SI1331475895

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS



SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1331475895
NAMA
: MUHAMAD ASEP DAMYATI


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Disusun Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 99001
       
NIP : 10001


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 15005
   
NID : 09004

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Sistem Komputer

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

RANCANG BANGUNG ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Disusun Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
MUHAMAD ASEP DAMYATI
NIM : 1331475895

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Berkembangnya kesadaran masyarakat global dalam menciptakan dan menjaga kualitas udara yang sehat, mendorong berbagai institusi maupun perusahaan menerapkan sistem manajemen lingkungan. Melalui pengawasan dan kontrol yang tepat, udara yang bersih akan meningkatkan produktivitas para karyawan dalam bekerja. Serta mengurangi angka ketidakhadiran karyawan dengan alasan sakit yang dapat menghambat proses produksi di perusahaan. Sistem manajemen lingkungan yang diterapkan di PT. Inter World Steel Mills Indonesia, mendorong perusahaan untuk lebih mengontrol kualitas udara di lingkungan kerja. Untuk menunjang sistem manajemen lingkungan yang sedang berjalan, maka dibuatlah alat monitoring dan pengontrol kualitas udara berbasis Raspberry yang dapat mendeteksi polusi udara dan mengontrolnya dengan air filtration serta menginformasikan tingkat kualitas udara melalui pesan di Telegram kepada pihak terkait.

Kata Kunci: monitoring, kontrol, udara, raspberry, air filtration.

ABSTRACT

The growing awareness of global community in creating and maintaining healthy air quality, encouraging various institutions and companies to implement environmental management system. Through proper supervision and control, clean air will improve the productivity of employees in the workplace. And reduce the number of absentee employees with ill reasons that can hinder the production process in the company. Environmental Management System implemented at PT. Inter World Steel Mills Indonesia, encouraging company to better control air quality in the work environment. To support the ongoing Environmental Management System, an Raspberry-based air monitoring and control device is established which can detect air pollution and control it with air filtration and inform air quality level through message on Telegram to related parties.

Keywords: monitoring, control, air, arduino , air filtration.

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat serta Karunia-Nya kepada kita semua serta kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik dan sebagaimana mestinya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan motivasi dari semua pihak, penyusunan laporan ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pujian dan ucapan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Ignatius Agus Supriyono, S.Kom., MM selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak Mochamad Ichwan, selaku pembimbing di lapangan yang telah memberikan izin dan pengarahan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua, kakak dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.
  9. Terima kasih kepada Trengginas Cahyo Putro, Handri, Aviv Rivaldi, Ridvan Fauzi, Yudi Prayoga, Fajri Asni, Nurul Saqinah, Muhammad Hifrinal, Miftahul Warokah, Muhammad Kosasih, Misbah Zaenul Putra yang telah memberikan semangat dan motivasi.
  10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan Laporan Skripsi ini dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifatmembangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang dan dapat berkarya lebih baik lagi.Semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca.

Tangerang, Januari 2018
MUHAMAD ASEP DAMYATI
NIM. 1331475895


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di tengah berkembangnya kesadaran masyarakat global akan pentingnya kelestarian lingkungan, setiap elemen masyarakat baik secara individu maupun kelompok dituntut untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Lingkungan yang baik akan berpengaruh baik pada masyarakat, begitu juga bila lingkungan rusak akan berdampak negatif pula pada orang-orang. Dampak negatif itu tidak hanya dirasakan sebagian masyarakat, tetapi juga di seluruh penjuru bumi yang terkena dengan istilah global warming. Bahkan binatang dan tumbuhan pun tak terhindar dari dampak negatif kerusakan lingkungan yang pada akhirnya akan merugikan umat manusia.

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak gerakan lingkungan yang bermunculan untuk menyelamatkan bumi dari global warming. Mulai dari melakukan penanaman pohon serta menerapkan konsep reduce, reuse dan recycle. Gerakan lingkungan ini pun tak hanya berlangsung di tengah masyarakat umum atau dilakukan pemerintah. Tetapi juga di dunia perindustrian yang terimplementasi dalam Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015 di mana sistem ini menuntut perusahaan agar lebih memperhatikan dan menjaga lingkungan kerja yang sehat demi mendukung kesehatan dan produktivitas para pekerja serta sebagai tanggung jawab sosial terhadap lingkungan itu sendiri. Selain itu juga berperan sebagai koridor bagi perusahaan dalam menjaga dan menciptakan lingkungan yang baik.

PT. Inter World Steel Mills Indonesia yang bergerak di bidang baja juga menggunakan ISO 14001:2015 sebagai pedoman dalam pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan di perusahaan yang memberi kriteria dan barometer dalam pengendalian lingkungan. Mulai dari benda cair, gas, maupun padat. Semua terangkum dalam prosedur, instruksi kerja, lampiran dan formulir yang secara formal tertulis dalam dokumen ISO. Melalui dokumen ISO ini, perusahaan melakukan langkah-langkah preventif dan reaktif dalam menjaga lingkungan.

Audit lingkungan dilakukan dalam skala 1 hingga 3 kali dalam satu tahun, untuk menjaga konsistensi dalam penanganan masalah-masalah lingkungan. Audit lingkungan dapat bersifat internal yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam perusahaan itu sendiri, maupun bersifat eksternal yang dilakukan oleh pihak berkompeten dari luar perusahaan. Hasil dari audit itu menjadi bahan evaluasi perusahaan jika ditemukan masalah yang terkait dengan lingkungan. Baik melakukan pencegahan agar tidak terjadi masalah di kemudian hari ataupun memperbaiki lingkungan yang sudah terlanjur terkontaminasi limbah.

Perusahaan melalui berbagai cara mempertahankan akreditasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015. Selain untuk meningkatkan citra perusahaan di dunia perindustrian, juga untuk kelestarian lingkungan perusahaan itu sendiri. Salah satu caranya adalah dengan mengontrol hasil buangan atau limbah dari berbagai kegiatan di perusahaan. Khususnya limbah gas dari proses produksi seperti debu dan karbonmonoksida yang dapat terhirup langsung oleh para pekerja.

Buruknya kualitas udara tentu mempengaruhi kesehatan karyawan yang akan berdampak negatif pada produktivitas bekerja serta menjatuhkan citra perusahaan di mata masyarakat dan dunia perindustrian. Alat pengawas dan pengontrol kualitas udara tentunya diperlukan untuk menjaga kualitas udara di lingkungan perusahaan. Selain dapat berfungsi untuk menjaga lingkungan, alat ini pun bisa menjadi investasi berharga bagi masa depan perusahaan. Berdasarkan rincian latar belakang masalah ini maka dibuatlah penelitian berjudul “Rancang Bangun Alat Air Quality Monitoring System Dengan Air Filtration Berbasis Internet of Things”.

Batasan Masalah

Masalah dibentuk batasannya untuk memfokuskan ruang lingkup permasalahan yang diteliti. Batasan masalah yang telah dibentuk akan membuat penelitian lebih terarah dalam menentukan elemen apa saja yang relevan dalam ruang lingkup penelitian.

Beberapa batasan masalah yang dapat digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Perancangan alat monitoring dan kontrol kualitas udara.

  2. Monitoring dan kontol kualitas udara dilakukan di lingkungan perusahaan. Tetapi di batasi di area yang lebih spesifik seperti di ruang produksi dan peleburan baja serta lobi kantor.

  3. Pemantauan dan pengontrolan kualitas udara memerlukan alat yang mampu memberikan informasi kualitas udara yang dideteksi. Komponen-komponen yang digunakan dalam perancangan prototype alat meliputi Input Sensor, Proses Mikrokontroler, serta Output dan Air Filter.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah menekankan pada cara dan proses dalam pertanyaannya untuk faktor pemecahan masalah. Setiap jawaban atas masalah dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan.

Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana cara merancang alat monitoring dan kontrol kualitas udara yang diintegrasikan dengan laptop dan smartphone?

  2. Bagaimana cara kerja alat dalam memantau dan mengontrol kualitas udara di lingkungan perusahaan?

  3. Bagaimana output dari sistem monitoring kualitas udara setelah dilakukan pengujian?

Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian

Adapun maksud dari kegiatan penelitian ini adalah agar bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dalam penelitian dan untuk memenuhi syarat penilaian skripsi di STMIK Raharja.

Tujuan Penelitian

  1. Menghasilkan alat untuk melakukan pemantauan dan kontrol kualitas udara di lingkungan PT. Inter World Steel Mills Indonesia.

  2. Mengetahui bagaimana alat monitoring kualitas udara bekerja dalam melakukan pendeteksian kandungan udara.

  3. Menghasilkan output dari pendeteksian kandungan udara untuk dijadikan ukuran kualitas udara.

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian terhitung mulai tanggal 02 Oktober 2017 sampai dengan 20 Januari 2018. Kegiatan penelitian bertempat di PT. Inter World Steel Mills Indonesia yang berlokasi di kawasan industri Palm Manis, Jl. Palem Manis Raya, Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian yang dilandasi oleh asumsi dasar atau aksioma, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah untuk digunakan dalam pembuatan laporan.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sistem Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC ini sendiri terbagi ke dalam lima tahap, yakni sebagai berikut:

Perencanaan

Tahap pertama yang dilakukan dalam metode SDLC adalah perencanaan. Dalam tahap ini beberapa hal yang terkait dengan penelitian direncanakan seperti mendefinisikan masalah, membuat jadwal dan memulai proses pengembangan proyek.

Analisis

Dalam tahap analisis, masalah yang menjadi pokok penelitian dianalisa lebih dalam untuk mengurai permasalahan-permasalahan yang ada agar lebih jelas. Kemudian mengumpulkan informasi yang terkait dengan permasalahan yang sedang dipecahkan.

Design

Di tahap selanjutnya, penelitian mulai fokus ke dalam perkembangan design dari sistem yang sedang dibuat serta bagaimana sistem akan bekerja.

Implementation

Setelah tiga tahap sebelumnya dilalui, di tahap ini sistem yang sedang dibuat akan diimplementasikan untuk melihat seberapa baik sistem berjalan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Support

Berikutnya agar sistem terus berjalan setelah pengujian berhasil, sistem harus terus mendapat pemeliharaan, perbaikan maupun dukungan dari para pengguna sistem.

Sistematika Penulisan

Untuk pemahaman yang lebih jelas dalam laporan ini, maka materi-materi yang tertulis pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini diisi oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuanpenelitian, serta waktu dan metodepenelitian yang menjadi dasar bagi penulisan bab berikutnya.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan tugas akhir serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan, baik mengenai sejarah perusahaan maupun alur produksi dan penjabaran produk yang dihasilkan juga tata laksana dan analisa sistem yang telah dan sedang berjalan. Selain itu, berisi elisitasi yang ditulis dalam empat tahap. Dimulai dari tahap I, II, III dan yang terakhir final draft dari elisitasi yang dilaporkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab empat membahas rancangan alat monitoring dan kontrol kualitas udara beserta rincian analisa input, output, implementasi, perkiraan biaya dan masalah yang akan dipecahkan. Serta penjabaran detail dari final draft elisitasi yang telah disebutkan di bab sebelumnya.


BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

  2. Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.

    Mendefinisikan sistem secara umum sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. (Agus Mulyanto, 2009 : 1).

    Mendefinisikan sistem dalam bidang sistem informasi sebagai “sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima proses input serta menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur”.

    Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur atau elemen yang saling berhubungan satu sama lain dimana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan. (Agus Mulyanto, 2009 : 2).

  3. Karakteristik Sistem

  4. Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    1. Komponen Sistem (Components System)

      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

    2. Batas Sistem (Boundary System)

    3. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    4. Lingkungan Luar Sistem(Environment System)

    5. Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.


    6. Penghubung Sistem (Interface System)

      Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

    7. Masukan Sistem (Input System)

      Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    8. Pengolahan Sistem (Processing System)

      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistemakuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.


    9. Keluaran Sistem (Output System)

      Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukanbagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

    10. Sasaran Sistem (Objective)dan tujuan (Goals)

    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidakmemiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

  5. Klasifikasi Sistem

  6. Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiapkasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Tata Sutabri, 2012:22).

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

      Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistemakuntansi, dan sistem persediaan barang.

    2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

      Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

    3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

      Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertandingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

    4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

    Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

    Konsep Dasar Informasi

    1. Definisi Data

    2. Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data atau item. Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub,2012: 5) “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”. Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.

      1. Teks, adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing masing item secara individual misalnya, artikel koran, majalah dan lain-lain.

      2. Data yang terformat, adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.

      3. Citra (image), adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa, grafik, foto, hasil ronsten, dan tanda tangan.

      4. Audio, adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.

      5. Video, adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.

    3. Kualitas Informasi

    4. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, diantaranya yaitu (Agus Mulyanto, 2009 : 247):

    5. Akurasi (Accuracy)

      Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

      Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut.

      Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:

      1. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.

      2. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.

      3. Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama.

      4. Tepat Waktu (Timeliness)

        Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat dan tepat informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Dengan demikian diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan informasi tersebut.

      5. Relevansi (Relevancy)

        Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, informasi mengenai kerusakan infrastruktur laboratorium komputer ditujukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.

      6. Nilai Informasi

        Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula.

        Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto, 2009 : 247).

      Prototype

      Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem (Tata: 2011).

      Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer.

      Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhakan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.

      Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

    6. Tahapan-tahapan Prototyping

      Adapun tahapan-tahapan dalam prototyping adalah sebagai berikut:

      1. Pengumpulan kebutuhan

        Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

      2. Membangun prototyping

        Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).

      3. Evaluasi protoptyping

        Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.

      4. Mengkodekan sistem

        Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

      5. Menguji Sistem

        Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain

      6. Evaluasi Sistem

        Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

      7. Menggunakan sistem

        Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

    7. Keunggulan dan Kelemahan Prototyping.

      Pada metode pengembaganan prototype memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan sebagai berikut:




      .......................TABEL 2.1...........................



      Table 2.1. Keunggulan dan Kekurangan Prototype.

      Lingkungan

      1. Definisi Lingkungan

      2. Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya.

        Menurut Munajat Danusaputra lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasa hidup lainnya (Darsono, 1995)

      3. Unsur Lingkungan Hidup

        1. Unsur Biotik

          Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Secara umum, unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan pengurai.

          Produsen sebagai unsur biotik pertama adalah organisme yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan anorganik sederhana. Produsen pada umumnya adalah tumbuhan hijau yang dapat membentuk bahan makanan (zat organik) melalui fotosintesis.

          Kemudian konsumen merupakan organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Konsumen terdiri atas hewan dan manusia. Konsumen memperoleh makanan dari organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan.

          Selanjutnya pengurai atau perombak (dekomposer) yang merupakan unsur biotik terakhir adalah organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur.

        2. Unsur Abiotik

          Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Termasuk unsure abiotik adalah tanah, air, cuaca, angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk bentang lahan.

        3. Unsur Sosial Budaya

        Unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta, rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat.Termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat serta berbagai hasil penemuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

      4. Macam Lingkungan Hidup

      5. Lingkungan Hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

        1. Lingkungan Hidup Alamiah

          Lingkungan hidup alamiah adalah suatu system yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan, makhluk hidup, dan komponen-komponen abiotik lainnya, tanpa adanya dominasi campur tangan manusia. Interaksi yang terjadi di dalam lingkungan hidup alamiah dan sekitarnya membentuk suatu ekosistem. Salah satu contoh lingkungan hidup alamiah, yaitu hutan primer.

        2. Lingkungan Hidup Buatan atau Binaan

        Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia. Lingkungan hidup binaan ini dapat terbentuk karena kebutuhan hidup manusia dengan jumlah penduduk yang makin meningkat memaksa manusia mengubah lingkungan hidup alamiah. Dalam proses membentuk lingkungan hidup binaan ini, manusia menghasilkan limbah. Oleh karena itu, lingkungan hidup binaan selalu ditandai oleh timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak fisik, hayati, sosial maupun dampak yang terasa langsung oleh manusia itu sendiri.

      6. Pentingnya Lingkungan Hidup bagi Kehidupan

      7. Wahana bagi keberlanjutan kehidupan lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang membentuk suatu jaringan kehidupan.

        1. Tempat Tinggal (Habitat) Lingkungan merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup dari mulai tingkat rendah sampai ke tingkat yang tinggi. Masing-masing spesies membentuk kelompok, contohnya adalah manusia beserta sesamanya membentuk satu kelompok pada suatu daerah menjadi suatu masyarakat tertentu.

        2. Tempat Mencari Makan (Niche) Oleh karena lingkungan hidup merupakan tempat tinggal makhluk hidup, maka selain nyaman dan aman mereka juga memerlukan makan bagi kelangsungan hidupnya. Jadi selain untuk tempat tinggal, lingkungan juga merupakan tempat untuk mencari makan bagi makhluk hidup.

        3. Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya, dan Lain-lain. Berkaitan dengan hal itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan antar manusia dengan sesamanya. Melalui proses interaksi social manusia mampu mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.

      8. Permasalahan Lingkungan Hidup

      9. Permasalahan pokok di bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan didup, antara lain meliputi:

        1. Rehabilitasi dan restorasi sumber daya alam dan lingkungan hidup dari kerusakan sebagai akibat tindakan di masa lampau dan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan lebih lanjut di masa yang akan datang.

        2. Penggunaan teknologi modern yang sebaik – baiknya dan selektif di berbagai sektor pembangunan serta pengawasannya atas segala sebab dan akibatnya yang tidak diinginkan terhadap lingkungan hidup.

        3. Peningkatan kualitas lingkungan hidup untuk kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang.

        Permasalahan yang paling mendesak pada saat ini dan perlu mendapat perhatian adalah masalah penduduk, pencemaran ( air, udara, dan tanah ) dan energi.

      Teori Khusus

      Raspberry Pi

      Raspberry Pi adalah papan elektronis seukuran kartu kredit yang memiliki fungsi seperti komputer. Jika dihubungkan ke monitor, keyboard, mouse dan jaringan komputer, pengguna dapat menggunakannya laiknya komputer. Pengguna dapat memakainya untuk menulis dokumen, melayari internet, bermain game, bahkan menjadikannya sebagai web server.

      Ukurannya yang kecil membuat Raspberry Pi sangat cocok untuk menangani hal-hal yang memerlukan ukuran kecil dan daya listrik yang juga kecil, tetapi mempunyai kehandalan seperti komputer.


      .......................GAMBAR 2.1...........................


      Gambar 2.1. Raspberry

      Sebagai contoh, Raspberry Pi dapat digunakan untuk melakukan kemampuan pengolahan citra pada robot. Beberapa gambaran aplikasi yang dapat diwujudkan menggunakan Raspberry Pi, misalnya:

      • Pemantauan suhu ruangan.
      • Pengontrolan lampu atau peralatan elektronis atau elektrik dari jarak jauh.
      • Menyiram kebun secara otomatis.
      • Mengendalikan quadcopter.

      Jenis-jenis Raspberry

      • Raspberry Pi Model A
      • Raspberry Pi Model B
      • Raspberry Pi 2 Model B


      .......................TABEL 2.2...........................


      Tabel 2.2. Jenis-jenis Raspberry

      Sensor MQ-7

      Sensor MQ-7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari, industri, atau mobil. Fitur dari sensor gas MQ7 ini adalah mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap karbon monoksida (CO), stabil, dan berumur panjang. Sensor ini menggunakan catu daya heater: 5V AC/DC dan menggunakan catu daya rangkaian: 5VDC, jarak pengukuran: 20 - 2000ppm untuk ampu mengukur gas karbon monoksida.


      .......................GAMBAR 2.2...........................


      Gambar 2.2. Sensor MQ-7

      Kondisi Standar Sensor Bekerja

      - VC/(Tegangan Rangkaian) = 5V±0.1.
      - VH (H)/ Tegangan Pemanas (Tinggi) = 5V±0.1.
      - VH (L)/ Tegangan Pemanas (Rendah) = 1.4V±0.1.
      - RL/Resistansi Beban Dapat disesuaikan.
      - RH Resistansi Pemanas = 33Ω±5%.
      - TH (H) Waktu Pemanasan (Tinggi) = 60±1 seconds.
      - TH (L) Waktu Pemanasan (Rendah) = 90±1 seconds.
      - PH Konsumsi Pemanasan = Sekitar 350mW.

      Kondisi Lingkungan

      - Tao/Suhu Penggunaan = -20℃-50℃.
      - Tas/Suhu Penyimpanan = -20℃-50℃.
      - RH/Kelembapan Relatif = kurang dari 95%RH.
      - O2 Konsentrasi Oksigen = 21%(stand condition) (Konsentrasi Oksigen dapat mempengaruhi sensitivitas).

      Karakteristik Sensitivitas

      - Rs/ Tahanan Permukaan Terhadap Tubuh = 2-20k pada 100ppm Carbon Monoxide(CO).
      - a(300/100ppm)/ Tingkat Konsentrasi Kemiringan = Kurang dari 0.5 Rs (300ppm)/Rs(100ppm).
      - Standar Kondisi Bekerja = Temperatur -20℃±2℃ Kelembapan 65%±5% , RL:10KΩ±5%, Vc:5V±0.1V VH:5V±0.1V, VH:1.4V±0.1V.
      - Waktu Panaskan Tidak kurang dari 48 jam.
      - Jarak Deteksi: 20ppm-2000ppm carbon monoxide.

      Struktur, Konfigurasi, dan Dasar Rangkaian Pengukuran

      Struktur dan konfigurasi MQ-7 sensor gas ditunjukkan pada gambar. 1 (Konfigurasi A atau B), sensor disusun oleh mikro AL2O3 tabung keramik, Tin Dioksida (SnO2) lapisan sensitif, elektroda pengukuran dan pemanas adalah tetap menjadi kerak yang dibuat oleh plastik dan stainless steel bersih.

      Pemanas menyediakan kondisi kerja yang diperlukan untuk pekerjaan komponen sensitif. MQ-7 dibuat dengan 6 pin, 4 dari mereka yang digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2 lainnya digunakan untuk menyediakan arus pemanasan.

      .......................GAMBAR 2.3...........................

      Gambar 2.3. Konfigurasi MQ-7

      Grafik Karakteristik Sensitivitas

      .......................GAMBAR 2.4...........................

      Gambar 2.4. Grafik Karakteristik Sensitivitas MQ-7

      Menunjukkan karakteristik sensitivitas tipikal dari MQ-7 untuk beberapa gas.

      - Suhu: 20 ℃, Kelembaban: 65%, O2 konsentrasi 21%
      - RL = 10kΩ
      - Ro: resistansi sensor pada 100ppm udara bersih.
      - Rs: resistansi sensor pada berbagai konsentrasi gas

      Prinsip Operasi

      Hambatan permukaan sensor Rs diperoleh melalui dipengaruhi sinyal output tegangan dari resistansi beban RL yang seri. Hubungan antara itu dijelaskan:

      Rs\RL = (Vc-VRL) / VRL

      Sinyal ketika sensor digeser dari udara bersih untuk karbon monoksida (CO), pengukuran sinyal dilakukan dalam waktu satu atau dua periode pemanasan lengkap (2,5 menit dari tegangan tinggi ke tegangan rendah). Lapisan sensitif dari MQ-7 komponen gas sensitif terbuat dari SnO2 dengan stabilitas, Jadi, ia memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik. Masa servis bisa mencapai 5 tahun di bawah kondisi penggunaan.

      Penyesuaian Sensitivitas

      Nilai resistansi MQ-7 adalah perbedaan untuk berbagai jenis dan berbagai gas konsentrasi. Jadi, Bila menggunakan komponen ini, penyesuaian sensitivitas sangat diperlukan. kami sarankan Anda mengkalibrasi detektor untuk CO 200ppm di udara dan menggunakan nilai resistansi beban itu (RL) sekitar 10 KΩ (5KΩ sampai 47 KΩ).

      Ketika secara akurat mengukur, titik alarm yang tepat untuk detektor gas harus ditentukan setelah mempertimbangkan pengaruh suhu dan kelembaban. Sensitivitas Program menyesuaikan:

      1. Hubungkan sensor ke rangkaian aplikasi.

      2. Menghidupkan daya, terus pemanasan melalui listrik lebih dari 48 jam.

      3. Sesuaikan beban perlawanan RL sampai Anda mendapatkan nilai sinyal yang menanggapi konsentrasi karbon monoksida tertentu pada titik akhir dari 90 detik.

      4. Sesuaikan lain beban resistansi RL sampai Anda mendapatkan nilai sinyal yang menanggapi konsentrasi CO di titik akhir dari 60 detik

        Rangkaian Penggunaan MQ-7

        .......................GAMBAR 2.5...........................

        Gambar 2.5. Penggunaaan Pin Sensor MQ-7


        Monitoring

        1. Pengertian Dan Tujuan Monitoring

        2. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 (dalam IPDN, 2011), disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan semula. Monitoring dilaksanakan dengan maksud agar proyek dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menyediakan umpan balik bagi pengelola proyek pada setiap tingkatan. Umpan balik ini memungkinkan pemimpin proyek menyempurnakan rencana operasional proyek dan mengambil tindakan korektif tepat pada waktunya jika terjadi masalah dan hambatan (Deptan:1989).

          Monitoring adalah proses kegiatan pengawasan terhadap implementasi kebijakan yang meliputi keterkaitan antara implementasi dan hasil-hasilnya (outcomes) (Hogwood and Gunn: 1989). (William N. Dunn: 1994), menjelaskan bahwa monitoring mempunyai beberapa tujuan, sebagai berikut.

          1. Compliance (kesesuaian/kepatuhan)

            Menentukan apakah implementasi kebijakan tersebut sesuai dengan standard dan prosedur yang telah ditentukan.

          2. Auditing (pemeriksaan)

            Menentukan apakah sumber-sumber/pelayanan kepada kelompok sasaran (target groups) memang benar-benar sampai kepada mereka.

          3. Accounting (Akuntansi)

            Menentukan perubahan sosial dan ekonomi apa saja yang terjadi setelah implementasi sejumlah kebijakan publik dari waktu ke waktu.

          4. Explanation (Penjelasan)

          Menjelaskan mengenai hasil-hasil kebijakan publik berbeda dengan tujuan kebijakan publik.

          Monitoring berkaitan erat dengan evaluasi, karena evaluasi memerlukan hasil dari monitoring yang digunakan dalam melihat kontribusi program yang berjalan untuk dievaluasi.

        Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

        .......................TABEL 2.3...........................

        Tabel 2.3. Indeks Standar Pencemar Udara

        (Sumber: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan)

        Karbon Monoksida

        Karbon monoksida adalah gas tidak berwarna, tidak menyebabkan iritasi, tidak berbau, dan hambar. Karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon dan satu atom oksigen, yang dihubungkan oleh ikatan rangkap tiga yang terdiri dari dua ikatan kovalen serta satu ikatan kovalen dativ. Ini adalah oxocarbon sederhana, dan isoelektronik dengan ion sianida dan nitrogen molekuler. Pada kompleks koordinasi ligan karbon monoksida disebut karbonil. Karbon monoksida dapat ditemukan baik di outdoor ataupunindoor.

        Karbon monoksida dihasilkan baik dari sumber buatan manusia dan alam. Sumber buatan manusia yang paling penting dari karbon monoksida muncul dari knalpot mobil. Di dalam rumah (indoor), peralatan gas yang tidak sesuai, furnace, tungku pembakaran kayu, dan perapian merupakan sumber potensi karbon monoksida). Karbon monoksida dilepaskan dari pembakaran kayu/gunung berapi/kebakaran hutan.

        Gambar 2.6. ISPU Karbon Monoksida

        Karbon monoksida diproduksi sebagai polutan primer selama pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil dan biomassa . Karbon monoksida juga diproduksi secara tidak langsung dari oksidasi fotokimia metana dan senyawa organik yang mudah menguap lainnya ( VOC ) di atmosfer . Vegetasi dapat memancarkan karbon monoksida langsung ke atmosfer sebagai produk sampingan metabolisme , dan fotooksidasi bahan organik di permukaan air (danau , sungai , sungai , lautan) dan permukaan tanah juga menyebabkan pembentukan karbon monoksida.

        Aktivitas gunung berapi adalah sumber alami tambahan karbon monoksida di atmosfer. Sebagian besar emisi karbon monoksida antropogenik timbul dari penggunaan mobil bertenaga bensin, meskipun jumlah karbon monoksida yang dipancarkan ke lingkungan dari sumber ini telah menurun secara signifikan selama beberapa dekade terakhir karena penggunaan catalytic converter dan perangkat kontrol emisi lainnya yang merupakan perlengkapan standar pada kendaraan modern.

        1. Sumber Karbon Monoksida

        2. Sumber karbon monoksida dibedakan menjadi 2, yaitu:

          1. Karbon monoksida endogen

            Paparan internal untuk karbon monoksida yang terjadi sebagai akibat dari produksi karbon monoksida yang diproduksi dari prekursor endogen (misalnya , degradasi heme, auto - oksidasi fenol , foto - oksidasi senyawa organik , dan peroksidasi lipid lipid membran sel ) dan dari metabolisme oksidatif dari prekursor eksogen (misalnya , karbon tetraklorida , diklorometana , dan dihalomethanes lainnya).

            Namun, banyak faktor fisiologis dan penyakit mempengaruhi tingkat produksi endogen karbon monoksida, termasuk siklus menstruasi, kehamilan, penyakit, dan rangsangan yang meningkatkan katabolisme Hb atau protein heme lain, termasuk hemolisis, hematoma, anemia hemolitik, thalasemia, dan sindrom Gilbert .

            Karbon monoksida endogen menjadi agen signaling sel yang memberikan kontribusi untuk pengaturan berbagai sistem fisiologis, termasuk otak dan penyimpanan oksigen otot dan pemanfaatan (myoglobin, neuroglobin), relaksasi pembuluh darah dan otot polos pembuluh darah ekstra, modulasi sinaptik neurotransmisi , anti - inflamasi, anti-apoptosis, anti- proliferasi, dan anti – thrombosis.

            Karbon monoksida yang diproduksi di dalam tubuh tidak terkait dengan toksisitas; Toksisitas karbon monoksida terjadi dengan diikuti paparan karbon monoksida eksogen.

          2. Karbon monoksida eksogen

          Karbon monoksida yang di dapat di luar tubuh baik secara alami maupun buatan, antara lain:

          1. Karbon monoksida dilepaskan dari pembakaran kayu/gunung berapi/ kebakaran hutan.

          2. Lalu lintas kendaraan

            Semua orang terkena karbon monoksida pada tingkat yang beragam melalui penghirupan udara. Kapanpun dan dimanapun tempat yang setiap hari memiliki banyak lalu lintas kendaraan umumnya memiliki tingkat yang lebih tinggi karbon monoksida dibandingkan dengan daerah yang lalu lintasnya tidak ramai.

          3. Karbon monoksida dari sap rokok, baik sebagai perokok atau dari perokok pasif.

          4. Terkena paparan karbon monoksida dengan menggunakan peralatan gas atau kompor kayu terbakar dan perapian.

          5. Orang-orang yang terkena karbon monoksida di dalam kendaraan.

          6. Mesin kecil bertenaga bensin dan alat kerja (misalnya, kompresor bertenaga gas atau mesin cuci tekanan) dapat menghasilkan karbon monoksida dalam waktu singkat.

          Literature Review

          Konsep Dasar Literature Review

          1. Definisi Literature Review

          2. Menurut Hermawan dalam Tiara (2013:75), "Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Tinjauan pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat."

            Warsito, dkk(2015:29) menambahkan, “Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi- referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.”

            Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa literature review merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai penelitian yang sejenis atau pada kasus yang sejenis.

          3. Tujuan Literature Review

          4. Hermawan dalam Tiara (2013:76)mendeskripsikan, tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu:

            1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.

            2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. </p>
            3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa. </p>
          5. Kajian Literature Review

          6. Dalam melakukan kajian literature review ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut:

            1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

            2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

            3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

            4. <p style="line-height: 2">Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

            5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

          7. Study Pustaka (Literature Review)

          8. Dalam membuat perancangan maupun penulisan laporan, penulis memerlukan sumber pembelajaran sebagai study pustaka sebagai referensi dan menghindari pembuatan ulang. Adapun pembahasan pada study pustaka mengacu pada sistem monitoring dan kontrol kualitas udara melalui perangkat arduino sebagaimana yang akan dijelaskan pada point-point berikut ini:

            1. Penelitian yang dilakukan oleh Faldi Rasis Purnomo, Aldi Setyawan dan Wiedjaja Atmadja pada tahun 2013 yang berjudul, “Perancangan dan Penerapan Sistem Monitoring Tingkat Pencemaran Udara Dengan Komunikasi SMS Menggunakan Modem GSM”. Penelitian ini dirancang untuk memantau kualitas udara di Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 dan Jl. K.H. Syahdan No. 22 samping Binus Center. Pemantauan udara ini dilakukan pada sore hari menggunakan tiga sensor modul, yakni modul sensor gas MQ-4, MQ-7 dan MQ-135 yang berfungsi untuk mendeteksi kandungan udara. Hasil pendeteksian itu dikirim melalui SMS untuk disimpan di database yang dibuat melalui Microsoft Access. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa kualitas udara di sekitar kampus Binus Anggrek terpantau dalam kondisi sedang dan baik.

            2. Penelitian yang dilakukan oleh Reza Hastuti, Edita Rosana Widasari dan Barlian Henryanu Prasetio pada tahun 2017 dari Universitas Brawijaya yang berjudul “Sistem Pendeteksi Pencemaran Udara Ambien Di Kawasan Lumpur Lapindo Dengan Menggunakan Logika Fuzzy”. Pada perancangan sistem ini, dibagi beberapa perancangan yaitu perancangan hardware dalam pembuatan sistem ini meliputi perancangan sensor MQ-4, sensor MQ-7, dan sensor debu, perancangan software dalam pembuatan sistem ini adalah perancangan user interface dan pengolahan data sensor dengan menggunakan pemrograman NI Labview. dan perancangan logika fuzzy pada sistem ini adalah dimulai dari tahap pertama yaitu fuzzyfication yaitu menentukan parameter yang menjadi membership function. Kemudian tahap kedua adalah inferensi fuzzy atau pembuatan rulefuzzy yang disesuaikan dengan membership function yang ada. Pada sistem ini digunakan 7 membership, dan tahap ketiga adalah defuzzyfication yaitu tahap mengubah fuzzy output menjadi crips value berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan.

            3. Penelitian yang dilakukan oleh Adhe Widianjaya, Rafika Nilasari Handoko, Dion Firmanda, Ahmad Yusuf Ardiansyah dan Rama Widi Pradita pada tahun 2014 yang berjudul “Green Map Sistem Monitoring dan Peta Visualisasi Distribusi Kualitas Udara Berbasis Web. Penelitian ini dibuat untuk membantu kinerja sistem pengawasan kualitas udara di kota Surabaya yang terus menurun tiap tahunnya. Buruknya sistem pengawasan kualitas udara kota semakin diperparah dengan media informasi tingkat kualitas udara yang kurang baik. Dari empat buah papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Surabaya, hanya dua papan yang masih mampu menampilkan informasi kualitas udara berdasarkan ISPU setiap harinya. Berangkat dari hal ini, dibuatlah sistem monitoring kualitas udara berbasis web dengan mempertimbangkan aspek biaya pengembangan, perawatan dan aksesibilitas masyarakat terhadap informasi agar lebih mudah.

            4. Penelitian yang dilakukan oleh Ramdan Sastra dan Abdul Rachman pada tahun 2016 yang berjudul “Pengembangan Sistem Monitoring Pencemaran Udara Berbasis Protokol Zigbee Dengan Sensor CO”. Penelitian ini dibuat untuk memantau kualitas udara khususnya karbon monoksida dengan protokol Zigbee yang memiliki keunggulan pengiriman data rate rendah, konsumsi daya rendah dan biaya murah. Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini adalah Raspberry pi dengan spesifikasi chip Broadcom BCM2835, prosesor ARM1176JZF-S 700 Mhz, VideoCore IV GPU dan memory RAM 512 MB.

            5. Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Rizky Nelar Lesmana, Yunita Rahayu (2016) dari Universitas Riau yang berjudul “Membangun Sistem Pemantau Kualitas Udara Dalam Ruangan Dengan Mengaplikasikan Sensor CO, O3, PM10 Berbasis LabVIEW”. Alat ini dibangun dengan menggunakan sensor MQ7 sebagai pengukur besaran karbon monoksida(CO), sensor GP2Y1010AU0F sebagai pengukur besaran Dust atau particulate matter (PM10)dan sensor MQ131 sebagai pengukur besaran gas O3. Arduino Mega2560 berperan sebagai Master Control Unit (MCU) yang mengelola data sinayal Analog hasil pembacaan sensor menjadi data digital yaitu kualitas udara sesuai standar yang digunakan, dan MCU juga akan menampilkan data kualitas udara ruangan pada layar LCD nokia 5110 84x48. Tampilan data berupa grafik dan numerik ditunjukkan pada display komputer (laptop) dengan menggunakan software LabVIEW.

            Studi pustaka di atas penulis jadikan acuan dalam perancangan sistem monitoring dan kontrol kualitas udara. Namun dari beberapa acuan di atas, penulis menambah beberapa fitur dalam perancangan alat demi meningkatkan optimalisasi pemantauan dan kontrol. Fitur yang ditambahkan yakni koneksi internet yang terhubung ke website Ubidots dan aplikasi Telegram sehingga pemantauan dan kontrol dapat dilakukan secara mobile. Maka itu dibuatlah penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Alat Air Quality Monitoring System Dengan Air Filtration Berbasis Internet of Things”.


            BAB III

            PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

            Gambaran Perusahaan

            Sejarah Perusahaan

            PT. Inter World Steel Mills Indonesia pertama kali berdiri pada tahun 1971 sebagai perusahaan baja rolling mill yang memproduksi strip-plates. Pabrik pertama terletak di Jakarta Utara dengan lahan seluas 4,6 hektar. Pada tahun 1975 PT. Inter World Steel Mills Indonesia membangun rolling mill line kedua untuk memproduksi equal angle bars pertama di Indonesia. Kemudian di tahun 1982 PT. Inter World Steel Mills Indonesia kembali menjadi yang pertama dalam memproduksi channel bars di tengah industri baja Indonesia.

            Pada tahun 1992 PT. Inter World Steel Mills Indonesia melebarkan sayap produksi dengan membuat fasilitas produksi baru di Tangerang yang berjarak 20 kilometer dari Jakarta Barat. Pabrik ini mencakup 8 hektar luas tanah dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 150.000 metrik ton baja billet. Kemudian di tahun 1994 ditambah rolling mill baru di pabrik Tangerang untuk mengakomodasi produksi plain dan defromed bars dengan kapasitas tahunan mencapai 250.000 metrik ton.

            Dalam memenuhi kebutuhan produksi masa depan yang terus tumbuh, PT. Inter World Steel Mills Indonesia di tahun 2012 membangun rolling mill baru untuk meningkatkan kapasitas produk menjadi 500.000 metrik ton.


            Lingkup dan Bidang Usaha

            PT. Inter World Steel Mills Indonesia bergerak dalam bidang industri baja. Khususnya memproduksi deformed bars, plain bars dan baja tulangan beton, baik baja tulangan sirip maupun polos.

            Berikut penjabaran produk baja yang diproduksi oleh PT. Inter World Steel Mills Indonesia:

            Tabel 3.1. Produk Jenis Steel Billets

            Tabel 3.2. Produk Jenis Hot Roller




            Tabel 3.3. Komposisi Kimia & Sifat Mekanis Rolled Steel Bars

            Tabel 3.4. Produk Jenis Deformed Bars


            Proyek Pembangungan:


            Gedung

            No. Project Contractor 1 Gedung Dept Keuangan (Lapangan Banteng) PT. Pembangunan Perumahan 2 Gedung RSUD Karawang - Jawa Barat PT. Pembangunan Perumahan 3 Gedung STPI – Curug PT. Pembangunan Perumahan 4 Gedung Unila Lampung PT. Pembangunan Perumahan 5 Gedung Diagnostic Centre Mahasiswa Bandung PT. Pembangunan Perumahan 6 Gedung Lemhanas Jakarta PT. Pembangunan Perumahan 7 Menara 165 Jakarta PT. Pembangunan Perumahan 8 Gedung UIN Syarif Hidayatullah PT. Pembangunan Perumahan 9 Gedung BI (Palembang) PT. Wijaya Karya 10 Gedung IX Lantai Gubernur Riau PT. Wijaya Karya 11 GOR Teluk Kuantan (Riau) PT. Wijaya Karya 12 Gedung PKG Unlam Banjarmasin PT. Wijaya Karya 13 Gedung Perkantoran Asuransi Astra - Jakarta PT. Wijaya Karya 14 Kampus AKPER Sekayu PT. Wijaya Karya 15 Gedung DPRD Tangerang PT. Hutama Karya 16 Gedung BSC ITB (Bandung) PT. Hutama Karya 17 MMC Tower – Jakarta PT. Hutama Karya 18 Gedung Jasa Tirta II Jatiluhur - Jawa Barat PT. Hutama Karya 19 Gedung NTMC Jakarta PT. Waskita Karya 20 Gedung Stadion Utama Palembang PT. Bangun Cipta Sarana 21 Gedung Gramedia Solo PT. Tata Mulia 22 Gedung Daiki Aluminium PT. Kajima Indonesia 23 Senayan Office Tower III PT. Kajima Indonesia 24 Pembangunan Gedung KPK – Jakarta PT. Hutama Karya Div. Gedung 25 Gedung Parkir Kemendagri Keuda - Jakarta PT. Hutama Karya Div. Gedung 26 Kementrian Kelautan dan Perikanan - Jakarta PT. Hutama Karya Div. Gedung 27 Pengadilan Dalam Negeri – Jakarta PT. Hutama Karya Div. Gedung 28 Antam Office Park – Jakarta PT. Hutama Karya Div. Gedung 29 Gedung Pelatihan Kepelabuhan Ciawi PT. Wijaya Karya Dept.BG 30 Gedung WIKA PT. Wijaya Karya Dept.BG 31 Zuria Tower PT. WIKA Bangunan Gedung 32 Gedung Kantor Sinarmas Thamrin PT. Totalindo Eka Persada 33 SCBD Lot 10 PT Acset Indonusa 34 World Capital Tower PT Acset Indonusa 35 Noble House Mega Kuningan PT. Graha Lestari/ Tata Mulia 36 Sopo Del Office Tower & Lifestyle Toba Pengembang 37 Menara Suara Merdeka – Semarang PT. Waskita Karya 38 Trillium Office & Residence - Surabaya PT. WIKA Bangunan Gedung 39 Mini Office Central 68 PT. WIKA Bangunan Gedung 40 KIRANA OFFICE TWO PT. WIKA Bangunan Gedung 41 Gedung Koorlantas POLRI PT. Totalindo 42 Office Park Simatupang PT Acset Indonusa 43 Sinar Mas Building BSD 44 Alamanda Tower PT. Karya Deka Graha Lestari 45 The Mansion (Mega Kuningan) PT. Djasa Uber Sakti 46 Studio G3TV – RCTI Andaru Sinarmarta 47 MNC News Centre Andaru Sinarmarta 48 KOICA – Bandung PT. Hanjaya Utama 49 DAM Woo Indonesia – Bandung PT. Hanjaya Utama 50 Ad Premier PT. Indopora 51 Indokorsa Sentul PT. Indopora 52 Danamon New Headquarter PT. Indopora 53 Matahari Tower PT. Indopora 54 International Financial Centre II Samsung 55 T Tower PT. Sadini Arianda/Acset 56 Gedung Fasilkom UI Depok PT. Pembangunan Perumahan

            Tabel 3.5. Proyek Gedung

            Jembatan & Fly Over

            No. Project Contractor 1 Jembatan Suramadu (sisi Madura) PT. Wika - HK-Adhi-Wk 2 Jembatan Suramadu (sisi Surabaya) PT. Wika - HK-Agrabudi 3 Jembatan OP 43 (Bengkulu) PT. Hutama Karya 4 Jembatan Batanghari (Jambi) PT. Pembangunan Perumahan 5 Jembatan Plage PT. Istaka Karya 6 Jembatan Sunter – Jakarta PT. L & M System 7 Jembatan Tukad Bakung (Bali) PT. PP - Istaka JO 8 Jembatan Bandung Rontang P 2,3 - Jabar PT. Adhi Karya 9 Jembatan Penak Tegal ambo Pacitan PT. Istaka Karya 10 Jembatan Doglo Trenggalek PT. Istaka Karya 11 Jembatan Batanghari (Jambi) PT. HK-PP-Agrabudi 12 Jembatan OP 47 Jawa Timur PT. Istaka Karya 13 Jembatan Tukad Bangung (Bali) PT. Istaka Karya 14 Jembatan OP 40 Jambi PT. Istaka Karya 15 Jembatan P. Bintan - P. Dompak Riau PT. Nindya Karya 16 Jembatan Latuharhari Jakarta PT. Nindya Karya 17 Jembatan Batung – Sumbar PT. Nindya Karya 18 Jembatan Prolebabo PT. Nindya Karya 19 Jembatan Cable Stiled Sukabumi PT. Waskita Karya 20 Jembatan Kelinjau Kalimantan Timur PT. Wijaya Karya 21 Jembatan Lintas Barat Sulawesi PT. Wijaya Karya 22 Jembatan I & II – Padamaran PT. Waskita Karya 23 Jembatan Ngayu PT. Hutama Karya 24 Jembatan Depok PT. Hutama Karya 25 Jembatan Kartanegara PT. Hutama Karya 26 Jembatan Cikapayang – Bandung PT. Wijaya Karya - Waskita JO 27 Jembatan Kilang Musi Nlaju - Kalimantan PT. Wijaya Karya 28 Jembatan Manggis - Margonda - Depok PT. PP - Istaka JO 29 Jembatan Sungai Cimanuk Jatibarang - Jabar PT. Wijaya Karya 30 Fly Over Cikokol Tangerang PT. Alma Gala Pratama 31 Fly Over Grogol – Jakarta PT. Nindya Karya 32 Fly Over Galur – Jakarta PT. Nindya Karya 33 FO Gebang Cirebon - Jawa Barat PT. Waskita Karya 34 FO Merak Waskita-Tokyo JO 35 FO Balaraja Waskita-Tokyo JO 36 FO Pemanukan PT. Hutama Karya 37 FO Suprapto dan FO Pramuka PT. Hutama Karya 38 FO Roxy PT. Wijaya Karya 39 FO Sudirman Tangerang PT. Mirai - Yasa JO 40 Jembatan Musi 2 PT. Hutama Karya 41 Ruas Toll Cikampek – Palimanan PT. Hutama Karya 42 Jembatan Baturusa PT. Hutama Karya Div. Gedung 43 Jembatan Kapuk Naga Indah PT. Waskita Karya Div. Sipil 44 Tol Cisumdawu – Sumedang PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 45 Jalan Toll Bogor Ringroad PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 46 Fly Over Palur PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 47 Gerbang Toll Bekasi PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 48 Toll Surabaya-Mojokerto PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 49 Fly Over Jakabaring Palembang PT. Wijaya Karya Dept. Wilayah 50 Jembatan Tukad Unda PT. Wijaya Karya Dept. Wilayah 51 Jembatan Comor I - Timur Leste PT. Wijaya Karya Dept. Luar Negeri 52 Toll Cileunyi-Sumedang-Dawuan Shanghai Construction Group 53 Jembatan Porong – Sidoarjo PT. Istaka Karya 54 Tol Mojokerto-Kertosono Seksi I PT. Hutama Karya 55 Jalan Tol Cimanggis – Nagrak PT. Hutama Karya 56 On/Off Ramp Barat FO Kp.Melayu-Tnh Abang PT. Nindya Karya 57 Fly Over Antasari-Blok M Paket Psr. Cipete PT. Pembangunan Perumahan 58 Toll JORR W2 PT. Wijaya Karya 59 Jembatan Ulak Kembang – Sumsel PT. Wijaya Karya 60 Jembatan Merah Putih (bentang tengah) Ambon PT. Wijaya Karya 61 Jalan Tol Bogor RingRoad PT. Wijaya Karya 62 Jalan Tol Surabaya – Mojokerto PT. Wijaya Karya 63 Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan PT. Wijaya Karya 64 Jemb Comoro II -Timor Leste PT. Wijaya Karya 65 FO non Tol Antasari-Blok M PT. Yasa Patria 66 Tol Road E2 (Cakung-Priok) PT. HK - SMCC 67 Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan PT. Shanghai Construction 68 Jembatan Tumbang Nusa – Kalteng PT. Hutama Karya 69 Jembatan Trisula Surabaya PT. Hutama Karya 70 Jembatan Tulur Aji Jangkat - Kalimantan Waskita - Mahir -Baswara KSO 71 Fly Over Antasari - Blok M Paket Taman Brawijaya PT. Hutama - Nindya JO 72 On/Off Ramp Timur FO Kp. Melayu-Tanah Abang Propelat-Widya KSO

            Tabel 3.6. Proyek Jembatan & Fly Over

            Power Plant & Bendungan

            No. Project Contractor 1 Plant Tangerang PT. Jaya Beton Indonesia 2 PLTU Labuan Banten PT. Wijaya Karya 3 PLTU Pelabuhan Ratu PT. Wijaya Karya 4 PLTGU Tanjung Priok Jakarta PT. Wijaya Karya 5 PLTU Lampung PT. Wijaya Karya 6 PLTU Muara Karang Jakarta PT. Wijaya Karya 7 PLTU Indramayu JABAR PT. Wijaya Karya 8 PLTU Cilacap PT. Wijaya Karya 9 PLTGU Cirebon PT. Wijaya Karya 10 PLTGU Palembang PT. Wijaya Karya 11 PLTU 2 Amurang SULTRA PT. Wijaya Karya 12 PLTU Menado PT. Wijaya Karya 13 PLTU Suralaya PT. Rekayasa Industri 14 PLTU Sumbar PT. Rekayasa Industri 15 PLTU Surabaya PT. Rekayasa Industri 16 PLTU Cirebon PT.Doosan Heavy Industri 17 PLTU Rembang PT. Zelan Malaysia 18 PLTU Segara 1&2 Lombok Utara PT. Hutama Karya 19 PLTU Poesar Kupang – NTT PT. Hutama Karya 20 Sabo DAM Cibatu - Jawa Barat PT. Wijaya Karya 21 Jakarta International Container Terminal Jakarta PT. PP - Hutama Karya 22 Packing Plant Ciwandan PT. Waskita Karya 23 Rehab Sungai Bengawan Solo PT. Waskita Karya 24 Bendungan Saphon PT. Waskita Karya 25 Pompanisasi Rokan Hilir PT. Waskita Karya 26 Irigasi Comal – Jateng PT. Hutama Karya 27 Dermaga Pontianak PT. Waskita Karya 28 Bendungan Karet Indramayu PT. Waskita Karya 29 Bendungan Kanaan KALTIM PT. Waskita Karya 30 Bendungan Karet Cikoneng PT. Wijaya Karya 31 DAM Tembesi PT. Wijaya Karya 32 BKT Paket 22 – Jakarta PT. Wijaya Karya 33 Irigasi Lanang – Purwodadi PT.Nindya Karya 34 DAS Bengawan Solo PT. Wijaya Karya 35 BPLS (Lapindo) Sidoarjo PT. Wijaya Karya 36 Dermaga Nusantara Riau PT. Wijaya Karya 37 Terminal LPG Tanjung Priok - Jakarta PT. Wijaya Karya 38 JICT Scope 2 Tanjung Priok – Jakarta PT. Wijaya Karya 39 Bendung Lereh Jayapura PT. Hutama Karya 40 Gardu Induk 150 kv-Terminal Peti Kemas PT. Hutama Karya Div. Gedung 41 Bendung Jatigede Sumedang PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 42 Bendung River Palembang PT. Wijaya Karya Dept. Wilayah 43 Plant Cikarang PT. Komponindo Betonjaya (KOBE) 44 PLTU 2 Asam-asam KALSEL PT. Adhi Karya 45 PLTU Merak PT. Waskita Karya 46 Jaringan Listrik PELINDO II Tjg. Priok PT. Hutama Karya 47 PLTU Merak – Banten PT. Waskita Karya 48 Bendung Jatigede – Sumedang PT. Wijaya Karya 49 PLTU ICA Alumina Tayan - Pontianak PT. Wijaya Karya 50 Cooling Tower Pupuk Kaltim PT. Wijaya Karya 51 PLTU Ketapang Kalimantan Barat PT. Wijaya Karya 52 PLTGM Rawa Minyak – Riau PT. Wijaya Karya 53 Milenium Stanley Electric – Cilegon Jaya Obayashi 54 PLTU 2 Asam-asam KALSEL PT. Wijaya Karya 55 PLTU ZUG Waskita Pulau Rote - NTT Consortiom Zug - Waskita 56 PLTA Genyem Hydro Papua Waskita GXED/TKL Consortium 57 PLTU Malinau Konsorsium Pal - Waskita Karya 58 PLTU Cirebon Doosan Heavy Industri 59 Bendali Suryanata – Samarinda PT. Hutama Karya

            Tabel 3.7. Proyek Power Plant & Bendungan

            Fasilitas Publik

            No. Project Contractor 1 Akses Jalan N-S Link Tj. Priok Jakarta PT. Hutama Karya 2 Gedung Theatre terbesar di Asia TIM - Jakarta PT. Pembangunan Perumahan 3 Islamic Centre Marunda PT. Pembangunan Perumahan 4 Masjid Menara Agung (Bandung) PT. Waskita Karya 5 Gedung Rs. Mitra Kemayoran - Jakarta PT. Tata Mulia 6 Gereja GKJ MB (Sunter) – Jakarta PT. Tata Mulia 7 Gedung Rs. Mitra - Kemayoran PT. Tata Mulia 8 NLC Sentul – Jabar PT. Hutama Karya 9 Pembangunan 8 Stasiun PT. Hutama Karya 10 Dermaga ex Presiden Tanjung Priok PT. Hutama Karya 11 Pelindo 10 Paket Tanjung Priok PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 12 Sungai Citarum Paket I PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 13 Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 14 NS Direct Tanjung Priok PT. Wijaya Karya Dept.Sipil Umum 15 Hanggar Narrow Body Bandara Soetta PT. Wijaya Karya Dept.BG 16 Stasiun Pompa Pasar Ikan PT. Wijaya Karya Dept. Wilayah 17 Irigasi Lempuing – Sumsel PT. Wijaya Karya Dept. Wilayah 18 New Acces Road Gunung Putri PT. Wijaya Karya Dept. Wilayah 19 Apron Terminal 3 Bandara Soetta PT. Adhi Karya 20 Pelabuhan Talang Duku – Jambi PT. Hutama Karya 21 Dermaga 111,112,113 Tanjung Priok -Jakarta PT. Hutama Karya 22 Terminal Multi Purpose PT.MTI Tjg. Priok PT. Hutama Karya 23 Pelabuhan Petrokimia Gresik PT. Hutama Karya 24 EPCS Banyu Urip – Bojonegoro PT. Hutama Karya 25 Bandara Sutan Badarudin PT. Hutama Karya 26 Perbaikan Dermaga Ex Presiden Tanjung Priok Jakarta PT. Hutama Karya 27 Jalan Tambang km.71 Kab. Banjar PT. Hutama Karya 28 Perkuatan Dermaga 103-105 Pelindo II PT. Nindya Karya 29 IBRD SRIP Jalan Cilegon PT. Waskita Karya 30 Jembatan Kapuk Naga Indah – Jakarta PT. Waskita Karya 31 Jalan P1-P2 Bandara Soetta PT. Wijaya Karya 32 Modifikasi Stasiun KA Cirebon PT. Wijaya Karya 33 New Acces Road Gunung Putri PT. Wijaya Karya 34 Car Terminal Pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta PT. Wijaya Karya 35 Pembangunan Jaringan Air Baku Bregas PT. Wijaya Karya 36 Hanggar Narrow Body Bandara Soekarno Hatta PT. Wijaya Karya 37 Peningkatan Jalan Yos Sudarso Sangata Kaltim PT. Wijaya Karya 38 Silo & Transportation System Project Indocement PT. Wijaya Karya 39 Stasiun Pompa Pasar Ikan Jakarta PT. Wijaya Karya 40 Delta Spa Pancoran – Jakarta PT Acset Indonusa 41 Penambahan Jalur Tol Tangerang-Merak km.27-31 PT. Yasa Patria 42 Stadium Pon UNRI (Pekanbaru) PP - Adhi - Wika JO 43 Pertamina - RFCC – Cilacap PT. Hanjaya Utama 44 British Embassy PT Acset Indonusa

            Tabel 3.8. Proyek Fasilitas Publik

            Visi dan Misi Perusahaaan

            Visi:

            Menjadi perusahaan besi beton terkemuka yang inovatif dan berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan besi beton di bidang industri konstruksi dan proyek-proyek infrastruktur.

            Misi:

            1. Mengutamakan mutu dan pelayanan demi kepuasan pelanggan.</p>
            2. Meningkatkan nilai perusahaan melalui produk yang inovatif dan berdaya saing tinggi.</p>
            3. Melaksanakan sistem manajemen yang efektif untuk mencapai produktifitas yang terbaik dalam rangka kesinambungan perusahaan.</p>
            4. Memberikan hasil terbaik bagi karyawan, lingkungan, mitra kerja dan pemegang saham.</p></ol>

              Kebijakan dan Sasaran Strategis

              Kebijakan Strategis:

              1. Mewujudkan visi perusahaan semaksimal mungkin.</p>
              2. Menyediakan produk terbaik kepada konsumen.</p>
              3. Mewujudkan kinerja terbaik perusahaan melalui misi perusahaan.</p> </ol>

                Sasaran Strategis:

                1. Kinerja baik.</p>
                2. Profesionalisme dalam operasi.</p>
                3. Meraih laba.</p></o>

                  Alur Produksi

                  Gambar 3.1. Alur Produksi Baja


                  Proses/Kegiatan Fungsi Bisnis

                  Gambar 3.2. Proses Bisnis

                  Struktur Organisasi

                  Gambar 3.3. Struktur Organisasi




                  PEMBAHASAN DAN PERANCANGAN

                  Tujuan Perancangan

                  Adapun tujuan dari Perancangan Prototype Alat Air Quality Control Dengan Automatic Air Filtration ini adalah sebagai berikut:

                  1. Instansi Perusahaan</p>

                    Alat ini dapat difungsikan sebagai penunjang perusahaan dalam penerapan manajemen lingkungan ISO 14001 dan untuk menciptakan udara bersih yang akan berdampak pada kesehatan serta peningkatan produktivitas karyawan dalam bekerja. Serta sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan.

                  2. Mahasiswa</p></ol>

                    Alat ini dapat menjadi bahan rujukan untuk pengembangan lebih lanjut bila tertarik untuk memasuki kegiatan penelitian dalam lingkup pengawasan dan pengontrolan kualitas udara.

                    Langkah-langkah Perancangan

                    Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain:

                    1. Metode Analisa</p>

                      Dalam perancangan ini melakukan analisa sustu sistem yang sudah ada. Bagaimana sistem itu berjalan dan apakah kekurangan dari sistem tersebut.

                    2. Metode perancangan</p>

                      Dalam metode perancangan ini kita dapat mengetahui bagaimana sistem itu dibuat atau dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Melalui tahapan pembuatan flowchart dari sistem yang akan dibuat dan pembuatan desain aplikasi pengontrolan berupa perancangan perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (hardware).

                    3. Metode prototipe</p>

                      Metode prototipe yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penulis melakukan pengembangan terhadap arduino agar dapat menerima data dari aplikasi yang terdapat di smartphone.

                    4. Metode Testing</p></ol>

                      Pada metode pengujian ini yang dipakai adalah metode testing blackbox, yang nanti akan dibahas pada BAB IV.

                      Diagram Blok

                      Gambar 3.4. Blok Diagram

                      Keterangan dan penjelasan diagram blok di atas adalah sebagai berikut :

                      1. Sensor Gas MQ7 berfungsi untuk mendeteksi gas carbon monoksida atau asap di sekitar alat atau suatu ruangan. Dan mengirim datanya ke raspberry.</p>
                      2. Raspberry pi merupakan perangkat yang berfungsi untuk mengolah data sensor gas yang diterima untuk di olah data nya menjadi trigger dari kipas dan pemberitahuan melalui telegram dan di tampilkan datanya pada tools Ubidots.</p>
                      3. Modul relay merupakan komponen output dari alat ini, berfungsi untuk mengatur atau saklar dari kipas untuk membersihkan udara ruangan. Relay ini dikendalikan secara digital oleh raspberry pi.</p>
                      4. Telegram merupakan aplikasi chatting yang di pergunakan sebagai media pemberitahuan kondisi data dari sensor MQ7.</p>
                      5. Ubidots tools yang digunakan untuk menampilkan data dari sensor yang dapat di akses lewat website secara onlie dan real time.</p></ol>

                        Cara Kerja Alat

                        Sensor MQ7 mendeteksi karbon monoksida yang ada di udara. Lalu hasil pendeteksian dikirim ke Raspberry sebagai pusat pengolahan informasi. Kemudian informasi ditampilkan di web Ubidots secara real time. Selain itu data hasil pendeteksian dikirim ke Telegram secara berkala. Bila kadar karbon monoksida melebihi ambang batas kesehatan, maka fan akan menyala secara otomatis. Bila kadar karbon monoksida yang ada di udara kembali normal, maka secara otomatis fan akan kembali mati.




                        Pembuatan Alat

                        Perancangan yang dimaksudkan pada perangkat ini meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

                        Secara umum pada perancangan perangkat ini seperti yang ditunjukkan diagram blok pada gambar 3.1. perangkat yang dirancang akan membentuk suatu “RANCANG BANGUNG ALAT AIR QUALITY MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION BERBASIS INTERNET OF THINGS”.

                        Perancangan perangkat secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan perangkat, adapun deskripsi alat dan bahan sebagai berikut :

                        1. Alat yang digunakan meliputi :</p>
                          1. Personal computer (PC) atau laptop</p>
                          2. Software Putty</p>
                          3. Software Raspbian OS</p>
                          4. Tang potong</p></ol>
                          5. Bahan – bahan yang digunakan :</p></ol>
                            1. Raspberry PI</p>
                            2. Modul sensor MQ7</p>
                            3. Relay Module</p>
                            4. Papan Breadboard</p>
                            5. Kabel jumper</p></ol>

                              Perancangan perangkat keras (hardware)

                              1. Rangkaian Catu Daya 5V DC</p>

                                Agar alat yang di rancang dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Perangkat ini menggunakan catu daya yang merubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220V AC. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 7,5 AC melalui trafo penurun tegangan (step down).

                                Tegangan 7,5 AC tersebut kemudian diserahkan menjadi tegangan DC oleh dioda bridge. Keluaran dari diode bridge ini kemudian masuk ke kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC. Agar output 7,5 V DC menjadi 5V DC maka tegangan 7,5V DC dihubungkan ke rangkaian regulator LM7805.

                                Pada rangkaian catu daya ini akan digunakan untuk memberikan tegangan kerja pada Raspberry sebesar 5V DC.



                                Gambar 3.5. Rangkaian Catu Daya



                              2. Rangkaian Sensor MQ-7</p>

                                Gambar 3.6. Rangkaian konfigurasi Pin Raspberry dengan sensor MQ-7

                                Pin Sensor MQ7 IC MCP3008 Pin Raspberry Penjelasan VCC VCC 3V3 Merupakan sumber tegangan Positif yang dibutuhkan untuk setiap komponen GND GND GND Merupakan sumber tegangan Negatif yang dibutuhkan untuk setiap komponen A0 CH0 Pin yang digunakan sensor untuk mengirim data dan di terima pada pin channel 0 IC MCP3008 SCLK GPIO18 Pin untuk berkomunikasi secara SPI untuk meneruskan data ke Raspberry yang nanti akan di olah dari sensor MISO GPIO23 MOSI GPIO24 CE GPIO25

                                Tabel 3.9. Konfigurasi Pin Raspberry dengan sensor MQ-7

                              3. Rangkaian Modul Relay</p>

                                Gambar 3.7. Rangkaian Skematik Modul Relay




                                Pin Module Relay Pin raspberry pi Penjelasan VCC 5V Merupakan sumber tegangan Positif yang dibutuhkan untuk setiap komponen GND GND Merupakan sumber tegangan Negatif yang dibutuhkan untuk setiap komponen IN GPIO21 Pin digital yang digunakan untuk mengendalikan relay

                                Tabel 3.10. Konfigurasi Pin Raspberry dengan Modul Relay


                              4. Rangkaian Keseluruhan</p></ol>

                                Gambar 3.8. Rangkaian keseluruhan sistem

                                Rangkaian keseluruhan dari sistem ini merupakan penggabungan dari beberapa rangkaian seperti rangkaian Sensor Gas MQ7, IC MCP3008 yang merupakan komponen input bagi raspberry dan rangkaian modul Relay sebagai komponen output bagi raspberry pi

                                Perancangan Perangkat Lunak (Software)

                                1. Raspbian OS</p>

                                  Gambar 3.9. Raspbian OS

                                  Raspbian adalah sistemoperasikomputer berbasis Debian untuk Raspberry Pi . Ada beberapa versi Raspbian termasuk Raspbian Stretch dan Raspbian Jessie. Sejak tahun 2015 telah secara resmi disediakan oleh Raspberry Pi Foundation sebagai sistem operasi utama untuk keluarga komputer single board board Raspberry Pi.

                                  Raspbian diciptakan oleh Mike Thompson dan Peter Green sebagai proyekindependen. Pembangunan awal selesai pada bulan Juni 2012. Sistem operasi masih dalam pengembangan aktif. Raspbian sangat dioptimalkan untuk CPU ARM berkinerja rendah Raspberry.

                                2. Ubidots</p>

                                  Gambar 3.10. Logo Ubidots

                                  Ubidots adalah sebuah platform Internet of Things yang berasal dari Boston, Amerika Serikat.Platform ini menawarkan jasa gratis dan berbayar dengan ketentuan Sensor yang bisa dipakai jika memakai jasa gratis user dibatasi hingga 5 sensor.Ubidots juga memiliki layanan notifikasi SMS dan email jika dengan trigger yang dibuat berdasarkan data sensor yang user tetapkan sebelumnya.

                                3. Telegram</p></ol>

                                  Gambar 3.11. Logo Telegram

                                  Telegram adalah sebuah aplikasi layanan pengirim pesan instan multiplatform berbasis awan yang bersifat gratis dan nirlaba.Klien Telegram tersedia untuk perangkat telepon seluler (Android, iOS, Windows Phone, Ubuntu Touch) dan sistem perangkat komputer (Windows, OS X, Linux). Para pengguna dapat mengirim pesan dan bertukar foto, video, stiker, audio, dan semua tipe fail atau berkas. Telegram juga menyediakan pengiriman pesan ujung ke ujung terenkripsi opsional.

                                  Telegram dikembangkan oleh Telegram Messenger LLP dan didukung oleh wirausahawan Rusia Pavel Durov.Kode pihak kliennya berupa perangkat lunak sistem terbuka namun mengandung blob binari, dan kode sumber untuk versi terbaru tidak selalu segera dipublikasikan,sedangkan kode sisi servernya bersumber tertutup dan berpaten. Layanan ini juga menyediakan API kepada pengembang independen. Pada Februari 2016, Telegram menyatakan bahwa mereka memiliki 100 juta pengguna aktif bulanan, mengirimkan 15 miliar pesan per hari.

                                  Flowchart

                                  Gambar 3.12. Flowchart Sistem


                                  Permasalahan dan Pemecahan Masalah

                                  1. Permasalahan</p>

                                    Meningkatnya produksi baja berakibat pula pada peningkatan proses produksi yang turut memperburuk kualitas udara. Buruknya kualitas udara dapat membahayakan kesehatan karyawan yang akan berimbas pada penurunan kinerja dan produktivitas.

                                    Selain itu pentingnya menjaga kualitas udara sebagai dampak positif dari penerapan sistem manajemen lingkungan yang dengan sendirinya akan meningkatkan citra perusahaan dalam menjaga lingkungan.

                                  2. Pemecahan Masalah</p></ol>

                                    Berdasarkan analisa dari permasalahan yang ada, diperlukan alat pemantau kualitas udara yang dikolaborasikan dengan pengontrolan untuk menjaga kadar udara tetap baik bagi lingkungan kerja dan sekitar. Selain mudah dioperasikan, alat pemantau kualitas udara ini pun dapat memberi informasi realtime mengenai kadar udara sehingga dapat dipantau dan dikontrol dengan mudah.






                                    User Requirement

                                    1. Elisitasi Tahap I

                                      Penyusunan elisitasi tahap I didasarkan atas hasil wawancara peneliti dengan pihak manajemen selaku stakeholder. Analisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan pencapaian dari system yang diharapkan pihak perusahaan. Berikut beberapa analisa kebutuhan yang ingin dicapai:

                                      Tabel 3.11. Elisitasi Tahap I

                                    2. Elisitasi Tahap II

                                      Penyusunan elisitasi tahap 1 didasarkan atas hasil wawancara peneliti dengan pihak manajemen selaku stakeholder. Analisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan pencapaian dari system yang diharapkan pihak perusahaan. Berikut beberapa analisa kebutuhan yang ingin dicapai:

                                      Tabel 3.12. Elisitasi Tahap II

                                      Keterangan:</p></div> M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting
                                      D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting
                                      I (Imnessential) : Di luar sistem atau dieliminasi

                                    3. Elisitasi Tahap III

                                      Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE:

                                      1. T artinya Technical, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?

                                      2. O artinya Operational, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

                                      3. E artinya Economy, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem?

                                      Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

                                      1. H artinya High, maksudnya sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

                                      2. M artinya Middle, maksudnya mampu untuk dikerjakan.

                                      3. L artinya Low, maksudnya mudah untuk dikerjakan.

                                      Tabel 3.13. Elisitasi Tahap III

                                    4. Elisitasi Tahap Final

                                      Elisitasi tahap final merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang menjadi acuan dasar untuk pengembangan sistem yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem monitoring kualitas udara berbasis internet of things. Berikut lampiran Final Elisitasi:

                                      Tabel 3.14. Elisitasi Tahap Final

                                      BAB IV

                                      HASIL DAN UJI COBA

                                      Flowchat Program yang Diusulkan

                                      Adapun Flowchart program yang diusulkan bisa dilihat gambar dibawah ini:

                                      Gambar 4.1 flowchart system

                                      Berdasarkan flowchart aplikasi android pada gambar 4.1, sistem di awali dengan mengidentifikasi komponen- komponen yang terpasang pada raspberry pi dan setelahnya diikuti cek kondisi sensor gas menunjukkan besar nilainya. Apakah lebih besar dari 100, Jika Iya maka kipas akan bekerja melalui modul relay dan akan mengirim pemberitahuan lewat telegram. Setelah itu data akan real time mengirim secara online pada Ubidots.

                                      Spesifikasi Hardware

                                      Adapun spesifikasi hardware yang digunakan adalah sebagai berikut:

                                      1. Laptop atau PC

                                        - Processor : Pentium 4
                                        - Monitor : LCD 14”
                                        - RAM : 2 GB
                                        - HD :100 GB

                                        Dalam pembuatan aplikasi android menggunakan Basic4Android dan membuat program yang akan di upload ke arduino dibutuhkan satu unit komputer dengan spesifikasi cukup karena aplikasi sendiri tidak terlalu membutuhkan spesifikasi tinggi.

                                      2. Raspberry Pi 3

                                        Digunakannya modul OLED display 128x64 dirasa cukup dari ukuran layar yang berukuran 128 x 64 pixel dan ukuran fisik 0,96 inci, selain itu dari sisi harga lebih ekonomis dibanding tipe lain karena memiliki lebih dari satu warna.

                                      3. Modul relay

                                      4. Sensor gas MQ7

                                      5. IC MCP3008

                                      6. Catu Daya

                                      Aplikasi yang Digunakan

                                      Adapun aplikasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

                                      1. Software Putty

                                        Untuk melakukan remote pada raspberry untuk memudahkan dalam merancang program di raspberry.

                                      2. Sistem Operasi Raspbian

                                        Merupakan sistem operasi yang digunakan raspberry pi 3 agar dapat berjalan sesuai fungsinya.

                                      3. Ms. Office 2007

                                        Untuk membuat semua laporan skripsi atau mengetik dibutuhkan aplikasi office untuk melakukan hal tersebut, untuk itu digunakan Microsoft Office 2007 sebagai aplikasi office.

                                      4. Paint

                                        Aplikasi Paint dalam perancangan dibutuhkan untuk membuat gambar dari diagram blok dari perangkat notifikasi ini sebagai gambaran sederhana proses input atau output dari tiap-tiap rangkaian.

                                      5. Fritzing

                                      Software fritzing dibutuhkan dalam membuat gambar rangkaian dari perangkat notifikasi yang akan dimuat.

                                      Testing atau pengujian

                                      Setelah melakukan berbagai tahapan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing – masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Adapun pembahasan hasil uji coba agar lebih jelas dan dapat dipahami mengenai beberapa ragkaian sistem yang dipakai, dapat dilihat pada sub bab berikut.

                                      Metode Black Box

                                      No Nama Form Kondisi Pengujian Hasil Pengujian 1 Modul Relay Di beri Logika “High” oleh Raspberry Modul Relay bekerjadanmenghidupkankipas yang terpasangpada relay. Di beri Logika “LOW” oleh Raspberry Modul Relay bekerjadanmenghidupkankipas yang terpasangpada relay. 2 Sensor gas MQ7 Menjadi output bagi raspberry di Command Line Terminal Data sensor tampilsebagai output dari program yang di jalankanpada command line terminal



                                      No Nama Pengujian Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian Status 1. Modul Relay Posisi pin relay berubahmenjadikan relay sebagaisaklar “ON” Kipaskondisimenyalakarenaterpasangpadamodul relay Diterima 2 Posisi pin relay berubahmenjadikan relay sebagaisaklar “OFF” Kipasakandalamkondisimatikarenaterpasangpadamodul relay Diterima 3.


                                      Sensor Gas MQ7 Menjadi output bagi raspberry di Command Line Terminal Data sensor tampilsebagai output dari program yang di jalankanpada command line terminal Diterima

                                      Tabel 4.1. Pengujian Blackbox pada Modul Relay dan Sensor MQ-7.





                                      Jadwal Penelitian

                                      Tabel 4.2. Jadwal Penelitian

                                      No	
                                      Kegiatan	   Bulan	Oktober 2017	November 2017	Desember 2017	Januari 2018
                                      

                                      Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 PengumpulanData 2 Analisa Sistem 3 Perancangan Sistem 4 PembuatanProgram 5 TestingProgram 6 Evaluasi Program 7 Perbaikan Program 8 Testing User 9 Implementasi Sistem

                                       10	Dokumentasi															
                                      






                                      Estimasi Biaya

                                      Berikut ini merupakan tabel estimasi biaya yang dibutuhkan dalam perancangan dan pembuatan alat pendeteksi debu berbasis internet of things, pada Tabel 4.3. berikut ini:

                                      Tabel 4.3. Estimasi Biaya

                                      Biaya Perancangan Alat No. Komponen Alat Harga Satuan Jumlah Total 1 Raspberry Pi 3 530.000 1 530.000 2 Case Transparan Raspberry 49.000 1 49.000 3 Adaptor 59.000 1 59.000 4 Sensor MQ7 30.000 1 30.000 5 Komponen Elektronika 100.000 1 100.000 6 Black Box/Akrilik 90.000 1 90.000 7 Project Board 30.000 1 30.000 8 Fan DC 25.000 1 25.000 Biaya Lain-Lain 1 Laporan Penyelesaian Tugas 75000 2 150.000 2 Kuota Data Internet 100.000 2 200.000 3 Dana Cadangan 300.000 1 300.000 Jumlah Biaya Rp. 1.563.000,-

                                      BAB V

                                      PENUTUP

                                      Kesimpulan

                                      Berikut kesimpulan hasil alat monitoring kualitas udara di PT. Inter World Steel Mills Indonesia:

                                      1. Perancangan sistem pendeteksi alat ini menggunakan Raspberry Pi 3 model B sebagai pusat alat, serta sensor MQ-7 sebagai pendeteksi karbon monoksida.

                                      2. Sensor MQ-7 dapat mendeteksi karbon monoksida lalu diteruskan ke Raspberry dan data dikirim ke Ubidot serta Telegram. Koneksi ke internet memudahkan dalam penyampaian informasi.

                                      3. Informasi yang didapat dari pendeteksian bersifat realtime, sehingga bisa dijadikan tolak ukur kualitas udara di lingkungan perusahaan dan sebagai informasi pemberi peringatan apabila kadar kualitas udara memburuk.





                                      Saran

                                      Berdasarkan penelitian, analisa, perancangan serta kesimpulan yang telah dijelaskan, ada beberapa saran yang dapat diberikan dan disampaikan dalam rangka untuk pengembangan sistem yaitu:

                                      1. Kipas DC yang menjadi filter kurang bekerja dengan optimal karena bentuknya yang kecil. Sehingga diperlukan air filtration yang lebih besar untuk pengendalian kualitas udara.

                                      2. Kotak alat pendeteksian kurang begitu kuat untuk diletakkan di bagian peleburan baja. Sehingga tidak seluruh area produksi dapat diletakkan alat pendeteksi udara.

                                      3. Angka-angka hasil pendeteksian harus ditingkatkan keakuratannya sehingga lebih bisa dipercaya dan dimanfaatkan untuk mengukur kualitas udara sesungguhnya.

                                      Kesan

                                      Adapun kesan yang didapat setelah Penulis melakukan penelitian dan penyusunan Skripsi ini, diantaranya:

                                      1. Penulis mendapatkan banyak wawasan dan pengetahuan yang tidak didapatkan dalam kegiatan perkuliahan.

                                      2. Menambah kemampuan dalam bekerja sama dengan stakeholder maupun pihak-pihak yang terkait.

                                      3. Mempelajari bagaimana memanfaatkan teknologi untuk lingkungan sekitar dan masyarakat.

                                    5. Contributors

                                      Asepdam