SI1321474547

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1321474547
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN

Disusun Oleh :

NIM
: 1321474547
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual And Broadcasting

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN

Dibuat Oleh :

NIM
: 1321474547
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual And Broadcasting

Tahun Akademik 2016 / 2017

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Lusyani Sunarya, S.Sn, M.Si.)
   
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd.)
NID : 06124
   
NID : 10001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN

Dibuat Oleh :

NIM
: 1321474547
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual And Broadcasting

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM

ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS

MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN

Disusun Oleh :

NIM
: 1321474547
Nama
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Multimedia Audio Visual And Broadcasting

 

 

Menyatakan bahwa Laporan Skripsi ini dari awal sampai akhir merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikasi dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk memenuhi persyaratan mengambil Skripsi guna mendapatkan gelar Sarjana Komputer di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1321474547

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Semakin maju teknologi penyiaran semakin bertambah juga stasiun televisi di Indonesia, baik stasiun televisi Nasional maupun Daerah, masing-masing stasiun televisi berlomba-lomba dalam mempromosikan program acara yang ada untuk mendapatkan rating yang tinggi dibandingkan dengan program acara lainnya. Salah satu cara mempromosikan program acara yaitu membuat sebuah video promo program acara yang menyajikan informasi mengenai program acara tersebut. Saat ini Jawapostv memerlukan pengembangan dari video promo program acaranya karena permasalahan yang ada pada Jawapostv yaitu masih kurang tahunya masyarakat tentang program-program acara yang ada pada Jawapostv, karena Jawapostv bukan stasiun televisi nasional melainkan stasiun televisi daerah berjaringan. Maka dari itu dalam pengembangan video promo program acara ini menggabungkan beberapa program acara yang ada pada Jawapostv menjadi satu durasi. Tujuan penelitian ini adalah menarik minat audience pada program acara Jawapostv dan untuk meningkatkan rating penonton pada setiap program acara Jawapostv. Adapun metodologi penelitian yang dilakukan selama penelitian ini berlangsung yaitu metode analisa permasalahan, metode pengumpulan data, metode analisa perancangan dan metode konsep produksi media yang didalamnya terdapat pre production, production dan post production. Setelah menganalisa permasalahan diatas maka peneliti melakukan pengembangan video promo program acara pada Jawapostv yang digunakan untuk mempromosikan program-program acara pada Jawapostv. Dari pengembangan video promo ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengetahui program-program acara Jawapostv dan juga dapat meningkatkan rating penonton Jawapostv.


Kata Kunci: Video, Promosi, Program Acara

ABSTRACT

The more advanced the technology of broadcasting television station also grew in Indonesia, both national and regional television stations, each television station compete in promoting the programed of events is there to get a high rating compared to program other events. One way of promoting a program that is making a promotion video television program which presents information concerning the program of the event. Jawapostv currently requires the development of a video promo of the show program because of the existing problems in the Jawapostv that is still less him community about programs events on Jawapostv, because Jawapostv is not a national television station but rather a regional television station network. In the development of video promo program combines several programs on the Jawapostv into an one duration. The purpose of the research is attracting audience on the program of the event Jawapostv and to increase the audience rating on every television program Jawapostv. As for the methodology of the research conducted for this study took place, namely the method of analysis of the problems, data collection methods, methods of analysis and design methods of production concepts there in contained pre media production, production and post-production. After analyzing the problems above, researchers did a promo video development program on Jawapostv who used to promote programs of events at Jawapostv. Promo video of the development is expected to be more community knows the programs Jawapostv and events can also increase the audience rating Jawapostv.


Keywords : Video, Promotion, Event Programs

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan mengucapkan puji serta rasa syukur dan rasa terimakasih kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala anugerah, rahmat, dan karunia–Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini sebagaimana mestinya dan tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul “Pengembangan Video Promo Program Acara Jawapostv Pada PT. Jawa Pos Multimedia Jakarta Selatan” ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Teknik Informatika konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting (MAVIB) STMIK Raharja Tangerang.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom., selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  4. Ibu Lusyani Sunarya, S.Sn.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan sarannya kepada penulis yang sangat berarti dalam perancangan dan penyelesaian laporan Skripsi ini.
  5. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom.,M.pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan motivasi untuk kelancaran penyusunan laporan Skripsi ini.
  6. Bapak Doddy Rosadi, S.IP., selaku stakeholder yang telah membantu selama penelitian berlangsung di Jawapostv.
  7. Seluruh Dosen STMIK Raharja yang telah banyak memberikan pelajaran maupun bimbingan guna menyempurnakan setiap tugas yang penulis laksanakan.
  8. Kedua Orangtua yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan moril, semangat dan selalu mendo’akan untuk kelancaran serta keberhasilan dalam penelitian dan penyusunan laporan skripsi.
  9. Seluruh editor serta grafis Jawapostv yang sudah membantu dan mengajarkan penulis selama pembuatan project berlangsung.
  10. Sefty Lestari dan Maria Dingi Novena yang sudah mengantar penulis dalam mengurus kelengkapan berkas-berkas untuk laporan Skripsi.
  11. Rindang Kusumaninggar, Sri Ernawati Amirullah, Lusiana Dewi dan Meliyana yang sudah membantu penulis selama menulis laporan.
  12. Dan semua rekan-rekan mahasiswa/i yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Skripri ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan serta penulisan laporan skripsi ini, dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.


Tangerang, Januari 2017
Titik Nofitasari
NIM. 1321474547

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Metode-metode Penelitian

Tabel 2.2. Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Kuantitatif

Tabel 2.3. Literature Review

Tabel 3.1. Daftar Siaran Jaringan Jawa Pos Grup

Tabel 3.2. Jaringan Dalam Persiapan

Tabel 3.3. Daftar Siaran Via Radar Banten pada Jawapostv

Tabel 3.4. Material Produk

Tabel 3.5. Kondisi Pesaing

Tabel 3.6. Matriks Analisis SWOT

Tabel 3.7. Budget Produksi Media

Tabel 3.8. Elisitasi Tahap I

Tabel 3.9. Elisitasi tahap II

Tabel 3.10. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.11. Final Elisitasi

Tabel 4.1. Script writting

Tabel 4.2. Rundown

Tabel 4.3. Daftar Crew dan Talent

Tabel 4.4. Time Schedule

Tabel 4.5. Anggaran/Budget Produksi

Tabel 4.6. Kesan Visual Effect


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tabel Matriks SWOT

Gambar 2.2. Layout Workplace Adobe Premiere

Gambar 2.3. Effect Panel dan Audio Mixing Adobe Premiere

Gambar 2.4. Effect Control Panel Adobe Premiere

Gambar 2.5. Tools Panel Adobe Premiere

Gambat 3.1. Logo Jawapostv

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Jawapostv

Gambar 4.1. Konsep Produksi MAVIB (KPM)

Gambar 4.2. Tahap Preproduction

Gambar 4.3. Gedung Jawapostv

Gambar 4.4. Mug Nusantara Kini Malam

Gambar 4.5. Ruang Make up

Gambar 4.6. Program Director Memegang HT

Gambar 4.7. Logo Pada Seragam

Gambar 4.8. Switcher

Gambar 4.9. Presenter

Gambar 4.10. Bumper Sejuta Makna

Gambar 4.11. Pesawat Air Asia

Gambar 4.12. Koran-Koran Jawa Pos Grup

Gambar 4.13. News Anchor

Gambar 4.14. Ending Bumper Nusantara Kini Pagi

Gambar 4.15. Presenter

Gambar 4.16. Flower Festival

Gambar 4.17. Ending Bumper Satu Nusa Pagi

Gambar 4.18. Perpustakaan

Gambar 4.19. Ending Bumper Carita

Gambar 4.20. Opening Bumper Berita Kini

Gambar 4.21. Presenter

Gambar 4.22. Kegiatan Calon Jamaah Haji

Gambar 4.23. Ending Bumper Berita Kini

Gambar 4.24. Presenter

Gambar 4.25. Atlet

Gambar 4.26. Ending Bumper Bintang Lapangan

Gambar 4.27. News Anchor

Gambar 4.28. Rapat Koalisi Partai

Gambar 4.29. Ending Bumper Saru Nusa

Gambar 4.30. Gubernur DKI Jakarta

Gambar 4.31. Ending Bumper Nusantara Kini Petang

Gambar 4.32. Banner Gandeng Tangan

Gambar 4.33. Ending Bumper Untuk Perempuan

Gambar 4.34. Wanita Inspirasi

Gambar 4.35. Ending Bumper Bicara Indonesia

Gambar 4.36. News Anchor

Gambar 4.37. Wawancara Gubernur DKI Jakarta

Gambar 4.38. News Anchor

Gambar 4.39. Grafis Jawapostv

Gambar 4.40. Logo Jawapostv

Gambar 4.41. Headphone

Gambar 4.42. iMac

Gambar 4.43. Nikon D3300

Gambar 4.44. Mouse

Gambar 4.45. Tahap Production

Gambar 4.46. Tahap Post Production

Gambar 4.47. Digitizing

Gambar 4.48. Editing

Gambar 4.49. Mixing

Gambar 4.50. Finishing

Gambar 4.51 Video Promo Pada Youtube

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Media massa mampu menimbulkan keserempakan di antara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Dengan adanya media massa, masyarakat dapat mengetahui informasi yang sedang update. Media massa di bagi menjadi 2 bagian yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak berupa koran dan majalah, sedangkan media massa elektronik berupa televisi dan radio.

Media massa elektronik khususnya televisi paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan media cetak maupun media elektronik lainnya, termasuk masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari karakteristiknya yang memberi banyak kemudahan bagi khalayaknya. Untuk menonton televisi, tidak dibutuhkan mobilitas dimana hampir semua rumah tangga memiliki televisi. Karenanya, tidak mengherankan jika televisi menyita waktu yang lebih banyak perhatian dari banyak orang bila dibandingkan dengan media massa lainnya. Berbeda dengan media lainnya, televisi memiliki kelebihan karena bersifat audio visual. Kelebihan lain dari televisi dapat menjangkau audience yang heterogen dari semua kelompok umur, berbagai latar belakang dan golongan.

Tayangan televisi di Indonesia beragam-ragam jenisnya. Mulai dari program acara yang bersifat berita (news), hiburan (entertainment), sinetron, acara musik, komedi dan lain-lain. Suatu promosi sangat penting dalam management pemasaran. Ada banyak cara untuk mempromosikan acara televisi sehingga masyarakat akan tahu perihal program televisi yang ditayangkan, kemudian pada akhirnya menyaksikan acara tersebut. Secara garis besar ada dua cara mempromosikan program televisi yakni promo off air dan promo on air. Ada beberapa jenis promo on air yaitu : trailler, teaser, promo program, super imposse, dan running text. Untuk keefektifan tayangan, biasanya promo program yang sama bisa dilakukan di semua jenis promosi on air. Karena intinya adalah bagaimana agar program acara tersebut mendapatkan awarness dari calon penonton dan akhirnya ditonton oleh khalayak.

Hampir tidak ada promo on air yang tidak menggunakan grafis di dalamnya, paling tidak grafis tersebut berupa template untuk teks waktu dan jam tayang. Tetapi grafis yang digunakan pada promo on air tentu tidak hanya sekedar itu, sebab grafis bisa menjadi suatu ciri khas baik untuk nama channel atau stasiun televisi, maupun untuk nama program yang dipromosikan.

Durasi dari promo on air mirip dengan durasi TVC (Television Comercial) yaitu satu menit, empat puluh lima detik, tiga puluh detik, lima belas detik, dan lima detik sedangkan untuk promo on air yang lebih dari satu menit disebut dengan filler. Dengan durasi yang pendek ini bagaimana agar tujuan dari promo on air dapat tersampaikan dengan baik. Maka dari awal promo on air harus didesain dengan menyertakan durasi. Karena beberapa promo on air dikemas seperti iklan komersial atau layanan masyarakat.

Jawapostv merupakan salah satu stasiun televisi daerah berjaringan Jawa Pos Grup yang baru saja mengudara selama 1 tahun sejak 17 Agustus 2015. Jawapostv hanya megudara di pulau jawa saja, maka dari itu Jawapostv disebut dengan stasiun televisi daerah berjaringan. Stasiun televisi ini masih bisa dibilang baru dan tidak semua masyarakat khususnya masyarakat Ibukota mengetahun adanya stasiun televisi Jawapostv karena Jawapostv bukan stasiun televisi nasional melainkan stasiun televisi daerah berjaringan. Program acara yang disajikan oleh Jawapostv juga tidak kalah menariknya dengan program-program acara stasiun televisi lainnya seperti RCTI, NET, ANTV, SCTV, Indosiar, TVOne, TransTV, Trans7, Kompas, RTV dan lain sebagainya. Karena video promo program acara yang dibuat sebelumnya hanya berisi satu program acara dalam satu durasi, maka penelitian ini membuat video beberapa promo program acara yang dikemas menjadi satu durasi untuk menarik minat audience. Dan nantinya video promo program ini akan membuat audience mengetahui program harian dan program mingguan apa saja yang ada pada Jawapostv secara keseluruhan yang dimana ketertarikan audience untuk menyaksikan program acara Jawapostv dapat meningkatkan rating disetiap program acaranya.

Program unggulan dari Jawapostv adalah berita yang disajikan dengan format magazine dalam acara nusantara kini pagi dan nusantara kini malam. Program berjaringan ini direlai pada jam yang sama oleh beberapa stasiun televisi Jawa Pos Grup yaitu JTV Surabaya, Radar Banten dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk nusantara kini pagi dimulai sejak pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, sedangkan nusantara kini malam disiarkan pada pukul 22.00 hingga 23.30 WIB. Disamping dari dua program unggulan Jawapostv, ada juga program acara berita lainnya yaitu nusantara kini siang, nusantara kini petang, satu nusa pagi, satu nusa sore, bintang lapangan dan berita kini. Selain berita-berita terkini dari Jakarta dan seluruh daerah di tanah air, Jawapostv juga menyajikan berita-berita softnews atau berita ringan yang menarik dan menginspirasi serta features tentang berbagai hal yang menjadi salah satu kekuatan Jawapostv yaitu program acara Untuk Perempuan, Carita, dan Bicara Indonesia.

Walaupun Jawapostv merupakan televisi daerah berjaringan yang bertempatkan di Ibu Kota Jakarta, namun siaran yang ditayangkan oleh Jawapostv ini tidak akan didominasi oleh siaran nasional dari Jakarta saja. Tetapi justru akan lebih banyak menyajikan siaran dengan konten lokal di masing masing daerah. Rata-rata rating setiap program acara Jawapostv yang terendah adalah 0,1% dan yang tertinggi adalah 0,5% . Maka dari itu dalam penelitian ini ingin meningkatkan rating sebanyak 0,4% menjadi 0,9%.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penilitian ini dilakukan untuk menarik minat penonton untuk menyaksikan program-program acara jawapostv sehingga penelitian ini berjudul :“Pengembangan Video Promo Program Acara Jawapostv Pada PT. Jawa Pos Multimedia Jakarta Selatan”.

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

  1. Media promosi seperti apa yang menarik dalam mempromosikan program acara pada Jawapostv ?

  2. Target apa yang akan dicapai melalui perancangan video promo program Jawapostv ?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah pembuatan konsep, pembuatan naskah, VO (voice over) dan proses editing video sehingga menghasilkan video promo program acara Jawapostv.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Untuk menarik minat audience pada program acara Jawapostv.

  2. Untuk meningkatkan rating penonton pada setiap program acara Jawapostv dan membantu pihak Jawapostv untuk presentasi kepada pihak sponsor acara.

Manfaat Penelitian

  1. Agar dapat menunjang informasi untuk lebih menarik minat audience pada program acara Jawapostv.

  2. Dengan dibuatnya video promo program acara ini diharapkan akan meningkatkan rating program dan penonton dapat menikmati sajian yang menginspirasi melalui program mingguan dan headline news melalui program harian, serta Jawapostv mendapatkan sponsor-sponsor yang mendukung keberhasilan sebuah program acara.

Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, beberapa metode yang dapat digunakan sebagai berikut :

Metode Analisa Permasalahan

Untuk mendapatkan permasalahan penelitian dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan wawancara kepada Bapak Doddy Rosadi, S.IP selaku Kepala Produksi dan Fasilitas Jawapostv, yang dilakukan pada hari Jum’at tanggal 8 Juli 2016.

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

  2. Suatu metode pengumpulan data yang diperlukan dalam perancangan video promosi program acara yang dilakukan dengan cara mengamati objek penelitian pada Jawapostv.

  3. Metode Wawancara (Interview)

  4. Suatu metode untuk mendapatkan data dengan cara wawancara atau tanya jawab secara lisan yang dilakukan dengan stakeholder, yaitu dengan Bapak Doddy Rosadi, S.IP, selaku Kepala Produksi dan Fasilitas Jawapostv.

  5. Metode Studi Pustaka

  6. Metode studi pustaka adalah pengumpulan data–data berupa teori. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat berdasarkan pada buku-buku, jurnal, dan media tertulis lain yang berkaitan dengan penulisan Laporan Skripsi konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting (MAVIB), sebagai panduan secara teoritis.

Metode Analisa Perancangan

Perancangan media video promosi program acara (on air) acara Jawapostv ini dibuat untuk menarik minat penonton. Dalam proses editing video promosi program ini menggunakan aplikasi berupa software Adobe Premiere CS6, Adobe After Effect CS6 dan Adobe Illustrator CS6.

Metode Konsep Produksi Media

Konsep Produksi Media yang digunakan dalam penelitian skripsi ini akan menyampaikan:

  1. Preproduction

  2. Production

  3. Postproduction

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ilmiah ini terbagi atas lima bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan yang memberikan gambaran tentang keterangan deskriptif dari setiap bab.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan konsep-konsep dasar/umum, teori-teori khusus, dan literature review yang akan mendasari laporan penelitian Skripsi yang diajukan.

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

Bab ini berisi tentang Gambaran Umum Obyek Yang Diteliti yaitu, mengenai Sejarah Singkat, Logo Dan Makna Logo Perusahaan, Ruang Lingkup, Visi dan Misi Perusahaan, Struktur Organisasi, Tugas Tiap Departemen, Product Information, Market Analisis, Potensial Market, Market Segmentation, Marketing Objective, Marketing Strategy, Budget Produksi Media, Konfigurasi Perancangan, dan Elisitasi.

BAB IV KONSEP PRODUKSI MEDIA

Konsep produksi media (KPM) dalam penelitian ini menggunakan Konsep Produksi Media yang berbasis video. Adapun dalam konsep produksi tersebut terdapat tahapan-tahapan diantaranya: pre production, production, post production

BAB V PENUTUP

Berisi mengenai kesimpulan yang menyampaikan poin-poin hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang disampaikan peneliti pada Bab I dan berisi saran-saran dari peneliti yang ditujukan kepada pihak Jawapostv.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan tentang referensi yang digunakan dalam penyusunan hasil penelitian Skripsi.

LAMPIRAN

Berisikan daftar dari keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi penelitian sebagai lampiran.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Pengembangan

Menurut Peet and Elain Hartwick (2015:1)[1] Development means making a better life for everyone. In the present context of a higly uneven world in terms of income, a better life for most people still means, essentially, meeting basic needs: sufficient food to maintain good health; a safe, healthy place in which to live; affordable service available to everyone; and being treated with dignity and respect.

(Pengembangan berarti membuat kehidupan yang lebih baik bagi semua orang. Dalam konteks ini, sekarang dunia sangat tidak rata dalam hal pendapatan, kehidupan yang lebih baik masih berarti bagi orang banyak, pada dasarnya, kebutuhan dasar: makanan yang cukup untuk menjaga kesehatan; tempat yang aman, tempat yang sehat untuk hidup; layanan yang terjangkau untuk semua orang; dan diperlakukan dengan bermartabat dan hormat.)

Menurut Sugiyono dalam Kusumaningjati dan Juhadi (2015:55)[2] “pengembangan adalah proses pembuatan, pengujian kelayakan sampai dengan revisi”.

Menurut kedua definisi di atas, dapat disimpulkan pengembangan adalah membuat kehidupan yang lebih baik bagi semua orang dengan cara membuat kembali suatu produk, lalu menguji kelayakan sampai dengan revisi.

Konsep Dasar Media

  1. Pengertian Media

  2. Menurut Maimunah, dkk (2012:284)[3] Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran atau dapat dikatakan salah satu komunikasi periklanan yang dilakukan melalui saluran media tertentu, seperti televisi, surat kabar, majalah, radio, internet, buku profil, media luar ruang, iklan transit dan direct mail.

    Menurut Desrianti, dkk (2012:133)[4] “Media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Pengertian media yang diberikan AECT (Association for education communication and tecnology) ini menunjukkan bahwa istilah media memiliki makna yang sangat umum”.

    Berdasarkan definisi diatas, maka kesimpulan dari media adalah sarana dalam berbagai unsur komunikasi grafis untuk menyampaikan informasi kepada public yang berupa media cetak maupun media visual.

  3. Jenis-jenis Media Iklan

  4. Menurut Putra, dkk (2013:2)[5] jenis-jenis media iklan terbagi menjadi:

    1. Media Cetak

    2. Seperti terbaca dari namanya, media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca.

    3. Media Elektronik

    4. Media elektronik terbagi dalam dua kelompok besar, media yang hanya bisa didengar (audio), khususnya media radio dan media media yang selain bisa didengar juga dilihat (audio-visual), khususnya televisi.

    5. Media Lainnya

    6. Bila anda berkeliling di kota-kota besar di mana saja di dunia ini, disadari atau tidak, anda telah menyerap ratusan atau mungkin ribuan pesan iklan yang terpampang di poster-poster, spanduk, billboard, baliho, selebaran, dan lain-lain, mulai dari yang menawarkan kompleks real estate mewah hingga ke “wc mampet”. Inilah jenis Media Luar Ruang (MLR) atau dalam bahasa Inggris disebut outdoor media.

Konsep Dasar Video

  1. Pengertian Video

  2. Menurut Desrianti, dkk (2012:138)[4] video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video Juga dikatakan sebagai gabungan gambar–gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Gambar – gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Kerena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan.

    Menurut Arsyad dalam Garnasih, dkk (2015:194)[6] “Video adalah teknologi audio visual untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual”.

    Maka dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan video adalah memproses dan menata kembali gambar bergerak untuk menyampaikan materi maupun hal lain menggunakan mesin mekanis yang menyajikan pesan audio visual.

  3. Format Video

  4. Menurut Nugroho (2015:69 – 75)[7] format – format video yang biasa digunakan dalam finishing editing video, yaitu:

    1. AVI

    2. AVI adalah singkatan dari Audio Video Interlaced, merupakan salah satu format video paling tua yang diangun oleh Microsoft. Format video ini sudah ada sejas zaman computer x86, berbarengan dengan munculnya Windows 3.1. berbeda dengan format lainnya, AVI mendukung beberapa jenis kompresi, seperti Cinepak, Intel Indeo, Microsoft Video1, Clear Video dan IVI.

    3. MPEG-1

    4. MPEG-1 memungkinkan sebuah video dapat dikompresi dengan rasio 50:1 sampai 100:1, tergantung kualitas gambar yang anda inginkan. Format ini memiliki kecepatan pembacaan data sekitar 1,5 mbit per detik sehingga cukup setara dengan pembacaan data pada CD-ROM berkecepatan 2X.

      Motion Picture Expert Group 1 (MPEG-1) dapat digunakan untuk menyimpan video dengan resolusi maksimal 352 x 288 pixel. Kualitasnya dapat disetarakan dengan format VHS. Format MPEG-1 saat ini banyak digunakan sebagai format video dalam VCD.

    5. MPEG-2

    6. MPEG-2 merupakan perkembangan dari MPEG-1 yang mulai diperkenalkan pada 1995. Format ini memungkinkan anda menjalankan data video dengan kecepatan 100 mbit per dertik.

      Selain lebih unggul pada kecepatan transfer data, MPEG-2 juga memiliki peningkatan kualitas gambar dan suara. Pada video berformat MPEG-2, anda bisa melihat tayangan video dalam resolusi tinggi dan didukung kualitas suara stereo, bahkan sistem surround seperti format Dolby Digital dan DTS. Tak heran bila kemudia format ini digunakan sebagai format video pada keping super VCD, DVD dan siaran digital TV.

      MPEG-2 juga memungkinkan fleksibilitas pengaturan skala resolusi dan kecepatan pembacaan data, mempunyai kemampuan menyuguhkan gambar dengan resolusi sampai 720 x 576 pixel. Ini adalah format video termutakhir dari MPEG. Pertama kali diperkenalkan pada Oktober 1998, dan menjadi standar Internasional pada 1999. Format ini merupakan hasil pengembangan dari ratusan periset dan teknisi yang tersebar diberbagai penjuru dunia.

    7. MPEG-4

    8. Rasio ukuran layar standar yang digunakan oleh hampir semua pesawat televisi standar. Perbandingan ukuran pastinya adalah empat satuan lebar (horizontal) dan tiga satuan tinggi (vertical). Ukuran ini sekarang sudah mulai ditinggalkan, seiring keluarnya berbagai peranti yang menyuguhkan ukuran layar yang lebih belar dari panaromik.

      Rasio yang kebih dikenal dengan sebutan layar lebar (wide screen) karena ukurannya memang relatif lebih lebar dibandingkan rasio standar. Pada ukuran rasio ini, gambar yang ditampilkan lebih lebar dan lebih sesuai dengan sudut pandang manusia.

      Tujuannya simple, yaitu untuk mendapatkan tayangan dengan kualitas paling tinggi, tetapi pada kecepatan transfer data rendah antara 10 kbit perdetik sampai 1 mbit perdetik. Ahasil ukuran file MPEG-4 lebih kecil 15 persen dari ukuran file DVD standar, kendati menggunakan resolusi 640 x 480 pixel sekalipun.

      Lantaran teknologi kompresinya yang ampuh itu, tak berlebihan bila format MPEG-4 diberi gelar “MP3-nya Dunia Video”. Teknologi ini banyak anda jumpai di transmisi video melalui internet (video streaming). Bahkan beberapa produsen mulai mengembangkannya untuk memindahkan video ke ponsel. Salah satu implementasi lanjutan dari teknologi MPEG-4 adalah DivX.

    9. MOV

    10. MOV merupakan format video yang diperkenalkan oleh Apple, dan menjadi format standar Apple yang bisa diputar dengan aplikasi QuickTime.

      Sekitar 1993 sampai 995, format ini pernah lebih popular dan unggul dibandingkan AVI milik Microsoft, baik dinilai dari fungsi maupun kualitas. Namun, kini format yang satu ini mulai kehilangan pamornya. Apalagi dengan makin berkembangnya format MPEG. MOV sendiri bisa dinikmati baik di Macinthos maupun PC, asal anda menginstal aplikasi QuickTime.

    11. MJPEG

    12. Singkatan dari Motion JPEG, format ini boleh dibilang berada diantara format diam (foto) dari video berisi urutan (slide show) gambar atau foto berformat JPEG. MJPEG sebenarnya tak hanya merupakan format yang menyatukan kumpulan gambar berformat JPEG, melainkan juga menawarkan kompresi dengan rasio 5:1.

      Kelemahannya, sinkronasai data video dan audio belum diimplementasikan disini sehingga format video yang dihasilkan masih dalam bentuk slide show yang tak bersuara.

    13. ASF

    14. Advanced Streaming Format (ASF) merupakan format video lain dari Microsoft, yang lebih dispesialisasikan sebagai media streaming. Format ini bisa terdiri dari audio, video maupun slide show.

      ASF dapat dikemas dalam file dengan kompresi tinggi, dan dapat diklasifikasikan ke dalam data yang mengalir secara terus menerus, seperti siaran TV dan radio online. Ukuran file-nya pun bisa diatur sesuai dengan bandwith (kecepatan koneksi) yang direkomendasikan.

    15. WMV

    16. Ada satu lagi format yang diusung oleh Microsoft, yakni WMV (Windows Media Video). Format ini dibangun dan dikontrol oleh Microsoft, dan menjadi nama dari salah satu solusi video encoding yang dimiliki Microsoft.

      Tidak ada penjelasan mengenai teknologi yang digunakan dalam format tersebut. Namun, sejak versi ke tujuh (WMV7), Microsoft telah menggunakan teknologi video MPEG-4 yang tidak kompatibel dengan teknologi MPEG-4 lainnya.

    17. AAC

    18. AAC (Advance Audio Coding) adalah file suara yang dikompresi. Ukurannya 30 persen lebih kecil ketimbang MP3.

Konsep Dasar Promo

  1. Pengertian Promo

  2. Latief dan Yusiatie Utud (2015:110)[8] mengatakan bahwa promo adalah iklan pemberitahuan kepada khalayak atau masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang diiklankan, misalnya untuk mencari peserta kuis, games atau host program siaran.

    Menurut Immaniar, dkk (2014:425)[9] promosi adalah tindakan menginformasikan atau meningkatkan konsumen tentang spesifikasi produk atau merek. Promosi mempunyai kekuatan untuk menyampaikan pesan, dan diperlukan perancangan khusus agar promosi tersebut memiliki visual yang kuat dan menciptakan keserasian didalam rangkaian pemasaran, karena promosi adalah berkaitan langsung dalam upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dengan memikat hati mereka melalui pemberian kesan-kesan baik, yang mampu diingat dan dirasakan oleh konsumen.

    Definisi siaran promo menurut UU RI No 32 Tahun 2002 BAB I Pasal 1[10] a

    1. Siaran Promo adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan. Sering disebut filler dalam industri broadcasting televisi kita, penggunaan dan penayangannya pun bervariasi.

    2. Siaran Promo Niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan. Sering disebut commercial atau iklan berbayar dimana penggunaan dan penayangan iklan ini dibatasi dengan durasi antara 30 – 60 second.

    3. Siaran Promo Layanan Masyarakat adalah siaran iklan nonkomersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesan-pesan lainnya kepada masyarakat untuk mempengaruhi khalayak aga,r berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.

    Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka kesimpulan dari promo adalah iklan pemberitahuan kepada masyarakat untuk menginformasikan suatu produk baik itu iklan komersial maupun iklan layanan masyarakat.

  3. Promosi Dalam Media Penyiaran

  4. Menurut Morissan (2013:455)[11] Promosi program dan media penyiaran adalah kegiatan untuk mempertahankan audien dan menarik audien baru serta mengundang pemasang iklan. Kegiatan promosi diarahkan pada dua pihak, yaitu audien dan pemasang iklan. Dua pihak ini memiliki kontribusi sangat penting untuk menjamin kelanjutan operasi media penyiaran. Tanpa adanya audien, program yang sangat bagus sekalipun tidak akan mampu menarik pemasang iklan dalam jumlah yang berarti.

    Melalui promosi, media penyiaran mencoba untuk membujuk khalayak untuk tetap mengikuti program-program yang disiarkan dan sekaligus membujuk pemasang iklan untuk membeli waktu siaran yang tersedia.

  5. Metode Promosi Dalam Media Penyiaran

  6. Menurut Morissan (2013:458-466)[11] tidak ada batasan mengenai metode apa saja yang dapat digunakan untuk mempromosikan program dan media penyiaran. Metode promosi yang digunakan media penyiaran untuk mencapai tujuan promosinya, pada dasarnya hanya dibatasi oleh daya imajinasi orang-orang yang terlibat dalam kegiatan promosi tersebut. Dengan demikian, bentuk atau metode promosi yang digunakan sangat luas selama tersedia dana untuk melakukan semua itu.

    Namun demikian, terdapat 4 metode utama yang banyak digunakan media penyiaran untuk melakukan promosi, yaitu:

    1. Memasang iklan

    2. Public relation atau hubungan masyarakat

    3. Promosi di media sendiri

    Dalam prakteknya ketiga mrtode promosi ini dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya.

    1. Media Sendiri (Promo On Air)

    2. Tempat terbaik untuk mempromosikan program adalah tentu saja di stasiun sendiri. Promosi di stasiun sendiri merupakan cara yang paling cepat dan paling mudah dilakukan karena audien sedikit banyak sudah tersedia. Promosi program merupakan seni untuk membuat audien tidak pindah ke stasiun penyiaran lain. Promosi di media penyiaran sendiri bertujuan memberitahu dan mengingatkan audien untuk terus mengikuti program lain yang akan atau segera ditayangkan. Cara media berpromosi akan menentukan apakah suatu program akan berhasil atau gagal, klarena itu media penyiaran tidak boleh meremehkan pentingnya tugas promosi ini. Media penyiaran dapat mempromosikan berbagai programnya setiap hari. Beberapa faktor yang harus diperhatikan agar promosi di media penyiaran sendiri dapat mencapai hasil yang optimal yaitu :

      1. Media penyiaran harus menunjukan identitas diri mereka pada setiap kesempatan. Audien yang memencet remote control untuk mencari program akan langsung mengetahui bahwa program yang tengah disaksikannya adalah milik stasiun penyiaran tertentu dari logo yang terpampang pada pojok atas layar televisi.

      2. Stasiun televisi harus menayangkan bumper promo logo dalam waktu-waktu tertentu. Bumper logo merupakan citra audiovisual yang mengidentifikasikan suatu media penyiaran. Promosi logo biasanya dilakukan setelah berakhirnya suatu program untuk menuju ke program lainnya. Bagian promosi stasiun televisi harus memastikan bahwa logo selalu terpasang di sudut layar televisi.

      3. Logo juga dapat dipasang di berbagai benda yang akan dilihat publik: alat tulis, mesin fax, buku agenda, buku catatan reporter, kamera, di kendaraan seperti mobil dan truk dan juga pada saat pemasangan iklan di media cetak. Bila stasiun televisi memberi hadiah pada tamunya, maka pasang logo pada hadiahnya.

      4. Selain logo, stasiun radio dan televisi juga juga dapat menciptakan slogan berupa kata-kata yang memiliki pengertian yang menggambarkan karakter stasiun televisi dan radio bersangkutan.

      5. Setiap jendela iklan sebaiknya memasukan sekurang-kurangnya satu smapai tiga promosi yang mengumumkan suatu program yang akan ditayangkan dengan cara menampilkan cuplikannya. Frekuensi promosi program harus cukup sering dilakukan agar audien yang tengah mengikuti stasiun bersangkutan dapat menerima informasi dari promosi yang ditayangkan itu setidaknya satu kali.

      6. Promosi untuk program hiburan biasanya dilakukan dengan cara menampilkan cuplikan (klip) program bersangkutan. Promosi program hiburan yang efektif khususnya program berseri adalah dengan menampilkan klip dari episode yang akan segera ditayangkan (specific promo) dan bukan hanya dari satu jenis klip yang diputar berulang-ulang.

      7. Untuk televisi, rangkaian gambar berupa cuplikan program yang dipersiapkan untuk menginformasikan audien agar menonton acara dimaksud harus dilengkapi tulisan yang menunjukan hari dan waktu program itu akan ditayangkan.

      8. Dalam upaya menajaga audien media penyiaran harus bertindak tepat waktu dalam menayangkan suatu acara.

      9. Bagian promosi membutuhkan bagian staf dan peralatan untuk memproduksi berbagai promosi program. Stasiun televisi besar, biasanya mengalokasikan satu atau dua ruang editing khusus untuk membuat promosi.

      10. Promois media penyiaran sebaiknya memiliki satu jenis suara. Dengan demikian hanya ada satu jenis suara yang diasosiasikan denagn suara promo. Narator tunggal dengan sara yang berbeda dari narator lainnya (laki-laki atau perempuan) menjadi identitas suatu penyiaran.

    3. Promosi program berita

    4. Promosi program berita adalah upaya mengingatkan orang bahwa media penyiaran memiliki departemen pemberitaan yang siap menyiarkan berita-berita terbaru kepada auidennya. Promosi program berita merupakan pemberitahuan yang diproduksi dengan menggunakan grafik serta video. Promosi program berita biasanya selalu menggunakan wajah-wajah pembaca berita (presenter) karena mereka telah menjadi personalitas dari program berita tertentu.

    5. Memasang Iklan

    6. Salah satu kegiatan promosi media penyiaran yang penting adalah memasang iklan. Departemen promosi media penyiaran biasanya memiliki anggaran khusus untuk memasang iklan di media massa. Promosi dapat dilakukan di surat kabar, papan reklame (billboards), kartu telepon atau apa saja. Papan reklame dapat menjadi media terbaik untuk mempromlsikan citra stasiun televisi atau wajah-wajah tim pemberitaan stasiun televisi bersangkutan.

      Menurut Ralph S. Alexander iklan atau advertaising dapat di definisikan sebagai any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service or idea by an identified sponsor.

      (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui).

    7. Media Cetak

    8. Sarana promosi yang kerap digunakan media penyiaran, khususnya televisi, adalah surat kabar yaitu dengan mengisi iklan panduan televisi dalam surat kabar. Audien televisi pada dasarnya, ingin tahu kapan suatu program televisi ditayangkan, dengan alas an yang sama seperti orang ingin tahu jam berapa suatu film siputar di bioskop. Surat kabar terkadang menyediakan halaman khusus untuk menampilkan program-program televisi.

    9. Billboard

    10. Bagi media penyiaran papan reklame luar ruang atau billboard memiliki beberapa keuntungan jika digunakan sebagai medium untuk beriklan. Keuntungan billboard sebagai medium iklan antara lain dalam hal ukurannya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat di tambah dengan efek-efek khusus seperti efek cahaya, gelombang, gerakan berputar, dan sebagainya. Billboard akan sangat bermanfaat sebagai medium untuk iklan media penyiaran, jika ditempatkan di lokasi dipinggir jalan dengan lalu lintas ramai yang sering macet. Media penyiaran dapat memanfaatkan billboard untuk menampilkan logo, slogan dan wajah penyiar.

    11. Media Penyaiaran

    12. Stasiun televisi bisa menggunakan radio untuk beriklan dan sebaliknya stasiun radio dapat pula menggunakan televisi untuk beriklan. Beriklan dengan menggunakan media penyiaran ini tidak termasuk media penyiaran sendiri. Stasiun radio beriklan di televisi untuk mendapatkan lebih banyak pendengar karena jumlah audien televisi biasanya jauh lebih besar. Dengan cara ini audien televisi akan mendapatkan pilihan untuk memilih stasiun radio yang iklannya muncul di televisi pada saat mereka tidak saat menonton televisi. Selain itu radio dapat menarik audien televisi yang tertarik dengan format siaran yang ditawarkan stasiun radio yang bersangkutan.

  7. Fugsi promosi

  8. Menurut Jaiz (2014:44)[12] ada 3 fungsi dari promosi yaitu:

    1. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang dan jasa.

    2. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli. Perhatian yang sudah diberikan kepada seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang di maksud dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama promosi.

    3. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh suatu keputusan untuk membeli.

  9. Tujuan Promosi

  10. Menurut Jaiz (2014 : 44-45)[12] ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:

    1. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produ, menginformasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.

    2. Membujuk, maksudnya mengubah presepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli.

    3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian.

    Setelah diadakan promosi diharapkan audien, yaitu adanya pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses komunikasi. Pembeli juga memiliki keterkaitan yang tinggi dengan produk yang dikonsumsinya. Ada enam hal yang menjelaskan komunikasi tersebut yaitu :

    1. Kesadaran (awareness)

    2. Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari obyek tersebut, maka tugas komunikator adalah membangun kesadaran dari mengenai produk dan terus mengenalkan produk kepada audiens.

    3. Pengetahuan (knowledge)

    4. Diharapkan audien memiliki kesadaran tentang perusahana atau produk yang telah dikeluarkan dan jangan sampai audien tidak mengetahui produk tersebut.

    5. Menyukai (liking)

    6. Dapat mengetahui perasaan mereka terhadap produk yang dikonsumsi oleh audiens, sehingga audiens dapat menyukai produk tersebut.

    7. Preferensi (preference)

    8. Dapat dikatakan jika audiens menyukai produk tersebut dan lebih memilih produk itu disbanding produk lain.

    9. Keyakinan (conviection)

    10. Audiens diharapkan yakin untuk membeli produk yang sudah dipilihnya.

    11. Pembeli (purchase)

    12. Pembelian yang dilakukan oleh audiens, adalah tahap terakhir dalam komunikasi.

Konsep Dasar Informasi

  1. Pengertian Informasi

  2. Menurut Gordon B. Davis yang dalam oleh Sunarya, dkk (2013:81)[13] “Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang”.

    Menurut Maimunah (2012:284)[3] Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

    Menurut Hutahaen (2014:9)[14] informasi adalah data yang diolah menajdi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah sebagai data yang sudah di olah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu .

  3. Jenis-jenis Informasi

  4. Menurut O’Brien dalam Sunarya, dkk (2013:81-82)[13] jenis-jenis informasi dijelaskan sebagai berikut :

    1. Informasi manajerial informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.

    2. Sumber informasi, dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile), sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.

    3. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.

    4. Informasi fisik dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksanaan yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.

  5. Fungsi Informasi

  6. Hutahaen menjelaskan bahwa (2014:9)[14] fungsi utama dari informasi yaitu menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi, karena informasi berguna memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan keputusan lebih cepat, informasi juga memberikan standard, aturan maupun indicator bagi pengambil keputusan.

  7. Kegunaan Informasi

  8. Hutahaen menjelaskan bahwa (2014:9-10)[14] kegunaan informasi tergantung pada:

    1. Kegunaan si penerima

    2. Bila tujuannya untuk memberi bantuan, maka informais itu harus membantu si penerima dalam apa yang ia usahan untuk memperolehnya.

    3. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data

    4. Dalam menyampaikan dan mengolah data, inti dan pentingnya informasi harus dipertahankan.

    5. Waktu

    6. Apakah informasi itu masih up to date?

    7. Ruang atau tempat

    8. Apakah informasi itu tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat?

    9. Bentuk

    10. Dapatkan informasi itu digunakan secara efektif. Apakah informasi itu menunjukkan hubungan-hubungan yang diperlukan, bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen? Dan apakah informasi itu menekankan situasi-situasi yang ada hubungannya.

    11. Semantik

    12. Apakah hubungan antara kata-kata dan arti yang diinginkan cukup jelas? apakah ada kemungkinan salah tafsir?


  9. Nilai Informasi

  10. Hutahaen menjelaskan bahwa (2014:11)[14] nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal manfaat dan biaya pendapatannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya mendapatkannya. Biaya informasi terdiri dari:

    1. Biaya Perangkat Keras

    2. Merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan menibgkat untuk tingkat-tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    3. Biaya untuk analisis

    4. Merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.

    5. Biaya untuk tempat dan faktor kontrol lingkungan

    6. Biaya ini setengah berubah/semivariabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi

    7. Biaya Perubahan

    8. Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari suatu metode ke metode yang lain.

    9. Biaya Operasi

    10. Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam-macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.

Konsep Dasar Multimedia Audio Visual and Broadcasting

  1. Pengertian Multimedia

  2. Menurut Hofsetter yang dikutip oleh Arriesanti, dkk (2014:194)[15] multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga dimanfaatkan dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri – sendiri. Di dunia bisnis, multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan, profil produk, bahkan sebagai media informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning.

    Menurut Pramono dalam Putra dan Mira Ziveria (2013:455)[16] multimedia adalah salah satu cara untuk mempresentasikan informasi secara singkat dan terarah sehingga mudah untuk di mengerti. Salah satu alasan mengapa multimedia sangat populer karena informasi tersebut disajikan kedalam suatu bentuk tampilan yang menarik dan dipresentasikan dalam satu format saja. Informasi yang akan diberikan sudah mencakup beberapa elemen komunikasi yang sudah di mengerti dan lebih menarik karena masing-masing elemen saling berhubungan satu sama lain.

    Menurut beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video untuk mempresentasikan informasi secara singkat dan terarah.

  3. Unsur-unsur Multimedia

  4. Menurut Maryati dan Bambang Eka Purnama (2013:22)[17] unsur-unsur multimedia dibagi kedalam beberapa kategori, yaitu :

    1. Audio

    2. Audio adalah segala suatu yang dapat didengar. Audio atau suaradalam komputer diolah oleh sound card dari bentuk analog digital. Audio sangat berguna memberi tekanan dalam sebuah adegan atau memberikan efek suara dalam sebuah karya multimedia.

    3. Gambar / Grafik

    4. Gambar merupakan kumpulan dari banyak tittik yang tersusunsedemikian rupa, sehingga menjadi suatu bentuk yang diinginkan. Gambar merupakan bentuk yang disajikan sebagai sarana yang mudah dipahami dan dimengerti oleh para pemakai. Gambar juga bias sebagai alat penerjemah.

    5. Teks

    6. Tampilan dalam bentuk teks pada program multimedia sangat berperan memberikan kemudahan bagi pemakaiuntuk menyampaikan suatu informasi. Teks juga sangat berguna untuk menjelaskan adegan yang sedang berlangsung dalam sebuah system multimedia. Teks juga memberikan warna tersendiri bagi multimedia.

    7. Animasi

    8. Animasi adalah paparan urutan yang setiap tahunya terdapat sedikit perbedaan untuk menghasilkan satu pergerakan secara berterusan. Animasi merupakan satu teknologi yang membolehkan image pengguna kelihatan seolah-olah hidup, dapat bergerak, beraksi dan bercakap.

    9. Video

    10. Video adalah system gambar hidup atau gambar bergerak yang saling berurutan. Terdapat dua macam video yaitu video analog dan video digital. Video analog dibentuk dari deretan sinyal elektrik (gelombbang analog) yang direkam oleh kamera dan dipancarluaskan melalui gelombang udara. Sedangkan video digital dibentuk dari sederetan sinyal digital yang berbentuk, yang menggambarkan titik sebagai rangkaian nilai minimum atau maksimum, nilai minimum brarti 0 dan nilai maksimum berarti 1.

  5. Pengertian Audio Visual

  6. Menurut Arsyad dalam Agustini, dkk (2016:5-6)[18] media audio visual adalah media yang melibatkan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak karena “pembelajaran melalui media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.

    Menurut Sanjaya dalam Agustini dkk (2016:6)[18] “Media audio visual adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat”.

    Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan audio visual adalah produksi penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran dengan jenis media yang mengandung unsur suara dan gambar.

  7. Pengertian Broadcasting

  8. Menurut Pierson and Joke Bauwens (2015:11)[19] place and meaning of traditional broadcasting media in people's live, show that radio and television have a become deeply domesticed technologies in terms of ubiquity, familiarity everydayness and ordinariness

    (Tempat dan makna media peyiaran tradisional dalam suatu kehidupan, menunjukkan bahwa radio dan televisi menjadi teknologi lokal yang berada dimanapun, sangat terkenal di kehidupan sehari-hari dan luar.)

    Menurut UU Nomor 32 Tahun 2002 [10], siaran (broadcast) adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat di terima melalui perangkat penerima siaran. Sedangkan penyiaran (broadcasting) adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di lau atau di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

    Menurut UU Nomor 32 Tahun 2002 [10], siaran televisi (television broadcasting) adalah media komunikasi massa dengar pandang yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

    Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan broadcasting adalah media peyiaran radio dan televisi menjadi teknologi lokal yang dikonsumsi oleh banyak orang dengan rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak dan berisikan program yang teratur dan berkesinambungan.

Konsep Dasar Desain

  1. Pengertian Tipografi

  2. Menurut Hendratman (2015:44)[20] “Tipografi adalah seni memilih dan menata huruf pada ruang untuk menciptakan kesan khusus sehingga akan pembaca dapat membaca semaksimal mungkin”.

    Pengertian tipografi menurut Herman Zapf dalam Awwali dan Sulartopo (2015:21)[21] adalah, Typography can defined a art of selected right type printing in accordance with specific purpose ; of so arranging the letter, distributing the space and controlling the type as to aid maximum the reader’s.

    (Tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin ).

    Hubungannya dengan komunikasi virtual, huruf dan tipografi adalah elemen penting yang sangat diperlukan guna mendukung proses penyampaian pesan verbal maupun virtual. Menjadi sesuatu yang akan sulit dipahami, apabila seorang webmaster ketika sedang menyampakan informasi yang terkait dengan produk atau jasanya, hanya mengandalkan aspek pesan visual yang berbentuk deretan gambar atau ilustrasi tanpa menerakan pesan overbal berbentuk susunan huruf yang dikemas dalam balutan pilihan tipologi yang persuasif dan komunikatif.

    Berdasarkan kedua definisi diatas, dapat disimpulkan tipografi adalah seni memilih dan menata huruf pada ruang yang tersedia untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

  3. Pengertian Psikilogi Warna

  4. Menurut Hendratman (2015:81) [20] Warna adalah salah satu komponen desain yang membentuk suatu keindahan sekaligus menimbulkan presepsi psikologis, sugest, suasana tertentu. Meski warna tampak sederhana, namun dibalik itu ada banyak metode / cara proses pembentukannya.

    Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:37)[22] warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Dengan warna anda dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan. Baik dalam menyampaikan pesan atau membedakan sifat secara jelas.

    Menurut kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa warna adalah satu komponen desain yang membentuk suatu keindahan yang dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan.

  5. Pengertian Layout

  6. Menurut Hendratman (2015:197)[20] Layout adalah usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan unsur – unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, dan menarik. Jadi, ahli layout adalah bisa dianggap seorang manager yang mampu mengatur atau mengkomposisi bentuk dan bidang sehingga tersaji dalam kesatuan yang mudah diterima audience.

    Menurut Govin Amborse dan Pull Horis dalam Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:74)[22] layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik . hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka kesimpulan dari layout adalah usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan unsur – unsur komunikasi grafis kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik.

Konsep Dasar Desain Komunikasi Visual

  1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

  2. Menurut Tinarbuko (2015:5)[23] Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna, komposisi, dan layout. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju.

    Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:15)[22] Desain komunikasi visual adalah seni dalam menyampaikan informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa rupa atau visual yang disampaikan melalui media berupa desain. Desain komunikasi visual bertujuan menginformasikan, mempengaruhi, hingga mengubah perilaku target (audience) sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik, dan berbagai aspek lainnya, yang biasanya datanaya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.

    Menurut kedua definisi diatas, dapat disimpulkan desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif dalam menyampaikan informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa rupa atau visual.

  3. Fungsi Desain Komunikasi Visual

  4. Menurut Anggraini dan Kirana Nathalia (2016:15)[22] desain komunikasi visual memiliki lima fungsi, yaitu:

    1. Sarana Identifikasi (Branding)

    2. Fungsi dasar utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Sarana identifikasi merupakan wujud perkenalan baik identitas seseorang, perusahaan, produk, maupun jasa. Di mana identitas tersebut harus mencerminkan jiwa yang sesuai dengan pribadi, perusahaan, produk, atau jasa tersebut agar lebih mudah dikenali, diingat, dan dapat menjadi pembeda satu dengan yang lain. Salah satu bentuk wujud visual yang dapat diimplementasikan sebagai sarana identifikasi adalah bentuk logo.

    3. Sarana Informasi, pengendali, pengawas, dan pengontrol.

    4. Bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain. Baik dalam bentuk petunjuk, informasi, cara penggunaan, arah, posisi, skala, diagram, maupun simbol. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dengan menggunakan bentuk yang dapat dimengerti serta dipresentasikan secara logis dan konsisten.

    5. Sarana Motivasi

    6. Sarana komunikasi sebagai motivasi memiliki peranan dapat meningkatkan motivasi baik perseorangan, kelompok, maupun masyarakat.

    7. Sarana Pengutaraan Emosi

    8. Komunikasi dengan fungsi pengutaraan emosi biasa digunakan untuk menggambarkan situasi agar dapat menambah kepekaan terhadap pembaca. Penggunaan komunikasi ini dapat digambarkan melalui tulisan, karakter, emoticon, icon, dan lain-lain.

    9. Sarana Presentasi dan Promosi

    10. Tujuan dari Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) sehingga pesan tersebut mudah diingat konsumen. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna, dan mengesankan. Umunnya, untuk mencapai tujuan ini, gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.

Pengertian Analisis SWOT

Menurut Marimin dalam Suhudi dan Anggit Dwi Hartanto (2014:54)[13] analisis SWOT adalah suatu caran mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumusukan strategi perusahaan.analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal oportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. analisis SWOT didahului dengan indentifikasi posisi perusahaan melalui evaluasi nilai faktor eksternal. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

  1. Strengths (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

  2. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

  3. Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

  4. Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Menurut Rangkuti dalam Saputro, dkk (2016:164)[24] menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah kegiatan membandingkan antara faktor eksternal Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman) dengan faktor internal Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan).

Menurut David dalam Saputro, dkk (2016:164-165)[24] terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah matriks SWOT:

  1. Buatlah daftar peluang-peluang eksternal utama

  2. Buatlah daftar ancaman-ancaman eksternal utama

  3. Buatlah daftar kekuatan-kekuatan internal utama

  4. Buatlah daftar kelemahan-kelemahan internal utama

  5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi SO

  6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi WO

  7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi ST

  8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi WT.

Sumber : Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1 (2012:17)

Gambar 2.1. Tabel Matriks SWOT

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dan membandingkan antara faktor eksternal Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman) dengan faktor internal Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan).

Pengertian 7P

Menurut Leokito, dkk (2014:3) [25] 7P dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Product

  2. Pengertian product (produk) menurut Kotler & Armstrong dalam Leokito, dkk (2014:3)[25] adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

  3. Price (Harga)

  4. Definisi harga menurut Philip Kotler dalam Leokito, dkk (2014:3)[25] Price is the amount of money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or using the product or service.

    (Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa).

  5. Place (Lokasi/Distribusi)

  6. Definisi lokasi menurut Kolter dalam Leokito,dkk (2014:3)[25] mengenai distribusi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada konsumen melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantung satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dalam lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas Sebagai salah satu variable marketing mix, place atau distribusi mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu perusaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

  7. Promotion (Promosi)

  8. Menurut Philip Kotler dan Gery Amstrong dalam Leokito,dkk (2014:3)[25] promosi adalah “aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen sasaran untuk membelinya”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan informasi atau berkomunikasi antara penjual dan pembeli potensial yang besifat menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran untuk menciptakan permintaan atas produk barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

  9. Physical Evidence (Lingkungan fisik)

  10. Bukti fisik menurut Kotler dalam Leokito, dkk (2014:4)[25] yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada konsumen ataupun calon konsumen. Sebenarnya tidak ada atribut fisik untuk layanan, sehingga konsumen cenderung mengandalkan isyarat material. Ada banyak contoh bukti fisik, termasuk beberapa hal sebagai berikut:

    1. Packaging (Kemasan)

    2. Internet/web pages (Internet / halaman web)

    3. Paperwork (Dokumen seperti invoice, tiket dan catatan pengiriman).

    4. Brochures (Brosur)

    5. Furnishings (Perabotan)

    6. Signage (seperti yang di pesawat dan kendaraan)

    7. Uniforms (Seragam)

    8. Business cards (Kartu nama)

    9. The building itself (Bangunan itu sendiri ,seperti kantor bergengsi atau markas indah)

    10. Mailboxes and many others (Kotak surat dan banyak lainnya)

    11. Beberapa organisasi sangat tergantung pada bukti fisik sebagai alat komunikasi pemasaran, atraksi wisata contoh dan resort (misalnya Disney World), paket dan layanan surat (misalnya truk UPS), dan bank besar .

  11. People (Orang)

  12. dalam Leokito, dkk (2014:4)[25] people merupakan konsumen yang memberikan persepsi kepada konsumen lain tentang kualitas jasa yang pernah dibelinya dari perusahaan. Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap proses pembelian jasa yang bersangkutan.

  13. Process (Proses)

  14. Menurut Philip Kotler dalam Leokito, dkk (2014:4)[25] proses disini adalah mencakup bagaimana cara perusahaan melayani permintaan tiap konsumennya. Mulai dari konsumen tersebut memesan (order) hingga akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa perusahaan tertentu biasanya memiliki cara yang unik atau khusus dalam melayani konsumennya. Yang dimaksud proses dalam pemasaran yaitu keseluruhan sistem yang berlangsung dalam penyelenggaraan dan menentukan mutu kelancaran penyelenggaraan jasa yang dapat memberikan kepuasan pada penggunanya.

Teori Khusus

Konsep Dasar Televisi

  1. Pengertian Televisi

  2. Menurut Sumita Tobing yang dikutip oleh Morissan (2015:10)[11] televisi merupakan salah satu medium bagi para pemasang iklan Indonesia. Media televisi merupakan industri yang padat modal,padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Namun, sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang memadai. Pada umumnya televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja.

    Menurut Arsyad yang dikutip oleh Agustina (2016:310) [26] televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang, televisi sesungguhnya adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.

    Maka dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu medium bagi para pemasang iklan melalui sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.

  3. Standar Penyiaran Televisi

  4. Menurut Morissan (2013:58-59)[11] hal penting yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan suatu siaran adalah, terkait dengan standar penyiaran yang berlaku pada dunia telekomunikasi pada umumnya, dari siaran pada khususnya. Suatu siaran siaran membutuhkan berbagai peralatan keras. Misalnya siaran televisi akan membutuhkan peralatan seperti kamera, peralatan transmisi dan pesawat televisi sebagai alat penerima gambar dan suara.

    Telekomunikasi dan siaran saat ini ada tiga standar sistem penyiaran didunia, yaitu:

    1. NTSC atau National Television Standards Committee yang digunakan di Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Korea, dan Meksiko.

    2. PAL atau Phase Alternating by line yang digunakan disebagian Asia termasuk Indonesia, Australia, China, Amerika Selatan, dan sebagian Eropa.

    3. SECAM atau Sequential Couleur avec Memoire yang digunakan di Perancis, Asia Tengah dan beberapa Negara Afrika.

  5. Jenis-Jenis Program Acara Televisi

  6. Menurut Fachruddin (2015:70)[27] konten utama dari program televisi adalah acara yang dikomersilkan dan dirancang untuk menarik khalayak luas, untuk menghibur, paling ekonomis, dan menarik perhatian penonton sehingga dapat dijual ke pengiklan , kondisi tersebut merupakan pangsa pasar yang harus spesifik segmentasi genrenya bagi lembaga riset internasional Nieslen Audience Measurment yang konsekuen meneliti rating/share program televisi. Nieslen Audience Measurment membagi genre program televisi berdasarkan kebutuhan industri televisi seperti berikut ini:

    1. Seri (series): drama, action/adventure, horror/mytery, sitcom/comedy.

    2. Film (movie): drama, action/adventure, horror/mytery, sitcom/comedy, animation/puppet.

    3. Hiburan (entertainment): tradisional, light entertainment, music, variety show, quiz, game show, reality show, comedy.

    4. Anak-anak (children): series, series animation/puppet, light entertainment, music/variety, quiz/game show, infotainment, edutainment.

    5. Informasi (information): talk show, documentary, infotainment, informacial tv, tv magazine, education, skill/hobbies.

    6. Berita (news): special news, hard news, talkshow, feature.

    7. Agama (religious): preach, special event, variety show.

    8. Olahraga (sport): journal/highlight, match, exercise, special event.

    9. Pengisi jeda (filter): news, public announcement, music, quiz, other.

Pengertian Sinopsis

Menurut Maulani, dkk (2016:215)[28] sinopsis adalah konsep cerita yang akan dibuat atau mencerminkan alur cerita dari awal sampai akhir adegan.

Menurut Edi dan Bambang Sudaryatno (2014:4)[29] Sinopsis adalah satu ringkasan cerita yang menceritakan garis besar cerita yang akan ditampilkan.

Dari dua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sinopsis adalah sebuah ringkasan cerita yang menceritakan sebuah garis besar dari cerita tersebut sehingga pembaca dapat dengan cepat mengerti cerita yang akan ditampilkan.

Pengertian Naskah

Menurut Setiawan, dkk (2014:2)[30] Naskah/screenplay adalah fase penulisan naskah cerita yang dikembangkan dari ide cerita yang telah disetujui, naskah atau skenario adalah karya literatur non-final yang berisi informasi yang dibutuhkan oleh seluruh kru pembuatan sebuah film tentang bagaimana mengatur produksi sebuah film. Cara penulisan sebuah naskah berbeda dengan penulisan literatur lain, seperti novel atau cerpen.

Menurut Nugroho (2014:202)[7] naskah adalah hasil karya pengarang dengan beberapa pesan dari pengarang yang dituangkan kedalam tulisan-tulisan dan kemudian disajikan dalam bentuk naskah.

Berdasarkan definisi diatas, maka kesimpulan dari naskah adalah sebuah tulisan-tulisan yang dituangkan oleh pengarang dalam bentuk naskah untuk mengatur produksi sebuah film.

Menulis Naskah (Script Writting) mempunyai perinsip-perinsip umum sebagai berikut :

  1. Script Writting sebagai pembicaraan (terdapat dua karakter atau lebih).

  2. Dialek, aksen, intonasi, diksi (sangat fonetik yang mengarahkan pitch, loudness, timbre).

  3. Tidak hanya apa yang dikatakan tetapi bagaimana cara mengatakannya.

  4. Bahasa tubuh dan karakter (karena dialog menempel padanya).


Pengertian Storyboard

Menurut Setiawan, dkk (2014:2)[30]Storyboard adalah tahap menterjemahkan senarai gambar yang biasanya disertai arahan dan dialog yang merepresentasikan pengambilan gambar beserta urutannya yang akan dilakukan dalam sebuah produksi film atau televisi”.

Menurut Purwanto dan Showfan Hanief (2016:4.8-15)[31] Metode berbasis multimedia dalam bentuk storyboard merupakan visual test yang pertama-tama dari gagasan dimana secara keseluruhan dapat dilihat apa yang dapat disajikan. Bagi staf pembuat multimedia, storyboard merupakan pedoman dari aliran perkerjaan yang harus dilakukan. Bagi sponsor, storyboard merupakan gambaran suatu multimedia yang akan diproduksi. Kontribusi yang dihasilkan dari tahapan ini diantaranya menghasilkan sketsa tampilan, dan struktur navigasi sebagai pilihannya.

Menurut Fachruddin (2012:464)[27] storyboard adalah sketsa yang menggambarkan adegan dalam film. Digunakan untuk mempermudah pengambilan gambar.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, kesimpula dari storyboad adalah merepresentasikan pengambilan gambar beserta urutannya untuk pedoman dari aliran perkerjaan yang harus dilakukan untuk mempermudah pengambilan gambar.

Konsep Dasar Produksi

  1. Pra Produksi

  2. Menurut Prasetya dkk (2015:5-6)[32] Pra Produksi adalah Sebuah tahap persiapan sebelum kegiatan produksi dimulai. Proses ini sangat menentukan kelancaran kegiatan produksi nantinya. Berikut ini beberapa hal yang perlu disiapkan dalam pra produksi:

    1. Outline''

    2. Outline dijabarkan dengan membuat poin-poin pekerjaan yang berfungsi untuk membantu identifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun supaya pekerjaan dapat berjalan.

    3. Script / Skenario

    4. Pengembangan mendetail dari cerita.

    5. Storyboard

    6. Merupakan coretan gambar / sketsa seperti gambar komik yang menggambarkan kejadian dalam film.

    7. Rencana anggaran biaya

      1. Pembentukan tim kerja

      2. Pemilihan talent dan extras

      3. Penyediaan art propertis

      4. Pencarian lokasi dan perizinan

      5. Penyediaan peralatan shooting

  3. Produksi

  4. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:154)[8] pengertian produksi (production) adalah upaya mengubah naskah menjadi bentuk audio video (AV). Produksi berupa pelaksanaan perekaman gambar (taping) atau siaran langsung (live).

    Pada program informasi yang terikat waktu (time concern) dapat diproduksi tanpa set up atau rehearsal. Bagi format program hiburan setelah set up dan rehearsel baru dapat dilakukan perekaman atau siaran langsung.

    1. Taping

    2. Taping (rekaman) merupakan kegiatan merekam adegan dari naskah menjadi bentuk audio video (AV). Materi hasil rekamannya akan ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan peristiwanya, misalnya rekaman dilakukan pada minggu lalu, ditanyangkan minggu ini atau rekaman dilakukan pada pagi harinya, dan disiarkan pada malam hari. Pelaksanaan rekaman dapat dilakukan dengan cara: (a) produksi dilaksnakan seluruhnya didalam studio; (b) dilaksanakan diluar studio; (c) produksi dilakukan di dalam dan luar studio. Ada beberapa teknik yang dilakukan dalam perekaman program siaran televisi, yaitu:

      1. Live on Tape: Produksi program yang direkam secara utuh dengan konsep siaran langsung. Menggunakan beberapa kamera dan direkam terus – menerus menggunakan VTR melalui vision mixer, hasilnya akan diedit sebelum disiarkan. Live on tape disebut juga dengan istilah MCR (Multi Camera Remote).

      2. Multi Camera Recording: Rekaman yang dilakukan dengan beberapa kamera pada satu adegan. Dimana setiap kamera merekam sendiri – sendiri adegan tersebut, dengan komposisi dan ukuran gambar yang berbeda. Hasil rekaman ini akan disatukan dalam proses editing sebelum disiarkan.

      3. Recording in segment: Rekaman yang dilakuakn menggunakan satu atau lebih kamera bagian per bagian (scene) sesuai dengan breakdown script. Bagian per bagian dapat juga diambil dari beberapa angle dan komposisi kamera untuk memberikan makna dan informasi. Istilah Recording in Segment yaitu EFP (Electronic Field Production). Biasa digunakan untuk program dokumenter atau hiburan dengan film style.

      4. Single Camera: Produksi rekaman dengan menggunakan satu kamera. Dimana hasilnya melalui proses editing, gambarnya disusun untuk dapat menjelaskan makna dan informasi sesuai kebutuhan program. Single camera dapat disebut juga dengan ENG (Electronic News Gathering) biasa untuk program berita menggunakan kamera VCR Portable dengan mikrofon.

    3. Live

    4. Live atau siaran langsung, dalam peraturan KPI nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang perilaku penyiaran disebutkan, siaran langsung adalah segala bentuk program siaran yang ditayangkan tanpa penundaan waktu.

  5. Pasca Produksi

  6. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:155)[8] pasca produksi (posproduction) adalah tahapan akhir dari proses produksi program sebelum on air.

    Dalam tahapan pascaproduksi program yang sudah direkam harus melalui beberapa proses, diantaranya editing offline, online, insert graphic, narasi, effect visual dan audio serta mixing.

    1. Editing

    2. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:155-157)[8] Pengertian editing adalah penyuntingan, pemotongan, penyambungan, merangkai pemotongan gambar secara runtut dan utuh dari bagian – bagian dari hasil rekaman gambar dan suara. Untuk editing ada dua teknik yang digunakan, yaitu editing linier dan editing nonlinear.

      Editing linier adalah sistem editing teknologi analog (dari kaset ke kaset) menggunakan video tape recorder (VTR), video mixer, audio mixer, dan character generator. Adapun editing non linear adalah editing digital menggunakan komputer sebagai media kerjanya. Materi di dapat dari kaset tape diubah menjadi data. Data tersebutlah yang akan diedit.

      Sistem kerja editing nonlinear materi program yang didapatkan, sebelum diedit, di capture (direkam) dahulu ke dalam kedalam komputer dengan teknologi software editing. Ada beberapa jenis software editing yang digunakan, di antaranya matrox, premier, velocity atau avid machine, dan final cutpro. Saat ini yang umum dipakai adalah premier, avid machine, final cutpro, karena menggunakan teknologi yang baik dengan sistem kerjanya lebih sederhana dan mudah dioperasikan.

      1. Offline Editing: Pada editing linear dan nonlinear seluruh materi melalui offline editing, yaitu editing awal untuk memilih gambar yang baik dari rekaman asli hasil liputan (master shooting). Offline editing dapat juga dilakukan dengan menambah gambar dari stock shot atau footage lain sesuai dengan kebutuhan materi program. Hasil offline selanjutnya akan masuk pada tahapan online editing untuk menyempurnakan agar layak ditayangin.

      2. Online Editing: proses akhir editing program untuk materi yang siap disiarkan, atau proses akhir program yang tidak/belum disiarkan. Online editing merupakan kelanjutan dari offline editing. Materi program yang sudah melalui offline editing akan disempurnakan audio video (AV) dengan menambah effect visual, graphic, telop, tamplate, atau running text.

    3. Jenis – jenis Editing

    4. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:158)[8] ada dua jenis teknik editing yang digunakan untuk proses editing program, yaitu continuity editing dan compilation editing.

      1. Continuity editing: Menghubungkan gambar yang satu dengan lainnya. Menghubungkan adegan satu dengan lainnya, sehingga tersusun cerita yang diinginkan, continuity editing dipakai pada program drama dan produksi film.

      2. Compilation editing: Editing yang tidak terikat pada kontinuitas gambar. Gambar disusun berdasarkan script atau narasi. Gambar mengikuti naskah sebagai pelengkap keterangan narasi. Compilation editing digunakan untuk program dokumenter, straight news, dan beberapa format program lainnya.


    5. Dasar-dasar Teknik Editing

    6. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:158-160)[8] Beberapa dasar teknik editing yang berhubungan dengan aspek – aspek artistik, informasi, dinamisasi, motivasi, dan tujuan editing. Teknik dasar editing ini menjadi panduan dalam setiap proses editing, baik pada jenis continuity editing maupun compilation editing.

      1. Cut: Disebut juga cut to, yaitu pemotongan dari gambar satu ke gambar lainnya tanpa batas dan transisi atau perpindahan gambar secara mendadak, misalnya dari objek A langsung dipindah ke objek B.

      2. Dissolve: Teknik editing dengan pergantian gambar dari satu gambar ke gambar lain secara perlahan – lahan.

      3. Fade: munculnya atau hilangnya gambar atau suara secara berangsur-angsur.

      4. Wipe: Teknik editing penggantian gambar dengan menghilangkan gambar yang ada pada frame, dengan cara seperti menghapus atau menutupi gambar tersebut dengan gambar lain atau gambar berikutnya.

      5. Super impose: perpaduan dua gambar atau lebih ke dalam satu frame. Adakalanya dua gambar terpisah dan dipadukan sedemikian rupa sehungga mendapatkan aspek artistik.

    7. Narasi

    8. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:160)[8] pada program berita narasi disebut voice over (VO). Proses perekaman narasi dapat dilakukan diruang control audio atau juga dapat direkam di kamera. Reporter yang bekerja dengan deadline sering melakukan perekaman di lokasi peliputan. Teknik ini harus dilakukan dengan hati – hati, karena dapat terganggu dengan suara – suara yang tidak peru ikut terekam materi siaran, misalnya suara kendaraan atau orang lain yang tidak ada hubungannya dengan VO yang dibuat.

    9. Mixing

    10. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:160)[8] mixing adalah tahapan menyesuaikan menyelaraskan, menyeimbangkan suara, dan pemberian efek suara berupa musik pada program (adegan) dengan memperhatikan kepentingan gambar yang ditampilkan, misalnya, gambar di tepi jalanan bisa ditambahkan dengan efek suara kendaraan bermotor atau efek ilustrasi musik, untuk memberikan sentuhan emosi, keindahan, keharmonisasian program tersebut.

    11. Mastering

    12. Menurut Latief dan Yusiatie Utud (2015:161)[8] mastering disebut juga print to tape merupakan proses akhir dari pascaproduksi, yaitu mentransfer hasil final editing yang sudah siap untuk tayang, ditransfer ke dalam kaset (Betacam digital, Betacam analog, miniDV, DVcam atau DVD) umum yang dipakai adalah Betacam digital dan miniDV, karena kedua kaset ini kualitasnya lebih baik dari yang lainnya.

Konsep Dasar Aplikasi Penunjang Video

  1. Adobe Premiere CS 6

  2. Menurut Brenneis (2013:1)[33] Adobe Premiere Pro CS6, the essential editing tool for video enthusiasts and professionals, enhances your creative power and freedom. Adobe Premiere Pro is the most scalable, efficient, and precise video-editing tool available. It supports a broad range of video formats including AVCHD, HDV, XDCAM, P2 DVCPRO HD, XDCAM, AVC-Intra, Canon XF, RED, ARRIRAW, QuickTime, and many more. The superior performance of Adobe Premiere Pro lets you work faster and more creatively. The complete set of powerful and exclusive tools lets you overcome any editorial, production, and workflow challenges to deliver the high-quality work you demand.

    (Adobe Premiere Pro CS6, alat edit yang penting untuk penggemar video dan profesional, meningkatkan kekuatan kreatif dan kebebasan. Adobe Premiere Pro adalah yang paling tepat, efisien dan berskala dalam mengedit video alat yang tersedia. Ini mendukung berbagai format video termasuk AVCHD, HDV, XDCAM, P2 DVCPRO HD, XDCAM, AVC-Intra, Canon XF, MERAH, ARRIRAW, QuickTime, dan banyak lagi. Kinerja yang unggul dari Adobe Premiere Pro memungkinkan Anda bekerja lebih cepat dan lebih kreatif. Set lengkap alat-alat yang kuat dan eksklusif memungkinkan Anda mengatasi setiap editorial, produksi dan alur kerja tantangan untuk memberikan kualitas tinggi pekerjaan Anda.)

    1. Enhancing The Workflow With Adobe Premiere Pro

    2. Menurut Brenneis (2013:12-13)[33] Adobe Premiere Pro has easy-to-use tools for standard video editing. It also pro- videos advanced tools for manipulating, adjusting, and fine-tuning your projects. You may not incorporate all of the following features in your first few video projects. However, as your experience and understanding of nonlinear editing grows, you’ll want to expand your capabilities. The following topics will be covered in this book.

      (Adobe Premiere Pro memiliki alat yang mudah untuk digunakan dalam pengeditan standar video. Pro – video juga termasuk alat untuk memanipulasi, menyesuaikan dan memperbaiki proyek Anda. Anda tidak dapat menyertakan semua fitur berikut ke dalam proyek beberapa video pertama Anda. Namun, sebagai pengalaman dan pemahaman tentang perkembangan pengeditan nonlinear, Anda ingin memperluas kemampuan Anda. Berikut topik yang akan dibahas dalam buku ini.)

      1. Advanced audio editing: Adobe Premiere Pro provides audio effects and editing unequaled by any other nonlinear editor. Create and place 5.1 surround-sound audio channels, make sample-level edits, apply multiple audio effects to audio clips or tracks, and use the included state-of-the-art plug-ins as well as third- party Virtual Studio Technology (VST) plug-ins.

      2. (Adobe Premiere Pro menyediakan efek audio dan penyuntingan tiada bandingnya oleh editor nonlinear lainnya. Membuat dan menempatkan suara sekitar 5.1 saluran audio, membuat sampel-tingkat suntingan, menerapkan beberapa efek audio klip audio atau trek, dan gunakan state-of-the-art plug-ins sebaik pihak ketiga Virtual Studio teknologi (VST) plug-ins.)

      3. Color correction: Correct and enhance the look of your footage with advanced color-correction filters. You can also make secondary color-correction selections that allow you to adjust isolated colors and adjust parts of an image to improve the composition.

      4. (Color correction : memperbaiki dan meningkatkan tampilan cuplikan anda dengan filter lanjutan koreksi warna. Anda juga dapat membuat pilihan koreksi warna sekunder yang memungkinkan Anda untuk menyesuaikan warna yang terisolasi dan menyesuaikan bagian-bagian dari sebuah gambar untuk memperbaiki komposisi.)

      5. Keyframe controls: Premiere Pro gives you the precise control you need to fine-tune visual and motion effects without exporting to a compositing or motion graphics application. Keyframes use a standard interface design, so learn how to use them once, and you’ll know how to use them in all Adobe Creative Suite products.

      6. (Premiere Pro memberikan Anda kontrol yang tepat yang Anda butuhkan untuk menyempurnakan visual dan gerak efek tanpa mengekspor ke aplikasi penggabungan grafis atau gerak. Keyframes menggunakan desain antarmuka standar, jadi pahami bagaimana cara menggunakannya, dan Anda akan tahu bagaimana menggunakannya dalam semua produk Adobe Creative Suite. )

      7. Broad hardware support: Choose from a wide range of dedicated capture cards and other hardware to assemble a system that best fits your needs and budget. Adobe Premiere Pro system specifications extend from low-cost computers for digital video (DV) and compressed HDV editing up to high-performance workstations capturing full HD and 3D stereoscopic video.

      8. (Board hardware support: memilih dari berbagai macam kartu khusus menangkap dan perangkat keras lain untuk merakit sebuah sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda. Sistem spesifikasi Adobe Premiere Pro memperpanjang dari komputer murah untuk video digital (DV) dan meminimalisi HDV untuk mengedit sampai ke kinerja yang tinggi untuk menangkap full HD dan 3D stereoscopic video.)

      9. Mercury Playback Engine graphics card acceleration: The Mercury Playback Engine operates in two modes: software-only and GPU acceleration. The GPU acceleration mode requires a compatible graphics card in your workstation. See www.adobe.com/products/premiere/tech-specs.html for a list of compatible graphics cards.

      10. (Mercury Playback Engine graphics card acceleration : The Mercury Playback Engine beroperasi dalam dua mode: perangkat lunak dan akselerasi GPU. Modus akselerasi GPU memerlukan kartu grafis kompatibel di workstation Anda. Lihat www.adobe.com/products/premiere/tech-specs.html untuk daftar kartu grafis yang kompatibel.)

      11. Multicam editing: You can easily and quickly edit productions shot with multiple cameras. Adobe Premiere Pro displays multiple camera sources in a split-view monitor, and you can choose a camera view by clicking the appropriate screen or using shortcut keys.

      12. (Multicam Editing: anda dapat dengan mudah dan cepat mengedit produksi yang di ambil dengan beberapa kamera. Adobe Premiere Pro menampilkan beberapa sumber kamera di monitor split-view, dan anda dapat memilih tampilan kamera dengan mengklik layar yang sesuai atau menggunakan tombol pintas.)

      13. Project Manager: Manage your media through a single dialog box. View, delete, move, search for, and reorganize clips and bins. Consolidate your projects by moving just the media actually used in a project and copying that media to a single location. Then reclaim drive space by deleting unused media.

      14. (Project manager: atur media Anda pada kotak dialog tunggal. Melihat, menghapus, memindahkan, mencari, dan reorganisasi klip dansampah. Mengkonsolidasikan proyek Anda dengan menggerakkan media yang benar-benar digunakan dalam proyek dan menyalin bahwa media ke lokasi tunggal. Kemudian ambil kembali ruang drive dengan menghapus media yang tidak terpakai.)

      15. Metadata: Adobe Premiere Pro supports Adobe XMP, which stores additional information about media as metadata that can be accessed by multiple applications. This information can be used to locate clips or communicate valuable information such as preferred takes.

      16. (Metadata: Adobe Premiere Pro mendukung Adobe XMP, yang menyimpan informasi tambahan tentang media sebagai metadata yang dapat diakses oleh beberapa aplikasi. Informasi ini dapat digunakan untuk menemukan klip atau berkomunikasi informasi berharga seperti mengambil pilihan.)

      17. Creative titles: Create titles and graphics using the Premiere Pro Title Designer. You can also use graphics created in almost any suitable software, plus Adobe Photoshop documents can be used as automatically flattened images or as separate layers you can incorporate, combine, and animate selectively.

      18. (Creative titles: membuat judul dan gunakan Premiere Pro judul perancang grafis. Anda juga dapat menggunakan grafis yang dibuat di hampir semua perangkat lunak yang cocok, ditambah dokumen Adobe Photoshop dapat digunakan sebagai gambar rata secara otomatis atau lapisan terpisah yang dapat Anda gabungkan, mengkombinasikan, dan menghidupkan secara selektif.)

      19. Advanced trimming: Use special trimming tools to adjust each clip and cut point in a sequence. Adobe Premiere Pro CS6 includes significant improvements to its trimming tools, allowing you to make complex trimming adjustments to multiple clips.

      20. (Advance trimming: menggunakan alat-alat khusus pemangkasan untuk menyesuaikan setiap klip dan memotong titik dalam urutan. Adobe Premiere Pro CS6 meliputi perbaikan yang signifikan dengan pemangkasan Tools, memungkinkan Anda untuk membuat penyesuaian kompleks pemangkasan beberapa klip.)

      21. Media encoding: Export your sequence to create a video and audio file that is perfect for your needs. Use the advanced features of Adobe Media Encoder to create multiple copies of your finished sequence in several different formats.”

      22. (Media Encoding: ekspor urutan Anda untuk membuat file video dan audio yang sempurna untuk kebutuhan Anda. Gunakan fitur lanjutan dari Adobe Media Encoder untuk membuat beberapa salinan dari penyelesaian urutan Anda dalam beberapa format yang berbeda.)

    3. The Workplace Layout

    4. Menurut Brenneis (2013 : 17-19)[33] The workspace layout Before you begin, make sure you are looking at the default workspace. Choose Window > Workspace > Editing. Then, to reset the Editing workspace, choose Window > Workspace > Reset Current Workspace. Click Yes in the confirmation dialog. If you’re new to nonlinear editing, the default workspace might look like an awful lot of buttons. Don’t worry. Things become much simpler when you know what the buttons are for. The interface is designed to make video editing easy. The principal elements are shown here.

      (Yang artinya Tata ruang kerja sebelum memulai, pastikan Anda mencari di ruang kerja default. Memilih jendela > Workspace > mengedit. Kemudian, untuk me-reset mengedit workspace, pilih jendela > Workspace > Reset kerja saat ini. Klik Ya pada dialog konfirmasi. Jika Anda baru untuk mengedit nonlinier, ruang kerja default mungkin tampak seperti banyak sekali tombol. Jangan khawatir. Hal-hal menjadi lebih sederhana bila anda tahu apa kegunaan tombol-tombol tersebut. Antarmukanya dirancang untuk membuat pengeditan video lebih mudah. Unsur-unsur utama yang ditampilkan di sini.)

      Sumber : Adobe Premiere CS6 : Classroom In a Book (2013:17)

      Gambar 2.2. Layout Worklplace Adobe Premiere

      Each workspace item appears in its own panel, and multiple panels can be com- bined into a single frame. Some items with common industry terms stand alone, such as Timeline, Audio Mixer, and Program Monitor. The main user interface elements are as follows:

      (Setiap item kerja muncul di panel sendiri, dan beberapa panel bisa dikombinasikan ke dalam satu frame. Beberapa item dengan istilah industri umum berdiri sendiri, Timeline, Audio Mixer dan Monitor Program. Elemen antarmuka pengguna utama adalah sebagai berikut)

      1. “Timeline panel: This is where you’ll do most of your actual editing. You view and work on sequences (the term for edited video segments or entire projects) in the Timeline panel. One strength of sequences is that you can nest them (place sequences inside other sequences). In this way, you can break up a production into manageable chunks or create unique special effects.”

      2. (Timeline panel: ini adalah dimana Anda akan melakukan sebagian besar pengeditan Anda sebenarnya. Anda melihat dan bekerja pada urutan (istilah untuk segmen video yang diedit atau seluruh proyek) di Timeline panel. Kekuatan satu urutan adalah bahwa Anda dapat menggabungkan mereka (tempat urutan dalam urutan lain). Dengan cara ini, Anda dapat memecah produksi ke dalam potongan-potongan yang dikelola atau menciptakan efek khusus yang unik.)

      3. “Tracks: You can layer—or composite—video clips, images, graphics, and titles on an unlimited number of tracks. Video clips on upper video tracks cover whatever is directly below them on the Timeline. Therefore, you need to give clips on higher tracks some kind of transparency or reduce their size if you want clips on lower tracks to show through.”

      4. (Tracks : Anda dapat melapis atau membuat klip video, Gambar, grafis, dan judul pada jumlah yang tidak terbatas lagu. Klip video di atas trek video menutupi apapun secara langsung di bawah mereka pada Timeline. Oleh karena itu, Anda perlu memberikan klip di trek yang lebih tinggi semacam transparansi atau mengurangi ukuran mereka jika Anda ingin klip di bawah trek untuk menunjukkan melalui.)

      5. “Monitor panels: You use the Source Monitor (on the left) to view and trim raw clips (your original footage). To view a clip in the Source Monitor, double- click it in the Project panel. The Program Monitor (on the right) is for viewing your sequence. Some editors prefer working with only one monitor screen. The lessons throughout this book reflect a two-monitor configuration. You can change to a single-monitor view if you choose. Click the Close button on the Source tab to close that monitor. In the main menu, choose Window > Source Monitor to open it again.”

      6. (Monitor panel: Anda menggunakan Monitor sumber (di sebelah kiri) untuk melihat dan memangkas klip mentah (rekaman asli Anda). Untuk melihat klip di Monitor sumber, double-klik di panel proyek. Monitor Program (di sebelah kanan) adalah untuk melihat urutan anda. Beberapa editor lebih suka bekerja dengan hanya satu monitor layar. Pelajaran seluruh buku ini mencerminkan konfigurasi dua-monitor. Anda dapat mengubah tampilan satu-monitor jika anda memilih. Klik tombol tutup pada tab sumber untuk menutup monitor itu. Di menu utama, pilih jendela > sumber monitor untuk buka lagi.)

      7. “Project panel: This is where you place links to your project’s media files: video clips, audio files, graphics, still images, and sequences. You can use bins—similar to folders—to organize your assett.”

      8. (Project panel: ini adalah di mana Anda menempatkan link ke file media proyek Anda: klip video, file audio, grafis, masih gambar, dan urutan. Anda dapat menggunakan bins mirip dengan folder untuk mengatur aset anda.)

      9. “Media Browser: This panel helps you browse your hard drive to find footage. It’s especially useful for file-based camera media.”

      10. (Media Browser: Panel ini membantu Anda menelusuri hard drive Anda untuk menemukan rekaman. Hal ini terutama berguna untuk kamera berbasis file media.)

      11. “Effects panel: This panel contains all the clip effects you will use in your sequences, including video filters, audio effects, and transitions (docked, by default, with the Project panel). Effects are grouped by type to make them easier to find.”

      12. (Effect panel: panel ini berisi semua efek klip yang akan Anda gunakan dalam urutan Anda, termasuk filter video, efek audio dan transisi (berlabuh, secara default, dengan proyek panel). Efek dikelompokkan menurut jenis untuk membuat mereka lebih mudah untuk menemukan.)

      13. “Audio Mixer: This panel (docked, by default, with the Source and Effect Controls panels) is based on audio production studio hardware, with volume sliders and panning knobs. There is one set of controls for each audio track on the Timeline, plus a master track.”

      14. (Audio Mixer: Panel ini (memotong, secara default, dengan sumber dan efek kontrol panel) didasarkan pada hardware studio produksi audio, dengan volume slider dan tombol panning. Ada satu set kontrol untuk setiap lagu audio pada Timeline, ditambah menguasai trek.)

        Sumber : Adobe Premiere CS6 : Classroom In a Book (2013:18)

        Gambar 2.3. Effect Panel & Audio Mixing Adobe Premiere

      15. “Effect Controls panel: This panel (docked, by default, with the Source and Audio Mixer panels, or accessible via the Window menu) displays the controls for any effects applied to a clip you select in a sequence. Motion, Opacity, and Time Remapping controls are always available for visual clips. Most effect parameters are adjustable over time.”

      16. (Effect control panel : panel ini (memotong, secara default, dengan sumber dan Audio Mixer panel, atau dapat diakses melalui menu jendela) menampilkan kontrol untuk efek yang diterapkan untuk klip yang Anda pilih secara berurutan. Kontrol gerakan, Opacity, dan pengaturan ulang waktu selalu tersedia untuk visual klip. Kebanyakan efek parameter dapat disesuaikan dari waktu ke waktu.)

        Sumber : Adobe Premiere CS6 : Classroom In a Book (2013:19)

        Gambar 2.4. Effect Control Panel Adobe Premiere

      17. “Tools panel: Each icon in this panel represents a tool that per- forms a specific function, typically a type of edit in a sequence. The Selection tool is context-sensitive, which means it changes appearance to indicate the function that matches the circum- stances. If you find your cursor doesn’t work as you expect it, it might be because you have the wrong tool.”

      18. (Tools panel : Setiap ikon dalam panel ini merupakan alat yang mempunyai bentuk fungsi yang spesifik, biasanya jenis edit secara berurutan. Perangkat seleksi context-sensitive, yang berarti perubahan penampilan untuk menunjukkan fungsi yang cocok dengan menyenangkan. Jika Anda menemukan kursor Anda tidak bekerja seperti yang Anda harapkan, hal itu mungkin karena Anda memiliki alat yang salah.)

        Sumber : Adobe Premiere CS6 : Classroom In a Book (2013:19)

        Gambar 2.5. Tools Panel Adobe Premiere

      19. “Info panel: The Info panel (docked, by default, with the Project panel and Media Browser, or accessible via the Window menu) presents information about any asset you select in the Project panel or any clip or transition selected in a sequence.”

      20. (Info Panel : Panel Info (memotong, secara default, dengan proyek panel dan Media Browser, atau dapat diakses melalui menu jendela) menyajikan informasi tentang setiap aset yang Anda pilih di panel proyek atau klip atau transisi yang dipilih dalam urutan.)

      21. “History panel: This panel (docked, by default, with the Effects and Info panels) tracks the steps you take and lets you back up easily. It’s a kind of visual Undo list. When you select a previous step, all steps that came after it are also undone.”

      22. (History Panel : panel ini (memotong, secara default, dengan efek dan info panel) trek langkah-langkah yang Anda ambil dan memungkinkan Anda membuat cadangan dengan mudah. Ini adalah semacam daftar Undo visual. Bila Anda memilih tahap sebelumnya, semua langkah yang datang setelah itu juga dibatalkan.)

  3. Adobe Illustrator CS6

  4. Menurut Putra dan Mira Ziveria (2016 : 68)[16] Adobe Illustrator adalah software desain berbasis vector yang dikembangkan dan dipasarkan oleh Adobe System. Adobe Illustrator pertama kali dibangun untuk Apple Macintosh pada 1986 (dipasarkan pada 1987) sebagai komersialiasi dari software pembuat font rumahan Adobe.

  5. Adobe After Effect CS6

  6. Menurut Smith and AGI Creative Team, (2012 : 1)[34] Adobe after effect cs6 lets your create artwork for a variety uses. The animation and compositing tools of after effect are second to none: allowing you to manipulate text, image, audio and video. Adobe After Effects provide you the tools to express your creative ideas for video, film and broadband production.

    (Adobe After Effect CS6 memungkinkan anda membuat karya seni untuk berbagai kegunaan. Animasi dan campuran alat-alat setelah efek kedua ke none: memungkinkan anda untuk memanipulasi teks, gambar, suara dan video. Adobe After Effect memberikan alat untuk mengekspresikan ide kreatif untuk produksi video, film dan broadband.)

Pengertian Elisitasi

Menurut Saputra (2012 : 50 – 56)[35] elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi tahap I, yaitu berisi seluruh rancangan media komunikasi visual yang diusulkan oleh pihak penulis melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan media yang penting dan harus ada pada rancangan media yang diusulkan tahap I dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut saya jelaskan mengenai Metode MDI : M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat rancangan media yang dibutuhkan. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam rancangan media, akan membuat rancangan media tersebut lebih perfect. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari rancangan media yang dibahas dan merupakan bagian dari luar perancangan media.

  3. Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut : T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara/tekhnik pembuatan requirement tersebut dalam perancangan media yang diusulkan? O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan? E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan dalam perancangan media komunikasi visual? Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu : High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar perancangan media yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literature Review

  1. Pengertian Literature Review

  2. Menurut Fink (2014:3) [36] A research literature review is a systematic, explicit and reproducible method for identifying, evaluating and synthesizing the existing body of complete and recorded work produced by researches, scholars and practitioner.

    (kajian pustaka penelitian adalah metode sistematis, eksplisit dan diulang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mensintesis tubuh yang lengkap dan rekaman yang diproduksi oleh penelitian, para peneliti dan praktisi.)

    Menurut Machi and Brenda T. Mcevoy (2012:3)[37] A literature review is a written document that presents a logically argue case founded on a comprehensive understanding of the current states of knowladge about a topic of study. this case establishes a convincing thesis to answer the study's question.

    (kajian pustaka adalah dokumen tertulis yang menyajikan secara logis berpendapat didirikan pada pemahaman yang komprehensif dari negara saat ini berbagi tentang topik studi kasus. Kasus ini menetapkan tesis meyakinkan untuk menjawab pertanyaan studi tersebut.)

    Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan literature review adalah metode sistematis, eksplisit dan diulang untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi sebuah penelitian melalui dokumen tertulis yang menyajikan secara logis pemahaman yang bersifat komprehensif.

  3. Jenis – Jenis Penelitian

  4. Menurut Moh Nazir yang dikutip oleh Hamdi dan E. Bahruddin (2014:3)[38] jenis-jenis penelitian dibagi atas dua jenis yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan :

    1. Penelitian dasar adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingin tahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar tanpa memperhatikan ujung praktis atau titik terapan.

    2. Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan sesegera untuk tujuan tertentu.

    Selanjutnya metode penelitian dikelompokkan kedalam kelompok umum yaitu:

    1. Metode historis

    2. Metode deskripsi/survey

      1. Metode survey

      2. Metode deskriptif berkesambungan

      3. Metode studi kasus

      4. Metode analisa pekerjaan dan aktifitas

      5. Metode studi komperatif

      6. Metode studi waktu dan gerakan

    3. Metode eksperimental

    4. Metode grounded research

    5. Metode penelitian tindakan

    Tabel 2.1. Metode-metode Penelitian

    KUANTITATIF KUALITATIF
    Eksperimental Non Ekspeimental Interaktif Non Interaktif
    • Eksperimental murni

    • Eksperimental kuasi

    • Eksperimental lemah

    • Subjek tunggal

    • Deskriptif

    • Komparatif

    • Korelasional

    • Survei

    • Ekspost fakto

    • Etnografis

    • Historis

    • Fenomenologis

    • Studi kasus

    • Teori dasar

    • Studi kritis

    • Analisis konsep

    • Analisis kebijakan

    • Analisis histori

    Sumber : Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan (2014:4)

    Tabel 2.2. Perbedaan Penelitian Kuaintitatif dengan Kualitatif

    No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
    1 Menggunakan hipotesis yang ditentukan sejak awal penelitian Hipoesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian
    2 Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal Definisi suatu konteks atau saat penelitian berlangsung
    3 Reduksi data menjadi angka-angka Deskripsi narasi/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
    4 Lebih memperhatikan relibilitas skor yang diperoleh melalui instrument penelitian Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan
    5 Peniliaian validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan statistic Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi
    6 Menggunakan deskripsi prosedur yang jelas (terinci) Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
    7 Sampling rundown Sampling purposive
    8 Desain/control statistic atas variable eksternal Menggunakan analisis logis dalam mengontrol variable ekstern
    9 Menggunakan desain khusus untuk mengontrol bias prosedur Mengandalkan peneliti dalam mengontrol bias
    10 Menyimpulkan hasil menggunakan statistic Menyimpulkan hasil secraa naratif/kata-kata
    11 Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk dianalisis Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan
    12 Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks. Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah/membiarkan keadaan aslinya.

    Sumber : Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan (2014:4-5)

Literature Review

Setelah melakukan beberapa tinjauan pustaka, berikut adalah beberapa penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Salim (2016)[39] Perguruan Tinggi Raharja yang berjudul “Perancangan Media Video Promo Press Conference Pada Program Acara Idola Cilik 5 Di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia” penelitian ini menjelaskan tentang pembuatan video promo untuk program acara Idola Cilik 5 yang digunakan dalam kegiatan press conference sebelum program acara tersebut tayang perdana. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menyampaikan informasi kepada masyarakat dan menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan eksternal publik, khususnya dengan media/pers melalui media video promo press conference. Karena media yang digunakan pada saat press conference masih menggunakan cara yang manual, maka dari itu dibuatlah media yang dapat memudahkan para wartawan (pers) maupun pihak terkait lainnya dalam menerima informasi yang lebih jelas serta dikemas dengan sebuah tampilan audio visual yang menarik. Kegiatan ini hanya mendatangkan orang-orang terkait saja untuk memberikan informasi yang sesuai, namun PT.Rajawali Citra Televisi Indonesia mengembangkan kegiatan ini menjadikan sebuah media audio visual untuk memberikan informasi promo yang lebih jelas dan akurat. Metoddologi penelitian yang digunakan adalah metode analisa permasalahan, metode pengumpulan data, metode analisa perancangan, serta konsep dasar produksi media. Di dalam konsep dasar produksi media terdapat tahap preproduction, production, dan postproduction. Aplikasi yang digunakan dalam menunjang pembuatan video promo adalah Adobe Premire Pro CS6, Adobe After Effect CS6 dan Adobe Photoshop CS6. Serta dalam penayangan pertama program acara Idola Cilik 5 diharapkan mendapatkan rating diatas yang dipresentasekan serta dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luar.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Masitah, dkk (2014)[40] dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik “Strategi Komunikasi Pemasaran Gajayana Tv Dalam Mendapatkan Pengiklan Komersial” menjelaskan bagaimana strategi yang digunakan dalam mendapatkan pengiklanan komersial atau sponsor program acara pada Gajayana TV . Gajayana TV adalah media penyiaran (pertelevisian) di Malang. Selama tahun 2005-2011, Gajayana TV mengalami stagnansi dalam pengiklan, namun sejak tahun 2012, secara perlahan iklan pada Gajayana TV kembali muncul. Karena saat ini sudah semakin banyak stasiun televisi lokal maupun internasional, maka dalam mendapatkan sponsor harus menggunakan strategi yang tepat. Setiap media berlomba-lomba menarik minat para pemasang iklan, karena iklan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menjaga eksistensi dan juga memperkuat keuntungan perusahaan. Metode yang dilakukan adalah model analisa data interaktif yang dikembangkan oleh John W Creswell (2010) kemudian alat analisis yang digunakan adalah teknik analisa SWOT.

  3. Penelitian yang dilakuakn oleh Palguna, dkk (2016)[41] dalam Jurnal KARMAPATI yang berjudul “Pengembangan Media Promosi Berbasis Aransemen Musik dan Video Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika” menjelaskan bahwa dalam pembuatan video profil jurusan Teknik Informatika menggunakan aransemen musik baru dengan menggunakan model Block Diagram. Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan Aransemen Musik dan Video Profil Pendidikan Teknik Informatika serta mengetahui respon masyarakat terhadap Aransemen Musik dan Video Profil Pendidikan Teknik Informatika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Aransemen Musik dan Video Klip Lagu Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika ini dikembangkan dengan model Block Diagram. Aplikasi ini diimplementasikan menggunakan Presonus Studio One sebagai pembuat aransemen lagu serta Pinnacle Version 14 sebagai pembuat video dengan bantuan Adobe After Effect sebagai penambah efek video. Pemanfaatan aplikasi pembuat musik dan video dari dampak kemajuan teknologi menyebabkan para remaja atau anak muda mampu berkreasi dalam mengaransemen serta mengolah video dengan berbagai efek sesuai kemampuan dan keinginan sehingga musik dan video dapat dijadikan berbagai sarana yang vital dalam berbagai media promosi. Respon pengguna terhadap pengembangan aransemen musik dan video profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dapat dikategorikan sangat positif dengan persentase 89%.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Novantara dan Cecep Juliansyah Abbas (2016)[42] dalam jurnal JEJARING yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Multimedia Interaktif Sebagai Media Promosi Pariwisata Kota Cirebon Menggunakan Adobe Flash” menjelaskan bahwa Kesadaran masyarakat untuk menjaga wisata lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih wisata asing yang lebih menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti wisata lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak wisata lokal sendiri yang mengabaikan wisata kotanya sendiri. Wisata lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meninggalkan ciri khas dari wisata tersebut. Untuk mempromosikan tempat pariwisata yang dapat dengan mudah diterima oleh wisatawan, maka dalam menyampaikan informasi menggunakan media audio visual yang dikemas dengan menarik kedalam bentuk multimedia. Tujuan penelitian ini adalah dengan sebuah alternative media penyampaian ini dapat lebih mudah dipahami oleh para wisatawan. Dalam pembuatan media menggabungkan teks, gambar, foto, audio maupun video dengan kemasan yang interaktif. Perancangan aplikasi multimedia interaktif ini menggunakan Adobe Flash dalam menyampaikan informasi kepada para wisatawan. Serta metode yang digunakan adalah Analisis Kebutuhan Sistem yang di dalamnya terdapat analisis kebutuhan fungsional dan analisis sistem yang diusulkan.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Sarwo Nugroho (2015)[43] dalam Jurnal PIXEL yang berjudul “Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Promosi Perusahaan Pada PT. Propan Raya Icc Semarang” menjelaskan bahwa menyampaikan informasi menggunakan media yang berbasis audio visual dapat lebih efektif dan efisien dalam penyampaian informasinya karena sebelumnya PT. Propan Raya ICC Semarang masih menggunakan media berbasis cetak dalam promosinya. Maka agar terlihat lebih menarik, video profile yang dibuat menggabungkan beberapa item yaitu seperti video, animasi dan suara. Serta dalam pengemasan video profile tersebut menggunakan kepingan DVD sehingga budget yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan media cetak. Video profile ini berisi tentang pemasaran produk PT. Propan Raya ICC Semarang. Tujuan dari peneitian ini adalah dapat membuat Video Company Profile sebagai media pemasaran produk yang efektif dalam mengenalkan profil perusahaan dan dapat membuat Video Company Profile sebagai media promosi perusahaan yang efisien tanpa membutuhkan biaya dan waktu yang cukup besar. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode pengumpulan data, metode pemilihan responden / target audien dan metode pemilihan lokasi. Karena dengan dibuatnya media promosi ini diharapkan dapat membantu pemasaran secara baik dan efektif sesuai sasaran yang hendak dituju.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh O’Mara (2012)[44] dalam Jurnal yang diterbitkan oleh Oxford University yang berjudul “Social Media, Digital Video And Health Promotion In A Culturally And Linguistically Diverse Australia” . Participatory processes are effective for digital video production that promotes health and wellbeing with commu- nities from diverse cultural and linguistic backgrounds, including migrants and refugees. Social media platforms YouTube, Vimeo, Flickr and others demonstrate potential for extending and enhancing this production approach. However, differences within and between communities in terms of their quality of participation online suggest that social media risk becoming exclusive online environments and a barrier to health and wellbeing promotion. This article examines the literature and recent research and practice in Australia to identify opportunities and chal- lenges when using social media with communities from diverse cultural and linguistic backgrounds. It proposes a hybrid approach for digital video production that inte- grates ‘online’ and ‘offline’ participation and engages with the differences between migrants and refugees to support more inclusive health and wellbeing promotion using digital technology.

  7. (Proses partisipasi efektif untuk produksi video digital yang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dengan komunikasi-komunikasi dari budaya dan kebahasaan latar belakang yang berbeda, termasuk migran dan pengungsi. Sosial media platform YouTube, Vimeo, Flickr dan lain-lain menunjukkan potensi untuk memperluas dan meningkatkan pendekatan produksi ini. Namun, perbedaan dalam dan di antara masyarakat dalam hal kualitas partisipasi online menyarankan risiko sosial media menjadi eksklusif online lingkungan dan penghalang untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan. Artikel ini mengkaji sastra dan penelitian terbaru dan praktek di Australia untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan-lenges ketika menggunakan media sosial dengan masyarakat dari latar belakang budaya dan linguistik. Ini mengusulkan pendekatan hibrida untuk produksi video digital yang berintregritas 'online' dan 'offline' partisipasi dan terlibat dengan perbedaan antara migran dan pengungsi untuk mendukung kesehatan lebih inklusif dan promosi kesehatan yang menggunakan teknologi digital.)

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Tuclea and Puiu Nistoreanu (2011)[45] dalam jurnal Cactus Tourism Journal yang berjudul “How Film And Television Programs Can Promote Tourism And Increase The Competitiveness Of Tourist Destination” . This paper outlines the correlation between the power of film (both movies and television series) as a motivational and image making tool and the attractiveness of tourism destinations. In the light of this relationship, our research analyses the phenomenon of film-induced tourism. Even this phenomenon has been recognized and reported, very few comprehensively studies of it have been published. The evidence that has been put forward to date has mostly been anecdotal, pointing towards the capacity of popular films and television series to attract tourists, in the form of enthusiastic fans and interested audience members. Despite the fact that statistics concerning directly the impact that films have had on tourism are limited, there are still some remarkable figures. Countries like UK, Australia, and New Zealand have an increasingly interest in studying and developing the film-induced tourism. Given the existence of this type of tourism and the potentially significant economic value of this strand of tourism to the economy, understanding the drivers of film induced tourism and exploiting its effect are crucial issues to comprehend. This paper evaluates a number of key questions and provides a stronger insight into the nature of productions which can induce tourism and recommends ways in which this relation can be strategically maximized from the economic and cultural point of view. In the current context of decreasing the Romanian tourism and film industry development, approaching together their augmentation can represents a valid solution for both industries.

  9. (Tulisan ini menguraikan korelasi antara kekuatan film (film dan serial televisi) sebagai motivasi dan gambar membuat alat dan daya tarik pariwisata. Dalam hubungan ini, penelitian kami menganalisis fenomena pariwisata diinduksi film. Bahkan fenomena ini telah diakui dan dilaporkan, sangat sedikit komprehensif studi itu telah diterbitkan. Bukti yang telah menempatkan maju untuk tanggal sebagian besar telah anekdot, menunjuk ke arah kapasitas populer film dan serial televisi untuk menarik wisatawan, dalam bentuk penggemar yang sangat antusias dan tertarik penonton. Terlepas dari kenyataan bahwa statistik tentang langsung dampak yang film memiliki pada pariwisata terbatas, masih ada beberapa tokoh yang luar biasa. Negara-negara seperti Inggris, Australia, dan Selandia Baru memiliki semakin berminat untuk belajar dan mengembangkan pariwisata diinduksi film. Mengingat keberadaan jenis wisata dan berpotensi signifikan nilai ekonomi untai ini pariwisata terhadap perekonomian, memahami driver film diinduksi pariwisata dan mengeksploitasi efeknya adalah isu-isu penting untuk memahami. Makalah ini mengevaluasi sejumlah pertanyaan kunci dan memberikan wawasan yang kuat sifat produksi yang dapat menginduksi wisata dan merekomendasikan cara-cara di mana hubungan ini dapat strategis dan dimaksimalkan dari ekonomi dan budaya sudut pandang. Dalam konteks saat ini menurun pengembangan industri pariwisata dan film Rumania, mendekati bersama-sama mereka pembesaran dapat mewakili solusi yang valid untuk kedua industri.)

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Lacalle and Deborah Castro-Mariño (2015)[46] dalam jurnal El profesional de la información yang berjudul “Promotion Of Spanish Scripted Television On The Internet: Analyzing Broadcast-Related Websites’ Content And Social Audience” . This article summarizes an investigation into the strategies employed to promote Spanish scripted television (TV fiction) on the Internet. The role of mediation between television networks and their audiences is studied through the content analysis of 515 broadcast-related web sites and 7,849 comments postedby community managers and internet users with assumed feminine digital identities on official and unofficial sites. The official sites are mainly dedicated toproviding more information about programs, which represents most of the feedback posted on unofficial sites. Despite extensive activity generated by televised fiction, television networks do not fully exploit these transmedia promotional resources.

  11. (Artikel ini meringkas penyelidikan strategi yang digunakan untuk mempromosikan Spanyol scripted televisi (TV fiksi) di Internet. Peran mediasi antara jaringan televisi dan pemirsa mereka dipelajari melalui konten analisis 515 siaran yang berhubungan dengan situs web dan 7,849 komentar postedby manajer komunitas dan pengguna internet dengan diasumsikan feminin digital identitas pada situs resmi dan tidak resmi. Situs resmi yang didedikasikan terutama toproviding informasi lebih lanjut tentang program, yang mewakili sebagian besar umpan balik yang diposting di situs resmi. Meskipun luas aktivitas yang dihasilkan oleh televisi fiksi, jaringan televisi tidak sepenuhnya mengeksploitasi sumber daya promosi ini transmedia.)

  12. Penelitian yang dilakukan oleh Nwosu (2015)[47] dalam jurnal International Journal for Innovation Education and Research yang berjudul “Rescuing The Endangered Habit: The Challenge Of Readership Promotion For The Children’s Library In Nigeria” . Reading has become endangered specie in Nigeria consequent upon the preference for the newer media of communication over the printed book by mostpeople. However, the presence of these newer media does not vitiate the usefulness of the book as a veritable source of education, information and entertainment. Reading must therefore be sustained, but this is a function of a sound reading habit acquired in early life. The children’s library must pursue readership promotion vigorously in order to assist children achieve this desirable reading habit. The activities of the children’s library constitute the traditional means of readership promotion; however, innovative approaches can be explored.

  13. (Membaca telah menjadi langka specie Nigeria yang konsekuen pada preferensi untuk media baru komunikasi selama buku yang dicetak oleh kebanyakan orang. Namun, kehadiran media baru ini tidak memiliki kegunaan buku sebagai sumber benar-benar pendidikan, informasi, dan hiburan. Membaca karena itu harus dipertahankan, tapi ini adalah fungsi dari suara membaca kebiasaan yang diperoleh di awal kehidupan. Perpustakaan anak-anak harus mengejar pembaca promosi dengan penuh semangat untuk membantu anak mencapai kebiasaan membaca diinginkan ini. Kegiatan anak-anak Perpustakaan merupakan cara tradisional pembaca promosi; Namun, pendekatan inovatif dapat dieksplorasi.)

  14. Penelitian yang dilakukan oleh Oh (2014)[48] dalam International Journal of Urban and Regional Research yang berjudul “Korean Television Dramas And The Political Economy Of City Promotion” . This article examines the ways in which urban processes are associated with theproduction of culture. It does so by exploring how Korean cities sponsor drama. Thehistorically conditioned and economically neglected status of regional cities, combinedwith elected local leaders’ desire to promote their own areas, has led to a strategy topublicize them by leveraging the popularity of Korean television dramas in Asia. Two distinct types of drama sponsorship by cities — the construction of outdoor settings fordrama and ‘city placement’ — manifest the interactions between story-making andplace-making. The affective process that blends city sites with the characters, storylinesand emotional flows of TV drama imbues those sites with a dramatic quality thatstimulates the audience’s empathy and persuasively motivates them to actually visit theplaces they have seen televised. Thanks to the broad penetration of television drama,sponsorship by cities has strikingly boosted drama-driven tourism. Nevertheless,reflecting the speculative nature of TV drama, city promotion through this medium hashad limited stability and sustainability. In sum, this article demonstrates that theproduction of Korean television dramas is deeply associated with the material andspatial conditions in Korean cities.

  15. (Artikel ini mengkaji cara-cara di mana proses perkotaan dikaitkan dengan produksi budaya. Ia melakukannya dengan menjelajahi bagaimana Korea kota sponsor drama. Secara histori dan status ekonomi kota-kota regional yang diabaikan, dikombinasikan dan dipilih dengan keinginan para pemimpin lokal untuk mempromosikan daerah mereka sendiri, telah menyebabkan strategi mereka dalam mempublikasikan yaitu dengan memanfaatkan popularitas drama televisi Korea di Asia. Dua jenis sponsor drama oleh kota pembangunan kolam pengaturan untuk drama dan 'kota penempatan' mewujudkan interaksi antara membuat cerita dan membuat temapt. Proses afektif yang memadukan situs kota dengan karakter, alur cerita dan emosional arus TV drama memberikan situs-situs tersebut dengan kualitas simulasi dramatis penonton empati dan persuasif memotivasi mereka untuk benar-benar mengunjungi tempat itu setelah mereka melihat televisi. Berkat penetrasi luas drama televisi, sponsor kota telah mendorong pariwisata yang berbasis drama. Namun demikian, mencerminkan sifat spekulatif TV drama, promosi kota memiliki keterbatasan stabilitas dan keberlanjutan. Singkatnya, artikel ini menunjukkan bahwa produksi drama televisi Korea sangat berhubungan dengan kondisi bahan and tata ruang di Korea.)

  16. Penelitian yang dilakukan oleh Sinclair, et al (2015)[49] dalam jurnal International Journal of Critical Indigenous Studies yang berjudul “Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications” . The study explains that making a video pertisipatif as supporting health promotion to improve health in aboriginal tribes that reside in Australia. The study also describes a method of participatory video (PV) as a means to attract children in remote Aboriginal communities as participants in health research. Method of PV piloted at two remote communities in Western Australia Goldfields region. There is wide public acceptance of this approach and the initial findings are discussed with reference to the key themes of perspectives on health, the benefits to participants and the benefits for the community. PV method has a number of advantages, including flexibility to respond to community priorities, the lack of dependence on oral or written data collection, and the ability to generate direct benefits for participants. While methodological problems, without pilot projects shows that the method of PV is suitable for remote Aboriginal communities that participated.

  17. (Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pembuatan video pertisipatif sebagai penunjang promosi kesehatan untuk meningkatkan kesehatan pada suku Aborigin yang berada di Australia. Penelitian ini juga menjelaskan metode (PV) video partisipatif sebagai sarana untuk menarik anak-anak di masyarakat Aborigin terpencil sebagai peserta dalam penelitian kesehatan. Metode PV mengujicobakan di dua masyarakat terpencil di wilayah Goldfields Australia Barat. Ada penerimaan masyarakat luas pendekatan ini dan temuan awal dibahas dengan mengacu pada tema-tema perspektif pada kesehatan, manfaat kepada peserta dan manfaat bagi masyarakat. Metode PV memiliki sejumlah kelebihan, termasuk fleksibilitas untuk menanggapi prioritas masyarakat, kurangnya ketergantungan pada pengumpulan data lisan atau tertulis, dan kemampuan untuk menghasilkan manfaat langsung bagi peserta. Sementara tanpa masalah metodologis, proyek-proyek percontohan ini menunjukkan bahwa metode PV cocok untuk masyarakat Aborigin terpencil yang berpartisipasi.)

Tabel 2.3. Literature Review

No. Penulis, Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian
1 Salim (2015)[39] “Perancangan Media Video Promo Press Conference Pada Program Acara Idola Cilik 5 Di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia” Penelitian ini bertujuan dengan dibuatnya media video promo yang kreatif dan menarik, dalam tampilan audio visual dan penyampaian pesan yang akan di informasikan diharapkan dengan adanya video promo tersebut dapat membuka peluang besar untuk menemukan idola baru serta dapat menjadi tontonan ringan bagi keluarga. Dalam perancangan video promo ini menggunakan metode analisa permasalahan, metode pengumpulan data, metode analisa perancangan dan metode konsep produksi media.
2 Masitah (2014)[40] “Strategi Komunikasi Pemasaran Gajayana Tv Dalam Mendapatkan Pengiklan Komersial” Penelitian ini bertujuan untuk menarik minat sponsor untuk bekerjasama dengan Gajayana TV melalu strategi-strategi yang sudah dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan model analisa data interaktif yang dikembangkan oleh John W Creswell (2010). Alat analisis menggunakan teknik analisa SWOT.
3 Palguna, dkk (2016)[41] “Pengembangan Media Promosi Berbasis Aransemen Musik dan Video Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pengguna terhadap Aransemen Musik dan Video Profil Pendidikan Teknik Informatika. Serta dengan dibuatnya video profile ini masyarakat luas dapat lebih mengenal jurusan Teknik Informatika serta dapat dijadikan sebuah media pembelajaran tentang pembuatan aransemen dan video. Rancangan Aransemen Musik dan Video Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika menggunakan metode Block Diagram dengan melaksanakan pra produksi, proses produksi, pasca produksi dan pengujian pada tahapannya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan melalui analisa masalah dan usulan solusi, analisis pengaransemenan musik dan analisa perancangan video.
4 Novantara dan Cecep Juliansyah Abbas (2016)[42] “Rancang Bangun Aplikasi Multimedia Interaktif Sebagai Media Promosi Pariwisata Kota Cirebon Menggunakan Adobe Flash” Tujuan penelitian ini adalah dengan aplikasi multimedia interaktif dalam menyampaikan informasi dapat lebih mudah dipahami oleh para wisatawan dengan konsep entertainment. Dipilihnya media CD Interaktif ini, menjawab semua kesulitan dalam penyampaian informasi. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan sistem yang terbagi menjadi dua yaitu analisis kebutuhan fungsional analisis sistem yang di usulkan.
5 Haryanto dan Sarwo Nugroho (2015)[43] “Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Promosi Perusahaan Pada PT. Propan Raya Icc Semarang” Tujuan utama dalam membuat Company Profile yang baik adalah untuk mendekati pelanggan potensial dengan memasukan kelebihan perusahaan meliputi kapasitas, kualitas, kebutuhan financial, pengalaman dan untuk memperlihatkan kemampuan untuk memulai dan mengembangkan bisnis usaha dalam kepercayaan. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode pengumpulan data, pemilihan responden / target audien, dan pemilihan lokasi.
6 O’Mara (2012)[44] “Social Media, Digital Video And Health Promotion In A Culturally And Linguistically Diverse Australia” Tujuan penelitian ini adalah untuk mempromosikan tentang kesehatan dengan mempertimbangkan budaya dan bahasa yang dimiliki oleh para pendatang atau imigran dan pengungsi yang berada di Australia. Metode yang digunakan untuk mempromosikan video digital mengenai kesehatan bagi masyarakat Australi yaitu melalui Media sosial dalam bentuk Youtube, Video, Flickr dan lain-lain yang menunjukkan potensi untuk memperluas dan meningkatkan pendekatan produksi ini.
7 Tuclea and Puiu Nistoreanu (2011)[45] “How Film And Television Programs Can Promote Tourism And Increase The Competitiveness Of Tourist Destination” Penelitian ini bertujuan untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang jarang sekali di jamah oleh para wisatawan dengan cara mempromosikan tempat wisata melalui sebuah film dan program televisi. Metode yang digunakan dalam yaitu melalui film dan program televisi yang dibuat untuk berbagai keperluan promosi yang jarang menarik wisatawan untuk area tertentu.
8 Lacalle and Deborah Castro-Mariño (2015)[46] “Promotion Of Spanish Scripted Television On The Internet: Analyzing Broadcast-Related Websites’ Content And Social Audience” Promosi situs web ini bertujuan untuk menyediakan dan memberikan lebih banyak informasi tentang program-program acara yang televisi kepada masyarakat. Terutama dalam situs resmi didedikasikan untuk menyediakan lebih banyak informasi tentang program. Meskipun luas, aktivitas yang dihasilkan oleh televisi fiksi, jaringan televisi tidak sepenuhnya mengeksploitasi sumber daya promosi ini transmedia. Metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut yaitu melaksanakan format dan analisis isi dari peta situs terkait siaran dan, menjelaskan pengguna internet tanggapan terhadap program TV, memberikan perhatian khusus promosi strategis.
9 Nwosu (2015)[47] dalam “Rescuing The Endangered Habit: The Challenge Of Readership Promotion For The Children’s Library In Nigeria” Tujuan dari para pembaca aktif mempromosikan membaca buku kepada anak-anak, karena anak anak di Nigeria kurang berminat dalam hal membaca buku. Kemudian perpustakaan dapat digunakan sebagai cara tradisional untuk meningkatkan minat membaca pada anak-anak. Metode yang dilakukan adalah dengan membuat perpustakaan anak dan mempromosikan perpustakaan tersebut agar anak-anak lebih berminat dalam membaca buku.
10 Oh (2014)[48] “Korean Television Dramas And The Political Economy Of City Promotion” Dengan menjelajahi bagaimana kota korea menjadi sponsor drama. Secara histori dan status ekonomi kota-kota regional yang diabaikan, dikombinasikan dan dipilih dengan keinginan para pemimpin lokal untuk mempromosikan daerah mereka sendiri, yang telah menyebabkan strategi mereka dalam mempublikasikan yaitu dengan memanfaatkan popularitas drama televisi Korea di Asia. Metode yang digunakan untuk mempromosikan kota-kota terpencil dan tidak terjamah oleh masyarakat yaitu dengan menggunakan tempat/kota tersebut untuk menjadi tempat atau latar dalam cerita drama tersebut.
11 Sinclair, et al (2015)[49] “Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications” Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pembuatan video pertisipatif sebagai penunjang promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suku Aborigin yang berada di Australia. Metode (PV) video partisipatif sebagai sarana untuk menarik anak-anak di masyarakat Aborigin terpencil sebagai peserta dalam penelitian kesehatan.
Metode PV mengujicobakan di dua masyarakat terpencil di wilayah Goldfields Australia Barat.
Metode yang dilakukan yaitu studi pengaturan yang merupakan bagian dari sebuah proyek yang lebih luas untuk mengevaluasi dampak dari Western Desert proyek kesehatan ginjal dan prosedur melalui kompakan komunitas seniman disediakan, GoPro sebuah kamera digital yang mudah dioperasikan dan peralatan mengedit video untuk digunakan masyarakat.

Keunggulan Project Peneliti dan Referensi Literature Review Yang Digunakan :

Penelitian yang dilakukan ini mengambil judul “Pengembangan Video Promo Program Acara Jawapostv Pada PT. Jawapos Multimedia Jakarta Selatan” memiliki tampilan yang lebih menarik dalam menyampaikan informasi dan mempromosikan program acara yang ada pada Jawapostv. Dalam pengembangan ini membuat video promo beberapa program acara menjadi satu durasi yang mempermudah audience dalam mengetahui program acara Jawapostv. Kemudian dalam penyajiannya pun lebih singkat, padat, dan jelas dalam memberikan informasi program acara tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk menarik minat penonton/audience untuk menyaksikan program-program acara yang disajikan oleh Jawapostv.

Kelebihan dari project yang dibuat oleh peneliti adalah menyajikan video promo program acara beberapa program yang dijadikan dalam satu durasi, menampilkan cuplikan konten-konten berita terbaru dan terhangat serta backsound yang sesuai dengan konsep video yang dibuat, pada setiap program acara menggunakan backsound yang berbeda-beda serta adanya transisi disetiap perpindahan program acara.

Perbedaan project yang dibuat dengan project yang diacu dalam literature review diatas adalah pada konsep pembuatan video. Pada project yang dibuat oleh peneliti menggunakan konsep yang menggabungkan beberapa program acara dalam satu durasi. Sedangkan project yang diacu dalam literature review menyajikan video promo yang hanya membahas tentang program acara Idola Cilik 5 saja, karena pada dasarnya dalam project pembuatan video promo Idola Cilik 5 hanya fokus pada satu program acara saja. Berbeda dengan project yang dibuat oleh peneliti, dalam pembuatan project-nya pun harus memiliki konsep yang berbeda dari video promo yang sebelumnya.

Berdasarkan beberapa literature review diatas maka penelitian ini mengacu kepada literature review nomor 1 yang menggunakan metode penelitian kualitatif yang ditulis oleh Salim (2015)[39] dengan judul “Perancangan Media Video Promo Press Conference Pada Program Acara Idola Cilik 5 Di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia”. Karena metodologi penelitian yang digunakan sama, diantaranya yaitu metode analisa permasalahan, pengumpulan data, analisa perancangan dan Konsep Produksi Media (KPM). Konsep Produksi Media terdiri dari, Pre Production, Production dan Post Production.


BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

Gambaran Umum Objek Yang Diteliti

Sejarah Singkat

Nama Perusahaan : Jawa Pos Multimedia
Slogan : Paling Indonesia
Alamat : Graha Pena, Jl. Kebayoran Lama Lt. 2 , Jakarta Selatan
Website : www.jawapos.tv






Jawapostv memulai uji coba siarannya pada 17 Agustus 2015 dengan menjadi penyedia konten berita nasional JTV, stasiun televisi lokal Grup Jawa Pos di Jawa Timur dan sejumlah stasiun TV lainnya di bawah Jawa Pos Group antara lain, Fajar TV Makassar, Riau TV di Pekanbaru, Pal TV di Palembang, Padang TV di Padang, RBTV di Bengkulu, Jambi TV di Jambi, Jek TV di Jambi, PJTV di Bandung, Simpang 5 TV di Pati, BTV di Balikpapan, Nirwana TV di Singaraja dan sebagainya.

Program utamanya adalah berita dengan format magazine dalam acara Nusantara Kini Pagi dan Nusantara Kini Malam. Program berjaringan ini direlai pada jam yang sama oleh beberapa stasiun televisi Grup Jawa Pos. Untuk Nusantara Kini Pagi dimulai sejak pukul 06.00 hingga 08.00 WIB. Sedangkan Nusantara Kini Malam disiarkan pada pukul 22.00 hingga 23.30 WIB. Selain berita-berita terkini dari Jakarta dan seluruh daerah di tanah air, Jawapostv juga menyajikan berita-berita softnews atau berita ringan yang menarik dan features tentang berbagai hal yang menjadi salah satu kekuatan Jawapostv.

Sejak 17 Januari 2016, Jawapostv sebagai stasiun televisi berita berjaringan, mengudara selama 18 jam di wilayah Tangerang, Banten, dan Jakarta Raya melalui channel Radar TV Banten (60 UHF). Hingga saat ini, terdapat 23 stasiun lokal utama Group Jawa Pos dan sekitar 16 stasiun pendukung yang tersebar di 18 provinsi di tanah air ikut merelay program Jawapostv. Sementara di sejumlah daerah potensial juga tengah dipersiapkan televisi baru yang akan menyusul untuk mengudara. Berikut merupakan daftar anggota siaran jaringan Jawa Pos Grup dan televisi baru yang akan mengudara:

Tabel 3.1 Daftar Siaran Jaringan Jawa Pos Grup

No. Nama Lembaga Penyiaran Nama Stasiun Televisi Coverage Area Kanal Frekuensi
1. PT. Jawapos Media Televisi JTV Surabaya 60 UHF
2. PT. Esa Visual Padjajaran Tivi PJTV Bandung 28 UHF
3. PT. Sumeks TV Palembang Pal TV Palembang 42 UHF
4. PT. Fajar Makassar Televisi Fajar TV Makassar 49 UHF
5. PT. Balikpapan Televisi BTV Balikpapan 26 UHF
6. PT. Samarinda Televisi STV Samarinda 59 UHF
7. PT. Batam Multimedia Televisi Batam TV Batam 51 UHF
8. PT. Simpang Lima Media Televisi Simpang 5 TV Pati 59 UHF
9. PT. Media Utama Televisi Pontianak Pon TV Pontianak 55 UHF
10. PT. Nirwana Media Televisi Nirwana TV Buleleng 31 UHF
11. PT. Wahana Raya Televisi Baraya TV Serang 50 UHF
12. PT. Wahana Televisi Cirebon RCTV Cirebon 50 UHF
13. PT. Wahana Televisi Tasikmalaya Radar TV Tasikmalaya Tasikmalaya 58 UHF
14. PT. Riau Media Televisi RTV Pekanbaru 46 UHF
15. PT. Indrasakti Media Televisi TVTPI Tanjung Pinang 25 UHF
16. PT. Padang Media Televisi Padang TV Padang 33 UHF
17. PT. Wahana Semesta Bengkulu RBTV Bengkulu Bengkulu 46 UHF
18. PT. Media Sarana Bengkulu Televisi BETV Bengkulu Bengkulu 24 UHF
19. PT. Jambi Televisi Jambi TV Jambi 27 UHF
20. PT. Jambi Ekspress Televisi Jek TV Jambi 49 UHF
21. PT. Radar Lampung Visual Radar Lampung TV Lampung 48 UHF
22. PT. Sinar Lombok Televisi Lombok TV Mataram 44 UHF
23. PT. Radar Media Mandiri Radar Palu TV Palu 43 UHF
24. PT. Surabaya Media Televisi SBO TV Surabaya 36 UHF
25. PT. Dumai Media Televisi Dumai TV Kota Dumai 50 UHF
26. PT. Rohul Media Televisi Rohul TV Rokan Hulu 23 UHF
27. PT. Bengkalis Media Televisi Bengkalis TV Bengkalis 33 UHF
28. PT. Rohil Media Televisi Rohil TV Rokan Hilir 22 UHF
29. PT. Karimun Multimedia Televisi Karimun TV Karimun 31 UHF
30. PT. Jempol Bondowoso TV JTV Bondowoso Bondowoso 42 UHF
31. PT. Jumlah Sumenep Televisi JTV Madura Pamekasan 38 UHF
32. PT. Jannah Batu Televisi JTV Malang Batu 34 UHF
33. PT. Jaya Kediri Televisi JTV Kediri Kediri 31 UHF
34. PT. Jati Magetan Televisi JTV Madiun Madiun 42 UHF
35. PT. Jitu Pacitan Televisi JTV Pacitan Pacitan 25 UHF
36. PT. Jaringan Tuban Televisi JTV Bojonegoro Tuban 41 UHF
37. PT. Trenggalek Media Televisi JTV Trenggalek Trenggalek 50 UHF
38. PT. Jujur Jember Televisi JTV Jember Jember 50 UHF
39. PT. Jago Banyuwangi Televisi JTV Banyuwangi Banyuwangi 36 UHF
40. PT. Citra Televisi Bojonegoro Citra TV Bojonegoro 47 UHF

Tabel 3.2 Jaringan Dalam Persiapan

No. Nama Lembaga Penyiaran Nama Stasiun Televisi Coverage Area Kanal Frekuensi
1. PT. Majalengka Televisi Utama Jatiwangi TV Majalengka 50 UHF
2. PT. Sumedang Televisi Utama SMTV Sumedang 29 UHF
3. PT. Kuningan Televisi Utama TVK Kuningan 31 UHF
4. PT. Purworejo media Televisi Purworejo TV Purworejo 53 UHF
5. PT. Malioboro Media Televisi Magelang MBO TV Magelang Magelang 60 UHF

Tabel 3.3 Daftar Siaran Via Radar Banten pada Jawapostv

No Program Acara
1. Radar Pagi
2. Radar Siang
3. Radar Malam
4. Radar Sepekan
5. Menuju Lebak Sehat 2019

Sebagai televisi berjaringan baru di tanah air, Jawapostv memiliki banyak keunggulan di banding televisi sejenis lainnya. Antara lain, jaringan Jawapostv adalah stasiun televisi di berbagai daerah yang sudah berdiri sendiri sejak lama. Dengan demikian, masing-masing stasiun televisi ini juga memiliki konten lokal yang sangat kuat dan menarik. Demikian juga siaran berjaringan yang ditayangkan Jawapostv tidak akan didominasi oleh siaran Nasional dari Jakarta saja, tetapi lebih banyak menyajikan siaran dengan konten lokal di masing masing daerah, dan diharapkan dapat menjadi salah satu keunggulan dari Jawapostv sebagai televisi berjaringan yang Paling Indonesia.

Logo dan Makna Logo Jawapostv

Adapun logo perusahaan dari tempat observasi yang dilakukan pada penelitian ini.

Gambar 3.1 Logo Jawapostv

Logo Jawapostv terdiri dari dua elemen utama. Nama (wordmark) dan simbol (peta Indonesia). Setiap elemen dan penempatannya dalam Logo Jawapostv telah di desain secara detail, menyeluruh dan seksama. Perubahan sekecil apapun dapat berakibat pada hilangnya konsistensi yang berakibat pada integritas brand Jawapostv.

Ruang Lingkup

PT. Jawa Pos Multimedia (JPM) adalah perusahaan induk dari Jawapostv yang bergerak di bidang penyiaran. PT. Jawa pos Multimedia juga perusahaan induk dari 40 stasiun televsi lokal milik Jawa Pos, salah satunya adalah Jawapostv. Jawapostv sendiri adalah televisi berjaringan, ruang lingkup siaran baru mencakup Banten dan Jakarta, itu di karenakan frekuensi yang di pakai masih milik Radar Banten.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan

Menjadi televisi terbesar di tanah air yang mampu menjadi sumber inspirasi dan penggerak pembangunan bagi kepentingan seluruh daerah di Nusantara.

Misi Perusahaan

Membangun Jawapostv sebagai televisi berjaringan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dengan menyajikan tayangan yang mendidik dan menghibur dari seluruh daerah di tanah air.

Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Jawapostv

Tugas Tiap Departemen

  1. Pemimpin Redaksi : Bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktifitas kerja struktur keredaksian. Sebagai penanggung jawab keredaksian, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi kegiatan operasional sehari-hari.

  2. Kepala Teknik : Orang yang bertanggung jawab jika ada masalah dengan sesuatu yang berhubungan dengan teknis.

  3. Kepala Program : Orang yang bertanggung jawab atas semua program acara yang ada.

  4. Kepala Pemberitaan : Kepala pemberitaan yaitu orang yang bertugas dan bertanggung jawab atas setiap pemberitaan yang nantinya akan disiarkan, layak ata tidaknya berita tersebut untuk disiarkan.

  5. Kendali Siar dan Sub Kontrol : Bertugas untuk menyiarkan dan mengontrol segala proses siaran sebuah program acara pada stasiun televisi.

  6. Editor : Orang yang bertugas mengedit gambar hasil dari liputan untuk di jadikan satu paket berita. Editor mengedit sedemikian baik sesuai dengan arahan dari produser dan juga naskah yang dibuat oleh reporter.

  7. Grafis : Orang yang membuat dan bertanggung jawab dengan segala keperluan editing yang memerlukan adanya sebuah grafis didalamnya. Kemudian juga bagian grafislah yang membuat berbagai macam bumper yang dibutuhkan untuk masing-masing program acara.

  8. Library : Library adalah tempat dimana semua data-data liputan dan data siaran disimpan.

  9. Operasional Studio : Yang bertanggung jawab memantau kerja alat-alat keperluan studio seperti audio, lighting, camera dan lain-lain.

  10. Program Director (PD) : Program Director (PD) bertanggung jawab terhadap teknis pelaksanaan dan melakukan pemilihan gambar dan suara sesuai rundown. PD memberi arahan pada seluruh kru serta memastikan bahwa di studio semua sudah pada posisi masing-masing: setting, lighting, kamera serta pengisi acara. Ketika semua sudah standby maka PD akan menginformasikan kepada MCR (Master Control Room) bahwa acara sudah bisa dimulai.

  11. Kameramen Studio : Orang yang bertugas di dalam studio untuk mengambil video atau merekam video pada saat siaran program acara berlangsung.

  12. Tata Suara : Orang yang bertanggug jawab memilih sumber suara yang akan di munculkan. Suara atau audio berasal dari berbagai macam sumber seperti : Microphone, studio, peralatan musik, VTR, Music Players hingga audio yang disimpan dalam komputer.

  13. Tata Cahaya : orang yang bertanggung jawab mengatur pencahayaan ruangan (studio) pada saat siaran berlangsung baik pada saat on air maupun taping.

  14. Produser : Yang bertanggung jawab dalam pengelolaan atau management produksi penyiaran TV. Produser mulai bekerja dari penetuan ide untuk membuat suara program, perencanaan produksi, penyusun budget produksi, memilih kru, proses produksi hingga pasca produksi.

  15. Koordinator Liputan : Orang yang bertugas untuk memantau atau mengagendakan jadwal berbagai acara seperti Seminar Press Conference dan lain-lain untuk diliput leh tim liputan.

  16. Reporter : Orang yang bertugas mencari dan memberikan laporan mengenai fakta yang terjadi di lapangan yang disertai gambar (visual) aktual, menarik, berguna dan disiarkan melalui media massa televisi.

  17. Presenter : Orang yang bertugas menjalankan suatu acara dimana untuk memberikan informasi kepada masyarakat dengan baik serta dapat diterima oleh khalayak.

  18. Koordinator Juru Kamera : Orang yang bertugas untuk memantau atau mengagendakan jadwal juru kamera dimana dan kapan saja mereka bertugas.

  19. Juru Kamera : Orang yang bertugas mengoperasikan kamera secara fisik sehingga didapatkan hasil gambar yang baik.

Product Information

Produk

Pembuatan video promo program acara ini berdasarkan atas permintaan stakeholder sebagai media informasi dan promosi untuk menarik minat penonton pada Jawapostv dan juga sebagai media penunjang informasi dan promosi untuk mencari sponsor program acara pada Jawapostv. Video ini dibuat dengan menggabungkan beberapa komponen, di antaranya adalah musik, gambar, dan suara. Namun juga ditambahkan beberapa tulisan seperti jadwal tayang masing-masing program acara. Dengan adanya penggabungan video promo ini diharapkan masyarakat dapat lebih mudah mengetahui program-program acara yang ada pada Jawapostv dan juga dapat meningkatkan rating disetiap program acaranya. Adapun penggunaan media informasi dan promosi ini dirancang agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder dan PT. Jawa Pos Multimedia (Jawapostv) , untuk dapat dikembangkan menjadi media informasi dan promosi berbentuk video promo program acara yang menarik, sehingga dapat diimplementasikan pada PT. Jawa Pos Multimedia (Jawapostv) sebagai penunjang informasi dan promosi. Perancangan video promo program acara Jawapostv ini dibuat oleh Titik Nofitasari.

Latar Belakang Produk

Video promo yang digunakan oleh Jawapostv sama dengan video promo pada umumnya. Namun karena belum ada video promo yang menggabungkan beberapa program acara dalam satu durasi, maka dengan dibuatnya video tersebut memudahkan penonton mengetahui program yang ada pada Jawapostv hanya dengan menyaksikan satu video promo saja. Video promo ini juga menjelaskan dengan singkat, padat, dan jelas mengenai informasi dari masing-masing program acara. Untuk itu dalam penelitian ini dibuat video promo program acara untuk menunjang informasi dan promosi yang dapat dilihat oleh masyarakat luas. Bahwa tidak hanya program berita yang di tayangkan namun ada juga program acara Jawapostv yang menarik dan menginspirasi bagi masyarakat luas.

Perkembangan Produk

Video promo yang dimiliki oleh jawapostv saat ini hanya satu program acara dalam satu durasi. Kemudian karena banyak masyarakat yang tidak mengetahui program-program acara yang ada pada Jawapostv. Jadi, dengan dikembangkannya video promo beberapa program acara yang dikemas menjadi satu durasi, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah mengetahui program-program apa saja yang ada pada Jawapostv, dan tertarik untuk menyaksikan program acara pada Jawapostv, selain itu akan membantu pihak perusahaan dalam mencari sponsor untuk mensponsori program acara Jawapostv. Dengan pengembangan video promo program acara ini diharapkan akan meningkatkan rating pada setiap program acaranya.

Material Produk

Dari berbagai informasi yang dikemas, kemudian dalam penelitian ini mendapatkan data untuk pengembangan video promo program acara. Dalam proses pengembangan video promo program acara tersebut menggunakan beberapa material produk, diantaranya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4.Material Produk

Jenis Produk Material Produk
Media Informasi dan Promosi menggunakan teknik audio visual
  1. iMac

  2. Kamera Nikon D3300

  3. Mouse

  4. Headphone

  5. CD / DVD

  6. Adobe After Effect CS6

  7. Adobe Premiere CS6

  8. Adobe Ilustrator CS6

Spesifikasi Produk

Pengembangan video promo program acara ini dibuat berdasarkan data-data yang didapat dari PT. Jawa pos Multimedia (Jawapostv) dengan menggabungkan gambar dan musik yang kemudian dipadukan dengan effect visual, yang diharapkan promo program acara ini akan menjadi lebih menarik untuk disajikan kepada audiance dan client Jawapostv. Didalam proses pembuatannya terdapat manfaat, kelebihan, dan kekurangan diantaranya :

  1. Manfaat

    1. Meningkatkan rating pada setiap program acara

    2. Menarik sponsor agar dapat menjalin kerjasama dengan Jawapostv

    3. Dapat diterima masyarakat luas.

    4. Agar dapat menunjang informasi untuk lebih menarik minat audience pada program acara Jawapostv.

  2. Kelebihan

    1. Menghemat waktu dalam proses penyampaian program acara.

    2. Memberikan edukasi untuk masyarakat.

    3. Menyajikan informasi program-program acara dengan singkat, padat dan jelas.

  3. Kekurangan

    1. Membutuhkan biaya produksi yang tidak sedikit.

    2. Proses produksi yang cukup lama.

Harga Produk

Dalam pembuatan project ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena dalam pembuatan project melibatkan beberapa crew seperti sutradara, cameraman, editor, scriptwriter, pemain dan crew pembantu lainnya serta proses editing menggunakan iMac milik perusahaan. Untuk rincian biaya yang lebih jelas akan dijelaskan pada budget produksi media.

Market Analysis

Market analisis adalah pengamatan dalam pelaksanaan marketing untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi dari didapatnya hasil maksimal dan apa efek apa yang didapat dari hasil tersebut. Secara umum analisis pemasaran adalah studi tentang dinamika pasar. Mulai dari naik dan turunnya hasil yang kita dapat sampai ke arah psikologi konsumen, inilah daya tarik khusus pasar. Analisis pemasaran pada dasarnya adalah rencana bisnis yang menyajikan informasi mengenai pasar. Dalam sebuah market analisis ada dua aspek yang sangat berpengaruh terhadap pasar atau sebuah instansi.

Marketing Positioning

Market positioning dilakukan perusahaan dalam mengembangkan program promosi agar dapat tercipta kesan tertentu, baik untuk audience maupun sponsor perusahaan tersebut. Dengan pengembangan video promo program ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui program-program acara yang ada di Jawapostv secara keseluruhan, menarik minat sponsor dalam menjalin kerjasama sehingga akan meningkatkan rating setiap program acara.

Kondisi Pesaing

Tabel 3.5. Kondisi Pesaing

No Nama Promosi Program Acara Kualitas Konsentrasi Pasarnya
1. IN TV Promosi program acara melalui website dan juga siaran televisi. Tetapi tidak pada media youtube. Untuk kualitas tampilan website-nya pun sangat menarik. Kualitas promo program acara dan program acaranya baik. Program acaranya pun tidak hanya berita saja, tetapi juga ada program acara musik Wilayah Jabodetabek
2. BERITA SATU Mempromosikan program acara melalui website dan juga melalui media youtube Untuk kualitas siarannya cukup baik Berita satu merupakan TV kabel, jadi hanya bisa di tonton oleh masyarakat yang menggunakan parabola. Tetapi bagi yang tidak memiliki parabola, Berita satu menyediakan Live Streaming melalui Youtube. Wilayah Jabodetabek
3. ANTARA TV Antara TV mempromosika program acaranya melalui website dan juga melalui media youtube Kualitas tampilan website milik AntaraTV cukup menarik, kemudian dengan adanya Live Streaming pada media Youtube memudahkan masyarakat untuk menyaksikan program acara AntaraTV Wilayah Jabodetabek
4. KTV Promosi program acaranya hanya melalui siaran televisi saja, tidak melalui website dan juga media youtube Untuk kualitas program acaranya baik, tetapi dalam mempromosikannya kurang maksimal dikarenakan pihak KTV belum memiliki website dan juga tidak memiliki official account pada youtube. Wilayah Jabodetabek
5. iNews Promosi program acara melalui siaran televisi dan juga pada website. Tetapi tidak mempromosikan program acara melalui youtube. Hanya saja adanya segmen segmen program acara iNews pada Youtube Tampilan website milik iNews cukup menarik, di dalamnya juga menampilkan program program acara apa saja yang ada pada iNews. Kemudian karena nama stasiun televisinya adalah iNews maka program acara yang disuguhkan hanya program acara berita saja. Wilayah Jabodetabek

Potential Market

Dalam hal ini, subjek atau sasaran yang dituju adalah masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Pulau Jawa dan DKI Jakarta. Penayangan video promo ini yaitu dengan cara mengunggah video promo kedalam youtube agar masyarakat yang belum mengetahui adanya stasiun televisi Jawapostv, dapat mengetahui dan tertarik pada program-program acara yang ada di Jawapostv, selain itu video promo ini digunakan pihak perusahaan untuk menarik pihak sponsor dalam mendukung setiap program acara pada Jawapostv. Dengan pengembangan video promo program acara ini, diharapkan target pencapaian rating Jawapostv dari segi promosi dan informasi yang disajikan setelah video ini diimplementasikan, dapat meningkatkan nilai rating penonton sebesar 0,4% dari rating sebelumnya.

Market Segmentation

Geografi : Khusus : Pulau Jawa dan DKI Jakarta
  : Umum : Indonesia
Demografi : Jenis Kelamin : Pria & Wanita
    Usia : 15 s/d 50 tahun
    Kelas Ekonomi : Menengah
    Sasaran : 1. Masyarakat
          2. Sponsor














Psikografi   : Masyarakat yang ingin mengetahui program acara apa saja yang ada pada Jawapostv. Dan pihak sponsor yang ingin menjalin kerjasama dengan Jawapostv.


Marketing Objective (Tujuan Pemasaran)

Dalam memberikan informasi yang sedang hangat perbincangan, Jawapostv mengemas berita-berita tersebut dengan baik dan cepat agar masyarakat mengetahui isu apa yang sedang terjadi diluar sana. Dengan dibuatnya video promo program acara pada Jawapostv menjelaskan bahwa dalam program-program acaranya menyuguhkan berita yang ter-update dan menarik bagi penonton. Tidak hanya itu, tayangan tayangan pada program mingguan juga memberikan banyak inspirasi bagi penonton. Video promo program acara ini dibuat agar dapat menarik minat audience dan client yang ingin menjadi sponsor di Jawapostv. Video program acara ini diharapkan dapat diterima oleh masyarakat dan presentase rating penonton dapat meningkat sebanyak 0,4% dari rating sebelumnya.

Marketing Strategy (Strategi Pemasaran)

Untuk menarik minat penonton dan sponsor tidaklah mudah, karena saat ini stasiun televisi di Indonesia semakin banyak, mulai dari stasiun televisi nasional maupun lokal. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi dalam mempromosikan program-program acara yang ada di Jawapostv diantaranya yaitu menayangkan video promo mengunggah video promo ini ke youtube agar masyarakat yang tidak mengetahui adanya stasiun televisi Jawapostv dapat mengetahui adanya stasiun televisi lokal yang bernama Jawapostv dan mengetahui juga program-program acara yang ada didalamnya. Dan untuk menarik minat sponsor untuk bergabung dengan Jawapostv, video ini akan dipresentasikan pada saat pihak Jawapostv meeting dengan client. Dalam steategi pemasaran ini peneliti menggunakan konsep 7P, konsep tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

  1. Produk

    1. Kualitas gambar yang disajikan beresolusi HD (high definition).

    2. Konsep desain yang digunakan yaitu menggabungkan beberapa program acara menjadi satu durasi dengan tambahan transisi di setiap perpindahan program acara sebagai penanda dari perpindahan program acara satu ke program acara lain.

    3. Menghemat waktu dalam penyampaian seluruh program acara.

    4. Memberikan edukasi kepada audience.

    5. Menyampaikan informasi program acara dengan singkat, padat dan jelas.

    6. Untuk backsound menggunakan lebih dari satu backsound.

    7. Setiap program acara menggunalan backsound yang berbeda-beda.

    8. Editing video menggunakan Adobe Premiere CS6, Adobe After Effect CS6 dan Adobe Illustratior CS6.

    9. Video yang dihasilkan menggunakan format AVI.

  2. People

    1. Ditujukan untuk pria dan wanita.

    2. Untuk usia hanya dibatasi mulai dari 15-50 tahun.

    3. Kalangan masyarakat yaitu kalangan menengak ke atas.

    4. Dalam segi geografis dikhususkan untuk wilayah DKI Jakarta dan Pulau Jawa sedangkan wilayah umum yaitu Indonesia.

  3. Physical Evidence

    1. Video yang dihasilkan memberikan elemen-elemen informasi mengenai program acara Jawapostv serta jam tayang program acara tersebut.

    2. Mengambil lokasi pada studio Jawapostv dan juga daerah sekitar Jakarta serta daerah daerah luar Jakarta yang dikirim oleh jaringan Jawapostv.

  4. Proses

    1. Proses keseluruhan pembuatan video selama 6 bulan.

    2. Proses segmen pasar dilakukan pada bulan Desember.

  5. Promotion

    1. Media keluaran yang digunakan untuk mempromosikan program acara Jawapostv yaitu Video Promo Program acara.

    2. Dalam tahap promosi ini ditujukan kepada audience.

    3. Dalam video promosi ini mempromosikan program-program acara milik Jawapostv.

  6. Place

    1. Promosi yang dilakukan yaitu melalui official account Youtube Jawapostv, account Facebook Jawapostv dan juga account Twitter Jawapostv.

  7. Price

    1. Dalam proses produksi membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Berikut adalah tabel Matriks Analisis SWOT:

Tabel 3.6. Matriks Analisis SWOT

Budget Produksi Media

Berikut adalah budget produksi mediayang dikeluarkan untuk pembuatan media video promosi wisata Goa Pindul.

Tabel 3.7. Budget Produksi Media

No. Alat Produksi Keterangan Biaya Produksi
1. iMac Milik Perusahaan -
2. Kamera Nikon D3300 Sewa 3 Hari @Rp. 100.000 Rp. 300.000
3. Headphone Milik Sendiri -
4. Mouse Milik Perusahaan -
5. Adobe After Effect CS6 Milik Perusahaan -
6. Adobe Premiere CS6 Milik Perusahaan -
7. Adobe Ilustrator CS6 Milik Perusahaan -
8. Akomodasi & Konsumsi 30 Hari @Rp.50.000 Rp. 1.500.000
Total Rp. 1.800.000

Konfigurasi Perancangan

Spesifikasi Hardware

Perancangan tersebut menggunakan 1 unit iMac dengan spesifikasi sebagai berikut :

  a. Processor : 2,9 GHz Intel Core i5
  b. Monitor : 21.5” inch
  c. Operating System : OS X Yosemite Version 10.10.3
  d. Mouse : Optical Mouse
  e. RAM : 8 GB 1600 MHz DDR3 Memory
  f. Harddisk : 1 TB
  g. Graphic : NVIDIA GeForce GT 750M 1024 MB











Software yang Digunakan

Dalam pembuatan video promo ini menggunakan beberapa software yaitu:

  1. Adobe Premiere Pro CS6
  2. Adobe After Effect CS6
  3. Adobe Ilustrator CS6

Elisitasi

Elisitasi Tahap I

Elisistasi tahap I yaitu berisi tentang perancangan sebuah sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen, dalam hal ini pihak manajemen yakni stakeholder terkait melalui proses wawancara, elisitasi yang sudah dirangkum dalam hasil observasi sebagai berikut :

Tabel 3.8. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara sistem rancangan yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi, dalam hal ini elisitasi yang sudah rangkum sebagai berikut :

Tabel 3.9. Elisitasi Tahap II

Keterangan:

  1. M : Mandatory (yang diinginkan)

  2. D : Desirable (yang diperlukan)

  3. I : Inessential (yang mutlak tidak diinginkan)

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II, dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

Tabel 3.10. Elisitasi Tahap III

Keterangan:

  1. T  : Technical

  2. O  : Operational

  3. E  : Economic

  4. L  : Low

  5. M  : Middle

  6. H  : High

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Tabel 3.11. Final Draft Elisitasi



BAB IV

KONSEP PRODUKSI MEDIA (KPM)

Video promo program acara ini di dibuat dan dikembangkan dengan tahapan-tahapan konsep produksi media untuk menghasilkan video yang menarik dan dapat mencapai target yang diinginkan. Pembuatan video promo program acara ini juga telah disusun dan didiskusikan dengan stakeholder agar bermanfaat bagi Jawapostv. Penelitian ini akan menghasilkan suatu media audio visual yang menarik untuk disajikan kepada audience. Dalam video ini menggabungkan gambar, VO (Voice Over), musik, dan grafis sehingga tampilan dari video promo program acara ini menjadi lebih menarik untuk ditonton dan tidak membosankan. Tahapan dari Konsep Produksi Media dimulai dari Preproduction , Production dan Postproduction.

Gambar 4.1. Konsep Produksi Media (KPM)

Preproduction

Preproduction adalah tahapan awal dalam penyusunan project, pada tahap preproduction ini memerlukan perencanaan yang cukup matang, seperti menentukan konsep yang ingin digunakan, pembuatan sinopsis, pembuatan storyboard, pembuatan naskah, dan pembuatan time schedule. Setelah itu kita tentukan alat apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan video promo program acara tersebut, siapa saja pemain yang ikut andil didalamnya serta pembentukan crew yang ikut andil dalam proses produksi, hingga budget produksi. Kemudian tahapan selanjutnya yaitu mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara dengan stakeholder. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam preproduction ini dilakukan agar video promo program acara dibuat dengan menarik dan nantinya akan dapat diterima oleh audience. Untuk lebih jelasnya, tahapan-tahapan dalam preproduction ini di ilustrasikan pada gambar berikut :

Gambar 4.2. Tahap Preproduction

Ide atau Gagasan

Setelah melakukan analisa data maupun pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi pustka, tahap selanjutnya yaitu menentukan ide atau gagasan yang nantinya akan digunakan dalam pembuatan video promo program acara, pengembangan video promo ini dibuat agar nantinya dapat bermanfaat bagi Jawapostv dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Dalam pembuatan video promo ini memiliki keunggulan dibandingkan video promo sebelumnya. Karena dalam penyampaian informasi program acara melalui video promo yang dikembangkan ini menampilkan beberapa program acara dalam satu durasi, kemudian menjelaskan dengan singkat, padat dan jelas tentang program - program yang ada pada video promo tersebut. Untuk mendapatkan ide dalam pengembangan video promo program acara Jawapostv peneliti mendapatkan referensi dari media-media sebelumnya seperti video promo yang sudah ada di Jawapostv dan video promo program acara yang ada di beberapa stasiun televisi indonesia serta melalui metode observasi pada tempat penelitian, wawancara dengan stakeholder, dan mencari literature dari berbagai sumber buku dan jurnal serta artikel-artikel yang berkaitan dengan topik penelitian.

Sinopsis/Cerita

Sinopsis merupakan sebuah ringkasan cerita yang menceritakan sebuah garis besar dari cerita tersebut sehingga pembaca dapat dengan cepat mengerti cerita yang akan ditampilkan. Sinopsis atau alur cerita yang digunakan dalam pembuatan video promo ini adalah :

“Jawapostv merupakan stasiun televisi daerah berjaringan yang pertama kali mengudara pada tanggal 17 Agustus 2015. Sebagai stasiun televisi daerah berjaringan pastinya Jawapostv menyajikan berita-berita yang terupdate, menarik dan menginspirasi. Karena beberapa program acara Jawapostv di siarkan secara serentak oleh stasiun televisi milik Jawa Pos Grup. Program-program yang akan ditampilkan yaitu program acara unggulan Jawapostv yaitu Nusantara Kini Pagi dan Nusantara Kini Malam, selain itu ada program-program acara yang lainnya seperti Satu Nusa Pagi, Satu Nusa Sore, Nusantara Kini Siang, Nusantara Kini Petang, Bintang Lapangan, Berita Kini dan Nusantara Kini Malam. Selain program-program acara harian, ada pula program acara mingguan yang akan ditampilkan, yaitu Carita, Untuk Peremouan dan Bicara Indonesia.” .

Narasi

Dalam pembutan video promo ini membutuhkan narasi yang nantinya akan digunakan oleh dubber dalam men-dubbing naskah untuk kebutuhan pengeditan video promo. Berikut adalah narasi yang digunakan dalam pembuatan video promo program acara Jawapostv.

Jawapostv menyapa indonesia sejak 17 Agustus 2015// Jawapostv memulai siaran di pagi hari dengan tayangan yang kami sebut nusantara kini pagi// Satu nusa pagi// Informasi dari penjuru negeri/ merangkum kiriman daerah yang menjadi kekuatan Jawapos// Carita// Cerita dibalik setiap peristiwa// Carita merupakan liputan features Jawapostv yang hadir setiap minggu// Berita kini// hadir empat kali dalam sehari// Berisikan perkembangan informasi terkini dengan gaya cepat dan akurat// Bintang lapangan// Menyajikan berita olahraga yang lengkap dengan gosip para pemain bintang// Satu nusa sore// perkembangan informasi dari berbagai daerah yang kami perbarui setiap pukul 15.30 waktu indonesia barat// Nusantara kini juga hadir siang dan petang// Menyajikan liputan khas disetiap edisinya/ Perbincangan tentang musik/ buku dan film hadir disetiap minggunya// Jawapostv juga melengkapi kebutuhan informasi anda dengan program-program mingguannya// Untuk perempuan// Program yang didedikasikan untuk perempuan/ hadir setiap akhir pekan//bicara indonesia// Program mingguan yang menghadirkan profil tokoh indonesia// Bicara indonesia hanya di Jawapostv// Nusantara kini malam// menjadi salah satu program berita terbaik di malam hari// Jawapostv// didukung jaringan televisi lokal jawa pos grup di seluruh nusantara// Jawapostv/ melalui channel 60 uhf hadir sebagai televisi nasional berjaringan di indonesia// Jawapostv paling indonesia//

Pembuatan Storyboard

Storyboard merupakan rancangan berupa sketch gambar yang dilengkapi dengan petunjuk atau catatan pengambilan gambar untuk kebutuhan shooting. Selama proses pra produksi, perencanaan yang berhubungan dengan visualiasasi yang akan dibuat membutuhkan Storyboard sebagai media bantuannya.

Gambar 4.3. Ext/Gedung Jawapostv/Siang/Full Shoot

Gambar 4.4. Int/Mug Nusantara Kini Malam/Siang/Close Up

Gambar 4.5. Int/Ruang Make Up/Pagi/Medium Close Up

Gambar 4.6. Int/Program Director Memegang HT/Pagi/Extreme Close Up

Gambar 4.7. Int/Logo Pada Seragam/Pagi/ Extrim Close Up

Gambar 4.8. Int/Switcher/Pagi/ Close Up

Gambar 4.9. Int/Presenter/pagi/Full Shoot

Gambar 4.10. Bumper Sejuta Makna

Gambar 4.11. Ext/Pesawat Air Asia/Siang/Full Shoot

Gambar 4.12. Koran-koran Jawa Pos Grup

Gambar 4.13. Int/News Anchor/Malam/Full Shoot

Gambar 4.14. Ending Bumper Nusantara Kini Pagi

Gambar 4.15. Int/Presenter/Pagi/Medium Close Up

Gambar 4.16. Ext/Flower Festival/Siang/Full Shoot

Gambar 4.17. Ending Bumper Satu Nusa Pagi

Gambar 4.18. Int/Perpustakaan/Siang/Close Up

Gambar 4.19. Ending Bumper Carita

Gambar 4.20. Opening Bumper Berita Kini

Gambar 4.21. Int/Presenter/Siang/Medium Close Up

Gambar 4.22. Int/Kegiatan Calon Jamaah Haji/Sore/Full Shoot

Gambar. 2.23. Ending Bumper Berita Kini

Gambar 4.24. Int/Presenter/Siang/Full Shoot

Gambar 4.25. Int/Atlet/Sore/Full Shoot

Gambar 4.26. Ending Bumper Bintang Lapangan

Gambar 4.27. Int/News Anchor/Sore/Full Shoot

Gambar 4.28. Ext/Rapat Koalisi Partai/Siang/Full Shoot

Gambar 4.29. Ending Bumper Satu Nusa Sore

Gambar 4.30. Ext/Gubernur DKI Jakarta/Siang/Full Shoot

Gambar 4.31. Ending Bumper Nusantara Kini Petang

Gambar 4.32. Int/Poster Gandeng Tangan/Siang/Close Up

Gambar 4.33. Ending Bumper Untuk Perempuan

Gambar 4.34. Int/Wanita Inspirasi/Siang/Medium Close Up

Gambar 4.35. Ending Bumper Bicara Indonesia

Gambar 4.36. Int/News Anchor/Malam/Full Shoot

Gambar 4.37. Int/Wawancara Gubernur DKI Jakarta/Siang/Full Shoot

Gambar 4.38. Int/News Nachor/Malam/Full Shoot

Gambar 4.39. Grafis Jawapostv

Gambar 4.40. Logo Jawapostv

Script Writing

Script Writing yakni membuat rancangan naskah penulisan yang detail supaya mempermudah proses editing.

Tabel 4.1 Script Writing

No. Visual Audio
1. Menampilkan video gedung Jawapostv Backsound dan VO :
Jawapostv/menyapa Indonesia sejak 17 Agustus 2015//
(epic blockbuster)
2. Menampilkan video opening news anchor Nusantara Kini Pagi Audio:
Selamat Pagi Nusantara
3. Menampilkan video konten berita Nusantara Kini Pagi Backsound dan VO :
Jawapost/memulai siaran dipagi hari dengan tayangan yang kami sebut Nusantara Kini Pagi//
(kumpulan instrument semangat dan bahagia)
4. Menampilkan video closing news anchor Nusantara Kini Pagi Audio:
Jawapostv Paling Indonesia
5. Menampilkan video closing bumper Nusantara Kini Pagi Backsound
(official sound Jawapostv)
6. Menampilkan video opening presenter Satu Nusa Pagi Backsound dan VO :
Ribuan wisatawan nusantara dan juga mancanegara/padati kota Tomohon//
(broadcast news long)
7. Menampilkan video konten berita Satu Nusa Pagi Backsound dan VO :
Menjelajahi informasi dari penjuru negeri//Satu Nusa Pagi/merangkum kiriman yang menjadi kekuatan Jawapos//
(fallin apart – 90’s rnb Instrumental)
8. Menampilkan video closing bumper Satu Nusa Pagi Backsound
(official sound Jawapostv)
9. Menampilkan video konten berita softnews Carita Backsound dan VO :
Carita// Cerita dibalik setiap peristiwa// Carita merupakan liputan features jawapostv yang hadir setiap minggu//
(hopeful happy ending music – down of life)
10. Menampilkan video opening bumper Berita Kini Backsound
(official sound Jawapostv)
11. Menampilkan video opening presenter Berita Kini Backsound dan Audio:
Selamat Siang/ Anda menyaksikan berita kini Jawapostv
(lagu dramatis dan menegangkan – Instrumental)
12. Menampilkan video konten Berita Kini Backsound dan VO :
Berita kini// Hadir empat kali dalam sehari// Berisikan perkembangan informasi terkini dengan gaya cepat dan akurat//
(lagu dramatis dan menegangkan – Instrumental)
13. Menampilkan video closing bumper Berita Kini Backsound
(official sound Jawapostv)
14. Menampilkan video opening presenter Bintang Lapangan Backsound dan Audio:
Selamat siang pemirsa.
(hip hop instrumental – one less breath)
15. Menampilkan video konten berita Bintang Lapangan Backsound dan VO :
Bintang Lapangan/menyajikan berita olahraga yang lengkap/dengan gosip para pemain bintang//
(hip hop instrumental – one less breath)
16. Menampilkan ending bumper Bintang Lapangan Backsound
(official sound Jawapostv)
17. Menampilkan video opening news anchor Satu Nusa Sore Backsound dan Audio :
Selamat sore Pemirsa/ apa kabar anda hari ini//
(I wish I knew – hip hop instrumental)
18. Menampilkan video konten berita Satu Nusa Sore Backsound dan VO :
Satu Nusa Sore/perkembangan informasi dari berbagai daerah yang kami perbarui setiap pukul 15.30 waktu Indonesia barat//
(I wish I knew – hip hop instrumental)
19. Menampilkan ending bumper Satu Nusa Sore Backsound
(official sound Jawapostv)
20. Menampilkan video konten berita Nusantara Kini Backsound dan VO :
Nusantara kini juga hadir siang dan petang// Menyajikan liputan khas disetiap edisinya/ Perbincangan tentang musik/ buku dan film hadir disetiap minggunya//
(hip hop instrumental – breaking news)
21. Menampilkan video closing bumper Nusantara Kini Backsound
(official sound Jawapostv)
22. Menampilkan cuplikan program acara softnews Jawapostv Backsound dan VO :
Jawapostv juga melengkapi kebutuhan informasi anda dengan program-program mingguannya//
(instrument musik semangat)
23. Menampilkan video konten berita softnews Untuk Perempuan Backsound dan VO :
Untuk perempuan// program yang didedikasikan untuk perempuan/ hadir setiap akhir pekan//
(instrument musik semangat)
24. Menampilkan video closing bumper Untuk Perempuan Backsound
(official sound Jawapostv)
25. Menampilkan video konten berita softnews Bicara Indonesia Backsound dan VO :
Bicara indonesia// program mingguan yang menghadirkan profil tokoh indonesia// bicara indonesia hanya di jawapostv//
(hard storytelling rap instrument)
26. Menampilkan video closing bumper Bicara Indonesia Backsound dan VO:
Bicara Indonesia hanya di Jawapostv
(official sound Jawapostv)
27. Menampilkan video opening news anchor Nusantara Kini Malam Backsound dan Audio :
Selamat malam anda menyaksikan Nusantara Kini edisi malam paling Indonesia
(broadcast news long)
28. Menampilkan video konten berita Nusantara Kini Malam Backsound dan VO :
Nusantara Kini Malam/Menjadi salah satu program berita terbaik di malam hari//
(broadcast news long)
29. Menampilkan video closing presenter Nusantara Kini Malam Backsound dan Audio :
Saya Swahrama Diena undur diri//Terimakasih atas kebersamaan anda//Jawapostv Paling Indonesia
(broadcast news long)
30. Menampilkan video grafis Jawapostv Backsound dan VO :
Jawapostv/Di dukung televisi jaringan lokal Jawa Pos Grup di seluruh Nusantara// Jawapostv/melalui channel 60 UHF hadir sebagai televisi nasional berjaringan di Indonesia//
(music for cleaning – up beat instrumental music to make cleaning fun)
31. Menampilkan logo dan tulisan Jawapostv Audio :Jawapostv Paling Indonesia//

Rundown

Rundown merupakan urutan isi acara berdasarkan perencanaan gambar, suara dan durasi wkatu. Semua dikemas dalam urutan yang disesuaikan dan keterangan dari setiap adegan yang dibutuhkan.

Tabel 4.2 Rundown

No. SCENE LOCATION DURATION INT/EXT DESCRIPTION
1. Scene 3 Ruang Make Up 00:03-00:04 EXT Menampilkam presenter sedang di make up untuk persiapan siaran
2. Scene 2 Ruang Redaksi 00:01-00:02 INT Menampilkan view mug Nusantara Kini Malam
3. Scene 18 Ruang Redaksi 00:46-00:48 INT Menampilkan presenter
4. Scene 5 Control Room 00:05-00:07 EXT Menampilkan view Switcher saat sedang On Air
5. Scene 4 Control Room 00:04-00:05 EXT Menampilkan program director sedang memegang HT
6. Scene 1 Gedung Jawa Pos 00:00-00:01 EXT Menampilkan tampak depan gedung Jawa Pos
7. Scene 6 Studio 00:07-00:08 INT Menampilkan news anchor Nusantara Kini Pagi
8. Scene 7 Studio 00:08-00:09 INT Menampilkan news anchor Nusantara Kini Pagi
9. Scene 11 Studio 00:17-00:17 INT Menampilkan news anchor Nusantara Kini Pagi
10. Scene 12 Studio 00:20-00:23 INT Menampilkan presenter Satu Nusa Pagi
11. Scene 21 Studio 00:57-00:58 INT Menampilkan presenter Bintang Lapangan
12. Scene 22 Studio 00:58-01:00 INT Menampilkan presenter Bintang Lapangan
13. Scene 24 Studio 01:06-01:08 INT Menampilkan news anchor Satu Nusa Sore
14. Scene 28 Studio 01:22-01:27 INT Menampilkan wawancara dengan musisi
15. Scene 38 Studio 02:08-02:11 INT Menampilkan news anchor Nusantara Kini Malam
16. Scene 43 Studio 02:20-02:26 INT Menampilkan news anchor Nusantara Kini Malam
17. Scene 8 Bandara 00:11-00:12 EXT Menampilkan pesawat yang ada di bandara
18. Scene 19 Bandara 00:49-00:51 EXT Menampilkan view bandara terminal 3
19. Scene 41 Bandara 02:14-02:16 INT Menampilkan kegiatan pengiriman paket menggunakan lion air dan keadaan terminal 3 ultimate
20. Scene 31 Ruang Fashion Show 01:36-01:37 INT Menampilkan model sedang catwalk
21. Scene 33 Ruang Fashion Show 01:57-02:05 INT Menampilkan model muslimah sedang catwalk
22. Scene 30 Ruang Meeting 01:32-01:34 INT Menampilkan crew sedang meeting
23. Scene 35 Ruang Meeting 01:55-01:56 INT Menampilkan crew sedang meeting
24. 'Scene 36 Ruang Pajangan 01:56-01:59 INT Menampilkan berbagai macam pajangan
25. Scene 9 Ruang Press Conference 00:12-00:12 INT Menampilkan sedang dilakukannya konferensi pers
26. Scene 15 Ruang Perpustakaan 00:34-00:35 INT Menampilkkan buku-buku di atas rak buku
27. Scene 16 Ruang Utama 00:36-00:36 INT Menampilkan foto foto peralatan kuno studio lokananta
28. Scene 23 Ruang Kesehatan 01:19-01:20 INT Menampilkan wawnacara atlet
29. Scene 29 Ruang Tamu 01:48-01:48 INT Menampilkan kardus Moonlake Kids
30. Scene 34 Ruang Kerajinan 01:54-01:54 INT Menampilkan kerajinan dompet
31. Scene 37 Ruang menjahit 01:59-02:03 INT Menampilkan kegiatan menjahit
32. Scene 39 Ruang Rapat 02:12-02:13 INT Menampilkan kegiatan dewan daerah sedang rapat
33. Scene 45 Ruang Pertemuan 01:40-01:49 INT Menapilkan kegiatan pertemuan sebuah komunitas
34. Scene 13 Jalan Raya 00:24-00:28 EXT Menampilkan sedang adanya festival
35. Scene 14 Jalan Raya 00:32-00:34 EXT Menampilkan keadaan jalan raya
36. Scene 40 Jalan Raya 02:13-02:14 EXT Menampilkan aksi unjuk rasa
37. Scene 25 Gedung Pertemuan 01:08-01:10 EXT Menampilkan kegiatan konferensi pers
38. Scene 20 Gedung Pertemuan 00:52-00:53 INT Menampilkan pertemuan menteri agama dengan calon jamaah haji
39. Scene 27 Balai Kota 01:17-01:20 INT Menampilan gubernur DKI Jakarta
40. Scene 42 Balai Kota 02:17-02:20 EXT Menampilkan wawancara gubernur DKI Jakarta
41. Scene 10 Rumah Sakit 00:12-00:12 INT Menampilkan wawancara kepala sekolah
42. Scene 32 Rumah 01:38-01:38 EXT Menampilkan view rumah dari luar
43. Scene 26 Rumah 01:11-01:11 INT Menampilkan pembuatan Ozonae
44. Scene 17 Basecamp Teman Ahok 00:36-00:41 INT Menampilkan kegiatan Teman Ahok

Penyusunan Crew

Pemain dalam video promo program acara ini adalah karyawan Jawapostv yaitu presenter kemudian talent pendukung lainnya yang terlibat pada konten-konten berita yang disajikan didalam video promo ini, sedangkan untuk crew secara garis besar membutuhkan Sutradara, Cameraman, Editor, Dubber, Grafis, dan Script Writter. Adapun pemain dan crew yang terlibat dalam pembuatan promo program acara ini antara lain:

Tabel 4.3. Daftar Crew & Talent

No. Jabatan Nama
1. Sutradara Rio Rizalino
2. Assistant Sutradara Titik Nofitasari
3. Cameraman Titik Nofitasari & Tim Campers Jawapostv
4. Editor Titik Nofitasari
5. Script Writing Titik Nofitasari
6. Grafis Aji Djiwandono & Titik Nofitasari
7. Dubber Viki Rahayu
8. Dokumentasi Maria Dingi Novena
9. Pemain/Talent Presenter, News Anchor, cameraman, dan program director Jawapostv

Time Schedule

Time scheduling merupakan penjadwalan produksi pembuatan video promo program acara mulai dari preproduction, production dan postprodaction. Berikut adalah gambar/bagan Time Schedule pelaksanaan produksi media video promo:

Tabel 4.4. Time Schedule

Tahapan Juli 2016 Agustus 2016 September 2016 Oktober 2016 November 2016 Desember 2016
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Preproduction Pengajuan Observasi
Pengumpulan Data
Analisis Data
Ide/Gagasan
Sinopsis/Cerita
Narasi
Pembuatan Storyboard
Script Writting
Penyusunan Crew
Time Schedule
Anggaran/Budget
Peralatan Yang Digunakan
Production Perencanaan Multimedia
Perencanaan Audio
Perencanaan Visual
Perencanaan Broadcasting
Postproduction Digitizing
Editing
Mixing
Finishing
Tahap Keluaran
Segmen Pasar

Anggaran/Budget Produksi

Anggaran atau budgeting merupakan suatu daftar keuangan yang dikeluarkan dalam pembuatan project atau kegiatan merekam dan menghasilkan suatu gambar gerak. Berikut ini adalah daftar anggaran biaya dalam pembuatan media video promo program acara:

Tabel 4.5. Anggaran/Budget Produksi

No. Alat Produksi Keterangan Biaya Produksi
1. iMac Milik Perusahaan -
2. Kamera Nikon D3300 Sewa 3 Hari @Rp. 100.000 Rp. 300.000
3. Headphone Milik Sendiri -
4. Mouse Milik Perusahaan -
5. Adobe After Effect CS6 Milik Perusahaan -
6. Adobe Premiere CS6 Milik Perusahaan -
7. Adobe Ilustrator CS6 Milik Perusahaan -
8. Akomodasi & Konsumsi 30 Hari @Rp.50.000 Rp. 1.500.000
Total Rp. 1.800.000

Peralatan Yang Digunakan

Adapun beberapa peralatan yang digunakan selama pembuatan video promo program acara ini adalah Kamera Nikon D3300, iMac, headphone dan mouse. Berikut adalah visualisasi dari alat alat yang digunakan:

Gambar 4.41. Headphone

Gambar 4.42. iMac

Gambar 4.43. Nikon D3300

Gambar 4.44. Mouse

Production

Tahap production adalah kegiatan merekam gambar atau kejadan secara langsung dan merekam suara sebagai kebutuhan produksi yang nantinya akan menghasilkan suatu video. Selama proses produksi berlangsung kita akan fokus kepada pencahayaan karena pencahayaan sangat penting pada saat pengambilan gambar, kemudian blocking yang dimana dan bagaimana talent atau subject bergerak, bagaimana pergerkan kamera dan dari sudut mana pengambilan gambarnya. Dalam proses produksi ini sangat membutuhkn kerjasama antara talent dan crew yang terlibat. Proses pengambilan gambar dilakukan berdasarkan acuan dari storyboard, rundown dan naskah yang telah dibuat. Pada tahap Production sendiri memiliki empat tahapan yaitu Perencanaan Multimedia, Perencanaan Audio, Perencanaan Visual dan Perencanaan Broadcasting. Berikut merupakan bagan dari tahap proses Production.

Gambar 4.45. Tahap Production

Perencanaan Multimedia

Dalam perencanaan multimedia ini dapat diasumsikan sebagai wadah atau tempat penyatuan beberapa media yang disebut sebagai elemen-elemen pembentukan multimedia. Elemen-elemen pembentukan multimedia tersebut berupa : teks, gambar, suara, animasi, dan video. Multimedia sendiri merupakan suatu konsep dan teknologi baru pada bidang teknologi informasi, dimana informasi disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, animasi, dan video yang akan diproses dan disajikan baik secara linier maupun interaktif. Adanya perencanaan multimedia ini guna memaksimalkan dalam penyampaian informasi mengenai program acara Jawapostv. Dengan adanya perencanaan multimedia ini di harapkan dapat mencapai target peningkatan rating penonton yang telah di targetkan.

Tujuan Multimedia

Tujuan multimedia dari pembuatan video promo program acara ini yaitu agar dapat meningkatkan efektifitas dari penyampaian informasi megenai program acara Jawapostv. Dengan memberikan informasi yang jelas mengenai program-program acara Jawapostv diharapkan akan meningkatkan rating penonton sebesar 0,4% dari rating sebelumnya.

Strategi Multimedia

Sebelum memasuki proses produksi, terlebih dahulu merumuskan strategi multimedia. Media audio visual yang akan dirancang dan dikembangkan setidaknya memenuhi tiga aspek sasaran yaitu :

Geografi : 1. Khusus : Pulau Jawa dan DKI Jakarta
  : 2. Umum : Indonesia
Demografi : 1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
    2. Usia : 15 s/d 50 tahun
    3. Kelas Ekonomi : Menengah
    4. Sasaran : a. Masyarakat
          b. Sponsor














Psikografi   : Masyarakat yang ingin mengetahui program acara apa saja yang ada pada Jawapostv. Dan pihak sponsor yang ingin menjalin kerjasama dengan Jawapostv.

Program Multimedia

Program multimedia media video promo program acara Jawapostv dibuat ada tiga tahapan, yaitu:

  1. Teks

  2. Teks dalam video promo ini menggunakan Museo Sans Rounded yang diterapkan pada setiap nama program acara serta waktu tayang yang ada pada ending bumper.

  3. Picture

  4. Gambar yang dipakai dalam pembutan video promo program acara Jawapostv ini memakai gambar dalam bentuk jpg serta video dalam format wmv dan avi.

  5. Sound

  6. Suara yang digunakan pada video promo rogram acara Jawapostv ini adalah suara manusia (dubber) untuk VO (voive over) serta beberapa backsound yang digunakan seperti hard story telling rap instrument, hip hop instrumental – breaking news, hip hop instrumental one less breath, hopefully happy ending musik – down of life, I wish I knew – hip hop instrumental, kumpulan instrument semangat dan bahagia, instrument daramatis dan menegangkan, music for cleaning – upbeat instrumental, (fallin apart – 90’s rnb Instrumental), official news dan broadcast news long. Penerapan VO (voice over) dan backsound di sesuaikan dengan konsep program acaranya.

Perencanaan Audio

Perencanaan audio merupakan salah satu faktor yang sangat penting dilakukan dalam tahap penyusunan video, terutama video promo. Karena jika dalam video promo tidak memiliki unsur audio maka dalam penyampaian informasinya kurang maksimal. Dan audience pun tidak dapat menerima informasi yang disampaikan dengan maksimal. Maka dari itu, sangat penting melakukan perencanaan audio dalam proses produksi ini supaya nantinya audience dapat dengan mudah menerima informasi yang ingin disampaikan. Dalam konsep perencanaan audio dalam produksi ini memiliki 3 elemen sistematis yaitu tujuan audio, strategi audio, dan program audio.

Tujuan Audio

Tujuan dari adanya audio dalam video promo program acara ini digunakan untuk menerangkan informasi mengenai setiap program acara Jawapostv yang akan disampaikan kepada audience, supaya audiance dapat lebih mudah mengerti dan lebih mudah dalam menerima informasi serta dapat menjadi salah satu cara yang digunakan untuk menarik minat audiance serta sponsor Jawapostv. Audio juga berperan besar dalam pembentukan dan penempatan suara dengan latar background gambar dan video yang sesuai, sehingga pesan yang ingin di sampaikan akan lebih jelas.

Strategi Audio

Dalam hal ini strategi yang gunakan yaitu setiap video yang ditampilkan akan diapadukan dengan musik instrumental/backsound dan VO (voice over) dari suara manusia (dubber) sebagai pembaca naskah yang menjelaskan tentang setiap program acara Jawapostv. Di setiap program acara akan diberikan suara VO (voice over) dan juga backsound sehingga informasi yang disampaikan kepada audience akan terlihat dan terdengar lebih jelas, serta penempatan gambar dan suara yang pas memungkinkan masyarakat mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat. Media audio yang akan dikembangkan dan dipersiapkan setidaknya memenuhi tiga aspek sasaran yaitu :

Geografi : 1. Khusus : Pulau Jawa dan DKI Jakarta
  : 2. Umum : Indonesia
Demografi : 1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
    2. Usia : 15 s/d 50 tahun
    3. Kelas Ekonomi : Menengah
    4. Sasaran : a. Masyarakat
          b. Sponsor














Psikografi   : Masyarakat yang ingin mengetahui program acara apa saja yang ada pada Jawapostv. Dan pihak sponsor yang ingin menjalin kerjasama dengan Jawapostv.


Program Audio

Audio yang telah disiapkan dalam pembuatan project ini sudah dilakukan dan dipersiapkan untuk menyesuaikan dengan gambar yang sudah ada. Setiap audio yang di gunakan untuk mengisi suara pada video seperti musik instrumental dalam format mp3 dan VO (voice over) yang dihasilkan dari suara manusia (dubber). VO (voice over) adalah suara dari hasil dubbing naskah yang dilakukan oleh dubber. Pada saat men-dubbing naskah biasanya suara yang dihasilkan harus jelas dan jernih serta sesuai dengan naskah yang diberikan agar pada saat editing dapat dengan mudah dalam pengeditan audio. Adapun program audio yang dipakai dalam video informasi ini ada tiga tahapan yaitu:

  1. Music background digunakan untuk isi keseluruhan video menggunakan musik-musik instrumen seperti hard story telling rap instrument, hip hop instrumental – breaking news, hip hop instrumental one less breath, hopefully happy ending musik – down of life, I wish I knew – hip hop instrumental, kumpulan instrument semangat dan bahagia, instrument daramatis dan menegangkan, music for cleaning – upbeat instrumental, (fallin apart – 90’s rnb Instrumental), official news dan broadcast news long.

  2. Dubbing digunakan untuk menjelaskan informasi yang akan disampaikan dalam video yang sesuai dengan naskah yang telah dibuat dan perekaman naskah tersebut menggunakan mixer.

Perencanaan Visual

Dalam perencanaan visual yaitu penggabungan dari keseluruhan gambar, suara dan teks yang menghasilkan satu media audio visual (video) secara utuh yang digunakan untuk mempromosikan serta memberikan informasi tentang setiap program acara yang ada pada Jawapostv. Dengan menggabungkan beberapa gambar bergerak, teks, backsound dan VO (voice over) yang telah di dubbing sesuai dengan naskah sehingga dalam penyampaiannya pun akan lebih mudah dipahami dan diterima dengan baik oleh audiance. Perencanaan visual ini terdiri dari tujuan visual, strategi visual dan program visual.

Tujuan Visual

Tujuan Visual dari video promo program acara yang dibuat dan dikembangkan adalah sebagai media promosi dan informasi yang dirancang dengan menggabungkan gambar, suara dan teks pada saat proses editing. Kemudian efek dari perpindahan gambar menggunakan efek transisi agar perpindahan dari gambar satu ke gambar yang lain tidak patah sehingga dapat menghasilkan suatu bentuk visulisasi yang terkesan menarik.

Tabel 4.6. Kesan Visual Effect

Visual Effect Kesan yang ditimbulkan
Tampilan presenter dan news anchor Semangat, Ceria
Tampilan konten berita Cerah, Semangat, Kompak, Ceria
Ending Bumper Semangat, Ceria, Cerah
Grafis Jawapostv Semangat, Maju

Strategi Visual

Strategi visual yang ditampilkan pada pengembangan media promo program acara ini menggunakan visual penjelasan, dengan menggunakan unsur audio dan video serta penegasan dengan menggunakan teks untuk menjelaskan hari apa dan pukul berapa program acara tersebut ditayangkan sehingga audience mendapatkan bentuk media audio visual dengan tampilan menarik serta mengenai target yang dituju.

Program Visual

Dalam proses produksi ini menggunakan program visual Adobe Premiere Pro, Adobe After Effect dan Adobe Ilustrator. Adobe Premiere Pro sendiri digunakan untuk mengedit gambar-gambar bererak dan audio VO (voice over), kemudian Adobe After Effect digunakan dalam pembuatan transisi pada setiap perpindahan program acara dan yang terakhir Adobe Ilustrator digunakan untuk mengedit logo Jawapostv, dalam pengeditan logo ini yaitu memisahkan logo Jawapostv dengan tulisan Jawapostv yang nantinya akan digunakan pada tampilan akhir video.

Perencanaan Broadcasting

Perencanaan broadcasting dilakukan dan dimanfaatkan untuk penyebaran suatu informasi dan mempromosikan suatu hal. Dalam penelitian ini perencanaan broadcasting dilakukan untuk menyampaikan dan mempublikasikan sebuah media audio visual sebagai sarana promosi dan informasi mengenai program-program acara Jawapostv. Perencanaan broadcasting terdiri dari tujuan broadcasting, strategi broadcasting, dan program broadcasting.

Tujuan Broadcasting

Tujuan broadcasting ini adalah menyampaikan informasi dalam bentuk video promo yang dapat diterima dengan baik dan dapat dinikmati visualisasi dan penyampaian informasinya oleh siapa pun serta informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi si penerimanya. Semua berhak mendapatkan informasi yang bermanfaat dan berguna pandangan yang lebih baik. Serta dengan dibuatnya video promo prohram acara Jawapostv ini dapat meningkatkan rating penonton yang sudah ditargetkan.

Strategi Broadcasting

Dengan memanfaatkan fasilitas internet yang sudah ada saat ini, dalam mempromosikan video promo program acara Jawapostv dapat menggunggah video promo tersebut ke dalam situs web video ternama seperti youtube dan juga dapat mem-posting video promo ke media sosial seperti facebook.

Program Broadcasting

Untuk mendapatkan informasi secara lengkap dan jelas mengenai program-program acara yang ada pada Jawapostv, maka dengan memanfaatkan fasilitas internet yang ada, hasil dari media audio visual yang berbentuk video promo program acara Jawapostv akan dipublikasikan melalui:

  1. Youtube : youtube merupakan salah satu situs web video sharing yang didalamnya terdapat banyak sekali video dari berbagai macam genre. Dalam mempromosikan video promo program acara ini sangat efektif dan efisien bila dilakukan dengan cara mengunggah video promo tersebut ke dalam youtube, karena youtube merupakan situs web video sharing terbesar yang banyak dikunjungi oleh berbagai lapisan masyarakat. Dalam pengunggahan video ke dalam youtube pertama-tama harus memiliki account youtube terlebih dahulu. Jika sudah memiliki account, maka baru bisa dilakukan pengunggahan video. Proses pengunggahannya pun tergantung dengan besar kecilnya kapasitas video tersebut. Berikut adalah link video promo program acara Jawapostv : https://youtu.be/kmJZv3sntY0

  2. Facebook : Facebook merupakan situs jejaring sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat, mulai dari remaja hingga dewasa. Dengan men-share video promo di facebook maka pengikut dari official account Jawapostv dapat melihat video promo program acara yang ada pada Jawapostv.

  3. Twitter : Twitter merupakan salah satu media sosial yang digunakan oleh masyarakat Indonesia, meskipun pengguna twitter tidak sebanyak pengguna facebook, namun media soosial ini dipilih untuk memaksimalkan promosi video promo program acara Jawapostv.

Postproduction

Postproduction adalah tahap terakhir dari perancangan Konsep Produksi Media (KPM). Mulai dari proses awal preproduction yang melakukan tahap-tahap apa saja yang diperlukan mulai dari ide/gagasan sampai dengan menyiapkan alat yang akan digunakan, kemudian masuk ke dalam proses production dan berakhir pada proses postproduction. Pada proses postproduction ini terdapat berbagai tahap yaitu digitalizing, editing, mixing, finishing, tahapan keluaran dan segmen pasar.

Tahap postproduction adalah proses finishing dari pembuatan media audio visual yang berbentuk video yang mampu menyampaikan informasi dengan jelas kepada audience dengan mengikuti panduan dari naskah yang sudah dibuat sebelumnya. Pada tahap akhir ini, proses editing dilakukan oleh editor dan didampingi oleh sutradara. Dimana proses editing ini menggabungkan gambar atau video yang sudah ada dengan audio yang sudah disiapkan serta menambahkan teks untuk beberapa bagian yang diperlukan supaya tahapan keluaran akan menghasilkan sebuah video promo program acara yang dapat diterima baik oleh audience dan juga informasi yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Berikut adalah bagan dari tahap postproduction :

Gambar 4.46. Tahap Postproduction

Digitizing

Digitizing dilakukan setelah pengambilan gambar atau object yang dibutuhkan dalam pembuatan video promo program acara Jawapostv. Pemindahan file video ini yaitu melalui sebuah perangkat perekam gambar seperti kamera kedalam sebuah perangkat komputer. Agar lebih mudah dalam proses pengeditan, pada saat digitizing file video di kelompokan ke dalam beberapa folder sesuai dengan masing masing program acara.

Gambar 4.47. Digitizing

Editing

Setelah melakukan digitizing, tahap selanjutnya yaitu editing. Jika file gambar sudah dipindahkan maka dapat mulai melakukan editing video dengan cara pemilihan dan penyusunan gambar yang baik kemudian disatukan dengan gambar yang lainnya serta menggunakan efek transisi pada perpindahan gambar tertentu agar video yang dihasilkan terlihat halus dan tidak terlihat jumping maupun patah. Dalam proses pemilihan dan penyusunan gambar ini dilakukan dengan didampingi sutradara serta mengikuti naskah dan alur storyboard yang sudah dibuat.

Gambar 4.48. Editing

Mixing

Tahap selanjutnya yaitu mixing. Mixing merupakan tahap penggabungan gambar dan suara (VO dan backsound). Imstrumen musik seperti backsound digabungkan kedalam hasil editing gambar yang sudah disesuaikan dengan naskah dan storyboard. Kemudian VO (voice over) juga digabungkan kedalam hasil editing dengan penempatan yang sesuai. Keselarasan antara backsound dan VO serta gambar yang sudah di edit sangat diperhatikan agar terlihat serasi dan seimbang serta dapat terdengar dengan jelas.

Gambar 4.49. Mixing

Finishing

Tahap finishing ini merupakan tahapan terakhir pada proses pembuatan video promo program acara setelah melakukan tahap digitizing, editing dan mixing. Pada tahap ini dilakukan proses export video dari Adobe Premiere Pro CS6 ke dalam format video yang telah ditentukan.

Gambar 4.50. Finishing

Tahap Keluaran

Pada tahap ini, hasil render dari semua penggabungan gambar gerak mulai dari teks, gambar, video, backsound dan VO (voice over) akan di export ke dalam format video yang telah di tentukan sebelumnya. Dimana format video yang di tentukan adalah dalam format AVI. Kemudian hasil dari video yang telah di export akan di unggah ke dalam situs web video sharing (youtube).

Segmen Pasar

Segmen pasar adalaha target pasar yang akan di tuju. Untuk jangkauan luas adalah masyarakat umum khususnya wilayah DKI Jakarta dan Pulau Jawa serta untuk jangkauan sempit yaitu pihak sponsor dari Jawapostv. Di harapkan promo program acara ini mencapai target yang ditentukan yaitu menikan rating penonton sebesar 0,4% dari rating penonton sebelumnya. Kemudian video promo program acara Jawapostv ini akan di unggah ke dalam situs web video sharing (youtube) dengan pertimbangan jadwal pengunggahan pada bulan Desember.

Gambar 4.51. Video Promo Pada Youtube


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan penelitian yang di lakukan pada Jawapostv, sesuai dengan poin-poin permasalahan yang di sampaikan pada rumusan masalah serta rancangan media yang dihasilkan oleh peneliti dalam pembuatan “PENGEMBANGAN VIDEO PROMO PROGRAM ACARA JAWAPOSTV PADA PT. JAWA POS MULTIMEDIA JAKARTA SELATAN”, maka adapun beberapa kesimpulan terhadap rumusan masalah yaitu :

  1. Media promosi yang menarik dalam mempromosikan program acara Jawapostv yaitu video promo, karena video promo tersebut menggunakan konsep produksi media yang didalamnya terdapat konsep editing yang berisi teks, konten-konten berita, backsound dan VO (Voice Over) yang dapat membuat audience tertarik dan akhirnya menyaksikan program acara tersebut.

  2. Target yang akan dicapai melalui video promo program acara Jawapostv yaitu dapat meningkatkan rating penonton sebanyak 0,4% dan juga menarik minat sponsor untuk bekerjasama dengan Jawapostv sebagai sponsor acara setelah menyaksikan video promo tersebut. Dan diharapkan dengan adanya video promo ini, Jawapostv dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. Karena video promo program acara tersebut dapat dilihat melalui media Youtube.

Saran

  1. Disarankan kepada pihak Jawapostv agar pembuatan video promo selalu diperbarui dan juga dibuat dengan tampilan baru dalam menyajikan video promo program acara agar calon penonton tidak bosan dan jenuh saat menyaksikan video promo tersebut serta dapat tertarik untuk terus menyaksikan program acara tersebut. Kemudian hal ini juga dapat berpengaruh terhadap minat calon penonton untuk menyaksikan program acara yang ada di Jawapostv.

  2. Untuk mencapai target yang ditentukan maka dalam pembuatan video membutuhkan tingkat kreatifitas yang lebih, karena audience sangat mudah merasa jenuh dan bosan saat menyimak sebuah informasi yang disajikan dengan kurang menarik.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Peet, Richard and Elain Hartwick. 2015. Theoris Of Development : Contentions, Arguments, Alternatives. New York : Guilford Pess.
  2. Kusumaningjati, Sinta dan Juhadi. 2015. Pengembangan Buku Teks IPS Smp Kelas VII Semester II Berbasik Kurikulum 2013. Jurnal Edu Geography Vol. 3 N0. 6. Semarang : Universitas Semarang.
  3. 3,0 3,1 Maimunah. Lusyani Sunarya dan Nina Larasati. 2012. Media Company Profile sebagai Sarana Promosi dan Informasi. Journal CCIT Vol.5 No.3. Tangerang  : PerguruanTinggi Raharja.
  4. 4,0 4,1 Desrianti, Dewi Immaniar. Untung Rahardja dan Reni Mulyani. 2012. “Audio Visual As One Of He Teaching Resources On Ilearning”. Journal CCIT No. 5 Vol. 2. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  5. Putra, Arpiansah. Agus Dwi Andi Hermansah dan Agus Purwanto. 2013. Perancangan Iklan Motion Grapich Jasa Percetakan Alief Production Untuk Meningkatkan Penjualan. Jurnal Ilmiah Dasi Vol. 14 No. 3. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) AMIKOM.
  6. Garnasih, Tuti. Topik Hidayat dan Adi Rahmat. 2016. Menurunkan Beban Kognitif Intrinsik Siswa MA dalam Pembelajaran Klasifikasi Spermatophyta Menggunakan Tayangan Video Keanekaragaman Tumbuhan. Journal Prosiding Seminar Biologi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
  7. 7,0 7,1 Nugroho, Sarwo. 2014. Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta : Andi Offset.
  8. 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 8,6 8,7 8,8 Latief, Rusman dan Yusiatie Utud. 2015. Siaran Televisi Non Drama. Jakarta : Prenamedia Group.
  9. Immaniar, Dewi. Sudaryono dan Dwi Ayu Ningrum. 2014. Enriching Media Merchandise Sarana Penunjang Promosi Studi Kasus Pada Book- Store. Journal CCIT Vol. 2 No. 3. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  10. 10,0 10,1 10,2 UU RI No 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
  11. 11,0 11,1 11,2 11,3 Morissan. 2013. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Prenadamedia Group.
  12. 12,0 12,1 Jaiz, Muhammad. 2014. Dasar-dasar Periklanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  13. 13,0 13,1 13,2 Suhudi dan Anggit Dwi Hartanto. 2014. Perancangan Sistem Informasi Perkemi Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis Web. Jurnal Ilmiah DASI Vol. 15 No. Yogyakarta : STMIK AMIKOM Yogyakarta.
  14. 14,0 14,1 14,2 14,3 Hutahaen, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
  15. Arriesanti, Hani Dewi. Muhamad Yusup dan Celia Marcelina. 2014. Penerapan Multimedia Audio Galery Ilearning Community And Service (MAGIC) Sebagai Media Penyimpanan Dokumentasi Pada Perguruan Tinggi Raharja. Journal CCIT Vol. 7 No. 2. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja
  16. 16,0 16,1 Putra, Fajar Solihin dan Mira Ziveria. 2013. Implementasi Sistem Informasi Pariwisata Mobile Untuk Provinsi Sumatera Barat Berbasis Multimedia. Journal SESINDO 2013. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
  17. Maryati, Sri dan Bambang Eka Purnama. 2013. Pembuatan Video Profil Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Dengan Menggunakan Komputer Multimedia. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Indonesia Journal On Networking And Security Vol. 5 No. 1. Indonesia : Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia (APMI).
  18. 18,0 18,1 Agustini, Putu Putri. M.G Rini Kristiantari dan DB. Kt. Ngr. Semara Putra. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Tema Sejarah Peradaban Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 8 Sumerta. e-Journal PGSD Vol. 4 No. 1. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.
  19. Pierson, jo and Joke Bauwens. 2015. Digital Broadcasting : An Introduction To New Media. New York : Bloomsbury.
  20. 20,0 20,1 20,2 Hendratman, Hendi. 2015. Computer Graphic Design. Bandung : Informatika Bandung.
  21. Awalli, Muhammad Ryza dan Sulartopo. 2015. Media Pembelajaran Desain Grafis Di SMA 1 Kudus Berbasis Multimedia Interaktif. Journal PIXEL Vol. 8 No. 1. Semarang : Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer.
  22. 22,0 22,1 22,2 22,3 Anggraini S, Lia dan Kirana Nathalia. 2016. Desain Komunikasi Visual : Dasar-dasar Panduan Untuk Pemula. Bandung : Nuansa Cendekia.
  23. Tinarbuko, Sumbo. 2015. DEKAVE (Penanda Zaman Masyarakat Global). Yogyakarta : CAPS.
  24. 24,0 24,1 Saputro, Alfredo Slamet, Kadarisman Hidayat dan Edy Yulianto. 2016. Perencanaan Strategi Pemasaran Paket Data Kampus Dalam Persaingan Di Bidang Paket Data Internet (Studi Kasus Pada PT. Telkomsel Cabang Malang). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 36 No. 1. Malang : Universitas Brawijaya.
  25. 25,0 25,1 25,2 25,3 25,4 25,5 25,6 25,7 Loekito, Michael. Christianto Irawan. Agustinus Nugroho dan Endo Wijaya Kartika. 2014. Analisa Pengaruh Marketing Mix (7p) Terhadap Keputusan Pembelian Di Folks! Coffee Shop And Tea House Surabaya. Surabaya : Universitas Kristen Petra.
  26. Agustina, Dewi. 2016. Pengaruh Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan Anak Dalam Membagi Waktu Belajar Di Min 2 Model Samarinda. e-Journal Ilmu Komunikasi Vol. 4 No. 2. Samarinda : Universitas Mulawarman.
  27. 27,0 27,1 Fachruddin, Andi. 2015. Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi. Yogyakarta : Andi Offset
  28. Maulani, Giandari. Noviar Jalu Sasongko dan Ardi Mulyana. 2016. Pengembangan Media Promosi Pariwisata Kota Tangerang Dalam Bentuk Video Digital Pada Dinas Porparekraf. Journal ICIT Vol. 2 No. 2. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  29. Edi, Ikhsan Sarwo dan Bambang Sudaryatno. 2014, “Sistem Informasi Penilaian Siswa Pada SDN 2 Biting Purwantoro Wonogiri”. Journal Ilmiah DASI Vol. 15 No. 02. Yogyakarta : STMIK AMIKOM.
  30. 30,0 30,1 Setiawan, Budi. Alfitransyah dan Iis Pradesan. 2014. Rancang Bangun Pembuatan Animasi Iklan Layanan Masyarakat “Masa Depan Tanpa Narkoba. Palembang : STMIK GI MDP.
  31. Purwanto, Agus dan Shofwan Hanief. 2016. Multimedia Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Berbasis Animasi. Open Journal System “ SEMNASTEKNOMEDIA Online” Vol. 4 No. 1. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) AMIKOM.
  32. Prasetya, Aditya Eko. Ramadhian Agus T dan Arfian Hendro P. 2015. Produksi Video Clip Group Band Hellbegin Dengan Judul Lagu Hutang Bayar Nyawa. Journal Epub Multimedia Vol. 1 No. 1. Surakarta : Universitas Surakarta.
  33. 33,0 33,1 33,2 Brenneis, Lisa. 2013. Adobe Premiere Pro CS6 : Classroom In a Book. United States of America : Adobe Systems Incorporated.
  34. Smith, Jerron and AGI Creative Team. 2012. Adobe After Effect CS6 Digital Clasroom. Canada : John Wiley & Sons.
  35. Saputra, Alhadi. 2012. “Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan Lapan Bandung”. Berita Dirgantara Vol. 13 No. 8. Jakarta : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
  36. Fink, Arlene. 2014. Conducting Research Literature Reviews : From The Internet To Paper. United States of America : Sage.
  37. Machi, Lawrence. A and Brenda T. Mcevoy. 2012. The Literature Review : Six Steps To Success. United States of America : Corwin
  38. Hamdi, Asep Saepul dan E. Bahruddin. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish.
  39. 39,0 39,1 39,2 Salim, Lenny Januati. 2016. Perancangan Media Video Promo Press Conference Pada Program Acara Idola Cilik 5 Di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
  40. 40,0 40,1 Masitah. Dinar Primasti dan Carmia Diahloka. 2014. Strategi Komunikasi Pemasaran Gajayana Tv Dalam Mendapatkan Pengiklan Komersia. Jurnal Ilmu social dan Politik Vol 3. No. 2. Malang : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi.
  41. 41,0 41,1 Palguna, Kadek Dwi Yoga Adi. I Made Gede Sunarya dan I Made Putrama. 2016. Pengembangan Media Promosi Berbasis Aransemen Musik dan Video Profil Jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Jurnal KARMAPATI Vol. 5 No. 1. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha.
  42. 42,0 42,1 Novantara, Panji dan Cecep Juliansyah Abbas. 2016. Rancang Bangun Aplikasi Multimedia Interaktif Sebagai Media Promosi Pariwisata Kota Cirebon Menggunakan Adobe Flash. Journal Jejaring Vol. 1 No. 1. Kuningan : Universitas Kuningan
  43. 43,0 43,1 Haryanto, Tri dan Sarwo Nugroho. 2015. Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Promosi Perusahaan Pada PT. Propan Raya Icc Semarang. Journal PIXEL Vol. 8 No. 1. Semarang : Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer
  44. 44,0 44,1 O’mara, Ben. 2012. Social Media, Digital Video And Health Promotion In A Culturally And Linguistically Diverse Australia. Journal Oxford University Press Vol. No. 23. Indonesia : Oxford University Press.
  45. 45,0 45,1 Ţuclea, Claudia-Elena and Puiu Nistoreanu. 2011. How Film And Television Programs Can Promote Tourism And Increase The Competitiveness Of Tourist Destination. Cactus Tourism Journal Vol. 2. No. 2. Romania : The Bucharest University of Economic Studies.
  46. 47,0 47,1 Nwosu, Dr. Chidi C. 2013. Rescuing The Endangered Habit: The Challenge Of Readership Promotion For The Children’s Library In Nigeria. International Journal for Innovation Education and Research V0l. 3. No. 1. Nigeria : Imo State University
  47. 48,0 48,1 Oh, Youjeong. 2014. Korean Television Dramas A The Political Economi Of City Promotion. International Journal Of Urban And Regional Research Vol. 38 No. 6. New York : John Wiley & Sons.
  48. 49,0 49,1 Sinclair, Craig. Peter Keelan. Samuel Stokes. Annette Stokes and Christine Jeffries-Stokes. 2015. “Participatory Video Making For Research And Health Promotion In Remote Australian Aboriginal Communities: Methodological And Ethical Implications”. International Journal of Critical Indigenous Studies Vol. 8 No.1. Australia : The University Of Notre Dame.

DAFTAR LAMPIRAN