SI1333475427

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTIPE SMART LOKER PADA DINAS KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA KABUPATEN TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1333475427
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTIPE SMART LOKER PADA DINAS KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA KABUPATEN TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1333475427
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technology

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTIPE SMART LOKER PADA DINAS KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1333475427
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2017 / 2018

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ignatius Joko Dewanto, Dr.,S.Kom., MM)
   
(Abert Tandilintin M.T)
NID :15022
   
NID :14028

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTIPE SMART LOKER PADA DINAS KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA KABUPATEN TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1333475427
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2017/2018

Dewan Penguji,

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1333475427
Nama
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technology

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM :1333475427

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Smart Loker merupakan Sebuah tempat khusus bagian tempat yang sangat penting bagi masyarakat untuk menyimpan suatu barang atau dokumen-dokumen penting yang bersifat rahasia. Biasanya loker hanya dapat menggunakan kunci manual saja dan tidak dilengkapi berbagai keamanan sehingga kurang memadai dan kurang nyaman untuk menyimpan suatu barang penting. Disini saya ingin membuat sebuah Smart Loker menggunakan teknologi mikrokontroller dan dikombinasi dengan aplikasi pendukung yaitu berbasis Android. Manfaat dari sistem ini yaitu dimana pemilik loker dapat mengetahui ketika orang lain membuka loker miliknya melalui pesan sms dengan jarak jauh, dimana mode komunikasi sms menggunakan modul gsm. Arduino adalah jenis board open-source berdasarkan perangkat keras dan perangkat lunak yang mudah digunakan. Voice Akses bertujuan untuk melakukan akses ketika ingin membuka dan menutup loker melalui perintah suara. Loker dapat diakses oleh yang memiliki hak akses yang diperbolehkan masuk dengan memasukkan password yang benar melalui perintah suara ketika ingin membuka pintu loker. Ketika kunci loker bisa dibuka jika password yang dimasukkan benar dan cocok maka password tersebut sukses lalu akan tersimpan atau ditampilkan di layar LCD sebagai interfacenya.

Kata kunci : Arduino Mega, Solenoid Door Lock. Smartphone Android, Bluetooth, Password, Keypad, Modul GSM, LCD.


ABSTRACT

Smart Loker is a special place where a very important part of the place for the public to store a piece of goods or important documents that are confidential. Usually lockers can only use the manual key only and not equipped with various security so that less adequate and less convenient to store an important item. Here I want to make a Smart Loker using microcontroller technology and combined with supporting application that is based on Android. The benefits of this system is where the locker owner can know when others open their lockers via SMS messages with a distance, where the communication mode sms using gsm module. Arduino is a type of open-source board based on hardware and software that is easy to use. Voice Access aims to access when it wants to open and close the locker via voice commands. Lockers can be accessed by those who have allowed access rights by entering the correct password via voice command when they want to open the locker door. When the locker lock can be opened if the password entered is correct and suitable then the password is successful then it will be stored or displayed on the LCD screen as interfaces.

Keywords: Arduino Mega, Solenoid Door Lock. Android Smartphone, Bluetooth, Password, Keypad, GSM Module, LCD.



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah " PROTOTIPE SMART LOKER PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANGERANG”.

Laporan ini merupakan salah satu syarat yang ditempuh oleh mahasiswa sebelum melaksanakan Skripsi dalam jenjang Sarjana jurusan Sistem Komputer pada STMIK Raharja, Tangerang. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan sumber literature yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya Skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:


1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM. selaku Ketua STMIK Raharja.

2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.

3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.

4. Bapak Ignatius Joko Dewanto, Dr.,S.Kom., MM selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Bapak Abert Tandilintin M.T selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Kepada orang tua, dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

8. Rekan­ rekan seperjuangan yang telah memberikan penulis semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.

Tangerang, Januari 2018
Amelia Sholihah
NIM. 1333475427

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini perkembangan dunia teknologi semakin maju. Hal ini terbukti dengan banyaknya peralatan elektronik yang bermacam-macam bentuk dan fungsinya dan sistem ini menggunakan mikrokontroler sebagai pusat otaknya. Kemajuan teknologi mikrokontroler turut membantu dalam pengembangan sistem keamanan yang ada hanya dilakukan secara manual dan kurang efektif dibandingkan dengan sistem teknologi pada saat ini. Pada zaman dunia modern pada saat ini, perancangan sistem dibuat semakin terjangkau dalam penggunaannya agar efektif dan sistem keamanannya terjamin. Salah satu aplikasi sistem keamanan adalah untuk pengaman kunci loker.

Kemananan merupakan Perlindungan terhadap kehidupan dan aset kita. Dalam memastikan keamanan masyarakat dan barang berharga mereka sangat penting untuk pencegahan penanganan pencurian. Oleh karena itu, terutama yang berfokus pada keamanan kunci pintu loker untuk menghindari masalah lebih lanjut di tempat fitness Helios Wisma Metropolitan II yang tidak terpantau terjadi kasus pencurian. Bahkan dengan penggunaan kunci mekanis, kejahatan, pencurian terjadi karena fakta bahwa kunci semacam itu mudah dicari, jadi ada kebutuhan untuk menemukan jenis kunci lain sehingga mudah di dapatkan.

Loker merupakan sebuah tempat khusus untuk menyimpan suatu barang pribadi seperti dokumen-dokumen penting, penyimpanan aset, dan penyimpanan rekaman untuk DVD atau CD, dan barang-barang lainnnya yang bersifat berharga. Banyak sekali tempat loker penyimpanan barang dimana bisa dipakai pada tempat perpustakaan, tempat olahraga, di bank, dan tempat perkantoran ataupun tempat umum lainnya. Dan seharusnya loker memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena yang disimpan di dalamnya adalah barang-barang berharga. Pada saat ini loker manual sangat tergantung pada kunci pintunya saja.

Khususnya pada Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang masih menggunakan tempat loker yang ada pada umumnya yang masih bersifat manual dan sistemnya masih menggunakan kunci, sandi, PIN , dan belum ada sistem keamanannya. Sehingga membutuhkan sebuah teknologi seperti keamanan loker yang dapat terdeteksi dalam loker menggunakan sistem keamanannya dilengkapi berbagai Smartphone Android menggunakan voice pemilik dan sensor bunyi sebagai pemberitahuan ketika adanya pencurian yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan GSM sim900A yang bertujuan untuk mengirim SMS dalam keadaan darurat kepada pemilik dan untuk mengirimkan layanan keamanan dengan jarak jauh. Kelemahan loker pada umumnya adalah ketika membuka loker hanya memerlukan kunci saja, mengisi password sehingga tidak ada verifikasi dari sistem keamanannya, hilangnya kunci dan bisa membuka kunci lainnya sehingga tidak aman digunakan.

Berawal dari permasalahan diatas maka dibuat suatu alat yang memberikan tingkat keamanan menggunakan sistem yang lebih baik. Sehingga pada tugas akhir ini dirancang sebuah alat yang berjudul “Prototipe Smart Loker Pada Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Tangerang”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana loker convensional dapat menjamin keamanan barang yang ada didalam loker?

  2. Bagaimana cara meningkatkan keamanan barang pada loker konvesional?

  3. Bagaimana perangkat IOT dapat digunakan untuk meningkatkan layanan penyimpanan di loker agar lebih efektif dan interaktif?

Ruang Lingkup Penilitian

Sebagai batasan masalah di atas, peneliti ini agar tetap fokus dan terarah maka penulis memberikan ruang lingkup laporan sebagai berikut:

  1. Smart loker menggunakan mikrokontroler Arduino Mega dengan dukungan sensor bunyi

  2. Smart loker menggunakan metode pengenalan kunci yang tersinkronisasi dengan smarphone Android

  3. Smart loker menggunakan keypad sebagai alternatif pengenalan kunci

  4. Smart loker menggunakan bluetooth sebagai via smartphone sebagai pengunci

  5. Smart loker menggunakan Modul GMS sim900A sebagai layanan keamanan loker dengan memberihukan kepada pemilik melalui jarak jauh

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. loker kovensional dapat menjamin keamanan loker barang disebabkan : loker yang dapat dipublikasi, barang yang diletakkan di dalam loker sudah dapat dipastikan barang yang disimpan tidak mengandung unsur barang terlarang atau narkoba.

  2. Menghasilkan smart loker yang aman untuk user pengguna.

  3. Memberikan layanan penyimpanan barang berupa loker berbasis digital.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Dapat meningkatkan sistem pengamanan penyimpanan barang pada loker.

  2. Dari hasil prototipe yang merupakan contoh smart loker dalam bentuk miniature dapat diimplementasikan ke dalam bentuk smart loker sesungguhnya.

  3. Memberikan layanan fasilitas penyimpanan barang karyawan pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang yang aman berbasis digital.

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)
  2. Adalah metode pengumpulan data melalui pengamtan langsung atau meninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan terhitung dari awal bulan Oktober sampai bulan November sampai akhir bulan Desember 2017 di Dinas Komunikasi dan informatika Kabupaten Tangerang Tigaraksa yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian. Adapun data yang peneliti ambil adalah profil Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang Tigaraksa, Struktur Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang Tigaraksa, tugas pokok Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang Tigaraksa.

  3. Wawancara (Interview)
  4. Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab kepada Stakeholder yaitu ibu Yuni Selaku pegawai bagian dalam Bidang Kominfo Kabupaten Tangerang.

  5. Studi Pustaka
  6. Adalah segala upaya yang dilakukan oleh penyusun untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang di teliti. Informasi ini diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, tesis disetai peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber lain. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada seperti CCIT Journal Perguruan Tinggi Raharja.

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa sistem-sistem yang sudah ada dengan beberapa tahap pertimbangan, seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja komponen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut.

Metode Perancangan

Dalam laporan skrispsi, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembutan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini di maksudkan untuk bagaimana sistem ini dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

Metode Pengujian

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminisi kesalahan yang terjadi saat sistem di terapkan. Penulis menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat di mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Metode Prototipe

Metode yang dipakai adalah metode prototipe evolutionary, karena dengan evolutionary sistem atau produk yang sebanarnya di pandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan skripsi ini, maka penulis membagi dan mengelompokan materi-materi penulisan di bagi menjadi beberapa bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruag lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan penegetian dan definisi yang diambil dari kutipan buku dan jurnal yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement yang terdidri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang di usulkan.

BAB IV UJI COBA DAN ANALISA

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang di usulkan, rancangan basisdata, flowchart sistem yang di usulkan, rancangan prototipe, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya. Serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, dan di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang di usulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitkan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah di uraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Japerson Hutahaean (2014:1)[1], Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem.

Richard F. Neuschel suatu prosedur adalah suatu urutan operasi klerikal (tulis-menulis), yang melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.

Karateristik Sistem

Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu :

  1. Komponen
  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang salinhs berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

  3. Batasan Sistem (boundary)
  4. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

  5. Lingkungan luar sistem (environment)
  6. Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dari bersifat menguntungkan yang harus tetap dijada dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

  7. Penghubung sistem (Interface)
  8. Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

  9. Masukkan Sistem (Input)
  10. Masukkan adalah energy yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenace input), dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk dioalah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem (Output)
  12. Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

  13. Pengolahan sistem
  14. Suatu sistem menjadi bagian pengolahan yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, system akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

  15. Sasaran Sistem
  16. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.


Gambar 2.1.
Karakteristik Dari Suatu Sistem
Sumber : (Jeperson Hutahaean, 2014)

Klasifikasi Sistem

  1. Klasifikasi sistem sebagai :
  2. a). Sistem abstrak (abstract system) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.

    b). Sistem fisik (physical system) Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai :
  4. a). Sistem alamiyah (natural system). Sistem alamiyah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.

    b). Sistem buatan manusia (human made system). Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system).

  5. Sistem diklasifikasikan sebagai :
  6. a). Sistem tertentu (deterministicl system) Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.

    b). Sistem tak tentu (probalistic system) Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

  7. Sistem diklasifikasikan sebagai :
  8. a). Sistem tertutup (close system) Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.

    b). Sistem terbuka (open system) Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

    Konsep Dasar Informasi

    Definisi Konsep Dasar Sistem Informasi

    Japerson Hutahaean (2014:13), Sistem informasi adalah suatu didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.

    Konsep Sistem Informasi

    Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu:

    1. Blok masukkan (input block)
    2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

    3. Blok model (model block)
    4. Blok ini terdiri dari komponen prosedur, logika dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.

    5. Blok keluaran (output block)
    6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan merupakan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

    7. Blok teknologi (technologi block)
    8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama :

      a). Teknisi (human ware atau brain ware)

      b). Perangkat lunak (software)

      c). Perangkat keras (hardware)

    9. Blok basis data (data base block)
    10. Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

    11. Blok kendali (control block)
    12. Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature tinggi, air, debu, kecuranga-kecurangan, kejanggalan-kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.


      Gambar 2.2.
      Blok Sistem Informasi Yang Berinteraksi
      Sumber : (Jeperson Hutahaean, 2014)


      Konsep Dasar Data

      Definisi Data

      Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:68)[2] Mengemukakan bahwa data adalah fakta yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. Data dapat berupa bahan bentuk diskusi, pengambilan keputusan, perhitungan, atau pengukuran. Saat ini data tidak hanya dalam bentuk kesimpulan huruf-huruf dalam bentuk kata atau kalimat, tetapi juga dapat dalam bentuk suara, gambar diam dan bergerak, baik dalam bentuk dua maupun tiga dimensi.

      Sedangkan menurut Hutahaean (2014:8) data merupakan bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambangtidak acak menunjukkan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal sebagainya.

      Berdasarkan dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa data merupakan data mentah yang dapat memberi gambaran sebuah respresentasi fakta yang tersusun secara terstruktur.


      Konsep Dasar Analisa Sistem

      Definisi Analisis Sistem

      Menurut Nurgraha dalam Jurnal SIMETRIS Vol. 5 No. 1 (2014:28) “Analisis Sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan”.

      Sedangkan menurut Dede Bachtiar dan Atikah dalam Jurnal Sisfotek Global (2015:72)[3] “Analisa dapat di definisikan sebagai langkah-langkah melakukan analisa sistem yang akan dirancang serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem dan apa saja kekurangannya”.

      Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah dimana proses pemecahan masalah pada sistem informasi kedalam komponen penyusunan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pada sistem yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam suatu sistem tertentu.

      Tahapan Analisa Sistem

      Menurut Murad (2013:51)[4] “Mendefinisikan tahapan analisa sistem merupakan tahapan dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu tahapan ini juga dilakukan untuk mencari pemecahan masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

      Tapah analisa adalah tahap yang sangat penting dalam sebuah penelitian karena kesalahan pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahapan selanjutnya. Langkah-langkah dasar dalam tahapan analisa sistem diantaranya yaitu:

      a). Mengidentifikasi masalah

      b). Memahami kerja dari suatu sistem yang ada

      c). Menganalisa sistem

      d). Membuat laporan hasil analisa

      Konsep Dasar Perancangan Sistem

      Konsep Perancangan Sistem

      Menurut Subhan (2012:109)[5] Mendefinisikan “perancangan adalah proses pengembangan spesikfikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”.

      Sedangkan menurut pendapat Satzinger, Jazkson dan Burd (2012:5)[6] (8) “Perancangan sistem adalah kumpulan aktivitas yang menggambarkan secara rinci bagaimana sistem akan berjalan”.

      Sementara itu menurut Sugianto (2013:18)[7] berpendapat bahwa “perancangan sistem adalah spesifikasi baru yang menggambarkan secara rinci untuk tahap lanjutan dari proses menganalisa sistem”.

      Berdasarkan pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan spesifikasi baru yang menggambarkan secara rinci untuk tahap lanjutan dari proses menganalisis sistem.

      Konsep Dasar Metode Prototipe

      Definisi Metode Prototipe

      Menurut Pressman (2012:50)[8], dalam melakukan perancangan sistem yang akan dikembangkan dapat menggunakan metode prototype, metode ini cocok digunakan untuk mengembangkan sebuah perangkat yang akan dikembangkan kembali. Metode ini dimulai dengan mengumpulan kebutuhan pengguna, dalam hal ini pengguna dari perangkat yang dikembangkan adalah peserta didik. Kemudian membuat sebuah rancangan kilat yang selanjutnya akan dievaluasi kembali sebelum diproduksi secara benar.

      Prototype bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dievaluasi dan dimodifikasi kembali. Segala perubahan dapat terjadi pada saat prototype dibuat untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan pada saat yang sama memungkinkan pengembang untuk lebih memahami kebutuhan pengguna secara lebih baik.

      Berikut adalah tahapan dalam metode prototype :

      a). Komunikasi dan pengumpulan awal, yaitu analisa terhadap kebutuhan pengguna (dalamhal ini adalah peserta didik).

      b). Quick design (desain cepat), yaitu pembuatan desain secara umum untuk selanjutnya dikembangkan kembali.

      c). Pembentukan prototype, yaitu pembuatan perangkat prototype termasuk pengujian dan penyempurnaan.

      d). Evaluasi terhadap prototype, yaitu mengevaluasi prototype dan memperhalus analisis terhadap kebutuhan pengguna.

      e). Perbaikan prototype, yaitu pembuatan tipe yang sebenarnya berdasarkan hasil dari evaluasi prototype.

      f). Produksi akhir, yaitu memproduksi perangkat secara benar sehingga dapat digunakan oleh pengguna.


      Gambar 2.3.
      Paradigma Pembuatan Prototype
      Sumber : (Pressman, 2012:51)

      Konsep Dasar Keamanan

      Keamanan secara umu dapat diartikan sebagai quality or state of being secure-to be free from danger artinya untuk menjadi aman adalah dengan cara menyediakan perlindungan (providing for safety) untuk memberikan keamanan terhadap ancaman dari bahaya yang bisa merugikan, baik secara fisik bagi diri seseorang atau bagi lingkungannya.

      Definisi Keamanan

      Menurut Ibisa dikutip dari buku Sutabri (2012:196)[9] Keamanan adalah tujuan dari proteksi sistem informasi untuk menyakinkan integritas atau kelanjutan dan kerahasiaan untuk pengolahan data. Keuntungan dengan meminimalkan resiko harus diimbangi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu, biaya untuk pengaman terhadap keamanan sistem komputer merupakan sebuah hal yang wajar.

      Organisasi harus dapat mengurangi terjadinya suatu resiko dan memelihara keamanan sistem komputerisasi pada sebuah tingkatan dan level yang dapat diterima. Reputasi organisasi dapat dinilai masyarakat apabila dapat diyakini oleh integritas informasi (integrity), kerahasiaan informasi (confidentiality), ketersediaan dalam informasi (availability).

      Dapat disimpulkan bahwa “keamanan informasi” adalah upaya untuk mengamankan aset inforamsi terhadap ancaman yang akan hadir. Sehingga keamanan informasi secara tidak langsung mampu menjamin sebuah kontinuitas dalam bisnis, mengurangi resiko-resiko yang terjadi, mengoptimalkan pengembalian untuk investasi (Return On Investment).

      Klasifikasi Keamanan

      Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dari suatu sistem informasi adalah klasifikasi keamanan sistem informasi. Menurut Ibisa, yang dikutip dalam sebuah buku Sutabri (2012:196) “ keamanan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kriteria yang harus kita perhatikan”. Berikut ini klasifikasi dari keamanan sistem informasi:

      1. Top Secret
      2. Bila informasi ini disebarluaskan maka akan dapat berdampak sangat parah terhadap suatu keuntungan berkompentensi dan strategi bisnis organisasi. Contohnya: dari informasi jenis top secret, rencana organisasi bisnis, strategi marketing, rincian atau dari ramuan bahan yang menghasilkan material, bahan baku tertentu dan trategi bisnis.

      3. Confidential
      4. Apabila informasi ini disebarluaskan maka ia dapat merugikan privasi perorangan, merusak reputasi organisasi. Misalkan informasi jenis confidential: konsolidasi penerimaan, biaya keuntungan beserta informasi lain menghasilkan unit kerja keuangan organisasi, trategi marketing, teknologi, rencana produksi, promosi, dan gaji karyawan.

      5. Restricted
      6. Informasi ini hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertentu dengan menopang bisnis organisasi. Contoh: informasi restricted, informasi bisnis organisasi, strategi marketing yang dapat diimplementasikan peraturan organisasi, strategi harga penjualan, serta strategi promosi.

      7. Internal Use
      8. Informasi ini hanya boleh digunakan oleh pegawai perusahaan untuk melaksanakan tugasnya. Contohnya: prosedur, buku panduan.

      9. Public
      10. Informasi ini dapat disebarluaskan kepada umum melalui jalur tang resmi. Contohnya informasi ini: public corporate announcements, internal korepondensi tidak harus dari pengontrolan atau screening.

      Konsep Dasar Loker

      Definisi Loker

      (Raja, 2014) Loker adalah lemari-lemari kecil untuk menyimpan barang pribadi. Loker kebiasaan disediakan oleh sekolah-sekolah atau perguruan Tinggi. Loker dirancnag untuk menyediakan penyimpanan yang efisiesn dan pengambilan sekaligus memaksimalkan penggunaan ruang lantai untuk penyimpanan. Hal ini juga memberikan akses yang sangat baik untuk barang-barang yang disimpan. Sistem penyimpanan kepadatan tinggi ini dapat lebih dari dua kali kapasitas penyimpanan rak statis konvensional atau hanya membebaskan ruang lantai berharga. Aplikasi ideal loker termasuk sebagai sistem pengarsipan kantor, penyimpanan kotak arsip atau penyimpanan dokumen diarsipkan, kepadatan tinggi tugas berat racking industry dan rak, catatan medis dan pasien untuk rumah sakit, dokter bedah, X-ray, patologi, farmasi, sekolah, dan pendidikan pendirian, perpustakaan rak dan banyak lagi. Mereka juga baik untuk media penyimpanan rekaman untuk CD dan DVD.

      Konsep Dasar Flowchart

      Definisi Flowchart

      Menurut Kristanti dan Niluh Gede Redita[10] “Flowchart adalah cara penyajian visual aliran data melalui sistem informasi, operasi yang dapat dilakukan dalam sistem dan urutan dimana mereka dilakukan.” Flowchart dapat membantu menjelaskan pekerjaan yang saat ini dilakukan dan bagaimana cara meningkatkan pekerjaan tersebut”.

      Menurut Sagita (2013)[11] “flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya”.

      Jenis-Jenis Flowchart

      Menurut Tri (2015:2) “flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

      1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
      2. Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari produser-produser yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini meupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowvhart sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.


        Gambar 2.4.
        Flowchart Sistem (system Flowchart)
        Sumber: Tri (2015:3)


      3. Flowchart Dokumen (Documen Flowcahrt)
      4. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatatat, dan disimpan.


        Gambar 2.5.
        Flowchart Sistem (system Flowchart)
        Sumber: Tri (2015:4)


      5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
      6. Flowchart skematik mirip dengan flowvhart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau produser. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form, atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem. Hal ini disebabkan oleh ketidak mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.


        Gambar 2.6.
        Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
        Sumber: Tri (2015:5)


      7. Flowchart Program (Program Flowchart)
      8. Flowchart Program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart program adalah keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruktur dari program komputer. Analis sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.


        Gambar 2.7.
        Flowchart Program (Program Flowchart)
        Sumber: Tri (2015:6)


      9. Flowchart Proses (Process Flowchart)
      10. Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki (5) lima simbol khusus, yaitu:


        Gambar 2.8.
        Flowchart Program (Program Flowchart)
        Sumber: Tri (2015:7)

        Flowchart proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:


        Gambar 2.9.
        Flowchart Proses (Process Flowchart)
        Sumber: Tri (2015:8)

        Konsep Dasar Pengujian

        Definisi Pengujian

        Menurut Mustaqbal, dkk (2015:323)[12]“Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan”.

        Menurut Amin Zaenal, dan Santoso. Yudi (2012:72)[13] “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan”.

        Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah proses terhadap aplikasi yang saling teriintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan menjadikan data yang telah diuji menjadi berguna bagi penerima.

        Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Blackbox dan White box testing.

        Jenis-Jenis Pengujian

        1. Black Box Testing

        Menurut Siddiq (2012:4)[14] “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memeperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar”.

        Menurut Warsito (2015:32)[15] “Balck box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

        Menurut Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti pada International Journal of Embedded System and Application (2012:29)[16] “Black box testing is also called as functional testing, a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification with black box, Black box testing not concern with the internal mechanisms of a system; these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions the code”.

        Berdasarkan defines di atas, maka dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah metode pengujian atau uji coba yang memfokuskan pada keperluan software atau perangkat lunak untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

        2. Metode Pengujian Black Box Testing

        Ada beberapa macam metode pengujian Black Box sebagai berikut:


        a). Equivalence Partitioning

        Equivalence partitioning adalah metode uji coba black box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemroresan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.


        b). Boundary Value Analysis

        Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. VBA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari doamain output.


        c). Cause-Effect Graphing Techniques

        Cause-Effect Graphing Techniques merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logical dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 (empat) tahapan berikut:


        1. Cause (kondisi input) dan Effects (aksi) di daftarkan untuk modul dan identifier yang ditunjukkan untuk masing-masing.


        2. Pembuatan grafik Cause-Effect Graph


        3. Grafik di konversikan ke dalam tabel keputusan.


        4. Aturan tabel keputusan di konversikan ke dalam kasus uji


        d). Comparison Testing

        Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear power plant control) dimana ke dalam suatu software amat krisis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software di redundant dibuat tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsisten. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparisom Testing atau back-to-back testing.


        e). Simple and Robustness Testing


        1. Simple Testing

        Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin di pilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.


        2. Robustness Testing

        Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu di fokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian katahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan yaitu kebenaran kasus uji dalam proses pengujian.


        f). Simple and Robustness Testing


        1. Behavior Testing

        Hasil uji tidak berhasil di evalusi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.


        2. Performance Testing

        Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar di pandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dan lain-lain. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performace di definisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.


        3. Requirement Testing

        Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) di identifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desian. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.


        g). Endurance Testing

        Endurance testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating, rounding, off, dan lain-lain). Untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dan lain-lain), input/output (jika menggunakan frameworkuntuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

        3. Kelebihan dan Kelamahan Black Box Testing

        Dalam uji coba black box terdapat beberapa kelebihan dan keurangan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:


        Tabel 2.1.
        Kelebihan dan Kelemahan Black Box
        Sumber: Siddiq (2012:14)

        4. .White Box Testing

        Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya[17] “White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white /transparent box; inside which one clearly sees. White box testing is contrasted with black box testing”.

        (White Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih atau transparan dalam yang satu jelas melihat. Pengujian white box adalah kontras dengan black box testing).

        White Box Testing Advantages:


        a. Increased Effectiveness: Crosschecking design decisions and assumption against source code may aoutline a robust.


        b. Design: but the implementation may not align with the design intent.


        c. Full Code Pathway Capable: all the possible code pathways can be tested including error handling, dependencies, and additional internal code logic or flow.


        d. Early Defect Identification: Analyzing source code and developing test based on the implementation detail enables.


        e. Tester to find programming errors quickly.


        f. Reveal Hidden Code Flaws: access of program modules


        g. No Waiting: Testing can be commenced at an earlier stage. One need not wait for the GUI to be available.


        Keuntungan Pengujian White Box


        a. Peningkatan efektivitas: silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat


        b. Desain: tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.


        c. Kode penuh pathway mampu: semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika atau aliran intern.


        d. Cacat identifikasi: menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.


        e. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.


        f. Mengungkapkan kode tersembunyi cacat: akses modul program


        g. Tidak ada menunggu: pengujian dapat dimulai pada tahap awal. Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia.

        Konsep Dasar Elisitasi

        Defenisi Elisitasi

        Menurut Mohd. Arif dan Saoud Sarwar (2015:17)[18] Requirements elicitation is an important sub-process of requirement engineering. It is the process of searching, uncovering, achieving, and detailing requirements for different type of systems like computer based system, web based system etc. requirements elicitation is all about attainments and understanding the needs of users and project promoters with the ultime aim of communicating these needs to the system developers. It also commits a set of activities that must allow for communication, prioritization, consultation, and collaboration with the entire relevant stakeholders. In requirements elicitation process, requirements are analyzed as the main resources, and also on the basis of accurate of the organization, the application area where the system will be disposed.

        (Persyaratan elisitasi adalah sub-proses penting persyaratan teknik ini adalah proses pencarian, pengungkapan, pencapaian, dan persyaratan yang merinci untuk berbagai jenis sistem seperti sistem berbasis komputer, sistem berbasis web, dll. Persyaratan pengembangan adalah tentang pencapaian dan pemahaman kebutuhan pengguna dan promotor proyek dengan tujuan akhir untuk berkomunikasi. Ini perlu pengembangan sistem, ini juga melakukan serangkaian aktivitas yang harus memungkinkan komunikasi, prioritas, konsultasi, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait dalam proses elisitasi persyaratan, persyaratan area dimana sistem akan datang).

        Menurut Saputra (2012:51)[19] “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

        Tahap-Tahap Elisitasi

        Elisitasi di dapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:


        a). Elisitasi Tahap I

        Elisitasi tahap 1, berisi seluruh rancangan sisem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.


        b). Elisitasi Tahap II

        Elisitasi tahap ll merupakan hasil pengklasifikasikan elisitasi tahap l berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusikusi. Berikut penjelasan menegenai metode MDI:

        1. M pada MDI berarti Mandatory (penting) maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidaj boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

        2. D pada MDI berarti Desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

        3. I pada MDI berarti Insessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.


        c). Elisitasi Tahap III

        Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

        1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?

        2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?

        3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam ssitem?

        Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

        1. Hight (H): Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, maka requirement tersebut harus dieleminasi.

        2. Middle (M): Mampu dikerjakan

        3. Low (L): Mudah dikerjakan.

        Final Draft Elisitasi

        Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

        Tujuan Elisitasu Kebutuhan

        Menurut Leffingwel (2000) dalam siahaan (2012:67)[20], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

        1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries) proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh beberapa dalam dan luas pengetaghuan developerakan ranah permaslahan memilikir ruang lingkup dan batasan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan scenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

        2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembangan (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang berinteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yeng berbeda. Seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan pengguna lain-lain.

        3. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai. Tujuan merupakan ssasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang di mungkinkan untuk masalah tersebut.

        Langkah-Langkah Elisitasi

        Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75), berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:

        1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

        2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya komputasi arsitektur, sitem operasi, kebutuhan telekomunikasi) kemana sistem atau produkakan ditempatkan.

        3. Identifikasi ranah permasalahn yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi.

        4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

        5. Meminta partisipasi dari banya orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

        6. Menidentifikasikan kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

        7. Membuat scenario penggunaan untuk membantu pelanggan atau pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

        Masalah dalam Elisitasi

        Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68) tahap elisiatsi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni:


        a. Masalah Ruang Lingkup

        Pelanggan atau pengguan menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.


        b. Masalah Permasalahan

        Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.


        c. Masalah Perubahan

        Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisasi


        Teori Khusus

        Konsep Dasar Mikrokontroller

        Definisi Mikrokontroler

        Pada E-Journal Teknik Elektro dan Komputer Vol.5. no.3 (2016), Mikrokontroler (bahasa Inggris: microcontroller) merupakan sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena di dalam sebuah mikrokontroler umunnya telah terdapat komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan antarmuka I/O, bahkan ada beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PLL, EEPROM dalam satu kemasan, sedangkan di dalam mikroprosesor umumnya hanya berisi CPU saja.

        Definisi Arduino

        Menurut Syahwil (2013:60)[21], Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroller dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (Itegrated Circuit) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat memberikan input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai “otak” yang mengendalikan input, proses dan output sebuah rangkaian elektronik.

        Secara umum, Arduino terdiri dari dua bagian. Yaitu:


        a. Hardware berupa papan input/output yang open source.


        b. Software arduino yang juga open source, meliputi software arduino IDE untuk menulis program dan driver untuk koneksi dengan komputer.

        kelebihan Arduino

        Tetntu saja ada banyak mikrokontroler maupun platform mikrokontroler tersedia, mialnya saja basic stampnya parallax, BX-24 nya Netmedia, Phidget, MITs HandyBoard, dan lain sebagainya. Semua alat tersebut bertujuan untuk menyederhanakan sebagai macam kerumitan maupun detail rumit pada pemrograman mikrokontroler sehingga menjadi paket mudah digunakan. Arduino juga menyederhanakan proses bekerja dengan mikrokontroler, sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan antara lain:

        1. Murah papan (perangkat keras) arduino biasanya dijual relative murah (harga arduino Uno R3 yang penulis beli seharga Rp. 279.000,00) dibandingkan dengan platform mikrokontroller pro lainnya. Jika ingin lebih murah lagi, tentu bisa dibuat sendiri dan itu sangat mungkin sekali karena semua sumber daya untuk membuat arduino tersedia lengkap di website arduino bahkan di website komunitas arduino lainnya. Tidak hanya cocok untuk windows, namun juga cocok bekerja di linux, Mac.

        2. Sederhana dan sangatlah mudah pemrogramannya. Perlu diktehui bahwa lingkungan pemrograman di arduino mudah digunakan untuk pemula, dan cukup fleksibel bagi mereka yang mudah tingkat lanjut. Untuk guru/dosen, arduino berbasis pada lingkungan pemrograman processing, sehingga jika mahasiswa atau murid-murid terbiasa menggunakan processing tentu saja akan mudah menggunakan arduino. bahkan di dalam dos/kotak arduino terdapat tulisan bahwa arduino diperuntukan bagi seniman, desainer, penghobi, dan siapa saja. Sungguh membesarkan hati dan membangkitkan semangat bahwa penggunanya tidak harus teknisi berpengalaman atau ilmuwan berotak jenius.

        3. Perangkat lunak open source perangkat lunak arduino IDE dipublikasikan sebagai open source, tersedia bagi para pemrograman berpengalaman untuk mengembangkan lebih lanjut bahasanya bisa dikembangkan lebih lanjut melalui pustaka C++ yang berbasis pada bahasa C untuk AVR.

        4. Perngkat kerasnya open source. Perangkat keras arduino berbasis mikrokontroller ATMEGA8, ATMEGA168, ATMEGA328, dan ATMEGA1280. Dengan demikian, siapa saja bisa membuatnya )dan kemudian bisa menjualnya). Perangkat keras arduino ini, apalagi bootloader tersedia langsung dari perangkat arduino IDE nya. Bisa juga menggunakan breadboard untuk membentuk perangkat arduino beserta peripheral-periferal lain yang yang dibutuhkan.

        5. Tidak perlu perangkat chip programmer, karena didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari komputer

        6. Sudah memiliki saran komunikasi USB sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya.

        7. Bahasa pemrogram relative mudah, karena software arduino dilengkapi dengan kumpulan library yang cukup lengkap.

        Penggunaan Dan Pemanfaatan Arduino

        Penggunaan arduino teragntung kepada kita yang membuat program. Arduino bisa digunakan untuk mengontrol LED, mengontrol lampu lalu lintas, bisa juga digunakan untuk mengontrol helicopter, sudah banyak contoh yang sudah pernah dibuat diantaranya MP3 Player, pengontrolan motor, mesin CNC, monitor kelembapan tanah, pengukur jarak, penggerak servo, balon udara, pengontrol suhu, monitor energy, stasium cuaca, pembaca RFID, drum elekronik, GPS longger, monitoring bensin, dan masih banyak lagi.

        Jenis-jenis perangkat keras arduino

        Saat ini ada bermacam-macam bentuk dan jenis papan arduino yang disesuaikan dengan peruntukannya, tidak hanya board (papan) arduino yang disediakan juga terdapat modul siap pakai (shield), juga aksesoris seperti USB adapter dan sebagainya. Berikut jenis-jenis papan arduino yang di pasaran.

        A. Papan atau board arduino

        Arduino Uno adalah board papan mikrokontroler berbasis ATMEGA328 yang memiliki 14 pin digital input/output (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM) 6 input analog Clock speed 16 MHz, Koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Board ini menggunakan daya yang terhubung ke komputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai.

        Arduino Uno adalah pilihan yang baik untuk pertama kali atau pemula yang ingin mengenal arduino. disamping sifatnya yang realibel juga harganya murah.


        Tabel 2.2.
        Spesifkasi Board Arduino Uno
        Sumber : Syahwil (2013:66)

        B. Sumber (Catu daya)

        Arduino dapat diaktifrkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non USB) dapat berasal dari AC-DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan mencancapkan power jack, dapat juga dihubungkan pada power pin (Gnd dan Vin).

        Board arduino uno dapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai 20 volt. Jika disuplai kurang 7 volt meskupun pin 5 v dapa di suplai kurang dari 5 volt. Board arduino mungkin tidak stabil. Jika menggunakan tegangan lebih dari 12 v. regulator tegangan nisa panas dan merusak board. Karena kisaran yang disarankan adalah 7 sampai 12 volt.

        Adapun pin power suplay pada arduno uno adalah :

        1. VIN. Tegangan input board arduino ketika menggunakan sumber daya 5 volt dari sambungan USB atau sumber regulator lain. Dapat mensuplai tegangan pada pin ini. Jika suplay tegangan lewat power jack, dapat mengakses melalui pin ini.

        2. %V keluaran pin ini telah diatur sebesar 5 v dari regulator pada board. Board dapat disuplai melalui DC jack power (7-12v), menyuplai tegangan melalui pipin 5 v atau 3.3V bypasses regulator dapat merusak bord.

        3. 3V3 Suplai 3,3 v dihasilkan oleh regulator pada board. Menarik arus maksimum 50 Ma.

        4. GND, pin Groud

        C. Memory

        ATMEGA328 mempunyai memori 32 KB dengan 0,5 KB dipergunakan untuk bootloader, juga mempunyai 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM yang mana dapat dibaca tulis dengan library EEPROM.

        D. Input dan output

        Setiap pin digital pada board arduino uno dapat digunakan sebagai input ataupun output. Dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitaRead(). Pin-pin ini beroperasi pada tegangan 5 volt, setiap pin mampu memberikan atau menerima arus maksimum dan memilki resistor pul-up interbal (secara default tidak terhubung) dari 20-50 KOhms. Selain itu , beberapa pin memiliki fungsi khusus:

        1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX) digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip ATMEGA8U2 USB-To-TTL serial.

        2. Interupsi Ekstrenal: 2 dan 3 pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada nilai yang rendah, tetapi naik atau turun, atau perubahan nilai.

        3. 3. PWM: 3,3,6,9,10 dan 11. Menyediakan 9 bit output PWM dengan fungsi analogWritte ().

        4. SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan library SPI.

        5. LED: 12 terdapat LED pin digital 13 pada board. Ketika pin bernilai tinggi (HIGH), LED menyala (ON), ketika pin bernilai rendah (LOW), LED akan mati (OFF).

        6. Arduino uno memiliki 6 input analog. Berlabel A10 sampai A5, yang masing-masing menyediakan 10 bit resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default 5 vol dari groud.

        E. Komunikasi

        Arduino uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer, arduino lainnya atau mikrokontroller lainnya. ATMEGA328 menyediakan UART TTL (5V) komunikasi serial yang tersedia di pin digital 0 (RX) dan 1(TX).

        1. Arduino Leonardo

        Arduino Leonardo adalah sebuah papan mikrokontroller berbasis ATMEGA32u4, yang mempunyai 20 pin digital input/output dimana 7 pin dapat digunakan sebagai output PWM dan 12 pin analog input, clock speed 16 MHz crystal oscillator, sambungan micro USB, power jack, ICSP header, dan sebuah tombol reset. Board ini juga menggunakan daya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai.

        2. Arduino Mega 2560

        Arduino Mega 2560 adalah papa mikrokontroller berabsis ATMEGA2560 yang mempunyai 54 pin digital input/output, dimana 14 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16 analog input 4UARTs (hardware serial ports), 16 MHz crystal oscillator, sambungan USB, power jack, ICSP header dan tombol reset.

        Board ini juga menggunakan daya yang terhubung ke komputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC0DC atau baterai, arduino mega compatible dengan shield yang didesain untuk arduino Duemilanove or Diecimila.

        3. Arduino Due

        Arduino Due adalah sebuah papan mikrokontroller berbasis Atmel ARM Cortex-M3 CPU,arduino Due merupakan mikrokontroler pertama dari arduino berbasis ARM 32 bit. Mempunyai 54 pin digital input/output (dimana 12 pin digunakan untuk output PWM), 12 analog input, 4 UARTs (hardware serial ports), clock speed 84 MHz, sambungan OTG USB, 2 DAC (digital to analog), 2 TW1, Power jack, SPI header, JTAG header, tombol reset, dan tombol erase.

        4. Arduino Ethernet

        Arduno Ethernet adalah mikrokontroller berbasis ATMEGA328 terdapat 14 pin digital atau output, 6 analog input, 6 analog input, clock speed 16 MHz, sambungan RJ45. Power jack, ICSP header, dan tombol reset. Arduino Ethernet berbeda dari board yang lain karena tidak mempunyai chip driver on board USB-to-serial, tetapi mempunyai wiznet Ethernet interface (sama yang ditemukan pada Ethernet Shield). Terdapat pembaca kartu memori microSD yang dapat digunakan untuk menyimpan file-file untuk data akses jaringan. Juga dapat diakses melalui library SD. Pin 10 untuk Wiznet Interface.

        5. Arduino Mega ADK

        Arduino Mega ADK adalah papan mikrokontroller berbasis ATmega2560. Terdapat USB host interface untuk koneksi pada handphone berbasis android, berbasis MAX341Eic. Mempunyai 54 pin digital input/output (dimana 14 pin dapat digunakan sebagai output PWM). 16 pin analog input, 4 UARTs (hardware serial ports), 16 MHz crystal oscillator, sambungan USB, power jack, ICSP header, dan tombol reset.

        6. Arduino Micro

        Arduino Micro adalah papan mikrokontroller berbasis ATmgega32u4 mempunyai 20 pin digital input/output (dimana 7 pin dapat digunakan sebagai output PWM dan 12 analog input), 16 MHz crystal oscillator, sambungan micro USB, ICSP header, dan tombol reset button. Arduino Micro mirip dengan Arduino Leonardo yang berbasis ATmega32u4, didukung dengan komunikasi USB, dan dapat dihubungkan dengan keyboard dan mouse komputer

        7. Arduino Nano

        Arduino Nano adalah board arduino berukuran kecil lengkap dan berbasis ATmega328 untuk arduino Nano 3.0 atau ATmega168 untuk Arduino Nano 2x mempunyai kelebihan Deumilanove, namun dalam paket yang berbeda kekurangan tidak mempunyai DC power jack dan hanya dengan kabel mini B USB standar. Arduino Nano di desain dan diproduksi oleh Gravitech.

        8. Arduino Fio

        Arduino Fio adalah mikrokontroller berbasis ATmega328p, beroperasi pada tegangan 3.3v dan clock 8 MHz mempunyai 14 pin digital input/output (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 8 analog input, on-board resonator, tombol reset, dan pin berlubang, terdapat baterai Lithium Polymer) dan termasuk rangkaian charge circuit via USB. Juga terdapat soket Xbee pada bagian bawah. Arduino Fio ditunjukan untuk aplikasi wireless. Pengguna dapat mengupload sketch atau program dengan kabel FTDI atau sparkfun breakout board. Dengan memodifikasi adaptor USB-to Xbee Explorer USB. Pengguna dapat mengupload sketch melalui wireless. Arduino Fio di desain oleh shigeru kobayashi dan dipublikasikan oleh SparkFun Electronics.

        Konsep Dasar Arduino Mega 2560

        Definisi Arduino Mega 2560

        Arduino Mega 2560 adalah papan mikrokontroller berbasis Atmega 2560 (datasheet). Mempunyai 54 pin digital input/output (dimana pin 14 pun dapat digunakan sebagai keluaran PWM), 16 pin input analog, 2 UARTs (Hardware serial ports), sebuah crystal oscillator 16 MHz, SEBUAH PENGHUBUNG usb, sebuah colokan listrik, ICSP header, dan tombol kembali. Setiap isi dari Arduino Mega 2560 membutuhkan dukungan mikrokontroller: koneksi mudah antara arduino mega 2560 ke komputer dengan sebuah kabel USB atau daya dengan AC to DC adaptor atau baterai untuk memulai. Arduino mega cocok sebagai rancangan pelindung untuk arduino Deumilanove atau Diecimila.


        Gambar 2.10.
        Arduino Mega 2560
        Sumber:http//www.arduino.cc /

        Arduino mega 2560 terbentuk dari prosessor yang dikenal dengan mikrokontroller Atmega 2560. Mikrokontroller Atmega 2560 memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya sebagai solusi pengedali yang efektif untuk berbagai keperluan. Fitur-fitur tersebut antara lain:

        1. Tegangan Operasi sebesar 5 V

        2. Tegangan input sebesar 6-20 V tetapi juga direkomnedasikan untuk Atmega 2560 sebesar 7-12 V.

        3. Pin digital I/O sebanyak 54 pin dimana 14 pin merupakan keluaran dari PWM

        4. Pin input analog sebanyak 16 pin

        5. Arus DC pin I/O sebesar 40 mA sedangkan arus DC untuk pin 3.3 V sebesar 50 mA.

        6. Flash memory 156 Kb yang mana 8 Kb digunakan oleh bootloader.

        7. SRAM 8 Kbyte.

        8. EEPROM 4 Kbte

        9. Serta mempunyai 2 port UARTs untuk komunikasi serial.


        Gambar 2.11.
        Atmega 2560 pada Arduino Mega 2560
        (Atmel Corporation.2014)


        Blok Diagram Arduino Mega 2560


        Gambar 2.12.
        Blok Diagram Arduino Mega 2560
        (Atmel Corporation. 2014:5)


        Konfigurasi Pin Arduino Mega


        Gambar 2.13.
        Konfigurasi Pin Atmega 2560
        1. VVC adalah tegangan catu digital

        2. GND adalah Ground

        3. Port A (PA7.PAO)

          Port A adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port A memiliki karakter penggerak karakteristik dengan kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin Port A eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port A dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan. Port A juga menyajikan fungsi dari berbagai fitur special dari Atmega640/1280/1281/2560/2561.

        4. Port B (PB7-PBO)

          Port B adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port B memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port A eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port A dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahwa jika waktu tidak berjalan. Port B mempunyai kemampuan bergerak lebih baik daripada port lainnya.

        5. Port C (PC7.PC0)

          Port C adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port C memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port C eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port C dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.

        6. Port D (PD7-PD0)

          Port D adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port D memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port D eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port D dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.

        7. Port E (PE7-PE0)

          Port D adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port E memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port E eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port E dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.

        8. Port F (PF7-PF0)

          Port D adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port F memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port F eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port F dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan. Jika antarmuka JTAG mengizinkan, pull-up resistor pada pin PF7(TDI), PF5 (TMS), dan PF4 (TCK) akan ia aktifkan bahkan jika terjadi reset.

        9. Port G (PG7-PG0)

          Port C adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port G memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port G eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port G dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.

        10. Port H (PH7-PH0)

          Port H adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port H memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port H eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port H dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.

        11. Port J (PJ7-PJ0)

          Port J adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port J memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port J eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port J dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.

        12. Port K (PK7-PK0)

          Port K adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port K memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port K eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port K dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.

        13. Port L (PL7-PL0)

          Port L adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output port L memiliki karakter penggerak karakteristik denga kedua sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port L eksternal pulled low sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port L dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.

        14. Reset

          Input reset. Sebuah level rendah pada pin ini untuk lebih panjang daripada panjang minimum pulsa akan menghasilkan sebuah reset, bahkan jika waktu tidak berjalan. Panjang minimum pulsa dijelaskan pada “Sistem dan karakter reset” pada halaman 360. Pulsa terpedek tidak dijamin mengahsilkan sebuah reset.

        15. XTALI

          Input ke inverting amplifer oscillator dan input ke internal jalur operasi waktu.

        16. XTAL2

          Keluaran dari inverting oscillator amplifer.

        17. AVCC

          AVCC merupakan pin tegangan catu untuk port F dan A/D Converter. AVCC dapat terhubung secara eksternal ke VCC bahkan jika ADC tidak digunakan jika ADC digunakan, ADC akan terhubung ke VCC melalui sebuah low pass filter.

        18. AREF

          AREF adalah pin referensi analog untuk A/D Converter (Atmel Corporation.2014).

        Konsep Dasar Sensor Buzzer

        Menurut Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi dalam Jurnal IPTEK (2012:5)[22], bahwa “Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara”.


        Gambar 2.14.
        Buzzer

        Konsep Dasar Pengenalan Android

        Definisi Android

        Segeng Purwantoro, Heni Rahmawati dan Achamad Tharmizi (2013:177) mengatakan “Android merupakan suatu software (perangkat lunak) yang digunakan pada mobile device (perangkat berjalan) yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi inti”.

        Android menurut Satyaputra dan Aritonang (2014:2) adalah sebuah sistem operasi untuk smartphone dan tablet. Sistem operasi dapat diilustrasikan sebagai jembatan antara piranti (device) dan penggunaannya, sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan devicenya dan menjalankan aplikasi-aplikasi-aplikasi yang tersedia pada device.

        Referensi lain ditemukan bahwa Arif Akbarul Huda (2013:1-5)[23] berpendapat mengenai android merupakan sistem operasi berbasis Linux yang khusus untuk perangkat bergerak seperti smartphone atau tablet.

        Sistem operasi android ini bersifat open source sehingga banyak sekali programmer yang berbondong-bondong membuat aplikasi maupun memodifikasi Sistem ini. Para programmer memliki peluang yang sangat besar untuk terlibat mengembangkan aplikasi android karena alasan open source tersebut. Sebagian besar aplikasi yang terdapat dalam play strore bersifat gratis da nada juga yang berbayar.

        Konsep Dasar Definisi Bluetooth

        Rumimper, Reynod, dkk. Dalam Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Unsrat Vol 5, No 3 (2016)[24], Bluetooth adalah spesifikasi industry untuk jaringan kawasan pribadi (personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan nukar-menukar informasi diantara peralatan-peralatan. Spesifikasi dari peralatan bluettoth ini dikembangkan dan didistribusikan oleh kelompok. Bluetooth Special Interesi Group. Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 Ghz dengan menggunakan sebuah frequency hopping traceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real time antara hosts bluetooth dengan jarak terbatas. Kelemahan teknologi ini adalah jangkauannya yang pendek dan kemampuan transfer data yang rendah. Teknologi bluetooth menghubungkan begitu banyak perangkat digital, teknologi ini sangat memudahkan dalam melakukan aktifitas sehari-hari sangat memudahkan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Bluettoth membantu user mendengarkan music, berbicara di telepon, dan bermain video game, semua menjadi lebih nyaman tanpa adanya kabel yang semrawat.

        Modul bluetooth HC-05 adalah converter komunikasi serial level TTL (UART) kedalam bentuk komunikasi wireless yaitu bluetooth. Modul bluetooth HC-05 dan HC-06 dapat dikontrol mode kerjanya dengan menggunakan standar AT-Command. Level tegangan dari komunikasi serial dari bluetooth HC-05 adalah 0 dan 3.3 volt Hight = 3.3 volt dan Low = 0 volt. Ini berbeda dengan level tegangan dari komunikasi serial di mikrokontroler. Jadi untuk mengirim data dari mikrokontroler ke modul bluetooth lewat komunikasi seial diperlukan voltage devider yaitu R1 dan R2 sehingga sesuai dengan level tegangan dari komunikasi serial I modul bluetooth. Sedangkan untuk transmit data dari modul bluetooth ke mikrokontroler tidak lagi memerlukan voltage devider, karena level 3.3 volt dari modul bluetooth sudah dianggap level Hight oleh mikrokontroler sedangkan level Low dari modul bluetooth tetap angka 0 volt.

        Konsep Dasar Komponen Elektronika

        Definisi Komponen Elektronika

        Menurut Hernanto (2014:20) “Komponen elektronika merupakan sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkain elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya”.

        Sedangkan menurut Zona Elektro (2014)[25] “komponen elektronik adalah elemen terkecil dalam suatu rangkaian elektronik”.

        Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulka bahwa komponen elektronik merupakan sebuah alat ataupun benda yang fungsinya untuk mendukung hingga terbentuk suatu rangkaian elektronik yang kerjanya harus sama dengan kegunaannya.

        Jenis- Jenis Komponen Elektronika

        komponen elektronika di bagi menjadi dua, yaitu :

        A. Komponen Pasif

        komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Adapun yang termasuk komponen pasif antara lain:


        1. Resistor

        Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumalah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya tersebut dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi perbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm. Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan di kanan. Pada badannya terdapat lingkaran di namakan gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohm meter.


        Gambar 2.15.
        Skema Warna Resistor
        Sumber: (Syahwill, 2013:32)

        Contoh :

        1. Untuk 4 warna : 1 pita 1 = hijau, pita 2 = Bairu, pita 3 = Kuning, pita 4 = Perak, Nilai resistansinya : 56 X 10 K0 = 560 KQ , toleransi +/-10

        2. Untuk 5 Warna : pita 1 = Merah, pita 2 = Orange, pita 3 = Ungu, pita 4 = Hitam , dan pita 5 = Cokelat, Nilai resistansinya : 237 X 1Q = 237 Q, toleransi +/-1.


          2. Kapasitor

          Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energy listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasintansi atau kapasitas. Kapasitansi di definisikan sebagai kemampuan daru suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan electron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat electron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus ini dapat di tulis sebagai berikut:


          Gambar 2.16.
          Macam-Macam Kapasitor
          Sumber: (Hernanto, 2014:20)


          3. Kristal (XTAL)

          Kristal berfungsi untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat kestabilan frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada oscillator ini tersebut dari quartz atau Rochelle Salt dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki kemampuan mengubah energy listrik menjadi energy mekanik berupa getaran atau sebaliknya. Kristal dapat di fungsikan sebagai umpan balik pada suatu frekuensi tertentu saja.


          Gambar 2.17.
          Kristal (XTAL)
          Sumber: (Hernanto, 2014:20)


          4. Relay

          Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet. Ralay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan.


          Gambar 2.18.
          Relay
          Sumber: (Hernanto, 2014:20)

          B. Komponen Aktif

          Menurut Hernanto (2014:20), Komponen Aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasianya memerlukan sumber arus atau sumber tegangan tersendiri. Yang di maksud komponen aktif antara lain:


          1. Dioda

          Dioda adalah peralatan semikonduktor bipolar yaitu kutup anoda dan kutub katoda. Dalam operasinya, dioda akan bekerja bila di beri arus bolak-balik (AC) dan fungsinya sebagai penyearah. Selain itu dioda dapat mengalirkan arus searah (DC) dari kutub anoda (+) ke kutub katoda (-). Jika kutub anoda diberi arus negatif dan kutub katoda di beri arus positif maka diode akan bersifat menahan arus listrik. Dioda merupakan gabungan antara bahan semikonduktor tipe P dan tipe N. Bahan tipe P adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan aluminium dan merupakan bahan yang kekurangan elektro dan bersifat positif. Bahan tipe N adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan fostor dan merupakan bahan yang kelebihan elektron dan bersifat negatif.


          Gambar 2.19.
          Dioda
          Sumber: (Hernanto, 2014:20)


          2. Transistor

          Transistor adalah komponen dasar yang paling penting dan banyak di pergunakan dalam setiap rangkaian. Transistor memiliki tiga terminal yang di buat dari bahan indium, germanium ,dan silikon. Alat semikonduktor yang di pakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik dimana berdasarkan arus inpunya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya transistor memiliki tiga terminal, yaitu: Baris (B), Emitor (E), dan Kolektor (C), Tegangan yang di satu terminalnya misalnya emitor dapat di pakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar dari pada arus input basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output kolektor. Transistor di susun menggunakan sambungan diode. Berdasarkan jenis sambungan transistor di bedakan menjadi dua jenis yaitu:


          a. NPN (Negative Positive Negative)

          Transistor NPN terdiri dari satu lapisan semikonduktor tipe P di antara dua lapisan semikonduktor tipe N. arus kecil yang memasuki baris pada emitor di kuatkan di keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tegangan emitter.


          Gambar 2.20.
          Simbol Transistor NPN
          Sumber: (Hernanto, 2014:20)


          b. PNP (Positive Negative Positive)

          Transistor PNP tersiri dari dua lapisan semikonduktor tipe N di antara dua lapisan semikonduktor tipe P arus kecil yang meninggalkan baris pada moda tunggal emitter di kuatkan di keluarkn kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.


          Gambar 2.21.
          Simbol Transistor PNP
          Sumber: (Hernanto, 2014:20)


          3. IC (Integrated Circuit)

          IC (Integrated Circuit) merupakan suatu komponen semikonduktor yang di rancang dari beberapa komponen elektronika seperti transistor, diode, resistor, kapasitor, dan komponen semikonduktor lain nya, sehingga menjadi satu kesatuan yang berbentuk chip. Terdapat beberapa keuntungan dari pengguna IC di antaranya, yaitu:


          a. Bentuk fisiknya kecil sehingga rangkaian jadinya akan kelihatan kecil dan kompak (compo)


          b. Catu daya yang di perlukan kecil


          c. Sistem operasional sangat praktis dan cepat


          d. Baik pemasangan maupun pemakaiannya mudah dan praktis


          e. Harganya relative murah di banding dengan menggunakan transistor



          4. IC Regulator

          Salah satu tipe regulator tegangan tetap adalah 78XX. Regulator tegangan tipe 78XX adalah salah satu regulator tegangan tetap dengan tipe terminal, yaitu terminal VIN, GND, dan VOUT. Tegangan keluaran dari regulator 78XX memungkinkan regulator untuk di pakai dalam sistem logika, instrumentasi dan hifi. Regulator tegangan 78XX di rancang sebagai regulator tegangan tetap meskipun demikian dapat juga keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan arusnya melalui tambahan komponen eksternal. Pada umumnya catu daya selalu di lengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban. Untuk melihat karakteristik regulator tegangan positif 78XX dapat di lihat pada tabel 2.4 sebagai berikut:


          Tabel 2.3.
          Karakteristik IC Regulator Tegangan Positif 78XX

          Angka XX pada bagian terakhir penulisan tipe regulator 78XX merupakan besarnya tegangan output dari regulator tersebut. Kemudian huruf L, M merupakan besarnya arus maksimum yang dapat dialirkan pada terminal output regulator tegangan positif tersebut. Untuk penulisan tanpa huruf L ataupun M (78(L/M)XX) pada regulator positif 78XX maka arus maksimal yang dapat dialirkan pada terminal outputnya adalah 1 ampere. Karakteristik dan tipe-tipe kemampuan arus maksimal output dari regulator tegangan positif 78XX dapat di lihat pada tabel di atas. Kode huruf pada bagian depan penulisan tipe regulator 78XX merupakan kode produsen (AN78XX, LM78XX, MC78XX) regulator tegangan positif 78XX. Cara pemasangan dari regulator tegangan tetap 7805 pada catu daya dapat di lihat pada gambar 2.31 sebagai berikut:


          Gambar 2.22.
          Rangkaian IC Regulator Tegangan Positif 78XX

          IC 7805 merupakan IC peregulasi, dimana IC 7805 bekerja pada sumber arus searah yang menghasilkan keluaran 5 volt sedangkan pada rangkaian IC ini di gunakan untuk memaksa keluaran yang kita berikan di atas 5 volt menjadi 5 volt dengan hasil positif, sesuai dengan data IC 7805 bekerja efektif antara range 7V-20V. IC 7805 terdapat beberapa macam mulai dari komponen SMD (Surface Mount Device) sampai aplikasi umum dengan keluaran arus sampai dengan 1A.


          Gambar 2.23.
          Rangkaian IC Regulator
          Sumber: (Hernanto, 2014:20)

          Konsep Dasar LCD 16x2

          Definisi LCD 16x2

          Melalolin, pada Jurnal TELEKONTRAN (2013:61)[26] “Liguid Crystal Display (LCD) adalah sebuah display dot matriks dengan difungsikan untuk menampilkan (tulisan: angka dan huruf), sesuai dengan keinginan”. Berikut ini adalah gambar dari LCD matriks tipe 16x2 blue blacklight yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini


          Gambar 2.24.
          LCD 16x2

          Konsep Dasar Solenoid Door Lock

          Sokop, Steven J, dkk. Dalam Pada Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.1 (2016)[27], Solenoid pengunci pintu adalah perangkat elektronik kunci pintu dengan menggunakan tegangan listrik sebagai pengendalinya. Alat ini banyak diaplikasikan pada pintu otomatis. Selonoid pengunci pintu bekerja jika diberi tegangan. Dalam keadaan normal tuas pada solenoid pengunci pintu akan memanjang dan jika diberi tegangan tuas pada alat ini akan memendek. Tegangan listrik yang diberikan akan membuat medan magnet sehingga tuas pada solenoid pengunci pintu akan tertarik oleh medan magnet.


          Gambar 2.25.
          Solenoid Door Lock

          Konsep Dasar Definisi Keypad

          Situmorang, dkk. Dalam Jurnal Teknik Elektro Dan Komputer Unsrat Vol. 1, No 4 (2012)[28], Salah satu jenis perangkat antar muka yang umum dijumpai pada sistem embedded atau sistem mikrokontroler adalah keypad matrik 4x4 atau 3x4. Walaupun penggunaannya sangat intensive, tetapi kenyataannya sangat jarang perangkat lunak pengembangan yang menyediakan fungsi standar untuk pengeksesan keypad tersebut (sejauh perangkat penulis). Walaupun nampaknya sepele, tetapi fungsi pengaksesan keypad ini justru menjadi faktor kunci kenyamanan pengguna sistem embedded yang kita rancang.

          Keypad 4x4 sering digunakan oleh pemrograman, selain hardwarenya mudah, software nya juga tidak susah. Pada dasarnya keypad 4x4 adalah 16 push-button yang dirangkai secara matriks. Bentuk fisik dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:


          Gambar 2.26.
          Keypad 4x4

          Konsep Dasar LED (Light Emitting Dioda)


          Gambar 2.27.
          LED (Light Emitting Dioda)
          Sumber: Alifah (2015:3)

          Menurut Alfith (2015:3)[29] “LED (Light Emitting Dioda) merupakan komponen aktif bipolar semikonduktor, karena itu hanya mampu mengalirkan arus dalam saru arah saja. Untuk menyalakan LED cukup dengan mengalirkan arus dari anoda ke katoda (forward bias) dengan beda potensial minimum berkaisar antara 1,5 hingga 2 volt, dan arusnya berkaisar di 20 Ma”.

          Menurut Ramadhan (2013:15)[30] “LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis diode yang mampu mengeluarkan cahaya”.

          Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat di simpulkan LED (Light Emitting Dioda) adalah diode yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapatkan arus bias maju (forward bias).


          Konsep Dasar Modul GMS SIM900

          Eka Yogi Prananda, dkk. Dalam Pada Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017)[31], Modul GSM SIM900 adalah sebuah perangkat eleektronika yang berfungsi sebagai alat pengirim dan menerima pesan SMS. Mudul ini merupakan modul Quad-band GSM/GPRS berbentuk SMT terbuat dari sebuah prosesor canggih ARM926EJ-S, sehingga ukurannya kecil (24mm x 24mm x 3mm) dan merupakan solusi yang efektif sebagai modul komunikasi. GSM sim900 sudah menerapkan antarmuka standar industry dalam menyediakan fitur komunikasi GSM/GPRS 850/900/1800/1900MHZ untuk voice, SMS, data, dan fax.


          Gambar 2.28.
          Modul GSM SIM900A

          Konsep Dasar Bahasa C

          Definisi Bahasa C

          Menurut Alfith di dalam Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1 (2015:2)[32], “Bahasa C memiliki keuntungan-keuntungan yang dimiliki bahasa assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa C terletak diantara bahasa pemrograman tingkat tinggi dan assembly”.

          Kelebihan Bahasa C

          1. Bahasa C tersedia hampir di semua jenis komputer

          2. Kode bahasa C bersifat portable untuk semua jenis komputer. Suatu program ditulis dengan versi bahasa C tertentu akan dapat dikomplikasi dengan versi bahasa C yang lain hanya dengan sedikit modifikasi.

          3. C adalah bahasa pemrograman yang fleksibel, dengan bahasa C kita dapat menulis dan mengambangkan berbagai jenis program mulai dari operating system, word processor, graphic processor, spreadsheets, ataupun compiler untuk suatu bahasa pemrograman.

          4. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci hanya terdapat 32 kata kunci. Yaitu: auto break case char const continue default do double else enum extern float for goto if int long register return short signet sizeof struct switch typedef union unsigned void volite while.

          5. Proses executable program bahasa C lebih cepat

          6. Dukungan pustaka yang banyak

          7. C adalah bahasa yang terstruktur.

          8. Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah

          9. Dibandingkan dengan assembly, kode bahasa C lebih mudah dibaca an ditulis

          Kekurangan Bahasa C

          1. Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai.

          2. Para pemrogram C tingkat pemula umumnya belum pernah mengenal pointer dan tidak terbiasa menggunakannya. Keamapuhan C justru terletak pada pointer.

          Konsep Dasar Sensor LDR (Light Dependent Resistant)

          Sensor cahaya LDR (Light Dependent resistant) merupakan suatu jenis resistor yang peka terhadap cahaya. Nilai resistansi LDR akan Berupah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima. Jika LDR tidak terkena cahaya nilai, maka nilai tahanan akan menjadi besar (sekitar 10MΩ) dan jika terkena cahaya nilai tahanan akan menjadi kecil (sekitar 1kΩ). Novianti, Lubis, dan Tony, (2012:1)[33].

          Cara kerja dari sensor ini adalah mengubah energy dari foton menjadi elektron, umumnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Sensor ini mempunyai kegunaan yang sangat luas salah satu yaitu sebagai pendeteksi cahaya pada tirai otomatis. Beberapa komponen yang biasanya digunakan dalam rangkaian sensor cahaya adalah LDR (Light Dependent Resistor), Photodiode, dan Photo Transistor.


          Gambar 2.29.
          Sensor Cahaya (LDR)

          Selain satu komponen yang menggunakan sensor adalah LDR (Light Dependent Resistor) adalah satu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang dapat berubah sesuai perubahan intensitas cahaya, resistensi dari LDR akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya. Pada dasarnya komponen ini merupakan suatu resistor yang memiliki nilai hambatan bergantung pada jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan sensor tersebut. LDR dapat dibuat dari semikonduktor beresistensi tinggi yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan dan pasangan lubangnya akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistansinya.

          Komponen yang menggunakan sensor cahaya berikutnya adalah Photo Transistor,secara sederhana adalah sebuah transistor bipolar yang memakai kontak (junction) base-collector yang menjadi permukaan agar dapat menerima cahaya sehingga dapat digunakan menjadi konduktivitas transistor. Secara lebih detail Photo Transistor merupakan sebuah benda padat pendeteksi cahaya yang memiliki gain internal. Hal ini yang membuat foto transistor memiliki sensivitas yang lebih tinggi dibandingkan photodiode/ foto diode, dalam ukuran yang sama. Alat ini dapat menghasilkan sinyal analog maupun sinyal digital. Photo Transistor sejenis dengan trsnsistor pada umumnya, bedanya pada photo Transistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan PN. (sumber: komponenelektronika.biz).

          Konsep Dasar Modul Relay

          Angger, Edita , dkk. Dalam Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 1. No. 5 (2017)[34], Relay berfungsi sebagai saklar penguncian. Prinsip kerja relay adalah elektromagnetik untuk merubah kondisi saklar yang dapat menghantarkan arus listrik dengan tegangan yang lebih tinggi. Ada dua macam jenis relay yaitu:

          1. Normally Close (NC) dengan kondisi awal saklar selalu berada pada posisi tertutup (close).

          2. Normally Open (NO) dengan kondisi awal saklar selalu berada pada posisi terbuka (open).


          Gambar 2.30.
          Modul Relay Arduino

          Konsep Dasar Literature Review

          Definisi Literature Review

          Satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan, diantaranya yaitu:

          1. Penelitian yang dilakakukan oleh Besta Tricahya Putra (2013). Dari Fakultas Teknik Universitas Jember. Yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Loker Penitipan Barang Berdasarkan Password Dan Deteksi Wajah Pemilik Menggunakan Metode Triangle Face.” Penelitian ini menjelaskan tentang Mengembangkan sistem keamanan loker penitipan barang dengan menggunakan kata kunci dan pengolahan citra.

          2. R. Ramani, dkk. Dengan dengan penelitian yang berjudul Sistem Keamanan Bank Loker Berbasis Teknologi RFID dan GSM, pada International Journal Of Computer Applications (0975-887), Volume 57-No.18, November 2012. Penelitian ini menjelaskan tentang Sistem keamanan loker bank berdasarkan teknologi RFID dan GSM yang dapat di atur di bank, kantor, dan rumah yang aman. Dalam sistem ini hanya orang asli yang bisa mendapatkan uang dari bank loker.

          3. Penelitian Pradnya R. Neheta, dkk. Dengan Judul Penelitian Survey Sastra Tentang Sistem Keamanan Kunci Pintu, pada International Journal Of Computer Applications (0975-8887), Volume 153-No 2, November 2016. Penelitian ini menjelaskan tentang Sistem pengunci pintu yang terkunci dengan kunci ponsel. Pengguna dapat melakukan penggilan ke nomor sistem. Panggilan ini bertanggung jawab untuk membuka dan menutup entri dengan menggunakan kata sandi yang benar.

          4. Melalui Penelitiannya Helmi Guntoro, dkk. dengan Judul Rancang Bangun Magnetic Door Lock Menggunakan Keypad Dan Solenoid Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pada Jurnal Electrans, vol.12, No .1, Maret 2013, 39-48. Penelitian ini menjelaskan tentang membuat alat magnetic door lock berbasis arduino uno untuk keamanan rumah seperti pintu, loker, brankas, dan yang lainnya secara elektronik tanpa harus menggunakan kunci konvensional.

          5. Penelitian Pratima Patel dan Samir Ajani. Dengan judul Sistem Penguncian dan Unlocking Digital Berbasis Android untuk Ponsel Pintar. Pada International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering, Volume 6, Issue 2, February 2016. Penelitian ini menjelaskan tentang sistem penguncian otomatis penguncian digital menggunakan Smartphone Android berbasis Wi-Fi diusulkan dan diimplementasikan Karya yang diusulkan adalah mengirim sinyal ke receiver dari Tablet atau perangkat mobile dengan menggunakan sistem Wi-Fi. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengunci dan membuka kunci sistem atau peralatan apapun dari dalam atau luar rumah dengan rentang Wi-Fi yang tersedia. Tujuan utama dari pekerjaan ini adalah, jika pintu tidak terkunci, pengguna dari dekat jangkauan Wi-Fi dapat mengunci pintu dari telepon pintarnya, yang akan menghemat energi dan menghemat waktu seseorang.

          6. Lia Kamelia, dkk. Penelitian daengan judul Sistem Pintu Otomatis Menggunakan Bluetooth Berbasis Smartphone Android. Pada Journal Of Engineering and Applied Sciences Vol. 9, No. 10, Oktober 2014 Issn 1819-6608 Arpn. Penelitian ini menjelaskan tentang Teknologi rumah pintar yang menggunakan bluetooth di ponsel perangkat, sehingga akan lebih mudah dan efisien untuk digunakan.

          7. Annisya, dkk. Dengan judul Sistem Keamanan Buka Tutup Brankas Menggunakan Sidik Jari Berbasis Arduino Mega. Pada Jurnal Informatika dan Komputer Volume 22 No. 1, April 2017. Penelitian ini menjelaskan tentang Brankas merupakan tempat penyimpanan yang dianggap praktis tetapi memiliki resiko yang tinggi, karena memungkinkan mudahnya brankas untuk dibobol tanpa sepengetahuan pemiliknya. Dengan adanya hal tersebut, maka diperlukan sistem keamanan saat membuka dan menutup brankas. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi rangkaian elektronik berbasis Mikrokontroler.

          8. Di penelitian yang lain Sedhumadhavan. S dan Saraladevi. B. Dengan judul Sistem Mengunci dan Penguncian Dioptimalkan Menggunakan Arduino. Pada International Journal of Innovative Research in Computer and Communication Engineering Vol. 2, Issue 11, November 2014. Penelitian ini menjelaskan tentang Smart Home Automation System memainkan peran utama yang membantu mengurangi sebuah karya dengan menggunakan beberapa teknologi.

          9. Dwi Haryanto (2016) dari Perguruan Tinggi Raharja penelitian yang berjudul “ Prototype Sistem Keamanan Tas Menggunakan Sensor Sentuh Berbasis Arduino Uno Dengan Interface Android Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Peneltian ini menjelaskan tentang untuk membuat sebuah alat tersembunyi di dalam tas yang mampu mendeteksi sentuhan tangan manusia.

          10. . Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Agung Alpurqon (2014) dari Perguruan Tinggi Raharja yang berjudul “Sistem Pengendali Pintu Pagar Secara Otomatis Menggunakan Aplikasi Voice Commad SmartPhone Android OS”. Penelitian ini menjelaskan tentang sebuah brankas yang dapat menggunakan barang-barang saat terjadi pencurian.

          Dari sepuluh literature review yang ada, belum ada penelitian yang menciptakan suatu alat berupa keamanan loker menggunakan voice akses, maka dari itu penulis mengambil judul “PROTOTIPE SMART LOKER PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANGERANG”.

          BAB III

          LANDASAN TEORI

          Gambaran Umum

          Gambaran Umum Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Tangerang


          Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Tangerang berdiri tahun 2015 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2015, tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang ditetapkan sebagai salah satu Dinas di Kabupaten Tangerang. Operasionalisasi pelaksanaan dari tugas pokok dan wewenang Diskominfo tersebut secara teknis diatur dalam Peraturan Bupati Tangerang Nomor 15 Tahun 2015 tentang rincian Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang.

          Tahun 2016 Diskominfo mengalami perubahan Organisasi Perangkat Daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang. Menurut peraturan tersebut Diskominfo menjadi suatu Organisasi Perangkat Daerah Tipe A dengan menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatika, bidang statistik dan bidang persandian. Dengan adanya perubahan tersebut mengakibatkan Diskominfo memiliki bidang baru, sehingga tugas pokok, fungsi dan tata kerja Diskominfo mengalami perubahan pula dan diatur dalam Peraturan Bupati Tangerang Nomor 94 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang.

          Mengacu kepada Peraturan Bupati tersebut, Diskominfo Kabupaten Tangerang mempunyai tugas yaitu melaksanakan urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatika, statistik, dan persandian yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah.


          Sejarah Singkat Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Tangerang

          Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah tiga kali diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 23 Tahun 2014, memberikan peluang bagi Pemerintah Daerah untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri sesuai dengan corak, sifat dan aspirasi masyarakat. Pemerintah Daerah dapat merencanakan dan mengambil keputusan mengenai kebijakan dan program pembangunan daerah dengan tetap memperhatikan kewenangan yang menjadi lingkup dan urusan Pemerintah Daerah. Undang-undang tersebut juga memberikan kewenangan Kepala Daerah untuk melakukan koordinasi perencanaan dan pengawasan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan.

          Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah dituntut untuk melaksanakan perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek yang memberi arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Arah Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tangerang Tahun 2013 - 2018 disusun sebagai pedoman bagi SKPD dalam penyusunan program - program dan kegiatan yang berdasarkan visi, misi kepala daerah. Penyusunan RPJMD Kabupaten Tangerang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan RPJMD Propinsi yang di dalamnya memuat sasaran-sasaran pokok yang harus dicapai, arah kebijakan, program-program pembangunan dan kegiatan pokok pembangunan daerah kurun waktu lima tahun mendatang. Dalam rangka menjamin adanya konsistensi dan sinkronisasi dengan RPJM Kabupaten Tangerang, maka Dinas Komunikasi dan Informatikadalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan memperhatikan pada peraturan yang ada dan kondisi serta potensi daerah dan aspirasi yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.sehingga nantinya akan ada keterkaitan dokumen perencanaan dengan lainnya, yang selanjutnya akan mempermudah pembangunan dan pengembangan potensi daerah bidang komunikasi dan informatika Daerah Kabupaten Tangerang.

          Rencana Strategis Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang Tahun 2015-2018 merupakan pedoman pelaksanaan pembangunan di bidang komunikasi dan informatika mengarah kepada tujuan yang akan dicapai selama tahun 2015-2018 serta landasan dalam menetapkan skala prioritas Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang selanjutnya akan menjadi pedoman dalam penyusunan APBD.

          Visi, Misi Dan Tujuan Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Tangerang

          Adapun Visi Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Tangerang sebagai berikut:

          Visi adalah cara pandang jauh ke depan yang mengarahkan organisasi harus dibawa kemana agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif. Visi SKPD merupakan suatu gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dimasa yang akan datang.

          Visi harus memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis, memiliki orientasi yang jelas terhadap masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran organisasi serta mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi. Visi ini perlu ditanamkan pada gilirannya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya yang ada.

          Visi Dinas Komunikasi dan Informatika selama kurun waktu 4 tahun kedepan yaitu: “Terwujudnya Komunikasi dan Informatika yang Efektif Serta Efisien dalam Mendukung e- Goverment menuju Tangerang Gemilang”.

          Visi tersebut diatas merupakan gambaran dari masa depan yang ingin diwujudkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang dalam kurun waktu 2015 - 2018.

          Adapun Misi Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Tangerang sebagai berikut:

          Dalam rangka mengerahkan seluruh sumber daya yang ada dalam mewujudkan Visi tersebut di atas, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang mempunyai Misi, yaitu pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi melalui penerapan strategi yang telah dipilih dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan sebelumnya.

          Dengan demikian berdasarkan visi yang telah ditetapkan, maka Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang menetapkan 5 (lima) misi dalam mendukung visi dan misi Kabupaten Tangerang antara lain:

          1. Meningkatkan sarana dan prasarana komunikasi dan informatika

          2. Meningkatkan kompetensi aparatur dan masyarakat dalam bidang komunikasi dan informatika

          3. Menyelenggarakan kebijakan Pemerintah Daerah di bidang komunikasi dan Informatika

          4. Mengoptimalkan penerapan e-Governement di Kabupaten Tangerang

          5. Peningkatan kapasitas kelembagaan

          Dalam pelaksanaannya, untuk mewujudkan visi dan misi tersebut perlu ditunjang oleh perilaku organisasi yang selaras dengan tuntutan kebutuhan, yang ditetapkan dalam bentuk nilai-nilai organisasi. Nilai-nilai organisasi disini adalah, kriteria kebaikan dan kebenaran yang diyakini dan disepakati oleh seluruh jajaran anggota organisasi sebagai norma yang dianut bagi kehidupan berorganisasi. Nilai-nilai tersebut adalah :

          a. Transparansi

          Merupakan salah satu unsur dari Good Governance yang harus ditingkatkan agar dapat meningkatkan kepercayaan dari masyarakat dan mendorong partisipasi masyarakat serta swasta untuk mencapai tujuan pembangunan.


          b. Profesional

          Bertanggung jawab dan konsisten terhadap tugas dan fungsi yang diemban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.


          c. Partisipatif

          Rasa tanggungjawab yang tinggi dari semua komponen baik pemerintah maupun masyarakat dan swasta dalam ikut berperan serta mengambil bagian dalam rangka mempercepat tujuan pembangunan dalam bidang teknologi dan informatika.


          d. Inovatif

          Kemampuan seseorang atau masyarakat dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru yang berlandaskan teknologi informatika.

          Adapun Tujuan Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Tangerang sebagai berikut:

          Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan Visi dan Misi sebagai hasil akhir yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, tujuan disusun untuk memperjelas pencapaian sasaran yang ingin diraih dari masing–masing Misi yang tertuang dalam tabel terlampir.

          Tujuan yang diemban oleh Dinas Komunikasi dan Informatika tersebut memerlukan indikator untuk mengukur keberhasilannya. Mengacu pada sasaran Kabupaten yang terkait indikator yang ingin dicapai pada akhir pembangunan (2018) adalah pencapaian nilai baik pada tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan komunikasi dan informatika.

          Selain itu, untuk mewadahi kegiatan di bidang kesekretariatan maka Dinsa Komunikasi dan Informatika juga memiliki satu tujuan tambahan yaitu meningkatkan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik.

          Struktur Organisasi Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Tangeran


          Gambar 3.1. Struktur Organisasi Dinas Komunikasi Dan Informasi Kabupaten Tangerang

          Tugas Dan Tanggung Jawab

          Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dikominfo mempunyai fungsi sebagai berikut:

          a. perumusan kebijakan bidang komunikasi dan informatika, statistik, dan persandian.

          b. pelaksanaan kebijakan bidang komunikasi dan informatika, statistik, dan persandian.

          c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya.

          d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

          e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

          Dinas Komunikasi dan Informatika dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut

          1. Kepala Dinas

          Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas sebagai berikut:

          a. Merumuskan program kerja Dinas dalam rangka mendukung melaksanakan fungsi Dinas dan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan peraturan perundang-undangan.

          b. Mengkoordinasikan dengan instansi/lembaga lain terkait di bidang komunikasi dan informatika untuk mendukung fungsi Dinas.

          c. Membina pegawai di lingkungan Dinas untuk meningkatkan kinerja pegawai.

          d. Mengarahkan pelaksanaan program kerja Dinas.

          e. Menyelenggarakan program kerja Dinas.

          f. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Dinas.

          g. Melaporkan pelaksanaan hasil program kerja.

          2. Bidang Telematika

          a. Seksi Pengembangan Infrastruktur Telematika.

          b. Seksi Pengolahan Data Elektronik dan Statistik.

          c. Seksi Perencanaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

          Bidang Telematika, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas mempunyai tugas pokok penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, melaksanakan pembinaan dan pengendalian bidang Telematika. Bidang Telematika mempunyai fungsi dalam melaksanakan tugasnya, antara lain:

          a. Penyiapan rumusan kebijakan teknis bidang telematika.

          b. Penyiapan rencana dan program kegiatan bidang telematika.

          c. Penyiapan Pengendalian dan pengawasan Bidang Pengawasan kegiatan bidang telematika.

          d. Penyiapan Bimbingan teknis pelaksanaan program kegiatan Bidang telematika.

          e. Pengelolaan administrasi Bidang Pengelolaan administrasi Bidang telematika.

          Dalam melaksanakan fungsi tersebut, Bidang Telematika mempunyai rincian tugas:

          a. merumuskan program bidang pengembangan infrastruktur telematika, pengolahan data elektronik dan statistik serta perencanaan teknologi informasi dan komunikasi.

          b. membagi tugas program bidang pengembangan infrastruktur telematika, pengolahan data elektronik dan statistik serta perencanaan teknologi informasi dan komunikasi.

          c. memberi petunjuk program bidang pengembangan infrastruktur telematika, pengolahan data elektronik dan statistik serta perencanaan teknologi informasi dan komunikasi.

          d. mengatur program bidang pengembangan infrastruktur telematika, pengolahan data elektronik dan statistik serta perencanaan teknologi informasi dan komunikasi.

          e. mengevaluasi kegiatan program dan melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan di bidang pengembangan infrastruktur telematika, pengolahan data elektronik dan statistik serta perencanaan teknologi informasi dan komunikasi.

          f. melaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

          Bidang Telematika memiliki 3 (tiga) Seksi yang dipimpin oleh Kepala Seksi yang bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. Berikut adalah Seksi pada Bidang Telematika dengan rincian tugasnya, yaitu:

          Seksi Pengembangan Infrastruktur Telematika, memiliki rincian tugas sebagai berikut:

          a. Merencanakan kegiatan seksi pengembangan insfrastruktur telematika.

          b. Membimbing pelaksanaan kegiatan seksi pengembangan insfrastruktur telematika.

          c. Membagi tugas pelaksanaan kegiatan seksi pengembangan insfrastruktur telematika.

          d. Merencanakan pengembangan infrastruktur telematika di lingkungan Pemerintah Daerah.

          e. Melaksanakan pengembangan infrastruktur telematika di lingkungan Pemerintah Daerah.

          f. Melaksanakan pemeliharaan infastruktur telematika di lingkungan Pemerintah Daerah.

          g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait di bidang pengembangan infrastruktur telematika di Daerah.

          h. Melaksanakan perencanakan dan pemeliharaan pengembangan sistem keamanan informasi di lingkungan Pemerintah Daerah.

          i. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait di bidang sistem keamanan informasi.

          j. Menyusun dan melaksanakan rencana pemulihan bencana keamanan informasi (information security disaster recovery plan) dan sistem pencadangan data (backup data system).

          k. Melaksanakan standardisasi, fasilitasi dan bimbingan teknis jaringan telekomunikasi, perangkat keras, perangkat lunak dan keamanan informasi di lingkungan Pemerintah Daerah.

          l. Melaksanakan audit teknologi informasi dan komunikasi mencakup jaringan telekomunikasi, perangkat keras, perangkat lunak dan keamanan informasi di lingkungan Pemerintah Daerah.

          m. Melaksanakan pengkajian dan implementasi legal software / open source software di lingkungan Pemerintah Daerah.

          n. Melaksanakan penyusunan topologi, tata kelola dan pemanfaatan sumber daya jaringan telekomunikasi di lingkungan Pemerintah Daerah.

          o. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi pengembangan insfrastruktur telematika.

          p. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan seksi pengembangan insfrastruktur telematika.

          q. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

          Seksi Pengolahan Data Elektronik dan Statistik, dengan rincian tugas sebagai berikut:

          a. Merencanakan kegiatan seksi pengolahan data elektronik dan statistik.

          b. Membimbing dan membagi tugas pelaksanaan kegiatan bidang pengolahan data elektronik dan statistik.

          c. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi pengolahan data elektronik di lingkungan Pemerintah Daerah.

          d. Melaksanakan kerjasama dan kemitraan pengelolaan data elektronik di Daerah.

          e. Melaksanakan fasilitasi kompilasi data sistem informasi di Daerah.

          f. Melaksanakan koordinasi implementasi interoperabilitas e-Government di lingkungan Pemerintah Daerah.

          g. Melaksanakan integrasi keluaran sistem informasi manajemen seluruh Perangkat Daerah untuk kebutuhan informasi eksekutif dan bahan kebijakan Pemerintah Daerah.

          h. Melaksanakan bimbingan teknis, monitoring, evaluasi, serta analisis sistem informasi dan aplikasi berbagai fungsi yang terkait dengan e-business di Daerah.

          i. Melaksanakan koordinasi internal mapun eksternal dalam pengumpulan, pengolahan dan penyajian statistik Daerah.i.

          j. Melaksanakan analisis statistik sektoral Daerah.

          k. Melaksanakan standardisasi, fasilitasi dan bimbingan teknis pengolahan data elektronik, website, sistem informasi dan data statistik di lingkungan Pemerintah Daerah.

          l. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan bidang pengolahan data elektronik dan statistic sektoral.

          m. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan bidang pengolahan data elektronik dan statistic sektoral.

          n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

          Seksi Perencanaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan rincian tugas sebagai berikut:

          a. Merencanakan kegiatan bidang perencanaan teknologi informasi dan komunikasi.

          b. Membimbing dan membagi tugas pelaksanaan kegiatan bidang perencanaan teknologi informasi dan komunikasi.

          c. Melaksanakan penyusunan rencana induk teknologi informasi dan komunikasi Pemerintah Daerah.

          d. Merencanakan pengembangan dan integrasi sistem informasi di lingkungan Pemerintah Daerah.

          e. Melaksanakan survei dan menganalisis kebutuhan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Pemerintah Daerah.

          f. Mengevaluasi pelaksanaan e-Government di lingkungan Pemerintah Daerah.

          g. Mengkoordinir perencanaan teknologi informasi dan komunikasi antar Perangkat Daerah.

          h. Melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis perencanaan teknologi informasi dan komunikasi antar Perangkat Daerah.

          i. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan bidang perencanaan teknologi informasi dan komunikasi

          j. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan bidang perencanaan teknologi informasi dan komunikasi.

          Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

          3. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

          a. UPT dibentuk berdasarkan kriteria adanya pekerjaan yang bersifat teknis operasional karena wilayah kerja atau karena jam tertentu.

          b. UPT dipimpinan oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

          Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

          Flowchart Pengolahan Keamanan Loker Sistem Yang Berjalan


          Gambar 3.2. Flowchart Loker Sistem Yang Berjalan

          Dapat dijelaskan pada gambar Flowchart sistem keamanan loker yang berjalan pada Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang yaitu terdiri dari:

          Mulai buka menggunakan kunci manual, pada saat membuka pemilik harus mengunci nya kembali. jika “ya” dan “tidak”. Jika “Ya” maka kunci pintu telah dibuka. Jika “Tidak” Maka akan kembali ke proses buka kunci sampai pintu dibuka.

          Flowchart Sistem Yang Diusulkan


          Gambar 3.3. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

          Dapat dijelaskan pada gambar Flowchart Proses Membuka dan Menutup Pintu Loker dan dengan Sistem Keamanan Loker Yang Berjalan Pada Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang yaitu terdiri dari:

          Pada saat menjalankan program pertama kita mengecek koneksi bluetooth untuk menjalankan alat, pada saat koneksi bluetooth tidak terkoneksi maka kita bisa menggunakan jaringan modul GSM untuk memberitahukan inforamasi sistem kemananan kepada pemilik pada saat menggunci dengan jarak jauh, jika sudah terkoneksi maka muncul aplikasi android menggunakan sistem aplikasi voice smartphone, jika suara tidak terdeksi maka akan kembali ke aplikasi voice. Jika pemilik berhasil mengucapkan perintah suara maka pemilik harus masukkan password, jika tidak maka pemilik kembali login ulang, jika password yang diberikan benar maka pintu loker akan terbuka.

          Metode Prototipe

          Metode yang dipakai menggunakan metode prototyping evolutionary, Karena dengan evolutionary sistem ini atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final dan produk akhir.


          Tabel 3.1. Perbandingan Sistem Berjalan Dan Sistem Diusulkan

          Gambar Rangkaian Alat

          Perancangan Prototipe keseluruhan ini terdiri dari beberapa rangkain input dan output. Rancangan rangkaian keseluruhan ditunjukkan pada gambar di bahwa ini sebagai berikut:


          Gambar 3.4. perancangan Prototipe Smart Loker

          Diagaram Blok

          Penjelasan diagram blok agar mudah dipahami dan peneliti membuat diagram blok sistem beserta alur kerja Smart Loker beserta keterangan alur kerja dari prototipe ini sebagai berikut:


          Gambar 3.5. Rangkaian Diagram Blok

          Keterangan :

          1. Mikrokontroller Arduino Mega berfungsi sebagai menerima inputan dari smartphone dan sensor maka inputan tersebut akan diterima oleh arduino dan proses yang nantinya akan menjadi sebuah perintah untuk di tampilkan pada layar handphone yang digunakan sebagai media untuk menampilkan proses yang sedang dilakukan.

          2. Smartphone Android berfungsi sebagai tempat dimana aplikasi pengontrolan dapat bekerja jika sudah terhubung dengan koneksi bluetooth pada Smart Loker.

          3. Bluetooth berfungsi sebagai inputan untuk media komunikasi antara Smartphone Android dan Mikrokontroller Arduino Uno

          4. LED Indikator berfungsi sebagai mendeteksi warna LED merah yang akan menyala pada saat sistem dalam keadaan terkunci dan Warna LED hujau akan menyala pada saat keadaan tidak terkunci atau terbuka.

          5. LDR sensor berfungsi sebagai untuk mendeteksi apakah pintu sedang dalam keadaan terbuka atau sedang dalam keadaan tertutup.

          6. Relay berfungsi sebagai saklar elektronik. Dan relay akan aktif ketika diberi input high dari arduino Mega. Relay sebagai sistem pengsaklaran untuk solenoid.

          7. Solenoid berfungsi sebagai aktuator. Prinsip kerja solenoid adalah sebagai pengunci dan akan aktif ketika diberikan tegangan sebesar 12V.

          8. Buzzer berfungsi sebagai tanda saat pintu loker sedang terbuka, dan untuk memberitahu kepada pengguna loker bahwa pintu loker sedang terbuka.

          9. Keypad berfungsi sebagai alat input untuk memasukkan kode password ke Arduino Uno.

          10. LCD 16X2 berfungsi sebagai untuk menampilkan seluruh hasil dari Smart Loker.

          11. Modul GSM berfungsi sebagai transceiver. Modul GSM mempunyai fungsi yang sama dengan sebuah telepon seluler yaitu mampu melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan SMS. Dengan adanya sebuah modul GSM maka aplikasi yang dirancang dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan jaringan GSM sebagai media akses.

          Cara Kerja Alat

          Berdasarkan cara kerjanya dan pengendalian pintu Smart Loker ini dibuat untuk sebagai berikut:


          Gambar 3.6. Diagram Cara Kerja

          Berdasarkan cara kerjanya dan pengendalian pintu lokter di buat untuk :

          1. Sistem Input Pada sistem input membuka dan menutup pintu loker adalah dengan menggunakan perintah suara, yang dapat di kontrol melalui Smartphone dan telah terhubung melalui Bluetooth. Dan modul gsm sebagai sistem kemanannya. Input di lakukan dengan mengucapkan suatu perintah pada Smartphone, pada kondisi ini informasi yang di terima berupa sinyal analog dan kemudian informasi akan di kirim ke arduino melalui bluetooth untuk di proses.

          2. Sistem Proses Pada sistem proses ini menggunakan Arduino Mega yang merupakan otak dari sistem pembuka dan penutup pintu loker menggunakan perintah suara dan bertugas untuk mengeluarkan output atas input yang di terimanya berdasarkan program yang telah di simpan dan proses nantinya akan menjadi sebuah perintah untuk di tampilkan pada layar handphone yang digunakan sebagai media untuk menampilkan proses yang sedang dilakukan.

          3. Sistem Output Sistem output pada alat ini menggunakan Keypad yang bertujuan untuk memasukkan password yang akan di input dan ditampilkan melalui LCD Display sebagai Output atau menampilkan dan di kendalikan melalui relay circuit untuk mengendalikan Selonoid sebagai pengunci pintu loker, agar sistem membuka dan menutup pintu loker menggunakan perintah suara. Setelah melakukan input suara yang telah di ucapkan. Selanjutnya akan di proses ke arduino Mega maka selonoid akan memproses buka tutup pintu otomatis mengunci sesuai dengan perintah suara.

          Pembuatan Alat

          Pada perancangan di sini yang di maksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software). Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa Dalam pembuatan bentuk dari skematik diperlukan aplikasi fritzing, Alat yang digunakan meliputi:

          Hardware dan Software yang harus dipersipakan diantara nya:

          1. Personal Computer (PC).

          2. Solder timah.

          3. Solder karet.

          4. Smartpone Android.

          5. Software Arduino 1.0 untuk menulis program arduino.

          6. Software Fritzing (untuk menggambar Schematik).

          7. Modul Arduino sebagai papan Board mikrokontroller.

          Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

          1. Relay SPDT

          2. Sensor cahaya.

          3. Ic regulator LM7805.

          4. Kapasitor Elco 1000 microFarad/35 volt, 100 microFarad/16 volt.

          5. Resistor 330 ohm, 10 kOhm.

          6. Lampu led.

          7. Heatshink (alumunium pendingin).

          8. Jack baterai.

          9. Swith On/Off.

          10. Timah solder.

          11. Buzzer.

          12. Modul bluetooth.

          13. Modul GSM Sim900A

          14. Solenoid.

          15. Pin header.

          16. Kabel konektor.

          17. Transistor 2n2222.

          18. Diode IN4007.

          19. Printed circuit board.

          20. Keypad

          21. LCD Display

          22. Kayu

          23. Arduino Mega

          24. Adaptor

          25. Stapdown

          Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

          Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras, maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.7 dibawah ini:

          Merancang Schematik Hardware

          Dalam pembuatan bentuk dari skematik diperlukan aplikasi fritzing, penggunaan fritzing adalah untuk merancang rangkaian elektronika yang sudah mendukung library-library arduino dan untuk memulainya dapat di lihat seperti gambar berikut ini:


          Gambar 3.7. Membuka Aplikasi Fritzing


          Setelah melakukan langkah di atas adalah akan muncul tampilan utama pada layar kerja fritzing dan dapat terlihat seperti gambar berikut ini:


          Gambar 3.8. Halaman Utama Fritzing


          Sebelum memulai menggambar skematik ada baiknya kita menyimpan terlebih dahulu, adapun langkah-langkahnya akan terlihat seperti gambar berikut:


          Gambar 3.9. Menyimpan Project Pada Fritzing


          Setelah melakukan langkah di atas maka akan masuk ke tampilan breadboard dimana tampilan tersebut digunakan untuk mengimpor komponen yang ada toolbox di jendela part nya. Adapun tampilannya akan terlihat seperti gambar berikut:


          Gambar 3.10. Memasukan Komponen Pada Layar Breadboard

          Setelah melakukan langkah di atas, maka gambar rangkaian dapat di lihat pada penjelasan rangkaian-rangkaian yang digunakan dan di buat seperti gambar di bawah ini sebagai berikut:

          Rangkaian Lampu LED Indikator

          Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukan status dari perangkat elektronika tersebut.


          Gambar 3.11. Rangkaian Lampu Indikator

          Pada rangkaian di atas tidak digunakan rangkaian pendukung untuk dapat bekerja. Rangkaian lampu indikator di atas berfungsi sebagai tanda saat pintu loker terbuka dan secara otomatis lampu tersebut akan menyala agar ruangan didalam loker tidak gelap .

          Rangkaian Buzzer

          Buzzer merupakan sebuah komponen elektronika yang berfungsi sebagai mengubah getaran listrik menjadi getaran bunyi. Pada dasarnya penggunaan buzzer adalah untuk menghasilkan getaran bunyi ketika sistem mendeteksi adanya buka paksa pintu loker


          Gambar 3.12. Rangkaian Sistem Buzzer

          Rangkaian Sensor Cahaya (LDR)

          Penggunaan rangkaian sensor cahaya adalah di maksudkan untuk mendeteksi apakah pintu sedang dalam keadaan terbuka atau sedang dalam keadaan tertutup. Dalam penerapan sensor cahaya pada sistem ini di maksudkan ketika pada saat lemari dalam kondisi tertutup maka sistem keamanannya akan di katifkan dan ketika lemari di buka maka sistem keamanannya di matikan. Dan jika lemari di buka secara paksa oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan sistem keamanan belum di matikan, maka alarm akan berbunyi. Alarm akan berbunyi ketika sensor cahaya di sinari cahaya pada saat lemari terbuka. Adapun bentuk dari rangkaiannya dapat di lihat pada gambar berikut ini:


          Gambar 3.13. Rangkaian Sensor Cahaya (LDR)

          Rangkaian Bluetooth HC-06

          Bluetooth adalah spesifikasi industry untuk jaringan kawasan pribadi (personal area network or (PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat di pakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan ataupun antara device.


          Gambar 3.14. Rangkaian Bluetooth HC-06

          Dalam penggunaan bluetooth perlu di ketahui adalah jalur yang digunakan untuk melakukan komunikasi yaitu jalur RX dan TX dan bluetooth juga memerlukan sumber daya, sumber daya yang di perlukan adalah tergantung jenis bluetooth yang digunakan pada perancangan sistem ini menggunakan bluetooth HC-06 yang memerlukan daya sebesar +5 volt DC. Fungsi bluetooth dalam sistem ini yaitu sebagai media penghubung antara handphone dan mikrokontroller, dimana bluetooth tersebut di hunungkan dengan sistem mikrokontroller pada jalur RX dan TX yang berfungsi sebagai jalur pengirim dan jalur penerima, sehingga handpone dan mikrokontroller dapat berkomunikasi dengan baik.

          Rangkaian LCD 16X2

          Untuk menampilkan alat ini sebagai interfacing menggunakan modul LCD 16X2 untuk menampilkan hasil dari inputan password keamanan loker. Adapun rangkaian menghubungkan komponen arduino ke LCD 16x2 dan I2C sebagai berikut:


          Gambar 3.15. Rangkaian LCD 16x2

          Rangkaian Modul GSM

          Modul GSM/GPRS adalah bagian yang berfungsi untuk komunikasi antara pemantau utama dengan handphone. ATcommand adalah perintah yang dapat diberikan modem GSM/CDMA seperti untuk mengirim dan menerima data berbasis GSM/GPRS atau mengirim dan menerima SMS.


          Gambar 3.16. Rangkaian Modul GMS

          Cara kerja modul gsm yang bertujuan untuk mengirim SMS dalam keadaan darurat kepada pemilik dan untuk mengirimkan layanan keamanan.

          Rangkaian Selonoid Door Lock

          Selonoid berfungsi sebagai aktuator. Prinsip dari solenoid sendiri akan bekerja sebagai pengunci dan akan aktif ketika diberikan tegangan sebesar 9V. Didalam solenoid terdapat kawat yang melingkar pada inti besi. Ketika arus listrik mengalir melalui kawat ini, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang akan menarik inti besi ke dalam.


          Gambar 3.17. Rangakain Selonoid Door Lock

          Rangkaian Keseluruhan alat

          Setelah melakukan perancangan perangkat Hardware dari sluruh komponen dan bahan yang digunakan maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar di bahwa ini sebagai berikut:


          Gambar 3.18. Keseluruhan Alat

          Keterangan dari jalur-jalur di atas

          1. Jalur merah sebagai arus positif (+)

          2. Jalur hitam sebagai arus negatif (-)

          3. Jalur biru sebagai jalur data.

          Konsep Dasar Perancangan Perangkat Lunak

          Perancangan perangkat lunak adalah melakukan penulisan listing program ke dalam suatu software arduino 1.0.6 dengan menggunakan bahasa pemrograman C, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh Hardware atau sistem yang di buat sebagai berikut:

          Penulisan listing program bahasa C

          Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program arduino 1.0.6 digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software arduino 1.0.6 dapat di lihat seperti pada gambar dibawah ini sebagai berikut:


          Gambar 3.19. Memulai IDE arduino

          Selanjutnya dalam pemrograman arduino yang akan di buat maka untuk menuliskan listing program dapat di lihat pada gambar sebagai berikut:


          Gambar 3.19. Tampilan Layar Program Arduino 1.0.6

          Setelah form utama program Arduino 1.0.6 di tampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi pengalamatan port koneksi yang ada pada device manager.


          Gambar 3.20. Konfigurasi Port Melalui Device Manager

          Pada pemrograman mikrokontroller perlu di perhatikan untuk koneksi portnya, karena pada pengalamatan port inilah arduino dapat berkomunikasi dengan komputer melalui komunikasi serial. Pada gambar koneksi port di setting pada port 24.


          Gambar 3.21. Menentukan Koneksi Port 24 Pada Arduino 1.0.6

          Setting koneksi port pada Arduino 1.0.6 di lakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.


          Gambar 3.22. Menyimpan File Progran Pada Arduino 1.0.6

          Langkah selanjutnya adalah menyimpan listing program yang sudah di buat dengan nama berekstensi.pde dalam penelitian ini nama file yang akan di simpan dengan nama AMEL.pde.


          Gambar 3.23. Menyimpan Program Pada Arduino 1.0.6

          Selanjutnya tahap penulisan program perlu diketahui pada pemrograman arduino yang menggunakan modul arduino atmega sebagai media untuk menanamkan program dan Arduino 1.0.6 sebagai media untuk menuliskan listing program. Agar sistem dapat bekerja sesuai dengan yang di inginkan. Adapun langkah penulisan program arduino dapat di lihat seperti gambar berikut:


          Gambar 3.24. Struktur Susunan Program Arduino

          maka proses selanjutnya adalah melakukan proses kompilasi atau melakukan pengecekan terhadap baris program yang masih salah. Adapun langkah-langkah dapat di lihat pada gambar berikut:


          Gambar 3.25. Proses Kompilasi Listing Program

          Proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang di tulis terjadi kesalahan atau tidak. Proses ini dilakukan sebelum pengisian program ke dalam arduino dan adapun hasil dari eksekusi program adalah sebagai berikut:


          Gambar 3.26. Hasil Kompilasi Listing Program

          Pada gambar diatas menunjukan hasil dari kompilasi listing program dan hasil dari proses kompilasi tidak terjadi error, artinya proses penulisan listing program sudah benar hasil dari kompilasi inilah yang nantinya akan di tanamkan ke dalam sistem mikrokontroller melalui board arduino mega.

          Pengisian Program Ke Dalam Board Arduino Atmega

          Mikrokontroller bisa bekerja jika di dalamnya sudah di masukkan listing program. Program yang akan di masukan ke dalam mikrokontroller melalui board arduino yaitu program aplikasi yang di uat dengan aplikasi arduino 1.0.6 untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Langkah selanjutnya sebelum listing program di masukan ke dalam mikrokontroller yang perlu di perhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan listing program. Dan ini proses pemilihan board yang digunakan untuk memasukan listing program dapat di lihat pada gambar sebagai berikut:


          Gambar 3.27. Pemilihan Arduino Board

          Setelah jenis board sudah di pilih, langkah selanjutnya adalah memaukan program ke dalam mikrokontroller dengan menggunakan modul arduino mega. Adapun langkah-langkahnya dapat di lihat pada gambar berikut:


          Gambar 3.28. Mengupload Program Ke Dalam Modul Arduino

          Setelah langkah upload listing program selesai, maka sistem mikrokontroller sudah dapat bekerja dan sudah siap untuk digunakan. Adapun listing program keseluruhannya dapat di lihat pada gambar di bawah ini:


          Gambar 3.29. Tampilan Program Keseluruhan.

          Tampilan Gambar Aplikasi Sistem Keamanan Via Voice dan Password


          Gambar 3.30. Tampilan Gambar Aplikasi Sistem Keamanan Via Voice dan Password

          Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

          Permasalahan Yang Dihadapi

          Berdasarkan hasil dari observasi serta wawancara yang telah dilakukan sebelumnya mengenai prototipe Smart Loker Berbasis Arduino Mega. Maka dapat disimpulkan bahwa analisa permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

          1. Proses membuka dan menutup kunci pintu loker masih menggunakan kunci konvensional yang pada umumnya.

          2. Siapa saja yang ingin membuka pintu loker berhak memegang kunci loker yang sama.

          3. Sulit mengontrol dan meninggalkan saat menyimpan barang dalam keadaan ditinggakan disaat berpergian jauh atau diluar kantor.

          Alternatif Pemecahan masalah

          Berdasarkan analisa permasalahan diatas yang telah disebutkan, maka penelitian memberikan solusi dalam pemecahan masalah sebagai berikut:

          1. Proses membuka dan mengunci pintu loker menggunakan smartphone yang dapat di akses menggunakan voice pemilik ketika ingin membuka pintu loker.

          2. Pemilik loker harus mempunyai masing-masing password ketika ingin membuka pintu loker.

          3. Mudah dikontrol ketika ingin berpergian jauh karena sistem dilengkapi dengan modul GSM sebagai sistem keamanan loker dan buzzer sebagai memberitahukan kepada pemilik ketika pintu loker dibuka secara paksa oleh pihak yang tidak bertanggung jawab melalui SMS.

          User Requirement

          Requirement Elisitas Tahap I

          Elisitasi tahap 1, merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara yang dilakukan oleh pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan. Adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan sebagai berikut:


          Tabel 3.1. Elisitas Tahap I

          Requirement Elisitasi Tahap II

          Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan elisitasi tahap l yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai MDI sebagai berikut:

          1. M pada MDI artinya Mandatory (di butuhkan atau penting). Maksudnya elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh di hilangkan pada saat membuat sistem baru.

          2. D pada MDI artinya Desirable (di inginkan atau tidak perlu penting). Maksudnya elisitasi tersebut tidak perlu penting dan boleh di hilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

          3. I pada MDI artinya Inessential (di luar sistem atau di eliminasi). Maksudnya adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang di bahas dan merupakan bagian dari luar sistem.


          Tabel 3.2. Elisitas Tahap II

          Requirement Elisitasi Tahap III

          Elisitasi tahap III merupakan hasil dari penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua elisitasi yang option nya “l” pada metode MDI. Selanjutnya semua elisitasi yang tersisa di klasifikasikan kembali dengan metode TOE dengan opsi LMH. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE

          1. T (Technical) maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang di usulkan?

          2. O (Operational) maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan di kembangkan?

          3. E (Economic) maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut di dalam sistem?

          Metode tersebut di bagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

          1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

          2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.

          3. H (High) : Sulit untuk di kerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus di elimininasi.


          Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III

          Requirement Final Elisitasi

          Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat di jadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan sistem pembuka dan penutup pintu loker berbasis arduino uno menggunakan voice pada Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang. Berdasarkan elisitasi tahap III di atas, di hasilkan final elisitasi yang di harapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.


          Tabel 3.4. Final Draft Elisitasi


          BAB IV

          UJI COBA DAN ANALISA

          Uji Coba

          Setelah melakukan perancangan alat dan pemasangan komponen-komponen dan lain-lain, selanjutnya melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang di inginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian hasil uji coba yang dilakukan dapat dilihat pada langkah-langkah hasil uji coba dapat dilihat sebagai berikut:

          Metode Black Box

          Berikut ini adalah tabel pengujian black box berdasarkan sistem Smart Loker Berbasis Arduino Mega Pada Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang. Untuk melakukan pengujian pada sistem yang menggunakan voice untuk membuka dan menutup pintu loker pada tabel sebagai berikut:

          1. Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Menjalankan Aplikasi Sistem Keamanan Loker menggunakan Voice Smartphone.


            Tabel 4.1. Pengujian Black Box
          2. Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Koneksi Bluetooth


            Tabel 4.2. Pengujian Black
          3. Pengujian Black Box Sistem Pada konektivitas bluetooth dengan membuka dan menutup pintu menggunakan voice Smarphone.


            Tabel 4.3. Pengujian Black Box

          Uji Coca Perangkat Lunak (software) dan Perngkat Keras (hardware)


          Gambar 4.1. Prototipe Smart Loker Buka Tutup Menggunakan Voice

          Pengujian Rangkaian Selonoid Door Lock Menggunakan SMS Buka Tutup Pintu Loker

          Buka pintu dengan mengirimkan sms, buka pintu dengan perintah sms lalu dikirikan ke modul gms apakah door lock ini dapat mengunci pintu loker pada saat mengirimkan sms kunci pintu loker, jika berhasil maka pesan akan terkirim dan menerima pesan maka pintu berhasil door lock.

          Dari modul gsm ini ketika mengirimkan sms bergantung pada sinyal. Ketika pesan sudah di kirim atau sudah diterima maka selonoid akan terbuka apabila ada kiriman balasan dari sms tersebut maka pintu berhasil dibuka.

          Alat ini akan memberikan informasi jika pintu ini sedang dalam kondisi terbuka atau dibuka secara paksa oleh seseorang karena alat ini menggunakan sensor.


          Gambar 4.2. Rangkaian Selonoid Door Lock Menggunakan SMS

          Setelah merangkai komponen pada gambar diatas selanjutnya masukkan kodingan ke library arduino sebagai berikut:


          Gambar 4.3. Program Modul GSM Arduino Mega

          Analisis

          Flowchart Program


          Tabel 4.4. flowchart program pintu loker

          Dapat dijelaskan pada gambar Flowchart Proses Membuka dan Menutup Pintu Loker dan dengan Sistem Keamanan Loker Yang Berjalan Pada Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang yaitu terdiri dari:

          Pada saat menjalankan program pertama kita mengecek koneksi bluetooth untuk menjalankan alat, pada saat koneksi bluetooth tidak terkoneksi maka kita bisa menggunakan jaringan modul GSM untuk memberitahukan informasi sistem kemananan kepada pemilik pada saat menggunci dengan jarak jauh, jika sudah terkoneksi maka muncul aplikasi android menggunakan sistem aplikasi voice smartphone, jika suara tidak terdeteksi maka akan kembali ke aplikasi voice. Jika pemilik berhasil mengucapkan perintah suara maka pemilik harus masukkan password, jika tidak maka pemilik kembali login ulang, jika password yang diberikan benar maka pintu loker akan terbuka.

          Implementasi Perangkat Smart Loker


          Tabel 4.5. Implementasi Perangkat Smart Loker

          Keterangan :

          1. Mikrokontroller Arduino Mega berfungsi sebagai menerima inputan dari smartphone dan sensor maka inputan tersebut akan diterima oleh arduino dan proses yang nantinya akan menjadi sebuah perintah untuk di tampilkan pada layar handphone yang digunakan sebagai media untuk menampilkan proses yang sedang dilakukan.

          2. Meningkatkan kompetensi aparatur dan masyarakat dalam bidang komunikasi dan informatika

          3. Smartphone Android berfungsi sebagai tempat dimana aplikasi pengontrolan dapat bekerja jika sudah terhubung dengan koneksi bluetooth pada Smart Loker.

          4. Bluetooth berfungsi sebagai inputan untuk media komunikasi antara Smartphone Android dan Mikrokontroller Arduino Uno

          5. LED Indikator berfungsi sebagai mendeteksi warna LED merah yang akan menyala pada saat sistem dalam keadaan terkunci dan Warna LED hujau akan menyala pada saat keadaan tidak terkunci atau terbuka.

          6. LDR sensor berfungsi sebagai untuk mendeteksi apakah pintu sedang dalam keadaan terbuka atau sedang dalam keadaan tertutup.

          7. Relay berfungsi sebagai saklar elektronik. Dan relay akan aktif ketika diberi input high dari arduino Mega. Relay sebagai sistem pengsaklaran untuk solenoid.

          8. Solenoid berfungsi sebagai aktuator. Prinsip kerja solenoid adalah sebagai pengunci dan akan aktif ketika diberikan tegangan sebesar 12V.

          9. Buzzer berfungsi sebagai tanda saat pintu loker sedang terbuka, dan untuk memberitahu kepada pengguna loker bahwa pintu loker sedang terbuka.

          10. Keypad berfungsi sebagai alat input untuk memasukkan kode password ke Arduino Mega

          11. LCD 16X2 berfungsi sebagai untuk menampilkan seluruh hasil dari Smart Loker.

          12. Modul GSM berfungsi sebagai transceiver. Modul GSM mempunyai fungsi yang sama dengan sebuah telepon seluler yaitu mampu melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan SMS. Dengan adanya sebuah modul GSM maka aplikasi yang dirancang dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan jaringan GSM sebagai media akses.

          Estimasi Biaya


          Tabel 4.4. Estimasi Biaya


          BAB V

          KESIMPULAN DAN SARAN

          Kesimpulan

          Dari hasil perancangan Prototipe Smart Loker. Dalam hal ini dapat diambil dari beberapa kesimpulan sebagai berikut:

          1. Prototipe ini dibuat dengan menggunakan berbagai komponen diantaranya Arduino Mega, Sensor LDR, Selonoid Door Lock, Relay, Keypad, dan Buzzer.
          2. Prototipe ini menggunakan bahasa IDE (Integrated Development Environment) pada Arduino Mega.
          3. Prototipe ini bekerja melalui jaringan bluetooth dan jaringan modul GSM.
          4. Prototipe Smart Loker berbasis digital yang bisa dipakai sesuai kebutuhan para pengguna loker yang lebih efektif dan lebih aman.

          Saran

          1. Perangkat komunikasi bisa diganti dengan menggunakan perangkat lain yang mempunyai daya jangkauan yang lebih jauh, sehingga bisa memaksimalkan komunikasi dengan kondisi yang lebih luas.
          2. Bagian tersulit dalam penelitian ini adalah merancang rangkaian hardware dan perangkat lunak untuk menyatukan berbagai komponen yang lebih banyak sehingga sering terjadi error pada saat run program.
          3. Harus menggunakan jaringan internet supaya tidak bergantung pada jaringan bluetooth dan jaringan Modul GSM saja.

          DAFTAR PUSTAKA

          1. HUTAHAEAN, Jeperson (2014:1), Konsep Sistem Informatika/ oleh Jeperson Hutahaean.—Ed.1, Cet.1—Yogyakarta: Deepublish, Agustus-2014.
          2. Rusdiana, Irfan (2014:68), Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
          3. Dede Bachtiar dan Atikah (2015:72), Dalam Jurnal Sisfotek Global Tahun 2015 Hal. 72.
          4. Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus (2013:51) , “Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang.
          5. Subhan, Mohamad (2012:109),Analisa Perancangan Sistem. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia.
          6. Satzinger, Jazkson dan Burd (2012:5), System Analysis And Design With The Unifed Process. USA: Course Technology, Cengange Learning.
          7. Sugianto (2013:18), Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
          8. Roger, S. Pressman Ph.D. (2012:50) , Rekayasa Perangkat Lunak (Pendekatan Praktisi) Edisi 7: Buku 1. Yogyakarta:Andi.
          9. Sutabri, Tata. (2012:196), Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta:Andi Offset.
          10. Tanti Kristanti, Niluh Gede Redita A.K, 2012, . Jurnal Sistem Informasi, Vol 7, No 1. Bandung: Sistem Informasi Nilai SMPN 14.
          11. Sagita, Vina, Maria Irmina Prasetiyowati. 2013, Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore Dalam Penacarian String. ULTIMATICS, Vol. IV, No. 1, Juni 2013.
          12. Mustaqbal, dkk (2015:323), PENGUJIAN APLIKASI MENGGUNAKAN BLACK BOX TESTING BOUNDARY VALUE ANALYSIS. Junal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol. 1, No 3, 10 Agustus 2015.
          13. Amin Zaenal, dan Santoso. Yudi (2012:72), Pemodelan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT. Nutech Pundi Arta. Jakarta: Universitas Budi Luhur.
          14. Siddiq (2012:4), Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
          15. Warsito (2015:32), Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja CCIT Journal. Vol.8 No.2, Januari 2015.
          16. Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti pada International Journal of Embedded System and Application (2012:29), “Black Box And White Testing Techniques a LiteratureReview”. Internasional Journal Of Embedded System and Application (IJESA, Vol 2, No.2, 2012).
          17. Shivani Archarya dan Vidhi Pandya,Pandya Lecturer. Bridge between Black Box and White Box-Gray Box Testing Technique. Internasional Journal of Electronics and computer Science Engineering. ISSN-2277-1956 Vol.2
          18. Mohd. Arif dan Saoud Sarwar (2015:17), Identification of Requirements using Goal Oriented Requirements Elicitation Process. Dalam Jurnal Internasional Journal of Computer Application. Vol 120, No. 15, Juni 2015.
          19. Saputra (2012:51), Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.
          20. siahaan (2012:67), Analisa Kebutuhan Dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
          21. Syahwil (2013:60),.”panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino”. Yogyakarta:ANDI
          22. Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi dalam Jurnal IPTEK (2012:5), .”Perancangan Prototype sistem kontrol dan monitoring pembatas daya listrik berbasis mikrokontrole”. Jurnal IPTEK Vol.16, No.1
          23. Arif Akbarul Huda (2013:1-5), Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar.
          24. Rumimper, Reynod, dkk. Dalam Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Unsrat Vol 5, No 3 (2016), Jurnal Teknik Elektro dan Komputer page, 24-33. Rancang Bangun Alat Pengontrol Lampu Dengan Bluetooth Berbasis Android.
          25. Zona Elektro (2014), Mengenal Komponen Elektronika dan Fungsinya. Diambil dari: Referensi Belajar Elektronika online. (Diakses pada 28 Desember 2015).
          26. 32. Melalolin, Ivan.C. 2013, Rancang Bangun Brankas Pengaman Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S52. TELEKONTRAN, Vol.1, Januari 2013.
          27. Sokop, Steven J, dkk. Dalam Pada Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.1 (2016), Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Page. 13-23. Trainer Periferal Antarmuka Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno.
          28. Situmorang, dkk. Dalam Jurnal Teknik Elektro Dan Komputer Unsrat Vol. 1, No 4 (2012),Rancang Bangun Alat Buka Tutup Pagar Dengan Menggunakan Handphone Dan Keypad.
          29. Alfith (2015:3), “Perancangan Traffic Light Berbasis Microcontroller ATmega 16”. Jurnal Momentum Vol.17, No.1, Februari 2015.
          30. Ramadhan, Arsyad. 2013,Implementasi Visible Light Communication (VLC) Pada Sistem Komunikasi. Jurnal Teknik Elektro Itenas No. 1 Vol. 1, Januari-Juni 2013.
          31. Eka Yogi Prananda, dkk. Dalam Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal. 25-35. Rancang Bangun Sistem Kendali Lampu Menggunakan Sensor Suara Berbasis Arduino Dengan Aplikasi Pemantauan Pada Smartphone Android.
          32. Alfith. 2015, Perancangan Traffic Light Berbasis Microkontroller Atmega 16. Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1, Februari 2015
          33. Novianti, Keyza, Chairisni Lubis dan Tony. (2012). , Perancanga prototipe sistem penerangan otomatis ruangan berjendela berdasarkan intensitas cahaya. Tarumanagara : Universitas Tarumanagara.
          34. Angger, Edita , dkk. Dalam Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 1. No. 5 (2017),hlm. 415-425. Perancangan Pengendalian Rumah Menggunakan Smartphone Android dengan Konektivitas Bluetooth.

Contributors

Amelia sholihah