SI1431483059

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

RANCANG BANGUN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN ARDUINO

DI PT. AGA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1431483059
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2018/2019


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


RANCANG BANGUN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN ARDUINO

DI PT. AGA


Disusun Oleh :

NIM
: 1431483059
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 10 Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Raharja, M.T.I.,M.M)
       
(Ferry sudarto, S.Kom,M.Pd.,M.T.I)
NIP : 000594
       
NIP : 079010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


RANCANG BANGUN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN ARDUINO

DI PT. AGA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1431483059
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 10 Juli 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Indrianto, M.T.)
   
(Ferry sudarto, S.Kom,M.Pd.,M.T.I)
NID : 05061
   
NID : 16010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


RANCANG BANGUN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN ARDUINO

DI PT. AGA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1431483059
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, 08 Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


RANCANG BANGUN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN ARDUINO

DI PT. AGA

Disusun Oleh :


NIM
: 1431483059
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 10 Juli 2018

 
 
 
 
NIM : 1431483059

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Limbah merupakan bahan buangan dari suatu proses yang dilakukan, keberadaan limbah yang tidak diolah dapat merusak lingkungan. Salah satu dari jenis limbah adalah limbah cair. PT. AGA merupakan salah satu pabrik yang menghasilkan limbah cair atau air buangan yang perlu diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Pengolahan limbah cair atau air buangan dapat dikembangkan menjadi sistem yang otomatis, sehingga dapat mengurangi kinerja manusia saat mengolahnya. Menggunakan sensor pH dan TDS Meter yang dihubungkan dengan menggunakan Arduino Uno maka dikembangkanlah sebuah rancangan alat pengolahan limbah cair atau air buangan otomatis. Pada prosesnya rancangan alat ini memonitoring kondisi pH pada air buangan, kemudian TDS pada air buangan tersebut. Setelah dilakukan monitoring maka akan terjadi proses penetralan dan penjernihan air buangan dengan sistem yang berulang sampai air buangan menjadi layak untuk dibuang ke lingkungan. Parameter yang dimasukkan kedalam sistem merupakan baku mutu yang diperoleh dari badan standarisasi baik lokal maupun internasional, dengan parameter untuk jumlah padatan terlarut > 1000 ppm dan nilai pH pada kisaran 6-9. Pada penjabarannya rancangan alat ini bisa digunakan untuk memonitoring dan mengolah limbah cair atau air buangan secara otomatis. Pengujian performa alat menggunakan metode black box untuk memastikan bahwa alat telah berfungsi dengan baik. Pada pengujian tersebut didapat hasil valid untuk setiap pengujian yang dilakukan, contoh pengujian pengukuran jumlah padatan terlarut telah sesuai.

Kata Kunci: Air Buangan, Arduino Uno, Sensor pH, TDS Meter


ABSTRACT

Waste is some residual material from a process that is done, the presence of untreated waste can damage the environment. One of the types of waste is liquid waste. PT. AGA is one of the factories that produce liquid waste that needs to be processed before disposal into the environment. Wastewater treatment can be developed into an automated system, thereby reducing human performance while processing it. Using pH and TDS Meter connected using Arduino Uno then developed an automatic liquid waste treatment prototype. In the process prototype of this system monitor the condition of pH in waste water, then the total dissolved solids level in the waste water. After the monitoring will occur the process of neutralization and purification of waste water with a repeating system until the waste water becomes feasible to be discharged into the environment. The requirement that input on the prorotype get from national and international standard, with total dissolved solids value is > 1000 ppm and pH value in range 6-9. In the description of this prototype can be used to monitor and treat waste water automatically. Performance test for this prototype using black box method to ensuring that this prototype is working properly. In that testing, the result is valid for all testing item, example measuring testing of total dissolved solid is same.

Keywords : Liquid Waste, Arduino Uno, pH Sensor, TDS Meter


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan Skripsi dengan judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah "Rancang Bangun Pengolahan Limbah Cair Otomatis Dengan Menggunakan Arduino Di PT. AGA".”

Laporan ini merupakan hasil kerja praktek penulis di PT Alasmas Berkat Utama. Laporan ini merupakan salah satu syarat yang ditempuh oleh mahasiswa sebelum mendapat gelar Sarjana jurusan Sistem Komputer pada Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan sumber literature yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM. selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., M.T.I selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja sekaligus pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis..
  4. Bapak Indrianto, M.T. selaku Dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada peneliti dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.
  5. Kedua orang tua, adik dalam keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  6. Teman-teman Raharja‘14 yang telah memberikan dukungan, wawasan, saran maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  7. Special Thanks Ayu Setianingrum yang senantiasa mendampingi, memotivasi, serta memberikan semangat kepada penulis
  8. Seluruh Pimpinan dan Karyawan PT. AGA yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berarti kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakan nya di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah swt memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.

Tangerang, 10 Juli 2018
PUTHUT HARI MURTTI
NIM. 1431483059

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 1 Nilai Baku Mutu Limbah
  2. Tabel 2 Spesifikasi board Arduino Uno
  3. Tabel 3 Literature Review
  4. Tabel 4 Elisitasi Tahap I
  5. Tabel 5 Elisitasi Tahap II
  6. Tabel 6 Elisitasi Tahap III
  7. Tabel 7 Final Draft Elisitasi
  8. Tabel 8 Tabel Pengujian Black Box
  9. Tabel 9 Mengukur Jumlah Padatan Terlarut
  10. Tabel 10 Mengukur Nilai pH
  11. Tabel 11 Menurunkan jumlah padatan terlarut
  12. Tabel 12 Menurunkan nilai pH
  13. Tabel 13 Mengukur jumlah padatan terlarut setelah penyaringan
  14. Tabel 14 Mengukur nilai pH setelah penetralan
  15. Tabel 15 Jadwal perancangan sistem
  16. Tabel 16 Estimasi Biaya Perancangan Sistem



DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 1 Karakteristik suatu sistem
  2. Gambar 2 Struktur Organisasi PT. AGA
  3. Gambar 3 Rangkaian Catu Daya
  4. Gambar 4 Rangkaian TDS Meter
  5. Gambar 5 Rangkaian Sensor pH
  6. Gambar 6 Flowchart Sistem Yang Diusulkan
  7. Gambar 7 Prototype alat yang diusulkan


DAFTAR SIMBOL

  1. Daftar Simbol Flowchart
  2. Daftar_Simbol_Jpg.jpg

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Balakang Masalah

Limbah atau bahan buangan merupakan hal yang sudah umum terlihat di perkotaan besar, seringkali kesulitan pengolahan limbah bukan karena disebabkan ketidakmampuan manusia tetapi seringkali kesadaran manusia yang kurang sehingga dapat mengakibatkan limbah menjadi menumpuk dan berpotensi membahayakan kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Pada kawasan industri dan padat penduduk, limbah bukan lagi merupakan hal sulit ditemui, mulai dari limbah cair, padat, bahkan gas. Oleh karena itu sangat disarankan limbah untuk diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan agar tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Pengolahan limbah cair bisa berupa penyulingan sehingga bahan yang berpotensi dapat merusak lingkungan dihilangkan terlebih dulu dan dihasilkan air yang lebih rendah kadar polutannya. Air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair, sedangkan baku mutu limbah cair yang layak dibuang mempunyai kadar pH 6-9 dan TSS sebesar 150mg/L (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010).

Penggunaan teknologi pada pengolahan limbah cair sudah banyak ditemui di kawasan perindustrian. Otomasi pengolahan limbah cair dapat mempermudah manusia untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan. Namun seringkali biaya untuk menjadi kendala untuk membuat sistem seperti ini. Dengan menggunakan arduino sebagai mikrokontroler dapat membuat efisiensi biaya pembuatan meningkat sehingga bisa diimplementasikan disetiap tempat yang membutuhkan otomasi pengolahan limbah terutama limbah cair.

PT. AGA sebagai industri pembuat sepatu dapat menghasilkan limbah cair, tetapi pengolahan limbah yang dilakukan masih mengandalkan penyedia jasa pengolahan limbah. Ketidaktersediaan pengolahan limbah terkadang membuat limbah cair yang ada di PT. AGA menumpuk dan terdapat kemungkinan mempengaruhi kesehatan lingkungan.

Rancang bangun sistem pengolahan limbah dibuat dengan menggunakan Sensor pH untuk mengukur kadar pH yang terkandung didalam limbah dan TDS Meter untuk mengukur total dissolved solids pada limbah tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari sensor pH dan TDS Meter, sistem akan bekerja secara otomatis menggunakan mikrokontroler arduino uno dengan melakukan proses penyaringan dan penetralan pH pada limbah cair PT. AGA sehingga limbah cair dapat dibuang ke lingkungan. Dengan adanya sistem pengolahan limbah ini diharapkan dapat mempermudah upaya pengolahan limbah di pabrik tersebut. Berdasarkan dari permasalahan yang muncul, penulis mengambil judul “Rancang Bangun Pengolahan Limbah Cair Otomatis Dengan Menggunakan Arduino di PT. AGA”

Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dan beberapa pengamatan yang dilakukan, maka dapat diuraikan beberapa hal, yaitu :

  1. Bagaimana sistem pengolahan limbah cair yang ada pada PT. AGA?
  2. Bagaimana mengukur jumlah padatan terlarut dan pH limbah cair pada PT. AGA?
  3. Bagaimana membuat sebuah rancangan sistem otomasi yang dapat menyaring jumlah padatan terlarut dan menetralkan pH pada limbah cair yang dihasilkan?

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada :

  1. Sistem pengolahan limbah otomatis yang mengukur jumlah padatan terlarut menggunakan TDS Meter dan pH yang menggunakan pH sensor pada limbah cair yang belum diolah dan setelah diolah,
  2. Menggunakan arduino uno sebagai mikrokontroler yang berperan untuk menentukan secara otomatis langkah-langkah kerja yang terjadi pada sistem,
  3. Menyesuaikan jumlah padatan terlarut menjadi < 1000 ppm dengan cara penyaringan dan nilai pH pada nilai 6-8 dengan netralisir, sesuai dengan standar yang telah ditentukan.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dalam penulisan laporan ini, penyusun mempunyai beberapa tujuan yaitu :

  1. Membuat sebuah prototype yang dapat mengukur jumlah padatan terlarut dan pH pada limbah cair secara otomatis menggunakan mikrokontroler berupa arduino uno, sensor pH, dan TDS Meter.
  2. Membuat sebuah protoype yang dapat menyesuaikan jumlah padatan terlarut dan pH dengan standar yang berlaku pada limbah cair secara otomatis menggunakan mikrokontroler berupa arduino uno, sensor pH, dan TDS Meter.
  3. Mewujudkan sistem pengolahan limbah secara otomatis menggunakan mikrokontroler arduino uno.


Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penyusunan skripsi ini sebagai berikut :

  1. Untuk mengukur jumlah padatan terlarut dan pH pada limbah cair.
  2. Untuk menyesuaikan jumlah padatan terlarut dan pH pada limbah cair sesuai dengan standar yang berlaku.
  3. Untuk membuat otomasi sistem pengolahan limbah cair berdasarkan pada jumlah padatan terlarut dan pH menggunakan mikrokontroler arduino.
  4. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama belajar di perguruan tinggi raharja dengan membuat laporan secara sistematis.


Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan Laporan Skripsi menggunakan metode sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penyusunan Skripsi ini, maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut, yaitu :

  • Pengamatan (Observation)
  • Melakukan peninjauan atau pengamatan langsung pada PT. AGA dengan cara mengumpulkan data, informasi, dan mempelajari catatan serta dokumen pendukung yang ada. Adapun hasil yang di dapat dari proses peninjauan dan pengamatan selama 7 bulan (sejak bulan Oktober 2017 - Juni 2018) adalah mengetahui bagaimana sistem ini akan berjalan sesuai dengan aktual yang ada di PT. AGA untuk selanjutnya dituangkan dalam Form Observasi laporan Skripsi ini.

  • Wawancara (Interview)
  • Melakukan proses tanya jawab dengan pimpinan PT. AGA yang berperan sebagai stakeholder pada penelitian ini guna memperoleh informasi yang akurat untuk menunjang proses penyusunan Skripsi ini. Pada kesempatan ini pimpinan PT. AGA menginginkan adanya otomasi dalam sistem pengolahan limbah cair yang terdapat di perusahaan tersebut. Laporan hasil wawancara akan tertulis pada Form Wawancara pada Skripsi

  • Studi Pustaka
  • Dilakukan dengan cara mempelajari dan mencari data yang sesuai dengan tujuan dari penyusunan Skripsi ini dari referensi-referensi buku, artikel, dan pencarian dari internet, serta tinjauan dari literatur yang berhubungan dengan Arduino Uno, Sensor yang digunakan, dan pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan limbah cair berikut cara pengolahannya

    Metode Perancangan

    Pada metode ini penyusun menggunakan flowchart untuk melakukan perancangan dari sistem dan program yang akan dibuat meliputi bentuk, ukuran, dan perlengkapan pendukung sistem. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem.

    Metode Prototype

    Prototipe yang digunakan dalam penyusunan Skripsi ini adalah pendekatan evolutionary, dimana penyusun melakukan pengembangan terhadap motor sebagai penggerak keran pembuka dan penutup aliran limbah cair, kemudian dengan menggunakan sensor untuk mendeteksi kadar polutan yang terkandung dalam limbah cair tersebut. Sensor terhubung langsung dengan mikrokontroler dan motor penggerak

    Metode Pengujian

    Metode pengujian yang penyusun gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode Black Box, karena berfokus pada hasil kerja sistem. Metode pengujian ini dapat menemukan kesalahan dalam beberapa kategori yaitu fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan dalam interface, kesalahan dalam database dan kesalahan-kesalahan pada validasi data yang digunakan.

    Sistematika Penulisan

    Penyusunan terbagi menjadi 5 (lima) bab dan setiap bab terbagi dalam sub bab-sub bab dengan urutan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodeologi penelitian dan sistematika penelitian.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian yang sedang berjalan dan tinjauan literatur.

    BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini akan dijelaskan tentang gambaran singkat mengenai PT. AGA yang terdiri dari sejarah singkat, struktur organisasi, dan tugas serta tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan yang terdiri dari prosedur sistem yang berjalan, pemecahan masalah yang terdiri dari analisa kebutuhan pengguna dan perancangan prototipe.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari normalisasi dan spesifikasi basis data. Flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototipe, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, schedulle implementasi, dan estimasi biaya.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BAB II

    LANDASAN TEORI


    Teori Umum

    Konsep Dasar Prototipe

    Definisi Prototipe

    Menurut Fajarianto (2016:55) [1]“Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping”.

    Menurut Rifatunnisa et al. (2014:2) [2]“Prototype yaitu metode yang menggunakan pendekatan untuk membangun suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai, dengan tahapan yang digunakan yaitu pengumpulan kebutuhan dan perbaikan, perancangan cepat, membentuk prototype, evaluasi pelanggan terhadap prototype, perbaikan prototype dan produk rekayasa”.

    Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa prototipe adalah metode untuk menghasilkan suatu alat atau peralatan pada yang mendekati bentuk asli sehingga dapat di analisa mengenai kemungkinan masalah atau peluang untuk melakukan peningkatan pada alat atau peralatan yang akan dibuat

    Jenis-Jenis Prototipe

    Menurut Ika (2014) [3]Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu :

    Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)

    Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

    Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu:

    1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
    2. Membuat sebuah prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe.
    3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah keempat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
    4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.
    Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)

    Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Menurut Hutahaean (2014:2) [4]“sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”.

    Menurut Muslihudin and Oktafianto (2016:2)[5]“Sistem adalah sekumpulan komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu”.

    Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sebuah kesatuan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan sebuah pergerakan dinamis dan terarah yang melewati tahapan masukan, pengolahan, keluaran dalam mencapai sebuah tujuan integral. Sistem dapat bersifat terbuka maupun tertutup disesuaikan dengan kebutuhan dari penggunanya. Kebanyakan sistem informasi bersifat terbuka atau sistem tersebut dapat menerima masukan dari luar lingkungan sistem tersebut

    Karakteristik Sistem

    Menurut Hutahaean (2014:2) [4]Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu:

    1. Komponen. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
    2. Batasan Sistem (Boundary). Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu istem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
    3. Lingkungan Luar Sistem (environment). Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
    4. Penghubung Sistem (interface). Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.
    5. Masukkan Sistem (input). Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenace input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    6. Keluaran Sistem (output). Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
    7. Pengolah Sistem. Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
    8. Sasaran Sistem. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Rianti and Pratama (2016:52) [6]“Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem”.

    Menurut Ekawati et al. (2016:58) [7]“Perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem”.

    Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah gambaran awal mengenai perencanaan dari segi desain maupun rancangan berupa langkah-langkah kerja yang akan diwujudkan dalam sebuah sistem, perancangan bertujuan untuk mempermudah pembuatan sebuah sistem.

    Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Yunita, dkk (2017:281) [8]Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

    1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
    2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk program dan ahli – ahli teknik terlibat.

    Konsep Dasar Rancang Bangun

    Menurut Zulfiandri et al. (2014:474)[9], rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke dalam bentuk perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut ataupun memperbaiki sistem yang sudah ada

    Menurut Utami dan Putra (2015:47) [10] “Rancang bangun merupakan tahapan-tahapan untuk menghasilkan sebuah hasil yang diinginkan dengan cara membuat dan mendesain objek yang diinginkan yang melalui beberapa proses”.

    Dari beberapa pendapat diatas rancang bangun merupakan kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dengan cara menerjemahkan hasil analisa kedalam alur kerja yang bertujuan untuk membuat sebuah sistem atau memperbaiki sistem yang telah berjalan.

    Konsep Dasar Monitoring

    Menurut Ardimansyah and Santi (2015:474)[11] “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan.

    Menurut Mardiani (2013:36) [12] “Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya.

    Menurut Jumri (2013:1) [13] “Monitoring merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber daya”.

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses pengumpulan data atau informasi berdasarkan pada indikator yang tersedia yang bertujuan untuk memutuskan tindakan selanjutnya.

    Teori Khusus

    Konsep Dasar Pengolahan Limbah Cair

    Definisi Limbah Cair

    Menurut Utami (2016:5) [10] Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang dapat berdampak negatif bagi masyarakat apabila tidak dikelola dengan baik.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa limbah cair merupakan bahan sisa atau hasil samping berbentuk cairan dari sebuah kegiatan dalam membuat suatu produk yang tidak terpakai dan tidak bernilai yang akan berdampak negatif apabila tidak dikelola dengan baik.

    Definisi Pengolahan Limbah

    Menurut Santoso (2014:5) [14] Teknologi pengolahan limbah cair merupakan kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan limbah cair domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Tujuan pengolahan limbah cair adalah :

    1. penghilangan bahan tersuspensi dan terapung;
    2. pelestarian sumber daya alam;
    3. pengembangan berbagai metode yang sesuai untuk pengolah limbah;
    4. peningkatan pengertian tentang dampak pembuang limbah yang tidak diolah atau sebagian diolah terhadap lingkungan.

    Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

    1. pengolahan secara fisika
    2. pengolahan secara kimia
    3. pengolahan secara biologi

    Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi. Pengolahan secara Fisika antara lain, Filtrasi, Flotasi, Contrifugasi, dll. sedangkan pengolahan secara kimia antara lain Netralisasi, Koagulasi, Adsorpsi, dll. Penulis menggunakan metode pengolahan secara fisika yaitu filtrasi dan metode pengolahan secara kimia yaitu netralisir pH.

    Baku Mutu Limbah Cair

    Based on IFC Group EHS Guidelines (2007:29-30) [15] If sewage from the industrial facility is to be discharged to surface water, treatment to meet national or local standards for sanitary wastewater discharges or, in their absence, the indicative guideline values applicable to sanitary wastewater discharges shown in Table below :

    Menurut World Health Organization (2003:7) [16] Certain components of TDS, such as chlorides, sulfates, magnesium, calcium, and carbonates, affect corrosion or encrustation in water-distribution systems (4). High TDS levels (>500 mg/litre) result in excessive scaling in water pipes, water heaters, boilers, and household appliances such as kettles and steam irons (19). Such scaling can shorten the service life of these appliances (20). Water containing TDS concentrations below 1000 mg/litre is usually acceptable to consumers, although acceptability may vary according to circumstances. However, the presence of high levels of TDS in water may be objectionable to consumers owing to the resulting taste and to excessive scaling in water pipes, heaters, boilers, and household appliances (see also the section on Hardness). Water with extremely low concentrations of TDS may also be unacceptable to consumers because of its flat, insipid taste; it is also often corrosive to water-supply systems.

    Konsep Dasar TDS

    Menurut Nugroho and Purwoto (2013:53) [17] salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan bahwa air yang layak konsumsi adalah kandungan TDS (Total Dissolved Solid) atau total kandungan unsur mineral dalam air. Contoh unsur mineral dalam air adalah zat kapur, besi, timah, magnesium, tembaga, sodium, klorida, klorin dan lain-lain. Air yang mengandung TDS tinggi, sangat tidak baik untuk kesehatan manusia. Mineral dalam air tidak hilang dengan cara direbus.

    Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur kadar TDS dalam larutan, yaitu secara gravimetrik dan electrical conductivity (ukuran kemampuan suatu bahan untuk mengahantarkan arus listrik). Prinsip penentuan TDS secara gravimetrik adalah sampel disaring dengan kertas saring yang mempunyai pori maksimum 2μm, kemudian filtrat diambil dengan volume tertentu dan ditempatkan pada cawan, lalu dikeringkan di oven, setelah itu baru ditimbang beratnya dan dihitung untuk mendapatkan nilai kadarnya.

    Konsep Dasar pH

    Menurut Astria et al. (2014:48-49) [18] pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif logaritma, dan “H” lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. Yang dapat dinyatakan dengan persamaan: pH = - log [H^+ ]….(

    Konsep Dasar Mikrokontroler

    Definisi Mikrokontroller

    Menurut Sumardi (2013:1) [19], “mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

    Menurut Syahwil (2013:3) [20] Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang dikerjakan.

    Berdasarkan deifinisi tersebut mikrokontroler adalah sebuah komputer fungsional dalam bentuk lebih sederhana, karena sesuai dengan fungsi utama dari komputer yaitu dapat menghitung, mengolah, dan mengontrol data yang tersedia dalam sebuah sistem. Penggunaan mikrokontroler sangat luas meliputi berbagai bidang teknologi yang sudah ada maupun sedang dalam rancangan yang paling umum atau sering kita temui adalah penggunaan mikrokontroler dalam sebuah alat yang berfungsi secara otomatis dimana pada alat tersebut mikrokontroler berfungsi sebagaimana computer yaitu menghitung, mengolah, dan mengontrol sehingga dihasilkan keluaran sesuai dengan apa yang telah dimasukkan oleh pengguna (programmer).

    Dengan kegunaan yang begitu besar dan bentuknya yang lebih sederhana memungkinkan mikrokontroler diaplikasikan ke lebih banyak peralatan yang penggunaannya dapat membahayakan manusia, contoh dalam proses pemadaman kebakaran dapat menggunakan robot pemadam kebakaran yang telah terprogram oleh seeorang programmer, ataupun alat yang dapat berfungsi secara otomatis sehingga dapat mempermudah kinerja manusia, contoh otomatisasi pengolahan limbah otomatis sehingga tidak memerlukan campur tangan manusia setiap saatnya dalam proses pengolahannya.

    Karakteristik Mikrokontroler

    Menurut Sumardi (2013:1) [19], mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

    1. Memiliki program khusus yang disimpan didalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya masukan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil dari pada program-program pada PC.
    2. Konsumsi daya lebih kecil.
    3. Rangkaiannya lebih sederhana dan kompak.
    4. Harganya murah, karena komponennya sedikit.
    5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
    6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalanya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

    Konsep Dasar Arduino

    Definisi Dasar Arduino

    Menurut Kadir (2016:2) [21], arduino merupakan platform yang terdiri dari software dan hardware. Hardware Arduino sama dengan mikrocontroller pada umumnya hanya pada arduino ditambahkan penamaan pin agar mudah diingat. Software Arduino merupakan software open source sehingga dapat di download secara gratis. Software ini digunakan untuk membuat dan memasukkan program ke dalam Arduino. Pemrograman Arduino tidak sebanyak tahapan mikrocontroller konvensional karena Arduino sudah didesain mudah untuk dipelajari, sehingga para pemula dapat mulai belajar mikrocontroller dengan Arduino.

    Hardware Arduino

    Saat ini ada bermacam-macam bentuk dan jenis papan Arduino yang disesuaikan dengan peruntukannya, tidak hanya board (papan) Arduino yang disediakan juga terdapat modul siap pakai (shield), juga aksesoris seperti USB adapter dan sebagainya. Berikut jeni-jenis papan Arduino yang ada di pasaran. Arduino Uno adalah papan mikorokontroler berbasis ATmega328 yang memiliki 14 pin digital input/output (di mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM) 6 input analog. Clock speed 16 MHz. Koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Board ini menggunakan daya yang terhubung kekomputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau Baterai. Arduino Uno adalah pilihan yang baik untuk pertama kali atau pemula yang ingin mengenal Arduino. Di samping sifatnya yang realibel juga harganya murah. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino. Misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card dll.

    Definisi ATmega328

    ATMega328.jpg
    Gambar 2.2 : Mikrokontroler ATMega328
    Oroh (2014:4)[22]

    Menurut Nebath, dkk (2014:68)[23] “ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer)”.

    Menurut Hendrik, dkk (2015:2)[24] “ATMega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATMega328 yang membedakan antara mikrokontroler antar lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (Pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll)”.

    Menurut Oroh, dkk (2014:4)[22] “ATMega328 adalah mikrokontroler 8-bit CMOS berdaya-rendah yang berbasis pada arsitektur AVR RISC”.

    Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa ATMega328 adalah mikrokontroler 8-bit CMOS keluaran dari atmel yang mempunyai RISC yang tiap proses eksekusi data lebih cepat dari CISC.

    Konfigurasi Kaki (Pin) Atmega328

    Kaki_Pin_ATMega328.jpg
    Gambar 2.3 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega328
    Hendrik (2015:3)[24]

    Menurut Hendrik (2015:3)[24] ATMega328 memiliki 3 buah Port utama yaitu PortB, PortC, dan PortD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. Port tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.

    1. Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu Port B juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.
    2. a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

      b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).

      c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.

      d. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).

      e. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer.

      f. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler.

    3. Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut.
    4. a. ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital.

      b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.

    5. Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini.
    6. a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.

      b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai

      selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.

      c. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock.

      d. T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.

      e. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.

    Konsep Dasar TDS Meter

    Menurut Mohammed et al. (2018:288-289) [21] Therefore, in this paper Total Dissolved Solids (TDS) in tap water that reached to people’s houses are automatically measured through sensor meters. TDS can be measured by electrical conductivity (EC) meter. The electrical conductivity is a measure of the water capacity to conduct electrical current; it depends on three factors; the density of ions (increase the density of ions leads to higher electrical conductivity), temperature of the solution (higher temperature leads also to higher electrical conductivity), and finally on the type of the ions (higher specific ability leads to higher electrical conductivity) [4].

    Electrical Conductivity to Total Dissolved Solids Conversion: The relationship between TDS and EC can be described by the following equation: TDS (mg/L)=ke EC (μS/cm)...(1) The measurement unit for TDS can be expressed in mg/L or ppm and for EC in Siemens / meter (S/m), milli Siemens / meter (mS/cm) and Micro Siemens / meter (μS/cm). The correlation factor ke varies between 0.55 and 0.9 [4]. Electrical conductivity is a gauge for the solution capability to carry an electric current [5]. Conductivity can be measured by a conductivity meter that consists of two parts a conductivity cell and a meter for conductivity measurement. The first part consists of two platinum electrodes with a constant distance between them and these platinum plates are connected to the meter by cables. While the meter, second part consists of a Wheatstone bridge circuit as shown in Figure 2. It must be noticed that the cell after the measurement and when it is not in use should be kept in distilled water [6]. The conductivity can be calculated in equations from the following steps, firstly according to the Ohm’s law, potential (V) can be calculated by multiply resistance (R) and current (I). V=I× R …..(2) Secondly, the resistance (R) depends upon three parameters; the specific resistance, ρ, of the conductor, the length of the conductor, L, and cross sectional area, A as shown below: R=ρ L/A….(3) Thirdly, the electrical conductivity which is the inverse of the specific resistance, ρ can be measured as below: EC= 1/ρ = 1/R×L/A …(4) Finally, the cell constant, Kc, which is the ratio L/A can be determined from the conductivity measured across two platinum plates dipped in the liquid and held multiply by the resistance of a standard solution as shown below: K_C=R×EC…(5) The sensing value that gets from the sensor will process by the microcontroller


    Metode Elisitasi

    Definisi Elisitasi

    Menurut somervile dalam kutipannya daniel siahaan (2012:66)[25], “elisitasi atau pengumpulan kebutuhan merupakan aktivitas awal dalam proses rekayasa kebutuhan (Requirements engineering). Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan atau ditetapkan, kebutuhan harus dikumpulkan melalui proses elisitasi. Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelangan, pengguna sistem dan pihak lain yan memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

    Menurut untung rahadja dkk (2011:302)[26], “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait yang terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Dari penjelasan para ahli dapat disimpulkan, Elisitasi merupakan kebutuhan dari stake holder yang harus dieliminasi terlebih dahulu agar dapat menggambarkan suatu rancangan sistem baru yang dapat disanggupi oleh penulis sehingga dapat dieksekusi.

    Langkah-Langkah Elisitasi

    Berikut ini merupakan langkah-langkah menggunakan elisitasi : (Daniel siahaan, 2012:75)[27] 1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami organisasi mereka. Menilai kelayakan sistem untuk diusulkan. 2. Menentukan lingkungan teknis kemana sistem atau produk yang akan di tempatkan. 3. Identifikasi permasalahan, yaitu ruang lingkup karateristik yang ke arah aplikasi. 4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus, dan pertemuan tim. 5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bisa teridentifikasi dari sudut pandangan yang berbeda, dan mencatat kebutuhan dari user. 6. Mengidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya. 7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan mengidentifikasi kebutuhan utama.

    Tahapan Elisitasi

    Menurut Untung Rahadja (2011:302)[26], elisitasi dapat dilakukan memalui wawancara dan dilakukan dengan 3 tahap antara lain :

    1. Elisitasi Tahap 1 Elisitasi ini berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Elisitasi Tahap 2 Merupakan hasil dari pengklasifikasian dari elisitasi 1 dengan menggunakan metode MDI. Metode MDI ini digunakan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Adapun pengertian MDI adalah sebagai berikut:

      a. M pada metode MDI artinya Mandatory (penting), maksudnya yaitu requirement tersebut harus ada dan tidak boleh di hilangkan pada saat membuat sistem baru.

      b. D pada metode MDI ialah Desirable, artinya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh di hilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, maka harus dibuat agar sistem tersebut sempurna.

      c. I pada metode MDI ialah Inessential, artinya yaitu bahwa requirement tersebut bukanlah dari bagian sistem yang akan dibahas pada pembuatan sistem tersebut, hanya bagian luar nya saja.

    3. Elisitasi Tahap 3 Elisitasi pada tahap 3 ini merupakan hasil dari elisitasi tahap 1 dan 2 dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya 1 pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa dilanjutkan dengan metode TOE, yang mempunyai arti sebagai berikut :

      a. T dalam metode TOE yaitu Technical, artinya yaitu bagaimana tata cara/teknik requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

      b. O dalam metode TOE yaitu Operational, artinya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

      c. E dalam metode TOE yaitu Economy, artinya berapakah biaya yang diperlukan untuk membangun requirement tersebut.

      Pada metode TOE dibagi lagi pada 3 pilihan yang didalamnya terdapat High, Middle, dan Low. Artinya sebagai berikut :

      a. H yang mempunyai arti High, maksudnya semua yang dikerjakan dalam pembuatannya sulit dan biaya yang diperlukan mahal sehingga requirement tersebut harus di eliminasi.

      b. M yang mempunyai arti Middle, maksudnya yaitu mampu untuk dikerjakan

      c. L yang mempunyai arti Low, artinya requirement yang diinginkan dapat dikerjakan.

    4. Final Draf Elisitasi Final Draf Elisitasi ini merupakan tahap terakhir dari hasil tahapan sebelumnya yang harus di capai dari suatu proses elisitasi yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem baru.

    Definisi Black Box Testing

    Menurut Archarya dan Pandya (ISSN-2277-1956-Vol.2) [28] , “Black Box Testing is a software testing techniques in which functionality of the software undertest (SUT) is tested without looking at the internal code structure”. Menurut Chinmay (2015:4)[29], “Blackbox testing adalah teknik pengujian tanpa memiliki pengetahuan tentang kerja internal dari aplikasi. Hanya meneliti aspek fundamental dari sistem dan tidak memiliki atau sedikit relevansi dengan struktur logis internal sistem”.


    Literature Review

    Konsep Dasar Literature Review

    Definisi Literature Review

    Menurut Dewi, dkk (2014:125)[30] “Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan”.

    Menurut Rafika (2015:138)[31], “Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal”.

    Menurut Ramdhani (2014:1) [32]“literature review is used to conduct a formulation of the research problem, which is then used as the basis of research in making research logical framework in the form of a conceptual model and research paradigm”. “Tinjauan pustaka digunakan untuk melakukan rumusan masalah penelitian, yang kemudian dijadikan dasar penelitian dalam pembuatan kerangka kerja penelitian logis berupa model konseptual dan paradigma penelitian”.

    Berdasarkan teori diatas tinjauan pustaka dibuat untuk menjadi landasan penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini.


    Literature Review (Studi Pustaka)

    1. Penelitian ini dilakukan oleh Ilanur Muhaini Mohd Noor and Muhamad Kamal M. A. pada tahun 2017 [33] dengan judul Control of Wastewater Treatment by using the Integration MATLAB and LabVIEW penelitian ini membahas tentang cara penetralan pH secara otomatis menggunakan mikrokontroler dan dapat dikontrol dimanapun menggunakan jaringan internet sehingga dapat mempermudah proses penetralan pH.
    2. Penelitian ini dilakukan oleh Fadhilah Irwan, Afdal pada tahun 2016 [34] dengan judul Analisis Hubungan Konduktivitas Listrik dengan Total Dissolved Solid (TDS) dan Temperatur pada Beberapa Jenis Air, penelitian ini mencari hubungan antara total dissolved solids dengan konduktivitas listrik pada air laut, air sungai dan air danau. Dengan hasil pada air laut tidak terlihat adanya hubungan antara keduanya, sedangkan pad air danau dan air sungai hubungan antara keduanya terlihat linier. Jadi secara umum total dissolved solids dapat diukur dengan menggunakan konduktivitas listrik pada suatu larutan.
    3. Penelitian ini dilakukan oleh Ahmad Sabiq, Prabowo Nugroho Budisejati pada tahun 2017 [35] dengan judul Sistem Pemantauan Kadar pH, Suhu dan Warna pada Air Sungai Melalui Web Berbasis Wireless Sensor Network pada penelitian ini dikembangkan purwarupa sistem pemantauan kadar pH, suhu dan warna berbasis WSN yang dapat dipantau melalui web. Sensor pada setiap node dihubungkan ke Arduino Uno sebagai unit pemroses, data yang dibaca dari sensor dikirimkan ke node sink melalui perangkat XBee nirkabel. Pada sink digunakan PC yang berfungsi juga sebagai database server dan web server. Hasil dari pengujian dengan dua penyebaran yang berbeda didapatkan hasil bahwa pembacaan sensor dapat dibaca oleh seluruh node dan diterima oleh sink serta dapat ditampilkan melalui laman web yang telah dibangun.
    4. Penelitian ini dilakukan oleh Hussein Abdul-Ridha Mohammed, Tamara Zuhair Fadhil, Sura Fawzi Ismail pada tahun 2018 [36] dengan judul Design and Implementation of Remotely Monitoring System for Total Dissolved Solid in Baghdad Drinking Water Networks penelitian ini membahas tentang pemantauan total dissolved solids sebagai indikator kelayakan air minum, kemudian hasil pemantauan akan diunggah ke internet dan menggunakan GPS sebagai penanda wilayah yang mempunyai kadar TDS melebihi standar yang telah ditentukan untuk diperbaiki dan diolah.
    5. Penelitian ini dilakukan oleh Eko Ihsanto,Sadri Hidayat pada tahun 2014 [37] dengan judul RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN Ph METER DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ARDUINO UNO penelitian ini membahas tentang penggunaan bluetooth dan arduino dalam proses pengukuran pH. Hasil yang diperoleh sensor pH yang terhubung ke Arduino dapat mengukur pH larutan dengan tepat.
    6. Penelitian ini dilakukan oleh Jeel Joshi, Himauli Patel, Chetan Chudasma pada tahun 2016 [38] dengan judul Study of TDS Monitoring Using IoT penelitian ini mengembangkan sebuah sistem untuk mengukur TDS yang akan ditampilkan pada android menggunakan WiFi modul yang terhubung pada mikrokontroler. Penggunaan android dimaksudkan untuk memudahkan pembacaan TDS karena jumlah pengguna android yang banyak.
    7. Penelitian ini dilakukan oleh Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto pada tahun 2013 [39] dengan judul REMOVAL KLORIDA, TDS DAN BESI PADA AIR PAYAU MELALUI PENUKAR ION DAN FILTRASI CAMPURAN ZEOLIT AKTIF DENGAN KARBON AKTIF, penelitian ini membahas penggunaan zeolit aktif dengan karbon aktif dalam penurunan kadar TDS. Dari hasil penelitian diketahui Semakin banyak jumlah zeolit pada campuran media antara zeolit aktif dan karbon aktif, maka mempunyai efisiensi penurunan yang semakin tinggi terhadap kadar parameter TDS, klorida dan besi.
    8. Penelitian ini dilakukan oleh Ronaldi Zamora, Harmadi dan Wildian pada tahun 2015 [40] dengan judul PERANCANGAN ALAT UKUR TDS (TOTAL DISSOLVED SOLID) AIR DENGAN SENSOR KONDUKTIVITAS SECARA REAL TIME penelitian ini membahas tentang pengukuran Total Dissolved Solids pada air dengan menggunakan sensor konduktivitas secara real time dengan hasil tingkat akurasi sebesar 97.1%.
    9. Penelitian ini dilakukan oleh Praveena G, Sumithra M, Kavipriyadharshini N, Priyadarshini A pada tahun 2018 [41] dengan judul Industrial Wastewater Treatment And Intimate The River Water Ph Level Using GSM penelitian ini membahas tentang pengukuran pH pada air sungai menggunakan pH sensor yang terhubung dengan mikrokontroler kemudian dihubungkan dengan pollution control board menggunakan GSM, apabila terdapat pH yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan maka akan dikirimkan sebuah peringatan ke pH sensor yang terhubung dengan mikrokontroler kemudian dihubungkan dengan pollution control board menggunakan GSM untuk kemudian ditindaklanjuti.
    10. Penelitian ini dilakukan oleh Yona Zakaria, Kisangiri Michael pada tahun 2017 [42] dengan judul An Integrated Cloud-Based Wireless Sensor Network for Monitoring Industrial Wastewater Discharged into Water Sources penelitian ini membahas tentang pengukuran air limbah industry dengan parameter pH yang diteruskan ke sistem awan dengan menggunakan GPRS internet koneksi untuk mempermudah pemantauan.

    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Singkat Perusahaan

    PT. AGA adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sepatu pengaman dari kulit yang berlokasi di Kabupaten Tangerang, atau lebih tepatnya di Kawasan Industri dan Pergudangan Cikupamas, Jalan Bhumimas Raya no 15, Kabupaten Tangerang, Banten. Berdiri sejak tahun 27 Oktober 2002, PT. AGA mempunyai visi “Untuk menjadi salah satu perusahaan sepatu pengaman internasional yang terkemuka dan menyediakan keselamatan kerja di setiap tempat kerja“ dan misi “menghasilkan sepatu pengaman yang nyaman dan memiliki kualitas keselamatan tinggi dan diakui oleh standar keselamatan internasional”.

    PT. AGA telah memperoleh sertifikasi untuk sistem manajemen mutu yaitu ISO 9001:2015 dan beberapa sertifikat untuk produk yang dihasilkan dari dalam dan luar negeri diantaranya sertifikat SNI (dari Indonesia), sertifikat ISO 20345 (dari Uni Eropa), sertifikat SS 513 (dari Singapura), sertifikat AS/NZS 2210 (dari Australia), dan Sertifikat ASTM F2413 (dari Amerika).

    Dengan dukungan dari kurang lebih 650 tenaga kerja berkualitas, PT. AGA dapat menghasilkan kapasitas produksi mencapai + 4500 pasang dalam sehari. Adapun merek dagang yang terdaftar adalah KRUSHERS dan AETOS, yang mencakup berbagai model sepatu pengaman dari kulit dan dipakai untuk berbagai macam bidang industri yang memerlukan APD (Alat Pelindung Diri).

    Struktur Organisasi Perusahaan

    Struktur Organisasi merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antar bagian yang terkait dalan suatu organisasi seperti pembagian kerja ke dalam kelompok-kelompok tugas dan tanggung jawab.

    Struktur organisasi akan tergantung pada tujuan tahap perkembangan organisasi dan kemampuan sumber-sumbernya yang mendukung pada bidang-bidang pekerjaan masing-masing dalam kesatuan fungsional. Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan memiliki struktur organisasi yang baik, fungsi-fungsi managemen akan dapat dijalankan dengan baik dan lancar. Organisasi merupakan kesatuan aktifitas dimana para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengkoordinasikan kegiatan dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi.

    Dengan organisasi yang efektif, maka setiap bagian organisasi mengetahui wewenang dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Dengan demikian hubungan kerja dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan dengan baik. Struktur organisasi tercermin dalam suatu bagan organisasi yang menunjukkan adanya pembagian tugas dan wewenang serta aturan dan prosedur yang ada termasuk komunikasi dan arus kerja.

    Berikut merupakan struktur organisasi dari PT. AGA :

    Tugas dan Tanggung Jawab

    1. General Manager
    2. General Manager bertugas untuk menetapkan laba berjalan perusahaan yang efektif dan efisien dibawah petunjuk yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. General Manager diberi hak untuk mengambil tindakan beralasan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ditetapkan pada fungsi ini, selama tiap tindakan tidak keluar dari lingkup kebijakan dan prosedur dibentuk, juga tidak melebihi batasan otoritas yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

    3. Factory Manager
    4. Factory Manager bertugas untuk mengatur jalannya perusahaan. Factory Manager diberi hak untuk mengambil tanggung jawab bila diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam menyelesaikan dalam fungsi ini, asalkan tindakannya tidak ke luar dari ruang lingkup kebijakan dan prosedur yang dibentuk, yang tidak melebihi batas penempatan otoritasnya oleh Direktur Utama.

    5. Manager (HRD, IT, QA, Produksi)
    6. Manager QA bertanggung jawab untuk segala hal mengenai mutu dan keseluruhan pemeliharaan dan kesinambungan sistem kualitas dan merupakan perwakilan dari manajemen perusahaan pada semua hal yang berhungan dengan kualitas. Manager HRD diberi hak untuk menyelesaikan semua tugas-tugas yang ditetapkan pada fungsi ini asalkan tindakan tidak keluar dari lingkup kebijakan dan prosedur yang dibentuk, juga tidak melebihi batasan yang ditetapkan oleh Manager Pabrik. Manager Produksi diberi hak untuk menyelesaikan semua tugas-tugas yang ditetapkan pada fungsi ini asalkan tindakan tidak keluar dari lingkup kebijakan dan prosedur yang dibentuk, juga tidak melebihi batasan yang ditetapkan oleh Manager Pabrik. Manager IT diberi hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan IT berdasarkan persetujuan dari pimpinan perusahaan.

    7. Supervisor
    8. Supervisor bertugas untuk menjalankan dan mengawasi sistem yang berjalan sebagaimana dijelaskan dalam prosedur untuk masing-masing bagian fungsi yang telah ditetapkan. Supervisor diberikan hak untuk mengambil beberapa tindakan penting untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan dalam fungsi ini, selama tindakan tersebut tidak menyimpang dari lingkup aturan dan prosedur dasar, maupun tidak melebihi batasan yang ditetapkan sebagai wewenangnya oleh Manager Departemen masing-masing.

    9. Staff
    10. Staff bertugas untuk membantu tugas Supervisor dalam segala hal mengenai kegiatan pekerjaan dari masing-masing departemen terkait sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk setiap bagian fungsi. Staff diberikan hak untuk mengambil beberapa tindakan penting untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan dalam fungsi ini, selama tindakan tersebut tidak menyimpang dari lingkup aturan dan prosedur dasar, maupun tidak melebihi batasan yang ditetapkan sebagai wewenangnya oleh Supervisor.

      Tujuan Perancangan

      1. Sesuai dengan permintaan dari Perusahaan selaku Stakeholder, alat ini dibuat untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga limbah yang telah diolah tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Sekaligus mengurangi pengeluaran perusahaan dalam proses pengolahan limbah yang selama ini menggunakan pengolahan dari pihak ketiga.
      2. Alat ini akan mengukur kandungan pH menggunakan sensor pH dan jumlah padatan terlarut menggunakan TDS Meter dalam limbah sebelum dan sesudah pengolahan untuk kemudian dibandingkan dengan standar yang berlaku mengenai limbah cair.
      3. Dengan mekanismenya yang otomatis diharapkan limbah cair dapat mempermudah kinerja dari penanggung jawab pengolahan limbah yang ada di perusahaan.
      4. Dipilihnya alat pengolah limbah cair otomatis ini diharapkan dapat mengurangi atau bahkan memungkinkan untuk menghilangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya limbah cair yang dibuang secara langsung ke lingkungan tanpa melalui proses pengolahan terlebih dulu.
      5. Langkah-Langkah Perancangan

        Pada metode perancangan ini penyusun melakukan perancangan dari sistem yang akan dibuat meliputi bentuk, ukuran, dan perlengkapan pendukung sistem yang diperlukan dalam pembuatan sistem. Termasuk didalamnya perancangan hardware dan software. Perancangan sistem maupun program dilakukan dengan menggunakan flowchart, flowchart sistem akan menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Bagan alir juga digunakan untuk menentukan cara kerja dari sistem tersebut berikut dengan alat-alat yang akan digunakan.

        Sedangkan perancangan program menggunakan bagan alir program yang terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alir logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flow-chart) digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci. Pada sistem ini berpusat pada sebuah mikrokontroler Arduino Uno yang bertindak sebagai pengatur kinerja sistem yang akan dibuat termasuk mengatur bagaimana sensor bekerja dan komponen elektronika lainnya.

        Diagram Blok

        Catu Daya

        Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805.Arus yang masuk dari adaptor switching akan melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

        Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).

        Pada rangkaian catu daya ini menggunakan dua buah sumber output catu daya, yang akan digunakan terpisah untuk memberikan tegangan kerja pada masing-masing pada rangkaian.

        TDS Meter

        Mengukur TDS (Total Dissolved Solids) pada air menggunakan alat ukur TDS Meter. Dengan cara mencelupkan probe yang ada pada TDS meter kedalam air yang akan diuji tingkat TDS-nya. Ion yang terkandung dalam sebuah larutan atau air yang diuji akan terdeteksi oleh probe tersebut kemudian akan dibaca oleh alat tersebut tingkat TDS yang terkandung.

        pH Mater

        Pengukur keasamannya menggunakan metode langsung yaitu mencelupkan ujung sensor keasaman cairan yang berupa bola kaca yang sensitif yang kemudian terjadi pertukaran ion antara elektrolit dengan larutan terukur. Pertukaran ion ini dibutuhkan untuk menciptakan aliran listrik sehingga pengukuran potensiometer (pH meter) dapat dilakukan. Setelah mendapatkan nilai tegangan dari keluaran sensor akan diproses pada arduino dan dikonversi ke ADC guna mempermudah pengolahan data

        Cara Kerja Alat

        Alat pengolahan limbah otomatis ini didesain untuk bekerja secara otomatis untuk dapat menyesuaikan nilai pH dan jumlah padatan terlarut pada limbah cair dengan standar yang berlaku, sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan. Adapun cara kerja dari alat ini berdasarkan masukan, proses, dan keluaran adalah sebagai berikut :

        1. Masukan
        2. Pada alat pengolahan limbah cair otomatis ini terdapat 2 sensor yang berguna untuk memberikan input pada sistem yang berjalan yaitu sensor pH dan TDS Meter. Sensor pH berfungsi untuk mengukur nilai pH dari limbah cair yang akan diolah. Dengan probe yang tercelup didalam limbah cair akan melakukan pembacaan nilai pH dari limbah tersebut. Kemudian nilai dari pembacaan tersebut akan digunakan untuk menentukan langkah penetralan. Alat lain yang digunakan adalah TDS Meter, alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah padatan terlarut yang terkandung dalam limbah cair dengan membaca kadar ion pada larutan atau air limbah tersebut.

        3. Proses
        4. Pada dasarnya sistem kerja alat ini adalah mendeteksi tingkat pH dan jumlah padatan terlarut dari limbah cair sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan. Dari hasil pembacaan nilai pH yang dikeluarkan oleh sensor pH, sistem akan membuka keran larutan asam atau basa tergantung dari nilai pH yang dihasilkan. Apabila pH bernilai asam (1-5.9) maka larutan basa yang dikeluarkan begitu juga sebaliknya apabila pH bernilai basa (8.1-14) maka larutan asam yang akan dikeluarkan agar membuat limbah tersebut ber-pH netral (6-9). Kemudian dilanjutkan dengan penjernihan air berdasarkan dari nilai TDS limbah. Penjernihan dilakukan dengan menyaring larutan menggunakan filter sebanyak 2 kali pada limbah yang telah diukur jumlah padatan terlarutnya. Waktu proses baik penetralan pH maupun penjernihan bergantung pada limbah cair yang akan diolah.

        5. Keluaran
        6. Pada dasarnya sistem kerja alat ini menginginkan keluaran akhir berupa air yang jernih (jumlah padatan terlarut < 1000 ppm) dan dengan pH yang netral (6-8) sehingga aman pada lingkungan. Adapun keluaran dari setiap proses (pengukuran pH dan kekeruhan air) adalah nilai pH dan jumlah padatan terlarut limbah. Proses diatas (poin b. Proses) akan berulang sampai dihasilkan nilai pH yang netral (6-9) kemudian diteruskan ke proses penjernihan (jumlah padatan terlarut <1000 ppm) yang juga berulang sampai dihasilkan air buangan dengan tingkat kejernihan yang diinginkan.

        Pembuatan Alat

        Perangkat Keras (Hardware)

        1. Arduino Uno
        2. Penggunaan arduino uno dalam proses pembuatan prototipe alat pengolah limbah cair otomatis dikarenakan beberapa faktor yaitu :

          1. Efisiensi biaya, arduino uno merupakan salah satu arduino dengan harga yang relatif murah
          2. Mudah penggunaan, penulis selalu memakai arduino dalam praktek yang diajarkan selama perkuliahan sehingga terbiasa menggunakan arduino jenis ini dibanding mikrokontroler tipe lain
        3. TDS Meter
        4. Penggunaan TDS Meter sebagai alat pengukur jumlah padatan terlarut dalam larutan dikarenakan TDS meter dapat dengan akurat membaca tingkat kejernihan dalam suatu larutan. TDS Meter yang digunakan adalah jenis

        5. pH Sensor
        6. Sensor pH yang digunakan adalah jenis SKU SEN 0161, merupakan sensor pH yang dapat terkoneksi dengan perangkat mikrokontroler berupa Arduino. Pemilihan sensor ini dikarenakan biaya yang lebih murah dibanding sensor lain yang dapat terkoneksi dengan Arduino. Selain itu akurasi pembacaan terhadap kadar pH dalam cairan terbilang baik dengan harga yang sesuai.

        7. Relay
        8. Relay digunakan untuk mempermudah pengoperasian dari alat pengolah limbah otomatis, dimana relay yang digunakan akan berfungsi sebagai pengatur ON/OFF dari sistem yang akan dirancang. Dengan fungsi sebagai pengatur ON/OFF pada sistem maka relay akan membuat sistem yang dirancang menjadi otomatis bekerja sesuai dengan program yang dimasukkan ke dalam sistem. Sesuai dengan prinsip kerja relay yang bisa digunakan sebagai pengatur ON/OFF sesuai dengan beban tegangan sumber, maka setiap ON dan OFF dari sistem akan diberi nilai berbeda pada program yang dimasukkan ke dalam sistem melalui Arduino.

          Perangkat Lunak

          Software Arduino IDE (Integrated Development Enviroment) untuk melakukan pemrograman pada arduino ini.

          Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

          Permasalahan Yang Dihadapi

          1. Pada PT. AGA menggunakan sistem konvensional, yang tidak menggunakan sistem penentu keputusan otomatis kapan limbah cair tersebut layak dibuang atau tidak. Penentu keputusan masih menggunakan manusia, ada kemungkinan di waktu tertentu orang yang bertanggungjawab untuk mengecek kelayakan buang limbah tidak dapat memastikannya.
          2. Dengan adanya sistem penentu keputusan otomatis maka diperlukan peralatan baru yang dapat mengukur dan mengurangi kadar TDS dan pH yang merupakan parameter dalam kelayakan buang limbah cair. Karena pengukur TDS dan pH konvensional tidak dapat mengukur kadar TDS dan pH secara otomatis.
          3. Penggunaan sistem penentu kelayakan buang limbah cair otomatis memerlukan alat yang dapat memutuuskan secara otomatis dan bekerja secara berkesinambungan dalam mengurangi kadar TDS dan pH sehingga dapat diputuskan untuk dibuang secara layak setelah diukur menggunakan alat ukur TDS dan pH.

          Alternatif Pemecahan Masalah

          1. Merancang alat yang dapat mengukur kadar TDS dan pH limbah cair pada PT. AGA secara otomatis yang dapat menggantikan manusia dalam proses pengambil keputusan layak buang atau tidak sesuai dengan standar yang berlaku.
          2. Melakukan perancangan alat yang dapat mengukur jumlah padatan terlarut menggunakan TDS Meter dan nilai pH menggunakan pH sensor pada limbah cair. Nilai batas untuk kedua sensor tersebut akan dimasukkan kedalam mikrokontroler untuk menentukan apakah limbah tersebut sesuai dengan standar yang berlaku.
          3. Pada perancangannya penggunaan mikrokontroler akan berperan sebagai induk sistem yang membantu untuk menentukan tindakan yang diambil sesuai dengan program yang telah dimasukkan. Arduino UNO merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang hemat biaya dan mudah digunakan sehingga penulis memilih arduino UNO sebagai mikrokontroler untuk menghemat biaya dan mengurangi kesulitan penggunaan.

          User Requirement

          Elisitasi Tahap I

          Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kebutuhan dari sistem yang akan dirancang.

          Elisitasi Tahap II

          Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi :

          Tabel 3.7 Elisitasi Tahap II

          Elisitasi Tahap III

          Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirements yang opsinya High (H) dikolom TOE harus dieliminasi.

          Tabel 3.8 Elisitasi Tahap III

          Final Draft Elisitasi

          Tabel 3.9 Elisitasi Final Draft

        </div>

        BAB IV

        RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

        Rancangan Sistem Usulan

        Berikut adalah flowchart dari sistem yang diusulkan, dengan pengguna melakukan pengecekan secara manual pada gambar dibawah ini :

        Sesuai dengan flowchart diatas, maka langkah kerja dari sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut :

        1. Limbah cair masuk ke dalam sistem menggunakan pompa yang terhubung dengan arduino dan dikendalikan secara manual untuk mengatur debit air yang masuk ke dalam alat pengolah limbah.
        2. Alat pengolah limbah akan mengukur nilai TDS/ jumlah padatan terlarut dalam limbah cair tersebut.
        3. Dari hasil pengukuran tersebut alat akan memutuskan secara otomatis langkah kerja berikutnya, apabila limbah cair memiliki jumlah padatan terlarut lebih dari 1000 ppm maka akan disaring menggunakan filter karbon aktif sampai jumlah padatan terlarut dibawag dari 1000 ppm.
        4. Limbah cair yang telah mengalami proses penyaringan karbon aktif, masuk ke dalam tabung penetral pH. Pada tabung tersebut limbah cair akan diukur nilai pH, apabila nilai pH ada dibawah angka 6 maka akan dialirkan cairan basa untuk menaikkan nilai pH kemudian apabila angka diatas 9 limbah akan dialiri cairan asam untuk menurunkan nilai pH nya. Nilai pH yang disarankan untuk dibuang berada pada kisaran 6-9.
        5. Limbah cair yang telah mempunyai jumlah padatan terlarut pada angka dibawah 1000 ppm dan nilai pH pada kisaran 6-9, akan dibuang ke lingkungan.

        Rancangan Prototype

        Alat terdiri dari dua tabung pengolahan berupa tabung untuk menurunkan jumlah padatan terlarut dan penetralan pH pada limbah cair. Kemudian dilengkapi dengan dua sensor yaitu TDS Meter dan pH sensor untuk mengukur jumlah padatan terlarut dan kadar pH pada limbah.

        Konfigurasi Sistem Usulan

        Spesifikasi Hardware

        a. Processor  :Pentium IV b. Monitor  :SVGA 15” c. Mouse  :Optical d. Keyboard  :PS2 e. RAM  :1 GB f. Harddisk  : 40 GB

        Spesifikasi Software

        a. Android

        Testing

        Black box Testing

        Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengujian black box testing

        1. Mengukur Jumlah Padatan Terlarut/TDS
        2. Pengujian mengukur jumlah padatan terlarut/TDS berfungsi untuk menguji apakah alat dapat mengukur jumlah padatan terlarut sebelum dilakukan pengolahan, berikut hasil ujinya


        3. Mengukur Kadar pH
        4. Pengujian mengukur kadar pH berfungsi untuk menguji apakah alat dapat mengukur kadar pH sebelum dilakukan pengolahan, berikut hasil ujinya :


        5. Menurunkan Jumlah Padatan Terlarut
        6. Pengujian menurunkan jumlah padatan terlarut berfungsi untuk menguji apakah alat dapat menurunkan jumlah padatan terlarut dengan cara penyaringan, berikut hasil ujinya :


        7. Menurunkan Kadar pH
        8. Pengujian menurunkan kadar pH berfungsi untuk menguji apakah alat dapat menurunkan kadar pH dengan cara netralisasi, berikut hasil ujinya :


        9. Mengukur Jumlah Padatan Terlarut Setelah Pengolahan
        10. Pengujian mengukur jumlah padatan terlarut setelah pengolahan berfungsi untuk menguji apakah alat mampu mengukur jumlah padatan terlarut setelah dilakukan penyaringan, berikut hasil ujinya:


        11. Mengukur Kadar pH Setelah Pengolahan
        12. Pengujian mengukur kadar pH setelah pengolahan bergungsi untuk menguji apakah alat dapat mengukur kadar pH setelah dilakukan netralisasi, berikut hasil ujinya :

        Evaluasi

        Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan metode black box semua fungsi yang diharapkan dapat dikerjakan dengan baik menggunakan sistem otomatis, sebagai contoh pengukuran jumlah padatan terlarut dapat dilakukan dengan benar.

        Implementasi

        Time Schedule

        Dalam melakukan penelitian ini tentu memerplukan banyak proses dan kegiatan yang banyak memakan waktu dalam penyelesaiannya, dibawah ini merupakan jadwal dari kegiatan yang dilakukan selama penelitian ini :

        Tabel 4.7 Schedule

        Estimasi Biaya

        Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “donorKU.id sebagai Aplikasi Costumer Relationship Management untuk loyalitas Pendonor Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”

        Estimasi Biaya

        Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “donorKU.id sebagai Aplikasi Costumer Relationship Management untuk loyalitas Pendonor Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”

        Tabel 4.18 Estimasi Biaya

        |}

        BAB V

        PENUTUP

        Kesimpulan

        Berdasarkan analisa dari bab-bab sebelumnya, dapat di ambil kesimpulan tentang laporan skripsi ini, sebagaimana berikut:

        1. Pengolahan limbah cair di PT. AGA sebelumnya menggunakan sistem konvensional dengan memanfaatkan bantuan manusia untuk mengontrol secara langsung ke area pengolahan limbah cair tersebut. Sistem tersebut diubah menjadi sistem otomatis, limbah cair akan masuk ke dalam alat pengolahan limbah cair kemudian di ukur jumlah padatan terlarut dan nilai pH untuk menentukan limbah cair tersebut perlu diolah atau tidak.
        2. Pengukuran jumlah padatan terlarut dan nilai pH dalam limbah cair pada PT. AGA menggunakan TDS Meter untuk jumlah padatan terlarut dan nilai pH menggunakan pH sensor, rancangan alat pengolah limbah cair otomatis yang menggunakan TDS Meter dan pH sensor terbukti dapat mengukur kedua parameter tersebut telah sesuai dengan menggunakan metode black box yang telah dilakukan sebelumnya.
        3. Rancangan sistem pengolah limbah cair otomatis menggunakan mikrokontroler Arduino Uno yang dilengkapi dengan TDS Meter dan pH sensor sebagai alat untuk melakukan pengukuran jumlah padatan terlarut dan nilai pH pada limbah cair untuk kemudian dilakukan pengolahan limbah cair, menurunkan jumlah padatan terlarut menggunakan filter karbon aktif untuk menyaring kandungan-kandungan dalam limbah sehingga dapat menurunkan jumlah padatan terlarut menjadi dibawah 1000 ppm dalam limbah cair sesuai dengan baku mutu yang dianjurkan untuk parameter jumlah padatan terlarut. Sedangkan untuk menetralkan nilai pH menggunakan larutan pH up and down, pH up untuk menaikan limbah cair yang bernilai dibawah 6 atau dapat dikatakan asam dan pH down untuk menurunkan limbah cair yang bernilai diatas 9 atau dapat dikatakan basa karena baku mutu pH yang dianjurkan layak untuk dibuang berada pada kisaran 6-9. Proses penyaringan dan penetralan dengan rancangan pengolah limbah cair otomatis telah sesuai dengan menggunakan metode uji black box.

        Saran

        Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan sistem ini lebih baik lagi, sehingga kekurangan yang ada bisa diperbaiki ataupun di lengkapi. Saran dalam pengembangan untuk kedepannya guna menghasilkan sistem yang lebih kompleks.

        1. Penelitian berikutnya bisa di tambahkan tabung untuk melakukan pengondisian awal limbah cair sebelum diolah sehingga limbah cair lebih mudah untuk diolah, seperti tabung equalisasi kandungan.
        2. Penelitian berikutnya bisa di tambahkan sensor suhu untuk mengontrol suhu limbah cair selama proses pengolahan limbah cair.
        3. Dapat di tambahkan dengan alat lain, seperti filter tambahan untuk menurunkan jumlah padatan terlarut dalam limbah cair atau dapat juga menggunakan larutan penetralan pH limbah cair yang lebih baik.
        4. Sistem yang dibuat adalah bentuk sistem yang dapat di manfaatkan maupun dirubah kedalam bentuk sistem yang lain, tidak terpaku hanya pada pengolahan limbah cair saja sehingga dapat menjadi sistem yang lebih kompleks seperti pembuatan kolam ikan dari hasil buangan limbah cair tersebut.


        DAFTAR PUSTAKA

        1. Fajarianto, O., 2016. Prototype Pelayanan Akademik Terhadap Komplain Mahasiswa Berbasis Mobile. Lentera ICT, 3(1), pp.54–60.
        2. Rifatunnisa, Satria, E. & Cahyana, R., 2014. PENGEMBANGAN APLIKASI ZAKAT BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE. Jurnal STT Garut, 11(1), pp.1–7.
        3. Ika, Y., 2014. SISTEM INFORMASI LAYANAN RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS KAPUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE. Udinus. Available at: http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/13322.
        4. 4,0 4,1 Hutahaean, J., 2014. Konsep Dasar Sistem Informasi, Deepublish
        5. Muslihudin, M. & Oktafianto, 2016. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML, Yogyakarta: Andi.
        6. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Rianti
        7. Ekawati, H., Widada, B. & Irawati, T., 2016. SISTEM INFORMASI PENGAGENDAAN SURAT KELUAR MASUKPADA SKPD KECAMATAN POLANHARJO DENGAN APLIKASI MULTI USER. Jurnal Tikomsin, 4(2), pp.55–64.
        8. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Yunita
        9. Zulfiandri, Z., Hidayatuloh, S. & Anas, M., 2014. Rancang Bangun Aplikasi Poliklinik Gigi (Studi Kasus: Poliklinik Gigi Kejaksaan Agung RI). In Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014). 8. Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen. Depok: Universitas Gunadarma, pp. 473–482.
        10. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Utami
        11. Ardimansyah, A. & Santi, S., 2015. Perancangan Aplikasi Monitoring Rental Scooter Dan Mobil Elektrik Berbasis Android Pada Ababil Panakukang Makassar. In Proceedings Konferensi Nasional Sistem dan Informatika. Konferensi Nasional Sistem dan Informatika. STMIK STIKOM Bali, pp. 454–459.
        12. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Mardiani
        13. Jumri, J.P., 2013. Perancangan Sistem Monitoring Konsultasi Bimbingan Akademik Mahasiswa dengan Notifikasi Realtime Berbasis SMS Gateway. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi, 1(1). Available at: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/justin/article/view/925.
        14. Santoso, S., 2014. PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK SECARA FISIKA,KIMIA, DAN BIOLOGI. Available at: tudylibid.com/doc/785590/pengolahan-limbah-domestik-secara-fisika.
        15. IFC Group, 2007. Environmental, Health, and Safety (EHS) Guidelines GENERAL EHS GUIDELINES: ENVIRONMENTAL WASTEWATER AND AMBIENT WATER QUALITY. Available at: https://drive.google.com/open?id=1VBLA_T0lrRk9RBZpcjktCDVALDj4wu_2.
        16. World Health Organization, 2003. Total Dissolved Solids in Drinking Water, World Health Organization.
        17. Nugroho, W. & Purwoto, S., 2013. Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif. Jurnal Teknik WAKTU, 11(1), pp.47–59.
        18. Astria, F., Subito, M. & Nugraha, D.W., 2014. RANCANG BANGUN ALAT UKUR PH DAN SUHU BERBASIS SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) GATEWAY. Jurnal Mektrik, 1(1), pp.47–55.
        19. 19,0 19,1 Sumardi, 2013. Mikrokontroler, Yogyakarta: Graha Ilmu.
        20. Syahwil, M., 2013. Panduan Mudah Simulasi & Praktek Mikrokontroler Arduino, Yogyakarta: Andi.
        21. 21,0 21,1 Kadir, A., 2016. Simulasi Arduino, Yogyakarta: Andi.
        22. 22,0 22,1 Oroh, Joyner R., Elia Kandekallo, Sherwin R.U.A Sompie, dan Janny O Wuwung. 2014. “Rancang Bangun Sistem Keamanan Motor Dengan Pengenalan Sidik Jari.” e-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2014) 1-7.
        23. Nebath, Evert, David Pang, dan Janny O. Wuwung. 2014. “Rancang Bangun Alat Pengukur Gas Berbahaya CO Dan CO2 di Lingkungan Industri.” E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2014) 65-72.
        24. 24,0 24,1 24,2 Hendrik, Billy, Mardhiah Masril, dan Alexyusandria Moenir. 2015. “Pemanfaatan Mit App Inventor 2 Dalam Membangun Aplikasi Pengontrolan Kecepatan Putaran Motor Listrik.” Journal Teknologi Informasi vol 8, 2 1-11.
        25. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta : Andi
        26. 26,0 26,1 Rahardja, Untung, dkk di dalam jurnal CCIT vol. 4 Edisi 3 (2011:238)
        27. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta : Andi
        28. Archarya, Shivani dan Pandya, Vidhi. “Bridge Between Black Box and White Bo-Gray Box Testing Techniques”. International Journal of Electronics and Computer Science Engineering. ISSN-2277-1956. Vol.2
        29. Chinmay, V. 2015. Jurnal International Comparison Study Of Black Box And White Box Testing. Volume 1 Issue 12 | ISSN: 2349-6002
        30. Dewi, Meta Amalya, Dede Cahyadi, dan Yunita Wulansari. 2014. “SISTEM UJIAN ONLINE CALON MAHASISWA BARU BERBASIS ILEARNING EDUCATION MARKETING PADA PERGURUAN TINGGI.” Journal CCIT Vol 8 No 1 116-136.
        31. Rafika, Ageng Setiani, Mutki Budiarto, dan Wahyu Budianto. 2015. “APLIKASI MONITORING SISTEM ABSENSI SIDIK JARI SEBAGAI PENDUKUNG PEMBAYARAN BIAYA PEGAWAI TERPUSAT DENGAN SAP .” Journal CCIT Vol 8 No 3 134-146.
        32. Ramdhani, Muhammad Ali, dan Abdullah Ramdhani. 2014. “Verification of Research Logical Framework Based on Literature Review.” International Journal of Basic and Applied Science Vol 3 No 2: 1-9.
        33. Ilanur Muhaini Mohd Noor and Muhamad Kamal M. A., 2017. Control of Wastewater Treatment by using the Integration MATLAB and LabVIEW. Pertanika Journals, pp.77–84.
        34. Irwan, F. et al., 2016. KAJIAN HUBUNGAN KONDUKTIVITAS LISTRIK DENGAN KONSENTRASI PADATAN TERLARUT PADA AIR PERMUKAAN. Available at: http://dx.doi.org/10.21009/0305020102.
        35. A. Sabiq, A.P.N.B., 2017. Sistem Pemantauan Kadar pH, Suhu dan Warna pada Air Sungai Melalui Web Berbasis Wireless Sensor Network. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 5(3), pp.94–100.
        36. Mohammed, H.A.-R., Fadhil, T.Z. & Ismail, S.F., 2018. Design and Implementation of Remotely Monitoring System for Total Dissolved Solid in Baghdad Drinking Water Networks. Advances in Science, Technology and Engineering Systems Journal, 3(1), pp.288–296.
        37. Ihsanto, E., 2014. RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN Ph METER DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ARDUINO UNO. Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana, 5(3), pp.139–146.
        38. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Jeel
        39. Nugroho, W. & Purwoto, S., 2013. Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif. Jurnal Teknik WAKTU, 11(1), pp.47–59.
        40. Zamora, R., 2015. Perancangan Alat Ukur TDS (Total Dissolved Solids) Air dengan Sensor Konduktivitas Secara Real Time. Jurnal Sainstek, VII(1), pp.11–15.
        41. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Praveena
        42. Zakaria, Y. & Michael, K., 2017. An Integrated Cloud-Based Wireless Sensor Network for Monitoring Industrial Wastewater Discharged into Water Sources. Scientific Research Publishing, 9, pp.290–301.

        DAFTAR LAMPIRAN

        UNTUK MELIHAT LAMPIRAN
        Lampiran A
        A.1. Surat Pengantar Observasi Skripsi
        A.2. Kartu Bimbingan Skripsi
        A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
        A.4. Form Validasi Skripsi
        A.5. Kwitansi Pembayaran Skripsi
        A.6. Kwitansi Pembayaran Raharja Career dan Sidang
        A.7. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Di Ambil
        A.8. Daftar Nilai
        A.9. Formulir Seminar Proposal Skripsi
        A.10. Formulir Pertemuan Stakeholder
        A.11. Form Validasi Cek List Sidang Skripsi
        A.12. Formulir Pendaftaran Sidang Skripsi
        A.13. Sertifikat TOEFL
        A.14. Sertifikat PROSPEK
        A.15. Sertifikat Seminar IT Internasional
        A.16. Sertifikat Seminar IT Nasional
        A.17. Curriculum Vitae (CV)

        Lampiran B :
        B.1. Surat Keterangan Observasi
        B.2. Surat Keterangan Implementasi Program
        B.3. Katalog Produk Promosi
        B.4. Slide Presentasi



    Contributors

    Puthut Hari Murtti