SI1421483030

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN VIDEO PROFILE PADA

ATRIA HOTEL GADING SERPONG

TANGERANG SELATAN

 

SKRIPSI

 

 

Disusun Oleh :

 

NIM
: 1421483030
NAMA

 

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2017/2018)

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN VIDEO PROFILE PADA

ATRIA HOTEL GADING SERPONG

TANGERANG SELATAN

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1421483030
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual and Broadcasting

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom.)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

 


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN VIDEO PROFILE PADA

ATRIA HOTEL GADING SERPONG

TANGERANG SELATAN

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1421483030
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Tahun Akademik 2017 / 2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Lusyani Sunarya, S.Sn., M.Si)
   
(Giandari Maulani, M.Kom)
NID : 06124
   
NID : 06126

 


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN VIDEO PROFILE PADA

ATRIA HOTEL GADING SERPONG

TANGERANG SELATAN

 

Dibuat Oleh :

 

NIM
: 1421483030
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama
NIM
: 1421483030
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual and Broadcasting

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juli 2018

 
 
 
 
NIM : 1421483030

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

 

ABSTRAK

Hotel sebagai tempat menginap dan tempat untuk mengadakan acara yang dibutuhkan bagi para customer (tamu) dari berbagai Kota dan Negara. Media video profile saat ini menjadi kebutuhan penting bagi sebuah Hotel karena melalui media video profile dapat menginformasikan mengenai seluruh ruang lingkup Hotel. Permasalahan yang terdapat pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang adalah media informasi dan promosi sebelumnya hanya menggunakan media cetak berupa brosur dan majalah Hotel, dan belum adanya media penunjang informasi dan promosi yang efektif untuk ditujukkan kepada calon customer, klien, ataupun disebarluaskan ke masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyampaikan informasi update mengenai keseluruhan ruang lingkup Atria Hotel Gading Serpong, serta meningkatkan target pemasaran pada Atria Hotel Gading Serpong, dalam hal menarik minat calon customer, klien dan masyarakat. Metode penelitiannya yaitu : Pengumpulan Data, Analisa SWOT, Analisa Perancangan Media dengan software pendukung seperti : Adobe Premiere Pro CC 2015, Adobe After Effects CC 2015, Adobe Audition CC 2015, Adobe Photoshop CC 2015, dan Konsep Produksi Media (KPM) yang terdiri dari : preproduction, production dan postproduction. Hasil penelitian ini berupa perancangan media video profile Atria Hotel Gading Serpong Tangerang. Melalui media video profile, akan menarik calon customer, client dan masyarakat untuk menginap ataupun mengadakan event di Atria Hotel Gading Serpong, meningkatkan omset Hotel setiap tahunnya serta Atria Hotel Gading Serpong dapat lebih dikenal secara luas baik Nasional ataupun Internasional.

Kata Kunci : Video Profile , Promosi, Informasi.

ABSTRACT

The hotel as a place to stay and a place to hold events needed for the customer (guest) from different cities and countries. Media video profile is currently the essential needs for a Hotel because it is through the medium of the video profile can inform about the whole scope of the Hotel. The problems found in the Atria Hotel Ivory Serpong Tangerang is the media information and promotion was previously only used the print media in the form of brochures and magazine, and yet the existence of the supporting information and promotion medium for effective attempted to potential customer, client, or disseminated to the public. The purpose of this research is to convey information update regarding the overall scope of the Atria Hotel Ivory Serpong, as well as improve target marketing at Atria Hotel Ivory Serpong, in terms of attracting prospective customer, client and community. His research methods, namely: Data collection, Analysis, SWOT analysis of design Media with software supporting such as: Adobe Premiere Pro CC 2015, Adobe After Effects CC 2015, Adobe Audition CC 2015, Adobe Photoshop CC 2015, and the concept of Media Production (KPM) consisting of: Preproduction, Production and Postproduction. The results of this research in the form of the design of video media profile Atria Hotel Ivory Serpong Tangerang. Through the medium of the video profile, will attract prospective customer, client and community to stay or holding an event at Atria Hotel Ivory Serpong, increase turnover each year as well as the Hotel Atria Hotel Ivory Serpong can more widely known good National or International.

Keyword : Video Profile, Promotion, Information

 

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “Perancangan Video Profile Pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Selama proses penyelesaian Skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam membantu dan membimbing penulis baik dalam segi moril, materil maupun spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom. selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika.
  4. Ibu Lusyani Sunarya, S.Sn, M.Si. selaku Pembimbing I, yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Giandari Maulani, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis untuk kelancaran penyusunan Skripsi ini.
  6. Seluruh Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
  7. Ayah dan Ibu tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, dukungan moril dan materil serta do’a untuk keberhasilan penulis.
  8. Citra, lukman, Alam, Pras, Firman, Della, Andriyana, Romzi dan seluruh sahabat yang sudah memberikan dukungan dalam menyelesaikan penulisan Laporan Skripsi ini.
  9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan.
  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu pada kesempatan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini, penulis sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya laporan Skripsi ini, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.

Tangerang, Juli 2018
Deni Erlangga Saragih
NIM. 1421483030

Daftar isi


DAFTAR TABEL

 

2.1. Matrix SWOT

2.2. Literature Review

3.1. Material Produk

3.2. Kondisi Pesaing

3.3. Matrix SWOT

3.4. Budget Produksi Media

3.5. Elisitasi Tahap 1

3.6. Elisitasi Tahap 2

3.7. Elisitasi Tahap 3

3.8. Final Draft Elisitasi

4.1. Blackbox Testing

4.2. Script Writing

4.3. Rundown

4.4. Susunan Crew dan Talent

4.5. Time Schedule

4.6. Anggaran/Budget Produksi


DAFTAR GAMBAR

 

2.1. Anatomi Huruf

2.2. Munsell System

2.3. Prang System

2.4. Tampilan Adobe Premiere CC 2015

2.5. Tampilan Adobe After Effect CC 2015

2.6. Tampilan Adobe Audition CC 2015

2.7. Tampilan Adobe Photoshop CC 2015

3.1. Gedung Atria Hotel Gading Serpong

3.2. Struktur Organisasi Atria Hotel Gading Serpong

4.1. Pre Production

4.2. Menampilkan Video Bumper Tipografi Atria Hotel

4.3. Menampilkan video timelapse Alam Sutra

4.4. Menampilkan video ornamen - ornamen Atria Hotel yang bernuansa khas Indonesia bernuansa adat Jawa

4.5. Menampilkan video tugu bunderan Gading Serpong

4.6. Menampilkan video footage Atria Hotel

4.7. Menampilkan Intro Bumper Animation Atria Hotel

4.8. Menampilkan video tamu di sambut oleh Bell Boy Hotel

4.9. Menampilkan video tamu yang sedang reservation room dengan Front Office

4.10. Menampilkan video koki sedang memasak

4.11. Menampilkan video suasana Mezzanine resto

4.12. Menampilkan video ornament- ornament yang terdapat di restoran

4.13. Menampilkan video talent berada di kamar Suite Room

4.14. Menampilkan video suasana kamar & informasi Suites Room

4.15. Menampilkan video suasana teras di dalam Suite Room

4.16. Menampilkan video suasana tamu di area Swimming Pool

4.17. Menampilkan video suasana kamar & informasi Delux Room

4.18. Menampilkan video room boy merapihkan kamar tamu

4.19. Menampilkan video suasana kamar & informasi Superior Room

4.20. Menampilkan video suasana Meeting Room

4.21. Menampilkan foto suasana Grand BallRoom

4.22. Menampilkan video suasana Legen Lounge & Bar

4.23. Menampilkan video tamu menikmati minuman di The Lounge

4.24. Menampilkan video tamu sedang menunggu di area Mezzanine Terace

4.25. Menampilkan video suasana tempat kue-kue di Atria Deli

4.26. Menampilkan video suasana tamu di Mezzanine Terace sedang Candlelight Dinner

4.27. Menampilkan video Timelapse Atria Hotel

4.28. Menampilkan Tulisan contact person Atria Hotel Tangerang

4.29. Camera Canon 700D

4.30. Camera Canon 600D

4.31. LED lighting

4.32. Tripod

4.33. Slider

4.34. Lensa Fix

4.35. Lensa Kit

4.36. Sandisk SDHC 32GB Ultra 80

4.37. Sandisk MMC 32GB

4.38. DVD, Label DVD

4.39. Production

4.40. Menampilkan Video Bumper Tipografi Atria Hotel

4.41. Menampilkan video timelapse Alam Sutra

4.42. Menampilkan video ornamen - ornamen Atria Hotel yang bernuansa khas Indonesia bernuansa adat Jawa

4.43. Menampilkan video tugu bunderan Gading Serpong

4.44. Menampilkan video footage Atria Hotel

4.45. Menampilkan Intro Bumper Animation Atria Hotel

4.46. Menampilkan video tamu di sambut oleh Bell Boy Hotel

4.47. Menampilkan video tamu yang sedang reservation room dengan Front Office

4.48. Menampilkan video koki sedang memasak

4.49. Menampilkan video suasana Mezzanine resto

4.50. Menampilkan video ornament- ornament yang terdapat di restoran

4.51. Menampilkan video talent berada di kamar Suite Room

4.52. Menampilkan video suasana kamar & informasi Suites Room

4.53. Menampilkan video suasana teras di dalam Suite Room

4.54. Menampilkan video suasana tamu di area Swimming Pool

4.55. Menampilkan video suasana kamar & informasi Delux Room

4.56. Menampilkan video room boy merapihkan kamar tamu

4.57. Menampilkan video suasana kamar & informasi Superior Room

4.58. Menampilkan video suasana Meeting Room

4.59. Menampilkan foto suasana Grand BallRoom

4.60. Menampilkan video suasana Legen Lounge & Bar

4.61. Menampilkan video tamu menikmati minuman di The Lounge

4.62. Menampilkan video tamu sedang menunggu di area Mezzanine Terace

4.63. Menampilkan video suasana tempat kue-kue di Atria Deli

4.64. Menampilkan video suasana tamu di Mezzanine Terace sedang Candlelight Dinner

4.65. Menampilkan video Timelapse Atria Hotel

4.66. Menampilkan Tulisan contact person Atria Hotel Tangerang

4.67. Production

 



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Hotel merupakan jasa penginapan yang sangat dikenal oleh masyarakat luas, hotel sebagai tempat menginap yang dibutuhkan bagi para customer (tamu) yang singgah dari berbagai Kota dan Negara. Saat ini fungsi hotelpun berkembang bukan hanya sebagai tempat menginap namun hotel dibutuhkan pada saat ingin mengadakan event, wedding, birthday party, acara seminar, rapat suatu perusahaan dan berbagai kebutuhan aktivitas lainnya.

Dalam menentukan sebuah strategi promosi, banyak hotel yang bersaing dalam menarik minat audience yang melihatnya yang diharapkan dari strategi media promosi yang dilakukan akan memberikan keuntungan dan manfaat positif bagi pihak hotel. Media promosi dapat di implementasikan melalui berbagai bentuk media diantaranya, media komunikasi visual, media audio visual, website, media social dan berbagai media penunjang lainnya yang mampu membuat audience tertarik untuk melihatnya.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan promosi saat ini media dalam bentuk audio visual banyak digemari oleh masyarakat luas, karena media audio visual terdapat visual, audio, dan visual effect yang menjadi daya tarik bagi yang melihatnya. Selain itu informasi yang disampaikannya pun jelas sehingga mudah dipahami oleh audience yang melihatnya.

Media video profile saat ini menjadi kebutuhan penting bagi sebuah hotel karena melalui media video profile dapat menginformasikan mengenai seluruh ruang lingkup hotel baik fasilitas, keunggulan, ataupun layanan yang diberikan bagi para calon customer, klien, ataupun masyarakat yang membutuhkan.

Berkembangnya dunia perhotelan dan banyaknya pesaing dalam bidang yang sama dari tahun ketahun yang semakin pesat, mengakibatkan semakin banyak fasilitas serta kualitas yang harus disediakan oleh hotel untuk bersaing, salah satunya yaitu Atria Hotel Gading Serpong yang merupakan hotel berbintang empat berskala Internasional yang terletak di Jalan Boulevard Raya Gading Serpong, Kav.2 Gading Serpong Tangerang. Sejak pertama kali, Atria Hotel Gading Serpong diresmikan pada tanggal 12 Desember 2012. Atria Hotel Gading Serpong mempunyai 172 tipe jenis kamar elegan dan modern dengan 3 pilihan tipe kamar (superior, deluxe, dan suite), 11 fasilitas ruang pertemuan yang variatif dan grand ballroom yang mampu menampung hingga 800 orang. Atria Hotel Gading Serpong dilengkapi dengan 12 fasilitas antara lain : Ballroom, Meeting room, Mezzanine Restaurant, The Lounge, Legen Lounge & Bar, Wifi Internet Acces, Swimming Pool, Room Service, Laundry & Dry Cleaning, Car Rental, Airport Transport Service, Barbeque Room.

Permasalahan yang terdapat pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang adalah media informasi dan promosi yang digunakan oleh Atria Hotel Gading Serpong sebelumnya hanya media cetak berupa brosur dan majalah hotel, yang terdapat di berbagai tempat di Hotel, serta iklan-iklan berupa foto-foto yang di sebarluaskan oleh travel agen yang sudah menjadi relasi Atria Hotel dan belum adanya media penunjang informasi dan promosi yang efektif untuk ditujukkan kepada calon customer, klien, ataupun disebarluaskan ke masyarakat melalui sosial media untuk menghasilkan keuntungan bagi Atria Hotel. Menurut stakeholder Data kehadiran jumlah tamu yang datang untuk menginap di Atria Hotel Gading Serpong Tangerang pada tahun 2017 adalah 87.809 tamu, Sedangkan target yang ingin dicapai oleh Atria Hotel Gading Serpong Tangerang yaitu pada tahun 2018 menginginkan adanya peningkatan jumlah customers hotel yaitu sebanyak 10% atau 96.589 tamu, untuk itu Atria Hotel Gading Serpong Tangerang membutuhkan adanya media penunjang informasi dan promosi yang lebih efektif, lengkap, update dan menarik secara visualisasi untuk memperkenalkan fasilitas, pelayanan dan keunggulan pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang.

Media informasi dan promosi yang dibutuhkan oleh Atria Hotel Gading Serpong berupa media video profile yang menginformasikan mengenai keseluruhan ruang lingkup Atria Hotel Gading Serpong kepada publik. Adapun strategi pemasaran yang dilakukan Atria Hotel Gading Serpong bahwa Perancangan media penunjang informasi dan promosi dalam bentuk video profile ini nantinya dapat di implementasikan pada media sosial seperti youtube, facebook, instagram, serta pada LCD promosi hotel yang tersedia di lingkungan Atria Hotel Gading Serpong dan mempromosikan langsung kepada relasi hotel. Melalui media video profile yang dirancang akan membantu pihak hotel dalam menginformasikan dan mempromosikan keseluruhan ruang lingkup mengenai Atria Hotel Gading Serpong kepada calon customer, klien, dan masyarakat, agar tertarik untuk menginap ataupun mengadakan event di Atria Hotel Gading Serpong, meningkatkan omset hotel setiap tahunnya serta Atria Hotel Gading Serpong dapat lebih dikenal secara luas baik Nasional ataupun Internasional.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat di rumuskan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

  1. Konsep video seperti apakah yang dapat menarik minat calon customer, client dan masyarakat pada Atria Hotel Tangerang?

  2. Informasi apa saja yang diperlukan dalam perancangan video profile pada Atria Hotel Tangerang?

  3. Apa saja strategi pemasaran yang dilakukan oleh Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan dalam menginformasikan dan mempromosikan video profile tersebut?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar ruang lingkup penelitian Skripsi ini lebih tersusun rapih, pembatasan ruang lingkup dari perancangan video yang akan dibuat dengan informasi yang berkaitan dengan Atria Hotel Gading Serpong Tangerang. Yang meliputi : Grand Ballroom, Meeting room, Mezzanine Restaurant, Lounge Bar, Mezzanine terace, Swimming Pool, Room Service, khas adat jawa, Lobby hotel, Suites Room, Delux Room, Superior Room, Legen Lounge & Bar, Atria Deli.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Untuk merancang konsep audio visual yang kreatif dengan menampilkan unsur visual, audio, effect visual sehingga dapat menarik audience yang melihatnya.

  2. Untuk menyampaikan informasi update mengenai keseluruhan ruang lingkup Atria Hotel Gading Serpong seperti fasilitas, keunggulan serta pelayanan yang diberikan Atria Hotel Gading Serpong Tangerang.

  3. Untuk meningkatkan target pemasaran pada Atria Hotel Gading Serpong, dalam hal menarik minat calon customer, klien dan masyarakat, melalui strategi pemasaran pada media sosial seperti youtube, facebook, instagram, layar LCD promosi Atria Hotel Gading Serpong serta mempromosikan langsung kepada klien/relasi.

Manfaat Penelitian

  1. Atria Hotel Gading Serpong Tangerang memiliki media penunjang informasi dan promosi yang menarik dan efektif dalam bentuk video profile.

  2. Agar calon customer, klien, dan masyarakat luas mengetahui informasi mengenai keseluruhan ruang lingkup Atria Hotel Gading Serpong seperti fasilitas, keunggulanm serta pelayanan yang diberikan dan tertarik untuk menginap dan mengadakan event di Atria Hotel Gading Serpong Tangerang.

  3. Dengan strategi pemasaran yang tepat dalam implementasi media video profile ini Atria Hotel Gading Serpong Tangerang akan mencapai target perusahaan yaitu meningkatkan daya tarik konsumen, meningkatkan target pengunjung setiap tahunnya, menjalin relasi yang baik dengan klien dan Atria Hotel Gading Serpong Tangerang lebih dikenal masyarakat luas.

Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh dan melengkapi data–data yang diperlukan dalam penulisan Penelitian Skripsi terkait dengan perancangan media video profile pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang ini, menggunakan beberapa metode penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi

    Mendapatkan data dengan melakukan penelitian lapangan, melihat secara langsung objek yang dianalisis dengan melaksanakan pencatatan melakukan dokumentasi secara sistematis, yang berhubungan dengan informasi mengenai hotel yang ada pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan.

  2. Wawancara

    Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan cara mengumpulkan data-data yang di perlukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada stakeholder yaitu Ibu Elsa Mariana Iyan, S.Si, sebagai Public Relations Manager pada 22 Desember 2017 dan juga pihak-pihak yang terkait pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan.

  3. Studi Pustaka

    Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang berupa teori-teori, buku–buku, jurnal, dan media tertulis lainnya yang terkait dengan penelitian Skripsi ini.

Analisa SWOT

Analisis SWOT adalah metode manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Analisa Perancangan Media

Data dan informasi yang didapatkan akan dianalisis kembali agar memperoleh data yang benar – benar akurat dan penting untuk dijadikan isi dari perancangan video dan akan diolah menggunakan beberapa aplikasi penunjang media audio visual, seperti : Adobe Premiere Pro CC 2015, Adobe After Effects CC 2015, Adobe Audition CC 2015, dan Adobe Photoshop CC 2015.

Konsep Produksi Media

Konsep Produksi Media yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Preproduction

    Preproduction merupakan step atau langkah dimana di mulainya ide, perencanaan dan persiapan.

  2. Production

    Production merupakan tahap penyutingan gambar atau shooting video dengan bekerjasamanya antara pemain dan crew untuk pewujudan rumusan dari tahap preproduction dalam bentuk skenario, naskah, dan storyboard yang telah dibuat.

  3. Post Production

    Setelah tahap produksi selesai maka dilakukan tahap pasca produksi. yang meliputi, offline editing yaitu tahap penyelesaian hasil penyutingan menjadi hasil akhir menjadi sesuatu yang tersusun rapi yang masih kasar atau belum digunakannya efek-efek tertentu, setelah tahap offline ediing barulah dilanjutkan nya tahap online editing dengan pemberian effect gambar agar lebih memberikan hasil gambar yang bagus, memberikan narasi (dubbing) bila diperlukan dalam penyampaian informasi, kemudian masuk ke tahap mixing atau suara effect yang disesuaikan dengan program yang sedang diproduksi seperti suara musik serta pemberian tulisan-tulisan (titling) bila program tersebut memerlukan informasi berupa tulisan atau terjemahan. Postproduction juga adalah tahap format packet untuk media video profile yang dibuat dalam rangka pendistribusian ke berbagai media.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Penelitian Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bagian dengan disertakan sistematika penyampaiannya, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I ini menjelaskan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan yang akan dibahas dalam Penelitian Skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini membahas tentang konsep dan teori dasar yang melandasi permasalahan penelitian dan menjadi acuan penulisan sesuai dengan topik perancangan yang dibuat dalam penyusunan Penelitian Skripsi. Yang meliputi Teori Umum, Teori Khusus dan Literature Review.

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

Pada Bab III menjelaskan tentang Gambaran Obyek Yang diteliti meliputi Sejarah Singkat, Struktur Organisasi, Wewenang dan Tanggung Jawab, Product Information, Market Analisis, Potensial Market, Market Segmentation, Marketing Objective, Marketing Strategy, Budget Produksi Media, Konfigurasi Perancangan meliputi : Konfigurasi Hardware ,Software yang digunakan, dan Elisitasi.

BAB IV KONSEP PRODUKSI MEDIA

Pada Bab IV menguraikan tentang Konsep Produksi Media dalam penelitian ini menggunakan Konsep Produksi Media MAVIB, yang berbasis video. Adapun dalam konsep produksi tersebut terdapat tahapan-tahapan diantaranya : Preproduction, Production dan Postproduction.

BAB V PENUTUP

Pada Bab V ini menjelaskan tentang Kesimpulan dan Saran yang diberikan kepada Atria Hotel sebagai Solving Problem terhadap permasalahan yang ada dengan dibuatnya perancangan media video Company Profile.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka menguraikan tentang referensi yang digunakan dalam penyusunan hasil Penelitian Skripsi.

DAFTAR LAMPIRAN

Berisikan daftar dari keseluruhan lampiran – lampiran yang melengkapi penelitian sebagai lampiran.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

Pengertian Perancangan

Menjelaskan Nugroho dan Markus Kudeng Sallata (2015 : 29)[1], Perancangan adalah bagian penting dalam tahapan pembangunan mikro hidro. Perancangan dilakukan untuk menentukan kelayakan pembangunan mikro hidro dan desain mikro hidro sesuai dengan kondisi lokasi dan kebutuhan.

Arif (2016 : 71)[2], menjelaskan Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu kegiatan dalam proses pembuatan produk. Dalam tahap perancangan tersebut dibuat keputusan - keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan - kegiatan lain yang menyusulnya.

Dari kutipan yang disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah obyek gambar video yang disertai penyusunan elemen tulisan dan audio yang telah ditata dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsi komunikasi kebutuhan penyampaian informasi dan promosi pada sebuah lembaga pendidikan agar masyarakat tertarik untuk bergabung dengan lembaga tersebut.

Proses Perancangan Secara Umum

Memaparkan Hendratman (2015 : 21)[3], secara umum Proses Perancangan Grafis mulai dari konsep sampai produksi sebagai berikut :

  1. Mencari Informasi Kebutuhan
    1. Target
    2. Kriteria
    3. Media
    4. Selera Perusahaan
    5. Studi Banding
    6. Revisi - revisi
  2. Membuat Kerangka Kerja
    1. Tujuan Spesifik
    2. Jenis Media
    3. Ukuran Media
    4. Batasan Konten
    5. Batasan Waktu
    6. Batasan Biaya
  3. Mencari Ide Kreatif
    1. Tema
    2. Slogan
    3. Sketsa Ide
    4. Konsep 'gila'
    5. Brainstorming
    6. Jalan - Jalan
    7. Revisi
  4. Olah Data
    1. Koreksi Data
    2. Image, Teks, Audio Video
    3. Seleksi Data
    4. Organisasi Data
    5. Konversi Data
  5. Visualisasi
    1. Layout
    2. Logo pada Media
    3. Dummy
    4. Prototype
    5. 3D
    6. Alternatif
    7. Revisi - Revisi
  6. Produksi
    1. Penempatan pada Media
    2. Ukuran Sebenarnya
    3. Teknis Produksi
    4. Cek Warna
    5. Kualitas Cetak

Konsep Dasar Media

Pengertian Media

Barus dan Suratno (2016 : 17)[4], “Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim penerima pesan”.

Menurut Maimunah, dkk (2017 : 37)[5], Media adalah sarana untuk menyimpan pesan atau informasi kepada public dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar atau foto.

Media dapat disimpulkan sebagai sarana perantara yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Alternatif Media

Sunarya, dkk (2016 : 60-61)[6], Macam-macam media komunikasi grafis dapat di kelompokan, yaitu sebagai berikut :

  1. Media Komunikasi Cetak/Visual, contohnya poster (dalam dan luar), stiker, sampul buku, pembungkus, selipat (folder), selembaran (leaflet), amplop dan kop surat, tas belanja, katalog, iklan majalah dan surat kabar.
  2. Media Luar Ruangan, contohnya seperti spanduk (banner), papan nama, umbul-umbul, neon box, neon sign, billboard, baliho, mobil box.
  3. Media Elektronik, contohnya radio, televisi, internet, film, program video, animasi computer.
  4. Tempat Pajang (Display), contohnya etalase (window display), point of purchase, desain gantung, floor stand.
  5. Barang Kenangan, contohnya T-shirt, polo shirt, payung, gelas, aneka souvernir, tas dan sebagainya.

Waktu Media

Menjelaskan Nurudin (2016 : 30)[7], Media yang dilihat dari waktu terbitnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

  1. Media Periodik yaitu, media massa yang terbit secara teratur (harian, mingguan, bulanan, tri wulan, dan catur wulan). Seperti, elektronik (TV dan radio), dan cetak (surat kabar, majalah, dan tabloid) termasuk media online.
  2. Media Non periodik yaitu, media yang bersifat eventual, tergantung event tertentu. Media non periodik bisa dibedakan antara manusia (sales promotion girl, dan juru kampanye), dengan benda (poster, stiker, spanduk, leaflet, dan baliho).

Konsep Dasar Informasi

Pengertian Informasi

Arthana (2016 : 64-65)[8] menjelaskan, “Informasi merupakan hasil dari proses pengolahan data. Dikatakan bernilai jika memiliki kaitan dengan pengambil keputusan. Informasi sangat erat kaitannya dengan data, karena untuk mengahsilkan informasi diperlukan data-data yang mendukung.”

Sunarya, dkk (2015 : 80)[9], “Data yang di olah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, informasi disebut juga data yang diproses atau data yang memiliki arti”.

Dengan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan sekumpulan data yang diolah untuk di kembangkan dan berguna bagi penerima informasi tersebut.

Jenis - Jenis Informasi

Sunarya, dkk (2015 : 80)[9], menjelaskan mengenai jenis-jenis informasi dalam manajemen diklarifikasikan berdasarkan aspek-aspek, yang diantaranya adalah :

  1. Informasi berdasarkan persyaratan. Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan.
  2. Informasi berdasarkan dimensi waktu dibagi menjadi dua, yaitu :
    1. Informasi masa lalu, informasi ini adalah mengenai peristiwa lampau yang meskipun jarang dipergunakan, namun dalam penyampaiannya pada data storage perlu disusun secara rapih dan teratur
    2. Informasi masa kini. Dari istilahnya sendiri adalah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.

Nilai Informasi

Menurut Hutahaean (2014 : 11 – 12)[10], Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Biaya informasi terdiri dari :

  1. Biaya Perangkat Keras
    Merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat – tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
  2. Biaya Untuk Analisis
    Merupaan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
  3. Biaya Untuk Tempat dan Faktor Kontrol Lingkungan
    Biaya ini setengah berubah/semivariabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.
  4. Biaya Perubahan
    Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari satu metode ke metode yang lain.
  5. Biaya Operasi
    Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variabel dan meliputi biaya macam – macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.

Kualitas Informasi

Raminda dan Lilis Ardiani (2014 : 5)[11], menjelaskan bahwa Kualitas informasi menunjukkan kualitas produk yang dihasilkan oleh aplikasi sistem informasinya dan akan mempunyai pengaruh pada pemakaiannya dan sistemnya. Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu :

  1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
  2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkannya.
  3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.

Konsep Dasar Promosi

Pengertian Promosi

Hidayat, dkk (2016 : 50)[12], menjelaskan bahwa Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan.

Sedangkan Desrianti, dkk (2014 – 245)[13], mengungkapkan bahwa Promosi adalah tindakan menginformasikan atau meningkatkan konsumen tentang spesifikasi produk atau merek. Promosi mempunyai kekuatan untuk menyampaikan pesan, dan diperlukan perancangan khusus agar promosi tersebut memiliki visual yang kuat dan menciptakan keserasian didalam rangkaian pemasaran, karena promosi adalah berkaitan langsung dalam upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dengan memikat hati mereka melalui pemberian kesan-kesan baik, yang mampu diingat dan dirasakan oleh konsumen.

Dapat disimpulkan bahwa promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran untuk menginformasikan produk atau barang agar menarik minat sasaran terhadap produk atau barang yang di promosikan.

Tujuan Promosi

Secara mendalam Batubara dan Rahmat Hidayat (2016 : 39)[14], menjelaskan bahwa Tujuan promosi dapat diuraikan menjadi 3, yaitu :

  1. Menginformasikan, Sebagai tujuan utama dari kegiatan promosi yang akan dilakukan adalah menginformasikan seluruh aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang berhubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk dapat diketahui secara jelas.
  2. Mempengaruhi dan Membujuk, sebagai alternatif kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen sasaran agar mau membeli atau mengalihkan pembelian terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan.
  3. Mengingatkan kembali, sebagai alternatif promosi terakhir yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama ini dimiliki atas keberadaan perusahaan dan merek-merek produk yang akan dihasilkan yang tetap setia dan konsisten untuk melayani konsumennya dimanapun berada.

Bentuk Promosi

Desrianti (2014 : 425- 426)[13], meliputi :

  1. Personal Selling
    adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka akan mencoba dan membelinya.
  2. Mass Selling
    adalah pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel personal selling, namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas.
  3. Promosi Penjualan
    adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
  4. Public Relations (Hubungan Masyarakat)
    adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai orang yang terlibat, mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
  5. Direct Marketing
    adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau tranksaksi di sembarang lokasi. Umumnya bentuk- bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, hanya saja dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya.

Strategi Pemasaran

Pengertian Strategi Pemasaran

Pengertian Strategi Pemasaran menurut Assauri (2013 : 15)[15], yaitu Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan.

Jenis - Jenis Strategi Pemasaran

Menurut Chrisdianto dan Eddy Poernomo (2016 : 9)[16], Strategi pemasaran secara umum terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

  1. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar (Undifferentiated marketing)
  2. Strategi pasar yang membedakan pasar (Differentiated marketing)
  3. Strategi pasar yang terkonsentrasi (Concentrated marketing)

Konsep Dasar Desain

Pengertian Desain

Dijelaskan oleh Sunarya, dkk (2016 : 60)[6], Desain merupakan art direction, yaitu penampilan visual secara menyeluruh dari iklan. Hasil kerja sama antara art direction dan copywriter (berupa konsep verbal dan visual) dipadukan secara sinergis ke dalam desain melalui proses standar, yaitu membuat sketsa-sketsa kasar, menentukan alternative desain, hingga final artwork (FAW).

Sedangkan Akbar (2016 : 85)[17], menjelaskan bahwa Desain merupakan sebuah konsep tentang sesuatu. Desain lahir dari penerjemahan kepentingan, keperluan, data maupun jawaban atas sebuah masalah dengan metode-metode yang dianggap komprehensif, baik itu riset, brainstorming, pemikiran maupun memodifikasi desain yang sudah ada sebelumnya.

Sesuai penjelasan diatas mengenai desain. Dapat di simpulkan desain merupakan sebuah gagasan atau ide yang berupa visual mengenai sesuatu yang akan dibuat. Pada dasarnya desain dibuat melalui gambaran kasar terlebih dahulu agar menempatkan ide yang sesuai dengan keinginan melalui storyboard.

Fungsi Desain

Sunarya, dkk (2016 : 60)[6], menjelaskan fungsi-fungsi desain antara lain :

  1. Fungsi informasi : desain selalu menyampaikan informasi dan mengirim pesan secara visual.
  2. Fungsi identifikasi : desain selalu menyiratkan atau menyuratkan identitas pengirimnya pesannya lewat karakter visual.
  3. Fungsi persuasi : desain mampu mengekspresikan isi dari pesan dan menghadirkan resonasi atau getaran emosi lewat bahasa visual (seperti emosi dalam bahasa musical) sehingga dapat menimbulkan persuasi.

Pengertian Typography

Sidik, dkk (2017 : 32)[18], menjelaskan bahwa “Typography meliputi kegiatan memilih huruf, menentukan ukuran yang tepat, dan bagaimana sebuah teks dapat dibaca dengan mudah”.

Sedangkan Anto, dkk (2017 : 97)[19], menjelaskan Typography juga bisa dikatakan sebagai seni dalam menggunakan, memilih, dan mengaplikasikan huruf karena jika salah dalam memilih huruf, maka akibatnya adalah tidak sampainya informasi ketika media tadi dilihat / dibaca.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa typography merupakan seni dalam memilih atau menggunakan huruf agar mudah dibaca dalam menyampaikan informasinya. Berikut adalah penjelasan prinsip keilmuan typography :

  1. Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca dengan baik.
  2. Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf lainnya sehingga dapat terlihat dengan jelas.
  3. Visibility adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu media visual.
  4. Clarity adalah kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu media, dapat dibaca dan dimengerti oleh target yang dituju.

Anatomi huruf merupakan gabungan dari seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lain. Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf. Berikut adalah anatomi huruf :

  1. Baseline
    Baseline adalah Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian terbawah dari setiap huruf besar.
  2. Capline
    Capline adalah Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari setiap huruf besar.
  3. Meanline
    Meanline adalah Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil.
  4. X-Height
    X-Height adalah Jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline. X-Height merupakan tinggi dari badan huruf kecil.
  5. Ascender
    Ascender adalah Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara meanline dan capline.
  6. Descender
    Descender adalah Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada dibawah baseline.

Gambar 2.1 Anatomi Huruf

Pengertian Warna

Anto, dkk (2017 : 97)[19], menjelaskan bahwa “Warna adalah sebuah spektrum tertentu terdapat di dalam cahaya yang sempurna /putih”.

Sedangkan Fatmawati dan Sri Widayati (2016:2)[20], menjelaskan Warna adalah sebuah sensitivitas yang berhubungan dengan indra kita, seperti halnya rasa dan bau. Sensitivitas warna dihasilkan dari interaksi antara warna dengan indra sensitif warna yang ada pada kita.

Kesimpulan dari pengertian di atas warna merupakan sebuah sensitivitas yang berhubungan dengan indra manusia dengan terdapat cahaya putih yang sempurna.

  1. Dimensi Warna
    Secara garis besar dikenal adanya 2 dasar teori tentang warna :
    1. Munsell System

      Gambar 2.2 Munsell System

    2. Prang System
      Menurut teori Prang system warna dapat dibagi berdasarkan:
      1. HUE (nama warna) : panas atau dinginnya warna
        1. Menunjukkan nama-nama warna : merah, biru, hijau.
        2. Perbedaan warna adalah perbedaan HUE.
        3. Bila hijau menjadi kebiruan dapat dikatakan berubah HUE nya.
      2. VALUE : Terang atau gelapnya warna.
      3. INTENSITY : Cerah atau suranya warna.

      Gambar 2.3 Prang System

Pengertian Layout

  1. Pengertian Layout

    Menjelaskan Hendratman (2015:197)[3], Layout arti katanya secara bahasa adalah tata letak atau penempatan. Menurut salah satu teorinya, layout adalah usaha untuk menyusun, menata atau memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, table dll) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik.

    Sedangkan Anto, dkk (2017 : 97)[19], menjelaskan Layout adalah tata letak dari suatu elemen desain yang ditempatkan dalam sebuah bidang yang tujuannya mengatur desain supaya menjadi indah dan menarik. Layout sangat berperan penting dalam perancangan buku pedoman ejaan bahasa Indonesia. Pada perancangan ini menggunakan layout yang menarik disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu peserta didik.

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa layout merupakan tata letak yang mengatur penempatan sebuah desain agar menjadi menarik. Layout menjadi bagian yang penting dalam sebuah desain karena beberapa elemen yang terdapat pada sebuah layout dapat membuat orang yang melihat desain tersebut tertarik.

  2. Elemen Layout
    Sari, dkk (2015 : 6 – 7)[21], Didalam suatu layoutterdapat elemen – elemen yang digunakan untuk menyusun menjadi satu kesatuan layout, diantaranya :
    1. Elemen Teks
      1. Judul
        Suatu artikel biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata singkat yang disebut judul.
      2. Byline
        Byline berisi nama penulis, kadang disertai dengan jabatan atau keterangan singkat lainnya. Byline letaknya sebelum bodytext atau juga diakhir naskah.
      3. Body Text
        Isi/naskah/artikel merupakan elemen layout yang paling banyak memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut.
      4. Sub Judul
        Artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai topiknya. Subjudul berfungsi sebagai judul segmen – segmen tersebut.
      5. Pull Quotes
        PullQuotes merupakan satu atau lebih kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan. Pull quotes bisa diambil dari isi bodytext yang dianggap sebagai pokok pikiran naskah tersebut.
      6. Initial Caps
        Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf.
      7. Spasi
        Untuk membedakan paragraf satu dengan yang lainnya, antar paragraf diberi spasi.
      8. Header and Footer
        Header adalah area disisi atas kertas dan margin atas. Footer adalah area diantara sisi bawah kertas dan margin bawah. Header dan Footer bisa berisi Running head, catatan kaki, nomor halaman dan informasi lainnya.
      9. Running Head
        Judul buku, bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang-ulang pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah.
      10. Catatan Kaki
        Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagian tulisan tertentu dalam naskah. Informasi tersebut dapat berupa referensi atau bahan acuan tulisan tersebut, rekomendasi bacaan selanjutnya dan lain – lain, (Letaknya di Footer).
      11. Nomor Halaman
        Nomor halaman mempunyai manfaat yang sangat banyak. Utamanya untuk mengetahui kuantitas lembar halaman dan menemukan bab tertentu.
      12. Signature
        Umumnya dijumpai di flyer, brosur, poster dan lain – lain. Berisi alamat, nomor telepon atau orang yang bisa dihubungi atau informasi tambahan lainnya.
      13. Mast Head
        Area yang berisi informasi tentang penerbitnya seperti nama-nama staff, contributor, cara berlangganan, alamat, logo penerbit dan lain-lain.
    2. Elemen Visual
      1. Foto
        Kekuatan terbesar dari fotografi pada media periklanan khususnya adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk memberi kesan sebagai “dapat dipercaya”.
      2. Artwork
        Artworks adalah segala jenis karya bukan fotografi baik itu berupa kartun, ilustrasi, sketsa dan lain-lain.
      3. Infographics
        Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik, tabel, diagram, bagan, peta dan lain-lain.
      4. Garis
        Garis merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain. Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat yang fungsional antara lain membagi suatu area penyeimbang berat dan sebagai elemen pengikat sistem desain supaya terjaga kesatuannya.
      5. Kotak
        Berisi artikel yang bersifat tambahan dari artikel utama.Bila letaknya berada dipinggir halaman disebut sidebar.
      6. Inzet
        Elemen visual berukuran kecil yang diletakan didalam elemen visual yang lebih besar. Fungsinya memberi informasi pendukung.
      7. Poin
        Suatu daftar atau list yang mempunyai beberapa baris berurutan kebawah, biasanya didepan tiap barisnya diberi penanda angka atau poin.
    3. Invisible Elemen
      1. Margin
        Margin merupakan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati elemen – elemen layout. Namun ada yang memang sengaja meletakan elemen desain ke pinggir sebagai konsepnya.
      2. Grid
        Grid mempermudah kita menentukan di mana harus meletakan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terutama untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman.

Pengertian Desain Komunikasi Visual

Desain Komunikasi Visual yang dijelaskan oleh Akbar (2016 : 85)[17], adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai macam media untuk menyampaikan sebuah pesan secara visual dengan menggunakan elemen-elemen grafis dan bahasa yang dapat diterima oleh sipenerima pesan tersebut.

Poin-poin desain komunikasi visual :

  1. Konsep Komunikasi
  2. Melalui ungkapan kreatif
  3. Melalui berbagai media
  4. Menyampaikan pesan atau gagasan secara visual dari seseorang atau suatu kelompok kepada kelompok yang lain.
  5. Menggunakan elemen-elemen grafis berupa bentuk dan gambar, susunan huruf, warna, serta tata letak, dan perwajahan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Video

Pengertian Video

Menjelaskan Kasemin (2015 : 3)[22],"Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak."

Reddy and Chhaya S.Pawar (2015 : 21)[23], “Video is used in several different applications like Video Conferences, Medical diagnostic, Security devices etc. Video compression is needed to facilitate both storage and transmission in real time. Digital video shares all the features of other digital formats, including lossless transmission, lossless storage, and ease of editing.” (Video digunakan di beberapa aplikasi yang berbeda seperti Konferensi Video, Diagnostik Medis, Keamanan perangkat dll Kompresi video diperlukan untuk memudahkan baik penyimpanan maupun transmisi secara real time. Digital video berbagi semua fitur dari format digital lainnya, termasuk transmisi tanpa rugi, penyimpanan tanpa rugi, dan kemudahan pengeditan).

Video dapat disimpulkan bahwa video adalah gambar yang bergerak dan didampingin dengan audio visual serta penambahan effect yang sangat menarik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh audience.

Macam - Macam Video

Menurut Maryati dan Bambang Eka Purnama (2013:22)[24], terdapat dua macam video yaitu :

  1. Video Analog
    Video analog dibentuk dari deretan sinyal elektrik (gelombang analog) yang direkam oleh kamera dan dipancarluaskan melalui gelombang udara.
  2. Video Digital
    Video Digital dibentuk dari deretan sinyal digital yang berbentuk, yang menggambarkan titik sebagai rangkaian nilai minimum dan maksimum, nilai minimum berarti 0 dan nilai maksimum berarti.

Format Video

Nugroho (2014 : 69-75)[25], terdapat banyak format video diantaranya :

  1. AVI
    AVI adalah singkatan dari Audio Video Interlaced, merupakan salah satu format video paling tua yang dibangun oleh Microsoft. Berbeda dengan format lainnya, AVI mendukung beberapa jenis kompresi, seperti Cinepak, Intel Indeo, Microsoft Video 1, Clear Video, dan IVI. Pada awalnya, format AVI hanya mendukung resolusi maksimal 160 x 120 pixel, dengan refreshrate 15 frame per detik. Namun bersamaan dengan perkembangan Windows dan DirctX-nya, format AVI kini mampu menyimpan sebuah klip video dengan resolusi sampai 320 x 240 pixel, dan refresh rate sampai 30 frame per detik.
  2. MPEG-1
    MPEG – 1 memungkinkan sebuah video dapat dikompresi dengan rasio 50:1 sampai 100:1, tergantung kualitas gambar yang diinginkan. Format ini memiliki kecepatan pembacaan data sekitar 1.5 mbit per detik sehingga cukup setara dengan pembacaan data pada CD-ROOM berkecepatan 2X. Motion Picture Expert Group 1 (MPEG – 1) dapat digunakan untuk menyimpan video dengan resolusi maksimal 352 x 288 pixel. Kualitasnya dapat disetarakan dengan format VHS. Format MPEG – 1 saat ini banyak digunakan sebagai format video dalam VCD.
  3. MPEG-2
    MPEG – 2 merupakan pengembangan dari MPEG – 1 yang mulai diperkenalkan pada 1995. Format ini memungkinkan data video berjalan dengan kecepatan 100 mbit per detik. Selain lebih unggul pada kecepatan transfer data, MPEG – 2 juga memiliki peningkatan kualitas gambar dan suara. Pada video berformat MPEG – 2, format ini dapat digunakan pada keping Super VCD, DVD, dan siaran digital TV.
  4. MPEG-4
    Rasio ukuran layar standar yang digunakan oleh hampir semua pesawat televisi standar. Perbandingan ukuran pastinya adalah empat satuan lebar (horizontal) dan tiga satuan tinggi (vertical). Ukuran ini sekarang sudah mulai ditinggalkan, seiring keluarnya berbagai peranti yang menyuguhkan ukuran layar yang lebar dan panoramik. Rasio yang lebih dikenal dengan sebutan layar lebar (wide screen) karena ukurannya memang relative lebih lebar dibandingkan rasio standar. Pada ukuran rasio ini, gambar yang ditampilkan lebih lebar dan lebih sesuai dengan sudut pandang manusia.
  5. MOV
    MOV merupakan format video yang diperkenalkan oleh Apple, dan menjadi format standar Apple yang bisa diputar dengan Aplikasi Quicktime. MOV sendiri bisa dinikmati baik di Macintosh maupun PC, asal menginstal aplikasi Quicktime.
  6. MJPEG
    Singkatan dari Motion JPEG, format ini boleh dibilang berada diantara format gambar diam (foto) dan video berisi urutan (slide show) gambar atau foto berformat JPEG. MJPEG sebenarnya tak hanya merupakan format yang menyatukan kumpulan gambar berformat JPEG, melainkan juga menawarkan kompresi dengan rasio 5:1. Kelemahannya, sinkronisasi data video dan audio belum diimplementasikan disini sehingga format video yang dihasilkan masih dalam bentuk slide show yang tak bersuara.
  7. ASF
    Advanced Streaming Format (ASF) merupakan format video lain dari Microsoft, yang lebih dispesialisasikan sebagai media streaming. Format ini bisa terdiri dari audio, video, maupun slide show. ASF dapat dikemas dalam file dengan kompresi tinggi, dan dapat disalurkan ke dalam data yang mengalir secara terus – menerus, seperti siaran TV dan radio online. Ukuran file-nya pun bisa diatur sesuai dengan bandwidth (kecepatan koneksi) yag direkomendasikan.
  8. WMV
    Ada satu lagi format video yang diusung oleh Microsoft, yakni WMV (Windows Media Video). Format ini dibangun dan dikontrol oleh Microsoft, dan menjadi nama dari salah satu solusi video encoding yang dimiliki Microsoft.
  9. AAC
    AAC (Advanced Audio Coding) adalah file suara yang dikompresi. Ukurannya 30 persen lebih kecil ketimbang MP3.

Konsep Dasar Video Profile

Menjelaskan Sutrisno dan Aziz Ahmadi (2014 : 26)[26], Video profile merupakan salah satu media yang efektif dalam mempropagandakan perusahaan, produk, hingga propaganda untuk potensi daerah. Dengan komunikasi melalui audio dan visual tentunya penyampaian propaganda atau promosi semakin efektif. Selain dikemas dalam format linier (dioperasikan melalui media player seperti VCD atau DVD) yang juga dapat di produksi melalui format CD interaktif di operasikan melalui komputer.

Santoso (2014 : 6)[27], menjelaskan “Video Profile merupakan rekaman gambar mengenai grafik yang memberikan gambaran tentang hal khusus yang ditayangkan kembali melalui layar Televisi”.

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Video Profile adalah salah satu media yang memberikan gambaran tentang hal khusus dengan media komunikasi melalui audio dan visual sebagai sarana promosi.

Definisi Hotel

Menurut Ernur, dkk (2017 : 134)[28], Definisi Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.

Konsep Dasar Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Pengertian Multimedia

Darmawan, dkk (2017 : 634)[29], “Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, grafik, audio, dan interaksi, digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari pengirim ke penerima pesan/informasi”.

Menjelaskan Purwanto dan Shofwan Hanief (2016 : 13)[30], Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video atau secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks atau kombinasi dari yang sedikit dua media input atau output dari data yang berupa audio (suara dan musik).

Dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah perpaduan antara suara gambar dan teks yang mencakup menjadi satu.

Pengertian Audio

Arimbawa dkk (2017 : 3)[31], menjelaskan “audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran atau penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.”

Menurut Saifuddin (2014 : 132)[32], “audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada lambang-lambang auditif. Jenis-jenis audio antara lain radio dan alat perekan atau tape recorder”.

Audio dapat disimpulkan bahwa jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran seperti suara dan backsound yang bisa untuk menyampaikan pesan tersendiri.

Pengertian Visual

Menurut Saifuddin (2014 : 132)[32], Visual berfungsi untuk menyalurkan pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk-bentuk visual. Selain itu visual juga untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan diingat jika disajikan dalam bentuk visual.

Menjelaskan Garvey dan Williams (2014 : 14)[33], Visual adalah pemahaman dasar tentang berbagai proses di sekeliling kita atau melihat sebuah foto adalah dasar yang penting bagi apresiasi kita akan beberapa prinsip dasar komposisi dalam fotografi yang akan kita pelajari.

Jadi dapat disimpulkan bahwa visual adalah pemahaman tentang gambar yang akan disampaikan untuk menarik perhatian dan mudah untuk dicerna atau dipahami.

Pengertian Broadcasting

Memaparkan Gokul et al (2016 : 29)[34], “how the data is broadcasted in the network and uses a storage for packet information and once there is a node failure it studies why the failure occurs if due to a technical failure or incapacity of sever to process the request or the client to receive the data it is analysed and resend or if a deliberate rejection from client or some middle man acquiring packets or destination ip and the receivers ip don’t match it drops the node and uses optimal grouping to decide the next best linking if a node is dropped to achieve the best throughput rather than a random selection of link and in turn making it very inefficient even for a small roundtrip”. (Bagaimana data disiarkan di jaringan dan menggunakan penyimpanan untuk paket informasi dan sekali ada kegagalan node studi mengapa kegagalan terjadi jika karena kegagalan teknis atau ketidakmampuan memutuskan untuk memproses permintaan atau klien untuk menerima data ini diteliti dan kirim kembali atau jika penolakan disengaja dari klien atau beberapa orang tengah yang memperoleh paket atau tujuan ip dan ip penerimaan tidak cocok itu turun node dan menggunakan pengelompokan optimal untuk memutuskan yang terbaik berikutnya yang menghubungkan jika sebuah node menjatuhkan untuk mencapai yang terbaik melalui menempatkan dari pada pilihan acak link dan pada gilirannya membuatnya sangat tidak efisien bahkan untuk ulang-aling kecil.)

Menurut Evans dan Lars Lundgren (2016 : 63)[35], “involving national broadcasters in 18 different countries as well as regional broadcast organizations such as the European Broadcasting Union (EBU) and International Organization of Radio and Television (OIRT). It was thus a unique example of cooperation between broadcasters on both sides of the Iron Curtain, with the BBC and Soviet Central Television as central actors. In the end, the cooperation failed when Central Television, together with five other broadcasters in Eastern Europe, decided to withdraw from the program as a consequence of the outbreak of the Six-Day War. The program thus fell short as a truly global event, though it still reached an estimated 400 million people around the world”. (Tetapi melibatkan lembaga penyiaran nasional di 18 Negara yang berbeda serta organisasi siaran regional seperti European Broadcasting Union (EBU) dan International Organization of Radio dan Televisi (OIRT). Itu sehingga contoh yang unik dari kerjasama antara penyiar di kedua sisi Tirai Besi, dengan BBC dan Soviet Central Television sebagai aktor sentral. Pada akhirnya, kerjasama itu gagal ketika Central Television, bersama-sama dengan lima lembaga penyiaran lain di Eropa Timur, memutuskan untuk menarik diri dari program ini sebagai konsekuensi dari pecahnya Perang Enam Hari. Program ini sehingga jatuh pendek sebagai peristiwa yang benar-benar global, meskipun masih mencapai sekitar 400 juta orang di seluruh dunia).

Dapat disimpulkan bahwa broadcast adalah sebuah metode pengiriman data, dimana data dikirim ke banyak titik sekaligus, tanpa melakukan pengecekan apakah titik tersebut siap atau tidak, atau tanpa memperhatikan apakah data itu sampai atau tidak. Salah satunya, contoh penggunaan sistem ini adalah siaran televisi dan radio.

Pengertian Sinopsis

Sinaga dan Basuki (2016 : 101)[36], “Sinopsis adalah ikhtisar sebuah karya yang memberikan gambaran umum tentang karya tersebut”.

Langkah-langkah yang bisa diikuti dalam membuat sinopsis yaitu :

  1. Membaca (cerpen/novel) atau menonton (film) sendiri karya yang diringkas sampai paham benar agar sinopsis yang dibuat tidak menyimpang dari cerita aslinya.
  2. Daftarlah peristiwa-peristiwa penting.
  3. Temukan alurnya.
  4. Susunlah menjadi rangkaian paragraf dengan berpedoman pada alur yang ada.

Menurut Fatoni dan Nofi Puspitasari (2016 : 58)[37], “Sinopsis adalah ringkasan sebuah cerita yang diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok cerita secara keseluruhan”.

Dapat disimpulkan bahwa sinopsis adalah sebuah karya yang memberikan gambaran secara ringkas tentang tema atau pokok cerita.

Pengertian Naskah

Wibowo, dkk (2017 : 64)[38], menjelaskan mengenai naskah “membuat rancangan penulisan naskah secara rinci yang mengembangkan gagasan pada sinopsis menjadi sebuah cerita yang menarik.”

Sedangkan naskah yang di jelaskan oleh Sasmita (2017 : 2)[39], Script atau naskah adalah susunan suatu kalimat yang membentuk headline atau pesan utama dalam sebuah iklan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa naskah atau script merupakan bagian susunan kalimat yang membentuk suatu cerita yang beralur agar menjadi sebuah cerita yang menarik dalam suatu cerita, film maupun program acara.

Pengertian Storyboard

Wibowo, dkk (2017 : 64)[38], menjelaskan bahwa storyboard adalah rancangan berupa sket gambar yang dilengkapi dengan petunjuk atau catatan pengambilan gambar untuk kebutuhan shooting. Selama proses pra produksi, perencanaan yang berhubungan dengan visualiasasi yang akan dibuat membutuhkan Storyboard sebagai media bantuannya.

Sedangkan Handani, dkk (2017 : 153)[40], menjelaskan Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, yang dapat menyampaikan ide cerita kepada orang lain dengan lebih mudah, yang dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa storyboard merupakan suatu gambaran kasar yang di susun berurutan dengan dilengkapi petunjuk sesuai naskah yang dibuat. Dalam proses storyboard ini agar dengan mudah penyampaian informasi sesuai project nya.

Konsep Dasar Produksi

Preproduction (Pra Produksi)

Preproduction yang dijelaskan oleh Wibowo, dkk (2017 : 64)[38], untuk Preproduction adalah step atau langkah dimana di mulainya ide, perencanaan dan persiapan.

Production (Produksi)

Production adalah proses pengambilan gambar atau shooting video dengan bekerjasamanya antara pemain dan crew untuk pewujudan rumusan dari tahap preproduction dalam bentuk skenario, naskah, dan storyboard yang telah dibuat. Pada tahap production semua unsur teknis dan kreatif seperti naskah, actor, sinematografi dan suara bergabung dibawah pengawasan kreatif sutradara. Dalam menjalankan proses production pengambilan gambar atau shooting video ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dengan baik, diantaranya : desain produksi termasuk storyboard yang bisa menjadi panduan yang baik tentang hal-hal yang harus dikerjakan selama shooting, kesiapan crew dalam menjalankan perannya masing-masing dan kesiapan perlengkapan yang juga merupakan tanggung jawab masing-masing crew.

Postproduction (Pasca Produksi)

Setelah tahap produksi selesai maka dilakukan tahap pasca produksi. yang meliputi, offline editing yaitu merangkai alur konsep tersebut menjadi sesuatu yang tersusun rapi namun masih kasar atau belum menggunakan efek-efek tertentu, baru kemudian dilanjutkan ke online editing dengan pemberian effect gambar agar lebih bernuansa bagus, diberikan narasi (dubbing) bila diperlukan, kemudian dilakukan mixing atau suara effect yang disesuaikan dengan program yang sedang diproduksi seperti suara musik serta pemberian tulisan-tulisan (titling) bila program tersebut memerlukan informasi berupa tulisan atau terjemahan. Postproduction juga adalah tahap format packet untuk media video profile yang dibuat dalam rangka pendistribusian ke berbagai media.

Konsep Dasar Aplikasi Penunjang Video

Adobe Premiere CC 2015

Adobe (2015 : 1-2)[41], menjelaskan,

Productions with Premiere Pro CC, the industry-leading video editing software. Whether you're just starting out or a seasoned pro, you can edit, adjust color, refine audio, and more — all in one seamless, integrated workflow. Premiere Pro is used by fimmakers, Youtubers, videographers, designers.

(Produksi dengan Premiere Pro CC, perusahaan aplikasi pengeditan video terkenal. Ketika ada hanya seseorang yang baru atau yang ahli dibidang ini, anda bisa mengedit, menyesuaikan warna, bahkan lebih dari itu – semua dalam satu alur kerja yang terpadu. Premiere pro di gunakan oleh seorang pembuat film, youtuber, dan desainer).

  1. Standar penyiaran SECAM dipergunakan di negara-negara di Perancis, Timur Tengah dan Afrika, dengan Frame Rate 25 frame/detik.
  2. Standar penyiaran PAL banyak dipergunakan di negara-negara Inggris, Indonesia, Australia, Eropa dan China, dengan Frame Rate 25 frame/detik.
  3. Standar Penyiaran NTSC sering dipergunakan oleh negara-negara Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Meksiko dan Korea, dengan Frame Rate 30frame/detik.

Secara garis besar jendela Adobe Premiere Pro terdiri dari enam jendela, yaitu: Jendela Project, Source, Panel effect, Jendela Monitor, Jendela Timeline dan Jendela Tools.

  1. Jendela Project berguna sebagai tempat menyimpan clip/footage yang berupa image, audio, title dan video yang akan digunakan dalam proses editing. Jendela project memiliki 2 bagian yaitu tabproject yang berisi daftar clip dan tab effect yang berisikan daftar efek audio, transisi audio, efek video, dan transisi video.
  2. Source adalah panel dimana bisa mengatur trim dan clip-clip sebelum masuk ke timeline dan di sebelahnya ada pengaturan untuk effect control dan audiomixer untuk clip-clip.
  3. Panel Effect berguna untuk tempat pemilihan effect yang bisa di aplikasikan kedalam video, juga terdapat audioeffect dan transisi untuk video, di sebelahnya terdapat panel history dan panel info.
  4. Jendela Monitor terdiri dari Source Monitor Window dan Sequence Monitor Window, sedangkan sebelah kanan merupakan Sequnce Monitor Window. Source Monitor Window sangat berguna dalam proses trimming video, dan Sequnce Monitor Window digunakan untuk melihat preview hasil editing pada Timeline.
  5. Jendela Timeline memberikan adalah tempat untuk menyusun dan menempatkan clip/footage untuk kemudian diedit.

Jendela Tools berisikan tombol Selection tool, Track Selection Tool, Ripple Edit Tool, Rate Scratch Tool, Razor Tool, Slip Tool, Slide Tool, Pen Tool, Hand Tool, Zoom Tool yang nantinya banyak digunakan dalam proses editing video.

Gambar 2.4 Tampilan Adobe Premiere CS6

Adobe After Effect CC 2015

Wahyudin, dkk (2017 : 62)[42], menjelaskan “Adobe After effect adalah program video editing untuk mengolah dan mengkreasi efek video menjadi lebih menarik. Program ini sangat populer dan banyak digunakan oleh animator karena fasilitas dan kemampuan dalam mengolah video jauh lebih baik dibanding program lain sejenisnya.”

Adobe after effects awalnya didesain oleh CoSA (Company of Sciene and Art) sebagai software motion graphics pada desktop. Setelah di akuisisi oleh Aldus dan kemudian oleh adobe, dibuat integrasi yang baik antara software ini dengan Adobe Premiere, Photoshop dan Ilustrator. Oleh karena itu pada saat ini Adobe After Effects merupakan salah satu software multimedia terbaik, yang menyediakan semua hal yang dibutuhkan oleh para amatir dan professional untuk motion graphics atau animasi dan visual effect, yang merupakan bagian proses kreatif dari animasi multimedia.

Saull Bass adalah orang yang pertama kali mencoba mengkomunikasikan pesan melalui permainan grafik di awal pembuatan film. Dengan pendekatan simbolis, film yang dibuatnya menyampaikan esensi dan representasi dari seluruh film. Beberapa karyanya adalah Anatomy Of Murder, Vertigo dan The Age Of Innocence. R/GA (Robert And Richard Greenbreg Associates) menjadikan motion graphics sebagai industri melalui film – film seperti Wolf, Rising Sun, True Lies dan The Untouchables.

Adobe after effects merupakan aplikasi grafis dengan format bitmap. Dengan format bitmap maka perlakuan pada file sumber harus disesuaikan. Karena jika file bitmap diperbesar ukurannya maka akan terlihat kasar dan pecah.

Adobe after effects biasa dipakai untuk :

  1. Animasi pembuka atau opening tune acara TV & Opening CD Interaktif
  2. Movie intro game
  3. Bumper atau animasi jeda
  4. Video efek dan animasi teks untuk iklan
  5. Video efek untuk film layar kaca atau alayar lebar

Software pendukung Adobe After Effect diantaranya :

  1. Corel Draw, Freehand, atau Adobe Illustrator
  2. Adobe Photoshop
  3. Adobe Premiere
  4. 3D Studio Max
  5. Particle Illusion
  6. Sound : Wavand Mp3 Editor
  7. Utility : TMP Gencorder

Format-format yang mendukung penciptaan suatu karya kreatif dengan menggunakan Adobe After Effects adalah :

  1. Avi
    Avi video (*.avi) merupakan format standar dari file video dengan kualitas terbaik tetapi memerlukan kapasitas harddisk yang besar, karena file yang dihasilkan mempunyai kapasitas yang besar pula.
  2. Quicktime movie
    Quicktime movie (*.mov) yang merupakan format standar apple computer untuk mendistribusikan file video, dulunya format ini hanya digunakan pada komputer Machintosh saja, tetapi kini dipergunakan oleh sebagian pengguna PC untuk distribusi video terkompresi dengan file yang berukuran kecil tapi memiliki kualitas yang bagus.
  3. Macromedia Flash
    Format Macromedia Flash (*.swf) format ini banyak dipergunakan untuk animasi web dan telah menjadi standar baru dalam animasi web, dengan ukuran file yang kecil format ini mudah sekali didistribusikan dan dijalankan secara realtime di halaman web dengan menggunakan Macromedia Flash Player.

Footage adalah sebutan untuk file-file yang dipakai dalam project untuk membangun composition, dapat berupa file gambar, file video dan file suara. Format file yang didukung oleh after effect adalah : Quicktime, Direct Show (Windows), AVI, WAV, Adobe Photoshop, JPEG, SGI, Softimage PIC, Targa, TIFF, PICT, Cineon, RLA, Electric Image, Filmstrip, FLC/FLI, EPS, Adobe Ilustrator, Adobe Premier, GIF89a, SWF dan PDF.

Gambar 2.5 Tampilan Adobe After Effect CS6

Adobe Audition CC 2015

Menurut Adobe (2015 : 1 – 2)[41], menjelaskan, “Adobe Audition CC. A professional audio workstation. Create, mix, and design sound effects with the industry's best digital audio editing software”. (Adobe Audition CC adalah aplikasi audio profesional. Membuat, menggabungkan, dan desain efek suara dengan perusahaan terbaik dibidang aplikasi edit suara digital.)

Tullo, et al (2017 : 425)[43], “Audio editing software such as Adobe® Audition™ CC 2015 provide visual representation of sound waves. The waveforms displayed are used to evaluate audio amplitude or the spectrum of the sound, which reveals audio frequency”.

(Aplikasi edit audio Adobe audition CC 2015 memberikan representasi melalui bentuk glombang suara. Bentuk glombang yang ditampilkan digunakan untuk mengevaluasi amplitudo audio atau spektrum. Yang menunjukan frekuensi audio.)

Pendekatan unik ini mengintegrasikan dua elemen sehingga audio yang digunakan dalam projek perangkat dapat diedit dengan sangat rinci dalam digital audio editor, dan kemudian ditransfer kembali ke sesi perangkat.Mixdowns (mono, stereo atau surround) diekspor dari sesi perangkat tersedia secara otomatis dalam digital audio editor, mana berbagai menguasai alat tersedia untuk memoles dan "sweenten" campuran. Campuran akhir kemudian dapat di burn ke CD recordable, yang dibuat sesuai standart spesifikasi, upload ke layanan berbagi file Sound Cloud, atau diubah menjadi "web-friendly", data dikompresi format seperti MP3 dan FLAC. Selain itu, editor perangkat memiliki jendela video yang memungkinkan merekam suara trek dan narasi dalam Audition sambil melihat pratinjau video HD.

Audition juga terintegrasi dengan Adobe Premiere Pro dan After Effects melalui Adobe Dynamic Link. Anda dapat mengekspor dari Audition, tetapi juga kedua Adobe Premiere Pro dan After Effects akan mencerminkan suntingan kamu dalam membuat Audition sebagai projek. Anda bahkan dapat membuka perangkat projek Audition dari dalam Adobe Premiere Pro dan After Effects dan mengedit trek individu atau secara manual, dan kemudian memasukkan suntingan tersebut ke projek video.

Audition adalah sebuah cross-platform, 64-bit aplikasi asli yang berjalan sama baiknya pada Macintosh atau Windows komputer. Berkat menggabungkan dua program dalam satu, terintegrasi aplikasi, Audition memiliki beberapa kegunaan, termasuk memulihkan rekaman audio, perangkat untuk musisi, menguasai, suara desain, siaran, video game suara, narasi dan dubbing, konversi format file,skala kecil produksi CD, dan bahkan forensik. Untungnya, Semua fitur ini tersedia dalam bersih, mudah digunakan, lurus ke depan antarmuka alur kerja yang telah mendapatkan manfaat dari lebih dari satu dekade pembangunan yang berkelanjutan dan perbaikan.

Versi terakhir, Audition CS6, memperdalam tingkat integrasi dengan Adobe Premiere Pro dan After Effects untuk mempermudah pertukaran file, bahkan lengkap urutan. Ini sangat menyederhanakan proses pembuatan sebuah suara lagu yang mencerminkan perubahan dalam dua video untuk mengedit. Signifikan mengedit perengkat tambahan, terutama sehubungan denganaudio restorasi, serta lanjutan metering untuk menyiarkan dan aplikasi lain juga disertakan. Pada generasi kedua dari Audition, proses penyelarasan dihasilkan otomatis menyederhanakan ADR.

Gambar 2.6 Tampilan Adobe Audition CS6

Adobe Photoshop CC 2015

Agustina dan Ade Chandra (2017 : 25)[44], menjelaskan “Adobe Photoshop adalah Software (Perangkat Lunak) buatan Adobe Systems yang digunakan untuk pengeditan foto/gambar, termasuk pembuatan efek grafis”.

Sedangkan Huda dan Fitri Purwaningtias (2017 : 117)[45], menjelaskan bahwa Aplikasi adobe photoshop adalah program komputer yang merupakan perangkat lunak atau software yang di gunakan untuk pengolahan gambar/foto, dapat di gunakan untuk memanipulasi foto sehingga hasil foto lebih menarik. Aplikasi Adobe Photoshop pada dasarnya merupakan aplikasi pengolah gambar, namun seringkali pula ia digunakan untuk mengubah tampilan suatu objek, misalnya teks atau tulisan. Adobe Photoshop bukan pengolah kata, tapi ia dapat membuat beragam efek menarik untuk mempercantik tampilan gambar dan teks.

Penggunaan adobe photoshop CC 2015 membuat tampilan semakin menarik dan lebih mudah membuka windows yang semakin berfariasi. Adanya pembaharuan dari versi CS 6 ke CC 2015 yang di lakukan adobe sangat membantu para pemakai. Seperti mengidentifikasi wajah secara otomatis dan bagian titik tertentu pada shape yang digunakan. Panel perpustakaan yang di perbaharui. Photoshop CC membuka dokumen lebih cepat dan memberikan respon yang lebih besar.

Gambar 2.7 Tampilan Adobe Photoshop CS6

Konsep Dasar Analisa SWOT

Pengertian Analisis SWOT

Retnasari (2017 : 130-131)[46], Analisis SWOT adalah metode manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Pearce dan Robinson, 2008).

  1. Strength (kekuatan) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu organisasi yang membuat organisasi relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
  2. Weakness (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
  3. Opportunity (peluang) merupakan situasi atau tren yang menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya segmen pasar baru dan membaiknya hubungan antara pembeli dan pemasok adalah contoh faktor yang dapat menjadi peluang bagi organisasi.
  4. Threat (ancaman) merupakan situasi atau tren yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya pesaing baru adalah contoh faktor yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor SWOT (Strongth, Weakness, Opportunities, Threathment), analisis selanjutnya menyusun Matrik SWOT. Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

Menjelaskan Ma’rufah (2014 : 3)[47], Analisis SWOT merupakan salah satu analisis strategi pemasaran terhadap suatu produk barang dan jasa yang pada akhirnya bertujuan dalam mengukur angka pertumbuhan penjualan dan perkembangan suatu produk dalam pasar, dengan melakukan serangkaian analisis terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu produk, yaitu faktor internal dan eksternal yang dapat memperkuat atau memperlemah pertumbuhan penjualan suatu produk itu sendiri.

Tabel 2.1 Matrix SWOT Wignyo, dkk (2017:6)[48]
Kekuatan

(Strengths – S)

1. Kualitas Produk

2. Teknologi Produksi

3. Menerima Job Order

Kemudahan dalam Retur

Kelemahan

(Weakness – W)

1. Harga Plastik Tinggi

2.Tidak Ramah Lingkungan

3. Pangsa Pasar

Peluang

(Oportunities – O)

1. Peningkatan Produksi Blodegradeable

2. Ketertarikan Konsumen

3. Daya Tarik Pemasok

Strategi (SO)

1. Menambah Jumlah Agen Distributor (S1,S2,O1)

2. Mengembangkan Varian (S2,O1,O2,O3)

3. Ekspansi Pasar (S1,S2,S3,S4,O2)

Strategi (WO)

1. Memanfaatkan Inovasi (W1,W2,O1)

2. Menghasilkan Produk Lain (W3,O2,O3)

Ancaman

(Threat – T) 1. Daya Tawar Konsumen

2.Distribusi Kompetitor

Strategi (ST)

1. Menerapkan Distribution Selling (S3,S4,T1,T2)

2. Kerja Sama Bisnis Lain (S1,S4,T2)

3. Menambah Unit Mesin Produksi (S3,S4,T2)

Strategi (WT)

1. Mengurangi Ketebalan Isi Plastik (W1,W3,T1)

2. Diskon Dalam Pengambilan Jenis Tertentu (W1,W2,T1,T2)

Konsep Dasar Elisitasi

Fitri dan Nurhadi, (2017 : 319)[49], Adobe Audition CS6 is a professional audio application that combines advanced digital audio editing and multitrack recording in the same program.(Adobe Audition CS6 adalah aplikasi audio profesional yang menggabungkan digital audio editing dan perangkat rekaman di program yang sama).

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen perusahaan melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi.
    1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :
    1. T artinya Tehnical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam perancangan media yang diusulkan.
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E artinya Economic, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Llopart and Moised Esteban-Guitart (2016 : 11)[50], the literature reviewed shows that there is plenty of scope for a fruitful dialogue between the two models because it reveals a shared critical perspective aimed at social transformation in favour of inclusion and equality in education. (literatur yang ditinjau menunjukkan bahwa ada banyak ruang lingkup untuk dialog yang bermanfaat antara kedua model karena mengungkapkan kritik bersama perspektif yang ditujukan pada transformasi sosial yang mendukung inklusi dan persamaan dalam pendidikan).

Llopart and Moised Esteban-Guitart (2017 : 270)[51], “The literature review carried out here also contributes towards enriching the funds of knowledge framework through the notion of funds of identity.” (Tinjauan literatur dilakukan di sini juga memberikan kontribusi terhadap memperkaya dana dari kerangka melalui gagasan pengetahuan dana identitas).

Tujuan Penelitian

  1. Mengidentifikasi masalah penelitian dan mengenbangkan rumusan masalah dan hipotesis.
  2. Orientasi apa yang sudah dan belum diketahui tentang area penelitian serta mendeterminasi gap atau inkonsistensi dalam a body of knowledge.

Literature Review

Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka ini antara lain.

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang sehingga banyak menghemat waktu.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan.

Studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Sarwo Nugroho (2015)[52] “Perancangan Media Company Profile Sebagai Media Promosi Perusahaan Pada PT. Propan Jaya ICC Semarang”. Media informasi berupa media cetak mempunyai kelemahan, dilihat dari sisi effisiensi penyampaian informasi dan distribusi, namun bila menggunakan media informasi berupa Video Company Profile, informasi lebih efektif dan efisien, karena pengemasannya lebih menarik, dimana berupa file video yang menggabungkan beberapa format file, yaitu video, animasi dan suara, serta pengemasannya menggunakan media keping DVD sehingga lebih murah. Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Pemasaran Produk (Studi Kasus di PT. Propan Raya ICC Semarang) merupakan sebuah media informasi yang mengangkat tema media pemasaran produk, dimana perlunya sebuah media informasi yang efektif dan efisien untuk mendukung upaya promosi yang berisi informasi lengkap tentang PT. Propan Raya ICC Semarang.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Kausar, dkk (2015)[53] “Perancangan Media Company Profile Kota Serang Dengan Teknik Editing Menggunakan Adobe Premiere Pro CS 5”. di Indonesia khususnya Provinsi Banten mengetahui hal tentang terbentuknya Kota Serang dan potensi pariwisata yang ada dalam wilayah Kota Serang ini. Sangat disayangkan jika ada masyarakat di luar Provinsi Banten yang beranggapan Ibukota dari Provinsi Banten adalah Kota Tangerang, dan Humas Kota Serang masih dalam bentuk manual (dengan menggunkan buku) sebagai media promosi dan publikasi. Hal ini membuat Kota Serang tidak diketahui keberadaannya dan penyebaran buku inipun hanya tersimpan di perpustakaan daerah. Maka dari itu terbentuklah Perancangan Media Company Profile Kota Serang sebagai Sarana Media Informasi, Promosi dan Publikasi.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Sunarya dkk (2016)[54] “Design Video Profile Based Multimedia Audio Visual and Broadcasting As A Media Promotion”. Padjajaran Suites Business & Conference Hotel merupakan hotel bintang empat yang terletak di Tangerang. Permasalahan yang ada yaitu media yang digunakan oleh Padjajaran Suites Business & Conference Hotel masih berupa media komunikasi visual, pada umumnya masyarakat lebih mudah menerima informasi melalui media yang interaktif dan komunikatif, sehingga Padjadjaran Suites Business & Conference Hotel membutuhkan media video profile sebagai media penunjang informasi dan promosi yang di tunjukkan kepada calon customer, menjalin relasi dengan klien, ataupun sebagai media informasi kepada masyarakat, sehingga perancangan media video profile yang menampilkan seluruh ruang lingkup, keunggulan, dan fasilitas yang dimiliki hotel tersebut, dapat menjadi solusi dalam pemecahan masalah pada media promosi dan informasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa permasalahan, metode pengumpulan data, analisa data, metode analisa perancangan, serta konsep dasar produksi media. Di dalam konsep dasar produksi media terdapat tahap preproduction, production, dan postproduction. Hasil akhir dari perancangan ini adalah sebuah video yang bisa langsung digunakan untuk media promosi.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014)[55] “Pembuatan Video Profil Sekolah Dasar Negeri 1 Tugu Jumantono Kabupaten Karanganyar”. Penyampaian informasi pada saat sekarang ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, sehingga setiap orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi secara cepat dan tepat. Pemberian dan penerimaan informasi tidak hanya dilakukan dengan saling berbicara tetapi juga bisa dilakukan dengan membaca ataupun melihat sebuah interface misalnnya membaca Koran ataupun browsing internet. Pembuatan video profil sekolah dasar Negeri 1 Tugu Jumantono bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas dan supaya sekolah dasar negeri 1 Tugu Jumantono memiliki suatu media informasi yang bisa digunakan untuk promosi karena sebelumnya dalam penyampaian informasi kepada masyarakat masih banyak kekurangan yaitu masih menggunakan cara-cara secara lisan (penyuluhan) dan proses konvensional. Dengan tujuan memberikan informasi tentang Sekolah Dasar Negeri 1 Tugu Jumantono kepada guru, karyawan dan masyarakat luas.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan (2013)[56] “Pembuatan Video Company Profil Pada Belukar Merch di Kelurahan Jayengan Kecamatan Serengan Kota Surakarta”. Multimedia sebagai media komunikasi, penyampaian informasi, dan promosi menjadi salah satu bidang teknologi yang paling digemari dewasa ini. Sebagai sebuah bidang yang fleksibel dan dapat menarik, serta memanjakan indera manusia, multimedia dapat sekaligus mempengaruhi manusia secara visual, audio, dan sentuhan sehingga mampu membuat konsumennya mencerna pesan yang terkandung secara lebih maksimal. Salah satu produk yang membutuhkan multimedia untuk meningkatkan keunggulannya adalah company profile atau profil perusahaan. Belukar Merch adalah sebuah independent store atau distro khusus barang - barang merchandise band yang ada di Kota Surakarta yang dibangun dan dikelola manajemennya oleh CV. Tri Tunggal Hitam. Belukar Merch secara resmi memulai kegiatan perdagangan pada tahun 2008. Belukar Merch juga dikenal sebagai pionir distro merchandise band di Kota Surakarta. Pembuatan video company profile berbasis multimedia pada Belukar Merch akan mendukung kegiatan promosi dan penyebaran informasi sehingga menjadi lebih efektif dan efisien dari segi waktu, biaya, serta tenaga.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Nuansa, et al (2014)[57] “Designing Promotion Strategy of Malang Raya’s Tourism Destination Branding Through Audio Visual Media”. This study examines the suitability concept of destination branding with existing models of Malang tourism promotion. This research is qualitative by taking the data directly in the form of existing promotional models of Malang, namely : information portal sites, blogs, social networking, and video via the internet. This study used SWOT analysis to find strengths, weaknesses, opportunities, and threats on existing models of the tourism promotion. The data is analyzed based on destination branding’s concept indicators. Results of analysis are used as a basis in designing solutions for Malang tourism promotion through a new integrated tourism advertising model. Through the analysis we found that video is the most suitable media that used to promote Malang tourism in the form of advertisements. Videos are able to show the objectivity of the fact that intact better through audio-visual form, making it easier to associate the viewer thoughts on the phenomenon of destination. Moreover, video creation of Malang tourism as well as conceptualized advertising is still rare. This is an opportunity, because later models of audio-visual advertisements made of this study is expected to be an example for concered parties to conceptualize the next Malang tourism advertising. (Studi ini meneliti konsep kesesuaian tujuan branding dengan model promosi pariwisata Malang. Penelitian kualitatif dengan mengambil data secara langsung dalam bentuk model promosi Malang, yaitu : situs portal informasi, blog, jaringan sosial, dan video melalui internet. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di model yang ada pada promosi pariwisata. Data dianalisis berdasarkan konsep indikator tujuan branding. Hasil analisis yang digunakan sebagai dasar dalam merancang solusi untuk promosi pariwisata Malang melalui model iklan pariwisata terpadu baru. Melalui analisis kami menemukan bahwa video adalah media yang paling cocok yang digunakan untuk mempromosikan pariwisata Malang dalam bentuk iklan. Video mampu menunjukkan objektivitas fakta dengan utuh yang lebih baik melalui audio-visual, membuatnya lebih mudah untuk mengaitkan tujuan dari pikiran penampil fenomena. Selain itu, penciptaan video pariwisata Malang di konseptualisasikan iklan masih jarang. Ini adalah kesempatan, karena kemudian model iklan audio-visual dari penelitian ini di harapkan menjadi contoh bagi pihak – pihak yang bersangkutan dengan iklan pariwisata Malang berikutnya).
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Haddad (2014)[58] “Heritage Multimedia and Children Edutainment: Assessment and Recommendations”. Despite the rising commodification of heritage sites and practices, children engagement in their own cultures remains incredibly low, greatly endangering the future preservation of nations’ unique nonrenewable resource. Considering children’s very early engagement with cultural attitudes and identities, it is increasingly critical to develop a deeply rooted culture of responsibility and conservation from the earliest years, ensuring that children naturally feel invested in their surroundings. Unfortunately, heritage education remains largely undervalued, with most efforts relying on in-person experiences in formal cultural institutions. This paper thus aims to explore how heritage education can be redefined, using some of the most innovative virtual imaging and artificial reality technologies to at once expand access and engagement with one’s own history.Though there have been introductory applications of this edutainment multimedia technology, it will require a multidisciplinary team to create heritage programming which is as entertaining as it is intellectually challenging for young children. With the rich resources of 3D imaging and interactive programming already at our disposal, we are well-equipped to do so, given a coordinated effort. (Meskipun komodifikasi meningkatnya situs warisan dan praktek, keterlibatan anak dalam budaya mereka sendiri masih sangat rendah, sangat membahayakan masa depan pelestarian sumber daya tak terbarukan unik bangsa – bangsa. Mengingat anak – anak sangat awal keterlibatan dengan sikap budaya dan identitas, hal ini semakin penting untuk mengembangkan budaya berakar tanggung jawab dan konservasi dari tahun – tahun awal, memastikan bahwa anak – anak secara alami merasakan di investasikan di lingkungan mereka. Sayangnya, warisan pendidikan tetap sebagian besar kurang bernilai, dengan upaya sebagian bergantung pada pengalaman orang dalam lembaga – lembaga budaya yang formal. Karya ini dengan demikian bertujuan untuk menjelajahi bagaimana pendidikan warisan dapat didefinisi, menggunakan beberapa pencitraan virtual yang paling inovatif dan teknologi buatan realitas sekaligus memperluas akses dan keterlibatan dengan sejarah sendiri. Meskipun telah ada pengantar aplikasi teknologi multimedia edutainment ini, itu akan membutuhkan tim multi disiplin yang membuat warisan pemrograman yang cukup menghibur sebagaimana menantang intelektual anak – anak. Dengan sumber daya yang kaya pencitraan 3D dan interaktif pemrograman kami dilengkapi untuk melakukannya, mengingat upaya yang terkoordinasi).
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Mazumder and ABM Rashedul Hasan (2014)[59] “Measuring Service Quality and Customer Satisfaction of the Hotels in Bangladesh: A Study on National and Internaational Hotel Guest”. As the number of arrivals of international tourists gradually increases in Bangladesh, the service quality asserted by the Bangladeshi hotel need to be studied in detail.The central objective of this research is to gap between national and international hotel guests’ in Bangladesh from the point of view of expectations of the service quality and perceptions of the service delivered by the hotels in Bangladesh. In this article, first the concept of service is elaborated with the help of extensive literature review. (Karena jumlah kedatangan wisatawan Internasional secara bertahap meningkat di Bangladesh, kualitas layanan yang ditegaskan oleh hotel Bangladesh perlu dipelajari secara terperinci Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk kesenjangan antara hotel nasional dan internasional tamu di Bangladesh dari sudut pandang harapan kualitas layanan dan persepsi layanan yang disampaikan oleh hotel di Bangladesh. di artikel ini, pertama konsep layanan diuraikan dengan bantuan tinjauan literatur yang luas).
  9. Penelitian yang dilakukan oleh Lupton (2014)[60] “Health Promotion In The Digital Era : A Critical Commentary”. A range of digitized health promotion practices have emerged in the digital era. Some of these practices are voluntarily undertaken by people who are interested in improving their health and fitness, but many others are employed in the interests of organizations and agencies. This article provides a critical commentary on digitized health promotion. I begin with an overview of the types of digital technologies that are used for health promotion, and follow this with a discussion of the socio-political implications of such use. It is contended that many digitized health promotion strategies focus on individual responsibility for health and fail to recognize the social, cultural and political dimensions of digital technology use. The increasing blurring between voluntary health promotion practices, professional health promotion, government and corporate strategies requires acknowledgement, as does the increasing power wielded by digital media corporations over digital technologies and the data they generate. These issues provoke questions for health promotion as a practice and field of research that hitherto have been little addressed. (Berbagai praktik promosi kesehatan digitized telah muncul di era digital. Beberapa praktek ini secara sukarela dilakukan oleh orang – orang yang tertarik untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran, tapi banyak orang lain bekerja di kepentingan organisasi dan lembaga. Artikel ini memberikan komentar kritis tentang promosi kesehatan digitized. Ikhtisar dari jenis teknologi digital yang digunakan untuk promosi kesehatan dan dengan sebuah diskusi tentang implikasi sosial-politik dari penggunaan tersebut. Itu berpendapat bahwa strategi promosi kesehatan digitized banyak fokus pada tanggung jawab individu untuk kesehatan dan gagal untuk mengenali dimensi sosial, budaya, dan politik penggunaan teknologi digital. Meningkatkan garis kabur antara praktik promosi kesehatan sukarela, promosi kesehatan profesional, pemerintah dan strategi perusahaan membutuhkan pengakuan, seperti halnya meningkatkan kekuatan dikerahkan oleh perusahaan – perusahaan digital, media teknologi digital dan data yang mereka hasilkan. Isu – isu ini memprovokasi pertanyaan untuk promosi kesehatan sebagai praktek dan bidang penelitian yang sampai sekarang telah sedikit dibahas).
  10. Penelitian yang dilakukan oleh Waung, et al (2015)[61] “Self-Promotion Statements in Video Resumes : Frequency, Intensity and Gender Effect on Job Applicant Evaluation”. Although video resumes have received a substantial amount of media attention and there seems to be a growing awareness among Human Resource professionals of video-based job applications, little is known about the effect of video resumes on applicant evaluation. This research investigates the effectiveness of self-promotion within the context of video resumes. Self-promotion frequency and intensity and applicant gender were manipulated. Ratings by recruiters and college students indicate that high levels of self-promotion in video resumes are ineffective for male applicants and potentially detrimental for female applicants. Job applicants should use caution when attempting to promote themselves using video resumes. More research is needed on impression management tactics used at the earliest stages of selection and on the mechanisms operating within video resumes that impact applicant evaluation. (Meskipun resume video telah menerima banyak perhatian media dan tampaknya ada kesadaran yang berkembang di kalangan profesional Sumber Daya Manusia untuk aplikasi pekerjaan berbasis video, sedikit yang diketahui tentang efek resume video terhadap evaluasi pemohon. Penelitian ini meneliti efektivitas promosi diri dalam konteks resume video. Frekuensi promosi diri dan intensitas dan jenis kelamin pemohon dimanipulasi. Rating oleh perekrut dan mahasiswa menunjukkan bahwa tingkat promosi diri yang tinggi dalam resume video tidak efektif untuk pemohon pria dan berpotensi merugikan pemohon wanita. Pelamar kerja harus berhati-hati saat mencoba mempromosikan diri menggunakan resume video. Penelitian lebih lanjut diperlukan pada taktik manajemen kesan yang digunakan pada tahap awal seleksi dan mekanisme yang beroperasi dalam resume video yang mempengaruhi evaluasi pemohon).

Tabel 2.2 Literature Review

Keunggulan Project Peneliti dan Referensi Literature Review yang digunakan

Penelitian yang dilakukan dengan judul “Perancangan Video Profile Pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan” memiliki tampilan yang menarik dalam menyampaikan informasi dalam bentuk video. Dalam perancangan ini membuat video profile hotel yang menampilkan fasilitias dan keunggulan. Kemudian dalam penyajiannya pun lebih singkat, padat dan jelas dalam memberikan informasi dan promosi tentang fasilitas, pelayanan dan keunggulan. Memiliki manfaat sebagai media penunjang informasi dan promosi untuk menarik minat calon customer, client dan masyarakat pada Atria Hotel Tangerang Selatan.

Kelebihan dari project yang dibuat oleh peneliti adalah menyajikan sebuah informasi kepada calon customer dan ingin menampilkan cuplikan video dari setiap objek serta fasilitas – fasilitas yang tersedia di Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan dan didukung dengan backsound yang sesuai dengan konsep video yang ingin dibuat. Transisi perpindahan gambar pun dibuat semenarik mungkin.

Berdasarkan literature review diatas maka penelitian ini mengambil referensi pada literature review nomor 3 yang ditulis oleh Sunarya, dkk (2016 : 318 – 327)[54] dengan judul “Design Video Profile Based Multimedia Audio Visual and Broadcasting As A Media Promotion”. Dikarenakan metodologi yang di gunakan serupa yaitu metode analisa permasalahan, pengumpulan data, analisa perancangan, dan Konsep Produksi Media (KPM). Dimana KPM sendiri terdiri dari, preproduction, production, dan postproduction.

Perbedaan project yang dibuat dengan project yang menjadi referensi dalam literature review diatas adalah pada konsep pembuatan video. Pada project yang dibuat oleh peneliti, menggunakan konsep video profile dimana dalam satu objek tersebut terdapat fasilitas, pelayanan dan keunggulan yang diberikan oleh Atria Hotel Gading Serpong Tangerang untuk calon customer dan digabungkan dalam satu video yang memiliki konsep dan alur cerita yang menarik dan berbeda dari video profile hotel lain nya yang sudah ada atau yang sudah banyak di pakai dalam pembuatan video profile hotel lainnya.

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

Gambaran Umum Objek Yang Diteliti

Sejarah Singkat

Sejarah Atria Hotel Gading Serpong Tangerang

Atria Hotel Gading Serpong Tangerang adalah Hotel yang memiliki arti nama Atria : Alpha Trianguli Australis yang memiliki arti bintang tercerah di rasi Selatan juga dikenal sebagai "Southern Triangle" dalam bahasa Latin, hotel berbintang 4 yang terletak di pusat bisnis Serpong ini memiliki desain interior tradisional bertemakan adat jawa tersebut memiliki kapasitas 172 kamar dengan 3 tipe kamar (Superior 155 rooms, Deluxe 9 rooms and Suite 9 rooms) yang dapat menampung kurang lebih 600 orang , serta memiliki satu Ballroom, 11 buah meeting room untuk seminar atau rapat, lobby & the lounge dan sebuah kolam renang serta mempunyai mezzanine restaurant sebagai tempat untuk anda sarapan maupun makan siang dengan buffet yang sudah tersedia selain itu pun anda dapat memesan makanan dengan menu-menu khas Indonesia dan Mancanegara, terdapat pula Legen lounge & bar yang berbeda dengan The lounge yang terdapat di lobby hotel, hotel yang memiliki nuansa etnik jawa ini telah berdiri dan di resmikan pada 12 Desember 2012.

Hotel yang menerapkan tema etnik jawa dengan perpaduan warna merah dan coklat keemasan ini berada di lokasi yang cukup strategis, dengan jarak kurang lebih 26 kilometer atau bila di hitung waktu hanya memakan 30 menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sehingga menjadikan hotel tersebut diminati oleh banyak orang dari berbagai daerah dan turis-turis dari Mancanegara, selain itu Atria hotelpun bersebelahan dengan pusat perbelanjaan dan hiburan (Mall) serta di kelilingi 5 lapangan golf dan tempat tempat makan yang berada di ruko-ruko sekitar Atria hotel.

Gambar 3.1. Gedung Atria Hotel Gading Serpong.

Atria Hotel Gading Serpong memiliki konsep adat jawa dengan interior di setiap sisi dihiasi dengan batik dan wayang-wayang yang mengedepankan kenyamanan, keramahan, dan kehangatan serta memberikan pelayanan dengan sepenuh hati dengan fasilitas yang sesuai dengan berbagai macam wisatawan

Parador Hotels & Resorts yang merupakan salah satu group hotel di Indonesia lah yang mengelola Atria Hotel Gading Serpong. Parador Hotel & Resort telah berdiri sejak 7 tahun yang lalu pada bulan September 2012 dan di resmikan pada bulan januari 2013. Parador Hotel & Resort saat ini memiliki jaringan Hotel, Kondotel, serviced Apartements and Resort. Parador Hotel & Resort juga mengelola hotel bintang 5 Vega hotel , Bintang 4 Atria Hotel, Bintang 3 Ara hotel, Bintang 2 Fame Hotel dan bintang 1 adalah Starlet Hotel.

Visi & Misi Perusahaan

  1. Visi Perusahaan
    Dikenal sebagai manajemen perhotelan yang paling menginspirasi di Asia Pasifik.
  2. Misi Perusahaan
    Berdedikasi untuk mempromosikan keramah tamahan Asia yang tulus dan profesional, memberikan nilai terbaik bagi para stakeholders.

Struktur Organisasi

Wewenang dan Tanggung Jawab

  1. General Manager
    General Manager di suatu hotel bertanggung jawab atas berjalan nya operasi yang sesuai dan dapat menguntungkan perusahan yang berjalan di bidang nya, general manager mendapatkan tugas untuk mengontrol keuangan, kualitas pelayanan hotel,makanan,serta dekorasi dan interior general manager lah yang membentuk semua peraturan yang terdapat di hotel tersebut yang harus di ikuti oleh para staf dan karyawan karyawan lain nya.
  2. Director of Sales & Marketing
    1. Mengatur dan menentukan harga, produk(pelayanan) yang akan di publikasikan, jadwal kunjungan serta memantau dan memastikan tercapainya target yang telah di tentukan.
    2. Mengembangkan strategi marketing agar dapat meningkatkan jumlah pelanggan dan menjadikan pelayanan yang sesuai dengan target dari target yang sudah di tentukan oleh pihak hotel.
    3. Melakukan survey kepuasan konsumen dari hasil yang telah tim Sales survey untuk mengetahu tercapai atau tidaknya target kepuasan konsumen.
  3. Assistant Director of Sales
    Assistant Director of Sales bertugas memperkenalkan dan menawarkan seluruh isi dari hotel terhadap calon pelanggan yang ingin menginap atau pun menggunakan yang di sediakan oleh hotel tersebut agar tecapai nya target yang telah di tentukan oleh managemen.
  4. Senior Sales Manager
    Tugas dari Senior Sales Manager adalah membuat sales Forecast atau perkiraan penjualan dengan melihan keadaan dan kondisi pada hotel saat ini Serta merencanakan target penjualan yang ingin di capai pada setiap tahun nya dan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
  5. Reservation Supervisor
    Reservation Supervisor bertugas sebagai pengatur jadwal kerja petugas reservasi, melakukan pengecekan persiapan untuk menyambut kedatangan para tamu hotel serta mengawasi dan mengontrol pemesanan kamar ,apakah kamar sudah di pesan atau tidak.
  6. Reservation Agent
    Melayani pemesanan dan Harus mengetahui dan memiliki data waktu cek in dan cek out para tamu, mengetahui keadaan kamar apakah sudah siap atau tidak nya.harus memberikan data data yang pasti tentang jumlah kamar yang kosong dan yang ter isi agar terhindar dari over booking.
  7. Public Relation Manager
    Mempromosikan kegiatan dan fasilitan yang terdapat di hotel melalui media media promosi berupa media cetak maupun berupa video, memiliki hubunganyang baik dengan para relasi-relasi perusahaan dan memberikan citra positif dan menguntungkan mengenai kebijakan, produk, jasa dan para pegawai nya.
  8. Graphic Design
    1. Memiliki dan membuat ide dan gagasan yang menarik untuk mempromosikan hotel.
    2. Membuat desain promosi setiap bulan atau setiap ada perubahan yang terdapat di hotel(F&B promo, paket kamar, promosi untuk di kamar tamu).
    3. Mengambil foto-foto untuk membuat desain promosi produk produk atau paket promosi dari F&B dan paket kamar.
  9. Banquet Sales Manager
    1. Bertanggung jawab atas berjalan nya banquet dalam melayani dan menjamu tamu tamu hotel.
    2. Bertanggung jawab dan bertugas untuk mengarahkan dan dan mengawasi seluruh pramusaji hotel.
    3. Mengawasi penjualan produk.
  10. Banquet Sales Admin
    1. Menghitung dan mencatat hasil pendapatan akhir setiap bulannya.
    2. Mengontrol data stok barang yang terdapat di gudang.
    3. Memantau pemasukan dan biaya pengeluaran yang telah di pakai.

Product Information

Produk

Media video profile saat ini menjadi kebutuhan penting bagi sebuah hotel karena melalui media video profile dapat menginformasikan mengenai seluruh ruang lingkup hotel baik fasilitas, keunggulan, ataupun layanan yang diberikan bagi para calon customer, klien, ataupun masyarakat yang membutuhkan.

Media informasi dan promosi yang dibutuhkan oleh Atria Hotel Gading Serpong berupa media video profile yang menginformasikan mengenai keseluruhan ruang lingkup Atria Hotel Gading Serpong yang meliputi : Grand Ballroom, Meeting room, Mezzanine Restaurant, Lounge Bar, Mezzanine terace, Swimming Pool, Room Service, khas adat jawa, Lobby hotel, Suites Room, Delux Room, Superior Room, Legen Lounge & Bar, Atria Deli. Melalui media video profile yang dirancang akan membantu Atria Hotel dalam menginformasikan dan mempromosikan keseluruhan ruang lingkup Atria Hotel kepada calon customer, klien, dan masyarakat, agar tertarik untuk menginap ataupun mengadakan event di Atria Hotel Gading Serpong, meningkatkan omset hotel setiap tahunnya serta Atria Hotel Gading Serpong dapat lebih dikenal secara luas baik Nasional ataupun Internasional.

Latar Belakang Produk

Kemajuan teknologi informasi dan promosi yang dimiliki Atria Hotel Gading Serpong Tangerang dimana saat ini masih kurang efektif, dikarenakan media sebelumnya hanya media cetak berupa brosur dan majalah hotel, yang terdapat di berbagai tempat di Hotel dan belum adanya media penunjang informasi dan promosi yang efektif dan menarik untuk ditujukkan kepada calon customer, klien, ataupun disebarluaskan ke masyarakat, Atria Hotel Gading Serpong saat ini membutuhkan media video profile yang menarik, update, dan efektif untuk menginformasikan mengenai keseluruhan ruang lingkup Atria Hotel Gading Serpong yang meliputi : fasilitas, keungulan, dan pelayanan pada Atria Hotel. Melalui perancangan media video profile ini sebagai strategi pemasaran dan daya tarik kepada customer, klien, dan masyarakat untuk menginap ataupun mengadakan event di Atria Hotel Gading Serpong, serta Atria Hotel Gading Serpong dapat lebih dikenal masyarakat luas.

Perkembangan Produk

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan promosi saat ini media dalam bentuk audio visual banyak digemari oleh masyarakat luas, karena media audio visual terdapat visual, audio, dan visual effect yang menjadi daya tarik bagi yang melihatnya. Selain itu informasi yang di sampaikannya pun jelas sehingga mudah dipahami oleh audience yang melihatnya.

Media video profile saat ini menjadi kebutuhan penting bagi sebuah hotel karena melalui media video profile dapat menginformasikan mengenai seluruh ruang lingkup hotel baik fasilitas, keunggulan, ataupun layanan yang diberikan bagi para calon customer, klien, ataupun masyarakat yang membutuhkan.

Berkembangnya dunia perhotelan dan banyaknya pesaing dalam bidang yang sama dari tahun ketahun yang semakin pesat, mengakibatkan semakin banyak fasilitas serta kualitas yang harus disediakan Atria Hotel Gading Serpong.

Atria Hotel Gading Serpong Tangerang membutuhkan adanya media penunjang informasi dan promosi yang lebih efektif, lengkap, update dan menarik secara visualisasi untuk memperkenalkan fasilitas, pelayanan dan keunggulan pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang.

Material Produk

Perancangan media Video Profile ini menggunakan berbagai material produk berbentuk media audio visual yang di dalamnya terdapat perangkat perangkat media yang digunakan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Material Produk
Jenis Produk Material Produk
Media Informasi dan Promosi - Kamera DSLR 700D

- Kamera DSLR 600D

- Lensa Fix

- Lensa Kit

- Tripod

- Slider

- LED Lighting

- Memory Sandisk SDHC 32gb extreme

- Memory Sandisk SDHC 32GB Ultra

Spesifikasi Produk

Jika dilihat dari perancangan media audio visual yang berupa video profile Atria Hotel Gading Serpong dengan menggabungkan audio visual dan effect visual menjadi video yang dikemas lebih menarik untuk disajikan kepada calon customer, klien dan masyarakat luas. Adapun didalam proses pembuatan video tersebut terdapat manfaat, kelebihan dan kekurangan diantaranya adalah :

  1. Manfaat
    1. Memilki media informasi dan promosi yang lebih menarik dan efektif
    2. Menjadikan daya tarik calon customer, klien, serta masyarakat luas
    3. Menjalin relasi yang baik dengan klien
  2. Kelebihan
    1. Media informasi dan promosi yang ter- up to date
    2. Memberikan informasi fasilitas, keunggulan serta pelayanan yang lebih menarik.
    3. Sangat mudah untuk diakses oleh calon customer, klien dan masyarakat luas dengan menggunakan jaringan internet.
  3. Kekurangan
    1. Membutuhkan waktu yang lama dalam proses produksi
    2. Membutuhkan biaya produksi yang mahal dan memerlukan peralatan yang memadai.
    3. Tidak dapat diakses secara offline

Harga Produk

Pembuatan project ini membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit, dan juga dibutuhkan crew produksi seperti : cameraman, lightingman, audioman serta pemain atau talent yang membantu lainnya. Setelah selesai produksi di lapangan proses selanjutnya adalah editing dengan menggunakan aplikasi berupa Adobe Premiere CC 2015, Adobe After Effect CC 2015, Adobe Audition CC 2015, Adobe Photoshop CC 2015.

Market Analysis

Market Analysis merupakan kegiatan yang menginformasikan perencanaan pemasaran mencakup investigasi ataupun penyelidikan dalam pelaksanaan marketing yang mempengaruhi dinamika pasar sehingga dapat menghasilkan informasi mengenai target pasar yang dituju. Dalam analisa ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang kondisi pasar video informasi dan promosi Atria Hotel Gading Serpong. Berikut adalah dua analisis yang dilakukan adalah :

Market Positioning

Dengan adanya market positioning ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui informasi dan promosi mengenai fasilitas, pelayanan dan keunggulan yang dimiliki Atria Hotel Gading Serpong. Video informasi dan promosi ini nantinya akan di implementasikan pada social media seperti youtube, facebook, instagram, serta pada LCD promosi hotel yang tersedia di lingkungan Atria Hotel Gading Serpong dan mempromosikan langsung kepada relasi hotel.

Konsentrasi pasar implementasi video profil Atria Hotel Gading Serpong ini, khususnya menjangkau sasaran pada wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangeang dan Bekasi (JABODETABEK).Selain itu melalui video profile ini akan menjangkau sasaran di seluruh Indonesia dan Internasional.

Melalui perancangan media video informasi dan promosi Atria Hotel Gading Serpong dapat menjadi lebih menarik bagi calon customer, klien dan masyarakat luas untuk berkunjung, membutuhkan jasa penginapan dan tempat mengadakan event yang berlangsung pada Atria Hotel Gading Serpong.

Kondisi Pesaing

Atria Hotel Gading Serpong saat ini memiliki begitu banyak pesaing, dikarenakan letak geografis Atria Hotel ini sangat strategis dari pusat perbelanjaan, pusat hiburan, perkantoran dan lain sebagainya. Atria hotel yang di managemenkan oleh Parador ini bergerak dalam bidang jasa dan Service. Untuk itu Atria Hotel memerlukan media promosi dan informasi berbentuk Video Company Profile yang menampilkan audio,visual dan effect-effect visual lainnya yang dimana sebelumnya media informasi dan promosi Atria Hotel hanyalah media cetak.

Adapun pesaing dari Atria Hotel Gading Serpong saat ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kondisi Pesaing
No. Nama Lembaga Alamat Media yang Digunakan
1 Grand Zuri BSD City Jalan Pahlawan Seribu Kavling Ocean Walk Blok CBD Lot 6, BSD City, Lengkong Gudang, Serpong, South Tangerang City, Banten 15322. Menggunakan Website www.zhmhotels.com, Video Profile, Media Cetak brosur.
2 Lemo Hotel Serpong Jl.Raya Legok Kelapa Dua No.88, Gading Serpong Tangerang, Banten 15820. Menggunakan Website www.lemohotels.com, Media Cetak brosur dan pamphlet.
3 Amaris Hotel Serpong Jl. Raya Serpong no. 91-92, Setu, Tangerang Selatan, Serpong 15314, Indonesia. Menggunakan Website www.amarishotel.com, Media Cetak brosur, banner, dan selebaran.
4 Paragonbizz Hotel Jalan Binong Raya Kav.9 Curug Tangerang 15811. Menggunakan website www.paragonbizzkarawaci.com dan video profile (Youtube ParagonBizz), dan media brosur.
5 Aryaduta lippo village & Aryaduta Country Club Lippo karawaci 1300, Jl. Tanah Pasir No.401, Bencongan, Klp. Dua, Kota Tangerang, Banten 15811. Menggunakan website www.aryaduta.com dan media cetak.

Potential Market

Media video profile Atria Hotel Gading Serpong merupakan media informasi dan promosi yang akan di tujukan kepada calon customer, klien dan masyarakat luas agar mendapatkan informasi seputar fasilitas, pelayanan dan keunggulan-keunggulan apa saja yang terdapat di Atria Hotel Gading Serpong, yang bertujuan meningkatkan pencapaian target yang sudah di tentukan oleh hotel dari tahun ke tahun.

Potensial market dalam menginformasikan dan mempromosikan Video Profile Atria Hotel Gading Serpong tersebut yaitu menjangkau pangsa pasar khususnya di wilayah JABODETABEK dan umumnya dapat menjangkau pangsa pasar ke seluruh Indonesia dan Internasional yang membutuhkan jasa penginapan atau tempat untuk mengadakan event-event di Atria Hotel Gading Serpong Tangerang. Pencapaian target Dalam perancangan Video Profile Atria Hotel Gading Serpong ini diharapkan akan menigkatkan jumlah penggunaan jasa yang di sediakan Atria Hotel Gading Serpong Tangerang dari tahun 2017 sebanyak 87.809 customer dan diharapkan meningkat di tahun 2018 ini sebanyak 10% atau sebanyak 96.589 customer yang tertarik untuk menginap ataupun mengadakan event di Atria Hotel Gading Serpong Tangerang.

Market Segmentation

Geografi : Khusus  : JABODETABEK Umum  : Seluruh Indonesia dan Internasional.

Demografi :

  1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
  2. Kelas Ekonomi : Menengah
  3. Usia : 20 tahun keatas
  4. Sasaran  :
    1. Costumer
    2. Klien
    3. Masyarakat

Psikografi : Calon customer, Klien Hotel, dan Masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai jasa penginapan dan tempat untuk mengadakan event pada Atria Hotel Gading Serpong

Marketing Objective (Tujuan Pemasaran)

Dalam pemberian informasi dan promosi pada Atria Hotel Gading Serpong kepada calon customer, klien, dan masyarakat luas dalam bentuk audio visual berupa pembuatan video promosi yang bertujuan untuk meningkatkan image Atria Hotel agar lebih dikenal khalayak luas dan meningkatkan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Maka dari itu video promosi dikemas semenarik mungkin dengan menyajikan informasi secara jelas agar mudah diterima oleh masyarakat luas.

Marketing Strategy (Strategi Pemasaran)

Strategi pemasaran dalam memberikan informasi dan promosi yang dilakukan Atria Hotel Gading Serpong untuk terus meningkatkan jumlah pengunjung hotel sebelumnya dengan menggunakan media komunikasi visual atau media cetak. Saat ini persaingan pelayanan dan fasilitas - fasilitas yang diberikan hotel semakin ketat maka dengan ini dibutuhkan strategi pemasaran yang lebih menarik dan efektif, agar mudah diakses dan diterima oleh masyarakat luas. Adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh Atria Hotel Gading Serpong :

  1. Social Media : Youtube, Instagram dan Facebook
  2. LCD promosi Hotel

Tabel 3.3 Matriks SWOT

Budget Produksi Media

Budget Produksi media adalah biaya yang telah dikeluarkan selama proses pembuatan media video Profile Atria Hotel Gading Serpong Tangerang. Pembuatan video profile ini menggunakan beberapa material produk sebagai penunjang berjalannya perancangan Video Profile ini yaitu diantaranya :

Tabel 3.4 Budget Produksi Media

Konfigurasi Perancangan

Konfigurasi Hardware

Pembuatan video promosi berbentuk audio visual tersebut menggunakan satu unit laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:

  1. Processor : Intel® Core™ i5-62000 CPU @ 2.30GHZ (4 CPUs), ~2.4Ghz
  2. Monitor : LCD 14 inchi
  3. Mouse : Logitec Optical Mouse
  4. Keyboard : Accutype Keyboard
  5. RAM : 4.00 GB
  6. Harddisk : 1TB
  7. Speaker : Sonic Master

Software Yang Digunakan

  1. Adobe Premiere CC 2015
  2. Adobe After Effect CC 2015
  3. Adobe Photoshop CC 2015
  4. Adobe Audition CC 2015

Elisitasi

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.8 Final Draft Elisitasi

BAB IV

KONSEP PRODUKSI MEDIA

Preproduction

Preproduction adalah sebuah proses awal atau persiapan yang meliputi perencanaan, dengan perencanaan yang matang untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan produksi media. Persiapan tersebut terdiri dari berbagai proses di mulai dari pengumpulan ide, tujuan pembuatan media agar lebih terarah, terfokus dan sesuai. Proses selanjutnya yaitu perancangan sinopsis, Storyboard, black box testing kemudian dilakukannya Script writing yang dapat menentukan gambar dan audio mana saja yang akan di pakai di dalam video profile dan di lanjutkan dengan penyusunan rundown untuk menentukan durasi video yang akan di produksi, setelah semuanya di selesaikan barulah memasuki tahap penyusunan crew yang di mana akan di tentukan jobdesk untuk seseorang di dalam pembuatan video profile ini. Setelah mendapatkan crew dengan tugas nya masing-masing maka di tentukan nya time schedule sebagai acuan dan target terselesaikannya video profile tersebut untuk di publikasikan ke masyarakat. membuat rincian anggaran/budget untuk produksi media video ini bertujuan agar dapat mengestimasikan biaya yang harus di keluarkan dalam pembuatan video profile tersebut. Setelah rincian anggaran sudah jelas barulah menentukan peralatan apa saja yang di pakai di dalam produksi video ini. Di bawah ini terdapat gambaran ilustrasi preproduction yaitu :

Gambar 4.1 Pre Production

Ide atau Gagasan

Tahap pertama dalam preproduction yaitu, menemukan sebuah ide atau gagasan yang akan di bentuk dalam sebuah media berupa video. Pencarian ide dan gagasan adalah hal pertama yang harus di lakukan dalam merancang sebuah video. Orisinalitas, kreativitas dan konsep yang menariklah yang menjadi acuan untuk pembuatan ide atau gagasan tersebut. Yang di perlukan dalam pembuatan video profile Atria Hotel adalah pengambilan informasi dari keseluruhan ruang lingkup dan keunggulan apa saja yang terdapat di hotel yang akan di tuangkan menjadi video profile Atria Hotel Gading Serpong Tangerang dan di buat semenarik mungkin agar dapat menarik para audience untuk melihatnya.

Sinopsis

Sinopsis adalah ide/gagasan cerita yang dikembangkan menjadi sebuah bentuk ringkasan. Sinopsis Perancangan Video Profile pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan ini adalah :

“Diawali dengan bumper typography Atria Hotel Gading Serpong, menampilkan timelapse Alam Sutra, menampilkan ornamen - ornamen Atria Hotel yang bernuansa khas Indonesia bernuansa adat Jawa, menampilkan timelapse Tugu yang berada di area Gading Serpong yang menjadi icon Daerah tersebut, menampilkan kembali ornamen – ornamen sebagai footage masuknya video bumper opening, menampilkan bumper opening Atria Hotel Gading Serpong, menampilkan, setelah video bumper opening menampilkan tamu yang sedang melakukan reservasi di resepsionist, menampilkan video mezzanine resto yang di dalamnya terdapat koki yang seang memasak dan suasana resto tersebut, setelah itu menampilkan video tamu yang sedang berada di dalam suite room dan menjelaskan informasi suites room dan mempelihatkan suasana suites room, lalu menampilkan tamu yang sedang berada di area swimming pool, dan masuk lagi ke dalam informasi delux room yang di lanjutkan ke informasi superiors room .tamu berjalan dan memasuki area meeting room dengan menampilkan suasana meeting room, setelah itu menampilkan foto-foto grand ballroom dan tamu pun keluar menuju legen lounge & bar dan di sertai suasana nya,menampilkan tamu yang sedang menunngu seseorang di the lounge yang berada tepat di tengah lobby utama Atria Hotel, menampilkan tamu lain yang sedang menunngu seseorang di area outdoor garden dan di selingkan dengan video Atria Deli lalu tamu pun bertemu di outdoor garden dan bercengkrama bersama di outdoor garden setelah itu menampilkan outro bumper dengan video timelapse gedung Atria Hotel dan contact person Atria Hotel Gading Serpong.

Storyboard

Storyboard adalah sebuah visualisasi berupa sketsa gambar tangan yang disusun sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Agar dapat menjelaskan ide dan cerita kepada audience agar dapat lebih mudah memahami informasi yang yang di sampaikan video profile tersebut, dan storyboard pun dapat membuat orang membayangkan dan lebih mengerti dengan hasil karya yang di hasilkan sesuai ide yang telah di buat.

Gambar 4.2. INT/Day Menampilkan Video Bumper Typografi Atria Hotel

Gambar 4.3. EXT/ Tugu Jam Alam Sutra /Night Menampilkan video timelapse Alam Sutra

Gambar 4.4. Menampilkan video ornamen - ornamen Atria Hotel yang bernuansa khas Indonesia bernuansa adat Jawa

Gambar 4.5. EXT/ Area Gading Serpong /Night Menampilkan video tugu bunderan Gading Serpong

Gambar 4.6. Menampilkan video footage Atria Hotel

Gambar 4.7. INT/ Atria Hotel Suites Room /Day Menampilkan Intro Bumper Animation Atria Hotel

Gambar 4.8. INT/ Atria Hotel Area Lobby Hotel /Day Menampilkan video tamu di sambut oleh Bell Boy Hotel

Gambar 4.9. INT/ Atria Hotel Area Lobby Hotel /Day Menampilkan video tamu yang sedang reservation room dengan Front Office

Gambar 4.10. INT/ Atria Hotel Mezzanine Resto /Day Menampilkan video koki sedang memasak

Gambar 4.11. INT/ Atria Hotel Mezzanine Resto /Day Menampilkan video suasana Mezzanine resto

Gambar 4.12. INT/ Atria Hotel Mezzanine Resto /Day Menampilkan video ornament- ornament yang terdapat di restoran

Gambar 4.13. INT/ Atria Hotel Suites Room /Day Menampilkan video talent berada di kamar Suite Room

Gambar 4.14. INT/ Atria Hotel Suites Room /Day Menampilkan video suasana kamar & informasi Suites Room

Gambar 4.15. INT/ Atria Hotel Suites Room /Day Menampilkan video suasana teras di dalam Suite Room

Gambar 4.16. EXT/ Atria Hotel Lantai 5 outdoor /Day Menampilkan video suasana tamu di area Swimming Pool

Gambar 4.17. INT/ Atria Hotel Deluxe Room /Day Menampilkan video suasana kamar & informasi Deluxe Room

Gambar 4.18. INT/ Atria Hotel Deluxe Room /Day Menampilkan video room boy merapihkan kamar tamu

Gambar 4.19. INT/ Atria Hotel Superior Room/Day Menampilkan video suasana kamar & informasi Superior Room

Gambar 4.20. INT/ Atria HotelArea Meeting Room /Day Menampilkan video suasana Meeting Room

Gambar 4.21. INT/ Atria Hotel Grand BallRoom Menampilkan foto suasana Grand BallRoom

Gambar 4.22. INT/ Atria Hotel Area Legen bar & lounge /Day Menampilkan video suasana Legen Lounge & Bar

Gambar 4.23. INT/ Atria Hotel Area lobby utama hotel /Night Menampilkan video tamu menikmati minuman di The Lounge

Gambar 4.24. INT/ Atria Hotel Outdoor Garden /Night Menampilkan video tamu sedang menunggu di area Mezzanine Terace

Gambar 4.25. INT/ Atria Hotel Area Lobby utama Hotel /Day Menampilkan video suasana tempat kue-kue di Atria Deli

Gambar 4.26. EXT/ Atria Hotel Area Outdoor Garden Atria Hotel /Night Menampilkan video suasana tamu di Mezzanine Terace sedang Candlelight Dinner

Gambar 4.27. EXT/ Area Depan Atria Hotel /Day Menampilkan video Timelapse Atria Hotel

Gambar 4.28. Menampilkan Tulisan contact person Atria Hotel Tangerang

Pengujian Blackbox testing

Tabel 4.1 blackbox testing

Script Writing

Script Writing adalah naskah sebuah cerita yang ditulis dengan konsep yang semenarik mungkin untuk disesuaikan dengan alur yang sudah dibuat.

Tabel 4.2 Script Writing

Rundown

Rundown adalah suatu susunan program yang sistematis dari sebuah acara yang di batasi oleh durasi.

Tabel 4.3. Rundown

Penyusunan Crew

Talent di dalam video merupakan orang yang telah di casting terlebih dahulu sebelum di mulainya produksi video. Dan untuk crew di butuhkan seorang sutradara, cameraperson, editor, script writing, lightingperson, dan talent. Berikut ini adalah crew-crew yang ikut serta dalam pembuatan video profile Atria Hotel Gading Serpong sebagai berikut :

Tabel 4.4. Susunan Crew and Talent

Time Schedule

Time Schedule adalah suatu proses yang dibutuhkan untuk mengatur waktu dalam mengerjakan project di setiap bagian masing – masing sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Tabel 4.5 Time Schedule

Anggaran atau Budget

Anggaran atau budget adalah biaya yang dikeluarkan selama proses perancangan pembuatan video profile. Berikut adalah anggaran yang dikeluarkan dalam perancangan media video profile :

Tabel 4.6 Anggaran / Budget Produksi

Peralatan yang Digunakan

Dalam perancangan video profile ini dibutuhkan berbagai macam peralatan untuk mendukung dalam proses produksi di dalam maupun luar area Hotel. Alat yang di gunakan yaitu Camera Canon DSLR (600D), Camera Canon DSLR (700D), Tripod, Lighting, Slider, Lensa Fix, Lensa Kit, Sandisk SDHC 32GB Extreme 90 Mb/s, Sandisk SDHC 32GB Ultra 80 MB/S.

Gambar 4.29 Camera Canon 700D

Gambar 4.30 Camera Canon 600D

Gambar 4.31 LED lighting

Gambar 4.33 Slider

Gambar 4.34 Lensa Fix

Gambar 4.35 Lensa Kit

Gambar 4.36 Sandisk SDHC 32GB Ultra 80

Gambar 4.37 Sandisk MMC 32GB

Gambar 4.38 DVD, Label DVD

Production

Production adalah sebuah proses dari gagasan atau ide yang telah dibuat ditahap preproduction seperti perancangan sinopsis, naskah dan storyboard. Proses pengambilan gambar yang terdiri dari penyusunan pemain dan crew yang dapat bekerjasama dengan baik. Di tahap production pengambilan footage atau shooting video yang harus dipersiapkan dengan baik dan menarik.

Gambar 4.39 Production

Perencanaan Multimedia

Perencanaan multimedia adalah proses menggabungkan teks, video, gambar, grafik, audio maupun animasi serta efek visual agar video menjadi lebih menarik. Perencanaan multimedia dirancang untuk menarik minat masyarakat agar dapat menjangkau sasaran menjadi lebih luas dengan yang telah ditentukan. Terdapat tiga tahapan dalam menyukseskan perencanaan multimedia, mulai dari tujuan multimedia, strategi multimedia, serta program multimedia.

Tujuan Multimedia

Pembuatan video profile ini bertujuan menjadikan media informasi dan promosi yang akan ditujukan kepada calon customer, masyarakat umum dan relasi-relasi perusahaan. Melalui media video profile yang dibuat dengan memberikan informasi yang jelas, menarik dan lengkap serta memberikan informasi tentang fasilitas, pelayanan dan keunggulan yang terdapat di Atria Hotel akan menarik minat serta meningkatkan jumlah pengunjung disetiap tahun nya sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh pihak Atria Hotel.

Strategi Multimedia

Video profile yang dibuat berbasis audio visual yang digunakan untuk mempromosikan Atria Hotel Gading Serpong, sebelum masuk kedalam tahap produksi, terlebih dahulu mengenai strategi multimedia apa yang ingin digunakan sebelum mempersiapkan sasaran atau target terlebih dahulu. Terdapat tiga aspek yang harus disiapkan yaitu sebagai berikut :

Geografi : Khusus  : JABODETABEK Umum  : Seluruh Indonesia dan Internasional.

Demografi :

  1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
  2. Kelas Ekonomi : Menengah
  3. Usia : 20 tahun keatas
  4. Sasaran  :
    1. Costumer
    2. Klien
    3. Masyarakat

Psikografi : Calon customer, Klien Hotel, dan Masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai jasa penginapan dan tempat untuk mengadakan event pada Atria Hotel Gading Serpong

Program Multimedia

Program multimedia media informasi dan promosi yang disajikan dalam bentuk video profile dibuat dalam tiga tahapan yaitu :

  1. Teks
    Dalam awal video teks bumper adalah dengan menggunakan typography dan intro bumper ataupun outro bumper menggunakan type font Garamond.
  2. Picture
    Format pada gambar yang digunakan dalam perancangan media ini adalah .JPG dan digabungan dengan video yang berformat .MOV dan .AVI.
  3. Sound
    Media video profile ini menggunakan instrument dari Modern Traditional Backsound - Free Royalti Music dalam keseluruhan video untuk mengisi altar musik video profile tersebut.

Perencanaan Audio

Dalam merancang video profile agar dapat menyampaikan dan mendukung penyampaian informasi maka di butuhkannya perencanaan Audio. Jika video profile tersebut tidak menggunakan audio yang mengiringi dalam setiap pergantian gambar maka akan membuat video profile tersebut terlihat kurang menarik dan membuat audience yang melihatnya merasa bosan. Cara mendapatkan perencanaan audio yang baik dan benar terdapat tujuan audio, strategi audio dan program audio.

Tujuan Audio

Untuk menerangkan berbagai informasi yang terdapat di video dan menjelaskan gambar maka di adakannya tujuan audio yang di bentuk sedemikian rupa yang membuat video tersebut akan lebih hidup dan menarik supaya dapat membuat para relasi dan masyarakat luas tertarik untuk bergabung baik menjadi partner maupun menjadi konsumen Atria Hotel. Bertujuan untuk memberikan daya tarik dan memberikan informasi yang jelas kepada informan agar tidak menimbulkan kejenuhan saat video di tampilkan kepada para audience yang melihat adalah tujuan dari di berikannya audio dalam pembuatan media video profile ini.

Strategi Audio

Dalam hal strategi, segala yang di tampilkan di dalam video profile ini akan di iringi dengan instrument yang mengiringi tampilan keseluruhan video profile Atria Hotel Gading Serpong Tangerang. Dan akan memenuhi tiga aspek sasaran yaitu:

Geografi : Khusus  : JABODETABEK Umum  : Seluruh Indonesia dan Internasional.

Demografi :

  1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
  2. Kelas Ekonomi : Menengah
  3. Usia : 20 tahun keatas
  4. Sasaran  :
    1. Costumer
    2. Klien
    3. Masyarakat

Psikografi : Calon customer, Klien Hotel, dan Masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai jasa penginapan dan tempat untuk mengadakan event pada Atria Hotel Gading Serpong

Program Audio

Penggunaan audio yang digunakan dalam pengisian background music video profile yang telah disusun menyesuaikan dengan storyboard yang telah di buat pada tahap preproduction sebelumnya. Instrument yang di pakai menggunakan format Mp3 yang sedikit dihaluskan menggunakan Adobe Audition CC 2015 agar lebih sesuai dengan tampilan video tersebut dan audio yang di gunakan dalam pembuatan video profile ini yaitu :

Music Background

Music Bacground untuk seluruh video dari awal hingga akhir ini menggunakan instrument music Modern Traditional Backsound - Free Royalti Music.

Perencanaan Visual

Perancangan visual ditujukan untuk menghasilkan sebuah bentuk visualisasi yang berupa karya visual dalam bentuk video. Dengan menggabungkan gambar, teks, animasi, dan suara untuk menghasilkan video yang berisikan informasi-informasi mengenai Atria Hotel Gading Serpong untuk memberikan media informasi dan promosi yang komunikatif dan interaktif.

Tujuan Visual

Tujuan visual adalah merancang media audio visual dalam bentuk video profile mengenai Atria Hotel Gading Serpong sehingga menghasilkan suatu bentuk visualisasi berupa video yang menarik.

Strategi Visual

Dalam strategi visual yang digunakan dalam video tersebut adalah dengan memberikannya effect visual sehingga memudahkan membuat video yang menarik dengan menggunakan effect visual. Dengan menyatukan beberapa efek seperti bumper, opening, suasana lingkungan hotel, keunggulan hotel, fasilitas hotel serta informasi lainnya yang terkait dengan rancangan pembuatan video profile yang sudah ada. Dengan menggabungkan semua elemen-elemen yang ada dirancang sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dengan hasil yang dapat dipahami.

Program Visual

Program visual merupakan proses tahap produksi yang perancangannya menggunakan berbagai aplikasi software untuk menunjang berjalan tahap editing dan menggunakan aplikasi seperti Adobe After effect CC 2015, Adobe Premiere CC 2015, Adobe Audition CC 2015 dan Adobe PhotoShop CC 2015.

Gambar4.40. INT/Day Menampilkan Bumper Typografi Atria Hotel

Gambar 4.41. EXT/ Tugu Jam Alam Sutra /Night Menampilkan video timelapse Alam Sutra

Gambar 4.42. Menampilkan video ornamen - ornamen Atria Hotel yang bernuansa khas Indonesia yang bernuansa adat Jawa

Gambar 4.43.EXT/ Area Gading Serpong /Night Menampilkan video tugu bunderan Gading Serpong

Gambar 4.44. Menampilkan video footage Atria Hotel

Gambar 4.45. Menampilkan video footage Atria Hotel

Gambar 4.46. INT/ Atria Hotel Suites Room /Day Menampilkan Intro Bumper Animation Atria Hotel

Gambar 4.47. INT/ Atria Hotel Area Lobby Hotel /Day Menampilkan video tamu di sambut oleh Bell Boy Hotel

Gambar 4.48. INT/ Atria Hotel Area Lobby Hotel /Day Menampilkan video tamu yang sedang reservation Room dengan Front Office

Gambar 4.49. INT/ Atria Hotel Mezzanine Resto /Day Menampilkan video koki sedang memasak

Gambar 4.50. INT/ Atria Hotel Mezzanine Resto /Day Menampilkan video suasana Mezzanine resto

Gambar 4.51.INT/ Atria Hotel Mezzanine Restaurant /Day Menampilkan video ornament- ornament yang terdapat di restoan

Gambar 4.52.INT/ Atria Hotel Suite Room /Day Menampilkan video talent berada di kamar Suites Room

Gambar 4.53.INT/ Atria Hotel Suites Room /Day Menampilkan video suasana kamar & informasi Suites Room

Gambar 4.54.EXT/ Atria Hotel Lantai 5 outdoor /Day Menampilkan video suasana tamu di area Swimming Pool

Gambar 4.55. INT/ Atria Hotel Deluxe Room /Day Menampilkan video suasana kamar & informasi Delux Room

Gambar 4.56. INT/ Atria Hotel Deluxe Room /Day Menampilkan video room boy merapihkan kamar tamu

Gambar 4.57.INT/ Atria Hotel Superior Room/Day Menampilkan video suasana kamar & informasi Superior Room

Gambar 4.58.INT/ Atria HotelArea Meeting Room /Day Menampilkan video suasana Meeting Room

Gambar 4.59.EXT/ Atria Hotel Grand BallRoom Menampilkan foto suasana Paramount Grand BallRoom

Gambar 4.60.INT/ Atria Hotel Area Legen bar & lounge /Day Menampilkan video suasana Legen Lounge & Bar

Gambar 4.61.INT/ Atria Hotel Area lobby utama hotel /Night Menampilkan video tamu menikmati minuman di The Lounge

Gambar 4.62.EXT/ Atria Hotel Mezzanine Terace /Night Menampilkan video tamu sedang menunggu di area Mezzanine Terace

Gambar 4.63.INT/ Atria Hotel Area Lobby utama Hotel /Day Menampilkan video suasana tempat kue-kue di Atria Deli

Gambar 4.64.EXT/ Atria Hotel Area Mezzanine Terace Atria Hotel /Night Menampilkan video suasana tamu di Mezzanine Terace sedang Candlelight Dinner

Gambar 4.65.EXT/ Area Depan Atria Hotel /Day Menampilkan video Timelapse Atria Hotel

Gambar 4.66. Atria Hotel Menampilkan Tulisan contact person Atria Hotel Tangerang

Perencanaan Broadcasting

Perancanaan broadcasting dalam menjangkau audience dengan program pendistribusian yang efektif dan efisien. Dengan perancanaan broadcasting terdapat gambaran dan prepare untuk menuju pemasaran atau promosi yang lebih luas, sehingga dapat menjangkau audience lebih luas lagi. Dalam perencanaan broadcasting terdiri dari tujuan broadcasting, strategi broadcasting, dan program broadcasting.

Tujuan Broadcasting

Pada tahap ini broadcasting melakukan penyebaran dalam menjangkau khalayak luas. Dengan pembuatan media informasi dan promosi yang berbentuk audio visual diharapkan tujuan broadcasting dibuat dalam berbagai bentuk pendistribusian sehingga mencapai target yang ditetapkan dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak audience untuk menerima informasi yang diberikan.

Strategi Boadcasting

Dalam perancangan media strategi broadcasting yang digunakan untuk mempromosikan Atria Hotel Gading Serpong yang dapat dilakukan dengan menggunakan media social yang dibutuhkan seperti Facebook, Youtube, Instagram, serta strategi informasi dengan menampilkan media video profile yang akan ditayangkan di LCD Promosi Atria Hotel.

Program broadcasting

Program broadcasting ditujukan untuk menjangkau audience yang lebih luas untuk dapat menerima informasi yang diberikan. Untuk menayangkan hasil dari audio visual dapat ditayangkan dengan memanfaatkan media internet. Untuk detailnya program broadcasting, media informasi yang dibuat dari hasil editing media video profile Atria Hotel Gading Serpong akan disalurkan melalui :

  1. Youtube, adalah media yang digunakan untuk menyebarluaskan sebuah informasi yang diupload ke youtube, namun sebelum melakukan upload harus mempunyai account youtube terlebih dahulu yaitu melalui aktifasi. Atria Hotel Gading Serpong memiliki account youtube dengan nama “Atria Hotel Gading Serpong” Oleh karena itu media youtube sangat efektif untuk mempromosikan media promosi yaitu berupa video.
  2. Facebook, adalah situs jejaring social yang hampir semua masyarakat milki mulai dari anak kecil hingga orang dewasa mempunyai akun facebook. Dan untuk mempromosikan penyewaan jasa penginapan Atria hotel memiliki account facebook dengan nama “Atria Hotel Gading Serpong”.
  3. Instagram, merupakan media yang sangat popular di kalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa saat ini dan membuat kesempatan bagi para penyedia jasa penginapan maupun perusahaan penyedia jasa lain nya untuk mempromosikan fasilitas dan keunggulan yang mereka miliki melalui media sosial instagram. Atria hotel pun ikut serta dalam mempromosikan fasilitas dan ke unggulan ke dalam instagram yang bernama “@atriaserpong”.
  4. LCD Promosi Atria Hotel, agar dapat terlihat oleh para pengunjung hotel maka video profile tersebut di tayangkan di berbagai LCD promosi hotel yang berada di area sekitar lobby dan tempat-tempat tertentu lainnya sehingga dapat menarik ketertarikan pengunjung saat meliat video profile ini.

Post Production

Dalam tahap post-production ini berisikan berbagai macam tahapan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan perancangan video profile ini agar dapat menyempurnakan dan memberikan informasi yang menarik di dalam video profile tersebut. Di tahap ini semua hasil shooting yang telah di hasilkan pada saat proses production di edit menjadi sebuah editan yang benar-benar menjadi master atau finalnya agar dapat di publikasikan ke masyarakat luas.

Gambar 4.67 Production


Digitizing

Pada proses ini yang dilakukan adalah pemindahan file-file atau mentahan video yang masih berada didalam memory card hasil shooting ke dalam laptop agar dapat dipilih mana gambar yang dipakai atau tidak dipakai.

Editing

Proses editing merupakan tahap dimana dilakukannya pemotongan video hasil shooting yang telah dipilih terlebih dahulu dan disusun sesuai keinginan dan gagasan yang sesuai dengan naskah dan storyboard yang telah dibuat saat preproduction.

Mixing

Mixing merupakan tahapan dimana video dan back sound dicampurkan menjadi satu dan menyesuaikan video dengan ketukan instrument agar keselarasan musik dan video menjadi serasi dan harmonis dan terdengar lebih jelas. setelah itu dilakukan nya rendering agar dapat menyatu dengan keseluruhan element dan dapat di export ke format yang diinginkan.

Finishing

Tahap finishing merupakan tahap dimana penyelesaian pada perancangan media video profile yang telah di edit di dalam aplikasi editing yaitu adobe premiere CC 2015 menyusun dan memastikan bahwa semua video dan audio telah berada dialur yang pas agar pada tahap selanjut nya tidak mengacak dan sesuai pada tahap editing.

Exporting

Pada tahap exporting ini lah berakhirnya dari semua tahap diatas yaitu membuat mentahan editing menjadi suatu format yang diinginkan pada video profile Atria Hotel Tangerang Selatan ini menggunakan format video H264 720p dengan resolusi 1080 X 720 yang menghasilkan sebuah format berbentuk MP4.

Segmen Pasar

Dalam tahap segmen pasar ini merupakan penentuan tujuan target pasar yang akan di tuju dalam jangakauan luas maupun jangkauan sempit yaitu calon customer, relasi dan masyarakat. Atria Hotel Gading Serpong mengharapkan tercapai nya target pasar meningkat pada tahun 2019 sebesar 10% jumlah pengunjung Atria Hotel, dan Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan semakin di kenal oleh masyarakat luas.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang, perancangan video profile sangat diperlukan sebagai media informasi dan promosi untuk menarik minat calon customer, klien ataupun masyarakat luas.

Adapun bebeapa kesimpulan terhadap rumusan masalah mengenai perancangan video profile adalah sebagai berikut :

  1. Konsep video yang dapat menarik minat calon customer, client, dan masyarakat pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan adalah konsep video profile yang menampilkan informasi lengkap mengenai fasilitas, keunggulan dan pelayanan pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang yang dalam perancangan videonya terdapat unsur-unsur grafis seperti audio visual, visual effect, tampilan video bekualitas High Definition (HD), konsep yang kreatif, informasi yang update, sehingga melalui video profile yang di rancang dapat menjadi daya tarik audience yang melihatnya.
  2. Informasi yang diperlukan dalam perancangan video profile pada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang Selatan adalah informasi yang berkaitan dengan keseluruhan ruang lingkup Atria Hotel Gading Serpong Tangerang, yang meliputi : Grand Ballroom, Meeting room, Mezzanine Restaurant, Lounge Bar, Mezzanine terace, Swimming Pool, Room Service, khas adat jawa, Lobby hotel, Suites Room, Delux Room, Superior Room, Legen Lounge & Bar, Atria Deli.
  3. Strategi pemasaran yang dilakukan Atria Hotel Gading Serpong Tangerang dalam menginformasikan dan mempromosikan video profile ini yaitu dengan mengimplementasikan video profile ini pada beberapa media sosial seperti youtube, facebook, dan instagram, serta ditampilkan pada layar LCD promosi Atria Hotel Gading Serpong Tangerang, dan mempromosikan langsung kepada klien/relasi sehingga dari strategi pemasaran yang dilakukan dapat meningkatkan jumlah customers setiap tahunnya, menjalin relasi, dan Atria Hotel semakin di kenal secara luas.

Saran

  1. Disarankan kepada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang untuk terus berinovasi dalam mengembangkan ide konsep kreatif dalam mengembangkan media video profile ini agar lebih menarik kedepannya.
  2. Disarankan kepada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang untuk mengupdate informasi video profile ini setiap 3 tahun sekali, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Atria Hotel Gading Serpong Tangerang.
  3. Disarankan kepada Atria Hotel Gading Serpong Tangerang untuk terus memperluas strategi pemasaran video profile ini ke berbagai media promosi yang dapat menjangkau pangsa pasar lebih luas seperti televisi dan media social lainnya sehingga Atria Hotel Gading Serpong Tangerang dapat lebih dikenal baik lokal maupun Internasional.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Nugroho, Hunggul. Y. S. H. dan Markus Kudeng Sallata. 2015. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Yogyakarta : ANDI.
  2. Arif, Muhammad. 2016. Rancangan Teknik Industri. Yogyakarta : Deepublish.
  3. 3,0 3,1 Hendratman, Hendi. 2015. Computer Graphic Design. Bandung : Informatika.
  4. Barus, Ulian dan Suratno. 2016. Pemanfaatan Candi Bahal sebagai Media Pembelajaran Alam Terbuka dalam Proses Mengajar. Medan : Perdana Mitra Handalan.
  5. Maimunah. David Ericson Manalu dan Dian Budi Kusuma. 2017. Perancangan Prototype Visual Pada Bagian Desain Sebagai Media Informasi dan Promosi Pada PT. Sulindafin. Yogyakarta : STMIK AMIKOM Yogyakarta. Seminar Nasional Teknomedia 2017. ISSN : 2302-3805 : 37.
  6. 6,0 6,1 6,2 Sunarya, Lusyani. Ogi Dermawan dan Muhammad Hanif Amrullah. 2016. Desain Media Sign System dan Himbauan Sebagai Penunjang Informasi Pada Yayasan Perguruan Islam Attaqwa. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal. ISSN: 2461-1409. Vol.2 No.1 : 60-61.
  7. Nurudin. 2016. Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Komputer. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
  8. Arthana, W Yudhi. 2016. Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis Pasien Politeknik “X” di Bandung. Bandung : STMIK Indonesia Mandiri. Jurnal Informasi. Vol.8 No.1 : 64-65.
  9. 9,0 9,1 Sunarya, Lusyani. Mukti Budiarto dan Jasmine Dara Assyifa. 2015. Keefektifan Media Komunikasi Visual Sebagai Penunjang Promosi Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal. ISSN : 1978-8282. Vol.9 No.1 : 80-81.
  10. Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  11. Raminda, All Natri Ayu dan Lilis Ardiani. 2014. Pengaruh Kualitas Sistem, Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna Accurate Terhadap Kinerja Individu. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset Akutansi. Vol.3 No.9 : 5.
  12. Hidayat, Wahyu. Anita B. Wandanaya dan Recha Fardiansyah. 2016. Perancangan video profile sebagai media promosi dan informasi di SMK Aviciena Rajeg Tangerang. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. CERITA Journal. ISSN: 2461-1417. Vol.2 No.1 : 50.
  13. 13,0 13,1 Desrianti, Dewi immaniar. Sudaryono dan Dwi Ayu Ningrum. 2014. Enriching Media Merchandise Sarana Penunjang Promosi Studi Kasus Pada Book-Store. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. CCIT journal. Vol.7 No.3 : 425- 426.
  14. Batubara, Azmiani dan Rahmat Hidayat. 2016. Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi terhadap Tingkat Penjualan Tiket pada PSA Mihin Lanka Airlines. Medan : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma Medan. Jurnal Ilman. ISSN: 2355-1488. Vol.4 No.1 : 39.
  15. Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.
  16. Chrisdianto, Andio dan Eddy Purnomo. 2016. Strategi Pemasaran Spare Part Pada UD. New ANC Motor. Jawa Timur : FISIP UPNV. Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 7 No. 1 : 9.
  17. 17,0 17,1 Akbar, Muhammad Rio. 2016. Perancangan Logo Koperasi Alumni SMA 2 Padang Ar’rozak (Kopasmanda Ar’rozak). Padang : Universitas Putra Indonesia YPTK Padang. e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Majalah ilmiah. ISSN: 1413-5854. Vol.23 No.2 : 85.
  18. Sidik, Abdurrahman. Hafiz Aziz Ahmad dan Andar Bagus Sriwarno. 2017. Studi Faktor Usability Pada Desain Layout Website Berita Mobile Indonesia. Yogyakarta : STMIK AMIKOM Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017. ISSN : 2302-3805 : 32.
  19. 19,0 19,1 19,2 Anto, Puji. M. Sjafei Andrijanto dan Taufiq Akbar. 2017. Perancangan Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Sebagai Media Pembelajaran Ejaan di Sekolah. Jakarta : Universitas Indraprasta PGRI. Jurnal Desain. ISSN: 2339-0107. Vol.4 No.2 : 97.
  20. Fatmawati, Ririn dan Sri Widayati . 2016. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Permainan Balon Pada Anak Kelompok Bermain. Surabaya: Universitas Negri Surabaya. Jurnal PAUD Teratai. Vol.5 No.3 : 2
  21. Sari, Debby Novita. Wibowo dan Rika Febriani. 2015. Perancangan Buku Wisata Budaya Kota Tua Jakarta. Jawa Timur : Universitas Kristen Petra. Jurnal DKV Adiwarna. Vol.1 No.6 : 6-7.
  22. Kasemin, Kasiyanto. 2015. Agresi Perkembangan Teknologi Informasi Sebuah Bunga Rampai Hasil Pengkajian dan Pengembangan Penelitian tentang Perkembangan Teknologi Informasi. Prenada media Group : Jakarta.
  23. Reddy, Vinutha H and Chhaya S.Pawar. 2015. Moving Object Detection in Compressed Domain of HEVC for Video Surveillance. India : New Delhi. International Journal of Research in Advent Technology. E-ISSN: 2321-9637. Vol.3 No.3 : 21.
  24. Maryati, Sri dan Bambang Eka Purnama. 2013. Pembuatan Video Profil Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Dengan Menggunakan Komputer Multimedia. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi ISSN: 1979-9330 ISSN : 2088-0154. Vol.5 No.1 : 22-23.
  25. Nugroho, Sarwo. 2014. Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta : ANDI.
  26. Sutrisno dan Aziz Ahmadi. 2014. Pembuatan Video Profil Sekolah Dasar Negeri Menadi Kabupaten Pacitan Berbasis Multimedia. Boyolali : APMI. Jurnal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi. ISSN : 1979-9330. Vol. 6 No. 2 : 26.
  27. Santoso, Budhi. 2014. Pembuatan Video Profil Smart Preschool Kepunton Solo. Boyolali : APMI. Jurnal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi. ISSN : 2302-5700 Vol. 11 No. 3 : 6.
  28. Ernur, Muatir Muhammad Husen. Harlen. Jumiati Sasmita. 2017. Pengaruh Penghargaan dan Kompetensi Terhadap Kinerja Melalui Loyalitas Karyawan Hotel Bintang Lima di Pekanbaru. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis : Vol. IX No. 3: 134.
  29. Darmawan, Deni. Pipih Setiawati. Didi Supriadie dan Muthia Alinawati. 2017. Penggunaan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis English Simple Sentences Pada Mata Kuliah Basic Writing di STKIP Garut. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Pedagogia : Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol.15 No.1 : 634.
  30. Purwanto, Agus dan Shofwan Hanief. 2016. Multimedia Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Berbasis Animasi. Yogyakarta : STMIK AMIKOM Yogyakarta. Seminar Nasional Teknomedia 2016. ISSN : 2302-3805 : 13.
  31. Arimbawa, I Gusti Ngurah Nyoman. I Komang Ngurah Wiyasa dan Ida Bagus Surya Manuaba. 2017. Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Kompetensi IPS Siswa Kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Tahun Ajaran 2016/2017. Bali : Universitas Ganesha Singaraja. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD. Vol.5 No.2 : 3.
  32. 32,0 32,1 Saifuddin. 2014. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta : Deepublish.
  33. Garvey, Richard dan Williams. 2014. Mastering Composition. Jakarta : PT. Flex Media Komputindo.
  34. G, Gokul. Baskaran T. Ramakrishnan R. 2016. Feasibility Optimal Broadcasting Policy Framework in Wireless Network. India: Kalasalingam University. International Journal of Scientific Research in Science and Technology. ISSN: 2395-6011. Vol. 2 No. 2 : 29.
  35. Evans, Christine dan Lars Lundgren. 2016. Geographies of Liveness: Time, Space, and Satellite Networks as Infrastructures of Live Television in the Our World Broadcast. California: University of Southern California. International Journal of Communication. ISSN : 1932–8036/20160005. Vol. 10 : 63.
  36. Fatoni, Ahmad dan Nofi Puspitasari. 2016. Perancangan Simulasi Pengembangan Sistem Programming Penyaluran Dana Zakat di Badan Amil Zakat Kota Serang Berbasis Multimedia. Serang: Universitas Serang Raya. Jurnal Prosisko. ISSN: 2406-7733. Vol. 3 No. 2 : 58.
  37. Sinaga, Sofia dan Basuki. 2016. Bahasa Indonesia. Singapore : Markono Print Media Pte Ltd.
  38. 38,0 38,1 38,2 Wibowo, Edi. Dewi Popi Romika dan Mega Cut Ryana. 2017. Perancangan Video Profile Sebagai Penunjang Media Informasi dan Promosi pada SMA Citra Islami Tangerang. Tangerang : STMIK Raharja. Seminar Internasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017. ISSN : 2302-3805 : 62-64.
  39. Sasmita, Jessica Lidya. 2017. Pengaruh Advertising Appeal, Attitude Toward Brand, dan Attitude Toward Advertising Terhadap Variabel Brand Preference Pada Obyek Iklan Popmie Edisi Gadis Hongkong. Surabaya : Universitas Kristen Petra. Jurnal AGORA. Vol.3 No.2 : 2.
  40. Handani, Sitaresmi Wahyu. Shima Utami dan Dinar Kusmira. 2017. Visualisasi Pencemaran Air Menggunakan Media Animasi Infografis. Purwokerto : STMIK Amikom Purwokerto. Jurnal Telematika. ISSN: 1979-925X. Vol.10 No.1 : 153.
  41. 41,0 41,1 Adobe. 2015. Adobe CC Classroom in Book. United States of America : Adobe System Incorporated.
  42. Wahyudin. Subandi Wahyudi dan M. Isnaeni Agus Robbi. 2017. Visualisasi Masjid Agung Rangkasbitung Berbasis 3D Dengan Menggunakan Google Sketchup & After Effect. Serang : Universitas Serang Raya. Jurnal PROSISKO (Jurnal Pengembangan Riset dan Observasi Sistem Komputer). ISSN: 2406-7733. Vol 2. No. 2 : 62.
  43. Tullo, Emanuela. Fontana, Ilaria. Diana, Alessia. Norton, Tomas. Berckmans, Daniel and Guarino, Marcella. 2017. Application note: Labelling, a methodology to develop reliable algorithm in PLF. Milan : Università degli Studi di Milano. Computers and Electronics in Agriculture. 142 : 425.
  44. Agustina, Rini dan Ade Chandra. 2017. Analisis Implementasi Game Edukasi “The Hero Diponegoro” Guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MTS. Attaroqie Malang. Malang : Universitas Kanjuruhan Malang. Jurnal Teknologi Informasi. ISSN:2086-2989. Vol.8 No.1 : 25.
  45. Huda, Nurul dan Fitri Purwaningtias. 2017. Perancangan Aplikasi Pembelajaran Pengenalan Huruf Dan Angka Berbasis Augmented Reality. Palembang : Universitas Bina Darma. Jurnal SISFOKOM. Vol.6 No.2 : 117.
  46. Retnasari, Tri. 2017. Analisis Penerapan Standart Operational Procedure (SOP) Dalam Pelayanan Kesehatan Berbasis IT Menggunakan Analisa SWOT. Jakarta : STMIK Nusamandiri Jakarta. Jurnal Perspektif. Vol. 12 No. 2 : 130-131.
  47. Ma’rufah, Eny Siti. 2014. Analisis SWOT Dalam Pertumbuhan Kredit Pensiun pada BTPN Kantor Cabang Surabaya. Surabaya: STIEI Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 3 No. 9 : 3.
  48. Wignyo, Surya. Ritzky Karina dan M.R. Brahmana. 2017. Analisa Strategi Pengembangan Bisnis Melalui Metode Competitive Positioning Analysis Pada PT. Surya Polyplas Utama. Surabaya : Universitas Kristen Petra : AGORA. Vol. 5, No.1 : 6
  49. Fitri, Nana Yulia dan Nurhadi. 2017. Analisis dan Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Pada SMK Yadika Jambi. Jambi : STIKOM Dinamika Bangsa. Jurnal Manajemen Sistem Informasi. ISSN : 2528-0082. Vol.2 No.1 : 319.
  50. Llopart, Mariona and Moised Esteban-Guitart. 2016. Funds of knowledge in 21st century societies: Inclusive educational practices for under-represented students. a literature review. Journal of Curriculum Studies. 11.
  51. Llopart, Mariona and Moised Esteban-Guitart. 2017. Strategies and resources for contextualising the curriculum based on the funds of knowledge approach: a literature review. Spain : University of Girona. The Australian Educational Researcher. 44(3) : 270.
  52. Haryanto, Tri dan Sarwo Nugroho. 2015. Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Promosi Perusahaan Pada PT. Propan Raya Icc Semarang. Semarang: STEKOM Press. Jurnal Komputer Grafis. ISSN : 1979-0414. Vol.8 No.1.
  53. Kausar, Ahmad. Yusuf Fazri Sutiawan dan Vidilla Rosalina. 2015. Perancangan Video Company Profile Kota Serang Dengan Teknik Editing Menggunakan Adobe Premier Pro Cs 5. Serang: Universitas Serang Raya. Jurnal Prosisko. ISSN: 2302-1136. Vol. 2 No. 1. 53.
  54. Sunarya, Lusyani.Putri Apryllia dan Siti Isnaini 2016. Design Video Profile Based Multimedia Audio Visual and Broadcasting As A Media Promotion. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. NAMA CCIT Journal. ISSN : 1978 -8282. VOL. 9 .No. 3.
  55. Astuti, Indri Tri. 2014. Pembuatan Video Profil Sekolah Dasar Negeri 1 Tugu Jumantono Kabupaten Karanganyar. Boyolali : APMI. Jurnal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi. ISSN : 1979-9330. Volume 6, No 1.
  56. Irfan, Mohammad. 2013. Pembuatan Video Company Profil Pada Belukar Merch di Kelurahan Jayengan Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Surakarta : Universitas Surakarta. Jurnal Seruni. ISSN: 2302-1136. Vol. 2 No.1.
  57. Nuansa, Chanira. Suryadi dan DarsonoWisadirana. 2014. Designing Promotion Strategy of Malang Raya’s Tourism Destination Branding Through Audio Visual Media. Indonesia: University of Brawijaya. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies. E-ISSN : 2338-1647. Vol. 2 No. 2.
  58. Haddad, A. Naif. 2014. Heritage Multimedia and Children Edutainment : Assessment and Recommendations. Jordan : The Hashemite University. Journal Hindawi – Advances in Multimedia. Article ID 579182. Vol. 2014.
  59. Mazumder, Suman and ABM Rashedul Hasan. 2014. “Measuring Service Quality and Customer Satisfaction of the Hotels in Bangladesh: a Study on National and International Hotel Guest”. Journal of Tourism and Hospitality Management. ISSN: 2372-5125. Vol. 2, No. 1.
  60. Lupton, Deborah. 2014. Health Promotion In The Digital Era : A Critical Commentary. Australia : University of Canberra. Journal Health Promotion International Advance Access. doi:10.1093. Vol. 30 No. 1.
  61. Waung, Marie. Robert Hymes. Joy E. Beatty. Pam McAuslan. 2015. Self-Promotion Statements in Video Resumes: Frequency, Intensity, and Gender Effects on Job Applicant Evaluation. International Journal of Selection And Assessment Vol. 23 No.

Contributors

SI1421483030