SI1533488644

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

'

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG



SKRIPSI




Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

(TA.2019/2020)




LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Dekan
       
Ketua Program Studi
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si)
NIP : 006095
       
NIP : 011919


Rektor
           
           
           
           
NIP : 000603

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication and Innovative Technology (CCIT)

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Indrianto, M.T.)
   
(Hendra Kusumah, S.Kom., M.T.I)
NID : 05061
   
NID : 14017



UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication and Innovative Technology (CCIT)

TA. 2019/2020

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SISTEM PEMANTAUAN SEBAGAI PENUNJANG

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMAN KOTA

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1533488644
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

 


Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Tugas Akhir yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2020
(Ria Irmalinda)

     

NIM : 1533488644

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Kegiatan masyarakat terkait aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya dapat berpengaruh terhadap kondisi kualitas lingkungan kota. Salah satu upaya untuk mempertahankan kualitas lingkungan perkotaan yaitu dapat dilakukan dengan pembangunan atau pengembangan taman kota melalui optimalisasi fungsi yang dimiliki oleh taman kota baik dari fungsi sosial, ekonomi, ekologis, dan estetis. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang sebagai pengelola taman terus melakukan pembangunan taman kota di Kota Tangerang. Dengan bertambahnya jumlah taman, maka pengelola memiliki tanggung jawab yang lebih besar agar seluruh tanaman pada taman kota dapat terjaga dengan baik. Oleh karena itu perlu dibuat sebuah alat yang bertujuan untuk memudahkan pemantauan kesehatan tanaman pada taman. Raspberry Pi yang berfungsi sebagai otak dan terhubung dengan Webcamera dapat mengirimkan email kepada petugas apabila terdeteksi tanaman yang tidak sehat untuk segera dilakukan perawatan. Pemantauan kesehatan tanaman ini sangat berguna untuk pengelola dalam pemeliharaan tanaman pada taman kota secara tepat waktu. Sistem dapat mendeteksi kesehatan tanaman melalui perubahan pola pada tanaman, ketika terdeteksi perubahan maka notifikasi akan dikirim kepada telegram petugas.

Kata Kunci : Taman Kota, Tanaman, Raspberry Pi.

ABSTRACT

Community activities related to economic, social and cultural activities can affect the condition of the city's environmental quality. One effort to maintain the quality of the urban environment is that it can be done with the development or development of city parks through the optimization of the functions owned by city parks from social, economic, ecological, and aesthetic functions. Tangerang City Culture and Tourism Office as the manager of the park continues to build city parks in the city of Tangerang. With the increase in the number of parks, the manager has a greater responsibility so that all plants in the city park can be maintained properly. Therefore it is necessary to make a tool that aims to facilitate monitoring of plant health in the park. Raspberry Pi, which functions as a brain and is connected to a Web camera, can send an e-mail to officers when an unhealthy plant is detected for immediate treatment. Monitoring plant health is very useful for managers in maintaining plants in city parks promptly. The system can detect plant health through changes in plant patterns, when a change is detected, a notification will be sent to the official telegram

Keywords : City Park, Plants, Raspberry Pi.




KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan anugrah-Nyah yang telah melancarkan seribu jalan, sejuta langkah, serta dukungan kedua orang tua sehingga penulis dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan dan menyusun Skripsi ini, dengan judul “Sistem Pemantauan Sebagai Penunjang Pemeliharaan Lingkungan Taman Kota Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang”.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:  

  1. Bapak Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.

  3. Ibu Ageng Seftiani Rafika, S.Kom., M.Si. selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer Universitas Raharja.

  4. Bapak Indrianto,M.T sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  5. Bapak Hendra Kusumah,S.Kom., M.T.I. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  6. Bapak Ir. Budi Priyatna. selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitin skripsi ini.

  7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.

  8. Keluarga yang telah memberikan doa, dukungan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  9. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Sistem Komputer yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.



Tangerang, Januari 2020
Ria Irmalinda
NIM. 1533488644

 



DAFTAR TABEL


Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1. Spesifikasi Hardware

Tabel 4.2. Spesifikasi Software

Tabel 4.3 Pengujian Blackbox Webcam

Tabel 4.4 Pengujian Blackbox Telegram

Tabel 4.5 Schedule

Tabel 4.6 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Simbol Flowchart dan Fungsinya

Gambar 2.2 Raspberry Pi 3

Gambar 2.3 Logo Python

Gambar 2.4 Logo OpenCV

Gambar 2.5 Logo Raspbian

Gambar 2.6 Logo Tensorflow

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 3.4 Diagram Blok

Gambar 3.5 Diagram Gambar

Gambar 3.6 Rangkaian Alat

Gambar 3.7 Tampilan OS Raspbian

Gambar 3.8 Tampilan Raspi-config

Gambar 3.9 Tampilan Terminal Instalasi Tensorflow

Gambar 3.10 Tampilan Label Image Tanaman Sehat

Gambar 3.11 Tampilan Label Image Tanaman Tidak Sehat

Gambar 3.12 Tampilan Convert XML to CSV

Gambar 3.13 Tampilan XML to TFrecord

Gambar 3.14 Tampilan Label Map

Gambar 3.15 Tampilan Training Gambar pada Tensorflow

Gambar 4.1 Rangkaian Keseluruhan Alat

Gambar 4.2 Flowchart Sistem Yang Diusulkan



Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Kota merupakan suatu wilayah dimana di dalamnya terdapat beberapa aktivitas masyarakat, seperti aktivitas ekonomi, sosial, budaya serta kegiatan lainnya. Kegiatan masyarakat terkait aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya dapat berpengaruh terhadap kondisi kualitas lingkungan sekitar kota. Salah satu upaya untuk mempertahankan kualitas lingkungan perkotaan yaitu dapat dilakukan dengan pembangunan atau pengembangan taman kota melalui optimalisasi fungsi yang dimiliki oleh taman kota baik dari fungsi sosial, ekonomi, ekologis, dan estetis. Taman kota merupakan ruang bebas didalam kota yang ditata untuk menciptakan keindahan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan bagi pengunjungnya. Taman kota dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk kebutuhan masyarakat kota sebagai tempat rekreasi. Selain itu, taman kota difungsikan sebagai paru- paru kota, pengendali iklim mikro, konservasi tanah dan air, serta habitat berbagai flora dan fauna.

Tanaman pada taman kota berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan, menciptakan suasana segar dan menyehatkan, sebab tanaman dalam taman kota merupakan paru-paru lingkungan kota yang dapat mengambil karbondioksida dan mengeluarkan oksigen untuk sekitar taman kota. Tanaman juga dapat mengontrol radiasi dari sinar matahari, karena vegentasinya mampu menyerap panas dari pancaran sinar matahari dan memantulkannya sehingga menimbulkan suhu dan iklim mikro. Pentingnya tanaman pada taman kota mengandung dan mempunyai nilai yang harus dijaga demi keberlangsungan taman kota membuat petugas harus bekerja lebih giat agar fungsi tanaman tetap terjaga, kesehatan pada tanaman harus diamati agar dapat ditangani lebih dini apabila terjadi suatu perubahan yang tidak baik pada tanaman tersebut, agar tanaman yang ada pada taman kota dapat stabil dalam tugasnya sebagai penunjang paru-paru kota.

Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang menyadari pentingnya suatu taman kota untuk lingkungan dan masyarakatnya, terbukti dari upaya Pemerintah Kota Tangerang dalam pembangunan sejumlah taman selama beberapa tahun terakhir telah menjadi ruang publik yang baru bagi masyarakat. Kota Tangerang memiliki 164 titik taman, dan 28 diantaranya adalah taman tematik. Pentingnya suatu taman harus berbanding lurus pula dengan pemeliharaan taman agar dapat terjaga dengan baik dan tepat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh sebuah judul, yaitu “Sistem Pemantauan Sebagai Penunjang Pemeliharaan Lingkungan Taman Kota Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang“


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, maka dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang muncul, yaitu:

  1. Bagaimana merancang sistem yang dapat memantau kesehatan tanaman pada taman kota ?
  2. Bagaimana sistem dapat membedakan tanaman yang sehat dan tidak sehat?
  3. Bagaimana sistem dapat memberikan informasi keadaan tanaman kepada petugas ?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan atas penyusunan laporan Skripsi ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

  1. Klasifikasi pola tanaman sehat dan tidak sehat.
  2. Memberikan notifikasi melalui telegram apabila terdapat tanaman yang tidak sehat.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Mengurangi keterlambatan perawatan pada tanaman yang tidak sehat.
  2. Mempermudah kinerja pada petugas taman kota.
  3. Meminimalisir menumpuknya tanaman tidak sehat yang berpengaruh pada keindahan taman kota.

Manfaat Penelitian

  1. Dapat mengetahui lebih dini perubahan kondisi pada tanaman dengan notifikasi melalui telegram.
  2. Meningkatkan efisien waktu petugas dalam memantau kesehatan tanaman.
  3. Menjaga keindahan taman kota karena tanaman yang tidak sehat dapat diatasi dengan lebih cepat.

Metode Penelitian

Pada penelitian kali ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Pengamatan)

    Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data akurat dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian.

  2. Metode Wawancara

    Pada metode ini penulis melakukan tanya jawab kepada narasumber Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang untuk memperoleh data yang sesuai dengan instansi tersebut.

  3. Metode Studi Kepustakaan

    Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang bersumber dari buku-buku, karya ilmiah, serta laporan penelitian lainnya.

Metode Analisa Sistem

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis SDLC (System Development Life Cycle) untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan aman untuk digunakan. Metode analisis SDLC, yaitu perencanaan (planning), analisis (analysis), perancangan (design), implementasi (implementation) dan pemeliharaan (maintenance). Dengan menggunakan metode analisa ini, maka penelitian ilmiah dapat dianalisa dengan teknik- teknik yang tepat.

Metode Perancangan

Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. ‎

Metode Prototype

Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat yang akan dibuat.‎


Sistematika Penulisan

Guna memahami lebih jelas laporan Skripsi ini, maka penulisan laporan penelitian dilakukan dengan cara mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisikan landasan teori sebagai konsep dasar dalam proses pembuatan sistem dan beberapa pengertian yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan sebuah karya ilmiah yang memiliki daya guna.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pembahasan dan perancangan sistem, serta cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Rancang Sistem

Definisi sistem

Menurut Sanjaya, Wina (2015:69)[1],”Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Melalui pendekatan sistem, bukan saja dapat diprediksi keberhasilannya, akan tetapi terhindar dari ketidakpastian”.

Menurut Wuner Stevi. A, dkk (2014:1)[2], “Sistem adalah himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak (a set of things) yang terdiri dari bagian- bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, dan saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan sistem merupakan beberapa bagian komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

Konsep Dasar Perancangan

Definisi perancangan

Menurut Maimunah (2017:2)[3], “Setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.

Menurut Rudol (2017:2)[4], “Perancangan adalah pembuatan suatu gambaran atau apa – apa yang sudah dipersiapkan pada aplikasi yang akan dibuat. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah aktifitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan merupakan suatu gambaran yang dibuat berdasarkan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan dan mempermudah kegiatan manusia.

Tujuan Perancangan

Menurut Sophian, S., (2014:36[5], “Tahap rancangan sistem mempunyai tujuan utama yaitu :

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada Pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang lainnya yang terlihat.

Kedua tujuan tahap rancangan sistem tersebut lebih cenderung pada rancangan sistem yang terinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang nantinya digunakan untuk mencapai tujuan analisis sistem.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[6], “Nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun”

Menurut Prasetiyati, Deni (2016:4)[7], “Data dapat didefinisikan sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa data adalah kumpulan informasi atau keterangan–keterangan dari suatu hal yang diperoleh melalui pengamatan atau pencarian ke sumber–sumber tertentu. data yang diperoleh dapat menjadi suatu anggapan atau fakta karena memang belum diolah lebih lanjut

Pengolahan Data

Menurut George R. Terry Ph.D dalam buku karya Hutahaean (2014:8)[8], “Pengolahan data adalah serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan”.

Ada 8 unsur pokok pengolahan data, yaitu :

  1. Membaca
  2. Menulis, mengetik.
  3. Mencatat atau mencetak
  4. Menyortir
  5. Menyampaikan atau memindahkan
  6. Menghitung
  7. Membandingkan
  8. Menyimpan

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Menurut Rafika Ageng Setiani, dkk (2016:3)[9], “Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”. Dari beberapa pendapat yang dikembangkan diatas disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan produk dalam perancangan.“

Menurut Fajarianto Otto (2016:55)[10], “Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping.”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Prototype merupakan proses merancang model awal dari suatu sistem yang akan dibuat.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Mushlihudin dan Oktafianto (2016:9)[11], “Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk memubuat keputusan”.

Menurut Rafika Ageng Setiani, dkk (2016:2)[9], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk mengambil keputusan”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Informasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang.

Siklus Informasi

Menurut Hutahaean, Jeperson (2014:10)[12], Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan model proses yang tertentu. Misalkan suhu dalam fahrenheit diubah ke celcius.

Dalam hal ini digunakan model matematika berupa rumus konvensi dari derajat Fahrenheit menjadi satuan derajat Celcius. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, yang berarti menghasilkan keputusan dan melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya yang disebut siklus informasi (information cycles). Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data (data processing cycles).

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Roihan Ahmad, dkk (2018:113)[13], “Flowchart dapat didefinisikan sebagai gambaran kinerja suatu proses yang terurut dengan menggunakan simbol-simbol dan setiap urutannya mewakili fungsi dalam mempresentasikan sebuah alur yang disusun secara sistematis.”

Menurut Andini Tirta Cricela Suleman dkk (2017:3)[14], “Flowchart adalah penyajian secara grafis dari sistem informasi dan sistem operasi yang terkait. Sistem informasi disini meliputi proses, aliran logis, input, output, dan arsip”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar atau diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial. Flowchart mempermudah penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Gambar 2.1 Simbol Flowchart dan Fungsinya

Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Agusvianto, Hendra (2017:40[15], “Ada beberapa jenis flowchart diantaranya” :

  1. Bagan alir sistem (systems flowchart).
  2. Bagan pada alir dokumen (document flowchart).
  3. Bagan pada alir skematik (schematic flowchart).
  4. Bagan pada alir program (program flowchart).
  5. Bagan alir proses (process flowchart).

Konsep Dasar Internet Of Things (IoT)

Definisi Internet Of Things

Menurut Roihan Ahmad, dkk (2016:5)[16], “Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif”.

Menurut Susanto Fredy, dkk (2017:2)[17], “Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus, berikut kemampuan remote control, berbagi data, dan sebagainya, termasuk pada benda-benda di dunia fisik. Bahan pangan, elektronik, peralatan apa saja, koleksi, termasuk benda hidup, yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor tertanam dan selalu “on”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer.

Manfaat Internet Of Things

Berikut ini adalah beberapa manfaat dalam beberapa bidang yaitu :

  1. Sektor Pembangunan
  2. Sektor Energi
  3. Sektor Pendidikan
  4. Sektor Kesehatan
  5. Sektor Industri
  6. Transportasi
  7. Perdagangan
  8. Keamanan
  9. Teknologi dan Jaringan

Konsep Dasar SDLC

Definisi SDLC

Menurut Fauzan (2018:3)[18], Metode System Development Life Cycle (SDLC)/siklus hidup pengembangan sistem dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau sistem informasi.

Menurut Rosa dalam Basya (2019:19)[19], “SDLC mencakup sejumlah fase atau tahapan. Pada dasarnya, setiap model pengembangan SDLC mempunyai siklus yang sama. Model pengembangan SDLC waterfall bersifat paling sederhana sehingga cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah”.

Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan metode SDLC pada setiap tahapan sistem akan dikerjakan secara berurut menurun dari satu ke tahap yang lain/secara linear.

Tahapan SDLC

Menurut Pratama (2018:41)[20], “Dalam rekayasa sistem atau rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem- sistem”. SDLC mempunyai beberapa fase, yaitu:

  1. Perencanaan sistem (System Planning)
  2. Analisis Sistem System Analysis)
  3. Perancangan Sistem (System Design)
  4. Implementasi Sistem (System Implementation)
  5. Pemeliharaan Sistem (System Maintenance)

Konsep Dasar Monitoring

Definisi Monitoring

Menurut Hendini (2016:107)[21], “Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program kegiatan itu selanjutnya.”

Menurut Jaya, K.A. (2018:22)[22], “Monitoring adalah penilaian yang skematis dan terus menerus terhadap kemajuan suatu pekerjaan”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Monitoring merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program.

Fungsi Monitoring

Berikut ini adalah beberapa fungsi dalam monitoring, yaitu :

  1. Ketaatan (Compliance) monitoring ditentukan apakah tindakan pada administrator, staf dan semuanya mengikuti standar yang telah ditetapkan.
  2. Analisis Sistem System Analysis)
  3. Pemeriksaan (Auditing) monitoring ditetapkan bahwa pelayanan itu diperuntungkan dari pihak lain apakah mencapai target mereka.
  4. Laporan (Accounting) menghitung suatu hasil bagi perubahan sosial.
  5. Penjelasan (Explanation) dapat membantu memberi suatu informasi.

Konsep Dasar Pengujian

Definisi Pengujian

Menurut Putri, dkk (2015:1)[23], “Pengujian adalah sebuah proses, atau serangkaian proses yang dirancang untuk memastikan bahwa program telah berjalan sesuai dengan requirement dan kebutuhan.”

Menurut Mustaqbal, dkk (2015:2)[24], “Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan.“

Berdasarkan kesimpulan diatas pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk memastikan bahwa program telah berjalan dan tidak ada kesalahan.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Prastomo Andi (2015:166)[25], “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak.

Menurut Sommerville[26], “Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.”

Menurut Sofiana Sofa (2017:2)[27], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap”

Berdasarkan kesimpulan diatas elisitasi adalah sebuah rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang akan dibangun secara keseluruhan untuk dieksekusi.

Tahapan Elisitasi

Menurut Prastomo Andi (2015:166)[25], Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I, Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II, Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI, Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Berikut penjelasan mengenai metode MDI: a) M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru. b. D pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.
  3. Elisitasi Tahap III, Merupakan penyusutan elisitasi tapah II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:
    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
    3. E artinya Economi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?

Definisi Taman Kota

Konsep Dasar Taman Kota

Menurut Imansari Nadia dan Khadiyanta Parfi (2015:105)[28], “Taman kota adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota. Taman kota ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota."

Menurut Irmadella Arviana (2018:2)[29], “Taman kota adalah taman dalam skala yang luas yang berada di dalam lingkungan perkotaan dan dapat dinikmati oleh seluruh penduduk kota. Kota-kota besar di beberapa negara mesngupayakan luasan RTH seimbang proporsinya dengan keseluruhan luas wilayah kota dan jumlah penduduknya.”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa taman kota merupakan lahan terbuka luas yang berada di tengah kota dan berfungsi sebagai paru-paru kota.

Definisi Tanaman Hias

1Konsep Dasar Tanaman

Menurut Fahrudin Imam (2018)[30], “Tanaman hias adalah tanaman dari berbagai jenis (tanaman pohon, tanaman daun, tanaman semak, dll) yang ditanam orang untuk menambah daya tarik suatu tempat atau benda lain. Makanya tanaman hias dijadikan sebagai penghias pakaian, bagian dari dekorasi ruangan, taman, halaman rumah, dan juga sebagai karangan bunga.”

Tanaman hias pada umumnya adalah tanaman yang sedap dilihat atau memiliki nilai estetika yang tinggi misalnya memiliki bunga yang berwarna-warni, batang hijau yang segar, aroma bunga yang wangi, atau bentuk tanamannya yang unik.”

Menurut Najiha Alimatun (2018:2)[31], “Tanaman hias yaitu tanaman bunga-bungaan yang berbentuk unik dan khas yangdigunakan sebagai dekorasi atau hiasan, baik di dalam maupun di luar ruangan untuk memperindah, mempercantik serta memiliki nilai lebih dari tanaman lainnya. Tanaman hias mencakup semua tumbuhan baik berbentuk terna, merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen karangan bunga. Bunga potong pun dapat di masukkan sebagai tanaman hias. Dalam konteks umum, tanaman hias adalah salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortkultura.”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa tanaman hias pada taman kota merupakan tanaman yang berfungsi untuk menciptakan kesan keindahan dan menciptakan daya tarik.

Jenis-Jenis Tanaman Hias

  1. Tanaman Hias Daun

    Tanaman hias daun adalah tanaman hias yang memiliki warna- warni daun yang indah dengan bentuk daun atau tajuk bervariasi, unik, dan eksotik. Karena itu, meskipun tidak berbunga tetapi keindahan warna dan bentuk daunnya mampu menghadirkan keserasian di lingkungan sekitar rumah, perkantoran, atau apartemen. Conohnya : Lili Paris yang warna daunnya hijau bergaris-garis putih, juga adam eva yang daunnya ungu tua dipermukaan bawah.

  2. Tanaman Hias Bunga

    Tanaman hias bunga adalah tanaman hias yang memiliki kemampuan menghasilkan bunga dengan aneka bentuk, warna, ukuran, dan keharuman yang unik. Contohnya : Bunga mawar yang memiliki bentuk dan warna yang indah serta aroma yang harum

  3. Tanaman Hias Batang

    Tanaman hias batang adalah tanaman hias yang memiliki bentuk yang unik baik dari segi ukuran maupun bentuk. Contohnya : Bonsai yang memiliki batang yang pendek dan unik.

  4. Tanaman Hias Buah

    Tanaman hias buah adalah tanaman hias yang memiliki buah yan tidak hanya untuk dikonsumsi namun memiliki bentuk yang indah dan unik sehingga mampu berfungsi ganda sebagai hiasan. Contohnya : Buah naga, selain berkhasiat ketika dikonsumsi, buah naga memiliki bentuk dan warna yang indah.

  5. Tanaman Hias Duri

    Tanaman hias duri adalah tanaman hias yang letak keindahannya terdapat pada duri yang dimiliki tanaman tersebut. Contohnya : Tanama kaktus, duri pada tanaman kaktuslah yang menyebabkan tanaman itu unik dan benyak digemari sebagai tanaman hias

Teori Khusus

Konsep Dasar Mikroprosesor

Definisi Mikroprosesor

Menurut Salim Machfud Muhammad, dkk (2016:50)[32], “Mikroprosesor adalah Central Processing Unit(CPU) dalam bentuk kecil. Fungsi dari mikroprosesor adalah sebagai otak/pengolah utama dalam sebuah system. Jenis Mikroprosesor yang dipilih dalam penelitian kali ini adalah jenis Raspberry. Raspberry memiliki keunggulan berupa spesifikasi komponen yang setara dengan computer.”

Menurut Friendly (2017:15)[33], “Mikroprosesor merupakan suatu komponen elektronik yang tersusun atas transistor-transistor yang sangat kecil pada sebuah rangkaian semikonduktor terintegrasi (IC). Mikroprosesor umumnya dipakai sebagai pengendali utama dari suatu sistem elektronik. Beberapa bagian utama yang terdapat pada sebuah mikroprosesor adalah, control unit, arithmetic logic unit, memory, dan input/output interface.”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa mikroprosesor merupakan sebuah IC (Integrated Circuit) yang digunakan sebagai otak/pengolah utama dalam sebuah komputer.

KKonsep Dasar Mikrokontroler

Definisi Mikrokontrole

Menurut Helda Yenni dan Ami Patria (2016:51)[34], “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (terlambat) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap di pakai.”

Menurut Ardiansyah, dkk (2015:12)[35], “Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu chip. [2] Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler AVR. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, Atmega dan ATtiny. Seperti mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler Atmega 16 terdiri atas unit-unit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit (ALU), himpunan register kerja, register dan dekoder instruksi, dan pewaktu beserta komponen kendali lainnya”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa mikrokontroler merupakan sistem mikroprosesor yang sudah saling terhubung di dalamnya dan memiliki masukan keluaran serta kendali program untuk siap dipakai.

Jenis-jenis Mikrokontroler

Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

  1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB)
  2. RAM berkapasitas 68 byte
  3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte
  4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)
  5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler
  6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:

  1. RAM (Random Access Memory)

    RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

  2. ROM (Read Only Memory)

    ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

  3. Register

    Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

  4. Special Function Register

    Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

  5. Input dan Output Pin

    Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

  6. Interrupt

    Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

Konsep Dasar Dashboard

Definisi Dashboaed

Menurut Bachtiar Dade dan Atikah (2015:73)[36], “Dashboard system merupakan sebuah sistem yang mudah dibaca dan real time dalam bentuk grafis dari status terakhir dan trend historis sebuah indikator kinerja kunci organisasi yang memudahkan dan menginformasikan sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat.”

Menurut Prasetiya, H.P. dan Susilowati, M (2016:298) [37], “Dashboard system adalah sebuah tampilan pada satu monitor komputer, yang berisi informasi yang bersifat kritis, agar dapat dilihat dengan segera, sehingga dengan melihat dashboard itu saja, dapat diketahui hal-hal yang perlu diketahui. Biasanya kombinasi dari teks dan grafik, tetapi lebih ditekankan pada grafik.”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Dashboard merupakan sebuah tampilan visual berisikan informasi yang dibutuhkan oleh pemangku kepentingan dalam rangka melakukan monitoring dan sebagai dasar analisa untuk melakukan pengambilan keputusan.

Konsep Dasar Raspberry Pi

Definisi Raspberry Pi

Menurut Fernando Erick (2015:1)[38], “Raspberry Pi adalah suatu perangkat mini computer berukuran sebesar kartu kredit. Raspberry Pi memiliki system Broadcom BCM2835 chip(SoC),yang mencakup ARM1176JZF-S 700 MHz processor (firmware termasuk sejumlah mode "Turbo" sehingga pengguna dapat mencoba overclocking, hingga 1 GHz, tanpa mempengaruhi garansi), VideoCore IV GPU, dan awalnya dikirim dengan 256 megabyte RAM, kemudian upgrade ke 512MB. “

Menurut Irwansyah, dkk (2015:8)[39], “Raspberry Pi adalah sebuah komputer berukuran sebesar kartu kredit yang terhubung ke televisi dan sebuah keyboard. Komputer kecil ini bisa digunakan untuk proyek-proyek elektronik, dan hal lainnya yang bisa dilakukan oleh desktop komputer seperti sebagai mesin pengolah kata, games, dan perangkat ini juga mampu memainkan video beresolusi tinggi.“

Gambar 2.2 Gambar Raspberry Pi 3

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa raspberry pi merupakan Single Board Computer (SBC) ukuran kartu kredit yang dapat dihubungkan dengan mouse, keyboard, dan monitor agar berfungsi sebagai PC desktop.

Konsep Dasar Bahasa Pemrograman Python

Definisi Bahasa Pemrograman Python

Menurut Aisa Sitti, dkk (2016:140)[40], “Python adalah bahasa pemrograman interpretatif multiguna dengan perancangan berfokus pada tingkat keterbacaan kode. Python diklaim sebagai bahasa yang menggabungkan kapabilitas, kemampuan sintaksis kode yang sangat jelas, dilengkapi fungsionalitas pustaka standar yang besar serta komprehensif.”

Menurut Kurniawan Muhamad Irfan, dkk (2018:4)[41], “Python adalah bahasa pemrograman yang mendukung model pemrograman fungsional, prosedural maupun berorientasi objek. Beberapa keunggulan Python seperti konsep desain yang bagus, sederhana dan mudah untuk digunakan. Bahasa Python juga memilki banyak pustaka untuk berbagai kebutuhan aplikasi serta dapat diintegrasikan dengan aplikasi yang ditulis dengan bahasa pemrograman lain seperti C, C++, Java dan lain-lain. Sifatnya yang open source membuat bahasa pemrograman Python banyak diminati oleh programmer.”

Gambar 2.3. Logo Bahasa Pemrograman Python

(Sumber : www.python.org/community/logos/)

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa bahasa pemrograman python merupakan bahasa pemrograman yang dapat melakukan eksekusi sejumlah instruksi multi guna secara langsung (interpretatif) dengan metode orientasi objek (Object Oriented Programming) serta menggunakan semantik dinamis untuk memberikan tingkat keterbacaan syntax.

Konsep Dasar Artificial Intelligence

Definisi Artificial Intelligence

Menurut Ginting Budi Serasi dan Fajar Ramadhan (2018:14)[42], “Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) adalah salah satu ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan menurut Encyclopedia Britannica, Artificial Intelligence merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasikan pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan dan memproses informasi berdasarkan metode heuristis atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.”

Menurut Gulo Amonius Asmin Hardi Saputra (2018:25)[43], “Artificial Intelligence adalah bagian dari komputer sehingga harus didasarkan pada sound theoretical (teori suara) dan prinsip-prinsip aplikasi dari bidangnya. Prinsip-prinsip ini meliputi struktur data yang digunakan representasi pengetahuan, algoritma yang diperlukan untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut, serta bahasa dan teknik pemrograman yang digunakan dalam mengimplementasiakannya.”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa artificial intelligence adalah ilmu komputer yang mampu membuat mesin cerdas yang bekerja dan bereaksi seperti manusia.

Konsep Dasar Open CV

Definisi Open CV

Menurut Putra I Dewa Gede Arief Bilanova, dkk (2015:4)[44], “OpenCV (Open Source Computer Vision) adalah sebuah pustaka perangkat lunak yang ditujukan untuk pengolahan citra dinamis secara real-time, yang dibuat oleh Intel, dan sekarang didukung oleh Willow Garage dan Itseez. Program ini bebas dan berada dalam naungan sumber terbuka dari lisensi BSD. Pustaka ini merupakan pustaka lintas platform. Program ini didedikasikan sebagaian besar untuk pengolahan citra secara real-time.”

Menurut Arsy Lazuardi, dkk (2016:324)[45], “OpenCV (Open Computer Vision) adalah sebuah API (Application Programming Interface) Library yang sudah sangat familiar pada Pengolahan Citra Computer Vision. Computer Vision itu sendiri adalah salah satu cabang dari Bidang Ilmu Pengolahan Citra (Image Processing) yang memungkinkan komputer dapat melihat seperti manusia.”

Gambar 2.4. Logo OpenCV

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan Notepad++ adalah program aplikasi pengembang yang berguna untuk mengedit teks dan skrip kodedalam membuat sebuah program yang berbasiskan Java dan tersediasecara gratis untuk sistem operasi Windows

Konsep Dasar Image Classification

Definisi Image Classification

Menurut Wei Yunchao, dkk (2016:1901)[46], ”Image classification is the deep convolutional neural network (CNN), which has achieved the state-of-the-art performance (with 10% gain over the previous methods based on hand-crafted features) in the large-scale single-label object recognition task, i.e., ImageNet Large Scale Visual Recognition Challenge (ILSVRC) with more than one million images from 1,000 object categories.” (Klasifikasi gambar adalah jaringan saraf convolutional yang mendalam (CNN), yang telah mencapai kinerja canggih (dengan keuntungan 10% atas metode sebelumnya berdasarkan fitur kerajinan tangan) di tugas pengenalan objek label tunggal berskala besar, mis., ImageNet Besar Skala Visual Recognition Challenge (ILSVRC) dengan lebih dari satu juta gambar dari 1.000 kategori objek.)

Menurut Akata Zeynep, dkk (2015:1)[47], “Image classification is a prediction task: the goal is to learn from a labeled training set a function f : X → Y which maps an input x in the space of images X to an output y in the space of class labels Y.“ (Klasifikasi gambar adalah tugas prediksi: tujuannya adalah belajar dari label pelatihan mengatur fungsi f: X → Y yang memetakan input x in ruang gambar X ke output y dalam ruang kelas label Y.)

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa image classification merupakan pengkategorian suatu gambar kedalam kategori tertentu

Konsep Dasar Object Detection

Definisi Object Detection

Menurut Erhan Dumitru, dkk (2014:1)[48], “Object detection is one of the fundamental tasks in computer vision. A common paradigm to address this problem is to train object detectors which operate on a sub-image and apply these detectors in an exhaustive manner across all locations and scales. This paradigm was successfully used within a discriminatively trained Deformable Part Model (DPM) to achieve state-of-art results on detection tasks.“ (Deteksi objek adalah salah satu tugas mendasar dalam visi komputer. Paradigma umum untuk mengatasi masalah ini adalah untuk melatih detektor objek yang beroperasi pada sub-gambar dan gunakan detektor ini secara menyeluruh di semua lokasi dan skala. Paradigma ini berhasil digunakan dalam Model Bagian Mampudeformasi terlatih (DPM) untuk mencapai hasil canggih pada tugas deteksi.)

Menurut Hou Qibin, dkk (2017)[49], “Object detection is to identify the most visually distinctive objects or regions in an image. Salient object detection methods commonly serve as the first step for a variety of computer vision applications including image and video compression, image segmentation, content-aware image editing, object recognition, visual tracking, non-photo-realist rendering, photosynthesis, information discovery image retrieval , etc” (Deteksi objek adalah untuk mengidentifikasi objek atau wilayah yang paling berbeda secara visual dalam suatu gambar. Metode deteksi objek yang menonjol biasanya berfungsi sebagai langkah pertama untuk berbagai aplikasi penglihatan komputer termasuk kompresi gambar dan video, segmentasi gambar, pengeditan gambar yang sadar konten, pengenalan objek, pelacakan visual, rendering non-foto-realis, fotosintesis, informasi penemuan gambar pengambilan, dll)

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa object detection merupakan ilmu komputer yang berhubungan dengan mengidentifikasi dan menemukan objek kelas tertentu dalam gambar.

Konsep Dasar Object Classification

Definisi Object Classification

Menurut Parekh Himani. S, dkk (2014:2970)[50], “Object can be classified as vehicles, birds, floating clouds, swaying tree and other moving objects. The approaches to classify the objects are Shape-based classification, Motion-based classification, Color based classification and texture based classification Object can be classified as birds, vehicles, floating clouds, swaying tree and other moving objects. The approaches to classify the objects are Motion-based classification, Shape-based classification, Color based classification and texture based classification.” (Objek dapat diklasifikasikan sebagai kendaraan, burung, awan mengambang, pohon bergoyang dan benda bergerak lainnya. Itu pendekatan untuk mengklasifikasikan objek adalah klasifikasi berbasis bentuk, klasifikasi berbasis gerak, berbasis warna klasifikasi dan klasifikasi berdasarkan tekstur.)

Menurut Borse Kavita dan Rupali Nikhare P(2014:303)[51], “In the object classification, Texture based and color based are widely used because they provide higher accuracy and Provides improved quality with the expense of additional computation time.“ (Dalam klasifikasi objek, berbasis tekstur dan berbasis warna banyak digunakan karena menyediakan akurasi yang lebih tinggi dan Memberikan kualitas yang lebih baik dengan mengorbankan waktu perhitungan tambahan.)

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa object classification merupakan ilmu komputer yang dapat mengidentifikasi suatu objek sesuai dengan klasifikasi/jenis yang diinginkan.

Konsep dasar Machine Learning

Devinisi Machine Learning

Menurut Abdillah Abdul Azis, dkk (2015:15)[52], “Machine Learning adalah metode atau model yang dapat belajar dari data historis sehingga menjadi cerdas. Cerdas dalam artian memiliki kemampuan generalisasi terhadap data baru yang belum dipelajari sebelumnya, misal untuk memprediksi, mengklasifikasi, ranking, dan lain-lain. Dengan menggunakan machine learning orang mencoba untuk mempelajari pola pengguna dalam menentukan relevansi suatu web terhadap suatu query yang diberikan. Topik ini dikenal dengan nama Learning to Rank. Learning to rank adalah suatu masalah machine learning yang bertujuan untuk membangun suatu model perangkingan dari data pembelajaran sehingga diperoleh urutan yang memiliki relevansi dan preferensi yang optimal.”

Menurut Honakan, dkk (2018:1702)[53], “Machine learning adalah salah satu ilmu pengetahuan yang mencakup tentang pengembangan dan perancangan algoritma yang bertujuan agar memungkinkan sebuah program komputer mampu mengembangkan perilaku yang didasarkan pada data empiris Bisa dikatakan machine learning adalah ilmu yang bertujuan untuk membuat sautu mesin mampu melakukan pembelajaran atau pekerjaannya sendiri dari pembangunan model yang dibangun dari kumpulan data. Sehingga data sangat diperlukan apabila ingin membangun sebuah model, model yang telah dibangun tersebut akan digunakan sebagai rule pada mesin, sehingga mesin mampu untuk melakukan pembelajaran dan pekerjaan nya sendiri.”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa machine learning adalah metode analisis data yang mengotomatiskan pembuatan model analitis.

Konsep Dasar Dasar Raspbian

Definisi Raspbian

Menurut Susanto Fredy, dkk (2017:2)[17], “Raspbian adalah yang paling populer berbasis Linux sistem operasi untuk Raspberry Pi. Raspbian adalah sistem operasi open source berdasarkan pada debian, yang telah dimodifikasi khusus untuk Raspberry Pi (thus the name raspbian). Raspbian termasuk kustomisasi yang dirancang untuk membuat Raspberry Pi lebih mudah digunakan dan termasuk banyak paket perangkat lunak yang berbeda di luar.”

Menurut Muhammad Hasbi, dkk (2019:140)[54], “Raspbian adalah sistem operasi lengkap berbasis Linux, tersedia secara bebas dan mempunyai dukungan, baik yang berasal dari komunitas maupun tenaga ahli profesional. Raspbian merupakan sistem operasi turunan dari distro Linux Debian. Dengan sistem operasi berbasis open source dan berbasis Debian, Raspbian semakin diminati oleh para pengguna khususnya sebagai sistem operasi untuk Raspberry Pi.”

Gambar 2.5 Gambar Raspbian

(Sumber: stackshare.io)

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa raspbian merupakan operasi sistem berbasis Linux Debian yang dikhususkan untuk Raspberry Pi.

Konsep Dasar Dasar Tensorflow

Definisi Dasar Tensorflow

Menurut Abadi Martin, dkk (2016:276)[55], “TensorFlow is a system that allows machine learning practitioners and researchers to experiment with new techniques, and this evaluation demonstrates that the system (i) has little overhead, and (ii) can employ large amounts of computation to accelerate real-world applications.” (TensorFlow adalah sistem yang memungkinkan praktisi dan peneliti pembelajaran mesin untuk bereksperimen dengan teknik yang baru, dan evaluasi ini menunjukkan bahwa sistem (i) memiliki sedikit overhead, dan (ii) dapat menggunakan besar jumlah perhitungan untuk mempercepat aplikasi dunia nyata.)

Menurut Ertam Fatih, dkk (2017:755)[56], “Tensorflow is an open- source software library developed by the Google for numerical computation, which is now widely used by many large companies. Tensorflow provides an interface for expressing machine learning algorithms and an application for executing these algorithms.“ (Tensorflow adalah perpustakaan perangkat lunak sumber terbuka dikembangkan oleh Google untuk perhitungan numerik, yaitu sekarang banyak digunakan oleh banyak perusahaan besar. Tensorflow menyediakan antarmuka untuk mengekspresikan pembelajaran mesin algoritma dan aplikasi untuk mengeksekusi algoritma ini.)

Gambar 2.6 Gambar Tensorflow

(Sumber: favpng.com)

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa tensorflow merupakan open source framework yang dapat digunakan untuk mengembangkan, melatih, dan menggunakan model deteksi objek.

Konsep Dasar Webcam

Definisi Webcam

Menurut Prabowo Teguh, dkk (2015:2268)[57], “Webcam atau kamera web, pada dasarnya adalah sebuah kamera digital yang terhubung ke komputer, yang berfungsi untuk mengambil citra yang akan diolah oleh komputer. Pada awalnya webcam digunakan sebagai alat komunikasi yang menampilkan rentetan citra dan dapat diakses melalui world wide web. Namun, seiring perkembangannya webcam digunakan juga untuk keperluan lainnya.”

Menurut Lestari Jati dan Gata Grace (2017:15)[58], “Web Camera adalah setiap kamera video yang menampilkan output pada sebuah halaman web. Istilah webcam merujuk pada teknologi secara umumnya, sehingga kata web kadang-kadang diganti dengan kata lain yang mendeskripsikan pemandangan yang ditampilkan di kamera, misalnya StreetCam yang memperlihatkan pemandangan jalan. Ada juga Metrocam yang memperlihatkan pemandangan panorama kota dan pedesaan, TraffiCam yang digunakan untuk memonitor keadaan jalan raya, WeatherCam untuk Cuaca, bahkan keadaan gunung berapi dengan VolcanoCam.”

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa webcam merupakan perangkat yang berupa sebuah kamera digital yang dihubungkan ke komputer atau laptop.

Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Rahardja Untung, dkk (2017:176)[59], “Literature review adalah sebuah rangkuman atau intisari dari hasil temuan peneliti terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam menulis suatu artikel ilmiah atau penelitian baru mengenai suatu project. Literature review ini dapat membantu peneliti dalam mendapatkan ide-ide dari hasil terdahulu untuk bisa dikembangkan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya sudah ada. “ Adapun literature review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

  1. Jurnal Internasional yang di tulis Jose C. Tovar, J. Steen Hoyer, Andy Lin, Allison Tielking, Steven T. Callen, S. Elizabeth Castillo, Michael Miller, Monica Tessman, Noah Fahlgren, James C. Carrington, Dmitri A. Nusinow, and Malia A. Gehan. pada tahun 2018[60], dalam jurnal “Botanical Society of America“, dari Donald Danforth Plant Science Center, USA yang berjudul “Raspberry Pi–powered imaging for plant phenotyping“. Tujuan dari penelitian ini adalah mengelola dan menangkap data gambar pabrik yang diperoleh dari setiap platform cocok untuk mengekstraksi sifat-sifat tanaman yang dapat diukur (mis., Bentuk, luas, tinggi, warna) secara massal menggunakan perangkat lunak pengolah gambar sumber terbuka seperti PlantCV.
  2. Jurnal Internasional yang di tulis Prof. Bhavana Patil, Mr. Hemant Panchal, Mr. Shubham Yadav, Mr. Arvind Singh, Mr. Dinesh Patil pada tahun 2017[61], dalam jurnal “International Research Journal of Engineering and Technology ( RJET)“, Vol. 04, No. 17, October 2017. Dari Department of Electronics and Telecommunication, A.C.Patil College, India yang berjudul “Plant Monitoring Using Image Processing, Raspberry Pi & IoT”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi penyakit tanaman melalui berbagai bintik-bintik dan pola pada tanaman.
  3. Jurnal Internasional yang di tulis oleh Singh, V. and Misra, A.K pada tahun 2017 dalam jurnal “Information processing in Agriculture“, Vol. 04, March 2017[62]. Dari Computer Science Department, IMS Engineering College, Ghaziabad, UP, India yang berjudul “Detection of plant leaf diseases using image segmentation and soft computing techniques“. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi penyakit yang terdapat pada tanaman menggunakan algoritma genetika.
  4. Jurnal Internasional yang di tulis oleh PL. Chithra dan S. Janes Pushparani pada tahun 2018 dalam jurnal “International Conference on Advancements in Computing Technologies”, Vol. 4, February 2018[63]. Dari University of Madras dan Ethiraj College for Women, Chennai, India yang berjudul “A Survey on Various Leaf Identification Techniques for Medicinal Plants“. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tanaman berdasarkan pada histogram warna gambar, fitur tepi dan teksturnya. Penelitian telah dilakukan untuk mengklasifikasikan tanaman sebagai pohon, semak dan tumbuhan menggunakan jaringan saraf.
  5. Jurnal Internasional yang di tulis oleh Neha Bhati pada tahun 2015 dalam jurnal “International Journal of Engineering Technology, Management and Applied Sciences”, Vol. 3, September 2015[64]. Dari Indira Gandhi Delhi Technical University for Women, Delhi, India yang berjudul “Sense Pi: Plant Health Monitoring and Local Database Connectivity Using Raspberry Pi“. Tujuan dari penelitian ini adalah memantau kesehatan tanaman jangka panjang dan berkelanjutan. Dalam model ini, berbagai sensor seperti sensor cahaya, sensor suhu dan kelembaban dihubungkan ke papan pi raspberry untuk mengukur parameter lingkungan. Itu parameter lingkungan yang diukur kemudian dikumpulkan, ditampilkan dan disimpan dalam database dengan tanggal dan waktu.
  6. Jurnal Nasional yang di tulis oleh Yuda Permadi dan Murinto pada tahun 2015 dalam jurnal “ Jurnal Informatika “, Vol. 9, Januari 2015[65]. Dari Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta yang berjudul “ Aplikasi Pengolahan Citra Untuk Idetifikasi Kematangan Mentimun Berdasarkan Tekstur Kulit Buah Menggunakan Metode Ekstraksi Ciri Statistik “. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun aplikasi pengolahan citra untuk mendeteksi ukuran buah mentimun matang secara statistik dari segi tekstur kulit buah. Data dalam penelitian ini menggunakan citra buah mentimun yang diambil dengan kamera kemudian dilakukan pemotongan ukuran (cropping) menjadi 512 x 512 pixels dan penggantian format citra menjadi *.bmp.
  7. Jurnal Nasional yang di tulis oleh Mochamad Lutfi Faturrahman, Koemarijanto dan Hadiwiyanto pada tahun 2019 dalam jurnal “ Jurnal Jaringan Telekomunikasi “, Vol. 9, Juni 2019[66]. Dari Politeknik Negeri Malang, yang berjudul “ Rancang Bangun Prototype Sistem Pengendalian dan Pemantauan Taman Menggunakan Raspberry Pi “. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi android sebagai interface mempunyai dua mode untuk sistem penyiraman dan power lampu yaitu mode otomatis dan manual, untuk sistem kondisi lampu dapat menampilkan keadaan lampu sedangkan pada sistem pelanggar batas dilengkapi tombol on dan off untuk mematikan alarm pada area terbuka hijau.
  8. Jurnal Nasional yang di tulis oleh Suastika Yulia Riska, Laili Cahyani, Muhammad Imron Rosadi pada tahun 2015 dalam jurnal “ Jurnal Buana Informatika “, Vol. 6, Januari 2015[67]. Dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya yang berjudul “ Klasifikasi Jenis Tanaman Mangga Gadung dan Mangga Madu Berdasarkan Tulang Daun “. Tujuan dari penelitian ini adalah mengklasifikasi tanaman berdasarkan fitur tekstur dari daun dengan menggunakan kombinasi LVQ dan radial base function (RBF) dan menggunakan morfologi dan tulang daun untuk membedakan spesies bunga kamelia
  9. Jurnal Nasional yang di tulis oleh Zaki Imaduddin dan Hilmy Abidzar Tawakal pada tahun 2015[68], dalam jurnal “ Jurnal Teknologi Terpadu “, Vol. 1, Juli 2015. Dari Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu, Depok yang berjudul “ Aplikasi Mobile Untuk Deteksi dan Klasifikasi Daun Secara Real Time “. Tujuan dari penelitian ini adalah deteksi dan klasifikasi daun untuk mendeteksi perbedaan antara satu jenis daun dengan daun yang lainnya, pada eksperimen ini peneliti menggunakan 1.907 sample daun Flavia dimana 1335 daun untuk data pembelajaran dan 572 daun untuk data uji.
  10. Jurnal Nasional yang di tulis oleh Zamroni Moch, Hurriyatul Fitriyah, Rizal Maulana pada tahun 2018[69], dalam jurnal “ Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer “, Vol. 2, Desember 2018 dari Universitas Brawijaya, Jakarta yang berjudul “ Sistem Pendeteksi Penyakit Daun Bawang Merah Probolinggo Menggunakan Metode Template Matching Berbasis Raspberry Pi “. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi penyakit daun bawang merah menggunakan template matching, dimana metode yang diterapkan mampu berjalan dengan apa yang diinginkan terbukti dengan sistem dapat mengklasifikasikan jenis penyakit daun menjadi penyakit daun bercak ungu, embun bulu serta Moler.


BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang resmi berdiri pada tanggal 1 Desember 2016 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis yang berada di bawah Pemerintahan Kota Tangerang,mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah di bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pertamanan dan Dekorasi Kota yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pada Daerah sesuai dengan visi, misi dan program Walikota sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta fungsi dinas sebagai perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan, pariwista, pertamanan dan dekorasi kota.

Berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Tugas Pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pertamanan dan Dekorasi Kota yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pada Daerah sesuai dengan visi, misi dan program Walikota sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Visi Dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang

VISI

Terwujudnya Kota Tangerang sebagai kota budaya dan wisata yang indah, hijau dan nyaman berlandaskan akhlakul karimah.

MISI

  1. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, akuntabel, dan transparan dalam bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pertamanan dan Dekorasi Kota didukung dengan struktur birokrasi yang berintegritas, kompeten, dan profesional;
  2. Meningkatkan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan dan kesenian;
  3. Meningkatkan pemasaran melalui kemitraan dan kerjasama budaya dan pariwisata dengan pemangku kepentingan dan/atau Kab/kota lain;
  4. Meningkatkan destinasi pariwisata kota yang berdaya saing tinggi baik pada tingkat regional, nasional maupun internasional;
  5. Mewujudkan pembangunan taman dan dekorasi kota yang berwawasan lingkungan, bersih, sehat, dan nyaman.

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang


Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang

Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja

  1. Kepala Dinas

    Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pertamanan dan Dekorasi Kota yang menjadi kewenangan Daerah.

    Dinas mempunyai fungsi :

    1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan di bidang Kebudayaan, Pariwisata dan Pertamanan;
    2. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan bidang Kebudayaan, Pariwisata dan Pertamanan;
    3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Kebudayaan, Pariwisata dan Pertamanan;
    4. Pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan bidang Kebudayaan, Pariwisata dan Pertamanan;
    5. Pengelolaan UPT; dan
    6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.
    7. Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekertaris Daerah.
  2. Sekretariat
  3. Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan perencanaan.

    Sekretariat mempunyai fungsi :

    1. Penatausahaan urusan umum;
    2. Penatausahaan urusan kepegawaian;
    3. Penatausahaan urusan keuangan;
    4. Pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan Dinas;
    5. Pengkoordinasian dalam pembangunan dan pengembangan e-government; dan
    6. Pengoordinasian pelaksanaan tugas Bidang-Bidang dan UPT-UPT di lingkungan Dinas.
    7. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
  4. Bidang Kebudayaan
  5. Bidang Kebudayaan memiliki tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Dinas dalam lingkup pemanfaatan, pengembangan, dan pelestarian kebudayaan serta pembinaan kesenian dan pengawasan perfilman di Daerah.

    Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi :

    1. Penyelenggaraan kegiatan pemanfaatan serta pengembangan serta pengembangan potensi nilai-nilai budaya, tradisi, keseian, dan benda-benda bersejarah di Daerah;
    2. Penyelenggaraan upaya-upaya pelestarian nilai-nilai budaya, tradisi, kesenian, dan benda-benda bersejarah di Daerah;
    3. Penyelenggaraan pengelolaan serta upaya-upaya pengembangan, pengawasan, dan pengendalian penggunaan prasarana dan sarana kesenian milik pemerintah Daerah;
    4. Penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan perfilman; dan
    5. Pelaporan
    6. Bidang Kebudayaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
  6. Bidang Pariwisata
  7. Bidang Pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup kepariwisataan.

    Bidang Pariwisata mempunyai fungsi :

    1. Promosi dan pengembangan destinasi pariwisata;
    2. Pengembangan potensi pariwisata;
    3. Pengawasan dan pengendalian di bidang kepariwisataan; dan
    4. Pelaporan
    5. Bidang Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
  8. Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota
  9. Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pengelolaan pertamanan, dekorasi kota dan reklame.

    Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota mempunyai fungsi;

    1. Penyelenggaraan pembangunan taman, hutan kota dan dekorasi kota;
    2. Penyelenggaraan pemeliharaan taman, hutan kota dan dekorasi kota;
    3. Pembinaan pemanfaatan fasilitas social taman dan hutan kota;
    4. Penyelenggaraan pengawasan, pembinaan dan pemeliharaan reklame;
    5. Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan penerangan taman dan hutan kota; dan
    6. Pelaporan
    7. Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepaka Dinas melalui Sekretaris.

Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan yang Penulis buat adalah untuk memantau kesehatan tanaman pada taman kota yang biasa dilakukan oleh petugas perawatan tanaman dan diharapkan dapat mempermudah petugas dalam pemantauan kesehatan tanaman pada taman kota di Kota Tangerang.

Analisa Sistem

Flowchart Sistem Berjalan

Gambar 3.2. Flowchart sistem yang Berjalan

Dapat dijelaskan gambar flowchart sistem yang berjalan : Petugas mengecek kondisi tanaman pada taman kota, apabila terdapat tanaman yang tidak sehat maka petugas akan melakukan perawatan dan jika tanaman sehat maka petugas selesai melakukan pengecekan.

Flowchart Sistem Diusulkan

Gambar 3.3. Flowchart sistem yang Diusulkan

Dapat dijelaskan gambar flowchart sistem yang diusulkan :

Webcamera akan diletakan pada tempat yang sesuai dengan posisi tanaman yang akan dipantau kesehatannya, webcamera akan membaca kondisi kesehatan tanaman melalui perubahan pola pada tanaman. Apabila kondisi tanaman tidak sehat, maka Raspberry Pi akan mengirim notifikasi kepada petugas apabila terdapat tanaman yang tidak sehat, kemudian petugas akan melakukan pengecekan terhadap tanaman yang tidak sehat dan jika tanaman sehat maka proses selesai.

Perancangan Alat

Pada perancangan alat yang penulis buat meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) membutuhkan device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan dalam perancangan perangkat keras ini:

Hardware:

  1. Raspberry Pi 3 B
  2. Kamera Webcam Logitech C270
  3. Adapter 3A
  4. Kabel HDMI
  5. Laptop

Software:

  1. Raspbian OS
  2. Tensorflow
  3. OpenCV
  4. Micro SD
  5. Ubuntu 18.04

Perancangan Perangkat Keras

Gambar 3.4.Diagram Blok Alat

Gambar 3.5.Diagram Gambar Alat
  1. Tanaman sebagai objek yang dideteksi oleh kamera dan diklasifikasi antara tanaman yang sehat dan tidak sehat.
  2. Webcam berfungsi sebagai input untuk membaca tanaman tersebut.
  3. Tensorflow API yang telah diinstall pada raspberry pi berfungsi untuk mengklasifikasi apakah objek terdeteksi sebagai tanaman yang sehat atau tanaman yang tidak sehat.
  4. Raspberry Pi berfungsi sebagai mikro komputer.
  5. Telegram sebagai pemberitahuan kepada petugas taman apabila terdapat tanaman yang tidak sehat.

Rangkaian Alat

Gambar 3.7. Rangkaian Alat

Cara Kerja Alat

Cara kerja alat ini adalah menggunakan hardware PC/Laptop dan menghubungkan Raspberry Pi dengan webcam, sehingga webcam dapat membaca hasil dari tanaman yang tidak sehat, yang sebelumnya telah di klasifikasi menjadi dua bagian: tanaman sehat dan tanaman tidak sehat. Maka ketika webcam membaca hasil tanaman yang tidak sehat, petugas akan menerima notifikasi melalui telegram berupa status dari tanaman tersebut untuk segera dilakukan perawatan.

Perancangan Perangkat Lunak

  1. Pada perancangan perangkat lunak, Penulis menggunakan OS Raspbian, berikut tampilannya:

    Gambar 3.7. Tampilan Operasi Sistem Raspbian

  2. Settingan Untuk Mengaktifkan Kamera

    Gambar 3.8. Tampilan Untuk Mengaktifkan Kamera

  3. Menginstall Tensorflow

    Gambar 3.9 Tampilan Terminal Instalasi Tensorflow

  4. Setelah dilakukan pelabelan image pada gambar, file .jpg akan berubah menjadi .xml.

    Gambar 3.10 Tampilan Label Image pada Tanaman Sehat

    Gambar 3.11 Tampilan Label Image pada Tanaman Tidak Sehat

  5. Mengubah file xml ke csv

    Gambar 3.12 Tampilan Pengubahan file XML ke CSV

  6. Mengubah xml file ke TFrecord

    Gambar 3.13 Tampilan Pengubahan XML file ke TFrecord


  7. Membuat label map

    Gambar 3.14 Membuat labelmap.pbtxt

  8. Training gambar pada tensorflow

    Gambar 3.15 Training Gambar

Analisis Waterfall

Dalam merancang prototipe ini digunakan metode waterfall ada pun tahapan yang dilalui dalam perancangan ini sebagai berikut:

  1. Tahap Requirements (kebutuhan)

    Pada tahap ini penulis menganalisa kebutuhan yang di harapkan oleh client baik dari segi software maupun hardware yang akan digunakan untuk membuat prototipe ini. Adapun kebutuhan hardware penulis menggunakan Webcam Logitech C270, Raspberry Pi B, dan laptop. Untuk kebutuhan software, penulis menggunakan tensorflow sebagai framework machine learning dan juga library OpenCV digunakan untuk pengolahan citra dinamis secara real time.

  2. Tahap Desain Sistem

    Pada tahap ini setelah kebutuhan sudah siap, maka akan merancang sebuah desain sistem yang berupa gambaran seperti membuat flowchart dan diagram bloknya.

  3. Tahap Coding

    Pada tahap ini dilakukan pembuatan coding program agar alat ini bisa digunakan nantinya. Bahasa pemrograman yang dipakai oleh Penulis adalah Python dan juga menggunakan Tensorflow sebagai framework Machine Learning dan juga OpenCV sebagai library pengolah gambar dan video.

  4. Tahap Testing

    Pada tahap ini dilakukan uji coba menggunakan metode black box dan pengujian perangkat keras dan perangkat lunak.

  5. Tahap Maintenance

    Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap sistem secara periodik agar alat tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Permasalahan Yang Dihadapi

Permasalahan Yang Dihadapi

  1. Proses pengecekan kondisi kesehatan tanaman yang masih manual mengharuskan petugas mengecek tanaman secara langsung di seluruh Taman Kota, Kota Tangerang.
  2. Petugas masih kesulitan memantau kondisi kesehatan tanaman karena banyaknya taman pada kota tangerang yang harus dikelola dan mengharuskan petugas selalu melakukan pengecekan.

Alternatif Pemecahan Masalah

  1. Membuat sistem yang dapat memantau kesehatan tanaman pada taman kota secara otomatis.
  2. Petugas tidak lagi diharuskan untuk memantau secara langsung kondisi kesehatan tanaman, karena sistem akan mengirimkan notifikasi berupa telegram kondisi tanaman apabila terdapat tanaman yang tidak sehat, sehingga dapat menghemat waktu petugas untuk melakukan pengecekan.


User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang di inginkan.

Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasrifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.5 terdapat 1 nonfunctional opsinya Inessential (I) dan 3 functional opsinya Inessential (I) harus dieliminasi. Semua requirement tersebut adalah bagian dari sistem yang dibahas, namum sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi.

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi sebagai berikut :

Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II

Keterangan

  1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan.
  2. D pada MDI artinya Desirable (Diinginkan atau tidak terlalu penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
  3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi). Maksudnya adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.

Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut :

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III

Keterangan

  1. T (Technical)

    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

  2. O (Operational)

    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimanakah cara kerja dari sistem yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut di dalam sistem.

  3. E (Economic)

    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut di dalam sistem.

    Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

    1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
    2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan
    3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan Sistem Pemantauan Sebagai Penunjang Pemeliharaan Lingkungan Taman Kota. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dapat dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.4. Final Draft Elisitasi

BAB IV

HASIL DAN UJI COBA

Uji Coba

Tahap uji coba merupakan tahap kelanjutan setelah perancangan alat telah selesai dibuat yang terdiri dari komponen software dan hardware. Lalu, hasil uji coba ini nantinya adalah sebuah sistem yang siap untuk diuji dan digunakan.

Uji Coba Hardware

Spesifikasi perangkat keras (Hardware) yang digunakan untuk uji coba sistem pemantauan sebagai penunjang pemeliharan lingkungan taman kota dapat dilihat di tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Spesifikasi Perangkat Keras

Uji Coba Software

Spesifikasi perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk uji coba sistem pemantauan sebagai penunjang pemeliharaan lingkungan taman kota dapat dilihat di tabel di bawah ini.

Tabel 4.2. Spesifikasi Perangkat Lunak

Pengujian Black box

Pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

Tabel 4.3. Pengujian Black box Pada Saat Webcam C270


Pengujian Black Box Pada Notifikasi Telegram

Tabel 4.4. Pengujian Black box Pada Notifikasi Telegram

Rangkaian Prototype Keseluruhan

Gambar 4.1. Rangkaian Keseluruhan Prototype

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.2. Flowchart Sistem Yang Diusulkan
Dapat dijelaskan gambar flowchart sistem yang diusulkan :
Webcamera akan diletakan pada tempat yang sesuai dengan posisi tanaman yang akan dipantau kesehatannya, webcamera akan membaca kondisi kesehatan tanaman melalui perubahan pola pada tanaman. Apabila kondisi tanaman tidak sehat, maka Raspberry Pi akan mengirim notifikasi kepada petugas apabila terdapat tanaman yang tidak sehat, kemudian

petugas akan melakukan pengecekan terhadap tanaman yang tidak sehat dan jika tanaman sehat maka proses selesai.

Rancangan Program

Sebelum alat dibuat dan siap digunakan maka dilakukan terlebih dahulu perancangan program. Seperti menentukan komponen dan bahasa pemrograman apa yang akan digunakan. Agar nantinya, dalam pembuatan alat ini lebih terarah dan tidak keluar konteks dari apa yang semestinya.

Perancangan Pelatihan Gambar Menggunakan Tensorflow

Pelatihan gambar atau lebih dikenal sebagai Train Image adalah komponen penting untuk mendeteksi suatu objek. Sebelum objek itu bisa dikenali maka akan dibuat klasifikasi gambar terlebih dahulu dengan diberi label antara tali sepatu yang bagus dengan tali sepatu yang rusak. Setelah melakukan klasifikasi dan memberi label pada gambar, lalu gambar tersebut mulai bisa dilatih. Pada perancangan pelatihan gambar ini, Penulis menggunakan bahasa pemrograman Python dan library tensorflow. Berikut di bawah ini adalah listing program yang digunakan untuk melatih gambar.

Gambar 4.3. Listing Program Keseluruhan


Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Raspberry Pi, tujuan dari pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.
  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.
  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan atau error.

Implementasi

Implementasi merupakan tahapan untuk meralisasikan dari prototipe alat yang telah dirancang, Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.


Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga Sistem Pemantauan Sebagai Penunjang Pemeliharaan Lingkungan Taman Kota dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Adapaun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut :


Tabel 4.4. Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

Estimasi Biaya

Berikut ini adalah rincian biaya yang di keluarkan dari pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5. Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil tahapan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

  1. Untuk dapat merancang sistem pemantauan kesehatan tanaman, penulis menggunakan Webcam Logitech C270 untuk membaca kondisi tanaman serta Raspberry Pi 3 B sebagai mikro komputer. Data tanaman yang akan dibaca oleh Webcam akan diolah melalui Tensorflow, agar dapat membedakan tanaman sehat dan tidak sehat.
  2. Setelah data tanaman diolah melalui Tensorflow, maka sistem dapat membedakan tanaman sehat dan tidak sehat melalui perubahan pola pada tanaman yang mengindikasi bahwa tanaman tersebut tidak sehat dan memerlukan perawatan.
  3. Sistem Pemantauan Sebagai Penunjang Pemeliharaan Lingkungan Taman Kota dapat mengirim notifikasi berupa email serta foto kondisi tanaman kepada petugas, email notifikasi tersebut akan terkirim apabila terjadi perbedaan pola tanaman sesuai dengan data yang telah dioleh melalui Tensorflow.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memiliki beberapa saran guna untuk pengembangan yang dapat membuat sistem ini lebih baik:

  1. Untuk pengembangan berikutnya agar sistem juga dapat mendeteksi kelebatan tanaman untuk segera dilakukan pemangkasan sebagai pemeliharaan tata kerapihan tanaman pada taman kota serta dapat ditambah buzzer sebagai sensor pengingat apabila terdapat pengunjung yang terlalu dekat dengan tanaman yang bisa mengganggu kesehatan tanaman.
  2. Pengembangan berikutnya bisa ditambahkan fungsi agar kondisi tanaman juga dapat dipantau melalui dashboard online supaya petugas bisa langsung memantau tanpa harus menunggu sistem mengirim notifikasi.
  3. Untuk pemeliharaan kesehatan tanaman yang lebih baik, sistem dapat ditambahkan jadwal pemupukan atau perawatan tanaman agar lebih terjadwal secara online.

    Daftar Pustaka

    1. Sanjaya, W., 2015. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Kencana.
    2. Wenur, S., Sengkey, R. and Lantang, O., 2014. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI POLIKLINIK UNSRAT BERBASIS WEB. Jurnal Teknik Informatika, 4(2).
    3. Maimunah, M., Manalu, D.E. and Kusuma, D.B., 2017. PERANCANGAN PROTOTYPE VISUAL PADA BAGIAN DESAIN SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PADA PT. SULINDAFIN. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), pp.4-6.
    4. Rudol, R., 2017. IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER PADA VIRTUAL PRIVATE NETWORK (VPN) MENGGUNGAKAN IPSEC. Jurnal Ilmiah INFOTEK, 2(1).
    5. Sophian, S., 2014. Pengimplementasian Dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Dan Pengendalian Stok Barang Pada Toko Swastika Servis (Ss) Bangunan Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 Didukung Dengan Database Mysql. Jurnal Momentum, 16(2).
    6. Muslihudin, M., 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Penerbit Andi.
    7. PRASETIYATI, D., Halim, A. and Dianawati, E., 2016. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit di PT Eka Timur Raya Purwodadi Pasuruan. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi, 4(1).
    8. Hutahaean, J., 2015. Konsep sistem informasi. Deepublish.
    9. 9,0 9,1 Rafika, A.S., Koswara, D. and Nugroho, B., 2019. PROTOTYPE ROBOT TEMPAT SAMPAH MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328 PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA. Insan Pembangunan Sistem Informasi dan Komputer (IPSIKOM), 4(2).
    10. Fajarianto, O., 2017. Prototype Pelayanan Akademik Terhadap Komplain Mahasiswa Berbasis Mobile. Jurnal Lentera ICT, 3(1), pp.54-60.
    11. Muslihudin, M., 2016. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur Dan UML. Penerbit Andi.
    12. Hutahaean, J., 2015. Konsep sistem informasi. Deepublish.
    13. Roihan, A., Kusumah, H. and Permana, A., 2018. Prototype Fast Tracking of Detection Offenders Smoking Zone Berbasis Internet of Things. Jurnal Informatika Mulawarman, 13(2), pp.111-117.
    14. Suleman, A.T.C., Tinangon, J.J. and Pontoh, W., 2017. ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PELUMAS (STUDI KASUS PADA PT. FAJAR INDAH KUSUMA). Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, 12(01).
    15. Agusvianto, H., 2017. Sistem Informasi Inventori Gudang Untuk Mengontrol Persediaan Barang Pada Gudang Studi Kasus: PT. Alaisys Sidoarjo. Journal Of Information Engineering and Educational Technology, 1(1), pp.40-46.
    16. Roihan, A., Permana, A. and Mila, D., 2016. Monitoring Kebocoran Gas Menggunakan Mikrokontroler Arduino UNO dan ESP8266 Berbasis Internet of Things. ICIT (Innovative Creative and Information Technology), 2(2), pp.170-183.
    17. 17,0 17,1 Susanto, F., Rifai, M.N. and Fanisa, A., 2017. Internet of Things Pada sistem keamanan ruangan, studi kasus ruang server Perguruan Tinggi Raharja. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), pp.2-7.
    18. Fauzan, M.A., 2018. Rancang Bangun Sistem Informasi SMS Gateway Dengan Metode SDLC di KSPPS Baytul Ikhtiar Bogor. INOVA- TIF, 1(1).
    19. Basya, Y.F., Rifa’i, A.F. and Arfinanti, N., 2019. PENGEMBANGAN MOBILE APPS ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MEMFASILITASI PEMAHAMAN KONSEP. Jurnal Pengembangan Pembelajaran Matematika, 1(1)
    20. Pratama, 2018. Rancang Bangun Sistem Informasi SMS Gateway Dengan Metode SDLC di KSPPS Baytul Ikhtiar Bogor. INOVA- TIF, 1(1).
    21. Hendini, A., 2016. Pemodelan UML sistem informasi monitoring penjualan dan stok barang (studi kasus: distro zhezha pontianak). Jurnal Khatulistiwa Informatika, 4(2).
    22. Jaya, K.A., Safriadi, N. and Perwitasari, A., 2018. Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Aparatur di Kejaksaan Negeri Mempawah. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN), 6(1), pp.21-25.
    23. Putri, T.R., Widowati, S. and Hakim, I.L., 2015. Pembangkitan Kasus Uji Untuk Pengujian Aplikasi Berbasis Sequence Diagram. eProceedings of Engineering, 2(3).
    24. Mustaqbal, M.S., Firdaus, R.F. and Rahmadi, H., 2016. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus: Aplikasi Prediksi Kelulusan SMNPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, 1(3).
    25. 25,0 25,1 Prastomo, A., 2015. Prototipe Sistem E-Learning dengan pendekatan Elisitasi dan Framework Codeigniter: Studi Kasus SMP Yamad Bekasi. Faktor Exacta, 7(2), pp.165-175.
    26. https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor_Exacta/article/viewFile/257/243
    27. Sofiana, S., 2017. Rancang Bangun Dashboard Administrasi Akademik di SMK Fadilah Tangerang Selatan. Jurnal Informatika Universitas Pamulang, 2(1), pp.1-6
    28. Imansari, N. and Khadiyanta, P., 2015. Penyediaan hutan kota dan taman kota sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik menurut preferensi masyarakat di kawasan pusat Kota Tangerang. Jurnal Ruang, 1(3), pp.101-110.
    29. Irmadella, A., 2018. Model Kolaborasi Stakeholders dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Bungkul Kota Surabaya. Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik, 6.
    30. https://dosenpertanian.com/pengertian-tanaman-hias/
    31. https://www.academia.edu/9491714/tanaman_hias
    32. Machfud, M., Sanjaya, M. and Ari, G., 2015. RANCANG BANGUN AUTOMATIC WEATHER STATION (AWS) MENGGUNAKAN RASPBERRY PI. ALHAZEN Journal of Physics, 2(2), pp.49-58
    33. Friendly, F., 2017. Perancangan Mikroprosesor 8 Bit dengan Menggunakan Bahasa Vhdl pada Fpga Xilinx Spartan 3. Jurnal Teknovasi: Jurnal Teknik dan Inovasi, 4(1), pp.10-27.
    34. Yenni, H. and Patria, A., 2015. Rekayasa Parking Assitance System Kendaraan dengan Sensor Ultrasonik. Teknik Informatika, STMIK Amik-Riau.
    35. Ardiansyah, B.I. and Rismawan, T., 2015. Rancang bangun sistem keamanan kendaraan bermotor dengan sms gateway berbasis mikrokontroler dan android. Jurnal Coding Sistem Komputer Universitas Tanjungpura, 3(1).
    36. Bachtiar, D. and Atikah, A., 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 5(1).
    37. Prasetiya, H.P. and Susilowati, M., 2016. Visualisasi Informasi Data Perguruan Tinggi Dengan Data Warehouse Dan Dashboard System. Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, 2(3)
    38. Fernando, E., 2014. Automatisasi smart home dengan raspberry pi dan smartphone android. Konferensi Nasional Ilmu Komputer (KONIK), 5.
    39. Irwansyah, I., Kusumah, H. and Syarif, M., 2015. PROTOTYPE ALAT PEMANTAU SALURAN AIR BAWAH TANAH DENGAN MENGGUNAKAN WEBCAM C170 BERBASIS RASPBERRY PI. CERITA Journal, 1(1), pp.37-45.
    40. Aisa, S., 2016. Implementasi Private Cloud Menggunakan Raspberry PI Untuk Pengaksesan Data Pribadi. Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, 6(2), pp.137-152.
    41. Kurniawan, M.I., Sunarya, U. and Tulloh, R., 2018. Internet of Things: Sistem Keamanan Rumah berbasis Raspberry Pi dan Telegram Messenger. ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika, 6(1), p.1.
    42. Ginting, B.S. and Rahmadan, F., 2018. Perancangan Game Become a King Berbasis Artificial Intelligence. METHOMIKA: Jurnal Manajemen Informatika & Komputerisasi Akuntansi, 2(1), pp.12-21.
    43. Gulo, A.A.H.S. and Syahrizal, M., 2018. Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Hemofilia Pada Manusia Menerapkan Metode Case Based Reasoning. Pelita Informatika: Informasi Dan Informatika, 17(1).
    44. Putra, I.D.G.A.B., Darmawiguna, I.G.M. and Wirawan, I.M.A., 2015. Aplikasi Virtual Air Kendang Berbasis Augmented Reality dengan Menggunakan Pendekatan Object Tracking. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (ISSN: 2252-9063), 4(5).
    45. Arsy, L., Nurhayati, O.D. and Martono, K.T., 2016. Aplikasi Pengolahan Citra Digital Meat Detection Dengan Metode Segmentasi K-Mean Clustering Berbasis OpenCV Dan Eclipse. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 4(2), pp.322-332
    46. Wei, Y., Xia, W., Lin, M., Huang, J., Ni, B., Dong, J., Zhao, Y. and Yan, S., 2015. HCP: A flexible CNN framework for multi-label image classification. IEEE transactions on pattern analysis and machine intelligence, 38(9), pp.1901-1907.
    47. Akata, Z., Perronnin, F., Harchaoui, Z. and Schmid, C., 2015. Label-embedding for image classification. IEEE transactions on pattern analysis and machine intelligence, 38(7), pp.1425-1438
    48. Erhan, D., Szegedy, C., Toshev, A. and Anguelov, D., 2014. Scalable object detection using deep neural networks. In Proceedings of the IEEE conference on computer vision and pattern recognition (pp. 2147-2154).
    49. Hou, Q., Cheng, M.M., Hu, X., Borji, A., Tu, Z. and Torr, P.H., 2017. Deeply supervised salient object detection with short connections. In Proceedings of the IEEE Conference on Computer Vision and Pattern Recognition (pp. 3203-3212).
    50. Parekh, H.S., Thakore, D.G. and Jaliya, U.K., 2014. A survey on object detection and tracking methods. International Journal of Innovative Research in Computer and Communication Engineering, 2(2), pp.2970-2979.
    51. Borse, M.K. and Nikhare, R., International Journal of Modern Trends in Engineering and Research.
    52. Abdillah, A.A., Murfi, H. and Satria, Y., 2015. Uji Kinerja Learning to Rank dengan Metode Support Vector Regression. IndoMS Journal on Industrial and Applied Mathematics, 2(1), pp.15-25.
    53. Honakan, H., Adiwijaya, A. and Al Faraby, S., 2018. Analisis Dan Implementasi Support Vector Machine Dengan String Kernel Dalam Melakukan Klasifikasi Berita Berbahasa Indonesia. eProceedings of Engineering, 5(1).
    54. Muhammad, H., Arimbawa, I.W.A. and Jatmika, A.H., 2019. ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM AUTENTIKASI PORT KNOCKING DAN SINGLE PACKET AUTHORIZATION PADA SERVER RASPBIAN. Jurnal Informatika dan Rekayasa Elektronik, 2(1), pp.28-37.
    55. Abadi, M., Barham, P., Chen, J., Chen, Z., Davis, A., Dean, J., Devin, M., Ghemawat, S., Irving, G., Isard, M. and Kudlur, M., 2016. Tensorflow: A system for large-scale machine learning. In 12th {USENIX} Symposium on Operating Systems Design and Implementation ({OSDI} 16) (pp. 265-283).
    56. Ertam, F. and Aydın, G., 2017, October. Data classification with deep learning using Tensorflow. In 2017 International Conference on Computer Science and Engineering (UBMK) (pp. 755-758). IEEE.
    57. Prabowo, T., Sularsa, A. and Periyadi, P., 2015. Pembuatan Prototype Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Raspberry Pi Dengan Memanfaatkan Layanan Webservice. eProceedings of Applied Science, 1(3).
    58. Lestari, J. and Gata, G., 2011. Webcam monitoring ruangan menggunakan sensor gerak PIR (Passive Infra Red). Budi Luhur Information Technology, 8(2).
    59. Rahardja, U., Aini, Q. and Thalia, M.B., 2018. Penerapan Menu Konfirmasi Pembayaran Online Berbasis Yii pada Perguruan Tinggi. Creative Information Technology Journal, 4(3), pp.174-185
    60. Tovar, J.C., Hoyer, J.S., Lin, A., Tielking, A., Callen, S.T., Elizabeth Castillo, S., Miller, M., Tessman, M., Fahlgren, N., Carrington, J.C. and Nusinow, D.A., 2018. Raspberry Pi–powered imaging for plant phenotyping. Applications in plant sciences, 6(3), p.e1031.
    61. Patil, B., Panchal, M.H., Yadav, M.S., Singh, M.A. and Patil, M.D., 2017. Plant Monitoring using image processing, raspberry Pi & Iot. International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET), pp.1337-1342.
    62. Singh, V. and Misra, A.K., 2017. Detection of plant leaf diseases using image segmentation and soft computing techniques. Information processing in Agriculture, 4(1), pp.41-49.
    63. Chithra, P.L. and Pushparani, S.J., A Survey on Various Leaf Identification Techniques for Medicinal Plants.
    64. Bhati, N., Sense Pi: Plant Health Monitoring and Local Database Connectivity Using Raspberry Pi.
    65. Permadi, Y. and Murinto, M., 2015. Aplikasi Pengolahan Citra Untuk Identifikasi Kematangan Mentimun Berdasarkan Tekstur Kulit Buah Menggunakan Metode Ekstraksi Ciri Statistik. Jurnal Informatika Ahmad Dahlan, 9(1).
    66. Koemarijanto, K. and Hadiwiyatno, H., 2019. RANCANG BANGUN PROTOTYPE SISTEM PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN TAMAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI. Jurnal Jartel: Jurnal Jaringan Telekomunikasi, 9(2), p.138.
    67. Riska, S.Y., Cahyani, L. and Rosadi, M.I., 2015. Klasifikasi Jenis Tanaman Mangga Gadung dan Mangga Madu Berdasarkan Tulang Daun. Jurnal Buana Informatika, 6(1).
    68. Imaduddin, Z., 2015. Aplikasi Mobile untuk Deteksi dan Klasifikasi Daun secara Real Time. Jurnal Teknologi Terpadu (JTT), 1(1).
    69. Zamroni, M., Fitriyah, H. and Maulana, R., 2018. Sistem Pendeteksi Penyakit Daun Bawang Merah Probolinggo Menggunakan Metode Template Matching Berbasis Raspberry Pi. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN, 2548, p.964X.

Contributors

Ria irmalinda