Si1314476972

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

KREDIT MIKRO UTAMA PADA BANK BJB KCP

SEPATAN CABANG TANGERANG



SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1314476972
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2015)



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

KREDIT MIKRO UTAMA PADA BANK BJB KCP

SEPATAN CABANG TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1314476972
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akutansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, september 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah M.Akt., M.kom)
NIP : 000594
       
NIP :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

KREDIT MIKRO UTAMA PADA BANK BJB KCP

SEPATAN CABANG TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
:1314476972
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Komputer Akutansi

Disetujui Oleh :

Tangerang,September 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom)
   
(Euis Sitinur Aisyah, M.Kom)
NID :
   
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

KREDIT MIKRO UTAMA PADA BANK BJB KCP

SEPATAN CABANG TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1314476972
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akutansi

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, September 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

KREDIT MIKRO UTAMA PADA BANK BJB KCP

SEPATAN CABANG TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1314476972
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akutansi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, September 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1314476972

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Bank Bjb adalah bank umum milik pemerintah daerah jawa barat dan banten yang memiliki nasabah dari berbagai lapisan berupa perorangan, pekerja, koperasi, badan usaha milik pemerintah maupun badan usaha swasta lainnya. Dalam rangka mendorong laju perkembangan usaha sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), maka Bank Bjb telah memberikan dukungannya melalui pemberian Kredit Mikro Utama kepada pelaku usaha UMKM. Namun dalam proses penyimpanan dan dokumentasi data kredit masih menggunakan proses manual sehingga masih kurang efektif dan efisien. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah proses penyimpanan dan dokumentasi data kredit secara online sehingga dapat terus dilakukan pengawasan terhadap kelengkapan data kredit yang tersimpan didalam database. Sistem Informasi monitoring adalah sebuah proses monitoring terhadap kelengkapan data kredit secara online menggunakan media internet sebagai fasilitas pendukung utama dengan tujuan agar proses tersebut lebih mudah dalam penggunanya. Dalam penulisan ini menggunakan metode analisa SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, dan Threats), dalam perancangan ini menggunakan Unified Modelling Language (UML) sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan PHP Hypertext Preprocessor (PHP) dan basis data menggunakan MySQL. Hasil penelitian ini adalah suatu rancangan Sistem Informasi Monitoring Kredit Mikro Utama Pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang yang memudahkan user dalam penyajian laporan dan pengawasan kelengkapan data kredit.

(i)Kata kunci : Sistem, Informasi, Kredit Mikro Utama,UMKM, SWOT (/i)

ABSTRACT

BJB Bank is a commercial bank owned by the government of West Java and Banten area that has clients from different layers in the form of individuals, workers, cooperatives, government-owned enterprises and other private entities. In order to push the pace of development of the business sector UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), Bank BJB has provided support through the provision of Kredit Mikro Utama to UMKM businesses. But in the process of data storage and documentation of credit are still using manual processes so that they are less effective and efficient. One way to overcome this problem is the process of saving and credit data documentation online so that it can continue to do surveillance on the completeness of credit data stored in the database. Monitoring Information System is a process of monitoring the completeness of credit data online using the internet as a major support facilities in order to make the process easier on users. In this study, using the SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threats), in this design using the Unified Modeling Language (UML) while the programming language used PHP Hypertext Preprocessor (PHP) and database using MySQL. The results of this study are a draft Monitoring Information System of Kredit Mikro Utama Bank BJB KCP Sepatan In Tangerang branch that allows the user in preparing reports and monitoring completeness of credit data .

Keywords : System, Informasi, Kredit Mikro Utama,UMKM, SWOT

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim,

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini dengan baik. Adapun judul penulis uraikan dalam laporan ini adalah “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING KREDIT MIKRO UTAMA PADA BANK BJB KCP SEPATAN CABANG TANGERANG”.

Tujuan dari laporan skripsi ini antara lain memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Informasi pada Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja, juga berguna untuk memperdalam kemampuan penulis dalam merancang suatu sistem agar diterapkan dengan baik. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan semua pihak, maka penulis tidak akan menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja.
  2. Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua 1 Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja.
  3. Nur Azizah M.akt.M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja serta Dosen Pembimbing pertama yang telah memberikan masukkan dan motivasi kepada penulis sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
  4. Euis Sitinur Aisyah, M.Kom selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah memberi bantuan masukkan dan ilmu kepada penulis untuk penyelesaian laporan skripsi ini.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Bapak Hendriansyah S.H,.M.H selaku stake holder di Bank Bib KCP Sepatan yang telah membantu dalam mengumpulkan data.
  7. Kedua orangtua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.
  8. Rekan-rekan seperjuangan yang memberikan semangat, dukungan serta doa untuk kelancaran penulis.

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan juga orang lain yang membaca dapat memperoleh ilmu dari laporan ini.

Tangerang, september 2016
Lydia Nur Mustika
NIM. 1314476972

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di era globalisasi ini persaingan dalam bisnis perbankan sangat ketat. Persaingan tersebut tidak hanya terjadi antar bank, tetapi persaingan juga datang dari lembaga keuangan lain yang berhasil mengembangkan produk-produk keuangan baru. Kualitas produk dan layanan perbankan akan menentukan apakah lembaga perbankan tersebut mampu bersaing di pasar global atau tidak. Syarat sederhana yang harus dipenuhi oleh lembaga perbankan adalah kemampuan perusahaan perbankan dalam menyediakan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Manajemen sebuah bank dituntut kecepatan dan ketepatan dalam merespon apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Sebagai perusahaan jasa, perusahaan perbankan harus berorientasi pada kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang diberikan harus mampu menciptakan kepuasan bagi para pelanggannya.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk atau biasa disebut dengan Bank Bjb merupakan lembaga keuangan perbankan milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Banten yang mengeluarkan beberapa fasilitas pemberian kredit, salah satunya adalah Kredit Mikro Utama (KMU) yang ditujukan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Adanya Kredit Mikro Utama ini, diharapkan akan membantu laju perekonomian serta perkembangan usaha sektor UMKM. Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari kegiatan penyaluran kredit. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Dengan demikian, pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai pada pengembalian kredit. Keberhasilan penyaluran kredit tidak terlepas dari cara pengelolaan dan monitoring kredit yang diberikan oleh bank untuk debitur. Oleh karena itu bank harus memberikan prosedur seperti permohonan kredit, pengisian beberapa formulir, wawancara, analisa kredit, persetujuan dari penangung jawab atas pinjaman yang diajukan oleh debitur sampai dana dapat dicairkan. Dengan adanya prosedur ini akan memberikan keamanan dalam proses penyaluran kredit sehingga pihak bank dapat mengelola dan mengawasinya dengan baik, lancar dan tertib. Tapi terkadang masih banyak permasalahan yang terjadi sehingga banyak kasus kredit yang bermasalah.

Untuk menjaga kestabilan operasi bank, terdapat 3 (tiga) pihak yang bertanggung jawab terhadap kasus kredit yang bermasalah. Pihak pertama, berasal dari dalam bank yang bersangkutan. Pihak kedua adalah pihak-pihak dari luar bank seperti akuntan publik selaku auditor laporan keuangan bank, dan pihak yang ketiga adalah Bank Indonesia selaku regulator dan pengawas bank. Tanggung jawab yang paling besar untuk menanggulangi terjadinya kredit yang macet tentu saja pihak dari dalam bank yaitu pengendalian intern, dimana dengan pengendalian intern diharapkan bank akan mampu mencapai tujuannya dalam bidang perkreditan. Pengendalian intern ini dilakukan semata-mata bukan untuk mencari kesalahan-kesalahan seseorang tetapi untuk membangun suatu sistem manajemen yang produktif dan konstuktif. Dalam hal ini melakukan pengelolaan kredit bank dengan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan sedemikian rupa sehingga perkreditan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama sebelumnya. Maka penulis mengambil judul ”Perancangan Sistem Informasi Monitoring Kredit Mikro Utama Pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dalam latar belakang penelitian, penulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana prosedur pemberian Kredit Mikro Utama pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang mulai dari permohonan kredit hingga proses pengikatan kredit terjadi ?

  2. Bagaimana sistem monitoring Kredit Mikro Utama dan proses dokumentasi terhadap pemberkasan Kredit Mikro Utama yang berjalan saat ini pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang ?

  3. Bagaimana merancang sistem informasi monitoring Kredit Mikro Utama pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang?

Ruang Lingkup Penelitian

Karena luasnya permasalahan yang ada dan untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Maka disini penulis hanya membahas tentang permasalahan yang terfokus prosedur pemberian Kredit Mikro Utama pada Bank bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang mulai dari permohonan kredit hingga pengikatan kredit yang meliputi aktivitas monitoring kelengkapan dokumen debitur Kredit Mikro Utama Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :

  1. Untuk mengetahui prosedur pemberian Kredit Mikro Utama pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang mulai dari permohonan kredit hingga pengikatan kredit.

  2. Untuk mengetahui sistem monitoring Kredit Mikro Utama dan proses dokumentasi terhadap pemberkasan Kredit Mikro Utama yang berjalan saat ini pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang.

  3. Merancang sistem informasi monitoring Kredit Mikro Utama pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang

Manfaat

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah :

  1. Meningkatkan kinerja dan efisiensi prosedur pemberian Kredit Mikro Utama Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang.

  2. Untuk memudahkan user dalam memonitoring berkas Kredit Mikro Utama pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang.

  3. Memiliki backup data softcopy sehingga meminimalisir resiko terjadinya kehilangan data fisik (hardcopy) Kredit Mikro Utama pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang

Metodologi Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Wawancara

  2. Yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung kepada stakeholder dan user yang berkaitan di Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang.

  3. Metode Observasi

  4. Yaitu dengan mengadakan penelitian langsung pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang guna memperoleh data dan keterangan.

  5. Metode Studi Pustaka

  6. Metode untuk mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis maupun elektronik.

Metode Analisa Sistem Mengggunakan Analisa SWOT

Analisa Sistem SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat) merupakan teknik dalam membedah kasus sebagai kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), kesempatan/peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat). Tendensi (trend) yang mengancam perkembangan atau keberlangsungan organisasi.

Metode analisa SWOT digunakan untuk melihat dan memperbaiki kondisi sistem prosedur pemberian Kredit Mikro Utama yang ada di Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang baik internal maupun eksternal yang kemudian dijadikan indikator untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap prosedur pemberian Kredit Mikro Utama. Sehingga dapat membantu user dalam pemberian kredit dan memonitoring Kredit Mikro Utama Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang.

Metode Perancangan

Dalam Skripsi ini metode perancangan yang digunakan adalah metode yang berorientasikan objek melalui tahapan pembuatan UML menggunakan visual paradigm for UML 6.4, pembuatan database dan pembuatan program yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan stakeholder pada daftar elisitasi. Program yang digunakan dalam perancangan sistem menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman dan Mysql sebagai database.

Metode Testing

Pada metode testing ini penulis ingin menggunakan metode Black Box pada sistem yang akan penulis bangun, dalam pengertiannya Black boxtesting adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan. Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau nonfungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu. Sedangkan alasan penulis memilih black box ini karena metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas mengenai Laporan Skripsi, penulis mengelompokan laporan ini menjadi beberapa sub-sub dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab kesatu ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini berisi beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian di bagi menjadi 3 kategori yaitu teori umum, teori khusus dan beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ketiga ini berisikan analisa organisasi, gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, struktur organisasi, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatifnya dan User Requirement.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab keempat ini menjelaskan tentang Diagram Alir Data Usulan dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language), Use Case Diagram, Class Diagram, dan Sequece Diagram, perbedaan prosedur antara sistem berjalan dan sistem usulan, rancangan basis data, rancangan prototype, konfigurasi sistem, desain implementasi, implementasi sistem yang diusulkan, estimasi biaya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab kelima ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis dari hasil laporan Skripsi.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Sutarman (2009:5), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Jogiyanto (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen”.

Menurut Jimmy L.Goal (2008:9), “sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila suatu unit macet atau terganggu, unit lainnya pun akan terganggu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu jaringan kerja dari suatu prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan saling ketergantungan dalam membentuk satu kesatuan atau organisasi untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem mengandung komponen yang dapat berupa subsistem / bagian dari sistem yang mempunyai sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi dan mempengaruhi proses secara keseluruhan.

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20), model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Adapun karakteristik sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components)

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk sub sistem, setiap sub sistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

  3. Batasan Sistem (Boundary)

  4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antar sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya, batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  5. Lingkugan Luar Sistem (Environtment)

  6. Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

  7. Penghubung Sistem (Interface)

  8. Media yang menghubungkan sistem dengan sub sistem lain disebut penghubung sistem atau interface, penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem lain. Bentuk keluaran dari satu sub sistem akan menjadi masukan untuk sub sistem lain melalui penghubung tersebut, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.

  9. Masukan Sistem (Input)

  10. Energi yang di masukan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (Signal Input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem (Output)

  12. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna, kaluaran ini merupakan masukan bagi sub sistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal yang menjadi input bagi subsistem lain.

  13. Pengolahan Sistem (Proses)

  14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporanlaporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  15. Sasaran Sistem (Objective)

  16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic, jika suatu sistemtidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.


Klasifikasi Sistem

Menurut Kusrini dan Andri Koniyo (2007:7) suatu sistem dapat diklasifikasikan menjadi seperti berikut:

  1. Sistem abstrak dan sistem fisik Sistem abstrak adalah suatu sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, sedangkan sistem fisik adalah suatu sistem yang ada secara fisik.

  2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

  3. Sistem tertentu dan sistem tak tentu Sistem tertentu adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat sedangkan sistem tak tentu adalah sistem dengan perilaku ke depan yang tidak dapat diprediksi.

  4. Sistem tertutup dan sistem terbuka Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh oleh lingkungan luar atau otomatis, sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh oleh lingkungan luar.


Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Informasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting di dalam organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, sehingga informasi tersebut sangat penting artinya bagi suatu organisasi. Informasi ibarat darah yang mengalir dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting didalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir.

Menurut Sutabri (2012:29), informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi atau tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi penerimanya.

Menurut Maimunah dalam jurnal CCIT Vol. 5 No. 3 (2012:284), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penggunanya yang menggambarkan suatu kejadian -kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya.

Kualitas Informasi

Menurut Mustakini dan Yakub (2012:9), Kualitas informasi dapat dilihat dari dimensi-dimensi yang dimiliki oleh informasi. Kualitas dari informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal yaitu:

  1. Relevan (relevance), berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap orang akan berbeda.

  2. Tepat waktu (timeliness), berarti informasi tersebut datang pada penerimanya tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

  3. Akurat (accuracy), berarti informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan, Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.

Nilai Informasi

Menurut Sutarman (2012:14), Nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal yaitu :

  1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.

  2. Untuk Untuk mendapatkan pengalaman

  3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

Nilai dari informasi ditentukan dari :

  1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.

  2. Untuk mendapatkan pengalaman

  3. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merefleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer dari membuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.

  4. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

Pengertian Sistem Informasi

Menurut Kusrini dan Andi Koniyo (2007:9) adalah: “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan”.

Komponen Sistem Informasi

John Burch and Gary Grudnitski mengemukakan bahwa: “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Sebagai suatu sistem, blok bangunan tersebut masing-masing berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya”. Blok bangunan tersebut terdiri dari :

  1. Blok Masukan (Input Block)

  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen – dokumen dasar.

  3. Blok Model (Model Block)

  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  5. Blok Keluaran (Output Block)

  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok Teknologi (Technology Block)

  8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

  9. Blok Basis Data (Database Block)

  10. Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memaniuplasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).

  11. Blok Kendali (Controls Block)

  12. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Teori Khusus

Konsep Dasar Basis Data (Database)

Definisi Basis Data

Menurut Priyanto Hidayatullah (2014:147) basis data dapatdidefinisikan sebagai himpunan kelompok data yang saling behubunganyang diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkankembali dengan cepat dan mudah.

Prinsip utama adalah pengaturan data. Tujuan utamanyakemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data.

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungansatu dengan yang lainnya, tersimpan dari simpanan luar computer dandigunakan perangkat lunak (software) tertentu untuk memanipulasinya. Basis data merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya. Penerapan basis data dengan sistem informasi disebut dengan (database system).

Sistem basis data dapat didefinisikan sebagai berikut :

“Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record – record menggunakan komputer untuk menyimpan ataumerekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasiatau perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimalyang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan”. Maka sistem basis data adalah suatu sistem informasi yangberfungsi sebagai penyedia informasi yang mengintegrasikan kumpulandata yang saling berhubungan di dalam suatu organisasi.

Definisi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Devi Rositawati (2010:25) Unified Modelling Language(UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambaruntuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun danpendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (OOP) (Object Oriented Programming).

Di dalam UML terdapat beberapa jenis diagram, diantaranyaadalah use case. Menurut Padeli, dkk di dalam Jurnal CCIT vol. 2 Edisi1 (2008:71) mendefinisikan use case sebagai berikut:“Suatu deksripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektifpengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikalinteraksi antara pengguna sebuah sistem (actor) dengan ssistemnyasendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai”.

Posisi UML

Tahap pembangunan aplikasi berorientasi obyek pada umumnya bersifat interatif dan incremental. Proses pembangunan aplikasi dibagi menjadi beberapa siklus. Setiap kali satu siklus selesai dilakukan, maka dilakukan evaluasi sebagai bahan untuk memulai siklus berikutnya.

Setiap siklus biasanya terdiri atas:

  1. Tahap analisa permintaan

  2. Tahap analisa sistem

  3. Tahap desain

  4. Tahap implementasi

UML akan digunakan pada tahap analisa dan desain. Desain yang dihasilkan berupa diagram-diagram UML yang akan diterjemahkan menjadi kode program pada tahap implementasi.

Diagram UML

UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi obyek, yaitu:

  1. Use case diagram untuk memodelkan proses bisnis.

  2. Conceptual diagram untuk memodelkan concept-concept yang di dalam aplikasi.

  3. Sequence diagram untuk memodelkan pengiriman message antar objects.

  4. Colloboration diagram untuk memodelkan interaksi antar objects.

  5. State diagram untuk memodelkan perilaku objects di dalam sistem.

  6. Activity diagram untuk memodelkan perilaku use cases dan objects di dalam sistem.

  7. Class diagram untuk memodelkan struktur class.

  8. Object diagram untuk memodelkan struktur objects.

  9. Component diagram untuk memodelkan komponen objek.

  10. Deployment diagram untuk memodelkan distribusi aplikasi.

UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)

Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM, pengertian usaha Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) mengacu kepada kriteria usaha, yaitu :

  1. Usaha mikro :

    1. Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro.

    2. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

  2. Usaha kecil :

    1. Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung atau maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

    2. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

  3. Usaha menengah :

    1. Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung atau maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar.

    2. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Monitoring Kredit

Menurut Army (2011:36) Monitoring kredit adalah “Pemantauan kredit agar dapat diketahui sedini mungkin deviasi yang terjadi yang akan membawa akibat menurunnya mutu kredit (uncollectible) itu dan bank dapat segera menyusun action program untuk memperbaiki kolektibilitas kredit tersebut.”

Dengan demikian, monitoring merupakan suatu sistem dalam pengelolaan kredit atau loan management yang dapat berfungsi sebagai penutup kekurangan/kelemahan dalam proses kegiatan perkreditan.

  1. Fungsi monitoring dan Pengawasan Kredit

  2. Fungsi monitoring kredit merupakan alat kendali apakah dalam pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di bidang perkreditan, yaitu dalam bentuk surat edaran atau peraturan ataupun ketentuan-ketentuan lain yang berlaku secara umum maupun khusus.

    Pelaksanaan fungsi pengawasan ini merupakan tanggung jawab setiap level manajemen ataupun setiap individu yang mengelola kegiatan di bidang perkreditan pada masing-masing bank atau cabang. Sehingga pada hakikatnya, kegiatan pengawasan perkreditan bersifat melekat di dalam organisasi dan prosedur kerja yang ada yang dikelola masing-masing level manajemen/ individu tersebut.

  3. Tujuan atau Sasaran Monitoring Kredit

  4. Kredit merupakan factor dominan dalam struktur asset suatu neraca bank, bahkan sampai saat ini merupakan sumber utama pendapatan bagi sebuah bank komersil sehingga diharapkan dalam setiap tahap dalam pemberian kredit mendapat perhatian agar tujuan dan sasaran kredit dapat dicapai.

    Adapun tujuan dan sasaran dalam monitoring kredit, adalah sebagai berikut :

    1. Sistem/prosedur dan ketentuan-ketentuan sebagi dasar credit operation dapat dilaksanakan semaksimum mungkin.

    2. Penjagaan dan pengamanan kredit sebagai kekayaan bank harus dikelola dengan baik agar tidak timbul risiko yang diakibatkan oleh penyimpangan-penyimpangan (deviasi), baik oleh nasabah maupun oleh intern bank.

    3. Administrasi dan dokumentasi kredit harus terlaksana sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehingga ketelitian, kelengkapan, keaslian, dan akurasinya dapat menjadi informasi bagi setiap lini manajemen yang terlibat dalam perkreditan.

    4. Efektivitas dan efisiensi meningkat dalam setiap tahap pemberian kredit sehingga perencanaan kredit dapat dilaksanakan dengan baik.

    5. Pembinaan portofolio, baik secara individual maupun secara keseluruhan dapat dilakukan sehingga bank mempunyai kualitas aktiva yang produktif dan mendukung menjadi bank yang sehat.

    Sehingga tujuan dari monitoring kredit ini adalah untuk mengetahui terjadinya penyimpangan yang menjadi penyebab timbulnya risiko dan kredit yang merugi. Selain itu, monitoring dan pengawasan kredit juga kan memperkuat posisi bank dan nasabah dalam menghadapi risiko-risiko mendatang.

Internet

Menurut Priyanto Hidayatullah (2014:1) Internet adalah jaringan global yang menghubungkan komputer – komputer di seluruh dunia. Dengan internet, sebuah komputer bisa mengakses data yang terdapat pada komputer lain di benua yang berbeda.

Menurut Henderi, dkk di dalam Jurnal CCIT vol. 4 Edisi 3 (2011:316) mengemukakan sebagai berikut:

“Dengan Internet kita dapat menerima dan mengakses informasi dalam berbagai format dari seluruh penjuru dunia. Kehadiran internet juga dapat memberikan kemudahan dalam dunia pendidikan, hal ini terlihat dengan begitu banyaknya situs web yang menyediakan media pembelajaran yang semakin interaktif serta mudah untuk dipelajari”.

Teknologi internet pada awalnya digunakan hanya untuk keperluan pertahanan yang dirintis oleh lembaga Riset Departemen Pertahanan Amerika. Lembaga riset tersebut menginginkan agar komputer-komputer yang ada dapat saling berhubungan satu dengan yang lain untuk kepentingan militer. Sistem jaringan komputer yang dimiliki oleh lembaga riset ini juga berhubungan dengan kalangan universitas, dengan harapan agar jaringan komputer ini dapat semakin besar dan berkembang.

Sekitar tahun 1970, Stanford University mulai mengembangkan standarisasi jaringan komputer menjadi sebuah protocol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Fungsi utama Protocol TCP/IP adalah untuk menjembatani tiap komputer yang memilki sistem operasi dan juga hardware yang berbeda. TCP/IP tersusun atas 4 layer (Network Access, Internet, Host-to-Host Transport dan Application) yang masing-masing memilki protokolnya sendiri-sendiri.

Web

Definisi Web

Menurut Siti Aisyah, dkk di dalam Jurnal CCIT vol. 5 Edisi 2 (2012:112) mendefinisikan website sebagai berikut:

“Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).”

Menurut Priyanto Hidayatullah (2014: 3) World Wide Web (WWW) adalah suatu program yang ditemukan oleh Tim Berners –Lee pada tahun 1991.

World Wide Web atau lebih dikenal dengan sebutan WWW atau lebih singkat dengan sebutan Web merupakan suatu kumpulan informasi pada beberapa server komputer yang terhubung satu sama lain didalam jaringan intranet atau internet. Informasi yang terdapat di WWW dikemas dalam bentuk halaman-halaman web (web page). Sekumpulan halaman web dikumpulkan dan diletakan dalam sebuah situs web (website). Sedangkan homepage adalah istilah untuk menyebut halaman pertama yang akan muncul jika sebuah situs web diakses, kemudian informasi tersebut didistribusikan melalui pendekatan hypertext, yang memungkinkan suatu teks pendek menjadi acuan untuk membuat dokumen lain.

Halaman Web dan Website

Website merupakan kumpulan halaman web yang berhubungan pada file-file yang saling terkait. Di setiap website, satu halaman disebut-sebut sebagai homepage. Homepage adalah halaman yang pertama kali dilihat ketika seseorang mengunjungi website. Dari homepage pengunjung dapat mengklik hyperlink untuk berpindah ke halaman lain dalam website lain. Hyperlink tersebut dapat berupa website yang ada pada komputer yang sama seperti website pertama atau dapat pula tersimpan pada komputer di belahan dunia lain.

PHP

Definisi PHP

Menurut Priyanto Hidayatullah (2014: 232 ) PHP sudah menjadi bahasa scripting umum yang banyak digunakan dikalangan developer web. Mempunyai banyak kelebihan menjadi alasan utama kenapa PHP lebih dipilih sebagai basis umum data membuat sebuah web.

Sejarah PHP

Menurut Priyanto Hidayatullah (2014:232) Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Letdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web. Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP.

Kemudian pada tahun 1997, sebuah perusahaan tenama zend menulis ulang interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada juni 1998 perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk php dan meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah menjadi akronim berulang PHP, Hypertext Preprocessing. Pada tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi yang banyak dipakai.

Kelebihan PHP

Menurut Priyanto Hidayatullah (2014:234) PHP berbasis server side scripting, PHP sendiri dapat melakukan tugas-tugas yang dilakukan dengan mekanisme CGI seperti mengambil, mengumpulkandata dari database, meng-generate halaman dinamis, atau bahkan menerima dan mengirim cookie.

Dan yang menjadi keutamaan PHP itu sendiri adalah PHP bisa digunaka di berbagai operating system, diatarannya Linux, Unix, Windows, Mac OSX, RISC OS, dan operating system lainnya. PHP dapat digunakan pada semua sistem operasi, antara lain Linux, Unix (termaksuk variannya HP-UX, Solaris, dan OpenBSD), Microsoft Windows, Mac OS X, RISC OS. PHP juga mendukung banyak web server seperti Apache, Microsoft Internet InformationServer (MIIS), Personal Web Server (PWS), Netscape and iPlanetservers, Oreilly website Pro server, audium, Xitami, OmniHTTPd.

MySQL

Menurut Anhar (2010:45) “MySQL adalah salah satu databasesmanagement system (DBMS) dari sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lainya”. MySQL berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa SQL. MySQL bersifat open source sehingga kita bisa menggunakannya secara gratis. Pemograman PHP juga sangat mendukung support dengan database MySQL

XAMPP

Menurut Yogi wicaksono (2008:7) “XAMPP adalah sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL dikomputer local”. XAMPP berperan sebagai server web pada komputer anda. XAMPP juga dapat disebut sebuah CPanel server virtual, yang dapat membantu anda melakukan preview sehingga dapat memodifikasi website tanpa harus online atau terakses dengan internet.

Elisitasi

Pengertian Elisitasi

Menurut Suryo Guritno (2010:303) “elisitasi adalah rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Tahapan Elisitasi

Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II

  4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

    1. M pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi tahap III.

  6. Merupakan hasil penyusunan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaa requirement tersebut dalam sistem yang dikembangkan.

    3. E artinya economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H): sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    2. Middle (M): mampu untuk dikerjakan.

    3. Low (L): mudah untuk dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi.

  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literature Review

Penemuan-penemuan yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian. Literature Review bukan hanya mengumpulkan jurnal atau hasil penelitian yang sesuai dengan topik penelitian. Bagian utama dari Literature Review berisi tentang tujuan penelitian, model yang digunakan, data dan hasil atau kesimpulan dari sebuah penelitian.

Salah satu dari metode penelitian yang akan dilakukan diantaranya adalah mengidentifikasikesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitian yang sama dibidang ini. Beberapa literature review tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Andina Halidya Artha dari Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM) yang berjudul “Prosedur Pemberian Kredit Mikro Utama Pada Bank BJB Cabang Majalaya Bandung” tahun 2012, dimana penyimpanan arsip dan administrasi pemberian kredit masih dilakukan secara manual dan belum tersistematis, sehingga Andina Halidya Artha membuat sistem yang terstruktur dan tersistematis. Korelasi dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sistem aplikasi ini perlu dilakukan pengembangan yaitu dapat membackup data secara softcopy sehingga dapat mengantisipasi administrasi data kredit yang hilang.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh (Ahmad Faisol, Febriana Santi Wahyuni dan Mira Orisa, 2012),Penelitian yang dijalankan oleh Ahmad Faisol, Febriana Santi Wayuni dan Mira Orisa yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Dana Pensiun Pegawai pada PT. Taspen Kantor Cabang Jember”, dimana aplikasi sistem informasi ini menggunakan model client-server berbasis desktop. Korelasi dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sistem aplikasi ini perlu dilakukan pengembangan yaitu menggunakan sistem yang berbasis web dan memiliki beberapa fasilitas seperti kemudahan mengakses laporan – laporan serta penginputan data sehingga dapat diakses dimana pun user berada.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Aji Rachmat Iksani dari Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM) yang berjudul “Sistem Monitoring Resiko Kredit untuk Produk Mikro di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Cipaganti” tahun 2013, dimana sulitnya pengawasan pihak manajemen terhadap faktor eksternal yang menyebabkan kredit bermasalah di tiap cabang, oleh karena itu Aji Rachmat Iksani membuat sistem yang menampilkan data faktor eksternal penyebab kredit bermasalah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Cipaganti. Korelasi dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sistem aplikasi ini perlu dilakukan pengembangan yaitu monitoring secara internal dengan menampilkan jadwal angsuran nasabah sehingga dapat meminimalisasi terhadap kemungkinan terjadinya kredit bermasalah.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Bank Bjb

Sejarah Singkat

Sejarah Pendirian - 1961

Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari peraturan tersebut, dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00.

Perubahan Badan usaha

Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.

Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan "Bank Jabar" dengan logo baru.

Bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999

Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten maka nama perseroan berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan (call name) Bank Jabar Banten.

Lalu pada tahun 2010, sesuai dengan Surat Bank Indonesia No.12/78/APBU/Bd tanggal 30 Juni 2010 perihal Rencana Perubahan Logo serta Surat Keputusan Direksi Nomor 1337/SK/DIR-PPN/2010 tanggal 5 Juli 2010, maka perseroan telah resmi berubah menjadi bank bjb.

Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menjadi penanda bergulirnya pasar bebas ASEAN, bank bjb sudah mempersiapkan diri. Salah satu misi yang dimiliki bank bjb yaitu turut menggerakan roda perekonomian di daerah khususnya dalam menghadapi MEA yaitu melalui salah satu pilar yang menjadi tulang punggung bank bjb dalam mengembangkan penyaluran kredit kepada sektor produktif melalui penyaluran kredit kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Perkembangan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada UMKM.

Struktur Organisasi

Pelaksana penyaluran Kredit Mikro Utama pada kantor layanan mikro di Bank Bjb terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

  1. Unit Bisnis, yang terdiri dari :

    1. Account Officer (AO)

    2. Team Leader (TL)

    3. Branch Bisnis UMKM (BBU)

    4. Area Bisnis UMKM (ABU)

    5. Regional Bisnis UMKM (RBU)

  2. Unit Risk, yang terdiri:

    1. Branch Credit Risk (BCR)

    2. Area Credit Risk (ACR)

    3. Regional Credit Risk (RCR)

  3. Unit Administrasi Kredit, yang terdiri dari:

    1. Admin Kredit

Wewenang dan Tanggung Jawab

  1. Account Officer

  2. Tanggung jawab :

    1. Mencari potensi pasar kredit di wilayah dan lakukan pemasaran secara aktif maupun pasif dengan melakukan canvassing kepada pelaku UMKM

    2. Membuat memo permohonan kredit serta melengkapi ceklist kelengkapan dokumen calon nasabah

    3. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh nasabah Kredit Mikro Utama hingga nasabah tersebut lunas.

  3. Team Leader

  4. Tanggung Jawab :

    1. Mendampingi dan bertanggung jawab terhadap kinerja dari account officer

    2. Melakukan On The Spot (OTS)atau kunjungan langsung ke lokasi usaha dan agunan calon nasabah bersama account officer

    3. Mereview dan validasi memo permohonan kredit dan ceklist dokumen

  5. Branch Bisnis UMKM (BBU)

  6. Wewenang :

    1. Memberikan keputusan kredit untuk plafond kredit sampai dengan Rp.100.000.000,- (Seratus juta rupiah)

    2. Wewenang menandatangani Perjanjian Kredit Mikro Utama untuk plafond kredit sampai dengan Rp.100.000.000,- (Seratus juta rupiah)

    Tanggung jawab:

    1. Melakukan On The Spot (OTS) atau kunjungan langsung ke lokasi usaha dan agunan calon nasabah bersama Branch Credit Risk

    2. Melakukan komite atau pembahasan permohonan kredit bersama anggota komite yaitu Branch Credit Risk.

    3. Menyampaikan hasil komite kepada team leader untuk ditindaklanjuti, dengan instruksi sebagai berikut:

      1. Instruksi kepada account officer untuk membuat surat penolakan apabila permohonan kredit ditolak

      2. Instruksikan kepada account officer untuk membuat SP3K apabila permohonan kredit calon nasabah di terima

  7. Area Bisnis UMKM (ABU)

  8. Wewenang :

    1. Memberikan keputusan kredit untuk plafond kredit sampai dengan Rp.250.000.000,- (Dua ratus lima puluhjuta rupiah)

    2. Wewenang menandatangani Perjanjian Kredit Mikro Utama untuk plafond kredit sampai dengan Rp.250.000.000,- (Dua ratus lima puluhjuta rupiah)

    Tanggung jawab:

    1. Melakukan pembahasan permohonan kredit bersama anggota komite yaitu Area Credit Risk (ACR) dan Branch Credit Risk (BCR)

  9. Regional Bisnis UMKM (RBU)

  10. Wewenang :

    1. Memberikan keputusan kredit untuk plafond kredit sampai dengan Rp.500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah)

    2. Wewenang menandatangani Perjanjian Kredit Mikro Utama untuk plafond kredit sampai dengan Rp.500.000.000,- (Lima ratusjuta rupiah)

    Tanggung jawab:

    1. Melakukan pembahasan permohonan kredit bersama anggota komite yaitu Regional Credit Risk (RCR) dan Area Credit Risk (ACR)

  11. Branch Credit Risk (BCR)

  12. Wewenang :

    1. Memiliki wewenang untuk tidak merekomendasikan permohonan kredit yang memiliki resiko kredit dikemudian hari

    2. Memiliki wewenang untuk merekomendasikan atas hasil analisa kepada Branch Bisnis UMKM (BBU)

    Tanggung jawab :

    1. Melakukan On The Spot (OTS) bersama Branch Bisnis UMKM(BBU) ke lokasi usaha dan agunan calon nasabah

    2. Menuangkan hasil verifikasi usaha kedalam form verifikasi usaha nasabah dan hasil penilaian agunan dituangkan kedalam Form Penilaian Agunan (FPA)

    3. Melakukan penyusunan laporan hasil analisa

    4. Melakukan pembahasan permohonan kredit pada komite bersama Branch Bisnis UMKM

  13. Area Credit Risk (ACR)

  14. Wewenang :

    1. Memiliki wewenang untuk tidak merekomendasikan permohonan kredit yang memiliki resiko kredit dikemudian hari

    2. Memiliki wewenang untuk merekomendasikan atas hasil analisa kepada Area Bisnis UMKM (ABU)

    Tanggung jawab :

    1. Melakukan On The Spot (OTS) bersama Area Bisnis UMKMke lokasi usaha dan agunan calon nasabah (jika diperlukan)

    2. Melakukan verifikasi kebenaran hasil analisa dengan membandingkan kelayakan legalitas jaminan calon nasabah

    3. Melakukan pembahasan dan menyajikan hasil review pada anggota komite yaitu Area Bisnis UMKM (ABU) dan Branch Credit Risk (BCR)

    4. Melaporkan hasil review dan rekomendasi kepada Branch Bisnis UMKM (BBU)

  15. Regional Credit Risk (RCR)

  16. Wewenang :

    1. Memiliki wewenang untuk tidak merekomendasikan permohonan kredit yang memiliki resiko kredit dikemudian hari

    2. Memiliki wewenang untuk merekomendasikan atas hasil analisa kepada Regional Bisnis UMKM (RBU)

    Tanggung jawab :

    1. Melakukan On The Spot (OTS) bersama Regional Bisnis UMKMke lokasi usaha dan agunan calon nasabah (jika diperlukan)

    2. Melakukan verifikasi kebenaran hasil scoring dengan membandingkan kelayakan legalitas jaminan calon nasabah

    3. Melakukan pembahasan dan menyajikan hasil review pada anggota komite yaitu Regional Bisnis UMKM (RBU) dan Area Credit Risk (ACR)

    4. Melaporkan hasil review dan rekomendasi kepada Branch Bisnis UMKM (BBU)

  17. Admin Kredit

  18. Tanggung jawab :

    1. Menghubungi calon nasabah dan penjamin untuk penjadwalan pengikatan kredit, apabila dokumen telah lengkap dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    2. Melengkapi dan memastikan ceklis kelengkapan dokumen sebelum dilakukan akad kredit

    3. Dokumentasikan kegiatan pengikatan kredit yaitu pada saat nasabah dan penjamin serta notaris (bila ada) pada saat pengikatan kredit berlangsung

    4. Melakukan input data realisasi kredit pembayaran angsuran kredit pada core banking sistem termasuk pembebanan biaya

    5. Lakukan pencatatan Keputusan Kredit dalam Register Permohonan Kredit Mikro Utama.

    6. Melakukan filling dokumen dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    7. Melakukan monitoring dan melakukan follow up atas seluruh dokumen asli termasuk dokumen yang masih ada dipihak ketiga (Notaris, Asuransi,dll) dan dokumen yang akan jatuh tempo

    8. Melakukan review secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun atas ketersediaan seluruh dokumen

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedure Permohonan Kredit

  1. Account Officer melengkapi berkas-berkas permohonan kredit calon nasabah yang dipersyaratkan, yaitu :

    1. Form Permohonan Kredit yang sudah diisi dan di tanda tangani pemohon

    2. Dokumen Identitas Nasabah, meliputi :

      1. Fotokopi KTP/Passport Suami & Istri (bagi yang sudah menikah)

      2. Fotokopi Kartu Keluarga

      3. Fotokopi Surat Nikah (bagi yang sudah menikah)/Akta Cerai (bagi yang sudah bercerai)

      4. Pas photo Suami & Istri (bagi yang sudah menikah)

    3. Dokumen Usaha, meliputi :

      1. Surat Keterangan Usaha dari kelurahan/kecamatan untuk plafond <= Rp. 100.000.000,-

      2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dari instansi terkait untuk plafond >= Rp. 250.000.000,-

      3. Fotokopi NPWP

    4. Dokumen Penjamin (bila agunan bukan atas nama Nasabah), meliputi :

      1. Fotokopi KTP/ Passport Suami & Istri (bagi yang sudah menikah)

      2. Fotokopi Kartu Keluarga

      3. Fotokopi Surat Nikah (bagi yang sudah menikah)/Akta Cerai (bagi yang sudah bercerai)

    5. Dokumen Agunan, meliputi :

      1. Tanah dan/ atau Bangunan

        • Asli Bukti Kepemilikan Agunan/tanah dan bangunan (SHM, SHGB, SHGU, Girik, Letter C dll) dan dokumen pendukung

        • Asli bukti kepemilikan agunan Toko/Lapak/Kios/Los (SHM/SHGB/SHGU/SPTB/HPK dll).

        • Fotocopy Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Surat Tanda Lunas

        • Asli Izin Mendirikan Bangunan/IMB (bila ada)

        • Asli SHT dan Roya (bila ada)

        • Dokumen lain yang diperlukan oleh Bank

  2. Account Officer melakukan pengecekan dan verifikasi kelengkapan administrasi yang dipersyaratkan dari calon nasabah;

  3. Setelah dokumenidentitas diri, dokumen usaha, dokumen penjamin dan dokumen agunan (Selanjutnya disebut “Berkas Kredit”) dinyatakan lengkap selanjutnya dicatat ke Register Permohonan Kredit Mikro Utama untuk dilakukan proses kredit

  4. Berkas kredit diserahkan kepada team leader untuk dilakukan review dan validasi

Prosedure Proses Kredit

Proses Kredit adalah proses penilaian/verifikasi yang dilakukan anggota komite terhadap calon nasabah dalam rangka memberikan keputusan kredit. Tahap – tahapnya adalah sebagai berikut :

  1. Team leader menerima berkas kredit dari Account Officer

  2. Team leader melakukan review dan validasi terhadap berkas kredit yang diberikan dan menyerahkan kepada branch credit risk untuk dilakukan verifikasi sebagai bahan rekomendasi

  3. Branch credit risk menerima berkas dari team leader dan melakukan On The Spot (OTS) atau kunjungan langsung ke lokasi usaha dan agunan calon nasabah bersama branch bisnis UMKM

  4. Branch credit risk melakukan analisa, memberikan rekomendasi atas hasil analisa

  5. Branch Bisnis UMKM melakukan pembahasan permohonan fasilitas kredit dan memberikan keputusan kredit sesuai limit kewenanganan kredit

  6. Jika permohonan kredit > 100 juta > 250 juta, maka berkas kredit diserahkan kepada Area Bisnis UMKM untuk dilakukan On The Spot (OTS) atau kunjungan langsung bersama Area Credit Risk ke lokasi usaha dan lokasi agunan (jika diperlukan)

  7. Area Credit Risk dan Area Bisnis UMKM melakukan pembahasan dan memberikan keputusan kredit

  8. Jika permohonan kredit > 250 juta > 500 juta, maka berkas kredit di serahkan kepada Regional Bisnis UMKM untuk dilakukan On The Spot (OTS)bersama Regional Credit Risk ke lokasi usaha dan agunan (jika diperlukan)

  9. Regional Bisnis UMKM dan Regional Credit Risk melakukan pembahasan dan memberikan keputusan kredit

  10. Berkas kredit yang sudah disetujui oleh pihak pihak yang berwenang, diserahkan kepada team leader untuk dieksekusi oleh Account Officer

Prosedure Pengikatan dan Dokumentasi Kredit

Setelah hasil keputusan kredit sudah disepakati, account officer membuat surat penolakan apabila permohonan kredit ditolak dan membuat SP3K apabila permohonan kredit calon nasabah disetujui. SP3K yang sudah ditandatangani dan diketahui oleh nasabah diserahkan kepada admin kredit sebagai bukti bahwa pihak bank dan calon nasabah sudah sepakat terhadap keputusan kredit, dan sepakat untuk melakukan pengikatan kredit, dengan tahapan sebagai berikut :

  1. Administrasi Kredit mempersiapkan berkas pengikatan kredit yaitu :

    1. Daftar Angsuran;

    2. Surat kuasa pemindahbukuan antar rekening nasabah;

    3. Surat pernyataan nasabah tentang keikutsertaan dalam asuransi jiwa;

    4. Kuitansi Pencairan Kredit;

    5. Kuitansi / Nota pembayaran provisi kredit, biaya notaris (bila ada) dan

    6. Tanda terima penyerahan bukti pemilikan jaminan asli; dan

    7. Dokumen lain yang diperlukan.

  2. Admin mengatur jadwal pengikatan kredit antara calon nasabah, pihak bank dan notaris (jika diperlukan), dan menghubungi ke semua pihak untuk jadwal yang sudah ditentukan.

  3. Pada saat terjadi pengikatan kredit, admin kredit melakukan pengambilan gambar dan/atau foto pada saat calon nasabah dan penjamin menandatangani Perjanjian Kredit dan Pengikatan Agunan.

  4. Administrasi Kredit melakukan penginputan data realisasi kredit pembayaran angsuran kredit pada core banking sistem termasuk pembebanan biaya

  5. Setelah proses pengikatan kredit selesai dilakukan, seluruh dokumentasi kredit harus diadministrasikan dan di monitoring dengan baik antara lain melakukan penyimpanan semua asli dokumen pengikatan kredit dan agunan serta asli dokumen agunan/agunan (seperti : SHM, SHGB, dll) harus disimpanpada tempat yang aman dibawah pengawasan petugas Unit Administrasi Kredit yang ditunjuk.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Untuk mengenalisa sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan program United Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedure dan proses yang berjalan saat ini.

  1. Analisa sistem pada Use Case Diagram

  2. Pada penelitian ini terdapat 3 (tiga) use case yang berjalan, yaitu sebagai berikut :

    1. Use Case Diagram Permohonan Kredit

    2. Gambar 3.1 Use case diagram Permohonan Kredit


      Use case diagram permohonan kredit yang berjalan saat ini terdapat:

      1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem penyimpanan dokumen kredit

      2. 2 actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Unit bisnis dan unit risk

      3. 3 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor.

    3. Use Case Diagram Proses Kredit

    4. Gambar 3.2 Use case diagram Proses Kredit


      Use case diagram proses kredit:

      1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan proses kredit

      2. 2 actor yang melakukan kegiatan yaitu Unit Bisnis dan Unit Risk

      3. 4 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor.

    5. Use Case Diagram Pengikatan dan Dokumentasi Kredit

    6. Gambar 3.3 Use case diagram Pengikatan dan Dokumentasi Kredit


      Use case diagram pengikatan dan dokumentasi kredit:

      1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan pengikatan dan dokumentasi kredit

      2. 2 actor yang melakukan kegiatan diantaranya : unit bisnis dan unit administrasi kredit

      3. 6 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor.

  3. Analisa Sistem pada Sequence Diagram

    1. Sequence Diagram Permohonan Kredit

    2. Gambar 3.4 Sequence Diagram Permohonan Kredit


      Sequence Diagram permohonan kredit yang berjalan saat ini terdapat:

      1. 2 actor yang melakukan kegiatan, yaitu Unit bisnis dan unit risk

      2. 4 message yang merupakan urutan kegiatan sistem permohonan kredit


    3. Sequence Diagram Proses Kredit

    4. Gambar 3.5 Sequence Diagram Proses Kredit


      Sequence Diagram Proses kredit:

      1. 2 actor yang melakukan kegiatan, yaitu unit risk dan unit bisnis

      2. 5 message yang merupakan urutan kegiatan sistem proses kredit

    5. Sequence Diagram Pengikatan dan Dokumentasi Kredit

    6. Gambar 3.6 Sequence Diagram Pengikatan dan Dokumentasi Kredit



      Sequence diagram pengikatan dan dokumentasi kredit:

      1. 2 actor yang melakukan kegiatan, yaitu unit bisnis dan unit administrasi kredit

      2. 8 message yang merupakan urutan kegiatan sistem pengikatan dan dokumentasi kredit.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa Sistem

Analisa SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif yang berasal dari internal organisasi (Strenght), kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal (Weakness), peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal (Opportunities) dan ancaman atau resiko yang dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi (Threaths).

Berikut adalah matrik pemetaan strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T, dapat dilihat pada table di bawah ini :


Tabel 3. 1 Tabel Matrik SWOT

Analisa Kebutuhan Sistem

Ini merupakan studi yang digunakan oleh penulis sebelum perancangan sistem informasi diselesaikan. Produk akhir dari analisa sistem adalah seluruh kebutuhan sistem untuk usulan sistem informasi dapat terealisasikan.

Analisa Kebutuhan Sistem

Analisa Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)

Sarana dan prasarana menjadi sangat penting dalam upaya pemanfaatan teknologi informasi salah satunya adalah perangkat keras (hardware). Adapun spesifikasi sistem perangkat keras yang digunakan adalah :

  1. Spesifikasi Hardware

    1. Processor : Intel(R) Core(TM) i3-2310M

    2. Monitor : SVGA 15”

    3. Mouse : Optical

    4. Keyboard : PS/2

    5. RAM : 2 GB

    6. Harddisk : 500 GB

    7. Printer : HP Deskjet Ink

Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)

Spesifikasi sistem perangkat lunak (software) yang dibutuhkan dalam pembuatan sitem informasi ini adalah :

  1. Microsoft Office 2007

  2. Google Chrome

  3. Visual Paradigm

Hak Akses (Brainware)

Hak akses untuk aplikasi yang akan dibuat adalah :

  1. Stakeholder

  2. Pembuat/Penulis

Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Dari hasil analisa peneltian yang telah dilakukan maka permasalahan yang di hadapi oleh user (pengguna) adalah sebagai berikut :

  1. Semua tools yang digunakan masih menggunakan Microsoft Excel

  2. Semua data laporan masih secara manual menggunakan Microsoft Office

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah meneliti dan mengamati dari permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan, dengan penyusunan yang menggunakan Ms. Excel dan pengarsipan yang masih manual yaitu laporan dalam bentuk buku, agar memudahkan setiap orang yang membutuhkan informasi tentang pemberkasan kredit yang sudah pernah dilakukan, maka diperlukan sistem yang terkomputerisasi berbasis web secara online, yang berarti dapat diakses dimana saja dan kapan saja oleh pengguna yang tentunya sudah diberikan hak akses. Sistem yang berbasis web ini tentunya dapat memberikan informasi yang akurat dan tersistematis.

Setelah mengamati dan dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi , maka beberapa alternative pemecahannya adalah :

  1. Membuat sistem yang terkomputerisasi berbasis web secara online, yang berarti dapat diakses dimana saja dan kapan saja oleh pengguna yang tentunya sudah diberikan hak akses

  2. merancang sebuah sistem yang dapat memberikan informasi yang akurat dan tersistematis untuk membantu proses pelaporan pemberkasan kredit

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I berisi rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

Tabel 3. 2 Tabel Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi tahap 1 yang kemudian di klasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDL. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement diatas diberi opsi I (Inessential) dan dapat terlihat pada tabel elisitasi berikut ini :

Tabel 3. 3 Tabel Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut adalah tabel elisitasi tersebut :


Tabel 3. 4 Tabel Elisitasi Tahap III

Final Elisitasi

Final Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan tabel final elisitasi :


Tabel 3. 5 Tabel Final Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedure Sistem Usulan

Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram dan Sequence Diagram

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.1 Use Case Diagram yang diusulkan

Berdasarkan gambar 4.1 Use case Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem informasi monitoring Kredit Mikro Utama pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang.

  2. 3(tiga) actor yang melakukan kegiatan yaitu : unit bisnis, unit risk, dan unit admin.

  3. 8(delapan) use case yang biasa dilakukan oleh actor tersebut diantaranya : login, input informasi pokok,input informasi usaha, inputinformasi agunan,input informasi hubungan dengan bank, verifikasi usaha dan agunan, rekomendasi kredit, dan laporan dokumentasi kredit.

Activity Diagram Yang Diusulkan

  1. Activity Diagram Sistem Unit Bisnis yang Diusulkan Unit Bisnis

  2. Gambar 4.2Activity Diagram Sistem Unit Bisnis Yang Diusulkan


    Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Unit Bisnis yang diusulkan terdapat :

    1. 1 (satu) Initial Node, awal kegiatan

    2. 9 (sembilan) action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi

    3. 1 (satu) Final Node, akhir suatu kegiatan



  3. Activity Diagram Sistem Unit Risk yang Diusulkan Unit Risk

  4. Gambar 4.3Activity Diagram Sistem Unit Risk Yang Diusulkan


    Berdasarkan gambar 4.3 Activity Diagram Sistem Unit Risk yang diusulkan terdapat :

    1. 1 (satu) Initial Node, awal kegiatan

    2. 8 (delapan) action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi

    3. 1 (satu) Final Node, akhir suatu kegiatan


  5. Activity Diagram Sistem Unit Admin yang Diusulkan Unit Admin


  6. Gambar 4.4Activity Diagram Sistem Unit Admin Yang Diusulkan


    Berdasarkan gambar 4.4Activity Diagram Sistem Unit Adminyang diusulkan terdapat :

    1. 1 (satu) Initial Node, awal kegiatan

    2. 8 (delapan) action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi

    3. 1 (satu) Final Node, akhir suatu kegiatan

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.5Sequence Diagram yang di usulkan

Berisi rancangan sequence diagram sistem yang diusulkan terdapat :

  1. 3 (tiga) actoryang melakukan kegiatan yaitu User

  2. 11 (sebelas) life line antarmuka yang saling berinteraksi

  3. 15 (lima belas) messageyang saling terhubung

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berisi perbedaan prosedur sistem berjalan dan sistem usulan yang dibuat dalam bentuk tabel :

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedure Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Class Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.6 Class Diagram yang di usulkan

Berdasarkan gambar 4.6 di atas, class diagram yang diusulkan penulis dalam membangun sistem ini terdiri dari:

  1. Tiga belas class, yaitu bjb_user, bjb_informasi_pokok, bjb_informasi_usaha, bjb_anggunan, bjb_anggunan_cr, bjb_supplier_dan_buyer, bjb_hubungan_dengan_bank, bjb_verifikasi_usaha, bjb_hasil_analisa, bjb_sub_hasil_analisa, bjb_berkas, bjb_berkas_costumer, bjb_keterangan_berkas.

  2. Tiga belas association yang merelasikan antar class.

Spesifikasi Basis Data

Pada rancangan struktur basis data sistem informasi monitoringini akan ditunjukan mengenai tabel-tabel yang akan digunakan antara lain :

1.  Nama Table            : apply_job

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Memasukan informasi pokok nasabah

    Primary Key          : id_informasi_pokok

    Jumlah Field     : 33

Tabel 4.2 Tabel Informasi Pokok


2.  Nama Table            : bjb_informasi_usaha

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Memasukan informasi usaha nasabah

    Primary Key          : id_informasi_usaha

    Jumlah Field     : 28

Tabel 4.3 Tabel Informasi Usaha


3.  Nama Table            : bjb_agunan

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Memasukan informasi agunan nasabah

    Primary Key          : id_agunan

    Jumlah Field     : 9

Tabel 4.4 Tabel Agunan

4.  Nama File            : bjb_hubungan_dengan_bank

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        :Memasukan informasi hubungan bank nasabah

    Primary Key          : id_hub_dengan_bank

    Jumlah Field     : 15

Tabel 4.5 Tabel Hubungan dengan Bank


5.  Nama File            : bjb_verifikasi_usaha

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Memasukan hasil verifikasi usaha nasabah

    Primary Key          : id_verifikasi_usaha

    Jumlah Field     : 24

Tabel 4.6 Tabel Verifikasi Usaha


6.  Nama File            : bjb_user

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Mendaftarkan user yang berhak login / masuk ke dalam sistem

    Primary Key          : id_user_bjb

    Jumlah Field     : 9

Tabel 4.7 Tabel User


7.  Nama File            : bjb_supplier_dan_buyer

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Memasukan data supplier dan konsumen yang bekerjasama dengan nasabah

    Primary Key          : id_supplier_buyer

    Jumlah Field     : 10

Tabel 4.8 Tabel Supplier dan Buyer


8.  Nama File            : bjb_agunan_cr

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Mendaftarkan user yang berhak login / masuk ke dalam sistem

    Primary Key          : id_anggunan_cr

    Jumlah Field     : 35

Tabel 4.9 Tabel Agunan CR


9.  Nama File            : bjb_berkas

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Untuk Upload berkas dalam bentuk gambar

    Primary Key          : id_berkas

    Jumlah Field     : 4

Tabel 4.10 Tabel Berkas

10.  Nama File            : bjb_berkas_customer

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Untuk menarik data yang ada di tabel bjb_informasi_pok

    Primary Key          : id_berkas_customer

    Jumlah Field     : 2

Tabel 4.11 Tabel Berkas Customer


11.  Nama File            : bjb_hasil_analisa

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Merekomendasikan kredit berdasarkan hasil analisa

    Primary Key          : id_hasil_analisa

    Jumlah Field     : 5

Tabel 4.12 Tabel Hasil Analisa


12.  Nama File            : bjb_keterangan_berkas

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Memasukan data keterangan upload gambar

    Primary Key          : id_keterangan_berkas

    Jumlah Field     : 2

Tabel 4.13 Tabel Keterangan Berkas

13.  Nama File            : bjb_sub_hasil_analisa

    Media                  : Hard Disk

    Fungsi                        : Menghitung dan menampilkan hasl analisa

    Primary Key          : id_sub_hasil_analisa

    Jumlah Field     : 20

Tabel 4.14 Tabel SubHasil Analisa

Rancangan Tampilan Sistem Yang Diusulkan

Rancangan Tampilan Halaman Login

Gambar 4.7 Rancangan Tampilan Halaman Login

Keterangan :

  1. Logo, yaitu gambar logo dan nama perusahaan.

  2. Username untuk login

  3. Password untuk login

Rancangan Tampilan Halaman Pada Unit Bisnis

Gambar 4.8 Rancangan Tampilan Halaman Pada Unit Bisnis

Keterangan :

  1. Logo, menampilkan logo dan nama perusahaan

  2. Home, untuk berfungsi sebagai monitoring kredit yang menampilkan data kredit yang sedang jatuh tempo

  3. Informasi pokok, untuk menginput informasi pokok milik calon nasabah

  4. Informasi usaha, untuk menginput informasi usaha milik calon nasabah

  5. Informasi Agunan, untuk menginput informasi agunan milik calon nasabah

  6. Informasi Hubungan dengan Bank, untuk menginput informasi history calon nasabah di dunia perbankan.

  7. Logout, menampilkan kembali ke munu utama login

Rancangan Tampilan Halaman Pada Unit Risk

Gambar 4.9 Rancangan Tampilan Halaman Pada Unit Risk

Keterangan :

  1. Verifikasi Usaha, untuk menginput informasi usaha hasil observasi dari unit risk

  2. Verifikasi agunan, untuk menginput informasi agunan hasil observasi dari unit risk

  3. Hasil analisa, untuk memberikan hasil rekomendasi kredit dengan nilai maksimum IDIR (Installment to Disposable Income Ratio) sebesar 80%. Adapun rumus IDIR sebagai berikut :

  4. Keterangan :

    A1 = total angsuran kredit saat ini

    A2 = angsuran kredit yang akan diberikan

    DI = Disposable Income (Sisa penghasilan debitur dikurangi seluruh biaya)

Rancangan Tampilan Halaman Pada Unit Admin

Gambar 4.10Rancangan Tampilan Halaman Pada Unit Admin

Keterangan :

  1. Register PK (Perjanjian Kredit), untuk mendaftarkan dan menjadwalkan proses pengikatan kredit

  2. Checklist Dokumen, untuk mengupload seluruh berkas fisik persyaratan Kredit Mikro Utama Bank Bjb

  3. Daftar pelunasan, untuk mencatat berkas-berkas kredit yang sudah lunas

Rancangan Tampilan Program

Tampilan Halaman Login

Tampilan diatas adalah tampilan untuk user jika ingin memasuki sistem dengan memasukan username dan password.

Gambar 4.11Tampilan Halaman Login


Tampilan Halaman Untuk Informasi Pokok Pada Unit Bisnis

Tampilan ini adalah tampilan halaman unit bisnis untuk mengajukan permohonan kredit mikro utama yang berisi informasi pokok dari calon nasabah, setelah itu dilanjutkan pengisian informasi usaha, informasi agunan, dan informasi hubungan dengan bank yang akan direview oleh bagian unit risk

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Untuk Informasi Pokok Pada Unit Bisnis


Tampilan Halaman Utama Informasi Usaha Pada Unit Risk

Tampilan ini adalah tampilan halaman unit bisnis untuk mengajukan permohonan kredit mikro utama yang berisi informasi usaha dari calon nasabah.

Gambar 4.13 Tampilan Halaman Untuk Informasi Usaha Pada Unit Risk

Tampilan Halaman Utama Informasi Agunan Pada Unit Admin

Tampilan ini adalah tampilan halaman unit bisnis untuk mengajukan permohonan kredit mikro utama yang berisi informasi agunan dari calon nasabah.

Gambar 4.14 Tampilan Halaman Untuk Informasi Agunan Pada Unit Admin


Tampilan Halaman Utama Informasi Hubungan dengan Bank Pada Unit Bisnis

Tampilan ini adalah tampilan halaman unit bisnis untuk mengajukan permohonan kredit mikro utama yang berisi informasi hubungan dengan bank dari calon nasabah.

Gambar 4.15 Tampilan Halaman Untuk Informasi Hubungan dengan Bank Pada Unit Bisnis

Tampilan Halaman Verifikasi Usaha Pada Unit Risk

Tampilan ini adalah tampilan halaman unit risk untuk melakukan review permohonan kredit dan menginput hasil observasi dari nilai nilai usaha calon nasabah.

Gambar 4.16 Tampilan Halaman Verifikasi Usaha Pada Unit Risk

Tampilan Halaman Verifikasi Agunan Pada Unit Bisnis

Tampilan ini adalah tampilan halaman unit risk untuk melakukan review permohonan kredit dan menginput hasil observasi dari nilai nilai agunan milik calon nasabah

Gambar 4.17 Tampilan Halaman Verifikasi Agunan Pada Unit Risk


Tampilan Halaman Hasil Analisa Pada Unit Bisnis

Tampilan ini adalah tampilan halaman unit risk untuk mendapatkan nilai IDIR (Installment to Disposable Income Ratio) dan merekomendasikan besarnya kredit yang akan diberikan.

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Hasil Analisa Pada Unit Risk

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hadware)

Perangkat keras (hadware) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut:

  1. Processor : Intel(R) Core(TM) i3-2310M

  2. Monitor : SVGA 15”

  3. Mouse : Optical

  4. RAM : 2 GB

  5. Harddisk : 500 GB

  6. Printer : HP Deskjet Ink

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut:

  1. Windows 7

  2. Visual Paradigmn for UML 6.4 Enterprise Edition

  3. Google Chrome (Browser)

Hak Akses

Pengoperasian aplikasi ini dapat dilakukan oleh:

  1. Unit Bisnis

  2. Unit Risk

  3. Unit Admin

Testing

Pada metode ini, berdasarkan metode pengujian yang anda pilih pada BAB I. Metode testing seperti Black Box, White Box, dan Grey Box.

Implementasi yang Diusulkan

Setelah sistem yang diusulkan ini selesai dianalisa dan didesain secara terperinci dengan teknologi dan desain yang terpilih, maka tiba saatnya sistem diimplementasikan dan diterapkan. Tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan yang harus dilakukan sebelum sistem yang baru benar benar digunakan. Kegiatan yang harus dilakukan antara lain :

  1. Tahap Pengumpulan data

  2. Proses pengumpulan data digunakan sebagai perancangan sistem, sehingga data apa saja yang diperlukan dapat dianalisa dan dibuatkan sistem programnya.

  3. Analisa sistem

  4. akan diterapkan dalam suatu sistem yang dibutuhkan.

  5. Perancangan sistem

  6. Perancangan sistem merupakan penerapan dari suatu hasil analisa yang telah dilakukan oleh seorang analis terhadap data yang dianalisanya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang pembuat program.

  7. Pembuatan program

  8. Pembuatan program adalah kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh komputer sesuai dengan yang dibutuhkan oleh user.

  9. Testing program

  10. Testing program dilakukan untuk mengetahui kesalahan kesalahan yang ada. Dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program kedalam komputer.

  11. Evaluasi program

  12. Evaluasi program, kegiatan ini dilakukan setelah tes program, tujuannya untuk mengetahui kesalahan serta kekurangan pada program yang telah dibuat.

  13. Perbaikan program

  14. Perbaikan program adalah penambahan atau pengurangan pada poin poin tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar benar dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan user.

  15. Pelatihan

  16. Pelatihan, setelah diketahui sudah tidak ada lagi kesalahan dan kekurangan, tahap selanjutnya dilakukan pelatihan terhadap karyawan, maka perancangan sistem yang usulkan dapat segara diimplementasikan.

  17. Dokumentasi

  18. Pengarsipan file yang tersusun rapi sangat membantu memudahkan pencarian data jika terdapat kesalahan nanti.

Time Schedule

  1. Pembuatan Proposal

  2. Pada tahap ini dilakukan pembutan latar belakang masalah, tujuan, manfaat dan juga perumusan masalah secara garis besar sebagai acuan awal penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu satu minggu/tujuh hari.

  3. Seminar Proposal

  4. Proses presentasi proposal yang telah dibuat berdasarkan data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama satu minggu/tujuh hari.

  5. Wawancara

  6. Pada tahap ini, wawancara dilakukan kepada pihak terkait sebagai bahan pendukung penelitian yang dilakukan selama satu minggu/tujuh hari.

  7. Analisa Data

  8. Melakukan pengkajian terhadap data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama dua minggu/empat belas hari.

  9. Elisitasi

  10. Pada tahap ini, merumuskan elisitasi sistem dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait.

  11. Desain Sistem

  12. Perancangan sistem merupakan penerapan dari suatu hasil analisa yang telah dilakukan oleh seorang analis terhadap data yang dianalisanya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang membuat program. Perancangan sistem berlangsung selama dua minggu/empat belas hari.

  13. Programming Sistem

  14. Pada tahap ini merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh user. Pembuatan program berlangsung selama sembilan minggu.

  15. Testing Program

  16. Pengujian program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program kedalam komputer. Pengujian program berlangsung selama dua minggu pada perusahaan yang bersangkutan.

  17. Evaluasi

  18. Tahap ini, dimana evaluasi dilakukan setelah testing program dilaksanakan, dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem. Evaluasi berlangsung dua minggu beriringan dengan testing program.

  19. Pelatihan User

  20. Pelatihan terhadap user, admin maupun tenaga kerja yang terkait dengan program yang telah dibuat selama dua minggu.

  21. Implementasi Program

  22. Setelah kelayakan program telah diketahui, maka langkah selanjutnya dilakukan implementasi program pada perusahaan terkait. Implementasi program berlangsung selama dua minggu.

  23. Dokumentasi

  24. Proses Perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan, berlangsung sejak awal, dimulai dari awal kegiatan yaitu pembuatan proposal hingga program diimplementasikan pada pihak stakeholder.

  25. Penyerahan Laporan

  26. Setelah penulisan laporan skripsi maka penyerahan dilaporan dikumpulkan di minggu akhir bulan juni 2016


Tabel 4.15Time Schedule

Estimasi Biaya

Setelah adanya perancangan sistem yang dihasilkan, maka jika dilihat dari sudut pandang segi biaya memang cukup tinggi akan tetapi jika dipandang dari segi manfaat dan kegunaan, biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang dihasilkan.

Biaya penelitian rinci sesuai kebutuhan penelitian antara lain sebagai berikut:


Tabel 4.16 Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan yaitu diantaranya :

  1. Prosedur pemberian Kredit Mikro Utama pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang mulai dari permohonan kredit hingga proses pengikatan kredit masih menggunakan catatan manual sehingga terasa sangat tidak efektif dan efisien. Maka diperlukan suatu sistem komputerisasi yang dapat membantu pendataan dan menyajikan laporan secara cepat, tepat dan akurat.

  2. Sistem pemberkasan fisik yang saat ini berjalan memiliki resiko kehilangan yang tinggi, oleh karena itu diperlukan sistem yang dapat memonitoring kelengkapan berkas dengan melakukan penyimpanan dalam bentuk softcopy yang tersimpan rapi dan aman di database.

  3. Dengan sistem yang diusulkan tersebut, maka monitoring terhadap data Kredit Mikro Utama pada Bank Bjb menjadi sangat mudah dan akurat. Menggunakan sistem berbasis web yang dapat di akses secara online dimana pun user berada menjdikan sistem ini menjadi efektif dan efisien. Meminimalisir kemungkinan terjadinya kredit yang bermasalah terhadap pembayaran angsuran dan mempermudah pengawasan terhadap proses dokumentasi terhadap pemberkasan Kredit Mikro Utama yang berjalan saat ini pada Bank Bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang.

Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penyusun, agar menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut serta pengembangan sistem yang dirancang adalah sebagai berikut

  1. Karena penulis hanya terfokus pada prosedur pemberian Kredit Mikro Utama pada Bank bjb KCP Sepatan Cabang Tangerang. Maka perlu adanya sosialisasi terhadap seluruh pihak yang terlibat terhadap pengembangan sistem ini.

  2. Jika ada dilakukan pengembangan dikemudian hari, penulis menyarankan dalam sistem informasi monitoring kredit mikro utama ini tidak hanya terfokus kepada pengawasan kelengkapan berkas kredit, tetapi juga terfokus kepada pembayaran angsuran yang terhubung dengan core bangking system.

  3. Dilakukan pengembangan aplikasi berbasis sms gateway pada Sistem Informasi Monitoring, tidak hanya mengirimkan pemberitahuan pembayaran angsuran tetapi juga membantu dalam pemberian informasi lewat sms ke masing-masing nasabah, sehingga mempermudah nasabah dalam mendapatkan informasi yang ter-update berkaitan dengan produk Bank Bjb, yaitu Kredit Mikro Utama.

Contributors

Lydia Nur Mustika