah teknik penguraian sebuah sistem menjadi beberapa komponen-komponen dengan tujuan untuk mempelajari bagaimana komponen-komponen pembentuk sistem tersebut saling bekerja dan mencapai tujuan sistem tertentu”.

Menurut Suryadi dalam Jurnal CCIT Vol. 9 No. 3 (2016:270)[16]“Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dari kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya”.

Berdasarkan definisi mengenai analisa sistem menurut para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa analisa sistem merupakan penguraian dari sebuah informasi yang utuh kedalam bagian-bagian tertentu dari suatu informasi dengan maksud untuk melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan, serta kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diharapkan sehingga dapat memberikan perbaikan-perbaikan yang diusulkan.

Teori Khsus

Konsep Dasar Flight Information Display Departure System (FIDDS)

Definisi Flight Information Display Departure System (FIDDS)

Menurut Agus Suryadi supervisor unit keberangkatan /Boarding gate, FIDDS merupakan sebuah papan atau layar yang menampilkan keberangkatan suatu penerbangan dalam suatu jangka waktu yang berbeda.

FIDDS (flight information display departure system) yang dipasang di unit boarding gate area bandara sebagai petunjuk informasi status penerbangan, FIDDS dikelola oleh pengelola bandara dan diupdate secara realtime untuk menyajikan informasi status penerbangan yang realtime.

FIDDS biasanya ditampilkan menggunakan media layar TV Plasma berukuran besar atau berupa rangkaian LED dan ditempatkan di satu spot yang mudah dilihat oleh penumpang yang akan melakukan perjalanan setelah mereka melakukan chek-in.

Data yang ditampilkan dalam FIDDS merupakan sekumpulan data penerbangan yang diinput oleh operator bandara berdasarkan jadwal penerbangan yang diberikan oleh maskapai penerbangan. Pihak operator bandara akan melakukan update jadwal dan status penerbangan berdasarkan aktifitas operasional aktual yang terjadi pada hari itu secara realtime. Data FIDDS tersebut disimpan dalam server database FIDDS yang kemudian ditampilkan oleh display yang berada di beberapa spot area boarding gate di bandar udara.

Data yang ditampilkan dalam FIDDS merupakan sekumpulan data penerbangan yang diinput oleh operator bandara berdasarkan jadwal penerbangan yang diberikan oleh maskapai penerbangan. Pihak operator bandara akan melakukan update jadwal dan status penerbangan berdasarkan aktifitas operasional aktual yang terjadi pada hari itu secara realtime. Data FIDDS tersebut disimpan dalam server database FIDDS yang kemudian ditampilkan oleh display yang berada di beberapa spot area boarding gate di bandar udara.

Kelebihan Flight Information Display Departure System (FIDDS)

FIDDS pada unit boarding gate mempunyai kelebihan untuk dapat memberikan informasi kepada para penumpang sebelum proses boarding (naik pesawat). Informasi yang dapat diperoleh dari FIDDS yakni seputar tujuan keberangkatan, jam keberangkatan, status penerbangan dan posisi pesawat pada ruang tunggu.

Kelemahan Flight Information Display Departure System (FIDDS)

Adapun kelemahan pada FIDDS unit boarding gate diantaranya terkadang penyampaian informasi yang kurang update kepada penumpang pengguna jasa trasnportasi udara dan memberikan informasi dari satu segi sudut pandang yakni server (admin) pusat tanpa meninjau kembali informasi yang tertera sesuai keadaan lapangan (boarding gate).

Akibat dari kelemahan tersebut yakni adanya mis-komunikasi antara petugas atau staff boarding gate dengan admin atau server pusat FIDDS dalam menyampaikan informasi kepada penumpang perihal penerbangan baik dari segi waktu keberangkatan, status dan informasi ruang tunggu.

Tampilan Flight Information Display Departure System (FIDDS)

Gambar 2.1. Tampilan FIDDS

Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan fasilitas jaringan komputer/network yang adadi bandara, selain untuk memanagemen penumpang sistem ini juga berguna untuk menginformasikan kepada pengunjung bandara non-penumpang tentang suatu status penerbangan. data yang ditampilkan meliputi :

  1. Nomor Penerbangan/Flight Number
  2. Maskapai/Airline
  3. Jadwal kedatangan/keberangkatan (Arrival/Departure)
  4. Asal/Tujuan (Origin/Destination)
  5. Keterangan/Remark (berisi estimated time, boarding atau delay)

Server Flight Information Display Departure System (FIDDS)

Server FIDDS bertindak sebagai sumber data status penerbangan utama dari FIDDS dan merupakan media input data untuk admin FIDDS yang kemudian data tersebut dikirim kepada client-client terhubung melalui jaringan kabel UTP (Unshilded Twisted Pair).

Spesifikasi perangkat lunak server FIDDS antara lain:

  1. Sistem Operasi: Windows 7
  2. Web Server:Apache + PHP + MySQL
  3. Samba Server

Client Flight Information Display Departure System (FIDDS)

Client merupakan bagian yang terhubung langsung dengan server melalui kabel UTP. client bertugas menampilkan informasi penerbangan yang didapat dari server. client FIDDS disebut DMS (Display Minimum System). Spesifikasi perangkat keras dari DMS antara lain:

  1. Processor :VIA
  2. Memory : 64 MB
  3. Hard Disk : 256 MB (SSD)

Spesifikasi perangkat lunak dari DMS antara lain:

  1. Sistem Operasi : Windows 7
  2. Web Browser : Firefox
  3. Tambahan : Mvmouse (untuk menyembunyikan mouse pointer)

Gambar 2.2. Tampilan Client FIDDS

Konsep Dasar Penanganan Penanganan Keluhan

Menurut Tjiptono dalam Indriyani S dan Selvy M jurnal Bisnis Darmajaya Vol.2 No.01 (2016:4)[17]”Keluhan adalah ungkapan ketidak puasan atau kekecewaan yang dirasakan oleh konsumen atau pengguna jasa”.

Aprsia & Mayliza (2019:5)[18]”Keluhan konsumen adalah istilah yang mencakup semua tindakan konsumen yang berbeda bila mereka merasa tidak puas dengan suatu pembelian/pelayanan”.

Bentuk Penyampaian Keluhan

Aprsia & Mayliza (2019:5)[18]“Apabila pelanggan merasa tidak puas dan ingin menyampaikan keluhannya, maka biasanya pelanggan menggunakan beberapa bentuk diantaranya”.

  1. Surat
  2. Surat biasanya digunakan dalam penyampaian keluhan, pelanggan menyampaikan keluhannya dalam surat ketika mereka merasa sangat tidak puas dengan produk atau pelayanan dari perusahaan. Bentuk ini memiliki keuntungan untuk perusahaan, karena perusahaan memiliki waktu yang lebih untuk memahami masalah yang dihadapi, mencari solusi masalah tersebut kemudian baru setelah itu memberikan surat balasan kepada pelanggan.

  3. Berbicara Langsung Kepada Karyawaan
  4. Bentuk yang paling umum digunakan terutama dalam bisnis retail adalah menyampaikan keluhan langsung kepada karyawan, yang biasanya adalah front line staff atau karyawan dibagian pelayanan pelanggan (costumer service). Keluhan biasanya dalam kata-kata yang tidak formal bahkan kadang-kadang cenderung keras dan kasar. Namun bentuk ini juga memberikan manfaat bagi perusahaan dalam hal penyediaan informasi yang akurat tentang bagaimana pengalaman pelanggan dengan produk dan pelayanan perusahaan, serta peluang bagi karyawan untuk menyelesaikan masalah ini bagi pelanggan dan untuk pengembangan perusahaan di masa depan.

  5. Telepon
  6. Bentuk ini juga umum digunakan, biasanya dipakai bila pelanggan enggan untuk menuliskan keluhannya, tidak terlalu ingin menggunakan bahasa yang formal dan sedang mengalami ketidakpuasan yang cukup tinggi atas suatu hal. Frekuensi penerimaan keluhan sangat tergantung pada seberapa sering perusahaan menggunakan telepon dalam bentuk call centre atau basic office line. Namun call centre lebih mampu menampung banyak keluhan pelanggan daripada basic office line. Konsekuensi dari bentuk ini adalah waktu yang dimiliki karyawan relative singkat dalam menyelesaikan masalah yang dikeluhkan pelanggan dibandingkan surat atau email.

  7. Email
  8. Bentuk ini hampir sama dengan surat, biasanya pelanggan cenderung untuk menggambarkan masalah yang lebih kecil dengan harapan dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Email yang diterima perusahaan akan sangat tergantung kepada seberapa sering perusahaan menggunakan email atau apakah perusahaan menyediakan email yang difungsikan untuk menampung keluhan dari pelanggan.

Langkah – Langkah Penanganan Keluhan

Menurut Haryono Budi (2013:82)[19]secara teknis, penanganan keluhan hendaknya disikapi dan dilakukan dengan langkah-langkah dasar sebagai berikut:

  1. Menyampaikan permintaan maaf kepada konsumen yang kecewa atas ketidaknyamanan, ketidak jelasan, atau ketidaksamaan persepsi terhadap produk dan pelayanan perusahaan.

  2. Menyampaikan perhargaan atau apresiasi kepada konsumen yang mengalami kepuasan atas produk mengenai produk dan pelayanan perusahaan.

  3. Menyampaikan klasifikasi kepada konsumen dengan ringkas, padat, jelas, dan profesional mengenai produk dan pelayanan perusahaan.

  4. Melakukan tindak lanjut terhadap solusi yang cepat, tepat, dan saling menguntungkan disertai pendekatan yang tepat pada konsumen, bias dengan memberikan konpensasi atau melakukan khusus per kasus atas produk dan pelayanan perusahaan.

  5. Menyampaikan ucapan terima kasih kepada kosumen atas semua masukan tehadap produk maupun pelayanan perusahaan yang dapat menjadi dorongan, semangat, dan berupaya untuk bekerja dengan lebih proposional.

Konsep Dasar FIDDSBC

Definisi Flight information display departure system Boarding gate Control (FIDDSBC)

Menurut William Jonathan dan Sri Lestari (2015:4)[20]“Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web ( WWW ) di dalam internet. Sebuah halaman web biasanya berupa dokumen yang ditulis dalam format HTML ( Hyper Text Markup Language ), yang selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu sebuah protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser”.

Definisi website menurut Wiga Ariyani, dkk dalam "International Journal of Science and Research" (USR) (2015:380)[21]adalah “ Website is a location on the internet which presents a collection of information with respect to the profile of the site owner ”. (Website adalah lokasi di internet yang menyajikan kumpulan informasi berkenaan dengan profil pemilik situs).

Sedangkan menurut Ilka Zufria dan M. Hasan Azhari dalam Jurnal Sistem Informasi (2017:52) [22]mendefinisikan bahwa “Website adalah sekumpulan halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan sebuah komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi sehingga menjadi media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain maka dari makna itu, bisa kita pahami bahwa definisi website secara sederhana adalah informasi apa saja yang bisa diakses dengan menggunakan koneksi jaringan internet”.

Berdasarkan definisi website diatas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa, website adalah suatu kumpulan-kumpulan halaman yang menampilkan berbagai macam informasi teks, data, gambar diam ataupun bergerak, data animasi, suara, video maupun gabungan dari semuanya, sehingga dapat mengakses informasi dari dunia internet yang terangkum dalam sebuah domain atau subdomain.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Yusuf DKK dalam jurnal CCIT (2015:29), [23]“UML (Unified Modelling Language) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan seperangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut”.

Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak., CA. (2016:42), [10]“Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah teknik pengembangan sistem yang menggunakan bahasa grafis sebagai alat untuk pendokumentasian dan melakukan spesifikasi pada sistem”.

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa UML (Unified Modeling Language) merupakan sebuah bahasa standar untuk membuat rancangan software dengan teknik pengembangan sistem yang menggunakan bahasa grafis sebagai alat untuk pendokumentasian, melakukan spesifikasi pada sistem, himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP).

Konsep Dasar Analisa PIECES

Definisi UML Analisa PIECES

Menurut Edy Susena, dkk dalam jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta Vol.1 No.3 (2015:6)[24]“Analisis PIECES digunakan untuk melakukan pemotretan terhadap sistem yang sedang berjalan. Dengan menggunakan analisis PIECES ini akan diperoleh kelebihan dan kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, sehingga dapat disimpulkan untuk perbaikan”.

Dan menurut Adhi Priyanto dan Fanji (2017:42)[25]“Analisa PIECES merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisa tentang kinerja, informasi, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan dari sistem lama dan sistem baru yang dibuat”.

Sedangkan menurut Istiningsih dalam Jurnal Pendidikan Matematika Volume:5 No: 2 (2015:31)[26]Pengertian PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, and Service), adalah:

  1. Performance (Kinerja): Peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.

  2. Information (Informasi): Peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.

  3. Economy (Ekonomis): Peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.

  4. Control (Pengendalian): Peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.

  5. Efficiency (Efisiensi): Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.

  6. Service (Pelayanan): Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

Maka dilihat dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa analisa PIECES, merupakan anailsa yang digunakan untuk melihat kelibihan ataupun kekurangan pada sistem yang ada dengan memfokuskan pada kinerja, informasi, ekonomi, pengendalian, efisiensi dan pelayanan dimana hasil dari analisa ini dapat digunakan sebagai catatan perbaikan.

Konsep Dasar PHP

Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Priyo, dkk (2016:25)[8]Menjelaskan bahwa, “PHP merupakan salah satu server side yang dirancang khusus untuk aplikasi web. PHP disisipkan diantara bahasa HTML dan karen bahasa server side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga yang dikirimkan ke browser adalah hasil jadi dalam bentuk HTML dan kode PHP tidak akan terlihat”.

Menurut Suprianto dalam Agung Baitul Hikmah dkk (2015:1) [27]Menjelaskan bahwa, “PHP merupakan kependekan dari kata Hypertext Prepocessor PHP tergolong sebagai perangkat lunak open source yang diatur dalam aturan general pupose licences (GPL)”.

Menurut Megha Koshti dan Sanjay Ganorkar dalam International Journal of Innovaive Research in Science, Engineering and Technology (2016:8981) [28]mendefinisikan bahwa “The PHP Hypertext Pre-processor (PHP) is a programming language that allows web developers to create dynamic content that interacts with databases”. Yang artinya PHP adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan pengembang web membuat konten dinamis yang berinteraksi dengan database.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa PHP adalah suatu bahasa pemrograman yang berfungsi untuk membuat aplikasi web secara dinamis.

Konsep Dasar Framework Codeigniter (CI)

Definisi Framework Codeigniter (CI)

Menurut Badiyanto (2018:1)[29] ”CodeIgniter dapat disebut sebagai framework pengembang aplikasi (Application Development Framework) dengan menggunakan PHP, dengan kerangka kerja sehingga menjadi sistematis. Dalam hl ini programmer tidak lagi membuat website dari awal ( from scratch ), karena codeigniter telah menyediakan library yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang umum”.

Menurut Wibowo (2019:29)[30]“CodeIgniter adalah aplikasi open source berupa framework dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis menggunakan PHP. CodeIgniter memudahkan developer atau pengembang web untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan membuat dari awal”.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Anhar (2016:19)[31]menjelaskan bahwa, “Database (basis data) dapat diartikan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan dapat diakses dengan mudah dan cepat”.

Menurut Syahrial Chan (2017:161)[32]menjelaskan bahwa, “Database adalah tempat menyimpan koleksi data yang terorganisir yang terdiri dari skema, table, view, query, store procedure dan objek-objek lainnya”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah suatu kumpulan data yang terintegrasi beroperasi dengan bantuan komputer serta dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

Menurut Prashant Ramchandra Desai dalam International Journal of Computer Sciences and Engineering (2016:57)[33]menjelaskan bahwa, “Database adalah tempat menyimpan koleksi data yang terorganisir yang terdiri dari skema, table, view, query, store procedure dan objek-objek lainnya”.

Menurut Deni Darmawan dan Kunkun N.F (2015:101) [34]basis data (database) adalah “Kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer sehingga dapat diperiksa kembali menggunakan program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut”.

Menurut Megha Koshti dan Sanjay Ganorkar dalam International Journal of Innovaive Research in Science, Engineering and Technology (2016:8981)[28]mendefinisikan bahwa "MySQL is a small, compact database server ideal for small and not so small applications”. Yang artinya MySQL adalah server database kecil yang kompak yang ideal untuk aplikasi kecil dan tidak begitu kecil.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah aplikasi untuk mengelola data yang saling berhubungan dan menjalankan fungsi suatu pengolahan data.

Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

Menurut Chetan Bulla dkk dalam International Journal of Engineering Science and Computing (2017:12632)[35]mengemukakan bahwa “XAMPP is a free and open source cross-platform web server solution stack package developed by Apache Friends, consisting mainly of the Apache HTTP Server, MariaDB database, and interpreters for scripts written in the PHP and Perl programming languages”. Yang artinya XAMPP adalah web server platform cross-platform gratis dan open source yang dikembangkan oleh beberapa Apache, yang sebagian besar terdiri dari Apache HTTP Server, database MariaDB dan bahasa untuk skrip yang ditulis dalam bahasa pemrograman PHP dan Perl

Menurut Santoso, Radna Nurmalina dalam Jurnal Integrasi Vol.9 No.1 (2017:86)[36]“Xampp merupakan alat bantu yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket”

Menurut Siregar dalam Jurnal Sisfotek Global Vol. 6 No. 1 (2016:77)[37]XAMPP adalah salah satu paket instalasi Apache, PHP, dan MySQL secara instan yang dapat digunakan untuk membantu proses instalasi instan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa XAMPP adalah web server platform cross-platform gratis yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket.

Konsep Dasar Sublime Text3

Definisi Sublime Text3

Menurut Faridi (2015:3)[38]“Sublime text adalah teks editor berbasis Python, sebuah teks editor yang elegan, kaya fitur, cross platform, mudah dan simpel yang cukup terkenal di kalangan developer (pengembang), penulis dan desainer”.

Menurut Supono dan Putratama (2016:14)[39]“Sublime Text merupakan perangkat lunak text editor yang digunakan untuk membuat atau meng-edit suatu aplikasi. Sublime Text mempunyai fitur plugin tambahan yang memudahkan programmer”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa XAMPP adalah web server platform cross-platform gratis yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Definisi elisitasi menurut Dede Bachtiar dan Atikah (2015:74)[40]adalah “usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Sedangkan, Siahaan dalam Muhammad Iqbal Hanafri dkk (2017:7)[41]mengatakan bahwa “Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa elisitasi merupakan suatu usulan rancanga baru yang diinginkan oleh pengguna dan disanggupi oleh peneliti untuk dibuat.

Tahap-tahap Elisitasi

Menurut Azizah dkk dalam Jurnal CCIT Vol 8. No 2 (2018:80),[42]Elisitasi melalui 4 tahap, yaitu:

  1. Tahap 1, mencangkup semua kebutuhan sistem

  2. Tahap 2, melakukan pengelompokan kebutuhan dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential)

  3. Tahap 3, melakukan pengelompokan dengan metode TOE (Technical, Operational, dan Economic)

  4. Tahap Final

Menurut Andi dalam Jurnal FAKTOR EXACTA (2015:166)[43]“Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu”:

  1. Elisitasi Tahap I, Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II, Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI, Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Berikut penjelasan mengenai metode MDI:

    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.
  3. Elisitasi Tahap III, Merupakan penyusutan elisitasi tapah II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
    3. E artinya Economic, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?

Konsep Dasar Blackbox Testing

Definisi Blackbox Testing

Menurut Rizky dalan Rini (2016:64)[44]adalah “Testing adalah sebuah proses yang disebut sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Menurut Mustaqbal (2015:31)[45]mengatakan bahwa “Pengujian (testing) adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap”.

Menurut Syed Roohillah Jan dalam International Journal Scientific Research in Science Engineering Technology (IJSRSET) (2016:683)[46]mengatakan bahwa “Blackbox testing is a software testing technique which play an important role in software testing”. Yang artinya Blackbox testing adalah pengujian perangkat lunak yang memainkan peran penting dalam pengujian perangkat lunak.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Konsep Dasar Literatur Review (Study Pustaka)

Definisi Literatur Review

Menurut Nur Azizah dkk dalam Jurnal SENSI (2017)[47]Literatur review adalah suatu tindakan untuk meninjau dan memeriksa kembali sebuah kepustakaan atau kesusastraan. Literature review berisi tanggapan, rangkuman, dan pemikiran penulis yang dikutip dari sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan ditempatkan pada bab awal”.

Menurut Semiawan dalam Dewi (2016:104)[48]Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisa oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Sedangkan menurut Ary Budi Warsito, dkk dalam Jurnal CCIT (2015:29)[23]adalah “Study pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan”

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat diambil kesimpulkan bahwa literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan.

Literatur Review (Studi Pustaka)

Metode studi pustaka (Literatur review) merupakan sebuah kerangka teoritis untuk topik/bidang penelitian yang berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur review diarahkan untuk menjelaskan definisi, kata kunci dan terminologi tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan pada perumusan masalah. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan bagi penelitian dengan menentukan studi, model, studi kasus yang mendukung topik serta menentukan lingkup penelitian untuk topik penelitian.

Tujuan adanya studi pustaka (literature review) adalah untuk mendapatkan landasan teori yang bisa mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti. Teori yang didapatkan merupakan langkah awal agar peneliti dapat lebih memahami permasalahan yang sedang diteliti dengan benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah. Dalam melakukan review terhadap literature yang perlu dilihat adalah perlunya menganalisis, mensintesis, meringkas, membandingkan hasil-hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya literature review membantu peneliti untuk dalam pencarian tujuan serta membantu dalam menguraikan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan.

Berikut ini ada 10 (sepuluh) referensi studi pustaka (literature review), diantaranya yaitu:

  1. Pelitian yang dilakukan oleh Annisa Noviana, dan Dindha Maria Ulfa, (2017)[49]Pengembangan sistem informasi FIDS (Flight Information Display System) Abdulrachman Saleh Berbasis Android. “Penelitian ini mengulas tentang pengolahan data profil dan FIDS (Flight Information Display System) pada Bandara Udara Abdulrachman Saleh Malang masih belum bisa diakses oleh public. Artinya belum ada penyebaran informasi mengenai profil, jadwal penerbangan, bisnis, fasilitas dan galeri Bandar Udara Abdulrachman Saleh kepada masyarakat luas. Untuk mendapatkan informasi tentang bandara seperti sejarah, alamat dan lain sebagainnya masyarakat masih mencarinya di internet. Kelemahan dalam mencari di internet yaitu data informasi yang didapat masih belum valid. Selain itu untuk mengetahui informasi jadwal penerbangan pun masyarakat harus datang langsung ke bandara. Penelitian ini mengembangkan Sistem Informasi FIDS (Flight Information Display System) Abdulrachman Saleh Berbasis Android. Sistem yang dirancang dan diimplementasikan menggunakan PHPMyAdmin, CodeIgniter, Android dan Boostrap. Sistem ini juga telah diuji coba oleh beberapa pengguna dan hasilnya dapat memberikan kemudahan kepada pengguna dalam mengetahui tentang profil Abdulrachman Saleh. Sistem Informasi ini juga memberikan informasi tentang jadwal kedatangan dan keberangkatan yang ada di Bandar Udara Abdulrachman Saleh. Kata Kunci : Sistem Informasi, FIDS (Flight Information Display System), Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh I Ketut Oka Mariana, Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin Fakultas Teknik Sipil Universitas Brawijaya (2015) [50]yang berjudul “Kajian Tingkat Kepuasan Penumpang Dan Kinerja Pelayanan Terminal Penumpang Domestik (T2) Di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya”. Penelitian ini mengulas tentang kajian terhadap tingkat kepuasan penumpang dan kinerja pelayanan yang dirasakan oleh penumpang. Untuk itu, tujuan dari kajian ini adalah mengetahui indeks kepuasan penumpang terhadap pelayanan di terminal domestik (T2) Juanda, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pelayanan fasilitas di terminal 2 domestik Juanda, mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pelayanan fasilitas di terminal 2 domestik Juanda, dan membuat rekomendasi guna perbaikan kinerja pelayanan di terminal 2 domestik Juanda. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis (IPA), Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis CSI memperlihatkan dari 36 atribut pelayanan, nilai yang diperoleh sebesar 75,10% yang berarti penumpang merasa puas dengan pelayanan terminal 2 Juanda. Dari analisis IPA diketahui tingkat kinerja pelayanan yang masih perlu ditingkatkan pada kuadran I. Analisis QFD menghasilkan prioritas penanganan yaitu: waktu pemeriksaan terhadap fasilitas umum di terminal keberangkatan domestik lebih intensif minimal 2 kali sehari.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Sitti Subekti (2016)[51]yang berjudul “Pemenuhan Kualitas Pelayanan Di Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman Ende Untuk Meningkatkan Kepuasan Penumpang”. Penelitian ini mengulas tentang kualitas pelayanan yang menjadi isu yang penting dalam pengelolaan layanan transportasi, termasuk juga pada jasa transportasi udara. Agar dapat menjadi bandar udara dengan tingkat pelayanan yang tinggi, pihak pengelola Bandar udara H. Hasan Aroeboesmanharus memberikan layanan terbaiknya kepada pengguna.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Andi Martias (2018)[52]yang berjudul “Analisa Pengendalian Internal Terhadap Pelayanan di Terminal Bandar Udara Alkha” Penelitian ini mengulas tentang merevitalisasi visi perusahaan dalam perencanaan yang berkelanjutan bahwa perusahaan mengantisipasi semua perubahan di sekitarnya. Beberapa kontrol internal yang dilakukan oleh manajemen belum mampu menghilangkan atau mengurangi masalah yang muncul dalam pengelolaan Layanan Terminal. Penelitian ini adalah studi peristiwa yang mengamati proses pengendalian internal atas proses manajemen layanan terminal bandara. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan diketahui bahwa: 1) Beberapa Maskapai masih berorientasi mengedepankan faktor kenyamanan kerja dan kurang memahami kebutuhan pelanggannya 2) Biaya investasi besar tanpa diikuti dengan upaya meningkatkan Pengetahuan Layanan Pelanggan dan Kecakapan yang memadai untuk karyawan, 3) di lapangan belum diuraikan secara rinci, 4) informasi yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber, dikelola sebagian (tidak terintegrasi), 4) Profil Risiko tidak mutakhir / mutakhir, tidak lagi relevan dalam memitigasi risiko dan referensi kontrol internal untuk manajemen bandara, 5) Hadiah dan hukuman untuk pencapaian KPI tidak dapat diterapkan secara komprehensif. Peningkatan kontrol ini dimulai dari tingkat manajemen puncak hingga operator di lapangan, baik dari kebijakan, prosedur, pengetahuan dan keterampilan atau kuantitas yang selaras dengan kompetensi masing-masing.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Dikse Pancane (2018)[53]yang berjudul “ Penggunaan VNC (Kontrol Jaringan Virtual) pada FIDS (Sistem Informasi Penerbangan) di Bandar Udara I gusti Ngurah Rai – Bali ” . Penelitian ini mengulas tentang data penerbangan yang digunakan oleh penumpang yang digunakan sebagai pentunjuk untuk menentukan kearah mana dan tujuan mana penumpang tersebut akan berangkat begitu pula sebaliknya digunakan untuk penumpang yang datang. Apabila informasi tersebut terlambat diperoleh oleh penumpang akan berahkibat keterlambatan penerbangan khususnya untuk penumpang yang akan berangkat, sedangkan untuk penumpang yang datang apabila telat mendapatkan informasi penerbangan tersebut akan mengahkibatkan kebingungan dalam mengambil bagasi yang dimasukan dalam bagasi pesawat udara.

  6. Penelitian International yang dilakukan oleh William Raka Manumayasa Rumuat (2018)[54]yang berjudul “Persamaan Perspektif sebagai Penyebab Penguasaan FIR Singapura di Ruang Udara Kepulauan Riau ”. Ruang udara Kepulauan Riau yang merupakan wilayah kedaulatan Indonesia dikuasai oleh FIR Singapura. Flight Information Region (FIR) merupakan ruang udara dimana terdapat Flight Information Service (FIS) dan alerting service. FIS dan alerting service merupakan pelayanan yang diberikan oleh Air Traffic Services (ATS) yang berfungsi untuk memberikan layanan terkait lalu lintas di udara (ICAO 2005). Pada intinya, ATS yang terdapat dalam FIR murni bertujuan untuk memaksimalkan dan memastikan keselamatan lalu lintas penerbangan pada suatu cakupan ruang udara. Dengan demikian, setiap pesawat yang melintasi ruang udara Kepulauan Riau, termasuk pesawat Indonesia sendiri, akan diatur oleh Air Traffic Controller (ATC) Singapura.

  7. Penelitian International yang dilakukan oleh William Raka Manumayasa Rumuat (2018)[55]yang berjudul “Enhancing accuracy and security of ADS-B via MLAT assisted-flight information system”. Teknik radar tradisional yang ada tidak cocok untuk penentuan posisi pesawat yang tepat. Baru-baru ini, Siaran-Siaran Otomatis Surveilans (ADS-B) telah digunakan untuk secara akurat menentukan posisi pesawat. Sayangnya, teknik ADS-B menderita masalah keamanan siber seperti macet dan spoofing. Untuk memvalidasi sinyal ADS-B dan meningkatkan posisi pesawat, fusi data ADS-B / MLAT digunakan yang menggunakan model penerbangan dinamis pesawat. Sebaliknya, makalah ini menyajikan kerangka kerja pengawasan fusi data ADS-B / MLAT yang andal dan tinggi yang menggunakan model penerbangan dinamis dari pesawat dan sistem informasi penerbangan. Hasil kami menunjukkan bahwa akurasi kerangka yang diusulkan adalah 49%, 49% dan 13,8% lebih baik daripada ADS-B, multilaterasi dan teknik pengawasan yang menggunakan model penerbangan dinamis pesawat hanya untuk pesawat di dekat bandara.

  8. Penelitian International yang dilakukan oleh Ahmed Abdel Wahab El Marady, Cairo University (2017)[56]yang berjudul “Enhancing accuracy and security of ADS-B via MLAT assisted-flight information system”. Teknik radar tradisional yang ada tidak cocok untuk penentuan posisi pesawat yang tepat. Baru-baru ini, Siaran-Siaran Otomatis Surveilans (ADS-B) telah digunakan untuk secara akurat menentukan posisi pesawat. Sayangnya, teknik ADS-B menderita masalah keamanan siber seperti macet dan spoofing. Untuk memvalidasi sinyal ADS-B dan meningkatkan posisi pesawat, fusi data ADS-B / MLAT digunakan yang menggunakan model penerbangan dinamis pesawat. Sebaliknya, makalah ini menyajikan kerangka kerja pengawasan fusi data ADS-B / MLAT yang andal dan tinggi yang menggunakan model penerbangan dinamis dari pesawat dan sistem informasi penerbangan. Hasil kami menunjukkan bahwa akurasi kerangka yang diusulkan adalah 49%, 49% dan 13,8% lebih baik daripada ADS-B, multilaterasi dan teknik pengawasan yang menggunakan model penerbangan dinamis pesawat hanya untuk pesawat di dekat bandara.

  9. Penelitian International yang dilakukan oleh ElbrusImanova OrhanOzkilic GunayImanovac (2017)[57]yang berjudul “Flight information system by using fuzzy expert inference”. Beberapa konsep sistem pakar fuzzy dan aplikasinya dalam proses bisnis. Selain itu artikel ini ditulis untuk didedikasikan pada sistem Esplan dalam praktiknya untuk mendapatkan informasi tentang penerbangan dan sistem layanan tiket. Tinjauan dan analisis informasi dan sistem pakar diberikan. Pengakuan fitur penelitian domain data dilakukan, dan nilai informatif mereka, serta sifat-sifatnya dianalisis. Basis pengetahuan diwujudkan dalam sistem pakar lingkungan menjual Esplan. Contoh penerapan sistem pakar fuzzy di pangkalan Esplan untuk digunakan dalam masalah pengambilan keputusan diberikan. Pengembangkan pengetahuan aturan untuk memproses informasi tentang proses pengambilan keputusan dalam sistem informasi layanan penerbangan.

  10. Penelitian International yang dilakukan oleh Yanpeng Wu , Xinmin Wang , Ying Wu, Northwestern Polytechnical University, Chang An–710129, Xi'An, China (2015)[58]yang berjudul “Robust stability analysis and H∞ control for uncertain networked flight control system with random time delays”. Waktu tunda dan ketidakpastian terstruktur adalah masalah utama ketika jaringan avionik yang lebih cepat dan murah diperkenalkan ke sistem kontrol penerbangan. Makalah ini mempelajari masalah kontrol H∞ yang kuat untuk sistem kontrol penerbangan jaringan yang tidak pasti dengan penundaan waktu acak dan gangguan eksternal. Kriteria delay-dependen baru yang cukup dengan bentuk matematika sederhana untuk stabilitas yang kuat dan stabilisasi sistem kontrol penerbangan berjaringan diturunkan dengan pendekatan matriks pembobotan bebas. Perhatian difokuskan pada desain pengontrol kuat umpan balik keadaan tanpa-memori yang memenuhi tingkat kinerja H∞ yang ditentukan terlepas dari ketidakpastian parameter, dan batas waktu tunda maksimum diperoleh berdasarkan solusi ketidaksetaraan matriks linier (LMI) yang ditetapkan oleh teori stabilitas Lyapunov – Krasovskii. Contoh numerik diberikan untuk menggambarkan efektivitas prosedur desain.

  11. Penelitian International yang dilakukan oleh Yair Wiseman, Aircraft Engineering and Aerospace Technology (2016)[59]yang berjudul “ Unlimited and protected memory for flight data recorders ”. Makalah ini adalah untuk mempelajari pembesaran yang luas dan keamanan memori perekam data penerbangan. Studi ini melibatkan pemindahan memori perekam data penerbangan dari perangkat yang tertanam internal ke cloud. Implementasinya telah membuat perangkat memori tertanam dari perekam data penerbangan secara efektif tidak terbatas, dan, karenanya, lebih banyak informasi dapat disimpan.

Kemudian dari 10 literature yang dugunakan dapat disimpulkan bahwa banyak pengembangan yang dilakukan dalam sistem perubahan jadwal keberangkatan pesawat udara. Namun dari ke 10 literature tersebut belum ada yang membahas mengenai sistem perubahan jadwal keberangkatan pesawat udara dengan staff boarding gate sebagai aktor utama dalam menyesuaikan tampilan FIDDS dimana tujuannnya adalah menyelaraskan informasi yang salah yang bersumber dari keluhan customer (penumpang) dalam FIDDS.

  1. Penelitian ini akan menghasilkan inforamasi yang lebih efektif dan efisien,

  2. Penelitian ini akan menyajikan informasi yang lebih lengkap yaitu terdapat data keluhan yang masuk, yang sedang di proses dan data keluhan yang sudah terselesaikan dengan solusi dan tindakan yang dilakukan,

  3. Penelitian terdapat notification kepada customer apabila keluhan akan ditindak lanjuti.



BAB III

ANALISA SISTEM

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Garuda Indonesia (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk; IDX: GIAA) adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama wahana tunggangan Dewa Wisnu dalam mitologi India kuno. Pada tahun 2007, maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya (termasuk anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink), dilarang terbang menuju Eropa karena kejadian yang menimpa pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan 200. Setahun kemudian, maskapai ini menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA yang menunjukkan Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional. Perbaikan layanan dan meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat Garuda menjadi pemenang kategori "World's Most Improved Airline" dari Skytrax. 1 Juni 2010 menjadi hari bersejarah bagi Garuda Indonesia, di mana pembukaan kembali rute Amsterdam dilaksanakan menggunakan Pesawat Airbus A330-200 dengan perhentian di Dubai. Pada bulan Juni 2012, Garuda Indonesia dengan klub sepak bola Liverpool FC, Inggris mengadakan perjanjian kerja sama dan kini merupakan sponsor global untuk Liverpool FC. Tahun 2013, Garuda Indonesia mendapat dua penghargaan dari Skytrax yaitu "World Best Economy Class" dan "World Best Economy Class Seat". Pada pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia mendapat penghargaan "World's Best Cabin Crew".

Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi SkyTeam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya berlangsung di Denpasar, Bali. Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute ke Amsterdam dengan nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang memiliki kabin terbaru dari semua armada. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia memperpanjang rute penerbangannya menuju London. Pada tanggal 11 Desember 2014, bertepatan dengan mundurnya Dirut Garuda Indonesia saat itu, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia mendapat Anugerah penghargaan sebagai maskapai "berbintang 5" sedunia dari Skytrax dan menjadi anggota dari 8 maskapai dunia yang mendapat penghargaan tersebut.

Asal Nama Garuda Indonesia

Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada dia memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab pertanyaan tersebut dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial yang berisi, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu").

Maka pada tanggal 28 Desember 1949, penerbangan bersejarah menggunakan pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menghadiri upacara pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan nama Garuda Indonesian Airways, yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

Sejarah Garuda Indonesia

Dekade 1920-1930-an: Perintis transportasi udara

Berhasilnya penerbangan pertama yang diawali oleh Wright Bersaudara pada Tahun 1903 di Kitty Hawk, Carolina Utara. Membuat para penerbang lain bermunculan dan mulai melakukan berbagai penjelajahan yang luar biasa seperti yang dilakukan oleh Charles Lindbergh yang melakukan penerbangan dari New York menuju Paris melintasi Samudera Atlantik yang dinilai sebagai salah satu pencapaian fantastis pada saat itu, tak hanya menggugah para masyarakat yang kelak menjadi penerbang yang ulung, tapi juga mendorong para negara penjajah untuk memanfaatkan daerah jajahannya dengan melengkapi teknologi yang baru saja diadakan ini, termasuk Belanda.

Belanda dalam rangka memperkuat sistem penjajahannya, mereka memperkuat sistem perhubungan yang berpengaruh, dengan mendirikan perusahaan tranportasi udara yang bernama KNILM pada tanggal 24 Oktober 1928 dengan modal sebesar 5 juta Gulden yang dihimpun dari 32 perusahaan dan pengusaha besar. Kemudian, dana yang telah dikumpulkan ini digunakan untuk mendatangkan pesawat jenis Fokker VIII Trimotor yang berjumlah sebanyak 4 armada dari Belanda. Setelah menempuh perjalanan yang rentang waktunya berbeda-beda, operasional pertama KNILM diresmikan pada tanggal 1 November 1928 oleh Gubernur Jenderal Belanda, De Graef yang disaksikan oleh H. Nieuwenhuis sebagai kepala KNILM, TH.J. De Bruyn sebagai kepala administrasi keuangan dan Behege sebagai kepala dinas teknik serta Meal De Jong sebagai handelszaken (Kepala Bagian Niaga) bersama warga Batavia di Bandara Cililitan. Setelah berkembang lama, maskapai ini mati akibat Perang Dunia 2 yang diakibatkan oleh invasi Jepang ke Asia Tenggara

Dekade 1940-1950-an: Awal pendirian, perjuangan, dan menjadi maskapai nasional

Setelah penerbangan KNILM bubar pada bulan Maret 1942 bersamaan dengan Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, Belanda kembali mendirikan maskapai lagi yang bernama KLM Interinsulair Bedrijf pada tanggal 1 Agustus 1947 atau setelah Jepang menyerah kepada Sekutu dan Belanda kembali ke Hindia Belanda. Tujuan Belanda mendirikan KLM Interinsulair Bedrijf ini adalah untuk kembali melayani daerah jajahannya dengan menggunakan pesawat Dakota sebanyak 20 unit yang merupakan bekas pakai dari KLM. Namun, tak lama kemudian pada tanggal 28 Desember 1949 sebagai bagian dari pelaksanaan perjanjian KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag, KLM IIB diserahkan kepada pihak Indonesia lalu diganti namanya menjadi Garuda Indonesian Airways (GIA) (Sehingga hari tersebut dijadikan sebagai hari jadi de facto Garuda Indonesia), di mana satu Dakota beregistrasi PK-DPD yang membawa Presiden Soekarno terbang dari Jogjakarta (ibukota perjuangan) menuju Jakarta (ibukota negara). Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari KLM. Garuda Indonesia pada awalnya adalah hasil joint venture antara pemerintah Indonesia dengan KLM dengan kalkulasi pemerintah Indonesia memiliki 51% saham. Selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1954 ke Pemerintah Indonesia dan pada waktu yang bersamaan, maskapai ini memiliki 46 pesawat, termasuk 14 pesawat DeHavilland Heron yang dibeli Garuda antara 1953-1954. Tahun 1955, Garuda Indonesia meresmikan pelayanan penerbangan haji menuju Jeddah dengan rute Jakarta - Bangkok - Kolkata - Karachi - Sarjah - Jeddah menggunakan pesawat Convair CV-340.

Saat itu, Garuda Indonesia telah memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara, dan jadwal penerbangan. Kesiapan Garuda Indonesia ini membuat mereka berbeda dengan maskapai pionir lainnya di Asia.

Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan berekspansi

Gambar 3.1 Garuda Indonesia Airways 1965

Convair 990 "Majapahit" Garuda Indonesian Airways di Bandar Udara Internasional Schiphol, Amsterdam pada tahun 1965.

Memasuki dekade baru, garuda me-phase out De Havilland Heronnya pada 1960. Tidak diketahui secara pasti alasan mereka menjualnya, Garuda menjual Heron mereka kepada Fujita Airlines asal Jepang, salah satunya jatuh pada 17 Agustus 1963. Dekade ini merupakan dekade pembangunan sekaligus kemajuan untuk Garuda. Pada tahun 1961, Garuda mendatangkan pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra, ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada bulan Januari 1961 dan diberi nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", yang merupakan nama tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal di luar negeri, tahun 1963, Garuda membuka rute penerbangan menuju Tokyo dengan pesawat L-188 dengan perhentian di Hongkong, rute ini kemudian dikenal dengan nama "Emerald Route". Garuda memasuki era jet pada tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A yang diberi nama "Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", yang merupakan nama kerajaan kuno di Indonesia dan menjadikan Garuda Indonesia maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain yang sejenis, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8. Dengan pesawat ini pula Garuda membuka penerbangan antarbenua dari Jakarta ke Amsterdam melewati dengan rute Jakarta - Bangkok - Mumbai - Karachi - Kairo - Roma - Frankfurt - Amsterdam Pada tahun 1966, Garuda kembali memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8. Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah pesawat turboprop baru seperti, Fokker F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai tahun 1969 hingga 1970 dari hasil penjualan beberapa pesawat berbadan lebar untuk memenuhi pasar domestik yang terus berkembang. Pada 1970, rute menuju Kairo diganti menuju Athena

Dekade 1970-1980-an: Berkembang maju dan mendunia

Gambar 3.2 Garuda Indonesia B747-200 Boeing 747-200 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Zurich pada bulan Mei 1985.

Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an. Wiweko Soepono Dirut Garuda Indonesia, melakukan program revitalisasi perusahaan yang mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan Internasional kemudian, beberapa pesawat di jual untuk menggarap pasar domestik dengan Fokker F-27 dan Fokker F-28 dan pada pertengahan 1970an, muncul di mana sebuah tren kenaikan jumlah penumpang yang naik pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan oleh Wiweko dalam rencananya yang bernama Buy now for tomorrow profit untuk membeli pesawat berbadan lebar dengan jarak jangkauan yang jauh dan penumpang yang banyak yaitu, Boeing B747-200 dan Douglas DC-10-30 yang di peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di Benua Asia, Australia dan Eropa dan pada tahun 1982 Garuda Indonesia menjadi maskapai pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi kokpit dengan 2 awak). Memiliki inisiatif dan inovasi yang menarik di Garuda Indonesia, Wiweko yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah Japan Airlines serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.

Kemudian pada tahun 1985, pimpinan GIA digantikan oleh R.A.J Lumenta. Kemudian, Ia melakukan re-branding terhadap maskapai dengan mengubah nama dari Garuda Indonesian Airways menjadi Garuda Indonesia dan memindahkan pangkalan utama yang sebelumnya berada di Bandara Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dipindahkan ke Soekarno Hatta dan melakukan perbaikan sistem manajemen dan penambahan rute. Pada tahun 1985, Garuda Indonesia berhasil merintis penerbangan menuju Amerika Serikat dengan Douglas DC-10-30 bersama maskapai Continental Airlines dengan destinasi Los Angeles dan berhenti di Denpasar-Biak-Hawaii dengan menggunakan logo spesial gabungan dari Continental Airlines dan Garuda Indonesia.

Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan beruntun dan reputasi buruk

Gambar 3.3 Garuda Indonesia B747-400

Boeing 747-400 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Frankfurt.

Gambar 3.4 Garuda Indonesia McDonnel Douglas MD-11 mendarat di Hawaii sebelum melanjutkan penerbangan ke Los Angeles pada tahun 1990-an.

Selama dekade 1990an, Garuda Indonesia melakukan peremajaan armada dengan melakukan pembelian armada pesawat 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 yang datang pada tahun 1991 untuk mengganti peran sebagai Pesawat Douglas DC-10, yang diikuti oleh berbagai seri keluarga Boeing 737 Classic yang datang tahun berikutnya, sebagai pengganti DC-9, serta Boeing 747-400 yang datang tahun 1994, dengan skema pembelian yang terdiri dari 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 dibeli dari Varig dan Airbus A330-300 yang datang tahun 1996. Pada masa ini juga, Garuda Indonesia mengalami dua musibah besar yang terjadi di dua tempat yang memakan korban dalam jumlah yang cukup besar, yaitu peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 865 yang terbang dari Fukuoka, Jepang, dan satunya lagi terjadi pada pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 152 yang bertempat kejadiankan di Desa Sibolangit, Sumatera Utara. Musibah yang kedua ini menewaskan seluruh penumpangnya, disamping itu, maskapai ini sejak 1997 juga terkena imbas Krisis Finansial Asia yang juga membuat keuangan Indonesia menjadi lesu. Hal ini membuat Garuda harus memotong semua rute yang tidak menguntungkan, terutama rute jarak jauh menuju ke Eropa maupun Amerika. Disamping menutup rute jarak jauh yang tidak menguntungkan, maskapai ini juga melakukan penyesuaian ulang terhadap rute domestik yang ada, serta mengganti jumlah pesawat yang sudah tua secara bertahap dengan menjual, mengalihkan dan memensiunkan armada Fokker F28 dan Airbus A300 yang ada.

Deregulasi maskapai penerbangan Indonesia yang dinaungi peraturan perundangan-undangan UU No 5/1999 (membahas tentang pembatasan praktik monopoli usaha) dan SK Menteri Perhubungan No 11/2001 (membahas tentang tata operasional awal maskapai penerbangan dengan batasan armada minimal 2 pesawat) , menyebabkan Garuda Indonesia kehilangan hegemoni besarnya dalam pasar penerbangan Indonesia, yang berakibat pada menurunnya pangsa kemilikan pasar Garuda Indonesia yang telah kosong dan dimanfaatkan oleh maskapai berbiaya rendah seperti, Pelita Air Service, Awair, Lion Air dan Jatayu Airlines. Hal ini makin memperparah dan menyudutkan posisi Garuda yang berada pada situasi yang sulit. Bagaimana tidak, sudah merugi sejak tahun 1994 dan terus berutang tanpa membayar, ditambah lagi dengan budaya kerja yang sangat birokratis dan lamban eksekusinya membuat sistem yang ada menjadi "tidak ramah dengan ide dan kreativitas" yang berakibat pada terhambatnya performa kompetitivitas Garuda Indonesia dengan maskapai penerbangan lain, belum lagi dengan banyaknya pejabat yang memanfaatkan hubungannya dengan maskapai ini untuk mendapat kemudahan tersendiri yang berdampak pada rendahnya indeks ketepatan waktu yang tercermin pada seringnya terjadi penundaan keberangkatan pesawat.

Maskapai penerbangan PT Indonesian Airlines Aviapatria (Indonesian Airlines) didirikan tahun 1999 dan mulai beroperasi Maret 2001. Pada September 1999, ia memperoleh izin dari pemerintah Indonesia untuk melakukan penerbangan berjadwal di 46 rute. Perusahaan ini dimiliki oleh investor perorangan (75%) dan Rudy Setyopurnomo (25%), Presiden Direktur maskapai ini. Indonesian Airlines menghentikan operasinya pada tahun 2003. Setelah itu kantor pusatnya digabungkan dengan Garuda Indonesia. Rudy Setyopurnomo kemudian bekerja pada Grup RGM Group yang mengoperasikan 4 pesawat kecil.

Hal ini belum ditambah lagi dengan berbagai kejadian-kejadian baru diberbagai negara lain, seperti Serangan 11 September 2001 yang didasari pada motif Jihad ala Al-Qaeda, dilanjutkan dengan terjadinya Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, serta meninggalnya aktivis HAM, Munir Said Thalib yang (diduga) diracuni oleh seseorang yang diyakininya "ingin mendiamkannya" di mana pelaku pembunuhan tersebut hingga hari ini kerap dihubungkan dengan Badan Intelijen Negara, serta Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda Indonesia juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 200, akibat hal ini, Uni Eropa memberi surat larangan terbang ke Eropa bagi semua maskapai Indonesia. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini yang bertugas untuk memastikan segala kemungkinan yang ada untuk memulai pembukaan kembali rute dengan merekomendasikan pembukaan rute Jakarta-Amsterdam.

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

  1. Visi
  2. Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

  3. Misi
  4. Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan mermberikan pelayanan profesional.

  5. Tujuan
  6. Tujuan utama Garuda Indonesia adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam jangka waktu dua tahun, Garuda telah menghidupkan kembali kebudayaan perusahaan, yaitu higher Seat Load Factor, improve On Time Performance, menambah penghasilan dan profitabilitas dan mengembangkan kepuasan pelanggan

Slogan Perusahaan

Slogan perusahaan yang digunakan oleh Garuda Indonesia lebih berorientasi ke arah gerakan untuk menyediakan jasa transportasi udara yang terjangkau dan menjangkau semua kawasan. Slogan sendiri berasal dari frasa (penggabungan 2 kalimat) yang bertujuan agar mudah diingat khalayak umum dan memperkuat memori masyarakat terhadap layanan yang diberikan oleh maskapai, bahkan beberapa slogan membuat perubahan yang drastis dalam penyampaiannya (seperti Pan American World Airways yang mengusung tema, You can't beat experience. Menjadi hal yang terkenal dan populer, karena slogan yang setara dengan kualitas yang ditawarkan). Berikut slogan Garuda Indonesia:

  • The Airline of Indonesia (1992-1998, 2012-sekarang)
  • Kini Lebih Baik (1999-2002)
  • Wawasan Nusantara (2003-2004)
  • Bangga Bersamanya (2004-2007)
  • Nusantara Bangsa (2007-2008)
  • Garuda Indonesia Experience (2009-2015)
  • Look Forward (2009-2012)

Destinasi

Per September 2018, Garuda Indonesia melayani 91 Destinasi yang terdiri dari 69 Destinasi Domestik dan 22 Destinasi Internasional.

  1. Domestik
  2. Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

    Tabel 3.1. Destinasi Domestik

  3. Internasional
  4. Tabel 3.2. Destinasi Internasional

Rencana Strategis Maskapai

Rencana jangka panjang ini di desain pada masa restrukturisasi dan revitalisasi layanan maskapai Garuda Indonesia sejak Tahun 2009, dengan tujuan untuk menetapkan titik-titik penting pembangunan kualitas dan peningkatan layanan maskapai. Berikut Rencana strategis tersebut.

Masa kepemimpinan Direktur Utama Emirsyah Satar.

Saat di bawah arahan Emirsyah Satar, maskapai melakukan berbagai restrukturisasi dan revitalisasi yang menyeluruh terhadap seluruh aspek maskapai. Seperti:

  1. Melaksanakan program Quantum Leap
  2. Program 5 tahunan ini dirancang untuk memperbaiki sistem keuangan dan meningkatkan ketahanan keuangan maskapai yang berlanjut pada beberapa perkembangan signifikan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu:

  3. Melakukan Penawaran Publik Perdana
  4. Pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA. Susunan kepemilikan Garuda secara rinci disajikan dengan struktur sebagai berikut:

    • Pemerintah Republik Indonesia (69,14%)
    • Investor Domestik (24,34%)
    • Investor Internasional (6,12%)
    • Karyawan (0,4%)

    Sementara itu, berdasarkan rasio harga beli dengan standar mahal-murah. Garuda Indonesia memang memiliki rasio harga beli saham yang lebih mahal (26 kali) dibanding maskapai Asia Tenggara lainnya, seperti Singapore Airlines (14,06 kali), Malaysia Airlines (7,06) dan Air Asia (9,71 kali) serta China Southern (13,54 kali). Hal ini menjadi daya potensi kemampuan maskapai untuk meningkatkan aspek yang sifatnya direct point to passanger.

  5. Melakukan Penawaran Publik Perdana
  6. Pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA. Susunan kepemilikan Garuda secara rinci disajikan dengan struktur sebagai berikut:

  7. Masuk Aliansi Skyteam
  8. Garuda Indonesia pada pertengahan tahun 2010, mengutarakan keinginannya untuk masuk kedalam salah satu dari 3 aliansi besar dunia. Hal ini membuat Garuda menjadikan aliansi sebagai langkah penting untuk mempersiapkan kehadirannya di kancah Internasional sekaligus fondasi dasar agar memeiliki konektivitas yang luas dan menjangkau seluruh bagian didunia, yang akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Skyteam. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk masuk salah satunya adalah, registrasi IOSA, akses penumpang ke Lounge, mempunyai pengakuan dari berbagai institusi yang memiliki kapabilitas yang melakukan penilaian pada kinerja maskapai. Garuda Indonesia, secara resmi telah bergabung dengan Aliansi Skyteam pada tanggal 5 Maret 2014 di Bali.

  9. Ekspansi Internasional
  10. Garuda Indonesia setelah melakukan berbagai penyesuaian secara manajerial, finansial dan operasional akhirnya, Garuda kembali melangkah ke program ekspansi Internasional yang diawali dengan pembukaan rute menuju Amsterdam yang dilakukan secara bersamaan oleh maskapai seperti di atas tadi, dengan bermodalkan Airbus A330-200, maskapai lama kelamaan mendapat jumlah peminat yang lumayan tinggi dibeberapa kawasan, sehingga maskapai memutuskan untuk mulai meningkatkan frekuensi terbang menuju ke beberapa daerah, terutama Jepang, Australia dan Singapura. Disamping itu,maskapai juga mendatangkan armada Boeing 777-300ER terbaru untuk memenuhi keempat daerah pasar yang terus berkembang tersebut. Pada 12 Desember 2016, Garuda membuka kembali rute ke Mumbai melalui Bangkok

Masa kepemimpinan Direktur Utama Arif Wibowo
  1. Ekspansi rute
  2. Saat ini, maskapai di bawah arahan Pahala, mulai menggencarkan rencana ekspansinya. Terutama, di berbagai kota di benua biru selain Amsterdam dan London dengan dibukanya beberapa pilihan yang akan direncanakan akan dibuka yaitu, Frankfurt dan Paris, Warsawa dan Port Moresby.

  3. Restrukturisasi keuangan
  4. Di samping pelaksanaan ekspansi, Garuda Indonesia juga melakukan semacam restrukturisasi yang sejenis seperti sebelumnya, tetapi memiliki cakupan yang kecil yang bernama Quick Wins yang bertujuan untuk meningkatkan potensi keuntungan dalam pengembangan rute yang ada dengan menggencarkan frekuensi penerbangan ke daerah yang memiliki peminat dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, melakukan restrukturisasi pengeluaran biaya tanpa mengurangi kualitas yang ada dan melakukan berbagai strategi yang tepat dalam rangka untuk mengurangi kerugian yang dialami sebelumnya. Diwujudkannya kontrak kerja sama antar bank bersama maskapai dalam hal Cross Currency Swap (Kerja sama yang berintikan pada perlindungan nilai tukar antar kurs uang) dan Cash Management (Kerja sama yang berdasar pada tata kelola keuangan yang dibantu oleh pihak terkontrak) menjadi jaminan maskapai penerbangan terhadap terjaganya ekuitas keuangan maskapai yang terus bertambah seiring dengan berkurangnya pengeluaran yang tidak perlu sebagai dampak dari efisiensi operasional perusahaan.

  5. Pelaksanaan kegiatan strategis maskapai
  6. Kemudian, setelah melakukan berbagai penguatan sistem keuangan manajemen. Garuda Indonesia melakukan rilis sukuk sebesar US$ 500 Juta Dolar untuk membiayai pemesanan pesawat Airbus A350, Boeing 737 MAX 8 dan Boeing 787-9 dengan jumlah masing masing sebanyak 30 armada dengan keterangan pesanan pasti dan pesanan pilihan lewat Letter of Intent (LoI) yang bertujuan untuk mengadakan kerja sama pengadaan armada yang disebut tadi. Pemesanan ini dilakukan menyeimbangkan pasar Garuda Indonesia yang hanya berfokus pada layanan penuh. Airbus A330 diandalkan oleh maskapai sebagai modal untuk bersaing dengan maskapai LCC seperti, Indonesia AirAsia X dan Lion Air yang konfigurasinya akan dijadikan kelas ekonomi total dengan jarak operasional menengah-jauh.

    Sementara itu, untuk pendalaman yang lebih teknis. Arif Wibowo dalam wawancaranya disela-sela acara AGM (Annual Grand Meeting) IATA di Miami 9 Juni 2015 yang lalu, terkait rencana kedepan setelah melakukan pembelian pesawat terbaru itu, Garuda akan melakukan penyesuaian pesawat dan rute, terutama 6 armada Boeing 777-300ER versi 3 kelas yang ada. Garuda Indonesia optimistis rute yang akan dibuka oleh Garuda, terutama ke Eropa akan membuat persaingan lebih ngeri-ngeri sedap, karena Garuda akan menghadirkan pesawat berkonfigurasi 3 kelas tersebut dalam rute jarak jauh secara nonstop tanpa transit (Hal ini berlainan dengan 3 maskapai Eropa {Air France, KLM dan Lufthansa} yang membuka rute ke Indonesia, semuanya menggunakan transit di Kuala Lumpur dan Singapura). Sehingga hal ini memungkinkan Garuda Indonesia untuk bersaing lebih tinggi, karena Garuda akan hadir di antara mereka dengan rute nonstop tanpa transit, yang tentunya akan membuat persaingan yang ketat, terutama dalam rute yang pasarnya terus berkembang. Tetapi, setelah melihat situasi Tahun 2015 yang lalu tidak kondusif secara internal maupun eksternal dan menggeliatnya perkembangan maskapai dikawasan teluk atau timur tengah yang diwakili oleh Emirates Airline, Etihad Airways dan Qatar Airways. Garuda Indonesia akhirnya memutuskan untuk menunda pembukaan rute kembali menuju Paris dan Frankfurt setelah sempat berkali-kali tertunda dari tahun 2014, 2015 dan 2016. Hal ini membuat Garuda harus mengalihkan pandangan ekspansinya turun satu tingkat, yaitu berekspansi dikawasan Timur Tengah dan Asia Timur. Dalam perencanaan Garuda Indonesia, maskapai akan melakukan rotasi ulang terhadap pesawat yang ada dengan menggunakan 4 armada Boeing 777-300ER versi 2 kelas menuju Saudi Arabia dan Shanghai, alasannya adalah rendahnya peminat First Class di dalam rute tersebut menjadi penyebab pengalihan pesawat untuk memperkuat kehadiran Garuda Indonesia di dua rute Eropa Garuda Indonesia saat ini, Amsterdam dan London. Selain itu, armada Airbus A330-300 akan diretrofit oleh perusahaan untuk memenuhi penerbangan charter dan reguler dari Solo, Surabaya, Balikpapan, Makassar, dan Medan menuju Jeddah dengan mengubah konfigurasi 2 kelas menjadi satu kelas dengan jumlah kursi sebanyak 360 kursi.

    Dalam langkah lebih lanjut, maskapai dalam mewujudkan rencana ekspansi Internasional akan mengalihkan Bandara tujuan untuk London dari Bandar Udara Internasional London Gatwick menuju Bandara Internasional London Heathrow, karena letaknya yang berada dekat pada pusat kota London dan jumlah anggota aliansi maskapai yang banyak bisa lebih memberikan kemudahan Garuda Indonesia untuk memiliki konektivitas dan meningkatkan performa kulitas dan kuantitas maskapai. Pengalihan tujuan terbang menuju London Heatrow terhitung mulai terlaksana pada Tanggal 31 Maret 2016 dengan pemberhentian di Singapura. Sementara itu, Garuda Indonesia juga melakukan penambahan frekuensi terbang menuju Amsterdam dari 5 kali dalam seminggu menjadi 6 kali seminggu, dengan rincian 3 penerbangan dilayani secara nonstop dan 3 penerbangan sisanya dilayani secara transit lewat Singapura.

    Sementara itu, disaat Garuda Indonesia melakukan perhitungan ulang terkait menurunnya harga minyak dunia dan dibebaskannya bea pajak masuk komponen impor yang telah dialihbebankan dari maskapai penerbangan nasional kepada pemerintah pada tahun 2015 yang lalu, menjadi alasan utama Garuda Indonesia untuk mencetak laba lebih besar dari tahun lalu hingga mencapai sebesar Rp 84 Triliun di mana Garuda Indonesia berhasi mencetak laba pada tahun 2015 hingga Rp 1,01 triliun, memicu Garuda Indonesia untuk mengisi potensi dan peluang pengembangan minat pasar penerbangan Indonesia.

    Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata Indonesia, menuturkan lebih lanjut bahwa Garuda Indonesia masih dalam tahap wait and see sebelum mengoperasikan penerbangan reguler dari Indonesia ke India. Meski begitu, Garuda Indonesia sudah membuka peluang layanan penerbangan charter dari Indonesia ke India maupun sebaliknya, hal ini didukung atas keberhasilan maskapai dalam memenuhi permintaan pasar Negeri tirai bambu yang jumlah penumpangnya terus meningkat dengan melakukan intensifikasi kualitas dan ekstensifikasi rute lewat charterisasi 10 rute sekunder di Negara Republik Rakyat Tiongkok yang berdampak pada makin beragamnya cara untuk mencapai Indonesia maupun China baik dari dan ke negara tersebut dengan rute reguler maupun carter. Oleh karena alasan itu, jika pasar India memang memiliki ketertarikan dan minat pasar yang besar pada penerbangan charter menuju Indonesia, Garuda Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk menyiapkan opsi terbang secara reguler.

    Sementara itu, disaat yang bersamaan. Kota lain di Timur Tengah yang juga jumlah penumpangnya mengalami peningkatan dan diminati para penumpang Garuda Indonesia adalah Istanbul, Turki. Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengatakan "permintaan pasar penerbangan dari Jakarta ke Istanbul sudah mulai tumbuh. Namun jumlah penumpang harus terus didorong agar lebih tinggi lagi sehingga ekonomis untuk diterbangi secara nonstop",urai Arif. Lebih lanjut oleh Arif, rute penerbangan Jakarta-Istanbul memang sangat potensial untuk dilayani. Pihak manajemen Garuda Indonesia pun terus melakukan perhitungan mengenai peluang pembukaan rute penerbangan itu. “Jakarta-Istanbul termasuk rute potensial yang sedang kami perhitungkan dengan baik dan cermat. Namun, rute itu masih dalam status 'wait and see' seiring dengan situasi akhir-akhir ini di Eropa dan Timur Tengah,” perjelas Arif.

    Garuda Indonesia, baru-baru ini telah memutuskan untuk berpindah tempat operasional maskapai penerbangan dari Terminal 2E dan Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Terminal 3 Ultimate yang akan diresmikan Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara pada Bulan Agustus 2016. Pada pemakaiannya kedepan, Terminal 3 Ultimate diprioritaskan untuk melayani rute dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, maskapai penerbangan sesama anggota aliansi SkyTeam, dan maskapai penerbangan lain yang melayani penerbangan internasional. Hal ini juga berdampak pada kocok ulang letak operasional maskapai penerbangan AirAsia dan Lion Air yang selama ini menempati Terminal 3, berpindah tempat ke Terminal 1 dan Terminal 2. Lion Air secara keseluruhan akan mengoperasionalkan penerbangannya secara penuh di Terminal 1, sedangkan AirAsia beroperasi di Terminal 2.

    Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura II, Faik Fahmi. Pada tahap awal, Terminal 3 Ultimate didesain hanya untuk menampung penumpang sebanyak 15 juta orang per tahun. Namun, perusahaan akan terus melakukan pengembangan sehingga terminal ini kedepannya bisa menampung kapasitas jumlah penumpang hingga 25 juta orang per tahun. Apabila dirinci lebih dalam, dari total kapasitas 25 juta penumpang itu, 18 juta penumpang dialokasikan untuk Garuda Indonesia dan maskapai penerbangan anggota SkyTeam, sedangkan maskapai lain dengan rute penerbangan internasional mendapatkan jatah kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Menurut Faik, Angkasa Pura II memang sengaja memberikan Terminal 3 Ultimate kepada Garuda Indonesia untuk melayani rute penerbangan domestik, karena jika hanya untuk melayani penerbangan internasional kapasitas daya tampung bandaranya terlalu besar. Padahal, jumlah penumpang penerbangan internasional dari Bandara Soekarno-Hatta hanya mencapai 12 juta penumpang per tahun.

Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Garuda Indonesia

Struktur organisasi merupakan elemen penting untuk menjalankan aktivitas perusahaan yang menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap karyawan yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka seluruh aktivitas perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, untuk mencapai tujuan dasar kerja sama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas dalam tiap-tiap tugasnya serta menegaskan hubungan antara satu sama lain.

Wewenang dan Tanggung Jawab

Tugas dan wewenang Direktur Utama Garuda (Chief Executive Officer)

  1. Tugas pokok Direksi adalah
    • Melaksanakan kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan dan bertindak selaku pimpinan dalam kepengurusan tersebut.

    • Memelihara dan mengurus kekayaan perseroan.

  2. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melakukan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
  3. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  4. Direksi berhak mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai kepengurusan maupun kepemilikan serta meningkatkan hubungan perseroan dengan pihak lain.
  5. Direksi berhak untuk :
    • Menetapkan kebijaksanaan dalam memimpin dan mengurus perseroan.

    • Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi para pegawai.

    • Mengangkat dan memberhentikan pegawai bedasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    • Menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai pengurusan maupun pemilikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam AD dan ditetapkan oleh RUPS.

  6. Direksi berkewajiban :
    • Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya.

    • Menyiapkan rencana pengembangan perseroan, rencana kerja dan anggaran tahunan perseroan, termasuk rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan perseroan.

    • Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi perseroan sesuai dengan kelaziman yang berlaku.

    • Menyusun system akutansi sesuai dengan Strandar Akutansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern.

    • Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya perseroan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan kepada RUPS.

    • Memberikan laporan berkala menurut cara-cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    • Menyiapkan susunan organisasi perseroan lengkap dengan perincian tugasnya.

    • Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada

Direktorat Strategi dan Umum (EVP Strategy & Corp. Affairs)

Corporate Planning, Human Resources Development, Corporate Communication dan Corporate Security adalah unit-unit yang menjalankan fungsi strategis dan fungsi umum yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur Strategi dan Umum.

  1. Corporate Secretary adalah unit yang menjalankan fungsi-fungsi legal dan umum perusahaan yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direksi.
  2. Corporate System Support & Development adalah unit yang menjalankan fungsi pengembangan system perusahaan yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direksi.
  3. Aviation Safety adalah unit yang menjalankan fungsi keselamatan penerbangan yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direksi Utama.
  4. Internal Audit adalah unit yang menjalankan fungsi pengawasan internal yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
  5. Perwakilan Setempat adalah unit yang menjalankan fungsi pemasaran dan penjualan serta bertindak sebagai perwakilan perusahaan untuk wilayah pasar yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direksi.

Direktorat Keuangan (EVP Finance)

Treasury Management, Financial Accounting, Manajerial Accouting & Controlling adalah unit-unit yang menjalankan fungsi manajemen keuangan, yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.

Direktorat Niaga (EVP Commercial)

Marketing Development, Network Management, Passenger Services, Revenue Management, Cargo, Haji / Umroh/ Workers adalah unit-unit yang menjalankan fungsi niaga perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan, yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur Niaga.

Direktorat Operasi (EVP Operation)

Flight Safety, Operation Planning & Control, Flight Operations, Cabin Services dan Operation Support & Development adalah unit-unit yang menjalankan fungsi operasional penerbangan yang memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan serta kenyamanan pemakai jasa penerbangan, yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur Operasi.

Direktorat Teknik (EVP Engineering & Maintenance)

Line Maintenance, Engineering Material, Quality Assurance dan Technical Cooperation & System Development adalah unit-unit yang menjalankan fungsi perawatan armada yang memenuhi standar internasional, yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur Teknik.

Tata Laksana Sistem yang berjalan

Prosedur Sistem yang Berjalan

Dalam menganalisa sistem yang berjalan saat ini, peneliti menggunakan metode Research heuristics (sumber teori atau hipotesis) sebagai penggambaran sistem yang berjalan tersebut. Software enginering dan System science yang berlaku pada perusahaan tersebut sebagai acuan dalam meneliti dan menganalisa sistem yang berjalan saat ini.

Pada pelaksanaan sistem informasi yang berjalan di gate (ruang tunggu keberangkatan). Flight Information Display Departure System masih menggunakan sistem manual, dimana yang dimaksudkan adalah hubungan antara server dan admin yang masih menggunakan pesawat telepon dalam proses mensinkronkan data yang ditujukan kepada para penumpang. Data yang diperoleh admin berdasarkan sistem yang digunakan yang meliputi jadwal keberangkatan penerbangan, informasi keterlambatan penerbangan dan perpindahan ruang tunggu berdasarkan lokasi parkir pesawat. Hubungan antara server (staff boarding gate) dan admin (staff departure control) sangatlah dibutuhkan dalam proses penyesuaian data yang nantinya akan ditampilkan sebagai informasi yang ditujukan kepada pengguna jasa penerbangan dalam hal ini penumpang.

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap sistem yang sedang berjalan adalah pada Flight Information Display Departure System (FIDDS) yang menitiberatkan hubungan antara server dan admin pusat mempunyai beberapa masalah yang dihadapi. Dari permasalahan–permasalahan yang terjadi dalam sistem yang berlaku saat ini dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan dalam hal ini penumpang PT Garuda Indonesia.Tbk . Tatkala sering kali pihak maskapai menerima berbagai macam complaint dari penumpang baik secara langsung maupun melalui media sosial internet.

Berikut beberapa contoh permasalahan yang dihadapi dalam penulis melakukan penelitian di area Boarding Gate (ruang tunggu) bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang yang selanjutnya diangkat menjadi sebuah Laporan Kerja Praktek:

  1. Flight Information Display Departure System yang berlaku di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta khususnya di ruang lingkup boarding gate selama ini belum mempunyai sistem informasi yang akurat tentang informasi penerbangan.
  2. Gambar 3.6. FIDDS pada boarding gate 14

    Dari gambar tersebut dijelaskan ketidak cocokan antara FIDDS dengan sistem yang digunakan pihak maskapai mengenai GA 140( Garuda Indonesia dengan nomer penerbangan 140 ) pada tanggal 26 September 2018 tujuan Banda Aceh. STD (Scedule Time Departure) atau Waktu keberangkatan yang tertera dalam FIDDS menyatakan pukul 06.30 sedangkan waktu akurat dalam sistem pukul 06.35.

    Gambar 3.7 FIDDS pada boarding gate 17 (a)

    Dari gambar tersebut menjelaskan tentang ketidaksesuaian antara FIDDS dengan sistem yang digunakan maskapai mengenai GA 170 ( Garuda Indonesia dengan nomer penerbangan GA 170 ) pada tanggal 09 September 2018 tujuan Pekanbaru. Sesuai dengan sistem maskapai, penerbangan tersebut mengalami keterlambatan 45 menit dari jadwal keberangkatan normal. Yang seharusnya ETD (Estimated Time Departure) 06.45 tetapi pada FIDDS 06.15.

    Gambar 3.9 FIDDS pada boarding gate 13

    Dari gambar di atas menjelaskan tentang ketidaksesuaian antara FIDDS dengan sistem yang digunakan maskapai mengenai GA 282 ( Garuda Indonesia dengan nomer penerbangan 282 ) pada tanggal 26 September 2018 tujuan Tanjung Pandan. Sesuai dengan sistem maskapai, penerbangan tersebut tidak mengalami keterlambatan. Jadwal keberangkatan normal yakni STD 06.30 (Scedule Time Departure). Namun berbeda dengan informasi yang ditampilkan pada FIDDS yakni STD 06.45.

    Gambar 3.10 FIDDS pada boarding gate 17

    Gambar tersebut menjelaskan dua kesalahan fatal tentang ketidaksesuaian antara FIDDS dengan sistem yang digunakan maskapai mengenai GA 136 ( Garuda Indonesia dengan nomer penerbangan 136 ) pada tanggal 09 September 2018 tujuan Pangkal Pinang. Yakni yang pertama : Sesuai dengan sistem maskapai, penerbangan tersebut mengalami keterlambatan jadwal keberangkatan 15 menit : ETD 10.20 (Estimated Time Departure). Namun berbeda dengan informasi yang ditampilkan pada FIDDS : ETD 10.30. Kesalahan yang kedua : Sesuai dengan sistem maskapai, penerbangan tersebut mengalami perpindahan ruang tunggu yang semula pada gate 17 berpindaha ke gate 25. Namun FIDDS tidak update perihal informasi tersebut.

  3. Terdapat banyak kendala dalam staff yang bertugas pada boarding gate untuk memperbarui informasi serta menyampaikannya kepada para penumpang secara tepat dan akurat karena sistem penghubung antara server dan admin masih manual.
  4. Berikut contoh permasalahan yang dimaksudkan diatas sesuai prosedur sistem yang berjalan, penulis melakukan penelitian menggunakan System science yang berlaku pada PT Garuda Indonesia,Tbk dengan mencari sumber melalui whatshapp grup pada sistem yang masih manual tersebut.

    Pada gambar 3.11. - Dijelaskan bahwa salah satu staff boardig gate yang bertugas mengalami kendala dalam proses penyesuaian GA 236 tujuan Semarang dan GA 162 tujuan Padang pada gate 17.

    Pada gambar 3.12. – Dijelaskan bahwa salah satu staff boarding gate yang bertugas mengalami kendala dalam melakukan pembaruan informasi GA 408 tujuan Denpasar pada gate (ruang tunggu) 13.

    Gambar 3.13. - Dijelaskan bahwa salah satu staff boarding gate yang bertugas mengalami kendala dalam melakukan pembaruan informasi GA 158 tujuan Batam yang belum tampil pada gate (ruang tunggu) 20.

    Gambar 3.14. - Dijelaskan bahwa salah satu staff boardig gate yang bertugas mengalami kendala dalam proses penyesuaian GA 324 tujuan Surabaya pada gate 16.

    Gambar 3.15– Dijelaskan bahwa salah satu staff boarding gate yang bertugas mengalami kendala dalam proses penyesuaian GA 324 tujuan Surabaya pada gate 16.

    Gambar 3.16– Dijelaskan bahwa salah satu staff yang bertugas melaporkan ketidaksesuaian jadwal keberangkatan yang mengalami keterlambatan pada penerbangan GA 510 tujuan Pontianak dengan ETD (Estimate Time Departure) yang seharusnya 18.45.

  5. Terdapat banyaknya keluhan dari pemakai jasa transportasi penerbangan seputar keakuratan informasi jadwal penerbangan baik dari waktu maupun lokasi ruang tunggu.
  6. Terjadinya kesalahan akibat ketidakcocokan informasi seputar penerbangan antara server pusat (admin) dan Flight Information Display Departure System yang mengakibatkan permasalahan tersebut diangkat di media kabar elektronik.
  7. tunggu dan atau gate pesawat Garuda Indonesia GA658 tersebut. Maka menurutnya penumpang yang tidak memiliki nomor gate di tiket, mengikuti petunjuk yang terlihat di layar pengumuman bandara.

    Salah satu turis (baju merah) penumpang Garuda Indonesia tujuan Jakarta - Jayapura, di Terminal 3 Soekarno Hatta, Kamis (12/7/2018) malam. (IST)

    (CS) Garuda Indonesia di Terminal 3 Bandara Soetta hanya menjelaskan kepada Fathahuddin, bahwa pengumuman gate di layar adalah wewenang pihak Angkasa Pura.

    "Yang mengumumkan itu harusnya angkasa pura, sementara yang kosong tiketnya tanpa nomor gate berpatokan di layar pengumuman," ujar Fathahuddin.

    "Kita juga dituduh terlambat, dituduh ketiduran padahal tidak," kesalnya Hingga pukul 00.12 Wib pihak maskapai plat merah itu tak memberi kompensasi kepada penumpang yang tertinggal. Penumpang yang gagal berangkat, menurut Fathahuddin dianjurkan oleh CS membeli tiket yang baru.

    "Tadi kata CS dimasukkan ke dalam waiting list pesawat selanjutnya. Tapi CS bilang pesawat selanjutnya sudah full jadi kita masuk cadangan. Jadi diminta beli tiket tanpa kompensasi," tandas Fathahuddin.

    Hingga berita ini dimuat KABAR.NEWS masih berupaya mengkonfirmasi hal tersebut di atas kepada pihak Garuda.

Usecase Diagram Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.20 Sistem yang sedang berjalan menggunakan use case diagram

Sistem yang mencangkup kegiatan yang sedang berjalan pada Flight Information Display Departure System pada maskapai Garuda Indonesia .Terdapat 5 actor yang berperan dalam kegiatan tersebut diantaranya : Customer (penumpang), staff boarding gate, depco, dan AOC.

Activity Diagram Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.21 Sistem yang sedang berjalan menggunakan activity diagram

Sistem yang mencangkup kegiatan yang sedang berjalan pada Flight Information Display Departure System pada maskapai Garuda Indonesia .Terdapat 5 actor yang berperan dalam kegiatan tersebut diantaranya : Customer (penumpang), staff boarding gate, depco, dan AOC.

  1. 4 Vertical Swimeline yaitu Customer, staff boarding gate, depco, AOC.
  2. 1 intial Node untuk memulai suatu kegiatan.
  3. 9 Activity yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
  4. 1 Final Node untuk mengakhiri kegiatan.

Sequence Diagram Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.22 Sequence Diagram sistem yang berjalan

Berdasarkan 3.22 Sequence Diagram diatas yaitu:

1. 4 (empat) actor sequence, diantaranya: Customer, Staff Gate, Depco, AOC.

2. 2 (dua) object lifeline berupa perangkat telepon.

3. 9 Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

  1. Customer menyampaikan keluhan seputar kesalahan tampilan FIDDS kepada staff boarding gate.
  2. Staff boarding gate melaporkan kesalahan tampilan FIDDS kepada Depco.
  3. Depco meneruskan laporan FIDDS kepada AOC
  4. AOC merubah tampilan FIDDS.

Gambar di atas merupakan sequence diagram sistem yang sedang berjalan pada Flight Information Display Departure System (FIDDS), terdapat message yang menggambar customer (penumpang) yang menyampaikan keluhan kesalahan tampilan FIDDS kepada staff boarding gate yang sedang bertugas. Staff gate kemudian melaporkan kepada Depco. Depco meneruskan laporan tersebut kepada AOC dan AOC merubah tampilan kesalahan FIDDS.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa Batasan Sistem

Pengembangan sistem informasi dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada suatu organisasi, terutama untuk masalah-masalah yang menyangkut ketersediaan informasi bagi pengambil keputusan dalam organisasi tersebut. Masalah tersebut dapat diidentifikasi dari analisis PIECES (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service) yang diusulkan oleh James Wetherbe dalam bukunya Systems Analysis and Design: Traditional, Best Practices 4th Ed. . James Wetherbe menyebutkan bahwa tujuan dari analisis PIECES ini adalah untuk mengoreksi atau pemperbaiki sistem dalam hal yang telah disebutkan di atas.

Dari hal-hal yang telah diidentifikasi tersebut dapat diambil beberapa masalah yang sesuai dengan yang dihadapi oleh organisasi, kemudian dideskripsikan dalam bentuk tabel di bawah ini. Sehingga masalah tersebut dapat dipahami dengan baik. Berikut ini tabel metode analisa PIECES.

Tabel 3.3 Metode analisa PIECES

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan
  2. Nama Masukan: Pengoreksian

    Fungsi: Untuk Mengoreksi Ketepatan Tampilan FIDDS pada Layar

    Sumber: Staff Boarding Gate

    Media : Telepone

    Frekuensi : Setiap Terdapat Customer Complaint Mengenai Ketidak Sesuaian Tampilan FIDDS Akan di Koreksi oleh Staff Boarding Gate

    Keterangan : Berisi Laporan Ketidak Sesuaian Tampilan FIDDS pada Layar.

  3. Analisa Proses
  4. Nama Modul : Permintaan Pembaruan

    Masukan : Permintaan Staff Boarding Gate

    Keluaran : Laporan via Telepone

    Ringkasan Proses : Proses yang terjadi adalah apabila terdapat kesalahan tampilan FIDDS pada layar akan dilaporkan kepada Depco dan laporan tersebut akan diteruskan kepada AOC.

  5. Analisa keluaran
  6. Nama keluaran: Perubahan Tampilan FIDDS

    Fungsi: Merubah kesalahan tampilan FIDDS

    Media: Layar FIDDS

    Distribusi: Untuk Costumer / Penumpang


Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor: Intel(R) Core(TM) 2 Duo CPU E7500 @2.93GHz
  2. Monitor: LG 17 inc
  3. Mouse: Logitech
  4. Keyboard: USB
  5. RAM: 2 GB
  6. Harddisk: 250 GBf. Harddisk : 250 GB
  7. Printer: LaserJet M1132 MFP

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

  1. Windows 7 Ultimate 32-bit
  2. Amadeus Altea

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

  1. Windows 7 Ultimate 32-bit
  2. Amadeus Altea

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

  1. Windows 7 Ultimate 32-bit
  2. Amadeus Altea

Hak Akses (Brainware)

  1. Staff Boarding Gate
  2. Depco / Departure Control
  3. AOC / Airport Operation Center

Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Seperti yang sudah diketahui bahwa sistem informasi yang digunakan untuk menghubungkan antara server dan admin masih secara manual.

Contohnya, Proses update informasi seputar jadwal keberangkatan pesawat harus menghubungi depco (departure control) melalui pesawat telepon. Dalam proses yang berjalan tidak selamanya lancar. Terdapat beberapa kendala yang sering terjadi diantaranya telepon mungkin tidak terhubung dikarenakan seluruh server terhubung dalam satu admin yang mengakibatkan jaringan sibuk. Berdasarkan analisa dari segi kekurangan serta kebutuhan saat ini, kebutuhan terhadap sistem hendaknya:

  1. Sistem mampu memberikan kemudahan dalam proses pembaruan informasi.
  2. Sistem mampu bekerja lebih cepat dibandingkan sistem sebelumnya. Sistem mampu mengatasi permasalahan yang ada pada sistem sebelumnya.

Alternatif Permasalahan Yang Dihadapi

Setelah mengamati serta meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, terdapat beberapa alternatif pemecahan masalah yang dihadapi, antara lain:

  1. Diterapkannya wadah atau media yang dapat mengelola data dalam proses penyampaian informasi yang terpusat sehingga dapat menjamin informasi yang akurat.
  2. Diterapkannya wadah atau media yang dapat digunakan costumer untuk penyampaian complaint mengenai kesalahan tampilan FIDDS (Flight Information Display Departure System).
  3. Diterapkannya sistem yang dapat memudahkan staff boarding gate dalam hal ini sebagai aktor utama sistem dalam melakukan kontrol informasi pada ruang tunggu (boarding gate).
  4. Digunakannya sistem yang bersifat efisiensi dan mudah digunakan dalam pengoperasiannya, hal ini untuk mempermudah pengenalan sistem.
  5. Hasil dari sistem yang baru haruslah hal yang dapat mengatasi permasalahan Flight Information Display Departure System pada Ruang Tunggu (Boarding Gate) bandar Udara Internasional Soekarno – Hatta.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui observasi dan wawancara secara langsung kepada stakeholder, berikut tabel elisitasi tahap I:

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasikan dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis unutk dieksekusi.

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap II

Keterangan:

  1. M (Mandatory): Penting
  2. D (Desirable): Tidak Terlalu Penting
  3. I (Inessential): Tidak Mutlak Ada

Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusunan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap III

Keterangan:

  1. T: Technical
  2. O: Operational
  3. E: Economic
  4. L: Low
  5. M: Middle
  6. H: High

Final Draft Elisitasi

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Tabel 3.7. Final Draft Elisitasi


BAB IV

PERANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Setelah Melakukan analisa dan penelitian yang dilakukan dari observasi yang telah dilakukan pada Flight Information Display Departure System saat ini di PT Garuda Indonesia.Tbk terminal 3 ultimate bandar udara internasional Soekarno-Hatta, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Usulan prosedur yang diusulkan ini bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang sedang berjalan saat ini, yaitu merubah proses perubahan serta pembaruan jadwal penerbangan berikut dengan ruang tunggu yang sesuai dengan posisi pesawat yang saat ini masih manual menjadi terkomputerisasi atau tersistem masih berbasis localhost sehingga memudahkan staff boarding gate dalam melakukan kontrol tampilan jadwal penerbangan yang bersangkutan dengan tugasnya serta dalam pembuatan laporan. Setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini menggunakan diagram UML yaitu use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram. Adapun Prosedur System yang diusulkan adalah sebagai berikut :

Prosedur Sistem yang Diusulkan

A. Costumer

  1. Menampilkan menu dashboard
  2. Melaporkan kesalahan tampilan FIDDS
  3. Mengontrol data tampilan FIDDS

B. Staff Boarding Gate

  1. Melakukan login sistem
  2. Menampilkan menu dashboard
  3. Melaporkan kesalahan tampilan FIDDS
  4. Memeriksa tampilan FIDDS
  5. Mengonfirmasi kesalahan tampilan FIDDS
  6. Mengontrol data tampilan FIDDS
  7. Memberikan verifikasi serta laporan perubahan tampilan FIDDS
  8. Log out

C. AOC (Airport Operation Control)

  1. Melakukan login sistem
  2. Menampilkan menu dashboard
  3. Konfirmasi kesalahan tampilan FIDDS
  4. Memverifikasi data laporan kesalahan tampilan FIDDS
  5. Memberikan hak ases pembaruan data tampilan FIDDS
  6. Mengontrol data tampilan FIDDS
  7. Log out

D. IT. Support (Teknisi)

  1. Melakukan login sistem
  2. Melakukan pengawasan terhadap sistem FIDDBC (Flight Information Display Departure Boarding gate Control)
  3. Log out

Diagram Rancangan Sistem

Use case Diagram Sistem yang Diusulkan

Usecase Diagram berfungsi untuk menggambarkan sistem dengan pemakai (user) yang disebut actor. Proses berikut menjelaskan proses yang terkait dengan actor dan sistemnya.

Gambar 4.1 Usecase Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.1 diatas terdapat:

  1. 1 (satu) sistem yang mencakup rancangan sistem FIDDBC (Flight Information Display Departure Boarding gate Control).
  2. 4 (empat) actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : Customer, Staff Boarding gate, AOC (Airport Operation Center), IT support (teknisi).
  3. 15 (lima belas) Usecase yang dilakukan oleh actor tersebut.

Activity Diagram yag Diusulkan

Activity diagram penggambaran berbagai alur aktifitas dalam sistem yang telah dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana sistem berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Gambar 4.2 Activity diagram pada sistem FIDDBC (Flight Information Display Departure Boarding gate Control)

Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram diatas terdapat:

  1. 1 Initial Node untuk memulai suatu kegiatan.
  2. 16 Activity yang biasa dilakukan oleh actor – actor.
  3. 1 Final Node untuk mengakhiri kegiatan.

Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

Sequence diagram dapat menggambarkan pergerakan sebuah objek dan pesan yang terjadi didalam sistem usulan ini. Berikut penjelasan sequence diagram untuk sistem informasi penanganan keluhan pelanggan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Sequence diagram FIDDBC (Flight Information Display Departure Boarding gate Control)

Pada gambar 4.3 rancangan sequence diagram yang diusulkan maka dapat dijelaskan bahwa terdapat  :

  1. 4 (tiga) aktor yang dapat melakukan kegiatan yaitu customer, staff boarding gate, AOC (Airport Operation Control), IT Support (Teknisi)
  2. 6 (enam) Object lifeline berupa login, home, input FIDDS, complaint verify, FIDDS verify, dan logout
  3. Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu :
    • Customer melakukan login dan masuk ke halaman home FIDDS
    • Staff boarding gate menerima laporan dan meminta AOC untuk merubah tampilan FIDDS (Flight Information Display Departure System).
    • AOC memverifikasi laporan dan melakukan perubahan kesalahan tampilan FIDDS serta memberikan verifikasi kepada staff boarding gate untuk melakukan kontrol lapangan tampilan FIDDS.

Perbedaan Sistem yang Berjalan dengan Sistem yang Diusulkan

Perbedaan antara sistem yang berjalan dengan sistem yang di usulkan untuk sistem informasi stok barang gudang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Perbedaan Sistem Usulan dangan Sistem Berjalan

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem yang diusulkan dapat mempercepat dan membantu proses penanganan keluhan sampai dengan laporan yang dibutuhkan serta informasi yang dihasilkan akan lebih akurat dalam bentuk database, sistem yang disulkan lebih user friendly dan dapat menangani keluhan dengan cepat dan efisien.

Rancangan Basis Data

Spesifikasi Basis Data (Database)

Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

  1. Nama Tabel  : huda.tbl_user
  2. Media : Harddisk

    Primary Key : id _user

    Panjang Record : 45

    Isi : ( id_user + username + password + level ).

    Tabel 4.2 huda.tbl_user

  3. Nama Tabel  : huda.tbl_handling
  4. Media : Harddisk

    Primary Key : handling_no

    Panjang Record : 25

    Isi : ( handling_no + handling_time + handling_date + complaint_no + handling_status + id_user ).

    Tabel 4.3 huda.tbl_handling

  5. Nama Tabel  : huda.tbl_complait
  6. Media : Harddisk

    Primary Key : complaint_no

    Panjang Record : 168

    Isi : ( complaint_no + complaint_time + complaint_date + flight_no + destination + name + complaint_type + verification ).

    Tabel 4.4 huda.tbl_complaint

  7. Nama Tabel  : huda.tbl_flight
  8. Media : Harddisk

    Primary Key : flight_no

    Panjang Record : 111

    Isi : ( flight_no + destination + schedule_time + schedule_date + gate + remark ).

    Tabel 4.5 huda.tbl_flight

Spesifikasi Basis Data (Database)

Class Diagram merupakan diagram yang menjelaskan hubungan antar class dalam sebuah sistem yang sedang dibuat dan bagaimana caranya agar mereka saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan. Berikut adalah class diagram sistem usulan pada perancangan sistem Flight Information Display Departure Boarding gate Control

Gambar 4.4 Class diagram sistem yang diusulkan

Berdasarkan gambar 4.4 diatas class diagram sistem yang diusulkan:

  1. 4 class, himpunan dari objek – objek dari berbagai atribut serta operasi yang sama diantaranya tbl_user, tbl_handling, tbl_complaint, tbl_flight
  2. 2 multiciply, hubungan antara objek satu dengan objek lainya yang mempunyai nilai.

Rancangan Prototype

Rancangan Prototype Login

Gambar 4.5 Prototype Login

Rancangan Prototype Index Halaman

Gambar 4.6 Prototype Index

Rancangan Prototype Dashboard AOC Input FIDDS

Gambar 4.7 Prototype Dashboard AOC Input FIDDS

Rancangan Prototype Dashboard AOC Complaint Verify

Gambar 4.8 Prototype Dashboard AOC Complaint Verify

Rancangan Prototype Dashboard User

Gambar 4.9 Prototype Dashboard User CDC(Complaint Display Customer)

Rancangan Prototype Dashboard Staff

Gambar 4.10 Prototype Dashboard Staff FIDDS Verify

Rancangan Program

Tampilan Program Login

Gambar 4.11 Tampilan Program Login FIDDBC

Berdasarkan gambar 4.11 diatas dapat dijelaskan bahwa, gambar tersebut adalah tampilan program login untuk mengakses sebuah sistem yang telah di ajukan agar dan akan digunakan oleh setiap aktor yang akan melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya

Tampilan Program Index Halaman

Gambar 4.12 Tampilan Program Index Halaman

Pada gambar 4.12 merupakan tampilan program Index;; Halaman yang dapat diakses oleh AOC dan staff gate. Halaman tersebut menjelaskan tentang data data seputar informasi penerbangan berdasarkan status komplain dari customer.

Tampilan Program Dashboard AOC Input FIDDS

Gambar 4.13 Tampilan Program Dashboard AOC Input FIDDS

Pada gambar 4.13 merupakan tampilan program Dashboard AOC dalam penginputan FIDDS yang meliputi nomor penerbangan, destinasi (tujuan) jadwal keberangkatan, tanggal keberangkatan, gate (ruang tunggu) dan remark atau keterangan seputar penerbangan tersebut.

Tampilan Program Dashboard AOC List FIDDS

Gambar 4.14 Tampilan Program Dashboard AOC List FIDDS

Pada gambar 4.14 merupakan tampilan program Dashboard AOC yang menampilkan list FIDDS yang menunjukan berapa banyak jumlah data penerbangan yang di input pada sistem FIDDBC oleh AOC.

Tampilan Program Dashboard AOC Complaint Verify

Gambar 4.15 Tampilan Program Dashboard AOC Complaint Verify

Pada gambar 4.15 merupakan tampilan program Dashboard AOC yang menampilkan verifikasi dalam penanganan komplain atau keluhan customer.

Tampilan Program Dashboard User

Gambar 4.16 Tampilan Program Dashboard User (CDC /Complaint Display Customer)

Pada gambar 4.16 merupakan tampilan program Dashboard User CDC (Complaint Display Customer) dalam sistem FIDDBC yang meliputi nomor penerbangan, destinasi (tujuan) jadwal keberangkatan, tanggal keberangkatan, nama customer, dan tipe keluhan.

Tampilan Program Dashboard Staff

Gambar 4.17 Tampilan Program Dashboard Staff

Pada gambar 4.17 merupakan tampilan program Dashboard staff yang menampilkan verifikasi dalam penanganan komplain atau keluhan customer.

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Software

  1. Sistem Operasi Windows 8.
  2. Google chrome, Mozilla firefox.
  3. Xampp.
  4. Sublime Text 2.

Testing

Metode Implementasi

Untuk tahap pengujian penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Blackbox Testing. Metode ini merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Dari setiap test pengujian tidak menutup kemungkinan masih terdapat kesalahan dari sistem yang telah di test.

Pengujian dengan metode Blackbox Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut akan di proses sesuai dengan kebutuhan dari fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai dari fungsi dasar dari program tersebut.

Apabila dari input yang telah diberikan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsinya, maka program yang dibuat dapat dinyatakan benar, tetapi apabila output yang dihasikan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsinya, maka masih dapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya akan diakukan perbaikan untuk memperbaiki kesalahan.

Blackbox Testing

Metode blackbox testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Blackbox testing ini adalah untuk menemukan kesalahan yang ada pada sebuah program.

Pengujian dengan metode Blackbox testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program tersebut dapat menghasilkan output yang sesuai yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar,tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Blackbox Testing pada menu Login

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Blackbox Testing pada input FIDDS AOC

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Blackbox Testing pada User CDC (Complaint Display Customer)

Evaluasi

Setelah dilakukan dengan pengujian dengan black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing–masing menu. Jika input data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu penginput jika mengalami kesalahan saat input data yang tidak lengkap, kemudian seanjutnya akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsinya dan dapat menghasilkan output yang sesuai apa yang di butuhkan oleh perusahaan.

Implementasi

Time Scheedule

Untuk mempermudah dan menyelesaikan penelitian ini, maka di buatlah jadwal kegiatan oleh penulis sebagai pengumpulan data, analisis sistem berjalan, perancangan sistem usulan, pembuatan program, testing program, evaluasi program, perbaikan program, implementasi program, dan yang terakhir yaitu dokumentasi.

Tabel 4.9 Schedule Implementasi

Estimasi Biaya

Setelah adanya perancangan sistem yang dihasilkan, estimasi biaya yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Biaya penelitian rinci sesuai kebutuhan penelitian antara lain sebagai berikut.

Tabel 4.10 Estimasi Biaya


BAB V

PENUTUP


Kesimpulan

Setelah mempelajari permasalahan yang dihadapi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada perancangan sistem Flight Information Display Departure Boarding gate Control (FIDDBC), maka dapat diambil kesimpulan yaitu antara lain :

  1. Dengan adanya sistem informasi ini, customer (penumpang) dapat dengan mudah mendapatkan informasi seputar pembaruan jadwal keberangkatan pesawat udara. Dan staff boarding gate (server) dapat lebih muda menyajikan informasi tentang kesalahan atau ketidaksesuaian tampilan FIDDS.
  2. Diterapkannya sistem yang dapat digunakan sebagai wadah penyampaian keluhan pelanggan (Complaint Display Customer) mengenai kesalahan tampilan FIDDS.
  3. Ketidak efisiensi sistem yang digunakan berdampak pada ketidak akuratan informasi yang dihasilkan yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan (customer) baik dari segi performa dan efisiensi waktu.
  4. Penggunaan FIDDBC (Flight Information Display Departure Boarding gate Control) dalam sistem yang diusulkan ini mempunyai banyak keuntungan baik dari segi finansial maupun komunikasi antar unit yang dapat menekan tingkat kesalahan tampilan data FIDDS (Flight Information Display Departure System).


Saran

  1. Perlu adanya fitur tambahan yang dapat melakukan backup data yang ada di dalam database secara rutin, hal ini sangat penting jika terjadi kesalahan atau error pada komputer ataupun disebabkan gangguan listrik secara menyeluruh, maka dengan adanya fitur backup data tersebut data tidak akan hilang.
  2. Adanya sosialisasi terhadap sistem informasi yang diusulkan kepada user agar sistem yang telah dibangun bermanfaat sesuai dengan tujuan dibuatnya sistem ini.
  3. Adanya pelatihan terhadap user terkait yang dapat meningkatkan produktivitas melalui peningkatan kompetensi dari setiap user.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Kausar, Ahmad. Suntiawan, Fazri Yusuf. Rosalina, Vidilia .2015. Perancangan Video Company Profile Kota Serang Dengan Teknik Editing Menggunakan Adobe Premier Pro CS 5. Universitas Serang Raya Kota Serang: Jurnal PROSISKO. Vol. 2. No. 1.
  2. Maimunah, Supra dan Anwar. 2017. “Rancang Bangun Sistem SMS Gateway Sebagai Fasilitas Permohonan Cuti Karyawan. Tangerang”: Jurnal CERITA.Vol. 3, No. 1.
  3. Muharto dan Arisandy Ambarita. 2016. Mengatasi Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyusun Proposal Penelitian. Yogyakarta: Depublish.
  4. Sri Rahayu, Ai Ratna Sari, dan Tri Sendra Saputra. 2018. “Analisa Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Pada Upt Dinas Pendidikan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang”. Jurnal SENSI Vol. 4 No. 1, 2018.
  5. Hengki Tamando Sitohang. 2018. Sistem informasi pengagendaan surat berbasis web pada pengadilan negeri medan. Jurnal informatik pelita nusantara : Vol.3, No.1.
  6. Elisabeth Yunaeti Anggraeni Dan Rita Irviani. 2017. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  7. Maniah. Hamidin, Dini. 2017. “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pembahasan Secara Praktis Dengan Contoh Kasus.” Yogyakarta: Deepublish.
  8. 8,0 8,1 8,2 Sutopo, Priyo, Dedi Cahyadi dan Zainal Arifin. 2016. “Sistem Informasi Eksekutif Sebaran Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 di Kalimantan Timur Berbasis Web.” Jurnal Informatika Mulawarman. Vol.11 No.1.
  9. Ruhul Amin. 2017. “Rancang bangun Sistem Informasi penerimaan siswa baru pada SMK Budhi Warman 1 Jakarta. Jurnal ilmu pengetahuan dan teknologi komputer.” Vol.2 No.3.
  10. 10,0 10,1 10,2 Mulyani, Sri. 2016. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit: Analisis Dan Perancangan. Bandung: Abdi Sistematika.
  11. 11,0 11,1 Muslihudin, Muhammad dan Oktavianto. 2016. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML”. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  12. 12,0 12,1 Fauzi, Rizki Ahmad. 2017. “Sistem Informasi Akuntansi (Berbasis Akuntansi).” Yogyakarta: Deepublish.
  13. Sutabri, Tata. 2016. “Sistem Informasi Manajemen (Edisi Revisi).” Yogyakarta: Andi.” Vol.2 No.3.
  14. 14,0 14,1 Hutahaean, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
  15. Mahatmyo, A. 2014. Sistem Informasi Akuntansi Suatu Pengantar. Yogyakarta: Deepublish.
  16. Suryadi. Emi. 2016. “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kendaraan Dalam Mendistribusikan Zakat, Infak dan Sedekah”. Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta. Jurnal CCIT. Vol. 9 No. 3.
  17. Indriyani, S. and Mardiana, S., 2016. “Pengaruh Penanganan Keluhan (Complaint Handling) Terhadap Kepercayaan Dan Komitmen Mahasiswa Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Bandar Lampung”. Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 2. No. 1.
  18. 18,0 18,1 Aprisia, G. and Mayliza, R., 2019. Pengaruh Citra Perusahaan (Corporate Image) Dan Penanganan Keluhan (Complaint Handling) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Loyality) Natasha Skin Care Di Kota Padang.
  19. Haryono, Budi. 2013. “How To Manage Costumer Voice”. Yogyakarta: Andi Offset.
  20. William J., Sri L. 2015. Sistem Informasi UKM Berbasis Website Pada Desa Sumber Jaya. Fakultas Ilmu Komputer, Informatics & Business Institute Darmajaya. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol.01, No.1.
  21. Ariyani, Wiga, Djoko Hanantjo dan Bambang Eka Purnama. 2015. E-Commerce Web Development in Wiga Art. Surakarta: International Journal of Science and Research (USR) Vol.4 No.5.
  22. Zufria, Ilka dan M. Hasan Azhari. 2017. Web-Based Applications in Calculation of Family Heritage (Science of Faroidh). Jurnal Sistem Informasi Vol.1 No.1.
  23. 23,0 23,1 Yusuf, M., Warsito, A. B., & Makaram, M. I. (2015). Perancangan Sis+ Menggunakan Metode Yii Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Vol 8 No 2.
  24. Susena,Edy, Ema Utami dan Andi Sunyoto. Perancangan Strategis Sistem Informasi Smart Campus Untuk Meningkatkan Pelayanan Di Politeknik Indonusa Surakarta. Jurnal Sainstech Indonusa Surakarta. 2015. Vol.1 No.3.
  25. Priyanto, Adhi & Fanji Ulinnuha. Perancangan Aplikasi Penerjemah Bahasa Indonesia Ke Bahasa Jawa Untuk Media Bantu Belajar Siste SMK Salafiyah Berbasis Android. Indonesian Journal on Networking and Security. 2017. Vol. 6 No 4.
  26. Bariah,Siti Husnul. 2015. Implementasi Pendekatan Semantic Object Model Pada Rancangan Database Penatausahaan Aset Fasilitas Kantor. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol.5 No.2
  27. Hikmah. Agung Baitul, Supriadi. Deddy, Alawiyah. Tuti. 2015. Cara Cepat Membangun Website dari Nol Studi Kasus : Web Dealer Motor. Yogyakarta. CV Andi Offset.
  28. 28,0 28,1 Koshti, Megha, dan Sanjay Ganorkar. 2016. IoT Based Health Monitoring System by Using Raspberry Pi And ECG Signal. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology (IJIRSET) Vol. 5 Issue 5.
  29. Badiyanto. 2018. Project PHP dengan menggunakan CodeIgniter. Yogyakarta: Langit Inspirasi
  30. Wibowo, N. 2019. Simple Additive Weighting Untuk Pemberian Bantuan Studi Bagi Tenaga Kependidikan (Studi Kasus Universitas Gadjah Mada) (Doctoral dissertation, STMIK AKAKOM YOGYAKARTA).
  31. Anhar. 2016. Kumpulan Sourch Code Visual Basic 6.0 untuk Skripsi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  32. Chan, Syahrial. 2017. “Membuat Aplikasi Database Dengan Power Builder 12.6 Dan MySQL.” Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
  33. Desai, Prashant Ramchandra. A Survey of Performance Comparison between Virtual Machines and Containers. International Journal of Computer Sciences and Engineering (IJCSE). Vol. 4 Issue 7.
  34. Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi .2015. “Sistem Informasi Manajemen”’’. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Cetakan ketiga.
  35. Bulla, Chetan dkk. 2017. My Campus Android Application. International Journal of Engineering Science and Computing (IJESC) Vol. 7 Issue No. 6.
  36. Santoso dan Radna Nurmalina. Perencanaan dan Pengembangan Aplikasi Absensi Mahasiswa Menggunakan Smart Card Guna Pengembangan Kampus Cerdas:Studi Kasus Politeknik Negeri Tahanh Laut.Kalimantan Selatan:Jurnal Integrasi. 2017. Vol.9 No.1.
  37. Siregar,Shanti Ria Serepia dan Penti Sundari. 2016. Rancangan Sistem Informasi Pengelolaan Data Kependudukan Desa:Studi Kasus di Kantor Desa Sangiang Kecamatan Sepatan Timur. Jurnal Sisfotek Global. Vol.6 No.1
  38. Faridi, Miftah. 2015. Fitur Dahsyat Sublime Text 3 Surabaya: Stikom Surabaya
  39. Vidiandry & Supono Putratama, Pemrograman Web dengan menggunakan Framework Codeigniter. Yogyakarta: Deepublish, 2016.
  40. Bachtiar, Dede dan Atikah. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis jaya Kota Tangerang. Jurnal Sisfotek Global. 2015. Vol. 5 No.1.
  41. Hanafri, Muhammad Iqbal, Siti Maisaroh Mustafa dan Arip Hidayat. 2017. Proses Perakitan Trafo Dengan Menggunakan Animasi Multimedia. ISSN : 2088 – 1762. Jurnal SISFOTEK GLOBAL. Vol. 7 No. 1.
  42. Azizah, Nur, Dwi Oktaviani dan Windy Lia Safitri. 2018. Rancang Bangun Sistem Informasi Standar Harga Barang pada Kota Tangerang. CCIT Journal Vol.8 No.2:80
  43. Prastomo, A. 2015. Prototipe Sistem E-Learning dengan pendekatan Elisitasi dan Framework Codeigniter: Studi Kasus SMP Yamad Bekasi. Faktor Exacta, Vol. 7, No. 2.
  44. Rini, Puput Puspito, Muchamad Iqbal dan Dwi Puji Astuti. 2016. Rancangan Sistem Informasi Konversi Nilai Mahasiswa Pindahan dan Lanjutan (Studi Kasus di STMIK Bina Sarana Global). Jurnal SISFOTEK GLOBAL Vol. 6 No. 1 .
  45. Mustaqbal, M. Sidi, Roeri Fajri Firdaus dan Hendra Rahmadi. 2015. “Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis:Studi Kasus Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN.” Bandung:Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. Vol.1 No. 3.
  46. Jan, S.R., Shah, S.T.U., Johar, Z.U., Shah, Y. and Khan, F., 2016. An innovative approach to investigate various software testing techniques and strategies. International Journal of Scientific Research in Science, Engineering and Technology (IJSRSET), Print ISSN, pp.2395-1990.
  47. Azizah, Nur, Lina Yuliana dan Elsa Juliana. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian Karyawan Harian Lepas pada PT. Flex Indonesia. Jurnal SENSI. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. ISSN: 2461-1409. Vol.3 No.1.
  48. Dewi. (2016). Pengembangan Official Site iLearning Plus Menggunakan Perangkat Webometric Sebagai Media Informasi Pada Perguruan Tinggi. Skripsi. Tangerang
  49. Noviana, A. and Ulfa, D.M., 2017. Pengembangan sistem informasi FIDS (Flight Information Display System) Abdulrachman Saleh berbasis android (Doctoral dissertation, POLITEKNIK NEGERI MALANG).
  50. Mariana, I.K.O., Sulistio, H. and Arifin, M.Z., 2016. Kajian Tingkat Kepuasan Penumpang Dan Kinerja Pelayanan Terminal Penumpang Domestik (T2) Di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. Rekayasa Sipil, 9(3), pp.168-178
  51. Subekti, S., 2016. Pemenuhan Kualitas Pelayanan Di Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman Ende Untuk Meningkatkan Kepuasan Penumpang. Warta Penelitian Perhubungan, 28(5), pp.335-350.
  52. Martias, A., 2018. Analisa Pengendalian Internal Terhadap Pelayanan di Terminal Bandar Udara ALKHA. Moneter-Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(1), pp.93-98.
  53. Pancane, I.W.D. and Suriana, I.W., 2018. PENGUNAAN VNC (KONTROL JARINGAN VIRTUAL) PADA FIDS (SISTEM INFORMASI PENERBANGAN) DI BANDAR UDARA I GUSTI NGURAH RAI-BALI. JURNAL ILMIAH TELSINAS, 1(2), pp.12-21.
  54. William Raka Manumayasa, R., 2018. PERSAMAAN PERSPEKTIF SEBAGAI PENYEBAB PENGUASAAN FIR SINGAPURA DI RUANG UDARA KEPULAUAN RIAU (Doctoral dissertation, Faculty of Social and Political Sciences).
  55. William Raka Manumayasa, R., 2018. PERSAMAAN PERSPEKTIF SEBAGAI PENYEBAB PENGUASAAN FIR SINGAPURA DI RUANG UDARA KEPULAUAN RIAU (Doctoral dissertation, Faculty of Social and Political Sciences).
  56. El Marady, A.A.W., 2017, December. Enhancing accuracy and security of ADS-B via MLAT assisted-flight information system. In 2017 12th International Conference on Computer Engineering and Systems (ICCES) (pp. 182-187). IEEE.
  57. Imanov, E., Ozkilic, O. and Imanova, G., 2017. Flight information system by using fuzzy expert inference. Procedia computer science, 120, pp.304-310.
  58. Wu, Y., Wang, X. and Wu, Y., 2015. Robust stability analysis and H∞ control for uncertain networked flight control system with random time delays. International Journal of Industrial and Systems Engineering, 19(4), pp.566-579.
  59. Wiseman, Y., 2016. Unlimited and protected memory for flight data recorders. Aircraft Engineering and Aerospace Technology.

Contributors

Abdul Hamid Nurhuda