SK1233472229

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTYPE ELEKTRONIK SIM SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHIDUPKAN

KENDARAAN BERMOTOR PADA BENGKEL RM 1 MOTOR


SKRIPSI



Disusun Oleh :


NIM
: 1233472229
NAMA



JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PROTOTYPE ELEKTRONIK SIM SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHIDUPKAN

KENDARAAN BERMOTOR PADA BENGKEL RM 1 MOTOR

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1233472229
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Ir.Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto,S.Kom,M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PROTOTYPE ELEKTRONIK SIM SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHIDUPKAN

KENDARAAN BERMOTOR PADA BENGKEL RM 1 MOTOR

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233472229
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Tahun Akademik 2015/2016

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
(Ferry Sudarto,S.Kom,M.Pd),
   
(Indrianto,M.T)
NID : 10001
   
NID : 05061

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PROTOTYPE ELEKTRONIK SIM RFID SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHIDUPKAN

KENDARAAN BERMOTOR PADA BENGKEL RM 1 MOTOR

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233472229
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang,Juni 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
(----)
 
(----)
 
(----)
NID :----
 
NID :----
 
NID :----


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

PROTOTYPE ELEKTRONIK SIM SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHIDUPKAN

KENDARAAN BERMOTOR PADA BENGKEL RM 1 MOTOR

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233472229
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 2016

 
 
 
 
NIM : 1233472229

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Kendaraan Bermotor merupakan salah satu sarana transportasi yang digunakan oleh masyarakat di Indonesia, terutama kendaraan bermotor roda dua. Dengan pertumbuhan pengguna kendaraan bermotor yang semakin meningkat membuat kualitas kendaraan bermotor semakin baik. Namun, perkembangan tersebut diiringi dengan semakin banyaknya tindak kriminal seperti pencurian kendaraan bermotor ataupun pembegalan (pengambilan paksa kendaraan bermotor). Berdasarkan hal tersebut telah diterapkan suatu Prototipe Elektronik Sim sebagai alat untuk menghidupkan kendaraan bermotor. Rangkaian sistem yang digunakan terdiri dari RFID NFC PN532 sebagai masukan dari pembaca dengan frekuensi sekitar 13,56 mhz, Atmega328 sebagai mikrokontroller, dan outputnya adalah Relay untuk mengendalikan kontak menjadi posisi on/off. Sebagai hasil penelitian ini mampu menangani masalah sistem keamanan kendaraan bermotor bagi masyarakat umum dan khususnya bagi pengguna kendaraan bermotor agar tidak terjadi kehilangan.


Kata kunci : E-SIM, RFID, Arduino Uno, Relay


ABSTRACT

Motor vehicle is one of the facilities for transportation used by the people in indonesia , especially motorcycle .To the growth of the users of motor vehicles with the increasing make the quality of motor vehicles the better .But , developments accompanied by the increasing number of such criminal motor vehicle theft or spoliation ( the force motor vehicles ) .Based on it has been applied a prototype electronic sim as an instrument for life motor vehicle .A series of a system used consisting of rfid nfc pn532 as input from the reader with the frequency of roughly 13,56 mhz , atmega328 as mikrokontroller , and output is relay to control contact into a position on / off .As the result of this research capable of dealing with problems the security system motor vehicle to the general public and especially for the users of motor vehicles to avoid possible lost .


Keywords :Keywords: E-SIM, RFID, Arduino Uno, Relay

 

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah "PROTOTYPE ELEKTRONIK SIM SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHIDUPKAN KENDARAAN BERMOTOR PADA BENGKEL RM 1 MOTOR".

Tujuan pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan sumber literature yang mendukung penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. .
  2. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja .
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Bapak Ferry Sudarto,S.Kom,M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  5. Ferry Sudarto,S.Kom,M.Pd selaku Dosen pembimbing I saya yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Indrianto,M.T selaku Dosen pembimbing II saya yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Perguruan Tinggi Raharja dan ilmu tersebut dapat diimplementasikan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  8. Kedua orang tua dan adik yang telah memberikan bantuan moral, materi, semangat maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  9. Bapak Sam Is selaku pemilik bengkel RM 1 Motor memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  10. Teman seperjuangan Rizqi Eka Saputri yang telah memberikan semangat dan banyak memabantu.
  11. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

    Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.



Tangerang, 2016
Rachmat Aprianto
NIM. 1233472229

Daftar isi


DAFTAR SIMBOL

SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)


SIMBOL DFD (DATA FLOW DIAGRAM)


SIMBOL ELEKTRONIKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang


Tingkat kriminalitas di Indonesia mengalami peningkatan, Data registrasi Polri mengungkapkan bahwa kejadian kejahatan di Indonesia selama periode Tahun 2012–2014 cenderung berfluktuasi. Jumlah kejadian kejahatan atau crime total dari sekitar 341 ribu kasus pada tahun 2012 meningkat menjadi sekitar 342 ribu kasus pada tahun 2013. Namun, pada tahun 2014 menurun menjadi sekitar 325 ribu kasus. Hal ini sejalan dengan resiko penduduk terkena kejahatan (crime rate) selama periode Tahun 2012-2014 yang juga berfluktuasi. Jumlah orang yang berisiko terkena tindak kejahatan (crime rate) setiap 100 ribu penduduk diperkirakan sebanyak 134 orang pada tahun 2012, 140 orang pada tahun 2013, dan 131 orang pada tahun 2014. mereka menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka demi mempertahankan kelangsungan hidupnya, seperti merampok, korupsi, mencuri, dan tindakan-tindakan kriminal lainnya, hingga sindikat pelaku tindak kriminal juga semakin mahir dalam melakukan aksi kejahatannya, mereka terspesialisasi pada tindak kriminalitas yang spesifik, misalnya spesialis pembunuhan, spesialis pencurian, dan lain sebagainya.

Fakta lain yang terjadi yaitu tingkat pencurian kendaraan bermotor yang relatif tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat peningkatan pencurian kendaraan bermotor dari tahun 2011 sampai 2013, kenaikan angka kriminalitas khususnya pencurian kendaraan bermotor adalah naik hingga 8,3%. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya media cetak maupun elektronik yang memberitakan kasus-kasus pencurian kendaraan bermotor. Solusi yang biasa dilakukan oleh pemilik kendaraan bermotor hanya dengan memakai kunci gembok, tetapi pemilik sering lupa memasang kunci gembok dan mengakibatkan pencuri kendaraan bermotor dengan mudah membobolnya dengan cara membuat kunci kunci duplikat sehingga pencuri kendaraan bermotor dengan santai melakukan aksinya dengan tidak mengundang kecurigaan.

Rasa aman (security) merupakan salah satu hak asasi yang harus diperoleh atau dinikmati setiap orang. Hal ini tertuang dalam UUD Republik Indonesia 1945 Pasal 28G ayat 1 yang menyebutkan: “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”. Dalam hal ini maka dibutuhkan sebuah sistem keamanan kendaraan bermotor yang dapat mencegah aksi pencurian yang di namakan dengan RFID (Radio Frequency Identification). RFID adalah teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis, RFID dapat disediakan dalam device yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dan RFID teknologi yang sulit untuk dipalsukan, maka dari itu RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.

Pada Pasal 18 (1) UU No. 14 Th 1992 SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah salah satu persyaratan wajib yang harus dimiliki bagi setiap pengemudi kendaraan bermotor. Surat Izin Mengemudi atau SIM berfungsi sebagai bukti kompetensi (kemampuan) seseorang dalam mengemudi kendaraan bermotor dan juga sebagai registerasi data pengemudi kendaraan bermotor yang digunakan untuk mendukung penyelidikan, penyidikan dan identifikasi forensik kepolisian bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Selain itu SIM sudah menggunakan teknologi kartu cerdas atau yang dikenal smartcard berbasis RFID yang didalamnya terdapat suatu chip identification sehingga tidak dapat di duplikat. SIM juga merupakan teknologi cerdas yang dapat menyalakan kendaraan bermotor dengan cara menempelkannya ke RFID , sehingga pengguna SIM yang terprogram saja yang hanya dapat menggunakan kendaraannya.

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini berjudul “PROTOTYPE ELEKTRONIK SIM SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHIDUPKAN KENDARAAN BERMOTOR PADA BENGKEL RM 1 MOTOR”

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kriminalitas dalam hal pencurian kendaraan bermotor.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut :

  1. Bagaimana cara SIM (Surat Ijin Mengememudi) bisa menghidupkan dan sebagai keamanan kendaraan bermotor ?
  2. Bagaimana RFID bisa membaca SIM ?
  3. Apakah dengan SIM (Surat Ijin Mengememudi) yang di tempelkan RFID sebagai menghidupkan kendaraan bermotor dapat mencegah mengurangi kehilangan kendaraan bermotor ?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan atas penyusunan laporan ini untuk tetap focus dan sesuai tujuan yang ditetapkan, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun penulis membatasi ruang lingkup yang hanya berfokus pada:

  1. Menyalakan/dalam posisi ON kendaraan bermotor dengan SIM yang di tempelkan RFID.
  2. Menggunakan mikrokontroller ATmega 328
  3. Menggunakan relay sebagai penggerak ON/OF kendaraan bermotor.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Penelitian ini tentunya dilakukan dengan tujuan dan manfaat yang diharapkan penulis. Tujuan dan manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Merancang dengan membuat sebuah sistem yang dapat menghidupkan/(dalam posisi ON) kendaraan motor dengan menggunakan SIM yang ditempelkan RFID.
  2. Merancang sebuah sistem keamanan berupa alarm yang berbunyi pada saat SIM yang belum di program/terprogram kemudian di tempelkan RFID.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

  1. Diharapkan dapat mengurangi aksi pencurian kendaraan bermotor.
  2. Pemilik kendaraan bermotor harus membawa SIM setiap ingin mengendarai kendaraan bermotor

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari beberapa metode penelitian, yaitu sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Pengamatan) (Observation Research)

    Dalam metode ini penulis melakukan observasi terhadap keamanan sepeda motor pada Bengkel RM Motor Indonesia agar penulis mendapatkan apa yang di perlukan.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dan keterangan-keterangan yang di inginkan dengan cara melakukan proses tanya jawab kepada stakeholder yaitu bapak Sam Is selaku pemilik bengkel RM 1 Motor yang bertujuan untuk membuat sebuah alat menghidupkan kendaraan bermotor dengan SIM yang di tempelkan RFID guna mengurangi tingkat pencurian kendaraan bermotor.

  3. Studi Pustaka

    Metode ini adalah segala upaya yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini dapat diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, jurnal ilmiah, serta browsing internet. Pada metode ini penulis mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada, dan digunakan sebagai landasan teori.

Metode Perancangan

Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan Sistem Flowchart dimana tahap demi tahap proses pembuatan Prototype Elektronik SIM RFID Sebagai Alat Untuk Menghidupkan Kendaraan Bermotor Pada Bengkel RM 1 Motor. Metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

Metode Pengujian

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminisi kesalahan yang terjadi saat sistem di terapkan. Penulis menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Metode Prototype

Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

 

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan laporan Tugas Akhir Skripsi ini, penulis membagi dan mengelompokan materi penulisan menjadi beberapa bab, dimana setiap bab akan membahas dan menguraikan pokok bahasan dengan lebih terperinci, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus berupa pengertian dan definisi yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang diusulkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototipe, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya. Serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Hartono (2013:9)[1], “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasar fungsi-fungsinya menjadi suatu kesatuan”.

Menurut Taufiq (2013:1)[2], “Sistem yaitu kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan dan bekerja sama”.

Menurut Jerry Fitz Gerald dalam buku Yakub, Vico Hisbanarto (2014:2)[3] , “Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpulan bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyekesaikan suatu sasaran tertentu”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

 

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[4], karakteristik sistem adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components)
  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

  3. Batasan Sistem (Boundary).
  4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antar sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya, batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  5. Lingkugan Luar Sistem (Environtment)
  6. Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

  7. Penghubung Sistem (Interface)
  8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface, penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.

  9. Masukan Sistem (Input).
  10. Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (Maintenance Input) dan sinyal (Signal Input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer “program” adalah Maintenance Input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah Signal Input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem (Output).
  12. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna, kaluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal yang menjadi input bagi subsistem lain.

  13. Pengolahan Sistem (Proses).
  14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  15. Sasaran Sistem (Objective)
  16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic, jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

    Sumber: Sutabri (2012:15)


    Gambar 2.1 Karateristik Sistem


 

Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8)[2], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:


  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System).
  2. Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.

    Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.

    Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

  3. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.
  4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
  5. Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

    Sumber: Taufiq (2013:9)


    Gambar 2.2 Sistem Tertutup

    Sumber: Taufiq (2013:9)


    Gambar 2.3 Sistem Terbuka
  6. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
  7. Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.

    Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

  8. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
  9. Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

  10. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
  11. Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

  12. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia
  13. Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

  14. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
  15. Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:156)[2], “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

Menurut Darmawan (2013:210)[5], “ Analisa Sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosis persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki system”.

Menurut Rosa (2013:18)[6], “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sitem adalah suatu proses sistem yang secara umum digunakan sebagai landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam suatu sistem tertentu.

 

Tahap-tahap Analisa Sistem

Menurut pendapat Sutabri (2012:220)[4], “proses analisa sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisa sistem ini sebagai berikut :

  1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
  3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan sampai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
  4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.
  5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan. Selama tahap analisa sistem, analisis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisa sistem adalah sebagai berikut:
  1. Mengumumkan penelitian system
  2. Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.

  3. Mengorganisasikan tim proyek
  4. Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif dari pada hanya pasif.

  5. Mendefinisikan kebutuhan informasi
  6. Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.

  7. Mendefinisikan kriteria kinerja system
  8. Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

  9. Menyiapkan usulan rancangan
  10. Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

  11. Menyetujui atau menolak rancangan proyek
  12. Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin dimintas melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

 

Fungsi Analisis Sistem

Adapun fungsi analisa sistem adalah sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user).
  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.
  3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

 


Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[7], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Al-Jufri (2011:141)[8], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

 

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[5], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik yang terlibat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Menurut Sutabri (2012:225)[4], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.
  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
  5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

 

Tahap-tahap Perancangan Sistem

Menurut Al-Jufri (2011:141)[9], Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinci
  2. Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:

    1. Diagram arus data (data flow diagram).

    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram).

    3. Kamus data (Data dictionary).

    4. Flowchart.

    5. Model hubungan objek.

    6. Spesifikasi kelas.

  3. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
  4. Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  5. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
  6. Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

  7. Memilih Konfigurasi Terbaik
  8. Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui.Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.

  9. Menyiapkan Usulan Penerapan
  10. Analis menyiapakn usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

  11. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
  12. Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

    Sumber: Al-Jufri (2011:141)[9],


    Gambar 2.4 Diagram Tahap Perancangan

 

Konsep Dasar Pengujian

Definisi Pengujian

Menurut Rizky (2011:237)[10], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Black box dan White box testing.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah prose terhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.

Definisi Black Box

Menurut Shiddiq (2012:4)[11], “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian Black Box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
  2. Kesalahan interface
  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
  4. Kesalahan performa
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
  5. Melakukan pengujian.
  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

 

Metode Pengujian dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning
  2. Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  3. Boundary Value Analysis
  4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  5. Cause-Effect Graphing Techniques
  6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

    3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

  7. Comparison Testing
  8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

  9. Sample and Robustness Testing
  10. a. Sample Testing

    Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    b. Robustness Testing

    Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  11. Requirement Testing
  12. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

    1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

    2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

  13. Endurance Testing
  14. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Kelebihan Dan Kelemahan Black Box

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:


Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Blackbox

Sumber: (Syahwill (2013)[12],

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66)[13], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Guritno (2011:302)[14], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[14], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

  1. Elisitasi Tahap I
  2. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II
  4. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

    1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi Tahap III
  6. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atauteknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan ?

    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan ?

    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

    2. Middle (M): Mampu dikerjakan.

    3. Low (L): Mudah dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi
  8. Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67)[13], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

  1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries)
  2. Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan olehseberapa dalam dan luas pengetahuan developerakan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkupdan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

  3. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan
  4. Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagiandari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

  5. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai
  6. Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75)[13], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.
  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan
  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi.
  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.
  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.
  6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan atau pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Masalah Dalam Elisitasi

Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68)[13], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni :

  1. Masalah ruang lingkup
  2. Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

  3. Masalah pemahaman
  4. Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikitdan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.

  5. Masalah perubahan
  6. Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

 

Pengertian Kendaraan Bermotor

Pengertian kendaraan bermotor menurut Pasal 1 ayat (8) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 [15], Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah sebagai berikut :

“Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel”

 

Teori Khusus

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Adelia (2011:116)[16], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program yang akan dibuat.”

Menurut Kristanti dan Niluh Gede Redita di dalam Jurnal Sistem Informasi (2012:87)[17], “Flowchart adalah cara penyajian visual aliran data melalui sistem informasi, operasi yang dapat dilakukan dalam sistem dan urutan dimana mereka dilakukan.” Flowchart dapat membantu menjelaskan pekerjaan yang saat ini dilakukan dan bagaimana cara meningkatkan pekerjaan tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan Flowchart adalah bentuk gambar/diagram untuk mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analis dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

Cara Membuat Flowchart

Menurut Indrajani (2011) [18], Ketika seorang analisis ataupun seorang programmer yang akan membuat sebuah flowchart, ada beberapa petunjuk-petunjuk yang harus diperhatikan, berikut ini:

  1. Flowchart ini, digambarkan dengan mulai dari halaman atas ke bawah/digambarkan mulai dengan halaman kiri ke kanan.
  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan pendefinisian ini harus bisa dipahami oleh pembaca.
  3. Waktu akan kapan aktifitas itu dimulai ataupun waktu kapan aktifitas akan berakhir, harus dapat diteteapkan dengan jelas.
  4. Setiap langkah dalam aktifitas harus diuraikan menggunakan deskripsi dalam kata kerja, contoh: melakukan penggandaan.
  5. Setiap langkah-langhak yang terdapat pada aktifitas tersebut, harus berada dalam suatu prosedur urutan-urutan yang benar.
  6. Lingkup dan range aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri secara hati-hati. Melalui percabangan-percabangan yang memotong aktifitas yang sedang digambarkan tersebut, tidak harus digambarkan dalam flowchart yang sama. Simbol dari sebuah connectors (penghubung) yang harus digunakan, dan juga percabangan-percabangannya diletakan dari sebuah halaman yang terpisah atau menghilangkan seluruhnya disaat percabangan-percabangannya tidak berkaitan dengan sistem

Jenis – jenis Flowchart

Menurut Rachman (2012:78)[19], Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini, yaitu sebagai berikut :

  1. Bagan Alir Sistem (Systems Flowchart)
  2. Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem.

    Sumber: Rachman (2012:78)[19],


    Gambar 2.5 Bagan Alir Sistem (System Flowcharts)
  3. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
  4. Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.

    Sumber: Rachman (2012:90)[19],


    Gambar 2.6 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
  5. Bagan Alir Skematik (Schematic Flocwchart)
  6. Mirip dengan Flow Chart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.

    Sumber: Rachman (2012:93)[19],


    Gambar 2.7 Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)
  7. Bagan Alir Program (Program Flowchart)
  8. Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.

    Sumber: Rachman (2012:95)[19],


    Gambar 2.8 Bagan Alir Program (Program Flowchart)
  9. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)
  10. Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.

    Sumber: Rachman (2012:98)[19],


    Gambar 2.9 Contoh Variasi Aplikasi Flowchart

Konsep Dasar RFID RDM 6300

Definisi RFID

Menurut Rahardja dkk, dari jurnal CCIT (2015:2)[20], “RFID (Radio Frequency Identification) merupakan suatu metode dan yang mana dapat digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. Suatu RFID berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespons terhadap suatu query, yang dipancarkan pada RFID transceiver. Sistem RFID terdiri: (tag, tag reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment, tongkat inventory tag.”)

Menurut Rahmad Hidayat, dari jurnal informatika Mulawarman (2010:2)[21], “RFID adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan frekuensi radio untuk identifikasi otomatis terhadap objek-objek atau manusia. Kenyataan bahwa manusia amat terampil dalam mengidentifikasi objek-objek dengan kondisi lingkungan yang berbeda menjadi motivasi dari teknologi ini.

Komponen-komponen RFID

  1. Tag RFID dapat berupa stiker kestas atau pelastik dengan beragam ukuran. Di dalam setiap tag terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi tertentu .
  2. Terminal reader RFID terdiri atas RFID reader dan antena yang akan mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau mengubah informasi yang tersimpan didalam tag melalui frekuensi radio. Terminal RFID terhubung langsung dengan sistem computer.

Konsep Dasar SIM (Surat Izin Mengemudi)

Definisi SIM (Surat Ijin Mengemudi)

Menurut Polri [22], SIM (Surat Ijin Mengemudi) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseoraang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan trampil mengemudikan kendaraan bermotor.

Dasar Hukum

  1. UU No. 2 Thn. 2002
  2. • Pasal 14 ayat (1) b

    • Pasal 15 ayat (2) c

  3. Peraturan Pemerintah No. 44 / 1993 Pasal 216

Fungsi dan Peranan

• Sebagai sarana identifikasi / jati diri seseorang

• Sebagai alat bukti

• Sebagai sarana upaya paksa

• Sebagai sarana pelayanan masyarakat

Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memiliki SIM peraturan ini tercantum pada Pasal 18 (1) UU No. 14 Th 1992 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan, bahwa setiap pengemudi kendaraan bermotor diwilayah wajib memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM).

Penggunaan Golongan SIM

Pasal 211 (2) PP 44 / 93

  1. Golongan SIM A
  2. SIM untuk kendaraan bermotor roda 4 dengan berat yang diperbolehkan tidak lebih dari 3.500 Kg.

  3. Golongan SIM A Khusus
  4. SIM untuk kendaraan bermotor roda 3 dengan karoseri mobil (Kajen VI) yang digunakan untuk angkutan orang / barang (bukan sepeda motor dengan kereta samping)

  5. Golongan SIM B1
  6. SIM SIM untuk kendaraan bermotor dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1.000 Kg.

  7. Golongan SIM A
  8. SIM untuk kendaraan bermotor yang menggunakan kereta tempelan dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1.000 Kg.

  9. Golongan SIM C
  10. SIM untuk kendaraan bermotor roda 2 yang dirancang dengan kecepatan lebih dari 40 Km / Jam

  11. Golongan SIM D
  12. SIM khusus bagi pengemudi yang menyandang disabilitas/berkebutuhan khusus.

Persyaratan Pemohon SIM

Pasal 217 (1) PP 44 / 93

  1. Permohonan tertulis
  2. Bisa membaca dan menulis
  3. Memiliki pengetahuan peraturan lalu lintas jalan dan tekhnik dasar kendaraan bermotor.
  4. Batas usia
  5. • 16 Tahun untuk SIM Golongan C

    • 17 Tahun untuk SIM Golongan A

    • 20 Tahun untuk SIM Golongan BI / BII

  6. Terampil mengemudikan kendaraan bermotor
  7. Sehat jasmani dan rohani
  8. Lulus ujian teori dan praktek


Peningkatan SIM

Pasal 217 (2) 44 / 93

• SIM A telah 12 bulan untuk SIM BI / SIM A Umum

• SIM BI / AU telah 12 bulan untuk SIM BII / SIM BI Umum

• SIM BII / BIU telah 12 bulan untuk SIM BII Umum

Tata Cara dan Persyaratan Mutasi SIM

Pasal 224 PP 44/93

  1. Prosedur keluar daerah lama
  2. a. Mencabut berkas dan dokumen kartu induk dari Satlantas asal serta melampirkan surat pengantar dari Kasubbag SIM.

    b. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) wilayah yang dituju.

    c. Melaporkan kepada Kepala Satuan Lantas (Kasatlantas) yang dituju.

  3. Prosedur masuk daerah baru
  4. a. Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani dari dokter (medical check up)

    b. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

    c. Melampirkan kartu induk atau surat pengantar dari Satlantas yang mengeluarkan SIM

    d. Pemohon membayar biaya formulir di Bank Internasional Indonesia (BII) atau Bank Rakyat Indonesia (BRI)

    e. Melakukan pengisian formulir permohonan

Persyaratan Untuk Mengurus SIM Hilang Atau Rusak

Pasal 255 PP 44/93

a. Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani dari dokter (medical check up)

b. Membawa surat laporan kehilangan SIM

c. Pemohon membayar biaya formulir di Bank Internasional Indonesia (BII) atau Bank Rakyat Indonesia (BRI)

d. Melakukan pengisian formulir permohonan

e. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

SIM Dinyatakan Tidak Berlaku

Pasal 230 PP 44 / 93

  1. SIM habis masa berlakunya
  2. Digunakan oleh orang lain
  3. Diperoleh dengan cara tidaak sah
  4. Data yang ada pada SIM dirubah

 

Konsep Dasar Relay

Definisi Relay

Menurut Miller (2013:24)[23], "A relay is a device that can control current from a remote position through the use of a separate circuit for its own power. when the switch is closed. current flows through the electromagnet, or coil, and energizes it. The pull of the electromagnet causes the soft iron armature to be attracted toward the electromagnet core. As the armature moves toward the coil, it touches the contacts of other circuits. Thereby completing the circuit for the load. When a switch opens. The relay coil de-energizes, and the spring pulls the armature back. This action breaks the contact and removes the load from the 12-V battery, Relays are remote switches that can be controlled from almost any distance if the coil is properly wired to its power source. Many types of relays are available. They are used in telephone circuits and in almost all automated. electrical machinery".

Relay adalah perangkat yang dapat mengontrol arus dari posisi jauh melalui penggunaan sirkuit terpisah untuk kekuatan sendiri. ketika saklar ditutup. arus mengalir melalui elektromagnet, atau coil, dan memberikan energi itu. Tarikan elektromagnet menyebabkan angker besi lunak menjaditertarik ke arah inti elektromagnet. Sebagai angker bergerak menuju kumparan, menyentuh kontak sirkuit lainnya. sehingga melengkapi rangkaian untuk beban. Ketika switch terbuka. kumparan relay tidak memberikan energi, dan musim semi menarik armature kembali. tindakan ini istirahat kontak dan menghilangkan beban dari baterai 12- V, Relay jarak jauh switch yang dapat dikendalikan dari jarak hampir apapun jika kumparan dengan benar kabel ke sumber listrik.Banyak jenis relay yang tersedia. Mereka digunakan dalam sirkuit telepon dan di hampir semua otomatis. mesin listrik.

Relay merupakan switch yang dioperasikan secara listrik. Definisi ini tidak membatasi cakupan antara solid state (semikonduktor) relay dan elektromagnetik relay atau gabungan keduanya.

Relay merupakan switch yang dioperasikan secara listrik. Definisi ini tidak membatasi cakupan antara solid state (semikonduktor) relay dan elektromagnetik relay atau gabungan keduanya.

The National Association of Relay Manufacturers (NARM) mendifinisikan Relay adalah sebuah alat kontrol listrik untuk membuka dan menutup kontak-kontak listrik yang mempengaruhi operasi dari suatu alat lain yang dikontrolnya dalam rangkaian yang sama atau rangkaian lain. Solid State Relay (SSR) adalah suatu alat tanpa ada bagian yang bergerak yang mempunyai fungsi seperti relay atau switch.

Elektromagnetik relay didefinisikan sebagai sebuah relay yang beroperasi atau reset selama ada pengaruh elektromagnetik yang disebabkan oleh aliran arus pada coil yang membuat beroperasinya kontak-kontak kontrol.

Komponen Penyusun Relay

Berikut adalah komponen-komponen penyusun relay:

  1. Kumparan (Koil)
  2. Koil/kumparan merupakan komponen utama sebuah relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet (elektromagnetik).

  3. Input Relay
  4. Input Relay merupakan bagian kontrol relay. Relay membutuhkan tegangan masukan (VDC) untuk dapat mengoperasikan kumparan.

  5. Common Relay
  6. Common Relay merupakan bagian keluaran relay yang tersambung dengan Normally Closed (NC) dalam keadaan normal.

  7. Normally Closed (NC)
  8. Normally Closed (NC) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal ( relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common relay.

  9. Normally Open (NO)
  10. Normally Open (NO) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common relay.

Jenis-jenis Relay

Relay yang ada dipasaran terdapat bebarapa jenis sesuai dengan desain yang ditentukan oleh produsen relay. Dilihat dari desain saklar relay maka relay dibedakan menjadi:

  1. Single Pole Single Throw (SPST), relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk input kumparan elektromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi NO (Normally Open) saja.
  2. Single Pole Double Throw (SPDT), relay ini memiliki 5 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar. relay jenis ini memiliki 2 kondisi NO dan NC.
  3. Double Pole Single Throw (DPST), relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 4 terminal saklar untuk 2 saklar yang masing-masing saklar hanya memilki kondisi NO saja.
  4. Double Pole Double Throw (DPDT), relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2 kondisi NC dan NO untuk masing-masing saklarnya.

 

Konsep Dasar Resistor

Definisi Resistor

Menurut Syahwill (2013:32)[12], “Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan SZ.

Menurut Sandy Hermawan (2014:262)[24], “Resistor adalah satu elemen elektronika yang di gunakan sebagai hambatan listrik”.

Resistor disebut juga tahanan atau hambatan berfungsi untuk menghambat suatu arus listrik yang akan melewatinya. Satuan harga resistor adalah Ohm (1MΩ (mega ohm) = 1000 KΩ (kilo ohm) = 106 Ω (ohm)).

 

Jenis-jenis Resistor

  1. Resistor Tetap .
  2. Resistor tetap, resistor dari nilai hambatannya relatif tetap, biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan dari logam. Nilai hambatannya ditentukan oleh di tebalnya dan panjangnya lintasan karbon. Panjang lintasan karbon dapat bergantung pada kisarnya suatu alur yang berbentuk spiral.

    Resistor memiliki batas kemampuan daya, misalnya: 1/16 watt, 1/8 watt, ¼ watt, ½ watt, dsb. Artinya, resistor dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dayanya. Berikut ini, adalah gambar dan simbol dalam resisor tetap:


    Tabel 2.2 Komponen dan Simbol Resistor Tetap

    Sumber: Dickson Kho (2014)

    Berdasarkan bentuk dan proses pemasangannya pada PCB (Printed Circuit Board), resistor terdiri dari 2 bentuk: komponen axial/radial dan komponen chip. Untuk bentuk komponen axial/radial, nilai-nilai resistornya diwakili oleh kode warna sedangkan pada komponen chip, nilai-nilainya diwakili oleh kode tertentu, sehingga mudah untuk dibaca.

    Alat yang dapat digunakan untuk mengukur nilai suatu resistor yaitu dengan alat Pengukur Ohm Meter atau MultiMeter, satuan nilai resistor adalah Ohm (Ω).

    Seperti dikatakan sebelumnya itu, nilai resistor axial diwakili oleh warna yang dalam tubuh (body) dari resistor. Gelang warna emas dan perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lain, sebagai tanda gelang terakhir. Gelang terakhir ini adalah nilai toleransi bagi nilai resistor. Umumnya, ada 4 atau 5 gelang yang ada di tubuh resistor:


    Tabel 2.3 Warna Kode Resistor Axial

    Sumber: Dickson Kho (2014)

    1. Perhitungan Resistor 4 Gelang Warna


    Sumber: Dickson Kho (2014) Gambar 2.10 Resistor 4 Gelang Warna

    Masukkan angka langsung kode warna Gelang ke-1, dan masukkan angka langsung di kode warna Gelang ke-2, dan masukkan jumlah nol di kode warna gelang ke-3 atau dipangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n) seperti: 105 yang merupakan toleransi dari nilai untuk resistor tersebut.

    Contoh :

    Gelang ke 1 : Coklat = 1

    Gelang ke 2 : Hitam = 0

    Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan10n atau 105

    Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%

    Sehingga, didapatkanlah hasilnya untuk nilai resistor tersebut diantaranya, sebagai berikut: 10 x 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 M Ohm dengan toleransi sebesar 10% (Perak).

    2. Perhitungan Resistor 5 Gelang Warna .


    Sumber: Dickson Kho (2014) Gambar 2.11 Resistor 5 Gelang Warna

    Masukkan angka langsung kode warna Gelang ke-1, masukkan angka langsung pada kode warna Gelang ke-2, masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3, masukkan Jumlah nol pada kode warna Gelang ke-4 atau dengan dipangkatkan angka tersebut 10 (10n) seperti: 105.

    Contoh :

    Gelang ke 1 : Coklat = 1

    Gelang ke 2 : Hitam = 0

    Gelang ke 3 : Hijau = 5

    Gelang ke 4 : Hijau = 5 ; atau kalikan 105.

    Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%

    Sehingga didapatkanlah hasilnya untuk nilai Resistor itu diantaranya, sebagai berikut: 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 Mohm, dan pada toleransinya 10% (Perak).

    Gelang pertama dan seterusnya secara berturut-turut menunjukan besar nilai satuan, gelang terakhir yaitu faktor pengalinya. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor selain besar resistensi, itu besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, sehingga akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W = I2 x R watt. Semakin besar ukuran fisik dari resistor menunjukan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya, dipasar tersedia ukuran 1/8, ¼, 1, 2, 5, 10, 20 watt. Resistor yang terdapat disipasi daya 5, 10, 20 watt umumnya berbentuk kubus memanjang persegi empat dan berwarna putih, namun ada juga dari bentuk yang silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran besar ini, nilai pada resistansinya dicetak langsung dibadannya ex: (100Ω/5W).

  3. Resistor Variabel
  4. Resistor variabel yaitu resistor yang besar hambatan dapat diubah-ubah. Resistor ini dapat dibagi jadi 2 macam:

    1. VR/Linear atau perubahan sudut putar linear terhadap nilai resistansi, (ex: penerapan digunakan pada sensor.)

    2. VR Logaritmis atau perubahan sudut putar logaritmis, terhadap nilai resistansi, (ex: penerapan dengan audio.)2. VR Logaritmis atau perubahan sudut putar logaritmis, terhadap nilai resistansi, (ex: penerapan dengan audio.)


    Tabel 2.4 Variabel Resistor

    Sumber: Dickson Kho (2014)

 

Konsep Dasar Kapasitor

Definisi Kapasitor

Menurut Kadir (2013)[25], “Kapasitor adalah komponen yang berguna untuk menyimpan muatan listrik ukuran muatan listrik yang bisa ditampung biasa dinamakan kapasitansi dan satuan yang digunakan adalah farad. Satuan-satuan yang lebih kecil adalah µF (baca:microfarad), dan pF(pikrofarad).

Kapasitor yaitu suatu komponen elektronika yang akan menyimpan dan melepaskan energi listrik. Kemampuan dari menyimpan muatan listrik di dalam kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Seperti halnya resistor atau dalam hambatan.

Jenis-jenis Kapasitor

  1. Kapasitor Tetap .
  2. Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang memiliki nilai kapasitas tetap. Berikut adalah simbol kapasitas tetap:


    Gambar 2.12 Simbol Kapasitor

    Kapasitor bisa dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam disebut, dielektrikum. Dielektrikum tersebut, bisa berupa: keramik, mika, mylar, kertas, polyster atau film. Biasanya, kapasitor dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 mikrofarad (1mF).


    Tabel 2.5 Kapasitor Tetap

    Sumber: Dickson Kho (2014)

    Satuan kapsitor yaitu farad dimana 1 farad = 103mF = 106 mF = 109 nF = 1012 pF. Untuk lebih tahu besarnya nilai kapasitor atau kapasitansi pada kapasitor bisa dibaca melalui kode angka dalam badan kapasitor itu, yang terdiri dari 3 angka, (angka pertama, dan kedua menunjuk angka atau nilai, angka ketiga menunjuk faktor pengali jumlah 0) dan satuan yang digunakannya, merupakan pikofarad (pF).

    Contoh :

    pada badan kapasitor tertulis 103, itu berarti nilai kapasitor itu adalah 10 x 103 pF = 10 x 1000 pF = 10 nF = 0,01 mF. Kapasitor tetap yang mempunyai nilai lebih dari atau sama dengan 1mF itu: kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor ini memiliki polaritas, yakni: (kutub positif dan kutub negatif) dan biasanya disebutkan tegangan kerjanya. Misalnya: 100mF 16V artinya elco memiliki kapasitas 100 dan dalam tegangan kerjanya tidak boleh melebihi 16 volt. Berikut ini simbol kapasitor elektrolit, yang disebut (elco):


    Sumber: Dickson Kho (2014) Gambar 2.13 Kapasitor Elco
  3. Kapasitor Tidak Tetap .
  4. Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitas dapat diubah-ubah, kapasitor ini terdiri dari:

    1. Kapasitor Trimer

    Kapasitor yang nilai kapasitas dapat diubah-ubah dengan jalan memutar sebuah porosnya, dengan obeng.


    Sumber: Dickson Kho (2014) Gambar 2.14 Kapasitor Trimer

    2. Kapasitor Variabel

    Kapasitor kapasitasnya bisa diubah-ubah, dengan putari poros yang tersedia sama seperti: potensiometer. Berikut ini adalah deskripsi varco (variabel kapasitor):


    Sumber: Dickson Kho (2014)Gambar 2.15 Deskripsi Varco

    Sumber: Dickson Kho (2014)Gambar 2.16 Kapasitor Varco

 

Konsep Dasar Mikrokontroler

Definisi Mikrokontroler

Menurut Syahwill (2013:53)[12], “Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip yang di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program atau keduanya), dan perlengkapan input-output”.

Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17)[26], “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.”

Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:2)[27], mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.
  2. Konsumsi daya kecil.
  3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
  4. Harganya murah , karena komponennya sedikit
  5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012:15)[28], terdapat beberapa klasifikasi-klasifikasi mikrokontroler, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

  1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
  2. RAM berkapasitas 68 byte.
  3. EEPROM (Data Memory) berkapasitas 64 byte.
  4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
  5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
  6. Pemrograman sistem ICSP (In Circuit Serial Programming).

Pengenalan Mikrokontroler

Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) membuat harganya menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu bahkan mainan yang lebih baik dan canggih.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang bisa disimpan). Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada Mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

Adapun kelebihan dari mikrokontroler adalah sebagai berikut :

  1. Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi dimana parameter input dan output langsung bisa diakses tanpa menggunakan banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf kecil untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.
  2. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.
  3. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah.
  4. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
  5. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.

Menurut Sugeng (2012:1-2)[29], “Mikrokontroler digunakan jika proses yang dikontrol melibatkan operasi yang kompleks baik itu aritmetika. Logika, pewaktuan, atau lainnya yang akan sangat rumit bila diimplementasikan dengan komponen-komponen diskrit”.

Salah satu keunggulan dari mikrokontroler adalah fleksibilitas dalam merangkai komponen-komponen diskrit karena dilakukan secara software. Prosesor didalam mikrokontroler mengerjakan instruksi sesuai software yang didalam memorinya (ROM). software tersebut berupa bahasa assembler yang sebenarnya mewakili kode-kode (opcode) yang diterjemahkan dan dieksekusi oleh prosesor.

Sinyal yang bisa diolah oleh mikrokontroler adalah sinyal digital, untuk sinyal analog diperlukan konversi dengan menggunakan ADC (analog to digital converter) untuk mendapatkan nilai digital setaranya, sebaiknya jika menginginkan keluaran sinyal analog dari data digital maka diperlukan DAC (digital to analog converter).


Sumber: pemrograman mikrokontroler dengan bahasa c Gambar 2.17 Blok Rangkaian Internal Mikrokontroler

 

Pemanfaatan Mikrokontroler

Menurut Syahwill (2013:54)[12], “Mikrokontroler ada pada perangkat elekronik di sekeliling kita. Misalnya handphone, MP3 player, DVD, televise, AC, dll. Mikrokontroler juga dipakai untuk keperluan mengendalikan robot. Baik robot mainan, maupun robot industri. Mikrokontroler juga digunakan dalam produck dan alat yang dikendalikan secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote control, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikrokontroler memori, dan alat alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini, maka:

  1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.
  2. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas
  3. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi
  4. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.

Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL dan CMOS yang sering kali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekadar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikro-kontroler sudah mengandung beberapa periferal yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kom-pleks.

Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk membuat sistem minimal paling tidak di-butuhkan sistem clock dan reset, walaupun pada beberapa mikrokon-troler sudah menyediakan sistem clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi.

Untuk merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler, kita memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu:

1. Sistem minimal mikrokontroler

2. Software pemrograman dan kompiler, serta downloader

Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:

1. Prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri.

2. Rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal.

3. Rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU.

4. Rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumber daya.

Pada mikrokontroler jenis-jenis tertentu (AVR misalnya), poin no 2, 3 sudah tersedia di dalam mikrokontroler tersebut dengan frekuensi yang sudah diseting dari vendornya (biasanya 1MHz, 2MHz, 4MHz, 8MHz), sehingga pengguna tidak memerlukan rangkaian tambahan. Namun bila ingin merancang sistem dengan spesifikasi tertentu (misal ingin komunikasi dengan PC atau handphone), pengguna harus menggunakan rangkaian clock yang sesuai dengan karakteristik PC atau HP tersebut, biasanya menggunakan kristal 11,0592 MHz, untuk menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan baud rate PC atau HP tersebut.

Jenis-jenis Mikrokontroler

Menurut Syahwill (2013:58-59)[12], Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing mempunyai keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.

1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak.

2. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.

Jenis-jenis Mikrokontroler Umum Digunakan yaitu:

  1. Keluarga MCS51.
  2. Mikrokontroler ini termasuk dalam keluarga mikrokontroler CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah ROM luar 64 KB dan RAM luar 64 KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang terpisah untuk akses program dan memori data. Salah satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin pemroses boolean yang mengizinkan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM. Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (Programmable Logic Control).

  3. AVR
  4. Mikrokontroler Alv and Vegard's RISC processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokontroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, periferal dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90S,oc, keluarga ATMega, dan AT86RFxx.

  5. PIC
  6. Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah men-jadi Programmable Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga mikrokontroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam PIC cukup populer digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena biayanya yang rendah, ketersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan serial pada komputer.

  7. Arduino
  8. Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan

  9. ARM Cortex-M0
  10. Menurut Syahwill (2013:58-59), “ARM adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan Acorn RISC Machine).

 

Konsep Dasar Arduino

Definisi Arduino

Menurut Ichwan dkk (2013:16)[30], dalam jurnal Infromatika, “Arduino yaitu suatu board mikrokontroler yang didasarkan atas Atmega328. Untuk memuat semua yang dibutuhkan menunjang mikrokontroler, mudah dikoneksi dari suatu PC atau komputer.”

Menurut Guntoro dkk (2013:40)[31], arduino memiliki 14 pin input dari output digital, yang mana 6 pin input tersebut dapat digunakan untuk output PWM (Pulse Width Modulation) dan 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontoler agar dapat digunakan cukup dengan menghubungkan arduino ke komputer dengan kabel USB dan AC adapter atau dapat suplai suatu adaptor AC ke DC, dan menggunakan baterai untuk mulai.


Sumber: pemrograman mikrokontroler dengan bahasa c

Gambar 2.18 Mikrokontroler Arduino

Bagian utama arduino uno adalah hardware dan software. Hardware arduino uno adalah suatu papan elektronik yang biasa disebut dengan mikrokontroler sedangkan dari software arduino digunakan untuk memasukkan program yang akan diaplikasikan dengan menjalankan arduino, memakai bahasa pemrograman C.

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC ataupun baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dioperasikan dengan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Apabila menggunakan lebih dari 12 V, tegangan pada regulator menjadi lebih panas dan menyebabkan kerusakan board. Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri mempunyai IDE (Integrated Developmen Environment) untuk suatu compiler. Proses kerja Arduino adalah melakukan pemrograman IDE, compile, dan upload binary/hex file pada kontroler. Berbeda dengan processing yang kode hasil compile langsung dijalankan dari komputer, kode hasil compile arduino harus diupload ke controller, sehingga dapat dijalankan.


Tabel 2.6 Fungsi Tombol Arduino IDE

Sumber: (Syahwill (2013)

Berikut Power Pins, berdasarkan situs di: arduino.cc, yang ada pada board arduino uno yang dapat dijelaskan, dibawah ini:

  1. Pin (VIN)
  2. Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan yang berasal dari luar (seperti yang disebutkan itu, 5 volt pada koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). User/pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack (colokan listrik) untuk mengaksesnya maka bisa menggunakan pin ini.

  3. 5V
  4. Regulasi power supply digunakan terhadap sebuah power mikrokontroller dan komponen lainnya dalam board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator yang ada dalam board, atau supply dari sebuah USB atau sebuah supply regulasi 5V lainnya.

  5. 3.3V (3V3)
  6. Supply 3.3 volt didapat oleh FTDI (Future Technology Device International) chip yang berada di dalam board. Arus maximum (maksimalnya), yaitu 50mA Pin ground, memiliki fungsi sebagai sebuah jalur ground pada device arduino uno

  7. Memory
  8. ATmega328 mempunyai 32 KB flash memori terdapat fungsi untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk memori dari SRAM, dan 1 KB dengan jenis memori pada EEPROM.

  9. GND (ground)
  10. Input dan Output
  11. Setiap 14 pin digital yang berada di arduino uno dapat digunakan sebagai input/output dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output itu dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin menghasilkan atau menerima maximum 40 mA, dan ada internal pull-up resistor pada digital pin (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

Beberapa Pin yang terdapat dalam arduino uno tersebut mempunyai fungsi-fungsi yang dijelaskan diantaranya, yaitu:

1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX), digunakan di dalam menerima dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin yan koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

2. Interrupt Eksternal: 2 dan 3. Pin ini bisa dikonfigurasikan pada trigger interap (low value, rising, atau falling edge).

3. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. mendukung 8-bit output.

4. SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini dapat mensupport ke komunikasi SPI yang masih support suatu hardware yang tidak termasuk bahasa arduino uno.

4. SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini dapat mensupport ke komunikasi SPI yang masih support suatu hardware yang tidak termasuk bahasa arduino uno.

5. LED: 13. Ini dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Saat pin bernilai high LED hidup, saat pin low LED mati.

Pin Lainnya, yang terdapat pada arduino uno, antara lain adalah:

1. AREF (Referensi tegangan untuk input analog.)

2. Reset (membawa baris low ke reset di mikrokontroler).

 

Hardware Arduino

Menurut Djuandi (2011:8)[32], untuk board arduino memakai tipe ATmega berbeda tergantung pada spesifikasi. Ex: (Arduino Uno pada ATmega328, Arduino Mega 2560 dari ATmega2560).


Sumber: Pengenalan Arduino (Djuandi:2011)

Gambar 2.19 Blok Diagram Arduino

Penjelasan mengenai blok diagram arduino diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. UART (Universal Asynchronus Receiver/Transmitter) yaitu antar muka (interface) yang digunakan terhadap komunikasi serial, seperti dalam RS-232, RS-442 dan RS-485.
  2. 2 KB RAM dari memori kerja bersifat volatile (hilang disaat daya mati), digunakan oleh variabel-variabel dalam program.
  3. 32 KB RAM di flash memori bersifat non-volatile digunakan menyimpan program yang dimuat pada perangkat komputer. Selain program, flash memory dapat menyimpan bootloader. selesai dijalankan, kemudian program RAM akan dieksekusi.
  4. 1 KB EEPROM sifat non-volatile dalam simpan data, tidak boleh hilang jika daya mati, tidak digunakan board arduino.
  5. CPU (Central Processing Unit) bagian dalam mikokontroler, dalam menjalankan setiap instruksi atau perintah di program.
  6. Port input/output, pin menerima/keluarkan data input/output.

Dengan mengambil contoh dari board arudino uno dengan type USB bagian arduino uno dapat dijelaskan berikut ini, yaitu:


Sumber: Pengenalan Arduino (Djuandi:2011)[32],

Gambar 2.20 Hardware Arduino Uno

Penjelasan mengenai hardware arduino diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pin input/output (0-13) : berfungsi sebagai input dan output, dapat diatur oleh program. Khusus 6 pin 3 ,5, 6 ,9 ,10 dan 11 berfungsi untuk pin analog output dimana output bisa diatur. Nilai diprogram 0-255, dapat mewakili nilai tegangan 0-5V.
  2. USB, berfungsi memuat program pada komputer dan sebagai komunikasi serial antara papan/board arduino dan komputer. Arduino dapat langsung disambungkan pada komputer melalui kabel USB. Kabel USB, selain sebagai penghubung pertukaran data, juga mengaliri arus DC 5V, ke arduino uno.
  3. Sambungan SV1 sambungan atau jumper untuk bisa memilih sumber daya papan, apa dalam sumber eksternal atau dengan USB. Jumper tidak diperlukan lagi dari papan/board arduino versi terakhir. Hal ini karena USB dilakukan secara otomatis.
  4. Tombol Reset, berfungsi untuk mereset board sehingga pada program akan mulai lagi dari awal. Perhatikan bahwa tombol reset bukan untuk hapus program/kosongkan mikrokontroler.
  5. IC 1, komponen utama, didalamnya ada CPU, RAM, ROM.
  6. Q1 – Kristal, jika mikrokontroler sebagai sebuah otak maka kristal yaitu jantung karena komponen ini bisa menghasilkan detak yang dikirim ke mikrokontroler agar melakukan suatu operasi untuk setiap detak-detaknya. Kristal ini dipilih yang berdetek sekitar (enam belas) 16 juta kali per detik /16 MHz.
  7. In-Circuit Serial Programming (ICSP), Port ICSP tersebut, memungkinkan user untuk bisa memprogram mikrokontroler secara langsung tanpa dari bootloader. Pada umumnya, user atau pengguna arduino tidak melakukan ini, sehingga ICSP tidak terlalu dipakai oleh user walaupun ICSP ini disediakan.
  8. X1 – Sumber Daya Eksternal, apabila hendak disuplai dalam sumber daya eksternal dari sebuah board atau papan arduino dapat memberikan dalam sebuah tegangan DC antara 9-12V.
  9. 6 Pin Input Analog, Berguna membaca tegangan yang dihasilkan sensor, ex: sensor suhu. Program bisa membaca nilai pin sebuah input 0-1023, mewakili nilai tegangan 0-5V.

Saat mendapat suplai daya, LED indikator dari arduino dapat menyala, hal ini menandakan bahwa arduino uno siap bekerja. Pada arduino uno terdapat sebuah LED kecil yang terhubung pada pin digital 13. Jadi, mudah menguji arduino baru, cukup sambungkan arduino ke komputer dan kemudian perhatikan apakah LED indikator menyala konstan dan LED untuk pin 13 menyala berkedip, artinya kondisi arduino baik.

 

Konsep Dasar IDE Arduino

Definisi Integrated Development environment (IDE) Arduino

Menurut Mulyana (2014:173)[33], “Integrated Development Environment (IDE) yaitu berupa software processing yang digunakan untuk menulis program kedalam Arduino uno, merupakan penggabungan antara Bahasa C++ dan Java”. Software Arduino dapat di-install di berbagai sistem operasi seperti Linux, Mac OS, Windows.

Menurut Djuandi (2011:2)[32], “Integrated Development Environment (IDE) adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload kedalam mikrokontroller

Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan Integrated Development (IDE) adalah software atau program yang memiliki beberapa fasilitas yang diperlukan dalam pembangunan sebuah perangkat lunak.

Bagian Bagian IDE Arduino

Menurut Mulyana (2014:173)[33], Software IDE (Integrated Development Environment) Arduino Uno terdiri dari tiga bagian yaitu :

a. Editor program

Untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut Sketch.

b. Compiler

Modul yang berfungsi mengubah bahasa Processing (kode program) ke dalam kode biner, karena kode biner adalah satu-satunya Bahasa program yang dipahami oleh Mikrokontroller

c. Uploader

Modul yang berfungsi memasukan kode biner kedalam memori Mikrokontroller


Sumber: Mulyana ( 2014:173)[33],

Gambar 2.21 Tampilan Software IDE Arduino

Struktur perintah pada Arduino secara garis besar terdiri sari dua bagian yaitu void setup dan void loop. Void setup berisi perintah yang akan di eksekusi hanya satu kali sejak Arduino dihidupkan sedangkan void loop berisi perintah yang akan di eksekusi berulang-ulang selama Arduino dinyalakan

 

Konsep Dasar Bahasa Pemrograman C

Definisi Bahasa Pemrograman C

Menurut Yulianto (2010:182)[34], “bahasa C merupakan bahasa pemograman yang berkekuatan tinggi dan fleksibel yang telah banyak digunakan oleh para programmer profesional untuk mengembangkan program-program yang sangat bervariasi dalam berbagai bidang”.

Menurut Joni (2011:3)[35], Bahasa C merupakan bahasa pemograman yang berkekuatan tinggi (powerful) dan fleksibel yang telah banyak digunakan oleh para programmer profesional untuk mengembangkan program-program yang sangat bervariasi dalam berbagai bidang.

Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan Bahasa C adalah bahasa pemograman yang sangat baik untuk mengembangkan program-program besar

Sejarah Bahasa C

Menurut Joni (2011:3)[35], Lahirnya bahasa pemograman diawali oleh terbentuknya bahasa assembly yang dikembangkan oleh IBM dalam tahun 1956-1963. Bahasa ini termasuk dalam bahasa tingkat rendah. Pada tahun 1957, sebuah tim yang dipimpin oleh John W. Backus berhasil mengembangkan sebuah bahasa poemograman baru yang lebih diarahkan untuk proses analisa numerik. Bahasa pemograman tersebut dinamai dengan bahasa FORTRAN (Formula Translation). Setahun kemudian, yaitu tahun 1958, para ilmuan komputer dari Eropa dan Amerika yang tergabung dalam sebuah komite menciptakan bahasa pemograman baru yang lebih bersifat struktual dan dinamakan dengan bahasa ALGOL (Algorithmic Languange). Kemudian pada tahun 1964, IBM kembali menciptakan bahasa pemograman baru dengan nama PL/I (Programming Languange 1) yang lebih ditujukan untuk keperluan bisnis dan penelitian.

Tahun 1969 laboratorium Bell AT&T di Murray, New Jersey menggunakan bahasa assembly untuk mengembangkan sister operas unix yang bertujuan untukmembuat program antarmuka yang bersifatprogrammer friendly. Setelah Unix berjalan, lahirlah bahasa pemograman baru yang ditulis tahun 1970, seorang pengembang sistem dari laboratorium tersebut yang bernama Ken Thompson membuat bahasa B yang akan digunakan untuk menulis ulang sistem operasi Unix. Nama B ini konon diambil dari huruf pertama dalam kata BCPL. Karena alasan bahwa bahasa B masih terkesan lambat, maka pada tahun 1971 seorang pengembang sistem bernama Dennis Ritchie, yang juga bekerja di laboratorium yang sama, menciptakan bahasa baru dengan nama C yang bertujuan untuk menulis ulang dan menutupi kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem operasi UNIX sebelumnya. Menurut Sumber yang ada, nama C ini juga konon diambil dari huruf kedua dalam kata BCPL.

Sejak itu bahasa C terus digunakan untuk memelihara sistem operasi Unix, sampai akhirnya pada tahun 90-an, bahasa C ini digunakan untuk mengembangkan sistem operasi Windows dan sekarang digunakan untuk mengembangkan sistem operasi Linux, dikalangan industri hiburan, bahasa C juga banyak digunakan dalam mengembangkan perangkat lunak untuk permainan game. Hal inilah yang menjadikan bahasa C populer di kalangan industri perangkat lunak.

Kelebihan dan Kekurangan Bahasa C

Menurut Wirdasari (2010:394)[36], berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan bahasa C:


Tabel 2.7 Kelebihan dan Kekurangan Bahasa C

 

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Guritno (2011:86)[14], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Menurut Semiawan (2010:104)[37], literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan literature review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

Kajian Literature Review

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:87)[14], dalam melakukan kajian literature review, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.
  4. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

Jenis Jenis Penelitian

Menurut Guritno (2011:22)[14], jenis-jenis penelitian yaitu:

  1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya
  2. Secara umum penelitian mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:

    1. Penelitian Dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik

    2. Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.

    3. Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.


    Tabel 2.8 Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan dan Evaluasi

    Sumber: Guritno (2011:26)[14],
  3. Jenis-Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuannya
  4. Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan yaitu:

    1. Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.

    2. Penelitian prediktif (predictive research), studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.

    3. Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program.

    4. Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.

    5. Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat

    6. Penelitian Ex Post Facto : Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.

    7. Penelitian Partisipatori : Bonnie J. Cain penulis buku Parsticipatory Research, Research with Historical Consciousness mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.

    8. Penelitian Prediktif : Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut

Tujuan Literature Review

Menurut Swarjana (2012:33)[38], Literature review dibuat dengan bersumber pada buku, jurnal, serta publikasi lainnya terkait dengan topik yang diteliti. Tinjauan pustaka atau literaturer review adalah bagian penting dalam proses penelitian. Adapun tujuan dari literature review adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi masalah penelitian dan mengembangkan rumusan masalah dan hipotesis.

b. Orientasi apa yang sudah dan belum diketahui tentang area penelitian serta mendeterminasi atau inkonsistensi dalam a body of knowledge.

Berikut ini adalah alasan mengapa kita perlu membuat tinjauan pustaka atau literature review (Bryman, 2012):

  1. Kita perlu mengetahui apa yang sudah diketahui atau yang sudah terkait dengan penelitian kita, agar kita tidak menghasilkan atau mengulang hal yang sudah ada.
  2. Kita dapat belajar dari kesalahan penelia yang lain dan menghindari untuk melakukan hal yang sama.
  3. Kita dapat belajar tentang teori yang berbeda dan pendekatan metodelogis ke area riset kita.
  4. Dapat membantu kita dalam mengembangkan kerangka kerja analitis.
  5. Mengarahkan kita untuk memperambangkan variable inklusi dalam riset kita
  6. Lebih jauh dapat dijadikan sebagai research question untuk kita.
  7. Membantu interpretasi tentang penemuan kita.

 

Literature Review (Studi Pustaka)

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai penerimaan mahasiswa baru secara online dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan penerimaan mahasiswa baru secara online ini perlu dilakukan study pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

  1. Penelitian ini dilakukan oleh Kuswanto, pada tahun 2014 dari Peruguruan Tinggi Rahardja, yang berjudul “SISTEM PROTEKSI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega328 SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WIDURI” Penelitian ini membahas memanfaatkan fitur android pada ponsel untuk dapat mengontrol sistem keamanan sepeda motor menggunakan Mikrokontroller Atmega 328. Sistem keamanan sepeda motor menggunakan Android berbasis Atmega 328 mikrokontroler dapat memberikan keamanan lebih kepada pemilik kendaraan sepeda motor, karena pemilik kendaraan dapat mengetehui kendaraanya tidak atapun dalam bahaya. Ketika dalam bahaya alat dapat mengirim sms pada pemilik sepeda motor , sehingga pemilik dapat mematikan sepeda motor dan berbalik sepeda motornya melalui Android. Sehingga pemilik sepeda motor merasa lebih aman. Kelebihan alat ini adalah Dengan menggunakan metode password akses dan PIR ( passive infrared receiver) sensor yang diproses oleh mikrokontroller dapat mengontrol mesin kendaraan bermotor, Dengan mengontrol relay maka si pengendara dapat memutuskan atau menghubungkan jalur api. Dengan memanfaatkan kode password dan sensor PIR ( Passive infrared Receiver) dan juga sensor cahaya tidak hanya dapat mengontrol sistem kendali kendaraan bermotor saja melainkan bisa di manfaatkan sebagai sistem keamanan juga karena tidak sembarang orang dapat mengetahui password yang digunakan untuk mengontrol kendaraan bermotor tersebut, dan penggunaan sistem ini dapat membantu pengendara dalam memproteksi kendaraan bermotornya secara maksimal, karena sistem ini dipasang sensor PIR (Passive infrared Receiver) untuk dapat di fungsikan sebagai pendeteksi objek, dan juga sensor cahaya yang difungsikan untuk mendeteksi kendaraaan ketika dihidupkan. Adapun kekurangan alat ini tidak adanya infrared agar dapat dikontrol secara otomatis.
  2. Penelitian ini dilakukan oleh Fakhri, pada tahun 2015 dari Peruguruan Tinggi Rahardja, yang berjudul “PENGUKURAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328 DUAL MODE PADA SDIT AL-ISTIQOMAH”. Penelitian ini membahas alat pengukur tinggi badan yang dapat bekerja secara otomatis, melakukan proses pengukuran, membaca hasil pengukuran, sekaligus memberitahukan hasil pengukuran tersebut secara dual mode dimana output yang dihasilkan yaitu berupa suara dan alat pengukuran ini dirancang menggunakan android sebagai interface dengan berbasis mikrokontroler, Rangkaian Pengukur Tinggi Badan Digital ini menggunakan Sensor Ultrasonik yang digunakan untuk mendeteksi benda disekitar sensor. Jika gelombang luetooth memantul kembali ke penerima, berarti ada objek di sekitar sensor. Mikrokontroler akan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima gelombang luetooth dan menentukan jarak antara sensor dengan lantai. Pengukur tinggi badan secara digital menjadi hal penting dalam meminimalisir human error yang sering terjadi. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam mengukur tinggi badan, dimana kelebihan dari alat ini adalah Sistem pengukur tinggi badan digital ini mampu dijadikan sebagai pengukur tinggi badan objek atau seseorang yang akurat, aplikasi monitoring ini digunakan sebagai media pengukur objek, karena data keluaran ditampilkan pada interface android secara otomatis dan dual mode, dan Parameter penggunaan alat pengukur tinggi badan digital yang ditampilkan pada interface android dapat dimanfaatkan oleh pengguna smartphone yang memiliki OS Android. Adapun kelemahan dari alat ini Hendaknya menggunakan sensor luetooth dengan kualitas yang lebih baik sehingga dalam pengukuran tinggi badan dihasilkan data yang lebih akurat dan presisi, Output suara yang dihasilkan oleh sistem pengukur tinggi badan masih kurang efektif dan akurat karena suara hanya dapat di dengar satu kali sehingga data yang didapat tidak maksimal maka diperlukan penambahan data secara tertulis dengan menggunakan monitoring melalui tampilan di OS Android, dan informasi pengukuran tinggi badan dapat diintegrasikan dengan database sehingga dapat menambahkan atau menghapus data yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
  3. Penelitian ini dilakukan oleh Fatah, pada tahun 2015 dari Peruguruan Tinggi Rahardja, yang berjudul “PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN TERSEMBUNYI PADA KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN REMOTE TRANSMITTER BERBASIS ARDUINO UNO PADA CV. MANDIRI BAROKAH” Penelitian ini membahas sistem yang mampu mengamankan kendaraan roda empat secara otomatis. Dalam perancangan ini menggunakan fasilitas REMOTE 4 CHANNEL yang ada pada media TRANSMITTER untuk memberikan perintah pada mikrokontroller ATMega328 yang berbasis ArduinoUno. Pengguna hanya perlu menekan tombol “A” untuk menghidupkan sistem kemanan, dan menekan tombol ”B” untuk mematikan sistem keamanan, maka alarm sepeda motor penggunakan akan hidup dan mati secara otomatis. Kelebihannya adalah Metode ini mampu membuat sistem luetoo pada kendaraan roda empat (mobil) menggunakan Arduino UNO (Mikrokrontroller ATMega 328) dengan menggunakan bantuan dari Remote Transmitter 4 Channel. Alat ini mempunyai beberapa channel yang berfungsi untuk menghidupkan keamanan dan mematikan sistem keamanan, dan Dengan menggunakan Remote Transmitter sebagai media input ke luetoo uno untuk mengaktifkan atau menonaktifan. Adapun kelemahan alat ini apabila jarak antara remote dan mikrokontroller lebih dari 20 meter maka koneksi pada transmitter akan terputus dan pengguna tidak dapat mengontrol mobil tersebut.
  4. Penelitian ini dilakukan oleh Faizin, Khairunnisa, dan Nurdiana, dari Universitas Negeri Yogyakarta, pada tahun 2014 yang berjudul “ SMARTCARD RFID SEBAGAI PENGAMANAN MOBIL DAN PENCEGAHAN PENGEMUDI DI BAWAH UMUR “ Penelitian ini membahas tentang sistem pengamanan Mobil dan pencegahan pengemudi di bawah umur menggunakan RFID. Proses uji coba yang dilakukan dengan mendekatkan alat ini dengan tag RFID. Hasil Pengujian kemudian dibaca sistem Atmega16. Data yang dibaca pada tag RFID adalah sejumlah 10byte data yaitu contohnya 55442E1432. Sedangkan pada sistem minimum diuji untuk fungsi mengontrol input-output menuju rangkaian driver relay. Hasil dari Pengujian ini menunjukkan relay dapat dikontrol sesuai dengan program yang telah dibuat Kelebihan alat ini adalah bisa menyalakan mobil dengan sim yang didaftarkan dan dapat mencegah pengemudi dibawah umur untuk menggunakan. Adapun kekurangan alat ini belum adanya alarm jika sewaktu waktu disalahgunakan
  5. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Suhermanto pada tahun 2014, dari STMIK Raharja berjudul “ PROTEKSI SISTEM KEAMANAN KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN PASSWORD DENGAN MEDIA BLUETOOTH PADA BENGKEL ADHI JAYA MOTOR “ Penelitian ini membahas tentang alat Pengendalian untuk dapat menghidupkan kontak pada sebuah sepeda motor dengan menggunakan sebuah aplikasi bluetooth sebagai penyambung antara pasword yang dikirimkan melalui smartphone kepada mikorkontroller Atmega328, kelebihan alat ini adalah sistem keamanan dengan menggunakan password yang dikirimkan melalui smartphone. Adapun kelemahan alat ini masih menggunakan Bluetooth hendaknya menggunakan Jaringan Wifi agar jarak yang dibutuhkan lebih jauh.
  6. Penelitian Skripsi yang di lakukan oleh Bastian pada tahun 2015, dari STMIK Raharja berjudul “ REKAYASA PENGONTROLAN KEAMANAN SEPEDA MOTOR INVENTARIS MELALUI MEDIA HANDPHONE PADA PT. KMK GLOBAL SPORT “ Penelitian ini membahas tentang pengontrolan dan keamanan sepeda bermotor secara otomatis dengan menggunakan smartphone android. Untuk menghidupkan/matikan alarm dan menghidupkan/mematikan mesin motor securtity cukup mengkoneksikan Bluetooth yang ada di smartphone androidnya dengan bantuan aplikasi BLUETOOTH CONTROLLER untuk disambungkan ke mikrokontroller ArduinoUNO dan sepeda motor bisa menghidup/matikan alarm dan menghidup/matikan mesin motor secara otomatis. Kelebihannya Metode ini mampu membuat system luetoo pada kendaraan bermotor (sepeda motor) menggunakan ArduinoUNO (Mikrokrontroller ATMega 328) dengan menggunakan bantuan dari Bluetooth HC-06 melalui handphone, ArduinoUNO (Mikrokrontroller ATMega 328) dapat mengontrol kendaraan bermotor (sepeda motor) dengan menggunakan aplikasi BLUETOOTH CONTROLLER yang terdapat di handphone dan telah dipasangkan didekat lubang kunci kontak, dan Handphone system android menggunakan aplikasi BLUETOOTH CONTROLER yang sudah dikoneksikan dengan Bluetooth HC-06 dan telah diisi dengan program dari ArduinoUNO (Mikrokrontroller ATMega 328. Adapun kelemahan alat ini adalah jarak antara smartphone dan mikrokontroller apabila lebih dari 7 meter maka koneksi pada luetooth akan terputus.

Tabel 2.9 Ringkasan Literature Review

 

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Bengkel Rm Motor 1 yang biasa disebut dengan RM 1. RM 1 berdiri sejak tahun 2010 tepatnya pada tanggal 11 April 2010. Mengawali berdirinya RM 1, seorang yang menjalani karirnya sebagai montir di salah satu bengkel yang bertempat di daerah Tangerang. Setelah menjalani pekerjaannya sebagai montir selama kurang lebih 7 Tahun, Sam Is mendapatkan kepercayaan dari bengkel tempat ia bekerja untuk membuka bengkel yang akan dikelolah secara pribadi.

RM 1 bergerak di bidang service motor, jual beli spare part, dan modifikasi. Rm 1 tidak mengkhususkan hanya motor tertentu saja, semua jenis motor bisa ditangani di bengkel ini. Saat ini RM 1 memiliki 2 teknisi yang handal untuk menangani sekitar 10 hingga 15 motor setiap harinya.

RM 1 mengutamakan pelayanan dan solusi yang baik, harga yang ditawarkan oleh RM 1 ini juga cukup terjangkau untuk kalangan pelajar maupun karyawan sehingga sampai saat ini RM 1 Motor banyak di kunjungi oleh komunitas dan para pencipta motor.

  1. VISI
  2. Menjadi bengkel motor yang menyediakan spare part dan jasa servis yang mengutamakan pada kepuasan pelanggan didukung dengan tenaga ahli yang kompeten serta pelayanan yang optimal dan terpercaya.

  3. MISI
  4. 1. Memberikan solusi terbaik pada peyediaan suku cadang.

    2. Memberikan pelayanan terbaik dengan standart mutu Pelanggan

    3. Mendahulukan kepentingan pelanggan dan karyawan sebelum keuntungan untuk perusahaan.

    4. Meningkatkan motivasi dan semangat kerja karyawan secara optimal.

Struktur Organisasi Perusahaan

Sebuah Organisasi atau perusahan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkap fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.


Gambar 3.1 Stuktur Organisasi Bengkel RM 1 Motor

Tugas Dan Tanggung Jawab

Melihat dari struktur organisasi RM 1 maka tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi yang berjalan di bengkel ini adalah :

  1. Manajer
  2. Tugas

    a. Memeriksa, menganalisa, mengevaluasi serta menginterprestasikan laporan-laporan berkala dari para bawahannya.

    b. Membuat dan mengesahkan kebijakan-kebijakan bengkel terutama yang berhubungan dengan kegiatan pembelian.

    Tanggung Jawab

    a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.

  3. Account
  4. Tugas

    a. melayani konsumen saat transaksi / administrasi.

    b. Melakukan pencatatan atas semua transaksi yang terjadi di dalamperusahaan.

    Tanggung Jawab

    a. Mengatur pemasukan dan pengeluaran uang sesuai dengan prioritas sehingga berjalan lancar dan tepat penggunaannya.

    b. Memimpin kegiatan pengelolaan dana Bengkel secara keseluruhan dengan merencanakan, menganalisa dan mengawasi arus keuangan.

  5. Cashier
  6. Tugas

    a. Menerima pembayaran uang tunai maupun kartu kredit dari customer.

    b. Menerima uang muka dari customer.

    c. Membuat laporan penerimaan kas harian.

    d. Mengeluarkan kas operasional perusahaan.

    e. Membuat laporan pengeluaran kas operasional perusahaan.

    Tanggung Jawab

    a. Bertanggung jawab terhadap kas kecil perusahaan beserta pengeluarannya

  7. Kepala Mekanik
  8. Tugas

    a. Memberikan bimbingan teknis kepada para mekanik yang dibawahinya didalam melakukanperbaikan kendaraan.

    b. memberikan perintah perkerjaan yang harus dilakukan (job discription).

    c. memberikan petunjuk penggunaan atau perawatan perlengkapan bengkel.

    Tanggung Jawab

    a. memeriksa kelengkapan peralatan mekanik setiap saat.

    b. memberikan pengarahan spare part yang perlu diganti.

    c. mengatur proses pengerjaan agar sesuai dengan estimasi yang telah diberikan.

  9. Mekanik
  10. Tugas

    a. Melakukan seluruh perintah yang diperintahkan oleh Manager. Dimana ia hanya mengerjakan job description dan tidak boleh melakukan perkerjaan lain walaupun komponen sistem yang lain ada yang rusak. Tetapi jika ada yang lain menyangkut dengan kualitas yang nantinya akan di peroleh terhadap hasil suatu servisan maka mekanik perlu mengkonsultasikan dengan Manager.

    b. Mengecek pekerjaan perbaikan yang telah selesai, apakah perbaikan itu telah dilakukan dengan akurat dan baik.

    Tanggung Jawab

    a. Menerima kendaraan yang masuk dan menemukan solusi perbaikannya

    b. Melakukan pengetesan kendaraan yang telah selesai diperbaiki apakah perbaikan itu telah mencapai tujuannya.


Tata Laksana Sistem Yang berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini menggunakan flowchart untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini

Flowchart Sistem Yang Berjalan


Gambar 3.2 Flowchart Sistem yang Berjalan

Dapat dijelaskan gambar 3.2 Flowchart Sistem yang berjalan pada kendaraan bermotor:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem yang berjalan pada kendaraan bermotor.
  2. 2 (dua) simbol proses, yang menyatakan saklar kendaraan bermotor ON dan Motor menyala
  3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah Kunci kendaraan bermotor sesuai atau tidak. Jika "Tidak" maka akan dicek kembali, jika "Ya" maka Saklar (kelistrikan) kendaraan Bermotor dalam posisi ON.

Flowchart Sistem Yang Diusulkan


Gambar 3.3 Flowchart Sistem yang Diusulkan

Dapat dijelaskan gambar 3.3 Flowchart Sistem yang di usulkan :

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem yang berjalan pada kendaraan bermotor.
  2. 3 (tiga) simbol Proses, yang menyatakan stang motor tidak terkunci apabila kunci motor sesusai, kemudian relay dalam keadaan menyala dan saklar (kelistrikan) kendaraan bermotor ON apabila SIM yang di tempelkan sesuai, kemudian kendaraan motor menyala jika tombol starer di tekan.
  3. 2 (dua) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah Kunci kendaraan bermotor sesuai atau tidak. Jika "Tidak" maka akan dicek kembali, jika "Ya" maka stang motor tidak terkunci, Kemudian menempelkan SIM apakah sesuai atau tidak. Jika “Tidak” maka alarm akan berbunyi selama 2 menit, jika “Ya” maka SIM akan mengirimkan ID dan dan relay dalam posisi ON.

Pembuatan Alat

Pada perancangan di sini yang di maksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang akan di gunakan meliputi SIM, Resistor, Kapasitor, Relay, RFID, arsitektur mikrokontroller ATmega328, Dan perangkat lunak yang di gunakan adalah Integrated Development Environment (IDE) adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam mikrokontroller.

Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram Blok pada gambar 3.4 Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “PROTOTYPE ELEKTRONIK SIM SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHIDUPKAN KENDARAAN BERMOTOR PADA BENGKEL RM 1 MOTOR”.

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang di gunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut :

Alat yang di gunakan meliputi :

  1. Personal Computer (PC).
  2. Solder timah.
  3. Software Fritzing
  4. Software Arduino .
  5. Arduino Uno sebagai bootloader untuk upload program.

Sedangkan bahan-bahan yang di gunakan adalah :

  1. Mikrokontroller ATmega328
  2. RFID
  3. SIM
  4. Alarm
  5. Kapasitor keramik 22 pf.
  6. Resistor 10 kohm, 330 ohm.
  7. Timah solder.
  8. Kabel konektor.
  9. Pin header.
  10. Relay
  11. Tombol reset.

Perancangan Hardware

Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras, maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.4 bawah ini


Gambar 3.4 Diagram Blok Rangkaian

Dari diagram blok 3.4 dapat dijelaskan SIM sebagai inputan yang selanjutnya akan dibaca RFID kemudian Arduino akan memproses valdisai inputan dari SIM,jika SIM belum terprogram maka alarm akan berbunyi selama 2 menit,dan jika SIM sudah terprogram, kemudian Arduino akan memperintahkan Relay untuk kondisi ON dan kelistrikan menyala, selanjutnya tombol Stareter motor di tekan dan kendaraan bermotor menyala.

  1. Rangkaian RFID

  2. Gambar 3.5 Rangkaian RFID NFC PN532

    Gambar 3.6 Flowchart Rangkaian RFID NFC PN532

    Keterangan

    1. Pada jalur merah sebagai arus positif (+), yang menghubungkan Arduino uno dengan tegangan sebesar 5V pada pin VCC modul RFID NFC PN532

    2. Pada jalur hitam sebagai arus negative (-), yang menghubungkan Arduino uno pada pin GND dengan pin GND modul RFID NFC PN532

    3. PIN SDA, yaitu pin yang dihubungkan ke pin SDA modul RFID NFC PN532

    4. PIN SCL, yaitu pin yang dihubungkan ke pin SCL modul RFID NFC PN532

  3. Rangkaian Sistem Minimum Atmega 328
  4. Agar mikrokontroller ATmega328 dapat digunakan sebagai sistem kontrol perlu dibuat sistem minimumnya. Gambar 3.5 adalah gambar sistem minimum dari mikrokontroller ATmega328.


    Gambar 3.7 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroller Atmega 328

    Gambar 3.8 Flowchart Rangkaian Minimun Mikrokontroller Atmega 328

    Rangkaian sistem minimum ATmega328 pada gambar 3.8 sudah dapat bekerja secara baik dengan memberikan tegangan sebesar 12 volt lalu tegangan tersebut di turunkan lagi menjadi 5 volt dengan menggunakan IC regulator LM7805.

  5. Rangkaian Buzzer

  6. Gambar 3.9 Rangkaian Buzzer

    Gambar 3.10 Flowchart Buzzer

    Keterangan

    1. Pada jalur hitam sebagai arus negative (-), yang menghubungkan Arduino uno pada pin GND dengan pin GND Buzzer

    2. Pada jalur merah sebagai jalur data, antara Arduino dengan Buzzer

  7. Rangkaian Relay

  8. Gambar 3.11 Rangkaian Rela

    Gambar 3.12 Flowchart Rangkaian Relay

    Keterangan

    1. Pada jalur merah sebagai arus positif (+), yang menghubungkan Arduino uno dengan tegangan sebesar 5V pada pin VCC Relay

    2. Pada jalur hitam sebagai arus negative (-), yang menghubungkan Arduino uno pada pin GND dengan pin GND modul Relay

    3. Pada jalur biru sebagai jalur data, antara Arduino dengan relay

  9. Rangkaian Catu Daya
  10. Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

    Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).


    Gambar 3.13 Rangkaian Catu Daya

    Gambar 3.14 Flowchart rangkaian Catu Daya

    1. Pada jalur merah sebagian arus positif (+), yang menghubungkan catu daya 12V dengan switch, ELCO 1000 mf/25v, indikator power, resistor 10K, IC regulator LM7805, dan kapasitor 100mf/16v.

    2. Pada jalur merah sebagian arus negative (-), yang menghubungkan catu daya 12V dengan switch, ELCO 1000 mf/25v, indikator power, IC regulator LM7805, dan kapasitor 100mf/16v.

  11. Rangkaian Keseluruhan

  12. Gambar 3.15 Rangkaian Keseluruhan

    Gambar 3.16 Flowchart Rangkaian Keseluruhan

    Dari gambar 3.10 dapat diketahui bahwa sistem akan bekerja jika mendapat inputan SIM yang dibaca oleh RFID NFC PN532, data yang diterima di proses arduino, apakah sesuai atau tidak dengan SIM yang terprogram. jika sesuai, maka arduino akan mengendalikan relay sebagai output ke posisi ON dan secara otomatis sistem kelistrikan sepeda motor akan menyala, karena sistem relay berfungsi sebagai saklar bagi sistem kelistrikan sepeda motor.

 

Perancangan Lunak (Software)

Perancagan perangkat lunak adalah melakukan penulisan listing program ke dalam software Arduino 1.6.6 dengan menggunakan bahasa C, dimana perintah - perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang dibuat.

  1. Mikrokontroller ATMega328 (Arduino Uno)
  2. Untuk Memprogram Mikrokontroller ATMega328 atau Arduino Uno dibutuhkan software Arduino IDE(Integrated Development Environment) karena software ini mudah dalam membuat fungsi-fungsi logika dasar mikrokontroller dan sangat mudah di mengerti karena menggunakan bahasa C, selain Software Arduino IDE untuk memasukkan program kedalam sebuah mikrokontroler ATMega328, dibutuhkan Driver USB, IDE Arduino 1.6.6 dan Ardunio Uno Board agar program yang dibuat dapat berjalan di dalam mikrokontroler. Adapun langkah-langkahnya, yaitu :

    1. Instalasi Driver USB

    Instalasi driver untuk Arduino Uno dengan Windows 7

    1. Hubungkan board dan tunggu Windows untuk memulai proses instalasi driver. Setelah beberapa saat, biasanya proses ini akan gagal.

    2. Klik pada Start Menu dan buka Control Panel

    3. Di dalam Control Panel, masuk ke menu System and Security. Kemudian klik pada System. Setelah tampilan System muncul, buka Device Manager.

    4. Lihat pada bagian Ports (COM & LPT). Anda akan melihat sebuah port terbuka dengan nama “Arduino Uno (COMxx)”

    5. Klik kanan pada port “Arduino Uno (COMxx)” dan pilih opsi “Update Driver Software”.

    6. Kemudian, pilih opsi “Browse my computer for Driver software”.

    7. Terakhir, masuk dan pilih file driver Uno, dengan nama “ArduinoUNO.inf”.

  3. Penulisan Listen Program Bahasa C
  4. Pada perancangan perangkat lunak mengumpulkan program arduino 1.6.6 digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berektensi. Pde dan bootlloader ArduinoUno sebagai media yang digunakan mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperhatikan.


    Gambar 3.17 Membuka Software Arduino 1.6.6

    Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino 1.6.6 dapat dilihat seperti pada gambar 3.17


    Gambar 3.18 Library-library yang digunakan pada Arduino 1.6.6

    Kemudian akan muncul tampilan layar untuk menulis listing program dapat dilihat pada gambar 3.18


    Gambar 3.19 Proses Kompilasi Listing Program

    Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, proses kompilasi dapat dilihat pada gambar 3.19 diatas.

 

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang Dihadapi

  1. kurangnya sistem keamanan yang menggunakan proses identifikasi dari penggguna pada kendaraan bermotor sehingga masih banyak terjadi pencurian kendaraan bermotor walaupun sudah terpasang sistem keamanan yang ada dipasaran.
  2. Mudahnya duplikasi kunci kendaraan bermotor yang lebih memungkinkannya pencurian kendaraan bermotor
  3. Apakah dengan E-SIM yang di tempelkan RFID sebagai menghidupkan kendaraan bermotor dapat mencegah mengurangi kehilangan kendaraan bermotor.

Alternatif Pemecahan Masalah

  1. Untuk menanggulangi permasalahan banyaknya kehilangan kendaraan bermotor maka penulis memanfaatkan Arduino yang sudah di program untuk mendeteksi SIM sesuai dengan pemilik kendaraan bermotor.
  2. Memanfaatkan teknologi RFID yang tertanam pada SIM maka pada penelitian ini penulis menjadikan SIM sebagai kunci untuk menghidupkan kendaraan bermotor.
  3. Dengan adanya Elektronik SIM yang mampu menyalakan saklar kendaraan bermotor menjadi ON maka diharapkan pengamanan kendaraan bermotor semakin kuat, dan dapat mengurangi tindak kriminalitas terutama dalam hal pencurian kendaraan bermotor.

 

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer Bengkel mengenai seluruh rancangan sistem pemanfaatan SIM untuk menghidupkan kendaraan bermotor. Berikut tabel Elisitasi Tahap I:


Tabel 3.1 Requirement Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan Tabel 3.1 elisitasi tahap 1. terdapat 2 functional dan 1 nonfunctional optionnya Inessential (I) dan harus dieliminasi. Semua requirement tersebut merupakan bagian dari sistem yang dibahas, namun sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, sistem pengontrolan dapat running tanpa error.

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi berikut ini:


Tabel 3.2 Requirement Elisitasi Tahap II

Keterangan

M = Mandatory

D = Desirable

I = Inessential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel elisitasi tahap III tersebut:


Tabel 3.3 Requirement Elisitasi Tahap III

Keterangan

T : Technical L : Low

O : Operational M : Middle

E : Economic H : High

Final Elisitasi

Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem Perangkat Notifikasi Smartphone berbasis Arduino pro Micro. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkanlah 11 fucntional dan 1 nonfucntional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut tabel final elisitasi tersebut:


Tabel 3.4 Final Elisitasi

 

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukuan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan dapat dilihat pada sub bab berikut.

Metode Blackbox

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Prototype Elektronik SIM RFID sebagai alat untuk menghidupkan kendaraan bermotor pada bengkel RM 1 Motor, untuk pengujian pada sistem, yaitu sebagai berikut:

  1. Pengujian Blackbox Rangkaian Arduino PN532

  2. Tabel 4.1 Pengujian Blackbox Rangkaian Arduino PN532
  3. Pengujian Blackbox Rangkaian Arduino Relay

  4. Tabel 4.2 Pengujian Blackbox Rangkaian Arduino Relay
  5. Pengujian Blackbox Rangkaian Arduino Buzzer

  6. Tabel 4.3 Pengujian Blackbox Rangkaian Arduino Buzzer

Uji Coba Hardware

Sebelum program hardware dimasukkan kedalam mikrokontroler, maka harus dilakukan sebuah uji coba, yang akan dilakukan uji coba adalah koneksi Elektronik SIM dengan RFID NFC PN532. Berikut adalah hasil uji coba:


Gambar 4.1 Pengujian Sistem RFID NFC PN532

Tabel 4.4 Keterangan uji coba RFID NFC PN532

Gambar 4.2 Pengujian Relay

Tabel 4.5 Keterangan uji coba Relay

Gambar 4.3 Pengujian Buzzer</br>

Tabel 4.6 Keterangan uji coba Buzzer

Pengujian Rangkaian Catu Daya


Gambar 4.4 Pengujian Rangkaian Catu Daya

Catu daya adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain yang sangat penting. Dalam rangkaian catu data digunakan 4 (empat) buah IC regulator, yaitu LM7805. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan DC yang dihubungkan pada kaki masukan masing-masing IC tersebut. Kemudian keluaran dari IC regulator diukur dengan menggunakan voltmeter. Hasil pengukuran IC regulator dapat dilihat pada Tabel 4.7 Berikut ini.


Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Keluaran IC Regulator

Keterangan tabel

  1. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran Catu Daya, dimana idealnya tegangan keluaran dari Catu Daya adalah tepat 12 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
  2. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC Regulator LM7805 untuk realy, dimana idealnya tegangan keluaran dari relay adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
  3. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC Regulator LM7805 untuk RFID NFC PN532, dimana idealnya tegangan keluaran dari RFID NFC PN532 adalah tepat 3,3 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang masih dalam batas toleransi yang diizinkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

 

Flowchart Program

Dalam pembuatan sistem dan perancangan program dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut :


Gambar 4.5 Flowchart Program

Dapat dijelaskan gambar 4.5 Flowchart program menyalakan kendaraan bermotor pada bengkel RM 1 Motor diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart program menyalakan kendaraan bermotor.
  2. 2 (satu) simbol proses yang menyatakan inisialisasi modul NFC relay buzzer, relay dalam posisi ON.
  3. 2 (tiga) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: modul NFC siap menerima kartu NFC, Buzzer berbunyi.
  4. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah ID diterima?. Jika "Tidak" maka alarm akan berbunyi, jika "Ya" maka relay dalam posisi ON.

 

Analisa Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempeermudah didalam merealisasikan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Analisa Program Pada Mikrokontroller

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah ide Arduino yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program Arduino, sehingga sistem Arduino yang di buat dapak bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

Pada perancangan perangkat lunak untuk Arduino menggunakan Bahasa pemrograman C yang dimana listing programnya dapat di compile dan di upload langsung kedalam Arduino dengan ide Arduino, adapun tampilan jendela ide Arduino pada saat listing program ditulis seperti yang terlihat pada gambar 4.6 berikut


Gambar 4.6 Tampilan listing program pada Ide Arduino

Adapun tahap yang dilakukan adalah menulis listing program -> mengecek kesalahan terhadap listing program yang ditulis -> meng-upload listing program kedalam Arduino. Adapun langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti gambar


Gambar 4.7 Proses Upload Program kedalam Arduino

Konfigurasi Sistem Usulan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat sub bab berikut ini:

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, dan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, dan dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (Hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Laptop : Thinkpad (intel core i5, 4 Gb of RAM, 320 GB of Hardisk)
  2. Printer
  3. Arduino Uno
  4. SIM (Surat Izin Mengemudi)
  5. Modul RFID NFC PN532
  6. Relay
  7. Rangkaian elektronika

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan Aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Google Chrome
  2. IDE Arduino 1.6.6
  3. Fritzing
  4. Microsoft Word 2010
  5. Greenshoot
  6. Edraw

 

Hak Akses

Dalam membuat sebuah sistem perangkat keras (hardware) perlu adanya sebuah hak akses baik oleh petugas yang berwenang atau seseorang yang menjabat sebagai pemegang hak akses sangat diperlukan untuk keamanan dari sistem perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dirancang.

 

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan ide arduino, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu software untuk membuat programnya yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya
  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program
  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat
  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

Pengujian dengan metode black box sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan.

 

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang, yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

 

Schedhule

  1. Pengumpulan Data
  2. Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 23 minggu, di mulai dari pada saat Kuliah Kerja Praktek (KKP) dan sampai Skripsi yaitu Oktober s/d Desember dilanjutkan Maret s/d Juni.

  3. Analisa sistem
  4. Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem, anakisa sistem ini dilakukan selama 9 minggu, Maret s/d Mei.

  5. Perancangan sistem
  6. Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software, merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan ini dilakukan selama 6 minggu, April s/d Juni.

  7. Pembuatan Program
  8. Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar sistem yang telah dirancang berjalan dengan baik. Pembuatan program dilakukan selama 5 minggu, April s/d Juni.

  9. Testing Program
  10. Testing program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program di running. Testing program dilakukan selama 5 minggu, Mei s/d Juni.

  11. Evaluasi Sistem
  12. Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program. Kegiatan ini dilakukan selama 3 minggu, Juni s/d Juli.

  13. Perbaikan Sistem
  14. Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaiakan program dilakukan selama 5 minggu, Juni s/d Juli.

  15. Training User
  16. Percobaan alat yang di uji cobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing user dilakukan selama 3 minggu, Juli s/d Agustus.

  17. Implementasi Sistem.
  18. Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 3 minggu, di bulan agustus.

  19. Dokumentasi
  20. Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.


Tabel 4.5 Time Schedule Implementasi Program

 

Estimasi Biaya

Adapun estimasi biaya sistem keseluruhan yang dibuat dan yang dibutuhkan, sebagai berikut :


Tabel 4.6 Estimasi Biaya

 

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

  1. Menciptakan sebuah alat Elektronik SIM sebagai alat untuk menghidupkan kendaraan bermotor dengan cara menempelkan ke RFID dan juga sebagai keamanan kendaraan bermotor, di karenakan Elektronik SIM adalah sebuah teknologi RFID yang didalamnya terdapat suatu chip identification sehingga tidak dapat diduplikat
  2. Modul RFID NFC PN532 yang terhubung dengan Arduino yang sudah diprogram mampu membaca ID yang tertanam pada elektronik SIM
  3. Dengan adanya Elektronik SIM yang mampu menyalakan saklar kendaraan bermotor menjadi ON maka diharapkan pengamanan kendaraan bermotor semakin kuat, dan dapat mengurangi tindak kriminalitas terutama dalam hal pencurian kendaraan bermotor.

Saran

  1. Tambahkan perangkat SMS Gateway untuk mendeteksi jika ada SIM yang belum terdaftar mencoba untuk menyalakan kendaraan bermotor
  2. Tambahkan LCD untuk notofikasi dan pendaftaraan untuk penggunaan SIM lebih dari satu

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Hartono, Bambang.2013."Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer".Jakarta:Rineka Cipta.
  2. 2,0 2,1 2,2 Taufiq,Rohmat. 2013. "Sistem Informasi Manajemen".Yogyakarta: Graha Ilmu.
  3. jerry Fitz Gerald, Graha Ilmu. 2014. Konsep Dasar Sistem. Yogyakarta: Yakub
  4. 4,0 4,1 4,2 Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
  5. 5,0 5,1 Darmawan,Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
  6. A.S.Rosa .2013. "Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika".
  7. Verzello. Reuter, John III. dalam Darmawan 2013. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
  8. Al-Jufri. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
  9. 9,0 9,1 Al-Jufri.2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT.Smart Grafika
  10. Rizky. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
  11. Shiddiq, Asep Jafar 2012. "Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi User Via Website”, Makalah, halaman: 4.
  12. 12,0 12,1 12,2 12,3 12,4 Syahwill, Mohammad.2013."Panduan Mudah Simulasi dan Praktik Mikrokontroler Arduino".CV.Andi Offset : Yogyakarta
  13. 13,0 13,1 13,2 13,3 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  14. 14,0 14,1 14,2 14,3 14,4 14,5 Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
  15. Mattias Mauriz Tarigan 2014. Peran Polisi Dalam Mencegah Anak Di Bawah Umur Mengendarai Kendaraan Bermotor Di Jalan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Jurnal NPM : 06 05 09515.
  16. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
  17. Kristanti, Tanti dan Niluh Gede Redita A.K. 2012. "Sistem Informasi Nilai SMPN 14 Bandung". Jurnal Sistem Informasi Vol. 7, No. 1, Maret 2012.
  18. Indrajani. 2011. Perancangan Basis Data All in 1. Jakarta: Elex Media, Komputindo.
  19. 19,0 19,1 19,2 19,3 19,4 19,5 Oscar, Rachman.2012."Router Teknologi, Konsep, Konfigurasi, dan Troubleshooting".Jakarta: Informatika
  20. Rahardja, Untung, Yessi Frecilia, Nurul Komaeni. 2015. "Analisa Peminjaman Buku Perpustakaan Dengan Menggunakan Sistem RFID Pada Perguruan Tinggi Raharja". Tangerang: STMIK Raharja. Jurnal CCIT Vol.9 No.1. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika.
  21. Rahmad Hidayat, 2010. Teknologi Wireless RFID Untuk Perpustakaan Polnes : Suatu Peluang. samarinda : Universitas Mulawarman. Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010.
  22. Polri dari situs WEB resminya https://www.polri.go.id/layanan-sim.php
  23. Miller, Rex. 2013. "Industrial Electricity and Motor Controls" USA: Mc Graw Hill Education.
  24. Hermawan,Sandy Dan Choirul Banun.2014.”Top Pocket No.1 Fisika Sma Kelas X,Xi&Xii”.Jakarta Selatan:Pt.Wahyumedia
  25. Kadir, Abdul. 2013. "Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler Dan Pemrogramannnya Menggunakan Arduino". Andi: Yogyakarta.
  26. Santoso,Martinus dan Sugiyanto.2013.”Pembuatan Otomasi Pengaturan Kereta Api, Pengereman, Dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler”.Jurnal Fema,Vol.1,No.1
  27. Sumardi .2013. Mikrokontroler Belajar Avr Mulai Dari Nol.Yogyakarta : Graha Ilmu
  28. Syahrul. 2012. "Perancangan Sistem Kontrol Robot Pemindah Barang Menggunakan Aplikasi Android Berbasis Arduino Uno". Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. diakses dari: (widuri.raharja.info, tanggal: 04 September 2015).
  29. Sugeng Adi Atma Dalam Bagus .2012.Perancangan Dan Pembuatan Deteksi Jarak Benda Sebagai Alat Bantu Mobilitas Untuk Tunanetra Dengan Output Suara.Skripsi.Perguruan Tinggi Raharja.
  30. Ichwan Muhammad, Gustiana Husada, M.Iqbal Ar Rasyid.2013. Pembangunan Prototype System Pengendalian Peralatan Listrik Pada Platform Android. Jurnal Informatika: Institut Teknologi Nasioanal Bandung, No.1, Vol.4.Issn: 2087-5266.
  31. Guntoro Helmi, Yoyo Samantri, Erik Haritman. 2013. Rancang Bangun Magnetic Door Lock Menggunakan Keypad Dan Selenoid Berbasis Mikrokontroler Arduino. Jurnal Electrans: Upi, No.1, Vol.4. Issn: 1412-3762 .
  32. 32,0 32,1 32,2 Djuandi, Feri. 2011. "Pengenalan Arduino". Jakarta: Elexmedia
  33. 33,0 33,1 33,2 Mulyana, Eka dan Rindi Kharisman. 2014. "Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir Dengan Mikrokontroller Arduino Uno R3". Citec Journal Vol. 1,No. 3, Mei 2014 –Juli 2014
  34. Yulianto, Himawan dan Teddy Marcus Zakaria. 2010. "Sistem Aplikasi Penghitungan KWH Meter Online". Jurnal Sistem Informasi Vol. 5, No. 2, September 2010.
  35. 35,0 35,1 Joni, I Made, Budi Raharjo. 2011. "Pemrograman C dan Implementasinya". Informatika Bandung.
  36. Wirdasari, Dian. 2010. "Membuat Program Dengan Menggunakan Bahasa C". Jurnal SAINTIKOM Vol. 8, No. 1, Januari 2010.
  37. Semiawan. Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
  38. Swarjana. I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. Lampiran Kartu Bimbingan Skripsi(Pembimbing I dan Pembimbing II).

A.2. Lampiran Validasi Sripsi

A.3. Lampiran Formulir Permohonan Penggantian Judul Skripsi.

A.4. Lampiran Kartu Studi Tetap Final.

A.5. Lampiran Formulir Seminar Proposal

A.6. Lampiran Formulir Pertemuan Stakeholder

A.7. Lampiran Formulir Final Persentasi

A.8. Lampiran Daftar Nilai

A.9. Lampiran Formulir Pendaftaran Mengikuti Sidang Skripsi

A.10. Lampiran Surat Keterangan Observasi.

A.11. Lampiran Surat Keterangan Implementasi Program

A.12. Lampiran Surat Keterangan Pemberian Hibah.

A.13. Lampiran Formulir Wawancara.

A.14. Lampiran Daftar Riwayat Hidup.

A.15. Lampiran kwitansi Pembayaran Skripsi, Raharja Career dan Sidang.

A.16. Lampiran Seminar Internasional (1 Sertifikat).

A.17. Lampiran Sertifikat IT Nasional (9 Sertifikat

A.18. Lampiran Sertifikat TOEFL.

A.19. Lampiran Sertifikat Prospek.

A.20. Lampiran Surat Validasi Sidang dan Raharja Career.

A.21. Katalog Produk.

A.22. Slide Persentasi.

Contributors

Aprianto