SI1311475464

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP

BERBASIS WEB PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG

 

SKRIPSI

 

Logo stmik raharja.jpg

 

OLEH:

1311475464 TRI DARWANTI

 

JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2016/2017)

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

 

SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP

BERBASIS WEB PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG

 

 

Disusun Oleh:

NIM  : 1311475464
Nama  : Tri Darwanti
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : SISTEM INFORMASI
Konsentrasi  : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Oktober 2016

Ketua         Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA         Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)         ( Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom)
NIP : 00594         NIP : 079010

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

 

SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP

BERBASIS WEB PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1311475464
Nama  : Tri Darwanti

 

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Oktober 2017

Pembimbing I     Pembimbing II
       
       
       
       
(Meta Amalya Dewi, M.Kom.)     (Aris Martono, S.Kom.,M.M.S.I.)
NID : 05065     NID : 08197

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

 

SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP

BERBASIS WEB PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1311475464
Nama  : Tri Darwanti

 

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2016/2017

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, Oktober 2017

Ketua Penguji   Penguji I   Penguji II
         
         
         
         
( ______________ )   ( ______________ )   ( ______________ )
NID : _______   NID : _______   NID : _______

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

 

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM  : 1311475464
Nama  : Tri Darwanti
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : SISTEM INFORMASI
Konsentrasi  : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

 

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Oktober 2017
Tri Darwanti
NIM. 1311475464

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

ABSTRAKSI

Mengingat semakin pesatnya teknologi sekarang ini terutama di bidang sistem informasi, maka didalam lembaga rumah sakit juga perlu menyediakan sistem komputerisasi untuk mempermudah dan mengefesiensikan pekerjaan tersebut terutama dalam sistem Pendaftaran pasien. Rumah sakit adalah suatu tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara lengkap yang meyediakan beberapa pelayanan diantaranya pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit umum kabupaten Tangerang yang sistem pendaftaran pasien rawat inapnya masih manual yaitu dengan harus datang terlebih dahulu ke rumah sakit untuk mendaftar. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem pendaftaran pasien rawat inap yang sudah terkomputerisasi agar dalam proses pendaftaran dan pembuatan laporan tentang pasien rawat inap lebih cepat, tepat dan efisien. Peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka yang dilakukan terhadap rumah sakit umum kabupaten Tangerang. Sehingga didapatkan suatu sistem pendaftaran pasien rawat inap yang terkomputerisasi dengan berbasis web.yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Dengan menggunakan sistem pendaftarn pasien rawat inap berbasis web dapat memudahkan calon pasien dalam mendaftarpasien rawat inap dapat lebih cepat, tepat dan efisien.

Kata kunci: Pasien, Rawat, Inap, Pendaftaran

ABSTRACT

Given the rapidly growing technology today especially in the field of information systems, then in the hospital institutions also need to provide a computerized system to simplify and mengefesiensikan such work, especially in the system of patient registration. The hospital is a place of health services that provide complete health services that provide some services such as inpatient, outpatient and emergency services. Tangerang district general hospital where the inpatient registration system is still manual by having to come first to the hospital to register. For that required a registration system of inpatients who have been computerized so that in the process of registration and making reports about inpatients more quickly, precisely and efficiently. Researchers use the method of observation, interviews, and literature studies conducted by the public hospital inhabited tangerang district. So obtained a registration system inpatient computerized with web-based.yang made using PHP programming language. What is expected by using a web-based outpatient registry system can facilitate prospective patients in registering inpatients can be faster, precise and efficient.

Keywords: Patient, Hospitalization, Inpatient, Registration

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul “SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP BERBASIS WEB PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, maka diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Namun dengan adanya bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya laporan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Atas bantuan yang diberikan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan Laporan Skripsi ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.

  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.

  3. Ibu Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom , selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja

  4. Ibu Meta Amalya Dewi,M.Kom selaku dosen pembimbing I untuk laporan skripsi.

  5. Bapak Aris Martono,S.Kom.,M.M.S.I, selaku dosen pembimbing II untuk laporan skripsi .

  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan sehingga memperluas wawasan penulis.

  7. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan penulis.

  8. Sahabat dan teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini

  9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

Penulis berharap mudah-mudahan laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam laporan skripsi ini.

Tangerang, Oktober 2017
TRI DARWANTI
NIM. 1311475464

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan persaingan dunia usaha cukup kompleks. Setiap badan usaha selalu berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas berbagai aspek, tidak terkecuali aspek sistem informasi yang sangat berperan penting dalam mendukung perkembangan sebuah institusi. Ketersediaan informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu akan sangat membantu manajemen untuk menjalankan kegiatan operasional terutama ketika hendak mengambil keputusan-keputusan penting dengan memilih sejumlah alternatif yang ada.

Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan umum menyediakan pelayanan medis dasar atau spesifik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter umum,dokter spesialis, dokter gigi atau dokter kulit). Rumah Sakit sekarang ini selain sebagai pelayanan medis juga berfungsi sebagai tempat pendidikan dan penelitian.

Selama ini sistem pelayanan rawat inap pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang mulai dari pendaftaran pasien, input data pasien, diagnosa dan pemberian resep, pembayaran serta report data yang masih menggunakan metode komputer belum terkomputerisasi yaitu penyimpanan berkas pada komputer dan masih dilakukan di rumah sakit,memakan waktu yang lama dalam antrian dan terkadang calon pasien rawat inap tidak mengetahui bahwa kamar telah penuh ,dijelaskan dengan data seperti tabel berikut:

Data Statistik Rumah Sakit Rawat Inap Periode Bulan Otober-Desember Tahun 2016

Tabel 1.1 Data Statistik Rawat Inap Periode Oktober-Desember Tahun

Data Statistik Rumah Sakit Rawat Inap Periode Bulan Januari-Februari Tahun 2017

Tabel 1.2. Data Statistic Periode Januari-Februari Tahun 2016

Dengan kesimpulan jumlah pasien rawat inap pada bulan 0kt0ber 2016 sampai februari 2017 berkisar sekitar 15.145 pasien rawat inap. Hal ini menyebabkan beberapa kendala yang sering menghambat pihak manajemen Rumah Sakit, terutama dalam memperoleh informasi yang berhubungan dengan informasin pendaftaran rawat inap pasien. Untuk itu diperlukan suatu pengembangan sistem dari sistem yang sebelumnya dan masih memanfaatkan tekhnologi komputer dengan sistem online, dimana pasien yang berada di rumah langsung bisa mengakses dan mendaftarkan calon pasien dengan mengunjungi website Rumah sakit yang telah ditentukan kemudian data akan di akses oleh admin dengan mudah.

Penulis menganalisa kelebihan pelayanan terhadap pasien rawat inap yang telah diterapkan oleh pihak Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang serta menganalisa kelemahan pelayanan yang sedang berjalan saat ini agar setiap transaksi dan penanganan dapat lebih terkomputerisasi dan dapat dijangkau dimanapun dengan sistem online. Berdasarkan hal tersebut penulis menyusun skripsi dengan judul ” Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Inap Berbasis Web Pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana sistem pendaftaran pasien rawat inap pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang yang sedang berjalan saat ini?

  2. Apa saja kelemahan dan kelebihan sistem tersebut ?

  3. Bagaimana merancang sistem informasi pendaftaran pasien rawat inap berbasis web yang dapat memberikan manfaat yang baik kepada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang?

Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan Skripsi ini, yaitu lebih berfokus kepada sistem pendaftaran pasien rawat inap berbasis web yang mengunakan transaksi online dan sistem yang dibuat untuk data ketersediaan kamar inap , menginput data pasien, diagnosa pasien, dan total pembayaran serta informasi laporan secara berkala.

Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Tujuan

Dari perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian yaitu :

  1. Untuk mengembangkan dari sistem rumah sakit yang lama dengan sistem yang baru yang lebih baik.

  2. Untuk mengetahui dan mengatasi kekurangan yang terjadi dalam sistem yang lama dan menambah kelebihan pada sistem yang baru.

  3. Untuk merancang sebuah sistem dimana sistem tersebut mampu mengatasi berbagai masalah yang muncul serta membantu meringankan pekerjaan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.

Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

  1. Mampu mengubah sistem yang lama dengan yang baru, sehingga pekerjaan akan lebih mudah dan efektif.

  2. Mampu mengatasi kekurangan pada sistem yang lama dan memudahkan pekerjaan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.

  3. Mampu menghasilkan sebuah sistem informasi pendaftaran pasien rawat inap berbasis web dapat dijadikan dasar perbaikan sistem yang sedang berjalan pada saat ini dan dapat memberi kemudahan untuk mendapatkan informasi dengan baik, efektif dan efisien.

Metodologi Penelitian Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitan yang digunakan seperti gambar

1.1 desain penelitian dibawah ini :

Gambar 1.1. Desain Penelitian


Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi:

  1. Metode Observasi (Observation)

  2. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode dengan cara mengumpulkan dan menggambarkan data mengenai keadaan secara langsung dari lapangan atau objek dari penelitian untuk mendapatkan data secara relevan. Ada pun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mencari, mengumpulkan serta mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan dalam penulisan Skripsi. Dan penulis telah melakukan observasi pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang dan melakukan pertemuan dengan stakeholder.

  3. Metode Wawancara (Interview)

  4. Penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan tanya jawab kepada Admin dan Dokter pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang yang mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem ini. Hal ini dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan tujuan dari penelitian.

  5. Studi Pustaka (Library Pustaka)

  6. Penulis melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dengan cara mengumpulkan data teoritis dan bersumber dari kuliah, literature dari koleksi buku perpustakaan, serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penyusunan Skripsi.

Metode Analisa sistem

Pada penelitian ini penulis menggunakan SDLC (System Development Life Cycle) yang merupakan metode dalam mengerjakan pengembangan software dimana setiap fase harus dikerjakan dulu sebelum fase berikutnya dijalankan. Berikut ini adalah tahap-tahap dari metode SDLC :

  1. Perencanaan Sistem (Systems Planning)

  2. Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas-aktivitas yang ada meliputi : Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang, Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan, Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan system, Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan system, dan penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.

  3. Analisis Sistem (Systems Analysis)

  4. Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas seperti, Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem. Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem. Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut. Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem. Mendefinisikan kebutuhan sistem. Dalam tahap analisa sistem, penulis mengambil langkah-langkah analisis data agar mendapatkan hasil yang bermafaat dan relevan dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Treatment), selain itu digunakan Unified Modeling Language (UML) dan elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan elisitasi Final.

  5. Perancangan Sistem (Systems Design)

  6. Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada system, Menganalisa data dan membuat skema database dan Merancang user interface.

  7. Implementasi Sistem (Systems Implementation)

  8. Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: Pembuatan database sesuai skema rancangan.Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem. Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).

    1. Prototyping perangkat lunak (software prototyping) atau siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping) adalah salah satu metode siklus hidup sistem yang didasarkan pada konsep model bekerja (working model). Tujuannya adalah mengembangkan model menjadi sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada metode tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah. Ada banyak cara untuk memprotoyping, begitu pula dengan penggunaannya. Ciri khas dari metodologi ini adalah pengembang sistem (system developer), klien, dan pengguna dapat melihat dan melakukan eksperimen dengan bagian dari sistem komputer dari sejak awal proses pengembangan.

    2. Metode Pengujian / Testing Dalam hal ini peneliti menggunakan Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional software untuk membuat himpunan kondisi input atau data uji yang akan menguji fungsional dan output suatu program. Metode pengujian Blackbox digunakan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, antara lain fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan tampilan luar, kesalahan out put, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal dan kesalahan performa.

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami masalah yang akan diungkapkan, maka penulisan SKRIPSI ini dibagi menjadi lima BAB dan beberapa lampiran dengan sistematika yang tersusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN :

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI :

Pada bab ini berisi teori-teori pendukung penganalisaan, yang meliputi : konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, peralatan pendukung, teori khusus dan Literature Review yang digunakan untuk mendukung penulisan dan pengembangan sistem baru yang diusulkan.

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN :

berisikan gambaran umum instansi, sejarah singkat, struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab serta analisa sistem yang berjalan yang dapat digunakan dan diusulkan, seperti UML (Unified Modelling Language) yang meliputi Use Case Diagram, Squance Diagram, Activity Diagram, Elisitasi tahap I, II, III, dan Draft Final. Analisa SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Treatment).

BAB IV HASIL PENELITIAN :

Berisi tentang rancangan dan implementasi aplikasi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) yang diperlukan, sumber daya manusia, cara pengoprasian dan implementasi sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP :

Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan dari hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA :

Berisi study pustaka yang digunakan pada referensi untuk menyusun laporaan SKRIPSI.

LAMPIRAN :

Lampiran ini merupakan daftar yang membuat keperluan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Suprihadi dkk (2013:310)[1], "Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan."

Menurut Kadir (2013:22)[2], “sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi saling keterkaitan yang terdiri dari objek-objek atau komponen-komponen untuk mencapai tujuan.

Karakteristik sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu komponen-komponen sistem (System Components), batasan-batasan sistem (System Boundaries), penghubung sistem (System Interface), lingkungan luar sistem (System Environment), masukan sistem (System input), pengolah sistem (System Process), keluaran sistem (System Output), dan sasaran sistem (System Target).

Suatu sistem biasanya mempunyai karakteristik tertentu yang dapat dijelaskan sebagai berikut (Menurut Jogiyanto H.M, 2013:29):

  1. Komponen Sistem (Components System)

  2. Komponen sistem yaitu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Elemen-elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sub sistem mempunyai sifat-sifat dan sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

  3. Batas Sistem (Boundary System)

  4. Batas sistem yaitu daerah yang membatasi antara suatu sistem degan sistem yang lainnya atau dengan yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan ruang lingkup suatu sistem dipandang.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)

  6. Lingkungan luar sistem yaitu apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan merupakan energi dari sistem yang harus tetap dijaga dan dipelihara.

  7. Penghubung Sistem (Input System)

  8. Penghubung sistem merupakan media penghubung antara suatu sub sistem dengan sub sistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu sub sistem ke sub sistem lainnya. Keluaran (Output) dari sub sistem akan menjadi masukan (input) bentuk sub sistem lainnya dengan melalui penghubung satu sub sistem dapat berintegrasi dengan sub sistem lainnya membentuk satu kesatuan.

  9. Masukan Sistem (Input System)

  10. Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan dalam sistem. Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input) dan masukan sinyal (Signal Input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem tersebut beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

  11. Pengolahan Sistem (Processing System)

  12. Pengolahan sistem yaitu suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan bahan baku atau bahan-bahan yang lainnya menjadi bahan jadi.

  13. Keluaran Sistem (output system)

  14. Pengolahan sistem yaitu hasil energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi keluaran yanng berguna. Keluaran dari sistem merupakan masukan untuk sub sistem lain. Keluaran dapat berupa tampilan layar di motor yaitu dalam bentuk laporan, grafik, tabel, dan keluaran yang lainnya adalah hasil cetakan laporan ke media kertas.

  15. Sasaran sistem (objective) dan Tujuan (Goals)

  16. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan, maka operasi sistem tidak akan berguna. Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali measukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Sebuah sistem dikatakan berhasil mengenai sasaran atau tujuannya.

Klasifikasi sistem

Menurut Jogiyanto H.M (2014:28)[3], “Klasifikasi sistem adalah suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi didalam sistem tersebut. suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya yaitu :

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

  2. Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalkan sistem komputer, sistem akuntansi, sistem persediaan barang dan lain-lain.

  3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem manusia yang melibatkan interaksi anatara manusia disebut dengan Human Machine System atau ada yang menyebut dengan Man Machine Machine System.

  5. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

  6. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sebagai contoh adalah sistem komputer, tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan propgram-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  7. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

  8. Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya capur tangan dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau sub sistem yang lainnya.

Konsep Data dan Informasi

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item.

Menurut Suprihadi dkk (2013:310)[4], “Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.”

Menurut McLeod (2013:24)[5], “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatis tidak berarti bagai pemakai”.

Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio dan video.

  1. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya, artikel koran, majalah dan lain-lain.

  2. Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam dan nilai mata uang.

  3. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen dan tanda tangan.

  4. Audio adalah data dalam bentuk suara misalnya instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung dan lain-lain.

  5. Video adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas bentuk film. Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa, “Data adalah suatu fakta atau pendapat yang masih dalam keadaan mentah yang akan diolah menjadi informasi”

Definisi Informasi

Menurut Deni darmawan & Kunkun Nur Fauzi (2015:2)[6], “Informasi merupakan hasil dari pengolahan Data , akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan data yang tidak dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut”

Menurut Sutarman (2013:15)[7], “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”

Menurut Hidayat dkk (2016:86)[8], “Informasi adalah bahan pokok dalam pemberitaan, informasi bukan hanya fakta/kenyataan melaikan lebih luas lagi tentang proses dan penggunaan itu sendiri. Informasi ini harus bergerak, mudah dimengerti, utuh, dan bulat”.

Menurut Suprihadi dkk (2013:310)[9], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya danbermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah dan diorganisasikan degan cara tertentu sehingga mempunyai arti untuk dapat digunakan dalam membuat keputusan.

Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto H.M (2013:38)[3], Terbentuk suatu informasi yang dihasilkan dari proses pengolahan data hingga sampai ke pengguna informasi tersebut, maka informasi tersebut haruslah mempunyai kualitas yang baik., kualitas dari suatu informasi menurut buku Analisis Desain dan Informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu :

  1. Akurat (Accurate)

  2. Akurat berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi ke penerima kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat secara cepat diatasi.

  3. Tepat Waktu (Timelines)

  4. Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan karena cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi muktahir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan data tersebut.

  5. Relevan (Relevance)

  6. Informasi memiliki nilai manfaat bagi penerimanya. Begitupun relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya pasti berbeda.

Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2013:38)[3], Suatu Informasi dikatakan bernilai bila informasi lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Pengukuran suatu nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analisis Cost Effectivieness atau Cost Benefit. Adapun 10 (sepuluh) sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh (Accesibillity)

  2. Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

  3. Sifat luas dan kelengkapannya (Comprehensiveness)

  4. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi lebih bernilai., karena tidak dapat digunakan secara baik.

  5. Ketelitian (Accuracy)

  6. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

  7. Kecocokan dengan pengguna (Relevance)

  8. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting, menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.

  9. Ketepatan Waktu (Timelines)

  10. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima atau usang, karena dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

  11. Kejelasan (Clarity)

  12. Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi diperngaruhi oleh bentuk dan format informasi.

  13. Fleksibilitas (Flexibility)

  14. Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manager atau pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

  15. Dapat dibuktikan (Verified)

  16. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.

Konsep Dasar Perancangan sistem

Definisi perancangan sistem

Menurut Yoori Koo (2016:49-65)[10], “Designers can be part of the development of a socially responsible business system by providing a sustainable perspective and way to understand production and consumption of products and services. Design’s response to social responsibility, in parallel with business’s response, has reflected the great activist movements. Indeed, it has been a recurring theme; with designers addressing issues relating to social responsibility. As it became recognised that designers can directly and indirectly influence the environmental and social performance of products and service as well as the way in which new processes,servicesand products are delivered”.

Menurut Alison McKay dkk (2016:237-250)[11] , “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai perancangan sistem dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan proses pembuatan sebuah sistem yang baru yang dilakukan setelah menganalisis sistem yang sedang berjalan.

Tujuan Perancangan sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[6], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep dasar basis data

Definisis Basis Data dan Database

Menurut Oktavian (2013:107) , database adalah sekumpulan data dan prosedur yang memiliki struktursedemikian rupa, sehingga mudah dalam menyimpan, mengatur dan menampilkan data.

Menurut Pratama (2014:17), ”Element basis data pada sistem informasi berfungsi sebagai media untuk menyimpan data dan informasi yang dimiliki oleh sistem informasi bersangkutan. Setiap aplikasi dan sistem yang memilik data didalamnya (dengan disertasi proses manipulasi data berupa insert, delete, edit/update), pasti memiliki sebuah basis data.”

Menurut Anhar (2016:19)[12], “Database (basis data) dapat diartikan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer, yang memungkinkan dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Sedangkan Menurut Haerudin, dkk (2013:18) database merupakan salah satu komponen penting di dalam sistem informasi,karena berfungsi sebagai baris penyedia informasi bagi para pemakainya.Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan sistem database(database system).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa, “Database adalah kumpulan data yang disimpan di hardisk komputer yang bertujuan dalam kemudahan akses.”

Definisi Pengujian atau Testing

Menurut Desai dan Abhishek (2013:84), Testing is anactivity carried out during the software development lifecycle to validate and verify that the developed software meets the expectations set out in the beginning. “Pengujian adalah kegiatan yang dilakukan selama siklus hidup pengembangan perangkat lunak untuk memvalidasi dan memverifikasi bahwa perangkat lunak yang dikembangkan memenuhi harapan yang ditetapkan di awal”.

Menurut Simarmata (2013:88), “Pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan”.

Menurut Rizky (2013:79)[13], “testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan. Sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasaperangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkatlunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan pengujian atau testingadalah proses eksekusi selama siklus hidup pengembangan perangkat lunak secaraterintegrasi untuk memvalidasi dan memverifikasi guna menentukan kesalahan dan memenuhi harapan yang telah disepakati di awal.

Proses proses Pengujian

Menurut Simarmata (2013), Pengujian dapat dilakukan pada tingkatan berikut:

  1. Pengujian unit (unittesting) menguji komponen perangkat lunak komponen atau modul. Setiap unit (komponen dasar) dari perangkat lunak yang diuji harus dipastikan bahwa desain terperinci untuk unit telah dilakukan dengan benar. Dalam sebuah lingkungan yang berorientasi objek, pengujian ini biasanya terjadi di tingkat kelas dan unit pengujian minimal, termasuk constructors dan destructors.

  2. Pengujian integrasi (integration testing) menjelaskan kecacatan dalam antarmuka dan interaksi antar komponen terpadu (modul). Semakin besar kelompok komponen perangkat lunak yang diuji terkait dengan elemen-elemen dari desain arsitekturnya akan dipandukan dan diuji sampai perangkat lunak bekerja sebagai sistem.

  3. Pengujian sistem (system testing) menguji sistem terpadu secara penuh untuk memastikan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan.

  4. Pengujian system integrasi (systemintegration testing) memprifikasi sistem terpadu untuk semua sistem eksternal atau pihak ketiga yang telah ditetapkan di dalam persyaratan sistem. Sebelum pengiriman versi terakhir perangkat lunak, pengujian alfa dan beta juga sering dilakukan.

  1. Pengujian alfa adalah pengujian operasional yang aktual atau disimulasikan dengan pelanggan atau pengguna potensional atau tim penguji independen pada pengembang. Pengujian alfa sering digunakan untuk perangkat lunak offtheshelf sebagai bentuk pengujian penerimaan internal, sebelum perangkat lunak masuk kedalam pengujian beta.

  2. Pengujian dilakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak dikenal juga dengan versi beta yang dirilis untuk pengguna terbatas di luar tim pemrograman. Perangkat lunak dilepaskan ke dalam kelompok masyarakat agar pengujian lebih lanjut dapat memastikan bahwa produk memiliki beberapa kesalahan atau bug. Terkadang versi beta tersedia untuk umum untuk meningkatkan masukan.

Tahapan terakhir adalah pengujian penerimaan dapat dilakukan oleh pengguna akhir, pelanggan, atau klien untuk memvalidasi penerimaan produk. Pengujian penerimaan dapat dilakukan sebagai bagian dari proses ”cuci tangan” (handoff) dari dua tahap pengembangan.

Teori Khusus

Pengertian Pendaftaran Pasien Rawat Inap

  1. Pengertian Rawat Inap

  2. Menurut American Hospital Association di tahun 1978 Rawat Inap adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada pasien untuk diagnostik dan terapeutik serta berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah maupun non bedah.

    Rawat inap adalah “suatu bentuk pelayanan kesehatan kedokteran intensif (hospitalization) yang diselenggarakan oleh rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit bersalin”. Menurut Azwar (1996:73) Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit. Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat dan pasien tersebut harus mandapatkan perawatan intensif oleh dokter dan tenaga kesehatan lain yang merawatnya.

    Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medis dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah atau swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap. (Sjafii, 2004:9).

  3. Pengertian Pasien

  4. Menurut Johnson (2009), mengatakan pasien adalah klien yaitu sistem perilaku (orang) yang terancam atau secara potensial terancam oleh penyakit (ketidakseimbangan) dan atau dirawat di rumah sakit.

    King (2009) mengatakan, bahwa pasien adalah individu (sistem personal) yang tidak mampu mengatasi peristiwa atau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pernyataan King, ditambahkan kembali oleh Leineger (2009) bahwa pasien adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat, atau komunitas dengan kemungkinan kebutuhan fisik, psikologis, atau sosial, di dalam konteks budaya mereka, yang merupakan penerima asuhan keperawatan.

  5. Pengertian WEB

  6. Menurut Arief (2011:7)[14] “Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, animasi, video) didalamnya yang menggunakan protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser”.

  7. Sistem Pendaftaran

  8. Proses pendaftaran pasien adalah awal dari keseluruhan proses rekaman medis atau disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah sakit, dalam proses pendaftaran inilah pasien mendapat kesan yang baik ataupun tidak baik dari suatu pelayanan dari rumah sakit. Oleh karena itu, pada sistem pendaftaran ini petugas harus bersikap ramah, ramah, sopan, tertib dan bertanggung jawab agar pasien merasa diperhatikan dan dilayani baik.

    Dalam sistem pendaftaran, biasanya pasien diterima sebagai pasien rawat jalan, rawat inap dan rawat UGD. Pasien dikatakan menjalani pengobatan rawat jalan apabila kondisi pasien tidak begitu buruk dan keadaannya masih normal – normal saja. Pasien dikatakan menjalani pengobatan rawat inap bila kondisi pasien memerlukan perawatan yang intensif. Sedangkan pasien yang menjalani perawatan UGD apabila kondisi pasien sudah benar – benar buruk, atau dalam keadaan parah dan tidak sadarkan diri. Untuk pasien UGD biasanya pasien rujukan dari Puskesmas atau Rumah Sakit yang lain.

Konsep Dasar UML

Definisi Unified Modelling Language (UML)

Menurut Nugroho (2013:27)[15], “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modelling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa shingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Menurut Rosa (2013:133), “Unified Modeling Language (UML) adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengidentifikasi, requirement, membuat analisi & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.Sebagai sebuah sketsa, UML berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan beberapa aspek dari sistem.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa pemodelan yang digunakan untuk visualisasi sebuah sistem software yang terkait dengan objek.

Konsepsi Pemodelan menggunakan Unified Modelling Language (UML)

Menurut Nugroho (2013:44)[15], “Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view.

Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang mempresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peningkat paling atas, viiew-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu : klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management)”.

Langkah-langkah Penggunaan UML

Menurut Henderi (2013:53), “langkah-langkah penggunaan Unified Modelling Language (UML) sebagai berikut :

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus Use Case diagram dan lengkapi dengan reequirement, constraints, dan catatan-catatan lain.

  3. Buat deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

  6. Definisikan objek-objek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan atau collaboration untuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau dominan dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini,. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan bereaksi dengan baik.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan :

    1. Pendekatan use case dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap dengan test.

    2. Pendekatan komponen yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

  12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan kode yang aktual.

  13. Perangkat lunak siap diliris.

Bangunan Dasar Metodologi UML

Bangunan dasar metodologi Unified Modelling Language (UML) menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/ perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu :

  1. Sesuatu (things),

  2. Hubungan (relationship),

  3. Diagram.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

Menurut Anhar (2013:67)[12], “MySQL (My Structure Query Language) adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (Database Management System) atau DBMS dari sekian banyak DBMS, seperti Oracle, MS SQL, Postgre SQL dan lain-lain. MySQL merupakan DBMS yang multithread, multi-user yang berbasis open source atau garis dibawah lisensi GNU General Public Licence (GPL).”

Kelebihan MySQL

Menurut Anhar (2013:73)[12], Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh database MySQL, antara lain : MySQL dapat berjalan dengan stabil pada berbagai sistem operasi (multi platform) sepeti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os Server, Solaris.

  1. Bersifat Open Source

  2. Bersifat Multi-user

  3. MySQL memiliki kecepatan yang baik

  4. Keamanan data MySQL memiliki beberapa lapisan security.

Konsep Dasar xampp

Definisi Xampp

Menurut Yogi Wicaksono (2013:108), “XAMPP adalah software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolahan data MySQL dikomputer lokal”. XAMPP berperan sebagai server web pada komputer anda. XAMPP juga dapat disebut sebuah Cpanel server virtual,yang dapat membantu anda melakukan preview sehingga dapat memodifikasi website tanpa harus online atau terakses dengan internet.

Konsep Dasar Notepad

Menurut Gufron Rajo Kaciak pada website www.dosen.gufron.com di akses tanggal 15 Januari 2017, “Notepad++ adalah sebuah aplikasi penyunting teks dan penyunting kode sumber yang berjalan di sistem operasi Windows. Notepad++ menggunakan komponen Scintilla untuk dapat menampilkan dan menyuntingan teks dan berkas kode sumber berbagai bahasa pemrograman”.

Definisi PHP

Menurut Madcoms (2013:309) ,“PHP adalah sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML”.

Definisi Yii Framework

Menurut Ari Budi Warsito dkk (2015:26)[16], “Yii adalah framework (kerangka kerja) PHP berbasis-komponen, berkinerja tinggi untuk pengembangan aplikasi Web berskala-besar. Yii adalah free software dengan lisensi BSD licence, aplikasi web framework open-sourceyang ditulis dengan PHP5. Yii menyediakan reusability maksimum dalam pemrograman Web dan mampu meningkatkan kecepatan pengembangan secara signifikan. Nama Yii (dieja sebagai /i:/) singkatan dari “Yes It Is!”

Internet

Menurut Arip Aryanto dan Tri Irianto Tjendrowasono – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 4 (2012:57)[17], “Internet merupakan rangkaian hubungan jaringan computer yang dapat diakses secara umum di seluruh sedunia, yang mengirimkan data dalam bentuk paket data berdasarkan standart internasional protocol (IP).

Jenis-jenis Pengujian

  1. Black Box Testing

  2. Menurut Rizky (2013)[13], “blackbox testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya”. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

    Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perancangan. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem informasi inventory di sebuah perusahaan. Maka pada jenis white box testing, perangkat lunak tersebut akan berusaha dibongkar listing programnya untuk kemudian dites menggunakan teknik-teknik yang telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan pada jenis black box testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa harus membongkar listing programnya.

    Menurut Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti (2012:29)[18], “Black box testing is also called a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification. Black box testing not concern with the internal mechanicasms of a system; these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions”. Yang mempunyai arti pengujian software adalah teknik yang sering digunakan untuk verifikasi dan validasi kualitas suatu software . Pengujian software adalah prosedur untuk eksekusi sebuah program atau sistem dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.

    Menurut Simarmata (2013), klasifikasi blackbox testing mencakup beberapa pengujian yaitu:

    1. Pengujian fungsional (functional testing)

    2. Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujian fungsional sudah sering dilakukan di bagian akhir dari siklus pengembanga, masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfingsi, pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasuk perintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian dan proses bisnis, pengguna layar, dan integrasi.

    3. Pengujian tegangan (stress testing)

    4. Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi didalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebih menurut aplikasi, tidak seperti saat aplikasi dijalankan pada beban kerja normal. Pengujian ini adalah hal yang paling sulit, cukup kompleks dilakukan, dan memerlukan upaya bersama dari semua tim.

    5. Pengujian beban (load testing)

    6. Pada pengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban berat atau masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web, untuk mengetahui apakah aplikasi atau situs gagal atau kinerjanya menurun.

    Pengujian beban beroperasi pada tingkat beban standar, biasanya beban tertinggi akan diberikan ketika sistem dapat menerima dan tetap berfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwa pengujian beban tidak bertujuan untuk merusak sistem dengan banyak hal, namun mencoba untuk menjaga agar sistem selalu kuat dan berjalan dengan lancar.

    1. Pengujian khusus (adhoc testing)

    2. Jenis pengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencana pengujian (test plan) atau kasus pengujian (test case). Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dan durasi dari berbagai pengujian lainnya dan juga mambantu para penguji dalam mempelajari aplikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya. Pengujian ini merupakan metode pengujian formal yang paling sedikit. Salah satu penggunaan terbaik dari pengujian khusus adalah untuk penemuan. Membaca persyaratan atau spesifikasi (jika ada) jarang memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana sebuah program benar-benar bertindak, bahkan dokumentasi pengguna tidak menangkap “look and feel” dari sebuah program

    3. Pengujian penyelidikan (exploratory testing)

    4. Pengujian penyelidikan mirip dengan pengujian khusus dan dilakukan untuk mempelajari/mencari aplikasi. Pengujian penyelidikan perangkat lunak ini merupakan pendekatan yang menyenangkan untuk pengujian.

    5. Pengujian usabilitas (usability testing)

    6. Pengujian ini disebut juga sebagai pengujian untuk keakraban pengguna (testing foruserfriendliness). Pengujian ini dilakukan jika antarmuka pengguna dari aplikasinya penting dan harus spesifik untuk jenis pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalah proses yang bekerja dengan pengguna akhir secara langsung maupun tidak langsung untuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan bagaimana mereka berinteraksi dengannya. Proses ini akan membongkar area kesulitan pengguna seperti halnya area kekuatan. Tujuan dari pengujian usabilitas harus membatasi dan menghilangkn kesulitan bagi penggunadan untuk memengaruhi area yang kuat untuk usabilitas maksimum. Pengujian ini idealnya melibatkan masukan dari pengguna secara langsung maupun tidak langsung (mengamati perilaku) dan bila memungkinkan melibatkan komputer yang didukung umpan balik. Komputer yang didukung umpan balik sering kali (jika tidak selalu) dihilangkan untuk proses ini. Komputer yang didukung dengan umpan balik dapat berperan sebagai pengatur waktu (timer) pada dialog untuk memonitor beberapa lama waktu yang diperlukan pengguna untuk menggunakan dialog dan alat penghitung (counter) untuk menentukan seberapa sering kondisi tertentu terjadi (misalnya, pesan error, bantuan pesan, dan lainlain). Biasanya, proses tersebut melibatkan modifikasi sepele (trivial) dari perangkatlunak yang sudah ada, namun dapat berakibat besar terhadap laba atas investasi. Akhirnya, pengujian usabilitas mengakibatkan perubahan pada produk yang diberikan sesuai dengan penemuan yang dibuat mengenai kegunaan. Perubahan ini harus secara langsung berkaitan dengan kegunaan dunia nyata dengan pengguna pada umumnya. Dokumentasi harus ditulis sebanyak mungkin untuk mendukung perubahan sehingga mempermudah penanganan situasi yang sama di masa mendatang.

    Jenis pengujian ini disebut juga pengujian kenormalan (sanity testing). Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah aplikasi tersebut sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja dengan baik tanpa cela sampai tingkat yang paling diharapkan. Pada sebuah pengujian baru atau perbaikan peralatan yang terpasang, jika aplikasi “berasap”, aplikasi tersebut tidak bekerja. Istilah ini juga merujuk kepada pengujian fungsi perangkat lunak dasar. Istilah ini awalnya tercipta dalam manufaktur kontainer dan pipa, ketika smoke telah diperkenalkan untuk menentukan apakah ada kebocoran. Praktik umum di Microsoft dan beberapa perusahaan perangkat lunak shrinkwrap lainnya adalah proses Setiap file dikompilasi, dihubungkan,dan digabungkan menjadi sebuah program yang dapat dieksekusi setiap hari, dan program ini kemudian dimasukkan melalui “pengujian asap” (smoke test) yang relatif sederhana untuk memeriksa apakah produk “berasap” ketika produk dijalankan.

    1. Pengujian pemulihan (recovery testing)

    2. Pengujian pemulihan (recovery testing) pada dasarnya dilakkan untuk memeriksa seberapa cepat dan baiknya aplikasi bisa pulih terhadap semua jenis crash atau kegagalan hardware, masalah bencana, dan lainlain. Jenis atau taraf pemulihan ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi.

    3. Pengujian volume (volume testing)

    4. Pengujian volume dilakukan terhadap efisiensi dari aplikasi. Jumlah data yang besar diprosess melalui aplikasi (yang sedang diuji) untuk memerikas keterbatasan ekstrem dari sistem. Pengujian volume, seperti namanya, adalah pengujian sebuah sistem (baik perangkat keras dan perangkat lunak) untuk serangkaian pengujian dengan volume data yang diproses adalah subjek dari pengujian, seperti sistem yang dapat menangkap sistem pengolahan transaksi penjualan realtime atau dapat membarui basis data atau pengembalian data (data retrieval). Pengujian volume akan berusaha memastikan batas-batas fisik dan logis untuk sebuah kapasitas sistem dan memastikan apakah batasan dapat diterima untuk memenuhi proyeksi kapasitas dari pengolahan bisnis organisasi.

    5. Pengujian domain (domain testing)

    6. Pengujian domain merupakan penjelasan yang paling sering menjelaskan teknik pengujian. Beberapa penulis hanya menulis tentang pengujian domain ketika mereka menulis desain pengujian. Dugaan dasarnya adalah bahwa anda mengambil ruang pengujian kemungkinan dari variable individu dan membaginya lagi ke dalam subset (dalam beberapa cara) yang sama. Kemudian, anda menguji perwakilan dari masing-masing subset.

    7. Pengujian scenario (scenario testing)

    8. Pengujian skenario adalah pengujian yang realistis, kredibel dan memotivasi stakeholders, tantangan untuk program dan mempermudah penguji untuk melakukan evaluasi. Pengujian ini menyediakan kombinasi variable-variable dan fungsi yang sangat berarti daripada kombinasi buatan yang anda dapatkan dengan pengujian domain atau desain pengujiann kombinasi.

    9. Pengujian regresi (regression testing)

    10. Pengujian regresi adalah gaya pegujian yang berfokus pada pengujian ulang (retesting) setelah ada perubahan. Pada pengujian regresi berorientasi risiko (riskoriented regression testing), daerah yang sama yang sudah diuji, akan kita uji lagi dengan pengujian yang berbeda (semakin kompleks). Usaha pengujian regresi bertujuan untuk mengurangi risiko berikut ini :

      1. Perubahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki bug yang gagal.

      2. Beberapa perubahan memiliki efek samping, tidak memperbaiki bug lama atau memperkenalkan bug baru.

    1. Penerimaan pengguna (user acceptance)

    2. Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT), juga disebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi (application testing), dan pengujian pengguna akhir (end user testing) adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada “dunia nyata” yang dimaksudkan oleh pengguna. UAT dapat dilakukan dengan inhouse testing dengan membayar relawan atau subjek pengujian menggunakan perangkat lunak atau, biasanya mendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratis untuk diunduh melalui web. Pengalaman awal penggunaakan diteruskan kembali kepada para pengembang yang membuat perubahan sebelum akhirnya melepaskan perangkat lunak komersial.

    3. Pengujian alfa (alpha testing)

    4. Pada jenis pengujian ini, pengguna akan diundang ke pusat pengembangan. Pengguna akan menggunakan aplikasi dan pengembang mencatat setiap masukan atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna. Semua jenis perilaku yang tidak normal dari sistem dicatat dan dikoreksi oleh para

    5. Pengujian beta (beta testing)

    6. Pada jenis ini, perangkat lunak didistribusikan sebagai sebuah versi beta dengan pengguna yang menguji aplikasi di situs mereka. Pengecualian/cacat yang terjadi akan dilaporkan kepada pengembang. Pengujian beta dilakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak yang dikenal dengan sebutan versi beta dirilis untuk pengguna yang terbatas di luar perusahaan. Perangkat lunak dilepaskan ke kelompok masyarakat agar dapat memastikan bahwa perangakat lunak tersebut memiliki beberapa kesalahan atau bug.


  3. White Box Testing

  4. Menurut Rizky dalam Nina Rahayu (2013)[13], whitebox testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat sehingga membutuhkan proses testing yang jauh lebih lama dan lebih “mahal” dikarenakan membutuhkan ketelitian dari para tester serta kemampuan teknis pemrograman bagi paratesternya.

    Akibatnya, jenis testing tersebut hanya dapat dilakukan jika perangkat lunak telah dinyatakan selesai dan telah melewati tahapan analisa awal. Jenis testing ini juga membutuhkan inputan data yang dianggap cukup memenuhi syarat agar perangkat lunak benar-benar dinyatakan memenuhi kebutuhan pengguna.

    Menurut Simarmata (2013), klasifikasi white box testing mencakup beberapa pengujian, yaitu:

    1. Pengujian Unit (Unit Testing)

    2. Pengembang melaksanakan pengujian unit untuk memeriksa apakah modul tertentu atau kode unit bekerja dengan baik. Pengujian unit berada pada tingkat yang sangat dasar seperti ketika unit kode dikembangkan atau fungsi tertentu dibangun. Pengujian unit berkaitan dengan unit secara keseluruhan.

    3. Analisis Statis dan Dinamis (Static and Dynamic Dnalysis)

    4. Analisis statis dilibatkan melalui kode untuk mengetahui segala kemungkinan cacat dalam kode, sedangkan analisis dinamis akan melibatkan pelaksanaan kode penganalisisan hasilnya

    5. Cakupan Pernyataan (Statement Coverage)

    6. Dalam hal ini, jenis pengujian kode dijalankan dengan setiappernyataan dari aplikasi yang dijalankan minimal sekali. Hal tersebut membantudalam memastikan semua pernyataan untuk dijalankan tanpa efek samping.

    7. Cakupan Cabang (Branch Coverage)

    8. Tidak ada aplikasi perangkat lunak yang dapat ditulis dalam cara pengodean, dibeberapa titik kita perlu mengetahui cakupan cabang untuk melakukan fungsi tertentu. Pengujian cakupan cabang membantu pemvalidasian semua cabang di dalam kode dan memastikan bahwa tidak ada yang mengarah ke percabangan perilaku abnormal dan aplikasi.

    9. Pengujian Mutasi (Mutation Testing)

    10. Pada pengujian ini, aplikasi diuji untuk kode yang telah dimodifikasi setelah pemasangan bug/cacat tertentu.Hal ini juga membantu dalam menemukan kode dan strategi pengodean yang dapat membantu dalam mengembangkan fungsi secara efektif.

Konsep dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Shadab Khan Dkk (2014:134)[19] Requirement Elicitation merupakan suatu kegiatan utama yang dilakukan untuk menentukan ruang lingkup proyek dan menjelaskan kebutuhan pengguna. Kegiatan ini bergantung pada komunikasi dan operasinal para pemangku kepentingan yang membuat kolaborasi penting bagi keberhasilan kegiatan ini, terutama dalam proyek pengembangan perangkat lunak global dengan tim distribusi dan pemangku kepentingan.

Menurut Andi Prastomo (2014:166)[20] Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak. Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I, Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II, Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI, Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem.

  3. Berikut penjelasan mengenai metode MDI:

    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.

  4. Elisitasi Tahap III, Merupakan penyusutan elisitasi tapah II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?

    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

    3. E artinya Economi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?

Konsep dasar Literature Review

Literature Review

Menurut Warsito (2013:99)[21], “Literature adalah kesusasteraan atau kepustakaan, sedangkan review adalah suatu tindakan meninjau, memeriksa kembali suatu hal yang telah dikerjakan sebelumnya sehingga dalam literature review dapat disimpulkan sebagai suatu tindakan memeriksa dan meninjau kembali suatu kepustakaan. Pemahaman lebih lanjut mengenai hubungannya dalam penelitian yang diangkat oleh penulis saat ini adalah literature review merupakan suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Terdapat beberapa penelitian yang memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Laporan skripsi ini antara lain :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Apriani (2015)[22]

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Apriani yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Pasien Rawat Jalan Pada Klinik Cibodas Medika Center” Hasil dari penelitian ini dalam bentuk rancangan aplikasi system informasi yang terkomputerisasi sehingga proses penginputan datapun cepat terselesaikan serta dalam penyimpanan datanya sudah terkomputerisasi menggunakan database MySql sebagai keamanan untuk menyimpan sebuah data dan sebagai bank data. Sehingga mempermudah pengontrolan dari pengecekan berkas rekam medis pasien akan lebih efektif dan efisien serta memberikan kemudahan jika suatu hari terjadi kesalahan pada data maka akan cepat terdeteksi kesalahan tersebut sehingga cepat dalam proses penyelesaian masalah yang terjadi, Sistem menggunakan bahasa pemrograman PHP, Menampilkan laporan data pasien secara berkala,Tampilan yang dihasilkan bersifat user friendly yaitu mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Ian An Azhari (2015)[23]

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Ian An Azhari yang berjudul “Perancangan Aplikasi Monitoring Sistem Rujukan Pada Puskesmas Sukawali Berbasis Web” Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer penulis menggunakan metode observasi dan wawancara sedangkan data sekunder menggunakan metode studi pustaka, dengan metode analisa masalah menggunakan metode SWOT, dan analisis sistem berorientasi objek melalui UML, serta sistem usulan yang dijabarkan dalam bentuk elisitasi, yang kemudian di lakukan perancangan program dengan Adobe Dreamweaver yang diuji dengan black box testing, dan MySQL sebagai database, maka terciptalah sebuah sistem aplikasi berbasis web yang diharapkan dapat memudahkan, menyempurnakan dan meningkatkan kualitas kinerja pada Puskesmas Sukawali. Sehingga sistem informasi rujukan pada Puskesmas Sukawali dapat dikembangkan dengan lebih baik lagi.

  5. Penelitian yang dilakukan Ahmad Fajri (2016)[24]

  6. Penelitian yang dilakukan Ahmad Fajri yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Cacatan Medis Pasien Pada Klinik Pt. Straightway Primex” peneliti melakukan perbaikan sistem karena Sistem sebelumnya yang dipakai oleh3 Klinik PT. Straightway Primex adalah mencatat data pasien secara manual, peneliti ini di lakukan mengembangkan sistem baru berbasis komputer dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Catatan Medis Pasien Pada Klinik PT. Straightway Primex”. Yang bertujuan untuk memudahkan pembuatan laporan tentang catatan medis ke dalam sistem komputer.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Dedi Karunia Putra (2013)[25]

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Dedi Karunia Putra yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Di Klinik Dr. Sri Widatik Sukoharjo Berbasis Web” menunjukkan bahwa petugas masih kesulitan mencarikan nomor rekam medis, informasi yang  dihasilkan belum lengkap, penggunaan kertas yang semakin lama digunakan akan mengalami  perubahan bentuk, orang yang tidak diberi kewenangan bisa mendaftarkan pasien, kemungkinan  memerlukan tambahan karyawan untuk proses pendaftaran, pasien terlalu lama menunggu petugas  untuk menemukan rekam medis pasien. Dari hasil analisis sistem lama maka dibuatlah  perancangan sistem baru dengan kelebihan dan kelemahannya. Disimpulkan bahwa sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan di Klinik dr. Sri Widatik  masih secara manual dan belum membuat laporan maka dibuatlah perancangan sistem yang baru  guna meningkatkan pelayanan kepada pasien dan sebagai bahan pertimbangan kepada pimpinan  Klinik untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan bila mengunakan sistem kompuiterisasi.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Ramadan (2013)[13]

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Ramadan yang berjudul “Sistem Informasi Rekam Medis Rawat Inap dan Rawat Jalan Pada Puskesmas Sukajadi” memperbaiki sistem dengan Tujuan untuk mengembangkan sistem informasi rekam medis pada Puskesmas Sukajadi Palembang yang menggunakan basis data elektronik sehingga dapat mempermudah, mempercepat, dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pengolahan data pasien. Metodologi yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah metodologiRUP (Rational Unified Process). Metodologi ini memiliki 4 fase antara lain: Inception, Elaboration, Construction, dan Transition. Untuk pengimplementasian sistem penulis menggunakan Microsoft Visual Studio 2008 dan Microsoft Sql Server 2008 sebagai database management sistem. Hasil rancangan sistem informasi ini diharapkan dapat mempermudah pihak Puskesmas dalam pengelolaan data pasien. Dengan adanya sistem ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang ada pada rawat inap dan rawat jalan sehingga dapat meningkatkan kinerja pada Puskesmas Sukajadi.

  11. Penelitian yang dilakukan oleh Ridhanoor Santi (2016)[26]

  12. Penelitian yang dilakukan oleh Ridhanoor Santi yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Playen 1” penulis merancang suatu sistem informasi yang mampu memenuhi kebutuhan diatas dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Inap di Puskesmas Playen 1” dengan berbasis komputer yang nantinya sangat dibutuhkan supaya pelayanan setiap harinya dapat berjalan dengan baik dan maksimal.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya adalah penelitian ini sudah menggunakan sistem berbasis web dimana masyarakat bisa mengakses program dimana saja menggunakan jaringan internet sedangkan sistem yang dibuat oleh beberapa penelitian sebelumnya diatas masih menggunakan aplikasi localhost atau aplikasi desktop dimana pengoprasianya hanya terbatas ditempat itu saja. Kemudian untuk tempat atau ruang lingkup dari penelitian ini jauh lebih luas karena lokasi penelitian ini di rumah sakit dibandingan dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian di puskesmas atau klinik.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Kbupaten Tangerang

Sejarah Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang merupakan Rumah Sakit Umum milik Pemda Kabupaten Tangerang yang berlokasi di Jl. Jenderal A. Yani No 9, Tangerang. Rumah sakit ini berdiri pada tahun 1928 dengan luas 24.701 m². Pada awalnya ditahun 1928 rumah sakit ini menempati sebuah ruangan di Bui (penjara) yang lahannya kini menjadi Masjid Agus Al-Ittihad dan mempunnyai 12 tempat tidur.

Tahun 1932 kemudian pindah ke sebuah gedung bekas Bank di Jl. Daan Mogot No.3 dengan kapasitas 40 tempat tidur. Kemudian pada tahun 1946 di evakuasi ke Balaraja, Tangerang. Tahun 1950 setelah penyerahan kedaulatan RI, Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang kembali ke Jl. Daan Mogot Angerin bergabung dengan rumah sakit bekas NICA dan mulai berfungsi sebagai Rumah Sakit Umum (RSU).Tahun 1959 mulai direncanakan membangun sebuah rumah sakit baru di lokasi sekarang di Jl. Ahmad Yani No 9, bersebelahan dengan Sekolah Djuru Rawat (SDK) Kementrian Kesehatan.Pada awal tahun 1964 Menteri Kesehatan Prof. Dr. Satrio menyerahkan gedung SDK kepada Pemerintahan Daerah Tangerang.

Tanggal 5 mei 1964 Rumah Sakit Umum Tangerang pindah dari Jl. Daan Mogot No 3 ke tempat baru di Jl. Ahmad Yani No 9 dan menggunakan gedung bekas SDK sebagai tempat perawatan dengan 46 tempat tidur, sedangkan gedung kantor yang baru untuk tempat tata usaha, poliklinik umum dan bedah, apotek, serta laboratorium.Sejak tahun 1968-1970 anggaran Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang mulai dikembangkan secara bertahap dengan biaya dari APBD TK.I dan APBN sehingga sekarang Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang mempunyai bangunan dengan luas keseluruhan 11.289,75 m² berdiri di atas tanah seluas 37.000 m².Tanggal 29 April 1998 pemanfaatan gedung poliklinik baru berlantai 3.

Visi dan Missi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

Visi

Visi rumah sakit ini adalah “ Rumah Sakit Modern, Unggul dan Terpercaya

Misi

Misi rumah sakit ini meliputi sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pada semua lini pelayanan RS dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang professional, santun dan mempunnyai daya saing yang tinggi.

  2. Menyediakan bangunan yang atraktif, fungsional, dan nyaman dan berprinsip kepada ‘Green Hospital”.

  3. Mengembangkan manajemen modern berbasis informasi teknologi melalui sistem informasi manajemen RS.

  4. Memberikan pelayanan unggulan yang didukung dengan peralatan canggih untuk antisipasi tuntutan lingkungan dan perkembangan penyakit di Kabupaten Tangerang.

  5. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan kedokteran dan pendidikan kesehatan lainnya.

  6. Menekan angka kematian ibu dan bayi di RSU Kabupaten Tangerang dalam rangka peran aktif mendukung MDG’s sesuai dengan RPJMD Kabupaten Tangerang.

Moto

Motto Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang adalah “KAMI ADA UNTUK ANDA”.

Nilai-nilai Budaya Kerja RSU Kabupaten Tangerang merupakan nilai-nilai yang diterapkan dalam sikap dan perilaku seluruh jajaran pegawai Rumah Sakit dalam menjalankan semua kegiatan.

Profil Rumah Sakit

Rumah sakit ini didirikan diatas tanah seluas 41.615meter persegi yang terdiri dari 2 lantai dan berlokasi di Jl. A. Yani N0.9 Tangerang.Lokasi Fisik Bangunan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

  1. Terletak : Jl. A. Yani N0.9 Tangerang

  2. LuasTanah : 41.615 m2

  3. Luas Bangunan : 24.701 m²

  4. Status Akreditasi : Penuh Tingkat Dasar 5 Pelayanan

Gambar 3.1. Gambar Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang (Sumber : laporan tahunan 2016)
Gambar 3.2 Denah Lokasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang (Sumber : laporan tahunan 2016)

Jenis Dan Fasilitas Pelayanan

Fasilitas Pelayanan yang ada di RS Siaga Raya sebagai berikut:

  1. Unit Gawat Darurat 24 Jam

  2. Unit Rawat Jalan

  3. Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang memiliki 27 jenis pelayanan terdiri dari Bedah anak, Bedah digestif, Bedah enkologi, Bedah mulut, Bedah ortopedi, Bedah plastik, Bedah syaraf, Bedah umum, Bedah urology, Bedah vaskuler, Penyakit anak, Penyakit dalam, Penyakit edukator diabet, Penyakit gigi dan mulut, Penyakit jantung, Penyakit jiwa, Penyakit KB P2ASI, Penyakit kulit, Penyakit mata, Penyakit paru dan dots, Penyakit saraf, Penyakit THT, Poli gizi, Poli karyawan, Psikologi, Terapi wicara dan Talasemia (Profil RSU Kabupaten Tangerang, 2016).

  4. Penunjang Medis:

  5. Ruang penunjang medis yang dimiliki Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang terdiri dari: Ruangan Laboratorium, Ruangan USG, Ruangan EEG, Ruangan pathology anatomi, Ruangan Rongten, Ruangan konsultasi gizi, Ruangan farmasi, Ruangan EKG, Ruangan tradmil, Spirometri, Audiometri, dan Ruangan CT SCAN (Profil RSU Kabupaten Tangerang, 2016).

  6. Unit Rawat Inap

    1. Anyelir Atas : 22 bed

    2. Cempaka : 32 bed

    3. Dahlia : 32 bed

    4. Flamboyan : 18 bed

    5. Kemuning Atas : 20 bed

    6. Kemuning Bawah : 22 bed

    7. Kenanga : 24 bed

    8. Mawar : 24 bed

    9. Edelweis : 8 bed

    10. NICU : 3 bed

Gambaran Umum Unit Pelayanan Rawat Inap

Kegiatan pelayanan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.Kegiatan pelayanan dilakukan secara harian, bulanan, dan tahunan. Seluruh kegiatan pelayanan dilakukan oleh lima orang pelaksana. Satu orang sebagai kepala bidang manajemen instalasi pemasaran, satu orang sebagai koordinator pelayanan rawat inap, satu orang koordiantor SDM dan dua staff.

Kegiatan pelayanan harian rawat inap berjalan melalui kegiatan kunjungan rutin DPJP pada saat visit pasien di ruangan. Kegiatan pelayanan bulanan merupakan gabungan kesatuan kegiatan pelayanan harian yang dilakukan ditambahkan dengan laporan jalannya pelayanan dan keluhan yang ada setiap pelayanan harian diberikan. Laporan bulanan ini dibuat oleh masing-masing kepala ruangan yang dilaporkan harian kemudian bulanan kepada kepala bidang unit instalasi rawat inap yang dikumpulkan untuk pembuatan laporan tahunan.

Secara struktural unit pelayanan rawat inap dikontrol oleh kepala bidang unit instalasi rawat inap yang bertanggungjawab langsung kepada wakil direktur atau segala yang bersangkutan dalam bidang pelayanan. Kepala bidang unit instalasi rawat inap beserta staffnya berfungsi menyelaraskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan berfungsi sebagai jembatan antara pihak internal yaitu seluruh tenaga medis yang bekerja dan eksternal yaitu pasien yang berada di rawat inap.

Visi,Missi,Falsafah dan Saaran Rawat Inap

  1. Visi Rawat Inap

  2. pusat pelayanan rawat inap yang dapat melayani pelanggan tanpa komplain serta mempunyai unggulan pelayanan Hemodialisa, Thalasiemia, dan Kemoterapi dan dapat menjadi rujukan di tingkat propinsi Banten dengan alasan dapat memberikan pelayanan untuk sleuruh spesialistik merupakan visi rawat inap.

  3. Misi Rawat Inap

  4. Misi rawat inap meliputi :

    1. Memberikan pelayanan rawat inap sesuai standar atau melebihi standar, santun dan menyenangkan

    2. Mengembangkan kompetensi SDM skill, knowledge, dalam pelayanan rawat inap serta attitude karyawan secara berkesinambungan untuk menunjang pelayanan

    3. Menyediakan peralatan medis dan non medis yang lengkap sesuai standard dan mutakhir sebagai pendukung pelayanan

    4. Menyediakan sarana ruang perawatan yang nyaman dan atraktif

    5. Mengembangkan sistem yang berkaitan dengan pelayanan rawat inap secara efektif dan efesien

    6. Mencapai target strategis Instalasi Rawat Inap yang telah ditetapkan dalam Bussiness Plan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang tahun 2014-2018.

  5. Falsafah Instalasi Rawat Inap

  6. “Melayani dengan Kasih Sayang” sebagai falsafah instalasi rawat inap.

  7. SASARAN

  8. Sasaran dari instalasi rawat inap ini Antara lain:

    1. Manajemen rumah sakit.

    2. Pelaksana pelayanan kesehatan di RSU Kabupaten Tangerang.

    3. Petugas menerima pasien dalam melakukan pelayanan terhadap pasien harus mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien memerlukan penanganan segera

    4. Penanganan pertama dari perawat harus mampu membuat menaruh kepercayaan bahwa pengobatan yang diterima dimulai secara benar

    5. Penanganan oleh para dokter dan perawat yang professional akan menimbulkan kepercayaan pasien bahwa mereka tidak salah memilih rumah sakit.

    6. Ruangan yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada rumah sakit.

    7. Peralatan yang memadai dengan operator yang professional.

    8. Lingkungan rumah sakit yang nyaman.

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang secara lebih detail dapat dilihat dari gambar di bawah ini :

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang (Sumber : laporan tahunan 2016)

Tugas dan Tanggung Jawab

  1. Direktur

  2. Direktur mempunyai tugas sebagai-berikut :

    1. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian-bagian yang berada dibawahnya.

    2. Memberikan dan mengawasi kegiatan staff.

    3. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain untuk kepentingan pelaksanaan tugas.

  3. Wadir Pelayanan Non Medis adalah wakil direktur bagian pelayanan non medis

  4. Wadir Pelayanan Non Medis mempunyai tugas sebagai berikut

    1. Membantu Direktur dalam penyusunan program kerja dan anggaran rumah sakit dibidang pelayanan non medis.

    2. Menyusun dan menyiapkan kebijakan dan perencanaan penahapan pelaksanaan kegiatan non medis.

    3. Menyelenggarakan urusan tata usaha persekretariatan dan urusan dalam lingkungan rumah sakit.

    4. Menyusun dan merencanakan kegiatan pembinaan personel rumah sakit.

    5. Mengkoordinasikan kegiatan antar staf pelaksana untuk mencapai sasaran tugas rumah sakit.

  5. Wadir Pelayanan Medis adalah wakil direktur bagian pelayanan medis

  6. Wadir Pelayanan Medis mempunyai tugas sebagai-berikut :

    1. Membantu Karumkit dalam penyusunan program kerja dan anggaran rumah sakit dibidang pelayanan medis.

    2. Menyusun dan menyiapkan kebijakan dan perencanaan penahapan pelaksanaan kegiatan medis dan pengendalian perawatan.

    3. Menyelenggarakan urusan tata usaha persekretariatan dan urusan dalam lingkungan rumah sakit.

    4. Menyusun dan merencanakan kegiatan pembinaan personel rumah sakit.

    5. Mengkoordinasikan kegiatan antar staf pelaksana untuk mencapai sasaran tugas rumah sakit.

  7. Instalasi SIM adalah Instalasi Sistem Informasi Manajemen

  8. Instalasi SIM mempunyai tugas menyusun, melengkapi dan mengevaluasi prosedur tetap dan piranti lunak

  9. Pengolahan Data & Pelaporan

  10. Pengolahan Data & Pelaporan mempunyai tugas sebagai berikut :

    1. Melakukan follow up data-data pasien.

      1. Menyusun laporan setiap bulannya.

  11. Pendaftaran

  12. Pendaftaran mempunyai tugas sebagai-berikut :

    1. Melaksanakan kegiatan pendaftaran dan penerimaan pasien

    2. Menyiapkan, melaksanakan dan menyimpan data rekam medis setiap pasien

  13. Rawat Inap

  14. Rawat Inap mempunyai tugas sebagai berikut :

    1. Melaksanakan kegiatan rawat inap.

    2. Melaksanakan kegiatan rawat inap untuk pasien kebidanan

    3. Melaksanakan kegiatan rawat inap untuk pasien umum.

  15. Rawat Jalan

  16. Rawat Jalan mempunyai tugas sebagai berikut :

    1. Melaksanakan kegiatan Poliklinik.

      1. Melaksanakan kegiatan poli dalam.

      2. Melaksanakan kegiatan poli kebidanan.

      3. Melaksanakan kegiatan poli anak.

      4. Melaksanakan kegiatan poli mata.

      5. Melaksanakan kegiatan poli bedah.

      6. Melaksanakan kegiatan poli gigi dan mulut.

      7. Melaksanakan kegiatan poli THT.

      8. Melaksanakan kegiatan poli kulit dan kelamin.

  17. UGD

  18. UGD yaitu staf pelaksana rumah sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan penanggulangan kedaruratan medik. UGD mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

    1. Melaksanakan tindakan gawat darurat.

    2. Melaksanakan pemenuhan kebutuha logistic dan administrasi penanggulangan kedaruratan medik.

    3. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Karumkit tentang hal-hal tang berhubungan dengan pelaksaanaan tugasnya.

  19. SDM

  20. SDM mempunyai tugas sebagai berikut :

    1. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan yang dibutuhkan.

    2. Melaksanakan koordinasi dengan staf dan bagian lain.

  21. Inventoris

  22. Inventoris mempunyai tugas sebagai berikut :

    1. Melaksanakan pemenuhan kebutuha logistic dan administrasi penanggulangan kedaruratan medik.

    2. Menyiapkan seluruh sarana dan fasilitas perawatan seluruh poliklinik.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa SWOT

Bedasarakan sistem yang berjalan di Rumah sakit umum kabupaten tangerang, penulis melakukan penelitian analisis. Analisis ini digunakan untuk mencari strategi dengan menggunakan kekukuatan/strengths, peluang/opportunities, kelemahan/weaknesess, dan ancaman/threats (SWOT). Analisis ini juga untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan/strenghts yang ada untuk manfaat peluang/opportunities (strategi S-O) yang tersedia di Rumah sakit umum kabupaten tangerang serta menggunakan kekuatan/strenghts yang dimiliki untuk mengatasi ancaman/threats (strategi S-T). Selain itu analisis ini untuk mengurangi kelemahan/weaknesess yang dimiliki dalam meraih peluang/opportunities (strategi W-O) serta mengatasi ancaman/threats (strategi W-T).Hasil analisis swot dapat dilihat dalam table 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Tabel Analisa SWOT

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Adapun sistem yang berjalan pada rumah sakit umum kabupaten Tangerang yaitu :

  1. Admin memberikan informasi dan formulir kepada pasien mengenai kamar rawat inap yang kosong

  2. Pasien mengisi formulir dan syarat pendaftaran.

  3. Pasien memberikan formulir yang telah diisi kepada admin.

  4. Input data pendaftar ke dalam excel setelah itu Menyimpan berkas formulir pendaftaran dari pasien.

  5. Admin merekap laporan rawat inap perhari.

  6. Pasien melakukan rawat inap.

  7. Pasien selesai melakukan rawat inap, lalu melakukan cekout ke admin.

  8. Admin update data pasien rawat inap yang telah cekout.

  9. Admin rekap laporan rawat inap perbulan.

Use Case Diagram

Use case diagram sebagai proses kerja di dalam lingkungan rumah sakit umum kabupaten Tangerang dapat digambarkan seperti gambar 3.4 di bawah ini :

Gambar 3.4 Use Case Diagram sistem pendaftaran rawat inap yang sedang berjalan saat ini

Berdasarkan gambar 3.4 use case diagram diatas terdapat :

  1. sitem mencakup seluruh kegiatan instalasi rawat inap pada rumah sakit umum kabupaten tangerang.

  2. 3 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Pasien,Pimpinan dan admin.

  3. 9 use case yang biasa dilakukan oleh 3 actor tersebut.


  1. Informasi dan formulir pendaftaran

    1. Nama Use Case : Memberikan informasi dan formulir pendaftaran

    2. Actor : Admin, Pasien

    3. Scenario : Admin memberikan informasi kepada pasien tentang kamar rawat inap yang kosong

  2. formulir rawat inap

    1. Nama use case : mengisi formulir rawat inap

    2. Actor : pasien

    3. Scenario  : pasien mengisi formulir dan syarat pendaftara

  3. formulir pendaftaran rawat inap

    1. Nama use case : memberikan formulir pendaftaran rawat inap

    2. Actor : pasien , admin

    3. Scenario : pasien memberikan formulir yang telah diisi kepada admin


  4. berkas dan input data dengan excel

    1. Nama use case : memyimpan berkas dan input data dengan excel

    2. Actor : admin

    3. Scenario : admin menginput formulir ke dalam excel kemudian menyimpan data dari pasien


  5. pasien rawat inap

    1. Nama use case : laporan pasien rawat inap

    2. Actor : pimpinan, admin

    3. Scenario : admin merekap data pasien perhari kemudian diperiksa oleh pimpinan


  6. melakukan rawat inap

    1. Nama use case : melakukan rawat inap

    2. Actor : pasien

    3. Scenario : pasien melakukan rawat inap di rumah sakit


  7. cekout

    1. Nama use case : cekout

    2. Actor : pasien , admin

    3. Scenario : pasien selesai melakukan rawat inap,lalu melakukan cekout ke admin


  8. update data pasien cekout

    1. Nama use case : update data pasien yang telah cekout

    2. Actor : admin

    3. Scenario : admin mengupdate data pasien yang telah cekout


  9. laporan pasien rawat inap per periode

    1. Nama use case : laporan pasien rawat inap per periode

    2. Actor : admin , pimpinan

    3. Scenario  : admin merekap data pasien per bulan kemudian diberikan kepada pimpinan untuk diperiks


Activity Diagram

Activity diagram diagram sebagai proses kerja di dalam lingkungan rumah sakit umum kabupaten Tangerang dapat digambarkan seperti gambar 3.5 di bawah ini :

Gambar 3.5 Activity Diagram pendaftaran rawat inap sistem yang berjalan saat ini

Berdasarkan gambar 3.5 activity diagram di atas terdiri dari:

  1. 1 initial node yang merupakan awal kegiatan

  2. 3 vertical swimeline yaitu pasien,admin dan pimpinan

  3. 15 activity yang biasa dilakukan oleh pasien dari mengisi formulir pendaftaran kemudian diserahkan ke petugas pendaftaran lalu admin menginput dan merekap data pasien yang kemudian akan diteruskan ke pimpinan untuk diperiks

Analisa Masukan,Analisa Proses,Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan

  2. Berikut adalah data atau masukan yang digunakan :

  3. Analisa Proses

  4. Berikut adalah proses yang dilaksanakan dalam mengolah data menjadi informasi :

  5. Analisa Keluaran

  6. Dari proses yang sudah dilakukan maka akan menghasilkan keluaran sebagai berikut :

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Analisa Perangkat Keras

Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pengolahan data rawat inap pasien :

  1. CPU : 2.60 GHz

  2. System type : 64 bit

  3. Monitor : 17 inch

  4. RAM : 4 GB

  5. Mouse : PS/2

  6. Keyboard : PS/2

  7. Printer : inkjet

Analisa Perangkat Lunak

Berikut adalah software yang digunakan dalam menunjang proses pengolahan data rawat inap pasien :

  1. Micrososft excel 2007 : Untuk pengolahan data rawat inap pasien

Analisa Hak Akses

Hak akses dalam pengolahan dan pemrosesan data menjadi sebuah informasi atau laporan yaitu sebagai admin dan untuk pengguna informasi yaitu pimpinan

Analisa Masalah Yang Terjadi,Analisa Kebutuhan Sistem,Alternatif Pemecah Masalah

Analisa Masalah Yang Terjadi

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada sistem rawat inap yang berjalan, analisa masalah yang terjadi yaitu sebagai berikut:

  1. Sistem rawat inap pasien yang sedang berjalan dalam pengolahan datanya masih menggunakan micrososft excel, sehingga pada saat input data sering terjadi kesalahan dan redundancy data atau kesamaan data.

  2. Sistem yang ada sudah menggunakan komputer namun baru menggunakan aplikasi sederhana seperti Microsoft excel dan word, masih ada kegiatan yang dilakukan manual seperti pasien harus datang dulu ke rumah sakit mengantri dan menginput data pasien. ]

  3. Penyimpanan dan penyajian laporan rawai inap pasien masih menggunakan media kertas dan hanya disimpan dalam bentuk excel, sehingga pada saat pencarian data atau informasi pasien cukup memakan waktu yang lama.

Analisa Kebutuhan Sistem

 berdasarkan analisa permasalahan tersebut, Penulis mendapatkan 3 (tiga) hasil analisa kebutuhan sebagai berikut:

  1. Dibutuhkannya sistem yang terkomputerisasi untuk mempermudah dalam pengolahan data pasien rawat inap.

  2. Dibutuhkannya sistem pendaftaran pasien rawat inap yang dapat diakses secara online kapanpun dimanapun.

  3. Dibutuhkannya kemudahan dalam penyimpanan dan penyajian laporan pasien rawat inap.

Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisa dari permasalahan yang terjadi pada sistem rawat inap yang berjalan. Maka alternatif pemecahan masalah tersebut adalah membuat program sistem informasi rawat inap berbasis web dengan menggunakan beberapa pilihan metode yaitu:

  1. Membuat sistem informasi rawat inap berbasis web menggunakan Bahasa pemrograman PHP dan database MYSQL untuk user interface bootstrap. Dengan aplikasi xampp dan notepad++, keunggulan yang umum dari dari semua itu yaitu open source yang berarti biasa digunakan oleh siapa saja atau gratis dengan fitur yang lengkap, bisa dijalankan disemua sistem operasi. Sedangkan untuk user interface menggunakan bootstrap karena bootstrap sangat menarik dan user friendly dan responsive

  2. Membuat sistem informasi rawat inap menggunakan Bahasa pemrograman ASP.NET dan database SQL server. Untuk user interface menggunakan bootstrap Dengan aplikasi visual studio dan SQL Server Management Studio. Keunggulan yang umum dari ASP.NET yaitu dapat mengurangi jumlah code yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi, membuat aplikasi anda jauh lebih aman. Dalam pembuatannya membutuhkan spesifikasi PC yang cukup tinggi. Serta tidak open source atau berbayar (memiliki licensi),

Dari 2 metode alternatif tersebut maka dipilih menggunakan metode yang pertama karena beberapa alasan yang telah diuraikan di atas, yaitu menggunakan Bahasa pemrograman PHP dan database MYSQL dan untuk user interface menggunakan bootstrap. Dengan aplikasi xampp dan notepade++.

User Requirement

Berdasarkan laporan penelitian maka dapat diusulkan gambar sitemap (lihat gambar 3.6 dibawah ini) guna mempermudah memahami alur pendaftaran pasien rawat inap.

Gambar 3.6 site map

Elisitasi Tahap I

Setelah melakukan observasi dan wawancara secara langsung maupun tidak langsung kepada stakeholder, maka dapat disusun beberapa kebutuhan tersebut dapat dilihat dalam Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II (lihat table 3.3 dibawah ini) dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas yang diberi opsi I (Inessential) akan dihilangkan.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

  1. M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting

  2. D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting

  3. I (Imnessential) : Diluar sistem atau dieliminasi

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan elisitasi tahap II di atas, dibentuklah elisitasi tahap III ( lihat table 3.4 dibawah ini ) yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. :

  1. T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?

  2. O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?

  3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ? Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :

  4. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III


    1. H (High) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.

    3. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi adalah akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan untuk membangun Sistem Informasi yang diinginkan Stakeholder .Berikut ini adalah Final Draft Elisitasi seperti tabel 3.5 di bawah ini :

Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Prosedur Usulan Sistem

Berdasarkan Analisis dari penelitian sistem yang sedang berjalan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, selanjutnya penulis akan merancang sistem yang diusulkan. Prosedur usulan yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Pasien

  1. Masuk ke situs pendaftaran rawat inap

  2. Melakukan Registrasi

  3. Setelah memiliki akun, selanjutnya melakukan login

  4. Pilih menu pesan kamar untuk memesan kamar rawat inap

  5. Isi biodata pasien dan penangung jawab pasien

  6. Simpan dan selanjutnya print atau unduh bukti pemesana

Admin

  1. Admin melakukan login sistem.

  2. Sistem menampilkan halaman utama

  3. Pilih menu cek no pesanan untuk preoses cekin/cekout

  4. Input no pesanan sesuai bukti pesanana yang diberikan pasien

  5. Input jam cekin/cekout.

  6. Menyimpan data terupdate.

Pimpinan

  1. Pimpinan melakukan login sistem.

  2. Sistem menampilkan menu utama

  3. Masuk menu home untuk melihat grafik pendaftaran kamar rawat inap

  4. Masuk menu laporan untuk melihat rekap laporan berdasarkan periode tertentu.

Tata Laksana sistem yang di usulkan

Untuk merancang sistem yang diusulkan pada penelitian ini penulis menggunakan Software Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan dengan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.

Rancangan Yang Diusulkan Pada Use Case Diagram

Dibawah ini adalah rancangan sistem informasi pendaftaran kamar rawat inap yang diusulkan digambarkan dalam bentuk use case diagram :

Use Case Diagram Actor Pasien dan Admin

Gambar 4.1 Use Case Diagram yang Diusulkan pasien dan admin

Berdasarkan use case diagram atas sistem informasi yang diusulkan, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. 1 (Satu) System.

  2. 2 (Dua) Actor yang terlibat dalam sistem.

  3. 17 (Tujuh Belas) Use Case, Kumpulan Aktivitas yang dilakukan oleh 2 Actor.

  4. 5 (Lima) Include.

  5. 9 (Sembilan) Extend.

  6. 18 (Dua Puluh Tiga) Association, yang menghubungkan Actor dengan use case.

Use Case Diagram Actor Pimpinan

Gambar 4.2 Use Case Diagram yang Diusulkan pimpinnan

Berdasarkan use case diagram atas sistem informasi yang diusulkanmaka dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. 1 (Satu) System.

  2. 1 (Satu) Actor yang terlibat dalam sistem.

  3. 10 (Sepuluh) Use Case, Kumpulan Aktivitas yang dilakukan oleh 1 Actor.

  4. 3 (Tiga) Include.

  5. 4 (Empat) Extend.

  6. 10 (Sepuluh) Association, yang menghubungkan Actor dengan use case.

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Activity Diagram

Berikut ini adalah rancangan sistem informasi pendaftaran rawat inap yang diusulkan melalui activity diagram, mencangkup activity diagram untuk Admin dan Pimpinan :

Activity Diagram Untuk Pasien

Gambar 4.3 Activity Diagram yang Diusulkan untuk pasien

Berdasarkan gambar 4.3 Activity Diagram sistem yang berjalan, dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. 1 (Satu) Initial node memulai sistem

  2. 12 (Dua Belas) Action state, menggambarkan aktifitas dari user pada system yang diusulkan

  3. 1 (Satu) Decision node, yang menggambarkan terdapat dua kondisi tertentu

  4. 3 (Tiga) Fork node yang memecah action node menjadi beberapa bagian action node lainnya

  5. 1 (satu) final node menggambarkan akhiri dari aktifitas user

Activity Diagram Untuk Admin

Gambar 4.4 Activity Diagram yang Diusulkan untuk admin

Berdasarkan gambar 4.4 Activity Diagram sistem yang berjalan, dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. 1 (Satu) Initial node yang mengawali sistem

  2. 23 (Dua Puluh Tiga) Action state, menggambarkan aktifitas user dari sistem yang diusulkan

  3. 1 (Satu) Decision node yaitu menggambarkan terjadi dua kondisi tertentu

  4. 2 (Dua) Fork node yaitu memecah action node menjadi beberapa bagian action node lainnya

  5. 1 (satu) final node menggambarkan akhiri dari aktifitas user

Activity Diagram untuk Pimpinan

Gambar 4.5 Activity Diagram yang Diusulkan untuk pimpinan

Berdasarkan gambar 4.5 Activity Diagram sistem yang berjalan, dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. 1 (Satu) Initial node yang mengawali sistem

  2. 14 (Empat Belas) Action state, menggambarkan aktifitas user dari sistem yang diusulkan

  3. 1 (Satu) Decision node yaitu menggambarkan terjadi dua kondisi tertentu

  4. 3 (Tiga) Fork node yaitu memecah action node menjadi beberapa bagian action node lainnya

  5. 1 (satu) final node menggambarkan akhiri dari aktifitas user

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Untuk Squence Diagram

Diabawah ini adalah rancangan sistem pendaftaran rawat inap yang digambarkan dalam bentuk sequence diagram yaitu mencangkup sequence diagram Pasien, Admin dan Pimpinan  :

Squence Diagram Untuk Pasien

Gambar 4.6 Sequence Diagram yang Diusulkan untuk pasien

Berdasarkan gambar 4.6 sequence Diagram sistem yang diusulkan untuk Pasien, dapat dijelaskan Sebagai berikut :

  1. 1 (Satu) Actor yang melakukan kegiatan untuk menggunakan sistem pendaftaran rawat inap

  2. 6 (Enam) Lifeline yang terdiri dari Login, Verifikasi, Home, Pesan Kamar Inap, Input Pesanan dan proses menyimpan Biodata pemesan

  3. 20 (Dua Puluh) Massage, memuat informasi mengenai pesan yang dilakukan actor terhadap program atau system

Squnce Diagram Untuk Admin

Gambar 4.7 Sequence Diagram yang Diusulkan untuk admin

Berdasarkan gambar 4.7 sequence Diagram sistem yang diusulkan untuk Pasien, dapat dijelaskan Sebagai berikut :

  1. 1 (Satu) Actor yang melakukan kegiatan untuk menggunakan sistem pendaftaran rawat inap

  2. 6 (Enam) Lifeline yang terdiri dari Login, Verifikasi, Home, Cek No Pemesanan, Cekin/Cekout dan proses menyimpan Biodata pemesan

  3. 15 (Lima Belas) Massage, memuat informasi mengenai pesan yang dilakukan actor terhadap program atau sistem

Squence Diagram Untuk Pimpinan

Gambar 4.8 Sequence Diagram yang Diusulkan untuk pimpinan

Berdasarkan gambar 4.8 sequence Diagram sistem yang diusulkan untuk Pimpinan, dapat dijelaskan Sebagai berikut :

  1. 1 (Satu) Actor yaitu melakukan kegiatan untuk menggunakan sistem pendaftaran rawat inap

  2. 5 (Lima) Lifeline yang terdiri Login, Verifikasi, Home, Laporan, Unduh/Ctak

  3. 13 (Tiga Belas) Massage, memuat informasi mengenai pesan yang dilakukan actor Pimpinan terhadap program.

Rancangan Sistem Ynag Diusulkan Untuk Class Diagram

Gambar 4.9 Class Diagram yang diusulkan

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansikan akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan suatu system ataupun desain database, sekaligus menewarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut. Class diagram diatas untuk menggambarkan relasi antar database.

Rancangan Basis Data

Pada bab ini menjelaskan secara terperinci rancangan-rancangan, relasi antar tabel yang diusulkan pada bagian database yang merupakan penjabaran diagram-diagram diatas.

Spesifikasi Basis Data (Database)

Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, table table yang ada didalam database, dan relasi antar table itu sendiri. Spesifikasi database yang digunakan untuk membuat sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

  1. Kamar inap

    1. Nama File : kamar_inap

    2. Media : Harddisk

    3. Isi : (id_kamar + nama_kamar +kelas +fasilitas +status_kamat)

    4. Primary Key : id_kamar

    5. Panjang Record : 54

    6. Tabel 4.1 kamar_inap
  2. Pasien

    1. Nama File  : pasien

    2. Media : Hardisk

    3. Isi : (id_pasien +id_user +nama_dep+nama_bel +tgl_craete +no_identitas+jenis_kelamin+umur+alamat+pen_jawab+alamat_pen+tlp_pen+hub_pen)

    4. Primary Key : id_pasien

    5. Panjang Record : 149

    6. Tabel 4.2 pasien
  3. Pesan Kamar

    1. Nama File : pesan_kamar

    2. Media  : Hardisk

    3. Isi : (id_pesan+id_pasien+id_kamar_tgl_pesan+tgl_cekin +tgl_cekout+status_pesan)

    4. Primary Key : id_pesan

    5. Panjang Record : 48

    6. Tabel 4.3 pesan_kamar
  4. User

    1. Nama File : user

    2. Media : hardisk

    3. Isi : (id_user+nama_depan+nama_belakang+email +username+password+level)

    4. Primary Key : id_user

    5. Panjang Record : 82

    6. Tabel 4.4 user

Rancangan Tampilan Sistem Yang Diusulkan

Rancangan Tampilan Login

Gambar 4.10 Rancangan Tampilan Login

Tampilan form login adalah tampilan rancangan tampilan login pada system pendaftara rawat inap yang diusulkan. Tampilan login yaitu login multiuser yang dapat digunakan oleh 3 user yaitu user pasien admin dan Pimpinan masing masing user login sesuai dengan level user tertentu

Rancangan Pendaftaran User Pasien

Gambar 4.11 Rancangan Tampilan Pendaftaran User Pasien

Tampilan Pendaftaran diatas merupakan rancangan pendaftaran untuk melakukan login maka pasien atau user harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu hingga memilki akaun untuk emlakukan login system, setelah berhasil login maka pasien dapat melakukan pendaftran rawat inap.

Rancangan Menu Pesan Kamar

Rancangan Menu Pesan Kamar – list kamar

Rancangan Tampilan Pesan Kamar – list kamar

Rancangan menu diatas adalah tampilan menu pesan kamar yang berisi list kamar rawat inap yang siap atau sudah dipesan oleh orang lain. Pasien bias memilih kamar rawat inap sesuai dengan keinginan dan juga pasien bisa melihat daftar kamar yang sedang terisi oleh pasien lain.

Rancangan Menu Pesan Kamar– Pendaftaran Rawat Inap

Gambar 4.13 Rancangan Tampilan Menu Pesan Kamar – Pendaftaran Rawat Inap

Rancangan tampilan diatas adalah rancangan form untuk menginput biodata pasien dan penanggung jawab yang nantinya akan menghasilkan bukti pemesanan. Bukti pemesanan digunakan untuk proses cekin di rumah sakit.

Rancangan Menu Master Kamar Inap

Gambar 4.14 Rancangan Tampilan Menu Master Kamar Rawat Inap

Tampilan Rancangan diatas adalah tampilan menu master kamar yang berguna untuk mengelolah data kamar rawat inap yaitu memiliki fungsi untuk tambah, edit dan delete data kamar rawat inap.

Rancangan Menu Status Pemesanan

Gambar 4.15 Rancangan Menu Status Pemesanan

Tampilan rancangan diatas adalah menu status pemesanan yang berisi informasi tentang pemesan yang berstatus pesan, sudah cekin maupun sudah cekout pada rawat inap rumah sakit.

Rancangan Menu Cek No Pemesanan

Gambar 4.16 Rancangan Menu Cek No Pemesanan

Tampilan rancangan daiatas adalah tampilan menu cek no pemesanan yang ebrfungsi untuk melihat pesanan pasien, berfungsi untuk melakukan cek, cekin dan cekout rawat inap pasien

Rancangan Menu Laporan

Gambar 4.17 Rancangan Menu Laporan

Tampilan rancangan daiatas adalah tampilan menu laporan yang berfungsi untuk mem filter laporan rawat inap online sesuai periode tertentu yang dibutuhkan oleh pimpinan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan.

Rancangan Menu User

Gambar 4.18 Rancangan Menu User

Tampilan rancangan daiatas adalah tampilan menu user yang berguna untuk mengelolah data user untuk login sistem mencangkup dalam tambah user, edit user dan delete user pada level tertentu.

Konfigurasi sistem usulan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Adapun konfigurasi yang digunakan pada sistem informasi pendaftaran rawat inap adalah sebagai berikut

  1. Proseccor : Intel ® Core ™

  2. CPU : 2.60 GHz

  3. System type : 64 bit

  4. Monitor : 14”

  5. RAM : 4 GB

  6. Mouse : PS/2

  7. Keyboard : PS/2

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Adapun Konfigurasi sistem software yang diperlukan di dalam sistem pengolahan informasi Pendaftaran rawat inap

  1. Sistem operasi seperti Windows 7 Profesional

  2. Google Chrome atau Mozilla Firefox

  3. Xampp

  4. MySQL

Tampilan Usulan

Tampilan Login

Gambar 4.19 Tampilan Menu Login

Tampilan layar di atas adalah tampilan menu login dimana pasien yang sudah mendaftar bisa langsung login dengan username dan password yang sudah dibuat saat mendaftar.

Tampilan Menu Pendaftaran User

Gambar 4.20 Tampilan Pendaftaran User

Tampilan layar dia atas adalah tampilan pendaftran user,pasien yang akan memesan kamar sebelum login harus mendaftar dan mengisi data seperti no identitas,nama depan,nama belakang, username, password dan email calon pasien.

Tampilan Menu Pesan Kamar

Gambar 4.21 Menu Pesan Kamar

Tampilan layar di atas adalah tampilan menu pesan kamar yang bias dilihat calon pasien yang sudah login dan bias langsung melihat kamar yang masih kosong. Warna merah menandakan bahwa kamar sudah penuh.

Tampilan Detail Kamar

Gambar 4.22 Detail Kamar

Tampilan layar di atas adalah detail kamar yang bis adilihat calon pasien yang berisi tentang nama kamar,kelas kamar,harga kamar per hari dan fasilitas kamar yang ada pada rumah sakit.

Tampilan Form Input Pemesanan Kamar

Gambar 4.23 Form Input Pemesanan Rawat Inap

Tampilan layar diatas adalah tampilan dari form input pemesanan rawat inap.Pasien yang telah memilih kamar bias langsung boking dan harus melengkapi data calon pasien terlebih dahulu yang meliputi no identitas. Nama depan, nama belakang,jenis kelamin dan data penanggung jawab yaitu nama penanggung jawab, jenis kelamin, alamat dan no telepon.

Tampilan Table Master Kamar Rawat Inap

Gambar 4.24 Table Master Kamar Rawat Inap

Tampilan layar di atas adalah tampilan master kamar rawat inap admian atau petugas pendaftaran bisa melihat dan mengedit data kamar inap yang sudah dipesan.

Tampilan Tabel Master Kamar Rawat Inap form Input

Gambar 4.25 Table Master Kamar Rawat Inap Form Input

Tampilan layar di atas adalah tampilan master kamar inap form input dimana admin bisa mengedit data kamar inap .

Tampilan Menu Status Pemesanan Kamar

Gambar 4.26 Menu Status Pemesanan Kamar Inap

Tampilan layar diatas adalah tamplan menu status pemesanan kamar inap, data pasien sudah memesan kamar inap akan terlihat pada menu status pemesanan kamar inap tersebut.

Tampilan menu Cek No Pemesanan

Gambar 4.27 Menu Cek No Pemesanan

Tampilan layar di atas adalah tampilan menu cek no pemesanan. Pasien yang sudah memesan kamar akan mendapatkan no pemesanan kemudian bisa di cek di menu cek no pemesanan tersebut untuk mengetahui bukti pemesanan kamar.

Hasil Cek No Pemesanan

Gambar 4.28 Hasil Cek No Pemesanan

Tampilan layar diatas adalah tampilan hasil cek no pemesanan, setelah pasien sudah mengecek no pemesanan pada menu cek no pemesanan kemudian akan tampil menu seperi layar diatas dan hasil cek no pemesanan menampilkan data pasien dan kamar yang telah dipesan.

Tampilan Bukti Pemesanan

Gambar 4.29 Bukti Pemesanan

Tampilan layar diatas adalah tampilan bukti pemesanan yang akan dibawa pasien ke rumah sakit sebagai bukti bahwa pasien telah mendaftar dan mememesan kamar.

Black Box Testing

Pengujian Pada Menu Login

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box untuk menu Login :

Tabel 4.5 Tabel Pengujian Menu Login

Pengujian Pada Pendaftaran User Pasien

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box untuk Pendaftara User Pasien:

Tabel 4.6 Tabel Pengujian Pendaftaran User Pasien

Pengujian Pada Menu Master Rawat Inap

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box untuk menu Master Kamar Inap:

Tabel 4.7 Tabel Pengujian Menu Master Kamar Inap

Pengujian Pada Menu Cek No Pemesanan

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box untuk menu Cek No Pemesanan:

Tabel 4.8 Tabel Pengujian Menu Cek No Pemesanan

Rancangan Waktu

Jadwal Kegiatan

  1. Pengumpulan Data Dan Study Pustaka

  2. Proses pengumpulan data digunakan sebagai bahan Analisis dan perancangan sistem, sehingga data-data dapat dirangkum sesuai dengan kebutuhan dan dapat diAnalisis yang kemudian dibuat program sistemnya, pada pelaksanaannya membutuhkan waktu empat minggu untuk melakukan pengumpulan data.

  3. Analisis Sistem

  4. Melakukan pengkajian terhadap data–data yang telah diperoleh terhadap sistem yang sedang berjalan mengenali masalah dan alternatife masalah yang diusulkan. Analisis sistem berlangsung selama enam minggu.

  5. Perancangan Sistem

  6. Perancangan sistem merupakan penerapan dari suatu hasil Analisis yang telah dilakukan oleh seorang analis terhadap data yang diAnalisisnya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang pembuat program. Perancangan sistem berlangsung selama sembilan minggu.

  7. Pembuatan Program

  8. Pembuatan program adalah kegiatan code untuk pembuatan program terhadap perancangan sistem yang dirancang atau diusulkan selama tujuh minggu

  9. Test Program

  10. Pengujian program dilakukan dengan metode black box untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan apakah code yang telah dibuat sudah benar dan tidak terdapat Debugg. Pengujian program berlangsung selama enam minggu

  11. Evaluasi Program

  12. Proses evaluasi program untuk mencatat apa saja yang di butuhkan atau kurang selama system ditest, yang selanjutnya akan ada pengembangan ke tahap yang lebih baik, evaluasi berlangsung selama lima minggu

  13. Perbaikan program

  14. Proses perbaikan dan penyempurnaan program mmbutuhkan waktu empat minggu untuk penyempurnaan program yang benar.

  15. Pelatihan User

  16. Pelatihan terhadap user, admin maupun tenaga kerja yang terkait dengan program yang telah dibuat selama tiga minggu

  17. Implementasi

  18. Setelah kelayakan program telah diketahui, maka langkah selanjutnya dilakukan implementasi program pada Dinas Pendidikan terkait. Implementasi program berlangsung selama empat minggu.

  19. Dokumentassi

  20. Proses Perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan, berlangsung sejak awal kegiatan yaitu pembuatan proposal hingga program diimplementasai pada Rumah Sakit Umum. Dokumentasi berlangsung selama liam belas minggu.

Tabel 4.9 Tabel Jadwal Kegiatan

Anggaran

Tabel 4.10 Anggaran

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang melatar belakangi penelitian adalah.

  1. Sistem pendaftaran pasien rawat inap pada rumah sakit umum kabupaten Tangerang masih yang digunakan saat ini masih manual dan belum terkomputerisasi.

  2. Kekurangan dari sistem pendaftaran pasien rawat inap yang masih manual yaitu kurang akuratnya data dimana terkadang ada salah penulisan pada data pasien . Sedangan kelebihan dari sistem manual yaitu tidak khawatir akan adanya virus yang dapat menghilangkan data pasien.

  3. Perancangan program pendaftaran pasien rawat inap bebasis web dilakukan dengan menggunakan Bahasa pemograman php, database MySQL dan aplikasi xampp, dimana proses pendaftaran pasien rawat inap berbasis web dapat mempermudah calon pasien dan juga pekerja rumah sakit dalam mencocokan data dengan mudah.

Saran

Dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan terdapat beberapa saran yang diusulkan dan dapat dijadikan sebagai bahan masukkan antara lain adalah:

  1. Dalam menetapkan sistem pendaftaran pasien rawat inap harus secara mendalam karena mengubah sistem lama menuju komputerisasi memerlukan biaya dan waktu. Penyesuaian antara lingkungan pihak rumah sakit umum kabupaten Tangerang dengan sistem yang baru , sehingga dalam pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan perancangan sistem.

  2. Perlu dilakukannya pengembangan dan pemeliharaan yang lebih baik terhadap sitem yang telah dibuat maupun perangkat lunak yang dibangun, sehingga sistem dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan.

  3. Perlu adanya suatu peningkatan mutu dan kualitas serta informasi yang terbaru sehingga dapat meningkatkan mutu system yang dirancang.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Suprihadi,Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. "Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller". Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282STMIK Raharja.
  2. Kadir 2013. Pengertian MySQL. Tersedia dalam : Buku Pintar Programer Pemula PHP. Yogyakarta. Mediakom.
  3. 3,0 3,1 3,2 Jogiyanto Hartono, 2013. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE Yogyakarta, Edisi Kedelapan, Yogyakarta,hlm 28,29, 38.
  4. Suprihadi,Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. "Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller". Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282STMIK Raharja.
  5. McLeod, Jr., Raymond; Schell, George P. 2013. Sistem Informasi Managemen (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat
  6. 6,0 6,1 Darmawan, Deni dan Kunkun Nur Fauzi.(2013). Sistem Informasi Manajemen. Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset.
  7. Sutarman. 2012. “Buku Pengantar Teknologi Informasi”. Jakarta: Bumi Aksara.
  8. Hidayat, Wahyu, Fauzi Maaruf, Saeful Bahari. Perancangan Media Video Desain Interior Sebagai Salah Satu Penunjang Promosi Dan Informasi Di PT. Wans Desain Group. Jurnal CERITA Vol. 2 No. 1 – Februari 2016"
  9. Suprihadi,Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. "Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller". Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282STMIK Raharja.
  10. Koo, Yoori. The Role of Designers in Integrating Societal Value in the Product and Service Development Processes. International Journal of Design. Vol. 10 No. 2 - August 2016 pages 49-65. http://www.ijdesign.org/ojs/index.php/IJDesign/article/viewFile/2462/735.10 Oktober 2016.  Khan, Shadab, Aruna B Dulloo, Meghna Verma. (2014). ”Systematic Review of Requirement Elicitation Techniques”. International Journal of Information and Computation Technology. Volume 4, Number 2. ISSN 0974-2239
  11. McKay, Alison, George N Stiny, Alan de Pennington. Principles for the definition of design structures. International Journal of computer integrated manufacturing. Volume 29, 2016 Issue 3. McLeod, Jr., Raymond; Schell, George P. 2013. Sistem Informasi Managemen (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat
  12. 12,0 12,1 12,2 Anhar. 2011. Panduan Menguasai PHP & MySQL secara Otodidak. Jakarta: Media Kita.hal:73
  13. 13,0 13,1 13,2 13,3 Ramadan .Rizky .“Sistem Informasi Rekam Medis Rawat Inap dan Rawat Jalan Pada Puskesmas Sukajadi”.www.google.com
  14. Arief, M.Rudyanto., 2011, Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan MYSQL, Andi, Yogyakarta
  15. 15,0 15,1 Nugroho, Bunafit. 2013. Dasar Pemograman Web PHP – MySQL dengan Dreamweaver. Yogyakarta : Gava Media,
  16. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. (2015). Perancangan Sis+ Menggunakan Metode Yii Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT Vol.8 No.2 – Januari 2015. ISSN : 1978-8282
  17. Aryanto, Arip, Tri Irianto Tjendrowasono. (2012). “Pembangunan Sistem Penjualan Online Pada Toko Indah Jaya Furniture Surakarta”. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 4 No 4 - 2012 - ijns.org ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online)
  18. Nidhra, Srinivas, & Dondeti, Jagruthi. (2012). Black Box and White Box Testing Techniques- A Literature Review. International Journal of Embedded Systems and Applications (IJESA), 2(2), 1-2
  19.  Khan, Shadab, Aruna B Dulloo, Meghna Verma. (2014). ”Systematic Review of Requirement Elicitation Techniques”. International Journal of Information and Computation Technology. Volume 4, Number 2. ISSN 0974-2239
  20. Prastomo, Andi. (2014). “Prototipe Sistem E-Learning Dengan Pendekatan Elisitasi Dan Framework Codeigniter: Studi Kasus Smp Yamad Bekasi”. Faktor Exacta 7(2): 165-175, 2014 Issn: 1979-276x
  21. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. (2015). Perancangan Sis+ Menggunakan Metode Yii Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT Vol.8 No.2 – Januari 2015. ISSN : 1978-8282
  22. Apriani.Fitria.2015. Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Pasien Rawat Jalan Pada Klinik Cibodas Medika Center .widuri.raharja.info
  23. Azhari An Ian.2015.Perancangan Aplikasi Monitoring Sistem Rujukan Pada Puskesmas Sukawali Berbasis Web.widuri.raharja.info
  24. Fajri.Ahmad.2016.Perancangan Sistem Informasi Cacatan Medis Pasien Pada Klinik Pt Straightway Primex.widuri.raharja.info
  25. Putra.Karunia.Dedi.2013.Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Di Klinik Dr. Sri Widatik Sukoharjo Berbasis Web. www.google.com
  26. Ridhanoor Santi (2016).“Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Playen 1”.www.google.com

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A :
Pada lampiran A ini berisi berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan Skripsi. Urutan penomoran A.1, A.2, A.3 dst.
A.1.Surat Pengantar Skripsi
A.2. Surat Penugasan Kerja
A.3.Form Penggantian Judul (Jika ada)
A.4.Kartu Bimbingan
A.5. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
A.6.Form Validasi Skripsi
A.7.Kwitansi Pembayaran Skripsi
A.8. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
A.9.Daftar Nilai
A.10.Formulir Seminar proposal
A.11. Sertifikat TOEFL
A.12.Sertifikat Prospek
A.13.Sertifikat IT Internasional (Minimal 1)
A.14.Sertifikat IT Nasional (Minimal 3 sertifikat IT, misalnya : Pelatihan REC, Seminar-seminar nasional)
A.15.Curriculum Vitae (CV)


LAMPIRAN B :
Pada lampiran B ini berisi berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian dll.
B.1. Bukti Observasi
B.2. Bukti Magang (Jika diperlukan)
dst
LAMPIRAN C :
Pada lampiran C ini berisi tentang berkas / bukti pada saat observasi dari sub bab 3.3.3 yang ada pada BAB III .
Contoh :
C.1. Berkas Karyawan
C.2. Berkas Absensi
dst


LAMPIRAN D :
Pada lampiran D ini berisi berkas-berkas berupa foto atau printscreen hasil rancangan yang ada pada bab IV .
D.1. Printscreen Halaman Awal
D.2. Printscreen Halaman Login
dst

Contributors

Tri