SI1531487930

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM : 1531487930

NAMA : SARIA RIZKI PRATAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION


Disusun Oleh :

NIM
: 15314879309
Nama
: Saria Rizki Pratama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Dekan Fakultas
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
NIP : 006095
       
NIP : 011919
Rektor
Universitas Raharja
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
NIP : 000603



UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1531487930
Nama
: Saria Rizki Pratama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System


Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ahmad Roihan,S.Kom., M.T.I)
   
NID : 15005
   
NID : 12003

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1531487930
Nama
: Saria Rizki Pratama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

TA. 2019/2020

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN WIRELESS SENSOR ACTUATOR

NETWORKS PADA BIRD REPELLENT DEVICE BERBASIS

COMPUTER VISION

 


Disusun Oleh :

NIM
: 1531487930
Nama
: Saria Rizki Pratama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputera
Konsentrasi
: Computer System

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

 

Tangerang, 20 Januari 2020
Saria Rizki Pratama
NIM : 1531487930

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;





ABSTRAKSI

Burung adalah salah satu jenis hama atau perusak yang terdapat pada area persawahan. Umumnya para petani menggunakan tali-tali plastik dan orang-orangan sawah untuk mengusir hama burung tersebut, cara yang dilakukan oleh para petani tersebut ternyata kurang efektif, hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya hama burung yang merusak area persawahan yang mengakibatkan kurang maksimalnya produktivitas hasil panen. Sebuah metode automasi yang cerdas dibutuhkan untuk menjawab kesulitan yang dialami oleh para petani tersebut. Dengan menerapkan sistem pengusir burung secara otomatis dengan cara mendeteksi keberadaan burung serta memanfaatkan frekuensi suara yang dikeluarkan sebesar 20KHz - 50KHz maka mampu mengusir hama burung. Alat ini bekerja dengan cara menggunakan Kamera WebCam untuk menangkap objek burung dalam setiap frame yang kemudian diproses oleh Raspberry Pi. Setelah objek tertangkap pada kamera maka ESP8266 akan aktif dan mengaktifkan actuator berupa Frekuensi Suara sebesar 20KH - 50KHz.

Kata Kunci : [Raspberry Pi, Kamera WebCam, Frekuensi Suara, ESP8266]


ABSTRACT


Birds are a type of pest or destroyer found in rice fields. In general, farmers use plastic ropes and scarecrow to repel the pests of birds, the method used by the farmers is apparently ineffective, it can be seen from the number of bird pests that damage the rice fields which results in less optimal yield productivity . An intelligent automation method is needed to address the difficulties experienced by these farmers. By implementing a bird repellent system automatically by detecting the presence of birds and utilizing the sound frequency issued at 20KHz - 50KHz, it is able to repel bird pests. This tool works by using the WebCam Camera to capture bird objects in each frame which are then processed by the Raspberry Pi. After the object is captured on the camera, ESP8266 will activate and activate the actuator in the form of Sound Frequency of 20KH - 50KHz.

Keywords: [Raspberry Pi, WebCam Camera, Sound Frequency, ESP8266]




KATA PENGANTAR


Alhamdulilah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:.

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
  3. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.SI. selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer.
  5. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukkan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Hani Dewi Ariessanti, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukkan, motivasi dan semangat kepada penulis.
  7. Bapak Bambang Sugiarto selaku Ketua Koordinator Penyuluh yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitian skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Kepada keluarga tercinta Ibu, Bapak dan Hana Hanifah yang selalu memberi perhatian penuh yang begitu besar kepada penulis untuk selalu bersemangat, memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  10. Teman – teman seperjuangan terutama Wahiddin Asyidqi Al Islami yang sangat membantu dan Rizki Hella, Selfianah, Budi Mulya Prakoso, Rifai, yang selalu ada untuk memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


   

Tangerang, Januari 2020
Saria Rizki Pratama
NIM : 1531487930

Daftar isi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karateristik Sistem

Gambar 2.2 "'Path Tasting

Gambar 2.3 Sisbol Flowchart dan Fungsinya

Gambar 2.4 Model Raspberry Pi B

Gambar 2.5 Arduino Wemos D1 R2 (Process Flowchart)

Gambar 2.6 Sketches

Gambar 2.7 Logitech C270

Gambar 2.8 Blok Diagram Pengolahan Citra Digital

Gambar 2.9 Nilai Warna RGB Hexadesimal

Gambar 2.10 Komposisi Warna RGB

Gambar 2.11 Fungsi Aktivitas

Gambar 2.12 Arsitektur Lapisan Tunggal

Gambar 2.13 Arsitektur Lapisan Multilayar

Gambar 2.14 Arsitektur Lapisan Kompetitif

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Diagram Blok

Gambar 3.3 SD Card Formatterr

Gambar 3.4 Win32 Disk Imager

Gambar 3.5 Konfigurasi

Gambar 3.6 Advance IP Scanner

Gambar 3.7 PuTT Configuration

Gambar 3.8 Tampilan Raspberry Pi di PuTTY

Gambar 3.9 Mengaktifkan P3 VNC

Gambar 3.10 Tampilan VNC Viewer

Gambar 3.11 Tampilan Login Raspberry Pi pada VNC Viewer

Gambar 3.12 Tampilan Raspberry Pi pada VNC Viewer

Gambar 3.13 Flowchart

Gambar 4.1 Sistem yang diusulkan

Gambar 4.2 source code pada program Raspberry pi


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Spesifikasi Raspberry Pi Tipe A dan B

Tabel 2.2 Spesifikasi Logitech

Tabel 2.3 Contoh Warna DAlam Hexadesimal

Tabel 2.4 Tabel Kebenaran AND NOT

Tabel 3.1 Daftar Komponen

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Daftar Pengujian Perancangan Pengusir Burung

Tabel 4.2 Pengujian Remote pada VNC Viewer

Tabel 4.3 Pengujian Kamera Logitech

Tabel 4.4 Tabel Pengujian Solar Panel ON

Tabel 4.5 Tabel Daya Tahan Baterai

Tabel 4.6 Frekuensi Suara

Tabel 4.7 Koneksi Kejaringan Raspberry Pi

Tabel 4.8 Pemberitahuan Jumlah Burung pada Telegram

Tabel 4.9 Sourcecode Python Raspberry Pi

Tabel 4.10 Tabel Implementasi Estimasi Biaya Yang Dikeluarkan



DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada saat ini, teknologi semakin berkembang dengan sangat cepat dan semakin canggih. Perkembangan dengan sangat cepat teknologi ini pastinya sangat berkaitan dengan perkembangan teknologi komponen elektronika. Perkembangan teknologi komponen elektronika tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu elektronika sangat berpengaruh. Sebuah komponen mampu mengendalikan sebuah chip IC yang dapat diisi program dan logika yang disebut teknologi Mikroprosesor

Mikroprosesor merupakan salah satu ilmu dalam bidang elektronika yang dipelajari pada perkuliahan jurusan Sistem Komputer, kemudian timbul gagasan untuk mengimplementasikan sebuah alat berbasis mikroprosesor yang serba otomatis dan efisiensi, saat ini penelitian melakukan observasi terhadap populasi burung disekitar persawahan.

Terdapat beberapa cara yang biasa dilakukan petani untuk mencegah serangan hama burung terhadap padi diantaranya dengan menggunakan orang-orangan sawah atau tali yang diberi plastik untuk menakut-nakuti burung tidak jarang juga petani secara langsung mengusir burung yang setiap waktu hinggap dipadi mereka dan mereka diwajibkan menjaga sawah dari serangan burung dari jam 6-10 pagi dan jam 2-6 sore, karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang kritis bagi tanaman padi diserang burung. Agar tidak kelelahan, ada juga beberapa petani yang mempekerjakan orang untuk menjaga sawah mereka, langkah ini jelas tidak efisien karena petani harus kembali mengeluarkan biaya guna membayar penjaga burung.

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka sangat penting untuk membuat sebuah alat membantu petani mengusir burung yang menjadi salah satu hama bagi padi, alat ini mengeluarkan frekuensi suara yang dapat mengganggu pendengaran burung. Frekuensi suara yang dikeluarkan alat ini 20 KHz sampai 50 KHz dengan tingkat tekanan suara yang bervariasi tetapi frekuensi suara yang ditakuti oleh hama burung pada frekuensi, kemudian peneliti tuangkan ke dalam karya ilmiyah yang berjudul "Perancangan Wireless Sensor Actuator Networks pada Bird Repellent Device berbasis Computer Vision".

Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah dapat diindentifikasikan masalah sebagai berikut:

  1. Makin meningkatnya populasi hama burung sebagai salah satu kendala utama menurunnya hasil panen padi.
  2. Belum berhasil menggunakan metode pengusiran hama burung, seperti memasang tali yang diberi plastik ataupun orang-orangan sawah.
  3. Belum adanya alat untuk membantu mengusir hama burung yang bisa diletakkan di area persawahan sebagai alat bantu petani menjauhkan padinya dari serangan hama burung.
  4. Tidak dapat menjaga secara real time
  5. Mengurangi investasi biaya yang cukup besar untuk mempekerjakan petani.

Rumusan Masalah

Dalam pembuatan sebuah sistem, tentu tidak akan terlepas dari beberapa permasalahan. Dari latar belakang diatas maka, dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut:

  1. Apakah prototipe alat pengusiran burung merupakan solusi yang tepat untuk mengusir burung pada persawahan?
  2. Bagaimana merancang perangkat keras dan lunak prototipe alat pengusir hama burung berbasis Raspberry Pi?
  3. Bagaimana merancang perangkat keras dan lunak prototipe alat pengusir hama burung berbasis Raspberry Pi?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebuah prototipe berbasis Raspberry Pi secara Computer Vision pada persawahan. “Perancangan Wireless Sensor Actuator Networks pada Bird Repellent Device berbasis Computer Vision” ini dirancang guna mengusir burung pada persawahan. Cangkupan ruang lingkup penelitian ini meliputi:

  1. Membangun alat ini menggunakan Raspberry Pi.
  2. Instalasi dan konfigurasi untuk menambahkan alat ini agar bisa diakses secara Desktop.
  3. Mengaplikasikan prototipe “Perancangan Wireless Sensor Actuator Networks pada Bird Repellent Device berbasis Computer Vision”.

Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini tentunya dilakukan dengan tujuan dan manfaat yang diharapkan peneliti. Tujuan dan manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

  1. Untuk mensterilkan persawahan dari hama burung.
  2. Untuk mempermudah pekerja para petani.
  3. Menghemat biaya investasi untuk mempekerjakan petani.

Manfaat Penelitian

Alat ini mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:

  1. Pekerjaan petani mengusir burung bisa terbantu atau tergantikan oleh alat ini.
  2. Mengurangi jumlah populasi burung pemakan padi.
  3. Petani bisa lebih produktif lagi ketika mengusir burung.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam pencarian data-data berupa teori maupun yang diperoleh dari hasil lapangan, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

  1. Metode Pengamatan Langsung (Observation). Merupakan cara pengumpulan data dimana penelitian terlibat langsung ke lokasi penelitian. Dalam hal ini penelitiannya perlu mengunjungi persawahan Kecamatan Patia sebagai lokasi penelitian untuk mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Dengan cara ini penelitian diharapkan dapat mengetahui dan memahami yang akan peneliti analisa pada Persawahan Kecamatan Patia.
  2. Metode Wawancara (interview). Wawancara adalah suatu cara yang dilakukan untuk memproses data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dari pihak pengumpulan data dalam hal ini penelitian kepada narasumber atau sumber data.
  3. Studi Pustaka (Library Research). Metode studi kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode observasi dan wawancara yang dilakukan. Dengan cara mengambil intisari dari sumber literatur-literatur berupa buku, artikel dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi bisa diperbolehkan dari buku-buku atau internet.

Metode Perancangan

Metode yang digunakan dalam perancangan alat menggunakan diagram blok, dimana tahap demi tahap proses pembuatan alat dinyatakan kedalam ringkasan gambar yang menyatakan gabungan sebab dan akibat antara masukkan dan keluaran dari sistem yang dibangun

Metode Analisa

Analisa digunakan untuk mengetahui akar penyebab suatu permasalahan sehingga tepat sasaran. Analisa yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action). Dengan metode ini memungkinkan penulis memecahkan suatu masalah yang dimulai dari mengumpulkan semua permasalahan yang ada hingga pada penetapan suatu solusi dan mengimplementasikan solusi tersebut.

Metode Prototipe

Prototipe adalah suatu proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototipe memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakaian untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat yang akan dibuat.

Peneliti menerapkan prototipe dengan menggunakan evolutionary (sebab evolusi itu terjadi) karena pada metode ini, hasil prototipe tidak langsung dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian

Pada metode ini dilakukan suatu percobaan atau praktek merakit sebuah alat pengusir burung berbasis Raspberry Pi yang dapat dikonfigurasi secara Desktop.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas penulisan skripsi ini, maka materi-materi yang tertera pada penulisan ini di kelompokan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang bersumber dari buku, jurnal serta literatur review yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini membahas masalah yang terdiri dari sejarah singkat BPP dan UPT, struktur organisasi dan wewenang serta tanggung jawab, alur proses sistem serta gambaran sistem yang sudah berjalan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran sistem yang diusulkan, hasil peneliti dari prototipe yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem, serta dilakukan evaluasi dan estimasi biaya yang dikeluarkan untuk implementasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan pengembangan sistem setelah pembuatan alat dan observasi pada perusahaan berdasarkan pada bab-bab yang diuraikan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.

Teori Umum

Definisi Perancangan

Menurut Maimunah (2017:2)[1], “Setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupan dialam semesta ini”.

Menurut Rudol (2017:2)[2],“Perancangan adalah pembuatan suatu gambaran atau apa-apa yang sudah dipersiapkan pada aplikasi yang akan dibuat. Dari –menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya”.


Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2015:3)[3],dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Perancangan Sistem Informasi: Pembahasan secara praktis dengan Contoh kasus menjelaskan bahwa, “sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja, dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama.”

Muslihudin dan Oktafianto (2016:2)[4],“Sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.”

Menurut Mulyadi (2016:4)[5],“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terbandu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”

Berdasarkan beberapa definisi sistem diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling terkait sehingga membentuk suatu pola yang terpandu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahean (2014:1)[6],“Sistem itu dikatakan sistem yang baik, jika memiliki karakteristik yaitu:

  1. Komponen

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa sub sistem atau bagian-bagian dari sistem.

  3. Batasan Sistem (Boundary)

  4. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain dengan lingkungan luarnya. . Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

  6. Lingkungan luar sistem (evironment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

  7. Punghubung Sistem (Interface)

  8. Penghubung Sistem Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari sub sistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

  9. Masukan Sistem(Input)

  10. Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan signal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem computer program adalah sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem(Output)

  12. Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

  13. Pengolahan Sistem (Processing)

  14. Pengolahan suatu sistem menjadi bagian pengolahan yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

  15. Sasaran Sistem(Objective)

  16. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Klasifikasi Sistem

Menurut Tyoso (2016:5-7)[7]sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Sistem alamiah (Natural System)

  2. sistem ini muncul secara alamiah tanpa campur tangan manusia. setiap manusia merupakan sebuah sistem, sistem pencernaan merupakan contoh dari subsistem tubuh manusia.

  3. Sistem tiruan (Artificial System)

  4. diciptakan untuk mendukung tujuan tertentu. Suatu organisasi bisnis harus memperoleh keuntungan, tetapi ia dapat pula mengejar tujuan lainnya, misalkan memberi beasiswa kepada anak sekolah untuk penduduk setempat.

  5. Sistem Deterministik (Deterministic System)

  6. bekerjanya sistem ini dapat diramalkan sebelumnya. Masukan sistem ini secara pasti menentukan jenis keluarannya.

  7. Sistem Probabilistik (Probabilistic System)

  8. dapat dilacak hanya dengan menggunakan nilai distributor probabilitas, selalu ada ketidakpastian nilai yang sesungguhnya pada sembarang waktu.

  9. Sistem Tertutup (Closed System)

  10. pada sistem ini tidak terjadi pertukaran atau penggunaan sumber daya dengan atau dari lingkungannya, maka output dari sistem ini tidak berkaitan dengan lingkungannya pula.

  11. Sistem Terbuka (Open System)

  12. menggunakan sumber daya dari lingkungannya sehingga keluarannya berkaitan dengan lingkungan juga.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[8],“Nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun”.

Menurut Prasetiyati, Dani (2016:4)[9],mengatakan bahwa “Data dapat didefinisikan sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan definisi data merupakan bahan yang belum mengandung makna dan masih harus diolah lebih lanjut agar data itu menjadi informasi dan menghasilkan suatu yang lebih berguna.

Pengolahan Data

Menurut George R. Terry Ph.D dalam buku karya Hutahean (2014-8)[6]“Pengolahan data adalah serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan”.

Ada 8 unsur pokok pengolahan data, yaitu:

  1. membaca

  2. Menulis atau mengetik

  3. Mencatat atau mencetak

  4. Menyortir

  5. Menghitung

  6. Membandingkan

  7. Menyimpan

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[8],“Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan”.

Menurut Hengki Tamando Sihotang (2018:7)[10],“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerima dan Sistem Informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang.

Siklus Informasi

Menurut Hutahean, Jeperson (2014:10)[6],“Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan model proses yang tertentu. Misalkan suhu dalam Fahrenheit diubah ke Celcius.

Dalam hal ini digunakan model matematika berupa rumus konversi dari derajat Fahrenheit menjadi satuan derajat Celcius. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, yang berarti menghasilkan keputusan dan melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya yang disebut siklus informasi (Information Cycles). Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data (Data Processing Cycles).

Definisi Monitoring

Menurut Cassely dan Kumar dalam Lestari (2017:24)[11],“Monitoring merupakan program yang terintegrasi, bagian penting di praktek manajemen yang baik dan karena itu merupakan bagian integral di manajemen sehari-hari”.

Menurut Clayton dan Petry dalam Lestari (2017:24)[11],“Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi. Untuk membantu pengambilan keputusan manajemen program atau proyek”.

Dari beberapa pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses pengumpulan data atau informasi yang sudah ada, berdasarkan pada indikator yang tersedia yang bertujuan untuk memutuskan tindakan selanjutnya.

Konsep Dasar Pengujian

Definisi Pengujian

Menurut Mustaqbal et al. (2015:31)[12],“Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan.

Menurut Shi dalam Mustaqbal et al. (2015:32)[12],“Pengujian atau testing sendiri merupakan elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari siklus hidup pengembangan software seperti halnya analisis, desain, dan pengkodean”.

Karakteristik Umum Pengujian

Menurut Bhat dan Quadri dalam Mustaqbal et al. (2015:32)[12],“Pengujian harus memiliki karakteristik umum berupa:

  1. Testing dimulai pada level modul dan bekerja keluar ke arah integrasi pada sistem berbasiskan komputer.

  2. Teknik testing yang berbeda sesuai dengan poin-poin yang berbeda pada waktunya.

  3. Testing diadakan oleh pembuat/pengembang software dan untuk proyek yang besar oleh group testing yang independen.

  4. Testing dan Debugging adalah aktivitas yang berbeda tetapi debugging harus diakomodasikan pada setiap strategi testing.

Jenis-jenis Pengujian

Black Box Testing

Menurut Mohd. Ehmer Khan dalam Kumar et al. (2015:33)[13],“Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing. A software testing technique whereby the internal workings of the item being tested are not known by the tester. For example, in a black box test on AUT the tester only knows the inputs and what the expected outcomes should be and how the program arrives at those outputs”.

The tester does not ever examine the programming code and does not need any further knowledge of the program other than its specifications. For this reason, the tester and the programmer can be independent of one another, avoiding programmer’s biasness towards his own work. This method of test design is applicable to all levels of software testing: unit, integration, functional testing, system and acceptance. Black Box Testing is also known as clear box testing, glass box testing, transparent box testing, and structural testing”.

Jenis Black Box Testing

Menurut Shivkumar Hasmukhrai Trivedi dan Anitha A dalam Kumar et al. (2015:34)[13],ada beberapa jenis Black Box Testing, antara lain:

  1. Build Verification Tasting (BVT)

  2. Merupakan serangkaian pengujian, yang melatih fungsi utama dari aplikasi.

  3. User Interface Tasting

  4. User Interface Testing adalah pengujian antarmuka pengguna untuk memastikan bahwa ia mengikuti standar yang diterima dan memenuhi persyaratannya. Pengujian antarmuka pengguna sering disebut sebagai pengujian antarmuka pengguna grafis (GUI) atau pengujian UI yaitu menguji ekstensi antarmuka aplikasi ke pengguna. Ini termasuk bagaimana aplikasi menangani input keyboard dan mouse dan bagaimana menampilkan teks layar, gambar, tombol, menu, kotak dialog, ikon, toolbar, dan banyak lagi.

  5. Usability Tasting

  6. Usability Testing adalah teknik pengujian black-box. Tujuannya adalah untuk mengamati pengguna yang menggunakan sistem tersebut untuk menemukan kesalahan. Pengujian ini biasanya mengukur seberapa baik sistem dalam merespon efisiensi, akurasi, kemudahan dalam cara penggunaan, tanggapan atau pendapat pengguna, berapa banyak waktu, dan berapa banyak langkah, yang diperlukan bagi pengguna untuk menyelesaikan tugas-tugas dasar.

  7. Integration Tasting

  8. Pengujian integrasi berfokus pada antarmuka antar unit, untuk memastikan unit bekerja bersama. Ada tiga pendekatan utama untuk pengujian integrasi yaitu top-down, bottom-up dan big bang. Top-down, menggabungkan, menguji, dan meresolusi rutin tingkat teratas yang menjadi ujian ‘harness’ atau ‘perancah’ untuk tingkat lebih rendah unit. Bottom-up menggabungkan dan menguji unit tingkat rendah ke modul dan substasiun yang lebih besar secara progresif. Big Bang adalah metode pengujian integrasi yang lazim. Pengujian ini menunggu semua unit modul selesai sebelum mencobanya.

  9. Compatibility Tasting

  10. Merupakan pengujian yang dilakukan pada aplikasi untuk mengevaluasi aplikasi dengan lingkungan komputasi. Lingkungan komputasi dapat berisi beberapa atau semua elemen seperti Database (Oracle, Sybase, DB2, dll.) Perangkat Lunak Sistem Lainnya (server Web, alat jaringan / pesan, dll.) Kompatibilitas Browser (Firefox, Netscape, Internet Explorer, Safari, dll.)

  11. Performance Tasting;

  12. Pengujian kinerja adalah bagian dari rekayasa kinerja, praktik ilmu komputer yang sedang berkembang yang berusaha untuk membangun kinerja ke dalam desain dan arsitektur sistem, sebelum permulaan upaya pengkodean yang sebenarnya. Ini berkaitan dengan pengujian seberapa baik sebuah aplikasi mengkompilasi ke persyaratan kinerja. Pengujian kinerja dapat melayani berbagai tujuan. Ini dapat menunjukkan bahwa sistem memenuhi kriteria kinerja. Bisa membandingkan dua sistem untuk menemukan yang berkinerja lebih baik. Atau dapat mengukur bagian apa dari sistem atau beban kerja yang menyebabkan sistem itu berkinerja buruk.

  13. Acceptance Tasting

  14. Pengujian penerimaan adalah prosedur pengujian tingkat tinggi yang memastikan bahwa aplikasi berperilaku sebagaimana diterima oleh klien. Tes penerimaan beroperasi pada aplikasi yang terintegrasi penuh. Mereka dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi tidak memiliki kesalahan kriteria penerimaan; didirikan untuk produk.

White Box Tasting

Pengujian Kotak Putih adalah teknik pengujian berdasarkan struktur internal komponen atau sistem. Dalam Pengujian Kotak Putih perlu bagi penguji untuk memiliki pengetahuan pemrograman yang baik, jadi untuk lebih memahami kode sumber. Pengujian Kotak Putih dapat dilakukan kapan saja dalam siklus hidup setelah kode dikembangkan. Pengujian Kotak Putih juga dikenal sebagai pengujian kotak yang jernih, terbuka, struktural, dan kaca.

Jenis White Box Tasting
  1. Control Flow Tasting

  2. Ini adalah strategi pengujian struktural yang menggunakan aliran kontrol program sebagai aliran kontrol model dan lebih nikmat tetapi lebih sederhana jalur di atas jalur yang lebih sedikit tetapi rumit. Uji perilaku aliran kontrol berlaku untuk hampir semua perangkat lunak dan efektif untuk sebagian besar perangkat lunak. Ini adalah teknik fundamental.

  3. Statement Converage & Branch Coverage

  4. Dalam bahasa pemrograman, pernyataan hanyalah garis kode atau instruksi untuk komputer untuk memahami dan bertindak demikian. Pernyataan menjadi pernyataan yang dapat dieksekusi ketika dikompilasi dan diubah menjadi kode objek dan melakukan tindakan saat program sedang dalam mode berjalan. Oleh karena itu "Statement Coverage", adalah metode memvalidasi bahwa setiap baris kode dijalankan setidaknya sekali. "Branch" dalam bahasa pemrograman seperti "pernyataan IF". Jika pernyataan memiliki dua cabang: benar atau salah. Jadi di Branch Coverage (juga disebut Decision Coverage).

  5. Path Tasting

  6. Path coverage menguji semua jalur program. Ini adalah teknik komprehensif yang memastikan bahwa semua jalur program dilalui setidaknya sekali. Cakupan Jalur bahkan lebih kuat dari jangkauan Cabang. Teknik ini bermanfaat untuk menguji program yang kompleks.

  7. Data Flow Tasting

  8. Sebuah teknik desain tes kotak putih di mana kasus uji dirancang untuk mengeksekusi definisi dan menggunakan pasangan variabel. Di dalam jenis pengujian grafik aliran kontrol diilustrasikan dengan informasi tentang bagaimana variabel program didefinisikan dan digunakan. Pengujian aliran data adalah rangkaian strategi pengujian berdasarkan memilih jalur melalui alur kontrol program untuk menjelajah urutan kejadian yang terkait dengan status variabel atau objek data. Pengujian Aliran Data berfokus pada titik-titik di mana variable menerima nilai dan poin di mana nilai-nilai ini digunakan.

  9. Loop Tasting

  10. Pengujian loop adalah teknik White Box Testing yang memfokuskan secara eksklusif pada validitas pengulangan loop. Sepotong kode mengeksekusi terus menerus sampai kondisi menjadi salah dan menguji apakah itu tepat atau tidak. Yang diuji dalam Pengujian Loop?

  11. Loops Testing mengungkap masalah inisialisasi loop.

  12. Dengan melalui loop sekali, variabel terinisialisasi dalam loop dapat ditentukan

  13. Pengujian juga dapat memperbaiki masalah pengulangan loop.

  14. Loops juga dapat mengungkapkan kemacetan kapasitas / kinerja.

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Peter Sutanto dkk (2017:2)[14]“Flowchart adalah suatu teknik analisa yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi dalam pola yang jelas, logikal dan ringkas. Keuntungan dari penggunaan flowchart adalah representasi dalam bentuk gambar lebih mudah dipahami dan membuat lebih mudah dalam menyimpan suatu data interview serta dapat dengan mudah dan cepat untuk direvisi”.

Menurut Andini Tirta Cricela Suleman dkk (2017:3)[15]“Flowchart adalah penyajian secara grafis dari sistem informasi dan sistem operasi yang terkait. Sistem informasi disini meliputi proses, aliran logis, input, output, dan arsip”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Flowchart merupakan suatu teknik analisa dengan penyajian secara grafis untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi dalam pola yang jelas, logikal dan ringkas.

Jenis-jenis Flowchart

Menurut Agusvianto, Hendra (2017:40)[16],“Ada beberapa jenis flowchart diantaranya”:

  1. Bagan alir sistem (Systems Flowchart)

  2. Bagan pada alir dokumen (Document Flowchart)

  3. Bagan pada alir skematik (Schematic Flowchart).

  4. Bagan pada alir program (Program Flowchart)

  5. Bagan alir proses (Process Flowchart)

Konsep Dasar Internet Of Things (IoT)

Definisi Internet Of Things

Menurut Limantara (2017:2)[17],“Internet of Things (IoT) adalah skenario dari suatu objek yang dapat melakukan suatu pengiriman data/informasi melalui jaringan tanpa campur tangan manusia”.

Menurut Hutabarat (2018:2)[18],“Internet of Things (IoT) adalah istilah yang menggambarkan interkoneksi berbagai objek melalui internet tanpa interaksi manusia dengan manusia”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Internet of Things (IoT) merupakan suatu objek yang dapat mengirim data atau informasi melalui jaringan internet tanpa interaksi manusia dan menggambarkan interkoneksi berbagai objek dan memudahkan untuk dilakukan dan luas penerapannya

Manfaat Internet Of Things

Berikut ini adalah beberapa manfaat dalam beberapa bidang yaitu:

  1. Sektor Pembangunan

  2. Sektor Energi

  3. Sektor Pendidikan.

  4. Sektor Kesehatan

  5. sektor Industri

  6. sektor Transportasi

  7. sektor Perdagangan

  8. sektor Keamanan

  9. sektor Teknologi dan Jaringan

Konsep Dasar Siklus PDCA

Sejarah Siklus PDCA

Menurut Chakraborty and Technique Polytechnic Institute (2016:15)“PDCA didasarkan pada siklus Shewhart, dan dipopulerkan oleh Dr. W. Edwards Deming yang dianggap oleh banyak orang sebagai Bapak kualitas kontrol modern. Selama kuliah di Jepang di awal 1950-an, Deming mencatat bahwa peserta Jepang mempersingkat langkah siklus ke arah tradisional dengan siklus Plan, Do, Check dan Act”. Pada tahun 1993 Edwards Deming memodifikasi siklus Shewhart dan menyebutnya Shewhart Cycle sebagai proses pembelajaran dan peningkatan atau lebih dikenal dengan siklus PDSA. Deming menggambarkannya sebagai diagram alir untuk pembelajaran dan peningkatan produk atau proses. Siklus PDSA berisi beberapa langkah berikut:

  1. Plan. Rencanakan perubahan atau test yang ditunjukan untuk peningkatan.

  2. Do. Lakukan perubahan atau test (sebaiknya dalam skala kecil).

  3. Study. Periksa hasilnya. Apa yang kami pelajari? Apa yang salah?

  4. Act. Mengadopsi perubahan, meninggalkannya atau menjalankan siklus lagi.

Pengertian Siklus PDCA

Menurut Basu Chakraborty and Technique Polytechnic Institute (2016:14), “Hasil aktual dari suatu tindakan dibandingkan dengan target atau set point. Perbedaan antara keduanya kemudian disebutkan dan tindakan korektif diadopsi jika disparitasnya menjadi besar. Sifat terus menerus dan berkelanjutan dari perbaikan yang berkelanjutan mengikuti definisi umum dari sebuah kendali yang diwakili oleh siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act)”.

Fase Siklus PDCA

PDCA terdiri dari 4 fase, antara lain:

  1. Plan

  2. Pada fase ini dilakukan proses identifikasi masalah yang ada dan dilakukan analisa untuk menemukan proses-proses yang tidak efisien dan kemudian dikembangkan solusi potensial yang ada. Sebagai contoh jika ditemukan sebuah permasalahan yang coba untuk dipecahkan, dapat digunakan metode analisa 5 Whys untuk menemukan akar permasalahan. Konsep dari metode ini adalah dengan cara terus bertanya sampai ditemukan akar permasalahan. Berikut adalah contoh kasus dengan menggunakan konsep siklus PDCA:

    1. Mengapa penjualan turun? Karena tim penjualan berkinerja buruk

    2. Mengapa? Prospek baru tidak tertarik dan dingin

    3. Mengapa? Dapartemen pemasaran mulai bekerja dengan mitra generasi memimpin afiliasi baru

    4. Mengapa? Dapartemen keuangan menolak tender dari mitra yang lebih tua

    5. Mengapa? Perusahaan mitra kenaikkan tarif mereka sebesar 15%, Setelah diketahui penyebab utama masalah tersebut, langkah berikutnya bisa mulai mencari solusi. Dalam hal ini, jika pendapatan perusahaan mengalami pukulan yang signifikan, mungkin ada baiknya untuk beralih kembali ke mitra lama atau perusahaan selalu dapat mencari mitra potensial yang baru.

  3. Do

  4. Setelah ditemukan solusi yang tepat untuk masalah tersebut atau cara yang baru untuk mengoptimalkan sebuah proses, maka langkah berikutnya adalah melalui penerapannya. Namun sebaiknya sebagai awal, penerapan ini harus dalam skala kecil. Karena belum dapat diketahui dengan pasti apakah perbaikan tersebut akan berhasil dan berisiko tinggi apabila diterapkan di seluruh perusahaan.

  5. Check

  6. Sekarang setelah data-data informasi sudah didapat, selanjutnya dapat diketahui tentang seberapa baik proses implementasi baru yang sudah berjalan, dan dapat dibandingkan dengan yang lain. Pada bagian ini sangat dibutuhkan sifat kritis, karena ada kalanya secara sepintas solusi-solusi yang sedang diterapkan mungkin berfungsi sesuai rencana. Namun, belakangan, kemungkinan akan ditemukan bahwa itu solusi tersebut hanya berfungsi dalam jangka waktu yang pendek. Sebagai contoh, dengan sebuah proses yang baru diterapkan, mungkin saja dapat meningkatkan hasil produk secara signifikan. Meskipun hal ini terdengar luar biasa pada awalnya, mungkin kemudian harinya baru disadari bahwa proses yang baru ini juga memiliki tingkat cacat yang jauh lebih tinggi, yang dapat membawa kembali ke titik awal.

  7. Act

  8. Pada fase uu

Manfaat Siklus PDCA

Secara umum siklus PDCA digunakan untuk:

  1. Penyelesaian Masalah (Problem Solving)

  2. Jika terjadi suatu permasalahan ataupun sebuah proses yang tidak berjalan dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Konsep ini dapat digunakan sebagai alat analisis untuk mengungkap masalah dan menghasilkan solusi.

  3. Memaksimalkan Proses (Process Improvement)

  4. Fakta bahwa suatu “berfungsi” tidak berarti berfungsi dengan sebaik mungkin. Konsep PDCA sebagai sarana untuk menemukan potensi-potensi pada proses yang ada untuk ditingkatkan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Raspberry Pi

Definisi Raspberry Pi

Menurut Tauriq Djasa Permana (2014)[19],“Raspberry Pi sebagai pengganti PC desktop, adalah untuk mendapatkan biaya pembangunan sistem serta penggunaan biaya listrik yang lebih murah. Raspberry itu sendiri adalah sebuah komputer berukuran kecil yang mempunyai kinerja lebih rendah dari PC desktop yang memang didesain untuk melakukan pekerjaan yang lebih ringan. Selain kecil dan murah, Raspberry Pi juga memiliki konsumsi daya yang rendah yaitu sekitar 3.5 Watt. Konsumsi daya tersebut tentu lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi daya pada PC desktop yang membutuhkan sumber daya kurang lebih 250 Watt. Pada Raspberry Pi sudah terdapat port RJ45, sehingga memungkinkan untuk menghubungkan Raspberry Pi dengan jaringan internet. Selain itu, Raspberry Pi juga tersedia konektor CSI agar dapat memasang kamera eksternal".

Menurut Malik Abdillah Ibnul Hakim dan Yeffry Handoko Putra (2017)[20],Raspberry Pi adalah suatu perangkat mini komputer berukuran sebesar kartu kredit. Raspberry Pi memiliki sistem Broadcom BCM2835 chip (Soc), yang mencakup ARM1176JZF-S 700 Mhz processor (firmware termasuk sejumlah mode ”Turbo” sehingga pengguna dapat mencoba overclocking, hingga 1 GHz, tanpa mempengaruhi garansi), VideoCore IV GPU, dan awalnya dikirim dengan 256 megabyte RAM, kemudian upgrade ke 512MB. Termasuk built-in hard disk atau solid-state drive, tetapi menggunakan kartu SD untuk booting dan penyimpanan jangka Panjang.

Raspberry Pi (juga dikenal sebagai RasPi) adalah sebuah SBC (Single Board Computer) komputer seukuran kartu kredit yang dikembangkan oleh Yayasan Raspberry Pi di Inggris (UK) dengan maksud untuk memicu pengajaran ilmu komputer dasar di sekolah-sekolah. .

Richardson dan Wallace menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Raspberry Pi B antara lain sebagai berikut (2014:8):[21]

  1. General Purpose Computing

  2. Perlu diingat bahwa Raspberry Pi B merupakan sebuah komputer mini dan memang pada faktanya dapat digunakan sebagai sebuah komputer konvensional. Setelah perangkat ini siap untuk digunakan kita dapat memilih untuk boot langsung ke dalam GUI (Graphical User Interface) dan didalamnya terdapat sebuah web browser yang merupakan aplikasi yang banyak digunakan komputer saat ini. Perangkat ini juga dapat di install berbagai macam aplikasi gratis seperti LibreOffice yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kantor.

  3. Learning to Program

  4. Raspberry Pi B pada dasarnya ditujukan sebagai alat edukasi untuk mendorong anak-anak bereksperimen dengan komputer. Perangkat ini sudah terpasang dengan interpreters and compilers untuk berbagai bahasa pemrograman. Untuk pemula telah disediakan Scratch, sebuah bahasa pemrograman berasaskan grafik dari MIT. Kita bisa menulis program untuk Raspberry Pi B dalam berbagai bahasa seperti C, Ruby, Java, Python, dan Perl.

  • Project Platfromm

  • Raspberry Pi B berbeda dari komputer pada umumnya bukan dari segi harga dan ukurannya saja, tapi juga karena kemampuannya berintegrasi dengan proyek-proyek elektronik.

    Gambar Model Raspberry Pi B

    Berdasarkan Tabel Raspberry Pi di atas mempunyai beberapa bagian antara lain:

    1. CPU dan GPU

    2. Prosesor yang digunakan pada Raspberry PI adalah ARM1176JZF-S dengan kecepatan Clock sebesar 700 Mhz dan GPU atau Graphic Processing Unit yang dipakai adalah Videocore IV.

    3. Memory (RAM)

    4. Raspberry pi model B ini menggunakan RAM sebesar 512 MB. RAM ini diletakkan menyatu dengan Prosesor.

  • Power

  • Untuk Catu Daya, Raspberry Pi menggunakan konektor Micro USB yang biasa digunakan pada Charger Smartphone Android. Catu daya ini bekerja pada tegangan 5V dengan arus minimal 2A agar Raspberry Pi bekerja secara maksimal.

    </ol>
  • SD Card

  • Bagian ini berfungsi untuk tempat memasukkan SD-Card yang sudah diisi dengan salah satu OS Raspberry Pi. OS tersebut adalah Raspbian, Fedora, Arch Linux, Raspbmc, Open ELEC, dan lain-lain.

  • Port HDMI

  • Port ini berfungsi untuk menampilkan OS Raspberry pada monitor atau TV yang mempunyai Port HDMI.

    </ol>
  • Port RCA

  • Sama seperti port HDMI, port ini berfungsi untuk menampilkan OS Raspberry Pi, namun menggunakan Port Video untuk TV model lama.

    </ol>
  • Led Indikator

  • Terdapat 5 Led yang masing-masing berfungsi sebagai indikator catu daya, proses kerja CPU, dan proses kerja jaringan.

    </ol>
  • Port USB

  • Selayaknya penggunaan pada komputer, port ini berfungsi untuk menyambungkan berbagai macam perangkat USB seperti Flashdisk, USB Dongle, USB Webcam, Card Reader, dan lain-lain.

  • Konektor audio

  • Berfungsi sebagai konektor untuk Speaker atau Headset.

    </ol>
  • Port LAN

  • Untuk menghubungkan Raspberry Pi ke Jaringan melalui konektor RJ 45 dan kabel UTP.

    </ol>
  • GPIO (General Purpose Input Output)

  • Bagian ini merupakan salah satu keunggulan Raspberry Pi dengan komputer mini sebelumnya, karena pengguna bisa memprogram pin-pin GPIO ini sesuai dengan kebutuhan mereka.

    </ol>

    Konsep Dasar Arduino

    Definisi Arduino uno

    Menurut Himawan dkk (2017:2)[22]“Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power,kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support microcontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB”.

    Menurut Ihsanto (2014:141)[22]“Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel”.

    Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output, dan dimana terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel yang dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

    Arduino Wemos D1 R2

    Menurut Adhi Rachdian dan Andy Sikumbang Khumaidi and Utomo (2018:828),“Bahwa modul adalah unit fungsi kecil terpisah untuk memperluas fungsionalitas program”. Modul wifi yang digunakan adalah wemos mini D1. Wemos mini D1 merupakan sebuah mikrokontroler hasil pengembangan berbasis modul ESP8266. ESP8266 ini bisa menghubungkan perangkat seperti mikrokontroler (seperti arduino) dengan internet melalui WIFI. Kelebihan wemos mini D1 ini adalah dapat bekerja sendiri atau stand-alone untuk memproses setiap kode perintah yang masuk tanpa menggunakan arduino sebagai mikrokontrolernya, karena wemos mini D1 sudah memiliki modul wifi build-in.

    Arduino Wemos D1 R2

    Konsep Dasar Arduino IDE

    Definisi Arduino IDE

    Menurut Pasha (2016:21)[23]Arduino IDE adalah aplikasi pengembangan terintegrasi yang hadir untuk perangkat arduino dan membantu mengkodekan mikrokontroler Arduino untuk menghubungkan sensor dan jenis komponen lainnya dan melakukan operasi pada domain lokal dan global dengan bantuan fungsi pustaka

    Sketch

    Menurut Santoso dalam Khumaidi (2017:3)“Untuk memprogram board Arduino, kita butuh aplikasi IDE (Integrated Development Environment) bawaan dari Arduino. Aplikasi ini berguna untuk membuat, membuka, dan mengedit source code Arduino (Sketches, para programmer menyebut source code arduino dengan istilah "sketches"). Selanjutnya, jika kita menyebut source code yang ditulis untuk Arduino, kita sebut "sketch" juga. Sketch merupakan source code yang berisi logika dan algoritma yang akan diupload ke dalam IC mikrokontroler (Arduino).”

    Sketches

    \

    IDE Arduino adalah Software yang sangat canggih yang terdiri dari:

    1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa Processing.

    2. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa Processing) menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah microcontroller tidak akan bisa memahami Bahasa Processing. Yang bisa dipahami oleh microcontroller adalah kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.

    3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memory di dalam papan Arduino.

    Konsep Dasar WebCam

    Definisi WebCam

    Menurut Julfikar (2016)[24]Web kamera atau yang biasa dikenal dengan webcam, adalah kamera yang gambarnya bisa di akses menggunakan world wide web (www), program instant messaging, atau aplikasi komunikasi dengan tampilan video pada PC. Webcam juga digambarkan sebagai kamera video digital yang sengaja didesain sebagai kamera dengan resolusi rendah. webcam dapat digunakan untuk sistem keamanan. Pada beberapa webcam, ada yang dilengkapi dengan software yang mampu mendeteksi pergerakan dan suara. Dengan software tersebut, memungkinkan PC yang terhubung ke kamera untuk mengamati pergerakan dan suara, serta merekamnya ketika terdeteksi. Hasil rekaman ini bisa disimpan pada komputer, e-mail atau di upload ke internet.

    Webcam sangat bermanfaat dalam bidang telekomunikasi, bidang keamanan dan bidang industri. Sebagai contoh webcam digunakan untuk video call chatting, surveillance camera, dan sebagai video conference oleh beberapa user.

    webcam Logitech C270

    Spesifikasi Logitech C270

    Konsep Dasar Linux

    Definisi Linux

    Menurut Sampurmo, Noertjahyana, & Setiawan, (2019:2)[25],“Linux adalah sistem Operasi yang bersifat Open Source dan bebas (Free) dibawah lisensi GNU (GNU is not Unix) GPL (General Public License)”. Arti kata Open Source adalah pada Linux kode sumber yang menjadi ini diikutsertakan dalam program sehingga dapat dilihat oleh siapa saja tanpa harus menandatangani suatu perjanjian khusus. Arti kata bebas atau free mengacu pada kebebasan bukan berarti bebas biaya. Linux mengacu pada kebebasan bukan berarti bebas biaya. Linux bebas untuk diduplikasikan, dimodifikasi, dan disebarluaskan baik.

    Distribusi Linux

    Menurut Sampurmo, Noertjahyana, & Setiawan, (2019:2)[25],“Istilah distribusi Linux sendiri memiliki pengertian adanya sekelompok orang yang menggabungkan paket-paket yang dibutuhkan untuk menjalankan system Linux secara keseluruhan menjadi satu”. Saat ini istilah distribusi tidak hanya sekedar membuat sebuah paket Linux, akan tetapi lebih lengkap dengan adanya penambahan fitur, seperti tool-tool instalasi baik yang berbasis grafis atau teks, dukungan dokumentasi, uji coba, mengintegrasikan paket-paket seperti RedHat Package Manager (RPM). Tentu saja untuk tujuan komersial atau sosial. Membangun distribusi sendiri mungkin lebih menguntungkan, karena pembuat bisa melakukan kostumasi lebih mendalam terhadap sistem.

    Remastering Linux

    Menurut Sampurmo, Noertjahyana, & Setiawan, (2019:2)[25],“Remastering adalah sebuah proses yang dilakukan untuk membuat atau melakukan modifikasi terhadap sebuah sistem operasi linux yang telah ada agar sesuai dengan spesifikasi atau keinginan dari user”. Saat ini sudah banyak beredar aplikasi yang membantu user dalam melakukan remastering linux agar sesuai keinginan dari user seperti pinguy builder, distroshare, remastersys, dan lain-lain. Software Remastering adalah sebuah proses kostumisasi software untuk sendiri atau penggunaan “off-label” (tergantung dari legalitas distribusi). Penggunaan teknik ini diasosiasikan dengan distribusi Linux, yang mana sebagian besar dari distribusi Linux merupakan hasil dari proses remastering. Kata tersebut dipopulerkan oleh Klauss Knopper, pembuat Knoppix Live Distro, sehingga dapat membuat user untuk meng-hack distribusi Linux sesuai dengan kebutuhannya.

    Konsep Dasar Energi Bunyi

    Menurut M. Iqbal Ramli (2017:66)[26],bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil perambatan energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar memancarkan gelombang-gelombang `longitudinal ke segala arah melalui medium baik padat, cair maupun gas.

    Konsep Dasar Energi Bunyi

    Menurut Daniel Alexander Octavianus Turang (2015)Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan-rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka.

    Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut. Kumparan elektromagnet Saklar atau kontaktor Swing Armatur Spring (Pegas).

    Konsep Dasar Citra Digital

    Definisi Citra Digital

    Menurut Julfikar (2016)[24]“Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f (x,y) pada bidang 2D, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan nilai fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan tingkat kecemerlangan citra pada titik tersebut. Citra dapat berbentuk foto hitam putih atau berwarna, sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetic”. Menurut presisi yang digunakan untuk menyatakan titik-titik koordinat pada ranah waktu atau bidang dan untuk menyatakan nilai keabuan atau warna suatu citra, maka secara teoritis citra dapat dikelompokkan menjadi empat kelas citra, yaitu cara continue-continue, continue-diskret, diskret-continue, dan diskret-diskret; dengan label pertama menyatakan presisi dari titik-titik koordinat pada bidang citra sedangkan label kedua menyatakan presisi nilai keabuan atau warna. Continue dinyatakan dengan presisi takhingga, sedangkan diskret dinyatakan dengan presisi angka berhingga. Pengubahan citra yang bersifat continue menjadi citra yang bersifat diskret memerlukan pembuatan kisi-kisi arah vertikal dan horizontal, sehingga diperoleh citra dalam bentuk larik dua dimensi. Proses tersebut dikenal sebagai proses pencuplikan (sampling). Setiap elemen larik tersebut dikenal sebagai elemen gambar atau pixel.

    Pengolahan Citra Digital

    Menurut Julfikar (2016)[24]“Pengolahan Citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai ciri data masukan dan informasi keluaran yang berbentuk citra. Proses pengolahan citra dalam bentuk digital secara umum mempertimbangkan masalah peningkatan mutu citra atau perbaikan citra. Istilah pengolahan citra digital secara umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua dimensi dengan komputer. Dalam definisi yang lebih luas, pengolahan citra digital juga mencakup semua data dua dimensi. Citra digital adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu. Proses pengolahan citra digital dapat dilihat pada Gambar dibawah ini"

    Blok Diagram Pengolahan Citra Digital

    Nilai Warna RGB dalam Hexadesimal

    Terlihat bahwa setiap warna mempunyai range nilai 00 (angka desimalnya adalah 0) dan ff (angka desimalnya adalah 255), atau mempunyai nilai derajat keabuan 256+28. Dengan demikian range warna yang digunakan adalah (28) (28) (28) = 224 (atau yang dikenal dengan istilah True Colour pada Windows). Nilai warna yang digunakan di atas merupakan gabungan warna cahaya merah, hijau dan biru seperti yang terlihat pada gambar diatas. sehingga untuk menentukan nilai dari suatu warna yang bukan warna dasar digunakan gabungan skala kecerahan dari setiap warnanya.

    Komposisi Warna RGB

    Prinsip dasar dari pengolahan citra adalah pengolahan warna RGB pada posisi tertentu. Dalam pengolahan citra warna dipresentasikan dengan nilai hexadesimal dari 0x00000000 sampai 0x00ffffff. Warna hitam adalah 0x00000000 dan warna putih adalah 0x00ffffff. Definisi nilai warna di atas seperti gambar diatas. Variabel 0x00 menyatakan angka dibelakangnya adalah hexadesimal.

    Dari definisi diatas untuk menyajikan warna tertentu dapat dengan mudah dilakukan, yaitu dengan mencampurkan ketiga warna dasar RGB, Tabel berikut

    Contoh Warna Dalam Hexadesimal

    Pixel dan Resolusi Citra

    IMenurut Julfikar (2016)[24]Pixel merupakan satuan komponen terkecil dari gambar yang menentukan ukuran dari suatu gambar. Resolusi citra menyatakan ukuran bit dari suatu citra dalam satuan pixcel. Untuk citra biner. Pixel gambar yang kecerahannya dibawah tingkat tertentu diwakili oleh 0 sedangkan diwakili oleh 1 dengan demikian semua citra didalam memori komputer dapat diwakili oleh logika 1 dan 0.

    Deteksi Gerakan

    Menurut Julfikar (2016)[24]Motion detection merupakan penelitian yang penting dalam keilmuan computer vision. Banyak metode motion detection yang telah ditemukan, satu diantaranya adalah dengan menghitung perbedaan nilai-nilai intensitas pada suatu piksel dari dua frame gambar yang diambil secara berturut-turut yang kemudian dilakukan proses thresholding untuk menentukan adanya perubahan objek atau tidak. Sekalipun metode ini sangat sederhana dalam proses implementasinya, tapi metode ini merupakan metode dasar dari proses motion detection. Hanya saja metode ini kurang efektif untuk menentukan pergerakan objek secara keseluruhan, terutama bagian dalam dari objek yang bergerak, akan tetapi secara umum metode ini sudah mampu mengidentifikasi adanya perubahan objek. Pengurangan nilai-nilai intensitas setiap piksel yang ada pada background terhadap suatu image baru merupakan metode yang paling populer untuk proses motion detection.

    Langkah-langkah dari motion detection secara umum adalah:

    1. Memasukkan gambar pertama sebagai background.

    2. Memasukkan gambar kedua sebagai gambar yang ada objeknya.

    3. Gambar pada langkah ke satu dan ke dua lakukan scanline, fungsinya adalah untuk menemukan apakah ada perubahan objek atau tidak ada perubahan. Scanline dilakukan dari kiri atas gambar sampai dengan kanan bawah gambar.

    4. Lakukan perbandingan antara gambar background dengan gambar satunya lagi hal ini dilakukan supaya bisa mengetahui adanya perubahan atau adanya perbedaan antara gambar kesatu dan gambar kedua. Pada langkah ini biasanya ada proses tresholding dan deteksi pinggiran jika diperlukan. Ini juga disebut proses motion detection.

    5. Setelah melakukan proses diatas maka akan dihasilkan citra hasil motion detection.

    Deteksi gerakan (motion deteksi) secara sederhana dapat dilakukan dengan mencari beda antara 2 buah citra yang berurutan pada hasil pencitraan menggunakan operator AND NOT previus image dibandingkan dengan actual image. Persamaan yang dilakukan dapat dilihat pada persamaan berikut:

    Z = x AND NOT y

    Ket:z = output

    x = previus image

    y = actual image

    Tabel Kebenaran AND NOT

    Gerakan terdeteksi jika fraksi jumlah pixel yang bernilai 1 lebih dari atau sama dengan batas ambang, atau bisa dituliskan seperti berikut:

    Dengan: Jumlah Pixel = Jumlah Pixel yang bernilai 1

    Jumlah Total Pixel = Jumlah Pixel keseluruhan dalam Frame

    Batas Ambang = ambang yang telah ditentukan

    Konsep Dasar Jaringan Syaraf Tiruan (JST)

    Definisi Jaringan Syaraf Tiruan

    Menurut Lesnussa, Y.A; Latuconsina, C; Persulessy, E.R;, (2015)[27]Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran otak manusia tersebut . untuk JST tercipta sebagai suatu generalisasi model matematika dari pemahaman manusia (human cognition) yang didasarkan atas asumsi pemrosesan informasi terjadi pada elemen sederhana yang disebut neuron. Isyarat mengalir diantara sel syaraf melalui suatu sambungan penghubung, setiap sambungan penghubung memiliki bobot yang bersesuaian dan setiap sel saraf akan merupakan fungsi aktivasi terhadap isyarat hasil penjumlahan berbobot yang masuk kepadanya untuk menentukan isyarat keluarannya. JST ditentukan oleh 3 hal:

    1. Pola hubungan antar neuron (disebut arsitektur jaringan)

    2. Metode untuk menentukan bobot penghubung

    3. Fungsi aktivitas. Sebagai contoh, perhatikan neuron Y pada Gambar dibawah ini.

    Fungsi Aktivitas

    Besarnya implus yang diterima oleh Y mengikuti fungsi aktivasi y = f(net).

    Jaringan Syaraf Tiruan (JST)

    Menurut Lesnussa, Y.A; Latuconsina, C; Persulessy, E.R;, (2015)[27]Setiap pola-pola informasi input dan output yang diberikan ke dalam JST diproses dalam neuron. Neuron-neuron tersebut terkumpul di dalam lapisan-lapisan yang disebut neuron layers. Lapisan-lapisan penyusun JST tersebut dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

    1. Lapisan input, unit-unit di dalam lapisan input disebut unit-unit input. Unit-unit input tersebut menerima pola data dari luar yang menggambarkan suatu permasalahan.

    2. Lapisan tersembunyi, unit-unit di dalam lapisan tersembunyi disebut unit-unit tersembunyi. Di mana outputnya tidak dapat secara langsung diamati.

    3. Lapisan Output, unit-unit di dalam lapisan output disebut unit-unit output. Output dari lapisan ini merupakan solusi JST terhadap suatu permasalahan.

    Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan

    Menurut Lesnussa, Y.A; Latuconsina, C; Persulessy, E.R;, (2015)[27]JST memiliki beberapa arsitektur jaringan yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi. Arsitektur JST tersebut, antara lain:

    1. Jaringan Lapisan Tunggal (Single Layer Network)

    2. Jaringan dengan lapisan tunggal terdiri dari 1 lapisan input dan 1 lapisan output. Setiap neuron yang terdapat di dalam lapisan input selalu terhubung dengan setiap neuron yang terdapat pada lapisan output. Jaringan ini hanya menerima input kemudian secara langsung akan mengolahnya menjadi output tanpa harus melalui lapisan tersembunyi.

      Arsitektur Lapisan Tunggal

    3. Jaringan Banyak Lapisan (Multilayer Net)

    4. Jaringan dengan lapisan jamak memiliki ciri khas tertentu yaitu memiliki 3 jenis lapisan yakni lapisan input, lapisan output, dan lapisan tersembunyi. Jaringan dengan banyak lapisan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan jaringan dengan lapisan tunggal. Namun, proses pelatihan sering membutuhkan waktu yang cenderung lama.

      Arsitektur Lapisan Multilayer

    5. Jaringan Lapisan Kompetitif (Competitive Layer)

    6. Pada jaringan ini sekumpulan neuron bersaing untuk mendapatkan hak menjadi aktif. Contoh algoritma yang menggunakan jaringan ini adalah LVQ.

      Arsitektur Lapisan Kompetitif

    Computer Vision

    Menurut Szegedy, Christian; Vanhoucke, Vincent; Loffe, Sergey; Shlens, Jon; Wojna, Zbigniew (2016)[28]Computer Vision adalah pencitraan komputer dimana aplikasi tidak melibatkan manusia dalam proses pengulangan visual. Dengan kata lain, gambar yang diperiksa dan di olah oleh komputer. Meskipun orang yang terlibat dalam pengembangan sistem aplikasi, akhirnya membutuhkan komputer untuk mengambil informasi visual secara langsung.

    Computer vision merupakan sebuah proses otomatis yang mengintegrasikan sejumlah besar proses persepsi visual, seperti pengolahan citra, klasifikasi citra, pengenalan citra dan akuisisi citra. Computer vision didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali objek yang diamati atau diobservasi. Cabang ilmu ini bersama kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) akan mampu menghasilkan sistem kecerdasan visual (Visual Intelligence System).

    Vision = Geometri + Measurement + Interpretatio

    Proses-proses dalam computer vision dapat dibagi menjadi tiga aktivitas. Yaitu:

    1. Memperoleh atau mengakuisisi citra digital.

    2. Melakukan teknik komputasi untuk memproses atau memodifikasi data citra.

    3. Menganalisis dan menginterpretasi citra dan menggunakan hasil pemrosesan untuk tujuan tertentu, misalnya memandu robot, mengontrol peralatan memantau proses manufaktur, dan lain-lain.

    OpenCV

    Definisi OpenVC

    Menurut Andika, Bayupati, & Wirdiani(2015)[29]OpenCV (Open Computer Vision) adalah “Sebuah API (Application Programming Interface) library yang sudah sangat familiar pada pengolahan citra computer vision". Computer vision itu sendiri adalah salah satu cabang dari bidang ilmu pengolahan citra (Image Processing) yang memungkinkan komputer dapat melihat seperti manusia.Dengan computer vision tersebut komputer dapat mengambil keputusan, melakukan aksi, dan mengenali terhadap suatu objek. Beberapa pengimplementasian dari computer vision adalah face recognition, face detection, face/object tracking, road tracking, dll.

    OpenCV adalah library open source untuk computer vision untuk C/C++, OpenCV didesain untuk aplikasi real-time, memiliki fungsi-fungsi akuisisi yang baik untuk image/video. OpenCV juga menyediakan interface ke Integrated Performance Primitives (IPP) Intel sehingga jika anda bisa mengoptimasi aplikasi computer vision anda jika menggunakan prosesor intel. Fitur yang dimiliki OpenCV antara lain:

    1. Manipulasi data citra (allocation, copying, setting, convert).

    2. Citra dan video I/O (file dan kamera based input, image/video file output).

    3. Manipulasi Matriks dan Vektor beserta rutin-rutin aljabar linear (products, solvers, eigenvalues, SVD).

    4. Data struktur dinamis (lists, queues, sets, trees, graphs).

    5. Pemroses citra fundamental (filtering, edge detection, corner detection, sampling and interpolation, coler conversion, morphological operations, histograms, image pyramids).

    Python

    Menurut Perkasa et al. (2014:92)adalah “bahasa pemrograman model skrip (scripting language) yang berorientasi objek. Python dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan perangkat lunak dan dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi. Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam penyalibannya atau mendistribusikannya. Lengkap dengan source codenya, debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, GUI (antarmuka pengguna grafis), dan basis datanya. Beberapa fitur yang dimiliki Python adalah:

    1. Memiliki kepustakaan yang luas; dalam distribusi Python telah disediakan modul-modul.

    2. Memiliki tata bahasa yang jernih dan mudah dipelajari.

    3. Memiliki aturan layout kode sumber yang memudahkan pengecekan, pembacaan kembali dan penulisan ulang kode sumber.

    4. Berorientasi objek.

    5. Dapat dibangun dengan bahasa Python maupun C/C++

    Konsep Dasar Literature Review

    Definisi Literature Review

    Menurut Hasibuan dalam Rafika et al. (2018:138)“Literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam Literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada perumusan masalah.

    Menurut Hasibuan dalam Rafika et al. (2018:138)Rafika et al. (2018:138), Metode Literature Review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

    4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

    5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

    Adapun Literature Review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

    1. Jurnal yang ditulis oleh Eduardus Tuluk, Irawadi Buyung, dan Ajie Wibowo Soejono dari Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Respati Yogyakarta yang berjudul “IMPLEMENTASI ALAT PENGUSIR HAMA BURUNG DI AREA PERSAWAHAN DENGAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA168” Peneliti ini membahas tentang Rangkaian alat yang digunakan untuk mengusir hama burung yang menggunakan Gelombang Ultrasonik yang mengeluarkan Frekuensi 20-25 Khz sesuai dengan habitat hama burung tersebut.

    2. Jurnal yang ditulis oleh Muhamad Irfan Kurniawan, Unang Sunarya dan Rohmat Tulloh dari Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom yang berjudul “INTERNET OF THINGS SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS RASPBERRY PI DAN TELEGRAM MESSENGER”. Peneliti ini membahas tentang Kamera pengawasan yang menggunakan sensor PIR yang mendeteksi gerakan manusia, maka kamera akan mengambil foto yang akan dikirimkan ke Telegram Messenger.

    3. Jurnal yang ditulis oleh Alvi Antonius, Dedi Triyanto, dan Ikhwan Ruslianto, dari Sistem Komputer Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura yang berjudul “PENERAPAN PENGOLAHAN CITRA DENGAN METODE ADAPTIVE MOTION DETECTION ALGORITHM PADA SISTEM KAMERA KEAMANAN DENGAN PUSH NOTIFICATION KE SMARTPHONE ANDROID”. Peneliti ini membahas tentang sebuah sistem keamanan menggunakan Raspberry Pi sebagai mesinnya, OpenCV untuk proses pengolahan citra dengan metode Adaptive Motion Detection untuk mendeteksi ada atau tidaknya gerakan, yang akan dikirim melalui push notification pada smartphone berbasis sistem operasi android.

    4. Jurnal yang ditulis oleh Arief Budi Laksono dan A. Rifqi Zulfahmi Zahhidi dari Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan yang berjudul “RANCANG BANGUN ALAT PENGUSIR BURUNG PEMAKAN PADI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA328 DENGAN SEL SURYA”. Penelitian ini membahas tentang Program pada mikrokontroller Atmega328 menggunakan asembler atau C, sensor PIR digunakan untuk menangkap pergerakan burung. Untuk mengusik kehadiran burung menggunakan sirine yang mampu mengeluarkan suara dengan keras.

    5. Jurnal yang ditulis oleh Rendy Dartha Nugraha dan Firdaus dari Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas Padang Sumatera Barat yang berjudul “RANCANG BANGUN MOBILE ROBOT PENGIKUT MANUSIA BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS MINI PC”. Penelitian ini membahas tentang Mobile robot yang dibuat dapat melakukan proses pengolahan citra dari warna objek yang ditangkap oleh webcam, sehingga dapat mengenali warna objek yang diikuti. Proses pengolahan citra akan di proses di dalam Raspberry Pi sebagai pusat kontrol, yang akan menggerakkan motor pada mobile robot.

    6. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Lohit Ujjainiya and M. Kalyan Chakravarthi dari School of Electronics Engineering, VIT University, Chennai, India. Pada tahun 2015 yang berjudul “RASPBERRY – PI BASED COST EFFECTIVE VEHICLE COLLISION AVOIDANCE SYSTEM USING IMAGE PROCESSING”. Vol. 10, No. 7 April 2015 ISSN 1815-6608. Penelitian ini membahas tentang dasarnya merancang sistem yang efektif untuk lingkungan real time, yang mendeteksi adanya hambatan di jalur kendaraan, dalam karya diusulkan Raspberry Pi kamera modul yang digunakan untuk objek deteksi dan gambar akuisisi.

    7. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Stevan O. N. Silva dan Luciano Silva dari Universidade Presbiteriana Mackenzie, São Paulo – SP – Brasil yang berjudul “A LINUX MICROKERNEL BASED ARCHITECTURE FOR OPENCV IN THE RASPBERRY PI DEVICE”. Penelitian ini membahas tentang perkembangan arsitektur tertanam berdasarkan sistem Linux dan OpenCV Perpustakaan, difokuskan pada efektif penggunaan perangkat keras, melalui pemilihan fitur tertentu diperlukan oleh Perpustakaan ini dan bertujuan untuk peningkatan kinerja. Konsep diterapkan ke komputer papan tunggal Raspberry Pi dan beberapa tes berjalan membandingkan kernel Linux dimodifikasi dengan yang asli.

    8. Jurnal Internasioanal yang ditulis oleh Jukka-Pekka Nikolajeff dari Cranfield University, School of Engineering, Trafi Research Reports 7/2014 yang berjudul “Analysis of the Bird Strike Reports Received by the Finnish Transport Safety Agency between the Years 2000 and 2011”. Penelitian ini membahas tentang sejak orang mulai terbang, tabrakan burung menjadi masalah keamanan utama. Ratusan kebakaran burung dilaporkan dilaporkan setiap tahun dan konsekuensinya bervariasi dari pilot yang ketakutan hingga kehancuran total pesawat.

    9. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Priya B. Patel dan Viraj M. Choksi dari Foundation of Computer Science FCS, New York, USA yang berjudul “Smart Motion Detection System using Raspberry Pi”. Penelitian ini membahas tentang Pyroelectric Infrared (PIR) sensor digunakan sebagai pemicu kehadiran orang-orang yang sederhana namun kuat. Sistem ini sangat cocok untuk pengawasan daerah pribadi kecil yaitu kantor pribadi kabin, ruang ganti bank, parkir masuk. Setiap kali gerakan terdeteksi melalui sensor PIR di dalam kamar gambar ditangkap melalui kamera dan sementara disimpan dalam modul raspberry pi.

    10. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Shyam Narayan Patel dan V. Prakash dari School of Electronics Engineering VIT University Chennai, India yang berjudul “Autonomous Camera based Eye Controlled Wheelchair system using Raspberry-Pi”. Penelitian ini membahas tentang sistem diimplementasikan memungkinkan orang cacat untuk mengendalikan kursi roda tanpa bantuan dari orang lain. Dalam sistem ini mengendalikan dari kursi roda yang dilakukan berdasarkan gerakan mata. Kamera terpasang di depan pengguna, untuk menangkap gambar dari salah satu dari Mata (kiri atau kanan) dan melacak posisi murid mata dengan menggunakan teknik pengolahan gambar. Menurut posisi mata, roda bermotor akan diarahkan untuk memindahkan kiri, kanan dan maju. Selain itu, untuk tujuan keselamatan sensor ultrasonik sudah terpasang di depan kursi roda untuk mendeteksi hambatan dan secara otomatis menghentikan gerakan kursi roda.


    BAB III

    PEMBAHASAN

    Gambaran Umum BPP

    Sejarah Penyuluhan Pertanian

    Sejarah mencatat bahwa kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia ada sejak zaman penjajahan hingga sekarang. Di mulai dari zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang sampai dengan zaman kemerdekaan.

    Perkembangan Penyuluhan Pertanian pada Zaman Belanda (1905-1942)

    Penyuluhan pertanian di Indonesia telah dimulai sejak tanggal 17-5-1817, ketika Dr. CGL Reinwardt, mendirikan Kebun Raya Bogor dan memperkenalkan 50 jenis tanaman baru, antara lain: kelapa sawit, ketela pohon, dll. Pada tahun 1831, dilaksanakan Sistem Tanam Paksa (cultuurstelsel) yang memaksa pribumi menanam nila/tarum, kopi, gula dan tembakau. Selanjutnya Direktur ke III Kebun Raya Bogor, Dr. R.H.C.C. Scheffer, tahun 1876, mendirikan Kebun Tanaman Dagang (Cultuurtuin) seluas 75 ha (bagian Kebun Raya Bogor) di Desa Cikeumeuh, dan menyebarkan ke seluruh pelosok Indonesia tanaman perkebunan dan tanaman makanan, seperti karet, serat (roselia, rami, dll), berbagai jenis padi, kacang tanah, kedelai, jagung, ubi jalar dan ketela pohon.

    Tahun 1877, Scheffer mendirikan Sekolah Pertanian di Kebun Raya. Tahun 1884 Sekolah Pertanian di Kebun Raya ditutup, karena kekurangan dana, kurang perhatian dan kurang dukungan politis. Tahun 1903, Direktur ke V Kebun Raya Bogor, Dr. Melchior Treub, mendirikan Sekolah Pertanian, yang selanjutnya berkembang menjadi Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA), lulusannya banyak menjadi penyuluh pertanian, pegawai kehutanan dan sinder perkebunan.

    Tanggal 1 Januari 1905 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Landbouw Nijverheid en Handel) atas usul Melchior Treub. Tugasnya antara lain melakukan penyuluhan yang dilaksanakan melalui Pangreh Praja, dan mendasarkan kegiatannya atas perintah-perintah kepada petani.

    Tahun 1908, diangkat lima orang penasehat pertanian (Landbouw Adviseur) dan beberapa pembantunya (Asisten Landbouw Adviseur) sebagai pegawai Departemen Pertanian, yang diperbantukan kepada Pangreh Praja setempat. Tugasnya memberi nasehat pertanian dan menyelenggarakan pendidikan pertanian kepada petani.

    Tahun 1910, didirikan Dinas Penyuluhan Pertanian (Landbouw Voorlichtings Dienst - LDV) dalam Departemen Pertanian. Petugas-petugas penasehat pertanian bisa berhubungan langsung dengan petani atas dasar pendidikan dan kesukarelaan.

    Tahun 1921, LDV dijadikan Dinas Daerah Provinsi, karena hasil nyata yang dicapainya. Sejak itu petugas-petugas Dinas Penyuluhan berdiri sendiri dan bertanggung jawab kepada Departemen Pertanian, disamping tetap bertindak sebagai penasehat Pangreh Praja. LDV menangani penyuluhan tanaman pangan dan perkebunan, dan ikut dalam bidang perkreditan.

    Pada periode 1921-1942, Dinas Penyuluhan terus berkembang sampai datang tentara Jepang. Hasil penyuluhan yang menonjol selama masa penjajahan Belanda berupa:

    1. Modernisasi usahatani berdasarkan hasil penelitian, terutama pengolahan tanah, pengairan, pemupukan (hijau, kompos dan an-organik), pemakaian varietas/benih unggul,dan pemberantasan hama penyakit. Adanya Panca Usaha padi, palawija, sayuran dan buah-buahan.

    2. Hama sundep dan beluk dapat dikendalikan di Karawang sampai Pekalongan (berdasarkan hasil penelitian Dr.P.Van der Goot dan kawan-kawannya).

    3. Pupuk hijau mulai meluas digunakan di persawahan dan di perkebunan. Jenis Crotalaria, Centrosema, Lamtoro dan lain-lain mulai banyak diusahakan, sementara kompos mulai dikenal.

    4. Penyempurnaan alat-alat pertanian dengan introduksi dari hasil penelitian, seperti bajak Muara dan Kerorejo, garu Madura, penyiang Muara, penyiang Landak (tunggal dan ganda), parut rotasi untuk bikin tapioka, dll.

    5. Perbaikan pekarangan dengan menanam sayur, buah, bunga dan tanaman obat, menjadi lebih cantik, bersih, berfaedah dan menguntungkan.

    6. Pendirian 200 buah Balai Benih dan Kebun Bibit di seluruh kepulauan untuk menangkar benih/bibit unggul padi, palawija, sayuran, bunga, buah, tanaman keras (karet, cengkeh, randu, kopi, teh, tembakau, kelapa, dll).

    7. Pengembangan pendidikan pertanian melalui pendidikan formal dan non formal. Pendidikan pemuda (kelas masyarakat Sekolah Desa 5 tahun) yang dirintis tahun 1910 dikembangkan menjadi 6 tahun, kelas pertanian untuk daerah pedesaan, kelas perdagangan/ perkantoran untuk daerah kota, dan kelas kerajinan/pertukangan untuk daerah yang banyak industrinya.

    8. Tahun 1939 ada 139 kelas pertanian. Pendidikan pertanian yang dilaksanakan dalam bentuk sekolah adalah MLS Bogor, CS di Sukabumi dan Malang (di Malang namanya Landbouw School/LS setara SMP).

    9. Tahun 1927 dibuka Kursus Tani Desa (KTD) bagi wargatani di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemudian dibentuk kelompok tani, yang disebut Rukun Tani (Jawa Barat), Kring Tani (Jawa Timur) dan nama setempat lainnya. Diadakan pula kursus bagi wanita tani dan anak tani/pemuda tani.

    Perkembangan Penyuluhan Pertanian pada Zaman Jepang (1942-1945)

    Setelah Jepang menguasai Indonesia, penyuluhan pertanian malah menghilang. Selain itu, Jepang memaksa petani untuk memproduksi bahan makanan dan bahan strategis lainnya. Son Sidoing (Mantri Pertanian Kecamatan) dan Nogyo Kumiai (Koperasi Pertanian di setiap kecamatan) ditugaskan memperlancar usaha produksi dan mengumpulkan hasilnya bagi keperluan angkatan perang Jepang. Tentunya hal ini sangat merugikan pihak Indonesia, khususnya para petani

    Pengembangan Penyuluhan Pertanian pada Masa Kemerdekaan (1945-1995)

    Periode Liberal (1945 – 1959)

    Pada periode 1945–1950, pengembangan pertanian dimulai dengan Rencana Kasimo, yaitu rencana produksi pertanian 3 tahun (1948–1950). Pada periode 1950–1959, pemerintah memulai usaha pembangunan pertanian lebih sistematis, rencana Kasimo yang belum terlaksana sepenuhnya digabung dengan Rencana Wisaksono menjadi Rencana Kesejahteraan Istimewa (RKI) tahap ke-1 tahun 1950–1955 dan tahap ke-2 tahun 1955–1960.

    Untuk menunjang program tersebut dilaksanakan:

    1. Perbanyakan benih unggul padi dan palawija dengan memperluas dan menambah jumlah Balai Benih dan Kebun Bibit.

    2. Perbaikan dan perluasan pengairan pedesaan.

    3. Peningkatan penggunaan pupuk untuk segala jenis tanaman, terutama pupuk phospat dan nitrogen pada padi.

    4. Peningkatan pemberantasan hama penyakit tanaman serta memperlancar penyaluran pestisida dan peralatannya.

    5. Peningkatan pengendalian bahaya erosi.

    6. Peningkatan pendidikan masyarakat pedesaan dengan mendirikan Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) di tiap kecamatan.

    7. Intensifikasi pemakaian tanah kering, diawali pembangunan beberapa Kebun Percobaan Perusahaan Tanah Kering (PPTK) di kabupaten.

    Pada periode ini, pendekatan dan metode penyuluhan mirip sebelum perang. Masalah dan tantangan pertanian makin luas dan kompleks, aparatur dan cara kerjanya belum sistematis dan komprehensif.

    Tahun 1958 intensifikasi padi dimulai pada sentra yang luasnya ± 1.000 ha. Petani diberi kredit natura (bibit dan pupuk) serta uang. Program itu disebut Padi Sentra. Padi Sentra ini, dijadikan bagian dari Badan Perusahaan Produksi Bahan Makanan dan Pembukaan Tanah Kering (BMPT). BMPT gagal dan dihentikan tahun 1963, karena banyak penyelewengan, dan kurangnya keahlian para manajer dalam menyuluh, pelayanan dan pemasaran.

    Periode Terpimpin (1959 - 1963)

    Terbitlah Dekrit Presiden untuk kembali ke UUD 1945. Sejak itu dimulailah periode terpimpin, demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin.

    Penyuluhan mengalami banyak perubahan. Filsafat “alon-alon asal kelakon” menjadi ”segalanya harus cepat dan tepat”. Kegiatan-kegiatan berdasarkan menggerakkan massa, pendekatan dan metoda penyuluhan harus sesuai. Kesemuanya di bawah pimpinan tertentu, sesuai dengan prinsip ekonomi terpimpin.

    RKI diganti dengan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PNSB) Tahap I, yang meluas dan menyeluruh. Pelaksanaannya merupakan gerakan dinamis. Gerakan intensifikasi produksi padi Swa-Sembada Beras (SSB), berlangsung dari tingkat nasional sampai ke desa, dengan pimpinan Komando Operasi Gerakan Makmur (KOGM) pada setiap tingkat operasi.

    Tahun 1970 KOGM meluas menjadi Gerakan Swa-Sembada Bahan Makanan (SSBM), tetapi tidak berhasil mencapai tujuannya. Karena penyuluhan sistem ”komando”, membuat petani menjauhi penyuluh.

    Periode Konsolidasi (1963 – 1974)

    Pada masa ini berbagai usaha telah dilakukan oleh Departemen Pertanian dengan berbagai pihak, seperti penyuluhan dijalankan oleh Jawatan Pertanian Rakyat, Direktorat Pertanian Rakyat (Dirtara), Fakultas Pertanian, dan organisasi massa tani.

    Kemudian Fakultas Pertanian UI (Institut Pertanian Bogor) bekerjasama dengan Lembaga Koordinasi Pengabdian Masyarakat Departemen PTIP (Pendidikan Tinggi Ilmu Pengetahuan) mengadakan pilot proyek penyuluhan yang efektif (1963/1964) dengan penerapan Panca Usaha Lengkap di Kabupaten Karawang. Petani dibimbing intensif dan disediakan saprodi secukupnya. Hasilnya, produksi padi meningkat dua kali lipat.

    Demonstrasi Massal (DEMAS) dilanjutkan pada MT 1964/1965, dan diperluas lagi MT 1965/1966. Proyek ini diubah menjadi Bimbingan Massal AABM dan akhirnya menjadi sistem Bimas, yang mengalami perbaikan menjadi Bimas Berdikari, Bimas Biasa, Bimas Baru, Bimas Gotong Royong, dan Bimas yang disempurnakan. Bimas meliputi masukan (input) yang harus dilakukan, ditetapkan dengan Inpres No. 4/1973 tentang Unit Desa, terdiri dari: (1) penyediaan kredit oleh BRI, (2) pelayanan penyuluhan oleh PPL dinas pertanian, (3) sarana produksi yang murah dan mudah oleh penyalur, kios dan KUD, serta (4) pengolahan dan pemasaran hasil oleh KUD, Kelompok Tani dan swasta perorangan.

    Petani yang telah menjalani Bimas atas bantuan kredit dari Pemerintah pada akhirnya akan mampu berdiri sendiri. Mereka diberi kesempatan membeli sarana produksi secara tunai. Kemudian terjadi perubahan kemasyarakatan dan politik. Pola dan cara penyuluhan dalam menyongsong Era pembangunan, diprogramkan oleh Orde Baru dalam program Pembangunan Lima Tahun (PELITA) I. Bimas diartikan sebagai kegiatan penyuluhan massal, untuk meningkatkan produksi pertanian dengan cara intensifikasi khusus padi/beras.

    Pada Pelita I, penyuluhan harus nyata menunjang pembangunan pertanian berprioritas tinggi mencapai swa-sembada beras. Pengaturan dan pelayanan penyuluhan di lapangan disempurnakan, Keppres No. 95/1969 membentuk Badan Pengendali Bimas yang diketuai Menteri Pertanian, dan Sekretaris BP Bimas, yang sejajar dengan Dirjen lingkup Departemen Pertanian.

    Pada tahun 1971 diselenggarakan PENAS (Pekan Nasional) pertama di Cihea, Jawa Barat atas inisiatif Oyon Tachyan (KTNA Jawa Barat), dan PENAS II tahun 1973 di Jember, Jawa Timur. Memantapkan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dengan merekrut 2001 orang PPL dan 113 orang PPS pada tahun 1971.

    Periode Pemantapan I (1974-1983)

    Keppres No.44 dan 45/1974 membentuk Badan Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian (Badan Diklatluh) di tingkat nasional. Di daerah dilakukan oleh berbagai dinas sesuai dengan UU No. 5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.

    SK Mentan No. 664/1975 membentuk Forum Koordinasi Penyuluhan Pertanian di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Peraturan ini merupakan landasan menggalang kerjasama dalam penyuluhan.

    Mulai tahun 1976 diterapkan sistem kerja Latihan dan Kunjungan (LAKU). Penyuluh sejak 1979 ditata menurut sistem Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) di tingkat Wilayah Unit Desa (wilud 600-1.000 ha sawah atau setaranya), dan dibina oleh Penyuluh Pertanian Madya (PPM) kemudian berubah menjadi Penyuluh Pertanian Urusan Program (PPUP). PPM/PPUP berkedudukan di BPP (pengembangan dari Balai Pendidikan Masyarakat Desa/BPMD tahun 1948).

    Sistem LAKU tahun 1976 dilaksanakan di 9 provinsi, tahun 1977 diperluas ke 14 provinsi dan tahun 1980 ke seluruh Indonesia untuk seluruh subsektor pertanian. Pada masa penyuluhan itu pelayanan kebijaksanaan, diberikan kepada swasta dan masyarakat tani sendiri. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi seperti pupuk, pestisida, alat-alat pertanian, benih dan bibit, diusahakan oleh perusahaan swasta, BUMN, KUD, Kelompok tani sendiri.

    Pada tahun 1979 dimulailah INSUS (Intensifikasi Khusus) dan dilanjutkan dengan OPSUS (Operasi Khusus) pada daerah terbelakang intensifikasinya, OPSUS Tekad Makmur (1980) di Provinsi NTB dan Opsus Lapo Ase di Sulawesi Selatan (1981) dan seterusnya di lain daerah.

    Tahun 1980, formasi penyuluhan diperbesar menjadi 20.626 orang (PPL/PPUP 19513 orang, PPS 1.113 orang). Pada tahun itu Penas III dilaksanakan di Bali dan Penas IV di Kalimantan Selatan tahun 1981. Pada rembug KTNA di Bali disepakati peningkatan metode penyuluhan berupa Mimbar Sarasehan, Temu Wicara dan Temu Karya.

    Periode Pemantapan II (1983-1993)

    Keppres No.24/1983, membentuk Direktorat Penyuluhan pada semua Direktorat Jenderal lingkup pertanian dan Pusat Penyuluhan pada Badan Diklatluh. Di Dinas tingkat I dan II/cabang Dinas pertanian, dibentuk subdinas dan seksi penyuluhan.

    Pada 1993, Penyuluh ditingkatkan jumlahnya menjadi 39.108 orang (PPL/PPUP 36.830 orang dan PPS 2.278 orang). Pemantapan penyuluhan dengan adanya kesatuan aparat penyuluhan dan kesatuan pengertian penyuluhan.

    Pada MT 1987 dikembangkan pola Supra Insus. Keberhasilan Supra Insus terletak pada kerjasama antar Kelompok tani dalam intensifikasi di satu WKPP, menerapkan pola tanam yang menjamin terwujudnya keserempakan panen dan keragaan varietas dalam hamparan areal usahatani se WKPP.

    Sesuai perkembangan zaman, metode massal relatif berkurang dan lebih banyak penerapan metode kelompok dan perorangan karena berkembangnya tingkat pengetahuan petani-nelayan.

    Penas V diselenggarakan di desa Purbolinggo Lampung Tengah tahun 1983, Penas VI di desa Pematang Krasan Simalungun Sumatera Utara, tahun 1986 dihadiri 2.500 orang peserta dari 27 provinsi dengan 20 jenis kegiatan./p></div>

    <p style="line-height: 2">Bimas yang didukung penyuluhan membawa Indonesia sukses mencapai swasembada beras tahun 1984 yang diakui FAO. Pada Hari Ulang Tahun FAO ke-40 tanggal 14 November 1985, Presiden Sueharto dan masyarakat pertanian Indonesia secara simbolis menyerahkan sumbangan 100.150 ton gabah kering giling (senilai Rp.15,6 milyar) kepada penduduk Afrika yang menderita kelaparan melalui Dirjen FAO.Atas jasa mencapai swasembada beras, Direktur Jenderal FAO memberi penghargaan medali emas kepada Presiden Suharto, yang bertuliskan PRESIDEN SUHARTO – INDONESIA dan FROM RICE IMPORTED TO SELF SUFFICIENCY – FAO-ROME.</p>
    <p style="line-height: 2">Tahun 1986 ditetapkan jabatan fungsional penyuluh. Kualifikasi tenaga penyuluh ditingkatkan pendidikannya melalui Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) mulai tahun 1987 dan Pendidikan Tinggi Pertanian Lapangan/PTPL (pendidikan jarak jauh, kerjasama Departemen Pertanian dengan Universitas Terbuka/UT) mulai tahun 1991. Penyuluh S1, secara bertahap dan terbatas ditingkatkan menjadi S2 atau S3, baik di dalam maupun luar negeri.</p>
    <p style="line-height: 2">Kemudian penyuluh mampu membentuk Pusat Pelatihan Pertanian & Pedesaan Swadaya (P4S). Petani Indonesia menerima petani magang dari Afrika/GNB.</p>
    <p style="line-height: 2">Sejak tahun 1990, jumlah dan mutu kegiatan di Penas makin ditingkatkan. Penas diselenggarakan 4 kali dalam periode Pemantapan II. Penas V di Lampung tahun 1983 Penas VI di Sumatera Utara tahun 1986, Penas VII di Sulawesi Selatan tahun 1988 dan Penas VIII di Magelang tahun 1991.</p>
    <p style="line-height: 2">Menyiapkan generasi muda pertanian, dijalin hubungan antara taruna tani dan siswa SPP melalui kegiatan Temu Siswa dan Taruna Tani Nasional (TESISTANAS) dan dibentuknya Kelompok Siswa dan Taruna Tani (KOSISTA).</p>
    <p style="line-height: 2">Upaya percepatan alih teknologi dilakukan melalui kerjasama antara Badan Diklat Pertanian dan Badan Litbang Pertanian dalam bentuk Temu Aplikasi Teknologi dan Gelar Teknologi.</p>
    <p style="line-height: 2">Melalui SK Mentan Nomor: 789/Kpts/OT.210/1294, fungsi BIP ditingkatkan dan diubah menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Tugas BPTP adalah melaksanakan kegiatan penelitian komoditas, pengujian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi, menyampaikan paket teknologi hasil pengkajian dan perakitan untuk bahan penyusunan materi penyuluhan pertanian, pelayanan teknik kegiatan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian, Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Balai.</p>
    <p style="line-height: 2">Sejak tahun 1993 penyuluh non sarjana dan BPP diserahkan/ diperbantukan kepada daerah tingkat II, beserta anggarannya. Penyuluh berpendidikan sarjana tetap sebagai pegawai pusat yang dipekerjakan di wilayah, administrasinya dikelola oleh Kanwil Deptan.Tahun 1989, sistem LAKU dievaluasi oleh Pusat Pengembangan Agribisnis/ PPA dan proyek NAEP III. Hasil evaluasi menunjukkan, LAKU tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena kebudayaan. Sebanyak 300 kelompok etnis dengan 200 dialek dan tinggal di 13.667 pulau, menuntut ketangguhan cara kerja penyuluhan. Kemudian titik berat LAKU diubah dari komoditi ke komunitas (masyarakat) sebagai pemeran utama pembangunan pertanian. Modifikasi sistem LAKU dengan metode sensus masalah, dapat membawa penyuluhan pertanian kepada pendekatan yang menyeluruh (holistik). </p>
    <p style="line-height: 2">Keppres no.4/1990, Badan Diklatluh Pertanian diubah menjadi Badan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian diubah menjadi Pusat Pendidikan dan Latihan Penyuluhan Pertanian (Pusdiklatluhtan).</p>
    <p style="line-height: 2">SK Mentan No. 58/Kpts/LP.120/2/91, mengubah koordinasi penyuluhan. Di tingkat provinsi dipegang oleh Kepala Kanwil Deptan, di Kabupaten/Kotamadya oleh Kepala Dinas Lingkup Pertanian/Ketua Pelaksana Harian Bimas. Koordinasi di tingkat BPP dan desa tidak diatur. Kedudukan dan tugas BPP tidak lagi sebagai unit pelaksana penyuluhan, melainkan hanya sebagai instalasi penyuluhan.</p>
    <p style="line-height: 2">Keppres No. 83/1993, menghapus Direktorat Penyuluhan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan & Holtikultura, Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan.</p>
    <p style="line-height: 2">SK Mentan No. 96/Kpts/OT.210/2/1994, membentuk Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan), yang bertanggung jawab pada Menteri Pertanian. Secara administratif dibina oleh Sekjen dan secara teknis dibina oleh Dirjen sesuai dengan bidang tugas masing-masing.</p>

    <p style="line-height: 2">Periode Agribisnis-Agroindustri (1993-1997)

    </p>
    <p style="line-height: 2">Kebijakan Menteri Pertanian pada awal kebangkitan nasional II (PJP II), memantapkan penyelenggaraan penyuluhan di Indonesia. Dalam PELITA VI, penyelenggaraan penyuluhan menghadapi berbagai tantangan berupa lingkungan sosial ekonomi nasional maupun global yang dinamis.</p>
    <p style="line-height: 2">Orientasi pembangunan pertanian ke arah penerapan pendekatan agribisnis. Adanya peningkatan peranan dan peran-serta masyarakat, dalam hal ini petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya. Dan pelaksanaan desentralisasi mengarah kepada pelaksanaan otonomi daerah tingkat II yang lebih luas dan lebih bertanggung jawab. Perubahan kebijakan dari petani-nelayan yang hanya terampil berproduksi menjadi kebijakan yang dapat menciptakan iklim motivasi petani-nelayan untuk lebih rasional dan efisien dalam mengembangkan usaha berdasarkan kemampuan wilayah, informasi dan mengenali potensi pasar</p>
    <p style="line-height: 2">Pada PELITA VI, penyelenggaraan penyuluhan diarahkan untuk:</p>
    1. <p style="line-height: 2">Memberi dorongan bagi berkembangnya kelembagaan tani-nelayan agar mampu mengambil keputusan secara mandiri melalui perencanaan wilayah yang partisipatif perlu dikembangkan secara bertahap, mengambil manfaat sebesar-besarnya dari keberadaan BPP melalui kunjungan para petani dan nelayan secara berkala ke BPP, memperkuat BPP dengan personil, sarana, prasarana dan pembiayaan yang memadai dalam menghadapi arah perkembangan perilaku petani/nelayan sebagai sistem pengguna aktif berbagai informasi dan kesempatan berusaha. </p>
    2. <p style="line-height: 2">Membangun dan mengembangkan jaringan kelembagaan penyuluh yang mampu mendukung pengembangan kelembagaan petani-nelayan serta mampu menciptakan iklim kepemimpinan demokratis dalam mengembangkan agribisnis.
    3. <p style="line-height: 2">Mengorientasikan para petugas lingkup pertanian (penyuluh dan aparat pembinanya) agar memiliki satu kesatuan tindak dalam penyelenggaraan penyuluhan.

      </li></ol>

      Penyelenggaraan penyuluhan diletakkan pada Daerah Tingkat II dengan materi yang sesuai dengan mandat, misi, tujuan penyuluhan, dan kondisi/potensi riil daerah serta berkaitan dengan berbagai program prioritas pembangunan pertanian. Penyuluhan di tingkat provinsi maupun nasional, diarahkan untuk mampu mendukung penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan di kab kota dan BPP.

      Pendekatan dan metode penyuluhan disesuaikan dengan perkembangan atau tingkat kemajuan sosial ekonomi wilayah dan tujuan yang hendak dicapai dalam wilayah bersangkutan. Pendekatan ”partisipatory and cost sharing” dalam penyelenggaraan penyuluhan cocok diterapkan guna mengembangkan peran-serta dan kemandirian petani/nelayan dalam pembangunan pertanian.

      Untuk memberikan dukungan nyata pada penyelenggaraan penyuluhan, tahun 1994 dibentuk lembaga pengkajian teknologi pertanian di tiap provinsi. Pada April 1995, unit kerja itu mulai dioperasikan dengan status organisasi BPTP, LPTP dan IPPTP.

      Struktur Organisasi

      Tugas dan Tanggung Jawab

      1. Koordinator Penyuluhan

      2. Koordinator Penyuluh bertugas selaku PENGELOLA BPP yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di WKBPP kepada kepala BIPP.

      3. POPT

      4. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk pengendalian organisme pengganggu tumbuhan

      5. Admin Kecamatan

      6. Admin Kecamatan adalah jabatan yang bertugas untuk mengatur administrasi seperti administrasi personalia, kemudahan dan perlengkapan bagi penyuluh, administrasi keuangan, pelaporan dan evaluasi, hubungan dengan lembaga-lembaga terkait lainnya.

      7. Urusan Supervisi

      8. Urusan Supervisi adalah jabatan yang bertugas untuk melakukan supervisi penyuluh ke tiap BP3K secara berkesinambungan.

      9. Tata Usaha

      10. a. Urusan Program adalah jabatan yang bertugas untuk melakukan identifikasi dan kompilasi permasalahan serta umpan balik penerapan rekomendasi teknologi di wilayah BPP.

        b. fasilitas penyuluh diwilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP) dalam penyusunan data potensi wilayah dan agroekosstem.

        c. Menyusun rencana kegiatan BPP.

        d. Mengkoordinasikan, mempersiapkan dan menyusun program penyuluhan pertanian kecamatan.

        e. Menyusun perancanaan pelaksanaan forum-forum penyuluh tingkat desa.

      11. Urusan Sumber Daya Manusia

        Urusan Sumber Daya Manusia adalah jabatan yang bertugas yang melakukan pembinaan dan berhubungan atau berhadapan langsung dengan petani dan atau masyarakat tani. Tugas pembinaan dilakukan untuk meningkatkan sumber daya petani di bidang pertanian.

        Tujuan Perancangan

        Tujuan perancangan alat pengusir burung dengan Raspberry Pi ini diharapkan akan terciptanya beberapa dampak positif yang dapat dilihat sebagai berikut:

        1. Memberi fasilitas yang dapat membantu dan mempermudah kinerja petani.

        2. Memaksimalkan produktivitas hasil panen.

        3. Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

          Pada saat ini pertanian masing menggunakan metode manual, yang dilakukan dengan cara membuat orang-orangan sawah, menggunakan benda-benda mengkilap seperti plastik, menggunakan jaring sebagai perangkap dll.

          Tata Laksana Sistem Unggulan

          Pada sistem usulan ini peneliti membuat alat pengusir burung yang menggunakan Raspberry Pi dan ESP822 yang mengeluarkan Frekuensi Suara yang ditentukan sekiranya 10-50Khz untuk mengusir burung yang ada pada persawahan secara langsung, yang dimana alat pengusir burung ini ditempatkan disekitar persawahan guna meningkatkan hasil panen sawah.

          Diagram Blok

          Pada intinya sebuah alat pengusir burung terdiri dari banyak perangkat. Maka untuk menyederhanakan dalam menganalisa dipakai blok diagram. Dimana tiap-tiap komponen digambarkan oleh sebuah kotak yang mempunyai input dan output, sedangkan didalamnya dituliskan bentuk transfer fungsi dari komponennya. Agar mudah dimengerti maka peneliti membuat diagram blok dan alur kerjanya.

          Cara Kerja Alat

          Cara kerja alat ini cukup sederhana menggunakan Raspberry Pi untuk menyatukan semua perangkat seperti kamera, ESP8266 dan Speaker. Ketika perangkat tersebut sudah berjalan, kamera sebagai media pemantau burung dijadikan penangkapan objek untuk mendeteksi burung, maka akan langsung menginstruksikan ESP8266 untuk membunyikan Speaker dan Speaker yang akan mengeluarkan Frekuensi suara yang sudah diatur.

          Pembuatan Alat

          Pada perancangan alat pengusir burung yang peneliti buat ini meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan sistem alat adalah seperti yang ditunjukan pada gambar 3.2 dari sistem alat yang dirancang akan mewujudkan “Perancangan Wireless Sensor Actuator Networks pada Bird Repellent Device berbasis Computer Vision”.

          Perangkat Keras (Hardware)

          Dalam perancangan perangkat keras (Hardware) ini di butuhkan beberapa alat dan bahan agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah.

          Tabel Daftar Komponen

          Perangkat Lunak (Software)

          Dalam perancangan perangkat lunak (Software) ini terdapat beberapa Software yang harus disiapkan.

          1. Download OS Raspbian

          2. Download SdFormatter

          3. Download Win32Disklmager

          4. Advanced IP Scanner

          5. Download PuTTY Configuration

          6. Download Arduino IDE

          7. Download VNC Viewer

          Berikut langkah-langkah instalasi Raspbian dengan menggunakan Windows:

          Menginstall OS Raspbian Pada Micro SD

          1. Setelah mendownload software SDformatter masukkan kartu microSD anda dalam card Reader dan masukan dalam Laptop.

          2. Buka software SDFormatter, pastikan drive yang dipilih adalah drive dari SD card anda. Kemudian klik tombol format seperti gambar dibawah ini.

          3. Buka aplikasi Win32DiskMager, cari file dari Raspbian yang telah didownload sebelumnya. Pastikan device yang dipilih adalah drive SDcard.

          4. Klik tombol “Write”, proses Raspbian akan berlangsung selama beberapa menit.

          5. Selesai, masukan SD card yang telah selesai diinstal tersebut ke dalam Raspberry Pi kemudian nyalakan Raspberry Pinya.

          6. Setelah itu ketik Sudo rasp-config, bertujuan untuk mengatur beberapa fungsi-fungsi konfigurasi yang paling umum.

          Remote Raspberry Pi di Windows

          Untuk dapat mengoperasikan Raspberry Pi di Windows dibutuhkan aplikasi bernama PuTTY. Software ini berjalan berbasis taxt sedangkan aplikasi yang berjalan dengan GUI (Graphical User Interface) dibutuhkan software VNC Viewer. Berikut beberapa langkahnya:

          1. Mengetahui IP addres Raspberry Pi dengan menggunakan IP SCANNER.

          2. Setelah mengetahui IP address pada Raspberry Pi buka software PuTTY dan masukkan IP address Raspberry Pi.

          3. Setelah mengklik open dan berhasil, lalu masukkan username dan password Raspberry Pi yang telah dibuat.

          4. Cara Remote Raspberry Pi menggunakan VNC Viewer, ketik sudo raspi - config-interfacing Options – P3 VNC Enable.

          5. Setelah itu buka software VNC Viewer dan masukkan IP Address Raspberry Pi yang telah diketahui lalu enter.

          6. Setelah berhasil akan keluar tampilan login Raspberry Pi, masukkan username dan password yang telah dibuatt sebelumnya.

          7. VNC Viewer berhasil login.

          8. Tampilan Raspberry Pi pada VNC Viewer

          Flowchart Sistem

          Pada pembuatan sebuah sistem diperlukan sebuah gambar yang akan dapat menjelaskan alur atau langkah-langkah dari sebuah kerja sistem yang dibuat, sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar proses kerja sebuah sistem merupakan gambar dari sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah-langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart sebagai berikut:

          TFlowchart Sistem Usulan

          User Requirement

          Elisitasi Tahap 1

          Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Berikut adalah Elisitasi tahap I:

          Elisitasi Tahap 2

          Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi:

          Elisitasi Tahap 3

          Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.

          Keterangan:

          1. T artinya Tecnikcal. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

          2. O artinya Operasional. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara pengguna requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

          3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

          Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

          1. L (Low): Mudah untuk dikerjakan.

          2. M (Middle): Mampu untuk dikerjakan.

          3. H (high): sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal.

          Final Draft Elisitasi

          Final Draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikerjakan.


          BAB IV

          RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

          Rancangan Sistem Usulan

          Berikut adalah flowchart dari sistem yang diusulkan.

          Dapat dijelaskan pada Gambar 4.1 Flowchart Sistem yang diusulkan diatas terdiri:

          1. Terdapat 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada aliran proses Flowchart, yang berarti mulai dan selesai.

          2. Terdapat 1 (satu) simbol decision, yang bertujuan untuk menunjukan apakah alat berjalan dengan normal, apakah kamera mendeteksi burung, bila tidak kamera akan tetap ready dan apabila mendeteksi burung kamera akan men intruksikan Raspberry Pi untuk menghitung jumlah burung >3, Telegram Notification, dan men intrukan Arduino Wemos (D1)

          Testing

          Sesuai dengan tahapan PDCA Cycle, tahapan testing merupakan tahapan Check yang dimana pada tahapan ini sistem yang sudah dibangun akan diuji kembali agar layak digunakan.

          Pengujian Alat

          Berikut adalah daftar pengujian Perancangan Pegusir burung dengan menggunakan Black Box dan White Box Testing.

          Blackbox Testing

          Pengujian Remote pada VNC Viewer

          Pengujian Kamera Logitech C270 para Raspberry Pi

          Pengujian Solar Panel

          Daya Tahan Batrai

          Pengujian Frekuensi Suara

          Pengujian ESP822 dan Relay mengaktifkan Speaker

          Pengujian Pemberitahuan Jumlah Burung pada Telegram

          Konfigurasi Sistem Usulan

          Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware maupun software yang digunakan untuk melakukan perancangan dan membuat program.

          Spesifikasi Hardware

          Pada spesifikasi perangkat keras (Hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing. Adapun perangkat keras (Hardware) sebagai berikut:

            Raspberry Pi

            Adaptor

            SD Card 32GB

            Arduino Wemos D1 (ESP8266)

            Kabel Jumper

            Baterai Kotak (AKI)

            Speaker Frekuensi

            Kamera Logitec C270

            Solar Panel

            Solar Charger

            Relay 5V

            Besi Bolong

          Spesifikasi Software

          Pada spesifikasi perangkat Lunak (Software) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing. Adapun perangkat Lunak (Software) sebagai berikut:

          1. SD Card Formatter

          2. OS Raspbian Stretch

          3. Putty

          4. VNC Viewer

          Evaluasi

          Berdasarkan hasil pengujian yang telah dijabarkan pada bahasan sebalumnya diperololeh beberapa catatan perbaikan yaitu, persisi saat deteksi objek burung belum sempurna kalau itu adalah burung, menambahkan beberapa opsi agar dapat mendeteksi secara sempurna dengan beberapa source code dibawah ini dan training beberapa model jenis burung.

          Keunggulan dan Kelemahan

          Pada tahap uji coba yang telah dilakukan menggunakan metode Black Box ada beberapa keungkulan dan kelemahan sebagai berikut:

          Keunggulan Sistem yang Diusulkan

          Ada beberapa keunggulan dari alat ini:

          1. Dapat menjadi sebuah alat pengusir burung yang efektif karena mudah digunakan.

          2. Tidak merusak populasi burung

          3. Penghematan biaya yang dikeluarkan untuk membayar pengusir burung

          Kelemahan Sistem yang Diusulkan

          Ada beberapa kelemahan dari alat ini:

          1. Belum dapat menyimpan video yang direkam.

          2. Belum mengetahui daya tahan kekuatan alat.

          3. Belum mampu mendeteksi burung yang cukup jauh

          Implementasi

          Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada BPP kecamatan Patia.

          Estimasi Biaya

          Berikut ini adalah rincian biaya yang dikeluarkan dari pembuatan alat pengusir burung ini dengan Raspberry pi sebagai berikut:


          BAB V

          PENUTUP

          Kesimpulan

          Berdasarkan analisa dan testing serta perbaikan terhadap permasalahan yang telah dilakukan dalam perancangan sistem ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

          1. Prototipe ini menghasilkan suara sebesar 20Khz sampai 50KHz efektif mengusir hama burung.

          2. Prototipe ini terdiri dari Raspberry Pi, Kamera WebCam sebagai alat pendeteksi hama burung yang terhubung dengan Raspberry Pi melalui kabel USB kemudian data diproses Raspberry Pi apabila terdekteksi hama burung maka Raspberry Pi mengaktifkan Arduino D1 dan mengeluarkan suara pada Frekuensi sebesar 20KHz sampai 50KHz dan frekuensi hal ini yang memungkinkan untuk mengusir hama burung.

          3. Kamera sebagai alat pendeteksi hama burung akan mengirimkan informasinya ke Raspberry Pi, kemudian pada Raspberry pi data diolah untuk selanjutnya dikirimkan sebuah perintah untuk mengaktifkan Arduino D1 dan mengeluarkan suara sebesar 20KHz sampai 50KHz apabila hama burung terdektesi.

          Saran

          Sistem yang dibangun ini tentunya banyak kekurangan yang harus diperbaiki agar terus berkembang menjadi lebih baik. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperbaiki apabila ingin mengembangkan proyek ini:

          1. Antisipasi serangan seperti petir atau hujan belum dilengkapi fitur pengamana.

          2. Cakupan atau jangkauan kamera dan Frekuensi Suara masih terbatas.

          3. Cakupan jaringan belum stabil.

          4. Belum dapat indifikasi semua jenis-jenis burung.


          Daftar Pustaka

          1. Maimunah A.Maimunah, M., Manalu, D.E. And Kusuma, D.B., 2017. PERANCANGAN PROTOTYPE VISUAL PADA BAGIAN DESAIN SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PADA PT. SULINDAFIN. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), pp.4-6
          2. Rudol, Rudol, R., 2017. IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER PADA VIRTUAL PRIVATE NETWORK (VPN) MENGGUNGAKAN IPSEC. Jurnal Ilmiah INFOTEK, 2(1)
          3. Maniah dan Dini Hamidin. 2017.Analisa dan perancangan sistem Informasi:Pembahasan Secara Praktis dengan Contoh Kasus. Yogyakarta: Deepublish, Maret.
          4. Romney, M. B., Steinbart, P. J., & Cushing, B. E. (2015). Accounting information systems (pp. 638-641). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
          5. Mulyadi, (2016), Sistem Akuntansi, ed. Keempat, selemba Empat, Jakarta.
          6. 6,0 6,1 6,2 Hutahean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
          7. Tyoso, Jaluanto S.P. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
          8. 8,0 8,1 Muslihudin, Muhamad Oktafianto. 2016. Analisi dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
          9. Prasetiyati Dani. 2016. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Di PT Eka Timur Raya Purwodadi Pasuruan. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi. Vol. 4 No. 1. ISSN: 2337-56xx. Malang: UniversitasKanjuruhan.
          10. Sihotang, H.T (2018). Sistem Informasi Pengagendaan Surat Berbasis Web Pada Pengadilan Tinggi Medan. Journal Of Informatic Pelita Nusantara, 3(1).
          11. 11,0 11,1 Lestari, N., 2017. Rancang Bangun Sistem Monitoring Sisa Cairaninfus Dan Monitoring Aliran Infus Berbasisarduino Di Puskesmas Muara Beliti. JUSIKOM, 2(1), pp.21-27.
          12. 12,0 12,1 12,2 Mustaqbal, M. Sidi, Roeri Fajri Firdaus dan Hendra Rahmadi. 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis:Studi Kasus Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN. Bandung:Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. Vol.1 No. 3:31-36.
          13. 13,0 13,1 Kumar, M., Singh, S.K. & Dwivedi, R.K., 2015. A Comparative Study of Black Box Testing and White Box Testing Techniques. International Journal of
          14. Sutanto, P., Setiawan, A. and Setiabudi, D.H., 2017. Perancangan Sistem Forecasting di Perusahaan Kayu UD. 3G dengan Metode ARIMA. Jurnal Infra, 5(1), pp.325-330.
          15. Suleman, A.T.C., Tinangon, J.J. and Pontoh, W., 2017. ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PELUMAS (STUDI KASUS PADA PT. FAJAR INDAH KUSUMA). Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, 12(01).
          16. Agusvianto, H., 2017. Sistem Informasi Inventori Gudang Untuk Mengontrol Persediaan Barang Pada Gudang Studi Kasus: PT. Alaisys Sidoarjo. Journal of Information Engineering and Educational Technology, 1(1), pp.40-46.
          17. Limantara, A.D., Purnomo, Y.C.S. and Mudjanarko, S.W., 2017. Pemodelan Sistem Pelacakan Lot Parkir Kosong Berbasis Sensor Ultrasonic dan Internet of Things (IoT) Pada Lahan Parkir Diluar Jalan. Prosiding Semnastek.
          18. Hutabarat, D.P., 2018. APLIKASI BERBASIS IOT UNTUK PEMANTAUAN POSISI PADA AREA TERTENTU DENGAN MENGGUNAKAN GPS DAN IP CAMERA. Teknik dan Ilmu Komputer, 7(27).
          19. Purnama, Tauriq Djasa. Sistem Monitoring menggunakan Mini PC Raspberry Pi. Jurnal Teknik Komputer Unikom. Vol. 3 No. 1. 2014.
          20. HAKIM, M. A., & PUTRA, Y. H. (2017). Pemanfaatan Mini Pc Raspberry Pi Sebagai Pengontrol Jarak Jauh Berbasis Web Pada Rumah. Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung, 1-3.
          21. Richardson dan Wallace
          22. 22,0 22,1 Himawan, F.P., Sunarya, U. & Nurmantris, D.A., 2017. PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI ASAP BERBASIS MIKROKONTOLLER, MODUL GSM, SENSOR ASAP, DAN SENSOR SUHU. In e-Proceeding of Applied Science. Universitas Telkom, p. 1963.
          23. Pasha, S. (2016). Thingspeak Based Sensing and Monitoring System For IoT with Matlab Analysis. International Journal of New Technology and Research (IJNTR)(ISSN: 2454-4116, Volume-2, Issue-6), 4.
          24. 24,0 24,1 24,2 24,3 24,4 Julfikar, A. A. (2016, Juli), SISTEM SECURITY WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC (6.0). Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi UNIVRAB, (ISSN: 2477-2062), 3.
          25. 25,0 25,1 25,2 Sampurmo, D.S., Noertjahyana, A., & Setiawan, A. (2019. Implementasi Pembuatan Distro Linux Untuk Keperluan Laboratorium Informatika, Program Studi Teknik Informasi, Fakultas Industri, Universitas Kristen Petra, 2.
          26. Ramli Iqbal .M., Irfan. 2017. Fakultas Tekhnik, Universitas HasanuddinPerancangan Sound Energy Harvesting Berbasis Material Piezoelektrik untuk Memanfaatkan Kebisingan di Sepanjang Ruas Pantai Losari menuju Losari sebagai Ruang Publik Hemat Energi. Hasanuddin Student Journal. Vol. 1(1): 66-72, Juni 2017.
          27. 27,0 27,1 27,2 Lesnussa, Y.A; Latuconsina, C; Persulessy, E.R;. (2015, Oktober). Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Backropagation untuk Mempredeksi Prestasi Siswa SMA. Jurnal Matematika Integratif, vol. 11(PP 149-160), No. 150.
          28. Szegedy, Christian; Vanhoucke, Vincent; Loffe, Sergey; Shlens, Jon; Wojna, Zbigniew;, (2016). Rethinking the Inception Architecture for Computer Vision. The IEEE Conference on Computer Vision and Pattern Recognition (PP 2818-2826)
          29. Andika, P. P., Bayupati, P. A., & Wirdiani, N. A. (2015). Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Tipe Dan Nilai. Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik,, Vol 6(ISSN: 2088-1541), 66.

    Contributors

    Rizkipratama06