SI1422481557

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN

TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PADA PT. BANDO INDONESIA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1422481557
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2017/2018




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN

TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PADA PT. BANDO INDONESIA

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1422481557
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK Raharja,
       
Teknik Informatika,
           
           
           
           
       
NIP : 000594
       
NIP : 001405




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 


IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN

TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PADA PT. BANDO INDONESIA

 


Dibuat Oleh :

NIM
: 1422481557
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID. 08206
   
NID. 10020




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN

TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PADA PT. BANDO INDONESIA

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1422481557
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2018

 

Ketua Penguji,
 
Penguji I,
 
Penguji II,
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN

TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PADA PT. BANDO INDONESIA

 

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NIM
: 1422481557
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

 

Tangerang, Juli 2018

 
 
 
 
NIM : 1422481557

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Dalam penentuan karyawan terbaik pada PT. Bando Indonesia terdapat beberapa faktor yang menjadi penilaian. Penilaian ini didasarkan pada hasil checking, jam kerja, shift kerja, data afkir dan data klaim. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa pengambilan suatu keputusan merupakan suatu yang sangat penting dalam menentukan keputusan yang harus diambil oleh decision maker. Dengan tujuan untuk membangun dan memberikan alternatif sebuah sistem penunjang keputusan yang mempunyai kemampuan analisa pemilihan performa karyawan berprestasi dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dimana masing-masing kriteria dalam hal ini faktor- faktor Kriteria dan keputusan alternatif dalam hal ini para karyawan dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga memberikan output nilai intensitas prioritas yang menghasilkan score nilai karyawan yang memberikan penilaian terhadap setiap kinerja karyawan berprestasi. Sistem penunjang keputusan ini membantu dan memberikan alternatif dalam melakukan penilaian setiap karyawan, melakukan perubahan kriteria, dan perubahan nilai bobot. Hal ini berguna untuk memudahkan pengambil keputusan yang terkait dengan masalah pemilihan karyawan berprestasi, sehingga akan di dapatkan karyawan yang paling layak diberi reward atau penghargaan.


Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarcy Process, Penilaian Kinerja Karyawan.


ABSTRACT

In the determination of the best employee at PT. There are several factors Indonesia bando, who became the assessment.This assessment is based on the results of the checking, working hours, shift work, claims and data afkir data.So it does not cover the possibility that the taking of a decision is one which is very important in determining the decision to be taken by the decision maker.With the goal of providing alternatives to building and supporting a system of decisions that have the ability to analyze employee performance achievers selection by using the method of Analytic Hierarchy Process (AHP), where each criteria in this case the criteria and factors of alternative decisions in this regard employees as compared to each other thus providing the output value of the intensity of the priority that produced football scores and grades of employees who provide assessment of the each employee's performance excels.This decision support system to assist and provide an alternative to conduct an assessment of each employee, make changes, and change the value of criteria weights.It is useful to make it easier for decision makers that are related to the issue of the selection of employees is doing, so it will be in the most employees get decent given the reward or appreciation.


Key words : decision support Systems, Analytical Hierarcy Process, performance appraisal of employees.




KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat hidup, sehat dan memberikan seribu jalan sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi dengan baik dan selesai dengan semestinya. Adapun judul laporan Skripsi ini yaitu “Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Pada PT. Bando Indonesia”.

Penulisan laporan Skripsi ini bertujuan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, penulis memperoleh data dan informasi berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait pada PT. Bando Indonesia serta studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan Skripsi ini penulis menyadari jika tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari semua pihak, laporan skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM., selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Bapak Junaidi, M.Kom., selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  5. Ibu Dede, S.Kom., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Informatika yang telah memberikan berbagai informasi kepada penulis.
  6. Bapak Muhaimin Hasanudin, ST., M.Kom., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis.
  7. Bapak Sutrisno, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  9. Segenap Staff Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas demi kelancaran penulis dalam melakukan penyusunan laporan Skripsi ini.
  10. Bapak Kasno, selaku Asisten Manager di PT. Bando Indonesia yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
  11. Bapak Sandi Herlambang selaku Pembimbing Lapangan pada PT. Bando Indonesia, dan sebagai Staff di Departemen Finishing, yang telah memberikan bimbingan dan informasi kepada penulis.
  12. Teman-teman karyawan di PT. Bando Indonesia yang telah member support semangatnya kepada penulis.
  13. Orang tua dan seluruh anggota keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.
  14. Kekasih tercinta Nina Selfiana yang selalu menemani, mendukung dan selalu member semangat motovasinya untuk penulis.
  15. Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan dukungan serta doanya dalam keberhasilan penulis terutama terima kasih kepada kakak Aji Prakoso, Syam, Restu, Toha, Gede, Wayan, Huda, Laras, Firda, Asep, Rizkiana dan Melin.
  16. Seluruh sahabat di perkuliahan yang telah banyak membantu dan memberikan masukkan dalam penulisan Skripsi ini terutama untuk Agung Nugroho, Indrianingrum, dan Beni Hendriawan yang selalu memberikan nasihat dan motivasi terhadap peneliti. Semua rekan mahasiswa-mahasiswi Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.
  17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu baik secara langsung atau tidak langsung dalam penyusunan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun, yang penulis harapkan sebagai acuan untuk dapat berkarya lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan serta menjadi referensi bagi mahasiswa-mahasiswi yang akan melakukan penelitian.


Tangerang, Juli 2018
Yansen Marli
NIM. 1422481557

 

Daftar isi

 



DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Skala Prioritas Dalam AHP

Tabel 2.2 Literature Review

Tabel 3.1 Skala Prioritas Dalam AHP

Tabel 3.2 Range Persentase AHP

Tabel 3.3 Hasil Data Checking

Tabel 3.4 Penilaian Kriteria

Tabel 3.5 Normalisasi Kriteria

Tabel 3.6 Uji Konsistensi

Tabel 3.7 Hasil Uji Konsistensi

Tabel 3.8 Penilaian Hasil Checking Karyawan

Tabel 3.9 Normalisasi Hasil Checking

Tabel 3.10 Penilaian Jam Kerja Karyawan

Tabel 3.11 Normalisasi Jam Kerja

Tabel 3.12 Penilaian Data Afkir Karyawan

Tabel 3.13 Normalisasi data afkir karyawan

Tabel 3.14 Penilaian Data Klaim Karyawan

Tabel 3.15 Normalisasi Data Klaim karyawan

Tabel 3.16 Decision Priority Hasil Akhir Proses AHP

Tabel 3.17 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.18 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.19 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.20 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

Tabel 4.2 Spesifikasi Database Checking

Tabel 4.3 Spesifikasi Database Afkir

Tabel 4.4 Spesifikasi Database Item

Tabel 4.5 Spesifikasi Database Information

Tabel 4.6 Spesifikasi Database Role

Tabel 4.7 Spesifikasi Database User

Tabel 4.8 Spesifikasi Database Karyawan

Tabel 4.9 Spesifikasi Database Activity Log

Tabel 4.10 Spesifikasi Database Claim

Tabel 4.11 Spesifikasi Database Workshift

Tabel 4.12 Spesifikasi Database Target

Tabel 4.13 Spesifikasi Database Department

Tabel 4.14 Range Persentase Ahp

Tabel 4.15 Hasil Data Checking Dengan Ahp

Tabel 4.16 Penilaian Kriteria

Tabel 4.17 Normalisasi Kriteria

Tabel 4.18 Penilaian Hasil Checking Karyawan

Tabel 4.19 Normalisasi Hasil Checking

Tabel 4.20 Decision Priority Hasil Akhir Proses Ahp

Tabel 4.21 Hasil Data Checking Tanpa Ahp

Tabel 4.22 Hasil Data Jam Kerja Tanpa Ahp

Tabel 4.23 Hasil Data Afkir Tanpa Ahp

Tabel 4.24 Hasil Data Klaim Tanpa Ahp

Tabel 4.25 Tabel Akhir Perhitungan Tanpa Ahp

Tabel 4.26 Daftar Pengujian Black Box Testing

Tabel 4.27 Testing Login Sistem Bando

Tabel 4.28 Testing Input Data Checking

Tabel 4.29 Testing Pencarian Data Laporan

Tabel 4.30 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 4.31 Daftar Estimasi Biaya




DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 2.2 Sistem Tertutup

Gambar 2.3 Sistem Terbuka

Gambar 2.4 Model Struktur Hirarki

Gambar 2.5 Model Prototyping

Gambar 2.6 Kerangka Berfikir

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bando Indonesia

Gambar 3.2 Ilustrasi Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.3 Flowchart Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.4 Use Case Diagram Sistem Laporan Yang Berjalan

Gambar 3.5 Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.6 Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.7 Model Struktur Hirarki Pada Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.1 Flowchart diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Use Case Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.3 Use Case Diagram User Yang Diusulkan

Gambar 4.4 Use Case Diagram Admin Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.5 Sequence Diagram User Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.6 Sequence Diagram Admin Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.7 Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.8 Class Diagram Sistem Yang diusulkan

Gambar 4.9 Prototipe Halaman Utama

Gambar 4.10 Prototipe Tampilan Login

Gambar 4.11 Prototipe Tampilan Beranda Admin

Gambar 4.12 Prototipe Tampilan Beranda User

Gambar 4.13 Prototipe Tampilan Input Data Checking

Gambar 4.14 Prototipe Tampilan Laporan Bulanan

Gambar 4.15 Prototipe Tampilan Laporan Per-Staff

Gambar 4.16 Prototipe Tampilan Laporan AHP

Gambar 4.17 Prototipe Tampilan Ganti Password

Gambar 4.18 Prototipe Tampilan Ubah Data Checking

Gambar 4.19 Prototipe Tampilan Pengaturan Target

Gambar 4.20 Prototipe Tampilan Administrasi User

Gambar 4.21 Prototipe Tampilan Input Data Klaim Afkir

Gambar 4.22 Prototipe Tampilan Informasi Beranda atau Dashboard

Gambar 4.23 Tampilan Halaman Utama

Gambar 4.24 Tampilan Login

Gambar 4.25 Tampilan Beranda Admin

Gambar 4.26 Tampilan Beranda User

Gambar 4.27 Tampilan Input Data Checking

Gambar 4.28 Tampilan Laporan Bulanan

Gambar 4.29 Tampilan Laporan Per-Staff

Gambar 4.30 Tampilan Laporan AHP

Gambar 4.31 Tampilan Ganti Password

Gambar 4.32 Tampilan Ubah Data Checking

Gambar 4.33 Tampilan Pengaturan Target

Gambar 4.34 Tampilan Administrasi

Gambar 4.35 Tampilan Input Data Klaim Afkir

Gambar 4.36 Tampilan Informasi Beranda atau Dashboard




DAFTAR SIMBOL


1. Daftar Simbol Usecase Diagram


2. Daftar Simbol Activity Diagram


3. Daftar Simbol Sequence Diagram


4. Daftar Simbol Class Diagram


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat memasuki berbagai bidang, sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teknologi informasi dan komputer telah menjadi salah satu kebutuhan manusia yang paling dasar, sehingga hal ini Perusahaan sangat membutuhkan teknologi informasi yang akurat, cepat, dan efisien. Namun dalam kenyataannya hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan yang hendak dicapai, karena terbatasnya sistem komputerisasi yang digunakan pada Perusahaan tersebut.

Decision Support Systems (DSS) memiliki pengertian yaitu sistem berbasis komputer yang menyajikan dan memproses informasi yang memungkinkan pembuatan keputusan menjadi lebih produktif, dinamis dan inovatif. Serta Perkembangan teknologi informasi yang penting adalah semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Komputer kita ketahui bersama bahwa komputer mampu memegang peranan terpenting sebagai alat bantu dalam pengolahan data serta dapat memecahkan masalah yang kecil sampai dengan masalah yang sangat komplek sekalipun. Dengan adanya komputer sebagai alat pengolah data, maka semua bidang dalam suatu perusahaan ataupun instansi dapat terkomputerisasi. Jadi, dengan demikian penanganan sistem secara terkomputerisasi pada Perusahaan sangatlah tepat.

Seperti halnya PT. Bando Indonesia adalah salah satu produsen sabuk transmisi tenaga otomotif dan industri terkemuka di Indonesia. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini ialah pendataan Checking Finishing pada PT. Bando Indonesia yang masih kurang efektif dan efisien, Dalam menentukan Pemilihan Karyawan Terbaik. dan laporan data hasil Checking Finishing yang di sertai data rata-rata perjamnya dengan laporan tampilan grafik. Oleh karena permasalahan diatas maka perlu dirancang suatu sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan dalam mendapatkan informasi, yang bertujuan untuk menentukan pemilihan karyawan terbaik Bagian Checking Finishing Departemen Quality Control (QC).

Oleh sebab itu dengan berdasarkan alasan ini peneliti mengambil tema dalam penulisan Skripsi ini dengan judul : “Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Pada PT. Bando Indonesia”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di jelaskan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

  1. Apakah sistem yang berjalan saat ini di PT. Bando Indonesia khususnya pada pendataan Checking Finishing sudah efektif dan efisien, dalam menetukan pemilihan karyawan terbaik?
  2. Apa saja kendala yang sering terjadi pada sistem pendataan hasil checking finishing pada PT. Bando Indonesia yang berjalan saat ini?
  3. Apa saja kebutuhan yang diperlukan untuk mempermudah jalannya sistem pada pendataan tersebut?


Ruang Lingkup

Agar pembahasan lebih terarah dan berjalan dengan baik maka perlunya ada ruang lingkup penilitian, Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dan adanya bias dalam pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :

  1. Tempat penelitian dilakukan pada PT. Bando Indonesia khususnya Departemen Quality Control (QC) bagian Finishing.
  2. Teknik analisa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Analityc Hierarchy Process (AHP).
  3. Penelitian ini difokuskan pada Pemilihan Karyawan Terbaik berdasarkan kriteria diantaranya Data Hasil Checking, Data Jam Kerja, Data Afkir, Data Klaim. Dengan Alternatif Operator Checking Finishing Departemen Quality Control (QC) pada PT. Bando Indonesia.
  4. Pengujian aplikasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pada localhost, dengan menggunakan beberapa data yang di peroleh dari hasil penelitian di PT. Bando Indonesia.
  5. Bahasa pemrograman dan database yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan ini adalah PHP dengan menggunakan Framework CodeIgniter (CI) serta database yang digunakan adalah MySQL.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Untuk menjawab permasalahan diatas secara bertahap serta untuk mengukur keberhasilan penelitian, maka perlu ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Mempermudah dalam proses pemilihan karyawan terbaik dan pendataan hasil checking finishing di PT. Bando Indonesia.
  2. Meminimalisir kesalahan yang sering terjadi dalam sistem pendukung keputusan yang berjalan saat ini.
  3. Memberi solusi dalam menangani kebutuhan informasi di sistem informasi yang berjalan saat ini dengan lebih akurat dan terperinci.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Membantu Perusahaan PT. Bando Indonesia untuk mengubah sistem pendataan hasil checking finishing yang telah berjalan secara manual, menjadi suatu sistem pendukung keputusan menetukan karyawan terbaik sekaligus pendataan hasil checking finishing yang terkomputerisasi.
  2. Dapat membantu perusahaan dalam menanggani data yang banyak dan terhindar dari kesalahan human error.
  3. Menyediakan informasi hasil checking finishing dalam bentuk laporan yang disertai grafik, yang di butuhkan oleh perusahaan dengan lebih mudah, cepat dan akurat.


Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data untuk pengambilan sebuah keputusan, peneliti menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu :

  1. Metode Observasi
  2. Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan kerja yang bertempat di PT. Bando Indonesia khususnya departemen Quality Control (QC) bagian finishing, observasi dilakukan guna melihat langsung proses kerja dan mengamati sistem yang sedang berjalan.

  3. Metode Wawancara
  4. Pada metode ini peneliti melakukan proses tanya jawab langsung dengan stakeholder di departemen Quality Control (QC), untuk mengambil data-data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian terhadap sistem dan mengetahui alur kerja yang terjadi dalam perusahaan tersebut, khususnya dalam Pengembangan Aplikasi tersebut di PT. Bando Indonesia.

  5. Metode Studi Pustaka (Library Research)
  6. Metode studi kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Informasi dikumpulkan yaitu dengan cara membaca dan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan teori yang akan dibahas dalam laporan ini, melalui sumber-sumber dari kepustakaan dan di internet.

Metode Analisa

Setelah proses pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut harus dilakukan pengolahan dan analisa. Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Analisis sistem dilakukan menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :

  1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
  2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.

Metode Perancangan

Metode perancangan alur sistem yang dilakukan peneliti dengan menggambarkannya menggunakan software Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition sebagai salah satu perangkat pemodelan yang berorientasi objek. Diagram UML yang akan peneliti gunakan yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram dan Class Diagram. Untuk kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder, peneliti menggunakan metode elisitasi dengan proses penyeleksian yang bermula dari Elisitasi Tahap I, Elisitasi Tahap II, Elisitasi Tahap III dan di akhiri dengan Final Elisitasi. Kemudian bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan Framework CodeIgniter (CI) serta database yang digunakan adalah MySQL. Lalu beberapa software penunjang lainnya yaitu Windows 7 sebagai sistem operasi, Google Chrome sebagai browser, XAMPP sebagai web server, Notepad++, Sublime dan Macromedia Dreamweaver 8 sebagai editor.

Metode Testing

Metode testing yang digunakan untuk menganalisa, mendeteksi, dan mengevaluasi kesalahan dalam beberapa aspek pada sistem yang akan diterapkan yaitu dengan metode Black Box testing karena berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Sehingga penguji dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program. Hal ini memungkinkan pembuat program membuat himpunan kondisi input atau data uji yang akan menguji fungsional dan output suatu program.


Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat sebagai acuan dalam menjelaskan penyusunan laporan Skripsi secara ringkas. Untuk dapat lebih memahami, peneliti mengelompokannya menjadi beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan definisi-definisi atau teori sebagai konsep dasar yang berhubungan dengan analisa, perancangan dan permasalahan yang akan dibahas pada sistem yang berjalan atau pembentukan sebuah sistem serta literature review sebagai pendukung dan penunjang penulisan laporan.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini menjelaskan hal yang berhubungan dengan penulisan laporan Skripsi yaitu gambaran umum tinjauan instansi, sejarah instansi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, analisa sistem yang sedang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah serta user requirement.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan sistem yang akan diusulkan, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari spesifikasi basis data, rancangan prototipe, konfigurasi sistem yang diusulkan, testing dan implementasi, jadwal kegiatan serta estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa dari penelitian dan rancangan sistem yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan sesuai dengan tujuan penelitian, serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan agar dapat dilakukan pengembangan terkait kebutuhan stakeholder dan user.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Hutahaean,J. (2014:13)[1], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian,mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:2)[2], “Sistem adalah sekumpulan komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.”

Menurut Luppicini dalam International Forum of Educational Technolgy and Society (IFTS) (2015:108)[3], “System : The sum total of parts interrelated within one another and the whole structure or organization”.

Menurut Pratama (2014:7)[4], “Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas bersama-sama”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan prosedur yang ada didalam suatu organisasi yang saling berkaitan secara terorganisasi untuk menjadi satu kesatuan.

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaen (2014:3-5)[1] mengatakan bahwa “Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik harus memiliki beberapa karateristrik", Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini:

  1. Komponen sistem (Components)
  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

  3. Batas sistem (Boundary System)
  4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
  6. Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara.Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

  7. Penghubung Sistem (Interface System)
  8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

  9. Masukan Sistem (Input System)
  10. Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Pengolahan Sistem (Processing System)
  12. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  13. Keluaran Sistem (Output System)
  14. Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

  15. Sasaran Sistem (Objective) Dan Tujuan (Goals)
  16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya.Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Gambar 2.1 Karateristik sistem (Diadaptasi dari Hutahaean, 2014:5)[1]

Klasifikasi Sistem

Menurut Rohmat (2013:8), [5] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
  2. Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

  3. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan
  4. Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

  5. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
  6. Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

    Gambar 2.2 Sistem Tertutup (Diadaptasi dari Taufiq, Rohmat 2013:9)[5]

    Gambar 2.3 Sistem Terbuka (Diadaptasi dari Taufiq, Rohmat 2013:9)[5]

  7. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
  8. Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

  9. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
  10. Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

  11. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
  12. Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

  13. Sistem Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia
  14. Sistem buatan Tuhan merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

  15. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
  16. Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Terdapat beberapa pengertian data menurut beberapa ahli, diantaranya :

Menurut Suprihadi dkk dalam jurnal CCIT Vol. 6 No.3 (2013:310),[6] ”Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan dan belum di olah”.

Menurut H.A Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:71)[7] mengatakan data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti sehubungan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf atau simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi lainnya, yang didapatkan melalui suatu observasi atau secara data diartikan sebagai keterangan tentang sesuatu.

Klasifikasi Data

Berbagai bentuk objek dapat dikatakan sebuah data, maka dalam hal ini data perlu diklasifikasikan. Sebab pendefisian dari data mencakup segala hal dan bersifat luas. Adapun klasifikasi data sebagai berikut :

  1. Data Kualitatif dan Data Kuantitatif
  2. Menurut Denzin dan Licoln dalam Noor (2015:33),[8] kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Teori ini dapat dijadikan pembeda antara sifat data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif pada umumnya merupakan data yang tidak perlu melakukan proses perhitungan, sebab data dapat berupa pendapat, kalimat atau sebuah pernyataan. Sementara, data kuantitatif adalah data yang memerlukan perhitungan sebagai proses menghasilkan sebuah informasi.

  3. Data Internal dan Data Eksternal
  4. Rusdiana dan Irfan (2014:71)[7] berpendapat bahwa “data internal (Internal data) yaitu berasal dari dalam organisasi atau data asli, data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh peneliti atau bukan dari hasil pengamatan atau karya orang lain”. Sementara data eksternal (External data) kebalikan dari data internal “…yaitu data yang berasal dari luar organisasi atau institusi, atau data hasil observasi orang lain.”

  5. Data Primer dan Data Sekunder
  6. Noor (2015:137)[8] menyatakan bahwa data “Keberadaannya dapat dilisankan dan ada yang tercatat.Jika langsung dari sumbernya (tentang diri sumber data) disebut data primer. Jika adanya telah disusun, dikembangkan, dan diolah kemudian tercatat disebut data sekunder.”

Syarat-Syarat Data

Sudaryono dalam bukunya Aplikasi Statistik untuk Penelitian (2014:10)[9] mengatakan data yang baik memiliki persyaratan yaitu :

  1. Objektif
  2. Data yang objektif berarti bahwa data harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (as it is).

  3. Mewakili (Representative)
  4. Data harus dapat mewakili objek yang telah diamati.

  5. Kesalahan Baku (Standard Error)
  6. Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik (mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi) apabila kesalahan bakunya kecil.

  7. Tepat Waktu
  8. Apabila data akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi, maka syarat tepat waktu ini penting sekali agar sempat dilakukan penyesuaian atau koreksi seperlunya kalau ada kesalahan atau penyampaian yang terjadi di dalam implementasi suatu perencanaan.

  9. Relevan
  10. Data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan.

Teknik Pengumpulan Data

Umumnya terdapat beberapa teknik dalam mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut (Noor, 2015:138-141)[8] :

  1. Wawancara
  2. Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada lain kesempatan.

  3. Kuesioner/Angket
  4. Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.

  5. Observasi
  6. Pada teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.

  7. Dokumen
  8. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.

  9. Focus Group Discussion (FGD)
  10. Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan bertujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Pratama (2014:9),[4] “Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat.”.

H.A Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:75)[7] mengatakan informasi adalah “suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dan terklasifikasi dengan baik sehingga memiliki arti bagi penerimanya, yang selanjutnya menjadi pengetahuan bagi penerima tentang suatu hal tertentu yang membantu pengambilan keputusan secara tepat.”

Menurut Hidayat, dkk dalam jurnal SENSI Vol.2 No.2 (2016:186)[10] mengatakan informasi adalah “Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, informasi disebut juga data yang diproses atau data yang memiliki arti”.

Menurut Davis (1994) dalam Hartono (2013:15),[11] ”Mendefinisikan informasi menjadi “Information is data that has been processed into a form that is meaningful to the recipient and is of real or perceived value in current or prospective decision.“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan memiliki nilai bagi pengambilan keputusan saat ini atau di masa yang akan datang”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, makan dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil data yang telah diolah dari satu atau berbagai sumber yang memiliki nilai, arti dan manfaat untuk mengambil keputusan saat ini atau masa yang akan datang.

Kriteria Informasi

Menurut Lippeveld dkk (2000) dalam Hartono (2013:17)[11] ada delapan kriteria yang digunakan untuk menentukan nilai dari suatu informasi, yaitu:

  1. Relevansi
  2. Informasi disediakan atau disajikan untuk digunakan. Oleh karena itu, informasi yang bernilai tinggi adalah yang relevan dengan kebutuhan, misalnya untuk apa informasi itu akan digunakan.

  3. Kelengkapan dan keluasan
  4. Informasi akan bernilai semakin tinggi, jika tersaji secara lengkap dalam cakupan yang luas. Informasi yang sepotong – sepotong, apalagi tidak tersusun sistematis, tentu tidak akan banyak artinya. Demikian pun bila informasi itu hanya mencakup area yang sempit dari suatu permasalahan.

  5. Kebenaran
  6. Kebenaran informasi ditentukan oleh validitas atau dapat dibuktikan. Informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang benar – benar berasal dari fakta, bukan opini atau ilusi.

  7. Terukur
  8. Informasi berasal dari kata data atau hasil pengukuran dan pencacatan terhadap fakta.Jadi, informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang jika dilacak kembali kepada datanya, data tersebut dapat diukur sesuai dengan faktanya.

  9. Keakuratan
  10. Informasi berasal dari kata data atau hasil pengukuran dan pencacatan terhadap fakta. Oleh karena itu kecermatan dalam mengukur dan mencatat fakta akan menentukan keakuratan data dan nilai dari informasi yang dihasilkan.

  11. Kejelasan
  12. Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk, teks, tabel, grafik, chart dan lain – lain. Namun, apapun bentuk yang dipilih, yang penting adalah menjadikan pemakai mudah memahami maknanya. Oleh sebab itu, selain bentuk penyajiannya harus benar, juga harus memperhatikan kemampuan pemakai dalam memahaminya.

  13. Keluwesan
  14. Informasi yang baik adalah yang mudah diubah – ubah bentuk penyajiannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi.

  15. Ketepatan waktu
  16. Informasi yang baik adalah informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan. Informasi yang terlambat dating menjadi informasi basi yang tidak ada lagi nilainya (missalnya untuk pengambilan keputusan).

Lippeveld dkk dalam Hartono (2013:18)[11] meringkas kedelapan kriteria itu dalam satu kalimat yang menyatakan bahwa, “Informasi yang baik adalah informasi yang sesuai (relevan) dengan kebutuhan, tepat waktu dan tidak menimbulkan keraguan”.

Komponen Informasi

Menurut Rusdiana dan Irfan dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2014:84)[7] “Jika dianalisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar enam komponen.”.

Karakteristik Informasi

Menurut Yakub (2012:8) dalam Ziliwu (2013),[12] Untuk tiap - tiap tingkatan manajemen dengan kegiatan yang berbeda, dibutuhkan informasi dengan karakteristik yang berbeda pula. Karakteristik dari informasi yaitu :

  1. Kepadatan Informasi
  2. Untuk manajemen tingkat bawah karakteristik informasinya adalah terperinci dan kurang padat, karena digunakan untuk pengendalian operasi. Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin tersaring, lebih ringkas dan padat.

  3. Luas Informasi
  4. Manajemen tingkat bawah karakteristik informasinya adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas khusus.Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin luas, karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas.

  5. Frekuensi Informasi
  6. Manajemen tingkat bawah refkuensi informasi yang diterimanya adalah rutin, karena digunakan oleh manager bawah yang mempunyai tugas terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke waktu.manajemen yang lebih tinggi tingkatannya frekuensi informasinya adalah tidak rutin, karena manajemen tingkat atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.

  7. Akses Informasi
  8. Manajemen tingkat bawah membutuhkan informasi yang periodenya berulang - ulang sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam bentuk laporan periodik. dengan demikian akses informasi tidak dapat secara online tetapi dapat secara off line. sebaliknya untuk level tinggi, periode informasi yang dibutuhkan tidak jelas sehingga manajer - manajer tingkat atas perlu disediakan akses online untuk mengambil informasi kapan pun mereka membutuhkan.

  9. Waktu Informasi
  10. Manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah informasi historis, karena digunakan dalam pengendalian operasi yang memeriksa tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat tinggi waktu informasi lebih ke masa depan berupa informasi prediksi karena digunakan untuk pengambilan keputusan strategi yang menyangkut nilai masa depan.

  11. Sumber Informasi
  12. Manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian internal perusahaan. Maka manajer tingkat bawah lebih memerlukan informasi dengan data yang bersumber dari internal perusahaan sendiri. Manajer tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan strategi yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan. Karena itu membutuhkan informasi dengan data yang bersumber pada eksternal perusahaan.

Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto dalam Kadir (2014:56)[13] “Nilai informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya.”

Menurut Yakub (2012:9) dalam Nugraha (2015),[14] “Nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal yaitu, manfaat dan biaya mendapatkannya.Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya”.

Kualitas Informasi

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:82)[7] mengatakan bahwa “Dimensi kualitas yang sering diperbincangkan sejak lama telah termasuk di dalamnya yaitu seperti akurasi (accuracy), konsistensi (consistency), tepat waktu (timeliness), sangat lengkap (completeness), mudah diakses (accessibility), objektif (objectiveness), dan relevansi (relevancy).”

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Swastika dan Putu (2016:3)[15] “Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan atau organisai yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.”

Menurut Hutahaean (2014:13),[1] “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Wilkinson dalam Abdul Kadir (2014:9),[13] berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.”

Komponen Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2014:13),[1] komponen sistem terdiri dari 6 blok bangunan, yaitu:

  1. Blok Masukan (Input Block)
  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  3. Blok Model (Model Block)
  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  5. Blok Keluaran (Output Block)
  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok Teknologi (Technology Block)
  8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan, Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

  9. Blok Basis Data (Database Block)
  10. Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  11. Blok Kendali (Control Block)
  12. Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

Konsep Dasar Teknologi Informasi

Definisi Teknologi Informasi

Menurut Nasaruddin, dkk dalam jurnal CCIT. (2013:226-227)[16] “Sistem informasi merupakan suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, sistem dapat berjalan jika komponen-komponen yang ada di dalamnya bisa bekerja sama membentuk suatu lingkaran yang tidak dapat dipisahkan.”

Menurut Sutabri dalam bukunya Pengantar Teknologi Informasi (2014:3)[17] yang berpendapat bahwa teknologi informasi adalah “suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.”

Pengelompokan Teknologi Informasi

Haag dkk.dalam Kadir (2014:11-15)[13] membagi teknologi menjadi enam kelompok, yaitu :

  1. Teknologi Masukan (Input Technology)
  2. Teknologi masukan adalah segala perangkat yang digunakan untuk menangkap data/informasi dari sumber asalnya.

  3. Teknologi Keluaran (Output Technology)
  4. Teknologi keluaran mempunyai andil yang besar dalam menyajikan informasi dengan berbagai bentuk.

  5. Teknologi Perangkat Lunak (Software Technology)
  6. Perangkat lunak atau sering disebut program adalah sekumpulan instruksi yang digunakan untuk mengandalkan perangkat keras komputer.

  7. Teknologi Penyimpan (Storage Technology)
  8. Teknologi penyimpanan menyangkut segala segala peralatan yang digunakan untuk menyimpan data.

  9. Teknologi Telekomunikasi (Telecommunication Technology)
  10. Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang memungkinkan hubungan jarak jauh.

  11. Mesin Pemroses (Processing Machine)
  12. Mesin pemroses adalah bagian penting dalam teknologi informasi yang berfungsi untuk mengingat data/program dan mengeksekusi program.

Peranan Teknologi Informasi

Menurut Kadir (2014:12)[13] mengemukakan bahwa “Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besarterhadap perubahan yang mendasar pada struktur, operasi, dan manajemen organisasi.”

Secara garis besar salah satu peranan teknologi informasi dapat berupa (Kadir, 2014:12)[13] :

  1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia,
  2. Teknologi memperkuat manusia,
  3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Elisitasi adalah seperangkat data terkait kebutuhan sistem baru dari aktivitas pengguna sistem atau stakeholder yang memiliki keterkaitan/hubungan langsung dengan penggunaan sistem maupun dengan pengembangan sistem. Pendapat tersebut dipertegas oleh Yousuf dan Asger dalam International Journal Of Computer Applications (2015:8),[18] “Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”.

Tujuan Elisitasi

Menurut Sommerville dalam Prastomo (2014:166)[19] “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa elisitasi adalah rancangan yang dibuat berdasarkan keinginan pelanggan atau pengguna untuk dibuat sistem sesuai keinginan pelanggan.

Tahapan Elisitasi

Menurut Dade Bachtiar & Atikah (2015:74)[20] dalam menyatakan bahwa: Elisitas berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.” Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap I
  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II
  4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  5. Elisitasi Tahap III
  6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengancara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
  7. Final Draft Elisitasi
  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Sedangkan menurut Andi Prastomo (2014:166)[19] menyatakan bahwa Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak. Menurut Sommerville dalam Prastomo (2014:166),[19] Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Teori Khusus

Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Definisi Penunjang Keputusan

Menurut Dicky Nofriansyah Di dalam Buku (2014;2)[21] “Konsep Data Mining Vs System Penunjang Keputusan”. Sistem pendukung keputusan (SPK) Di gunakan dalam pengambilan keputusan menggunakan CBIS (Computer Based Information System), yang Fleksibel, interaktif dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi atas masalah manajemen spesifik yang tidak tersetruktur.

Definisi Sistem Penunjang Keputusan

Menurut Fiqih Fatimah, di dalam jurnal National (2014:023)[22] “Perangkat Lunak Sistem Pendukung Keputusan Rekrutmen Calon Pegawai Di PT Enseval Putera Megatradingcab Bandung”. Sistem penunjang keputusan adalah metode yang memecah suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur kedalam kelompok kelompoknya atau kriteria yang terdiri dari informasi, manajemen, teknis, pemasaran, keuangan, mengatur kelompok-kelompok tersebut kedalam susunan hirarki, memasukan nilai numeric dari kriteria-kriteria yang ada yaitu informasi, manajemen.

Menurut Hasanudin Muhaimin, di dalam jurnal Nasional (2018:91)[23] “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus Pada PT. Bando Indonesia)”. Sistem Penunjang Keputusan atau Decision Support Systems (DSS) memiliki pengertian yaitu sistem berbasis computer yang menyajikan dan memproses informasi yang memungkinkan pembuatan keputusan menjadi lebih produktif, dinamis dan inovatif.

Jenis Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Menurut Steven, L Alter dalam (Materi ajar mata kuliah Sistem Penunjang Keputusan (SPK) STMIK Raharja : Dedy Alamsyah, 2012),[24] SPK dapat dipilah sejalan dengan tingkat dukungannya terhadap pemecahan masalah. Ada 6 jenis Sistem Pendukung Keputusan yaitu :

  1. Retrieve information element (memanggil elemaninformasi).
  2. Analyze entries files (menganalisa semua file).
  3. Prepare reports form multiple files (laporan beberapa file).
  4. Estimate decisions consequences (meramalkan akibat dari keputusan).
  5. Propose decision (menawarkan keputusan).
  6. Make decisions (membuat keputusan).

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Berikut ini beberapa di antaranya karakteristik dari sistem pendukung keputusan menurut Bonczek, dkk., dalam buku konsep data mining vs sistem pendukung keputusan (dicky nofriansyah, 2014)[21] :

  1. Mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan.
  2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan.
  3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur serta mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.
  4. Memiliki subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.
  5. Memiliki dua komponen utama yaitu data dan model.

Proses Pengambilan Keputusan

Ada tiga (3) fase proses pengambilan keputusan menurut Simon dalam (Hilyah Magdalena, 2012),[25] yaitu :

  1. Intelligence : pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan permasalahan.
  2. Design : tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif pemecahan masalah.
  3. Choice : melakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan.

Konsep Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993),[26] hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level di mana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.

Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut:

  1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih,sampai pada subkriteria yang paling dalam.
  2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
  3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Kelebihan dan Kekurangan Model AHP

  1. Kelebihan model AHP terletak pada :
    1. Kesatuan (Unity)
    2. AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

    3. Kompleksitas (Complexity)
    4. AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem danpengintegrasian secara deduktif.

    5. Saling ketergantungan (Inter Dependence)
    6. AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.

    7. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
    8. AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.

    9. Pengukuran (Measurement)
    10. AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.

    11. Konsistensi (Consistency)
    12. AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.

    13. Sintesis (Synthesis)
    14. AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.

    15. Trade Off
    16. AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik.

    17. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
    18. AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.

    19. Pengulangan Proses (Process Repetition)
    20. AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.

  2. B. Kelemahan model Analytical Hierarchy Process (AHP) :
    1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
    2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

Prinsip Analytical Hierarchy Process (AHP)

Ada beberapa prinsip yang harus dipahami dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP, diantaranya adalah : “decomposition, comparative judgement, synthesis of priority dan logical consistency” (Sri Mulyono, 2007 : 220).[27]

  1. Decomposition
  2. Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decompositionyaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka proses analisisini dinamakan hirarki (hierarchy). Ada dua jenis hirarki yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya.Jika tidak, dinamakan hirarki tak lengkap.

    Gambar 2.4 Model Struktur Hirarki

  3. Comparative Judgement
  4. Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen- elemen. Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan acuan seperti pada tabel 2.1 berikut:

    Tabel 2.1 Skala prioritas dalam AHP

  5. Synthesis of Priority
  6. Dari setiap pairwise comparison kemudian dicari eigen vectornya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiaptingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa diantara local priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting.

  7. Logical Consistency
  8. Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman. Kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

Perhitungan Analytical Hierarchy Process

Elemen-Elemen pada setiap baris dari matriks persegi merupakan hasil perbandingan berpasangan. Setiap matriks pairwise comparison dicari eigen vektornya untuk mendapat local priority. Skala perbandingan berpasangan didasarkan pada nilai-nilai fundamental Analitycal Hierarcy Process dengan pembobotan dari 1 untuk sama penting, sampai dengan 9 untuk sama penting sekali. Penyimpanan dari konsistensi dinyatakan dalam indeks konsistensi yang didapat dari rumus:

Menghitung nilai maksimum eigen / maximum Eigen Value ( λ max), sebagai berikut :

Menghitung nilai Consistency Index (CI)

Menghitung nilai Consistency Ratio (CR)

Keterangan :

λ Max = (Maximum Eigen Value)

N = (Ukuran matriks)

CR = (Consistency Ration)

CI = (Consistency Index)

λ = (Jumlah elemen pada matriks)

Tahapan Pengambilan Keputusan Dalam Metode AHP

Tahapan – tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya adalah sebagai berikut :

  1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
  2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria yang ingin di rangking.
  3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat-tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
  4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
  5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual.
  6. Mengulangi langkah, 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
  7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintetis pilihan dalam penentuan prioritas elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
  8. 8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100 maka penilaian harus diulangi kembali.

Konsep Unified Modeling Language (UML)

Definisi Unified Modeling Language (UML)

UML (Unified Modeling Language) merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung (Rosa dan Shalahuddin, 2015:137).[28] Sementara itu menurut Onu dan Umeakuka dalam Internasional Journal of Computer Applications Technology and Research (2016:506),[29]UML is a standard modeling language to model thereal world in the field of software engineering. A UML diagrams a partial graphical view of model of a system under design, implementation, or already in exsistence. UML diagram is made up of graphical elements system model. The UML model of the system might also contain order documentation such as use cases written as text.”

UML merupakan sebuah salah satu bentuk permodelan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah sistem yang sedang dianalisis atau dirancangan. Pernyataan tersebut dipertegas dengan pendapat Maddirala Jagadish, dkk. (dalam IJCSIT Vol.5(6), 2014:7245),[30]UML is a general-purpose visual modeling language that is used to specify, visualize, construct, and document the artifacts of the software system. UML is a method for describing the system architecture in detail using the blueprint. UML represents a collection of best engineering practices that have proven successful in the modeling of large and complex systems. UML is a very important part of developing objects oriented software and the software development process.”

Jenis-jenis Diagram UML

Diagram UML (Unified Modelling Languange) dapat dibagi menjadi beberapa diagram yang masing – masing memiliki keunikan dan karakteristiknya sendiri dalam menggambarkan, memodelkan dan menjelaskan suatu sistem. Pembagian diagram tersebut dapat dilihat di bawah ini :

  1. Use Case Diagram
  2. Menurut Dina Fitria Murad (2013:57),[31]Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2 fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”.

  3. Activity Diagram
  4. Menurut Dina Fitria Murad (2013:53),[31]Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.

    Menurut Vidia (2013:20),[32]Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem”.

  5. Sequence Diagram
  6. Menurut Vidia (2013:21),[32]Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya”.

    Menurut Wijayanto (2013:35),[33]Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram yang telah dibuat, maka digambarkan sequence diagram yang menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut”.

  7. Class Diagram
  8. Menurut Vidia (2013:21),[32]Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram”.

    Menurut Wijayanto (2013:33),[33]Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram yang telah dibuat, maka dapat diperoleh kelas-kelas yang digunakan dalam sistem”.

Konsep Prototyping

Definisi Prototyping

Menurut M Ratnakar Babu di dalam jurnal International “Analysis and Comparison of Software Process Models” (2014: 1041)[34] prototype adalah sebagai suatu proses mengembangkan replika bekerja dari sistem yaitu:

  1. HROW-AWAY
  2. Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

  3. INCREMENTAL
  4. Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

  5. EVOLUTIONARY
  6. Pada metode ini, prototype-nya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Gambar 2.5 Model Prototyping

Tahapan-Tahapan Prototyping

Menurut Muhammad Rifa’i, Tri Listyorini dan Anastasya Latubessy (2014:268)[35] Metode atau tahapan – tahapan dalam perancangan aplikasi yang menggunakan Prototype Modelling dimulai dari Listen To Customer, Build / Revise dan Customer Test – Drives Mock – Up. Tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

  1. Listen To Customer
  2. Listen To Customer (mendengarkan pelanggan) atau pada penelitian ini dapat disebut dengan Stakeholder adalah tahap awal dalam pemodelan prototype dimana pihak developer dan customer akan bertemu, developer adalah pembuat aplikasi dan customer yang selanjutnya disebut dengan stakeholder adalah seseorang, badan, instansi baik swasta maupun negeri yang menggunakan aplikasi tersebut. Developer dan customer bertemu untuk merencanakan tujuan, kebutuhan dan selain itu pengumpulan data juga dilakukan pada tahap ini. Untuk memperoleh data tersebut secara lengkap dan akurat dibutuhkan kerjasama antar developer dengan customer terkait.

    Sumber Data yang digunakan oleh developer untuk memperoleh data yang diperlukan selanjutnya dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Sumber Data Primer dan Sumber Data Sekunder. Sumber Data Primer dapat diartikan sebagai Sumber data yang dapat diperoleh langsung dari customer atau instansi terkait. Metode pengumpulan data yang dapat dipakai untuk memperoleh data dari Sumber Data Primer adalah Observasi, Interview atau Wawancara, Kuesioner. Selanjutnya, Sumber Data Sekunder dapat diartikan sebagai sumber data yang dapat diperoleh secara tidak langsung dengan melakukan penelitian atau studi terkait dengan permasalahan yang diberikan oleh customer atau instansi terkait. Metode Pengumpulan Data yang dapat diterapkan dalam mengumpulkan data dari Sumber Data Sekunder contohnya adalah Studi Literatur (Literature Review) atau Studi Kepustakaan.

  3. Build / Revise
  4. Build / Revise (Perancangan Sampel) adalah suatu proses perancangan atau pemodelan perangkat lunak yang diakukan dengan cepat, dan rancangan yang dibuat diusahakan dapat mewakili semua aspek perangkat lunak yang diketahui dan rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pembuatan prototype. Setelah diketahui kebutuhan customer atau stakeholder tentang tujuan yang akan dibuat pada tahapan Listen To Customer , langkah selanjutnya adalah build atau membangun aplikasi secara cepat dan juga dapat disebut dengan RAD (Rapid Application Development).

  5. Customer Test – Drives Mock – Up
  6. Customer Test – Drives Mock – Up (Evaluasi), pemesan atau customer mengevaluasi prototype yang telah dibuat dan digunkan untuk memperjelas kebutuhan perangkat lunak. Jika prototype yang dibuat belum sesuai dengan kebutuhan dari pengguna atau customer maka developer akan mengulangi lagi langkah pertama dan selanjutnya sampai prototype yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna atau customer.

    Berdasarkan penjelasan tentang tahapan – tahapan prototyping diatas maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa pembuatan suatu prototype dari sebuah aplikasi dapat dilakukan dengan tahapan – tahapan berikut :

    1. Pengembangan kebutuhan
    2. Programmer dan Stakeholder bersama- sama mendefinisikan kebutuhan sistem yang akan dibuat berdasarkan view atau sudut pandang dari user (user requirement), kemudian programmer akan mengeliminasi semua kebutuhan user berdasarkan metode pendefinisian kebutuhann yang digunakan oleh programmer.

    3. Membangun prototype
    4. Membangun protoype dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada stakeholder (misalnya membuat format input dan format output).

    5. Evaluasi prototyping.
    6. Evaluasi ini dilakukan oleh stakeholder terhadap prototype yang sudah dibuat oleh programmer. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur tingkat ketepatan dalam membuat suatu program yang sesuai dengan permintaan dari stakeholder.

Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

XAMPP merupakan paketan web server yang didalamnya sudah terdapat beberapa aplikasi penunjangnnya. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Kartini, dkk (2013:27-26)[36] yang mengungkapkan bahwa XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket.

Sementara menurut Nugroho (2013:1)[37] yang menjelaskan bahwa, XAMPP adalah paket program web lengkap yang dapat dipakai untuk belajar pemograman web, khususnya PHP dan MySQL. XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.

Mengenal XAMPP

Kartini, dkk (2013:27-26)[36] menyatakan bahwa dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database) PHP (server side scripting), Perl, FTP server, PhpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan meng-install XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis. XAMPP adalah sebuah web server. Asal kata dari XAMPP sendiri adalah:

  1. (X) : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi.
  2. (A) : Apache merupakan suatu aplikasi web server.
  3. (M) : MySQL digunakan untuk aplikasi database server.
  4. (P) : PHP bahasa pemrograman yang dipakai untuk membangun website dinamis.
  5. (P) : Perl bahasa pemrograman untuk segala keperluan.
  6. Perl adalah penanganan teks dan berbagai jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan umum, perl sangat popular digunakan dalam program-program CGI (Common Gateway Interface). Web awalnya adalah bersifat statis sehingga hanya bisa melihat-lihat informasi sehingga tidak ada interaktif yang terjadi di antara pemakai dengan komputer.Tetapi kini semakin populernya dunia internet maka makin banyak orang-orang berlomba-lomba untuk belajar agar web menjadi interaktif dan menarik. Sehingga web tidak hanya sebagai penyedia informasi tetapi pemakai juga dapat langsung melakukan komunikasi dengan komputer serta dengan tampilan web yang menarik. Komunikasi yang terjain seperti email, chatting, e-learning, e-bisnis, dan lain sebagainya.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

Menurut Walia, dkk.dalam International Journal of Computer Science and Mobile Computing Vol. 3 No. 8 (2014:29),[38]MySQL is a relational database system. It can store bits of information in separate tables and link those tables together. Each table consists of separate fields, which represent each bit of information”.Sementara Raharjo (2016:424)[39] mengatakan bahwa dalam MySQL, root merupakan pengguna (user) dengan hak akses paling tinggi.Semua kegiatan administrasi database di dalam MySQL dapat dilakukan oleh root.

Selain itu menurut B. Dipina, dkk.dalam International Journal on Cybernetics & Informatics (IJCI) Vol. 5 No. 2 (2016:387),[40]MySQL is a popular open-source relational database management system (RDBMS) that is distributed, developed, and supported by Oracle Corporation. The relational systems like, MySQL stores data in tabular form and uses structured query language (SQL) for accessing of data

Keistimewaan MySQL

Menurut Watung,dkk. dalam E-Journal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 3 No. 1 (2014:2)[41] yang menyatakan bahwa MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :

  1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga dan masih banyak lagi.
  2. Open Source. MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma.
  3. Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
  4. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
  5. Jenis Kolom. MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed or unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp dan lain-lain.
  6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).
  7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
  8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
  9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
  10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
  11. Antar Muka. MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
  12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
  13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.

Definisi Database

Database merupakan layout dari tempat penyimpanan sekumpulan data yang berisikan banyak informasi mengenai suatu project yang disimpan dalam komputer pada sebuah sistem. Pendapat tersebut dipertegas oleh Nandari dan Sukadi dalam Jurnal IJNS Vol.3 (2014:43)[42] yang mengatakan bahwa database adalah sekumpulan data yang berisikan informasi mengenai satu atau beberapa project.

Menurut Michael A. Cortez, dkk. dalam International Journal of Computer Science and Information Techologies (IJCSIT) Vol.6(2) (2015:1143),[43]A database is a collection of information that is organized so that it can easily be retrieved, managed, and updated. In one view, database can be classified according to type of content: bibliographic, full-text, numeric, and images”. Sementara itu menurut Warnars (dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.1, 2014:84)[44] juga menyatakan bahwa database baik dalam bentuk database terstruktur dan tidak terstruktur dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan tetap untuk merekam kegiatan proses transaksi bisnis.

Konsep Dasar PHP

Definisi PHP

PHP adalah kependekan dari Personal Home Page. Rasmus Ledofrf adalah pencipta bahasa pemrograman PHP pada tahun 1995 yang pada masa itu masih di kenal dengan nama Form Interpreted (FI). Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini, interpreter PHP sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan (Rahayu dalam Jurnal CCIT Vol.9 No.1, 2015:53).[45]

Sementara itu menurut Mishra dalam International Journal of Scientific and Technology Research Vol. 3 No. 7 (2014:331),[46]PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) is an open source general-purpose scripting language that is specifically suited for web development and can be embedded into HTML”.

Konsep Dasar Codeigniter

Definisi Codeigniter

Menurut Raharjo (2015:3),[47] “CodeIgniter adalah framework web untuk bahasa pemrograman PHP, yang dibuat oleh Rick Ellis pada tahun 2006, penemu dan pendiri EllisLab.” Sementara itu Parlika, dkk. (2017),[48] berpendapat bahwa CodeIgniter merupakan salah satu open source framework yang digunakan oleh script pemrograman web PHP (Hypertext Preprocessor) dalam mengembangkan sistem informasi web dinamis dengan dasar kerja CRUD (Create, Read, Update, Delete).

Keunggulan Codeigniter

Codeigniter merupakan sebuah toolkit yang ditunjukan untukan untuk orang yang ingin membangun aplikasi web dalam bahasa pemrograman PHP. Beberapa keunggulan yang di tawarkan oleh codeigniter adalah sebagai berikut:

  1. Codeigniter adalah framework yang bersifat free dan open-sorce.
  2. Codeigniter memiliki ukuran yang kecil dibandingkan dengan framework kurang lebih 2 MB (tanpa dokumentasi atau jika direktori user_guide dihapus). Dokumentasi codeigniter memiliki ukuran sekitar 6 MB.
  3. Aplikasi yang dibuat menggunkan codeigniter bisa berjalan cepat.
  4. Codeigniter menggunkan pola desain Model-View-Controller (MVC) sehingga satu file tidak terlalu berisi banyak code. Hal ini menjadikan kode lebih mudah dibaca, dipahami, dan dipelihara di kemudian hari.
  5. Codeigniter dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan.

Codeigniter terdokumentasi dengan baik.Informasi tentang pustaka kelas dan fungsi yang disediakan oleh codeigniter dapat diperoleh melalui dokumentasi yang disertakan di dalam paket distribusinya.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Testing

Menurut Mustaqbal dalam Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol. 1 No. 3 (2015:32),[49] “Pengujian software adalah satu elemen dari sebuah topik yang lebih luas yang sering diartikan sebagai verifikasi dan validasi (V&V). Verifikasi: menunjuk kepada kumpulan aktifitas yang memastikan bahwa software telah mengimplementasi sebuah fungsi spesifik. Validasi: menunjuk kepada sebuah kumpulan berbeda dari aktivitas yang memastikan bahwa software yang telah dibangun dapat ditelusuri terhadap kebutuhan customer”.

Sementara menurut Yadav, dkk. dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies Vol. 4 No. 2 (2013:306),[50]Software testing is a process of finding errors or bug in the software or program and it involves any activity & evaluating an attribute or capabilities of a program or system or software and determining that it meets its required results”.

Definisi Black Box Testing

Black Box Testing adalah metodelogi uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak.pengujian black box berusaha menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database ekstrenal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi (Aisyah, dkk. dalam Journal SENSI, 2016:177).[51]

Selain itu menurut Jan, dkk. dalam International Journal of Scientific Research in Science, Engineering and Technology (2016:683),[52]Black Box Testing is a software testing technique which play an important role in software testing.”

Kerangka Berfikir

Gambar 2.6 Kerangka Berfikir

Study Pustaka (Literatur Review)

Literature review adalah uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti (Deviachrista, 2013:1).[53]

Menurut Maulani, dkk.dalam Jurnal CCIT Vol. 9 No. 2 (2016:231),[54] “Manfaat dari Studi Pustaka (Literature Review) diantaranya untuk mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama di bidang ini”.Adapun literature review yang peneliti ambil sebagai landasan awal ataupun pendukung dari kegiatan penelitian, yaitu :

Tabel 2.2 Literature Review

No Judul Peneliti Metode Hasil Perbedaan
1 Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp) Berbasis Web Umi Alimatul Khoiriyah (Studi Kasus Pusat Penjaminan Mutu Sekolah Tinggi Teknologi Adisujipto Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 2013).[55] Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dan dalam metode pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, observasi Dapat mengelola data penilaian kinerja dosen serta menghasilkan ranking dari hasil perhitungan bobot nilai dosen dapat dilakukan dengan mudah dan akurat. Peneliti menggunakan metode AHP untuk mencari karyawan terbaik.
2 Penerapan Analytical Hierarchy Process (Ahp) Sebagai Model Penilaian Kerja Karyawan Divisi Kasir Pada Pt. Matahari Department Store.Tbk ” Andi Nova Wijaya (Perguruan Tinggi Raharja, 2015)[56] Metode Observasi, wawancara, metode keputusan, Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Bertujuan untuk mendapatkan bobot kriteria kinerja karyawan berdasarkan kompetensi dan mendapatkan hasil penilaian kinerja karyawan. Peneliti menggunakan metode obeservasi dan wawancara untuk mengetahui actual sistem yang sedang berjalan.
3 Sistem Pendukung Keputusan Rekrutmen Karyawan Di Pt Indo Beras Unggul Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Markus Hendrawan SA (Univesitas computer Indonesia, 2014)[57] Metode pembangunan sistem dengan metode waterfall, Metode pengujian, Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sistem yang dihasilkan dari penelitian ini berguna sebagai perekrutan terhadap calon karyawan dan menghasilkan nilai hasil seleksi calon karyawan. Peneliti menggunakan metode pengujian untuk menguji sistem apakah sudah berjalan sesuai yang diinginkan atau tidak dan dapat menghitung data yang ada.
4 Analisis Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Untuk Seleksi Tenaga Kerja Fajar Hari Mukti (Studi Kasus di PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta. Universitas Pembangunan Nasional. 2015)[58] Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) metode pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, observasi. Sistem dapat mengolah data perencanaan seleksi tenga kerja baru, penilaian selama masa percobaan, perencanaan pengembangan, dan promosi jabatannya. Peneliti mengunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengolah data hasil checking, data jam kerja, data afkir, dan data klaim.
5 Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penerimabantuan Langsung Tunai. Penelitian Inimenggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dita Monita (Jurnal pelita informatika, STMIK Budi Darma. 2013)[59] Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Metode Observasi, wawancara, metode keputusan Dapat hasil output berupa keputusan layak atau tidaknya calon penerima BLT berdasarkan kategori penilaian yang diinput. Peneliti menggunakan metode Analytical Hierarchy Process, untuk menetukan karyawan terbaik dengan kategori yang diinput.


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat PT. Bando Indonesia

PT. Bando adalah salah satu produsen sabuk transmisi tenaga otomotif dan industri terkemuka di Indonesia. Ini memiliki satu pabrik utama yang berlokasi di Tangerang dan kantor pemasarannya berlokasi di Jakarta Pusat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987; Sebuah perusahaan patungan oleh perusahaan Indonesia, PT. Kreasi Utama Investama dan Bando Chemical Industries, Ltd. dari Jepang. Dalam pembentukan perusahaan, Bando Chemical Industry menyediakan teknologi manufaktur untuk menghasilkan sabuk pengaman sedangkan PT. Kreasi Utama Investama menyediakan akses ke bahan baku yang diperlukan.

Karet alam berkualitas tinggi tersedia di Indonesia dan dengan integrasi teknologi tinggi dan juga pengetahuan kami dalam teknologi sabuk transmisi berteknologi canggih, kami mampu menghasilkan sabuk transmisi tenaga berkualitas tinggi. Seiring dengan komitmen kami terhadap produk berkualitas, kualitas layanan dan perbaikan terus menerus, kami juga memberikan dukungan teknis kepada pelanggan, memastikan kepuasan pelanggan dalam hal kualitas, harga, menjaga kelestarian lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja sehingga membuat sabuk transmisi Bando power paling banyak. Nama terpercaya di Indonesia.

PT. Bando Indonesia telah diterima oleh pasar lokal dan asing untuk produk berkualitasnya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menguasai pasar dan memenuhi ekspornya ke Singapura, Malaysia, Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. Sabuk otomotif OEM (Original Equipment Manufacturing) kami digunakan di sejumlah produsen mobil seperti Honda, Toyota, Nissan, Mitsubishi, Suzuki, Mazda, Isuzu dan General Motors Indonesia.

Visi Dan Misi Perusahaan

Visi

Menjadi perusahaan yang terbaik dan terkemuka dalam bidang industry V-Belt, Conveyor belt dan plastic parts.

Misi

  1. Menyediakan produk dan layanan berkualitas untuk memenuhi kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
  2. Meningkatkan pertumbuhan pemasaran dengan melakukan inovasi produk dan pengembangan produk.
  3. Meningkatkan operasional perusahaan dengan standard internasional serta melakukan perbaikan dan efesiensi.
  4. Mengutamakan keselamatan dan sehatan kerja, kesejahteraan karyawan dan memelihara kelestarian lingkungan.
  5. Berpatisipasi dan peduli social terhadap masyarakat sekitar sebagai kontribusi dalam pembangunan Indonesia.

Struktur Organisasi

Dalam mewujudkan Visi dan Misi PT. Bando Indonesia tersebut, perusahaan membagi tugas, wewenang, serta tanggung jawab yang dijabarkan dalam struktur organisasi di PT. Bando Indonesia sebagai berikut :

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT. Bando Indonesia

Tugas Dan Tanggung Jawab

Masing-masing bagian pada struktur organisasi PT. Bando Indonesia memiliki tugas wewenang dan tanggung jawab tersendiri, adapun tugas dari masing-masing bagian sebagai berikut :

  1. Manager :
    1. Bertugas Mempertahankan staf dengan merekrut, memilih, mengorientasi dan melakukan pelatihan karyawan, menjaga lingkungan kerja yang aman, nyaman dan tertib, Menyelesaikan dan mengevaluasi kinerja staff dengan berkomunikasi, perencanaan, monitoring dan menilai hasil pekerjaan, Melakukan coaching, konseling dan mendisiplinkan karyawan, mengembangkan, mengkoordinasikan sistem, kebijakan, prosedur dan standar produktivitas, Menetapkan tujuan strategis dengan mengumpulkan bidang bisnis yang bersangkutan, keuangan, layanan, dan informasi, Mengidentifikasi dan mengevaluasi tren, memilih tindakan, mendefinisikan tujuan dan mengevaluasi hasil, Menyelesaikan tujuan keuangan dengan perencanaan kebutuhan, mempersiapkan anggaran tahunan, pengeluaran, menganalisis varians dan memulai tindakan korektif, Mempertahankan kualitas layanan dengan menegakkan standar kualitas dan layanan pelanggan, menganalisis dan menyelesaikan kualitas dan layanan masalah pelanggan, merekomendasikan perbaikan sistem, Mempertahankan pengetahuan profesional dan teknis dengan menghadiri workshop pelatihan, meninjau publikasi profesional, membangun jaringan pribadi, benchmarking, berpartisipasi dalam sosial bermasyarakat secara profesional, Pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.
    2. Bertanggung Jawab menyelesaikan tujuan organisasi atau perusahaan dengan mengelola staff sesuai dengan departemen yang dia pimpin, bertanggung jawab tentang perencanaan dan evaluasi kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan. Seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah menjalankan proses atau fungsi manajemen, dengan membuat perencanaan serta mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, serta melakukan fungsi pengawasan terhadap manusia/pekerja, keuangan, aset fisik, serta informasi. Dalam pelaksanaan kegiatannya, seorang manajer harus dapat mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan banyak orang (staff).
  2. Assistant manager
    1. Bertugas Mengawasi pelaksanaan semua SOP apakah telah dijalankan dengan benar sesuai dengan ketentuan yang dibuat. Menganalisa kegagalan produksi, mendiskusikannya dengan bagian-bagian terkait serta mencari sebab-sebab dan jalan keluarnya. Mengevaluasi dan menetapkan stabilitas produk/bahan dan menetapkan standar sesuai dengan data-data yang ada. Menjalin jejaring kerja dengan instansi pemerintah terkait. Membuat laporan berkala dan laporan-laporan lain yang diminta oleh atasan atau bagian-bagian lain.
    2. Bertanggung Jawab atas ketersediaan spesifikasi dan metode uji bahan awal, produk antara, produk ruahan, produk jadi serta SOP pengawasan selama proses produksi. perencanaan dan pelaksanaan seluruh aktifitas Bagian Pengawasan Mutu mencakup pelaksanaan tugas di laboratorium fisika kimia, mikrobiologi, pelaksanaan pengawasan selama proses produksi. keputusan meluluskan atau menolak bahan awal. keputusan meluluskan, menolak, atau memproses ulang produk yang diproduksi maupun menghentikan proses produksi bila diperlukan. Bertanggung jawab untuk pengembangan dan pelatihan karyawan bawahannya, menjaga disiplin, memelihara, memotivasi kerja dan melakukan evaluasi terhadap karyawan bawahannya.
  3. Supervisor :
    1. Bertugas Mengatur kerjanya para bawahannya (staf), Membuat Job Deskriptions untuk Staf Bawahanya Bertanggung jawab atas hasil kerja Staf, Memberi motivasi kerja kepada Staf Bawahanya, Membuat Jadwal Kegiatan Kerja untuk karyawan, Memberikan Breafing bersama Staf, Membuat Planing Pekerjaan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Tahunan.
    2. Bertanggung Jawab membuat usulan promosi jabatan bagi Staf bawahannya, Supervisor memberikan reward (penghargaan) kepada Staf Bawahannya, Supervisor berhak memberikan Punishment (hukuman) untuk Staf Bawahannya.
  4. Staff
    1. Bertugas dalam kegiatan berikut :
    2. - Merekap data stock quality control
      - Membuat laporan untuk PPIC
      - Membuat Check Sheet Delivery
      - Membuat laporan bulanan
      - Menginput data quality control incoming
      - Menginput data quality control proses
    3. Bertanggung jawab atas data stock quality control yang ada, mempertanggung jawabkan laporan untuk PPIC, memberitahukan kepada supervisor quality control apabila ada ketidaksesuaian, melakukan pengambilan sample pertanggal.
  5. Operator :
    1. Operator Bertugas dalam kegiatan berikut :
    2. - Memantau perkembangan semua proses produk yang diproduksi
      - Memastikan kualitas barang produksi sesuai standar
      - Melakukan pengambilan sample per item barang
      - Membuat laporan hasil proses checking harian
      - Memberitahukan kepada supervisor apabila ada ketidak sesuaian proses
      - Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh supervisor
    3. Operator quality control (QC) atau finishing secara spesifik bervariasi, tergantung pada industri di mana mereka bekerja. Tidak peduli pada sektor industri dimana mereka bekerja tujuan utama mereka adalah pengendalian kualitas, menguji produk sesuai standar spesifikasi pabrik atau perusahaan.
    4. Quality control memiliki kewenangan untuk menerima atau menolak produk yang yang akan dipasarkan. Ketika mereka menemukan cacat pada hasil produksi mereka berwenang dan dapat mengirimkan produk yang cacat kembali untuk perbaikan. Inti dari tugas mereka adalah menguji, memeriksa, meneliti, menganalisi kualitas produk sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan standar perusahaan dan layak diedarkan di pasaran.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan Software Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram.

Prosedur Sistem Yang Sedang Berjalan

Pada analisa prosedur checking finishing ini terdiri dari beberapa prosedur sistem yang sedang berjalan diantaranya yaitu :

  1. Ambil belt secara FIFO.
  2. Belt harus ada kartu produksi, Sudah ukur panjang, sudah dilipat sesuai standar.
  3. Pcs belt yang dicheck harus sesuai jumlah per standar ikat.
  4. Cocokan spec, tipe, size, part number, yang tertera pada belt dengan yang ada pada kartu produksi. Susunan label sesuai spec dengan cara ditunjuk dan di ucapkan.
  5. Jika sesuai beri tanda (√) dan tulis dibalik kartu produksi, jika tidak sesuai kembalikan ke produksi.
  6. Periksan penampilan bagian punggung dalam, Atur per 5 pcs dengan posisi merek atau label sejajar, susunan label harus sesuai spec, periksa susnan label sesuai spec, bagian punggung, dalam secara menyeluruh, sis kiri dan kanan. Belt diputar lebih dari 1 putaran, agar seluruh permukaan belt teridentifikasi. Pada saat checking per 5 pcs, bila ada belt bersayap (lihat limit sample) serut dengan alat serut.
  7. Bila ditemukan afkir atau perbaikan, beri tanda dengan pensil putih, pisahkan dan beri kartu afkir atau perbaikan, bila ragu bandingkan dengan limit sample atau lapor ke pengawas dan tempatkan di hanger afkir warna merah Hasil pemeriksaan diikat sesuai standar ikat dan warna tali.
  8. Catat hasil per standar ikat dibalik kartu produksi, setelah selesai 1 slab jumlahkan hasilnya, jika beda dengan data jumlah dari operator produksi lakukan hitung ulang 100%.
  9. Penanganan jika ada afkir
  10. - Tandai dengan pensil putih
    - Beri kartu afkir dengan keterangan jelas
    - Pisahkan ketempat yang telah ditentukan
  11. Tulis laporan hasil pemeriksaan pada form.
  12. Sebelum dikirim ke finished goods lakukan Re Dyeing (bekas serut sayap atau penampilan canvas warna putih) bila di perlukan.
  13. Setiap departemen memiliki jenis V-Belt yang berbeda.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.2 Ilustrasi sistem yang berjalan

Sistem Yang Berjalan

Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Flowchart

Berikut adalah Flowchart diagram sistem yang sedang berjalan pada PT. Bando Indonesia.

Gambar 3.3 Flowchart Diagram Sistem Yang Berjalan

Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Use Case Diagram

Use Case Diagram Sistem Laporan Yang Berjalan Saat Ini

Berikut adalah use case diagram Laporan checking finishing yang sedang berjalan pada PT. Bando Indonesia.

Gambar 3.4 Use Case Diagram Sistem Laporan Yang Berjalan

Berdasarkan gambar 3.4 Use Case Diagram Sistem Laporan yang sedang berjalan terdapat :

  1. 1 (satu) sistem Laporan yang berjalan di PT. Bando Indonesia.
  2. 4 (Empat) actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : Operator finishing, Supervisor Finishing, Asisten Manager, Manager.
  3. 10 (sepuluh) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut, diantaranya : Checking barang, barang OK, barang Afkir, mengisi laporan Checking, memeriksa laporan Checking, Evaluasi Data Checking, Menerima hasil laporan, Mentukan karyawan terbaik.
  4. 5 (lima) Include yang menjelaskan bahwa use case berasal dari sumber secara eksplisit pada use case sebelumnya.

Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Pada Sequence Diagram

Sequence Diagram Sistem Laporan Yang Sedang Berjalan

Berikut ini adalah Sequence Diagram sistem Laporan yang sedang berjalan di PT. Bando Indonesia.

Gambar 3.5 Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan gambar 3.5 Sequence Diagram seperti di atas dapat dijelaskan seperti di bawah ini :

  1. 3 Life Line antarmuka yaitu barang produksi, laporan checking, laporan evaluasi data checking.
  2. 4 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Operator Finishing, Supervisor Finishing, Asisten manager, dan manager.
  3. 8 Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Pada Activity Diagram

Activity Diagram Sistem Laporan Yang Sedang Berjalan

Berikut ini adalah Activity Diagram sistem Laporan yang sedang berjalan di PT. Bando Indonesia.

Gambar 3.6 Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan gambar 3.6 Activity Diagram seperti di atas dapat dijelaskan seperti di bawah ini :

  1. 1 (satu) initial node, objek yang mengawali sistem.
  2. 4 (lima) Swimlane yang terdiri dari Operator Finishing, Supervisor Finishing, Asisten Manager, Manager.
  3. 13 (tiga belas) activity dari system yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  4. 1 (satu) Activity Final Node objek yang mengakhiri system.
  5. 3 (tiga) Flow Final Node, objek yang diakhiri dari suatu action.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

  1. Model Struktur Hirarki
  2. Berikut adalah Model Struktur Hirarki pada sistem yang diusulkan.

    Gambar 3.7 Model Struktur Hirarki pada sistem yang diusulkan

  3. Skala prioritas dalam AHP
  4. Tabel 3.1 Skala prioritas dalam AHP

Analisa Perhitungan dalam AHP

Dalam menggunakan metode AHP saya akan mengambil contoh data hasil checking untuk menentukan nilai Skala prioritas dalam AHP, berikut adalah tabel persentasenya :

Tabel 3.2 range persentase AHP

Setelah dapat menentukan range persentase ahp dan saya kan mengambil data hasil checking dalam waktu satu minggu, saya buat dalam bentuk tabel beserta hasil pesentase ahpnya, berikut adalah tabel hasil data checking :

Tabel 3.3 hasil data checking

Keterangan : Dari hasil data yang ada, ditotal sesuai dengan jumlah hasil checking karyawan dan nilai total target 100%. Cara menetukan persen adalah total hasil karyawan di bagi total hasil target, lalu di ubah menjadi %. Dan dapat dilihat hasil nilai skala prioritas AHP dari tabel range pesentase AHP.

  1. Penilaian Kriteria
  2. Setalah kita tau nilai AHPnya kini kita Masuk dalam penilaian setiap data kriteria. Berikut contoh tabel penilaian kriteria :

    Tabel 3.4 penilaian kriteria

    Keterangan : Setiap data yang sama nilainya 1 , contoh seperti tabel diatas hasil checking dengan hasil checking nilainya 1 karena kedua elemen sama pentingnya. Sedangkan hasil checking dengan jam kerja berapa nilainya? Kita beri nilai 7, artinya hasil checking lebih penting dibandingkan jam kerja. Sehingga angka 7 ini artinya, yang berada di baris tabel diatas nilainya lebih penting dibandingkan nilai yang berada di kolom tabel. Dan untuk mengisi nilai jam kerja dibandingkan hasil checking maka kebalikannya jadi cara hitungnya 1 dibagi nilai hasil checking. Contoh nilai hasil checking 7 maka nilai jam kerja 1 dibagi 7 hasilnya 0,1429 jadi nilai jam kerja 0,1429 dan seterusnya seperti itu untuk mencari nilai kriteria.

    Setelah kriteria diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai kriteria di Normalisasi untuk melakukan normalisasi kita jumlah dulu setiap kolom yang ada, dan untuk menentukan nilai normalisasi adalah rumusnya nilai kolom dibagi jumlah kolom, contoh nilai kolom hasil checking 1 dibagi 1,5095 (jumlah kolom) maka hasilnya 0,6625 normalisasi ini membuat nilai minimum 0 maksimum 1 dan tujuan normalisasi untuk mencari priority vector. Biasa dilihat dalam tabel normalisasi kriteria dibawah ini :

    Tabel 3.5 normalisasi kriteria

    Tahap selanjutnya kita akan melakukan uji konsistensi kita melihat sudah mendapatkan hasil nilai priority vector disetiap kriteria, namun kita akan mengujinya secara matrik untuk penilain apakah sudah tetap atau salah, kita akan kalikan secara matrik baris dengan kolom, bias kita gunkan tabel sebelumnya. Contoh : 1*0,6195 + 7*0,1350 + 5*0,1748 + 6*0,0707 = 2,8628 dan seterusnya menggunakan rumus diatas untuk menetukan hasil kali untuk. Setelah itu hasil kali dibagi priority vector, contoh : 2,8628 / 0,6195 = 4,6212 dan seterusnya, dapat dilihat di tabel uji konsistensi dibawah ini :

    Tabel 3.6 Uji Konsistensi

    Lalu dari hasil kali : priority vector dicari nilai rata-rata atau lambdanya untuk menentukan nilai CI, RI, CR dengan rumus AHP yang ada. Rumus AHP :

    Keterangan :

    λ Max = (Maximum Eigen Value)

    N = (Ukuran matriks)

    CR = (Consistency Ration)

    CI = (Consistency Index)

    Y = (Jumlah elemen pada matriks)

    Tabel 3.7 Hasil Uji Konsistensi

    Sebuah Perbandingan berpasangan pada sebuah matriks dianggap konsisten, jika CR bernilai kurang dari 0,1 (CR ≤ 0.1) dan hasilnya 0,1525 maka hasilnya konsisten.

  3. Penilaian Setiap Kriteria Karyawan
  4. Penilaian Hasil Checking Karyawan.

    Tabel 3.8 Penilaian hasil checking karyawan

    Setelah hasil checking karyawan diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai hasil checking di Normalisasi untuk mencari priority vector.

    Tabel 3.9 Normalisasi hasil checking

    Penilaian Jam Kerja Karyawan

    Tabel 3.10 Penilaian Jam Kerja Karyawan

    Setelah jam kerja karyawan diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai jam kerja di Normalisasi untuk mencari priority vector.

    Tabel 3.11 Normalisasi jam kerja

    Data Afkir Karyawan

    Tabel 3.12 Penilaian Data Afkir Karyawan

    Setelah data afkir karyawan diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai data afkir di Normalisasi untuk mencari priority vector.

    Tabel 3.13 Normalisasi data afkir karyawan

    Penilaian Data Klaim Karyawan

    Tabel 3.14 Penilaian data klaim karyawan

    Setelah data klaim karyawan diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai data klaim di Normalisasi untuk mencari priority vector.

    Tabel 3.15 Normalisasi Data Klaim karyawan

  5. Hasil Akhir Dari Proses AHP
  6. Hasil akhir dari proses penilaian dan perhitungan AHP adalah menghasilkan Decision Priority, rumus yang digunkan untuk mencari adalah : hasil checking yansen * priority vector hasil checking + jam kerja yansen * priority vector jam kerja + data afkir yansen * priority vector data afkir + data klaim yansen * priority vector data klaim = Decision Priority. Contohnya : 0,3542*0,6195 + 0,2751*0,1350 + 0,2835*0,1748 + 0,0581*0,0707 = 0,3102 Bisa kita lihat tabel dibawah decision priority hasil akhir proses AHP untuk menentukan karyawan terbaik :

    Tabel 3.16 Decision priority hasil akhir proses AHP

    Dengan data yang telah dihitung dapat ditentukan karyawan terbaik adalah Yansen, karena memiliki nilai tertinggi dari hasil proses perhitungan AHP.

Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh PT. Bando Indonesia :

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

  1. Processor : CORE 2 DUO
  2. Monitor : LCD
  3. Mouse : USB 2.0
  4. Keyboard : Logitech USB
  5. RAM : 2 GB
  6. Harddisk : 250 GB
  7. Printer : Epson T11

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

  1. Microsoft Windows 7 (Operating System).
  2. Microsoft Office 2007/2010.
  3. XAMPP
  4. PHP Codeigniter
  5. MySql
  6. Notepad++
  7. Google Chrome (Browser).
  8. Mozilla Firefox

Hak Akses (Brainware)

Dalam penggunaan perangkat software untuk mengolah data yang diperbolehkan untuk mengakses dan mengolah data di sistem adalah :

  1. Manager
  2. Asisten Manager
  3. Supervisor Finishing
  4. Operator Finishing

Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Sistem pencatatan data Checking finishing di PT. Bando Indonesia saat ini masih dengan pencatatan yang manual yang dilakukan secara berkala setiap hari pada saat seselai Checking, masih bisa dikatakan bahwa proses tersebut masih belum optimal, dikarenakan seringnya terjadi beberapa kesalahan pencatatan data Checking disebabkan kurangnya ketelitian karyawan itu sendiri (human error). Pada proses yang berjalan terlihat bahwa masalah yang sering muncul dari proses tersebut disebabkan belum adanya sistem penunjang keputusan yang dirancang khusus untuk digunakan dalam pendataan Checking finishing yang dapat menetukan karyawan terbaik serta terkomputerisasi yang dapat mengurangi masalah yang sering terjadi tadi dan dapat mempermudah kinerja karyawan dalam mengolah data serta menetukan karyawan terbaik Checking finishing.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah meneliti dan mengamati dari permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan, Adapun alternatif pemecahan masalah yang peneliti usulkan adalah sebagai berikut :

  1. PT. Bando Indonesia harus menerapkan sistem penunjang keputusan yang dapet pengolahan data yang terkomputerisasi.
  2. Pencatatan data Checking finishing seharusnya terinput ke komputer dan dapat dilihat langsung oleh supervisor maupun manajer sehingga dapat membantu menetukan karyawan terbaik.
  3. Merancang Sistem penunjang keputusan yang berbasis web yang terintegrasi dengan komputer kantor agar memberikan informasi hasil Checking finishing yang dapat dicek langsung oleh Manager, tanpa harus datang ke area finishing dan dapat melihat semua hasil operator Checking finishing.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap I yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian terkait yang memiliki hubungan dengan sistem yang akan dikembangkan. Berikut ini lampiran Elisitasi Tahap I, yaitu :

Tabel 3.17 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan pada Elisitasi Tahap I yang Kemudian diklasifikasikan dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, maka semua requirement yang diberi opsi Inessential (I) harus dieleminasi :

Tabel 3.18 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M = Mandatory (yang diinginkan)

D = Desirable (diperlukan)

I = Inessential (yang tidak mutlak diinginkan)

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut adalah requirement tersebut :

Tabel 3.19 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T = Technical

O = Operational

E = Economic

L = Low

M = Middle

H = High

Final Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk.Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi :

Tabel 3.20 Final Elisitasi


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Setelah melakukan analisa dan penelitian terhadap sistem yang berjalan pada PT. Bando Indonesia departemen Quality Control bagian Finishing, maka selanjutnya akan membahas mengenai usulan rancangan sistem yang akan dibangun. Terdapat usulan sistem yang akan mempermudah pendataan checking finishing serta menentukan karyawan terbaik yaitu dengan cara menginput data finishing pada rancangan sistem yang diusulkan yang akan diolah dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Prosess. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang sedang berjalan saat ini. Dalam menganalisis usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan proses dengan Use Case diagram, activity diagram, sequence diagram, class diagram yang yang berada dalam sistem baru yang akan dibuat.

Prosedur Sistem Yang Diusulkan

Rancangan sistem usulan bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses rancangan sistem dari awal hingga akhir penelitian.

Flowchart diagram Yang Diusulkan

Berikut adalah Flowchart diagram yang diusulkan.

Gambar 4.1 Flowchart diagram Yang Diusulkan

Use Case Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Use Case Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.2 Use Case Diagram yang diusulkan terdapat:

  1. 1 (satu) Sistem yang mencakup kegiatan input Checking finishing oleh User dan Admin.
  2. 2 (dua) Actor dalam kegiatan yaitu User dan Admin.
  3. 23 (dua puluh tiga) Use Case yang digunakan oleh Actor yaitu tampilan utama, Login, menampilkan dashboard User, menampilkan dashboard admin, input data finishing, hasil perhari, jam kerja, barang afkir, input keterangan, update data, data User, input tgl, hasil perhari, jam kerja, barang afkir, input departemen, input keterangan, input data klaim, diagram laporan, laporan harian, laporan bulanan, laporan per-departemen, logout.
  4. 2 (dua) Extends yang merupakan pilihan dari Use Case yaitu input keterangan.
  5. 12 (dua belas) Include yang menjelaskan bahwa Use Case berasal dari sumber secara eksplisit pada Use Case sebelumnya.

Use Case Diagram Yang Diusulkan Untuk User

Gambar 4.3 Use Case Diagram User Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.3 Use Case Diagram yang diusulkan untuk User terdapat:

  1. 1 (satu) Sistem yang mencakup kegiatan input data hasil laporan harian Checking finishing oleh operator finishing.
  2. 1 (satu) Actor dalam kegiatan yaitu Operator finishing.
  3. 13 (tiga belas) Use Case yang digunakan oleh Actor yaitu tampilan utama, Login, input data finishing, hasil perhari, jam kerja, barang afkir, input keterangan, diagram laporan, laporan harian, laporan bulanan, laporan per-departemen, logout.
  4. 2 (dua) Extends yang merupakan pilihan dari Use Case yaitu input keterangan.
  5. 6 (enam) Include yang menjelaskan bahwa Use Case berasal dari sumber secara eksplisit pada Use Case sebelumnya.

Use Case Diagram Yang Diusulkan Untuk Admin

Gambar 4.4 Use Case Diagram Admin Sistem Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.4 Use Case Diagram yang diusulkan untuk Admin terdapat:

  1. 1 (satu) Sistem yang mencakup kegiatan supervisor finishing pada sistem prototipe.
  2. 1 (satu) Actor dalam kegiatan yaitu supervisor finishing.
  3. 18 (delapan belas) Use Case yang digunakan oleh Actor yaitu tampilan utama, Login, update data, data User, input tgl, hasil perhari, jam kerja, barang afkir, input departemen, input keterangan, input data klaim, diagram laporan, laporan harian, laporan bulanan, laporan per-departemen, logout.
  4. 12 (dua belas) Include yang menjelaskan bahwa Use Case berasal dari sumber secara eksplisit pada Use Case sebelumnya.

Sequence Diagram Yang Diusulkan Untuk User

Berikut adalah Sequence Diagram pada User yang diusulkan.

Gambar 4.5 Sequence Diagram User Sistem Yang diusulkan

Berdasarkan gambar 4.5 Sequence Diagram yang Diusulkan diatas dengan hak akses untuk User yang dirancang terdiri dari :

  1. 6 (enam) Life Line antarmuka yaitu halaman utama, Login, home, input data, laporan, administrasi.
  2. 1 (satu) Actor yang melakukan kegiatan yaitu User.
  3. 18 (delapan belas) Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

Sequence Diagram Yang Diusulkan Untuk Admin

Berikut adalah Sequence Diagram pada admin yang diusulkan.

Gambar 4.6 Sequence Diagram Admin Sistem Yang diusulkan

Berdasarkan gambar 4.6 Sequence Diagram yang diusulkan diatas dengan hak akses untuk admin yang dirancang terdiri dari :

  1. 7 (tujuh) Life Line antarmuka yaitu halaman utama, Login, home, input data, ubah data, laporan, administrasi.
  2. 1 (satu) Actor yang melakukan kegiatan yaitu admin.
  3. 27 (dua puluh tujuh)Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

Activity Diagram Yang Diusulkan

Berikut adalah Activity Diagram yang diusukan

Gambar 4.7 Activity Diagram Sistem Yang diusulkan

Berdasarkan gambar 4.7 Activity Diagram yang diusulkan seperti di atas dapat dijelaskan seperti di bawah ini :

  1. 2 (satu) initial node, objek yang mengawali sistem.
  2. 3 (empat) Swimlane yang terdiri dari User, Sistem, Admin.
  3. 20 (dua puluh) activity dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  4. 1 (satu) Activity Final Node objek yang mengakhiri sistem.


Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan analisa yang dilakukan, terdapat perbedaan antara sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang diusulkan yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

Rancangan Database

Class Diagram Yang Diusulkan

Pada umumnya class diagram digunakan untuk membantu memvisualisasikan basis data yang terdapat dalam sistem. Selain itu juga dapat memberikan pandangan secara global dari sebuah sistem yang didalamnya terdapat deskripsi dari masing-masing kelas dengan atribut dan relasi yang berkesinambungan.

Gambar 4.8 Class Diagram Sistem Yang diusulkan

Berdasarkan gambar diatas class diagram pada sistem yang diusulkan terdiri dari beberapa class yaitu checking, afkir, item, information, role, User, karyawan, activity_log, claim, workshift, target, department.

Spesifikasi Database

Spesifikasi database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Pada sistem yang dibangun memiliki spesifikasi database sebagai berikut :

  1. Nama File : Checking
  2. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data checking

    Panjang Record : 197

    Primary Key : id

    Tabel 4.2 Spesifikasi Database Checking

  3. Nama File : Afkir
  4. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data afkir

    Panjang Record : 105

    Primary Key : id

    Tabel 4.3 Spesifikasi Database Afkir

  5. Nama File : item
  6. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data item

    Panjang Record : 232

    Primary Key : id

    Tabel 4.4 Spesifikasi Database Item

  7. Nama File : information
  8. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data information

    Panjang Record : 145

    Primary Key : id

    Tabel 4.5 Spesifikasi Database Information

  9. Nama File : role
  10. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data role

    Panjang Record : 61

    Primary Key : id

    Tabel 4.6 Spesifikasi Database Role

  11. Nama File : User
  12. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data User

    Panjang Record : 133

    Primary Key : id

    Tabel 4.7 Spesifikasi Database User

  13. Nama File : Karyawan
  14. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data karyawan

    Panjang Record : 131

    Primary Key : id

    Tabel 4.8 Spesifikasi Database Karyawan

  15. Nama File : activity_log
  16. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data log activity

    Panjang Record : 91

    Primary Key : id

    Tabel 4.9 Spesifikasi Database Activity Log

  17. Nama File : claim
  18. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data claim

    Panjang Record : 162

    Primary Key : id

    Tabel 4.10 Spesifikasi Database Claim

  19. Nama File : Workshift
  20. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data workshift

    Panjang Record : 152

    Primary Key : id

    Tabel 4.11 Spesifikasi Database Workshift

  21. Nama File : Target
  22. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data target

    Panjang Record : 93

    Primary Key : id

    Tabel 4.12 Spesifikasi Database Target

  23. Nama File : Department
  24. Media : Harddisk

    Fungsi : Untuk menyimpan data department

    Panjang Record : 61

    Primary Key : id

    Tabel 4.13 Spesifikasi Database Department

Rancangan Prototipe

  1. Prototipe Halaman Utama
  2. Gambar 4.9 Prototipe Halaman Utama

    Pada gambar 4.9 merupakan prototipe halaman utama dari sistem yang diusulkan. Dalam prototipe terdapat menu home, about & Login.

  3. Prototipe Tampilan Login
  4. Gambar 4.10 Prototipe Tampilan Login

    Pada gambar 4.10 merupakan prototipe tampilan Login yang dirancang dengan adanya text input untuk Username dan Password, button Login dari sistem yang diusulkan.

  5. Prototipe Tampilan Beranda Admin
  6. Gambar 4.11 Prototipe Tampilan Beranda Admin

    Pada Gambar 4.11 merupakan prototype tampilan beranda admin yang memilki hak akses menu khusus untuk admin yang tidak dimiliki oleh User. Dalam menu admin terdiri dari input data, checking finishing, klaim afkir, ubah data, ubah data checking, ubah data klaim, laporan, laporan bulanan, laporan per-staff, laporan AHP, administrasi, pengaturan target, log aktifitas, User, administrasi barang, informasi beranda, ganti Password.

  7. Prototipe Tampilan Beranda User
  8. Gambar 4.12 Prototipe Tampilan Beranda User

    Pada Gambar 4.12 merupakan prototype tampilan beranda User yang memilki hak akses menu khusus untuk User. Dalam menu User terdiri dari input data, checking finishing, laporan, laporan bulanan, laporan per-staff, laporan AHP, administrasi, ganti Password.

  9. Prototipe Tampilan Input Data Checking
  10. Gambar 4.13 Prototipe Tampilan Input Data Checking

    Pada Gambar 4.13 merupakan prototipe tampilan input data checking yang dirancang dengan adanya text input untuk jam kerja, total slab, qty afkir, tipe barang afkir, size barang afkir, keterangan dan button input afkir, input data.

  11. Prototipe Tampilan Laporan Bulanan
  12. Gambar 4.14 Prototipe Tampilan Laporan Bulanan

    Pada Gambar 4.14 merupakan prototipe tampilan laporan bulanan, yang dirancang dengan adanya tampilan grafik hasil data checking untuk memudahkan melihat hasil checking serta dengan adanya menu untuk melilih data departemen, bulan, dan tahun mana yang akan di tampilkan pada laporan bulanan tersebut.

  13. Prototipe Tampilan Laporan Per-Staff
  14. Gambar 4.15 Prototipe Tampilan Laporan Per-Staff

    Pada Gambar 4.15 merupakan prototipe tampilan laporan per-staff, yang akan menampilkan data nama, nik, tanggal, jam kerja, slab, afkir, rata-rata/jam, target, status.

  15. Prototipe Tampilan Laporan AHP
  16. Gambar 4.16 Prototipe Tampilan Laporan AHP

    Pada Gambar 4.16 merupakan prototipe tampilan laporan per-staff, yang akan menampilkan data nama, nik, tanggal, jam kerja, slab, afkir, rata-rata/jam, target, status.

  17. Prototipe Tampilan Ganti Password
  18. Gambar 4.17 Prototipe Tampilan Ganti Password

    Pada Gambar 4.17 merupakan prototipe tampilan ganti Password, yang dirancang dengan adanya text input untuk masukan Password baru dan text input untuk memasukan ulangi Password, serta button ganti Password.

  19. Prototipe Tampilan Ubah Data Checking
  20. Gambar 4.18 Prototipe Tampilan Ubah Data Checking

    Pada Gambar 4.18 merupakan prototipe tampilan ubah data checking, yang dapat mengubah data checking yang sudah di input sebelumnya. Seperti mengubah hasil checking, jam kerja, dan data afkir yang ada.

  21. Prototipe Tampilan Pengaturan Target
  22. Gambar 4.19 Prototipe Tampilan Pengaturan Target

    Pada Gambar 4.19 merupakan prototipe tampilan pengaturan target, yang dirancang untuk mengubah target checking di setiap departemen yang terdiri dari 4 departemen yaitu short size, long size, raw ega, dan variable speed.

  23. Prototipe Tampilan Administrasi User
  24. Gambar 4.20 Prototipe Tampilan Administrasi User

    Pada Gambar 4.20 merupakan prototipe tampilan administrasi User, yang dirancang untuk admin, yang dapat menambah User, mengubah data User dan menghapus User.

  25. Prototipe Tampilan Input Data Klaim Afkir
  26. Gambar 4.21 Prototipe Tampilan Input Data Klaim Afkir

    Pada Gambar 4.21 merupakan prototipe tampilan input Data klaim afkir, yang dirancang untuk input data klaim dengan data departemen, nama karyawan, tanggal, jumlah klaim dan keterangan klaimnya seperti apa.

  27. Prototipe Tampilan Informasi Beranda atau Dashboard
  28. Gambar 4.22 Prototipe Tampilan Informasi Beranda atau Dashboard

    Pada Gambar 4.22 merupakan prototipe tampilan informasi beranda atau dashboard, yang dirancang untuk input informasi dan ditampilkan di home agar semua User dan admin bisa melihat informasi tersebut.

Tampilan Sistem Yang Diusulkan

  1. Tampilan Halaman Utama
  2. Gambar 4.23 Tampilan Halaman Utama

    Halaman utama merupakan tampilan yang pertama kali akan muncul ketika User atau admin menjalakan sistem ini. Pada halaman utama terdapat menu Home, About, dan Login.

  3. Tampilan Login
  4. Gambar 4.24 Tampilan Login

    Halaman Login merupakan tampilan Login jika kita klik button Login akan muncul tampilan Login yang berfungsi masuk. Pada halaman ini User atau admin diminta untuk memasukan Username, dan Password.

  5. Tampilan Beranda Admin
  6. Gambar 4.25 Tampilan Beranda Admin

    Tampilan beranda admin yang memilki hak akses menu khusus untuk admin yang tidak dimiliki oleh User. Dalam menu admin terdiri dari input data, checking finishing, klaim afkir, ubah data, ubah data checking, ubah data klaim, laporan, laporan bulanan, laporan per-staff, laporan AHP, administrasi, pengaturan target, log aktifitas, User, administrasi barang, informasi beranda, ganti Password.

  7. Tampilan Beranda User
  8. Gambar 4.26 Tampilan Beranda User

    Tampilan Beranda User, Pada halaman ini User dapat mengakses menu-menu khusus untuk User menu User terdiri dari input data, checking finishing, laporan, laporan bulanan, laporan per-staff, laporan AHP, administrasi, ganti Password.

  9. Tampilan Input Data Checking
  10. Gambar 4.27 Tampilan Input Data Checking

    Tampilan input data, merupakan tampilan menu yang memberikan informasi data-data yang akan diinput oleh User ke sistem ini. Data yang diinput terdiri dari jam kerja, total slab, qty afkir, tipe barang afkir, size barang afkir, keterangan.

  11. Tampilan Laporan Bulanan
  12. Gambar 4.28 Tampilan Laporan Bulanan

    Tampilan laporan bulanan, adalah halaman yang menampilkan laporan departemen dengan tampilan grafik yang berisi target, data hasil perhari, dan data klaim pada gambar grafiknya. Yang dilengkapi tabel nama karyawan serta hasil checking perharinya.

  13. Tampilan Laporan Per-Staff
  14. Gambar 4.29 Tampilan Laporan Per-Staff

    Tampilan Laporan Per-Staff, menampilkan data nama, nik, tanggal, jam kerja, slab, afkir, rata-rata perjam, target, dan status apakah mencapai target atau tidak. Dengan filter departemen, nama staff, tahun, bulan. Yang dapat di ekport menjadi laporan.

  15. Tampilan Laporan AHP
  16. Gambar 4.30 Tampilan Laporan AHP

    Tampilan laporan AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah tampilan yang langsung dari sistem dengan data yang ada diolah dengan rumus ahp dan di proses menjadi nilai ahp. Untuk menentukan nilai ahp bisa dilihat Dari range persentase ahp yang sudah di tentukan. Proses-proses ahp yang menghasilkan nilai di normalisasi, di uji konsistensinya, dan mentukan priority vector hingga akhirnya mencari hasil decision priority.

    Untuk contoh Perhitungan menggunkan metode AHP sebagai berikut :

    Pertama kita buat Table Range persentase AHPnya

    Tabel 4.14 range persentase AHP

    Setelah dapat menentukan range persentase ahp dan saya kan mengambil data hasil checking dalam waktu satu minggu, saya buat dalam bentuk tabel beserta hasil pesentase ahpnya, berikut tabel hasil data checking :

    Tabel 4.15 hasil data checking dengan ahp

    Keterangan : Dari hasil data yang ada, ditotal sesuai dengan jumlah hasil checking karyawan dan nilai total target 100%. Cara menetukan persen adalah total hasil karyawan di bagi total hasil target, lalu di ubah menjadi %. Dan dapat dilihat hasil nilai skala prioritas AHP dari tabel range pesentase AHP.

    Setelah kita tau nilai AHPnya kini kita Masuk dalam penilaian setiap data kriteria. Berikut contoh tabel penilaian kriteria :

    Tabel 4.16 Penilaian Kriteria

    Setelah kriteria diberi nilai sesuai dengan nilai skala prioritas yang ada dalam AHP lalu nilai kriteria di Normalisasi untuk melakukan normalisasi kita jumlah dulu setiap kolom yang ada.

    Tabel 4.17 Normalisasi Kriteria

    Masuk dalam penilaian hasil checking karyawan diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai hasil checking di Normalisasi untuk mencari priority vector.

    Tabel 4.18 Penilaian hasil checking karyawan

    Tabel 4.19 Normalisasi Hasil Checking

    Hasil akhir dari proses penilaian dan perhitungan AHP adalah menghasilkan Decision Priority

    Tabel 4.20 Decision priority hasil akhir proses AHP

    Dengan data yang telah dihitung dapat ditentukan karyawan terbaik adalah Yansen dengan nilai decision prioritynya adalah 0.2991, karena memiliki nilai tertinggi dari hasil proses perhitungan AHP.

    Dan untuk contoh Perhitungan tanpa menggunkan metode AHP sebagai berikut :

    Saya kan mengambil data hasil checking dalam waktu satu minggu, saya buat dalam bentuk tabel, berikut tabel hasil data checking :

    Tabel 4.21 Hasil data checking tanpa AHP

    Tabel diatas merupakan tabel hasil checking tanda perhitungan metode ahp, masih mengunakan perhitungan manual. Dan berikut adalah tabel data jam kerja tanpa metode AHP.

    Tabel 4.22 Hasil data jam kerja tanpa AHP

    Tabel diatas menunjukan data jam kerja karyawan dalam melakukan checking, yang dihitung masih manual, dan berikuta adalah tabel data afkir.

    Tabel 4.23 Hasil data afkir tanpa AHP

    Tabel diatas merupakan tabel hasil data barang afkir yang ditemukan oleh operator checking perhari, dan berikut adalah tabel data klaim.

    Tabel 4.24 Hasil data klaim tanpa AHP

    Dari semua tabel kriteria hasil checking, Jam kerja, data afkir, data klaim. Akan dihitung secara manual tanpa metode AHP.

    Tabel 4.25 Tabel akhir perhitungan tanpa AHP

    Dari tabel diatas bisa dikita lihat proses yang cukup panjang dan semua perhitungan masih secara manual. Dan bisa kita dapatkan penilian karyawan terbaik jatuh pada Yansen.

  17. Tampilan Ganti Password
  18. Gambar 4.31 Tampilan Ganti Password

    Tampilan ganti Password adalah tampilan dimana User dan admin memilikinya untuk mengganti Password yang sudah ada menjadi Password yang meraka inginkan.

  19. Tampilan Ubah Data Checking
  20. Gambar 4.32 Tampilan Ubah Data Checking

    Tampilan yang khusus dimiliki oleh admin untuk mengubah data checking yang sudah ada bila terjadisalah input oleh User.

  21. Tampilan Pengaturan Target
  22. Gambar 4.33 Tampilan Pengaturan Target

    Tampilan Pengaturan target yang khusus dimiliki oleh admin bila ada perubahan target pada departemen.

  23. Tampilan Administrasi User
  24. Gambar 4.34 Tampilan Administrasi

    Tampilan administrasi User adalah tampilan untuk menambahkan User bisa juga untuk mengubah atau mengapus User tersebut. Yang hanya dimiliki oleh admin.

  25. Tampilan Input Data Klaim Afkir
  26. Gambar 4.35 Tampilan Input Data Klaim Afkir

    Tampilan input data klaim afkir adalah lampilan untuk input data klaim afkir dari gudang bila terjadi barang afkir terkirim ke gudang.

  27. Tampilan Informasi Beranda atau Dashboard
  28. Gambar 4.36 Tampilan Informasi Beranda atau Dashboard

    Tampilan Informasi adalah tampilan untuk input informasi yang akan muncul di beranda User maupun admin bila ada informasi.

Konfigurasi Sistem Yang Diusulankan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi perangkat keras yang dibutuhkan yaitu :

  1. Processor : Intel® Core™ i3-3240 CPU @3.40GHz
  2. Monitor : Lenovo LED 18,5 inch
  3. Mouse : Logitech M150
  4. Keyboard : Logitech K120
  5. RAM : 4 GB
  6. Harddisk : 500 GB
  7. Printer : Epson L310

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang digunakan sebagai penghubung dalam intruksi yang diinginkan agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan. Konfigurasi perangkat lunak yang dibutuhkan yaitu :

  1. Windows
  2. Microsoft Office
  3. Google Chrome
  4. XAMPP
  5. MySQL

Hak Akses (Brainware)

Hak akses yang diperbolehkan untuk mengoperasikan sistem ini, yaitu :

  1. Admin sebagai System Administrator
  2. Manager Sebagai Admin
  3. Supervisor Sebagai Admin
  4. Operator Sebagai User

Testing dan Pengujian

Pada tahap pengujian peneliti menggunakan metode black box testing untuk memastikan sistem yang dibuat dapat berjalan dengan baik. Testing dilakukan terhadap sistem, sebab tidak menutup kemungkinan akan terjadi suatu kesalahan (bug) dari sistem yang di tes. Testing dapat meminimalkan kesalahan fungsionalitas program dalam sistem. Hasil Black Box Testing pada sistem ini yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.26 Daftar Pengujian Black Box Testing

  1. Login Sistem Bando
  2. Untuk dapat Login pada sistem bando dengan menggunkan Username dan Password. Pada pengujian ini dilakukan dengan beberapa skanario, yaitu sebagai berikut :

    Tabel 4.27 Testing Login Sistem Bando

  3. Input Data Checking
  4. Pengujian untuk input data checking dilakukan dengan beberapa skenario sebagai berikut :

    Tabel 4.28 Testing Input Data Checking

  5. Pencarian Data Laporan Bulanan
  6. Pengujian pada pencarian data laporan bulanan dengan menggunakan batasan atau filter data berdasarkan departemen, bulan, dan tahun dapat dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

    Tabel 4.29 Testing Pencarian Data Laporan

Time Schedule

Time schedule merupakan perencanaan terhadap waktu atau penjadwalan yang diperlukan dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian sampai pada proses implementasi tentang “Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Pada PT. Bando Indonesia”. Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang dirancang pada instansi terkait. Maka jadwal kegiatan yang diperlukan peneliti yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.30 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Estimasi Biaya

Estimasi biaya digunakan sebagai perhitungan terhadap kebutuhan biaya untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan dengan penyesuaian pada jadwal kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya. Maka rincian estimasi biaya yang diperlukan peneliti dalam melakukan perancangan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.31 Daftar Estimasi Biaya


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan juga berdasarkan hasil pengamatan peneliti dari rumusan masalah mengenai Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Pada PT. Bando Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan dari rumusan masalahnya sebagai berikut :

  1. Apakah sistem yang berjalan saat ini di PT. Bando Indonesia khususnya pada pendataan Checking Finishing sudah efektif dan efisien, dalam menentukan pemilihan karyawan terbaik?
  2. Sistem pendataan Checking Finishing di PT. Bando Indonesia saat ini masih dilakukan pencatatan secara manual yang dilakukan setiap hari pada setelah jam kerja setiap shift selesai, hal ini belum efisien dan efektif karena data yang dibutuhkan belum terkomputerisasi sehingga data yang dihasilkan harus diinput kembali ke program pengolahan seperti Microsoft Excel dan harus diolah kembali untuk analisa dalam menentukan pemilihan karyawan terbaik.

  3. Apa saja kendala yang sering terjadi pada sistem pendataan hasil checking finishing pada PT. Bando Indonesia yang berjalan saat ini?
  4. Proses yang berjalan saat ini masih belum optimal, karena pencatatan yang masih manual dengan mengisi form dan rawan terjadi form yang sudah terisi terselip dan hilang. Dan data yang di olah menjadi tidak transparan karena analisa yang tidak dilakukan oleh aplikasi, melainkan masih karyawan itu sendiri (human error).

  5. Apa saja kebutuhan yang diperlukan untuk mempermudah jalannya sistem informasi tersebut?
  6. Maka dibutuhkan aplikasi sistem penghitungan hasil checking finishing agar data yang terkumpul dapat diinput pada aplikasi dan dapat di olah oleh aplikasi. Sehingga karyawan tidak perlu lagi untuk analisa hasil checking finishing, cukup menginput jumlah hasil checking finishing dan data yang sudah terinputakan di olah oleh aplikasi yang akan memeberikan informasi mengenai hasil checking finishing.

Saran

Dari analisa sistem yang dilakukan peneliti memberi solusi yang diharapkan mampu memberikan perbaikan terhadap sistem yang ada saat ini diantaranya adalah :

  1. Untuk kedepannya diharapkan sistem ini bisa dikembangkan lagi dengan menambahkan fitur-fitur grafik yang lebih beragam pada sistem.
  2. Dalam sistem ini diharapkan bisa dikembangkan lagi dengan menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
  3. Dalam sistem ini sebaiknya ditambahkan fitur barang urgent agar karyawan tau barang mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu untuk pengiriman.
  4. Untuk mencegah kesalahan input data jika sudah ada sistem informasi pengolahan data yang terkomputerisasi maka diperlukan adanya user yang menguasai tekhnologi komputer agar dapat bekerja lebih maksimal.
  5. PT. Bando Indonesia harus menerapkan sistem informasi hasil checking finishing yang terkomputerisasi dan dapat dikembangan lebih luas agar pekerjaan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Sehingga karyawan tidak perlu lagi dibebankan pada pembuatan data. Melainkan adalah untuk focus pada proses checking finishing. Karena dengan adanya system informasi hasil checking finishing semua data yang dibutuhkan mengenai hasil checking finishing sudah dapat disediakan oleh aplikasi tersebut.
  6. Peneliti berharap agar pihak PT. Bando Indonesia menerima usulan untuk dibuatnya sistem informasi hasil checking finishing agar dapat memberisolusi terhadap masalah-masalah yang ada pada proses sistem yang berjalan saat ini.



DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 Hutahaean, Jeperson. 2014. “Konsep Sistem Informasi.” Ed.1. Cet.1. Yogyakarta : Deepublish.
  2. Muslihudin.M., dan Oktafianto. 2016. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan ModelTersruktur dan UML. Penerbit: CV Andi Offset.
  3. Luppicini, Rocci. 2015. A Systems Definition of Educational Technology in Society. 2017
  4. 4,0 4,1 Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Sistem Informasi dan Implementasinya : Teori & Konsep Sistem Informasi Disertai Berbagai Contoh Praktiknya Menggunakan Perangkat Lunak Open Source. Bandung : INFORMATIKA.
  5. 5,0 5,1 5,2 Taufiq, Rohmat 2013. “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  6. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013."Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller".Journal CCIT Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978 - 8282 STMIK Raharja.
  7. 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 Rusdiana, H. A. dan Moch.Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Cet.1. Bandung : Pustaka Setia.
  8. 8,0 8,1 8,2 Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Ed.1,Cetakan ke-5. Jakarta : Prenadamedia Group.
  9. Sudaryono. 2014. Aplikasi Statistika untuk Penelitian. Jakarta : Lentera Ilmu Cendikia.
  10. Hidayat, Wahyu, Dkk. 2016. Media Visual Berbentuk Katalog Produk Sebagai Media Promosi. ISSN: 2461-1409. Jurnal SENSI Vol.2 No. 2-Agustus 2016.Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  11. 11,0 11,1 11,2 Hartono, Bambang. 2013. “Sistem Informasi Manajemen berbasis Komputer”. Jakarta : Rineka Cipta.
  12. Ziliwu, Firmansyah, Videl. 2013. “Sistem Informasi Akademik Di SMA Negeri 1 Margahayu Bandung Berbasis Client Server”. Elib Unikom Tahun 2013.
  13. 13,0 13,1 13,2 13,3 13,4 Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta : ANDI.
  14. Nugraha, Tana. 2015. “Sistem Informasi Penjualan Perlengkapan Olahraga di NQ Sport Fashion”. Elib Unikom Tahun 2015.
  15. Putu, I.Agus Swastika., dan I Gusti Lanang A.R. 2016. Audit Sistem Informasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi. Penerbit: Andi.
  16. Nasaruddin, Djafar Imran, dan Samsie Indra, Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) Pada CV Rajawali Multi Niaga Makassar.Jurnal CCIT Vol.6 No.2,226-227, Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang,2013.
  17. Sutabri, Tata. 2014. ”Pengantar Teknologi Informasi.” Yogyakarta : ANDI.
  18. Yousuf, Masooma, and M. Asger. “Comparison of Various Requirements Elicitation Techniques”. International Jurnal of Computer Applications Vol.116 No.4, April 2015 ISSN 0975-8887.
  19. 19,0 19,1 19,2 Prastomo, Andi. 2014. Prototipe Sistem E-Learning Dengan Pendekatan Elisitasi Dan Framework Codeigniter:Studi Kasus Smp Yamad Bekasi. Factor Exacta 7(2):165-175.
  20. Dade,. Bachtiar, dan Atikah. “Sistem informasi dashboard kependudukan di kelurahan manis jaya kota tangerang” jurnal sisfotek global issn : 2088 – 1762 vol. 5 no. 1 / maret 2015.
  21. 21,0 21,1 Dicky Nofriansyah. 2014 “Konsep Data Mining Vs System Penunjang Keputusan”.Yogjakarta : Deepublish.
  22. Fiqih Fatimah.2014 Perangkat Lunak Sistem Pendukung Keputusan Rekrutmen Calon Pegawai Di PT Enseval Putera Megatradingcab Bandung.Stmik Lpkia Bandung.
  23. Hasanudin Muhaimin, Marli Yansen, Hendriawan Beni (2018) “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus Pada PT. Bando Indonesia)”. STMIK Raharja Tangerang.
  24. Alamsyah, Dedi. 2012. Materi ajar mata kuliah Sistem Penunjang Keputusan STMIK Raharja.
  25. Magdalena,Hilyah. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik di Perguruan Tinggi (Studi kasus STMIK Atma Luhur Pangkalpinang). Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA2012). Yogyakarta, 10 Maret 2012.
  26. Saaty, T. Lorie. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Seri Manajemen No. 134. Jakarta : PT. Pustaka Binaman pressindo.
  27. Mulyono,Sri. 2007. Riset Operasi. Edisi Revisi (2007). Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
  28. A.S., Rosa dan M.Shalahuddin. 2015. Rekayasa Perangkat Lunak : Terstruktur dan Berorientasi Objek. Cet.3. Bandung : Informatika.
  29. Onu, Fergus U, Chinelo. V. Umeakuka. 2016. “Object Oriented Programming (Oop) Approach To The Development Of Student Information Management System.” Ebonyi State University, Abakaliki-Nigeria : International Journal of Computer Applications Technology and Research Volume 5– Issue 8, 504 - 508, 2016, ISSN:- 2319–8656.
  30. Jagadish, Maddirala, Palli Hemanth Kumar, and Pamarthi Jagadish. "Avance Bibliothek Management System”. International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol. 5 (6) (2014): 7243-7251.
  31. 31,0 31,1 Murad, Dina Fitria, Nia Kusniawati, Agus Asyanto. 2013 “Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang”.Jurnal CCIT, Vol. 7, No. 1. Tangerang ; Perguruan Tinggi Raharja.
  32. 32,0 32,1 32,2 Vidia. Dhanaka, dkk. 2013 “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabata Dengan Metode Berorientasi Objek”.Suabaya : Univesitas Airlangga.
  33. 33,0 33,1 Wijayanto. Tegar, dkk. 2013.”Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Dan Penjualan Barang Dengan Metode Berorientasi Objek Di U.D. Aneka Jaya Surabaya”.Surabaya : Universitas Airlangga.
  34. M Ratnakar Babu. Dept. of Computer Science and Engineering Dadi Institute of Engineering & Technology Anakapalle, India “Analysis and Comparison of Software Process Models” (IJITR) International Journal Of Inovative Technology And Research Volume No.2, Issue No. 4, June – July 2014, ISSN 1040 – 1043.
  35. Muhammad Rifa’i, Tri Listyorini dan Anastasya Latubessy 2014 ”Penerapan Teknologi Augmented Reality Pada Aplikasi Katalog Rumah Berbasis Android”.Jurnal ISBN 978-602. Universitas Muria Kudus Gondang manis,kudus.
  36. 36,0 36,1 Kartini, Budi Utami Fahnun dan Dewi Pratiwi. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Tiket Konser Musik Online Berbasis Lokasi”. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
  37. Nugroho, Bunafit. 2013. “Dasar Pemograman web PHP – MySQL Dengan Dreamweaver.” Yogyakarta : Gava Media.
  38. Walia. Saurabh, Gill. Er. Satinderjit. Kaur. 2014. “A Framework for Web Based Student Record Management System using PHP”. India : Eternal University. International Journal of Computer Science and Mobile Computing. Vol. 3 No. 8, Agustus 2014.
  39. Raharjo, Budi. 2016. “Pemrograman GUI dengan C++ dan Qt.” Bandung : Informatika Bandung.
  40. B, Dipina Damodaran., Shirin Salim, and Surekha Marium Vargese. 2016. “Performance Evaluation of Mysql and MongoDB Databases”. India: M A College of Engineering. International Journal on Cybernetics & Informatics (IJCI) Vol. 5 No. 2, April 2016.
  41. Watung, I. A., & Sinsuw, A. A. 2014. “Perancangan Sistem Informasi Data Alumni Fakultas Teknik UNSRAT Berbasis Web.” Jurnal Teknik Informatika Universitas Sam Ratulangi, Vol. 3 No. 1 ISSN 2301-8402.
  42. Nandari, Bhirawa Anoraga dan Sukadi. 2014. “Pembuatan Website Portal Berita Desa Jetis Lor”. IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security. Vol.3 No.3 - Juli 2014.
  43. Cortez, D. M. A., Molina, C. M., Mata, K. E., & Bermudez, J. R. D. 2015. “Improving Customer Satisfaction through Smart Shopping: A Prototype.” International Journal of Computer Science and Information Technologies, 6(2), 1141-1152.
  44. Warnars, Spits. 2014. “Perbandingan Penggunaan Database OLTP Dan Data Warehouse”. Tangerang : Jurnal CCIT Vol.8 No.1 – September 2014.
  45. Rahayu, Sri., Muhamad Yusuf, dan Sinta Puspita Dewi. 2015. “Perancangan Aplikasi Absensi Peserta Bimbingan Belajar berbasis Web dengan Menggunakan Framework YII”. Tangerang: STMIK Raharja. Jurnal CCIT. Vol. 9 No.1, September 2015 ISSN : 1978 -8282.
  46. Mishra. Atul. 2014. “Critical Comparison Of PHP And ASP.NET For Web Development”. International Journal of Scientific and Technology Research. Vol. 3 No. 7, July 2014 ISSN 2277-8616.
  47. Raharjo, Budi. 2015. “Belajar Otodidak Framework CodeIgniter : Teknik Pemrograman Web dengan PHP dan Framework CodeIgniter 3.” Bandung : Informatika Bandung.
  48. Parlika, Rizky., Achmad Heidhar Mubarok, and M. Syahrul Munir. 2017. Rancangan Sistem Informasi Pegawai Lapangan Rentcar Menggunakan Framework CodeIgniter. Jurnal INFORM, Vol.2 No.2, Juli 2017, ISSN : 2502-3470, E-ISSN : 2581-0367.
  49. Mustaqbal. M. Sidi, Firdaus. Roeri. Fajri, Rahmadi. Hendra. 2015. “Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis”. Bandung: Universitas Widyatama. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol. 1 No. 3, Agustus 2015 ISSN : 2407 – 3911.
  50. Yadav. Uma Nath, Rai. Ashutosh, Verma. Priyaranjan. 2013. ”Software Testing”. ITM Gorakhpur: International Journal of Computer Science and Information Technologies.Vol. 4 .No.2, ISSN 0975-964.
  51. Aisyah. Euis. Sitinur, Padeli, dan Sumasih. 2016. ”Penerapan activity based costing system dalam laporan keungan untuk mempermudah pengendalian biaya”. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Journal SENSI. Vol. 2 No. 2, Agustus 2016 ISSN: 2461-1409.
  52. Jan, Syed Roohullah, .dkk. 2016. "An Innovative Approach to Investigate Various Software Testing Techniques and Strategies." International Journal of Scientific Research in Science, Engineering and Technology (IJSRSET), Print ISSN : 2395-1990.
  53. Deviachrista. 2013. “Dasar Literature Review.” Jakarta: Salemba Empat.
  54. Maulani. Giandari, Rahardja. Untung, Adila. Lalita. Tri. 2016. “Video Sebagai E-Portofolio Mahasiswa Untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa”. Tangerang: STMIK Raharja. Jurnal CCIT. Vol. 9 No. 2, Januari 2016 ISSN : 1978 -8282.
  55. Alimatul Khoiriyah, Umi. 2013. “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Berbasis Web (Studi Kasus Pusat Penjaminan Mutu Sekolah Tinggi Teknologi Adisujipto Yogyakarta)”. Laporan SKRIPSI. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
  56. Andi Nova Wijaya (2015) “Penerapan Analytical Hierarchy Process (Ahp) Sebagai Model Penilaian Kerja Karyawan Divisi Kasir Pada Pt. Matahari Department Store.Tbk ” STMIK Raharja.
  57. Hendrawan Sa, Markus (2014).”Sistem Pendukung Keputusan Rekrutmen Karyawan di PT. Indo Beras Unggul Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)”.universitas komputer Indonesia, Bandung.
  58. Hari Mukti, Fajar (2015).“ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus di PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta).”.Upn Yogyakarta.
  59. Monita, Dita. 2013. Sistem Pendukung KeputusanPenerima Bantuan Langsung Tunai Dengan Menggunakan Metode Analytical HierarcyProcess. Jurnal Pelita Informatika Budi Darma. Vol. III, No. 2, April 2013. STMIK BudiDarma Medan.



DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1 Surat Pengantar Observasi Skripsi
A.2 Kartu Bimbingan
A.3 KSTF
A.4 Validasi Skripsi
A.5 Formulir Pertemuan Stakeholder
A.6 Formulir Final Presentasi
A.7 Validasi Sidang
A.8 Sertifikat OSPEK
A.9 Sertifikat TOEFL
A.10 Sertifikat Seminar Nasional
A.11 Sertifikat Seminar Internasional
A.12 Sertifikat Pemakalah Non Penyaji Jurnal


LAMPIRAN B

B.1 Bukti Pengantar Observasi Skripsi
B.2 Bukti Surat Keterangan Observasi Skripsi

Contributors

Yansen Marli