SI1533488644

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

'

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG



SKRIPSI




Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

(TA.2019/2020)




LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
Nama
: Ria Irmalinda
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative Technology

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Dekan
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
(Ageng Setiani R., S.Kom., M.Si)
NIP : 006095
       
NIP : 011919


Rektor
           
           
           
           
NIP : 000603

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
Nama
: Ria Irmalinda

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication and Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Indrianto , M.T.)
   
([[Hendra Kusumah, S.Kom., M.T.I| Hendra Kusumah, S.Kom., M.T.I])
NID : 05061
   
NID : 14017



UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
Nama
: Ria Irmalinda


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication and Innovative Technology

TA. 2019/2020

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
Nama
: Ria Irmalinda
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative Technology

 


Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Tugas Akhir yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2020
(Ria Irmalinda)

     

NIM : 1533488644

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Kegiatan masyarakat terkait aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya dapat berpengaruh terhadap kondisi kualitas lingkungan kota. Salah satu upaya untuk mempertahankan kualitas lingkungan perkotaan yaitu dapat dilakukan dengan pembangunan atau pengembangan taman kota melalui optimalisasi fungsi yang dimiliki oleh taman kota baik dari fungsi sosial, ekonomi, ekologis, dan estetis. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang sebagai pengelola taman terus melakukan pembangunan taman kota di Kota Tangerang. Dengan bertambahnya jumlah taman, maka pengelola memiliki tanggung jawab yang lebih besar agar seluruh tanaman pada taman kota dapat terjaga dengan baik. Oleh karena itu perlu dibuat sebuah alat yang bertujuan untuk memudahkan pemantauan kesehatan tanaman pada taman. Raspberry Pi yang berfungsi sebagai otak dan terhubung dengan Webcamera dapat mengirimkan email kepada petugas apabila terdeteksi tanaman yang tidak sehat untuk segera dilakukan perawatan. Pemantauan kesehatan tanaman ini sangat berguna untuk pengelola dalam pemeliharaan tanaman pada taman kota secara tepat waktu. Sistem dapat mendeteksi kesehatan tanaman melalui perubahan pola pada tanaman, ketika terdeteksi perubahan maka notifikasi akan dikirim kepada email petugas yang berisi gambar kondisi tanaman.

Kata Kunci : Taman Kota, Tanaman, Raspberry Pi.

ABSTRACT

Community activities related to economic, social and cultural activities can affect the condition of the city's environmental quality. One effort to maintain the quality of the urban environment is that it can be done with the development or development of city parks through the optimization of the functions owned by city parks from social, economic, ecological, and aesthetic functions. Tangerang City Culture and Tourism Office as the manager of the park continues to build city parks in the city of Tangerang. With the increase in the number of parks, the manager has a greater responsibility so that all plants in the city park can be maintained properly. Therefore it is necessary to make a tool that aims to facilitate monitoring of plant health in the park. Raspberry Pi, which functions as a brain and is connected to a Web camera, can send an e-mail to officers when an unhealthy plant is detected for immediate treatment. Monitoring plant health is very useful for managers in maintaining plants in city parks promptly. The system can detect plant health through changes in plant patterns, when a change is detected, a notification will be sent to the official email containing a picture of the condition of the plant.

Keywords : City Park, Plants, Raspberry Pi.




KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan anugrah-Nyah yang telah melancarkan seribu jalan, sejuta langkah, serta dukungan kedua orang tua sehingga penulis dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan dan menyusun Skripsi ini, dengan judul “Sistem Pemantauan Sebagai Penunjang Pemeliharaan Lingkungan Taman Kota Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang”.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:  

  1. Bapak Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.

  3. Ibu Ageng Seftiani Rafika, S.Kom., M.Si. selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer Universitas Raharja.

  4. Bapak Indrianto,M.T sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  5. Bapak Hendra Kusumah,S.Kom., M.T.I. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  6. Bapak Ir. Budi Priyatna. selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitin skripsi ini.

  7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.

  8. Keluarga yang telah memberikan doa, dukungan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  9. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Sistem Komputer yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.



Tangerang, Januari 2020
Ria Irmalinda
NIM. 1533488644

 



DAFTAR TABEL


Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1. Spesifikasi Hardware

Tabel 4.2. Spesifikasi Software

Tabel 4.3 Pengujian Blackbox Webcam

Tabel 4.4 Pengujian Blackbox Email

Tabel 4.5 Schedule

Tabel 4.6 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Simbol Flowchart dan Fungsinya

Gambar 2.2 Raspberry Pi 3

Gambar 2.3 Logo Python

Gambar 2.4 Logo OpenCV

Gambar 2.5 Logo Raspbian

Gambar 2.6 Logo Tensorflow

Gambar 3.1 Struktur Organisasi DISBUDPAR

Gambar 2.8. Modul GPS Neo-6m

Gambar 3.1. PT. Rosalia Indah Transport

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 3.4 Diagram Blok

Gambar 3.5 Diagram Gambar

Gambar 3.6 Rangkaian Alat

Gambar 3.7 Tampilan OS Raspbian

Gambar 3.8 Tampilan Raspi-config

Gambar 3.9 Tampilan Terminal Instalasi Tensorflow

Gambar 3.10 Tampilan Label Image Tanaman Sehat

Gambar 3.11 Tampilan Label Image Tanaman Tidak Sehat

Gambar 3.12 Tampilan Convert XML to CSV

Gambar 3.13 Tampilan XML to TFrecord

Gambar 3.14 Tampilan Label Map

Gambar 3.15 Tampilan Training Gambar pada Tensorflow

Gambar 4.1 Rangkaian Keseluruhan Alat

Gambar 4.2 Flowchart Sistem Yang Diusulkan



DAFTAR LAMPIRAN




Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Kota merupakan suatu wilayah dimana di dalamnya terdapat beberapa aktivitas masyarakat, seperti aktivitas ekonomi, sosial, budaya serta kegiatan lainnya. Kegiatan masyarakat terkait aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya dapat berpengaruh terhadap kondisi kualitas lingkungan sekitar kota. Salah satu upaya untuk mempertahankan kualitas lingkungan perkotaan yaitu dapat dilakukan dengan pembangunan atau pengembangan taman kota melalui optimalisasi fungsi yang dimiliki oleh taman kota baik dari fungsi sosial, ekonomi, ekologis, dan estetis. Taman kota merupakan ruang bebas didalam kota yang ditata untuk menciptakan keindahan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan bagi pengunjungnya. Taman kota dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk kebutuhan masyarakat kota sebagai tempat rekreasi. Selain itu, taman kota difungsikan sebagai paru- paru kota, pengendali iklim mikro, konservasi tanah dan air, serta habitat berbagai flora dan fauna.

Tanaman pada taman kota berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan, menciptakan suasana segar dan menyehatkan, sebab tanaman dalam taman kota merupakan paru-paru lingkungan kota yang dapat mengambil karbondioksida dan mengeluarkan oksigen untuk sekitar taman kota. Tanaman juga dapat mengontrol radiasi dari sinar matahari, karena vegentasinya mampu menyerap panas dari pancaran sinar matahari dan memantulkannya sehingga menimbulkan suhu dan iklim mikro. Pentingnya tanaman pada taman kota mengandung dan mempunyai nilai yang harus dijaga demi keberlangsungan taman kota membuat petugas harus bekerja lebih giat agar fungsi tanaman tetap terjaga, kesehatan pada tanaman harus diamati agar dapat ditangani lebih dini apabila terjadi suatu perubahan yang tidak baik pada tanaman tersebut, agar tanaman yang ada pada taman kota dapat stabil dalam tugasnya sebagai penunjang paru-paru kota.

Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang menyadari pentingnya suatu taman kota untuk lingkungan dan masyarakatnya, terbukti dari upaya Pemerintah Kota Tangerang dalam pembangunan sejumlah taman selama beberapa tahun terakhir telah menjadi ruang publik yang baru bagi masyarakat. Kota Tangerang memiliki 164 titik taman, dan 28 diantaranya adalah taman tematik. Pentingnya suatu taman harus berbanding lurus pula dengan pemeliharaan taman agar dapat terjaga dengan baik dan tepat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh sebuah judul, yaitu “Sistem Pemantauan Sebagai Penunjang Pemeliharaan Lingkungan Taman Kota Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang“


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, maka dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang muncul, yaitu:

  1. Bagaimana merancang sistem yang dapat memantau kesehatan tanaman pada taman kota ?
  2. Bagaimana sistem dapat membedakan tanaman yang sehat dan tidak sehat?
  3. Bagaimana sistem dapat memberikan informasi keadaan tanaman kepada petugas ?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan atas penyusunan laporan Skripsi ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

  1. Klasifikasi pola tanaman sehat dan tidak sehat.
  2. Memberikan notifikasi melalui email apabila terdapat tanaman yang tidak sehat.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Mengurangi keterlambatan perawatan pada tanaman yang tidak sehat.
    1. Mempermudah kinerja pada petugas taman kota.
      1. Meminimalisir menumpuknya tanaman tidak sehat yang berpengaruh pada keindahan taman kota.

    Manfaat Penelitian

    1. Dapat mengetahui lebih dini perubahan kondisi pada tanaman dengan notifikasi melalui email.
      1. Meningkatkan efisien waktu petugas dalam memantau kesehatan tanaman.
        1. Menjaga keindahan taman kota karena tanaman yang tidak sehat dapat diatasi dengan lebih cepat.

          Metode Penelitian

          Pada penelitian kali ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut :

          Metode Pengumpulan Data

          1. Metode Observasi (Pengamatan)

            Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data akurat dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian.

          2. Metode Wawancara

            Pada metode ini penulis melakukan tanya jawab kepada narasumber Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang untuk memperoleh data yang sesuai dengan instansi tersebut.

          3. Metode Studi Kepustakaan

            Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang bersumber dari buku-buku, karya ilmiah, serta laporan penelitian lainnya.

          Metode Analisa Sistem

          Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis SDLC (System Development Life Cycle) untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan aman untuk digunakan. Metode analisis SDLC, yaitu perencanaan (planning), analisis (analysis), perancangan (design), implementasi (implementation) dan pemeliharaan (maintenance). Dengan menggunakan metode analisa ini, maka penelitian ilmiah dapat dianalisa dengan teknik- teknik yang tepat.

          Metode Perancangan

          Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. ‎

          Metode Prototype

          Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat yang akan dibuat.‎


          Sistematika Penulisan

          'Guna memahami lebih jelas laporan Skripsi ini, maka penulisan laporan penelitian dilakukan dengan cara mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

          BAB I PENDAHULUAN

          Berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

          BAB II LANDASAN TEORI

          Berisikan landasan teori sebagai konsep dasar dalam proses pembuatan sistem dan beberapa pengertian yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan sebuah karya ilmiah yang memiliki daya guna.

          BAB III PEMBAHASAN

          Bab ini berisi tentang pembahasan dan perancangan sistem, serta cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan.

          BAB IV HASIL DAN UJI COBA

          Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

          BAB V PENUTUP

          Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

          DAFTAR PUSTAKA
          LAMPIRAN


          BAB II

          LANDASAN TEORI

          Teori Umum

          Konsep Dasar Sistem

          1. Definisi Sistem

            Menurut Sanjaya, Wina (2015:69),[1]“”Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Melalui pendekatan sistem, bukan saja dapat diprediksi keberhasilannya, akan tetapi terhindar dari ketidakpastian”.

            Menurut Wuner Stevi. A, dkk (2014:1).[2]“Sistem adalah himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak (a set of things) yang terdiri dari bagian- bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, dan saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif”.

            Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan sistem merupakan beberapa bagian komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.


          Konsep Dasar Perancangan

          1. Definisi Perancangan
            1. Menurut Maimunah (2017:2),[3] “Setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.
            2. Menurut Rudol (2017:2),[4] “Perancangan adalah pembuatan suatu gambaran atau apa – apa yang sudah dipersiapkan pada aplikasi yang akan dibuat. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah aktifitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya”.

              Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan merupakan suatu gambaran yang dibuat berdasarkan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan dan mempermudah kegiatan manusia.


            Berdasarkan kesimpulan diatas perancangan adalah gambaran berupa perancangan yang dipersiapkan pada aplikasi yang akan dibuat, sehingga dapat berfungsi dengan baik.

          2. Tujuan Perancangan

            Menurut Sophian (2014:36), [5] ““Tahap rancangan sistem mempunyai tujuan utama yaitu”:

            1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
            2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada Pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang lainnya yang terlihat.

            Kedua tujuan tahap rancangan sistem tersebut lebih cenderung pada rancangan sistem yang terinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang nantinya digunakan untuk mencapai tujuan analisis sistem.:

          Konsep Dasar Prototype

          1. Definisi Prototype

            Menurut Fajarianto (2016:55), [5]Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping”.

            Menurut Aryani, dkk (2017:46), [6] “Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan,sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat yang akan dibuat”.

            Menurut Uzzaman (2015:71), [7]“Prototype adalah produk demonstrasi. Pada tahap ini tidak semua fitur sudah di letakkan. Pengembang sering memproduksi prototype semacam ini untuk mempresentasikan contoh produk kepada investor. Dengan demikian, investor bias melihat produk asli dan membuktikan bahwa produk tersebut menarik dan berguna”.


            Berdasarkan ketiga definisi diatas, maka dapat disimpulkan prototipe merupakan contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

          2. Jenis-jenisPrototype

            Menurut Simamarta dalam Saefullah (2015:64), [8] Jenis-jenis prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu :

            1. Rapid Throwaway Prototyping

              Pendekatan pengembangan perangkat keras/lunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

            2. Prototype Evolusioner

              Pada pendekatan evolusioner, suatu prototipe berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototipe kemudian diubah dan dievolusikan dari pada dibuang. Prototipe yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototipe ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

          Konsep Dasar SDLC

          1. Definisi SDLC

            Menurut Fauzan (2018:3), [9] Metode System Development Life Cycle (SDLC)/siklus hidup pengembangan sistem dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau sistem informasi.

            Menurut Rosa dalam Basya (2019:19), [10] “SDLC mencakup sejumlah fase atau tahapan. Pada dasarnya, setiap model pengembangan SDLC mempunyai siklus yang sama. Model pengembangan SDLC waterfall bersifat paling sederhana sehingga cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah”.


            Gambar 2.1 Metode SDLC

            (Sumber : Sumber : Supriyanto, 2005:271)

            Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan metode SDLC pada setiap tahapan sistem akan dikerjakan secara berurut menurun dari satu ke tahap yang lain/secara linear.

          2. TahapanSDLC

            Menurut Pratama (2018:41), [11] “Dalam rekayasa sistem atau rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem- sistem”. SDLC mempunyai beberapa fase, yaitu:

            1. Perencanaan sistem (System Planning)
            2. Analisis Sistem System Analysis).
            3. Perancangan Sistem (System Design)
            4. Implementasi Sistem (System Implementation).
            5. Pemeliharaan Sistem (System Maintenance).

          Konsep Dasar Monitoring

          1. Definisi Monitoring

            Menurut Ardimansyah dkk (2015:474), [12]Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program- program di dalam hal jadwal penggunaan input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan".

            Menurut Widiastuti, dkk (2014:196), [13]Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya".

            Berdasarkan kutipan diatas monitoring merupakan proses pengumpualan dan penilaian secara terus menerus terhadap kegiatan program yang dapat dikoreksi oleh operator.

          2. Tujuan Monitoring

            Berikut ini adalah tujuan dari monitoring menurut para ahli dan berbagai sumber:

            Menurut Tandilintin (2019:70), [14] “Tujuan monitoring adalah untuk mengkaji kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan kegiatan”.

            Menurut Simbar (2016:175), [15] “Tujuan monitoring adalah untuk mendapatkan data-data atau pandangan agar diperoleh umpan balik bagi kebutuhan tertentu".

          3. TahapanMonitoring

            Menurut Simbar (2016:175), [15] “Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga proses besar yaitu” adalah sebagai berikut:.

            1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring.
            2. Proses di dalam analisis data monitoring.
            3. Proses di dalam menampilkan data hasil monitoring.

          Konsep Dasar Flowchart

          1. Definisi Flowchart

            Menurut Sutanto, dkk (2017:2), [16] “Flowchart adalah suatu teknik analisa yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi dalam pola yang jelas, logikal dan ringkas. Keuntungan dari penggunaan Flowchart adalah representasi dalam bentuk gambar lebih mudah dipahami dan membuat lebih mudah dalam menyimpan suatu data interview serta dapat dengan mudah dan cepat untuk direvisi.”

            Menurut Sulaeman dkk (2017:3), [17] “Flowchart adalah penyajian secara grafis dari sistem informasi dan sistem operasi yang terkait. Sistem informasi disini meliputi proses, aliran logis, input, output, dan arsip”.

            Berdasarkan kesimpulan diatas Flowchart adalah suatu teknik analisa dengan penyajian secara grafis untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi dalam pola yang jelas, logikal dan ringkas.

            Gambar 2.2 Simbol Flowchart dan Fungsinya

          2. Jenis-Jenis Flowchart

            Menurut Sumaryanti (2018:224),, [18] Ada beberapa jenis Flowchart diantaranya:

            1. Bagan alir sistem (Systems Flowchart).
            2. Bagan pada alir dokumen (Document Flowchart).
            3. Bagan pada alir skematik (Schematic Flowchart).
            4. Bagan pada alir program (Program Flowchart).
            5. Bagan alir proses (Process Flowchart).

          Konsep Dasar Internet Of Things (IoT)

          1. Definisi Internet Of Things

            Menurut Arthur, dkk (2017:2), [19] “Internet Of Things (IoT) adalah skenario dari suatu objek yang dapat melakukan suatu pengiriman data/informasi melalui jaringan tanpa campur tangan manusia. Teknologi IoT telah berkembang dari konvergensi microelectromechanical systems (MEMS), dan Internet pada jaringan nirkabel. Sedangkan “A Things” dapat didefinisikan sebagai subjek seperti orang dengan implant jantung, hewan peternakan dengan transponder chip dan lainlain. IoT sangat erat hubungannya dengan komunikasi mesin dengan mesin (M2M) tanpa campur tangan manusia ataupun komputer yang lebih dikenal dengan istilah cerdas (smart). Istilah IoT (Internet Of Things) mulai dikenal tahun 1999 yang saat itu disebutkan pertama kalinya dalam sebuah presentasi oleh Kevin Ashton, cofounder and executive director of the Auto-ID Center di MIT.”

            Menurut Susanto (2018:1), [20] “Internet Of Things (IoT) adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus, berikut kemampuan remote control, berbagi data, dan sebagainya, termasuk pada benda-benda di dunia fisik. Bahan pangan, elektronik, peralatan apa saja, koleksi, termasuk benda hidup, yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor tertanam dan selalu “on”.”

            Berdasarkan kesimpulan diatas, Internet Of Things adalah beberapa perangkat atau peralatan bisa berkomunikasi digital dengan terhubung ke suatu jaringan internet.

          2. ManfaatInternet Of Things

            Berikut ini adalah beberapa manfaat dalam beberapa bidang yaitu:

            1. Sektor Pembangunan
            2. Sektor Energi
            3. Sektor Rumah Tangga
            4. Sektor Kesehatan
            5. Sektor Industri
            6. Transportasi
            7. Perdagangan
            8. Keamanan
            9. Teknologi dan Jaringan

          Konsep Dasar Pengujian

          1. Definisi Pengujian

            Menurut Mustaqbal dkk (2015:323), [21] “Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan”.

            Menurut Putri dkk (2015:1), [22] “Pengujian adalah sebuah proses, atau serangkaian proses yang dirancang untuk memastikan bahwa program telah berjalan sesuai dengan requirement dan kebutuhan”.

            Berdasarkan kesimpulan diatas pengujian proses adalah suatu proses yang berupa rangkaian proses dengan tujuan menemukan suatu kesalahan dan untuk memastikan bahwa program telah berjalan.

          2. Jenis-Jenis Pengujian
            1. BlackBox Testing

              Menurut Warsito, dkk (2015:32), [23]blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

            2. Metode Pengujian BlackBox Testing

              Ada beberapa macam metode pengujian BlackBox, berikut diantaranya:

              1. Equivalence Partitioning

                Equivalence Partitioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

              2. Boundary Value Analysis

                Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

              3. Cause-Effect Graphing Techniques

                Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

                1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan Identifier yang ditujukan untuk masing-masing.
                2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
                3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
                4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.
              4. Comparison Testing

                Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBox Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

              5. Sample and Robustness Testing
                1. Sample Testing

                  Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

                2. Robustness Testing

                  Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

              6. Behavior Testing dan Performance Testing.
                1. Behavior Testing

                  Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

                2. Performance Testing

                  Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

                3. Requirement Testing

                  Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

                4. Endurance Testing

                  Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dan lain-lain), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dan lain- lain), input/output (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

            3. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

              Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

              Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black box

          Teori Khusus

          Definisi Kantuk

          Menurut Andrea H.A.P Perdana dkk (2019:02). [24] “Kantuk adalah suatu kondisi manusia yang disebabkan oleh kurangnya istirahat atau tidur. Manusia dewasa membutuhkan tidur selama 8 jam setiap malamnya agar mencapai kerja optimal. Kekurangan tidur dapat mengakibatkan kantuk sehingga terjadi peningkatan jumlah kedipan mata hingga terjadi adanya microsleeps. Pada kondisi mengantuk, seseorang akan mengalami 20% dari frekuensi kedipan mata per menit. Selain itu, seseorang akan mengalami microsleeps dengan durasi penutupan mata berkisar 0,5 detik atau lebih”.

          Menurut Mustofa Amirullah, dkk (2018:281). [25] “Kantuk merupakan suatu transisi kondisi antara sadar dan tidur yang menyebabkan penurunan fungsi pada semua indra. Pergeseran ritme sirkadian disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor kondisi fisik seperti kelelahan atau pola hidup yang menyebabkan jam tidur terganggu. Hal tersebut dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut Delayed Phase Sleep Disorder (DSPD). Hormon yang mempengaruhi ritme sirkadian adalah hormon melatonin. Produksi hormon melatonin dapat menyebabkan rasa kantuk dan mengurangi suhu tubuh. Pada kondisi normal, jumlah produksi tertinggi dari hormon melatonin akan terjadi pada tengah malam dan menurun menjelang pagi. Untuk penderita DSPD, siklus produksi hormon melatonin akan terganggu dan akan berdampak negatif pada sistem fungsional tubuh".

          Berdasarkan kutipan diatas kantuk adalah sebuah kondisi yang membuat mata ingin terpejam dan memasuki fase tidur. Kantuk merupakan sinyal normal tubuh untuk beristirahat.

          Konsep Dasar Machine Learning

          1. Definisi Machine Learning

            Menurut Wahyono (2018:7), [26] “Machine learning merupakan salah satu cabang dari ilmu Kecerdasan Buatan, khususnya yang mempelajari tentang bagaimana komputer mampu belajar dari data untuk meningkatkan kecerdasannya”.

            Menurut Jarwo (2019:86), [27] “Machine learning pada dasarnya adalah proses komputer untuk belajar dari data (learn from data). Komputer tidak akan bisa belajar apa-apa, tanpa adanya data. Oleh karena itu jika belajar mengenai machine learning, pasti akan terus berinteraksi dengan data. Semua Pengetahuan machine learning mutlak melibatkan data. Data bisa saja sama, akan tetapi algoritma dan pendekatan nya berbeda-beda untuk mendapatkan hasil yang optimal”.

            Menurut Arthur Samuel dalam Fikriya (2017:19), [28] “Machine learning adalah bidang studi yang memberikan kemampuan program komputer untuk belajar tanpa secara eksplisit diprogram”.

            Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Machine learning adalah cabang aplikasi dari Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) yang fokus pada pengembangan sebuah sistem yang mampu belajar "sendiri" tanpa harus berulang kali di program oleh manusia. Aplikasi Machine learning membutuhkan Data sebagai bahan belajar (training) sebelum mengeluarkan output

          Konsep Dasar Raspberry Pi

          1. Definisi Raspberry Pi

            Menurut Monk dalam Roihan (2017:154), [29]The Raspberry Pi is a computer that runs the Linux operating system. It has USB sockets you can plug a keyboard and mouse into and HDMI (High-Definition Interface) video output you can connect a TV or monitor into”. “Raspberry Pi adalah komputer yang berjalan dengan sistem operasi Linux. Memiliki soket USB yang bisa dipasang untuk keyboard dan mouse, dan keluaran video HDMI (High-Definition Multimedia Interface) dapat dihubungkan ke TV atau monitor”.

            Menurut John wiley dan Sons Ltd dalam Aryani (2015:3), [30] “The Raspberry Pi is a credit sized computer that plug into your TV and a keyboard. It is a capable little computer which can be used in electronics project, and for many things that your desktop PC does, like spreadsheets,word-processing and games. It also plays high definition video.” (Raspberry Pi adalah sebuah komputer berukuran sebesar kartu kredit yang terhubung ke televisi dan sebuah keyboard. Komputer kecil ini bisa digunakan untuk proyek-proyek elektronik dan hal lainnya yang bisa dilakukan oleh desktop komputer seperti sebagai mesin pengolah kata, games dan perangkat ini juga mampu memainkan video beresolusi tinggi).

            Menurut Masykur (2016:95), [31] “Raspberry Pi adalah Single Board Computer (SBC) seukuran dengan kartu kredit yang dikembangkan oleh Yayasan Raspberry Pi di Inggris (UK) dengan tujuan untuk membuat adanya pelajaran ilmu komputer dasar pada sekolah”

            Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan Raspberry Pi adalah sebuah mini komputer dengan harga terjangkau yang dapat digunakan untuk keperluan Ilmu Komputer dan lain-lain.

            Gambar 2.3 Gambar Raspberry Pi 3

          2. Spesifikasi Raspberry Pi

            Tabel 2.2. Spesifikasi Raspberry Pi

          3. Fungsi Raspberry Pi

            Menurut Richardson dan Wallace dalam Irwansyah (2015:40-41), [32] Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Raspberry Pi diantaranya sebagai berikut :

            1. General Purpose Computing Perlu diingat bahwa Raspberry Pi adalah sebuah komputer dan memang pada faktanya dapat digunakan sebagai sebuah komputer. Setelah perangkat ini siap untuk digunakan kita bisa memilih untuk boot langsung ke dalam GUI (Graphical User Interface) dan didalamnya terdapat sebuah web browser yang merupakan aplikasi yang banyak digunakan komputer sekarang ini. Perangkat ini juga dapat di install banyak aplikasi gratis seperti LibreOffice yang digunakan untuk pekerjaan- pekerjaan kantor.
            2. Learning to Program Raspberry Pi pada dasarnya ditujukan sebagai alat edukasi untuk mendorong anak-anak bereksperimen dengan komputer. Perangkat ini sudah terpasang dengan interpreters dan compilers untuk berbagai bahasa pemrograman. Untuk pemula telah disediakan Scratch, sebuah bahasa pemrograman berasaskan grafik dari MIT. Kita bisa menulis program untuk Raspberry Pi dalam berbagai bahasa seperti C, Ruby, Java, Python, dan Perl.
            3. Project platform Raspberry Pi membedakan dirinya dari komputer pada umumnya bukan dari segi harga dan ukurannya saja, tapi juga karena kemampuannya berintegrasi dengan proyek proyek elektronik.

          Konsep Dasar Bahasa Pemrograman Python

          1. Definisi Bahasa Pemrograman Python

            Menurut Adli, dkk (2018:75), [33] Python adalah bahasa pemrograman yang berfokus pada tingkat keterbacaan kode. Python diklaim sebagai bahasa yang menggabungkan kapabilitas, kemampuan, dengan sintaksis kode yang sangat jelas, dan dilengkapi dengan fungsionalitas pustaka standar yang besar serta komprehensif.

            Menurut Andrew dalam Maya (2014:36), [34] bahasa python adalah bahasa pemrograman yang memiliki banyak fungsi, interaktif, berorientasi objek dan merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi. Bahasa python adalah bahasa pemrograman formal dengan aturan-aturan dan format spesifiknya sendiri. Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa pemrograman Python adalah bahasa tingkat tinggi yang mudah dimengerti manusia yang berorientasi objek.

            Banyaknya kelebihan pada pemrograman python seperti efisiensi, keterbacaan kode dan kecepatan telah membuat python menjadi bahasa pemrograman yang banyak digunakan oleh para data scientist. Python menjadi pilihan untuk pada data scientist dan machine learning engineer untuk mengembangkan model dan berbagai aplikasi terkait data science.


            Karena penggunaannya yang luas, Python memiliki banyak library yang memudahkan para ilmuwan data scientist untuk menyelesaikan tugas-tugas rumit tanpa banyak gangguan pengkodean

            Saat ini kode python dapat dijalankan di berbagai platform sistem operasi, beberapa di antaranya adalah:

            1. Linux/Unix
            2. Windows
            3. Mac OS X
            4. Java Virtual Machine
            5. OS/2
            6. Amiga
            7. Palm
            8. Symbian

            Python didistribusikan dengan beberapa lisensi yang berbeda dari beberapa versi. Namun pada prinsipnya Python dapat diperoleh dan dipergunakan secara bebas, bahkan untuk kepentingan komersial. Bahasa pemrograman Python ini memiliki efisiensi tinggi untuk struktur data level tinggi, pemrograman berorientasi objek lebih sederhana tetapi efektif dapat bekerja pada multi platform, dan dapat digabungkan dengan bahasa pemrograman lain untuk menghasilkan aplikasi yang diinginkan.

          Gambar 2.4. Logo Bahasa Pemrograman Python

          Konsep Dasar OpenCV

          1. Definisi OpenCV

            Menurut Zein (2018:23) , [35]  “OpenCV (Open Source Computer Vision Library) adalah salah satu software pustaka yang ditujukan untuk pengolahan citra dinamis secara real-time, yang dibuat oleh Intel, dan sekarang didukung oleh Willow Garage dan Itseez. OpenCV dirilis dibawah lisensi permisif BSD yang lebih bebas daripada GPL, dan memberikan kebebasan sepenuhnya untuk dimanfaatkan secara komersil tanpa perlu mengungkapkan kode sumbernya”. Ia juga memiliki antarmuka yang mendukung bahasa pemrograman C++, C, Python dan Java, termasuk untuk sistem operasi Windows, Linux, Mac OS, iOS dan Android. OpenCV didisain untuk efisiensi dalam komputasi dan difokuskan pada aplikasi real-time.

            Gambar 2.5. Logo OpenCV

          Konsep Dasar Dlib

          1. Definisi Dlib

            Menurut Perdana, dkk (2017:4169) , [36]  “dlib adalah sebuah library cross-platform yang dibuat dalam bahasa C++ yang memuat algoritma pembelajaran mesin seperti Facial Landmark Detection”. Facial Landmark Detection adalah algoritma yang telah dibuat untuk deteksi bagian-bagian wajah dalam waktu milidetik dan mencapai akurasi yang tinggi.

            Gambar 2.6. Dlib OpenCV Landmark Detection


            Facial Landmark yang digunakan adalah anotasi 68 Titik pada dataset iBUG 300-W. Detektor landmark wajah yang sudah dilatih sebelumnya di dalam perpustakaan dlib digunakan untuk memperkirakan lokasi 68 (x, y) -kolordinat yang memetakan struktur wajah di wajah. Indeks dari 68 koordinat dapat divisualisasikan pada gambar di bawah ini:

            Visualisasi 68 koordinat landmark wajah dari dataset IBUG 300-W

          Konsep Dasar Haar Cascade Clasifier

          1. Definisi Haar Cascade Clasifier

            Menurut IKS Buana, dkk (2018:33), [37]  “Haar Cascade Classifier merupakan rectangular feature, yang memberikan indikasi secara sepesifik pada sebuah gambar atau image.”

            Sedangkan menurut Firmansyah, dkk (2018:1076) [38]  “Haar-cascade merupakan sebuah classifier (penggolong) yang digunakan untuk mendeteksi objek yang telah dilatih sebelumnya.”

            Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Haar Cascade Clasifier merupakan suatu metode yang digunakan untuk pengklasifikasian wajah, dan bagian mata dimana input citra tersebut kemudian mengklasifikasikan bagian wajah dan bagian mata.

          Konsep Dasar Aspek Rasio Mata

          1. Definisi Aspek Rasio Mata

            Menurut Andrea H.A.P Perdana dkk (2019:03). [39]  “Aspek rasio mata digunakan untuk menentukan kedipan suatu mata.”

            Menurut Bhoyar dkk Dalam jurnal International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET) Vol. 6, Issue 4 menerangkan bahwa kedipan mata adalah penutupan cepat dan pembukaan kembali mata manusia. Setiap orang memiliki pola kedipan yang sedikit berbeda. Polanya berbeda dalam kecepatan menutup dan membuka mata, Kedipan mata berlangsung sekitar 100-400ms.

            Dari landmark dalam penelitian ini, penulis memperoleh aspek rasio mata (EAR) yang digunakan sebagai perkiraan kondisi pembukaan mata.

            Untuk setiap bingkai video, landmark mata terdeteksi. Rasio aspek mata antara tinggi dan lebar mata dihitung. Dari ara. 2 P1, P2,…, P6 adalah landmark di mata.

            Gambar 2.7 Perhitungan Aspek Rasio Mata

            di mana P1, ....., P6 adalah lokasi tengara 2D di mata. EAR sebagian besar konstan ketika mata terbuka dan mendekati nol saat menutup mata. Karena mata berkedip dilakukan oleh kedua mata secara serempak, EAR kedua mata diambil dan dirata-ratakan. Setelah mendapatkan nilai EAR, jika nilainya kurang dari batas selama 2 atau 3 detik pengemudi dikatakan mengantuk. Setelah mendeteksi kelelahan, kantuk dengan nilai ambang EAR, alarm peringatan akan menyala.

            Gambar 2.8 Landmark Yang Diperoleh Aspek Rasio Mata

            Keterangan

            1. Gambar kiri atas adalah visualisasi mata yang terbuka penuh, rasio aspek mata di atas akan besar (r) dan relatif konstan dari waktu ke waktu.
            2. Gambar kanan atas adalah visualisasi mata yang tertutup, rasio aspek mata menurun secara drastis, mendekati nol.
            3. Gambar di bawah memplot grafik aspek rasio mata dari waktu ke waktu untuk klip video. Pada gambar di atas, rasio aspek mata adalah konstan, kemudian dengan cepat turun mendekati nol, kemudian meningkat lagi, menunjukan satu kedipan mata telah terjadi.

            Dalam penelitian ini, peneliti akan memantau rasio aspek mata untuk melihat apakah nilainya turun tetapi tidak meningkat lagi, sehingga mengindikasikan bahwa pengemudi telah menutup mata mereka.

          Konsep Dasar Global Positioning System (GPS)

          1. Definisi GPS

            Definisi Global Positioning System (GPS) menurut Nauly (2015:7) “Global Positioning System (GPS) yaitu sistem radio navigasi yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelitsatelit itu milik Departemen Pertahanan (Department of Defense) Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit.

            Menurut Arfianto, dkk (2018:165), [40]  “Modul GPS Neo 6M merupakan Modul GPS yang dapat bekerja dengan mikrokontroler Arduino Uno dan Arduino Mega. Modul GPS ini memiliki fitur sebagai mesin penentu titik lokasi atau posisi. GPS UBLOX NEO 6M yaitu berupa GPS receiver dengan 50 channel. Time to First Fix dalam kondisi cold start memerlukan waktu 27 detik,dalam kondisi warm start memerlukan waktu 27 detik, dalam kondisi hot start memerlukan waktu 1 detik, dalam kondisi Aided start memerlukan waktu kurang dari 3 detik. GPS NEO-6M memiliki 130 dBm tracking sensitivity and Navigation,0.25Hz 10 MHz frequency of time pulse signal, dan Max navigation update rate 10 Hz. Modul ini menggunakan protokol NMEA yang merupakan protokol yang dikeluarkan oleh GPS receiver. Output data dari modul ini berupa ASCII code yang berisi informasi data koordinat lintang (latitude), bujur (longitude), ketinggian (altitude), waktu standar (UTC time), dan kecepatan (speed over ground)”.


            Modul GPS ini memiliki fitur sebagai mesin penentu titik lokasi atau posisi. GPS UBLOX NEO 6M yaitu berupa GPS receiver dengan 50 channel. Time to First Fix dalam kondisi cold start memerlukan waktu 27 detik,dalam kondisi warm start memerlukan waktu 27 detik, dalam kondisi hot start memerlukan waktu 1 detik, dalam kondisi Aided start memerlukan waktu kurang dari 3 detik. GPS NEO-6M memiliki 130 dBm tracking sensitivity and Navigation,0.25Hz 10 MHz frequency of time pulse signal, dan Max navigation update rate 10 Hz. Modul ini menggunakan protokol NMEA yang merupakan protokol yang dikeluarkan oleh GPS receiver. Output data dari modul ini berupa ASCII code yang berisi informasi data koordinat lintang (latitude), bujur (longitude), ketinggian (altitude), waktu standar (UTC time), dan kecepatan (speed over ground)”.

            Gambar 2.9.  Modul GPS Neo 6M

          2. Spesifikasi GPS

            1. Tipe penerima: 50 kanal.
            2. Menggunakan frekwensi L1, kode C/A.
            3. Akurasi penetapan lokasi GPS secara horisontal: 2,5 meter.
            4. Akurasi kecepatan: 0,1 meter / detik.

          Definisi Website

          Rahardja, dkk (2018:78), [41]  “Website  adalah World Wide Web  dapat diartikan sebagai kumpulan  halaman yang menampilkan informasi data  teks, data gambar diam atau bergerak data  animasi suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang   berbentuk rangkaian bangunan yang saling   terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan  jaringan-jaringan halaman-halaman situs yang tersimpan  dalam sebuah server/hosting, dan teridentifikasi melalui  sebuah nama yang disebut juga sebagai domain atau subdomain”.

          Menurut Handayani, dkk (2018:189), [42],”Website merupakan situs sistem informasi yang dapat diakses dengan cepat. Website lahir dari adanya perkembangan zaman saat ini dari bidang teknologi informasi dan komunikasi.”

          Definisi Black box Testing

          Menurut Mahendra, dkk (2018), [43]  “Black box testing is one of the software testing techniques that focus on the functional software to ensure all functional on the software has been running well. Black box testing is done by testing the input and output on the software without looking at the program code in the software.”

          Sedangkan menurut Mustaqbal, dkk (2016:34), [21]  “Black box testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

          Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Black-Box Testing adalah pengujian pada sebuah sistem aplikasi untuk memastikan semua fungsional dari perangkat lunak tersebut sudah berjalan dengan baik.

          Konsep Dasar Elisitasi

          1. Definisi Elisitasi

            Menurut Arif dkk (2015:17), [44]  “Requirements elicitation is an important sub-process of requirement engineering . It is the process of searching, uncovering, achieving, and detailing requirements for different type of systems like computer based systems, web based systems etc. Requirements elicitation is all about attainments and understanding the needs of users and project promoters with the ultimate aim of communicating these needs to the system developers. It also commits a set of activities that must allow for communication, prioritization, consultation, and collaboration with the relevant stakeholders. In requirements elicitation process, requirements are analyzed as the main resources, and also on the basis of accurate analysis of the organization, the application area where the system will be disposed”.

            (Persyaratan elisitasi adalah sub-proses penting persyaratan teknik. Ini adalah proses pencarian, pengungkapan, pencapaian, dan persyaratan yang merinci untuk berbagai jenis sistem seperti sistem berbasis komputer, sistem berbasis web, dll. Persyaratan pengembangan adalah tentang pencapaian dan pemahaman kebutuhan pengguna dan promotor proyek dengan tujuan akhir untuk berkomunikasi. Ini perlu pengembang sistem. Ini juga melakukan serangkaian aktivitas yang harus memungkinkan komunikasi, prioritas, konsultasi, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait. Dalam proses elisitasi persyaratan, persyaratan area dimana sistem akan dibuang).

            Menurut Masooma (2014),, [45]  “Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”.

            (Persyaratan elisitasi didefinisikan sebagai proses mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang persyaratan stakeholder. Ini adalah proses awal dan utama dari tahap rekayasa persyaratan. Proses elisitasi biasanya melibatkan interaksi dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan kebutuhan mereka).

            Berdasarkan definisi diatas elisitasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk membuat sebuah rancangan sistem baru yang disesuaikan oleh pihak terkait.

          2. Tahap-Tahap Elisitasi

            Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

            1. Tahap I

              Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

            2. Tahap II

              Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

            3. Tahap III

              Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

              1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan.
              2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
              3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem.

                Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa opsi, yaitu:

                1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.
                2. Middle (M): Mampu dikerjakan.
                3. Low (L): Mudah dikerjakan.
          3. Final Draft Elisitasi

            Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

          Literature Review

          Definisi Literature Review

          Menurut Rahardja (2017:176), [46]  “Literature review adalah sebuah rangkuman atau intisari dari hasil temuan peneliti terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam menulis suatu artikel ilmiah atau penelitian baru mengenai suatu project. Literature review ini dapat membantu peneliti dalam mendapatkan ide-ide dari hasil terdahulu untuk bisa dikembangkan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya sudah ada”.

          Menurut Roihan (2018:62), [47] “literature review dalam suatu penelitian adalah untuk mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

          Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa literature review adalah tinjauan dari penelitian sebelumnya menggunakan metode sistematis, eksplisit dan diulang untuk mengidentifikasi, dan mengevaluasi yang kritis tentang pembahasan tertentu untuk menunjukkan mengapa sebuah studi penelitian baru diperlukan.

          Prinsip-Prinsip Literature Review

          Menurut Fitrianti (2016:42), [48] ada beberapa prinsip-prinsip literature review, yaitu:

          1. Observasi

            Konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, model- model, dan rumus-rumus utama serta turunannya dalam bidang yang dikaji.

          2. Wawancara

            Penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur, subjek, dan temuannya.

          3. Studi Pustaka

            Posisi teoritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti disertai dengan alasan-alasan yang logis.

          Hal yang diperhatikan dalam tinjauan pustaka adalah:

          1. Relevansi buku dengan judul penelitian, dimana buku-buku tersebut mengandung isi yang menunjang teori-teori yang akan ditelaah. Hasil penelitian yang sebelumnya juga dapat sebagai referensi.
          2. Up to date, buku atau referensi yang relevan hendaknya yang terbaru.
          3. Buku atau hasil penelitian dapat memberikan arahan pada mengidentifikasi variabel penelitian dan operasionalisasinya.

          Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam TA/Skripsi ini, antara lain:

          1. Tinjauan studi dari penelitian Andrea H.A.P. Perdana, Susijanto Tri Rasmana, Heri Pratikno, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, dalam Jurnal Rekayasa Teknologi Elektro Volume 1, No. 1, Juli 2019. Yang berjudul “Implementasi Sistem Deteksi Mata Kantuk Berdasarkan Facial Landmark Detection Menggunakan Metode Regression Trees”. Penelitian ini menerapkan sistem deteksi mata kantuk menggunakan Webcam untuk mengambil data berupa citra gambar yang kemudian diproses oleh Raspberry Pi menggunakan metode regression trees berdasarkan facial landmark detection sehingga dapat mengetahui hasil data merupakan mata yang mengantuk atau tidak.
          2. Tinjauan studi dari penelitian Afrizal Zein, STMIK Eresha, dalam Jurnal Penelitian dan Pengkajian Sains dan Teknologi, Vol 28, No 2 (2018). Yang berjudul “Pendeteksian Kantuk Secara Real Time Menggunakan Pustaka OPENCV dan DLIB PYTHON”. Penelitian ini menerapkan sistem komputer vision yang secara otomatis dapat mendeteksi kantuk pengemudi dalam pantauan kamera web real-time dan kemudian membunyikan alarm serta menghubungi keluarga jika pengemudi terlihat mengantuk.. Dalam penelitian ini, pengujian deteksi kantuk maupun pemantauan kelopak mata dilakukan berdasarkan beberapa faktor yang memungkinkan dapat mempengaruhi akurasi dari pendeteksian kantuk maupun.. Faktor tersebut berupa pengaruh umur, gaya wajah, penambahan aksesoris dan pelatihan data training. Dari hasil pengujian menunjukan perolehan tingkat akurasi pendeteksian kantuk mencapai sebesar diatas 90%.
          3. Tinjauan studi dari penelitian Siti Maslikah, Riza Alfita, Achmad Fiqhi Ibadillah. Dalam jurnal Jurnal Ilmiah SinarFe7, Vol 2, No 1 (2019). Yang berjudul “Sistem Deteksi Kantuk Pada Pengendara Roda Empat Menggunakan Eye Blink Detection”. Penelitian ini menerapkan sistem yang secara otomatis bisa menentukan apakah pengemudi sedang dalam keadaan sadar, mengantuk atau tertidur menggunakan metode Haar Cascade Classifier. Tahapan proses dimulai dengan pengambilan gambar menggunakan Webcam yang tersambung dengan Raspberry untuk mendeteksi area wajah menggunakan metode Haar Cascade Classifier kemudian algoritma regression trees pada facial landmark detection yang digunakan untuk mendeteksi mata kantuk dengan keluaran berupa alarm untuk memberikan reaksi agar pengemudi tidak mengantuk.
          4. Tinjauan studi dari penelitian Lutfi Chrisdiansyah, Anjik Sukmaaji, Teguh Susanto, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, dalam Jurnal JSIKA: Vol.5, No.2 2016. Yang berjudul “Aplikasi Monitoring Armada Bus Menggunakan GPS Tracking Pada Smartphone Android”. Penelitian ini adalah tentang sistem yang dapat memvisualisasikan posisi kendaraan ke dalam peta digital berupa marker berwarna untuk membedakan rute, bus yang sedang berjalan, dan bus yang sedang berhenti, sehingga dapat membantu manajemen perusahaan dalam memonitor armada bus masing- masing yang sedang beroperasi. Selain dapat memvisualisasikan posisi kendaraan ke dalam peta digital, sistem juga dilengkapi dengan notifikasi bunyi pada perangkat mobile yang digunakan di dalam kendaraan sebagai peringatan jika jarak antar bus 5 kilometer sehingga dapat membantu awak bus untuk mengetahui bahwa jarak antar bus terlalu dekat.
          5. Tinjauan studi dari penelitian Hidayatullah, AMIK Royal Kisaran, September 2018. Yang berjudul “Sistem Monitoring Bus Rajawali Berbasis GPS”. Pada penelitian ini menerapkan aplikasi yang dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman java mobile dengan sistem operasi android semua tipe yang berguna mempermudah pemilik bus untuk dapat monitoring bus Rajawali yang sedang beroperasi dan aplikasi ini nantinya bisa melakukan monitoring bus lebih dari 2 bus sekaligus dengan kontrol real time. Mengolah data terhadap sistem alur pengawasan monitoring dengan sistem online berbasis mobile pada pengawasan bus pada jarak pantau koneksi internet pada setiap daerah yang dilintasi bus tersebut.
          6. Tinjauan studi dari penelitian Miss. Akita M Bhoyar, Prof. S. N. Sawalkar dari Computer Science and Engineering, Sipna C.O.E.T., Maharashtra, India. Dalam jurnal International International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET) Vol. 6, Issue 4, April 2019. Yang berjudul “Implementation on Visual Analysis of Eye State Using Image Processing for Driver Fatigue Detection”. Penelitian ini terdiri dari modul akuisisi gambar, pengubahan ukuran gambar, Haar Cascade Classifier, detektor landmark wajah dlib, 68 landmark, wilayah mata, wilayah mata yang menarik, rasio aspek mata (EAR). Ukuran rasio aspek mata (EAR) yang kuat pada tingkat keterbukaan mata yang berkelanjutan didefinisikan, dan status pengemudi dikelompokkan di dalamnya.
          7. Tinjauan studi dari penelitian Kusuma Kumari, Sampada Sethi, Ramakanth Kumar P, Nishant Kumar, Atulit Shankar, dari Department of Computer Science, University College of Science, Tumkur University, Tumakuru, Karnataka. Dalam International Journal of Engineering and Technology (IJET) Volume: 03 Issue: 12, 2018. Dengan judul “Detection of Driver Drowsiness using Eye Blink Sensor”. Penelitian ini menerapkan modul sensor yang terdiri dari bingkai sensor kedipan mata, sensor IR, dan relay. Perangkat vibrator terhubung ke bingkai sensor kedipan mata yang akan dikenakan oleh pengemudi. Vibrator ini bergetar setiap kali terjadi kecelakaan atau pengemudi tertidur. Bingkai terdiri dari pemancar IR yang mentransmisikan sinar IR ke mata pengemudi dan penerima IR yang menerima sinar yang dipantulkan ketika mata ditutup. Relay memberikan arus tambahan yang diperlukan oleh modul ini dan karenanya juga terhubung ke papan mikrokontroler SST.
          8. Tinjauan studi dari penelitian H.M Chandrasena, D.M.J. Wickramasinghe, dalam jurnal International Journal of Computer Science and Information Technology Research, Vol. 4, Issue 3, Maret 2016. Yang berjudul “Driver’s Drowsiness Detection and Alarming System”. Penelitian ini adalah tentang mendeteksi kantuk pengemudi menggunakan metode deteksi retina mata dan deteksi denyut nadi pengemudi.
          9. Tinjauan studi dari penelitian Akalya Chellappa, Mandi Sushmanth Reddy, R.Ezhilarasie, S.Kanimozhi Suguna, A.Umamakeswari. Dalam jurnal International Journal of Engineering and Technology (IJET) Volume: 02 Issue: 24, 2018 Pages 29-32. Yang berjudul “Fatigue Detection Using Raspberry Pi 3”. Penelitian ini adalah tentang Sistem ini dirancang untuk kendaraan roda empat di mana kelelahan atau kantuk pengemudi terdeteksi dan mengingatkan orang tersebut. Metode yang diusulkan akan menggunakan kamera Raspbian 5 megapiksel yang menangkap wajah dan mata pengemudi dan memproses gambar untuk mendeteksi kelelahan pengemudi. Haar Cascade Classifiers digunakan untuk mendeteksi durasi kedip pengemudi dan Eye Aspect Ratio (EAR) dihitung. Pesan peringatan bersama dengan nomor plat mobil dikirim ke ponsel orang yang bersangkutan dengan bantuan layanan cloud Ubidots dan Twilio API. Untuk Raspberry Pi 3 menggunakan sistem operasi Raspbian (Berbasis Linux).
          10. Tinjauan studi dari penelitian Sarmad Al-gawwam, Mohammed Benaissa dari Department of Electronic and Electrical Engineering, The University of Sheffield, Sheffield S1 3JD, UK. Dalam jurnal MDPI, Volume 9, Issue 4, April 2018. Yang berjudul “Robust Eye Blink Detection Based on Eye Landmarks and Savitzky–Golay Filtering” Penelitian ini adalah tentang Detektor landmark wajah otomatis dilatih pada dataset in-the-wild, penelitian ini menunjukan ketahanan yang luar biasa terhadap berbagai kondisi pencahayaan, ekspresi wajah, dan orientasi kepala. Filter Savitzky – Golay (SG) digunakan untuk menghaluskan sinyal yang diperoleh sambil menjaga informasi puncak untuk mendeteksi kedipan mata.

          Berdasarkan 10 (sepuluh) Literature Review diatas penulis mengambil beberapa contoh untuk dijadikan acuan untuk penelitian penulis yang berjudul “Sistem Alarm Pendeteksi Kantuk Pengemudi Dan Melacak Keberadaan Bus Pada Perusahaan Otobus”.

          BAB III

          PEMBAHASAN

          Gambaran Umum Perusahaan

          Sejarah Singkat PT. Rosalia Indah Transport

          Dimulai pada tahun 1983, Rosalia Indah adalah salah satu perusahaan kecil bidang transportasi darat mulai beroperasi hanya dengan 1 (satu) mobil bermesin Isuzu melayani transportasi antar kota jurusan Yogyakarta – Solo – Surabaya – Malang. Pada tanggal 11 Maret 1991, PO. Rosalia Indah didirikan oleh Bapak Yustinus Soeroso dengan no. izin usaha BPU No. 05/02/BPU/III/1991 dan akte notaris 11 Maret 1992. Visi PO. Rosalia Indah adalah ”Menjadi perusahaan ternama melalui profesionalisme SDM yang konsisten dan keunggulan perkembangan teknologi berdaya saing internasional yang didedikasikan pada kepuasan pelanggan dan kesejahteraan karyawan”.

          Pada awal mulai membuka perusahaan angkutan bus, trayek pertama adalah : Solo – Blitar PP, dengan menggunakan 11 armada bis kelas ekonomi. Pada tahap berikutnya dan seiring dengan kebutuhan transportasi masyarakat, maka perusahaan menambah armada bus dan membuka beberapa trayek baru. Perkembangan PO. Rosalia Indah dapat dilihat dari jumlah kepemilikan armada bus dari tahun ke tahun yang semakin bertambah.


          Gambar 3.1. PT. Rosalia Indah Transport

          Dengan jumlah armada yang relatif banyak, PO. Rosalia Indah memerlukan keputusan yang tepat untuk mengatur penggunaan armada sehingga penggunaan armada menjadi optimum. Dalam pengoperasian armadanya, perusahaan menyediakan lima jenis bus untuk dapat melayani berbagai pasar yaitu: bus Ekonomi (non AC), PATAS (AC), VIP, Eksekutif, Super Eksekutif. Masing-masing jenis bus memiliki kapasitas penumpang yang berbeda-beda. Untuk bus kelas Ekonomi non AC mempunyai kapasitas 54 penumpang, bus kelas PATAS mempunyai kapasitas 54 penumpang, bus kelas VIP mempunyai kapasitas 32 penumpang, bus kelas Eksekutif mempunyai kapasitas 32 penumpang, untuk dan kelas bus Spesial mempunyai kapasitas 22 penumpang. Rute perjalanan yang dapat dilayani oleh perusahaan yaitu :

          Surabaya – Kediri – Blitar – Tulungagung – Ponorogo - Madiun – Sragen - Karanganyar – Wonogiri - Solo – Jakarta – Bogor – Merak – Lampung PP. Setiap bus yang melakukan perjalanan dilayani oleh 3 orang kru yaitu dua orang pengemudi dan seorang pembantu pengemudi. Penjualan tiket kepada konsumen dilayani perusahaan di kantor pusat, kantor perwakilan dan agen-agen resmi perusahaan yang berada di berbagai kota. Hingga sekarang agen resmi PO. Rosalia Indah berjumlah 78 dan terdapat di 50 kota. Dari sejumlah agen tersebut yang menjadi agen pemberangkatan terdapat di 22 tempat. Dengan adanya agen-agen in diharapkan perusahaan dapat menjangkau konsumen sekaligus memudahkan konsumen untuk memperoleh layanan jasa perusahaan. Sedangkan untuk perjalanan pariwisata atau carteran, perusahaan akan mengirimkan armadanya sejumlah yang di pesan dan ke lokasi yang telah disepakati.

          Gambar 3.2. Logo PT Rosalia Indah Transport

          Seiring perkembangan dunia usaha transportasi, maka perusahaan perseorangan (PO) dituntut harus profesional dalam pengelolaan manajemen dan pelayanan, sehingga tepatnya tanggal 15 April 2015, PO. Rosalia Indah berubah menjadi perusahaan berbadan hukum dengan nama PT. Rosalia Indah Transport berdasarkan SK. Menkumham RI No. AHU- 2392920.AH.01.01. yang beralamat di Jl. Raya Solo - Sragen KM. 7,5 Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah. PT. Rosalia Indah Transport adalah sebuah perusahaan yang sedang berkembang pesat dan merupakan perusahaan swasta yang diperhitungkan dalam percaturan bisnis jasa angkutan darat di Indonesia. Ketatnya kondisi persaingan bisnis transportasi darat sejak era 1990-an sampai saat ini bukan menjadi kendala bagi PT. Rosalia Indah Transport, bahkan pada masa itu dijadikan titik tolak dari yang semula berorientasi pada pelayanan transportasi AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) menjadi AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang lebih memiliki daya jangkau luas, lebih handal dan lebih mantap hingga saat ini, dengan sumber daya manusia lebih dari 1.000 personil dan lebih dari 140 kantor perwakilan dan agen Rosalia Indah tersebar di Jawa - Sumatera. Bahkan PT. Rosalia Indah Transport juga siap melayani pariwisata dan sewa bus pariwisata dengan armada pariwisata.

          Visi Dan Misi PT. Rosalia Indah Transport

          VISI

          Menjadi perusahaan transportasi darat Antar Kota Antar Provinsi dan Pariwisata yang unggul dalam pelayanan demi kepuasan pelanggan dan kesejahteraan karyawan.

          MISI

          1. Memberikan pelayanan prima demi kepuasan pelanggan dengan menerapkan Panca Pesona (5K) PT. Rosalia Indah Transport yang meliputi : Keselamatan, Kenyamanan, Ketepatan, Keterjangkauan, dan Kekeluargaan.
          2. Menyediakan sarana dan prasarana yang didukung dengan teknologi yang handal.
          3. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

          Struktur Organisasi PT. Rosalia Indah Transport

          Struktur organisasi pada PT. Rosalia Indah Transport disusun untuk menunjang lancarnya kegiatan yang sedang berjalan. Adapun bagan struktur organisasi pada PT. Rosalia Indah Transport adalah sebagai berikut:

          Gambar 3.3. Struktur Organisasi PT. Rosalia Indah Transport

          Tugas dan Tanggung Jawab

          Melihat dari struktur organisasi PT. Rosalia Indah Transport maka tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi yang berjalan di perusahaan ini adalah:

          1. Dewan Direksi

            Ikhtisar Pekerjaan :

            1. Bertanggung jawab atas perumusan materi prinsip manajemen.
            2. Bertanggung jawab atas penetapan kebijakan perusahaan ekstern dan intern.
            3. Bertanggung jawab terlaksananya kesepakatan kebijakan diantaranya direktur.
            1. Direktur Utama

              Ikhtisar Pekerjaan :

              1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ekstern perusahaan.
              2. Bertanggung jawab atas masukan yang diberikan kepada Direktur Operasional dan Direktur Keuangan.
              3. Bertanggung jawab atas pelaksanaan koordinasi antar direktur.
            2. Direktur Keuangan

              Ikhtisar Pekerjaan :

              1. Bertanggung jawab atas penetapan sistem administrasi keuangan perusahaan.
              2. Bertanggung jawab atas pendapatan RAPB perusahaan dan Analisa Laporan Keuangan.
              3. Bertanggung jawab atas pendapatan RAPB perusahaan dan Analisa Laporan Keuangan.
            3. Direktur Umum

              Ikhtisar Pekerjaan :

              1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan prinsip manajemen untuk intern perusahaan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional.
              2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan evaluasi dan pembinaan kinerja seluruh karyawan.
              3. Bertanggung jawab penerapan Manajemen Mutu Standar ISO 9000.
          2. Manager Keuangan

            Ikhtisar Pekerjaan :

            1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi keuangan sesuai sistem yang ditetapkan perusahaan.
            2. Bertanggung jawab atas kebenaran data-data keuangan.
            3. Bertanggung jawab atas ketepatan, kebenaran laporan keuangan harian, bulanan dan tahunan.
          3. Manager Personalia dan Umum

            Ikhtisar Pekerjaan :

            1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi ketenagakerjaan (karyawan) sesuai dengan ketentuan atau peraturan perusahaan dan ketentuan – ketentuan pemerintah.
            2. Bertanggung jawab atas penetapan prinsip manajemen, planning, organizing, directing, controlling di dalam departemen personalia dan umum.
            3. Bertanggung jawab atas terciptanya peningkatan kualitas SDM seluruh karyawan.
          4. Manager Engineering

            Ikhtisar Pekerjaan :

            1. Bertanggung jawab tentang pengecekan, perawatan, perbaikan, penggantian mesin.
            2. Bertanggung jawab atas kelaikan kendaraan yang akan dioperasikan.
            3. Bertanggung jawab atas ketertiban administrasi laporan engineering untuk seluruh kendaraan.
          5. Manager Marketing dan Sales

            Ikhtisar Pekerjaan :

            1. Bertanggung jawab atas promosi dan kemajuan marketing usaha perusahaan dan penerapan pelayanan prima dan operasional kendaraan.
            2. Bertanggung jawab kepuasan pelanggan.
          6. Kepala Divisi General Accounting

            Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas penetapan sistem akuntansi perusahaan, mekanisme pelaksanaan tugas akuntansi dan laporan keuangan.

            1. Kepala Seksi Siklus Akuntansi

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas pekerjaan siklus akuntansi perusahaan dan pembuatan laporan keuangan sesuai periode akuntansi.

            2. Kepala Seksi Pajak

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi laporan pajak secara prima (benar dan tepat waktu) dan bertanggung jawab atas pengisian surat perintah pembayaran pajak secara tepat waktu.

          7. Kepala Divisi Financial dan Budget Control

            Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi laporan pajak secara prima (benar dan tepat waktu) dan bertanggung jawab atas pengisian surat perintah pembayaran pajak secara tepat waktu.

            1. Kasir

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab penerimaan dan pengeluaran kas harian serta bertanggung jawab pembuatan laporan kas harian.

            2. Kepala Seksi Utang Piutang dan Bank

              Ikhtisar pekerjaan yaitu bertanggung jawab pencatatan utang piutang dan bank serta membuat laporan keadaan utang, piutang yang telah jatuh tempo.

          8. Kepala Divisi Umum

            Ikhtisar pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kelancaran proses perijinan dan humas, pengaturan dan perawatan di dalam rumah tangga serta inventaris dan keamanan dalam perusahaan dengan menjunjung prinsip efisiensi.

            1. Kepala Seksi Kantib (Keamanan dan Ketertiban)

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas terciptanya keamanan dan ketertiban di lingkungan perusahaan.

            2. Kepala Seksi Rumah Tangga

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap pengadaan, pengawasan, penggunaan, penyediaan sarana kesehatan keselamatan kerja, perawatan inventaris rumah tangga dan alat tulis kantor dengan menjunjung prinsip efisiensi serta laporan administrasi rumah tangga secara tepat.

            3. Kepala Seksi Inventory (Persediaan)

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap gudang penyimpanan barang dan ATK beserta administrasinya.

          9. Kepala Divisi Pekerjaan Umum

            Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap pembuatan perencanaan pembangunan, perawatan, perbaikan gedung.

            1. Kepala seksi maintenance dan repair (perbaikan dan pemeliharaan)

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap pengawasan, pengontrolan keadaan air/listrik, gedung dan prasarana perusahaan, sebagai pelaksanaan perawatan, perbaikan dan menindaklanjuti adanya gangguan dan kerusakan mendadak sarana dan prasarana perusahaan.

            2. Kepala seksi pelaksanaan pekerjaan umum

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap usulan program kerja bangunan dan pelaksanaan serta perawatannya.

            3. Kepala seksi pengadaan stock (barang persediaan)

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu Bertanggung jawab atas pengadaan barang/material bangunan, stok barang di gudang dan barang bekas serta pembukuan barang.

          10. Kepala Divisi Personalia

            Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi ketenagakerjaan (karyawan) sesuai dengan ketentuan atau peraturan perusahaan dan ketentuan-ketentuan pemerintah serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengembangan kualitas SDM.

            1. Kepala seksi rekruitmen dan administrasi karyawan

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas pelaksanaan rekruitmen dan pembinaan karyawan serta administrasinya..

            2. Kepala seksi kesejahteraan

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas proses gaji karyawan dari pembuatan daftar gaji, pelaksanaan pembayaran dan pemberian informasi lain yang terkait gaji.

          11. Kepala Divisi Karoseri

            Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kualitas bodi dan rangka armada serta terciptanya efisiensi dalam proses pengerjaannya

          12. Kepala Divisi Teknik

            Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kualitas perakitan mesin (persneling, filter angin, radiator dan mesin utama) dengan menjunjung prinsip efisiensi.

            1. Kepala seksi perakitan mesin

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kualitas perakitan mesin (persneling, filter angin, radiator dan mesin utama) dengan menjunjung prinsip efisiensi.

            2. Kepala seksi perawatan dan perbaikan mesin.

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap pengontrolan, perawatan, penyetelan dan pemasangan mesin bis dengan menjunjung prinsip efisiensi.

            3. Kepala seksi mekanik travel

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kualitas perakitan mesin travel (persneling, gardan, kemudi, radiator dan mesin utama), pengontrolan, perawatan, penyetelan, pemasangan mesin travel serta bertanggung jawab terhadap sistem kerja mekanik.


            4. Kepala seksi mekanik AC

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kualitas perakitan, pengontrolan, perawatan dan pemasangan mesin AC dan sistem kerja mekanik AC.

            5. Kepala seksi cleaning armada

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kebersihan armada (interior dan exterior) serta pencatatan sarana interior armada.

          13. Kepala Divisi Gudang Spare part (onderdil bis dan travel)

            Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kualitas, kuantitas, keamanan dan kebenaran sparepart di gudang dengan memperhatikan efisiensi.

            1. Kepala seksi administrasi gudang spare part

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas pembuatan laporan administrasi gudang spare part dan pelaksanaan stock opname gudang spare part bersama-sama kepala seksi inventory control.

            2. Kepala seksi inventory control

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas suku cadang yang disimpulkan baik secara fisik maupun secara informasi.

            3. Kepala seksi elektronika

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas pengadaan audio dan video (TV, Video dan HT komunikasi) serta di lingkungan kantor dengan menjunjung tinggi prinsip efisiensi.


            4. Kepala seksi pengadaan dan logistik.

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas pencatatan dan pengiriman spare part ke Pool dan Storing serta pengadaan spare part di kantor pusat serta administrasi barang bekas.


          14. Kepala Divisi Marketing Development

            Ikhtisar pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap pengembangan Divisi Marketing dan kelancaran kegiatan-kegiatan dengan menjunjung prinsip efisiensi serta urusan carter dan penawaran bis/travel.

            1. Kepala seksi koordinator agen

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kelancaran hubungan kerjasama antar agen baik dalam maupun luar dan antara agen-agen dengan kantor pusat, serta pembinaan kepada seluruh agen untuk bekerja dan melaksanakan tugas secara profesional.

            2. Kepala seksi tiket dan promosi

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap pelaksanaan informasi dan pemberian pelayanan yang berkualitas kepada konsumen serta promosi khususnya pelaksanaan undian dan penyerahan hadiah.

            3. Kepala seksi pengawas malam

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap pemantauan perjalanan armada bus, travel maupun paket yang sedang beroperasi pada shift malam.


          15. Kepala Divisi Operasional

            Ikhtisar pekerjaan yaitu bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan- kegiatan sehingga dapat lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta pelaksanaan laporan administrasi operasional.

            1. Kepala seksi rute reguler dan inventory armada (jalur tetap dan persediaan bis)

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas pembagian jatah reguler dan non reguler armada ke agen-agen supaya pelayanan prima kepada konsumen serta pencatatan inventory armada baik bis, travel dan mobil operasional termasuk perlengkapannya.

            2. Kepala seksi pengaturan kru bis.

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas penjadwalan dan pelaksanaan tugas kru bus (pengemudi dan pembantu pengemudi) sehingga tidak ada kekurangan personel sehingga tercipta pemerataan jalan seluruh kru serta kesiapan kru setiap hari sesuai kebutuhan/jadwal kerja kru bus.

            3. Kepala seksi pengaturan kru travel

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas penjadwalan dan pelaksanaan tugas kru travel sehingga tidak ada kekurangan personel dalam pemenuhan kebutuhan harian kru travel dan tercipta pemerataan jalan untuk seluruh kru serta bertanggung jawab terhadap penjadwalan kerja kru travel.

            4. Kepala seksi perijinan surat armada dan mobil operasional

              Ikhtisar Pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas administrasi laka dan pengurusan perizinan surat-surat armada serta administrasinya serta kelancaran pengaturan, perawatan dan perbaikan mobil operasional.

            5. Kepala seksi kontrol jalan

              Ikhtisar pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas pelaksanaan pengawasan perjalanan, pelayanan agen dan kru serta pemantauan kondisi jalan untuk dapat memberikan masukan kepada pimpinan sehingga operasional dapat berjalan lancar.

          Langkah-langkah Perancangan Sistem

          Peneliti melihat bahwa sebuah sistem yang akan dibuat dan diimplementasikan harus memiliki perancangan yang baik dan benar. Sistem tersebut digunakan untuk jangka waktu yang lama dan dimanfaatkan oleh orang banyak. Perancangan sistem penyimpanan data berbasis cloud computing yang akan dibuat dan diimplementasikan peneliti menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle), dengan langkah-langkah yang meliputi :

          1. Perencanaan

            Peneliti merencanakan sebuah sistem yang akan dibuat dan diimplementasikan didalam sebuah kendaraan bus yaitu sistem alarm pendeteksi kantuk pengemudi dan Modul GPS untuk melacak keberadaan bus sebagai inovasi dalam dunia transportasi khususnya pada keamanan berkendara. Peneliti melakukan kegiatan observasi serta wawancara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.

          2. Analisa

            Peneliti menganalisa sistem yang sudah ada atau sedang berjalan pada perusahaan PT. Rosalia Indah Transport berkaitan dalam hal monitoring. Terjadi beberapa kekurangan seperti perusahaan tidak dapat mengetahui pengemudi dalam keadaan mengantuk yang berakibat pada keselamatan pengemudi, penumpang bus, dan lingkungan sekitarnya, serta tidak ada informasi secara realtime mengenai lokasi keberadaan bus.

          3. Rancangan

            Peneliti merancang sistem alarm pada kendaraan bus yang mampu mendeteksi kantuk melalui pengolahan citra digital pada mata pengemudi sehingga sistem dapat membaca pengemudi dalam keadaan mengantuk, kemudian di proses oleh Raspberry Pi untuk menginstruksikan alarm menyala sebagai penanda bahwa pengemudi dalam keadaan mengantuk. Sistem ini juga dirancang untuk memberikan informasi lokasi keberadaan bus.

          4. Implementasi

            Peneliti mengimplementasikan sistem alarm pendeteksi kantuk ini dengan mengacu pada langkah perencanaan, analisa dan rancangan. Implementasi sistem baru yang dilakukan dalam hal pendeteksian kantuk dalam berkendara dan melacak keberadaan bus oleh alat yang di buat untuk perusahaan otobus PT. Rosalia Indah Transport.

          Tujuan Perancangan

          Tujuan perancangan Sistem Alarm Pendeteksi Kantuk Pengemudi dan Melacak Keberadaan Bus Pada Perusahaan Otobus ini diharapkan akan tercipta beberapa dampak positif, seperti yang dapat dilihat sebagai berikut:

          1. Perencanaan

            Peneliti merencanakan sebuah sistem yang akan dibuat dan diimplementasikan di dalam sebuah kendaraan bus yaitu sistem alarm pendeteksi kantuk dan Modul GPS untuk melacak keberadaan bus sebagai inovasi dalam dunia transportasi khususnya pada keamanan berkendara. Peneliti melakukan kegiatan observasi serta wawancara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.

          2. Analisa

            Peneliti menganalisa sistem yang sudah ada atau sedang berjalan pada perusahaan PT. Rosalia Indah Transport berkaitan dalam hal monitoring. Terjadi beberapa kekurangan seperti perusahaan tidak dapat mengetahui pengemudi dalam keadaan mengantuk yang berakibat pada keselamatan pengemudi, penumpang bus, dan lingkungan sekitarnya, serta tidak ada informasi secara real time mengenai lokasi keberadaan bus.

          3. Rancangan

            Peneliti merancang sistem alarm pada kendaraan bus yang mampu mendeteksi kantuk melalui pengolahan citra digital pada mata pengemudi sehingga sistem dapat membaca pengemudi dalam keadaan mengantuk, kemudian diproses oleh Raspberry Pi untuk menginstruksikan alarm menyala sebagai penanda bahwa pengemudi dalam keadaan mengantuk. Sistem ini juga dirancang untuk memberikan informasi lokasi keberadaan bus.

          4. Implementasi

            Peneliti mengimplementasikan sistem alarm pendeteksi kantuk ini dengan mengacu pada langkah perencanaan, analisa dan rancangan. Implementasi sistem baru yang dilakukan dalam hal pendeteksian kantuk dalam berkendara dan melacak keberadaan bus oleh alat yang dibuat untuk perusahaan otobus PT. Rosalia Indah Transport.

          Tata Laksana Sistem Berjalan

          Sistem yang berjalan pada PT. Rosalia Indah Transport saat ini bahwa perusahaan tidak dapat mengetahui pengemudi bus dalam keadaan mengantuk pada saat perjalanan, dan perusahaan tidak dapat mengetahui secara realtime keberadaan bus pada saat pengemudi dalam keadaan mengantuk.

          Untuk menganalisa sistem yang berjalan, peneliti menggunakan Flowchart untuk menggambarkan proses atau sistem yang berjalan saat ini.

          Gambar 3.4. Flowchart sistem yang berjalan

          Permasalahan Yang Dihadapi

          Permasalahan Yang Dihadapi

          Setelah dilakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti, maka dapat disimpulkan :

          1. Sistem yang terdapat pada perusahaan belum tersedia untuk mendeteksi kantuk pada pengemudi bus yang sedang beroperasi.
          2. Perusahaan tidak dapat memonitoring kendaraan bus yang sedang beroperasi.
          3. Sistem yang terdapat pada perusahaan belum tersedia untuk memberikan alert system untuk memperingatkan waktu istirahat kepada pengemudi bus.

          Alternatif Pemecahan Masalah

          Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat diambil alternatif pemecahan masalahnya sebagai berikut :

          1. Sistem alarm pendeteksi kantuk akan bisa mendeteksi kondisi pengemudi dalam keadaan mengantuk melalui kamera webcam yang disematkan pada dashboard kendaraan yang sudah dikonfigurasi oleh Raspberry Pi.
          2. Perusahaan dapat memonitoring kendaraan bus yang sedang beroperasi secara langsung melalui platform Adafruit.io apabila terdapat pengemudi bus yang sedang mengantuk.
          3. Sistem dapat memberikan peringatan untuk pengemudi beristirahat melalui alarm yang dibunyikan dengan buzzer. Indikator alarm tersebut dengan mengkonfigurasi waktu pada Raspberry Pi untuk menghidupkan alarm.

          Pengembangan Desain Sistem

          Berikut adalah rancangan sistem usulan dalam bentuk Flowchart untuk memecahkan permasalahan pada sistem yang berjalan saat ini.

          Gambar 3.5. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

          Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut:

          1. Kelebihan
            1. Sistem Alarm Pendeteksi Kantuk dapat mengidentifikasi mata dalam keadaan kantuk dan menyalakan bunyi buzzer sebagai warning system untuk memperingatkan pengemudi bus.
            2. Sistem dapat mengirim informasi lokasi secara real time kepada perusahaan apabila pengemudi terdeteksi dalam keadaan mengantuk.
            3. Sistem Alarm dapat memberikan peringatan untuk pengemudi beristirahat dalam waktu yang ditentukan perusahaan. Melalui sistem yang diusulkan ini perusahaan dapat langsung mengetahui pengemudi bus yang lalai pada saat menjalankan tugas, dalam hal ini adalah pergantian pengemudi bus sesuai dengan yang ditentukan perusahaan.
            1. Kekurangan
              1. Sistem Alarm Pendeteksi Kantuk Pengemudi tidak dapat bekerja apabila objek mata terhalang oleh kacamata maupun benda lainnya.
              2. Sistem Alarm Pendeteksi Kantuk Pengemudi membutuhkan koneksi internet untuk dapat mengirim informasi lokasi kepada perusahaan.
              3. Sistem Alarm akan bekerja ketika bus dinyalakan dan buzzer akan menyala sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

          Perancangan Alat

          Pada perancangan ini, yang akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting. Karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Perancangan ini memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

          Bahan-bahan perangkat lunak yang digunakan:

          1. OS Rasbian Stretch
          2. Python 3.5.3
          3. OpenCV 3.4.3
          4. Scipy Library
          5. Dlib Library
          6. Adafruit.io

          Bahan-bahan perangkat keras yang digunakan:

          1. Raspberry Pi 3 Model B+
          2. USB Kamera Logitech
          3. Adaptor 3A
          4. Micro SD
          5. Modul GPS Neo 6m
          6. Kabel HDMI
          7. Kabel USB
          8. Kabel Jumper
          9. Buzzer
          10. Power supply
          11. Laptop

          Perancangan Perangkat Keras

          Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika, device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Berikut adalah diagram blok rangkaian keseluruhan alat:

          Gambar 3.6. Gambar Diagram Blok Alat

          Keterangan dan penjelasan diagram blok diatas adalah sebagai berikut :

          1. USB Kamera akan mendeteksi adanya objek wajah dari pengemudi bus.
          2. Raspberry Pi akan menghidupkan buzzer sesuai waktu yang ditentukan perusahaan untuk memperingatkan waktu istirahat pengemudi.
          3. OpenCV dengan bahasa pemrograman Python akan mengolah image atau video untuk mengkonversi dari data analog ke digital.
          4. Library Dlib akan memproses dan membaca landmark mata pada pengemudi bus.
          5. Raspberry Pi akan menghidupkan buzzer dan mengirimkan notifikasi lokasi kepada perusahaan melalui platform Adafruit.io apabila pengemudi terdeteksi mengantuk.

          Rangkaian Alat

          Dalam perancangan prototipe ini dirancang agar alat dapat berfungsi sebagai alat pendeteksi kantuk mengunakan kamera Logitech sebagai pemindai mata pengemudi bus, dan Modul GPS untuk mengetahui lokasi keberadaan bus, serta sistem alarm menggunakan buzzer yang dikonfigurasi oleh Raspberry Pi.

          Gambar 3.7. Skema Rancangan Keseluruhan Alat

          Cara Kerja Alat

          Cara kerja Sistem Alarm Pendeteksi Kantuk Pengemudi dan Melacak Keberadaan Bus Pada Perusahaan Otobus sebagai berikut :

          1. Alat ini dapat mendeteksi wajah pengemudi bus dengan menggunakan USB Kamera yang disematkan pada kendaraan bus.
          2. Alat ini dapat memperingatkan waktu istirahat pengemudi dengan mengkonfigurasikan Raspberry Pi dengan buzzer sesuai waktu yang ditentukan perusahaan.
          3. Dengan memanfaatkan library OpenCV dan bahasa pemrograman Python dan beberapa paket library di dalamnya akan mengolah image atau video untuk mengkonversi dari data analog ke digital. Sehingga alat ini dapat membaca dan memproses landmark pada mata pengemudi bus.
          4. Raspberry Pi akan menghidupkan buzzer dan mengirimkan notifikasi lokasi kepada perusahaan melalui platform Adafruit.io apabila pengemudi terdeteksi mengantuk.

          Perancangan Perangkat Lunak

          1. Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan OS Raspbian terlebih dahulu di install dengan win32 disk manager, berikut tampilan:

            Gambar 3.8. Tampilan win 32 disk manager

          2. Tampilan OS Rasbian

            Gambar 3.9. Tampilan Loading Screen OS Rasbian

          3. Mengaktifkan kamera Raspberry pi pada perintah raspi-config

            Gambar 3.10 Tampilan Terminal Raspberry Pi

          4. Enable kamera pada tampilan konfigurasi Raspberry Pi

            Gambar 3.11 Tampilan pada konfigurasi Raspberry Pi

          5. Update OS System

            Gambar 3.12 Tampilan Update OS Rasbian

          6. Install OpenCV

            Gambar 3.13 Tampilan instalasi OpenCV

          7. Install Dlib Library

            Gambar 3.14 Tampilan instalasi Dlib Library


          8. Install Modul GPS Neo 6m

            Gambar 3.15 Tampilan instalasi Modul GPS

          9. Install pynmea2

            Gambar 3.16 Tampilan Instalasi pynmea2

          10. Lokasi dataset landmark wajah

            Gambar 3.17 Tampilan Terminal lokasi file project

          11. Perintah menjalankan program

            Gambar 3.18 Tampilan Terminal perintah running program

          12. Tampilan program

            Gambar 3.19 Tampilan running program

          13. Tampilan program deteksi landmark mata

            Gambar 3.20 Tampilan deteksi landmark mata

          14. Tampilan program mata terdeteksi mengantuk

            Gambar 3.21 Tampilan program deteksi kantuk

          15. Tampilan Adafruit.io

            Gambar 3.22 Tampilan platform Adafruit.io

          16. Tampilan User Login dan Password

            Gambar 3.22 Tampilan User Login

          User Requirement

          Elisitasi Tahap I

          Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan.

          Tabel 3.3. Elisitasi Tahap I

          Elisitasi Tahap II

          Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.5 terdapat 1 nonfunctional opsinya Inessential (I) dan 3 functional opsinya Inessential (I) harus dieliminasi. Semua requirement tersebut adalah bagian dari sistem yang dibahas, namun sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, Sistem Alarm Pendeteksi Kantuk dan Melacak Keberadaan Bus Pada Perusahaan Otobus dapat bekerja dengan baik.

          Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi sebagai berikut :

          Tabel 3.4. Elisitasi Tahap II

          Keterangan

          1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan.
          2. D pada MDI artinya Desirable (Diinginkan atau tidak terlalu penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
          3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi). Maksudnya adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

          Elisitasi Tahap III

          Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.

          Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut :

          Tabel 3.5. Elisitasi Tahap III

          Keterangan

          1. T (Technical)

            Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

          2. O (Operational)

            Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimanakah cara kerja dari sistem yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut di dalam sistem.

          3. E (Economic)

            Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut di dalam sistem.

            Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

            1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
            2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan
            3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

          Final Draft Elisitasi

          Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk diimplementasikan. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dapat dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

          Tabel 3.6. Final Draft Elisitasi

          BAB IV

          HASIL DAN UJI COBA

          Uji Coba

          Tahap uji coba merupakan tahap kelanjutan setelah perancangan alat telah selesai dibuat yang terdiri dari komponen software dan hardware. Lalu, hasil uji coba ini nantinya adalah sebuah sistem yang siap untuk diuji dan digunakan.

          Uji Coba Hardware

          Spesifikasi perangkat keras (Hardware) yang digunakan untuk uji coba sistem pemantauan sebagai penunjang pemeliharan lingkungan taman kota dapat dilihat di tabel di bawah ini.

          Tabel 4.1. Spesifikasi Perangkat Keras

          Uji Coba Software

          Spesifikasi perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk uji coba sistem pemantauan sebagai penunjang pemeliharaan lingkungan taman kota dapat dilihat di tabel di bawah ini.

          Tabel 4.2. Spesifikasi Perangkat Lunak

          Pengujian Black Box

          Pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

          Pengujian Black Box Pada Webcam Logitech C270

          Tabel 4.3. Pengujian Black box Pada Webcam Logitech

          Rangkaian Keseluruhan Alat

          Gambar 4.1. Rangkaian Keseluruhan Prototype

          Flowchart Sistem Yang Diusulkan

          Gambar 4.2. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

          Dapat dijelaskan gambar flowchart sistem yang diusulkan :

          1. Webcamera akan diletakan pada tempat yang sesuai dengan posisi tanaman yang akan dipantau kesehatannya, webcamera akan membaca kondisi kesehatan tanaman melalui perubahan pola pada tanaman. Apabila kondisi tanaman tidak sehat, maka Raspberry Pi akan mengirim notifikasi kepada petugas apabila terdapat tanaman yang tidak sehat, kemudian petugas akan melakukan pengecekan terhadap tanaman yang tidak sehat dan jika tanaman sehat maka proses selesai.

          Perancangan Program

          Sebelum alat dibuat dan siap digunakan maka dilakukan terlebih dahulu perancangan program. Seperti menentukan komponen dan bahasa pemrograman apa yang akan digunakan. Agar nantinya, dalam pembuatan alat ini lebih terarah dan tidak keluar konteks dari apa yang semestinya.

          Spesifikasi Hardware

          elatihan gambar atau lebih dikenal sebagai Train Image adalah komponen penting untuk mendeteksi suatu objek. Sebelum objek itu bisa dikenali maka akan dibuat klasifikasi gambar terlebih dahulu dengan diberi label antara tali sepatu yang bagus dengan tali sepatu yang rusak. Setelah melakukan klasifikasi dan memberi label pada gambar, lalu gambar tersebut mulai bisa dilatih. Pada perancangan pelatihan gambar ini, Penulis menggunakan bahasa pemrograman Python dan library tensorflow. Berikut di bawah ini adalah listing program yang digunakan untuk melatih gambar:

          Implementasi

          Implementasi merupakan tahapan untuk meralisasikan dari prototipe alat yang telah dirancang, Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

          Schedule

          Tabel 4.5. Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

          Estimasi Biaya

          Berikut adalah estimasi biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan alat, yaitu sebagai berikut :

          Tabel 4.6. Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan

          BAB V

          PENUTUP

          Kesimpulan

          erdasarkan seluruh hasil tahapan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

          1. Untuk dapat merancang sistem pemantauan kesehatan tanaman, penulis menggunakan Webcam Logitech C270 untuk membaca kondisi tanaman serta Raspberry Pi 3 B sebagai mikro komputer. Data tanaman yang akan dibaca oleh Webcam akan diolah melalui Tensorflow, agar dapat membedakan tanaman sehat dan tidak sehat.
          2. Setelah data tanaman diolah melalui Tensorflow, maka sistem dapat membedakan tanaman sehat dan tidak sehat melalui perubahan pola pada tanaman yang mengindikasi bahwa tanaman tersebut tidak sehat dan memerlukan perawatan.
          3. Sistem Pemantauan Sebagai Penunjang Pemeliharaan Lingkungan Taman Kota dapat mengirim notifikasi berupa email serta foto kondisi tanaman kepada petugas, email notifikasi tersebut akan terkirim apabila terjadi perbedaan pola tanaman sesuai dengan data yang telah dioleh melalui Tensorflow

          Saran

          Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memiliki beberapa saran guna untuk pengembangan yang dapat membuat sistem ini lebih baik:

          1. Untuk pengembangan berikutnya agar sistem juga dapat mendeteksi kelebatan tanaman untuk segera dilakukan pemangkasan sebagai pemeliharaan tata kerapihan tanaman pada taman kota serta dapat ditambah buzzer sebagai sensor pengingat apabila terdapat pengunjung yang terlalu dekat dengan tanaman yang bisa mengganggu kesehatan tanaman.
          2. Pengembangan berikutnya bisa ditambahkan fungsi agar kondisi tanaman juga dapat dipantau melalui dashboard online supaya petugas bisa langsung memantau tanpa harus menunggu sistem mengirim notifikasi.
          3. Untuk pemeliharaan kesehatan tanaman yang lebih baik, sistem dapat ditambahkan jadwal pemupukan atau perawatan tanaman agar lebih terjadwal secara online.

            DAFTAR PUSTAKA

            1. Sanjaya, W., 2015. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Kencana.
            2. Wenur, S., Sengkey, R. and Lantang, O., 2014. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI POLIKLINIK UNSRAT BERBASIS WEB. Jurnal Teknik Informatika, 4(2).
            3. Maimunah, M., Manalu, D.E. and Kusuma, D.B., 2017. PERANCANGAN PROTOTYPE VISUAL PADA BAGIAN DESAIN SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PADA PT. SULINDAFIN. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), pp.4-6.
            4. Rudol, R., 2017. IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER PADA VIRTUAL PRIVATE NETWORK (VPN) MENGGUNGAKAN IPSEC. Jurnal Ilmiah INFOTEK, 2(1).
            5. 5,0 5,1 Fajarianto, O., 2017. Prototype Pelayanan Akademik Terhadap Komplain Mahasiswa Berbasis Mobile. Jurnal Lentera ICT, 3(1), pp.54-60.
            6. Aryani, D., Wahyudin, M. and Fazri, M., 2015. PROTOTYPE ROBOT CERDAS PEMOTONG RUMPUT BERBASIS RASPBERRY Pi B+ MENGGUNAKAN WEB BROWSER. CERITA Journal, 1(1), pp.1-10.
            7. Uzzaman, A., 2015. StartupPedia. Bentang Pustaka.
            8. Simamarta, O., 2015. Prototype Pelayanan Akademik Terhadap Komplain Mahasiswa Berbasis Mobile. Jurnal Lentera ICT, 3(1), pp.54-60.
            9. Fauzan, M.A., 2018. Rancang Bangun Sistem Informasi SMS Gateway Dengan Metode SDLC di KSPPS Baytul Ikhtiar Bogor. INOVA- TIF, 1(1).
            10. Basya, Y.F., Rifa’i, A.F. and Arfinanti, N., 2019. PENGEMBANGAN MOBILE APPS ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MEMFASILITASI PEMAHAMAN KONSEP. Jurnal Pengembangan Pembelajaran Matematika, 1(1).
            11. Pratama, 2018. Rancang Bangun Sistem Informasi SMS Gateway Dengan Metode SDLC di KSPPS Baytul Ikhtiar Bogor. INOVA- TIF, 1(1).
            12. Ardimansyah, A. and Santi, S., 2015. Perancangan Aplikasi Monitoring Rental Scooter Dan Mobil Elektrik Berbasis Android Pada Ababil Panakukang Makassar. Proceedings Konferensi Nasional Sistem dan Informatika (KNS&I).
            13. Widiastuti, N.I. and Susanto, R., 2014. Kajian sistem monitoring dokumen.
            14. Tandilintin, A., Candra, A.P. and Adji, G.S., 2019. PERANCANGAN APLIKASI PROJECT MONITORING PADA PT CYBER SOLUTION BERBASIS WEB. ICIT Journal, 5(1), pp.68-76.
            15. 15,0 15,1 Simbar, 2016. PERANCANGAN APLIKASI PROJECT MONITORING PADA PT CYBER SOLUTION BERBASIS WEB. ICIT Journal, 5(1), pp.68-76.
            16. Sutanto, P., Setiawan, A. and Setiabudi, D.H., 2017. Perancangan Sistem Forecasting di Perusahaan Kayu UD. 3G dengan Metode ARIMA. Jurnal Infra, 5(1), pp.325-330.
            17. Suleman, A.T.C., Tinangon, J.J. and Pontoh, W., 2017. ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PELUMAS (STUDI KASUS PADA PT. FAJAR INDAH KUSUMA). Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, 12(01).
            18. Sumaryanti, L. and Chotimah, C., 2018. SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PRODUKSI BERAS PADA UNIT USAHA PENGGILINGAN PADI. MUSTEK ANIM HA, 7(3), pp.217-236.
            19. Limantara, A.D., Candra, A.I. and Mudjanarko, S.W., 2017. Manajemen Data Lalu Lintas Kendaraan Berbasis Sistem Internet Cerdas Ujicoba Implementasi Di Laboratorium Universitas Kadiri. Prosiding Semnastek.
            20. Susanto, F., Rifai, M.N. and Fanisa, A., 2017. Internet of Things Pada sistem keamanan ruangan, studi kasus ruang server Perguruan Tinggi Raharja. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), pp.2-7.
            21. 21,0 21,1 Mustaqbal, M.S., Firdaus, R.F. and Rahmadi, H., 2016. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus: Aplikasi Prediksi Kelulusan SMNPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, 1(3).
            22. Putri, T.R., Widowati, S. and Hakim, I.L., 2015. Pembangkitan Kasus Uji Untuk Pengujian Aplikasi Berbasis Sequence Diagram. eProceedings of Engineering, 2(3).
            23. Warsito, A.B., Yusup, M. and Makaram, M.I.A., 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal, 8(2), pp.24-33.
            24. Andrea H.A.P Perdana and Makaram, M.I.A., 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal, 8(2), pp.24-33.
            25. Mustofa Amirullah, 2018. Pendeteksian Kantuk Secara Real Time Menggunakan Pustaka Opencv Dan Dlib Python. Sainstech: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Sains dan Teknologi, 28(2).
            26. Wahyono, T., Python for Machine Learning. Yogyakarta: Gava Media Yogyakarta.
            27. Jarwo., Python for Machine Learning. Yogyakarta: Gava Media Yogyakarta.
            28. Fikriya, Z.A., Irawan, M.I. and Soetrisno, S., 2017. Implementasi Extreme Learning Machine untuk Pengenalan Objek Citra Digital. Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(1), pp.12-17.
            29. Roihan, A., Prasetyo, M.S.B. and Rifa’i, A., 2017. MONITORING LOCATION TRACKER UNTUK KENDARAAN BERBASIS RASPBERY Pi. CERITA Journal, 3(2), pp.148-161.,
            30. Aryani, D., Wahyudin, M. and Fazri, M., 2015. PROTOTYPE ROBOT CERDAS PEMOTONG RUMPUT BERBASIS RASPBERRY Pi B+ MENGGUNAKAN WEB BROWSER. CERITA Journal, 1(1), pp.1-10.
            31. Masykur, F. and Prasetiyowati, F., 2016. Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home) Pengendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, 3(1), pp.51-58.
            32. Irwansyah, I., Kusumah, H. and Syarif, M., 2015. PROTOTYPE ALAT PEMANTAU SALURAN AIR BAWAH TANAH DENGAN MENGGUNAKAN WEBCAM C170 BERBASIS RASPBERRY PI. CERITA Journal, 1(1), pp.37-45.
            33. Adli., 2018. MONITORING LOCATION TRACKER UNTUK KENDARAAN BERBASIS RASPBERY Pi. CERITA Journal, 3(2), pp.148-161.,
            34. Andrew., 2014. RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN KARYAWAN HARIAN LEPAS PADA PT FLEX INDONESIA. SENSI Journal, 3(1), pp.14-21.
            35. Zein, A., 2018. Pendeteksian Kantuk Secara Real Time Menggunakan Pustaka Opencv Dan Dlib Python. Sainstech: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Sains dan Teknologi, 28(2).
            36. Perdana, R.N., Irawan, B. and Setianingsih, C., 2017. Perancangan Pintu Pintar Untuk Deteksi Wajah Nyata Berbasis Pengolahan Citra Digital Menggunakan Deteksi Gerak Fisiologis. eProceedings of Engineering, 4(3).
            37. Buana, I. K. S. (2018). Deteksi Gerakan Kepala Dan Kedipan Mata Dengan Haar Cascade Classifier Contour Dan Morfologi Dalam Pengoperasian Komputer Untuk Kaum Difable. Jurteksi, 5(1), 29-36.
            38. Firmansyah, R. A., & Alfianto, E. (2018). Pembuatan Haar-Cascade Dan Local Binary Pattern Sebagai Sistem Pendeteksi Halangan Pada Automatic Guided Vehicle. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer, 9(2), 1073-1082.
            39. Andrea H.A.P Perdana and Makaram, M.I.A., 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal, 8(2), pp.24-33.
            40. Arfianto, A.Z., Rahmat, M.B., Setiyoko, A.S., Handoko, C.R., Hasin, M.K., Utari, D.A., Widodo, H.A. and Aminudin, A., 2018. PERANGKAT INFORMASI DINI BATAS WILAYAH PERAIRAN INDONESIA UNTUK NELAYAN TRADISIONAL BERBASIS ARDUINO DAN MODUL GPS NEO-6M. Joutica, 3(2), pp.163-167.
            41. Rahardja, U., Aini, Q. and Faradilla, F., 2018. IMPLEMENTASI VIEWBOARD BERBASIS INTERAKTIF JAVASCRIPT CHARTS PADA WEBSITE E-COMMERCE PERGURUAN TINGGI. Jurnal Dinamika Informatika, 7(2), pp.1-18.
            42. Handayani, I., Febriyanto, E. and Bachri, E.W., 2018. Statcounter Sebagai Alat Monitoring Aktivitas Website PESSTA+ Pada Perguruan Tinggi. SISFOTENIKA, 8(2), pp.188-197.
            43. Mahendra, M.Y.P., Piarsa, I.N. and Githa, D.P., Geographic Information System of Public Complaint Testing Based On Mobile Web (Public Complaint). Lontar Komputer: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi, pp.95-103.
            44. Arif, M. and Sarwar, S., 2015. Identification of requirements using goal oriented requirements elicitation process. International Journal of Computer Applications, 120(15).
            45. Masooma., 2014. Identification of requirements using goal oriented requirements elicitation process. International Journal of Computer Applications, 120(15).
            46. Rahardja, U., Aini, Q. and Thalia, M.B., 2018. Penerapan Menu Konfirmasi Pembayaran Online Berbasis Yii pada Perguruan Tinggi. Creative Information Technology Journal, 4(3), pp.174-185.
            47. Roihan, A. and Maksum, A., 2018. Konsep Data Mart Dalam Implementasi Sistem Job Fair Menggunakan Metode Online Analytical Processing Pada Dinas Tenaga Kerja. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 6(1), pp.2- 10.
            48. Fitrianti. 2016. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Deepublish.

Contributors

Ria irmalinda