SI1212473369

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN PADA DINAS

BINAMARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1212473369
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN PADA DINAS

BINAMARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1212473369
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 23 Juni 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN PADA DINAS

BINAMARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1212473369
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Disetujui Oleh :

Tangerang, 23 Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sri Rahayu, ST., MMSI)
   
(Nur Azizah, M.akt.,M.Kom)
NID : 08182
   
NID : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN PADA DINAS

BINAMARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1212473369
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, 23 Juni 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
( ________________ )
 
( ________________ )
 
( ________________ )
NID : -----
 
NID : -----
 
NID : -----

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN PADA DINAS

BINAMARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1212473369
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 23 Juni 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1212473369

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Sebagai instansi pemerintah yang bergerak di bidang jasa dan pelayanan masyarakat. Terutama pada jalan dan jembatan Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang harus membuat perencanaan terlebih dahulu dalam pembuatan jalan dan jembatan agar dapat terealisasi dan sesuai dengan dana yang ada. Ketersediaan pangkalan data jaringan jalan dan jembatan yang sangat banyak dan kompleks serta kurangnya koordinasi diberbagai instansi akan menjadi kendala Perencanaan dari pembangunan jalan dan jembatan yang di adukan masyarakat terlebih dahulu. Tujuan analisa ini adalah untuk mempermudah Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang dalam perencanaan dan memonitoring pembangunan jalan dan jembatan Sehingga Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air bisa langsung memberikan keputusan dan memonitoring dean berjalan dengan baik dan terencana sesuai dengan anggaran yang ada.

Kata Kunci  : instansi, perencanaan, monitoring, analisa.

ABSTRACT

As government agencies are engaged in the service and public service. Especially on roads and bridges Tangerang City Public Works Department must make plans in advance in the construction of roads and bridges to be realized and in accordance with existing funds. Availability of database network of roads and bridges are so numerous and complex as well as a lack of coordination in various agencies would be planning constraints of the construction of roads and bridges in communities mortar beforehand. The purpose of this analysis is to facilitate the Tangerang City Public Works Department in planning and monitoring the construction of roads and bridges So the Department of Public Works can directly make decisions and monitor the dean went well and planned in accordance with the existing budget.

Keyword: agencies, planning, monitoring, analysis.


KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr. wb

Alhamdulillah, puji dan syukur atas Ridho dan Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Skripsi dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN PADA DINAS BINAMARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG”

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini banyak mendapatkan bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.

  1. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.

  2. Ibu Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom selaku Ketua Jurusan Sistem Informasi Jenjang Sarjana (SI).

  3. Sri Rahayu, ST., MMSI, selaku dosen pembimbing Kuliah Kerja Praktek.

  4. Hafid Aji Prasetyo, ST, selaku Stakeholder pembimbing lapangan.

  5. Seluruh dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan dukungan.

  6. Kedua orang tua tercinta dan Keluarga yang memberikan dukungan baik moral dan materil.

  7. Azizah Handayani Putri, Serly Ovtavia Ningrum, Yuniar Putri Dian Sapitri, dan Rizky Ramadhan yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya kepada penulis. Teman-teman serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut membantu memberikan semangat dan doa.

Namun demikian peneliti menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan,oleh karenanya saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Semoga laporan Skripsi “Perancangan Sistem Informasi Perencanaan Pembanguna Jalan dan Jembatan Pada Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kota Tangerang” ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca.

Wasalammualaikum wr. Wb

Tangerang, 23 Juni 2016
IFOH BASARIA
NIM. 1212473369

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Meningkatnya mobilitas penduduk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukimam dan industri di daerah perkotaan menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi. Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi perkotaan menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan jaringan jalan lingkungan dan jembatan perkotaan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan.

Program penanganan jaringan jalan dan jembatan yang ada di wilayah Kota Tangerang membutuhkan ketersediaan data informasi dan sistem yang mampu memantau jaringan-jaringan jalan dan jembatan secara terpadu. Ketersediaan pangkalan data jaringan jalan dan jembatan yang sangat banyak dan kompleks serta kurangnya koordinasi diberbagai instansi akan menjadi kendala dalam pemutakhiran data untuk mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap ketersediaan data jalan dan jembatan. Keadaan ini yang selanjutnya menyebabkan kurang sempurnanya analisis untuk perencanaan dan pengembangan program penanganan jaringan jalan di Kota Tangerang.

Atas dasar hal tersebut, maka untuk kemudahan operasional sistem, pengolahan dan pengelolaan data dan informasi daerah. Maka dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti memilih judul “Perancangan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan Pada Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air di Kota Tangerang”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana efektivitas dan efisiensi Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangeang ?

  2. Bagaimana keakuratan informasi daerah dalam bentuk memonitoring daerah yang harus di perbaiki atau di maintain ?

  3. Kelemahan apa saja yang ada pada saat proses pengelolaan data dan informasi daerah pada Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangeang ?

  4. Bagaimana solusi terhadap permasalahan efektivitas dan efisiensi perencanaan pembangunan jalan dan jembatan, keakuratan informasi untuk memonitoring daerah mana saja yang jalannya harus diperbaiki atau dibangun.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama mendirikan Perancangan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan Pada Dinas Binamarga dan Sumber daya air Kota Tangeang dapat memonitoring jalan dan jembatan mana saja di daerah tersebut yang secara rutin harus di perbaiki atau dimaintain.

Tujuan penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian di atas yaitu sebagai berikut:

  1. Tujuan Operasional

  2. Tujuan operasional dari penelitian ini adalah bagimana perencanaan pembangunan jalan dan jembatan yang terkait dengan Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang dapat termonitoring dengan baik,

  3. Tujuan Fungsional

  4. Tujuan Fungsional dari penelitian ini adalah agar pimpinan dapat memonitoring dan mempermudah akses informasi dengan cepat.

  5. Tujuan individual

  6. Tujuan Individual dari penelitian ini adalah untuk menambah ilmu perencanaan, pengalaman, pengenalan dan pengamatan pada sebuah sistem informasi Perencanaan Jalan dan Jembatan Pada Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air Kota Tangeang sehingga penulis bisa melakukan penelitian untuk menyelesaikan Skripsi.

Manfaat penelitian

Dari penelitian yang diharapkan bisa bermanfaat bagi penulis dan Dinas Binamarga dan Sumber Daya Kota Tangerang diantaranya:

  1. Bagi peneliti

    1. Memaksimalkan dan meningkatkan inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan sebuah sistem yang mengimplementasikan ilmu sistem informasi.

    2. Bentuk apresiasi dan kontribusi bagi pengembangan sistem di bidang sistem informasi.

    3. Memperluas wawasan mahasiswa serta memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapat di bangku kuliah sekarang ini.

  2. Bagi Dinas Binamarga dan Sumberdaya Air Kota Tangerang

    1. Dapat memberikan masukan yang positif untuk Sistem Perencanaan Jalan dan Jembatan Pada Dinas Binamarga dan Sumberdaya Air Kota Tangeang.

    2. Perencanaan dapat terdokumentasi dengan baik.

    3. Pimpinan mendapatkan perencanaan/informasi dengan cepat, serta dapat men-monitoring jalan dan jembatan secara rutin.

Ruang Lingkup Penelitian

Karena luasnya permasalahan yang ada dan untuk membatasi ruang lingkup penelitian, penulis hanya membahas tentang permasalahan yang terfokus pada sistem Perencanaan Jalan dan Jembatan Pada Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang. Pembahasan yang dilakukan mulai dari proses pendataan, penyimpanan, proses monitoring, sampai proses laporan.

Metode penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam rangka penyusunan Skripsi ini peneliti mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan untuk membantu penelitian dengan metode, antara lain:

  1. Observasi (Pengamatan)

  2. Peneliti melakukan pengamatan langsung selama 3 bulan terhadap Perencanaan Jalan dan Jembatan Pada Dinas Binamarga dan Sumberdaya Air Kota Tangeang. Kemudian dari pengamatan tersebut, peneliti mengumpulkan data yang merupakan sumber informasi yang sangat yang dapat membantu menganalisis sistem tersebut.

  3. Wawancara

  4. Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan narasumber secara langsung pada instansi pemerintah tempat Skripsi berlangsung yaitu pada Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang. Metode ini dilakukan guna memperoleh data yang lebih detail serta memperkuat data sebelumnya saat melakukan pengamatan secara langsung.

  5. Metode studi pustaka

  6. Studi pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi dan data ini diperoleh dari beberapa sumber (literature) atau buku untuk kebutuhan penganalisaan yang terkait dengan laporan ini.

Metode Analisa

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita kearah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik yang tepat. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis berupa pendekatan Object Oriented Analysis (OOA) atau analisis berorientasi obyek dengan UML. Proses analisis dilakukan terhadap hasil tahapan pengumplan data dengan wawancara, observasi, dan studi pustaka untuk mendapatkan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dikembangkan. Pada proses analisis, teknik analisis yang dilakukan adalah :

  1. Analisis Pengguna

  2. Dilakukan analisis terhadap user-user yang akan menggunakan aplikasi dan juga fungsi-fungsi apa saja yang bisa didapatkan oleh masing – masing user.

  3. Analisis kebutuhan Fungsional, non fungsional dan pengguna.

  4. Pemodelan kebutuhan fungsional untuk menggambarkan fungsi sistem dan pengguna yang terlibat serta fungsi- fungsi apa saja yang bisa didapatkan oleh masing-masing pengguna dimodelkan dengan Use Case Diagram.

  5. Analisis perilaku sistem

  6. Pada tahapan ini, dilakukan analisis perilaku sistem yang dikembangkan dan dimodelkan dengan Activity Diagram dan Sequence Diagram. Activity Diagram untuk memodelkan proses use case yang berjalan di dalam sistem, sedangkan sequence diagram untuk memodelkan pengiriman pesan (message) antar object dan kronologinya.

  7. Analisis sistem berjalan saat ini.

Metode Perancangan

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan tahapan sebagai berikut :

  1. Perencanaan (Planning)

  2. Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya, seperti :perangkat fisik, metode dan anggaran yang sifatnya masih umum. Dalam tahap ini juga dilakukan langkah-langkah berupa: mendefinisikan masalah, menentukan tujuan sistem, mengidentifikasi kendala-kendala sistem dan membuat studi kelayakan.

  3. Analisis (Analysis)

  4. Tahapan alisis merupakan tahap penelitian atas sistem yang berjalan dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru dengan menggunakan tools atau alat bantu UML (Unified Modeling Language) dengan software visual paradigmn yaitu sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar, menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis (Object Orientied) melalui tahap : Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram. Identifikasi kebutuhan informasi dengan menggunakan alat bantu elisitasi melalui 4 (empat) tahapan, yaitu tahap 1 (satu) mencakup semua kebutuhan sistem, tahap 2 (dua) melakukan pengelompokkan kebutuhan dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential) selanjutnya tahap 3 (tiga) dengan TOE (Technical,Operational dan Economic) serta tahap final, hasil analisa kemudian dibuat laporan untuk masukan dalam perancangan sistem yang diusulkan.

  5. Rancangan (Design)

  6. Tahap Design yaitu tahap dalam menentukan proses data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan memenuhi kebutuhan user dengan alat bantu UML dengan software visual paradigmn Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram. Proses design akan menerjemahkan syarat kebutuhan kesebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada :struktur data dengan menggunakan MySQL, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dengan menggunakan Dreamweaver CS5, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : menyiapkan rancangan sistem yang rinci, mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem dan menyiapkan usulan implementasi.

  7. Implementasi (Implementation)

  8. Tahap implementasi adalah tahap dimana rancangan sistem yang dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan.Langkah-langkahnya yaitu :menyiapkan fasilitas fisik dan personil, dan melakukan simulasi.

  9. Pemeliharaan (Maintenance)

  10. Setelah melakukan implementasi terhadap sistem baru, tahap berikutnya yang perlu dilakukan adalah pemakaian atau penggunaan, audit sistem, penjagaan, perbaikan dan pengembangan sistem.

Sistematika Penelitian

Untuk memahami lebih jelas tentang penelitian Skripsi ini, maka peneliti mengelompokkan materi menjadi 5 (lima) bab yang masing-masing saling berkaitan antara bab satu dengan yang lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definsi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunaan Skirpsi.

BAB 3 : PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran umum DINAS BINAMARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG, sejarah terdirinya DINAS BINAMARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG, struktur organisasi, tanggung jawab dan wewenang, analisa batasan sistem, analisa kebutuhan sistem, analisa kontrol, analisa kelebihan dan kekurangan sistem yang berjalan, urutan prosedur, analisa scenario dan UML.

BAB 4 : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Berisikan tentang usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem, rancangan basis data, rancangan prototype atau tampilan dan implementasi sistem yang diusulkan.

BAB 5: PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan terhadap rumusan masalah, jawaban atas sejumlah pertanyaan yang dituangkan pada rumusan masalah yang diteliti melalui metode apa, disertai dengan penjelasan pembuktian metode yang digunakan, menjelaskan apakah tujuan dan manfaat yang dituangkan pada Bab I berhasil dicapai atau tidak dalam penelitian tersebut dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Pengertian Sistem

Pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu menekankan pada prosedur dan elemen atau komponennya. Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut para ahli terdapat beberapa pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu:

  1. Dikutip dari Moekijat dalam Prasojo dan Riyanto (2011:152)[1], sistem adalah setiap sesuatu yang terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.

  2. Dikutip dari Kadir dalam Harpad (2013:17-77)[2], sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem ( Elemen Sistem )

  1. Memiliki komponen (Component System)

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.

  3. Batas sistem (Boundary)

  4. Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

  5. Lingkungan luar sistem (Environment)

  6. Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.

  7. Penghubung sistem (Interface)

  8. Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem lainnya. Keluaran (Output) dari satu sub sistem akan menjadi masukan (Input) untuk sub sistem yang lainnya melalui penghubung. Dengan penghubung satu sub sistem dapat berintegrasi dengan sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

  9. Masukan sistem (Input)

  10. Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran sistem (Output)

  12. Keluaran (Output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

  13. Pengolahan sistem (Process)

  14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan lain yang dibutuhkan manajemen.

  15. Sasaran sistem (objective)

  16. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran dan tujuannya.

Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang , diantaranya sebagai berikut:

  1. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik (sistem teologia). Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain-lain).

  2. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam. (sistem matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dan lain-lain). Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine system (contoh; sistem informasi).

  3. Sistem Tertentu (deterministic system) dan Sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem Tertentu adalah beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan (contoh; sistem komputer). Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  4. Sistem Tetutup (close system) dan Sistem Terbuka (open system). Sistemtertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Informasi sangat diperlukan di dalam suatu sistem. Berikut ini adalah definisi informasi menurut pendapat para ahli:

  1. “Informasi adalah hasil pengolahan sebuah model, formasi, organisasi atau suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya.” (Noersasongko dan Pulung, 2010:34)[3]

  2. “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi para penerimanya.” (Prahasta dalam Endah dan Eny, 2013:14-12)[4]

Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:21)[5] dalam bukunya Analisis Sistem Informasi, “Kualitas Informasi adalah sejauh mana informasi secara konsisten dapat memenuhi persyaratan dan harapan semua orang yang membutuhkan informasi tersebut untuk melakukan proses mereka”.. Secara umum, dimensi kualitas informasi dapat dikelompokkan ke dalam 4(empat) kategori:

  1. Intrinsik

  2. Konsektual

  3. Representasi

  4. Aksesibilitas atau keteraksesan

Menurut Tata Sutabri (2012:30)[5] Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines), dan relevan (relevance).

  1. Akurat (accurate)

  2. Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencemirkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penenrima informasi mungkin banyak mengalami gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  3. Tepat Waktu (timeline)

  4. Informasi yang sampai kepada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini informasi bernilai mahal karena harus cepat dikirim dan didapat sehingga memerlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, megolah, dan mengirimkannya.

  5. Relevance (relevance)

  6. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

Nilai Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:37)[5], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibanding dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analisa cost effectiveness atau cost benefit.

Nilai informasi ini didasarkan atas 10 sifat, yaitu:

  1. Mudah diperoleh

  2. Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya informasi dapat di peroleh. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  3. Luas dan lengkap

  4. Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur dan karena itu sulit mengukurnya.

  5. Ketelitian

  6. Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakin kesalahan pencacatan dan kesalahan perhitungan.

  7. Kecocokan

  8. Sifat ini menunjukkan betapa Baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna, tetapi mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

  9. Ketepatan Waktu

  10. Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan laporan keluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.

  11. Kejelasan

  12. Sifat ini berhubungan dengan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang benar.

  13. Keluasan

  14. Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan, sifat ini sulit diukur tetapi dalam banyak hal dapat memberikan nilai yang dapat diukur.

  15. Dapat dibuktikan

  16. Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

  17. Tidak ada prasangka

  18. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  19. Dapat diukur

  20. Sifat ini menunjukkan hakekat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.

Fungsi Informasi

Menurut Jogiyanto H.M. (2010:10), “Fungsi informasi adalah untuk menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Fungsi informasi tidak mengarahkan pengambilan keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, tetapi untuk mengurangi keanekaragaman dan ketidakpastian yang menyebabkan diambilnya suatu keputusan yang baik”.

Definisi Sistem Informasi
  1. “Sistem informasi adalah sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen.” (Yakub: 2012:20)[6]

  2. Dalam Jurnal yang dikemukan oleh Sri Rahayu “Sistem Informasi (Information System) adalah sistem membutuhkan data untuk diolah sehingga menghasilkan informasi yang sesuai dengan yag dibutuhkan, adapun informasi yang dibutuhkan adalah informasi pendukung pengambilan keputusan.” (2015:92)[7][7]

Berdasarkan pengertian sistem informasi yang dikemukan oleh para ahli diatas menarik kesimpulan mengenai pengertian sistem informasi yaitu hasil rancangan sistem yang dibuat sebelumnya untuk memproses sebuah data dengan menggunakan komputer yang akan menghasilkan suatu informasi yang akurat, tepat waktu serta relevan untuk proses pengambilan keputusan pada setiap periode pada sebuah organisasi.

Komponen Sistem Informasi

Berikut ini adalah beberapa pengertian komponen sistem informasi menurut pendapat para ahli:

  1. Menurut Jogiyanto dalam Yakub (2012:20)[6] “Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atauelemen. Komponen sistem informasi disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Komponen sisteminformasi tersebut terdiri dari blok masukan (input block), blok model (modelblock), blok keluaran (output block),blok teknologi (technology block),dan basis data (database block)”.

  2. Menurut Tata Sutabri (2012:47)[5], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), dan blok kendali. Sebagi suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

Berikut ini adalah penjelasan dari komponen sistem informasi, yaitu:

  1. Komponen Masukan (Input)

  2. Input merupakan data yang masuk kedalam sistem informasi komponen ini perlu ada karena merupakan bahan dasar dan pengolahan informasi.

  3. Komponen Model

  4. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang diambil dari basis data yang diolah dalam suatu model-model tertentu.

  5. Komponen Keluaran (Output)

  6. Produk dari sistem informasi adalah output berupa informasi yang berguna bagi para pemakainya. Output merupakan komponen yang harus ada di disistem informasi.

  7. Komponen Teknologi

  8. Teknologi merupakan komponen yang penting disistem informasi. Tanpa adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi tepat pada waktunya.

  9. Komponen Basis Data

  10. Basis data (database) adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Dari definisi ini,terdapat tiga hal yang berhubungan dengan basis data, yaitu data itu sendiri, simpanan permanen (storage) dan perangkat lunak yang disediakan untuk memanipulasi basis data diakses atau dimanipulasi basis data. Paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Data Base Management System).

  11. Komponen Kontrol atau Pengendalian

  12. Komponen kontrol juga merupakan komponen yang penting dan harus ada disistem informasi. Komponen kontrol ini digunakan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang akurat.

Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Berikut ini adalah beberapa pengertian Analisa sistem menurut pendapat para ahli:

  1. Menurut Tata Sutabri (2012:220)[5], “tahapan analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya”.

  2. Menurut Henderi, Maimunah, dan Randy Andriandalam jurnal CCIT Vol 4 (2011 : 322)[8], Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,kesempatan-kesempatan,hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah suatu sistem yang sangat dibutuhkan organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan dan menyebarkan hasilnya (informasi).

Fungsi Analisa Sistem

Adapun fungsi analisa sistem sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasikan masalah-masalah kebutuhan pemakai (user).

  2. Menyatakan secara fisik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

  3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

Tahap-tahap analisa sistem

Tahapan analisa sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, kerena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan ditahap selanjutnya. Tahap ini merupakan tahap yang mudah jika klien sangat paham dengan masalah yang dihadapi dalam organisasi dan tahu betul fungsional dari tahap yang paling sulit. Jika klien tidak bisa mrngidentifikasi kebutuhan atau tertutup terhadap pihak luar yang ingin mengetahui detail-detail proses bisnis.

Didalam tahap menulis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem,diantaranya adalah:

  1. Indentify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.

  2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

  3. Analysis, yaitu melakukan analisa terhadap sistem.

  4. Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisa yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “Analisis sistem adalah tahapan penelitian terhadap sistem berjalan dan bertujuan untuk mengetahui segala permasalahan yang terjadi serta memudahkan dalam menjalankan tahap selanjutnya yaitu tahap perancangan sistem”.

Perancangan Berbasis Web

Menurut Nugroho(2010:468)[9], Aplikasi berbasis web,dirancang dan dikembangkan untuk membantu para pengguna untuk mendaptkan fungsional-funsional tertentu dari aplikasi yang bersangkutan serta untuk menjalankan bisnis mereka. Para pengguna berinteraksi dengan aplikasi menggunakan saran asupan (input)seperti paling umum keybord atau mouse memberikan asupan pada aplikasi bersangkutan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Sistem Informasi Perencanaan

Definisi Sistem Informasi Perencanaan

Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusnya berbeda-beda satu dengan yang lain. Cunningham misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan di masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan.

Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang diinginkan.

Sementara itu, definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu diantisipasi, dan hasil antisipasi ini dipakai agar perubahan berimbang. Artinya, perubahan yang terjadi di luar organisasi pengajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organisasi itu, dengan harapan agar organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi, makna perencanaan disini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.

Ketiga definisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda. Yang satu mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lain menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang, dan yang satu lagi mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah. Meskipun demikian pada hakikatnya ketiganya bermakna sama, yaitu sama-sama ingin mencari dan mencapai wujud yang akan datang, tetapi yang pertama dan kedua tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa wujud yang dicari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk perubahan dalam cita-cita.

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu perencanaan. Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Definisi Sistem Monitoring

Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu proses yang sedang diimplementasikan (Mercy, 2005). Umumnya, monitoring digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan. Monitoring ditinjau dari hubungan terhadap manajemen kinerja adalah proses terintegrasi untuk memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana (on the track). Monitoring dapat memberikan informasi keberlangsungan proses untuk menetapkan langkah menuju ke arah perbaikan yang berkesinambungan. Pada pelaksanaannya, monitoring dilakukan ketika suatu proses sedang berlangsung. Level kajian sistem monitoring mengacu pada kegiatan per kegiatan dalam suatu bagian (Wrihatnolo, 2008), misalnya kegiatan pemesanan barang pada supplier oleh bagian purchasing. Indikator yang menjadi acuan monitoring adalah output per proses / per kegiatan. Umumnya, pelaku monitoring merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses, baik pelaku proses (self monitoring) maupun atasan / supervisor pekerja. Berbagai macam alat bantu yang digunakan dalam pelaksanaan sistem monitoring, baik observasi / interview secara langsung, dokumentasi maupun aplikasi visual (Chong, 2005).

Sejarah Singkat UML (Unified Modeling Language)

Menurut Lotton (2010:17),Unified Modeling Language(UML) adalah bahasa pemodelan, jelas, tapi apa yang membuatnya bersatu? Sebelum unifikasi kebanyakan 'metode' berorientasi objek termasuk metode Booch dirancang oleh Grady Booch, Object Modeling Technique dirancang oleh Jim Rumbaugh dan Object Oriented Software Engineering ( juga dikenal sebagai Objectory ) dirancang oleh Iva Jacobson.

Metode ini mengungkapkan pada dasarnya ide yang sama, tetapi menggunakan notasi yang berbeda,dan masing-masing berfokus pada aspek yang berbeda dari pengembangan perangkat lunak, misalnya Jacobson memperkenalkan ide kasus digunakan untuk menggambarkan kebutuhan pengguna sedangkan metode lain tidak memiliki setara langsung.

Penyatuan ketiga metodedimulaipada tahun 1994 dan diakhiri dengan UML versi 1.1 yang diadopsi oleh kelompok manajemen objek ( OMG ) pada tahun 1997. OMG yang merupakan konsorsium industri sekarang termasuk Microsoft, telah menjadi kustodian dari spesifikasi UML sejak itu. Jika anda berbicara kepada siapa pun yang mengaku melakukan pemodelan objek, kemungkinan mereka akan fasih dengan UML.

Definisi Unified Modeling Language (UML)

Berikut ini adalah beberapa definisi Unified Modeling Language (UML) menurut beberapa pendapat para ahli:

  1. Dikutip dari Nogroho (2011:119), “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasikan, serta mengkontruksi bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis”.

  2. Menurut Rosa (2013:133)[10], “Unified Modeling Language (UML) adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengidentifikasi, requirement, membuat analisi & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Unified Modeling Language (UML) adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemogramam untuk memvisualisasikan suatu sistem.

Tujuan Unified Modeling Language (UML)

Menurut Yasin (2012:268)[11], tujuan UML diantaranya adalah:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.

  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa.

  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Tipe-Tipe Diagram UML

Ada 5 (lima) macam diagram dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :

  1. Use Case Diagram

  2. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

  3. Class Diagram

  4. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek.

  5. Sequence Diagram

  6. Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada pengirima pesan (message) dalam suatu tertentu.

  7. State Chart Diagram

  8. Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem reaktif.

  9. Activity Diagram

  10. Diagram ini memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini teutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan member tekanan pada aliran kendali antar objek.

Konsep Dasar PHP

PHP terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

  1. Menurut Agus Saputra (2012:2), berpendapat bahwa “PHP memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi, HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya, sehingga dengan adanya PHP tersebut, sebuah web akan sangat mudah dimaintenance”.

  2. Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:49)[12], berpendapat bahwa “PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan atau sering disebut suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang juga dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa PHP adalah suatu bahasa pemrograman script yang dimengerti oleh komputer secara langsung dengan hak cipta terbuka (open source) yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis.

Konsep Dasar MYSQL (Structured Query Language)

MySQL terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

  1. Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97)[12], berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”.

  2. Menurut Budi Raharjo (2011:21)[13], berpendapat bahwa “MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat di akses oleh banyak user”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah suatu software atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.

Kelebihan dan Kekurangan MySQL

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan MySQL antara lain sebagai berikut:


2.1 Tabel Kekurangan dan Kelebihan MySQL
Perintah Dasar Database MySQL

Menurut Budi Raharjo (2011:22)[13], dalam menjalan MySQL diperlukan berbagai perintah untuk membuat suatu database, berikut ini disebutkan beberapa perintah dasar dalam menggunakan MySQL. Untuk menjalankan MySQL pertama kali cukup dengan mengetikkan mysql pada Command Prompt. Perintah-perintahnya adalah sebagai berikut:

  1. Menampilkan database : SHOW DATABASE;

  2. Membuat database baru : CREATE DATABASE database;

  3. Memilih database yang akan digunakan : USE database;

  4. Menampilkan tabel : SHOW TABLE;

  5. Membuat tabel baru: CREATE TABLE (field spesifikasi_field,...);

  6. Menampilkan struktur tabel: SHOW COLUMNS FROM tabel atau DESCRIBE tabel;

  7. Mengubah struktur tabel: ALTER TABLE tabel Jenis_Pengubahan;

  8. Mengisikan data: INSERT INTO table(kolom1, ) VALUES („data_kolom1,); atau INSERT INTO table SET kolom1 = „data_kolom1, ;

  9. Menampilkan data: SELECT kolom FROM tabel WHERE kriteria ORDER BY kolom atau SELECT * FROM tabel;

  10. Mengubah data: UPDATE tabel SET kolom = pengubahan_data WHERE kriteria;

  11. Menampilkan data dengan kriteria tertentu: SELECT kolom1,... FROM table WHERE kriteria;

  12. Menghapus data: DELETE FROM tabel WHERE kriteria;

  13. Menghapus tabel: DROP tabel;

  14. Menghapus database: DROP database;

  15. Keluar dari MySQL: QUIT; atau EXIT;

Konsep Dasar XAMPP

Menurut Puspitasari (2011:1)[14], berpendapat bahwa “XAMPP adalah sebuah softwarewebserver apache yang didalamnya sudah tersedia database server mysql dan support php programming. xampp merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainya hanya bedanya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memeliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah didalam console. oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan”.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi
  1. Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66)[15], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

  2. Menurut Guritno (2011:302)[16], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[16] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

  1. Elisitasi Tahap I

  2. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II

  4. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi.

    Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

    1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi Tahap III

  6. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atauteknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan ?

    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan ?

    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

    2. Middle (M): Mampu dikerjakan.

    3. Low (L): Mudah dikerjakan.

Final Draft Elisitasi

Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67)[15], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

  1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries). Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan olehseberapa dalam dan luas pengetahuan developerakan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkupdan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta usecase bergantung pada pemilihan batasan.

  2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan. Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagiandari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

  3. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai. Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75), berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi.

  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

  6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan atau pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Masalah Dalam Elisitasi

Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68)[15], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni:

  1. Masalah ruang lingkup

  2. Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

  3. Masalah pemahaman

  4. Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikitdan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.

  5. Masalah perubahan

  6. Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

Literature Review

Literatur Review terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Johan Samose Harahap,Burhanuddin Harahap dan Karino (2005)[17]. Penelitian yang telah dilakukan Johan Samose Harahap,Burhanuddin dan Karino pada tahun 2005 dengan judul “Implementasi Proyek Jalan Dan Jembatan (Studi Kasus Mengenai Implementasi Proyek Jalan dan Jembatan Tahun Anggaran 2003 Pada Proyek Jalan Propinsi Medan-Tembung-Kuala Namu). dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa pembangunan infra struktur jalan dan jembatan harus dilihat sebagai investasi penting pembangunan. Jalan dan jembatan akan membuka daerah yang dilewatinya menjadi lebih maju.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Setia Ade Arianto dan Anak Agung Gde Kartika,ST,MSc. (2012)[18].Penelitian yang telah dilakukan oleh Setia Ade Arianto dan Anak Agung Gde Kartika,ST,Msc. 2012 dengan judul “Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Layang ( Fly Over ) Pada Ruas Jalan Sepanjang-Krian Km 16+540-17+680 Ditinjau Dari Segi Tekhnik Dan Ekonomi”. Dalam jurnalnya menyimpulkan Analisis BCR didapatkan sebesar 1.28 28 (Berarti BCR >1), untuk analisis ekonomi diperoleh Rp 17.031.361.102,09 (NPV>0). Jadi dua analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pembangunan jalan layang (fly over) pada ruas jalan sepanjang – krian ditinjau dari segi teknik lalu lintas dan ekonomi layak untuk dilaksanakan.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Bakri N (2011)[19]

  4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Bakri N 2011 dengan judul “Evaluasi Program Pembangunan Jaringan Jalan Perdesaan Dengan Pelibatan Masyarakat di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat”. Dalam jurnalnya menyimpulkan dari hasil Evaluasi Multi Kriteria ( MCE ) penyelenggaraan konsep pembangunan jaringan jalan perdesaan dengan melibatkan masyarakat yakni dari tahap perencanaan,pelaksanaan, pengaawasan fisik hingga pemeliharaan menunjukan nilai lebih baik. Daripada penyelenggaraan pembangunan jalan yang dipihak ketigakan oleh Binamarga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang.

BAB III

PEMBAHASAN

Analisa Perusahaan

Gambaran Umum Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang

Dinas Bina Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang mengacu kepada beberapa acuan perundangan seperti UU No. 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Tangerang, UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-2013, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum tahun 2009-2013, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Peraturan Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah dan Peraturan Walikota Tangerang NO. 31 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air.

Sejarah Singkat Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang dibentuk seiring dengan dibentuknya Pemerintahan Kota Tangerang yang secara resmi dimulai tanggal 28 Februari 1993 dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 2 Tahun 1993.

Struktur organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang sejak berdirinya hingga sekarang mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan dikeluarkannya PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang juga mengalami perubahan.

Organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang saat ini didasarkan kepada Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah dan Peraturan Walikota Tangerang Nomor 31 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum.

Visi dan Misi

  1. VISI

  2. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang sepenuhnya mengacu pada pernyataan visi Pemerintah Kota Tangerang, yaitu sebagai:

    Semenjak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, Daerah Tingkat II memiliki kewenangan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Kewenangan dan keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan. Disamping itu keleluasaan otonomi mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraannya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi. Tujuan dari semua ini adalah terjadi peningkatan pelayanan dan kesejahteraaan masyarakat.

    Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kota Tangerang harus menangkap, melaksanakan peluang dan peran yang lebih besar ini sebaik-baiknya, khususnya didalam urusan Pekerjaan Umum. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2008 dan Surat Keputusan Walikota nomor 31 tahun 2008, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) merupakan penggabungan dari 2 Dinas, yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perumahan dan Permukiman. Dimana kedua ex-dinas tersebut dibagi menjadi empat Bidang yaitu Bidang Bina Marga, Bidang Sumber Daya Air, Bidang Drainase dan Air Limbah dan Bidang Perumahan dan Permukiman. Secara fungsional, keempat Bidang yang berada dalam struktur Dinas Pekerjaan Umum sangat berkaitan erat dan merupakan ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan kinerja yang baik dari Dinas Pekerjaan Umum sehingga masyarakat dapat menikmati pelayanan di bidang kebinamargaan, bidang Sumber Daya Air, bidang Drainase dan Bidang Perumahan dan Permukiman.

  3. MISI

  4. Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya AirKota Tangerang menetapkan misi sebagai berikut :

    Penjelasan dari 4 (empat) misi SKPD Dinas Pekerjaan Umum Kota.

    1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman yaitu dengan cara menata dan memperbaiki prasarana jalan lingkungan, drainase lingkungan, sanitasi lingkungan dan penyediaan air bersih pada kawasan permukiman kumuh atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), membangun prasarana dansarana rumah susun sederhana, sewa, menerima fasilitas sosial ( fasos ) dan prasarana yang berkualitas yang diserahkan oleh pengembang.

    2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana dan sarana kebinamargaan yaitu dengan menjaga kualitas dan menambah prasarana kebinamargaan seperti alat-alat berat, alat ukur, alat-alat laboratorium dan memelihara atau memperbaiki kualitas jalan dan jembatan, menambah lebar dan ruas jalan, menambah jumlah jembatan.

    3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana drainase air minum dan air limbah yaitu memelihara dan membangun drainase, memelihara instalasi air limbah dan mengembangkannya melalui pembangunan baru.

    4. Meningkatkan pengelolaan sumber daya air sesuai dengan kapasitas daya dukungnya dan pengendaliaanya untuk pembangunan yang berkelanjutan yaitu dengan cara mengkonversi kawasan sempadan sungai, sempadan danau, menjaga badan sungai tidak tercemar dan mengendalikan banjir agar tidak meluap.

Tujuan Perusahaan

Jaringan jalan di Kota Tangerang seperti pada umumnya kota lain pada awalnya terbentuk radial dengan poros utamanya adalah Jl. Daan Mogot – Jl. Merdeka – Jl. Gatot Subroto yang berarah Timur Barat menghubungkan kota Jakarta disebelah timur dan kota Serang disebelah barat. Kemudian jaringan jalan yang menghubungkan kearah hinter land yaitu dari Jl. Merdeka ke Jl. Otista – Jl. Moh. Toha yang menghubungkan ke wilayah kecamatan Sepatan, Mauk disebelah utara.

Sedangkan kearah selatan terdapat 2 (dua) jaringan jalan yaitu disebelah barat dari Jl. Merdeka ke jl. Imam Bonjol kearah selatan menghubungkan kecamatan Legok. Disebelah timur dari Jl. Daan Mogot ke Jl. Kisamaun – Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. M.H. Thamrin menghubungkan kecamatan Serpong disebelah selatan. Dari Jl. Kisamaun selain kearah selatan juga ada yang menuju kearah timur Jl. Veteran – Jl. Hasyim Ashari menghubungkan kekecamatan Ciledug dan terus kearah timur menghubungkan kecamatan Kebayoran Lama wilayah Jakarta.

Perkembangan selanjutnya terbentuk jaringan jalan kolektor yang menghubungkan antara jalan tersebut diatas dan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang membutuhkan perumahan muncul beberapa jalan lokal dan lingkungan. Kemudian sejajar dengan Jl. Daan Mogot – Merdeka – Gatot Subroto arah ± 7 km disebelah selatan dibangun jalan tol Jakarta – Merak, maka muncul ide untuk membangun jaringan jalan dengan pola grid dan sampai saat ini belum sepenuhnya terwujud. Muncul lagi ide jalan toll outer ring road II jika dipandang dari segi jaringan jalan ibukota Jakarta. Jaringan jalan di kota Tangerang saat ini dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3.1 Jaringan jalan di Kota Tangerang berdasarkan status

Jembatan yang memiliki bentang panjang di Kota Tangerang adalah jembatan diatas Sungai Cisadane dan Mookervart. Jembatan diatas Sungai Cisadane yang pertama kali dibangun adalah jembatan yang melintas Jl. Daan Mogot – Jl. Merdeka. Kemudian dibangun lagi jembatan yang menghubungkan jalan tersebut disebelahnya, selanjutnya jembatan yang menghubungkan Jl. Teuku Umar, jembatan yang menghubungkan Jl. KS. Tubun - Jl. Daan Mogot, jembatan yang menghubungkan Jl. KS. Tubun-Jl. Jembatan Pintu Sepuluh, jembatan yang menghubungkan Jl. UNIS – Jl. Budhi. Sedangkan jembatan yang dibangun diatas kali Mookervart adalah jembatan di Jl. Daan Mogot dengan Jl. Buroq, Jl. TMP Taruna Daan Mogot – Sitanala, Jl. Maulana Hasanudin – Daan Mogot. Secara rinci jembatan yang berada dikota Tangerang dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3.2 Jembatan di Kota Tangerang

Pelayanan Perusahaan

Bidang Bina Marga memberikan pelayanan peyelenggaraan jalan yaitu merupakan kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Pengaturan jalan adalah kegiatan perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum.

  2. Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta pemeliharaan dan pengembangan jalan.

  3. Pembangunan jalan adalah kegiatan pemograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan.

  4. Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan dan pembangunan jalan.

Dari 4 (empat) kegiatan tersebut yang sering diselenggarakan adalah kegiatan pembangunan dan pengawasan jalan yang menjadi wewenang Pemerintah Kota yaitu jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat permukiman yang berada didalam kota.

Berdasarkan statusnya jalan umum yang berada diwilayah kota Tangerang dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

  1. Jalan Nasional

  2. Jalan Propinsi

  3. Jalan Kota

Ruas jalan nasional dan provinsi yang berada di wilayah Kota Tangerang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Ruas Jalan Nasional dan Propinsi

Jalan Kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder didalam kota yang berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan. Fungsi jalan dibedakan atas arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder, dan lingkungan sekunder (PP 34/2006 tentang jalan).

Jalan arteri sekunder sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (5) PP 34/2006 menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.

Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder dua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan. Jalan lingkungan sekunder menghubungkan antar persil dalam kawasan perkotaan.

Gambar 3.1 Jalan Kota di Kota Tangerang

Pelayanan Pembangunan Jalan Kota

Pelayanan pembangunan jalan kota yang diselenggarakan oleh Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan meliputi perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan serta pelaksanaan konstruksi jalan kota. Sasarannya adalah jalan arteri, kolektor dan lokal.

Tabel 3.4 Ruas Jalan Kota yang telah Dibangun

Produk dan Jasa Perusahaan

Cakupan urusan Pekerjaan Umum dan Perumahan adalah melaksanakan program sebagai berikut :

  1. Urusan Pekerjaan Umum

    • Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

    • Program Pembangunan Saluran Drainase/ gorong-gorong

    • Program Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong

    • Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

    • Program Inspeksi Jalan dan Jembatan

    • Program Pembangunan Sistem Informasi/Database Jalan dan Jembatan

    • Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

    • Program Pengembangan & Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa & Jaringan Pengairan Lainnya

    • Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    • Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

    • Program Pengendali Banjir

  2. Urusan Perumahan

    • Program Pengembangan Perumahan

    • Program Lingkungan Sehat Perumahan

    • Program Pengelolaan Areal Pemakaman

Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG


Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang

Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang

Dalam Peraturan Walikota Tangerang Nomor 31 Tahun 2008 tersebut mengamanatkan susunan organisasi, tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari :

  1. Kepala Dinas

  2. Mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan penyelengaraan tugas dan fungsi Dinas di bidang Bina Marga, Sumber Daya Air, Drainase dan Air Limbah, Perumahan dan Permukiman sesuai dengan visi, misi dan program Walikota.

  3. Sekretariat

  4. Dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas serta menyelenggarakan kegiatan dibidang administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan perencanaan. Sekretariat membawahi :

    1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

    2. Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat dibidang administrasi umum dan kepegawaian.

    3. Sub Bagian Keuangan

    4. Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Keuangan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat dibidang administrasi keuangan.

    5. Sub Bagian Perencanaan

    6. Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Perencanaan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat dibidang perencanaan.

  5. Bidang Bina Marga

  6. Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelengaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup kebinamargaan. Bidang Bina Marga membawahi :

    1. Seksi Pembangunan Jalan Kota dan Jembatan

    2. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bina Marga yang berkenaan dengan pembangunan dan peningkatan jalan kota serta pembangunan dan penggantian jembatan.

    3. Seksi Pemeliharaan Jalan Kota dan Jembatan

    4. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bina Marga yang berkenaan dengan pemeliharaan serta perbaikan jalan kota dan jembatan.

    5. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Lingkungan

    6. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bina Marga yang berkenaan dengan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan jalan lingkungan.

  7. Bidang Sumber Daya Air

  8. Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan, memantau, mengevaluasi, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelengaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pengelolaan, pengendalian dan pemantauan sumber daya air. Bidang Sumber Daya Air membawahi :

    1. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi

    2. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang Sumber Daya Air yang berkenaan dengan pembangunan, serta rehabilitasi sarana irigasi sungai, rawa dan bangunan pengendali banjir.

    3. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Pengairan

    4. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang Sumber Daya Air yang berkenaan dengan pengoperasian dan pemeliharaan sarana irigasi dan bangunan pengendalian banjir serta pengelolaan dan pemanfaatan sungai dan rawa di daerah.

    5. Seksi Pengendalian Air Bawah Tanah dan Air Bersih.

    6. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang Sumber Daya Air yang berkenaan dengan pengelolaan dan pemanfaatan air bawah tanah serta pembangunan dan pembinaan prasarana dan sarana air bersih dan komersial.

  9. Bidang Drainase dan Air Limbah

  10. Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelengaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pembangunan, pengembangan, peningkatan kapasitas, pemeliharaan dan perbaikan sistem drainase serta pembangunan dan pembinaan prasarana serta sarana air limbah. Bidang drainase dan air limbah membawahi :

    1. Seksi Pembangunan Drainase

    2. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang drainase dan air limbah yang berkenaan dengan pembangunan, pengembangan dan peningkatan kapasitas sistem drainase di daerah.

    3. Seksi Pemeliharaan Drainase

    4. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang drainase dan air limbah yang berkenaan dengan pemeliharaan dan perbaikan drainase.

    5. Seksi Pengendalian Air Limbah

    6. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang drainase dan air limbah yang berkenaan dengan pembangunan serta pemberian prasarana dan sarana air limbah.

  11. Bidang Perumahan dan Permukiman

  12. Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelengaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup perumahan dan permukiman. Bidang perumahan dan permukiman membawahi :

    1. Seksi Pembangunan Perumahan dan Permukiman

    2. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang perumahan dan permukiman yang berkenaan dengan pembangunan, pengembangan, peremajaan dan peperbaikan perumahan dan permukiman beserta prasarana, sarana dan fasilitas lingkungannya.

    3. Seksi Pengelolaan dan pengaturan perumahan.

    4. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang perumahan dan permukiman yang berkenaan dengan pengelolaan dan pengaturan perumahan.

    5. Seksi Pengelolaan Pemakaman

    6. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang perumahan dan permukiman yang berkenaan dengan pembangunan serta pemeliharaan prasarana dan sarana pemakaman.

  13. Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Rusunawa

  14. Dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Dinas yang berkenaan dengan pengelolaan rusunawa (rumah sederhana sewa) yang dibangun oleh Pemerintah Daerah.

Fasilitas Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang

Fasilitas kerja SKPD Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air berupa kendaraan oprasional dan kendaraan dinas yang diperuntukkan bagi pejabat esselon II dan III serta kendaraan oprasional untuk pelayanan. Gedung kantor Dinas Pekerjaan Umum merupakan bangunan gedung 2 (dua) lantai yang semuanya digunakan untuk kegiatan pelayanan urusan pekerjaan umum dan perumahan terletak di Jl. K.S Tubun no: 96 telp. (021) 5534067 fax 55771508.

Sarana kerja yang terdiri dari mebeulair, alat komunikasi, komputer, note book, mesin tik dan sarana penunjang survei dan pengukuran seperti peta, roll meter, meteran dorong yang secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.5 Prasarana dan Sarana Kerja

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa Sistem

Dalam metode untuk memperjelas dari pengaturan sistem pembelian maka akan dijelaskan lebih lanjut dengan memakai tools UML (Unified Modelling Language) yaitu sebagai berikut:

  1. Use Case Diagram

  2. Use Case Diagram menggambarkan kebutuhan sistem dari sudut pandang User dan memfokuskan pada proses komputerisasi. Secara umum Use Case adalah pola perilaku sistem dan ukuran transaksi yang berhubungan yang dilakukan oleh Actor.


    Gambar 3.3 Use Case Diagram Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan

    Dari gambar 3.3 Use Case diagram penulis akan menjelaskan scenario sebagai berikut:

    1. Use Case Laporan

    2. Actor: Masyarakat dan Kep. SKPD

      Main success scenario: Masyarakat melaporkan jalan yang akan dibangun atau rusak melalui medsos,kecamatan,kelurahan dan kota. Kemudian di terima oleh Kep. SKPD.

    3. Use Case Menindaklanjuti Laporan Masyarakat

    4. Actor: Walikota dan Kep. BAPPEDA

      Main success scenario:Walikota menerima laporan dan menindaklanjuti bersama Kep. BAPPEDA.

    5. Use Case Musyawarah Rencana Pembangunan

    6. Actor: Walikota dan Kep. SKPD

      Main success scenario: Walikota Memfasilitasi Musyawarah yang dilakukan oleh Kep. Dinas Bina Marga.

    7. Use Case Forum SKPD

    8. Actor: Walikota dan Kep. SKPD

      Main success scenario: Kep. SKPD membuat forum skpd dalam perencanaan pembuatan jalan dan jembatan yang di fasilitasi oleh Walikota.

    9. Use Case Survey Pendataan

    10. Actor: Walikota, Kep. SKPD dan Kep. Dinas Bina Marga

      Main success scenario: Kep. SKPD dibantu oleh Kep. Dinas Bina Marga melakukan survey pendataan jalan dan jembatan yang akan di bangun dan diperbaiki yang difasilitasi oleh walikota.

    11. Use Case Perencanaan Tekhnis

    12. Actor: Walikota, Kep. SKPD dan Kep. Dinas Bina Marga

      Main success scenario: Kep. SKPD melakukan perencanaan tekhnis untuk pembangunan jalan dan jrmbatan yang diketahui oleh Kep. Dinas Bina Marga dan di fasilitasi oleh Walikota.

    13. Use Case Mengalokasikan Dana APBD

    14. Actor: Walikota, Kep. SKPD dan Kep. Dinas Bina Marga.

      Main success scenario : Alokasi Dana APBD dibagi secara merata oleh Kep. SKPD untuk di alokasikan kepada Kep. Dinas Bina Marga dan diketahui oleh Walikota.

    15. Use Case Realisasi Pembangunan

    16. Actor : Walikota, Kep. SKPD dan Kep. Dinas Bina Marga

      Main success scenario : Realisasi Pembangunan Jalan dan Jembatan dilakukan oleh Kep. SKPD dan Dinas Bina Marga yang diketahui oleh Walikota

  3. Activity Diagram

  4. Activity diagram menggambarkan proses bisnis dan urutan aktifitas dalam sebuah proses, yang mana dipakai pada business modelling untuk memperhatikan urutan aktifitas proses bisnis karena bermanfaat untuk membantu memahami proses secara keseluruhan dalam memodelkan sebuah proses. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku pararel sedangkan flowchart tidak bisa. Activity diagram dibuat berdasarkan sebuah atau beberapa use case pada use case diagram, atau bahkan tanpa menggunakan use case diagram.


    Gambar 3.4 Activity Diagram Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan

    Dari gambar 3.4 Activity Diagram, penulis akan menjelaskan scenario sebagai berikut:

    1. 1 Initial Node, sebagai objek yang diawali.

    2. 8 Action State,dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suat aksi di antaranya: melaporkan, menindaklanjuti laporan, musyawarah rencana pembangunan, membuat forum skpd, survey pendataan, perencanaan tekhnis, mengalokasikan dana apbd, rencana pembangunan.

    3. 1 Final State, sebagai objek yang di akhiri.

  5. Sequence Diagram

  6. Sequence Diagram (Diagram Urutan) menggambarkan interaksi antara objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa massage yang digambarkan terhadap waktu.


    Gambar 3.5 Squence Diagram Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan

    Dari gambar 3.5 sequence diagram tersebut penulis akan menjelaskan lagi sebagai berikut:

    1. 4 Actor yang melakukan kegiatan yaituWalikota,Masyarakat,Kep. SKPD dan Kep. Dinas Bina Marga.

    2. 6 life line sistem yang digunakan yaitu life line Laporan Pengaduan yaitu untuk melaporkan perencanaan pembangunan jalan dan jembaan. Life line Forum SKPD yaitu Pembentukan Forum yang dilakukan oleh Kep. SKPD . Life line Data Survey yaitu survey yang dilakukan oleh Kep. SKPD dan Kep. Dinas Bina Marga. Life line Data Perencanaan Tekhnis yaitu data-data yang di butuhkan untuk perencanaan pembuatan jalan dan jembatan. Life line Dana yaitu Dana yang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan jalan dan jembatan. Life line Laporan Realisasi yaitu terrealisasinya pembangunan jalan dan jembatan.

    3. 13 message yang ada dalam sistem perencanaan pembangunan jalan dan jembatan , diantaranya:

      1. 1 message yang bisa dilakukan oleh masyarakat, yaitu masyarakat memberi laporan .

      2. 6 message yang dilakukan oleh walikota , yaitu message menerima laporan, message memfasilitasi forum SKPD, message memfasilitasi survey pendataan, message di fasilitasi perencanaan tekhnis, message mengalokasikan dana yang di ketahui, message mengetahui realisasi pembangunan.

      3. 6 message yang dilakukan oleh Kep. SKPD , yaitu message menerima laporan yang di berikan masyarakat , message membuat forum yang dilakukan sebelum perencanaan, message melakukan survey setelah diadakannnya forum perencanaan pembuatan jalan dan jembatan, message merencanakan yaitu setelah pembentukan forum kemudian di lanjutkan perencanaan tekhnis, message pengalokasian dana setelah diadakan nya perencanaan tekhnis, message merealisasikan yaitu realisasi dari perencanaan ke pembangunan jalan dan jembatan.

      4. 4 message yang dilakuka oleh Kep. Dinas Bina Marga, yaitu message mengetahui yaitu Kep. Dinas Bina Marga mengetahui tentang survey pendataan, message mengetahui yaitu Kep. Dinas Bina Marga mengetahui perencanaan tekhnis, message mengetahui yaitu Kep. Dinas Bina Marga mengetahui pengalokasian dana untuk perencanaan, message mengetahui yaitu Kep. Dinas Bina Marga mengetahui realisasi pebangunan jalan dan jembatan.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap 1 merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap 2

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi.

M = Mandatory

D = Desirable

I = Inessential

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode Technical, Operational dan Economy (TOE) terdiri dari 3 (tiga) option yaitu High, Middle dan Low (HML) .

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Tabel 3.9 Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN DAN IMPLEMENTASI

Rancangan Sistem yang diusulkan

Berdasarkan analisis sistem pada sistem yang berjalan, diketahui bahwa sistem yang lama masih berupa sistem yang belum dapat memenuhi kebutuhan didalam pengolahan data secara cepat dan tepat. Setelah kebutuhan sistem diketahui, langkah selanjutnya adalah perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak didapat dari sistem yang ada.

Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan Software Paradigm For UML 8.0. Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, State Machine Diagram dan Class Diagram.

Prosedur Sistem Usulan

  1. Admin

    1. Melakukan Login

    2. Menampilkan Home

    3. Menampilkan Program

    4. Menampilkan Kegiatan

    5. Menampilkan Akun User

    6. Menampilkan Usulan Kegiatan

    7. Melakukan Update Program

    8. Melakukan Update Kegiatan

    9. Melakukan Update Usulan Kegiatan

    10. Logout

  2. Kep. SKPD

    1. Melakukan Login

    2. Menampilkan Home

    3. Menampilkan Usulan Kegiatan

    4. Logout

  3. Walikota

    1. Melakukan Login

    2. Menampilkan Home

    3. Menampilkan Usulan Kegiatan

    4. Logout

Use Case Diagram Perencanaan Pembangunan Jalan Dan Jembatan Yang di Usulkan

Gambar 4.1 Usecase Diagram Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang

Berdasarkan gambar 4.1 Usecase Diagram berikut ini adalah penjelasan skenario sistem yang diusulkan:

  1. Usecase Masuk Halaman Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan

  2. Actor : Admin, Kep. SKPD dan Walikota

    Main success scenario: Untuk masuk ke halaman Pembangunan Jalan dan Jembatan. Admin,Kep. Skpd dan Walikota dapat mengaksesnya dengan jaringan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang.

  3. Usecase Login

  4. Actor : Admin, Kep. SKPD dan Walikota

    Main success scenario: Admin, Kep. SKPD dan Walikota dapat Login halaman DInas Bina Marga dan Sumber Daya Air.

  5. Usecase Nama Program

  6. Actor : Admin

    Main success scenario: karena pembuatan nama progam hanya dapat dilakukan oleh admin maka hanya Admin yang dapat mengaksesnya.

  7. Usecase Nama Kegiatan

  8. Actor : Admin

    Main success scenario: karena pembuatan nama progam hanya dapat dilakukan oleh admin maka hanya Admin yang dapat mengaksesnya.

  9. Usecase Melakukan Usulan Kegiatan

  10. Actor : Admin

    Main success scenario: Admin dapat mengakases Usulan Kegiatan.

  11. Usecase Menyatujui/Tidak Usulan Kegiatan

  12. Actor : Kep. SKPD dan Walikota

    Main success scenario: Kep. Skpd dan Walikota dapat menyetujui/tidak usulan kegitan.

  13. Usecase Laporan

  14. Actor : Admin,Kep. SKPD dan Walikota

    Main Success Scenario: Admin,Kep. SKPD dan Walikota dapat melihat laporan pembangunsn jalan dan jembatan mana saja yg di proses atau tidak selama periode pertahun.

Activity Diagram Admin Yang Diusulkan.

Gambar 4.2 Activity Diagram Admin Perencanaan pembangunan jalan dan jembatan

Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram Admin Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan yang diusulkan terdapat:

  1. 1 Initial Pseudo State, Objek yang diawali

  2. 8 action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi di antaranya: masuk ke halaman dinas bina marga dan sumber daya air kota tangerang, login, mengakses program, mengakses kegiatan, user, mengakses usulan kegiatan, tampil laporan dan logout.

  3. 1 Final State, sebagai objek yang diakhiri.

Activity Diagram Kep. Skpd Yang Diusulakn.

Gambar 4.3 Activity Diagram Kep. SKPD Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan

Berdasarkan gambar 4.3 Activity Diagram Kep. Skpd yang diusulkan terdapat:

  1. 1 Initial Pseudo State, Objek yang diawali

  2. 5 action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi di antaranya: masuk ke halamn dinas bina marga dan sumber daya air kota tangerang, login, mengakses usulan kegiatan, tampil laporan dan logout.

  3. 1 Final State, sebagai objek yang diakhiri.

Activity Diagram Walikota Yang Diusulkan

Gambar 4.4 Activity Diagram Walikota Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan

Berdasarkan gambar 4.4 Activity Diagram Walikota Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan yang diusulkan terdapat:

  1. 1 Initial Pseudo State, Objek yang diawali

  2. 5 action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi di antaranya: masuk ke halamn dinas bina marga dan sumber daya air kota tangerang, login, mengakses usulan kegiatan, tampil laporan dan logout.

  3. 1 Final State, sebagai objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan Yang Diusulkan.

Gambar 4.5 Sequence Diagram Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan

Dari gambar 4.5 sequence diagram tersebut peneliti akan menjelaskan lagi sebagai berikut:

  1. 3 Actor yang melakukan kegiatan yaitu Admin, Kep. Skpd dan Walikota.

  2. 6 life line sistem yang digunakan yaitu life line home untuk melakukan aktivitas pada sistem. Life line nama program yaitu hanya admin yang dapat mengakses nya. Life line nama kegiatan yaitu hanya admin yang dapat mengakses nya. Life line User yaitu Admin yang dapat mengases nya. Life line usulan kegiatan yaitu usulan kegiatan dalam perencanaan pembangunan jalan dan jembatan. Life line laporan yaitu melihat laporan jumlah keseluruhan persetujuan proses atau tidaknya perencanaan pembangunan jalan dan jembatan dengan periode pertahun.

  3. 30 message yang ada dalam sistem perencanaan pembangunan jalan dan jembatan, diantaranya:

    1. 18 message yang bisa dilakukan oleh Admin, yaitu masuk ke home untuk mengakses perencanaan pembangunan jalan dan jembatan,yaitu admin melakukan aktifitas login, message login guna untuk mengakses sistem perencanaan pembangunan jalan dan jembatan,yaitu melakukakn aktifitas nama program untuk menuliskan program apa saja yang akan di lakukakan terdapat message yaitu menambah nama program, edit dan delete, yaitu mengakses user hanya admin yang dapat melakukan akses user dengan message menambah user, edit dan delete, yaitu mengakses usulan kegiatan dengan message menambah usulan kegiatan, edit dan delete, yaitu menampilkan laporan jumlah keseluruhan persetujuan proses atau tidaknya perencanaan pembangunan jalan dan jembatan dengan periode pertahun.

    2. 6 message yang dilakukan oleh Kep. SKPD yaitu message masuk home, message login guna untuk mengakses sistem perencanaan pembangunan jalan dan jembatan, message yaitu mengakses usulan kegiatan dengan message menambah usulan kegiatan, edit dan delete, yaitu menampilkan laporan jumlah keseluruhan persetujuan proses atau tidaknya perencanaan pembangunan jalan dan jembatan dengan periode pertahun.

    3. 6 message yang dilakukan oleh Walikota yaitu message message masuk home, message login guna untuk mengakses sistem perencanaan pembangunan jalan dan jembatan, message yaitu mengakses usulan kegiatan dengan message menambah usulan kegiatan, edit dan delete, yaitu menampilkan laporan jumlah keseluruhan persetujuan proses atau tidaknya perencanaan pembangunan jalan dan jembatan dengan periode pertahun.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan, perbedaan sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang sedang diusulkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Rancangan Database

Rancangan database dipakai untuk mempermudah dalam proses penyeleksian data, serta membantu pemrograman dalam mengambil dan menampilkan data. Pada database digunakan tabel-tabel, dan pada tabel-tabel ini akan dijelaskan nama field, type dan size mengenai data tersebut.

Gambar 4.6 Class Diagram Sistem Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.6 Class Diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. 4 class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama diantara dbm_user, dbm_kegiatan, dbm_usulan kegiatan, dan dbm_program.

  2. 23 Multiciply, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

  1. Nama Tabel : dbm_user

  2. Key Indeks  : id_user

    Isi : id_user _dbm + username_dbm + password_dbm+ level_dbm

    Panjang Record  : 100

    Tabel 4.2 Rancangan Tabel User
  3. Nama Tabel : dbm_kegiatan

  4. Key Indeks  : id_kegiatan

    Isi  : id_artikel + nama_kegiatan

    Panjang Record: 200

    Tabel 4.3 Rancangan Tabel Kegiatan
  5. Nama Tabel : dbm_usulan_kegiatan

  6. Key Indeks  : id_usulan_kegiatan

    Isi  : id_usulan_kegiatan + id_program+ id_kegiatan + kecamatan+lokasi+material_sumber_dana+volume+pagu+keterangan+asal+kartu_penerus_disposisi+skpd+walikota

    Panjang Record 200

    Tabel 4.4 Rancangan Tabel Usulan Kegiatan
  7. Nama Tabel : dbm_program

  8. Key Indeks  : id_program

    Isi  : id_program + nama_program

    Panjang Record 200

    Tabel 4.5 Rancangan Tabel Program

Konfigurasi Sistem

Rancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem aplikasi berbasis web ini adalah suatu unit personal komputer atau suatu unit laptop, untuk spesifikasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar, cukup dengan spesifikasi dibawah ini:

  1. Processor pentium IV.

  2. Karena aplikasi sistem yang digunakan berbasis web jadi spesifikasi yang dibutuhkan tidak perlu terlalu besar.

  3. Memori (RAM) 2 GB.

  4. Agar mendapatkan proses yang stabil memory dapat dipasang sebesar 2 Gb atau lebih.

  5. Hard Disk 2 GB.

  6. Untuk penampung data cukup menggunakan kapasitas hardisk 2 Gb

  7. Monitor Asus 15”.

  8. Monitor ini sangat baik untuk pemakai komputer dikarenakan monitor ini memiliki radiasi yang cukup rendah.

  9. UPS (Uninterrupuble Power Suply)

  10. Sangat berguna untuk menjaga agar apabila suatu saat listrik padam, maka dapat diselamatkan dulu untuk beberapa saat.

Desain Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Operasi Windows XP Profesional atau Windows 7.

  2. XAMPP untuk Windows Version 1.6.0

  3. Mozilla Firefox 8.0.1 dan Google Chrome

Instalasi Perangkat Lunak (Software)

Dalam pembuatan program ini peneliti menggunakan menggunakan software-software berikut :

  1. Sistem Operasi Windows 7

  2. XAMPP for Windows Version 1.6.0

  3. Adobe Photoshop CS3

  4. Macromedia Dreamweaver CS3

  5. Mozilla Firefox dan Google Chrome

  6. Visual Paradigm for UML Versi 6.4 Enterprise Edition

Penggunaan Program Yang Diusulkan

Pengunaan program yang diusulkan adalah sistem informasi yang dibuat dengan berbasiskan Web yang menggunakan bahasa pemprograman PHP dan MYSQL sebagai database untuk memudahkan petugas dalam menggunakan aplikasi rancangan tersebut.

Implementasi Sistem Yang Diusulkan

Rancangan Implementasi dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Mengumpulkan data

  2. Proses pengumpulan data digunakan sebagai perancangan sistem, sehingga data apa saja yang diperlukan dapat dianalisa dan dibuatkan sistem programnya.

  3. Analisa Sistem

  4. Menganalisa sistem knowledge management portal. Pembahasan yang dilakukan mulai dari proses pendaftaran, proses akses artikel, proses akses forum, proses sharing procedure, hingga proses laporan.

  5. Perancangan Sistem

  6. Merancang sistem dengan dasaran materi yang telah didapatkan dari analisa sistem yang telah dilakukan. Perancangan sistem ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan untuk pembuatan program.

  7. Pembuatan Program

  8. Dalam hal ini pembuatan program dilakukan secara bertahap dengan perlahan tapi pasti. Memasukan coding yang akan dieksekusi oleh komputer sesuai dengan yang dibutuhkan oleh User.

  9. Test Program

  10. Pengetesan program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program kedalam komputer. Perbaikan Program Menambahkan atau mengurangi point-point tertentu yang tidak diperlukan sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan user.

  11. Dokumentasi

  12. Berbentuk catatan-catatan penting yang dilakukan selama melakukan sistem laporan hingga selesai. Dan ketika sistem berjalan masih tetap diperlukan dokumentasi yang suatu saat akan diperlukan.

Tampilan Website Sistem Yang Diusulkan

Tampilan Menu Utama

Pada windows address Google Chrome ketikan alamat link yang dituju yaitu http://localhost/skripsi/ifoh/logins maka akan tampil layar pembuka yang merupakan tampilan awal website perencanaan pembangunan jalan dan jembatan dinas binamarga dan sumber daya air kota tangerang sebagai berikut:

Gambar 4.7 Layout Login

Tampilan Halaman

Pada tampilan menu utama atau index pada halaman home, terdapat beberapa link diantaranya menu Home, Program, User, Kegiatan, Usulan Kegiatan dan Logout untuk Keluar dari halaman.

Gambar 4.8 Layout Menu Utama

Tampilan Menu Program

Pada halaman ini admin dapat menambahkan program apa yang akan dibuat, tampilan sebagai berikut:

Gambar 4.9 Layout Program

Tampilan Menu Kegiatan

Pada halaman ini admin dapat menambahkan program apa yang akan dibuat,tampilan sebagai berikut:

Gambar 4.10 Layout Kegiatan

Tampilan Menu User

Pada halaman ini pengelolaan user hanya dapat di lihat oleh admin, tampilan sebagai berikut:

Gambar 4.11 Layout User

Tampilan Menu Usulan Kegiatan

Pada halaman ini berisikan usulan kegiatan dalam perencanaan pembangunan jalan dan jembatan secara rinci, tampilan nya sebagai berikut:


Gambar 4.12 Layout Usulan Kegiatan

Tampilan Home Kep. Skpd

Di halaman ini terdapat tulisan username setelah login. Tampilan sebagai berikut:


Gambar 4.13 Layout Home Kep. Skpd

T ampilan Usulan Kegiatan Kep. Skpd

Pada halaman ini berisikan usulan kegiatan dalam perencanaan pembangunan jalan dan jembatan secara rinci,dan terdapat menu di setujui atau tidaknya perencanaan pembuatan jalan dan jembatan oleh kep. Skpd, tampilan nya sebagai berikut:


Gambar 4.14 Layout Usulan Kegiatan Kep. Skpd

Tampilan Home Walikota

Di halaman ini terdapat tulisan username setelah login. Tampilan sebagai berikut:

Gambar 4.15 Layout Home Walikota

Tampilan Usulan Kegiatan Walikota

Pada halaman ini berisikan usulan kegiatan dalam perencanaan pembangunan jalan dan jembatan secara rinci,dan terdapat menu di setujui atau tidaknya perencanaan pembuatan jalan dan jembatan oleh walikota, tampilan nya sebagai berikut:

Gambar 4.16 Layout Usulan Kegiatan Walikota

Time Schedule

  1. Penyerahan Surat Obserasi

  2. Wawancara

  3. Analisis Data

  4. Elisitasi

  5. Desain Sistem

  6. Programming sistem

  7. Testing Program

  8. Evaluasi

  9. Implementasi Program

  10. Sosialisasi

  11. Dokumentasi

Table 4.17 Time Schedule

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian yang telah dijalankan dan pembahasan yang dituangkan, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

  1. Efektifitas dan efisiensi yang sedang berjalan belum cukup baik, karena masih berjalan secara manual dan belum ada sistem Informasi untuk Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan.

  2. Proses pengelolaan data dan informasi daerah pada Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan Pada Binamarga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang harus melalui survey dari beberapa pihak terkait dan melalui usulan proposal sehingga realisasi pembangunan daerah tidak dapat dilakukan secara merata dan harus bertahap.

  3. Keakuratan informasi daerah dalam hal memonitoring dan maintain perencanaan pembangunan jalan dan jembatan masih kurang akurat karena informasi dari masyarakat kurang jelas sehingga membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama dengan dana yang terbatas.

  4. Solusi mengenai efektivitas dan efisiensi perencanaan pembangunan jalan dan jembatan, sangat efektiv dan efisien sehingga pimpinan dengan mudah untuk memonitoring daerah mana saja yang jalannya harus diperbaiki atau dibangun.

Saran

Berikut ini saran yang penulis berikan untuk pengembangan sistem yang ada :

  1. Membuat sistem Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan secara terkomputerisasi untuk memudahkan pimpinan dalam hal perencanaan dan pengontrolan jalan dan jembatan sehingga efektifitas dan efisiensi yang sedang berjalan jauh lebih baik lagi.

  2. Membuat sistem untuk kedepannya dengan pengelolaan data dan informasi daerah sehingga mendapatkan informasi dengan lebih mudah dan lebih akurat dalam realisasi pembangunan jalan dan jembatan.

  3. Membuat sistem untuk kedepannya agar pimpinana dapat memonitoring secara akurat jalan dan jembatan mana yang harus dibangun atau diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan dana yang sudah ada.

  4. Memberikan kemudahan pada pimpinan untuk memonitoring jalan dan jembatan mana yang nantinya akan di bangun.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Prasojo,Lantip Diat dan Riyanto. 2011. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta: GavaMedia.
  2. Harpad, Bartolomius, dan Salmon. 2013. Sistem Informasi Pengelolaan Transportasi Pengiriman BBM Pada PT. RatahIndah Samarinda.Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia(Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
  3. Noersasongko,Edi dan Pulung N. Andono. 2010. Mengenal Dunia Komputer. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  4. Endah, Marselinadan Eny Maria.2013. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Penyebaran PelayananJemaat (Studi Kasus: Gereja Huria Kristen Batak (HKBP) di Pulau Jawa). Yogyakarta:Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia)2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4 Sutabri,Tata. 2012. “Konsep Sistem Informasi”.Yogyakarta: Andi Offset.
  6. 6,0 6,1 Yakub.2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.CCIT 2015.
  7. 7,0 7,1 Rahayu, Sri. Sistem Persediaan Alat Tulis Kantor Sebagai Penunjang Keputusan Bagian Logistic Di Perguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT 2015:92
  8. Henderi,Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media PembelajaranArtificial Informatics.Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
  9. Nugroho, Adi. 2010.Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP (Unified Software Development Process).Yogyakarta: Andi.
  10. Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  11. Yasin, Ferdi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta: Mitra Wacana Media.
  12. 12,0 12,1 Sibero, Alexander F.K. 2011. Kitab Suci Web Programing. Jakarta: Mediakom
  13. 13,0 13,1 Raharjo, Budi. 2011. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung: Informatika
  14. Puspitasari A, Heni. 2011. “Pemrograman Web Database dengan PHP &MySQL”. Jakarta: Skripta
  15. 15,0 15,1 15,2 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  16. 16,0 16,1 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  17. Harahap, Samose, Johan,Burhanuddin Harahap dan Karino. 2005. “Implementasi Proyek Jalan Dan Jembatan (Studi Kasus Mengenai Implementasi Proyek Jalan dan Jembatan Tahun Anggaran 2003. Medan : Proyek Jalan Propinsi Medan-Tembung-Kuala Namu 2003.
  18. Arianto, Ade, Setia dan Anak Agung Gde Kartika,ST,Msc. 2012. “Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Layang ( Fly Over ) Pada Ruas Jalan Sepanjang-Krian Km 16+540-17+680 Ditinjau Dari Segi Tekhnik Dan Ekonomi”. Surabaya: Jurnal Teknik Pomits Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6.
  19. N, Bakri. 2011. “Evaluasi Program Pembangunan Jaringan Jalan Perdesaan Dengan Pelibatan Masyarakat di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat”. Sulawesi Barat : 2011

Contributors

Ifoh basaria