SI1131469865

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH HUKUM

POLRES KOTA TANGERANG

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1131469865
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER]]

KONSENTRASI COS

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA

WILAYAH HUKUM POLRES KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1131469865
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System (COS)

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr.Ir. Untung Rahardja M.T.I.,MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd, M.T.I,)
NIP : 000594
       
NIP : 079010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA

WILAYAH HUKUM POLRES KOTA TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1131469865
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Infomasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2016/2017


Disetujui Oleh :

Tangerang, 24 Juli 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ahmad Roihan, S.Kom, M.T.I)
   
(Illamsyah, M.Kom)
NID : 15009
   
NID : 14019


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH HUKUM

POLRES KOTA TANGERANG

ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA KEMENKO BIDANG

PEREKONOMIAN JAKARTA PUSAT


Disusun oleh:

NIM
: 1131469865
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System (CoS)

Tahun Akademik 2017/2018.


Disetujui Penguji :


Tangerang, Juli 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH HUKUM

POLRES KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1131469865
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System (CoS)

 


 


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Skripsi baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Juli 2018

 
 
 
 
 
NIM : 1131469865

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi informatika menawarkan organisasi berupa kemudahan dalam menyediakan sebuah solusi baru sebagai alat bantu yang cukup baik bagi perbaikan sistem yang kurang ideal. SPKT (Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu) adalah tempat pelayanan pengaduan masyarakat perihal bantuan dari pihak kepolisian ketika terjadi tindak kejahatan atau kriminalisasi. Perlu adanya inovasi dalam sistem pelayanan laporan masyarakat kepada Polres Kota Tangerang agar lebih efektif atau efesien. Dalam mengatasi masalah tersebut Warning Button Crime System dapat memberikan kemudahan untuk menghubungi pihak kepolisian ketika terjadi tindak kejahatan. Perancangan alat dimulai dengan membuat prototipe alat dengan rangkaian yang terdiri dari beberapa komponen. Kemudian alat dirakit dan dimasukkan script dengan menggunakan software Arduino Uno yang dihubungkan dengan Modul SIM 800L GPRS GSM Micro Sim sebagai pusat rangkaian untuk mengirimkan pesan. Pesan tersebut akan dikirim langsung kepada Polres Kota Tangerang. Tujuan dari penelitian dapat memberikan pelayanan dengan sebuah akses untuk memudahkan masyarakat dalam memberitahukan dan melaporkan tindak pidana kejahatan atau yang lainnya kepada pihak kepolisian tentang kejadian yang terjadi di tempat kerja, rumah ataupun pertokoan. Sehingga pihak kepolisian mampu mengetahui lebih awal mengenai kejadian yang terjadi dan kemudian mengambil tindakan cepat untuk mengatasinya.

Kata Kunci: Bel Listrik, Bazzer, Sirine, LED, Arduino Nano, Arduino Uno, SIM 800L.


ABSTRACT

The development of informatics technology offers organizations the ease of providing a new solution for the improvement of the less ideal system. SPKT (Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu) is the place of public complaints service regarding assistance from the police when there is a crime or criminalization, report etc. It needs innovation in public service report system to Polresta Tangerang to be more effective or efficient. In overcoming the problem Warning Button Crime System can provide convenience to contact the Police when there is a crime. The design of the tool begins by creating a prototype tool with a circuit consisting of several components. Then the tool assembled and embedded the script by using software Arduino Uno which is connected with SIM Module 800L GPRS GSM Micro Sim as the part of the circuit to send the message. The message will be sent directly to Polresta Tangerang. The purpose of the study can be to provide services with an access to facilitate the public in informing and reporting criminal or other crimes to the police about events occurring at work, home or market. So the police are able to find out earlier about the incident and then take quick action to overcome it.

Keyword: Bel Electric, Bazzer, Sirine, LED, Arduino Nano, Arduino Uno, SIM 800L.




KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah AWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan Laporan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih saying dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul "Warning Button Crime System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang".

Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Laporan Skripsi ini, antara lain:

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja
  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd.,M.TI, selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja,
  5. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom, M.T.I selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik,
  6. Bapak M.Ilamsyah, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik,
  7. Bapak KOMBES POL Sabilul Alif, SH, S.Ik, M.Si., selaku Kepala Kepolisian Resort Polres Kota Tangerang,
  8. Bapak AKBP Oki Waskito, SH, S.Ik., M.Si., selaku Wakil Kepala Kepolisian Resort Kota Tangerang,
  9. Bapak IPDA Indro Susilo selaku PS. Kepala Seksi Pengawasan Resort Kota Tangerang,
  10. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan.
  11. Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak dan Ibu, adik dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan tentunya do'a restu yang tiada henti,
  12. Terima kasih kepada pacar saya Niken Kartika yang selalu menyemangati dalam penyusunan laporan skripsi ini.

Akhir kata, Semoga Allah SWT memberikan balasan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan Laporan Skripsi ini

Demikian, penulis sampaikan dengan harapan semoga Laporan Skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Tangerang, Juli 2018
Annas Rifa’i
NIM. 1131469865


Daftar isi



DAFTAR TABEL
  1. Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Prototype
  2. Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I
  3. Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.4. Final Elisitasi
  6. Tabel 4.1. Penguji Black Box Pada Modul SIM 800L
  7. Tabel 4.2. Penguji Black Box Pada Alat Penerima SMS
  8. Tabel 4.3. Jadwal Proses Perancangan
  9. Tabel 4.4. Estimasi Biaya



DAFTAR GAMBAR
  1. Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
  2. Gambar 2.2 Sistem Tertutup
  3. Gambar 2.3 Sistem Terbuka
  4. Gambar 2.4 Daur Hidup Sistem
  5. Gambar 2.5 Langkah Analisa Sistem
  6. Gambar 2.6 Diagram Tahap Perancangan
  7. Gambar 2.7 Sistem Pengendali Loop Terbuka
  8. Gambar 2.8 Pengendali Loop Tertutup
  9. Gambar 2.9 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)
  10. Gambar 2.10. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
  11. Gambar 2.11. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)
  12. Gambar 2.12. Bagan Alir Program (Program Flowchart)
  13. Gambar 2.13. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)
  14. Gambar 2.14. Contoh Variasi Aplikasi Flowchart
  15. Gambar 2.15. IDE Arduino
  16. Gambar 2.16. SIM 800L
  17. Gambar 2.17. Buzzer
  18. Gambar 2.18. Kerangka Berpikir
  19. Gambar 3.1. Struktur Organisasi
  20. Gambar 3.2. Blok Visual Diagram Pengirim Peringatan
  21. Gambar 3.3. Blok Visual Diagram Penerima Laporan
  22. Gambar 3.4. Blok Visual Diagram Keseluruhan System
  23. Gambar 3.5. Software Arduino
  24. Gambar 3.6. Layar Penulisan Project
  25. Gambar 3.7. Fritzing
  26. Gambar 3.8. Prototipe Warning Button Crime
  27. Gambar 4.1. Rangkaian Alat Modul SIM 800L
  28. Gambar 4.2. Rangkaian Alat Arduino Uno
  29. Gambar 4.3. Rangkaian Keseluruhan Alat
  30. Gambar 4.4. Flowchart Transmitter Warning Button Crime
  31. Gambar 4.5. Flowchart Receiver Warning Button Crime



DAFTAR SIMBOL


1. SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)
2. SIMBOL ELEKTRONIKA


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan teknologi informatika menawarkan organisasi kemudahan dalam menyediakan sebuah solusi baru sebagai alat bantu yang cukup baik bagi perbaikan sistem yang kurang ideal. Peran teknologi dalam organisasi mengalami eskalasi yang signifikan sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan organisasi dalam mengakomodasi di setiap aspek bagi kehidupan manusia.
Sebuah organisasi atau instansi terkadang tidak menjalankan sistem yang optimal. Banyak organisasi atau instansi dalam pelaksanaannya, berjalan dari sistem yang statis. Maka, diperlukan sebuah regenerasi sistem agar teknologi lebih maksimal.
Polres Kota Tangerang merupakan instansi Kepolisian yang bertugas untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Sebagai salah satu Anggota Seksi Pengawasan di Polres Kota Tangerang, peneliti ingin memberikan pelayanan berbasis teknologi yang berjalan dan harus dapat meliputi semua aspek tidak hanya pelayanan tetapi keamanan bagi masyarakat. Pekerjaan tanpa sistem dan teknologi dapat menjadi sebuah hambatan bagi ruang lingkup suatu organisasi atau instansi karena masih menggunakan sistem manual.
Sesuai dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (4) Kepolisian Negara Republik Indonesia atau sering di singkat dengan Polri merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Dengan adanya pedoman ini keresahan masyarakat apabila terjadi tindak pidana kejahatan akan menjadi aman, maka Polri adalah bagian dari masyarakat yang setiap saat hadir di tengah-tengah masyarakat apabila masyarakat sedang memerlukan bantuan, disaat seperti menghubungi pihak Kepolisian atau Instansi terkait umumnya yang pertama kali dilakukan adalah menelpon 110 atau mendatangi kantor Kepolisian. Cara itu dirasakan masih kurang efektif untuk menjaga rasa aman dalam pelayanan kepada masyarakat. Karena itulah, sistem komputerisasi pada teknologi begitu menduduki peran sentral untuk mendukung seluruh aktivitas organisasi atau instansi terhadap suatu pekerjaan manusia.
Berdasarkan uraian dan permasalahan itu, muncul sebuah pemikiran untuk membuat judul “Warning Button Crime System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang”. Diharapkan dari penerapannya dapat memberikan pelayanan dengan akses kemudahan untuk pelaporan masyarakat kepada Polri apabila sedang terjadi tindak pidana kejahatan, Untuk itulah, diperlukan alat untuk memudahkan masyarakat dalam memberitahukan dan melaporkan tindak pidana kejahatan atau yang lainnya kepada pihak kepolisian tentang kejadian yang terjadi di tempat kerja, di rumah ataupun di pertokoan. Sehingga pihak Kepolisian mampu mengetahui lebih awal mengenai kejadian yang terjadi dan kemudian mengambil tindakan cepat untuk mengatasinya. Hal ini berkaitan bahwa Polres Kota Tangerang adalah salah satu badan publik yang tentunya wajib memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.


Rumusan Masalah

Sebagai pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka peneliti hanya memberikan ruang lingkup penelitian yang dibatasi antara lain yaitu:
  1. Bagaimana sistem pelayanan laporan dan pengaduan masyarakat pada Polres Kota Tangerang yang berjalan saat ini?
  2. Sistem Warning Button Crime sebagai quick respon dalam menangani laporan dan pengaduan masyarakat saat terjadi tindak kejahatan dengan cepat dan tepat.
  3. Sistem Warning Button Crime menerapkan sistem pelayanan yang berbasis IT untuk memudahkan dalam pelaporan dan pengaduan masyarakat serta penunjang tugas Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.
  4. Implementasi dilakukan pada ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Kota Tangerang sebagai tempat penerima laporan dan pengaduan masyarakat.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
  1. Tujuan Individual
    1. Menerapkan ilmu yang dipelajari dari jurusan Sistem Komputer
    2. Sebagai prasyarat kelulusan untuk mata kuliah Skripsi
  2. Tujuan Fungsional dan Operasional
    1. Merancang atau membuat sebuah rangkaian dengan Warning Button Crime System untuk mengantisipasi tindak kejahatan dan menjaga keamanan lingkungan wilayah hukum Polres Kota Tangerang.
    2. Merancang atau membuat rangkaian dapat mendeteksi dan mengirim notifikasi jarak jauh terhadap keberadaan orang yang sedang membutuhkan bantuan.
    3. Sebagai alat untuk mengukur kemampuan apakah peneliti dapat merancang atau membuat sebuah alat keamanan dengan Warning Button Crime System yang mampu memberikan notifikasi langsung untuk mendeteksi keberadaan seseorang yang sedang membutuhkan bantuan.


Manfaat Penelitian

Manfaat bagi Peniliti

  1. Manfaat Individual
    1. Secara individu, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti mengenai interaksi antara Arduino Nano dengan sebuah perangkat yang dikontrol.
    2. Dapat mengetahui cara kerja sistem pelayanan dan pengaduan masyarakat yang dikendalikan menggunakan Arduino Nano dan memahami interaksi antara perangkat tambahan dan peralatan pendukung yang dikontrol.
    3. Mengembangkan sistem informasi pelayanan pelaporan dan pengaduan masyarakat yang lebih baik dari sistem yang berjalan saat ini.
  2. Manfaat Fungsional
    1. Warning Button Crime System akan otomatis langsung masuk apabila ditekan tombolnya saat terjadi tindak kejahatan pada obyek sehingga Anggota Polres Kota Tangerang akan secara cepat, tepat dan tanggap untuk merespon setiap ada kejadian tindak kejahatan.
    2. Tidak perlu repot lagi untuk menghubungi Anggota Kepolisian dalam situasi mendesak apabila sedang terjadi tindak kejahatan.


Manfaat bagi Perusahaan

  1. Terciptanya efektifitas dan efesiensi kinerja dalam menangani laporan dan pengaduan masyarakat.
  2. Dapat memberikan perasaan aman dan nyaman bagi masyarakat yang sedang bekerja di manapun dan kapanpun. Sehingga masyarakat tidak harus khawatir dengan situasi yang berada di sekitar.
  3. Dapat menggantikan tugas dan fungsi pengawasan terhadap pelayanan yang lebih efektif dengan menggunakan konsep Warning Button Crime System dalam mengirimkan notifikasi langsung sehingga cepat, tepat, dan akurat.
  4. Memberikan pelayanan yang berbasis IT dan lebih mudah tidak harus mendatangani kantor Kepolisian apabila sedang terjadi tindak kejahatan.


Manfaat bagi Perguruan Tinggi

  1. Dapat berkontribusi pada setiap instansi baik itu instansi pemerintah maupun swasta.
  2. Dapat menjadikan Raharja sebagai perguruan tinggi yang menciptakan Mahasiswa unggul dalam Ilmu Teknologi Informasi.
  3. Mencetak mahasiswa yang dapat menganalisa serta membuat sistem baru untuk memecahkan permasalahan pada sistem yang berjalan saat ini, serta dibuat Laporan penelitian.


Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan perancangan dalam penulisan Skripsi ini, maka dilaksanakanlah sebuah penelitian sehingga dapat memperoleh dan mencapai suatu hasil akhir sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah:


Pengumpulan Data

Dalam kegiatan dalam melakukan Skripsi, mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisa suatu kasus ditempat penelitian oleh mahasiswa serta merancang suatu program atau sistem yang dapat berguna bagi stakeholder, dalam penelitian mahasiswa harus relevan pada bidang keahlian yang dimiliki.
Di dalam metode pelaksanaan terdapat 3 metode yang dilaksanakan oleh peneliti diantaranya:
  1. Pengamatan (Observation)
  2. Observasi dilakukan untuk menghasilkan pelayanan yang lebih optimal dan ingin memudahkan masyarakat apabila sedang membutuhkan bantuan dalam situasi mendesak kepada pihak Kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta memaksimalkan teknologi yang ada di era modern ini.

  3. Wawancara (Interview)
  4. Peneliti melakukan rangkaian proses tanya-jawab kepada masyarakat terhadap sistem pelayanan Kepolisian terutama dalam bidang pelaporan dan pengaduan masih menggunakan sistem manual dan masih kesulitan untuk menghubungi Anggota Kepolisian dalam situasi mendesak saat terjadi tindak kejahatan serta untuk lebih mengetahui kondisi dan permasalahan yang ada diwilayah hukum Polres Kota Tangerang.

  5. Study Pustaka (Libary Research)
  6. Laporan penelitian ini harus mempunyai data-data yang bersifat teoritis maka penelitian melakukan studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori yang relevan dalam penyusunan laporan penelitian, dalam studi pustaka informasi didapatkan dari internet, buku jurnal, artikel, serta modul pembelajaran.


Metode Analisa Sistem

Menganalisa sistem yang berjalan pada Pelayanan Polres Kota Tangerang, peneliti menggunakan metode analisa SWOT untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan aman untuk digunakan. Metode Analisa SWOT yaitu kekuatan (stengths), kelemahan (weakness), kesempatan (oppurtunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Dengan menggunakan metode analisa ini maka penelitian ilmiah dapat dianalisa dengan teknik yang tepat


Metode Perancangan Sistem

Pada metode ini peneliti dapat mengetahui bagaimana sistem dirancang dan komponen apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sistem. maka dari itu penulis menggunakan Flowchart. Alasan penulis memilih metode perancangan flowchart ini adalah dalam metode perancangan program sebelumnya penulis menggunakan flowchart, sehingga dalam metode perancangan ini penulis menggunakan metode yang sama agar dapat saling berhubungan dan tidak ada yang berubah dari sistem yang berjalan sampai perancangan sistem yang akan diusulkan, hanya saja ada perubahan atas sistem yang akan diusulkan, namun tidak akan merubah konsep kerja pada sistem yang sedang berjalan. Dalam perancangan alat, peneliti menggunakan sistem flowchart, dan untuk perancangan program menggunakan flowchart program.



Metode Pengujian

Peneliti memakai metode Black Box testing dari sistem yang akan dibangun. Black Box testing adalah pengujian yang dilakukan dari mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsionalitas software. Jadi dianalogikan seperti melihat kotak hitam, peneliti hanya dapat melihat interface, tanpa tahu ada apa dibalik bungkus kotak hitam (black box).


Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembuatan laporan Skripsi ini, maka di kelompokan menjadi bab bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Untuk dapat lebih memahami penjelasan dalam penyusunan memudahkan dalam membuat penulisan laporan dan pembahsannya secara sistematis, maka penlisan laporan Skripsi ini terdiri dari beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan secara umum mengenai permasalahan yang di bahas pada penelitian ini. mencangkup latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang menegenai penjelasan yang searah dengan teori-teori dan beberapa tentang literature review yang mempunyai kesamaan dengan penelitian yang berkaitan dalam penyusunan laporan yang sedang di teliti.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini akan menjelaskan tentang mengenai PT. Argo Pantes Tangerang, visi dan misi, struktur organisasi, penjelasan mengenai wewenang dan tanggung jawab, analisa prosedur serta analisa sistem yang berjalan, permasalahan yang sedang di hadapi, serta alternative pemecah masalah.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini akan menjelaskan usulan sistem yang baru berdasarkan dari hasil analisa permasalahan di bab sebelunya yaitu pada bab 3. Untuk pembuatan rancangan sistem menggunakan diagram UML (Unified Modeling Language).

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan di sertai saran-saran untuk perbaikan sebagai masukkan yang nantinya insyaallah akan bermanfaat bagi yang mengembangkan penelitian ini, dan agar untuk pengembangan selanjutnya dapat lebih baik berdasarkan dengan apa yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN



BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Sistem memiliki beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Komponen subsistem atau sistem-sistem bagian pada suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berinteraksi dan berhubungan dalam membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran mampu tercapai. Terdapat beberapa pendapat ahli yang membahas tentang definisi sistem.
Menurut Jogiyanto yang mengutip dalam buku Yakub (2012:1) [1], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur-prosedur yang saling berhubungan, saling berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu”.
Menurut Sutabri (2012:22)[2] “Secara sederhananya, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur dan komponen, atau variabel yang terorganisir untuk saling berinteraksi dan berhubungan, saling tergantung satu sama lain, dan saling terpadu”.
Menurut Hartono (2013:9), [3]”Sistem yang berarti himpunan dari berbagai macam bagian atau elemen, dengan saling berhubungan secara teroganisasi berdasarkan fungsi-fungsinya, menciptakan satu kesatuan”.
Menurut Taufiq (2013:2),[4]“Sistem adalah suatu kumpulan pada sub-sub sistem yang abstrak maupun sistem yang fisik yang akan saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk memperoleh suatu tujuan tertentu”.

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20),[2] “Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu sistem”. Adapun dari karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:</div>

  1. Komponen Sistem (Components)
  2. Sistem terdiri dari sejumlah komponen dan saling berinteraksi, artinya dengan saling bekerja-sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Sistem dapat memiliki sistem lebih besar atau disebut ‘supra sistem’.


  3. Batasan Sistem (Boundary)
  4. Ruang lingkup pada sistem merupakan daerah yang membatasi diantara sistem yang satu dengan sistem yang lain atau sistem dalam lingkungan luarnya. Batasan sistem ini, memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai ‘satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan’.


  5. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)
  6. Bentuk apapun yang ada di luar batasan sistem (ruang lingkup) yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat bersifat merugikan sistem itu. Dengan demikian, lingkungan luar itu harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan yang merugikan harus dikendalikan supaya tidak mengganggu kalangsungan hidup sistem.


  7. Penghubung Sistem (Interface)
  8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lainnya, disebut dengan penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk pada keluaran dari satu subsistem akan menjadi inputan untuk subsistem lain melalui penghubung sistem. Dengan demikian, dapat terjadi sebuah integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.


  9. Masukan Sistem (Input)
  10. Energi dimasukan ke dalam sistem dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, dalam sebuah unit pada sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan ketika akan mengoperasikan suatu komputernya dan data merupakan signal input yang diolah untuk dijadikan suatu informasi.


  11. Keluaran Sistem (Output)
  12. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan suatu inputan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah sebuah informasi. Informasi ini nanti akan digunakan sebagai inputan untuk pengambilan keputusan (hal yang menjadi input bagi subsitem lain).


  13. Pengolahan Sistem (Process)
  14. Sistem dapat mempunyai sebuah proses yang dapat mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh adalah sistem akuntansi. Kemudian dari sistem ini, akan mengolah dalam suatu data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan kepada pihak manajemen.


  15. Sasaran Sistem (Objective)
  16. Sistem mempunyai tujuan atau sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan atau sasaran yang pasti maka operasi sistem tidak ada gunanya. Sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang sudah direncanakan.
    Sumber: Sutabri (2012:22)
    Gambar 2.1 Karakteristik Sistem


  17. Klasifikasi Sistem
  18. Menurut Taufiq (2013:8), sebuah sistem dapat diklasifikasikan dengan beberapa sudut pandang yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
    1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    2. Dilihat dari bentuknya, sistem dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sebuah sistem yang tidak dapat dipegang dan dilihat, yang biasa disebut prosedur. Contoh pada sistem abstrak yaitu pembayaran keuangan mahasiswa, sistem akademik, sistem perusahaan, belajar-mengajar dan lain-lain. Sistem fisik adalah sebuah sistem yang dapat dilihat dan dapat dipegang oleh panca indera manusia. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem dalam perguruan tinggi, sistem dari suatu mesin untuk kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin di perusahaan dan lain-lain. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang penting. Sistem abstrak bekerja penting dalam mengelola proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna untuk sistem lain agar bisa berjalan secara optimal. Sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang digunakan untuk mendukung proses yang ada pada suatu organisasi.

    3. Sistem Dapat Dipastikan dan Sistem Tidak Dapat Dipastikan
    4. Sistem dapat dipastikan adalah suatu sistem yang input, proses dan outputnya telah ditentukan sejak awalnya. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya, bagaimana cara prosesnya dan harapan pada outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau biasanya disebut sistem probabilistik adalah sistem yang belum dapat didefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau semua atau ketiga-tiganya yang belum dapat terdefinisi dengan jelas.

    5. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
    6. Sistem tertutup dan sistem terbuka yang akan membedakannya adalah adakah faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor yang mempengaruhi dari luar maka bisa disebut sistem tertutup namun jika ada pengaruh luar disebut sistem terbuka.

      Sistem Tertutup
      Sumber: Taufiq (2013:9)
      Gambar 2.2 Sistem Tertutup


      Sistem Terbuka
      Sumber: Taufiq (2013:9)
      Gambar 2.3 Sistem Terbuka


    7. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
    8. Sistem Manusia dan Sistem Mesin merupakan suatu klasifikasi sistem jika dipandang pada pelakunya. Dengan zaman yang semakin global dan segalanya serba maju ini, tidak seluruh sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung daripada kebutuhan dan penggunaanya sendiri dalam suatu aktivitas. Sistem Manusia yaitu sistem yang prosedur-prosedur kerjanya hanya dilakukan antara manusia. Misalnya: pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual-beli dalam pasar tradisional, berkomunikasi dengan menggunakan surat, dan lain-lain. Adapun Sistem Mesin adalah suatu sistem yang dalam proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh: sistem motor, sistem mobil, sistem komputer, sistem dengan mesin industri, dan lain-lain.

    9. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
    10. Sistem dilihat pada tingkatan kompleksitas dari masalah dibagi menjadi 2, terdiri dari sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem dengan paling sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun juga sedikit. Adapun sistem kompleks yaitu sistem terdapat banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit. Contoh sistem sederhana adalah sistem pada sepeda, dan contoh sistem kompleks yaitu terjadi pada otak manusia.

    11. Sistem Dapat Beradaptasi dan Sistem Tidak Dapat Beradaptasi
    12. Sistem yang bisa berdaptasi dengan lingkungannya merupakan suatu sistem mampu untuk bertahan terhadap perubahan lingkungan. Sedangkan, dalam sistem yang tidak beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan menyesuaikan untuk beradaptasi ketika terjadi suatu perubahan dengan lingkungan.

    13. Sistem Alamiah Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia
    14. Sistem Buatan Tuhan merupakan sistem yang dapat dipastikan sudah sempurna yang tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini. Misalnya: sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah. Sering juga disebut ‘human machine system’.

    15. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
    16. Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi dari suatu sistem jika dilihat dalam pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang akan dibangun dan digunakan untuk sementara waktu. Sebagai contoh: sistem dalam pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sistem tidak dipakai lagi. sehingga pada pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan telah dibuatkan sistem untuk pemilihan presiden baru. Sebaliknya sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai dan untuk jangka yang panjang atau dipakai selamanya, contoh sistem pencernaan atau sistem lalu lintas.


    Tujuan Sistem

    Menurut Taufiq (2013:5),[4] tujuan sistem adalah sebagai sasaran atau hasil yang akan diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi atau lembaga dan sebagainya, pasti mempunyai tujuan yang bermanfaat minimal bagi dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan disekitarnya. Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan, tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan dapat tercapai sesuai dengan sasarannya. Begitu juga sistem yang baik merupakan sistem yang memiliki tujuan dengan jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan demikian, ada kemungkinan besar suatu sistem itu dapat tercapai sesuai dengan keinginan dari apa yang sudah dijadikan sasaran dan tujuannya.


    Daur Hidup Sistem

    Menurut Sutabri (2012:27),[2] “Siklus hidup sistem adalah proses evolusioner yang juga diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer”.Berikut ini adalah fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem, yaitu:
    1. Mengenali Adanya Kebutuhan
    2. Sebelum segala sesuatunya itu terjadi, muncul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil dari pengembangan organisasi dan volume yang bertambah atau melebihi batas dari kapasitas sistem yang ada. Pada suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya suatu kejelasan pada kebutuhan sistem yang ada, maka pembangunan sebuah sistem dapat kehilangan arah dan efektifitasnya dapat berdampak bagi organisasi.

    3. Pembangunan Sistem
    4. Suatu proses atau suatu perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang muncul dan membangun sebuah sistem sebagian ataupun semuanya agar dapat memenuhi kebutuhan.

    5. Pemasangan sistem
    6. Setalah dengan tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem adalah sebagai tahap yang penting dalam daur hidup suatu sistem. Di dalam peralihan dari sebuah tahap pembangunan menuju tingkat operasional, terjadi pemasangan suatu sistem yang sebenarnya merupakan sebuah langkah akhir dari suatu pembangunan sebuah sistem agar sistem dapat berjalan dengan baik.

    7. Pengoperasian Sistem
    8. Program-program dari computer dan prosedur-prosedur dalam pengoperasian yang membentuk sebuah sistem informasi seluruhnya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang pada sistem informasi tadi. Ia selalu akan mengalami perubahan-perubahan tersebut karena pertumbuhan pada sebuah kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun untuk kemajuan teknologi. Dalam perubahan, sistem perlu diperbaiki dan diperbaharui agar teknologi berkembang.

    9. Sistem Menjadi Usang
    10. Kadang perubahan yang terjadi amat drastis hingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebuah sistem yang berjalan. Tiba saatnya secara ekonomis dan teknik pada sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru harus dibangun untuk mengganti suatu sistem yang tidak layak.

      Sumber: Sutabri (2012:29)
      Gambar 2.4 Daur Hidup Sistem


    Konsep Dasar Analisa Sistem

    Definisi Analisa Sistem

    Menurut Taufiq (2013:156),[4] “Analisis Sistem merupakan suatu kegiatan mempelajari sistem baik sistem manual atau pada sistem yang sudah komputerisasi secara keseluruhan dengan mulai dari menganalisa sistem, menganalisa suatu permasalahan, desain logic, dan memberikan keputusan pada hasil analisa permasalahan untuk mencari jalan keluar”.
    Menurut Rosa (2013:18), [5] “Analisis Sistem adalah suatu bentuk kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat pada bagian mana yang bagus dan tidak bagus, serta kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan memenuhi untuk perancangan sistem yang baru”.
    Dengan kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan terpenuhi untuk sistem baru.


    Langkah-langkah Analisis Sistem

    Menurut Taufiq (2013:159),[4] untuk menganalisis sebuah sistem, supaya hasil analisis dapat lebih maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lainnya. Dalam suatu tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan akan dikelompokkan sesuai dengan langkah-langkah yang dikerjakan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan terus ke dalam rancang bangun sistem informasi. Tahap analisis dipakai setelah perancangan sistem dan sebelum desain sistem. Beberapa urutan langkah yang digunakan dalam analisa sistem yang digambarkan sebagai berikut: Menurut Whitten L. Jeffery (2004).
    Sumber: Taufiq (2013:160)
    Gambar 2.5 Langkah Analisis Sistem


    Definisi Lingkup

    Definisi Lingkup (Scope Definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Pada metodologi-metodologi lainnya, hal ini disebut Fase Pemeriksaan (Preliminary Investigation Phase), Fase Study (Initial Study Phase), Fase Survey (Survey Phase), dalam Fase Perencanaan (Planning Phase), Komunikasi (Communication), dan inisiasi suatu proyek ataupun pengumpulan terhadap kebutuhan.


    Analisis Masalah

    Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan juga perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisis masalah menjawab pertanyaan, “Apakah dari suatu masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem baru mampu layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lainnya langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi sistem pada saat ini, langkah penyelidikan secara terinci, atau langkah analisis kelayakan. Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami dalam bidang masalah yang cukup baik untuk menganalisis masalah, memahami kerja sistem, identifikasi masalah dan membuat laporan.


    Analisis Persyaratan

    Beberapa analisis yang belum pengalaman membuat sebuah kefatalan sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan titik ini yaitu mulai melihat banyak solusi alternative, khususnya pada solusi teknis. Salah satu kesalahan yang terjadi dari dalam sistem informasi terbaru ditujukan dari suatu pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tetapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan dalam sistem. ”Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis dengan suatu sitem baru.


    Desain Logic

    Tidak semua proyek melingkupi pengembang model-driven, tetapi kebanyakan inputan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasi suatu persyaratan bisnis menggunakan model sistem yang menggambarkan dari struktur data, proses bisnis, pada aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.


    Analisa Keputusan

    Dari adanya persyaratan bisnis, akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif berbasis komputer mampu diterapkan dengan teknologi. Maksud analisa keputusan: mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat, merekomendasi dalam sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul ketika ada seseorang telah mendapat visi pada suatu solusi teknik. Tetapi, selalu ada solusi alternatif untuk solusi terbaik.


    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Verzello/John Reuter III, dengan mengutip pada buku Darmawan (2013:227),[6] “Perancangan Sistem adalah suatu tahap setelah analisis terhadap siklus dari pengembangan sistem seperti pendefinisian daripada kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun dalam implementasi: gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan untuk analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem tersebut”.
    Menurut Al-Jufri (2011:141),[7] “Perancangan Sistem merupakan penentuan dari proses dan data yang dibutuhkan terhadap sistem baru”.
    Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197) [8] sebuah metode yang dikenal dengan nama SLDC. (System Development Life Cycle) adalah metode umum dari analisa dan desain.


    Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Darmawan (2013:228) [6] Tahapan perancangan ataupun desain sistem terdapat 2 tujuan utama yang dapat dijelaskan berikut ini:
    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
    2. Dengan memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada suatu pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong dalam sebuah desain sistem yang terperinci).


    Kedua tujuan ini jelas berfokus pada suatu perancangan atau desain sistem yang terperinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang dipakai untuk pembuatan program komputer. Untuk mencapai sebuah tujuan dengan perancangan sistem ini, seorang analisis sistem harus dapat mencapai sasaran secara jelas yaitu:
    1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami, dan nantinya mudah digunakan. Itu dimaksudkan bahwa data harus mudah ditangkap dan metode-metode yang didapat harus mudah diterapkan, dan informasi pada umumnya harus mudah untuk dihasilkan dan untuk dimengerti.
    2. Desain sistem harus mendukung tujuan utama organisasi di instansi.
    3. Perencanaan sistem harus efektif dan efesien terkait dari tugas-tugas yang dilakukan dengan menggunakan komputer atau pada tugas lain.
    4. Perancangan sistem penting dengan mempersiapkan rancang bangun yang terinci dari masing-masing komponen dengan sistem informasi meliputi sebuah data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras (hardware devices) dan perangkat lunak (software device) dan juga pengendalian sistem.</div>


    Tujuannya dari desain sistem secara umum adalah untuk dapat memberikan gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru. Ada tiga kategori perancangan atau desain sistem yaitu:
    1. Global-Based Systems (mendesain sistem baru dari sistem lama)
    2. Group-Based Systems (sistem mencakup grup dalam organisasi)
    3. Local-Based Systems (sistem didesain khusus untuk satu orang)


    Analisis sistem dan desain sistem umumnya dapat bergantung satu dan lainnya. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis sistem untuk dibuat. Fase analisis sistem adalah investigasi yang berorientasi ke temuan.


    Tahap-Tahap Rancangan Sistem

    Menurut Al Jufri (2011:141) Langkah-langkah ditahap rancangan yaitu:
    1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici
    2. Seorang analis harus saling bekerja-sama dengan pemakai dan mendokumentasi dalam rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan di dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk mempersiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap menunjuk ke arah lebih terrinci. Pendekatan top down ini, merupakan ciri pada rancangan terstruktur (structured design) adalah rancang bergerak dari sistem ke subsitem.

    3. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    4. Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan model dan merek komputer yang dapat menyelesaikan pemrosesan untuk hasil terbaik.

    5. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    6. Analis bekerja-sama terhadap manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerjanya dari suatu kendala yang ada.

    7. Memilih Konfigurasi Terbaik
    8. Analis mengevaluasi seluruh konfigurasi dalam subsistem dan menyesuaikan peralatan sehingga membuat satu konfigurasi tunggal. analis merekomendasi pada manajer. Setelah selesai diakhiri di MIS.

    9. Menyiapkan Usulan Penerapan
    10. Analis menyiapakan usulan proposal dengan mengikhtisarkan tugas yang harus dikerjakan, keuntungan yang diinginkan dan biaya.

    11. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
    12. Keputusan untuk terus bagi tahap penerapan sangatlah penting, karena dari usaha ini akan meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Keuntungan sistem diharapkan melebihi biaya, maka akan disetujui.

      Sumber : Al Jufri (2011:141)
      Gambar 2.6 Diagram Tahap Perancangan


    Konsep Dasar Informasi

    Definisi Informasi

    Menurut Darmawan (2012:2) [9] “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji validitas kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan, menjadi bentuk yang lebih berguna terhadap penerimanya”.
    Menurut Taufiq (2013:15)[4] “Informasi adalah sebuah data-data diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”. Berdasarkan kedua definisi di atas, sehingga dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah dengan menguji kebenarannya, sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil suatu keputusan.


    Klasifikasi Informasi

    Menurut Sutabri (2012:34), informasi yang terdapat dari dalam suatu menejemen, dapat diklasifikasikan secara umum, sebagai berikut:
    1. Informasi Berdasarkan Persyaratan
    2. Suatu informasi itu, harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang dibutuhkan untuk seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu, informasi manajemen akan diklasifikasi menjadi lebih spesifik yaitu:

    3. Informasi Yang Tepat Waktu
    4. Suatu informasi yang akan datang kepada manajer sebelum sebuah keputusan dapat diambil sebab seperti sudah diterangkan dimuka, informasi merupakan bahan dari pengambilan keputusan.

    5. Informasi Yang Relevan
    6. Suatu informasi yang disampaikan seorang manajer kepada bawahannya haruslah secara relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan kepada pihak penerima. Sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian dan bermanfaat dari pihak penerima.

    7. Informasi Yang Bernilai
    8. Informasi yang berguna di dalam pengambilan sebuah keputusan.

    9. Informasi yang dapat dipercaya
    10. Suatu informasi seharusnya dapat dipercaya dalam manajemen hal ini sangat penting karena menyangkut citra sebuah organisasi, terlebih untuk organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis. Hal ini menentukan tingkat manajemen.

    11. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
    12. Informasi berdasarkan dimensi waktu diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, informasi tersebut dapat dijabarkan, sebagai berikut:
      1. Informasi masa lalu

      Informasi jenis ini adalah tentang peristiwa masa lampau yang meskipun begitu jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage yang pengaturan perlu disusun secara rapih, teratur.

      2. Informasi masa kini

      Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna untuk informasi masa kini yaitu informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi masa sekarang atau biasanya yang sering disebut “current event”.

      3. Informasi Berdasarkan Sasaran

      Informasi berdasarkan sasaran merupakan informasi yang akan ditunjukkan kepada seorang atau kepada kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi atau di luar organisasi. Informasi dalam jenis ini diklasifikasikan dalam beberapa macam, antara lain adalah:

      a. Informasi individual

      Informasi ditunjukkan kepada seseorang yang memiliki fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambilan keputusan (decision maker) atau biasanya kepada seseorang yang diinginkan dari padanya tanggapan atas informasi yang diperoleh. Informasi jenis ini disampaikan dengan tatap muka (face-to-face).

      b. Informasi komunitas

      Informasi komunitas yaitu informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, bagi kelompok tertentu dimasyarakat.


    Nilai dan Kualitas Informasi

    Menurut Sutabri (2012:37) [2] nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Sebuah informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Tetapi, harus diperhatikan informasi yang digunakan di dalam sebuah sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena mayoritas informasi tidak hanya dinikmati pada satu pihak perusahaan.Lebih lanjut, sebagian informasi tidak secara persis ditafsirkan keuntungannya dengan sesuatu nilai uang namun dapat ditafsirkan nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai sebuah informasi biasanya dihubungkan dengan analisis Cost Effectivess atau Cost Benefit. Nilai pada informasi yang ini didasarkan atas 10 sifat, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
    1. Mudah Diperoleh
    2. Sifat ini menunjukkan suatu informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, contohnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya untuk pengguna atau dari suatu pemakai informasi menjadi sulit untuk mengukurnya.

    3. Luas dan Lengkap
    4. Sifat ini menunjukkan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya mengenai volume akan tetapi terhadap keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, sehingga akan sulit untuk dapat mengukurnya.

    5. Ketelitian
    6. Sifat ini menunjukkan minimnya dari kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume suatu data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, ‘kesalahan pencatatan dan perhitungan’.

    7. Kecocokan
    8. Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan terhadap pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang akan atau sedang dihadapi. Semua keluaran lain tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya, terutama dalam pengambilan keputusan.

    9. Ketepatan Waktu
    10. Menunjukkan tidak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Pada beberapa aspek ketepatan waktu dapat diukur misalnya berapa banyakkah penjualan yang akan ditambah dengan memberikan tanggapan secara langsung kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris. Informasi menjadi tidak berharga jika terlambat diterima.

    11. Kejelasan
    12. Sifat ini untuk menunjukkan keluaran informasi yang terbebas untuk istilah-istilah yang belum atau tidak jelas. Informasi yang jelas itu, memberikan kesempurnaan nilai informasi. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang cukup besar. Mungkin suatu biaya dapat diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut. Kejelasan informasi dalam nilai informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

    13. Keluwesan
    14. Sifat ini berkaitan dengan dapat disesuaikannya pada keluaran informasi yang tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit untuk diukur, tetapi dalam banyak hal lain dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

    15. Dapat dibuktikan
    16. Sifat ini menunjukkan kemampuan dengan beberapa pengguna atau pemakai informasi untuk dapat menguji keluaran informasi dan sampai kepada kesimpulan yang sama dari sumber data yang diolah.

    17. Tidak Ada Prasangka
    18. Informasi semakin bernilai ketika di dalamnya tidak ada unsur opini, sehingga informasi tidak menjadi bias. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah suatu informasi dan guna mendapatkan ikhtisar yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

    19. Dapat Diukur
    20. Pengukuran informasi umumnya untuk mengukur dan melacak kembali validitas sumber data yang digunakan. Untuk menilai suatu informasi dapat dilihat dengan cara memperoleh, isi, bentuk, format, hingga informasi itu sendiri bisa di ukur atau tidak untuk dibuktikan.


    Komponen-Komponen Informasi

    Menurut Darmawan (2012:5) [9] sebuah informasi bisa dikatakan bermanfaat, dan mampu memberikan pemahaman terhadap orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasar. Apabila dianalisis berdasarkan pendekatan “information system” pada dasarnya, terdapat sekitar enam komponen. Adapun enam komponen-komponen atau jenis-jenis informasi tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:
    1. Root of Information, adalah komponen akar bagian dalam informasi yang berada pada tahapan awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan oleh pihak pertama, yang artinya suatu proses untuk pengolahan data disampaikan oleh orang yang pertama.
    2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam sebuah informasi, yaitu jenis dari informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi diawal mudah dipahami. Contohnya: ketika sedang membaca headline pada sebuah surat kabar maka untuk mampu memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi berikutnya sehingga tujuan pada suatu informasi bisa secara utuh dipahami dan tersampaikan secara jelas di headline.
    3. Branch of Information, merupakan komponen informasi yang dapat dipahami jika informasi sebelumnya telah dimengerti dan dipahami. Sebagai contohnya yaitu: informasi yang merupakan penjelasan kata kunci (keyword) yang telah dituliskan sebelumnya, dalam suatu ilmu eksakta seperti matematika yang pada bentuknya adalah hasil sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan disertai rumus-rumus yang panjang, misalnya dengan berupa petunjuk-petunjuk lanjutan dalam mengerjakan sesuatu atau ketika sedang membaca indeks pada buku.
    4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dikatakan lebih sederhana dari cabang informasi, umumnya suatu informasi ini merupakan informasi berisi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat melengkapi (supplement) dari suatu informasi yang lainnya. Contohnya: informasi yang tampil ketika seseorang itu telah mampu mengambil kebijakan atau keputusan dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses kegiatan. Maka untuk dapat menyempurnakannya, harus memperoleh informasi-informasi untuk pengembangan dengan keterampilan yang telah dimiliki guna melengkapi sebuah informasi.
    5. Bud of Information, yaitu komponen informasi dengan sifatnya yang semi mikro, tetapi keberadaannya sangat berpengaruh sehingga pada masa mendatang dalam jangka waktu yang ke depan suatu informasi ini akan dapat berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya adalah yang termasuk pada informasi yang ini yaitu informasi tentang masa depan, sebagai contohnya yaitu bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, serta harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
    6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi dengan menjelaskan suatu informasi pelindung dan menjelaskan lebih pada suatu kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu datang dan muncul. Biasanya informasi ini berkaitan dengan informasi terhadap kebutuhan pokok, informasi yang akan mengabarkan mengenai cuaca, musim, gerhana, suatu gempa, di mana kehadirannya akan segera datang atau muncul.

    7. Keenam komponen ini sekaligus merupakan syarat sehingga suatu informasi akan menjadi berkualitas, yaitu berdasarkan datanya yang valid dan reliabel, utuh, sumber pertamanya mampu dipercaya, mutakhir, akurat, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mendasari pemahaman seseorang sepanjang waktu seiring pada perkembangan zaman sebagai alat pendukung suatu proses pengambilan keputusan apabila diperlukan. Untuk memahami informasi, tentulah tidak dapat dipisahkan dari apa yang namanya data. Oleh karena itu, untuk dapat memahami konsep informasi dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut tentang data, klasifikasi dan pengolahan yang membentuk informasi.


    Konsep Dasar Data

    Definisi Data

    Menurut McLeod mengutip dari buku Yakub (Yakub, 2012:5) [10] “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian. data berupa fakta dan angka secara relatif tidak berarti untuk pemakai”.
    Menurut Kumorotomo (2010:11) [11] “Data yaitu suatu fakta yang tidak digunakan pada proses keputusannya, dicatat dan diarsipkan tanpa ada maksud untuk diambil kembali dari suatu pengambilan keputusan”.
    Menurut Sutabri (2012:72) [2] “Data merupakan suatu kenyataan yang menggambarkan runtutan dari kejadian dan kesatuan yang nyata”.
    Berdasarkan dari pendapat ahli di atas, disimpulkan bahwa data yaitu suatu fakta dari bentuk yang mentah dan harus diolah lebih lanjut.


    Klasifikasi Data

    Menurut Sutabri (2012:12) [2] beberapa data itu dapat diklasifikasi berdasarkan jenis, sifat, sumber. Dengan penjelasan dari klasifikasi data yang disebutkan menurut jenis, sifat, sumber akan diuraikan berikut ini:
    1, Klasifikasi Data Menurut Jenis Data, yaitu:
    a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil dari penghitungan atau jumlah tertentu. Pada dasarnya, dari klasifikasi termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.
    b. Data Ukur (Measurement Data) yaitu data yang menunjukan dari ukuran tentang nilai sesuatu. Seperti sebuah angka yang ditujukan alat barometer atau termometer itu yaitu hasil proses pengukuran.


    2. Klasifikasi Data Menurut Sifat Data, yaitu:</li>
    a. Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data yang berisi suatu penggolongan yang mempunyai hubungan terhadap penjumlahan.
    b. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data yang berisi sebuah penggolongan yang dalam hubungannya mempunyai kualitas atau sifat tertentu. Penggolongan fakultas-fakultas terhadap universitas negeri menjadi exacta dan fakultas non-exacta merupakan sebuah pemisahan menurut sifatnya. Penggolongan fakultas pada sistem.


    3. Klasifikasi Data Menurut Sumber Data, yaitu:</li>
    1) Data Internal (Internal Data)

    Data internal adalah data yang orisinal, yang artinya data itu sebagai hasil observasi yang dilakukan, bukan data hasil karya observasi dari orang lain. Misalnya: data pegawai, data keuangan.

    2) Data Eksternal (External Data) Data eksternal merupakan data hasil observasi orang lain. Seseorang dapat menggunakan data sebagai keperluan, walaupun data itu hasil kerja orang lain. Data ekstertnal dibagi 2 jenis yaitu:


    Pengolahan Data

    Menurut Sutabri (2012:6) [2] pengolahan data dapat diuraikan, berikut ini:
    1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi Pekerjaan Pengumpulan (Filing), Pencarian (Searching), untuk Pemeliharaan (Maintenance). Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file. File bisa berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lainnya. Sehingga pada suatu catatan (record) dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:
    1. File Induk (Master File). Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.
    2. File Transaksi (Detail File). Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan.


    2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan, misal pengecekan, perbandingan, pemilihan, peringkasan dan penggunaan. Pengecekan data mencakup pemeriksaan data yang muncul di dalam berbagai daftar yang berhubungan atau yang datang dengan berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber tersebut dan mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan akan dilakukan dengan kegiatan dari pemeliharaan file (file maintenance). Penggunaan data (data manipulating) adalah kegiatan dalam menghasilkan informasi.


    Bentuk Data

    Menurut Yakub (2012:5),[10] data dibentuk dengan 5 aspek berikut, yaitu:

    1. Data berupa teks, bisa terdiri dari huruf, angka, simbol, dan lainnya.
    2. Data yang terformat, misalnya data pada tanggal atau data pada jam.
    3. Citra (Image), data dalam bentuk gambar, grafik, foto, dan lainnya.
    4. Audio, data dalam bentuk suara misal suara manusia, suara musik.


    Hirarki Data

    Menurut Yakub (2012:6) [10] Hirarki data dapat dibagi dalam level berikut:
    1. Elemen Data
    2. Elemen data adalah satuan untuk data terkecil yang tidak dapat dipecah menjadi unit lain yang bermakna, istilah lainnya dari elemen data pada basis data relasional seperti dari field, kolom, item, atribut.
    3. Record
    4. Record yaitu gabungan pada sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain rekaman dalam basis data adalah baris atau tupel.
    5. File
    6. File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut yang sama namun berbeda isinya, dan secara logic berkaitan. Istilah lain dari file pada basis data relasional itu berkas, tabel, relasi. Jadi, sebuah informasi tanpa adanya data maka informasi tidak akan terbentuk. Dari sedemikian besar dan pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat dipengaruhi terhadap keluaran dari informasi yang terbentuk.


    Konsep Dasar Monitoring

    Definisi Monitoring

    Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan memantau sebuah perubahan proses dan output project (Khana: 2013).[12], Monitoring yaitu kegiatan dalam melakukan pengawasan pada suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi. (Nikolaos Bourbakis, Kosntantina S. Nikita, Ming Yang: 2013. Vol 1). Berdasarkan dari kutipan di atas, dapat disimpulkan monitoring yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan suatu project yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi sumber daya. Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:
    1. Menetapkan Standar Pelaksanaan
    2. Pengukuran Pelaksanaan
    3. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.


    Fungsi Monitoring

    1. Ketaatan (Compliance) monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua mengikuti standar yang ditetapkan.
    2. Pemeriksaan (Auditing) monitoring menetapkan bahwa pelayanan diperuntungkan bagi pihak tertentu telah mencapai target mereka.
    3. Laporan (Accounting) menghitung sebuah hasil perubahan sosial.
    4. Penjelasan (Explanation) yang membantu memberikan informasi.



    Konsep Dasar Keamanan

    Definisi Keamanan

    Menurut Ibisa dikutip dari buku Sutabri (2012:196)[2] Tujuan dari Pengamanan sistem informasi adalah untuk meyakinkan integritas, atau kelanjutan dan kerahasiaan untuk pengolahan data. Keuntungan dengan meminimalkan resiko harus diimbangi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu, biaya untuk pengamanan terhadap keamanan sistem komputer merupakan sebuah hal yang wajar. Perusahaan harus dapat mengurangi terjadinya suatu resiko dan memelihara keamanan sistem komputerisasi pada sebuah tingkatan dan level yang dapat diterima. Reputasi organisasi dapat dinilai masyarakat apabila dapat diyakini oleh integritas informasi (Integrity), Kerahasiaan informasi (Confisentiality), ketersediaan dalam informasi (Availability). Dapat disimpulkan bahwa “keamanan informasi” adalah upaya untuk mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang akan hadir. Sehingga keamanan informasi secara tidak langsung mampu menjamin sebuah kontinuitas dalam bisnis, mengurangi resiko-resiko yang terjadi, mengoptimalkan pengembalian untuk investasi (Return On Investment).


    Klasifikasi Keamanan

    Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dari suatu sistem informasi adalah klasifikasi keamanan sistem informasi. Menurut Ibisa, yang dikutip di dalam sebuah buku Sutabi (2012:198), “Informasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kriteria yang harus kita perhatikan”.
    1. Sangat Rahasia (Top Secret)
    2. Bila informasi ini disebarluaskan maka akan dapat berdampak sangat parah terhadap suatu keuntungan berkompentensi dan strategi bisnis organisasi. Contohnya: dari informasi jenis top secret, rencana organisasi bisnis, strategi marketing, rincian atau dari ramuan bahan yang menghasilkan material, bahan baku tertentu dan strategi bisnis.
    3. Konfidensial (Confidential)
    4. Apabila informasi ini disebarluaskan maka ia dapat merugikan privasi perorangan, merusak reputasi organisasi. Misalnya informasi jenis confidential: konsolidasi penerimaan, biaya keuntungan beserta informasi lain menghasilkan unit kerja keuangan organisasi, strategi marketing, teknologi, rencana produksi, promosi, dan gaji karyawan.
    5. Restricted
    6. Informasi ini hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertentu dengan menopang bisnis organisasi. Contoh: informasi restricted, informasi bisnis organisasi, strategi marketing yang dapat diimplementasikan. peraturan organisasi, strategi harga penjualan, serta strategi promosi.
    7. Internal Use
    8. Informasi ini hanya boleh digunakan oleh pegawai perusahaan untuk melaksanakan tugasnya. Contohnya: prosedur, buku panduan.
    9. Public
    10. Informasi ini dapat disebarluaskan kepada umum melalui jalur yang resmi. Contoh informasi ini: public corporate announcements, internal korespondensi tidak harus dari pengontrolan atau screening.


    Konsep Dasar Pengontrolan

    Pengontrolan didefinisikan sebagai keseluruhan dari proses kegiatan penilaian terhadap obyek kontrol ataupun untuk kegiatan tertentu dengan tujuan memastikan apakah suatu pelaksanaan tugas dan juga fungsi obyek dalam kontrol kegiatan tersebut sudah sesuai dengan apa yang ditentukan.


    Definisi Pengontrolan

    Menurut Erinofiardi (2012:261), [13] “suatu system control berjalan otomatis pada suatu proses kerja berfungsi untuk mengendalikan proses tanpa adanya suatu bentuk campur tangan dengan manusia (otomatis)”. Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata dasar kontrol. Kata kontrol berarti adalah pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Sedangkan pengontrolan adalah proses mengontrol (mengawasi, memeriksa), untuk pengawasan, pemeriksaan. Industri yang modern saat ini, sangat membutuhkan tenaga ahli perencanaan dari sistem pengendali dan perancangan dari desain sistem pengendali, termasuk teknisi yang profesional sebagai operator. Tidak menutup suatu kemungkinan bahwa mereka dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu untuk saling berhubungan, karena teori sistem pengendali modern dikembangkan untuk mengatasi kerumitan sistem pengendalian menuntut kecepatan dan ketelitian tinggi memberi hasil output optimal.


    Ada 2 jenis sistem pengendali ditanamkan pada alat elektronik, yaitu Sistem Pengendalian Loop Terbuka (Open-loop Control System) dan Sistem Pengendalian Loop Tertutup (Closed-loop Control System).


    Jenis-Jenis Pengontrolan

    1. Sistem Kontrol Loop Terbuka
    2. Menurut Erinofiardi (2012:261) [13] “Sistem kontrol loop terbuka adalah sebuah sistem kontrol yang keluarannya atau outputnya tidak mempengaruhi terhadap aksi pengontrolan. Untuk sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

      Sumber: Jurnal Erinofiardi tahun 2012 halaman 261
      Gambar 2.7 Sistem Pengendali Loop Terbuka


      Gambar diagram blok di atas menunjukan bahwa dalam sistem tersebut tidak dilihat adanya proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali itu memproses masukan dan mengirim ke alat terkendali.


    3. Sistem Kontrol Loop Tertutup
    4. Menurut Erinofiardi (2012:261) [13] “Sistem kontrol loop tertutup adalah suatu sistem kontrol yang dalam sinyal keluarannya memiliki pengaruh secara langsung terhadap aksi dari pengendalian yang akan dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah ada suatu sinyal umpan-balik. Sinyal umpan-balik merupakan sinyal keluaran atau sebuah fungsi keluaran yang juga turunan-turunannya, dan diumpankan pada elemen kendali untuk memperkecil kesalahan serta membuatkan keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

      Sumber: Jurnal Erinofiardi dan dkk tahun 2012: 262
      Gambar 2.8 Pengendalian Loop Tertutup


      Gambar diatas, menyatakan hubungan antara masukan dengan keluaran dalam sebuah loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan suatu sinyal umpan balik menghasilkan sebuah sinyal selisih atau sinyal kesalahan dan untuk selanjutnya akan dapat dikirimkan ke dalam sebuah elemen pengendali yang nantinya dapat menciptakan suatu sinyal keluaran dan dikirimkan ke alat terkendali.


    Konsep Dasar Otomatis

    Definisi Otomatis

    Menurut Saputra, Dedy Cahyadi dan Awang Harsa Kridalaksana di kutip pada sebuah Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 3 (2010:3), mengatakan bahwa “Perangkat otomatis yang dimaksud adalah perangkat dan suatu alat yang digunakan membantu dari kelancaran proses otomatis. Menurut Santoso, Martinus dan Sugiyanto dalam Jurnal FEMA Vol. 2 (2013:17), “Otomasi adalah proses dengan secara otomatis mengontrol operasi elektronika yang dapat mengganti manusia mengambil keputusan. Dari pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa otomatis merupakan proses mengontrol operasi dalam sistem elektronika.



    Konsep Dasar Elisitasi

    Definisi Elisitasi

    Menurut Sommerville dan Sawyer (1997) dalam buku Siahaan (2012:66)[14] “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan pada aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan dalam sistem dengan melalui komunikasi oleh pihak yang punya urusan bagi pengembangan sistem”.
    Menurut Guritno, dan dkk (2011:302)[15] “Elisitasi adalah sebuah rancangan yang didesain berdasarkan sistem baru yang diharapkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
    Berdasarkan kedua pengertian di atas, akan diambil kesimpulan bahwa elisitasi yaitu suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem serta pihak yang terkait dengan pengembangan sistem.


    Tahap-Tahap Elisitasi

    Menurut pendapat Guritno Suryo, Sudaryono Untung Rahardja (2011:302), elisitasi dapat dilakukan dengan tiga tahap, sebagai berikut:

    1. Elisitasi Tahap I
    2. Elisitasi tahap I, berisikan semua rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    3. Elisitasi Tahap II
    4. Elisitasi tahap II, adalah suatu hasil pengklasifikasian elisitasi dari tahap I berdasarkan metode pada MDI. Metode MDI bertujuan memisah rancangan sistem penting dan harus ada dalam sistem baru dengan rancangan sistem yang disanggupi penulis untuk dieksekusi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai sebuah metode pada MDI:

      1. M dalam MDI berarti Mandatory (bagian pada sistem yang penting). Maksudnya: requirement tersebut harus tetap ada dan selain itu tidak boleh dihilangkan ketika saat merancang serta membuat sistem baru.
      2. D dalam MDI berarti Desirable (bagian yang tidak terlalu penting). Maksudnya: requirement itu tidak terlalu penting, boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan di dalam pembentukan sistem maka dapat menjadikan suatu sistem tersebut lebih sempurna.
      3. I dalam MDI berarti Inessential. (bagian yang terdapat di luar sistem) Maksudnya yaitu: requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas dan adalah sebuah bagian yang berada di bagian luar sistem.


    5. Elisitasi Tahap III
    6. Elisitasi tahap III, adalah suatu hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement itu dengan option I dalam metode MDI. Kemudian, seluruh requirement yang tersisa itu diklasifikasikan kembali melalui metode TOE dijabarkan berikut ini:

      1. T dalam TOE artinya Teknikal. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara atau teknikal pembuatan requirement pada sistem diusulkan?
      2. O dalam TOE artinya Operasional. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara penggunaan requirement sistem itu akan dikembangkan?
      3. E dalam TOE artinya Ekonomi Maksudnya yaitu: berapakah biaya yang diperlukan untuk membangun requirement di dalam sistem?


      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option berdasarkan sifatnya, yaitu HML dengan penjelasan sebagai berikut:
      1. High (H): yang berarti sulit untuk dapat dikerjakan, karena teknik pembuatan maupun pada pemakaiannya sulit. Sehingga membuat biaya mahal. Maka pada suatu requirement itu, harus dieleminasi.
      2. Middle (M): yang berarti dari requirement itu mampu dikerjakan.
      3. Low (L): yang berarti dari requiremet tersebut mudah dikerjakan, dengan pembuatannya yang mudah, maka tidak perlu dieliminasi.

      4. Final Draft Elisitasi
      5. Final Draft elisitasi maksudnya adalah suatu hasil akhir yang dicapai dengan suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai suatu dasar di dalam pembuatan sistem yang akan dikembangakan.


    Tujuan Elisitasi Kebutuhan

    Menurut Leffingwel (2000) dikutip dari suatu bukunya Siahaan (2012:67)[14] ,suatu elisitasi kebutuhan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
    1. Mengetahui masalah apa saja yang harus dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (System Boundaries). Akan dijelaskan, yaitu:
    2. Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangatlah ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan dari developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasannya. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang akan dibangun sesuai pada lingkungan operasional saat ini. Identifikasi atau persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi yang berikutnya. Identifikasi pemangku kepentingan, kelas pengguna, tujuan dan tugas, use case dalam pemilihan batasan.
    3. Melakukan suatu identifikasi yaitu siapa saja pemangku kepentingan.
    4. Sebagaimana yang disebut dari bagian sebelumnya, instansiasi pada pemangku kepentingan antara lain adalah Konsumen atau Klien (yang akan membayark sistem), Pengembang (yang akan merancang, membangun, merawat suatu sistem), dan Pengguna (yang beriteraksi dengan sistem sehingga mendapatkan hasil untuk pekerjaan mereka). Pada sistem yang bersifat interaktif, pengguna akan memegang peran penting dalam proses elisitasi. Pada umumnya, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga dalam bagian pada proses elisitasi adalah menidentifikasi dari kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pada pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna cacat dan lain-lain.

    5. Identifikasi tujuan sistem adalah sasaran-sasaran yang harus dicapai.
    6. Tujuan merupakan sasaran dalam sistem yang harus terpenuhi. Penggalian high level goals untuk awal proses pengembangan sangat penting. Penggalian terhadap tujuan lebih terfokus kepada ranah dari masalah dan terhadap kebutuhan dalam suatu pemangku kepentingan itu daripada solusi yang dimungkinkan untuk suatu masalah tersebut.


    Langkah-langkah Elisitasi

    Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dikutip dari bukunya Siahaan (2012:75)[14] , berikut ini adalah langkah untuk elisitasi kebutuhan:
    1. Identifikasi terhadap orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan dari sebuah organisasi mereka. Menilai kelayakan dari bisnis dan teknis bagi sistem yang diusulkan.
    2. Menentukan lingkungan teknis, ke mana sistem akan ditempatkan.
    3. Identifikasi ranah suatu permasalahan.
    4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan
    5. Meminta partisipasi dari banyak orang.
    6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
    7. Membuat skenario penggunaan terhadap pelanggan dan pengguna.


    Masalah dalam Elisitasi

    Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000), dikutip dari bukunya Siahaan (2012:68)[14] ,tahap pada elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini dipengaruhi tiga masalah: Masalah Cakupan, Masalah Pemahaman, Masalah Perubahan.

    1. Masalah Ruang Ringkup
    2. Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak penting sebagai batasan sistem yang mungkin akan membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

    3. Masalah Pemahaman
    4. Terjadi saat pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan dalam sistem, pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman yang penuh terhadap ranah masalah.

    5. Masalah Perubahan
    6. Perubahan kebutuhan pada waktu ke waktu. Dalam membantu mengatasi masalah ini, Perekayasa Sistem (System Engineers) harus melaksanakan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.


    Teori Khusus

    Konsep Dasar Prototype

    Definisi Prototype

    Menurut Simarmata (2010:62)[16] , “Prototype adalah bagian sebuah produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan dan perubahan cepat dalam pembangunan prototype”.
    Menurut Wiyancoko (2010:120)[17] , “dari prototipe dapat didefinisi sebagai model produk dapat mewakili hasil produksi yang sebenarnya”. Dari definisi diatas tersebut, dapat disimpulkan bahwa prototype adalah contoh dalam produk atau sistem dalam bentuk yang sebenarnya untuk dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasi produk sebenarnya.

    Jenis-Jenis Prototype

    Menurut Simarmata (2010:64)[16], Jenis-jenis Prototype dibagi dua, yaitu:

    1. Rapid Throwaway Prototype
    2. Pendekatan pengembangan dari perangkat lunak/keras yang ini dipopulerkan oleh Gomaa dan Scoot (1981) yang sekarang ini telah digunakan secara lebih luas oleh industri-industri, terutama di dalam pengembangan sebuah aplikasi. Pendekatan ini umumnya digunakan dengan item yang beresiko tinggi (high-risk) atau juga dengan sistem yang belum dipahami secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype “quick and dirty” sanggup dibangun, diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga dari prototype yang diharapkan tercapai sampai pada saat proyek berskala besar dimulai.

    3. Prototype Evolusioner
    4. Dalam pendekatan prototype evolusioner, sebuah prototype itu didasarkan dari kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan juga dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dari aspek sistem yang dimengerti secara luas dengan dibangun diatas dasar kekuatan tim pengembang. Prototype ini didasarkan dengan kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang dengan sebuah aplikasi. (Hough, 1993).


    Kelebihan dan Kelemahan Prototype

    Kelebihan dan Kelemahan Prototype adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype


    Kekurangan - Kekurangan
    1. Ada komunikasi yang baik dengan seorang pengembang dan pada seorang pengguna.
    2. Pengembang, mungkin dapat bekerja jadi lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.
    3. User mempunyai peran aktif untuk pengembangan sistem.
    4. Akan lebih hemat waktu dari pengembangan suatu sistem.
    5. Penerapan jadi begitu mudah karena pemakai telah paham dari apa yang diinginkannya
    6. User terkadang tidak melihat disaat perangkat lunak masih ada yang belum mencantum kualitas dari perangkat lunak secara menyeluruh dan juga tidak dipikirkan kemampuan pemeliharan untuk di jangka waktu lama.
    7. Hubungan oleh user dengan komputer yang tersedia tidak bisa mencerminkan terhadap suatu teknik pada rancangan atau perancangan yang baik.


    Sumber : Simarmata (2010:62)


    Konsep Dasar Flowchart

    Definisi Flowchart

    Flowchart adalah visualisasi grafik untuk langkah atau urutan prosedur dari program (Sulindawati dan Muhammad Fathoni, 2010:8)[18]. Flowchart membantu analis dan programer untuk memecahkan masalah ke dalam segmen kecil, menganalisis alternatif lain bagi pengoperasian.
    Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116)[19], “Flowchart yaitu bentuk dari diagram punya aliran banyak arah secara sekuensial”.

    Flowchart membantu penyelesaian masalah khususnya masalah yang harus dikaji lebih dalam. Apabila seorang analisis atau programer akan membuat flowchart, ada sebuah petunjuk yang harus diperhatikan.


    Cara Membuat Flowchart

    Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan flowchart Menurut pendapat Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8)[20] akan dijabarkan berikut:

    1. Flowchart diagambar dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
    2. Aktifitas yang digambar haruslah didefinisikan secara lebih hati-hati dan yang didefinisikan ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
    3. Kapan aktifitas bermula dan berakhir harus ditentukan dengan jelas.
    4. Setiap langkah dalam aktifitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
    5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
    6. Lingkup dan range aktifitas yang digambarkan ditelusuri hati-hati.
    7. Menggunakan simbol-simbol flowchart yang standar.


    Jenis-Jenis Flow Chart

    Ada lima jenis-jenis bagan alir yang akan dijelaskan sebagai berikut:

    1. Bagan Alir Sistem (Systems Flow Chart)
    2. Menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan sistem secara keseluruhan dan urutan prosedur pada suatu sistem.
      Sumber : Rachman (2012:116)
      Gambar 2.9 Bagan Alir Sistem (System Flow Charts)


    3. Bagan Alir Dokumen (Document Flow Chart)
    4. Menulusuri alur data yang ditulis melalui sistem. Fungsiya menelusuri alur form serta laporan sistem satu dan sistem lainnya. </div>

      Sumber : Rachman (2012:117)
      Gambar 2.10 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)


    5. Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)
    6. Mirip dengan Flow Chart sistem dalam menggambarkan suatu prosedur di dalam sistem, mengunakan simbol dan gambar.</div>

      Sumber: Rachman (2012:117)>/div>
      Gambar 2.11 Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)


    7. Bagan Alir Program (Program Flow Chart)
    8. Merupakan keterangan yang lebih spesifik lagi mengenai bagaimana disetiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.</div>

      Sumber: Rachman (2012:117)
      Gambar 2.12 Bagan Alir Program (Program Flow Chart)


    9. Bagan Alir Proses (Process Flow Chart)
    10. Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial untuk memecah dan menganalisa langkah-langkah selanjutnya dari sistem serta menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

      Sumber: Rachman (2012:116)
      Gambar 2.13 Bagan Alir Proses (Process Flow Chart)


    11. Bagan alir proses digunakan dari perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses sebuah manufacturing serta efektif menelusuri alur laporan atau form.
    12. Sumber: Rachman (2012:116)
      Gambar 2.14 Contoh Variasi Aplikasi Flow Chart


    Konsep Dasar Pengujian

    Definisi Black Box

    Menurut Siddiq (2012:4) [21], “Pengujian dalam black box adalah pengujian dari aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur dari logika internal software apakah software berfungsi dengan benar”.
    Menurut Budiman (2012:4)[22], “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan dalam sebuah spesifikasi perangkat lunak. Data uji dapat dibangkitkan, dieksekusi pada software dan kemudian keluaran software diuji apakah sesuai yang diharapkan”.
    Metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan dalam pengujian kinerja, spesifikasi serta antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.
    Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai alur internal (internal path), struktur atau implementasi di dalam suatu software under test (SUT). Karena itu, dengan ada uji coba di black box memungkinkan suatu pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih semua syarat fungsional pada program.

    Uji coba pada black box berusaha untuk menemukan kesalahan dengan beberapa kategori, diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:
    1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
    2. Kesalahan interface
    3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
    4. Kesalahan performa
    5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi


    Uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja membiarkan struktur kontrol sehingga pada perhatiannya difokuskan dalam suatu informasi domain. Untuk mengaplikasikan uji coba dengan black box yang menghasilkan sekumpulan kasus yang diuji harus dapat memenuhi suatu kriteria. Uji coba dirancang untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
    1. Bagaimana validitas fungsional diuji?
    2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
    3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
    4. Bagaimana batasan-batasan kelas data di isolasi?
    5. Berapa rasio data & jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
    6. Apa akibat yang timbul kombinasi spesifik data pada operasi sistem?


    Sehingga di dalam uji coba black box harus melewati beberapa proses. Uji proses black box tersebut, dapat dipaparkan sebagai berikut:
    Menganalisis kebutuhan serta spesifikasi perangkat lunak (software).
    1. Pemilihan jenis input yang memungkinkan akan menghasilkan suatu output yang benar atau sebaliknya jenis input memungkinkan dapat menghasilkan output salah pada perangkat lunak yang sedang di uji.
    2. Menentukan output untuk suatu jenis input.
    3. Pengujian akan dilakukan dengan suatu input yang telah benar-benar diseleksi.
    4. Pembandingan dilakukan dari output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
    5. Menentukan fungsionalitas seharusnya ada dari software yang diuji.

    Metode Pengujian Dalam Black Box

    Ada beberapa macam metode pengujian black box, berikut diantaranya:

    1. Equivalence Partioning
    2. Equivalence Partioning yaitu suatu metode uji coba dengan black box yang membagi sebuah domain input dari program menjadi beberapa kelas data dalam kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji coba penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (contohnya: kesalahan pemrosesan pada seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain untuk sebuah kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

    3. Boundary Value Analysis
    4. Sejumlah besar kesalahan cendrung terjadi di dalam batasan domain input daripada nilai tengah. Dari alasan ini, Boundary Value Analysis (BVA) dibuat bertujuan sebagai suatu teknik uji coba. BVA mengarahkan pada suatu pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA adalah sebuah desain teknik kasus uji yang melengkapi equivalence partioning. Daripada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dalam suatu domain output.

    5. Cause-Effect Graphing Techniques
    6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik dari kasus uji coba untuk menyediakan representasi singkat terhadap kondisi logikal dan juga aksi yang bisa berhubungan. Versi sederhana dari simbol graph cause-effect terdapat hubungan causes ci dengan effects ei. Lainnya merupakan batasan relationship diaplikasi dalam causes dan effects.

    7. Comparison Testing
    8. Dalam beberapa situasi di mana keandalan sebuah software amat kritis serta beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan spesifikasi yang sama. Setiap versi bisa diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan semuanya memberikan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara paralel dengan perbandingan dengan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent sebuah software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuatkan walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dengan sistem. Versi independent ini yaitu basis dari teknik black box testing yang disebut Comparison Testing.

    9. Sample and Robustness Testing
      1. Sample Testing
      2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dalam suatu kelas ekuivalen, seperti mengintegrasikan sebuah nilai dalam kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih kemungkinan dipilih pada urutan tertentu atau interval tertentu.
      3. Robustness Testing
      4. Pengujian Ketahanan (Robustness Testing) adalah sebuah metodologi jaminan mutu difokuskan dalam pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga bisa digunakan dalam menggambarkan proses verifikasi kebenaran terhadap pengujian.


    10. Behavior Testing dan Performance Testing
      1. Behavior Testing
      2. Hasil dari uji tidak akan dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sesekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, contohnya dari suatu pengujian struktur data stack.

      3. Performance Testing
      4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program dan untuk beroperasi secara benar dengan dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya saja: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja beserta kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahapan spesifikasi atau desain. bisa digunakan menguji batasan lingkungan program.


    11. Requirement Testing
      1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dari suatu perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi dalam suatu tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
      2. Requirement Testing dapat melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang berhubungan dengan program.


    12. Endurance Testing
    13. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sudah pas pada spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan pengujian tersebut didefinisikan pada tahap spesifikasi suatu desain.


    Konsep Dasar Mikrokontroler

    Definisi Mikrokontroler

    Menurut Dipranonoto (2010:3)[23], “Mikrokontroller adalah sebagai “single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasikan control dari system”.
    Menurut pandapat Saefullah dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1)[24], “Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran juga kendali dari program yang dapat ditulis dan dihapus secara khusus, cara kerjanya yaitu membaca dan menulis data”.

    Dalam definisi di atas, maka dapat disimpulkan mikrokontroler sebagai otak sistem terkomputerisasi dengan komponen yang berfungsi.


    Klasifiksi Mikrokontroler

    Menurut pendapat Saefullah dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2)[24] mikrokontroler mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
    1. Memiliki program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi tertentu, dan program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada PC.
    2. Konsumsi daya kecil.
    3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
    4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.
    5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
    6. Lebih tahan pada suatu situasi dan kondisi lingkungan yang ekstrim, contohnya yaitu: temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.


    Klasifikasi Mikrokontroler

    Menurut Syahrul (2012:15)[25], Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yang diantarnnya akan dijelaskan sebagai berikut:

    1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
    2. RAM berkapasitas 68 byte.
    3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
    4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
    5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
    6. Fasilitas pemrograman sistem ICSP (In Circuit Serial Programming).


    Fitur-Fitur Mikrokontroler

    Menurut Syahrul (2012:16)[25], beberapa fitur-fitur yang biasanya ada dalam suatu mikrokontroler yang dapat dijelaskan, sebagai berikut:

    1. RAM (Random Access Memory)
    2. RAM digunakan mikrokontroler sebagai tempat penyimpanan variabel. Memori ini, bersifat volatile yang artinya dapat kehilangan semua atau keseluruhan pada datanya jika tidak mendapat catu daya.

    3. ROM (Read Only Memory) ROM disebut juga sebagai kode memori karena bisa berfungsi sebagai tempat menyimpan program yang akan diberikan pada user.
    4. Register
    5. Register yaitu suatu tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler. Misalnya: variabel program, kondisi input/output, komunikasi serial.

    6. Special Function Register
    7. Adalah sebuah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler serta register ini terletak pada bagian RAM.

    8. Input dan Output Pin
    9. Pin Input merupakan bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.


    10. Interrupt
    11. Interrupt adalah suatu bagian dari sebuah mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, nantinya program tersebut dapat diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan program pada alamat yang ditunjuk hingga selesai, yang nanti dijalankan lagi.
      Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3), ada beberapa interrupt yang terdapat dalam sebuah mikrokontroler yaitu interupt eksternal, timer, serial yang akan diuraikan sebagai berikut:

      1. Interrupt Eksternal : Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.
      2. Interrupt Timer : Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.
      3. Interrupt Serial : Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.


    Jenis-Jenis Mikrokontroler

    Secara teknis hanya ada dua macam mikrokontroler, Pembagian ini di dasarkan pada kompleksita intruksi-intruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.

    1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Intruction Set Computer, Intruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak.
    2. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Intruction Set Computer, Intruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.


    Konsep Arduino

    Definisi Arduino

    Menurut Syahwil (2013:60), Arduino adalah kit elektronika atau papan rangkaian elektronika open source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (Integrated Circuit) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan menanmkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat memberikan input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output, sesuai yang digunakan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai ‘otak’ yang mengendalikan input, proses dan output sebuah rangkaian elektronika.

    Secara umum, Arduino tersebut terdiri dari dua bagian yaitu :
    1. Hardaware berupa papan input/output (I/O) yang open source.
    2. Software Arduino yang juga open source, meliputi software Arduino IDE untuk menulis program dan driver untuk koneksi dengan komputer


    Sejarah Singkat Arduino

    Pembuatan arduino dimulai pada tahun 2005, dimana sebuah situs perusahaan komputer Olivetti di Ivrea Italia, membuat perangkat lunak untuk mengendalikan proyek desain interaksi siswa supaya lebih murah dibandingkan sistem yang ada pada saat itu, Dilanjutkan pada bulan mei 2011, dimana sudah lebih dari 300.000 unit Arduino terjual. Pendiri dari Arduino itu sendiri adalah Massimo Banzi dan David Cuartielles sebagai founder. Awalnya mereka memberi nama proyek itu dengan sebutan Arduino dari Ivrea tetapi seiring dengan perkembangan zaman, nama proyek itu diubah menjadi Arduino yang berarti “teman yang kuat” atau dalam versi bahasa inggrisnya dikenal dengan sebutan “hardwin”. Proyek pengkabelan diciptakan oleh seniman sekaligus programmer asal kolombia bernama hernando barragain, Pengkabelan ini adalah proyek tesis hernando pada Desain Interkasi Institue Invrea. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjadi versi elektronik pengolahan yang digunakan dilingkungan pemograman dan mengambil pola sintaks processing dengan perkembangannya teknologi, arduino menjadi sangat populer di kalangan mahasiswa dan pelajar saat ini. Mereka mengembangkan arduino dengan Bootloader dan Software yang user friendly sehingga menghasilkan sebuah board mikrokontroler yang bersifat open source yang bisa dipelajari dan dikembangkan oleh mahasiswa, pelajar, profesional, pemula, dan penggemar elektronika maupun robotik di seluruh dunia. IDE (Integrated Development Environment) diciptakan oleh Casey Reas dan Ben Fry, beberapa programmer yang lain juga terlibat seperti Tom Igoe, Gianluca Martino, David Mellis, dan Nicolas Zambett.

    Kelebihan Arduino

    Tentu saja ada banyak mikrokontroler maupun platfrom mikrokontroler tersedia, misalnya saja basic syamp-nya prallax, BX-24-nya Netmedia, Phidget, MIT’s Handy Board, dan lain sebagainya. Semua alat tersebut bertujuan untuk menyederhanakan berbagai macam kerumitan maupun detail rumit pada pemograman mikrokontroler sehingga menjadi paket mudah digunakan (easy-to-use) Arduino juga menyederhanakan proses kerja dengan mikrokontroler, Sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan antara lain:

    1. Papan Murah (perangkat keras) Arduino biasanya dijual relatif murah (harga Arduino Uno-R3 yang penulis beli seharga Rp.279,000,00) dibandingkan dengan pletfrom mikrokontroler pro lainnya, Jika ingin lebih murah lagi, tentu bisa dibuat sendiri dan itu sangat mungkin sekali karena semua semberdaya untuk membuat Arduino tersedia lengkap di website Arduino bahkan di website-website komunitas Arduino lainnya. Tidak hanya cocok untuk windows, namun juga cocok bekerja di Linux, Mac.
    2. Sederhana dan sangatlah mudah pemogramannya. Perlu diketahui bahwa lingkungan pemrograman di Arduino mudah digunakan untuk pemula, dan cukup fleksibel bagi mereka yang sudah tingkat lanjut. Untuk guru/dosen, Arduino berbasis pada lingkungan pemrograman Processing, sehingga jika mahasiswa atau murid-murid terbiasa menggunakan processing tentu saja akan mudah menggunakan Arduino. Bahkan didalam dos/kotak Arduino terdapat tulisan bahwa Arduino diperuntukan bagi seniman, desainer, penghobi, dan siapa saja. Sungguh membesarkan hati dan membangkitkan semangat bahwa penggunanya tidak harus teknisi berpengalaman atau ilmuwan berotak jenius.
    3. Perangkat lunak open source. Perangkat lunak Arduino IDE dipublikasikan sebagai Open Source, tersedia bagi para pemrogram berpengalam untuk mengembangkan lebih lanjut bahasanya bisa dikembangkan lebih lanjut melalui pustaka C++ yang berbasis pada Bahasa C untuk AVR.
    4. Perangkat kerasnya open source. Perangkat keras Arduino berbasis mikrokontroler ATMEGA8, ATMEGA168, ATMEGA328,dan ATMEGA1280. Dengan demikian, siapa saja bisa membuatnya (dan kemudian bisa menjualnya) perangkat keras Arduino ini, apalagi bootloader tersedia langsung dari perangkat Arduino IDE-nya. Kemudian bisa juga menggunakan breadboard untuk membentuk perangkat Arduino beserta periferal-periferal lain yang dibutuhkan.
    5. Tidak perlu perangkat chip programmer. Karena didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari komputer.
    6. Sudah memiliki saran komunikasi USB sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki Port serial/RS323 bisa menggunakannya.
    7. Bahasa pemograman relatif mudah, karena software Arduino dilengkapi dengan kumpulan Library yang cukup lengkap


    Penggunaan dan Manfaat Arduino

    Kegunaan Arduino tergantung kepada kita yang membuat program. Arduino bisa digunakan untuk mengontrol LED, mengontrol lampu lalu lintas, bisa juga digunakan untuk mengontrol helikopter, sudah banyak contoh yang sudah pernah dibuat diantaranya MP3 Player, pengontrol motor, mesin CNC, monitor kelembaban tanah, pengukur jarak, penggerak servo, balon udara, pengotrol suhu, monitor energi, stasium cuaca, pembaca RFID, drum elektronik, GPS longger, monitoring bensin, dan masih banyak lagi yang bisa diakses dalam Google, Youtube, atau di http://freeduino.org.

    Jenis-jenis Arduino

    1. Arduino Leonardo
    2. Arduino Leonardo adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega32u4, yang mempunyai 20 pin digital input/output. Di mana 7 pin dapat digunakan sebagai output PWM dan 12 pin analog input, clock speed 16 MHz crystal oscillator, sambungan micro USB, power jack, ICSP header, dan sebuah tombol reset. Board ini juga menggunakan daya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai.

    3. Arduino Mega 2560
    4. Arduino Mega 2560 adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega2560. Yang mempunyai 54 pin digital input/output, di mana 14 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16 analog input 4UARTs (Hardware serial port), 16 MHz crystal oscillator, sambungan USB, power jack, ICSP header dan tombol reset, Board ini juga menggunakan daya yang terhuung kekomputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau beterai, Arduino mega compatibel dengan Shield yang didesain untuk Arduino Duemilanove or Decimila.

    5. Arduino Dea
    6. Arduino Dea adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis Atmel SAM3XSE ARM Cortex-M3 CPU, Arduino Due merupakan mikrokontroler pertama dari Arduino berbasis ARM 32-bit. Mempunyai 54 pin digital input/output (di mana 12 pin digunakan untuk output PWM), 12 analog input, 4 UARTs (Hardware serial port), clock speed 84 Mhz, sambungan OTG USB, 2 DAC (digital to analog), 2 TWI, power jack, SPI header, JTAG header, tombol reset, dan tombol erase.

    7. Arduino Ethernet
    8. Arduino Ethernet adalah mikrokontroler berbasis ATmega328, terdapat 14 pin digital/output, 6 analog input, clock speed 16 MHz, sambungan RJ45, power jack, ICSP header, dan tombol reset, Arduino Ethernet berbeda dari board yang lain karena tidak mempunyai chip driver onboard USB-to-serial, tetapi mempunyai Wiznet Ethernet interface (sama yang ditemukan pada Ethernet Shield). Terdapat pembaca kartu memori microSD. Yang dapat digunakan untuk menyimpan file-file untuk data akses jaringan. Juga dapat diakses melalui Library SD. Pin 10 untuk Wiznet Interface.

    9. Arduino Mega ADK
    10. Arduino ADK adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega2560. Terdapat USB host interface untuk koneksi pada handphone berbasis Android, berbasis MAX3421eIC. Mempunyai 54 pin digital input/output (di mana 14 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 16 analog input, 4 UARTs (Hardware serial port), 16 MHz crystal oscillator, sambungan USB, power jack, ICSP header, dan tombol reset.

    11. Arduino Micro
    12. Arduino Micro adalah papan mikrokoontroler berbasis ATmega32u4 mempunyai 20 pin digital input/ output (di mana 7 pin dapat digunakan sebagai output PWM dan 12 analog input), 16 MHz crystal oscillator, sambungan micro USB, ICSP header, dan tombol reset button, Arduino Micro mirip dengan Arduino Leonardo yang berbasis ATmega32u4, didukung dengan komunikasi USB, dan dapat dihubungkan dengan keyboard dan mouse computer.

    13. Arduino Nano
    14. Arduino Nano adalah board Arduino berukuran kecil, lengkap dan berbasis ATmega328 untuk Arduino Nano 3.0 atau ATmega168 untuk Arduino Nano 2.x mempunyai kelebihan yang sama fungsional dengan Arduino Deumilanove, namun dalam paket yang berbeda kerkurangnya tidak mempunyai DC power jackm dan hanya dengan kabel Mini-B USB standar. Arduino Nano didesain dan diproduksi oleh Gravitech.

    15. Arduino Fio
    16. Arduino Fio adalah mikrokontroler berbasis ATmega328p, beroperasi pada tegangan 3.3V dan clock 8 MHz. Mempunyai 14 pin digital input/output (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 8 analog input, on-board resonator, tombol reset, dan pin berlubang. Terdapat baterai Lithium Polymer dan termasuk rangkaian charge circuit via USB. Juga terdapat soket Xbee pada bagian bawah.Arduino Fio ditujukan untuk aplikasi wireless. Pengguna dapat mengupload sketch/program dengan kabel FTDI atau Sparkfun breakout board. Dengan memodifikasi adaptor USB-to-Xbee seperti Xbee Explorer USB. Pengguna dapat meng-upload sketch melalui wireless. Arduino Fio didesain oleh shigeru kobayashi dan dipublikasikan oleh SparkFun Electronics.

    17. Arduino Pro
    18. Arduino Pro adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega168 atau ATmega328, Arduino Pro terdiri versi 3.3V/8 MHz dan 5V/16MHz mempunyai 14 pin digital input/output (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 analog input, baterai power jack, ICSP header, dan pin Headers. Enam pin header dapat dihubungkan pada kabel FTDI atau sparkfun breakout board untuk daya USB dan komunikasi ke board.

    19. Arduino Shields
    20. Arduino Shields adalah modul siap apakai yang bisa ditancapkan atau dipasang pada board Arduino, seperti modul Ethernet (Arduino Ethernet Shield), modul wifi (Arduino Wifi Shield), modul Wireless ( Arduino Wireless SD Shield), modur motor (Arduino Motor Shield), dan Shield lainnya dari arduino atau yang kompatibel.

    21. Arduino
    22. Arduino Ethernet Shield merupakan modul untuk sambungan internet. Dengan hanya mencolokan modul ini dalam board Arduino, Arduino akan terhubung ke internet dalam beberapa menit. Dengan beberapa intruksi, anda dapat melakukan pengendalian lewat internet. Arduino Ethernet Shield berbasis chip Ethernet Wiznet W5100. Wiznet W5100 merupakan jaringan provider (IP) yang mendukung TCP dan UDP. Dengan menggunakan Library Ethernet untuk penulisan/upload sketch, modul ini bisa digunakan untuk terhubung dengan internet.

    23. Arduino Wifi Shield
    24. Arduino Wifi Shield menghubungkna Arduino anda ke wireless internet (internet tanpa kabel). Dengan beberapa intruksi sederhana kita dapat menghubungkan jaringan wireless untuk memulai pengendalian via internet. Wifi Shield beroperasi pada tegangan 5V, terkoneksi via jaringan 802.11b/g. Terdapat Encryption types: WEP and WPA2, SPI port, slot micro SD, ICSP Headers, sambungan FTDI dan mini-USB untuk update wifi firmware. Wifi Shield berbasis sistem paket HDG104 Wireless LAN 802.11 b/g. Berbasis ATmega32UG3 jaringan provider (IP) yang mengdukung TCP and UDP. Untuk menggunakan modul internet ini. Kita gunakan Library Wifi untuk penulisan/upload sketch pada board.

    25. Arduino Wireless SD Shield
    26. Arduino Wireless SD Shield adalah modul pada papan/board untuk komunikasi tanpa kabel dengan menggunakan modul wireless Arduino. Berbasis pada modul Xbee. Modul ini dapat berkomunikasi.terjangkau pada jarak 100 kaki didalam rumah dan jarak 300 kaki diluar rumah. Pada modul ini terdapat slot micro SD

    27. Arduino Motor Shield
    28. Arduino Motor Shield berbasis pada L298, yang terdiri dari dua driver jembatan penuh yang didesain untuk beban induktif seperti relay, selenoid, motor DC dan motor stepper. Modul ini menggerakkan motor DC dengan papan Arduino yang dapat mengendallikan kecepatan dan arah putaran motor.

    29. Arduino Proto Shield
    30. Arduino Proto Shield adalah modul prototype yang memudahkan kita dalam mendesain rangkaian. Anda dapat mensolder bagian pada prototype untuk membuat sebuah project atau rangkaian. Modul ini sangat berguna untuk menghubungkan pin I/O Arduino untuk sambungan komponen tambahan dari sebuah project.

    31. Arduino IDE
    32. IDE (Integrated Development Environment) adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi mikrokontroler mulai dari menuliskan source program, kompilasi, upload hasil kompilasi dan uji coba secara terminal serial. IDE arduino dapat dilihat pada gambar 2.15

      Gambar 2.15 Ide Arduino


    1. Icon menu Verify yang bergambar ceklis berfungsi untuk mengecek program yang ditulis apakah ada yang salah atau error.
    2. Icon menu Upload yang bergambar panah ke arah kanan berfungsi untuk memuat / transfer program yang dibuat di software arduino ke hardware arduino.
    3. Icon menu New yang bergambar sehelai kertas berfungsi untuk membuat halaman baru dalam pemrograman.
    4. Icon menu Open yang bergambar panah ke arah atas berfungsi untuk membuka program yang disimpan atau membuka program yang sudah dibuat dari pabrikan software arduino.
    5. Icon menu Save yang bergambar panah ke arah bawah berfungsi untuk menyimpan program yang telah dibuat atau dimodifikasi.
    6. Icon menu serial monitor yang bergambar kaca pembesar berfungsi untuk mengirim atau menampilkan serial komunikasi data saat dikirim dari hardware arduino.


    Komponen Dasar Elektronika

    Definisi Elektronika

    Menurut Oscar (2012:10)[26], “Rangkaian elektronika merupakan rangkaian yang dibentuk dalam berbagai macam komponen elektronika yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk suatu system rangkaian elektronika terpadu”, seperti dalam komponen Raspberry Pi.

    Komponen Pasif Elektronika

    Menurut Rusmadi (2011:10)[27] bahwa “Komponen pasif adalah komponen-komponen pada elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga misalnya: perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain”. seperti resistor, kapasitor, dan induktor.

    Komponen Aktif Elektronika

    Menurut Rusmadi (2011:33)[27], bahwa “Komponen aktif adalah Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya”. Seperti dioda, transistor, tranducer (sensor) dan thyristor.


    Konsep Dasar Warning Button Crime

    Definisi Warning

    Warning atau peringatan adalah Situasi berbahaya dimana jika tidak dihindari akan mengakibatkan kematian atau cedera yang serius.

    Definisi Button

    Button atau tombol adalah Suatu alat pada mesin yang geraknya di tekan atau geraknya di tarik dapat menjalankan, menghentikan atau mengubah gerak pada mesin.

    Definisi Crime

    Crime atau kejahatan adalah dilihat dari sudut pandang hukum (a crime from the legal point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap tingkah laku yang melanggar hukum pidana. Bagaimanapun jeleknya suatu perbuatan sepanjang perbuatan itu tidak dilarang didalam perundang-undangan pidana, perbuatan itu tetap sebagai perbuatan yang bukan kejahatan. Dari sudut pandang masyarakat (a crime from the sociological point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap perbuatan yang melanggar norma-norma yang masih hidup didalam masyarakat. Contohnya bila seorang muslim meminum minuman keras sampai mabuk, perbuatan itu merupakan dosa (kejahatan) dari sudut pandang masyarakat islam, dan namun dari sudut pandang hukum bukan kejahatan.

    Suherland (A.S Alam dan Amir Ilyas, 2010:16) berpendapat bahwa Criminal behavior in violation of the crimonal law. No matter what the degree of immorality or indecency of an act is not crime unless it is prohibitied by the criminal law.
    Tiga perspektif teori kejahatan (crime) menurut (Topo Santoso dan Eva Achajani Ulfa. 2001:35), yaitu Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif Biologis.:
    1. Cesare Lombroso (1835-1909)
    2. Kronologis beralih secara permanen dari filosofi abstrak tentang penanggulangan kejahatan melalui legilasi menuju suatu studi medern penyelidikan mengenai sebab-sebab kejahatan. Ajaran Lembroso mengenai kejahatan mewakili suatu tipe keanehan/keganjilan fisik, yang berbeda dengan nonkriminal. Lambroso mengklaim bahwa para penjahat mewakili suatu bentuk kemerosotan yang termanefestasi dalam karakter fisik yang mereflesikan suatu bentuk awal dan evolusi. Teori Lombroso (Topo Santoso, 2001:37) tentang penjahat yang dilahirkan (bron criminal) menyatakan bahwa “Para penjahat adalah suatu bentuk yang lebih rendah dalam kehidupan, lebih mendekati nenek moyang mereka yang mirip kera dalam hal sifat bawaan dan watak dibanding mereka yang bukan penjahat”.

    3. Enrico Ferri (1856-1929)
    4. Ferri (Topo Santoso, 2001:39) berpendapat bahwa kejahatan dapat dijelaskan melalui studi pengaruh-pengaruh interaktif di antara faktor-faktor fisik (seperti ras, geografis, serta temperatur), dan faktor-faktor sosial (seperti umur, jenis kelamin, variabel-variabel psikologis). Ferri juga berpendapat bahwa kejahatan dapat dikontrol atau diatasi dengan perubahan-perubahan sosial misalnya subsidi perumahan, kontrol kelahiran, kebebasan menikah dan bercerai, fasilitas rekreasi dan sebagainya.
      Jadi sistem Warning Button Crime (WBC) dengan mikrokontroller yang berbasis Arduino Nano dan Sim 800L, merupakan sistem quick response yang diberikan Polisi kepada masyarakat untuk meningkatkan kecepatan pelayanan pada Polres Kota Tangerang dalam menangani laporan masyarakat terhadap adanya kriminalitas dengan cepat dan tepat. Pengacu pustaka terdiri dari bebrapa penelitian telah dilakukan terkait dengan penelitian ini, diantaranya dilakukan oleh Priyanka Shinde, Pranita Taware, Snehal Thorat, Tejashree Waghmare BE yang merupakan bimbingan dari Prof.Archna Kadam yang membahas tentang Emergency Panic Button. Peneliti sebelumnya juga dilakukan oleh Nivedita Majumdar, Pragati Bhargava, Rubeena K Shirin tentang Emergency Panic Button Using Microcontroller, dan penelitian yang terkait lainnya oleh Oludele Awodele, Onuiri Ernest E, Olaore Olufunmike A, Sowunmi Oluwawunmi O, Ugo-Ezeaba Anita A peneliti ini membahas tentang A Real-Time Crime Records Managements System For National Security Agencies.


    Konsep Dasar Jaringan Komputer

    Definisi Jaringan Komputer

    Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), bahwa “Jaringan komputer merupakan suatu hasil dari koneksi (hubungan) dari sejumlah perangkat atau komputer dengan saling berkomunikasi satu sama lain”.

    Sifat-Sifat Dasar Jaringan Komputer

    Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), Jaringan komputer memiliki empat buah sifat dasar penting. Keempat sifat tersebut, yaitu:

    1. Scalability
    2. Jaringan komputer mampu disesuaikan dengan kebutuhan user dapat berkembang dan menghilangkan batasan geografis atau lokasi.

    3. Resource Sharing
    4. Jaringan komputer dapat digunakan untuk pemakaian bersama dari sumber daya yang ada (resource sharing). Sumber daya tersebut berupa perangkat keras (hardware) serta perangkat lunak (software).

    5. Connectivity
    6. Jaringan komputer mudah dihubungkan serta pengguna (user) mudah untuk terhubung dari jaringan komputer. Untuk menciptakan hubungan ini, terdapat sejumlah perangkat penghubung di dalamnya. Yang termasuk perangkat-perangkat itu switch, modem, router, hub.

    7. Reliability
    8. Suatu jaringan komputer mempunyai kehandalan di dalamnya memberikan user performansi jaringan komputer yang dapat diukur.


    Jenis-Jenis Jaringan Komputer

    Menurut Iwan Sofana (2011:107)[28], jenis jaringan komputer berdasarkan area atau lokasi yang dibedakan menjadi 4, diantaranya sebagai berikut:

    1. PAN (Personal Area Network)
    2. PAN (Personal Area Network) merupakan jaringan komputer yang dibentuk dalam beberapa buah komputer atau antara komputer dengan peralatan non-komputer. Misalnya: HP, PDA, dan komputer.

    3. LAN (Local Area Network)
    4. LAN (Local Area Network) adalah bentuk jaringan komputer lokal, yang luas areanya sangat terbatas. Umumnya diterapkan untuk jaringan komputer rumahan, lab komputer di sekolah serta kantor, di mana masing-masing komputer mampu saling berinteraksi, bertukar data, dan juga dapat menggunakan peralatan bersama seperti printer. Media yang dipakai berupa kabel (UTP atau BNC) maupun wireless.

    5. Meropolitan Area Network (MAN)
    6. Adalah suatu jaringan komputer dengan skala yang lebih besar daripada LAN, bisa berupa suatu jaringan komputer antar kantor atau perusahaan denan jarak yang berdekatan. MAN (Metropolitan Area Network) terdiri atas beberapa LAN yang saling berhubungan. Media yang dipakai antar gedung umumnya wireless atau kabel serat optik.

    7. WAN (Wide Area Network)
    8. WAN (Wide Area Network) adalah sebuah jaringan komputer dengan jangkauan area geografis yang sangat luas, dapat mencakup sebuah negara bahkan benua untuk mengaksesnya. WAN (Wide Area Network) terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan area lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna dan komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lainnya. Jarak WAN hingga 1000 KM kecepatan 1,5 Mbps s/d Gbps.



    Konsep Dasar Analisa SWOT

    Definisi Analisa SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:199), penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

    a. Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth OrientedStrategy).
    b. Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).
    c. Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan questionmark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri mikrokomputer.
    d. Kuadran 4 : Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan,perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.


    Menurut Yusmini (2011:68), definisianalisa SWOT sebagai berikut:

    Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategiperusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Menurut Moniaga (2013:6), dilakukan analisis SWOT berdasarkan analisis kuadran yang telah dilakukan. Analisis SWOT bertujuan untuk melakuakn perbandingan antara faktof internal yaitu kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman. Kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) didapat melalui analisis kuadran I tergolong sebagai kekuatan perusahaan dan variabel-variabel dalam kuadran IV tergolong sebagai kelemahan perusahaan. Sedangkan untuk peluang dan ancaman merupakan faktor luar yang masih berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan beberapa pendapat yangdikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.


    Langkah-Langkah Penyusunan SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:8)Langkah–langkah mudah penyusunan SWOT yaitu:

    1. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT
    2. Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

    3. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)
    4. Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai


    Membentuk Teamwork Berdasarkan Metode OCAI

    Menurut Rangkuti (2011:199) Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

    Kuisioner Riset SWOT

    Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).

    Identifikasi Penyebab Masalah

    Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

    Menentukan Tujuan Dan Sasaran Strategis

    Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

    Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis, Dan Pemetaan Strategis

    Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.

    Menentukan Ukuran YangDipakai Dalam SWOT

    Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.

    Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators Dalam Bentuk Tag Dan Lead Indicator

    Tujuannya adalah untuk merumuskan strategi cinitiative dan menyusun keyperformance indicator dalam bentuk lag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.

    Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja

    Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.

    Melakukan Cascading SWOT

    Tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.

    Analisa Risiko Menggunakan Key Risk Indicators

    Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.

    Analisis Anggaran Dan Model Keuangan

    Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

    Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT

    Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

    Tujuan Analisa SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:197), tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancamandengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

    Pendekatan Pemecahan Masalah

    Menurut Puspitasari (2011:96), Penelitianini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product,Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Product: produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhankonsumen.
    2. Price: biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yangditawarkan.
    3. Place: lokasi dimana produk atau jasa tersedia.
    4. Promotion: aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.
    5. People: orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.
    6. Process: proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk ataujasa.
    7. Physical Evidence: bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.



    Konsep Dasar SIM 800L

    Definisi SIM 800L

    SIM 800L merupakan suatu modul GSM yang dapat mengakses GPRS untuk pengiriman data ke internet dengan system M2M AT-Comman untuk modul-modul GSM lain. SIM800L memiliki dimensi yang kecil sehingga lebih cocok untuk diaplikasikan pada perancangan alat yang didesain portable. SIM800L memiliki Quad Band 850 / 900 / 1800 / 1900 Mhz dengan dimensi kecil yaitu ukuran 15.8 x 17.8 x 2.4 mm dan berat 1.35g. SIM800L memiliki kosumsi daya yang rendah dengan rentang tegangan power supply 3.4 – 4.4 v. Module SIM800L merupakan jenis module GSM/GPRS Serial yang terpopuler digunakan oleh para penghobis elektronika, maupun profesional elektronika yang diaplikasikan dalam berbagai aplikasi pengendalian jarak jauh via Handphone dengan simcard jenis Micro sim. Pada saat ini, terdapat beberapa tipe dari Breakout Board, tetapi yang paling banyak dijual di Indonesia yaitu versi mini dengan kartu GSM jenis Micro SIM.

    Sumber : www.nyebarilmu.com
    Gambar 2.16 SIM800L


    Keterangan PinOut :
    1. ANT : Antena
    2. VCC : tegangan masukan 3.7 – 4.2Vdc
    3. RST : Reset
    4. RX : Rx Data Serial
    5. TX : Tx Data Serial
    6. GND : Ground
    7. RING : ketika ada telp masuk
    8. DTR
    9. MIC + : ke microphone kutub +
    10. MIC – : ke microphone kutub –
    11. Speaker + : ke speaker atau amplifier kutub +
    12. Speaker – : ke speaker atau amplifier kutub –
    13. Micro Sim (Kartu GSM)


    Spesifikasi Modul SIM800L
    1. Menggunakan ic Chip : SIM800
    2. Tegangan ke VCC : antara 3.7 – 4.2Vdc (tetapi pada datasheet = 3.4 – 4.4V), dan disarankan menggunakan 3.7 Vdc agar tidak terdapat notifikasi “Over Voltage“
    3. Bekerja pada frequency jaringan GSM yaitu QuadBand (850/900/1800/1900Mhz)
    4. Konektifitas class 1 (1W) pada DCS 1800 dan PCS 1900GPRS, sedangkan pada class 4 (2W) pada GSM 850 dan EGSM 900
    5. GPRS multi-slot class 1~12 (option) tetapi default pada class 12
    6. Suhu pengoperasian normal : 40°C ~ +85°C
    7. Menggunakan port TTL serial port, sehingga dapat langsung diakses menggunakan microcontroler tanpa perlu memerlukan MAX232
    8. Transmitting power
    9. Power module automatically boot, homing network
    10. Terdapat Led pada modul yang berfungsi sebagai indikator. Apabilapada module terhubung dengan jaringan GSM maka LED akan berkedip perlahan, akan tetapi apabila tidak ada sinyal maka LED akan berkedip cepat.
    11. Ukuran module : 2.5cm x 2.3cm


    Konsep Dasar SMS Gateway

    Definisi SMS Gateway

    Menurut Mulyani (2012:07)[29], SMS gateway merupakan sistem aplikasi untuk mengirim dan atau menerima SMS, terutama digunakan dalam aplikasi bisnis, baik untuk kepentingan promosi, service kepada customer, pengadaan content produk atau jasa, dan seterusnya. Karena merupakan sebuah aplikasi, maka fitur-fitur yang terdapat didalam SMS gateway dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, beberapa fitur yang umum dikembangkan dalam aplikasi SMS gateway.

    Menurut Ibrahim (2011:86), SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan komputer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan untuk mendistribusikan pesan-pesan yang di generate lewat sistem informasi melalui media SMS yang ditangani oleh jaringan seluler
    Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sms gateway adalah sebuah sistem aplikasi untuk mengirim atau menerima sms dengan menggunakan bantuan komputer untuk mendistribusikan pesan-pesan yang di-generate lewat sistem informasi melalui media SMS yang ditangani oleh jaringan seluler.


    Cara Kerja SMS Gateway

    Menurut Ibrahim (2011:86), Mekanisme kerja pengiriman SMS dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

    1. Intra-operator SMS: pengiriman SMS dalam satu operator.
    2. SMS yang dikirimkan oleh pengirim akan terlebih dahulu masuk ke SMSC operator nomor pengirim, kemudian SMSC akan mengirimkan ke nomor yang dituju secara langsung. Penerima kemudian akan mengirimkan delivery report yang menyatakan bahwa SMS telah diterima ke SMSC. SMSC kemudian meneruskan report tersebut ke nomor pengirim SMS, disertai status proses pengiriman SMS tersebut.

    3. Inter-operator SMS: pengiriman SMS antar operator yang berbeda.
    4. Yang membedakan adalah mekanisme ini terdapat dua SMSC yaitu SMSC pengirim dan SMSC penerima. SMS yang dikirim akan masuk ke SMSC pengirim dan diteruskan ke SMSC penerima, setelah itu SMS dikirimkan ke telepon seluler tujuan. Demikian juga dengan delivery report akan diterima terlebih dahulu oleh SMSC penerima, kemudian diteruskan ke SMSC pengirim SMS. Komunikasi antar SMSC dapat berjalan jika telah terdapat kesepakatan kerja sama antaroperator tersebut, jika tidak terdapat kesepatakan akan menyebabkan SMS yang dikirim dengan nomor tujuan dengan operator berbeda tidak akan sampai pada nomor tujuan yang dituju

    5. SMS Internasional: pengirim SMS dari operator suatu negara ke negara lain.
    6. SMS internasional pada hakekatnya sama dengan mekanisme inter- operator, yang membedakan hanya pada SMSC nomor penerima adalah SMSC operator


    Jaringan Komputer Nirkabel (Wireless)

    Jaringan nirkabel merupakan sebuah jaringan pada LAN dimana transmisi data dengan sebuah pengirimannya maupun penerimaan datanya dilakukan melalui teknologi frekuensi radio udara, menyediakan sebagian besar keunggulan dan keuntungan dari teknologi lama LAN namun tidak dibatasi media kabel atau kawat. Kemunculan dan perkembangan di dalam sistem jaringan nirkabel dipicu dengan adanya suatu kebutuhan akan biaya pengeluaran yang lebih rendah menyangkut infrastruktur jaringan dan untuk mendukung aplikasi jaringan bergerak terhadap efisiensi proses, akurasi dan biaya pengeluaran yang rendah dalam hitungan bisnis. Beberapa diantaranya adalah kemudahan bergerak (Mobilitas), dengan kemudahan (Mobilitas) dalam bergerak memungkinkan pengguna untuk berpindah-pindah secara fisik saat memakai aplikasi seperti handheld PC (misalnya: PDA/personal digital assistance atau semacamnya), data collector (alat seperti kalkulator yang biasa dibawa untuk pengecekan dan pengisian data). Aplikasi bergerak membutuhkan jaringan tanpa kabel termasuk semua yang berhubungan atau bergantung pada sistem real time dalam mengakses database biasanya disimpan pada suatu database yang terpusat. Ada dua jenis jaringan wireless :

    1. Sebuah “ad-hoc” yang mencakup sejumlah komputer yang mana setiap komponennya dilengkapi dalam suatu kartu interface jaringan nirkabel Setiap komputer berkomunikasi secara langsung dengan seluruh device dan perangkat komputer yang tersambung dalam jaringan wireless tadi.
    2. Sebuah jaringan wireless juga dapat menggunakan access point, atau base station. Dengan tipe jaringan wireless ini, access point bekerja seperti layaknya sebuah Hub, dan menyediakan sambungan terhadap komputer wireless. Dan jaringan wireless ini juga menyambungkan (sebagai bridge) pada suatu jaringan local wireless ke jaringan kabel (Wireles LAN to Wired LAN), mengizinkan suatu komputer dengan jaringan sebagai file server atau sambungan internet yang telah ada.


    Ada 2 jenis acces-point yaitu:
    a. Dedicated Hardware Access Point (HAP) atau dapat disebut juga access-point berbentuk hardware seperti WaveLAN dari Lucent, Airport Base Station (ABS) milik perusahaan Apple, atau Aviator PRO keluaran dari WebGear. Access point hardware memberikan bantuan yang komprehensif dengan kebanyakan layanan wireless.
    b. Access point pada suatu bentuk perangkat lunak (Software Access point) yang bekerja dengan komputer yang menggunakan w-NIC seperti yang digunakan pada ad-hoc atau jaringan dalam wireless peer-to-peer, diman komputer pada suatu jaringan wireless yang tersambungkan menggunakan suatu Access Point Software (APS).


    Standar yang dipakai dengan suatu perangkat wireless yang digunakan IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah 802.11. Untuk lebih melengkapi maka akan sedikit dijelaskan beberapa protokol dalam wireless LAN, diantaranya sebagai berikut:
    1. 802.11b
    2. Menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum Bandwidth yang dapat dicapai adalah 11 Mbps (Mega bit per second), Radio signal yang digunakan adalah DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Kanal yang tidak overlapping ada 3 (kanal 1, kanal 6, dan kanal 11). Kompatibel untuk tipe g jika berjalan mode mixed.
    3. 802.11a
    4. Menggunakan frekuensi 5,8 GHz, maksimum Bandwidth yang dapat dicapai 54 Mbps, radio sinyal yang digunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping ada 12 (dapat lebih). Tidak kompatibel dengan tipe b dan g, frekuensi kerjanya yang berbeda. Kurang populer digunakan karena tidak kompatibel dengan tipe a ataupun g, walau mempunyai kelebihan kanal yang tidak overlap.
    5. 802.11g
    6. Menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum Bandwidth yang bisa dicapai pada awal pertama kali keluar sebesar 54 Mbps, sekarang ini tipe g sudah dapat mencapai 108 Mbps. Radio sinyal dapat digunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping 3.
    7. 802.11a/g
    8. Menggunakan frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz, maksimum Bandwidth dicapai 54 Mbs, modulasi sinyal yang dipakai OFDM. Kanal yang tidak overlapping ada 16. Bila jalan di tipe a tidak kompatibel di type b dan g. Bila jalan di modus g kompatibel di b. jadi tipe a/g leluasa memakai satu dari protokol jaringan WiFi.


    Buzzer

    Buzzer adalah suatu alat yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Pada umumnya buzzer digunakan untuk alarm, karena penggunaannya cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input maka buzzer akan mengeluarkan bunyi. Frekuensi suara yang dikeluarkan oleh buzzer yaitu antara 1-5 KHz. (Albert Paul, Prinsip-Prinsip Elektronika, 1989 hal : 134). Contoh salah satu buzzer dapat dilihat pada gambar 2.18

    Gambar 2.17 Buzzer
    (Sumber : http://Www.Pdf.Com/Aktuator/Babii_Aktuator_Elektrik di akses tanggal 17 Desember


    Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnetik, kumparan tadi akan tertarik kedalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas megnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (Albert Paul, Prinsip-Prinsip Elektronika, 1989 hal : 134).


    Konsep Dasar Literature Review

    Menurut Guritno dkk (2011:86) [15] Literature Review dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita sedang rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka tidak perlu untuk melakukan penelitian yang sama. Literature Review harus bersifat relavan, mutakhir dan memadai.
    Menurut Semiawan (2010:104)[30], didefinisikan bahwa Literature Review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan juga dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka yaitu untuk melihat dan menganalisa nilai tambah dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya yang memiliki kaitan pada penelitian yang dilakukan.
    Berdasarkan dalam kedua definisi yang ada di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Literature Review adalah bahan-bahan yang tertulis dari suatu permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain. Literature Review membantu kita di dalam menyusun kerangka berfikir yang sesuai bagi teori, temuan dan hasil penelitian sebelumnya dalam menyelesaikan rumusan masalah untuk penelitian yang kita buat pada suatu topik khusus atau pertanyaan terhadap bagian dari keilmuan.
    Menurut Sudaryono (2011:86), Literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukanjawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.
    Berdasar kan penelitian diatas dapat disimpulkan Literature review adalah suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian dimana suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan.


    Manfaat Literature Review

    Menurut Sudaryono (2011:87), manfaat Literature Review sebagai berikut:
    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevant terhadap penelitian ini.
    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
    5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.



    Jenis-jenis Penelitian

    Menurut Sudaryono (2011:22), jenis-jenis penelitian yaitu:

    1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya
    2. Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.
    3. Penelitian Dasar
    4. Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental resesarch). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
    5. Penelitian Terapan
    6. Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.
    7. Penelitian Evaluasi
    8. Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, atau pun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, atau pun lembaga.


    Jenis-jenis Penelitian Berdasarkan Tujuannya

    Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuannya yaitu:
    1. Penelitian Deskriptif
    2. Penelitian deskriptif (descriptive research), bertujuan mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena apa adanya.
    3. Penilaian Prediktif
    4. Penilaian prediktif (predictive research), studi ini bertujuan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.
    5. Penelitian Improftif
    6. Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki meningkatan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.
    7. Penelitian Eksplanatif
    8. Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.
    9. Penelitian Eksperimen
    10. Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab akibat.
    11. Penelitian Ex Post Facto
    12. Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variabel-variabel.
    13. Penelitian Partisipasi
    14. Bonnie J. Cain penulis buku Participation Research: Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian partisipatori berada dalam istilah yang berciri negatif serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.
    15. Penelitian dan Pengembangan
    16. Metode penelitian dan pengembangan atau dalam istilah bahasa inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.



    Beberapa Literature review Kutipan Jurnal Internsional dan Nasional tersebut adalah sebagai berikut:
    1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Roihan, Annas Rifa’i dan Chandra Wijaya dari STMIK RAHARJA TANGERANG dikutip dari JURNAL CERITA yang berjudul “Prorotipe Alarm Panic Button System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang”[31] pada tahun 2018.
    2. Penelitian yang dilakukan oleh Siddharth Gupta, Shivaditya Jatar, dan Ayush Mittal dari COMPUTER ENGINEERING, SHRI GOVINDRAM SEKSARIA INSTITUTE OF TECHNOLOGY AND SCIENCE, INDORE (M.P) INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF ENGINEERING SCIENCES AND RESEARCH TECHNOLOGY yang berjudul “Home Automation System Using Arduino Uno” [32] pada tahun 2017.
    3. Penelitian yang dilakukan oleh Jishnu S, Raouf AP, Sufail UK, Vishnu Dinesh Nair, dan Shahana M dari ROYAL COLLEGE OF ENGINEERING AND TECHNOLOGY, AKKIKAVU dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF INNOVATIVE RESEARCH IN MANAGEMENT, ENGINEERING AND TECHNOLOGY yang berjudul “Wireless Notice Board Using Arduino dan GSM”[33] pada tahun 2016.
    4. Penelitian yang dilakukan oleh Amruta Patil, Pooja Potnis, dan Karishma Katkar dari ELECTRONICS AND TELECOMMUNICATIONS ENGINEERING DEPARTEMENT, GOVERNMENT COLLEGE OF ENGINEERING AND RESEARCH, AWASARI (KD), PUNE (412405), MAHARASHTRA, INDIA [34] dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF ENGINEERING TRENDS AND TECHNOLOGY. “SMS Based Home Automation System Using Arduino ATMEGA328 With GSM” pada tahun 2017.
    5. Penelitian yang dilakukan oleh R. Naresh Naik, P.Silva Nagendra Reddy, S.Nanda Kishore dan K.Tharun Kumar Reddy dari ASSISTANT PROFESSOR, DEPARTEMENT OF ECE, KUPPAM ENGINEERING COLLEGE, KUPPAM CHITTOOR, A.P, INDIA dikutip dari IOSR JOURNAL OF ELECTRONICS AND COMMUNICATION ENGINEERING yang berjudul “Arduino Based LPG Gas Monitoring and Automatic Cylinder Booking WIth Alert System”[35] pada tahun 2016.
    6. Penelitian yang dilakukan oleh Nivedita Majumdar, Pragati Bhargava, dan Rubeena K Shirin dari SCHOOL OF COMPUTING SCIENCE AND ENGINEERING VIT UNIVERSITY, VELLORE TAMIL NADU, INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF COMPUTER APLLICATIONS yang berjudul “Emergency Panic Button Using Microcontrollers”[36] pada tahun 2014.
    7. Penelitian yang dilakukan oleh Vannesha Nedy Taffita dan Eva Hany Fanida S.AP., M.AP. dari UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA yang berjudul “Implementasi Sistem Lapor Online Melalui Aplikasi Go Sigap Di Kepolisian Resort (Polres) Gresik”. [31] pada tahun 2018.
    8. Penelitian yang dilakukan oleh Rita Dewi Risanty dan Lutfi Arianto dari TEKNIK INFORMATIKA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA dikutip dari JUNAL SISTEM INFORMASI TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER yang berjudul “ Rancangan Bangun Sistem Pengendalian Listrik Ruangan Dengan Menggunakan ATMEGA328 dan SMS Gateway Sebagai Media Informasi”[37] pada tahun 2017.
    9. Penelitian yang dilakukan oleh Jhonson Efendi Hutagalung dan Ruri Ashari Dalimunthe dari TEKNIK KOMPUTER AMIK ROYAL KISARAN dikutip dari JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Keamanan Kandang Kambing Menggunakan SMS Gateway Berbasis Arduino”[33] pada tahun 2017.
    10. Penelitian yang dilakukan oleh Zubali Isfarizky, Fardian, dan Alfatirta Mufti dari FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH dikutip dari JURNAL KITEKTRO yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Kontrol Pemakaian Listrik Secara Multi Channel Berbasis Arduino”[38] pada tahun 2017.
    11. Dari beberapa sumber literature review di atas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang pelayanan berbasis mikrokontroler dan belum ada penelitian yang membuat sistem quick response terhadap penanganan laporan masyarakat akibat kriminalitas dengan menggunakan sistem Warning Button Crime (WBC) yang berbasis Arduino Nano dan Sim 800L. Maka dari itu dilakukannya penelitian untuk kemajuan teknologi yang sekarang ini sudah berkembang dengan pesat dan untuk meningkatkan pelayanan pada Polres Kota Tangerang dalam menangani laporan kriminalitas dengan cepat dan tepat.

      </ol>

      Kerangka Berpikir Teoritis

      Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran peneliti. Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir dapat berupa kerangka teori dan dapat pula berbentuk kerangka penalaran logis. Kerangka teori itu merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian. Kerangka berpikir itu bersifat operasional, yang diturunkan dari satu atau beberapa teori, atau dari pernyataan-pernyataan yang logis dan berhubungan dengan masalah penelitian. Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti atau pelaku penelitian tindakan lain sendiri yang relevan disamping teori–teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logis dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Atas kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.
      Gambar 2.18. Kerangka Berpikir


      Adapun penjelasan dari kerangka berpikir tersebut sebagai berikut :
      1. Latar belakang
      2. Pada tahap ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang terjadi di Polres Kota Tangerang, dan juga topik yang dibahas oleh peneliti mengenai sistem pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat guna mengantisipasi tindak kejahatan dengan menggunakan studi literatur yang berasal dari penelitian sebelumnya dan textbook.


      3. Identifikasi masalah
      4. Pada tahapan ini peneliti membuat kesimpulan berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya.


      5. Analisa data
      6. Pada tahapan ini peneliti melakukan analisa data berdasarkan informasi yang didapatkan dari wawancara serta observasi dilapangan dengan menggunakan pemodelan dengan konsep uml ( usecase, diagram actifuty, sequence diagram, class diagram ).


      7. Proses analisa
      8. Pada Tahapan ini dilakukan berdasarkan dari hasil yang diperoleh pada saat analisa data, semua data yang diperoleh pada saat dilakukannya analisa data dikumpulkannya untuk kemudian dilakukannya proses analisa.


      9. Proses pemecahan masalah
      10. Pada tahapan ini dilakukan Proses pemecahan masalah dengan melakukan pembuatan sistem aplikasi dengan bahasa pemrograman Arduino Nano dengan menggunakan metode pengembangan sistem yaitu metode waterfall dan pengujian sistem dengan metode blackbox.


      11. Solusi atau perbaikan
      12. Pada tahapan ini, Setelah masalah pada Polres Kota Tangerang telah diketahui, maka selanjutnya peneliti mencari solusi dari masalah yang ada, untuk kemudian dilakukannya perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut, dengan merancang Sistem Warning Button Crime dengan Arduino Nano dengan sebuah perangkat yang dikontrol serta menggunakan bahasa program Arduino IDE.




      BAB III

      PEMBAHASAN

      Gambaran Perusahaan

      Sejarah Polres Kota Tangerang

      Kepolisian Resort (Polres) Kota Tangerang adalah unsur lembaga kewilayah tingkat Kabupaten/Kodya yang bertanggung jawab memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum serta pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat berdasarkan peraturan perundang–undangan, pancasila dan UUD 1945. Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang membawahi sebagian wilayah pemerintahan daerah, yaitu Pemerintahan Daerah Kabupaten Tangerang meliputi area seluas 641,4. Km2. Yang terdiri dari 19 (Sembilan belas) kecamatan dan Luas wilayah di Kabupaten Tangerang 641.43 Km2. Kondisi geografis wilayah tugas Polres Kota Tangerang berbatasan dengan Sebelah Barat Wilayah Tugas Polres Serang, Sebelah Selatan Wilayah Tugas Polres Bogor, Sebelah Timur Wilayah Tugas Polres Metro Tangerang Kota, Polres Tangerang Selatan dan, Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa. Untuk memudahkan pengendalian situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.


      Lingkup dan Bidang Usaha

      Wilayah tugas Polres Kota Tangerang terdapat 19 Kecamatan, 12 Kelurahan dan 168 Desa yang dilayani oleh 10 Kepolisian Sektor (Polsek) dan 14 Polsubsektor. Kondisi geografis wilayah dan jumlah penduduk beserta dinamika perekonomian masyarakat telah menjadikan wilayah Kab Tangerang sebagai daerah perlintasan orang, barang dan jasa serta komoditi / kebutuhan pokok, juga sebagai perlintasan pelaku kejahatan dari Provinsi Lampung (melalui Provinsi Banten) menuju DKI Jakarta, dan sebaliknya. Yang berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas di Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang. Secara demografi jumlah penduduk di wilayah hukum Polres Kota Tangerang saat ini tercatat sekitar 1.943.225 jiwa yang menempati area seluas 641.43 Km2. Sehingga kepadatan penduduk per Km2 adalah sebanyak 3.029 jiwa /Km2 yang berdomisili di 19 kecamatan dari berbagai tingkat perekonomian maupun latar belakang pendidikan dan status sosial. Jumlah anggota Polres Kota Tangerang berikut jajarannya saat ini adalah sebanyak 1.041 personel terdiri dari : Polri 1.014 personel dengan kepangkatan Pamen : 20 personel, Pama : 95 personel, Bintara : 895 personel, Bhayangkara : 4 personel, sedangkan PNS 27 personel dengan golongan Gol. III 7 personel, Gol II/I : 20 orang, sehingga bila dibandingkan dengan jumlah masyarakat di wilayah hukum Polres Kota Tangerang yang berjumlah 1.943.225 jiwa, maka didapat angka Police Ratio 1 : 1.916 atau 1 (satu) orang anggota Polres Kota Tangerang harus melayani 1.916 orang warga masyarakat Kabupaten Tangerang, Hal ini sangat jauh dari standar perbandingan Polisi dengan masyarakat yang ditentukan oleh PBB (United Nation Police Ratio) yang menentukan angka 1 : 400. Jumlah Penduduk Tangerang Kabupaten 1.943.225 jiwa masyarakat yang tinggal di wilayah hukum Polres Kota Tangerang, yang pada awalnya merupakan suku bangsa asli (suku Sunda/Banten) telah berbaur seiring dengan dinamika pembangunan dan urbanisasi, sehingga masyarakat Tangerang cenderung lebih heterogen yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, latar belakang pendidikan, tingkat perekonomian, agama, maupun budaya menimbulkan suatu tantangan tersendiri bagi Polres Kota Tangerang. Terkait dengan kerawanan terjadinya pergesekan antar kelompok maupun golongan dan agama, maupun ketidak tertiban berlalu lintas di jalan raya akibat belum memadainya latar belakang pendidikan dan ketaatan terhadap hukum. Kehidupan perekonomian dan sosial budaya masyarakat diwilayah Kabupaten Tangerang pada umumnya bekerja sebagai buruh pabrik Industri, sehingga sangat berdampak pada stabilitas keamanan, karena status pekerja buruh tersebut bersifat kontrak (Outsourcing) dengan upah minim dan rendahnya nilai jaminan Asuransi Tenaga Kerja (Astek).


      Visi dan Misi Perusahaaan

      Visi

      Terwujudnya Polres Kota Tangerang yang makin profesional, unggul dan dipercaya masyarakat untuk memelihara Kamtibmas di wilayah hukum Polres Kota Tangerang dalam rangka mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian yang berlandaskan gotong royong berdasarkan peraturan perundang undangan, Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.


      Misi

      1. Mewujudkan kecintaan dan kepercayaan publik (trust building) melalui perlindungan, pengayoman, dan pelayanan sampai lini terdepan, melalui konsep “Polres Besar-Polsek Kuat.
      2. Mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia Polri yang profesional dan unggul yang menjunjung etika dan sendi-sendi HAM.
      3. Meningkatkan intelijen Polri yang profesional dan kompeten untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan, melalui kegiatan deteksi aksi, deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini secara cepat akurat dan efektif guna pengambilan keputusan yang tepat pada kebijakan keamanan.
      4. Mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif dengan instansi terkait.
      5. Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung tinggi HAM dan anti KKN.
      6. Mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas.
      7. Mewujudkan keamanan, keselamatan dan ketertiban di wilayah perairan laut dan pesisir pantai laut jawa untuk mendukung visi pembangunan wilayah kemaritiman.
      8. Mewujudkan teknologi komunikasi dan informasi Kepolisian secara berkelanjutan yang terintegrasi guna mengoptimalkan kinerja Polri.
      9. Mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan dengan sertifikasi kecakapan profesi.


      Kebijakan dan Sasaran Strategis

      Kebijakan Strategis:
      1. Menjaga keamanan, dan ketertiban kepada masyarakat
      2. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dengan baik
      3. Mewujudkan kinerja yang maksimal dengan visi dan misi Polri


      Sasaran Strategis:
      1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
      2. Profesionalisme dalam bertugas
      3. Menegakan Hukum


      Struktur Organisasi

      Gambar 3.1. Struktur Organisasi


      Tujuan Perancangan

      Adapun tujuan dari Warning Button Crime System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang ini adalah sebagai berikut:
      1. Instansi Perusahaan
      2. Alat ini dapat difungsikan sebagai penunjang tugas Polri dalam penerapan pelayanan yang maksimal dan untuk memudahkan masyarakat dalam pelaporan adanya tindak kejahatan serta peningkatan produktivitas anggota Polri dalam bekerja. Serta sebagai bentuk tanggung jawab instansi Polri terhadap lingkungan dan tugas Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan kepada masyarakat.


      3. Mahasiswa
      4. Alat ini dapat menjadi bahan rujukan untuk pengembangan lebih lanjut bila tertarik untuk memasuki kegiatan penelitian dalam lingkup pengawasan terhadap pelaporan cepat apabila sedang terjadi tindak kejahatan.


      Langkah-Langkah Perancangan

      Perancangan alat dimulai dengan membuat gambaran prototype alat untuk memberikan gambaran rangkaian seperti apa yang akan dibuat dan komponen-komponen apa saja yang diperlukan untuk pembuatan alat. Kemudian alat dirakit berdasarkan gambaran yang sudah dikonsep. Pengkodean alat dilakukan dengan menggunakan software Arduino Nano yang dihubungkan dengan Modul SIM 800L sebagai pusat rangkaian untuk mengirimkan pesan. Setelah itu peneliti melakukan uji coba berbagai fungsi yang ditanamkan pada alat dan melakukan peninjauan ulang atas pengujian tersebut dalam rangka perbaikan.


      Blok Visual Diagram

      Penelitian terdiri dari perancangan alat, realisasi sistem, dan pengujian. Secara prinsip alat menggunakan Arduino Nano sebagai pengendali alat.
      1. Blok Diagram Pengirim Peringatan
      2. Gambar 3.2. Blok Visual Diagram Pengirim Peringatan


        1. Tombol bel sebagai sumber untuk mengirimkan sinyal kepada Receiver.
        2. Kemudian receiver menerima sinyal dari tombol bel dan LED akan berkedip pada receiver selama 10 kali.
        3. Setelah itu arduino menangkap sinyal pada receiver melalui Pin 4.
        4. Kemudian arduino juga secara otomatis mengirim sinyal ke SIM 800L untuk diteruskan ke System yang berada dikantor polisi dalam format pesan SMS.


      3. Blok Diagram Penerima Laporan
      4. Gambar 3.3. Blok Visual Diagram Penerima Laporan
        1. SIM 800 L sebagai penerima sinyal sms kamudian di proses oleh Arduino untuk diteruskan memicu modul lain
        2. Data sms kemudian akan ditampilkan pada lcd 20x4 yang dikirim dari arduino
        3. Lampu dan buzzer akan aktif high selama 3 detik dan Low selama 3 detik pada saat ada sms masuk ke modul sim800l
        4. Tombol berfungsi untuk mereset alat kembali ke keadaan standby/normal


      5. Blok Diagram Keseluruhan System
      6. Gambar 3.4. Blok Visual Diagram Keseluruhan System


        1. Warning button crime ditekan ketika ada kejadian kriminal pada suatu tempat
        2. Warning button crime akan mengirimkan sms ke alat penerima yang berada pada kantor polisi
        3. SMS masuk akan memicu nyala lampu dan buzzer yang akan menarik perhatian polisi yang sedang bersiaga
        4. Polisi akan segera mendekati alat dan melihat alamat dan data pengirim SMS yang ditampilkan pada LCD
        5. Polisi melakukan reaksi cepat dan segera ke alamat yang sudah tertera pada alat.


      Cara Kerja Alat

      Bel sebagai alat pertama untuk mengirim sinyal kepada receiver kemudian receiver menerima sinyal dari bel selanjutnya receiver akan mengirimkan sinyal kepada Arduino setelah LED pada receiver sudah menyala selama 10 kali blink melalui 4 pin pada Arduino, bila sinyal sudah di terima oleh Arduino selanjutya akan mengirim sinyal ke SIM 800L untuk mengirim pesan SMS dengan nomor yang sudah di tanam di SIM 800L, maka secara otomatis pesan SMS pemberitahuan akan di kirim ke system yang ada di kantor kepolisian dengan nomor yang sudah di atur sebelumnya.


      Perancangan Alat

      Dalam perancangan alat ini peneliti menggunakan berbagai macam komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perancangan alat.


      Perangkat Keras (Hardware)

      Perancangan perangkat keras adalah penentuan rangkaian yang akan digunakan saat pembuatan alat, berikut komponen-komponen yang dipakai dalam perancangan alat:
      1. Arduino Nano
      2. Arduino Nano adalah salah satu varian dari produk mikrokontroller keluaran Arduino. Dengan ukuran board yang tidak besar, arduino ini menggunakan mikrokontroller Atmega 328 untuk Arduino Nano V3.0 dan Atmega 168 untuk Arduino Nano V2.3. Arduino Nano tidak dilengkapi dengan soket catu daya, tetapi terdapat pin untuk catu daya luar atau dapat menggunakan catu daya dari mini USB port, Arduino Nano juga dapat dengan mudah deprogram dengan menggunakan software Arduino IDE dan juga Arduino tipe ini sudah dilengkapi dengan program boatloader, sehingga programmer dapat langsung mengupload kode program langsung ke board Arduino Nano tanpa melalui board perantara atau hardware lain.
      3. Modul SIM 800L
      4. SIM800L merupakan suatu modul GSM yang dapat mengakses GPRS untuk pengiriman data ke internet dengan system M2M. AT-Comman untuk mdoul-modul GSM lain. SIM800L memiliki dimensi yang kecil sehingga lebih cocok untuk diaplikasikan pada perancangan alat yang didesain portable. Sim 800L memiliki Quad Band 850 / 900 / 1800 / 1900 Mhz dengan dimensi kecil yaitu ukuran 15.8 x 17.8 x 2.4 mm dan berat 1.35g. SIM 800L memiliki konsumsi daya yang rendah dengan rentang tegangan power supply 3.4 – 4.4 v
      5. Bel Listrik
      6. Bel listrik ini merupakan suatu alat yang penting dalam setiap rumah ataupun perusahaan, bel listrik ini juga tanpa kabel sehingga dapat memudahkan untuk menggunakan nya.
      7. Handphone
      8. Pelaksanaan monitoring menggunakan handphone sebagai media penerima pesan dari SIM800L dengan notifikasi data yang terkirim.


      Perangkat Lunak (Software)

      Selain penggunaan komponen-komponen keras, perancangan alat juga membutuhkan software untuk menanam perintah dan instruksi untuk memfungsikan alat. Berikut beberapa software yang peneliti gunakan, yaitu:
      1. Arduino 1.8.2
      2. Aplikasi standar untuk Arduino ini sudah cukup untuk membantu dalam perancangan alat. Tampilan yang sederhana, kinerja yang baik dan ringan, serta adanya library sangat menunjang penelitian. Berbagai macam instruksi dan perintah yang ditanam ke dalam Arduino ditulis menggunakan aplikasi ini.
        Gambar 3.5. Software Arduino


        Pada bagian perancangan lunak ini yang dilakukan untuk menghasilkan listing program yang diinginkan sesuai dengan perancangan perangkat keras. Software Arduino dibuka lalu masukkan script yang dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut,
        Gambar 3.6 Layar penulisan project


        Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, pilih menu verify, dapat dilihat pada, gambar 3.6 diatas. Pada pemrograman ini perlu diperlihatkan untuk koneksi portnya, karena pada pengalamatan port inilah mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan PC atau laptop melalui komunikasi serial. Berikut ini adalah script secara keseluruhan:
        Tahapan terakhir setelah dimasukan program ke dalam mikrokontroler, lalu klik menu Upload.


      3. Fritzing
      4. Pembuatan design prototype menggunakan aplikasi fritzing. Selain sederhana dan ringan, aplikasi ini juga memiliki kelengkapan library yang membantu dalam pembuatan design prototype alat.
        Gambar 3.7. Fritzing


      Prototipe Warninng Button Crime System

      Gambar 3.8 berikut ini merupakan bentuk perancangan fisik prototipe Alarm Panic Button. Rancangan ini terdapat keseluruhan rangkaian elektronika dan perangkat keras yang digunakan yang disusun secara rapih sesuai dengan fungsinya.
      Gambar 3.8. Prototipe Warning Button Crime System


      Permasalahan & Pemecahan Masalah

      Permasalahan

      Sesuai dengan analisa yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, seperti Masalah yang terjadi selama ini adalah pada saat proses pelayanan pengaduan masyarakat dengan sistem yang sudah berjalan saat ini di Polres Kota Tangerang masih kurang efektif dan efisien. Dimana ketika ada seorang yang ingin membutuhkan bantuan polisi dalam situasi mendesak (urgent) atau sedang terjadi nya tindak kejahatan seperti perampokan, pemohon hanya bisa menghubungi ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Kota Tangerang. Proses penerima informasi yang akan memakan waktu, sehingga dapat terjadinya tindak kejahatan dan mempengaruhi dalam sistem pelayanan kepolsian yang kurang efektif.


      Pemecahan Masalah

      Berdasarkan masalah tersebut diatas peneliti memberikan alternatif pemecahan masalah seperti merancang sebuah alat pelayanan informasi publik untuk memudahkan masyarakat dalam mengatasi adanya tindak kejahatan, baik di lingkungan kerja ataupun sekitarnya. Selain mudah dioperasikan, alat ini dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efesien.


      User Requirement

      Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi 1, 2, 3 dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan / berdasarkan pada observasi dan wawancara.


      Elisitasi Tahap I

      Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan dengan pihak stakeholder terkait sistem yang akan usulkan, dan ada beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kemudian kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun kedalam table Elisitasi Tahap I sebagai berikut :


      Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I


      Elisitasitahap Tahap II

      Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I sebelumnya berdasarkan metode MDI. Pada metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai MDI :
      1. M pada MDI artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. D pada MDI artinya Desirable Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. I pada MDI artinya Inessential. Maksudnya adalah requirement tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
      4. Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II


        Keterangan:
        M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting
        D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting
        I ( Imnessential) : Diluar sistem atau dieliminasi


      Elisitasitahap Tahap III

      Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusunan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option “I” pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, Berikut ini adalah penjeleasan mengenai TOE :
      1. T artinya Technical, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?
      2. O artinya Operational, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
      3. E artinya Economy, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ?


      Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain yaitu :
      1. H artinya High, maksudnya sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaanya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
      2. M artinya Middle, maksudnya mampu untuk dikerjakan.
      3. L artinya Low, maksudnya mudah untuk dikerjakan.
      Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III


      Keterangan:
      T : Technical L  : Low
      O : Operational M  : Middle
      E : Economic H  : High


      Final Elisitasi

      Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dasar untuk pengembangan sistem. Berdasarkan elisitasi tahap III, dihasilkan13 Point final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem monitoring control ruang server berbasis SMS gateway. Berikut lampiran Final Elisitasi:


      Tabel 3.4. Final Elisitasi




      BAB IV

      HASIL PENELITIAN

      Rancangan Sistem Usulan

      Setelah melakukan perancangan dan memasang alat serta komponen sistem monitoring dan control ruang server, langkah selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil dari uji coba yang akan dilakukan, dapat dilihat pada serangkaian dari uji coba dan analisa.


      Prosedur Modul SIM 800L

      Pengujian yang dilakukan pada modul SIM 800L adalah untuk dapat memeriksa jaringan berjalan dengan baik pada modul SIM 800L. Adapun rangkaian seperti gambar berikut:


      Gambar 4.1. Rangkaian Alat Modul SIM 800L
      Prinsip kerja pada modul SIM 800L adalah untuk mengirimkan notifikasi sms apabila sistem button di tekan dan memberikan instruksi kepada led, buzzer, dan sirine akan menyala ketika menerima sms intruksi dari nomor handphoe user yang berada di sistem button.


      Prosedur Arduino Uno

      Pengujian yang dilakukan pada Arduino adalah untuk dapat menangkap, memproses dan mengirimkan sinyal sms yang akan di terima modul SIM 800L. Adapun rangkaian seperti gambar berikut:


      Gambar 4.2. Rangkaian Alat Arduino Uno


      Templat:Pagereak

      Rangkaian Keseluruhan

      Rangkaian Keseluruhan yang tergabung dari beberapa komponen seperti buzzer, LED, Sirine, Arduino Uno, SIM 800L. Adapun rangkaian seperti gambar berikut:
      Gambar 4.3. Rangkaian Keseluruhan Alat
      Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan.


      Metode Black Box

      Pengujian yang pertama dilakukan pada modul SIM800L yang akan dijelaskan dalam Tabel 4.1 berikut:
      Tabel 4.1. Pengujian Black Box pada Modul SIM800L


      Pengujian black box pada alat penerima SMS yang akan dipasang pada kantor polisi untuk menerima peringatan dari tempat pengirim.
      Tabel 4.2. Penguji Black Box pada alat penerima SMS


      Flowchart Program yang diusulkan

      Dalam pembuatan sistem dan perancangan program dapat digambarkan dlam bentuk flowchart, sehingga dapat mempermudah dalam melakukan perancangan dengan langkah-langkah dan proses yang benar. Adapun gambaran flowchart dari keseluruhan sistem yang dibuat adalah sebagai berikut:
      Gambar 4.4. Flowchart Transmitter Warning Button Crime


      Gambar 4.5. Flowchart Receiver Warning Button Crime


      Analisa Program

      Analisa program dilakukan untuk mendapatkan kesesuian antara listing program dengan perangkat keras maupun perangkat lunak yang telah dilakukan program dengan perangkat lunak yang telah dilakukan pengujian. Penulisan listing program menggunakan software Arduino IDE. Adapun listing program adalah sebagai berikut:


      Evaluasi

      Berdasarkan pengujian secara keseluruhan terdapat metrode pengujian yaitu perangkat lunak dengan menggunakan aplikasi Arduino IDE. Setelah dilakukan pengujian dengan software Arduino IDE selanjutnya dilakukan kembali pengujian agar SIM 800L dapat mengirim notifikasi sms menuju nomor handphone dengan format yang sudah ditentukan. Adapun hasil dari penelitian secara software dan hardware mendapatkan hasil yang baik.


      Schedule

      Berdasarkan data yang dikumpulkan sehingga prototipe alat ini dapat dibuat penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis.
      1. Pengumpulan Data
      2. Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari informasi, sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem. Dan dilakukan selama 4 minggu dimulai dari awal Februari 2018 sampai dengan minggu ke 4 Februari 2018.
      3. Analisa Sistem
      4. Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan untuk digunakan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem tersebut. Analisa sistem dilakukan selama 4 minggu dimulai dari minggu ke 4 Februari 2018 sampai minggu ke 3 Maret 2018.
      5. Perancangan Alat dan Sistem
      6. Dalam perancangan sistem ini dibagi menjadi dua, yaitu perancangan hardware dan software. Perancangan sistem merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti untuk dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami dan digunakan oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 5 minggu yaitu pada minggu ke 2 Maret 2018 sampai minggu ke 2 April 2018.
      7. Pembuatan Alat dan Sistem
      8. Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar dengan sistem yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik dan bisa digunakan. Pembuatan program dilakukan selama 5 minggu yaitu pada minggu ke 3 Maret 2018 sampai minggu ke 2 April 2018.
      9. Testing Alat dan Sistem
      10. Testing program ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada disuatu program berjalan. Testing program dilakukan selama 2 minggu yaitu pada minggu ke 3 April 2018 sampai minggu ke 4 April 2018.
      11. Evaluasi Alat Pengirim dan Penerima SMS
      12. Setelah mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang telah dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program tersebut, kegiatan ini dilakukan selama 3 minggu yaitu pada minggu ke 4 April 2018 sampai minggu ke 2 Mei 2018.
      13. Perbaikan Alat pengirim dan penerima SMS
      14. Dalam perbaikan sistem, penambahan atau pengurangan pada poin-poin tertentu yang tidak diperlukan, sehingga menjadikan program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 1 minggu pada minggu ke 2 Mei 2018.
      15. Instalasi alat
      16. Percobaan alat yang diuji coba bersama user dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing user dilakukan selama 1 minggu pada minggu ke 2 Mei 2018
      17. Implementasi Sistem
      18. Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan tahap implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 3 minggu pada minggu ke 2 Mei 2018 sampai minggu ke 4 Mei 2018.
      19. Dokumentasi
      20. Sistem atau program yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung. Peneliti membutuhkan sebuah dokumentasi-dokumentasi yang diperlukan sebagai data atau bukti bahwa peneliti telah menjalankan penelitian dengan baik dan benar sesuai prosedur.


        Adapun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut:
        Tabel 4.3. Jadwal Proses Perancangan


        Estismasi Biaya

        Berikut adalah estimasi biaya yang dikeluarkan oleh penulis dalam melakukan perancangan dan pembuatan software dan hardware:
        Tabel 4.4. Estimasi Biaya




        BAB V

        PENUTUP

        Kesimpulan

        Berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan dari bab-bab sebelumnya terdapat beberapa pokok penting yang dapat disimpulkan. Berikut ini hasil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
        1. Proses pelayanan pengaduan informasi publik dengan sistem yang sudah berjalan saat ini di Polres Kota Tangerang masih kurang efektif dan efisien. Dimana ketika ada seorang yang ingin membutuhkan bantuan polisi dalam situasi mendesak atau sedang terjadi nya tindak kejahatan seperti perampokan, pemohon hanya bisa menghubungi dengan telepon ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Kota Tangerang.
        2. Perlu adanya inovasi dalam sistem pelayanan laporan masyarakat kepada Polres Kota Tangerang agar lebih efektif atau efesien. Proses penerima informasi yang akan memakan waktu, sehingga dapat terjadinya tindak kejahatan dan mempengaruhi dalam sistem pelayanan kepolsian yang kurang efektif.
        3. Perancangan alat dimulai dengan membuat prototipe alat dengan rangkaian yang terdiri dari beberapa komponen. Kemudian alat dirakit dan dimasukkan script dengan menggunakan software Arduino Uno yang dihubungkan dengan Modul SIM 800L GPRS GSM Micro Sim sebagai pusat rangkaian untuk mengirimkan pesan. Pesan tersebut akan dikirim langsung kepada Polres Kota Tangerang.


        Saran

        Adapun saran pada alat ini masih terdapat beberapa kekurangan untuk dapat berjalan sesuai harapan. Bilamana ada pengembangan lebih lanjut terhadap alat ini maka perlu adanya perhatian untuk memperbaiki kekurangan tersebut seperti berikut,
        1. Secara fungsional alat ini akan lebih mudah dimengerti bagi pemakainya dengan sebuah layar LED yang memberikan informasi tentang area terkena dampak kejahatan.
        2. Penambahan perangkat yang terhubung ke internet juga dibutuhkan agar publik juga bisa memantau aktivitas kinerja alat dari seluruh objek area pemasangan prototipe.

        DAFTAR PUSTAKA

        1. Jogiyanto, Dari Buku Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
        2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
        3. Hartono, Bambang. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Jakarta: Rineka Cipta.
        4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta: Graha Ilmu.
        5. Rosa, A.S dan Shalahudin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Graha Ilmu.
        6. 6,0 6,1 Darmawan, Deni. 2013. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
        7. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
        8. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011. Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME. Jurnal CCIT Vol.4 No. 2. Tangerang.
        9. 9,0 9,1 Darmawan, Deni. 2013. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
        10. 10,0 10,1 10,2 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
        11. Kumorotomo dan Margono. 2010. Konsep Sistem Informasi manajemen. Yogyakarta: UGM Press. Diakses pada Tahun 2013.
        12. Khana, Ika Nur. 2013. WirelessMon, Very Handle to Capturing your WiFi Network Access. Diambil dari http://ilmukomputer.org
        13. 13,0 13,1 13,2 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan. Jurnal Mekanikal, Vol.3 No.2 – Juli 2011.
        14. 14,0 14,1 14,2 14,3 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset.
        15. 15,0 15,1 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodology: Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
        16. 16,0 16,1 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
        17. Wiyancoko, Dudy. 2010. "Desain Sepeda Indonesia". Jakarta: PT Dumedia Desain.
        18. Sulindawati dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Sistem. Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 Agustus 2010:2-19.
        19. Adelia dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel Berbasis Website dan Desktop. Bandung. Jurnal SI, Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
        20. Sulindawati dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Sistem. Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 Agustus 2010:2-19.
        21. Siddiq, Asep jafar 2012. Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi User Via Website.
        22. Budiman, Agustiar. 2012. Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi User Via Website.
        23. Dipranoto, Alfan Rachman. 2010. Penghitungan Jumlah Kendaraan Padaarea Parkir Dengan Mikrokontroller At89s51. Makalah, halaman: 3.
        24. 24,0 24,1 Saefullah, Sumardi Sadi, Yugo Bayana. 2009. Smart Wheeled Robotic (SWR) Yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis. CCIT, Vol.2 No.3.
        25. 25,0 25,1 Syahrul. 2012. diambil dari Skripsi: Juliansah, Reza Amar. 2014. Perguruan Tinggi Raharja. diakses dari: widuri.raharja.info
        26. Oscar. 2012. Elektronika Dasar: Pengenalan Praktis, Jakarta: Elek Media Komputindo.
        27. 27,0 27,1 Ruswandi. 2015. “Perancangan Alat Monitoring Arus KWH (Kilo Watt Hours) Meter Tiga Phasa Dengan memanfaatkan Mikrokontroler Arduino dan SMS Gateway Berbasis Web”. Bekasi.
        28. Sofana, Iwan. 2011. Diambil dari skripsi yang berjudul: Media Penyimpanan Dan Pembelajaran Berbasis Cloud Computing Menggunakan Raspberry Pi Pada Lingkungan RT (Diakses pada Tanggal 8 Desember 2014)
        29. Mulyanto. 2009. “Sistem Informasi Konsep Dan Aplikasi”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
        30. Semiawan. Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
        31. 31,0 31,1 Ahmad. Dkk. 2018. “Prorotipe Alarm Panic Button System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang”.
        32. Siddharth. Dkk. 2017. “Home Automation System Using Arduino Uno” . India : COMPUTER ENGINEERING, SHRI GOVINDRAM SEKSARIA INSTITUTE OF TECHNOLOGY AND SCIENCE, INDORE (M.P) INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF ENGINEERING SCIENCES AND RESEARCH TECHNOLOGY.
        33. 33,0 33,1 Jishnu. Dkk. 2016. ROYAL COLLEGE OF ENGINEERING AND TECHNOLOGY, AKKIKAVU. INTERNATIONAL JOURNAL OF INNOVATIVE RESEARCH IN MANAGEMENT, ENGINEERING AND TECHNOLOGY. “Wireless Notice Board Using Arduino dan GSM”
        34. Amruta. Dkk. 2017. ELECTRONICS AND TELECOMMUNICATIONS ENGINEERING DEPARTEMENT, GOVERNMENT COLLEGE OF ENGINEERING AND RESEARCH, AWASARI (KD), PUNE (412405), MAHARASHTRA, INDIA.
        35. Naresh, Dkk. 2016. ASSISTANT PROFESSOR, DEPARTEMENT OF ECE, KUPPAM ENGINEERING COLLEGE, KUPPAM CHITTOOR, A.P, INDIA dikutip dari IOSR JOURNAL OF ELECTRONICS AND COMMUNICATION ENGINEERING. “Arduino Based LPG Gas Monitoring and Automatic Cylinder Booking WIth Alert System”
        36. Nivedita. Dkk. 2014. SCHOOL OF COMPUTING SCIENCE AND ENGINEERING VIT UNIVERSITY, VELLORE TAMIL NADU, INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF COMPUTER APLLICATIONS yang berjudul “Emergency Panic Button Using Microcontrollers”
        37. Risanty. Dkk. 2017. Rancangan Bangun Sistem Pengendalian Listrik Ruangan Dengan Menggunakan ATMEGA328 dan SMS Gateway sebagai Media Informasi. Jakarta: Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. dikutip dari Jurnal Sistem Informasi Teknologi Informatika dan Komputer
        38. Zubali. Dkk. 2017. “Rancang Bangun Sistem Kontrol Pemakaian Listrik Secara Multi Channel Berbasis Arduino” dari FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH. : Banda Aceh.

        DAFTAR LAMPIRAN

        1. Lampiran Surat Penugasan Kerja
        2. Lampiran Kartu Bimbingan
        3. Lampiran Kartu Study Tetap Final (KSTF)
        4. Lampiran From Validasi Skripsi dan Validasi Sidang
        5. Lampiran Kwitansi Pembayaran Skripsi
        6. Lampiran Daftar Nilai
        7. Jurnal
        8. Hibah
        9. Lampiran Formulir Seminar Proposal dan Pertemuan Stake Holder
        10. Lampiran Sertifikat Toefl
        11. Lampiran Sertifikat Seminar Prospek
        12. Lampiran Sertifikat Seminar IT Internasional
        13. Lampiran Sertifikat Seminar IT Nasional
        14. Lampiran Curiculum Vitae
        15. Surat Keterangan


Contributors

Annas Rifai, Annas.rifai