SI1514490276

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN DATA PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN DOCUMENT

MANAGEMENT PADA UPT SAMSAT BALARAJA


SKRIPSI





Disusun Oleh :

NIM : 1514490276

NAMA : DHEVI NANDA HARWIN


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2018/2019)

COVER


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN DATA PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN DOCUMENT

MANAGEMENT PADA UPT SAMSAT BALARAJA


Disusun Oleh :

NIM
: 1514490276
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, 22 Januari 2019

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM.)
       
NIP : 000594
       
NIP : 060003




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN DATA PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN DOCUMENT

MANAGEMENT PADA UPT SAMSAT BALARAJA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1514490276
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi


Disetujui Oleh :

Tangerang, 22 Januari 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
( Sri Rahayu, S.T,.MMSI)
   
(Oleh Soleh, S.Kom.,M.M.S.I)
NID : 08182
   
NID : 04043



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN DATA PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN DOCUMENT

MANAGEMENT PADA UPT SAMSAT BALARAJA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1514490276
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, 22 Januari 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN DATA PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN DOCUMENT

MANAGEMENT PADA UPT SAMSAT BALARAJA


Disusun Oleh :

NIM
: 1514490276
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 22 Januari 2019

 
 
 
 
 
NIM : 1514490276

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia saat ini, banyak sekali aplikasi dan sistem informasi yang dibuat untuk menunjang dan menciptakan kemajuan di berbagai bidang dalam segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia, itupula yang dirasakan perlu diterapkan pada PT. Bumitangerang Mesindotama dalam perencanaan anggaran biaya pada bagian IT terutama rencana anggaran biaya project yang membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama. Perlu adanya sebuah sistem yang dapat membuat proses rencana anggaran biaya menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) dalam menganalisa sistem yang didukung dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka untuk pengumpulan datanya. Dengan adanya sistem rencana anggaran biaya project IT diharapkan perhitungan rencana anggaran biaya yang sebelumnya rumit dan memakan proses yang lebih lama menjadi lebih mudah, cepat, serta akurat juga diharapkan dapat mengatasi segala kesalahan yang selama ini terjadi.

Kata kunci : Sistem rencana anggaran biaya, IT, Project


ABSTRACT


Along with the development of human life today, many applications and information systems are made to support and create progress in various fields in all activities undertaken by humans, it is also felt necessary to be applied to PT. Bumitangerang Mesindotama in planning budget cost in part IT especially budget plan project cost which requires time and process long enough. The need for a system that can make the cost budget plan process easier, faster and more accurate. In this research, researchers use the SDLC (System Development Life Cycle) method in analyzing the system supported by observation, interview, and literature study for data collection. With the budget plan system of IT project, the cost is expected to the calculation of budget plan previously complicated and consuming longer process becomes easier, faster, and accurate also expected to overcome all errors that have been happened.

Keywords: System cost budget plan, IT, Project




KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah memberikan kesejahteraan bagi kita selaku umatnya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi dengan baik. Adapun judul yang di ambil dalam penyusunan laporan skripsi ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Pengarsipan Data Pajak Kendaraan Bermotor Menggunakan Document Management Pada UPT Samsat Balaraja”.

Penulisan laporan skripsi ini bertujuan untuk persyaratan menyandang gelar S.Kom pada jenjang Strata Satu. Sebagai bahan penulisan, penulis mendapatkan informasi berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka dari beberapa sumber yang mendukung dalam penulisan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak penulisan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM. selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Euis Siti Nur Aisyah, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  4. Ibu Sri Rahayu, S.T.,MMSI selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Oleh Soleh, S.Kom.,M.M.S.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan untuk menyusun laporan skripsi kepada penulis.
  6. Bapak Enjat Hendrajat selaku Pembimbing Lapangan yang telah memberikan informasi kepada penulis.
  7. Bapak Tata Hartawinata, S.Kom yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di UPT Samsat Balaraja.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  9. Bapak Hardiman dan Ibu Sri Winarsih selaku Orang Tua yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiil serta doa untuk keberhasilan penulisan.
  10. Irpan Riyansyah yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi.
  11. Rekan-Rekan seperjuangan, Siti Haeriah dan Siti Humaeroh yang telah susah senang bersama dan selalu mendukung satu sama lain dalam mengerjakan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari adanya kekurangan pada penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, agar penulis dapat membuat laporan yang lebih baik lagi dari laporan sebelumnya.

Dengan adanya penulisan laporan ini, Penulis berharap dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca untuk menambah wawasan dalam penulisan laporan Skripsi.


Tangerang, 22 Januari 2019
Dhevi Nanda Harwin
NIM: 1514490276


Daftar isi



DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Siklus Informasi
  2. Gambar 2.2 Value Chain Analysis
  3. Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPT Samsat Balaraja
  4. Gambar 3.2 Use Case Diagram sistem arsip pada UPT Samsat Balaraja
  5. Gambar 3.3 Activity Diagram sistem arsip pada UPT Samsat Balaraja
  6. Gambar 3.4 Sequence Diagram sistem arsip pada UPT Samsat Balaraja
  7. Gambar 3.5 Analisa Value Chain sistem arsip pada UPT Samsat Balaraja
  8. Gambar 4.1 Use Case Diagram rancangan sistem pengarsipan
  9. Gambar 4.2 Activity Diagram aktor admin
  10. Gambar 4.3 Activity Diagram aktor pegawai
  11. Gambar 4.4 Activity Diagram aktor kepala UPT
  12. Gambar 4.5 Sequence Diagram rancangan sistem pengarsipan
  13. Gambar 4.6 Class Diagram rancangan sistem pengarsipan
  14. Gambar 4.7 Tampilan Prototype Login Sistem Arsip
  15. Gambar 4.8 Tampilan Prototype Halaman Utama
  16. Gambar 4.9 Tampilan Prototype Menu Pegawai Arsip
  17. Gambar 4.10 Tampilan Prototype Menu Wajib Pajak
  18. Gambar 4.11 Tampilan Prototype Menu SKPD
  19. Gambar 4.12 Tampilan Prototype Menu Pengiriman Salinan SKPD
  20. Gambar 4.13 Tampilan Prototype Menu Laporan
  21. Gambar 4.14 Tampilan Login Sistem Arsip
  22. Gambar 4.15 Tampilan Halaman Utama
  23. Gambar 4.16 Tampilan Menu Pegawai Arsip
  24. Gambar 4.17 Tampilan Menu Wajib Pajak
  25. Gambar 4.18 Tampilan Menu SKPD
  26. Gambar 4.19 Tampilan Menu Pengiriman Salinan SKPD
  27. Gambar 4.20 Tampilan Menu Laporan

    DAFTAR TABEL

    1. Tabel 3.1 Komposisi Pegawai UPT Samsat Balaraja
    2. Tabel 3.2 Tabel Hasil Analisa Performance
    3. Tabel 3.3 Tabel Hasil Analisa Information
    4. Tabel 3.4 Tabel Hasil Analisa Economy
    5. Tabel 3.5 Tabel Hasil Analisa Control
    6. Tabel 3.6 Tabel Hasil Analisa Eficiency
    7. Tabel 3.7 Tabel Hasil Analisa Service
    8. Tabel 3.8 Elisitasi Tahap 1
    9. Tabel 3.9 Elisitasi Tahap 2
    10. Tabel 3.10 Elisitasi Tahap 3
    11. Tabel 3.11 Final Draft Elisitasi
    12. Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
    13. Tabel 4.2 Struktur Tabel Login
    14. Tabel 4.3 Struktur Tabel Pegawai Arsip
    15. Tabel 4.4 Struktur Tabel Wajib Pajak
    16. Tabel 4.5 Struktur Tabel SKPD
    17. Tabel 4.6 Time Schedule
    18. Table 4.7 Estimasi Biaya

    DAFTAR SIMBOL

    DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

    DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


    DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM



    BAB I

    PENDAHULUAN


    Latar Belakang

    Komputer telah mengalami perubahan bentuk yang luar biasa pada saat ini karena dipicu adanya persaingan industri yang semakin hebat dengan melakukan suatu inovasi produk sehingga tetap mendapatkan pangsa pasarnya. Pemicu perkembangan komputer tidak hanya teknologi dasar pembangunannya tapi kebutuhan pengguna terhadap sistem yang cerdas yang dapat berkomunikasi langsung antar mesin, menciptakan sebuah infrastruktur yang cerdas.

    Saat ini, komputer sangat dibutuhkan untuk membantu manusia dalam melakukan segala aktivitas pekerjaan sehingga pekerjaan dapat mudah terselesaikan dengan cepat. Dalam dunia pemerintahan, komputer sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas pekerjaan.

    Kearsipan merupakan dasar dari pemeliharaan surat, kearsipan mengandung proses penyusunan dan penyimpanan surat-surat sedemikian rupa, sehingga surat/berkas tersebut dapat diketemukan kembali bila diperlukan (Sugiarto, 2015: 2). Sistem kearsipan yang diselenggarakan secara optimal akan memperlancar kegiatan dan tujuan lembaga, organisasi, badan maupun perseorangan. Document Management System (DMS) merupakan teknologi informasi dari pandangan penyimpanan, dimana sistem ini dapat digunakan untuk melacak atau mencari dokumen, mengelola dan menyimpan dokumen serta dapat mengurangi kertas. DMS dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan dalam mengelola dokumen.

    Unit pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal satu Atap (disingkat Samsat) Balaraja merupakan instasi pemerintahan di bawah naungan Provinsi Banten yang bergerak dalam bidang administrasi untuk membantu pelayanan kepentingan masyarakat dalam hal pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan, dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Samsat Balaraja dalam sistem pengarsipan masih menggunakan sistem semi komputer yaitu menggunakan Microsoft Excel dan menyimpan bukti fisik di dalam suatu ruangan. Sehingga jika ingin membutuhkan data yang diperlukan harus mencari satu persatu di dalam ruangan kearsipan. Bukti fisik yang disimpan tidak dapat disimpan secara permanen namun ada jangka waktu yaitu sekitar lima tahun.

    Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan serta terdapat masalah dalam sistem yang sedang berjalan saat ini maka, data-data seperti data wajib pajak, data pegawai, dan data Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dapat menunjang dalam pembuatan Document Management System (DMS). DMS adalah solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pegawai arsip agar proses pengarsipan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, dalam membuat laporan Skripsi penulis mengambil judul “Perancangan Sistem Informasi Pengarsipan Data Pajak Kendaraan Bermotor Menggunakan Document Management Pada UPT Samsat Balaraja”.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan penelitian yang dilakukan penulis, maka rumusan masalah yang diambil yaitu :

    1. Bagaimana sistem yang sedang berjalan pada proses pengarsipan data Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Samsat Balaraja?
    2. Bagaimana kelemahan sistem yang sedang berjalan saat ini?
    3. Bagaimana merancang sistem pengarsipan data Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Samsat Balaraja?
    4. Bagaimana kelebihan sistem yang diusulkan?
    5. Bagaimana merancang laporan pengarsipan data Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Samsat Balaraja?

    Ruang Lingkup

    Ruang lingkup dalam analisa penelitian ini hanya difokuskan pada proses sistem pengarsipan data Pajak Kendaraan Bermotor pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Samsat Balaraja yang sedang berjalan saat ini, mulai dari proses memisahkan berkas SKPD,mengambil berkas SKPD, penginputan data baru wajib pajak kendaraan bermotor, pengolahan atau update data wajib pajak, posisi penyimpanan berkas di ruang arsip, pencarian data wajib pajak, mengirim berkas SKPD ke BAPENDA, Jasa Raharja, dan BKP, pembuatan laporan data wajib pajak kendaraan bermotor sampai kepala UPT menerima laporan bulanan.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Dalam penelitan yang penulis lakukan terdapat beberapa tujuan dan manfaat. Oleh karena itu, penulis membagi tujuan menjadi tiga kriteria, yaitu :

    Tujuan Operasional

    Adapun tujuan operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk memenuhi tugas Skripsi dan syarat mendapat gelar sarjana.
    2. Untuk mengetahui proses pengarsipan data yang terdapat pada Unit Pelaksana Teknis Samsat Balaraja.
    3. Mencari solusi yang tepat untuk proses pengarsipan secara efektif dan efisien.
    4. Untuk mempermudah pekerjaan dalam menginput data Pajak Kendaraan Bermotor.

    Tujuan Fungsional

    Tujuan fungsional dari penelitian ini yaitu supaya hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat berguna dan bermanfaat untuk instansi pemerintahan UPT Samsat Balaraja dalam bidang pengarsipan dalam menginput data berkas Pajak Kendaraan Bermotar secara efektif dan efisien.

    Tujuan Individual

    Tujuan individual dari penelitian ini yaitu supaya penulis mendapatkan ilmu pengetahuan serta menambah pengalaman mengenai proses pengarsipan di suatu perusahaan atau instasi pemerintahan.

    Manfaat penelitian

    Bagi Peneliti

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Menambah wawasan tentang sistem pengarsipan pada suatu perusahaan atau organisasi.
    2. Dapat bersosialisasi dengan orang-orang baru yang memiliki kemampuan di bidangnya masing-masing.

    Bagi Perguruan Tinggi raharja

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Perguruan Tinggi Raharja dapat di kenal oleh banyak instasi yang dijadikan tempat untuk penelitian oleh Mahasiswa/i.
    2. Mempermudah Mahasiswa/i mencari referensi untuk melakukan penelitian yang akan dibuat.

    Bagi UPT samsat Balaraja

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Mendapatkan solusi untuk memperbaiki masalah dalam proses pengarsipan.
    2. Memudahkan admin dalam menginput serta mencari data Pajak Kendaraan Bermotor.

    Metodologi Penelitian

    Dalam menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian supaya mendapatkan data yang diperlukan dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Adapun metode yang digunakan penulis adalah :

    Metode Pengumpulan Data

  28. Metode Observasi atau Pengamatan

    Observasi adalah peninjauan secara cermat. Pada metode ini penulis melakukan observasi dengan datang ke kantor UPT Samsat Balaraja. Dengan cara ini penulis dapat mengamati langsung bagaimana proses pengarsipan yang terjadi pada UPT samsat Balaraja.

  29. Metode Wawancara atau Interview

    Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Penulis mencari informasi dengan cara melakukan wawancara atau interview yang dibantu oleh bapak Enjat Hendrajat selaku kepala bagian arsip yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem arsip yang sedang berjalan saat ini serta mengetahui apa saja kebutuhan sistem yang diharapkan untuk membangun sebuah sistem yang lebih terkomputerisasi.

  30. Metode Studi Pustaka atau Literature Review

    Literature Review adalah bahan atau sumber ilmiah yang biasa digunakan untuk membuat karya tulis atau kegiatan ilmiah lainnya dan untuk menunjang metode observasi dan metode wawancara yang telah dilakukan. Penulis melakukan penelitian dengan cara mencari dan mengumpulkan data melalui berbagai sumber buku dan internet yang tekait dengan permasalahan yang dibahas.

    Metode Analisa

    Setelah melakukan proses pengumpulan data, selanjutnya data dianalisa. Dalam melakukan analisa terhadap proses pengarsipan data Pajak Kendaraan Bermotor pada UPT Samsat Balaraja, penulis menggunakan metode analisa Value Chain atau Rantai Nilai. Metode ini digunakan untuk menganalisa kegiatan internal perusahaan. Dimana analisis ini dapat mengungkap keunggulan kompetitif atau kekurangannya.

    Selain Value Chain, penulis menggunakan metode analisa PIECES (Peformance, Information, Economy, Control, Eficiency, Services). Analisa ini sangat penting untuk dilakukan sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi karena dalam analisa ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah utama.

    Metode Perancangan

    Perancangan sistem informasi arsip data penulis menggunakan metode Unified Modelling Language (UML) karena metode ini memodelkan secara visual yang berorientasi pada objek. UML terdiri dari beberapa diagram yang dapat digunakan untuk menunjang pembuatan rancangan. Diagram yang penulis gunakan yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.

    Sebelum sistem akan dibuat, penulis menggunakan metode Elisitasi untuk mengumpulkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang di inginkan stakeholder. Elisitasi terdiri dari 4 tahap, yaitu Elisitasi tahap I, Elisitasi tahap II, Elisitasi tahap III, dan Draft final elisitasi. Untuk rancangan basis data dan spesifikasi data penulis menggunakan beberapa software, yaitu Visual Paradigm, php MyAdmin, MySQL.

    Metode Testing

    Metode testing yang dilakukan penulis menggunakan Black Box Testing. Black Box Testing adalah pengujian yang memfokuskan pada analisis fungsi perangkat lunak (software). Black Box Testing dikenal juga sebagai pengujian fungsional atau closed-box testing. Metode black box testing berfungsi untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi agar kemudian dapat diperbaiki untuk membuat sistem yang lebih baik.

    Selain Value Chain, penulis menggunakan metode analisa PIECES (Peformance, Information, Economy, Control, Eficiency, Services). Analisa ini sangat penting untuk dilakukan sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi karena dalam analisa ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah utama.

    Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dan memperjelas pembaca dalam memahami penelitian ini, maka penulis mengelompokan materi penulisan menjadi lima bab yang saling berkaitan satu sama lainnya. Kelima bab tersebut adalah sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi tentang teori-teori yang diambil dari beberapa buku, berupa pengertian dan definisi dari beberapa ahli yang berkaitan dengan penyusunan laporan Skripsi dan Literature Review.

    BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Bab ini berisi gambaran tentang sejarah singkat UPT Samsat Balaraja, Struktur Organisasi, Wewenang dan Tanggung Jawab, Permasalahan yang dihadapi, UML (Unified Modelling Language) sistem yang sedang berjalan, Analisa Masukan, Analisa Proses, dan Konfigurasi sistem, analisa Value Chain, analisa PIECES, alternatif pemecahan masalah serta elisitasi tahap I, II, III dan Draft final elisitasi.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan untuk sistem arsip pada UPT Samsat Balaraja. Meliputi use case diagram, activity diagram, sequence diagram, class diagram, spesifikasi basis data, kebutuhan stakeholder, rancangan layar, dan rancangan implementasi program.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa sistem informasi pengarsipan data pajak kendaraan bermotor pada UPT Samsat Balaraja berdasarkan data-data yang telah didapat.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN



    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Perancangan

    1. Definisi Perancangan

      Menurut Nasril, dan Adri Yanto Saputra dalam jurnalnya (2016), mengutip dari Subhan (2012:109),[1] “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem.”

      Menurut Aris, Dkk dalam jurnalnya (2016), [2] “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem.”

      Menurut Ahmad Arifin, Dkk dalam jurnalnya (2015), mengutip dari hendri (2012:12), [3] “Perancangan sistem adalah proses konfigurasi dan penggambaran elemen-elemen sistem yang ingin diterapkan atau diimplementasikan sebagai kesatuan sistem yang utuh dan berfungsi setelah menganalisa sistem yang ingin dicapai.”

      Menurut Sugianto (2013:18),[4] “Perancangan sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis.”

      Menurut Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi (2013:228),[5] “Perancangan sistem adalah sebuah proses yang menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan.”

      Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru dari beberapa elemen yang terpisah yang ingin diterapkan menjadi kesatuan sistem yang utuh dan berfungsi.

    2. Tujuan Perancangan

      Menurut Nasril, dan Adri Yanto Saputra dalam jurnalnya (2016), mengutip dari Subhan (2012:109),[6] terdapat beberapa jenis perancangan diantaranya:

      1. Perancangan model
      2. Perancangan keluaran
      3. Perancangan masukan
      4. Perancangan basis data

      Menurut Deni Darmawan (2013:228),[7] tahap perancangan atau desain sistem mempunyai dua tujuan utama yaitu:

      1. Memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user)
      2. Memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem yang secara rinci.

      Tujuan agar keberadaan sistem setelah diimplementasi dapat memiliki kehandalan dalam mencegah kesalahan, kerusakan, serta kegagalan proses sistem.

      1. Perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan. Hal ini berarti data harus mudah ditangkap, metode-metodenya harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan.
      2. Perancangan sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap analisis sistem.
    3. Jenis perancangan

      Menurut Nasril, dan Adri Yanto Saputra dalam jurnalnya (2016), mengutip dari Subhan (2012:109),[6] terdapat beberapa jenis perancangan diantaranya:

      1. Perancangan model
      2. Perancangan keluaran
      3. Perancangan masukan
      4. Perancangan basis data

    Konsep Dasar Sistem

    1. Definisi Sistem

      Menurut Azhar Susanto (2013:22),[8] “Sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.”

      Menurut Taufiq (2013:2),[9] “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

      Menurut Anesia di dalam jurnalnya (2017), [10] “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.”

      Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem/bagian/komponen abstrak ataupun fisik yang erat hubungannya yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

    2. Jenis-Jenis Sistem

      Menurut McLeod, Jr dalam buku Rusdiman dan Moch. Irfan (2014:41)[11] menyatakan bahwa secara prinsi “sistem dapat dikelompokan menjadi dua, yakni sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber daya.”
      Secara sederhana, sistem terbuka dapat digambarkan sebagai berikut:

      Gambar 2.1. Sistem terbuka

      “Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya melalui arus sumber daya.” Skema sistem tertutup dapat dilihan pada gambar dibawah ini.

      Gambar 2.2. Sistem tertutup

    3. Bentuk-Bentuk Sistem

      Menurut Husni Iskandar Pohan dan Kusnariyanti Saiful Bahri dalam buku Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:40),[11] menjelaskan bahwa pada dasarnya hanya ada dua jenis sistem yaitu:

      1. Sistem alami
        Seperti sistem matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi, dan sebagainya.
      2. Sistem buatan manusia
        Seperti sistem hukum, sistem perpustakaan, sistem transportasi, dan sebagainya.
    4. Karakteristik Sistem

      Menurut Hartono (2013:14),[12]menyimpulkan bahwa sebuah sistem memiliki paling sedikit sepuluh karakteristik yaitu:

      1. Komponen (Components)
        Bagian-bagian atau elemen-elemen yang dapat berupa benda atau manusia, berbentuk abstrak atau nyata, dan disebut sub sistem.
      2. Penghubung antar bagian (Interface)
        Sesuatu yang bertugas menjembatani satu bagian dengan bagian yang lain, dan memungkinkan terjadinya interaksi/komunikasi antar bagian.
      3. Batas (Boundary)
        Sesuatu yang membedakan antara satu sistem dengan sistem atau sistem-sistem lain.
      4. Lingkungan (Enviroment)
        Segala sesuatu yang berada diluar sistem dan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan sistem yang bersangkutan.
      5. Masukan (Processing)
        Perangkat dan prosedur untuk mengubah masukan menjadi keluaran dan menampilkannya.
      6. Mekanisme pengolahan(Boundary)
        Sesuatu yang membedakan antara satu sistem dengan sistem atau sistem-sistem lain.
      7. Keluaran (Output)
        Berbagai macam bentuk hasil atau produk yang dikeluarkan dari pengolahan.
      8. Tujuan (Goal/Objective)
        Sesuatu atau keadaan yang ingin dicapai oleh sistem, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
      9. Sensor dan Kendali (Censor and Control)
        Sesuatu yang bertugas untuk memantau dan menginformasikan perubahan-perubahan didalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.
      10. Umpan Balik (Feedback)
        Informasi tentang perubahan-perubahan lingkungan dan perubahan perubahan (penyimpangan) dalam diri sistem.
    5. Karakteristik Sistem

      Menurut Ruhul Amin (2017) mengutip dari mustakini (2005:6),[13]Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya adalah sebagai berikut :

      1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologis, yaitu sistem yang berupa pemkiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan lain sebagainya.
      2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine sistem atau ada yang menyebut dengan man-machine sistem. Sistem informasi merupakan contoh man-machine sistem, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
      3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tak tentu (probabilitas sistem). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Sehingga keluaran dari sistem dapaat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem interaksi yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksikan dengan mengandung unsur probabilitas.
      4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (close system) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed sistem (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbukan hanya untuk pengaruh yang baik saja.
    6. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

      Menurut Rochmawati Daud (2014),[14] “siklus hidup pengembangan sistem adalah proses yang ditempuh organisasi untuk memperoleh dan menimplementasikan sistem informasi yang baru.”

      Menurut Rani Susanto, Anna Dara Andriana (2016), [15] siklus hidup pengembangan sistem atau SDLC juga merupakan metodologi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan usaha analisis dan desain. Fase-fase yang terdapat didalam SDLC meliputi :

      1. Perencanaan sistem (Systems Planning)
      2. Analisis Sistem (System Analysis)
      3. Perancangan Sistem (Systems Design)
      4. Implementasi Sistem (System Implementation)
      5. Pemeliharaan Sistem (System Maintenance)
    7. Langkah-Langkah Siklus Hidup Pengembangan Sistem

      Menurut Rochmawati Daud (2014),[14] terdapat enam langkah siklus hidup pengembangan sistem yaitu :

      1. Perencanaan sistem
      2. Analisis Sistem
      3. Perancangan sistem secara umum/konseptual
      4. Evaluasi dan seleksi sistem
      5. Fase perancangan sistem secara detail/fungsional
      6. Implementasi sistem dan pemeliharaan sistem

    Konsep Dasar Informasi

    1. Definisi Informasi

      Menurut Anesia dalam Jurnalnya (2017) mengutip dari Hanif (2007:9),[10] “informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.”

      Menurut Priyo Sutopo, Dedi Cahyadi, dan Zaenal Arifin, dalam jurnalnya (2016) mengutip dari Abidin (2010:9),[16] “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi penerimanya.

      Berdasarkan pendapat dari dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data-data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan mempunyai arti bagi penerimanya untuk saat ini maupun masa yang akan datang.

      1. Akurasi
        Bahwa sebuah informasi haruslah bebas dari kesalahan-kesalahan.
      2. Relevan
        Bahwa suatu informasi benar-benar berguna bagi suatu tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang.
      3. Tepat Waktu
        Bahwa suatu informasi datang pada saat dibutuhkan sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan.
    2. Kualitas Informasi

      Sebuah informasi haruslah memiliki kualitas agar bisa disebut layak untuk menjadi dasar dari sebuah pengambilan keputsan, menurut Abdul Kadir (2013:384), [17] sebuah infomasi dapat disebut berkualitas apabila memenih beberapa faktor diantaranya :

    Konsep Dasar Sistem Informasi

    1. Definisi Sistem Informasi

      Menurut Krismiaji (2015:16),[18] sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukan dan mengolah serta menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

      Menurut Abdul Kadir (2013:384),[17] sistem informasi adalah kombinasi

      antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang

      diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

      Berdasarkan beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah berbagai cara yang diorganisaikan dan kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi untuk mengumpulkan, memasukan dan mengolah, serta mennyimpan data dan cara-cara sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya.

    2. Definisi Sistem Informasi

      Menurut Abdul Kadir (2013:384),[17] sebuah sistem informasi mengandung komponen komponen seperti berikut:

      1. Perangkat Keras (Hardware)
        Merupakan sekumpulan piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer.
      2. Perangkat Lunak (Software) atau Program
        Yaitu sekumpulan instruksi yang memungkindan perangkat keras memproses data.
      3. Prosedur
        Yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan dan pembangkitan keluaran dikehendaki.
      4. Orang (User)
        Yakni semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
      5. Basis Data
        Yaitu kumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
      6. Jaringan komputer dan komunikasi data
        Yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersamaan atau diakses oleh sejumlah pemakai.

    Konsep Dasar Komponen Sistem

    1. Definisi Hardware

      Menurut Darmawan (2013 : 94),[19] Komputer memiliki bermacam-macam kecepatan dan harga, namun semua memiliki fitur-fitur yang umum. Fitur yang menjadi perhatian kita adalah prosesor, memori, kapasitas penyimpanan, dan alat input output. Semua komputer untuk tujuan umum memiliki jenis-jenis komponen yang lebih banyak dan lebih cepat dari pada komputer mikro.

    2. Definisi Software

      Menurut Darmawan (2013 : 94), [19] software adalah kumpulan dari program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan program merupakan kumpulan perintah komputer yang tersusun secara sistematis.

    3. Definisi Brainware (User)

      Menurut Darmawan (2013 : 94),[19] sejalan dengan persepsi kita bahwa brainware atau Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian yang terpenting dari komponen sistem informasi (SI), dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai Sistem Informasi Manajemen. Komponen SDM ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan komponen lainnya didalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari perencanaan, analisis, perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan pada komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlihat dalam suatu organisasi.

      Menurut Darmawan (2013 : 94),[19] Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pemantau, pengoperasi dan pengguna SI dan SIM sangat memberikan dampak pada organisasi karena sangat menentukan tingkat kesuksesan organisasi tersebut dalam menetapkan sistem informasi manajemen.

    Teori Khusus

    Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

    1. Definisi UML (Unified Modeling Language)

      Menurut Yuni Sugiarti (2013:34),[20] Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar dalam industri untul visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML mmenawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.

      Gambar 2.3.Triangle for Success[Mustakini,2009:54]

      (Sumber : Yuni Sugiarti. 2013. Analisis dan perancangan UML)

      Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013:133),[21] UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.

      Berdasarkan pendapat dari para ahli peneliti menyimpulkan UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa yang menjadi standar industri untuk merancang dan mendokumentasikan serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.

    2. Jenis-Jenis Diagram UML

      Menurut Retnoningsih (2015),[22]bahwa terdapat beberapa diagram di dalam UML :

      1. Use Case Diagram
        Merupakan pemodelan untuk behaviour sistem informasi yang akan dibuat. Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
      2. Activity Diagram
        Menggambarkan workflow atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak.
      3. Class Diagram
        Menggambarkan struktur dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.
      4. Sequence Diagram
        Menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek.
      5. Component Diagram
        Menunjukan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem. Component diagram fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem.
      6. Deployment Diagram
        Menunjukan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.

    Konsep Dasar Kajian Pustaka (Literature review)

    1. Definisi Kajian Pustaka

      Menurut Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed (2016:117),[23]kajian pustaka merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang kita lakukan.

      Menurut Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed (2016:118) mengutip dari Randolf (2009),[23] mendefinisikan kajian literatur atau kajian pustaka, “As an information analysis and synthesis, focusing on findings and not simply bibliographic citations, summarizing the substance of the literature and drawing conclusions from it.” Kajian literatur itu merupakan suatu analisis dan sintesis informasi, yang memusatkan perhatian pada temuan-temuan dan bukan kutipan bibliografi yang sederhana, meringkas substansi literatur dan mengambil kesimpulan dari suatu isi literatur tersebut.

    2. Tujuam Kajian Pustaka

      Menurut Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed (2016:119) mengutip dari Gall, Bord, dan Gall (2003),[23] mengemukakan bahwa kajian pustaka memiliki peran dalam hal berikut:

      Menurut Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed (2016:118) mengutip dari Randolf (2009),[23] mendefinisikan kajian literatur atau kajian pustaka, “As an information analysis and synthesis, focusing on findings and not simply bibliographic citations, summarizing the substance of the literature and drawing conclusions from it.” Kajian literatur itu merupakan suatu analisis dan sintesis informasi, yang memusatkan perhatian pada temuan-temuan dan bukan kutipan bibliografi yang sederhana, meringkas substansi literatur dan mengambil kesimpulan dari suatu isi literatur tersebut.

      1. Membatasi masalah penelitian (delimiting the research problem). Penelitian pasti mengalami kegagalan jika para peneliti tidak membatasi cakupan permasalahannya. Pemilihan suatu masalah yang terbatas dan mengkajinya secara mendalam jauh lebih baik daripada kajian suatu masalah yang luas. Dengan mengkaji literatur, kita dapat menemukan bagaimana peneliti lain telah merumuskan alur penelitian yang berhasil dalam suatu bidang tertentu yang lebih luas.
      2. Menemukan arah baru penemuan (seeking new lines of inquiry). Dalam melakukan suatu kajian pustaka, kita perlu menentukan penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan bidang yang kita perhatikan. Hal yang sama pentingnya, kita juga perlu mewaspadai terhadap kemungkinan penelitian yang selama ini telah dilupakan. Pengalaman dan latar belakang yang kita miliki memungkinkan kita untuk melihat segi masalah yang tidak menjadi perhatian peneliti lain. Dengan demikian, kita melihat sisi lain dari berbagai masalah yang tidak menjadi bidang kajian peneliti lain.
      3. Menghindari pendekatan yang kurang berhasil (avoiding fruitless approaches). Dengan mengkaji pustaka atau literatur, menemukan alur penelitian dalam bidang kita yang terbukti tidak berhasil. Misalnya, penelusuran pustaka kadang-kadang mengidentifikasi kajian-kajian sejenis yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, yang semuanya menggunakan pendekatan yang hampir sama dan di antaranya telah gagal untuk menemukan hubungan atau perbedaan yang signifikan. Temuan seperti dapat dipakai sebagai rujukan, dan juga sebagai hal pembanding dengan temuan baru jika memang ternyata berbeda.
      4. Memperoleh pemahaman metodologis (gaining methodolical insights). Dalam mengkaji laporan penelitian, kadang kala kita hanya memberikan sedikit perhatian terhadap sesuatu selain hasil penelitian. Ini merupakan suatu kesalahan karena informasi yang lain dalam laporan penelitian tersebut tetap memberikan kontribusi kepada kita, misalnya berkenaan tentang rancangan penelitian kita.
      5. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian lanjutan (identifying recommendations for further research). Para peneliti sering menyimpulkan bahwa laporan penelitian dan rekomendasinya ditujukan kepada penelitian lain yang mungkin akan dilakukan. Isu-isu dan rekomendasi perlu dipertimbangkan secara seksama karena hal-hal tersebut merepresentasikan pemahaman yang diperoleh oleh peneliti setelah melakukan kajian permasalahan tertentu.
      6. Mencari dukungan dari teori utama (seeking support for grounded theory). Banyak kajian penelitian dirancang untuk menguji suatu teori yang telah dikembangkan untuk menjelaskan proses belajar atau fenomena pendidikan. Glaser (1987) mengemukakan bahwa kajian peneliti dapat juga dirancang melalui pertama kali pengumpulan data, dan kemudian mengkaji suatu teori berdasarkan data tersebut. Teori yang dihasilkan disebut grounded theory, karena hal ini dilandasi oleh sejumlah data lapangan secara nyata (a real-world data). Glaser, lebih jauh, menyarankan kepada para peneliti yang merancang untuk menggunakan pendekatan grounded theory ini tidak melakukan kajian literatur sebelumya, karena mereka memungkinkan untuk diungkapkan oleh teori yang dipakai oleh peneliti lain. Akibatnya, mereka tidak mampu mengungkap atau melihat datanya dengan suatu perspektif yang baru. Ary, Jacobs & Sorensen (2010) menyatakan bahwa mencari literatur terkait perlu dilakukan sebelum peneliti melaksanakan penelitiannya agar memberikan suatu konteks dan latar belakang yang mendukung pelaksanaan penelitian.

    Konsep Dasar SDLC (System Development Life Cycle)

    1. Definisi SDLC (System Development Life Cycle)

      Menurut Baswanda (2014:4),[24] “Metode SDLC (System Developmen Life Cycle) adalah tahapan-tahapan pengembangan sistem informasi yang pertama kali dikembangkan yang dilakukan oleh analisis sistem dan programmer untuk membangun sebuah sistem informasi”.

    2. Definisi SDLC (System Development Life Cycle)

      Menurut Taufik Ramadhan dan Victor G Utomo (2014),[25] Ada beberapa tahapan dalam metode pengembangan SDLC (System Development Life Cycle)

      1. Tahap perencanaan sistem
        Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan sumber daya seperti perangkat fisik, manusia, metode (teknik dan operasi), dan anggaran yang sifatnya masih umum (belum rinci).
      2. Analisis kebutuhan sistem
        Tahap analisa kebutuhan kebutuhan sistem merupakan tahap penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Tahap ini merupakan tahap kritis dan sangat penting karena akan menentukan berhasil tidaknya sistem yang akan dibangun atau dikembangkan.
      3. Perancangan sistem
        Tujuan pada tahap perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada para pemakai, serta memberikan gambaran yang jelas dan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli teknik lain yang terlibat.
      4. Implementasi
        Tahap implementasi atau penerapan adalah tahap dimana desain sistem dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan.
      5. Manajemen dan Pemeliharaan
        Tahap pemeliharaan merupakan tahap yang dilakukan setelah implementasi, yang meliputi pemakaian atau penggunaan, audit, penjagaan, perbaikan, dan peningkatan sistem.

    Konsep Dasar PHP (Hypertext preprocessor)

    1. Definisi PHP (Hypertext preprocessor)

      Menurut Diah Puspitasari dalam jurnalnya (2016), [26]Hyper Text Markup Language merupakan suatu metode untuk mengimplementasikan konsep hyper text dalam suatu naskah atau dokumen. HTML sendiri bukan tergolong pada suatu bahasa pemrograman karena sifatnya yang hanya memberikan tanda (marking up) pada suatu naskah teks dan bukan sebagai program”.

    Konsep Dasar PHP (Hypertext preprocessor)

    1. Definisi PHP (Hypertext preprocessor)

      Menurut Diah Puspitasari dalam jurnalnya (2016), [26]Hyper Text Markup Language merupakan suatu metode untuk mengimplementasikan konsep hyper text dalam suatu naskah atau dokumen. HTML sendiri bukan tergolong pada suatu bahasa pemrograman karena sifatnya yang hanya memberikan tanda (marking up) pada suatu naskah teks dan bukan sebagai program”.

    Konsep Dasar CSS (Cascading Style Sheet)

    1. Definisi CSS (Cascading Style Sheet)

      Menurut Diah Puspitasari dalam jurnalnya (2016),[26]Cascading Style Sheet (CSS) adalah suatu bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian, bahasanya sendiri dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk SVG dan XUL. Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C)”.

    Konsep Dasar Sublime Text

    1. Definisi Sublime Text

      Menurut Adi Tri Soelistio dalam jurnalnya (2015),[27]Sublime Text adalah editor teks yang dirancang untuk mengolah potongan-potongan kode, plugin, dan markup. Tetapi sublime text juga dapat digunakan untuk menulis artikel dan mengetik dalam prosa normal keunggulan sublime text terletak pada kualitas dan kuantitas fitur-fiturnya seperti blok multi tempat, kursor banyak, dan pengolahan split.”

    Konsep Dasar MySQL

    1. Definisi MySQL

      Menurut Uswatun Hasanah dalam jurnalnya (2013),[28] “MySQL (My Structured Query Language) atau yang biasa dibaca mai-se-kuel adalah sebuah program pembuat dan pengelola database atau yang sering disebut dengan DBMS (Data Base Management System), sifat dari DBMS ini adalah open source”.

    Konsep Dasar XAMPP

    1. Definisi XAMPP

      Menurut Nasril, dan Adri Yanto Saputra dalam jurnalnya (2016), mengutip dari Riyanto (2011:1),[6] “XAMPP (X Apache MySQL PHP Perl) merupakan paket PHP dan Mysql berbasis open source yang dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP."

    Konsep Dasar Prototype

    1. Definisi Prototype

      Menurut Darmawan (2013:229),[19] “prototype adalah suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang, calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai."

    2. Jenis-Jenis Prototype

      Menurut Darmawan (2013:230),[19] “terdapat dua jenis prototipe, evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototype ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe persyaratan (requirement prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan”. Pengembangan prototype evolusioner menunjukkan empat langkah dalam pembuatan suatu prototype evolusioner. Empat langkah tersebut adalah:

      1. Mengidentifikasikan kebutuhan pengguna pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
      2. Membuat satu prototipe pengembang mempergunakan satu alat prototipe atau lebih untuk membuat prototipe.
      3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan. Jika sudah, langkah empat akan diambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
      4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam memebuat prototipe evolusioner. Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai berikut:
        1. Membuat kode sistem baru: pengembangan menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengodean sistem yang baru.
        2. Menguji sistem baru: pengembangan menguji sistem.
        3. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Pengguna memberitahukan pada pengembang apakah sistem dapat diterima.
        4. Membuat sistem baru menjadi sistem yang diproduksi.

    Konsep Dasar Black Box Testing

    1. Definisi Black Box Testing

      Menurut M. Sidi Mustaqbal Dkk dalam jurnalnya (2015),[29] “Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.”

    Konsep Dasar Rencana Anggaran Biaya

    1. Definisi Rencana Anggaran Biaya

      Menurut Aris Juliyono (2014) mengutip dari Firmansyah (2011:25),[30] dalam bukunya Rancangan Bangun Aplikasi Rencana Anggaran Biaya Dalam Pembangunan Rumah. Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek pembangunan. Secara umum perhitungan RAB dapat dirumuskan sebagai berikut: RAB = ∑ (Volume x Harga Satuan Pekerjaan).

    2. Tahapan-Tahapan RAB

      Menurut Setia (2013:20),[31] dalam bukunya Rencana Anggaran Biaya Berbasis Database. Rencana anggaran biaya mempunyai tahapan yang perlukan untuk menghitung jumlah volume per satuan pekerjaan dan analisa harga satuan pekerjaan berdasarkan gambar tahap pekerjaan serta syarat-syarat analisa pembangunan konstruksi yang berlaku. Adapun tahap analisis perhitungan rencana anggaran biaya dapat digambarkan seperti gambar.

      Gambar 2.4 Tahap Analisis Perhitungan RAB [Abdul Kadir dalam Yakub, 2012:36]

    3. Perhitungan Volume

      Menurut Aris Juliyono (2014) mengutip dari Fathansyah(2002:154),[30] dalam buku analisa-analisa proyek, menyebutkan bahwa “perhitungan volume pekerjaan adalah bagian paling esensial dalam tahap perencanaan proyek. Pengukuran kualitas/volume pekerjaan merupakan suatu proses pengukuran/perhitungan terhadap item-item pekerjaan sesuai dengan lapangan. Dengan mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan diketahui berapa banyak biaya yang akan diperlukan dalam pelaksanaan proyek.”

    4. Analisa Harga Satuan

      Menurut Aris Juliyono (2014) mengutip dari Fathansyah (2002:155),[30] dalam buku analisa-analisa dalam proyek, analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya yang didalamnya terdapat angka yang menunjukan jumlah material, tenaga dan biaya persatuan pekerjaan.

    5. Realisasi Anggaran

      Menurut Aris Juliyono (2014) mengutip dari Sabeni dkk (2001:3),[30] dalam bukunya pokok-pokok akuntansi pemerintahan, menyebutkan bahwa “anggaran adalah jenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka rupiah untuk suatu jangka waktu tertentu.”

      Menurut Aris Juliyono mengutip dari Afiah (2001:13),[30] dalam bukunya yang berjudul akuntansi pemerintahan: implementasi akuntansi keuangan pemerintahan daerah, menyebutkan bahwa realisasi anggaran adalah menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber dana ekonomi yang dikelola oleh pemerintahan daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

    6. Realisasi Anggaran

      Menurut Aris Juliyono (2014) mengutip dari Nordiawan (2008:13),[30] yang berjudul akuntansi pemerintahan, menyatakan bahwa anggaran dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial.

    Kajian Literatur (Literature Review)

    Banyak penelitian sebelumnya yang dilakukan mengenai rencana anggaran biaya,perhitungan biaya dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan perhitungan biaya pembuatan jaringan maka perlu dilakukan kajian literatur (literature review) sebagai salah satu metode yang akan dilakukan diantaranya sebagai berikut:

    1. Penelitian ini dilakukan oleh Ragil Oktaviyani pada tahun 2013 dari Universitas Negeri Semarang dalam bentuk laporan Skripsi yang berjudul[32] “Rancangan Bangung Aplikasi Android Untuk Menghitung Biaya Listrik Rumah Tangga” penelitian ini membahas tentang perhitungan pembayaran listrik masih belum banyak dipahami dan diketahui oleh orang, baik perhitungan sistem reguler maupun sistem prabayar. Ditambah lagi dengan adanya kenaikan listrik berdasarkan menteri energi dan sumber daya mineral No.30 tahun 2012 yang naik secara tiga tahap menimbulkan permasalahan baru berkaitan dengan pembayaran energi listrik. Penelitian tersebut menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk menghitung biaya listrik rumah tangga menurut hasil perhitungan besar kesalahan aplikasi android dibandingkan perhitungan dengan perhitungan perusahaan listrik negara menggunakan metode MSE sistem reguler terkecil sebesar 0 dan terbesar sebesar 0.13.
    2. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Faisol Alim pada tahun 2016 dari Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga dalam bentuk laporan Skripsi yang berjudul[33] “Rancangan Bangun Aplikasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk Bangunan Sederhana Di Yogyakarta Berbasis Android Dengan Metode Extreme Programming” penelitian ini membahas tentang sebuah aplikasi yang digunakan untuk menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek konstruksi. Pada aplikasi ini disajikan beberapa fitur antara lain form untuk pengisian luasan pada pengerjaan arsitektural seperti: pengerjaan lantai, pengerjaan dinding, pengerjaan atap serta pengerjaan kayu. Untuk pendefinisian rangka ada pada pengerjaan struktural, diamana terdapat empat pilihan menu yang harus diisi seperti pondasi, kolom, balok serta rangka.
    3. Penelitian ini dilakukan oleh Farouk Kusdony Muzaki, Arifin Puji Widodo, dan Romeo pada tahun 2014 dari STMIK Stikom Surabaya dalam bentuk Jurnal ilmiah yang berjudul[34] “Rancangan Bangun Aplikasi Perencanaan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi Gedung” penelitian ini membahas tentang sebuah aplikasi yang digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja pada tiap kegiatan dan menampilkan rincian harga kebutuhan tenaga kerja untuk membangun gedung. Berdasarkan evaluasi hasil uji coba, aplikasi perencanaan anggaran biaya tenaga kerja pada proyek konstruksi gedung yang telah dibuat dapat menghitung kebutuhan tenaga kerja dalam kegiatan pembangunan gedung dan memberikan hasil rincian biaya tenaga kerja setiap kegiatan serta membantu perkiraan perhitungan sebagai acua biaya sebelum membangun gedung.
    4. Penelitian yang dilakukan oleh Sugiri pada tahun 2016 dari Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan dalam bentuk Jurnal ilmiah Pada tahun 2016 yang berjudul [35] “Pengembangan Aplikasi Perhitungan Biaya Instalasi Listrik Rumah Tinggal Berbasis Client-Server” penelitian ini membahas listrik yang merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hampir semua orang membutuhkan listrik dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum memasang listrik perlu dilakukan perencanaan yang matang sehingga bisa menyediakan tenaga listrik yang aman, efisien dan efektif. Pada penelitian ini dibuat pengembangan aplikasi berbasis client-server. Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah sistem operasi microsoft windows xp profesional, database server mysql, visual basic 6.0 dan crystal report 8.5. Hasil pengembangan berupa aplikasi yang dapat digunakan untuk menghitung biaya listrik rumah tinggal.
    5. Penelitian yang dilakukan oleh Yopi Ratna Dewanti pada tahun 2016 dari Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) dalam bentuk jurnal ilmiah Pada tahun 2016 yang berjudul[36] “Peranan Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Suatu Tinjauan Konseptual Atas Sistem Anggaran Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Tangerang.” Penelitian ini membahas tentang penyusunan anggaran pada LP3I tangerang yang berdasarkan dari rencana kerja yang disusun oleh masing-masing kelompok unit kerja dalam Rakercab (Rapat Kerja Cabang) dan kemudian dikonsolidasikan pada tingkat pusat (LP3I pusat). Pengendalian anggaran di LP3I Tangerang selalu mengadakan penilaian terhadap kinerja masing-masing fungsi/unit yang ada melalui pertanggungjawaban anggaran. Setiap penyimpangan yang signifikan diminta penjelasan mengenai sebab-sebab terjadinya, sehingga dapat dilakukan perbaikan secara dini. Pada akhir tahun dilakukan lagi evaluasi terhadap realisasi seluruh rencana kerja dan anggaran untuk menilai prestasi kerja suatu fungsi. Selain sebagai alat pengendalian intern, laporan realisasi anggaran dan analisanya, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajer cabang tangerang kepada direktur keuangan LP3I pusat. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui peranan anggaran dalam penyusunan program perusahaan dan untuk mengetahui manfaat anggaran dalam rangka pengendalian operasional di LP3I tangerang.
    6. Penelitian yang dilakukan oleh Bens Pardamean dari Bina Nusantara University dalam bentuk Jurnal Ilmiah Pada tahun 2014 yang berjudul[37] “Information System Model of A Work-Plan Budget” as a form of accountability in carrying out its duties, function, and authority, a government agency must prepare a budget and work plan. The budgeting process in many government agencies utilize manual processes with various documents, resulting in long processing time, numerous errors, and difficulty in data searching. Furthermore, the lack of data integration interferes with the need to meet requirements, standards, and bidget-planning deadlines. The research methods were conducted through field observations, interviews, and models based on literature review. The proposed model was designed with the unified model language (UML), class diagram, use-case diagram, sequence diagram, and activity diagram. The result is an information system model of work-plan budged that can succesfully support the management performance of a government agency in performance-based budgeting. This system model is both integrated and computerized to accommodate the requirements and support for the agency’s internal management performance.
    7. Penelitian yang dilakukan oleh Purwohandoko dan Sanaji dari Department of Management, State University of Surabaya, Indonesia dalam bentuk Jurnal ilmiah Pada tahun 2015 yang berjudul[38] “The Successful Implementation of E-Budgetion In Public University: A Study at Individual Level” The study aims at investigating the relationship of organizational support, supervisor support, and user prior experience on the implementation of successful e-budgeting, that mediated perceived ease of use (PeoU) and perceived usefulness (PU) of TAM. A survey from the users of e-budgeting indicated that supervisor support gave the most contribution on the success of the program. Finally, user satisfaction, user commitment, and user performance were positively influenced by PeoU and PU.
    8. Penelitian yang dilakukan oleh Novie Indrawati Sagita, dan Dede Mariana dari Department of Government Science, Padjadjaran University Pada tahun 2016 yang berjudul[39] “E-Budgeting:Bandung City Government’s Effort In The Transparency And Efficiency Of Budget Management” implementation of regional autonomy has incereased and continuous improvement in governance and bureaucratic reform. The advances in information technology very supports gevernance improvement in indonesia. A commitment of the indonesian government in realizing the bureaucratic reform and good governance by promoting the principles of transparency, accountability and eficiency. In realizing the bureaucratic reform and good government afairs. In bandung, the implementation of e-government has become one of the work program of the mayor in order to realize the bandung smart city. One of the programs of information technology utilization that has been realized is the application of ebudgeting. E-budgeting program regulates the allocation of the govern200ment budget, so that budget allocations can be arranged as needed, efective, eficient, and right on target. Either the budget allocation through e-musrenbang(online development planning forum) so that it can accommodate the aspirations of people
    9. Penelitian yang dilakukan oleh Hugo Rego, Armando B. Mendes, dan Helia Guerra dari Universidade dos Acores dan Camara Municipal da Lagoa Pada tahun 2015 yang berjudul[40] “A Decision Support System for Municipal Budget Plan Decisions” this paper describe a Decision Support System to provide indicators to support budget plan decisions, in a local government organization, the municipality, using the UML notation, the development of a MySQL relational database, algorithms for data collection using PHP, and forecasting models using R functions, such as exponential smooting, classical decomposition with linear trend, and ARIMA models, Users have access to predictions made by different models for several indicators, being suggested to use the models with closest to zero errors. From the analysis performed considering 12 years data, it is concluded that for most of indicators, the classical decomposition model is the most successful. However, for some indicators, it was found that the two error measures used are not consistent. In these cases, the final decision is left to the decision-maker, taking advantage of his domain knowledge.
    10. Penelitian yang dilakukan oleh Samar Alamri, Noura Almutiri, Hanaa Ballahmar, dan Aasim Zafar Pada tahun 2016 yang berjudul[41] “Strategic Information System Planning: A Case Study of a Service Delivery Company” Strategic Information System Planning (SISP) is a critical task that enables organizations to establish crucial IT tools and align a company’s strategic plan with reliable IT solutions with the aim of attaining the objectives and goals of the company. At present, improved strategic information planning is one of the vital issues that face current information systems. Thus, the planning of strategic information technology solutions plays a critical role that contributes to the business and success of an organization. This paper offers an overview of Strategic Information Systems Planning (SISP) in an IT service company of KSA. The paper reviews a case study of the Saudi Telecommunications Company (STC). STC applies SISP strategies to increase its internationall operations, increase customer satisfaction and help the company to offer its convergence solutions to all centres across the globe. The paper briefly describes the role and importance of SISP, the primary phases and success factors, a service company, the service delivery process in the company, the role of SISP in enhancing a service delivery model in the IT services company and a conclusion.

    BAB III

    ANALISA SISTEM BERJALAN

    Tinjauan Umum Perusahaan

    PT.Bumitangerang Mesindotama atau lebih dikenal dengan BT COCOA

    adalah perusahaan swasta penyedia kakao ke lebih 50 negara di seluruh dunia. Dengan kapasitas penggilingan mencapai 150.000 ton per tahun, yang terus berusaha untuk semakin tumbuh dan berkembang. PT. Bumitangerang Mesindotama (BT COCOA) memproduksi bubuk kakao, kakao butter, dan kakao liquor untuk perusahaan-perusahaan yang telah diakui secara internasional maupun untuk bisnis industri lokal yang

    berkembang.

    Sejarah Singkat Perusahaan

    PT. Bumitangerang Mesindotama atau yang lebih dikenal sebagai (BT COCOA) adalah perusahaan asal Indonesia yang berperan penting sebagai penyedia kakao ke lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Perusahaan yang berfokus pada komoditi kakao ini mempunyai kapasitas penggilingan yang mencapai 150.000 ton per tahun, dan terus berkembang setiap tahunnya. BT Cocoa didirikan pada tahun 1993 oleh Mr. Piter Jasman, yang memiliki pengalaman luas di bidang industri kakao sejak tahun 1983, Mr. Piter Jasman pula merupakan pendiri dari Asosiasi Industri Kakao Indonesia. Selama pengoperasian awal, perusahaan ini memproduksi produk dengan rasa coklat yang murni.

    Pada tahun 2000, BT Cocoa memfokuskan diri pada pengolahan biji kakao untuk menghasilkan produk olahan kakao yang berkualitas dan bermutu tinggi. Sejak saat itu, BT Cocoa menjadi perusahaan yang mempunyai spesialis di bidang pengolahan kakao. Dengan meningkatnya permintaan dunia atas produk kakao, BT Cocoa telah meningkatkan kapasitas produksinya.

    Pembangunan pabrik pertama BT Cocoa yang dilantik pada tanggal 29 Januari 2002 oleh Menteri Koodinator Ekonomi Indonesia, Dr. Dorodjatun Kuntjorojakti, serta Menteri Perdagangan Luar Negeri Belanda, Gerrit HE Mr. Ybema.

    Pada tahun 2005, BT Cocoa telah merubah berbagai fasilitas produksi untuk dapat mengoptimalkan operasional dalam menghadapi persaingan global. Semua mesin terdahulu yang dimiliki BT Cocoa telah digantikan oleh mesin buatan Eropa yang dalam rangka untuk menjalankan efisiensi dan konsistensi perusahaan. Pada tanggal 30 Januari 2006 fasilitas produksi baru telah diluncurkan dan diresmikan oleh Menteri Perindustrian Indonesia, Bapak Fahmi Idris.

    BT Cocoa terletak di lokasi yang amat strategis yaitu di jantung Kota Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia, dan menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan yang dikarenakan berdekatan dengan fasilitas infrastruktur ekspor dan import melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Karena lokasi ini pula perusahaan memungkinkan untuk menjalankan sistem logistik yang efisien dan dapat mengurangi biaya transportasi logistik secara maksimal, khususnya pada biaya penerimaan bahan baku dan pengiriman produk jadi kepada pelanggan di Indonesia maupun di seluruh dunia.

    Siklus produksi kami telah dibuat khusus untuk menjamin tingkat efisiensi yang tinggi dengan menggunakan mesin pengolahan kakao yeng merupaken satu-satunya di Indonesia. Mesin-mesin beroperasi melalui sistem komputerisasi (SCADA) untuk memproduksi dan rnenjaga kualitas produk yang konsisten. Dengan niat untuk menpertahankan pasokan biji kakao berkualitas tinggi untuk kebutuhan produksi kami, BT COCOA saat ini memiiki jaringan nasional lebih dari 40 pedagang biji kakao di 5 wilayah Indonesia (Sulawesi, Sumatera, Jawa, Bali dan Irian laya).

    BT Cocoa didukung oleh para profesional yang sangat berpengalaman yang terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang prima untuk pelanggan kami dan membuat produk-produk yang berkualitas tiggi. BT Cocoa memilki system kualitas kontrol yang canggih untuk memonitor setiap tahapan siklus produksi kami dari kedatangan bahan baku, selama proses produksi hingga ke pengiriman produk jadi. Kualitas bahan kami dipilih secara cermatt oleh para analis kamii yang sangat terlatih untuk menjamin kualitas yang konsisten dari produk kami. Sebagai produsen biji kakao terbeser ketiga di dunia, Indonesia telah memberikan keuntungan besar dalam ketersediaan bahan baku utama kami. Biji kakao di Indonesia menonjol karena tingkat tinggi dari titik leleh. Tingkat FFA yeng rendah untuk produk mentega den kandungan anti oksidan yang tinggi pada bubuk.

    Selain itu, teknologi modern Eropa kami, serta tim kami yeng berdedikasi dan profesional, memainkan peranan penting dalam memastikan bahwa produk kami dapat mempertahankan kualitasnya. Dalam persiapan untuk menghadapi tantangan persaingan global, BT Cocoa juga telah menerima sertifikasi ISO 9001:2000 dari SAI Global - IQ Net serta sertifikasi HACCP-GMP pada tahun 2006. Sertifikasi merupakan bukti dari komitrnen kami untuk rnemastikan bahwa manajemen kualitas kami dan standar keamanan pangan memenuhi harapan pelanggan kami.

    Kami bangga dengan sistem pengendalian kualitas yang kami terapkan, mempertahankan tingkat kebersihan yang tinggi selama proses produksi kami, menjadi prioritas. Hal ini didukung lebih lanjut oleh mesin-mesin teknologi modern kami, sebagai suatu fasilitas laboratorium yang diakui secara internasional dan tim ahli kami yang sangat terempil. Kami berulangulang melakukan berbagai tes dan analisis pada setiap produk kami untuk mempertahankan standar yang tinggi dalam semua tahap pengolahan, dari kedatangan bahan baku, selama setiap proses produksi kemasan danpengiriman produk jadi.

    Visi dan Misi Perusahaan

    1. Visi
      PT. Bumitangerang Mesindotama atau yang lebih dikenal sebagai (BT COCOA) adalah perusahaan asal Indonesia yang berperan penting sebagai penyedia kakao ke lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Perusahaan yang berfokus pada komoditi kakao ini mempunyai kapasitas penggilingan yang mencapai 150.000 ton per tahun, dan terus berkembang setiap tahunnya. BT Cocoa didirikan pada tahun 1993 oleh Mr. Piter Jasman, yang memiliki pengalaman luas di bidang industri kakao sejak tahun 1983, Mr. Piter Jasman pula merupakan pendiri dari Asosiasi Industri Kakao Indonesia. Selama pengoperasian awal, perusahaan ini memproduksi produk dengan rasa coklat yang murni.
    2. Misi
      Misi PT.Bumitangerang Mesindotama (BT COCOA) adalah untuk memenuhi kebutuhan kakao pelanggan dengan semangat dan integritas, memastikan pertumbuhan berkelanjutan baik secara ekonomi maupun lingkungan.

    Tujuan dan Komitmen PT. Bumitangerang Mesindotama

    Tujuan kami adalah menjadi mitra nomor satu untuk produk kakao, terutama bagi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri coklat yang ingin mengambil peluang bisnis baru dalam pasar yang cepat berubah.

    Kami berkomitmen untuk menyediakan berbagai macam produk kakao berkualitas tinggi dengan harga yang paling kompetitif untuk memenuhi kebutuhan bisnis saat ini dan masa depan Anda.

    Struktur Organisasi PT.Bumitangerang Mesindotama

    Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Bumitangerang Mesindotama

    (Sumber : Data Perusahaan)

    Tugas dan Tanggung Jawab

    1. Direktur Perdagangan (Trading Director)
      Seorang direktur pemasaran bertanggung jawab untuk merancanakan, mengontrol serta mengkoordinir seluruh proses pemasaran barang jadi, pembelian bahan baku, pengadaan barang dan jasa serta kegiatan logistik bersama dengan para manager untuk mencapai target secara efektif dan efisien.
      Tanggung jawab utama seorang Direktur Pemasaran:
      1. Merumuskan rencana kerja dan target tahunan dibagian marketing, purchasing serta logistik.
      2. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja dan pencapaian target pada bagian marketing, purchasing dan logistik.
      3. Selalu menjaga hubungan baik dengan para kostumer dan supplier dengan melakukan kunjungan secara berkala dan lain-lain.
      4. Melakukan analisa dan pengembangan strategi untuk meningkatkan kinerja marketing, purchasing dan logistik.
      5. Membangun ikatan dengan direktur lainnya untuk mencapai hasil bisnis yang lebih optimal.
      6. Mencari dan mengkomunikasikan informasi pasar dengan para bawahan.
    2. Manajer Pemasaran Lokal (Local Marketing Manager)
      Manajer pemasaran lokal mempunyai tujuan untuk merencanakan, mengkoordinir dan memonitoring semua proses serta pemasaran bersama dengan Marketing Supervisor dan Marketing Staff untuk mencapai target penjualan dan pengembangan pasar secara efektif dan efisien di pasar lokal.
      Tanggung jawab utama seorang Local Marketing Manager:
      1. Menentukan wilayah kerja, produk yang akan duluncurkan, jadwal kunjungan serta sistem promosi yang memastikan tercapainya target penjualan.
      2. Memonitor perolehan order serta membuat proyeksi untuk memastikan kapasitas produksi terisi secara optimal.
      3. Memonitor jumlah dan umur stok agar tidak melebihi target yang telah ditentukan.
      4. Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target yang ditentukan.
      5. Menganalisa dan memeberikan arah pengembangan produk dan promosi, untuk memastikan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar.
      6. Melakukan evaluasikepuasan pelanggan dan hasil survei seluruh sales team untuk memastikan tercapainya target kepuasan pelanggan yang ditentukan.
      7. Koordinasi dengan QC untuk membuat customer profile.
      8. Menerapkan dan memonitor sistem dan peraturan perusahaan untuk memastikan sistem dan peraturan dijalanka dengan optimal.
    3. Manajer Pemasaran Ekspor (Export Marketing Manager)
      Export Marketing Manager mempunyai tujuan untuk merencanakan, mengkoordinir dan memonitoring semua proses serta pemasaran bersama dengan Marketing Supervisor dan Marketing Staff untuk mencapai target penjualan dan pengembangan pasar secara efektif dan efisien di pasar ekspor.
      Tanggaung jawab utama seorang Export Marketing Manager:
      1. Menentukan wilayah kerja, produk yang akan diluncurkan, jadwal kunjungan serta sistem promosi untuk memastikan tercapainya target penjualan.
      2. Memonitor perolehan order serta membuat proyeksi untuk memastikan kapasitas produksi terisi secara optimal.
      3. Memonitor jumlah dan umur stok agar tidak melebihi target yang telah ditentukan.
      4. Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area susuai dengan target yang ditentukan.
      5. Menganalisa dan memberikan arah pengembangan produk dan promosi, untuk memastikan pengembangan produk susuai dengan kebutuhan pasar.
      6. Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dan hasil survei seluruh sales team untuk memastikan tercapainyatarget kepuasan pelanggan yang ditentukan.
      7. Koordinasi dengan QC untuk membuat customer profile.
      8. Menerapkan dan memonitor sistem dan peraturan perusahaan untuk memastikan sistem dan peraturan dijalankan dengan optimal.
    4. Manajer Pembelian Bahan Baku (Raw Material Purchasing Manager)
      Raw Material Purchasing Manager mempunyai tujuan untuk merencanakn, mengkoordinir dan memonitor proses pembelian bahan baku bersama Purchasing Staff untuk mencapai target pembelian secara efektif dan efisien.
      Tanggung jawab utama seorang Raw Material Purchasing Manager:
      1. Menentukan wilayah kerja, target serta strategi pembelian untuk memastikan tercapainyatarget pembelian.
      2. Melakukan negosisasi dengan para supplier untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien serta menguntungkan perusahaan.
      3. Memonitor kontrak pembelian serta membuat proyeksi utnuk memastikan kapasitas produksi terisi secara optimal.
      4. Memonitor jumlah dan umur stok agar produksi berjalan lancar dan mencapai target yang telah ditentukan.
      5. Menganalisa dan mengembangkan strategi pembelian untuk mendapatkan barang yang berkualitas dan supplier yang baik.
      6. Menjaga hubungan baik dengan para supplier dengan melakukan kunjungan secara berkala dan lain sebagainya.
      7. Melakukan evaluasi kinerja supplier secara berkala untuk memastikan tercapainya target pembelian yang ditentukan.
      8. Melakukan koordinasi dengan marketing (Fixation dan lainnya)
      9. Melakukan koordinasi dengan QC untuk membuat supplier profile.
    5. General Purchasing Manager
      General Purchasing Manager mempunyai tujuan untuk merencanakan, mengkoordinir dan memonitoring proses pembelian barang dan jasa diluar bahan baku bersama Purchasing Staff untuk mencapai target pembelian secara efektif dan efisien.
      Tanggung jawab utama seorang General Purchasing Manager:
      1. Menentukan strategi pembelian untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan perusahaan.
      2. Melakukan negosiasi dengan para supplier untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien serta menguntungkan perusahaan.
      3. Memonitor purchase order untuk memastikan realisasinya secara optimal.
      4. Koordinasi dengan bagian lainnya untuk memastikan kebutuhan barang/jasa disemua bagian terpenuhi tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasinya.
      5. Menganalisa dan mengembangkan strategi pembelian untuk mendapatkan barang/jasa yang berkualitas dan supplier yang baik.
      6. Menjaga hubungan baik dengan para supplier dengan melakukan kunjungan secara berkala dan lain-lain.
      7. Melakukan evaluasi kinerja supplier secara berkala untuk memastikan tercapainya target pembelian yang ditentukan.
      8. Memonitor cost dan inventory sebelum melakukan pembelian.
      9. Melakukan koordinasi dengan bagian lainnya untuk membuat supplier profile.
    6. Manajer Logistik (Logistic Manager)
      Manajer logistik mempunyai tujuan untuk merencanakan, mengkoordinir dan memonitoring aliran barang baik logistik internal seperti produksi dan persediaan maupun logistik eksternal seperti pasokan bahan baku dan pengiriman produk akhir secara efektif dan efisien.
      Tanggung jawab utama seorang Manajer Logistik:
      1. Memonitoring jumlah dan umur stok agar produksi berjalan lancar dan mencapai target yang telah ditentukan.
      2. Mendesain dan megurus suatu sistem untuk mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku cadang dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan.
      3. Menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dan dengan total biaya yang minimal.
      4. Menganalisa masalah logistik serta menciptakan solusi-solusi baru.
      5. Mengkoordinasi seluruh aliran barang mulai dari produksi, persedian pasokan bahan baku hingga, pengiriman produk akhir.
      6. Memonitor dan mengontrol kapasitas produksi secara optimal.
    7. Direktur Akuntansi dan Keuangan (Accounting and Finance Director)
      Direktur akutansi dan keuangan mempunyai tujuan bertanggung jawab untuk merencanakan, mengontrol dan mengkoordinir fungsi keuangan dan akuntansi di perusahaan bersama Accounting and Finance Manager dalam memberikan informasi keuangan secara komprehensif dan tepat waktu.
      Tanggung jawab utama seorang Direktur Akuntansi dan Keuangan:
      1. Memonitor dan mengevaluasi pengelolaan sistem akuntansi, data serta informasi keuangan dalam perusahaan.
      2. Merencanakan dan melakukan analisa keuangan untuk dijadikan sebagai masukan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis.
      3. Memonitor aktivitas dan pelaksanaan terhadap sistem dan prosedur keuangan dan akuntansi di dalam perusahaan.
      4. Membangun sinergi dengan direktur lainnya untuk mencapai hasil bisnis yang optimal.
      5. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusun anggaran perusahaan serta mengontrol penggunaan anggaran perusahaan agar efektif dan efisien.
      6. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.
    8. Manajer Akuntansi dan Keuangan (Accounting and Finance Manager)
      Manajer akuntansi dan keuangan mempunyai tujuan untuk, merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansi di perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target finansial perusahaan.
      Tanggung jawab seorang Manajer Akuntansi dan Keuangan:
      1. Mengelola sistem akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
      2. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat , tepat waktu dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
      3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas perusahaan (cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.
      4. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan, penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan.
      5. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta mengurangi resiko keuangan.
      6. Mengkoordinasikan dan melalukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan bisnin, baik untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya.
      7. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan peraturan perpajakan.
    9. Manajer SDM (HRD Manager)
      Manajer HRD mempunyai tujuan untuk, merencanakan dan mengembangkan kebijakan dan sistem pengelolaan SDM, serta mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi manajemen SDM diseluruh bagian agar dapat menunjang dan meningkatkan kinerja SDM dalam mencapai target perusahaan.
      Tanggung jawab utama seorang Manajer SDM:
      1. Menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan SDM di perusahaan berdasarkan strategi jangka panjang dan jangka pendek yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku agar diperoleh SDM dengan kinerja, kapabilitas dan kompetensi yang sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
      2. Menyusun rencana kerja dan anggaran bagiannya sesuai dengan strategi, kebijakan dan sistem SDM yang telah ditetapkan untuk memastikan tercapainya sasaran bagian SDM.
      3. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi SDM diseluruh bagian untuk memastikan semuanya sesuai dengan strategi, kebijakan, sistem dan rencana kerja yang telah disusun.
      4. Mengkoordinasukan dan mengontrol penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan, termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi pelatihan, untuk memastikan tercapainya target tingkat kemampuan dan kompetensi setiap karyawan.
      5. Merancanakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan perkembangan organisasi, serta mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan rekrutmen dan seleksi untuk memastikan tersedianya ternaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan dan kualifikasi yang diinginkan dalam jangka waktu yang telah disepakati.
      6. Menyusun sistem manajemen kinerja serta mengkoordikasikan dan mengontrol pelaksanaan siklus manajemen kinerja, mulai dari perencanaan, pembimbingan, sampai dengan penilaian kinerja, untuk memastikan tercapainya target kinerja individu, unit, maupun perusahaan.
      7. Mengelola dan mengontrol fasilitas perusahaan, perijinan, kepersonaliaan, dan sistem informasi SDM untuk memastikan tersedianya dukungan yang optimal bagi kelancaran oprasional perusahaan.
      8. Memastikan pelaksanaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
      9. Menyelesaikan segala permasalahan ketenagakerjaan.
    10. Direktur Pabrik (Factory Director)
      Factory Director mempunyai tujuan bertanggung jawab untuk merencanakan, mengontrol dan mengkoordinir seluruh operasional pabrik bersama Factory Manager untuk mencapai target operasional pabrik secara efektif dan efisien.
      Tanggung jawab utama seorang Factory Director:
      1. Merumuskan rencana kerja dan target operasional pabrik.
      2. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja dan pencapaian target operasioanal pabrik.
      3. Menganalisa dan mengembangkan strategi dan teknologi untuk meningkatkan kinerja para personil di pabrik dan mutu produk.
      4. Memonitor aktivitas dan jadwal proyek.
      5. Menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan instansi di sekitar pabrik.
      6. Membangun sinergi dengan direktur lainnya untuk mencapai hasil bisnis yang optimal.
      7. Mencari dan mengkomunikasikan informasi yang terkait dengan operasional pabrik dengan para bawahan.
    11. Manajer Pabrik (Factory Manager)
      Factory Manager mempunyai tujuan untuk, merencanakan, mengkoordinir dan memonitor operasional pabrik bersama dengan para kepala bagian untuk mencapai target operasional pabrik secara efektif dan efisien.
      Tanggung jawab seorang Manajer Pabrik:
      1. Mengkoordinir dan menentukan target operasional masig-masing bagian.
      2. Memonitor pencapaian target operasional serta membuat proyeksi untuk memastikan target tercapai secara optimal.
      3. Memonitor process flow sejak penerimaan bahan, proses produksi hingga pengiriman produk.
      4. Menganalisa dan mengembangkan strategi dan teknologi untuk meningkatkan kinerja dan kualiatas produk.
      5. Menganalisa dan memberikan arah pengembangan produk untuk memastikan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar.
      6. Menerapkan dan memonitor sistem dan peraturan-peraturan perusahaan untuk memastikan sistem dan peratuean dijalankan dengan optimal.

    Tata Laksana Sistem Berjalan

    Prosedur Sistem Berjalan

    Pada proses ini staff bagian IT survei ketempat pengerjaan proyek lalu menghitung bahan apa saja yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya setelah itu mencatat material pendukung tambahan yang dibutuhkan serta pengerjaan apakah dilakukan oleh pihak internal atau pihak eksternal kemudian untuk dibuat kedalam sebuah proposal yang akan diberikan kepada manajemen perusahaan.

    Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

    Untuk menganalisa tata laksana sistem yang berjalan pada penelitian ini digunakan program Microsoft Visual Paradigm untuk menggambarkan Use case diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram.

    1. Use Case Diagram
      Berikut ini gambaran use case sistem rencana anggaran biaya project IT pada PT. Bumitangerang Mesindotama :

      Gambar 3.2.Use Case Diagram Sistem Berjalan

    2. Activity Diagram
      Berikut ini gambaran activity diagram sistem rencana anggaran biaya project IT pada PT. Bumitangerang Mesindotama

      Gambar 3.3.Activity Diagram Sistem Berjalan

    3. Sequence Diagram
      Berikut ini gambaran sequence diagram sistem rencana anggaran biaya project IT pada PT. Bumitangerang Mesindotama :

      Gambar 3.4.Sequence Diagram Sistem Berjalan

    Analisa Sistem Berjalan

    Metode Pengembangan Sistem

    1. Analisa SDLC (System Development Life Cycle)

      Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pengembangan SDLC (System Development Life Cycle) salah satunya adalah model prototype. Model prototype (prototyping model) dapat digunakan untuk menyambungkan ketidak pahaman client mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan client kepada pengembang perangkat lunak. Sering client membayangkan kebutuhan yang diinginkan tapi tidak terspesifikasikan secara detail dari segi masukan, proses, dan keluaran.

      Di sisi lain seorang pengembang aplikasi harus menspesifikasi sebuah kebutuhan secara detail dari segi teknis. Metode prototype dimulai dari mengumpulkan kebutuhan client lebih terbayang dengan apa yang diinginkan. Program ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkan lunak sehingga tampak seperti aplikasi yang sudah jadi. Lalu program prototype ini dievaluasi oleh user sampai ditemukan spesifikasi yang diinginkan user.

      Dalam pembuatan sistem rencana anggaran biaya project IT dengan metode pengembangan prototype memiliki beberapa tahapan yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut :

      1. Analisa Kebutuhan
      2. Pembuatan Prototype
      3. Evaluasi Prototype
      4. Coding System
      5. Pengajuan Sistem
      6. Evaluasi Sistem
      7. Penggunaan Sistem

    Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

    1. Analisa Masukan
      Dokumen masukan merupakan dokumen dasar yang akan mengambil proses didalam sistem tersebut. Dokumen masukan ini akan mempengaruhi hasil laporan dari proses yang nantinya termasuk ke dalam sistem berjalan pada PT. Bumitangerang mesindotama adalah sebagai berikut :
      Nama dokumen : Proposal biaya rencana anggaran biaya
      Fungsi dokumen : Untuk mengetahui rincian rencana anggaran biaya
      Sumber asal dokumen : Bagian IT
      Tujuan dokumen : Manajemen
      Media : Kertas
      Jumlah : 1 Lembar
    2. Analisa Proses
      Analisa proses merupakan proses yang ada dalam sistem tersebut.
      Masukan : Proposal biaya rencana anggaran biaya
      Keluaran : Proposal balasan dari manajemen
      Ringkasan proses : Staff bagian IT membuat proposal rencana anggaran biaya kemudian diberikan ke manajemen lalu dikembalikan ke staff bagian IT dalam bentuk proposal yang telah disetujui lalu diberikan kepada pihak yang akan mengerjakan.
    3. Analisa Keluaran
      Dokumen keluaran merupakan dokumen yang dihasilkan dari dokumen masukan setelah diproses di dalam sistem tersebut.
      Nama dokumen : Proposal balasan dari manajemen
      Fungsi dokumen : Untuk mengetahui apakah proyek disetujui atau tidak
      Sumber asal dokumen : Proposal rencana anggaran biaya
      Media :Kertas
      Jumlah :1

    Konfigurasi Sistem Berjalan

    1. Spesifikasi perangkat keras/hardware
      1. Processor : Intel Core i3
      2. Monitor : Samsung
      3. Mouse : Logitech
      4. Keyboard : Logitech
      5. RAM : 2GB
      6. Harrdisk : 500GB
      7. Printer : Epson L360
    2. Spesifikasi software
      1. Microsoft Office 2013

    Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Masalah

    1. Permasalahan yang dihadapi

      Dalam kegiatan perencanaan aggaran biaya pada PT. Bumitangerang Mesindotama masih menggunakan sistem manual atau belum menggunakan perkembangan teknologi informasi, sehingga dalam melakukan kegiatan perencanaan anggaran biaya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghitung dan perlu pemikiran lebih. Penulis ingin mencoba untuk menganalisa dan menguraikan hambatan serta masalah yang ada pada sistem yang berjalan ini. Hambatan dan masalah yang utama adalah cara perhitungan yang rumit dan masih secara manual, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

      1. Menggunakan sistem manual yang memakan waktu lama.
      2. Menggunakan perhitungan yang rumit sehingga membuat beberapa orang kesulitan membuat perencanaan anggaran biaya.
      3. Tingginya kesalahan manusia dalam perhitungan dan penulisan pada proposal rencana anggaran biaya.
    2. Alternatif Pemecahan Masalah

      Untuk mengatasi permasalah yang telah disebutkan diatas, penulis mengajukan suatu cara untuk meminimalkan permasalahan dalam proses perhitungan biaya dalam pembuatan jaringan agar lebih baik dari sebelumnya yaitu dengan menggunakan perkembangan teknologi saat ini dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :

      1. Efisiensi waktu, mempercepat dalam proses perhitungan maupun pembuatan proposal.
      2. Proses yang sederhana, menggunakan proses yang sederhana, membuat seseorang tidak kesulitan untuk membuat rencana anggaran biaya.
      3. Ketelitian yang tinggi, kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam perhitungan maupun penulisan proposal berkurang.

    User Requirement

    1. Elisitasi Tahap I
      Elisitasi Tahap I disusun berdasarkan wawancara dengan kepala bagian IT. Berikut isi dari diagram elisitasi tahap I:

      Tabel 3.1 Elisitasi tahap I

    2. Elisitasi Tahap II

      Tabel 3.2 Elisitasi tahap II

      Elisitasi Tahap II disusun berdasarkan pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada, tidak terlalu penting dan tidak perlu ada pada sistem baru tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai metode MDI:

      1. M pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan
      2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuatnya lebih sempurna.
      3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
    3. Elisitasi Tahap III

      Tabel 3.3 Elisitasi tahap III

      Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan mengeliminasi beberapa requirement dengan opsi D dan semua requirement dengan opsi I, selanjutnya seluruh requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE. Berikut ini merupakan penjelasan lebih rinci mengenai metode TOE:

      1. “T” artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan.
      2. “O” artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem yang akan dikembangkan.
      3. “E” artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement didalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      1. High (H) : Sulit
      2. Middle (M) : Menengah
      3. Low (L) : Mudah
    4. Final draft elisitasi
      Merupakan hasil dari seluruh tahap elisitasi yang telah dilakukan.

      Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi


    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM USULAN

    Prosedur Sistem Usulan

    1. Usulan Prosedur yang Berjalan

      Setelah mengadakan penelitian dan menganalisa sistem yang ada pada PT Bumitangerang mesindotama, maka selanjutnya akan dibuatkan sistem usulan seperti apa yang akan dibuat yang dapat memberikan efektivitas dan efisiensi. Terdapat beberapa usulan dari prosedur sistem yang baru, mengacu pada kekurangan sistem sebelumnya.

      Usulan atau rancangan yang akan diajukan dalam penulisan laporan skripsi ini adalah merancang dan membuat sebuah sistem kehadiran siswa berbasis web, yang mana dapat mempermudah dalam hal pelaksanaan dan perhitungan rencana anggaran biaya yang sebelumnya masih menggunakan sistem yang belum terkomputerisasi, dalam sistem yang baru akan dapat menambahkan data proyek baru, menghapus ataupun mengedit data, administrator sistem nantinya juga dapat membuat rincian bahan/barang apa saja yang digunakan dalam sebuah proyek dan juga dapat membuat uraian kegiatan yang dilakukan pada sebuah proyek agar penggunaan dana dapat lebih terlihat dan transparan.

    Diagram Rancangan Sistem Usulan

    Untuk menganalisa sistem yang hendak diusulkan, maka dibuatkan kedalam diagram untuk menunjukan rancangan dari sistem yang diusulkan, dan digunakan software Visual Paradigm for UML 6.4 untuk membuat gambaran dari sistem yang diusulkan kedalam bentuk diagram yang diantaranya adalah : Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram.

    1. Use Case Diagram Sistem Usulan

      Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Usulan


      Berdasarkan Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Usulan Terdapat :

      1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh usulan.
      2. 4 (satu) aktor, yaitu Admin,Manajemen,Staff IT, dan Pimpinan
      3. 9 (enam) use case yang dilakukan aktor tersebut diantaranya: Admin melakukan login, masuk ke menu utama, masuk ke menu proyek, masuk ke menu rincian, masuk ke menu uraian kegiatan, masuk ke menu laporan, dan User melakukan log out.
      4. 2 (empat) include.
      5. 4 (enam) extend.
    2. Activity Diagram Admin Sistem Usulan

      Gambar 4.2 Activity Diagram Admin Sistem Usulan


      Berdasarkan Gambar 4.2 Activity Diagram Admin Sistem Usulan terdapat:

      1. 1 (satu) initial node, yang mengawali objek.
      2. 24 (dua puluh empat) action state, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.
      3. 2 (dua) decision node, yaitu menjelaskan terjadinya dua kemungkinan proses pada action login.
      4. 1 (satu) final node, yang mengakhiri objek.
    3. Activity Diagram Staff IT Sistem Usulan

      Gambar 4.3 Activity Diagram Manajemen Sistem Usulan


      Berdasarkan Gambar 4.3 Activity Diagram Manajemen Sistem Usulan terdapat:

      1. 1 (satu) initial node, yang mengawali objek.
      2. 8 (delapan) action node, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.
      3. 2 (dua) decision node, yaitu menjelaskan dua kemungkinan proses.
      4. 1 (satu) final node, yang mengakhiri objek.
    4. Activity Diagram Pimpinan Sistem Usulan

      Gambar 4.4 Activity Diagram Staff IT Sistem Usulan


      Berdasarkan Gambar 4.4 Activity Diagram Staff IT Sistem Usulan terdapat:

      1. 1 (satu) initial node, yang mengawali objek.
      2. 19 (sembilan belas) action node, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.
      3. 2 (dua) decision node, yaitu menjelaskan dua kemungkinan proses.
      4. 1 (satu) final node, yang mengakhiri objek.
    5. Activity Diagram Pimpinan Sistem Usulan

      Gambar 4.5 Activity Diagram Pimpinan Sistem Usulan


      Berdasarkan Gambar 4.5 Activity Diagram Pimpinan Sistem Usulan terdapat:

      1. 1 (satu) initial node, yang mengawali objek.
      2. 6 (enam) action node, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.
      3. 2 (dua) decision node, yaitu menjelaskan dua kemungkinan proses.
      4. 1 (satu) final node, yang mengakhiri objek.
    6. Sequence Diagram Admin Sistem Usulan

      Gambar 4.6 Sequence Diagram Admin Sistem Usulan


      Berdasarkan Gambar 4.6 Sequence Diagram Sistem Usulan:

      1. 1 Actor yang melakukan kegiatan, Admin dan Manajemen
      2. 9 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi dari aktifitas yang sedang terjadi atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor.
      3. 7 Lifeline mengidentifikasikan kehadiran objek pada saat terakhir/akhir waktu.
    7. Sequence Diagram Manajemen Sistem Usulan

      Gambar 4.7 Sequence Diagram Manajemen Sistem Usulan


      Berdasarkan Gambar 4.7 Sequence Diagram Manajemen Sistem Usulan terdapat:

      1. 1 Actor yang melakukan kegiatan, Admin dan Manajemen
      2. 1 Actor yang melakukan kegiatan, Admin dan Manajemen
      3. 6 Lifeline mengidentifikasikan kehadiran objek pada saat terakhir/akhir waktu.
    8. Sequence Diagram Staff IT Sistem Usulan

      Gambar 4.8 Sequence Diagram Staff IT Sistem Usulan


      Berdasarkan Gambar 4.8 Sequence Diagram Staff IT Sistem Usulan terdapat:

      1. 1 Actor yang melakukan kegiatan, Admin dan Manajemen
      2. 8 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi dari aktifitas yang sedang terjadi atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor.
      3. 6 Lifeline mengidentifikasikan kehadiran objek pada saat terakhir/akhir waktu.
    9. Sequence Diagram Pimpinan Sistem Usulan

      Gambar 4.9 Sequence Diagram Pimpinan Sistem Usulan


      Berdasarkan Gambar 4.9 Sequence Diagram Pimpinan Sistem Usulan terdapat:

      1. 1 Actor yang melakukan kegiatan, Admin dan Manajemen
      2. 7 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi dari aktifitas yang sedang terjadi atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor.
      3. 5 Lifeline mengidentifikasikan kehadiran objek pada saat terakhir/akhir waktu.

    Rancangan Basis Data

    Rancangan basis data adalah sebuah penggambaran basis data yang digunakan dalam sistem yang diusulkan, berikut adalah rancangan basis data dalam bentuk class diagram.

    1. Class Diagram Sistem Usulan

      Gambar 4.10 Class Diagram Sistem Usulan


      Berdasarkan gambar Class diagram sistem usulan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

      1. 4 (empat) class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama diantaranya tbl_proyek, tbl_rincian, tbl_uraian, tbl_laporan.
      2. 2 (dua) multiciply, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.
    2. Spesifikasi Basis Data

      Setelah pada sub bab sebelumnya dipaparkan tentang basis data yang digunakan pada sistem yang diusulkan, maka selanjutnya akan dipaparkan mengenai detail dari rancangan basis data yang digunakan secara lebih rinci.

      1. Nama Field : tbl_proyek
        Isi : id_proyek, judul, pengerjaan, total_biaya, status, tanggal<bt/>Media : Harddisk
        Panjang Record : 77 Karakter
        Primary Key : id_proyek

        Tabel 4.1 Struktur tbl_proyek

      2. Nama Field : tbl_rincian
        Isi : id_rincian, id_proyek, bahan, satuan, jumlah, harga, total_harga
        Media : Harddisk
        Panjang Record : 112 Karakter
        Primary Key : id_rincian

        Tabel 4.2 Struktur tbl_rincian

      3. Nama Field : tbl_uraian
        Isi : id_uraian, id_proyek, tanggal, kegiatan, nama_file
        Media : Harddisk
        Panjang Record : 152 Karakter
        id_uraian

        Tabel 4.3 Struktur tbl_uraian

      4. Nama Field : tbl_user
        Isi : id_user, username, password, level
        Media : Harddisk
        Panjang Record : 60 Karakter
        Primary Key : id_user

        Tabel 4.4 Struktur tbl_user

    Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

    Tabel 4.5 Perbedaan Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan

    Rancangan Prototype

    1. Tampilan Prototype Halaman Utama Sistem

      Tampilan prototype halaman utama ini berisi tampilan tentang informasi umum PT. Bumitangerang Mesindotama atau BTCOCOA, tampilan ini adalah tampilan awal sebelum seseorang dapat login.

      Gambar 4.11 Prototype Halaman Utama Sistem

    2. Tampilan Prototype Login Sistem

      Tampilan prototype login berisi textbox username dan password yang digunakan user untuk masuk kedalam sistem.

      Gambar 4.12 Prototype Login Sistem

    3. Tampilan Prototype Menu Home

      Tampilan prototype menu home berisi tampilan saat user telah melakukan login

      Gambar 4.13 Prototype Menu Home

    4. Tampilan Prototype Menu Rencana Anggaran Biaya - Proyek

      Tampilan prototype ini berisi tampilan untuk input data proyek dan juga hasil data proyek yang telah diinput.

      Gambar 4.14 Prototype Menu Rencana Anggaran Biaya - Proyek

    5. Tampilan Prototype Menu Rencana Anggaran Biaya - Rincian

      Tampilan prototype menu rincian ini berisi tampilan untuk input data rincian berdasarkan data proyek dan juga hasil dari tampilan yang telah diinputkan.

      Gambar 4.15 Prototype Menu Rencana Anggaran Biaya - Rincian

    6. Tampilan Prototype Menu Uraian Kegiatan

      Tampilan prototype menu uraian kegiatan ini berisi tampilan input untuk kegiatan yang dilakukan saat proyek sedang berjalan dan juga menampilkan hasil dari input kegiatan.

      Gambar 4.16 Prototype Menu Uraian Kegiatan

    7. Tampilan Prototype Menu Laporan

      Tampilan menu laporan berisikan laporan dari proyek yang ada.

      Gambar 4.17 Prototype Menu Laporan

    8. Tampilan Prototype Menu Logout

      Tampilan menu logout dilakukan apabila user ingin keluar dari sistem dan sistem akan menampilkan pemberitahuan apakah user yakin untuk keluar dari sistem.

      Gambar 4.18 Prototype Menu Logout

    Rancangan Tampilan Sistem yang Diusulkan

    1. Tampilan Halaman Utama Sistem

      Gambar 4.19 Tampilan Halaman Utama Sistem

    2. Tampilan Login Sistem

      Gambar 4.20 Tampilan Login Sistem

    3. Tampilan Menu Home

      Gambar 4.21 Tampilan Menu Home

    4. Tampilan Menu Master

      Gambar 4.22 Tampilan Menu Master

    5. Tampilan Menu Rencana Anggaran Biaya - Proyek

      Gambar 4.23 Tampilan Menu Rencana Anggaran Biaya - Proyek

    6. Tampilan Menu Rencana Anggaran Biaya - Rincian

      Gambar 4.24 Tampilan Menu Rincian

    7. Tampilan Menu Rencana Anggaran Biaya - Kegiatan

      Gambar 4.25 Tampilan Menu Uraian Kegiatan

    8. Tampilan Menu Laporan

      Gambar 4.26 Tampilan Menu Laporan

    9. Tampilan Menu Logout

      Gambar 4.27 Tampilan Menu Logout

    Konfigurasi Sistem yang Diusulkan

    1. Spesifikasi Perangkat Keras yang Digunakan
      Perangkat keras yang digunakan untuk membuat sistem informasi kehadiran siswa ini antara lain sebagai berikut :
      1. Processor : Intel(R) Core(TM) i3-3220 CPU @ 3.30GHz (4 CPUs)
      2. Motherboard : Gigabyte Technology Co., Ltd.
      3. Monitor : Samsung LCD S19C150F
      4. Mouse : USB Logitech B100
      5. Keyboard : USB Logitech K120
      6. RAM : 2GB
      7. Harddisk : 500 GB
      8. Printer : Epson L360
    2. Spesifikasi Perangkat Lunak yang Digunakan
      1. Windows 10
      2. Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise
      3. All in one package : XAMPP
      4. Database server : MySQL
      5. Web server : Apache
      6. Microsoft Office 2010
      7. Code editor : Sublime Text
      8. Web Browser : Google Chrome, Firefox, Microsoft Edge
    3. Dalam rancangan sistem rencana anggaran biaya ini, peneliti merancang beberapa user yang berhak untuk mengakses sistem ini diantaranya adalah :
      1. Admin
      2. Manajemen
      3. Staff IT
      4. Pimpinan

    Pengujian Sistem yang Diusulkan

    Pengujian adalah tahap lanjutan setelah menganalisa, dan merancang sistem, dalam hal ini digunakan metode black box testing untuk pengujian terhadap sistem. Tujuam dari pengujian ini tentunya untuk meminimalisir error ataupun bug yang nantinya akan terdapat pada sistem, namun black box sistem adalah pengujian guna menguji fungsionalitas sistem :

    Implementasi

    1. Time Schedule

      Dalam penulisan dan perancangan sistem ini dibuat batasan waktu untuk memaksimalkan penelitian ini.

      Tabel 4.6 Time Schedule

      Berdasarkan tabel 4.6 Time Schedule Implementasi yang dilakukan pada PT. Bumitangerang Mesindotama maka terdapat :

      1. Pembuatan Proposal

        Pada tahap ini dilakukan pembuatan latar belakang masalah, tujuan, manfaat, dan juga perumusan masalah selama waktu yang ditentukan

      2. Pengumpulan data

        Pada tahap ini dilakukan pembuatan latar belakang masalah, tujuan, manfaat, dan juga perumusan masalah selama waktu yang ditentukan guna penulisan laporan maupun perancangan sistem selama waktu yang ditentukan.

      3. Analisa Sistem

        Melakukan pengkajian ataupun analisa terhadap data yang telah diperoleh, merumuskan elisitasi sistem dari hasil wawancara kepada stakeholder selama waktu yang ditentukan.

      4. Perancangan Sistem

        Penerapan dari hasil analisa yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap data yang diperolehnya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem sesuai dengan kebutuhan dari pengguna. Pada tahap ini merupakan kegiatan mendesain dan merancang program sesuai dengan kebutuhan user, perancangan sistem berlangsung selama waktu yang ditentukan.

      5. Pembuatan sistem

        Setelah dilakukan perancangan maka dilakukan proses pembuatan program dengan menulis kode program sesuai dengan yang dibutuhkan, pembuatan sistem berlangsung selama waktu yang ditentukan.

      6. Testing Sistem

        Pada tahap ini dilakukan testing atau pengujian terhadap program yang telah dibuat guna mengetaui kesalahan yang ada pada program. Pengujian program berlangsung selama waktu yang ditentukan.

      7. Evaluasi Sistem

        Tahap ini, dimana evaluasi dilakukan setelah testing atau pengujian terhadap program dilakukan, kegiatan ini dilakukan guna merancang kembali beberapa fungsi yang eror saat testing dilaksanakan agar dapat diperbaiki sebelum diimplementasikan nantinya di PT. Bumitangerang Mesindotama, waktu evaluasi berlangsung selama waktu yang telah ditentukan.

      8. Perbaikan Sistem

        Setelah melakukan pengujian dan evaluasi terhadap program beberapa error yang terdapat pada program diperbaiki selama waktu yang ditentukan.

      9. Uji coba implementasi sistem

        Setelah semua fungsi berjalan dengan baik serta program di anggap layak, maka langkah selanjutnya dilakukan uji coba implementasi program pada PT. Bumitangerang Mesindotama, uji coba implementasi program berlangsung selama waktu yang ditentukan.

      10. Dokumentasi

        Hasil dari seluruh proses pembuatan program dibuatkan dokumentasi kedalam bentuk laporan untuk memudahkan dalam pengembangan program diwaktu yang akan datang.

      11. Final presentasi

        Setelah semua proses dilakukan selanjutnya melakukan presentasi final kepada stakeholder dan dosen pembimbing.

    2. Estimasi Biaya

      Estimasi biaya digunakan untuk memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dalam penelitian ini mulai dari awal mula hingga penyelesaian laporan, dan estimasi biaya dibuat sebagai catatan biaya yang dikeluarkan selama penelitian ini berlangsung.


      Berikut estimasi biaya penelitian ini :

      Tabel 4.7 Estimasi Biaya

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dari analisis dan penelitian yang telah dilakukan mengenai “PERANCANGAN SISTEM RENCANA ANGGARAN BIAYA PROJECT IT BERBASIS WEB SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI” pada PT. Bumitangerang Mesindotama, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Proses pengolahan data pada sistem rencana anggaran biaya dimulai dengan mencatat peralatan apa saja yang diperlukan dalam sebuah proyek lalu menghitung seluruh biaya yang diperlukan berdasarkan peralatan yang diperlukan.
    2. Dalam membuat Sistem rencana anggaran biaya berbasis web pada penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman html, php, css, javascript dengan menggunakan database MySql dan Sublime Text sebagai Code editor.
    3. Dalam sistem yang dibuat ada beberapa faktor yang diperlukan yaitu : pengerjaan apakah dilakukan oleh pihak internal atau eksternal, bahan baku dan peralatan apa saja yang diperlukan dalam sebuah proyek dan kegiatan yang dilakukan selama proyek berlangsung.

    Saran

    Dengan melihat simpulan yang ada, penulis memberikan saran-saran yang sesuai dengan apa yang telah dialami selama menyelesaikan laporan Skripsi ini:

    1. Agar sistem rencana anggaran biaya dapat berjalan dengan baik perlu dilakukan pengecekan sistem secara berkala dan pembaruan agar mengikuti perkembangan teknologi yang ada.
    2. Sarana dan prasarana dalam penerapan sistem rencana anggaran biaya perlu didukung dengan perangkat yang memadai, baik dari segi SDM (brainware) maupun peralatannya (hardware)
    3. Sistem yang telah dibuat dapat dikembangkan sehingga sistem ini juga dapat digunakan untuk seluruh proyek pada sebuah perusahaan dan juga dapat diakses melaui perangkat smartphone saat ini.

    Daftar Pustaka

    1. Nasril & Yanto Adri Saputra. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Ujian Online : Jurnal Lentera ICT.
    2. Aris, Andriani Dini, Romodor Apriyani & Eka Sari Dian. 2016. Perancangan aplikasi sistem informasi penjualan tiket pada PT Nur Rizky Pratama Travel Berbasis Web. Stmik Amikom Yogyakarta.
    3. Arifin Ahmad, Fenina Adline Twince Tobing & Apriliani.2015.Aplikasi Akumulasi Biaya Pabrikasi Dengan Metode Proses Studi Kasus PT.Vitra Graha Interia. Jurnal Sisfotek Global.
    4. Sugianto. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta
    5. Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi. 2013.Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
    6. 6,0 6,1 6,2 Nasril & Yanto Adri Saputra. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Ujian Online. Jurnal Lentera ICT.
    7. Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
    8. Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
    9. Taufiq Rohmat. 2013. Sistem Infomasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
    10. 10,0 10,1 Kinanti Nela Anesia. 2017. Implementasi Sms Gateway Dalam Pengolahan Informasi Akademik Siswa Menggunakan Bahasa Pemograman Php Dan Database Mysql. Padang : Universitas Putra Indoenesia YPTK.
    11. 11,0 11,1 Rusdiana A & Moch Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : CV.PUSTAKA SETIA.
    12. Hartono Bambang. 2013. Sistem informasi manajemen berbasis komputer. Jakarta : Rineka Cipta.
    13. Amin Ruhul. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Pada Smk Budhi Warman 1 Jakarta: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Komputer.
    14. 14,0 14,1 Daud Rochmawati & Valeria Mimosa Windana. 2014. Pengembangan sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas berbasis komputer pada perusahaan kecil studi kasus pada pt. trust technology. Palembang : Universitas Sriwijaya.
    15. Susanto Rani, Andriana D A. 2016. Perbandingan model waterfall dan prototyping untuk pengembangan sistem informasi. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No.1. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.
    16. Sutopo Priyo, Dedi Cahyadi, Zainal Arifin. 2016. Sistem Informasi Eksekutif Sebaran Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 di Kalimantan Timur Berbasis Web : Jurnal Informatika Mulawarman.
    17. 17,0 17,1 17,2 Kadir Abdul. 2013. Pengenalan sistem informasi edisi revisi. Yogyakarta : Andi.
    18. Krismiaji. 2015. Sistem informasi akuntansi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
    19. 19,0 19,1 19,2 19,3 19,4 19,5 Darmawan Deni. 2013. Sistem informasi manajemen. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
    20. Yuni Sugiarti. 2013. Analisis dan Perancangan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu.
    21. R. A. Sukamto dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung:Informatika.
    22. "Sistem Infomasi"
    23. 23,0 23,1 23,2 23,3 Prof. Dr. H. Punaji Setyosari. 2016. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Prenadamedia.
    24. Baswananda, Aji Raino 2014. Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer. (http://eprints.dinus.ac.id/ , diakses pada tanggal 12 Oktober 2017).
    25. Ramadhan Taufiq, Victor G Utomo.2014.Rancang Bangun Aplikasi Mobile Untuk Notifikasi Jadwal Kuliah Berbasis Android (Studi Kasus STMIK Provisi Semarang:Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi.
    26. 26,0 26,1 26,2 Puspitasari diah. 2016 Sistem informasi perpustakaan sekolah berbasis web. Bekasi : Jurnal Pilar Nusa Mandiri.
    27. Soelistio Adi Tri, Tody Ariefianto Wibowo, ST.,MT. & Agus Ganda Permana, ST.,MT. 2015. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) Untuk Pengelolaan Padi Di Pulau Jawa Berbasis Web : e-Proceeding of Applied Science : Vol.1, No.1 April 2015.
    28. Hasanah Uswatun. 2013. Sistem Informasi Penjualan On_Line Pada Toko Kreatif Suncom Pacitan : Indonesian Jurnal on Network Security.
    29. Mustaqbal M Sidi, Roeri Fajri Firdaus & Hendra Rahmadi. 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus : Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN) : Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan.
    30. 30,0 30,1 30,2 30,3 30,4 30,5 Juliyono Aris. 2014. Rancang bangun sistem informasi rencan anggaran biaya pada CV. Hikmah utama. Surabaya : Institut bisnis dan informatika Stikom Surabaya.
    31. Setia. Budi. 2013. Rencana anggaran biaya berbasis database. Bandung : Universitas pendidikan indonesia
    32. Oktaviyani Ragil. 2013. Rancangan bangun aplikasi android untuk menghitung biaya listrik rumah tangga. Semarang : Universitas Negeri Semarang
    33. Alim I F. 2016. Rancangan bangun aplikasi rencana anggaran biaya (RAB) untuk bangunan sederhana di Yogyakarta berbasis android dengan metode extreme programming. : Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga
    34. Muzaki F K, Widodo A P, dan Romeo. 2014. Rancangan bangun aplikasi perencanaan anggaran biaya tenaga kerja pada proyek konstruksi gedung. Jurnal : STMIK Stikom Surabaya
    35. Sugiri. 2016. Pengembangan aplikasi perhitungan biaya instalasi listrik rumah tinggal berbasis client-server. Jurnal : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan
    36. Dewanti Y R. 2016. Peranan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian suatu tinjauan konseptual atas sistem anggaran lembaga pendidikan dan pengembangan profesi Indonesia (LP3I) Tangerang. Jurnal : Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I)
    37. Pardamean Bens. 2014. Information System Model Of A Work-Plan Budget. Journal of Software : Bina Nusantara University.
    38. Purwohandoko and Sanaji. 2015. The Successful Implementation Of E-Budgetion In Public University: A Study At Individual Level. Journal of Advances in Information Technology Vol 6, No. 3 : .
    39. Sagita I N, Mariana Dede. 2016. E-Budgeting:Bandung City Government’s Effort In The Transparency And Efficiency Of Budget Management. The 2nd Journal of Government and Politics International Conference : Yogyakarta Indonesia.
    40. Rego Hugo, Mendes A B, and Guerra Helia. 2015. A Decision Support System For Municipal Budget Plan Decision. Advance in Intelligent Systems and Computing, vol 354 : Springer, Cham.
    41. Alamri Samar, Alamri Samar, Almutiri Noura, Ballahmar, and Zafar Aasim. 2016. Strategic Information System Planning: A Case Study Of A Service Delivery Company. International Advanced Reaserch Journal in Science, Engineering and Technology.

Contributors

Dhevinanda