SI1233472974

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

ALAT PENDETEKSI NOMINAL MATA UANG KERTAS

MENGGUNAKAN SENSOR WARNA BERBASIS ARDUINO


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1233472974
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ALAT PENDETEKSI NOMINAL MATA UANG KERTAS

MENGGUNAKAN SENSOR WARNA BERBASIS ARDUINO

Disusun Oleh :

NIM
: 1233472974
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
:Sistem Komputer
Konsentrasi
:Creative Communication And Innovative Technologi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ..... 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ALAT PENDETEKSI NOMINAL MATA UANG KERTAS

MENGGUNAKAN SENSOR WARNA BERBASIS ARDUINO

Dibuat Oleh :

Nim
: 1233472974
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technologi

Disetujui Oleh :

Tangerang,.... 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
Dendy Jonas, M.Kom
   
Ilamsyah, M.Kom
NID : 14004
   
NID : 14019

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

ALAT PENDETEKSI NOMINAL MATA UANG KERTAS

MENGGUNAKAN SENSOR WARNA BERBASIS ARDUINO


Dibuat Oleh :

NIM
: 1233472974
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technologi

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

ALAT PENDETEKSI NOMINAL MATA UANG KERTAS

MENGGUNAKAN SENSOR WARNA BERBASIS ARDUINO


Disusun Oleh :

NIM
: 1233472974
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technologi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, .......... 2016
NUR ANI IRAWATI
NIM.1233472974



ABSTRAKSI

Tabungan adalah simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang tidak di belanjakan dan bisa di lakukan oleh perorangan maupun instansi. Dalam perkembangan teknologi yang pesat membuat kegiatan menabung menjadi menyenangkan. Setiap manusia dengan penglihatan normal dapat membedakan nominal mata uang khususnnya mata uang kertas. Namun, beda halnya dengan penyandang tuna netra di SKh Aditiya Silih Asih dapat mengenali nominal mata uang dengan cara diraba atau diberitahu oleh orang terdekatnya. Dengan ketidakmampuan membedakan nominal mata uang inilah sehinggasulit untuk melakukan aktifitas menabung yang mereka miliki. Inovasi perpaduan antara komponen sensor warna, arduino dan ESP8266 berhasil menciptakan tabungan dengan alat pendeteksi nominal mata uang kertas sehingga dapat membantu kegiatan menabung para penyandang tuna netra


Kata Kunci: : Tabungan, sensor warna, arduino, ESP8266

ABSTRACT

Savings is savings derived from income that is not spent and can be done by individuals and institutions. In the rapid technological developments make savings activities to beenjoyable. Every human with normal vision can distinguish khususnnya nominal currency paper currency. However, unlike the case with the blind in SKH aditiya Silih Asih can recognize the nominal currency by way touched or were told by someone close. With the inability to distinguish between nominal currency is making it difficult to perform activities of savings they have. Innovation blend component color sensor, arduino and ESP8266 managed to create a savings account with a nominal detectorpaper currency so as to help the activities of saving the visually impaired.


Keywords : Savings, color sensors, arduino, ESP8266


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Kuliah Kerja Praktek Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Perguruan Tinggi Raharja
  4. Bapak Dendy Jonas, M.Kom selaku Dosen Pembimbing 1, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta saran-saran kepada penulis sehingga Laporan Skripsi ini bisa penulis selesaikan
  5. Bapak Ilamsyah, M.Kom selaku Dosen Pembimbing 2, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta saran-saran kepada penulis sehingga Laporan Skripsi ini bisa penulis selesaikan
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.
  8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.



Tangerang, ..... 2016
NUR ANI IRAWATI
NIM. 1233472974

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

 

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA


 



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang pesat membuat manusia terus berinovasi menciptakan alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Banyak penelitian dan pengembangan yang dilakukan terhadap teknologi baru khususnya dalam bidang elektronika. Salah satunya berbagai alat yang menggunakan sensor sensor warna. Adapun fungsi dari sensor warna yaitu mampu membedakan warna dengan frekuensi yang berbeda. Kemampuan membedakan warna dengan frekuensi yang berbeda membuat sensor warna mampu membedakan warna setiap mata uang kertas.

Tabungan adalah simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang tidak di belanjakan dan bisa di lakukan oleh perorangan maupun instansi. Tabungan dengan kata lain disebut juga dengan Saving, yaitu bagian daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi dan disimpan untuk di gunakan di masa yang akan datang

Tunanetra ialah kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total, dan yang masih mempunyai sisa penglihatan.

Setiap manusia dengan penglihatan normal dapat membedakan nominal dan warna mata uang khususnnya mata uang kertas, tetapi beda halnya dengan penyandang tuna netra. Penyandang tuna netra mengenali nominal mata uang kertas dengan cara meraba bagian tertentu pada uang kertas yang akan digunakan. Contohnya penyandang tuna netra di SKh Aditiya Silih Asih, mereka tidak dapat mengenali nominal mata uang dengan baik, masih dengan cara diraba atau diberitahu oleh orang terdekatnya berapa nominal mata uanag yang akan digunakan. Dengan ketidakmampuan membedakan nominal mata uang inilah sehingga sulit untuk melakukan aktifitas menabung atau menyisihkan uang yang mereka miliki. Adapun tujuan dari kegiatan menabung bersama yang diterapkan di SKh Aditiya Silih Asih ini adalah untuk menerapkan sifat hemat yang harus ditanamkan dari kecil. Uang hasil dari menabung bersama akan digunakan untuk bakti sosial, baik untuk anak yatim maupun untuk fakhir miskin

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ingin merancang suatu alat sederhana yang akan menggunakan sensor warna dan arduino berjudul “ALAT PENDETEKSI NOMINAL MATA UANG KERTAS MENGGUNAKAN SENSOR WARNA BERBASIS ARDUINO”

Rumusan Masalah

Beberapa hal yang menjadi perumusan dalam penyusunan laporan ini antara lain:

  1. Bagaimana cara kerja “Alat Pendeteksi Nominal Mata Uang Kertas Menggunakan Sensor Warna Berbasis Arduino? ”

  2. Bagaimana membuat sistem pendeteksi nominal mata uang kertas menggunakan sensor warna ?

  3. Bagaimana membuat sistem output suara pada alat pendeteksi nominal mata uang kertas ?

  4. Bagaimana Sensor warna dan MCU ESP8266 terhubung dengan DataBase?

Ruang Lingkup Penelitian

Dari permasalahan yang ada maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada

  1. Perancangan dan pembuatan alat ini menggunakan Arduino dan MCU ESP8266.

  2. Perancangan dan pembuatan alat ini menggunakan Speaker sebagai output suara

  3. Perancangan dan pembuatan alat ini sebatas membaca mata uang melalui frekuensi warna

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan pokok yang dihasilkan dari laporan penelitian ini, yaitu:

  1. Memanfaatkan teknologi yang telah ada
  2. Menciptakan sebuah inovasi terbaru.
  3. Merubah sistem konvensional menjadi sistem modern.

Manfaat Penelitian

  1. Menambahkan kreatifitas untuk peneliti dan menambah pengalaman
  2. Dapat memudahkan penyandang tunanetra untuk menabung
  3. Membantu pihak sekolahan untuk mengetahui Nominal mata uang parapenyandang tunanetra yang di tabung

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Wawancara

    Laporan ini menggunakan metode wawancara, tanya jawab dengan narasumber dari tempat studi kasus SKh (Sekolah Khusus) dengan Stakeholder bernama Enjang Suhendi yaitu selaku pemilik yayasan SKh, yang ingin membuat kemajuan teknologi yang dapat menggantikan kebiasaan lama yaitu meraba dan bertanya kepada orang lain atau orang terdekat untuk mengetahui nominal mata uang kertas

  2. Metode Observasi

    Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan Maret-Juni 2016 pada SKh Aditiya Silih Asih, yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian.Adapun data yang saya ambil adalah sejarah, visi, misi, tujuan, dan struktur organisasi SKh

  3. Metode Studi Pustaka

    Metode untuk mendapatkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis maupun elektronik. Sebagian besar penulis melakukan pengumpulan data dan metode diambil dari situs-situs internet, dan sisanya dari buku cetak.

Metode Perancangan

Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart yang di desain dengan mengikuti cara kerja sistem. Dan pada perancangan alat menggunakan Diagram Blok, metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Pada pembuatan alat ini, penulis menggunakan alat seperti: sensor warna tcs 230,arduino dan nodemcu

Pengujian Alat

Metode ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pada sistem yang telah ada mencari solusi bagaimana membuat sistem sesuai dengan yang diharapkan tidak ada kesalahan. Pada metode pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian black box testing, black box testing adalah metode uji coba yang menfocuskan pada keperluan software. Karena itu, uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program

Pengujian Analisa

Model Analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). Pada tahap ini menjelaskan secara konseptual sistem yang sedang berjalan yang digambarkan melalui diagram aliran data, yang secara grafis menandai proses-proses serta aliran data. Data Flow Diagram (DFD) sering digunakan untuk menggunakan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir, atau lingkungan fisik dimana data tersebut tersimpan.

Sistematika Penulisan

Laporan ini terbagi dalam beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Secara garis besar penulisan ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna

BAB III PEMBAHASAN

Bab ketiga ini berisikan tinjauan organisasi, gambaran umum

perusahaan, sejarah singkat, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, struktur organisasi, komponen yang digunakan,

berikut pembahasan nya.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menjelaskan tentang implementasi dari system yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari system dan analisa terhadap system tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan alat dan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Pratama (2014:07) [1] “Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas bersama-sama.”

Menurut Eddy (2014:78) [2] “Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut keterkaitannya didalam mencapai tujuan.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang terdapat di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok Objek yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:227)[3], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Al-Jufri (2011:141)[4], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

3. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Deni Darmawan (2013:228)[3], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).
 

4. Tahap Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[3], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

 

Monitoring

Menurut fendy gerry foe (2013:10) [5] monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan Program –program di dalam hal jadwala penggunaaan input /masukan data oleh kelompok sasaran berkaiatan dengan harapan –harapan yang telah direncanakan.

Menurut Kumorotomo (2013:9)”Pemantauan adalah kegiatan observasi berkelanjutan. Pemantauan pada umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju hasil yang diamati”. Proses dasar dalam pemantuan (monitoring) ini meliputi tiga tahap yaitu:

  1. menetapkan standar pelaksanaan
  2. pengukuran pelaksanaan
  3. menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

Fungsi pemantauan

  1. Ketaata (compliance) Monitoring menentukan apakah tindakan admininistrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
  2. Pemeriksaan (auditing) Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka
  3. Laporan Monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagi akibat implementasi kebijakasanaan sesudah periode waktu tertentu.
  4. Penjelasan (explanation) Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa anatara perencanaan dan pelaksanaanya tidak cocok.

Internet Of Thing

Internet of things telah menjadi salah trend yang berkembang di dunia teknologi informasi. Banyaknya vendor-vendor software yang ternama seperti intel, samsung, microsoft, oracle, ibm, dll telah mengeluarkan platform-platform baru yang dikhususkan untuk Internet Of things, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.

1. Definisi Orisinil

Pada bulan Juni 2010 Ashton berkomentar."Hari ini komputer dan manusia, hampir sepenuhnya tergantung pada Internet untuk segala informasi yang semua terdiri dari sekitar 50 petabyte (satu petabyte adalah 1.024 terabyte) data yang tersedia pada Internet dan pertama kali digagaskan dan diciptakan oleh manusia. Dari mulai mengetik, menekan tombol rekam, mengambil gambar digital atau memindai kode bar.

Diagram konvensional dari Internet meninggalkan router menjadi bagian terpenting dari semuanya. Masalahanya adalah orang memiliki waktu, perhatian dan akurasi terbatas. Mereka semua berarti tidak sangat baik dalam menangkap berbagai data tentang hal di dunia nyata. Dan itu adalah masalah besar.

Dari segi fisik dan begitu juga lingkungan kita. Gagasan dan informasi begitu penting, tetapi banyak lagi hal yang penting. Namun teknologi informasi saat ini sangat tergantung pada data yang berasal dari orang-orang sehingga komputer kita tahu lebih banyak tentang semua ide dari hal-hal tersebut.

Jika kita memiliki komputer yang begitu banyak tahu tentang semua hal itu. Menggunakan data yang berkumpul tanpa perlu bantuan dari kita. Kita dapat melacak dan menghitung segala sesuatu dan sangat mengurangi pemborosan, kerugian, dan biaya. Kita akan mengetahui kapan hal itu diperlukan untuk mengganti, memperbaiki atau mengingat, dan apakah mereka menjadi terbarui atau melewati yang terbaik.

Internet of Things memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti pernah dilakukan oleh Internet, bahkan mungkin lebih baik.

Penelitian pada Internet of Things masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu, tidak ada definisi standar dari Internet of Things.Terdapat juga berbagai definisi yang dirumuskan oleh peneliti yang berbeda serta tercantum dalam survei."


2. Definisi Alternatif

a. Casagras (Coordination and support action for global RFID-related activities and standardisation) Mendefinisakan Internet of Things, sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi. Infrastruktur terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi obyek, sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. Ia juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.

b. SAP (Systeme, Anwendungen und Produkte)

c. Mendefinisikannya bahwa Dunia di mana benda-benda fisik diintegrasikan ke dalam jaringan informasi secara berkesinambungan, dan di mana benda- benda fisik tersebut berperan aktif dalam proses bisnis. Layanan yang tersedia berinteraksi dengan ‘obyek pintar’ melalui Internet, mencari dan mengubah status mereka sesuai dengan setiap informasi yang dikaitkan, disamping memperhatikan masalah privasi dan keamanan.

d. CORDIS

e. Rencana aksi untuk Uni Eropa untuk memperkenalkan pemerintahan berdasarkan Internet of Things.

f. ETP EPOSS

g. Jaringan yang dibentuk oleh hal-hal atau benda yang memiliki identitas, pada dunia maya yang beroperasi di ruang itu dengan menggunakan kecerdasan antarmuka untuk terhubung dan berkomunikasi dengan pengguna, konteks sosial dan lingkungan.

3. Keunikan Pengamatan Suatu Benda

Menurut Ashton, (2010: 312) Ide Sebenarnya dari Auto - ID Center berbasis pada Radio Frequency Identification (RFID) dan identifikasi yang unik melalui Electronic Product code namun hal ini telah berkembang menjadi obyek yang memiliki alamat Intenet protocol (IP) atau Uniform Resource Identifier (URI).

Pandangan alternatif, dari dunia Semantic Web, berfokus pada pembuatan segala sesuatu yang berhubungan dengan RFID dan dihubungkan oleh masing-masing protokol, seperti URI . Obyek itu sendiri terhubung dengan objek lainnya secara otomatis seperti halnya suatu server terpusat yang terhubung langsung dengan kliennya dan dikendalikan oleh manusia.

Generasi berikutnya dari aplikasi Internet menggunakan Internet ProtocolVersion 6 (IPv6) akan mampu berkomunikasi dengan perangkat yang melekat pada hampir semua benda buatan manusia karena ruang alamat yang sangat besar dari protokol IPv6. Sistem ini dapat membangun sebuah objek dalam skala yang besar.

Kombinasi ide ini dapat ditemukan dalam arus GS1/EPCglobal EPC Information Services (EPCIS).Sistem ini digunakan untuk mengidentifikasi objek mulai dari industri hingga ke logistik pemasaran.

4. Cara Kerja

Menurut Ashton, (2010: 312) Cara Kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun.Internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.

Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things ialah menyusun jaringan komunikasinya sendiri, yang dimana jaringan tersebut sangatlah kompleks, dan memerlukan sistem keamanan yang ketat.Selain itu biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.

5. Karakteristik dan Trends

a. Kecerdasan

Kecerdasan intelejensi dan kontrol automatisasi di saat ini merupakan bagian dari konsep asli Internet of Things. Namun, perlu dilakukan riset yang lebih mendalam lagi di dalam penelitian konsep Internet of Things dan kontrol automatisasi agar di masa depan Internet of Things akan menjadi jaringan yang terbuka dan semua perintah dilakukan secara auto - terorganisir atau cerdas ( Web , komponen SOA) , obyek virtual ( avatar ) dan dapat dioperasikan dengan mudah, bertindak secara independen sesuai dengan konteks, situasi atau lingkungan yang dihadapi .

b. Arsitektur

Arsitektur Internet Of Things terdiri atas beberapa jaringan dan sistem yang kompleks serta sekuriti yang sangat ketat, jika ketiga unsur tersebut dapat dicapai, maka kontrol automatisasi di dalam Internet Of Things dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sehingga mendapatkan profit yang banyak bagi suatu perusahaan, namun dalam membangun ketiga arsitektur itu banyak sekali perusahaan pengembang IoT yang gagal, karena dalam membangun arsitektur itu membutuhkan waktu yang lama serta biaya yang tidak sedikit.

c. Faktor Ukuran, Waktu dan Ruang

Di dalam membangun Internet Of Things para engineer harus memperhatikan ketiga aspek yaitu : Ukuran, ruang, dan waktu.Dalam melakukan pengembangan IoT faktor Waktu yang biasanya menjadi kendala.Biasanya dibutuhkan waktu yang lama karena menyusun sebuah jaringan kompleks di dalam IoT tidak lah mudah dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.

Tabungan

Menurut Azhar (2011:73), Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.

Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998 tabungan adalah simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Dari kedua definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Tabungan ialah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek, penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak bisa ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro atau yang dipersamakan dengan itu.

Faktor-faktor tingkat Tabungan

1. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat

2. Tinggi rendahnya suku bunga bank

3. adanya tingkat kepercayaan terhadap bank

Konsep Dasar Flow Chart

1. Definisi Flow Chart

Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8)[6], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program.

Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116)[7], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

2. Cara Membuat Flow Chart

Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flow chart Menurut Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8): [6],

  1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
  4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
  5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
  6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
  7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

3. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Sulindawati (2010:8)[6], Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
    Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistemsecara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem.
    Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).
  2. Flowchart Paperwork (Document Flowchart)
    Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan.
  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
    Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.
  4. Flowchart Program (Program Flowchart)
    Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
  5. Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Flowchart Proses merupakan teknik menggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.

 

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Simarmata (2010:62)[8], “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

Menurut Darmawan (2013:229)[3], Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu: (Simarmata, 2010:64)[8],

  1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)
    Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.
  2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
    dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
  2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.
  3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
  4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.
3. Keunggulan dan Kekurangan Prototipe

Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kekurangan Prototipe

Sumber: Simarmata (2010:68)[8]

 

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Rizky (2011:237),[9]Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Menurut Simarmata (2010:323),[8] “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi. Program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah prose terhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Black box dan White box testing.

2. Definisi Black Box

Menurut Arie (2014),[10]“ Black Box adalah cara pengujian yang di lakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.”

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2),[11]Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure,

(Kotak hitam pengujian adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) diuji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak)

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
  2. Kesalahan interface
  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
  4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
  5. Kesalahan performa
  6. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

d. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

a. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

c. Menentukan output untuk suatu jenis input.

d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

e. Melakukan pengujian.

f. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

g. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

3. Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

a. EquivalencePartioning

EquivalencePartioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b. BoundaryValueAnalysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

c. Cause-EffectGraphingTechniques

Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

1) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

2) Pembuatan grafik Causes-Effect graph

3) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

4) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

d. ComparisonTesting

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

e. Sample and RobustnessTesting

1) SampleTesting

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

2) RobustnessTesting

Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

1) BehaviorTesting

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

2)Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

g. RequirementTesting

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

1) RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

2) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

h. EnduranceTesting

EnduranceTesting melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

4. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

8_zps9c041ff8.png

Sumber siddiq (2012:14)

5. Definisi White Box

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2)[11]

White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing.

(white Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem . Metode ini dinamakan demikian karenaprogram perangkat lunak , di mata tester , seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat . Pengujian White Box adalahkontras dengan Black Box Testing).

White Box Testing Advantages

a.Increased Effectiveness: Crosschecking design decisions and assumptions against source code may outline a robust

b.design, but the implementation may not align with the design intent.

c. Full Code Pathway Capable: all the possible code pathways can be tested including error handling, dependencies, and additional internal code logic/flow

d.Early Defect Identification: Analyzing source code and developing tests based on the implementation details enables

e. testers to find programming errors quickly

f.Reveal Hidden Code Flaws: access of program modules.

g.No Waiting: Testing can be commenced at an earlier stage. One need not wait for the GUI to be available.

(Keuntungan pengujian White Box)

a. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat

b.desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain .

c.Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .

d. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan

e.penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .

f.Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

g. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

Menurut Rizky (2011:262)[9], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.

a. Decision (Branch) Coverage

Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

b. Condition Coverage

Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

c. Path Analysis

Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

d. Executive Time

Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

e. Algorithm Analysis

Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat.

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66) [12], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Guritno (2011:302)[13], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302)[13] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

  1. Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Tahap II
    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.
    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi
    Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

3. Requirement Elicitation

Menurut Guritno (2011) [13] Requirement Elicitation adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yamg akan dikembangkan. Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan diantara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

 

Teori Khusus

Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17)[14] “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.”

Menurut Syahwil (2013:53),[15] “Mikrokontroler adalah sebuah system computer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu system Komputer.

Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi – instruksi yang diberikan kepadanya.Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer.Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

a. Karakteristik Mikrokontroler

karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:

a. CPU (Central Procesing Unit)

b. RAM (Read Only Memory)

c. I/O (Input/Output)

Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

b.Klasifikasi Mikrokontroler

mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

a.ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB)

b.RAM berkapasitas 68 byte

c. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

d.Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

e.Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

f. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

bahwa Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:

a.RAM (Random Access Memory)

RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

b.ROM (Read Only Memory)

ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

c.Register

Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

d.Special Function Register

Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

e.Input dan Output Pin

Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

f.Interrupt

Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

2. Nodemcu

Menurut Agus Kurniawan (2015 : 01),“NodeMcu is an open soure IoT platfrom. It uses the Lua scripting language. NodeMcu was created shortly after the ESP8266 came out. Further information, you can read it on http://nodemcu.com/index_en.html. The following is a form of NodeMcu v2.”

“NodeMcu adalah soure terbuka IOT platfrom. Ia menggunakan Lua bahasa scripting. NodeMcu diciptakan lama setelah ESP8266 keluar. Informasi lebih lanjut, Anda dapat membacanya di http://nodemcu.com/index_en.html. Berikut ini adalah bentuk NodeMcu v2

A. Fitur

• Open-source

• Interaktif

• Programmable

• Biaya Rendah

• Sederhana

• Smart

• WI-FI enabled

B. Arduino-like hardware IO

Canggih API untuk hardware IO , yang secara dramatis dapat mengurangi pekerjaan berlebihan untuk mengkonfigurasi dan memanipulasi hardware.Code seperti Arduino , tetapi secara interaktif dalam script Lua .

C.Nodejs style network API

Event API untuk applicaitons jaringan, yang menfasilitasi pengembang menulis kode yang berjalan pada 5mm * 5mm berukuran MCU di Nodejs gaya . Sangat mempercepat proses pengembangan aplikasi IOT Anda .

D. Lowest cost WI-FI

Kurang dari $ 2 WI-FI MCU ESP8266 terintegrasi dan esay untuk pengembangan prototipe kit . Kami menyediakan platform terbaik untuk pengembangan aplikasi IOT pada biaya terendah .

E. Specification

Development Kit berdasarkan ESP8266, integates GPIOPWM , IIC , 1 -Wire dan ADC semua dalam satu papan . Daya developement Anda dengan cara combinating tercepat dengan NodeMCU Firmware!

• USB-TTL included, plug&play

• 10 GPIO, every GPIO can be PWM, I2C, 1-wire

• FCC CERTIFIED WI-FI module(Coming soon)

• PCB antenna

Arduino

Menurut Syahwil (2013:60), [15]“Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel”.

Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Gambar 2.2Mikrokontroler Arduino Uno

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply.Powernya menyala secara otomatis. Powersupply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board.Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan Processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino:

Verify : Cek error dan lakukan kompilasi kode.

Upload  : Upload kode ke board/kontroler. Asumsi bahwa board dan serial port telah disetting dengan benar.

New : Membuat aplikasi baru.

Open : Buka proyek yang telah ada atau dari contoh-contoh/examples.

Save : Simpan proyek anda. Serial Monitor: Membuka serial port monitor untuk melihat feedback/umpan balik dari board

Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :

1. pin

Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

1. pin

Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

2. 5V

Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.

3. 3,3V

Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA Pin Ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino

4. Memori

ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.

5. Input dan Output

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt.Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.

3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output

4. PWM dengan fungsi analogWrite().

5. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.

6. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

Uang Kertas Rupiah

Menurut Daud (2007), uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas) yang di keluarkan oleh pemerintah Indonesia, dalam hal ini Bank Indonesia, dimana penggunanya dilindungi oleh UU No.23 Tahun 1999 dan sah di gunakan sebagai alat tukar pembayaran diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

TCS230

Menurut Widodo (2011:102), TCS230 adalah Sensor warna keluaran Texas Advance Optoelectronic solutions yang berisi 8X8 matrix Photodiode yang masing-masing berukuran 120um. Photodiode tersebut atas 16 photodiode dengan filter merah, 16 dengan filter hijau, 16 dengan filter biru, dan 16 tanpa filter.

Definisi lain TCS230 adalah sensor warna yang sering digunakan pada aplikasi mikrokontroler untuk pendeteksian suatu object benda atau warna dari objet yang di monitor. Sensor warna TCS230 juga dapat digunakan sebagi sensor gerak, dimana sensor mendeteksi gerakan suatu object berdasarkan perubahan warna yang diterima oleh sensor.

Konsep Dasar Resistor

Menurut Winarno (2011:39)[16], “Resistor adalah salah satu komponen elektronik yang membatasi arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup”.

Menurut Sandy Hermawan (2014:262)[17], “Resistor adalah satu elemen elektronika yang di gunakan sebagai hambatan listrik”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi memberikan tahanan atau hambatan arus listrik.

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi sepertinikel-kromium)

Gambar 2.5 Resistor

(Sumber: Winarno (2011:39)


Karakteristik utama dari resisitor adalah resisitansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, listrik dan induktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.Ukuran dan letak kaki bergantungpada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Gambar 2.6 Skema Warna Resistor

(Sumber: Winarno (2011:39)

2. Satuan

Ohm (simbol: Ω adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm). Nilai satuan terbesar yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai resistor adalah:

1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000.000 Ohm.

1 kilo Ohm (KΩ) = 1.000 Ohm.

3. Resistor Tetap

Resistor tetap yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.

Gambar 2.7 Resistor Tetap

(Sumber: Winarno (2011)

Resistor dibagi menjadi 6 yaitu:

a. Resistor Kawat

Resistor kawat ini adalah jenis resistor pertama yang lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektroniaka masih mengguanakan Tabung Hampa (Vacuum Tube). Bentuknya bervariasi dan fisik agak besar. Resisistor ini biasanya banyak digunakan dalam rangkaian daya karena memiliki ketahanan yang tinggi yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi.

b. Resisitor Batang Karbon (Arang)

Pada awalnya resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberililitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan untuk pembacaanya dapat dilihat pada table kode warna.

c. Resistor Keramik atau Porselin

Dengan adanya perkembangan teknologi elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang dibuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor ini banyak dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki ketahanan yang tinggi. Di pasaran kita akan menjumpai resisitor jenis ini dengan ukuran bervariasi mulai dari 1/4 Watt, 1/3 Watt, ½ Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

d. Resisitor Film Karbon

Sejalan dengan perkembangan teknologi para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna seperti pada Resistor Karbon.

e. Resisitor Film Metal

Resistor Film Metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon dan memiliki keadalan dan stabilitas yang tinggi dan tahan terhadap perubahan temperatur.

f. Resisitor Tipe Film Tebal

Resistor jenis ini bentuknya merip dengan resistor film metal, namun resistor ini dirancang khusus agar memiliki kehandalan yang tinggi. Sebagai contoh sebuah resistor film tebal dengan rating daya 2 Watt saja sudah mampu untuk dipakai menahan beban tegangan di atas satuan Kilo Volt.

4. Resistor Tidak Tetap

Resistor tidak tetap yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada (bass/trabel) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.

Gambar 2.8 Resistor Tidak Tetap

(Sumber: Winarno (2011)

Resistor tidak tetap dibagi menjadi 8 yaitu:

a. Potensiometer

Potensiometer adalah komponen pembagi tegangan yang dapat disetel sesuai dengan keinginan.Bentuk fisik dari Potensiometer pada umumnya besar dan dibuat dari bahan kawat atau arang (karbon).

b. Potensiameter Preset

Potensiameter Preset bentuknya sangat kecil dan pengaturannya sama dengan Trimpot yaitu dengan menggunakan obeng yang diputar pada bagian lubang coakan.

c. NTC dan PTC

NTC adalah singakatan dari Negative Temperature Coefficient sedangkan PTC adalah singkatan dari PositiveTemperature Coefficient. Sifat dari komponen NTC adalah resisitor yang nilai tahannya akan menurun apabila temperature sekelilingnya naik dan sebaliknya komponen PTC adalah resistor yang nilai tahannya akan bertambah besar apabila temperaturnya turun.

d. LDR ( Light Dependent Resisitor)

LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resisitor yaitu resisitor yang tergantung cahaya, artinya nilai tahannya akan berubah-ubah apabila terkena cahaya dan perubahannya tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya.

e. VDR (Volttage Dependent Resistor)

VDR adalah singkatan dari Volttage Dependent Resistor yaitu resistor yang nilai tahannya akan berubah tergantung tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterimanya maka tahanannya akan semakin mengecil sehingga arus yang melalui VDR akan bertambah besar.

Konsep Dasar Kapasitor atau Kondensator

1. Definisi Kapasitor atau Kondensator

Menurut Abdul Kadir (2012:3)[18], bahwa “Kapasitor adalah komponen yang berguna untuk menyimpan muatan listrik ukuran muatan listrik.

Menurut Winarno (2011:39)[16],, “Resistor adalah salah satu komponen elektronik yang membatasi arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup”.

Kapasitor sendiri berasal dari kata capacitance atau kapasitas yang artinya adalah kemampuan untuk menyimpan arus listrik (Dalam istilah elektronika diistilahkan sebagai “Muatan Listrik.”)Jadi kapasitor adalah suatu komonen yang dapat diisi dengan muatan listrik kemudian disimpan untuk sementara waktu dan selanjutnya muatan tersebut di kosongakan/dibuang melalui suatu sistem atau dihubungkan ke bumi.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Gambar 2.9 Lambang Kondensator

(Sumber: Winarno(2011:39)

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Gambar 2.10 Lambang Kapasitor

(Sumber: Winarno(2011:39)


Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

2. Kapasitansi

Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:

a. Pikofarad (pF) = 1X10-12

b. Nanofarad (nF) = 1X10-9 F

c. Microfarad (µF) = 1X10-6

Satuan Farad adalah satuan yang sangat besar dan jarang dipergunakan dalam percobaan. Dalam prakteknya biasanya dipergunakan satuan Farad dalam bentuk pecahan seperti berikut ini:

a. 1 Farad (F) = 1.000.000 µF (mikroFarad)

b. 1 mikroFarad (µF) = 1.000 nF (nanoFarad)

c. 1 nanoFarad (nF) = 1.000 pF (pikoFarad)

Satuan Farad adalah satuan yang sangat besar dan jarang dipergunakan dalam percobaan. Dalam prakteknya biasanya dipergunakan satuan Farad dalam bentuk pecahan seperti berikut ini:

a. 1 Farad (F) = 1.000.000 µF (mikroFarad)

b. 1 mikroFarad (µF) = 1.000 nF (nanoFarad)

c. 1 nanoFarad (nF) = 1.000 pF (pikoFarad)

Ada jenis kapasitor lain seperti kapasitor elektrolit yang selain memiliki nilai kapasitas juga memiliki parameter-parametera lain seperti batas tegangan kerja. Batas tegangan kerja (Working Voltage) yaitu batas tegangan maksimum di mana kapasitas tersebut dapat dioperasikan dalam suatu rangaian.Parameter tersebut biasanya dicantumkan langsung pada badan kapasitor.Selain daripada itu untuk jenis-jenis kapasitor pada umumnya diberi tanda (+) dan (-).Tanda tersebut adalah menyatakan polaritas yang harus dihubungkan dengan catu daya. Dalam pemasanganannya harus diperhatikan baik-baik jangan sampai kedua tanda tersebut dipasang terbalik sebab apabiala sampai terbalik akan mengakibatkan kerusakan pada kapasitor tersebut dan bahkan akan merusak rangkaian yang akan dibuat.

Apabila kita mendekatkan 2 macam bahan konduktor dengan tidak saling bersentuhan, kemudian kepada kedua bahan tadi kita alirkan aliran listrik, secara teoritis kita telah mendapatkan sebuah Kapasitor sederhana. Namun dalam dunia elektronika tentunya tidak sederhana itu, masih ada factor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sebuah Kapasitor.

Dalam pembuatan komponen Kapasitor diperlukan suatu bahan yang berfungsi menyekat di antara 2 bahan konduktor. Bahan yang berfungsi sebagai penyekat itu disebut bahan dielektrikum seperti pada gambar di bawah .

Seperti terlihat pada gambar di atas, apabila kita membuka sebuah Kapasitor Elektrolit berkas dengan menggunakan sebuah pisau tipis (cutter), di dalamnya akan terlihat 2 buah lapisan tipis. Setiap lapisan dilapisi lagi dengan bahan metal foil tipis. Setiap metal foil dihubungkan dengan salah satu terminal hubungan listrik. Antara kedua lapisan tadi diberi bahan penyekat yang disebut Dielektrikum.Bahan Dielektrikum pada umumnya dibuat dengan bahan kertas, maka, film, minyak bakelit dan lain-lain.

Dalam prakteknya kita mengenal berbagai macam jenis Kapasitor yang namanya disesuaikan dengan nama bahan Dielektrikum yang digunakan dalam membuat komponen Kapasitor. Sebagai contoh misalnya: Bila kapasitor bahan Dielektrikumnya dibuat dari kertas, maka Kapasitor tersebut dinamakan Kapasitor kertas dan kalau bahan Dielektrikumnya dibuat dari bahan elektrolit, maka Kapasitor tersebut dinamakan Kapasitor Elektrolit.

Besarnya kapasitas dari sebuah Kapasitornya dapat ditentukan dengan rumus:

c = 0,0885 x Ɛ x D/d µF

Ɛ = konstanta dielektrikum

D = luas bahan metal foil dalam cm2

d = jarak antara kedua metal foil dalam cm

Dari rumus di atas, kita dapat melihat bahwa besar kecilnya kapasitas suatu komponen Kapasitor tergantung kepada konstanta dielektrikum atau bahan dielektrikum serta luas bidang bahan dielektrikum yang digunakan.

Pengertian dari Dielektrikum adalah angkka tetap yang dipergunakan untuk membandingkan suatu bahan Dielektrikum dengan nilai konstanta Dielektrikum udara (Ɛ udara = 1).

Konsep Dasar Transistor

1. Definisi Transistor

Menurut Abdul Kadir (2012:3)[18], Transistor merupakan komponen dengan fungsi bermacam-macam. Komponen ini dapat berfungsi seperti layaknya keran air.

Alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Gambar 2.11 Lambang Kondensator

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor disusun menggunakan sambungan dioda.Berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut.

a. BJT (Bipolar Juction Transistor)

BJT memiliki 2 dioda yang kutub positif atau kutub negatifnya terhimpit, serta memiliki terminal, yaitu emitor (E), kolektor (C), dan basis (B). BJT dapat dibagi menjadi dua jenis berikut ini:

1. NPN (Negative Positive Negative)

Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-P di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-n.Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.

Gambar 2.12 Lambang Kondensator

2. PNP(Positive Negative Positive)

Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-n di antara 2 alpisan semikonduktor tipe-p. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.

Gambar 2.13 Lambang Kondensator

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio.Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

2. Cara Kerja Semikonduktor

Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.

Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.

Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).

Dapat dilihat bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor

Bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.

Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalahinkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.

Konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.

3. Cara kerja transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut

Literature Review

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:86)[13], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut:

1.Penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi Aryo Porbadi [2014] dari Universitas Brawijaya Malang sebagai bentuk Jurnal skripsi dengan judul “Alat Deteksi Nominal Uang Kertas Untuk Penyandang Tuna Netra” Pada perancangan ini penulis menggunakan Atmega16 sebagai mikrokontroler, sensor warna TCS3200 dan menggunakan LCD dan speaker sebegai output hasil deteksi nominal mata uangnya

2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Dawud Gede Wijaksono [2007] dari Universitas Indonesia sebagai bentuk skripsi dengan judul “Perangkat Lunak Idensikasi Nilai Nominal Dan Keaslian Uang Kertas Rupiah Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation” Pada perancangan ini penulis membuat sebuah sistem perangkat lunak menggunakan software Matlab sebagai idefinkasi uang asli atau tidak dan menggunakan

3.Penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Andang Novianta [2009] dari AKPRIND sebagai bentuk Jurnal dengan judul “Alat Pendeteksi Warna Berdasarkan Warna Dasar Penyusun RGB Dengan sensor TCS230 ” Pada perancangan ini penulis membuat suatu alat tentang pendeteksian warna RGB menggunakan mikrokontroler AT89S52 sebagai pemproses data yang di terima dari sensor warna TCS230 dan sebagai outputnya menggunakan LCD.

4.Penelitian yang telah dilakukan oleh Victor Chandra S [2009] dari Universitas Sumatra Utara Medan sebagai bentuk skripsi dengan judul “Alat Pemisah Benda Berdasarkan Warna Menggunakan Sensor TCS230 Berbasis Mikrokontroler AT89S51” Pada perancangan ini penulis membuat suatu alat pemisah barang menggunakan sensor warna dan mikrokontroler AT89S51 dan sebagai alat pemisahnya menggunakan motor steper dan DC sebagai motor penggeraknya.

5.Penelitian yang telah dilakukan oleh Fatimah Sri Handayani [2013] dari Universitas Sumatra Utara Medan sebagai bentuk Skripsi dengan judul “ Rancangan Tongkat Pintar(Smart Stick) Tunanetra Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 ” Pada perancangan ini penulis membuat Smart Stick dimana pembuatan alat ini mendeteksi 4 arah mata angin yang akan di set sebagai arah tujuan oleh penggunanya, dan untuk mendeteksi suatu benda menggunakan sensor ultrasonic.

6.Penelitian yang telah dilakukan oleh Fanida Yantiar [2015] dari STMIK RAHARJA sebagai bentuk Skripsi dengan judul “Monitoring Ruangan Budidaya Jamur Menggunakan Arduino Berbasis Internet Of Things Pada Pondok Pesantren Riyadul Jannah ” Pada perancangan ini penulis membuat suatu alat monitoring budidaya jamur menggunakan arduino berbasis Internet Of Things dimana pemantauan bisa di lakukan secara online.

7.Penelitian yang telah dilakukan oleh Marina Hartono [2015] dari STMIK RAHARJA sebagai bentuk Skripsi dengan judul “Pot Tanaman Pintar Berbasis Internet Of Things Pada Rsud Kota Tangerang ” Pada perancangan ini penulis membuat Pot tanaman pintar berbasis Internet Of Things dimana pembuatannya menggunakan Mikrokontroler Nodemcu yang nantinya akan terhubung ke Ubidot sebagai database.

Dari ketujuh Literature Review yang ada, telah banyak penelitian mengenai tentang deteksi mata uang menggunakan sensor TCS230. Maka dari itu penulis mengambil satu sample atau contoh untuk dijadikan acuan dari ke 7 (tujuh) literature review diatas yaitu dengan judul Alat Deteksi Nominal Uang Kertas Untuk Penyandang Tuna Netra

BAB III

PEMBAHASAN

Tinjauan Organisasi

Gambaran Umum Sekolah

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlasungan hidup. Sistem pendidikan di Indonesia belum mengakomodasi keberagaman, sehingga menyebabkan munculnya segmentasi lembaga pendidikan yang berdasar pada perbedaan agama, dan bahkan perbedaan kemampuan baik fisik maupun mental yang dimiliki oleh siswa. Segmentasi lembaga pendidikan ini telah menghambat para siswa untuk dapat belajar menghormati realitas keberagaman dalam masyarakat.

Sekolah Khusus (SKh) merupakan Sekolah yang diperuntukkan anak-anak yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional dan mental sosial tapi memiliki potensi kecerdasan. SKh memiliki tujuan meningkatkan moral anak bangsa serta kepedulian terhadap anak- anak yang berkebutuhan khusus. Pengucilan dan pengasingan di lingkungan masyarakat terhadap anak yang berkebutuhan khusus menjadikan peran utama serta upaya dari Sekolah khusus dalam menghapus paradigma dan pemikiran masyarakat terhadap anak yang berkebutuhan khusus. Pengenalan Sekolah khusus di Indonesia pun tidak mudah, butuh tenaga ahli dibidangnya.

SKh Aditya Silih Asih merupakan salah satu yayasan yang bergerak dibidang pendidikan yang diperuntukkan anak-anak yang berkebutuhan khusus. SKh Aditya Silih Asih memiliki tujuan dibidang Sosial dalam meningkatkan kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus dan Kemanusiaan dalam meningkatkan moral anak yang memiliki kebutuhan khusus.

Sejarah Singkat Sekolah

Yayasan yang bermula dari minat yang besar terhadap kemajuan anak berkebutuhan khusus sebagai gerakan sosial dan kemanusiaan dalam masyarakat. Yayasan Aditya Faiz Purnama pendiri dari SKh Aditya Silih Asih. Sekolah khusus ini berdiri sejak tanggal 4 Februari 2014. Berdiri dengan luas tanah ± 700 m dan beralamatkan di Jln.AMD RT 06 RW 02, Desa Serdang Kulon, Kec.Panongan Kabupaten Tangerang. Yayasan Aditya Faiz Purnama didirikan oleh Endeng Suhendi salah satu guru yang mengajar di SKh Aditya Silih Asih. Sekolah khusus ini memiliki 58 jumlah siswa berkebutuhan khusus. Dengan 12 guru yang berkompetensi dibidangnya. Memiliki 4 jumlah ruang kelas dengan berbagai kelompok anak berkebutuhan khusus, meiputi tunanetra, tunarungu, tunagrahita dan hiperaktif.

Visi Dan Misi Sekolah

VISI

Terwujudnya sekolah khusus yang unggul dalam layanan dan prestasi menuju kemandirian siswa berkebutuhan khusus berdasarkan iman dan takwa.

MISI

1. Menciptakan lulusan yang berjiwa sosial tinggi

2. Menciptakan lulusan yang berguna untuk masyarakat

3. Menciptakan lulusan yang berkompeten dibidangnya

4. Menciptakan lulusan yang produktif.

Struktur Organisasi

Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada jenis, tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Susunan organisasi sekolah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang susunan dan tata kerja sekolah.
Dalam struktur organisasi sekolah terlihat adanya hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, siswa dan pegawai tata usaha serta pihak lain di luar sekolah. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan pendidikan harus diselenggarakan oleh kepala sekolah untuk mencapai suatu tujuan.
Agar kegiatan di SKh Aditya Silih Asih dapat berjalan sesuai dengan program yang telah dibentuk, maka struktur organisasi kepengurusan sekolah sebagai berikut

Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan alat “Alat Pendeteksi Nominal Mata Uang Kertas Menggunakan Sensor Warna Berbasis Arduino” ini dibuat, diharapkan akan terciptanya beberapa dampak positif. Dampak positif tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Membantu para penyandang tunanetra dalam melakukan aktifitas menanbung

2. Membantu pihak sekolahan untuk mengetahui nominal mata uang tabungan bakti social para penyandang tunanetra

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

1. Perancangan Prototipe

Prototipe “Alat Pendeteksi Nominal Mata Uang Kertas Menggunakan Sensor Warna Berbasis Arduino”, dalam perancangan prototipe ini disusun dalam suatu kotak yang berisi komponen Sensor warna TCS230,MCU ESP8266 dan Speaker seperti yang ada di bawah ini.

Gambar 3.3 Perancangan Prototipe

2. Cara Kerja Alat

Cara kerja alat“Alat Pendeteksi Nominal Mata Uang Kertas Menggunakan Sensor Warna Berbasis Arduino”, sensor warna TCS230 di letakan di bawah lubang tabungan yang mana fungsi adalah untuk mengetahui nilai nominal mata uang yang dimasukan kedalam tabungan,lalu setalah Datanominal mata uang di ketahui data akan di kirim ke Mcu esp8266 yang nantinya akan di proses, lalu setelah data di proses data akan di ke database ubidot melalui Mcu esp8266.Hasil Outputnya akan di keluarkan melalui media speaker

3. Blok Diagram

Berikut blok diagram berserta alur kerjanya untuk sistem pendekteksian nominal mata uang pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Diagram Blok

1. Uang adalah bahan inputan yang nantinya akan di baca oleh sensor TCS230

2. TCS230 merupakan merupakan sensor warna yang membaca nominal mata uang

3. MCU ESP8266 merupakan mikrokontroler yang akan memproses data yang di kirim dari TCS230 dan modul wifi yang nantinya akan menghubungkan ke server ubidot

4. Speaker merupan alat output untuk menyebutkan nominal mata uang

5. Cloud media penyimpanan secara online

6. Ubidot sebagai media informasi data sensor secara online

Pembuatan Alat

Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.4. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

a. Alat yang digunakan meliputi:

1. Laptop

2. Software Arduino

3. Software Fritzing ( Untuk Menggambar Schematik)

4. Software Microsoft Visio 2010

5. Solder Timah

6. Tang dan Obeng

7. Kabel Jumper

8. Papan PCB Bolong

b. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

a. MCU ESP 8266

b. Sensor TCS230

c. Speaker

Merancang Schematik Hardware

Dalam pembuatan bentuk dari skematik diperlukan aplikasi fritzing, penggunaan fritzing adalah untuk merancang rangkaian elektronika yang sudah mendukung library-library arduino. Dan untuk memulainya dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

tampilan breadboard dimana tampilan tersebut digunakan untuk mengimpor komponen yang ada toolbox di jendela part nya. Adapun tampilannya akan terlihat seperti gambar berikut.

Setelah melakukan langkah diatas, maka gambar rangkaian dapat dilihat pada penjelasan rangkaian-rangkaian yang digunakan dibawah ini.

1. Rangkaian Catu Daya

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan.

Gambar 3.7 Rangkaian Catu Daya

2. Rangkaian Sensor

Rangkaian dibawah ini merupakan konfigurasi sensor pada MCU ESP8266, pada gambar dibawah ini dipasang sebuah buah sensor TCS3200 dengan fungsi mendekteksi mata uang.

Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Setelah prosses rangkaian selesai dibuat langkah selanjutnya aadalah membuat perancangan perangkat lunak, meliputi penulisan listing program yang akan di simpan atau di tanam di dalam mikrokontroller dengan menggunakan suatu software arduino. Program arduino 1.5.8 di gunakan untuk menuliskan listing program

Gambar 3.09 tampilan Awal Arduino

Menggunakan Bahasa C yang digunakan untuk mengontrol Sensor TCS3200 sehingga alat dapat berjalan sesuai dengan konsepnya.

Gambar 3.10 tampilan Coding pada Arduino

Konsep perancangan ubidot

Ubidots adalah sebuah platform Internet of Things yang berasal dari Boston, Amerika Serikat. Platform ini menawarkan jasa gratis dan berbayar dengan ketentuan Sensor yang bisa dipakai jika memakai jasa gratis user dibatasi hingga 5 sensor.Ubidots juga memiliki layanan notifikasi SMS dan email jika dengan trigger yang dibuat berdasarkan data sensor yang user tetapkan sebelumnya. Beberapa contoh pemakain Ubidots bisa dilihat pada link berikut:

a. Counter Ubidots

Counter adalah register yang mengikuti serangkaian state yang sudah ditentukan. Gerbang-gerbang dalam counter dihubungkan sedemikian rupa untuk menghasilkan serangkaian state yang diperlukan. Atau register yang mengikuti sebuah urutan state yang sudah ditentukan selama penerapan pulsa input.

b. Nodemcu Ubidot

Board nodemcu adalah development board yang didalamnya sudah terdapat koneksi wifi. Board ini juga terbilang cukup murah dengan board lainnya yang mempunyai konektifitas wifi onboard. Dan board ini juga sangat low power karena hanya menggunakan tegangan sebesar 3.3 Volt saja.

Untuk penggunaannya, Ubidots tergolong mudah. Setiap development board yang beredar di pasaran sudah terdokumentasi dengan baik dengan tutorial yang mudah dimengerti.

Gambar 3.11 tampilan Dashboard ubidot

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

  1. Para Peyandang Tunanetra kesulitan untuk menabung
  2. Pihak sekolahan sulit untuk mengetahui nilai tabungan para peyandang tunanetra secara Real-Time
  3. Memeperlambat pekerjaan pegawai

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

  1. Membuat sistem dimana ketika para peyandang tuna netra menabung ada suara yang akan menyebutkan nilai nominal mata uang yang di tabung
  2. Membuat sistem tabungan berbasis internet of things
  3. Membuat sistem yang dapat menghemat waktu dan mengurangi beban pegawai.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I

Functional

No.

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem :

1

Sistem sederhana dan mudah di oprasikan

2

Penyampaian Informasi Efektif secara Real-Time

3

Memberikan informasi data ketika melakukan akses.

4

Bekerja secara Embedded System.

5

Sistem memiliki dashboard untuk monitoring Nominal Mata uang tabungan

6

Sistem dapat diakses melalui Internet.

7

Sistem dapat diakses melalui Bluetooth

8

Sistem memiliki notifikasi berupa buzzer

9

Sistem memiliki notifikasi berupa Speaker

10

Data informasi record dalam Database

11

Sistem memberi notifikasi melaluai lampu LED

12

Sistem memberi notifkasi berupa SMS Gateway

13

Sistem dapat memberi informasi Nominal mata uang yang di masukan
Non Functional
NoSaya ingin sistem :

1

Berjalan dan memiliki keamanan yang baik.

2

Sistem berbasis internet of things

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

  1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting)
    Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting)
    Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
  3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi)
    Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :

  1. T (Technical)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?
  2. O (Operational)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
  3. E (Economic)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem?

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

  1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
  3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.
Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan sistem alat pendekteksian nominal mata uang Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi
</tr>

Functional

No.

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem :

1

Sistem sederhana dan mudah di oprasikan

2

Penyampaian Informasi Efektif secara Real-Time

3

Memberikan informasi data ketika melakukan akses.

4

Bekerja secara Embedded System.

5

Sistem memiliki dashboard untuk monitoring Nominal Mata uang tabungan

6

Sistem dapat diakses melalui Internet.

7

Sistem memiliki notifikasi berupa Speaker

8

Data sensor dapat di tampilkan secara analog dan statistik dalam web

9

Data informasi record dalam Database

10

Sistem dapat memberi informasi Nominal mata uang yang di masukan
Non Functional
NoSaya ingin sistem :

1

Berjalan dan memiliki keamanan yang baik.

2

Sistem berbasis internet of things

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan, dapat di lihat pada sub bab berikut.

Pengujian Catu Daya

Pada rangkaian catu daya ini menggunakan 1 (satu) buah sumber input catu daya sebesar 12 volt, yang akan dikeluarkan terpisah sebagai output untuk memberikan tegangan kerja pada masing-masing rangkaian sebesar 5,0 volt dan 3,3 volt pada IC regulator SPX3819M5-L-3-3.

Pengujian Sensor TCS2300

Pada pengujian ini sensor TCS 2300 akan membaca nominal mata uang

Gambar 4.2 Bentuk Fisik Alat

Pada gambar di atas Sensor warna di tempat pada box kecil yang nantinya akan di letakannya di tabungan yang nantinya akan mengidenfikasikan nominal mata uang seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.3 Pengujian Sensor Warna

Pengujian Tampilan Ubidot

Ubidot adalah suatu media penyimpanan data yang open source yang memproses data analog dan digital yang di kirim oleh mikrokontroler seperti arduino dan raspberry. Ubidot menghasilkan data statistik dan analog secara online, kelebihan ubidot dapat di pasang lebih dari 3 sensor dan maksimal 5 sensor untuk free, dan untuk lebih dari 5 sensor harus upgrade ke premium user. Pada pengujian ubidot ini menggunakan 1 buah sensor yaitu sensor warna seperti yang di tunjukan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.3 tampilan home pada ubidot

Flowchart Program

Berikut ini adalah flowchart sistem keseluruhan

Gambar 4.5 Flowchart Sistem Keseluruhan

Dapat dijelaskan gambar 4.4 Flowchart program Pembacaan Nominal Mata uang menggunakan MCU ESP8266 diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem Pembacaan Nominal Mata uang menggunakan MCU ESP8266.
  2. 2 (dua) simbol proses yang menyatakan sebuah proses yang dimulai dari input data sensor warna dan data nominal mata uang akan dikirim ke ubidot
  3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: apakah sensor membaca nominal mata uang jika iya data akan di kirim ke ubidot jika tidak input ulang data
  4. 1 (satu) simbol Data yang menyatakan sebuah data yang yaitu inisialisasi koneksi

Analisa

Analisa Program MCU ESP8266

Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras yang sudah diuji coba dengan perangkat lunak yang telah deprogram ke dalam MCU ESP8266. Penulisan

listing program menggunakan software Arduino Untuk lebih jelas mengenai pembahasan analisa program pada mikrokontoler yang akan dilakukan dapat dilihat di bawah :

Kodingan di atas berfungsi untuk deklarasi pin-pin yang di gunakan untuk sensor warna yang akan terhunung dengan MCU ESP8266

kodingan di atas adalah sebuah deklarasi pembacan warna

Analisa Program Pada Ubidots

Proses analisa dilakukan untuk mendapat kesesuaian data yang diuji coba pada ubidots. Berikut ini dijelaskan langkah langkah yang ada dalam program ubidots.

Berisi tentang data riwayat sensor warna

Merupakan string yang didapatkan dalam ubidots, berfungsi sebagai variabel untuk memberikan akses pada sensor warna.

Merupakan string yang digunakan sebagai identitas pribadi pemilik ubidots untuk dapat mengakses program yang ada pada MCU ESP8266.

Implementasi

Schedule

  1. Pengumpulan Data
    Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan
  2. Perancangan Sistem
    Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user.
  3. Pengujian sistem
    Pengetesan sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan pemasangan hardware dan Software.
  4. Perbaikan Sistem
    Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user.
  5. Training User
    Percobaan alat yang diuji cobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak.
  6. Implementasi Sistem
    Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program.
  7. Dokumentasi
    Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.
  8. Tabel 4.1 Schedule

    Estimasi Biaya

    Tabel 4.2 Estimasi Biaya



    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Dari hasil perancangan alat dan pembahasan Alat Pendeteksi Nominal Mata Uang Kertas Menggunakan Sensor Warna Berbasis Arduino di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, di antaranya :

    1. Cara kerja alat Alat Pendeteksi Nominal Mata Uang Kertas Menggunakan Sensor Warna Berbasis Arduino ini yaitu dengan memasukan uang kertas ke dalam tabungan dimana di dalam tabungan itu terdapat sensor warna, lalu setelah nominal mata uang telah teridenfikasikan nominal mata uang akan di tampilkan di ubidot
    2. Pembuatan alat Alat Pendeteksi Nominal Mata Uang Kertas Menggunakan Sensor Warna Berbasis Arduino ini menggunakan MCU ESP8266 sebagai mikrokontroler dan modul wifi yang dimana ESP8266 ini akan memproses data yang di terima dari sensor warna TCS2300 yang dimana nantinya data tersebut akan di kirim ke dalam database Ubidot
    3. cara membuat Suara yang keluar dari perhitungan nominal mata uang ini yaitu dengan cara merekam suara nominal terlebih dahulu lalu di simpan pada modul MP3
    4. Pada perancangan alat Alat Pendeteksi Nominal Mata Uang Kertas Menggunakan Sensor Warna Berbasis Arduino ini Menggunakan MCU ESP8266 yang nantinya akan terhubung keubidot menggunkan jaringan internet sebagai penghubungnya

    Saran

    Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut:

    1. Alat ini di harapakan dapat mengidenfikasikan uang palsu
    2. Alat ini diharapkan dapat mengetahui nama siswa yang rajin menabung
    3. Alat ini diharapkan dapat menampilkan jumlah saldo

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Sistem Informasi dan Implementasinya. Bandung: BI Obses
    2. Prhasta, Eddy. 2014. Sistem Informasi Geografis. Bandung: BI Obses
    3. 3,0 3,1 3,2 3,3 Darmawan. Deni. Verzello/John Reuter III. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
    4. Al-Jufri. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
    5. Gerry foe, fendy 2013 “Rancangan Bangun Sistem Informasi Monitoring Debitur Lintigasi Di PT Bank Tabungan Negara Pada Area Collection III Surabaya “Kuliah Kerja Praktek
    6. 6,0 6,1 6,2 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan “Sistem” . Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
    7. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop.Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
    8. 8,0 8,1 8,2 8,3 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    9. 9,0 9,1 Rizky, Soetam.2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
    10. Sastra Hadiprawira,Arie.2014.”Pembangunan Aplikasi Game Cerita Rakyat Fabel”.Skripsi.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia.Bandung.
    11. 11,0 11,1 Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer.” Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique” International Journal of Electronics and Computer Science Engineering.ISSN- 2277-1956 Vol.2
    12. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Andi: Yogyakarta
    13. 13,0 13,1 13,2 13,3 Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
    14. Ari Beni Santoso,Martinus dan Sugiyanto.2013.”Pembuatan Otomasi Pengaturan Kereta Api, Pengereman, Dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler”.Jurnal Fema,Vol.1,No.1
    15. 15,0 15,1 Syahwil,Muhammad.2013.”panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino”.Yogyakarta:ANDI
    16. 16,0 16,1 Winarno dan Deni Arifianto.2011.”Bikin Robot itu gampang”.Jakarta Selatan:PT Kawan Pustaka
    17. Hermawan,Sandy dan Choirul Banun.2014.”Top Pocket No.1 Fisika SMA Kelas X,XI&XII”.Jakarta Selatan:PT.Wahyumedia
    18. 18,0 18,1 Kadir,Abdul.2013.”Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler dan Pemrogramannya Menggunakan Arduino”.Yogyakarta:Andi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A

    A.1. Surat Pengantar Skripsi
    A.2. Kartu Bimbingan
    A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
    A.4. Form Validasi Skripsi
    A.5. Kwitansi Pembayaran Skripsi
    A.6. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
    A.7. Daftar Nilai
    A.8. Formulir Seminar Proposal
    A.9. Sertifikat Toefl
    A.10. Sertifikat Prospek
    A.11. Sertifikat IT Internasional
    A.12. Sertifikat IT Nasional
    A.13. Curiculum Vitae
      

    Lampiran B

    B.1. Hasil Wawancara
    B.2. Hasil Observasi
    B.3. Elisitasi
    2016/2017

Contributors

Nur Ani Irawati