SI1422477714

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

UNTUK MODEL PENGUKURAN EMPLOYEE

PERFORMANCE DEVELOPMENT PLAN SEBAGAI

DECISION SUPPORT SYSTEM

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1422477714
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

UNTUK MODEL PENGUKURAN EMPLOYEE

PERFORMANCE DEVELOPMENT PLAN SEBAGAI

DECISION SUPPORT SYSTEM

Disusun Oleh :

NIM
: 1422477714
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Maret 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NID : 00594
       
NID : 05062

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

UNTUK MODEL PENGUKURAN EMPLOYEE

PERFORMANCE DEVELOPMENT PLAN SEBAGAI

DECISION SUPPORT SYSTEM

Dibuat Oleh :

NIM
: 1422477714
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, Maret 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

UNTUK MODEL PENGUKURAN EMPLOYEE

PERFORMANCE DEVELOPMENT PLAN SEBAGAI

DECISION SUPPORT SYSTEM

Disusun Oleh :

NIM
: 1422477714
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Maret 2016

 
NIM : 1422477714

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Employee Performance Development Plan (rencana pengembangan kinerja karyawan) merupakan salah satu program dari PT Parador Management International dalam melakukan penilaian kinerja setiap karyawan yang bekerja di perusahaan ini. Penilaian kinerja adalah review sistematis dari kondisi kerja karyawan yang dilakukan secara formal terkait dengan standar kerja yang telah dilakukan oleh setiap perusahaan. Penilaian ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan dan tindakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu model sistem penunjang keputusan dalam menentukan persoalan yang melibatkan mutli kriteria adalah dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dengan adanya kebutuhan tersebut maka pada penelitian ini membahas tentang sistem penunjang keputusan dalam penilaian kinerja karyawan dengan metode analytical hierarchy process. Penelitian ini dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap kriteria penilaian, diantaranya adalah Dependability (Kehandalan), Work Conduct (Perilaku Kerja), Appearance (Penampilan) dan Leadership (Kepemimpinan) kemudian dilakukan proses penilaian yang akan menentukan alternatif yang optimal. Penilaian kinerja berdasarkan kriteria tersebut dapat membantu management dalam pengambilan keputusan diantaranya untuk menentukan Kenaikan jabatan, perpanjang kontrak kerja dan tidak diperpanjang kontrak kerja.

Kata Kunci : analitycal hierarchy process, employee perfomance development plan, sistem penunjang keputusan


ABSTRACT

Employee Performance Development Plan is one of the program from PT Parador Management International in assessing any performance employees who worked in the company of this. Performance assessment is review systematic of working conditions employees conducted in formal relating to standards that has been carried by each company. The assessment is expected to assist decision support and action in accordance with the needs of companies. One of the models in decision support system in determining problems involving multi criteria is with the methods Analytical Hierarchy Process (AHP). With the these needs so on research discussed about decision support system in assessment of employee performance with the methods analytical hierarchy process. The study is done by seeking value weights to every assessment criteria, them is Dependability, Work conduct, Appearance, and Leadership we do the evaluation process that will determine optimal alternative. Assess performance based on these criteria can help management in decision support of them to determine promotion, renew the contract of employment, and termination contract of employment.

Keywords : Analytical Hierarchy Process, Employee Performance Development Plan, Decision Support System


KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua 1 STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi M.kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja
  4. Bapak Sandro Alfeno, M.kom selaku Pembimbing 1
  5. Bapak Junaidi, M.kom selaku Pembimbing 2
  6. Seluruh Dosen dan Asisten dosen, serta staff dan karyawan Perguruan Tinggi Raharja atas kerja samanya.
  7. Ibu Diandra Pramudita selaku Human Capital Manager di PT Parador Management International pada bisnis unit Fame Hotel Serpong telah berkenan memberikan izin dan membantu dalam penelitian ini.
  8. Keluarga saya terutama istri tercinta yang sudah memberikan motivasi, dukungan moril dan materil
  9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini


Tangerang, Maret 2016
Bayu Lesmana Putra
NIM. 1422477714

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam sebuah perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai visi dan misi perusahaan tersebut. Sumber daya itu dapat berupa sumber energi, tenaga, kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan daya, gerakan, aktivitas, kegiatan dan tindakan. Sumber daya tersebut terdiri dari sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya manusia, sumber daya ilmu pengetahuan dan sumber daya teknologi. Di antara sumber daya tersebut, yang terpenting adalah sumber daya manusia / karyawan dalam sebuah perusahaan. Dimana karyawan / employee merupakan asset perusahaan yang begitu berharga karena mampu mengolah, manajemen dan menggerakan roda perusahaan untuk mencapai tujuan.

Arti penting sumber daya manusia adalah bermuara dari kenyataan bahwa manusia adalah merupakan elemen yang selalu ada dalam sebuah organisasi tidak lain dengan sebuah perusahaan juga. Tidak peduli apa keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki organisasi, organisasi tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas dan labanya tanpa adanya karyawan – karyawan kompeten yang berdedikasi terhadap keinginan perusahaan selanjutnya.

PT Parador Management International merupakan sebuah perusahaan swasta dengan fokus pada manajemen Hotel, Resort, dan Apartemen. Perusahaan yang memiliki ratusan karyawan dengan berbagai posisi jabatan yang dimiliki ini, dalam rencana pengembangan kinerja karyawan masih belum menggunakan sistem yang berbasis komputer. Salah satu alternatif dalam penilaian kinerja karyawan tersebut adalah dengan menggunakan model penentuan kinerja berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan dan diputuskan oleh manajemen. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model Analitycal Hierrchy Process (AHP).

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini difokuskan untuk membantu human capital pada PT Parador Management International dalam proses rencana pengembangan kinerja karyawan dengan model Analytical Hierrchy Process (AHP) yang diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan dalam mendapatkan informasi secara lebih obyektif. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, seperti contoh adalah Dependability (Kehandalan), Work Conduct (Perilaku Kerja), Appearance (Penampilan) dan Leadership (Kepemimpinan) kemudian dilakukan proses penilaian yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu kenaikan jabatan atau pemberian penghargaan lainnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses dalam menilai performance (kinerja) karyawan pada PT Parador Management International?
2. Kriteria apa saja yang digunakan dalam Employee Performance Development Plan / rencana pengembangan kinerja karyawan?
3. Bagaimana membangun sistem proses Performance Measures (Penilaian Kinerja) dengan kriteria yang telah ditentukan oleh management ?

Ruang Lingkup

Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dan adanya bias dalam pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:
1. Tempat penelitian dilakukan pada di perusahaan PT Parador Management International pada unit bisnis Fame Hotel Gading Serpong.
2. Teknik analisa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Analityc Hierarchy Process (AHP).
3. Penelitian ini difokuskan pada Employee Performance Development Plan (rencana pengembangan kinerja karyawan) berdasarkan kriteria diantaranya Dependability (Kehandalan), Work Conduct (Perilaku Kerja), Appearance (Penampilan) dan Leadership (Kepemimpinan) yang menjadi salah satu program dari PT Parador Management International.
4. Pengujian aplikasi SPK pada localhost, dengan menggunakan beberapa data yang di peroleh dari hasil penelitian di PT Parador Management International.
5. Bahasa pemrograman dan database yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan ini adalah PHP dan MySQL.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian dan pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT Parador Management International dalam menunjang penulisan skripsi ini adalah untuk :
1. Merancang sebuah sistem yang dapat digunakan dalam rencana pengembangan kinerja karyawan sesuai dengan kebutuhan pada PT Parador Management International.
2. Pemenuhan kebutuhan akan sistem penunjang keputusan yang handal, akurat dan terintegrasi serta menyeluruh dengan pendekatan pada kebutuhan langsung di lapangan.
3. Membantu human capital dalam menentukan employee training (pelatihan karyawan) secara cepat dan tepat dari hasil penilaian kinerja karyawan.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari diadakannya penelitian dan Pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT Parador Management International dalam menunjang penulisan penelitian ini adalah :
1. Dapat Mempermudah management dalam melakukan penilaian kinerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Untuk memperoleh hasil penilaian yang lebih akurat serta obyektif sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan management.
3. Dapat mempercepat proses dan meminimalkan kesalahan dalam performance measure (penilaian kinerja).

Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang diterapkan dalam melakukan penelitian ini adalah :

Metode Pengempulan Data

Berikut beberapa proses yang dilakukan oleh peneliti dalam pengumpulan data guna membantu dalam penulisan, yaitu :
1. Studi Lapangan
Wawancara
Penulis mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan pihak Human Capital Department guna mendapatkan data-data dan keterangan yang dibutuhkan. Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian guna memperoleh data atau gambaran serta keterangan terhadap system yang sedang berjalan.
2. Studi Pustaka
Penulis melakukan studi pustaka sebagai bahan utama dalam pembuatan skripsi ini. Pengumpulan data dengan cara mengambil dari sumber – sumber media cetak maupun elektronik yang dapat dijadikan acuan penelitian dan penulisan skripsi ini.
3. Studi Literatur
Dalam penentuan penelitian skripsi ini, diperlukan sebuah perbandingan studi literatur sejenis yang erat hubungannya dengan tema penulisan skripsi ini. Perbandingan studi sejenis ini menjadi pelengkap dan penyempurnaan dari studi – studi literatur yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Metode Analisis

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa tehnik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi peneliti. Dalam tahap ini terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan, yakni sebagai berikut :
1. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analizer, yaitu menganalisa sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisa
Empat tahap metode analisa ini berdasarkan dari data kepegawaian PT. Parador Management International yang sedang berjalan. Hasil analisa kemudian dibuat laporan untuk masukan dalam perancangan sistem yang diusulkan.

Metode Perancangan Sistem

Classic Life Circle atau yang biasa dikenal dengan Waterfall Model merupakan sebuah model sequential untuk membangun sebuah perangkat lunak yang dimulai dengan mencari spesifikasi atau requirements yang dibutuhkan pengguna dan berkembang ke tahap berikutnya planning, modelling, construction dan deployment.
Berikut ini penjelasan tahapan-tahapan waterfall model:
Communication
Pada tahapan ini pengembang dengan client saling berkomunikasi dan kolaborasi untuk mendapatkan kebutuhan sistem. Hal ini sangat penting di mana software berinteraksi dengan hardware dan juga database.
Planning
Pada proses ini menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi: pembagian tugas-tugas teknis yang akan dikerjakan, jadwal pengerjaan, resiko yang mungkin akan terjadi serta sumber-sumber yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan software.
Modelling
Proses ini meliputi pembuatan model yang akan mempermudah antara pengembang dan client dalam pemahaman kebutuhan perangkat lunak dan desain yang sesuai dengan kebutuhan (UML Desain).
Construction
Pada proses ini difokuskan pada coding dan testing. Dimana desain yang telah dibuat pada proses modelling diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman agar dapat dimengerti oleh mesin, tahapan ini disebut coding. Sedangkan testing adalah tahapan dimana software yang dibuat diuji coba agar meminimalisirkan error yang terjadi dan hasilnya sesuai dan tepat seperti kebutuhan yang telah didefinisikan.
Deployment
Pemeliharaan dan pengembangan dibutuhkan pada suatu software. Pada tahapan ini yaitu untuk memperbaiki bugs yang tidak ditemukan sebelumnya, sedangkan pada tahapan pengembangan seperti adanya penambahan-penambahan fitur yang sebelumnya tidak ada

Metode Pengujian System (Testing)

Setelah penghimpunan data dan perancangan sistem maupun software terlaksana, maka pengujian sistem dimulai dari :
1. Kebenaran dari algoritma AHP yang digunakan, untuk mengetahui apakah hasil yang didapat dengan metode AHP ini sesuai dengan hasil yang sebenarnya.
2. Pengujian kepuasan responden dengan kuisioner, diberikan kepada staff Human Capital dan Department Head, apakah aplikasi ini bermanfaat bagi mereka dalam proses penilaian kinerja karyawan.
3. Pengujian aplikasi dengan menggunakan Black box testing yaitu tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.

Sistematika Penulisan

Penulisan skrips ini dibuat dengan sistem penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang pemilihan judul Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan pada PT Parador Managemenr International dengan metode AHP, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam pembuatan analisa dan pemecahan dari permasalahan yang dibahas, sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan masalah.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Berisikan gambaran mengenai PT Parador Management International yang menjadi objek penelitian dan penulisan laporan skripsi ini. Bab ini menjelaskan gambarang umum perusahaan, sejarah singkat dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab pada perusahaan, analisa sistem yang berjalan, SWOT, tatalaksana sistem yang berjalan diuraikan dengan menggunakan metode UML terdiri dari Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Elisitasi tahap I, II, III dan Draf Final.
BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, UML yang diusulkan, rancangan prototipe, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sistem yang berjalan sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Selain terdiri dari 5 bab yang telah disebutkan di atas, masih ditambah lagi dengan daftar pustaka dan lampiran yang berisi program aplikasi dari sistem ini.
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

  1. Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya:

Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.

Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub, “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu” (Yakub,2012:1).

Menurut Sutabri (2012:10), “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Menurut Tiara (2013:10), “Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output yang diinginkan”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah suatu tahapan pertama yang saling berhubungan dalam satu kesatuan dan terdiri dari unsur, komponen yang terorganisir untuk mencapai suatu tujuan.

  1. Karakteristik Sistem

Menurut (Tata Sutabri, 2012:17), suatu sistem mempunyai karakteristik tersendiri diantaranya komponen (component), batas system (boundary), Lingkungan luar (environment), Penghubung (interface), Masukan (input), keluaran (output), pengolahan (processing), Sasaran atau tujuan (goal), strategi (strategy) antara lain:
1. Komponen Sistem (component), yaitu kumpulan subsistem-subsistem yang saling berinteraksi atau dengan yang lainnya serta melakukan kerja sama antar subsistem tersebut. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi suatu sistem secara keseluruhan. Suatusistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar, yang disebut dengan “Supra Sistem”.
2. Batasan Sistem (boundary) yaitu ruang lingkup sistem, merupakan suatu daerah yang membatasi antara komponen atau subsistem yang lain, yang membatasi suatu sistem dengan sistem lain atau sistem yang berasal dari lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Luar Sistem (environment) yaitu lingkungan luar dari suatu sistem apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luaryang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem (interface), merupakan suatu media yang menghubungkan antara subsistem yang satu dengan yang lainnnya sehingga antar subsistem dapat saling bekerja sama. Melalui penghubungini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.
5. Masukan Sistem (input), yaitu sesuatu yang berasal dari subsistem yang digunakan sebagai data masukan yang selanjutnya dimasukan dalam suatu sistem agar dapat menghasilkan suatu keluaran yang berguna (diinginkan). Masukan dapat berupa maintenance input dan signal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistemtersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk menghasilkan keluaran.
6. Keluaran Sistem (output), adalah hasil proses dari suatu masukan yang telah dilakukan proses di dalamnya sehingga menghasilkan sebuah informasi yang berguna untuk setiap tingkatan yang ada. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Pengolahan Sistem (processing) yaitu suatu proses yang akan merubah suatu masukan menjadi suatu keluaran. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan merubah masukan menjadi keluaran, sebagai contoh sistem akuntansi. Sistem ini mengelola data transaksi menjadi laporan yang dibutuhkan oleh semua pihak manajemen.
8. Sasaran (objective) atau tujuan (goal), suatu sistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalua sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.
9. Strategi (strategy), merupakan cara-cara yang digunakan dari mulai adanya input, pemrosesan hingga akhirnya terbentuk output, dan untuk mencapai sasaran yang diinginkan diperlukan suatu strategi agar sasaran tersebut dapat tercapai.
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik sistem adalah kumpulan dari sub-subsistem yang mempunyai suatu tujuan (goal), dimana untuk mencapai tujuan tersebut harus memiliki strategy yaitu dengan masukan sistem (input), proses (processing) dan keluaran sistem (output) yang objective.


  1. Klasifikasi Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:15), sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik


Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan; sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

  1. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia


Sistem alamiah adalah sistem yangterjadi karena proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.



  1. Sistem Deterministik dan Sistem probabilistik


Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program- program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat

probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.

  1. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup


Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

  1. Daur Hidup Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20-21), Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu system menurut Tata Sutabri (2012:29):

  1. Mengenali adanya kebutuhan


Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.

  1. Pembangunan sistem


Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

  1. Pemasangan sistem


Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

  1. Pengoperasian sistem


Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

e. Sistem menjadi usang


Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistemyang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.


Gambar 2.2 Daur Hidup Sistem

Konsep Dasar Informasi

  1. Definisi Data

Menurut Tata Sutabri (2012:1), “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Menurut Rohmat Taufiq (2013:13), “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

  1. Definisi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:22), “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Konsep dasar informasi dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu :

  1. Informasi Strategis

Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, yang mencakup informasi eksternal, rencana perluasan perusahaan, dan sebagainya.

  1. Informasi Taktis

Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah, seperti informasi tren penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun rencana penjualan.

  1. Informasi Teknis

Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari seperti informasi persediaan stock, retur penjualan, dan laporan kas harian.

  1. Nilai Informasi

Pengertian nilai informasi menurut Gorden B. Davis (2002, 115) mengemukakan bahwa, nilai informasi adalah nilai perubahan dalam perilaku keputusan yang disebabkan oleh informasi dikurangi biaya informasi tersebut.

Sedangkan menurut Tata Sutabri (2012:30), Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

  1. Mudah diperoleh

Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  1. Luas dan lengkap

Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.

  1. Ketelitian

Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  1. Kecocokan

Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

  1. Ketepatan waktu

Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.

  1. Kejelasan

Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah- istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Beberapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

  1. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.



  1. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

  1. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  1. Dapat diukur

Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:38) ”Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan oleh pihak luar tertentu”.


  1. Komponen Sistem Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:39-40), sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

  1. Blok masukan (input block)


Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  1. Blok model (model block)


Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  1. Blok keluaran (output block)


Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  1. Blok teknologi (technology block)


Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  1. Blok basis data (database block)


Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan

informasi lebih kanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

  1. Blok kendali (control block)


Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan- kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

  1. Fungsi Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:24), fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan. Akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan.

  1. Kualitas Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:33-34), kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu :

  1. Akurat (Accurate)


Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  1. Tepat Waktu (Timeline)


Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.

  1. Relevan (Relevance)


Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

  1. Siklus Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:26), data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menerima informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

Konsep Dasar Pengembangan Sistem=

  1. Definisi Pengembangan Sistem


Menurut Tata Sutabri (2012:50), ”pengembangan sistem berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Menurut para ahli sistem yang lama perlu diperbaiki karena beberapa hal, yaitu:

  1. Munculnya masalah pada sistem yang lama

Permasalahan yang timbul dapat berupa:

  1. Ketidakberesan pada sistem yang menyebabkan sistem tidak perlu beroperasi sesuai dengan harapan.
  2. Pertumbuhan dalam kebutuhan organisasi yang menyebabkan sebuah sistem baru harus disusun. Kebutuhan organisasi diantaranya adalah informasi yang semakin luas, sehingga volume pengolahan data menjadi semakin meningkat.
  3. Untuk meraih kesempatan

Teknologi komputer berkembang dengan cepat sehingga organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi. Fungsi penggunaan teknologi informasi ini adalah supaya dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

  1. Adanya instruksi-instruksi

Bisa juga sistem baru dibuat karena adanya instruksi dari pimpinan atau kekuatan dari luar organisasi, misalnya peraturan pemerintah. Jadi sistem baru dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang timbul, agar dapat meraih kesempatan atau untuk memenuhi instruksi yang diberikan.


Teori Khusus

Definisi Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

  1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System disingkat menjadi DSS, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Secara khusus, DSS didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu. DSS ini bisa berbentuk sistem manual maupun sistem terkomputerisasi. Namun pada penelitian ini sistem penunjang keputusan yang pelaksanaannya berbasis pada komputer.

Konsep sistem pendukung keputusan (SPK) diperkenalkan pertama kali oleh Michael S. Scoott Morton pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System (Sprague, 1982). SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.

Menurut Alter (2002). DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semeterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

Menurut Herbert A. Simon (1977). Menggunakan konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram dengan fase pengambilan keputusan yang merefleksikan terhadap pemikiran Decision Support System (DSS) saat ini. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah baik yang bersifat terstruktur, semiterstruktur, maupun tidak terstruktur.

Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa SPK bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

Menurut (Azhar, 2005), dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain:
1 Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception.
2 Adanya interface manusia atau mesin di mana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan.
3 Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
4 Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
5 Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
6 Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.

  1. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an, tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu sendiri baru muncul pada tahun 1971, yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S.Scott Morton, keduanya adalah profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen.

Sementara itu, perintis sistem pendukung keputusan yang lain dari MIT, yaitu Peter G.W. Keen yang bekerja sama dengan Scott Morton telah mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai oleh sistem pendukung keputusan, yaitu:

1 Sistem harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan guna memecahkan masalah semi terstruktur.
2 Sistem harus dapat mendukung manajer, bukan mencoba menggantikannya.
3 Sistem harus dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer.

  1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan dirancang secara khusus untuk mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan tertentu. Berikut ini beberapa karakteristik sistem pendukung keputusan (Oetomo, 2002): 1 Interaktif Sistem pendukung keputusan memiliki user interface yang komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara cepat ke data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan. 2 Fleksibel Sistem pendukung keputusan memiliki sebanyak mungkin variabel masukkan, kemampuan untuk mengolah dan memberikan keluaran yang menyajikan alternatif-alternatif keputusan kepada pemakai. 3 Data kualitas Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan menerima data kualitas yang dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari pemakainya, sebagai data masukkan untuk pengolahan data. Misalnya: penilaian terhadap kecantikan yang bersifat kualitas, dapat dikuantitaskan dengan pemberian bobot nilai seperti 75 atau 90. 4 Prosedur Pakar Sistem pendukung keputusan mengandung suatu prosedur yang dirancang berdasarkan rumusan formal atau juga beberapa prosedur kepakaran seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan suatu bidang masalah dengan fenomena tertentu.


  1. Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut (Turban, 2005) ada beberapa kemampuan sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1 Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.
2 Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.
3 Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.
4 Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan.
5 Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design, choice dan implementation.
6 Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.
7 Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.
8 Kemudahan melakukan interaksi sistem.
9 Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.
10 Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
11 Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.
12 Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.


  1. Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan

Beberapa keuntungan penggunaan sistem pendukung keputusan antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):

1 Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2 Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
3 Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4 Pandangan dan pembelajaran baru.
5 Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6 Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7 Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8 Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9 Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10 Meningkatkan produktivitas analisis.

  1. Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan

SPK dapat terdiri dari tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK (Suryadi dan Ramdhani, 2008) yaitu sebagai berikut:

1 Subsistem Manajemen Database (Database Management Subsystem)
2 Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)
3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software)

  1. Proses Pengambilan Keputusan

Karena DSS berhubungan dengan kegiatan pengambilan keputusan, maka kita perlu mengetahui dengan baik bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan. Proses pengambilan keputusan melibatkan 4 tahapan, yaitu:
1. Studi Kelayakan (Intelligence)
Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian produser, pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah. Kepemilikan masalah berkaitan dengan bagian apa yang akan dibangun oleh DSS dan apa tugas dari bagian tersebut sehingga model tersebut bisa relevan dengan kebutuhan si pemilik masalah.
2. Perancangan (Design)
Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan permasalah tersebut. Langkah selanjutnya adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian, ditentukan variable-variabel model.
3. Pemilihan (Choice)
Setelah pada tahapan design ditentukan berbagai alternatif model beserta variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelnya, termasuk solusi dari model tersebut, selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti beberapa variabel.
4. Menelaah (Implementation)
Setelah menentukan model, berikutnya adalah mengimplementasikannya dalam aplikasi DSS.
Keempat tahap proses pengambilan keputusan di atas, kita bisa mengidentifikasi secara lebih baik apa saja yang bisa didukung oleh DSS terutama DSS yang berbasis komputer.

Definisi Analytical Hierrchy Process (AHP)

Metoda Analytical Hierrchy Process (AHP) dekembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business School di awal tahun 1970, yang digunakan untuk mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Disini diperlukan penentuan prioritas dan uji konsistensi terhadap pilihan-pilihan yang telah dilakukan. Dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan multifaktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan. Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyederhanakan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagiannya, serta menjadikan variabel dalam suatu hirarki (tingkatan). Masalah yang kompleks dapat diartikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak (multikriteria), struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Selain itu AHP juga memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan ketergantungan didalam dan diluar kelompok elemen strukturnya. Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari : 1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1/k kali lebih penting dari A. 2. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat. 3. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna (incomplete hierarchy). 4. Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif. Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan pada langkah-langkah berikut: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria–kriteria dan alternaif–alternatif pilihan yang ingin di rangking. 3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. 5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual. 6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen–elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100; maka penilaian harus diulang kembali. Rasio Konsistensi (CR) merupakan batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang ditetapkan Saaty. Rasio Konsistensi (CR) dirumuskan sebagai perbandingan indeks konsistensi (RI). Angka pembanding pada perbandingan berpasangan adalah skala 1 sampai 9, dimana: • Skala 1 = setara antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya. • Skala 3 = kategori sedang dibandingkan dengan kepentingan lainnya. • Skala 7 = kategori amat kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya. • Skala 9 = kepentingan satu secara ekstrim lebih kuat dari kepentingan lainnya. Prioritas alternatif terbaik dari total rangking yang diperoleh merupakan rangking yang dicari dalam Analytic Hierarchy Process (AHP) ini. Beberapa keuntungan metode AHP sebagai alat bantu pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ma’arif dan Tanjung, 2003): 1. Kesatuan (unity). AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. 2. Kompleksitas (complexity). AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif. 3. Saling ketergantungan (inter dependence). AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier. 4. Struktur hirarki (hierarchy structuring). AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-levelyang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa (kriteria dan sub-kriteria). 5. Pengukuran (measurement). AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas. 6. Konsistensi (consistency). AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas. 7. Sintesis (synthesis). AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif. 8. Tawar menawar (trade off). AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. 9. Penilaian dan konsensus (judgement and consensus). AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda. 10. Pengulangan proses (process repetition). AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.


  1. Prinsip Dasar Analytic Hierarchy Process (AHP)

Ada beberapa prinsip yang harus dipahami dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP, diantaranya adalah: decomposition, comparative judgement, synthesis of priority dan logical consistency (Sri Mulyono, 2007 : 220). 1. Decomposition Pengertian decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh menjadi unsur–unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur–unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan incomplete kebalikan dari hirarki yang complete yakni tidak semua unsur pada masing-masing jenjang mempunyai hubungan (lihat gambar 2.3). Pada umumnya problem nyata mempunyai karakteristik struktur yang incomplete. Bentuk struktur dekomposition yakni : Tingkat pertama : Tujuan keputusan (Goal) Tingkata kedua : Kriteria – kriteria Tingkat ketiga : Alternatif– alternative

Gambar 2.2 Struktur Hirarki yang Complete Hirarki masalah disusun untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan memperhatikan seluruh elemen keputusan yang terlibat dalam sistem. Sebagian besar masalah menjadi sulit untuk diselesaikan karena proses pemecahannya dilakukan tanpa memandang masalah sebagai suatu sistem dengan suatu struktur tertentu. 2. Comparative Judgement Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen- elemen. Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan acuan seperti pada tabel 2.1 berikut:




Tabel 2.1 Penyusunan skala kepentingan

3. Synthesis of Priority Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen vektor method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur – unsur pengambilan keputusan. 4. Logical Consistency Logical Consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan mengagresikan seluruh eigen vektor yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan. Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen untuk setiap sub hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasikan dalam bentuk matriks. Contoh: terdapat n objek yang dinotasikan dengan (A1, A2, …, An) yang akan dinilai berdasarkan pada nilai tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj dipresentasikan dalam matriks Pair-wise Comparison.

Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan

Nilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A1 (baris) terhadap A1 (kolom) yang menyatakan hubungan : 1. Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap kriteria C dibandingkan dengan A1 (kolom) atau 2. Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau 3. Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris) dibandingkan dengan A1 (kolom). Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 2.3 Tabel Nilai Numerik Perbandingan Tingkat Kepentingan Definisi Keterangan 1 Equal importance (sama penting) Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan 3 Weak importance of one over another (sedikit lebih penting) Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya 5 Essential or strong importance (lebih penting) Satu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemenpasangannya 7 Demonstrated importance (sangat penting) Satu elemen terbukti sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat, dibandingkan dengan elemen pasangannya 9 Extreme importance (mutlak lebih penting) Satu elemen mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada tingkat keyakinan tertinggi 2, 4, 6, 8 Intermediate values between the two adjacent judgments Nilai diantara dua pilihan yang berdekata Resiprokal Kebalikan Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas ketika dibandingkan elemen j, maka j memiliki kebalikannya ketika dibanding elemen i

Model AHP didasarkan pada pair-wise comparison matrix, dimana elemenelemen pada matriks tersebut merupakan judgement dari decision maker. Seorang decision maker akan memberikan penilaian, mempersepsikan, ataupun memperkirakan kemungkinan dari suatu hal/ peristiwa yang dihadapi. Matriks tersebut terdapat pada setiap level of hierarchy dari suatu struktur model AHP yang membagi habis suatu persoalan. Berikut ini contoh suatu Pair-Wise Comparison Matrix pada suatu level of hierarchy, yaitu:

Baris 1 kolom 2: jika E dibandingkan dengan F, maka E lebih penting/disukai/ dimungkinkan daripada F yaitu sebesar 5, artinya: E essential atau strong importance dari pada F, dan seterusnya. Angka 5 bukan berarti bahwa E lima kali lebih besar dari F, tetapi E strong importance dibandingkan dengan F. Sebagai ilustrasi perhatikan matriks resiprokal berikut :

Membacanya/ membandingkannya, dari kiri ke kanan. Jika E dibandingkan dengan F, maka F very strong importance dari pada E dengan nilai judgement sebesar 7. Dengan demikan pada baris 1 kolom 2 diisi dengan kebalikan dari 7 yakni 1/7. Artinya, E dibanding F F lebih kuat dari E Jika E dibandingkan dengan G, maka E extreme importance dari pada G dengan nilai judgement sebesar 9. Jadi baris 1 kolom 3 diisi dengan nilai 9, dan seterusnya. Dengan menggunakan penilaian seperti Tabel 2.3, maka perbandingan antar kriteria akan menghasilkan Tabel 2.4 di bawah ini. Untuk memudahkan, dalam tabel diasumsikan hanya ada empat kriteria. Tabel 2.4 Tabel perbandingan antar kriteria

CR1 adalah Kriteria ke-1. C12 berarti perbandingan antara Kriteria 1 dengan Kriteria 2. C1 adalah jumlah perbandingan Kriteria 1 dengan kriteria lainnya. Dari tabel 2.3 dapat dirangkum sebagai berikut: 1. merupakan hasil penilaian/ perbandingan antara kriteria i dengan kriteria j ijc. 2. merupakan penjumlahan nilai yang dimiliki kriteria ke i 3. c merupakan penjumlahan semua nilai i 4. Bobot kriteria ke I ( ) diperoleh dengan membagi nilai dengan nilai C. i BC i C Dari perhitungan table diatas maka dapat diketahui nilai bobot untuk masing-masing kriteria. Untuk pembobotan sendiri terdapat banyak pilihan. Untuk kasus tertentu semua indikator mempunyai bobot yang sama. Tetapi pada kasus kasus dengan tahap seperti diatas, maka tiap indikator mempunyai bobot yang berbeda sesuai dengan kepentingannya seperti tahap-tahap diatas.


  1. Perhitungan Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Salah satu utama model AHP yang membedakannya dengan model – model pengambilan keputusan yang lainnya adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak. Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidak konsistenan jawaban yang diberikan responden. Namun, terlalu banyak ketidak konsistenan juga tidak diinginkan. Pengulangan wawancara pada sejumlah responden yang sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsistensinya besar. Saaty telah membuktikan bahwa Indeks Konsistensi dari matriks berordo n dapat diperoleh dengan rumus:

I = Rasio penyimpangan (deviasi) CI = konsistensi (consistency index) λmax = Nilai eigen terbesar dari matriks berordo n n = Orde matriks Apabila CI bernilai nol, maka pair wise comparison matrix tersebut konsisten. Batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang telah ditetapkan oleh Thomas L. Saaty ditentukan dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yaitu perbandingan indeks konsistensi dengan nilai random indeks (RI) yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh Oak Ridge National Laboratory kemudian dikembangkan oleh Wharton School dan diperlihatkan seperti tabel 2.5. Nilai ini bergantung pada ordo matriks n. Dengan demikian, Rasio Konsistensi dapat dirumuskan sebagai berikut :

CR = rasio konsistensi CI = konsistensi (consistency index) RI = indeks random Tabel 2.5 Nilai Random Indeks (RI)

Bila matriks pair–wise comparison dengan nilai CR lebih kecil dari 0,100 maka ketidakkonsistenan pendapat dari decision maker masih dapat diterima jika tidak maka penilaian perlu diulang.



  1. Tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP

Tahapan – tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria yang ingin di rangking. 3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat-tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. 5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual. 6. Mengulangi langkah, 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintetis pilihan dalam penentuan prioritas elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100 maka penilaian harus diulangi kembali.


Manfaat Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)

Manajemen pengelolaan modal manusia dapat dilakukan melalui penilaian kinerja karyawan atau performance appraisal. Penilaian kinerja karyawan adalah proses merencanakan, mengorganisasi, menyupervisi, mengontrol dan menilai kinerja. Penilaian kinerja merupakan muara akhir dari manajemen modal manusia (Wirawan 2009 : 2). Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual bawahan dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Jika dikerjakan dengan benar, hal ini akan memberikan manfaat yang penting bagi karyawan, atasan serta departemen SDM dan perusahaan. Atasan atau Supervisor atau manajer menilai kinerja karyawan untuk mengetahui tindakan apa yang sudah dilakukan atau yang akan dilakukan selanjutnya. Umpan balik yang spesifik dari atasan akan memudahkan karyawan untuk membuat perencanaan-perencanaan kerja serta keputusan-keputusan yang lebih efektif untuk kemajuan perusahaan. Dalam melakukan penilaian kinerja, yang dinilai adalah kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka bekerja bila dibandingkan dengan standar organisasi. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan mengenai penilaian kinerja dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan/ diberikan. Menurut Riva’i dan Basri (2005 : 51), kegunaan atau manfaat hasil penilaian kinerja adalah: 1. Performance Improvement Performance Improvement berbicara mengenai umpan balik atas kinerja yang bermanfaat bagi karyawan, manajer, supervisor, dan spesialis SDM dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja pada waktu yang akan datang. 2. Compensation Adjustment Penilaian kinerja membantu dalam pengambilan keputusan siapa yang seharusnya menerima kenaikan pembayaran dalam bentuk upah, bonus ataupun bentuk lainnya yang didasarkan pada suatu sistem tertentu. 3. Placement Decision Kegiatan promosi, atau demosi jabatan dapat didasarkan pada kinerja masa lalu dan bersifat antisipatif, seperti dalam bentuk penghargaan terhadap karyawan yang memiliki hasil kinerja baik pada tugastugas sebelumnya. 4. Training and Development Needs Kinerja yang buruk mengindikasikan sebuah kebutuhan untuk melakukan pelatihan kembali sehingga setiap karyawan hendaknya selalu memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri agar sesuai dengan tuntutan jabatan saat ini. 5. Career Planing and Development Umpan balik kinerja sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan utamanya tentang karir spesifik dari karyawan, sebagai tahapan untuk pengembangan diri karyawan tersebut. 6. Staffing Process Deficiencies Baik buruknya kinerja berimplikasi dalam hal kekuatan dan kelemahan dalam prosedur penempatan di departemen SDM. 7. Informational Inaccuracies Kinerja yang buruk dapat mengindikasikan adanya kesalahan dalam informasi analisis pekerjaan, perencanaan SDM, atau hal lain dari sistem manajemen SDM. Hal demikian akan mengarah pada ketidaktepatan dalam keputusan mempekerjakan karyawan, pelatihan dan keputusan konseling. 8. Job Design Error Kinerja yang buruk mungkin sebagai suatu gejala dari rancangan pekerjaan yang salah atau kurang tepat. Melalui penilaian kinerja dapat didiagnosis kesalahankesalahan tersebut. 9. Feedback to Human Resourches Kinerja yang baik dan buruk di seluruh perusahaan mengindikasikan bagaimana baiknya fungsi departmen SDM yang diterapkan.

Konsep Dasar Prototipe

Jenis-Jenis Prototipe

Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu: Menurut Janner Simarmata (2010:64)

  1. Rapid Throwaway Prototyping

Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga Prototypeyang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  1. Prototype Evolusioner

Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).


UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti bahasa pemodelan standar. Menurut Chonoles dalam widodo dan Herlawati (2011:6) mengatakan sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantic. Ketika membuat model menggunakan konsep UML ada aturan- aturan yang harus diikuti. Elemen pada model-model yang dibuat berhubungan satu dengan yang lainnya harus mengikuti standar yang ada. UML bukan sekedar diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya.


Diagram – Diagram UML

Menurut (Widodo dkk, 2011:10-12) Diagram - Diagram UML antara lain:

1. Diagram Kelas

Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka- antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi - relasi.

2. Diagram Diagram Paket (Package Diagram)

Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

3. Diagram Use Case

Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor. Diagram ini sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

4. Diagram interaksi dan Sequence (urutan)

Diagram interkasi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

5. Diagram Komunikasi (Communication Diagram)

Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

6. Diagram Statechart (Statechart Diagram)

Status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktifitas.

7. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

Diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

8. Diagram Komponen (Component Diagram)

Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

9. Diagram Deployment (Deployment Diagram)

Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run time).

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan.

Tujuan UML

UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk : (Widodo dkk, 2011:6-7)

  1. Merancang perangkat lunak.


  1. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
  2. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.
  3. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Black box testing terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

Menurut Soetam Rizky (2011:264), berpendapat bahwa “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.

Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenal proses testing di bagian luar”.

Menurut Agustiar Budiman (2012:4), berpendapat bahwa “pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antar muka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Uji coba black box bukan merupakan alternative dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black box testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance. Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang;
  2. Kesalahan interface;
  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal;
  4. Kesalahan performa;
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.
  6. Metode Pengujian Dalam Black Box

Menurut Soetam Rizky (2011:265), Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, diantaranya:

a. Equivalence Partioning


Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba.

BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.


c. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

  1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
  2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
  3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
  4. Aturan tabel keputusan dikonversikan ke dalam kasus uji

d. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan

data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

e. Sample and Robustness Testing

  1. Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai- nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

  1. Robustness Testing

Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f. Behavior Testing dan Performance Testing

  1. Behavior Testing

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

  1. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

g. Requirement Testing

  1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
  2. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
  3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

h. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Konsep Dasar Pengertian PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis (up to date) (Anhar, 2010 : 3).

Pendapat lain menjelaskan PHP adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu satu bahasa pemrograman berbasiskan kode-kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimnya kembali ke web browser menjadi kode HTML. Kode PHP mempunyai cirri-ciri khusus, yaitu (Diar Puji Oktavian, 2010 : 31) :

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server, misal : Apache
  2. Kode PHP diletakkan dan dijalankan di web server
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti : MySQL, PostgreSQL, Oracle, dan lain-lain
  4. Merupakan software yang bersifat open source
  5. Gratis untuk di-donwload dan digunakan
  6. Memiliki sifat multipaltform, artinya dapat dijalankan menggunakan sistem operasi apapun, seperti : Linux, Unix, Windows, dan lain-lain.

Berikut contoh umum penggunaan script PHP untuk menjelaskan tentang PHP sebagai script yang disisipkan dalam bentuk HTML.

<html>

<head>

<title>

Contoh

</title>

</head>

</body>

<?

Echo “Hello, World”

?>

</body>

</html>

Contoh script diatas berbeda dengan script yang ditulis dengan bahasa lain seperti bahasa C atau bahasa Perl. Programmer tidak harus menuliskan semua dokumen HTML sebagai bagian dari keluaran dari script PHP, cukup menuliskan bagian mana saja yang berupa tag html dan bagian mana saja yang harus ditulis atau dihasilkan dari program script PHP, kode diapit dengan menggunakan tag awal tag akhir yang khusus yang memungkinkan pemprograman untuk masuk dan keluar dari mode script PHP.


Konsep Dasar Cascading Style Sheet (CSS)

Menurut Sulistyawan, Rubianto, Saleh (2008, P32), CSS adalah suatu bahasa stylesheets yang mengatur tampilan suatun dokumen. Pada umumnya CSS digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda. CSS dapat mengubah besar kecilnya text, mengganti warna background pada sebuah halaman, atau dapat pula mengubah warna border pada tabel, dan masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan oleh CSS. Dengan CSS, tampilan website akan lebih cantik dan konsisten. Ada dua cara untuk menuliskan kode CSS. Pertama secara internal, yaitu menuliskan langsung diantara tag HTML/XHTML. Kedua secara eksternal, yaitu kode CSS disimpan dalam file yang terpisah kemudian dipanggil saat halaman web dibuka, CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh W3C (World Wide Web Consortium) dan diperkenalkan pada tahun 1996.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

MySQL terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

Menurut Budi Raharjo (2011:21), berpendapat bahwa “MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat diakses oleh banyak user”.

Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97), berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”.

Menurut Achmad Solichin (2010:8), berpendapat bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris : database management system)

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.

Fitur-fitur My SQL

Fitur-fitur MySQL menurut Achmad Solichin (2010:8):

  1. Relational Database System. Seperti halnya software database lain yang ada dipasaran, MySQL termasuk RDBMS.
  2. Arsitektur Clien-Server. My SQL memiliki arsitektur clien-server dimana server database MySQL terinstal di server. Client MySQL dapat berada di komputer yang sama dengan server, dan dapat juga di komputer lain yang berkomunikasi dengan server melalui jaringan bahkan internet.
  3. Mengenal perintah SQL standar. SQL (Structured Query Language) merupakan suatu bahasa standar yang berlaku di hampir semua software database. MySQL mendukung SQL versi SQL:2003.
  4. Mendukung Sub Select. Mulai versi 4.1 MySQL telah mendukung select dalam select (sub select).
  5. Mendukung Views. MySQL mendukung views sejak versi 5.0.
  6. Mendukung Stored Prosedured (SP). Mendukung SP sejak versi 5.0.
  7. Mendukung Triggers. My SQL mendukung trigger pada versi 5.0
  8. Mendukung replication.
  9. Mendukung transaksi.
  10. Mendukung foreign key.
  11. Tersedia fungsi GIS.
  12. Free (bebas didownload).
  13. Stabil dan Tangguh.
  14. Fleksibel dengan berbagai pemrograman.
  15. Security yang baik.
  16. Dukungan dari banyak komunitas.
  17. Perkembangan software yang cukup cepat.

Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

Menurut Puspitasari (2011:1), berpendapat bahwa “XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server MySQL dan support PHP programming.

”Xampp merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainya hanya bedanya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memiliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah didalam console. oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan”.

Menurut Sopiyan (2012:13), berpendapat bahwa asal kata XAMPP adalah singkatan yang masing-masing hurufnya adalah :

X: Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi, seperti

Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.

A: Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan, maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan

M: MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam database.

P: PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting. PHP memungkinkan kita untuk membuat halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis data yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQl. Namun PHP juga mendukung sistem manajement database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d- base, PostgreSQL, dan sebagainya.

Konsep Dasar Adobe Dreamweaver

Definisi Adobe Dreamweaver

Menurut Wahana Komputer (2011:2), “Adobe Dreamweaver merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan untuk membangun sebuah website, baik secara grafis maupun dengan menuliskan kode sumber secara langsung.” Adobe Dreamweaver merupakan program untuk membuat atau mengedit web yang dikeluarkan oleh Adobe Systems yang juga dikenal sebagai Macromedia Dreamweaver. Software ini digunakan karena memiliki fitur-fitur yang menarik dan cenderung mudah dalam penggunaannya. Versi terakhir Adobe Dreamweaver adalah Adobe Dreamweaver CS5. Macromedia Dreamweaver berubah menjadi Adobe Dreamweaver karena Macromedia diakuisisi oleh Adobe System sehingga seluruh produk yang dibuat oleh Macromedia kini diawali dengan kata Adobe.

Adobe Dreamweaver memudahkan pengembang website untuk mengelola halaman-halaman website dan aset-asetnya, baik gambar (image), animasi flash, video, suara dan lain sebagainya. Selain itu Adobe Dreamweaver juga menyediakan fasilitas untuk melakukan pemrograman scripting, baik ASP (Active Server Page), JSP (Java Server Page), PHP (Hypertext Preprocessor), JavaScript (js), Cold Fusion, CSS (Cascading Style Sheet), XML (Extensible Markup Language) dan lainnya

Elisitasi

  1. Definisi Elisitasi


Menurut Hidayati dalam Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011 (2011:302), ”Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.”

  1. Jenis-jenis Elisitasi


Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: Menurut Suryo Guritno, (2010:302)

  1. Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  1. Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.

  1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
  3. (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  4. Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

  1. (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
  2. (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
  3. (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:

  1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. Middle (M): Mampu untuk dikerjakan.
  3. Low (L): Mudah untuk dikerjakan.
  4. Final Draft Elicitation

Menurut Suryo Guritno (2010:304), berpendapat bahwa “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


Literature Review

  1. Definisi Literature Review

Menurut Semiawan (2010:104),“Literaturereview adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentangtopik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan di analisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan denganpenelitian-penelitian sebelumnya

Menurut Mulyandi (2013:17-153), “Penelitian sebelumnya (literature review) merupakan survey literature tentang penemuan - penemuan yang di lakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topic penelitian”.

Berdasarkan beberapa pendapat yangdikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan literature review adalah analisa sistem berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari peneliti yang sedangdilakukan terhadap suatu bagian keilmuan.

  1. Tujuan Literature Review

Menurut Yuniarti (2012:3), studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolak ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaantertentu.

  1. Manfaat dari literature review ini antara lain :
  2. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  3. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  4. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
  5. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah capai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  6. Untuk mendapatkan informasi tentang orang lain yang melakukan penelitian di area yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Terdapat beberapa penelitian/jurnal sebelumnya yang memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas, yaitu :

  1. Tinjauan dari jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Arif Lokabal, Martin D.J.Sumajouw, Bonny F. Sompie (2014).

Jurnal yang berjudul Manajemen Risiko Pada Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi di Provinsi Papua bertujuan untuk manganalisa risiko-risiko yang dihadapi oleh perusahaan jasa konstruksi. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, metode untuk mengidentifikasikan, menganalisa, dan merespon risiko-risiko yang ada dalam suatu proyek.

  1. Tinjauan dari jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Muhamad Fitrah Kurniawan (2014).

Jurnal yang berjudul Manajemen Risiko yang di hadapi PT Telekomunikasi Indonesia TBK. Dalam pembuatan Jurnal ini penulis melakukan penelitian Kualitatif karena tidak adanya perhitungan dalam isi jurnal ini. Penulis melakukan penelitian secara observasi untuk mendapatkan informasi langsung di PT Telekomunikasi Indonesia. Penulis mendapatkan data dengan cara tanya jawab dengan pihak perusahaan langsung sehingga penulis mendapatkan data langsung dari perusahaan. Tujuan pembuatan jurnal ini agar kita bisa memahami apa risiko yang terjadi di perusahaan Telekomunikasi Indonesia, baik itu terjadi di Operasional, SDM, Keuangan maupun yang lainnya.

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ahsan (2015)

Penelitian yang berjudul Penerapan Manajemen Risiko Untuk Meminimalkan Kredit Bermasalah pada Bank Jatim Cabang Bondowoso penelitian ini menggunakan mix method (kualitatif & kuantitatif). Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara kepada beberapa karyawan bagian kredit, obsevasi non-partisipan dan dokumentasi tentang implementasi manajemen risiko. Data kuantitatif diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada nasabah kredit bermasalah. Analisis data dilakukan dengan regresi linier ganda dengan bantuan SPSS 16 for windows. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan penyebab kredit bermasalah terdapat pada karakter nasabah, usaha nasabah dan jaminan.

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa Mustikawati, Topowijino, Dwiatmanto (2013).

Penelitian yang berjudul Penerapan Manajemen Risiko Untuk Meminimalisir Risiko Kredit Macet Pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BPTN) Cabang Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen risiko agar dapat menekan kredit macet dengan menggunakan metode kualitatif yang berfokus:

  1. pada Pengawasan Dewan Komisaris dan Dierksi
  2. kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit pinjaman
  3. kecukupan proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko kredit
  4. pengendalian risiko kredit.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Heidy Anggraini Putri (2012)

Penelitian yang berjudul Manajemen Risiko Proyek Penyediaan Air Minum bertujuan untuk mengidentifikasikan & assesmen risiko, Alokasi risiko dan mitigasi risiko. Dari penelitian ini diperoleh tujuh risiko tinggi, tujuh risiko medium dan enam risiko rendah.


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Obyek Penelitian

Sejarah Singkat Perusahaan

Didirikan pada tahun 2006 PT Paramount Enterprise sebagai pengembang property dikawasan gading serpong. Enam tahun kemudian tepatnya pada tahun 2012 perusahaan tersebut mengumumkan berdirinya Parador Hotels & Resort sebagai bisnis unit dari paramount enterprise. Parador ini difokuskan pada manajemen perhotelan dan mengelola semua property hotel dan apartemen dari PT Paramount Enterprise. Parador hotels & Resort telah memiliki enam property hotel yang sudah menjadi bagian dari manajemen hotel di perusahaan ini. Dengan banyak spesialis dibidang industri hotel perusahaan ini mampu memanajemen di semua aspek dari hotel, resort dan apartemen, termasuk manajemen operasional, manajemen proyek dan koordinasi, pemasaran, penjualan dan kegiatan hubungan masyarakat, teknis dan jasa keuangan. Tujuan didirikannya PT Parador Management International adalah untuk diakui secara global sebagai perusahaan pengelola hotel, resort dan apartemen yang menguntungkan dan dapat memenuhi kebutuhan setiap pelanggannya. Tentunya perushaan ini mempunyai visi dan misi perusahaan berikut visi dan misi perusahaan sebagai tujuan dan prospek kedepannya. Visi :  To be globally recognized as the most Inspiring & Ambitious Hospitality Management in the region.


Misi :  Dedicated to promote genuine Asian hospitality and Professionalism, providing best values to stakeholders.  Managing 99 Hotels, Resorts & Residences by 2024.

Struktur Organisasi

PT Parador Management International terdiri dari beberapa bagian dan tugas kerja masing-masing. Berikut adalah struktur organisasi perusahaan sebagai obyek penelitian pada hal ini di Fame Hotel Serpong sebagai unit hotel dari Parador.


Tugas dan Tanggung Jawab=

Untuk pembagian kerja dan jabatan dari masing-masing department memiliki tugas dan wewenang yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Berikut tugas dan tanggung jawab dari masing – masing department yang ada di PT Parador Mangement International yang sebagai objek dari penelitian ini adalah Fame Hotel Serpong :

1. General Manager
General manager bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan terjadi di hotel dan mempunyai wewenang penuh terhadap semua kegiatan operasional hotel.
2. Human Capital
Bertanggung jawab terhadap semua yang berkaitan dengan karyawan hotel baik itu berupa absensi, pengangkat jabatan, recruitment karyawan dan lain sebagainya.
3. Housekeeping
Mempunyai tanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapian setiap kamar dihotel serta kebersihan lingkungan area sekitar hotel.
4. Engineering
Mempunyai tugas perbaikan dan perawatan baik itu berupa kelistrikan maupun semua peralatan yang digunakan didalam gedung hotel seperti lift, sound system, AC dan lain sebagainya.
5. Front Office
Department yang berhubungan langsung dengan pelanggan atau tamu hotel. Mereka bertugas sebagai customer services yang melayani proses check in dan check out kepada pelanggan / tamu hotel.
6. Sales & Marketing
Mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berhubungan dengan pelanggan atau tamu hotel. Department ini terbagi dari beberapa bagian dan tugas masing-masing diantaranya ada bagian promosi dan sales excutive yang difokuskan pada pelanggan baik itu dari perusahaan maupun pemerintahan.
7. Finance & Accounting
Mempunyai tugas dalam mengatur keuangan perusahaan baik itu penghasilan yang diperoleh maupun pengeluaran yang terjadi dalam kegiatan operasional hotel. Pada Department ini mempunyai beberapa tugas dan fungsi yang terdiri dari purchasing yang bertugas dalam hal pembelanjaan yang berkaitan dengan kegiatan hotel, Cost control yang bertugas untuk mengontrol pengambilan barang dari gudang sesuai kebutuhan dan beberapa fungsi dan tugas lainnya.
8. Food & Beverage (F &B)
Bertugas dalam hal pengelolaan restaurant yang terdapat didalam hotel dan mengatur jalannya kegiatan yang ada dalam ruang meeting hotel. Department ini yang melayani semua pelanggan hotel baik yang berkunjung pada restaurant maupun pemakaian dalam ruang meeting.
9. F&B Product
Bertugas dalam memproduksi atau mengelola makanan untuk para pelanggan / tamu hotel. F&B Product ini bertanggung jawab terhadap semua makanan yang disajikan baik rasa maupun penyajiannya pada restaurant hotel.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Parador Management International yang berlokasi di SOHO Park, Office Complex Jl Boulevard Gading Serpong, Tangerang – 15810, Banten - Indonesia dan sebagai sample dari objek penelitian ini di fokuskan pada Fame Hotel Serpong sebagai hotel yang di manage oleh PT Parador Management International. Fame Hotel Serpong ini beralamatkan di CBD Gading Serpong Lot distric utara, jalan Boulevard Gading Serpong Tangerang dan di mulai penelitiannya dari tanggal 13 September 2015 sampai dengan 13 November 2015.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Urutan prosedur ini berisikan informasi daftar karyawan yang akan dinilai, pengajuan formulir penilaian kinerja, pengisian formulir, interview/ wawancara, persetujuan hasil penilaian kinerja, pembuatan surat kontrak, dan penempatan posisi jabatan. Sistem penilaian kinerja karyawan yang berjalan di PT Parador Management International adalah sebagai berikut :

1. Prosedur Informasi Daftar Karyawan
Informasi nama karyawan yang dilakukan oleh bagian human capital kepada masing-masing head department yang telah habis masa kontrak atau karyawan yang membutuhkan review (penilaian kinerja) untuk kebutuhan – kebutuhan tertentu.
2. Prosedur pengajuan formulir
Pengajuan formulir penilaian kinerja dilakukan oleh head dari masing-masing departemen setelah mendapat informasi bahwa bawahannya ada yang sudah habis masa kontraknya dari human capital.
3. Prosedur pengisian formulir
Penilaian kinerja karyawan dilakukan dengan cara mengisi formulir penilaian kinerja (Employee Performance Development Plant) yang telah diberikan oleh human capital. Formulir tersebut berisi beberapa kriteria-kriteria diantaranya adalah kehandalan, perilaku kerja, penampilan dan kepemimpinan yang dari setiap kriteria terdapat beberapa aspek penilaian untuk dipilih nilainya sesuai dengan kinerja karyawan selama bekerja.
4. Prosedur wawancara
Wawancara dilakuka terhadap karyawan untuk mengetahui pendapat atau komentar yang dibutuhkan dalam pengisian formulir Employee Performance Development Plan. Tujuan dari wawancara ini untuk mengetahui juga aspek apa saja yang dibutuhkan untuk program rencana pengembangan kinerja karyawan kedepannya.
5. Prosedur persetujuan hasil penilaian kinerja
Proses evaluasi dan persetujuan dilakukan oleh human capital manager berdasarkan pada formulir penilaian kinerja yang telah ditanda tangani oleh appraiser atau department head.
6. Prosedur pembuatan surat kontrak
Pembuatan surat kontrak kerja karyawan dilakukan oleh human capital yang selanjutnya ditanda tangani oleh general manager untuk mengetahui jabatan apa dan tunjangan apa sajakah yang diperoleh berdasarkan hasil dari penilaian kinerja karyawan yang telah dilakukan oleh head department dan human capital.
7. Prosedur penempatan posisi jabatan
Penempatan posisi jabatan baru diperoleh karyawan apabila hasil penilaian kinerja dalam program Employee Peformance Develpoment Plan mendapatkan hasil yang melebihi harapan dari perusahaan. Posisi jabatan yang baru dapat terjadi dalam satu departemen atau dapat juga posisi dilain departemen sesuai kebutuhan perusahaan.

Use Case Diagram Sistem Penilaian Kinerja

Untuk menggambarkan prosedur dan proses sistem INTEGRAM saat ini, digunakan sebuah program Visual Paradigm for UML 12.1. Community Edition dengan use case diagram sebagai berikut:

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Penilaian Kinerja

1. Name Use Case : Informasi daftar karyawan yang akan dinilai
1. Aktor  : Department head dan Human Capital
2. Deskripsi : Human capital menginformasikan kepada Dept Head nama karyawan (bawahannya) telah habis masa kontrak dan di perlukan performance appraisal (penilaian kinerja) oleh departemen masing-masing.
2. Nama Use Case : Mengajukan Form Penilaian Kinerja
1. Aktor  : Department head dan Human Capital
2. Deskripsi : Human capital memberikan formulir Employee performance development plan untuk diisi oleh dept. Head.
3. Nama Use Case : Mengisi formulir penilaian kinerja
1. Aktor  : Department. head
2. Deskripsi : Pengisian formulir dilakukan oleh department head sesuai intruksi yang ada dalam formulir penilaian kinerja karyawan
4. Nama Use Case : Melaksanakan Wawancara
1. Aktor  : Department head dan employee
2. Deskripsi : Dept Head melakukan wawancara dengan karyawan yang akan dilakukan appraisal (Penilaian kinerja).
5. Nama Use Case : Persetujuan hasil penilaian kinerja
1. Aktor  : HC Manager
2. Deskripsi : Karyawan yang telah diwawancara oleh Dept. Head dan memperoleh dari hasil yang sesuai dengan form penilaian ditanda tangani oleh HC Manager untuk segera diproses ke tahap berikutnya.
6. Nama Use Case : Pembuatan surat kontrak kerja
1. Aktor  : Human Capital & General Manager
2. Deskripsi : Human capital membuat surat kotrak kerja baru untuk ditanda tangani oleh General Manager bahwa karyawan sudah dilakukan penilaian kinerja dan dapat menempatkan posisi / jabatan baru sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
7. Nama Use Case : Penempatan posisi jabatan
1. Aktor  : Human Capital, Karyawan dan Dept. Head
2. Deskripsi : Human capital menempatkan karyawan sesuai dengan kebutuhan department yang bersangkutan.


Activity Diagram Sistem Penilaian Kinerja

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, desicion yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Penilaian Kinerja Berjalan

Berdasarkan gambar 3.3 Activity Diagram Sistem yang berjalan saat ini adalah:

1. 1 (satu) initial node dimana objek pertama dimulai.
2. 5 (lima) aktor yaitu Human capital, Dept. Head, Karyawan, HC Manager dan General Manager
3. 11 (sepuluh) Action yaitu memberikan informasi nama karyawan, menerima informasi nama karyawan, menerima formulir penilaian kinerja, mengisi formulir penilaian kinerja, melaksanakan wawancara, memberikan penilaian kinerja, menyetujui hasil penilaian kinerja, membuat surat kontrak kerja, menyetujui surat kontrak kerja, tanda tangan kontrak kerja, penempatan posisi jabatan baru.
4. N1 (satu) decision node yaitu pada melaksanakan wawancara.
5. 1 (satu) final node, aktifitas akhir menunjukan akhir dari semua aliran dalam kegiatan tersebut.

Sequence Diagram Sistem Penilaian Kinerja

Sequence diagram untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem Penilaian Kinerja

Berdasarkan gambar 3.4 sequence diagram yang berjalan saat ini adalah :

1. 5 (lima) aktor yang melakukan kegiatan yaitu Human capital, Dept. Head, Karyawan, HC Manager dan General Manager
2. 5 (lima) live line antar muka yaitu, form Penilaian kinerja, wawancara, hasil penilaian kinerja, surat kontrak / overing letter, penempatan posisi jabatan baru.
6. 11 (sepuluh) spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh aktor-aktor tersebut diantaranya, memberikan informasi nama karyawan, menerima informasi nama karyawan, menerima formulir penilaian kinerja, mengisi formulir penilaian kinerja, melaksanakan wawancara, memberikan penilaian kinerja, menyetujui hasil penilaian kinerja, membuat surat kontrak kerja, menyetujui surat kontrak kerja, tanda tangan kontrak kerja, penempatan posisi jabatan baru.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa SWOT

Pada metode ini penulis mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi instansi. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (Weakness), terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (treats). Tabel 3.1 Identifikasi SWOT Strenght (S) Weakness (W) 1. Memudahkan Human capital dalam proses penilaian kinerja. 2. Memudahkan department head dalam menilai kinerja karyawan. 1. Membutuhkan koneksi ke server dan jika akan dionlinekan membutuhkan koneksi internet. 2. Membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pengadaan server. Opportunities (O) Threats (T) 1. Teknologi web merupakan salah satu teknologi masa depan. 2. Tingginya kebutuhan perusahaan akan teknologi informasi dalam kegiatan operasional. 1. Semakin berkembangnya teknologi dan kebutuhan user sehingga dibutuhkan penyesuaian sistem sesuai dengan perkembanganya. 2. Kurang optimalnya penggunaan teknologi informasi dalam sosialisasi kepada user sehingga memungkinkan adanya kesalahan (Human Error).

Berdasarkan identifikasi faktor di atas, maka dilakukan analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.2 Analisis SWOT Internal Strenght

(Kekuatan) Weakness

(Kelemahan) Eksternal Opportunities (Peluang) SO WO Mengembangkan sistem penilaian kinerja karyawan berbasis web application dengan menggunakan teknologi informasi Membuat sistem yang dapat diakses dari semua client (Terpusat) dan dapat mengembangkan jaringan koneksi yang lebih luas Threats (Ancaman) ST WT Meningkatkan keamanan dan pengawasan sistem Menyediakan sistem penilaian kinerja karyawan sebagai pengambilan keputusan yang lebih akurat.

Analisa Kebutuhan Data

Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhan- kebutuhan yang dimaksud antara lain:

1. Kebutuhan Data Masukan yaitu data-data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diolah dan diproses. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi parameter kehandalan, perilaku kerja, penampilan dan kepemimpinan. Masing-masing kriteria diberikan 3 intensitas yaitu melebihi harapan, memenuhi harapan, dan perlu perbaikan.
2. Kebutuhan Data Keluaran Yaitu data-data yang dikeluarkan sistem setelah diolah dan diproses untuk kemudian ditampilkan kepada pengguna sistem. Data keluaran dari sistem ini adalah data urutan hasil penilaian kinerja yang berupa angka dari yang tertinggi hingga terendah beserta tingkat persentasinya.

Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang berjalan, yaitu:: 1. Processor  : quad-core intel Core i5 2.9 Ghz 2. Monitor  : 21.5” Full HD 3. Mouse  : Optical 4. Keyboard  : Compatible Ps2 5. RAM  : 4 GB 6. Harddisk  : 500 GB 7. Printer  : HP Laser Jet 1105


Spesifikasi Software

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, perangkat lunak yang digunakan dalam sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Ms. Office 2010 2. Windows 7 64 bit

Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Masalah

Analisis Permasalahan

Untuk lebih memahami permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis melakukan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya adalah dengan melakukan studi pustaka, wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh penulis. Prosedur sistem penilaian kinerja karyawan yang berjalan di PT Parador Management International dapat dilakukan dengan menggunakan object oriented yakni, Siklus hidup pengembangan sistem atau perangkat lunak berorientasi objek mengandung 3 proses makro: analisis, perancangan dan implementasi. Sebelum kita mengembangkan suatu sistem penunjang keputusan, seorang sistem analis harus mampu menangkap apa yang ingin pengguna dapatkan dari sistem itu. Untuk itulah diperlukan penyelidikan awal dan studi kelayakan. Sebelum kita mengembangkan suatu sistem penunjang keputusan, seorang sistem analis harus mampu menangkap apa yang ingin pengguna dapatkan dari sistem itu. Untuk itulah diperlukan penyelidikan awal dan studi kelayakan. Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya. Sistem penunjang keputusan dalam penilaian kinerja karyawan (Employee Performance Measure) di PT Parador Management International marupakan sebuah aplikasi (Program) yang dibuat untuk membantu proses penilaian kinerja yang menggunakan metode AHP dan PHP sebagai dasar pemrogramannya. Parameter atau kriteria yang digunakan dalam sistem ini diantaranya adalah Dependability (Kehandalan), Work Conduct (Perilaku Kerja), Appearance (Penampilan) dan Leadership (Kepemimpinan). Banyak kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan pada permasalahan penilaian kinerja tersebut. Salah satunya adalah model penilaian yang bersifat kuantitatif yaitu dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP merupakan sebuah metode yang tepat digunakan dalam permasalah bersifat kompleks dan multikriteria. AHP umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria. Sistem yang berjalan pada PT Management Parador International dalam proses penilaian kinerja karyawan atau program Employee Performance Development Plan yang sedang berjalan saat ini sudah berjalan dengan baik, namun masih belum optimal dikarenakan belum terkomputerisasi sehingga tidak adanya basis data yang mempunyai peranan sebagai tempat penyimpanan data-data. Adapun masalah-masalah yang timbul yaitu :

1. Human capital departemen melakukan pendataan ulang terhadap karyawan yang telah habis masa kontraknya kepada departemen head masing-masing dan memakan waktu lama karena dalam pencarian data belum menggunakan system yang terkomputerisasi.
2. Human Capital harus mencari dan membuka setiap formulir penilaian kinerja yang sudah masuk satu persatu untuk mencari karyawan yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam program development plan.
3. Dalam pembuatan laporan hasil penilaian kinerja masih menggunakan perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel sehingga data yang diperoleh atau disimpan belum memiliki security atau masih dapat berubah angkanya jika ada kesalahan pada penginputan data.
Dari berbagai analisis tersebut, maka penulis akan merancang sebuah sistem yang dapat memberikan suatu penilaian kinerja karyawan secara obyektif dan akurat berdasarkan masukan dari atasannya dengan menggunakan metode AHP. Diharapkan, dengan adanya sistem penilaian kinerja karyawan tersebut, management dapat lebih mudah mengambil keputusan untuk menentukan rencana pengembangan kinerja karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil dari analisis permasalahan tersebut, maka sistem pendukung keputusan yang akan dibuat hendaknya :

1. Dapat memberikan fasilitas pendataan karyawan secara lengkap sehingga mempermudah dalam pencarian data.
2. Dapat membantu dalam memberikan penilaian secara cepat dan tepat sehingga hasil penilaian yang diperoleh bersifat obyektif serta akurat.
3. Dapat membantu dalam merekap data karyawan dari hasil penialaian kinerja sehingga human capital dengan mudah memperoleh hasil untuk program employee performance development plan sesuai kebutuhan perusahaan.
4. Dapat menjadi terkomputerisasi penilaian kinerja tidak menggunakan formulir yang berupa kertas saja sehingga memberikan informasi sehingga informasi yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan

User Requirment

Elisitasi Tahap 1

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diberikan oleh stakeholder dalam hasil pengumpulan data mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Setelah melakukan observasi dan wawancara terhadap stakeholder, maka didapat beberapa kebutuhan yang diperlukan guna membangun sebuah sistem yang diinginkan, kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam Elisitasi Tahap I sebagai berikut : Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Functional

	Analisa Kebutuhan
	Saya ingin sistem dapat

1 Menampilkan menu log in 2 Tidak dapat log in jika username & password salah 3 Menampilkan menu halaman utama untuk admin 4 Menampilkan menu halaman utama untuk user 5 Menampilkan menu log out 6 Menampilkan logo dari perusahaan 7 Menampilkan dasboard halaman utama 8 Memiliki fasilitas change password 9 Dapat menambahkan data karyawan 10 Dapat mengupdate data karyawan 11 Dapat menghapus data karyawan 12 Dapat mengupdate nilai bobot kriteria 13 Dapat menampilkan data karyawan 14 Memiliki fasilitas create accounts (menambah user) 15 Dapat mengupdate data user / pengguna 16 Dapat menghapus data user / pengguna 17 Menampilkan laporan penilaian kinerja dengan grafik batang 18 Dapat terhubung dengan jaringan intranet 19 Dapat menampilkan laporan berdasarkan kriteria 20 Memiliki fasilitas change password 21 Dapat input penilaian kinerja karyawan dengan kriteria - kriteria yang ditampilkan 22 Dapat menyimpan data hasil penilaian kinerja karyawan 23 Dapat menampilkan data hasil penilaian berdasarkan kriteria tertentu 24 Tidak dapat memasukan data karyawan dengan id karyawan yang sama 25 Tidak dapat menyimpan hasil penilaian kinerja jika tanggal penilaian dan id karyawan sama 26 Menampilkan pemberitahuan / petunjuk jika ada kesalahan input 27 Dapat login lebih dari satu user secara bersamaan 28 Dapat menampilkan hasil penilaian berupa angka perhitungan dari setiap kriteria penialaian kinerja 29 Terdapat menu pencarian data penilaian kinerja dan detail hasil penilaiannya 30 Terdapat perintah print data hasil penilaian kinerja karyawan Non Functional

	Analisa Kebutuhan	 
	Saya ingin sistem dapat	 

1 Menampilkan user friendly 2 Administrator dapat mengakses seluruh data 3 Sistem berjalan dengan baik 4 Program Aplikasi ini dapat dijalankan dengan berbagai macam web browser Stakeholder Peneliti

(Diandra KHO) (Bayu Lesmana Putra) NIK : 002025 NIM : 1422477714


Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II disusun berdasarkan Elisitasi tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inenssensial (I) dan harus dieleminasi. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II Functional

	Analisa Kebutuhan	M	D	I
	Saya ingin sistem dapat			

1 Menampilkan menu log in V 2 Tidak dapat log in jika username & password salah V 3 Menampilkan menu halaman utama untuk admin V 4 Menampilkan menu halaman utama untuk user V 5 Menampilkan menu log out V 6 Menampilkan logo dari perusahaan V 7 Menampilkan dasboard halaman utama V 8 Memiliki fasilitas change password V 9 Dapat menambahkan data karyawan V 10 Dapat mengupdate data karyawan V 11 Dapat menghapus data karyawan V 12 Dapat mengupdate nilai bobot kriteria V 13 Dapat menampilkan data karyawan V 14 Memiliki fasilitas create accounts (menambah user) V 16 Dapat mengupdate data user / pengguna V 17 Dapat menghapus data user / pengguna V 18 Menampilkan laporan penilaian kinerja dengan grafik batang V 19 Dapat terhubung dengan jaringan intranet V 20 Dapat menampilkan laporan berdasarkan kriteria V 21 Memiliki fasilitas change password V 22 Dapat input penilaian kinerja karyawan dengan kriteria - kriteria yang ditampilkan V 23 Dapat menyimpan data hasil penilaian kinerja karyawan V 24 Dapat menampilkan data hasil penilaian berdasarkan kriteria tertentu V 25 Tidak dapat memasukan data karyawan dengan id karyawan yang sama V 26 Tidak dapat menyimpan hasil penilaian kinerja jika tanggal penilaian dan id karyawan sama V 27 Menampilkan pemberitahuan / petunjuk jika ada kesalahan input V Non Functional

	Analisa Kebutuhan
	Saya ingin sistem dapat

1 Menampilkan user friendly V 2 Administrator dapat mengakses seluruh data V 3 Sistem berjalan dengan baik V 4 Program Aplikasi ini dapat dijalankan dengan berbagai macam web browser V

Keterangan : M = Mandatory (yang diinginkan ) D = Desirable ( diperlukan ) I = Inessential ( yang tidak mutlak diinginkan )

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, maka dibuatlah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan metode TOE dengan opsi KML. Terdapat requirement yang pilihannya antara lain high (H) dan harus dieliminasi, Middle mampu dikerjakan (M) dan Low artinya mudah dikerjakan (L). Berikut lampiran Elisitasi Tahap III yang telah dibuat : Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III Functional

	Analisa Kebutuhan	T	O	E
	Saya ingin sistem dapat	L	M	H	L	M	H	L	M	H

1 Menampilkan menu log in V V V 2 Tidak dapat log in jika username & password salah V V V 3 Menampilkan menu halaman utama untuk admin V V V 4 Menampilkan menu halaman utama untuk user V V V 5 Menampilkan menu log out V V V 6 Menampilkan logo dari perusahaan V V V 7 Menampilkan dasboard halaman utama V V V 8 Memiliki fasilitas change password V V V 9 Dapat menambahkan data karyawan V V V 10 Dapat mengupdate data karyawan V V V 11 Dapat menghapus data karyawan V V V 12 Dapat mengupdate nilai bobot kriteria V V V 13 Dapat menampilkan data karyawan V V V 14 Memiliki fasilitas create accounts (menambah user) V V V 16 Dapat mengupdate data user / pengguna V V V 17 Dapat menghapus data user / pengguna V V V 18 Menampilkan laporan penilaian kinerja dengan grafik batang V V V 19 Dapat terhubung dengan jaringan intranet V V V 20 Dapat menampilkan laporan berdasarkan kriteria V V V 21 Memiliki fasilitas change password V V V 22 Dapat input penilaian kinerja karyawan dengan kriteria - kriteria yang ditampilkan V V V 23 Dapat menyimpan data hasil penilaian kinerja karyawan V V V 24 Dapat menampilkan data hasil penilaian berdasarkan kriteria tertentu V V V 25 Tidak dapat memasukan data karyawan dengan id karyawan yang sama V V V 26 Tidak dapat menyimpan hasil penilaian kinerja jika tanggal penilaian dan id karyawan sama V V V Non Functional

	Analisa Kebutuhan
	Saya ingin sistem dapat

1 Menampilkan user friendly V V V 2 Administrator dapat mengakses seluruh data V V V 3 Sistem berjalan dengan baik V V V 4 Program Aplikasi ini dapat dijalankan dengan berbagai macam web browser V V V Keterangan  : T = Technical O = Operational E = Economic L = Low M = Middle H = High



Elisitasi Final Draft

Final draft elisitasi merupakan bentuk dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi. Tabel 3.6 Elisitasi Final Draft Functional

	Analisa Kebutuhan

1 Menampilkan menu log in 2 Tidak dapat log in jika username & password salah 3 Menampilkan menu halaman utama untuk admin 4 Menampilkan menu log out 5 Menampilkan logo dari perusahaan 6 Dapat mengedit data kriteria 7 Dapat menghapus data kriteria 8 Dapat menambahkan data karyawan 9 Dapat menampilkan hasil penilaian kinerja 10 Memiliki fasilitas create accounts 11 Dapat mengupdate data karyawan 12 Dapat terhubung dengan jaringan intranet 13 Dapat menampilkan laporan berdasarkan kriteria 14 Memiliki fasilitas change password 15 Dapat menambahkan data nilai bobot berdasarkan kriteria 16 Dapat mengupdate data user / pengguna 17 Dapat menghapus data user / pengguna 18 Menampilkan laporan penilaian kinerja dengan grafik batang 19 Dapat terhubung dengan jaringan intranet 20 Dapat menampilkan laporan berdasarkan kriteria 21 Memiliki fasilitas change password 22 Dapat input penilaian kinerja karyawan dengan kriteria - kriteria yang ditampilkan 23 Dapat menyimpan data hasil penilaian kinerja karyawan Non Functional 1 Menampilkan user friendly 2 Administrator dapat mengakses seluruh data 3 Sistem berjalan dengan baik 4 Program Aplikasi ini dapat dijalankan dengan berbagai macam web browser Peneliti

Bayu Lesmana Putra NIM : 1422477714 Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II


Sandro Alfeno, M.kom Junaidi, M.kom NID. 05065 NID. 001405 Stakeholder Kepala Jurusan

Diandra KHO Junaidi, M.kom NIK. 002025 NID. 001405





BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN'

Rancangan Sistem Usulan

Parameter Penilaian Kinerja

Acuan dalam membangun sistem pendukung keputusan (SPK) ini berdasarkan formulir rencana pengembangan kinerja karyawan (Employee Performance Development Plan) yang merupakan program dari PT Parador Management International. Dalam setiap kriteria pada formulir tersebut akan diberikan suatu bobot dan dihitung dengan menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process). Berikut kriteria dan sub kriteria yang dinilai dalam penelitian ini : Tabel 4.1 Kriteria Dalam Penilaian Kinerja KOMPETENSI / KRITERIA KETERANGAN PENILAIAN KINERJA 3 2 1 KEHANDALAN 1 Kehandalan Kemandirian dalam bekerja sesuai dengan intruksi Sangat handal dan dipercaya dalam setiap menyelesaikan tugas Handal, bekerja sesuai intruksi setiap pekerjaan Secara umum mengikuti intruksi (hanya beberapa tugas yang diselesaikan) 2 Penyelesaian Tugas Menyelesaikan seluruh sesuai dengan intruksi Mematuhi perintah kerja atasan dalam waktu yang telah ditentukan dan kualitas kerja yang sesuai (melebihi target yang ditentukan) Menyelesaikan tugas sesuai intruksi dengan kulitas kerja yang memadai (Standart) menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditetapkan

3 Kehadiran Tingkat kehadiran dan keterlambatan Tidak pernah terlambat atau absen Ketidakhadiran/ keterlambatan 1 kali Ketidakhadiran/keterlamb atau 6 kali atau lebih PERILAKU KERJA 4 Kerja sama Kemauan bekerja sama dan melaksanakan tugas Anggota tim yang antusias ( pemimpin dalam tim) Memegang peranan dalam tim (hanya mengikuti dalam kelompok tim) Terbatas dalam memberikan bantuan (Pasif) 5 Sikap Kerja Sopan, hubungan baik dengan pelanggan dan teman sekerja Selalu antusias dan enerjik Menyenangkan, mudah diajak bekerja sama Sulit diajak bekerja sama 6 Inisiatif dalam mengambil keputusan Berpikir membangun dan inisiatif melakukan tindakan motivasi berpikir dan bertindak mandiri Mengambil keputusan dan tindakan dengan baik Pengambilan keputusan cukup dan perlu banyak pengawasan 7 Kuantitas Kerja Hasil dari pekerjaan yang memuaskan Cepat dan hasil yang tinggi Sering menghasilkan lebih dari yang diharapkan Hanya menyelesaikan pekerjaan yang diminta dengan pengawasan 8 Kualitas Kerja Pencapaian standar kualitas dan harapan pelanggan Hasil kerja sangat memuaskan Hasil kerja memuaskan Kadang-kadang masih perlu perbaika

9 Adaptasi Kemampuan belajar dan beradaptasi Belajar dan beradaptasi dengan cepat Memerlukan waktu singkat untuk beradaptasi dan mau berubah Belajar lambat enggan untuk berubah 10 Keselamatan Kerja Sesuai dengan peraturan perusahaan tentang keselamatan kerja Bekerja dengan tertib dan aman, menjaga peralatan dengan baik Tempat kerja bersih dan aman tidak ada kecelakaan kerja Diperingati berulang-ulang tentang keselamatan dan kebersihan, terjadi lebih dari satu kali kecelakaan kerja 11 Pengetahuan Kerja Mengerti semua aspek pekerjaan Ahli dalam bidangnya dan beberapa hal yang lain Ahli dalam bidangnya Pengetahuan tentang pekerjaan cukup baik PENAMPILAN 12 Penampilan Penampilan dan mematuhi Standar Penampilan Kerja Penampilan sangat baik sesuai standar Penampilan baik sesuai standar Kadang-kadang di bawah standar penampilan

KEPEMIMPINAN

13 Potensi Untuk Berkembang Potensi untuk memimpin dan membimbing orang lain Potensi yang besar Perkembangan yang positif Kemajuan perkembangan yang normal

Bobot tesebut menentukan tingkat sensitivitas kriteria. Sedangkan standarisasi nilai digunakan untuk mempertimbangkan terhadap nilai akhir yang diperoleh oleh seorang karyawan, sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan karyawan yang sesuai dengan harapan dari program perusahaan yaitu Peformance Development Plan.

Penyusunan Hirarki

Menurut Saaty, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency). Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam memilih kriteria-kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Decomposition (Membuat Heararchy)

Prinsip ini merupakan pemecahan persoalan-persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan dimana setiap unsure atau elemen saling berhubungan. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan yang lebih lanjut sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang ada. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikatakan complete dan incomplete. Suatu hirarki disebut complete bila semua elemen pada suatu tingkat berhubungan dengan semua elemen pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan incomplete adalah kebalikan dari complete Suatu kriteria seleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kriteria penilaian yang digunakan oleh organisasi dalam menentukan penilaian oleh organisasi / perusahaan dalam menentukan penilaian kinerja karyawan. Misalnya dalam proses penilaian kinerja karyawan ada beberapa kriteria dalam menentukan pernialaian seperti kehandalan, perilaku kerja, penampilan, kepemimpinan dan sebagainya. Masing-masing kriteria ini memiliki standar nilai berupa jangkauan nilai yang dipakai.


2. Comparative Judgement (Penilaian Kriteria dan Alternatif) Prinsip ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari penggunaan metode AHP. Penilaian ini dapat disajikan dalam bentuk matriks yang disebut matriks pairwise comparison yaitu matriks perbandingan berpasangan yang memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk kriteria. 3. Synthesis of Priority (Menentukan Prioritas) Pada prinsip ini menyajikan matriks pairwise comparison yang kemudian dicari eigen vektornya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priorty dapat dilakukan sintesa diantara local priority. 4. Logical Consistency (Konsistensi Logis) Merupakan karakteristik yang paling penting. Hal ini dapat dicapai dengan mengagresikan seluruh vektor eigen yang diperoleh dari tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan dibahas tentang masukan data yang sebenarnya, proses perhitungan dan keluaran yang diharapkan pada penelitian ini. Masukan sistem ini adalah nilai matriks kriteria yang telah digambarkan dalam hirarki diatas. Urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Tabel Nilai Numerik Perbandingan Tingkat Kepentingan Definisi Keterangan 1 Equal importance (sama penting) Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan 3 Weak importance of one over another (sedikit lebih penting) Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya 5 Essential or strong importance (lebih penting) Satu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen pasangannya 7 Demonstrated importance (sangat penting) Satu elemen terbukti sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat, dibandingkan dengan elemen pasangannya 9 Extreme importance (mutlak lebih penting) Satu elemen mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada tingkat keyakinan tertinggi 2, 4, 6, 8 Intermediate values between the two adjacent judgments Nilai diantara dua pilihan yang berdekatan Resiprokal Kebalikan Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas ketika dibandingkan elemen j, maka j memiliki kebalikannya ketika dibanding elemen i

1. Menentukan jenis-jenis kriteria dalam penilaian kinerja. Kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian ini adalah kehandalan, perilaku kerja, penampilan dan kepemimpinan. 2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam matriks berpasangan seperti tabel 4.2. Tabel 4.2 Matrik Nilai Perbandingan Kriteria Kriteria Kehandalan Perilaku Kerja Penampilan Kepemimpinan Kehandalan 1 2 5 7 Perilaku Kerja 0.50 1 6 5 Penampilan 0.20 0.17 1 2 Kepemimpinan 0.14 0.20 0.50 1 Jumlah 1.84 3.37 12.50 15

Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 4.2, adalah sebagai berikut: a. Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1,2,3,.....n. Untuk penelitian ini, n = 4. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. sebagai contoh pada table diatas adalah kriteria kehandalan nilai 1, 2, 5, 7 kemudian krieria perilaku kerja 1, 6, 5 kemudian kriteria penampilan 1,2 serta kriteria kepemimpinan 1. Nilai tersebut diambil berdasarkan tingkat kepentingan seperti yang ada dalam table 4.1 Perbandingan nilai numerik. c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus

Untuk nilai diatas perbandingannya adalah sebagai berikut : Kehandalan dengan Perilaku Kerja : 1/ 2 = 0,5 Kehandalan dengan Penampilan : 1/5 = 0,20 Kehandalan dengan Kepemimpinan : 1/7 = 0,14 Perilaku kerja dengan Penampilan : 1/6 = 0,17 Perilaku kerja dengan Kepemimpinan : 1/5 = 0,20 Penampilan dengan Kepemimpinan : 1/ 2 = 0,5 3. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 4.2 4. Menentukan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 4.2 dibagi dengan masing-masing jumlah kolom pada langkah ke -3. 5. Kemudian menentukan prioritas kriteria pada masing-masing baris pada Tabel 4.3 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan hasil dari jumlah baris kriteria. Sebagai contoh perhitungannya adalah sebagai berikut : Jumlah baris kriteria Kehandalan 2.00 sedangkan jumlah baris untuk semua kriteria adalah 4.00 maka prioritasnya adalah 2.00 / 4.00 = 0.50 begitu seterusnya untuk semua kriteria. Kemudian untuk hasilnya dapat diperoleh seperti table dibawah ini: Tabel 4.3 Matrik Pembagian Nilai Kriteria Dengan Jumlah Kolom Kriteria Kehandalan Perilaku Kerja Penampilan Kepemimpinan Jumlah Baris Prioritas Kehandalan 0.54 0.59 0.40 0.47 2.00 0.50 Perilaku Kerja 0.27 0.30 0.48 0.33 1.38 0.35 Penampilan 0.11 0.05 0.08 0.13 0.37 0.09 Kepemimpinan 0.08 0.06 0.04 0.07 0.24 0.06 Jumlah 4.00 1.00

6. Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 4.2 dikalikan dengan prioritas kriteria pada tabel 4.3. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.4 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut ini: Tabel 4.4 Nilai Masukan Matrik Kriteria Dikali Nilai Prioritas Kriteria Kriteria Kehandalan Perilaku Kerja Penampilan Kepemimpinan Jumlah Baris Kehandalan 0.50 0.69 0.02 0.43 1.64 Perilaku Kerja 0.25 0.35 0.02 0.30 0.92 Penampilan 0.10 0.06 0.09 0.19 0.44 Kepemimpinan 0.07 0.02 0.19 0.09 0.36

7. Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 4.4 di atas dibagi dengan nilai prioritas masing-masing kriteria pada tabel 4.3. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5 yaitu hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Bagi Nilai Jumlah Baris Dengan Prioritas Criteria Jumlah Baris Prioritas Jumlah Baris / Prioritas Kehandalan 1.64 0.50 3.27 Perilaku Kerja 0.92 0.35 2.65 Penampilan 0.44 0.09 4.70 Kepemimpinan 0.36 0.06 5.96 Total 16.58

Tabel 4.6 Mencari Nilai CR Total 16.58 λmax (Total / n) 4.14 CI (λmax -n/n-1) 0.048 CR (CI / IR) 0.054 ( CR < 0,1, nilai ACCEPTABLE)

8. Nilai total pada tabel di atas diperoleh dari penjumlahan semua nilai hasil bagi kriteria, sedangkan nilai λmax diperoleh dari nilai Total dibagi banyaknya kriteria yang ada yakni 4. Berikutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : 1 : Rasio penyimpangan (deviasi) konsistensi (consistency index) λmax : eigenvalue maksimum (bobot maksimum setiap elemen) n : Banyaknya kriteria CI : Consistency Index (Indeks Konsistensi) CR : Consistency Ratio (Rasio Konsistensi) RI : Indeks Random

Pengujian Proses Perhitungan Nilai Kinerja

Proses perhitungan nilai kinerja atau disebut sebagai sintesa penilaian, diberikan beberapa contoh pengujian perhitungan. Perhitungan ini digunakan untuk menghasilkan nilai option yang diperoleh dari perkalian nilai bobot dengan nilai option subkriteria. Perhitungan disesuaikan dengan kebutuhan sistem yaitu dengan mengambil tiga karakter hasil perhitungan dari kiri. Contoh pengujian dari proses ini adalah sebagai berikut. Nama karyawan : Agus Suparno Kriteria : Kehandalan Bobot : 0,50 Nilai : 3 ( Nilai rata-rata dari sub kriteria kehandalan) Hasil : 0,50 x 3 = 1,50 (Hasil akhir adalah nilai dikalikan dengan hasil pembobotan) Kriteria : Perilaku Kerja Bobot : 0,35 Nilai : 2,75 ( Nilai rata-rata dari sub kriteria perilaku kerja) Hasil : 0,35 x 2,75 = 0,95 Kriteria : Penampilan Bobot : 0,09 Nilai : 3 ( Nilai rata-rata dari sub kriteria penampilan) Hasil : 0,09 x 3 = 0,28 Kriteria : Kepemimpinan Bobot : 0,06 Nilai : 3 ( Nilai rata-rata dari sub kriteria kepemimpinan) Hasil : 0,06 x 3 = 0,18 Hasil perkalian masing-masing kriteria dengan nilai bobot tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai akhir 1,50 + 0,95 + 0,28 + 0,18 = 2,91. Berikut merupakan contoh table dari hasil perhitungan yang telah dijelaskan diatas : Tabel 4.7 Contoh penilaian kinerja karyawan

Dari hasil penilaian yang telah ada pada tabel 4.7 maka dapat diperoleh perhitungan seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.8 Perhitungan penilaian kinerja karyawan

Hasil penjumlahan dari nilai rata-rata dikalikan dengan bobot dari masing – masing kriteria dapat menghasilkan nilai akhir seperti yang dihasilkan dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.9 Hasil penjumlahan setiap nilai dan bobot kriteria

Dari hasil perhitungan dan contoh pada tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jika nilai akhir antara 2,5 sampai dengan 3 maka hasil penilaian kinerja karyawan adalah Kenaikan Jabatan. 2. Jika nilai akhir antara 2,00 sampai dengan 2,49 maka hasil penilaian karyawan kinerja adalah Perpanjang Kontrak. 3. Jika nilai akhir kurang dari 2,00 maka hasil penilaian kinerja karyawan adalah Tidak Perpanjang Kontrak.

Prosedur Sistem Usulan

Berdasarkan analisa pada proses penilaian kinerja yang sedang berjalan pada program employee performance development plan yang menjadi salah satu program dari PT Parador Management International, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa prosedur sistem usulan yang digunakan dalam pembangunan sistem penilaian kinerja di PT Parador Management International, di antaranya agar sistem diharapkan mampu merubah proses penilaian kinerja yang masih manual menjadi terkomputerisasi sehingga mempercepat hasil proses penilaian kinerja karyawan. Rancangan sistem usulan ini bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses rancangan sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini menggunakan diagram UML yaitu : use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram


Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Use Case Diagram menggambarkan kebutuhan sistem dari sudut pandang user dan memfokuskan pada proses komputerisasi. Sebuah use case dapat menggambarkan hubungan antara use case dengan actor. Secara umum use case adalah pola perilaku sistem dan ukuran transaksi yang berhubungan, yang dilakukan oleh satu actor. Berdasarkan gambar 4.2 Use Case Diagram System E-Performance Development yang diusulkan terdapat : 1. Satu (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan yang sedang berjalan. 2. 2 actor yang melakukan kegiatan, yaitu Human capital dan Department Head. 3. 7 use case yang biasa dilakukan oleh actor. Tabel 4.10 Skenario Use Case Sistem yang di Usulkan Use Case Deskripsi Login Sistem E-performance Development Human capital dan Department Head memasukan user id dan password Hak akeses yang ada pada human capital adalah sebagai admin dan dapat mengakses seluruh fitur yang ada setelah login. Input User System Human capital dapat menginput data user pengguna sistem tetapi hak akses dibedakan administrator dan user, yaitu perbedaannya user tidak dapat menginput data master seperti : data karyawan, bobot nilai kriteria, dan proses hasil penilaian. (Hak Akses Administrator) Input Data Karyawan Human capital memasukan biodata seluruh karyawan agar dapat dilakukan penilaian kinerja oleh department head masing-masing. (Hak Akses Administrator) Input bobot kriteria penilaian Human capital memasukan bobot nilai dari masing-masing kriteria yang dijadikan aspek dari penilaian kinerja karyawan. (Hak Akses Administrator) Input penilaian kinerja karyawan Department head mengisi penilaian terhadap karyawan (bawahannya), agar memperoleh nilai akhir yang otomatis dapat menjadikan acuan system penunjang keputusan penilaian kinerja karyawan. Data penilaian ini di isi oleh masing-masing department head yang mempunyai bawahan dan masa kerja (kontrak) telah habis. (Hak Akses Administrator dan user) Simpan data hasil penilaian kinerja Setelah department head melakukan penilaian, human capital melakukan pengecekan kedalam system dan menyimpan (approve) hasil penilaian untuk disimpan ke dalam database. (Hak Akses Administrator) Laporan Menu laporan ini mencakup data karyawan, hasil penilaian dan grafik statistik. Laporan data karyawan menampilkan seluruh data karyawan yang telah dimasukan kedalam sistem. (Hak Akses Administrator dan user) Laporan hasil penilaian menampilkan hasil penilaian akhir data karyawan yang telah dimasukan nilainya dan juga keputusan hasil penilaiannya. (Hak Administrator dan user) Grafik Statistik menampilkan jumlah karyawan dan hasil penilaianya dengan grafik menggunakan diagram batang (Hak Adminitrator dan user)

Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

Activity diagram department head dalam melakukan penilaian terhadap karyawan (bawahannya) dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.3 Activity Diagram yang diusulkan 1. Satu (1) Initial Node : Titik Awal Mulai 2. Tiga belas (13) Action : Login, Cek login, Dashboard, System, Data master, penilaian, Laporan, Pencarian data, Profile Info, Management user, Biodata karyawan, Bobot kriteria, Input hasil penilaian, Input penilaian, Lap. Data karyawan, Lap. Hasil Penilaian, Grafik statistik, Hasil penilaian, Karyawan yang dinilai, Ubah password dan logout . 3. 1 decision node, proses keputusan. 4. 1 final node, objek yang diakhiri. 4.1.8 Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan 1. Sequence Diagram Login

Gambar 4.4 Sequence diagram login 1. Satu (1) Actor melakukan kegiatan yaitu human capital dan department head 2. Lima (5) Message yang saling terhubung. 3. 3 Lifeline yang saling berinteraksi. 2. Sequence Diagram Input Data Employee

Gambar 4.5 Sequence diagram input data karyawan 1. Satu (1) Actor melakukan kegiatan yaitu human capital 2. Empat (4) Message yang terhubung 3. Dua Lifeline saling berinteraksi

3. Sequence Diagram Input Data kriteria


Gambar 4.6 Sequence diagram input data kriteria

1. Satu (1) Actor melakukan kegiatan yaitu human capital 2. Empat (4) Message yang terhubung 3. Dua Lifeline saling berinteraksi 4. Sequence Diagram Input Penilaian

Gambar 4.7 Sequence diagram input data bobot penilaian

1. Satu (1) Actor melakukan kegiatan yaitu human capital 2. Empat (4) Message yang terhubung 3. Dua Lifeline saling berinteraksi 5. Sequence Diagram Input Data penilaian kinerja

Gambar 4.8 Sequence diagram input data penilaian kinerja

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Perbedaan prosedur sistem berjalan dan sistem usulan yang dibuat adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan No Sistem Berjalan Sistem Usulan 1 Proses penilaian kinerja karyawan masih menggunakan formulir yang diisi dan berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kriteria karyawan selama bekerja. Dalam melakukan penilaian kinerja atasan atau department head hanya perlu membuka system dan mengisi form penilaian yang telah disediakan. 2 Dalam penyimpanan data tidak efektif dan efisien karena tidak ada tempat penyimpanan data sehingga laporan yang dihasilkan datanya kurang akurat. Dalam penyimpanan data system menggunakan database sehingga dapat menyimpan data dengan jumlah yang lebih besar dan tidak memakan tempat. 3 Sering terjadi keterlambatan dalam perekapan dan perhitungan data hal ini dikarenakan masih menggunakan perhitungan manual secara fisik. Tersedianya laporan dan fasilitas lainnya sehingga user dapat langsung mengetahui nilai akhir dari setiap penilaian kinerja.


Rancangan Basis Data

Class Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.9 class diagram Berdasarkan gambar Class Diagram yang diusulkan, terdapat: 1. 5 Class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama, yaitu class user, class employee, class penilaian, class kriteria, dan class nilai. 2. 4 association, digunakan untuk memodelkan relasi di antara objek. 4.2.2 Spesifikasi Basis Data Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut: 1. Tabel Data Karyawan Nama tabel : tb_employee Primary key : id_karyawan Deskripsi : Tabel yang digunakan menyimpan data singkat karyawan Tabel 4.12 Struktur Tabel Karyawan

2. Tabel Data user login Nama tabel : tb_user Primary key : id_login Deskripsi : Tabel yang digunakan menyimpan data login pada system. Tabel 4.13 Struktur Tabel Data User


3. Tabel Data Kriteria Nama tabel : tb_kriteria Primary key : id_kriteria Deskripsi : Tabel yang digunakan menyimpan data kriteria yang digunakan dalam system penilaian kinerja. Tabel 4.14 Struktur Tabel Data Kriteria

4. Tabel Data Bobot Nilai Setiap Kriteria Nama tabel : tb_nilai Primary key : id_nilai Deskripsi : Tabel yang digunakan menyimpan data bobot nilai yang ditentukan dalam setiap kriteria penialaian kinerja.


Tabel 4.15 Struktur Tabel Data Bobot Nilai Kriteria

5. Tabel Data Hasil Penilaian Kinerja Nama tabel : tb_penilaian Primary key : id_nilai Deskripsi : Tabel yang digunakan menyimpan data kriteria yang digunakan dalam system penilaian kinerja. Tabel 4.16 Struktur Tabel Data Hasil Penilaian Kinerja



Rancangan Prototype

Tahap ini merupakan gambar yang jelas mengenai rancang bangun yang lengkap mengenai aplikasi yang akan dibuat, juga sebagai pemenuhan kebutuhan dar ipada prapengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari perancangan aplikasi sistem penunjang keputusan dalam penilaian kinerja karyawan ini. 1. Prototype Halaman Awal (Login)

Gambar 4.10 Prototype Halaman Login Deskripsi :  Halaman “Login” merupakan halaman awal pada saat ketika user mengkases. Halaman awal ini menampilkan logo perusahaan.  Halaman “Login” ini merupakan halaman untuk pengguna yaitu human capaital atau department head masuk ke dalam sistem lebih lanjut. 2. Prototype Halaman Utama (Home)

Gambar 4.11 Prototype Halaman Utama Deskripsi :  Halaman utama “Dasbhoard” merupakan halaman setelah user melakukan login pada system E-Performance Development didalam halaman ini berisikan menu-menu isi dari aplikasi ini.





3. Prototype Form Input Data Karyawan

Gambar 4.12 Prototype Form Input Data Karyawan

Deskripsi :  Halaman “Input Data Karyawan” ini merupakan halaman untuk hak akses human capital dalam memasukan biodata karyawan yang akan dilakukan penilaian kinerja ke dalam sistem oleh department head.



4. Prototype Tampila Data Karyawan

Gambar 4.13 Prototype Halaman Tampil Data Karyawan Deskripsi :  Halaman “Tampil Data Karyawan” ini merupakan halaman yang menampilkan data karyawan yang telah dimasukan.  Data singkat karyawan telah diisi oleh human capital yang dapat diubah jika ada kesalahan input dengan cara select data karyawan yang ingin dirubah kemudian pilih pada menu edit.



5. Prototype Pie Chart Data Penilaian Kinerja

Gambar 4.14 Prototype Pie Chart Data Penilaian Kinerja Deskripsi :  Halaman “Data Penilaian Kinerja” ini merupakan total dari hasil penilaian kinerja karyawan yang hasil keputusannya ada 3 yaitu kenaikan jabatan, perpanjang kontrak dan tidak perpanjang kontrak.  Pie Chart yang digambarkan merupakan hasil persentase dari total karyawan yang telah dilakukan penilaian kinerja ke dalam system.



6. Prototye Halaman Logout

Gambar 4.15 Prototype Halaman Logout Deskripsi :  Halaman “Logout” ini merupakan keluar hak ases dari aplikasi. 4.2.4 Rancangan Program




Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh aplikasi atau sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada desain sistem yang diusulkan adalah : 1. Processor : Intel Pentium Core i5, 2.9 Ghz 2. Monitor : LED 19 Inch 3. Mouse : USB Optical 4. Keyboard : USB 5. RAM : 4 GB 6. Hardisk : 500 GB

Aplikasi Yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan dan menjalankan aplikasi ini adalah sebagai berikut : 1. Microsoft Windows 7 Professional 64 Bit 2. Google Chrome 3. XAMPP 4. PHP Codeigniter 5. MySql 6. Sublime Text3

Hak Akses

Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh dua orang, yaitu : 1. Human capital (Administrator) 2. Department head (User )

Testing

Untuk tahap pengujian peneliti menggunakan metode Black Box testing. Metode Black Box testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box testing untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian dengan menggunakan metode Black Box testing dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari software dan fungsionalitasnya tanpa mengetahui yang terjadi dalam proses detail, melainkan hanya mengetahui input dan output.

Penanganan Kesalahan (Error Handling)

Berikut ini adalah tabel penanganan kesalahan dengan menggunakan metode pengujian black box. Tabel 4.17 Pengujian Kesalahan No Nama Form Kondisi Pengujian Hasil Pengujian 1. Login Username dan password tidak diisi kemudian menekan tombol login. Muncul notifikasi error “Username dan / atau password anda salah”. Username atau password yang diinput tidak benar. Muncul notifikasi error “Username dan / atau password anda salah” 2. Input data pengujian Jika data pengujian yang diinput tidak lengkap. Muncul notifikasi “Silahkan Lengkapi Data”. 3. Pencarian Data Karyawan Jika nama pencarian tidak diisi, kemudian menekan tombol cari. Tidak ada data yang ditampilkan. 4. Hasil penilaian kinerja Jika pencarian hasil pengujian tidak lengkap Tampilkan data yang anda cari tidak lengkap. 5. About klik tombol “About” untuk menuju ke halaman penjelasan aplikasi. Sistem akan menampilkan halaman penjelasan aplikasi dan tentang peneliti. 6. Logout klik tombol “Logout” untuk menuju keluar halaman penguji Sistem akan keluar halaman yang diberikan hak akses

Hasil Pengujian Sistem

Berikut ini adalah tabel dari hasil pengujian dengan menggunakan metode pengujian black box. Di mana hasil pengujian yang ditampilkan pada tabel berikut merupakan hasil pengujian dengan status yang diterima. Tabel 4.18 Hasil Pengujian Sistem No. Nama Form Kondisi Pengujian Hasil Pengujian Kesimpulan 1. Login Username dan password tidak diisi kemudian menekan tombol login

	Muncul notifikasi “username harus diisi, password harus diisi”




Valid Username atau password yang diinput tidak benar

	Muncul notifikasi “username dan/atau password salah !”



Valid 2. Input Data Karyawan Jika Data Karyawan yang diinput tidak lengkap

	Muncul Notifikasi “Nama tidak boleh kosong, Alamat tidak boleh kosong, Telpon tidak boleh kosong”
	


Valid 3. Pencarian Data Karyawan Jika nama pencarian tidak disi

	Maka semua data karyawan akan ditampilkan	

Valid 4. About Klik menu “About” untuk menuju ke halaman penjelasan aplikasi Sistem akan menampilkan halaman penjelasan aplikasi dan tentang peneliti

Valid 5. Logout Klik menu “Logout” untuk menuju keluar aplikasi Sistem akan keluar halaman yang diberikan hak akses (Tampilan Halaman Login)

Valid

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Blackbox yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan pada saat input data yang salah, kemudian sistem akan memproses data dokumen sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan.

Implementasi

Schedule

Perancangan sistem yang diusulkan diperkirakan memakan waktu kurang lebih 4 bulan, dan kegiatan yang dilakukan adalah : Tabel 4.19 Schedule Implementasi

Estimasi Biaya

Biaya penelitian ini dirinci sesuai kebutuhan penelitian antara lain :


Tabel 4.20 Estimasi Biaya



BAB V

PENUTUP'

Kesimpulan

Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai penerapan Analytical Hierarchy Process untuk model pengukuran Employee Peformance Development Plan sebagai Decision System Support adalah sebagai berikut :
1. Sistem yang berjalan dalam proses penilaian kinerja karyawan yaitu dilakukan dengan mengisi formulir oleh department head masing-masing, basis data yang diperoleh tanpa terintegrasi oleh sistem komputer, serta masih membutuhkan perhitungan secara manual untuk mengetahui hasil dari penilaian kinerja karyawan tersebut. Hal ini berakibat hasil penilaian yang berupa angka tidak tepat karena belum menggunakan metode dalam penilaiannya dan juga memerlukan waktu lama dalam proses penilaian kinerja karyawan.
2. Kriteria yang digunakan dalam proses pengukuran Employee Performance Development Plan adalah Dependability (Kehandalan), Work Conduct (Perilaku Kerja), Appearance (Penampilan) dan Leadership (Kepemimpinan).
3. Sistem ini dirancang menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dengan kriteria - kriteria tertentu dalam pengambilan keputusan sehingga diharapkan mampu memberikan informasi secara cepat dalam proses penilaian kinerja karyawan. Serta membantu dalam keakuratan data yang diperoleh sebagai penunjang keputusan dalam program Employee Performance Development Plan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah:

1. Perlunya diadakan sosialisasi dalam pengoperasian sistem penunjang keputusan dalam penilaian kinerja karyawan ini terhadap user yang menggunakannya.

2. Perlu ditambahkan kriteria – kriteria baru dalam penilaian kinerja karyawan untuk level Manager dan supervisor ke dalam sistem ini yang terintegrasi.


Kesan

Kesan yang didapat oleh penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Penulis dapat mengerti proses penilaian kinerja karyawan khususnya di PT Parador Management International sehingga dapat dijadikan sebuah pembelajaran dan pengalaman yang akan bermanfaat nantinya.

2. Penulis memperoleh pengetahuan baru khususnya didunia kerja yang selama ini tidak diperoleh selama masa kuliah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2009. Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta: Andi Offset.
2. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara
3. Maulana, Ihsan. 2014. Penetapan AHP Sebagai Model Penunjang Keputusan Penerimaan Mahasiswa Program Studi Ground Handling Airlines Pada Universitas Muhammadiyah Tangerang. Tangerang: STMIK Raharja.
4. Rangkuti, Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5. Yusmini, Didi Muwardi dan Ade Indragunawan. 2011. Analisis Finansial Kud Mandiri Mojopahit Jaya Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar. Pekanbaru: Universitas Riau.
6. Vercellis, Carlo. (2010). Business intelligence : Data mining and optimization for decision making. Chichester: John Wiley & Sons.
7. Dwi hapsari, Rika. 2014. Perancangan Sistem Informasi Arsip Digital Di Bagian Program dan Pelaporan Direktorat Jenderal Imigrasi. Tangerang: STMIK Raharja.
8. Turban, Efraim, et al. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th Ed. New Jersey : Pearson Education.
9. Alamsyah, Dedi. 2012. Materi ajar mata kuliah Sistem Penunjang Keputusan STMIK Raharja.
10. Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta. Deepublish
11. Magdalena, Hilyah. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik di Perguruan Tinggi (Studi kasus STMIK Atma Luhur Pangkalpinang). Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012). Yogyakarta, 10 Maret 2012.
12. Saaty, T. Lorie. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks.
13. Seri Manajemen No. 134. Jakarta : PT. pustaka Binaman pressindo
Mulyono, Sri. 2007. Riset Operasi. Edisi Revisi (2007). Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
14. Rahardja, Untung, dkk. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database melalui Metode DMQ Base Level. Journal CCIT Vol-4 No. 3 Mei 2011. Journal CCIT 2009 : 70
15. Sibero, F.X Alexander. 2011. Kitab Suci Web Programming. Jakarta:MediaKom.
16. Community, eWolf. 2012. Panduan Internet Paling Gampang. Yogyakarta: Cakrawala.
17. Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP dan MySQL Secara Otodidak. Media Kita : Jakarta Selatan.
18. Oktavian, Diar Puji. 2010. Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP. Yogyakarta: Mediakom.
19. Arief, M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
20. Murad, Dina Fitria, Nia Kusniawati dan Agus Asyanto. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
21. Handoyo , Singgih., dan Dudi Sudibyo. 2011. AVIAPEDIA Ensiklopedia Umum Penerbangan. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara.
Nugroho, Bondan Dwi, dan Imam Azhari. Sistem Informasi Inventori FADEGORETAS!!™ Berbasis Barcode. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1, No. 2, September 2011.
22. Alim, Yadanur dan Priyo Sidik Sasongko. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien Di Instalasi Radiologi Rsud Kajen Dengan Unified Process. Semarang: Universitas Diponegoro. Vol. 2, No. 4, ISSN 2086-4930.
23. Prabowo Pudjo Widodo. 2011. “Menggunakan UML”. Informatika. Bandung.
Nugroho, Adi. 2010. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Object. Bandung: Informatika.
24. Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta: Mediakita.
25. Arief. M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
26. Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.

27. Rizky. Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka Institute of Electrical and electronics Engineers (IEEE) Standard 610.12-1990.

Contributors

Bayu lesmana