SI1231469620

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

SMART TRAFFIC LIGHT MANAGEMENT SYSTEM

UNTUK MENGURANGIANTRIAN PADA

LAMPU LALU LINTAS


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1231469620
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SMART TRAFFIC LIGHT MANAGEMENT SYSTEM

UNTUK MENGURANGI ANTRIAN

PADA LAMPU LALU LINTAS

Disusun Oleh :

NIM
: 1231469620
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
:Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd.)
NIP : 00594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SMART TRAFFIC LIGHT MANAGEMENT SYSTEM

UNTUK MENGURANGI ANTRIAN PADA

LAMPU LALU LINTAS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1231469620
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Dendy Jonas, M.Kom)
   
(Nina Rahayu, S.Kom., MM)
NID : 14004
   
NID : 16010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SMART TRAFFIC LIGHT MANAGEMENT SYSTEM

UNTUK MENGURANGI ANTRIAN PADA

LAMPU LALU LINTAS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1231469620
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SMART TRAFFIC LIGHT MANAGEMENT SYSTEM

UNTUK MENGURANGI ANTRIAN PADA

LAMPU LALU LINTAS

Disusun Oleh :

NIM
: 1231469620
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM :1231469620

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Seiring berkembangnya ilmu teknologi peranan peralatan komunikasi dan peralatan kontrol sebagai penunjang dalam peningkatan dan penerapan sistem kontrol dalam dunia sehari-hari semakin besar. Pada era saat ini sistem pengontrolan sangat banyak dan mudah dijumpai, dengan semakin canggihnya teknologi tersebut komunikasi tidak lagi digunakan hanya untuk berkomunikasi antar sesama manusia saja, melainkan antara manusia dengan alat-alat kontrol, seperti sistem pengontrolan sistem otomasi dalam kehidupan kian banyak yang berbasis mikrokontroler. Sistem kontrol yang akan dirancang, menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi antrian lalu lintas dari kendaraan, sensor ultrasonik ini berkerja sebagai pendeteksi panjangnya antrian kendaraan yang dapat dipantulkan oleh sensor. Penerapan sistem ini sangat membantu pada sistem antrian lampu lalu lintas saat ini karena dengan adanya sistem ini maka dapat mengatasi antrian pada lampu lalu lintas secara realtime. Dengan teknologi mikrokontroler yang berbasis sensor sistem yang ada pada sistem antrian lalu lintas dapat dihubungkan dengan mikrokontroler menggunakan sensor ultrasonik yang dapat memantulkan jarak dari kendaraan dengan memancarkan gelombang ultrasonik yang di kontrol oleh mikrokontroler arduino mega untuk mengatur waktu antrian lampu lalu lintas menurut panjang antrian kendaraan. .


Kata kunci : mikrokontroler, lampu lalu lintas, sensor ultrasonik, arduino mega

ABSTRACT

As the development of technology science, the role of communication equipment and control equipment as supporting in the improvement and implementation of control system in everyday world is getting bigger. In the current era of control system is very much and easy to find, with the increasingly sophisticated technology communication is no longer used only to communicate between fellow human beings, but between humans with control tools, such as control systems automation systems in more and more microcontroller-based life. The control system to be designed, using ultrasonic sensors for roof line traffic from vehicles, ultrasonic sensor is working as a detection of the length of the queue of vehicles that can be reflected by the sensor. Implementation of this system is very helpful on the current traffic light queue system because of the existence of this system then it can overcome the queue at traffic lights in realtime. With microcontroller technology based on existing system sensors in the traffic queue system can be connected with microcontroller using ultrasonic sensors that can reflect the distance from the vehicle by emitting ultrasonic waves which are controlled by arduino mega microcontroller to set the queue time of traffic light according to the length of the queue of the vehicle.


Keyword : microcontroller, traffic lights, ultrasonic sensor, arduino mega

KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan Skripsi ini berjalan lancar dan dapat terselesaikan dengan baik. Serta Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammada SAW.

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Smart Traffic Light Management System Untuk Mengurangi Antrian Pada Lampu Lalu Lintas”.

Banyak hambatan yang penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini. Namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena keterbatasan pengalaman dan kemampuan penulis. Namun juga berkat bantuan berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:.

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, MM selaku Ketua STMIK Raharja
  2. Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto S.Kom,M.Pd., selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.
  4. Bapak Dendy Jonas, M.kom selaku Dosen Pembimbing untuk Skripsi ini
  5. Ibu Nina Rahayu, S.Kom., Mmselaku Dosen Pembimbing untuk laporan Skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah menyalurkan ilmunya.
  7. Kepada alm. Bapak dan Ibu saya yang tanpa lelah selalu mendoakan, mendukung dan memberikan segala-galanya.
  8. Kepada Brother Pro 11. Selaku teman-teman yang memberikan motivasi.
  9. Kepada Pretty Green. Selaku teman-teman yang mendukung akan pengerjaan Skripsi ini.

Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan, khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.


Tangerang, 23 Januari 2018
Asbullah
NIM. 1231469620

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi pada masa sekarang terus diikuti oleh sebagian bahkan hampir semua kalangan. Tidak lepas dari perkembangan teknologi sistem kontrol berbasis komputer yang menggunakan mikrokontroler sudah sangat maju.

Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, peranan peralatan komunikasi dan peralatan kontrol sebagai penunjang dalam peningkatan dan penerapan sistem kontrol dalam dunia sehari-hari sudah sangat besar. Pengontrolan peralatan elektronika telah menghasilkan metode yang sangat maju seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan kemajuan teknologi tersebut, komunikasi tidak lagi digunakan hanya untuk komunikasi antar sesama manusia saja, melainkan antara manusia dengan alat-alat kontrol, seperti pengontrolan sistem otomasi. Pada saat ini perlunya pemahaman tentang komponen-komponen elektronika sangat dibutuhkan. Pada perancangan embedded system ini juga digunakan untuk kontroling antrian pada lampu lalu lintas dengan menggunakan device-device elektronika seperti sensor dan komponen – komponen lainnya.

Pada perkembangan teknologi sekarang sudah berbagai jenis sistem kontrol yang dapat kita rancang, khususnya pada penggunaan sensor ultrasonik yang digunakan untuk mendeteksi jarak, sensor ultrasonik ini digunakan untuk mendeteksi jarak lalu dipantulkan kembali oleh sensor.

Adapun keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan teknologi mikrokontroler yang berbasis sensor adalah bagaimana sistem yang terdapat pada sistem antrian lalu lintas dapat dihubungkan dengan mikrokontroler dengan menggunakan sensor yang dapat memantulkan jarak dari kendaraan dengan memancarkan gelombang ultrasonik yang berbasis mikrokontroler.

Pada era saat ini sistem pengontrolan sudah banyak dijumpai, penerapan sistem ini sangat membantu pada sistem antrian lampu lalu lintas saat ini karena dengan adanya sistem ini maka dapat mengatasi antrian berlebih pada lalu lintas secara realtime.

Pada era saat ini sistem pengontrolan sudah banyak dijumpai, penerapan sistem ini sangat membantu pada sistem antrian lampu lalu lintas saat ini karena dengan adanya sistem ini maka dapat mengatasi antrian berlebih pada lalu lintas secara realtime. Adapun keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan teknologi sensor ini adalah alat ini dapat mengukur panjang suatu antrian pada lampu lalu lintas, karena sistem ini dirancang untuk mengatur lamanya waktu dari antrian yang akan diproses.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana sensor ultrasonik dapat mendeteksi panjang antrian kendaraan pada lalu lintas?

  2. Apakah sistem dapat bekerja secara otomatis?

  3. Bagaiamana cara merancang sistem kontrol keseluruhan sehingga dapat digunakan pada suatu kesatuan embedded system.

    Ruang Lingkup Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diarahkan pada perancangan dan pembuatan sebuah alat yang dapat digunakan pada lampu lalu lintas yang dapat bekerja secara otomatis, serta dapat dirancang dengan komponen pendukung sistem meliputi:

    1. Menggunakan Modul Arduino Mega sebagai mikrokontroler.

    2. Menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi antrian kendaraan.

    3. Serta rangkaian elektronika pendukung yang dapat digunakan pada sistem antrian lampu lalu lintas.

    4. Sistem yang dibuat merupakan prototipe.

    5. Simulasi yang dibuat menggunakan lampu led dengan miniatur pertigaan.

      Tujuan dan Manfaat Penelitian

      Tujuan Penelitian

      Tujuan dari penelitian ini adalah:

      1. Memenuhi syarat kelulusan studi jenjang strata 1 (S1)

      2. Membuat smart traffic light system untuk mengurangi antrian berlebih pada lampu lalu lintas

        Manfaat Penelitian

        Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:

        1. Mengurangi antrian berlebih pada lampu lalu lintas.

        2. Mengembangkan sistem lampu lalu lintas yang menggunakan sistem durasi waktu tetap.


        Metode Penelitian


        Metode Pengumpulan Data

        Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, digunakan metode sebagai berikut:

        1. Metode Pengamatan Langsung (Observation Research)

          Dalam metode ini, penulis melakukan secara langsung pengamatan terhadap lampu lalu lintas yang diterapkan saat ini.

        2. Metode Wawancara (Interview Research)

          Metode ini dilakukan melalui proses tanya jawab dengan pihak yang mengatur lampu lalu lintas.

        3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

          Metode ini dilakukan untuk mencari dan mendapatkan sumber-sumber kajian landasan teori yang mendukung. Informasi yang dikumpulkan dapat beberapa sumber (literature) atau buku yang diperlukan untuk kebutuhaan penullisan dan perancangan sistem baru yang diusulkan..

        Metode Analisa

        Pada metode ini penulis menggunakan metode SWOT (strenghts, weakness, opportunities, threats). Alasan penulis menggunakan metode analisa ini adalah dalam eksperimen yang akan dilakukan sangat memerlukan suatu perencanaan yang strategis. (empat) tahap, yaitu :

        Metode Perancangan

        Metode ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu sistem rangkaian yang dapat bermanfaat, sehingga diperoleh hasil rancangan yang sesuai dengan yang diinginkan.


        Metode Prototipe

        Prototype model yang penulis gunakan yaitu throw-away prototype, dibuat dan dites. Pegalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final). Alasan penulis menggunakan metode ini adalah karena memiliki suatu tujuan utama yaitu kegagalan dalam mendefinisikan masalah antara user dan developer dapat dikenali dari awal serta proses testing dan perbaikan dapat dilakukan secara terus menerus sehingga mencapai produk yang diinginkan user.

        Metode Pengujian

        Metode pengujian ini penulis menggunakan black box testing pada sistem yang akan penulis bangun, dalam fungsinya, black box testing digunakan untuk menemukan hal-hal yang fungsinya tidak benar. Uji coba black box memungkinkan eksperimen software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

        Sistematika Penulisan

        Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan penelitian ini , maka materi penulisan dikelompokan menjadi 5 (lima) BAB yang masing-masing saling berkaitan antara bab satu dengan yang lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu:

        BAB I : PENDAHULUAN

        Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

        BAB II : LANDASAN TEORI

        Bab ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian, sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

        BAB III : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

        Bab ini berisi tentang gambaran umum objek yang diteliti, meliputi sejarah singkat, wewenang dan tanggung jawab, permasalahan yang dihadapi, dll.

        BAB IV : UJI COBA DAN ANALISA

        Pada bab ini merupakan pembahasan laporan penulisan skripsi, yang berisi tentang: analisa blok rangkaian, fungsi diagram blok rangkaian yang didalamnya meliputi: unit pengendali, prosedur sistem pengontrolan, konfigurasi sistem dan flowchart program sistem yang dibuat. Serta berisi tentang penjelasan mengenai uji coba alat, analisa pengoperasian sistem yang dibuat.

        BAB V : PENUTUP

        Isi dari bab ini adalah kesimpulan hasil penelitian dan saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca.

        DAFTAR PUSTAKA

        DAFTAR LAMPIRAN


        BAB II

        LANDASAN TEORI

        Teori Umum

        Konsep Dasar Sistem

        Definisi Sistem

        Menurut Rusdiana dan Mochammad (2014:28) [1] “kata “sistem” berasal dari bahasa yunani, yaitu systema, yang artinya himpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan”.

        Menurut Nasaruddin (2013:226-227) [2] “Sistem merupakan suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, sistem dapat berjalan jika komponen-komponen yang ada di dalamnya bisa bekerja sama dan membentuk suatu lingkaran yang tidak dapat dipisahkan”.

        Menurut Tyoso (2016:1) [3] “Sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk satu kesatuan”.

        Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau element yang saling teruhubung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

        Karakteristik Sistem

        Karakteristik sistem menurut Sutanta dalam Rusdiana dan Mochammad (2014:35), [4] yaitu sebagai berikut:

        1. Komponen (Components).
        2. komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata maupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

        3. Batas (Boundary)
        4. Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

        5. Lingkungan (Environments)
        6. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umunya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

        7. Penghubung/Antarmuka (Interface)
        8. Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi. Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).

        9. Masukan (Input)
        10. Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

        11. Pengolahan (Proccesing)
        12. Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran (output) yang berguna bagi para pemakainya.

        13. Keluaran (Output)
        14. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam berntuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

        15. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goals)
        16. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem..

        17. Kendali (control)
        18. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing masing.

        19. Umpan balik (Feedback).
        20. Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

        Sumber: Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:38)
        Gambar 2.1. Karakteristik Sistem

        Klasifikasi Sistem

        Menurut Tyoso (2016:5), [5] Beberapa aspek dari suatu sistem mengizinkan kita untuk mengklasifikasikan sistem yang relevan dengan sistem informasi, yang dijabarkan seperti berikut:

        1. Sistem Alamiah (Natural System)
        2. Sistem alamiah muncul tanpa campur tangan manusia. Setiap manusia merupakan sebuah sistem, sistem pencernaan adalah subsistem tubuh manusia.

        3. Sistem Tiruan (Artifical System)
        4. Sistem tiruan diciptakan untuk mendukung tujuan tertentu. Suatu organisasi bisnis harus memperoleh keuntungan, tetapi ia dapat pula mengejar tujuan lainnya, misalkan memeberikan beasiswa kepada anak sekolah penduduk setempat.

        5. Sistem Deterministik (Deterministic System)
        6. Bekerjanya sistem ini dapat diramalkan sebelumnya. Masukan sistem ini secara pasti menentukan jenis keluarannya. Sebuah microprocessor chip atau paket perangkat lunak program tertentu merupakan contoh sistem ini.

        7. Sistem Probalistik (Probalististci System)
        8. Sistem probalistik dapat dilacak hanya dengan menggunakan nilai distribusi probalitas selalu ada ketidakpastian nilai yang sesungguhnya pada sembarang waktu. Organisasi dan sistem informasi adalah probalistik, tingkah laku mereka lebih susah ditentukan jika dibandingkan dengan central processor computer.

        9. Sistem Tertutup (Closed System)
        10. Pada sistem ini tidak terjadi pertukaaran atau penggunaan sumber daya dengan atau dari lingkungannya, mengingat sistem ini tidak menggunakan input dari lingkungannya, maka output dari sistem ini tidak bertalian dengan lingkungannya pula. Batu baterai dan traffic light merupakan contoh sistem tertutup. Sistem ini akan habis masa pakainya bersamaan dengan habisnya sumber daya yang dipakai atau dengan sengaja pihak perusahaan menghentikan sistem yang bersangkutan karena telah mencapai tujuannya.

        11. Sistem Terbuka (Opened System)
        12. Sistem terbuka menggunakan sumber daya dari lingkungannya sehingga keluarannya berkaitan dengan lingkungannya juga. Masukan dan keluaran sistem ini dapat diketahui atau ditentukan dan ada yang tidak diketahui sama sekali (predifined and unknown input or output). Dengan demikian, kita harus memilah input dan output seperti yang diharapkan. Beberapa masukan ini digunakan untuk adaptasi dengan perubahan lingkungan. Kerumitan lingkungan pada massyarakat informasi menuntut ada batasan yang tegas karena organisasi membutuhkan berbagai informasi yang sesuai dengan lingkungannya. Dengan memasukan unsur pengganggu (negative entropy), sistem terbuka menjadi lebih mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

        13. Sistem Relatif Tertutup (Relatively Closed System)
        14. Sistem ini melakukan pertukaran sumber daya dengan lingkungannya hanya melalui input dan output yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan baik. Input dan output tersebut dipastikan bersamaan dengan dirancangnya sistem ini, inputnya dikendalikan sehingga cocok dengan rancang bangun sistem relatif tertutup.

        2.1.jpg
        Sumber: Jaluanto Sunu (2016:8)
        Gambar 2.2. Sistem Tertutup, Relatif Tertutup dan Terbuka

        Konsep Dasar Sistem Komputer

        Definisi Sistem Komputer

        Menurut Aji dalam Alannita dan Igusti (2014:37) [6] “Sistem komputer merupakan kumpulan elemen komputer yaitu software, brainware, dan hardware yang berhubungan satu dengan lainnya serta saling terintegrasi yang mempuyai tujuan untuk menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan.”

        Menurut Amin (2017:114) [7] “Sistem komputer adalah contoh dari sistem interaksi yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan.”

        Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem komputer adalah suatu kumpulan jaringan elektronik yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras.

        Konsep Dasar Prototipe

        Definisi Prototipe

        Menurut Kartadie dkk (2014:24) [8] “Prototipe adalah model yg mula-mula (model asli) yg menjadi contoh, sedangkan model adalah sebuah reprentasi dari system atau proses yang ada pada dunia nyata.”

        Menurut Yurindra (2017:47) [9] “Prototype adalah suatu proses yang memungkinkan developer membuat sebuah model software, metode ini baik digunakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang maksimal mengenai kebutuhan yang diinginkannya.”

        Kelebihan dan Kelemahan Prototipe

        Menurut Yurindra (2017:51) [10] kelebihan dan kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

        Kelebihan Prototipe

        1. Komunikasi akan terjalin baik antara pengembang dan pelanggan
        2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan setiap pelanggannya.

        3. Pelanggan berperan aktif dalam proses pengembangan sistem.
        4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem

        5. Pelanggan berperan aktif dalam proses pengembangan sistem.
        6. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem

        7. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.

        Kelemahan Prototipe

        1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
        2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan sebuah kerangka kerja (blueprint) dari sistem.
        3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik dan benar.

        Konsep Dasar Perancangan

        Definisi Perancangan Sistem

        Menurut Susanto dalam Muharto dan Arisandy (2016:103) [11] “perancangan sistem adalah proses menyusun atau mengembangkan sistem informasi yang baru. Dalam tahap ini harus dapat dipastikan bahwa semua prasyaratan untuk menghasilkan sistem informasi dapat dipenuhi.”

        Menurut Saragih dkk (2015:33) [12] “Perancangan adalah satu langkah untuk memberikan gambaran secara umum kepada manusia atau pengguna tentang sistem yang diusulkan. Perancangan sistem atau desain secara umum mendefiinisikan komponen-komponen sistem informasi pemetaan yang akan dirancang.”

        Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan atau proses untuk membuat ataumengembangkan suatu sistem baru.

        Tujuan Perancangan Sistem

        Menurut Muharto dan Arisandy (2016:103) [13] “Tujuan perancangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user). Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.”

        Konsep Dasar Pengujian

        Definisi Black Box Testing

        Menurut Warsito, dkk dalam CCIT journal vol.8 No.2 (2015:32), [14] “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data.”

        Menurut Mustaqbal, dkk (2015:34), [15] “Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.”

        Menurut Kumar, dkk (2015:33), [16] “Black Box testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing.”

        “Pengujian black box adalah pengujian tanpa pengetahuan tentang kerja internal dari aplikasi yang diuji (AUT). Dikenal juga sebagai pengujian fungsional atau input output berbasis pengujian”.

        Berdasarkan beberapa definisi diatas black box adalah suatu metode pengujian yang lebih memfokuskan pada keperluan software dan tidak membutuhkan pengetahuan mengenai alur internal.

        Definisi White Box Testing

        Menurut Kurniawan (2013: 46) [17] “White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian.”


        Menurut Kumar, dkk (2015:40), [18] “White Box Testing is performed on the knowledge of how the system is implemented. White Box testing includes analyzing data flow, control flow, information flow, coding practices, and exception and error handling whittin the system, to test the intented and unintended software behavior.”

        “pengujian White Box dilakukan pada pengetahuan tentang bagaimana sistem tersebut diimplementasikan. Pengujian White Box meliputi alur analisa data, aliran kontrol, arus informasi, praktek koding, pengecualian dan penanganan kesalahan dalam sistem, untuk menguji perilaku perangkat lunak yang diinginkan dan tidak diinginkan”.

        Kelebihan dan Kekurangan White Box Testing

        Menurut Indriyani (2015:30-31), [19] “Dalam pengujian White Box terdapat juga beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan pengujian White Box:.”

        Konsep Dasar Pengontrolan

        Menurut Haryanto (2016:20) [20] “Suatu system control otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis). Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.”

        Menurut Anderson (2014:76) [21] “Sistem automat (sistem kendali) telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Sistem automat dapat memberikan kemudahan dalam mendapatkan performasi dari sistem dinamik, mempertinggi kualitas dan menurunkan biaya produksi, mempertinggi laju produksi, meniadakan perkerjaan – pekerjaan rutin dan membosankan yang harus dilakukan oleh manusia, dan sebagainya.”

        Dari kedua definisi diatas bisa disimpulkan bahwa pengontrolan otomatis adalah suatu kontrol dimana tanpa adanya campur tangan manusia.

        Jenis-Jenis Pengontrolan

        Menurut Anderson (2014:76) [22] “jenis pengontrolan adalah sebagai berikut:”

        1. Pengontrolan Manual
        2. Pengontrolan secara manual ialah pengontrolan yang dilakukan secara langsung oleh manusia.

        3. Pengontrolan Otomatis
        4. Pengaturan otomatis adalah pengontrolan suatu besaran proses apabila terjadi penyimpangan atau deviasi maka akan terjadi suatu usaha perbaikan secara otomatis sehingga dapat membatasi penyimpangan atau deviasi tersebut dari nilai yang dikehendaki.

        Penggolongan Sistem Pengontrolan

        Menurut Anderson (2014:76-77) [23] “Suatu sistem pengaturan dapat berupa suatu sistem yang sederhana dimana terdiri dari satu proses dan satu komponen pengatur yang sering dinamai suatu loop pengaturan proses, dan dapat pula berupa suatu sistem yang rumit dimana proses itu terdiri dari beberapa loop pengaturan. Yaitu sebagai berikut:

        1. Pengontrolan Loop Terbuka
        2. Pengontrolan loop terbuka adalah sistem kontrol yang keluarannya tidak mempengaruhi proses pengontrolan. Jadi pada sistem kontrol loop terbuka, sinyal keluaran (output) tidak diumpan balikan untuk dibandingkan ke sinyal masukan (input)

          Gambar 2.3. Sistem Pengendali Loop Terbuka
        3. Pengontrolan Loop Tertutup dengan Feeed Forward
        4. Pengontrolan loop tertutup dengan feed forward adalah sistem kontrol yang keluarannya tergantung masukan yang melalui sistem dan juga dipengaruhi oleh masukan secara langsung. Pengaturan ini dilakukan dengan mengukur input yang lainnya dibandingkan dengan harga yag diinginkan. Pengaturan feed forward biasanya mempunyai lebih dari satu masukan.

          Gambar 2.3. Sistem Pengendali Loop Tertutup

        Konsep Dasar Flowchart

        Definisi Flowchart

        Menurut Santoso (2016:333), [24] “Flowchart adalah representasi secara simbolik dari suatu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah, dengan menggunakan flowchart akan memudahkan pengguna melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah, disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek.”

        Menurut Sagita (2013:33), [25] “diagram alir atau flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya.”

        Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan flowhart adalah suatu gambar atau diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut.

        Jenis-Jenis Flowchart

        Menurut Krismiaji dalam Putri (2013:8) [26] “jenis jenis flowchart terdiri dari:

        1. Document Flowchart
        2. Document flowchart (bagan alir dokumen) mengggambarkan aliran dokumen dan informasi antar area pertanggung jawaban di dalam sebuah organisasi.

        3. System Flowchart
        4. System flowchart menggambarkan hubungan antara input, pemrosesan dan output sebuah sistem informasi akuntansi

        5. Program Flowchart
        6. Program flowchart menjeaskan urutan logika pemrosesan data oleh komputer dalam menjalankan sebuah program.

        Konsep Dasar Elisitasi

        Definisi Elisitasi

        Menurut Siahaan dalam Dzulhaq, dkk (2017:1) [27] “elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering). Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan, atau ditetapkan, kebutuhan harus di kumpulkan melalui proses elisitasi.”

        Menurut Ariawan (2015:63), [28] “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. Elisitasi didapat melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

        1. Elisitasi Tahap I
        2. Document flowchart (bagan alir dokumen) mengggambarkan aliran dokumen dan informasi antar area pertanggung jawaban di dalam sebuah organisasi.

        3. Elisitasi Tahap II
        4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi..

          1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
          2. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
          3. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
        5. Elisitasi Tahap III
        6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

          1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
          2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan
          3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

          Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

          1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi
          2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
          3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
        7. Final Draft Elisitasi
        8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

        Teori Khusus

        Konsep Dasar Mikrokontroler

        Definisi Mikrokontroler

        Menurut Rajput, dkk (2015:1) [29] “A microcontroller is a gadget that is utilized to control a few methodology or part of a domain. A microcontroller is a profoundly coordinated programmable chip which is preferably suited for control applications.”

        “Mikrokontroler adalah gadget yang digunakan untuk mengendalikan beberapa metodologi atau bagian dari domain. Mikrokontroler adalah chip programmable yang sangat terkoordinasi yang lebih disukai cocok untuk aplikasi kontrol.”

        Menurut Christion, dkk (2016:136) [30] “Mikrokontroler adalah sebuah system microprocessor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM dan I/O. Alat internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dibuat dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya.”

        Menurut Zain (2016:37) [31] “Mikrokontroler adalah piranti elektronik berupa IC (integrated Circuit) yang memiliki kemampuan manipulasi data (informasi) berdasarkan suatu urutan instruksi (program) yang dibuat oleh programmer. Mikrokontroler merupakan contoh suatu sistem komputer sederhana yang terdapat hanya dalam satu Chip.”

        Dari kumpulan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah sebuah kepingan chip yang di dalamnya terdapat CPU, ROM, I/O, kumpulan transistor, dan dapat dimasukan program sesuai dengan yang diinginkan.

        Tipe Mikrokontroler

        Menurut Jefri, dkk (2015:182) [32] “Mikrokontroler dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu Complex Intruction Set Computers (CISC) dan Reduceced Intruction Set Computers (RISC). CISC processors memiliki jumlah set intruksi yang banyak. Sedangkan pada RISC processor memiliki intruksi set yang lebih sedikit sehingga implementasi hardware untuk RISC lebih mudah. Keistimewaan dari CISC processor ini bersifat general purpose.”

        Konsep Dasar Arduino Mega

        Definisi Arduino Mega

        Menurut Saefullah, dkk (2017:272) [33] “Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahama bahwa kata “platform” di sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih.”

        Menurut Kusriyanto dan Aditya (2016:270) [34] “Arduino Mega 2560 adalah papan mikrokontroler berbasiskan Atmega2560. Arduino mega 2560 memiliki 54 pin digital input/output, dimana 15 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16 pin sebagai Input Analog, dan 4 pin sebagai UART (Port Serial Hardware), 16 MHz kristal isolator, Koneksi USB, Jack Power, Heaser ICSP dan tombol reset. Arduio mega 2560 kompatibel dengan sebagian besar shield yang dirancang untuk Arduino Duemilanove atau Arduino Diecimila. Arduino Mega 2560 adalah versi terbaru yang menggantikan Arduino Mega.”

        Konsep Dasar IDE Arduino

        Definisi IDE Arduino

        Menurut Nandhini, dkk (2017:6461-6462) [35] “The Arduino Integrated Development Environment - or Arduino Software (IDE)-contains a text editor for writing code, a message area, a text console, a toolbar with buttons for common functions and a series of menus. It connects to the Arduino and Genuino hardware to upload programs and communicate with them. Programs written using Arduino Software (IDE) are called sketches. The message area gives feedback while saving and exporting and also displays errors. The console displays text output by the Arduino Software (IDE), including complete error messages and other information. The bottom right hand corner of the window displays the configured board and serial port. The toolbar buttons allow you to verify and upload programs, create, open, and save sketches, and open the serial monitor.”

        “Arduino Integrated Development Environment - atau Arduino Software (IDE) - berisi editor teks untuk menulis kode, area pesan, konsol teks, toolbar dengan tombol untuk fungsi umum dan serangkaian menu. Ini terhubung ke perangkat keras Arduino dan Genuino untuk mengunggah program dan berkomunikasi dengan mereka. Program yang ditulis menggunakan Arduino Software (IDE) disebut sketsa. Area pesan memberi umpan balik sambil menyimpan dan mengekspor dan juga menampilkan kesalahan. Konsol menampilkan output teks oleh Arduino Software (IDE), termasuk pesan kesalahan dan informasi lainnya yang lengkap. Sudut kanan bawah jendela menampilkan papan dan port serial yang dikonfigurasi. Tombol toolbar memungkinkan Anda untuk memverifikasi dan mengunggah program, membuat, membuka, dan menyimpan sketsa, dan membuka monitor serial.”

        Menurut Wahyudi dan Suhartati (2016:178) [36] “software IDE arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open source, diturunkan dari platform wiring, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang, hardware menggunakan prosesor Atmel AVR dan software menggunakan bahasa pemrograman C++ yang sederhana dan fungsi-fungsi yang lengkap, sehingga arduino mudah dipelajari oleh pengguna.”

        Menurut Saefullah, dkk (2017:272) [37] “IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller..”

        Berdasarkan definisi diatas IDE arduino adalah sebuah software untuk menulis dan memasukan program kedalam mikrokontroler arduino.


        Bagian-Bagian IDE Arduino

        Menurut Mulyana dan Rindi (2014:173) [38] “Software IDE (Integrated Development Environment) Arduino terdiri dari tiga bagian yaitu:”

        1. Editor program, untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut Sketch.
        2. Compiler. Modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) kedalam kode biner, karena kode biner adalah satu-satunya bahasa program yang dipahami oleh mikrokontroler
        3. Uploader. Modul yang berfungsi memasukan kode biner kedalam memori mikrokontroler.

        Konsep Dasar Sensor Ultrasonik

        Definisi Sensor Ultrasonik

        Menurut Ulfah Mediaty Arief Modul dalam Kusumah, dkk (2016:171) [39] “Sensor ultrasonik ini dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 300 cm. Keluaran dari modul sensor ultrasonik Ping ini berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan jarak.”

        Menurut Kumar dan P. Raja (2015:538) [40] “Ultrasonic Sensors are devices that use electrical–mechanical energy transformation to measure distance from the sensor to the target object.”

        “Sensor Ultrasonik adalah perangkat yang menggunakan elektrikal- transformasi energi mekanik untuk mengukur jarak dari sensor ke objek target”.

        Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

        Menurut Setyo, dkk (2015:52) [41] “Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya pada daerah di atas gelombang suara dari 40 KHz hingga 400 KHz. Prinsip kerja sensor ultrasonik dapat dilihat pada gambar 2.5..”

        Gambar 2.5. Prinsip Kerja Ultrasonik

        Konsep Dasar Step Down

        Definisi Step Down

        Menurut Xianbo Sun, dkk (2014:93) [42] “LM2596 switching voltage regulator is step-down type power management monolithic integrated circuit, can output the 3 A driving current, and has very good linear and load regulation characteristics.”

        “Regulator pengatur tegangan LM2596 adalah tipe step-down power management sirkuit terpadu monolitik, dapat menghasilkan arus penggerak 3 A, dan memiliki karakteristik peraturan linier dan beban yang sangat bagus”.

        Menurut Fauzi, dkk (2017:22) [43] “Regulator LM2596 adalah sirkuit terpadu monolitik idealnya cocok untuk regulator Buck Converter yang mampu membawa sebuah beban dengan baik. Perangkat ini tersedia dalam kompensasi internal untuk meminimalkan jumlah komponen eksternal serta menyederhanakan desain catu daya.”

        Dari definisi di atas dapat disimpulkan LM2596 adalah sirkuit terpadu monolitik yang memiliki karakteristik dan mampu membawa beban dengan baik.

        Konsep Dasar LCD

        Definisi LCD

        Menurut Atmojo, dkk (2017:58) [44] “LCD adalah sebuah peraga kristal cair. Prinsip kerja LCD adalah mengatur cahaya yang ada, atau nyala LED.”

        Menurut Tribowo, dkk (2014:80) [45] “LCD adalah suatu jenis media penampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Pada lcd berwarna semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai suatu titik cahaya.”

        Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa LCD adalah media yang dapat menampilkan huruf atau angka melalui titik-titik cahaya.

        Konsep Dasar Komponen Elektronika

        Definisi Elektronika

        Menurut Juman (2015:4) [46] “Definisi elektronika secara umum adalah ilmu yang mempelajari tentang listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat.”

        Menurut Hakiem (2015:41) [47] “Elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam ruang hampa, gas, dan bahan semikonduktor.”

        Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa elektronika adalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari tentang listrik arus lemah.

        Komponen Elektronika

        Menurut Hakiem (2015:42-45) [48] “Dalam bidang elektronika, komponen diartikan sebagai elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronis. Berdasarkan respons output terhadap input-nya komponen elektronik dibedakan menjadi komponen pasif dan komponen aktif.”

        Komponen Aktif : Komponen yang dapat menguatkan dan menyerahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh komponen aktif.

        1. Transistor, merupakan komponen elektronika dengan 3 elektrode yang berfungsi sebagai penguat/saklar. Jika menjadi komponen dalam rangkaian penguat, karena merupakan komponen aktif, maka transistor dapat menguatkan sinyal listrik. Dalam hal ini input-nya dimasukkan ke titik B dan output-nya diambil dari titik A.
          Gambar 2.6. Transistor Sebagai Komponen Aktif Penguat

          Jika digunakan osiloskop untuk mengamati input dan output rangkaian penguat dengan transistor, maka hasilnya adalah:

          Gambar 2.7. Output Rangkaian Penguat dengan Transistor
        2. Diode, merupakan piranti elektronika dengan dua elektrode, yang dapat digunakan untuk menyearahkan sinyal listrik, sehingga termasuk komponen aktif. Pada contoh di bawah ini,diode merupakan komponen dari rangkaian penyearah sinyal AC menjadi DC.
          Gambar 2.8. Diode Sebagai Komponen Penyearah

          Jika dilakukan pengukuran dengan osiloskop menghasilkan:

          Gambar 2.9. Bentuk Gelombang Input & Output Penyearah
        3. LED (light emitting diode). Jika dihubungkan dengan sumber tegangan seperti pada rangkaian dibawah ini, maka LED tersebut akan menyala. Jadi, LED termasuk komponen aktif karena dapat mengubah suatu bentuk energi (listrik) ke bentuk lainnya (cahaya)
          Gambar 2.10. LED Mengubah Energi Listrik Menjadi Cahaya

        Komponen pasif: Komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Contoh komponen pasif:

        1. Resistor, merupakan komponen elektronika yang berffungsi membatasi/menghambat arus listrik..
          Gambar 2.11. Simulasi Kinerja Resistor Sebagai Pembatas Arus
        2. Kapasitor, merupakan komponen elektronika yang berfungsi menyimpan medan listrik, dapat berfungsi memblokir arus DC dan meneruskan arus AC..
          Gambar 2.12. Simulasi Kinerja Kapasitor
        3. Induktor, termasuk komponen pasif karena tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal maupun mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Bagi arus DC induktor bersifat mengalirkannya tetapi bagi arus AC induktor bersifat menghambat.
          Gambar 2.13. Simulasi Kinerja Induktor

        Berdasarkan hubungan antara tegangan dan arus yang melewatinya, komponen elektronika dibedakan atas komponen linear dan komponen non-linear.

        1. Komponen Linear : Hubungan antara arus (I) dan tegangan (V) pada komponen tersebut bersifat linear, arus berbanding lurus terhadap tegangan. Contoh: Resistor.
          Gambar 2.14. Kinerja Resistor sebagai Komponen Linear
        2. 2. Komponen Non-Linear : Hubungan antara arus (I) dan tegangan (V) pada komponen tersebut bersifat tidak linear. Contoh: Diode.
          Gambar 2.15. Kinerja Diode sebagai Komponen Non-Linear

        Literature Review

        Dalam upaya mengembangkan Smart Traffic Light Management System ini perlu dilakukan studi pustaka (literatutre Review) dan terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai penelitian yang sama, diantaranya yaitu:

        1. Penelitian yang dilakukan oleh Elviendry (1998), dari Intstitut Teknologi Indonesia yang berjudul “PROTOTIPE PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN KEPADATAN BERBASIS MIKROKONTROLER” penelitian ini membahas tentang prototipe pengaturan lampu lalu lintas, yang dimana selama 15 menit tidak kendaraan disuatu jalur, maka jalur akan tetap merah sampe 15 menit setelahnya.
        2. Peneliian yang dilakukan oleh Josua Andri Bram (2011) dari Universitas Indonesia yang berjudul “RANCANG BANGUN PROTOTIPE PENGATUR LALU LINTAS MEMANFAATKAN SENSOR TEKAN” penelitian ini membahas tentang prototipe pengatur lalu lintas dengan memanfaatkan sensor tekan, sensor fotodioda berbasis mikrokontroler ATMega 8535.
        3. Penelitian yang dilakukan oleh Fachrizal (2016) dari Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar, yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM RESPON LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN KONDISI DARURAT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RIFD” penelitian ini membahas tentang sebuah sistem lampu lintas dan kendaraan darurat. Yang dimana lampu lalu lintas akan otomatis hijau ketika ada kendaraan darurat yang akan melewati lampu lalu lintas tersebut, setelah kendaraan darurat telah melewati lampu lalu lintas maka keadaan lampu lalu lintas akan kembali normal.
        4. Penelitian yang dilakukan oleh Setia Fernando Sihombing (2007) dari Universitas HKBP Nommensen, yang berjudul “PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT PADA SIMPAT EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL” penelitian ini membahas tentang mengembangkan sistem traffic light tiga simpang menjadi empat simpang dengan alat pada sistem pengaturan fase lampu lalu lintas empat simpang dengan menggunakan Programable Logic Control (PLC) pada laboratorium rangkaian logika FT. UHN
        5. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Budiansyah (2012) dari Universitas Gunadarma yang berjudul “RANCANGAN PROTOTIPE SISTEM KENDALI LAMPU LALU LINTAS MENURUT BOBOT BEBAN JALUR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535” penelitian ini membahas tentang merancang dan membuat suatu prototipe sistem kendali lampu lalu lintas pada jalur persimpangan, dengan menggunakan mikrokontroler ATMega 8535.
        6. Penelitian yang dilakukan oleh Alamsyah dalam jurnal MEKTEK Vol 14, No 3 (2012) yang berjudul “PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535” penelitian ini membahas tentang merancang simulasi lampu lalu lintas menggunakan aplikasi proteus berbasis mikrokontroler Atmega8535.
        7. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Abdul Cholik (2016) dari Universitas Negeri Semarang yang berjudul “PERANCANGAN TRAFFIC LUGHT DENGAN MICROCONTROLLER ATMEGA 328” penelitian ini membahas dan merancang suatu sistem traffic light menggunakan mikrokontroler dan ditambahkan sistem pengawasan dengan menggunakan WEB server.
        8. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Prasetyo dan Utis Sutisna dalam jurnal Techno Vol 15, No 2 (2014) yang berjudul “IMPLEMENTASI ALGORITMA LOGIKA FUZZY UNTUK SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER” penelitian membahas tentang sistem lampu lalu lintas menggunakan mikrokontroler yang durasi lampu merah berdasarkan pada tingkat kedatangan kendaraan.
        9. Penelitian yang dilakukan oleh Vishakha S. Thakare, Snehal R. Jadhav, Sananaj G. Sayyed dan Poonam V. Pawar. Dalam IOSR Journal of Computer Engineering (IOSR-JCE) yang berjudul “DESIGN OF SMART TRAFFIC LIGHT CONTROLLER USING EMBEDDED SYSTEM” penelitian ini membahas tentang lampu merah yang mendeteksi keberadaan kendaraan di jakur menggunakan sensor infra merah, dan sistem dapat menginformasikan keadaan lalu lintas dengan mengirim pesan singkat. Dan sistem ini juga memprioritaskan kendaraan darurat seperti ambulan, pemadam kebakaran dan mobil polisi.
        10. Penelitian yang dilakukan oleh Ramón Martínez-Rodríguez-Osorio, Miguel Calvo-Ramón, Miguel Á. Fernández-Otero dan Luis Cuellar Navarrete. Dalam Proceedings of the 6th WSEAS International Conference on Power Systems, Lisbon, Portugal. (2006) yang berjudul “SMART CONTROL SYSTEM FOR LEDs TRAFFIC-LIGHTS BASED ON PLC” penelitian ini membahas tentang sistem lampu lalu lintas yang dapat berkomunikasi dengan pengontrol. Yang dimana pengontrol dapat memberi perintah untuk mengubah situasi lampu lalu lintas jika terjadi error pada salah satu lampu lalu lintas, dan lampu lalu lintas yang lain akan dalam posisi lampu kuning menyala. Dan lampu lalu lintas pun dapat berkomunikasi dengan pengontrol. Dengan mengirimkan status lampu lalu lintas saat ini.



        BAB III

        ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

        Gambaran Umum Dinas Perhubungan

        Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang perhubungan yang dipimpin oleh kepala dinas dan berkedudukan di bawah Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang yang merupakan salah satu struktur organisasi tata kerja yang ada di Pemerintah Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Terdiri dari Bidang Pengembangan Sistem Transportasi, Bidang Angkutan, Bidang Lalu Lintas, Bidang Pengawasan Pengendalian Operasional dan Kelompok Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor yang terletak di Parahu, Sukamulya, Tangerang, Banten 15610.

        Visi dan Misi

        1. Visi

          Terciptanya pelayanan transportasi yang aman, tertib dan lancar sebagai unsur penunjang menuju Kabupaten Tangerang gemilang.

        2. Misi
          1. Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan
          2. Peningkatan keamanan dan keselamatan transportasi
          3. Peningkatan laik jalan kendaraan bermotor yang berwawasan lingkungan
          4. Peningkatan kualitas pelayanan perhubungan

        Struktur Organisasi

        Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang PERBUP Nomor 15 Tahun 2014:

        Gambar 3.1. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang

        Sistem yang Berjalan

        Tujuan utama dari pengaturan lampu lalu lintas adalah menjaga arus lalu lintas agar tidak bertabrakan atau terjadi kemacetan disegala arah. Namun salah satu permasalahan yang mendasar dari pengaturan lampu lalu lintas adalah ukuran performa dan efisiensi dari pengaturan lampu lalu lintas itu sendiri sehingga dapat mengatasi masalah kemacetan dan pemborosan bahan bakar.

        Pada lampu lalu lintas yang ada saat ini, penetapan lampu hijau jenis fase dan lamanya putaran ditentukan berdasarkan pengamatan pada jam-jam sibuk dan diatur dengan waktu konstan. Pagi dan sore hari merupakan puncak kepadatan lalu lintas, sehingga pengaturan signal mengacu pada keadaan puncak saja tanpa memperhatikan keadaan lainnya. Artinya, walaupun keadaan lalu lintas sudah tidak padat, lampu lalu lintas tetap mengacu pada keadaan puncak kepadatan. Akibat dari hal ini adalah pengaturan waktu signal menjadi kurang efisien, karena alokasi lampu hijau digunakan untuk semua kondisi, baik pada kondisi puncak maupun pada kondisi biasa.

        Tujuan Perancangan

        Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang, dimana lembaga tersebut memiliki peran dalam pelayanan lalu lintas yang baik, salah satunya adalah mengurangi kemacetan pada jalan raya.

        Maka dari itu penulis ingin membuat suatu penelitian dengan metode prototipe dengan judul smart traffic light system. Yang diharapkan dapat mengurangi antrian berlebih pada rambu lampu lalu lintas.

        Diagram Blok

        Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras (Hardware), maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.2 di bawah ini:

        Gambar 3.2. Diagram Blok Rangkaian

        Pada gambar 3.2 merupakan diagram blok dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan.

        Keterangan :.

        1. Arduino MEGA merupakan mikrokontroler untuk memproses data yang dikirimkan oleh sensor ultrasonik
        2. Sensor Ultrasonik berfungsi sebagai pembaca atau pendeteksi jarak antrian dari suatu jalur dan mengirimkan data pada mikrokontroler.
        3. Modul GSM merupakan perangkat yang digunakan sebagai pengirim pesan singkat kondisi lalu lintas
        4. Lampu Led digunakan sebagai gambaran lampu lalu lintas.
        5. LCD Display 16x2 berfungsi untuk menampilkan waktu antrian.

        Cara Kerja Alat

        Pada sistem ini dapat dijelaskan cara kerja alat yaitu, penggunaan mikrokontroler Arduino mega sebagai tempat pemrosesan data yang di-input dari perangkat-perangkat yang di program, dimana yang mengirim input adalah sensor ultrasonik, dan penghasil output adalah lampu led.

        Ketika masing-masing sensor ultrasonik mendeteksi antrian pada setiap jalur, sensor mengirimkan ke mikrokontroler untuk diproses. Setelah diproses maka lampu led akan mengeluarkan output yang dimana durasi menyala lampu led tergantung dengan input yang dikirim oleh sensor ultrasonik.

        Durasi waktu pada sistem ini adalah ketika keadaan jalur antrian lalu lintas lancar maka durasi lampu hijau 5 detik. Dan ketika keadaan antrian pada jalur padat maka durasi lampu hijau 10 detik. Maka sensor ultrasonik akan membaca keadaan setiap dimulainya putaran lampu lalu lintas.

        Perancangan Alat

        Pada perancangan alat ini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

        Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukan pada diagram blok pada gambar 3.2. Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “SMART TRAFFIC LIGHT MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENGURANGI ANTRIAN PADA LAMPU LALU LINTAS”.

        Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberpa alat dan bahan yang digunakan, berikut deskripsi alat dan bahan:

        Alat yang Digunakan

        1. Personal Computer (PC).
        2. Software IDE Arduino
        3. Software Fritzing (Untuk menggambar skematik)
        4. Arduino MEGA

        Bahan-Bahan yang Digunakan

        1. Mikrokontroler Arduino MEGA
        2. Sensor Ultrasonik
        3. LCD Display 16x2
        4. GSM Modul SIM900A
        5. Lampu led merah, kuning dan hijau
        6. Jack Baterai
        7. Switch on/off
        8. Timah Solder
        9. Kabel Konektor
        10. Pin Header
        11. Trimpot 10 kOhm
        12. Dioda IN4007
        13. Printed Circuit Board (PCB)
        14. Step Down

        Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

        Perancangan Skematik Perangkat Keras (Hardware)

        Dalam pembuatan skematik diperlukan sebuah aplikasi yaitu Fritzing. Fritzing merupakan sebuah software yang bersifat open source untuk merancang rangkaian elektronika. Software tersebut mendukung para penggemar elektronika untuk membuat prototipe dengan merancang rangkaian berbasis arduino. Memungkinkan perancang elektronika pemula sekalipun untuk membuat layout PCB yang bersifat custom. Tampilan dan penjelasan yang ada pada Fritzing bisa dengan mudah dipahami oleh seorang yang baru pertama kali menggunakannya. Dan untuk memulai program Fritzing dapat dilihat sebagai berikut:

        Gambar 3.3. Mengakses program Fritzing

        Apabila tidak memiliki software Fritzing, bisa download secara gratis pada situs resminya. Setelah download, bisa langsung digunakan tanpa harus menginstal program Fritzing. Setelah melakukan langkah diatas adalah akan muncul tampilan utama pada layar kerja Fritzing, dan dapat terlihat seperti gambar berikut:

        Gambar 3.4. Tampilan utama program Fritzing

        Rangkaian Catu Daya

        Agar alat yang dibuat dapat berkerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagaii catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC melalui Step Down. Arus yang masuk dari adaptor switching akan melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

        Agar alat yang dibuat dapat berkerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagaii catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC melalui Step Down. Arus yang masuk dari adaptor switching akan melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

        Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke step down yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus (smooth) lagi.

        Gambar 3.5. Rangkaian catu daya

        Pada rangkaian catu daya ini menggunakan tiga buah sumber output catu daya, yang akan digunakan untuk memberikan tegangan kerja pada masing-masing rangkaian. Rangkaian yang menggunakan tegangan sebesar +5 volt DC adalah rangkaian GSM Modul SIM900A, rangkaian Sensor Ultrasonik dan rangkaian Lcd Display.

        Rangkaian GSM Modul SIM900A

        Rangkaian GSM merupakan penghubung Arduino ke jaringan telepon seluler/GPRS, dan dapat menggunakan Arduino untuk menghubungi nomor telepon atau mengirim pesan teks ke sesama operator ataupun operator berbeda dengan mudah dan menggunakan perintah AT command. GSM shield memiliki quad-band konsumsi daya rendah GSM/GPRS modul SIM900 serta antena PCB kompak. Penggunaan GSM shield memungkinkan user dapat mengetahui informasi yang sedang terjadi dan adapun hasil rancangan rangkaiannya dapat dilihat pada gambar berikut:

        Gambar 3.6. Rangkaian GSM Shield

        Fungsi GSM shield dalam sistem ini yaitu sebagai media penghubung antara handphone dan mikrokontroler, dimana GSM shield tersebut dihubungkan dengan sistem mikrokontroler pada jalur software serial yang berfungsi sebagai jalur pengirim dan jalur penerima, sehingga handphone dan mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan baik.

        Gambar 3.7. Listing GSM modul SIM900A

        Rangkaian LCD 16x2

        LCD display adalah suatu modul yang berfungsi sebagai alat yang dapat menampilkan karakter alpha numeric yang memiliki 16 kolom dan 2 baris karakter. LCD ini memiliki warna dasar biru dan karakter berwarna putih dengan menggunakan backlight. LCD ini berbasis HD44780 dengan supply tegangan sebesar 5V DC. gambar dibawah ini menunjukan bagaimana sebuah lcd display 16x2 dihubungkan dengan mikrokontroller

        Gambar 3.8. Rangkaian LCD 16x2

        Fungsi LCD pada sistem adalah untuk menampilkan waktu antrian atau durasi dari antrian pada jalur masing-masing. Listing program yang digunakan dapat dilihat pada gambar berikut.

        Gambar 3.9. Listing LCD 16x2

        Rangkaian Sensor Ultrasonik

        Dalam rangkaian ini sensor ultasonik berfungsi sebagai pembaca atau pendeteksi panjang antrian di masing-masing jalur, dan mengirimkan data pada mikrokontroler. Berikut rangkaian skematik sensor ultrasonik.

        Gambar 3.10. Rangkaian Sensor Ultrasonik

        Penggunaan sensor ultrasonik pada gambar diatas pin trig dihibungkan dengan pin 34, 30, 26, 13, 11, 9, 25, 29, 33 pada arduino dan pin echo dihubungkan dengan pin 32, 28, 24, 12, 10, 6, 27, 31, 35 pada arduino, sedangkan untuk tegangan kerjanya dihubungkan dengan power sebesar 5 volt yang ada pada arduino dan pin gnd dihubungkan dengan pin ground pada arduino.

        Fungsi sensor ultrasonik pada alat ini adalah untuk mendeteksi apakah dijalur tersebut terjadi antrian berlebih atau tidak, jika terjadi antrian berlebih maka sensor akan mengirimkan data pada mikrokontroler dan akan diproses untuk memperpanjang durasi lampu hijau pada jalur tersebut. Untuk dapat dikonfigurasikan dengan arduino maka listing programnya dapat ditulis seperti terlihat pada gambar berikut ini.

        Gambar 3.11. Listing sensor ultrasonik

        Rangkaian Lampu LED

        Prinsip kerja dari rangkaian LED pada rangkaian ini adalah untuk pengganti lampu lalu lintas.

        Gambar 3.12. Rangkaian lampu led

        Pada rangkaian diatas tidak menggunakan rangkaian pendukung untuk dapat bekerja, rangkaian lampu LED diatas langsung dihubungkan ke modul arduino karena konsumsi dayanya relatif kecil sehingga hanya menggunakan resistor sebagai komponen pendukung, rangkaian diatas sudah dapat bekerja. Adapun listing programnya dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

        Gambar 3.13. Listing Lampu LED

        Rangkaian Keseluruhan

        Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar berikut

        Gambar 3.14. Rangkaian Keseluruhan

        Keterangan jalur-jalur diatas:

        1. Jalur merah sebagai arus positif (+)
        2. Jalur hitam sebagai arus negatif (-)
        3. cJalur biru sebagai jalur data

        Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

        Perancangan perangkat lunak adalah melakukan penulisan listing program ke dalam Software Arduino IDE Versi 1.8.5 dengan menggunakan bahasa C, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang dibuat.

        Penulisan Listing Program Pada Software Arduino

        Pada perancangan perangkat lunak menggunakan program Arduino 1.8.5 untuk menuliskan listing program dan menyimpannya. Software Arduino 1.8.5 sebagai media yang digunakan meng-upload program ke dalam Arduino MEGA, sehingga Arduino MEGA dapat bekerja sesuai dengan yang diperhatikan. Adapun langkah­langkah untuk memulai menjalankan software Arduino IDE 1.8.5 dapat dilihat pada gambar berikut :

        Gambar 3.15. Memulai IDE Arduino

        Dalam pemrograman Arduino yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada gambar 3.16 sebagai berikut:

        Gambar 3.16. Tampilan layar program Arduino 1.8.5

        Setelah form utama program Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi pengalamatan port koneksi yang ada pada device manager:

        Gambar 3.17. Konfigurasi port melalui device manager

        Pada pemrograman mikrokontroler perlu diperhatikan untuk koneksi portnya, karena pada pengalamatan port inilah mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan komputer melalui komunikasi serial, pada gambar 3.12. koneksi port diseting pada port 5.

        Gambar 3.18. Menentukan koneksi port pada program Arduino

        Pengaturan koneksi port pada Arduino dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.

        Gambar 3.19. Memilih jenis board Arduino

        Gambar diatas menunjukan pemilihan board arduino yang akan dipakai, ketika hendak menggunakan board arduino yang akan dipakai yang perlu diperhatikan adalah tipe board arduino, karena arduino memiliki banyak sekali jenis yang dapat digunakan dalam project mikrokontroler. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board arduino dengan tipe arduino mega..

        Gambar 3.20 Menyimpan file Arduino

        Setelah IDE arduino terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan menyimpan listing program dengan nama berekstensi .pde.

        Gambar 3.21. Memilih lokasi penyimpanan project


        Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan. Setelah melakukan penyimpanan file program, selanjutnya tahap penulisan listing program, dapat di lihat pada gambar berikut.

        Gambar 3.22. Tampilan listing program yang ditulis

        Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan, dengan demikian baru sistem arduino dapat berkerja sesuai dengan apa yang diinginkan, selanjutnya lakukan penulisan listing program secara keseluruhan.

        Gambar 3.23. Tampilan listing program keseluruhan

        Setelah melakukan penulisan program secara keseluruhan maka proses selanjutnya adalah melakukan proses kompilasi atau melakukan pengecekan terhadap baris program yang masih salah, adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut.

        Gambar 3.24. Proses kompilasi listing program Arduino

        Proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak dan pada saat yang bersamaan ketika terjadi error maka program tersebut tidak dapat di upload kedalam mikrokontroler.

        Gambar 3.25. Tampilan hasil kompilasi listing program

        Pada gambar diatas menunjukan hasil dari kompilasi listing program dan hasil proses kompilasi tidak terjadi error artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang nantinya akan ditanamkan kedalam sistem mikrokontroler melalui board arduino mega.

        Pengisian Program kedalam Board Arduino

        Mikrokontroler bisa berkerja jika di dalamnya sudah dimasukan listing program, program yang akan dimasukan kedalam mikrokontroler Arduino mega yaitu program aplikasi yang dibuat dengan aplikasi Arduino 1.8.5. untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

        Arduino sebagai media untuk memasukan program ke dalam mikrokontroler, maka program yang ditulis pada aplikasi arduino dapat langsung dimasukan kedalam mikrokontroler. Langkah selanjutnya sebelum listing program dimasukan ke dalam mikrokontroler, yang perlu diperhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan listing program, proses pemilihan board yang digunakan untuk memasukan listing program dapat dilihat pada gambar berikut ini.

        Gambar 3.26. Pemilihan Arduino Board

        Setelah jenis board sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah memasukan program ke dalam mikrokontroler dengan menggunakan modul Arduino mega. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut:.

        Gambar 3.27. Meng-upload program kedalam Modul Arduino

        Pada tampilan aplikasi Arduino diatas, dilakukan dengan mengklik tombol upload yang ada pada aplikasi arduino, pada saat meng-upload listing program secara otomatis akan menampilkan pesan bahwa proses upload program tidak terjadi error dapat dilihat pada gambar berikut:

        Gambar 3.28. Proses upload listing program sukses


        Setelah langkah upload listing program selesai, maka mikrokontroler sudah dapat berkerja dengan judul sistem “SMART TRAFFIC LIGHT MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENGURANGI ANTRIAN PADA LAMPU LALU LINTAS” sudah siap digunakan, dan adapun listing program keseluruhannya dapat dilihat pada gambar berikut:

        Gambar 3.29. Tampilan listing program keseluruhan

        Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

        Permasalahan yang dihadapi

        Berdasarkan hasil dari observasi serta wawancara yang telah dilakukan sebelumnya mengenai prototipe smart traffic light system management. Maka dapat disimpulkan bahwa analisa permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

        1. Waktu antri lampu lalu lintas kurang effisien, yang mana terkadang terjadi antrian berlebih di salah satu jalur.
        2. Terjadinya penerobosan lampu merah karena merasa lampu hijau yang terasa singkat dan lampu merah yang sangat panjang menjadi kemacetan di segala arah.

        Alternatif Pemecahan Masalah

        Berdasarkan hasil dari observasi serta wawancara yang telah dilakukan sebelumnya mengenai prototipe smart traffic light system management. Maka dapat disimpulkan bahwa analisa permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

        1. Proses waktu antrian pada lampu lalu lintas tergantung dengan panjang antrian kendaran pada masing masing jalur.
        2. Dengan waktu antrian yang mengikuti jumlah antrian pada masing masing jalur dapat mengurangi penerobosan lampu merah.


        User Requirement

        Pada user requirement ini berisi tabel elisitasi tahap I, II, III dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktukan berdasarkan pada observasi dan wawancara.

        Elisitasi Tahap I

        Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem yang akan dibuat.

        Elisitasi Tahap II

        Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I yang kemudian diklarifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.1 terdapat beberapa requirement yang option-nya Inessential (I) dan harus di eliminasi.

        Elisitasi Tahap III

        Berdasarkan elisitasi tahap II diatas, dibentuklah elisitasi tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut ini adalah tabel elisitasi tersebut.

        Final Elisitasi

        Final elisitasi ini merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap yang dapat dijadikan acuan dan dasar pembuatan sistem. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkan 10 functional dan 1 non-functional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem. Berikut ini tabel elisitasi final :

        BAB IV

        UJI COBA DAN ANALISA

        Uji Coba

        Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan pada sub bab berikut.

        Uji Coba Perangkat Keras (Hardware)

        Sebelum listing program keseluruhan dimasukan kedalam mikrokontroler, maka harus dilakukan sebuah uji coba terlebih dahulu pada setiap hardware yang akan digunakan.

        Pengujian Step Down LM2596

        LM2596 sebagai power supply adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain yang sangat penting. Dalam realisai perangkat keras yang berupa 3 buah sensor ultrasonik dan 3 buah LCD 16x2. Keseluruhan rangkaian sistem disini membutuhkan sumber listrik sebesar 5 volt. Uji coba dilakukan dengan memberikan inputan sebesar 24 volt DC dan akan menghasilkan output sebesar 5 volt DC untuk sistem tersebut.

        Dari hasil pengujian pada rangkaian diatas didapatkan hasil yang terukur sebenarnya adalah sebagai berikut:

        1. Hasil pengukuran pada stepdown LM2596 yang merupakan pengujian keluaran yang dapat dihasilkan sebesar 16.7 volt dari sumber adaptor sebesat 24 volt DC.
          Gambar 4.1. keluaran yang dapat dihasilkan
        2. Hasil pengukuran pada stepdown LM2596 yang merupakan pengujian keluaran untuk kebutuhan sistem yang dirancang, dengan melakukan pengaturan pada trimpot sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan dengan keluaran sebesar 5 volt.
          Gambar 4.1. keluaran yang dapat dihasilkan

        Dari hasil pengujian stepdown LM2596 didapatkan hasil yang cukup stabil untuk membuat sistem dapat berkerja seperti yang diharapkan, sehingga pada modul stepdown LM2596 ini sudah dapat digunakan dengan baik.

        Pengujian LCD 16x2

        Agar rangkaian LCD 16x2 dapat berkerja sesuai dengan apa yang diharapkan maka perlu dilakukan pengujian dengan melakukan uji coba untuk menampilkan sebuah kata “Arduino” pada layar 16x2.

        Gambar 4.3. Listing program pengujian LCD

        Maka hasil dari perintah diatas adalah menampilkan sebuah kata “Arduino” pada layar LCD 16x2. Pada gambar berikut adalah hasil dari perintah diatas.

        Gambar 4.4. LCD 16x2 menampilkan dari perintah

        Pengujian Lampu LED

        Lampu led adalah salah satu komponen elektronika yang dapat mengeluarkan cahaya yang biasanya digunakan sebagai indikator dari sebuah rangkaian elektronika, pada pengujian lampu led disini menggunakan sebuah program yang terdapat pada program arduino yaitu tipe blink, uji coba dilakukan dapat dilihat sebagai berikut.

        Gambar 4.5. Listing program pengujian LED

        Maka hasil dari listing program diatas akan menghasilkan lampu menjadi blink (berkedip) seperti berikut:

        Gambar 4.6. Lampu LED dalam keadaan mati
        Gambar 4.7. Lampu LED dalam keadaan hidup

        Pengujian Sensor Ultrasonik

        Sensor ultrasonik adalah alat elektronika yang mampu mengubah dari energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gelombang suara ultrasonik. Pada uji coba yang dilakukan oleh penulis sensor ultrasonik diuji untuk mendeteksi jarak dan ditampilkan di LCD 16x2, yang dimana LCD 16x2 berfungsi untuk mengetahui apakah sensor ultrasonik berfungsi dengan benar.

        Adapun listing program yang digunakan dalam uji coba ini sebagai berikut:

        Gambar 4.8. Listing program pengujian sensor ultrasonik
        Gambar 4.9. Sensor ultrasonik mendeteksi jarak dari objek

        Pengujian Rangkaian Modul SIM900A

        Modul SIM900A berfungsi sebagai notifikasi atau alat untuk komunikasi dengan cara melakukan panggilan atau mengirim pesan teks pada nomor yang sudah ditentukan. Berikut adalah rangkaian modul SIM900A.

        Gambar 4.10. Rangkaian Modul GSM SIM900A

        Dalam pengujian modul GSM SIM900A agar dapat berkerja sesuai dengan keinginan, maka harus di uji coba terlebih dahulu. Penulis akan menguji dengan listing dibawah ini.

        Gambar 4.11. Listing program pengujian modul GSM SIM900A

        Berikut ini adalah hasil yang ditampilkan saat pengujian modul GSM SIM900A ini serta membuktukan bahwa modul GSM SIM900A dapat berjalan sesuai dengan keinginan.

        Gambar 4.12. Panggilan telpon menggunakan SIM900A

        Flowchart Program yang Diusulkan

        Gambar 4.13. Flowchart sistem yang diusulkan

        Dapat dijelaskan pada gambar 4.13 flowchart Smart Traffic Light Management System yang diusulkan pada Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang, yaitu terdiri atas:

        1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart Smart Traffic Light Management System yang diusulkan.
        2. 4 (empat) simbol process, yang menyatakan proses dimulai dari sensor aktif, lalu mencari jalur yang harus diutamakan.
        3. 3 (tiga) simbol decision, yang berperan sebagai petunjuk sebuah langkah pengambilan keputusan.

        Rancangan Program

        Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan dijadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah di dalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

        Perancangan Perangkat Lunak

        Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program Arduino Mega, sehingga sistem Aduino yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan. Pada perancangan perangkat lunak untuk Arduino Mega menggunakan bahasa pemrograman C# yang dimana listing programnya dapat dicompile dan diupload langsung ke dalam Arduino Mega dengan Arduino IDE, adapun tampilan jendela Arduino IDE pada saat listing program ditulis seperti yang terlihat pada gambar berikut:

        Gambar 4.14. Arduino interface

        Untuk proses yang di lakukan adalah menulis listing program => Meng-Compile listing program => meng-upload listing program kedalam arduino mega. Adapun langkah-langkah tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

        Gambar 4.15. Proses memasukan listing ke mikrikontroler

        Konfigurasi Sistem Usulah

        Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware dan software yang digunakan untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat pada sub bab berikut ini.

        Spesifikasi Hardware

        Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan juga memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing dan dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

        1. Arduino Mega
        2. Laptop Acer V5-471G. Intel (R) Core (TM) i3-2367M.
        3. Printer Canon
        4. LCD 16x2
        5. Modul GSM SIM900A
        6. Sensor Ultrasonik
        7. Stepdown LM2596
        8. Lampu LED
        9. Rangkaian Elektronika

        Spesifikasi Software

        Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

        1. IDE Arduino 1.8.5
        2. Fritzing 0.9.3
        3. Microsoft Office 2010
        4. Google Chrome
        5. Paint

        Testing

        Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode Black Box testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

        1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
        2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika menjalankan sistem.
        3. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

        Pengujian dengan metode Black Box sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan atau error.

        Implementasi

        Pada tahap ini merupakan tahap-tahap utnuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

        Schedule

        Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga prototipe Smart Traffic Light Management System dapat dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Hal ini dilakukan demi terciptanya suatu sistem yang dapat bekerja sesuai dengan harapan. Sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tesebut karena ada beberapa hal yang akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Adapun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut:

        Estimasi Biaya

        Berikut ini adalah rincian dalam pembuatan prototipe Smart Traffic Light Management System berbasis arduino yaitu:


        BAB V

        PENUTUP

        Kesimpulan

        Berdasarkan hasil penelitian smart traffic light system ini mempunyai dua kondisi pada jalur masing-masing. Dimana ketika sensor memproses kondisi antrian akan ada dua hasil, yaitu kondisi padat dan normal. Ketika sensor ketiga mendeteksi objek maka kondisi pada jalur tersebut padat dan durasi lampu hijau akan bertambah.

        Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

        1. Dengan menggunakan sensor ultrasonik maka antrian pada masing-masing jalur akan terdeteksi dan dikirimkan pada mikrokontroler.
        2. Sistem ini berkerja secara otomatis dengan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi antrian pada masing-masing jalur dan arduino mega sebagai mikrokontroler.

        Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

        1. Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian
          1. Terpenuhi syarat kelulusan studi jenjang strata 1 (S1).
          2. Terealisasi smart traffic light system untuk mengurangi antrian berlebih pada lampu lalu lintas.
        2. Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian
          1. Dengan menggunakan smart traffic light system antrian berlebih pada lampu lalu lintas dapat berkurang.
          2. Dengan sistem ini durasi antrian tergantung pada panjang atau tidaknya antrian di masing-masing jalur tersebut.

        Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

        Metode penelitian yang dilakukan adalah metode pengumpulan data, metode analisa, metode perancangan, metode prototipe dan metode pengujian. Dimana setiap metode tersebut saling berhubungan untuk membuat sebuah sistem prototipe, dan sesuai dengan yang di inginkan dan dapat berfungsi dengan baik.

        Saran

        1. Kelemahan sistem ini tidak dapat memonitor atau melihat kondisi pada lampu lalu lintas.
        2. Sistem ini diharapkan menjadi acuan untuk dapat dikembangkan lagi agar dapat memberikan hasil yang lebih maksimal.
        3. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan sistem ini, dapat dikembangkan dengan penambahan cctv untuk memonitor kondisi pada lampu lalu lintas.


        DAFTAR PUSTAKA

        1. Rusdiana, H.A., dan Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung. CV Pustaka Setia.
        2. Nasaruddin, Imran Djafar, Indra Samsie. 2013. Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) Pada Cv Rajawali Multi Niaga Makassar. Journal CCIT Vol.6 No.2:226-227.
        3. Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta. Deepublish.
        4. Rusdiana, H.A., dan Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung. CV Pustaka Setia.
        5. Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta. Deepublish.
        6. Alannita, Ni Putu, dan Gusti Ngurah Agung Suaryana. 2014. Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi Manajemen, dan Kemampuan Teknik Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja Individu. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 6 No. 1:37.
        7. Amin, Ruhul. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Pada SMK Budhi Warman 1 Jakarta. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer, Vol 2. No 2:114
        8. Kartadie, Rikie, Ema Utami, dan eko Pramono. 2014. Prototipe Infrastruktur Software-Defined Network Degan Protokol Openflow menggunakan Ubuntu Sebagai Kontroler. Jurnal DASI Vol. 15,No. 1:24.
        9. Yurindra. 2017. Software Engineering. Yogyakarta. Deepublish
        10. Yurindra. 2017. Software Engineering. Yogyakarta. Deepublish
        11. Muharto, dan Arisandy Ambarita. 2016. Metode Penelitian Sistem Informasi: Mengatasi Kesulitan Mahasiswa dalam Menyusun Proposal Penelitian. Yogyakarta. Deepublish .
        12. Saragih, Ambon, Emma Rosinta Simarmata dan Jhoni Maslan. 2015. Perancangan Aplikasi E-Library Menggunakan Bahasa Pemrograman PHP Pada Universitas Methodist Indonesia. Jurnal TIMES Vol 4, No 1:33.
        13. Muharto, dan Arisandy Ambarita. 2016. Metode Penelitian Sistem Informasi: Mengatasi Kesulitan Mahasiswa dalam Menyusun Proposal Penelitian. Yogyakarta. Deepublish.
        14. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, dan Moh. Iqbal Makaram. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi RAHARJA. CCIT Journal Vol.8 No.2:32.
        15. Mustaqbal, M. Sidi, Roeri Fajri Firdaus, dan Hendra Rahmadi. 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Blak Box Testing Boundary Value Analysis. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan (JITTER) Vol 1, No 3:34.
        16. Kumar, Manish, Santosh Kumar Singh, dan Dr. R. K. Dwivedi. 2015. A Comparative Study of Black Box Testing and White Box Testing Techniques. International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies. Vol.3, No.10:33.
        17. Kurniawan, Reno, Andre Cristyan Wijaya, dan Rizqi Sukma Kharisma. 2013. Aplikasi Penunjang Pembelajaran Buku “Berhitung Bikin Bangga” PT Media Pressindo Berbasis Multimedia Interaktif. Jurnal Ilmiah DASI Vol. 14 No. 04:46.
        18. Kumar, Manish, Santosh Kumar Singh, dan Dr. R. K. Dwivedi. 2015. A Comparative Study of Black Box Testing and White Box Testing Techniques. International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies. Vol.3, No.10:33.
        19. Indriyani, Fintri, dan Kurniasih R Sihite. 2015. Pengenalan Huruf, Angka dan Warna Pada Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Berbasis Multimedia. Jurnal Paradigma Vol. 17 No. 1:30-31.
        20. Haryanto, Rizqy Ferlyawan, dan Abdul Fatah. 2016. Prototype Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor Menggunakan Keypad Membrane 4X4 Berbasis Arduino UNO. Journal SENSI. Vol.2 No.1:20.
        21. Anderson, Sir. 2014. Pembuatan Sistem Kontrol Sliding Door untuk Rumah Tinggal. Jurnal POLI REKAYASA. Vol.10 No.1:76.
        22. Anderson, Sir. 2014. Pembuatan Sistem Kontrol Sliding Door untuk Rumah Tinggal. Jurnal POLI REKAYASA. Vol.10 No.1:76.
        23. Anderson, Sir. 2014. Pembuatan Sistem Kontrol Sliding Door untuk Rumah Tinggal. Jurnal POLI REKAYASA. Vol.10 No.1:77.
        24. Santoso, dan Wan Yuliyanti. 2016. Perencanaan Dan Pembuatan Aplikasi Absensi Dosen Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut). Proceedings SENIATI 2016.
        25. Sagita, Vina, dan Maria Irmina Prasetiyowati. 2013. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String. Jurnal ULTIMATICS. Vol.4 No.1:33.
        26. Putri, Nena Berta Virde. 2013. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Pendapatan Pada PT Kereta Api Indonesia Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.2 No.9:8.
        27. Dzukhaq, M. Iqbal, Rahmat Tullah, Putra Satia Nugraha .2017. Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Sisfotek Global Vol 7 No 1:1.
        28. Ariawan, Jesa, dan Sri Wahyuni. 2015. Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis Web. Jurnal SISFOTEK GLOBAL. Vol.5 No.1:63.
        29. Rajput, Arjun., Ankita Jain, Shubhra Dixit. 2015. Basic Introduction to Microcontroller and Its Features. International Journal of Engineering Technology Science and Research (IJETSR) Vol. 2 Issue 4:1..
        30. Christion, Pry Rezky, Muh Yamin, dan Nur Fajriah Muchlis. 2016. Rancang Bangun HSS (Home Security Sistem) Berbasis SMS Gateway Menggunakan Arduino UNO. Jurnal semanTIK. Vol.2 No.2:136.
        31. Zain, Abdul. 2016. Rancang Bangun Sistem Proteksi Kebakaran Menggunakan Smoke dan Heat Detector. Jurnal INTEK. Vol.3 No.1:37.
        32. Jefri, Tjandra Susila, dan Hartono Haryadi. 2015. Model Pemantauan dan Pengaturan Lampu Lalu Lintas Secara Wirelles Berdasarkan Panjang Antrian Kendaraan. Jurnal TESLA. Vol.17 No.2:182.
        33. Saefullah, Asep, Endang Sunandar, Muhammad Nur Rifai. 2017. Prototipe Robot Pengantar Makanan Berbasis Arduino Mega dengan Interface Web Browser. Jurnal CCIT. Vol.10 No.2:272.
        34. Kusriyanto, Medilla, dan Aditya Saputra. 2016. Rancang Bangun Timbangan Digital Terintegrasi Informasi Bmi dengan Keluaran Suara Berbasis Arduino Mega 2560. Jurnal Teknoin. Vol. 2 No.22:70.
        35. Nandhini, T., J.Shalim, T. Sai Sangeeetha, D. Gnanaprakasam. 2017. Underground Cable Fault Detection using Arduino. International Journal of Engineering Science and Computing. Vol 7 No.4:6461-6462.
        36. Wahyudi, Agus, dan Suhartati Agoes. 2016. Implementasi Otomatisi Grating Menggunakan Mikrokontroler Arduino Mega 2560. Jurnal TESLA. Vol.18 No.2:178.
        37. Saefullah, Asep, Endang Sunandar, Muhammad Nur Rifai. 2017. Prototipe Robot Pengantar Makanan Berbasis Arduino Mega dengan Interface Web Browser. Jurnal CCIT. Vol.10 No.2:272.
        38. Mulyana, Eka., Rindi Kharisman. 2014. Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir dengan Mikrokontroler Arduino Uno R3. Citec Journal, Vol. 1, No. 3:173.
        39. Kusumah, Hendra, Alfian Toro, Muhamad Idris. 2016. Sistem Pengukur Tinggi dan Berat Badan untuk Posyandu Menggunakan Mikrokontroler Atmega8535. Jurnal CCIT. Vol.9 No.2:171.
        40. Kumar, Sandeep., P. Raja. 2015. Ultrasonic Sensor with Accelerometer Based Smart Wheel Chair Using Microcontroller. International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET). Vol 02 Issue 09:538.
        41. Setyo, Eka. P, Adian Fatchur Rochim, dan Eko Didik Widianto. 2015. Handsight : Hand-mounted Device untuk Membantu Tunanetra Berbasis Ultrasonik dan Arduino. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer. Vol.3 No.1:52.
        42. Xianbo Sun, Yong Huang, Janjun Tan, Jingqiao Yi dan Tao Hu. 2014. Design and Realization of Solar Cell Monitoring System Based on Wireless Sensor Network. Industrial Engineering, Machine Design and Automation (IEMDA 2014) & Computer Science and Application (CCSA 2014). Sanya, Hainan, China. World Scientific.
        43. Fauzi, Harry Wijaya, Erwin Susanto, dan Prasetya Dwi Wibawa. 2017. Realisasi Modul Kendali Posisi Dengan PID Untuk Mendukung Praktikum Dasar Sistem Kontrol. E-Proceeding of Engineering. Vol 4 No 1:22.
        44. Atmojo, Triono Suryo, Eddo Mahardika dan Marwan Rosyadi. 2017. Rancang Bangun Pendektesian Asam Dan Basa Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknik: Universitas Muhammadiyan Tangerang Vol 6 No 2:58.
        45. Tribowo, Imam Pracoyo, Sugeng Dwi Riyanto, Wahyu Hidayat. 2014. Prototype Sistem Penerangan Lampu Otomatis Menggunakan Ds 1307 Berbasis Mikrokontroler Atmega16. Jurnal INFOTEKMESIN Vol 7 No 1:80.
        46. Juman, Kundang Karsono. 2015. Pembuatan Antena Omni Dan Booster.Jurnal Ilmu Komputer. Vol 11 No 1:4.
        47. Hakiem, Ilmiawan. 2015. TOKOTEKNOLOGI: Electronics Design & Repair. Malang. PT. Tokoteknologi Mikrokoelektronik Nusantara.
        48. Hakiem, Ilmiawan. 2015. TOKOTEKNOLOGI: Electronics Design & Repair. Malang. PT. Tokoteknologi Mikrokoelektronik Nusantara.

Contributors

Asbullah