SI1333475392

Dari widuri
Revisi per 18 Agustus 2019 02.58 oleh Adisusilo (bicara | kontrib) (2.2.2.2 Klasifikasi Buta Warna)


Lompat ke: navigasi, cari

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN

METODE ISHIHARA BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH

SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM
: 1333475392
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INOVATIVE TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2018/2019


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA

BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1333475392
Nama
: Adi Susilo
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative

Technology

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 14 Juli 2019

Rektor
       
Universitas Raharja
Ketua Program Studi
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
(Dr. Po.Abas Sunarya, M.si)
       
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Si)
NIP : 000594
       
NIP :


 


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA

BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1333475392
Nama
: Adi Susilo
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative

Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, 14 Juli 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ignatius Jokok Dewanto,Dr., S.Kom., MM)
   
(Diah Aryani, S.T., M.Kom)
NID : 15022
   
NID : 11010

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA

BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1333475392
Nama
: Adi Susilo
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative

Technology

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juli 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA

BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


NIM
: 1333475392
Nama
: Adi Susilo
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative

Technology

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 14 Juli 2019

 
 
 
NIM : 1333475392

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAK

Mata adalah satu dari Lima panca indera yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sebagai penglihatan. Jika terjadi kelainan mata akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi seharusnya mata merupakan bagian tubuh yang harus dijaga dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu gangguan yang terjadi pada mata adalah buta warna. Buta warna mengakibatkan berkurangnya kualitas penglihatan sehingga seseorang tidak bisa membedakan sebuah warna dengan baik. Penderita buta warna dapat disebabkan oleh kelainan sejak lahir, faktor usia, dan beberapa penyakit yang berdampak ke mata. Pendeteksian kebutaan sebelumnya dilakukan secara manual dengan menyusun 85 gradasi warna yang harus tersusun menjadi 4 baris. Tes dilakukan dengan mengurutkan warna-warna tersebut sehingga membentuk sebuah gradasi warna. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat alat yang dapat mendeteksi kebutaan pada warna dengan metode ishihara berbasis Raspberry. Metode yang digunakan adalah metode yang ditemukan oleh Dr. Shinobu Ishihara yaitu metode ishihara. Penderita akan diminta untuk mengenali angka yang samar-samar tertera di dalam sebuah gambar yang berbentuk dari titik-titik warna. Hasil dari penelitian ini diharapkan mempermudah pengguna dalam melakukan tes kebutaan warna secara mandiri sehingga dapat diketahui informasi buta warna tanpa harus melibatkan dokter mata.

Kata kunci: mata, raspberry, metode ishihara

ABSTRACK

The eye is one of the five senses that has an important role in human life as vision. If an abnormality occurs, the eyes will be fatal to human life. So, the eye is a part of the body that must be maintained in everyday life. One of the disorders that occur in the eye is very color blind. Color blindness improves the quality of vision so one cannot distinguish colors properly. Color blinders can be produced by abnormalities from birth, age, and some diseases that affect the eye. The detection of previous blindness is done manually by arranging 85 color gradations which must be arranged into 4 lines. The test is done by sorting the colors so that they make a color gradation. This study aims to create a tool that can support color blindness with the Raspberry-based method of preservation. The method used is the method found by Dr. Shinobu Ishihara is the ishihara method. The sufferer will enlarge the faint numbers printed in the image that make up the dots of color. The results of this study are expected to make it easier for users to carry out independent color blindness tests that can help information very much without having to deal with an ophthalmologist.

Keywords: eyes, raspberry, ishihara method


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG”.
Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Komputer pada Universitas Raharja.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Si. selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer
  5. Bapak Ignatius Joko Dewanto, Dr., S.Kom., MM sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Diah Aryani, S.T., M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Bapak Yanyan selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitin skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Tesis/Skripsi/Tugas Akhir (Disesuaikan) ini apat terselesaikan dengan baik.
  10. Ibu Dr. Emma, SpM yang telah memberikan doa, dukungan dan infomasi mengenai penyakit mata.
  11. Ibu Dr. Alia Arianti, SpM yang telah memberikan doa, dukungan dan informasi mengenai buta warna.
  12. Terima kasih kepada Muhammad Lutfi dan Fajar Januar yang telah bersedia membantu menyusun laporan skripsi.
  13. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, Juli 2018
ADI SUSILO
NIM: 1333475392

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mata merupakan organ vital yang sangat penting di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jika mengalami gangguan pada mata, maka akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Sudah semestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari-hari. Meskipun penting untuk menjaga kesehatan matanya, seringkali kita juga lalai untuk merawatnya secara baik dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mencegah penyakit mata.

Salah satu gangguan yang terjadi pada mata adalah buta warna. Buta warna merupakan kelainan yang terjadi pada kerusakan sel kerucut, sehingga tidak bisa menangkap spectrum warna tertentu. Penderita yang mengalami gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau penggunaan obat yang berlebihan. Penderita buta warna terdapat lebih banyak pada laki- laki dibandingkan perempuan.

Salah satu metode yang menjadi standar dalam melakukan tes buta warna adalah dengan metode ishihara. Metode ishihara menggunakan buku yang berisikan lembaran plate yang didalamnya terdapat sebuah titik dengan berbagai warna dan ukuran. Tes buta warna yang dilakukan secara manual dengan menunjukkan lembar-lembar plate ishihara. Proses tes buta warna yang dilakukan secara manual dengan menggunakan buku tes buta warna di mana warna plate ishihara dapat memudar seiiring berjalannya waktu, sehingga menimbulkan kesalahan dalam mengenali pola angka.

hal ini menimbulkan masalah yang dihadapi pengguna seperti masalah sehari-hari, masalah psikologis, dan masalah bidang bidang pendidikan. Pemeriksaan buta warna yang harus melibatkan dokter dan harus dilakukan di rumah sakit atau klinik cukup membutuhkan waktu dan biaya yang lumayan besar. Dengan adanya bantuan dari metode ishihara yang di padukan oleh raspberry membuat hasil lebih terlihat akurat untuk menyimpulkan pengguna mengidap buta warna atau tidak. Selama tes buta warna dilakukan penderita bisa melakukan secara mandiri tanpa harus pergi ke rumah sakit atau klinik.

Maka dari itu, kesempatan penulis untuk mencoba sebuah karya “Implementasi Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis Raspberry Pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang”. Tes buta warna yang dilakukan dengan aplikasi yang sudah di rancang dan dibentuk dengan menggunakan komponen yang sudah di program di raspberry untuk ditampilkan di layar monitor.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis menyimpulkan beberapa pokok permasalahan antara lain:

  1. Bagaimana mengimplementasikan tes buta warna Metode Ishihara pada mikrokontroler sehingga mampu mendiagnosa apakah pengguna termasuk mata normal atau tidak?
  2. Bagaimana rancang bangun tes buta warna berbasis raspberry?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan-pembatas atas penyusunan laporan ini sehingga tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang di tetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup laporan sebagai berikut:

  1. Plate yang ditampilkan sesuai aturan tes pada buku buta warna ishihara.
  2. Pengambilan tes buta warna dilakukan dengan aplikasi buta warna yang sudah diprogram.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dalam penelitian haruslah memiliki tujuan agar penelitian ini sesuai dengan keinginan. Penulis mengelompokkan beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut:

  1. Tes buta warna yang menggunakan aplikasi ini pasien dapat mengetahui hasil dari pemeriksaan tersebut sehingga pasien dapat melihat apakah sebagai mata normal, buta warna parsial, dan buta warna total?.
  2. Mempermudah dalam melakukan tes buta warna dengan media aplikasi.

Manfaat Penelitian

  1. Memberikan solusi dengan mudah saat pengguna melakukan tes buta warna
  2. Membantu pengguna dalam melakukan tes buta warna
  3. Tidak menghabiskan waktu untuk memeriksa

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan laporan ini dibutuhkan beberapa langkah penelitian yang digunakan untuk mendapatkan suatu hasil penelitian yang sesuai diterapkan dan memenuhi prosedur penelitian. Adapun beberapa langkah yang diantaranya:

  1. Pengamatan (observasi)
    Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau meninjau secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang yang menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian.
  2. Wawancara (interview)
    Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab kepada narasumber pada objek penelitian.
  3. Studi Pustaka
    Selain melakukan observasi dan wawancara, penulis juga melakukan studi pustaka melalui browsing internet, jurnal, artikel sebagai referensi yang berhubungan dengan pembuatan laporan tersebut.

Metode Analisa

Analisis data merupakan ssalah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data menuntun kita ke arah temuan ilmiah bila di analisis dengan baik dan tepat. Analisis yang digunakan menggunakan metode ishihara yang merupakan salah satu tes buta warna yang sering digunakan oleh sebagian dokter.

Metode Perancangan

Pada metode ini untuk mengetahui sistem kerja, penulis menggunakan flowchart sistem. Dimana tahap demi tahap proses pemeriksaan tes buta warna berbasis raspbery yang dijabarkan dengan tujuan.


BAB II

LANDASAN TEORI

TEORI UMUM

Aplikasi

Definisi Aplikasi

Mengutip dari Lesmardin (2014)[1], mengatakan bahwa “Aplikasi berasal dari kata application yaitu bentuk benda dari kata kerja to apply yang dalam Bahasa Indonesia berarti pengolah. Secara istilah, aplikasi komputer adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang menggunakan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pemakai.”

Sedangkan Dhanta mengutip dari Sanjaya (2015)[2], menyatakan bahwa “software yang dibuat oleh suatu perusahaan computer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu.”

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan aplikasi merupakan sebuah perangkat lunak yang bisa digunakan sesuai kemampuan pemakai untuk melakukan tugas.


Implementasi

Definisi Implementasi

Mulyadi (2015:12)[3], mengemukakan pendapat bahwa implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan.

Sedangkan Tahir (2014:55)[4] mengatakan “implementasi sebagai tindakan-tindakan uang dilakukan oleh baik individu-individu/pejabat- pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam kebijakan”. Dari definisi atas, bahwa implementasi adalah sebuah tindakan yang dilakukan secara individu atau kelompok yang memiliki tujuan yang telah ditetapkan.


Konsep Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2017:40)[5] Abdi Sistematika, bahwa analisis sistem adalah orang yang melakukan analisis sistem dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada sistem serta yang menentukan pemecahan sebagai solusi dan permasalahan tersebut.

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh Muslihudin dan Oktafianto (2016:27)[6], mengatakan bahwa analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu proses yang menentukan pemecahan masalah untuk menghasilkan sebuah solusi.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Pada jurnal CERITA Wahyu Dkk (2016:49)[7], mengatakan bahwa “Perancangan adalah proses merencanakan segala sesuatu terlebih dahulu. Perancangan merupakan wujud visual yang dihasilkan dari bentuk-bentuk kreatif yang telah direncanakan. Langkah awal dalam perancangan desain bermula dari hal-hal yang tidak teratur berupa gagasan atau ide-ide kemudian melalui proses penggarapan dan pengelolaan akan menghasilkan hal-hal yang teratur. Sehingga hal-hal yang sudah teratur bisa memenuhi fungsi dan kegunaan secara baik.

Sedangkan menurut Alison McKay Dkk dalam Internasional Journal of Computer Integrated Manufacturing (2016:237)[8], mengatakan bahwa suatu proses yang memberikan produk baru kepasar dimana tantangan masyarakat ditangani dan kekayaan yang dihasilkan”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan yang membuat sistem dapat berfungsi dan memiliki tujuan dalam kebutuhan.

Konsep Dasar Pengujian

Definisi Pengujian

Dikutip dari Jurnal ilmiah teknologi infomasi oleh Mustaqbal, dkk (2015:323)[9], “Pengujian adalah suatu proses pelaksana suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan”.

TEORI KHUSUS

Gambas

Definisi Gambas

Gamabas (Gambas Almost Means BASic) adalah sebuah bahasa pemrograman visual berbasis objek yang menyerupai visual basic yang berjalan di platform linux dan tentu saja bersifat open source. Gambas diciptakan oleh pria kebangsaan Francis yang bernama Benoit Minisini, lahir pada tahun 1972 dan sekarang tinggal di Francis. Beliau menyukai Bahasa basic sudah dari berumur 12 tahun.

Gambas hampir sama dengan visual basic, namun sangat berbeda karena gambas merupakan proyek open source dibawah naungan GPL (General Public Licensi)

Gambar 2.1 Logo Gambas

PuTTY

Definisi PuTTY

PuTTY adalah sebuah program open source yang dapat digunakan untuk melakukan protocol jaringan SSH, Telnet dan Rlogin. Protocol ini dapat digunakan untuk menjalankan sesi remote pada sebuah computer melalui sebuah jaringan, baik itu LAN, maupun internet. Program ini sering digunakan oleh para pengguna computer tingkat menengah ke atas, yang biasanya digunakan untuk menyambungkan, mensimulasi, atau mencoba berbagai hal yang terkait dengan jaringan.

Gambar 2.2 PuTTY

2.2.2 Penyakit Buta Warna

2.2.2.1 Buta Warna

Buta warna adalah penyakit keturunan yang menyebabkan seseorang tidak bisa membedakan warna merah dengan biru, atau kuning dengan hijau. Ini disebabkan oleh gen resesif cb (colorblind). Gen buta warna terpaut pada kromosom X maka dari itu laki-laki tidak bisa menjadi carrier.

Buta warna dapat kita tes dengan tes Ishihara, dimana lingkaran – lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna. Untuk lebih jelas dapat mengamati tabel pewarisan buta warna pada manusia.

Tabel 2.1 Tabel pewarisan buta warna


Keterangan:

Genotif XX : menunjukkan wanita normal
Genotif XcbX : menunjukkan wanita carrier buta warna
Genotif XcbXcb : menunjukkan wanita buta warna
Genotif XY : menunjukkan laki-laki normal

Genotif XcbY : menunjukkan laki-laki buta warna.

2.2.2.2 Klasifikasi Buta Warna

Masalah yang di rasakan oleh penderita buta warna adalah kesulitan mengenali warna tertentu atau tidak bisa melihat warna tertentu. Tingkatan buta warna dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu:

  1. Anomali Trikomat
    Suatu keadaan dimana tiga jenis sel kerucut tetap ada, tetapi satu di antaranya tidak normal atau tidak berfunsi dengan baik. Sehingga penderita akan mengalami kesulitan membedakan nuansa warna tertentu. Jenis buta warna ini sering di alami oleh kebanyakan orang yaitu:
  2. a. Protamali (lemah merah)
    Terjadi karena sel kerucut warna merah tidak berfungsi dengan baik. Sehingga penderita kurang sensitif atau kesulitan mengenali warna merah dan perpaduannya.
  3. b. Deuteranomali (lemah hijau)
    Terjadi karena sel kerucut warna hijau tidak berfungsi dengan baik. Sehingga penderita kurang sensitif atau kesulitan mengenali warna merah dan perpaduannya.
  4. c. Tritanomali (lemah biru)
    Terjadi karena sel kerucut warna biru tidak berfungsi dengan baik. Sehingga penderita kurang sensitif atau kesulitan mengenali warna merah dan perpaduannya.
  • 2. Diktromat
    Suatu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucur tidak ada. Ada tiga klasifikasi dikromat yaitu:
  • a. Protanopia (buta warna merah)
    Protanopia terjadi karena sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya menjadi berkurang. Penglihatan penderita protanopia akan dampak seperti pada gambar di bawah ini:
  • Gambar 2.3 Protanopia. Kiri (normal) kanan (protanopia)



  • b. Deuteranopia (buta warna hijau)
    Deuteranopia terjadi karena sel kerucut warna hijau tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna hijau atau perpaduannya menjadi berkurang. Penglihatan penderita deuteranopia akan tampak seperti pada gambar dibawah ini:

  • Gambar 2.4 Deuteranopia. Kiri (normal) kanan (Deuteranopia)

  • c. Tritanopia (buta warna biru)
    Tritanopia terjadi karena sel kerucut warna biru tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna biru atau perpaduannya menjadi berkurang. Penglihatan penderita Tritanopia akan tampak seperti pada gambar dibawah ini:
  • Gambar 2.5 Tritanopia. Kiri (normal) kanan (Tritanopia)

  • 3. Monokhromat:
    Monokromasi adalah kondisi retina mata yang mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam yang mampu diterima retina. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang. Penglihatan penderita monokromasi akan tampak seperti gambar dibawah ini:
  • Gambar 2.6 Monokromasi. Kiri (normal) kanan (Monokromasi)

    2.2.3 Metode ishihara

    Tes Ishihara dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara pada tahun 1917, hingga saat ini metode tes Ishihara masih menjadi salah satu pilihan utama hampir di semua negara untuk mengidentifikasi seseorang yang mengalami buta warna. Tes metode Ishihara adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi gangguan persepsi warna, berupa tabel warna khusus berupa lembaran pseudoisokromatik (plate) yang disusun oleh titiktitik dengan kepadatan warna berbeda yang dapat dilihat dengan mata normal, tapi tidak bisa dilihat oleh mata yang mengalami defisiensi sebagian warna.

    Plate adalah warna primer dengan dasar warna yang hampir sama atau abu-abu. Tes Ishihara secara relatif dapat dipercaya dalam membedakan antara defisit (lemah) warna merah dan defisit (lemah) warna hijau. Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang di dalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik-titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan pola membentuk angka maupun garis berkelok. Warna titik-titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan berhasil melihat angka maupun garis yang ada.

    Pada Jurnal Pseudocode Dhika menyebutkan (2014) Tes Ishihara secara relatif dapat dipercaya dalam membedakan antara defisit (lemah) warna merah dan defisit (lemah) warna hijau. Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang di dalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik-titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan pola membentuk angka maupun garis berkelok. Warna titik-titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan berhasil melihat angka maupun garis yang ada.

    Di ruangan dengan penerangan yang cukup, pasien diminta melihat plate dan diminta untuk mengidentifikasi atau menyebutkan angka atau mengikuti jejak garis yang terdapat pada titik-titik warna berbentuk lingkaran tidak lebih dari 10 detik. Pada orang normal, di dalam lingkaran akan tampak angka atau pola garis tertentu. Tetapi pada orang buta warna, yang tampak dalam lingkaran tersebut akan berbeda seperti yang dilihat oleh orang normal atau ia tidak bisa melihat angka maupun pola garis yang ada. Hasil tes seseorang akan dibandingkan dengan kunci jawaban,

    selanjutnya diidentifikasi dan diklasifikasikan untuk menentukan tingkatan buta warnanya.
    Berikut pembagian fungsionalitas 21 plate Ishihara yang digunakan pada tes buta warna pada umumnya ditunjukkan pada Tabel dibawah ini:

    Tabel 2.2 Tabel fungsi ishihara

    BAB III

    PEMBAHASAN

    BAB IV

    PENDAHULUAN


    BAB V

    PENDAHULUAN


    DAFTAR PUSTAKA

    1. Hasugian, L. 2014. Pengertian Aplikasi. Diambil dari: https://lesmardin1988.wordpress.com/2014/08/13/pengertian- aplikasi/ (di akses 28 Juni 2019)
    2. Sanjaya, Wina. 2014. “Strategi pembelajaran”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
    3. Mulyadi. 2015. “Sistem Informasi Akuntasi”. Jakarta: Salemba Empat.
    4. Tahir, Arifin. 2014. Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Bandung: Alfabeta
    5. Mulyani, S. 2017. Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung:
    6. Muslihudin, Muhammad dan Oktofianto. 2016. Analisis Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta: Andi.
    7. Hidayat, Wahyu, Fauzi Maaruf, Saeful bahri. 2016. Perancangan Media Video Desain Interior Sebagai Salah Satu Penunjang Promosi dan Informasi di PT. Wans Desain Group. Jurnal Cerita Vol.2 No. 1 Feburai 2016.
    8. McKay, Alison, George N Stiny< Alan de Pennington. 2016. Principles for the definition of design structures. International Journal of Computer integrated manufacturing. Volume 29, Issue 3. Pages 237-250.
    9. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama mustaqbal

    Contributors

    Adisusilo, Admin