SI1531487930

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM : 1531487930

NAMA : SARIA RIZKI PRATAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION


Disusun Oleh :

NIM
: 15314879309
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Dekan Fakultas
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
NIP : 006095
       
NIP : 011919
Rektor
Universitas Raharja
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
NIP : 000603



UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1531487930
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System


Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ahmad Roihan,S.Kom., M.T.I)
   
NID : 15005
   
NID : 12003

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1531487930
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

TA. 2019/2020

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION

 


Disusun Oleh :

NIM
: 1531487930
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputera
Konsentrasi
: Computer System

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

 

Tangerang, 20 Januari 2020
Saria Rizki Pratama
NIM : 1531487930

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;





ABSTRAKSI

Burung adalah salah satu jenis hama atau perusak yang terdapat pada area persawahan. Umumnya para petani menggunakan tali-tali plastik dan orang-orangan sawah untuk mengusir hama burung tersebut, cara yang dilakukan oleh para petani tersebut ternyata kurang efektif, hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya hama burung yang merusak area persawahan yang mengakibatkan kurang maksimalnya produktivitas hasil panen. Sebuah metode automasi yang cerdas dibutuhkan untuk menjawab kesulitan yang dialami oleh para petani tersebut. Dengan menerapkan sistem pengusir burung secara otomatis dengan cara mendeteksi keberadaan burung serta memanfaatkan frekuensi suara yang dikeluarkan sebesar 20KHz - 50KHz maka mampu mengusir hama burung. Alat ini bekerja dengan cara menggunakan Kamera WebCam untuk menangkap objek burung dalam setiap frame yang kemudian diproses oleh Raspberry Pi. Setelah objek tertangkap pada kamera maka ESP8266 akan aktif dan mengaktifkan actuator berupa Frekuensi Suara sebesar 20KH - 50KHz.

Kata Kunci : [Raspberry Pi, Kamera WebCam, Frekuensi Suara, ESP8266]


ABSTRACT


Birds are a type of pest or destroyer found in rice fields. In general, farmers use plastic ropes and scarecrow to repel the pests of birds, the method used by the farmers is apparently ineffective, it can be seen from the number of bird pests that damage the rice fields which results in less optimal yield productivity . An intelligent automation method is needed to address the difficulties experienced by these farmers. By implementing a bird repellent system automatically by detecting the presence of birds and utilizing the sound frequency issued at 20KHz - 50KHz, it is able to repel bird pests. This tool works by using the WebCam Camera to capture bird objects in each frame which are then processed by the Raspberry Pi. After the object is captured on the camera, ESP8266 will activate and activate the actuator in the form of Sound Frequency of 20KH - 50KHz.

Keywords: [Raspberry Pi, WebCam Camera, Sound Frequency, ESP8266]




KATA PENGANTAR


Alhamdulilah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:.

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
  3. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.SI. selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer.
  5. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukkan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Hani Dewi Ariessanti, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukkan, motivasi dan semangat kepada penulis.
  7. Bapak Bambang Sugiarto selaku Ketua Koordinator Penyuluh yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitian skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Kepada keluarga tercinta Ibu, Bapak dan Hana Hanifah yang selalu memberi perhatian penuh yang begitu besar kepada penulis untuk selalu bersemangat, memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  10. Teman – teman seperjuangan terutama Wahiddin Asyidqi Al Islami yang sangat membantu dan Rizki Hella, Selfianah, Budi Mulya Prakoso, Rifai, yang selalu ada untuk memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


   

Tangerang, Januari 2020
Saria Rizki Pratama
NIM : 1531487930

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karateristik Sistem

Gambar 2.2 "'Path Tasting

Gambar 2.3 Sisbol Flowchart dan Fungsinya

Gambar 2.4 Model Raspberry Pi B

Gambar 2.5 Arduino Wemos D1 R2 (Process Flowchart)

Gambar 2.6 Sketches

Gambar 2.7 Logitech C270

Gambar 2.8 Blok Diagram Pengolahan Citra Digital

Gambar 2.9 Nilai Warna RGB Hexadesimal

Gambar 2.10 Komposisi Warna RGB

Gambar 2.11 Fungsi Aktivitas

Gambar 2.12 Arsitektur Lapisan Tunggal

Gambar 2.13 Arsitektur Lapisan Multilayar

Gambar 2.14 Arsitektur Lapisan Kompetitif

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Diagram Blok

Gambar 3.3 SD Card Formatterr

Gambar 3.4 Win32 Disk Imager

Gambar 3.5 Konfigurasi

Gambar 3.6 Advance IP Scanner

Gambar 3.7 PuTT Configuration

Gambar 3.8 Tampilan Raspberry Pi di PuTTY

Gambar 3.9 Mengaktifkan P3 VNC

Gambar 3.10 Tampilan VNC Viewer

Gambar 3.11 Tampilan Login Raspberry Pi pada VNC Viewer

Gambar 3.12 Tampilan Raspberry Pi pada VNC Viewer

Gambar 3.13 Flowchart

Gambar 4.1 Sistem yang diusulkan

Gambar 4.2 source code pada program Raspberry pi


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Spesifikasi Raspberry Pi Tipe A dan B

Tabel 2.2 Spesifikasi Logitech

Tabel 2.3 Contoh Warna DAlam Hexadesimal

Tabel 2.4 Tabel Kebenaran AND NOT

Tabel 3.1 Daftar Komponen

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Daftar Pengujian Perancangan Pengusir Burung

Tabel 4.2 Pengujian Remote pada VNC Viewer

Tabel 4.3 Pengujian Kamera Logitech

Tabel 4.4 Tabel Pengujian Solar Panel ON

Tabel 4.5 Tabel Daya Tahan Baterai

Tabel 4.6 Frekuensi Suara

Tabel 4.7 Koneksi Kejaringan Raspberry Pi

Tabel 4.8 Pemberitahuan Jumlah Burung pada Telegram

Tabel 4.9 Sourcecode Python Raspberry Pi

Tabel 4.10 Tabel Implementasi Estimasi Biaya Yang Dikeluarkan



DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM



BAB I
=
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada saat ini, teknologi semakin berkembang dengan sangat cepat dan semakin canggih. Perkembangan dengan sangat cepat teknologi ini pastinya sangat berkaitan dengan perkembangan teknologi komponen elektronika. Perkembangan teknologi komponen elektronika tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu elektronika sangat berpengaruh. Sebuah komponen mampu mengendalikan sebuah chip IC yang dapat diisi program dan logika yang disebut teknologi Mikroprosesor

Mikroprosesor merupakan salah satu ilmu dalam bidang elektronika yang dipelajari pada perkuliahan jurusan Sistem Komputer, kemudian timbul gagasan untuk mengimplementasikan sebuah alat berbasis mikroprosesor yang serba otomatis dan efisiensi, saat ini penelitian melakukan observasi terhadap populasi burung disekitar persawahan.

Terdapat beberapa cara yang biasa dilakukan petani untuk mencegah serangan hama burung terhadap padi diantaranya dengan menggunakan orang-orangan sawah atau tali yang diberi plastik untuk menakut-nakuti burung tidak jarang juga petani secara langsung mengusir burung yang setiap waktu hinggap dipadi mereka dan mereka diwajibkan menjaga sawah dari serangan burung dari jam 6-10 pagi dan jam 2-6 sore, karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang kritis bagi tanaman padi diserang burung. Agar tidak kelelahan, ada juga beberapa petani yang mempekerjakan orang untuk menjaga sawah mereka, langkah ini jelas tidak efisien karena petani harus kembali mengeluarkan biaya guna membayar penjaga burung.

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka sangat penting untuk membuat sebuah alat membantu petani mengusir burung yang menjadi salah satu hama bagi padi, alat ini mengeluarkan frekuensi suara yang dapat mengganggu pendengaran burung. Frekuensi suara yang dikeluarkan alat ini 20 KHz sampai 50 KHz dengan tingkat tekanan suara yang bervariasi tetapi frekuensi suara yang ditakuti oleh hama burung pada frekuensi, kemudian peneliti tuangkan ke dalam karya ilmiyah yang berjudul "Perancangan Wireless Sensor Actuator Networks pada Bird Repellent Device berbasis Computer Vision".

Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah dapat diindentifikasikan masalah sebagai berikut:

  1. Makin meningkatnya populasi hama burung sebagai salah satu kendala utama menurunnya hasil panen padi.
  2. Belum berhasil menggunakan metode pengusiran hama burung, seperti memasang tali yang diberi plastik ataupun orang-orangan sawah.
  3. Belum adanya alat untuk membantu mengusir hama burung yang bisa diletakkan di area persawahan sebagai alat bantu petani menjauhkan padinya dari serangan hama burung.
  4. Tidak dapat menjaga secara real time
  5. Mengurangi investasi biaya yang cukup besar untuk mempekerjakan petani.

Rumusan Masalah

Dalam pembuatan sebuah sistem, tentu tidak akan terlepas dari beberapa permasalahan. Dari latar belakang diatas maka, dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut:

  1. Apakah prototipe alat pengusiran burung merupakan solusi yang tepat untuk mengusir burung pada persawahan?
  2. Bagaimana merancang perangkat keras dan lunak prototipe alat pengusir hama burung berbasis Raspberry Pi?
  3. Bagaimana merancang perangkat keras dan lunak prototipe alat pengusir hama burung berbasis Raspberry Pi?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebuah prototipe berbasis Raspberry Pi secara Computer Vision pada persawahan. “Perancangan Wireless Sensor Actuator Networks pada Bird Repellent Device berbasis Computer Vision” ini dirancang guna mengusir burung pada persawahan. Cangkupan ruang lingkup penelitian ini meliputi:

  1. Membangun alat ini menggunakan Raspberry Pi.
  2. Instalasi dan konfigurasi untuk menambahkan alat ini agar bisa diakses secara Desktop.
  3. Mengaplikasikan prototipe “Perancangan Wireless Sensor Actuator Networks pada Bird Repellent Device berbasis Computer Vision”.

Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini tentunya dilakukan dengan tujuan dan manfaat yang diharapkan peneliti. Tujuan dan manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

  1. Untuk mensterilkan persawahan dari hama burung.
  2. Untuk mempermudah pekerja para petani.
  3. Menghemat biaya investasi untuk mempekerjakan petani.

Manfaat Penelitian

Alat ini mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:

  1. Pekerjaan petani mengusir burung bisa terbantu atau tergantikan oleh alat ini.
  2. Mengurangi jumlah populasi burung pemakan padi.
  3. Petani bisa lebih produktif lagi ketika mengusir burung.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam pencarian data-data berupa teori maupun yang diperoleh dari hasil lapangan, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

  1. Metode Pengamatan Langsung (Observation). Merupakan cara pengumpulan data dimana penelitian terlibat langsung ke lokasi penelitian. Dalam hal ini penelitiannya perlu mengunjungi persawahan Kecamatan Patia sebagai lokasi penelitian untuk mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Dengan cara ini penelitian diharapkan dapat mengetahui dan memahami yang akan peneliti analisa pada Persawahan Kecamatan Patia.
  2. Metode Wawancara (interview). Wawancara adalah suatu cara yang dilakukan untuk memproses data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dari pihak pengumpulan data dalam hal ini penelitian kepada narasumber atau sumber data.
  3. Studi Pustaka (Library Research). Metode studi kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode observasi dan wawancara yang dilakukan. Dengan cara mengambil intisari dari sumber literatur-literatur berupa buku, artikel dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi bisa diperbolehkan dari buku-buku atau internet.

Metode Perancangan

Metode yang digunakan dalam perancangan alat menggunakan diagram blok, dimana tahap demi tahap proses pembuatan alat dinyatakan kedalam ringkasan gambar yang menyatakan gabungan sebab dan akibat antara masukkan dan keluaran dari sistem yang dibangun

Metode Analisa

Analisa digunakan untuk mengetahui akar penyebab suatu permasalahan sehingga tepat sasaran. Analisa yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action). Dengan metode ini memungkinkan penulis memecahkan suatu masalah yang dimulai dari mengumpulkan semua permasalahan yang ada hingga pada penetapan suatu solusi dan mengimplementasikan solusi tersebut.

Metode Prototipe

Prototipe adalah suatu proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototipe memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakaian untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat yang akan dibuat.

Peneliti menerapkan prototipe dengan menggunakan evolutionary (sebab evolusi itu terjadi) karena pada metode ini, hasil prototipe tidak langsung dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian

Pada metode ini dilakukan suatu percobaan atau praktek merakit sebuah alat pengusir burung berbasis Raspberry Pi yang dapat dikonfigurasi secara Desktop.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas penulisan skripsi ini, maka materi-materi yang tertera pada penulisan ini di kelompokan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang bersumber dari buku, jurnal serta literatur review yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini membahas masalah yang terdiri dari sejarah singkat BPP dan UPT, struktur organisasi dan wewenang serta tanggung jawab, alur proses sistem serta gambaran sistem yang sudah berjalan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran sistem yang diusulkan, hasil peneliti dari prototipe yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem, serta dilakukan evaluasi dan estimasi biaya yang dikeluarkan untuk implementasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan pengembangan sistem setelah pembuatan alat dan observasi pada perusahaan berdasarkan pada bab-bab yang diuraikan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II
LANDASAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.

Teori Umum

Definisi Perancangan

Menurut Maimunah (2017:2)[1], “Setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupan dialam semesta ini”.

Menurut Rudol (2017:2)[2],“Perancangan adalah pembuatan suatu gambaran atau apa-apa yang sudah dipersiapkan pada aplikasi yang akan dibuat. Dari –menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya”.


Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2015:3)[3],dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Perancangan Sistem Informasi: Pembahasan secara praktis dengan Contoh kasus menjelaskan bahwa, “sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja, dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama.”

Muslihudin dan Oktafianto (2016:2)[4],“Sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.”

Menurut Mulyadi (2016:4)[5],“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terbandu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”

Berdasarkan beberapa definisi sistem diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling terkait sehingga membentuk suatu pola yang terpandu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahean (2014:1)[6],“Sistem itu dikatakan sistem yang baik, jika memiliki karakteristik yaitu:

  1. Komponen

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa sub sistem atau bagian-bagian dari sistem.

  3. Batasan Sistem (Boundary)

  4. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain dengan lingkungan luarnya. . Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

  6. Lingkungan luar sistem (evironment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

  7. Punghubung Sistem (Interface)

  8. Penghubung Sistem Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari sub sistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

  9. Masukan Sistem(Input)

  10. Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan signal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem computer program adalah sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem(Output)

  12. Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

  13. Pengolahan Sistem (Processing)

  14. Pengolahan suatu sistem menjadi bagian pengolahan yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

  15. Sasaran Sistem(Objective)

  16. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Klasifikasi Sistem

Menurut Tyoso (2016:5-7)[7]sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Sistem alamiah (Natural System)

  2. sistem ini muncul secara alamiah tanpa campur tangan manusia. setiap manusia merupakan sebuah sistem, sistem pencernaan merupakan contoh dari subsistem tubuh manusia.

  3. Sistem tiruan (Artificial System)

  4. diciptakan untuk mendukung tujuan tertentu. Suatu organisasi bisnis harus memperoleh keuntungan, tetapi ia dapat pula mengejar tujuan lainnya, misalkan memberi beasiswa kepada anak sekolah untuk penduduk setempat.

  5. Sistem Deterministik (Deterministic System)

  6. bekerjanya sistem ini dapat diramalkan sebelumnya. Masukan sistem ini secara pasti menentukan jenis keluarannya.

  7. Sistem Probabilistik (Probabilistic System)

  8. dapat dilacak hanya dengan menggunakan nilai distributor probabilitas, selalu ada ketidakpastian nilai yang sesungguhnya pada sembarang waktu.

  9. Sistem Tertutup (Closed System)

  10. pada sistem ini tidak terjadi pertukaran atau penggunaan sumber daya dengan atau dari lingkungannya, maka output dari sistem ini tidak berkaitan dengan lingkungannya pula.

  11. Sistem Terbuka (Open System)

  12. menggunakan sumber daya dari lingkungannya sehingga keluarannya berkaitan dengan lingkungan juga.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[8],“Nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun”.

Menurut Prasetiyati, Dani (2016:4)[9],mengatakan bahwa “Data dapat didefinisikan sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan definisi data merupakan bahan yang belum mengandung makna dan masih harus diolah lebih lanjut agar data itu menjadi informasi dan menghasilkan suatu yang lebih berguna.

Pengolahan Data

Menurut George R. Terry Ph.D dalam buku karya Hutahean (2014-8)[6]“Pengolahan data adalah serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan”.

Ada 8 unsur pokok pengolahan data, yaitu:

  1. membaca

  2. Menulis atau mengetik

  3. Mencatat atau mencetak

  4. Menyortir

  5. Menghitung

  6. Membandingkan

  7. Menyimpan

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[8],“Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan”.

Menurut Hengki Tamando Sihotang (2018:7)[10],“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerima dan Sistem Informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang.

Siklus Informasi

Menurut Hutahean, Jeperson (2014:10)[6],“Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan model proses yang tertentu. Misalkan suhu dalam Fahrenheit diubah ke Celcius.

Dalam hal ini digunakan model matematika berupa rumus konversi dari derajat Fahrenheit menjadi satuan derajat Celcius. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, yang berarti menghasilkan keputusan dan melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya yang disebut siklus informasi (Information Cycles). Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data (Data Processing Cycles).

Definisi Monitoring

Menurut Cassely dan Kumar dalam Lestari (2017:24)[11],“Monitoring merupakan program yang terintegrasi, bagian penting di praktek manajemen yang baik dan karena itu merupakan bagian integral di manajemen sehari-hari”.

Menurut Clayton dan Petry dalam Lestari (2017:24)[11],“Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi. Untuk membantu pengambilan keputusan manajemen program atau proyek”.

Dari beberapa pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses pengumpulan data atau informasi yang sudah ada, berdasarkan pada indikator yang tersedia yang bertujuan untuk memutuskan tindakan selanjutnya.

Konsep Dasar Pengujian

Definisi Pengujian

Menurut Mustaqbal et al. (2015:31)[12],“Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan.

Menurut Shi dalam Mustaqbal et al. (2015:32)[12],“Pengujian atau testing sendiri merupakan elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari siklus hidup pengembangan software seperti halnya analisis, desain, dan pengkodean”.

Karakteristik Umum Pengujian

Menurut Bhat dan Quadri dalam Mustaqbal et al. (2015:32)[12],“Pengujian harus memiliki karakteristik umum berupa:

  1. Testing dimulai pada level modul dan bekerja keluar ke arah integrasi pada sistem berbasiskan komputer.

  2. Teknik testing yang berbeda sesuai dengan poin-poin yang berbeda pada waktunya.

  3. Testing diadakan oleh pembuat/pengembang software dan untuk proyek yang besar oleh group testing yang independen.

  4. Testing dan Debugging adalah aktivitas yang berbeda tetapi debugging harus diakomodasikan pada setiap strategi testing.

Jenis-jenis Pengujian

Black Box Testing

Menurut Mohd. Ehmer Khan dalam Kumar et al. (2015:33)[13],“Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing. A software testing technique whereby the internal workings of the item being tested are not known by the tester. For example, in a black box test on AUT the tester only knows the inputs and what the expected outcomes should be and how the program arrives at those outputs”.

The tester does not ever examine the programming code and does not need any further knowledge of the program other than its specifications. For this reason, the tester and the programmer can be independent of one another, avoiding programmer’s biasness towards his own work. This method of test design is applicable to all levels of software testing: unit, integration, functional testing, system and acceptance. Black Box Testing is also known as clear box testing, glass box testing, transparent box testing, and structural testing”.

Jenis Black Box Testing

Menurut Shivkumar Hasmukhrai Trivedi dan Anitha A dalam Kumar et al. (2015:34)[13],ada beberapa jenis Black Box Testing, antara lain:

  1. Build Verification Tasting (BVT)

  2. Merupakan serangkaian pengujian, yang melatih fungsi utama dari aplikasi.

  3. User Interface Tasting

  4. User Interface Testing adalah pengujian antarmuka pengguna untuk memastikan bahwa ia mengikuti standar yang diterima dan memenuhi persyaratannya. Pengujian antarmuka pengguna sering disebut sebagai pengujian antarmuka pengguna grafis (GUI) atau pengujian UI yaitu menguji ekstensi antarmuka aplikasi ke pengguna. Ini termasuk bagaimana aplikasi menangani input keyboard dan mouse dan bagaimana menampilkan teks layar, gambar, tombol, menu, kotak dialog, ikon, toolbar, dan banyak lagi.

  5. Usability Tasting

  6. Usability Testing adalah teknik pengujian black-box. Tujuannya adalah untuk mengamati pengguna yang menggunakan sistem tersebut untuk menemukan kesalahan. Pengujian ini biasanya mengukur seberapa baik sistem dalam merespon efisiensi, akurasi, kemudahan dalam cara penggunaan, tanggapan atau pendapat pengguna, berapa banyak waktu, dan berapa banyak langkah, yang diperlukan bagi pengguna untuk menyelesaikan tugas-tugas dasar.

  7. Integration Tasting

  8. Pengujian integrasi berfokus pada antarmuka antar unit, untuk memastikan unit bekerja bersama. Ada tiga pendekatan utama untuk pengujian integrasi yaitu top-down, bottom-up dan big bang. Top-down, menggabungkan, menguji, dan meresolusi rutin tingkat teratas yang menjadi ujian ‘harness’ atau ‘perancah’ untuk tingkat lebih rendah unit. Bottom-up menggabungkan dan menguji unit tingkat rendah ke modul dan substasiun yang lebih besar secara progresif. Big Bang adalah metode pengujian integrasi yang lazim. Pengujian ini menunggu semua unit modul selesai sebelum mencobanya.

  9. Compatibility Tasting

  10. Merupakan pengujian yang dilakukan pada aplikasi untuk mengevaluasi aplikasi dengan lingkungan komputasi. Lingkungan komputasi dapat berisi beberapa atau semua elemen seperti Database (Oracle, Sybase, DB2, dll.) Perangkat Lunak Sistem Lainnya (server Web, alat jaringan / pesan, dll.) Kompatibilitas Browser (Firefox, Netscape, Internet Explorer, Safari, dll.)

  11. Performance Tasting;

  12. Pengujian kinerja adalah bagian dari rekayasa kinerja, praktik ilmu komputer yang sedang berkembang yang berusaha untuk membangun kinerja ke dalam desain dan arsitektur sistem, sebelum permulaan upaya pengkodean yang sebenarnya. Ini berkaitan dengan pengujian seberapa baik sebuah aplikasi mengkompilasi ke persyaratan kinerja. Pengujian kinerja dapat melayani berbagai tujuan. Ini dapat menunjukkan bahwa sistem memenuhi kriteria kinerja. Bisa membandingkan dua sistem untuk menemukan yang berkinerja lebih baik. Atau dapat mengukur bagian apa dari sistem atau beban kerja yang menyebabkan sistem itu berkinerja buruk.

  13. Acceptance Tasting

  14. Pengujian penerimaan adalah prosedur pengujian tingkat tinggi yang memastikan bahwa aplikasi berperilaku sebagaimana diterima oleh klien. Tes penerimaan beroperasi pada aplikasi yang terintegrasi penuh. Mereka dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi tidak memiliki kesalahan kriteria penerimaan; didirikan untuk produk.

White Box Tasting

Pengujian Kotak Putih adalah teknik pengujian berdasarkan struktur internal komponen atau sistem. Dalam Pengujian Kotak Putih perlu bagi penguji untuk memiliki pengetahuan pemrograman yang baik, jadi untuk lebih memahami kode sumber. Pengujian Kotak Putih dapat dilakukan kapan saja dalam siklus hidup setelah kode dikembangkan. Pengujian Kotak Putih juga dikenal sebagai pengujian kotak yang jernih, terbuka, struktural, dan kaca.

Jenis White Box Tasting
  1. Control Flow Tasting

  2. Ini adalah strategi pengujian struktural yang menggunakan aliran kontrol program sebagai aliran kontrol model dan lebih nikmat tetapi lebih sederhana jalur di atas jalur yang lebih sedikit tetapi rumit. Uji perilaku aliran kontrol berlaku untuk hampir semua perangkat lunak dan efektif untuk sebagian besar perangkat lunak. Ini adalah teknik fundamental.

  3. Statement Converage & Branch Coverage

  4. Dalam bahasa pemrograman, pernyataan hanyalah garis kode atau instruksi untuk komputer untuk memahami dan bertindak demikian. Pernyataan menjadi pernyataan yang dapat dieksekusi ketika dikompilasi dan diubah menjadi kode objek dan melakukan tindakan saat program sedang dalam mode berjalan. Oleh karena itu "Statement Coverage", adalah metode memvalidasi bahwa setiap baris kode dijalankan setidaknya sekali. "Branch" dalam bahasa pemrograman seperti "pernyataan IF". Jika pernyataan memiliki dua cabang: benar atau salah. Jadi di Branch Coverage (juga disebut Decision Coverage).

  5. Path Tasting

  6. Path coverage menguji semua jalur program. Ini adalah teknik komprehensif yang memastikan bahwa semua jalur program dilalui setidaknya sekali. Cakupan Jalur bahkan lebih kuat dari jangkauan Cabang. Teknik ini bermanfaat untuk menguji program yang kompleks.

  7. Data Flow Tasting

  8. Sebuah teknik desain tes kotak putih di mana kasus uji dirancang untuk mengeksekusi definisi dan menggunakan pasangan variabel. Di dalam jenis pengujian grafik aliran kontrol diilustrasikan dengan informasi tentang bagaimana variabel program didefinisikan dan digunakan. Pengujian aliran data adalah rangkaian strategi pengujian berdasarkan memilih jalur melalui alur kontrol program untuk menjelajah urutan kejadian yang terkait dengan status variabel atau objek data. Pengujian Aliran Data berfokus pada titik-titik di mana variable menerima nilai dan poin di mana nilai-nilai ini digunakan.

  9. Loop Tasting

  10. Pengujian loop adalah teknik White Box Testing yang memfokuskan secara eksklusif pada validitas pengulangan loop. Sepotong kode mengeksekusi terus menerus sampai kondisi menjadi salah dan menguji apakah itu tepat atau tidak. Yang diuji dalam Pengujian Loop?

  11. Loops Testing mengungkap masalah inisialisasi loop.

  12. Dengan melalui loop sekali, variabel terinisialisasi dalam loop dapat ditentukan

  13. Pengujian juga dapat memperbaiki masalah pengulangan loop.

  14. Loops juga dapat mengungkapkan kemacetan kapasitas / kinerja.

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Peter Sutanto dkk (2017:2)[14]“Flowchart adalah suatu teknik analisa yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi dalam pola yang jelas, logikal dan ringkas. Keuntungan dari penggunaan flowchart adalah representasi dalam bentuk gambar lebih mudah dipahami dan membuat lebih mudah dalam menyimpan suatu data interview serta dapat dengan mudah dan cepat untuk direvisi”.

Menurut Andini Tirta Cricela Suleman dkk (2017:3)[15]“Flowchart adalah penyajian secara grafis dari sistem informasi dan sistem operasi yang terkait. Sistem informasi disini meliputi proses, aliran logis, input, output, dan arsip”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Flowchart merupakan suatu teknik analisa dengan penyajian secara grafis untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi dalam pola yang jelas, logikal dan ringkas.

Jenis-jenis Flowchart

Menurut Agusvianto, Hendra (2017:40)[16],“Ada beberapa jenis flowchart diantaranya”:

  1. Bagan alir sistem (Systems Flowchart)

  2. Bagan pada alir dokumen (Document Flowchart)

  3. Bagan pada alir skematik (Schematic Flowchart).

  4. Bagan pada alir program (Program Flowchart)

  5. Bagan alir proses (Process Flowchart)

Konsep Dasar Internet Of Things (IoT)

Definisi Internet Of Things

Menurut Limantara (2017:2)[17],“Internet of Things (IoT) adalah skenario dari suatu objek yang dapat melakukan suatu pengiriman data/informasi melalui jaringan tanpa campur tangan manusia”.

Menurut Hutabarat (2018:2)[18],“Internet of Things (IoT) adalah istilah yang menggambarkan interkoneksi berbagai objek melalui internet tanpa interaksi manusia dengan manusia”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Internet of Things (IoT) merupakan suatu objek yang dapat mengirim data atau informasi melalui jaringan internet tanpa interaksi manusia dan menggambarkan interkoneksi berbagai objek dan memudahkan untuk dilakukan dan luas penerapannya

Manfaat Internet Of Things

Berikut ini adalah beberapa manfaat dalam beberapa bidang yaitu:

  1. Sektor Pembangunan

  2. Sektor Energi

  3. Sektor Pendidikan.

  4. Sektor Kesehatan

  5. sektor Industri

  6. sektor Transportasi

  7. sektor Perdagangan

  8. sektor Keamanan

  9. sektor Teknologi dan Jaringan

Konsep Dasar Siklus PDCA

Sejarah Siklus PDCA

Menurut Chakraborty and Technique Polytechnic Institute (2016:15)“PDCA didasarkan pada siklus Shewhart, dan dipopulerkan oleh Dr. W. Edwards Deming yang dianggap oleh banyak orang sebagai Bapak kualitas kontrol modern. Selama kuliah di Jepang di awal 1950-an, Deming mencatat bahwa peserta Jepang mempersingkat langkah siklus ke arah tradisional dengan siklus Plan, Do, Check dan Act”. Pada tahun 1993 Edwards Deming memodifikasi siklus Shewhart dan menyebutnya Shewhart Cycle sebagai proses pembelajaran dan peningkatan atau lebih dikenal dengan siklus PDSA. Deming menggambarkannya sebagai diagram alir untuk pembelajaran dan peningkatan produk atau proses. Siklus PDSA berisi beberapa langkah berikut:

  1. Plan. Rencanakan perubahan atau test yang ditunjukan untuk peningkatan.

  2. Do. Lakukan perubahan atau test (sebaiknya dalam skala kecil).

  3. Study. Periksa hasilnya. Apa yang kami pelajari? Apa yang salah?

  4. Act. Mengadopsi perubahan, meninggalkannya atau menjalankan siklus lagi.

Pengertian Siklus PDCA

Menurut Basu Chakraborty and Technique Polytechnic Institute (2016:14), “Hasil aktual dari suatu tindakan dibandingkan dengan target atau set point. Perbedaan antara keduanya kemudian disebutkan dan tindakan korektif diadopsi jika disparitasnya menjadi besar. Sifat terus menerus dan berkelanjutan dari perbaikan yang berkelanjutan mengikuti definisi umum dari sebuah kendali yang diwakili oleh siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act)”.

Fase Siklus PDCA

PDCA terdiri dari 4 fase, antara lain:

  1. Plan

  2. Pada fase ini dilakukan proses identifikasi masalah yang ada dan dilakukan analisa untuk menemukan proses-proses yang tidak efisien dan kemudian dikembangkan solusi potensial yang ada. Sebagai contoh jika ditemukan sebuah permasalahan yang coba untuk dipecahkan, dapat digunakan metode analisa 5 Whys untuk menemukan akar permasalahan. Konsep dari metode ini adalah dengan cara terus bertanya sampai ditemukan akar permasalahan. Berikut adalah contoh kasus dengan menggunakan konsep siklus PDCA:

    1. Mengapa penjualan turun? Karena tim penjualan berkinerja buruk

    2. • Mengapa? Prospek baru tidak tertarik dan dingin

    3. • Mengapa? Dapartemen pemasaran mulai bekerja dengan mitra generasi memimpin afiliasi baru

    4. • Mengapa? Dapartemen keuangan menolak tender dari mitra yang lebih tua

    5. • Mengapa? Perusahaan mitra kenaikkan tarif mereka sebesar 15%, Setelah diketahui penyebab utama masalah tersebut, langkah berikutnya bisa mulai mencari solusi. Dalam hal ini, jika pendapatan perusahaan mengalami pukulan yang signifikan, mungkin ada baiknya untuk beralih kembali ke mitra lama atau perusahaan selalu dapat mencari mitra potensial yang baru.

  3. Do

  4. Setelah ditemukan solusi yang tepat untuk masalah tersebut atau cara yang baru untuk mengoptimalkan sebuah proses, maka langkah berikutnya adalah melalui penerapannya. Namun sebaiknya sebagai awal, penerapan ini harus dalam skala kecil. Karena belum dapat diketahui dengan pasti apakah perbaikan tersebut akan berhasil dan berisiko tinggi apabila diterapkan di seluruh perusahaan.

  5. Check

  6. Sekarang setelah data-data informasi sudah didapat, selanjutnya dapat diketahui tentang seberapa baik proses implementasi baru yang sudah berjalan, dan dapat dibandingkan dengan yang lain. Pada bagian ini sangat dibutuhkan sifat kritis, karena ada kalanya secara sepintas solusi-solusi yang sedang diterapkan mungkin berfungsi sesuai rencana. Namun, belakangan, kemungkinan akan ditemukan bahwa itu solusi tersebut hanya berfungsi dalam jangka waktu yang pendek. Sebagai contoh, dengan sebuah proses yang baru diterapkan, mungkin saja dapat meningkatkan hasil produk secara signifikan. Meskipun hal ini terdengar luar biasa pada awalnya, mungkin kemudian harinya baru disadari bahwa proses yang baru ini juga memiliki tingkat cacat yang jauh lebih tinggi, yang dapat membawa kembali ke titik awal.

  7. Act

  8. Pada fase uu

Manfaat Siklus PDCA

Secara umum siklus PDCA digunakan untuk:

  1. Penyelesaian Masalah (Problem Solving)

  2. Jika terjadi suatu permasalahan ataupun sebuah proses yang tidak berjalan dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Konsep ini dapat digunakan sebagai alat analisis untuk mengungkap masalah dan menghasilkan solusi.

  3. Memaksimalkan Proses (Process Improvement)

  4. Fakta bahwa suatu “berfungsi” tidak berarti berfungsi dengan sebaik mungkin. Konsep PDCA sebagai sarana untuk menemukan potensi-potensi pada proses yang ada untuk ditingkatkan.

    Teori Khusus

    Konsep Dasar Raspberry Pi

    Definisi Raspberry Pi

    Menurut Tauriq Djasa Permana (2014)[19],“Raspberry Pi sebagai pengganti PC desktop, adalah untuk mendapatkan biaya pembangunan sistem serta penggunaan biaya listrik yang lebih murah. Raspberry itu sendiri adalah sebuah komputer berukuran kecil yang mempunyai kinerja lebih rendah dari PC desktop yang memang didesain untuk melakukan pekerjaan yang lebih ringan. Selain kecil dan murah, Raspberry Pi juga memiliki konsumsi daya yang rendah yaitu sekitar 3.5 Watt. Konsumsi daya tersebut tentu lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi daya pada PC desktop yang membutuhkan sumber daya kurang lebih 250 Watt. Pada Raspberry Pi sudah terdapat port RJ45, sehingga memungkinkan untuk menghubungkan Raspberry Pi dengan jaringan internet. Selain itu, Raspberry Pi juga tersedia konektor CSI agar dapat memasang kamera eksternal".

    Menurut Malik Abdillah Ibnul Hakim dan Yeffry Handoko Putra (2017)[20],Raspberry Pi adalah suatu perangkat mini komputer berukuran sebesar kartu kredit. Raspberry Pi memiliki sistem Broadcom BCM2835 chip (Soc), yang mencakup ARM1176JZF-S 700 Mhz processor (firmware termasuk sejumlah mode ”Turbo” sehingga pengguna dapat mencoba overclocking, hingga 1 GHz, tanpa mempengaruhi garansi), VideoCore IV GPU, dan awalnya dikirim dengan 256 megabyte RAM, kemudian upgrade ke 512MB. Termasuk built-in hard disk atau solid-state drive, tetapi menggunakan kartu SD untuk booting dan penyimpanan jangka Panjang.

    Raspberry Pi (juga dikenal sebagai RasPi) adalah sebuah SBC (Single Board Computer) komputer seukuran kartu kredit yang dikembangkan oleh Yayasan Raspberry Pi di Inggris (UK) dengan maksud untuk memicu pengajaran ilmu komputer dasar di sekolah-sekolah. .

    Richardson dan Wallace menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Raspberry Pi B antara lain sebagai berikut (2014:8):[21]


Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan

Contributors

Rizkipratama06