SMK Penerbangan Dirghantara Curug

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

smk penerbangan curug Sebelum berhasil meluluskan siswanya, Sekolah Menengah Kejururuan Penerbangan Dirghantara ( SMK-PD ) telah memperoleh predikat akreditasi “B”.Dengan predikat tersebut kualitas ataupun persyaratan Sekolah MenengahPenerbangan di Curug ini diakui pihak yang berwenang. Tentu saja ukuran untuksekolah baru SMK-PD yang baru berdiri tahun 2005 predikat ini sangatmembanggakan. Pada awal berdirinya SMK-PD ini banyak berkonsultasi/ berhubungan denganSMKN 29 Jakarta, meliputi sistem kurikulum, sistem pembelajaran, tenagapengajar kebutuhan laboratorium dan lain-lain. Seiring dengan perjalanan waktuSMK-PD dapat Mandiri, artinya diperkenankan melaksanakan Ujian Nasionalsendiri. Padahal diperkirakan sebelumnya Ujian Nasional pertama harus bergabungdengan SMK lain yang sesjenis dan yang terdekat adalah SMK 29 Jakarta,dan apabila hal itu terjadi memerlukan biaya tak sedikit yang harus ditanggungoleh para siswanya terutama untuk transportasi. Bermodalkan predikat akreditasi, dapat membantu sekolah dalam menyampaikanbeberapa hal dan kendala yang dihadapi oleh sekolah kepada masyarakat. Dengankerja keras dan berbagai upaya, akhirnya sedikit demi sedikit fasilitas sekolahdapat dilengkapi. Lulusan pertama SMK-PD adalah 73 orang siswa, sebagian besarsudah diterima dan bekerja di maskapai penerbangan dan sebagian melanjutkanstudi. Tidak tahu kenapa anak-anak kami cepat terserap oleh pasar”kata Drs. Tarwan,MT, Kepala Sekolah SMK Penerbangan Dirghantara. Tidak hanya berhenti disitu, tahun berikutnya bahkan beberapa maskapaipenerbangan nasional mendatangi SMK-PD, dengan tujuan merekrut danmengikat siswa sebelum mereka “ diambil” oleh perusahaan lain setelah lulussekolah. Tahun 2009/2010 GMF dapat merekrut 16 siswa, sebagian sedangmengikuti proses rekrut Lion Air. Sementara lulusan umumnya direkrut melaluijalur normal di berbagai maskapai penerbangan, sebagian lainya melanjutkan keSekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI-Curug), Universitas Nurtanio ( UNUR–Bandung ) dan lainnya. Kepada siswa yang sudah lulus, Tarwan panggilan akrabnya berpesan agarmereka agar tidak pernah berhenti belajar. Lulus dari SMK bukan berarti tugasanda telah selesai, justeru tugas lebih besar telah menanti didepan kita.Mereka akan menghadapi dunia penerbangan yang sebenarnya, yaitu dunia yangtidak mentolerir kesalahan sedikitpun, yang bisa berakibat fatal. “Mereka harus terus belajar dan belajar.Tantangan di dunia penerbanganrelatif berat, karena teknologi penerbangan selalu berkembang dan akan terus berkembang . Kami mendidik sesuai dengan kemampuan yangkami miliki, dan kami akui masih banyak lubang yang kitaenahi. benahi” katapria kelahiran Purwokerto, 12 Agustus 1948 ini Tarwan sadar, sebagai lembaga pendidikan baru, baik secara fisik maupunsofware masih banyak kekurangan. Untuk itu secara operasional setiap saatsekolah melakukan perbaikan-perbaikan yang dirasakan mendesak, tidaktanggung-tanggung ia merencanakan menjadi SMK Penerbangan Dirghantara Curugsebagai SMK Penerbangan Unggulan pada tahun 2020. Saat ini, Tarwan sedang membangun kesamaan visi dari semua unsur yang ada disekolah. Tidak bosan bosanya ia mensosialisasikan secara terus menerus agarkomitmen dari semua unsur dapat terbangun. Karena syarat untuk mencapai targetmenjadi sekolah unggulan tahun 2020 salah satunya adalah adanya komitmen darisemua unsur, sumber daya uang dan sumber daya lainya. Sebagai sekolah yang ingin mendapatkan predikat sekolah Unggulan, Tarwantelah membuat suatu program semacam master plan dari tahun 2010 – 2020. Tahun 2010, berkonsentrasi pada pembangunan prasarana/fisik untuk kesiapanakreditasi ulang, membuka kompetensi keahlian baru ( Instrumen Avionic PesawatUdara ) untuk meningkatkan kinerja. Tahun 2011, SMK-PD berkonsentrasi untuk pembenahan administrasi guru,administrasi perkantoran, administrasi pembelajaran, dan juga persiapanadministrasi ulang ( 2 ) dengan sasaran mendapatkan predikat “A” Tahun 2012, SMK-PD konsentrasi pada pelaksanaan akreditasi ulang, pembinaantenaga kependidikan, peninjauan struktur organisasi guna meningkatkan kualitaspembelajaran. Tahun 2013, SMK-PD kembali konsentrasi pada pembangunan prasarana / fisiklanjutan , pengadaan sarana pendidikan lanjutan dan mengajukan usulan SekolahStandar Nasional ( SSN ) Tahun 2015, SMK-PD konsentrasi pada implementasi SSN, pemantapan SSN, penerapanISO, usulan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) , SBI untuk menujuSekolah Unggulan Tahun 2020, diharapkan target yang dicanangkan SMK-PD bisa tercapai kalau tak ada perubahan kebijakan yang mendasar, menjadi Sekolah Unggulan diIndonesia. “ Semua itu memang perlu kerja keras dan perjuangan berat. Karena sistemdalam sekolah ini belum satu jalan, maka masih perlu pembenahan .Sebenarnya untuk mencapai SSN persyaratan hampir memenuhi, yaitu tinggalkelengkapan peralatan plus pengajar dengan bahasa inggris hanya beberapa orang, untuk ISO dengan syarat tertib administrasi tidak terlalumasalah kalau memang kita ingin komitmen Komitmen menjalankanya. Kemudian seperti diuraikan diatas setelah SSN,ditingkatkan RSBI yang mensyaratkan guru yang mengajar dengan pengantar bahasaInggris lebih banyak lagi. Bagi kami hal ini tidak terlalu bermasalah, karenasebagian pengajar kami yang notabene dosen STPI terbiasa mengajar siswa darinegara asing, yakinnya. Semua rancanan yang disusun Tarwan dimaksudkan untuk membangun SDMpenerbangan yang handal dalam menghadapi globalisasi. Disamping membekaliketrampilan teknis, lulusan SMK Penerbangan Dirghantara diharapkan mampuberbahasa Inggris dengan lancar. Rencananya, ia ingin merekrut tenaga pengajardengan penguasaan bahara Arab. Mengingat sekarang ini di era globalisasipersaingan tenaga kerja sangat ketat dari seluruh penjuru dunia. “Jadi kalau bisa tidak hanya bahasa Inggris tetapi bahasa asing lainnyajuga, karena peluang bidang ini masih sangat terbuka lebar. Kalau kita mampumencetak lulusan yang qualified di luar negeri masih banyak yang bisa menampungnya. Dari pada kita mengirim TKI yang non ketrampilan, mendinganmengirim yang begitu kan . Maka saya berangan-angan merekrut lulusan dariMadrasah, kita didik dan kita kirim ke luar negeri, beherja sama denganDepnaker. Peluang besar di bisnis bidang penerbangan untuk orang-orang kompetendan punya sikap,”tandasnya. Jajaran Perintis Drs. Tarwan, MT, sebelumnya sebagai salah satu Instruktur SekolahTinggggi Indonesia (STPI), pada tahun 1987 ditugaskan sebagai pengajar MekanikaTeknik pada Jurusan Teknik Penerbangan. Ia juga ditugaskan sebagai tenagafungsional sebagai Pimpinan Instalasi Teknik Umum. Tahun 1996, Tarwan mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikanpada jenjang Magister(S2) di ITB jurusan yang diambilnya sesuai denganpekerjaan sehari-hari berkutat didunia penerbangan. Magister Teknik diselesaikan pada tahun 1998, masih tetap mengajar. Kemudian ditugaskansebagai Kepala Sup Penyusunan Program kurang lebih selama setahun. Selanjutnyadiberikan kesempatan sebagai Kepala Balai Diklat Penerbangan di Palembang(akhir 2000 s/d akhir 2004. Anak keempat dari empat bersaudara pasangan Sumardi dan Rakyah (almh)kemudian ditugaskan sebagai dosen tetap di STPI dengan pangkat Lektor Kepala.Tugas ini memberinya banyak waktu luang pada sore hari yang dimanfaatkan untukmengabdi kepada masyarakat. Salah satunya ikut bergabung sebagai stafpengajar pada SMK dilingkungan Curug. Secara resmi SMK Penerbangan Dirghantara berdiri pada tahun 2005berlokasi di kompleks STPI Curug. Sejak awal ia ditugasi sebagai WakilKepala Sekolah Bidang Kurikulum kemudian merangkap sebagai PelaksanaTeknis Operasional (PTO) SMK-PD ( 2008-2009). Pekerjaan yang dilakukanyalaksana Kepala Sekolah, karena Kepala Sekolah sudah sepuh hanya saja PTO takberwenang menandatangani surat-surat resmi. Baru pada bulan Maret 2010 Tarwan kemudian diangkat sebagai Kepala Sekolah SMK-PD secara definitif. “Visi kami para lulusan SMK Penerbangan Dirghantara Curug, handaldibidangnya masing-masing. Visi yang kita usung adalah “ Menyiapkan teknisihandal dibidang Mesin dan Rangka Pesawat Udara, Instrument dan Avionic PesawatUdara, berdisiplin, bertanggung jawab dan bermartabat, target kami terutama ingin membina anak didik agar tangguh, kreatif dan bertanggungjawab dilapangan sesuai bidangnya masing-masing”ungkap ayah empat anak hasilpernikahannya dengan Theresia Haryatun ini. Oleh karena itu SMK Penerbangan Dirghantara dibawah kepemimpinan Tarwan padapembinaan sikap yang salah satunya adalah disiplin. Sebagai tolok ukur atautepatnya cermin adalah Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia ( STPI ) CurugTangerang, walaupun secara umum belum mencapai kondisi yang menyerupai dalamcermin, tetapi upaya menumbuhkan sikap tersebut terus dilakukan, apalagisebagian adalah dosen STPI. “Kita mencoba menekankan sikap disiplin sebagai budaya yang harusdilaksanakan . Disamping itu sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku kamijuaga mengupayakan beberapa type mesin sebagai sarana pelatihan. Meskipun kita hanya beli mesin bekas karena harga mesin baru mahal dan tak terjangkau ,karena kita harus memiliki guna memenuhi persyaratan. Karena predikatakreditasi kita baru “B” nanti kita ingin meningkat menjadi “A”. Kita sedangberupaya untuk bisa memiliki pesawat/mesin yang untuk praktek, bisa jugaditerbangkan”ujar pemilik motto ‘Semua yang dihadapi dijalani dengan ikhlas’ini menguraikan harapanya. Masuk Angkatan Laut. Awalnya Drs. Tarwan, MT tidak sedikitpun bercita-cita mejadi guru. Sebagaianak petani biasa, lebih tertarik menjadi tentara. Karena pada saat itu masukAKABRI ( Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ) masih relatif mudah, takperlu koneksi maupun persyaratan lai, semua berdasarkan atas prestasi dankemampuan masing-masing secara obyektif. “Sejak kecil saya ingin masuk Angkatan Laut, itu cita-cita saya karenapakaianya putih rapi dan kalau berbaris bagus. Tetapi orang tua punya pepatahJawa “ mangan ora mangan anggere kumpul” maka saya mendaftar sekolah yangrelatif dekat rumah. Pada saat itu yang sejalan dengan lulusan STM adalah APTN( Akademi Pendidikan Teknologi Negeri ) yang lulusanya menjadi calon guru STMdan berubah menjadi ATN ( Akademi Teknologi Negeri ) sementara saya sendiritidak senang menjadi guru. Karena pada saat itu menjadi guru relatif mudah (untuk mengisi lowongan karena banyak guru tersangkut G.30 SS/PKI ), sehinggabila punya Ijasah setinggkat SLTP, kita ikut kursus beberapa bulan sudah bisajadi guru ( SR). Jadi saat itu menurut saya profesi guru kurang menantang”tuturnya. Setelah lulus dari Akademi Teknologi tahun 1974, Tarwan kemudian “merantau”ke Tangerang. Saat itu kota satelit Jakarta ini sedang giat pembangunan pabriksecara besar-besaran. Ia bekerja dibidang pemasangan mesin dan kemudian bekerjapada suatu perusahaan di Tangerang, dengan jabatan Kepala Seksi MaintenanceProduksi hingga memiliki anak. Tahun 1978, ia mulai berpikir sesuai dengankarakternya yang tidak bisa berspekulasi, karena bekerja di swasta terasapasang surut, sehingga kurang tenang, maka mencari peluang untuk menjadi PNS,karena walaupun gaji kecil tetapi kontinyu. Tarwan kemudian mencoba mendaftarkan diri ke Departemen Perhubungan yangsaat itu membuka lowongan. Ia diterima dan ditempatkan di Curug sebagaiInstruktur. Artinya profesi yang selama ini dihindari dan dianggap kurangmenantang akhirnya harus dijalani. Awalnya ia bertugas sebagai seorangInstruktur hanya sebatas tanggung jawab pekerjaan saja. Namun lambat launia sangat menikmati dan enjoy sebagai guru. “Karena setiap hari mengajar dan merasa enjoy tadi, sekarang bahkan sayaingin menularkan pengetahuan yang saya miliki kepada orang lain . Jadi gurusenang bila melihat siswa-siswanya lebih maju menjadi orang yang bermanfaat.Filosofi hidup saya adalah “bekerja apa yang saya bisa kerjakan dengankesungguhan dan keikhlasan”, kata pria yang tidak suka bawa pekerjaan kerumahini. Sebagai pimpinan di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Swasta, Tarwanmerasa perhatian pemerintah masih terbatas. Dengan dana APBN 20 persen,perhatian kepada sekolah swasta masih tetap kecil. Ia mengibaratkan masihterasa dianak tirikan sedangkan sekolah negeri dianak emaskan. “Ini masih kurang adil, mestinya sekolah swasta agak lebih diperhatikanlagi. Harusnya ada keseimbangan, meskipun sekarang sudah mulai menerima bantuanterkesan sekadarnya saja” kata pria yang terkesan awet muda ini. Ia membocorkanrahasia awet muda yang dimilikinya, yaitu tidak pernah memanfaatkan kesempatandalam kesempitan. “ Saya tidak bisa hati saya berdebar-debar. Pokoknya sayabersyukur dengan hidup apa adanya seperti sekarang ini” imbuhnya. Mengakhiri pembicaraan, Tarwan berpesan kepada generasi muda agar bersungguh–sungguh dalam mengembangkan bakatnya . Setiap bakat merupakan anugerah Tuhan,apapun bentuknya tidak boleh disia-siakan dan harus ditekuni. Sebisa mungkinorang tua tidak memaksakan kehendak yang tidak sesuai dengan bakat anak” cukupmengarahkan dan menunjangnya.” Yang nantinya malah bisa kontra produktif dandapat menghancurkan masa depan si anak “ Pokoknya talent atau bakat apapunbagus asalkan ditekuni dengan sungguh-sungguh. Semua harus dilakukan denganbenar-benar dan secara total, yang Insya Allah hasilnya akan optimal” tegasnya.

Contributors

Irfan