SI1211474081

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENERIMAAN

BARANG BERBASIS WEB PADA PT SOPHIE PARIS

INDONESIA SEWAN TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1211474081
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENERIMAAN

BARANG BERBASIS WEB PADA PT SOPHIE PARIS

INDONESIA SEWAN TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1211474081
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENERIMAAN

BARANG BERBASIS WEB PADA PT SOPHIE PARIS

INDONESIA SEWAN TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1211474081
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Mulyati, S.E., M.M., M.Pd)
   
(Bayu Pramono, S.Kom)
NID : 11003
   
NID : 14023

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENERIMAAN

BARANG BERBASIS WEB PADA PT SOPHIE PARIS

INDONESIA SEWAN TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1211474081
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juni 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(-------------)
 
(--------------)
 
(----------------)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENERIMAAN

BARANG BERBASIS WEB PADA PT SOPHIE PARIS

INDONESIA SEWAN TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1211474081
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juni 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1211474081

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Perancangan sistem yang dibutuhkan pada PT Sophie Paris Indonesia adalah “Implementasi Sistem Informasi Penerimaan barang berbasis Web” yang bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan pada sistem yang telah berjalan yang membuat sistem tersebut tidak bekerja secara optimal sehingga kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam sistem terdahulu dapat diketahui. PT Sophie Paris Indonesia masih menggunakan sistem informasi yang manual mengakibatkan kehilangan beberapa barang arsip atau bukti penerimaan barang kepada supplier. Penggunaan sistem manual biasanya kinerjanya lebih lambat jika dibandingkan dengan sistem yang sudah terkomputerisasi. Hasil pengamatan penulis terhadap perusahaan yang dijadikan objek dalam analisis ini, terdapat banyak hambatan pada proses bisnis sistem berjalan saat ini, baik dari segi pencatatan dokumen surat jalan sebagai bukti penerimaan barang masuk ke gudang. Selain itu, sistem informasi dapat membantu pemilik perusahaan untuk menata dengan baik proses bisnis yang terjadi pada perusahaan itu sehari-hari agar mengurangi terjadinya kesulitan mencari bukti transaksi apabila diperlukan. Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan sistem yang mampu melihat akan pentingnya penerimaan barang, Ada beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka. Dalam menganalisis sistem yang berjalan digunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan internal dan eksternal perusahaan, sedangkan untuk menganalisis program yang dirancang menggunakan Unified Modeling Language (UML) sebagai alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemrograman yang berorientasi objek. Kemudian, untuk rancangan sistem baru yang akan diusulkan penulis menggunakan elisitasi yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu elsitasi tahap I, tahap II, tahap III, dan draft final elisitasi. Untuk pengujian sistem, metode yang digunakan yaitu black box testing yang memfokuskan pada keperluan software. Oleh karena itu, penulis berusaha mencari solusi dari permasalahan yang ada dengan memperbaiki sistem yang kurang optimal tersebut dengan sistem informasi yang terkomputerisasi khususnya pada bagian penerimaan, agar perusahaan dapat bekerja secara efektif dalam hal waktu, dan efisien dalam hal tenaga atau sumber daya manusia dan mencapai hasil yang akurat sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja tanpa harus merekrut banyak tenaga.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Penerimaan Barang, Web.


ABSTRACT

The system design is needed at PT Sophie Paris Indonesia is "Implementation of Information Systems Acceptance of goods based on Web" which aims to find out what the problem on a system that has been running that makes the system does not work optimally so that the deficiencies found in earlier systems can is known. PT Sophie Paris Indonesia still use manual information systems that result in loss of some goods records or proof of receipt of goods to the supplier. The use of manual systems typically slower performance when compared to systems that are already computerized. The results of the author's observation on the company that made the object in this analysis, there are many constraints on business processes running the current system, both in terms of recording documents the letter as proof of receipt of goods entry into the warehouse. In addition, the information system can help a company owner to organize the business processes that occur both on the company daily in order to reduce the occurrence of trouble finding evidence of a transaction if needed. Based on these problems, needed a system that is able to see the importance of receiving the goods, There are several methods used in this study. To collect the required data, the authors use the method of observation, interviews, and literature. In analyzing the system running SWOT analysis method is used to determine the company's internal and external forces, while to analyze programs that are designed using the Unified Modeling Language (UML) as a tool that can be used in object-oriented programming language. Then, to design a new system that will be proposed authors use elicitation conducted through three stages, namely elsitasi stage I, stage II, stage III, and the final draft elicitation. To test the system, the method used is black box testing that focuses on the needs of software. Therefore, the author here trying to find the solution of the existing problems and improve the system less than optimal with a computerized information system, especially at the reception, so the company can work effectively in terms of timing, and efficient in terms of power or human resources and achieve accurate results so companies can improve performance without having to hire a lot of energy.

Keywords: Information Systems, Receiving, Web.


KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan inayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada kita semua khususnya pada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya yang berjudul “Implementasi Sistem Informasi Penerimaan Barang Berbasis Web pada PT Sophie Paris Indonesia Sewan Tangerang”.

Pembuatan laporan skripsi ini dilakukan penulis dengan kerja praktek langsung dan riset ke perusahaan tersebut. Tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah selain sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Strata I (SI) jurusan Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer, juga berguna untuk memperdalam kemampuan penulis dalam merancang suatu sistem yang baik.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa doa, dorongan, dan semangat dari berbagai pihak penyusunan skripsi ini mungkin tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dari hati yang paling dalam kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I. selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.

  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Direktur AMIK Raharja Informatika.

  3. Ibu Nur Azizah, M.Akt, M.Kom. selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.

  4. Ibu Mulyati, S.E., M.M., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Bayu Pramono, S.Kom. selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan dorongan dan telah meluangkan waktu, pikiran, masukan dan motivasi kepada penulis sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

  5. Bapak Ramdani selaku supervisor finish good dan Bapak Fikry Firmansyah selaku pembimbing lapangan di PT Sophie Paris Indonesia yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyusanan laporan skripsi.

  6. Seluruh Staff Adminitrasi Receiving PT Sophie Paris Indonesia yang sudah membantu penulis dalam membuat laporan skripsi.

  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

  8. Kedua Orang Tua tercinta dan Kakak yang tidak pernah henti-hentinya memberikan doa, semangat dan dukungan baik moril maupun materil demi keberhasilan penulis.

  9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa/i Perguruan Tinggi Raharja yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah saling berbagi ilmu dan dukungan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi materi maupun teknis hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi Pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat untuk kedepannya.

Tangerang, Juni 2016
DESY INDRIYANI
NIM. 1211474081

Daftar isi

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 3.1 Struktur Organisaisi PT Sophie Paris Indonesia

  2. Gambar 3.2 Use case diagram penerimaan barang

  3. Gambar 3.3 Actifity diagram penerimaan barang

  4. Gambar 3.4 Squence diagram penerimaan barang

  5. Gambar 4.1 Use case diagram yang diusulkan

  6. Gambar 4.2 Activity diagram yang diusulkan

  7. Gambar 4.3 Sequence diagram yang diusulkan Admin

  8. Gambar 4.4 Sequence diagram yang diusulkan Pimpinan

  9. Gambar 4.5 Class diagram yang diusulkan

  10. Gambar 4.6 State Machine diagram yang diusulkan

  11. Gambar 4.7 Tampilan Login Admin

  12. Gambar 4.8 Tampilan Home

  13. Gambar 4.9 Tampilan Data User

  14. Gambar 4.10 Tampilan Data Produk

  15. Gambar 4.11 Tampilan Data Supplier

  16. Gambar 4.12 Tampilan Transakai Receive

  17. Gambar 4.13 Tampilan Transakai Check

  18. Gambar 4.14 tampilan Laporan Receive

  19. Gambar 4.15 Tampilan Laporan Check

  20. Gambar 4.16 Tampilan Menu Login

  21. Gambar 4.17 Tampilan Menu Home

  22. Gambar 4.18 Tampilan Data User

  23. Gambar 4.19 Tampilan Data Produk

  24. Gambar 4.20 Tampilan Data Supplier

  25. Gambar 4.21 Transaksi Receive

  26. Gambar 4.22 Transaksi Check

  27. Gambar 4.23 tampilan laporan menu receive

  28. Gambar 4.24 tampilan laporan menu check

DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan PHP

  2. Tabel 3.1 Analisis SWOT Penerimaan Barang

  3. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

  4. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

  5. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

  6. Tabel 3.5 Final Draf Elisitasi

  7. Tabel 4.1 Perbedaan Sitem yang Berjalan dan Sistem yang Diusulkan

  8. Tabel 4.2 Tbl_user

  9. Tabel 4.3 Tbl_Supplier

  10. Tabel 4.4 Tbl_Receive

  11. Tabel 4.5 Tbl_Produk

  12. Tabel 4.6 Penangan Kesalahan Pada Sistem

  13. Tabel 4.7 Schedulle Implementasi

  14. Tabel 4.8 Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM
DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini perkembangan teknologi membawa pengaruh besar terhadap dunia bisnis dan industri. Banyak perusahaan saat ini menggunakan sistem informasi untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan proses bisnis yang ada di perusahaan dengan menyesuaikan tingkat kebutuhan pelanggan. Dengan sistem informasi, perusahaan dapat memahami proses pelayanan dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan dan dapat mengetahui alur kerja perusahaan dalam bisnis serta memberikan rekomendasi untuk perusahaan dalam membuat suatu keputusan proses bisnis perusahaan.

Pesatnya kemajuan teknologi informasi dapat diakses melalui website yang memanfaatkan teknologi internet. Aplikasi web menjadi populer karena kemudahan tersedianya aplikasi klien untuk mengaksesnya, memegang andil yang besar dalam kehidupan bisnis, untuk itu perusahaan harus memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut untuk mempermudah penyelesaian berbagai pekerjaannya. Komputerisasi sangat dibutuhkan bagi perusahaan untuk mempermudah pekerjaan. Salah satu informasi yang dibutuhkan yaitu informasi mengenai penerimaan barang. Dengan teknologi komputerisasi akan memudahkan pegawai perusahaan dalam melakukan kegiatan administrasi penerimaan . Bagian gudang harus teliti dalam mengatur dan menyusun semua barang agar laporan yang dibuat tidak terjadi kesalahan pada penerimaan barang.

PT Sophie Paris Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi aksesoris, fashion, dan tas dengan merek terkenal di Indonesia. Dalam melakukan kegiatan administrasi gudang seperti penerimaan barang kepada supplier, PT Sophie Paris Indonesia masih menggunakan sistem informasi yang manual mengakibatkan kehilangan beberapa barang arsip atau bukti penerimaan barang kepada supplier. Penggunaan sistem manual biasanya kinerjanya lebih lambat jika dibandingkan dengan sistem yang sudah terkomputerisasi. Hasil pengamatan penulis terhadap perusahaan yang dijadikan objek dalam analisis ini, terdapat banyak hambatan pada proses bisnis sistem berjalan saat ini, baik dari segi pencatatan dokumen surat jalan sebagai bukti penerimaan barang masuk ke gudang.

Selain itu, sistem informasi dapat membantu pemilik perusahaan untuk menata dengan baik proses bisnis yang terjadi pada perusahaan itu sehari-hari agar mengurangi terjadinya kesulitan mencari bukti transaksi apabila diperlukan. Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan sistem yang mampu melihat akan pentingnya penerimaan barang, maka dalam penyusunan laporan skripsi penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada PT Sophie Paris Indonesia dengan mengambil judul “IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BARANG BERBASIS WEB PADA PT SOPHIE PARIS INDONESIA”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana sistem penerimaan barang yang sedang berjalan saat ini di gudang PT Sophie Paris Indonesia?

  2. Apa kendala yang sering terjadi jika sistem yang berjalan belum sesuai dengan kebutuhan dalam menggunakan sistem komputerisasi?

  3. Bagaimana merancang sistem informasi penerimaan barang di PT Sophie Paris Indonesia?

Ruang Lingkup Masalah

Agar dalam pembahasan nanti berjalan dengan baik, lebih terfokus, dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada sistem informasi penerimaan yang meliputi penerimaan barang dari supplier, penerimaan surat jalan, validasi surat jalan, tanda terima surat jalan, input detail penerimaan barang, dan surat laporan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan Operasional

Adapun tujuan operasional penelitian ini sebagai berkut:

  1. Mengetahui proses penerimaan barang yang berjalan saat ini pada gudang PT Sophie Paris Indonesia.

  2. Menganalis kendala yang sering terjadi pada sistem yang berjalan saat ini jika belum sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam hal laporan yang dihasilkan oleh sistem yang mencangkup input data, hasil output serta pembuatan laporan pada kegiatan pergudangan tersebut.

  3. Merancang sistem informasi penerimaan barang pada PT Sophie Paris Indonesia berbasis web agar lebih efektif dan efisien.

Tujuan Fungsional

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyajikan informasi agar dapat menggunakan hasil analisis penerimaan barang sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan yang diambil khususnya dalam upaya pencapaian target operasional. Selain itu, rancangan sistem ini dapat mempermudah adminitrasi penerimaan barang melakukan pencatatan/registrasi kedatangan supplier berdasarkan surat jalan yang diterima dan data PO yang telah disinkronisasikan beserta dengan jadwal kedatangan.

Tujuan Individual

Adapun tujuan individual penelitian ini adalah untuk menerapkan teori menanjemen operasional dan menambah ilmu pengetahuan lainnya yang telah diperoleh selama perkuliahan dan dapat menambah ilmu dan wawasan tentang keduanya, melatih penulis berfikir kritis dan sistematis dalam menghadapi masalah yang terjadi, dan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di bidang komputer pada Perguruan Tinggi Raharja.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah untuk :

  1. Mengetahui sistem penerimaan barang yang sedang berjalan saat ini di gudang PT Sophie Paris Indonesia.

  2. Meminimalisir kendala yang dihadapi saat proses pengolahan data administrasi penerimaan barang secara efektif dan efisien.

  3. Membantu karyawan pada PT Sophie Paris Indonesia untuk meningkatkan efektif dan efisien dalam bekerja serta untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan.

Metedologi Penelitian

Metode adalah cara kerja pikir dalam memahami suatu objek, di dalamnya terkandung cara teknis bagaimana mengisi atau melakukan hasil dari pemahaman tersebut. Untuk mendapatkan data yang dapat menunjang penelitian ini, penullis menggunakan beberapa metode yaitu metode pengumpulan data, metode analisis, metode pengembangan sistem, dan metode perancangan. Adapun metode-metode tersebut akan dipaparkan di bawah ini:

Metode Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan untuk membahas penelitian ini didapat dengan menggunakan cara sebagai berikut:

  1. Studi Kepustakaan

  2. Yaitu mempelajari dan mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penelitian dengan literatur-literatur yang ada di perpustakaan dan sumber bacaan lainnya yang ada hubunganya dengan identifikasi masalah yang sudah ditentukan.

  3. Studi Lapangan

  4. Yaitu pengumpulan data yang bersifat langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang nyata, akurat dan efesien.

  5. Observasi

  6. Pada awalnya dilakukan dengan pengamatan menyeluruh terhadap sistem yang sedang berjalan dalam proses bisnis ekspedisi atau pengiriman barang, kemudian mempelajari kekurangan-kekurangan yang dilakukan, setelah itu diambil kesimpulan sementara mengenai masalah-masalah yang ada secara menyeluruh dan mendefenisikan masalah tersebut.

  7. Wawancara

  8. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan keterangan mengenai data suatu hal dengan cara wawancara atau tanya jawab dengan divisi operasional di perusahaan tersebut.

  9. Literature Review

  10. Metode ini melakukan proses studi pustaka dengan melihat refrensi pendukung dengan dokumen-dokumen yang diperlukan. Menganalisis data yang didapatkan berupa dokumen yang digunakan dalam proses dan mengolah sebuah data untuk menjadi data yang lebih akurat sebagai sumber informasi yang cepat dan tepat. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akan datang jika terdapat permasalahan yang sama.

Metode Analisis

Metode Analisis Sistem

Untuk menganalisis data yang sudah dikumpulkan, penulis menggunakan metode analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan metode yang akan mengkaji empat pilar utama sebuah perusahaan ataupun usaha yaitu kekuatan (strenghths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pada penerimaan barang.

Metode Analisis Perancangan Program

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis agar mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Dalam metode analisis sistem dilakukan melalui empat tahap, yaitu :

  1. Survey terhadap sistem yang sedang berjalan.

  2. Analisis terhadap temuan survey.

  3. Identifikasi temuan survey.

  4. Identifkasi persyaratan system.

Hasil analisis kemudian dibuat laporan untuk masukan dalam perancangan sistem yang diusulkan.

Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Metode Waterfall (pendekatan terstruktur). Metode ini merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisa sistem pada umumnya. Inti dari waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan. Metode ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu:

  1. Perancangan (Engineering System) adalah tahapan mengenai masalah perangkat lunak, perangkat keras, dan sumber daya manusia.

  2. Analisis (Analysis) adalah melakukan analisis sistem dengan mencari penyebab-penyebab masalah yang timbul, mengidentifikasi kebutuhan sistem sebagai dasar perancangan sistem baru.

  3. Perancangan (Design) adalah proses mengubah kebutuhan-kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang dimulai dengan mengusulkan dan merancang flowmap serta interface sistem agar lebih mudah dimengerti.

  4. Implementasi (Implementation) adalah tahap penerjemahan desain kedalam bahasa pemorgraman yang sesuai dengan kebutuhan.

  5. Pengkodean (Coding) adalah desain yang harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dimengerti oleh komputer, Tahapan ini yang secara teknik akan dikerjakan oleh pelaku sistem.

  6. Pengujian (Testing) adalah tahap pengujian perangkat lunak yang telah dikembangkan untuk mengcover kesalahan-kesalahan dan menjamin bahwa masukan sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.

  7. Pemeliharaan (Maintenance) adalah tahap perawatan sistem yang telah dikembangkan seperti perawatan perangkat lunak. Perangkat keras dan media lain yang berhubungan dengan komputer. Pada tahap ini segala kemungkinan mengenai kekurangan perangkat lunak baik berupa kesalahan atau hal-hal yang ditambahkan kedalam perangkat lunak.

Metode Perancangan

Untuk merancang sistem informasi penerimaan barang, penulis menggunakan metode perancangan Unified Modelling Language (UML) sebagai modeling tools untuk menggambarkan rancangan sistem yang ada saat ini, diantaranya yang digunakan usecase diagram, class diagram, sequence diagram, activity diagram, state diagram, spesifikasi basis data.

Metode Testing

Dalam penelitian ini, metode pengujian yang digunakan yaitu blackbox testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional software karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembangan dalam software untuk membuat himpunan kondisi input atau data uji yang akan menguji fungsional dan output suatu program. Metode pengujian blackbox digunakan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, antara lain fungsi-fungsi yang salah satu hilang, kesalahan tampilan luar, kesalahan output, kesalahan dalam struktur atau akses database eksternal, kesalahan performa.

Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan dibahas, penulis membagi menjadi beberapa bab secara ringkas laporan skripsi, dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, sistematika penulisan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodelogi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan teori mencakup penjelasan teori yang relevan dengan judul atau pokok permasalahan. Landasan ini akan digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam bentuk teori-teori sehingga mempermudah dalam pembahasan serta penyelesaian kasus atau suatu penelitian. Berisi tentang teori-teori yang menjadi landasan atau dasar dalam melakukan penelitian serta sejarah dan struktur.

BAB III ANALISIS SISTEM BERJALAN

Bab ini berisikan penjelasan singkat mengenai gambaran umum PT Sophie Paris Indonesia, sejarah PT Sophie Paris Indonesia, Struktur organisasi, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, Analisis prosedur serta Analisis sistem yang berjalan dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML) yang terdiri dari use case diagram, sequence diagram, dan activity diagram. Pada bab ini juga dibahas permasalahan yang dihadapi serta alternatif pemecahan masalah dan juga user requirement yang digambarkan melalui elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi.

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang rancangan sistem usulan, rancangan database, rancangan program, tata laksana sistem yang akan di usulkan menggunaka UML, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, testing dan implementasi, evaluasi, dan estimasi biaya. Uraian dari rancangan sistem yang diharapkan akan menjadi pertimbangan untuk mengganti sistem yang berjalan saat ini.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan simpulan dan saran yang dapat diberikan penulis dari hasil penelitian yang di lakukan terhadap sistem tersebut.Saran untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada sistem yang sedang berjalan.

DAFTAR PUSTAKA


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan Sistem

Perancangan sistem (Design System) merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut (Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana, 2011: 203)[1].

Mohamad Subhan (2012: 109)[2] mengatakan bahwa “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”, sedangkan menurut Sugianto (2013:28), ”Perancangan Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis, perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan perancangan suatu sistem informasi berbasis computer”.

Berdasarkan pendapat di atas penulis memberikan kesimpulan tentang peranacangan sistem yang akan digunakan pada suatu perusahaan, setiap pengembang aplikasi diharuskan membuat sebuah rancangan dari sistem yang ingin dibuat. Rancangan ini bertujuan untuk memberi gambaran umum dari sistem yang akan berjalan nantinya kepada setiap stakeholder.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013: 228) [3] tahap perancangan atau desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu untuk:

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik yang terlibat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Kedua tujuan ini lebih berfokus pada perancangan atau desain siatem yang terinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang nantinya digunakan untuk pembuatan program komputernya.

Model Perancangan Sistem

Menurut Radit (2012: 76)[4] perancangan sistem terdapat beberapa model di antaranya :

  1. Waterfall Model

  2. Waterfall merupakan model yang menggunakan milestone sebagai titik transisi danpengujian, artinya setiap aktivitas pada tahap pengembangan harus diselesaikan sebelum menuju tahap pengembangan berikutnya sehingga model ini sangat sesuai untuk perangkat lunak dengan syarat-syarat yang telah didefinisikan secara lengkap sebelumnya karena besar kemungkinan tidak adanya perubahan aplikasi di masa yang akan datang. Kondisi semacam ini akan sangat berpengaruh pada perangkat lunak dan menimbulkan masalah terhadap kebutuhan iterasi di mana aplikasi akan terus berkembang dengan penyesuaian-penyesuaian terhadap kebutuhan, proses bisnis dan lingkungan aplikasi yang terus berubah dari waktu ke waktu.

  3. Protyping Model

  4. Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponenperangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya, sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan.

  5. Model RAD (Rapid Aplication Development)

  6. Model RAD merupakan sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier di mana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen.

  7. Model Spiral

  8. Spiral merupakan model kombinasi dari Prototyping model dengan Waterfall model. Setiap tahapan model ini selalu dilakukan Risk Analiysis dan verifikasi atau testing. Dalam model ini, proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop mewakili satu fase dari software process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:22)[5], “sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem”.

Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub (2012: 1)[6], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu” . Sementara itu Yakub (2012:1) mendefiniskan sistem sebagai “Sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Sistem juga merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang di atas dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan.

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20)[5], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

  3. Batasan Sistem (Boundary)

  4. Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)

  6. Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.

  7. Penghubung Sistem (Interface)

  8. Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

  9. Masukan Sistem (Input)

  10. Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem (Output)

  12. Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

  13. Pengolahan Sistem (Process)

  14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  15. Sasaran Sistem (Objective)

  16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya.Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Yakub (2012 : 4)[6] pada buku Pengantar Sistem Informasi, Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang di antaranya Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan contoh abstract system.

  1. Sistem fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik, Sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan contoh physical system.

  2. Sistem tertentu (deterministic system) adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer sudah diprogramkan, merupakan contoh deterministic system karena program komputer dapat diprediksi dengan pasti.

  3. Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksikan karena mengandung unsur probabilitas. Sistem arisan merupakan contoh probabilistic system karena sistem arisan tidak dapat diprediksikan dengan pasti.

  4. Sistem tertutup (close system) merupakan sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi pleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung terisolasi.

  5. Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan contoh open system, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Data adalah bahan yang akan diolah atau diproses yang bisa berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol yang menunjukan suatu situasi dan lain-lain yang berdiri sendiri atau merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Menurut Sutarman (2012:3)[7] “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

Sementara itu menurut Situmorang (2010:1)[8] mengatakan bahwa,“Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data sesuatu yang diketahui atau dianggap”. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti).Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau personal. Sedangkan menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub,2012: 5)[6] “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”. Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta dari sesuatu, kejadian, aktifitas dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan dan disimpan berupa angka, tulisan, gambar, suara ataupun tokoh namun belum diorganisasikan dalam bentuk yang dapat dimengerti.

Sumber Data

Menurut Yakub (2012:6)[6], sumber data dapat diperoleh dari berbagai sumber untuk memperolehnya. Sumber data internal, Sumber data personal, dan sumber data eksternal.

  1. Data Internal

  2. Sumbernya adalah orang, produk, layanan, dan proses.Data internal umumnya disimpan dalam basis data perusahaan dan biasanya dapat di akses.

  3. Data Personal

  4. Sumber data personal bukan hanya berupa fakta, tetapi dapat juga mencakup konsep, pemikiran dan opini.

  5. Data Eksternal

  6. Sumber data eksternal dimulai dari basis data komersial hingga sensor dan satelit.Data ini tersedia di compact disk, flashdisk atau media lainnya dalam bentuk film, suara gambar, atlas, dan televisi.

Klasifikasi Data

Menurut Tata Sutabari (2012:3), data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:

  1. Klasifikasi data menurut jenis data:

    1. Data Hitung (Enumeration/ counting data)

    2. Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.

    3. Data Ukur (Measurement data)

    4. Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu.

  2. Klasifikasi data menurut sifat data:

    1. Data Kuantitatif (Quantitative data)

    2. Data kuatitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubunganya dengan penjumlahan.

    3. Data Kualitatif (Qualitative data)

    4. Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubunganya dengan sifat kualitas atau sifat sesuatu.

  3. Kalsifikasi data menurut sumber data:

    1. Data Internal (Internal data)

    2. Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

    3. Data Eksternal (External data)

    4. Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Sesorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari dua jenis yaitu:

      1. Data eksternal primer ( Primary external data)

      2. Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

      3. Data eksternal sekunder (Secondary external data)

      4. Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Sutarman (2012:14)[7], “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”. Sementara itu menurut Maimunah dkk (2012:284) [9], “Informasi adalah data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan”.

Sedangkan Mohamad Subhan (2012:17)[2] mengungkapkan “Sistem informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Tanpa suatu informasi, suatu sistem tidak akan berjalan dengan lancar dan akhirnya bisa mati. Dengan kata lain sumber dari informasi adalah data. Data menggambarkan suatu kejadian yang sering terjadi, dimana data tersebut akan diolah dan akan diterapkan dalam sistem menjadi input yang berguna dalam suatu sistem. Data merupakan bentuk yang belum dapat memberikan manfaat yang besar bagi penerimanya, sehingga perlu suatu model yang nantinya akan dikelompokkan dan diproses untuk menghasilkan informasi“.

Berdasarkan pendapat di atas penulis memberikan kesimpulan tentang informasi adalah merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Dan dapat di pahami sebagai proses input yang terorganisir.

Nilai Informasi

Menurut Sutarman (2012:14)[7], nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal yaitu:

  1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.

  2. Untuk mendapatkan pengalaman.

  3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikandalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

  4. Untuk mengekstrak implikasi kritis dan merefleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer dari membuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.

  5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya.

Komponen Informasi

Menurut Darmawan (2012:5) [3], sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika dianalisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar enam komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.

  2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.

  3. Branch of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.

  4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.

  5. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yang akan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuai kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.

  6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.

Konsep Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Sutarman (2012:13)[7], “Sistem informasi adalah”Sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu”. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi). Sementara itu Taufiq (2013:17), “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Sedangkan menurut Tata Sutabri (2012:46)[5], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah gabungan dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan dan prosedur yang menyimpan, mengumpulkan (mendapatkan kembali), memproses, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan dan pengontrolan keputusan dalam suatu organisasi.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Yakub (2012: 20)[6] Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen-komponen dari sistem informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :

  1. Blok Masukan (Input Block), Input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi, juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.

  2. Blok Model (Model Block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matemetik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.

  3. Blok Keluaran (Output Block), produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4. Blok Teknologi (Technology Block), blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; teknisi (brainware), perangakat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  5. Basis Data (Database Block), basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

Tujuan Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto H.M. (2010:13) [10], tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

  1. Kegunaan (Usefulness)

  2. Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.

  3. Ekonomi (Economic)

  4. Semua komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat sebesar biaya yang dibutuhkan.

  5. Keandalan (Realibility)

  6. Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

  7. Pelayanan Langganan (Customer Service)

  8. Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.

  9. Kesederhanaan (Simplicity)

  10. Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

  11. Fleksibilitas (Fleksibility)

  12. Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Menurut Yakub (2012:142)[6], Analisis sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan). Sedangkan Taufiq (2013:156), “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisis masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisis tersebut”.

Sementara itu menurut Rosa (2013:18)[11], “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Berdasarkan ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.

Fungsi Analisis Sistem

Adapun fungsi analisa sistem menurut Sutabri (2013: 36)[5] sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user). Menyatakan secara fisik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

  2. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

  3. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya.

  4. Pada tugas dan fungsi terakir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

Tahap-tahap Analisis Sistem

Tata Sutabri (2012:82)[5] ” proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi”. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.

  3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan sampai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.

  4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.

  5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

Konsep Dasar Implementasi

Definisi Implementasi

Menurut Pressman (2012:14), “implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut”. Sementara itu menurut Jogiyanto HM (2010:76) [10], “Implementasi adalah tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahap implementasi pada suatu sistem merupakan tahapan yang sangat penting karena jika suatu sistem tidak melalui tahap implementasi maka suatu sistem tidak akan diketahui apakah sistem tersebut sudah berjalan secara efektif atau belum.

Tahap Implementasi

Menurut Gata (2010:15) [12] dalam pengimplementasian sistem ada beberapa tahapan yang harus dilalui, antara lain sebagai berikut:

  1. Tahap Perancangan

  2. Tahap pertama adalah perencanaan. Langkah ini merupakan suatu rangkaian kegiatan semenjak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan proyek ini didapat, pendefinisian awal terhadap kebutuhan detil atau target yang harus dicapai dari proyek tersebut, penyusunan proposal, penentuan metodologi dan sistem manajemen proyek yang digunakan, sampai dengan penunjukan tim dan instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan. Biasanya ada dua pihak yang terlibat langsung dalam proyek perencanaan ini.Pihak pertama adalah pihak yang membutuhkan (demand side) eksistensi dari suatu sistem informasi, dalam hal ini adalah perusahaan, lembaga, institusi, atau organisasi yang bersangkutan.Pihak kedua adalah pihak yang berusaha menjawab kebutuhan tersebut (supply side) dalam bentuk pengembangan teknologi informasi. Kelompok ini biasanya merupakan gabungan dari para personel yang terkait dengan latar belakang ilmu dan pengetahuan yang beragam (multi disiplin), seperti ahli perangkat lunak, analis bisnis dan manajemen, spesialis perangkat keras, programmer, system analyst, praktisi hukum, manajer proyek, dan beberapa karakteristik SDM lain yang terkait. Dilihat dari segi manajemen proyek sistem informasi, output yang harus dihasilkan oleh tahap perencanaan adalah berupa jadwal detil dari kelima tahapan berikutnya menyangkut masalah waktu, target deliverable, personal yang bertanggung jawab, aspek-aspek keuangan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan utilisasi sumber daya yang dipergunakan dalam proyek. Sebagai tambahan, standar-standar dan prosedur yang akan dipergunakan dalam melakukan pengelolaan proyek pun harus jelas dan disepakati bersama oleh seluruh anggota personel.

  3. Tahap Analisis

  4. Tahap kedua disebut sebagai tahap analisis. Secara prinsip ada dua aspek yang menjadi fokus analisis, yaitu aspek bisnis atau manajemen, dan aspek teknologi.Analisis aspek bisnis dimulai dengan mempelajari karakteristik dari perusahaan yang bersangkutan, mulai dari aspek-aspek historis, struktur kepemilikan, visi, misi, critical success factors (kunci keberhasilan usaha), performance measurements (ukuran kinerja), strategi, program-program, dan hal terkait lainnya. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah:

    1. Mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di perusahaan (mengingat bahwa setiap perusahaan memiliki pandangan tersendiri dan unik terhadap sumber daya teknologi yang dimiliki, yang membedakannya dengan perusahaan lain), mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh (memiliki dampak tertentu) terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.

    2. Menganalisis aspek teknologi meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat menginventarisir asset teknologi informasi yang dimiliki perusahaan pada saat proyek dimulai dengan tujuan:

      1. Mempelajari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki perusahaan dan tingkat efektivitas penggunaannya selama kurun waktu tersebut.

      2. Menganalisis kemungkinan-kemungkinan diperlukannya penambahan sistem di kemudian hari (system upgrading) sehubungan akan diimplementasikannya teknologi baru.

    3. Keluaran dari proses analisa di kedua aspek ini adalah berupa isu-isu (permasalahan) penting yang harus segera ditangani, analisa penyebabnya, dampaknya bagi bisnis perusahaan, beberapa kemungkinan skenario pemecahan dengan segala resiko cost/benefit dan trade-off, serta pilihan solusi yang direkomendasikan. Sebelum memasuki fase desain, seluruh tim harus faham mengenai isu-isu ini dan memilki komitmen untuk melanjutkan proyek yang ada ke tahap berikutnya sesuai dengan skala prioritas yang telah ditentukan (setelah memilih skenario yang disetujui bersama).

  5. Tahap Desain

  6. Pada tahap desain, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, metodeinterfacing, teknik konversi data, metode migrasi sistem, dan lain sebagainya. Model-model umum seperti Flowchart, ER Diagram, DFD, dan lain sebagainya dipergunakan sebagai notasi umum dalam perancangan sistem secara teknis. Sementara itu secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait seperti prosedur SOP (Standard Operation Procedures), struktur organisasi, kebijakan-kebijakan, teknik pelatihan, pendekatan SDM, dan lain sebagainya. Tim ini pun biasanya akan mempergunakan model-model umum seperti Porter’s value chain, business process mapping, strategic distinction model, BCG matrix, dan lain-lain. Sudah jelas bahwa hasil dari tahap ini berupa blue print rancangan sistem secara teknis dan secara manajemen yang akan dijadikan pegangan dalam proses konstruksi dan implementasi komponen-komponen pada sistem informasi yang akan dikembangkan.

  7. Tahap Kontruksi

  8. Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau development sistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksana tahap ini, mengingat bahwa semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala detail. Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melibatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal SDM, biaya, dan waktu. Kontrol terhadap manajemen proyek di tahap konstruksi harus diperketat agar tidak terjadi ketidakefisienan maupun ketidakefektifan dalam penggunaan beragam sumber daya yang ada (yang secara tidak langsung akan berdampak langsung terhadap keberhasilan proyek sistem informasi diselesaikan secara on-time). Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba sistem.Perbaikan-perbaikan bersifat minor biasanya harus dilakukan setelah adanya masukan-masukan setelah evaluasi diadakan.

  9. Tahap Implementasi

  10. Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertama kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam perusahaan. Biasanya ada dua pendekatan yang dipergunakan oleh perusahaan: cut-off atau paralel. Pendekatan cut-off atau big-bang adalah suatu strategi implementasi sistem dimana dipilih sebuah hari sebagai patokan, dimana terhitung mulai hari tersebut, sistem baru mulai dipergunakan dan sistem lama sama sekali ditinggalkan. Sementara pendekatan paralel dilakukan dengan cara melakukan pengenalan sistem baru sementara sistem lama belum ditinggalkan, sehingga yang terjadi adalah berjalannya dua buah sistem secara parallel kedua sistem biasa disebut sebagai testing environment dan production environment. Pemilihan terhadap kedua strategi tersebut tentu saja tergantung kepada perusahaan masing-masing, melihat bahwa masing-masing strategi implementasi memiliki sejumlah keuntungan dan kerugian yang berbeda. Lepas dari strategi yang dipilih, pemberian pelatihan atau training harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi resiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki (sense of ownership) terhadap sistem baru yang akan diterapkan, sehingga seluruh jajaran pengguna atau SDM akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya di masa-masa mendatang dengan baik. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk menilai kinerja sistem baru yang diterapkan disamping untuk mengetahui isu-isu permasalahan yang timbul.Tentu saja pemecahan masalah dalam tahap implementasi harus segera dicari agar sistem tersebut dapat efektif penggunaannya.Proyek sistem informasi biasanya ditutup setelah tahap implementasi dilakukan.Namun ada satu tahapan lagi yang harus dijaga manajemennya, yaitu tahap pasca implementasi. Dari segi teknis, yang dimaksud dengan aktivitas-aktivitas pasca implementasi adalah bagaimana manajemen pemeliharaan sistem akan dikelola (maintenance, supports and services management). Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan dikemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, interfacing ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan beberapa contoh dari kasus-kasus yang biasa timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah perlunya dokumentasi yang baik dan transfer of knowledge dari pihak pembuat sistem ke SDM perusahaan untuk menjamin terkelolanya proses-proses pemeliharaan sistem. Tidak jarang terjadi peristiwa dimana perusahaan atau personel pembuat sistem sudah tidak diketahui lagi lokasinya setelah bertahun-tahun (mungkin perusahaannya tutup, atau yang menangani sistem sudah pindah ke tempat kerja lain). Bisa dibayangkan bagaimana perusahaan pemakai sistem terpaksa membuang sistemnya (membuat sistem baru lagi) atau melakukan tambal sulam (yang secara teknis sangat berbahaya karena tingkat integritas data yang buruk) akibat tidak adanya dokumentasi teknis yang baik atau infrastruktur manajemen pemeliharaan yang efektif.

  11. Tahap Pasca Implementasi

  12. Dari segi manajemen, tahap pasca implementasi berupa suatu aktivitas, dimana harus ada personel atau divisi dalam perusahaan yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang teramat sangat dinamis. Dengan kata lain, bahwa dalam era kompetisi sekarang ini, perusahaan harus mampu berubah dengan sangat cepat. Sistem informasi atau teknologi informasi yang secara teknis tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis perusahaan sudah selayaknya tidak akan mendapatkan tempat yang baik. Apakah teknologi informasi di perusahaan-perusahaan dapat dengan mudah mengikuti perubahan kebutuhan bisnis secara cepat Jika belum, sudah waktunya bagi pimpinan perusahaan berbicara dengan departemen atau divisi yang bertanggung jawab terhadap teknologi informasi di perusahaan anda. Dalam kenyataannya, sudah ada teknologi yang dapat menjawab kebutuhan ini, dan sudah terbukti efektif. Tidak ada tempat bagi perusahaan modern di tahun 2000 nanti yang masih menggunakan pendekatan sistem informasi dan teknologi informasi secara konservatif (yang bagi sebagian perusahaan besar di Indonesia masih menganggap pendekatan konservatif tersebut sebagai pendekatan ter-modern).

Teori Khusus

Unified Modelling Language (UML)

Definisi Unified Modelling Language (UML)

Heriawati (2011:7) mengatakan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.

Menurut Adi Nugroho (2010:11)[13] ” UML (Unified Modeling Language) adalah “bahasa” pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Sedangkan Simarmata (2010:80)[14], “Unified Modeling Language (UML) sebagai standar pemodelan visualnya yang bersifat use-case driven, arsitektursentris, iteratif, dan inkremental”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented programming)”.

Langkah-langkah Penggunaan Unified Modelling Language (UML)

Adi Nugroho (2010)[13] "langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) diantaranya sebagai berikut :"

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.

  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use casememiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan bereaksi dengan baik.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan.

  12. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

  13. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

  14. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.

  15. Perangkat lunak siap dirilis.

Model Unified Modeling Language (UML)

Menurut Widodo (2011:10)[15], Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain:

  1. Class diagram

  2. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

  3. Package diagram

  4. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

  5. Use case diagram.

  6. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

  7. Sequence diagram

  8. Bersifat dinamis.Diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

  9. Communication diagram

  10. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

  11. Statechart diagram

  12. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

  13. Activity diagram

  14. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

  15. Component diagram

  16. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

  17. Deployment diagram

  18. Diagram inimemperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya.

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flowdiagram, entityrelationshipdiagram, dan sebagainya.

Adobe Dreamweaver

Definisi Adobe Dreamweaver

Menurut Sibero (2011:384)[16], “Dreamweaver merupakan sebuah produk web developer yang dikembangkan oleh Adobe Sistems Inc., sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, yang kemudian sampai saat ini perkembangannya diteruskan oleh Adobe Sistems Inc, Dreamweaver dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Creative Suit (CS)”.

Menurut Wahana Komputer (2010:2)[17], ”Adobe Dreamweaver merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan untuk membangun sebuah website, baik secara grafis maupun dengan menuliskan kode sumber secara langsung”. Sedangkan Milician (2012:5) [18], “Dreamweaver CS3 is a powerful Hyper Text Markup Language (HTML) editor used by professionals, as well as beginners. (Dreamweaver CS3 adalah Hyper Text Markup Language(HTML) editor yang digunakan oleh profesional, serta pemula) “.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web. Saat ini terdapat software dari kelompok Adobe yang belakangan banyak digunakan untuk mendesain suatu web. Versi terbaru dari Adobe Dreamwever CS3 memiliki beberapa kemampuan bukan hanya sebagai software untuk desain web saja, tetapi juga menyunting kode serta pembuatan aplikasi web. Antara lain: JSP, PHP, ASP, XML, dan ColdFusion.

Ruang Kerja Adobe Dreamweaver

Ruang Kerja atau Workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver. Ruang kerja Dreamweaver terdiri dari Welcome Screen, Menu, Insert Bar, Document Window, CSS Panel, Aplication Panel, Tag Inspector, Property Inspector, Result Panel, dan Files Panel. Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut di bawah ini penjelasannya:

  1. Document Window berfungsi menampilkan dokumen yang sedang dikerjakan.

  2. Insert Bar mengandung tombol-tombol untuk menyisipkan berbagai macam objek seperti imag, table dan layer ke dalam dokumen.

  3. Document Toolbar berisikan tombol-tombol dan menu pop-up yang menyediakan tampilan berbeda dari Document Window.

  4. Panel Groups adalah kumpula panel yang saling berkaitan satu sama lainnya yang dikelompokkan dibawah satu judul.

  5. Tag Selector berfungsi menampilkan hirarki tag disekitar pilihan yang aktif pada Design View.

  6. Property Inspector digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai property objek atau teks.

  7. Files Panel digunakan untuk mengatur file-file dan folder-folder yang membentuk situs.

Database

Definisi Database

Menurut Kustiyaningsih (2011:146), “Database adalah Struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.

Menurut Anhar (2010:45) [19], “Database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom. Struktur file yang menyusun sebuah database adalah Data Record dan Field”. Sedangkan Martono (2009:32) [20], “Database adalah sebagai kumpulan data dari penempatan tenaga kerja yang saling terkait dan mempengaruhi sesuai dengan tingkat kepentingannya sehingga data tersebut terintegrasi dan independence”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah sekelompok data yang mempunyai ciri-ciri khusus dan dapat dikelola sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan sebuah format data yang baru.

Jenis Database Digunakan

Menurut Kadir (2009:4) [21], Beberapa aplikasi yang terdapat di dalam Xampp, antara lain:

  1. Xampp

  2. Menurut Puspitasari (2011:1) [22], “ xampp adalah sebuah software, web server, apache yang didalamnya sudah tersedia database server mysql dan support php programming. xampp merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainya hanya bedanya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memeliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah didalam console. oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan.”.

  3. MySQL

  4. Menurut Raharjo (2011:21)[23], “MySQL merupakan RDBMS (atau server database) yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat di akses oleh banyak user”. Sedangkan Kadir (2008:2) [21], “MySQL adalah sebuah software open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.”

MySQL

Definisi MySQL

Menurut Kustiyahningsih (2011:145) [24], “MySQL adalah sebuah basis datayang mengandung satu atau jumlah table”. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris menggandung satu atau sejumlah tabel.Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau sejumlah tabel.

Menurut Wahana Komputer (2010:21)[17], MySQL adalah database server open source yang cukup popular keberadaanya”. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, membuat software database ini banyak digunakan oleh praktisi untuk membangun suatu project.Adanya fasilitas API (Application Programming Interface) yang dimiliki oleh Mysql, memungkinkan bermacam-macam aplikasi komputer yang ditulis dengan berbagai bahasa pemograman dapat mengakses basis data MySQL.

MYSQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Sedangkan RDMS sendiri akan lebih banyak mengenal istilah seperti table, baris dan kolomdigunakan dalam perintah-perintah di MYSQL.

Tipe Data MySQL

Menurut Kustiyahningsih (2011:147) [24], “Tipe data Mysql adalah data yang terdapat dalam sebuah table berupa field-field yang berisi nilai dari data tersebut. Nilai data dalam field memiliki tipe sendiri-sendiri”.

MYSQL mengenal beberapa tipe data field yaitu:

  1. Tipe data numerik

  2. Tipe numerik dibedakan dalam dua macam kelompok, yaitu integer dan floatingpoint.Integer digunakan untuk data bilangan bulat sedangkan floating point digunakan untuk bilangan desimal.

  3. Tipe data string

  4. String adalah rangkaian karakter. Tipe-tipe data yang termasuk dalam tipe data string.

  5. Tipe data char() dan varchar()

  6. Tipe data char() dan varchar() pada prinsipnya sama, perbedaannya hanya terletak pada jumlah memori yang dibutuhkan untuk penyimpanannya. Memori yang dibutuhkan untuk tipe data char() bersifat statis, besarnya tergantung pada berapa jumlah karakter yang ditetapkan pada saat field tersebut dideklarasikan. Pada tipe data varchar() besarnya memori penyimpanan tergantung pada jumlah karakter tambah 1 byte.

  7. Tipe data tanggal

  8. Untuk tanggal dan jam, tersedia tipe-tipe data field berupa Datetime, Date, Timestamp, Time, Dan Year.Masing-masing tipe mempunyai kisaran nilai tertentu. MYSQL akan memberikan peringatan kesalahan (error) apabila tanggal atau waktu yang dimasukkan salah. Kisaran nilai besar memori penyimpanan yang diperlukan untuk masing-masing tipe.

Operator MySQL

Menurut Kustiyahningsih (2011:149) [24], MYSQL mendukung penggunaan operator-operator dan fungsi-fungsi diantaranya:

  1. Operator Aritmetika

  2. Suatu ekspresi yang melibatkan tipe data bilangan (numerik) dan tanggal (date) menggunakan ekspresi aritmatika.

  3. Operator Pembandingan

  4. Suatu ekspresi yang dapat digunakan pada klausa where dan mempunyai sintaks sebagai berikut: whereexpr operator value.

  5. Operator Logika

  6. Operator ini digunakan untuk membandingkan dua nilai variable yang bertipe Boolean.

  7. Operator Karakter

  8. Operator untuk membentuk pencarian string yang sesuai dengan nilai yang mencantumkan pada kondisi.Kondisi pencarian dapat berisi karakter.

  9. Operator Lain-lain

  10. Operator yang digunakan untuk menguji nilai-nilai yang ada dalam list (tanda kurung) dan dapat juga untuk menampilkan baris berdasarkan suatu jangkauan (range) nilai.

  11. Fungsi Agregat

  12. Fungsi agregat (kadang kala disebut fungsi grup atau fungsi ringkasan) adalah fungsi yang disediakan oleh SQL untuk menghasilkan sebuah nilai berdasarkan sejumlah data.Fungsi sendiri adalah sesuatu kumpulan intruksi yang menghasilkan sebuah nilai jika dipanggil.Fungsi ini juga digunakan pada data numerik untuk menghitung nilai baik rata-rata dan jumlah dari sekumpulan data maupun pencarian jumlah baris dalam tabel.

PHP

Definisi PHP

Menurut Oktavian (2010:31)[25], “PHP adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu suatu bahasa pemrograman berbasiskan kode-kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimkannya kembali ke web browser menjadi kode HTML”.

Menurut Kustiyaningsih (2011:114), mendefinisikan “PHP (atau resminya PHP: Hypertext Proprosessor) adalah skrip bersifat server-side yang ditambahkan ke dalam HTML”. PHP sendiri merupakan singkatan dari Personal Home Page Tools. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan kedalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sementara itu menurut Anhar (2010) [19], ”PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source.”

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan skrip yang bertempat dan di proses pada suatu server dengan keluaran yang dihasilkan dapat dilihat melalui browser, PHP juga merupakan salah satu bahasa pemrograman open source yang dapat digunakan pada berbagai sistem operasi seperti Linux, Unix, Macintosh, maupun Windows. Pada dasarnya PHP dirancang untuk pembuatan jenis web dinamis, yaitu web yang dalam pembuatannya dapat aplikasikan sesuai keinginan penggunanya. Salah satu kelebihan lain yang dimiliki PHP antara lain dapat terkoneksi pada beberapa database antara lain MySql".

Sifat Server side berarti pengerjaan skrip dilakukan diserver, baru kemudian hasilnya dikirimkan ke browser. Cara penulisan skrip PHP ada dua macam, yaitu Embedded Script dan Non embedded Script. Skrip dalam php adalah sebagai berikut:

  1. Embedded Script.

  2. Non Embedded Script.

Menjelaskan bahwa skrip PHP dapat berupa embedded script yaitu melakukan tag PHP diantara tag-tag HTML sedangkan non embedded script yaitu semua tag HTML diletakan dalam tag PHP. Semua kode php menyerupai dengan kode bahasa C, walupun tidak sepenuhnya sama. Untuk penulisan tag PHP terdiri dari empat style, yaitu Style Standar Format, dengan format: <?php ….?>, Short Style dengan format: <? ….?>, Javascript Style dengan format: <script language = “php”> … </script> dan ASP style dengan format: <% … %>

.
Kelebihan dan Kekurangan PHP

Menurut Andika (2012:53) [26], Aplikasi bahasa Php dapat dipergunakan untuk:

  1. PHP digunakan sebagai landasan operasi pada pemrogaman jaringan berbasis web.

  2. PHP digunakan juga untuk pemrogaman database.

  3. PHP digunakan untuk membuat aplikasi web.

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan PHP
Koneksi Database Php

Menurut Andika (2012:71) [26],Koneksi dari bahasa pemrograman web (baca: PHP) yang anda gunakan ke MySQLdatabase menjadi langkah awal yang sangat penting dilakukan. Berikut sintax untukmelakukan koneksi ke MySQL database dari PHP.

mysql_connect

(”namahost”,”mysql_username_yang_digunakan”,”password_dari_username”);

Koneksi Php pada database

Menurut Andika (2012:54) [26],bahasa pemrograman berbasis server maksudnya script PHP diletakan di server dan di terjemahkan oleh web browser terlebih dahulu kemudian hasil terjemahan itu dikirim ke browser client. Bahasa pemrograman PHP memiliki kesamaan dengan bahasa ASP (Active Server Page),Cold Fusion, JSP (Java server Page),ataupun Perl.Berikut merupakan skema PHP sampai di terjemahkan oleh Browser:

Gambar 2.1 Skema koneksi database pada PHP

Konsep Dasar Aplikasi WEB

Definisi WEB

Menurut Arief (2011:7) [27], “Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumenmultimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) didalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser”.

Sedangkan Murad (2013:49) [28], “Web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”. Sementara itu menurut Simarmata, (2010:51)[14], “Web dapat diartikan sebagai alat untuk menciptakan sistem informasi global yang mudah berdasarkan pada hiperteks”.

Dapat disimpulkan Website adalah sebuah tempat di Internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client shingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

Jenis-jenis WEB

Menurut Arief (2011:8) [27], ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : web statis dan web dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis dan web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut. Adapun jenis-jenis web :

  1. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tidak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidak memungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML,Cascading Style Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.

  2. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan animasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel atau administrasi yang biasanya telah disediakan untuk user administrator sepanjang user tersebut memiliki hak akses yang sesuai.

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Menurut Rizky (2011:237)[29], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

  1. Verifikasi

  2. Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

  3. Validasi

  4. Menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky (2011:237)[29], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

  1. Waktu

  2. Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

  3. Biaya

  4. Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

  5. Kinerja testing

  6. Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

  7. Kerusakan

  8. Seperti yang telah dijelaskan di subbab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

Tipe-tipe Testing

Menurut Rizky (2011:259)[29], “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

  1. White Box Testing

  2. Menurut Rizky (2011:262)[29], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

  3. Black Box Testing

  4. Menurut Rizky (2011:265)[29], definisi black box testing adalah sebagai berikut: black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

    Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

    1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

    2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

    3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

    4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Suryo Guritno,dkk (2010:302) [30], “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. Sedangkan Sommerville dan Sawyer dalam Siahaan (2012:66)[31], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Adi Nugroho (2010:10)[13], “Akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah Sekumpulan aktivitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Tujuan Elisitas

Menurut Sommerville and Sawyer dalam Siahaan (2012:75)[31], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.

  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bisa teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

  6. Mengidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan/ pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Jenis- jenis Elisitasi

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011 : 302 – 304) [30], Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI:

    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan?

    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?

    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.

    2. Middle (M): Mampu dikerjakan.

    3. Low (L): Mudah dikerjakan.

  4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Penerimaan Barang

Definisi Penerimaan Barang

Menurut Subandi (2009: 143) “Penerimaan adalah menerima atau memasukkan barang kedalam gudang penyimpanan”, sedangkan Arwinas (2008: 23) mendefinisikan bahwa “Penerimaan adalah kegiatan penerimaan barang kedalam gudang atau lapangan penumpukan”. Sementara itu menurut Suyono (2003: 143) “Penerimaan adalah kegiatan menerima barang dari wilayah pelabuhan”.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan merupakan suatu kegiatan penerimaan barang untuk disimpan sementara di dalam gudang. Penerimaan sangat penting karena akan mendukung kegiatan yang lainnya di dalam gudang, kegiatan penerimaan ini sangat membutuhkan ketelitian , karena jika tidak akan menyebabkan banyak masalah. Misalnya kekurangan-kekurangan baik dokumen barang maupun jumlah barang yang akan menghambat kegitan ekspor. Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang bergerak di gudang. Penerimaan barang dari pemasok atau rekanan memang kelihatan mudah, namun bila hal ini tidak memiliki sistem.


Maka bisa dipastikan akan mengganggu produktifitas. Berikut adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang :

  1. Bukti pesanan barang dari Gudang (untuk memastikan pesanan barang dalam spesifikasi tepat).

  2. Bukti Tanda Barang diterima (untuk penagihan).

  3. Cek Bukti Pemesanan dengan Fisik Barang.

  4. Cek Expired Date dan Kondisi Barang.

  5. Memasukkan Barang ke Penyimpanan.

Bukti Pemesanan (Purchase Order)

Menurut Amir MS (2010: 33) “Purchase order adalah surat pernyataan persetujuan (akseptasi) dari importir atas penawaran eksportir yang sifatnya mengikat secara hukum”. Ketika satu pihak memesan sejumlah barang ke pemasok, maka dia akan mengirimkan PO ke pemasok. Barang sesuai jumlah PO ini nantinya akan dibawa ke Gudang tempat yang disiapkan oleh si pemesan. Tim Gudang tentunya tidak selalu tahu jenis barang apa yang dipesan, oleh sebab itu tim Gudang perlu memastikan kesesuaian PO dengan fisik barang yang ada. Setelah PO diperiksa dan sesuai dengan seluruh item yang dibawa, maka selanjutnya dibuat Bukti Tanda terima Barang.

Bukti Tanda Terima Barang

Bukti tanda terima barang serta faktur akan berhubungan dengan penagihan uang. Bukti tanda terima barang akan dijadikan dasar oleh pihak supplier untuk menagih ke pemesan barang. Pentingnya untuk membuat Bukti Tanda Terima Barang ini asli dan ada tanda-tanda yang dilampirkan, semisal PO atau surat lain yang menjamin keaslian dokumen ini.

Operasional

Aktifitas operasional adalah bongkar barang, cek expired, cek kesesuaian pesanan serta memasukkan barang ke penyimpanan. Aktifitas operasional ini merupakan salah satu critical point, mengapa? Berikut beebrapa alasannya :

  1. Bongkar muat barang yang dilakukan oleh kuli bongkar, karena rawan sehingga membuat rusak barang atau resiko kehilangan barang karena dicuri.

  2. Cek kesesuaian barang dengan PO dan Expired date barang dilakukan oleh staff penerimaan barang yang biasanya memiliki sejumlah alasan untuk tidak melakukan aktifitas ini dengan sejumlah alasan seperti, supaya cepat, sudah kenal dengan pemasok, disiplin melakukan sistem, dll. Intinya di poin 1 dan 2 kritis dikarenakan Faktor Sumber Daya Manusia.

Penerimaan Barang di gudang rawan permainan dengan pihak supplier. Staff penerimaan tanpa diketahui oleh pemesan dapat melakukan deal-deal khusus yang merugikan pemesan dan menguntungkan pemasok. Jadi kontrol yang ketat terhadap personil penerimaan cukup penting, hal seperti melakukan rotasi pekerjaan rutin serta bekerja dalam jumlah kecil serta pembatasan wewenang adalah hal-hal praktis yang bisa dilakukan.

Study Pustaka (Literature Review)

Definisi Literature Review

Menurut Mulyandi (2013:17-153) [32], “Penelitian sebelumnya (literature review) merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang di lakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topic penelitian”. Sedangkan Guritno (2010:86), ”literaturereview dalam sebuah penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaaan penelitian yang kita rumuskan”.

Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan literaturereview adalah merupakan survey atau penjelasan penelitian sebelumnya oleh para ahli. Pemahaman lebih lanjut mengenai hubungannya dalam penelitian yang diangkat oleh penulis saat ini adalah literature review merupakan suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

Tujuan Literature Review

Adapun tujuan literature review sebagai berikut:

  1. Untuk mendapatkan landasan teori yang bisa mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti.

  2. Teori yang didapatkan merupakan langkah awal agar peneliti dapat lebih memahami permasalahan yang sedang diteliti dengan benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.

  3. Untuk mendapatkan gambaran yang berkenaan dengan apa yang sudah pernah dikerjakan orang lain sebelumnya.

Manfaat Literature Review

Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai penerimaan barang dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan penerimaan barang dari supplier ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

  1. Penilitian yang dilakukan oleh Heru Sigiarto (2008)

  2. Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Barang Berbasis Web pada PT Aneka Komkar Utama”. Permasalahan yang terjadi pada judul yang diangkat oleh penulis adalah belum terintegrasinya komputer terhadap pihak-pihak yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran barang serta pengamanan terhadap pencatatannya masih sangat manual. Adapun aplikasi penerimaan dan pengeluaran masih menggunakan bahasa pemprograman visual basic 6.0. Rancangan sistem ini memudahkan untuk membuat laporan penerimaan dan pengeluaran barang . maka penulis mengajukan sebuah sistem perancangan yang berbasis web.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Dhimas Setyawardhana (2009)

  4. Penelitian ini berjudul “Komputerisasi Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Barang Jadi pada PT Indosafety Industry Tangerang”. Permasalahan yang terjadi pada judul yang diangkat oleh penulis adalah merupakan salah satu yang alternatif pengganti sistem yang berlangsung selama ini dengan pembentukan sistem yang baru terkomputerisasi yang diharapkan dapat menganti kebutuhan yang timbul untuk meningkatkan kinerja serta meringankan porses kerja dan menghemat waktu dan tenaga sehingga akan mempermudah pengolahan data penyimpanan data.

  5. Penelitian yanag dilakukan oleh Febbye Meilissa K (2008)

  6. Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Permintaan dan Pengeluaran Barang Karyawan pada PT Bintang Indonesia”. Dalam ruang lingkup permaslahannya adalah mmbuat aplikasi persediaan yang hanya dibatasi pada departemen personalia saja mengenai sistem permintaan dan pengeluaran barang karyawan maka penulis mengajukan sebuah sistem perancangan berbasis web yang terintegrasi dengan pihak yang berhubungan.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati Soryaningsih (2010)

  8. Penelitian ini berjudul ”Analisis dan Perancangan Sistem Inforrmasi Penerimaan Bahan Baku Pada PT. Alcan Packaging Flexipag”. dalam ruang lingkup permasalahannya hanya membahas serta menganalisa sistem penerimaan bahan baku dari pembuatan PO (Purchase Order) sampai dengan bahan masuk kegudang tetapi tidak membahas pengeluaran bahan bakunya sehingga tidak diketahui jumlah persediaan bahan baku yang ada. Dan aplikasi penerimaan bahan baku masih menggunakan use case UML Versi 6.0 dan menggunakan pemprograman PHP untuk mengelolah data base pembuatan PO (Purchase Order). maka penulis mengajukan sebuah sistem yang berbasis web.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh M. Syah Reza (2012)

  10. Penelitian ini berjudul “Aplikasi Persediaan Barang Pada CV. Kiki Optical Berbasis Website”. Pada penelitian ini penulis membuat suatu program berbasis website yang bisa digunakan untuk mengontrol stok minimal barang dan menampilkan informasi barang yang ada di gudang. CV. Kiki Optical bergerak dibidang optik kacamata. Aplikasi persediaan barang berbasis website dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk mengelola databasenya dan mampu merekam seluruh data persediaan barang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian di CV. Kiki Optical ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan kuisioner. Dengan adanya sistem berbasis web, pengecekan barang lebih cepat, dapat memudahkan admin membuat laporan bulanan yang lebih cepat, tepat, dan akurat. Tetapi sistem yang diusulkan ini baru sebatas dekstop aplikasi berbasis web dan belum berbasis online.

  11. Penelitian yang dilakukan oleh Makrothymia Hia (2013)

  12. Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang pada PT. Gema Sarana Media”. Pada penelitian ini penulis membahas tentang perancangan sistem informasi persediaan barang untuk mempermudah bagian gudang, yaitu meliputi proses data barang masuk, barang keluar, data supplier, data customer, dan pembuatan laporan persediaan barang pada PT. Gema Sarana Media. Adapun metodologi yang dipergunakan lalu digambarkan dalam bentuk Use Case dengan menggunakan UML versi 6.4. Rancangan sistem ini memberikan banyak kemudahan, yaitu memudahkan proses pembuatan laporan, memudahkan dalam pencarian data, dan memudahkan staf bagian gudang untuk mengetahui stok barang yang masuk dan barang yang keluar.


BAB III

ANALISIS SISTEM BERJALAN

Analisis Organisasi

Gambaran Umum Perusahaan

PT Sophie Paris Indonesia adalah salah satu perusahaan swasta yang memfokuskan diri sebagai distribusi aksesoris fashion dan logistik yang dapat menjangkau seluruh kepulauan di Indonesia. PT Sophie Paris Indonesia beralamatkan di Jl. Pembangunan No.09 RT/RW 002/05 Kecamatan Neglasari Kelurahan Mekarsari Sewan Tangerang Kode Pos 15129.

Sejarah Singkat PT Sophie Paris Indonesia

Sophie Paris adalah perusahaan dan merek busana Indonesia yang berdiri di Jakarta pada tahun 1995. Perusahaan ini mendistribusikan pakaian, aksesoris dan kosmetik dengan metode penjualan langsung. Semua produk yang dijual melalui skema penjualan langsung dengan katalog baru yang diterbitkan setiap 40 hari. Perusahaan ini memiliki lebih dari satu juta anggota aktif yang menjual lebih dari 50.000 produk sehari. Setelah menetapkan kubu di pasar dalam negeri, perusahaan telah dalam beberapa tahun terakhir diperluas di luar negeri.

Awalnya perusahaan ini bernama Sophie Martin, tetapi kemudian ditambahkan kata "Paris" sebagai bagian dari strategi pemasaran. Pendirian Sophie Paris dimulai dari usaha pembuatan tas rumahan oleh ekspatriat asal Perancis, Bruno Hasson. Tas yang diproduksi mendapat sambutan baik dari masyarakat dan lambat laun penjualannya semakin pesat. Oleh sebab itu, Bruno Hasson merekrut karyawan, menyewa gedung, dan menerapkan sistem penjualan langsung dengan memanfaatkan tenaga penjual yang diberi insentif untuk menjual produk Sophie Martin. Selanjutnya Sophie Martin dipasarkan melalui sistem pemasaran berjenjang (MLM) dengan merekrut anggota sebagai mitra untuk memasarkan produk-produk Sophie hingga ke pelosok Nusantara.

Sophie Martin kemudian memperluas bisnisnya keluar negeri dengan membuka kantor perwakilan di Manila, Filipina pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2008, perusahaan ini menerapkan strategi merk Sophie Paris, di mana Sophie Martin menjadi bagian dari merek Sophie Paris yang memayungi beberapa merek di bawahnya. Tahun 2009, Sophie Paris membuka perwakilan di Casablanca, Maroko, dan pada 2010 berhasil melebarkan bisnis hingga ke Vietnam, serta Malaysia pada tahun 2012.

Visi dan Misi

Kami Keluarga besar Sophie percaya bahwa kebahagian dimulai dari karyawan kami yang tercermin dari hasil kerja dan antusias mereka.

Sophie positif kejutan pelanggan dengan nilai produk yang hebat, berbagai pilihan dan pengalaman pelanggan yang luar biasa. Anggota kami mendapatkan kehidupan nyata mengubah kesempatan untuk membuat hidup mereka lebih baik dan meningkatkan pendapatan keuangan mereka. Kami membantu pemasok kami untuk mendapatkan pertumbuhan yang berkelanjutan jangka panjang dengan kami.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah perusahaan karena untuk menunjukan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi. Bagian-bagian maupun tugas dan wewenang dan tanggung jawab masing-masing yang berbeda-beda dalam suatu perusahaan yang merupakan suatu keharusan bagi sebuah per82usahaan. Struktur organisasi pada PT Sophie Paris Indonesia disusun secara bertahap sesuai dengan kondisi dan memperhatikan efektifitas dan efesiensi penggunaan tenaga kerja. Untuk menunjang lancarnya pelaksanaan pengelolaan perusahaan diperlukan adanya struktur kerja dari atasan lalu ke bawahannya seperti yang terlihat pada gambar struktur di bawah ini.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Sophie Paris Indonesia

Tanggung Jawab dan Wewenang

PT Sophie Paris Indonesia dalam manajemennya terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya yaitu:

  1. Manager Warehouse

  2. Wewenang

    1. Mengontrol penerimaan dan pengeluaran barang.

    2. Mengontrol jadwal pengiriman barang.

    3. Mengontrol aktivitas operasional warehouse.

    4. Mengontrol stok barang dan kondisi dilingkungan Warehouse.

    Bertanggung Jawab

    1. Menjaga hubungan baik dengan para staff di Warehouse.

    2. Ikut serta dalam proses rekrutmen staff di Warehouse.

    3. Menilai performa seluruh Warehouse Staff.

    4. Menyetujui atau menolak penerimaan dan pengeluaran barang.

  3. Kepala Bagian

  4. Wewenang

    1. Melakukan penerimaan barang dan meneliti apakah barang yang sesuai dengan faktur dan surat jalan.

    2. Mengecek kesesuaian antara surat pesanan dan surat jalan.

    3. Membuat bukti barang masuk.

    Bertanggung Jawab

    1. Membuat laporan bulanan stock barang kepada direktur logistik.

    2. Menyiapkan barang sesuai dengan surat pesanan.

    3. Mengkoordinir bagian adminitrasi dan checker.

    4. Membuat surat permintaan barang yang ditunjukan kepada direktur logistik.

  5. Coordinator Receiving

  6. Wewenang

    1. Mengkoordinir penerimaan barang dari supplier indirect (import), mulai dari proses serah terima barang dari pihak expedisi, proses check fisik serta pembuatan laporan.

    2. Selalu meng-up to date stock card yang ada berdasarkan keluar masuknya barang secara aktual.

    3. Memasang sticker code/qty & fifo pada setiap bungkus barang.

    4. Menghitung qty barang sebanyak 30% dari total Receiving.

    Bertanggung Jawab

    1. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan penerimaan barang yang masuk ke warehouse TBS.

    2. Mengatur urutan supplier yang akan di bongkar di area receiving.

    3. Membuat jadwal off & shift bagi team receiving.

    4. Bertanggung jawab terhadap kebersihan area kerja receiving.

  7. Admin Receiving

  8. Wewenang

    1. Membuat LPB sesuai hasil cek fisik barang.

    2. Melakukan fut away & membuat maping lokasi.

    3. Membuat laporan receiving barang.

    4. Memeriksa dan mengisi rak yang kosong sesuai fifo.

    Bertanggung Jawab

    1. Bertanggung jawab atas semua barang yang diberikan kepada supplier.

    2. Bertanggung jawab terhadap PIC (checker) atas hasil kerja yang dilakukan.

    3. Bertanggung jawab atas setiap kedatangan barang.

    4. Menjaga kebersihan area kerja.

  9. PIC (Checker)/ Crew Of Group Indepent Supplier Local

  10. Wewenang

    1. Menandatangani dan memberikan nama jelas penerimaan barang di BPM.

    2. Mengecek setiap pengeluaran barang yang di persiapkan oleh team preparation.

    3. Melakukan pencatatan pada receiving incoming board & record leadtime supplier.

    4. Memberikan cap received serta tanda tangan dan nama jelas.

    Bertangung Jawab

    1. Membantu leader group dalam bertindak malakukan penerimaan barang dari supplier indirect(lokal),dimulai dari proses fisik sampai dengan menyusun barang (box) pada waiting area receiving.

    2. Menjalin relationship yang baik diantara sesama staff receiving untuk menciptakan team work yang baik.

    3. Menjaga kebersihan area kerja.

  11. PIC (Checker) /Crew Of Group Indepent Supplier Import

  12. Wewenang

    1. Memonitoring stock, penggunaan, penyimpanan sampai dengan pengadaan lakban, stiker gudang serta form LPB.

    2. Menerima dan memeriksa secara teliti terhadap QTY dan harus sesuai dengan surat jalan yang dikirimkan oleh supplier.

    3. Memastikan dan mengcek semua barang yang dikeluarkan sesuai dengan BPM.

    4. Membantu mengupdate data status kedatangan barang, serta data back up internal receiving yang berhubungan dengan penerimaan barang dari supplier.

    Bertanggung Jawab

    1. Membantu leader group dalam bertindak malakukan penerimaan barang dari supplier indirect(importl),dimulai dari proses penimbangan, check fiisik sampai dengan penyusunan barang di waiting area receiving.

    2. Menjalin relationship yang baik diantara sesama staff receiving untuk menciptakan team work yang baik.

    3. Menjaga kebersihan area kerja.

  13. Admin Input

  14. wewenang

    1. Menginput barang yang masuk berdasarkan surat jalan dan laporan penerimaan barang yang sudah di tanda tangani oleh koordinator receiving dan Qc.

    2. Menginput BSK sesuai dengan permintaan dari Warehouse Manager/Head F/G atas permintaan penjualan.

    3. Mengecheck report BPB dan menyiapakannya untuk ditanda tangani oleh Warehouse Manager/Head of F/G atau Stock control.

    4. Check qty PO dan menginfokan ke PPIC bila jumlahnya lebih dari PO.

    Bertanggung jawab

    1. Membuat input status kedatangan barang di Public.

    2. Membuat input back order export dan back order bc request.

    3. Membuat report Satus kedatangan Barang, reciving Info,Report BPB.

    4. Menjaga kebersihan area kerja.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem Berjalan

Adapun prosedur sistem informasi penerimaan barang pada PT Sophie Paris Indonesia yaitu:

  1. Supplier datang langsung ke bagian loket admintrasi PT Sophie Paris Indonesia dengan membawa surat jalan dan PO.

  2. Bagian adminitrasi membuat surat jalan dan PO untuk dicek pada bagian checker.

  3. Bagian checker mengecek jumlah barangnya dan disesuaikan dengan total quality yang ada di surat jalan.

  4. Bagian checker mengembalikan surat jalan pada bagian admintrasi untuk membuat input data penerimaan barang.

  5. Bagian adminitrasi memberikan tanda terima surat jalan kepada supplier.

  6. Bagian adminitrasi membuat detail laporan penerimaan barang untuk diserahkan pada pimpinan.

Rancangan Sistem yang Berjalan

Untuk menganalisis sistem berjalan, penelitian ini menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

Analisis Sistem yang Berjalan pada Use Case Diagram

Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah system dipakai. Use case merupakan konstruksi untuk mendeskripsikan bagaimana system akan terlihat di mata user, sedangkan use case diagram memfasilitasi komunikasi diantara analis dan pengguna serta antara analis dan client (Siahaan:2014)[31].

Berikut ini adalah gambaran mengenai sistem yang berjalan pada PT Sophie Paris Indonesia berdasarkan gamabar 3.2 dalam use case diagram :

Gambar 3.2 Use Case Diagram Penerimaan Barang

Use Case pada proses penerimaan barang yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Satu sistem berjalan penerimaan barang dari supplier.

  2. Empat actor yang melakukan kegiatan seperti: Admin Receiving, Supplier, Checker, Pimpinan.

  3. Sembilan Use Case yang dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya penerimaan barang, datang langsung, penerimaan surat jalan dan PO, mengecek surat jalan dan PO, cek fisik dengan surat jalan, validasi surat jalan, tanda terima surat jalan, input detail penerimaan barang, membuat laporan penerimaan barang.

Analisis Sistem yang Berjalan pada Activity Diagram

Diagram Activity adalah diagram yang menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berasal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimline untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.

Berikut gambaran sistem penerimaan barang pada PT Sophie Paris Indonesia dalam Activity Diagram :

Gambar 3.3 Activity Diagram Penerimaan Barang

Activity Diagram pada proses penerimaan barang yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Satu initial node sebagai objek yang diawali.

  2. Tiga belas activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya, yaitu: Datang langsung, memberikan surat jalan dan PO, menerima surat jalan dan PO, mengecek surat jalan dan PO, memberikan surat jalan dan PO yang sudah di cek,cek fisik dengan surat jalan,validasi surat jalan, mengembalikan surat jalan, memberikan tanda terima surat jalan, menerima tanda terima surat jalan,input detail penerimaan barang,membuat laporan penerimaan barang, menerima laporan penerimaan.

  3. Satu initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.

Analisis Sistem yang Berjalan pada Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram.

Berikut gambaran sistem penerimaan barang pada PT Sophie Paris Indonesia dalam Sequence Diagram :

Gambar 3.4 Sequence Diagram Penerimaan Barang

Diagram diatas menggambarkan Sequence Diagram untuk proses barang masuk yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Empat Actor yang melakukan kegiatan yaitu supplier, admin receving, checker, pimpinan.

  2. Enam Lifeline yang merupakan objek entity antar muka yang saling berkaitan yaitu: perusahaan, penerimaan surat jalan, PO, cek fisik barang, validasi barang, laporan.

  3. Tujuh Belas Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, yaitu: datang langsung, memberikan surat jalan, menerima surat jalan, mengecek surat jalan, memberikan surat jalan yang sudah di cek, membuat PO, menerima PO, cek fisik barang dengan surat jalan, menerima cek fisik barang, membuat validasi surat jalan, menerima validasi surat jalan, mengembalikan surat jalan, menerima kembali surat jalan, memeberikan tanda terima surat jalan, meneriama tanda terima surat jalan, membuat detail laporan surat jalan, menerima laporan surat jalan.

Analisis Sistem Berjalan

Analisis SWOT

Analisa SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif yang berasal dari internal organisasi (Strenght), kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal (Weakness), peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal (Opportunities) dan ancaman atau resiko yang dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi (Treath).

Tabel 3.1 Analisis SWOT Penerimaan Barang


Analisis Batasan Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan sistem (Boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Karena luasnya permasalahan yang ada dalam penelitian ini, setiap sistem harus mempunyai batasan sistem. Merupakan kesatuan di luar sistem yang dapat berupa organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem.

PT Sophie Paris Indonesia terdapat begitu banyak proses yang dilakukan pada adminitrasi penerimaan barang. Agar proses penelitian tidak terlalu luas dan dapat fokus pada tujuan penelitian yaitu implementasi sistem informasi penerimaan barang berbasis web.

Batasan sistem yang akan dibahas adalah tentang pokok permasalahan sistem informasi yang dimulai dari penerimaan surat jalan yang sistemnya masih belum sempurna yaitu masih menggunakan program komputer standart (Microsoft Excel) penggunaan komputer belum secara maksimal, prosesnya meliputi input data penerimaan secara manual, dan sampai pada pembuatan laporan penerimaan barang.

Analisis Kebutuhan Sistem

Sistem informasi pendataan pada PT Sophie Paris Indonesia membutuhkan ketelitian dalam proses pengolahan data-datanya. Sistem yang ada seharusnya dapat menunjang terutama dari segi peralatan komputer baik itu perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) komputer. Oleh karena itu, program sistem komputer terasa penting dalam menunjang kalancaran pengolahan data, sehingga faktor kesalahan manusia (human error) dapat diperkecil dan hasil yang dicapai dapat lebih efektif dan effisien serta optimal dalam memberikan hasil laporan penerimaan barang kepada atasan.

Analisis Proses

Proses pengolahan data penerimaan barang memang masih dilakukan secara manual. Akan tetapi prosedur laporan yang ada sudah dapat memenuhi keinginan karyawan dan direktur untuk melihat seluruh data penerimaan, hanya saja kendala yang masih dihadapi adalah karena proses pencatatan laporan masih dilakukan secara manual sehingga pembuatan laporan membutuhkan waktu yang lama. Penjelasan lebih rinci mengenai Sistem penerimaan barang pada PT Sophie Paris Indonesia digambarkan dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML).

Analisis Kontrol

Pengendalian yang diterapkan pada sistem penerimaan barang ini sangat berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Kesalahan yang mungkin terjadi bila salah pencatatan laporan penerimaan barang. Pengendalian internal diperlukan untuk mengecek kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi sehingga dapat dikoreksi.

Konfigurasi Sistem

Di dalam membuat analisis program untuk penulisan skripsi, penulis menggunakan konputer dengan konfigurasi minimal sebagai berikut:

Perangkat Keras (Hardware)

  1. Komputer  : ASUS

  2. Processor  : AMD E-450 APU

  3. Monitor  : 14”

  4. Mouse  : Optical

  5. Keyboard  : Standart

Perangkat Lunak (Software)

  1. Windows 7 ultimate

  2. Microsoft Office 2010

  3. Visual Paradigam for UML 6.4 Enterprise Edition

Hak Akses (Brainware)

  1. Adiminitrasi receiving

  2. Adiminitrasi input

  3. Checker

  4. Pimpinan

Analisis Masalah Sistem yang Berjalan dan Alternatif Pemecahan Masalah

Analisis Masalah Sistem yang Berjalan

Berdasarkan analisis yang telah penulisa lakukan, sistem informasi penerimaan barang pada PT Sophie Paris Indonesia saat ini udah berjalan cukup baik. Namun, masih banyak kekurangan atau kesulitan yang dapat menjadikan data sulit untuk dicari bahkan hilang. hal tersebut dikarenakan beberapa permasalahan di antaranya adalah :

  1. Pencatatan yang masih menggunakan sistem manual hanya dibantu dengan Ms. Excel, dan Ms. Word dalam pembuatan laporan. Hal tersebut menurut penulis kurang efisien dan memakan banyak waktu.

  2. Penyimpanan data masih menggunakan sistem pengarsipan sehingga mengakibatkan penumpukan berkas, hal ini dapat menyulitkan pencarian data ketika dibutuhkan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada sistem yang sedang berjalan, penulis memberikan solusi pemecahan masalah yang diusulkan penulis antara lain:

  1. Memanfaatkan sistem informasi berbasis web dan mengembangkan sistem yang telah ada sebelumnya secara maksimal sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang sistem penerimaan barang yang efektif.

  2. Mengembangkan sistem informasi yang berjalan dengan terkomputerisasi berbasis web yang lebih kompleks tetapi mudah untuk digunakan, sehingga dapat mempermudah pengaksesan informasi yang diinginkan dan dapat mempermudah dalam pengelolahan data atau berkas.

User Requitment

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan. Berikut lampiran Elisitasi Tahap I yang telah dibuat :

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

  1. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

  2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M (Mandatory) = Penting

D (Desirable) = Tidak terlalu penting

I (Inessential) = Tidak penting

Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

  1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

  2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

  3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

  1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

  2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

  3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk.

Tabel 3.5 Final Draft Elistasi


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


Rancangan Sistem Usulan

Setelah mengadakan analisis dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada PT Sophie Paris Indonesia ,maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Prosedur usulan yang akan dijelaskan adalah use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.

Prosedur Sistem Usulan

Adapun prosedur sistem usulan pada PT Sophie Paris Indonesia yaitu:

  1. Admin

    1. Melakukan login sistem.

    2. Menampilkan data supplier.

    3. Menampilkan data produk.

    4. Menampilkan data user.

    5. Menampilkan transaksi receive.

    6. Menampilkan transkasi check.

    7. Menampilkan laporan receive.

    8. Menampilkan laporan check.

    9. Logout.

  2. Pimpinan

    1. Melakukan login sistem.

    2. Menampilkan Laporan.

    3. Logout.

Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

Use Case Modelling berfungsi untuk menggambarkan sistem dengan pemakai luar (outsideuser) yang disebut actor. Use Case Diagram digunakan untuk menggambarkan hubungan interaksi antara sistem danpemakai (user).

Gambar 4.1 Use case Diagram Diusulkan untuk Penerimaan Barang

Use Case pada proses penerimaan barang yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Satu sistem berjalan penerimaan barang.

  2. Dua actor yang melakukan kegiatan seperti: admin, pimpinan.

  3. Dua belas use case yang dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya: login, home, data, transaksi, laporan, data user, data supplier, data produk,receive,check, receive, check.

Activity Diagram yang Diusulkan

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang dirancang, bagaimana masing- masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Diusulkan Penerimaan Barang

Activity Diagram pada proses penerimaan barang yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Satu initial node sebagai objek yang diawali.

  2. Dua puluh delepan activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya, yaitu: login, home, data, data user, add, edit, delete, data produk, add, edit, delete,data supplier,add, edit, delete, transaksi, transaksi receive,add,edit,delete, transaksi check, cek, laporan, laporan receive,cetak,laporan check,cetak ,logout.

  3. Satu initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan.

Sequence Diagram yang Diusulkan

Sequence diagram menggambarkan interaksi antara objek didalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

  1. Sequence diagram usulan admin penerimaan barang

  2. Gambar 4.3 Sequence Diagram Usulan Admin Penerimaan Barang

    Sequence Diagram untuk proses barang masuk yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Satu actor yang melakukan kegiatan yaitu admin.

    2. Sepuluh lifeline yang merupakan objek entity antar muka yang saling berkaitan yaitu: login, menampilkan home, data, data user, data supplier, data produk, transaksi, receive, check, laporan, receive, check.

    3. Tiga belas message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang dapat dilakukan oleh aktor.

  3. Sequence diagram usulan Pimpinan

  4. Gambar 4.4 Sequence Diagram Pimpinan

    Sequence Diagram untuk proses barang masuk yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Satu actor yang melakukan kegiatan yaitu pimpinan.

    2. Empat lifeline yang merupakan objek entity antar muka yang saling berkaitan yaitu: login, menampilkan home, laporan, logout.

    3. Tujuh message yang merupakan memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang dapat dilakukan oleh aktor.

Class Diagram yang Diusulkan

Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.

Gambar 4.5 Class Diagram Penerimaan Barang

Berdasarkan gambar 4.5 Class Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. Empat class, himpunan dari objek-objek yang berbagi attribut serta operasi yang sama diantaranya user, supplier, receive, produk.

  2. Dua Multiplicity, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.

State Machine Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.6 State Machine Diagram


Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan terdapat perbedaan sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem yang Berjalan dengan Sistem yang Diusulkan

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data. Hasil analisis pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data memakai class diagram, spesifikasi basis data dan normalisasi. Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data. Hasil analisis pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data memakai class diagram, spesifikasi basis data dan normalisasi.

Spesifikasi Basis Data

Struktur basis data digunakan untuk membantu dalam pembangunan suatu database yang digunakan dalam program aplikasi ini. Beberapa fungsi dari pembangunan database antara lain adalah mampu mengurangi data double atau duplikat data, mampu mencari lokasi atau tempat di mana data disimpan. Pada rancangan tabel di bawah ini akan menjelaskan nama dari suatu field, tipe data yang digunakan, panjang field dan keterangan dari field-field tersebut.

Pada rancangan struktur basis data ini akan ditunjukan mengenai tabel-tabel yang digunakan antara lain :

  1. Nama File  : User

  2. Media  : Hardisk

    Primary Key  : id

    Panjang Record  : 45


    Tabel 4.2 User
  3. Nama File : Supplier

  4. Media : Hardisk

    Primary Key : id_supplier

    Panjang Record : 45

    Tabel 4.3 tbl_supplier
  5. Nama File : Receive

  6. Media : Hardisk

    Primary Key : Id_receive

    Panjang Record : 65

    Tabel 4.4 tbl_receive
  7. Nama File : Produk

  8. Media : Hardisk

    Primary Key : id_produk

    Panjang Record : 233

    Tabel 4.5 tbl_produk

Sistem yang Diusulkan

Tampilan Prototype Halaman Login

Untuk mengawali terbukanya tampilan, maka akan muncul tampilan awal login admin seperti di bawah ini.

  1. Tampilan Login

  2. Gambar 4.7 Tampilan Login Admin
  3. Tampilan Home

  4. Gambar 4.8 Tampilan Home
  5. Tampilan Data User

  6. Gambar 4.9 Tampilan Data User
  7. Tampilan Data Produk

  8. Gambar 4.10 Tampilan Data Produk
  9. Tampilan Data Supplier

  10. Gambar 4.11 Tampilan Data Supplier
  11. Tampilan Transaksi Receive

  12. Gambar 4.12 Tampilan Transaksi Receive


  13. Tampilan Transaksi Check

  14. Gambar 4.13 Tampilan Transaksi Check
  15. Tampilan Laporan Receive

  16. Gambar 4.14 Tampilan Laporan Receive
  17. Tampilan Laporan Check

  18. Gambar 4.15 Tampilan Laporan Check

Rancangan Tampilan Program

Tahap ini merupakan gambaran yang jelas mengenai rancang bangun yang lengkap ke seorang admin yang diteliti, juga sebagai pemenuhan kebutuhan daripada para pengguna sistem.

  1. Tampilan Menu Login

  2. Halaman ini menempilkan menu login yaitu admin harus membuka local host dan ketika masuk ke sistem admin diharuskan untuk login terlebih dahulu.

    Gambar 4.16 Tampilan Menu Login
  3. Tampilan Menu Home

  4. Halaman ini menampilkan menu utama yaitu menu home pada PT Sophie Paris.

    Gambar 4.17 Tampilan Menu Home
  5. Tampilan Menu Data User

  6. Halaman ini menampilkan menu data pada data user.

    Gambar 4.18 Tampilan Menu Data User
  7. Tampilan Menu Data Produk

  8. Halaman ini menampilkan menu data pada data produk.

    Gambar 4.19 Tampilan Menu Data Produk
  9. Tampilan Menu Data Supplier

  10. Halaman ini menampilkan menu data pada data supplier.

    Gambar 4.20 Tampilan Menu Data Supplier
  11. Tampilan Menu Transaksi Receive

  12. Halaman ini menampilkan menu Transaksi pada Transaksi Receive.

    Gambar 4.21 Tampilan Menu Transaksi Receive
  13. Tampilkan Menu Transaksi Check

  14. Halaman ini menampilkan menu Transaksi pada Transaksi Check.

    Gambar 4.22 Tampilan Menu Transaksi Check
  15. Tampilkan Menu Laporan Receive

  16. Halaman ini menampilkan menu Laporan pada Laporan Receive.

    Gambar 4.23 Tampilan Menu Laporan Receive
  17. Tampilkan Menu Laporan Check

  18. Halaman ini menampilkan menu Laporan pada Laporan Check.

    Gambar 4.24 Tampilan Menu Laporan Check


Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Untuk mengimplementasikan sistem ini dengan baik penulis mengklasifikasikannya perangkat keras yang digunakan adalah sebabai berikut :

  1. Komputer  : ASUS

  2. Processor  : AMD E-450 APU

  3. Monitor  : 14”

  4. Mouse  : Optical

  5. Keyboard  : Standart

  6. RAM  : 2 GB

Aplikasi yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan dan menjalankan aplikasi ini adalah sebagai berikut:

  1. Microsoft Windows 7

  2. Mozila Firefox

  3. PHP

  4. MySql

  5. Macromedia Dreamweaver

  6. Visual Paradigam for UML 6.4 Enterprise Edition

Hak Akses (Brainware)

Pengoperasian aplikasi ini dapat diakses oleh:

  1. Admin

  2. Pimpinan

Testing

Pengujian yang dilakukan terhadap Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Barang pada PT Sophie Paris Indonesia ini menggunakan metode pengujian Black Box atau yang biasa disebut dengan pengujian fungsional. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak. Berikut ini merupakan beberapa pengujian yang dilakukan dengan kotak hitam (black box).

  1. Penanganan Kesalahan (Error Handling)

  2. Penanganan kesalahan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kesalahan yang terjadi pada saat proses penggunaan sistem. Berikut merupakan hasil pengujian dari form-form dalam aplikasi.

    Tabel 4.6 Penanganan Kesalahan pada sistem

Implementasi

Schedule

Setelah sistem usulan ini selesai dianalisa dan didesain secara terinci dengan teknologi dandesain yang terpilih, maka tiba saatnya sistem diimplementasikan dan diterapkan. Tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan yang harus dilakukan sebelum sistem yang baru benar-benar digunakan.

Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan antara lain:

  1. Pembuatan Proposal

  2. Pada tahap ini dilakukan pembutan latar belakang masalah, tujuan, manfaat dan juga perumusan masalah secara garis besar sebagai acuan awal penelitian, dilakukan alam rentang waktu satu minggu.

  3. Pengumpulan Data dan Study Pustaka

  4. Proses pengumpulan data digunakan sebagai bahan perancangan sistem, sehingga data-data dapat dirangkum sesuai dengan kebutuhan dan dapat dianalisa yang kemudian dibuat program sistemnya, pada pelaksanaannya membutuhkan waktu satu minggu untuk melakukan pengumpulan data.

  5. Seminar Proposal

  6. Proses presentasi proposal yang telah dibuat berdasarkan data-data yang telah diperoleh, dilakukan selama satu minggu.

  7. Analisis Data

  8. Melakukan pengkajian terhadapdata-data yang telah diperoleh, dilakukan selama satu minggu.

  9. Desain Sistem

  10. Perancangan sistem merupakan penerapan dari suatu hasil analisa yang telah dilakukan oleh seorang analis terhadap data yang dianalisanya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang embuat program. Perancangan sistem berlangsung selama satu minggu.

  11. Pembuatan Program

  12. Pembuatan program adalah kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh user. Pembuatan program berlangsung selama delapan minggu.

  13. Testing Program

  14. Pengujian program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program ke dalam komputer. Pengujian program berlangsung selama dua minggu pada perusahaan yang bersangkutan.

  15. Pelatihan User

  16. Pelatihan terhadap user, admin maupun tenaga kerja yang terkait dengan program yang telah dibuat selama satu minggu.

  17. Implementasi

  18. Setelah kelayakan program telah diketahui, maka langkah selanjutnya dilakukan implementasi program pada perusahaan terkait. Implementasi program berlangsung selama dua minggu.

  19. Dokumentasi

  20. Proses Perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan, berlangsung sejak awal selama enam minggu berawal pada dimulainya kegiatan yaitu pembuatan proposal hingga program diimplementasai pada pihak stakeholder.

    Tabel 4.7 Schedulle Implementasi

Estimasi biaya

Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang di perlukan untuk menyelesaikan penelitian yang di usulkan di bawah ini adalah rincian biaya yang di perlukan untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “Implementasi Sistem Penerimaan Barang Berbasis Web pada PT Sophie Paris Indonesia Sewan Tangerang”.

Tabel 4.8 Estimasi Biaya


BAB V

PENUTUP


Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pendataan yang berjalan pada PT Sophie Paris Indonesia masih menggunakan sistem manual dan dibantu dengan Ms.excel, hal tersebut kurang efisien dan memakan banyak waktu.

  2. Teknik penyimpanan data yang berjalan pada PT Sophie Paris Indonesia masih menggunakan pengarsipan berkas sehingga mengakibatkan penumpukan berkas, kemungkinan berkas yang hilang atau rusak cukup besar, sehingga dapat berdampak pada saat melakukan audit.

  3. Dalam merancang sistem penerimaan di PT Sophie Paris Indonesia menggunakan metode analisis dan perancangan berorientasi objek dengan alat bantu Unified Modeling Language (UML). Dengan adanya suatu sistem terkomputerisasi ini dapat mempermudah admin penerimaan dalam membuat laporan surat jalan terhadap supplier.

Saran

Saran-saran yang bisa penulis berikan untuk meningkatan mutu pelayanan sistem informasi adalah:

  1. Memanfaatkan sistem informasi berbasis komputer dan mengembangkan sistem yang telah ada sebelumnya secara maksimal sesuai dengan kebutuhan yang efektif.

  2. Mengembangkan sistem informasi yang berjalan dengan terkomputerisasi berbasis web yang lebih kompleks, tetapi mudah digunakan sehingga dapat mempermudah pengaksesan informasi yang diinginkan dan dapat mempermudah dalam pengelolaan data atau berkas.

  3. Diperlukan maintenance pada perusahaan, jika memakai sistem penerimaan barang untuk menjaga suatu program dan perlu adanya pelatihan atau sosialisasi untuk menggunakan sistem penerimaan barang.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Aisyah Siti dan Nawang Kalbuana. 2011. “Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME”. Journal CCIT Vol-4 No.2 – Januari 2011.
  2. 2,0 2,1 Mohamad Subhan, Analisa Perancangan Sistem. Lentera Ilmu Cendekia: Jakarta. 2012.
  3. 3,0 3,1 Darmawan, Deni, 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  4. Radit. 2012. Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4 Sutabri, Tata.2012. Analisis Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  7. 7,0 7,1 7,2 7,3 Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  8. Situmorang. 2010. BukuAnalisis Data. Medan: KatalogDalamTerbitan (KDT).
  9. Maimunah. 2012. “Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi dan Promosi”. Jurnal CCIT Vol-5 No.3.
  10. 10,0 10,1 Mustakini, Jogiyanto Hartono, 2010.Sistem Informasi Teknologi, Andi Offset, Yogyakarta.
  11. Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  12. Gata. 2010. “Konsep Implementasi”. Yogyakarta: Andi Offset
  13. 13,0 13,1 13,2 Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan metodeUSDP.Yogyakarta: Andi Offset
  14. 14,0 14,1 Simarmata. Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset
  15. Widodo, Prabowo Pudjo, Heriawati. 2011. Menggunakan UML.Bandung: Informatika.
  16. Sibero, Alexander F.K.2011. Kitab Suci Web Programing.Jakarta: Mediakom
  17. 17,0 17,1 Wahana Komputer. 2010. Membuat Aplikasi Client Server dengan Visual Basic 2008. Yogyakarta: Andi Offset.
  18. Milician.2012. Dreamweaver CS3 Basic USA: University Florida
  19. 19,0 19,1 Anhar, 2010.Panduan Menguasai PHP Dan MySQL Secara Otodidak. Jakarta: Media Kita.
  20. Martono Aris,Padeli, Fitria Dina Murad. (2009). “PengembanganSistem Database Penempatan Tenaga Kerja BerbasisWeb” 2(3), 307.Jurnal CCIT. Tangerang.
  21. 21,0 21,1 Kadir,Abdul. 2009. Dasar perancangan & Implementasi, Yogyakarta: AndiOffset.
  22. Puspitasari A, Heni.2011. Pemrograman Web Database denganPHP &MySQL. Jakarta: Skripta.
  23. Raharjo,Budi. 2011. Belajar Otodidak Membuat Database MenggunakanMySQL.Bandung: Informatika.
  24. 24,0 24,1 24,2 Kustiyahningsih, Yeni. 2011. Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Jakarta: GrahaIlmu.
  25. Oktavian, Diar Puji. 2010. MenjadiProgrammer Jempolan Menggunakan PHP. Yogyakarta: Mediakom.
  26. 26,0 26,1 26,2 Andika. 2012. Panduan Menguasai PHP & My SQL secara Otodidak. Jakarta:Mediakita
  27. 27,0 27,1 Arief, M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
  28. Murad Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. “Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota”. Journal CCIT Vol-4 Agustus 2013.
  29. 29,0 29,1 29,2 29,3 29,4 Rizky,Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta:Prestasi Pustaka.
  30. 30,0 30,1 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. “Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi”. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  31. 31,0 31,1 31,2 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  32. Mulyandi, MuhammadRachman, Monica, Ega Mawarni, Arfiah dan LiyaJayanti. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru HonorBerbasisWeb pada SMA Negeri 6.

Contributors

Desy Indriyani

Diperoleh dari "https://widuri.raharja.info/index.php?title=SI1211474081&oldid=195958"