SI1333476380

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTIPE ALAT PENGUSIR BURUNG BERBASIS RASPBERRY PI

PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO

YOGYAKARTA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1333476380
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTIPE ALAT PENGUSIR BURUNG BERBASIS

RASPBERRY PI PADA BANDAR UDARA INTERNSIONAL ADISUTJIPTO

YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

NIM
: 1333476380
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTIPE ALAT PENGUSIR BURUNG BERBASIS

RASPBERRY PI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO

YOGYAKARTA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476380
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 056007
   
NID : 15005


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTIPE ALAT PENGUSIR BURUNG BERBASIS

RASPBERRY PI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO

YOGYAKARTA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476380
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, September 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


Disusun Oleh :

NIM
: 1333476380
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi
: CCIT

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juli 2018

 
 
 
 
 
NIM : 1333476380




 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Perkembangan ranah transportasi semakin meluas, dengan didukung kemajuan teknologi yang setiap tahun terus berinovasi. Teknologi dalam bidang transportasi ini meliputi darat, laut, dan udara. Pada transportasi udara seperti pesawat terbang banyak mengalami masalah yang cukup signifikan, seperti banyaknya burung-burung liar disekitar bandara yang membahayakan bagi sistem penerbangan. Kejadian bird strike sangat ditakuti saat penerbangan khususnya pilot. Bird Strike adalah kejadian dimana masuknya burung kedalam mesin pesawat dan menyebabkan kerusakan mesin. Pengujian alat pengusir burung adalah salah satu model alat untuk pengusir burung di bandara. Dengan menggunakan camera logitech untuk menangkap objek burung, diteruskan ke relay untuk menghidupkan gelombang frekuensi. Suara frekuensi yang dikeluarkan oleh alat pengusir burung bisa membuat pendengaran burung tidak nyaman. Dengan frekuensi yang dikeluarkan 100Hz sampai 3000Hz, dengan tingkat tekanan suara 85db yang bervariasi. Alat ini menggunakan Single Board Computer (SBC) Raspberry Pi agar bisa dikendalikan lewat desktop. Tujuan penelitian ini adalah membangun alat pengusir burung ini untuk mengurangi populasi burung pada Bandar Udara Internasiomal Adisutjipto Yogyakarta terutama pada landasan terbang pesawat, yang setiap tahun selalu dilewati burung migrasi.

Kata Kunci: Alat Pengusir Burung, Camera Logitech, Bird Srike, Frekuensi, Raspberry Pi, Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta

ABSTRACT

Developments in the realm of transportation is increasingly widespread, supported by advances in technology which each year continues to innovate. Technology in the field of transport includes land, sea, and air. On air transport such as aircraft experienced significant problems, such as the large number of wild birds around the airport that harm to the system. The incidence of bird strike very dreaded time of flights especially a pilot. Bird Strike is an event where the influx of birds into the engine and cause damage to the machine. Testing tools bird repellent is one tool to model a bird repellent at the airport. By using logitech camera object for capturing birds, forwarded to the relay to turn on the wave frequency. The sound frequencies emitted by the tool can make bird repellent hearing birds uncomfortable. With the frequency emitted by 100Hz up 3000Hz, with an 85db sound pressure level varies. This tool uses Single Board Computer (SBC) Raspberry Pi to be controlled via desktop. The purpose of this research was to build this bird repellent tool to reduce the bird population at Yogyakarta Airport Internasiomal especially on the airstrips of the aircraft, which each year is always skipped the bird migration.

Keywords: Bird Repellent Tool, Camera Logitech, Bird Srike, Frequency, Raspberry Pi, Yogyakarta's Adisutjipto International Airport


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Skripsi penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya. Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah “PROTOTIPE ALAT PENGUSIR BURUNG BERBASIS RASPBERRY PI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJUPTO YOGYAKARTA”.

Penulisan laporan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mendapatkan gelar Sarjana Komputer. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan pujian dan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd., M.T.I., C.Ht selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  3. Bapak Asep Saepullah, S.Pd., M.Kom selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  4. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak/Ibu Fitriani Zahroh L. N selaku Stakeholder, terima kasih atas pengarahan dan saran-sarannya yang telah memberikan dukungan, wawasan, saran maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Kedua orang tua dan adik yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
  8. Teman-teman HIMASIKOM yang telah memberikan dukungan, wawasan, saran maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  9. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk keberhasilan penulis.
  10. Seluruh karyawan dan staff Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berarti kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, Juli 2018
Ahmad Acep Adang Ruhiyat
NIM. 1333476380

Daftar isi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karateristik Sistem

Gambar 2.2 Sistem Tertutup

Gambar 2.3 Sistem Terbuka

Gambar 2.4 Flowchart Program (Program Flowchart)

Gambar 2.5 Simbol Flowchart Proses (Process Flowchart)

Gambar 2.6 Internet of Things

Gambar 2.7 Hubungan Data, Informasi dan Pengetahuan

Gambar 2.8 Model Raspberry Pi B

Gambar 2.9 Webcam Logitech C170

Gambar 2.10 D-Link DWA 127

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Angkasa Pura 1

Gambar 3.2 Diagram Blok

Gambar 3.3 Tampilan Win32 Disk Manager

Gambar 3.4 Tampilan Proses Intall

Gambar 3.5 Tampilan Proses Install Selesai

Gambar 3.6 Tampilan Layar Utama Raspi-Config

Gambar 3.7 Tampilan Konfigurasi Time Zona Data

Gambar 3.8 Tampilan Mengubah Password

Gambar 3.9 Tampilan Mengubah Lokasi dan Keyboard Layout

Gambar 3.10 Tampilan Mengubah Hostname

Gambar 3.11 Tampilan Sudo ifconfig

Gambar 3.12 Tampilan Aplikasi Putty

Gambar 3.13 Tampilan Putty Configuration

Gambar 3.14 Tampilan Terminal Raspberry Pi di Putty

Gambar 3.15 Tampilan Aplikasi Remote Desktop Connection

Gambar 3.16 Tampilan Remote Desktop Connection IP Address

Gambar 3.17 Tampilan Login Remote Desktop Connection

Gambar 3.18 Tampilan Raspberry Pi Pada Remote Desktop Connection

Gambar 3.19 Flowchart Sistem

Gambar 4.1 Pengujian Frequency Band

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Frequency Band

Gambar 4.3 Pengujian Relay 5V

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Relay 5V

Gambar 4.5 Pengujian Camera Logitech

Gambar 4.6 Hasil Pengujian Camera Logitech

Gambar 4.7 Flowchart yang diusulkan

Gambar 4.8 Tampilan Listing Program


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Flowchart Proses (Process Flowchart)

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

Tabel 2.3 Perbandingan Spesifikasi Raspberry Pi Tipe A dan B

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Masuk Remote Desktop Connection

Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Camera Logitech

Tabel 4.3 Pengujian Black Box Pada Relay 5V, Camera Logitech, dan Frequency Band

Tabel 4.4 Pengujian Black Box Kamera Mendeteksi dan Frequency Band ON

Tabel 4.5 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

Tabel 4.6 Estimasi Biaya Yang Dikeluarkan

DAFTAR SIMBOL


 

SIMBOL FLOWCHART PROSES

 

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanfaatan teknologi pada transportasi merupakan faktor penting dalam perkembangan bisnis masa kini. Terutama pembisnis yang sering berpergian ke luar daerah maupun luar negeri menggunakan jasa penerbangan. Selain mempersingkat waktu perjalanan juga kenyamanan yang diberikan oleh setiap maskapai penerbangan. Dibalik perjalanan yang cepat dan nyaman terkadang masalah juga sering ditemukan pada kasus penerbangan ini, masalah yang cukup serius itu adalah Bird Strike yang ditakuti oleh sistem penerbangan khususnya pilot. Bird Strike adalah setiap gangguan burung baik secara berkelompok maupun tunggal pesawat terbang pada saat proses penerbangan.

Saat ini peneliti melakukan observasi terhadap populasi burung disekitar bandara. Dengan menggunakan alat pengusir burung berbasis Raspberry Pi yang diakses melalui desktop, alat ini mengeluarkan frekuensi suara yang dapat menganggu pendengaran burung. Frekuensi yang dikeluarkan alat ini 100Hz sampai 3000Hz lebih dengan tingkat tekanan suara yang bervariasi. Namun dalam pengusiran burung ini masih ada yang perlu diperhatikan dalam keberlangsungan hidup burung tersebut.

Peran dalam pengusiran burung ini sudah banyak diimplementasikan di bandara dalam negeri maupun luar negeri. Upaya-upaya yang telah dilakuan dengan cara pemasangan alat pendeteksi keberadaan burung, membangun design bandara yang tidak menarik bagi kehadiran semua jenis burung, melakukan tindakan patroli khusus dalam penghalauan burung, sampai pemusnahan burung dengan cara ditembak. Menembak burung adalah salah satu pelanggaran hukum, oleh karena nya pengusiran saja sudah cukup, sehingga prototipe pengusir burung ini menjadi salah satu cara agar burung tidak berada disekitar bandara. Bandara mungkin menjadi tempat burung mencari makan dan berkembang biak, namun alangkah baiknya jika pihak yang terkait melakukan pelesatarian alam dan ekosistem lingkungan agar habitat burung bisa terjaga di lingkungannya. Permasalahan pada penelitian yang peneliti ajukan ini adalah tentang bagaimana membangun sebuah alat yang dapat mengusir burung diarea bandar udara adisutjipto tanpa merusak habitat burung tersebut.

Rumusan Masalah

Dalam pembuatan sebuah sistem, tentu tidak akan terlepas dari beberapa permasalahan. Dari latar belakang diatas maka, dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut:

  1. Apakah prototipe alat pengusir burung merupakan solusi yang tepat untuk mengusir burung pada landasan penerbangan pesawat di Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta?
  2. Apakah dengan menggunakan Raspberry Pi kita dapat membangun sebuah alat alat pengusir burung?
  3. Bagaimana menambahkan konfigurasi Raspberry Pi agar alat pengusir burung ini bisa diakses secara desktop?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah merancang sebuah prototipe alat pengusir burung berbasis Raspberry Pi yang dapat diakses secara desktop pada Bandar Udara Internasional Adisutjipto. Prototipe Alat Pengusir Burung berbasis Raspberry Pi ini dirancang guna mengusir burung pada landasan penerbangan di Bandar Udara Adisutjuipto. Cakupan dalam ruang lingkup penelitian ini meliputi:

  1. Membangun alat ini dengan menggunakan Raspberry Pi.
  2. Instalasi dan Konfigurasi untuk menambahkan alat ini agar bisa diakses secara desktop.
  3. Mengaplikasikan Prototipe Alat Pengusir Burung pada landasan penerbangan pesawat terbang.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini tentunya dilakukan dengan tujuan dan manfaat yang diharapkan peneliti. Tujuan dan manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

  1. Membangun sebuah Prototipe Pengusir Burung yang dapat mensterilkan landasan penerbangan.

  2. Mengetahui peran dan manfaat alat yang digunakan dalam mengusir burug-burung tersebut yang dibangun berjalan secara optimal.

  3. Mengetahui solusi pemecahan masalah yang merupakan bagian dari kejadian alam dalam memenuhi keselamatan pengguna pesawat.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Dapat membangun sebuah prototipe alat pengusir burung berbasis Raspberry Pi.

  2. Lebih memahami cara kerja prototipe alat pengusir burung.

  3. Meningkatkan upaya keselamatan penerbangan pada Bandar Udara Internasional Adisutjipto.

Metodelogi Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam upaya membuat karya tulis ini tentunya peneliti memerlukan teknik pengumpulan data. Beberapa metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah:

  1. Metode Observasi (Pengamatan)
    Merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti terlibat langsung ke lokasi penelitian. Dalam hal ini penelitiannya perlu mengunjungi Bandar Udara Adisutjipo sebagai lokasi penelitian untuk mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada dilapangan. Dengan cara ini peneliti diharapkan dapat mengetahui dan memahami sistem yang akan peneliti analisa pada Bandar Udara Adisutjipto.
  2. Wawancara
    Wawancara adalah suatu cara yang dilakukan untuk memproses data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dari pihak pengumpulan data dalam hal ini peneliti kepada narasumber atau sumber data.
  3. Studi Kepustakaan
    Metode studi kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode observasi dan wawancara yang dilakukan. Dengan cara mengambil intisari dari sumber literatur-literatur berupa buku, artikel dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, Referensi bisa diperoleh dari buku-buku atau internet.

Metode Analisa

Pada metode ini peneliti menganalisa sistem-sistem yang sudah ada dengan beberapa poin pertimbangan seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja kompenen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut. Peneliti menggunakan metode analisa water fall dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah 2, 3 dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan. Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: Analisa, Design, Code dan Testing, Penerapan dan Pemeliharaan.

Metode Perancangan

Pada metode ini peneliti dapat mengetahui bagaimana sistem ini dirancang dan komponen apa saja yang dibutuhkan.

Metode Prototype

Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat yang akan dibuat.

Peneliti menerapkan prototype dengan menggunakan evolutionary (sebab evolusi itu terjadi) karena pada metode ini, hasil prototype tidak langsung dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian (Testing)

Pada metode ini dilakukan suatu percobaan atau praktek merakit sebuah prototipe alat pengusir burung berbasis Raspberry Pi yang dapat dikonfigurasi secara desktop.

Sistematika Penulisan

Guna memahami lebih jelas dalam pembahasan masalah pada laporan ini, untuk materi-materi yang ada pada SKRIPSI ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa sub-sub dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan disajikan teori yang relevan, lengkap dan sejalan dengan permasalahan yang diteliti. Teori yang dikemukakan berasal dari sumber-sumber teori dan dari hasil penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini terdiri atas pembahasan secara umum yang meliputi sejarah berdirinya Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta, struktur organisasi kepemimpinan, pembahasan tugas dan wewenang pada Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta.

BAB IV PEMBAHASAN DAN UJI COBA

Dalam bab ini membahas tentang sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur sistem berjalan, sistem yang diusulkan, rancangan prototipe, konfigurasi sistem, pengujian, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah berkaitan dengan tujuan yang telah di sampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Hartono (2013:9)[1] “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

Menurut Taufiq (2013:2)[2] “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, dapat disumpulkan bahwa suatu sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan, berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristrik Sistem

Menurut Sutanta dalam Rusdiana dkk. (2014:35)[3] karakteristik sistem sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sisteflom disebut sebagai sub sistem.

  2. Batas (Boundary)
    Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  3. Lingkungan (Environtment)
    Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  4. Penghubung/Antarmuka (Interface)
    Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antara komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi. Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  5. Masukan (Input)
    Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  6. Pengolahan (Processing)
    Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  7. Keluaran (Output)
    Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  8. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  9. Kendali (Control)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  10. Umpan Balik (Feedback)
    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Sumber: Rusdiana dan irfan (2014:40)
Gambar 2.1. Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8)[4] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
    Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.
    Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

  2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan
    Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
    Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada fak tor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

  4. Sumber: Taufiq(2013:9)
    Gambar 2.2. Sistem Tertutup

    Sumber: Taufiq(2013:9)
    Gambar 2.3. Sistem Terbuka

  5. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
    Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dan lain-lain. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

  6. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
    Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

  7. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
    Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

  8. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia
    Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

  9. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
    Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

4. Kriteria Sistem Yang Baik

Kriteria sistem yang baik antara lain:

  1. Kegunaan
    Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat pada waktunya, relevan yang berarti sistem tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.

  2. Ekonomis
    Dalam merancang atau membangun sebuah sistem sebisa mungkin hemat pada biaya perancangan, perawatan maupun operasional sistem tersebut.

  3. Kehandalan
    Keluaran (output) sistem harus memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif dan efisien.

  4. Kapasitas
    Sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani periode-periode operasi puncak seperti pada saat sistem beroperasi pada puncak.

  5. Fleksibilitas
    Sistem harus cukup fleksibilitas untuk menampung perubahan yang akan muncul sewaktu-waktu.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:156)[5], “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut.

Menurut Rosa (2013:18)[6], “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi suatu permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.

2. Ruang Lingkup Analisa Sistem

Menurut Darmawan (2013:211)[7], "Tugas seorang analis sistem bukan saja menganalisis dan mendisain sistem, tetapi lebih dari itu ia haruslah mampu menyajikan satu informasi manajemen yang terpadu". Analis sistem juga menawarkan suatu perubahan dengan mengembangkan teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan oleh suatu perusahaan. Dengan uraian tugas dan tanggung seperti di atas, maka seorang analis sistem haruslah orang yang memiliki pengetahuan yang terpadu antara aktivitas bisnis, sistem informasi dan teknologi. Analis sistem bukanlah seorang programmer yang ditugaskan atau merasa mampu membuat program mutakhir dengan komputer untuk menyelesaikan masalah.

3. Fungsi Analisa Sistem

Adapun fungsi analisa sistem adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi masalah–masalah kebutuhan pemakai (user).

  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

  3. Memilih alternatif–alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[8], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Whitten dan Bently dalam Arel Riedsa Adiguna (2018:612)[9], “Analisis dan perancangan sistem merupakan langkah awal dalam pengembangan sistem untuk menentukan kebutuhan, permasalahan yang dapat diatasi dari adanya sebuah sistem yang akan dibangun, dan sistem seperti apa yang akan dibuat.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

2. Tujuan Rancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[10], Tahap perancangan atau desain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Indra (2015)[11], “Flowchart atau Bagan alir adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir (flowchart) digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi”.

Menurut Sagita (2013:33)[12], “flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya”.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2)[13], “flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
    Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
    Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistemdengan seseorang yang tidak familia rdengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  4. Flowchart Program (Program Flowchart)
    Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.


  5. Sumber: Tri (2015:6)
    Gambar 2.4 Flowchart Program (Program Flowchart)

  6. Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

Sumber: Tri (2015:7)
Gambar 2.5 Simbol Flowchart Proses

Flowchart proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:


Tabel 2.1 Flowchart Proses (Process Flowchart)

Sumber: Tri (2015:8)


Konsep Dasar Internet Of Things

1. Definisi Internet Of Things

Internet of Things, sebuah istilah yang belakangan ini mulai ramai ditemui namun masih banyak yang belum mengerti arti dari istilah ini. Sebetulnya hingga saat ini belum ada pengertian atau definisi standar mengenai Internet of Things, namun secara singkat Internet of Things bisa dibilang adalah di mana benda-benda di sekitar kita dapat berkomunikasi antara satu sama lain melalui sebuah jaringan seperti internet.

Ide awal Internet of Things pertama kali dimunculkan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 di salah satu presentasinya. Kini banyak perusahaan besar mulai mendalami Internet of Things sebut saja Intel, Microsoft, Oracle, dan banyak lainnya.

Banyak yang memprediksi bahwa pengaruh Internet of Things adalah “the next big thing” di dunia teknologi informasi, hal ini karena IoT menawarkan banyak potensi yang bisa digali. Contoh sederhana manfaat dan implementasi dari Internet of Things misalnya adalah kulkas yang dapat memberitahukan kepada pemiliknya via SMS atau email tentang makanan dan minuman apa saja yang sudah habis dan harus distok lagi.

Bagi pengembang, kini banyak perusahaan yang menyediakan berbagai macam program untuk membantu pengembang dalam mengembangkan produk berbasis IoT. Salah satu yang menyediakan program ini adalah Intel dengan IoT Developer Program mereka.

Gambar 2.6 Internet Of Things

2. Manfaat Internet Of Things

Berikut ini adalah beberapa manfaat dalam beberapa bidang yaitu:

  1. Sektor Pembangunan

  2. Sektor Energi

  3. Sektor Rumah Tangga

  4. Sektor Kesehatan

  5. Sektor Industri

  6. Transportasi

  7. Perdagangan

  8. Keamanan

  9. Teknologi dan Jaringan

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut McFadden, dkk. dalam Kadir (2014:45)[14], “Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.”

Menurut Davis, dalam Kadir (2014:45)[14], “Informasi adlaah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.”

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini dan saat datang.

2. Ciri-ciri Informasi

Menurut Davis, dalam Kadir (2014:47)[14], Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut:

  1. Benar atau Salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar.

  2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.

  3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Sedangkan Mc Leod dalam Darmawan dan Nur Fauzi (2013:2)[14], mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus meiliki ciri-ciri:

  1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dlakukan melaui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.

  2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

  3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada fakturnya.

Sumber: Kadir (2014:48)
Gambar 2.7 Hubungan Data, Informasi dan Pengetahuan

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Mustaqbal dkk (2015:323) [15], “Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan".

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah proses terhadap aplikasi yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan menjadikan data yang telah diuji menjadi berguna bagi penerima.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Blackbox dan White box testing.

2. Jenis-Jenis Pengujian

a. Black Box Testing

Menurut Warsito (2015:32)[16], ), “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori. Diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

Menurut M. Sidi Mustaqbal dkk (2015:3)[17],

Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah metode pengujian atau uji coba yang memfokuskan pada keperluan software atau perangkat lunak untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

b. Metode Pengujian Black Box Testing

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya :

1. Equivalence Partitioning

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

2. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

3. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut :

1) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

2) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

3) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

4) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

4. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

5. Sample and Robustness Testing

1.) Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

2.) Robustness Testing

Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

6. Behavior Testing dan Performance Testing

a. Behavior Testing

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

b. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

c. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

d. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

c. Kelebihan dan Kelemahan Black Box Testing

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya :

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Black Box


Sumber: Siddiq (2012:14)

Konsep Dasar Prototype

1. Definisi Prototype

Menurut Darmawan (2013:229)[18]”Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Sedangkan menurut (Darmini & Widyaningtyas 2014), [19]“Prototype adalah satu versi dalam sistem potensial, memberikan ide para pengembang dan user, bagaimana sistem berfungsi dari bentuk sudah selesai”.

Menurut Simarmata (2015:408) [20]Jenis-jenis prototype secara umum dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Rapid Throwaway Prototyping

Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype “quick and dirty” dibangun diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

2. Prototype Evolusioner

Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi.

Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan prototipe adalah sebuah proses rancangan contoh dari suatu produk atau sistem dalam bentuk belum sempurna yang dapat dikembangkan sesuai keinginan pengembang sebelum dirilis dalam bentuk final.

Konsep Dasar Elistasi

1. Definisi Elistasi

Menurut Mohd. Arif dan Saoud Sarwar (2015:17), [21] mengemukakan Requirements elicitation is an important sub-process of requirement engineering. It is the process of searching, uncovering, achieving, and detailing requirements for different type of systems like computer based systems, web based systems etc. Requirements elicitation is all about attainments and understanding the needs of users and project promoters with the ultimate aim of communicating these needs to the system developers. It also commits a set of activities that must allow for communication, prioritization, consultation, and collaboration with the entire relevant stakeholders. In requirements elicitation process, requirements are analyzed as the main resources, and also on the basis of accurate analysis of the organization, the application area where the system will be disposed.

(Persyaratan elisitasi adalah sub-proses penting persyaratan teknik. Ini adalah proses pencarian, pengungkapan, pencapaian, dan persyaratan yang merinci untuk berbagai jenis sistem seperti sistem berbasis komputer, sistem berbasis web, dll. Persyaratan pengembangan adalah tentang pencapaian dan pemahaman kebutuhan pengguna dan promotor proyek dengan tujuan akhir untuk berkomunikasi. Ini perlu pengembang sistem. Ini juga melakukan serangkaian aktivitas yang harus memungkinkan komunikasi, prioritas, konsultasi, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait. Dalam proses elisitasi persyaratan, persyaratan area dimana sistem akan dibuang).

2. Tahapan-tahapan Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap 1
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi Tahap 2
    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi Tahap 3
    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
    • T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan.

    • O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    • E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    • High, Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus diimplementasi.
    • Middle, Mampu untuk dikerjakan.
    • Low, Mudah untuk dikerjakan.
  4. Final Elisitasi
    Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


Teori Khusus

Konsep Dasar Prototipe Alat Pengusir Burung

1. Definisi Raspberry Pi

Menurut Aries Martono dalam Jurnalnya “Gangguan Burung Di Bandara Dan Sekitarnya” di Jurnal “Paparan Bird Strike di UNAIR, 2007”[22],(setelah diamandemen data 2013), Bird Strike atau Bird Hazard adalah setiap gangguan burung baik secara berkelompok maupun tunggal terhadap pesawat terbang pada saat proses penerbangan.

Teknologi dasar prototipe alat pengusir burung adalah alat ini mengusir burung dengan suara yang sesuai sensitivitas burung, bahwa permasalahan Bird Strike saat ini salah satunya dipicu oleh frekuensi suara pesawat yang tak dalam rentang sensitifitas burung. Frekuensi yang bisa didengar burung adalah 100-29.000Hz. Frekuensi pesawat yang sebesar 20-200Hz dianggap pelan oleh burung. (Husein Avicenna Akil;).

Berdasarkan beberapa sumber diatas dapat peneliti tarik kesimpulan bahwa Prototipe alat pengusir burung adalah teknologi yang dapat mengeluarkan frekuensi 100Hz-3000Hz lebih sehingga mampu mengganggu pendengaran burung tidak nyaman.

Konsep Dasar Raspberry Pi

1. Definisi Raspberry Pi

Menurut Tjasa Permana (2014)[22],Raspberry Pi sebagai pengganti PC desktop, adalah untuk mendapatkan biaya pembangunan sistem serta pengguanaan biaya listrik yang lebih murah. Raspberry itu sendiri adalah sebuah komputer berukuran kecil yang mempunyai kinerja lebih rendah dari PC desktop yang memang didesain untuk melakukan pekerjaan yang lebih ringan. Selain kecil dan murah, Raspberry Pi juga memiliki konsumsi daya yang rendah yaitu sekitar 3.5 Watt. Konsumsi daya tersebut tentu lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi daya pada PC desktop yang membutuhkan sumber daya kurang lebih 250 Watt. Pada Raspberry Pi sudah terdapat port RJ45, sehingga memungkinkan untuk menghubungkan Raspberry Pi dengan jaringan internet. Selain itu, Raspberry Pi juga tersedia konektor CSI agar dapat memasang kamera eksternal.

Menurut Malik Abdillah Ibnul Hakim dan Yeffry Handoko Putra (2017) [23], Raspberry Pi adalah suatu perangkat mini computer berukuran sebesar kartu kredit. Raspberry Pi memiliki sistem Broadcom BCM2835 chip (Soc), yang mancakup ARM1176JZF-S 700 Mhz processor (firmware termasuk sejumlah mode ”Turbo” sehingga pengguna dapat mencoba overclocking, hingga 1 GHz, tanpa mempengaruhi garansi), VideoCore IV GPU, dan awalnya dikirim dengan 256 megabyte RAM, kemudian upgrade ke 512MB. Termasuk built-in hard disk atau solid-state drive, tetapi menggunakan kartu SD untuk booting dan penyimpanan jangka Panjang.

Raspberry Pi (juga dikenal sebagai RasPi) adalah sebuah SBC (Single Board Computer) komputer seukuran kartu kredit yang dikembangkan oleh Yayasan Raspberry Pi di Inggris (UK) dengan maksud untuk memicu pengajaran ilmu komputer dasar di sekolah-sekolah.

Richardson dan Wallace menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Raspberry Pi B antara lain sebagai berikut (2013:8) [24]:

  1. General Purpose Computing
    Perlu diingat bahwa Raspberry Pi B merupakan sebuah komputer mini dan memang pada faktanya dapat digunakan sebagai sebuah komputer konvensional. Setelah perangkat ini siap untuk digunakan kita dapat memilih untuk boot langsung ke dalam GUI (Graphical User Interface) dan didalamnya terdapat sebuah web browser yang merupakan aplikasi yang banyak digunakan komputer saat ini. Perangkat ini juga dapat di install berbagai macam aplikasi gratis seperti LibreOffice yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kantor.
  2. Learning to program
    Raspberry Pi B pada dasarnya ditujukan sebagai alat edukasi untuk mendorong anak-anak bereksperimen dengan komputer. Perangkat ini sudah terpasang dengan interpreters dan compilers untuk berbagai bahasa pemrograman. Untuk pemula telah disediakan Scratch, sebuah bahasa pemrograman berasaskan grafik dari MIT. Kita bisa menulis program untuk Raspberry Pi B dalam berbagai bahasa seperti C, Ruby, Java, Python, dan Perl.
  3. Project platform
    Raspberry Pi B berbeda dari komputer pada umumnya bukan dari segi harga dan ukurannya saja, tapi juga karena kemampuannya berintegrasi dengan proyek-proyek elektronik.

Gambar 2.8 Model Raspberry Pi B


Rick Golden (2013:14)

Tabel 2.3 Perbandingan Spesifikasi Raspberry Pi Tipe A dan B


Rick Golden (2013:14)

Berdasarkan Tabel 2.3 Raspberry Pi mempunyai beberapa bagian antara lain:

  1. CPU dan GPU
    Prosessor yang digunakan pada Raspberry PI adalah ARM1176JZF-S dengan kecepatan Clock sebesar 700 Mhz dan GPU atau Grap hic Processing Unit yang dipakai adalah Video Core IV.
  2. Memory (RAM)
    Raspberry Pi model B ini menggunakan RAM sebesar 512 MB. RAM ini diletakkan menyatu dengan Prosessor.
  3. Power
    Untuk Catu Daya, Raspberry Pi menggunakan konektor Micro USB yang biasa digunakan pada Charger Smartphone Android. Catu daya ini bekerja pada tegangan 5V dengan arus minimal 2A agar Raspberry Pi bekerja secara maksimal.
  4. SD Card
    Bagian ini berfungsi untuk tempat memasukkan SD-Card yang sudah diisi dengan salah satu OS Raspberry Pi. OS tersebut adalah Raspbian, Pidora, Arch Linux, Raspbmc, Open ELEC, dan lain-lain.
  5. Port HDMI
    Port ini berfungsi untuk menampilkan OS Raspberry pada monitor atau TV yang mempunyai port HDMI.
  6. Port RCA
    Sama seperti port HDMI, port ini berfungsi untuk menampilkan OS Raspberry Pi, namun menggunakan Port Video untuk TV model lama.
  7. Led Indicator
    Terdapat 5 Led yang masing-masing berfungsi sebagai Indikator catu daya, proses kerja CPU, dan proses kerja jaringan.
  8. Port USB
    Selayaknya penggunaan pada komputer, port ini berfungsi untuk menyambungkan berbagai macam perangkat USB seperti Flash Disk, USB Dongle, USB Webcam, Card Reader, dan lain-lain.
  9. Konektor Audio
    Berfungsi sebagai konektor untuk Speaker atau Headset.
  10. Port LAN
    Untuk menghubungkan Raspberry Pi ke Jaringan melalui konektor RJ 45 dan kabel UTP.
  11. GPIO (General Purpose Input Output)
    Bagian ini merupakan salah satu keunggulan Raspberry Pi dengan Komputer mini sebelumnya, karena pengguna bisa memprogram pin-pin GPIO ini sesuai dengan kebutuhan mereka.

Konsep Dasar Bahasa Linux

1. Sejarah Linux

Menurut Hicks, Linus Torvalds memulai Linux, sebuah sistem operasi, sebagai sebuah proyek pribadi pada tahun 1991. Dia memulai proyek ini karena ingin menjalankan sistem operasi berbasis Unix tanpa terlalu mengeluarkan banyak uang. Sebagai tambahan, ia juga hendak mempelajari prosesor 386. Linux dirilis tanpa biaya kepada publik sehingga setiap orang bisa mempelajarinya dan membuat perbaikan dibawah lisensi General Public.

Saat ini, Linux telah berkembang menjadi sebuah pemain utama dalam pasar sistem operasi. Linux telah diporting untuk berjalan pada berbagai arsitektur, termasuk HP/Compaq Alpha, Sun SPARC dan UltraSPARC, dan Motorola Power PC chip (melalui komputer Apple Macinthos dan IBM RS/6000.) Ratusan, jika tidak ribuan pemrogram di seluruh dunia sekarang turut serta mengembangkan Linux. Linux menjalankan program-program seperti Sendmail, Apache, dan BIND, yang merupakan perangkat lunak yang sangat populer yang digunakan untuk menjalankan server-server internet. penting untuk diingat bahwa istilah “Linux” hanya merunjuk pada kernel inti dari sebuah sistem operasi. Inti ini bertanggung jawab untuk mengontrol prosesor, memori, hard drive, dan peripheral komputer Anda. Itu semua apa yang dikerjakan oleh Linux ia mengontrol operasi dari komputer Anda dan memastikan bahwa semua programnya bertindak sesuai dengan keinginan.

Berbagai macam perusahaan dan individual membundel kernel dan berbagai program bersama-sama untuk membuat sebuah sistem operasi. Kami menyebut setiap bundel tersebut sebuah distribusi Linux. Nama Linux merupakan kombinasi unik antara nama penciptanya dan nama sistem operasi yang menjadi targetnya (UNIX). Semuanya berawal dari sebuah sistem operasi bernama Minix. Minix dibuat oleh Profesor Andrew Tanenbaum. Minix adalah sistem operasi mirip UNIX yang bekerja pada PC.

Torvald adalah salah seorang mahasiswa di Universitas Helsinki yang menggunakan Minix. Walaupun cukup bagus, ia belum menganggap Minix memadai. Kemudian pada tahun 1991 ia membuat sistem operasi yang merupakan clone UNIX, yang diberi nama Linux. Seperti halnya Minix, Linux tidak menggunakan kode apapun dari vendor UNIX komersial, sehingga Torvalds mendistribusikan linux di internet secara bebas dan gratis.

Pada 5 Oktober 1991, Torvalds mengeposkan sistem operasinya di newsgroup comp.os.minix. Ia mengumumkan bahwa source code Linux tersedia dan meminta bantuan programmer-programmer lain untuk ikut mengembangkannya. Ketika itu Linux masih setengah matang, sistem operasi ini hanya bisa menjalankan sedikit perintah UNIX, seperti bash, gcc dan gnu-make. Saat Linux 1.0 diluncurkan pada 1994, sistem operasi ini telah cukup stabil dan memiliki banyak feature, seperti preemptive multitasking (kemampuan untuk membagi sumber daya CPU untuk banyak aplikasi) dan symmetric multiprocessing (kemampuan untuk membagi tugas di antara banyak CPU). Linux bahkan memiliki maskotnya sendiri yang oleh torvalds dijeaskan sebagai “Seekor penguin yang menggemaskan dan ramah, yang kekenyangan setelah makan banyak ikan hering”.

Pada 1996, tim pengembangan Linux yang ada diseluruh dunia mulai memberikan hasilnya. Tahun itu mereka telah membuat versi Linux untuk sejumlah versi hardware, dari Atari ST sampai Macintosh. Linux terus berkembang pesat, utamanya karena ada sejumlah distributor (seperti RedHat, Caldera, dan sebagainya) yang berkompetisi untuk berebut pangsa pasar. Oleh karena itu dibentuk kelompok bernama Linux Standard Base. Kelompok ini bekerja untuk memastikan bahwa beragam distribusi Linux yang ada tetap bisa menjalankan aplikasi yang sama dan saling berinteroperasi.

2. Distribusi Linux (Distro Linux)

“Distro LINUX adalah LINUX yang dibuat dengan memasarkan program tertentu berdasarkan source yang ada dan di kemas sedemikian rupa sehingga mempunyai tampilan atau fitur yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan si pembuat distro.” Ada distro yang berfokus pada server artinya distro tersebut lebih dioptimasi ke sistem server sehingga software atau program yang di paketkan adalah khusus untuk server saja contoh untuk distro ini antara lain, Trustix Secure Linux, Turbo Linux Server, Red Hat Enterprise Server, Server Optimize Linux (SOL), Mandrake Security dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Ketika pengguna Linux baru berkenalan dengan Linux, biasanya mereka terbentur pada masalah distro yang akan dipakai/dipilih. Secara garis besar distro Linux sama yaitu menggunakan 'kernel' Linux, perbedaannya hanya pada paket program, program instalasi, organisasi direktori dan berkas, program aplikasi dan utilitas tambahan. Distro Linux berbeda untuk kebutuhan yang berbeda. Dibawah ini merupakan beberapa distro Linux, diantaranya:

  1. Debian GNU atau Linux
    Debian GNU/Linux adalah distro non komersial yang dihasilkan oleh para sukarelawan dari seluruh dunia yang saling bekerjasama melalui internet. Distro ini menginginkan adanya semangat open-source yang harus tetap ada pada Debian. Kedinamisan distro ini membuat setiap rilis paket-paketnya di-update setiap waktu dan dapat di akses melalui utilitas apt-get. Apt-get adalah sebuah utilitas baris-perintah yang dapat digunakan secara dinamis untuk meng-upgrade sistem Debian GNU/Linux melalui apt-repository jaringan archive Debian yang luas.

    Ketika pengguna Linux baru berkenalan dengan Linux, biasanya mereka terbentur pada masalah distro yang akan dipakai/dipilih. Secara garis besar distro Linux sama yaitu menggunakan 'kernel' Linux, perbedaannya hanya pada paket program, program instalasi, organisasi direktori dan berkas, program aplikasi dan utilitas tambahan. Distro Linux berbeda untuk kebutuhan yang berbeda. Dibawah ini merupakan beberapa distro Linux, diantaranya:

  2. Redhat Linux
    Distributor paling populer di AS dan salah satu yang paling mudah digunakan. RedHat adalah distro yang cukup populer di kalangan pengembang dan perusahaan Linux. Dukungan-dukungan secara teknis, pelatihan, sertifikasi, aplikasi pengembangan, dan bergabungnya para hacker kernel dan free-software seperti Alan Cox, Michael Johnson, Stephen Tweedie menjadikan RedHat berkembang cepat dan digunakan pada perusahaan. Poin terbesar dari distro ini adalah Red Hat Package Manager (RPM). RPM adalah sebuah perangkat lunak untuk memanajemen paket-paket pada sistem Linux kita dan dianggap sebagai standar de-facto dalam pemaketan pada distro-distro turunannya dan yang mendukung distro ini secara luas.
  3. Caldera Open Linux
    Caldera Linux merupakan salah satu jenis linux yang dirancan untuk mempermudah pemakaian bagi penggunanya. Caldera sendiri dirancang dengan tampilan keseluruhan dengan grafis. Sejak saat kita melakukan penginstallan linux Caldera ini, hingga kita melakukan Setting Hardware semuanya dilakukan dengan tampilan grafis. yang mengagumkan dari Linux Caldera ini adalah pada saat kita melakukan penginstallan Linux Caldera ini, kita disuguhi game tetris untuk mengisi waktu yang luang, sambil menunggu transfer prigram yang berjalan. Selain itu Caldera merupakan jenis linux yang pertama yang menggunakan Auto-Detect Hardware (seperti plug and play pada Mac). Untuk penjelasan yang lebih lengkap dan juga informasi yang akurat anda dapat melihat di situs Caldera Linux.
  4. Turbo Linux
    Distribusi Linux paling populer di Asia yang menyediakan dukungan untuk set karakter khusus Asia. Turbo Linux merupakan salah satu distro Linux yang diminati oleh perusahaan dan perorangan di Jepang dan Asia. Produk berbasis Linux dengan kinerja tinggi ini dimanfaatkan untuk pasar workstation dan server terutama untuk penggunaan clustering dan orientasinya ke perusahaan. Beberapa produk-produknya: TurboLinux Workstation untuk desktop-nya, Turbo Linux Server untuk backend server dengan kinerja tinggi terutama untuk penggunaan bisnis di perusahaan, e-commerce dan transaksi B2B (Business to Business).
  5. Corel Linux

    Corel Linux merupakan salah satu sistem operasi berbasis Linux yang dibuat oleh salah satu distribusi Linux, yaitu Debian. Corel Linux sama seperti Linux lainnya, mendukung sistem operasi sistem open source dibawah naunan GNU. Corel Linux dapat anda beli Via internet dengan harga yang sangat terjangkau, jauh dari harga linux OS lainnya. Corel Linux dapat langsung di instal dengan atau tanpa sistem operasi yang lain. Corel Linux juga bisa di install pada partisi dan file sistem windows, yang menjadikan Corel Linux seolah-olah adalah program aplikasi Windows. Salah satu yang menarik dari Corel Linux adalah Semuanya serba grafis. Corel Linux juga dirancang sebagai end-User.

    Pada Corel Linux semuaya serba grafis, dimulai pada saat prosedur Instalasi hingga boot sistem. Anda tidak akan menemukan basis text seperti yang ada di Linux lainnya, atau juga windows yang masih basis text. Di corel Linux semuanya serba disederhanakan. bahkan sampai pada setting jaringan pun lebih mudah dari pada setting jaringan pada Windows. Akan tatapi ada sedikit kekurangan pada Corel Linux ini, terutama bagi pengguna yang sudah mahir. Mereka akan binging dengan tampilan yang serba grafis yang diberikan oleh Corel Linux. Untuk Informasi yang lebih detail anda dapat mengunjugi di situsnya yaitu di situs Corel Linux.

Konsep Dasar Energi Bunyi

Menurut M. Iqbal Ramli (2017:66)[25] bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil perambatan energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar memancarkan gelombang-gelombang `longitudinal ke segala arah melalui medium baik padat, cair maupun gas.

Konsep Dasar Relay

Menurut Daniel Alexander Octavianus Turang (2015)[26] Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan-rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka.

Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut. Kumparan elektromagnet Saklar atau kontaktor Swing Armatur Spring (Pegas).

Konsep Dasar Webcam Logitech C170

1. Definisi Webcam Logitech C170

Teknologi Logitech Fluid Crystal, inilah yang membuat webcam Logitech lebih baik. Video yang lebih mulus, gambar lebih tajam, warna lebih mantap, dan suara lebih jernih dalam kondisi dunia-nyata.

Dengan pengaturan plug-and-play yang sederhana, yang dapat melakukan panggilan video dengan cepat pada sebagian besar IM utama, program IM (instant messaging), atau aplikasi komunikasi dengan tampilan video pada PC. Webcam juga digambarkan sebagai kamera video digital yang sengaja didesain sebagai kamera dengan resolusi rendah.

Gambar 2.9 Webcam Logitech C170


Sumber: https://www.logitech.com/id-id/product/webcam-c170

Spesifikasi Camera Logitech C170

  1. Panggilan video (640 x 480 piksel) dengan sistem yang direkomendasikan

  2. Merekam video: Hingga 1024 x 768 piksel

  3. Teknologi Logitech Fluid Crystal

  4. Foto: Hingga 5 megapiksel (ditingkatkan menggunakan perangkat lunak)

  5. Mikrofon bawaan dengan pengurangan noise

  6. Bersertifikat Hi-Speed USB 2.0 (direkomendasikan)

  7. Klip universal cocok dengan berbagai laptop, monitor LCD atau CRT

Perangkat lunak webcam Logitech

  1. Kontrol pan, miring, dan zoom

  2. Merekam video dan memotret foto

  3. Penelusuran wajah

  4. Pendeteksian gerakan

Konsep Dasar D-Link

Gambar 2.10 D-Link DWA 127


Sumber: ftp://ftp.dlinkla.com/pub/DWA-127/DWA-127_B1_Datasheet_02(HQ).pdf

1. Definisi D-Link DWA-127

D-Link DWA-127 adalah sebuah alat untuk menangkap atau menerima signal di dalam jangkauan area WiFi atau hotspot, melalui koneksi USB komputer atau notebook, WiFi adapter DWA-127 ini menggunakan teknologi Wireless N 150, yang menawarkan kecepatan lebih tinggi dan jangkauan yang lebih besar daripada 802.11g / b yang menyediakan dengan koneksi nirkabel yang lebih cepat dan lebih andal.

DWA-127 Wireless N 150 High-Gain USB Adapter memiliki antena gain tinggi yang menyediakan penerimaan sinyal yang dikuatkan, sehingga Anda dapat menikmati jangkauan nirkabel melalui jarak yang lebih luas daripada dengan adaptor nirkabel biasa. Antena juga dapat diputar sehingga Anda dapat menghilangkan titik mati dengan menyempurnakan posisi antena untuk mendapatkan konektivitas nirkabel terbaik yang tersedia

Kelebihan:

Teknologi Nirkabel 802.11n Memanfaatkan sepenuhnya kekuatan router Wireless, antena gain tinggi yang dapat diputar memberikan keunggulan cakupan ke adaptor nirkabel biasa. Wireless N memberikan kinerja yang signifikan meningkatkan lebih dari 802.11g sambil mempertahankan kompabilitas1.

Kekurangan:

Untuk kekurangan alat ini, adalah ukuran yang relative besar. Selain itu colokan USB-nya masih memakai tutup. Alangkah lebih baiknya jika menggunakan sistem "push-out" (tanpa tutup) seperti yang ada di flashdisk, sehingga tidak terjadi tutup yang hilang.

2.2.8 Konsep Dasar Speaker

Menurut Suyanto (2013)[27] Speaker adalah perangkat elektronika yang terbuat dari logam dan memiliki membran, kumparan, serta magnet sebagai bagian yang saling melengkapi. Tanpa adanya membran, sebuah speaker tidak akan mengeluarkan bunyi, demikian juga sebaliknya. Fungsi tiap bagian pada speaker saling terkait satu sama lain.:

Jenis-jenis speaker berdasarkan frekuensi:

  1. Sub woofer
    Merupakan jenis speaker yang mampu menghasilkan frekuensi suara 20Hz - 200Hz, Sehingga kita dapat mendengarkan nada rendah atau full bass. Biasanya sub woofer dipasang pada speaker aktif komputer, speaker mobil, speaker aktif ruangan dan sebagainya. Untuk pemasangannya tentu membutuhkan box terpisah dengan speaker lainnya. Karena getaran yang dihasilkan cukup tinggi, makanya dibuatkan box tersendiri.
  2. Woofer
    Merupakan jenis speaker yang dapat menghasailkan frekuensi rendah yaitu sekitar 40Hz - 1000Hz. Maka suara yang dihasilkan juga akan ngebass. Jenis ini banyak sekali kita temukan di hampir semua jenis speaker aktif ruangan. Jenis ini banyak sekali dijual ditoko-toko elektronik. Disamping itu speaker ini memiliki ukuran yang bermacam-macam, misalnya 4 Inch, 6 Inc, 8 Inc, 10 Inc, 12 Inc dan sebagainya. Untuk hasil suara yang bagus tentu harus dipasang pada box dan biasanya digabung dengan midrange dan tweeter.
  3. Midrange
    Jenis speaker ini mampu menghasilkan frekuensi menengah sekitar 500Hz - 5000Hz. Oleh sebab itu suara yang dihasilkan terdengar jelas seperti suara kita. Biasanya jenis ini banyak kita temukan pada speaker aktif 3 way.
  4. Tweeter
    Tweeter yaitu jenis speaker yang menghasilkan frekuensi sekitar 5000Hz-20.000Hz. Sehingga suara yang dihasilkan akan sedikit melengking.
  5. Full range
    Full range merupakan jenis speaker yang mampu menghasilkan nada rendah, menengah maupun tinggi. Oleh sebab itu jenis ini sering digunakan untuk speaker sound system atau luar ruangan. Karena suara yang dihasilkan dapat terdengar dikejauhan.


Literature Review

Menurut Meta Amalya Dewi dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125)[28], Metode literature review dilakukan untuk menunjang 54 metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain:

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Adapun literaute review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu: :

  1. Pemaparan yang dilakukan oleh Aries Martono dari Kantor Administrasi Bandar Udara Kelas I Juanda Direktorat Jendral Perhubungan Udara Dihadapan Civitas Academia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya Kampus C, yang berjudul “Gangguan Burung Di Bandara Dan Sekitarnya” tahun 2007 (Setelah diamandemen data 2013). Penelitian ini membahas tentang kejadian Bird Strike dan masalahnya.

  2. Jurnal yang ditulis oleh Rendy Dartha Nugraha dan Firdaus dari Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas Padang Sumatera Barat yang berjudul “RANCANG BANGUN MOBILE ROBOT PENGIKUT MANUSIA BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS MINI PC”. Penelitian ini membahas tentang Mobile robot yang dibuat dapat melakukan proses pengolahan citra dari warna objek yang ditangkap oleh webcam, sehingga dapat mengenali warna objek yang diikuti. Proses pengolahan citra akan di proses di dalam Raspberry Pi sebagai pusat kontrol, yang akan menggerakkan motor pada mobile robot.

  3. Jurnal yang ditulis oleh Tauriq Djasa Permana Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Bandung yang berjudul “SISTEM MONITORING MENGGUNAKAN MINI PC RASPBERRY PI”. Penelitian ini membahas tentang keperluan sistem monitoring mempermudah pengguna dalam melakukan monitoring tempat, seperti rumah.

  4. Jurnal yang ditulis oleh Arief Budi Laksono dan A. Rifqi Zulfahmi Zahhidi dari Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan yang berjudul “Rancang Bangun Alat Pengusir Burung Pemakan Padi Berbasis Mikrokontroller Atmega328 Dengan Sel Surya”. Penelitian ini membahas tentang Program pada mikrokontroller Atmega328 menggunakan asembler atau C, sensor PIR digunakan untuk menangkap pergerakan burung. Untuk mengusik kehadiran burung menggunakan sirine yang mampu mengeluarkan suara dengan keras.

  5. Pemaparan yang dilakukan oleh Aries Martono dari Kantor Administrasi Bandar Udara Kelas I Juanda Direktorat Jendral Perhubungan Udara Dihadapan Civitas Academia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya Kampus C, yang berjudul “Gangguan Burung Di Bandara Dan Sekitarnya” tahun 2007 (Setelah diamandemen data 2013). Penelitian ini membahas tentang kejadian Bird Strike dan masalahnya.

  6. Jurnal yang ditulis oleh Alvin Antonius, Dedi Triyanto dan Ikhwan Ruslianto dari Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak yang berjudul “PENERAPAN PENGOLAHAN CITRA DENGAN METODE ADAPTIVE MOTION DETECTION ALGORITHM PADA SISTEM KAMERA KEAMANAN DENGAN PUSH NOTIFICATION KE SMARTPHONE ANDROID”. Penelitian ini membahas tentang membangun sebuah sistem kamera pengawas yang juga dapat berperan aktif dalam proses pencegahan tindak kriminal seperti pencurian. Sistem kamera pengawas yang dibuat menggunakan Raspberry Pi sebagai mesinnya. Sistem menggunakan OpenCV untuk proses pengolahan citra dengan metode Adaptive Motion Detection untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu gerakan.

  7. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Lohit Ujjainiya and M. Kalyan Chakravarthi dari School of Electronics Engineering, VIT University, Chennai, India. Pada tahun 2015 yang berjudul “RASPBERRY – PI BASED COST EFFECTIVE VEHICLE COLLISION AVOIDANCE SYSTEM USING IMAGE PROCESSING”. Vol. 10, No. 7 April 2015 ISSN 1815-6608. Penelitian ini membahas tentang dasarnya merancang sistem yang efektif untuk lingkungan real time, yang mendeteksi adanya hambatan di jalur kendaraan, dalam karya diusulkan Raspberry Pi kamera modul yang digunakan uelintuk objek deteksi dan gambar akuisisi.

  8. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Stevan O. N. Silva dan Luciano Silva dari Universidade Presbiteriana Mackenzie, São Paulo – SP – Brasil yang berjudul “A LINUX MICROKERNEL BASED ARCHITECTURE FOR OPENCV IN THE RASPBERRY PI DEVICE”. Penelitian ini membahas tentang perkembangan arsitektur tertanam berdasarkan sistem Linux dan OpenCV Perpustakaan, difokuskan pada efektif penggunaan perangkat keras, melalui pemilihan fitur tertentu diperlukan oleh Perpustakaan ini dan bertujuan untuk peningkatan kinerja. Konsep diterapkan ke komputer papan tunggal Raspberry Pi dan beberapa tes berjalan membandingkan kernel Linux dimodifikasi dengan yang asli.

  9. Jurnal Internasioanal yang ditulis oleh Jukka-Pekka Nikolajeff dari Cranfield University, School of Engineering, Trafi Research Reports 7/2014 yang berjudul “Analysis of the Bird Strike Reports Received by the Finnish Transport Safety Agency between the Years 2000 and 2011”. Penelitian ini membahas tentang sejak orang mulai terbang, tabrakan burung menjadi masalah keamanan utama. Ratusan kebakaran burung dilaporkan dilaporkan setiap tahun dan konsekuensinya bervariasi dari pilot yang ketakutan hingga kehancuran total pesawat.

  10. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Priya B. Patel dan Viraj M. Choksi dari Foundation of Computer Science FCS, New York, USA yang berjudul “Smart Motion Detection System using Raspberry Pi”. Penelitian ini membahas tentang Pyroelectric Infrared (PIR) sensor digunakan sebagai pemicu kehadiran orang-orang yang sederhana namun kuat. Sistem ini sangat cocok untuk pengawasan daerah pribadi kecil yaitu kantor pribadi kabin, ruang ganti bank, parkir masuk. Setiap kali gerakan terdeteksi melalui sensor PIR di dalam kamar gambar ditangkap melalui kamera dan sementara disimpan dalam modul raspberry pi.

  11. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Shyam Narayan Patel dan V. Prakash dari School of Electronics Engineering VIT University Chennai, India yang berjudul “Autonomous Camera based Eye Controlled Wheelchair system using Raspberry-Pi”. Penelitian ini membahas tentang sistem diimplementasikan memungkinkan orang cacat untuk mengendalikan kursi roda tanpa bantuan dari orang lain. Dalam sistem ini mengendalikan dari kursi roda yang dilakukan berdasarkan gerakan mata. Kamera terpasang di depan pengguna, untuk menangkap gambar dari salah satu dari Mata (kiri atau kanan) dan melacak posisi murid mata dengan menggunakan teknik pengolahan gambar. Menurut posisi mata, roda bermotor akan diarahkan untuk memindahkan kiri, kanan dan maju. Selain itu, untuk tujuan keselamatan sensor ultrasonik sudah terpasang di depan kursi roda untuk mendeteksi hambatan dan secara otomatis menghentikan gerakan kursi roda.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Angkasa Pura 1

Sejarah Singkat Angkasa Pura 1

Sejarah PT Angkasa Pura I (Persero) - atau dikenal juga dengan Angkasa Pura Airports - sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di Indonesia bermula sejak tahun 1962. Ketika itu Presiden RI Soekarno baru kembali dari Amerika Serikat. Beliau menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum agar lapangan terbang di Indonesia dapat setara dengan lapangan terbang di negara maju.

Tanggal 15 November 1962 terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. Tugas pokoknya adalah untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri selain penerbangan domestik.

Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20 Februari 1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil alih secara penuh aset dan operasional Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta dari Pemerintah RI. Tanggal 20 Februari 1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi perusahaan.

Pada tanggal 17 Mei 1965, berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 tentang Perubahan dan Tambahan PP Nomor 33 Tahun 1962, PN Angkasa Pura Kemayoran berubah nama menjadi PN Angkasa Pura, dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia.

Secara bertahap, Pelabuhan Udara Ngurah Rai - Bali, Halim Perdanakusumah (Jakarta), Polonia (Medan), Juanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), dan Sultan Hasanuddin (Ujungpandang) kemudian berada dalam pengelolaan PN Angkasa Pura. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 37 tahun 1974, status badan hukum perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum).

Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987, nama Perum Angkasa Pura diubah menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura I. Hal ini sejalan dengan dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang secara khusus bertugas untuk mengelola Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Kemudian, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT Angkasa Pura I (Persero). Saat ini, Angkasa Pura Airports mengelola 13 (tiga belas) bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia, yaitu:

  1. Bandara I Gusti Ngurah Rai - Denpasar

  2. Bandara Juanda - Surabaya

  3. Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

  4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan

  5. Bandara Frans Kaisiepo - Biak

  6. Bandara Sam Ratulangi - Manado

  7. Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin

  8. Bandara Adisutjipto - Yogyakarta

  9. Bandara Adi Soemarmo - Surakarta

  10. Bandara Ahmad Yani - Semarang

  11. Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah

  12. Bandara Pattimura - Ambon

  13. Bandara El Tari - Kupang

Selain itu, Angkasa Pura Airports saat ini memiliki 5 (lima) anak perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura Properti, PT Angkasa Pura Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT Angkasa Pura Retail.

Visi-Misi Angkasa Pura 1

VISI

“menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola bandar udara terbaik di asia”

MISI

  1. Meningkatkan nilai pemangku kepentingan

  2. Menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi

  3. Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan

  4. Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan inovasi

  5. Memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan hidup

Struktur Organisasi Angkasa Pura 1

Gambar 3.1

Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan alat pengusir burung dengan Raspberry Pi ini dibuat diharapkan akan terciptanya beberapa dampak positif yang dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Memberikan fasilitas yang dapat membantu mempermudah proses penerbangan di bandar udara.

  2. Membuat kenyamaan bagi pengguna jasa peenerbangan agar tidak terjadi keterlambatan jam terbang yang sudah di tetapkan.

  3. Meminimalisir sekecil mungkin angka kejadian bird strike.

Tujuan Hasil Perancangan

a) Bagi Pengguna Jasa Penerbangan

  1. Memberikan rasa aman terhadap seluruh pengguna jasa penerbangan

  2. Mempersingkat waktu penerbangan dalam mengatasi kejadian bird strike.

b) Bagi Perusahaan

  1. Mempermudah jalannya sistem penerbangan di bandara.

  2. Memberikan data burung yang tedapat di daerah landsan pacu bandara.

Analisa Sistem

Analisa Sistem yang Berjalan

Pada sistem yang berjalan pada bandar udara Adisutjipto Yogyakarta masih menggunakan metode manual, yang dilakukan dengan cara mengusir burung menggunakan mobil yang dipasang speaker yang mengeluarkan suara hewan-hewan buas.

Analisa Sistem Unggulan

Pada analisa sistem usulan ini peneliti membuat alat pengusir burung menggunakan Raspberry Pi untuk megusir burung yang ada dilandasan pacu secara langsung, yang dimana alat pengusir burung ini ditempatkan disekitar landasan pacu bandara guna meningkatkan kinerja sistem penerbangan pesawat di bandar udara Adisutjipto Yogyakarta.

Cara Kerja Alat

Cara kerja alat ini cukup sederhana menggunakan Raspberry Pi untuk menyatukan semua perangkat seperti camera, relay, dan alat yang mengeluarkan gelombang frekuensi, dan ketika perangkat tersebut sudah berjalan. Camera sebagai media pemantauan burung dijadikan penangkap objek untuk mendeteksi burung, maka akan langsung menginstruksikan relay untuk mengaktifkan gelombang frekuensi. Jika ingin melihat burung apa saja yang ada disekitaran landasan pacu hanya perlu membuka terminalnya raspberry pi dan mengetikan perintah yang telah dibuat.

Diagram Blok

Pada intinya sebuah alat pengusir burung terdiri dari banyak perangkat. Maka untuk menyederhanakan dalam menganalisa dipakai blok diagram. Dimana tiap-tiap komponen digambarkan oleh sebuah kotak yang mempunyai input dan output, sedangkan didalamnya dituliskan bentuk transfer fungsi dari komponennya. Agar mudah dimengerti maka peneliti membuat diagram blok dan alur kerjanya.

Diagram Blok

Keterangan dan penjelasan Diagram Blok diatas adalah sebagai berikut:

  1. Raspberry Pi sebagai mikroprosesor yang menyatukan perangkat seperti camera, relay 5v, dan alat yang mengeluarkan gelombang frekuensi.

  2. Adaptor 5V 2A merupakan perangkat untuk menggangkat daya saat menyalakan Raspberry Pi.

  3. Mouse dan Keyboad merupakan perangkat yang berfungsi sebagai input Raspberry Pi.

  4. Monitor merupakan perangkat untuk menampilkan sistem operasi Raspberry Pi.

  5. Camera Logitech merupakan perangkat media mendeteksi objek.

  6. Relay 5V merupakan perangkat saklar on dan off arus listrik.

  7. Frequency Band merupakan perangkat yang mengeluarkan gelombang frekuensi 100Hz-3000Hz.

  8. D-Link Wireless USB Adapter merupakan perangkat yang menangkap atau menerima signal di dalam area Wifi atau hotspot.

Pembuatan Alat

Pada perancangan alat pengusir burung yang peneliti buat ini meliputi perancangan keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan sistem alat adalah seperti yang ditunjukan pada gambar 3.2 dari sistem alat yang dirancang akan mewujudkan prototipe alat pengusir burung Berbasis Raspberry Pi Pada Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta.


Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Dalam perancangan perangkat keras ini di butuhkan beberapa alat dan bahan penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah:

  1. Monitor

  2. SD Card

  3. Adaptor 2A

  4. Software Win32 Disk

  5. Raspberry Pi

  6. Perangkat yang mengeluarkan gelombang frekuensi

  7. Keyboad dan Mouse

  8. Relay 5V dan D-Link Wireless USB Adapter

Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Dalam perancangan perangkat lunak (software) ini, terdapat beberapa langkah:

1. Menginstall OS Raspbian Pada Micro SD

Setelah mendownload Raspbian image kemudian masukan micro SD pada computer windows dan Buka Win32DiskImager.exe kemudian pilih file Raspbian yang sudah di ekstrak pada image file dan pilih lokasi micro SD pada Device lalu pilih Write untuk mulai menuliskan file imager Raspbian pada Micro SD.

Gambar 3.3 Tampilan Win32 Disk Imager

Gambar 3.4. Tampilan Proses Install

Gambar 3.5. Tampilan Proses Install Selesai

Setelah proses instalasi selesai lepas sd card dari laptop kemudian pindahkan ke raspberry dan hubungkan adapter dan monitor.

2. Konfigurasi Raspberry Pi

Setelah proses install OS selesai, lalu ke tahap konfigurasi Raspberry Pi dengan langkah awalnya “sudo raspi-config”. Sudo diperlukan karena akan mengubah file yang tidak dimiliki sebagai pengguna pi.

Gambar 3.6. Tampilan Layar Utama Raspi-Config

Raspi-config bertujuan untuk menyediakan fungsi-fungsi untuk membuat perubahan konfiurasi yang paling umum. Beberapa opsi memerlukan reboot untuk diterapkan.

Berikut adalah beberapa configurasi untuk raspberry pi

  1. Mengkonfigurasi Zona Waktu

    Lakukan konfigurasi waktu untuk sistem dengan cara ketikkan configure-timezone kemudian pilih Zona Central.

    Gambar 3.7 Tampilan Konfigurasi Time Zona Data

    Kemudian lakukan pengaturan zona waktu untuk Asterisk dengan mengetikkan perintah pada terminal Raspberry Pi “cp/usr/share/zoneinfo/US/Central/etc/localtime”.

  2. Mengubah Password

    Gambar 3.8 Tampilan Mengubah Password

  3. Pilihan internasionalisasi (bahasa, lokasi, keyboard layout)

    Gambar 3.9 Tampilan Mengubah Lokasi dan Keyboard Layout

  4. Mengubah Hostname

    Gambar 3.10 Tampilan Mengubah Hostname

3. Remote Raspberry Pi di Windows

Untuk dapat mengoperasikan Raspberry Pi di windows dibutuhkan aplikasi bernama Putty. Aplikasi ini berjalan berbasis text dan sedangkan aplikasi yang berjalan dengan GUI (Graphical User Interface) dibutuhkan aplikasi Remote Desktop Connection, pada umunya aplikasi ini udah terpasang pada windows ketika menginstall sistem operasi windows. Berikut beberapa langkahnya:

  1. Mengetahui IP Address Raspberry Pi

    Mengetahui IP Address Raspberry Pi dengan cara mengetikan perintah “sudo ifconfig” pada terminal Raspberry Pi.

    Gambar 3.11 Tampilan Sudo ifconfig

  2. Memasukan IP Address Raspberry Pi Pada Aplikasi Putty Cari aplikasi Putty.

    Gambar 3.12 Tampilan Aplikasi Putty

  3. Buka Aplikasi Putty

    Masukan IP address Raspberry Pi yang telah diketahui lalu klik open.

    Gambar 3.13 Tampilan Putty Configuration

  4. Aplikasi Putty Berhasil Login

    Setelah mengklik open dan berhasil, lalu masukan username dan password Raspberry Pi yang telah dibuat.

    Gambar 3.14 Tampilan Terminal Raspberry Pi di Putty

  5. Aplikasi Remote Desktop Connection

    Cari aplikasi Remote Desktop Connection yang terdapat pada menu windows.

    Gambar 3.15 Tampilan Aplikasi Remote Desktop Connection

  6. IP Address Raspberry Pada Remote Desktop Connection

    Setelah masuk ke tampilan Remote Desktop Connection, masukan IP address Raspberry Pi yang telah diketahui lalu pilih connect.

    Gambar 3.16 Tampilan Remote Desktop Connection IP Address

  7. Username Dan Password Raspberry Pi Pada Remote Desktop Connection

    Setelah berhasil memasukan IP address dan masuk ke tampilan login remote desktop connection masukan username dan password Raspberry Pi yang telah dibuat.

    Gambar 3.17 Tampilan Login Remote Desktop Connection

  8. Aplikasi Remote Desktop Connection Berhasil Login

    Tampilan setelah berhasil login pada remote desktop.

    Gambar 3.18 Tampilan Raspberry Pi Pada Remote Desktop Connection

Flowchart Sistem

Pada pembuatan sebuah sistem alat pengusir burung diperlukan sebuah gambar yang akan dapat menjelaskan alur atau langkah-langkah dari sebuah kerja sistem yang dibuat, sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar proses kerja sebuah sistem merupakan gambar dari sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah-langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart sebagai berikut:

Gambar 3.19 Flowchart Sistem


User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun alat yang diinginkan.

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasrifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.1 terdapat 1 non functional opsinya Inessential (I) dan 3 functional opsinya Inessential (I) harus dieliminasi. Semua requirement tersebut adalah bagian dari sistem yang dibahas, namum sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, alat pengusir burung yang berbasis Raspberry Pi ini dapat bekerja dengan baik.

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

  1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting) Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan.

  2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting) Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi) Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut:

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T (Technical)

Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

O (Operational)

Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimanakah cara kerja dari sistem yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

E (Economic)

Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

L (Low)  : Mudah untuk dikerjakan.

M (Middle)  : Mampu untuk dikerjakan.

H (High)  : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

Final Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan alat pengusir burung berbasiskan Raspberry Pi. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dapat dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.4 Final Elisitasi


BAB IV

HASIL DAN UJI COBA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan perangkat, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian dan hasil yang diinginkan.

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan remote Raspberry Pi melalui Putty dan Remote Desktop Connection yang dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan konfigurasi yang salah.
  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.
  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan atau error. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan uji coba yang akan dilakukan dan dapat dilihat pada sub sub berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian black Box Prototipe Alat Pengusir Burung Berbasis Raspberry Pi Pada Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, untuk pengujian pada sistem sebagai berikut:

Pengujian Black Box Pada Saat Remote Desktop Connection

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Masuk Remote Desktop Connection

Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Camera Logitech

Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Camera Logitech

Pengujian Black Box Pada Relay 5V, Camera Logitech, Dan Frequency Band

Tabel 4.3 Pengujian Black Box Pada Relay 5V, Camera Logitech, dan Frequency Band

Pengujian Black Box Kamera Mendeteksi dan Frequency Band ON

Tabel 4.4 Pengujian Black Box Kamera Mendeteksi Objek

Uji Coba Hardware

Pengujian Frequency Band

Pada uji coba ini adalah pengujian Frequency Band, apakah Frequency Band berjalan sebagaimana mestinya pada “Prototipe Alat Pengusir Burung Berbasis Raspberry Pi Pada Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Frequency Band ini digunakan sebagai pengusir burung, dalam penggunaannya Frequency Band ini mengeluarakan gelombang 100Hz-3000Hz lebih.

Gambar 4.1 Pengujian Frequency Band

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Frequency Band

Pengujian Relay 5V

Pada pengujian Relay 5V dilakukan sebagai saklar untuk mengaktifkan apakah Frequency Band berjalan dengan lancar tanpa masalah. Agar proses pengusiran burung berjalan dengan sesuai yang diharapkan. Relay 5V dipasang pada pin GPIO (General Purpose Input Output) Raspberry Pi yang terdiri dari pin VCC, GND dan INT.

Gambar 4.3 Pengujian Relay 5V

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Relay 5V

Pengujian Camera Logitech

Pengujian pada Camera Logitech Raspberry Pi dilakukan untuk mendeteksi burung apakah kamera berjalan dengan lancar tanpa masalah serta untuk mengetahui kualitas stream video agar proses pengusiran berjalan dengan sesuai yang diinginkan. Camera Logitech dipasang pada port khusus kamera di Raspberry pi.

Gambar 4.5 Pengujian Camera Logitech

Gambar 4.6 Hasil Pengujian Camera Logitech

Flowchart Program Yang Diusulkan

Flowchart tentang sistem yang diusulkan ini mulai dari pendaftaran IP client baru sampai dengan melakukan panggilan ke client yang telah terdaftar.

Gambar 4.7 Flowchart yang diusulkan

Dapat dijelaskan pada gambar 4.9 flowchart sistem yang diusulkan diatas terdiri:

  1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada aliran proses flowchart, yang berarti mulai dan selesai.inisialisasi dengan memasukan perintah npm init pada terminal.

  2. Terdapat 2 (dua) simbol decision, yang bertujuan untuk menunjukan apakah alat berjalan dengan normal, apakah camera mendeteksi burung, bila tidak camera akan tetap ready dan apabila mendeteksi burung camera akan meninstruksikan Raspberry Pi kepada Relay untuk menghidupkan Frequeny Band.

  3. Terdapat 1 (satu) Process, yang menyatakan bahwa mulai nya instalasi alat untuk memproses mendeteksi burung, bila tidak terdeteksi tetap ready.

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program dengan apa yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak Camera Logitech Pada Raspberry Pi

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah konfigurasi OpenCV yang merupakan perangkat lunak untuk melakukan stream pada Camera Logitech, dan juga mengaplikasikan hanya objek burung saja yang dapat menghidupkan Frequency Band. Pada perancangan perangkat lunak ini menggunakan bahasa pemrograman Python yang dimana listing programnya diubah sesuai kebutuhan user. Berikut tampilan jendela programnya

Gambar 4.8 Tampilan Listing Program

Adapun tahap yang akan dilakukan adalah mengunduh library program, mengecek apakah ada kesalahan dalam proses pengunduhan program library, setelah itu mengextract file program ke dalam Raspberry Pi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Gambar 4.9 Download File Program Pada Raspberry Pi

Konfigurasi Sistem Usulan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware maupun software yang digunakan untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Adapun perangkat keras (hardware) sebagai berikut:

  1. Microsoft Office 2016

  2. Google Chrome

  3. OS Raspbian Stretch

  4. Putty

  5. Remote Desktop Connection

  6. Python

  7. SD Card Formatter

  8. Draw.io

Keunggulan dan Kelemahan

Pada tahap uji coba yang telah dilakukan menggunakan metode Black Box didapatkan beberapa keunggulan dan kelemahan yang disimpulkan sebagai berikut:

Keunggulan Sistem yang Diusulkan

Keunggulan dari “Prototipe Alat Pengusir Burung Berbasis Raspberry Pi Pada Bandar Udara Internasional Yogyakarta diantaranya adalah:

  1. Mudah digunakan karena memang untuk cara penggunaan yang ditempatkan disekitar landasan penerbangan.

  2. Dapat menjadi sebuah sistem alat pengusir burung yang menjaga keamanan landasan penerbangan.

  3. Menampilkan video secara realtime, sehingga dapat langsung mengetahui burung yang terdapat disekitar landasan penerbangan.

  4. Penanganan cepat sehinga semua pekerjaan dapat diselesaikan secara optimal.

Kelemahan Sistem yang Diusulkan

Kelemahan dari alat pengusir burung menggunakan Raspberry Pi setelah dilakukan uji dengan metode Black Box diantaranya adalah:

  1. Frekuensi yang belum tepat terhadap burung.

  2. Penggunaan Raspberry Pi 3 tipe B dengan RAM 1 GB membuat alat pengusir burung menjadi berjalan lebih lambat ketika trafic video tinggi.

  3. Belum bisa tersimpannya video yang diinginkan.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merelisasikan dari sistem yang dirancang, yaitu dengan diawali dari tahap pengumpulan data-data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapanya.

Jadwal Penelitian

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga “Prototipe Alat Pengusir Burung Berbasis Raspberry Pi Pada Bandar Udara Internasional Yogyakarta” yang dirancang dan dibuat, peneliti melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi peneliti. Adapun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8pengolahan jadwal proses pembuatan sistem

Estimasi Biaya

Berikut ini adalah rincian biaya yang dikeluarkan dari pembuatan alat pengusir burung dengan Raspberry Pi ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6 Estimasi Biaya Yang Dikeluarkan


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari perancangan dan ujicoba yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

  1. Prototipe alat pengusir burung ini merupakan rancangan yang tepat untuk mengusir burung pada landasan penerbangan pesawat yang dibutuhkan oleh Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta.

  2. Prototipe dengan menggunakan Raspberry Pi ini membantu meningkatkan proses pengusiran burung lebih cepat dan efisien bagi Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta.

  3. Prototipe ini sangat berguna untuk melihat data burung yang dapat diakses secara realtime melalui dekstop.


Saran

Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan yaitu:

  1. Prototipe tersebut ditambahkan fitur imwrite menggunakan Python pada Raspberry Pi sehingga dapat menyimpan video yang diinginkan.

  2. Gunakan kamera yang berkualitas agar saat melakukan stream, video yang dihasilkan lebih maksimal.




DAFTAR PUSTAKA

  1. Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. PT Asdi Mahasatya: Jakarta
  2. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta
  3. Rusdiana, A., & Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
  4. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta
  5. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta
  6. Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika
  7. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset: Bandung.
  8. Darmawan. Deni. Verzello/John Reuter III. 2013. “Sistem Informasi Manajemen”. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
  9. Adiguna.Arel Riedsa Adiguna, Mochamad Chandra Saputra, Fajar Pradana. 2018. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Gudang pada PT Mitra Pinasthika Mulia Surabaya.Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 2, No. 2,
  10. Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  11. Sumber : Yatini,indra .2014. Flowchart, Algoritma dan Pemrograman. Bina ilmu : 50-52
  12. Sagita, Vina, Maria Irmina Prasetiyowati. 2013. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer Moore Dalam Pencarian String. Jurnal Untimatics, Vol IV, No.1, Juni 2013
  13. Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma. Turang, Daniel Alexander Octavianus. 2015. Pengembangan Sistem Relay Pengendalian dan Pengehmatan Pemakaian Lampu Berbasis Mobile. Seminar Nasional Infomatika, UPN Veteran Yogyakarta. 14 November 2015
  14. 14,0 14,1 14,2 14,3 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur.
  15. Amin. Zaenal, dan Santoso. Yudi. Pemodelan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT. Nutech Pundi Arta. Jakarta: Universitas Budi Luhur.
  16. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup & Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja.CCIT Journal. Volume.8 No.2, Januari 2015.
  17. Siddiq, Asep Jafar 2012. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
  18. Darmawan, Deni. 2013."Sistem Informasi Manajemen". Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
  19. Darmini, N. & Widyaningtyas, R.S., 2014. Informed Consentatas Tindakan Kedokteran Di Rumah Sakit Grhasia Pakem Yogyakarta. Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 26(2), p.234.
  20. Simarmata, 2010:64."Rekayasa Perangkat Lunak”. Yogyakarta: Andi offset.
  21. Arif. Mohd, Sarwar. Saoud. 2015. Identification of Requirements using Goal Oriented Requirements Elicitation Process. International Journal of Computer Applications. Vol 120, No.15, Juni 2015.
  22. 22,0 22,1 Martono, Aries. 2013. Gangguan Burung Di Bandara Dan Sekitarnya. Kantor Administrator Bandar Udara Kelas 1 Juanda. Offset: Surabaya
  23. Hakim, Malik Abdillah Ibnul, and Yeffry Handoko Putra. "Pemanfaatan Mini PC Raspberry Pi Sebagai Pengontrol Jarak Jauh Berbasis Web Pada Rumah." Teknik Komputer Unikom, Bandung (2013).
  24. Richardson, Matt dan Wallace, Shawn. 2013. "Programming the Raspberry Pi, Getting Started with Python" USA: Mc Graw Hill Companies.
  25. Ramli, Iqbal, and Irfan Irfan. "Perancangan Sound Energy Harvesting Berbasis Material Piezoelektrik untuk Memanfaatkan Kebisingan di Sepanjang Ruas Pantai Losari menuju Losari sebagai Ruang Publik Hemat Energi." Jurnal Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Indonesia 1.1 (2017): 66-72.
  26. Turang, Daniel Alexander Octavianus. 2015. Pengembangan Sistem Relay Pengendalian dan Pengehmatan Pemakaian Lampu Berbasis Mobile. Seminar Nasional Infomatika, UPN Veteran Yogyakarta. 14 November 2015
  27. Suyanto (2013)
  28. Dewi, Meta Amalya, Dewi Immaniar dan Siti Rahmawti. 2014. Penggunaan Ekstention Waktu Dalam Role Online System Ticketing Raharja (Rooster) Sebagai Penunjang Pelayanan Iduhelp!”. Jurnal CCIT. Vol 1, No.125

Contributors

Ahmadacep