SI1131470037

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PEMANFAATAN CAHAYASEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK

KOMPOR ELEKTRIKMENGGUNAKAN SMARTPHONE

BERBASIS ARDUINO PADAPECINTA ALAM


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1131470037
NAMA
: Hilmi Nugraha


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PEMANFAATAN CAHAYASEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK

KOMPOR ELEKTRIKMENGGUNAKAN SMARTPHONE

BERBASIS ARDUINO PADAPECINTA ALAM

Disusun Oleh :

NIM
: 1131470037
Nama
: Hilmi Nugraha
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
:Sistem Komputer
Konsentrasi
:Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ..... 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PEMANFAATAN CAHAYASEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK

KOMPOR ELEKTRIKMENGGUNAKAN SMARTPHONE

BERBASIS ARDUINO PADAPECINTA ALAM

Dibuat Oleh :

Nim
: 1131470037
Nama
: Hilmi Nugraha

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang,.... 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
Djoko Soetarno, Ir., Dr., D.E.A.
   
Moch. Ibnu Safari, M.Kom
NID : 07131
   
NID : 14009

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PEMANFAATAN CAHAYASEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK

KOMPOR ELEKTRIKMENGGUNAKAN SMARTPHONE

BERBASIS ARDUINO PADAPECINTA ALAM


Dibuat Oleh :

NIM
: 1131470037
Nama
: Hilmi Nugraha

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PEMANFAATAN CAHAYASEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK

KOMPOR ELEKTRIKMENGGUNAKAN SMARTPHONE

BERBASIS ARDUINO PADAPECINTA ALAM


Disusun Oleh :

NIM
: 1131470037
Nama
:Hilmi Nugraha
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, .......... 2015
Hilmi Nugraha
NIM.1131470037



ABSTRAKSI

Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini, kebutuhan manusia mulai beralih menggunakan sumber daya energi alternatif, mulai dari pemanfaatan angin hingga tenaga surya untuk kebutuhan sumber energy. Indonesia yang terletak tepat pada garis khatulistiwa, menjadikan Indonesia salah satu Negara dengan sumber energy surya yang melimpah. Pemanfaatan energi surya juga digunakan untuk keperluan rumah tangga. Pada penelitian ini sumber energi tenaga surya dimanfaat sebagai sumber daya untuk kegiatan outdoor. Sehingga hal ini dapat memudahkan para penggiat kegiatan outdoor atau pencinta alam, dengan kemudahan dalam penggunaan energi surya yang dikonversi menjadi energi listrik, sehingga dapat digunakan sebagai bahan utama untuk menyalakan sumber api / kompor Elektrik. Kompor listrik tenaga surya ini menggunakan solar cell dan solar cell controller yang digunakan sebagai energy alternative ketika pada saat kondisi jauh dari jangkauan listrik , adapun penggunaan solar cell membutuhkan alat pendukung yang dapat menompang dan digunakan sebagai energi yang dapat digunakan pada saat listrik mati, alat-alat tersebut meliputi aki yang digunakan sebagai penyimpan energi listrik yang diperoleh dari solar cell. Sedangkan inverter digunakan sebagai pengubah tegangan DC menjadi energi listrik AC yang memiliki output sebesar 220 volt AC Serta Smartphone sebagai fungsi untuk menyalakan kompor elektriknya. Kedepannya diharapkan alat ini mampu menjadi energi cadangan yang dapat digunakan untuk kegiatan outdor secara lebih baik, seperti untuk menyalakan lampu tenda dan media isi ulang perangkat elektronik.


Kata Kunci: :Solar Cell, Kompor Elektrik, Pecinta Alam

ABSTRACT

With the development of technology today , human needs began to switch to using alternative energy sources, ranging from wind to solar energy utilization for the needs of energy sources, Indonesia, which is located right on the equator , Indonesia is one country with an abundant source of solar energy. Utilization of solar energy is also used for domestic purposes, In this study solar energy sources utilized as a resource for outdoor activities, So that it can facilitate the instigators of outdoor activities or nature lovers , with the ease of use of solar energy that is converted into electrical energy. so it can be used as a key ingredient to ignite the fire source / Electric stove, Stove solar power using solar cell and solar cell controller that is used as an energy alternative at a time when the condition is far from the reach of electricity. As for the use of solar cell requires a tool that can carry the support and used as energy that can be used at the time of power failure, Such tools include the battery is used for storing electrical energy derived from solar cell. While the inverter is used as a modifier of DC voltage into AC electrical energy which has an output of 220 volts AC Smartphone As well as a function to turn on the electric stove. In the future the tool is expected to become energy reserve that can be used to better outdor activities, like to turn on the lights and media tent rechargeable electronic devices .


Keywords : Solar Cell, , Electric stove, Nature lovers


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Kuliah Kerja Praktek Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Perguruan Tinggi Raharja
  4. Djoko Soetarno, Ir., Dr., D.E.A,. M.Kom, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan dorongan dan bimbingan dalam menyusun laporan skripsi ini hingga selesai
  5. Moch. Ibnu Safari, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan dorongan dan bimbingan dalam menyusun laporan skripsi ini hingga selesai
  6. Bapak Achamd Bahrein, selaku Stake holder.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.
  9. Terimakasih kepada ThePillars,Kuhitech dan Teman-Teman seperjuangan yang telah memberikan saya semangat dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
  10. Luvia Giantika, Marina Hartono, Fanida, Husni, Fazri , Fahri , Abdul Fatah dan lain-lain serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan serta semangat untuk menyelesaikan Laporan Skripsi Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penyusunan laporan ini.
  11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.



Tangerang, ..... 2016
Hilmi Nugraha
NIM. 1131470037

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

 

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA

 

DAFTAR TABEL


 

DAFTAR GAMBAR



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Solarcell atau panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubahcahaya menjadi energi listrik. Karena matahari merupakan sumber cahaya terkuatyang dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai pembangkit listrik yang dapatdiperbaharui. Penggunaan solar cell sebagai sumber listrik alternatif masihsangat minim terutama pada kalangan masyarakat, Karena minimnya sosialisasitentang bagaimana penggunaan solar cell tersebut.

Penggunaansolar cell sangat penting untuk kepentingan masyarakat dan pada umumnya listrikyang dihasilkan bisa dijadikan portable yang artinya dapat dipasang ataudigunakan didaerah yang terdapat yang beriklim tropis, karena mahal biaya yang keluarkanuntuk membuatnya sehingga penggunaan listrik yang menggunakan solar cell masihsangat jarang.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang terus menerus diikuti olehsebagian bahkan hampir semua kalangan tak terkecuali dengan penggunaan tenaga matahari sebagai sumber energylistrik yang dpaat diperbaharui. Pada era sekarang penggunaan tenaga suryasebagai energi alternatif untukpembangkit listrik sudah sangat diperlukan, Dengan memanfaat solar cell sebagaialat yang dapat menyerap energi panas dan dirubah menjadi energi listrik makadapat dibuat sebagai pembangkit energi listrik. Tidaklepas dari hal di atas perkembangan sistem yang umumnya berbasis komputer dan sistem kontrol yangmenggunakan Arduino sudah sangat maju.

Perananperalatan-peralatan kontrol yang dapat membantu dalam mempermudah kegiatanmanusia sehari-hari dan peralatan pembangkit listrik solar cell sudah sangatdibutuhkan ketika hendak melakukan aktifitas didaerah pegunungan yang jauh darikota yang terdapat sumber listrik. Pengontrolan peralatan pembangkit listriktelah menghasilkan metode yang sangat maju seiring dengan perkembanganteknologi alat penyerap energi matahari ini dengan memanfaatkan solar cell.Dengan kemajuan teknologi tersebut pada era sekarang ini alat pembangkit listrik tenaga surya dapatditerapkan sebagai pembangkit listrik didaerah yang sangat sulit dijangkau olehsumber energi listrik milik negara, danmemanfaatan energi matahari sebagai pembangkit listrik dapat dibuat sistemkontrol otomatis berbasis Arduino, seperti lampu jalanan yang menggunakan solar cell sebagai sumberenerginya dan lainnya yang dapat diprogram menggunakan Arduino.Perlunya pemahamantentang komponen-komponen elektronika sangat dibutuhkan. Pada perancangan inijuga menggunakan arduino sebagai pengontrol dari sebuah sistem kerja dari solarcell.

Adapunkeuntungan yang didapatkan dengan menggunakan teknologi Arduinodan solar cell adalah bagaimana sistem kontrol yangkita buat pada pembangkit energi listrik dapat dihubungkan dengan Arduino sebagai alat yangdapat digunakan sebagai energi listrik untuk menyalakan kompor listrik didaerahpegunungan.

Pemanfaatan energimatahari sebagai sumber energi listrik masih sangat sedikit dengan demikianlahirlah ide penulis untuk membuat dan merancang sistem yang dapat digunakansebagai energi alternatif yang berjudul Pemanfaatan Cahaya Sebagai Sumber Energi Untuk Kompor Elektrik Menggunakan Smartphone Berbasis Arduino Pada Pecinta Alam.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana mengkonversi energi surya menjadi energi listrik untuk menyalakan kompor elektrik?

  2. Bagaimana cara menampung energi surya yang telah dikonversi menjadi energi listrik?

  3. Bagaimana cara merancang sistem pengontrolan untuk alat ini ?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkanrumusan masalah di atas, maka dapat diarahkan pada perancangan dan pembuatansebuah sistem sistem pembangkit listrik sebagai alat yang memanfaatkan energimatahari, serta dapat dirancangdengan komponen pendukung sistem yang meliputi:

1. Menggunakan Arduino

2. Smartphone

3. Bluetooth

4. Relay

5. Solar cell

6. DC to AC inverter

7. Rangkaian Elektronika

8. Solar cell converter

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Membantu suatu rangkaian berbasis arduino uno yang dapat digunakan sebagai sistem controlling untuk menyalakan kompor dengan panel surya melalui smartphone android.

  2. Membuat prototype sistem pengisian accumulator (AKI) berbasis arduino uno yang dikontrol melalui android.

  3. Agar RIPALA mempunyai sistem yang ramah lingkungan dalam menyalakan kompor.

Manfaat penelitian

  1. Memudahkan para pencinta alam dalam menyalakan kompor dengan menggunakan energi matahari sebagai energi alternatif.

  2. Meringkankan para pencinta alam dengan panel surya sebagai alat converter DC ke AC untuk menghidupkan listrik dalam menyalakan kompor.

  3. Para pecinta alam lebih cepat dan mudah dalam memperoleh listrik untuk menyalakan kompor.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Wawancara

    Dalam metode ini, penulis mewawancarai salah satu anggota RIPALA sebagai stakeholder.

  2. Metode Studi Pustaka

    Metode untuk mendapatkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis maupun elektronik. Sebagian besar penulis melakukan pengumpulan data dan metode diambil dari situs-situs internet, dan sisanya dari buku cetak.

  • Metode Observasi

    Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian

  • Metode Perancangan

    Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart yang di desain dengan mengikuti cara kerja sistem. Dan pada perancangan alat menggunakan Diagram Blok, metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Pada pembuatan alat ini, penulis menggunakan alat seperti: sensor suara pada Smartphone Android, Arduino, Solar Cell, Solar Charge Contorller.

    Metode Pengujian

    Pada metode pengujian ini yang saya pakai adalah metode pengujian black box, karenaberfokus pada domain informasi dari perangkat lunak

    Metode Prototype

    Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir

    Sistematika Penulisan

    Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan penelitian ini, maka dikelompokan materi penulisan menjadi 5 ( lima ) bab yang masing-masing bagian saling berkaitan antara bab satu dengan bab lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh yaitu :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup penelitian, , metode penelitian dan sistematika penulisan

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab kedua ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalampenyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna

    BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ketiga ini berisikan tinjauan organisasi, gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, struktur organisasi, komponen yang digunakan, berikut pembahasannya.

    BAB IV IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN

    Bab ini berisi tentang implementasi dari sistem yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem dan analisa terhadap Internet Of Things

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan alat dan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN


    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    1. Definisi Sistem

    Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya:

    Menurut Mc Leod (2004) dalam Darmawan (2013:4)[1], sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan.

    Menurut Hartono (2013:9)[2], “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasar fungsi-fungsinya menjadi suatu kesatuan”.

    Menurut Taufiq (2013:2)[3],“Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

    Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem merupakan Kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

     

    2. Karakteristik Sistem

    Menurut Sutabri (2012:13)[4], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components)
      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
    2. Batas Sistem (Boundary System)
      Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
    3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)
      Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
    4. Penghubung Sistem (Interface System)
      Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
    5. Masukan Sistem (Input System)
      Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    6. Pengolahan Sistem (Processing System)
      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
    7. Keluaran Sistem (Output System)
      Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
    8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)
      Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

    Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

    Sumber: Sutabri (2012:13)[4]

     

    3. Klasifikasi Sistem

    Menurut Sutabri (2012:15)[4] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi tersebut di antaranya: sistem abstrak, sistem fisik, sistem tertentu, sistem tak tentu, sistem tertutup, dan sistem terbuka.

    1. Sistem Abstrak (Abstract System)
      Sistem abstrak merupakan adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan.
    2. Sistem Fisik (Physical System)
      adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputerisasi, sistem akuntansi, siste produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya.
    3. Sistem Tertentu (Deterministic System)
      adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat di deteksi dengan pasti sehingga keluaranya dapat diramalkan.
    4. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
      adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas.
    5. Sistem Tertutup (Closed System)
      adalah sistem yang tidak dapat bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingungan. Sistem ini tidak berintraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
    6. Sistem Terbuka (Open System)
      lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya sistem perdagangan.

     

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    1. Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Darmawan (2013:227)[1], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

    Menurut Al-Jufri (2011:141)[5], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

    2. Tahap Perancangan Sistem

    Menurut Darmawan (2013:228)[1], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

     

    Konsep Dasar Data

    1. Definisi Data

    Menurut Darmawan (2013:1)[1], “Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.

    Menurut Taufiq (2013:13)[3], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

    2. Klasifikasi Data

    Menurut Sutabri (2012:3)[6], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:

    1. Klasifikasi data menurut jenis data:
      1. Data Hitung (enumeration/counting data)
        Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
      2. Data Ukur (measurement data)
        Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.
    2. Klasifikasi data menurut sifat data:
      1. Data Kuantitatif (quantitative data)
        Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
      2. Data Kualitatif (qualitative data)
        Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.
    3. Klasifikasi data menurut sumber data:
      1. Data Internal (internal data)
        Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
      2. Data Eksternal (external data)
        Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu:

      a. Data Eksternal Primer (primary external data)

      Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

      b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data).

      Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

    3. Pengolahan Data

    Menurut Sutabri (2012:6)[6] Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. Pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

    1. Penyimpanan Data (Data Storage)
      Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu dta diberi kode menurut jenis kepentingannya. Peraturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah akan mengakibatkan data yang masuk ke dalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.Sistem yang umumnya dalam penyimpanan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. Kadang-kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat, misalnya yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Metode yang terbaik adalah referensi silang (cross reference) antara file yang satu dengan file yang lain. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
      1. File Induk (Master File)
        File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
      2. File Transaksi (Detail File)
        File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

      Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan,dan lain sebagainya. Misalnya, dalam hubungan dengan file kepegawaian, sudah tentu sebuah organisasi, entah itu perusahaan atau jawatan, akan menambah pegawainya. Ini berarti ada tambahan data baru mengenai pegawai. Sementara itu, ada pula pegawai yang pensiun atau berhenti bekerja sehingga putus hubungan dengan organisasi. Dengan demikian, data mengenai pegawai yang bersangkutan akan dikeluarkan dari file tersebut. Tidak jarang pula harus dilakukan perubahan terhadap data seorang pegawai, misalnya kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, menikah, pindah alamat, dan lain sebagainya.

    2. Penanganan Data (Data Handling)
      Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan ke dalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup keterangan pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang. Jadi, hasil pengolahan data itu merupakan data untuk disimpan bagi pengunaan di waktu yang akan datang, yakni informasi yang akan disampaikan kepada yang memerlukan atau mengambil keputusan mengenai suatu hal.

     

    Konsep Dasar Informasi

    1. Definisi Informasi

    Menurut Darmawan (2013:2)[1], “Informasi adalah hasil pengolahan data yang dapat memberikan makna atau arti dan berguna dalam menigkatkan kepastian”.

    Menurut Taufiq (2012:72) [3], “Informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.

    2. Klasifikasi Informasi

    Menurut Sutabri (2012:27)[4], informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Informasi Berdasarkan Persyaratan
      Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:
      1. Informasi yang tepat waktu
        Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.
      2. Informasi yang relevan
        Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.
      3. Informasi yang bernilai
        Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.
      4. Informasi yang dapat dipercaya
        Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.
    2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
      Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
      1. Informasi masa lalu
        Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.
      2. Informasi masa kini
        Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.
    3. Informasi Berdasarkan Sasaran
      Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:
      1. Informasi individual
        Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.
      2. Informasi komunitas
        Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.

    3. Nilai dan Kualitas Informasi

    Menurut Sutabri (2012:30)[4], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif disbanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

    Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

    1. Mudah diperoleh
      Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.
    2. Luas dan Lengkap
      Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.
    3. Ketelitian
      Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
    4. Kecocokan
      Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
    5. Ketepatan Waktu
      Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditamabah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.
    6. Kejelasan
      Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Bebrapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.
    7. Keluwesan
      Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banayk hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
    8. Dapat dibuktikan
      Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
    9. Tidak ada prasangka
      Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
    10. Dapat diukur
      Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

    Menurut Sutabri (2012:33)[4], kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu:

    1. Akurat (Accurate)
      Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
    2. Tepat Waktu (Timeline)
      Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.
    3. Relevan (Relevance)
      Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

    4. Komponen-komponen Informasi

    Menurut Darmawan (2013)[1], sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika di analisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 6 (enam) komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.
    2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.
    3. Branch of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.
    4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.
    5. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yang akan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuain kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
    6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.

     

    Konsep Dasar Pengontrolan

    1. Definisi Pengontrolan

    Menurut Erinofiardi (2012) [7], “Suatu sistem control otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia(otomatis)”.

    Dan sistem kontrol bisa diartikan jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang di inginkan terhadap perubahan waktu.

    Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian.

    Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka (Open-loop Control System) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup(Closed-loop Control System).


    2. Jenis-Jenis Pengontrolan
    1. Sistem Kontrol Loop Terbuka
    2. Menurut Erinofiardi (2012) [7] sistem kontol loop terbuka adalah “suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontol ini nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”


      Gambar 2.2 Sistem Pengendali Loop Terbuka


      Sumber : Erinofiardi (2012) [7]

      Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

    3. Sistem Kontrol Loop Tertutup

    Menurut Erinofiardi (2012) [7] sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang di lakukan”.

    Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.


    Gambar 2.3 Sistem Pengendali Loop Tertutup

    Sumber : Erinofiardi (2012) [7]

    Gambar di atas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim kealat terkendali.

    Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan tersebut. Dalam berbagi sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroller.

    Konsep Mobile Applicatons

    Menurut Edy Irwansyah (2010:61)[8], “mobile applicatons adalah aplikasi perangkat lunak yang dibuat khusus untuk dijalankan didalam tablet dan juga smartphone ".

    Umumnya untuk pembuatan Mobile applicatons para devepor moble app memerlukan IDE atau Integrated development environment dan juga SDK(software development kit), untuk pembuatan atau pengembangan dari mobile Apps.

    Pada dasarnya mobile applicatons bekerja menggunakan tenaga batrei dan juga mendapat dukungan dari prosesor, mobile applicatons sebelum di lempar ke pasaran akan di uji terlebih dahulu menggunakan emulator.

    Konsep Dasar Bluetooth

    A. Definisi Bluetooth

    Menurut Irwansyah (2014:85)[8], ” Bluetooth adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim/menerima data dari device pertama ke device kedua.

    Menurut Enterprise (2010:62)[9], ” Bluetooth adalah alat komunikasi tanpa kabel yang mampu menyediakan layanan transfer data dengan jarak jangkauan yang terbatas”.

    Dari kedua definisi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Bluetooth adalah alat komunikasi tanpa kabel yang digunakan untuk mentransfer data atau untuk mengirim dan menerima data dalam jangkauan jarak tertentu.

    Gambar 2.4 Logo Bluetooth

    B. Cara Kerja Bluetooth

    Menurut Rajasa (2013)[10], ” Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz (antara 2.402 GHz sampai 2.480 GHz) yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host to host Bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas. Bluetooth dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN) di mana menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11 , hanya saja pada bluetooth mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan kemampuan transfer data yang lebih rendah. Pada dasarnya bluetooth diciptakan bukan hanya menggantikan atau menghilangkan penggunaan kabel di dalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu menawarkan fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang relatif rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan mampu menyediakan layanan yang bermacam-macam. Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Beda dengan inframerah yang mendasarkan diri pada gelombang cahaya. Jaringan Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz. Dibangkitkan dengan daya listrik kecil sehingga membatasi daya jangkaunya hanya sampai 10 meter. Penetapan frekuensi ini telah distandardisasi secara internasional untuk peralatan elektronik yang dipakai untuk kepentingan industri, ilmiah, dan medis. Kecepatan transfer data Bluetooth rilis 1.0 adalah 1 megabit per detik (Mbps), sedangkan versi 2.0 mampu menangani pertukaran data hingga 3 Mbps. Sepasang peralatan Bluetooth yang telah tersambung akan membentuk Personal Area Network, disebut juga piconet dan mengacak frekuensi. Akan terjadi transaksi dan percakapan antar peralatan secara otomatis apakah ada data yang hendak dipertukarkan dan pihak manakah yang akan mengontrol komunikasi. Jika dikaitkan dengan masalah keamanan data, maka dapat dikatakan bahwa banyak hal yang perlu mendapat perhatian ekstra pada penggunaan Bluetooth. Koneksi antar peralatan Bluetooth tidak memerlukan campur tangan dari pengguna, melainkan terjadi secara otomatis. Begitu peralatan Bluetooth terdeteksi dan koneksi terbentuk, maka siapa saja dapat mengirimkan data ke peralatan Bluetooth. Beberapa manufaktur peralatan mobile saat ini telah mulai menerapkan teknologi secure Bluetooth, yaitu dengan menggunakan password pada perangkat Bluetooth tersebut.”

    Konsep Dasar Flow Chart

    1. Definisi Flow Chart

    Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8)[11], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program.

    Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116)[12], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

    Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

    2. Cara Membuat Flow Chart

    Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flow chart Menurut Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8): [11],

    1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
    2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
    3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
    4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
    5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
    6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
    7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

    3. Jenis-Jenis Flowchart

    Menurut Sulindawati (2010:8)[11], Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

    1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
      Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistemsecara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem.
      Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).
    2. Flowchart Paperwork (Document Flowchart)
      Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan.
    3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
      Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
      Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.
    4. Flowchart Program (Program Flowchart)
      Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
    5. Flowchart Proses (Process Flowchart)
      Flowchart Proses merupakan teknikmenggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.

     

    Konsep Dasar Prototipe

    1. Definisi Prototipe

    Menurut Simarmata (2010:62)[13], “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

    Menurut Darmawan (2013:229)[1], Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

    2. Jenis-Jenis Prototipe

    Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu: (Simarmata, 2010:64)[13],

    1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)
      Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.
    2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
      dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

    Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

    1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
    2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.
    3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
    4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.
    3. Keunggulan dan Kekurangan Prototipe

    Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Keunggulan dan Kekurangan Prototipe

    Sumber: Simarmata (2010:68)[13]

     

    Konsep Dasar Pengujian

    1. Definisi Pengujian

    Menurut Rizky (2011:237),[14]Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

    Menurut Simarmata (2010:323),[13] “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi. Program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah prose terhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.

    Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Black box dan White box testing.

    2. Definisi Black Box

    Menurut Arie (2014),[15]“ Black Box adalah cara pengujian yang di lakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.”

    Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2),[16]Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure,

    (Kotak hitam pengujian adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) diuji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak)

    Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

    Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

    Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

    1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
    2. Kesalahan interface
    3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
    4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
    5. Kesalahan performa
    6. kesalahan inisialisasi dan terminasi

    Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

    a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

    b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

    c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

    d. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

    e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

    f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

    Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

    a. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

    b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

    c. Menentukan output untuk suatu jenis input.

    d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

    e. Melakukan pengujian.

    f. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

    g. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

    2. Metode Pengujian Dalam Black Box

    Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

    a. EquivalencePartioning

    EquivalencePartioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

    b. BoundaryValueAnalysis

    Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

    c. Cause-EffectGraphingTechniques

    Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    2) Pembuatan grafik Causes-Effect graph

    3) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

    4) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

    d. ComparisonTesting

    Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

    e. Sample and RobustnessTesting

    1) SampleTesting

    Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

    2) RobustnessTesting

    Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

    f. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

    1) BehaviorTesting

    Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    2)Performance Testing

    Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    g. RequirementTesting

    Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

    1) RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

    2) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

    h. EnduranceTesting

    EnduranceTesting melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

    Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

    3. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

    Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

    8_zps9c041ff8.png

    Sumber siddiq (2012:14)

    4. Definisi White Box

    Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2)[16]

    White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing.

    (white Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem . Metode ini dinamakan demikian karenaprogram perangkat lunak , di mata tester , seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat . Pengujian White Box adalahkontras dengan Black Box Testing).

    White Box Testing Advantages

    a.Increased Effectiveness: Crosschecking design decisions and assumptions against source code may outline a robust

    b.design, but the implementation may not align with the design intent.

    c. Full Code Pathway Capable: all the possible code pathways can be tested including error handling, dependencies, and additional internal code logic/flow

    d.Early Defect Identification: Analyzing source code and developing tests based on the implementation details enables

    e. testers to find programming errors quickly

    f.Reveal Hidden Code Flaws: access of program modules.

    g.No Waiting: Testing can be commenced at an earlier stage. One need not wait for the GUI to be available.

    (Keuntungan pengujian White Box)

    a. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat

    b.desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain .

    c.Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .

    d. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan

    e.penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .

    f.Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

    g. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

    Menurut Rizky (2011:262)[14], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.

    a. Decision (Branch) Coverage

    Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

    b. Condition Coverage

    Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

    c. Path Analysis

    Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

    d. Executive Time

    Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

    e. Algorithm Analysis

    Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat.

    Konsep Dasar Elisitasi

    1. Definisi Elisitasi

    Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66) [17], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

    Menurut Guritno (2011:302)[18], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

    2. Tahap-Tahap Elisitasi

    Menurut Guritno (2011:302)[18] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

    1. Tahap I
      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Tahap II
      Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
    3. Tahap III
      Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
      1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.
      2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
      3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
      2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
      3. Low (L) : Mudah dikerjakan.
    4. Final Draft Elisitasi
      Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    3. Requirement Elicitation

    Menurut Guritno (2011) [18] Requirement Elicitation adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yamg akan dikembangkan. Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan diantara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

     

    Teori Khusus

    Mikrokontroler

    a. Definisi Mikrokontroler

    Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17)[19] “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.”

    Menurut Syahwil (2013:53),[20] “Mikrokontroler adalah sebuah system computer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu system Komputer.

    Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi – instruksi yang diberikan kepadanya.Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer.Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

    b. Karakteristik Mikrokontroler

    karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:

    a. CPU (Central Procesing Unit)

    b. RAM (Read Only Memory)

    c. I/O (Input/Output)

    Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

    c.Klasifikasi Mikrokontroler

    mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

    a.ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB)

    b.RAM berkapasitas 68 byte

    c. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

    d.Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

    e.Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

    f. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

    bahwa Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:

    a.RAM (Random Access Memory)

    RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

    b.ROM (Read Only Memory)

    ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

    c.Register

    Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

    d.Special Function Register

    Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

    e.Input dan Output Pin

    Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

    f.Interrupt

    Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

    Operating Sistem Android

    A. Sejarah Android

    Menurut Wicak Hidayat (2011:192)[21],“android adalah sistem operasi untuk perangkat mobile, dan sistem operasi ini bersifat Open source dan dikembangankan berdasarkan kernel Linux .”

    Menurut Agus Wahadyo (2013:2)[22], “android adalah sistem operasi yang di sematkan pada gadget, baik di handphone, tablet, juga sekarang sudah merambah ke kamera digital dan jam tangan. ”

    Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

    Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android.Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

    Fitur-fitur yang dimiliki android adalah:

    a.Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.

    b.Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat telepon seluler.

    c.Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL.

    d.SQLite: untuk penyimpanan data.

    e.Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)

    f.GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G dan WiFi (tergantung piranti keras)

    g. Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan accelerometer (tergantung piranti keras)

    B. Perkembangan Android

    Menurut Nazruddin Safaat H (2012:11)[23],didalam bukunya mengemukakan perkembangan Android dan keunggulannya diantaranya sebagai berikut:

    a.Android versi 1.1

    Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.

    b.Android Versi 1.5 (Cupcake)

    Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa

    langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headsetBluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.

    c.Android Versi 1.6 (Donut)

    Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan, CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, gestures, kemampuan dial kontak, teknologi text to change speech, pengadaan resolusi VWGA.

    d.Android Versi 2.1 (Eclair)

    Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.

    Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikutnya, Google melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik. Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android dalam situs internet juga dianggap penting untuk menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.

    e.Android Versi 2.2 (Froyo: Frozen Yogurt)

    Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD Card, kemampuanWiFi Hotspot portabel, dan kemampuan auto update dalam aplikasi Android Market.

    f.Android Versi 2.3 (Gingerbread)

    Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.

    g.Android Versi 3.0 (Honeycomb)

    Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis.

    h.Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

    Ice Cream Sandwich didesain untuk baik itu telepon ataupun tablet. Android ICS menawarkan banyak peningkatan dari apa yg sudah ada di Gingerbread dan Honeycomb dengan pada saat yang sama memberikan inovasi-inovasi baru. Beberapa peningkatan itu antara lain kemampuan copy paste yang lebih baik, data logging dan warnings, dan kemampuan utk mengambil screenshot dengan menekan power dan volume bersamaan. Selain itu keyboardnya dan kamus juga mendapat perbaikan. Inovasi-inovasi baru di ICS antara lain penggunaan font “Roboto”. di Android 4.0 Ice Cream Sandwich System Bar dan Action Bar. adanya Android 4.0 Ice Cream Sandwich voice control yang memungkinkan kita mendikte teks yang ingin kita ketik. Selain itu Face Unlock merupakan salah satu hal yang menonjol di Android versi baru ini. Juga ada NFC based app yang disebut Android Bump, yang memungkinkan pengguna untuk bertukar informasi/data hanya dengan menyentuhkan gadget.

    i.Android Versi 4.1 (Jelly Bean)

    Android Jelly Bean yaang diluncurkan pada acara Google I/O lalu membawa sejumlah keunggulan dan fitur baru. Penambahan baru diantaranya meningkatkan input keyboard, desain baru fitur pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice Search yang lebih cepat.

    Tidak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui.Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula.Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.

    C. Android SDK

    Menurut Nazruddin Safaat H (2011:15)[23], “SDK (Software Development Kit) merupakan alat bantu dan API dalam mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa pemrograman JAVA”

    SDK Android sebenarnya adalah kumpulan tools yang di sediakan oleh google untuk para pengembang yang ingin mencoba mengembangkan aplikasi android nya. Sdk sendiri merupakan kependekan dari system development kits, dalam sdk ini terdapat tools tool yang di butuhkan dalam pengembangan android, diantaranya adalah:

    a. Adb Shell

    Adb sendiri merupakan bagian dari android developmentbridge yang dapat menjalankan terminal android seperti anda menjalankan terminal pada sistem operasi linux, dan command yang terdapat adalam adb shell sendiri sama seperti command linux pada umumnya, dan sistem yang berjalan pun juga hampir sama seperti linux pada umumnya.

    b. Android Simulator

    Fungsi dari android simulator ini berguna untuk para programer yang ingin melakukan testing aplikasi yang di buat nya kedalam sistem operasi android secara virtual sebelum mengaplikasikanya kedalam handset android sebenarnya, bila kita menjalankan android virtual ini, yang kita lihat sama seperti kita menjalankan handset android yang sesungguh nya, dan versi versi android terdahulu juga bisa kita jalankan apabila kita menginstal dan mendownload nya pada situs resmi google

    c. DDMS

    DDMS dapat mencatat semua log yang aktif yang di lakukan pada ponsel android, hal ini memungkinkan para pengembang juga dapat melakukan benchmark terhadap aplikasi yang dibuatnya apabila sudah di terapkan langsung dalam ponsel android.

    Bluetooth HC 05

    A. Definisi Bluetooth HC 05

    Menurut Anggit Supriyanto(2013)[24], “Bluetooth HC05 adalah Modul Bluetooth to serial yang menggunakan protocol standar Bluetooth V2.0 dan kebutuhan tegangan sebesar 3,3V2'

    Menurut Agung Alpurqon(2014)[25], “Bluetooth HC05 adalah Modul Bluetooth SPP(Serial Port Protoco) yang mudah di gunakan,yang di rancang untuk komunikasi nirkabel dengan penganturan koneksi

    Dari dua penjelasan diatas kita bisa menyimpulakn bahwa Bluetooth HC-05 Adalah sebuah modul Bluetooth SPP (Serial Port Protocol) yang mudah digunakan untuk komunikasi serial wireless (nirkabel) yang mengkonversi port serial ke Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR (Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio berfrekuensi 2,4 GHz.Modul ini dapat digunakan sebagai slave maupun master.

    HC-05 memiliki 2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan Communication mode. AT mode berfungsi untuk melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05. Sedangkan Communication mode berfungsi untuk melakukan komunikasi bluetooth dengan piranti lain.

    Gambar 2.7Bluetooth HC 05

    Panel Surya ( Solar Cell)

    Menurut Humaira (2014:41)[26], Solar Cell adalah sistem yang melibatkan solar panel atau solar cell yang bertugas mengumpulkan tenaga daripada matahari, yang mana tenaga itu kemudiannya digunakan untuk mengecas baterai, lalu baterai itulah yang membekalkan tenaga elektrik kepada kita semua.

    Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan.

    Jumlah penggunaan panel surya di porsi pemroduksian listrik dunia sangat kecil, tertahan oleh biaya tinggi per wattnya dibandingkan dengan bahan bakar fosil - dapat lebih tinggi sepuluh kali lipat, tergantung keadaan. Mereka telah menjadi rutin dalam beberapa aplikasi yang terbatas seperti, menjalankan "buoy" atau alat di gurun dan area terpencil lainnya, dan dalam eksperimen lainnya mereka telah digunakan untuk memberikan tenaga untuk mobil balap dalam kontes seperti Tantangan surya dunia di Australia.

    Sekarang ini biaya panel listrik surya membuatnya tidak praktis untuk penggunaan sehari-hari di mana tenaga listrik "kabel" telah tersedia. Bila biaya energi naik dalam jangka tertentu, atau bila penerobosan produksi terjadi yang mengurangi ongkos produksi panel surya, ini sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

    Pada 2001 Jepang telah memasang kapasitas 0,6 MWp tenaga surya puncak, sementara itu Jerman memilik 0,26 MWp dan Amerika Serikat 0,16 MWp. Pada saat ini tenaga listrik surya seluruh dunia kira-kira sama dengan yang diproduksi oleh satu kincir angin bear. Di AS biaya pemasangan panel surya ini telah jatuh dari $55 per watt puncak pada 1976 menjadi $4 per watt peak di 2001.

    a. Kondisi Solar Cell Saat Ini

    Jumlah energi yang begitu besar yang dihasilkan dari sinar matahari, membuat solar cell menjadi alternatif sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan. Solar cell juga memiliki kelebihan menjadi sumber energi yang praktis mengingat tidak membutuhkan transmisi karena dapat dipasang secara modular di setiap lokasi yang membutuhkan. .

    Solar cell tidak memiliki ekses suara seperti pada pembangkit tenaga angin serta dapat dipasang pada hampir seluruh daerah karena hampir setiap lokasi di belahan dunia ini menerima sinar matahari. Bandingkan dengan pembangkit air (hydro) yang dapat dipasang hanya pada daerah-daerah dengana aliran air tertentu. Dengan berbagai keunggulan ini maka tidak heran jika negara-negara maju berlomba mengembangkan solar cell agar dapat dihasilkan teknologi pembuatan solar cell yang berharga eknomis.

    Hingga saat ini total energi listrik yang dibangkitkan dengan solar cell di seluruh dunia baru mencapai sekitar 12 GW (bandingkan dengan total penggunaan listrik dunia sebesar 10 TW). Dari 12 GW tersebut Jerman merupakan negara terbesar yang telah menginstall solar cell nya yaitu sebesar hampir 5 GW. Meskipun begitu setiap tahunnya terjadi peningkatan produksi solar cell dimana pada tahun 2008 total produksi solar cell di seluruh dunia telah mencapai angka 6,22 GW.

    Nilai produksi yang terus meningkat ini juga terus diikuti dengan upaya untuk menurunkan harga solar modul per Watt peaknya. Saat ini harga listrik yang dihasilkan oleh solar cell sebesar 50 sen $ setiap kWh yang relatif masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan pembangkitan dari sumber lainya seperti dari pembangkit termal yang hanya sebesar 8 sen $ untuk setiap kWh nya.

    Berbagai teknologi telah dikembangkan dalam proses pembuatan solar cell untuk menurunkan harga produksi agar lebih ekonomis. Jenis-jenis solar cell pun saat ini telah berkembang tidak hanya berbasis pada kristal semikonduktor silikon tetapi berbagai jenis tipe dari mulai lapisan tipis, organic, lapisan single dan multi junction hingga yang terbaru jenis dye sensitized solar cell.

    b. Jenis Solar Cell

    Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel. Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon. Penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh Einstein pada tahun 1905. Energi yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan kecepatan c dan panjang gelombang ? dirumuskan dengan persamaan:

    E = h.c/ ?

    Dengan h adalah konstanta Plancks (6.62 x 10-34 J.s) dan c adalah kecepatan cahaya dalam vakum (3.00 x 108 m/s). Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat sebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang gelombang dan frekuensi tertentu. Dengan menggunakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, cahaya yang datang akan mampu dirubah menjadi energi listrik.

    c. Konversi Energi pada Solar Cell

    Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n ( p-n junction semiconductor ) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik.

    d. Lama Usia dari Solar Cell

    Sebuah PV system dengan perawatan yang baik dapat bertahan hingga lebih dari 20 tahun. Sebenarnya dengan kondisi dimana sistem solar cell tidak dipindah-pindah dan terinterkoneksi langsung pada alat listrik, modul solar cell yang melalui fabrikasi yang baik mampu bertahan hingga 30 tahun. Cara terbaik agar sistem solar cell dapat bertahan lama serta tetap stabil performansinya (efisiensinya) adalah dengan melakukan pemasangan dan perawatan yang sesuai serta dalam waktu yang teratur.

    e. Sistem Pembangkit Listrik Solar Cell

    Solar cell merupakan pembangkit yang tidak hanya terdiri dari sistem konversi dari photon sinar matahari menjadi arus listrik atau yang diebut sebagai modul photo voltaik. Perlu ada sistem pendukung yang berfungsi menyimpan energi listrik yang dibangkitkan agar keluarannya dapat lebih stabil dapat digunakan saat tidak ada sinar matahari atau pada saat malam hari. serta Satu unit sistem pembangkit listrik solar cell terdiri dari beberapa komponen antara lain adalah:

    Modul sel surya atau disebut juga panel Photo Voltaik (Panel PV). Modul sel surya terdiri dari beberapa jenis ada yang berkapasitas 20 Wp, 30 Wp, 50 Wp, 100 Wp. Modul PV dilihat dari jenisnya dapat berjenis mono kristal, poli kristal, atau amorphous.

    Penyimpan energi listrik atau dikenal dengan Aki ( battery ) yang bebas perawatan. Batere biasanya dapat bertahan 2-3 tahun. Kapasitas batere disesuaikan dengan kapasitas modul dan besar daya penggunaan listrik yang diinginkan.

    Pengatur pengisian muatan batere atau disebut dengan kontroler pengisian (solar charge controller). Komponen ini berfungsi untuk mengatur besarnya arus listrik yang dihasilkan oleh modul PV agar penyimpanan ke batere sesuai dengan kapasitas batere.

    Inverter, merupakan modul untuk mengkonversi listrik searah (dc) menjadi listrik bolak-balik (ac). Komponen ini digunakan ketika penggunaan listrik yang diinginkan adalah bolak-balik (ac). Meskipun begitu saat ini sudah banyak terdapat alat-alat elektronik maupun lampu penerang yang menggunakan tipe arus searah sehingga beberapa sistem solar cell tidak membutuhkan inverter ini.

    Kabel (wiring), yang merupakan komponen standar sebagai penghubung tempat mengalirkan arus listrik.

    Mounting hardware atau framework, yang merupakan pendukung untuk menempatkan atau mengatur posisi solar panel agar dapat menerima sinar matahari dengan baik. Biasanya framework digunakan untuk menempatkan solar panel pada posisi yang lebih tinggi dari bagian lain yang ada disekitarnya.

    Solar cell controller

    Menurut Antoni (2011:88) Panel surya saat ini masih dianggap mahal , tapi sang arsitek melihat pada masa depan pemanfaatan seluruh bidang atap untuk menyerap energi matahari akan menjadi ide yang dapat diaplikasikan, Charge controller dan inverter yang tidak boleh mengganggu aktivitas rumah tangga, Solar charge controller, adalah komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Solar charge controller berfungsi untuk:

    1. Charging mode: Mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau baterai penuh).

    2. Operation mode: Penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban diputus kalau baterai sudah mulai 'kosong').

    Solar Charge Controller biasanya terdiri dari : 1 input ( 2 terminal ) yang terhubung dengan output panel surya / solar cell, 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan baterai / aki dan 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan beban ( load ). Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena biasanya ada 'diode protection' yang hanya melewatkan arus listrik DC dari panel surya / solar cell ke baterai, bukan sebaliknya.

    Charge Controller bahkan ada yang mempunyai lebih dari 1 sumber daya, yaitu bukan hanya berasal dari matahari, tapi juga bisa berasal dari tenaga angin ataupun mikro hidro. Di pasaran sudah banyak ditemui charge controller 'tandem' yaitu mempunyai 2 input yang berasal dari matahari dan angin. Untuk ini energi yang dihasilkan menjadi berlipat ganda karena angin bisa bertiup kapan saja, sehingga keterbatasan waktu yang tidak bisa diSuplay energi matahari secara full, dapat disupport oleh tenaga angin. Bila kecepatan rata-rata angin terpenuhi maka daya listrik per bulannya bisa jauh lebih besar dari energi matahari.

    a. Charging Mode Solar Charge Controller

    Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage charging:

    Fase bulk: baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk - antara 14.4 - 14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel surya / solar cell. Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk) dimulailah fase absorption.Fase absorption: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam) tercapai, arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai.Fase flloat: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4 - 13.7 Volt). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimun dari panel surya / solar cell pada stage ini.

    b. Sensor Temperatur Baterai

    Untuk solar charge controller yang dilengkapi dengan sensor temperatur baterai. Tegangan charging disesuaikan dengan temperatur dari baterai. Dengan sensor ini didapatkan optimun dari charging dan juga optimun dari usia baterai.

    Apabila solar charge controller tidak memiliki sensor temperatur baterai, maka tegangan charging perlu diatur, disesuaikan dengan temperatur lingkungan dan jenis baterai.

    c. Mode Operation Solar Charge Controller

    Pada mode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over-discharge atau over-load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna untuk mencegah kerusakan dari baterai.

    d. Teknologi Solar Charge Controller

    Ada dua jenis teknologi yang umum digunakan oleh solar charge controller:

    1. PWM (Pulse Wide Modulation), seperti namanya menggunakan 'lebar' pulse dari on dan off elektrikal, sehingga menciptakan seakan-akan sine wave electrical form.

    2. MPPT (Maximun Power Point Tracker), yang lebih efisien konversi DC to DC (Direct Current). MPPT dapat mengambil maximun daya dari PV. MPPT charge controller dapat menyimpan kelebihan daya yang tidak digunakan oleh beban ke dalam baterai, dan apabila daya yang dibutuhkan beban lebih besar dari daya yang dihasilkan oleh PV, maka daya dapat diambil dari baterai.

    Kelebihan MPPT dalam ilustrasi ini: Panel surya / solar cell ukuran 120 Watt, memiliki karakteristik Maximun Power Voltage 17.1 Volt, dan Maximun Power Current 7.02 Ampere. Dengan solar charge controller selain MPPT dan tegangan batere 12.4 Volt, berarti daya yang dihasilkan adalah 12.4 Volt x 7.02 Ampere = 87.05 Watt. Dengan MPPT, maka Ampere yang bisa diberikan adalah sekitar 120W : 12.4 V = 9.68 Ampere.

    Teknologi yang sudah jarang digunakan, tetapi sangat murah, adalah Tipe 1 atau 2 Stage Control, dengan relay ataupun transistor. Fungsi relay adalah meng-short ataupun men-disconnect baterai dari panel surya / solar cell.

    Rangkaian Inverter Voltage DC to AC

    Rangkaian inverter voltage adalah perangkat elektronika yg dipakai buat merubah tegangan listrik DC / searah jadi tegangan listrik AC / bolak balik. Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti batere, panel surya / solar cell menjadi AC. Terdapat dua hal yang perlu menjadi pertimbangan untuk memilih sebuah komponen inverter:

    a. Kapasitas bebannya dlm satuan Watt, utamakan untuk memilih jenis inverter yg memiliki beban kerja sedekat mungkin dengan beban yg mau kita pakai. Tujuannya biar menjadi efisien karena bekerja dengan maksimal.

    b. Pilihlah Inverter yang mempunyai Input DC sebesar 24 Volt atau bisa juga 12 Volt.

    Loss atau disebut juga Rugi-rugi yg terjadi pada komponen inverter umumnya adalah dissipasi daya dengan berbentuk panas. Effisiensi paling tinggi dimiliki oleh grid tie inverter yang dipercaya dapat hingga 95-97 % apabila beban keluarannya sampai dekat dengan rated beban yang dimilikinya. Sedangkan biasanya didapati effisiensi sebuah inverter ialah sekitar 50-90%, dimana faktor pengaruhnya berasal dari beban keluarannya.

    Apabila beban keluarannya hampir dekat dengan beban kerja inverter yang tertulis maka effisiensi yang diperoleh semakin besar, demikian juga sebaliknya. Square wave inverter maupun modified sine wave inverter jika terlalu dipaksa buat beban-beban induktif akan menyebabkan effisiensi menjadi jauh berkurang dibanding dengan true sine wave inverter. Ini disebabkan oleh Perangkat yang akan mengambil daya 20% lebih banyak dr yang disemestinya.

    Rangkaian sederhana ini solusi yang baik untuk pasokan op amp powering ganda terhadap masalah baterai tunggal. Rangkaian hanya mengambil tegangan positif dan membalikkan itu. Rangkaian ini hanya menggunakan satu 555 timer dan beberapa komponen pasif lainnya, sehingga tidak menambahkan banyak ukuran dan biaya untuk pembuatan.

    Konsep Dasar Relay

    Menurut Priyo Jatmiko (2015:15) " Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Elektromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan mekanikal (Seperangkat kontak saklar/switch).

    Berikut ini penjelasan dari gambar di atas:

    1. Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari listrik PLN yang tersambung dari C (Contact).

    2. NC Contact, NC singkatan dari Normally Close. Kontak yang secara default terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi OFF.

    3. NO Contact, NO singkatan dari Normally Open. Kontak yang akan terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) kotika posisi ON.

    4. Common  : bagian yang tersambung dengan NC(dlm keadaan normal)

    Membedakan NC dengan NO:

    1. NC ( Normally Closed ) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common.

    2. NO ( Normally Open ) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.

    Rangkaian Elektronika

    1. Lampu led

    Menurut Colin Smith (2013:18) : Lampu LED adalah (light-emitting diodes), LED hanya digunakan sebagai indikator peralatan elektronik dan bahkan berhasil merambah ke dunia jam digital pada tahun 1980-an. Perkembangan terbaru dalam teknologi telah memungkinkan LED menjadi lampu yang sangat kuat dan memancarkan banyak cahaya Lampu led terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk dari lampu led, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya. Bentuk fisik dari lampu led dapat dilihat pada gambar 2.22 sebagai berikut:

    2. Definisi Resistor

    Menurut Winarno (2011:39)[27], “Resistor adalah salah satu komponen elektronik yang membatasi arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup”.

    Menurut Sandy Hermawan (2014:262)[28], “Resistor adalah satu elemen elektronika yang di gunakan sebagai hambatan listrik”.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi memberikan tahanan atau hambatan arus listrik.

    Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi sepertinikel-kromium)

    Gambar 2.15 Resistor

    (Sumber: Winarno (2011:39)

    3. Transistor

    Menurut Kadir (2013) [29] Transistor merupakan komponen dengan fungsi bermacam-macam. Komponen ini dapat berfungsi seperti layaknya keran air. Arus yang dialirkan bisa diatur secara elektronis berdasarkan kategori, ada transistor yang tergolong sebagai PNP dan ada pula yang termasuk sebagai PNP. N dan P menyatakan semikonduktor .pada PNP, dua lapis semikonduktor tipe p dan satu lapis semikonduktor tipe n.. pada NPN, dua lapis semikonduktor tipe n. pada NPN, dua lapis semikonduktor tipe n dan mengapit satu lapis semikonduktor tipe p.

    Gambar 2.16 Transistor

    Sumber: Kadir (2013)[29]

    4. Dioda

    Menurut widodo (2010:41) [30], dioda adalah komponen semikonduktor yang mengalirkan arus satu arah saja. Dioda terbuat dari germanium atau silikon yang lebih dikenal dengan dioda function. Sturktur dari dioda ini sesuai dengan namanya, adalah sambungan antara semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. semikonduktor tipe P berperan sebagai anoda dan semikondkutor tipe N berperan sebagai katoda. Dengan struktur ini arus hanya dapat mengalir dari sisi P ke sisi N.

    Ada tiga kalimat kunci yang membedakan dioda dengan komponen lain:

    1. Memiliki dua terminal seperti halnya resistor.
    2. Arus yang mengalir tergantung pada beda potensial antara kedua terminal.
    3. Tidak mematuhi hukum OHM.

    Gambar 2.17 Bias arus dioda

    5. Kapasitor

    Menurut Kadir (2013) [29] Kapasitor adalah komponen yang berguna untuk menyimpan muatan listrik ukuran muatan listrik yang bisa ditampung biasa dinamakan kapasitansi dan satuan yang digunakan adalah farad. Satuan-satuan yang lebih kecil adalah µF (baca:microfarad), dan pF(pikrofarad).

    Gambar 2.18 Kapasitor

    Sumber: Kadir (2013)[29]

    Literature Review

    Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:86)[18], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut:

    1.Penelitian yang telah dilakukan oleh Muhaimin dan Teuku Hasanuddin dari Politeknik Negeri Lhokseumawe sebagai bentuk Jurnal Penelitian Ilmiah dengan judul “Rancang Bangun Prototipe Kompor Energi Surya ” . Pada penelitian ini penulis bertujuan untuk mendapatkan sebuah data pemanfaatan energy surya sebagai bahan bakar untuk kebutuhan memamasak. Dari prototype ini akan diharuskan rata-rata pengisian aki 3,75 A memiliki kemampuan mengisi aki sebesar 30 Ah/hari. Gelombang inverter yang dihasilkan memiliki amplitude dan frekuensi mendekati nilai sumber PLN yaitu 219 Volt, 51 Hz, prototype kompor energy surya dapat dioperasikan selama 1,43 Jam pada daya 300 Watt dengan menggunakan inverter, sel surya dan aki.

    2Penelitian yang dilakukan oleh Budi Wiyono yang berjudul “Optimalisasi Panel Sel Surya Dengan Menggunakan Sistem Pelacak Berbasis Mikrokontroler At89c51” pada Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2005. Pada penelitian ini peneliti membuat sistem pelacak panel surya. Kerja Sistem ini adalah mengendalikan arah penel surya agar tegak lurus dengan arah datang sinar matahari. Inti dari alat ini adalah sebuah chip mikrokontroller AT89C51 yang merupakan keluarga MCS-51 intel. Timer mode 1 pada mikrokontroller AT89C51 mengatur putaran motor steper untuk menggerakan panel agar sesuai dengan arah pergerakan matahari.

    3Penelitian yang dilakukan oleh Reza Handaru Winasis yang berjudul “Pemanfaatan Sensor Accelerometer Pada Smartphone Android Sebagai Kendali Pagar Rumah Melalui Bluetooth” pada perguruan tinggi STMIK Raharja tangerang pada tahun 2014. Pada penelitian ini peneliti membuat sistem menggunakan terdapat fitur untuk komunikasi antar gadget yaitu Bluetooth. Selain itu ada beberapa sensor yang tertanam pada smartphone Android, salah satunya adalah sensor Accelerometer. Dengan memanfaatan dua fitur tersebut secara optimal dapat digunakan sebagai alat pengendali. Dalam kasus ini, objek kontrol yang digunakan sebagai contoh adalah pagar rumah. Untuk mengendalikan sebuah pagar rumah diperlukan mikrokontroller yang terkoneksi dengan smartphone Android melalui jaringan Bluetooth, sementara itu sebuah mesin diperlukan sebagai penggerak dari pagar tersebut dengan putaran searah jarum jam dan dengan putaran melawan arah jarum jam.

    4Penelitian yang dilakukan oleh Enda yang berjudul “Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Remote Kunci Sepeda Motor Berbasis Bluetooth Menggunakan Android” pada Universitas Telkom Tahun 2015. Pada penelitian ini peneliti untuk membuat aplikasi remote kunci sepeda motor berbasi bluetooth menggunakan android. Aplikasi sistem ini dapat membantu user dalam menyalakan mesin sepeda motor dari jarak tertentu tanpa bluetooth serta kinerja sistem.

    5Penelitian yang telah dilakukan oleh Marwani dari Universitas Sriwijaya sebagai bentuk Jurnal Penelitian dengan judul “Potensi Penggunaan Kompor Energi Surya untuk Kebutuhan Rumah Tangga ”. Pada penelitian ini peneliti ini menggunakan kompor energi surya tipe kolektor parabola berdiameter 166 cm dan aluminium foil sebagai bahan reflektornya. pengujian dilakukan dengan memansakan air sebanyak 2,5 liter. dari hasil pengujian dengan berbagai kondisi radiasi termal matahari disimpulkan bahwa kompor energi surya dapat berfungsi dengan baik jika radiasi termal matahari berkisar antara 500 W/m2 sampai dengan 900 W/m2 slama lebih kurang 3 jam.

    Dari lima Literature Review yang ada, telah banyak penelitian mengenai tentang Kompor Energi Surya, Android, Bluetooth dan Smartphone. Maka dari itu penulis mengambil satu sample atau contoh untuk dijadikan acuan dari ke 5 (lima) literature review diatas yaitu dengan judul Potensi Penggunaan Kompor Energi Surya untuk Kebutuhan Rumah Tangga Pada Universitas Sriwijaya yang menggunakan jenis penelitian dan pengembangan. Pada penelitian tersebut peneliti belum menggunakan media pengontrolan smartphone.

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Organisasi

    Sejarah Singkat Organisasi

    Organisasi ini merupakan sebuah organisasi pecinta alam yang dibentuk atas dasar kesamaan hobi terhadap aktifitas alam terbuka serta kepedulian mahasiswa STMIK/AMIK Raharja Informatika pada alam dan lingkungan sekitar. Organisasi ini juga dibentuk untuk mempererat tali persaudaraan diantara sesame mahasiswa STMIK/AMIK Raharja Informatika. Adapun tujuna dari organisasi ini adalah mendidik para anggotanya untuk percaya pada kemampuan sendiri, berani, ulet dan tabah serta mempunyai rasa cinta pada alam dan lingkungan sekitarnya sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam bidang social kemanusiaan baik dalam lingkungan internal kampus maupun lingkungan sekitarnya.

    Organisasi ini bernama RIPALA (Raharja Informatika Pecinta Alam) Yang bergerak dalam bidang penggiat alam terbuka di Kampus Raharja sebagai salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), Organisasi ini juga bertempat di Kampus Perguruan Tinggi Raharja . Jl. Jenderal Sudirman No.40 Modern Land Cikokol – Tangerang, organisasi ini didirikan dan diresmikan pada tanggal 23 Februari 1999

    Struktur Organisasi

    STRUKTUR KEPENGURUSAN ORGANISASI RIPALA

    (RAHARJA INFORMATIKA PECINTA ALAM)

    1. Pengurus Inti Raharja Informatika Pecinta Alam Terdiri dari :

    a. Ketua Umum

    b. Sekretaris

    c. Bendahara

    2. Pengurus Lengkap terdiri dari :

    a. KABID I Personalia

    b. KABID II Operasional

    c. KABID III Dokumentasi

    d. KABID IV Logistik

    Tugas dan Tanggung Jawab

    Untuk melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Raharja Informatika dan Pecinta Alam mempunyai fungsi

    1. Ketua Umum

    Ketua umum bertindak atas nama organisasi secara keseluruhan

    a. Ketua Umum Mengkoordinir Ketua Bidang ( Kabid)

    1. Bidang I : Personalia

    2. Bidang II : operasional

    3. Bidang III : Logistik

    4. Bidang IV : Publikasi dan Dokumentasi

    b. Struktur Organisasi dibuat atas kondisi atau penyesuian kondisi SDM yang ada

    c. Ketua Bidang adalah mandataris dan penanggung jawab penuh organisasi selama periode jabatannya

    d. Apabila ada kabid yang berhalangan maka diwakilkan dengan surat pendelegasian tugas mandate yang dibuat dari kabid yang lain

    e. Tindakan Ketua Umum adalah hasil rapat pengurus

    f. Diangkat dan diberhentikan oleh Mubes

    2. Sekretaris

    a. Sekretaris Berhak bertindak atas bidang yang dijabatnya

    b. Mengatur dan mengurus persoalan – persoalan surat menyurat, baik keluar maupun kedalam organisasi, dan setiap surat harus ditandatangani oleh sekretaris

    c. Apabila berhalangan , sekretaris harus melapor kepada ketua umum sehingga ketua umum dapat menunjuk kepala bidang lain untuk menggantikan dengan surat pengangkatan yang disahkan

    d. Bertanggungjawab kepada ketua umum

    e. Diangkat dan diberhentikan oleh ketua umum

    3. Bendahara

    a. Bendahara berhak bertindak atas bidang yang dijabatnya

    b. Mengusahakan dan mengurus keluar masuknya uang organisasi dengan tercatat

    c. Bendahara mengurus yang ada pada AD BAB VI Pasal 14

    d. Apabila berhalangan, sekretaris harus melapor kepada ketua umum sehingga Ketua Umum dapat menunjuk kepala bidang lain untuk menggantikan dengan surat Pengangkatan yang disahkan

    e. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

    f. Diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Umum

    4. Kepala Bidang (KABID)

    a. KABID berkewajiban menjalankan tugas sesuai bidangnya

    b. KABID berhak mengajukan saran yang berhubungan dengan tugasnya

    c. Bertanggung jawab Kepada Ketua Umum

    d. Diangkat dan diberhentikan oleh ketua umum

    Perancangan Modul-Modul yang digunakan

    Pada perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang digunakan meliputi rangkaian elektronika, arduino, panel solar cell, serta perangkat lunak yang digunakan yaitu program Ide Arduino 1.0.5.

    Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.1. Alat yang akan dirancang akan membentuk suatu sistem “Pemanfaatan Cahaya Sebagai Sumber Energi Untuk Kompor Elektrik Menggunakan Smartphone Berbasis Arduino Pada Pecinta Alam”.

    Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut :

    A. Alat yang digunakan meliputi:

    1. Personal Computer (PC).
    2. Solder timah.
    3. Smartphone.
    4. Solder karet.
    5. DC to AC inverter
    6. Solar cell converter
    7. Panel Solar cell
    8. Accu sebagai penyimpan energi
    9. Modul Arduino Uno sebagai papan Board mikrokontroler.

    B. Software yang digunakan

    1. Software Arduino 1.0 untuk menulis program arduino.
    2. Software Fritzing ( Untuk Menggambar Schematik)

    C. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

    1. Relay SPDT.
    2. Bluetooth
    3. IC regulator LM7805
    4. Kapasitor Elco 1000 microFarad/35volt, 100 microFarad/16volt
    5. Resistor 220 ohm, 10 kOhm.
    6. Lampu led.
    7. Heatshink (alumunium pendingin).
    8. Jack baterai.
    9. Switch On/Off
    10. Timah solder
    11. Kabel konektor.
    12. Pin header.
    13. Transistor 2n2222
    14. Dioda IN4007
    15. Printed circuit board.

    Merancang Schematic Hardware

    1. Rangkaian Power Supply

    Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

    Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).

    Pada rangkaian catu daya ini menggunakan dua buah sumber output catu daya, yang akan digunakan terpisah untuk memberikan tegangan kerja pada masing-masing rangkaian. Rangkaian yang menggunakan tegangan sebesar +5 Volt DC adalah Bluetooth.

    2. Rangkaian Lampu Led

    Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.

    Lampu led digunakan sebagai lampu sebagai indikatornya dari sistem. Prinsip kerja dari rangkaian diatas adalah ketiaka pada saat mendapatkan input-an dari smartphone ataupun sebaliknya maka lampu tersebut akan menyala ataupun mati. Rangkaian diatas tidak membutuhkan power eksternal karena daya yang dibutuhkan sangat kecil, dan cukup langsung dihubungkan dengan mikrokontroller. Adapun cara menulis program untuk lampu led dapat dilihat pada gambar berikut ini.

    3. Rangkaian Bluetooth HC-06

    Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan ataupun antara device.

    Dalam penggunaan bluetooth perlu diketahui adalah jalur yang digunakan untuk melakukan komunikasi yaitu jalur RX dan jalur TX dan bluetooth juga memerlukan sumber daya, sumber daya yang diperlukan adalah tergantung jenis bluetooth yang digunakan, pada perancangan sistem ini menggunakan bluethoot HC-06 yang memerlukan daya sebesar +5 volt Dc.

    Fungsi bluetooth dalam sistem ini yaitu sebagai media penghubung antara handphone dan mikrokontroller, dimana bluetooth tersebut dihubungkan dengan sistem mikrokontroller pada jalur RX dan TX yang berfungsi sebagai jalur pengirim dan jalur penerima, sehingga handphone dan mikrokontroller dapat berkomunikasi dengan baik.

    3. Rangkaian Relay

    Pada dasarnya penggunaan rangkaian relay dimaksudkan untuk menghidupkan dan mematikan arus tegangan kerja pada rangkaian kontrol listrik sehingga arus yang mengalir dapat dihidupkan atau dimatikan sesuai dengan kebutuhan.

    Pada dasarnya cara kerja rangkaian relay akan bekerja ketika mendapat inputan dari smartphone, setelah diterima data yang dikirimkan tersebut lalu diproses oleh mikrokontroller dan akan memberikan sinyal “HIGH” pada rangkaian relay yang artinya rangkaian relay tersebut akan berada pada kondisi aktif dan rangkaian kontrol pada relay akan mendapatkan arus, sehingga rangkaian relay dapat bekerja sesuia dengan apa yang diinginkan.

    Untuk memberikan tegangan kerja pada sebuah relay perlu dikonfigurasikan terlebih dahulu pada program arduino. Dan untuk mendeklarasikan relay pada program arduino dapat dilihat seperti gambar berikut ini:

    Gambar diatas adalah bagaimana cara mengkonfigurasikan relay pada program arduino, dalam rangkaian sistem ini relay di pasangpada pin 13 dan 10 arduino.

    4. Rangkaian Solar Cell Kontroller

    Penggunaan solar cell digunakan sebagai energy alternative ketika pada saat kondisi jauh dari jangkauan listrik pemerintah, adapun penggunaan solar cell membutuhkan alat pendukung yang dapat menompang dan digunakan sebagai energi yang dapat digunakan pada saat listrik mati, alat-alat tersebut meliputi aki yang digunakan sebagai penyimpan energi listrik yang diperoleh dari solar cell. Sedangkan inverter digunakan sebagai pengbah tegangan DC menjadi energi listrik AC yang memiliki output sebesar 220 volt AC.

    Pada dasarnya pengunaan panel solar cell ini dapat digunakan sebagai alat yang dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk menyalakan kompor listrik dan lampu.

    5. Rangkaian Sistem Keseluruhan

    Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar 3.14 sebagai berikut:

    Keterangan dari jalur-jalur diatas:

    1. Jalur merah sebagai arus positif (+)

    2. Jalur hitam sebagai arus negatif (-)

    3. Jalur biru sebagai jalur data.

    Diagram Blok

    Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras, maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.1 di bawah ini :

    Cara Kerja Alat

    Pada bagian ini menjelaskan bagaimana sebuah sistem mikrontroller yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan. Sistem yang dibangun adalah sistem yang dapat pembangkit listrik tenaga surya.

    Pembuatan Alat

    Perangkat Keras (Hardware)

    1. Personal Computer (PC)

    Merupakan alat yang sangat berperan penting karena penulisan listing program dan merancang interface menggunakan komputer.

    2. Solder Timah

    Merupakan sebuah alat yang dapat mencairkan timah yang nantinya untuk menghubungkan koneksi antar satu komponen dengan komponen lainnya.

    3. Solder Karet

    Merupakan sebuah alat yang digunakan antara bahan seperti kayu sehingga tidak menggunakan alat perekat lain dalam membangun prototype.

    4. Arduino sebagai otak dari sistem

    Merupakan modul arduino yang menggunakan mikrokontroller Atmega 328 yang dapat diprogram berulang kali, penggunaan modul mikrokontroller Atmega 328 sudah sangat cukup karean pin yang di kontrol yang digunakan sudah lebih dari kebutuhan sistem.

    5. IC Regulator

    Merupakan alat yang dapat merubah tegangan masuk menjadi tegangan keluar yang stabil.

    6. Kapasitor

    Merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik dan merupakan komponen yang penting dalam membangun suatu rangkaian elektronika.

    7. Resistor

    Merupakan komponen elektronika dengan dua kutub yang didesain untuk megatur tegangan listrik dan arus listrik, resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronika dan sirkuit elektronika.

    8. Lampu led

    Merupakan komponen elektronika yang digunakan sebagai lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukan status dari perangkat elektronika tersebut.

    9. DC to AC Inverter

    Merupakan alat yang dapat mengubah energy listrik dc menjadi energy listrik ac.

    10. Panel solar cell

    Merupakan panel yang digunakan untuk menyerap energy matahari menjadi enerdi listrik.

    11. Panel surya controller

    Merupakan alat yang digunakan untuk dapat mengontrol sistem listrik pada pembengkit listik tenaga surya.

    12. Dioda

    Merupakan komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor yang digunakan sebagai penyearah arus tegangan.

    13. Transistor

    Merupakan komponen elektronika yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan dan modulasi sinyal.

    14. Heatshink (Aluminium Pendingin)

    Merupakan alat pendingin IC yang dapat membantu menyetabilkan suhu pada IC Regulator.

    15. Jack Baterai

    Merupakan komponen yang dapat digunakan sebagai media untuk menghubungkan antara power supply dan rangkaian elektronika.

    16. Switch On/Off

    Merupakan alat yang biasa di gunakan untuk memutus dan menyambung arus listrik.

    17. Timah solder

    Merupakan alat yang dapat di cairkan ketika dipanaskan.

    18. Kabel konektor

    Merupakan alat yang digunakan sebagai jalur penghubung baik antara sesama piranti internal maupun piranti eksternal.

    19. Pin header

    Merupakan socket yang dapat disambungkan dengan kabel konektor.

    20. Printed Circuit Board (PCB)

    Merupakan alat yang digunakan untuk merakit komponen-komponen elektronika sehingga menjadi sebuah rangkaian yang diinginkan.

    21. Bluetooth

    Merupakan perangkat yang digunakan sebagai media komunikasi antara arduino dan smartphone.

    Perangkat Lunak (Software)

    1. Perancangan Software Arduino

    Merupakan software yang disediakan dalam penulisan listing program yang disediakan oleh developer arduino. Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino dapat dilihat seperti gambar 3.14. sebagai berikut:

    Dalam pemrograman arduino yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada gambar 3.16. sebagai berikut:

    Setelah form utama program Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi pengalamatan port koneksi yang ada pada device manager.

    Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuka layar device manager, dimana langkah-langkah diatas dimulai dari membuka tombol start yang ada pada sistem operasi windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.18. sebagai berikut:

    Device manager digunakan untuk mengatur komunikasi serial port, ketika pada saat ingin mengatur port koneksi pada port tertentu sehingga bisa diatur sesuai dengan port yang ada pada arduino.

    Seting koneksi port pada Arduino 1.0 dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.

    Gambar diatas menunjukan pemilihan board arduino yang akan dipakai, ketika hendak menggunakan board arduino yang akan dipakai yang perlu diperhatikan adalah tipe board arduino, karena arduino memiliki banyak sekali jenis yang dapat digunakan dalam project mikrokontroller. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board arduino dengan tipe arduino uno, yang dimana arduino uno ini terdapat chip mikrokontroller yang di pakai dalam project ini.

    Setelah IDE arduino terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan menyimpan listing program dengan nama berekstensi .pde

    Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan. Setelah melakukan penyimpanan file program, selanjutnya tahap penulisan listing program, dapat di lihat pada gambar 3.23 sebagai berikut:

    Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan dengan demikian baru sistem arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Setelah langkah pada gambar di atas dilakukan, agar sistem dapat bekerja sesuai dengan yang dinginkan, selanjutnya lakukan penulisan listing program secara keseluruhan.


    Setelah melakukan penulisan program secara keseluruhan maka proses selanjutnya adalah melakukan proses kompilasi atau melakukan pengecekan terhadap baris program yang masih salah, adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut.


    Proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak dan ketika pada saat yang bersamaan ketika terjadi error maka program tersebut ditidak dapat diupload kedalam mikrokontroller.


    Pada gambar 3.27. menunjukan hasil dari kompilasi listing program dan hasil dari proses kompilasi tidak terjadi error, artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang nantinya akan ditanamkan ke dalam sistem mikrokontroller melalui board arduino uno.

    2. Pengisian program ke dalam board arduino uno

    Mikrokontroller bisa bekerja jika di dalamnya sudah dimasukkan listing program, program yang akan dimasukan kedalam mikrokontroller melalui board arduino yaitu program aplikasi yang dibuat dengan aplikasi Arduino 1.0.5 Untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

    Arduino sebagai media untuk memasukan program ke dalam mikrokontroller, maka program yang ditulis pada ide Arduino 1.0.5 dapat langsung dimasukan kedalam mikrokontroller. Langkah selanjutnya sebelum listing program dimasukan ke dalam mikrokontroller, yang perlu diperhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan

    listing program, proses pemilihan board yang digunakan untuk memasukan listing program dapat dilihat pada gambar 3.27. sebagai berikut:



    Setelah jenis board sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah memasukan program ke dalam mikrokontroller dengan menggunakan Modul Arduino Uno. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut.


    Pada tampilan pemrograman Arduino 1.0.5 diatas, dilakukan dengan mengklik tombol upload yang ada pada Arduino 1.0.5, pada saat mengupload listing program secara otomatis akan menampilkan pesan bahwa proses upload program tidak terjadi error atau sukses. Proses upload listing program yang tidak terjadi error dapat dilihat pada gambar 3.29 sebagai berikut:

    Setelah langkah upload listing program selesai, maka sistem mikrokontroller sudah dapat bekerja dengan berjudul “JUDUL MASUKIN SINI YA” sudah siap digunakan. Dan adapun listing program keseluruhannya dapat dilihat pada gambar berikut.

    Flowchart Sistem

    Pada pembuatan sebuah sistem kontrol diperlukan sebuah gambar yang dapat menjelaskan alur dan langkah-langkah dari cara kerja sebuah sistem yang dibuat, seingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar proses kerja sebuah sistem merupakan gambar alir diagram alur sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan diagram alur adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah-langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart sistem sebagai berikut:

    Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

    1. Permasalahan Yang Dihadapi

    Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan orang yang bertanggung jawab di tempat observasi, dan penggunaan listrik dengan tenaga matahari dapat diimplementasikan sebagai sumber energi listrik yang digunakan untuk menyalakan kompor listrik dan lampu ketika pada dalam kondisi tidak terdapat listrik.

    Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada dapat dirincikan sebagai berikut:

    1. Solar cell yang digunakan masih sangat kurang dari kebutuhan, sehingga harus selalu menggunakan penampung baterai yang jumlahnya tidak sedikit.

    2. Alternatif Pemecahan Masalah

    Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

    1. Dengan memanfaatkan jenis solar cell yang menghasilkan tegangan yang lebih besar sehingga dapat dengan cepat menghasilkan energi listrik yang bersumber dari baterai penyimpanan.

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

    Elisitasi Tahap II

    Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting)
      Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting)
      Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi)
      Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

    Elisitasi Tahap III

    Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :

    1. T (Technical)
      Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?
    2. O (Operational)
      Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
    3. E (Economic)
      Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem?

    Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

    1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
    2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
    3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.
    Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

    Final Draft Elisitasi

    Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan sistem Monitoring jamur menggunakan internet of thing Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

    BAB IV

    UJI COBA DAN ANALISA

    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan dan dapat dilihat pada sub bab berikut.

    Pengujian rangkaian catu daya

    Catu daya sebagai power supply adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain yang sangat penting. Dalam realisasi perangkat keras yang berupa 1 buah bluetooth dan keseluruhan rangkaian sistem di sini membutuhkan catu daya. Gambar 4.1 adalah merupakan gambar rangkaian catu daya yang terhubung dalam suatu rangkaian sistem. Uji coba dilakukan dengan menggunakan lampu led (light-emitting diode), sebagai output dari tegangan kerja pada sebuah rangkaian catu daya, uji coba rangkaian catu daya dapat di lihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

    Dari hasil pengujian pada rangkaian diatas didapatkan hasil yang terukur sebenarnya adalah sebagai berikut :

    1. Hasil pengukuran pada IC regulator satu yang merupakan output 1 untuk rangkaian bluetooth berupa tegangan DC sebesar +5 volt. Setelah dilakukan pengukuran adalah sebesar 4.82 volt DC.

    2. Hasil pengukuran pada IC regulator dua yang merupakan output 2 untuk rangkaian relay 1 berupa tegangan DC sebesar +5 volt. Setelah dilakukan pengukuran adalah sebesar 4.82 volt DC.

    3. Hasil pengukuran pada IC regulator tiga untuk power input untuk rangkaian relay 2 berupa tegangan DC sebesar +5 volt. Setelah dilakukan pengukuran adalah sebesar 4.82 volt DC.

    Dari hasil pengujian yang ada di (Tabel 4.1 dan Tabel 4.2) menunjukan bahwa keluaran rangkaian catu daya hampir sesuai dengan alat yang dibutuhkan, yaitu sekitar +5V dan 12V. Hal ini disebabkan oleh regulator tegangan tidak memberikan keluaran yang benar-benar +5V atau +12V. Namun, dalam hal ini tidak memberikan pengaruh ketelitian alat ukur dan kinerja komponen karena masih ada dijangkauan terhadap tegangan yang diijinkan.

    Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil untuk membuat sistem dapat bekerja seperti yang diharapkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

    Pengujian Lampu Indikator

    Lampu led adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengeluarkan cahaya yang biasanya digunakan sebagai indikator dari sebuah rangkaian elektronika, pada pengujian lampu led disini menggunakan sebuah program yang terdapat pada program arduino yaitu dengan tipe lampu blink , uji coba dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:

    Adapun Pengujian LED dan listing Program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian di atas adalah sebagai berikut:

    Pengujian rangkaian solar cel dengan solar cell controller

    Rangkaian pengendali panel solar cell digunakan untuk mengendalikan listrik yang dihasilkan dari panel solar cell untuk untuk dialirkan kedalam penampung aki.

    Pengujian yang akan dilakukan pada rangkaian pengendali panel solar cell menggunakan solar cell controller, hanya untuk mengetahui dan memastikan bahwa listrik yang masuk ke aki dan besar tegangan yang dihasilkan tergantung intesitas cahaya yang diserap oleh panel solar cell. Langkah pertama adalah solar cell dihubungkan pada solar cell dengan avometer yang nantinya akan dimasukan dihubungkan dengan solar cell controller, dan setelah itu akan dikeluarkan dan diubah kembali menjadi tegangan ac melalui inverter dc to ac. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut maka akan menghasilkan tegangan ac sehingga dapat digunakan sebagai sumber listrik yang dapat menghidupkan peralatan-peralatan elektronika seperti tv, kipas, kulkas, lampu, dll. Adapun hasil dari pengujian solar cell dengan menggunakan avometer sebagai alat yang biasa digunakan sebagai alat untuk mengecek tegangan listrik yang mengalir pada suatu penghantar listrik seperti (kabel), gambar dibawah ini menunjukan hasil output yang dihasilkan oleh solar cell.

    Dalam pengujian panel solar cell menggunakan perangkat elektronika yaitu avometer yang biasa dipakai untuk mengukur tegangan listrik, dan ketika cahaya matahari mengenai solar cell maka otomatis avometer akan membaca tegangan yang mengalir pada suatu kabel dan dapat dilihat seperti gambar berikut.

    Prosedur Pengujian Bluetooth HC-06

    Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan ataupun antara device.

    Dalam penggunaan bluetooth perlu diketahui adalah jalur yang digunakan untuk melakukan komunikasi yaitu jalur RX dan jalur TX dan bluetooth juga memerlukan sumber daya, sumber daya yang diperlukan adalah tergantung jenis bluetooth yang digunakan, pada perancangan sistem ini menggunakan bluethoot HC-05 yang memerlukan daya sebesar +5 volt Dc.

    Pengujian ini dilakukan dengan mengontrol lampu led pada posisi on ataupun off. Adapun listing program yang digunakan adalah sebagai berikut.

    Setelah melakukan penulisan listing program diatas maka akan diketahui bahwa motor dc akan berputar kekanan jika menekan tombol ”a” pada keyboard handphone, maka led akan menyala dan jika menekan ”b” mapu akan mati. Adapun hasil ujicoba yang dilakukan akan terlihat pada gambar berikut.

    Analisa listing program pada sistem yang diusulkan

    Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras (hardware) yang sudah di uji coba dengan perangkat lunak (software) yang berupa listing program yang telah di masukan ke dalam sistem arduino.

    Setelah melakukan penulisan listing program pada Arduino 1.0 di lakukan maka dapat dijelaskan seperti berikut:

    int indon=11;

    int indoff=12;
    int moistValue=0;
    int relay1 = 13;
    int relay2 = 10;
    int star;
    int flag = 0;

    Kode di atas merupakan fungsi untuk mendeklarasikan atau penamaan terhadap variabel untuk komponen yang digunakan, sedangkan barisan kode yang digunakan sebagai deklarasi Bluetooth dapat dilihat pada baris program berikut ini.

    int star;

    int flag = 0;

    Sedangkan program yang digunakan untuk melakukan perintah-perintah eksekusi baik berupa input ataupun output dapat dilihat pada blok void setup. Pada bagian ini program akan dialamatkan sebagai media output dan input tergantung pada penggunaan dari device-device yang terhubung.

    int void setup() {
     Serial.begin (9600);
    pinMode(indon, OUTPUT);
    pinMode(indoff, OUTPUT);
    pinMode(relay1, OUTPUT);
    pinMode(relay2, OUTPUT);

    }

    Program diatas hanya dijalankan selama sekali ketika pada saat pertama kali sistem arduino mendapat arus listrik, sedangkan program yang dapat berjalan berulang kali akan terlihat seperti baris program berikut ini.

    void loop() {
     if(Serial.available() > 0){
    star = Serial.read();
    flag=0;
    }


    if (star == 'a') {

     digitalWrite(relay1, HIGH);
    if(flag == 0){

    Serial.println("\n");
    flag=1;
    }
    }

    else if (star == 'b') {
    digitalWrite(relay1, LOW);
    if (flag == 0){

    Serial.println("\n");

       flag = 1;

    }
    }

    else if (star == 'c') {
    digitalWrite(relay2, HIGH);
    if (flag == 0){

    Serial.println("\n");

       flag = 1;

    }
    }

    else if (star == 'd') {
    digitalWrite(relay2, LOW);
    if (flag == 0){

    Serial.println("\n");

       flag = 1;

    }
    }
    }

    Barisan program diatas menunjukan program yang ada didalam void loop () akan dijalankan berulang kali selama arus listrik mengalir.

    Penjelasan struktur listing program

    Setiap program yang menggunakan bootloader Arduino biasa disebut sketch mempunyai dua buah fungsi yang harus ada yaitu:

    1. Void setup() { }

    yaitu semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika program dijalankan untuk pertama kalinya.

    2. void loop( ) { }

    yaitu fungsi ini akan dijalankan setelah fungsi setup (void setup () { }) selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

    Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan dalam format penulisan.

    1. pinMode

    digunakan dalam void setup() untuk mengkonfigurasi pin apakah sebagai input atau output. Untuk output digital pin secara default di konfigurasi sebagai input sehingga untuk merubahnya harus menggunakan operator pinMode (pin, mode) dan digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah 14-19). Mode yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.

    2. digitalWrite

    digunakan untuk mengset pin digital. Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai output, pin tersebut dapat dijadikan HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi ground).

    Flowchart Sistem Yang Diusulkan

    Dalam pembuatan sistem dan perancangan program dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut.

    Rancangan Program

    Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program, yang pertama kali harus dilakukan adalah tahap perancangan, sebagai tolak ukur perancangan yang pertama kali harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program.

    Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan, adapun tahapan tersebut dapat di gambarkan dalam bentuk navigasi sebagai berikut.

    Perancangan Perangkat Lunak Untuk Mikrokontroller

    Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Ide Arduino yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program arduino, sehingga sistem arduino yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan.

    Pada perancangan perangkat lunak untuk arduino menggunakan bahasa pemrograman C yang dimana listing programnya dapat di compile dan di upload langsung kedalam arduino dengan Ide Arduino, adapun tampilan jendela Ide Arduino pada saat lsiting program ditulis seperti yang terlihat pada gambar 4.14 berikut.

    Adapun tahap yang dilakukan adalah menulis listing program -> mengecek keslahan terhadap listing program yang ditulis -> mengupload listing program kedalam arduino. Adapun langkah-langkah tersebut dapat di lihat seperti gambar 4.15 berikut.

    Rancangan Prototype

    Pada bagian ini merupakan hasil rancangan dari prototype keseluruhan yang digunakan dalam pembuatan alat ini, adapun hasil dari prototype sistem dapat digambarkan sebagai berikut.

    1. Rancangan Prototype Sistem

    Konfigurasi Sistem Usulan

    Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware atapun Software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program, baik untuk sisem arduino maupun panel solar cell nya. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.

    Spesifikasi Hardware

    Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, dan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, dan dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (Hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

    a. Arduino uno.

    b. Laptop : Acer DualCore 14 inch, 2 Gb DDR3 of RAM, 320 GB of Hardisk

    c. Printer Cannon PIXMA MP237

    d. Module Bluetooth HC-05

    e. Rangkaian Elektronika

    f. Panel solar cell

    g. Panel solar cell controller

    h. DC to AC inverter

    i. Kompor Listrik

    j. Accumulator ( AKI )

    k. Adaptor switching

    Spesifikasi Software

    Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan Aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

    a. Mozilla Firefox

    b. Microsoft Office 2010

    c. Notepad++

    d. IDE Arduino 1.0.5

    e. Paint

    f. Photoscape

    g. Fritzing.2013.12.17

    Hak Akses

    Dalam membuat sebuah sistem perangkat keras (hardware) harus dan perlu adanya sebuah hak akses baik oleh petugas yang berwenang atau seseorang yang menjabat sebagai pemegang hak akses sangat diperlukan untuk keamanan dari sistem perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dirancang, karena aplikasi perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang tidak memiliki hak akses akan sangat tidak aman. Adapun sistem yang digunakan adalah menggunakan tombol On / Off saja yang dikontrol dengan media bluetooth.

    Testing

    Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui ide arduino, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu software untuk membuat programnya yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, berikut ini adalah Blackbox Testing pada alat ini :

    Dari Tabel tersebut dapat diketahui hasil pengujian pada pengisian Aki menggunakan panel surya setiap 1 jam akan menyalakan kompor listrik selama 15 menit.

    Evaluasi

    Berdasarkan uji coba dari keseluruhan sistem yang dibuat terdapat dua metode pengujian yang dilakukan baik secara software maupun secara hardware, pada saat melakukan pengujian pada aplikasi ide arduino.

    Lalu uji coba dilakukan lagi secara hardware yaitu dengan melakukan kontroling menggunakan handphone yang berkomunikasi melalui jalur komunikasi bluetooth. Hasil dari evaluasi baik secara Software dan Hardware mendapat hasil yang cukup baik sehingga sudah dapat diterapkan dalam bentuk Prototype.

    Implementasi

    Pada tahap ini merupakan tahap-tahap utnuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

    Schedule

    Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga sistem yang memanfaatkan energi listrik dari tenaga matahari dapat dirancang dan dibuat, penulispun melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan yang merupakan tempat observasi penulis, hal ini dilakukan demi kepentingan pengguna yang dimana menginginkan suatu sistem yang dapat membantu dalam digunakan sebagai energy alternative untuk menyalakan kompor listrik ataupun sumber listrik untuk perangkat elektronika lainnya, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tersebut karena ada beberapa hal yang mungkin akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Adapun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai hingga selesai disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut.

    Estimasi Biaya

    Berikut adalah rincian dalam pembuatan sistem pembangkit listrik tenaga surya untuk kompor listrik dengan menggunakan handphone adalah.

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Adapun beberapa kesimpulan yang melatar belakangi penelitian sistem pembangkit listrik tenaga surya adalah.

    Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

    1. Untuk mengkonversi energi listrk menjadi energi surya dapat dilakukan engan menggunakan panel surya sebagai alat penyerap panas matahari maka dapat dibuat sistem pembangkit listrik tenaga surya dengan memanfaatkan modul solar cell sehingga dapat menyalakan kompor elektrik.
    2. Cara menampung energi surya yang telah di konversi energy listrik dengan menggunakan solar cell controller sebagai jembatan untuk menampung pengendalian tegangan listrik yang dihasilkan dari matahari, maka energi tersebut dapat disimpan di dalam sebuah penyimpanan listrik yaitu accumulator ( AKI ).
    3. Dengan memanfaatkan arduino maka arus listrik yang akan digunakan dapat dikontrol.
    4. Cara merancang pengontrolan untuk alat ini yaitu dengan menggunakan arduino sebagai sistem yang dapat mengontrol dan mengendalikan keluarnya tegangan output terhadap perangkat elektronik dan dapat dikomunikasikan dengan menggunakan handphone menggunakan media bluetooth sebagai media komunikasinya.

    Saran

    Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut:

    1. Perlu dibuatkannya sistem ini dapat dikembangkan dengan metode kontrol jarak jauh melalui sms gateway .
    2. Perlu dibuatkannya sistem ini dapat dikembangkan melalui komunikasi via wireless ataupun jaringan internet.
    3. Perlu dibuatkannya alat yang ukurannya lebih kecil dan ringan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 Darmawan. Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
    2. Hartono. Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. PT Asdi Mahasatya : Jakarta.
    3. 3,0 3,1 3,2 Taufiq. Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu : Yogyakarta.
    4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
    5. Al-Jufri. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
    6. 6,0 6,1 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Andi Offset : Yogyakarta.
    7. 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 Erinofiardi, Nurul Imam Supardi, Rendi. 2012. Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur,simulasi pada prototype ruangan. Jurnal Mekanikal,Vol.2 No.2 Juli 2012: 261-268. 2012. Universitas Bengkulu: Bengkulu
    8. 8,0 8,1 Irwansyah, Edy dan Jurike V.Moniaga. 2014. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta:Deepublish
    9. Enterprise, Jubilee. Teknik Menghemat Baterai. 2010. PT Alex Media Komputindo : Jakarta
    10. Rajasa Fikri, Moh Fajar dkk. Rancang Bangun Prototipe Monitoring Suhu Tubuh Manusia Berbasis 0.S Android Menggunakan Koneksi Bluetooth JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2. No. I. (2013) 2337-3520. 2013. Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya
    11. 11,0 11,1 11,2 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan “Sistem” . Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
    12. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop.Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
    13. 13,0 13,1 13,2 13,3 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    14. 14,0 14,1 Rizky, Soetam.2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
    15. Sastra Hadiprawira,Arie.2014.”Pembangunan Aplikasi Game Cerita Rakyat Fabel”.Skripsi.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia.Bandung.
    16. 16,0 16,1 Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer.” Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique” International Journal of Electronics and Computer Science Engineering.ISSN- 2277-1956 Vol.2
    17. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Andi: Yogyakarta
    18. 18,0 18,1 18,2 18,3 Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
    19. Ari Beni Santoso,Martinus dan Sugiyanto.2013.”Pembuatan Otomasi Pengaturan Kereta Api, Pengereman, Dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler”.Jurnal Fema,Vol.1,No.1
    20. Syahwil,Muhammad.2013.”panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino”.Yogyakarta:ANDI
    21. Hidayat,Wicak dan Sudarman S.2011”Buku Pintar Komputer,Laptop,Netbook&tablet”.Jakarta:Mediakita
    22. Wahadyono,Agus.2013.”Android 4 Untuk pengguna pemula tablet&Handphone”Jakarta:Mediakita.
    23. 23,0 23,1 Safaat H, Nazruddin. 2012. Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android. Bandung : Informatika
    24. Supriyanto,Anggit .2013.”Rancang Bandung Kendali Lampu Menggunakan Mikrokontroler ATMEGA 8538 Berbasis Android Melalui Bluetooth Dan Speech Recognition”.Jurnal Amikom Yogyakarta.
    25. Alpurqon , Agung .2014.”Sistem Pengendali Pintu Pagar Otomotasi Menggunakan Aplikasi Voice Command Pada Smartphone Android OS”.Skripsi.Tidak di publikasikan.Tangerang : STMIK RAHARJATangerang
    26. Humairah.2014” Dakwah itu JOM!”.jakarta:Dwen Prints
    27. Winarno dan Deni Arifianto.2011.”Bikin Robot itu gampang”.Jakarta Selatan:PT Kawan Pustaka
    28. Hermawan,Sandy dan Choirul Banun.2014.”Top Pocket No.1 Fisika SMA Kelas X,XI&XII”.Jakarta Selatan:PT.Wahyumedia
    29. 29,0 29,1 29,2 29,3 Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler Dan Pemrogramannnya Menggunakan Arduino. Andi: Yogyakarta.
    30. Widodo. 2010. Embedded System Menggunakan Mikrokontroler Dan Pemrogaman C. Yogyakarta: Penerbit Andi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A

    A.1. Surat Pengantar Skripsi
    A.2. Kartu Bimbingan
    A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
    A.4. Form Validasi Skripsi
    A.5. Kwitansi Pembayaran Skripsi
    A.6. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
    A.7. Daftar Nilai
    A.8. Formulir Seminar Proposal
    A.9. Sertifikat Toefl
    A.10. Sertifikat Prospek
    A.11. Sertifikat IT Internasional
    A.12. Sertifikat IT Nasional
    A.13. Curiculum Vitae
      

    Lampiran B

    B.1. Hasil Wawancara
    B.2. Hasil Observasi
    B.3. Elisitasi

    2015/2016

    Contributors

    Hilmi Nugraha