SI1321474525

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN MEDIA VIDEO PROFILE SEBAGAI

SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA

PONDOK PESANTREN MODERN

SUBULUSSALAM TANGERANG

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1321474525
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN MEDIA VIDEO PROFILE SEBAGAI

SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA

PONDOK PESANTREN MODERN

SUBULUSSALAM TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1321474525
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
:Teknik Informatika
Konsentrasi
: MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I, M.M)
       
(Junaidi, S.Kom, M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN MEDIA VIDEO PROFILE SEBAGAI

SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA

PONDOK PESANTREN MODERN

SUBULUSSALAM TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1321474525
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

KONSENTRASI MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Drs. Sugeng Widada, M.Si)
   
(Adi Kusuma Widiatama, S.Kom)
NID : 06098
   
NID : 15006

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN MEDIA VIDEO PROFILE SEBAGAI

SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA

PONDOK PESANTREN MODERN

SUBULUSSALAM TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1321474525
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

PERANCANGAN MEDIA VIDEO PROFILE SEBAGAI

SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA

PONDOK PESANTREN MODERN

SUBULUSSALAM TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1321474525
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: MULTIMEDIA AUDIO VISUAL AND BROADCASTING

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM :1321474525

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Persaingan usaha dibidang pendidikan, setiap pihak berlomba untuk menggunakan bentuk media yang dinilai dapat dijadikan daya tarik dalam memenangkan persaingan terhadap setiap kompetitornya kuhusunya pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Seiring dengan perkembangan teknologi multimedia dalam bentuk video dinilai lebih memberikan daya tarik, karena media berbasis video dapat menyampaikan pesan informasi dalam bentuk gambar bergerak, melalui media tersebut dapat menyampaikan informasi yang lebih akurat dan up to date. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah media berbasis video agar menjadi daya tarik yang efektif terutama dalam penyampaian informasi dan promosi yang berkaitan dengan keseluruhan yang ada di Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Pondok Pesantren Modern Subulussalam membutuhkan media video profile sebagai sarana penunjang informasi dan promosi yang ditunjukkan kepada calon siswa-siswi santri baru dan sebagai media informasi kepada masyarakat. Sehingga perancangan media video profile ini yang menampilkan fasilitas dan keunggulan Pondok Pesantren Modern Subulusalam, dapat menjadi solusi dalam pemecahan masalah pada media promosi dan informasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data, metode analisis permasalahan, metode analisis perancangan dan konsep produksi MAVIB. Di dalam konsep produksi MAVIB terdapat tahap preproduction, production, dan postproduction. Hasil akhir dari perancangan ini adalah sebuah video profile akan digunakan sebagai sarana informasi dan promosi. .


Kata Kunci: Promosi, Informasi, Video Profile.

ABSTRACT

Business competition in the field of education, each party competes to use the form of media that can be considered an appeal in winning the competition against each competitor kuhusunya at Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Along with the development of multimedia technology in the form of video is considered more attractive, because video-based media can convey information messages in the form of moving images, through the media can convey more accurate and up to date information. The purpose of this research is to design a video-based media to become an effective attraction especially in the delivery of information and promotion related to the whole existing in Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Pondok Pesantren Modern Subulussalam requires video profile media as a means of supporting information and promotion shown to prospective new students and as a medium of information to the public. So the design of this video profile media featuring facilities and excellence Pondok Pesantren Modern Subulussalam, can be a solution in problem solving on the media campaign and information. The method used in this research is data collection method, problem analysis method, design analysis method and mavib production concept. In the concept of mavib production there are preproduction, production, and postproduction phases. The end result of this design is a video profile will be used as a means of information and promotion.


Keywords : Promotion, Information, Media Design.

KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul “PERANCANGAN MEDIA VIDEO PROFILE SEBAGAI SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA PONDOK PESANTREN MODERN SUBULUSSALAM TANGERANG”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulisan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika Konsentrasi Multimedia Audio Visual and Broadcasting (MAVIB) di Perguruan Tinggi Raharja. Terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan motivasi dari berbagai pihak yang terkait yang selama ini telah meluangkan waktu dan tenaganya.. Oleh karena itu, pada kesempatan ini mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, M.M selaku Ketua STMIK Raharja
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom., selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  4. Bapak Drs. Sugeng Widada, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis untuk kelancaran penyusunan Skripsi ini.
  5. Bapak Adi Kusuma Widiatama, S.Kom., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis untuk kelancaran penyusunan Skripsi ini.
  6. Bapak Medi Humaedi, SE.I., selaku Stakeholder pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam.
  7. Bapak Ustd KH. Ahmad Maimun Alie, S.Pd.I., selaku Pimpinan dan pengurus, seluruh Guru dan siswa-siswi santri Pondok Pesantren Modern Subulussalam yang selalu memberikan waktunya pada saat pelaksanaan pengambilan gambar.
  8. Teman – teman seperjuangan Amrullah, Hasan Bakri, Herri Setiawan, Edray Pranata dan Hirzi Supriadi Saputra.
  9. Fitriyah, Muharam, Yadi supriadi, Ihsan dan seluruh kerabat yang sudah memberikan dukungan dalam menyelesaikan penulisan Laporan Skripsi ini..
  10. Teman – Teman MAVIB serta seluruh mahasiswa STMIK Raharja yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan sudah memberikan dukungan kepada saya.
  11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu pada kesempatan ini.

Terima kasih kepada kedua Orang tua saya, yang telah mendidik dan merawat saya dari kecil sampai sekarang hingga mampu menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya laporan Skripsi ini, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.


Tangerang, 23 Januari 2018
Reza Fahlevi
NIM. 1321474525


Tabel 2.1. Jenis Media

Tabel 2.2. Literature Review

Tabel 3.1. Daftar Nama dan Tugas Staff

Tabel 3.2. Material Produk

Tabel 3.3. Kondisi Pesaing

Tabel 3.4. Budget Produksi Media

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap 1

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap 2

Tabel 3.7. Elisitasi Tahap 3

Tabel 3.8. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1. Script Writing

Tabel 4.2. Rundown

Tabel 4.3. Penyusunan Crew dan Talent

Tabel 4.4. Time Schedule

Tabel 4.5. Kesan visual effect

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern Subulussalam

Gambar 4.1. Konsep Produksi MAVIB

Gambar 4.2. Tahap Prepoduction

Gambar 4.3. Menampilkan timelapse gedung Pondok Pesantren Modern Subulussalam

Gambar 4.4. Menampilkan kegiatan upacara

Gambar 4.5. Menampilkan video Lab. IPA

Gambar 4.6. Menampilkan video Lab. Bahasa

Gambar 4.7. Menampilkan video ruang kelas TK/PAUD

Gambar 4.8. Menampilkan video wawancara pimpinan pondok

Gambar 4.9. Menampilkan video gedung masjid pondok

Gambar 4.10. Menampilkan video ekstrakulikuler pencak silat

Gambar 4.11. Menampilkan video ekstrakulikuler

Gambar 4.12. Menampilkan video ruangan perpustakaan

Gambar 4.13. Menampilkan video ekstrakulikuler Peramuka

Gambar 4.14. Menampilkan video halaman pendopo tamu

Gambar 4.15. Menampilkan video perlombaan olahraga futsal

Gambar 4.16. Camera Canon 7D

Gambar 4.17. Tripod

Gambar 4.18. Slider

Gambar 4.19. Menampilkan timelapse gedung Pondok Pesantren Modern Subulussalam

Gambar 4.20. Menampilkan kegiatan upacara

Gambar 4.21. Menampilkan video ruang Lab. IPA

Gambar 4.22. Menampilkan video Lab. Komputer

Gambar 4.23. Menampilkan video Ruang Kelas TK/PAUD

Gambar 4.24. Menampilkan video wawancara pimpinan pondok

Gambar 4.25. Menampilkan video gedung masjid pondok

Gambar 4.26. Menampilkan video ekstrakulikuler pencak silat

Gambar 4.27. Menampilkan video ekstrakulikuler tari

Gambar 4.28. Menampilkan video ruang perpustakaan

Gambar 4.29. Menampilkan video ekstrakulikuler Pramuka

Gambar 4.30. Menampilkan video halaman pendopo tamu

Gambar 4.31. Menampilkan video perlombaan olahraga futsal

Gambar 4.39 Post Production


Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian


Teknologi informasi dewasa ini berkembang sangat pesat, baik media cetak, elektronik maupun internet, peningkatan efektifitas pesan penyampaian informasi juga telah didukung media yang berbentuk cetakan, elektronik, video maupun media interactive lainnya,  media komunikasi visual berupa cetakan merupakan salah satu sarana penyampaian informasi yang sering digunakan badan-badan usaha sebagai daya tarik yang ditujukan kepada masyarakat.

Sebagai daya tarik biasa dimanjakan dengan bentuk media interactive dalam kepentingan mengembangkan jenis usaha, Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang, yang beralamat dijalan KH. Astari No. 01 RT 01/ RW 01 kandanggede kresek tangerang banten (15620).

Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang, dalam mengembangkan lembaga agar daya tarik dalam penyampaian informasi kepada masyarakat yang selama ini dipergunakan hanya melalui cara tradisional, dari mulut ke mulut, penanaman citra lembaga hanya melalui orang tua murid yang anaknya sudah bergabung di Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang, selain dari itu juga menggunakan media cetak yang kualitasnya belum begitu maksimal, dengan demikian hasil penyampaian informasinya dinilai belum maksimal.

juga dengan disebarkanya media cetak berupa brosur dan spanduk saja, belum memiliki media informasi dalam bentuk audio visual atau video, selain itu pihak pondok pesantern membutuhkan media infomasi yang dapat menjelaskan lebih  ruang lingkup Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang secara detail informasinya dan lebih memiliki daya tarik lebih dari media yang digunakan sebelumnya yaitu media cetak. Didalam memberikan informasi nantinya dapat berguna untuk meningkatkan citra dan daya tarik keunggulan pondok pesantren agar lebih dikenal lagi dimasyarakat luas khususnya di wilayah kecamatan kresek dan sekitarnya. Selain itu dapat lebih mempermudah bagian penerimaan siswa/siswi baru dalam menjelaskan ruang lingkup dan keunggulan yang dimiliki Pondok Pesantren Modern subulussalam tangerang kepada orangtua calon siswa/siswi baru.

Untuk itu penulis ingin mengajukan penelitian Skripsi dengan judul “PERANCANGAN MEDIA VIDEO PROFILE SEBAGAI SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA PONDOK PESANTREN MODERN SUBULUSSALAM TANGERANG”

Penulis mencoba untuk membuat sebuah video profil yang berisi sebuah informasi yang ada pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang, yaitu dengan membuat media audio visula, hal ini sangat dipandang perlu sebagai sarana yang dapat memudahkan petugas bagian penerimaan siswa/siswi santri baru dalam memberikan informasi kepada calon pendaftar serta masyarakat umum yang ingin mencari informasi tentang Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang.

RUMUSAN MASALAH


Perumusan masalah disini yang akan diangkat dalam topik ini yaitu :

  1. Bagaimana merancang bentuk video Profile yang dapat meningkatkan efektifitas program promosi pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang?
  2. Bagai mana merancang media video profile pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang agar lebih memiliki daya tarik yang ditujukan kepada masyarakat?
  3. Setelah rancangan media video diimplementasikan pada kegiatan atau program promosi apa yang diinginkan oleh lembaga pendidikan Pondok Pesantern yang diberikan?

RUANG LINGKUP PENELITIAN


Agar pembahasan menjadi lebih terarah dan berjalan dengan baik maka pembahasan  dibatasi ruang tentang perancangan media video profile yang akan di gunakan sebagai sarana informasi untuk mempromosikan Pondok Pesantren Modern Subulusalam di Kresek Tangerang.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian:

  1. Tujuan Oprasional
  2. Merancang media audio visual sebagai sarana media informasi Pondok Pesantren untuk di tampilkan melalui kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang.

  3. Tujuan Fungsional.
  4. Untuk menyampaikan pesan atau data kepada khalayak luas, dengan menggunakan teks, audio, video, animasi dan grafik yang menarik.

  5. Tujuan Individu
    1. Untuk memberikan solusi dari permasalah yang dihadapi petugas bagian penerima siswa/siswi santri baru dalam hal memberikan informasi kepada masyarakat dan mendapat pengalaman serta.
    2. Sebagai bekal bekerja secara profesional serta melengkapi kreatifitas dalam memperoleh ide ide secara teoritis maupun praktis dalam menyelesaikan Skripsi, sebagai syarat mecapai gelar S1.

Manfaat Penelitian

Manfaat Bagi Pondok Pesantren

  1. Dengan menggunakan audio visual, diharapkan masyarakat akan mendapatkan informasi lebih jelas tentang Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang, sertah dapat lebih mudah tertarik untuk bergabung di Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang.
  2. Agar hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang, sebagai pengetahuan maupun sebagai salah satu referensi dalam pengembangan informasi terkait kebutuhan promosi.
  3. Untuki meningkatkan pencapaian target penerimaan siswa/siswi santri baru pada tahun berikutnya

Manfaat Bagi Individu

  1. Sebagai salah satu syarat penulis untuk mencapai gelar sarjana Jurusan Teknik Informatika Konsentrasi MAVIB (Multimedia Audio Visual and Broadcasting) Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Menambah wawasan didalam dunia broadcasting serta pengalaman penulis dalam membuat media audio visula dan menambah kreatifitas penulis dalam mengerjakan suatu proyek.
  3. Mampu bersaing dan dapat menciptakan suatu karia kreatif dan inovatif.


Metodologi Penelitian


Dalam penelitian ini metode-metode yang digunakan penulis adalah :

Metode Analisa Permasalahan


Permasalahan ditentukan berdasarkan analisa permasalahan dengan menanyakan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan media yang sebelumnya dipergunakan, adapun pertanyaan yang penulis samapikan adalah:

  1. Apakah dalam pengembangan lembaga pesantren khususnya untuk memperoleh simpati dari masyarakat sudah menggunakan media penunjang?
  2. Jika telah menggunakan media sarana penunjang bentuknya apa saja?
  3. Dari media-media yang telah dipergunakan apakah penggunaannya telah efektif?
  4. Apabila belum efektif apakah penulis diperbolehkan mengajukan bentuk perancangan media sebagai sarana dalam menunjang publikasi promosi?
  5. Jika diperbolehkan bentuk yang bagaimana yang dikehendaki dari pihak lembaga pesantren?

Dari pertanyaan-pertanyaan yang di tujukan ke pihak pengelolan pondok pesantren, berikut adalah hasil jawaban yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan tersebut:

  1. Dalam pengembangan tambahnya para santri sudah menggunakan media sarana penunjang, dinilai dari pihak Yayasan dalam hal pertambahan calon santri media-media yang telah digunakan dapat disampaikan belum efektif dan belum dapat mewujudkan target yang diinginkan.
  2. Media yang telah digunakan dalah bentuk Spanduk, Brosure, buku profile lembaga pesantren, penyampaian pesan informasi dari mulut ke mulut orang tua wali.
  3. Dari penggunaan media-media yang telah digunakan sudah dapat dikatakan sebagian telah efektif, namun sesuai dengan perkembangan informasi yang dilakukan telah bertambah juga menggunakan jejaring internet, pihak lembaga pesantren juga menggunakan media Web, hanya untuk mengisi contain Web, media yang dipergunakan inginnya punya bentuk media berbasis video.
  4. Dari pengembangan manfaat media sarana penunjang selanjutnya penulis diperbolehkan untuk mengajukan bentuk rancangan media berbasis video sebagai kelengkapan contain media Website, penulis diminta untuk merancang sebuah media berbasis
  5. Jika diperbolehkan, sesuai program studi dan konsentrasi, penulis selaku mahasiswa yang memiliki keterampilan di bidang multimedia dan berbsis video.

Berdasarkan hasil pertanyaan dan hasil jawaban yang diperoleh, penulis diminta untuk merancang sebuah media informasi berbasis video yang tujuannya dalam implementasi dapat disimpulkan bahwa, saat ini dalam pengembangan para siswa/siswi santri lembaga pesantren tersebut saat ini sangat membutuhan media sarana penunjaang berbasis video yang dapat mengisi contain Media Website yang dibutuhkan.

Pengumpulan Data

  1. Metode Pengamatan Langsung (Observasi)
  2. Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dengan cara melakukan pengamatan langsung dan datang ke Pondok Pesantren pada Hari senin Tanggal 28 september sekaligus penulis melakukan wawancara kepada pihak pengelola Pesantren Bapak Khumaidi, S.Pd.I dan waktu itu langsung mendapatkan jawaban yang penulis butuhkan dalam menentukan permasalahan skripsi.

     

  3. Metode Wawancara (interview)
  4. Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan cara wawancara langsung tanya jawab secara lisan dengan beberapa narasumber yang terlibat langsung dalam materi pembahasan ini, dengan hal penulis melakukan  wawancara terhadap pemilik pondok pesantren, pengajar dan para murid Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang.

     

  5. Studi Pustaka
  6. Sebagai pendukung laporan khususnya dalan teori-teori dasar yang digunakan dalam landasan teori penulis membaca buku-buku tentang Desain Grafis, literature-literature sebagai bahan perbandingan penelitian mengenai hasil penelitian dari orang lain, artikel-artikel tentang penelitrian ilmiah tentang desai grafis maupun video .


Metode Analisis Perancangan


Analisa Perancangan Media

Pengolahan data video yang akan dianalisa dan diolah menggunakan software Adobe Premiere Pro CS6, Afftter Effect dan Adobe Photoshop CS6 yang mendukung perancangan media video profil.

Konsep Media


Agar menghasilkan hasil rancangan media berbasis video yang baik, menarik dan berkualitas digunakan konsep desain yang disebut KPM (Konsep Produksi Media MAVIB), dalam konsep tersebut terdapat tiga tahapan dari tahapan Preproductions, Productions dan Postproductions.

  1. Prep>roduction
  2. Praproduction adalah menentukan ide cerita kemudian membuat sketsa beberapa adegan penting ke dalam bentuk naskah cerita. Lalu dibuat storyboard untuk menerjemahkan naskah menjadi cerita yang lebih mendetail. Pada proses selanjutnya dibuatlah karakter tokoh dan background awal.

  3. Production
  4.         Production proses pelaksanaan produksi (shoting) yang mengacu pada persiapan yang dihasilkan pada proses pra-produksi.

  5. post-production
  6. Post-production proses penyelesaian akhir dari sebuah rangkaian produksi shoting yang meliputi pengeditan gambar dan output ke media video.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas penulisan skripsi ini, maka penulis mengelompokan laporan materi ini menjadi beberapa bab, diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang penulis gunakan dari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan topik pembahasan dalam penyusunan laporan skripsi.

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK YANG DITELITI

Bab ini membahas mengenai gambaran umum pondok pesantren, sejarah singkat pondok pesantren, wewenang dan tanggung jawab, struktur organisasi, informasi tentang produk, market analisis, potensial market, segmentasi pemasaran, strategi pemasaran dan analisa masalah.

BAB IV KONSEP PRODUKSI MEDIA

Bab ini membahas mengenai perancangan (konsep media), tujuan media, strategi media, program media, konsep kreatif, strategi kreaatif dan konsep audio visual.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian selama observasi.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

Menurut Maimunah Dkk dalam dalam jurnal teknologi informasi dan multimedia (2017-38) “rancangan adalah suatu hal untuk memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.

Menurut Shiyuti dalam Goodle Book Ya Islam Itu Mudah Mudah (2015:25) “Perancangan adalah persedian awal yang dilakukan untuk melakukan suatu perkara”.

Menurut Soepadmo dalam Google Book Panduan Mudah Merancang Banguna (2012:12)[1] “Perancangan adalah semacam kesimpulan-kesimpulan yang akan dijadikan acuan dan batasan pokok untuk membuat perancangan (gambar-gambar perancangan)”.

Dari kutipian-kutipan yang disampaikan di atas perancangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Merancang dan mengelolan unsur rancangan media video yang berupa unusur-unsur gambar kegiatan operasional pondok pesantren Modern Subulu Salam, berupa gambar-gambar liputan video kegiatan yang dijadikan profile pesantren Sebagai daya tarik pondok pesantren agar masyarakat mau bergabung dengan pondok pesantren yang diinformasikan.

Konsep Dasar Perancangan Secara Umum

Menurut Hendratman dalam bukunya Computer Graphic Design (2015:21)[2] secara umum Proses Perancangan Grafis mulai dari konsep sampai produksi sebagai berikut:

  1. Mencari Informasi Kebutuhan
    1. Target
    2. Kriteria
    3. Media
    4. Selera Perusahaan
    5. Studi Banding
    6. Revisi-revisi.
  2. Membuat Kerangka Kerja
    1. Tujuan Spesifik
    2. Jenis Media
    3. Ukuran Media
    4. Batasan Konten
    5. Batasan Waktu
    6. Batasan Biaya.
  3. Mencari Ide Kreatif
    1. Tema
    2. Slogan
    3. Sketsa Ide
    4. Konsep ’gila’
    5. Brainstorm
    6. Jalan-jalan
    7. Revisi-revisi.
  4. Olah Data
    1. Koreksi Data
    2. Image, Teks, Audio Video
    3. Seleksi Data
    4. Organisasi Data
    5. Konversi Data.
  5. Visualisasi
    1. Layout
    2. Logo pada media
    3. Dummy
    4. Prototype
    5. 3D
    6. Alternatif
    7. Revisi-revisi.
  6. Produksi
    1. Penempatan pada media
    2. Ukuran sebenarnya
    3. Teknis produksi
    4. Cek Warna
    5. Kualitas cetak.

Konsep Dasar Promosi


1. Pengertian Promosi

Menurut Maimunah dkk dalam jurnal teknologi informasi dan multimedia (2017:37) “Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang dimaksud yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas prusahan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan prusahaan yang bersangkutan.

Menurut Sunarya dkk dalam Jurnal CCIT Vol.9 No.1 (2015-79)[3] “Promosi adalah tindakan menginformasikan atau meningkatkan konsumen tentang spesifikasi produk atau merek. Promosi mempunyai kekuatan untuk menyampaikan pesan, dan diperlukan perancangan khusus agar promosi tersebut memiliki visual yang kuat dan menciptakan keserasian didalam rangkaian pemasaran, karena promosi adalah berkaitan langsung dalam upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dengan memikat hati mereka melalui pemberian kesan-kesan baik, yangmampu diingat dan dirasakan oleh konsumen”

Dari beberapa kutipan di atas promosi dapat disimpulkan suatu upaya penyampaian sarana pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Subulussalam agar dapat memikat atau menjadi daya tarik masyarakat luar terkait dengan adanya penyampain informasi melalui video profile yang penulis buat.

2. Tujuan Promosi

Menurut Danumiharja dalam Google Book Profesi Tenaga Kependidikan (2014:213) [4]“hampir setiap kegiatan promosi diharapkan berdampak positif pada sekolah. Tidak ada sekolah yang mengharapkan sekolahnya mengalami kemunduran dan kebangkrutan. Alternatif jatuh pada pilihan bagaimana melaksanakan program promosi pada tenaga pendidik dan kependidiknya sehingga berdapak positif pada sekolah. Tujuan yang ingin dicapai melalu kegiatan promosi, antara lain meningkatnya moral kerja, meningkatnya kedisiplinan kerja, terwujudnya iklim sekolah yang menggairahkan dan meningkatkan produktifitas kerja.

Menurut Jaiz dalam buku Dasar-Dasar Periklanan (2014:44-45)[5] ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:

  1. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginformasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.
  2. Membujuk, maksudnya mengubah resepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli.
  3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian.

Setelah diadakan promosi diharapkan audiens, yaitu adanya pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses komunikasi. Pembeli juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk yang dikonsumsinya.

Ada enam hal yang dapat menjelaskan komunikasi tersebut yaitu:

  1. Kesadaran (awareness)
  2. Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari objek tersebut maka tugas komunikator adalah membangun kesadaran dari mengenai produk dan terus mengenal produk ke audiens.

  3. Pengetahuan (knowledge)
  4. Diharapkan audiens memiliki kesadaran tentang perusahaan atau produk yang telah dikeluarkan dan jangan sampai audiens tidak mengetahui produk tersebut.

  5. Menyukai (liking)
  6. Dapat mengetahui perasaan mereka terhadap produk yang dikonsumsi oleh audiens, sehingga audiens dapat menyukai produk tersebut.

  7. Preferensi (preference)
  8. Dapat dikatakan audiens menyukai produk tersebut dan lebih melilih produk itu dibanding produk lain.

  9. Keyakinan (conviction)
  10. Audiens diharapkan yakin untuk membeli produk yang sudah dipilihnya.

  11. Pembelian (purchase)
  12. Pembelian yang dilakukan audiens adalah tahap akhir dalam komunikasi.

Konsep Dasar Informasi


1. Pengertian Informasi

Menurut Pratama dalam buku Sistem Implementasi Dan Implementasinya (2014:9)[6] “Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat”.

Menurut Husda dan Yvonne Wangdra dalam buku Pengantar Teknologi Informasi (2016:9)[7] Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya”.

Menurut Davis (1974) dalam bukunya Hutahaean (2014:9-10)[8] Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang”.

Dari beberapa kutipan diatas informasi dapat disimpul suatu penyampain yang nyata dan bermanfaat karna melalui sumber yang pasti dan jelas untuk penerima.

2. Fungsi Informasi

Fungsi utamanya, yaitu: menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi, karena informasi berguna memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan keputusan lebih cepat, informasi juga memberikan standart, aturan maupun indikator bagi pengambil keputusan.

  1. Kegunaan Informasi tergantung pada :
    1. Tujuan si penerima :
    2. Bila tujuannya untuk memberi bantuan, maka  informasi  itu harus membantu si penerima dalam apa yang ia usahakan untuk memperolehnya.

    3. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data :
    4. Dalam menyampaikan dan mengolah data, inti dan pentingnya informasi harus dipertahankan.

      1. Waktu
      2. Apakah informasi itu masih up to date?

      3. Ruang dan Tempat
      4. Apakah informasi  itu tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat?

      5. Bentuk
      6. Dapatkah informasi itu digunakan secara efektif. Apakah informasi itu menunjukkan hubungan-hubungan yang diperlukan, bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen? Dan apakah informasi itu menekankan situasi-situasi yang ada hubungannya.

      7. Semantik
      8. Apakah hubungan antara kata-kata dan arti yang diinginkan cukup jelas? Apakah ada kemungkinan salah tafsir?

      Informasi dapat disimpulkan sebagai hasil dari pengelolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

3. Nilai Informasi

Menurut Hutahaean Google Book Konsep Sistem Informasi (2015:11-12)[8] “Informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya”.

Biaya informasi terdiri dari:

  1. Biaya perangkat keras
  2. Merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat-tingkat mekanisme yang lebih tinggi.

  3. Bentuk untuk analisis
  4. Merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisme yang lebih tinggi.

  5. Biaya untuk tempat dan faktor control lingkungan
  6. Biaya ini setengah berubah/semivariable. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisme yang lebih tinggi.

  7. Biaya perubahan
  8. Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari satu metode ke metode yang lain.

  9. Biaya operasi
  10. Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam-macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.

Konsep Dasar Media


1. Pengertian Media

Menurut Maimunah dkk dalam jurnal CCIT Vol.5 No.3 (2012:284)[9] “Media adalah sarana untuk menyimpan pesan atau informasi kepada public dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar/foto.

Menurut Desrianti dkk dalam jurnal CCIT Vol.5 No.5 (2012:133)[10]“Media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Pengertian media yang diberikan AECT (Association for Education Communication and Tecnology)ini menunjukkan bahwa istilah ”media” memiliki makna yang sangat umum”.

Dari beberapa kutipan diatas Media dapat disimpulkan suatu penunjang penyampain pesan dari pengerim untuk penerima pesan

2. Jenis-Jenis Media

Menurut Wahyudi (1992) dalam bukunya Morissan (2013:11)[11]upaya menyampaikan informasi melalui media cetak, audio, dan audio visual, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan”.

Penyebabnya adalah sifat fisik masing-masing jenis media seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1. Jenis Media

Tabel-2.1

3. Waktu Media

Menurut Nurudin Dalam Bukunya (2016:30)[12]Media yang dilihat dari waktu terbitnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

  1. Media Periodik yaitu, media massa yang terbit secara teratur (harian, mingguan, bulanan, tri wulan, dan catur wulan). Seperti, elektronik (TV dan radio), dan cetak (surat kabar, majalah, dan tabloid) termasuk media online.
  2. Media Non periodik yaitu, media yang bersifat eventual, tergantung event Media non periodik bisa dibedakan antara manusia (sales promotion girl, dan juru kampanye), dengan benda (poster, stiker, spanduk, leaflet, dan baliho).

Konsep Dsar Desain


1. Pengertian Tipografi

Menurut Hendratman dalam buku Computer Graphic Design “Typography(2015:151)[2]Typography adalah ilmu yang mempelajari tentang penempatan, penataan huruf untuk mendapatkan kesan tertentu agar pembaca bisa mendapat informasi secara maksimal”.

Menurut Murtono dalam jurnal Peniletian Seni Budaya vol.6 No.2 (2014:117)[13] “Tipografi yang berkarakter sangat kuat diperlukan untuk merekayasa stoping power bila kekuatan tipografi tersebut berkorelasi kuat dengan isi pesan”.

Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat di simpulkan tipografi adalah seni penepatan tata letak hurup bertujuan agar suasana pembaca lebih nyaman.

2. Fungsi Tipografi

Menurut Sihombing dalam buku Tipografi (2015:10)[14] “Tipografi memiliki peran penting dalam setiap karya desain grafis yang berlangsung dari setiap masa ke masa yang bersetuhan dengan peradaban manusia. Karya-karya yang muncul senantiasa mewakili semangat zaman dari aksi seorang desainer grafis dalam menyikapi setiap kebutuhan komuniasi visual melalui dimensi dan disiplin yang terdapat dalam tipografi”.

3. Definisi Tentang Psikologi Warna

  1. Pengertian Warna
  2. Menurut Hendratman dalam buku Computer Graphic Design (2015:121)[2]“Warna adalah bagian/komponen dari desain.dengan warna kita dapat mempresentasikan suasana hati / mood atau pesan tertentu. Karena dapat mempengaruhi suasana hati oleh karena itu sangat mempengaruhi psikologi manusia. Meskipun di beberapa tempat dan budaya, sebuah warna mempunyai arti yang berbeda, namun di bab ini penulis mengartikan warna dalam lingkup yang universal, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya”.

  3. Makna Simbolik Warna
  4. Mengenai arti dari sebuah warna sebagai berikut:

    1. Warna Merah
      1. Representasi dari objek alam: Api, darah, dll.
      2. Citra positif : Emosi yang kuat, energi keberanian, perjuangan, gairah dan kemauan keras.
      3. Citra negatif : Nafsu, aktif, agresif, marah, dominasi, bahaya.
    2. Warna Biru Tua
      1. Representasi dari objek alam : langit di malam hari.
      2. Citra positif : konsentrasi, kooperatif, cerdas, tenang, bijaksana, integratif, banyak teman, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan, dll.
      3. Citra negatif : Kaku, keras, perasa, serius.
    3. Warna Biru Muda.
      1. Representasi dari objek alam : langit, lautan.
      2. Citra positif : Ketenangan, ketentraman, kesedihan, teduh, kepercayaan, dll.
      3. Citra negatif : santai, tidak enak dimakan.
    4. Warna Hijau.
      1. Representasi dari objek alam : Pohon, tanaman.
      2. Citra positif : Alami, sehat, rileks, kesuburan, muda, pembaruan, sukses, keinginan, keberuntungan, kekerasan hati dan
      3. Citra negatif : Kurang formal, kurang serius, terlalu umum alias kurang unik / ekslusif bagi beberapa orang.
    5. Warna Kuning
      1. Representasi dari objek : Sinar matahari, lebah, bunga dan jeruk lemon.
      2. Citra positif : Menonjol, akrab, spontan, semangat, ceria, main-main, kreatif, bebas.
      3. Citra negatif : Pengecut, tidak punya sikap.
    6. Warna Ungu/Jingga
      1. Representasi dari objek  : Bunga anggrek, buah manggis.
      2. Citra positif  : Spiritual, kebangsawanan,
      3. Citra negatif : misteri, sombong, kasar, keangkuhan, kurang teliti, tidak membumi, tidak masuk akal, tidak akrab.
    7. WarnaOrange
      1. Representasi dari objek : Jeruk.
      2. Citra positif : Energi, semangat, flamboyan, segar, keseimbangan ceria, hangat, ramah, kreatif.
      3. Citra negatif : Murah, feminim.
    8. WarnaPink
      1. Representasi dari objek : bunga mawar.
      2. Citra positif : Kasih sayang, pengasuhan, lembut, cinta dan asmara, tidak mengancam.
      3. Citra negatif : Sangat tidak cocok bagi laki-laki.
    9. Warna Coklat
      1. Representasi dari objek : tanah/bumi, kayu, tanaman, kopi/coklat, kotoran, dll.
      2. Citra positif : kenyamanan, daya tahan, antik, kekuatan, solidaritas, membumi, tenang, matang dan handal.
      3. Citra negatif : kotor,  kumal, kuno,   konvensional,  kurang bersemangat, kurang  toleran, 
    10. Warna Abu-Abu
      1. Representasi dari objek : batu, beton, pasir.
      2. Citra positif : netral, tidak berpihak, keamanan, kehandalan, kesederhaan.
      3. Citra negatif : Kurang energi, tidak menyakinkan, tidak peduli, tidak merangsang, tidak jelas, tidak menarik, kurang intelek, sedih.
    11. Warna Putih
      1. Representasi dari objek : Awan, salju.
      2. Citra positif : Suci, bersih, tepat, tidak bersalah, sederhana.
      3. Citra negatif : Tidak tegas, kosong, tanpa ekspresi, kurang usaha, santai.
    12. Warna Hitam
      1. Representasi dari objek : Arang, batu bara, minyak mentah.
      2. Citra positif : Power, kepatuhan anggun, tidak bersalah, sederhana, abadi, berkelas.
      3. Citra negatif : Simbol kejahatan, kematian,horror, misteri, mistik, alam gaib, ketakutan, berduka.
    13. Warna Emas.
      1. Representasi dari objek : Emas, madu.
      2. Citra positif : Mencerminkan prestise, perasaan kagum, konsentrasi.
      3. Citra negatif : Keserakahan, egois, pemimpi.
    14. Warna Perak
      1. Representasi dari objek : Perak, bulan.
      2. Citra positif : Mencerminkan prestise berkilau, keseimbangan, kemegahan, modern, high tech, futuristik, mahal, murni, esklusif, kagum, konsentrasi.
      3. Citra negatif : Menyendiri, kaku, tidak jujur, bimbang, ragu-ragu.

4. Definisi Layout

  1. Pengertian Layout
  2. Menurut Hendratman dalam buku Computer Graphic Design (2015:197)[2]“Layout arti katanya secara bahasa adalah tata letak atau penempatan. Menurut salah satu teorinya, layout adalah usaha untuk menyusun, menata atau memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, table dll) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik”.

  3. Jenis-jenis Layout
  4. Menurut Dewi Immaniar dkk dalam jurnal promosi Vol.7 No.3 (2014:434) [15]  Jenis-jenis layout diantaranya adalah:

    1. LayoutKasar
    2. Layout kasar merupakan gambaran kerja untuk memperlihatkan komposisi tata letak naskah, gambar yang akan dibuat, pada layout kasar dibuat hitam putih, berupa coretan kasar atau sketsa dengan menggunakan pensil gambar yang di\buat secara manual.

    3. Layout Komprehensif
    4. Layout Komprehensif adalah suatu gambar yang sudah mendekati komposisi final, dalam hal ini komposisi gambar yang pada umumnya disajikan dalam bentuk warna.

    5. Final Artwork
    6. Final artwork adalah tahap akhir dimana keseluruhan unsur-unsur sudah tersusun dengan baik dan siap untuk dicetak (dipublikasikan).

5. Definisi Desain Komunikasi Visual

  1. Prinsip-Prinsip Desain Komunikasi Visual

Menurut Sriwitari dan I Gusti Nyoman Widnyana dalam Bukunya Desain Komunikasi Visual (2014:47-52)[16] Desain Komuniasi Visual dikenal dengan prinsip-prinsip desain sebagai panduan kerja maupun sebagai konsep desain. Prinsip-prinsip itu adalah :

  1. Keseimbangan (balance)
  2. Tekanan (emphasis)
  3. Irama (rhythm)
  4. Kesatuan (unity)

Pada umumnya, desain grafis yang baik selalu memenuhi prinsip-prinsip diatas. Adapun ada designer yang tidak memperhatikan prinsip tersebut biasanya ada tujuan tertentu yang ingin ia capai ketika mengabaikan pakem karena ingin menarik perhatian audience-nya dan tampil beda dengan eye-grabber yang tidak biasa dan dramatis, sehingga menjadi salah satu unsur kejutan yang memikat dan gampang diingat. Namun bagaimanapun, designer professional secara otomatis bekerja atas dasar jurus-jurus desain yang sudah diluar kepala (Supriyono,2010) dalam bukunya Sriwitari dan I Gusti Nyoman Widnyana (2015).

  1. Keseimbangan (balance)
  2. Keseimbangan atau balance adalah pembagian sama berat, baik secara visual maupun optik. Komposisi desain dapat dikatakan seimbang apabila objek di bagian kiri dan kanan terkesan sama berat. Ada dua pendekatan untuk menciptakan balance.

    Pertama, keseimbangan formal (formal balance) yaitu dengan membagi sama berat kiri-kanan atau atas-bawah secara sistematis atau setara. Keseimbangan simetris (formal) mempunyai kesan kokoh, sesuai citra tradisional dan konservatif.

    Kedua, keseimbangan asimetris (informal balance) yaitu penyusunan elemen-elemen desain yang tidak sama antara sisi kiri dan sisi kanan, namun terasa seimbanga (Supriyono,2010) dalam bukunya Sriwitari dan I Gusti Nyoman Widnyana (2015).

  3. Tekanan (emphasis)
  4. Dalam desain dikenal istilah focal point atau focus of interest yaitu penonjolan salah satu elemen visual dengan tujuan menarik perhatian. Focal point juga sering center of interest, pusat perhatian. Ada beberapa cara untuk menonjolkan salah satu elemen desain, yaitu:

    1. Kontras
    2. Focal point dapat diciptakan dengan menunjukkan kontras antara objek yang dianggap penting dengan objek lain disekitarnya.

    3. Isolasi objek
    4. Focal point juga dapat diciptakan dengan cara memisahkan objek dari kumpulan objek-objek yang lain. Secara visual, objek yang terisolasi akan lebih menarik perhatian.

    5. Penempatan objek
    6. Objek yang ditempatkan di tengah bidang atau pusat garis perspektif akan menjadi focal point. Dalam karya DKV diperlukan adanya aksentuasi atau penonjolan salah satu elemen untuk menarik perhatian. Elemen kunci ini disebut dengan eye-catcher atau stopping power yang berfungsi untuk menghentikan pembaca dari aktivitasnya (Supriyono,2010) dalam bukunya Sriwitari dan I Gusti Nyoman Widnyana (2015). Penonjolan elemen hendaknya bukan sekedar memperbesar foto atau menggemukkan huruf, namun perlu disesuaikan dengan elemen yang dianggap penting. Satu elemen akan tampak mencuat jika ia memiliki perbedaan dengan elemen visual yang lain.jika semua elemen berwarna dingin maka satu elemen yang berwarna panas akan tampak menonjol. Objek yang kecil akan menjadi focal point jika berada di area kosong yang luas.

  5. Irama (Rhythm)
  6. Irama adalah adalah pengulangan atau gerak mengalir yang ajek, teratur, terus menerus (Sanyoto,2009) dalam bukunya Sriwitari dan I Gusti Nyoman Widnyana (2015). Irama adalah pola layout yang dibuat dengan cara menyusun elemen-elemen visual secara berulang-ulang. Irama visual dalam desain grafis dapat berupa repetis dan variasi.

    Dalam nirmana tulisan Sanyoto (2009) dalam bukunya Sriwitari dan I Gusti Nyoman Widnyana (2015). Disebutkan bahwa repetisi merupakan hubungan pengulangan dengan kesamaan ekstrim pada semua unsur-unsur atau elemen seni rupa yang digunakan, hasilnya monoton. Repetisi akan menimbulkan kesan statis, kalem dan mungkin membosankan karena hanya menyusun elemen secara berulang dan tanpa ada perubahan (konsisten). Jika menginginkan kesan yang riang, dinamis dan tidak monoton, lakukan irama yang bervariasi. Variasi adalah perulangan elemen visual disertai perubahan bentuk, ukuran dan posisi.

  7. Kesatuan (Unity)
  8. Kesatuan merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unsur-unsur yang dimana baik dalam wujudnya maupun dalam kaitannya dengan ide yang melandasi. Desain dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis, ada kesatuan antara tipografi, ilustrasi, warna dan unsur-unsur yang lain. Kesatuan bisa dicapai dengan cara mengulang warna, bidang, garis atau elemen; memiliki penggunaan font  yang sejenis dan bervariasi pada ukuran style­-nya; menggunakan unsur-unsur visual yang warna, tema dan bentuknya salam (Supriyono,2010) dalam bukunya Sriwitari dan I Gusti Nyoman Widnyana (2015).

Teori Khusus

Konsep Dasar Video


1. Pengertian Video

Menurut Maryati dan Bambang Eka Purnama dalam Journal Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi  Vol.5 No 1 (2013:22)[17]Video adalah system gambar hidup atau gambar bergerak yang saling berurutan”.

Menurut Ali et al jurnal multimedia Vol.4 No.5 (2012:3)[18]“A video element describes a sequences of moving pictures. At a logical level, a video document can be divided into a set of basic components such as: episode (i.e. a group of related scenes), scene (i.e. a set of consecutive shots that has meaningful semantic value), shots (i.e. a set of consecutive frames) and frame (i.e. a single picture of a movie film and no temporal analysis)”.

(Elemen video menjelaskan urutan gambar bergerak. Pada tingkat logis, dokumen video dapat dibagi kedalam satu set komponen dasar seperti : episode (yaitu kelompok adegan-adegan yang terkait), adegan (yaitu set berturut-turut tembakan yang memiliki nalai semantic bermakna), gambar (yakni set berturut-turut frame) dan frame (yaitu sebuah gambaran film-film dan analisis fosil tidak).

Menurut beberapa kesimpulan diatas Video dapat disimpulkan bahwa gambar yang bergerak dan didampingin dengan audio visual serta penambahan effect yang sangat menarik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh audience.

2. Macam-Macam Video

Menurut Maryati dan Bambang Eka Purnama (2013:22)[17]terdapat dua macam video yaitu:

  1. Video Analog
  2. Video analog dibentuk dari deretan sinyal elektrik (gelombang analog) yang direkam oleh kamera dan dipancarluaskan melalui gelombang udara.

  3. Video Digital
  4. Video  Digital dibentuk dari deretan sinyal digital yang berbentuk, yang menggambarkan titik sebagai rangkaian nilai minimum dan maksimum, nilai minimum berarti 0 dan nilai maksimum berarti.

3. Format Video

Menurut Nugroho dalam buku Teknik Dasar Videografi (2014:69-75)[19] terdapat banyak format video diantaranya:

  1. AVI
  2. AVI adalah singkatan dari Audio Video Interlaced, merupakan salah satu format video paling tua yang dibangun oleh Microsoft. Berbeda dengan format lainnya, AVI mendukung beberapa jenis kompresi, seperti Cinepak, Intel Indeo, Microsoft Video 1, Clear Video, dan IVI. Pada awalnya, format AVI hanya mendukung resolusi maksimal 160 x 120 pixel, dengan refreshrate 15 frame per detik. Namunbersamaan dengan perkembangan Windows dan DirctX-nya, format AVI kini mampu menyimpan sebuah klip video dengan resolusi sampai 320 x 240 pixel, dan refreshrate sampai 30 frame per detik.

  3. MPEG – 1
  4. MPEG – 1 memungkinkan sebuah video dapat dikompresi dengan rasio 50:1 sampai 100:1, tergantung kualitas gambar yang diinginkan. Format ini memiliki kecepatan pembacaan data sekitar 1.5 mbit per detik sehingga cukup setara dengan pembacaan data pada CD-ROM berkecepatan 2X. Motion Picture Expert Group 1 (MPEG – 1) dapat digunakan untuk menyimpan video dengan resolusi maksimal 352 x 288 pixel. Kualitasnya dapat disetarakan dengan format VHS. Format MPEG – 1 saat ini banyak digunakan sebagai format video dalam VCD.

  5. MPEG – 2
  6. MPEG – 2 merupakan pengembangan dari MPEG – 1 yang mulai diperkenalkan pada 1995. Format ini memungkinkan data video berjalan dengan kecepatan 100 mbit per detik. Selain lebih unggul pada kecepatan transfer data, MPEG – 2 juga memiliki peningkatan kualitas gambar dan suara. Pada video berformat MPEG – 2, format ini dapat digunakan pada keping Super VCD, DVD, dan siaran digital TV.

  7. MPEG – 4
  8. Rasio ukuran layar standar yang digunakan oleh hampir semua pesawat televisi standar. Perbandingan ukuran pastinya adalah empat satuan lebar (horizontal) dan tiga satuan tinggi (vertical). Ukuran ini sekarang sudah mulai ditinggalkan, seiring keluarnya berbagai peranti yang menyuguhkan ukuran layar yang lebar dan panoramik. Rasio yang lebih dikenal dengan sebutan layar lebar (wide screen) karena ukurannya memang relative lebih lebar dibandingkan rasio standar. Pada ukuran rasio ini, gambar yang ditampilkan lebih lebar dan lebih sesuai dengan sudut pandang manusia.

  9. MOV
  10. MOV merupakan format video yang diperkenalkan oleh Apple, dan menjadi format standar Apple yang bisa diputar dengan Aplikasi Quicktime. MOV sendiri bisa dinikmati baik di Macintosh maupun PC, asal menginstal aplikasi Quicktime.

  11. MJPEG
  12. Singkatan dari Motion JPEG, format ini boleh dibilang berada diantara format gambar diam (foto) dan video berisi urutan (slide show) gambar atau foto berformat JPEG. MJPEG sebenarnya tak hanya merupakan format yang menyatukan kumpulan gambar berformat JPEG, melainkan juga menawarkan kompresi dengan rasio 5:1. Kelemahannya, sinkronisasi data video dan audio belum diimplementasikan disini sehingga format video yang dihasilkan masih dalam bentuk slide show yang tak bersuara.

  13. ASF
  14. Advanced Streaming Format (ASF) merupakan format video lain dari Microsoft, yang lebih dispesialisasikan sebagai media streaming. Format ini bisa terdiri dari audio, video, maupun slide show. ASF dapat dikemas dalam file dengan kompresi tinggi, dan dapat disalurkan ke dalam data yang mengalir secara terus – menerus, seperti siaran TV dan radio online. Ukuran file-nya pun bisa diatur sesuai dengan bandwidth (kecepatan koneksi) yag direkomendasikan.

  15. WMV
  16. Ada satu lagi format video yang diusung oleh Microsoft, yakni WMV (Windows Media Video). Format ini dibangun dan dikontrol oleh Microsoft, dan menjadi nama dari salah satu solusi video encoding yang dimiliki Microsoft.

  17. AAC
  18. AAC (Advanced Audio Coding) adalah file suara yang dikompresi. Ukurannya 30 persen lebih kecil ketimbang MP3.

Pengertian Video Profile

Menurut Sutrisno dan Aziz Ahmadi pada Jurnal Edukasi Vol.6 No.2 (2014:26)[20]Video profile merupakan salah satu media yang efektif dalam mempropagandakan perusahaan, produk, hingga propaganda untuk potensi daerah. Dengan komunikasi melalui audio dan visual tentunya penyampaian propaganda atau promosi semakin efektif. Selain dikemas dalam format linier (dioperasikan melalui media player seperti VCD atau DVD) yang juga dapat di produksi melalui format CD interaktif di operasikan melalui komputer”.

Menurut Santoso dan Ramadhian Agus Triyono Jurnal IJNS Vol.3 No.1 (2014:6)[21]Video Profile merupakan rekaman gambar mengenai grafik yang memberikan gambaran tentang hal khusus yang ditayangkan kembali melalui layar Televisi”.

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Video Profile adalah penyampai informasi yang khusus untuk mempromosikan melalui media audio visual

Konsep Dasar Multimedia Audio Visual and Broadcasting


1. Pengertian Multimedia

Menurut Hendratman dalam buku Computer Graphic Designt (2014:5)[2] “Multimedia merupakan perpaduan antara ilmu desain grafis dan teknologi informasi/komputer”.

Menurut Purwanto dan Shofwan Hanief dalam Jurnal Multimedia Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Berbasis Animasi (2016:13)[22]“Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video atau secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks atau kombinasi dari yang sedikit dua media input atau output dari data yang berupa audio (suara dan musik)”.

Dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah perpaduan antara suara gambar dan teks yang mencakup menjadi satu.

2. Pengertian Audio Visual

Menurut Tim Dosen PAI dalam Google Book Penelitian Dalam Pendidikan Agama Islam (2016:96)[23] “Audio Visual berasal dari kata audible dan visible, audible yang artinya didengar, visible artinya dapat dilihat”.

Menurut Purwono dalam Jurnal  Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.2 No.2 (2014:4) dalam Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran “Audio Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, slide, suara, dan sebagainya”.

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Audio Visual dapat disimpulkan bahwa suara yang dapat didengar dan dilihat melalu gambar.

3. Pengertian Audio

Menurut Munir (2013:18)[24]Audio didefinisikan sebagai macam-macam bunyi dalam bentuk digital seperti suara, musik, narasi dan sebagainya yang bisa untuk suara latar. Audio juga untuk menyampaikan pesan duka, sedih, senang, ketakutan dan sebagainya, disesuaikan situasi dan kondisi. Audio dalam multimedia dapat berbentuk narasi, lagu dan sound effect, narasi bisanya ditampilkan berbarengan dengan teks atau foto untuk memperjelas informasi yang disampaikan”.

Menurut Saifuddin dalam Google Book Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis (2014:132) [25]audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada lambang-lambang auditif. Jenis-jenis audio antara lain radio dan alat perekan atau tape recorder.

Audio dapat disimpulkan bahwa jenis media yang terdiri dari macam macam bunyi seperti suara dan backsound yang bisa menyampaikan pesan tersendiri.

4. Pengertian Visual

Menurut Garvey dan Williams dalam buku Mastering Compotision (2014:14)[26]“Visual adalah pemahaman dasar tentang berbagai proses di sekeliling kita atau melihat sebuah foto adalah dasar yang penting bagi apresiasi kita akan beberapa prinsip dasar komposisi dalam fotografi yang akan kita pelajari”.

Menurut Saifuddin dalam Google Book Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis (2014:132)[25]Visual berfungsi untuk menyalurkan pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam bentuk-bentuk visual. Selain itu visual juga untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan diingat jika disajikan dalam bentuk visual”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa visual adalah pemahaman tentang gambar yang akan disampaikan untuk menarik perhatian dan mudah dicerna atau dipahami.

5. Pengertian Broadcasting

Menurut Anita dalam buku Teknik dan Etika Profesi TV PRESENTER (2016: xiv) “Broadcasting adalah Manifestasi ilmu komunikasi modrn yang canggih, bergengsi dan amat dahsyat pengaruhnya”.

Menurut Evans dan Lars Laundgren (2016:63) [27]

involving national broadcasters in 18 different countries as well as regional broadcast organizations such as the European Broadcasting Union (EBU) and International Organization of Radio and Television (OIRT). It was thus a unique example of cooperation between broadcasters on both sides of the Iron Curtain, with the BBC and Soviet Central Television as central actors. In the end, the cooperation failed when Central Television, together with five other broadcasters in Eastern Europe, decided to withdraw from the program as a consequence of the outbreak of the Six-Day War. The program thus fell short as a truly global event, though it still reached an estimated 400 million people around the world”.

(Tetapi melibatkan lembaga penyiaran nasional di 18 negara yang berbeda serta organisasi siaran regional seperti European Broadcasting Union (EBU) dan International Organization of Radio dan Televisi (OIRT). Itu sehingga contoh yang unik dari kerjasama antara penyiar di kedua sisi Tirai Besi, dengan BBC dan Soviet Central Television sebagai aktor sentral. Pada akhirnya, kerjasama itu gagal ketika Central Television, bersama-sama dengan lima lembaga penyiaran lain di Eropa Timur, memutuskan untuk menarik diri dari program ini sebagai konsekuensi dari pecahnya Perang Enam Hari. Program ini sehingga jatuh pendek sebagai peristiwa yang benar-benar global, meskipun masih mencapai sekitar 400 juta orang di seluruh dunia.l).

Dapat disimpulkan bahwa broadcast adalah sebuah metode pengiriman data, dimana data dikirim ke banyak titik sekaligus, tanpa melakukan pengecekan apakah titik tersebut siap atau tidak, atau tanpa memperhatikan pakah data itu sampai atau tidak. Salah satunnya, contoh penggunaan sistem ini adalah siaran televisi dan radio.

6. Pengertian Sinopsis

Menurut Sinaga dan Basuki dalam buku Bahasa Indonesia (2016:101)[28] “Sinopsis adalah ikhtisar sebuah karya yang memberikan gambaran umum tentang karya tersebut”.

Langkah-langkah yang bisa diikuti dalam membuat sinopsis yaitu:

  1. Membaca (cerpen/novel) atau menonton (film) sendiri karya yang diringkas sampai paham benar agar sinopsis yang dibuat tidak menyimpang dari cerita aslinya.
  2. Daftarlah peristiwa-peristiwa penting.
  3. Temukan alurnya.
  4. Susunlah menjadi rangkaian paragraf dengan berpedoman pada alur yang ada.

Menurut Fatoni dan Nofi Puspitasari dalam Jurnal Prosisko Vol.3 (2016:58)[29] “Sinopsis adalah ringkasan sebuah cerita yang diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok cerita secara keseluruhan”.

Dapat disimpulkan bahwa sinopsis adalah sebuah rangaian cerita yang di buat singkat dan inti.

7. Pengertian Naskah

Menurut Fatoni dan Nofi Puspitasari dalam Jurnal Prosisko Vol.3 (2016:58)[29]“Naskah adalah sebuah ide atau gagasan cerita yang ditulis dengan sebuah konsep menarik untuk mempertunjukan atau menampilkan sesuatu gagasan yang telah di desain sebelumnya”.

Menurut Andreanus (2015) [30]dalam Jurnal Tindak Ujar Ekspresif Dalam Film Freedom (2015:3) “Naskah adalah karya tulis yang dibuat khusus untuk program film atau televisi. Berikut gerakan, tindakan, ekspresi dan dialog karakter yang diriwayatkan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Naskah adalah suatu ide yang dibuat khusus untuk program televisi, drama dan lain lain.

8. Pengertian Storyboard

Menurut Tim MD Animation dala Google Book Serunya Adit dan Sopo Jarwo (2016:20)[31]Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah. Berfungsi untuk membantu menyampaikan ide cerita kepada aktor (para animator) agar dapat diimplementasikan dengan lebih mudah”.

Menurut Fatoni dan Nofi Puspitasari dalam Jurnal Prosisko Vol.3 (2016:58)[29]Storyboard  itu sendiri yakni penyelenggara grafis seperti rangkaian ilustrasi atau gambar yang ditampilkan secara berurutan yang bertujuan untuk pra­-visualisasi gambar yang bergerak, animasi, motion, grafik atau urutan media interaktif”.

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Storyboard adalah rangkaian gambar atau ilustrasi untuk membantu dan mempermudah penyampain ide cerita.

Konsep Dasar Produksi


1. Preproduction (Praproduksi)

Menurut Nugroho pada bukunya Teknik Dasar Videografi (2014: 106-110)[19] “tahapan ini menciptakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang; bermula dari timbulnya gagasan atau lazimnya disebut ide. Berpijak dari gagasan ini, produser mulai melakukan berbagai kegiatan untuk mengumpulkan berbagai data yang diperlukan sebagai bahan pengembangan gagasan tersebut. Selanjutnya, dengan bekal informasi dari produser, penulis naskah mulai merangkai berbagai data menjadi suatu naskah dengan format yang telah ditentukan sebelumnya”.

Apabila naskah dinilai telah memenuhi syarat, maka produser menyelenggarakan planning meeting (penjelasan rencana) dengan mengundang anggota kerabat kerja inti (key members), yang terdiri atas pengarah acara, technical director (TD), audio engineer, lighting engineer, art director. Dalam planning meeting ini, produser melakukan pendekatan produksi (production approach) tentang rencana produksinya dan seluruh anggota inti tersebut memberikan berbagai masukan yang diperlukan sehingga akhirnya rencana produksi tersebut dapat direalisasikan.

Selanjutnya, produser mempersiapkan berbagai hal yang bersifat mendukung rencananya, misalnya, melakukan casting artis pendukungnya, menyusun anggaran yang diperlukan, dan sebagainya. Sedangkan para anggota inti mempersiapkan sesuatu yang berhubungan dengan tugas dan tanggungjawabnya.

2. Production (Produksi)

Yang dimaksud dengan produksi ialah pelaksanaan pengubahan bentuk naskah menjadi bentuk auditif dan visual sesuai dengan kaidah – kaidah yang berlaku bagi pertelevisian. Seperti telah kita ketahui bahwa acara televisi, khususnya acara pendidikan, dapat dibuat di dalam maupun di luar studio dan pelaksanaannya dapat menggunakan beberapa kamera atau hanya satu kamera jinjing saja.

3. Postproduction (Pascaproduksi)

Tahapan postproduction ini merupakan suatu kerja pada tahapan terakhir dari bahan yang telah diproduksi, baik dengan satu maupun beberapa kamera. Penyelesaian pekerjaan meliputi :

  1. Melakukan penyuntingan suara maupun gambarnya;
  2. Pengisian grafik, baik yang berbentuk tulisan maupun berupa foto dan sebagainya;
  3. Pengisian narasi;
  4. Pengisian ilustrasi musik, dan
  5. Pengevaluasian program yang telah dinyatakan selesai, agar diadakan perbaikan, jika ternyata terdapat kekurangan.

Pada setiap tahapan, dari segi perencanaan sampai dengan penyelesaian akhir, harus ditaati, kecuali acara yang terikat aktualitasnya, misalnya berita. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa berbagai jenis kegiatan yang ada dalam setiap tahapan tidak dilaksanakan, sebab setiap jenis kegiatan yang ada dalam setiap tahapan itu merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu dari lainnya.

Konsep Dasar Aplikasi Penunjang Video


1. Adobe Premiere CC 2015

Menurut Shortcourse dalam buku Adobe Premiere Pro CS6 (2013:2)[32]Adobe Premiere merupakan aplikasi editing untuk mengolah video menjadi lebih menarik. Aplikasi ini sangat populer dan banyak digunakan oleh para ahli multimedia karena fasilitas dan kemampuannya dalam mengolah dan mengedit video  yang handal”.

2. Adobe After Effect CC 2015

Menurut Lovure Cyber Team dalam Google Book Video Editing (2013:130)[33]Adobe After Effect adalah sebuah software yang sangat professional untuk kebutuhan motion graphic design. Dengan perpaduan dari macam macam software design yang telah ada, Adobe After Effect menjadi salah satu software design yang handal. Standar efek yang mencapai sekitar 50 macam lebih, yang sangat bisa untuk mengubah dan menganimasikan obyek. Disamping itu, membuat animasi dengan Adobe After Effect, juga bisa dilakukan dengan hanya mengetikkan beberapa kode script yang biasa disebut expression untuk menghasilkan pergerakan yang lebih dinamis”.

3. Adobe Photoshop CC 2015

Menurut Scholeclulazis ) dalam Google Book Master Of Brush (2013:6)[34]Adobe Photoshop adalah perangkat lunak editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan foto atau gambar dan membuat efek. Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pemimpin pasar (Market Leader) untuk perangkat lunak pengolah gambar atau foto dan bersama Adobe Acrobat, dianggap sebagai produk terbaik yang pernah diproduksi oleh Adobe Systems”.

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Prastomo dalam Jurnal Prastomo Prototipe Sistem E-Learning (2014:166)[35] “Elisitasi adalah adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”.

Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu: 

  1. Elisitasi Tahap I, Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II, Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI, Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Berikut penjelasan mengenai metode MDI:
    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.
  3. Elisitasi Tahap III, Merupakan penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:
  4. .
    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
    3. E artinya Economi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?
  5. Final Draft Elisitasi merupaka bentuk akhir dari tahapan-tahapan elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembanagan.


Konsep Dasar Literature Review

1. Pengertian Literature Review

Menurut Swarjana dalam Google Book Metodologi Penelitian Kesehatan (2015:34)[36]Literature Review adalah bagian penting dari proses penelitian. Peneliti membuat Literature Review agar peneliti lebih memahami tentang pengetahuan area yang akan diteliti”.

2. Tujuan dari Literature Review :

  1. Mengidentifikasi masalah penelitian dan mengenbangkan rumusan masalah dan hipotesis.
  2. Orientasi apa yang sudah dan belum diketahui tentang area penelitian serta mendeterminasi gap atau inkonsistensi dalam a body of knowledge.

iterature Review

Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka  ini antara lain.

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang sehingga banyak menghemat waktu.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan.

Studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Sarwo Nugroho (2015)[37]Perancangan Media Company Profile Sebagai Media Promosi Perusahaan Pada PT. Propan Jaya ICC Semarang. Media informasi berupa media cetak mempunyai kelemahan, dilihat dari sisi effisiensi penyampaian informasi dan distribusi, namun bila menggunakan media informasi berupa Video Company Profile, informasi lebih efektif dan efisien, karena pengemasannya lebih menarik, dimana berupa file video yang menggabungkan beberapa format file, yaitu video, animasi dan suara, serta pengemasannya menggunakan media keping DVD sehingga lebih murah. Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Pemasaran Produk (Studi Kasus Di PT. Propan Raya ICC Semarang) merupakan sebuah media informasi yang mengangkat tema media pemasaran produk, dimana perlunya sebuah media informasi yang efektif dan efisien untuk mendukung upaya promosi yang berisi informasi lengkap tentang PT. Propan Raya ICC Semarang.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Kausar dkk (2015) [38]Perancangan Media Company Profile Kota Serang Dengan Teknik Editing Menggunakan Adobe Premiere Pro CS 5”. Di Indonesia khususnya Provinsi Banten mengetahui hal tentang terbentuknya Kota Serang dan potensi pariwisata yang ada dalam wilayah Kota Serang ini. Sangat disayangkan jika ada masyarakat di luar Provinsi Banten yang beranggapan Ibukota dari Provinsi Banten adalah Kota Tangerang, dan Humas Kota Serang masih dalam bentuk manual (dengan menggunkan buku) sebagai media promosi dan publikasi. Hal ini membuat Kota Serang tidak diketahui keberadaannya dan penyebaran buku inipun hanya tersimpan di perpustakaan daerah. Maka dari itu terbentuklah Perancangan Media Company Profile Kota Serang sebagai Sarana Media Informasi, Promosi dan Publikasi.
  3. Penelitian yang dilakukan oeh Prihantini dan Gesang Kristianto Nugroho (2013)[39]Pembuatan Video Profil Sekolah Menengah Pertama Negeri Dua Sambungmacan Sragen Menggunakan Komputer Multimedia”. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sambungmacan Sragen adalah salah satu sekolah negeri di Kabupaten Sragen. Penyampaian informasi tentang SMP N 2 Sambungmacan Sragen masih sederhana yakni dengan menyebarkan pamflet, serta bagi masyarakat atau kalangan siswa yang membutuhkan informasi sekolah harus datang langsung ke sekolah, sehingga menyebabkan penyampaian informasi kurang efektif dan efisien.  Berlandaskan pada perkembangan dunia informasi dan komputerisasi yang semakin pesat dan ke berbagai sisi kehidupan, maka pada akhirnya mendorong Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Sambungmacan Sragen untuk mengikuti perkembangan tersebut demi meningkatkan mutu dan kualitas sistem pendidikannya. Oleh karena itu penulis akan membuat video profil  yang akan menyediakan informasi-informasi, profil sekolah, visimisi, dan hal-hal lain yang diperlukan di SMP N 2 Sambungmacan Sragen.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014)[40]Pembuatan Video Profil Sekolah Dasar Negeri 1 Tugu Jumantono Kabupaten Karanganyar”. Penyampaian informasi pada saat sekarang ini mengalami kemajuan yang cukup pesat ,sehingga setiap orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi secaraa cepat dan tepat. Pemberian dan penerimaan informasi tidak hanya dilakukan dengan saling berbicara tetapi juga bisa dilakukan dengan membaca ataupun melihat sebuah interface misalnnya membaca Koran ataupun browsing Pembuatan video profil sekolah dasar negeri 1 Tugu Jumantono bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas dan supaya sekolah dasar negeri 1 Tugu Jumantono memiliki suatu media informasi yang bisa digunakan untuk promosi karena sebelumnya dalam penyampaian informasi kepada masyarakat masih banyak kekurangan yaitu masih menggunakan cara- cara secara lesan (penyuluhan) dan proses konvensional. Dengan tujuan memberikan informasi tentang Sekolah Dasar Negeri 1 Tugu Jumantono kepada guru, karyawan dan masyarakat luas.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan (2013)[41]Pembuatan Video Company Profil Pada Belukar Merch Di Kelurahan Jayengan Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Multimedia sebagai media komunikasi, penyampaian informasi, dan promosi menjadi salah satu bidang teknologi yang paling digemari dewasa ini. Sebagai sebuah bidang yang fleksibel dan dapat menarik, serta memanjakan indera manusia, multimedia dapat sekaligus mempengaruhi manusia secara visual, audio, dan sentuhan sehingga mampu membuat konsumennya mencerna pesan yang terkandung secara lebih maksimal. Salah satu produk yang membutuhkan multimedia untuk meningkatkan keunggulannya adalah company profile atau profil perusahaan. Belukar Merch adalah sebuah independent store atau distro khusus barang - barang merchandise band yang ada di Kota Surakarta yang dibangun dan dikelola manajemennya oleh CV. Tri Tunggal Hitam. Belukar Merch secara resmi memulai kegiatan perdagangan pada tahun 2008. Belukar Merch juga dikenal sebagai pionir distro merchandise band di Kota Surakarta. Pembuatan video company profile berbasis multimedia pada Belukar Merch akan mendukung kegiatan promosi dan penyebaran informasi sehingga menjadi lebih efektif dan efisien dari segi waktu, biaya, serta tenaga.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Nuansa et al (2014)[42] Designing Promotion Strategy of Malang Raya’s Tourism Destination Branding Through Audio Visual Media”.
  7. This study examines the suitability concept of destination branding with existing models of Malang tourism promotion. This research is qualitative by taking the data directly in the form of existing promotional models of Malang, namely : information portal sites, blogs, social networking, and video via the internet. This study used SWOT analysis to find strengths, weaknesses, opportunities, and threats on existing models of the tourism promotion. The data is analyzed based on destination branding’s concept indicators. Results of analysis are used as a basis in designing solutions for Malang tourism promotion through a new integrated tourism advertising model. Through the analysis we found that video is the most suitable media that used to promote Malang tourism in the form of advertisements. Videos are able to show the objectivity of the fact that intact better through audio-visual form, making it easier to associate the viewer thoughts on the phenomenon of destination. Moreover, video creation of Malang tourism as well as conceptualized advertising is still rare. This is an opportunity, because later models of audio-visual advertisements made of this study is expected to be an example for concered parties to conceptualize the next Malang tourism advertising.

    (Studi ini meneliti konsep kesesuaian tujuan branding dengan model promosi pariwisata Malang. Penelitian kualitatif dengan mengambil data secara langsung dalam bentuk model promosi Malang, yaitu : situs portal informasi, blog, jaringan sosial, dan video melalui internet. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di model yang ada pada promosi pariwisata. Data dianalisis berdasarkan konsep indikator tujuan branding. Hasil analisis yang digunakan sebagai dasar dalam merancang solusi untuk promosi pariwisata Malang melalui model iklan pariwisata terpadu baru. Melalui analisis kami menemukan bahwa video adalah media yang paling cocok yang digunakan untuk mempromosikan pariwisata Malang dalam bentuk iklan. Video mampu menunjukkan objektivitas fakta dengan utuh yang lebih baik melalui audio-visual, membuatnya lebih mudah untuk mengaitkan tujuan dari pikiran penampil fenomena. Selain itu, penciptaan video pariwisata Malang dikonseptualisasikan iklan masih jarang. Ini adalah kesempatan, karena kemudian model iklan audio-visual dari penelitian ini diharapkan menjadi contoh bagi pihak – pihak yang bersangkutan dengan iklan pariwisata Malang berikutnya).Penelitian yang dilakukan oleh

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Haddad (2014)[43]Heritage Multimedia and Children Edutainment: Assessment and Recommendations”.
  9. Despite the rising commodification of heritage sites and practices, children engagement in their own cultures remains incredibly low, greatly endangering the future preservation of nations’ unique nonrenewable resource. Considering children’s very early engagement with cultural attitudes and identities, it is increasingly critical to develop a deeply rooted culture of responsibility and conservation from the earliest years, ensuring that children naturally feel invested in their surroundings. Unfortunately, heritage education remains largely undervalued, with most efforts relying on in-person experiences in formal cultural institutions. This paper thus aims to explore how heritage education can be redefined, using some of the most innovative virtual imaging and artificial reality technologies to at once expand access and engagement with one’s own history.Though there have been introductory applications of this edutainment multimedia technology, it will require a multidisciplinary team to create heritage programming which is as entertaining as it is intellectually challenging for young children. With the rich resources of 3D imaging and interactive programming already at our disposal, we are well-equipped to do so, given a coordinated effort.

    (Meskipun komodifikasi meningkatnya situs warisan dan praktek, keterlibatan anak dalam budaya mereka sendiri masih sangat rendah, sangat membahayakan masa depan pelestarian sumber daya tak terbarukan unik bangsa – bangsa. Mengingat anak – anak sangat awal keterlibatan dengan sikap budaya dan identitas, hal ini semakin penting untuk mengembangkan budaya berakar tanggung jawab dan konservasi dari tahun – tahun awal, memastikan bahwa anak – anak secara alami merasakan diinvestasikan dilingkungan mereka. Sayangnya, warisan pendidikan tetap sebagian besar kurang bernilai, dengan upaya sebagian bergantung pada pengalaman orang dalam lembaga – lembaga budaya yang formal. Karya ini dengan demikian bertujuan untuk menjelajahi bagaimana pendidikan warisan dapat didefinisi, menggunakan beberapa pencitraan virtual yang paling inovatif dan teknologi buatan realitas sekaligus memperluas akses dan keterlibatan dengan sejarah sendiri. Meskipun telah ada pengantar aplikasi teknologi multimedia edutainment ini, itu akan membutuhkan tim multi disiplin yang membuat warisan pemrograman yang cukup menghibur sebagaimana menantang intelektual anak – anak. Dengan sumber daya yang kaya pencitraan 3D dan interaktif pemrograman kami dilengkapi untuk melakukannya, mengingat upaya yang terkoordinasi).

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Varaprasad et al (2015)[44]Online Video Promotion with User Specific Information”.
  11. There are various ways and methods used in video recommendation which are purely statistical. These would give recommendations to users based on either their previous search or other criteria. These systems set up a large number of context collectors at the terminals. However, the context collecting and exchanging result in heavy network overhead, and the context processing consumes huge computation. Due to these criterion users end up getting unnecessary content which makes the browser slow. In this paper we propose a user specific category based promotion, we propose and provide for characterization of individual content as well as social attributes that help distinguish each user class. Thus a user defined video recommendation would ensure faster access to only important information which is in the user's domain of interest which utilises low buffer space and increase the speed of the system for user satisfaction.

    (Ada berbagai cara dan metode yang digunakan dalam rekomendasi video yang murni bersifat statistik. Ini akan memberi rekomendasi kepada pengguna berdasarkan penelusuran sebelumnya atau kriteria lainnya. Sistem ini mengatur sejumlah besar pengumpul konteks di terminal. Namun, konteks pengumpulan dan pertukaran hasil overhead jaringan yang berat, dan pengolahan konteks menggunakan perhitungan yang sangat besar. Karena pengguna kriteria ini akhirnya mendapatkan konten yang tidak perlu yang membuat browser menjadi lambat. Dalam makalah ini kami mengusulkan promosi berbasis kategori khusus pengguna, kami mengusulkan dan menyediakan karakterisasi konten individual serta atribut sosial yang membantu membedakan setiap kelas pengguna. Dengan demikian, rekomendasi video yang ditentukan pengguna akan memastikan akses lebih cepat ke hanya informasi penting yang ada dalam domain kepentingan pengguna yang memanfaatkan ruang penyangga rendah dan meningkatkan kecepatan sistem untuk kepuasan pengguna.).

  12. Penelitian yang dilakukan oleh Lupton (2014)[45]Health Promotion In The Digital Era : A Critical Commentary”.
  13. A range of digitized health promotion practices have emerged in the digital era. Some of these practices are voluntarily undertaken by people who are interested in improving their health and fitness, but many others are employed in the interests of organizations and agencies. This article provides a critical commentary on digitized health promotion. I begin with an overview of the types of digital technologies that are used for health promotion, and follow this with a discussion of the socio-political implications of such use. It is contended that many digitized health promotion strategies focus on individual responsibility for health and fail to recognize the social, cultural and political dimensions of digital technology use. The increasing blurring between voluntary health promotion practices, professional health promotion, government and corporate strategies requires acknowledgement, as does the increasing power wielded by digital media corporations over digital technologies and the data they generate. These issues provoke questions for health promotion as a practice and field of research that hitherto have been little addressed.

    (Berbagai praktik promosi kesehatan digitized telah muncul di era digital. Beberapa praktek ini secara sukarela dilakukan oleh orang – orang yang tertarik untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran, tapi banyak orang lain bekerja di kepentingan organisasi dan lembaga. Artikel ini memberikan komentar kritis tentang promosi kesehatan digitized. Ikhtisar dari jenis teknologi digital yang digunakan untuk promosi kesehatan dan dengan sebuah diskusi tentang implikasi sosial-politik dari penggunaan tersebut. Itu berpendapat bahwa strategi promosi kesehatan digitized banyak fokus pada tanggung jawab individu untuk kesehatan dan gagal untuk mengenali dimensi sosial, budaya, dan politik penggunaan teknologi digital. Meningkatkan garis kabur antara praktik promosi kesehatan sukarela, promosi kesehatan profesional, pemerintah dan strategi perusahaan membutuhkan pengakuan, seperti halnya meningkatkan kekuatan dikerahkan oleh perusahaan – perusahaan digital, media teknologi digital dan data yang mereka hasilkan. Isu – isu ini memprovokasi pertanyaan untuk promosi kesehatan sebagai praktek dan bidang penelitian yang sampai sekarang telah sedikit dibahas).

  14. Penelitian yang dilakukan oleh Waung et al (2015)[46]Self-Promotion Statements in Video Resumes: Frequency, Intensity and Gender Effect On Job Applicant Evaluation”.
  15. Although video resumes have received a substantial amount of media attention and there seems to be a growing awareness among Human Resource professionals of video-based job applications, little is known about the effect of video resumes on applicant evaluation. This research investigates the effectiveness of self-promotion within the context of video resumes. Self-promotion frequency and intensity and applicant gender were manipulated. Ratings by recruiters and college students indicate that high levels of self-promotion in video resumes are ineffective for male applicants and potentially detrimental for female applicants. Job applicants should use caution when attempting to promote themselves using video resumes. More research is needed on impression management tactics used at the earliest stages of selection and on the mechanisms operating within video resumes that impact applicant evaluation.

    (Meskipun resume video telah menerima banyak perhatian media dan tampaknya ada kesadaran yang berkembang di kalangan profesional Sumber Daya Manusia untuk aplikasi pekerjaan berbasis video, sedikit yang diketahui tentang efek resume video terhadap evaluasi pemohon. Penelitian ini meneliti efektivitas promosi diri dalam konteks resume video. Frekuensi promosi diri dan intensitas dan jenis kelamin pemohon dimanipulasi. Rating oleh perekrut dan mahasiswa menunjukkan bahwa tingkat promosi diri yang tinggi dalam resume video tidak efektif untuk pemohon pria dan berpotensi merugikan pemohon wanita. Pelamar kerja harus berhati-hati saat mencoba mempromosikan diri menggunakan resume video. Penelitian lebih lanjut diperlukan pada taktik manajemen kesan yang digunakan pada tahap awal seleksi dan mekanisme yang beroperasi dalam resume video yang mempengaruhi evaluasi pemohon).

Tabel 2.2. Literature Review

Tabel-2.2


Keunggulan Project Peneliti dan Referensi Literature Review Yang Digunakan :

Penelitian yang dilakukan dengan judul “Perancangan Media Video Profile Sebagai Sarana Informasi Dan Promosi Pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam Tangerang” memiliki tampilan yang menarik dalam menyampaikan informasi dan promosi dalam bentuk video. Dalam perancangan ini membuat video informasi dan promosi PONPES yang menampilkan fasilitias dan keunggulan. Kemudian dalam penyajiannya pun lebih singkat, padat dan jelas dalam memberikan informasi tentang fasilitas, kegiatan, jurusan dan keunggulan. Memiliki manfaat sebagai media penunjang informasi dan promosi untuk menarik calon siswa-siswi / santri baru dan masyarakat untuk bergabung bersama Pondok Pesantren Modern Subulussalam serta bertujuan untuk menarik perhatian, mempromosikan, dan memperkenalkan Pondok Pesantren Modern Subulussalam.

Kelebihan dari project yang dibuat oleh peneliti adalah menyajikan sebuah informasi Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Menampilkan cuplikan video dari setiap objek serta fasilitas – fasilitas yang tersedia di Pondok Pesantren Modern Subulussalam dan didukung dengan backsound yang sesuai dengan konsep video yang ingin dibuat. Transisi perpindahan gambar pun dibuat semenarik mungkin.



BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

Profil Perusahaan

Sejarah Singkat

1. Sejarah Pondok Pesantren Modern Subulussalam

Seiring dengan perkembangan teknologi dan pendidikan yang semakin ketat sehingga perlu dipersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki kuantitas yang tinggi untuk generasi muda, mereka yang akan menentukan nasib bangsa selanjutnya. Harus siap menjadi pribadi yang handal dan terampil.

Untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan sebuah lembaga pendidikan yaitu Pondok Pesantren Modern Subulussalam, Tanggal 06 januari 1990 M merupakan awal mulai dirintisnya Modenr Subulussalam dengan perebahan beberapa bangun asrama. Tanggal 10 juli 1990 awal mulanya menerima santri baru dengan jumlah pendaftaran pertama kalinya sebanyak 98 santri. Baru tanggal 24 agustus 1990 M yang bertepatan dengan tanggal 03 shafar 1411 H pembukaan tahun ajaran baru Subulussalam mulai diresmikan dengan gegap gempita penuh rasa syukur.

Tanggal dan hari diatas tentunya adalah hari-hari yang sangat bersejarah bagi kiai muda haji ahmad maimun alie bin K. H. Alia Rafiudin, Alumnus Gontor, yang juga pernah menganyam pendidikanya di madinah university dan mengambil masternya di islamabad pakistan. Sejak itulah dua bersaudara yakni kiyai maimun bersama Drs. H. Anang Azhari Alie yang juga adik kandungnya serta beberapa yang lain memulai babak perjuangan baru dengan membangun sebuah pesantren ditengah pelosok perkampunga, berawa penuh lintah, ular berbisah, terpanggil untuk memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan yang memadai. Dan Rawan tantangan. Area seluas + 1,5 Hektar, dikampung kandanggede, kresek, kabupaten tangerang Propinsi Banten, dimana pesantren mulai dibangun, adalah wakaf ummat islam masyarakat sekitar dengan fisik bangunan untuk pertama kalinya dari seorang dermawan muslim yang memahami perjuangan menegakan kalimat allah yakni Bapk. Dr. H Masagus Nur Muhamad Hasjim Ning sekeluarga disamping tentunya donatur lainya.

Sebelumnya pada tahun 1981 diarea ini pernah berdiri Yayasan Subulussalam dengan sebuah bangun tua nan rapuh dan beberapa pondok yang belum selesai, tapi Yayasan Pesantren yang dirintis oleh para toko masyarakat atas idea dan perakarsa Almarhum K. H. Mansur yang juga seorang tokoh kharismatik tersebut keberadaanya sangat memperihatinkan, boleh dikatakan “Wujuduhu ka adamihil” adanya seperti tidak adanya, oleh sebab kendala miss management dan human error.

Kemajuan pesantren subulussalam tidaklah muncul begitu saja. Sebelumnya melalui proses panjang berliku dan sangat melelahkan. Kiyai telah terlebih dahulu membangun kharisma dan pengaruh melalui kiprahnya lewat beberapa pendekatanya ke berbagai pihak.

Disamping diantaranya adalah beliau tetap aktif dijakarta dengan mengembangkan da wah melalui media pembinaan jema ah haji ONH Plus. Sehingga mondar mandir Jakarta – Kresek merupakan agenda rutinitasnya. Kemudian dengan niat yang ikhlas syah dan pada suatu ketika beliau tinggalkan jakarta, tak lain karena ummat di kampung halamanya jauh lebih membutuhkan kehadiranya.

Dalam waktu yang bersamaan, beliau sungguh sangat tekun dan telaten membangun pesantren dan mendidik para santri nya, sejak pesantren subulussalam tersebut belum menjadi sebesar sekarang dan masih dalam kondisi bangunan yang apa adanya, kyai Maimun bersama keluarganya dengan sabar tinggal di kamar kecil yang bersebelahan dengan para santrinya dan hanya di halangi dengan dinding-dinding triplek, bahkan tidak jarang mengangkat dan mengangkut sendiri bahan-bahan matrial untuk bangunan pesantren, hal itu beliau laksanakan bertahun tahun tanpa mengeluh, karena semata mata di dorong idealisme melakukan ibadah da wah mengajak orang kepada mardhatullah. Dari situ masyarakat mengenalnya sebagai sosok kyai pesantren yang menawarkan alternatif ‘nuansa da wah masa depan bagi kemaslahatan umat.

Akumulasi rasa percaya dan simpati inilah yang kemudian mengantarkan kyai maimun alie di banjiri santri yang terkadang bahkan melebihi kapasitas ruangan yang bisa disediakan oleh pesantren sesuai dengan standar layak huni, walaupun situasi ini ada kala nya pasang surut. Pada awal berdirinya pesantren subulussalam yang bermodalkan bangunan apa adanya diatas tanah yang kerap kali mati di sekitar perkampungan penduduk hanya memiliki 98 orang santri saja, yakni berasal dari beberapa daerah yang dekat terutama penduduk sekitar. Tapi dalam kurun waktu berikutnya ternyata berkembang pesat bahkan segera pula disusul datangnya santri dari berbagai daerah disiantero nusantara.

Dari idealisme yang segar, kyai maimun alie berobsesi, agar kelak para santri nya menjadi orang yang jujur, tememen dalam karya dan taqwa memiliki komitmen yang tinggi terhadap perjuangan islam bil amwal wal anfus, apapun profesi jabatan atau pekerjaannya, yang terpenting senantiasa mendapat dan menuju kedamaian untuk sebesar besarnya kemaslahatan umat. Berangkat dari cita cita menuju jalan damai inilah kemudian pesantren ini dinamakan pesantren subulussalam.

  1. Memadukan sistem salaf dan modern
  2. subulussalam sampai kini tetap konsisten mengembangkan pola tradisi keilmuan melalui perpaduan ala pesantren salaf dan modern dengan visi integrated system. Yakni sebuah perpaduan harmonis intensif antara pendidikan formal dengan non formal, antara ‘pendidikan umum dan agama’.

    Pendidikan dan pengajaran formal dan non formal yang dikembangkan pesantren, telah diformulasikan dalam posisi sejajar dan saling melengkapi. Sehingga para meter keberhasilan para santri tidak hanya dilihat dari hasil yang dicapainya pada pendidikan formal saja, melainkan dari pendidikan nonformalnya. Keduanya memiliki standar kewajiban yang masing masing diarahkan secara optimal guna menopang keberhasilan misi pesantren.

  3. Instansi pendidikan formal dan non formal
  4. Untuk mendukung terlaksananya proses pendidikan sebagaimana dimaksud, maka diciptakanlah beberapa lembaga pendidikan formal dan non formal. Adapun lembaga formalnya adalah sebagaimana berikut :

    1. Qullyatul mu allimin al islamiyah (KMI)
    2. Qullyatul mu allimin al islamiyah adalah satu lembaga di subulussalam disamping madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah. Kata qullyatul mu allimin al islamiyah diambil dari bahasa arab yang artinya pendidikan guru guru islam. Dilihat dari kata-kata itu, maka disimpulkan bahwa KMI berusaha mendidik kader kader guru muslim yang potensial dan calon calon pemimpin masyarakat yang berkualitas. Masa belajar di lembaga ini selama 6 tahun bagi lulusan SD/MI atau sederajat ya itu 3 tahun pertama merupakan madrasah tsanawiyah dan 3 tahun kedua merupakan madrasah aliyah. Sedangkan kurikulumnya di ramu dari kurikulum MTS/MA, kurikulum SLTP/SLTA sesuai dengan jurusan masing masing serta kurikulum pondok modern darusallam gontor ponorogo, jawa timur

    3. Madrasah Tsanawiyah Subulussalam
    4. Madrasah Tsanawiyah Subulussalam baru mendapat izin oprational dari Departemen Agama pada tahin 1991 yakni setahun setelah pesantren subulussalam berdiri dan kepala madrasah untuk petama kalinya setelah secara resmi mendapat izin oprasional adalah H.nawawi Syahroni yang kebetulan editor buku ini sekaligus saat itu juga merangkap kepala bidang adminitrasi umum dan keuangan pesantren.

    5. Madrasah Aliyah
    6. Madrasah aliyah (MA) subulusalam juga diselenggarakan juga seiring dengan berdirinya pesantren ini, namun baru mendapat legalitas resmi dengan izin oprationya dari depag, madrasah alyiah ini hanya berstatus terdaftar, akan tetapi beberapa tahun kemudian berkembang dengan status di samakan bahkan pernah mendapat tawaran menjadi MA negri departemen agama.

  5. Instansi pendidikan non formalnya yakni :
    1. Lembaga pengembangan bahasa
    2. Untuk meralisasikan semangat dan idealisme pesantren, setelah beberapa saat pesantren ini mulai berjalan, maka dibentuk lah lembaga pengembangan bahasa yang tugas utamanya adalah mengembangkan dan melaksanakan pengajaran bahasa di bawah kordinasi bagian pembinanaan pendidikan dan pengajaran pesantren.

    3. Lembaga Pengembangan Al-quran
    4. Semula pengajaran Al-Qur anur karim dilaksanakan tanpa formalitas kelembagaan yang khusus menangani program tersebut namun perkembangan kemudian dirasa perlu membentuk lemba khusus yang menangani pengembangan tilawatil Qur an secara intensif, oleh sebab itu dibentuk lah lembaga pembinaan alquran dibawah kordinasi kepala bagian pendidikan dan pengajaran pesantren.

    5. Lembaga pengembangan kitab salaf
    6. Pengembangan kitab salaf ini adalah suatu yang sangat penting atau dengan kata lain, pengajian kitab salaf ini modal utamanya yang menjadi perademak sebuah pesantren yang harus senantiasa tetepa dipertahankan. Pada awalnya, aktifitas ini tidak berdiri sebagai sebuah lembaga semi otonom, melainkan sekedar aktiftas biasa. Baru setelah berjalan beberapa tahun, terpikir untuk ditingkatkan dengan memformalkanya menjadi sebuah lembaga semi otonom melalui majlis ta lim Al-Amanah di pesantren subulussalam.

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Modern Subulussalam

  1. Visi Pondok Pesantren Modern Subulussalam
    1. Menjadi lembaga pendidikan islam pencetak generasi yang berfikir modern dan berahlak al-Quran.
  2. Misi Pondok Pesantren Modern Subulussalam
    1. Menyelenggarakan pendidik dan pengajaran yang berlandaskan Al-Qur an dan AS-Sunah.
    2. Menyiapkan sumber daya manusia yang ahli dibidangnya sebagai tenaga pengajar yang profesional.
    3. Menyiapkan unit-unit usaha sebagai sumber ekonomi mandiri.
    4. Mendidik generasi untuk memiliki wawasan ke depan (Vioner), penuh semangat (dinamis), dan berjalan ke arah kemajuan (progresif).
    5. Mendidik generasi untuk mampu membaca, memahami serta mengamalkan Al-Qur an dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan Al-Qur an sebagai landasan dalam berfikir dan berbuat.

Struktur Oganisasi

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern Subulussalam dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:

image001

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern Subulussalam Sumber: SK Yayasan Pondok Pesantren Modern Subulussalam tahun 2016/2017.

Wewenang dan Tanggung Jawab

Seperti instansi pendidikan, Pondok Pesantren Modern Subulussalam mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam sebuah pendidikan. Berikut penjelasan wewenang dan tanggung jawab Pondok Pesantren Modern Subulussalam.

1. Kepala pengurus Pondok

  1. Wewenang Pimpinan Pondok adalah :
    1. Mengkrodinasi Penyusunan pedoman penugasan pengurus dan kalender kegiatan bersama sekertaris.
    2. Mengatur pembagin penugasan ustad/ustadzah, guru dan staff.
    3. Melakukan kontroling terhadap tugas tugas pengurus.
    4. Membuat supervisi pelaksanaan tugas ustad/ustadzah, guru dan staff.
    5. Menandatangani berkas-berkas dan dokumen yang berlaku untuk surat-surat dan berkas-berkas baik intern maupun ekstern.
    6. Mengelola keuangan .
    7. Membina dan mempromosikan ustad/ustadzah, guru dan staff.
    8. Membina siswa/siswi santri dan mengeluarkan siswa/siswi santri sesuai aturan yang berlaku.
    9. Rekruitmen tenaga kependidikan baru.
    10. Mengusulkan pengangkatan/pemberhentian tenaga kependidikan
  2. Tanggung Jawab Kepada Pimpinan Pondok sebagai berikut:
    1. Tercapainya tujuan institusional .
    2. Adanya administrasi yang baik dan benar.
    3. Terpeliharanya semangat dan gairah kerja/belajar pada diri ustad/ustadzah, guru, staff dan siswa/siswi santri.
    4. Berfungsinya komponen yang baik dan benar.
    5. Terpeliharanya sarana dan prasarana pondok psantren dengan baik.
    6. Memperhatikan dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kependidikan.

2. Wakil Kepala Pimpinan Pondok Bagian Kurikulum

  1. Wewenang Wakil Kepala Pengurus Bagian Kurikulum, antara lain:
    1. Mewakili kepala Pengurus apabila berhalangan hadir.
    2. Menyusun jadwal pelajaran formal dan non formal.
    3. Memberikan data tentang ustad/ustadzah guru dan pegawai kepada Kepala Pimpinan Pondok.
    4. Dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.
  2. Tanggung Jawab Wakil Pimpinan Pondok Bagian Kurikulum adalah:
    1. Pencapaian target kurikulum.
    2. Pelaksanaan ujian/ulangan pendidikan formal dan non formal sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
    3. Dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.

3. Wakil Kepala Pimpinan Pondok Bagian Kesiswaan

  1. Wewenang Wakil Pimpinan Pondok Bagian Kesiswaan sebagai berikut:
    1. Mewakili Kepala Pimpinan Pondok apabila berhalangan tidak hadir.
    2. Menyusun daftar pembagian tugas siswa/siswi santri untuk memelihara kebersihan Pondok Pesantren.
    3. Menyusun daftar pembagian tugas ustad/ustadzah dan guru untuk tugas pengawas kebersihan dan ketertiban .
    4. Memilih siswa/siswi santri untuk penerimaan beasiswa, siswa/siswi santri teladan.
    5. Menyiapkan siswa/siswi santri untuk kegiatan ekstrakurikuler.
    6. Membuat daftar pelaksana upacara di.
    7. Mengkordinir Pelaksanaan Baca tulis kitab salaf.
    8. Dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.
  2. Tanggung Jawab Wakil Kepala Pimpinan Pondok Bagian Kesiswaan adalah:
    1. Melaksanakan tugas harian sesuai denga surat tugas dari Kepala Pimpinan Pondok.
    2. Memantau dan membina siswa/siswi santri agar terkordinir ketaatan pelaksanaan belajar mengajar pendidikan formal dan non formal.
    3. Dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.

4. Wakil Kepala Pimpinan Pondok Bagian Sarana Prasarana

  1. Wewenang Wakil Kepala Pimpinan Pondok Bagian sarana Prasarana adalah:
    1. Mewakili Kepala Pimpinan Pondok apabila berhalangan tidak hadir.
    2. Mendata iventaris secara rutin.
    3. Merencanakan pengadaan inventaris .
    4. Mengusulkan penghapusan inventaris yang sudah tidak layak dipakai.
    5. Mengadakan pengawasan penggunaan sarana/prasarana.
    6. Dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.
  2. Tanggung Jawab Wakil Kepala Pimpinan Pondok Bagian Sarana Prasarana antara lain:
    1. Perawatan dan pemeliharaan terhadap invetaris .
    2. Adanya Buku Inventaris Sarana prasarana .
    3. Adanya nomor kode barang inventaris .
    4. Dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.

5. Wewenang Wakil Kepala Pimpinan Pondok Bagian Humas

  1. AWewenang Wakil Kepala Pondok Bagian Humas sebagai berikut:
    1. Mewakili kepala Pimpinan apabila berhalangan tidak hadir.
  2. Tanggung Jawab Wakil Kepala Pimpinan Pondok Bagian Humas adalah
    1. Melaksanakan tugas harian sesuai dengan tugas dari Kepala Pimpinan Pondok apabila kepala Pimpinan Pondok tidak ada di tempat.

6. Pengasuhan

  1. Wewenang Pengasuhan
    1. Menyusun program kegiatan Pengasuhan
    2. Memeriksa kemajuan siswa/siswi santri
    3. Menindaklanjuti laporan ustad/ustadzah atas pelanggaran tata tertib siswa/siswi santri
    4. Melakukan bimbingan dan konseling terhadap siswa/siswi santri yang bermasalah.
    5. Melaksanakan pembinaan siswa/siswi santri
    6. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan Kepala Pimpinan Pondok.

Daftar Nama dan Tugas staff Pondok Pesantren Modern Subulussalam

Tabel 3.1. Daftar Nama dan Tugas staf

Tabel-3.1

roduct Informatio/Informasi Produk

Informasi Produk

Pondok Pesantren Modern Subulussalam adalah salah satu lembaga pendidikan keislaman yang berada di Kresek Kandanggede, Kabupaten Tangerang.

Adanya lembaga Modern yang menyajikan pendidikan formal dan lembaga pendidikan non formal yang berada di Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Dengan didukung fasilitas dan keunggulan yang ada di Pondok Pesantren Modern Subulussalam, Jurusan Intern Pondok Pesantren Moren Subulu Salam, Jenjang Pendidikan Dasar, Menengah Pertama dan Menengah Atas diselenggarakan SDIT, Sanawiyah dan Madrasyah Aliyah, dari jenjang pendidikan dan jurusan yang telah diselenggarakan hingga saat ini dapat disampaikan jumlah santrinya banyak maka perlu pengelolaan yang semakin serius. Sedangkan Jenjang jurusan Non Formal Pengembangan Bahasa, Pengembangan Al-Quran dan Pengembangan Kitab Salaf.

Latar Belakang Produk

Dengan dibukanya tiga lembaga pendidikan formal dan tiga pendidikan non formal yang ada pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam yaitu, Qullyatul mu’allimin al islamiyah (KMI) Madrasah Tsanawiyah Subulussalam dan Madrasah Aliyah, untuk pendidikan non formal yaitu lembaga pengembangan bahasa, lembaga pengembangan Al-Qur’an dan lembaga pengembangan kitab salaf adanya lembaga-lembaga pendidikan yang di sediakan Pondok Pesantren Modern Subulussalam dapat menciptakan suatu generasi penerus bangsa yang tidak hanya mempunya keunggual dalam pindidikan formal saja akan tetapi di dasari dengan ajaran dan nilai agama serta bahasa yang mencangkup bahasa internasional.

Perjembangan Produk

Awal berdirinya Pondok Pesantren dilenggarakan jenjang pendidikan Non Formal Pengembangan Al-Qur’an, Pengembangan Baca tulis Kitab Salaf, Seiring perkembangan kebutuhan msyarakat dan mengikuti kebutuhan akan Pendidikan Formal, Telah di selenggarakan jenjang dasar dengan anma MI (Madrasyah Ibtidaiyah, MTs.(Madrasyah Stanawiyah dan Madrasyah Aliyah, sedang dalam proses pelaksanaan program dan sedang dalam peningkatan kualitas pendidikan di Pondok Pesantren tersebut.

Material Produk

Material Program Studi yang berada di  Pondok Pesantren Modern Subulussalam adalah sebuah yayasan pendidikan  modern yang memadukan pendidikan formal dan non formal yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai konsistensi yang berkualitas dan hampir semua pengajar di  Pondok Pesantren Modern Subulussalam adalah lulusan  ternama, diploma dan sarjana dari perguruan tinggi favorit ditanah air ini.

Tabel 3.2. Material Produk

Tabel-3.2

Spesifikasi Produk

Adapun Spesifikasi Produk yang ditawarkan kepada masyarakat Jenjang Pendidikan NonFormal dan Formal seperti yang di paparkan pada bagian di atas, adapan pengembangan pendidikan ke depan akan disesuaikan dengan perkembangan peradapan kehidupan beragama dan bermasyarakat wilayah setempat.

  1. Madrasah Tsanawiyah Subulussalam meliputi :
    1. Mempelajari pendidikan formal seperti program studi Sekolah Menengah Pertama (SMP).
    2. Mempelajari kajian kajian islam dalam Al-Qur’an dan Bahasa arab juga inggris.
    3. Memahami program studi formal dan non formal dan belajar menarpkan di kehidupan sehari hari.
  2. Madrasah Aliyah meliputi :
    1. Mempelajari ilmu Pendidikan formal seperti program studi Sekolah Menengah Atas (SMA).
    2. Mempelajari kajian kajian islam yang meliputi Al-Qur’an, Al-kitab salaf dan memahami makna yang terkandung juga mahir dalam bahasa khususnya arab dan inggris

Harga Produk

Dalam pembuatan video profile  Modern Subulusallam ini membutuhkan biaya yang cukup besar, dikarenakan didalam produksi ini dibutuhkan seorang Sutradara, Asisten Sutradara, Camera Person, Assistant Camera Person, dan kru pembantu lainnya dan juga membutuhkan beberapa peralatan yang memadai dari proses pengambilan gambar menggunakan camera  hingga proses editing menggunakan laptop.

Market Analisis (Analisis Pasar)

Peminat yang ingin bergabung bersama  Pondok Pesantren Modern Subulussalam adalah rata-rata dari wilayah Kresek, Kabupaten Tangerang dan sekitarnya dikarenakan lokasi  Pondok Pesantren Modern Subulussalam berada tidak jauh dari jantung kecamatan kresek, Kabupaten Tangerang.

Posisi Kepeminatan

Hingga saat ini Para Santri lebih didominasi masyarakat sekitar wilayah Kresek dan sekitar wilayah Kabupaten Tangerang, adapun waktu mendatang menyesuaikan dengan tuntutan msyarakat bisa dari luar wilayah Kresek maupun luar wilayah Kabupaten Tangerang, mungkin secara Nasional juga bisa bergabung dengan Pondok Pesantren tersebut.  

pendidikan non formal yang berada dikresek bisa dikategorikan sebagai  Modern yang elite, meskipun dikategorikan sebagai lembaga  Modern yang elite siswa-siswi santrinya rata-rata kelas menengah kebawah.

Kondisi Pesaing

Pondok Pesantren Modern Subulussalam saat ini merupakan salah satu  yang sedang berkembang, yang dimana didalam perkembangannya tersebut memiliki beberapa  pesaing (lihat tabel 3.3. dibawah ini) yang membawa pengaruh terhadap perkembangan  Pondok Pesantren Modern Subulussalam :

Tabel 3.3. Kondisi Pesaing

Tabel-3.3


Potential Market

Pada tahun 2017 Siswa-siswi santri  Pondok Pesantren Modern Subulussalam sebanyak 337 orang dan rata-rata berdomisili di daerah Kresek, balaraja, Kabupaten Tangerang. Meskipun begitu dengan mutu kualitas  tersebut banyak juga yang berasal dari luar kabupaten Tangerang.

Segmentasi Kepeminatan

Geografi          : Wilayah Kabupaten Tangerang

Demografi       :

  1. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
  2. Kelas Ekonomi : Menengah
  3. Usia : 13-15 Tahun
  4. Sasaran : Siswa-siswi Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

  1. transfer atau pindahan
  2. Masyarakat

Psikografi :

Siswa-siswi SD, SMP, SMA, siswa-siswi transfer dan masyarakat khususnya di daerah Kabupaten Tangerang untuk mengetahui informasi lebih detail dan terperinci tentang fasilitas dan keunggulan di  Pondok Pesantren Modern Subulussalam dan yang ingin melajutkan pendidikan di  Modern.

Tujuan Kepeminatan

Tujuan pemasaran produk pendidikan yang diwarnai dengan tiga sarana pendidikan formal dan tiga sarana pendidikan  non formal, program rencana program pendidikan yang ditawarkan dengan keunggulanya tersebut, peminat siswa santri didiknya nanti diharapkan dapat berkembang sampai luar wilayah Tangerang, media video tersebut seiring dengan perkembangan teknologi khususnya perkembangan pemakaian internet tersebut, pengembangannya di harapkan sampai luar Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang maupun luar propinsi untuk dapat bergabung di  Pondok Pesantren Modern Subulussalam.

Target market pada tahun – tahun berikutnya diperkirakan akan meningkat sebanyak 20% dari tahun 2017 sebanyak 337 orang menjadi 460 orang di tahun 2017. Pihak  Pondok Pesantren Modern Subulussalam berusaha menarik calon siswa-siswi santri baru untuk bergabung bersama  Pondok Pesantren Modern Subulussalam.

Strategi Penawaran

Untuk mendapatkan calon siswa-siswi santri baru dan menambah mitra kerja bukan hal yang mudah, maka diperlukan sebuah strategi dalam bentuk promosi yang nantinya dapat  meningkatkan presentase siswa baru dan dapat bergabung dengan  Pondok Pesantren Modern Subulussalam sebagai salah satu  Modern favorit di Kabupaten Tangerang.

Dengan adanya media Video Profile ini yang akan diajukan dan diharapkan dapat mendukung promosi yang dilakukan  Pondok Pesantren Modern Subulussalam.

Budget Produksi Media

Dalam penelitian ini memerlukan biaya yang besar. Lihat tabel 3.4 di bawah ini

Tabel 3.4. Budget Produksi Media

Tabel-3.4

Konfigurasi Perancangan

Spesifikasi Hardware

Perancangan video profile  Pondok Pesantren Modern Subulussalam ini menggunakan satu unit laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:

  1. Processor : Intel(R) Core(TM) i7-4770 CPU @ 3.40GHz 3.40 GHz (4 CPUs) - 1.8GHz Monitor
  2. Monitor : LCD 15.6 inchiwidescreen
  3. Mouse : Logitech Optical Mouse
  4. Keyboard : Logitech
  5. RAM : 00 GB
  6. Harddisk : Seagate 631GB
  7. Speaker : Speaker Multimedia

Sofware yang digunakan

Dalam konsep media promosi dan informasi menggunakan software antara lain :

  1. Adobe Premier Pro CS6 2015
  2. Adobe Photoshop CS6 2015
  3. Adobe After Effect CS6 2015


Elisitasi

Elisitasi Tahap I

 Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.


Tabel 3.5. Elisitasi Tahap 1

Tabel-3.5

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap 2

Tabel-3.6

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.7. Elisitasi Tahap 3

Tabel-3.7

 

Keterangan :                                       

T : Technical, tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam perancangan media yang diusulkan                            

O : Operational, tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistema yang akan dikembangkan                        

E : Economic, biaya yang diperlukan dalam perancangan media  komunikasi visual

H : High, Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan  pemakaiannya esulit serta biayanya mahal

M : Middle, Mampu untuk dikerjakan

 L : Low, Mudah untuk dikerjakan

Final Drafrt Elisitasi

Tabel 3.8. Final Draft Elisitasi 

Tabel-3.8



BAB IV

'KONSEP PRODUKSI MEDIA (KPM) '

Agar menghasilkan rancangan media berbasis video yang baik, menarik dan efektif sesuai dengan konsep, ide dan gagasan, digunakan Konsep Media yang disebut Konsep KPM (Konsep Produksi Media), pada konsep tersebut ada beberapa tahapan, dari tahapan Preproduction, tahapan Production dan tahapan Postproduction.

Preproduction adalah tahap awal dimana dimulainya ide, perencangan, dan persiapan penuangan ide gagasan, pembuatan Time Schedule, sinopsis, Script Writting, pembuatan Storyboard, pencarian pemain dan crew. Berkaitan dengan Production adalah bekerjasamanya pemain dan crew untuk mewujudkan dari sinopsis, Storyboard dan tepatnya Time Schedule yang telah dibuat. Untuk itu Production memiliki empat tahapan berupa Perencanaan Multimedia, Perencanaan Audio, Perencanaan Visual dan yang terakhir Perencanaan Broadcasting. Sedangkan Postproduction adalah tahap format paket untuk media video profile yang dibuat dalam rangka pendistribusian ke berbagai media. Untuk lebih jelasnya Konsep Produksi Media di illustrasikan pada bagan berikut ini :

image001

Gambar 4.1. Konsep Produksi MAVIB (KPM)


Preproduction

Untuk Preproduction adalah step atau langkah dimana dimulainya ide, perencanaan dan persiapan dari Konsep Produksi Media. Ada tujuh langkah Preproduction dalam Konsep Produksi Media, dimulai dari Ide yang dituangkan secara sistematis, lalu diikuti dengan pembuatan sinopsis, Script Writting  dan Storyboard. Dua tahapan terakhir adalah pemilihan pemain dan crew dan Setting Alat. Semua tahapan yang ada harus sesuai Time Schedule yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya di ilustrasikan pada bagan berikut ini :

image002

Gambar 4.2. Tahap Preproduction

Ide atau Gagasam

Media informasi yang sering kita nikmati merupakan realisasi dari sebuah ide pemikiran atau gagasan yang telah dituangkan ke dalam video. Media informasi dan promosi yang dibuat dari ide atau agagasan. Multimedia yang menampilkan fasilitas – fasilitas dan memaparkan segala sesuatu tentang Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Media informasi dan promosi yang dibuat mengambil garis besar dari ide tersebut.

Sinopsis Cerita

Sinopsis adalah ringkasan atau ulasan singkat tentang sebuah cerita atau film dengan tujuan agar pembaca memiliki gambaran sekilas dari isi, memberikan pembacaan tepat, dan memungkinkan untuk memberikan garis besar sebagai acuan pokok improvisasi. Sinopsis perancangan video profile sebagai media promosi dan informasi pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam ini adalah :

“Pondok Pesantren Modern Subulussalam merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di wilayah Kresek kandanggede, Kabupaten Tangerang. Pondok Pesantren Modern Subulussalam yang berdiri sejak tahun 1990. Hingga saat ini Pondok Pesantren Modern Subulussalam sudah mencapai generasi ketujuh, dan setiap tahunnya angka peminat masyarakat untuk bergabung bersama di Pondok Pesantren Modern Subulussalam semakin meningkat. Program jenjang pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Modern Subulussalam adalah TK/PAUD, SDIT, MTs, MA. Adapun jenjang pedidikan non formal pengembangan bahasa, pengembangan Al-Qur’an dan pengembangan baca tulis kitab salaf, fasilitas yang dimiliki Pondok Pesantren Modern Subulussalam adalah Gedung dua lantai, ruang kelas yang nyaman, Lab. IPA, Lab. Bahasa dan masih banyak fasilitas yang lainnya. Didukung dengan teknologi dan fasilitas yang selalu di update, membuat sarana belajar siswa/i santri nyaman saat proses belajar mengajar. Meskipun baru mencapai generasi ketujuh, Pondok Pesantren ini sudah mencapai beberapa prestasi bidang akademik maupun non akademik. Pondok Pesantren Modern Subulussalam membutuhkan sebuah video promosi berbasis audio visual sebagai media penunjang informasi dan promosi yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Modern Subulussalam”.

Narasi

Narasi adalah suatu pengembangan paragraf dari dalam sebuah karangan tulisan yang rangkaian peristiwanya dari waktu ke waktu dan dijabarkan dengan urutan dari awal sampai akhir. Narasi bertujuan untuk menceritakan suatu scene atau gambar sehingga audience seolah – olah merasakan apa yang terjadi sesuai dengan gambar tersebut. Narasi juga dapat memperkuat sebuah jalan cerita dari isi video yang ingin disampaikan. Berikut adalah narasi video profile Pondok Pesantren Modern Subulussalam :

Pondok Pesantren Modern Subulussalam berdiri sejak tahun 1990 tepatnya pada tanggal 24 agustus// dan Pondok Pesantren Modern Subulussalam menjadi pondok favorit di kecamatan kresek kabupaten banten// dengan berbagai macam dinamika kegiatan yang ada pada pondok pesantren modern subulussalam// sehingga alhamdulillah pondok pesantren modern subulussalam// banyak di minati masyarakat khususnya kaum santri baik dikecamatan kresek khususnya dan juga luar daerah.


Storyboard

Storyboard adalah sketsa yang digambar berurutan atau sesuai dengan naskah, dengan Storyboard kita bisa menyampaikan suatu ide kita kepada orang lain agar lebih mudah dipahami dan dimenegerti dan kita dapat menggiring khayalan seseorang untuk mengikuti skesta gambar yang kita buat sehingga menghasilkan pengertian yang sama dengan ide kita. Untuk melihat storyboard video profile dapat dilihat pada gambar 4.3 sampai dengan gambar 4.15 di bawah ini.

image003

Gambar 4.3. EXT/Gedung Pondok/Day/Frog Eye

Menampilkan timelapse gedung Pondok Pondok Pesantren Modern Subulussalam

image004

Gambar 4.4. EXT/Lapangan Pondok/Day/High Angle

Menampilkan kegiatan upacara

image005

Gambar 4.5. INT/Ruang Lab.IPA/Day/Medium Long Shoot

Menampilkan video ruang Lab. IPA

image006

Gambar 4.6. INT/Lab. Bahasa/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Lab. Bahasa

image007

Gambar 4.7. INT/Ruang Kelas TK/PAUD/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Ruangan Kelas TK/PAUD

image008

Gambar 4.8. INT/Ruang Kantor Pengurus/Day/Medium Shoot

Menampilkan video wawancara Pengurus Pondok

image009

Gambar 4.9. EXT/Gedung Masjid Pondok/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Gedung Masjid Pondok

image010

Gambar 4.10. EXT/Lapangan Pondok/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Exstrakulikuler Pencak Silat

image011

Gambar 4.11. INT/Halaman Pondok/Day/Medium Long Shoot

Menampilkan video Exstrakulikuler Tari

image012

Gambar 4.12. INT/Ruang Perpustakaan/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Ruang Perpustakaan

image013

Gambar 4.13. EXT/Lapangan Olahraga/Day/Medium Shoot

Menampilkan video ekstrakulikuler Pramuka

image014

Gambar 4.14. EXT/Depan Gedung/Day/Medium Shoot

Menampilkan Video Halam Pendopo Tamu

image015

Gambar 4.15. INT/Lapangan Olahragas/Day/Full Shoot

Menampilkan video Olahraga Futsal

Script Writing

Script Writing yakni membuat rancangan naskah penulisan yang detail supaya mempermudah proses editing (lihat tabel 4.1 di bawah ini).

Tabel 4.1. Script Writing

Tabel-4.1

Rundown

Rundown merupakan susunan inti cerita dari sebuah project yang dibatasi oleh durasi (panjang item video). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2. Rundown

Tabel-4.2

Pemilihan Pemain dan Crew

Pemain dari video profile ini adalah seluruh siswa/siswi santri, kepala pimpinan dan pengurus pengajar Pondok Pesantren Modern Subulussalam, sedangkan untuk crew secara garis besar dibutuhkan sutradara, cameramen, editor, script writting, dan pembaca naskah. Adapun pemain dan crew yang terlibat dalam pembuatan video profile ini antara lain susunan crew dan talent seperti tabel 4.3 di bawah ini dengan time schedule seperti pada tabel 4.4.


Tabel 4.3. Susunan Crew dan Talent

Tabel-4.3

Time Schedule

Tabel 4.4. Time Schedule

Tabel-4.4



Peralatan yang digunakan


Dalam pembuatan video profile ini menggunakan alat Camera (lihat gambar 4.16), Tripod (lihat gambar 4.17), Slider (lihat gambar 4.18). Untuk Camera yang digunakan untuk produksi video profile menggunakan Camera DSLR Canon 7D. Dalam video audio visual ini banyak digunakan di lokasi dalam ruangan dan luar ruangan.

image016

Gambar 4.16. Camera Canon 7D

image017

Gambar 4.17. Tripot

image018

Gambar 4.18. Slider 


Production

Production adalah proses pengambilan gambar atau shooting video dengan bekerjasamanya antara pemain dan crew untuk pewujudan rumusan dari tahap preproduction dalam bentuk skenario, naskah, dan storyboard yang telah dibuat. Semua unsur teknis dan kreatif seperti naskah, actor, sinematografi dan suara bergabung dibawah pengawasan kreatif sutradara. Dalam menjalankan proses production pengambilan gambar atau shooting video ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dengan baik, diataranya : desain produksi termasuk storyboard yang bisa menjadi panduan yang baik tentang hal-hal yang harus dikerjakan selama shooting, kesiapan kru dalam menjalankan perannya masing-masing dan kesiapan perlengkapan yang juga merupakan tanggung jawab masing-masing kru.

Perencanaan Multimedia

Perencanaan multimedia merupakan rancangan dalam mengkombinasikan tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks untuk menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif dalam hal ini berupa video. Konsep multimedia yang diajukan guna menjangkau masyarakat dengan program media prosedur yang efektif dan efisien, yaitu dalam bentuk media informasi audio visual (video) yang berisi teks, gambar, suara dan beberapa spesial efek. Maka dari itu untuk menyukseskan perencanaan multimedia ini diperlukan 3 tahapan sistematis, dimulai dari tujuan multimedia, strategi multimedia dan program multimedia. Perencanaan multimedia ditujukan guna menarik masyarakat agar menjangkau lebih luas dengan menggunakan input yang telah diolah (teks, gambar, suara). Dengan dibuatnya strategi multimedia maka perancangan multimedia mempunyai arahan untuk dapat mencapai target tujuan multimedia, sedangkan untuk program multimedia berisi jabaran hasil project dalam mewujudkan tujuan dan strategi multimedia.

  1. Tujuan Multimedia
  2. Adapun tujuan Multimedia dalam konsep perancangan media ini adalah untuk menjangkau lebih kurang 80% dari target audience yang diinginkan oleh pihak lembaga. Adapun audience yang dimaksud dalam laporan ini adalah para calon siswa-siswi baru dan tidak menutup kemungkinan terhadap pihak yang berkunjung ke Pondok Pesantren Modern Subulussalam sebagai penunjang sosialisasi orientasi profile Pondok Pesantren. Secara spesifik dapat disampaikan bahwa tujuan dari multimedia adalah untuk meningkatkan perolehan siswa baru untuk setiap tahun ajaran baru.

  3. Strategi Multimedia
  4. Media audio visual yang guna menyampaikan informasi dan promosi tentang Pondok Pesantren Modern Subulussalam, sebelum masuk proses produksi, terlebih dahulu merumuskan strategi multimedia, media yang hendak akan dirancang, dan dipersiapkan untuk memenuhi tiga aspek sasaran yaitu :


    Geografi               : Wilayah Kabupaten Tangerang

    Demografi            :

    1. Jenis Kelamin             : Pria & Wanita
    2. Kelas Ekonomi : Menengah
    3. Usia             : 13-15 Tahun
    4. Sasaran : Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama

          (SMP)

    1. transfer atau pindahan
    2.    Masyarakat

    Psikografi :

    Siswa siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa-siswi transfer, dan masyarakat khususnya di daerah Kabupaten Tangerang untuk mengetahui informasi lebih detail dan terperinci tentang fasilitas dan keunggulan di Pondok Pesantren Modern Subulussalam dan yang ingin melajutkan pendidikan di Pondok Pesantren.

  5. Program Multimedia
  6. Program multimedia media video informasi dan promosi yang dibuat ada tiga tahapan  yaitu :

    1. Teks
    2. Teks awal bumper dan closing bumper tulisan nama Pondok berserta alamatnya dalam video ini menggunakan Time New Roman.

    3. Picture
    4. Gambar yang dipakai dalam media informasi ini menggunakan gambar dalam bentuk png yang digabungkan dengan beberapa take video di tempat yang berekstensi .mov.

    5. Sound
    6. Suara yang digunakan dalam media video profile ini adalah menggunakan suara asli manusia (dubber) dan beberapa efek suara alunan musik seperti piano, gitar, drum, dan bass. Penerapan dubber di sesuaikan dengan background video yang telah dibuat agar sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.


Perencanaan Audio

Dalam perancangan video profile, audio sangatlah berperan penting dalam penyampaian informasi dalam bentuk suara. Jika tidak ada suara ataupun audio, video yang di putar akan menjadi kurang memuaskan. Karena jika tidak ada audio maka langkah yang di tempuh adalah dengan memperbanyak tulisan, dan hal ini yang akan membuat video profile jadi membosankan. Dalam konsep produksi ini audio memiliki tujuan audio, strategi audio dan program audio.

  1. Tujuan Audio
  2. Tujuan audio ini dapat diartikan untuk penerapan dibidang video profile. Agar video yang telah di buat dapat dimengerti oleh audience dan dapat menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan relasi dari Pondok Pesantren tertentu khususnya untuk menambah jumlah siswa baru setiap tahunnya. Tujuan audio digunakan untuk menerangkan dan menjelaskan gambar bergerak yang sedang diputar sehingga media informasi dan promosi berupa video ini akan lebih hidup dan memberikan informasi dan promosi pada masyarakat luas, dan media video profile ini dapat menjadi acuan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang luas dan lengkap mengenai Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Audio ini juga berperan besar dalam pembentukan dan penempatan suara dengan latar background gambar yang sesuai, sehingga pesan yang di sampaikan lebih jelas dan memiliki arti.

  3. Strategi Audio
  4. Strategi Audio,  media yang digunakan setidaknya memenuhi tiga aspek yaitu geografi, demografi dan psikografi. Dalam perancangan audio ini harus memperhatikan secara terperenci dan detail suara yang di hasilkan. Dalam pembuatan audio ini menggunakan suara manusia yaitu dengan dubber, mambaca naskah sesuai dengan background gambar yang pas. Dengan memberikan suara dubber maka informasi yang di sampaikan akan terlihat jelas, gambar dan suara yang sesuai memungkinkan masyarakat mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat. Media yang akan dirancang dan dipersiapkan setidaknya memenuhi tiga aspek sasaran yaitu :

    Geografi               : Wilayah Kabupaten Tangerang

    Demografi            :

    1. Jenis Kelamin   : Pria & Wanita
    2. Kelas Ekonomi : Menengah
    3. Usia                 : 13-15 Tahun
    4. Sasaran : Siswa-siswi Sekolah Dasar (SD)
    5. transfer atau pindahan
    6.    Masyarakat

    Psikografi :

    Siswa siswi Sekolah Dasar(SD), siswa-siswi transfer, dan masyarakat khususnya di daerah Kabupaten Tangerang untuk mengetahui informasi lebih detail dan terperinci tentang fasilitas dan keunggulan di Pondok Pesantren Modern Subulussalam dan yang ingin melajutkan pendidikan di Pondok Pesantren Modern Subulussalam

  5. Program Audio
  6. Audio yang telah disiapkan dalam pembuatan project ini sudah dilakukan untuk menyesuaikan dengan gambar yang sudah ada, agar tidak terlihat jumping. Audio yang digunakan seperti suara instrument musik dengan format mp3. Adapun suara audio yang di hasilkan dari suara manusia, yaitu dubber. Dubber adalah orang yang membaca naskah untuk menyesuaikan dengan background gambar atau video yang akan di putar. Dalam dubber ini biasanya suara yang di hasilkan harus jelas dan tepat pada gambar ataupun background video yang akan di putar. Dengan adanya program audio, media video profile ini akan menjadi lebih baik lagi karena ada penambahan dari suara dubbing untuk memperjelas suatu gambar. Pengambilan audio yang sesuaikan ini diperlukan proses editing dari pemotongan atau cutter video dan penyesuaian penempatan dengan gambar yang telah ditampilkan. Proses besar kecilnya suara audio dibuat dari volume mixing audio. Untuk lebih jelasnya, program audio yang dipakai dalam video informasi ini terdapat dua tahapan yaitu :

    1. Sound effect digunakan sebagai background effect-effect yang ada.
    2. Music background yang digunakan pada video profile Pondok Pesantren Modern Subulussalam.
    3. Dubbing digunakan untuk menceritakan suasana video sesuai dengan naskah yang telah dibuat dan perekaman naskah tersebut menggunakan aplikasi rekaman suara yang terdapat pada handphone.


Perencanaan Visual


Perencanaan visual yang telah dihasilkan adalah keseluruhan penggabungan dari gambar, suara, dan teks yang menghasilkan satu video utuh yang digunakan untuk memberikan sebuah informasi maupun promosi pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Dengan menggabungkan teks dengan format penulisan yang telah ditentukan, lalu gambar yang telah di take sebelumnya dengan suara yang dihasilkan dari membaca naskah kemudian di edit dan di render, setelah tahap render akan menghasilkan video yang siap untuk digunakan. Tampilan video yang dihasilkan pun akan lebih menarik dan tidak membosankan. Dengan adanya perencanaan visual semua tahapan akan terlaksana dengan baik dan akurat. Perencanaan visual juga ditujukan untuk memberikan kesan atau image dalam video yang ditampilkan.

  1. Tujuan Visual
  2. Dalam tujuan visual ini penulis merancang sebuah media visual dalam bentuk video profile Pondok Pesantren Modern Subulussalam dengan kesan visual yang sangat modern, yang didalamnya terdapat beberapa visual effect (lihat tabel 4.5) yang akan mempercantik dan memperkaya disetiap tampilan media video profile.

    Tabel 4.5. Kesan visual effect

    Tabel-4.5


  3. Strategi Visual
  4. Visual Effects dapat diciptakan dengan bantuan teknologi komputer yang sudah sangat maju sekarang ini, sehingga memberikan suatu bentuk pencitraan riil atau benar–benar nyata terhadap gambaran visualisasi pada video tersebut. Visualisasi tampilan video yang berbeda-beda dengan menampilkan beberapa unsur seperti : Bumper opening, suasana gedung pondok, mengenai jenjang pendidikan pondok, suasana kegiatan belajar mengajar, serta fasilitas sarana dan prasarana yang disediakan oleh Pondok Pesantren Modern Subulussalam, semua dirancang dan disajikan dengan efisien dan efektif.

  5. Program Visual
  6. Didalam proses produksi inilah perancangan special effects dibuat menggunakan aplikasi Adobe After Affect dan Adobe Premiere yang merupakan hasil dari kemajuan teknologi. Adapun tampilan special effect video storyboard dapat dilihat pada gambar 4.21 sampai dengan 4.33.

image019

Gambar 4.19. EXT/Gedung Pondok/Day/Frog Eye

Menampilkan timelapse gedung Pondok Pesantren Modern Subulussalam

image020

Gambar 4.20. EXT/Lapangan Pondok/Day/High Angle

Menampilkan kegiatan upacara

image021

Gambar 4.21. INT/Ruang Lab.IPA/Day/Medium Long Shoot

Menampilkan video ruang Lab. IPA

image022

Gambar 4.22. INT/Lab. Bahasa/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Lab. Bahasa

image023

Gambar 4.23. INT/Ruang Kelas TK/PAUD/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Ruangan Kelas TK/PAUD

image024

Gambar 4.24. INT/Ruang Kantor Pengurus/Day/Full Shoot

Menampilkan video wawancara Pengurus Pondok

image025

Gambar 4.25. EXT/Gedung Masjid Pondok/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Gedung Masjid Pondok

image026

Gambar 4.26. EXT/Lapangan Pondok/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Exstrakulikuler Pencak Silat

image027

Gambar 4.27. EXT/Halaman Pondok/Day/Medium Long Shoot

Menampilkan video Exstrakulikuler Tari

image028

Gambar 4.28. INT/Ruang Perpustakaan/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Ruang Perpustakaan

image029

Gambar 4.29. EXT/Lapangan Olahraga/Day/Medium Shoot

Menampilkan video ekstrakulikuler Pramuka

image030

Gambar 4.30. EXT/Depan Gedung/Day/Medium Shoot

Menampilkan video Halaman Pendopo Tamu

image031

Gambar 4.31. EXT/Lapangan Olahragas/Day/Medium Long Shoot

Menampilkan Video Perlombaan  Futsal


Perencanaan Broadcasting

Perencanaan broadcasting bertujuan untuk menjangkau sasaran yang lebih dalam dan lebih luas. Dengan dibuatnya tujuan broadcasting suatu media informasi dan promosi menjadi suatu arahan untuk tercapainya sebuah target jangkauan masyarakat. Perencanaan broadcasting terdiri dari tujuan broadcasting, strategi broadcasting dan program broadcasting.

  1. Tujuan Broadcasting
  2. Tujuan Broadcasting adalah untuk menjangkau khalayak luas tanpa adanya filter atau klasifikasi khalayak mana yang cocok untuk media informasi yang dibuat. Namun Tujuan Broadcasting pembuatan media Video profile ini diharapkan akan menjangkau 80% dari khalayak yang ditetapkan oleh pihak Pondok Pesantren Modern Subulussalam.

  3. Strategi Broadcasting
  4. Strategi yang akan dilakukan dalam hal ini yaitu contohnya pemanfaatan sebuah fasilitas era globalisasi. Strategi Broadcasting yang dibuat memanfaatkan fasilitas DVD, social media dan website.

  5. Program Broadcasting
  6. Program broadcasting melingkupi pada khalayak luas. Untuk menayangkan hasil dari produksi audio visual juga memanfaatkan fasilitas internet sebagai medianya. Untuk detailnya program broadcasting media informasi dan promosi yang dibuat dari hasil editing media video profile Pondok Pesantren Modern Subulussalam akan disalurkan melalui media :

    1. DVD secara garis besarnya sama dengan CD namun DVD mempunyai kapasitas yang lebih besar dari CD. DVD biasanya untuk media penyimpanan video yang mempunyai kapasitas besar. Bentuk format yang digunakan dalam DVD bisa dalam bentuk apapun namun untuk dapat membukanya kembali dilihat bagaimana aplikasi yang adapadakomputer yang bersangkutan.
    2. Social media, sebuah media infromasi yang dengan para penggunanya bisa berbagi dan saling berinteraksi tanpa batas ruang dan waktu. Contoh dari social media adalah youtube, facebook, instagram dan lain-lain. Jadi video profile Pondok Pesantren Modern Subulussalam dalam bentuk audio visual bisa diupload melalu social media.


Postproduction

Tahap postproduction adalah proses finishing dalam sebuah karya sampai menjadi sebuah video yang utuh dan mampu menyampaikan sebuah pesan kepada audience. Dalam proses postproduction semua gambar yang didapat pada proses production disatukan dan di edit. Kegitan pemutaran dan dpendistribusian juga masuk di dalam proses postproduction.

Capturing

Digitizing adalah pemindahan sebuah gambar dari media seperti kamera ke dalam sebuah perangkat komputer ataupun laptop. Setelah proses pengambilan gambar selesai dan lengkap selanjutnya gambar yang sudah di-take lalu dipindahkan ke dalam komputer untuk melalui proses selanjutnya.

Editing

Pada tahap editing video dilakukan pemotongan, pemilihan, dan penyusunan hasil gambar shooting sesuai ide atau gagasan sutradara sesuai dengan naskah dan storyboard.

Mixing

Mixing adalah suatu proses percampuran gambar dan audio serta penambahan beberapa teks, selanjutnya ditambahkan dengan efek animasi agar tampilannya terlihat sangat menarik dan sesuai dengan naskah ataupun storyboad. kesinambungan antara suara asli, narasi, ilustrasi musik, dan sound efek sangat diperhatikan agar serasi dan harmonis serta terdengar dengan jelas. Setelah melalui proses mixing ini, kemudian di render dan di ubah ke beberapa format file selanjutnya akan di pasarkan dan di sebarkan kepada masyarakat luas.

Finishing

Tahap finishing ini adalah tahap terakhir dalam proses pembuatan media video profile ini setelah penggabungan semua gambar, teks, suara musik, maupun suara dubber telah di masukkan ke dalam satu video.

Exporting

Tahap exporting ini merupakan tahap akhir setelah mengedit seluruh video dari Adobe Premiere menjadi format video yang sesuai dan telah ditentukan. Selanjutnya hasil export video akan di-burning ke DVD dan akan disebar melalui social media.

Segmentasi Pasar


Pada tahap ini adalah target pasar yang akan dituju untuk jangkauan luas seperti masyarakat umum dan untuk cakupan sempit adalah relasi dari lembaga PondokPesantren tersebut. Diharapkan video profile ini mencapai target pasar dan meningkatkan persentase minat masyarakat sebesar 20 % untuk bergabung di Pondok Pesantren Modern Subulussalam.


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari analisa yang dilakukan dengan judul Perancangan Media Video Profile  Sebagai Sarana Informasi Dan Promosi Pada Pondok Pesantren Modern Subulussalam. Sesuai dengan point-point permasalahan yang telah disampaikan pada rumusan masalah pada laporan BAB I, hasil kesimpulan penelitian skripsi yang dilakakukan adalah: Sesuai dengan point - point permasalahan yang telah disampaikan pada rumusan masalah pada laporan BAB I, hasil kesimpulan penelitian skripsi yang dilakukan adalah:

  1. Dari analisa permasalahan yang dilakukan dengan bentuk wawancara yang dilakukan dengan Bapak Ahmad Maimun Alie, MA selaku pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Modern Subulussalam, pada wawancara tersebut beliau menjawab, untuk saat ini dalam mempromosikan pondok pesantren sangat dibutuhkan perbaikan sebagai daya tarik yakni dengan dirancang media sarana penunjang dalam bentuk video, dari bentuk media tersebut dapat difungsikan untuk meningkatkan perolehan siswa santri sebanyak 20%.

 

  1. Agar perancangan media dapat baik, menarik dan efesien pada proses produksi media berbasis video digunakan konsep desain yang disebut KPM (Konsep Produksi Media MAVIB) pada konsep tersebut terdapat tiga tahapan: Tahapan Preproduction, Tahapan Production dan Tahapan Postproduction. Pada tahapan Preproduction adalah merupakan tahan dari mencari ide gagasan jalannya isi video, pembuatan Sinopsis (Ringkasan Cerita isi Video) dilanjutkan pembuatan pengembangan Naskah jalannya video dan dibuat gambar sketsa tiap-tiap scene adegan, yang digunakan sebagai panduan pada saat melakukan peliputan gambar dan proses editing video. Melalui tahapan proses tersebut diharapkan dapat menghasilkan rancangan media berbasis video yang menarik.

 

  1. Dengan dirancang dan ditingkatkan kualitas media penunjangnya menjadi media video profile sebagai penunjang informasi dan promosi pada Pondok Pesantren Modern subulussalam, jika dari implementasi telah menarik dan efektif dapat meningkat sebanyak 20% setiap tahunnya.

Saran

Dari observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, saya selaku mahasiswa Program Studi Teknik Informtik dari konsentrasi MAVIB (multimedia audio visual and broadcasting) yang memiliki kompetensi di bidang rancangan media berbasis video memberikan masukan demi perbaikan dan peningkatan perolehan siswa santri Pondok Pesantren atas diizinkannya observasi, adapun masukan yang ingin saya sampaikan sebagai berikut:

  1. Dengan ditunjngnya perkembangan teknologi informasi, agar dapat seiring dengan perkembangan target yang diinginkan dari manajemen Pondok Pesantren, yakni terus dapat peningkatan perolehan siswa santrinya setiap tahun maka demi penyempurnaan dan up date tentang perbaikan fasilitas maupun pelaksanaan operasional pihak manajemen pondok maka hendaknya pihak lembaga pondok tersebut selalu membuka diri atas kemajuan teknologi informasi tersebut dan mau memanfaatkan fasilitas-fasilitas kemajuan teknologi seoptimal mungkin dengan selalu memperbaiki kualitas pembelajaran dipondok demi mutu lulusan Pondok Pesantren, dengan demikian informasi peningkatan pondok berkualitas bukan dari sisi bentuk media sarana penunjangnya melainkan dari kualitas pembelajaran yang nantinya dapat mencetak kualitas bangsa melalui potensi kompetensi lulusan dari Pondok Pesantren tersebut.
  2. Jika ingin meningkatkat kualitas lulusan Pondok Pesantren yang dapat dijadikan kebanggaan yang merupakan unggulan Pondok Pesantren yang layak untuk dipublikasikan melalui program promosi, hendaknya pihak Pondok Pesantren selalu berbenah diri mengenai kualitaf fasilitas-fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan, fasilitas-fasilitas praktek jengjang pendidikan, fasilitas komputer demi lancarnya operasional praktek di laboratorium kualitas fasilitasnya selalu diperbaiki.
  3. Sebaiknya kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dibutuhkan dalam operasiopnal belajar mengajar selalu selektif dengan kebutuhan, dapat mengesampingkan kepentingan pribadi tiap-tiap elemen SDM (Sumber Daya Manusia) lembaga pondok pesantren dapat membentuk katakter, kompetensi dan komitmen yang dibutuhkan lembaga pondok pesantren.


Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan

Contributors

Reza Fahlevi