SI1131469865

Dari widuri
Revisi per 7 Juli 2018 15.33 oleh Annas Rifai (bicara | kontrib) (Definisi Warning)


Lompat ke: navigasi, cari

WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1131469865
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2018/2019


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG



Disusun Oleh :

NIM
: 1411478743
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan SIstem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Raharja, M.T.I.,M.M)
       
( Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., M.T.I)
NIP : 000594
       
NIP : 079010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1131469865
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 08 januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I )
   
(Jaenal Abidin Harahap )
NID: 15005
   
AKP NRP: 60060145


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1131469865
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, 08 Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :


NIM
: 1131469865
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Juli 2018

 
 
 
 
NIM : 1131469865

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi informatika menawarkan organisasi berupa kemudahan dalam menyediakan sebuah solusi baru sebagai alat bantu yang cukup baik bagi perbaikan sistem yang kurang ideal. SPKT (Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu) adalah tempat pelayanan pengaduan masyarakat perihal bantuan dari pihak kepolisian ketika terjadi tindak kejahatan atau kriminalisasi. Perlu adanya inovasi dalam sistem pelayanan laporan masyarakat kepada Polres Kota Tangerang agar lebih efektif atau efesien. Dalam mengatasi masalah tersebut Alarm Panic Button System dapat memberikan kemudahan untuk menghubungi pihak kepolisian ketika terjadi tindak kejahatan. Perancangan alat dimulai dengan membuat prototipe alat dengan rangkaian yang terdiri dari beberapa komponen. Kemudian alat dirakit dan dimasukkan script dengan menggunakan software Arduino Nano v3.0 yang dihubungkan dengan Modul SIM 800L GPRS GSM Micro Sim sebagai pusat rangkaian untuk mengirimkan pesan. Pesan tersebut akan dikirim langsung kepada Polres Kota Tangerang. Tujuan dari penelitian dapat memberikan pelayanan dengan sebuah akses untuk memudahkan masyarakat dalam memberitahukan dan melaporkan tindak pidana kejahatan atau yang lainnya kepada pihak kepolisian tentang kejadian yang terjadi di tempat kerja, rumah ataupun pertokoan. Sehingga pihak kepolisian mampu mengetahui lebih awal mengenai kejadian yang terjadi dan kemudian mengambil tindakan cepat untuk mengatasinya.

Kata Kunci: SBel Listrik, Arduino Nano, SIM 800L, Smartphone.


ABSTRACT

The development of informatics technology offers organizations the ease of providing a new solution for the improvement of the less ideal system. SPKT (Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu) is the place of public complaints service regarding assistance from the police when there is a crime or criminalization, report etc. It needs innovation in public service report system to Polresta Tangerang to be more effective or efficient. In overcoming the problem Alarm Panic Button System can provide convenience to contact the Police when there is a crime. The design of the tool begins by creating a prototype tool with a circuit consisting of several components. Then the tool assembled and embedded the script by using software Arduino Nano v3.0 which is connected with SIM Module 800L GPRS GSM Micro Sim as the part of the circuit to send the message. The message will be sent directly to Polresta Tangerang. The purpose of the study can be to provide services with an access to facilitate the public in informing and reporting criminal or other crimes to the police about events occurring at work, home or market. So the police are able to find out earlier about the incident and then take quick action to overcome it.

Keyword: Bel Electric, Arduino Nano, SIM 800L, Smartphone.


KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah AWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih saying dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek yang berjudul "Alarm Panic Button System Mengantisipasi Tindak Kejahatan Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang".

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca umumnya serta mahasiswa khususnya. Semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya, dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Laporan Kuliah Praktek ini, antara lain:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM. selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku pembantu ketua 1 bidang akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak AKBP Sabilul Alif, SH, S.Ik, M.Si., selaku Kepala Kepolsian Resort Polres Kota Tangerang,
  4. Bapak AKP Jaenal Abidin Harahap, selaku Kepala Seksi Pengawasan Polres Kota Tangerang,
  5. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., Selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja,
  6. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom, M.T.I Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis sehingga Kerja Kuliah Praktek ini dapat terselesaikan dengan baik,
  7. Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak dan Ibu, adik dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan tentunya Do'a restu yang tiada henti

Dan Kepada semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu sehingga terwujudnya penulisan laporan ini. Akhir kata semoga laporan Skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca.

Tangerang, Juli 2018
Annas RIfa'i
NIM. 1131469865

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype
  2. Tabel 2.2 Spesifikasi Raspberry Pi B



DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Karateristik Sistem
  2. Gambar 2.2 Siklus Informasi
  3. Gambar 2.3 Rantai Nilai
  4. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah
  5. Gambar 3.2 Gedung Unit Transfusi Darah
  6. Gambar 3.3 Laboratorium Pengolahan Komponen Darah
  7. Gambar 3.4 Laboratorium IMLTD
  8. Gambar 3.5 Ruang Pengambilan Darah
  9. Gambar 3.6 Ruang Service Donor
  10. Gambar 3.7 Tempat Penyimpanan Darah
  11. Gambar 3.8 Transportasi Mobil Unit
  12. Gambar 3.9 Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  13. Gambar 3.10 Usecase Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
  14. Gambar 3.11 Activity Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  15. Gambar 3.12 Activity Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
  16. Gambar 3.13 Sequence Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  17. Gambar 3.14 Sequence Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
  18. Gambar 3.15. Analisa Value Chain Pelayanan
  19. Gambar 4.1 Usecase Diagram Sistem donorKU
  20. Gambar 4.2 Usecase Diagram Usulan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  21. Gambar 4.3 Usecase Diagram Usulan Pengajuan Piagam Penghargaan
  22. Gambar 4.4 Activity Diagram Usulan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  23. Gambar 4.5 Activity Diagram Usulan Pengajuan Piagam Penghargaan
  24. Gambar 4.6 Sequence Diagram Usulan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  25. Gambar 4.7 Sequence Diagram Usulan Pengajuan Piagam Penghargaan
  26. Gambar 4.8 Class Diagram
  27. Gambar 4.9 Prototype Tampilan Awal
  28. Gambar 4.10 Prototype Tampilan Login
  29. Gambar 4.11 Prototype Tampilan Dashboard
  30. Gambar 4.12 Prototype Tampilan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  31. Gambar 4.13 Prototype Tampilan Jadwal Kegiatan Donor Darah
  32. Gambar 4.14 Prototype Tampilan Pengajuan Piagam Penghargaan
  33. Gambar 4.15 Tampilan Awal
  34. Gambar 4.16 Tampilan Halaman Login
  35. Gambar 4.17 Tampilan Halaman Register pendonor
  36. Gambar 4.18 Tampilan Halaman Dashboard Utama Pendonor
  37. Gambar 4.19 Tampilan Halaman Dashboard Utama Administrator
  38. Gambar 4.20 Tampilan Halaman Alur Donor Darah
  39. Gambar 4.21 Tampilan Halaman Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  40. Gambar 4.22 Tampilan Halaman Konfirmasi Kegiatan Donor Darah
  41. Gambar 4.23 Tampilan Halaman Jadwal Kegiatan Donor Darah
  42. Gambar 4.24 Tampilan Halaman Pengajuan Kegiatan Saya
  43. Gambar 4.25 Tampilan Halaman Input Hasil Kegiatan
  44. Gambar 4.26 Tampilan Halaman Data Hasil Kegiatan
  45. Gambar 4.27 Tampilan Halaman Pengajuan Piagam Penghargaan
  46. Gambar 4.28 Tampilan Halaman Data Pengajuan Piagam Penghargaan
  47. Gambar 4.29 Tampilan Halaman Pengajuan Piagam Saya
  48. Gambar 4.30 Tampilan Halaman Stok Darah
  49. Gambar 4.31 Tampilan Halaman Tampilan Halaman Tambah User
  50. Gambar 4.32 Tampilan Laporan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  51. Gambar 4.32 Tampilan Laporan Pengajuan Piagam Penghargaan

DAFTAR SIMBOL

  1. Daftar Simbol Use Case

  2. Daftar Simbol Sequance Diagram

  3. Daftar Simbol Activity Diagram

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Balakang Masalah

Kemajuan teknologi informatika menawarkan organisasi kemudahan dalam menyediakan sebuah solusi baru sebagai alat bantu yang cukup baik bagi perbaikan sistem yang kurang ideal. Peran teknologi dalam organisasi mengalami eskalasi yang signifikan sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan organisasi dalam mengakomodasi di setiap aspek bagi kehidupan manusia.

Sebuah organisasi atau instansi terkadang tidak menjalankan sistem yang optimal. Banyak organisasi atau instansi dalam pelaksanaannya, berjalan dari sistem yang statis. Maka, diperlukan sebuah regenerasi sistem agar teknologi lebih maksimal.

Pada dasarnya, sistem komputerisasi dapat berjalan dengan praktis tidak terlepas dari komponen elektronika pada perangkat elektronik yang saling terhubung dan mendorong progres bagi teknologi informatika. Tujuannya, agar dapat mendukung peningkatan mutu pelayanan bagi suatu organisasi atau instansi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dari pekerjaan manusia.

Pada dasarnya manusia tidak bisa memprediksi kapan datang nya bahaya yang bisa mengancam atau bahkan nyawa seseorang. Bahaya tersebut datang nya bisa terjadi karena di sebabkan oleh manusia ataupun alam karna itu manusia menghendaki situasi keamanan yang selalu kondusif, Berbagai cara dilakukan untuk keamanan pada suatu tempat.

Polres Kota Tangerang merupakan instansi Kepolisian yang bertugas untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat, Saya sebagai Anggota Seksi Pengawasan di Polres Kota Tangerang ingin memberikan pelayanan berbasis teknologi yang berjalan dan harus dapat meliputi semua aspek tidak hanya pelayanan tetapi keamanan bagi masyarakat. Pekerjaan tanpa sistem dan teknologi dapat menjadi sebuah hambatan bagi ruang lingkup suatu organisasi atau instansi karena masih menggunakan sistem manual.

Sesuai dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (4) Kepolisian Negara Republik Indonesia atau sering di singkat dengan Polri merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Polri juga memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mengurus hal-hal yang berkaitan dengan tindak pidana. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu atau di singkat SPKT adalah tempat yang memfasilitasi bidang pelayanan yang menyangkut pelayanan masyarakat dalam bentuk penerimaan laporan dan penganan pertama laporan serta pengaduan dari masyarakat, penyajian informasi publik umumnya berkaitan dengan kepentingan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang di berlakukan mulai 30 April 2010 merupakan momentum penting dalam mendorong keterbukaan informasi publik pada seluruh Instansi dan Lembaga di Indonesia, khususnya di Instansi Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Undang-Undang ini telah memberikan landasan hukum terhadap hak setiap orang yang memperoleh informasi publik dimana setiap Badan Publik mempunyai kewajiban dalam menyediakan dan melayani permohonan publik secara cepat, tepat waktu, biaya ringan dan cara sederhana.

Dengan adanya pedoman ini keresahan masyarakat apabila terjadi tindak pidana kejahatan akan menjadi aman, maka Polri adalah bagian dari masyarakat yang setiap saat hadir di tengah-tengah masyarakat apabila masyarakat sedang memerlukan bantuan, disaat seperti menghubungi pihak Kepolisian atau Instansi terkait umumnya yang pertama kali dilakukan adalah menelpon 110 atau mendatangi kantor Kepolisian. Cara itu dirasakan masih kurang efektif untuk menjaga rasa aman dalam pelayanan kepada masyarakat. Karena itulah, sistem komputerisasi pada teknologi begitu menduduki peran sentral untuk mendukung seluruh aktivitas organisasi atau instansi terhadap suatu pekerjaan manusia.

Berdasarkan uraian dan permasalahan itu, muncul sebuah pemikiran untuk membuat judul “Warning Button Crime System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang”. Diharapkan dari penerapannya dapat memberikan pelayanan dengan akses kemudahan untuk pelaporan masyarakat kepada Polri apabila sedang terjadi tindak pidana kejahatan, Untuk itulah, diperlukan alat untuk memudahkan masyarakat dalam memberitahukan dan melaporkan tindak pidana kejahatan atau yang lainnya kepada pihak kepolisian tentang kejadian yang terjadi di tempat dia bekerja, di rumah ataupun di pertokoan. Sehingga pihak Kepolisian mampu mengetahui lebih awal mengenai kejadian yang terjadi dan kemudian mengambil tindakan cepat untuk mengatasinya. Mengingat Polres Kota Tangerang adalah salah satu badan publik yang tentunya wajib memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil kesimpulan untuk perumusan masalah secara umum, dapat dijabarkan sebagai berikut::

  1. Bagaimana sistem pelayanan laporan dan pengaduan masyarakat pada Polres Kota Tangerang yang berjalan saat ini?
  2. Bagaimana sistem pelayanan laporan dan pengaduan masyarakat pada Polres Kota Tangerang yang berjalan saat ini sudah efektif atau efesien?
  3. Bagaimana merancang alat sebagai sistem pelayanan laporan dan pengaduan masyarakat kepada Polres Kota Tangerang?
  4. Bagaimana sistem pelayanan laporan dan pengaduan masyarakat pada Polres Kota Tangerang sudah cepat dan tepat?


Ruang Lingkup

Sebagai pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka peneliti hanya memberikan ruang lingkup penelitian yang dibatasi antara lain yaitu:

  1. Sistem Warning Button Crime sebagai quick respon dalam menangani laporan dan pengaduan masyarakat saat terjadi tindak kejahatan dengan cepat dan tepat.
  2. Sistem Warning Button Crime menerapkan sistem pelayanan yang berbasis IT untuk memudahkan dalam pelaporan dan pengaduan masyarakat serta penunjang tugas Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.
  3. Implementasi dilakukan pada ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu atau disingkat SPKT Polres Kota Tangerang sebagai tempat penerima laporan dan pengaduan masyarakat.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  • Tujuan ndividu
  • a. Menerapkan ilmu yang di dapat dari jurusan Sistem Komputer. b. Sebagai prasyarat kelulusan untuk mata kuliah Skripsi.

  • Tujuan Fungsional dan Operasional
    1. Merancang atau membuat sebuah rangkaian dengan Warning Button Crime System untuk mengantisipasi tindak kejahatan dan menjaga keamanan lingkungan wilayah hukum Polres Kota Tangerang.
    2. Merancang atau membuat rangkaian dapat mendeteksi dan mengirim notifikasi jarak jauh terhadap keberadaan orang dimana dia yang sedang membutuhkan bantuan.
    3. Untuk mengukur kemampuan apakah peneliti dapat merancang atau membuat sebuah alat keamanan dengan Warning Button Crime System yang mampu memberikan notifikasi langsung untuk mendeteksi keberadaan seseorang yang sedang membutuhkan bantuan.

    Manfaat Penelitian

    Adapun Manfaat penelitian yang ingin di capai oleh penulis dalam penelitian ini di bagi menjadi (3) tiga bagian diantaranya sebagai berikut:

    1. Manfaat bagi Peneliti
      1. Secara individu, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti mengenai interaksi antara Arduino Nano dengan sebuah perangkat yang dikontrol.
      2. Dapat mengetahui cara kerja sistem pelayanan dan pengaduan masyarakat yang dikendalikan menggunakan Arduino Nano dan memahami interaksi antara perangkat tambahan dan peralatan pendukung yang dikontrol.
      3. Mengembangkan sistem informasi pelayanan pelaporan dan pengaduan masyarakat yang lebih baik dari sistem yang berjalan saat ini.
    2. Manfaat Fungsional
      1. warning Button Crime System akan otomatis langsung masuk apabila ditekan tombolnya saat terjadi tindak kejahatan pada obyek sehingga Anggota Polres Kota Tangerang akan secara cepat, tepat dan tanggap untuk merespon setiap ada kejadian tindak kejahatan.
      2. Tidak perlu repot lagi untuk menghubungi Anggota Kepolisian dalam situasi mendesak apabila sedang terjadi tindak kejahatan.
    3. Manfaat Bagi Perusahaan
      1. Terciptanya efektifitas dan efesien kerja dalam menangani laporan dan pengaduan masyarakat.
      2. Dapat memberikan perasaan aman dan nyaman bagi masyarakat yang sedang bekerja di manapun dan kapanpun. Sehingga masyarakat tidak harus khawatir dengan situasi yang berada di sekitar.
      3. Dapat menggantikan tugas dan fungsi pengawasan terhadap pelayanan yang lebih efektif dengan menggunakan konsep Warning Button Crime System dalam mengirimkan notifikasi langsung sehingga cepat, tepat, dan akurat.
      4. Memberikan pelayanan yang berbasis IT dan lebih mudah tidak harus mendatangani Kantor Kepolisian apabila sedang terjadi tindak kejahatan.
    4. Manfaat bagi Perguruan Tinggi Raharja
      1. Dapat berkontribusi pada setiap instansi baik itu instansi pemerintah maupun swasta,
      2. Dapat menjadikan Raharja sebagai perguruan tinggi yang menciptakan Mahasiswa unggul dalam ilmu Teknologi Informasi.
      3. Mencetak mahasiswa yang dapat menganalisa sebuah permasalahan di dalam sistem dan dibuat pelaporan dalam bentuk Laporan penelitian.

    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    Dalam menyelesaikan perancangan dalam penulisan Skripsi ini, maka dilaksanakanlah sebuah penelitian sehingga dapat memperoleh dan mencapai suatu hasil akhir sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah:

    1. Pengumpulan Data
    2. Dalam kegiatan dalam melakukan Skripsi, mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisa suatu kasus ditempat penelitian oleh mahasiswa serta merancang suatu program atau sistem yang dapat berguna bagi stakeholder, dalam penelitian mahasiswa harus relevan pada bidang keahlian yang dimiliki.

      Di dalam metode pelaksanaan terdapat 3 metode yang dilaksanakan oleh Peneliti diantaranya :

      1. Pengamatan (Observation)
      2. Observasi dilakukan untuk menghasilkan pelayanan yang lebih optimal dan ingin memudahkan masyarakat apabila sedang membutuhkan bantuan dalam situasi mendesak kepada pihak Kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta memaksimalkan teknologi yang ada di era modern ini.
      3. wancara (Interview)
      4. Peneliti melakukan rangkaian proses tanya-jawab kepada masyarakat terhadap sistem pelayanan Kepolisian terutama dalam bidang pelaporan dan pengaduan masih menggunakan sistem manual dan masih kesulitan untuk menghubungi Anggota Kepolisian dalam situasi mendesak saat terjadi tindak kejahatan serta untuk lebih mengetahui kondisi dan permasalahan yang ada diwilayah hukum Polres Kota Tangerang.
      5. Study Pustaka (Libary Research)
      6. Laporan penelitian ini harus mempunyai data-data yang bersifat teoritis maka penelitian melakukan studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori yang relevan dalam penyusunan laporan penelitian, dalam studi pustaka informasi didapatkan dari internet, buku jurnal, artikel, serta modul pembelajaran.

      Metode Analisa Sistem

      Menganalisa sistem yang berjalan pada Pelayanan Polres Kota Tangerang, peneliti menggunakan metode analisa SWOT untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan aman untuk digunakan. Metode Analisa SWOT yaitu kekuatan (stengths), kelemahan (weakness), kesempatan (oppurtunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Dengan menggunakan metode analisa ini maka penelitian ilmiah dapat dianalisa dengan teknik yang tepat

      Metode Perancangan Sistem

      Pada metode ini peneliti dapat mengetahui bagaimana sistem dirancang dan komponen apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sistem. maka dari itu penulis menggunakan Flowchart. Alasan penulis memilih metode perancangan flowchart ini adalah dalam metode perancangan program sebelumnya penulis menggunakan flowchart, sehingga dalam metode perancangan ini penulis menggunakan metode yang sama agar dapat saling berhubungan dan tidak ada yang berubah dari sistem yang berjalan sampai perancangan sistem yang akan diusulkan, hanya saja ada perubahan atas sistem yang akan diusulkan, namun tidak akan merubah konsep kerja pada sistem yang sedang berjalan. Untuk perancangan alat, penulis menggunakan Sistem Flowchart, dan untuk perancangan program, penulis menggunakan Flowchart Program.

      Metode Pengujian

      Penulis memakai metode Black Box dari sistem yang akan dibangun. Perbedaan keduanya akan dijelaskan secara singkat, berikut ini:

      a. Black Box Testing, adalah pengujian yang dilakukan dari mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsionalitas software. Jadi di analogikan seperti melihat kotak hitam, kit hanya dapat melihat interface, tanpa tahu ada apa dibalik bungkus kotak hitam (black box).

      Sistematika Penulisan

      Sistematika penulisan berfungsi untuk memberikan gambaran sedikit tentang pembuatan laporan Skripsi , maka sistematika penulisan Skripsi sebagai berikut :

      BAB I PENDAHULUAN

      Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan, rumusan suatu masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

      BAB II LANDASAN TEORI

      Pada bab ini berisikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang akan dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

      BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

      Pada bab ini berisikan gambaran umum dan sejarah singkat Polres Kota Tangerang, struktur organisasi, memuat tentang prancangan sistem warning button crime, Flowchart dari sistem yang akan dibangun, dan juga membahas cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan

      BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

      Bab ini berisi tentang implementasi dari sistem yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem dan analisa terhadap komunikasi antara arduino nano dan sim 800L.

      BAB V PENUTUP

      Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan untuk sebuah sistem yang dianalisa pada Polres Kota Tangerang berdasarkan dengan data-data yang diperoleh.

      DAFTAR PUSTAKA

      LAMPIRAN

      BAB II

      LANDASAN TEORI

      Teori Umum

      Konsep Dasar Sistem

      Definisi Sistem

      Sistem memiliki beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Komponen subsistem atau sistem-sistem bagian pada suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berinteraksi dan berhubungan dalam membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran mampu tercapai. Terdapat beberapa pendapat ahli yang membahas tentang definisi sistem.

      Menurut Jogiyanto yang mengutip dalam buku Yakub (2012:1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur-prosedur yang saling berhubungan, saling berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu”.

      Menurut Sutabri (2012:22), “Secara sederhananya, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur dan komponen, atau variabel yang terorganisir untuk saling berinteraksi dan berhubungan, saling tergantung satu sama lain, dan saling terpadu”.

      Menurut Hartono (2013:9), ”Sistem yang berarti himpunan dari berbagai macam bagian atau elemen, dengan saling berhubungan secara teroganisasi berdasarkan fungsi-fungsinya, menciptakan satu kesatuan”.

      Menurut Taufiq (2013:2),[1] “Sistem adalah suatu kumpulan pada sub-sub sistem yang abstrak maupun sistem yang fisik yang akan saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk memperoleh suatu tujuan tertentu”.

      Karateristik Sistem

      Menurut Rusdiana (2014:30 )[2], “ Inti di dalam model umum sistem ialah Input, proses dan output, hal tersebut merupakan konsep sederhana yang terdapat di sebuah sistem, sebab sebuah sistem mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain model sebuah sistem mempunyai karateristik atau sifat-sifat yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebuah sistem”.

      Menurut Rusdiana (2014:35)[2] sistem mempunyai karateristik yang dimana sebagai berikut :

      1. Komponen Sistem (Components System)Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya satu sama lain saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen tersebut dapat berupa suatu subsistem, setiap subsistem memiliki sistem yang menjalankan suatu fungsuu tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
      2. Batas sistem (Boundary System) Batasana sistem merupakan ruang lingkup yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lainnya, atau dengan sistem lingkungan luarnya. Batasan sistem ini dapat di lihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
      3. Lingkungan luar sistem (Environments System) Lingkungan luar sistem yang mempengaruhi operasi sistem yang ada didalamnya baik bentuk apapun, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
      4. Penghubung Sistem (Interface Systen) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lainnya. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Sehingga terjadinya suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
      5. Masukan Sistem (Input System) Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.
      6. Keluaran Sistem (Output System) Hasil energi yang telah di olah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran dari sistem ini berbentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan atau sebagai inputan bagi subsistem lainnya.
      7. Pengolahan (Process System) Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengelola atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Setiap sistem mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran yang bermanfaat.
      8. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal) Sistem sendiri mempunyai tujuan dan sasaran tersendiri yang telah pasti dan bersifat determanistic. Suatu sistem dikatakan berhasil jika telah mencapai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
      Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
      Rusdiana 2014:35)

      Klasifikasi Sistem

      Menurut Taufiq (2013:8), [1] sebuah sistem dapat diklasifikasikan dengan beberapa sudut pandang yang dapat dijabarkan sebagai berikut: [3]

      1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Dilihat dari bentuknya, sistem dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sebuah sistem yang tidak dapat dipegang dan dilihat, yang biasa disebut prosedur. Contoh pada sistem abstrak yaitu pembayaran keuangan mahasiswa, sistem akademik, sistem perusahaan, belajar-mengajar dan lain-lain. Sistem fisik adalah sebuah sistem yang dapat dilihat dan dapat dipegang oleh panca indera manusia. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem dalam perguruan tinggi, sistem dari suatu mesin untuk kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin di perusahaan dan lain-lain. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang penting. Sistem abstrak bekerja penting dalam mengelola proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna untuk sistem lain agar bisa berjalan secara optimal. Sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang digunakan untuk mendukung proses yang ada pada suatu organisasi.
      2. Sistem Dapat Dipastikan dan Sistem Tidak Dapat Dipastikan Sistem dapat dipastikan adalah suatu sistem yang input, proses dan outputnya telah ditentukan sejak awalnya. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya, bagaimana cara prosesnya dan harapan pada outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau biasanya disebut sistem probabilistik adalah sistem yang belum dapat didefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau semua atau ketiga-tiganya yang belum dapat terdefinisi dengan jelas.
      3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup dan sistem terbuka yang akan membedakannya adalah adakah faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor yang mempengaruhi dari luar maka bisa disebut sistem tertutup namun jika ada pengaruh luar disebut sistem terbuka. 1. Sistem Tertutup Sumber: Taufiq (2013:9) Gambar 2.2 Sistem Tertutup 2. Sistem Terbuka Sumber: Taufiq (2013:9) Gambar 2.3 Sistem Terbuka
      4. Sistem Manusia dan Sistem Mesin Sistem Manusia dan Sistem Mesin merupakan suatu klasifikasi sistem jika dipandang pada pelakunya. Dengan zaman yang semakin global dan segalanya serba maju ini, tidak seluruh sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung daripada kebutuhan dan penggunaanya sendiri dalam suatu aktivitas. Sistem Manusia yaitu sistem yang prosedur-prosedur kerjanya hanya dilakukan antara manusia. Misalnya: pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual-beli dalam pasar tradisional, berkomunikasi dengan menggunakan surat, dan lain-lain. Adapun Sistem Mesin adalah suatu sistem yang dalam proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh: sistem motor, sistem mobil, sistem komputer, sistem dengan mesin industri, dan lain-lain.
      5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks Sistem dilihat pada tingkatan kompleksitas dari masalah dibagi menjadi 2, terdiri dari sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem dengan paling sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun juga sedikit. Adapun sistem kompleks yaitu sistem terdapat banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit. Contoh sistem sederhana adalah sistem pada sepeda, dan contoh sistem kompleks yaitu terjadi pada otak manusia.
      6. Sistem Dapat Beradaptasi dan Sistem Tidak Dapat Beradaptasi Sistem yang bisa berdaptasi dengan lingkungannya merupakan suatu sistem mampu untuk bertahan terhadap perubahan lingkungan. Sedangkan, dalam sistem yang tidak beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan menyesuaikan untuk beradaptasi ketika terjadi suatu perubahan dengan lingkungan.
      7. Sistem Alamiah Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia Sistem Buatan Tuhan merupakan sistem yang dapat dipastikan sudah sempurna yang tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini. Misalnya: sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah. Sering juga disebut ‘human machine system’.
      8. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi dari suatu sistem jika dilihat dalam pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang akan dibangun dan digunakan untuk sementara waktu. Sebagai contoh: sistem dalam pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sistem tidak dipakai lagi. sehingga pada pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan telah dibuatkan sistem untuk pemilihan presiden baru. Sebaliknya sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai dan untuk jangka yang panjang atau dipakai selamanya, contoh sistem pencernaan atau sistem lalu lintas.


      Tujuan Sistem

      Menurut Taufiq (2013:5), [4] tujuan sistem adalah sebagai sasaran atau hasil yang akan diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi atau lembaga dan sebagainya, pasti mempunyai tujuan yang bermanfaat minimal bagi dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan disekitarnya.

      Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan, tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan dapat tercapai sesuai dengan sasarannya.

      Begitu juga sistem yang baik merupakan sistem yang memiliki tujuan dengan jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan demikian, ada kemungkinan besar suatu sistem itu dapat tercapai sesuai dengan keinginan dari apa yang sudah dijadikan sasaran dan tujuannya.

      Daur Hidup Sistem

      Menurut Sutabri (2012:27), [5] “Siklus hidup sistem adalah proses evolusioner yang juga diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer”.

      Berikut ini adalah fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem, yaitu:

      1. Mengenali Adanya Kebutuhan Sebelum segala sesuatunya itu terjadi, muncul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil dari pengembangan organisasi dan volume yang bertambah atau melebihi batas dari kapasitas sistem yang ada. Pada suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya suatu kejelasan pada kebutuhan sistem yang ada, maka pembangunan sebuah sistem dapat kehilangan arah dan efektifitasnya dapat berdampak bagi organisasi.
      2. Pembangunan Sistem Suatu proses atau suatu perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang muncul dan membangun sebuah sistem sebagian ataupun semuanya agar dapat memenuhi kebutuhan.
      3. Pemasangan sistem Setalah dengan tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem adalah sebagai tahap yang penting dalam daur hidup suatu sistem. Di dalam peralihan dari sebuah tahap pembangunan menuju tingkat operasional, terjadi pemasangan suatu sistem yang sebenarnya merupakan sebuah langkah akhir dari suatu pembangunan sebuah sistem agar sistem dapat berjalan dengan baik.
      4. Pengoperasian Sistem Program-program dari computer dan prosedur-prosedur dalam pengoperasian yang membentuk sebuah sistem informasi seluruhnya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang pada sistem informasi tadi. Ia selalu akan mengalami perubahan-perubahan tersebut karena pertumbuhan pada sebuah kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun untuk kemajuan teknologi. Dalam perubahan, sistem perlu diperbaiki dan diperbaharui agar teknologi berkembang.
      5. Sistem Menjadi Usang Kadang perubahan yang terjadi amat drastis hingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebuah sistem yang berjalan. Tiba saatnya secara ekonomis dan teknik pada sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru harus dibangun untuk mengganti suatu sistem yang tidak layak.

      Sumber: Sutabri (2012:29) Gambar 2.4 Daur Hidup Sistem

      Konsep Dasar Analisa Sistem

      Definisi Analisa Sistem

      Menurut Taufiq (2013:156), [6] “Analisis Sistem merupakan suatu kegiatan mempelajari sistem baik sistem manual atau pada sistem yang sudah komputerisasi secara keseluruhan dengan mulai dari menganalisa sistem, menganalisa suatu permasalahan, desain logic, dan memberikan keputusan pada hasil analisa permasalahan untuk mencari jalan keluar”.

      Menurut Rosa (2013:18), [7] “Analisis Sistem adalah suatu bentuk kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat pada bagian mana yang bagus dan tidak bagus, serta kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan memenuhi untuk perancangan sistem yang baru”.

      Dengan kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan terpenuhi untuk sistem baru.

      Langkah-langkah Analisis Sistem

      Menurut Taufiq (2013:159), untuk menganalisis sebuah sistem, supaya hasil analisis dapat lebih maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lainnya. Dalam suatu tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan akan dikelompokkan sesuai dengan langkah-langkah yang dikerjakan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan terus ke dalam rancang bangun sistem informasi. Tahap analisis dipakai setelah perancangan sistem dan sebelum desain sistem. Beberapa urutan langkah yang digunakan dalam analisa sistem yang digambarkan sebagai berikut: Menurut Whitten L. Jeffery (2004).

      Sumber: Taufiq (2013:160) Gambar 2.5 Langkah Analisis Sistem

      1. Definisi Lingkup Definisi Lingkup (Scope Definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Pada metodologi-metodologi lainnya, hal ini disebut Fase Pemeriksaan (Preliminary Investigation Phase), Fase Study (Initial Study Phase), Fase Survey (Survey Phase), dalam Fase Perencanaan (Planning Phase), Komunikasi (Communication), dan inisiasi suatu proyek ataupun pengumpulan terhadap kebutuhan.
      2. Analisis Masalah Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan juga perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisis masalah menjawab pertanyaan, “Apakah dari suatu masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem baru mampu layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lainnya langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi sistem pada saat ini, langkah penyelidikan secara terinci, atau langkah analisis kelayakan. Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami dalam bidang masalah yang cukup baik untuk menganalisis masalah, memahami kerja sistem, identifikasi masalah dan membuat laporan.
      3. Analisis Persyaratan Beberapa analisis yang belum pengalaman membuat sebuah kefatalan sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan titik ini yaitu mulai melihat banyak solusi alternative, khususnya pada solusi teknis. Salah satu kesalahan yang terjadi dari dalam sistem informasi terbaru ditujukan dari suatu pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tetapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan dalam sistem. ”Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis dengan suatu sitem baru.
      4. Desain Logic Tidak semua proyek melingkupi pengembang model-driven, tetapi kebanyakan inputan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasi suatu persyaratan bisnis menggunakan model sistem yang menggambarkan dari struktur data, proses bisnis, pada aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
      5. Analisa Keputusan Dari adanya persyaratan bisnis, akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif berbasis komputer mampu diterapkan dengan teknologi. Maksud analisa keputusan: mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat, merekomendasi dalam sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul ketika ada seseorang telah mendapat visi pada suatu solusi teknik. Tetapi, selalu ada solusi alternatif untuk solusi terbaik.

      Konsep Dasar Perancangan Sistem

      Definisi Perancangan Sistem

      <p style="text-indent: 0.5in;">Menurut Verzello/John Reuter III, dengan mengutip pada buku Darmawan (2013:227), “Perancangan Sistem adalah suatu tahap setelah analisis terhadap siklus dari pengembangan sistem seperti pendefinisian daripada kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun dalam implementasi: gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan untuk analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem tersebut”.

      Menurut Al-Jufri (2011:141), [8] “Perancangan Sistem merupakan penentuan dari proses dan data yang dibutuhkan terhadap sistem baru”.

      Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197), [9] sebuah metode yang dikenal dengan nama SLDC. (System Development Life Cycle) adalah metode umum dari analisa dan desain.

      Tujuan Perancangan Sistem

      Menurut Darmawan (2013:228), [10] Tahapan perancangan ataupun desain sistem terdapat 2 tujuan utama yang dapat dijelaskan berikut ini:

      1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem. 2. Dengan memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada suatu pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong dalam sebuah desain sistem yang terperinci).

      Kedua tujuan ini jelas berfokus pada suatu perancangan atau desain sistem yang terperinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang dipakai untuk pembuatan program komputer.

      Untuk mencapai sebuah tujuan dengan perancangan sistem ini, seorang analisis sistem harus dapat mencapai sasaran secara jelas yaitu:

      1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami, dan nantinya mudah digunakan. Itu dimaksudkan bahwa data harus mudah ditangkap dan metode-metode yang didapat harus mudah diterapkan, dan informasi pada umumnya harus mudah untuk dihasilkan dan untuk dimengerti.
      2. Desain sistem harus mendukung tujuan utama organisasi di instansi.
      3. Perencanaan sistem harus efektif dan efesien terkait dari tugas-tugas yang dilakukan dengan menggunakan komputer atau pada tugas lain.
      4. Perancangan sistem penting dengan mempersiapkan rancang bangun yang terinci dari masing-masing komponen dengan sistem informasi meliputi sebuah data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras (hardware devices) dan perangkat lunak (software device) dan juga pengendalian sistem.

      Tujuannya dari desain sistem secara umum adalah untuk dapat memberikan gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru.

      Ada tiga kategori perancangan atau desain sistem yaitu:

      1. Global-Based Systems (mendesain sistem baru dari sistem lama)
      2. Group-Based Systems (sistem mencakup grup dalam organisasi)
      3. Local-Based Systems (sistem didesain khusus untuk satu orang)

      Analisis sistem dan desain sistem umumnya dapat bergantung satu dan lainnya. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis sistem untuk dibuat. Fase analisis sistem adalah investigasi yang berorientasi ke temuan.

      Tahap-Tahap Rancangan Sistem

      Menurut Al Jufri (2011:141) Langkah-langkah ditahap rancangan yaitu:

      1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici Seorang analis harus saling bekerja-sama dengan pemakai dan mendokumentasi dalam rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan di dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk mempersiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap menunjuk ke arah lebih terrinci. Pendekatan top down ini, merupakan ciri pada rancangan terstruktur (structured design) adalah rancang bergerak dari sistem ke subsitem.
      2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan model dan merek komputer yang dapat menyelesaikan pemrosesan untuk hasil terbaik.
      3. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem Analis bekerja-sama terhadap manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerjanya dari suatu kendala yang ada.
      4. Memilih Konfigurasi Terbaik Analis mengevaluasi seluruh konfigurasi dalam subsistem dan menyesuaikan peralatan sehingga membuat satu konfigurasi tunggal. analis merekomendasi pada manajer. Setelah selesai diakhiri di MIS.
      5. Menyiapkan Usulan Penerapan Analis menyiapakan usulan proposal dengan mengikhtisarkan tugas yang harus dikerjakan, keuntungan yang diinginkan dan biaya.
      6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem Keputusan untuk terus bagi tahap penerapan sangatlah penting, karena dari usaha ini akan meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Keuntungan sistem diharapkan melebihi biaya, maka akan disetujui.

      Sumber : Al Jufri (2011:141) Gambar 2.6 Diagram Tahap Perancangan


      Konsep Dasar Informasi

      Definisi Informasi

      Menurut Darmawan (2012:2), “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji validitas kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan, menjadi bentuk yang lebih berguna terhadap penerimanya”.

      Menurut Taufiq (2013:15), “Informasi adalah sebuah data-data diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

      Berdasarkan kedua definisi di atas, sehingga dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah dengan menguji kebenarannya, sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil suatu keputusan.

      Klasifikasi Informasi

      Menurut Sutabri (2012:34), informasi yang terdapat dari dalam suatu menejemen, dapat diklasifikasikan secara umum, sebagai berikut:

      1. Informasi Berdasarkan Persyaratan Suatu informasi itu, harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang dibutuhkan untuk seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu, informasi manajemen akan diklasifikasi menjadi lebih spesifik yaitu: 1) Informasi Yang Tepat Waktu Suatu informasi yang akan datang kepada manajer sebelum sebuah keputusan dapat diambil sebab seperti sudah diterangkan dimuka, informasi merupakan bahan dari pengambilan keputusan. 2) Informasi Yang Relevan Suatu informasi yang disampaikan seorang manajer kepada bawahannya haruslah secara relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan kepada pihak penerima. Sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian dan bermanfaat dari pihak penerima. 3) Informasi Yang Bernilai Informasi yang berguna di dalam pengambilan sebuah keputusan. 4) Informasi yang dapat dipercaya Suatu informasi seharusnya dapat dipercaya dalam manajemen hal ini sangat penting karena menyangkut citra sebuah organisasi, terlebih untuk organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis. Hal ini menentukan tingkat manajemen.
      2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
      3. Informasi berdasarkan dimensi waktu diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, informasi tersebut dapat dijabarkan, sebagai berikut:

        1) Informasi masa lalu

        Informasi jenis ini adalah tentang peristiwa masa lampau yang meskipun begitu jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage yang pengaturan perlu disusun secara rapih, teratur.

        2) Informasi masa kini

        Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna untuk informasi masa kini yaitu informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi masa sekarang atau biasanya yang sering disebut “current event”.

      4. Informasi Berdasarkan Sasaran
      5. Informasi berdasarkan sasaran merupakan informasi yang akan ditunjukkan kepada seorang atau kepada kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi atau di luar organisasi. Informasi dalam jenis ini diklasifikasikan dalam beberapa macam, antara lain adalah:

        1) Informasi individual

        Informasi ditunjukkan kepada seseorang yang memiliki fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambilan keputusan (decision maker) atau biasanya kepada seseorang yang diinginkan dari padanya tanggapan atas informasi yang diperoleh. Informasi jenis ini disampaikan dengan tatap muka (face-to-face).

        2) Informasi komunitas

        Informasi komunitas yaitu informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, bagi kelompok tertentu dimasyarakat.

      Nilai dan Kualitas Informasi

      Menurut Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Sebuah informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Tetapi, harus diperhatikan informasi yang digunakan di dalam sebuah sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena mayoritas informasi tidak hanya dinikmati pada satu pihak perusahaan.

      Lebih lanjut, sebagian informasi tidak secara persis ditafsirkan keuntungannya dengan sesuatu nilai uang namun dapat ditafsirkan nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai sebuah informasi biasanya dihubungkan dengan analisis Cost Effectivess atau Cost Benefit. Nilai pada informasi yang ini didasarkan atas 10 sifat, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

      1. Mudah Diperoleh Sifat ini menunjukkan suatu informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, contohnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya untuk pengguna atau dari suatu pemakai informasi menjadi sulit untuk mengukurnya.
      2. Luas dan Lengkap

        Sifat ini menunjukkan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya mengenai volume akan tetapi terhadap keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, sehingga akan sulit untuk dapat mengukurnya.

      3. Ketelitian

        Sifat ini menunjukkan minimnya dari kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume suatu data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, ‘kesalahan pencatatan dan perhitungan’.

      4. Kecocokan

        Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan terhadap pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang akan atau sedang dihadapi. Semua keluaran lain tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya, terutama dalam pengambilan keputusan.

      5. Ketepatan Waktu

        Menunjukkan tidak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Pada beberapa aspek ketepatan waktu dapat diukur misalnya berapa banyakkah penjualan yang akan ditambah dengan memberikan tanggapan secara langsung kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris. Informasi menjadi tidak berharga jika terlambat diterima.

      6. Kejelasan

        Sifat ini untuk menunjukkan keluaran informasi yang terbebas untuk istilah-istilah yang belum atau tidak jelas. Informasi yang jelas itu, memberikan kesempurnaan nilai informasi. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang cukup besar. Mungkin suatu biaya dapat diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut. Kejelasan informasi dalam nilai informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

      7. Keluwesan

        Sifat ini berkaitan dengan dapat disesuaikannya pada keluaran informasi yang tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit untuk diukur, tetapi dalam banyak hal lain dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

      8. Dapat dibuktikan Sifat ini menunjukkan kemampuan dengan beberapa pengguna atau pemakai informasi untuk dapat menguji keluaran informasi dan sampai kepada kesimpulan yang sama dari sumber data yang diolah.
      9. Tidak Ada Prasangka

        Informasi semakin bernilai ketika di dalamnya tidak ada unsur opini, sehingga informasi tidak menjadi bias. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah suatu informasi dan guna mendapatkan ikhtisar yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

      10. Dapat Diukur

        Pengukuran informasi umumnya untuk mengukur dan melacak kembali validitas sumber data yang digunakan. Untuk menilai suatu informasi dapat dilihat dengan cara memperoleh, isi, bentuk, format, hingga informasi itu sendiri bisa di ukur atau tidak untuk dibuktikan.

      Komponen-Komponen Informasi

      Menurut Darmawan (2012:5), sebuah informasi bisa dikatakan bermanfaat, dan mampu memberikan pemahaman terhadap orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasar. Apabila dianalisis berdasarkan pendekatan “information system” pada dasarnya, terdapat sekitar enam komponen. Adapun enam komponen-komponen atau jenis-jenis informasi tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:

      1. Root of Information, adalah komponen akar bagian dalam informasi yang berada pada tahapan awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan oleh pihak pertama, yang artinya suatu proses untuk pengolahan data disampaikan oleh orang yang pertama.
      2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam sebuah informasi, yaitu jenis dari informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi diawal mudah dipahami. Contohnya: ketika sedang membaca headline pada sebuah surat kabar maka untuk mampu memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi berikutnya sehingga tujuan pada suatu informasi bisa secara utuh dipahami dan tersampaikan secara jelas di headline.
      3. Branch of Information, merupakan komponen informasi yang dapat dipahami jika informasi sebelumnya telah dimengerti dan dipahami. Sebagai contohnya yaitu: informasi yang merupakan penjelasan kata kunci (keyword) yang telah dituliskan sebelumnya, dalam suatu ilmu eksakta seperti matematika yang pada bentuknya adalah hasil sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan disertai rumus-rumus yang panjang, misalnya dengan berupa petunjuk-petunjuk lanjutan dalam mengerjakan sesuatu atau ketika sedang membaca indeks pada buku.
      4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dikatakan lebih sederhana dari cabang informasi, umumnya suatu informasi ini merupakan informasi berisi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat melengkapi (supplement) dari suatu informasi yang lainnya. Contohnya: informasi yang tampil ketika seseorang itu telah mampu mengambil kebijakan atau keputusan dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses kegiatan. Maka untuk dapat menyempurnakannya, harus memperoleh informasi-informasi untuk pengembangan dengan keterampilan yang telah dimiliki guna melengkapi sebuah informasi.
      5. Bud of Information, yaitu komponen informasi dengan sifatnya yang semi mikro, tetapi keberadaannya sangat berpengaruh sehingga pada masa mendatang dalam jangka waktu yang ke depan suatu informasi ini akan dapat berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya adalah yang termasuk pada informasi yang ini yaitu informasi tentang masa depan, sebagai contohnya yaitu bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, serta harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
      6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi dengan menjelaskan suatu informasi pelindung dan menjelaskan lebih pada suatu kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu datang dan muncul. Biasanya informasi ini berkaitan dengan informasi terhadap kebutuhan pokok, informasi yang akan mengabarkan mengenai cuaca, musim, gerhana, suatu gempa, di mana kehadirannya akan segera datang atau muncul.

      Keenam komponen ini sekaligus merupakan syarat sehingga suatu informasi akan menjadi berkualitas, yaitu berdasarkan datanya yang valid dan reliabel, utuh, sumber pertamanya mampu dipercaya, mutakhir, akurat, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mendasari pemahaman seseorang sepanjang waktu seiring pada perkembangan zaman sebagai alat pendukung suatu proses pengambilan keputusan apabila diperlukan. Untuk memahami informasi, tentulah tidak dapat dipisahkan dari apa yang namanya data. Oleh karena itu, untuk dapat memahami konsep informasi dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut tentang data, klasifikasi dan pengolahan yang membentuk informasi.

      Konsep Dasar Data

      Definisi Data

      Menurut McLeod mengutip dari buku Yakub (Yakub, 2012:5), “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian. data berupa fakta dan angka secara relatif tidak berarti untuk pemakai”.

      Menurut Kumorotomo (2010:11), “Data yaitu suatu fakta yang tidak digunakan pada proses keputusannya, dicatat dan diarsipkan tanpa ada maksud untuk diambil kembali dari suatu pengambilan keputusan”.

      Menurut Sutabri (2012:72), “Data merupakan suatu kenyataan yang menggambarkan runtutan dari kejadian dan kesatuan yang nyata”.

      Berdasarkan dari pendapat ahli di atas, disimpulkan bahwa data yaitu suatu fakta dari bentuk yang mentah dan harus diolah lebih lanjut.

      Klasifikasi Data

      Menurut Sutabri (2012:12), beberapa data itu dapat diklasifikasi berdasarkan jenis, sifat, sumber. Dengan penjelasan dari klasifikasi data yang disebutkan menurut jenis, sifat, sumber akan diuraikan berikut ini:

      1. Klasifikasi Data Menurut Jenis Data, yaitu:

      a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil dari penghitungan atau jumlah tertentu. Pada dasarnya, dari klasifikasi termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

      b. Data Ukur (Measurement Data) yaitu data yang menunjukan dari ukuran tentang nilai sesuatu. Seperti sebuah angka yang ditujukan alat barometer atau termometer itu yaitu hasil proses pengukuran.

      2. Klasifikasi Data Menurut Sifat Data, yaitu:

      a. Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data yang berisi suatu penggolongan yang mempunyai hubungan terhadap penjumlahan.

      b. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data yang berisi sebuah penggolongan yang dalam hubungannya mempunyai kualitas atau sifat tertentu. Penggolongan fakultas-fakultas terhadap universitas negeri menjadi exacta dan fakultas non-exacta merupakan sebuah pemisahan menurut sifatnya. Penggolongan fakultas pada sistem.

      3. Klasifikasi Data Menurut Sumber Data, yaitu:

      1) Data Internal (Internal Data)

      Data internal adalah data yang orisinal, yang artinya data itu sebagai hasil observasi yang dilakukan, bukan data hasil karya observasi dari orang lain. Misalnya: data pegawai, data keuangan.

      2) Data Eksternal (External Data)

      Data eksternal merupakan data hasil observasi orang lain. Seseorang dapat menggunakan data sebagai keperluan, walaupun data itu hasil kerja orang lain. Data ekstertnal dibagi 2 jenis yaitu:

      a) Data Eksternal Primer (Primary External Data) Data eksternal primer adalah data dengan bentuk ucapan lisan atau tulisan dari orang yang melakukan sebuah observasi.

      b) Data Eksternal Sekunder (Secondary External Data) Data eksternal sekunder adalah data yang akan diperoleh bukan dari orang lain untuk melakukan sebuah observasi tetapi melalui seseorang, conoh: penggunaan produk oleh konsumen.

      Pengolahan Data

      Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan, berikut ini:

      1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi Pekerjaan Pengumpulan (Filing), Pencarian (Searching), untuk Pemeliharaan (Maintenance). Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file. File bisa berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lainnya. Sehingga pada suatu catatan (record) dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:

      a. File Induk (Master File)

      Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.

      b. File Transaksi (Detail File)

      Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan.

      2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan, misal pengecekan, perbandingan, pemilihan, peringkasan dan penggunaan. Pengecekan data mencakup pemeriksaan data yang muncul di dalam berbagai daftar yang berhubungan atau yang datang dengan berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber tersebut dan mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan akan dilakukan dengan kegiatan dari pemeliharaan file (file maintenance). Penggunaan data (data manipulating) adalah kegiatan

      Bentuk Data

      Menurut Yakub (2012:5), data dibentuk dengan 5 aspek berikut, yaitu:

      1. Data berupa teks, bisa terdiri dari huruf, angka, simbol, dan lainnya.
      2. Data yang terformat, misalnya data pada tanggal atau data pada jam.
      3. Citra (Image), data dalam bentuk gambar, grafik, foto, dan lainnya.
      4. Audio, data dalam bentuk suara misal suara manusia, suara musik.

      Hirarki Data

      Menurut Yakub (2012:6), Hirarki data dapat dibagi dalam level berikut:

      a) Elemen Data

      Elemen data adalah satuan untuk data terkecil yang tidak dapat dipecah menjadi unit lain yang bermakna, istilah lainnya dari elemen data pada basis data relasional seperti dari field, kolom, item, atribut.

      b) Record

      Record yaitu gabungan pada sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain rekaman dalam basis data adalah baris atau tupel.

      c) File

      File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut yang sama namun berbeda isinya, dan secara logic berkaitan. Istilah lain dari file pada basis data relasional itu berkas, tabel, relasi. Jadi, sebuah informasi tanpa adanya data maka informasi tidak akan terbentuk. Dari sedemikian besar dan pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat dipengaruhi terhadap keluaran dari informasi yang terbentuk.

      Konsep Dasar Monitoring

      Definisi Monitoring

      Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan memantau sebuah perubahan proses dan output project (Khana: 2013).

      Monitoring yaitu kegiatan dalam melakukan pengawasan pada suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi. (Nikolaos Bourbakis, Kosntantina S. Nikita, Ming Yang: 2013. Vol 1).

      Berdasarkan dari kutipan di atas, dapat disimpulkan monitoring yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan suatu project yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi sumber daya.

      Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:

      a. Menetapkan Standar Pelaksanaan b. Pengukuran Pelaksanaan c. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

      Fungsi Monitoring

      1. Ketaatan (Compliance) monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua mengikuti standar yang ditetapkan.
      2. Pemeriksaan (Auditing) monitoring menetapkan bahwa pelayanan diperuntungkan bagi pihak tertentu telah mencapai target mereka.
      3. Laporan (Accounting) menghitung sebuah hasil perubahan sosial.
      4. Penjelasan (Explanation) yang membantu memberikan informasi.


      Konsep Dasar Keamanan

      Definisi Keamanan

      Menurut Ibisa dikutip dari buku Sutabri (2012:196) Tujuan dari Pengamanan sistem informasi adalah untuk meyakinkan integritas, atau kelanjutan dan kerahasiaan untuk pengolahan data. Keuntungan dengan meminimalkan resiko harus diimbangi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu, biaya untuk pengamanan terhadap keamanan sistem komputer merupakan sebuah hal yang wajar.

      Perusahaan harus dapat mengurangi terjadinya suatu resiko dan memelihara keamanan sistem komputerisasi pada sebuah tingkatan dan level yang dapat diterima. Reputasi organisasi dapat dinilai masyarakat apabila dapat diyakini oleh integritas informasi (Integrity), Kerahasiaan informasi (Confisentiality), ketersediaan dalam informasi (Availability).

      Dapat disimpulkan bahwa “keamanan informasi” adalah upaya untuk mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang akan hadir. Sehingga keamanan informasi secara tidak langsung mampu menjamin sebuah kontinuitas dalam bisnis, mengurangi resiko-resiko yang terjadi, mengoptimalkan pengembalian untuk investasi (Return On Investment).

      Klasifikasi Keamanan

      Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dari suatu sistem informasi adalah klasifikasi keamanan sistem informasi. Menurut Ibisa, yang dikutip di dalam sebuah buku Sutabi (2012:198), “Informasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kriteria yang harus kita perhatikan”.

      1. Sangat Rahasia (Top Secret) Bila informasi ini disebarluaskan maka akan dapat berdampak sangat parah terhadap suatu keuntungan berkompentensi dan strategi bisnis organisasi. Contohnya: dari informasi jenis top secret, rencana organisasi bisnis, strategi marketing, rincian atau dari ramuan bahan yang menghasilkan material, bahan baku tertentu dan strategi bisnis.
      2. Konfidensial (Confidential)

        Apabila informasi ini disebarluaskan maka ia dapat merugikan privasi perorangan, merusak reputasi organisasi. Misalnya informasi jenis confidential: konsolidasi penerimaan, biaya keuntungan beserta informasi lain menghasilkan unit kerja keuangan organisasi, strategi marketing, teknologi, rencana produksi, promosi, dan gaji karyawan.

      3. Restricted

        Informasi ini hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertentu dengan menopang bisnis organisasi. Contoh: informasi restricted, informasi bisnis organisasi, strategi marketing yang dapat diimplementasikan. peraturan organisasi, strategi harga penjualan, serta strategi promosi.

      4. Internal Use

        Informasi ini hanya boleh digunakan oleh pegawai perusahaan untuk melaksanakan tugasnya. Contohnya: prosedur, buku panduan.

      5. Public

        Informasi ini dapat disebarluaskan kepada umum melalui jalur yang resmi. Contoh informasi ini: public corporate announcements, internal korespondensi tidak harus dari pengontrolan atau screening.

      Konsep Dasar Pengontrolan

      Pengontrolan didefinisikan sebagai keseluruhan dari proses kegiatan penilaian terhadap obyek kontrol ataupun untuk kegiatan tertentu dengan tujuan memastikan apakah suatu pelaksanaan tugas dan juga fungsi obyek dalam kontrol kegiatan tersebut sudah sesuai dengan apa yang ditentukan.

      1. Definisi Pengontrolan

      Menurut Erinofiardi (2012:261), “suatu system control berjalan otomatis pada suatu proses kerja berfungsi untuk mengendalikan proses tanpa adanya suatu bentuk campur tangan dengan manusia (otomatis)”.

      Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata dasar kontrol. Kata kontrol berarti adalah pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Sedangkan pengontrolan adalah proses mengontrol (mengawasi, memeriksa), untuk pengawasan, pemeriksaan.

      Industri yang modern saat ini, sangat membutuhkan tenaga ahli perencanaan dari sistem pengendali dan perancangan dari desain sistem pengendali, termasuk teknisi yang profesional sebagai operator. Tidak menutup suatu kemungkinan bahwa mereka dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu untuk saling berhubungan, karena teori sistem pengendali modern dikembangkan untuk mengatasi kerumitan sistem pengendalian menuntut kecepatan dan ketelitian tinggi memberi hasil output optimal.

      Ada 2 jenis sistem pengendali ditanamkan pada alat elektronik, yaitu Sistem Pengendalian Loop Terbuka (Open-loop Control System) dan Sistem Pengendalian Loop Tertutup (Closed-loop Control System).

      2. Jenis-Jenis Pengontrolan

      a. Sistem Kontrol Loop Terbuka Menurut Erinofiardi (2012:261), “Sistem kontrol loop terbuka adalah sebuah sistem kontrol yang keluarannya atau outputnya tidak mempengaruhi terhadap aksi pengontrolan. Untuk sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”


      Sumber: Jurnal Erinofiardi tahun 2012 halaman 261 Gambar 2.7 Sistem Pengendali Loop Terbuka

      Gambar diagram blok di atas menunjukan bahwa dalam sistem tersebut tidak dilihat adanya proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali itu memproses masukan dan mengirim ke alat terkendali.

      b. Sistem Kontrol Loop Tertutup

      Menurut Erinofiardi (2012:261) “Sistem kontrol loop tertutup adalah suatu sistem kontrol yang dalam sinyal keluarannya memiliki pengaruh secara langsung terhadap aksi dari pengendalian yang akan dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah ada suatu sinyal umpan-balik. Sinyal umpan-balik merupakan sinyal keluaran atau sebuah fungsi keluaran yang juga turunan-turunannya, dan diumpankan pada elemen kendali untuk memperkecil kesalahan serta membuatkan keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

      Sumber: Jurnal Erinofiardi dan dkk tahun 2012: 262 Gambar 2.8 Pengendalian Loop Tertutup

      Gambar diatas, menyatakan hubungan antara masukan dengan keluaran dalam sebuah loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan suatu sinyal umpan balik menghasilkan sebuah sinyal selisih atau sinyal kesalahan dan untuk selanjutnya akan dapat dikirimkan ke dalam sebuah elemen pengendali yang nantinya dapat menciptakan suatu sinyal keluaran dan dikirimkan ke alat terkendali.

      Konsep Dasar Otomatis

      Definisi Otomatis

      Menurut Saputra, Dedy Cahyadi dan Awang Harsa Kridalaksana di kutip pada sebuah Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 3 (2010:3), mengatakan bahwa “Perangkat otomatis yang dimaksud adalah perangkat dan suatu alat yang digunakan membantu dari kelancaran proses otomatis.

      Menurut Santoso, Martinus dan Sugiyanto dalam Jurnal FEMA Vol. 2 (2013:17), “Otomasi adalah proses dengan secara otomatis mengontrol operasi elektronika yang dapat mengganti manusia mengambil keputusan.

      Dari pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa otomatis merupakan proses mengontrol operasi dalam sistem elektronika.

      Konsep Dasar Elisitasi

      Definisi Elisitasi

      Menurut Sommerville dan Sawyer (1997) dalam buku Siahaan (2012:66), “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan pada aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan dalam sistem dengan melalui komunikasi oleh pihak yang punya urusan bagi pengembangan sistem”.

      Menurut Guritno, dan dkk (2011:302), “Elisitasi adalah sebuah rancangan yang didesain berdasarkan sistem baru yang diharapkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

      Berdasarkan kedua pengertian di atas, akan diambil kesimpulan bahwa elisitasi yaitu suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem serta pihak yang terkait dengan pengembangan sistem.

      Tahap-Tahap Elisitasi

      Menurut pendapat Guritno Suryo, Sudaryono Untung Rahardja (2011:302), elisitasi dapat dilakukan dengan tiga tahap, sebagai berikut:

      1. Elisitasi Tahap I Elisitasi tahap I, berisikan semua rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
      2. Elisitasi Tahap II Elisitasi tahap II, adalah suatu hasil pengklasifikasian elisitasi dari tahap I berdasarkan metode pada MDI. Metode MDI bertujuan memisah rancangan sistem penting dan harus ada dalam sistem baru dengan rancangan sistem yang disanggupi penulis untuk dieksekusi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai sebuah metode pada MDI: a. M dalam MDI berarti Mandatory (bagian pada sistem yang penting). Maksudnya: requirement tersebut harus tetap ada dan selain itu tidak boleh dihilangkan ketika saat merancang serta membuat sistem baru. b. D dalam MDI berarti Desirable (bagian yang tidak terlalu penting). Maksudnya: requirement itu tidak terlalu penting, boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan di dalam pembentukan sistem maka dapat menjadikan suatu sistem tersebut lebih sempurna. c. I dalam MDI berarti Inessential. (bagian yang terdapat di luar sistem) Maksudnya yaitu: requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas dan adalah sebuah bagian yang berada di bagian luar sistem.
      3. Elisitasi Tahap III
      4. Elisitasi tahap III, adalah suatu hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement itu dengan option I dalam metode MDI. Kemudian, seluruh requirement yang tersisa itu diklasifikasikan kembali melalui metode TOE dijabarkan berikut ini:

        a. T dalam TOE artinya Teknikal. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara atau teknikal pembuatan requirement pada sistem diusulkan?

        b. O dalam TOE artinya Operasional. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara penggunaan requirement sistem itu akan dikembangkan?

        c. E dalam TOE artinya Ekonomi Maksudnya yaitu: berapakah biaya yang diperlukan untuk membangun requirement di dalam sistem? Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option berdasarkan sifatnya, yaitu HML dengan penjelasan sebagai berikut:

        a) High (H): yang berarti sulit untuk dapat dikerjakan, karena teknik pembuatan maupun pada pemakaiannya sulit. Sehingga membuat biaya mahal. Maka pada suatu requirement itu, harus dieleminasi.

        b) Middle (M): yang berarti dari requirement itu mampu dikerjakan.

        c) Low (L): yang berarti dari requiremet tersebut mudah dikerjakan, dengan pembuatannya yang mudah, maka tidak perlu dieliminasi.

      5. Final Draft Elisitasi
      6. Final Draft elisitasi maksudnya adalah suatu hasil akhir yang dicapai dengan suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai suatu dasar di dalam pembuatan sistem yang akan dikembangakan.

        Tujuan Elisitasi Kebutuhan

        Menurut Leffingwel (2000) dikutip dari suatu bukunya Siahaan (2012:67), suatu elisitasi kebutuhan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

        a) Mengetahui masalah apa saja yang harus dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (System Boundaries). Akan dijelaskan, yaitu: Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangatlah ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan dari developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasannya. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang akan dibangun sesuai pada lingkungan operasional saat ini. Identifikasi atau persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi yang berikutnya. Identifikasi pemangku kepentingan, kelas pengguna, tujuan dan tugas, use case dalam pemilihan batasan.

        b) Melakukan suatu identifikasi yaitu siapa saja pemangku kepentingan. Sebagaimana yang disebut dari bagian sebelumnya, instansiasi pada pemangku kepentingan antara lain adalah Konsumen atau Klien (yang akan membayark sistem), Pengembang (yang akan merancang, membangun, merawat suatu sistem), dan Pengguna (yang beriteraksi dengan sistem sehingga mendapatkan hasil untuk pekerjaan mereka). Pada sistem yang bersifat interaktif, pengguna akan memegang peran penting dalam proses elisitasi. Pada umumnya, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga dalam bagian pada proses elisitasi adalah menidentifikasi dari kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pada pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna cacat dan lain-lain.

        c) Identifikasi tujuan sistem adalah sasaran-sasaran yang harus dicapai. Tujuan merupakan sasaran dalam sistem yang harus terpenuhi. Penggalian high level goals untuk awal proses pengembangan sangat penting. Penggalian terhadap tujuan lebih terfokus kepada ranah dari masalah dan terhadap kebutuhan dalam suatu pemangku kepentingan itu daripada solusi yang dimungkinkan untuk suatu masalah tersebut.

        Langkah-langkah Elisitasi

        Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dikutip dari bukunya Siahaan (2012:75), berikut ini adalah langkah untuk elisitasi kebutuhan:

        1. Identifikasi terhadap orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan dari sebuah organisasi mereka. Menilai kelayakan dari bisnis dan teknis bagi sistem yang diusulkan.
        2. Menentukan lingkungan teknis, ke mana sistem akan ditempatkan.
        3. Identifikasi ranah suatu permasalahan.
        4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan
        5. Meminta partisipasi dari banyak orang.
        6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
        7. Membuat skenario penggunaan terhadap pelanggan dan pengguna.

        Masalah dalam Elisitasi

        Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000), dikutip dari bukunya Siahaan (2012:68), tahap pada elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini dipengaruhi tiga masalah: Masalah Cakupan, Masalah Pemahaman, Masalah Perubahan.

        a) Masalah Ruang Ringkup

        Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak penting sebagai batasan sistem yang mungkin akan membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

        b) Masalah Pemahaman

        Terjadi saat pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan dalam sistem, pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman yang penuh terhadap ranah masalah.

        c) Masalah Perubahan

        Perubahan kebutuhan pada waktu ke waktu. Dalam membantu mengatasi masalah ini, Perekayasa Sistem (System Engineers) harus melaksanakan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

        Teori Khusus

        Konsep Dasar Prototype

        Definisi Prototype

        Menurut Simarmata (2010:62), “Prototype adalah bagian sebuah produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan dan perubahan cepat dalam pembangunan prototype”.

        Menurut Wiyancoko (2010:120), “dari prototipe dapat didefinisi sebagai model produk dapat mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.

        Dari definisi diatas tersebut, dapat disimpulkan bahwa prototype adalah contoh dalam produk atau sistem dalam bentuk yang sebenarnya untuk dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasi produk sebenarnya.

        Jenis-Jenis Prototype

        Menurut Simarmata (2010:64), Jenis-jenis Prototype dibagi dua, yaitu:

        a. Rapid Throwaway Prototype Pendekatan pengembangan dari perangkat lunak/keras yang ini dipopulerkan oleh Gomaa dan Scoot (1981) yang sekarang ini telah digunakan secara lebih luas oleh industri-industri, terutama di dalam pengembangan sebuah aplikasi. Pendekatan ini umumnya digunakan dengan item yang beresiko tinggi (high-risk) atau juga dengan sistem yang belum dipahami secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype “quick and dirty” sanggup dibangun, diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga dari prototype yang diharapkan tercapai sampai pada saat proyek berskala besar dimulai.

        b. Prototype Evolusioner Dalam pendekatan prototype evolusioner, sebuah prototype itu didasarkan dari kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan juga dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dari aspek sistem yang dimengerti secara luas dengan dibangun diatas dasar kekuatan tim pengembang. Prototype ini didasarkan dengan kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang dengan sebuah aplikasi. (Hough, 1993).


        Kelebihan dan Kelemahan Prototype

        Kelebihan dan Kelemahan Prototype adalah sebagai berikut:

        Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

        konsep Dasar Flowchart

        Definisi Flowchart

        Flowchart adalah visualisasi grafik untuk langkah atau urutan prosedur dari program (Sulindawati dan Muhammad Fathoni, 2010:8). Flowchart membantu analis dan programer untuk memecahkan masalah ke dalam segmen kecil, menganalisis alternatif lain bagi pengoperasian.

        Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116), “Flowchart yaitu bentuk dari diagram punya aliran banyak arah secara sekuensial”.

        Flowchart membantu penyelesaian masalah khususnya masalah yang harus dikaji lebih dalam. Apabila seorang analisis atau programer akan membuat flowchart, ada sebuah petunjuk yang harus diperhatikan.

        Cara Membuat Flowchart

        Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan flowchart Menurut pendapat Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8) akan dijabarkan berikut:

        a. Flowchart diagambar dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

        b. Aktifitas yang digambar haruslah didefinisikan secara lebih hati-hati dan yang didefinisikan ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

        c. Kapan aktifitas bermula dan berakhir harus ditentukan dengan jelas.

        d. Setiap langkah dalam aktifitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

        e. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.

        f. Lingkup dan range aktifitas yang digambarkan ditelusuri hati-hati.

        g. Menggunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

        Jenis-Jenis Flow Chart

        Ada lima jenis-jenis bagan alir yang akan dijelaskan sebagai berikut:

        a. Bagan Alir Sistem (Systems Flow Chart) Menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan sistem secara keseluruhan dan urutan prosedur pada suatu sistem.

        Sumber : Rachman (2012:116) Gambar 2.9 Bagan Alir Sistem (System Flow Charts)

        b. Bagan Alir Dokumen (Document Flow Chart) Menulusuri alur data yang ditulis melalui sistem. Fungsiya menelusuri alur form serta laporan sistem satu dan sistem lainnya.

        Sumber: Rachman (2012:117) Gambar 2.10 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

        c. Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart) Mirip dengan Flow Chart sistem dalam menggambarkan suatu prosedur di dalam sistem, mengunakan simbol dan gambar.

        Sumber: Rachman (2012:117) Gambar 2.11 Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)

        d. Bagan Alir Program (Program Flow Chart) Merupakan keterangan yang lebih spesifik lagi mengenai bagaimana disetiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.

        Sumber: Rachman (2012:117) Gambar 2.12 Bagan Alir Program (Program Flow Chart)

        e. Bagan Alir Proses (Process Flow Chart) Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial untuk memecah dan menganalisa langkah-langkah selanjutnya dari sistem serta menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

        Sumber: Rachman (2012:116) Gambar 2.13 Bagan Alir Proses (Process Flow Chart) Bagan alir proses digunakan dari perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses sebuah manufacturing serta efektif menelusuri alur laporan atau form.

        Sumber: Rachman (2012:116) Gambar 2.14 Contoh Variasi Aplikasi Flow Chart

        Konsep Dasar Pengujian

        Definisi Black Box

        Menurut Siddiq (2012:4), “Pengujian dalam black box adalah pengujian dari aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur dari logika internal software apakah software berfungsi dengan benar”.

        Menurut Budiman (2012:4), “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan dalam sebuah spesifikasi perangkat lunak. Data uji dapat dibangkitkan, dieksekusi pada software dan kemudian keluaran software diuji apakah sesuai yang diharapkan”.

        Metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan dalam pengujian kinerja, spesifikasi serta antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

        Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai alur internal (internal path), struktur atau implementasi di dalam suatu software under test (SUT). Karena itu, dengan ada uji coba di black box memungkinkan suatu pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih semua syarat fungsional pada program.

        Uji coba pada black box berusaha untuk menemukan kesalahan dengan beberapa kategori, diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:

        1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
        2. Kesalahan interface
        3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
        4. Kesalahan performa
        5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

        Uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja membiarkan struktur kontrol sehingga pada perhatiannya difokuskan dalam suatu informasi domain. Untuk mengaplikasikan uji coba dengan black box yang menghasilkan sekumpulan kasus yang diuji harus dapat memenuhi suatu kriteria. Uji coba di rancang untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

        1. Bagaimana validitas fungsional diuji?
        2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
        3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
        4. Bagaimana batasan-batasan kelas data di isolasi?
        5. Berapa rasio data & jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
        6. Apa akibat yang timbul kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

        Sehingga di dalam uji coba black box harus melewati beberapa proses. Uji proses black box tersebut, dapat dipaparkan sebagai berikut:

        a. Menganalisis kebutuhan serta spesifikasi perangkat lunak (software). b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan akan menghasilkan suatu output yang benar atau sebaliknya jenis input memungkinkan dapat menghasilkan output salah pada perangkat lunak yang sedang di uji. c. Menentukan output untuk suatu jenis input. d. Pengujian akan dilakukan dengan suatu input yang telah benar-benar diseleksi. e. Pembandingan dilakukan dari output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan. f. Menentukan fungsionalitas seharusnya ada dari software yang diuji.

        Metode Pengujian Dalam Black Box

        Ada beberapa macam metode pengujian black box, berikut diantaranya:

        1. Equivalence Partioning
        2. Equivalence Partioning yaitu suatu metode uji coba dengan black box yang membagi sebuah domain input dari program menjadi beberapa kelas data dalam kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji coba penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (contohnya: kesalahan pemrosesan pada seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain untuk sebuah kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

        3. Boundary Value Analysis
        4. Sejumlah besar kesalahan cendrung terjadi di dalam batasan domain input daripada nilai tengah. Dari alasan ini, Boundary Value Analysis (BVA) dibuat bertujuan sebagai suatu teknik uji coba. BVA mengarahkan pada suatu pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA adalah sebuah desain teknik kasus uji yang melengkapi equivalence partioning. Daripada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dalam suatu domain output.

        5. Cause-Effect Graphing Techniques
        6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik dari kasus uji coba untuk menyediakan representasi singkat terhadap kondisi logikal dan juga aksi yang bisa berhubungan. Versi sederhana dari simbol graph cause-effect terdapat hubungan causes ci dengan effects ei. Lainnya merupakan batasan relationship diaplikasi dalam causes dan effects.

        7. Comparison Testing
        8. Dalam beberapa situasi di mana keandalan sebuah software amat kritis serta beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan spesifikasi yang sama. Setiap versi bisa diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan semuanya memberikan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara paralel dengan perbandingan dengan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent sebuah software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuatkan walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dengan sistem. Versi independent ini yaitu basis dari teknik black box testing yang disebut Comparison Testing.

        9. Sample and Robustness Testing
        10. 1. Sample Testing Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dalam suatu kelas ekuivalen, seperti mengintegrasikan sebuah nilai dalam kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih kemungkinan dipilih pada urutan tertentu atau interval tertentu.

          2. Robustness Testing Pengujian Ketahanan (Robustness Testing) adalah sebuah metodologi jaminan mutu difokuskan dalam pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga bisa digunakan dalam menggambarkan proses verifikasi kebenaran terhadap pengujian.

        11. Behavior Testing dan Performance Testing
        12. 1. Behavior Testing Hasil dari uji tidak akan dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sesekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, contohnya dari suatu pengujian struktur data stack.

          2. Performance Testing Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program dan untuk beroperasi secara benar dengan dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya saja: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja beserta kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahapan spesifikasi atau desain. bisa digunakan menguji batasan lingkungan program.

        13. Requirement Testing
        14. 1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dari suatu perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi dalam suatu tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

          2. Requirement Testing dapat melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang berhubungan dengan program.

        15. Endurance Testing
        16. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sudah pas pada spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan pengujian tersebut didefinisikan pada tahap spesifikasi suatu desain.

          Konsep Dasar Mikrokontroler

          Definisi Mikrokontroler

          Menurut Dipranonoto (2010:3), “Mikrokontroller adalah sebagai “single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasikan control dari system”.

          Menurut pandapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1), “Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran juga kendali dari program yang dapat ditulis dan dihapus secara khusus, cara kerjanya yaitu membaca dan menulis data”.

          Dalam definisi di atas, maka dapat disimpulkan mikrokontroler sebagai otak sistem terkomputerisasi dengan komponen yang berfungsi.

          Klasifiksi Mikrokontroler

          Menurut pendapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2) mikrokontroler mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

          1. Memiliki program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi tertentu, dan program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada PC.
          2. Konsumsi daya kecil.
          3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
          4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.
          5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
          6. Lebih tahan pada suatu situasi dan kondisi lingkungan yang ekstrim, contohnya yaitu: temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

          Klasifikasi Mikrokontroler

          Menurut Syahrul (2012:15), Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yang diantarnnya akan dijelaskan sebagai berikut:

          1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
          2. RAM berkapasitas 68 byte.
          3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
          4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
          5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
          6. Fasilitas pemrograman sistem ICSP (In Circuit Serial Programming).

          Fitur-Fitur Mikrokontroler

          Menurut Syahrul (2012:16), beberapa fitur-fitur yang biasanya ada dalam suatu mikrokontroler yang dapat dijelaskan, sebagai berikut:

          1) RAM (Random Access Memory) RAM digunakan mikrokontroler sebagai tempat penyimpanan variabel. Memori ini, bersifat volatile yang artinya dapat kehilangan semua atau keseluruhan pada datanya jika tidak mendapat catu daya. 2) ROM (Read Only Memory) ROM disebut juga sebagai kode memori karena bisa berfungsi sebagai tempat menyimpan program yang akan diberikan pada user. 3) Register Register yaitu suatu tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler. Misalnya: variabel program, kondisi input/output, komunikasi serial. 4) Special Function Register Adalah sebuah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler serta register ini terletak pada bagian RAM. 5) Input dan Output Pin Pin Input merupakan bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler. 6) Interrupt Interrupt adalah suatu bagian dari sebuah mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, nantinya program tersebut dapat diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan program pada alamat yang ditunjuk hingga selesai, yang nanti dijalankan lagi. Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3), ada beberapa interrupt yang terdapat dalam sebuah mikrokontroler yaitu interupt eksternal, timer, serial yang akan diuraikan sebagai berikut: 1. Interrupt Eksternal : Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt. 2. Interrupt Timer : Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai. 3. Interrupt Serial : Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

          Jenis-Jenis Mikrokontroler

          Secara teknis hanya ada dua macam mikrokontroler, Pembagian ini di dasarkan pada kompleksita intruksi-intruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.

          a. RISC merupakan kependekan dari Reduced Intruction Set Computer, Intruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. b. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Intruction Set Computer, Intruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.

          Konsep Arduino

          Definisi Arduino

          Menurut Syahwil (2013:60) Arduino adalah kit elektronika atau papan rangkaian elektronika open source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (Integrated Circuit) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan menanmkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat memberikan input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output, sesuai yang digunakan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai otak yang mengendalikan input, proses dan output sebuah rangkaian elektronika. Secara umum, Arduino tersebut terdiri dari dua bagian yaitu : Hardaware berupa papan input/output (I/O) yang open source. Software Arduino yang juga open source, meliputi software Arduino IDE untuk menulis program dan driver untuk koneksi dengan komputer Sejarah Sungkat Arduino Pembuatan arduino dimulai pada tahun 2005, dimana sebuah situs perusahaan komputer Olivetti di Ivrea Italia, membuat perangkat lunak untuk mengendalikan proyek desain interaksi siswa supaya lebih murah dibandingkan sistem yang ada pada saat itu, Dilanjutkan pada bulan mei 2011, dimana sudah lebih dari 300.000 unit Arduino terjual. Pendiri dari Arduino itu sendiri adalah Massimo Banzi dan David Cuartielles sebagai founder. Awalnya mereka memberi nama proyek itu dengan sebutan Arduino dari Ivrea tetapi seiring dengan perkembangan zaman, nama proyek itu diubah menjadi Arduino yang berarti teman yang kuat atau dalam versi bahasa inggrisnya dikenal dengan sebutan hardwin. Proyek pengkabelan diciptakan oleh seniman sekaligus programmer asal kolombia bernama hernando barragain, Pengkabelan ini adalah proyek tesis hernando pada Desain Interkasi Institue Invrea. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjadi versi elektronik pengolahan yang digunakan dilingkungan pemograman dan mengambil pola sintaks processing dengan perkembangannya teknologi, arduino menjadi sangan populer dikalangan mahasiswa dan pelajar saat ini. Mereka mengembangkan arduino dengan Bootloader dan Software yang user friendly sehingga menghasilkan sebuah board mikrokontroler yang bersifat open source yang bisa dipelajari dan dikembangkan oleh mahasiswa, pelajar, profesional, pemula, dan penggemar elektronika maupun robotik diseluruh dunia. IDE (Integrated Development Environment) diciptakan oleh Casey Reas dan Ben Fry, beberapa programmer yang lain juga terlibat seperti Tom Igoe, Gianluca Martino, David Mellis, dan Nicolas Zambett.

          Kelebihan Arduino

          Tentu saja ada banyak mikrokontroler maupun platfrom mikrokontroler tersedia, misalnya saja basic syamp-nya prallax, BX-24-nya Netmedia, Phidget, MITs Handy Board, dan lain sebagainya. Semua alat tersebut bertujuan untuk menyederhanakan berbagai macam kerumitan maupun detail rumit pada pemograman mikrokontroler sehingga menjadi paket mudah digunakan (easy-to-use) Arduino juga menyederhanakan proses kerja dengan mikrokontroler, Sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan antara lain : Murah papan (perangkat keras) Arduino biasanya dijual relatif murah (harga Arduino Uno-R3 yang penulis beli seharga Rp.279,000,00) dibandingkan dengan pletfrom mikrokontroler pro lainnya, Jika ingin lebih murah lagi, tentu bisa dibuat sendiri dan itu sangat mungkin sekali karena semua semberdaya untuk membuat Arduino tersedia lengkap di website Arduino bahkan di website-website komunitas Arduino lainnya. Tidak hanya cocok untuk windows, namun juga cocok bekerja di Linux, Mac. Sederhana dan sangatlah mudah pemogramannya. Perlu diketahui bahwa lingkungan pemrograman di Arduino mudah digunakan untuk pemula, dan cukup fleksibel bagi mereka yang sudah tingkat lanjut. Untuk guru/dosen, Arduino berbasis pada lingkungan pemrograman Processing, sehingga jika mahasiswa atau murid-murid terbiasa menggunakan processing tentu saja akan mudah menggunakan Arduino. Bahkan didalam dos/kotak Arduino terdapat tulisan bahwa Arduino diperuntukan bagi seniman, desainer, penghobi, dan siapa saja. Sungguh membesarkan hati dan membangkitkan semangat bahwa penggunanya tidak harus teknisi berpengalaman atau ilmuwan berotak jenius. Perangkat lunak open source. Perangkat lunak Arduino IDE dipublikasikan sebagai Open Source, tersedia bagi para pemrogram berpengalam untuk mengembangkan lebih lanjut bahasanya bisa dikembangkan lebih lanjut melalui pustaka C++ yang berbasis pada Bahasa C untuk AVR. Perangkat kerasnya open source. Perangkat keras Arduino berbasis mikrokontroler ATMEGA8, ATMEGA168, ATMEGA328,dan ATMEGA1280. Dengan demikian, siapa saja bisa membuatnya (dan kemudian bisa menjualnya) perangkat keras Arduino ini, apalagi bootloader tersedia langsung dari perangkat Arduino IDE-nya. Bsa juga menggunakan breadboard untuk membentuk perangkat Arduino beserta periferal-periferal lain yang dibutuhkan. Tidak perlu perangkat chip programmer. Karena didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari komputer. Sudah memiliki saran komunikasi USB sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki Port serial/RS323 bisa menggunakannya. Bahasa pemograman relatif mudah, karena software Arduino dilengkapi dengan kumpulan Library yang cukup lengkap

          Penggunaan dan Manfaat Arduino

          Kegunaan Arduino tergantung kepada kita yang membuat program. Arduino bisa digunakan untuk mengontrol LED, mengontrol lampu lalu lintas, bisa juga digunakan untuk mengontrol helikopter, sudah banyak contoh yang sudah pernah dibuat diantaranya MP3 Player, pengontrol motor, mesin CNC, monitor kelembaban tanah, pengukur jarak, penggerak servo, balon udara, pengotrol suhu, monitor energi, stasium cuaca, pembaca RFID, drum elektronik, GPS longger, monitoring bensin, dan masih banyak lagi. Silahkan buka Google, Youtube, atau lihat di http://freeduino.org. Kutipan Jurnal

          Jenis-jenis Arduino

          Arduino Leonardo Arduino Leonardo adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega32u4, yang mempunyai 20 pin digital input/output. Di mana 7 pin dapat digunakan sebagai output PWM dan 12 pin analog input, clock speed 16 MHz crystal oscillator, sambungan micro USB, power jack, ICSP header, dan sebuah tombol reset. Board ini juga menggunakan daya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai. Arduino Mega 2560 Arduino Mega 2560 adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega2560. Yang mempunyai 54 pin digital input/output, di mana 14 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16 analog input 4UARTs (Hardware serial port), 16 MHz crystal oscillator, sambungan USB, power jack, ICSP header dan tombol reset, Board ini juga menggunakan daya yang terhuung kekomputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau beterai, Arduino mega compatibel dengan Shield yang didesain untuk Arduino Duemilanove or Decimila. Arduino Dea Arduino Dea adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis Atmel SAM3XSE ARM Cortex-M3 CPU, Arduino Due merupakan mikrokontroler pertama dari Arduino berbasis ARM 32-bit. Mempunyai 54 pin digital input/output (di mana 12 pin digunakan untuk output PWM), 12 analog input, 4 UARTs (Hardware serial port), clock speed 84 Mhz, sambungan OTG USB, 2 DAC (digital to analog), 2 TWI, power jack, SPI header, JTAG header, tombol reset, dan tombol erase. Arduino Ethernet Arduino Ethernet adalah mikrokontroler berbasis ATmega328, terdapat 14 pin digital/output, 6 analog input, clock speed 16 MHz, sambungan RJ45, power jack, ICSP header, dan tombol reset, Arduino Ethernet berbeda dari board yang lain karena tidak mempunyai chip driver onboard USB-to-serial, tetapi mempunyai Wiznet Ethernet interface (sama yang ditemukan pada Ethernet Shield). Terdapat pembaca kartu memori microSD. Yang dapat digunakan untuk menyimpan file-file untuk data akses jaringan. Juga dapat diakses melalui Library SD. Pin 10 untuk Wiznet Interface. Arduino Mega ADK Arduino ADK adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega2560. Terdapat USB host interface untuk koneksi pada handphone berbasis Android, berbasis MAX3421eIC. Mempunyai 54 pin digital input/output (di mana 14 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 16 analog input, 4 UARTs (Hardware serial port), 16 MHz crystal oscillator, sambungan USB, power jack, ICSP header, dan tombol reset.


          Arduino Micro Arduino Micro adalah papan mikrokoontroler berbasis ATmega32u4 mempunyai 20 pin digital input/ output (di mana 7 pin dapat digunakan sebagai output PWM dan 12 analog input), 16 MHz crystal oscillator, sambungan micro USB, ICSP header, dan tombol reset button, Arduino Micro mirip dengan Arduino Leonardo yang berbasis ATmega32u4, didukung dengan komunikasi USB, dan dapat dihubungkan dengan keyboard dan mouse computer. Arduino Nano Arduino Nano adalah board Arduino berukuran kecil, lengkap dan berbasis ATmega328 untuk Arduino Nano 3.0 atau ATmega168 untuk Arduino Nano 2.x mempunyai kelebihan yang sama fungsional dengan Arduino Deumilanove, namun dalam paket yang berbeda kerkurangnya tidak mempunyai DC power jackm dan hanya dengan kabel Mini-B USB standar. Arduino Nano didesain dan diproduksi oleh Gravitech. Arduino Fio Arduino Fio adalah mikrokontroler berbasis ATmega328p, beroperasi pada tegangan 3.3V dan clock 8 MHz. Mempunyai 14 pin digital input/output (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 8 analog input, on-board resonator, tombol reset, dan pin berlubang. Terdapat baterai Lithium Polymer dan termasuk rangkaian charge circuit via USB. Juga terdapat soket Xbee pada bagian bawah.Arduino Fio ditujukan untuk aplikasi wireless. Pengguna dapat mengupload sketch/program dengan kabel FTDI atau Sparkfun breakout board. Dengan memodifikasi adaptor USB-to-Xbee seperti Xbee Explorer USB. Pengguna dapat meng-upload sketch melalui wireless. Arduino Fio didesain oleh shigeru kobayashi dan dipublikasikan oleh SparkFun Electronics. Arduino Pro Arduino Pro adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega168 atau ATmega328, Arduino Pro terdiri versi 3.3V/8 MHz dan 5V/16MHz mempunyai 14 pin digital input/output (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 analog input, baterai power jack, ICSP header, dan pin Headers. Enam pin header dapat dihubungkan pada kabel FTDI atau sparkfun breakout board untuk daya USB dan komunikasi ke board. Arduino Shields Arduino Shields adalah modul siap apakai yang bisa ditancapkan atau dipasang pada board Arduino, seperti modul Ethernet (Arduino Ethernet Shield), modul wifi (Arduino Wifi Shield), modul Wireless ( Arduino Wireless SD Shield), modur motor (Arduino Motor Shield), dan Shield lainnya dari arduino atau yang kompatibel. Arduino Arduino Ethernet Shield merupakan modul untuk sambungan internet. Dengan hanya mencolokan modul ini dalam board Arduino, Arduino akan terhubung ke internet dalam beberapa menit. Dengan beberapa intruksi, anda dapat melakukan pengendalian lewat internet. Arduino Ethernet Shield berbasis chip Ethernet Wiznet W5100. Wiznet W5100 merupakan jaringan provider (IP) yang mendukung TCP dan UDP. Dengan menggunakan Library Ethernet untuk penulisan/upload sketch, modul ini bisa digunakan untuk terhubung dengan internet. Arduino Wifi Shield Arduino Wifi Shield menghubungkna Arduino anda ke wireless internet (internet tanpa kabel). Dengan beberapa intruksi sederhana kita dapat menghubungkan jaringan wireless untuk memulai pengendalian via internet. Wifi Shield beroperasi pada tegangan 5V, terkoneksi via jaringan 802.11b/g. Terdapat Encryption types: WEP and WPA2, SPI port, slot micro SD, ICSP Headers, sambungan FTDI dan mini-USB untuk update wifi firmware. Wifi Shield berbasis sistem paket HDG104 Wireless LAN 802.11 b/g. Berbasis ATmega32UG3 jaringan provider (IP) yang mengdukung TCP and UDP. Untuk menggunakan modul internet ini. Kita gunakan Library Wifi untuk penulisan/upload sketch pada board. Arduino Wireless SD Shield Arduino Wireless SD Shield adalah modul pada papan/board untuk komunikasi tanpa kabel dengan menggunakan modul wireless Arduino. Berbasis pada modul Xbee. Modul ini dapat berkomunikasi.terjangkau pada jarak 100 kaki didalam rumah dan jarak 300 kaki diluar rumah. Pada modul ini terdapat slot micro SD

          Arduino Motor Shield Arduino Motor Shield berbasis pada L298, yang terdiri dari dua driver jembatan penuh yang didesain untuk beban induktif seperti relay, selenoid, motor DC dan motor stepper. Modul ini menggerakkan motor DC dengan papan Arduino yang dapat mengendallikan kecepatan dan arah putaran motor. Arduino Proto Shield Arduino Proto Shield adalah modul prototype yang memudahkan kita dalam mendesain rangkaian. Anda dapat mensolder bagian pada prototype untuk membuat sebuah project atau rangkaian. Modul ini sangat berguna untuk menghubungkan pin I/O Arduino untuk sambungan komponen tambahan dari sebuah project. Arduino IDE IDE (Integrated Development Environment) adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi mikrokontroler mulai dari menuliskan source program, kompilasi, upload hasil kompilasi dan uji coba secara terminal serial. IDE arduino dapat dilihat pada gambar 2.15

          Gambar 2.15 Ide Arduino

          Icon menu verify yang bergambar ceklis berfungsi untuk mengecek program yang ditulis apakah ada yang salah atau error. Icon menu upload yang bergambar panah ke arah kanan berfungsi untuk memuat / transfer program yang dibuat di software arduino ke hardware arduino. Icon menu New yang bergambar sehelai kertas berfungsi untuk membuat halaman baru dalam pemrograman. Icon menu Open yang bergambar panah ke arah atas berfungsi untuk membuka program yang disimpan atau membuka program yang sudah dibuat dari pabrikan software arduino. Icon menu Save yang bergambar panah ke arah bawah berfungsi untuk menyimpan program yang telah dibuat atau dimodifikasi. Icon menu serial monitor yang bergambar kaca pembesar berfungsi untuk mengirim atau menampilkan serial komunikasi data saat dikirim dari hardware arduino.


          Komponen Dasar Elektronika

          Definisi Elektronika

          Menurut Oscar (2012:10), Rangkaian elektronika merupakan rangkaian yang dibentuk dalam berbagai macam komponen elektronika yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk suatu system rangkaian elektronika terpadu, seperti dalam komponen Raspberry Pi. Komponen Pasif Elektronika Menurut Rusmadi (2011:10)

          Komponen pasif adalah komponen-komponen pada elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga misalnya: perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain. seperti resistor, kapasitor, dan induktor. Komponen Aktif Elektronika Menurut Rusmadi (2011:33), bahwa Komponen aktif adalah Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya. Seperti dioda, transistor, tranducer (sensor) dan thyristor.

          Konsep Dasar Warning Button Crime

          Definisi Warning

          Warning atau peringatan adalah Situasi berbahaya dimana jika tidak dihindari akan mengakibatkan kematian atau cedera yang serius. Definisi Button Button atau tombol adalah Suatu alat pada mesin yang geraknya di tekan atau geraknya di tarik dapat menjalankan, menghentikan atau mengubah gerak pada mesin

          Definisi Crime

          Crime atau kejahatan adalah dilihat dari sudut pandang hukum (a crime from the legal point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap tingkah laku yang melanggar hukum pidana. Bagaimanapun jeleknya suatu perbuatan sepanjang perbuatan itu tidak dilarang didalam perundang-undangan pidana, perbuatan itu tetap sebagai perbuatan yang bukan kejahatan. Dari sudut pandang masyarakat (a crime from the sociological point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap perbuatan yang melanggar norma-norma yang masih hidup didalam masyarakat. Contohnya bila seorang muslim meminum minuman keras sampai mabuk, perbuatan itu merupakan dosa (kejahatan) dari sudut pandang masyarakat islam, dan namun dari sudut pandang hukum bukan kejahatan.

          Suherland (A.S Alam dan Amir Ilyas, 2010:16) berepndapat bahwa Criminal behavior in violation of the crimonal law. No matter what the degree of immorality or indecency of an act is not crime unless it is prohibitied by the criminal law. Tiga perspektif teori kejahatan (crime) menurut (Topo Santoso dan Eva Achajani Ulfa. 2001:35), yaitu : Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif Biologis. Cesare Lombroso (1835-1909) Kronologis beralih secara permanen dari filosofi abstrak tentang penanggulangan kejahatan melalui legilasi menuju suatu studi medern penyelidikan mengenai sebab-sebab kejahatan. Ajaran Lembroso mengenai kejahatan mewakili suatu tipe keanehan/keganjilan fisik, yang berbeda dengan nonkriminal. Lambroso mengklaim bahwa para penjahat mewakili suatu bentuk kemerosotan yang termanefestasi dalam karakter fisik yang mereflesikan suatu bentuk awal dan evolusi. Teori Lombroso (Topo Santoso, 2001:37) tentang penjahat yang dilahirkan (bron criminal) menyatakan bahwa Para penjahat adalah suatu bentuk yang lebih rendah dalam kehidupan, lebih mendekati nenek moyang mereka yang mirip kera dalam hal sifat bawaan dan watak dibanding mereka yang bukan penjahat.


          Enrico Ferri (1856-1929) Ferri (Topo Santoso, 2001:39) berpendapat bahwa kejahatan dapat dijelaskan melalui studi pengaruh-pengaruh interaktif di antara faktor-faktor fisik (seperti ras, geografis, serta temperatur), dan faktor-faktor sosial (seperti umur, jenis kelamin, variabel-variabel psikologis). Ferri juga berpendapat bahwa kejahatan dapat dikontrol atau diatasi dengan perubahan-perubahan sosial misalnya subsidi perumahan, kontrol kelahiran, kebebasan menikah dan bercerai, fasilitas rekreasi dan sebagainya.

          Jadi sistem Warning Button Crime (WBC) dengan mikrokontroller yang berbasis Arduino Nano dan Sim 800L, merupakan sistem quick respon yang diberikan Polisi kepada masyarakat untuk meningkatkan kecepatan pelayanan pada Polres Kota Tangerang dalam menangani laporan masyarakat terhadap adanya kriminalitas dengan cepat dan tepat. Pengacu pustaka terdiri dari bebrapa penelitian telah dilakukan terkait dengan penelitian ini, diantaranya dilakukan oleh Priyanka Shinde, Pranita Taware, Snehal Thorat, Tejashree Waghmare BE yang merupakan bimbingan dari Prof.Archna Kadam yang membahas tentang Emergency Panic Button. Peneliti sebelumnya juga dilakukan oleh Nivedita Majumdar, Pragati Bhargava, Rubeena K Shirin tentang Emergency Panic Button Using Microcontroller, dan penelitian yang terkait lainnya oleh Oludele Awodele, Onuiri Ernest E, Olaore Olufunmike A, Sowunmi Oluwawunmi O, Ugo-Ezeaba Anita A peneliti ini membahas tentang A Real-Time Crime Records Managements System For National Security Agencies.

          Studi Pustaka (Literatur Riview)

          <p style="text-indent: 0.5in;">Studi pustaka merupakan untuk melihat penelitian-penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti yang masih berhubungan dengan topik penelitain. Dengan adanya study pustaka penulis dapat menemukan jawaban untuk pertanyaan pertanyaan penelitian ini.

          Manfaat yang didapatakan dalam studi pustaka adalah sebagai berikut :

          1. Mengidentifikasi kesenjangan dari penelitian ini
          2. Menghindari membuat ulang sehingga menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya.
          3. Mengidentifikasi metode yang penah dilakukan oleh penelitian sebelumnya.
          4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah capai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas landasan dari pengetahuan sebelumnya.

          Banyak penelitian sebelumnya yang mengenai pelayanan jasa. Dalam upaya membangun suatu sistem pelayanan maka peneliti melakukan studi pustaka sebagai salah satu untuk mengetahui metode apa saja yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Diantaranya

          1. Penelitian yang dilakukan oleh M. Zainudin Fitro dari UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA yang berjudul “Simulasi Pengendalian Pintu Air (Spillway) Otomatis Dengan Warning Alarm Berbasis Mikrokontroler” tahun 2012, alat ini tentang pengendalian pintu air secara otomatis dalam perancangan rangkaian sensor ketinggian air dengan ultrasonic untuk menggerakan buka-tutup pintu air menggunakan driver motor DC, Buzzer untuk bunyi peringatan dan rangkaian LCD untuk menampilkan informasi ketinggian air, sehingga alat ini dapat memantau kondisi ketinggian air.
          2. Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Mufti dari UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA yang berjudul “Rancang Bangun Emergency Security Caller Berbasis Android Untuk Situasi Perampokan” Tahun 2013, Sistem alat ini menerapkan konsep klien server yang memanfaatkan fitur internet dan GPS dan sistem ini mampu mengirimkan data lokasi kejadian perampokan ke web server polisi via internet dan ke nomor seluler polisi via SMS dengan menekan shortcut aplikasi.
          3. Penelitian yang dilakukan oleh Izmi Latifa dari UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA (UNAIR) yang berjudul “Inovasi Pelayanan Panic Button On Hand (PBOH) Polres Malang Kota Dalam Penanganan Laporan Kriminalitas” tahun 2016, Sistem alat ini sebagai inovasi dalam penanganan laporan krminalitas dan dibuat untuk memudahkan masyarakat memberikan laporan dan meningkatkan kecepatan pelayanan Polres Malang Kota dalam menangani laporan kriminalitas dengan cepat dan tepat.
          4. Penelitian yang dilakukan oleh Anggi Setyo Permadi dari STMIK INSAN PEMBANGUNAN TANGERANG yang berjudul “Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Informasi Publik Pada Polres Kota Tangerang” tahun 2017. Di mana sistem ini menggunakan program PHP dan menggunakan database MySql sehingga menghasilkan informasi yang efektif dan efesien pada Polres Kota Tangerang.
            Beberapa Literature review Kutipan Jurnal Internsional dan Nasional tersebut adalah sebagai berikut:
          1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Roihan, Annas Rifa’i dan Chandra Wijaya dari STMIK RAHARJA TANGERANG dikutip dari JURNAL CERITA yang berjudul “ Prorotipe Alarm Panic Button System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang” pada tahun 2018.
          2. Penelitian yang dilakukan oleh Siddharth Gupta, Shivaditya Jatar, dan Ayush Mittal dari COMPUTER ENGINEERING, SHRI GOVINDRAM SEKSARIA INSTITUTE OF TECHNOLOGY AND SCIENCE, INDORE (M.P) INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF ENGINEERING SCEIENCES AND RESEARCH TECHNOLOGY yang berjudul “Home Automation System Using Arduino Uno” pada tahun 2017.
          3. Penelitian yang dilakukan oleh Jishnu S, Raouf AP, Sufail UK, Vishnu Dinesh Nair, dan Shahana M dari ROYAL COLLEGE OF ENGINEERING AND TECHNOLOGY, AKKIKAVU dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF INNOVATIVE RESEARCH IN MANAGEMENT, ENGINEERING AND TECHNOLOGY yang berjudul “Wireless Notice Board Using Arduino dan GSM” pada tahun 2016.
          4. Penelitian yang dilakukan oleh Amruta Patil, Pooja Potnis, dan Karishma Katkar dari ELECTRONICS AND TELECOMMUNICATIONS ENGINEERING DEPARTEMENT, GOVERNMENT COLLEGE OF ENGINEERING AND RESEARCH, AWASARI (KD), PUNE (412405), MAHARASHTRA, INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF ENGINEERING TRENDS AND TECHNOLOGY yang berjudul “SMS Based Home Automation System Using Arduino ATMEGA328 With GSM” pada tahun 2017.
          5. Penelitian yang dilakukan oleh R. Naresh Naik, P.Silva Nagendra Reddy, S.Nanda Kishore dan K.Tharun Kumar Reddy dari ASSISTANT PROFESSOR, DEPARTEMENT OF ECE, KUPPAM ENGINEERING COLLEGE, KUPPAM CHITTOOR, A.P, INDIA dikutip dari IOSR JOURNAL OF ELECTRONICS AND COMMUNICATION ENGINEERING yang berjudul “Arduino Based LPG Gas Monitoring and Automatic Cylinder Booking WIth Alert System” pada tahun 2016.
          6. Penelitian yang dilakukan oleh Nivedita Majumdar, Pragati Bhargava, dan Rubeena K Shirin dari SCHOOL OF COMPUTING SCIENCE AND ENGINEERING VIT UNIVERSITY, VELLORE TAMIL NADU, INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF COMPUTER APLLICATIONS yang berjudul “Emergency Panic Button Using Microcontrollers” pada tahun 2014.
          7. Penelitian yang dilakukan oleh Vannesha Nedy Taffita dan Eva Hany Fanida S.AP., M.AP. dari UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA yang berjudul “Implementasi Sistem Lapor Online Melalui Aplikasi Go Sigap Di Kepolisian Resort (Polres) Gresik” pada tahun 2018.
          8. Penelitian yang dilakukan oleh Rita Dewi Risanty dan Lutfi Arianto dari TEKNIK INFORMATIKA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA dikutip dari JUNAL SISTEM INFORMASI TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER yang berjudul “ Rancangan Bangun Sistem Pengendalian Listrik Ruangan Dengan Menggunakan ATMEGA328 dan SMS Gateway Sebagai Media Informasi” pada tahun 2017.
          9. Penelitian yang dilakukan oleh Jhonson Efendi Hutagalung dan Ruri Ashari Dalimunthe dari TEKNIK KOMPUTER AMIK ROYAL KISARAN dikutip dari JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Keamanan Kandang Kambing Menggunakan SMS Gateway Berbasis Arduino” pada tahun 2017.
          10. Penelitian yang dilakukan oleh Zubali Isfarizky, Fardian, dan Alfatirta Mufti dari FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH dikutip dari JURNAL KITEKTRO yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Kontrol Pemakaian Listrik Secara Multi Channel Berbasis Arduino” pada tahun 2017.

          BAB III

          ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

          Gambaran Umum Perusahaan

          Sejarah Singkat Perusahaan

          Sejarah SIngkat Palang Merah Indonesia

          21 Oktober 1873 Pemerintah kolonial Belanda mendirikan organisasi Palang Merah di Indonesia dengan nama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK) yang kemudian namannya menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie (NERKAI). Pada 1932 timbul semangat untuk mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) yang dipelopori oleh dr. RCL. Senduk dan Bahder Djohan. Kemudian, proposal pendirian diajukan pada kongres NERKAI (1940), namun ditolak. Pada saat penjajahan Jepang, proposal itu kembali diajukan, namun tetap ditolak.

          Pada 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan kepada Menteri Kesehatan dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional untuk menunjukan kepada dunia internasional bahwa keberadaan Negara Indonesia adalah suatu fakta nyata setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tanggal 5 September 1945, dr. buntaran membentuk Panitia Lima yang terdiri dari dr. R. Mochtar, dr. Bahder Johan, dr. Joehana, Dr. Marjuki dan dr. Sitanala, untuk mempersiapkan pembentukan Palang Merah di Indonesia. Tepat pada tanggal 17 September 1945 terbentuklah Pengurus Besar Palang Merah Indonesia (PMI) dengan ketua pertama, Drs. Mohammad Hatta.

          16 Januari 1950 Di dalam satu negara hanya ada satu perhimpunan nasional, maka Pemerintah Belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan asetnya kepada PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili oleh dr. Bahder Djohan. Tahun 1950 dan 1963 PMI terus melakukan pemberian bantuan hingga akhirnya Pemerintah Republik Indonesia Serikat mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan engan Keppres No. 246 tanggal 29 November 1963. Pemerintah Indonesia mengakui keberadaan PMI. Adapun tugas utama PMI berdasarkan Keppres RIS No. 25 tahun 1950 dan Keppres RI No. 246 tahun 1963 adalah untuk memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan korban perang sesuai dengan isi Konvensi Jenewa 1949.

          Secara Internasional, keberadaan PMI diakui oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950. Setelah itu, PMI diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Liga) yang sekarang disebut Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950. Saat ini, PMI telah berdiri di 33 Provinsi, 371 Kabupaten/Kota dan 2.654 Kecamatan (data per-Maret 2010). PMI mempunyai hampir 1,5 juta sukarelawan yang siap melakukan pelayanan.

          Visi dan Misi Palang Merah Indonesia

          1. Visi
          2. PMI yang berkarakter, profesional, mandiri dan dicintai masyarakat

          3. Misi
            1. Menjadi organisasi kemanusian terdepan memberikan layanan berkualitas melalui kerja sama dengan masyarakat dan mitra sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah Indonesua dan Bulan Sabit Merah.
            2. Meningkatkan kemandirian organisasi PMI melalui kemitraan strategis yang berkesinambungan dengan pemerintah, swasta, mitra gerakan dan pemangku kepentingan lainnya di semua tingkatan.
            3. Meningkatkan reputasi organisasi PMI di tingkat Nasional dan Internasional.
            4. Menjadi distributor tunggal buah segar di Indonesia

          Sejarah Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

          Sebagai salah satu wilayah penyangga ibukota negara, perkembangan Kabupaten Tangerang menyeluruh ke berbagai faktor, diantaranya meningkatkan status RSUD Kabupaten Tangerang dari rumah sakit tipe D menjadi tipe C. Atas dasar perkembangan dan kebutuhan akan tersedianya darah untuk transfusi yang berdekatan dengan tempat pasien dirawat, maka pengurus cabang PMI Kabupaten Tangerang bersama dengan direktur RSUD dan direktur RSK Sitanala sepakat bahwa di PMI Cabang Kabupaten Tangerang perlu didirikan Dinas Transfusi.

          Pada tanggal 17 September 1973 terbentuklah Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang dengan susunan pengurus yang juga merupakan pendiri dari DDD. Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang berlokasi di Poliklinik RSUD Kabupaten Tangerang dengan seorang tenaga Asisten Transfusi Darah yang diperbantukan oleh DDD Pusat dan seorang pembantu umum dari RSUD Kabupaten Tangerang serta peralatannya didapat dari sumbangan DDD Pusat, RSUD Kabupaten Tangerang dan RSK Sitanala.

          Pada 4 Maret 1974, nama DDD Cabang diganti menjadi Dinas Transfusi Darah (DTD) Cabang. Lalu beberapa tahun kemudian pada tanggal 22 Februari 1986, DDD berpindah lokasi ke kantor Markas Cabang PMI Kabupaten Tangerang di Jalan Catur No. 8. Perpindahan tersebut bersamaan dengan pergantian nama menjadi Usaha Transfusi Darah (Unit Transfusi Darah) hingga 1989.

          Setelah itu berganti nama menjadi Pelayanan Usaha Transfusi Darah (PUTD) Cabang Kabupaten Tangerang. Pada tanggal 8 Mei 1993 kantor PUTD berpindah menempati kantor Markas PMI Cabang milik Pemerintahan Daerah Kabupaten Tangerang dengan status hak guna pakai yang ditempati selama 12 tahun yang berlokasi tepat di Jalan Windu Karya No. 1 A.

          Pada 17 September 1993, nama Pelayanan Usaha Transfusi Darah diganti kembali menjadi Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) PMI Kabupaten Tangerang dan seling beberapa tahun ke depan tepatnya pada tanggal 17 September 2005 berpindah lokasi di Jalan Mayjen Sutoyo No.1 Tangerang. Tidak lama kemudian berganti nama kembali menjadi Unit Donor Darah PMI Kabupaten Tangerang dengan lokasi yang sama.

          Berhubung dengan adanya pembenahan secara totalitas, penempatan lokasi dan juga nama instansi harus disesuaikan dengan keberadaanya berdasarkan peraturan dari Unit Transfusi Darah Pusat. Maka pada tanggal 17 September 2015 terdapat penggantian nama menjadi Unit Transfusi Darah (Unit Transfusi Darah) PMI Kabupaten Tangerang serta pemindahan lokasi di Jalan Raya Curug Km.02 No.20 Desa Kadu Jaya Bitung Kabupaten Tangerang yang diresmikan pada tanggal 16 Desember 2015 oleh Bapak H. Ahmed Zaki Iskandar selaku Bupati Tangerang. Wilayah atau lokasi tersebut dimaksudkan sebagai perwakilan unit pelayanan penyedia kebutuhan darah untuk transfusi dalam suatu wilayah pertingkat daerah seperti Kabupaten Tangerang.

          Pada hakikatnya usaha pelayanan transfusi merupakan bagian penting dari tugas pemerintah dibidang pelayanan kesehatan masyarakat yang juga merupakan suatu bentuk pertolongan sesama manusia. Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 tentang transfusi darah, bahwa PMI sebagai pihak yang dipercaya oleh pemerintah untuk menyelenggarakan usaha kesehatan dibidang transfusi darah yang meliputi pengambilan, pemeriksaan, pengelolaan, dan pendistribusian darah. Dengan mengemban tugas-tugasnya dibidang pelayanan kesehatan masyarakat dan kemanusiaan, maka Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang berkeinginann untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah Tangerang dan diluar wilayah Tangerang pada umumnya sekaligus menjadi Unit Transfusi Darah Pembina bagi Provinsi Banten.

          Dimasa sekarang kebutuhan darah untuk transfusi terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah institusi penyelenggara pelayanan kesehatan atau Rumah Sakit dan Rumah Bersalin di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Transfusi darah merupakan pengobatan efisien sehingga diperlukan persediaan yang mencakupi. Sampai saat ini kebutuhan darah untuk transfusi tiap bulannya mencapai rata-rata 2.800 kantong atau mencapai 30.000 kantong pertahunnya. Sedangkan darah yang didapat dari para dermawan darah (Donor Darah Sukarela) di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang hanya mampu mencapai 2.800 kantong/bulan atau mencapai kurang lebih 30.000 kantong pertahun. Oleh karena itu Unit Transfusi Darah PMI Kab. Tangerang menargetkan dapat mengumpulkan 36.000 kantong pada tahun 2017.

          Visi dan Misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

          Sebagai landasan untuk melaksanakan tugasnya, Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang memiliki visi, misi dan filosofi. Visi adalah tujuan tentang suatu bentuk ideal yang hendak dicapai oleh Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Sedangkan misi adalah tugas pokok, motivasi atau alasan pendirian Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang untuk mewujudkan visi. Misi diperlukan landasan mental yang berbentuk filosofi. Visi, misi dan filosofi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ini merupakan pedoman dan landasan kerja untuk setiap petugas dalam melaksanakan pengabdiannya sehari-hari di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

          1. Visi
          2. Adapun visi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang :

            1. Unit Transfusi Darah Pembina Bagi Provinsi Banten
            2. Meningkatkan cakupan dari segi kualitas di dalam pelayanan, baik bagi dermawan darah maupun bagi pengguna darah.
          3. Misi
          4. Adapun misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yaitu

              Memasyarakatkan Donor Darah Sukarela (DDS), sehingga donor darah menjadi suatu kebutuhan bukan suatu hal yang perlu ditakutkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pelayanan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang memiliki :
            1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, terlatih, berdedikasi tinggi, loyal, santun, dan menjaga kode etik sebagai tenaga kesehatan.
            2. Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mengacu kepada standar nasional yang ditetapkan.
            3. Sarana pelayanan unggulan yang dapat dijadikan rujukan bagi Unit Transfusi Darah lain, khususnya Provinsi Banten.

          Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

          Struktur organisasi merupakan susunan atau tingkatan manajemen yang berada pada organisasi mulai dari top sampai dengan lower manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka dari itu diperlukan pengorganisasian yang jelas terhadap jabatan, tanggung jawab, dan orang-orang yang menjalani tugasnya.

          gambar : Sturuktur Organisasi UTD PMI Kabupaten Tangeang

          Tugas dan Tanggung Jawab

          Pada pola struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang ini banyak berbagai tugas dan tanggung jawab di masing-masing divisi berdasarkan dari struktur yang penulis teliti ini yaitu:

          1. Kepala Unit Transfusi Darah
          2. Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sepenuhnya untuk mengelola, dalam hal organisasi, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan manajemen kualitas serta yan lainnya, sesuai dengan ketentuan dibawah kepengawasan pengurus PMI.

          3. Kabid Teknis Pelayanan
          4. Menyiapkan kegiatan berkala dan umum di bidang pelayanan darah dan pengkoordinasian unit kerja Uji Saring IMLTD, Pengolahan Komponen Darah, Penyimpanan Darah dan Permintaan Darah. Tugas dan tanggung jawab :

            1. Memberikan masukan yang konstruktif berdasarkan hasil kegiatan yang telah berjalan kepada Kabag Pelayanan untuk kepentingan pengambilan kebijakan
            2. Melakukan monitoring, pembinaan dan evaluasi kepada kasie dibawahnya
            3. Berkoordinasi dengan kasie dibawahnya untuk kepentingan peningkatan kualitas
            4. Berkoordinasi dengan kasie dibawahnya untuk kepentingan penyelesaian masalah.
          5. Kasubid Pelayanan Donor
          6. Membantu tugas Kabid Teknis Pelayanan menyiapkan kegiatan berkala dan umum di bidang pelayanan donor dan mengkoordinasikan unit kerja P2DDS dan Pengambilan darah. Tugas dan tanggung jawab :

            1. Memberikan masukan yang konstruktif berdasarkan hasil kegiatan yang telah berjalan kepada Kabid teknis Pelayanan untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
            2. Melakukan monitoring, pembinaan dan evaluasi kepada kasie dibawahnya
            3. Pelaksanaan kegiatan umum dan berkala untuk kasie yang menjadi tanggung jawabnya.
            4. Berkoordinasi dengan kasie dibawahnya untuk kepentingan peningkatan kualitas.
          7. Kasie P2DDS
          8. Membantu tugas Kasubid Pelayanan Donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian perekrutan, pembinaan, pemeliharaan donor darah sukarela (P2DDS) dan koordniasi antar bagian/unit kerja lain. Tugas dan Tanggung jawab :

            1. Membuat program kerja tahunan untuk bagian P2DDS.
            2. Membuat rencana jadwal rutin staf pelaksana di bagian P2DDS.
            3. Membuat perencanaan dan pengajuan kebutuhan logistik untuk kegiatan P2DDS.
            4. Mengatasi permasalahan yang timbul akibat kegiatan P2DDS, baik secara eksternal maupun internal.
            5. Mendorong peningkatan kualitas SDM di bagian P2DDS.
            6. Membuat pelaporan berkala bulanan, triwulanan dan tahunan.
          9. Kasie Pengambilan Darah
          10. Membantu kasubid pelayanan donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi kegiatan di bagian aftap dan koordinasi antar bagian/unit kerja lain Tugas dan tanggung jawab :

            1. Membuat program kerja untuk bagian pengambilan darah.
            2. Membuat jadwal rutin staf pelaksana di bagian pengambilan darah.
            3. Membuat perencanaan dan pengajuan kebutuhan logistik untuk kegiatan pengambilan darah.
            4. Mengatasi permasalahan yang timbul akibat kegiatan pengambilan darah baik secara eksternal maupun internal.
            5. Mendorong peningkatan kualitas SDM di bagian pengambilan darah.
            6. Melaksanakan fungsi koordinasi dengan unit kerja lain.
            7. Menjalankan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan.
            8. Membuat pelaporan berkala bulanan, triwulanan dan tahunan.
          11. Kasubid Pelayanan Darah
          12. Membantu tugas Kabid Teknis Pelayanan menyiapkan kegiatan berkala dan umum di bidang pelayanan darah dan pengkoordinasian unit kerja Uji Saring IMLTD, Pengolahan Komponen Darah, Penyimpanan Darah dan Permintaan Darah. Tugas dan tanggung jawab :

            1. Memberikan masukan yang konstruktif berdasarkan hasil kegiatan yang telah berjalan kepada Kabid teknis Pelayanan untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
            2. Melakukan monitoring pembinaan, dan evaluasi kepada kasie dibawahnya
            3. Pelaksanaan kegiatan umum dan berkala untuk kasie yang menjadi tanggung jawabnya.
            4. Berkoordinasi dengan kasie dibawahnya untuk kepentingan peningkatan kualitas dan penyelesaian masalah
          13. Kasie Uji Saring IMLTD
          14. Mengamankan darah dari infeksi yang dapat ditularkan melalui transfusi darah melalui pemeriksaan terhadap 4 (empat) parameter penyakit Tugas dan tanggung jawab :

            1. Melakukan pemeriksaan terhadap sampel darah meliputi kondisi sampel dan kelengkapan dokumentasi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
            2. Melakukan pemeriksaan terhadap 4 (empat) parameter IMLTD yaitu Hepatitis-B, Hepatitis-C, HIV dan Sifilis.
            3. Bekerja sama dengan bagian Laboratorium Penyimpanan Darah untuk menyeleksi dan mencekal darah yang terindikasi reaktif.
            4. Bekerja sama dengan bagian P2DDS sub pengolahan data donor darah untuk penyediaan data dengan indikasi reaktif terhadap empat parameter IMLTD dan data rujukan darah dengan indikasi reaktif terhadap HIV.
            5. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap darah kembali dari RS dengan indikasi reaktif.
            6. Bekerja sama dengan bagian kesekretariatan untuk penanganan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal mengenai hasil-hasil pemeriksaan dengan tetap mengacu kepada aturan baku tentang tata cara penyampaian informasi terkait hasil pemeriksaan laboratorium
            7. Membuat dokumentasi terhadap seluruh kegiatan berdasarkan catatan dan laporan kegiatan harian.
          15. Kasie Distribusi Karantina dan KGD
          16. Melakukan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penyimpanan, perawatan, pencekalan dan pendistribusian darah. Tugas dan tanggung jawab :

            1. Menerima dan memeriksa kelengkapan penyerahan darah dan sampel darah.
            2. Sebagai tempat karantina terhadap darah yang belum melalui pemeriksaan golongan darah lanjutan dan uji saring IMLTD.
            3. Melakukan pemeriksaan golongan darah lanjutan.
            4. Bekerja sama dengan laboratorium uji saring IMLTD untuk menyeleksi darah yang terindikasi 4 (empat) parameter IMLTD.
            5. Melakukan distribusi darah yang telah lolos seleksi ke bagian laboratorium Pasien Service.
            6. Membuat dokumentasi terhadap seluruh kegiatan di laboratorium penyimpanan darah
          17. Kasie Pengolahaan Komponen Darah
          18. Melakukan pemisahan darah dari darah lengkap menjadi komponen-komponen darah yang lebih spesifik untuk kebutuhan transfusi. Tugas dan tanggung jawab :

            1. Melakukan kegiatan pemisahan komponen darah sehingga didapatkan komponen darah yang lebih spesifik sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku.
            2. Menyerahkan komponen darah hasil produksi ke bagian Laboratorium Penyimpanan Darah.
            3. Membuat dokumentasi terhadap seluruh kegiatan berdasarkan catatan dan laporan kegiatan harian.
          19. Kasie Permintaan Darah
          20. Melakukan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan darah ke Rumah Sakit atau Bank Darah Rumah Sakit (BDRS). Tugas dan tanggung jawab :

            1. Mengatur stock darah yang masuk ke Laboratorium Permintaan Darah
            2. Melayani permintaan darah baik dari RS maupun BDRS.
            3. Melakukan proses-proses yang berkaitan dengan kepentingan pelayanan darah
            4. Menerima darah kembali dengan indikasi reaktif atau mendekati kadaluarsa dari Bank Darah Rumah Sakit dan mengkoordinasikannya dengan bagian terkait.
            5. Berkoordinasi dengan pihak RS/BDRS mengenai hal-hal yang menyangkut pelayanan darah.
            6. Membuat dokumentasi terhadap seluruh kegiatan berdasarkan catatan dan laporan kegiatan harian.
          21. Bidang Mutu
          22. Membantu tugas manajemen kualitas untuk memastikan berjalannya prosedur dan metode yang telah didesign, melalui tool Quality Control sehingga tercapainya tiga output utama berupa pengambilan keputusan untuk menentukan batasan-batasan kualitas produk yang dapat diterima, melakukan percobaan dan pengerjaan ulang terhadap sebuah proses dan perbaikan prosedur yang sedang berjalan. Tugas dan tanggug jawab :

            1. Membuat program kerja untuk bagian Quality Control/Assurance
            2. Membuat perencanaan dan pengajuan kebutuhan logistik untuk kegiatan Quality Control/Assurance
            3. Melaksanakan analisis terhadap proses teknis melalui kegiatan pengecekan (Inspecting), percobaan (Testing) dan pemisahan hasil (Grading)
            4. Membuat statistical sampling sebagai bahan analisis.
            5. Membuat quality control chart sebagai hasil analisis.
            6. Membuat bencmarking peningkatan kualitas sebagai input untuk Kabag. Manajemen Kualitas dan Kabag Pelayanan.
            7. Mendorong berjalannya peningkatan kualitas secara berkesinambungan.
            8. Bekerja sama dengan Kabag. Manajemen Kualitas melakukan perubahan prosedur dan metode untuk memenuhi standar kualitas yang relevan.
            9. Membuat pelaporan berkala bulanan, triwulanan dan tahunan.
          23. Kabid Administrasi
          24. Membantu Direktur Keuangan & Umum dalam mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan kepegawaian, pengembangan SDM serta pengelolaan rumah tangga kantor, pemeliharaan / perbaikan peralatan sarana dan kebersihan di lingkungan Kantor Pusat.

            1. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.
            2. Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan dan pengembangan pegawai.
            3. Bersama Manajemen merumuskan pola pengembangan organisasi Perusahaan.
            4. Penyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu data base Kepegawaian.
            5. Mengkoordinasikan perumusan Kebijakan perencanaan, pengorganisasian dan administrasi program Pendidikan dan Latihan(Diklat).
            6. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program dan kontribusi peraturan bagi perkembangan Perusahaan.
            7. Mengevaluasi Hasil penilaian kinerja seluruh Pegawai yang telah dilaksanakan bersama para atasan langsung.
            8. Menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor.
            9. Menyelenggarakan pemantauan keberadaan barang-barang inventaris, peralatan kantor dengan catatan akuntansi untuk keperluan audit secara berkala.
            10. Menyelenggarakan kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja / perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan.
            11. Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu, dan Sasaran Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan.
            12. Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu.

          Fasilitas Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

          Fasilitas yang terdapat di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut :

          1. Gedung Unit Transfusi Darah.
          2. Gambar 3.2 : Gedung Unit Transfusi Darah

            Gedung Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang milik sendiri, bukan lagi gedung pemerintah daerah, gedung ini diresmikan pada tanggal 16 Desember 2015 oleh bupati Tangerang yaitu Bpk. Zaki Ismet Iskandar, gedung Unit Transfusi Darah seluas 1060 H.

          3. Laboratorium Pengolahan Komponen Darah.
            Gambar 3.3 : Laboratorium Pengolahan Komponen Darah

            Laboratorium Pengolahan komponen darah merupakan ruang pengolahan komponen darah yang telah diambil di olah kembali untuk mengambil komonen darah sepert pack red cel.

          4. Laboratorium IMLTD.
          5. Gambar 3.4 : Laboratorium IMLTD

            Ruang IMLTD merupakan ruang Inseidensi Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah. Diruang ini merupakan pengecekan 4 parameter diantaranya Skrining HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan sifilis dari pengambilan sample darah pendonor.

          6. Ruang Pengambilan Darah.
          7. Gambar 3.5 : Ruang Pengambilan Darah

            Ruang pengambilan darah adalah ruang dimana pendonor melakukan pengambilan darah atau disebut donor darah, Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang meiliki 4 Bet tempat tidur yang nyaman, dilengkapi dengan Tv 32in agar pendonor merasakan rileks pada saat pengambilan.

          8. Ruang Service Donor.
          9. Gambar 3.6 : Ruang Service Donor

            Ruang service donor merupakan ruang untuk pendonor beriistirahat setelah melakukan pengambilan darah, Unit Transfusi Darah memberikan konsumsi sebagai ucapan terimakasih kepada penodonor, yang telah menyumbangkan darahnya.

          10. Tempat Penyimpanan Darah
          11. Gambar 3.7 : Tempat penyimpanan Darah

            Gambar diatas merupakan alat penyimpanan darah atau disebut dengan blood bank dengan suhu tertentu. Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang memiliki 6 Blood Bank, sebagai penunjang penyimpanan bank darah.

          12. Mobil Unit
          13. Gambar 3.8 : Tranportasi Mobil Unit

            Mobil Unit Merupakan mobil operasional yang digunakan untuk transportasi setiap hari pada saat kegiatan pengambilan darah diluar, mobil unit yang dimiliki oleh Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang terdapat 3 mobil, 2 mobil minibus dan 1 bus.

          Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

          Prosedur Sistem Yang Berjalan

          Analisa prosedur sistem yang berjalan pada saat ini, kebanyakan pada sistem pelayananan yang ada masih menggunakan sistem semi komputerisasi yang menggunakannya Microsoft Excel sebagai pencatatan buku. Pada prosedur sistem yang berjalan ada beberapa prosedur dalam pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun prosedur nya yaitu : Pengajuan Kegiatan Donor Darah, dan Pengajuan Piagam Penghargaan.

          1. Prosedur Pengajuan Kegiatan Donor Darah.
          2. Dalam prosedur pengajuan kegiatan donor darah ada beberpa persyaratan yang harus dilalui yaitu sebagai berikut :

            1. Calon pendonor (instansi, pemerintahan, organisasi) mengajukan kegiatan melalui via telepon, email, surat atau datang langsung ke Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
            2. Admin penerima jadwal akan melihat jadwal kegiatan donor darah, dan mengecek tanggal yang diminta oleh calon pendonor masih tersedia atau sudah terisi, jika masih tersedia maka akan diinputkan tanggal permintaan jadwal kegiatan donor darah tersebut, dengan menulis nama kelompok donor yang mengajukan tersebut, apabila jadwal kegiatan telah terisi (full) maka petugas/admin akan merekomendasikan tanggal lain untuk kegiatan donor.
            3. Selanjutnya, admin akan memberikan syarat-syarat pengajuan kegiatan donor darah kepada calon pendonor. Syarat-syarat tersebut berisikan, calon pendonor harus berjumlah minimun 75 Orang, karena dari 75 Orang tersebut tidak semua akan lolos mendonorkan darahnya dikarenakan ada beberapa tahap yang harus dilewati.
            4. Admin melakukan konfirmasi ulang kembali untuk memastikan kegiatan donor darah telah siap atau belum, jika telah siap lanjut pada tahap berikutnya.
            5. Petugas dan staff penunjang teknis pengambilan darah melakukan pelaksanaan kegiatan pengambilan darah di tempat calon donor.
            6. Tahap selanjutnya yaitu laporan kegiatan Mobil Unit yang dibuat oleh petugas/admin kepada calon pendonor, berisikan tentang jumlah pendapatan kantong darah yang berhasil dan pendonor yang gagal melakukan tes kesehatan.
            7. Tahap terakhir merupakan laporan dari kegiatan donor darah selama 1 bulan yang dibuat oleh admin kepada kordinator pelayanan.
          3. Prosedur Piagam Penghargaan
          4. Pendonor yang telah mendonorkan darahnya secara sukarela akan mendapatkan penghargaan (Award) dari Unit Tansfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Adapun proses pengajuan Piagam Penghargaan sebagai berikut :

            1. Proses pertama yang akan dilalui yaitu pendonor yang telah mendonorkan lebih dari 10, 25, 50, 75, dan 100 mengajukan piagam ke Admin pelayanan atau administrasi umum yang ada di Unit Transfusi Darah.
            2. Tahap ke dua, Admin akan mengecek data pendonor dengan melihat riwayat donor darah, jika sesuai dengan data yang ada di komputer.
            3. Selanjutnya pendonor melakukan pengisian formulir pengajuan piagam penghargaan yang akan di serahkan kepada petugas.
            4. Jika piagam yang diajukan, piagam ke 25, 50, 75, dan 100, maka Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang mengajukan piagam sesuai dengan jenis piagam ke berapa. Adapun untuk Piagam Penghargaan yang ke 25 akan di tanda tangani oleh Ketua Palang Merah Indonesia Kabupaten Tangerang atas nama Bpk Drs H. Soma Atdmaja. Selanjutnya untuk Piagam Penghargaan ke 50 akan di tanda tangani oleh Ketua PMI propinsi Banten yaitu Ratu Tatu Chasanah piagam yang ke 75 akan di tanda tangani oleh Bpk Drs H. Muhammad Jusuf Kalla. Selaku ketua umum pusat Palang Merah Indonesia. Dan yang terakhir yaitu piagam penghargaan ke 100 yang akan ditanda tangani oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Bpk Drs H. Joko Widodo
            5. Adapun untuk piagam ke 10 yang mencetak adalah Unit Transfusi Darah Kabupaten Tangerang di tanda tangani oleh direktur Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang atas nama dr. Kusmoro Yudho sp. THT
            6. Tahap selanjutnya petugas akan memberikan sertifikat penghargaan kepada pendonor, setiap pengambilan penghargaan pendonor akan melakukan tanda tangan sebagai bukti bahwa penghargaan telah diterima.
            7. Admin membuat laporan penerimaan penghargaan dalam satu bulan sekali yang akan diserahkan kepada koordinator pelayanan.

            Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

            Untuk mengetahui rancangan sistem yang berjalan pada sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, peneliti menggunakan Unified Modeling Languange (UML) sebagai bahan untuk menjelaskan alur sistem yang berjalan saat ini dengan berorientasikan objek

            Usecase Diagram Yang Berjalan

            Diagram Usecase yang berjalan pada sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut :

            1. Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
            2. Gambar 3.9 : Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah

              Berdasarkan gambar Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah yang berjalan saat ini terdapat :

              1. 1 Sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem pengajuan kegiatan donor darah pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
              2. 7 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Calon donor yang berisikan (Perusahaan, Instansi dan Organisasi), admin , tim mobil unit, dan kordinator pelayanan.
              3. 15 Usecase yang biasa dilakukan oleh actor tersebut, antara lain : Pengajuan kegiatan, email, surat, telepon, datang langsung, cek jadwal donor darah, jadwal kosong, jadwal penuh, saran tanggal lain, input jadwal, syarat-syarat, konfirmasi ulang, konfirmasi ulang, pelaksanaan kegiatan, laporan kegiatan, laporan bulanan.
              4. 2 Extends yang merupakan pilihan dari usecase, adapun extends yang pertama yaitu pengajuan kegiatan dengan pilihannya terdiri dari (email, surat, telepon, dan datang langsung). Kedua yaitu Extends cek jadwal kegiatan dengan pilihan (Jadwal penuh, jadwal kosong, saran tanggal lain ).
              5. 2 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit dari usecase sebelumnya.
            3. Usecase Diagram Piagam Penghargaan
            4. Gambar 3.10 : Usecase Diagram Piagam Penghargaan

              Berdasarkan gambar Usecase Diagram Piagam Penghargaan yang berjalan saat ini terdapat :

              1. 1 Sistem yang mencakup pengajuan piagam penghargaan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
              2. 3 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Pendonor, admin atau petugas, kordinator pelayanan.
              3. 23 Usecase yang biasa dilakukan oleh actor tersebut, antara lain : Isi formulir pengajuan piagam, riwayat donor, donor ke 10, donor ke 25, donor ke 50, donor ke 75, input piagam, informasi awal, penyetujuan piagam, piagam 10, ditektur UTD kab. Tangerang, piagam 25, ketua PMI Kab Tangerang, piagam 50, ketua PMI banten, piagam 75, ketua PMI Pusat, piagam 100, Presiden RI 1, pembuatan piagam, pemberian piagam, laporan penerimaan piagam.
              4. 2 Extends yang merupakan pilihan dari usecase, untuk extends pertama yaitu riwayat donor adapun pilihannya terdiri dari (donor ke 10, donor ke 25, donor ke 50, donor ke 75, donor ke 100). Dan yang kedua yaitu extends untuk penyetujuan piagam pilihannya antara lain ( piagam 10, piagam 25, piagam 50 Piagam 75, dan Piagam 100 )
              5. 5 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit dari usecase sebelumnya.

            Activity DIagram Yang Berjalan

            Activity diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan-kegitan yang berjalan saat ini

            1. Activity Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
            2. Gambar 3.11 : Activity Diagram pengajuan kegiatan donor darah

              Berdasarkan gambar Activity Diagram pengajuan kegiatan donor darah saat ini terdapat :

              1. 1 initial Node, objek yang diawali
              2. Terdapat 4 swinline yaitu calon donor, Admin, tim mobil unit, dan Kordinator
              3. 19 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
              4. 2 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
              5. 3 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
              6. 2 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
              7. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.
            3. Activity Diagram Piagam Penghargaan
            4. Gambar 3.12 : Activity Diagram piagam penghargaan

              Berdasarkan gambar Activity Diagram pengajuan piagam penghargaan saat ini terdapat :

              1. 1 initial Node, objek yang diawali
              2. Terdapat 3 swinline yaitu pendonor dan Admin, dan Kordinator
              3. 25 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
              4. 4 Forknode yang merupakan pilihan dari action sebelumnya
              5. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

            Sequence Diagram Yang Berjalan

            Diagram sekuen merupakan gambaran dari kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan diterima antar objek. Adapun sekuen yang berjalan pada sistem saat ini adalah sebagai berikut.

            1. Sequence Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
            2. Gambar 3.13 : Sequence Diagram pengajuan kegiatan donor darah

              Berdasarkan gambar diatas Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini, terdapat :

              1. 5 Life Line antarmuka yaitu form pengajuan kegiatan, jadwal kegiatan, syarat-syarat, tempat kegiatan, dan laporan kegiatan
              2. 4 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya calon donor, Admin, tim Mobil Unit, dan Kordinator.
              3. 19 Message yang biasa dilakukan aktor ialah diantaranya datang langsung ke kantor, menelepon ke kantor, mengirimkan surat, mengirimkan email ke UTD, menerima pengajuan, mengecek jadwal, jadwal kosong, menginput jadwal kegiatan, jadwal penuh, saran tanggal lain, memberi syara-syarat kegiatan, menerima syarat-syarat kegiatan, melakukan survei tempat, tempat sesuai, tempat tidak sesuai, saran tempat lain, pelaksanakan kegiatan, membuat laporan kegiatan Mobil Unit, menerima laporan kegiatan, membuat laporan bulanan, menerima laporan bulanan.
            3. Sequence Diagram Piagam Penghargaan
            4. Gambar 3.14 : Sequence Diagram pengajuan piagam penghargaan

              Berdasarkan gambar diatas Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini, terdapat :

              1. 10 Life Line antarmuka yaitu formulir pengajuan, riwayat donor, piagam, informasi, piagam 10, piagam 25,piagam 50, piagam 75, piagam 100, laporan piagam.
              2. 3 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya pendonor, Admin, dan Kordinator.
              3. 19 Message yang biasa dilakukan aktor ialah diantaranya penodonor melakukan pengajuan piagam, cek riwayat donor, donor yang ke 10, donor yang ke 25, donor yang ke 50, donor yang ke75, donor yang ke100, input piagam penghargaan, memberikan informasi awal, menerima informasi, penyetujuan piagam 10 kepada direktur Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, penyetujuan piagam 25 kepada Ketua PMI Kabupaten Tangerang, penyetujuan piagam kepada ketua PMI provinsi Banten, penyetujuan piagam ke 75 kepada ketua PMI Pusat, penyetujuan piagam presiden RI 1, pembuatan piagam, pemberian piagam, membuat laporan penerimaan piagam.

            Analisa Sistem Yang Berjalan

            Metode Batasan Sistem

            Setiap sistem mempunyai batasan yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Melihat dari permasalahan yang di ambil oleh peneliti, bahwa hal yang dibahas adalah mengenai permasalahaan sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Permasalahan permasalahan yang diambil mengenai tentang :

            1. Pengajuan Kegiatan Donor Darah
            2. Piagam Penghargaan
            3. Stok Darah

            Metode Analisa value Chain

            Metode analisa sistem peneliti menggunakan metode Value Chain. Rantai nilai merupakan metode yang menggambarkan seluruh aktifitas didalam perusahaan menjadi sebuah nilai. Aktifitas yang didalamnya menjadikan suatu nilai berharga bagi pelanggan untuk dapat memahami keunggulan kompetitatif terhadap keunggulan dari perusahaan lain, dengan Metode Value Chain dapat membantu mengidentifikasi dan menganalisa aktifitas yang ada dalam rantai pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang dapat meminimalisir kesalahan dalam aktifitas pelayanan.

            Metode rantai nilai dalam pelaksanaannya terbagi menjadi 3 langkah yaitu Analisis Aktifitas (Activity Analysis), Analisis Nilai (Value Analysis), Evaluasi dan Perencanaan (Evaluation & Planning).

            Analisis Aktivitas (Activity Analysis)

            Analisis aktivitas ini menggambarkan sebuah aktifitas di dalam sebuah perusahaan untuk menidentifikasi aktifitas tersebut, aktifitas terbagi menjadi dua kategori yaitu Aktifitas Primer dan Aktivitas Pendukung.

            1. Aktivitas Primer (Primary Activities) Aktivitas ini berkaitan dengan pelayanan yang ada di Unit Tranfusi Darah seperti pengajuan Piagam Penghargaan, Pengajuan Kegiatan Donor Darah, Pengajuan Sosialisasi Donor Darah, Permintaan Darah, Pengambilan Darah, serta service donor yang lainnya.
            2. Aktivitas Pendukung (Support Activities) Membantu perusahaan secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktifitas-aktifitas primer dilakukan secara berkelanjutan. Berikut ini merupakan gambar grafik penjelasan mengenai aktifitas yang dilakukan, yaitu
            Gambar 3.15 : Analisa Value Chain Pelayanan
            1. Primary Activities, (line functions)
            2. Primary activities merupakan aktifitas utama dari sebuah organisasi yang melibatkan aktifitas-aktifitas didalamnya seperti dibawah ini :

              1. Inbound Inbound merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses input sebagai data masukan yang meliputi formulir pendaftaran pendonor untuk melakukan kegiatan donor darah, formulir pengajuan piagam penghargaan, dan formulir permintaan darah
              2. Operation Operation merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses pengolahan data yang meliputi Proses penjadwalan, Proses pengecekan keserasian darah, Proses pembuatan piagam,
              3. Outbound Outbound merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses output sebagai hasil pengolahan data yang meliputi Laporan kegiatan Mobil Unit, laporan penerimaan Piagam Penghargaan, laporan pengeluaran darah.
              4. Sales And Marketing Kegiatan sales and marketing merupakan kegiatan melakukan kerjasama antara rumah sakit dan Unit Transfusi Darah, pendistribusian darah, dan melakukan sosialisasi donor darah kepada masyarakat atau lingkungan luar dari perusahaan.
              5. Service Service (pelayanan) merupakan kegiatan pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah, seperti pelayanan petugas kepada pendonor, pelayanan permintaan darah, pelayanaan pemeriksaan hasil cek darah. Jika pelayanan tidak memuaskan, pendonor dapat melakukan complain kepada bagian pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
            3. Support Activities, (Staff atau fungsi Overhead)
            4. Merupakan aktifitas pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary aktivities melibatkan beberpa bagian/fungsi, antara lain :

              1. Firm Infrastucture Segala bagian yang terkait untul mendukungnya kinerja pegawai agar memberikan pelayanan yang baik kepada para costumer. - Sekretaris - Administrasi Pelayanan - Keuangan - Logistik - Laboratorium - Teknis Pengambilan Darah (Aftap)
              2. Human Resources Management Sumber daya yang terlibat didalamnya, yaitu antara lain : - Calon Pendonor - Customers Service - Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
              3. Research, Technology and System Development - Sistem Informasi Manajemen Donor Darah, merupakan aplikasi dalam manajemen yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang - Ms Excel, Ms Word sebagai aplikasi untuk sekretariat, Corel Draw sebagai design pembuatan piagam Penghargaan
              4. Procurement Fungsi suport pembayaran, pengadaan alat-alat dan ketersediannya stok darah untuk pendistribusian ke rumah sakit. - Kasir - Purchasing - Supply Chain

            Evaluasi dan Perencanaan (Evaluation & Planning)

            Analisa evalusai dan perencanaan merupakan analisa terakhir yang merupakan evaluasi dari analisa nilai, setalah melakukan perencanaan dan tindakan yang harus dirubah maka banyak ide-ide baik yang dapat meningkatkan faktor nilai pelayanan. Ide-ide tersebut dapat disalurkan melalui :

            1. Tindakan pelatihan setiap karyawan mengenai bagaimana cara melayani pelanggan dengan baik.
            2. Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar agar timbulnya kerja sama yang baik.
            3. Meningkatkannya sistem yang ada menjadi sistem terkomputerisasi yang dapat melakukan pelayanan melalui suatu sistem berbasis web.

            Metode PIECES

            Metode PIECES dilakukan untuk menilai sistem pada perusahaan berdasarkan Performance, Information, Economi, Control, Efficiency, dan Service,

            1. Performance
            2. Analisis Performance atau kinerja sistem merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sistem lama untuk menyelesaikan tugas dengan cepat sesuai dengan sasaran. Kinerja sistem dapat diukur dari hasil pelayanan yang diberikan oleh petugas kepada pendonor. Kinerja sistem lama dapat dilihat dari respons time mengalami kendala. Pada saat pengajuan pelayanan, petugas tidak selalu rile time. Karena petugas pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang sering keluar dinas.

            3. Information
            4. Informasi merupakan hal penting dalam proses pelayanan, apabila kemampuan sistem dalam memberikan informasi bagus maka customer yang terlibat akan mendapat informasi yang akurat, tepat waktu serta sesuai dengan harapan. Informasi yang berjalan masih face to face dan menggunakan catatan, sehingga mengakibatkan miss comunication antara Pendonor dan petugas.

            5. Economy
            6. Analisis economy merupakan pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Informasi yang dihasilkan sebaiknya bersifat paperless atau meminimalkan penggunaan kertas untuk menghemat biaya yang dikeluarkan. Pelayanan yang berjalan masih menggunakannya formulir untuk setiap pengajuan pelayanan. Penggunaan berkas ini memungkinkan biaya operasional lebih tinggi, sehingga mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pembuatan laporannya. Harapannya dengan sistem baru yang diusulkan dapat menghemat ekonomi perusahaan

            7. Control
            8. Analisis kontrol digunakan untuk mengetahui kinerja sistem berdasarkan pada kemudahan dan ketelitian data yang diproses. Pada proses ini lebih dikeutamakan pengajuan pelayanan pendonor kepada PMI. Pada sistem yang berjalan selama ini terdapat permasalahaan yaitu kerangkapan data dari pengajuan-pengajuan pelayanan, seperti pengajuan piagam penghargaan yang mengakibatkan terjadinya pencetakan piagam berulang.

            9. Effisiency
            10. Analisis Efisien berhubungan dengan bagaimana sistem dapat digunakan secara optimal. Sistem yang lama masih menggunakan form-form untuk setiap pengajuan pelayanan, sehingga kurang efisien apabila dibutuhkannya suatu laporan pengajuan pelayanan tersebut. selain itu beresiko data pengajuan tersebut hilang

            11. Service
            12. Analisis pelayanan ditunjukan dengan kualitas pelayanan pada sistem yang memproses informasi tersebut. masalah didalam sistem yang berjalan yaitu terjadinya miss communication antara pendonor dengan petugas mengenai pelayanan yang ada. Seperti pendonor telah mengajukan pelayanan pencetakan piagam, tetapi petugas lupa bahwa pendonor telah melakukan pengajuan pelayanan.

            Konfigurasi Sistem Berjalan

            Spesifikasi Hardware

            1. Processor  : Intel Core i 3
            2. Monitor  : LED
            3. Mouse  : Wirelles
            4. RAM  : 2 GB
            5. Harddisk : 250 GB
            6. Printer  : Epson L805

            Spesifikasi Software

            1. Microsoft Office 2010
            2. Corel Draw X5
            3. Google Chrome dan Mozilla Firefox.

            Hak Akses (Brainware)

            1. Calon Pendonor yang merupakan dari instansi, organisasi ataupun perusahaan.
            2. Pendonor yang melakukan pelayanan.
            3. Admin Unit Transfusi Darah yang berwenang.
            4. Kordinator pelayanan yang memastikan hasil dari pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah.

            Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

            Permasalahan Yang Dihadapi

            Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, permasalahaan yang timbul pada sistem yang berjalan saat ini yaitu :

            1. Sistem yang berjalan masih menggunakannya sistem semi komputerisasi, seperti halnya pengajuan-pengajuan pelayanan, yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
            2. Sering terjadi kerangkapan data pada saat pengajuan pelayanan.
            3. Terjadinya miss communication antar pendonor dengan petugas atau pegawai Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang mengenai tentang jadwal kegiatan donor darah, piagam penghargaan dan lainnya.

            Alternatif Pemecahan Masalah

            Setelah mengamati dan menganalisa dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem pelayanan yang berjalan saat ini, peneliti mengusulkan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahaan yang dihadapi, yaitu antara lain :

            1. Membuat aplikasi Sistem Informasi Pelayanan berbasis Web dan Mobile apps yang mendukung jalannya sistem pada pelayanan donor darah di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
            2. Aplikasi yang dibuat harus menganut semua pelayanan yang ada, seperti pengajuan kegiatan donor darah, pengajuan piagam penghargaan, serta informasi mengenai pelayanan yang ada di Unit transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
            3. Sistem yang dibuat harus mempunyai database yang dapat menyimpan data-data pendonor dengan baik, serta keamanan datannya, karena pengamanan database sangatlah penting.
            4. Sistem aplikasi yang dibuat bersifat Open Source dengan kata lain gratis untuk semua kalangan dapat memakai sistem pelayanan tersebut seperti pimpinan, pegawai, serta para pendonor.
            5. Sistem yang dibuat harus mempunyai level untuk mengakses sistem tersebut, dengan kata lain sistem tersebut harus mempunyai batasan pengguna untuk melakukan aktifitas yang ada di sistem tersebut. Hak akses yang dibutuhkan minimal 3 yaitu pendonor, administrator dan kordinator.
            6. Selalu meningkatkan pelayanan kepada para pendonor mengenai tentang hal-hal informasi baru yang harus di update pada sistem yang berbasis website dan Mobile apps. Pelayanan informasi tersebut dapat dilakukan melalui web serta dengan bersosialisasi kepada pendonor ataupun masyarakat sekitar agar terciptanya kerjasama dan hubungan komunikasi yang baik antar kedua pihak.
            7. Laporan yang disusun oleh petugas hendaknya telah terintegrasi dengan sistem berbasis web supaya dapat di akses di berbagai perangkat komputer maupun perangkat mobile dan dapat menghasilkan laporan dengan cepat dan akurat. Laporan tersebut dapat diberikan kepada pimpinan agar dapat mengetahui kondisi pelayanan yang ada. Adapun format yang harus ada di sistem tersebut dapat mengexport ke excel maupun pdf.

            User Requirement

            Untuk menanyakan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem yang dapat menjadikan suatu kegiatan menjadi mudah diperlukannya suatu metode yang berisi tentang rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat yaitu dengan metode elisitasi.

            Elisitasi Tahap I

            Elisitasi Tahap 1 yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dikembangkan. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap Kordinator P2DDS mengenai sistem yang diusulkan. Berikut ini lampiran Elisitasi tahap I yang telah dibuat:

            Functional

            Analisa Kebutuhan

            Saya ingin sistem dapat :

            1.

            Menampilkan logo pada halaman utama

            2.

            Menampilkan slide tentang kegiatan Unit Transfusi Darah pada dashboard

            3.

            Menampilkan tentang Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

            4.

            Terdapat sejarah Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

            5.

            Terdapat visi misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

            6.

            Terdapat pelayanan apa saja di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

            7.

            Menampilkan menu utama

            8.

            Terdapat menu register pada layar utama

            9.

            Menampilkan informasi stok darah pada layar dashboard

            10.

            Menampilkan peresentase darah pada layar dashboard

            11.

            Menampilkan Menu FAQ pada layar dashboard

            12.

            Menampilkan menu feedback pada layar dashboard

            13.

            Menampilkan menu term and condition pada layar dashboard

            14.

            Menampilkan galeri foto dari Unit Transfusi Darah pada layar dashboard

            15.

            Menampilkan kalender di layar dashboard

            16.

            Menampilkan waktu, tanggal, hari

            17.

            Menampilkan menu media sosial pada layar utama

            18.

            Menampilkan lokasi Unit Transfusi Darah menggunakan Google Map

            19.

            Terdapat Menu Login untuk Admin, Pimpinan, dan Pendonor,

            20.

            Terdapat fasilitas upload foto, profile pendonor di menu register

            21.

            Menampilkan verifikasi registrasi

            22.

            Terdapat menu logout untuk admin, pimpinan, dan pendonor

            23.

            Menampilkan kata sambutan selamat datang di website pelayanan unit transfusi darah

            24.

            Menampilkan dashboard setalah login sistem

            25.

            Menampilkan fasilitas view profile pribadi halaman pendonor

            26.

            Menampilkan status penerimaan atau penolakan pengajuan di menu profile pribadi pendonor

            27.

            Menampilkan list of participant setelah login admin dan pimpinan.

            28.

            Terdapat menu informasi

            29.

            Terdapat submenu cara permintaan darah pada menu informasi

            30.

            Terdapat informasi mengapa darah itu bayar ? di menu Informasi

            31.

            Terdapat menu kegiatan donor darah

            32.

            Terdapat submenu jadwal kegiatan pada menu kegiatan donor darah

            33.

            Menampilkan informasi jadwal kegiatan pada menu jadwal kegiatan

            34.

            Menampilkan icon download untuk jadwal kegiatan donor darah

            35.

            Terdapat submenu pengajuan jadwal kegiatan pada menu kegiatan donor darah

            36.

            Menampilkan form pengisian pengajuan kegiatan donor darah pada menu pengajuan jadwal kegiatan

            37.

            Menampilkan verifikasi pengajuan kegiatan

            38.

            Mengirim pengajuan kegiatan kepada email unit transfusi darah secara otomatis

            39.

            Menampilkan syarat pengajuan kegiatan donor darah pada menu kegiatan donor

            40.

            Menampilkan icon download untuk syarat pengajuan kegiatan donor darah

            41.

            Terdapat menu data piagam penghargaan

            42.

            Terdapat submenu pengajuan piagam penghargaan pada menu data piagam

            43.

            Menampilkan form pengisian pengajuan piagam penghargaan pada menu pengajuan piagam penghargaan

            44.

            Menampilkan verifikasi pengajuan piagam penghargaan

            45.

            Mengirim pengajuan piagam penghargaan kepada email unit transfusi darah secara otomatis

            46.

            Terdapat Menu Stok Darah

            47.

            Terdapat submenu input stok darah pada menu stok darah

            48.

            Terdapat submenu data stok darah pada menu stok darah

            49.

            Terdapat menu Data Master

            50.

            Terdapat Submenu data pendonor pada menu data master

            51.

            Terdapat submenu data kelompok donor pada menu data master

            52.

            Terdapat submenu data pengajuan kegiatan pada menu data master

            53.

            Terdapat submenu pengajuan piagam pada menu data master

            54.

            Terdapat submenu data hasil kegiatan pada menu data master

            55.

            Terdapat submenu data user pada menu data master

            56.

            Terdapat menu Laporan

            57.

            Terdapat submenu laporan piagam penghargaan pada menu laporan

            58.

            Terdapat submenu laporan kegiatan donor darah pada menu laporan

            59.

            Terdapat submenu laporan stokdarah pada menu laporan

            60.

            Terdapat menu Profile

            61.

            Terdapat submenu profile pada menu profile

            62.

            Terdapat submenu pengajuan anda pada menu profile

            Tabel 3.6 Diagaram Elisitasi Tahap I

            Elisitasi Tahap II

            Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi :

            Tabel 3.7 Elisitasi Tahap II

            Elisitasi Tahap III

            Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirements yang opsinya High (H) dikolom TOE harus dieliminasi.

            Tabel 3.8 Elisitasi Tahap III

            Final Draft Elisitasi

            Tabel 3.9 Elisitasi Final Draft

          BAB IV

          HASIL PENELITIAN

          Rancangan Sistem Usulan

          Berdasarkan analisa serta penelitian yang telah dilakukan dalam sistem yang berjalan di bidang pelayanan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, maka tahap selanjutnya yaitu membahas sistem yang akan diusulkan. Adapun sistem yang diusulkan akan merubah proses berjalannya pelaksanaan pengajuan pelayanan yang berjalan saat ini, dimana pendonor yang sebelumnya harus mengajukan pelayanan bertatap muka, maka dengan sistem usulan ini pendonor dapat mengajukan pelayanan menggunakan aplikasi donorKU secara cepat dan efektif.

          Adanya usulan sistem dibutuhkannya metode untuk merancang sistem yang bertujuan untuk menyempurnakan sistem lama. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru peneliti menggunakan UML sebagai penggambaran Usecase Diagram, Activity Diagram, Squence Diagram dan Class Diagram.

          Prosedur Sistem Usulan

          1. Pendonor
          2. Pendonor dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain :

            1. Pendonor dapat melakukan login
            2. Pendonor dapat melakukan registrrasi
            3. Manampilkan menu utama sebelum memasuki dashboard aplikasi
            4. Menampilkan menu dashbord untuk pendonor
            5. Menampilkan menu informasi, kegiatan donor darah, piagam penghargaan, stok darah dan profile pendonor
            6. Dapat melakukan pengajuan pelayanan kegiatan donor darah, dan pengajuan piagam penghargaan
            7. Pendonor dapat melakukan tambah data, lihat data, ubah data, cari data.
            8. Pendonor dapat mendownload jadwal kegiatan donor darah, syarat pengajuan kegiatan donor darah, syarat pengajuan piagam penghargaan, data piagam yang telah dicetak.
            9. Dapat melakukan logout
          3. Admin P2DDS
          4. Admin P2DDS dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain

            1. Admin dapat melakukan login
            2. Admin dapat melakukan penambahan user baru
            3. Manampilkan menu utama.
            4. Menampilkan menu dashboard untuk Admin
            5. Menampilkan seluruh menu yang ada di aplikasi, yaitu menu informasi, kegiatan donor darah, piagam penghargaan, stok darah, data master, laporan dan profile admin.
            6. Dapat mencetak laporan-laporan yang ada di Aplikasi tersebut.
            7. Admin dapat melakukan tambah data, lihat data, ubah data, cari data, hapus data.
            8. Admin dapat melakukan import data dari excel ke database.
            9. Dapat melakukan logout
          5. Kordinator
          6. Kordinator pelayanan dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain :

            1. Kordinator dapat melakukan login
            2. Manampilkan menu utama
            3. Menampilkan menu dashboard untuk kordinator
            4. Menampilkan menu informasi, kegiatan donor darah, piagam penghargaan, stok darah, laporan, dan profile kordinator
            5. Dapat melakukan logout

          Use Case Diagram Yang Diusulkan

            Diagram usecase yang diusulkan pada sistem pelayanan donor darah berbasiskan online adalah sebagai berikut :
          1. Usecase Diagram Sistem donorKU
          2. Gambar 4.1 : Usecase diagram sistem donorKU

            Berdasarkan gambar 4.1 dapat dijelaskan : Sistem donorku terbagi menjadi 3 Level yaitu : Pendonor, Admin dan Kordinator

            1. Pendonor :

            Diagram usecase diatas menunjukan pendonor sebagai aktor yang mengajukan pelayanan-pelayanan didalam sistem tersebut seperti pengajuan piagam penghargaaan, dan pengajuan kegiatan donor darah. Aktor pendonor diatas tidak dapat mengakses halaman admin yang berwarna merah.

            1. Admin :

            Dalam diagram usecase diatas bahwa admin adalah aktor yang bertugas untuk melakukan pengolahan data proses pengajuan pelayanan yang menyangkut tentang pengajuan piagam dan pengajuan kegiatan donor darah. Dari mulai inputan pelayanan, proses pelayanan sampai dengan laporan pelayanan tersebut.

            1. Kordinator :

            Diagram usecase diatas menunjukan untuk aktor kordinator sebagai pengawasan laporan yang berjalan pada sistem tersebut. kordinator tidak diberikan akses untuk inputan dan proses, karena tugas tersebut hanya diberikan kepada admin.

          3. Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
          4. Gambar 4.2 : Usecase diagram usulan pengajuan kegiatan donor darah

            Berdasarkan gambar 4.2 dapat dijelaskan :

            Pendonor melakukan pengajuan kegiatan donor darah melalui aplikasi donorKU, yang pertama dilakukan yaitu login, setelah login sistem akan menampilkan hak ases dashboard pendonor, kemudian pendonor memilih menu kegiatan donor darah dan memilih submenu pengajuan kegiatan donor darah, selanjutnya mengisi e-form dengan benar, ada beberapa isian yang harus diperhatikan seperti pada saat tanggal pengajuan kegiatan, karena sebelum mengajukan jadwal, pendonor terebih dahulu melihat jadwal kegiatan yang telah terisi sebelumnya. Setelah terisi semua, klik tombol kirim dan pengajuan tersebut tersimpan dalam sistem donorku, selanjutnya admin akan mengecek jadwal kegiatan, jika kosong maka akan di inputkan kepada jadwal kegiatan, kemudian admin mengkonfirmasi jadwal donor darah. Setalah selesai kegiatan donor darah, admin akan membuat laporan kegiatan donor darah yang telah dilakukan, laporan tersebut berisikan jumlah hasil pengambilan darah.

          5. Usecase Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
          6. Gambar 4.3 : Usecase diagram usulan pengajuan piagam penghargaan

            Berdasarkan gambar 4.3 dapat dijelaskan : Pendonor melakukan pengajuan piagam penghargaan melalui aplikasi donorKU, yang pertama dilakukan yaitu login kemudian pendonor memilih menu piagam penghargaan dan memilih submenu pengajuan piagam penghargaan, kemudian isi e-form dengan benar jika telah selesai klik kirim, tahap berikutnya admin akan melakukan pengecekan history donor pada sistem SIMDONDAR (Sistem Manajemen Donor Darah). Jika telah dicek history donor tersebut maka admin akan menginput piagam penghargaan yang telah dicetak dan melakukan pembuatan laporan pengambilan piagam penghargaan selama 1 bulan. </ol>

            Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

            Activity Diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan-kegitan yang berjalan pada sistem usulan

            1. Activity Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
            2. Gambar 4.4 : Activity Diagram usulan pengajuan kegiatan donor darah

              Berdasarkan gambar Activity Diagram pengajuan kegiatan donor darah saat ini terdapat :

              1. 1 initial Node, objek yang diawali
              2. Terdapat 3 swinline yaitu Pendonor, Admin, dan Kordinator
              3. 15 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
              4. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
              5. 1 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
              6. 1 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
              7. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.
            3. Activity Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
            4. Gambar 4.5 : Activity Diagram usulan pengajuan piagam penghargaan

              Berdasarkan gambar 4.5 Activity Diagram pengajuan piagam penghargaan saat ini terdapat :

              1. 1 initial Node, objek yang diawali
              2. Terdapat 3 swinline yaitu pendonor dan Admin, dan Kordinator
              3. 14 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
              4. 1 Forknode yang merupakan pilihan dari action sebelumnya
              5. 1 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
              6. 1 Package system yang merupakan bukan dari dalam sistem (sistem luar)
              7. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

            Sequence Diagram Yang Diusulkan

            Sequence Diagram merupakan gambaran dari kelakuan objek pada usecase dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan diterima antar objek. Adapun sekuen yang berjalan pada sistem saat ini adalah sebagai berikut.

            1. equence Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
            2. Gambar 4.6 : Sequence Diagram usulan pengajuan kegiatan donor darah

              Berdasarkan gambar 4.6 Sequence Diagram usulan pengolahan data pegawai diatas, dapat dilihat bahwa pada gambar diats terdiri dari:

              1. 3 actor, yang melakukan kegiatan yaitu Pendonor, Admin dan Kordinator
              2. 11 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
              3. 16 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi
            3. Sequence Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
            4. Gambar 4.7 : Sequence Diagram usulan pengajuan piagam penghargaan

              Berdasarkan gambar 4.7 Sequence Diagram usulan pengolahan data pegawai diatas, dapat dilihat bahwa pada gambar diats terdiri dari:

              1. 3 actor, yang melakukan kegiatan yaitu Pendonor, Admin dan Kordinator
              2. 12 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
              3. 17 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi

            Perbedaan Prosedur Antara Sistem Yang Berjalan dan Sistem Usulan

            Berikut ini merupakan perbedaan antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan dalam sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun perbedaannya sebagai berikut :

            Tabel 4.1
            Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
            No.
            Sistem Berjalan
            Sistem Usulan
            1.

            Setiap melakukan pelayanan pendonor ataupun calon pendonor harus melakukan pengisian form secara manual, serta harus datang ke kantor UTD PMI Kabupaten Tangerang

            Adanya aplikasi donorKU.id menjadikan pelayanan lebih mudah karena dapat diakses oleh publik, sehingga pendonor dapat melakukan pelayanan dimana saja dan kapan saja asalkan terhubung dengan internet.

            2.

            Keamanan data tidak terjamin karena disimpan dalam bentuk kertas, baik dari kerusakan fisik dan juga ancaman dari pihak luar yang tidak bertanggung jawab.

            Keamanan data lebih terjamin karena data tersimpan didalam database yang berada didalam komputer, dan juga tidak mudah mengakses oleh pihak yang tidak berkepentingan.

            3.

            Pembuatan laporan membutuhkan waktu yang cukup lama dan data yang dihasilkan masih terjadinya kerangkapan data

            Pembuatan laporan lebih cepat dan efektif, data yang dihasilkan secara otomatisasi.

            Rancangan Basis Data

            Class Diagram dapat membantu untuk memvisualisasikan kelas dari suatu sistem, karena class digram memiliki kelompok objek dengan atribut (property) dan relasi yang sama. Adapun untuk class diagram aplikasi donorku adalah sebagai berikut :

            Gambar 4.8 Gambar Class Diagram

            Spesifikasi Basis Data

            Rancangan basis data digunakan untuk mempermudah dalam menggambarkan tabel-tabel yang ada di dalam database, serta dapat membantu pemrograman dalam mengambil atau menampilkan data. Salah satunya merupakan untuk menggambarkan spesifikasi tabel-tabel yang ada di dalam database, berikut ini merupakan spesifikasi tabel pada sistem yang diusulkan, adapun spesifikasi basis data sebagai berikut :

            1. Nama File : hsl_kegiatan
            2. Media : Cloud Computing

              Primary key : id_hasil

              Panjang record : 32

              Tabel 4.2 Tabel Hasil Kegiatan


            3. Nama File : kelompok_donor
            4. Media : Cloud Computing

              Primary key : id_kelompok

              Panjang record : 212

              Tabel 4.3 Tabel Kelompok_donor


            5. Nama File : pendonor
            6. Media : Cloud Computing

              Primary key : id_pendonor

              Panjang record : 110


              Tabel 4.4 Tabel Pendonor
            7. Nama File : pengajuan_piagam
            8. Media : cloud computing

              Primary key : pengajuan_no

              Panjang record : 95

              Tabel 4.5 Tabel Pengajuan Piagam
            9. Nama File : piagam_cetak
            10. Media : Cloud Computing

              Primary key : id_pendonor

              Panjang record : 111


              Tabel 4.6 Tabel Piagam Cetak
            11. Nama File : p_kegiatan
            12. Media : Cloud Computing

              Primary key : id_p_kegiatan

              Panjang record : 78


              Tabel 4.7 Tabel Kegiatan donor darah
            13. Nama File : stok_darah
            14. Media : Cloud Computing

              Primary key : id

              Panjang record : 85


              Tabel 4.8 Tabel Stok Darah
            15. Nama File : users
            16. Media : Cloud Computing

              Primary key : id_user

              Panjang record : 170

              Tabel 4.9 Tabel User
            17. Nama File : pesan
            18. Media : Cloud Computing

              Primary key : id_pesan

              Panjang record : 170


              Panjang record : 170

              Tabel 4.10 Tabel Pesan

            Rancangan Prototype

            Rancangan prototype merupakan gambaran sketsa dari rancangan sistem yang akan diusulkan dalam sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun rancangan sistem pelayanan sebagai berikut :

            Rancangan Prototype Tampilan awal  :

            Gambar 4.9 : Prototype Tampilan Awal

            Tampilan prototype awal ini merupakan tampilan sebelum masuk kedalam sistem donorKU, disini terdapat informasi sekitar pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

            Rancangan Prototype Tampilan Login

            Gambar 4.10 : Prototype Tampilan Login

            Tampilan prototype halaman login adalah halaman yang harus dilalui sebelum masuk keda;am sistem, user harus mengisi username dan password yang telah daftar sebelumnya, akses login ini terdapat textbox dan passwordbox yang harus di isi dengan benar.

            Rancangan Prototype Tampilan Dashboard Utama

            Gambar 4.11 : Prototype Tampilan dashboard utama

            Tampilan prototype dashboard utama ini merupakan halaman menu home setalah memasuki halaman login, pada menu ini terdapat fitur grafik stok darah, kemudian total user, total pengajuan, piagam cetak serta tombol pelayanan lainnya.

            Rancangan Prototype Tampilan Menu Pengajuan Kegiatan Donor Darah

            Gambar 4.12 : Prototype Tampilan Pengajuan kegiatan donor darah

            Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk mengajukan kegiatan donor darah, textarea diatas harus diisi dengan komplate pada saat melakukan pengajuan, jika telah selesai maka klik tombol kirim.

            Rancangan Prototype Tampilan Menu Jadwal Kegiatan Donor Darah

            Gambar 4.13 : Prototype Tampilan Jadwal kegiatan donor darah

            Tampilan prototype jadwal kegiatan donor darah merupakan tampilan yang menampikkan jadwal yang berlangsung di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

            Rancangan Prototype Tampilan Menu Pengajuan Piagam Penghargaan

            Gambar 4.14 : Prototype Tampilan Pengajuan Piagam penghargaan/center>

            Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk mengajukan piagam penghargaan bagi pendonor yang telah melakukan donor darah lebih dari 10X, tampilan diatas harus telah terisi dengan lengkap agar dapat diproses oleh admin.

            Rancangan Program

            Tampilan halaman awal

            Tampilan ini merupakan tampilan awal pada saat sebelum memasuki halaman sistem pelayanan donorKU. Dalam tampilan ini terdapat informasi mengenai aplikasi donorKU, dimulai dari about UTD Kabupaten Tangerang, Service, Menu Login dan Contact.

            <center>
            Gambar 4.15 : Tampilan awal

            Tampilan halaman login

            Tampilan login merupakan tampilan yang harus di lalui sebelum masuk kedalam sistem donorKU, ditampilan ini ada textarea yang harus diisi yaitu Username dan Password yang telah terdaftar sebelumnya di aplikasi tersebut, jika username dan password salah, maka belum terdaftar pada sistem.

            Gambar 4.16 : Tampilan halaman Login

            Tampilan halaman register pendonor

            Tampilan registrasi merupakan tampilan untuk mendaftarkan diri untuk dapat masuk kedalam sitem pelayanan aplikasi donorKU, pada tampilan registasi terdapat textarea yang harus diisikan diantaranya Nama , Username, Email, dan Password. Adpun jika username tersebut telah dipakai sebelumnya oleh pendonor lainnya, maka sistem akan memberikan informasi bahwa username telah terpakai, apabila telah terisi dengan lengkap maka klik daftar dan kemuduan masuk kedalam menu Login.

            Gambar 4.17 : Tampilan halaman register Pendonor

            Tampilan halaman dashboard utama Pendonor

            Tampilan dashboard pendonor terdapat jumlah pengajuan kegiatan donor darah, jumlah piagam di cetak serta jumlah stok darah, adpun yang membedakannya adalah menu yang terdapat di pendonor lebih sedikit dibandingkan dengan menu Administrator.

            Gambar 4.18 : tampilan halaman dashboard pendonor

            Tampilan halaman dashboard utama Administrator

            Halaman dashboard admin sama seperti dashboard pendonor, yang membedakan hanyalah menu admin yang lebih lengkap daripada menu pendonor.

            Gambar 4.18 : tampilan halaman dashboard Adminstrator

            Tampilan halaman alur donor darah

            Tampilan alur donor darah ialah tampilan yang menampilkan dokumen pdf alur donor darah yang dapat di download oleh pendonor.

            Gambar 4.20 : Tampilan halaman alur donor darah

            Tampilan halaman pengajuan kegiatan donor darah

            Tampilan pengajuan kegiatan donor darah merupakan tampilan untuk mengajukan kegiatan donor darah, ada textarea yang harus diisi oleh pendonor yang ingin mengajukan kegiatan donor darah, dari mulai nama kelompok kegiatan, alamat kegiatan, tanggal kegiatan, waktu, dan masih banyak lagi, setelah semua terisi dengan lengkap maka form tersebut akan tersimpan dalam database.

            Gambar 4.21 : Tampilan halaman pengajuan kegiatan donor darah

            Tampilan halaman konfirmasi pengajuan kegiatan donor darah level Administrator

            Tampilan konfirmasi kegiatan donor darah merupakan tampilan untuk mengkonfirmasi pendonor yang telah melakukan pengajuan kegiatan donor darah pada sistem donorKU. Dalam konfirmasi ini terdapat 5 pilihan yaitu Pengajuan, Proses, Diterima, Ditolak, dan Saran tanggal lain yang akan di kirimkan pada pengajuan pendonor.


            Gambar 4.22 : Tampilan halaman konfirmasi kegiatan donor darah

            Tampilan halaman jadwal kegiatan donor darah

            Halaman jadwal kegiatan donor darah merupakan halaman jadwal kegiatan yang telah fix akan di laksanakan, pada tampilan ini terdapat informasi mengenai jadwalkegiatan mulai dari nama kelompok kegiatan, alamat, serta waktu yang kegiatan tersebut.

            Gambar 4.23 : Tampilan halaman jadwal kegiatan donor darah

            Tampilan halaman pengajuan kegiatan saya

            Halaman ini merupakan halaman pengajuan yang telah dilakukan sebelumnya, halaman ini dapat melihat status pengajuan pendonor, status ini hanya dapat dirubah oleh administrator.

            Gambar 4.24 : Tampilan halaman Pengajuan kegiatan saya

            Tampilan Halaman Input Hasil Kegiatan

            Halaman input kegiatan merupakan halaman untuk menginput data hasil dari kegiatan donor darah yang telah berlangsung di luar kantor Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

            Gambar 4.25 : Tampilan halaman input hasil kegiatan

            Tampilan Halaman Data Hasil Kegiatan

            Halaman data hasil kegiatan merupakan tabel data dari hasil kegiatan yang berlangsung dalam dinas luar di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangeramg.

            Gambar 4.26 : Tampilan halaman data hasil kegiatan

            Tampilan halaman pengajuan Piagam penghargaan

            Halaman ini merupakan halaman pengajuan piagam penghargaan, didalamnya terdapat textarea yang harus di isi oleh pendonor jika ingin mengajukan piagam penghargaan, didalamnya terdapat pilihan untuk jenis piagam yang akan diajukan seperti piagam penghargaan 10, 25, 50, 75 dan 100. Jika telah terisi dengan lengkap maka pengajuan ini akan secara otomatis tersimpan di database dan terdapat di pengajuan piagam anda.

            Gambar 4.27 : Tampilan halaman Pengajuan piagam penghargaan

            Tampilan halaman data pengajuan piagam penghargaan

            Halaman ini merupakan data pengajuan piagam penghargaan yang telah dilakukan oleh pendonor, halaman ini hanya dapat diakses oleh administrator, dan hanya administrator yang dapat mengedit data atupun dellete data.

            Gambar 4.28 : Tampilan halaman data pengajuan piagam penghargaan

            Tampilan halaman pengajuan piagam saya

            Halaman pengajuan piagam penghargaan saya merupakan halaman yang menampilkan data pengajuan penghargaan yang sebelumnya telah dilakukan oleh pendonor, pendonor dapat melihat status pengajuan tersebut di halaman ini.

            Gambar 4.29 : Tampilan halaman pengajuan piagam penghargaan saya

            Tampilan halaman stok darah

            Halaman ini merupakan tampilan untuk menampilkan data stok donor yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Data stok darah ini hanya dapat di input oleh admin pada aplikasi donorKU.

            Gambar 4.30 : Tampilan halaman stok darah

            Tampilan halaman tambah user untuk level administrator

            Halaman tambah user ini merupakan halaman untuk menambahkan user yang hanya dapat di lakukan oleh Administrator, pada halaman ini terdapat textarea yang harus diisi oleh Admin terkait dengan biodata user yang akan di tambahkan, dan terdapat pilihan level yaitu Pendonor, Kordinator dan Administrator.

            Gambar 4.31 : Tampilan halaman tambah user

            Tampilan Halaman Menu Laporan

            Tampilan laporan pengajuan piagam penghargaan ini merupakan hasil dari pengajuan-pengajuan yang telah dilakukan oleh pendonor sehingga menghasilkan laporan pengajuan piagam penghargaan ini, dalam laporan ini terdapat pilihan jenis piagam yang akan dipilih dari piagam 10, 25, 50, 75 dan 100. Laporan ini dapat di download dengan extensi file pdf.

            Gambar 4.21 Tampilan Program Menu Laporan

            Tampilan Halaman Menu View Laporan

            Halaman Menu View Laporan ini adalah halaman yang menunjukkan tampilan view pengecekan dan penjadwalan outstanding yang akan ditagih oleh kolekor kepada customer.

            Gambar 4.33 : Tampilan laporan pengajuan piagam penghargaan

            Konfigurasi Sistem Usulan

            Spesifikasi Hardware

            Perangkat keras merupakan salah satu bagian peting di dalam berjalannya sebuah sistem. Perangkat keras memiliki banyak jenis yang dapat digunakan seperti, PC, Laptop, iPad, Tablet, Handphone, dll semua jenis perangkat lunak tersebut dapat bekerja membantu brainware dalam menggunakan sistem yang dirancang ini. Berikut ini konfigurasi sistem perangkat keras yang dibutuhkan:

            1. Spesifikasi komputer
              1. Processor : Minimal 2,1 GHz
              2. Monitor : Minimal VGA
              3. RAM : Minimal 1 GB
              4. Modem USB : Minimal Kecepatan 14,4 Mbps
              5. Harddisk : 250 GB
            2. Spesifikasi Handphone
              1. CPU : CPU Snapdragon 400
              2. Jaringan : 3G – HSDPA – 4G
              3. RAM : Minimal 1 GB
              4. Sistem Operasi : Android
              5. Layar : minimal 4.7 inci IPS Capacitive, 720 X 1280 pixels

            Spesifikasi Software

            Selain itu hal yang menjadi pendukung berjalannya sebuah sistem adalah Perangkat lunak merupakan penghubung antara instruksi-instruksi yang dibutuhkan oleh brainware untuk menjalankan hardware sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Berikut ini adalah konfigurasi sistem perangkat lunak yang dibutuhkan:

            1. Sistem operasi yang dapat digunakan bisa berupa Windows, Linux, MacOS, iOS, dan Android
            2. Browser yang dapat digunakan antara lain Google Chrome, Safari, dan Mozila Firefox

            Hak Akses (Brainware)

            Dalam sistem yang dikembangkan yaitu pada sistem iDu harus memiliki user untuk menjalankan sistem tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa user yang dapat mengakses iDu, diantaranya:

            1. Admin
            2. Kordinator
            3. Pendonor

            Testing

            Black box Testing

            Pengujian yang dilakukan terhadap sistem pelayanan donorKU.id ini menggunakan black box testing yang biasa disebut dengan pengujian fungsional. Pengujian ini berfokus kepada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak. Adapun beberapa pengujian yang dilakukan dengan kotak hitam (black box) sebagai berikut :

            Tabel 4.11 Daftar Pengujian
            1. Login donorKU.id
            2. Pengujian pada login ini berfungsi sebagai apakah login yang digunakan pada aplikasi donorKU.id dapat beroperasi sebagaimana yang diharapkan dimana inputan username dan password harus benar dan telah terdaptar sebelumnya di aplikasi donorKU.id. berikut ini merupakan hasil pengujian pada login donorKU.id :

              Tabel 4.12 Pengujian login
            3. Registrasi akun Pendonor
            4. Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah form registrasi berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Form registrasi ini hanya berlaku untuk hak akses pendonor saja, adapun pengujiannya sebagai berikut :

              Tabel 4.11 Pengujian Registrasi Account Pendonor
            5. Menambah user admin dan kordinator
            6. Pengujian penambahan account administrator dan kordinator ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang telah teriisi dapat disimpan kedalam database dan dapat digunakan sebagai mestinya sesuai dengan hak akses yang diberikan. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

              Tabel 4.14 Pengujian penambahan account Administrator dan Kordinator
            7. Tambah data pengajuan kegiatan donor darah dengan mengisi e-form
            8. Pengujian pengajuan kegiatan donor darah memastikan bahwa inputan yang telah diisi oleh pendonor bahwa telah tersimpan didalam database dan dapat menampilkan pengajuan tersebut. pengujian yang dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

              Tabel 4.15 Pengujian Inputan data pengajuan kegiatan donor darah
            9. Tambah data pengajuan piagam penghargaan dengan mengisi e-form
            10. Pengujian pengajuan Piagam penghargaan memastikan bahwa inputan yang telah diisi oleh pendonor bahwa telah tersimpan didalam database dan dapat menampilkan pengajuan tersebut. pengujian yang dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

              Tabel 4.16 Pengujian Input data Pengajuan Piagam penghargaan
            11. Laporan
            12. Pengujian pengajuan Piagam penghargaan memastikan bahwa inputan yang telah diisi oleh pendonor bahwa telah tersimpan didalam database dan dapat menampilkan pengajuan tersebut. pengujian yang dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

              Tabel 4.16 Laporan

              Evaluasi

              Setelah dilakukan pengujian pada sistem dengan metode black box testing seperti yang telah diuraikan pada sub bab testing sebelumnya didapati hasil bahwa setiap aspek yang diuji dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan, sebagai contoh pada pengujian form login, form dapat bekerja dengan baik dan hanya meloloskan user dengan username dan password yang benar.

              Implementasi

              Time Schedule

              Dalam melakukan penelitian ini tentu memerplukan banyak proses dan kegiatan yang banyak memakan waktu dalam penyelesaiannya, dibawah ini merupakan jadwal dari kegiatan yang dilakukan selama penelitian ini :

              Tabel 4.7 Schedule

              Estimasi Biaya

              Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “donorKU.id sebagai Aplikasi Costumer Relationship Management untuk loyalitas Pendonor Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”

              Estimasi Biaya

              Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “donorKU.id sebagai Aplikasi Costumer Relationship Management untuk loyalitas Pendonor Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”

              Tabel 4.18 Estimasi Biaya

              |}

              BAB V

              PENUTUP

              Kesimpulan

              Dari uraian BAB I dalam rumusan masalah terhadap sistem yang berjalan saat ini pada pelayanan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten maka dapat di simpulkan bahwa :

              1. Sistem pelayanan yang berjalan saat ini di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dalam hal pengajuan pelayanannya masih menggunakan lembaran form untuk setiap pengajuan serta dalam pengolahan datanya masih semi komputerisasi yang menggunakannya Microsoft Excel, sehigga dalam pengolahan datanya masih adanya kelemahan dan kekurangan yang mengakibatkan terjadinya kesalahan serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pembuatan laporan menyangkut tentang pelayanan. Ada beberapa kelemahan dari sistem tersebut yaitu, terjadinya kerangkapan data yang mengakibatkan tercetaknya piagam penghargaan pendonor yang telah mengajukan piagam sebelumnya, jadwal kegiatan donor darah yang berlangsung tidak diketahui oleh khalayak luas, serta informasi informasi pelayanan yang dibutuhkan oleh pendonor tidak terpublish..
              2. Aplikasi donorKU memberikan pelayanan yang lebih mudah dan praktis kepada pendonor tanpa harus bertatap muka untuk mengajukan pelayanan. Aplikasi donorKU merupakan aplikasi pelayanan yang berbasis Web dan Mobile phone dalam memberikan informasi pelayanan yang dibutuhkan oleh pendonor secara cepat dan akurat, aplikasi ini juga selain memberikan informasi pelayanan dapat melakukan pengajuan pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang antara lain : Pengajuan kegiatan donor darah, dan pengajuan piagam penghargaan serta pengecekan stok darah yang tersedia. Pendonor ataupun customer dapat melakukan pengajuan dengan mendaftar kemudian melakukan login, maka akan masuk kedalam sistem tesebut dan memilah menu pengajuan pelayanan, selanjutnya isi form pengajuan pelayanan tersebut dan klik kirim, maka akan secara otomatis pengajuan tersebut tersimpan di dalam database, adapun untuk melihat status pengajuan tersebut, dapat memilih menu pengajuan saya yang akan menampilkan status pengajuan anda.
              3. Aplikasi donorKU merupakan aplikasi yang di usulkan untuk memberikan kemudahan kepada pendonor dan staff P2DDS Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dalam memberikan pelayanan yang akurat dan lebih cepat pada saat pengajuan pelayanan. Aplikasi ini terdapat banyak informasi yang akan di dapatkan oleh pendonor seperti halnya syarat-syarat pengajuan kegiatan donor darah, mengapa darah itu bayar, jadwal kegiatan donor darah, syarat mendonorkan darahnya dan sebagainya. Aplikasi donorKU memiliki 3 Level diantaranya Pendonor yang memiliki hak untuk mengajukan pelayanan, melihat informasi informasi seputar pelayanan, Administrator yang memiliki hak penuh atas aplikasi donorKU, dan kordinator yang dapat mengakses laporan laporan dari kegiatan berlangsung. Aplikasi ini juga dapat pendonor dapatkan di google playstore dengan kata kunci donorKU.id.

              Saran

              Tentu di dalam sebuah penelitian yang baik tidak hanya memberikan kesimpulan atas sebuah sistem yang dibuat, namun memberikan saran yang dapat memajukan sistem yang dapat dijadikan referensi demi kemajuan sistem tersebut diantaranya sebagai berikut :

              1. Adanya sebuah apresiasi bagi pendonor yang telah melakukan pengajuan pelayanan serta admin yang mengelola aktifitas yang dilakukan di aplikasi donorKU sehingga aplikasi dapat berjalan dengan baik,
              2. Adanya penambahan fitur chat online yang dapat memudahkan customer agar lebih cepat mendapatkan informasi yang lebih akurat dalam hal pertanyaan yang diajukan oleh customer kepada admin.
              3. Peningkatan pelayanan yang lebih baik lagi, mengingat pelayanan merupakan kegiatan yang paling utama yang harus dikembangkan agar perusahaan mendapat apresiasi positif dari para customer.


              DAFTAR PUSTAKA

              1. 1,0 1,1 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta: Graha Ilmu.
              2. 2,0 2,1 Rusdiana, dan Moch.Irfan. 2014. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung : Cv. Pustaka Setia
              3. Yakub, (2012), Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
              4. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta: Graha Ilmu.
              5. Hidayat, Wahyu 2010. dengan Materi Ajar “Pengantar Multimedia”. dikutip di buku Sutabri. 2012. Keamanan Sistem Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
              6. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta: Graha Ilmu.
              7. Rosa, A.S dan Shalahudin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Graha Ilmu.
              8. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
              9. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011. Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME. Jurnal CCIT Vol.4 No. 2. Tangerang.
              10. Darmawan, Deni. 2013. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

              DAFTAR LAMPIRAN

              UNTUK MELIHAT LAMPIRAN
              Lampiran A
              A.1. Surat Pengantar Observasi Skripsi
              A.2. Kartu Bimbingan Skripsi
              A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
              A.4. Form Validasi Skripsi
              A.5. Kwitansi Pembayaran Skripsi
              A.6. Kwitansi Pembayaran Raharja Career dan Sidang
              A.7. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Di Ambil
              A.8. Daftar Nilai
              A.9. Formulir Seminar Proposal Skripsi
              A.10. Formulir Pertemuan Stakeholder
              A.11. Form Validasi Cek List Sidang Skripsi
              A.12. Formulir Pendaftaran Sidang Skripsi
              A.13. Sertifikat TOEFL
              A.14. Sertifikat PROSPEK
              A.15. Sertifikat Seminar IT Internasional
              A.16. Sertifikat Seminar IT Nasional
              A.17. Curriculum Vitae (CV)

              Lampiran B :
              B.1. Surat Keterangan Observasi
              B.2. Surat Keterangan Implementasi Program
              B.3. Surat Tanda Terima Hibah
              B.4. Wawancara Analisa Sistem
              B.5. Wawancara Implementasi
              B.6. Kuisoner Implementasi program kepada pendonor
              B.7. Absensi Kehadiran Implementasi Program
              B.8. Katalog Produk Promosi
              B.9. Slide Presentasi
              Lampiran C :
              C.1. Formulir Pengajuan Piagam Penghargaan


    Contributors

    Annas Rifai, Annas.rifai