SI1321474547: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Konsep Dasar Literature Review)
(BAB I)
Baris 653: Baris 653:
 
<div style="font-size: 14pt;font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''PENDAHULUAN'''</div>
 
<div style="font-size: 14pt;font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''PENDAHULUAN'''</div>
  
==Latar Belakang==
+
==Latar Belakang Penelitian==
 
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
+
<p style="line-height: 2">Media massa mampu menimbulkan keserempakan di antara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Dengan adanya media massa, masyarakat dapat mengetahui informasi yang sedang update. Media massa di bagi menjadi 2 bagian yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak berupa koran dan majalah, sedangkan media massa elektronik berupa televisi dan radio. </p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Media massa elektronik khususnya televisi paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan media cetak maupun media elektronik lainnya, termasuk masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari karakteristiknya yang memberi banyak kemudahan bagi khalayaknya. Untuk menonton televisi, tidak dibutuhkan mobilitas dimana hampir semua rumah tangga memiliki televisi. Karenanya, tidak mengherankan jika televisi menyita waktu yang lebih banyak perhatian dari banyak orang bila dibandingkan dengan media massa lainnya. Berbeda dengan media lainnya, televisi memiliki kelebihan karena bersifat ''audio visual''. Kelebihan lain dari televisi dapat menjangkau ''audience'' yang heterogen dari semua kelompok umur, berbagai latar belakang dan golongan.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Tayangan televisi di Indonesia beragam-ragam jenisnya. Mulai dari program acara yang bersifat berita (''news''), hiburan (''entertainment''), sinetron, acara musik, komedi dan lain-lain. Suatu promosi sangat penting dalam ''management'' pemasaran. Ada banyak cara untuk mempromosikan acara televisi sehingga masyarakat akan tahu perihal program televisi yang ditayangkan, kemudian pada akhirnya menyaksikan acara tersebut. Secara garis besar ada dua cara mempromosikan program televisi yakni promo ''off air'' dan promo ''on air''. Ada beberapa jenis promo ''on air'' yaitu :  ''trailler, teaser, promo program, super imposse'', dan ''running text''. Untuk keefektifan tayangan, biasanya promo program yang sama bisa dilakukan di semua jenis promosi ''on air''. Karena intinya adalah bagaimana agar program acara tersebut mendapatkan ''awarness'' dari calon penonton dan akhirnya ditonton oleh khalayak. </p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Hampir tidak ada promo ''on air'' yang tidak menggunakan grafis di dalamnya, paling tidak grafis tersebut berupa ''template'' untuk teks waktu dan jam tayang. Tetapi grafis yang digunakan pada promo ''on air'' tentu tidak hanya sekedar itu, sebab grafis bisa menjadi suatu ciri khas baik untuk nama ''channel'' atau stasiun televisi, maupun untuk nama program yang dipromosikan.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Durasi dari promo ''on air'' mirip dengan durasi TVC (''Television Comercial'') yaitu satu menit, empat puluh lima detik, tiga puluh detik, lima belas detik, dan lima detik sedangkan untuk promo on air yang lebih dari satu menit disebut dengan filler. Dengan durasi yang pendek ini bagaimana agar tujuan dari ''promo on air'' dapat tersampaikan dengan baik. Maka dari awal promo ''on air'' harus didesain dengan menyertakan durasi. Karena beberapa promo ''on air'' dikemas seperti iklan komersial atau layanan masyarakat. </p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
<p style="line-height: 2"> Paragraf satu</p></div>
+
<p style="line-height: 2">Jawapostv merupakan salah satu stasiun televisi daerah berjaringan Jawa Pos Grup yang baru saja mengudara selama 1 tahun sejak 17 Agustus 2015. Jawapostv hanya megudara di pulau jawa saja, maka dari itu Jawapostv disebut dengan stasiun televisi daerah berjaringan. Stasiun televisi ini masih bisa dibilang baru dan tidak semua masyarakat khususnya masyarakat Ibukota mengetahun adanya stasiun televisi Jawapostv karena Jawapostv bukan stasiun televisi nasional melainkan stasiun televisi daerah berjaringan. Program acara yang disajikan oleh Jawapostv juga tidak kalah menariknya dengan program-program acara stasiun televisi lainnya seperti RCTI, NET, ANTV, SCTV, Indosiar, TVOne, TransTV, Trans7, Kompas, RTV dan lain sebagainya. Karena video promo program acara yang dibuat sebelumnya hanya berisi satu program acara dalam satu durasi, maka penelitian ini membuat video beberapa promo program acara yang dikemas menjadi satu durasi untuk menarik minat ''audience''. Dan nantinya video promo program ini akan membuat ''audience'' mengetahui program harian dan program mingguan apa saja yang ada pada Jawapostv secara keseluruhan yang dimana ketertarikan audience untuk menyaksikan program acara Jawapostv dapat meningkatkan rating disetiap program acaranya. </p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
<p style="line-height: 2"> Paragraf dua.</p></div>
+
<p style="line-height: 2">Program unggulan dari Jawapostv adalah berita yang disajikan  dengan format ''magazine'' dalam acara nusantara kini pagi dan nusantara kini malam. Program berjaringan ini di''relai'' pada jam yang sama oleh beberapa stasiun televisi Jawa Pos Grup yaitu JTV Surabaya, Radar Banten dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk nusantara kini pagi dimulai sejak pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, sedangkan nusantara kini malam disiarkan pada pukul 22.00 hingga 23.30 WIB. Disamping dari dua program unggulan Jawapostv, ada juga program acara berita lainnya yaitu nusantara kini siang, nusantara kini petang, satu nusa pagi, satu nusa sore, bintang lapangan dan berita kini. Selain berita-berita terkini dari Jakarta dan seluruh daerah di tanah air, Jawapostv juga menyajikan berita-berita ''softnews'' atau berita ringan yang menarik dan menginspirasi serta ''features'' tentang berbagai hal yang menjadi salah satu kekuatan Jawapostv yaitu program acara Untuk Perempuan, Carita, dan Bicara Indonesia. </p></div>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"> Paragraf tiga.</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
+
<p style="line-height: 2">Walaupun Jawapostv merupakan televisi daerah berjaringan yang bertempatkan di Ibu Kota Jakarta, namun siaran yang ditayangkan oleh Jawapostv ini tidak akan didominasi oleh siaran nasional dari Jakarta saja. Tetapi justru akan lebih banyak menyajikan siaran dengan konten lokal di masing masing daerah. Rata-rata rating setiap program acara Jawapostv yang terendah adalah 0,1% dan yang tertinggi adalah 0,5% . Maka dari itu dalam penelitian ini ingin meningkatkan rating sebanyak 0,4% menjadi 0,9%.</p></div>
{{pagebreak}}
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Berdasarkan permasalahan di atas, maka penilitian ini dilakukan untuk menarik minat penonton untuk menyaksikan program-program acara jawapostv sehingga penelitian ini berjudul :''“Pengembangan Video Promo Program Acara Jawapostv Pada PT. Jawa Pos Multimedia Jakarta Selatan”''.</p></div>
  
 
==Rumusan Masalah==
 
==Rumusan Masalah==
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">
 
<p style="line-height: 2">
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya, ......... .</p></div>
+
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:</p></div>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">
+
Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan :</p></div>
+
 
<ol>
 
<ol>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2">Apakah ..... ?</p>
+
<p style="line-height: 2">Media promosi seperti apa yang menarik dalam mempromosikan program acara pada Jawapostv ?</p></li>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2">....... ?</p>
+
<p style="line-height: 2">Target apa yang akan dicapai melalui perancangan video promo program Jawapostv ?</p></li>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
</ol>
<p style="line-height: 2">........ ?</p></li></ol>
+
 
+
  
 
==Ruang Lingkup Penelitian==
 
==Ruang Lingkup Penelitian==
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
<p style="line-height: 2"> Ini berisi ruang lingkup</p></div>
+
Berdasarkan permasalahan diatas, maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah pembuatan konsep, pembuatan naskah, VO (''voice over'') dan proses editing video sehingga menghasilkan video promo program acara Jawapostv.</p></div>
 
+
==Tujuan dan Manfaat Penelitian==
+
  
 +
==Tujuan Dan Manfaat Penelitian==
 
===Tujuan Penelitian===
 
===Tujuan Penelitian===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Ini adalah tujuan penelitian</p></div>
 
 
<ol>
 
<ol>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2"></p>
+
<p style="line-height: 2">Untuk menarik minat ''audience'' pada program acara Jawapostv.</p></li>
 
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
+
<p style="line-height: 2">Untuk meningkatkan ''rating'' penonton pada setiap program acara Jawapostv dan membantu pihak Jawapostv untuk presentasi kepada pihak sponsor acara.</p></li>
<p style="line-height: 2"></p>
+
 
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
+
<p style="line-height: 2"></p>
+
 
</ol>
 
</ol>
  
===Manfaat Penelitian===
+
===Manfaat Penelitian===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">
+
Ini adalah manfaat penelitian</p></div>
+
 
<ol>
 
<ol>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2"></p>
+
<p style="line-height: 2">Agar dapat menunjang informasi untuk lebih menarik minat ''audience'' pada program acara Jawapostv.</p></li>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
<p style="line-height: 2">Dengan dibuatnya video promo program acara ini diharapkan akan meningkatkan rating program dan penonton dapat menikmati sajian yang menginspirasi melalui program mingguan dan ''headline news'' melalui program harian, serta Jawapostv mendapatkan sponsor-sponsor yang mendukung keberhasilan sebuah program acara.</p></li>
 +
</ol>
  
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
+
==Metodologi Penelitian==
<p style="line-height: 2"></p>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
 +
Untuk  memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian  ini, beberapa metode yang dapat digunakan sebagai berikut : </p></div>
  
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
+
===Metode Analisa Permasalahan===
<p style="line-height: 2"></p>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
</ol>
+
Untuk mendapatkan permasalahan penelitian dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan wawancara kepada Bapak Doddy Rosadi, S.IP selaku Kepala Produksi dan Fasilitas Jawapostv, yang dilakukan pada hari Jum’at tanggal 8 Juli 2016.</p></div>
  
==Metode Penelitian==
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">
 
</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2"></p></div>
 
 
===Metode Pengumpulan Data===
 
===Metode Pengumpulan Data===
 
<ol>
 
<ol>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Observasi (Pengamatan)<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
    Merupakan metode </p></li>
+
<p style="line-height: 2">Metode Observasi</p></li>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Wawancara<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">
Merupakan metode .</p></li>
+
Suatu metode pengumpulan data yang diperlukan dalam perancangan video promosi program acara yang dilakukan dengan cara mengamati objek penelitian pada Jawapostv.</p></div>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Studi Pustaka<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
+
Studi Pustaka adalah .</p></li>
+
</ol>
+
  
===Metode Analisa===
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<ol>
+
<p style="line-height: 2">Metode Wawancara (''Interview'')</p></li>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Metode Analisa Sistem<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dalam penelitian ini .</p></li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Metode Analisa Perancangan Program<p style="font-family: 'times new roman'text-align: justify;line-height: 2;text-indent: 0.5in">
+
Suatu metode untuk mendapatkan data dengan cara wawancara atau tanya jawab secara lisan yang dilakukan dengan ''stakeholder'', yaitu dengan Bapak Doddy Rosadi, S.IP,  selaku Kepala Produksi dan Fasilitas Jawapostv.</p></div>
Untuk menganalisa program yang dirancang, penulis menggambarkannya dengan menggunakan ).</p></li>
+
  
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
<p style="line-height: 2">Metode Studi Pustaka</p></li>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">
 +
Metode studi pustaka adalah pengumpulan data–data berupa teori. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat berdasarkan pada buku-buku, jurnal, dan media tertulis lain yang berkaitan dengan penulisan Laporan Skripsi konsentrasi ''Multimedia Audio Visual and Broadcasting'' (MAVIB), sebagai panduan secara teoritis.</p></div>
 
</ol>
 
</ol>
  
===Metode Pengembangan===
+
===Metode Analisa Perancangan===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
<p style="line-height: 2">
+
Perancangan media video promosi program acara (''on air'') acara Jawapostv ini dibuat untuk menarik minat penonton. Dalam proses ''editing'' video promosi program ini menggunakan aplikasi berupa ''software Adobe Premiere CS6, Adobe After Effect CS6'' dan ''Adobe Illustrator CS6''.</p></div>
Pada metode </p></div>
+
  
===Metode Prototipe===
+
===Metode Konsep Produksi Media===
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">
<p style="line-height: 2">
+
<p style="line-height: 2">Konsep Produksi Media yang digunakan dalam penelitian skripsi ini akan menyampaikan:</p></div>
Pada metode </p></div>
+
<ol>
===Metode Testing===
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2"></p></div>
+
<p style="line-height: 2">''Preproduction''</p></li>
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
<p style="line-height: 2"></p></div>
+
<p style="line-height: 2">''Production''</p></li>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 +
<p style="line-height: 2">''Postproduction''</p></li>
 +
</ol>
  
 
==Sistematika Penulisan==
 
==Sistematika Penulisan==
==Sistematika Penulisan==
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
Sistematika penulisan ilmiah ini terbagi atas lima bab yaitu :</p></div>
<p style="line-height: 2">Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">'''BAB I PENDAHULUAN'''</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Berisi tentang latar belakang, </p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">'''BAB II LANDASAN TEORI'''</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Bab ini berisikan </p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">'''BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN'''</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">
+
Bab ini berisikan
+
</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">'''BAB IV HASIL PENELITIAN'''</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">
+
Bab ini menjelaskan
+
  </p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">'''BAB V PENUTUP'''</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Bab ini berisi kesimpulan dan saran \.</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">'''DAFTAR PUSTAKA'''</p></div>
+
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify"><p style="line-height: 2">'''DAFTAR LAMPIRAN'''</p></div>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">BAB I PENDAHULUAN</div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
 +
Dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan yang memberikan gambaran tentang keterangan deskriptif dari setiap bab.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">BAB II LANDASAN TEORI </div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
 +
Dalam bab ini menjelaskan konsep-konsep dasar/umum, teori-teori khusus, dan ''literature review'' yang akan mendasari laporan penelitian Skripsi yang diajukan.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">BAB III IDENTIFIKASI MASALAH</div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
 +
Bab ini berisi tentang Gambaran Umum Obyek Yang Diteliti yaitu, mengenai Sejarah Singkat, Logo Dan Makna Logo Perusahaan, Ruang Lingkup, Visi dan Misi Perusahaan,  Struktur Organisasi, Tugas Tiap Departemen, ''Product Information'', Market Analisis, Potensial ''Market, Market Segmentation, Marketing Objective, Marketing Strategy'', Budget Produksi Media, Konfigurasi Perancangan, dan Elisitasi.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">BAB IV KONSEP PRODUKSI MEDIA</div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
 +
Konsep produksi media (KPM) dalam penelitian ini menggunakan Konsep Produksi Media yang berbasis video. Adapun dalam konsep produksi tersebut terdapat tahapan-tahapan diantaranya: ''pre production, production, post production''</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">BAB V PENUTUP</div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
 +
Berisi mengenai kesimpulan yang menyampaikan poin-poin hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang disampaikan peneliti pada Bab I dan berisi saran-saran dari peneliti yang ditujukan kepada pihak Jawapostv.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">DAFTAR PUSTAKA</div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
 +
Berisikan tentang referensi yang digunakan dalam penyusunan hasil penelitian Skripsi.</p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">LAMPIRAN</div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">
 +
Berisikan daftar dari keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi penelitian sebagai lampiran.</p></div>
  
 
{{pagebreak}}
 
{{pagebreak}}

Revisi per 13 Februari 2017 06.01


PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1321474547
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN

Disusun Oleh :

NIM
: 1321474547
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual And Broadcasting

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN

Dibuat Oleh :

NIM
: 1321474547
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual And Broadcasting

Tahun Akademik 2016 / 2017

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Lusyani Sunarya, S.Sn, M.Si.)
   
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd.)
NID : 06124
   
NID : 10001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN

Dibuat Oleh :

NIM
: 1321474547
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual And Broadcasting

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN

Disusun Oleh :

NIM
: 1321474547
Nama
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual And Broadcasting

 

 

Menyatakan bahwa Laporan Skripsi ini dari awal sampai akhir merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikasi dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk memenuhi persyaratan mengambil Skripsi guna mendapatkan gelar Sarjana Komputer di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1321474547

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Semakin maju teknologi penyiaran semakin bertambah juga stasiun televisi di Indonesia, baik stasiun televisi Nasional maupun Daerah, masing-masing stasiun televisi berlomba-lomba dalam mempromosikan program acara yang ada untuk mendapatkan rating yang tinggi dibandingkan dengan program acara lainnya. Salah satu cara mempromosikan program acara yaitu membuat sebuah video promo program acara yang menyajikan informasi mengenai program acara tersebut. Saat ini Jawapostv memerlukan pengembangan dari video promo program acaranya karena permasalahan yang ada pada Jawapostv yaitu masih kurang tahunya masyarakat tentang program-program acara yang ada pada Jawapostv, karena Jawapostv bukan stasiun televisi nasional melainkan stasiun televisi daerah berjaringan. Maka dari itu dalam pengembangan video promo program acara ini menggabungkan beberapa program acara yang ada pada Jawapostv menjadi satu durasi. Tujuan penelitian ini adalah menarik minat audience pada program acara Jawapostv dan untuk meningkatkan rating penonton pada setiap program acara Jawapostv. Adapun metodologi penelitian yang dilakukan selama penelitian ini berlangsung yaitu metode analisa permasalahan, metode pengumpulan data, metode analisa perancangan dan metode konsep produksi media yang didalamnya terdapat pre production, production dan post production. Setelah menganalisa permasalahan diatas maka peneliti melakukan pengembangan video promo program acara pada Jawapostv yang digunakan untuk mempromosikan program-program acara pada Jawapostv. Dari pengembangan video promo ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengetahui program-program acara Jawapostv dan juga dapat meningkatkan rating penonton Jawapostv.


Kata Kunci: Video, Promosi, Program Acara

ABSTRACT

The more advanced the technology of broadcasting television station also grew in Indonesia, both national and regional television stations, each television station compete in promoting the programed of events is there to get a high rating compared to program other events. One way of promoting a program that is making a promotion video television program which presents information concerning the program of the event. Jawapostv currently requires the development of a video promo of the show program because of the existing problems in the Jawapostv that is still less him community about programs events on Jawapostv, because Jawapostv is not a national television station but rather a regional television station network. In the development of video promo program combines several programs on the Jawapostv into an one duration. The purpose of the research is attracting audience on the program of the event Jawapostv and to increase the audience rating on every television program Jawapostv. As for the methodology of the research conducted for this study took place, namely the method of analysis of the problems, data collection methods, methods of analysis and design methods of production concepts there in contained pre media production, production and post-production. After analyzing the problems above, researchers did a promo video development program on Jawapostv who used to promote programs of events at Jawapostv. Promo video of the development is expected to be more community knows the programs Jawapostv and events can also increase the audience rating Jawapostv.


Keywords : Video, Promotion, Event Programs

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan mengucapkan puji serta rasa syukur dan rasa terimakasih kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala anugerah, rahmat, dan karunia–Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini sebagaimana mestinya dan tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul “Pengembangan Video Promo Program Acara Jawapostv Pada PT. Jawa Pos Multimedia Jakarta Selatan” ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Teknik Informatika konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting (MAVIB) STMIK Raharja Tangerang.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom., selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  4. Ibu Lusyani Sunarya, S.Sn.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan sarannya kepada penulis yang sangat berarti dalam perancangan dan penyelesaian laporan Skripsi ini.
  5. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom.,M.pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan motivasi untuk kelancaran penyusunan laporan Skripsi ini.
  6. Bapak Doddy Rosadi, S.IP., selaku stakeholder yang telah membantu selama penelitian berlangsung di Jawapostv.
  7. Seluruh Dosen STMIK Raharja yang telah banyak memberikan pelajaran maupun bimbingan guna menyempurnakan setiap tugas yang penulis laksanakan.
  8. Kedua Orangtua yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan moril, semangat dan selalu mendo’akan untuk kelancaran serta keberhasilan dalam penelitian dan penyusunan laporan skripsi.
  9. Seluruh editor serta grafis Jawapostv yang sudah membantu dan mengajarkan penulis selama pembuatan project berlangsung.
  10. Sefty Lestari dan Maria Dingi Novena yang sudah mengantar penulis dalam mengurus kelengkapan berkas-berkas untuk laporan Skripsi.
  11. Rindang Kusumaninggar, Sri Ernawati Amirullah, Lusiana Dewi dan Meliyana yang sudah membantu penulis selama menulis laporan.
  12. Dan semua rekan-rekan mahasiswa/i yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Skripri ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan serta penulisan laporan skripsi ini, dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.


Tangerang, Januari 2017
Titik Nofitasari
NIM. 1321474547

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Metode-metode Penelitian

Tabel 2.2. Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Kuantitatif

Tabel 2.3. Literature Review

Tabel 3.1. Daftar Siaran Jaringan Jawa Pos Grup

Tabel 3.2. Jaringan Dalam Persiapan

Tabel 3.3. Daftar Siaran Via Radar Banten pada Jawapostv

Tabel 3.4. Material Produk

Tabel 3.5. Kondisi Pesaing

Tabel 3.6. Matriks Analisis SWOT

Tabel 3.7. Budget Produksi Media

Tabel 3.8. Elisitasi Tahap I

Tabel 3.9. Elisitasi tahap II

Tabel 3.10. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.11. Final Elisitasi

Tabel 4.1. Script writting

Tabel 4.2. Rundown

Tabel 4.3. Daftar Crew dan Talent

Tabel 4.4. Time Schedule

Tabel 4.5. Anggaran/Budget Produksi

Tabel 4.6. Kesan Visual Effect


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tabel Matriks SWOT

Gambar 2.2. Layout Workplace Adobe Premiere

Gambar 2.3. Effect Panel dan Audio Mixing Adobe Premiere

Gambar 2.4. Effect Control Panel Adobe Premiere

Gambar 2.5. Tools Panel Adobe Premiere

Gambat 3.1. Logo Jawapostv

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Jawapostv

Gambar 4.1. Konsep Produksi MAVIB (KPM)

Gambar 4.2. Tahap Preproduction

Gambar 4.3. Gedung Jawapostv

Gambar 4.4. Mug Nusantara Kini Malam

Gambar 4.5. Ruang Make up

Gambar 4.6. Program Director Memegang HT

Gambar 4.7. Logo Pada Seragam

Gambar 4.8. Switcher

Gambar 4.9. Presenter

Gambar 4.10. Bumper Sejuta Makna

Gambar 4.11. Pesawat Air Asia

Gambar 4.12. Koran-Koran Jawa Pos Grup

Gambar 4.13. News Anchor

Gambar 4.14. Ending Bumper Nusantara Kini Pagi

Gambar 4.15. Presenter

Gambar 4.16. Flower Festival

Gambar 4.17. Ending Bumper Satu Nusa Pagi

Gambar 4.18. Perpustakaan

Gambar 4.19. Ending Bumper Carita

Gambar 4.20. Opening Bumper Berita Kini

Gambar 4.21. Presenter

Gambar 4.22. Kegiatan Calon Jamaah Haji

Gambar 4.23. Ending Bumper Berita Kini

Gambar 4.24. Presenter

Gambar 4.25. Atlet

Gambar 4.26. Ending Bumper Bintang Lapangan

Gambar 4.27. News Anchor

Gambar 4.28. Rapat Koalisi Partai

Gambar 4.29. Ending Bumper Saru Nusa

Gambar 4.30. Gubernur DKI Jakarta

Gambar 4.31. Ending Bumper Nusantara Kini Petang

Gambar 4.32. Banner Gandeng Tangan

Gambar 4.33. Ending Bumper Untuk Perempuan

Gambar 4.34. Wanita Inspirasi

Gambar 4.35. Ending Bumper Bicara Indonesia

Gambar 4.36. News Anchor

Gambar 4.37. Wawancara Gubernur DKI Jakarta

Gambar 4.38. News Anchor

Gambar 4.39. Grafis Jawapostv

Gambar 4.40. Logo Jawapostv

Gambar 4.41. Headphone

Gambar 4.42. iMac

Gambar 4.43. Nikon D3300

Gambar 4.44. Mouse

Gambar 4.45. Tahap Production

Gambar 4.46. Tahap Post Production

Gambar 4.47. Digitizing

Gambar 4.48. Editing

Gambar 4.49. Mixing

Gambar 4.50. Finishing

Gambar 4.51 Video Promo Pada Youtube

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Media massa mampu menimbulkan keserempakan di antara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Dengan adanya media massa, masyarakat dapat mengetahui informasi yang sedang update. Media massa di bagi menjadi 2 bagian yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak berupa koran dan majalah, sedangkan media massa elektronik berupa televisi dan radio.

Media massa elektronik khususnya televisi paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan media cetak maupun media elektronik lainnya, termasuk masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari karakteristiknya yang memberi banyak kemudahan bagi khalayaknya. Untuk menonton televisi, tidak dibutuhkan mobilitas dimana hampir semua rumah tangga memiliki televisi. Karenanya, tidak mengherankan jika televisi menyita waktu yang lebih banyak perhatian dari banyak orang bila dibandingkan dengan media massa lainnya. Berbeda dengan media lainnya, televisi memiliki kelebihan karena bersifat audio visual. Kelebihan lain dari televisi dapat menjangkau audience yang heterogen dari semua kelompok umur, berbagai latar belakang dan golongan.

Tayangan televisi di Indonesia beragam-ragam jenisnya. Mulai dari program acara yang bersifat berita (news), hiburan (entertainment), sinetron, acara musik, komedi dan lain-lain. Suatu promosi sangat penting dalam management pemasaran. Ada banyak cara untuk mempromosikan acara televisi sehingga masyarakat akan tahu perihal program televisi yang ditayangkan, kemudian pada akhirnya menyaksikan acara tersebut. Secara garis besar ada dua cara mempromosikan program televisi yakni promo off air dan promo on air. Ada beberapa jenis promo on air yaitu : trailler, teaser, promo program, super imposse, dan running text. Untuk keefektifan tayangan, biasanya promo program yang sama bisa dilakukan di semua jenis promosi on air. Karena intinya adalah bagaimana agar program acara tersebut mendapatkan awarness dari calon penonton dan akhirnya ditonton oleh khalayak.

Hampir tidak ada promo on air yang tidak menggunakan grafis di dalamnya, paling tidak grafis tersebut berupa template untuk teks waktu dan jam tayang. Tetapi grafis yang digunakan pada promo on air tentu tidak hanya sekedar itu, sebab grafis bisa menjadi suatu ciri khas baik untuk nama channel atau stasiun televisi, maupun untuk nama program yang dipromosikan.

Durasi dari promo on air mirip dengan durasi TVC (Television Comercial) yaitu satu menit, empat puluh lima detik, tiga puluh detik, lima belas detik, dan lima detik sedangkan untuk promo on air yang lebih dari satu menit disebut dengan filler. Dengan durasi yang pendek ini bagaimana agar tujuan dari promo on air dapat tersampaikan dengan baik. Maka dari awal promo on air harus didesain dengan menyertakan durasi. Karena beberapa promo on air dikemas seperti iklan komersial atau layanan masyarakat.

Jawapostv merupakan salah satu stasiun televisi daerah berjaringan Jawa Pos Grup yang baru saja mengudara selama 1 tahun sejak 17 Agustus 2015. Jawapostv hanya megudara di pulau jawa saja, maka dari itu Jawapostv disebut dengan stasiun televisi daerah berjaringan. Stasiun televisi ini masih bisa dibilang baru dan tidak semua masyarakat khususnya masyarakat Ibukota mengetahun adanya stasiun televisi Jawapostv karena Jawapostv bukan stasiun televisi nasional melainkan stasiun televisi daerah berjaringan. Program acara yang disajikan oleh Jawapostv juga tidak kalah menariknya dengan program-program acara stasiun televisi lainnya seperti RCTI, NET, ANTV, SCTV, Indosiar, TVOne, TransTV, Trans7, Kompas, RTV dan lain sebagainya. Karena video promo program acara yang dibuat sebelumnya hanya berisi satu program acara dalam satu durasi, maka penelitian ini membuat video beberapa promo program acara yang dikemas menjadi satu durasi untuk menarik minat audience. Dan nantinya video promo program ini akan membuat audience mengetahui program harian dan program mingguan apa saja yang ada pada Jawapostv secara keseluruhan yang dimana ketertarikan audience untuk menyaksikan program acara Jawapostv dapat meningkatkan rating disetiap program acaranya.

Program unggulan dari Jawapostv adalah berita yang disajikan dengan format magazine dalam acara nusantara kini pagi dan nusantara kini malam. Program berjaringan ini direlai pada jam yang sama oleh beberapa stasiun televisi Jawa Pos Grup yaitu JTV Surabaya, Radar Banten dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk nusantara kini pagi dimulai sejak pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, sedangkan nusantara kini malam disiarkan pada pukul 22.00 hingga 23.30 WIB. Disamping dari dua program unggulan Jawapostv, ada juga program acara berita lainnya yaitu nusantara kini siang, nusantara kini petang, satu nusa pagi, satu nusa sore, bintang lapangan dan berita kini. Selain berita-berita terkini dari Jakarta dan seluruh daerah di tanah air, Jawapostv juga menyajikan berita-berita softnews atau berita ringan yang menarik dan menginspirasi serta features tentang berbagai hal yang menjadi salah satu kekuatan Jawapostv yaitu program acara Untuk Perempuan, Carita, dan Bicara Indonesia.

Walaupun Jawapostv merupakan televisi daerah berjaringan yang bertempatkan di Ibu Kota Jakarta, namun siaran yang ditayangkan oleh Jawapostv ini tidak akan didominasi oleh siaran nasional dari Jakarta saja. Tetapi justru akan lebih banyak menyajikan siaran dengan konten lokal di masing masing daerah. Rata-rata rating setiap program acara Jawapostv yang terendah adalah 0,1% dan yang tertinggi adalah 0,5% . Maka dari itu dalam penelitian ini ingin meningkatkan rating sebanyak 0,4% menjadi 0,9%.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penilitian ini dilakukan untuk menarik minat penonton untuk menyaksikan program-program acara jawapostv sehingga penelitian ini berjudul :“Pengembangan Video Promo Program Acara Jawapostv Pada PT. Jawa Pos Multimedia Jakarta Selatan”.

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

  1. Media promosi seperti apa yang menarik dalam mempromosikan program acara pada Jawapostv ?

  2. Target apa yang akan dicapai melalui perancangan video promo program Jawapostv ?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah pembuatan konsep, pembuatan naskah, VO (voice over) dan proses editing video sehingga menghasilkan video promo program acara Jawapostv.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Untuk menarik minat audience pada program acara Jawapostv.

  2. Untuk meningkatkan rating penonton pada setiap program acara Jawapostv dan membantu pihak Jawapostv untuk presentasi kepada pihak sponsor acara.

Manfaat Penelitian

  1. Agar dapat menunjang informasi untuk lebih menarik minat audience pada program acara Jawapostv.

  2. Dengan dibuatnya video promo program acara ini diharapkan akan meningkatkan rating program dan penonton dapat menikmati sajian yang menginspirasi melalui program mingguan dan headline news melalui program harian, serta Jawapostv mendapatkan sponsor-sponsor yang mendukung keberhasilan sebuah program acara.

Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, beberapa metode yang dapat digunakan sebagai berikut :

Metode Analisa Permasalahan

Untuk mendapatkan permasalahan penelitian dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan wawancara kepada Bapak Doddy Rosadi, S.IP selaku Kepala Produksi dan Fasilitas Jawapostv, yang dilakukan pada hari Jum’at tanggal 8 Juli 2016.

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

  2. Suatu metode pengumpulan data yang diperlukan dalam perancangan video promosi program acara yang dilakukan dengan cara mengamati objek penelitian pada Jawapostv.

  3. Metode Wawancara (Interview)

  4. Suatu metode untuk mendapatkan data dengan cara wawancara atau tanya jawab secara lisan yang dilakukan dengan stakeholder, yaitu dengan Bapak Doddy Rosadi, S.IP, selaku Kepala Produksi dan Fasilitas Jawapostv.

  5. Metode Studi Pustaka

  6. Metode studi pustaka adalah pengumpulan data–data berupa teori. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat berdasarkan pada buku-buku, jurnal, dan media tertulis lain yang berkaitan dengan penulisan Laporan Skripsi konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting (MAVIB), sebagai panduan secara teoritis.

Metode Analisa Perancangan

Perancangan media video promosi program acara (on air) acara Jawapostv ini dibuat untuk menarik minat penonton. Dalam proses editing video promosi program ini menggunakan aplikasi berupa software Adobe Premiere CS6, Adobe After Effect CS6 dan Adobe Illustrator CS6.

Metode Konsep Produksi Media

Konsep Produksi Media yang digunakan dalam penelitian skripsi ini akan menyampaikan:

  1. Preproduction

  2. Production

  3. Postproduction

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ilmiah ini terbagi atas lima bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan yang memberikan gambaran tentang keterangan deskriptif dari setiap bab.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan konsep-konsep dasar/umum, teori-teori khusus, dan literature review yang akan mendasari laporan penelitian Skripsi yang diajukan.

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

Bab ini berisi tentang Gambaran Umum Obyek Yang Diteliti yaitu, mengenai Sejarah Singkat, Logo Dan Makna Logo Perusahaan, Ruang Lingkup, Visi dan Misi Perusahaan, Struktur Organisasi, Tugas Tiap Departemen, Product Information, Market Analisis, Potensial Market, Market Segmentation, Marketing Objective, Marketing Strategy, Budget Produksi Media, Konfigurasi Perancangan, dan Elisitasi.

BAB IV KONSEP PRODUKSI MEDIA

Konsep produksi media (KPM) dalam penelitian ini menggunakan Konsep Produksi Media yang berbasis video. Adapun dalam konsep produksi tersebut terdapat tahapan-tahapan diantaranya: pre production, production, post production

BAB V PENUTUP

Berisi mengenai kesimpulan yang menyampaikan poin-poin hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang disampaikan peneliti pada Bab I dan berisi saran-saran dari peneliti yang ditujukan kepada pihak Jawapostv.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan tentang referensi yang digunakan dalam penyusunan hasil penelitian Skripsi.

LAMPIRAN

Berisikan daftar dari keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi penelitian sebagai lampiran.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Pengembangan

Menurut Peet and Elain Hartwick (2015:1)[1] Development means making a better life for everyone. In the present context of a higly uneven world in terms of income, a better life for most people still means, essentially, meeting basic needs: sufficient food to maintain good health; a safe, healthy place in which to live; affordable service available to everyone; and being treated with dignity and respect.

(Pengembangan berarti membuat kehidupan yang lebih baik bagi semua orang. Dalam konteks ini, sekarang dunia sangat tidak rata dalam hal pendapatan, kehidupan yang lebih baik masih berarti bagi orang banyak, pada dasarnya, kebutuhan dasar: makanan yang cukup untuk menjaga kesehatan; tempat yang aman, tempat yang sehat untuk hidup; layanan yang terjangkau untuk semua orang; dan diperlakukan dengan bermartabat dan hormat.)

Menurut Sugiyono dalam Kusumaningjati dan Juhadi (2015:55)[2] “pengembangan adalah proses pembuatan, pengujian kelayakan sampai dengan revisi”.

Menurut kedua definisi di atas, dapat disimpulkan pengembangan adalah membuat kehidupan yang lebih baik bagi semua orang dengan cara membuat kembali suatu produk, lalu menguji kelayakan sampai dengan revisi.

Konsep Dasar Media

  1. Pengertian Media

  2. Menurut Maimunah, dkk (2012:284)[3] Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran atau dapat dikatakan salah satu komunikasi periklanan yang dilakukan melalui saluran media tertentu, seperti televisi, surat kabar, majalah, radio, internet, buku profil, media luar ruang, iklan transit dan direct mail.

    Menurut Desrianti, dkk (2012:133)[4] “Media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Pengertian media yang diberikan AECT (Association for education communication and tecnology) ini menunjukkan bahwa istilah media memiliki makna yang sangat umum”.

    Berdasarkan definisi diatas, maka kesimpulan dari media adalah sarana dalam berbagai unsur komunikasi grafis untuk menyampaikan informasi kepada public yang berupa media cetak maupun media visual.

  3. Jenis-jenis Media Iklan

  4. Menurut Putra, dkk (2013:2)[5] jenis-jenis media iklan terbagi menjadi:

    1. Media Cetak

    2. Seperti terbaca dari namanya, media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca.

    3. Media Elektronik

    4. Media elektronik terbagi dalam dua kelompok besar, media yang hanya bisa didengar (audio), khususnya media radio dan media media yang selain bisa didengar juga dilihat (audio-visual), khususnya televisi.

    5. Media Lainnya

    6. Bila anda berkeliling di kota-kota besar di mana saja di dunia ini, disadari atau tidak, anda telah menyerap ratusan atau mungkin ribuan pesan iklan yang terpampang di poster-poster, spanduk, billboard, baliho, selebaran, dan lain-lain, mulai dari yang menawarkan kompleks real estate mewah hingga ke “wc mampet”. Inilah jenis Media Luar Ruang (MLR) atau dalam bahasa Inggris disebut outdoor media.

Konsep Dasar Video

  1. Pengertian Video

  2. Menurut Desrianti, dkk (2012:138)[4] video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video Juga dikatakan sebagai gabungan gambar–gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Gambar – gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Kerena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan.

    Menurut Arsyad dalam Garnasih, dkk (2015:194)[6] “Video adalah teknologi audio visual untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual”.

    Maka dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan video adalah memproses dan menata kembali gambar bergerak untuk menyampaikan materi maupun hal lain menggunakan mesin mekanis yang menyajikan pesan audio visual.

  3. Format Video

  4. Menurut Nugroho (2015:69 – 75)[7] format – format video yang biasa digunakan dalam finishing editing video, yaitu:

    1. AVI

    2. AVI adalah singkatan dari Audio Video Interlaced, merupakan salah satu format video paling tua yang diangun oleh Microsoft. Format video ini sudah ada sejas zaman computer x86, berbarengan dengan munculnya Windows 3.1. berbeda dengan format lainnya, AVI mendukung beberapa jenis kompresi, seperti Cinepak, Intel Indeo, Microsoft Video1, Clear Video dan IVI.

    3. MPEG-1

    4. MPEG-1 memungkinkan sebuah video dapat dikompresi dengan rasio 50:1 sampai 100:1, tergantung kualitas gambar yang anda inginkan. Format ini memiliki kecepatan pembacaan data sekitar 1,5 mbit per detik sehingga cukup setara dengan pembacaan data pada CD-ROM berkecepatan 2X.

      Motion Picture Expert Group 1 (MPEG-1) dapat digunakan untuk menyimpan video dengan resolusi maksimal 352 x 288 pixel. Kualitasnya dapat disetarakan dengan format VHS. Format MPEG-1 saat ini banyak digunakan sebagai format video dalam VCD.

    5. MPEG-2

    6. MPEG-2 merupakan perkembangan dari MPEG-1 yang mulai diperkenalkan pada 1995. Format ini memungkinkan anda menjalankan data video dengan kecepatan 100 mbit per dertik.

      Selain lebih unggul pada kecepatan transfer data, MPEG-2 juga memiliki peningkatan kualitas gambar dan suara. Pada video berformat MPEG-2, anda bisa melihat tayangan video dalam resolusi tinggi dan didukung kualitas suara stereo, bahkan sistem surround seperti format Dolby Digital dan DTS. Tak heran bila kemudia format ini digunakan sebagai format video pada keping super VCD, DVD dan siaran digital TV.

      MPEG-2 juga memungkinkan fleksibilitas pengaturan skala resolusi dan kecepatan pembacaan data, mempunyai kemampuan menyuguhkan gambar dengan resolusi sampai 720 x 576 pixel. Ini adalah format video termutakhir dari MPEG. Pertama kali diperkenalkan pada Oktober 1998, dan menjadi standar Internasional pada 1999. Format ini merupakan hasil pengembangan dari ratusan periset dan teknisi yang tersebar diberbagai penjuru dunia.

    7. MPEG-4

    8. Rasio ukuran layar standar yang digunakan oleh hampir semua pesawat televisi standar. Perbandingan ukuran pastinya adalah empat satuan lebar (horizontal) dan tiga satuan tinggi (vertical). Ukuran ini sekarang sudah mulai ditinggalkan, seiring keluarnya berbagai peranti yang menyuguhkan ukuran layar yang lebih belar dari panaromik.

      Rasio yang kebih dikenal dengan sebutan layar lebar (wide screen) karena ukurannya memang relatif lebih lebar dibandingkan rasio standar. Pada ukuran rasio ini, gambar yang ditampilkan lebih lebar dan lebih sesuai dengan sudut pandang manusia.

      Tujuannya simple, yaitu untuk mendapatkan tayangan dengan kualitas paling tinggi, tetapi pada kecepatan transfer data rendah antara 10 kbit perdetik sampai 1 mbit perdetik. Ahasil ukuran file MPEG-4 lebih kecil 15 persen dari ukuran file DVD standar, kendati menggunakan resolusi 640 x 480 pixel sekalipun.

      Lantaran teknologi kompresinya yang ampuh itu, tak berlebihan bila format MPEG-4 diberi gelar “MP3-nya Dunia Video”. Teknologi ini banyak anda jumpai di transmisi video melalui internet (video streaming). Bahkan beberapa produsen mulai mengembangkannya untuk memindahkan video ke ponsel. Salah satu implementasi lanjutan dari teknologi MPEG-4 adalah DivX.

    9. MOV

    10. MOV merupakan format video yang diperkenalkan oleh Apple, dan menjadi format standar Apple yang bisa diputar dengan aplikasi QuickTime.

      Sekitar 1993 sampai 995, format ini pernah lebih popular dan unggul dibandingkan AVI milik Microsoft, baik dinilai dari fungsi maupun kualitas. Namun, kini format yang satu ini mulai kehilangan pamornya. Apalagi dengan makin berkembangnya format MPEG. MOV sendiri bisa dinikmati baik di Macinthos maupun PC, asal anda menginstal aplikasi QuickTime.

    11. MJPEG

    12. Singkatan dari Motion JPEG, format ini boleh dibilang berada diantara format diam (foto) dari video berisi urutan (slide show) gambar atau foto berformat JPEG. MJPEG sebenarnya tak hanya merupakan format yang menyatukan kumpulan gambar berformat JPEG, melainkan juga menawarkan kompresi dengan rasio 5:1.

      Kelemahannya, sinkronasai data video dan audio belum diimplementasikan disini sehingga format video yang dihasilkan masih dalam bentuk slide show yang tak bersuara.

    13. ASF

    14. Advanced Streaming Format (ASF) merupakan format video lain dari Microsoft, yang lebih dispesialisasikan sebagai media streaming. Format ini bisa terdiri dari audio, video maupun slide show.

      ASF dapat dikemas dalam file dengan kompresi tinggi, dan dapat diklasifikasikan ke dalam data yang mengalir secara terus menerus, seperti siaran TV dan radio online. Ukuran file-nya pun bisa diatur sesuai dengan bandwith (kecepatan koneksi) yang direkomendasikan.

    15. WMV

    16. Ada satu lagi format yang diusung oleh Microsoft, yakni WMV (Windows Media Video). Format ini dibangun dan dikontrol oleh Microsoft, dan menjadi nama dari salah satu solusi video encoding yang dimiliki Microsoft.

      Tidak ada penjelasan mengenai teknologi yang digunakan dalam format tersebut. Namun, sejak versi ke tujuh (WMV7), Microsoft telah menggunakan teknologi video MPEG-4 yang tidak kompatibel dengan teknologi MPEG-4 lainnya.

    17. AAC

    18. AAC (Advance Audio Coding) adalah file suara yang dikompresi. Ukurannya 30 persen lebih kecil ketimbang MP3.

Konsep Dasar Promo

  1. Pengertian Promo

  2. Latief dan Yusiatie Utud (2015:110)[8] mengatakan bahwa promo adalah iklan pemberitahuan kepada khalayak atau masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang diiklankan, misalnya untuk mencari peserta kuis, games atau host program siaran.

    Menurut Immaniar, dkk (2014:425)[9] promosi adalah tindakan menginformasikan atau meningkatkan konsumen tentang spesifikasi produk atau merek. Promosi mempunyai kekuatan untuk menyampaikan pesan, dan diperlukan perancangan khusus agar promosi tersebut memiliki visual yang kuat dan menciptakan keserasian didalam rangkaian pemasaran, karena promosi adalah berkaitan langsung dalam upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dengan memikat hati mereka melalui pemberian kesan-kesan baik, yang mampu diingat dan dirasakan oleh konsumen.

    Definisi siaran promo menurut UU RI No 32 Tahun 2002 BAB I Pasal 1[10] a

    1. Siaran Promo adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan. Sering disebut filler dalam industri broadcasting televisi kita, penggunaan dan penayangannya pun bervariasi.

    2. Siaran Promo Niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan. Sering disebut commercial atau iklan berbayar dimana penggunaan dan penayangan iklan ini dibatasi dengan durasi antara 30 – 60 second.

    3. Siaran Promo Layanan Masyarakat adalah siaran iklan nonkomersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesan-pesan lainnya kepada masyarakat untuk mempengaruhi khalayak aga,r berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.

    Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka kesimpulan dari promo adalah iklan pemberitahuan kepada masyarakat untuk menginformasikan suatu produk baik itu iklan komersial maupun iklan layanan masyarakat.

  3. Promosi Dalam Media Penyiaran

  4. Menurut Morissan (2013:455)[11] Promosi program dan media penyiaran adalah kegiatan untuk mempertahankan audien dan menarik audien baru serta mengundang pemasang iklan. Kegiatan promosi diarahkan pada dua pihak, yaitu audien dan pemasang iklan. Dua pihak ini memiliki kontribusi sangat penting untuk menjamin kelanjutan operasi media penyiaran. Tanpa adanya audien, program yang sangat bagus sekalipun tidak akan mampu menarik pemasang iklan dalam jumlah yang berarti.

    Melalui promosi, media penyiaran mencoba untuk membujuk khalayak untuk tetap mengikuti program-program yang disiarkan dan sekaligus membujuk pemasang iklan untuk membeli waktu siaran yang tersedia.

  5. Metode Promosi Dalam Media Penyiaran

  6. Menurut Morissan (2013:458-466)[11] tidak ada batasan mengenai metode apa saja yang dapat digunakan untuk mempromosikan program dan media penyiaran. Metode promosi yang digunakan media penyiaran untuk mencapai tujuan promosinya, pada dasarnya hanya dibatasi oleh daya imajinasi orang-orang yang terlibat dalam kegiatan promosi tersebut. Dengan demikian, bentuk atau metode promosi yang digunakan sangat luas selama tersedia dana untuk melakukan semua itu.

    Namun demikian, terdapat 4 metode utama yang banyak digunakan media penyiaran untuk melakukan promosi, yaitu:

    1. Memasang iklan

    2. Public relation atau hubungan masyarakat

    3. Promosi di media sendiri

    Dalam prakteknya ketiga mrtode promosi ini dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya.

    1. Media Sendiri (Promo On Air)

    2. Tempat terbaik untuk mempromosikan program adalah tentu saja di stasiun sendiri. Promosi di stasiun sendiri merupakan cara yang paling cepat dan paling mudah dilakukan karena audien sedikit banyak sudah tersedia. Promosi program merupakan seni untuk membuat audien tidak pindah ke stasiun penyiaran lain. Promosi di media penyiaran sendiri bertujuan memberitahu dan mengingatkan audien untuk terus mengikuti program lain yang akan atau segera ditayangkan. Cara media berpromosi akan menentukan apakah suatu program akan berhasil atau gagal, klarena itu media penyiaran tidak boleh meremehkan pentingnya tugas promosi ini. Media penyiaran dapat mempromosikan berbagai programnya setiap hari. Beberapa faktor yang harus diperhatikan agar promosi di media penyiaran sendiri dapat mencapai hasil yang optimal yaitu :

      1. Media penyiaran harus menunjukan identitas diri mereka pada setiap kesempatan. Audien yang memencet remote control untuk mencari program akan langsung mengetahui bahwa program yang tengah disaksikannya adalah milik stasiun penyiaran tertentu dari logo yang terpampang pada pojok atas layar televisi.

      2. Stasiun televisi harus menayangkan bumper promo logo dalam waktu-waktu tertentu. Bumper logo merupakan citra audiovisual yang mengidentifikasikan suatu media penyiaran. Promosi logo biasanya dilakukan setelah berakhirnya suatu program untuk menuju ke program lainnya. Bagian promosi stasiun televisi harus memastikan bahwa logo selalu terpasang di sudut layar televisi.

      3. Logo juga dapat dipasang di berbagai benda yang akan dilihat publik: alat tulis, mesin fax, buku agenda, buku catatan reporter, kamera, di kendaraan seperti mobil dan truk dan juga pada saat pemasangan iklan di media cetak. Bila stasiun televisi memberi hadiah pada tamunya, maka pasang logo pada hadiahnya.

      4. Selain logo, stasiun radio dan televisi juga juga dapat menciptakan slogan berupa kata-kata yang memiliki pengertian yang menggambarkan karakter stasiun televisi dan radio bersangkutan.

      5. Setiap jendela iklan sebaiknya memasukan sekurang-kurangnya satu smapai tiga promosi yang mengumumkan suatu program yang akan ditayangkan dengan cara menampilkan cuplikannya. Frekuensi promosi program harus cukup sering dilakukan agar audien yang tengah mengikuti stasiun bersangkutan dapat menerima informasi dari promosi yang ditayangkan itu setidaknya satu kali.

      6. Promosi untuk program hiburan biasanya dilakukan dengan cara menampilkan cuplikan (klip) program bersangkutan. Promosi program hiburan yang efektif khususnya program berseri adalah dengan menampilkan klip dari episode yang akan segera ditayangkan (specific promo) dan bukan hanya dari satu jenis klip yang diputar berulang-ulang.

      7. Untuk televisi, rangkaian gambar berupa cuplikan program yang dipersiapkan untuk menginformasikan audien agar menonton acara dimaksud harus dilengkapi tulisan yang menunjukan hari dan waktu program itu akan ditayangkan.

      8. Dalam upaya menajaga audien media penyiaran harus bertindak tepat waktu dalam menayangkan suatu acara.

      9. Bagian promosi membutuhkan bagian staf dan peralatan untuk memproduksi berbagai promosi program. Stasiun televisi besar, biasanya mengalokasikan satu atau dua ruang editing khusus untuk membuat promosi.

      10. Promois media penyiaran sebaiknya memiliki satu jenis suara. Dengan demikian hanya ada satu jenis suara yang diasosiasikan denagn suara promo. Narator tunggal dengan sara yang berbeda dari narator lainnya (laki-laki atau perempuan) menjadi identitas suatu penyiaran.

    3. Promosi program berita

    4. Promosi program berita adalah upaya mengingatkan orang bahwa media penyiaran memiliki departemen pemberitaan yang siap menyiarkan berita-berita terbaru kepada auidennya. Promosi program berita merupakan pemberitahuan yang diproduksi dengan menggunakan grafik serta video. Promosi program berita biasanya selalu menggunakan wajah-wajah pembaca berita (presenter) karena mereka telah menjadi personalitas dari program berita tertentu.

    5. Memasang Iklan

    6. Salah satu kegiatan promosi media penyiaran yang penting adalah memasang iklan. Departemen promosi media penyiaran biasanya memiliki anggaran khusus untuk memasang iklan di media massa. Promosi dapat dilakukan di surat kabar, papan reklame (billboards), kartu telepon atau apa saja. Papan reklame dapat menjadi media terbaik untuk mempromlsikan citra stasiun televisi atau wajah-wajah tim pemberitaan stasiun televisi bersangkutan.

      Menurut Ralph S. Alexander iklan atau advertaising dapat di definisikan sebagai any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service or idea by an identified sponsor.

      (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui).

    7. Media Cetak

    8. Sarana promosi yang kerap digunakan media penyiaran, khususnya televisi, adalah surat kabar yaitu dengan mengisi iklan panduan televisi dalam surat kabar. Audien televisi pada dasarnya, ingin tahu kapan suatu program televisi ditayangkan, dengan alas an yang sama seperti orang ingin tahu jam berapa suatu film siputar di bioskop. Surat kabar terkadang menyediakan halaman khusus untuk menampilkan program-program televisi.

    9. Billboard

    10. Bagi media penyiaran papan reklame luar ruang atau billboard memiliki beberapa keuntungan jika digunakan sebagai medium untuk beriklan. Keuntungan billboard sebagai medium iklan antara lain dalam hal ukurannya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat di tambah dengan efek-efek khusus seperti efek cahaya, gelombang, gerakan berputar, dan sebagainya. Billboard akan sangat bermanfaat sebagai medium untuk iklan media penyiaran, jika ditempatkan di lokasi dipinggir jalan dengan lalu lintas ramai yang sering macet. Media penyiaran dapat memanfaatkan billboard untuk menampilkan logo, slogan dan wajah penyiar.

    11. Media Penyaiaran

    12. Stasiun televisi bisa menggunakan radio untuk beriklan dan sebaliknya stasiun radio dapat pula menggunakan televisi untuk beriklan. Beriklan dengan menggunakan media penyiaran ini tidak termasuk media penyiaran sendiri. Stasiun radio beriklan di televisi untuk mendapatkan lebih banyak pendengar karena jumlah audien televisi biasanya jauh lebih besar. Dengan cara ini audien televisi akan mendapatkan pilihan untuk memilih stasiun radio yang iklannya muncul di televisi pada saat mereka tidak saat menonton televisi. Selain itu radio dapat menarik audien televisi yang tertarik dengan format siaran yang ditawarkan stasiun radio yang bersangkutan.

  7. Fugsi promosi

  8. Menurut Jaiz (2014:44)[12] ada 3 fungsi dari promosi yaitu:

    1. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang dan jasa.

    2. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli. Perhatian yang sudah diberikan kepada seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang di maksud dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama promosi.

    3. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh suatu keputusan untuk membeli.

  9. Tujuan Promosi

  10. Menurut Jaiz (2014 : 44-45)[12] ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:

    1. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produ, menginformasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.

    2. Membujuk, maksudnya mengubah presepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli.

    3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian.

    Setelah diadakan promosi diharapkan audien, yaitu adanya pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses komunikasi. Pembeli juga memiliki keterkaitan yang tinggi dengan produk yang dikonsumsinya. Ada enam hal yang menjelaskan komunikasi tersebut yaitu :

    1. Kesadaran (awareness)

    2. Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari obyek tersebut, maka tugas komunikator adalah membangun kesadaran dari mengenai produk dan terus mengenalkan produk kepada audiens.

    3. Pengetahuan (knowledge)

    4. Diharapkan audien memiliki kesadaran tentang perusahana atau produk yang telah dikeluarkan dan jangan sampai audien tidak mengetahui produk tersebut.

    5. Menyukai (liking)

    6. Dapat mengetahui perasaan mereka terhadap produk yang dikonsumsi oleh audiens, sehingga audiens dapat menyukai produk tersebut.

    7. Preferensi (preference)

    8. Dapat dikatakan jika audiens menyukai produk tersebut dan lebih memilih produk itu disbanding produk lain.

    9. Keyakinan (conviection)

    10. Audiens diharapkan yakin untuk membeli produk yang sudah dipilihnya.

    11. Pembeli (purchase)

    12. Pembelian yang dilakukan oleh audiens, adalah tahap terakhir dalam komunikasi.

Konsep Dasar Informasi

  1. Pengertian Informasi

  2. Menurut Gordon B. Davis yang dalam oleh Sunarya, dkk (2013:81)[13] “Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang”.

    Menurut Maimunah (2012:284)[3] Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

    Menurut Hutahaen (2014:9)[14] informasi adalah data yang diolah menajdi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah sebagai data yang sudah di olah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu .

  3. Jenis-jenis Informasi

  4. Menurut O’Brien dalam Sunarya, dkk (2013:81-82)[13] jenis-jenis informasi dijelaskan sebagai berikut :

    1. Informasi manajerial informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.

    2. Sumber informasi, dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile), sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.

    3. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.

    4. Informasi fisik dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksanaan yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.

  5. Fungsi Informasi

  6. Hutahaen menjelaskan bahwa (2014:9)[14] fungsi utama dari informasi yaitu menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi, karena informasi berguna memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan keputusan lebih cepat, informasi juga memberikan standard, aturan maupun indicator bagi pengambil keputusan.

  7. Kegunaan Informasi

  8. Hutahaen menjelaskan bahwa (2014:9-10)[14] kegunaan informasi tergantung pada:

    1. Kegunaan si penerima

    2. Bila tujuannya untuk memberi bantuan, maka informais itu harus membantu si penerima dalam apa yang ia usahan untuk memperolehnya.

    3. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data

    4. Dalam menyampaikan dan mengolah data, inti dan pentingnya informasi harus dipertahankan.

    5. Waktu

    6. Apakah informasi itu masih up to date?

    7. Ruang atau tempat

    8. Apakah informasi itu tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat?

    9. Bentuk

    10. Dapatkan informasi itu digunakan secara efektif. Apakah informasi itu menunjukkan hubungan-hubungan yang diperlukan, bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen? Dan apakah informasi itu menekankan situasi-situasi yang ada hubungannya.

    11. Semantik

    12. Apakah hubungan antara kata-kata dan arti yang diinginkan cukup jelas? apakah ada kemungkinan salah tafsir?


  9. Nilai Informasi

  10. Hutahaen menjelaskan bahwa (2014:11)[14] nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal manfaat dan biaya pendapatannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya mendapatkannya. Biaya informasi terdiri dari:

    1. Biaya Perangkat Keras

    2. Merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan menibgkat untuk tingkat-tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    3. Biaya untuk analisis

    4. Merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    5. Biaya untuk tempat dan faktor kontrol lingkungan

    6. Biaya ini setengah berubah/semivariabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi

    7. Biaya Perubahan

    8. Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari suatu metode ke metode yang lain.

    9. Biaya Operasi

    10. Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam-macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.

Konsep Dasar Multimedia Audio Visual and Broadcasting

  1. Pengertian Multimedia

  2. Menurut Hofsetter yang dikutip oleh Arriesanti, dkk (2014:194)[15] multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga dimanfaatkan dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri – sendiri. Di dunia bisnis, multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan, profil produk, bahkan sebagai media informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning.

    Menurut Pramono dalam Putra dan Mira Ziveria (2013:455)[16] multimedia adalah salah satu cara untuk mempresentasikan informasi secara singkat dan terarah sehingga mudah untuk di mengerti. Salah satu alasan mengapa multimedia sangat populer karena informasi tersebut disajikan kedalam suatu bentuk tampilan yang menarik dan dipresentasikan dalam satu format saja. Informasi yang akan diberikan sudah mencakup beberapa elemen komunikasi yang sudah di mengerti dan lebih menarik karena masing-masing elemen saling berhubungan satu sama lain.

    Menurut beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video untuk mempresentasikan informasi secara singkat dan terarah.

  3. Unsur-unsur Multimedia

  4. Menurut Maryati dan Bambang Eka Purnama (2013:22)[17] unsur-unsur multimedia dibagi kedalam beberapa kategori, yaitu :

    1. Audio

    2. Audio adalah segala suatu yang dapat didengar. Audio atau suaradalam komputer diolah oleh sound card dari bentuk analog digital. Audio sangat berguna memberi tekanan dalam sebuah adegan atau memberikan efek suara dalam sebuah karya multimedia.

    3. Gambar / Grafik

    4. Gambar merupakan kumpulan dari banyak tittik yang tersusunsedemikian rupa, sehingga menjadi suatu bentuk yang diinginkan. Gambar merupakan bentuk yang disajikan sebagai sarana yang mudah dipahami dan dimengerti oleh para pemakai. Gambar juga bias sebagai alat penerjemah.

    5. Teks

    6. Tampilan dalam bentuk teks pada program multimedia sangat berperan memberikan kemudahan bagi pemakaiuntuk menyampaikan suatu informasi. Teks juga sangat berguna untuk menjelaskan adegan yang sedang berlangsung dalam sebuah system multimedia. Teks juga memberikan warna tersendiri bagi multimedia.

    7. Animasi

    8. Animasi adalah paparan urutan yang setiap tahunya terdapat sedikit perbedaan untuk menghasilkan satu pergerakan secara berterusan. Animasi merupakan satu teknologi yang membolehkan image pengguna kelihatan seolah-olah hidup, dapat bergerak, beraksi dan bercakap.

    9. Video

    10. Video adalah system gambar hidup atau gambar bergerak yang saling berurutan. Terdapat dua macam video yaitu video analog dan video digital. Video analog dibentuk dari deretan sinyal elektrik (gelombbang analog) yang direkam oleh kamera dan dipancarluaskan melalui gelombang udara. Sedangkan video digital dibentuk dari sederetan sinyal digital yang berbentuk, yang menggambarkan titik sebagai rangkaian nilai minimum atau maksimum, nilai minimum brarti 0 dan nilai maksimum berarti 1.

  5. Pengertian Audio Visual

  6. Menurut Arsyad dalam Agustini, dkk (2016:5-6)[18] media audio visual adalah media yang melibatkan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak karena “pembelajaran melalui media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.

    Menurut Sanjaya dalam Agustini dkk (2016:6)[18] “Media audio visual adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat”.

    Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan audio visual adalah produksi penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran dengan jenis media yang mengandung unsur suara dan gambar.

  7. Pengertian Broadcasting

  8. Menurut Pierson and Joke Bauwens (2015:11)[19] place and meaning of traditional broadcasting media in people's live, show that radio and television have a become deeply domesticed technologies in terms of ubiquity, familiarity everydayness and ordinariness

    (Tempat dan makna media peyiaran tradisional dalam suatu kehidupan, menunjukkan bahwa radio dan televisi menjadi teknologi lokal yang berada dimanapun, sangat terkenal di kehidupan sehari-hari dan luar.)

    Menurut UU Nomor 32 Tahun 2002 [10], siaran (broadcast) adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat di terima melalui perangkat penerima siaran. Sedangkan penyiaran (broadcasting) adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di lau atau di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

    Menurut UU Nomor 32 Tahun 2002 [10], siaran televisi (television broadcasting) adalah media komunikasi massa dengar pandang yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

    Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan broadcasting adalah media peyiaran radio dan televisi menjadi teknologi lokal yang dikonsumsi oleh banyak orang dengan rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak dan berisikan program yang teratur dan berkesinambungan.

Konsep Dasar Desain

  1. Pengertian Tipografi

  2. Menurut Hendratman (2015:44)[20] “Tipografi adalah seni memilih dan menata huruf pada ruang untuk menciptakan kesan khusus sehingga akan pembaca dapat membaca semaksimal mungkin”.

    Pengertian tipografi menurut Herman Zapf dalam Awwali dan Sulartopo (2015:21)[21] adalah, Typography can defined a art of selected right type printing in accordance with specific purpose ; of so arranging the letter, distributing the space and controlling the type as to aid maximum the reader’s.

    (Tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin ).

    Hubungannya dengan komunikasi virtual, huruf dan tipografi adalah elemen penting yang sangat diperlukan guna mendukung proses penyampaian pesan verbal maupun virtual. Menjadi sesuatu yang akan sulit dipahami, apabila seorang webmaster ketika sedang menyampakan informasi yang terkait dengan produk atau jasanya, hanya mengandalkan aspek pesan visual yang berbentuk deretan gambar atau ilustrasi tanpa menerakan pesan overbal berbentuk susunan huruf yang dikemas dalam balutan pilihan tipologi yang persuasif dan komunikatif.

    Berdasarkan kedua definisi diatas, dapat disimpulkan tipografi adalah seni memilih dan menata huruf pada ruang yang tersedia untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

  3. Pengertian Psikilogi Warna

  4. Menurut Hendratman (2015:81) [20] Warna adalah salah satu komponen desain yang membentuk suatu keindahan sekaligus menimbulkan presepsi psikologis, sugest, suasana tertentu. Meski warna tampak sederhana, namun dibalik itu ada banyak metode / cara proses pembentukannya.

    Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:37)[22] warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Dengan warna anda dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan. Baik dalam menyampaikan pesan atau membedakan sifat secara jelas.

    Menurut kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa warna adalah satu komponen desain yang membentuk suatu keindahan yang dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan.

  5. Pengertian Layout

  6. Menurut Hendratman (2015:197)[20] Layout adalah usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan unsur – unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, dan menarik. Jadi, ahli layout adalah bisa dianggap seorang manager yang mampu mengatur atau mengkomposisi bentuk dan bidang sehingga tersaji dalam kesatuan yang mudah diterima audience.

    Menurut Govin Amborse dan Pull Horis dalam Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:74)[22] layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik . hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka kesimpulan dari layout adalah usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan unsur – unsur komunikasi grafis kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik.

Konsep Dasar Desain Komunikasi Visual

  1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

  2. Menurut Tinarbuko (2015:5)[23] Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna, komposisi, dan layout. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju.

    Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:15)[22] Desain komunikasi visual adalah seni dalam menyampaikan informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa rupa atau visual yang disampaikan melalui media berupa desain. Desain komunikasi visual bertujuan menginformasikan, mempengaruhi, hingga mengubah perilaku target (audience) sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik, dan berbagai aspek lainnya, yang biasanya datanaya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.

    Menurut kedua definisi diatas, dapat disimpulkan desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif dalam menyampaikan informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa rupa atau visual.

  3. Fungsi Desain Komunikasi Visual

  4. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:15)[22] desain komunikasi visual memiliki lima fungsi, yaitu:

    1. Sarana Identifikasi (Branding)

    2. Fungsi dasar utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Sarana identifikasi merupakan wujud perkenalan baik identitas seseorang, perusahaan, produk, maupun jasa. Di mana identitas tersebut harus mencerminkan jiwa yang sesuai dengan pribadi, perusahaan, produk, atau jasa tersebut agar lebih mudah dikenali, diingat, dan dapat menjadi pembeda satu dengan yang lain. Salah satu bentuk wujud visual yang dapat diimplementasikan sebagai sarana identifikasi adalah bentuk logo.

    3. Sarana Informasi, pengendali, pengawas, dan pengontrol.

    4. Bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain. Baik dalam bentuk petunjuk, informasi, cara penggunaan, arah, posisi, skala, diagram, maupun simbol. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dengan menggunakan bentuk yang dapat dimengerti serta dipresentasikan secara logis dan konsisten.

    5. Sarana Motivasi

    6. Sarana komunikasi sebagai motivasi memiliki peranan dapat meningkatkan motivasi baik perseorangan, kelompok, maupun masyarakat.

    7. Sarana Pengutaraan Emosi

    8. Komunikasi dengan fungsi pengutaraan emosi biasa digunakan untuk menggambarkan situasi agar dapat menambah kepekaan terhadap pembaca. Penggunaan komunikasi ini dapat digambarkan melalui tulisan, karakter, emoticon, icon, dan lain-lain.

    9. Sarana Presentasi dan Promosi

    10. Tujuan dari Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) sehingga pesan tersebut mudah diingat konsumen. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna, dan mengesankan. Umunnya, untuk mencapai tujuan ini, gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.

Pengertian Analisis SWOT

Menurut Marimin dalam Suhudi dan Anggit Dwi Hartanto (2014:54)[13] analisis SWOT adalah suatu caran mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumusukan strategi perusahaan.analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal oportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. analisis SWOT didahului dengan indentifikasi posisi perusahaan melalui evaluasi nilai faktor eksternal. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

  1. Strengths (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

  2. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

  3. Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

  4. Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Menurut Rangkuti dalam Saputro, dkk (2016:164)[24] menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah kegiatan membandingkan antara faktor eksternal Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman) dengan faktor internal Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan).

Menurut David dalam Saputro, dkk (2016:164-165)[24] terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah matriks SWOT:

  1. Buatlah daftar peluang-peluang eksternal utama

  2. Buatlah daftar ancaman-ancaman eksternal utama

  3. Buatlah daftar kekuatan-kekuatan internal utama

  4. Buatlah daftar kelemahan-kelemahan internal utama

  5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi SO

  6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi WO

  7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi ST

  8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi WT.

Sumber : Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1 (2012:17)

Gambar 2.1. Tabel Matriks SWOT

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dan membandingkan antara faktor eksternal Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman) dengan faktor internal Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan).

Pengertian 7P

Menurut Leokito, dkk (2014:3) [25] 7P dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Product

  2. Pengertian product (produk) menurut Kotler & Armstrong dalam Leokito, dkk (2014:3)[25] adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

  3. Price (Harga)

  4. Definisi harga menurut Philip Kotler dalam Leokito, dkk (2014:3)[25] Price is the amount of money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or using the product or service.

    (Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa).

  5. Place (Lokasi/Distribusi)

  6. Definisi lokasi menurut Kolter dalam Leokito,dkk (2014:3)[25] mengenai distribusi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada konsumen melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantung satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dalam lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas Sebagai salah satu variable marketing mix, place atau distribusi mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu perusaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

  7. Promotion (Promosi)

  8. Menurut Philip Kotler dan Gery Amstrong dalam Leokito,dkk (2014:3)[25] promosi adalah “aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen sasaran untuk membelinya”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan informasi atau berkomunikasi antara penjual dan pembeli potensial yang besifat menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran untuk menciptakan permintaan atas produk barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

  9. Physical Evidence (Lingkungan fisik)

  10. Bukti fisik menurut Kotler dalam Leokito, dkk (2014:4)[25] yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada konsumen ataupun calon konsumen. Sebenarnya tidak ada atribut fisik untuk layanan, sehingga konsumen cenderung mengandalkan isyarat material. Ada banyak contoh bukti fisik, termasuk beberapa hal sebagai berikut:

    1. Packaging (Kemasan)

    2. Internet/web pages (Internet / halaman web)

    3. Paperwork (Dokumen seperti invoice, tiket dan catatan pengiriman).

    4. Brochures (Brosur)

    5. Furnishings (Perabotan)

    6. Signage (seperti yang di pesawat dan kendaraan)

    7. Uniforms (Seragam)

    8. Business cards (Kartu nama)

    9. The building itself (Bangunan itu sendiri ,seperti kantor bergengsi atau markas indah)

    10. Mailboxes and many others (Kotak surat dan banyak lainnya)

    11. Beberapa organisasi sangat tergantung pada bukti fisik sebagai alat komunikasi pemasaran, atraksi wisata contoh dan resort (misalnya Disney World), paket dan layanan surat (misalnya truk UPS), dan bank besar .

  11. People (Orang)

  12. dalam Leokito, dkk (2014:4)[25] people merupakan konsumen yang memberikan persepsi kepada konsumen lain tentang kualitas jasa yang pernah dibelinya dari perusahaan. Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap proses pembelian jasa yang bersangkutan.

  13. Process (Proses)

  14. Menurut Philip Kotler dalam Leokito, dkk (2014:4)[25] proses disini adalah mencakup bagaimana cara perusahaan melayani permintaan tiap konsumennya. Mulai dari konsumen tersebut memesan (order) hingga akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa perusahaan tertentu biasanya memiliki cara yang unik atau khusus dalam melayani konsumennya. Yang dimaksud proses dalam pemasaran yaitu keseluruhan sistem yang berlangsung dalam penyelenggaraan dan menentukan mutu kelancaran penyelenggaraan jasa yang dapat memberikan kepuasan pada penggunanya.

Teori Khusus

Konsep Dasar Televisi

  1. Pengertian Televisi

  2. Menurut Sumita Tobing yang dikutip oleh Morissan (2015:10)[11] televisi merupakan salah satu medium bagi para pemasang iklan Indonesia. Media televisi merupakan industri yang padat modal,padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Namun, sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang memadai. Pada umumnya televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja.

    Menurut Arsyad yang dikutip oleh Agustina (2016:310) [26] televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang, televisi sesungguhnya adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.

    Maka dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu medium bagi para pemasang iklan melalui sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.

  3. Standar Penyiaran Televisi

  4. Menurut Morissan (2013:58-59)[11] hal penting yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan suatu siaran adalah, terkait dengan standar penyiaran yang berlaku pada dunia telekomunikasi pada umumnya, dari siaran pada khususnya. Suatu siaran siaran membutuhkan berbagai peralatan keras. Misalnya siaran televisi akan membutuhkan peralatan seperti kamera, peralatan transmisi dan pesawat televisi sebagai alat penerima gambar dan suara.

    Telekomunikasi dan siaran saat ini ada tiga standar sistem penyiaran didunia, yaitu:

    1. NTSC atau National Television Standards Committee yang digunakan di Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Korea, dan Meksiko.

    2. PAL atau Phase Alternating by line yang digunakan disebagian Asia termasuk Indonesia, Australia, China, Amerika Selatan, dan sebagian Eropa.

    3. SECAM atau Sequential Couleur avec Memoire yang digunakan di Perancis, Asia Tengah dan beberapa Negara Afrika.

  5. Jenis-Jenis Program Acara Televisi

  6. Menurut Fachruddin (2015:70)[27] konten utama dari program televisi adalah acara yang dikomersilkan dan dirancang untuk menarik khalayak luas, untuk menghibur, paling ekonomis, dan menarik perhatian penonton sehingga dapat dijual ke pengiklan , kondisi tersebut merupakan pangsa pasar yang harus spesifik segmentasi genrenya bagi lembaga riset internasional Nieslen Audience Measurment yang konsekuen meneliti rating/share program televisi. Nieslen Audience Measurment membagi genre program televisi berdasarkan kebutuhan industri televisi seperti berikut ini:

    1. Seri (series): drama, action/adventure, horror/mytery, sitcom/comedy.

    2. Film (movie): drama, action/adventure, horror/mytery, sitcom/comedy, animation/puppet.

    3. Hiburan (entertainment): tradisional, light entertainment, music, variety show, quiz, game show, reality show, comedy.

    4. Anak-anak (children): series, series animation/puppet, light entertainment, music/variety, quiz/game show, infotainment, edutainment.

    5. Informasi (information): talk show, documentary, infotainment, informacial tv, tv magazine, education, skill/hobbies.

    6. Berita (news): special news, hard news, talkshow, feature.

    7. Agama (religious): preach, special event, variety show.

    8. Olahraga (sport): journal/highlight, match, exercise, special event.

    9. Pengisi jeda (filter): news, public announcement, music, quiz, other.

Pengertian Sinopsis

Menurut Maulani, dkk (2016:215)[28] sinopsis adalah konsep cerita yang akan dibuat atau mencerminkan alur cerita dari awal sampai akhir adegan.

Menurut Edi dan Bambang Sudaryatno (2014:4)[29] Sinopsis adalah satu ringkasan cerita yang menceritakan garis besar cerita yang akan ditampilkan.

Dari dua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sinopsis adalah sebuah ringkasan cerita yang menceritakan sebuah garis besar dari cerita tersebut sehingga pembaca dapat dengan cepat mengerti cerita yang akan ditampilkan.

Pengertian Naskah

Menurut Setiawan, dkk (2014:2)[30] Naskah/screenplay adalah fase penulisan naskah cerita yang dikembangkan dari ide cerita yang telah disetujui, naskah atau skenario adalah karya literatur non-final yang berisi informasi yang dibutuhkan oleh seluruh kru pembuatan sebuah film tentang bagaimana mengatur produksi sebuah film. Cara penulisan sebuah naskah berbeda dengan penulisan literatur lain, seperti novel atau cerpen.

Menurut Nugroho (2014:202)[7] naskah adalah hasil karya pengarang dengan beberapa pesan dari pengarang yang dituangkan kedalam tulisan-tulisan dan kemudian disajikan dalam bentuk naskah.

Berdasarkan definisi diatas, maka kesimpulan dari naskah adalah sebuah tulisan-tulisan yang dituangkan oleh pengarang dalam bentuk naskah untuk mengatur produksi sebuah film.

Menulis Naskah (Script Writting) mempunyai perinsip-perinsip umum sebagai berikut :

  1. Script Writting sebagai pembicaraan (terdapat dua karakter atau lebih).

  2. Dialek, aksen, intonasi, diksi (sangat fonetik yang mengarahkan pitch, loudness, timbre).

  3. Tidak hanya apa yang dikatakan tetapi bagaimana cara mengatakannya.

  4. Bahasa tubuh dan karakter (karena dialog menempel padanya).


Pengertian Storyboard

Menurut Setiawan, dkk (2014:2)[30]Storyboard adalah tahap menterjemahkan senarai gambar yang biasanya disertai arahan dan dialog yang merepresentasikan pengambilan gambar beserta urutannya yang akan dilakukan dalam sebuah produksi film atau televisi”.

Menurut Purwanto dan Showfan Hanief (2016:4.8-15)[31] Metode berbasis multimedia dalam bentuk storyboard merupakan visual test yang pertama-tama dari gagasan dimana secara keseluruhan dapat dilihat apa yang dapat disajikan. Bagi staf pembuat multimedia, storyboard merupakan pedoman dari aliran perkerjaan yang harus dilakukan. Bagi sponsor, storyboard merupakan gambaran suatu multimedia yang akan diproduksi. Kontribusi yang dihasilkan dari tahapan ini diantaranya menghasilkan sketsa tampilan, dan struktur navigasi sebagai pilihannya.

Menurut Fachruddin (2012:464)[27] storyboard adalah sketsa yang menggambarkan adegan dalam film. Digunakan untuk mempermudah pengambilan gambar.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, kesimpula dari storyboad adalah merepresentasikan pengambilan gambar beserta urutannya untuk pedoman dari aliran perkerjaan yang harus dilakukan untuk mempermudah pengambilan gambar.

Konsep Dasar Produksi

  1. Pra Produksi

  2. Menurut Prasetya dkk (2015:5-6)[32] Pra Produksi adalah Sebuah tahap persiapan sebelum kegiatan produksi dimulai. Proses ini sangat menentukan kelancaran kegiatan produksi nantinya. Berikut ini beberapa hal yang perlu disiapkan dalam pra produksi:

    1. Outline''

    2. Outline dijabarkan dengan membuat poin-poin pekerjaan yang berfungsi untuk membantu identifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun supaya pekerjaan dapat berjalan.

    3. Script / Skenario

    4. Pengembangan mendetail dari cerita.

    5. Storyboard

    6. Merupakan coretan gambar / sketsa seperti gambar komik yang menggambarkan kejadian dalam film.

    7. Rencana anggaran biaya

      1. Pembentukan tim kerja

      2. Pemilihan talent dan extras

      3. Penyediaan art propertis

      4. Pencarian lokasi dan perizinan

      5. Penyediaan peralatan shooting

  3. Produksi

  4. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:154)[8] pengertian produksi (production) adalah upaya mengubah naskah menjadi bentuk audio video (AV). Produksi berupa pelaksanaan perekaman gambar (taping) atau siaran langsung (live).

    Pada program informasi yang terikat waktu (time concern) dapat diproduksi tanpa set up atau rehearsal. Bagi format program hiburan setelah set up dan rehearsel baru dapat dilakukan perekaman atau siaran langsung.

    1. Taping

    2. Taping (rekaman) merupakan kegiatan merekam adegan dari naskah menjadi bentuk audio video (AV). Materi hasil rekamannya akan ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan peristiwanya, misalnya rekaman dilakukan pada minggu lalu, ditanyangkan minggu ini atau rekaman dilakukan pada pagi harinya, dan disiarkan pada malam hari. Pelaksanaan rekaman dapat dilakukan dengan cara: (a) produksi dilaksnakan seluruhnya didalam studio; (b) dilaksanakan diluar studio; (c) produksi dilakukan di dalam dan luar studio. Ada beberapa teknik yang dilakukan dalam perekaman program siaran televisi, yaitu:

      1. Live on Tape: Produksi program yang direkam secara utuh dengan konsep siaran langsung. Menggunakan beberapa kamera dan direkam terus – menerus menggunakan VTR melalui vision mixer, hasilnya akan diedit sebelum disiarkan. Live on tape disebut juga dengan istilah MCR (Multi Camera Remote).

      2. Multi Camera Recording: Rekaman yang dilakukan dengan beberapa kamera pada satu adegan. Dimana setiap kamera merekam sendiri – sendiri adegan tersebut, dengan komposisi dan ukuran gambar yang berbeda. Hasil rekaman ini akan disatukan dalam proses editing sebelum disiarkan.

      3. Recording in segment: Rekaman yang dilakuakn menggunakan satu atau lebih kamera bagian per bagian (scene) sesuai dengan breakdown script. Bagian per bagian dapat juga diambil dari beberapa angle dan komposisi kamera untuk memberikan makna dan informasi. Istilah Recording in Segment yaitu EFP (Electronic Field Production). Biasa digunakan untuk program dokumenter atau hiburan dengan film style.

      4. Single Camera: Produksi rekaman dengan menggunakan satu kamera. Dimana hasilnya melalui proses editing, gambarnya disusun untuk dapat menjelaskan makna dan informasi sesuai kebutuhan program. Single camera dapat disebut juga dengan ENG (Electronic News Gathering) biasa untuk program berita menggunakan kamera VCR Portable dengan mikrofon.

    3. Live

    4. Live atau siaran langsung, dalam peraturan KPI nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang perilaku penyiaran disebutkan, siaran langsung adalah segala bentuk program siaran yang ditayangkan tanpa penundaan waktu.

  5. Pasca Produksi

  6. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:155)[8] pasca produksi (posproduction) adalah tahapan akhir dari proses produksi program sebelum on air.

    Dalam tahapan pascaproduksi program yang sudah direkam harus melalui beberapa proses, diantaranya editing offline, online, insert graphic, narasi, effect visual dan audio serta mixing.

    1. Editing

    2. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:155-157)[8] Pengertian editing adalah penyuntingan, pemotongan, penyambungan, merangkai pemotongan gambar secara runtut dan utuh dari bagian – bagian dari hasil rekaman gambar dan suara. Untuk editing ada dua teknik yang digunakan, yaitu editing linier dan editing nonlinear.

      Editing linier adalah sistem editing teknologi analog (dari kaset ke kaset) menggunakan video tape recorder (VTR), video mixer, audio mixer, dan character generator. Adapun editing non linear adalah editing digital menggunakan komputer sebagai media kerjanya. Materi di dapat dari kaset tape diubah menjadi data. Data tersebutlah yang akan diedit.

      Sistem kerja editing nonlinear materi program yang didapatkan, sebelum diedit, di capture (direkam) dahulu ke dalam kedalam komputer dengan teknologi software editing. Ada beberapa jenis software editing yang digunakan, di antaranya matrox, premier, velocity atau avid machine, dan final cutpro. Saat ini yang umum dipakai adalah premier, avid machine, final cutpro, karena menggunakan teknologi yang baik dengan sistem kerjanya lebih sederhana dan mudah dioperasikan.

      1. Offline Editing: Pada editing linear dan nonlinear seluruh materi melalui offline editing, yaitu editing awal untuk memilih gambar yang baik dari rekaman asli hasil liputan (master shooting). Offline editing dapat juga dilakukan dengan menambah gambar dari stock shot atau footage lain sesuai dengan kebutuhan materi program. Hasil offline selanjutnya akan masuk pada tahapan online editing untuk menyempurnakan agar layak ditayangin.

      2. Online Editing: proses akhir editing program untuk materi yang siap disiarkan, atau proses akhir program yang tidak/belum disiarkan. Online editing merupakan kelanjutan dari offline editing. Materi program yang sudah melalui offline editing akan disempurnakan audio video (AV) dengan menambah effect visual, graphic, telop, tamplate, atau running text.

    3. Jenis – jenis Editing

    4. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:158)[8] ada dua jenis teknik editing yang digunakan untuk proses editing program, yaitu continuity editing dan compilation editing.

      1. Continuity editing: Menghubungkan gambar yang satu dengan lainnya. Menghubungkan adegan satu dengan lainnya, sehingga tersusun cerita yang diinginkan, continuity editing dipakai pada program drama dan produksi film.

      2. Compilation editing: Editing yang tidak terikat pada kontinuitas gambar. Gambar disusun berdasarkan script atau narasi. Gambar mengikuti naskah sebagai pelengkap keterangan narasi. Compilation editing digunakan untuk program dokumenter, straight news, dan beberapa format program lainnya.


    5. Dasar-dasar Teknik Editing

    6. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:158-160)[8] Beberapa dasar teknik editing yang berhubungan dengan aspek – aspek artistik, informasi, dinamisasi, motivasi, dan tujuan editing. Teknik dasar editing ini menjadi panduan dalam setiap proses editing, baik pada jenis continuity editing maupun compilation editing.

      1. Cut: Disebut juga cut to, yaitu pemotongan dari gambar satu ke gambar lainnya tanpa batas dan transisi atau perpindahan gambar secara mendadak, misalnya dari objek A langsung dipindah ke objek B.

      2. Dissolve: Teknik editing dengan pergantian gambar dari satu gambar ke gambar lain secara perlahan – lahan.

      3. Fade: munculnya atau hilangnya gambar atau suara secara berangsur-angsur.

      4. Wipe: Teknik editing penggantian gambar dengan menghilangkan gambar yang ada pada frame, dengan cara seperti menghapus atau menutupi gambar tersebut dengan gambar lain atau gambar berikutnya.

      5. Super impose: perpaduan dua gambar atau lebih ke dalam satu frame. Adakalanya dua gambar terpisah dan dipadukan sedemikian rupa sehungga mendapatkan aspek artistik.

    7. Narasi

    8. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:160)[8] pada program berita narasi disebut voice over (VO). Proses perekaman narasi dapat dilakukan diruang control audio atau juga dapat direkam di kamera. Reporter yang bekerja dengan deadline sering melakukan perekaman di lokasi peliputan. Teknik ini harus dilakukan dengan hati – hati, karena dapat terganggu dengan suara – suara yang tidak peru ikut terekam materi siaran, misalnya suara kendaraan atau orang lain yang tidak ada hubungannya dengan VO yang dibuat.

    9. Mixing

    10. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:160)[8] mixing adalah tahapan menyesuaikan menyelaraskan, menyeimbangkan suara, dan pemberian efek suara berupa musik pada program (adegan) dengan memperhatikan kepentingan gambar yang ditampilkan, misalnya, gambar di tepi jalanan bisa ditambahkan dengan efek suara kendaraan bermotor atau efek ilustrasi musik, untuk memberikan sentuhan emosi, keindahan, keharmonisasian program tersebut.

    11. Mastering

    12. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:161)[8] mastering disebut juga print to tape merupakan proses akhir dari pascaproduksi, yaitu mentransfer hasil final editing yang sudah siap untuk tayang, ditransfer ke dalam kaset (Betacam digital, Betacam analog, miniDV, DVcam atau DVD) umum yang dipakai adalah Betacam digital dan miniDV, karena kedua kaset ini kualitasnya lebih baik dari yang lainnya.

Konsep Dasar Aplikasi Penunjang Video

  1. Adobe Premiere CS 6

  2. Menurut Brenneis (2013:1)[33] Adobe Premiere Pro CS6, the essential editing tool for video enthusiasts and professionals, enhances your creative power and freedom. Adobe Premiere Pro is the most scalable, efficient, and precise video-editing tool available. It supports a broad range of video formats including AVCHD, HDV, XDCAM, P2 DVCPRO HD, XDCAM, AVC-Intra, Canon XF, RED, ARRIRAW, QuickTime, and many more. The superior performance of Adobe Premiere Pro lets you work faster and more creatively. The complete set of powerful and exclusive tools lets you overcome any editorial, production, and workflow challenges to deliver the high-quality work you demand.

    (Adobe Premiere Pro CS6, alat edit yang penting untuk penggemar video dan profesional, meningkatkan kekuatan kreatif dan kebebasan. Adobe Premiere Pro adalah yang paling tepat, efisien dan berskala dalam mengedit video alat yang tersedia. Ini mendukung berbagai format video termasuk AVCHD, HDV, XDCAM, P2 DVCPRO HD, XDCAM, AVC-Intra, Canon XF, MERAH, ARRIRAW, QuickTime, dan banyak lagi. Kinerja yang unggul dari Adobe Premiere Pro memungkinkan Anda bekerja lebih cepat dan lebih kreatif. Set lengkap alat-alat yang kuat dan eksklusif memungkinkan Anda mengatasi setiap editorial, produksi dan alur kerja tantangan untuk memberikan kualitas tinggi pekerjaan Anda.)

    1. Enhancing The Workflow With Adobe Premiere Pro

    2. Menurut Brenneis (2013:12-13)[33] Adobe Premiere Pro has easy-to-use tools for standard video editing. It also pro- videos advanced tools for manipulating, adjusting, and fine-tuning your projects. You may not incorporate all of the following features in your first few video projects. However, as your experience and understanding of nonlinear editing grows, you’ll want to expand your capabilities. The following topics will be covered in this book.

      (Adobe Premiere Pro memiliki alat yang mudah untuk digunakan dalam pengeditan standar video. Pro – video juga termasuk alat untuk memanipulasi, menyesuaikan dan memperbaiki proyek Anda. Anda tidak dapat menyertakan semua fitur berikut ke dalam proyek beberapa video pertama Anda. Namun, sebagai pengalaman dan pemahaman tentang perkembangan pengeditan nonlinear, Anda ingin memperluas kemampuan Anda. Berikut topik yang akan dibahas dalam buku ini.)

      1. Advanced audio editing: Adobe Premiere Pro provides audio effects and editing unequaled by any other nonlinear editor. Create and place 5.1 surround-sound audio channels, make sample-level edits, apply multiple audio effects to audio clips or tracks, and use the included state-of-the-art plug-ins as well as third- party Virtual Studio Technology (VST) plug-ins.

      2. (Adobe Premiere Pro menyediakan efek audio dan penyuntingan tiada bandingnya oleh editor nonlinear lainnya. Membuat dan menempatkan suara sekitar 5.1 saluran audio, membuat sampel-tingkat suntingan, menerapkan beberapa efek audio klip audio atau trek, dan gunakan state-of-the-art plug-ins sebaik pihak ketiga Virtual Studio teknologi (VST) plug-ins.)

      3. Color correction: Correct and enhance the look of your footage with advanced color-correction filters. You can also make secondary color-correction selections that allow you to adjust isolated colors and adjust parts of an image to improve the composition.

      4. (Color correction : memperbaiki dan meningkatkan tampilan cuplikan anda dengan filter lanjutan koreksi warna. Anda juga dapat membuat pilihan koreksi warna sekunder yang memungkinkan Anda untuk menyesuaikan warna yang terisolasi dan menyesuaikan bagian-bagian dari sebuah gambar untuk memperbaiki komposisi.)

      5. Keyframe controls: Premiere Pro gives you the precise control you need to fine-tune visual and motion effects without exporting to a compositing or motion graphics application. Keyframes use a standard interface design, so learn how to use them once, and you’ll know how to use them in all Adobe Creative Suite products.

      6. (Premiere Pro memberikan Anda kontrol yang tepat yang Anda butuhkan untuk menyempurnakan visual dan gerak efek tanpa mengekspor ke aplikasi penggabungan grafis atau gerak. Keyframes menggunakan desain antarmuka standar, jadi pahami bagaimana cara menggunakannya, dan Anda akan tahu bagaimana menggunakannya dalam semua produk Adobe Creative Suite. )

      7. Broad hardware support: Choose from a wide range of dedicated capture cards and other hardware to assemble a system that best fits your needs and budget. Adobe Premiere Pro system specifications extend from low-cost computers for digital video (DV) and compressed HDV editing up to high-performance workstations capturing full HD and 3D stereoscopic video.

      8. (Board hardware support: memilih dari berbagai macam kartu khusus menangkap dan perangkat keras lain untuk merakit sebuah sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda. Sistem spesifikasi Adobe Premiere Pro memperpanjang dari komputer murah untuk video digital (DV) dan meminimalisi HDV untuk mengedit sampai ke kinerja yang tinggi untuk menangkap full HD dan 3D stereoscopic video.)

      9. Mercury Playback Engine graphics card acceleration: The Mercury Playback Engine operates in two modes: software-only and GPU acceleration. The GPU acceleration mode requires a compatible graphics card in your workstation. See www.adobe.com/products/premiere/tech-specs.html for a list of compatible graphics cards.

      10. (Mercury Playback Engine graphics card acceleration : The Mercury Playback Engine beroperasi dalam dua mode: perangkat lunak dan akselerasi GPU. Modus akselerasi GPU memerlukan kartu grafis kompatibel di workstation Anda. Lihat www.adobe.com/products/premiere/tech-specs.html untuk daftar kartu grafis yang kompatibel.)

      11. Multicam editing: You can easily and quickly edit productions shot with multiple cameras. Adobe Premiere Pro displays multiple camera sources in a split-view monitor, and you can choose a camera view by clicking the appropriate screen or using shortcut keys.

      12. (Multicam Editing: anda dapat dengan mudah dan cepat mengedit produksi yang di ambil dengan beberapa kamera. Adobe Premiere Pro menampilkan beberapa sumber kamera di monitor split-view, dan anda dapat memilih tampilan kamera dengan mengklik layar yang sesuai atau menggunakan tombol pintas.)

      13. Project Manager: Manage your media through a single dialog box. View, delete, move, search for, and reorganize clips and bins. Consolidate your projects by moving just the media actually used in a project and copying that media to a single location. Then reclaim drive space by deleting unused media.

      14. (Project manager: atur media Anda pada kotak dialog tunggal. Melihat, menghapus, memindahkan, mencari, dan reorganisasi klip dansampah. Mengkonsolidasikan proyek Anda dengan menggerakkan media yang benar-benar digunakan dalam proyek dan menyalin bahwa media ke lokasi tunggal. Kemudian ambil kembali ruang drive dengan menghapus media yang tidak terpakai.)

      15. Metadata: Adobe Premiere Pro supports Adobe XMP, which stores additional information about media as metadata that can be accessed by multiple applications. This information can be used to locate clips or communicate valuable information such as preferred takes.

      16. (Metadata: Adobe Premiere Pro mendukung Adobe XMP, yang menyimpan informasi tambahan tentang media sebagai metadata yang dapat diakses oleh beberapa aplikasi. Informasi ini dapat digunakan untuk menemukan klip atau berkomunikasi informasi berharga seperti mengambil pilihan.)

      17. Creative titles: Create titles and graphics using the Premiere Pro Title Designer. You can also use graphics created in almost any suitable software, plus Adobe Photoshop documents can be used as automatically flattened images or as separate layers you can incorporate, combine, and animate selectively.

      18. (Creative titles: membuat judul dan gunakan Premiere Pro judul perancang grafis. Anda juga dapat menggunakan grafis yang dibuat di hampir semua perangkat lunak yang cocok, ditambah dokumen Adobe Photoshop dapat digunakan sebagai gambar rata secara otomatis atau lapisan terpisah yang dapat Anda gabungkan, mengkombinasikan, dan menghidupkan secara selektif.)

      19. Advanced trimming: Use special trimming tools to adjust each clip and cut point in a sequence. Adobe Premiere Pro CS6 includes significant improvements to its trimming tools, allowing you to make complex trimming adjustments to multiple clips.

      20. (Advance trimming: menggunakan alat-alat khusus pemangkasan untuk menyesuaikan setiap klip dan memotong titik dalam urutan. Adobe Premiere Pro CS6 meliputi perbaikan yang signifikan dengan pemangkasan Tools, memungkinkan Anda untuk membuat penyesuaian kompleks pemangkasan beberapa klip.)

      21. Media encoding: Export your sequence to create a video and audio file that is perfect for your needs. Use the advanced features of Adobe Media Encoder to create multiple copies of your finished sequence in several different formats.”

      22. (Media Encoding: ekspor urutan Anda untuk membuat file video dan audio yang sempurna untuk kebutuhan Anda. Gunakan fitur lanjutan dari Adobe Media Encoder untuk membuat beberapa salinan dari penyelesaian urutan Anda dalam beberapa format yang berbeda.)

    3. The Workplace Layout

    4. Menurut Brenneis (2013 : 17-19)[33] The workspace layout Before you begin, make sure you are looking at the default workspace. Choose Window > Workspace > Editing. Then, to reset the Editing workspace, choose Window > Workspace > Reset Current Workspace. Click Yes in the confirmation dialog. If you’re new to nonlinear editing, the default workspace might look like an awful lot of buttons. Don’t worry. Things become much simpler when you know what the buttons are for. The interface is designed to make video editing easy. The principal elements are shown here.

      (Yang artinya Tata ruang kerja sebelum memulai, pastikan Anda mencari di ruang kerja default. Memilih jendela > Workspace > mengedit. Kemudian, untuk me-reset mengedit workspace, pilih jendela > Workspace > Reset kerja saat ini. Klik Ya pada dialog konfirmasi. Jika Anda baru untuk mengedit nonlinier, ruang kerja default mungkin tampak seperti banyak sekali tombol. Jangan khawatir. Hal-hal menjadi lebih sederhana bila anda tahu apa kegunaan tombol-tombol tersebut. Antarmukanya dirancang untuk membuat pengeditan video lebih mudah. Unsur-unsur utama yang ditampilkan di sini.)

      Sumber : Adobe Premiere CS6 : Classroom In a Book (2013:17)

      Gambar 2.2. Layout Worklplace Adobe Premiere

      Each workspace item appears in its own panel, and multiple panels can be com- bined into a single frame. Some items with common industry terms stand alone, such as Timeline, Audio Mixer, and Program Monitor. The main user interface elements are as follows:

      (Setiap item kerja muncul di panel sendiri, dan beberapa panel bisa dikombinasikan ke dalam satu frame. Beberapa item dengan istilah industri umum berdiri sendiri, Timeline, Audio Mixer dan Monitor Program. Elemen antarmuka pengguna utama adalah sebagai berikut)

      1. “Timeline panel: This is where you’ll do most of your actual editing. You view and work on sequences (the term for edited video segments or entire projects) in the Timeline panel. One strength of sequences is that you can nest them (place sequences inside other sequences). In this way, you can break up a production into manageable chunks or create unique special effects.”

      2. (Timeline panel: ini adalah dimana Anda akan melakukan sebagian besar pengeditan Anda sebenarnya. Anda melihat dan bekerja pada urutan (istilah untuk segmen video yang diedit atau seluruh proyek) di Timeline panel. Kekuatan satu urutan adalah bahwa Anda dapat menggabungkan mereka (tempat urutan dalam urutan lain). Dengan cara ini, Anda dapat memecah produksi ke dalam potongan-potongan yang dikelola atau menciptakan efek khusus yang unik.)

      3. “Tracks: You can layer—or composite—video clips, images, graphics, and titles on an unlimited number of tracks. Video clips on upper video tracks cover whatever is directly below them on the Timeline. Therefore, you need to give clips on higher tracks some kind of transparency or reduce their size if you want clips on lower tracks to show through.”

      4. (Tracks : Anda dapat melapis atau membuat klip video, Gambar, grafis, dan judul pada jumlah yang tidak terbatas lagu. Klip video di atas trek video menutupi apapun secara langsung di bawah mereka pada Timeline. Oleh karena itu, Anda perlu memberikan klip di trek yang lebih tinggi semacam transparansi atau mengurangi ukuran mereka jika Anda ingin klip di bawah trek untuk menunjukkan melalui.)

      5. “Monitor panels: You use the Source Monitor (on the left) to view and trim raw clips (your original footage). To view a clip in the Source Monitor, double- click it in the Project panel. The Program Monitor (on the right) is for viewing your sequence. Some editors prefer working with only one monitor screen. The lessons throughout this book reflect a two-monitor configuration. You can change to a single-monitor view if you choose. Click the Close button on the Source tab to close that monitor. In the main menu, choose Window > Source Monitor to open it again.”

      6. (Monitor panel: Anda menggunakan Monitor sumber (di sebelah kiri) untuk melihat dan memangkas klip mentah (rekaman asli Anda). Untuk melihat klip di Monitor sumber, double-klik di panel proyek. Monitor Program (di sebelah kanan) adalah untuk melihat urutan anda. Beberapa editor lebih suka bekerja dengan hanya satu monitor layar. Pelajaran seluruh buku ini mencerminkan konfigurasi dua-monitor. Anda dapat mengubah tampilan satu-monitor jika anda memilih. Klik tombol tutup pada tab sumber untuk menutup monitor itu. Di menu utama, pilih jendela > sumber monitor untuk buka lagi.)

      7. “Project panel: This is where you place links to your project’s media files: video clips, audio files, graphics, still images, and sequences. You can use bins—similar to folders—to organize your assett.”

      8. (Project panel: ini adalah di mana Anda menempatkan link ke file media proyek Anda: klip video, file audio, grafis, masih gambar, dan urutan. Anda dapat menggunakan bins mirip dengan folder untuk mengatur aset anda.)

      9. “Media Browser: This panel helps you browse your hard drive to find footage. It’s especially useful for file-based camera media.”

      10. (Media Browser: Panel ini membantu Anda menelusuri hard drive Anda untuk menemukan rekaman. Hal ini terutama berguna untuk kamera berbasis file media.)

      11. “Effects panel: This panel contains all the clip effects you will use in your sequences, including video filters, audio effects, and transitions (docked, by default, with the Project panel). Effects are grouped by type to make them easier to find.”

      12. (Effect panel: panel ini berisi semua efek klip yang akan Anda gunakan dalam urutan Anda, termasuk filter video, efek audio dan transisi (berlabuh, secara default, dengan proyek panel). Efek dikelompokkan menurut jenis untuk membuat mereka lebih mudah untuk menemukan.)

      13. “Audio Mixer: This panel (docked, by default, with the Source and Effect Controls panels) is based on audio production studio hardware, with volume sliders and panning knobs. There is one set of controls for each audio track on the Timeline, plus a master track.”

      14. (Audio Mixer: Panel ini (memotong, secara default, dengan sumber dan efek kontrol panel) didasarkan pada hardware studio produksi audio, dengan volume slider dan tombol panning. Ada satu set kontrol untuk setiap lagu audio pada Timeline, ditambah menguasai trek.)

        Sumber : Adobe Premiere CS6 : Classroom In a Book (2013:18)

        Gambar 2.3. Effect Panel & Audio Mixing Adobe Premiere

      15. “Effect Controls panel: This panel (docked, by default, with the Source and Audio Mixer panels, or accessible via the Window menu) displays the controls for any effects applied to a clip you select in a sequence. Motion, Opacity, and Time Remapping controls are always available for visual clips. Most effect parameters are adjustable over time.”

      16. (Effect control panel : panel ini (memotong, secara default, dengan sumber dan Audio Mixer panel, atau dapat diakses melalui menu jendela) menampilkan kontrol untuk efek yang diterapkan untuk klip yang Anda pilih secara berurutan. Kontrol gerakan, Opacity, dan pengaturan ulang waktu selalu tersedia untuk visual klip. Kebanyakan efek parameter dapat disesuaikan dari waktu ke waktu.)

        Sumber : Adobe Premiere CS6 : Classroom In a Book (2013:19)

        Gambar 2.4. Effect Control Panel Adobe Premiere

      17. “Tools panel: Each icon in this panel represents a tool that per- forms a specific function, typically a type of edit in a sequence. The Selection tool is context-sensitive, which means it changes appearance to indicate the function that matches the circum- stances. If you find your cursor doesn’t work as you expect it, it might be because you have the wrong tool.”

      18. (Tools panel : Setiap ikon dalam panel ini merupakan alat yang mempunyai bentuk fungsi yang spesifik, biasanya jenis edit secara berurutan. Perangkat seleksi context-sensitive, yang berarti perubahan penampilan untuk menunjukkan fungsi yang cocok dengan menyenangkan. Jika Anda menemukan kursor Anda tidak bekerja seperti yang Anda harapkan, hal itu mungkin karena Anda memiliki alat yang salah.)

        Sumber : Adobe Premiere CS6 : Classroom In a Book (2013:19)

        Gambar 2.5. Tools Panel Adobe Premiere

      19. “Info panel: The Info panel (docked, by default, with the Project panel and Media Browser, or accessible via the Window menu) presents information about any asset you select in the Project panel or any clip or transition selected in a sequence.”

      20. (Info Panel : Panel Info (memotong, secara default, dengan proyek panel dan Media Browser, atau dapat diakses melalui menu jendela) menyajikan informasi tentang setiap aset yang Anda pilih di panel proyek atau klip atau transisi yang dipilih dalam urutan.)

      21. “History panel: This panel (docked, by default, with the Effects and Info panels) tracks the steps you take and lets you back up easily. It’s a kind of visual Undo list. When you select a previous step, all steps that came after it are also undone.”

      22. (History Panel : panel ini (memotong, secara default, dengan efek dan info panel) trek langkah-langkah yang Anda ambil dan memungkinkan Anda membuat cadangan dengan mudah. Ini adalah semacam daftar Undo visual. Bila Anda memilih tahap sebelumnya, semua langkah yang datang setelah itu juga dibatalkan.)

  3. Adobe Illustrator CS6

  4. Menurut Putra dan Mira Ziveria (2016 : 68)[16] Adobe Illustrator adalah software desain berbasis vector yang dikembangkan dan dipasarkan oleh Adobe System. Adobe Illustrator pertama kali dibangun untuk Apple Macintosh pada 1986 (dipasarkan pada 1987) sebagai komersialiasi dari software pembuat font rumahan Adobe.

  5. Adobe After Effect CS6

  6. Menurut Smith and AGI Creative Team, (2012 : 1)[34] Adobe after effect cs6 lets your create artwork for a variety uses. The animation and compositing tools of after effect are second to none: allowing you to manipulate text, image, audio and video. Adobe After Effects provide you the tools to express your creative ideas for video, film and broadband production.

    (Adobe After Effect CS6 memungkinkan anda membuat karya seni untuk berbagai kegunaan. Animasi dan campuran alat-alat setelah efek kedua ke none: memungkinkan anda untuk memanipulasi teks, gambar, suara dan video. Adobe After Effect memberikan alat untuk mengekspresikan ide kreatif untuk produksi video, film dan broadband.)

Pengertian Elisitasi

Menurut Saputra (2012 : 50 – 56)[35] elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi tahap I, yaitu berisi seluruh rancangan media komunikasi visual yang diusulkan oleh pihak penulis melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan media yang penting dan harus ada pada rancangan media yang diusulkan tahap I dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut saya jelaskan mengenai Metode MDI : M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat rancangan media yang dibutuhkan. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam rancangan media, akan membuat rancangan media tersebut lebih perfect. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari rancangan media yang dibahas dan merupakan bagian dari luar perancangan media.

  3. Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut : T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara/tekhnik pembuatan requirement tersebut dalam perancangan media yang diusulkan? O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan? E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan dalam perancangan media komunikasi visual? Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu : High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar perancangan media yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literature Review

  1. Pengertian Literature Review

  2. Menurut Fink (2014:3) [36] A research literature review is a systematic, explicit and reproducible method for identifying, evaluating and synthesizing the existing body of complete and recorded work produced by researches, scholars and practitioner.

    (kajian pustaka penelitian adalah metode sistematis, eksplisit dan diulang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mensintesis tubuh yang lengkap dan rekaman yang diproduksi oleh penelitian, para peneliti dan praktisi.)

    Menurut Machi and Brenda T. Mcevoy (2012:3)[37] A literature review is a written document that presents a logically argue case founded on a comprehensive understanding of the current states of knowladge about a topic of study. this case establishes a convincing thesis to answer the study's question.

    (kajian pustaka adalah dokumen tertulis yang menyajikan secara logis berpendapat didirikan pada pemahaman yang komprehensif dari negara saat ini berbagi tentang topik studi kasus. Kasus ini menetapkan tesis meyakinkan untuk menjawab pertanyaan studi tersebut.)

    Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan literature review adalah metode sistematis, eksplisit dan diulang untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi sebuah penelitian melalui dokumen tertulis yang menyajikan secara logis pemahaman yang bersifat komprehensif.

  3. Jenis – Jenis Penelitian

  4. Menurut Moh Nazir yang dikutip oleh Hamdi dan E. Bahruddin (2014:3)[38] jenis-jenis penelitian dibagi atas dua jenis yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan :

    1. Penelitian dasar adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingin tahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar tanpa memperhatikan ujung praktis atau titik terapan.

    2. Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan sesegera untuk tujuan tertentu.

    Selanjutnya metode penelitian dikelompokkan kedalam kelompok umum yaitu:

    1. Metode historis

    2. Metode deskripsi/survey

      1. Metode survey

      2. Metode deskriptif berkesambungan

      3. Metode studi kasus

      4. Metode analisa pekerjaan dan aktifitas

      5. Metode studi komperatif

      6. Metode studi waktu dan gerakan

    3. Metode eksperimental

    4. Metode grounded research

    5. Metode penelitian tindakan

    Tabel 2.1. Metode-metode Penelitian

    KUANTITATIF KUALITATIF
    Eksperimental Non Ekspeimental Interaktif Non Interaktif
    • Eksperimental murni

    • Eksperimental kuasi

    • Eksperimental lemah

    • Subjek tunggal

    • Deskriptif

    • Komparatif

    • Korelasional

    • Survei

    • Ekspost fakto

    • Etnografis

    • Historis

    • Fenomenologis

    • Studi kasus

    • Teori dasar

    • Studi kritis

    • Analisis konsep

    • Analisis kebijakan

    • Analisis histori

    Sumber : Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan (2014:4)

    Tabel 2.2. Perbedaan Penelitian Kuaintitatif dengan Kualitatif

    No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
    1 Menggunakan hipotesis yang ditentukan sejak awal penelitian Hipoesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian
    2 Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal Definisi suatu konteks atau saat penelitian berlangsung
    3 Reduksi data menjadi angka-angka Deskripsi narasi/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
    4 Lebih memperhatikan relibilitas skor yang diperoleh melalui instrument penelitian Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan
    5 Peniliaian validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan statistic Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi
    6 Menggunakan deskripsi prosedur yang jelas (terinci) Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
    7 Sampling rundown Sampling purposive
    8 Desain/control statistic atas variable eksternal Menggunakan analisis logis dalam mengontrol variable ekstern
    9 Menggunakan desain khusus untuk mengontrol bias prosedur Mengandalkan peneliti dalam mengontrol bias
    10 Menyimpulkan hasil menggunakan statistic Menyimpulkan hasil secraa naratif/kata-kata
    11 Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk dianalisis Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan
    12 Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks. Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah/membiarkan keadaan aslinya.

    Sumber : Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan (2014:4-5)

Literature Review

Setelah melakukan beberapa tinjauan pustaka, berikut adalah beberapa penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Salim (2016)[39] Perguruan Tinggi Raharja yang berjudul “Perancangan Media Video Promo Press Conference Pada Program Acara Idola Cilik 5 Di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia” penelitian ini menjelaskan tentang pembuatan video promo untuk program acara Idola Cilik 5 yang digunakan dalam kegiatan press conference sebelum program acara tersebut tayang perdana. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menyampaikan informasi kepada masyarakat dan menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan eksternal publik, khususnya dengan media/pers melalui media video promo press conference. Karena media yang digunakan pada saat press conference masih menggunakan cara yang manual, maka dari itu dibuatlah media yang dapat memudahkan para wartawan (pers) maupun pihak terkait lainnya dalam menerima informasi yang lebih jelas serta dikemas dengan sebuah tampilan audio visual yang menarik. Kegiatan ini hanya mendatangkan orang-orang terkait saja untuk memberikan informasi yang sesuai, namun PT.Rajawali Citra Televisi Indonesia mengembangkan kegiatan ini menjadikan sebuah media audio visual untuk memberikan informasi promo yang lebih jelas dan akurat. Metoddologi penelitian yang digunakan adalah metode analisa permasalahan, metode pengumpulan data, metode analisa perancangan, serta konsep dasar produksi media. Di dalam konsep dasar produksi media terdapat tahap preproduction, production, dan postproduction. Aplikasi yang digunakan dalam menunjang pembuatan video promo adalah Adobe Premire Pro CS6, Adobe After Effect CS6 dan Adobe Photoshop CS6. Serta dalam penayangan pertama program acara Idola Cilik 5 diharapkan mendapatkan rating diatas yang dipresentasekan serta dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luar.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Masitah, dkk (2014)[40] dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik “Strategi Komunikasi Pemasaran Gajayana Tv Dalam Mendapatkan Pengiklan Komersial” menjelaskan bagaimana strategi yang digunakan dalam mendapatkan pengiklanan komersial atau sponsor program acara pada Gajayana TV . Gajayana TV adalah media penyiaran (pertelevisian) di Malang. Selama tahun 2005-2011, Gajayana TV mengalami stagnansi dalam pengiklan, namun sejak tahun 2012, secara perlahan iklan pada Gajayana TV kembali muncul. Karena saat ini sudah semakin banyak stasiun televisi lokal maupun internasional, maka dalam mendapatkan sponsor harus menggunakan strategi yang tepat. Setiap media berlomba-lomba menarik minat para pemasang iklan, karena iklan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menjaga eksistensi dan juga memperkuat keuntungan perusahaan. Metode yang dilakukan adalah model analisa data interaktif yang dikembangkan oleh John W Creswell (2010) kemudian alat analisis yang digunakan adalah teknik analisa SWOT.

  3. Penelitian yang dilakuakn oleh Palguna, dkk (2016)[41] dalam Jurnal KARMAPATI yang berjudul “Pengembangan Media Promosi Berbasis Aransemen Musik dan Video Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika” menjelaskan bahwa dalam pembuatan video profil jurusan Teknik Informatika menggunakan aransemen musik baru dengan menggunakan model Block Diagram. Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan Aransemen Musik dan Video Profil Pendidikan Teknik Informatika serta mengetahui respon masyarakat terhadap Aransemen Musik dan Video Profil Pendidikan Teknik Informatika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Aransemen Musik dan Video Klip Lagu Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika ini dikembangkan dengan model Block Diagram. Aplikasi ini diimplementasikan menggunakan Presonus Studio One sebagai pembuat aransemen lagu serta Pinnacle Version 14 sebagai pembuat video dengan bantuan Adobe After Effect sebagai penambah efek video. Pemanfaatan aplikasi pembuat musik dan video dari dampak kemajuan teknologi menyebabkan para remaja atau anak muda mampu berkreasi dalam mengaransemen serta mengolah video dengan berbagai efek sesuai kemampuan dan keinginan sehingga musik dan video dapat dijadikan berbagai sarana yang vital dalam berbagai media promosi. Respon pengguna terhadap pengembangan aransemen musik dan video profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dapat dikategorikan sangat positif dengan persentase 89%.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Novantara dan Cecep Juliansyah Abbas (2016)[42] dalam jurnal JEJARING yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Multimedia Interaktif Sebagai Media Promosi Pariwisata Kota Cirebon Menggunakan Adobe Flash” menjelaskan bahwa Kesadaran masyarakat untuk menjaga wisata lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih wisata asing yang lebih menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti wisata lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak wisata lokal sendiri yang mengabaikan wisata kotanya sendiri. Wisata lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meninggalkan ciri khas dari wisata tersebut. Untuk mempromosikan tempat pariwisata yang dapat dengan mudah diterima oleh wisatawan, maka dalam menyampaikan informasi menggunakan media audio visual yang dikemas dengan menarik kedalam bentuk multimedia. Tujuan penelitian ini adalah dengan sebuah alternative media penyampaian ini dapat lebih mudah dipahami oleh para wisatawan. Dalam pembuatan media menggabungkan teks, gambar, foto, audio maupun video dengan kemasan yang interaktif. Perancangan aplikasi multimedia interaktif ini menggunakan Adobe Flash dalam menyampaikan informasi kepada para wisatawan. Serta metode yang digunakan adalah Analisis Kebutuhan Sistem yang di dalamnya terdapat analisis kebutuhan fungsional dan analisis sistem yang diusulkan.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Sarwo Nugroho (2015)[43] dalam Jurnal PIXEL yang berjudul “Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Promosi Perusahaan Pada PT. Propan Raya Icc Semarang” menjelaskan bahwa menyampaikan informasi menggunakan media yang berbasis audio visual dapat lebih efektif dan efisien dalam penyampaian informasinya karena sebelumnya PT. Propan Raya ICC Semarang masih menggunakan media berbasis cetak dalam promosinya. Maka agar terlihat lebih menarik, video profile yang dibuat menggabungkan beberapa item yaitu seperti video, animasi dan suara. Serta dalam pengemasan video profile tersebut menggunakan kepingan DVD sehingga budget yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan media cetak. Video profile ini berisi tentang pemasaran produk PT. Propan Raya ICC Semarang. Tujuan dari peneitian ini adalah dapat membuat Video Company Profile sebagai media pemasaran produk yang efektif dalam mengenalkan profil perusahaan dan dapat membuat Video Company Profile sebagai media promosi perusahaan yang efisien tanpa membutuhkan biaya dan waktu yang cukup besar. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode pengumpulan data, metode pemilihan responden / target audien dan metode pemilihan lokasi. Karena dengan dibuatnya media promosi ini diharapkan dapat membantu pemasaran secara baik dan efektif sesuai sasaran yang hendak dituju.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh O’Mara (2012)[44] dalam Jurnal yang diterbitkan oleh Oxford University yang berjudul “Social Media, Digital Video And Health Promotion In A Culturally And Linguistically Diverse Australia” . Participatory processes are effective for digital video production that promotes health and wellbeing with commu- nities from diverse cultural and linguistic backgrounds, including migrants and refugees. Social media platforms YouTube, Vimeo, Flickr and others demonstrate potential for extending and enhancing this production approach. However, differences within and between communities in terms of their quality of participation online suggest that social media risk becoming exclusive online environments and a barrier to health and wellbeing promotion. This article examines the literature and recent research and practice in Australia to identify opportunities and chal- lenges when using social media with communities from diverse cultural and linguistic backgrounds. It proposes a hybrid approach for digital video production that inte- grates ‘online’ and ‘offline’ participation and engages with the differences between migrants and refugees to support more inclusive health and wellbeing promotion using digital technology.

  7. (Proses partisipasi efektif untuk produksi video digital yang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dengan komunikasi-komunikasi dari budaya dan kebahasaan latar belakang yang berbeda, termasuk migran dan pengungsi. Sosial media platform YouTube, Vimeo, Flickr dan lain-lain menunjukkan potensi untuk memperluas dan meningkatkan pendekatan produksi ini. Namun, perbedaan dalam dan di antara masyarakat dalam hal kualitas partisipasi online menyarankan risiko sosial media menjadi eksklusif online lingkungan dan penghalang untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan. Artikel ini mengkaji sastra dan penelitian terbaru dan praktek di Australia untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan-lenges ketika menggunakan media sosial dengan masyarakat dari latar belakang budaya dan linguistik. Ini mengusulkan pendekatan hibrida untuk produksi video digital yang berintregritas 'online' dan 'offline' partisipasi dan terlibat dengan perbedaan antara migran dan pengungsi untuk mendukung kesehatan lebih inklusif dan promosi kesehatan yang menggunakan teknologi digital.)

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Tuclea and Puiu Nistoreanu (2011)[45] dalam jurnal Cactus Tourism Journal yang berjudul “How Film And Television Programs Can Promote Tourism And Increase The Competitiveness Of Tourist Destination” . This paper outlines the correlation between the power of film (both movies and television series) as a motivational and image making tool and the attractiveness of tourism destinations. In the light of this relationship, our research analyses the phenomenon of film-induced tourism. Even this phenomenon has been recognized and reported, very few comprehensively studies of it have been published. The evidence that has been put forward to date has mostly been anecdotal, pointing towards the capacity of popular films and television series to attract tourists, in the form of enthusiastic fans and interested audience members. Despite the fact that statistics concerning directly the impact that films have had on tourism are limited, there are still some remarkable figures. Countries like UK, Australia, and New Zealand have an increasingly interest in studying and developing the film-induced tourism. Given the existence of this type of tourism and the potentially significant economic value of this strand of tourism to the economy, understanding the drivers of film induced tourism and exploiting its effect are crucial issues to comprehend. This paper evaluates a number of key questions and provides a stronger insight into the nature of productions which can induce tourism and recommends ways in which this relation can be strategically maximized from the economic and cultural point of view. In the current context of decreasing the Romanian tourism and film industry development, approaching together their augmentation can represents a valid solution for both industries.

  9. (Tulisan ini menguraikan korelasi antara kekuatan film (film dan serial televisi) sebagai motivasi dan gambar membuat alat dan daya tarik pariwisata. Dalam hubungan ini, penelitian kami menganalisis fenomena pariwisata diinduksi film. Bahkan fenomena ini telah diakui dan dilaporkan, sangat sedikit komprehensif studi itu telah diterbitkan. Bukti yang telah menempatkan maju untuk tanggal sebagian besar telah anekdot, menunjuk ke arah kapasitas populer film dan serial televisi untuk menarik wisatawan, dalam bentuk penggemar yang sangat antusias dan tertarik penonton. Terlepas dari kenyataan bahwa statistik tentang langsung dampak yang film memiliki pada pariwisata terbatas, masih ada beberapa tokoh yang luar biasa. Negara-negara seperti Inggris, Australia, dan Selandia Baru memiliki semakin berminat untuk belajar dan mengembangkan pariwisata diinduksi film. Mengingat keberadaan jenis wisata dan berpotensi signifikan nilai ekonomi untai ini pariwisata terhadap perekonomian, memahami driver film diinduksi pariwisata dan mengeksploitasi efeknya adalah isu-isu penting untuk memahami. Makalah ini mengevaluasi sejumlah pertanyaan kunci dan memberikan wawasan yang kuat sifat produksi yang dapat menginduksi wisata dan merekomendasikan cara-cara di mana hubungan ini dapat strategis dan dimaksimalkan dari ekonomi dan budaya sudut pandang. Dalam konteks saat ini menurun pengembangan industri pariwisata dan film Rumania, mendekati bersama-sama mereka pembesaran dapat mewakili solusi yang valid untuk kedua industri.)

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Lacalle and Deborah Castro-Mariño (2015)[46] dalam jurnal El profesional de la información yang berjudul “Promotion Of Spanish Scripted Television On The Internet: Analyzing Broadcast-Related Websites’ Content And Social Audience” . This article summarizes an investigation into the strategies employed to promote Spanish scripted television (TV fiction) on the Internet. The role of mediation between television networks and their audiences is studied through the content analysis of 515 broadcast-related web sites and 7,849 comments postedby community managers and internet users with assumed feminine digital identities on official and unofficial sites. The official sites are mainly dedicated toproviding more information about programs, which represents most of the feedback posted on unofficial sites. Despite extensive activity generated by televised fiction, television networks do not fully exploit these transmedia promotional resources.

  11. (Artikel ini meringkas penyelidikan strategi yang digunakan untuk mempromosikan Spanyol scripted televisi (TV fiksi) di Internet. Peran mediasi antara jaringan televisi dan pemirsa mereka dipelajari melalui konten analisis 515 siaran yang berhubungan dengan situs web dan 7,849 komentar postedby manajer komunitas dan pengguna internet dengan diasumsikan feminin digital identitas pada situs resmi dan tidak resmi. Situs resmi yang didedikasikan terutama toproviding informasi lebih lanjut tentang program, yang mewakili sebagian besar umpan balik yang diposting di situs resmi. Meskipun luas aktivitas yang dihasilkan oleh televisi fiksi, jaringan televisi tidak sepenuhnya mengeksploitasi sumber daya promosi ini transmedia.)

  12. Penelitian yang dilakukan oleh Nwosu (2015)[47] dalam jurnal International Journal for Innovation Education and Research yang berjudul “Rescuing The Endangered Habit: The Challenge Of Readership Promotion For The Children’s Library In Nigeria” . Reading has become endangered specie in Nigeria consequent upon the preference for the newer media of communication over the printed book by mostpeople. However, the presence of these newer media does not vitiate the usefulness of the book as a veritable source of education, information and entertainment. Reading must therefore be sustained, but this is a function of a sound reading habit acquired in early life. The children’s library must pursue readership promotion vigorously in order to assist children achieve this desirable reading habit. The activities of the children’s library constitute the traditional means of readership promotion; however, innovative approaches can be explored.

  13. (Membaca telah menjadi langka specie Nigeria yang konsekuen pada preferensi untuk media baru komunikasi selama buku yang dicetak oleh kebanyakan orang. Namun, kehadiran media baru ini tidak memiliki kegunaan buku sebagai sumber benar-benar pendidikan, informasi, dan hiburan. Membaca karena itu harus dipertahankan, tapi ini adalah fungsi dari suara membaca kebiasaan yang diperoleh di awal kehidupan. Perpustakaan anak-anak harus mengejar pembaca promosi dengan penuh semangat untuk membantu anak mencapai kebiasaan membaca diinginkan ini. Kegiatan anak-anak Perpustakaan merupakan cara tradisional pembaca promosi; Namun, pendekatan inovatif dapat dieksplorasi.)

  14. Penelitian yang dilakukan oleh Oh (2014)[48] dalam International Journal of Urban and Regional Research yang berjudul “Korean Television Dramas And The Political Economy Of City Promotion” . This article examines the ways in which urban processes are associated with theproduction of culture. It does so by exploring how Korean cities sponsor drama. Thehistorically conditioned and economically neglected status of regional cities, combinedwith elected local leaders’ desire to promote their own areas, has led to a strategy topublicize them by leveraging the popularity of Korean television dramas in Asia. Two distinct types of drama sponsorship by cities — the construction of outdoor settings fordrama and ‘city placement’ — manifest the interactions between story-making andplace-making. The affective process that blends city sites with the characters, storylinesand emotional flows of TV drama imbues those sites with a dramatic quality thatstimulates the audience’s empathy and persuasively motivates them to actually visit theplaces they have seen televised. Thanks to the broad penetration of television drama,sponsorship by cities has strikingly boosted drama-driven tourism. Nevertheless,reflecting the speculative nature of TV drama, city promotion through this medium hashad limited stability and sustainability. In sum, this article demonstrates that theproduction of Korean television dramas is deeply associated with the material andspatial conditions in Korean cities.

  15. (Artikel ini mengkaji cara-cara di mana proses perkotaan dikaitkan dengan produksi budaya. Ia melakukannya dengan menjelajahi bagaimana Korea kota sponsor drama. Secara histori dan status ekonomi kota-kota regional yang diabaikan, dikombinasikan dan dipilih dengan keinginan para pemimpin lokal untuk mempromosikan daerah mereka sendiri, telah menyebabkan strategi mereka dalam mempublikasikan yaitu dengan memanfaatkan popularitas drama televisi Korea di Asia. Dua jenis sponsor drama oleh kota pembangunan kolam pengaturan untuk drama dan 'kota penempatan' mewujudkan interaksi antara membuat cerita dan membuat temapt. Proses afektif yang memadukan situs kota dengan karakter, alur cerita dan emosional arus TV drama memberikan situs-situs tersebut dengan kualitas simulasi dramatis penonton empati dan persuasif memotivasi mereka untuk benar-benar mengunjungi tempat itu setelah mereka melihat televisi. Berkat penetrasi luas drama televisi, sponsor kota telah mendorong pariwisata yang berbasis drama. Namun demikian, mencerminkan sifat spekulatif TV drama, promosi kota memiliki keterbatasan stabilitas dan keberlanjutan. Singkatnya, artikel ini menunjukkan bahwa produksi drama televisi Korea sangat berhubungan dengan kondisi bahan and tata ruang di Korea.)

  16. Penelitian yang dilakukan oleh Sinclair, et al (2015)[49] dalam jurnal International Journal of Critical Indigenous Studies yang berjudul “Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications” . The study explains that making a video pertisipatif as supporting health promotion to improve health in aboriginal tribes that reside in Australia. The study also describes a method of participatory video (PV) as a means to attract children in remote Aboriginal communities as participants in health research. Method of PV piloted at two remote communities in Western Australia Goldfields region. There is wide public acceptance of this approach and the initial findings are discussed with reference to the key themes of perspectives on health, the benefits to participants and the benefits for the community. PV method has a number of advantages, including flexibility to respond to community priorities, the lack of dependence on oral or written data collection, and the ability to generate direct benefits for participants. While methodological problems, without pilot projects shows that the method of PV is suitable for remote Aboriginal communities that participated.

  17. (Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pembuatan video pertisipatif sebagai penunjang promosi kesehatan untuk meningkatkan kesehatan pada suku Aborigin yang berada di Australia. Penelitian ini juga menjelaskan metode (PV) video partisipatif sebagai sarana untuk menarik anak-anak di masyarakat Aborigin terpencil sebagai peserta dalam penelitian kesehatan. Metode PV mengujicobakan di dua masyarakat terpencil di wilayah Goldfields Australia Barat. Ada penerimaan masyarakat luas pendekatan ini dan temuan awal dibahas dengan mengacu pada tema-tema perspektif pada kesehatan, manfaat kepada peserta dan manfaat bagi masyarakat. Metode PV memiliki sejumlah kelebihan, termasuk fleksibilitas untuk menanggapi prioritas masyarakat, kurangnya ketergantungan pada pengumpulan data lisan atau tertulis, dan kemampuan untuk menghasilkan manfaat langsung bagi peserta. Sementara tanpa masalah metodologis, proyek-proyek percontohan ini menunjukkan bahwa metode PV cocok untuk masyarakat Aborigin terpencil yang berpartisipasi.)

Tabel 2.3. Literature Review

No. Penulis, Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian
1 Salim (2015)[50] “Perancangan Media Video Promo Press Conference Pada Program Acara Idola Cilik 5 Di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia” Penelitian ini bertujuan dengan dibuatnya media video promo yang kreatif dan menarik, dalam tampilan audio visual dan penyampaian pesan yang akan di informasikan diharapkan dengan adanya video promo tersebut dapat membuka peluang besar untuk menemukan idola baru serta dapat menjadi tontonan ringan bagi keluarga. Dalam perancangan video promo ini menggunakan metode analisa permasalahan, metode pengumpulan data, metode analisa perancangan dan metode konsep produksi media.
2 Masitah (2014)[40] “Strategi Komunikasi Pemasaran Gajayana Tv Dalam Mendapatkan Pengiklan Komersial” Penelitian ini bertujuan untuk menarik minat sponsor untuk bekerjasama dengan Gajayana TV melalu strategi-strategi yang sudah dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan model analisa data interaktif yang dikembangkan oleh John W Creswell (2010). Alat analisis menggunakan teknik analisa SWOT.
3 Palguna, dkk (2016)[41] “Pengembangan Media Promosi Berbasis Aransemen Musik dan Video Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pengguna terhadap Aransemen Musik dan Video Profil Pendidikan Teknik Informatika. Serta dengan dibuatnya video profile ini masyarakat luas dapat lebih mengenal jurusan Teknik Informatika serta dapat dijadikan sebuah media pembelajaran tentang pembuatan aransemen dan video. Rancangan Aransemen Musik dan Video Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika menggunakan metode Block Diagram dengan melaksanakan pra produksi, proses produksi, pasca produksi dan pengujian pada tahapannya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan melalui analisa masalah dan usulan solusi, analisis pengaransemenan musik dan analisa perancangan video.
4 Novantara dan Cecep Juliansyah Abbas (2016)[42] “Rancang Bangun Aplikasi Multimedia Interaktif Sebagai Media Promosi Pariwisata Kota Cirebon Menggunakan Adobe Flash” Tujuan penelitian ini adalah dengan aplikasi multimedia interaktif dalam menyampaikan informasi dapat lebih mudah dipahami oleh para wisatawan dengan konsep entertainment. Dipilihnya media CD Interaktif ini, menjawab semua kesulitan dalam penyampaian informasi. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan sistem yang terbagi menjadi dua yaitu analisis kebutuhan fungsional analisis sistem yang di usulkan.
5 Haryanto dan Sarwo Nugroho (2015)[43] “Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Promosi Perusahaan Pada PT. Propan Raya Icc Semarang” Tujuan utama dalam membuat Company Profile yang baik adalah untuk mendekati pelanggan potensial dengan memasukan kelebihan perusahaan meliputi kapasitas, kualitas, kebutuhan financial, pengalaman dan untuk memperlihatkan kemampuan untuk memulai dan mengembangkan bisnis usaha dalam kepercayaan. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode pengumpulan data, pemilihan responden / target audien, dan pemilihan lokasi.
6 O’Mara (2012)[44] “Social Media, Digital Video And Health Promotion In A Culturally And Linguistically Diverse Australia” Tujuan penelitian ini adalah untuk mempromosikan tentang kesehatan dengan mempertimbangkan budaya dan bahasa yang dimiliki oleh para pendatang atau imigran dan pengungsi yang berada di Australia. Metode yang digunakan untuk mempromosikan video digital mengenai kesehatan bagi masyarakat Australi yaitu melalui Media sosial dalam bentuk Youtube, Video, Flickr dan lain-lain yang menunjukkan potensi untuk memperluas dan meningkatkan pendekatan produksi ini.
7 Tuclea and Puiu Nistoreanu (2011)[45] “How Film And Television Programs Can Promote Tourism And Increase The Competitiveness Of Tourist Destination” Penelitian ini bertujuan untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang jarang sekali di jamah oleh para wisatawan dengan cara mempromosikan tempat wisata melalui sebuah film dan program televisi. Metode yang digunakan dalam yaitu melalui film dan program televisi yang dibuat untuk berbagai keperluan promosi yang jarang menarik wisatawan untuk area tertentu.
8 Lacalle and Deborah Castro-Mariño (2015)[46] “Promotion Of Spanish Scripted Television On The Internet: Analyzing Broadcast-Related Websites’ Content And Social Audience” Promosi situs web ini bertujuan untuk menyediakan dan memberikan lebih banyak informasi tentang program-program acara yang televisi kepada masyarakat. Terutama dalam situs resmi didedikasikan untuk menyediakan lebih banyak informasi tentang program. Meskipun luas, aktivitas yang dihasilkan oleh televisi fiksi, jaringan televisi tidak sepenuhnya mengeksploitasi sumber daya promosi ini transmedia. Metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut yaitu melaksanakan format dan analisis isi dari peta situs terkait siaran dan, menjelaskan pengguna internet tanggapan terhadap program TV, memberikan perhatian khusus promosi strategis.
9 Nwosu (2015)[47] dalam “Rescuing The Endangered Habit: The Challenge Of Readership Promotion For The Children’s Library In Nigeria” Tujuan dari para pembaca aktif mempromosikan membaca buku kepada anak-anak, karena anak anak di Nigeria kurang berminat dalam hal membaca buku. Kemudian perpustakaan dapat digunakan sebagai cara tradisional untuk meningkatkan minat membaca pada anak-anak. Metode yang dilakukan adalah dengan membuat perpustakaan anak dan mempromosikan perpustakaan tersebut agar anak-anak lebih berminat dalam membaca buku.
10 Oh (2014)[48] “Korean Television Dramas And The Political Economy Of City Promotion” Dengan menjelajahi bagaimana kota korea menjadi sponsor drama. Secara histori dan status ekonomi kota-kota regional yang diabaikan, dikombinasikan dan dipilih dengan keinginan para pemimpin lokal untuk mempromosikan daerah mereka sendiri, yang telah menyebabkan strategi mereka dalam mempublikasikan yaitu dengan memanfaatkan popularitas drama televisi Korea di Asia. Metode yang digunakan untuk mempromosikan kota-kota terpencil dan tidak terjamah oleh masyarakat yaitu dengan menggunakan tempat/kota tersebut untuk menjadi tempat atau latar dalam cerita drama tersebut.
11 Sinclair, et al (2015)[49] “Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications” Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pembuatan video pertisipatif sebagai penunjang promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suku Aborigin yang berada di Australia. Metode (PV) video partisipatif sebagai sarana untuk menarik anak-anak di masyarakat Aborigin terpencil sebagai peserta dalam penelitian kesehatan.
Metode PV mengujicobakan di dua masyarakat terpencil di wilayah Goldfields Australia Barat.
Metode yang dilakukan yaitu studi pengaturan yang merupakan bagian dari sebuah proyek yang lebih luas untuk mengevaluasi dampak dari Western Desert proyek kesehatan ginjal dan prosedur melalui kompakan komunitas seniman disediakan, GoPro sebuah kamera digital yang mudah dioperasikan dan peralatan mengedit video untuk digunakan masyarakat.

Keunggulan Project Peneliti dan Referensi Literature Review Yang Digunakan :

Penelitian yang dilakukan ini mengambil judul “Pengembangan Video Promo Program Acara Jawapostv Pada PT. Jawapos Multimedia Jakarta Selatan” memiliki tampilan yang lebih menarik dalam menyampaikan informasi dan mempromosikan program acara yang ada pada Jawapostv. Dalam pengembangan ini membuat video promo beberapa program acara menjadi satu durasi yang mempermudah audience dalam mengetahui program acara Jawapostv. Kemudian dalam penyajiannya pun lebih singkat, padat, dan jelas dalam memberikan informasi program acara tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk menarik minat penonton/audience untuk menyaksikan program-program acara yang disajikan oleh Jawapostv.

Kelebihan dari project yang dibuat oleh peneliti adalah menyajikan video promo program acara beberapa program yang dijadikan dalam satu durasi, menampilkan cuplikan konten-konten berita terbaru dan terhangat serta backsound yang sesuai dengan konsep video yang dibuat, pada setiap program acara menggunakan backsound yang berbeda-beda serta adanya transisi disetiap perpindahan program acara.

Perbedaan project yang dibuat dengan project yang diacu dalam literature review diatas adalah pada konsep pembuatan video. Pada project yang dibuat oleh peneliti menggunakan konsep yang menggabungkan beberapa program acara dalam satu durasi. Sedangkan project yang diacu dalam literature review menyajikan video promo yang hanya membahas tentang program acara Idola Cilik 5 saja, karena pada dasarnya dalam project pembuatan video promo Idola Cilik 5 hanya fokus pada satu program acara saja. Berbeda dengan project yang dibuat oleh peneliti, dalam pembuatan project-nya pun harus memiliki konsep yang berbeda dari video promo yang sebelumnya.

Berdasarkan beberapa literature review diatas maka penelitian ini mengacu kepada literature review nomor 1 yang menggunakan metode penelitian kualitatif yang ditulis oleh Salim (2015)[39] dengan judul “Perancangan Media Video Promo Press Conference Pada Program Acara Idola Cilik 5 Di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia”. Karena metodologi penelitian yang digunakan sama, diantaranya yaitu metode analisa permasalahan, pengumpulan data, analisa perancangan dan Konsep Produksi Media (KPM). Konsep Produksi Media terdiri dari, Pre Production, Production dan Post Production.


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Perguruan Tinggi Raharja bermula dari sebuah lembaga kursus komputer yang bernama LPPK (Lembaga Pendidikan dan Penelitian Komputer) Raharja yang terletak di Jl. Gatot Subroto km.2 Harmoni Mas Cimone Tangerang.LPPK Raharja diresmikan pada tanggal 3 Januari 1994 oleh bapak walikota Tangerang Drs. H. Zakaria Mahmud, Raharja telah terdaftar pada Depdiknas Kotamadya Tangerang dengan nomor 201/PLSM/02.4/L.93. Lembaga inilah yang mempelopori penggunaan operating system windows dan aplikasinya diwilayah Tangerang dan sekitarnya, hal tersebut mendapat respon positif dan jumlah peminatnya pun meningkat pesat seiring dengan kerjasama yang di lakukan oleh lembaga ini dengan sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Tangerang.

Karena semakin pesatnya perkembangan dan pertumbuhan akan komputerisasi dan meningkatnya peminat masyarakat Tangerang maka pada tanggal 24 Maret 1999 LPPK Raharja berkembang menjadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Raharja Informatika yang diresmikan melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 56/D/O/1999 yang diserahkan langsung dari Bapak Prof. Dr. Udju D. Rusdi selaku Koordinator KOPERTIS wilayah IV Jawa Barat kepada ketua yayasan Nirwana Nusantara Ibu Kasarina Sudjono. Pada tanggal 2 Februari 2000 dengan menyelenggarakan jurusan Manajemen Informatika.

Pada tanggal 2 Februari 2000 AMIK Raharja Informatika menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menjalankan studi formal untuk program Diploma I (DI) dengan memberikan gelar Ahli Pratama dan Program Diploma II (DII) dengan memberikan gelar Ahli Muda dan Diploma III (DIII) dengan memberikan gelar Ahli Madya kepada lulusannya, sesuai dengan surat keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta wilayah IV Jawa Barat dengan Nomor 3024/004/KL/1999.

Kemudian pada tanggal 7 September 2000 sesuai dengan surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 354/Dikti/Kep/2000 menambah 2 program yakni D3 Teknik Informatika dan D3 Komputer Akuntasi.

Kini AMIK Raharja Informatika mempunyai 3 (tiga) program studi Diploma III dengan jurusan Manajemen Informatika (MI), Teknik Informatika (TI), dan Komputer Akuntansi (KA) yang masing-masing jurusan memberikan gelar Ahli Madya (A.md), Ahli Muda (AM), Ahli Pratama (AP) kepada lulusannya.

Pada tanggal 20 Oktober 2000 dalam usahanya untuk meningkatkan mutu dan kualitas dari pada lulusan AMIK RAHARJA INFORMATIKA meningkatkan statusnya dengan membuka Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) RAHARJA. Dengan surat keputusan Nomor 42/01/YNN/PR/II/200. ketua Yayasan Nirwana Nusantara mengajukan permohonan pendirian STMIK RAHARJA kepada Mendiknas KOPERTIS Wilayah IV jawa barat dengan 3 (tiga) program studi SI Jurusan Sistem Informasi (SI), Teknik Informatika(TI), dan Sistem Komputer (SK), hal tersebut telah mendapat tanggapan dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi dengan surat keputusan Nomor 5706/D/T/2000. Tidak hanya sampai disini, dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas lulusan RAHARJA sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Raharja, bahwa dalam kurun waktu tidak lebih dari 5 tahun sudah berdiri Universitas RAHARJA.

Pada saat ini, Perguruan Tinggi Raharja pun telah meningkatkan mutu dan kualitasnya melalui sertifikat Akreditasi, diantaranya yaitu sebagai berikut:

  1. Pada tanggal 5 April 2006 dengan sertifikat Akreditasi Nomor 00117/Ak-1-DIII-03/DFXMEI/IV/2002 yang berisi Badan Akreditasi nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Manajemen Informatika di AMIK Raharja Informatika Terakreditasi A.
  2. Pada tanggal 4 Mei 2006 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 08479/Ak-X-SI-001/CAGTLF/V/2006 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa studi Strata 1 Teknik Informatika di STMIK Raharja terakreditasi B.
  3. Pada tanggal 11 Mei 2006 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 08523/Ak-X-S1-002/CAGSIM/V/2006 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Strata 1 Sistem Informasi di STMIK Raharja terakreditasi B.
  4. Pada tanggal 3 Agustus 2007 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 006/BAN-PT/AK-VIII/DPI-III/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Manajemen Informatika di AMIK Raharja Informatika terakreditasi B.
  5. Pada tanggal 25 Agustus 2007 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 019/BAN-PT/AK-X/SI/VIII/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program Strata 1 Sistem Komputer di STMIK Raharja terakreditasi B.
  6. Pada tanggal 29 Desember 2007 sesuai surat keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 017/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/XII/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Teknik Informatika di AMIK Raharja Informatika dengan terakreditasi B.
  7. Pada tanggal 18 Januari 2008 sesuai surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 019/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/I/2008 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma Tiga Komputerisasi Akuntansi di AMIK Raharja Informatika terakreditasi A.
  8. Pada tanggal 08 Juli 2011 sesuai surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 010/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VII/2011, menyatakan bahwa Program Studi Sarjana Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Raharja, Tangerang terakreditasi B.
  9. Pada tanggal 23 September 2011 sesuai surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 025/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011, menyatakan bahwa Program Studi Sarjana Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Raharja, Tangerang terakreditasi B.

Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Presiden Direktur

Wewenang :

  1. Menyelenggarakan program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan pendirian Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan pendidikan, penelitian serta pengabdian pada masyarakat.
  3. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan administrasi.
  4. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terwujudnya Tri Darma Perguruan Tinggi.

Tanggung Jawab :

  1. Pemimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga edukatif, mahasiswa, tenaga administrasi dan terhadap lingkungan.

2. Direktur

Wewenang:

  1. Merupakan wakil presiden direktur.
  2. membantu presiden direktur dalam berbagai kegiatan.

3.Pembantu (Bidang Akademik)

Wewenang :

  1. Menjalankan program kebijaksanaan akademik.
  2. Mengawasi dan membina serta mengembangkan program studi sesuai kebijaksanaan yang telah digariskan.
  3. Membina dan mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
  4. Mengadakan afiliasi.
  5. Membina dan mengembangkan kelembagaan.

Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

4.Pembantu Direktur II (Administrasi)

Wewenang :

  1. Melaksanakan dan mengelola seluruh kegiatan administrasi dan keuangan.
  2. Membina dan mengembangkan kepegawaian.
  3. Mengadakan sarana dan prasarana kepegawaian.

Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang keuangan dan administrasi.

5. Pembantu Direktur III (Bidang Kemahasiswaan)

Wewenang :

  1. Membina kegiatan kemahasiswaan.
  2. Membina kehidupan mahasiswa dalam kampus sehingga dapat mengembangkan penalaran.
  3. Membina dan mengawasi kegiatan lembaga mahasiswa serta unit kegiatan khusus akademik.

Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang kemahasiswaan serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.

6.Asisten Direktur Akademik

Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar.
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  4. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya.
  5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.
  6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.
  7. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian dosen.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan JRS yang efektif dan efisien, pengimplementasian pelaksanaan proses belajar mengajar, kemajuan kualitas pelayanan akademik yang berkesinambungan, dan kelancaran proses belajar mengajar.

7. Kepala Jurusan

Wewenang:

  1. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang perubahan mata kuliah dan materi kuliah yang dianggap telah kadaluarsa bahkan perubahan kurikulum jurusan.
  2. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang kenaikan honor dosen binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang pengadaan seminar, pelatihan, penambahan kelas perkuliahan pengangkatan dosen baru dan pemberhentian dosen.
  4. Memberikan kebijakan administratif Akademik seperti cuti kuliah, perpindahan jurusan, ujian susulan, dan pembukaan semester pendek.
  5. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang pembukaan peminatan/konsentrasi baru dalam jurusannya.
  6. Memberikan sanksi Akademik kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib Perguruan Tinggi Raharja.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan pengimplementasian kurikulum, SAP dan bahan ajar, monitoring kehadiran dosen dalam perkuliahan, jam konsultasi dan tugas-tugas yang disampaikan ke dosen, terlaksananya penelitian, seminar, pembinaan prestasi akademik mahasiswa dan peningkatan jumlah mahasiswa dalam jurusannya.

8. Asisten Direktur Finansial

Wewenang:

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pembuatan budget pada setiap bagian dan pelaksanaan pemakaian dana.
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor, pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  3. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya dan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan budgeting pada setiap bagian, dan tersedianya dana atas budget yang telah disetujui.
  2. Bertanggung jawab atas kemajuan kualitas pendanaan aktifitas yang berkesinambungan.
  3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

9. Layanan Keuangan Mahasiswa(LKM)

Wewenang:

  1. Mengusulkan prosedur layanan keuangan kepada Asisten Direktur Finansial
  2. Mengusulkan tentang unit baru yang dibutuhkan kepada Asisiten Direktur Finansial.

Tanggung Jawab:

  1. Bertanggung jawab atas kelancaran proses penerimaan keuangan mahasiswa
  2. Bertanggung jawab atas penagihan tunggakan mahasiswa.

10. Asisten Direktur Operasional(ADO)

Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  4. Memberikan kebijaksanaan pelaksanaan layanan pada bidangnya.
  5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.
  6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan kalender akademik tahunan.
  2. Bertanggung jawab atas pengimplementasian pelaksanaan dan kualitas pelayanan yang berkesinambungan pada bidangnya.
  3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

11. Registrasi Perkuliahan dan Ujian(RPU)

Bagian registrasi perkuliahan dan ujian terdiri dari dua bagian antara lain:

A. Layanan Registrasi Mahasiswa (LRM)

Wewenang :

  1. Berwenang memberikan kebijakan yang berhubungan dengan proses registrasi mahasiswa.
  2. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya
  3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan
  4. Mengusulkan kepada ADO untuk pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

Tanggung Jawab:

  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi POM mulai dari persiapan hingga pada penutupan setiap semesternya.
  2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi batal tambah dan jumlah mahasiswa yang melakukan POM.
  3. Bertanggung jawab atas seluruh informasi mengenai registrasi mahasiswa.

B. Perkuliahan dan Ujian (PU)

Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada ADO atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar serta kebijakan yang diambil.
  2. Mengusulkan kepada ADO tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang dianggap telah melanggar tata tertib karyawan.
  4. Mengusulkan kepada kepala jurusan untuk kelas perkuliahan yang dapat dibuka.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pendokumentasian perkuliahan dan ujian.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa Sistem

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

Konfigurasi Sistem Berjalan

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Activity Diagram Yang Diusulkan

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Normalisasi

Spesifikasi Basis Data

Flowchart System yang diusulkan

Rancangan Program

Rancangan Prototipe

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Aplikasi Yang Digunakan

Hak Akses

Testing

Evaluasi

Implementasi

Schedule

Penerapan

Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Ini isi dari kesimpulan terhadap rumusan masalah

Ini isi dari kesimpulan terhadap rumusan masalah

Ini isi dari kesimpulan terhadap rumusan masalah

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

Ini isi dari kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian

Ini isi dari kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian

Ini isi dari kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian

Kesimpulan terhadap metode penelitian

Ini isi dari kesimpulan terhadap metode penelitian

Ini isi dari kesimpulan terhadap metode penelitian

Ini isi dari kesimpulan terhadap metode penelitian

Saran

Ini berisi saran anda

Kesan

DAFTAR PUSTAKA

  1. Peet, Richard and Elain Hartwick. 2015. Theoris Of Development : Contentions, Arguments, Alternatives. New York : Guilford Pess.
  2. Kusumaningjati, Sinta dan Juhadi. 2015. Pengembangan Buku Teks IPS Smp Kelas VII Semester II Berbasik Kurikulum 2013. Jurnal Edu Geography Vol. 3 N0. 6. Semarang : Universitas Semarang.
  3. 3,0 3,1 Maimunah. Lusyani Sunarya dan Nina Larasati. 2012. Media Company Profile sebagai Sarana Promosi dan Informasi. Journal CCIT Vol.5 No.3. Tangerang  : PerguruanTinggi Raharja.
  4. 4,0 4,1 Desrianti, Dewi Immaniar. Untung Rahardja dan Reni Mulyani. 2012. “Audio Visual As One Of He Teaching Resources On Ilearning”. Journal CCIT No. 5 Vol. 2. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  5. Putra, Arpiansah. Agus Dwi Andi Hermansah dan Agus Purwanto. 2013. Perancangan Iklan Motion Grapich Jasa Percetakan Alief Production Untuk Meningkatkan Penjualan. Jurnal Ilmiah Dasi Vol. 14 No. 3. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) AMIKOM.
  6. Garnasih, Tuti. Topik Hidayat dan Adi Rahmat. 2016. Menurunkan Beban Kognitif Intrinsik Siswa MA dalam Pembelajaran Klasifikasi Spermatophyta Menggunakan Tayangan Video Keanekaragaman Tumbuhan. Journal Prosiding Seminar Biologi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
  7. 7,0 7,1 Nugroho, Sarwo. 2014. Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta : Andi Offset.
  8. 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 8,6 8,7 8,8 Latief, Rusman dan Yusiatie Utud. 2015. Siaran Televisi Non Drama. Jakarta : Prenamedia Group.
  9. Immaniar, Dewi. Sudaryono dan Dwi Ayu Ningrum. 2014. Enriching Media Merchandise Sarana Penunjang Promosi Studi Kasus Pada Book- Store. Journal CCIT Vol. 2 No. 3. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  10. 10,0 10,1 10,2 UU RI No 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
  11. 11,0 11,1 11,2 11,3 Morissan. 2013. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Prenadamedia Group.
  12. 12,0 12,1 Jaiz, Muhammad. 2014. Dasar-dasar Periklanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  13. 13,0 13,1 13,2 Suhudi dan Anggit Dwi Hartanto. 2014. Perancangan Sistem Informasi Perkemi Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis Web. Jurnal Ilmiah DASI Vol. 15 No. Yogyakarta : STMIK AMIKOM Yogyakarta.
  14. 14,0 14,1 14,2 14,3 Hutahaen, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  15. Arriesanti, Hani Dewi. Muhamad Yusup dan Celia Marcelina. 2014. Penerapan Multimedia Audio Galery Ilearning Community And Service (MAGIC) Sebagai Media Penyimpanan Dokumentasi Pada Perguruan Tinggi Raharja. Journal CCIT Vol. 7 No. 2. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja
  16. 16,0 16,1 Putra, Fajar Solihin dan Mira Ziveria. 2013. Implementasi Sistem Informasi Pariwisata Mobile Untuk Provinsi Sumatera Barat Berbasis Multimedia. Journal SESINDO 2013. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
  17. Maryati, Sri dan Bambang Eka Purnama. 2013. Pembuatan Video Profil Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Dengan Menggunakan Komputer Multimedia. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Indonesia Journal On Networking And Security Vol. 5 No. 1. Indonesia : Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia (APMI).
  18. 18,0 18,1 Agustini, Putu Putri. M.G Rini Kristiantari dan DB. Kt. Ngr. Semara Putra. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Tema Sejarah Peradaban Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 8 Sumerta. e-Journal PGSD Vol. 4 No. 1. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.
  19. Pierson, jo and Joke Bauwens. 2015. Digital Broadcasting : An Introduction To New Media. New York : Bloomsbury.
  20. 20,0 20,1 20,2 Hendratman, Hendi. 2015. Computer Graphic Design. Bandung : Informatika Bandung.
  21. Awalli, Muhammad Ryza dan Sulartopo. 2015. Media Pembelajaran Desain Grafis Di SMA 1 Kudus Berbasis Multimedia Interaktif. Journal PIXEL Vol. 8 No. 1. Semarang : Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer.
  22. 22,0 22,1 22,2 22,3 Anggraini S, Lia dan Kirana Nathalia. 2016. Desain Komunikasi Visual : Dasar-dasar Panduan Untuk Pemula. Bandung : Nuansa Cendekia.
  23. Tinarbuko, Sumbo. 2015. DEKAVE (Penanda Zaman Masyarakat Global). Yogyakarta : CAPS.
  24. 24,0 24,1 Saputro, Alfredo Slamet, Kadarisman Hidayat dan Edy Yulianto. 2016. Perencanaan Strategi Pemasaran Paket Data Kampus Dalam Persaingan Di Bidang Paket Data Internet (Studi Kasus Pada PT. Telkomsel Cabang Malang). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 36 No. 1. Malang : Universitas Brawijaya.
  25. 25,0 25,1 25,2 25,3 25,4 25,5 25,6 25,7 Loekito, Michael. Christianto Irawan. Agustinus Nugroho dan Endo Wijaya Kartika. 2014. Analisa Pengaruh Marketing Mix (7p) Terhadap Keputusan Pembelian Di Folks! Coffee Shop And Tea House Surabaya. Surabaya : Universitas Kristen Petra.
  26. Agustina, Dewi. 2016. Pengaruh Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan Anak Dalam Membagi Waktu Belajar Di Min 2 Model Samarinda. e-Journal Ilmu Komunikasi Vol. 4 No. 2. Samarinda : Universitas Mulawarman.
  27. 27,0 27,1 Fachruddin, Andi. 2015. Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi. Yogyakarta : Andi Offset
  28. Maulani, Giandari. Noviar Jalu Sasongko dan Ardi Mulyana. 2016. Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk Video Digital Pada Dinas Porparekraf. Journal ICIT Vol. 2 No. 2. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  29. Edi, Ikhsan Sarwo dan Bambang Sudaryatno. 2014, “Sistem Informasi Penilaian Siswa Pada SDN 2 Biting Purwantoro Wonogiri”. Journal Ilmiah DASI Vol. 15 No. 02. Yogyakarta : STMIK AMIKOM.
  30. 30,0 30,1 Setiawan, Budi. Alfitransyah dan Iis Pradesan. 2014. Rancang Bangun Pembuatan Animasi Iklan Layanan Masyarakat “Masa Depan Tanpa Narkoba. Palembang : STMIK GI MDP.
  31. Purwanto, Agus dan Shofwan Hanief. 2016. Multimedia Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Berbasis Animasi. Open Journal System “ SEMNASTEKNOMEDIA Online” Vol. 4 No. 1. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) AMIKOM.
  32. Prasetya, Aditya Eko. Ramadhian Agus T dan Arfian Hendro P. 2015. Produksi Video Clip Group Band Hellbegin Dengan Judul Lagu Hutang Bayar Nyawa. Journal Epub Multimedia Vol. 1 No. 1. Surakarta : Universitas Surakarta.
  33. 33,0 33,1 33,2 Brenneis, Lisa. 2013. Adobe Premiere Pro CS6 : Classroom In a Book. United States of America : Adobe Systems Incorporated.
  34. Smith, Jerron and AGI Creative Team. 2012. Adobe After Effect CS6 Digital Clasroom. Canada : John Wiley & Sons.
  35. Saputra, Alhadi. 2012. “Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan Lapan Bandung”. Berita Dirgantara Vol. 13 No. 8. Jakarta : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
  36. Fink, Arlene. 2014. Conducting Research Literature Reviews : From The Internet To Paper. United States of America : Sage.
  37. Machi, Lawrence. A and Brenda T. Mcevoy. 2012. The Literature Review : Six Steps To Success. United States of America : Corwin
  38. Hamdi, Asep Saepul dan E. Bahruddin. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish.
  39. 39,0 39,1 Salim, Lenny Januati. 2016. Perancangan Media Video Promo Press Conference Pada Program Acara Idola Cilik 5 Di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  40. 40,0 40,1 Masitah. Dinar Primasti dan Carmia Diahloka. 2014. Strategi Komunikasi Pemasaran Gajayana Tv Dalam Mendapatkan Pengiklan Komersia. Jurnal Ilmu social dan Politik Vol 3. No. 2. Malang : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi.
  41. 41,0 41,1 Palguna, Kadek Dwi Yoga Adi. I Made Gede Sunarya dan I Made Putrama. 2016. Pengembangan Media Promosi Berbasis Aransemen Musik dan Video Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Jurnal KARMAPATI Vol. 5 No. 1. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha.
  42. 42,0 42,1 Novantara, Panji dan Cecep Juliansyah Abbas. 2016. Rancang Bangun Aplikasi Multimedia Interaktif Sebagai Media Promosi Pariwisata Kota Cirebon Menggunakan Adobe Flash. Journal Jejaring Vol. 1 No. 1. Kuningan : Universitas Kuningan
  43. 43,0 43,1 Haryanto, Tri dan Sarwo Nugroho. 2015. Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Promosi Perusahaan Pada PT. Propan Raya Icc Semarang. Journal PIXEL Vol. 8 No. 1. Semarang : Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer
  44. 44,0 44,1 O’mara, Ben. 2012. Social Media, Digital Video And Health Promotion In A Culturally And Linguistically Diverse Australia. Journal Oxford University Press Vol. No. 23. Indonesia : Oxford University Press.
  45. 45,0 45,1 Ţuclea, Claudia-Elena and Puiu Nistoreanu. 2011. How Film And Television Programs Can Promote Tourism And Increase The Competitiveness Of Tourist Destination. Cactus Tourism Journal Vol. 2. No. 2. Romania : The Bucharest University of Economic Studies.
  46. 47,0 47,1 Nwosu, Dr. Chidi C. 2013. Rescuing The Endangered Habit: The Challenge Of Readership Promotion For The Children’s Library In Nigeria. International Journal for Innovation Education and Research V0l. 3. No. 1. Nigeria : Imo State University
  47. 48,0 48,1 Oh, Youjeong. 2014. Korean Television Dramas A The Political Economi Of City Promotion. International Journal Of Urban And Regional Research Vol. 38 No. 6. New York : John Wiley & Sons.
  48. 49,0 49,1 Sinclair, Craig. Peter Keelan. Samuel Stokes. Annette Stokes and Christine Jeffries-Stokes. 2015. “Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications”. International Journal of Critical Indigenous Studies Vol. 8 No.1. Australia : The University Of Notre Dame.
  49. Salim, Lenny Januati. 2016. Perancangan Media Video Promo Press Conference Pada Program Acara Idola Cilik 5 Di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.

DAFTAR LAMPIRAN