SI1333475392

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE

ISHIHARA BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH

SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM
: 1333475392
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2018/2019


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA

BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1333475392
Nama
: Adi Susilo
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative

Technology

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 14 Juli 2019

Rektor
       
Universitas Raharja
Ketua Program Studi
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Si)
NIP : 000594
       
NIP :


 


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA

BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1333475392
Nama
: Adi Susilo
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative

Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, 14 Juli 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ignatius Jokok Dewanto,Dr., S.Kom., MM)
   
(Diah Aryani, S.T., M.Kom)
NID : 15022
   
NID : 11010

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA

BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1333475392
Nama
: Adi Susilo
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative

Technology

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juli 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA

BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


NIM
: 1333475392
Nama
: Adi Susilo
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative

Technology

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 14 Juli 2019
Adi Susilo
NIM. 1333475392

</div>

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAK

Mata adalah satu dari Lima panca indera yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sebagai penglihatan. Jika terjadi kelainan mata akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi seharusnya mata merupakan bagian tubuh yang harus dijaga dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu gangguan yang terjadi pada mata adalah buta warna. Buta warna mengakibatkan berkurangnya kualitas penglihatan sehingga seseorang tidak bisa membedakan sebuah warna dengan baik. Penderita buta warna dapat disebabkan oleh kelainan sejak lahir, faktor usia, dan beberapa penyakit yang berdampak ke mata. Pendeteksian kebutaan sebelumnya dilakukan secara manual dengan menyusun 85 gradasi warna yang harus tersusun menjadi 4 baris. Tes dilakukan dengan mengurutkan warna-warna tersebut sehingga membentuk sebuah gradasi warna. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat alat yang dapat mendeteksi kebutaan pada warna dengan metode ishihara berbasis Raspberry. Metode yang digunakan adalah metode yang ditemukan oleh Dr. Shinobu Ishihara yaitu metode ishihara. Penderita akan diminta untuk mengenali angka yang samar-samar tertera di dalam sebuah gambar yang berbentuk dari titik-titik warna. Hasil dari penelitian ini diharapkan mempermudah pengguna dalam melakukan tes kebutaan warna secara mandiri sehingga dapat diketahui informasi buta warna tanpa harus melibatkan dokter mata.

Kata kunci: mata, raspberry, metode ishihara

ABSTRACK

The eye is one of the five senses that has an important role in human life as vision. If an abnormality occurs, the eyes will be fatal to human life. So, the eye is a part of the body that must be maintained in everyday life. One of the disorders that occur in the eye is very color blind. Color blindness improves the quality of vision so one cannot distinguish colors properly. Color blinders can be produced by abnormalities from birth, age, and some diseases that affect the eye. The detection of previous blindness is done manually by arranging 85 color gradations which must be arranged into 4 lines. The test is done by sorting the colors so that they make a color gradation. This study aims to create a tool that can support color blindness with the Raspberry-based method of preservation. The method used is the method found by Dr. Shinobu Ishihara is the ishihara method. The sufferer will enlarge the faint numbers printed in the image that make up the dots of color. The results of this study are expected to make it easier for users to carry out independent color blindness tests that can help information very much without having to deal with an ophthalmologist.

Keywords: eyes, raspberry, ishihara method


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "IMPLEMENTASI APLIKASI TES BUTA WARNA DENGAN METODE ISHIHARA BERBASIS RASPBERRY PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG”.
Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Komputer pada Universitas Raharja.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Si. selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer
  5. Bapak Ignatius Joko Dewanto, Dr., S.Kom., MM sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Diah Aryani, S.T., M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Bapak Yanyan selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitin skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Tesis/Skripsi/Tugas Akhir (Disesuaikan) ini apat terselesaikan dengan baik.
  10. Ibu Dr. Emma, SpM yang telah memberikan doa, dukungan dan infomasi mengenai penyakit mata.
  11. Ibu Dr. Alia Arianti, SpM yang telah memberikan doa, dukungan dan informasi mengenai buta warna.
  12. Terima kasih kepada Muhammad Lutfi dan Fajar Januar yang telah bersedia membantu menyusun laporan skripsi.
  13. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, Juli 2018
ADI SUSILO
NIM: 1333475392

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Gambas

Gambar 2.2 Logo PuTTY

Gambar 2.3Protanopia Kiri (normal) kanan (protanopia)

Gambar 2.4 Deuteranopia. Kiri (normal) kanan (Deuteranopia)

Gambar 2.5 Tritanopia. Kiri (normal) kanan (Tritanopia)

Gambar 2.6 Monokromasi. Kiri (normal) kanan (Monokromasi)

Gambar 2.7 Raspberry

Gambar 2.8 Debian

Gambar 3.1 Struktur organisasi

Gambar 3.2 Diagram Blok

Gambar 3.3 Cara Kerja Alat

Gambar 3.4 Soal nomor 1

Gambar 3.5 Soal nomor 2-5

Gambar 3.6 Soal nomor 6-9

Gambar 3.7 Soal nomor 10-13

Gambar 3.8 Soal nomor 14-17

Gambar 3.9 Soal nomor 18-21

Gambar 3.10 Tampilan desktop raspberry

Gambar 3.11 Gambas3

Gambar 3.12 IP Scanner

Gambar 3.13 PuTTY

Gambar 4.1 Tampilan awal

Gambar 4.2 Soal tes pertama

Gambar 4.3 Buta warna total

Gambar 4.4 Buta warna parsial I

Gambar 4.5 Buta warna parsial II

Gambar 4.6 Mata normal

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pewarisan buta warna

Tabel 2.2 Tabel fungsi ishihara

Tabel 3.1 Pengambilan Kesimpulan Tes Buta Warna

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Elisitasi tahap final

Tabel 4.1 Metode black box

Tabel 4.2 Jadwal penelitian

Tabel 43. Rincian Biaya

DAFTAR SIMBOL

Simbol 2.1 Flowchart Sistem

Simbol 2.2 Flowchart dokumen

Simbol 2.3 Flowchart Skematik

Simbol 2.4 Flowchart program

Simbol 2.5 Flowchart sistem

Simbol 2.6 Contoh flowchart proses

Simbol 3.1 Flowchart sistem yang berjalan







Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mata merupakan organ vital yang sangat penting di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jika mengalami gangguan pada mata, maka akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Sudah semestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari-hari. Meskipun penting untuk menjaga kesehatan matanya, seringkali kita juga lalai untuk merawatnya secara baik dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mencegah penyakit mata.

Salah satu gangguan yang terjadi pada mata adalah buta warna. Buta warna merupakan kelainan yang terjadi pada kerusakan sel kerucut, sehingga tidak bisa menangkap spectrum warna tertentu. Penderita yang mengalami gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau penggunaan obat yang berlebihan. Penderita buta warna terdapat lebih banyak pada laki- laki dibandingkan perempuan.

Salah satu metode yang menjadi standar dalam melakukan tes buta warna adalah dengan metode ishihara. Metode ishihara menggunakan buku yang berisikan lembaran plate yang didalamnya terdapat sebuah titik dengan berbagai warna dan ukuran. Tes buta warna yang dilakukan secara manual dengan menunjukkan lembar-lembar plate ishihara. Proses tes buta warna yang dilakukan secara manual dengan menggunakan buku tes buta warna di mana warna plate ishihara dapat memudar seiiring berjalannya waktu, sehingga menimbulkan kesalahan dalam mengenali pola angka.

hal ini menimbulkan masalah yang dihadapi pengguna seperti masalah sehari-hari, masalah psikologis, dan masalah bidang bidang pendidikan. Pemeriksaan buta warna yang harus melibatkan dokter dan harus dilakukan di rumah sakit atau klinik cukup membutuhkan waktu dan biaya yang lumayan besar. Dengan adanya bantuan dari metode ishihara yang di padukan oleh raspberry membuat hasil lebih terlihat akurat untuk menyimpulkan pengguna mengidap buta warna atau tidak. Selama tes buta warna dilakukan penderita bisa melakukan secara mandiri tanpa harus pergi ke rumah sakit atau klinik.

Maka dari itu, kesempatan penulis untuk mencoba sebuah karya “Implementasi Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis Raspberry Pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang”. Tes buta warna yang dilakukan dengan aplikasi yang sudah di rancang dan dibentuk dengan menggunakan komponen yang sudah di program di raspberry untuk ditampilkan di layar monitor.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis menyimpulkan beberapa pokok permasalahan antara lain:

  1. Bagaimana mengimplementasikan tes buta warna Metode Ishihara pada mikrokontroler sehingga mampu mendiagnosa apakah pengguna termasuk mata normal atau tidak?
  2. Bagaimana rancang bangun tes buta warna berbasis raspberry?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan-pembatas atas penyusunan laporan ini sehingga tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang di tetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup laporan sebagai berikut:

  1. Plate yang ditampilkan sesuai aturan tes pada buku buta warna ishihara.
  2. Pengambilan tes buta warna dilakukan dengan aplikasi buta warna yang sudah diprogram.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dalam penelitian haruslah memiliki tujuan agar penelitian ini sesuai dengan keinginan. Penulis mengelompokkan beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut:

  1. Tes buta warna yang menggunakan aplikasi ini pasien dapat mengetahui hasil dari pemeriksaan tersebut sehingga pasien dapat melihat apakah sebagai mata normal, buta warna parsial, dan buta warna total?.
  2. Mempermudah dalam melakukan tes buta warna dengan media aplikasi.

Manfaat Penelitian

  1. Memberikan solusi dengan mudah saat pengguna melakukan tes buta warna
  2. Membantu pengguna dalam melakukan tes buta warna
  3. Tidak menghabiskan waktu untuk memeriksa

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan laporan ini dibutuhkan beberapa langkah penelitian yang digunakan untuk mendapatkan suatu hasil penelitian yang sesuai diterapkan dan memenuhi prosedur penelitian. Adapun beberapa langkah yang diantaranya:

  1. Pengamatan (observasi)
    Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau meninjau secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang yang menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian.
  2. Wawancara (interview)
    Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab kepada narasumber pada objek penelitian.
  3. Studi Pustaka
    Selain melakukan observasi dan wawancara, penulis juga melakukan studi pustaka melalui browsing internet, jurnal, artikel sebagai referensi yang berhubungan dengan pembuatan laporan tersebut.

Metode Analisa

Analisis data merupakan ssalah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data menuntun kita ke arah temuan ilmiah bila di analisis dengan baik dan tepat. Analisis yang digunakan menggunakan metode ishihara yang merupakan salah satu tes buta warna yang sering digunakan oleh sebagian dokter.

Metode Perancangan

Pada metode ini untuk mengetahui sistem kerja, penulis menggunakan flowchart sistem. Dimana tahap demi tahap proses pemeriksaan tes buta warna berbasis raspbery yang dijabarkan dengan tujuan.


BAB II

LANDASAN TEORI

TEORI UMUM

Aplikasi

Definisi Aplikasi

Mengutip dari Lesmardin (2014)[1], mengatakan bahwa “Aplikasi berasal dari kata application yaitu bentuk benda dari kata kerja to apply yang dalam Bahasa Indonesia berarti pengolah. Secara istilah, aplikasi komputer adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang menggunakan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pemakai.”

Sedangkan Dhanta mengutip dari Sanjaya (2015)[2], menyatakan bahwa “software yang dibuat oleh suatu perusahaan computer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu.”

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan aplikasi merupakan sebuah perangkat lunak yang bisa digunakan sesuai kemampuan pemakai untuk melakukan tugas.


Implementasi

Definisi Implementasi

Mulyadi (2015:12)[3], mengemukakan pendapat bahwa implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan.

Sedangkan Tahir (2014:55)[4] mengatakan “implementasi sebagai tindakan-tindakan uang dilakukan oleh baik individu-individu/pejabat- pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam kebijakan”. Dari definisi atas, bahwa implementasi adalah sebuah tindakan yang dilakukan secara individu atau kelompok yang memiliki tujuan yang telah ditetapkan.


Konsep Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2017:40)[5] Abdi Sistematika, bahwa analisis sistem adalah orang yang melakukan analisis sistem dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada sistem serta yang menentukan pemecahan sebagai solusi dan permasalahan tersebut.

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh Muslihudin dan Oktafianto (2016:27)[6], mengatakan bahwa analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu proses yang menentukan pemecahan masalah untuk menghasilkan sebuah solusi.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Pada jurnal CERITA Wahyu Dkk (2016:49)[7], mengatakan bahwa “Perancangan adalah proses merencanakan segala sesuatu terlebih dahulu. Perancangan merupakan wujud visual yang dihasilkan dari bentuk-bentuk kreatif yang telah direncanakan. Langkah awal dalam perancangan desain bermula dari hal-hal yang tidak teratur berupa gagasan atau ide-ide kemudian melalui proses penggarapan dan pengelolaan akan menghasilkan hal-hal yang teratur. Sehingga hal-hal yang sudah teratur bisa memenuhi fungsi dan kegunaan secara baik.

Sedangkan menurut Alison McKay Dkk dalam Internasional Journal of Computer Integrated Manufacturing (2016:237)[8], mengatakan bahwa suatu proses yang memberikan produk baru kepasar dimana tantangan masyarakat ditangani dan kekayaan yang dihasilkan”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan yang membuat sistem dapat berfungsi dan memiliki tujuan dalam kebutuhan.

Konsep Dasar Pengujian

Definisi Pengujian

Dikutip dari Jurnal ilmiah teknologi infomasi oleh Mustaqbal, dkk (2015:323)[9], “Pengujian adalah suatu proses pelaksana suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan”.

TEORI KHUSUS

Gambas

Definisi Gambas

Gamabas (Gambas Almost Means BASic)[10] adalah sebuah bahasa pemrograman visual berbasis objek yang menyerupai visual basic yang berjalan di platform linux dan tentu saja bersifat open source. Gambas diciptakan oleh pria kebangsaan Francis yang bernama Benoit Minisini, lahir pada tahun 1972 dan sekarang tinggal di Francis. Beliau menyukai Bahasa basic sudah dari berumur 12 tahun.

Gambas hampir sama dengan visual basic, namun sangat berbeda karena gambas merupakan proyek open source dibawah naungan GPL (General Public Licensi)

Gambar 2.1 Logo Gambas

PuTTY

Definisi PuTTY

PuTTY[11] adalah sebuah program open source yang dapat digunakan untuk melakukan protocol jaringan SSH, Telnet dan Rlogin. Protocol ini dapat digunakan untuk menjalankan sesi remote pada sebuah computer melalui sebuah jaringan, baik itu LAN, maupun internet. Program ini sering digunakan oleh para pengguna computer tingkat menengah ke atas, yang biasanya digunakan untuk menyambungkan, mensimulasi, atau mencoba berbagai hal yang terkait dengan jaringan.

Gambar 2.2 PuTTY

Penyakit Buta Warna

Buta Warna

Buta warna adalah penyakit keturunan yang menyebabkan seseorang tidak bisa membedakan warna merah dengan biru, atau kuning dengan hijau. Ini disebabkan oleh gen resesif cb (colorblind). Gen buta warna terpaut pada kromosom X maka dari itu laki-laki tidak bisa menjadi carrier.

Buta warna dapat kita tes dengan tes Ishihara, dimana lingkaran – lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna. Untuk lebih jelas dapat mengamati tabel pewarisan buta warna pada manusia.

Tabel 2.1 Tabel pewarisan buta warna

Keterangan:

Genotif XX : menunjukkan wanita normal
Genotif XcbX : menunjukkan wanita carrier buta warna
Genotif XcbXcb : menunjukkan wanita buta warna
Genotif XY : menunjukkan laki-laki normal

Genotif XcbY : menunjukkan laki-laki buta warna.

Klasifikasi Buta Warna

Masalah yang di rasakan oleh penderita buta warna adalah kesulitan mengenali warna tertentu atau tidak bisa melihat warna tertentu. Tingkatan buta warna dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu:[12]

  1. Anomali Trikomat
    Suatu keadaan dimana tiga jenis sel kerucut tetap ada, tetapi satu di antaranya tidak normal atau tidak berfunsi dengan baik. Sehingga penderita akan mengalami kesulitan membedakan nuansa warna tertentu. Jenis buta warna ini sering di alami oleh kebanyakan orang yaitu:
    1. Protamali (lemah merah)
      Terjadi karena sel kerucut warna merah tidak berfungsi dengan baik. Sehingga penderita kurang sensitif atau kesulitan mengenali warna merah dan perpaduannya.
    2. Deuteranomali (lemah hijau)
      Terjadi karena sel kerucut warna hijau tidak berfungsi dengan baik. Sehingga penderita kurang sensitif atau kesulitan mengenali warna merah dan perpaduannya.
    3. Tritanomali (lemah biru)
      Terjadi karena sel kerucut warna biru tidak berfungsi dengan baik. Sehingga penderita kurang sensitif atau kesulitan mengenali warna merah dan perpaduannya.
  2. Diktromat
    Suatu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucur tidak ada. Ada tiga klasifikasi dikromat yaitu:
    1. Protanopia (buta warna merah)
      Protanopia terjadi karena sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya menjadi berkurang. Penglihatan penderita protanopia akan dampak seperti pada gambar di bawah ini:
    2. Gambar 2.3 Protanopia. Kiri (normal) kanan (protanopia)



    3. Deuteranopia (buta warna hijau)
      Deuteranopia terjadi karena sel kerucut warna hijau tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna hijau atau perpaduannya menjadi berkurang. Penglihatan penderita deuteranopia akan tampak seperti pada gambar dibawah ini:
    4. Gambar 2.4 Deuteranopia. Kiri (normal) kanan (Deuteranopia)

    5. Tritanopia (buta warna biru)
      Tritanopia terjadi karena sel kerucut warna biru tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna biru atau perpaduannya menjadi berkurang. Penglihatan penderita Tritanopia akan tampak seperti pada gambar dibawah ini:

    Gambar 2.5 Tritanopia. Kiri (normal) kanan (Tritanopia)

  3. Monokhromat:
    Monokromasi adalah kondisi retina mata yang mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam yang mampu diterima retina. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang. Penglihatan penderita monokromasi akan tampak seperti gambar dibawah ini:


Gambar 2.6 Monokromasi. Kiri (normal) kanan (Monokromasi)

Metode ishihara

Tes Ishihara dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara pada tahun 1917, hingga saat ini metode tes Ishihara masih menjadi salah satu pilihan utama hampir di semua negara untuk mengidentifikasi seseorang yang mengalami buta warna. Tes metode Ishihara adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi gangguan persepsi warna, berupa tabel warna khusus berupa lembaran pseudoisokromatik (plate) yang disusun oleh titiktitik dengan kepadatan warna berbeda yang dapat dilihat dengan mata normal, tapi tidak bisa dilihat oleh mata yang mengalami defisiensi sebagian warna.

Plate adalah warna primer dengan dasar warna yang hampir sama atau abu-abu. Tes Ishihara secara relatif dapat dipercaya dalam membedakan antara defisit (lemah) warna merah dan defisit (lemah) warna hijau. Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang di dalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik-titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan pola membentuk angka maupun garis berkelok. Warna titik-titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan berhasil melihat angka maupun garis yang ada.

Pada Jurnal Pseudocode Dhika menyebutkan (2014) Tes Ishihara secara relatif dapat dipercaya dalam membedakan antara defisit (lemah) warna merah dan defisit (lemah) warna hijau. Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang di dalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik-titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan pola membentuk angka maupun garis berkelok. Warna titik-titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan berhasil melihat angka maupun garis yang ada.

Di ruangan dengan penerangan yang cukup, pasien diminta melihat plate dan diminta untuk mengidentifikasi atau menyebutkan angka atau mengikuti jejak garis yang terdapat pada titik-titik warna berbentuk lingkaran tidak lebih dari 10 detik. Pada orang normal, di dalam lingkaran akan tampak angka atau pola garis tertentu. Tetapi pada orang buta warna, yang tampak dalam lingkaran tersebut akan berbeda seperti yang dilihat oleh orang normal atau ia tidak bisa melihat angka maupun pola garis yang ada. Hasil tes seseorang akan dibandingkan dengan kunci jawaban,

selanjutnya diidentifikasi dan diklasifikasikan untuk menentukan tingkatan buta warnanya.
Berikut pembagian fungsionalitas 21 plate Ishihara yang digunakan pada tes buta warna pada umumnya ditunjukkan pada Tabel dibawah ini:

Tabel 2.2 Tabel fungsi ishihara

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Purnomo dan Taofik chulkamdi (2016:20)[13], “flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian proses atau memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tersebut”.

Menurut Ainul Faizin, dkk. (2016:4)[14], “flowchart adalah suatu diagram yang menggambarkan logika atau urut-urutan intruksi program dari suatu permasalahan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat di simpulkan bahwa flowchart merupakan sebuah alur yang terdiri dari simbol-simbol yang memperlihatkan langkah-langkah dari sebuah urutan dalam suatu program

Jenis-jenis flowchart

Menurut Tri (2015:2)[15], flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart sistem (System flowchart)
  2. Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, slowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart sistem ini terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data tersebut.

    Simbol 2.1 Flowchart Sistem

  3. Flowchart Dokumen
  4. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dari laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

  5. Flowchart Skematik
  6. Simbol 2.2 Flowchart dokumen

    Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart skematik ini bukan habya menggunakan simbol-simbol slowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbil-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

    Simbol 2.3 Flowchart Skematik

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)
  8. Flowchart' program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

    Simbol 2.4 Flowchart program

  9. Flowchart Proses (Process Flowchart)

Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

Simbol 2.5 Flowchart sistem

Flowchart proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

Simbol 2.6 Contoh flowchart proses

konsep Dasar Raspberry

Definisi Raspberry

Raspberry pi [16]adalah komputer kecil seukuran sebuah kartu kredit, Raspberry Pi memiliki prosesor, RAM dan port hardware yang khas yang bisa anda temukan pada banyak komputer. Ini berarti, Anda dapat melakukan banyak hal seperti pada sebuah komputer desktop. Anda dapat melakukan seperti mengedit dokumen, memutar video HD, bermain game, coding dan banyak lagi. Richardson dan Wallace menjelaskan menjelaskan beberapa cara untuk menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Raspberry Pi diantaranya sebagai berikut:

  • General Purpose Computing
  • Perlu diingat bahwa Raspberry Pi adalah sebuah komputer dan memang pada faktanya dapat digunakan sebagai sebuah komputer. Setelah perangkat ini siapuntuk digunakan kita bisa memilih untuk boot langsung kedalam GUI (Graphical User Interface) dan didalamnya terdapat sebuah web browser yang merupakan aplikasi yang banyak digunakan komputer sekarang ini. Perangkat ini juga dapat di install banyak aplikasi gratis seperti Libre Office yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kantor.

  • Learning to Program
  • Raspberry Pi pada dasarnya ditujukan sebagai alat edukasi untuk mendorong anak-anak bereksperimen dengan komputer. Perangkat ini sudah terpasang dengan interpreter’s dan compilers untuk berbagai bahasa pemrograman. Untuk pemula telah disediakan Scratch, sebuah bahasa pemrograman berasaskan grafik dari MIT. Kita bisa menulis program untuk Raspberry Pi dalam berbagai bahasa seperti C, Ruby, Java, Python, dan Perl.

  • Project Platform
  • Raspberry Pi membedakan dirinya dari komputer pada umumnya bukan darisegi harga dan ukurannya saja, tapi juga karena kemampuannya berintegrasi dengan proyek-proyek elektronik.

    konsep Dasar Sistem Operasi Raspberry

    Definisi Raspberry

    Mengutip dari buku Learning Raspbian William Harrington (2015:10)[17]. “Saat ini, raspbian adalah yang paling populer berbasis linux Sistem operasi untuk raspberry pi. raspbian adalah sistem operasi open source berdasarkan pada debian, yang telah dimodifikasi khusus untuk raspberry pi (demikian nama raspbian). Raspbian termasuk kustomisasi yang dirancang untuk membuat pi raspberry lebih mudah digunakan dan termasuk banyak paket perangkat lunak yang berbeda di luar”.

    Gambar 2.5 Raspberry

    Definisi Debian

    Debian GNU/Linux adalah distro non komersial yang dihasilkan oleh para sukarelawan dari seluruh dunia yang saling bekerja sama melalui internet. Distro ini menginginkan adanya semangat open-source yang harus tetap ada pada Debian. Kedinamisan distro ini membuat setiap rilis paket-paket nya di-update setiap waktu dan dapat di akses melalui utilitas apt-get. Apt-get adalah sebuah utilitas baris-perintah yang dapat digunakan secara dinamis untuk meng-upgrade sistem Debian GNU/Linux melalui apt-repository jaringan archive Debian yang luas. Milis dan forum debian selalu penuh dengan pesan-pesan baik mengenai bug, masalah, sharing, dan lain-lain. Dengan adanya sistem komunikasi ini bug dan masalah keamanan pada tiap paket dapat dilaporkan oleh para pengguna dan pengembang Debian dengan cepat. Keuntungan dari Debian adalah upgradability, ketergantungan antar paket didefinisikan dengan baik, dan pengembangannya secara terbuka.

    Gambar 2.6 Debian

    konsep Dasar Linux

    Sejarah Linux

    Linux adalah suatu sistem operasi yang bersifat multi user dan multitasking, yang dapat berjalan di berbagai platform, termasuk prosesor INTEL 386 dan yang lebih tinggi. Sistem operasi ini mengimplementasikan standard POSIX. Linux dapat berinteroperasi secara baik dengan sistem operasi yang lain, termasuk Apple, Microsoft dan Novell. Nama Linux sendiri diturunkan dari pencipta awalnya, LINUS TORVALDS, di Universitas Helsinki, Finlandia yang sebetulnya mengacu pada kernel dari suatu sistem operasi. Linux dulunya adalah proyek hobi yang dikerjakan oleh Linus Torvalds yang memperoleh inspirasi dari Minix. Minix adalah sistem UNIX kecil yang dikembangkan oleh Andy Tanenbaum pada tahun 1987. Sekarang Linux adalah sistem UNIX yang lengkap, bisa digunakan untuk jaringan (networking), pengembangan software, dan bahkan untuk sehari-hari. Linux telah digunakan di berbagai domain, dari sistem benam sampai superkomputer, dan telah mempunyai posisi yang aman dalam instalasi server web dengan aplikasi LAMP-nya yang populer.

    Linux sekarang merupakan alternatif OS yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan OS komersial, dengan kemampuan Linux yang setara bahkan lebih Lingkungan sistem operasi ini termasuk:

  • Ratusan program termasuk, kompiler, interpreter, editor dan utilitas.
  • Perangkat bantu yang mendukung konektivitas, Ethernet, SLIP dan PPP, dan interoperabilitas.
  • Produk perangkat lunak yang reliabel, termasuk versi pengembangan terakhir.
  • Kelompok pengembang yang tersebar di seluruh dunia yang telah bekerja dan menjadikan.
  • Linux portabel ke suatu platform baru, begitu juga mendukung komunitas pengguna yang beragam kebutuhan dan lokasinya dan juga bertindak sebagai team pengembang sendiri. Sejarah Linux berkaitan dengan GNU. Proyek GNU yang mulai pada 1984 memiliki tujuan untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel dengan Unix dan lengkap dan secara total terdiri atas perangkat lunak bebas. Tahun 1985, Richard Stallman mendirikan Yayasan Perangkat Lunak Bebas dan mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public License atau GNU GPL). Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-an, walaupun elemen-elemen tingkat rendah seperti device driver.

    Linux tidak memiliki suatu logo yang terlihat menarik, hanyalah sebuah burung Penguin yang memperlihatkan sikap santai ketika berjalan. Logo ini mempunyai asal mula yang unik, awalnya tidak ada suatu logo yang menggambarkan trademark dari Linux sampai ketika Linus ( Sang Penemu ) berlibur ke daerah selatan dan bertemu dengan seekor linux kecil dan pendek yang secara tidak sengaja menggigit jarinya. Hal ini membuatnya demam selama berhari-hari. Kejadian ini kemudian menginspirasi dirinya untuk memakai pinguin sebagai logo nya. TUX, nama seekor pinguin yang menjadi logo maskot dari linux. TUX hasil karya seniman Larry Ewing pada waktu developer merasakan Linux harus mempunyai logo trademark (1996), dan atas usulan James Hughes dipilihlah nama TUX yang berarti Torvalds UniX. Lengkap sudah logo dari Linux, berupa penguin dengan nama TUX. Trademark ini segera didaftarkan untuk menghindari adanya pemalsuan. Linux terdaftar sebagai Program sistem operasi (OS).

    Literature Review

    Literatur review ini filakukan untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung pada kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga peneliti dapat mengembangkan dan menyempurnakan hasil penelitiannya. Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam laporan ini, antaran lain:

    1. Penelitian ini dilakukan oleh Rahmadi Kurnia dari Universitas andalas pada tahun 2015, yang berjudul “Penentuan Tingkat Buta Warna Berbasis HIS Pada Citra Ishihara”[18]. Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengamati panjang gelombang yang diterima oleh penderita buta warna yaiyu Long, Middle, dan Short (LMS).
    2. Penelitian ini dilakukan oleh Ratri Widianingsih, Awang dan Ahmad dari Universitas Mulawarman pada tahun 2015, yang berjudul “Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara berbasis Komputer”[19]. . Penelitian ini menggunakan aplikasi yang sudah dibuat di komputer sebagai pengganti kertas-kertas yang berisi gambar dari metode ishihara.
    3. Penelitian ini dilakukan oleh Randy Viyata, Ernawati, dan Desi dari Universitas Bengkulu pada tahun 2015, yang berjudul “Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara pada Smartphone Android”[20]. Penelitian tes buta warna yang dirancang agar lebih inovasi dengan menggunakan smartphone sebagai media aplikasi.
    4. Penelitian ini dilakukan oleh Associate Prof., Samy S. Abu Naser dan Abu Zaiter A. Ola dari Faculty of Engineering & Information Technology, Al Azhar University, Gaza, Palestine pada tahun 2008, yang berjudul “An Expert System For Diagnosing Eye Diseases Using Clips”[21]. Pada jurnal tersebut membahas tentang disain sistem pakar yang bertujuan untuk memberikan pasien latar belakang untuk diagnosa yang sesuai dari beberapa penyakit mata.
    5. Penelitian ini dilakukan oleh Azimi, Mahdi, dan Mohammad Reza dari Department of Computer Science & Research Islamic azad University Shoushtar Branch Shoushtar, Iran pada tahun 2011, yang berjudul “Eye Detection and Tracking in Image with Complex Backgroud”[22]. Penelitian ini membahas tentang metode bentuk yang memiliki fitur untuk mengeksplorasi karakteristik mata manusia dalam mengidentifikasi serangkaian ciri khas disekitar mata.
    6. Penelitian yang dilakukan oleh Ruki, Alfa dan Bayu dari Departement of engineering, faculty of engineering, universitas Indonesia pada tahun 2013, yang berjudul “Implementation of Color-Blind Aid System”[23]. Penelitian ini merancang protoripe sistem bantuan buta warna untuk membantu orang buta warna membedakan warna dalam bentuk alat bantu penglihatan.
    7. Penilitian yang dilakukan oleh Putri, Dika dan Maimunah dari STMIK Nusa Mandiri pada tahun 2018, yang berjudul “Aplikasi Buta warna berbasis Android menggunakan metode ishihara”[24]. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan aplikasi tes buta warna menggunakan metode ishihara dengan sistem operasi android.
    8. Penelitian ini dilakukan oleh Handini, Endang dan Tutik dari Universitas Muria Kudus pada tahun 2014, yang berjudul “Deteksi Iris Mata untuk Menentukan kelebihan kolestrol menggunakan ekstraksi ciri moment invariant dengan K-Means clustering”[25]. Penelitian mengambil data iris mata menggunakan kamera digital, namun citra iris mata yang didapatkan masih tampak kabur. Sehingga memerlukan pengolahan untuk mengurangi kekaburan
    9. Penelitian ini dilakukan oleh Rosmiati, Mia. dan Simon Siregar dari STMIK AMIKOM Yogyakarta pada tahun 2015, yang berjudul “Deteksi Penyakit melalui iris mata menggunakan watershed algorhytm dengan simulasi matlab”[26]. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan MATLAB V7 hal ini dapat digunakan untuk mempermudah proses pengujiannya.

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Gambaran Umum RSU Kab. Tangerang

    Sejarah Singkat RSU Kab. Tangerang

    Sejarah RSU Kab. Tangerang di dirikan pada tahun 1928 berlokasi disebuah ruangan BUI (penjara) yang bekas lahannya sekarang menjadi lokasi Masjid Agung Al-Ittihad dengan kapasitas perawatan 12 tempat tidur.

    Pada tahun 1932 pindah ke Jl. Daan Mogot No. 3 dengan kapasitas 40 tempat tidur. Tahun 1943 sampai 1946 dipimpin oleh Dr. J. Leimena kemudian oleh Dr. Gembiro dengan kapasitas 65 tempat tidur.

    Tahun 1946, rumah sakit dipindahkan ke Balaraja dan selanjutnya dipimpin oleh Dr. Suparno, Dr. Gembiro, Dr. Satrio, Dr. Drajat Prawinegara dan Dr. Djaka Sutadiwiraja.

    Tahun 1950, setelah penyerahan kedaulatan RI. Rumah sakit kembali dipindah ke Jl. Daan Mogot Tangerang bergabung dengan rumah sakit bekas NICA dipimpin oleh Dr. Gusti Hasan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Umum. Tahun 1955 pengelolaan RSU Kab. Tangerang diserahkan kepada Pemerintah Swantantra Kabupaten Tangerang. Tahun 1959 mulai direncanakan membangun sebuah rumah sakit baru dilokasi yang sekarang di Jl. A. Yani No. 9 Tangerang, bersebelahan dengan gedung Sekolah Djuru Rawat (SDK) dan kementrian kesehatan. Pada tahun 1963 dibangun kantor yang sederhana. Pada permulaan tahun 1964 mentri kesehatan Prof. Dr. Satrio menyerahkan gedung SDK kepada pemda Tangerang.

    Pada tanggal 5 Mei 1964 RSU dipindah dari Jl. Daan Mogot ke Jl. A. Yani No. 9 menggunakan gedung bekas SDK sebagai tempat perawatan dengan 60 tempat tidur, dan penambahan gedung kantor untuk tata usaha, poliklinik umum, poliklinik bedah, apotik, laboratium. RSU Tangerang di pimpin oleh Dr. Willy Ranti sebagai direktur, tanggal 5 Mei 1964 ditetapkan sebagai hari jadi RSU Kabupaten Tangerang.

    Pada tanggal 11 September 1969dijalin kerjasama antar Pemda Tangerang dengan Rumah Sakit Ciptomangunkusumo/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, untuk meningkatkan fasilitas pada RSU Kabupaten Tangerang. Sejak tahun anggaran 1969/1970 RSU Tangerang mulai dikembangkan secara bertahap dengan biaya APBD TK. II, APBD TK. I dan APBN sehingga mempunyai kapasitas perawatan 341 tempat tidur.

    Pada tahun 1976 RSU Tangerang dimanfaatkan untuk pendidikan mahasiswa tingkat V dan VI FKUI dari bagian penyakit dalam, kesehatan anak, bedah dan kebidanan/kandungan. Sejak tahun 1977 dimanfaatkan untuk pendidikan dokter Spesialis Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah Umum, Kebidanan dan penyakit kandungan. Sejak 22 september 1986 telah dijalin pula kerjasama antara Pemda Tangerang dengan Fakultas Kedokteran Gigi UI dengan tujuan meningkatkan pelayanan RSU Tangerang serta memanfaatkannya untuk pendidikan. Pada tanggal 22 April 1989, pergantian pemimpin/Direktur RSU Tangerang dari Dr. Willy Ranti kepada Dr. Syartil Arfan N.SpA.


    Pada tanggal 15 Desember 1993 status RSU Tangerang ditingkatkan menjadi kelas C menjadi kelas B non pendidikan dengan kapasitas pada saat itu sebanyak 337 tempat tidur dan melayani 23 jenis keahlian/spesialis. RSU Tangerang sebagai Unit Swadana Daerah dimulai dengan uji coba pada bulan April 1994 seklama dua tahun, diresmikan sebagai Unit Swadana pada bulan April 1996. Memperoleh sertifikat Akreditasi Penuh untuk bidang Administrasi Manajemen, Perawatan, Gawat Darurat, dan Pelayanan pada tanggal 21 Januari 1997 hingga tahun 2000.

    Pada tanggal 29 April 1998, pemanfaatan Gedung Poliklinik RI, Dr. Ahmad Suyudi meresmikan Instalasi Pengolahan Limbah rumah sakit untuk 22 rumah sakit di 5 provinsi di RSU Tangerang. Dengan dikeluarkannya PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, maka RSU Kabupaten Tangerang berdasarkan Keputusan Bupati Tangerang No. 445/Kep.402-HUK/2005 tanggal 20 Desember 2005 terhitung mulai tahun 2006 menyelenggarakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

    Pada tanggal 21 Maret 2007, Pelantikan Dr. H. MJN. Mamahit Sp.OG.MARS oleh Bapak Bupati Tangerang sebagai Direktur RSU Kabupaten Tangerang menggantikan Dr. H. Budhi Setiawan SpP., MARS yang memasuki masa pensiun. Dengan keputusan Bupati Tangerang No.45/Kep.133-HUK/2008 RSU Kabupaten Tangerang ditetapkan sebagai penyelenggara Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Kabupaten Tangerang dengan status BLUD penuh. Setelah dikembangkan secara bertahap saat ini RSU Tangerang mempunyai bangunan dengan luas keseluruhan 24.701 m2 diatas tanah 41.615 m2 dan memiliki fasilitas perawatan dengan 383 tempat tidur, 27 jenis keahlian dengan jumlah karyawan 1065 orang.

    Pada hari Rabu, tanggal 16 Desember 2009 pukul 14.30 WIB, diketahui terjadi kebakaran gedung kantor Rumah sakit Umum Kabupaten Tangerang yang berada di jalan Ahmad Yani No. 9 Kota Tangerang. Ruang yang terbakar adalah lantai dua gedung kantor RSU Tangerang yang meliputi aula, Ruang Panitia Pengadaan, Ruang Panitia Pemeriksa, Ruang Bidan Pelayan Medik, Ruang Direktur, Ruang Wakil Direktur (3 Ruangan), Ruang Bagian Sekretariat, Ruang Diskusi dan Ruang Seketaris. Tidak terjadi korban jiwa.

    Visi RSU Kabupaten Tangerang

    Rumah Sakit Modern, Unggul dan Terpercaya

    Misi RSU Kabupaten Tangerang

  • Meningkatkan kompetisi SDM pada semua lini pelayanan rumah sakit dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang professional, santun dan mempunyai daya saing yang tinggi.
  • Menyediakan bangunan yang atraktif, fungsional, dan nyaman yang berwawasan lingkungan.
  • Mengembangkan manajemen modern berbasis Informasi Teknologi melalui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
  • Memberikan pelayanan unggulan yang didukung dengan peralatan canggih untuk antisipasi tuntutan lingkungan dan perkembangan penyakit di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan kedokteran dan pendidikan kesehatan lainnya.
  • Menekankan angka kematian ibu dan bayi di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang dalam rangka peran aktif mendukung MDG’s sesuai dengan RPJMD Kabupaten Tangerang.
  • Falsafah RSU Kabupaten Tangerang

    “Memberikan Pelayanan Melebihi Harapan Pelanggan”

    Motto RSU Kabupaten Tangerang “Kami Ada Untuk Anda”

    Nilai-nilai Budaya Kerja RSU Kabupaten Tangerang

    Nilai-nilai yang terkandung dalam visi, misi RSU kabupaten Tangerang merupakan nilai-nilai yang harus di anut dan diterapkan dalam sikap dan perilaku seluruh jajaran pegawai rumah sakit dalam menjalankan semua kegiatan

    3.1.6 CARE RSU Kabupaten Tangerang

  • C: Cakap
  • A: Akuntabel
  • R: Responsif
  • E: Efisiensi
    1. Cakap
      Setiap personil baik dokter maupun para medis dan pegawai terus menjaga kecakapan agar dapat menjalankan fungsi secara professional. Kegiatan rumah sakit yang inovatif menunjukkan bahwa setiap jajaran pegawai harus dapat memberikan kontribusi secara optimal bagi peningkatan kinerja rumah sakit dan peka terhadap aspirasi yang disampaikan masyarakat/pasien.
    2. Akuntabel
      Sebagai BLUD maka RSU harus dapat mendayagunakan seluruh sumber daya untuk mencapai kinerja optimal dan dapat di pertanggung jawabkan. Keberhasilan dalam mencapai visi dan misi rumah sakit tidak lepas dari kebersamaan komitmen dari seluruh anggota organisasi. Kesepakatan yang terjalin dari seluruh anggota organisasi akan menciptakan hubungan yang harmonis untuk mencapai visi dan misi yang telah dirancangkan.
    3. Responsif
      Sebagai instansi yang sangat tanggap pada ke gawat daruratan ataupun kondisi yang fatal maka sikap tanggap dibudayakan melebihi sikap lainnya. Kegiatan di rumah sakit harus didukung oleh pegawai yang profesionalisme dan senantiasa memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat/pasien dengan dilandasi prinsip-prinsip good govermance. Dengan demikian setiap program/kegiatan rumah sakit harus direncakan dan dilaksanakan dengan cermat agar mencapai hasil yang maksimal
    4. Efisiensi
      Menjamin terselenggarnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat/pasien dengan menggunakan sumber daya rumah sakit yang tersedia secara optimal dan bertanggungjawab.

    Struktur Organisasi RSU kabupaten Tangerang

    Struktur organisasi merupakan suatu alat penting dalam sebuah perusahaan karena untuk menunjukkan pola antara hubungan-hubungan diantaranya yaitu berdasarkan fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya masing-masing. Struktur organisasi pada RSU Kab. Tangerang disusununtuk menunjang lancarnya kegiatan yang sedang berjalan. Adapun bagan struktur organisasi pada RSU Kab. Tangerang adalah sebagai berikut:

    Gambar 3.1 Struktur organisasi

    Tujuan Perancangan

    Pada perancangan sistem tes buta warna ini melalui beberapa tahapan dan proses untuk menghasilkan penelitian yan baik dan akurat. Penelitian ini menggunakan metode ishihara yang dimana setiap prosedur dan soal yang diberikan sesuai dengan metode ishihara. Metode ishihara ini dirancang untuk memberikan penilaian yang cepat dan akurat serta menghasilkan bukti berupa hasil yang akan diterima oleh pasien tersebut.

    Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

    Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Prosedur sistem tes buta warna yang berjalan pada RSU Kab. Tangerang adalah sebagai berikut:

    1. Pasien mengisi biodata
    2. Petugas memanggil pasien untuk memasuki ruangan tes
    3. Petugas menyiapkan buku lembaran plate ishihara
    4. Petugas menanyakan beberapa soal yang tertera pada buku plate ishihara
    5. Pasien menjawab beberapa soal yang diberikan petugas
    6. Setelah itu, petugas menyimpulkan kesehatan mata pasien

    Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Prosedur sistem yang berjalan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, petugas masih melakukan secara manual dalam melakukan tes buta warna. Sehingga petugas dan pasien hanya melakukan Tanya jawab dan menyimpulkan keluhannya tanpa bukti yang akurat. Berikut adalah flowchart sistem yang berjalan:

    Simbol 3.1 Flowchart sistem yang berjalan

    Dapat dijelaskan pada gambar Flowchart sistem yang berjalan diatas yaitu terdiri:

    1. Dua simbol terminal, yaitu menyatakan permulaan atau akhir suatu program.
    2. Empat simbol proses yang mengatur setiap langkah atau tindakan yang di proses
    3. Satu simbol input output, menyatakan proses input atau ouput tanpa tergantung jenis peralatannya
    4. Satu simbol decision, yang berperan untuk menghasilkan dua kemungkinan jawaban: Ya atau tidak

    Diagram Blok

    Gambar 3.2 Diagram Blok

    Pada diagram blok di atas digambarkan alur kerja dari sistem mulai dari input, proses, dan output. Keterangan diagram blok:

    1. User menginstall software yang dibutuhkan, software yang dibutuhkan berupa Gambas3 yang bertujuan memprogram dalam pembuatan aplikasi, PuTTY yang di pergunakan untuk membuat protocol jaringan sehingga dapat mengaktifkan sesi remote desktop, IP Scanner yang memiliki tujuan untuk melihat berapa ip addres.
    2. Tplink berfungsi sebagai perantara dalam mengirimkan sinyal
    3. Format ulang sd card dengan memakai software SD Card Formatter
    4. Install OS Raspbian yang tersedia di official Raspberry
    5. Install Win32DiskImager unutuk memindahkan file ke memory sd card
    6. Jika sudah terinstal lepaskan memory sd card dari laptop lalu pasang ke raspberry Pi dan hidupkan Raspberry Pi yang sudah terpasang di layar monitor maka akan akan terinstal OS Raspbian dan langsung masuk ke dalam Lingkungan GUI Raspbian

    Cara Kerja Alat

    Cara kerja alat tes buta warna pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang dapat dibagi menjadi tiga 3 (tiga) bagian. Bagian pertama adalah input, dimana ini merupakan langkah awal untuk melakukan tes. Kemudian akan di proses menggunakan Raspberry lalu hasil outputnya berupa lembaran hasil tes.

    Gambar 3.3 Cara Kerja Alat

  • Input
  • Pada input ini user yang bertugas menjalankan aplikasi buta warna akan menjawab beberapa soal yang telah ada di aplikasi buta warna.

  • Proses
  • Pada bagian proses, raspberry akan memproses apa yang telah user lakukan.

  • Output
  • Pada bagian selanjutnya maka raspberry akan akan mengirimkan hasil dari tes yang sudah dikerjakan oleh pasien.

    Cara Kerja Tes Buta Warna

    Pada aplikasi tes buta warna akan dijelaskan sebagai berikut:

    Angka pertama yang dapat dibaca oleh buta warna parsial dan mata normal. Angka tersebut menunjukkan angka 12, seperti gambar berikut.

    Gambar 3.4 Soal nomor 1

    Pada gambar yang terdiri dari 4 soal yang memiliki angka 8, 6, 29 dan 57. Orang normal dapat menjawab angka tersebut dengan benar. Sedangkan orang menderita buta warna tidak dapat membaca angka tersebut dengan benar. Orang yang menderita mengalami gangguan penglihatan merah-hijau akan Melihat angka pada gambar tersebut menjadi angka 3, 5, 70 dan 35.

    Gambar 3.5 Soal nomor 2-5

    Pada gambar yang terdiri dari angka 5, 3, 17 dan 74. Orang normal akan dapat membaca angka tersebut dengan benar. Sebagian orang yang mengalami gangguan pada penglihatan warna tidak bisa membaca satu nomer pun.

    Gambar 3.6 Soal nomor 6-9

    Pada gambar tersebut memiliki 4 soal yang terdiri dari angka 2, 6, 97 dan 45. Orang normal akan bisa menjawab soal dengan benar. Sebagian orang yang mengalami gangguan penglihatan warna tidak bisa membaca satu angka pada gambar tersebut.

    Gambar 3.7 Soal nomor 10-13

    Pada gambar yang terdiri dari angka 5, 7, 16 dan 73. Orang normal akan dapat membaca angka tersebut dengan benar. Sebagian orang yang mengalami gangguan pada penglihatan warna tidak bisa membaca satu nomer pun.

    Gambar 3.8 Soal nomor 14-17

    Orang normal akan dapat membaca angka 26, 42, 35 dan 96 dengan benar. Sedangkan untuk penderita buta warna parsial hanya bisa menjawab salah satu angka saja.

    Gambar 3.9 Soal nomor 18-21

    Pengambilan kesimpulan dari hasil tes buta warna seperti yang tertera pada tabel berikut:

    Kesimpulan Tes Pengambilan Kesimpulan
    Buta Warna Total Jika soal nomor 1 salah, maka

    gambar lain di abaikan

    Buta Warna Parsial Jika soal nomor 1 benar, maka soal nomor 2 sampai 17 hanya

    salah 2 Jika soal nomor 1 benar, maka soal nomor 18 sampai 21 hanya salah salah satu gambar

    Normal Jika soal nomor 1 sampai 21 dijawab benar semua

    Jika soal nomor 1 benar, maka soal nomor 2 sampai 21 hanya salah satu

    Tabel 3.1 Pengambilan Kesimpulan Tes Buta Warna

    Pembuatan Alat

    Perangkat Keras (Hardware)

  • Power supply berkapasitas 2 a
  • Kabel data USB (Universal Serial Bus)
  • Raspberry Pi 3
  • Micro SDHC 32 GB UHS 1
  • Heat sink
  • Casing
  • Kabel HDMI
  • Monitor
  • Perangkat Lunak (Software)

    Konfigurasi Raspberry Pi dalam proses pertama adalah instalasi operating system yang sudah terinstall di micro SD. Jika sudah selasi maka akan bias dijalankan.

    Gambar 3.10 Tampilan desktop raspberry

    Pada konfigurasi aplikasi tes buta warna menggunakan gambas3

    Gambar 3.11 Gambas3

    IP Scanner digunakan untuk melihat ip address yang dimiliki.

    Gambar 3.12 IP Scanner

    PuTTY, digunakan untuk meremote raspberry

    Gambar 3.13 PuTTY

    Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

    Permasalahan yang dihadapi

    1. Proses tes buta warna yang dilakukan antara dokter dan pasien menggunakan Tanya jawab
    2. Soal tes yang digunakan dari buku lembaran plate ishihara
    3. Hasil tes hanya disampaikan lewat lisan

    Alternatif Pemecahan Masalah

    1. Membuat suatu sistem aplikasi yang bisa melakukan tes buta warna
    2. Memberikan hasil tes beserta informasi jawaban yang telah dijawab oleh pasien

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang diusulkan. Adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan sesuai kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel elisitasi sebagai berikut:

    Tabel 3.2 Elisitasi tahap 1

    Elisitasi Tahap II

    Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi.

    1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting) maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkannya atau tidak terlalu penting) maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieleminasi) maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

    Tabel 3.3 elisitasi tahap II

    Elisitasi Tahap III

    Elisitasi tahap III merupakan hasil penyisihan dari elisitasi tahap II yaitu dengan cara mengeleminasi semua requirement yang pilihannya “I” pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE (Technical, Operational, Economic). Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE:

    T (Technical)

    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang di usulkan?

    O (Operational)

    Maksdunya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan di kembangkan?

    E (Economic)

    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem? Metode tersebut dibagi menjadi beberapa option, antara lain:

    L (low): Mudah untuk dikerjakan

    M (Medium): Mampu untuk dikerjakan

    H (High): Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga elisitasi harus di eliminasi

    Gambar 3.4 Elisitasi tahap III

    Final Elisitasi

    Elisitasi yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan tes buta warna

    Gambar 3.5 Elisitasi tahap final

    BAB IV

    UJI COBA SISTEM YANG DI USULKAN


    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    Setelah melakukan penelitian tentang prosedur yang berjalan saat ini pada RSU Kab. Tangerang, selanjutnya akan di bahas mengenai rancangan prosedur sistem yang di usulkan. Ada beberapa prosedur yang akan dijabarkan untuk memudahkan proses tes buta warna. Prosedur tersebut yaitu sebagai berikut:

    1. Pasien mendatangi rumah sakit untuk melakukan pendaftaran.
    2. Setelah melakukan pendaftaran, pasien akan di minta mengantri untuk menunggu giliran tes buta warna.
    3. Ketika sudah waktunya pasien akan melakukan tes buta warna sesuai yang di arahkan oleh petugas.
    4. Jika sudah selesai melakukan tes buta warna. Petugas akan memberikan bukti berupa hasil tes si pasien.

    Flowchart Sistem Yang di Usulkan

    Flowchart Sistem yang di usulkan di jelaskan pada flowchart dibawah ini:

    Simbol 4.1 Flowchart Sistem

    Penjelasan flowchart sistem yang di usulkan:

    1. Pasien datang ke ruangan untuk tes buta warna
    2. Petugas menyiapkan alat
    3. Apakah alat sudah siap?
    4. Jika sudah siap pasien bisa melakukan tes buta warna dengan menjawab soal tes buta warna
    5. Petugas memberikan hasil tes buta warna kepada pasien

    Konfigurasi Sistem Yang Usulan

    Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware dan software yang digunakan untuk melakukan perancangan serta pembuatan program. Untuk mengetahui hardware dan software yang digunakan bisa dilihat sebagai berikut:

    Spesifikasi Hardware

    Pada perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan perancangan alat ini. Beberapa perangkat tersebut adalah:

  • Personal Computer (PC)
  • Raspberry
  • Kabel HDMI
  • Layar LCD
  • Micro sdhc 32 GB
  • Power Supply 5v 3a
  • Spesifikasi Software

    Peran dalam perangkat lunak yang dibutuhkan sebagai instruksi yang diperintahkan oleh brainware untuk menjalankan hardware yang memiliki tujuan menghasilkan informasi yang dibutuhkan.

  • Sistem operasi yang digunakan adalah Windows, Raspbian, Linux
  • Browser yang digunakan adalah Google Chrome
  • Drowmax
  • Snipping Tool
  • Hak Ases

    Pada pembuatan sistem perangkat keras (hardware) perlu adanya hak ases yang berwenang untuk menjabat sebagai petugas yang memiliki wewenang dalam keamanan perangkat lunak (software) atau perangkat keras (Hardware) tersebut. Berikut ini yang mempunyai hak akses untuk menggunakan tes buta warna adalah Kepala ruangan dan petugas ruang.

    Testing

    Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap aplikasi tes buta warna dengan metode black box testing. Metode black box testing merupakan pengujian terhadap program yang sudah dibuat untuk menilai berfungsinya suatu program. Pengujian sistem menggunakan metode black box testing sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Metode black box

    Uji Coba Program

    Tampilan awal aplikasi tes buta warna terdapat menu mulai untuk menjawab soal tes buta warna.

    Gambar 4.1 Tampilan awal


    Tampilan soal tes buta warna nomor 1. terdapat sebuah plate yang berisi angka-angka untuk di jawab oleh pasien dan memiliki soal berjumlah 21 plate.

    Gambar 4.2 Soal tes pertama

    Jika pasien salah menjawab angka di soal pertama, sudah dipastikan pasien tersebut mengalami gangguan pada penglihatan matanya.

    Gambar 4.3 Buta warna total



    Jika pasien mampu menjawab soal nomor 1, soal nomor 2 sampai 17 terdapat salah 2 maka tidak dapat melanjutkan ke soal berikutnya. Sehingga pasien mengalami buta warna parsial.

    Gambar 4.4 Buta warna parsial I

    Jika pasien mampu menjawab soal nomor 1 sampai 17 benar semua sedangkan dari nomor 18 sampai 21 terdapat salah lebih dari satu maka termasuk buta warna parsial.

    Gambar 4.5 Buta warna parsial II

    Jika pasien berhasil menjawab semua soal tes buta warna maka dapat disimpulkan mata anda normal.

    Gambar 4.6 Mata normal

    Evaluasi

    Setelah dilakukan pengujian berdasarkan tahapan testing melalui black box terhadap aplikasi tes buta warna dan bagian komponen yang perlu di install, naka terdapat 5 bagian yaitu mengenai “pengujian variabel nilai soal buta warna total, pengujian variabel nilai soal buta warna parsial dari nomor 2 sampai nomor 17, pengujian variabel nilai soal buta warna parsial dari nomor 18 sampai nomor 21, pengujian variabel nilai soal mata normal, pengujian soal test dari awal hingga selesai.

    Implementasi

    Jadwal penelitian

    Berikut ini merupakan jadwal penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan menyusun laporan penelitian yang memberikan rincian sebagai berikut:

    Tabel 4.2 Jadwal penelitian

    Estimasi Biaya

    Pada estimasi biaya akan di jabarkan rincian biaya yang telah dilakukan.

    Tabel 4.3 Rincian biaya

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan uraian sebelumnya serta penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai Implementasi aplikasi tes buta warna dengan metode ishihara berbasis raspberry pada rumah sakit umum kabupaten rangerang, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Aplikasi tes buta warna yang dirancang dengan raspberry dapat menggantikan lembaran-lembaran plate ishihara
    2. Menerapkan perangkat yang bisa memudahkan petugas dalam melakukan tes buta warna terhadap pasien. Dari hasil pemeriksaan pasien mendapatkan bukti tes yang bisa dilihat oleh pasien.

    Saran

    Dengan Melihat kesimpulan di atas ada beberapa saran yang diberikan yaitu sebagai berikut:

    1. Menyediakan layanan informasi yang bersangkutan dengan kesehatan mata
    2. Mempunyai kelemahan apabila tes buta warna sedang dilakukan tidak bisa kembali ke soal tes sebelumnya

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Hasugian, L. 2014. Pengertian Aplikasi. Diambil dari: https://lesmardin1988.wordpress.com/2014/08/13/pengertian- aplikasi/ (di akses 28 Juni 2019)
    2. Sanjaya, Wina. 2014. “Strategi pembelajaran”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
    3. Mulyadi. 2015. “Sistem Informasi Akuntasi”. Jakarta: Salemba Empat.
    4. Tahir, Arifin. 2014. Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Bandung: Alfabeta
    5. Mulyani, S. 2017. Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung:
    6. Muslihudin, Muhammad dan Oktofianto. 2016. Analisis Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta: Andi.
    7. Hidayat, Wahyu, Fauzi Maaruf, Saeful bahri. 2016. Perancangan Media Video Desain Interior Sebagai Salah Satu Penunjang Promosi dan Informasi di PT. Wans Desain Group. Jurnal Cerita Vol.2 No. 1 Feburai 2016.
    8. McKay, Alison, George N Stiny< Alan de Pennington. 2016. Principles for the definition of design structures. International Journal of Computer integrated manufacturing. Volume 29, Issue 3. Pages 237-250.
    9. Mustaqbal, M. S., Firdaus, R. F. & Rahmadi, H., 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, Volume I.
    10. Santoso, Agus.2017. Bahasa pemrograman 2 pengenalan gambas. Diambil dari: https://docplayer.info/34907078-Bahasa-pemrograman-2- pengenalan-gambas.html (diakses 28 juni 2019)
    11. Unknown. 2015. Pengertian PuTTY dan Kegunaannya. Diambil dari: http://friends-22.blogspot.com/2015/11/pengertian-putty-dan- kegunaanya.html (diakses 28 juni 2019)
    12. Colour Blind awareness. 2017. Types of Colour Blindness. http://www.colourblindawareness.org/colour-blindness/types-of- colour-blindness/ (tanggal akses 22 Maret 2019).
    13. Chulkamdi, M. Taofik, Sulis Purnomo. 2016. Perancangan Dan Implementasi Game Interaktif Pengenalan huruf dan angka Untuk Media Pembelajaran di Paud Wachid Hasyim Pongok Kabupaten Blitar. Antivirus: Jurnal Ilmiah Teknik Informatika Vol. 10 No.1 Mei 2016
    14. MLA Hamid, Ainul Faizin Abdul, Bambang Eka Purnama, dan Indah Uly Wardati. 2016. Sistem Informasi Penjualan Produk Unggulan Berbasis Website Pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan. IJNS-Indonesian Journal on Networking and Security, Vol.4 No.3.
    15. Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
    16. Raspberry Pi. What is a raspberry Pi. 2014. Raspberry Pi Foundation UK Registered Charity 1129409. Diambil dari: raspberrypi.org. https://www.bapaknaga.com/2015/12/apa-itu-raspberry-pi.html (tanggal akses 22 Maret 2019).
    17. William, Harrington. 2015. Learning Raspberry Pi. Birmingham: Packt Publishing. (tanggal akses 22 Maret 2018).
    18. Kurnia, Rahmadi. 2015. Penentuan Tingkat Buta Warna Berbasis His Pada Citra Ishihara. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
    19. Widianingsih, Ratri, Awang, H.S., dan Ahmad, R. H. 2015. Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara berbasis Komputer. Samarinda : Universitas Mulawarman.
    20. Dhika, Randi Viyata, Ernawati dan Desi Andreswari. 2014. Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara Pada Smartphone Android. Jurnal Pseudocode, Vol. 1 No. 1, Februari 2014.
    21. Naser, Samy, S. M. A., dan Abu Zaiter A. 2015. An Expert System For Diagnosing Eye Diseases Using Clips. Journal of Theoretical and Applied Information Technology 4(10).
    22. Kashani, Mohammadali, A., Mahdi Mollaei, A,. dan Mohammad Reza, R. 2011. Eye Detection and Tracking in Image with Complex Backgroud. Electronics Computer Technology (ICECT) 6.
    23. Ruki, Alfa, S. M,. Bayu, S. A., Burhan, A. W., Riri, F. S,. 2013.Implementation of Color-Blind Aid System. Journal of Computer Science 9(6).
    24. Dika Putri, M,. dan Maimunah. 2014.Aplikasi Buta warna berbasis Android menggunakan metode ishihara. STMIK Nusa Mandiri : Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, System Embedded & Logic 2(2).
    25. Handini Arga, D. R,. Endang Supriyati dan Tutik Khotimah. 2014.Deteksi Iris Mata untuk Menentukan kelebihan kolestrol menggunakan ekstraksi ciri moment invariant dengan K-Means clustering. Kudus : Universitas Muria Kudus.
    26. Rosmiati, Mia dan Simon Siregar. 2015.Deteksi Penyakit melalui iris mata menggunakan watershed algorhytm dengan simulasi matlab. Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta.

    Contributors

    Adisusilo, Admin