SI1431481643

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

Sistem Monitoring Kecepatan Bus Berbasis

Mikrokontroler ESP-32 Pada

PT. Transportasi Jakarta


SKRIPSI



Disusun Oleh :


NIM
: 1431481643
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI Computer System

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020




UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


Sistem Monitoring Kecepatan Bus Berbasis

Mikrokontroler ESP-32 Pada

PT. Transportasi Jakarta

Disusun Oleh :

NIM
: 1431481643
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Februari 2020

Rektor
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
       
(Ageng Setiani Rafika, M.Kom. ,M.S.i)
NIP : 000603
       
NIP : 13001




UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


Sistem Monitoring Kecepatan Bus

Berbasis Mikrokontroler ESP-32 Pada

PT. Transportasi Jakarta



Dibuat Oleh :

NIM
: 1431481643
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas SAINS DAN TEKNOLOGI

Program Studi SISTEM KOMPUTER

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2019/2020


Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ferry Sudarto, S.Kom,M.Pd.,M.T.I.)
   
(Ilamsyah, M.Kom)
NID : 10001
   
NID : 14019


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

Sistem Monitoring Kecepatan Bus Berbasis Mikrokontroler ESP-32 Pada

PT. Transportasi Jakarta


Dibuat Oleh :

NIM
: 1431481643
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Sistem komputer Konsentrasi Computer System


Disetujui Penguji :

Tangerang, Februari 2020


Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Sistem Monitoring Kecepatan Bus Berbasis Mikrokontroler ESP-32

Pada PT. Tranportasi Jakarta


Disusun Oleh :

NIM
: 1431481643
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Februari 2020
Aditya abdul halim
NIM. 1431481643


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Salah satu pilihan angkutan massal yang sering digunakan di Jakarta yaitu Transjakarta. Transjakarta sudah berdiri sejak tahun 2004, hingga saat ini, Transjakarta memiliki 13 Koridor dan 236 rute yang menghubungkan daerah di jakarta dan sekitarnya Tarif yang murah Rp. 3.500 dan keteraturan pemberangkatan menjadikan Transjakarta sebagai alat moda transportasi yang sangat diminati warga jakarta (980.000 penumpang/hari) untuk beraktivitas sehari-hari. Transjakarta berkembang begitu pesat, akan tetapi meskipun Transjakarta berkembang sangat pesat, masih banyak masalah yang dihadapi oleh alat transportasi yang satu ini. Salah satunya yaitu masalah tentang batas maksimum kecepatan. Transjakarja sendiri memiliki batas maksimum kecepatan yaitu 60 km/jam (dalam tol) yang tidak boleh di langgar oleh Pramudi. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang sebuah alat analisis dan pengujian sistem serta untuk melakukan implementasi sistem monitoring kecepatan. Pada penelitian ini dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan studi pustaka. Dan metode yang digunakan dalam menganalisis sistem yaitu analisis SWOT. Sedangkan dalam proses perancangan sistem menggunakan Arduino IDE sebagai proses bahasa pemrograman untk mikrokontroler ESP 32. Sesnsor infrared line tracking, modul GPS Neo 6MV2 sebagai alat input serta Buzzer dan E-mail sebagai output apabila ada pramudi yang melanggar batas kecepatan. Dengan adanya penelitian ini, maka dapat menghasilkan alat monitoring kecepatan berbasis mikrokontroler yang dapat memudahkan petugas dalam proses monitoring kecepatan tersebut. Sehingga proses monitoring kecepatan pada PT Transportasi Jakarta menjadi lebih efektif dan efisien..

Kata Kunci: Transportasi, monitoring kecepatan, transjakarta, efektif dan efisien.


ABSTRACT


One of the choices of mass transportation that is often used in Jakarta is Transjakarta. Transjakarta has been established since 2004, until now, Transjakarta has 13 Corridors and 236 routes connecting areas in Jakarta and its surroundings Cheap tariffs of Rp. 3,500 and the regular departure makes Transjakarta a mode of transportation that is highly sought after by residents of Jakarta (980,000 passengers / day) for daily activities. Transjakarta is developing so rapidly, but even though Transjakarta is developing very rapidly, there are still many problems faced by this one transportation. One of them is the problem of the maximum speed limit. Transjakarja itself has a maximum speed limit of 60 km / h (in tolls) that Pramudi cannot break. The purpose of this research is to design a system analysis and testing tool and to implement a speed monitoring system. In this study in the process of collecting data researchers used the method of observation, interviews and literature study. And the method used in analyzing the system is the SWOT analysis. Whereas in the system design process using the Arduino IDE as a programming language process for the ESP 32 microcontroller. The infrared line tracking sensor, the Neo 6MV2 GPS module as an input device and the Buzzer and E-mail as output when there is a driver who violates the speed limit. With this research, it can produce a microcontroller-based speed monitoring tool that can facilitate officers in the process of monitoring the speed. So that the speed monitoring process at PT Transportation Jakarta becomes more effective and efficient.

Kata Kunci: Transportation, speed monitoring, transjakarta, effective and efficient.



KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “SISTEM MONITORING KECEPATAN BUS BERBASIS MIKROKONTROLER ESP-32 PADA PT. TRANSPORTASI JAKRTA”.

Tujuan penulisan laporan Skripsi ini disusun adalah sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan isinya masih terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan. Kritik dan saran sangat diterima agar kesalahan demi kesalahan tidak terulang lagi.

Namun demikian berkat adanya bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M. Si selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S. Kom., M. Kom selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M. Kom selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja .
  4. Ibu Ageng setiani rafika S.Kom.,M.Si. selaku Kepala Program Studi Sistem Komputer Universitas Raharja.
  5. pak Ferry Sudarto S. Kom., M.Pd., M.T.I. selaku Pembimbing I yang tanpa lelah memberikan bimbingan dan banyak masukan yang mendukung kepada penulis. Sehingga, skripsi ini dapat diselesaikan.
  6. Pak Ilamsyah selaku pembimbing II telah banyak membantu dan memberikan masukan masukan kepada penulis sehingga sripsi ini dapat terselesaikan.
  7. Ibu Oom Potonah selaku stakeholder pada kelurahan desa serdang wetan yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian skripsi ini.
  8. bapak,Mamah, kakak dan Adik penulis yang selalu mendoakan, dan memberikan dukungan baik materi maupun moral.
  9. Teman teman yang selalu ada memberi semangat.
  10. mella rosmaida yang selalu memberi saran masukan kepada penulis.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin.


Tangerang, Januari 2020
Aditya Abdul Halim
NIM. 1431481643



DAFTAR GAMBAR



DAFTAR TABEL


DAFTAR SIMBOL

Simbol Use Case Diagram
Simbol Activity Diagram
Simbol Sequence Diagram
Simbol Class Diagram

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan kendaraan sebagai alat transportasi dapat membawa dampak positif bagi pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan manusia, terutama sebagai alat mobilisasi guna memperlancar kegiatan sehari - hari. Salah satu pilihan angkutan massal yang sering digunakan di Jakarta yaitu Transjakarta. Transjakarta sudah berdiri sejak tahun 2004, hingga saat ini, Transjakarta memiliki 13 Koridor dan 236 rute yang menghubungkan daerah di jakarta dan sekitarnya. Tarif yang murah Rp. 3.500 dan keteraturan pemberangkatan menjadikan Transjakarta sebagai alat moda transportasi yang sangat diminati warga jakarta (980.000penumpang/hari) untuk beraktivitas sehari-hari, sesuai dengan data di situs resmi PT.Transportasi Jakarta

Transjakarta berkembang begitu pesat, akan tetapi meskipun Transjakarta berkembang sangat pesat, masih banyak masalah yang dihadapi oleh alat transportasi yang satu ini. Salah satunya yaitu masalah tentang batas maksimum kecepatan. Pada dasarnya setiap perusahaan transportasi pasti memiliki standar kecepatannya masing-masing yang tidak boleh di langgar karena itu akan membahayakan, begitu pula yang terjadi di Tansjakarta.

Transjakarja sendiri memiliki batas maksimum kecepatan yaitu 60 km/jam (dalam tol) yang tidak boleh di langgar oleh Pramudi. Apabila Pramudi melanggar batas kecepatan yang telah di tentukan, maka ia akan mendapatkan sanksi oleh pihak Transjakarta. Namun, saat ini proses pemantauan kecepatan yang dilakukan oleh pihak Transjakarta sendiri masih manual, yaitu masih memonitoring GPS secara langsung pada kantor pusat, apabila ada kelalaian dari sang petugas pemantau seperti ada pelanggaran yang tidak terpantau lalu terlewat begitu saja, maka Pramudi yang melanggar tidak akan dikenai sanksi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka di perlukan suatu alat yang dapat memantau kecepatan pada bus Transjakarta secara lebih efektif dan efisien dari sistem yang berjalan sebelumnya. Sehingga dapat memudahkan petugas pemantau untuk memantau pelanggaran-pelanggaran kecepatan yang di lakukan oleh Pramudi Transjakarta. Maka dari itu, di lakukan sebuah penelitian yang berjudul “Sistem Monitoring Kecepatan Bus Berbasis Mikrokontroler ESP-32 Pada PT. Transportasi Jakarta”

Identifikasi Masalah & Rumusan Masalah

Identifikasi Masalah

Berdasrkan latar belakang di atas, maka dapat di uraikan beberapa masalah yang di hadapi sebagai berikut

  1. perputaran waktu antar bus tidak teratur dikarenakan jarak antara bis 1 dengan bis lainnya akan berbeda-beda yang diakibatkan oleh pramudi (supir) yang melebihi batas kecepatan 60 km/jam,
  2. Terjadinya penumpukan penumpang yang diakibatkan oleh jarak bus yang tidak teratur, tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan,
  3. Pemantauan kecepatan kepada pramudi yang melanggar batas kecepatan tidak setiap saat, hanya pada waktu-waktu tertentu.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana prosedur pemantauan kecepatan pada PT Transportasi Jakarta saat ini?
  2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh petugas untuk memonitoring kecepatan bus Transjakarta ?
  3. Bagaimana cara merancang alat pemantau kecepatan otomatis guna meningkatkan efektifitas dan efesiensi kinerja petugas pemantau serta pramudi pada PT Transportasi Jakarta?


Ruang Lingkup

Dalam hal ini akan dilakukan pembatasan masalah sehingga penyusunan laporan ini sesuai dengan ketentuan dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

  1. Merancang alat yang dapat membantu petugas untuk memonitoring kecepatan bus Transjakarta.
  2. Merancang sistem yang dapat memonitoring kecepatan bus Transjakarta secara real time.
  3. Merancang sistem yang dapat memberikan notifikasi apabila pramudi (supir) melebihi kecepatan yang telah ditentukan ( 60 km/jam di dalam tol).

Tujuan dan manfaat

Tujuan

  1. Dapat membantu proses pemantauan kecepatan secara efektif dan efisien.
  2. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi pada proses pemantauan kecepatan saat ini pada PT Transportasi Jakarta.
  3. Dapat menghasilkan sebuah alat yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan efektivitas kinerja karyawan.

Manfaat

  1. 1. Pemantauan kecepatan bus menjadi lebih mudah dikarenakan secara otomatis akan ada notifikasi apabila bus melebihi kecepatan yang telah ditentukan.
  2. 2. Berkurangnya human error pada saat pemantauan kecepatan bus, dikarenakan alat berjalan secara real time.
  3. Metode Penelitian

    Dalam penelitian mengenai proses Alat Pengawas Kecepatan Bus Transjakarta. Peneliti menggunakan beberapa metode penelitian sebagai berikut:

    Pengumpulan Data

    Metode yang di gunakan menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

    1. Metode Observasi
      Metode pengamatan secara langsung ke lokasi sumber data, yaitu pada bus Transjakarta yang berlokasi di BSD dengan rute S11 (BSD – Jelambar) selama 1 bulan. Untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan penulis dalam melakukan penelitian ini,
    2. Metode Wawancara
      Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab kepada pihak yang terkait, yaitu pusdal (pusat pengendali) di PT.Transportasi Jakarta.
    3. Studi Pustaka
      Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari referensi-referensi buku, artikel, situs internet, jurnal, dan literatur-literatur yang ada untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, melalui sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan laporan Skripsi ini.

    Metode Analisa Sistem

    Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis pada prosedur di PT Transportasi Jakarta dengan menggunakan metode analisis SWOT, Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats). Analisis SWOT digunakan karena dapat mengidentifikasi dan menganalisis dari empat faktor tersebut apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan tersebut.

    Metode Prototype

    Metode yang dipakai adalah metode prototype evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir

    Metode Perancangan

    Perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

    Metode pengujian sistem

    Metode pengujian sistem yang digunakan yaitu dengan cara White box dan Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional alat perangkat lunak.

    Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan dalam pembuatan laporan Skripsi ini .maka penulisan Loparan ini terdiri dari sub bab dengan sistemmatika Penulisan Sebagai berikut

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab Satu ini berisi latar belakang yang menjelaskan tentang penelitian ini dibuat, rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab Dua ini berisi tentang beberapa teori umun dan teori khusus yang sesuai dengan penelitian dan berkaitan dengan Penelitian ini.

    BAB III PEMBAHASAN

    Bab Tiga ini menjelaskan tentang gambaran umum sejarah perusahaan, struktur organisasi beserta fungsi-fungsinya, Penjelasan wewenang dan tanggung jawab. Selain menggambarkan organisasi ini juga menggambarkan sistem yang berjalan dengan menggunakan program UML untuk menggambarkan sistem yang berjalan dengan memodelkan secara visual bersifat objek, UML yang digunakan seperti Usecase Diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram. Serta penggunaan Elisitasi untuk pemecahan masalah

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    Bab Empat ini berisi tenteng Sistem yang di ususlkan serta rancagan sistem yang di usulkan oleh Peneliti diagram rancangan sistem ,rancangan programa pengujian menggunakan blakbox testing metode implementasi serta estimasi biaya

    BAB V Penutup

    Bab Lima mambahas mengenai kesimpulan dari keseluruhan penulisan laporan Skripsi ini dan saran-saran yang diberikan oleh peneliti agar permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Menurut Loveri,Tomi (2018:99)[1] “Sistem adalah kumpulan atau himpunan dari unsur atau variable-variable yang saling terkait, saling berinteraksi, dan saling tergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan”.

    Menurut Aisyah (2017:23)[2]Menurut Yakub dalam Aisyah, dkk (2017:23),” Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

    Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem adalah suatu himpunan variabel – variabel yang saling berhubungan dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai suatu sasaran tertentu

    Karakteristik Sistem

    Menurut Sutanta dalam Rusdiana dan Irfan (2014:35)[3] Supaya sistem itu dikatakan sebagai sistem yang baik memiliki karakteristik, yaitu:

    1. Komponen (Component)
      Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem..
    2. Batasan Sistem (Boundary)
      Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.
    3. Lingkungan (Environment)
      Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.
    4. Penghubung Sistem (Interface)
      Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi. Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    5. Masukan Sistem (Input System)
      Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.
    6. Pengolahan Sistem
      Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya..
    7. Keluaran Sistem (Output System)
      Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan..
    8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goal)
      Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.
  4. Kendali (Control)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
  5. Umpan Balik (Feedback)
    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Klasifikasi Sistem

Menurut Sutanta dalam Rusdiana dan Irfan (2014:35)[3] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut :

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan sebagainya.
  2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebutkan dengan man-machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
  3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
  4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka
    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubung,an dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Untuk memahami informasi, tidak dapat dipisahkan dengan data. Sebelum memahami konsep dasar informasi dalam hal ini akan dibahas mengenai data.
Berikut ini adalah beberapa definisi data menurut para ahli :

menurut Andini, dkk (2015:48),[4] “ Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat”.

Menurut Rahayu, dkk (2019:3)[5] "Data adalah fakta-fakta yang menggambarkan suatu kejadian yang sebenarnya pada waktu tertentu”.

Definisi Informasi

Berikut ini ada beberapa definisi dari informasi, diantaranya adalah:

Menurut Mulyati, dkk (2018:119),”[6] ” Informasi adalah sebuah nilai, arti atau manfaat yang dihasilkan dari proses pengolahan berbagai sumber data”.

Menurut Triyono dan Purnomo (2019:13),”[7]pengolahan data yang telah diorganisasi menjadi bentuk yang lebih berguna lagi dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki manfaat bagi pengguna.

Kualitas informasi

Tata Sutabri dalam Azizah, dkk (2017:16),[8]Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu akurat (accurate) , tepat waktu (timeliness) dan relevan (relevance), penjelasan tentang kualitas informasi tersebut akan dipaparkan di bawah ini.

  1. Informasi harus akurat(accurate)
    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi ganggungan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
  2. Tepat waktu
    Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.
  3. Relevan(relevance)
    Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Konsep dasar perancangan

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Haryanto dan Koswara (2015:54),[9] mendefinisikan “Perancangan sistem yaitu marancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi”.

Menurut Rianti dan Pratama (2016:52)[10]“Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem yaitu marancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang terdiri dari langkah – langkah operasi dalam proses pengolahan data yang diperlukan untuk mendukung sistem operasi sistem

Tujuan Perancangan

Menurut Yunita, dkk (2017:281)[11] Tahap Perancangan / Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:
  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk program dan ahli-ahli teknik terlibat.
perancangan%2Bsistem.png
Gambar 2.1 Perancangan Sistem
Sumber:

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Lestari, dkk (2016:44).,[12] “Flowchart adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang – bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempersentasikan langkah – langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing – masing langka tersebut menggunakan tanda panah”.
Menurut Iswandi (2015:73),[13]“Flowchart merupakan urutan-urutan langkah kerja suatu proses yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang disusun secara sistematis”.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang mempersentasikan langkah-langkah beserta urutan-urutan prosedur suatu proses yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang disusun secara sistematis”.
flowcat.png
Gambar 2.2 Simbol Flowchart
Sumber:Buku Dasar-dasar pemrograman karangan Bayu Rahayudi, ST.

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Menurut Uzzaman (2015:71),[14]“Prototype adalah produk demonstrasi. Pada tahap ini tidak semua fitur sudah diletakkan. Pengembang sering memproduksi Prototype semacam ini untuk mempresentasikan contoh produk kepada investor. Dengan demikian, investor bisa melihat produk asli dan membuktikan bahwa produk tersebut menarik dan berguna”.
Menurut Mulyani (2016:26),[15]“menerangkan bahwa prototyping merupakan teknik pengembangan sistem yang menggunakan prototype untuk menggambarkan sistem, sehingga pengguna atau pemilik sistem mempunyai gambaran pengembangan sistem yang akan dilakukannya.”

Jenis – Jenis Prototype

Menurut McLeod dan Schell dalam Mulyani (2016:27)[16] mendefinisikan 2(dua) tipe dari prototype yaitu::
  1. Evolutionary Prototype
    Evolutionary Prototype yaitu, prototype yang secara terus menerus dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh system.
  2. Requirement Prototype
    Requirement Prototype merupakan prototype yang dibuat oleh pengembang dengan mendefinisikan fungsi dan prosedur system dimana pengguna atau pemilik system tidak bisa mendefinisikan system tersebut.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Siahaan dalam Muhammad Iqbal Hanafri dkk (2017:7),[17] mengatakan bahwa “Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

Tahap tahap Elisitasi

Menurut Dede Bachtiar dan Atikah (2015:74)[18], memiliki tahapan sebagai berikut :
  1. Elisitasi Tahap 1
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II
    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.
    1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory.
      Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. (D) pada MDI itu artinya Desirable.
      Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
    3. (I) pada MDI itu artinya Inessential.
      Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.
    1. (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    2. (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
  4. Final Draft Elicitation
    Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Monitoring

Definisi Monitoring

Menurut Mardiani, Gentisya Tri dalam Hendini (2016:107),[19] "Monitorning adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program kegiatan itu selanjutnya:.
Menurut Sutabri dalam Syahrul (2018:9),[20]"Monitoring didefinisikan sebagai langkah untuk mengkaji apakah kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana, mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi, melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan, mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan".
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Monitoring adalah mengkaji apakah kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana, sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program kegiatan itu selanjutnya.

Tujuan Monitoring

Berikut ini adalah tujuan dari Monitoring menurut para ahli sebagai berikut:
Menurut Tandilintin (2019:70),[21]"Tujuan Monitoring adalah untuk mengkaji kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan kegiatan
Menurut Simbar (2016:175),[22]"Tujuan Monitoring adalah untuk mendapatkan data-data atau pandangan agar diperoleh umpan balik bagi kebutuhan tertentu.

Tahapan Monitoring

Menurut Simbar (2016:175),"[22]"Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga proses besar yaitu" adalah sebagai berikut :
  1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring.
  2. proses di dalam analisis data monitoring.
  3. proses di dalam menampilkan data hasil monitoring.

Konsep Dasar Mikrokontroler

Definisi Mikrokontroler

Menurut Dharmawan (2017:1)[23],"Mikrokontroler merupakan chip mikrokomputer yang secara fisik berupa IC (Integrated Circuit).
Menururt Murtuza dkk (2015)[24] A microcontroller is a microcomputer in a single chip. A controller is used to control some process or aspect of the environment. As the process of miniaturization continued, all of the components needed for a controller were built right onto one chip. A microcontroller is a highly integrated chip, which includes on one chip, all or most of the parts needed for a controller. The microcontroller could be called a "one-chip-solutio.
Menurut Wibowo dan Habib (2017),[25]microcontroller is a system microprocessor in which there already exist central processing unit (CPU), read-only memory (ROM), random access memory (RAM), input/output (I/O), Clock, and other internal equipment already connected and well organized by the manufacturer and packaged in a single chip that is ready to use, so the programmer should program ROM contents in accordance with the rules of usage by the manufacturer
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah chip mikrokomputer yang secara fisik berupa IC (Integrated Circuit) yang didalamnya terdapat CPU,ROM,RAM,I/O.

Keunggulan Menggunakan Mikrokontroler

Menurut Iswanto (2016:1),[26]Terdapat beberapa keunggulan yang diharapkan dari alat-alat yang berbasis mikrokontroler yaitu :
  1. Keadaan tinggi (Hight realibity) dan kemudahan integrasi dengan komponen lain (high degree of integration).
  2. Menurut Roihan dkk, CERITA Journal Vol. 3 No. 2 (2017:153)[27] mikrokontroler adalah sebuah alat elektronika digital berbentuk single chip komputer, yang didalamnya terdapat sebuah inti prosesor, memori, dan perlengkapan input- output”.
  3. yang semakin dapat diperkecil (reduced in size).
  4. Penggunaan komponen yang sedikit (reduced component count) yang menyebabkan biaya produksi dapat semakin ditekan (lower manufacturing cost).
  5. Waktu pembuatan lebih singkat (shorter development time) sehingga lebih cepat pula dijual dipasaran sesuai kebutuhan (shorter time to market).
  6. Konsumsi daya yang rendah (lower power consumption).

Konsep Dasar ESP 32

Definisi ESP 32

Menurut (Biswas, 2018),[28]ESP32 dikenalkan oleh Espressif System yang merupakan penerus dari mikrokontroler ESP8266. Mikrokontroler ESP32 memiliki keunggulan yaitu sistem berbiaya rendah, dan juga berdaya rendah dengan modul WiFi yang terintegrasi dengan chip mikrokontroler serta memiliki bluetooth dengan mode ganda dan fitur hemat daya menjadikannya lebih fleksibel. ESP32 kompatibel dengan perangkat seluler dan aplikasi IoT (Internet of Things). Mikrokontroler ini dapat digunakan sebagai sistem mandiri yang lengkap atau dapat dioperasikan sebagai perangkat pendukung mikrokontroler host.

Konsep Dasar Arduino IDE

Definisi Arduino IDE

Menurut Mulyana (2014:173)[29]“Intergrated Development Environment (IDE) yaitu berupa software processing yang digunakan untuk menulis program ke dalam Arduino Uno, merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java”.

Bagian-Bagian IDE Arduino

Menurut Mulyana (2014:173)[29] Software (IDE) Intergrated Development Environment Arduino Uno terdiri dari tiga bagian yaitu :
  1. Editor Program
    Untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut Sketch.
  2. Complier
    Modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) ke dalam kode biner, karena kode biner adalah bahasa satu-satunya bahasa program yang dipahami oleh Mikrokontroler.
  3. Uploader
    Modul yang berfungsi memasukan kode biner ke dalam memori Mikrokontroller

Konsep Dasar Internet of Things

Definisi Internet of Things

Menurut Madakam S, dkk (2015:250) [30]An open and comprehensive network of intelligent objects that have the capacity to auto-organize, share information, data and resources, reacting and acting in face of situations and changes in the environment “Jaringan terbuka dan komprehensif dari objek yang cerdas yang memiliki kemampuan untuk mengatur secara otomatis, berbagi informasi, data dan sumber daya, bereaksi dan bertindak dalam menghadapi situasi dan perubahan di lingkungan.

Konsep Dasar GPS Module

Definisi GPS Neo 6

Menurut Gusmanto (2016:3)[31]“Modul yang sangat mudah digunakan dan dikoneksikan ke mikrokontroler atau dihubungkan langsung dengan PC. Dengan modul GPS ini memungkinkan untuk mengetahui posisi (Titik Koordinat) dengan bantuan satelit GPS”.

Konsep Dasar Buzzer

Definisi Buzzer

Menurut Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi dalam Jurnal IPTEK (2012:5[32]“Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara”.

Konsep Dasar Black Box Testing

Menurut Tjandra dan Pickerling (2015:369)[33] Black-Box testing adalah metode dimana penguji atau tester hanya mengetahui apa yang harus dilakukan suatu software. Penguji tidak mengetahui bagaimana software tersebut beroperasi. Jadi penguji hanya menerima hasil dari apa yang dimasukkan (input) tanpa mengetahui bagaimana atau mengapa bisa demikian.Black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari Software Under Test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional dari suatu program.

Konsep Dasar Literature Review

Menurut Mulyandi dalam Nina Rahayu (2014:49),[34]“Penelitian sebelumnya (literature review) merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang di lakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical finding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.
Literature Review merupakan salah metode pustaka dalam mencari informasi untuk mengerjakan proyek ini. Fungsi dari Literature Review di antaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitian yang sama di bidang ini. Beberapa literature review yang penulis baca :
  1. Penelitian yang dilakukan oleh Dhanalakshmi, and Leni, A. E. S. (2017). Dalam International Journal on Smart Sensing and Intelligent Systems dengan judul ” Instance Vehicle Monitoring And Tracking With Internet Of Things Using Arduino. Membahas tentang alat pelacak yang terjangkau menggunakan GPS,sinyal GSM dan Mikrokontroler Arduino.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Tomy Okta Syafri, dkk (2016) dari Universitas Telkom dengan judul “Kunci Keamanan Dan Pembatas Kecepatan Untuk Sepeda Motor Menggunakan Sensor Kecepatan Berbasis Mikrokontroller”. Membahas tentang kunci keamanan dan sistem alarm yang fungsinya untuk mengakses penggunaan sepeda motor serta memberi peringatan baik bagi pemilik sepeda motor atau orang lain yang berniat ingin mencuri, dan kedua : pembatas kecepatan (Speed Limiter) yang fungsinya untuk membatasi kecepatan yang dapat dicapai oleh pengguna sepeda motor.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Kurniawan (2017) dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dengan judul “Rancang Bangun Sistem Online Monitoring Kecepatan Kendaraanpada Jalan Tol Dengan Raspberry Pi Dan Arduino” Membahas tentang mendeteksi kecepatan suatu kendaraan dengan menggunakan dua sensor ultrasonik yang berguna untuk menghitung kecepatan kendaraan dan selanjutnya akan dimonitoring secara online. Jika nantinya ditemukan pelanggaran batas kecepatan yang dideteksi oleh perhitungan sensor maka kamera pada sistem akan mengambil gambar kendaraan terse-but, serta mengirimkan data kecepatan kendaraan menuju database online sehingga dapat ditindak lanjuti oleh petugas yang berwenang.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Krisna Novendra (2018) dari Politeknik Negeri Padang dengan judul “Sistem Monitoring Kecepatan Kendaraan Bermotor Secara Otomatis Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler”. Membahas tentang pengasawan kecepatan menggunakan dua sensor ultrasonic sebagai data start dan stop sehingga didapatkan data rentang waktu kecepatan tersebut. Apabila melebihi kecepatan yang sudah ditentukan maka buzzer akan aktif dan modul DFPlayer akan mengolah suara yang telah diprogram untuk di output-kan melalu speaker.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Paras Sandip Waykole, dkk dalam International Journal of Advance Research, Ideas and Innovations in Technology (2018) dari Amrutvahini College of Engineering, Sangamner, Maharashtrat dengan judul “Smart Vehicle System for Over-Speeding Detection”. Membahas tentang pemantauan kecepatan kendaraan menggunakan sesnsor hall-effect untuk membaca kecepatan kendaraan saat ini dan merekam kecepatannya dan koordinat kendaraan di basis data yang terletak di cloud. Kemudian dilaporkan ke otoritas yang bertanggung jawab.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Yash Agrawal, dkk. Dalam International Journal of Transportation Science and Technology (2018) dengan judul “Smart vehicle monitoring and assistance using cloud computing in vehicular Ad Hoc networks” . Membahas tentang sistem transportasi cerdas untuk mengurangi kemacetan, kecelakaan dan juga polusi.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Kismat Pradhan, dkk. Dalam International Journal of Advance Research, Ideas and Innovations in Technology (2018) dari Centre for Computers and Communication Technology, South Sikkim, Sikkim dengan judul “Vehicle tracking system using GPS technology”. Membahas tentang sistem pelacakan kendaraan secara real time menggunakan GPS.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Manini Kumbhar, dkk. 2015. Dalam International journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering Dari Department of Computer Engineering, S.B.P.C.O.E Indapur, Pune, Maharashtra, India. Dengan judul “Real Time Web Based Bus Tracking System”. Membahas tentang deteksi lokasi bus menggunakan GPS dan dapat diakses melalui aplikasi berbasis web.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah PT Transpportasi Jakarta

TransJakarta adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km). Sistem BRT ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio di Bogota, Kolombia. Terhitung sejak 1 Februari 2004, TransJakarta resmi beroperasi. (sumber situs resmi PT.Transportasi Jakarta)
TransJakarta diputuskan berbentuk Badan Pengelola (BP) TransJakarta berdasarkan Keputusan Gubernur No. 110/2003 dimana: TransJakarta dikelola secara non-struktural, Menggunakan dana transfer, Anggaran yang fleksibel, Pendapatan yang dapat disetor, Bertanggungjawab langsung ke Gubernur.
Pada 4 Mei 2006, Gubernur DKI Sutiyoso mengubah BP TransJakarta menjadi Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta yang adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta. Hal ini diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI No. 48 Tahun 2006.
Pada 27 Maret 2014, TransJakarta berubah status menjadi bentuk BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) dan resmi berganti nama menjadi PT. Transportasi Jakarta. Rencana pembukaan layanan koridor-koridor baru terus berjalan, inovasi-inovasi pun diluncurkan demi kenyamanan para pelanggan.

Visi dan Misi

VISI
Connecting The Life Of Jakarta
MISI
Together We Provide Integrated Transportation Services To Ease And Bring Happiness In The Life Of Jakarta.


Struktur Organisasi

Gambar 3.1. Stuktur Organisasi PT Transportasi Jakarta
Sumber: http://PT.Transportasi Jakarta/

Tugas dan Tagung Jawab

Berdasarkan struktur organisasi diatas, uraian singkat tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dari PT. Transportasi Jakarta adalah sebagai berikut:
  1. Rapat Umum Pemengang Saham
    RUPS berperan sebagai mekanisme utama untuk melindungi dan melaksanakan hak-hak pemegang saham. Sebagai organ perusahaan, RUPS memegang kekuasaan tertinggi dalam Perseroan, serta memiliki segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi.
  2. Dewan Komisaris
    Dewan Komisaris berperan melakukan pengawasan, maka seorang komisaris wajib dengan iktikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi untuk kepentingan perushaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
  3. Komite-Komite Dewan Komisaris
    Komite – Komite Dewan Komisaris berperan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan (oversight) atas hal-hal yang terkait dengan laporan keuangan, sistem pengendalian. Internal.
  4. Direktur Utama
    Bertanggung jawab terhadap kerugian yang mungkin dihadapi perusahaan, pun bertanggung jawab terhadap keuntungan perusahaan. Menentukan, merumuskan, dan memutuskan sebuah kebijakan dalam perusahaan. Merencanakan, mengembangkan dan mengelola berbagai sumber pendapatan dan pembelanjaan kekayaan milik perusahaan.
  5. Direktur Oprasional
    Bertanggung jawab pada semua aktivitas operasional perusahaan yang di bawahinya, mulai dari perencanaan proses hingga bertanggung jawab pada hasil akhir proses. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Operasional dibantu oleh penanggung jawab tugas, yang terdiri dari :
    1. Kepala Divisi Manajemen Pramudi
    2. Kepala Divisi Pendukung Operasi
  6. Direktur keuangan
    Bertanggung jawab untuk membantu perencanaan bisnis dan pengambilan keputusan dengan memberi nasihat keuangan yang sesuai. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Keuangan dibantu oleh penanggung jawab tugas, yang terdiri dari :
    1. Kepala Divisi Anggaran
    2. Kepala Divisi Pembayaran & Akuntansi
    3. Kepala Divisi Pengawasan Pendapatan & Biaya
    4. Kepala Divisi Teknologi Informasi
  7. Direktur Fasilitas Dan Teknik
    Bertanggung jawab merumuskan kebijaksanaan fasilitas & teknik operasi perusahaan, serta mengawasi kesinambungan operasional perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Fasilitas dan Teknik dibantu oleh penanggung jawab tugas, yang terdiri dari :
    1. Kepala Divisi Teknik dan Manajemen Operator
    2. Kepala Divisi Pemeliharaan Sarana
    3. Kepala Divisi Pemeliharaan Prasarana
  8. Direktur Pelayanan dan Pengembangan
    Bertanggung jawab melaksanakan program kegiatan dan penyusunan kebijakan penyelenggaraan kegiatan pelayanan serta membina dan memotivasi karyawan dalam upaya peningkatan produktifitas kerja. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Fasilitas dan Teknik dibantu oleh penanggung jawab tugas, yang terdiri dari :
    1. Kepala Divisi Manajement Pelayanan
    2. Kepala Divisi Pengembangan Proses & Bisnis
    3. Kepala Divisi Rantai Suplai
    4. dDeputi Direktur SDM dan Umum
    5. Kepala Divisi Umum & Logistik
    6. Kepala Divisi Sumber Daya Manusia


    Tujuan Preancangan

    Tujuan perancangan alat diharapkan dapat memberi efek positif diantaranya adalah :
    1. Dapat membantu petugas dalam memantau kecepatan bus Transjakarta.
    2. Menghasilkan output berupa laporan secara otomatis melalui e-mail apabila ada pramudi (supir) yang melanggar batas kecepatan maksimum.
    3. Dapat menghasilkan sebuah alat yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan efektivitas kinerja karyawan.

    Langkah Langkah Perancangan

    Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan pada pembuatan alat pembuatan sistem monitoring kecepatan bus berbasis ESP 32 pada PT.Transportasi Jakarta menggunakan flowchart sistem dan diagram blok.

    Flowchart Sistem yang Berjalan

    Sistem Monitoring yang berjalan pad PT.Transportasi Jakarta. Sebelum bus transjakarta mulai pelayanan, PDO (Petugas Driving Order) menginput nomor bodi bus,nama dan nik pramudi. Setelah selesai PDO memberikan driving order berupa struk kertas. Kemudian bus dapat dideteksi oleh petugas pemantau kecepatan yang berada di command center.
    Tampilan layar di command center menunjukan semua bus yang beroperasi dan tidak terdeteksi mana yang melanggar batas kecepatan. Pada saat proses pemantauan kecepatan,petugas pemantau harus input rute terlebih dahulu, kemudian mengklik bus yang berwarna merah (overspeed), selanjutnya diberikan sanksi.
    Gambar 3.2. Flowchart sistem yang berjalan

    Diagram Blok

    Beberapa komponen yang dibutuhkan untuk merakit alat ini adalah, ESP 32, Sensor Infrared Line Tracking, GPS Neo 6MV2, aplikasi Blynk,Json Formatter, E-mail, Buzzer dan Koneksi dengan Internet.
    Gambar 3.3.Diagram blok
    Sumber: Dokumentasi Pribadi
    Keterangan dan penjelasan pada diagram blok di atas yaitu sebagai berikut:
    1. ESP 32 di gunakan sebagai pusat pengendali dan pemrosesan alat
    2. GPS Neo 6MV2 di gunakan untuk menampikan titik lokasi bus overspeed
    3. Sensor Infrared Line Tracking di gunakan untuk mendapatkan angka kecepatan
    4. Buzzer sebagai penanda apabila bus melebihi kecepatan
    5. E-mail sebagai output apabila bus melebihi kecepatan
    6. Blynk merupakan aplikasi yang di gunakan untuk menampilkan kecepatan secara real time.
    7. Wifi sebagai koneksi internet agar sistem dapat berjalan
    8. Json Formatter digunakan untuk menampilan kecepatan bus secara real time.
    9. Accu sebagai sumber daya agar alat dapat dihidupkan.

    Cara Kerja

    Alat ini digunakan untuk memonitoring kecepatan Bus Transjakarta, apabila ada Bus yang melebihi batas kecepatan yang sudah ditentukan maka secara otomatis alat akan memberikan output berupa email ke tim pemantau.

    Masukan(Input)

    Komponen yang termasuk masukan adalah :
    1. Sensor Infrared Line Tracking
    2. GPS Neo 6MV2
    cara Kerja :
    Prototype ini akan melakukan pengukuran kecepatan pada bus transjakarta yang sedang melakukan pelayanan dengan menggunakan sensor Infrared Line Tracking. Apabila bus melaju melebihi kecepatan yang sudah ditentukan yaitu 60 Km/Jam maka modul GPS Neo 6MV2 akan menyimpan lokasi dimana bus tersebut melebihi kecepatan kemudian dikirimkan melalui E-mail.

    Proses(Proces)

    Komponen yang termasuk pemrosesan adalah :
    1. IDE Arduino
    2. ESP 32
    cara Kerja :
    Selanjutnya, Arduino IDE akan memproses data yang didapat dari sensor Infrared Line Tracking dan modul GPS Neo 6MV2. Kemudian data tersebut dikirimkan ke ESP 32 agar menghasilkan keluaran (output).

    Keluaran(Output)

    Kompenen yang termasuk keluaran (output) adalah :
    1. Buzzer
    2. E-mail
    3. Json Formatter
    cara Kerja :
    Nilai kecepatan yang didapatkan akan ditampilkan di dashboard Json. Kemudian apabila bis melaju melebihi kecepatan yang sudah ditemtukan maka buzzer akan menyala dan mengirimkan e-mail beserta lokasi bus tersebut melebihi batas kecepatan yang didapatkan dari modul GPS Neo 6MV2.

    Pembuat Alat

    Perangkat keras(Hardware)

    Alat yang digunakan :
    1. ESP 32
    2. Buzzer
    3. Sensor Infrared Line Tracking
    4. GPS Neo 6MV2
    5. Kabel Jumper
    6. Breadboard
    7. Powerbank
    Berikut ini pengertian dari beberapa Perangkat Keras (Hardware) yang di gunakan.
    1. ESP32 adalah serangkaian sistem berbiaya rendah dan berdaya rendah pada mikrokontroler chip dengan Wi-Fi terintegrasi dan Bluetooth mode ganda.Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara.
    2. Sensor infrared line tracking merupakan sensor cahaya hitam dan putih yang digunakan untuk mendeteksi kecepatan garis putih pada tier road / ring road kendaraan roda .
    3. GPS Neo 6MV2 adalah sistem navigasi yang menggunakan satelit,didesain agar dapat menyediakan posisi secara instan.
    4. Kabel Jumper disini digunakan sebagai media penghubung antara mikrokontroller Esp32 dengan perangkat elektronika yang lainnya.
    5. Breadboard merupakan sebuah board atau papan yang berfungsi untuk merancang sebuah rangkaian elektronik sederhana. Breadboard tersebut nantinya akan dilakukan prototipe atau uji coba tanpa harus melakukan solder.
    6. Powerbank disini digunakan sebagai suplai listrik pada mikrokontroller dan perangkat elektronika yang lainnya.

    Pemasangan perangkat keras(Hardware)

    1. Pemasangan Sensor Infrared Line Tracking
    2. Gambar 3.4Pemasangan Sensor Infrared
      Sumber: Dokumentasi Pribadi
    3. Pemasangan Buzzer
    4. Gambar 3.5Pemasangan Buuzzer
      Sumber: Dokumentasi Pribadi
    5. Pemasangan modul GPS Neo 6MV2
    6. Gambar 3.6Pemasangan modul
      Sumber: Dokumentasi Pribadi

    Perangkat Lunak (Software)

    Berikut software yang digunakan yaitu :
    1. Arduino IDE
    2. Blynk
    3. JSON Dashboard

    Instalasi Arduino IDE

    Berikut adalah proses instalasi Arduino IDE
    Jalankan file instalasi Arduino IDE
    1. Persetujuan Lisensi Akan muncul tampilan Persetujuan Lisensi, silahkan dibaca dan klik I Agree.
    2. Gambar 3.7 License Agreement
      Sumber: Dokumentasi Pribadi
    3. Instalasi Arduino
      Masukkan lokasi untuk tempat instalasi Arduino IDE, jika sudah maka klik Install
    4. Proses Instalasi
      Tunggu sampai proses instalasi selesai.
    5. Install USB Driver
      Saat proses instalasi sedang berlangsung akan muncul pilihan untuk install driver usb.
    6. Saat proses instalasi sedang berlangsung akan muncul pilihan untuk install driver usb
      Proses instalasi selesai.
    Gambar 3.8 Installing Complete
    Sumber: Dokumentasi Pribadi

    Pemrograman Pada Arduino

    Untuk melakukan pemrograman pada Arduino, salah satunya kita dapat mengkoneksikan Board Arduino dengan PC melalui kabel USB. Kemudian, buka aplikasi Arduino IDE yang sudah diinstall.
    Gambar 3.9 Tampilan Program Arduino IDE
    Sumber: Dokumentasi Pribadi
    Setelah itu akan muncul tampilan awal berupa tampilan layar Arduino IDE yang dapat ditulis dengan program kita, pastikan Esp32 sudah terdeteksi oleh Arduino IDE kita seperti gambar dibawah ini.
    Gambar 3.10 ESP 32 Sudah Terkoneksi
    Sumber: Dokumentasi Pribadi
    Jika sudah terkoneksi, masukkan kode program dibawah ini dan kemudian lakukan proses Upload.

    Instalasi Aplikasi Blynk

    Berikut adalah proses instalasi aplikasi blynk :
    1. Buka Playstore dan install aplikasi Blynk
    2. Gambar 3.11 Instalasi Aplikasi Blynk
      Sumber: Dokumentasi Pribadi
    3. Kemudian klik Create New Project
    4. Gambar 3.12 Tampilan Awal Blynk>
      Sumber: Dokumentasi Pribadi
    5. Isi Project Name sesuai dengan project yang diinginkan
    6. Isi Device sesuai mikrokontroler yang dipakai
    7. Gambar 3.13Tampilan Create Ner Project
      Sumber: Dokumentasi Pribadi
    8. Setelah dipilih dan tampilan sebagai berikut
    9. Gambar 3.14 Tampilan Create New Project
      Sumber: Dokumentasi Pribadi
    10. Klik Create
    11. Selesai.
    12. Konfigurasi JSON Dashboard

      Json Dashboard adalah layanan web yang akan digunakan sebagai perantara yang menghubungkan aplikasi blynk di smartphone dan alat. Berikut adalah cara konfigurasi JSON Dashboard :
      1. Lakukan pencarian alamat web dengan mengetik http://iot-student.com/ pada kolom pencarian.
      2. Masukan datasources berupa token dari aplikasi Blynk.
      3. Web JSON Dasboard sudah dapat digunakan.
      4. Gambar 3.15Tampilan Dashboard JSON
        Sumber: Dokumentasi Pribadi

        Permasalah Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

        Permasalahan Yang Di Hadapi

        Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap sistem yang berjalan saat ini pada alat pemantau kecepatan pada PT Transportasi Jakarta, didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi, yaitu:
        1. Merancang suatu alat yang dapat memantau kecepatan pada bus Transjakarta secara lebih efektif dan efisien dari sistem yang berjalan sebelumnya.
        2. Alat yang di rancang akan menampilkan notifikasi via e-mail jika ada pramudi yang melanggar batas kecepatan yang telah di tentukan.
        3. Alat yang di rancang dapat pula memantau kecepatan bus secara real time.

        User Requirement

        Elisitasi Tahap 1

        Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara obeservasi dan wawncara mengenai kekurangan sistem yang berjalan, dan kebutuhan sistem yang belum terpenuhi. Berikut ini elisitasi tahap I, yaitu:
        Tabel 3.2 Elisitasi tahap 1

        Elisitasi Tahap II

        Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential). Berikut ini merupakan tabel elisitasi tahap II, yaitu:
        Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II
        Keterangan
        1. M= Mandatory : Penting
        2. D= Desirable : Tidak Terlalu Penting
        3. I= Inessential : Tidak Mutlak Ada

        Elisitasi Tahap III

        Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeleminasi semua requirement yang optionnya “I” pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan lagi dengan metode TOE (Technical, Operational, Economy). Metode TOE dibagi menjadi beberapa option yaitu, Low, Middle, High. Berikut ini merupakan tabel elisitasi tahap III:
        Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

        Final Draf Elisitasi

        Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun suatu sistem informasi. Berikut ini merupakan tabel final draft elisitasi, yaitu:
        Tabel 3.5 Final Draf Elisitasi


        BAB IV

        Hasil Uji Coba

        Flowchart Yang Diusulkan

        Sistem yang diusulkan untuk PT Transportasi Jakarta ketika proses loading selesai maka akan langsung terhubung dengan internet. Petugas PDO akan menekan Play untuk memberikan status bahwa bus sudah memulai pelayanan. Kemudian alat tersebut akan mendeteksi apakah bus melewati batas kecepatan maksimum yaitu 60km/jam, jika iya maka buzzer akan menyala, lalu setelah itu, sistem akan otomatis mengirim notifikasi berupa e-mail kepada petugas pemantau.
        Melalui notifikasi e-mail tersebut, maka petugas pemantau akan langsung bisa mengetahui bus yang melanggar. Berikut flowchart yang diusulkan pada PT Transportasi Jakarta, sebagai berikut:
        Gambar 4.1Flowchart yang diusulkan
        Berikut keterangan singkat dari Flowchart yang diusulkan:
        1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem penyampaian informasi yang berjalan.
        2. 4 (empat) simbol proses, yang menyatakan proses petugas PDO menekan play, Bus terdeteksi mulai pelayanan, dan buzzer menyala.
        3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “iya” dan “tidak”, yaitu: Apakah bus overspeed 60km/jam. Jika "Tidak” maka bus hanya akan terdeteksi sudah memulai pelayanan , jika "Iya" maka sistem akan mengirim notifikasi e-mail kepada petugas pemantau.
        4. 1 (satu) simbol input/output, yang menyatakan proses output yaitu: mengirimkan notifikasi e-mail kepada petugas pemantau jika ada bus yang overspeed 60km/jam.

        Rancangan Program

        Dalam perancangan program menggunakan bahasa arduino untuk memprogram ESP 32 yang bertidak sebagai proses data.
        Gambar 4.2Program Arduino Untuk Sensor Infrared Line Tracking
        Gambar 4.3Program Arduino Untuk GPS Neo 6MV2
        Gambar 4.4rogram Arduino Untuk Mengirim Notifikasi E-mail dan Buzzer

        Konfigurasi Sistem Usulan

        Spesifikasi Hardware

        1. Sensor Infrared Line Tracking
        2. Buzzer
        3. Breadboard
      5. Kabel jumper male to male
      6. Modul GPS 6MV2
      7. Mikrokontroller ESP 32

      Aplikasi Yang Digunakan

      1. Blynk
      2. Arduino IDE
      3. Testing

        Dalam pengujian menggunakan metode black box, berikut pengujiannya:


        Evaluasi

        Ketika melakukan testing dengan menggunakan metode black box terdapat evaluasi yaitu sebagai berikut:
        1. Pada saat kecepatan melebihi 60 km/jam namun modul GPS tidak memberikan titik kordinat longitude dan latitude.
        2. Sensor infrared terkadang tidak merespon ketika jarum speedometer melewati sensor infrared, namun bisa diakali dengan merubah sensitifitas sensor infrared tersebut.

        3. Implementasi

          Schedule

          Untuk merealisasikan Sistem Monitoring Keceatan Bus Pada PT Transportasi Jakarta menggunakan beberapa tahap yaitu tahap schedule dan penerapan.
          Tabel 4.888Schedule


          Estimasi Biaya

          Berikut estimasi biaya yang dibutuhkan dalam sistem monitoring kecepatan bus pada PT Transportasi Jakarta adalah sebagai berikut:
          Tabel 4.888Estimasi Biaya


          BAB V

          PENUTUP

          Kesimpulan

          Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT Transportasi Jakarta, maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:
          1. Prosedur sistem monitoring kecepatan yang berjalan saat ini pada PT Transportasi Jakarta masih masih manual, yaitu petugas pemantau harus mengecek satu persatu rute bus yang beroperasi lalu mengecek nomor body pada bus dan jika ada bus yang overspeed 60km/jam maka pramudi bus tersebut akan dikensai sanksi. Hal tersebut rentan terjadi kelalaian dari sang petugas pemantau seperti ada pelanggaran yang tidak terpantau lalu terlewat begitu saja.
          2. Kendala yang dihadapi oleh petugas pemantau ialah, karena monitoring bus hanya melalui kantor pusat saja, dan jika sang petugas pemantau lalai, maka jika ada pelanggaran yang tidak terpantau akan terlewat begitu saja, maka pramudi yang melanggar tidak dikenai sanksi. Oleh karena itu, hal tersebut dianggap tidak adil oleh pramudi.
          3. Dengan alat monitoring kecepatan bus berbasis Mikrokontroler ESP 32 dapat menambah efektifitas dan efisiensi kinerja petugas pemantau. Karena setiap pelanggaran yang terjadi tidak akan terlewat karena alat ini sudah dilengkapi dengan notifikasi via e-mail .

          Saran

          Agar penerapan sistem monitoring kecepatan bus pada PT Transportasi Jakarta ini dapat terwujud dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
          1. Perlu diadakan sosialisasi untuk menerapkan sistem yang baru kepada petugas pemantau pada PT Transportasi Jakarta yang akan menggunakan sistem ini.
          2. Perlu dilakukan pengontrolan dan maintenance secara rutin terhadap sistem monitoring kecepatan bus ini guna menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan pada sistem dan dapat dilakukan perbaikan sesuai dengan perkembangan dan perubahan pada PT Transportasi Jakarta.


          DAFTAR PUSTAKA

          1. Loveri,Tomi. 2018. Perancangan Sistem Informasi Delivery Order Pupuk Merk Trubus Berbasis Web Pada Cv.Prabu Siliwangi Padang. Padang. Jurnal J-Click Vol 5 No.1.Juli 2018
          2. Aisyah, Euis Sitinur, Novi Nur Atika, Rere Intan Fandiny. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Ekspor Studi Kasus Pt.Istem. Tangerang. Journal Sensi Vol 3 No. 1. Februari 2017
          3. 3,0 3,1 Rusdiana, A., dan Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
          4. Andini, Mia dan Khairul Anwar Hafizd. 2015. Perencanaan Dan Pembuatan Aplikasi Alumni Siswa: Studi Kasus SMK – SPP Negeri Pelaihari. Kalimantan Selatan. Jurnal Sains Dan Informatika. Vol 1 No. 2. November 2015
          5. Rahayu, Sri, sandro Alfeno, Kartika Novianti Wahyono. 2019. “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pengolahan Data Pembuatan Akta Tanah Pada Kantor Desa Cangkudu Tangerang”. Tangerang. ICIT Journal Vol 5 No. 1. Februari 2019
          6. Mulyati, Rasyid Tarmizi, Angga Panugali. 2018. Sistem Informasi Absensi Berbasis Web Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang. Tangerang. ICIT Journal Vol 4 No. 2. Agustus 2018
          7. Triyono, Wahyu Hidayat, Purnomo. 2019. Bangun Data Mining Untuk Rumah Sehat Oleh Dinas Kominfo Daerah Kota Tangerang. Tangerang. ICIT Journal vol 5 No. 1. Februari 2019.
          8. Azizah Nur, Lina Yuliana dan Elsa Juliana. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian Karyawan Harian Lepas Pada PT. Flex Indonesia. Tangerang. Journal SENSI Vol 3 No. 1. Februari 2017.
          9. Haryanto. Dadang Haryanto, Dede Koswara. 2015. Perancangan Sistem InformasiAkuntansi Terintegrasi PT Petrokimia (Studi Kasus Di Toko/ Kios Pupuk Bersubsidi Cineam, Kantor Cab. PT. Angkasa Raya Christa (ARC) Kab. Tasikmalaya). Jurnal Manajemen Informatika Vol.2 No.2. Tasikmalaya: STMIK DCI.
          10. Rianti, Eva, dan Robby Noval Pratama. 2016. “Perancangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Peserta Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten Smpn 7 Sijunjung Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process.” RISTEKDIKTI 49-60.
          11. Yunita, Irma, dan Joni Devitra. 2017. “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset Pada SMK Negeri 4 Kota Jambi.” Jurnal Manajemen Sistem Informasi Vol 2 No.1: 278-294.
          12. Lestari, Rahma Wayan, Indra Kanedi, dan Yode Arliando. 2016. “Siste Informasi Geografis (SIG) Daerah Rawan Banjir Di Kota Bengkulu Menggunakan Arcview.” Jurnal Media Infotama Vol.12 No. 1 41-48.
          13. Iswandi, Eka. 2015. Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Dana Santunan Sosial Anak Nagari Dan Penyalurannya Bagi Mahasiswa Dan Pelajar Kurang Mampu Di Kenagarian Barung – Barung Balantai Timur. Jurnal tekno Vol 3, No 2. Hal 70-79. Oktober 2015.
          14. Uzzaman. Anis. 2015. Panduan Membangun Startup Ala Sillicon Valey. Yogyakarta.
          15. Mulyani, Sri. 2016. Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung. Abdi Sistematika. ISBN : 978-979-19906-2-2.
          16. Mulyani, Sri. 2016. Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung. Abdi Sistematika. ISBN : 978-979-19906-2-2.
          17. Hanafri, Muhammad Iqbal, Siti Maisaroh Mustafa dan Arip Hidayat. 2017. Proses Perakitan Trafo Dengan Menggunakan Animasi Multimedia. ISSN : 2088 – 1762. Jurnal SISFOTEK GLOBAL. Vol. 7 No. 1-Maret 2017.
          18. Bachtiar, Dede, Atikah. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang. Tangerang: Bima Sarana Global.ISSN: 2088 – 1762. Jurnal SISFOTEK GLOBAL Vol. 5 No. 1-Maret 2015.
          19. Gusmanto. Marindani, Elang Derdian dan Sanjaya Bomo Wibowo. 2016. Rancang Bangun Sistem Peringatan Dini dan Pelacakan Pada Kendaraan Sepeda Motor dengan Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano.
          20. Syahrul. 2018. Aplikasi Monitoring Proses Marketing Divisi Penerimaan Mahasiswa Baru (Pmb) (Studi Kasus : Amik Tri Dharma Pekanbaru). Pekanbaru. Jurnal Informatika, Manajemen dan Komputer Vol. 2. Desember 2018.
          21. Tandilintin, Abert, Ariya Pannadhitiana Candra, Galang Seseno Adji. 2019. Perancangan Aplikasi Project Monitoring Pada Pt Cyber Solution Berbasis Web. Tangerang. ICIT Journal Vol 5 No. 1. Februari 2019.
          22. 22,0 22,1 Simbar, Ritha Sandra Veronika, Alfi Syahrin. 2016. Prototype Sistem Monitoring Temperatur Menggunakan Arduino Uno R3 Dengan Komunikasi Wireless. Jakarta. Jurnal Teknik Mesin Mercu Buana Vol 5.
          23. Dharmawan, Hari Arief. 2017. Mikrokontroler : Konsep Dasar dan Praktis. Malang: UB Press.
          24. Martuza, Kazi Golam, Humayun Kabir, Farhana Hafiz, Fahmida Akter, Mahbubul Hoq, Mahedee Hasan dan Md. Abdul mannan Chowdhury. 2015. Design and Development of Low Cost and Portable Microcontroller Based Hygrometer. IOSR journal if Electrical and Electronics Engineering (IOSR-JEEE) Vol. 10, No. 3.
          25. Wibowo, Ferry Wahyu dan Muhammad Habib. 2017. A Low-Cost Entry Door Using Database Based On Rfid And Microcontroller. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences Vol. 12 , No. 17.
          26. Iswanto. 2016. Belajar Mikrokontroler AT89S51 dengan Bahasa Basic. Yogyakarta: Deepublish.
          27. Roihan,Ahamad, Muhammad Sri Bintang Prasetyo dan Annas Rifa'i 2017 Monitoring Location Tracker Untuk Kendaraan Berbasis Rasbery Pi
          28. Biswas, Shatadru Bipasha, dan M. Tariq Iqbal. 2018. “Solar Water Pumping System Control Using a Low Cost ESP32 Microcontroller.” 2018 IEEE Canadian Conference on Electrical & Computer Engineering (CCECE).
          29. 29,0 29,1 Mulyana, Eka dan Rindi Kharisman. 2014. Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir Dengan Mikrokontroler Arduino Uno R3. Citec Journal Vol. 1, No. 3, Juli 2014 . (3 Maret 2018).
          30. Madakam, Somayya. 2015. Internet Of things. Smart Things. International Journal of Future Computer and Communication, Vol. 4, No. 4, August 2015. Diambil dari : http://www.ijfcc.org/vol4/395-ICNT2014-2-203.pdf . (22 Desember 2019).
          31. Gusmanto. Marindani, Elang Derdian dan Sanjaya Bomo Wibowo. 2016. Rancang Bangun Sistem Peringatan Dini dan Pelacakan Pada Kendaraan Sepeda Motor dengan Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano.
          32. Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi. 2012. ”Perancangan Prototype sistem control dan monitoring pembatas daya listrik berbasis mikrokontroler”. Jurnal IPTEK Vol.16, No.1
          33. Tjandra, Suhatati dan C.Pickerling. 2015. Aplikasi Metode-Metode Software Testing Pada Configuration, Compatibility Dan Usability Perangkat Lunak. Seminar Nasional "Inovasi dalam Desain dan Teknologi” - IDeaTech 2015. ISSN: 2089-1121
          34. Rahayu,Nina. 2014.Perancangan Executive Informasion System (EIS) Dalam Bidang Penjualan Pada Karinda Café dan Resto. STMIK Raharja. Tangerang.

          DAFTAR LAMPIRAN

Contributors

Aditya abdul halim