SI1311477545

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN E-DOCUMENT SURAT

MASUK DAN SURAT KELUAR BERBASIS WEB DI KANTOR PBB DAN BPHTB

KOTA TANGERANG

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg



NIM
: 1311477545
NAMA



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

(2015/2016)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN E-DOCUMENT SURAT

MASUK DAN SURAT KELUAR BERBASIS WEB DI KANTOR PBB DAN BPHTB

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh:

NIM
: 1311477545
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: SISTEM INFORMASI
Konsentrasi
: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

 

 

Disahkan Oleh:

Tangerang, 23 Juni 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom.)
NIP: 000594
       
NIP: 001405


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN E-DOCUMENT SURAT

MASUK DAN SURAT KELUAR BERBASIS WEB DI KANTOR PBB DAN BPHTB

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh:

NIM
: 1311477545
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan SISTEM INFORMASI

Konsentrasi SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Disetujui Oleh:

Tangerang, 23 Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
[Bayu Pramono S.Kom]
   
[Meta Amalya Dewi, M.Kom]
NID: 14023
   
NID: 05065


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN E-DOCUMENT SURAT

MASUK DAN SURAT KELUAR BERBASIS WEB DI KANTOR PBB DAN BPHTB

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh:

NIM
: 1311477545
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan SISTEM INFORMASI

Konsentrasi SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji:

Tangerang, Januari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______)
 
(_______)
 
(_______)
NID:
 
NID:
 
NID:


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN E-DOCUMENT SURAT

MASUK DAN SURAT KELUAR BERBASIS WEB DI KANTOR PBB DAN BPHTB

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh:

NIM
: 1311477545
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: SISTEM INFORMASI
Konsentrasi
: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2016

 
 
 
 
 
NIM: 1311477545

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Sistem Informasi dan Teknologi pada zaman saat ini telah dipergunakan dalam berbagai bidang. Dalam setiap organisasi Instansi Perkantoran sangat membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu dalam pekerjaan dari setiap rangkaian organisasi tersebut, yang bisa membuat pekerjaan menjadi cepat, dan efisien. Sebuah komputer mampu memegang peran penting dalam pengolahan data serta dapat menyelesaikan masalah yang kecilo maupun masalah yang komplek. Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang sering kali mengalami masalah dalam pendataan sistem surat masuk dan surat keluar sehingga membuat kinerja menjadi sedikit lebih mengulang waktu dan tidak efisien. Sistem yang berjalan saat ini masih menggunakan Ms.Excel dan manual sehingga sistem tersebut belum dapat membantu dalam sistem pekerjaan pendataan surat masuk dan surat keluar karna tidak optimal. Laporan yang dihasilkan saat ini belum akurat dalam pengarsipan surat masuk dan surat keluar dikarenakan masih adanya kesalahan atau pengulangan data saat pengarsipan surat masuk dan surat keluar. Membuat suatu sistem pendataan surat masuk dan surat keluar yang baik dan dapat dipergunakan dengan nyaman, maka dibutuhkan sebuah sistem yang memiliki tempat penyimpanan data yang baik sehingga saat pengarsipan surat masuk dan surat keluar tidak membutuhkan waktu yang lama. Dari beberapa masalah yang ada di atas maka peneliti mengusulkan sistem yang baru yang dapat membatu kinerja saat pengarsipan surat masuk dan surat keluar dengan menggunakan aplikasi semua sistem tersebut mempunyai fungsi untuk tempat penyimpanan data. Sehingga dapat diharapkan dengan adanya sistem yang baru dapat membantu dalam pengolahan data dengan cepat sehingga pengarsipan tidak memakan waktu yang lama dan pengarsipan yang dihasilkan menjadi lebih baik dan keamanan lebih kuat. Sistem saat ini diharapkan dapat lebih menunjang kegiatan admin dalam pengolahan surat masuk dan surat keluar menjadi lebih baik.

Kata kunci : Sistem, Informasi, Surat Masuk, Surat Keluar.

ABSTRACT

Information Systems and Technology in the current era has been used in various fields. In any organization Office Agencies urgently need a system that can help in the work of each set of the organization, which can make the job quickly and efficiently. A computer is able to play an important role in data processing and can solve problems that kecilo and complex problem. The UN Office and BPHTB Kota Tangerang often run into problems in the data collection system of incoming and outgoing mail so as to make a repeat performance becomes a little more time and inefficient. The current system is still using manual Ms.Excel and so the system is not able to assist in the data collection system of incoming and outgoing mail because we are not optimal. Reports generated at this time has not been accurate in archiving incoming and outgoing mail is still due to error or repetition of data when archiving incoming and outgoing mail. Creating a data collection system incoming and outgoing mail is good and can be used comfortably, it needed a system that has a good data storage so that when archiving incoming and outgoing mail does not require a long time. From some of the problems that exist above the researchers propose a new system that can petrify performance when archiving incoming and outgoing mail application using all of these systems have a function for data storage. So it can be expected that with the new system can help in processing data quickly so that archiving does not take a long time and archiving produced better and stronger security. The current system is expected to further support the admin in processing incoming and outgoing mail for the better.

Keywords: System, Information, Inbox, Outgoing Mail.

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim,

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat hidup dan sehat serta senantiasa melimpahkan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir Skripsi ini dengan baik dan benar.

Adapun yang menjadi judul dalam penyusunan Skripsi ini adalah “Rancangan Sistem Informasi Manajemen E-Document Surat Masuk dan Surat Keluar Berbasis Web Di Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang”. Penulis telah berusaha untuk melakukan dengan sebaik-baiknya namun diyakini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dengan melengkapi dan menyempurnakan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini.

Selama melakukan Tugas Akhir (Skripsi) ini banyak bimbingan dan dukungan yang diberikan berbagai pihak, sebagai Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih secara tulus dan ikhlas, khususnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.

  2. Bapak Drs. Po Abas Sunarya, M. Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.

  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku pembantu Ketua I STMIK Raharja.

  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom., selaku kajur Sistem Informasi STMIK Raharja.

  5. Ibu Meta Amalya Dewi, M.Kom, Selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir (Sripsi).

  6. Bapak Bayu Pramono, S.Kom, Selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir (Skripsi).

  7. Ilah Komariah, Selaku Stakeholder di Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang.

  8. Bapak Aen

  9. Papah dan Mamah tercinta yang selalu mendidik dan mendoakan, memotivasi baik berupa moril atau materil keberhasilan kepada penulis.

  10. Elma Permatasari, Eka Fahreza Sepdianto, Ria Utami, yang telah senantiasa membantu penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini dengan baik.

  11. Teman-teman dan semua pihak yang sudah rela meluangkan waktu untuk membantu dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini dengan baik.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan.

Tangerang, Juni 2016
ADIS LENA KUSUMA RATNA
NIM. 1311477545

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini semakin pesat dan semakin canggih, dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat semua lembaga atau lembaga instansi perusahaan akan membutuhkan teknologi yang terkomputerisasi untuk mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan agar tidak membutuhkan banyak biaya dan waktu yang terpakai, secara akurat dan efisien.

Komputer merupakan suatu alat elektronik untuk mengolah data yang digunakan oleh instansi-instansi pemerintahan maupun swasta. Penggunaan komputer ini harus sesuai dengan kebutuhan organisasi yang memakainya. Baik software maupun hardware agar dimanfaatkan sebaik mungkin. Disamping itu komputer mempunyai banyak kegunaan yang dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi kesalahan data yang diolah dan dapat melakukan pekerjaan di luar kemampuan manusia sehingga mengurangi banyaknya waktu yang terbuang sia-sia saat melakukan pekerjaan.

Menurut undang-undang ayat 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dalam bidang pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam melakukan peran serta undang-undang tersebut yang ada dalam Peraturan Daerah Kota Tangerang, Kantor PBB Kota Tangerang sebagai salah satu instansi pemerintahan memiliki volume yang cukup tinggi dalam penerimaan surat masuk dan surat keluar. Sistem surat masuk dan surat keluar merupakan suatu upaya untuk membantu dalam mendapatkan sebuah informasi dan mempermudah pegawai dalam melakukan pengolahan dan mengarsipkan data surat masuk atau surat keluar. Berdasarkan data surat masuk dan surat keluar pada Kantor PBB Kota Tangerang yang dilakukan oleh bagian instansi masih memiliki beberapa kekurangan diantaranya, dalam pencatatan data surat masuk dan surat keluar harus dimasukan dalam Microsoft Excel, hal ini mengakibatkan dalam pencarian surat atau pengarsipan surat menjadi lambat yang sehingga saat pengarsipan nomer surat keluar sering terjadinya nomor ganda sehingga harus merombak ulang nomor surat ditanggal sebelumnya, saat adanya surat masuk harus melalui proses disposisi Ketua Dinas yang akan diperoses oleh bagian umum untuk melakukan pencatatan ulang ke dalam komputer untuk diteruskan kepada tujuan sebenarnya. Selain itu pendataannya dilakukan dengan konvensional menggunakan suatu program aplikasi spread sheet sederhana, sedangkan kegiatan surat menyurat itu pekerjaan yang penting di Kantor PBB Kota Tangerang. Dengan demikian diperlukannya suatu sistem yang dapat membantu kegiatan dalam pendataan surat masuk dan surat keluar, sehingga dapat dilakukan dengan baik dan benar.

Sehingga sangat dibutuhkan sistem komputerisasi sebagai alat pengolahan data yang dapat meningkatkan produktifitas pegawai sehingga dapat di capai efesiensi tenaga dan waktu dalam pengolahan data.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis menjadikan permasalahan ini sebagai objek penelitian Skripsi dengan Judul “Rancangan Sistem Informasi Manajemen E-Document Surat Masuk dan Surat Keluar Berbasis Web Di Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang”


Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut  :

  1. Bagaimana prosedur surat masuk dan surat keluar yang berjalan saat ini di Kantor PBB Kota Tangerang ?

  2. Apakah sistem yang berjalan saat ini sudah optimal dalam memenuhi informasi yang dibutuhkan ?

  3. Bagaimana merancang sistem E-Document dalam pendataan surat masuk dan surat keluar agar dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor PBB Kota Tangerang ?

Ruang Lingkup

Agar dalam pembuatan yang lebih terarah dan berjalan dengan sangat baik maka diperlukan sebuah ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian ini mulai dari pendataan surat masuk dan surat keluar sampai dengan membuat laporan tahunan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah nyang ditetapkan dan jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian . adanya tujuan dilakukannya penelitian untuk menentukan sebuah arah pada penelitian. Tujuan merinci apa saja yang harus diketahui, sehingga jika permasalahan sudah terjawab maka tujuan penelitian sudah tercapai dengan sesuai tujuan, adapun tujuan penelitian ini, antara lain :

  1. Untuk mengetahui prosedur pengelolaan arsip surat masuk dan surat keluar pada Kantor PBB Kota Tangerang.

  2. Untuk mengurangi beberapa kendala yang dihadapi saat pengarsipan surat masuk dan surat keluar maka dibuat sistem yang dapat mempersingkat waktu kinerja agar lebih mudah dalam memenuhi informasi yang dibutuhkan.

  3. Membuat sistem E-Document surat masuk dan surat keluar yang mampu meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor PBB Kota Tangerang.

Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini antara lain :

  1. Dapat mengetahui mengenai situasi dan kondisi suatu sistem informasi yang ada di Kantor PBB Kota Tangerang, khususnya pada pendataan arsip surat masuk dan surat keluar.

  2. Terdentifikasinya kendala-kendala pada pengarsipan surat masuk dan surat keluar yang menghasilakan pendataan surat masuk dan surat keluar yang akurat, cepat dan efektif.

  3. Dapat menghasilkan suatu E-Document yang dapat menunjang kinerja pegawai di Kantor PBB Kota Tangerang.

Metodologi Penelitian

Berikut metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan Skripsi menggunakan metode sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah metode dengan cara mengumpulkan dan menggambarkan data mengenai keadaan secara langsung dari lapangan yang lebih tepatnya objek tempat penelitian untuk mendapatkan data yang relevan. oleh karena itu penulis dalam pembuatan laporan Skripsi menggunakan metode sebagai berikut :

Metode Observasi

Metode Observasi (pengamatan langsung) penulis melakukan tersebut untuk mendapatkan data dan hasil dengan cara mengamati langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap data-data apa saja yang diperlukan oleh Kantor PBB Kota Tangerang.

Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan metode tanya jawab kepada beberapa narasumber seperti pegawai terpenting di Kantor PBB Kota Tangerang secara langsung agar memperoleh data yang lebih detail. Penulis juga melakukan wawancara langsung kepada pegawai /staff bagian pengarsipan surat masuk dan surat keluar biasanya yang berjalan saat ini, apa saja kekurangan dari saat pendataan surat masuk dan surat keluar pegawai, bagaimana solusi untuk memperbaiki sistem tersebut serta melakukan perkuat data sebelumnya saat pengamatan secara langsung.

Literature Review

Metode ini melakukan proses studi pustaka dengan melihat refrensi pendukung dengan dokumen-dokumen yang diperlukan. Menganalisa data yang didapatkan berupa dokumen yang digunakan dalam proses dan mengolah sebuah data untuk menjadi data yang lebih akurat sebagai sumber informasi yang cepat dan tepat. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akan datang jika terdapat permasalahan yang sama.

Metode Perancangan Data

Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SDLC (System Development Life Cycle), yang merupakan suatu keseluruhan dari sebuah peroses perubahan sistem dapat berupa perubahan sistem, metode ini memiliki 5 tahapan, yaitu :

Perancangan (Planning)

Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumber daya, eperti : perangkat fisik, metode dan anggaran yang sifatnya masih umum. Didalam tahapan ini juga dapat dilakakukan langkah-langkah berupa : Mendefinisikan masalah, Menentukan tujuan sistem, mengindentifikasi kendala-kendala sistem dan studi kelayakan.

Analisis (Analysis)

Pada metode ini penulis menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) dan PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service). Analisis SWOT adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan melihat suatu kondisi pada Kantor PBB Kota Tangerang baik secara internal maupun secara eksternal yang kemudian akan dijadikan sebuah indikator untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman terhadap Kantor PBB Kota Tangerang, sehingga dapat membuat terbentuknya penyampaian informasi secara efektif dan efisien. Untuk mengetahui sebuah masalah maka dari itu dilakukan analisis PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service). Dari analisis ini biasanya dapat dilihat beberapa masalah utama. Hal ini penting karena biasanya yang muncul dipermukaan bukan sebuah masalah utama, tetapi hanya sebuah gejala dari masalah utama. Tahapan analisis ini merupakan tahap penelitian yang sistem berjalan dengan tujuan merancang sebuah sistem yang baru dengan menggunakan tools atau alat batu UML (Unifed Modelling Language) dengan Software visual paradigm yaitu sebuah bahasa yang berdasarkan sebuah grafik atau gambar, menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasikan dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis “OO” (Object Orientied) melalui tahap : Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram yang dilakukan melalui 4 (empat) tahap, yaitu :

  1. Survey terhadap sistem yang berjalan,

  2. Analisa terhadap temuan survey,

  3. Identifikasi kebutuhan informasi dengan menggunakan sebuah alat bantu elisitasi melalui 4 (empat) tahapan, yaotu tahap 1 (satu) mencangkup semua kebutuhan sistem, tahap 2 (dua) melakukan pengelompokan kebutuhan dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential) selanjutnya tahap 3 (tiga) dengan TOE (Technical, Operational, dan Economic) serta tahap final.

  4. Identifikasi persyaratan sistem, hasil analisa kemudian dibuat sebagai laporan untuk masuk dalam perancangan sebuah data sistem yang diusulkan.

Desain (Design)

Metode ini adalah tahapan desain yaitu menentukan prosesan data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan user dengan alat bantu UML dengan Software Visual Paradigma yaitu Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Statechart Diagram dan Activity Diagram. Sebuah perose desain ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat akan diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus kepada sebuah : struktur data dengan menggunakan MySQL, arsitektur perangkat lunak, presentasi interface dengan menggunakan Dreamweaver CS5, dan detail (algoritma) procedural, dengan pembuatan database yang digunakan adalah sebuah program aplikasi XAMPP 1.7.1 yang sudah mencakup Apache, PHP dan MySQL. Sebagai sebuah aplikasi browsing yang dipakai penulis menggunakan Google Chrome. Tahapan ini akan menghasilkan sebuah dokumen yang disbut Software Requirement. Dokumen ini lah yang akan digunakan progremer untuk melakukan sebuah aktivitas dalam sebuah pembuatan sistemnya. Konfigurasi sistem dan menyampaikan usulan implementasi.

Testing dan Implementasi (Testing and Implementation)

Pada metode testing dan implementasi ini, penulis mengajukan pengujian menggunakan Blackbox Testing berusaha untuk menemukan sebuah kesalahan dalam beberapa kategori, diantara fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, keslahan dalam struktur data atau akses database eksternal, dan kesalahan dalam performa. Oleh karena itu, penulis menggunakan sebuah metode pengujian Blackbox Testing sehingga dapat diketahui apakah sistem dapat diharapkan oleh stakeholder. Tahap implementasi adalah tahapan dimana rancangan sebuah sistem yang dibentuk menjadi satu kode (program) yang siap untuk dioprasikan, audit sistem, penjagaan, perbaikan dan pengembangan sistem.

Pemeliharaan (Maintenance)

Setelah melakukan metode implementasi terhadap sistem baru, maka tahapan berikutnya yang diperlukan dilakukan adalah pemakaian penggunaan audit sistem, penjagaan, perbaikan dan pengembangan sistem.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami lebih jelas tentang penulisan sebuah penelitian ini, maka penulis mengelompokkan materi penulisan menjadi lima bab yang masing-masing saling berkaitan satu sama lainnya. Sehingga tulisan ini menjadi suatu kesatuan yang utuh, kelima bab tersebut, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan Skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskna teori umum (konsep dasaar system, konsep dasar system informasi, konsep dasar analisis system, konsep dasar database), teori khusus dan definisi lainya yang berkaitan dengan analisis system serta definisi pendukung lain seperti UML (Unifed Modelling Language) dan Literature Review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini berisikan gambaran tentang sejarah Kantor PBB Kota Tangerang, struktur organisasi, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, prosedur sistem yang berjalan, analisis sistem berjalan, analisis piranti sistem, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, tata laksana sistem yang berjalan saat ini menggunakan metode UML yang terdiri dari Use Case Diagram dan Activity Diagram. Pada bab ini juga dibahs permasalahan yang dihadapi serta alternative pemecahan masalah dan juga user requirement yang digambarkan melalui elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi.

BAB IV PERANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai sistem yang akan diajukan. Perancangan sistem akan dijelaskan dalam prosedur usulan sistem, tata laksana sistem yang akan diusulkan menggunakan UML, rancangan basis data, rancangan tampilan sistem yang diusulkan, konfigurasi sistem usulan, implementasi yang diusulkan dan pengujian blackbox. Uraian dari rancangan sistem yang diharapkan akan menjadi pertimbangan untuk mengganti sistem yang telah berjalan saat ini.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan terhadap rumusan masalah, kesimpulan pada tujuan dan manfaat penelitian, kesimpulan terhadap metode penelitian, sasaran yang merupakan tindak lanjut yang lebih baik dari pemecahan masalah yang sudah dituangkan dalam perancangan sistem informasi atau hasil penelitian serta kesan-kesan yang dirasakan oleh mahasiswa selama menjalankan proses skripsi ditempat penelitian yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisikan studi pustaka yang digunakan sebagai refrensi untuk menyusun laporan skripsi.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran yang melengkapi laporan.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Sutarman (2012:2:12), “Sistem merupakan seperangkat unsur-unsur yang terkait dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dan dengan lingkungannya”.

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012;20) [1], “Sebuah sistem mempunyai sebuah karakteristik sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud sebagai berikut :

  1. Komponen Ssitem (Components )

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi. Artinya saling bekerjasama dalam membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

  3. Batas Sistem ( Boundary System )

  4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkup luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  5. Lingkup Luar Sistem ( Environment System )

  6. Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan juga dapat bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalua tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

  7. Penghubung sistem ( Interface System )

  8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem, penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain melalui tersebut. dengan demikian, dapat terjadi suatu integrase sistem yang membentuk suatu kesatuan.

  9. Masukan Sistem ( Input System )

  10. Energy yang dimasukan kedalam sistem disebut dengan masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan ( Maintenance Input ) dan sinyal ( Signal Input ), Maintenance Input adalah energi yang dimasukan agar sistem tersebut dapat beroprasi. Signal Input adalah energi yang diperoses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, program adalah Maintenance Input yang digunakan untuk mengoprasikan komputernya dan data adalah Signal Input yang diolah menjadi informasi.

  11. Pengolahan Sistem ( Processing System )

  12. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjaadi keluaran, contohnya adalah sistem akutansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  13. Keluaran Sistem ( Output System )

  14. Hasil energi diolah dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrase antara suatu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Sutabri,2012:22) [1] :

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

  2. Sistem abstrak berupa sistem yang pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

  3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut dengan human machine sistem. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

  5. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

  6. Sistem tertentu adalah sistem yang beroprasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertandingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depan tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

  7. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

  8. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5) [2], “Tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi diri sendiri atau bagi lingkungan”.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Menurut Sutarman (2012:13), “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

Menurut Sutabri (2012:1) [1], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Menurut Suprihadi et all dalam Jurnal CCIT (2013:310) [3], “Data adalah sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, yang masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum di olah”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Data adalah suatu fakta yang menggambarkan kejadian-kejadian nyata.

Definisi Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:12) [1], “Data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber”. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu :

    • Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

    • Data Ukur (Measurement Data) adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau thermometer adalah hasil proses pengukuran.

  2. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu :

    • Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

    • Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data mengenai penggolongan dengan hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.

  3. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu :

    • Data internal adalah data asli, artinya data sebagai observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

    • Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data ini terdiri dari 2 (dua) jenis.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa. Klasifikasi data adalah data yang diklasifikasi menjadi beberapa macam data berdasarkan jenis data, sifat data, dan sumber data.

Pengolahan Data

Menurut Sutabri (2012:6) [1], pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu :

  1. Penyimpanan data (Data Strorage) meliputi pekerjaan pengumpulan (filling), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang berbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : file induk dan file transaksi.

  2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan seperti : pemeriksaan, perbandingan, pemeliharaan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencangkup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui perbedaan atau ketidak sesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Penggunaan data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pengolahan data adalah sekumpulan beberapa file yang diolah dengan melalui tahap pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan dan penggunaan untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut sutabri (2012:38) [1], “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan oleh pihak luar tertentu”.

Menurut Maimunah et all dalam Jurnal CCIT (2012:57), “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.

Menurut Sutarman (2012:14), “Informasi adalah sebagai sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Informasi adalah sekumpulan data yang diolah dan mempunyai arti bagi penerima.

Kualitas Informasi

Kualitas informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini menurut Tata sutabri (2012:43) [1] :

  1. Akurat (Accurate)

  2. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi penggunaan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  3. Tepat Waktu (Timelines)

  4. Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usung tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.

  5. Relevan (Relevance)

  6. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaian, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Kualitas Informasi adalah informasi yang di dalam terdapat keakuratan data.

Nilai Informasi

Menurut Sutabri (2012:38) [1], “Nilai informasi ditentukan dari 2 (dua) hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :

  1. Mudah diperoleh

  2. Sifat ini menunjukan informasi dapat diperoleh dengan cepat dan mudah. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  3. Luas dan Lengkap

  4. Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.

  5. Ketelitian

  6. Sifat ini menunjukan minimnya kesalahan dalam informasi. Dalam berhubungan dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  7. Kecocokan

  8. Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dalam permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannyadengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya, sifat ini sulit mengukurnya.

  9. Ketepatan waktu

  10. Menunjukan taka da keterlambatan jika ada yang sedang ingin mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluhan kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur. Misalnya berapa banyak penjualan data dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris.

  11. Kejelasan

  12. Sifat ini menunjukan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas

  13. Keluwesan

  14. Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer / pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

  15. Dapat dibuktikan

  16. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas dan sumber yang indah.

  17. Tidak ada prasangka

  18. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

  19. Dapat diukur

  20. Berdasarkan penjelasan nilai informasi di atas, bahwa suatu informasi dapat bernilai baik apabila informasi tersebut dapat memberikan informasi yang dapat dibuktikan dan mudah untuk didapatkan, dimengerti serta tidak menimbulkan keraguan adanya kesalahan informasi.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa nilai informasi adalah sebuah informasi yang mudah diperoleh, informasi jelas dan dapat dibuktikan.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:29) [1], “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Menurut Amin (2012:72), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu.

Fungsi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:12) [1], fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

Nilai Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:37) [1], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

  1. Mudah di peroleh

  2. Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

  3. Luas dan Lengkap

  4. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi yang tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

  5. Ketelitian

  6. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

  7. Kecocokan

  8. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan.

  9. Ketepatan waktu

  10. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/using. Karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

  11. Kejelasan

  12. Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

  13. Keluwesan

  14. Nilai informasi semakin sempurna apabila memeiliki flaksibilitas tinggi. Flaksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

  15. Dapat dibuktikan

  16. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas dan sumber yang indah.

  17. Tidak ada prasangka

  18. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

  19. Dapat diukur

  20. Berdasarkan penjelasan nilai informasi di atas, bahwa suatu informasi dapat bernilai baik apabila informasi tersebut dapat memberikan informasi yang dapat dibuktikan dan mudah untuk didapatkan, dimengerti serta tidak menimbulkan keraguan adanya kesalahan informasi.

Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:41) [1], “Kualitas suatu informasi tergantung dari Tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut yaitu :

  1. Relevan (Relevance)

  2. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akan berbeda-beda.

  3. Tepat Waktu (Timeline)

  4. Informasi yang datang ke penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai guna lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalampengambilan keputusan.

  5. Akurat (Accuracy)

  6. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi ke penerima kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak sistem informasi.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:46) [1], “Suatu di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Sutarman (2012:13) berpendapat, “Sistem Informasi adalah sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan, informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data,instruksi) dan output (laporan,kalkulasi)”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya”.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:46) [1], “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (Building Block), yang terdiri dari beberapa masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok bangunan tersebut masing-masing saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran”.

Klasifikasi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:48) [1], “Sistem informasi dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi atau instansi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut :

  1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi atau instansi.

  2. Sistem informasi berdasrkan manajemen.

  3. Sistem informasi berdasarkan fungsionalisme bisnis.

Tujuan Sistem Informasi

Menurut Mustakini (2010:13), “Tujuan sistem informasi adalah menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Tujuan sistem informasi terdiri kegunaan (Usefulness), Ekonomi (Economic), Keandalan (Reliability), Pelayanan Langganan (Customer Service), Kesederhanaan (Simplicity), dan Fleksibilitas (Flexibility).

Metode Penelitian

Tahapan Pengumpulan Data

Menurut Rapina (2011:15), teknik pengumpulan data, yaitu :

  1. Studi Lapangan

  2. Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, dengan cara :

    1. Observasi

    2. Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.

    3. Wawancara

    4. Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.

    5. Dokumentasi

    6. Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.

  3. Studi Keputusan

  4. Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literature-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Tahapan Analisa Sistem

Menurut Murad (2013:51), “Tahap analisis merupakantahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecahan masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

Menurut Sutabri (2012:220) [1], “Proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternative pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sistem ini adalah sebagai berikut :

  1. memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan atau instansi.

  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapai.

  3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.

  4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.

  5. Menyusun suatu tahapan rencana pengembangan sistem dan perencanaan serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut :

  1. Mengumumkan penelitian sistem

  2. Ketika perusahaan atau instansi menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.

  3. Mengorganisasikan tim proyek

  4. Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif dari pada hanya pasif.

  5. Mendefinisikan kebutuhan informasi

  6. Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.

  7. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

  8. Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

  9. Menyiapkan usulan rancangan

  10. Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

  11. Menyetujui atau menolak rancangan proyek

  12. Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

Tahapan Perancangan Sistem

Perancangan sistem (design system) merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem agar mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisa sistem, maka dilanjutkan dengan bagaimana mebentuk sistem tersebut.

Menurut Humisar Hasugia (2012:2), “Desain atau perancangan adalah tahapan dimana dimulai analisa mengenai bentuk input sistem, rancangan database, output sistem dan skema alur kerja program”.

Menurut Siti Aisyah (2011:197), “Pada metode analisis sistem dan perancangan menggunakan metode yang dikenal dengan nama System Development Life Cycle (SDLC)”.

Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen komputer yang akan menggunakan sistem tersebut yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

Tahapan Implementasi Sistem

Menurut Murad (2013:52), “Tahap ini merupakan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan”.

Nasution (2012:118) mengemukakan, “Implementasi atau pengujian adalah tahapan dimana software yang telah selesai dikembangkan dilakukan pengujian dengan metode blackbox agar semua komponen sistem apakah sesuai dengan analisis kebutuhan pada awal perancangan”.

Menurut Sutabri (2012:229) [1], setelah sistem dianalisa dan dirancang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut :

  1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.

  2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

Konsep Dasar SWOT

Definisi SWOT
Gambar 2.1. SWOT Analysis

Menurut Rangkuti (2011:199), “Penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi factor internal dan external. Factor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan external opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara factor external peluang (opportunitirs) dan ancaman (thereats) dengan factor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)”.

Menurut Siti Ainiyah (2015:252), “SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Tujuan Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2011:197), “Tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara factor external peluang dan ancaman dengan factor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan stgrategi suatu organisasi”.

Namun tidak semua strategi yang disusun dari matriks SWOT digunakan seluruhnya. Strategi yang dipilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan :

  1. S-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.

  2. W-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

  3. S-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

  4. W-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

Manfaat Analisis SWOT

Menurut Siti Ainiyah (2915:289), Banyak manfaat bila kita melakukan analisa masalah secara SWOT yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Treats sebelum diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, manfaatnya adalah :

  1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi.

  2. Untuk membuat rekomendasi.

  3. Informasi lebih akurat.

  4. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yang berkali-kali (double decision).

  5. Menjawab hal yang bersifat intutif atas keputusan yang bersifat emosional.

Konsep Dasar PIECES

Definisi PIECES

Meurut James Wetherbe (2012), PIECES adalah untuk mengkoreksi atau memperbaiki sistem informasi bagi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Berikut ini daftar indentifikasi masalah yang sesuai dengan yang sedang dihadapi oleh organisasi.

  1. Performance

  2. Produksi – jumlah kerja selama periode waktu tertentu. Pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang jumlah kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian kerja tertentu dalam satuan orang jam, orang hari, atau orang bulan. Misalnya : untuk memproses berkas yang masuk kepada organisasi dibutuhkan berapa orang jam? Kemudian hal ini dianalisis apakah hasil kerja yang demikian ini sudah bagus atau perlu ada peningkatan kerja. Waktu respon – penundaan rata-rata antara transaksi atau permintaan dengan respon ke transaksi atau permintaan tersebut. Pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang waktu respons yang terjadi ketika ada suatu transaksi yang masuk hingga transaksi tersebut direspons untuk diproses. Penundaan ini bisa jadi karena antrian dalam proses transaksi-transaksi sebelumnya.

  3. Information

  4. Kurangnya informasi, kurangnya informasi yang diperlukan, kurangnya informasi yang relevan - 3 hal yang telah disebutkan itu bersumber pada kurangnya informasi bagaimanapun bentuknya. Pada bagian ini dideskripsikan pada situasi saat tentang kurangnya informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, baik itu dalam jumlah, informasi maupun dalam hal macam informasinya. Terlalu banyak informasi (kelebihan informasi) – yang dimaksud terlalu banyak informasi disini adalah banyaknya informasi yang berserakan belum terkumpul, belum terformat, dan masih tercampurnya antara informasi yang relevan dan yang tidak relevan dengan masalah yang harus diambil keputusannya, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk memilih dan memilih informasi yang relevan. Informasi tidak dalam format yang berguna – adalah bahwa informasi sudah tersedia, hanya saja bentuk dan format nya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga mempersulit pembaca informasi tersebut dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk memahami dan memanfaatkan informasi tersebut. Informasi tidak akurat – adalah bahwa informasi tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, beserta dengan penyebab-penyebab nya tidak akurat. Informasi sulit diproduksi - adalah bahwa informasi tersebut tidak mudah dalam proses produksinya diantaranya data yang tidak lengkap baik dalam jumlah maupun macamnya. Informasi yang tidak tepat waktunya untuk penggunaan selanjutnya - adalah bahwa informasi tersebut datang tidak pada waktu yang tepat, baik dalam hal waktu datang nya ataupun situasi yang terjadi ketika informasi tersebut datang.

  5. Economics

  6. Biaya tidak diketahui Biaya tidak dapat dilacak sumber Biaya terlalu tinggi Secara umum keuntungan- keuntungan yang didapat ketika menerapkan sistem informasi, selain yang tersebut di bawah ini masih ada lagi keuntungan–keuntungan yang lain yang secara lebih lengkap diidentifikasikan. Sehingga pada bagian ini dideskripsikan manfaat yang akan didapatkan ketika menerapkan teknologi informasi atau sistem informasi dalam menjalankan proses bisnis nya.

  7. Control

  8. Pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang kendali terhadap aliran data dan informasi ketika keamanan atau kendali terlihat lemah sehingga data dan informasi rentan terhadap pemanfaatan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Juga ketika keamanan atau kendali terhadap aliran data dan informasi terlalu ketat sehingga sistem jadi terbebani oleh prosedur keamanan atau kendali tersebut dan juga mengganggu keamanan dan kenyamanan para pengguna dan pengambil manfaat data dan informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut.

  9. Efficiency

  10. Dimana data yang berlebihan di inputkan dan diproses juga informasi yang dihasilkan secara berlebihan akan membuat sistem tidak akan efisien dalam penggunaan sumber daya. Sumber daya dapat berupa sumber daya prosesor, memori, ruang penyimpanan, listrik, personil, dll.

  11. Service

  12. Pada bagian ini dideskripsikan situasi saat ini tentang layanan yang disediakan oleh sistem yang berjalan saat ini. Rincian kelemahan layanan data sistem telah teridentifikasi dibawah ini, berikut ini kelemahan layanan sistem yang teridentifikasi : Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten Sistem menghasilkan produk yang tidak dapat dipercaya Sistem tidak mudah dipelajari Sistem tidak mudah digunakan Sistem tidak fleksibel terhadap situasi baru yang tidak umum Sistem tidak terkompatible dengan sistem yang lain.

Teori Khusus

Pengertian E-DOCUMENT

Menurut Nobel Kurniadi (2012:17), “E-Document (Electronic document) adalah suatu konten elektronik yang berupa program atau file komputer yang membutuhkan media elektronik atau teknologi elektronik display untuk bisa menggunakan, membaca atau melihatnya”.

Konsep Dasar Surat
Definisi Surat

Menurut Basir Barthos (2013:36), “Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari suatu pihak dan ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan warta”. Jadi berdasarkan definisi, surat merupakan suatu alat atau media yang digunakan untuk berkomunikasi secara tertulis yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap pihak lain untuk menginformasikan suatu hal yang bersifat resmi maupun tidak resmi agar tersampaikan walaupun tidak harus berhadapan secara langsung.

Fungsi Surat

Berikut ini beberapa fungsi surat menurut Basir Barthos (20-13:36), adalah sebagai berikut :

  1. Wakil dari pengirim atau penulis.

  2. Bahan pembukti.

  3. Pedoman dalam mengambil tindakan lebih lanjut.

  4. Alat pengukur kegiatan organisasi.

  5. Sarana memperpendek jarak

Mengingat betapa pentingnya peranan surat tersebut, maka siapapun yang menulis surat perlu berusaha untuk menghasilkan surat yang sempurna, agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan kehendak kita atau organisasi.

Macam-Macam Surat

Menurut Basir Barthos (2013:37), karena banyaknya macam surat, maka untuk memudahkan mengetahui macam atau jenis surat kita dapat meninjau dari berbagai segi :

  1. Menurut Wujudnya

  2. Menurut Tujuannya

  3. Menurut Sifat isi Surat dan Asalnya

  4. Menurut Jumlah Penerima

  5. Menurut Keamanan Isinya

  6. Menurut Prosedur Pengurusnya

Definisi Surat Masuk

Menurut Basir Barthos (2013:37), “Surat masuk adalah alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak yang lain”.

Surat masuk juga bisa didefinisikan sebagai semua tulisan dinas atau surat pribadi yang diterima instansi atau pihak lain untuk disampaikan ke pejabat yang tercantum pada alamat, baik yang tercantum pada sampul maupun tulisan dinas itu sendiri. Untuk memudahkan pengawasan maupun pengendaliannya, penerimaan surat masuk hendaknya dipusatkan di sekretariat atau bagian lain yang diberi wewenang melaksanakan tugas tersebut (buku ekspedisi).

Definisi Surat Keluar

Menurut Basir Barthos (2013:37), “Surat keluar adalah surat yang lengkap (bertanggal, bernomor, berstempel, dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang) yang dibuat oleh suatu instansi atau lembaga lain”.

Pada surat biasanya berisikan berupa pemberitahuan, undangan pertemuan atau rapat, undangan kerjasama ataupun jawaban atau konfirmasi dari surat yang telah dikirim sebelumnya. Pada surat itu juga ada yang berisikan surat perintah tugas.

Definisi Disposisi Surat

Menurut Fardin Ali (2012), “Disposisi adalah Tindakan atau lanjutan dari pimpinan k epada bawahan yang berupa memo atau perintah yang menjelaskan tentang pekerjaan apa yang seharusnya dikerjakan dan siapa penanggung jawab nya sesuai keinginan pimpinan”. Disposisi biasanya merupakan tindakan yang diambil pimpinan sehubungan adanya surat masuk dari luar instansi maupun dari dalam instansi itu sendiri. Meskipun bagian administrasi memahami akan isi dan maksud surat itu namun yang berhak menindaklanjuti atas surat tersebut adalah Pimpinan sehingga pimpinan perusahaan atau instansi akan mengeluarkan disposisi dalam lembar lain atau dalam lembar surat itu juga.

Konsep Dasar Pegawai

Definisi Pegawai

Menurut Harsono (2014:16), “Pegawai yang berarti orang-orang atau sekelompok yang memiliki status karena pekerjaanya”.

Berdasarkan pengertian tersebut Pegawai merupakan kelompok atau anggota disuatu organisasi dan melaksanakan pekeraan yang telah ditetapkan dan merupakan pekerjaan yang melaksanakan kegitan-kegiatan rutin untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan sesuai dengan apa yang akan dicapai.

Definisi Kinerja Pegawai

Menurut DIR SDM, (2011:2), “Pengertian kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaan itu”. Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbalan. Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian dikenal dengan penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling umum digunakan. Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML

Menurut Prabowo Pudjo Widodo (2011:6) [4], “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa permodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

Menurut Adi Nugroho (2014), “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek)”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis objek (Object Oriented programming).

Jenis-Jenis Diagram UML
  1. Use Case

  2. Menurut Murad (2013:57), “Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2 fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”.

    Menurut Triandini (2012:18), langkah-langkah membuat diagram use case:

    1. Mengidentifikasi aktor. Perhatikan bahwa aktor sebenarnya adalah peran yang dimainkan oleh pengguna. Alih-alih menyusun daftar aktor sebagai Bob, Maria, atau Tuan Hendricks, sebaiknya identifikasi peran spesifik yang dimainkan oleh orang-orang tersebut. Ingatlah orang yang sama mungkin memainkan berbagai peran karena ia menggunakan sistem. Sistem lain juga dapat menjadi aktor dari sistem.

    2. Setelah peran aktor teridentifikasi, langkahberikutnya adalah menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peran-perantersebut dalam penggunaan sistem. Tujuan tersebut merupakan tugas yangdilakukan oleh aktor untuk mencapai beberapa fungsi bisnis yang memberikannilai tambah bagi bisnis.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa use case diagram dibuat berdasarkan pengguna sistem serta fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi pemesanan dan penjualan barang yang didapatkan pada tahap analisis sistem.

  3. Activity Diagram

  4. Murad (2013:53), “Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.

    Menurut Vidia (2013:20), “Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, activity diagram dibuat berdasarkan use case diagram yang telah dibuat, maka dapat digambarkan activity diagram yang menggambarkan alur kerja untuk setiap use case.

  5. Sequence Diagram

  6. Menurut Vidia (2013:21), ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya”.

    Menurut Wijayanto (2012:35), ”Sequencediagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram yang telah dibuat, maka digambarkan sequence diagram yang menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sequence diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis, sequence diagram (diagram urutan) adalah iterasiksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

  7. Class Diagram

  8. Menurut Vidia (2013:21), “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram”.

    Menurut Wijayanto (2013:33), “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram yang telah dibuat, maka dapat diperoleh kelas-kelas yang digunakan dalam sistem”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa class diagram memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek.

Konsep Dasar Dreamweaver

Definisi Dreamweaver

Menurut Puspitasari (2011:9), “Dreamweaver adalah salah satu HTML yang berfungsi untuk membuat dan mengelola design web secara visual”.

Adobe Dreamweaver memudahkan pengembang website untuk mengelola halaman-halaman website dan aset-asetnya, baik gambar (image), animasi flash, video, suara dan lain sebagainya. Selain itu Adobe Dreamweaver juga menyediakan fasilitas untuk melakukan pemrograman scripting, baik ASP (Active Server Page), PHP (Hypertext Preprocessor), Java Script (JS), Could Fusion, CSS (Cascading Style Sheet), XML (Extensible Markup Languange) dan lainnya.

Ruang Kerja Dasar Dreamweaver CS6

Menurut Madcoms (2010:11), untuk memahami elemen ruang kerja Dreamweaver CS6, bukanlah sebuah file HTML baru dalam Dreamweaver CS6. Setelah Dreamweaver CS6 berhasil dijalankan, pilih file baru (create new) tipe HTML di dalam kotak dialog New Document yang tampil. Ruang kerja dasar Dreamweaver CS6, yaitu:

  1. Application Bar, berada di bagian palingatas jendela aplikasi Dreamweaver CS6. Baris ini berisi tombol workspace (workspace switcher), CS Live, menu, dan aplikasi lainnya.

  2. Toolbar Document, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk mengubah tampilan jendela dokumen, sebagai contoh tampilan design atau tampilan code. Juga dapat digunakan untuk operasi-operasi umum, misalnya untuk melihat hasil sementara halaman web pada jendela browser.

  3. Jendela Dokumen, adalah lembar kerja tempat membuat dan mengedit design halaman web.

  4. Workspace Switcher, digunakan untuk mengubah tampilan ruang kerja Dreamweaver CS5. Sebagai contoh mengubah tampilan menjadi tampilan classic, yaitu tampilan ruang kerja dreamweaver versi sebelumnya.

  5. Panel Groups, adalah kumpulan panelyang saling berkaitan, panel-panel ini dikelompokan pada judul-judul tertentu berdasarkan fungsinya. Panel ini digunakan untuk memonitor dan memodifikasi pekerjaan. Secara default, panel group berisi panel Adobe BrowserLab, Adobe Bussiness Catalyst, Insert, CSS Styles, Asset, AP Element, dan Files.

  6. Tag Selector, diletakkan di bagianbawah jendela dokumen, satu baris dengan status bar. Bagian ini menampilkan hirarki pekerjaan yang sedang terpilih pada jendela dokumen, dapat juga digunakan untuk memilih objek pada jendela design berdasarkan jenis atau kategori objek tersebut. Tag selector juga menampilkan informasi format dari bagian yang sedang aktif pada lebar kerja design.

  7. Property Inspector, digunakan untukmelihat dan mengubah berbagai properti objek atau teks pada jendela design. Properti untuk satu objek dengan objek lainnya selalu berbeda-beda. Jendela ini tidak dapat diuraikan pada tampilan jendela code.

  8. Toolbar Standart, baris toolbar ini berisi tombol-tombol yang mewakili perintah pada menu File dan edit, diantaranya perintah New, Open, Save, Save All, Cut, Copy, Paste, Undo, dan Redo.

  9. Toolbar Style Rendering, secara default disembunyikan. Toolbar ini berisi tombol-tombol untuk menampilkan design dalam media berbeda. Selain itu juga digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan style CSS.

  10. Toolbar Coding, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan operasi kode-kode standar. Toolbar ini hanya tampil pada jendela code.

  11. Toolbar Browser Navigation, toolbar ini adalah toolbar baru yang ada di dalam Dreamweaver CS6, dan letaknya tepat berada di atas jendela dokumen. Toolbar ini berisi tombol-tombol yang digunakansebagai navigasi di dalam browser.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Untung Rahardja, dkk, dalam Jurnal CCIT Vol.3 (2011:238), “Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. Database digunakan untuk menyimpan data agar data tersebut dapat dimanipulasi dengan mudah, terjamin keakuratannya , efisien dalam penyimpanannya, dan tentu saja dapat dengan mudah untuk diakses kembali”.

Menurut Spits Wanars, dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:84), “Database baik dalam bentuk database terstruktur dan tidak terstruktur dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan tetap untuk merekam kegiatan proses transaksi bisnis. Database terstruktur merupakan organisasi kumpulan data yang menggunakan system manajemen database yang didukung konsep DML (Data Manipulation Language) dan DDL (Data Definition Language). Dimana DML merupakan proses manipulasi yang menggunakan perintah sql seperti select, insert, update, delete, dan lain-lain sedangkan DDL merupakan proses pendefinisian database yang menggunakan perintah sql seperti create, table, drop table, dan lain-lain”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data-data yang fakta, yang memiliki struktur sedemikian rupa, sehingga mudah dalam menyimpan, mengatur dan menampilkan data.

Jenis Database Yang Digunakan
  1. Web server

  2. Menurut Oktavian (2010:11), “Web Server adalahaplikasi yang berguna untuk menerima permintaan informasi dari pengguna melaluiweb browser, dan mengirimkan permintaan kembali informasi yang diminta melalui HTTP (HyperText Transfer Protocol). Biasanya web server diletakkan di komputer tertentu pada web hosting”.

    Menurut Arief (2011:19), “Web server adalah program aplikasi yang memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan dokumen-dokumen web. Jadi semua dokumen web baik yang ditulis menggunakan client side scripting maupun server scripting tersimpan didalam direktori utama web server (document root)”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa web server merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas menerima permintaan client melalui port HTTP maupun HTTPS dan merubah isi yang ada ke dalam format HTML.

  3. XAMPP

  4. Menurut Madcoms (2010:341), sekarang ini banyak paket software instalasi webserver yang disediakan secara gratis diantaranya menggunakan XAMPP. Dengan menggunakan paket software instalasi ini, maka sudah dapat melakukan beberapa instalasi software pendukung webserver, yaitu Apache, PHP, phpMyAdmin, dan database MySQL.

    Menurut Wardana (2010:8), “XAMPP adalah paket software yang didalamnya sudah terkandung Web Server Apache, database MySQL dan PHP Interpreter”.

    Menurut Nugroho (2010:74), XAMPP merupakan paket PHP yang berbasis Open Source yangdikembangkan oleh sebuah komunitas Open Source.

  5. PhpMyAdmin

  6. Menurut Nigroho (2010:88), “PhpMyAdmin adalah suatu aplikasi Open Source yang berbasis web, aplikasi ini dibuat menggunakan program PHP, fungsi aplikasi ini adalah untuk mengakses database MySQL”.

    Dengan adanya aplikasi ini akan sangat mempermudah dan mempersingkat kerja kita dalam mengelola database MySQL. Dengan adanya kelebihan yang dimilikinya mengakibatkan para pengguna awam tidak harus mampu untuk mengetahui perintah-perintah MySQL dalam pembuatan databasedan tabel.

    Menurut Arief (2011:429), “PhpMyAdmin adalah salah satu aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface) yang digunakan untuk mengeolal database MySQL”.

    Menurut Prasetio (2012:53), “PhpMyadmin merupakan tools berbasis web yang berguna untuk mengelola database MySQL”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan PhpMyAdmin, makaaplikasi ini dapat membantu Anda dalam menavigasi beberapa database, table, log, dan beberapa hal lainnya.

  7. PHP

  8. Menurut Arief (2011:43), PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatui dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML.

    Menurut Oktavian (2010:31), “PHP adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu suatu bahasa pemrograman berbasisikan kode-kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimkannya kembali ke web browser menjadi kode HTL”. Kode PHP mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu:

    1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server, misal: Apache.

    2. Kode PHP diletakkan dan dijalankan di web server.

    3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti: MySQL.

    4. Merupakan software yang berdifat open source.

    5. Gratis untuk di-donwload dan digunakan.

    6. Memiliki sifat multipaltform, artinya dapat dijalankan menggunakan sistem operasi apapun, seperti: Linux, Unix, Windows, dan lain-lain.

    Menurut Anhar (2010:3), PHP singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halamanitu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru atau up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan.

    Dapat dijelaskan sejarah PHP, yaitu sebagai berikut:

    1. Tahun 1995 PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf, yang diberi nama FI (Form Interpreted) dan digunakan untuk mengelola form dari web. Pada perkembangannya , kode tersebut dirilis ke umum sehingga mulai banyak dikembangkan oleh programmer di seluruh dunia.

    2. Tahun 1997 PHP 2.0 dirilis. Pada versi ini sudah terintegrasi dengan bahasa pemrograman C dan dilengkapi dengan modulnya sehingga kualitas kerja PHP meningkat secara signifikan. Pada tahun ini juga sebuah perusahaan yang bernama Zend merilis ulang PHP dengan lebih bersih, baik, dan cepat.

    3. Tahun 1998 PHP 3.0 diluncurkan.

    4. Tahun 1999 PHP versi 4.0 dirilis. PHP versi ini paling banyak digunakan pada awal abad 21 karena sudah mampu membangun web komplek dengan stabilitas kecepatan yang tinggi.

    5. Tahun 2004 Zend merilis PHP 5.0. dalam versi ini, inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukan model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek.

    6. Lalu versi 6 PHP sudah support untuk Unicode. Juga banyak fitur penting lainnya yang telah di tambah ke dalam PHP 6.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa PHP merupakan bahasa script yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML.

  9. MySQL

  10. Menurut Nugroho (2010:91), MySQL (My Structured Query Language) atau yang biasa dibaca ,ai-se-kuel adalah sebuah program pembuatan dan pengelola database atau yang sering disebut dengan DBMS (Database Management System). Kelebihan lain dari MySQL adalah menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL (Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur.

    Menurut Madcoms (2010:367), penyimpanan data yang fleksibel dan cepat aksesnya sangat dibutuhkan dalam sebuah website yang interaktif dan dinamis. Database sendiri berfungsi sebagai penampungan data yang anda input melalui form website. Selain itu dapat juga di balik dengan menampilkan data yang tersimpan dalam database ke dalam halaman website. Jenis database yang sangat popular dan digunakan pada banyak website di internet sebagai bank data adalah MySQL. MySQL menggunakan SQL dan bersifat gratis, selain itu MySQL dapat berjalan di berbagai platform, antara lain Linux, Windows, dan sebagainya.

    Menurut Arief (2011:151), “MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan datanya”.

    Berikut ini tabel tipe data yang dapat digunakan untuk field-field tabel pada dabase MySQL:


Tabel 2.1 Tipe Data Pada MySQL

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL salah satu jenis database server yang menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Itu sebabnya istilah seperti tabel, baris dan kolom digunakan pada MySQL. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri dari sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom.

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Menurut Yeni Kustiyahningsih (2011:113), “Web adalah layanan yang didapat oleh pemakaian komputer yang terhubung ke internet”.

Menurut Sidik (2012:1), “Web adalah ruang informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hypertext, pemakaian dituntun untuk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang ditampilkan dalam browser web”. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan disimpulkan bahwa web merupakan suatu perangkat lunak yang menggunakan hyperlink yang berfungsi untuk menerima serta menyajikan informasi di internet.

Jenis-Jenis Website

Menurut Rahmat Hidayat (2010:3) [5], “Jenis-jenis web berdasarkan sifat atau style-nya” sebagai berikut:

  1. Web Dinamis

  2. Merupakan sebuah website yang menyediakan content atau isi-isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahasa pemrogaman yang digunakan antara lain PHP, ASP, NET dan memanfaatkan database MySql.

  3. Website Statis

  4. Merupakan website yang content nya sangat jarang diubah. Bahasa pemrogaman yang digunakan adalah HTML dan belum memanfaatkan database. Misalnya web profile organisasi dan lain-lain.

Fungsi Website

Menurut Rahmat Hidayat (2010:4) [5], Berdasarkan pada fungsinya, website terbagi atas:

  1. Personal Website : Website yang berisi informasi pribadi seseorang.

  2. Commercial Website : Website yang dimiliki sebuah perusahaan yang bersifat bisnis.

  3. Goverment Bisnis : Website yang dimiliki instansi pemerintah, pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada pengguna.

  4. Non-Profit Organization Website : Dimiliki oleh organisasi yang bersifat non- profit atau tidak bersifat bisnis.

Konsep Dasar HTML

Definisi HTML

Menurut Arief (2011:23), “HTML atau HyperText Markup Language merupakan salah satu format yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di halaman web. Dokumen ini dikenal sebagai web page. Dokumen HTML merupakan dokumen yang disajikan pada web browser”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, HTML adalah bahasa yang sangat tepat dipakai untuk menampilkan informasi pada halaman web, karena HTML menampilkan informasi dalam bentuk hypertext dan juga mendukung sekumpulan perintah yang dapat digunakan untuk mengatur tampilnya informasi tersebut, sesuai dengan namanya, bahasa ini menggunakan tanda (markup)untuk menandai perintah-perintahnya.

Tag Yang Sering Digunakan

Menurut Oktavian (2010:14), ada banyak ragam tag yang tersedia dalam HTML, namun disini tidak akan dibahas semuanya. Berikut adalah daftar tag yang sering digunakan dalam mempelajari pembuatan web, yaitu:

  1. Tag “!..”

  2. Digunakan untuk menandai sebuah suatu kode (script) dengan tanda ini, maka browser tidak akan menerjemahkannya.

  3. Tag “a”

  4. Singkatan dari anchor, tag ini digunakan untuk membantu sebuah tautan (link) antara web. Ciri dari link adalah :

    • Bila link belum pernah diakses (klik) maka akan berwarna biru dan bergaris bawah.

    • Biloa sudah pernah diakses (klik) maka akan berubag menjadi ungu dan tetap bergaris bawah.

    • Bila sedang aktif (diklik) maka akan berwarna merah dan bergaris bawah.

  5. Tag “b”

  6. Digunakan untuk membuat teks cetak tebal.

  7. Tag “big”

  8. Digunakan untuk membuat sebuah tulisan agar lebih besar. Hal ini berbeda untuk cetak tebal (bold).

  9. Tag “body”

  10. Merupakan bagian dari struktur HTML yang digunakan untuk menandai badan (body) suatu dokumen HTML. Penggunaanya dapat dilihat pada contoh di atas.

  11. Tag “br”

  12. Digunakan untuk mengakhiri suatu baris tulisan, lalu pindah ke baris baru dibawahnya.

  13. Tag “button”

  14. Digunakan untuk membuat tombol di web browser. Viasanya digunakan untuk trigger suatu proses, missal digunakan untuk menyimpan atau menghapus data. Tag ini biasanya diletakkan dalam sebuah form.

  15. Tag “caption”

  16. Digunakan untuk membuat judul sebuah tabel. Penggunaan tag ini biasanya bersamaan dengan deklarasi tabel.

  17. Tag “center”

  18. Digunakan untuk menengahkan suatu teks halaman.

  19. Tag “div”

  20. Tag ini digunakan untuk mendefinisikan bagian dari suatu halaman web dengan format atau style tertentu.

  21. Tag “font”

  22. Digunakan untuk memformat bentuk font, ukuran, warna, ukuran sebuah teks.

  23. Tag “form”

  24. Adalah tag yang digunakan oleh pengguna untuk memasukan data. Tag ini biasanya dibantu oleh beberapa komponen lain, seperti : input, button, option, dan lainnya.

  25. Tag “frame” dan “frameset”

  26. Tag ini digunakan untuk menampilkan halaman web lain dalam sebuah halaman web yang dibuat. Halaman dapat dibuat terpisah dengan menampilkan halaman web lain yang berbeda-beda.

  27. Tag “head”

  28. Digunakan untuk menampung elemen-elemen header dari sebuah halaman web. Penggunaannya seperti pada contoh tag “big”.

  29. Tag “h1” sampai dengan “h6”

  30. Digunakan untuk mendefinisikan tulisan header. Untuk mengetahui perbedaannya. Perhatikan ukuran setiap teks hasil di browser.

  31. Tag “hr”

  32. Digunakan untuk membuat garis horisontal.

  33. Tag “html”

  34. Digunakan untuk memberitahu browser bahwa kode yang dituliskan merupakan dokumen HTML. Penggunaanya seperti pada contoh tag “big”.

  35. Tag “I”

  36. Digunakan untuk membuat teks cetak miring.

  37. Tag “img”

  38. Digunakan untuk membuat teks cetak miring.

  39. Tag “input”

  40. Digunakan untuk berinteraksi dengan pengguna dalam hal memasukan data ke server. Input mempunyai banyak tipe, yaitu : button, checkbox, file, hidden, image, password,radio,reset,submit,dab text. Penggunaannya seperti pada contoh tag “form”

  41. Tag “li”

  42. Digunakan untuk menampilkan symbol data, seperti symbol bullet dan nomer. Untuk urutan bernomer diawali dengan tag “ol”, sedangkan bullet diawali tag “ul”.

  43. Tag “link”

  44. Digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara web yang dibuat dengan data atau aturan dari luar. Tag ini biasanya digunakan pada saat web menggunakan file css.

  45. Tag “ol”

  46. Digunakan untuk urutan data bernomer atau numerik, juga alphabet. Oenggunaannya seperti pada contoh tag “li”.

Konsep Dasar HIPO

Definisi Definisi HIPO (Hierarchy Plus Input Process Output)

Menurut Praptingsih (2012:03), “HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output”.

Menurut Amsyah (2008:284), bagan HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) aslinya dibuat oleh IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program. Bagan HIPO secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu program, data apa yang digunakan, dan keluaran yangdihasilkannya. Bagan HIPO lebih mudah dibaca dibanding dengan bagan arus,sangat rinci, fleksibel, mudah dimodifikasi, dan dikelola. Dalam membuat bagan HIPO, terdapat tiga jenis diagram, yaitu: daftar isi visual (the visualtable of contents / VTOC), diagram peninjauan, dan rincian diagram.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM yang sebenarnya merupakan alat dokumentasi program dan sekarang banyak digunakan sebagai alat designdan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Menurut Yessi Frecilia (2015) [6], “Metode testing digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminisi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan”.

Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky (2011:256), “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

  1. Waktu

  2. Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

  3. Biaya

  4. Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

  5. Kinerja testing

  6. Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

  7. kerusakan

  8. Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

Tipe dan Teknik Testing

Menurut Rizky (2011:256), “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

  1. White Box Testing

  2. Menurut Rizky (2011:256), “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

  3. Black Box Testing

  4. Menurut Rizky (2011:256), "Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar."

    Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

    1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

    2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

    3. Hasil dari blackbox testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

    4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

    Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

    • Equivalence Partitioning

    • Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.

    • Boundary Value Analysis

    • Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.

    • Cause Effect Graph

    • Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.

    • Random Data Selection

    • Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.

    • Feature Test

    • Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dariperangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunaksistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guruyang akan malakukan entri nilai.

Requirement Elicitation

Requirement

Menurut Guritno (2011:301), “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau productyang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

  1. Unambiguous (tidak ambigu)

  2. Complete (lengkap)

  3. Consistent (konsisten)

  4. Modifiable (dapat diubah)

  5. Traceable (dapat dilacak)

  6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance

Requirement diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Functional requirements

  • Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya yang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

  • Nonfunctional requirements

  • Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.

  • Constraints (psudo requirement)

  • Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

Elisitasi

Menueurt Rahardja, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.4 No.3 (2011:302), “Elisitasi (elicitation) adalah berisi usulan rancangan sistem baru yang diingunkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Elisitasi di dapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II

  4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi. Berikut penjelasan megenai Metode MDI :

    1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat system baru.

    2. (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi Tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :

    1. T artinya Tehnical, maksudnya bagaimana tata cara/tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinnya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakainnya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

  8. Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu system yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literatur Review

Definisi Literature Review

Menurut Hermawan (2010) [7], “Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Telaah pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat”.

Menurut Semiawan (2010:104), “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan literature review adalah analisasistem berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari peneliti yang sedang dilakukan terhadap suatu bagian keilmuan.

Tujuan Literature Review

Menurut Yuniarti (2009:45) [8], "Studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolok ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu".

Literatur Review

Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas Skripsi ini, antara lain :

[9], [10], [11], [12], [13], [14], [15]

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Kantor PBB Kota Tangerang

Sejarah asal mulanya Pajak Bumi dan Bangunan yang merupakan salah satu pajak tertua di Indonesia, pada zaman kolonial Belanda pajak atas tanah (landrent) diganti dengan nama Pajak Bumi. Kemudian setelah Indonesia merdeka tahun 1959 diubah namanya menjadi Pajak Hasil Bumi berdasarkan UU No. 11 Prp Tahun 1959. Pada masa itu obyek pajak yang dikenakan tidak lagi nilai tanah melainkan hasil yang keluar dari tanah. Dengan pemberian otonomi dan desentralisasi kepada Pemerintah Daerah, Pajak Hasil Bumi kemudian diubah namanya menjadi Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA), hasilnya diserahkan pada Pemerintah Daerah walaupun pajak tersebut masih merupakan pajak pusat. Hasil IPEDA tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan daerah Pada tahun 1983 pemerintah mengadakan reformasi pajak untuk pertama kalinya dan menghasilkan salah satunya UU No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan dan mulai berlaku secara efektif sejak 1 Januari 1986, yang merupakan landasan hukum dalam pengenaan pajak sehubungan dengan hak atas bumi dan/atau bangunan, memperoleh manfaat atas bumi dan/atau bangunan, memiliki dan menguasai atas bangunan.

Terakhir peraturan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan UU No. 12 Tahun 1994 sebagai pengganti dari UU No. 12 Tahun 1985, dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum dan keadilan, maka arah dan tujuan penyempurnaan undang-undang ini adalah sebagai berikut:

  1. Menunjang kebijaksanaan pemerintah menuju kemandirian bangsa dalam pembiayaan pembangunan yang sumber utamanya berasal dari penerimaan pajak.

  2. Lebih memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan sesuai dengan kemampuannya. pada arah dan tujuan penyempurnaan tersebut, maka dalam penyempurnaan UU No.12 Tahun 1985, diatur kembali ketentuan-ketentuan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan yang dituangkan dalam UU tentang Perubahan atas UU No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, dengan pokok-pokok antara lain sebagai berikut:

    • Untuk lebih memberikan keadilan dalam pengenaan pajak, diatur ketentuan mengenai besarnya Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) untuk setiap wajib pajak.

    • Memperjelas ketentuan mengenai upaya banding ke badan peradilan pajak.

Fungsi pajak dalam pembangunan

Pajak mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi budgetair dan regulator. Sebagai fungsi budgetair, pajak merupakan alat untuk mengumpulkan dana melalui Kas Negara bagi pembiayaan pembangunan. Pemerintah sangat mengharapkan penerimaan negara selalu meningkat karena pajak merupakan sumber penerimaan negara yang utama. Sebagai fungsi regulator, pajak dimaksudkan untuk mengatur perekonomian yang sesuai dengan kebijakan pemerintah. Artinya, pajak dapat digunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk menjalankan peranannya. Peranan pemerintah dalam arti luas adalah mengatur kegiatan-kegiatan produsen dan konsumen mencapai tujuan masing-masing. Bohari (2004) menjelaskan: Pembangunan hanya dapat terlaksana dengan biaya yang cukup tersedia pada kas Negara. Untuk itu pajak merupakan sumber penerimaan terbesar dalam keuangan Negara. Pajak memegang peranan dalam keuangan Negara lewat tabungan pemerintah atau saving yang disalurkan ke sektor pembangunan. Tabungan pemerintah ini diperoleh melalui surplus penerimaan rutin setelah dikurangi dengan pegeluaran rutin. Penerimaan rutin seperti: penerimaan dari sektor pajak, retribusi, Bea dan Cukai, hasil perusahaan negara, denda dan sitaan. Penerimaan rutin ini adalah untuk membiayai pengeluaran rutin dari pemerintah seperti: gaji pegawai, pembelian alat-alat tulis menulis, ongkos pemeliharaan gedung pemerintah, bunga dan angsuran pembayaran hutang-hutang dari negara lain, tunjangan sosial dan sebagainya. Menurut Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2000 tentang Pajak Bumi dan Bangunan dapat dijelaskan, diantaranya:

  1. Bahwa pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting artinya bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, dan oleh karena itu perlu dikelola dengan meningkatkan peran serta masyarakat sesuai dengan kemampuannya.

  2. Bahwa bumi dan bangunan memberikan keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya, dan oleh karena itu wajar apabila mereka diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada negara melalui pajak.

  3. Bahwa sesuai dengan amanat yang terkandung dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1983 perlu diadakan pembaharuan sistem perpajakan, sehingga dapat mewujudkan peran serta dan kegotongroyongan masyarakat sebagai potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Tugas dan Wewenang

Sebuah organisasi merupakan bentuk persatuan antara dua orang atau lebih untuk saling bekerja sama agar mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, dimana terdapat dua macam hubungan antara suatu kelompok orang yang disebut atasan dan sekelompok orang yang disebut bawahan yaitu berfungsi menjalankan fungsi dan tugasnya. Adapun tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut :

  1. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  2. Pasal 1

    Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :

    Daerah adalah Kota Tangerang.

    • Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tangerang.

    • Walikota adalah Walikota Tangerang.

    • Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Tangerang.

    • Perangkat Daerah adalah Unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan

    • Pemerintahan Daerah yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,Lembaga Teknis Daerah, Lembaga Lain, Kecamatan dan Kelurahan.

    • Dinas adalah Dinas Pelayanan PBB dan BPHTB Kota Tangerang.

    • Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pelayanan PBB dan BPHTB Kota Tangerang.

    • Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Pelayanan PBB dan BPHTB Kota Tangerang.

    • Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu.

    • Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok para Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional pada Dinas Pelayanan PBB dan BPHTB Kota Tangerang.

    • Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.

  3. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  4. Pasal 2

    1. Kepala Dinas

    2. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pelayanan PBB dan BPHTB Kota Tangerang. Kepala Dinas wajib memberikan laporan tentang pelaksanaan tugasnya secara teratur, jelas, dan tepat waktu kepada Walikota melalui Sekretartis Daerah.

  5. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  6. Dinas Pelayanan PBB dan BPHTB

    Pasal 3

    1. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang administrasi keuangan daerah dalam lingkup pemungutan PBB dan BPHTB sesuai dengan visi, misi dan program Walikota sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

    2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas mempunyai fungsi :

      1. Penyusunan kebijakan pelaksanaan pemungutan PBB dan BPHTB;

      2. Pendataan, penilaian dan penetapan PBB;

      3. Pengolahan data dan informasi PBB dan BPHTB;

      4. Pelayanan PBB dan BPHTB;

      5. Penagihan PBB dan BPHTB;

      6. Pengawasan dan penyelesaian sengketa pemungutan PBB dan BPHTB;

      7. Pelaksanaan ketatausahaan Dinas;

      8. Pengelolaan UPT; dan

      9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

    3. Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

  7. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  8. Sekretariat

    Pasal 4

    1. Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian, dan perencanaan.

    2. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi :

      1. Penatausahaan urusan umum;

      2. Penatausahaan urusan keuangan;

      3. Penatausahaan urusan kepegawaian;

      4. Pengoordinasian dalam penyusunan perencanaan Dinas; dan

      5. Pengoordinasian pelaksanaan tugas Bidang-Bidang dan UPT-UPT di lingkungan Dinas.

    3. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

  9. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  10. SUB Bagian Umun dan Kepegawaian

    Pasal 5

    1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi umum dan administrasi kepegawaian.

    2. Uraian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah :

      1. Melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

      2. Melakukan pengelolaan urusan surat menyurat/tata naskah dinas;

      3. Melakukan pengelolaan urusan rumah tangga, perpustakaan, kearsipan, keprotokolan, dan kehumasan Dinas;

      4. Melakukan pembinaan dan pengembangan pegawai Dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      5. Melakukan pelayanan administrasi kepegawaian Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      6. Melakukan fasilitasi penilaian prestasi kerja pegawai Dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      7. Melakukan fasilitasi pemrosesan penetapan angka kredit jabatan fungsional di lingkungan Dinas;

      8. Melakukan penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Dinas;

      9. Melaksanakan pengaman dan pemeliharaan barang milik daerah yang dalam penguasaan SKPD;

      10. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan

      11. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

  11. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  12. Sub Bagian Keuangan

    Pasal 6

    1. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi keuangan.

    2. Uraian tugas Sub Bagian Keuangan adalah :

      1. Melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan;

      2. Melakukan pembinaan penatausahaan keuangan Dinas;

      3. Melakukan penatausahaan anggaran Dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      4. Melakukan pengelolaan kas Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      5. Melakukan pelayanan lainnya di bidang keuangan Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      6. Menyimpan bukti-bukti transaksi keuangan sebagai bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan Dinas;

      7. Melakukan penyusunan laporan keuangan Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      8. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Keuangan; dan

      9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

    4. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

    Sub Bagian Perencanaan

    Pasal 7

    1. Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang perencanaan program, evaluasi, dan pelaporan.

    2. Uraian tugas Sub Bagian Perencanaan adalah :

      1. Melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan;

      2. Melakukan pengoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan Dinas; meliputi Rencana Strategis (Renstra); Rencana Kerja (Renja); Indikator Kinerja Utama (IKU); Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), dan Penetapan Kinerja (PK);

      3. Melakukan pengumpulan dan pengadministrasian usulan RKA/RKPA dari unit-unit kerja di lingkungan Dinas;

      4. Melakukan penyusunan RKA/RKPA dan DPA/DPPA Dinas berdasarkan usulan unit-unit kerja dan hasil pembahasan internal Dinas;

      5. Melakukan pembinaan administrasi perencanaan di lingkungan Dinas;

      6. Melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap realisasi atau pelaksanaan program dan kegiatan Dinas;

      7. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan Dinas dalam rangka penyiapan bahan-bahan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah lingkup Dinas dan laporan kedinasan lainnya;

      8. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Perencanaan; dan

      9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

  13. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  14. Bidang PBB

    Pasal 8

    1. Bidang PBB mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pelaksanaan pendataan, pendaftaran, penghitungan dan penetapan, penagihan dan penanganan keberatan tagihan PBB.

    2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1), Bidang PBB mempunyai fungsi :

      1. Penyelenggaraan pendataan Obyek Pajak PBB;

      2. Penyelenggaraan pendaftaran Wajib Pajak PBB;

      3. Penyelenggaraan penghitungan serta penetapan besaran PBB;

      4. Pelaksanaan penagihan PBB; dan

      5. Penyelenggaraan penanganan Keberatan Atas Tagihan PBB.

      6. Bidang PBB dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

  15. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  16. Seksi Pendataan PBB

    Pasal 9

    1. Seksi Pendataan PBB mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang PBB yang berkenaan dengan pendataan PBB.

    2. Uraian tugas Seksi Pendataan PBB adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pendataan PBB berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pendaftaran dan pendataan terkait dengan obyek dan subyek PBB;

      3. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pendaftaran dan pendataan terkait dengan obyek dan subyek PBB;

      4. Melakukan penyiapan bahan dan penyusunan konsep Peraturan Walikota yang berkenaan dengan pendaftaran dan pendataan obyek dan subyek PBB;

      5. Melakukan penyiapan, penerbitan, pencetakan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP) PBB;

      6. Melakukan pemutakhiran data yang berkaitan dengan perekaman data SPOP/Lampiran SPOP dan data Obyek Pajak dan Wajib Pajak yang berkenaan dengan PBB;

      7. Melakukan penyimpanan surat-surat/dokumen yang terkait dengan hasil pendataan obyek PBB;

      8. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pendataan PBB; dan

      9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Pendataan PBB dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang PBB.

  17. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  18. Seksi Penetapan PBB

    Pasal 10

    1. Seksi Penetapan PBB mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang PBB yang berkenaan dengan penghitungan dan penetapan penetapan besaran PBB.

    2. Uraian tugas Seksi Penetapan PBB adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Penetapan PBB berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penghitungan serta penetapan besaran Pajak dan rencana penerimaan Daerah yang berkenaan dengan PBB;

      3. Melakukan penyiapan bahan dan penyusunan konsep Peraturan Walikota yang berkenaan dengan penetapan PBB;

      4. Melakukan penghitungan serta penetapan besaran PBB yang harus dibayar oleh para Wajib Pajak;

      5. Melakukan penyiapan bahan dalam rangka penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB;

      6. Melakukan penyiapan bahan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), dalam hal SPOP tidak disampaikan dan setelah wajib pajak ditegur secara tertulis oleh Walikota sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran atau berdasarkan hasil pemeriksaan/keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh Wajib Pajak;

      7. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Penetapan PBB; dan

      8. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Penetapan PBB dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang PBB.

  19. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  20. Seksi Penagihan dan Keberatan PBB

    Pasal 1

    1. Seksi Penagihan dan Keberatan PBB mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang PBB yang berkenaan dengan penagihan dan penanganan keberatan tagihan PBB.

    2. Uraian tugas Seksi Penagihan dan Keberatan PBB adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Penagihan dan Keberatan PBB berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penagihan, serta penanganan Keberatan Atas Tagihan yang berkenaan dengan PBB;

      3. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penagihan, serta penanganan Keberatan Atas Tagihan yang berkenaan dengan PBB;

      4. Melakukan penagihan PBB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      5. Melakukan pelayanan kepada para Wajib Pajak dalam hal pengajuan permohonan keringanan, angsuran dan Keberatan Atas Tagihan PBB berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

      6. Melakukan analisis terhadap permohonan keringanan, angsuran dan Keberatan Atas Tagihan PBB;

      7. Melakukan pengajuan rekomendasi pemberian persetujuan atau penolakan terhadap permohonan keringanan, angsuran dan Keberatan Atas Tagihan PBB;

      8. Melakukan penyiapan keputusan terhadap permohonan keringanan, angsuran dan Keberatan Atas Tagihan PBB yang diajukan oleh para Wajib Pajak;

      9. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Penagihan dan Keberatan PBB; dan

      10. Melaksanakan tugas lainsesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Penagihan dan Keberatan PBB dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang PBB.

  21. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  22. Bidang BPHTB

    Pasal 12

    1. Bidang BPHTB mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pelaksanaan pendataan, pendaftaran, penghitungan dan penetapan, penagihan dan penanganan keberatan tagihan BPHTB.

    2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1), Bidang BPHTB mempunyai fungsi :

      1. Penyelenggaraan pendataan Obyek Pajak BPHTB;

      2. Penyelenggaraan pendaftaran Wajib Pajak BPHTB;

      3. Penyelenggaraan penghitungan serta penetapan besaran BPHTB;

      4. Pelaksanaan penagihan BPHTB; dan

      5. Penyelenggaraan penanganan Keberatan Atas Tagihan Pajak BPHTB.

    3. Bidang BPHTB dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

  23. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  24. Seksi Pendataan BPHTB

    Pasal 13

    1. Seksi Pendataan BPHTB mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang BPHTB yang berkenaan dengan pendataan BPHTB.

    2. Uraian tugas Seksi Pendataan BPHTB adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pendataan BPHTB berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pendataan Obyek Pajak dan pendaftaran Wajib Pajak yang berkenaan dengan BPHTB;

      3. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pendataan Obyek Pajak dan pendaftaran Wajib Pajak yang berkenaan dengan BPHTB;

      4. Melakukan penyiapan, pelaksanaan pendataan, dan pengolahan data terkait Obyek Pajak BPHTB;

      5. Melakukan pencatatan Obyek Pajak BPHTB ke dalam database BPHTB;

      6. Melakukan pencatatan terhadap peralihan Hak Atas Tanah dan Bangunan;

      7. Melakukan penyimpanan surat-surat yang terkait dengan hasil pendataan Obyek Pajak BPHTB;

      8. Melakukan penelitian terhadap SPTPD BPHTB yang diajukan oleh Wajib pajak;

      9. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pendataan BPHTB; dan

      10. Melaksanakan tugas lainsesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Pendataan BPHTB dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang BPHTB.

  25. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  26. Seksi Penetapan BPHTB

    Pasal 14

    1. Seksi Penetapan BPHTB mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang BPHTB yang berkenaan dengan penghitungan dan penetapan penetapan besaran BPHTB.

    2. Uraian tugas Seksi Penetapan BPHTB adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Penetapan BPHTB berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi tentang perencanaan program dan kegiatan Dinas sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penghitungan serta penetapan besaran Pajak dan rencana penerimaan Daerah yang berkenaan dengan BPHTB;

      3. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penghitungan serta penetapan besaran Pajak dan rencana penerimaan Daerah yang berkenaan dengan BPHTB;

      4. Melakukan penghitungan dan menetapkan besaran serta menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB), dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN) yang berkenaan dengan BPHTB;

      5. Mengajukan SPTPD yang telah diteliti dan ditetapkan untuk divalidasi oleh Kepala Bidang BPHTB;

      6. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Penetapan BPHTB; dan

      7. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Penetapan BPHTB dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang BPHTB.

  27. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  28. Seksi Penagihan dan Keberatan BPHTB

    Pasal 15

    1. Seksi Penagihan dan Keberatan BPHTB mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang BPHTB yang berkenaan dengan penagihan dan penanganan keberatan tagihan BPHTB.

    2. Uraian tugas Seksi Penagihan dan Keberatan BPHTB adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Penagihan dan Keberatan BPHTB berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penagihan, pembukuan piutang dan pelaporan realisasi Pendapatan Daerah, serta penanganan Keberatan Atas Tagihanyang berkenaan dengan BPHTB;

      3. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penagihan, pembukuan piutang dan pelaporan realisasi Pendapatan Daerah, serta penanganan Keberatan Atas Tagihan yang berkenaan dengan BPHTB;

      4. Melakukan pencatatan terhadap ketetapan BPHTB yang menjadi dasar pemungutan;

      5. Melakukan penagihan BPHTB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      6. Melakukan pembukuan terhadap hasil pembayaran/penyetoran BPHTB;

      7. Melakukan pelayanan kepada para Wajib Pajak dalam hal pengajuan permohonan keringanan, angsuran dan Keberatan Atas Tagihan BPHTB berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      8. Melakukan analisis terhadap permohonan keringanan, angsuran dan Keberatan Atas Tagihan BPHTB;

      9. Melakukan pengajuan rekomendasi pemberian persetujuan atau penolakan terhadap permohonan keringanan, angsuran dan Keberatan Atas Tagihan BPHTB;

      10. Melakukan penyiapan keputusan terhadap permohonan keringanan, angsuran dan Keberatan Atas Tagihan BPHTB yang diajukan oleh para Wajib Pajak;

      11. Melakukan pengelolaan piutang BPHTB, yang meliputi penatausahaan piutang BPHTB, penagihan piutang BPHTB, dan penghapusan piutang BPHTB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

      12. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Penagihan dan Keberatan BPHTB; dan

      13. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Penagihan dan Keberatan BPHTB dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang BPHTB.

  29. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  30. Bidang Pelayanan dan Penyuluhan

    1. Bidang Pelayanan dan Penyuluhan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pelayanan, penyuluhan, dan pengelolaan data dan informasi pajak terkait PBB dan BPHTB.

    2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1), Bidang Pelayanan dan Penyuluhan mempunyai fungsi :

      1. Koordinasi dan pelayanan perpajakan terkait PBB dan BPHTB;

      2. Koordinasi dan penyuluhan perpajakan terkait PBB dan BPHTB; dan

      3. Koordinasi dan pengelolaan data dan informasi perpajakan terkait PBB dan BPHTB

    3. Bidang Pelayanan dan Penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

  31. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  32. Seksi Pelayanan

    Pasal 17

    1. Seksi Pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pelayanan dan Penyuluhan yang berkenaan dengan pelayanan PBB dan BPHTB.

    2. Uraian tugas Seksi Pelayanan adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pelayanan berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelayanan perpajakan PBB dan BPHTB;

      3. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelayanan perpajakan PBB dan BPHTB;

      4. Melakukan penyiapan pelayanan perpajakan PBB dan BPHTB;

      5. Melakukan pelayanan kepada Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

      6. Melakukan penatausahaan surat-surat/dokumen dari Wajib Pajak untuk kemudian diteruskan ke unit-unit kerja di lingkungan Dinas yang membidangi;

      7. Melakukan pemberian informasi/konsultansi teknis kepada Wajib Pajak yang memerlukannya;

      8. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan; dan

      9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan dan Penyuluhan.

  33. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  34. Seksi Penyuluhan

    Pasal 18

    1. Seksi Penyuluhan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pelayanan dan Penyuluhan yang berkenaan dengan penyuluhan PBB dan BPHTB.

    2. Uraian tugas Seksi Penyuluhan adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Penyuluhan berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penyuluhan perpajakan PBB dan BPHTB;

      3. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penyuluhan perpajakan PBB dan BPHTB;

      4. Melakukan penyiapan bahan penyuluhan perpajakan PBB dan BPHTB;

      5. Melakukan koordinasi penyiapan pelaksanaan penyuluhan yang berkenaan dengan PBB dan BPHTB;

      6. Melakukan penyuluhan perpajakan yang berkenaan dengan PBB dan BPHTB kepada para Wajib Pajak serta masyarakat;

      7. Melakukan penyebaran informasi yang berkenaan dengan PBB dan BPHTB PBB dan BPHTB melalui media lain;

      8. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Penyuluhan; dan

      9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan dan Penyuluhan.

  35. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  36. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

    Pasal 19

    1. Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pelayanan dan Penyuluhan yang berkenaan dengan pengolahan data dan informasi PBB dan BPHTB.

    2. Uraian tugas Seksi Pengolahan Data dan Informasi adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengolahan Data dan Informasi berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pengolahan data dan informasi perpajakan PBB dan BPHTB;

      3. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pengolahan data dan informasi perpajakan PBB dan BPHTB;

      4. Melakukan analisis kebutuhan software dalam rangka pengelolaan PBB dan BPHTB;

      5. Melakukan pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan sistem informasi yang berkenaan dengan pengelolaan PBB dan BPHTB;

      6. Melakukan pengolahan data perpajakan PBB dan BPHTB;

      7. Melakukan penyajian informasi perpajakan PBB dan BPHTB;

      8. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pengolahan Data dan Informasi; dan

      9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan dan Penyuluhan.

  37. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  38. Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian

    Pasal 20

    1. Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pelaksanaan pelaporan, evaluasi dan pengendalian perpajakan PBB dan BPHTB.

    2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada ayat (1), Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian mempunyai fungsi :

      1. Koordinasi dan pelaporan perpajakan PBB dan BPHTB;

      2. Koordinasi dan evaluasi perpajakan PBB dan BPHTB; dan

      3. Koordinasi dan pengendalian perpajakan PBB dan BPHTB

    3. Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

  39. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  40. Seksi Pelaporan

    Pasal 21

    1. Seksi Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian yang berkenaan dengan penyusunan laporan perpajakan PBB dan BPHTB.

    2. Uraian tugas Seksi Pelaporan adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pelaporan berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai penyusunan laporan perpajakan PBB dan BPHTB;

      3. Melakukan pengumpulan data terkait pelaksanaan dan hasil pelayanan perpajakan PBB dan BPHTB;

      4. Melakukan analisis data terkait hasil pelayanan perpajakan PBB dan BPHTB;

      5. Melakukan koordinasi dan penyusunan laporan bulanan, semesteran, dan tahunan mengenai realisasi pembayaran/penyetoran PBB dan BPHTB serta tunggakan yang terjadi;

      6. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pelaporan; dan

      7. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian.

  41. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  42. Seksi Evaluasi

    Pasal 22

    1. Seksi Evaluasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian yang berkenaan dengan evaluasi perpajakan PBB dan BPHTB.

    2. Uraian tugas Seksi Evaluasi adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Evaluasi berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai evaluasi perpajakan PBB dan BPHTB;

      3. Melakukan penyusunan instrumen evaluasi perpajakan PBB dan BPHTB;

      4. Melakukan kordinasi dan pelaksanaan evaluasi perpajakan PBB dan BPHTB;

      5. Melakukan koordinasi dan upaya-upaya dalam rangka peningkatan perolehan Pendapatan Daerah yang bersumber dari BPHTB dan PBB;

      6. Melakukan analisis, pengkajian serta perencanaan dalam rangka pengembangan dan penggalian potensi Pendapatan Daerah yang bersumber dari PBB dan BPHTB;

      7. Melakukan penghimpunan bahan dan melakukan evaluasi bahan untuk penyusunan rancangan Peraturan Daerah dan/atau Peraturan/ Keputusan Walikota mengenai pengembangan dan penggalian potensi Pendapatan Daerah yang bersumber dari PBB dan BPHTB;

      8. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Evaluasi; dan

      9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Evaluasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian.

  43. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  44. Seksi Pengendalian

    Pasal 23

    1. Seksi Pengendalian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian yang berkenaan dengan pengendalian perpajakan PBB dan BPHTB.

    2. Uraian tugas Seksi Pengendalian adalah :

      1. Melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengendalian berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;

      2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pengendalian perpajakan PBB dan BPHTB;

      3. Melakukan penyusunan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai pengendalian perpajakan PBB dan BPHTB;

      4. Melakukan penyusunan instrumen pegendalian perpajakan PBB dan BPHTB;

      5. Melakukan kordinasi dan pelaksanaan pegendalian pemungutan PBB dan BPHTB;

      6. Melakukan koordinasi, pengawasan, penelitian dan analisa terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak;

      7. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pengendalian; dan

      8. Melaksanakan tugas lainsesuai dengan bidang tugasnya.

    3. Seksi Pengendalian dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelaporan, Evaluasi dan Pengendalian.

  45. Berdasarkan Perwal Nomor 76 Tahun 2014

  46. Kelompok Jabatan Fungsional

    Pasal 24

    1. Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    2. Pemegang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

    3. Dalam hal Pemegang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari seorang dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional.

    4. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh Pemegang Jabatan Fungsional yang paling senior.

    5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang memangku setiap jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Langkah-Langkah Penelitian

Adapun tata laksana sistem sesuai dengan urutan Surat Masuk dan Surat Keluar yang berjalan saat ini pada Kantor PBB dan BPHT Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. Sekretaris Ketua Dinas menerima/membuat Surat Masuk dan Surat Keluar dari berbagai bidang.

  2. Sekretaris (Admin) menginput data Surat Masuk dan Surat Keluar ke dalam Microsoft Office Excel.

  3. Sekretaris membuat surat keluar dalam berbagai keperluan seperti, cuti, surat teguran, dll.

  4. Sekretaris menerima surat masuk untuk berbagai bidang dan keperluan tertentu.

  5. Sekretaris membuat laporan surat masuk dan surat keluar ke dalam Microsoft Office Excel.

  6. Sekretaris memberikan arsip surat masuk dan surat keluar kepada bagian ke pegawaian.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Urutan prosedur ini berisikan urutan proses surat yang masuk, disposisi surat, surat keluar, serta pembuatan laporan yang akan diperoses dalam setiap tujuan surat.

Prosedur Surat Masuk

Surar yang telah masuk maka diterima oleh Sekretaris Kepala Dinas, kemudian mencatat ke dalam Microsoft Excel, mencatat dalam kertas disposisi, memberikan surat beserta disposisi ke pada Kepala Dinas, kemudian Kepala Dinas membaca dan memahami isi surat sebagai mana perlunya dan memberikan intruksi di dalam lembar disposisi kepada Sekretaris Kepala Dinas, lalu Sekretaris Kepala Dinas mencatat kembali isi disposisi tersebut ke dalam Microsoft Excel, dan memberikan surat sesuai kepada isi surat yang dituju, dan jika surat telah diberikan kepada bagian yang dituju maka pada bagian tersebut menerima tanda penerimaan surat bukti bahwa surat tersebut telah diterima pada bagian tersebut.

Prosedur Surat Keluar

Sekretaris Kepala Dinas menerima surat keluar dari satu Sub Bagian, kemudian memberikan surat tersebut kepada Kepala Dinas untuk memperoleh persetujuan dan surat ditandatangani, setelah Kepala Dinas menandatangani surat keluar tersebut, kemudian surat tersebut diberikan kembali kepada Sekretaris Kepala Dinas, kemudian Sekretaris mencatat lampiran isi surat kedalam Microsoft Excel, kemudian memberi nomor surat keluar, dan mengambil satu surat untuk di arsipkan.

Prosedur Pembuatan Laporan Surat Masuk dan Surat Keluar

Sekretaris membuat rekapan laporan surat masuk dan surat keluar, kemudian diserahkan kepada bagian Kepala Kepegawaian dan selanjutnya diberikan laporan kepada Kepala Dinas untuk dicek kembali.

Analisa Sistem Berjalan

Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

Use Case Diagram Surat Masuk Yang Sedang Berjalan
Gambar 3.2 Use Case Diagram Surat Masuk

Berdasarkan Gambar 3.2 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan surat masuk

  2. 4 (empat) actor yang melakukan kegiatan, yaitu: Penghantar Surat, Sekretaris Kepala Dinas, Kepala Dinas, dan Bagian Yang Dituju.

  3. 10 (sepuluh) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya :

    1. Nama Use case  : Memberikan Surat

    2. Aktor  : Penghantar surat dan Sekretaris Kepala Dinas

      Skenario  : Penghantar surat memberikan surat ke Sekretaris Kepala Dinas untuk diberikan kepada tujuan surat.

    3. Nama Use case  : Memperoses kedalam Microsoft Excel

    4. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas

      Skenario  : Setelah mendapat surat Sekretaris Kepala Dinas mencatat Dinas untuk diberikan kepada tujuan surat.

    5. Nama Use case  : Mencatat Kartu Disposisi

    6. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas,

      Skenario  : Setelah itu surat dicatat dan disposisi untuk diberikan intruksi Kepala Dinas dan diteruskan kebagian yang dituju.

    7. Nama Use case  : Memberikan dan Disposisinya

    8. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas

      Skenario  : Setelah memasukan surat kedalam Microsoft Excel, kemudian distribusikan surat sesuai tujuan surat harus diberikan kartu disposisi untuk di periksa.

    9. Nama Use case  : Cek Surat

    10. Aktor  : Kepala Dinas,

      Skenario  : Setelah Kepala Dinas menerima surat, dan mengecek isi surat masuk kemudian Kepala Dinas memberi intruksi didalam kartu disposisi.

    11. Nama Use case  : Memberikan Instruksi

    12. Aktor  : Kepala Dinas

      Skenario  : Setelah Kepala Dinas mengetahui isi dan tujuan surat, selanjutnya Kepala Dinas memberikan instruksi kepada Sekretaris Kepala Dinas dan menandatangani di kartu disposisi.

    13. Nama Use case  : Mencatat disposisi Kepala Dinas kedalam Microsoft Excel,

    14. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas

      Skenario  : Sekretaris Kepala Dinas mencatat isi disposisi Kepala Dinas kedalam Microsoft Excel.

    15. Nama Use case  : Memberikan surat kepada yang dituju

    16. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas

      Skenario  : Setelah ditandatangani dan di intruksikan surat diberikan ke bagian yang dituju untuk segera diperoses.

    17. Nama Use case  : Tanda Bukti Terima

    18. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas

      Skenario  : surat diberikan kepada bagian dituju dan memberikan tanda bukti terima bahwa surat telah diterima oleh masing-masing bagian.


Use Case Diagram Surat Keluar Yang Sedang Berjalan
Gambar 3.3 Use Case Diagram Surat Keluar
  1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan surat keluar

  2. 3(tiga) actor yang melakukan kegiatan, yaitu: Sekretaris Kepala Dinas, Kepala Dinas, dan Penerima Surat

  3. 9 (sembilan) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya :

    1. Nama Use case  : Menerima surat keluar dari bagian tertentu

    2. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas

      Skenario : Sekretaris Kepala Dinas menerima surat dari berbagai bagian.

    3. Nama Use case : Memberikan Surat Keluar Kepada Kepala Dinas,

    4. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas dan Kepala Dinas

      Skenario  : Sakretaris Kepala Dinas memberikan surat kepada Kepala Dinas

    5. Nama Use case  : Diterima atau Ditolak

    6. Aktor  : Kepala Dinas

      Skenario  : kepala dinas akan mengecek isi surat dan Kepala Dinas jika penting akan segera diproses tetapi jika tidak akan ditolak.

    7. Nama Use case  : Surat Telah Ditanda Tangani

    8. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas dan Kepala Dinas

      Skenario  : Sekretaris dinas menerima surat yang telah disetujui oleh Kepala Dinas dan telah di tanda tangani.

    9. Nama Use case  : Mencatat Lampiran Surat

    10. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas

      Skenario  : Setelah melalu proses persetujuan Kepala Dinas maka pencatatan Lampiran kedalam Microsoft Excel surat keluar.

    11. Nama Use case  : Surat Dikirim

    12. Aktor  : Bagian Umum dan Penerima Surat

      Skenario  : Bagian Umum mengirim surat keluar kepada penerima surat.

    13. Nama Use case  : Pemberian Nomor Surat

    14. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas

      Sekenario  :Setelah pencatatan, lalu Sekretaris Kepala Dinas memberikan nomor surat keluar.

    15. Nama Use case : Dikirim Surat

    16. Aktor  : Sekretaris Kepala Dinas dan Penerima

      Sekenario  : Setelah pemberian nomor surat, surat di proses dalam pengiriman surat kepada yang dituju.

    17. Nama Use case : Menerima Surat

    18. Aktor  : Penerima surat dan Sekretaris Kepala Dinas

      Sknario  : Surat telah diterima dan tanda bukti penerima surat.


Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

Activity Diagram Surat Masuk Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.4 Activity Diagram Surat Masuk

Berdasarkan Gambar 3.4 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. 1 (satu) initialnode untuk memulai kegiatan

  2. 6 (enam) action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, meliputi : memberikan surat, mencatat di Microsoft Excel, mencatat kartu disposisi, memberikan surat, dan disposisinya, cek surat, memberikan instruksi, menginstruksikan perihal disposisi dari Kepala Dinas, mendistribusikan surat sesuai tujuan surat, surat diarsipkan.


Activity Diagram Surat Keluar Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.5 Activity Diagram Surat Keluar

Berdasarkan Gambar 3.5 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. 1 (satu) initialnode untuk memulai kegiatan

  2. 10 (sepuluh)Action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, meliputi : membuat surat keluar, memberikan surat keluar, menerima surat, Cek surat, terima (ACC) surat, memberikan surat, mencatat surat di buku agenda, surat diarsipkan, mengirim surat, menerima surat.

  3. 1 (satu) Decision Node yang mencerminkan sebagai pilihan eksekusi, yaitu : cek surat.

  4. 3 (tiga) vertical swimlane untuk membedakan actor-aktor yang melakukan kegiatan tersebut.

  5. 1 (satu) final node untuk mengakhiri kegiatan.

Analisa Sistem yang Berjalan

Metode Analisa Sistem

Berikut ini adalah metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunites, Threats) dan PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service) pada Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang :

Analisis SWOT
Tabel 3.1 Analisis SWOT
Analisis PIECES

Tahapan analisis ini adalah sistem atau aplikasi yang dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan.Tujuan diterapkannya analisis terhadap suatu sistem adalah untuk mengetahui alasan mengapa sistem tersebut diperlukan, merumuskan kebutuhan-kebutuhan dari sistem tersebut untuk merencanakan penjadwalan pembentukan sistem, meminimalisir permasalahanyang mungkin terdapat di dalam sistem tersebut sehingga fungsi yang terdapat di dalam sistem tersebut bekerja secara optimal.

  1. Performance (Kinerja)

  2. Performance atau kinerja merupakan suatu analisis terhadap kemampuan sistem dan menyelesaikan tugas dengan baik.

    Tabel 3.2 Hasil Analisis Kinerja
  3. Information (Informasi)

  4. Informasi merupakan komoditas terpenting bagi seorang pengguna akhir pada suatu sistem dalam pengambilan keputusan. Dengan sistem informasi yang baik maka akan menghasilkan informasi yang bermanfaat serta dapat pendukung dalam menanggapi masalah dan peluang yang ada

    Tabel 3.3 Hasil Analasis Informasi
  5. Economy (Ekonomi)

  6. Sistem yang ada saat ini masih konvensional, dilihat dari segi ekonomisnya sistem yang ada saat ini masih mengeluarkan biaya yang tidak sedikit setiap akan melakukan pencatatan surat masuk, kartu disposisi dan surat keluar menggunakan kertas, sehingga sistem yang sedang berjalan saat ini masih kurang ekonomis.

    Tabel 3.4 Hasil Analisis Ekonomi
  7. Control (Kontrol)

  8. Pengendalian dalam sistem sangat diperlukan, yaitu digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi.

    Tabel 3.5 Hasil Analisis Kontrol
  9. Effiisiency (Efisiensi)

  10. Terdapat perbedaan antara efisiensi dengan ekonomis.Ekonomis berkaitan dengan sesedikit mungkin jumlah sumber daya yang digunakan sehingga menghasilkan keuntungan, sedangkan efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya yang ada dapat digunakan dengan sebaik dan sehemat mungkin dengan pemborosan/ biaya yang paling minimum.

    Tabel 3.6 Hasil Analisis Efisiensi
  11. Service (Pelayanan)

  12. Pelayanan yang diberikan sangat mendukung dalam peningkatan profit atau laba bagi perusahaan atau instansi pemerintahan.

    Tabel 3.7 Hasil Analisis Pelayanan

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, masalah yang dihadapi pada sistem yang berjalan saat ini adalah sebagai berikut :

  1. Sistem pendataan dan pengarsipan surat masuk dan surat keluar yang dilakukan oleh Sekretaris Kepala Dinas di Kantor PBB Kota Tangerang masih kurang maksimal karena hanya sebatas menggunakan program aplikasi sederhana yaitu Microsoft Excel serta melakukan pencatatan disposisi, karena belum adanya sistem informasi yang dapat memudahkan dalam laporan surat–surat yang ada.

  2. Penyimpanan data-data masih kurang tertata dengan baik karena tidak adanya penyimpanan data yang terintegrasi, sehingga masih sering terjadinya kesalahan dalam posisi pengarsipan surat dan tata letak surat.

  3. Membutuhkan waktu yang lama dalam mencari surat-surat kemudian dalam pembuatan laporan surat masuk dan surat keluar sangat rumit.

Analisis Kontrol

Adanya banyak permasalahan pada sistem yang berjalan saat ini juga disebabkan oleh faktor pengontrolan yang masih lemah. Pengontrolan input belum dilakukan secara optimal, hal ini menyebabkan selisih data. Kontrol pada proses masih dilakukan secara manual oleh Kepala Kepegawaian, yaitu dengan cara menghitung material setiap hari dan crosscheck dilakukan secara manual juga. Hal ini menyulitkan proses pengontrolan. Sementara belum ada pengontrolan terhadap output, laporan yang diterima oleh Kepala Dinas tidak diperiksa ulang dan langsung disetujui oleh pimpinan, sehingga jika terjadi kesalahan akan sangat sulit melakukan perbaikan pada laporan.

Dilihat dari segi kontrol sistem pengarsipan surat masuk dan surat keluar pun tidak ada, sehingga tidak dapat diketahui ketika adanya kesalahan dalam pengarsipan dan penomoran surat.

Analisis Waktu dan Tenaga

Berdasarkan analisis yang penulis dapatkan, waktu yang dibutuhkan saat ini untuk menghasilkan sebuah laporan bisa mencapai kurang lebih 90 menit. Hal ini dikarenakan setiap akan melakukan penyajian laporan hanya menggunakan aplikasi yang sederhana. Jika terdapat selisih data, staff harus mengecek ulang kembali perarsip yang masih manual.

Sedangkan untuk tenaga yang saat ini ada, dirasa masih kurang cukup untuk mengontrol pengaripan surat masuk dan surat keluar dalam sebuah Kantor PBB Kota Tangerang yang memiliki banyaknya sistem surat menurat untuk melakukan hal-hal penting. Dikarenakan tenaga kerja yang ada saat ini untuk melakukan pengontrolan terhadap surat masuk dan surat keluar hanya 1 (satu) orang saja, yang dikelola oleh Sekretaris Kepala Dinas yang bertugas untuk membuat surat, membuat laporan, dan mengarsipkannya. Pengontrolan untuk surat masuk dan surat keluar hanya dilakukan jika ada kebutuhan dari Kepala Dina satau ada dari masing-masing Sub-Bagian. Ini membuat staff harus melakukan pengecekan disetiap ada kesempata luang untuk mencari surat-surat. Seharusnya staff ada dalam waktu 24 jam untuk melakukan pengontrolan surat, agar tidak ada selisih antara data dengan fisiknya.

Analisis Kebutuhan

Sistem surat masuk dan surat keluar di Kantor PBB Kota Tangerang membutuhkan ketelitian dalam proses pengolahan data-datanya. Maka sistem yang ada seharusnya dapat menunjang terutama dari segi peralatan komputer baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Oleh karena itu aplikasi sistem informasi dengan judul (Sistem Informasi Manajemen E-Document Surat Masuk dan Surat Keluar Berbasis WEB Pada Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang) terasa penting dalam menunjang kelancaran pengolahan data, sehingga faktor kesalahan manusia (human error) dapat diperkecil dan hasil yang dicapai dapat lebih efektif dan efisien serta optimal, dalam memberikan informasi surat masuk dan surat keluar kepada Kepala Dinas dan Pegawai.

Analisis Piranti Sistem

Perangkat Keras (Hardware)

  1. Processor  : Intel Core i7-5960

  2. Monitor  : 27.0” LCD

  3. RAM  : 4 GB

  4. Hardisk  : 320 GB

  5. Mouse  : Optik

  6. Printer  : Inkjet Multi Function Printer

Perangkat Lunak (Software)

  1. Windows 7 starter

  2. Microsoft Office 2007

Brainware

Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh 3 (tiga) hak akses yaitu : Sekdis (Sekretaris Kepala Dinas), User (Staff), dan Pimpinan (Kepala Dinas).

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem berjalan, Penulis mengusulkan alternative pemecahan dari masalah yang dihadapi yaitu membuat sistem pengolahan data atau E-Document surat masuk dan surat keluar yang mudah dioperasikan sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai, membangun aplikasi yang bersifat terbuka dan bisa dilihat dan diakses oleh pegawai terutama bagian Umum, dan mempunyai tempat penyimpanan data yang aman sehingga mencegah data-data yang ada tidak terjadi kesalahan posisi dalam pengarsipan dan pelaporan, sebagai berikut :

  1. Membuat dan merancang program sistem informasi Surat Masuk dan Surat Keluar menggunakan Visual Basic sehingga sistem dapat menyampaikan informasi yang dapat berjalan dengan efisien dan efektif.

  2. Membuat sistem dengan bahasa pemograman PHP dan menggunakan MySQL sebagai database yang dapat menyampaikan Laporan/Arsip Surat Masuk dan Surat Keluar dengan aman dari hilangnya data lebih atau banyak penumpukan kertas, sehingga peroses pencarian data lebih cepat dan mudah.

Berdasarkan analisa masalah yang telah penulis lakukan, maka penulis memilih alternative yang kedua yaitu membangun aplikasi e-Document dengan menggunakan PHP dan MySQL karena hasil tampilannya lebih bagus dan menarik dibandingkan dengan menggunakan Visual Basic.


User Requirement

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap I

Teks besar====Elisitasi Tahap II====

Table 3.9 Elisitasi Tahap II
  1. M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.

  2. D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan.

  3. I (Innessential) : Di luar sistem atau di elimina

Elisitasi Tahap III

Table 3.10 Elisitasi Tahap III
  1. T  : Technical

  2. O  : Operational

  3. E  : Economic

  4. L  : Low

Elisitasi Draf Final

Table 3.11 Elisitasi Draf Final

BAB IV

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Usulan Prosedur Yang Baru

Prosedur ini berisikan urutan proses surat masuk dan surat keluar serta pembuatan laporan. Usulan prosedur surat masuk yang datang diterima oleh user atau admin, kemudian dimasukan kedalam sistem dokumen surat masuk, kemudian user atau admin menginput data surat masuk tersebut. Sedengkan usulan prosedur surat keluar user atau admin membuat surat keluar lalu diinput ke dalam sistem pendataan surat keluar. Usulan prosedur laporan user atau admin cukup hanya membuka sistem pendataan surat masuk dan surat keluar. Jika user atau admin ingin mencetak laporan surat masuk dan surat keluar, user atau admin cukup menekan tombol print atau cetak.

Diagram Rancangan Sistem

Untuk menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian yang akan digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Version 6.4 untuk menggambarkan sebuah use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.


Rancangan Sistem yang Diusulkan pada Use Case Diagram

Gambar 4.1 Use Case Diagram Usulan

Dapat dijelaskan gambar 4.1 Use case diagram Sistem E-Document surat masuk dan surat keluar di Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang diatas sebagai berikut :

  1. Use Case  : Master

  2. Aktor  : Admin

    Skenario  : Admin untuk terlebih dahulu login, dalam menu master hanya Admin yang dapat masuk untuk menampilkan table Akses dan Penerima.

  3. Use Case  : Aktivitas

  4. Aktor  : Admin dan User

    Skenario  : Apabila Admin dan User ingin melakukan penginputan surat masuk dan surat keluar maka harus login terlebih dahulu.

  5. Use Case  : Laporan

Aktor  : Admin dan Kepala Dinas

Skenario  : Apabila admin ingin membuatkan laporan, admin harus login terlebih dahulu. Di dalam laporan terdapat 7 include, yaitu: laporan surat masuk, laporan surat keluar dan laporan penomoran surat,. Laporan dapat dicetak oleh admin dan memberikan hasil laporan kepada pimpinan.

Activity Diagram Usulan

Gambar 4.2 Activity Diagram Usulan

Berdasarkan Gambar 4.2 Activity Diagram yang diusulkan dengan sistem lama pada surat masuk dan surat keluar di Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang diatas sebagai berikut :

  1. Penginputan sistem yang lama surat masuk dan surat keluar menggunakan Microsoft Office Excel sebagai medianya, tetapi dalam sistem usulan menggunakan Web E-Document surat masuk dan surat keluar, dengan menu Aktivitas atau menu Master untuk Admin.

  2. Pada sistem lama Sekretaris Kepala Dinas harus menginput/mencatat setiap surat yang ada satu persatu serta mencari jika diperlukan, sedangkan sistem usulan hanya perlu mengedit dan mencetak jika diperlukan tanpa harus mencatat dan membuatnya dari awal dalam menu laporan/Report. sistem usulan memiliki beberapa penjelasan sabagai berikut :

    • 1 (satu) initial node, sebagai objek yang di awali.

    • 25 (dua puluh lima) Action, Login, Verifikasi, Halaman Utama/Beranda, Master, Document, Laporan/Arsip, Akses, Input Akses, View Akses, Penerima, Input Penerima, View Penerima, Surat Masuk, Input Surat Masuk, View Surat Masuk, Surat Keluar, Input Surat Keluar, View Surat Keluar, Laporan Surat Masuk, View, Cetak, Laporan Surat Keluar, View, Cetak.

    • 12 (dua belas) Fork Node, menjelaskan adanya beberapa aliran.

    • 1 Decision Node, untuk membuat keputusan.

    • 1 (satu) initial final node, yang merupakan aktifitas akhir kegiatan dari prosedur E-Document surat masuk dan surat keluar.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Sequence Diagram Usulan Admin
Gambar 4.3 Sequence Diagram Usulan Admin

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram Admin untuk surat masuk dan surat keluar yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut:

  1. 1 (satu) Aktor, melakukan aktifitas, yaitu admin.

  2. 5 (lima) Lifeline, yaitu Login, Halaman Utama/Beranda, Master, Laporan/Arsip, Logout.

  3. 9 (sembilan) message, yaitu Login dengan username dan password, verifikasi, menampilkan Halaman Utama, pilih master, pilih akses, menampilkan akses, pilih laporan, menampilkan laporan, pilih logout.

Sequence Diagram Usulan User
Gambar 4.4 Sequence Diagram Usulan User

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram User untuk surat masuk dan surat keluar yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut:

  1. 1 (satu) actor, yang melakukan kegiatan, yaitu User.

  2. 4 (empat) LifeLine, yaitu Login, Home, Transaksi, Logout.

  3. 7 (tujuh) message, yaitu Login dengan username dan password, menampilkan Halaman Utama, pilih Laporan/Arsip, pilih surat masuk, laporan surat masuk, pilih surat keluar, laporan surat keluar, pilih logout.

Sequence Diagram Usulan Kepala Dinas
Gambar 4.5 Sequence Diagram Usulan Kepala Dinas

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram Kepala Dinas untuk surat masuk dan surat keluar yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut:

  1. 1 (satu) actor, yang melakukan aktifitas, yaitu Kepala Dinas

  2. 4 (empat) LifeLine, yaitu Login, Halaman Utama, Laporan, Logout.

  3. 9 (sembilan) message, yaitu Login dengan username dan password, menampilkan Halaman Utama, pilih laporan, menampilkan laporan, pilih surat masuk, menampilkan laporan surat masuk, pilih surat keluar, menampilkan laporan surat keluar, pilih logout.

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data.

Hasil analisis pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.

Gambar 4.6 Class Diagram Usulan

Berdasarkan gambar 4.6 Class Diagram yang diusulkan terdapat 6 (enam) Class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama. Dan juga terdapat 3 (Tiga) association, digunakan untuk memodelkan relasi diantara objek.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang dianggap telah normal. Design basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

  1. Nama file  : tbl_surat_masuk

  2. Media  : Harddisk

    Fungsi  : Untuk menginput data dan input surat masuk

    Primery Key  : Id_sm

    Panjang Record  : 83 karakter

    Tabel 4.1 Tabel Surat Masuk
  3. Nama File  : tbl_penerima

  4. Media  : Harddisk

    Fungsi  : Untuk menyimpan data dan menginput penerima surat

    Primery Key  : id_penerima

    Panjang Record  : 33 karakter

    Tabel 4.2 Table Penerima
  5. Nama File  : tbl_disposisi

  6. Media  : Harddisk

    Fungsi  : Untuk menyimpan dan menginput data disposisi.

    Primery Key  : id_disposisi

    Panjang Record  : 33 karakter

    Tabel 4.3 Table Disposisi
  7. Nama File  : tbl_login

  8. Media  : Harddisk

    Fungsi  : untuk menyimpan data yang akan login/masuk.

    Primery Key  : id

    Panjang Record  : 70 karakter

    Table 4.4 Table Login
  9. Nama File  : tbl_surat_keluar

  10. Media  : Harddisk

    Fungsi  : untuk menyimpan dan menginput arsip surat keluar.

    Primery Key  : id_sk

    Panjang Record  : 93 karakter

    Table 4.5 Table Surat Keluar
  11. Nama File  : tbl_tujuan_surat

  12. Media  : Harddisk

    Fungsi  : untuk menyimpan data tujuan surat dan tanggal terma surat.

    Primery Key  : Id_Tujuan

    Panjang Record  : 33 Karakter

    Table 4.6 Table Tujuan Surat

Rancangan Prototype

Tahap ini merupakan gambaran yang jelas mengenai rancangan bangun yang lengkap kepada para pengguna dan website yang diteliti, juga sebagai pemenuhan kebutuhan daripada prapengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari perancangan sistem E-Document Surat Masuk dan Surat Keluar yang akan dibuat, yaitu:

Prototype Layar Menu Login

Gambar 4.7 Prototype Layar Menu Login

Prototype Layar Halaman Utama

Gambar 4.8 Prototype Halaman Utama

Prototype Layar Menu Pengguna

Gambar 4.9 Prototype Layar Menu Pengguna

Prototype Layar Menu Penerima

Gambar 4.10 Prototype Layar Menu Penerima

Prototype Layar Surat Masuk

Gambar 4.11 Prototype Layar Surat Masuk

Prototype Layar Surat Keluar

Gambar 4.12 Prototype Layar Surat Keluar

Tampilan Menu Login

Gambar 4.13 Tampilan Menu Login

Tampilan Menu Utama

Berikut ini adalah tampilan halaman utama dan menu-menu pada sistem E-Document Surat Masuk dan Surat Keluar.

Gambar 4.14 Tampilan Menu Utama

Tampilan Menu Pengguna

Gambar 4.15 Tampilan Menu Pengguna

Tampilan Menu Penerima

Berikut ini adalah tampilan menu penerima yang terdapat pada menu master yang digunakan untuk menginput nama penerima surat masuk di Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang.

Gambar 4.16 Tampilan Menu Penerimaan

Tampilan Surat Masuk

Gambar 4.17 Tampilan Surat Masuk

Tampilan Surat Keluar

Gambar 4.18 Tampilan Surat Keluar

Tampilan Disposisi Surat

Gambar 4.19 Tampilan Disposisi Surat

Tampilan Cetak Surat Masuk

Gambar 4.20 Tampilan Cetak Surat Masuk

Tampilan Cetak Surat Keluar

Gambar 4.21 Tampilan Cetak Surat Keluar

Tampilan Cetak Disposisi Surat

Gambar 4.22 Tampilan Cetak Disposisi

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kabutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

  1. Processor  : Intel Core i5Intel Core i7-5960X

  2. Monitor  : 27.0” LCD

  3. RAM  : 4 GB

  4. Hardisk  : 500 GB

  5. Mouse  : Optik

  6. Printer  : Inkjet Multi Function Printer

Aplikasi Yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Operasi Windows 8

  2. Microsoft Office 2007

  3. Xampp

  4. Dreamweaver CS6

  5. Visual Paradigm for UML 6.4

  6. MySQL

Hak Akses

Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh 3 (tiga) orang, yaitu admin dari Sekretaris Kepala Dinas yang bertugas sebagai pengendali sistem, user dari Bagian Umum lain yang menggantikan admin jika admin sedang tidak ada, dan Kepala Dinas yang memimpin di Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang.

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program Sistem E-Document Surat Masuk dan Surat Keluar ini dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

Pengujian Blackbox

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Sistem E-Document Surat Masuk dan Surat Keluar Di Kecamatan Cipondoh untuk fungsi login admin, yaitu sebagai berikut :

Pengujian Black Box Pada Menu Login Admin
Tabel 4.7 Tabel Pengujian Black Box Pada Menu Login Admin
Pengujian Balck Box Pada Menu Akses
Tabel 4.8 Pengujian Black Box Pada Menu Akses
Pengujian Black Box Pada Menu Pengguna
Tabel 4.9 Pengujian Black Box Pada Menu Pengguna
Pengujian Black Box Pada Menu Surat Masuk
Tabel 4.10 Pengujian Black Box Pada Menu Surat Masuk
Pengujian Black Box Disposisi Surat
Table 4.11 Pengujian Black Box Disposisi Surat
Pengujian Black Box Surat Keluar
Table 4.12 Pengujian Black Box Surat Keluar
Pengujian Black Box Pada Menu Laporan Surat Masuk
Table 4.13 Pengujian Balck Box Pada Menu Laporan Surat Masuk
Pengujian Black Box Pada Menu Laporan Disposisi Surat
Table 4.14 Pengujian Black Box Pada Menu Laporan Disposisi Surat
Pengujian Black Box Pada Menu Laporan Surat Keluar
Table 4.15 Pengujian Black Box Pada Menu Laporan Surat Keluar

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data barang yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan atau instansi.

Sechedull Implementasi

Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Perancangan Sistem Informasi Manajemen E-Document Surat Masuk dan Surat Keluar Berbasis WEB di Kantor PBB dan BPHTB Kota Tangerang”. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16 Schedulle Implementasi

Estimasi Biaya

Pada estimasi biaya ini berisi rincian biaya sistem yang nantinya akan diaplikasikan ke dalam perusahaan/instansi.

Tabel 4.17 Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa kesimpulan yang telah di ambil, sebagai berikut :

  1. Dari hasil pengamatan bahwa pengolahan surat masuk dan surat keluar di Kantor PBB dan BPHTB dikelola oleh Sekretaris Kepala Dinas dan masih dilakukan secara konvesional dengan proses pencatatan ke dalam Microsoft Office Excel, maka sering terjadinya kehilangan dokumen, data/arsip dari surat-surat tersebut, proses pengolahan surat belum berjalan secara maksimal dikarenakan belumnya terkomputerisasi. Sehingga banyaknya dampak yang dihadapi seperti memakan waktu yang cukup lama dalam pembuatan laporan.

  2. Hasil analisa terhadap pengolahan surat masuk dan surat keluar yang sedang berjalan saat ini belum optimal, masih terdapat kendala yang dihadapi dalam pengarsipan surat masuk dan surat keluar sangatlah rumit, seperti pencatatan masih menggunakan Microsoft Office Excel, Penomoran masih secara manual, berkas terkadang sering tertukar, surat terkadang sering tertumpuk, penomoran masih sering bertumpuk/ngacak, dalam pencarian surat yang dibutuhkan butuh waktu yang lama, serta dalam pembuatan laporan membutuhkan waktu lama hampir 4 bulan dikarenakan masih menggunakan aplikasi sederhana sehingga informasi yang dibutuhkan belum dapat terpenuhi dengan baik.

  3. Untuk mengembangkan sistem pendataan surat masuk dan surat keluar yang dapat meningkatkan kinerja pegawai dengan dirancangnya aplikasi E-Document dimulai dari pengumpulan data, menganalisa sistem lama dan sistem baru dengan dua metode SWOT dan PIECES, mengumpulkan kebutuhan sistem melalui elisitasi, melakukan perancangan dengan berfokus dengan struktur data menggunakan database MySQL, arsitektur perangkat lunak, dan representasi interface dengan menggunakan Website Editor Adobe Dreamweaver dan detail (algoritma) procedural dengan menggunakan Bahasa pemograman PHP (Hypertext Processor) yang berkolerasi dengan XAMPP, melakukan pengujian dengan metode Blackbox Testing. Dibutuhkan juga media penyimpanan data serta keahlian sumber daya manusia yang mampu menggunakan aplikasi yang dirancang sehingga laporan yang dihasilkan datanya lebih akurat dan mampu mengatasi permasalahan yang ada.

Saran

Setelah melalui seluruh tahapan penelitian ini, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang sesuai dengan apa yang penulis telah alami selama menyelesaikan Skripsi ini. Adapun saran sebagai berikut :

  1. Melakukan pelatihan kepada pegawai khususnya bagian Skretaris PBB Kota Tangerang, agar sistem yang baru dapat berjalan dengan baik sehingga tidak adanya kejadian kesalahan yang akan dialami.

  2. Perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem yang baru ini, jika terjadi kendala harus segera dicatat dan ditangani agar tidak mengganggu kinerja kerja.

  3. Perlu diadakan pengembangan dan perubahan sesuai dengan kebutuhan instansi, mengingat sistem e-document ini berkaitan antara bagian yang satu dengan yang lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,00 1,01 1,02 1,03 1,04 1,05 1,06 1,07 1,08 1,09 1,10 1,11 1,12 1,13 1,14 1,15 1,16 Sutabri, Tata. 2012. “Konsep Sistem Informasi”. Yogyakarta: Andi Offset
  2. Taufiq, Rohman 2013, “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta Graha Ilmu.
  3. Suprihadi et all dalam Jurnal CCIT 2013, “Definisi Sistem”.
  4. Widodo, dkk, 2011, “Menggunakan UML Unified Model Language”. Bandung  : Informatika.
  5. 5,0 5,1 Hidayat, Rahmat. 2010. “Cara Praktis Membangun Website Gratis”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
  6. Frecilia, Yessi. 2015. “Implementasi Sistem Informasi RHJFOX Sebagai Media Diskusi Civitas Perguruan Tinggi Raharja Berbasis PHPBB”. Tangerang: STMIK Raharja
  7. Hermawan (2010), “Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Telaah pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat”.
  8. Yuniarti. 2010. “Konsep Literature Review”. Bandung
  9. Anisa Novia Pahlawan 2012, “Pengembangan Dan Implementasi Sistem Dokumentasi Surat Divisi Operasi Berbasis WEB Pada Perguruan Tinggi Raharja” STMIK Rahraja.
  10. Fenti Andriyani, STMIK Raharja 2014, “Perancangan Sistem Informasi Pendataan Surat Masuk Dan Surat Keluar Pada Media Cetak Tabloid Tipikor Berbasis Web”
  11. Aldesy Umami, STMIK Raharja 2016, “Perancangan Sistem E-Document Surat Masuk dan Surat Keluar Berbasis WEB Di Kecamatan Cipondoh”
  12. Nurul Hamidah, Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2012, “Pengolahan Surat Masuk Dan Surat Keluar Di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo Dengan PHP Dan MySQL”
  13. Sandy Ferdinandus, UNSRAT 2012, ”Pengolahan Surat Masuk dan Surat Keluar Pada Kantor Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”
  14. Elma Permata Sari STMIK Raharja 2015, “Perancangan Sistem Informasi Populasi Penduduk Pada Kecamatan Cipondoh Tangerang”.
  15. Siti Rohayati STMIK Raharja 2013, “Aplikasi Pendataan Surat Masuk dan Surat Keluar Pada Kecamatan Jatiuwung Tangerang”.

Contributors

Adis lena