SI1131469865: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(SIM 800L)
(Kerangka Berpikir Teoritis)
Baris 1.799: Baris 1.799:
 
Kerangka teori itu merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian. Kerangka berpikir itu bersifat operasional, yang diturunkan dari satu atau beberapa teori, atau dari pernyataan-pernyataan yang logis dan berhubungan dengan masalah penelitian.
 
Kerangka teori itu merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian. Kerangka berpikir itu bersifat operasional, yang diturunkan dari satu atau beberapa teori, atau dari pernyataan-pernyataan yang logis dan berhubungan dengan masalah penelitian.
 
Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti atau pelaku penelitian tindakan lain sendiri yang relevan disamping teori–teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logis dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Atas kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.
 
Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti atau pelaku penelitian tindakan lain sendiri yang relevan disamping teori–teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logis dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Atas kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.
 +
<center> <img src="https://s5.postimg.cc/bsm45kzjb/image.png" width="30%"> </center>
 
Gambar 2.19. Kerangka Berpikir
 
Gambar 2.19. Kerangka Berpikir
  

Revisi per 9 Juli 2018 15.10

WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1131469865
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2018/2019


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG



Disusun Oleh :

NIM
: 1411478743
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan SIstem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Raharja, M.T.I.,M.M)
       
( Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., M.T.I)
NIP : 000594
       
NIP : 079010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1131469865
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 08 januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I )
   
(Jaenal Abidin Harahap )
NID: 15005
   
AKP NRP: 60060145


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1131469865
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, 08 Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


WARNING BUTTON CRIME SYSTEM PADA WILAYAH

HUKUM POLRES KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :


NIM
: 1131469865
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Juli 2018

 
 
 
 
NIM : 1131469865

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi informatika menawarkan organisasi berupa kemudahan dalam menyediakan sebuah solusi baru sebagai alat bantu yang cukup baik bagi perbaikan sistem yang kurang ideal. SPKT (Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu) adalah tempat pelayanan pengaduan masyarakat perihal bantuan dari pihak kepolisian ketika terjadi tindak kejahatan atau kriminalisasi. Perlu adanya inovasi dalam sistem pelayanan laporan masyarakat kepada Polres Kota Tangerang agar lebih efektif atau efesien. Dalam mengatasi masalah tersebut Alarm Panic Button System dapat memberikan kemudahan untuk menghubungi pihak kepolisian ketika terjadi tindak kejahatan. Perancangan alat dimulai dengan membuat prototipe alat dengan rangkaian yang terdiri dari beberapa komponen. Kemudian alat dirakit dan dimasukkan script dengan menggunakan software Arduino Nano v3.0 yang dihubungkan dengan Modul SIM 800L GPRS GSM Micro Sim sebagai pusat rangkaian untuk mengirimkan pesan. Pesan tersebut akan dikirim langsung kepada Polres Kota Tangerang. Tujuan dari penelitian dapat memberikan pelayanan dengan sebuah akses untuk memudahkan masyarakat dalam memberitahukan dan melaporkan tindak pidana kejahatan atau yang lainnya kepada pihak kepolisian tentang kejadian yang terjadi di tempat kerja, rumah ataupun pertokoan. Sehingga pihak kepolisian mampu mengetahui lebih awal mengenai kejadian yang terjadi dan kemudian mengambil tindakan cepat untuk mengatasinya.

Kata Kunci: SBel Listrik, Arduino Nano, SIM 800L, Smartphone.


ABSTRACT

The development of informatics technology offers organizations the ease of providing a new solution for the improvement of the less ideal system. SPKT (Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu) is the place of public complaints service regarding assistance from the police when there is a crime or criminalization, report etc. It needs innovation in public service report system to Polresta Tangerang to be more effective or efficient. In overcoming the problem Alarm Panic Button System can provide convenience to contact the Police when there is a crime. The design of the tool begins by creating a prototype tool with a circuit consisting of several components. Then the tool assembled and embedded the script by using software Arduino Nano v3.0 which is connected with SIM Module 800L GPRS GSM Micro Sim as the part of the circuit to send the message. The message will be sent directly to Polresta Tangerang. The purpose of the study can be to provide services with an access to facilitate the public in informing and reporting criminal or other crimes to the police about events occurring at work, home or market. So the police are able to find out earlier about the incident and then take quick action to overcome it.

Keyword: Bel Electric, Arduino Nano, SIM 800L, Smartphone.


KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah AWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih saying dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek yang berjudul "Alarm Panic Button System Mengantisipasi Tindak Kejahatan Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang".

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca umumnya serta mahasiswa khususnya. Semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya, dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Laporan Kuliah Praktek ini, antara lain:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM. selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku pembantu ketua 1 bidang akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak AKBP Sabilul Alif, SH, S.Ik, M.Si., selaku Kepala Kepolsian Resort Polres Kota Tangerang,
  4. Bapak AKP Jaenal Abidin Harahap, selaku Kepala Seksi Pengawasan Polres Kota Tangerang,
  5. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., Selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja,
  6. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom, M.T.I Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis sehingga Kerja Kuliah Praktek ini dapat terselesaikan dengan baik,
  7. Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak dan Ibu, adik dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan tentunya Do'a restu yang tiada henti

Dan Kepada semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu sehingga terwujudnya penulisan laporan ini. Akhir kata semoga laporan Skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca.

Tangerang, Juli 2018
Annas RIfa'i
NIM. 1131469865

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype
  2. Tabel 2.2 Spesifikasi Raspberry Pi B



DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Karateristik Sistem
  2. Gambar 2.2 Siklus Informasi
  3. Gambar 2.3 Rantai Nilai
  4. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah
  5. Gambar 3.2 Gedung Unit Transfusi Darah
  6. Gambar 3.3 Laboratorium Pengolahan Komponen Darah
  7. Gambar 3.4 Laboratorium IMLTD
  8. Gambar 3.5 Ruang Pengambilan Darah
  9. Gambar 3.6 Ruang Service Donor
  10. Gambar 3.7 Tempat Penyimpanan Darah
  11. Gambar 3.8 Transportasi Mobil Unit
  12. Gambar 3.9 Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  13. Gambar 3.10 Usecase Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
  14. Gambar 3.11 Activity Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  15. Gambar 3.12 Activity Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
  16. Gambar 3.13 Sequence Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  17. Gambar 3.14 Sequence Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
  18. Gambar 3.15. Analisa Value Chain Pelayanan
  19. Gambar 4.1 Usecase Diagram Sistem donorKU
  20. Gambar 4.2 Usecase Diagram Usulan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  21. Gambar 4.3 Usecase Diagram Usulan Pengajuan Piagam Penghargaan
  22. Gambar 4.4 Activity Diagram Usulan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  23. Gambar 4.5 Activity Diagram Usulan Pengajuan Piagam Penghargaan
  24. Gambar 4.6 Sequence Diagram Usulan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  25. Gambar 4.7 Sequence Diagram Usulan Pengajuan Piagam Penghargaan
  26. Gambar 4.8 Class Diagram
  27. Gambar 4.9 Prototype Tampilan Awal
  28. Gambar 4.10 Prototype Tampilan Login
  29. Gambar 4.11 Prototype Tampilan Dashboard
  30. Gambar 4.12 Prototype Tampilan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  31. Gambar 4.13 Prototype Tampilan Jadwal Kegiatan Donor Darah
  32. Gambar 4.14 Prototype Tampilan Pengajuan Piagam Penghargaan
  33. Gambar 4.15 Tampilan Awal
  34. Gambar 4.16 Tampilan Halaman Login
  35. Gambar 4.17 Tampilan Halaman Register pendonor
  36. Gambar 4.18 Tampilan Halaman Dashboard Utama Pendonor
  37. Gambar 4.19 Tampilan Halaman Dashboard Utama Administrator
  38. Gambar 4.20 Tampilan Halaman Alur Donor Darah
  39. Gambar 4.21 Tampilan Halaman Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  40. Gambar 4.22 Tampilan Halaman Konfirmasi Kegiatan Donor Darah
  41. Gambar 4.23 Tampilan Halaman Jadwal Kegiatan Donor Darah
  42. Gambar 4.24 Tampilan Halaman Pengajuan Kegiatan Saya
  43. Gambar 4.25 Tampilan Halaman Input Hasil Kegiatan
  44. Gambar 4.26 Tampilan Halaman Data Hasil Kegiatan
  45. Gambar 4.27 Tampilan Halaman Pengajuan Piagam Penghargaan
  46. Gambar 4.28 Tampilan Halaman Data Pengajuan Piagam Penghargaan
  47. Gambar 4.29 Tampilan Halaman Pengajuan Piagam Saya
  48. Gambar 4.30 Tampilan Halaman Stok Darah
  49. Gambar 4.31 Tampilan Halaman Tampilan Halaman Tambah User
  50. Gambar 4.32 Tampilan Laporan Pengajuan Kegiatan Donor Darah
  51. Gambar 4.32 Tampilan Laporan Pengajuan Piagam Penghargaan

DAFTAR SIMBOL

  1. Daftar Simbol Use Case

  2. Daftar Simbol Sequance Diagram

  3. Daftar Simbol Activity Diagram

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Balakang Masalah

Kemajuan teknologi informatika menawarkan organisasi kemudahan dalam menyediakan sebuah solusi baru sebagai alat bantu yang cukup baik bagi perbaikan sistem yang kurang ideal. Peran teknologi dalam organisasi mengalami eskalasi yang signifikan sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan organisasi dalam mengakomodasi di setiap aspek bagi kehidupan manusia.

Sebuah organisasi atau instansi terkadang tidak menjalankan sistem yang optimal. Banyak organisasi atau instansi dalam pelaksanaannya, berjalan dari sistem yang statis. Maka, diperlukan sebuah regenerasi sistem agar teknologi lebih maksimal.

Pada dasarnya, sistem komputerisasi dapat berjalan dengan praktis tidak terlepas dari komponen elektronika pada perangkat elektronik yang saling terhubung dan mendorong progres bagi teknologi informatika. Tujuannya, agar dapat mendukung peningkatan mutu pelayanan bagi suatu organisasi atau instansi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dari pekerjaan manusia.

Pada dasarnya manusia tidak bisa memprediksi kapan datang nya bahaya yang bisa mengancam atau bahkan nyawa seseorang. Bahaya tersebut datang nya bisa terjadi karena di sebabkan oleh manusia ataupun alam karna itu manusia menghendaki situasi keamanan yang selalu kondusif, Berbagai cara dilakukan untuk keamanan pada suatu tempat.

Polres Kota Tangerang merupakan instansi Kepolisian yang bertugas untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat, Saya sebagai Anggota Seksi Pengawasan di Polres Kota Tangerang ingin memberikan pelayanan berbasis teknologi yang berjalan dan harus dapat meliputi semua aspek tidak hanya pelayanan tetapi keamanan bagi masyarakat. Pekerjaan tanpa sistem dan teknologi dapat menjadi sebuah hambatan bagi ruang lingkup suatu organisasi atau instansi karena masih menggunakan sistem manual.

Sesuai dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (4) Kepolisian Negara Republik Indonesia atau sering di singkat dengan Polri merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Polri juga memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mengurus hal-hal yang berkaitan dengan tindak pidana. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu atau di singkat SPKT adalah tempat yang memfasilitasi bidang pelayanan yang menyangkut pelayanan masyarakat dalam bentuk penerimaan laporan dan penganan pertama laporan serta pengaduan dari masyarakat, penyajian informasi publik umumnya berkaitan dengan kepentingan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang di berlakukan mulai 30 April 2010 merupakan momentum penting dalam mendorong keterbukaan informasi publik pada seluruh Instansi dan Lembaga di Indonesia, khususnya di Instansi Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Undang-Undang ini telah memberikan landasan hukum terhadap hak setiap orang yang memperoleh informasi publik dimana setiap Badan Publik mempunyai kewajiban dalam menyediakan dan melayani permohonan publik secara cepat, tepat waktu, biaya ringan dan cara sederhana.

Dengan adanya pedoman ini keresahan masyarakat apabila terjadi tindak pidana kejahatan akan menjadi aman, maka Polri adalah bagian dari masyarakat yang setiap saat hadir di tengah-tengah masyarakat apabila masyarakat sedang memerlukan bantuan, disaat seperti menghubungi pihak Kepolisian atau Instansi terkait umumnya yang pertama kali dilakukan adalah menelpon 110 atau mendatangi kantor Kepolisian. Cara itu dirasakan masih kurang efektif untuk menjaga rasa aman dalam pelayanan kepada masyarakat. Karena itulah, sistem komputerisasi pada teknologi begitu menduduki peran sentral untuk mendukung seluruh aktivitas organisasi atau instansi terhadap suatu pekerjaan manusia.

Berdasarkan uraian dan permasalahan itu, muncul sebuah pemikiran untuk membuat judul “Warning Button Crime System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang”. Diharapkan dari penerapannya dapat memberikan pelayanan dengan akses kemudahan untuk pelaporan masyarakat kepada Polri apabila sedang terjadi tindak pidana kejahatan, Untuk itulah, diperlukan alat untuk memudahkan masyarakat dalam memberitahukan dan melaporkan tindak pidana kejahatan atau yang lainnya kepada pihak kepolisian tentang kejadian yang terjadi di tempat dia bekerja, di rumah ataupun di pertokoan. Sehingga pihak Kepolisian mampu mengetahui lebih awal mengenai kejadian yang terjadi dan kemudian mengambil tindakan cepat untuk mengatasinya. Mengingat Polres Kota Tangerang adalah salah satu badan publik yang tentunya wajib memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil kesimpulan untuk perumusan masalah secara umum, dapat dijabarkan sebagai berikut::

  1. Bagaimana sistem pelayanan laporan dan pengaduan masyarakat pada Polres Kota Tangerang yang berjalan saat ini?
  2. Bagaimana sistem pelayanan laporan dan pengaduan masyarakat pada Polres Kota Tangerang yang berjalan saat ini sudah efektif atau efesien?
  3. Bagaimana merancang alat sebagai sistem pelayanan laporan dan pengaduan masyarakat kepada Polres Kota Tangerang?
  4. Bagaimana sistem pelayanan laporan dan pengaduan masyarakat pada Polres Kota Tangerang sudah cepat dan tepat?


Ruang Lingkup

Sebagai pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan ini untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka peneliti hanya memberikan ruang lingkup penelitian yang dibatasi antara lain yaitu:

  1. Sistem Warning Button Crime sebagai quick respon dalam menangani laporan dan pengaduan masyarakat saat terjadi tindak kejahatan dengan cepat dan tepat.
  2. Sistem Warning Button Crime menerapkan sistem pelayanan yang berbasis IT untuk memudahkan dalam pelaporan dan pengaduan masyarakat serta penunjang tugas Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.
  3. Implementasi dilakukan pada ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu atau disingkat SPKT Polres Kota Tangerang sebagai tempat penerima laporan dan pengaduan masyarakat.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  • Tujuan ndividu
  • a. Menerapkan ilmu yang di dapat dari jurusan Sistem Komputer. b. Sebagai prasyarat kelulusan untuk mata kuliah Skripsi.

  • Tujuan Fungsional dan Operasional
    1. Merancang atau membuat sebuah rangkaian dengan Warning Button Crime System untuk mengantisipasi tindak kejahatan dan menjaga keamanan lingkungan wilayah hukum Polres Kota Tangerang.
    2. Merancang atau membuat rangkaian dapat mendeteksi dan mengirim notifikasi jarak jauh terhadap keberadaan orang dimana dia yang sedang membutuhkan bantuan.
    3. Untuk mengukur kemampuan apakah peneliti dapat merancang atau membuat sebuah alat keamanan dengan Warning Button Crime System yang mampu memberikan notifikasi langsung untuk mendeteksi keberadaan seseorang yang sedang membutuhkan bantuan.

    Manfaat Penelitian

    Adapun Manfaat penelitian yang ingin di capai oleh penulis dalam penelitian ini di bagi menjadi (3) tiga bagian diantaranya sebagai berikut:

    1. Manfaat bagi Peneliti
      1. Secara individu, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti mengenai interaksi antara Arduino Nano dengan sebuah perangkat yang dikontrol.
      2. Dapat mengetahui cara kerja sistem pelayanan dan pengaduan masyarakat yang dikendalikan menggunakan Arduino Nano dan memahami interaksi antara perangkat tambahan dan peralatan pendukung yang dikontrol.
      3. Mengembangkan sistem informasi pelayanan pelaporan dan pengaduan masyarakat yang lebih baik dari sistem yang berjalan saat ini.
    2. Manfaat Fungsional
      1. warning Button Crime System akan otomatis langsung masuk apabila ditekan tombolnya saat terjadi tindak kejahatan pada obyek sehingga Anggota Polres Kota Tangerang akan secara cepat, tepat dan tanggap untuk merespon setiap ada kejadian tindak kejahatan.
      2. Tidak perlu repot lagi untuk menghubungi Anggota Kepolisian dalam situasi mendesak apabila sedang terjadi tindak kejahatan.
    3. Manfaat Bagi Perusahaan
      1. Terciptanya efektifitas dan efesien kerja dalam menangani laporan dan pengaduan masyarakat.
      2. Dapat memberikan perasaan aman dan nyaman bagi masyarakat yang sedang bekerja di manapun dan kapanpun. Sehingga masyarakat tidak harus khawatir dengan situasi yang berada di sekitar.
      3. Dapat menggantikan tugas dan fungsi pengawasan terhadap pelayanan yang lebih efektif dengan menggunakan konsep Warning Button Crime System dalam mengirimkan notifikasi langsung sehingga cepat, tepat, dan akurat.
      4. Memberikan pelayanan yang berbasis IT dan lebih mudah tidak harus mendatangani Kantor Kepolisian apabila sedang terjadi tindak kejahatan.
    4. Manfaat bagi Perguruan Tinggi Raharja
      1. Dapat berkontribusi pada setiap instansi baik itu instansi pemerintah maupun swasta,
      2. Dapat menjadikan Raharja sebagai perguruan tinggi yang menciptakan Mahasiswa unggul dalam ilmu Teknologi Informasi.
      3. Mencetak mahasiswa yang dapat menganalisa sebuah permasalahan di dalam sistem dan dibuat pelaporan dalam bentuk Laporan penelitian.

    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    Dalam menyelesaikan perancangan dalam penulisan Skripsi ini, maka dilaksanakanlah sebuah penelitian sehingga dapat memperoleh dan mencapai suatu hasil akhir sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah:

    1. Pengumpulan Data
    2. Dalam kegiatan dalam melakukan Skripsi, mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisa suatu kasus ditempat penelitian oleh mahasiswa serta merancang suatu program atau sistem yang dapat berguna bagi stakeholder, dalam penelitian mahasiswa harus relevan pada bidang keahlian yang dimiliki.

      Di dalam metode pelaksanaan terdapat 3 metode yang dilaksanakan oleh Peneliti diantaranya :

      1. Pengamatan (Observation)
      2. Observasi dilakukan untuk menghasilkan pelayanan yang lebih optimal dan ingin memudahkan masyarakat apabila sedang membutuhkan bantuan dalam situasi mendesak kepada pihak Kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta memaksimalkan teknologi yang ada di era modern ini.
      3. wancara (Interview)
      4. Peneliti melakukan rangkaian proses tanya-jawab kepada masyarakat terhadap sistem pelayanan Kepolisian terutama dalam bidang pelaporan dan pengaduan masih menggunakan sistem manual dan masih kesulitan untuk menghubungi Anggota Kepolisian dalam situasi mendesak saat terjadi tindak kejahatan serta untuk lebih mengetahui kondisi dan permasalahan yang ada diwilayah hukum Polres Kota Tangerang.
      5. Study Pustaka (Libary Research)
      6. Laporan penelitian ini harus mempunyai data-data yang bersifat teoritis maka penelitian melakukan studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori yang relevan dalam penyusunan laporan penelitian, dalam studi pustaka informasi didapatkan dari internet, buku jurnal, artikel, serta modul pembelajaran.

      Metode Analisa Sistem

      Menganalisa sistem yang berjalan pada Pelayanan Polres Kota Tangerang, peneliti menggunakan metode analisa SWOT untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan aman untuk digunakan. Metode Analisa SWOT yaitu kekuatan (stengths), kelemahan (weakness), kesempatan (oppurtunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Dengan menggunakan metode analisa ini maka penelitian ilmiah dapat dianalisa dengan teknik yang tepat

      Metode Perancangan Sistem

      Pada metode ini peneliti dapat mengetahui bagaimana sistem dirancang dan komponen apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sistem. maka dari itu penulis menggunakan Flowchart. Alasan penulis memilih metode perancangan flowchart ini adalah dalam metode perancangan program sebelumnya penulis menggunakan flowchart, sehingga dalam metode perancangan ini penulis menggunakan metode yang sama agar dapat saling berhubungan dan tidak ada yang berubah dari sistem yang berjalan sampai perancangan sistem yang akan diusulkan, hanya saja ada perubahan atas sistem yang akan diusulkan, namun tidak akan merubah konsep kerja pada sistem yang sedang berjalan. Untuk perancangan alat, penulis menggunakan Sistem Flowchart, dan untuk perancangan program, penulis menggunakan Flowchart Program.

      Metode Pengujian

      Penulis memakai metode Black Box dari sistem yang akan dibangun. Perbedaan keduanya akan dijelaskan secara singkat, berikut ini:

      a. Black Box Testing, adalah pengujian yang dilakukan dari mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsionalitas software. Jadi di analogikan seperti melihat kotak hitam, kit hanya dapat melihat interface, tanpa tahu ada apa dibalik bungkus kotak hitam (black box).

      Sistematika Penulisan

      Sistematika penulisan berfungsi untuk memberikan gambaran sedikit tentang pembuatan laporan Skripsi , maka sistematika penulisan Skripsi sebagai berikut :

      BAB I PENDAHULUAN

      Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan, rumusan suatu masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

      BAB II LANDASAN TEORI

      Pada bab ini berisikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang akan dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

      BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

      Pada bab ini berisikan gambaran umum dan sejarah singkat Polres Kota Tangerang, struktur organisasi, memuat tentang prancangan sistem warning button crime, Flowchart dari sistem yang akan dibangun, dan juga membahas cara kerja rangkaian alat secara keseluruhan

      BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

      Bab ini berisi tentang implementasi dari sistem yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem dan analisa terhadap komunikasi antara arduino nano dan sim 800L.

      BAB V PENUTUP

      Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan untuk sebuah sistem yang dianalisa pada Polres Kota Tangerang berdasarkan dengan data-data yang diperoleh.

      DAFTAR PUSTAKA

      LAMPIRAN

      BAB II

      LANDASAN TEORI

      Teori Umum

      Konsep Dasar Sistem

      Definisi Sistem

      Sistem memiliki beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Komponen subsistem atau sistem-sistem bagian pada suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berinteraksi dan berhubungan dalam membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran mampu tercapai. Terdapat beberapa pendapat ahli yang membahas tentang definisi sistem.

      Menurut Jogiyanto yang mengutip dalam buku Yakub (2012:1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur-prosedur yang saling berhubungan, saling berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu”.

      Menurut Sutabri (2012:22), “Secara sederhananya, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur dan komponen, atau variabel yang terorganisir untuk saling berinteraksi dan berhubungan, saling tergantung satu sama lain, dan saling terpadu”.

      Menurut Hartono (2013:9), ”Sistem yang berarti himpunan dari berbagai macam bagian atau elemen, dengan saling berhubungan secara teroganisasi berdasarkan fungsi-fungsinya, menciptakan satu kesatuan”.

      Menurut Taufiq (2013:2),[1] “Sistem adalah suatu kumpulan pada sub-sub sistem yang abstrak maupun sistem yang fisik yang akan saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk memperoleh suatu tujuan tertentu”.

      Karateristik Sistem

      Menurut Rusdiana (2014:30 )[2], “ Inti di dalam model umum sistem ialah Input, proses dan output, hal tersebut merupakan konsep sederhana yang terdapat di sebuah sistem, sebab sebuah sistem mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain model sebuah sistem mempunyai karateristik atau sifat-sifat yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebuah sistem”.

      Menurut Rusdiana (2014:35)[2] sistem mempunyai karateristik yang dimana sebagai berikut :

      1. Komponen Sistem (Components System)Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya satu sama lain saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen tersebut dapat berupa suatu subsistem, setiap subsistem memiliki sistem yang menjalankan suatu fungsuu tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
      2. Batas sistem (Boundary System) Batasana sistem merupakan ruang lingkup yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lainnya, atau dengan sistem lingkungan luarnya. Batasan sistem ini dapat di lihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
      3. Lingkungan luar sistem (Environments System) Lingkungan luar sistem yang mempengaruhi operasi sistem yang ada didalamnya baik bentuk apapun, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
      4. Penghubung Sistem (Interface Systen) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lainnya. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Sehingga terjadinya suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
      5. Masukan Sistem (Input System) Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.
      6. Keluaran Sistem (Output System) Hasil energi yang telah di olah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran dari sistem ini berbentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan atau sebagai inputan bagi subsistem lainnya.
      7. Pengolahan (Process System) Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengelola atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Setiap sistem mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran yang bermanfaat.
      8. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal) Sistem sendiri mempunyai tujuan dan sasaran tersendiri yang telah pasti dan bersifat determanistic. Suatu sistem dikatakan berhasil jika telah mencapai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
      Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
      Rusdiana 2014:35)

      Klasifikasi Sistem

      Menurut Taufiq (2013:8), [1] sebuah sistem dapat diklasifikasikan dengan beberapa sudut pandang yang dapat dijabarkan sebagai berikut: [3]

      1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Dilihat dari bentuknya, sistem dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sebuah sistem yang tidak dapat dipegang dan dilihat, yang biasa disebut prosedur. Contoh pada sistem abstrak yaitu pembayaran keuangan mahasiswa, sistem akademik, sistem perusahaan, belajar-mengajar dan lain-lain. Sistem fisik adalah sebuah sistem yang dapat dilihat dan dapat dipegang oleh panca indera manusia. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem dalam perguruan tinggi, sistem dari suatu mesin untuk kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin di perusahaan dan lain-lain. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang penting. Sistem abstrak bekerja penting dalam mengelola proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna untuk sistem lain agar bisa berjalan secara optimal. Sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang digunakan untuk mendukung proses yang ada pada suatu organisasi.
      2. Sistem Dapat Dipastikan dan Sistem Tidak Dapat Dipastikan Sistem dapat dipastikan adalah suatu sistem yang input, proses dan outputnya telah ditentukan sejak awalnya. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya, bagaimana cara prosesnya dan harapan pada outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau biasanya disebut sistem probabilistik adalah sistem yang belum dapat didefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau semua atau ketiga-tiganya yang belum dapat terdefinisi dengan jelas.
      3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup dan sistem terbuka yang akan membedakannya adalah adakah faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor yang mempengaruhi dari luar maka bisa disebut sistem tertutup namun jika ada pengaruh luar disebut sistem terbuka. 1. Sistem Tertutup

        Sumber: Taufiq (2013:9)

        Gambar 2.2 Sistem Tertutup

        2. Sistem Terbuka

        Sumber: Taufiq (2013:9)

        Gambar 2.3 Sistem Terbuka

      4. Sistem Manusia dan Sistem Mesin Sistem Manusia dan Sistem Mesin merupakan suatu klasifikasi sistem jika dipandang pada pelakunya. Dengan zaman yang semakin global dan segalanya serba maju ini, tidak seluruh sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung daripada kebutuhan dan penggunaanya sendiri dalam suatu aktivitas. Sistem Manusia yaitu sistem yang prosedur-prosedur kerjanya hanya dilakukan antara manusia. Misalnya: pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual-beli dalam pasar tradisional, berkomunikasi dengan menggunakan surat, dan lain-lain. Adapun Sistem Mesin adalah suatu sistem yang dalam proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh: sistem motor, sistem mobil, sistem komputer, sistem dengan mesin industri, dan lain-lain.
      5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks Sistem dilihat pada tingkatan kompleksitas dari masalah dibagi menjadi 2, terdiri dari sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem dengan paling sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun juga sedikit. Adapun sistem kompleks yaitu sistem terdapat banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit. Contoh sistem sederhana adalah sistem pada sepeda, dan contoh sistem kompleks yaitu terjadi pada otak manusia.
      6. Sistem Dapat Beradaptasi dan Sistem Tidak Dapat Beradaptasi Sistem yang bisa berdaptasi dengan lingkungannya merupakan suatu sistem mampu untuk bertahan terhadap perubahan lingkungan. Sedangkan, dalam sistem yang tidak beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan menyesuaikan untuk beradaptasi ketika terjadi suatu perubahan dengan lingkungan.
      7. Sistem Alamiah Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia Sistem Buatan Tuhan merupakan sistem yang dapat dipastikan sudah sempurna yang tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini. Misalnya: sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah. Sering juga disebut ‘human machine system’.
      8. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi dari suatu sistem jika dilihat dalam pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang akan dibangun dan digunakan untuk sementara waktu. Sebagai contoh: sistem dalam pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sistem tidak dipakai lagi. sehingga pada pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan telah dibuatkan sistem untuk pemilihan presiden baru. Sebaliknya sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai dan untuk jangka yang panjang atau dipakai selamanya, contoh sistem pencernaan atau sistem lalu lintas.


      Tujuan Sistem

      Menurut Taufiq (2013:5), [4] tujuan sistem adalah sebagai sasaran atau hasil yang akan diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi atau lembaga dan sebagainya, pasti mempunyai tujuan yang bermanfaat minimal bagi dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan disekitarnya.

      Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan, tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan dapat tercapai sesuai dengan sasarannya.

      Begitu juga sistem yang baik merupakan sistem yang memiliki tujuan dengan jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan demikian, ada kemungkinan besar suatu sistem itu dapat tercapai sesuai dengan keinginan dari apa yang sudah dijadikan sasaran dan tujuannya.

      Daur Hidup Sistem

      Menurut Sutabri (2012:27), [5] “Siklus hidup sistem adalah proses evolusioner yang juga diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer”.

      Berikut ini adalah fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem, yaitu:

      1. Mengenali Adanya Kebutuhan Sebelum segala sesuatunya itu terjadi, muncul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil dari pengembangan organisasi dan volume yang bertambah atau melebihi batas dari kapasitas sistem yang ada. Pada suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya suatu kejelasan pada kebutuhan sistem yang ada, maka pembangunan sebuah sistem dapat kehilangan arah dan efektifitasnya dapat berdampak bagi organisasi.
      2. Pembangunan Sistem Suatu proses atau suatu perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang muncul dan membangun sebuah sistem sebagian ataupun semuanya agar dapat memenuhi kebutuhan.
      3. Pemasangan sistem Setalah dengan tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem adalah sebagai tahap yang penting dalam daur hidup suatu sistem. Di dalam peralihan dari sebuah tahap pembangunan menuju tingkat operasional, terjadi pemasangan suatu sistem yang sebenarnya merupakan sebuah langkah akhir dari suatu pembangunan sebuah sistem agar sistem dapat berjalan dengan baik.
      4. Pengoperasian Sistem Program-program dari computer dan prosedur-prosedur dalam pengoperasian yang membentuk sebuah sistem informasi seluruhnya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang pada sistem informasi tadi. Ia selalu akan mengalami perubahan-perubahan tersebut karena pertumbuhan pada sebuah kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun untuk kemajuan teknologi. Dalam perubahan, sistem perlu diperbaiki dan diperbaharui agar teknologi berkembang.
      5. Sistem Menjadi Usang Kadang perubahan yang terjadi amat drastis hingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebuah sistem yang berjalan. Tiba saatnya secara ekonomis dan teknik pada sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru harus dibangun untuk mengganti suatu sistem yang tidak layak.

      Sumber: Sutabri (2012:29)

      Gambar 2.4 Daur Hidup Sistem

      Konsep Dasar Analisa Sistem

      Definisi Analisa Sistem

      Menurut Taufiq (2013:156), [6] “Analisis Sistem merupakan suatu kegiatan mempelajari sistem baik sistem manual atau pada sistem yang sudah komputerisasi secara keseluruhan dengan mulai dari menganalisa sistem, menganalisa suatu permasalahan, desain logic, dan memberikan keputusan pada hasil analisa permasalahan untuk mencari jalan keluar”.

      Menurut Rosa (2013:18), [7] “Analisis Sistem adalah suatu bentuk kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat pada bagian mana yang bagus dan tidak bagus, serta kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan memenuhi untuk perancangan sistem yang baru”.

      Dengan kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan terpenuhi untuk sistem baru.

      Langkah-langkah Analisis Sistem

      Menurut Taufiq (2013:159), untuk menganalisis sebuah sistem, supaya hasil analisis dapat lebih maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lainnya. Dalam suatu tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan akan dikelompokkan sesuai dengan langkah-langkah yang dikerjakan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan terus ke dalam rancang bangun sistem informasi. Tahap analisis dipakai setelah perancangan sistem dan sebelum desain sistem. Beberapa urutan langkah yang digunakan dalam analisa sistem yang digambarkan sebagai berikut: Menurut Whitten L. Jeffery (2004).

      Sumber: Taufiq (2013:160) Gambar 2.5 Langkah Analisis Sistem

      1. Definisi Lingkup Definisi Lingkup (Scope Definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Pada metodologi-metodologi lainnya, hal ini disebut Fase Pemeriksaan (Preliminary Investigation Phase), Fase Study (Initial Study Phase), Fase Survey (Survey Phase), dalam Fase Perencanaan (Planning Phase), Komunikasi (Communication), dan inisiasi suatu proyek ataupun pengumpulan terhadap kebutuhan.
      2. Analisis Masalah Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan juga perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisis masalah menjawab pertanyaan, “Apakah dari suatu masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem baru mampu layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lainnya langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi sistem pada saat ini, langkah penyelidikan secara terinci, atau langkah analisis kelayakan. Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami dalam bidang masalah yang cukup baik untuk menganalisis masalah, memahami kerja sistem, identifikasi masalah dan membuat laporan.
      3. Analisis Persyaratan Beberapa analisis yang belum pengalaman membuat sebuah kefatalan sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan titik ini yaitu mulai melihat banyak solusi alternative, khususnya pada solusi teknis. Salah satu kesalahan yang terjadi dari dalam sistem informasi terbaru ditujukan dari suatu pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tetapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan dalam sistem. ”Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis dengan suatu sitem baru.
      4. Desain Logic Tidak semua proyek melingkupi pengembang model-driven, tetapi kebanyakan inputan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasi suatu persyaratan bisnis menggunakan model sistem yang menggambarkan dari struktur data, proses bisnis, pada aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
      5. Analisa Keputusan Dari adanya persyaratan bisnis, akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif berbasis komputer mampu diterapkan dengan teknologi. Maksud analisa keputusan: mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat, merekomendasi dalam sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul ketika ada seseorang telah mendapat visi pada suatu solusi teknik. Tetapi, selalu ada solusi alternatif untuk solusi terbaik.

      Konsep Dasar Perancangan Sistem

      Definisi Perancangan Sistem

      Menurut Verzello/John Reuter III, dengan mengutip pada buku Darmawan (2013:227), “Perancangan Sistem adalah suatu tahap setelah analisis terhadap siklus dari pengembangan sistem seperti pendefinisian daripada kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun dalam implementasi: gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan untuk analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem tersebut”.

      Menurut Al-Jufri (2011:141), [8] “Perancangan Sistem merupakan penentuan dari proses dan data yang dibutuhkan terhadap sistem baru”.

      Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197), [9] sebuah metode yang dikenal dengan nama SLDC. (System Development Life Cycle) adalah metode umum dari analisa dan desain.

      Tujuan Perancangan Sistem

      Menurut Darmawan (2013:228), [10] Tahapan perancangan ataupun desain sistem terdapat 2 tujuan utama yang dapat dijelaskan berikut ini:

      1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem. 2. Dengan memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada suatu pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong dalam sebuah desain sistem yang terperinci).

      Kedua tujuan ini jelas berfokus pada suatu perancangan atau desain sistem yang terperinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang dipakai untuk pembuatan program komputer.

      Untuk mencapai sebuah tujuan dengan perancangan sistem ini, seorang analisis sistem harus dapat mencapai sasaran secara jelas yaitu:

      1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami, dan nantinya mudah digunakan. Itu dimaksudkan bahwa data harus mudah ditangkap dan metode-metode yang didapat harus mudah diterapkan, dan informasi pada umumnya harus mudah untuk dihasilkan dan untuk dimengerti.
      2. Desain sistem harus mendukung tujuan utama organisasi di instansi.
      3. Perencanaan sistem harus efektif dan efesien terkait dari tugas-tugas yang dilakukan dengan menggunakan komputer atau pada tugas lain.
      4. Perancangan sistem penting dengan mempersiapkan rancang bangun yang terinci dari masing-masing komponen dengan sistem informasi meliputi sebuah data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras (hardware devices) dan perangkat lunak (software device) dan juga pengendalian sistem.

      Tujuannya dari desain sistem secara umum adalah untuk dapat memberikan gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru.

      Ada tiga kategori perancangan atau desain sistem yaitu:

      1. Global-Based Systems (mendesain sistem baru dari sistem lama)
      2. Group-Based Systems (sistem mencakup grup dalam organisasi)
      3. Local-Based Systems (sistem didesain khusus untuk satu orang)

      Analisis sistem dan desain sistem umumnya dapat bergantung satu dan lainnya. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis sistem untuk dibuat. Fase analisis sistem adalah investigasi yang berorientasi ke temuan.

      Tahap-Tahap Rancangan Sistem

      Menurut Al Jufri (2011:141) Langkah-langkah ditahap rancangan yaitu:

      1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici Seorang analis harus saling bekerja-sama dengan pemakai dan mendokumentasi dalam rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan di dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk mempersiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap menunjuk ke arah lebih terrinci. Pendekatan top down ini, merupakan ciri pada rancangan terstruktur (structured design) adalah rancang bergerak dari sistem ke subsitem.
      2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan model dan merek komputer yang dapat menyelesaikan pemrosesan untuk hasil terbaik.
      3. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem Analis bekerja-sama terhadap manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerjanya dari suatu kendala yang ada.
      4. Memilih Konfigurasi Terbaik Analis mengevaluasi seluruh konfigurasi dalam subsistem dan menyesuaikan peralatan sehingga membuat satu konfigurasi tunggal. analis merekomendasi pada manajer. Setelah selesai diakhiri di MIS.
      5. Menyiapkan Usulan Penerapan Analis menyiapakan usulan proposal dengan mengikhtisarkan tugas yang harus dikerjakan, keuntungan yang diinginkan dan biaya.
      6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem Keputusan untuk terus bagi tahap penerapan sangatlah penting, karena dari usaha ini akan meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Keuntungan sistem diharapkan melebihi biaya, maka akan disetujui.

      Sumber : Al Jufri (2011:141) Gambar 2.6 Diagram Tahap Perancangan

      Konsep Dasar Informasi

      Definisi Informasi

      Menurut Darmawan (2012:2), “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji validitas kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan, menjadi bentuk yang lebih berguna terhadap penerimanya”.

      Menurut Taufiq (2013:15), “Informasi adalah sebuah data-data diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

      Berdasarkan kedua definisi di atas, sehingga dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah dengan menguji kebenarannya, sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil suatu keputusan.

      Klasifikasi Informasi

      Menurut Sutabri (2012:34), informasi yang terdapat dari dalam suatu menejemen, dapat diklasifikasikan secara umum, sebagai berikut:

      1. Informasi Berdasarkan Persyaratan Suatu informasi itu, harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang dibutuhkan untuk seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu, informasi manajemen akan diklasifikasi menjadi lebih spesifik yaitu: 1) Informasi Yang Tepat Waktu Suatu informasi yang akan datang kepada manajer sebelum sebuah keputusan dapat diambil sebab seperti sudah diterangkan dimuka, informasi merupakan bahan dari pengambilan keputusan. 2) Informasi Yang Relevan Suatu informasi yang disampaikan seorang manajer kepada bawahannya haruslah secara relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan kepada pihak penerima. Sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian dan bermanfaat dari pihak penerima. 3) Informasi Yang Bernilai Informasi yang berguna di dalam pengambilan sebuah keputusan. 4) Informasi yang dapat dipercaya Suatu informasi seharusnya dapat dipercaya dalam manajemen hal ini sangat penting karena menyangkut citra sebuah organisasi, terlebih untuk organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis. Hal ini menentukan tingkat manajemen.
      2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
      3. Informasi berdasarkan dimensi waktu diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, informasi tersebut dapat dijabarkan, sebagai berikut:

        1) Informasi masa lalu

        Informasi jenis ini adalah tentang peristiwa masa lampau yang meskipun begitu jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage yang pengaturan perlu disusun secara rapih, teratur.

        2) Informasi masa kini

        Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna untuk informasi masa kini yaitu informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi masa sekarang atau biasanya yang sering disebut “current event”.

      4. Informasi Berdasarkan Sasaran
      5. Informasi berdasarkan sasaran merupakan informasi yang akan ditunjukkan kepada seorang atau kepada kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi atau di luar organisasi. Informasi dalam jenis ini diklasifikasikan dalam beberapa macam, antara lain adalah:

        1) Informasi individual

        Informasi ditunjukkan kepada seseorang yang memiliki fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambilan keputusan (decision maker) atau biasanya kepada seseorang yang diinginkan dari padanya tanggapan atas informasi yang diperoleh. Informasi jenis ini disampaikan dengan tatap muka (face-to-face).

        2) Informasi komunitas

        Informasi komunitas yaitu informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, bagi kelompok tertentu dimasyarakat.

      Nilai dan Kualitas Informasi

      Menurut Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Sebuah informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Tetapi, harus diperhatikan informasi yang digunakan di dalam sebuah sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena mayoritas informasi tidak hanya dinikmati pada satu pihak perusahaan.

      Lebih lanjut, sebagian informasi tidak secara persis ditafsirkan keuntungannya dengan sesuatu nilai uang namun dapat ditafsirkan nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai sebuah informasi biasanya dihubungkan dengan analisis Cost Effectivess atau Cost Benefit. Nilai pada informasi yang ini didasarkan atas 10 sifat, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

      1. Mudah Diperoleh Sifat ini menunjukkan suatu informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, contohnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya untuk pengguna atau dari suatu pemakai informasi menjadi sulit untuk mengukurnya.
      2. Luas dan Lengkap

        Sifat ini menunjukkan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya mengenai volume akan tetapi terhadap keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, sehingga akan sulit untuk dapat mengukurnya.

      3. Ketelitian

        Sifat ini menunjukkan minimnya dari kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume suatu data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, ‘kesalahan pencatatan dan perhitungan’.

      4. Kecocokan

        Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan terhadap pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang akan atau sedang dihadapi. Semua keluaran lain tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya, terutama dalam pengambilan keputusan.

      5. Ketepatan Waktu

        Menunjukkan tidak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Pada beberapa aspek ketepatan waktu dapat diukur misalnya berapa banyakkah penjualan yang akan ditambah dengan memberikan tanggapan secara langsung kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris. Informasi menjadi tidak berharga jika terlambat diterima.

      6. Kejelasan

        Sifat ini untuk menunjukkan keluaran informasi yang terbebas untuk istilah-istilah yang belum atau tidak jelas. Informasi yang jelas itu, memberikan kesempurnaan nilai informasi. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang cukup besar. Mungkin suatu biaya dapat diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut. Kejelasan informasi dalam nilai informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

      7. Keluwesan

        Sifat ini berkaitan dengan dapat disesuaikannya pada keluaran informasi yang tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit untuk diukur, tetapi dalam banyak hal lain dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

      8. Dapat dibuktikan Sifat ini menunjukkan kemampuan dengan beberapa pengguna atau pemakai informasi untuk dapat menguji keluaran informasi dan sampai kepada kesimpulan yang sama dari sumber data yang diolah.
      9. Tidak Ada Prasangka

        Informasi semakin bernilai ketika di dalamnya tidak ada unsur opini, sehingga informasi tidak menjadi bias. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah suatu informasi dan guna mendapatkan ikhtisar yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

      10. Dapat Diukur

        Pengukuran informasi umumnya untuk mengukur dan melacak kembali validitas sumber data yang digunakan. Untuk menilai suatu informasi dapat dilihat dengan cara memperoleh, isi, bentuk, format, hingga informasi itu sendiri bisa di ukur atau tidak untuk dibuktikan.

      Komponen-Komponen Informasi

      Menurut Darmawan (2012:5), sebuah informasi bisa dikatakan bermanfaat, dan mampu memberikan pemahaman terhadap orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasar. Apabila dianalisis berdasarkan pendekatan “information system” pada dasarnya, terdapat sekitar enam komponen. Adapun enam komponen-komponen atau jenis-jenis informasi tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:

      1. Root of Information, adalah komponen akar bagian dalam informasi yang berada pada tahapan awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan oleh pihak pertama, yang artinya suatu proses untuk pengolahan data disampaikan oleh orang yang pertama.
      2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam sebuah informasi, yaitu jenis dari informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi diawal mudah dipahami. Contohnya: ketika sedang membaca headline pada sebuah surat kabar maka untuk mampu memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi berikutnya sehingga tujuan pada suatu informasi bisa secara utuh dipahami dan tersampaikan secara jelas di headline.
      3. Branch of Information, merupakan komponen informasi yang dapat dipahami jika informasi sebelumnya telah dimengerti dan dipahami. Sebagai contohnya yaitu: informasi yang merupakan penjelasan kata kunci (keyword) yang telah dituliskan sebelumnya, dalam suatu ilmu eksakta seperti matematika yang pada bentuknya adalah hasil sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan disertai rumus-rumus yang panjang, misalnya dengan berupa petunjuk-petunjuk lanjutan dalam mengerjakan sesuatu atau ketika sedang membaca indeks pada buku.
      4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dikatakan lebih sederhana dari cabang informasi, umumnya suatu informasi ini merupakan informasi berisi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat melengkapi (supplement) dari suatu informasi yang lainnya. Contohnya: informasi yang tampil ketika seseorang itu telah mampu mengambil kebijakan atau keputusan dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses kegiatan. Maka untuk dapat menyempurnakannya, harus memperoleh informasi-informasi untuk pengembangan dengan keterampilan yang telah dimiliki guna melengkapi sebuah informasi.
      5. Bud of Information, yaitu komponen informasi dengan sifatnya yang semi mikro, tetapi keberadaannya sangat berpengaruh sehingga pada masa mendatang dalam jangka waktu yang ke depan suatu informasi ini akan dapat berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya adalah yang termasuk pada informasi yang ini yaitu informasi tentang masa depan, sebagai contohnya yaitu bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, serta harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
      6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi dengan menjelaskan suatu informasi pelindung dan menjelaskan lebih pada suatu kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu datang dan muncul. Biasanya informasi ini berkaitan dengan informasi terhadap kebutuhan pokok, informasi yang akan mengabarkan mengenai cuaca, musim, gerhana, suatu gempa, di mana kehadirannya akan segera datang atau muncul.

      Keenam komponen ini sekaligus merupakan syarat sehingga suatu informasi akan menjadi berkualitas, yaitu berdasarkan datanya yang valid dan reliabel, utuh, sumber pertamanya mampu dipercaya, mutakhir, akurat, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mendasari pemahaman seseorang sepanjang waktu seiring pada perkembangan zaman sebagai alat pendukung suatu proses pengambilan keputusan apabila diperlukan. Untuk memahami informasi, tentulah tidak dapat dipisahkan dari apa yang namanya data. Oleh karena itu, untuk dapat memahami konsep informasi dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut tentang data, klasifikasi dan pengolahan yang membentuk informasi.

      Konsep Dasar Data

      Definisi Data

      Menurut McLeod mengutip dari buku Yakub (Yakub, 2012:5), “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian. data berupa fakta dan angka secara relatif tidak berarti untuk pemakai”.

      Menurut Kumorotomo (2010:11), “Data yaitu suatu fakta yang tidak digunakan pada proses keputusannya, dicatat dan diarsipkan tanpa ada maksud untuk diambil kembali dari suatu pengambilan keputusan”.

      Menurut Sutabri (2012:72), “Data merupakan suatu kenyataan yang menggambarkan runtutan dari kejadian dan kesatuan yang nyata”.

      Berdasarkan dari pendapat ahli di atas, disimpulkan bahwa data yaitu suatu fakta dari bentuk yang mentah dan harus diolah lebih lanjut.

      Klasifikasi Data

      Menurut Sutabri (2012:12), beberapa data itu dapat diklasifikasi berdasarkan jenis, sifat, sumber. Dengan penjelasan dari klasifikasi data yang disebutkan menurut jenis, sifat, sumber akan diuraikan berikut ini:

      1. Klasifikasi Data Menurut Jenis Data, yaitu:

      a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil dari penghitungan atau jumlah tertentu. Pada dasarnya, dari klasifikasi termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

      b. Data Ukur (Measurement Data) yaitu data yang menunjukan dari ukuran tentang nilai sesuatu. Seperti sebuah angka yang ditujukan alat barometer atau termometer itu yaitu hasil proses pengukuran.

      2. Klasifikasi Data Menurut Sifat Data, yaitu:

      a. Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data yang berisi suatu penggolongan yang mempunyai hubungan terhadap penjumlahan.

      b. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data yang berisi sebuah penggolongan yang dalam hubungannya mempunyai kualitas atau sifat tertentu. Penggolongan fakultas-fakultas terhadap universitas negeri menjadi exacta dan fakultas non-exacta merupakan sebuah pemisahan menurut sifatnya. Penggolongan fakultas pada sistem.

      3. Klasifikasi Data Menurut Sumber Data, yaitu:

      1) Data Internal (Internal Data)

      Data internal adalah data yang orisinal, yang artinya data itu sebagai hasil observasi yang dilakukan, bukan data hasil karya observasi dari orang lain. Misalnya: data pegawai, data keuangan.

      2) Data Eksternal (External Data)

      Data eksternal merupakan data hasil observasi orang lain. Seseorang dapat menggunakan data sebagai keperluan, walaupun data itu hasil kerja orang lain. Data ekstertnal dibagi 2 jenis yaitu:

      a) Data Eksternal Primer (Primary External Data) Data eksternal primer adalah data dengan bentuk ucapan lisan atau tulisan dari orang yang melakukan sebuah observasi.

      b) Data Eksternal Sekunder (Secondary External Data) Data eksternal sekunder adalah data yang akan diperoleh bukan dari orang lain untuk melakukan sebuah observasi tetapi melalui seseorang, conoh: penggunaan produk oleh konsumen.

      Pengolahan Data

      Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan, berikut ini:

      1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi Pekerjaan Pengumpulan (Filing), Pencarian (Searching), untuk Pemeliharaan (Maintenance). Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file. File bisa berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lainnya. Sehingga pada suatu catatan (record) dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:

      a. File Induk (Master File)

      Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.

      b. File Transaksi (Detail File)

      Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan.

      2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan, misal pengecekan, perbandingan, pemilihan, peringkasan dan penggunaan. Pengecekan data mencakup pemeriksaan data yang muncul di dalam berbagai daftar yang berhubungan atau yang datang dengan berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber tersebut dan mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan akan dilakukan dengan kegiatan dari pemeliharaan file (file maintenance). Penggunaan data (data manipulating) adalah kegiatan

      Bentuk Data

      Menurut Yakub (2012:5), data dibentuk dengan 5 aspek berikut, yaitu:

      1. Data berupa teks, bisa terdiri dari huruf, angka, simbol, dan lainnya.
      2. Data yang terformat, misalnya data pada tanggal atau data pada jam.
      3. Citra (Image), data dalam bentuk gambar, grafik, foto, dan lainnya.
      4. Audio, data dalam bentuk suara misal suara manusia, suara musik.

      Hirarki Data

      Menurut Yakub (2012:6), Hirarki data dapat dibagi dalam level berikut:

      a) Elemen Data

      Elemen data adalah satuan untuk data terkecil yang tidak dapat dipecah menjadi unit lain yang bermakna, istilah lainnya dari elemen data pada basis data relasional seperti dari field, kolom, item, atribut.

      b) Record

      Record yaitu gabungan pada sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain rekaman dalam basis data adalah baris atau tupel.

      c) File

      File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut yang sama namun berbeda isinya, dan secara logic berkaitan. Istilah lain dari file pada basis data relasional itu berkas, tabel, relasi. Jadi, sebuah informasi tanpa adanya data maka informasi tidak akan terbentuk. Dari sedemikian besar dan pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat dipengaruhi terhadap keluaran dari informasi yang terbentuk.

      Konsep Dasar Monitoring

      Definisi Monitoring

      Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan memantau sebuah perubahan proses dan output project (Khana: 2013).

      Monitoring yaitu kegiatan dalam melakukan pengawasan pada suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi. (Nikolaos Bourbakis, Kosntantina S. Nikita, Ming Yang: 2013. Vol 1).

      Berdasarkan dari kutipan di atas, dapat disimpulkan monitoring yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan suatu project yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi sumber daya.

      Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:

      a. Menetapkan Standar Pelaksanaan b. Pengukuran Pelaksanaan c. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

      Fungsi Monitoring

      1. Ketaatan (Compliance) monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua mengikuti standar yang ditetapkan.
      2. Pemeriksaan (Auditing) monitoring menetapkan bahwa pelayanan diperuntungkan bagi pihak tertentu telah mencapai target mereka.
      3. Laporan (Accounting) menghitung sebuah hasil perubahan sosial.
      4. Penjelasan (Explanation) yang membantu memberikan informasi.


      Konsep Dasar Keamanan

      Definisi Keamanan

      Menurut Ibisa dikutip dari buku Sutabri (2012:196) Tujuan dari Pengamanan sistem informasi adalah untuk meyakinkan integritas, atau kelanjutan dan kerahasiaan untuk pengolahan data. Keuntungan dengan meminimalkan resiko harus diimbangi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu, biaya untuk pengamanan terhadap keamanan sistem komputer merupakan sebuah hal yang wajar.

      Perusahaan harus dapat mengurangi terjadinya suatu resiko dan memelihara keamanan sistem komputerisasi pada sebuah tingkatan dan level yang dapat diterima. Reputasi organisasi dapat dinilai masyarakat apabila dapat diyakini oleh integritas informasi (Integrity), Kerahasiaan informasi (Confisentiality), ketersediaan dalam informasi (Availability).

      Dapat disimpulkan bahwa “keamanan informasi” adalah upaya untuk mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang akan hadir. Sehingga keamanan informasi secara tidak langsung mampu menjamin sebuah kontinuitas dalam bisnis, mengurangi resiko-resiko yang terjadi, mengoptimalkan pengembalian untuk investasi (Return On Investment).

      Klasifikasi Keamanan

      Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dari suatu sistem informasi adalah klasifikasi keamanan sistem informasi. Menurut Ibisa, yang dikutip di dalam sebuah buku Sutabi (2012:198), “Informasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kriteria yang harus kita perhatikan”.

      1. Sangat Rahasia (Top Secret) Bila informasi ini disebarluaskan maka akan dapat berdampak sangat parah terhadap suatu keuntungan berkompentensi dan strategi bisnis organisasi. Contohnya: dari informasi jenis top secret, rencana organisasi bisnis, strategi marketing, rincian atau dari ramuan bahan yang menghasilkan material, bahan baku tertentu dan strategi bisnis.
      2. Konfidensial (Confidential)

        Apabila informasi ini disebarluaskan maka ia dapat merugikan privasi perorangan, merusak reputasi organisasi. Misalnya informasi jenis confidential: konsolidasi penerimaan, biaya keuntungan beserta informasi lain menghasilkan unit kerja keuangan organisasi, strategi marketing, teknologi, rencana produksi, promosi, dan gaji karyawan.

      3. Restricted

        Informasi ini hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertentu dengan menopang bisnis organisasi. Contoh: informasi restricted, informasi bisnis organisasi, strategi marketing yang dapat diimplementasikan. peraturan organisasi, strategi harga penjualan, serta strategi promosi.

      4. Internal Use

        Informasi ini hanya boleh digunakan oleh pegawai perusahaan untuk melaksanakan tugasnya. Contohnya: prosedur, buku panduan.

      5. Public

        Informasi ini dapat disebarluaskan kepada umum melalui jalur yang resmi. Contoh informasi ini: public corporate announcements, internal korespondensi tidak harus dari pengontrolan atau screening.

      Konsep Dasar Pengontrolan

      Pengontrolan didefinisikan sebagai keseluruhan dari proses kegiatan penilaian terhadap obyek kontrol ataupun untuk kegiatan tertentu dengan tujuan memastikan apakah suatu pelaksanaan tugas dan juga fungsi obyek dalam kontrol kegiatan tersebut sudah sesuai dengan apa yang ditentukan.

      1. Definisi Pengontrolan

      Menurut Erinofiardi (2012:261), “suatu system control berjalan otomatis pada suatu proses kerja berfungsi untuk mengendalikan proses tanpa adanya suatu bentuk campur tangan dengan manusia (otomatis)”.

      Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata dasar kontrol. Kata kontrol berarti adalah pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Sedangkan pengontrolan adalah proses mengontrol (mengawasi, memeriksa), untuk pengawasan, pemeriksaan.

      Industri yang modern saat ini, sangat membutuhkan tenaga ahli perencanaan dari sistem pengendali dan perancangan dari desain sistem pengendali, termasuk teknisi yang profesional sebagai operator. Tidak menutup suatu kemungkinan bahwa mereka dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu untuk saling berhubungan, karena teori sistem pengendali modern dikembangkan untuk mengatasi kerumitan sistem pengendalian menuntut kecepatan dan ketelitian tinggi memberi hasil output optimal.

      Ada 2 jenis sistem pengendali ditanamkan pada alat elektronik, yaitu Sistem Pengendalian Loop Terbuka (Open-loop Control System) dan Sistem Pengendalian Loop Tertutup (Closed-loop Control System).

      2. Jenis-Jenis Pengontrolan

      a. Sistem Kontrol Loop Terbuka Menurut Erinofiardi (2012:261), “Sistem kontrol loop terbuka adalah sebuah sistem kontrol yang keluarannya atau outputnya tidak mempengaruhi terhadap aksi pengontrolan. Untuk sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

      Sumber: Jurnal Erinofiardi tahun 2012 halaman 261 Gambar 2.7 Sistem Pengendali Loop Terbuka

      Gambar diagram blok di atas menunjukan bahwa dalam sistem tersebut tidak dilihat adanya proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali itu memproses masukan dan mengirim ke alat terkendali.

      b. Sistem Kontrol Loop Tertutup

      Menurut Erinofiardi (2012:261) “Sistem kontrol loop tertutup adalah suatu sistem kontrol yang dalam sinyal keluarannya memiliki pengaruh secara langsung terhadap aksi dari pengendalian yang akan dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah ada suatu sinyal umpan-balik. Sinyal umpan-balik merupakan sinyal keluaran atau sebuah fungsi keluaran yang juga turunan-turunannya, dan diumpankan pada elemen kendali untuk memperkecil kesalahan serta membuatkan keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

      Sumber: Jurnal Erinofiardi dan dkk tahun 2012: 262 Gambar 2.8 Pengendalian Loop Tertutup

      Gambar diatas, menyatakan hubungan antara masukan dengan keluaran dalam sebuah loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan suatu sinyal umpan balik menghasilkan sebuah sinyal selisih atau sinyal kesalahan dan untuk selanjutnya akan dapat dikirimkan ke dalam sebuah elemen pengendali yang nantinya dapat menciptakan suatu sinyal keluaran dan dikirimkan ke alat terkendali.

      Konsep Dasar Otomatis

      Definisi Otomatis

      Menurut Saputra, Dedy Cahyadi dan Awang Harsa Kridalaksana di kutip pada sebuah Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 3 (2010:3), mengatakan bahwa “Perangkat otomatis yang dimaksud adalah perangkat dan suatu alat yang digunakan membantu dari kelancaran proses otomatis.

      Menurut Santoso, Martinus dan Sugiyanto dalam Jurnal FEMA Vol. 2 (2013:17), “Otomasi adalah proses dengan secara otomatis mengontrol operasi elektronika yang dapat mengganti manusia mengambil keputusan.

      Dari pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa otomatis merupakan proses mengontrol operasi dalam sistem elektronika.

      Konsep Dasar Elisitasi

      Definisi Elisitasi

      Menurut Sommerville dan Sawyer (1997) dalam buku Siahaan (2012:66), “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan pada aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan dalam sistem dengan melalui komunikasi oleh pihak yang punya urusan bagi pengembangan sistem”.

      Menurut Guritno, dan dkk (2011:302), “Elisitasi adalah sebuah rancangan yang didesain berdasarkan sistem baru yang diharapkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

      Berdasarkan kedua pengertian di atas, akan diambil kesimpulan bahwa elisitasi yaitu suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem serta pihak yang terkait dengan pengembangan sistem.

      Tahap-Tahap Elisitasi

      Menurut pendapat Guritno Suryo, Sudaryono Untung Rahardja (2011:302), elisitasi dapat dilakukan dengan tiga tahap, sebagai berikut:

      1. Elisitasi Tahap I Elisitasi tahap I, berisikan semua rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
      2. Elisitasi Tahap II Elisitasi tahap II, adalah suatu hasil pengklasifikasian elisitasi dari tahap I berdasarkan metode pada MDI. Metode MDI bertujuan memisah rancangan sistem penting dan harus ada dalam sistem baru dengan rancangan sistem yang disanggupi penulis untuk dieksekusi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai sebuah metode pada MDI: a. M dalam MDI berarti Mandatory (bagian pada sistem yang penting). Maksudnya: requirement tersebut harus tetap ada dan selain itu tidak boleh dihilangkan ketika saat merancang serta membuat sistem baru. b. D dalam MDI berarti Desirable (bagian yang tidak terlalu penting). Maksudnya: requirement itu tidak terlalu penting, boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan di dalam pembentukan sistem maka dapat menjadikan suatu sistem tersebut lebih sempurna. c. I dalam MDI berarti Inessential. (bagian yang terdapat di luar sistem) Maksudnya yaitu: requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas dan adalah sebuah bagian yang berada di bagian luar sistem.
      3. Elisitasi Tahap III
      4. Elisitasi tahap III, adalah suatu hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement itu dengan option I dalam metode MDI. Kemudian, seluruh requirement yang tersisa itu diklasifikasikan kembali melalui metode TOE dijabarkan berikut ini:

        a. T dalam TOE artinya Teknikal. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara atau teknikal pembuatan requirement pada sistem diusulkan?

        b. O dalam TOE artinya Operasional. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara penggunaan requirement sistem itu akan dikembangkan?

        c. E dalam TOE artinya Ekonomi Maksudnya yaitu: berapakah biaya yang diperlukan untuk membangun requirement di dalam sistem? Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option berdasarkan sifatnya, yaitu HML dengan penjelasan sebagai berikut:

        a) High (H): yang berarti sulit untuk dapat dikerjakan, karena teknik pembuatan maupun pada pemakaiannya sulit. Sehingga membuat biaya mahal. Maka pada suatu requirement itu, harus dieleminasi.

        b) Middle (M): yang berarti dari requirement itu mampu dikerjakan.

        c) Low (L): yang berarti dari requiremet tersebut mudah dikerjakan, dengan pembuatannya yang mudah, maka tidak perlu dieliminasi.

      5. Final Draft Elisitasi
      6. Final Draft elisitasi maksudnya adalah suatu hasil akhir yang dicapai dengan suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai suatu dasar di dalam pembuatan sistem yang akan dikembangakan.

      Tujuan Elisitasi Kebutuhan

      Menurut Leffingwel (2000) dikutip dari suatu bukunya Siahaan (2012:67), suatu elisitasi kebutuhan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

      a) Mengetahui masalah apa saja yang harus dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (System Boundaries). Akan dijelaskan, yaitu: Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangatlah ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan dari developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasannya. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang akan dibangun sesuai pada lingkungan operasional saat ini. Identifikasi atau persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi yang berikutnya. Identifikasi pemangku kepentingan, kelas pengguna, tujuan dan tugas, use case dalam pemilihan batasan.

      b) Melakukan suatu identifikasi yaitu siapa saja pemangku kepentingan. Sebagaimana yang disebut dari bagian sebelumnya, instansiasi pada pemangku kepentingan antara lain adalah Konsumen atau Klien (yang akan membayark sistem), Pengembang (yang akan merancang, membangun, merawat suatu sistem), dan Pengguna (yang beriteraksi dengan sistem sehingga mendapatkan hasil untuk pekerjaan mereka). Pada sistem yang bersifat interaktif, pengguna akan memegang peran penting dalam proses elisitasi. Pada umumnya, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga dalam bagian pada proses elisitasi adalah menidentifikasi dari kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pada pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna cacat dan lain-lain.

      c) Identifikasi tujuan sistem adalah sasaran-sasaran yang harus dicapai. Tujuan merupakan sasaran dalam sistem yang harus terpenuhi. Penggalian high level goals untuk awal proses pengembangan sangat penting. Penggalian terhadap tujuan lebih terfokus kepada ranah dari masalah dan terhadap kebutuhan dalam suatu pemangku kepentingan itu daripada solusi yang dimungkinkan untuk suatu masalah tersebut.

      Langkah-langkah Elisitasi

      Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dikutip dari bukunya Siahaan (2012:75), berikut ini adalah langkah untuk elisitasi kebutuhan:

      1. Identifikasi terhadap orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan dari sebuah organisasi mereka. Menilai kelayakan dari bisnis dan teknis bagi sistem yang diusulkan.
      2. Menentukan lingkungan teknis, ke mana sistem akan ditempatkan.
      3. Identifikasi ranah suatu permasalahan.
      4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan
      5. Meminta partisipasi dari banyak orang.
      6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
      7. Membuat skenario penggunaan terhadap pelanggan dan pengguna.

      Masalah dalam Elisitasi

      Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000), dikutip dari bukunya Siahaan (2012:68), tahap pada elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini dipengaruhi tiga masalah: Masalah Cakupan, Masalah Pemahaman, Masalah Perubahan.

      a) Masalah Ruang Ringkup

      Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak penting sebagai batasan sistem yang mungkin akan membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

      b) Masalah Pemahaman

      Terjadi saat pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan dalam sistem, pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman yang penuh terhadap ranah masalah.

      c) Masalah Perubahan

      Perubahan kebutuhan pada waktu ke waktu. Dalam membantu mengatasi masalah ini, Perekayasa Sistem (System Engineers) harus melaksanakan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

      Teori Khusus

      Konsep Dasar Prototype

      Definisi Prototype

      Menurut Simarmata (2010:62), “Prototype adalah bagian sebuah produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan dan perubahan cepat dalam pembangunan prototype”.

      Menurut Wiyancoko (2010:120), “dari prototipe dapat didefinisi sebagai model produk dapat mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.

      Dari definisi diatas tersebut, dapat disimpulkan bahwa prototype adalah contoh dalam produk atau sistem dalam bentuk yang sebenarnya untuk dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasi produk sebenarnya.

      Jenis-Jenis Prototype

      Menurut Simarmata (2010:64), Jenis-jenis Prototype dibagi dua, yaitu:

      a. Rapid Throwaway Prototype Pendekatan pengembangan dari perangkat lunak/keras yang ini dipopulerkan oleh Gomaa dan Scoot (1981) yang sekarang ini telah digunakan secara lebih luas oleh industri-industri, terutama di dalam pengembangan sebuah aplikasi. Pendekatan ini umumnya digunakan dengan item yang beresiko tinggi (high-risk) atau juga dengan sistem yang belum dipahami secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype “quick and dirty” sanggup dibangun, diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga dari prototype yang diharapkan tercapai sampai pada saat proyek berskala besar dimulai.

      b. Prototype Evolusioner Dalam pendekatan prototype evolusioner, sebuah prototype itu didasarkan dari kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan juga dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dari aspek sistem yang dimengerti secara luas dengan dibangun diatas dasar kekuatan tim pengembang. Prototype ini didasarkan dengan kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang dengan sebuah aplikasi. (Hough, 1993).


      Kelebihan dan Kelemahan Prototype

      Kelebihan dan Kelemahan Prototype adalah sebagai berikut:

      Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

      konsep Dasar Flowchart

      Definisi Flowchart

      Flowchart adalah visualisasi grafik untuk langkah atau urutan prosedur dari program (Sulindawati dan Muhammad Fathoni, 2010:8). Flowchart membantu analis dan programer untuk memecahkan masalah ke dalam segmen kecil, menganalisis alternatif lain bagi pengoperasian.

      Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116), “Flowchart yaitu bentuk dari diagram punya aliran banyak arah secara sekuensial”.

      Flowchart membantu penyelesaian masalah khususnya masalah yang harus dikaji lebih dalam. Apabila seorang analisis atau programer akan membuat flowchart, ada sebuah petunjuk yang harus diperhatikan.

      Cara Membuat Flowchart

      Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan flowchart Menurut pendapat Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8) akan dijabarkan berikut:

      a. Flowchart diagambar dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

      b. Aktifitas yang digambar haruslah didefinisikan secara lebih hati-hati dan yang didefinisikan ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

      c. Kapan aktifitas bermula dan berakhir harus ditentukan dengan jelas.

      d. Setiap langkah dalam aktifitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

      e. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.

      f. Lingkup dan range aktifitas yang digambarkan ditelusuri hati-hati.

      g. Menggunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

      Jenis-Jenis Flow Chart

      Ada lima jenis-jenis bagan alir yang akan dijelaskan sebagai berikut:

      a. Bagan Alir Sistem (Systems Flow Chart) Menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan sistem secara keseluruhan dan urutan prosedur pada suatu sistem.

      Sumber : Rachman (2012:116) Gambar 2.9 Bagan Alir Sistem (System Flow Charts)

      b. Bagan Alir Dokumen (Document Flow Chart) Menulusuri alur data yang ditulis melalui sistem. Fungsiya menelusuri alur form serta laporan sistem satu dan sistem lainnya.

      Sumber: Rachman (2012:117) Gambar 2.10 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

      c. Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart) Mirip dengan Flow Chart sistem dalam menggambarkan suatu prosedur di dalam sistem, mengunakan simbol dan gambar.

      Sumber: Rachman (2012:117) Gambar 2.11 Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)

      d. Bagan Alir Program (Program Flow Chart) Merupakan keterangan yang lebih spesifik lagi mengenai bagaimana disetiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.

      Sumber: Rachman (2012:117) Gambar 2.12 Bagan Alir Program (Program Flow Chart)

      e. Bagan Alir Proses (Process Flow Chart) Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial untuk memecah dan menganalisa langkah-langkah selanjutnya dari sistem serta menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

      Sumber: Rachman (2012:116) Gambar 2.13 Bagan Alir Proses (Process Flow Chart) Bagan alir proses digunakan dari perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses sebuah manufacturing serta efektif menelusuri alur laporan atau form.

      Sumber: Rachman (2012:116) Gambar 2.14 Contoh Variasi Aplikasi Flow Chart

      Konsep Dasar Pengujian

      Definisi Black Box

      Menurut Siddiq (2012:4), “Pengujian dalam black box adalah pengujian dari aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur dari logika internal software apakah software berfungsi dengan benar”.

      Menurut Budiman (2012:4), “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan dalam sebuah spesifikasi perangkat lunak. Data uji dapat dibangkitkan, dieksekusi pada software dan kemudian keluaran software diuji apakah sesuai yang diharapkan”.

      Metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan dalam pengujian kinerja, spesifikasi serta antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

      Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai alur internal (internal path), struktur atau implementasi di dalam suatu software under test (SUT). Karena itu, dengan ada uji coba di black box memungkinkan suatu pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih semua syarat fungsional pada program.

      Uji coba pada black box berusaha untuk menemukan kesalahan dengan beberapa kategori, diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:

      1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
      2. Kesalahan interface
      3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
      4. Kesalahan performa
      5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

      Uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja membiarkan struktur kontrol sehingga pada perhatiannya difokuskan dalam suatu informasi domain. Untuk mengaplikasikan uji coba dengan black box yang menghasilkan sekumpulan kasus yang diuji harus dapat memenuhi suatu kriteria. Uji coba di rancang untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

      1. Bagaimana validitas fungsional diuji?
      2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
      3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
      4. Bagaimana batasan-batasan kelas data di isolasi?
      5. Berapa rasio data & jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
      6. Apa akibat yang timbul kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

      Sehingga di dalam uji coba black box harus melewati beberapa proses. Uji proses black box tersebut, dapat dipaparkan sebagai berikut:

      a. Menganalisis kebutuhan serta spesifikasi perangkat lunak (software). b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan akan menghasilkan suatu output yang benar atau sebaliknya jenis input memungkinkan dapat menghasilkan output salah pada perangkat lunak yang sedang di uji. c. Menentukan output untuk suatu jenis input. d. Pengujian akan dilakukan dengan suatu input yang telah benar-benar diseleksi. e. Pembandingan dilakukan dari output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan. f. Menentukan fungsionalitas seharusnya ada dari software yang diuji.

      Metode Pengujian Dalam Black Box

      Ada beberapa macam metode pengujian black box, berikut diantaranya:

      1. Equivalence Partioning
      2. Equivalence Partioning yaitu suatu metode uji coba dengan black box yang membagi sebuah domain input dari program menjadi beberapa kelas data dalam kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji coba penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (contohnya: kesalahan pemrosesan pada seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain untuk sebuah kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

      3. Boundary Value Analysis
      4. Sejumlah besar kesalahan cendrung terjadi di dalam batasan domain input daripada nilai tengah. Dari alasan ini, Boundary Value Analysis (BVA) dibuat bertujuan sebagai suatu teknik uji coba. BVA mengarahkan pada suatu pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA adalah sebuah desain teknik kasus uji yang melengkapi equivalence partioning. Daripada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dalam suatu domain output.

      5. Cause-Effect Graphing Techniques
      6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik dari kasus uji coba untuk menyediakan representasi singkat terhadap kondisi logikal dan juga aksi yang bisa berhubungan. Versi sederhana dari simbol graph cause-effect terdapat hubungan causes ci dengan effects ei. Lainnya merupakan batasan relationship diaplikasi dalam causes dan effects.

      7. Comparison Testing
      8. Dalam beberapa situasi di mana keandalan sebuah software amat kritis serta beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan spesifikasi yang sama. Setiap versi bisa diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan semuanya memberikan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara paralel dengan perbandingan dengan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent sebuah software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuatkan walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dengan sistem. Versi independent ini yaitu basis dari teknik black box testing yang disebut Comparison Testing.

      9. Sample and Robustness Testing
      10. 1. Sample Testing Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dalam suatu kelas ekuivalen, seperti mengintegrasikan sebuah nilai dalam kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih kemungkinan dipilih pada urutan tertentu atau interval tertentu.

        2. Robustness Testing Pengujian Ketahanan (Robustness Testing) adalah sebuah metodologi jaminan mutu difokuskan dalam pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga bisa digunakan dalam menggambarkan proses verifikasi kebenaran terhadap pengujian.

      11. Behavior Testing dan Performance Testing
      12. 1. Behavior Testing Hasil dari uji tidak akan dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sesekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, contohnya dari suatu pengujian struktur data stack.

        2. Performance Testing Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program dan untuk beroperasi secara benar dengan dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya saja: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja beserta kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahapan spesifikasi atau desain. bisa digunakan menguji batasan lingkungan program.

      13. Requirement Testing
      14. 1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dari suatu perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi dalam suatu tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

        2. Requirement Testing dapat melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang berhubungan dengan program.

      15. Endurance Testing
      16. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sudah pas pada spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan pengujian tersebut didefinisikan pada tahap spesifikasi suatu desain.

      Konsep Dasar Mikrokontroler

      Definisi Mikrokontroler

      Menurut Dipranonoto (2010:3), “Mikrokontroller adalah sebagai “single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasikan control dari system”.

      Menurut pandapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1), “Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran juga kendali dari program yang dapat ditulis dan dihapus secara khusus, cara kerjanya yaitu membaca dan menulis data”.

      Dalam definisi di atas, maka dapat disimpulkan mikrokontroler sebagai otak sistem terkomputerisasi dengan komponen yang berfungsi.

      Klasifiksi Mikrokontroler

      Menurut pendapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2) mikrokontroler mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

      1. Memiliki program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi tertentu, dan program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada PC.
      2. Konsumsi daya kecil.
      3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
      4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.
      5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
      6. Lebih tahan pada suatu situasi dan kondisi lingkungan yang ekstrim, contohnya yaitu: temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

      Klasifikasi Mikrokontroler

      Menurut Syahrul (2012:15), Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yang diantarnnya akan dijelaskan sebagai berikut:

      1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
      2. RAM berkapasitas 68 byte.
      3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
      4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
      5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
      6. Fasilitas pemrograman sistem ICSP (In Circuit Serial Programming).

      Fitur-Fitur Mikrokontroler

      Menurut Syahrul (2012:16), beberapa fitur-fitur yang biasanya ada dalam suatu mikrokontroler yang dapat dijelaskan, sebagai berikut:

      1. RAM (Random Access Memory)
      2. RAM digunakan mikrokontroler sebagai tempat penyimpanan variabel. Memori ini, bersifat volatile yang artinya dapat kehilangan semua atau keseluruhan pada datanya jika tidak mendapat catu daya.

      3. ROM (Read Only Memory)
      4. ROM disebut juga sebagai kode memori karena bisa berfungsi sebagai tempat menyimpan program yang akan diberikan pada user.

      5. Register
      6. Register yaitu suatu tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler. Misalnya: variabel program, kondisi input/output, komunikasi serial.

      7. Special Function Register
      8. Adalah sebuah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler serta register ini terletak pada bagian RAM.

      9. Input dan Output Pin
      10. Pin Input merupakan bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

      11. Interrupt
      12. Interrupt adalah suatu bagian dari sebuah mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, nantinya program tersebut dapat diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan program pada alamat yang ditunjuk hingga selesai, yang nanti dijalankan lagi.

      Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3), ada beberapa interrupt yang terdapat dalam sebuah mikrokontroler yaitu interupt eksternal, timer, serial yang akan diuraikan sebagai berikut: 1. Interrupt Eksternal : Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt. 2. Interrupt Timer : Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai. 3. Interrupt Serial : Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

      Jenis-Jenis Mikrokontroler

      Secara teknis hanya ada dua macam mikrokontroler, Pembagian ini di dasarkan pada kompleksita intruksi-intruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.

      a. RISC merupakan kependekan dari Reduced Intruction Set Computer, Intruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak.

      b. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Intruction Set Computer, Intruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.

      Konsep Arduino

      Definisi Arduino

      Menurut Syahwil (2013:60) Arduino adalah kit elektronika atau papan rangkaian elektronika open source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (Integrated Circuit) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan menanmkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat memberikan input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output, sesuai yang digunakan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai otak yang mengendalikan input, proses dan output sebuah rangkaian elektronika.

      Secara umum, Arduino tersebut terdiri dari dua bagian yaitu :

      Hardaware berupa papan input/output (I/O) yang open source. Software Arduino yang juga open source, meliputi software Arduino IDE untuk menulis program dan driver untuk koneksi dengan komputer Sejarah Sungkat Arduino

      Pembuatan arduino dimulai pada tahun 2005, dimana sebuah situs perusahaan komputer Olivetti di Ivrea Italia, membuat perangkat lunak untuk mengendalikan proyek desain interaksi siswa supaya lebih murah dibandingkan sistem yang ada pada saat itu, Dilanjutkan pada bulan mei 2011, dimana sudah lebih dari 300.000 unit Arduino terjual.

      Pendiri dari Arduino itu sendiri adalah Massimo Banzi dan David Cuartielles sebagai founder. Awalnya mereka memberi nama proyek itu dengan sebutan Arduino dari Ivrea tetapi seiring dengan perkembangan zaman, nama proyek itu diubah menjadi Arduino yang berarti teman yang kuat atau dalam versi bahasa inggrisnya dikenal dengan sebutan hardwin.

      Proyek pengkabelan diciptakan oleh seniman sekaligus programmer asal kolombia bernama hernando barragain, Pengkabelan ini adalah proyek tesis hernando pada Desain Interkasi Institue Invrea. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjadi versi elektronik pengolahan yang digunakan dilingkungan pemograman dan mengambil pola sintaks processing dengan perkembangannya teknologi, arduino menjadi sangan populer dikalangan mahasiswa dan pelajar saat ini. Mereka mengembangkan arduino dengan Bootloader dan Software yang user friendly sehingga menghasilkan sebuah board mikrokontroler yang bersifat open source yang bisa dipelajari dan dikembangkan oleh mahasiswa, pelajar, profesional, pemula, dan penggemar elektronika maupun robotik diseluruh dunia. IDE (Integrated Development Environment) diciptakan oleh Casey Reas dan Ben Fry, beberapa programmer yang lain juga terlibat seperti Tom Igoe, Gianluca Martino, David Mellis, dan Nicolas Zambett.

      Kelebihan Arduino

      Tentu saja ada banyak mikrokontroler maupun platfrom mikrokontroler tersedia, misalnya saja basic syamp-nya prallax, BX-24-nya Netmedia, Phidget, MITs Handy Board, dan lain sebagainya. Semua alat tersebut bertujuan untuk menyederhanakan berbagai macam kerumitan maupun detail rumit pada pemograman mikrokontroler sehingga menjadi paket mudah digunakan (easy-to-use) Arduino juga menyederhanakan proses kerja dengan mikrokontroler, Sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan antara lain :

      Murah papan (perangkat keras) Arduino biasanya dijual relatif murah (harga Arduino Uno-R3 yang penulis beli seharga Rp.279,000,00) dibandingkan dengan pletfrom mikrokontroler pro lainnya, Jika ingin lebih murah lagi, tentu bisa dibuat sendiri dan itu sangat mungkin sekali karena semua semberdaya untuk membuat Arduino tersedia lengkap di website Arduino bahkan di website-website komunitas Arduino lainnya. Tidak hanya cocok untuk windows, namun juga cocok bekerja di Linux, Mac.

      Sederhana dan sangatlah mudah pemogramannya. Perlu diketahui bahwa lingkungan pemrograman di Arduino mudah digunakan untuk pemula, dan cukup fleksibel bagi mereka yang sudah tingkat lanjut. Untuk guru/dosen, Arduino berbasis pada lingkungan pemrograman Processing, sehingga jika mahasiswa atau murid-murid terbiasa menggunakan processing tentu saja akan mudah menggunakan Arduino. Bahkan didalam dos/kotak Arduino terdapat tulisan bahwa Arduino diperuntukan bagi seniman, desainer, penghobi, dan siapa saja. Sungguh membesarkan hati dan membangkitkan semangat bahwa penggunanya tidak harus teknisi berpengalaman atau ilmuwan berotak jenius.

      Perangkat lunak open source. Perangkat lunak Arduino IDE dipublikasikan sebagai Open Source, tersedia bagi para pemrogram berpengalam untuk mengembangkan lebih lanjut bahasanya bisa dikembangkan lebih lanjut melalui pustaka C++ yang berbasis pada Bahasa C untuk AVR.

      Perangkat kerasnya open source. Perangkat keras Arduino berbasis mikrokontroler ATMEGA8, ATMEGA168, ATMEGA328,dan ATMEGA1280. Dengan demikian, siapa saja bisa membuatnya (dan kemudian bisa menjualnya) perangkat keras Arduino ini, apalagi bootloader tersedia langsung dari perangkat Arduino IDE-nya. Bsa juga menggunakan breadboard untuk membentuk perangkat Arduino beserta periferal-periferal lain yang dibutuhkan.

      Tidak perlu perangkat chip programmer. Karena didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari komputer.

      Sudah memiliki saran komunikasi USB sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki Port serial/RS323 bisa menggunakannya. Bahasa pemograman relatif mudah, karena software Arduino dilengkapi dengan kumpulan Library yang cukup lengkap

      Penggunaan dan Manfaat Arduino

      Kegunaan Arduino tergantung kepada kita yang membuat program. Arduino bisa digunakan untuk mengontrol LED, mengontrol lampu lalu lintas, bisa juga digunakan untuk mengontrol helikopter, sudah banyak contoh yang sudah pernah dibuat diantaranya MP3 Player, pengontrol motor, mesin CNC, monitor kelembaban tanah, pengukur jarak, penggerak servo, balon udara, pengotrol suhu, monitor energi, stasium cuaca, pembaca RFID, drum elektronik, GPS longger, monitoring bensin, dan masih banyak lagi. Silahkan buka Google, Youtube, atau lihat di http://freeduino.org. Kutipan Jurnal

      Jenis-jenis Arduino

      1. Arduino Leonardo
      2. Arduino Leonardo adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega32u4, yang mempunyai 20 pin digital input/output. Di mana 7 pin dapat digunakan sebagai output PWM dan 12 pin analog input, clock speed 16 MHz crystal oscillator, sambungan micro USB, power jack, ICSP header, dan sebuah tombol reset. Board ini juga menggunakan daya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai.

      3. Arduino Mega 2560
      4. Arduino Mega 2560 adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega2560. Yang mempunyai 54 pin digital input/output, di mana 14 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16 analog input 4UARTs (Hardware serial port), 16 MHz crystal oscillator, sambungan USB, power jack, ICSP header dan tombol reset, Board ini juga menggunakan daya yang terhuung kekomputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau beterai, Arduino mega compatibel dengan Shield yang didesain untuk Arduino Duemilanove or Decimila.

      5. Arduino Dea
      6. Arduino Dea adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis Atmel SAM3XSE ARM Cortex-M3 CPU, Arduino Due merupakan mikrokontroler pertama dari Arduino berbasis ARM 32-bit. Mempunyai 54 pin digital input/output (di mana 12 pin digunakan untuk output PWM), 12 analog input, 4 UARTs (Hardware serial port), clock speed 84 Mhz, sambungan OTG USB, 2 DAC (digital to analog), 2 TWI, power jack, SPI header, JTAG header, tombol reset, dan tombol erase.

      7. Arduino Ethernet
      8. Arduino Ethernet adalah mikrokontroler berbasis ATmega328, terdapat 14 pin digital/output, 6 analog input, clock speed 16 MHz, sambungan RJ45, power jack, ICSP header, dan tombol reset, Arduino Ethernet berbeda dari board yang lain karena tidak mempunyai chip driver onboard USB-to-serial, tetapi mempunyai Wiznet Ethernet interface (sama yang ditemukan pada Ethernet Shield). Terdapat pembaca kartu memori microSD. Yang dapat digunakan untuk menyimpan file-file untuk data akses jaringan. Juga dapat diakses melalui Library SD. Pin 10 untuk Wiznet Interface.

      9. Arduino Mega ADK
      10. Arduino ADK adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega2560. Terdapat USB host interface untuk koneksi pada handphone berbasis Android, berbasis MAX3421eIC. Mempunyai 54 pin digital input/output (di mana 14 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 16 analog input, 4 UARTs (Hardware serial port), 16 MHz crystal oscillator, sambungan USB, power jack, ICSP header, dan tombol reset.

      11. Arduino Micro
      12. Arduino Micro adalah papan mikrokoontroler berbasis ATmega32u4 mempunyai 20 pin digital input/ output (di mana 7 pin dapat digunakan sebagai output PWM dan 12 analog input), 16 MHz crystal oscillator, sambungan micro USB, ICSP header, dan tombol reset button, Arduino Micro mirip dengan Arduino Leonardo yang berbasis ATmega32u4, didukung dengan komunikasi USB, dan dapat dihubungkan dengan keyboard dan mouse computer.

      13. Arduino Nano
      14. Arduino Nano adalah board Arduino berukuran kecil, lengkap dan berbasis ATmega328 untuk Arduino Nano 3.0 atau ATmega168 untuk Arduino Nano 2.x mempunyai kelebihan yang sama fungsional dengan Arduino Deumilanove, namun dalam paket yang berbeda kerkurangnya tidak mempunyai DC power jackm dan hanya dengan kabel Mini-B USB standar. Arduino Nano didesain dan diproduksi oleh Gravitech.

      15. Arduino Fio
      16. Arduino Fio adalah mikrokontroler berbasis ATmega328p, beroperasi pada tegangan 3.3V dan clock 8 MHz. Mempunyai 14 pin digital input/output (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 8 analog input, on-board resonator, tombol reset, dan pin berlubang. Terdapat baterai Lithium Polymer dan termasuk rangkaian charge circuit via USB. Juga terdapat soket Xbee pada bagian bawah.Arduino Fio ditujukan untuk aplikasi wireless. Pengguna dapat mengupload sketch/program dengan kabel FTDI atau Sparkfun breakout board. Dengan memodifikasi adaptor USB-to-Xbee seperti Xbee Explorer USB. Pengguna dapat meng-upload sketch melalui wireless. Arduino Fio didesain oleh shigeru kobayashi dan dipublikasikan oleh SparkFun Electronics.

      17. Arduino Pro
      18. Arduino Pro adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega168 atau ATmega328, Arduino Pro terdiri versi 3.3V/8 MHz dan 5V/16MHz mempunyai 14 pin digital input/output (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 analog input, baterai power jack, ICSP header, dan pin Headers. Enam pin header dapat dihubungkan pada kabel FTDI atau sparkfun breakout board untuk daya USB dan komunikasi ke board.

      19. Arduino Shields
      20. Arduino Shields adalah modul siap apakai yang bisa ditancapkan atau dipasang pada board Arduino, seperti modul Ethernet (Arduino Ethernet Shield), modul wifi (Arduino Wifi Shield), modul Wireless ( Arduino Wireless SD Shield), modur motor (Arduino Motor Shield), dan Shield lainnya dari arduino atau yang kompatibel.

      21. Arduino
      22. Arduino Ethernet Shield merupakan modul untuk sambungan internet. Dengan hanya mencolokan modul ini dalam board Arduino, Arduino akan terhubung ke internet dalam beberapa menit. Dengan beberapa intruksi, anda dapat melakukan pengendalian lewat internet. Arduino Ethernet Shield berbasis chip
      23. Ethernet Wiznet W5100.
      24. Wiznet W5100 merupakan jaringan provider (IP) yang mendukung TCP dan UDP. Dengan menggunakan Library Ethernet untuk penulisan/upload sketch, modul ini bisa digunakan untuk terhubung dengan internet.

      25. Arduino Wifi Shield
      26. Arduino Wifi Shield menghubungkna Arduino anda ke wireless internet (internet tanpa kabel). Dengan beberapa intruksi sederhana kita dapat menghubungkan jaringan wireless untuk memulai pengendalian via internet. Wifi Shield beroperasi pada tegangan 5V, terkoneksi via jaringan 802.11b/g. Terdapat Encryption types: WEP and WPA2, SPI port, slot micro SD, ICSP Headers, sambungan FTDI dan mini-USB untuk update wifi firmware. Wifi Shield berbasis sistem paket HDG104 Wireless LAN 802.11 b/g. Berbasis ATmega32UG3 jaringan provider (IP) yang mengdukung TCP and UDP. Untuk menggunakan modul internet ini. Kita gunakan Library Wifi untuk penulisan/upload sketch pada board.

      27. Arduino Wireless SD Shield
      28. Arduino Wireless SD Shield adalah modul pada papan/board untuk komunikasi tanpa kabel dengan menggunakan modul wireless Arduino. Berbasis pada modul Xbee. Modul ini dapat berkomunikasi.terjangkau pada jarak 100 kaki didalam rumah dan jarak 300 kaki diluar rumah. Pada modul ini terdapat slot micro SD

      29. Arduino Motor Shield
      30. Arduino Motor Shield berbasis pada L298, yang terdiri dari dua driver jembatan penuh yang didesain untuk beban induktif seperti relay, selenoid, motor DC dan motor stepper. Modul ini menggerakkan motor DC dengan papan Arduino yang dapat mengendallikan kecepatan dan arah putaran motor.

      31. Arduino Proto Shield
      32. Arduino Proto Shield adalah modul prototype yang memudahkan kita dalam mendesain rangkaian. Anda dapat mensolder bagian pada prototype untuk membuat sebuah project atau rangkaian. Modul ini sangat berguna untuk menghubungkan pin I/O Arduino untuk sambungan komponen tambahan dari sebuah project.

      Arduino IDE

      IDE (Integrated Development Environment) adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi mikrokontroler mulai dari menuliskan source program, kompilasi, upload hasil kompilasi dan uji coba secara terminal serial. IDE arduino dapat dilihat pada gambar 2.15

      Gambar 2.15 Ide Arduino

      1. Icon menu verify yang bergambar ceklis berfungsi untuk mengecek program yang ditulis apakah ada yang salah atau error.
      2. Icon menu upload yang bergambar panah ke arah kanan berfungsi untuk memuat / transfer program yang dibuat di software arduino ke hardware arduino.
      3. Icon menu New yang bergambar sehelai kertas berfungsi untuk membuat halaman baru dalam pemrograman.
      4. Icon menu Open yang bergambar panah ke arah atas berfungsi untuk membuka program yang disimpan atau membuka program yang sudah dibuat dari pabrikan software arduino.
      5. Icon menu Save yang bergambar panah ke arah bawah berfungsi untuk menyimpan program yang telah dibuat atau dimodifikasi.
      6. Icon menu serial monitor yang bergambar kaca pembesar berfungsi untuk mengirim atau menampilkan serial komunikasi data saat dikirim dari hardware arduino.

      Komponen Dasar Elektronika

      Definisi Elektronika

      Menurut Oscar (2012:10), Rangkaian elektronika merupakan rangkaian yang dibentuk dalam berbagai macam komponen elektronika yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk suatu system rangkaian elektronika terpadu, seperti dalam komponen Raspberry Pi.

      Komponen Pasif Elektronika

      Menurut Rusmadi (2011:10)Komponen pasif adalah komponen-komponen pada elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga misalnya: perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain. seperti resistor, kapasitor, dan induktor.

      Komponen Aktif Elektronika

      Menurut Rusmadi (2011:33), bahwa Komponen aktif adalah Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya. Seperti dioda, transistor, tranducer (sensor) dan thyristor.

      Konsep Dasar Warning Button Crime

      Definisi Warning

      Warning atau peringatan adalah Situasi berbahaya dimana jika tidak dihindari akan mengakibatkan kematian atau cedera yang serius. Definisi Button Button atau tombol adalah Suatu alat pada mesin yang geraknya di tekan atau geraknya di tarik dapat menjalankan, menghentikan atau mengubah gerak pada mesin

      Definisi Crime

      <p style="text-indent: 0.5in;">Crime atau kejahatan adalah dilihat dari sudut pandang hukum (a crime from the legal point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap tingkah laku yang melanggar hukum pidana. Bagaimanapun jeleknya suatu perbuatan sepanjang perbuatan itu tidak dilarang didalam perundang-undangan pidana, perbuatan itu tetap sebagai perbuatan yang bukan kejahatan.

      Dari sudut pandang masyarakat (a crime from the sociological point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap perbuatan yang melanggar norma-norma yang masih hidup didalam masyarakat. Contohnya bila seorang muslim meminum minuman keras sampai mabuk, perbuatan itu merupakan dosa (kejahatan) dari sudut pandang masyarakat islam, dan namun dari sudut pandang hukum bukan kejahatan.

      Suherland (A.S Alam dan Amir Ilyas, 2010:16) berepndapat bahwa Criminal behavior in violation of the crimonal law. No matter what the degree of immorality or indecency of an act is not crime unless it is prohibitied by the criminal law.

      Tiga perspektif teori kejahatan (crime) menurut (Topo Santoso dan Eva Achajani Ulfa. 2001:35), yaitu :

        Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif Biologis.
      1. Cesare Lombroso (1835-1909)
      2. Kronologis beralih secara permanen dari filosofi abstrak tentang penanggulangan kejahatan melalui legilasi menuju suatu studi medern penyelidikan mengenai sebab-sebab kejahatan. Ajaran Lembroso mengenai kejahatan mewakili suatu tipe keanehan/keganjilan fisik, yang berbeda dengan nonkriminal. Lambroso mengklaim bahwa para penjahat mewakili suatu bentuk kemerosotan yang termanefestasi dalam karakter fisik yang mereflesikan suatu bentuk awal dan evolusi. Teori Lombroso (Topo Santoso, 2001:37) tentang penjahat yang dilahirkan (bron criminal) menyatakan bahwa Para penjahat adalah suatu bentuk yang lebih rendah dalam kehidupan, lebih mendekati nenek moyang mereka yang mirip kera dalam hal sifat bawaan dan watak dibanding mereka yang bukan penjahat.

      3. Enrico Ferri (1856-1929)
      4. Ferri (Topo Santoso, 2001:39) berpendapat bahwa kejahatan dapat dijelaskan melalui studi pengaruh-pengaruh interaktif di antara faktor-faktor fisik (seperti ras, geografis, serta temperatur), dan faktor-faktor sosial (seperti umur, jenis kelamin, variabel-variabel psikologis). Ferri juga berpendapat bahwa kejahatan dapat dikontrol atau diatasi dengan perubahan-perubahan sosial misalnya subsidi perumahan, kontrol kelahiran, kebebasan menikah dan bercerai, fasilitas rekreasi dan sebagainya.

      Jadi sistem Warning Button Crime (WBC) dengan mikrokontroller yang berbasis Arduino Nano dan Sim 800L, merupakan sistem quick respon yang diberikan Polisi kepada masyarakat untuk meningkatkan kecepatan pelayanan pada Polres Kota Tangerang dalam menangani laporan masyarakat terhadap adanya kriminalitas dengan cepat dan tepat. Pengacu pustaka terdiri dari bebrapa penelitian telah dilakukan terkait dengan penelitian ini, diantaranya dilakukan oleh Priyanka Shinde, Pranita Taware, Snehal Thorat, Tejashree Waghmare BE yang merupakan bimbingan dari Prof.Archna Kadam yang membahas tentang Emergency Panic Button. Peneliti sebelumnya juga dilakukan oleh Nivedita Majumdar, Pragati Bhargava, Rubeena K Shirin tentang Emergency Panic Button Using Microcontroller, dan penelitian yang terkait lainnya oleh Oludele Awodele, Onuiri Ernest E, Olaore Olufunmike A, Sowunmi Oluwawunmi O, Ugo-Ezeaba Anita A peneliti ini membahas tentang A Real-Time Crime Records Managements System For National Security Agencies.

      Konsep Dasar Jaringan Komputer

      Definisi Jaringan Komputer

      Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), bahwa Jaringan komputer merupakan suatu hasil dari koneksi (hubungan) dari sejumlah perangkat atau komputer dengan saling berkomunikasi satu sama lain.

      Sifat-Sifat Dasar Jaringan Komputer

      Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), Jaringan komputer memiliki empat buah sifat dasar penting. Keempat sifat tersebut, yaitu:

      1. Scalability Jaringan komputer mampu disesuaikan dengan kebutuhan user dapat berkembang dan menghilangkan batasan geografis atau lokasi.

      2. Resource Sharing Jaringan komputer dapat digunakan untuk pemakaian bersama dari sumber daya yang ada (resource sharing). Sumber daya tersebut berupa perangkat keras (hardware) serta perangkat lunak (software).

      3. Connectivity Jaringan komputer mudah dihubungkan serta pengguna (user) mudah untuk terhubung dari jaringan komputer. Untuk menciptakan hubungan ini, terdapat sejumlah perangkat penghubung di dalamnya. Yang termasuk perangkat-perangkat itu switch, modem, router, hub.

      4. Reliability Suatu jaringan komputer mempunyai kehandalan di dalamnya memberikan user performansi jaringan komputer yang dapat diukur.

      Jenis-Jenis Jaringan Komputer

      Menurut Iwan Sofana (2011:107), jenis jaringan komputer berdasarkan area atau lokasi yang dibedakan menjadi 4, diantaranya sebagai berikut: 1. PAN (Personal Area Network) PAN (Personal Area Network) merupakan jaringan komputer yang dibentuk dalam beberapa buah komputer atau antara komputer dengan peralatan non-komputer. Misalnya: HP, PDA, dan komputer.

      2. LAN (Local Area Network) LAN (Local Area Network) adalah bentuk jaringan komputer lokal, yang luas areanya sangat terbatas. Umumnya diterapkan untuk jaringan komputer rumahan, lab komputer di sekolah serta kantor, di mana masing-masing komputer mampu saling berinteraksi, bertukar data, dan juga dapat menggunakan peralatan bersama seperti printer. Media yang dipakai berupa kabel (UTP atau BNC) maupun wireless.

      3. Meropolitan Area Network (MAN) Adalah suatu jaringan komputer dengan skala yang lebih besar daripada LAN, bisa berupa suatu jaringan komputer antar kantor atau perusahaan denan jarak yang berdekatan. MAN (Metropolitan Area Network) terdiri atas beberapa LAN yang saling berhubungan. Media yang dipakai antar gedung umumnya wireless atau kabel serat optik.

      4. WAN (Wide Area Network) WAN (Wide Area Network) adalah sebuah jaringan komputer dengan jangkauan area geografis yang sangat luas, dapat mencakup sebuah negara bahkan benua untuk mengaksesnya. WAN (Wide Area Network) terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan area lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna dan komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lainnya. Jarak WAN hingga 1000 KM kecepatan 1,5 Mbps s/d Gbps.

      Konsep Dasar Analisa SWOT

      Definisi Analisa SWOT

      Menurut Rangkuti (2011:199), penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

      Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth OrientedStrategy).

      Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

      Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan questionmark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

      Kuadran 4 : Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan,perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Menurut Yusmini (2011:68), definisianalisa SWOT sebagai berikut: Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan(Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities)serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategiperusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

      Menurut Moniaga (2013:6), dilakukan analisis SWOT berdasarkan analisis kuadran yang telah dilakukan. Analisis SWOT bertujuan untuk melakuakn perbandingan antara faktof internal yaitu kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman. Kekuatan (strength)dan kelemahan (weakness) didapat melalui analisis kuadran I tergolong sebagai kekuatan perusahaan danvariabel-variabel dalam kuadran IV tergolong sebagai kelemahan perusahaan. Sedangkan untuk peluang dan ancaman merupakan faktor luar yang masih berhubungan dengan perusahaan.

      Berdasarkan beberapa pendapat yangdikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

      Langkah-Langkah Penyusunan SWOT

      Menurut Rangkuti (2011:8)Langkahlangkah mudah penyusunan SWOT yaitu:

      1. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT
      2. Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

      3. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)
      4. Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.

      5. Membentuk Teamwork Berdasarkan Metode OCAI
      6. Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

      7. Kuisioner Riset SWOT
      8. Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).

      9. Identifikasi Penyebab Masalah
      10. Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

      11. Menentukan Tujuan Dan Sasaran Strategis
      12. Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

        Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis, Dan
      13. Pemetaan Strategis
      14. Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.

      15. Menentukan Ukuran Yang Dipakai Dalam SWOT
      16. Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.

        Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators
      17. Dalam Bentuk Tag Dan Lead Indicator
      18. Tujuannya adalah untuk merumuskan strategi cinitiative dan menyusun keyperformance indicator dalam bentuk lag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.

      19. Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja
      20. Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.

      21. Melakukan Cascading SWOT
      22. Tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.

      23. Analisa Risiko Menggunakan Key Risk Indicators
      24. Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.

      25. Analisis Anggaran Dan Model Keuangan
      26. Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

      27. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT 
      28. Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

      TujuanAnalisa SWOT

      Menurut Rangkuti (2011:197), tujuananalisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancamandengan faktor internal kekuatan dankelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusanstrategis suatu organisasi. Pendekatan Pemecahan Masalah

      Menurut Puspitasari (2011:96), Penelitianini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7PProduct,Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence.Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut: Product :produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhankonsumen.

      Price :biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yangditawarkan.

      Place :lokasi dimana produk atau jasa tersedia. Promotion :aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.

      People :orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.

      Process :proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk ataujasa.

      Physical Evidence :bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

      SIM 800L

      Definisi SIM 800L

      SIM 800L merupakan suatu modul GSM yang dapat mengakses GPRS untuk pengiriman data ke internet dengan system M2M AT-Comman untuk modul-modul GSM lain. SIM800L memiliki dimensi yang kecil sehingga lebih cocok untuk diaplikasikan pada perancangan alat yang didesain portable. SIM800L memiliki Quad Band 850 / 900 / 1800 / 1900 Mhz dengan dimensi kecil yaitu ukuran 15.8 x 17.8 x 2.4 mm dan berat 1.35g. SIM800L memiliki kosumsi daya yang rendah dengan rentang tegangan power supply 3.4 4.4 v.

      Module SIM800L merupakan jenis module GSM/GPRS Serial yang terpopuler digunakan oleh para penghobis elektronika, maupun profesional elektronika yang diaplikasikan dalam berbagai aplikasi pengendalian jarak jauh via Handphone dengan simcard jenis Micro sim. Pada saat ini, terdapat beberapa tipe dari Breakout Board, tetapi yang paling banyak dijual di Indonesia yaitu versi mini dengan kartu GSM jenis Micro SIM.

      Sumber : www.nyebarilmu.com Gambar 2.16 SIM800L


      Keterangan PinOut :

      1. ANT : Antena
      2. VCC : tegangan masukan 3.7 4.2Vdc
      3. RST : Reset
      4. RX : Rx Data Serial
      5. TX : Tx Data Serial
      6. GND : Ground
      7. RING : ketika ada telp masuk
      8. DTR
      9. MIC + : ke microphone kutub +
      10. MIC  : ke microphone kutub
      11. Speaker + : ke speaker atau amplifier kutub +
      12. Speaker  : ke speaker atau amplifier kutub
      13. Micro Sim (Kartu GSM)

      SPESIFIKASI MODUL SIM800L :

      1. Menggunakan ic Chip : SIM800
      2. Tegangan ke VCC : antara 3.7 4.2Vdc (tetapi pada datasheet = 3.4 4.4V), dan disarankan menggunakan 3.7 Vdc agar tidak terdapat notifikasi Over Voltage“
      3. Bekerja pada frequency jaringan GSM yaitu QuadBand (850/900/1800/1900Mhz)
      4. Konektifitas class 1 (1W) pada DCS 1800 dan PCS 1900GPRS, sedangkan pada class 4 (2W) pada GSM 850 dan EGSM 900
      5. GPRS multi-slot class 1~12 (option) tetapi default pada class 12

      Suhu pengoperasian normal : 40°C ~ +85°C

      1. Menggunakan port TTL serial port, sehingga dapat langsung diakses # menggunakan microcontroler tanpa perlu memerlukan MAX232
      2. Transmitting power
      3. Power module automatically boot, homing network
      4. Terdapat Led pada modul yang berfungsi sebagai indikator.

      Apabilapada module terhubung dengan jaringan GSM maka LED akan berkedip perlahan, akan tetapi apabila tidak ada sinyal maka LED akan berkedip cepat. Ukuran module : 2.5cm x 2.3cm

      Konsep Dasar SMS Gateway

      Definisi SMS Gateway

      Menurut Mulyani (2012:07), SMS gateway merupakan sistem aplikasi untuk mengirim dan atau menerima SMS, terutama digunakan dalam aplikasi bisnis, baik untuk kepentingan promosi, service kepada customer, pengadaan content produk atau jasa, dan seterusnya. Karena merupakan sebuah aplikasi, maka fitur-fitur yang terdapat didalam SMS gateway dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, beberapa fitur yang umum dikembangkan dalam aplikasi SMS gateway.

      Menurut Ibrahim (2011:86), SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan komputer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan untuk mendistribusikan pesan-pesan yang di generate lewat sistem informasi melalui media SMS yang ditangani oleh jaringan seluler

      Dari dafini di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sms gateway adalah sebuah system aplikasi untuk mengirim atau meneima sms dengan menggunakan bantuan komputer untuk mendistribusikan pesan-pesan yang di generate lewat sistem informasi melalui media SMS yang ditangani oleh jaringan seluler

      Cara Kerja SMS Gateway

      Menurut Ibrahim (2011:86), Mekanisme kerja pengiriman SMS dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

      a. Intra-operator SMS: pengiriman SMS dalam satu operator. SMS yang dikirimkan oleh pengirim akan terlebih dahulu masuk ke SMSC operator nomor pengirim, kemudian SMSC akan mengirimkan ke nomor yang dituju secara langsung. Penerima kemudian akan mengirimkan delivery report yang menyatakan bahwa SMS telah diterima ke SMSC. SMSC kemudian meneruskan report tersebut ke nomor pengirim SMS, disertai status proses pengiriman SMS tersebut

      b. Inter-operator SMS: pengiriman SMS antar operator yang berbeda. Yang membedakan adalah mekanisme ini terdapat dua SMSC yaitu SMSC pengirim dan SMSC penerima. SMS yang dikirim akan masuk ke SMSC pengirim dan diteruskan ke SMSC penerima, setelah itu SMS dikirimkan ke telepon seluler tujuan. Demikian juga dengan delivery report akan diterima terlebih dahulu oleh SMSC penerima, kemudian diteruskan ke SMSC pengirim SMS. Komunikasi antar SMSC dapat berjalan jika telah terdapat kesepakatan kerja sama antaroperator tersebut, jika tidak terdapat kesepatakan akan menyebabkan SMS yang dikirim dengan nomor tujuan dengan operator berbeda tidak akan sampai pada nomor tujuan yang dituju

      c. SMS Internasional: pengirim SMS dari operator suatu negara ke negara lain. SMS internasional pada hakekatnya sama dengan mekanisme inter- operator, yang membedakan hanya pada SMSC nomor penerima adalah SMSC operator

      Jaringan Komputer Nirkabel (Wireless)

      Jaringan nirkabel merupakan sebuah jaringan pada LAN dimana transmisi data dengan sebuah pengirimannya maupun penerimaan datanya dilakukan melalui teknologi frekuensi radio udara, menyediakan sebagian besar keunggulan dan keuntungan dari teknologi lama LAN namun tidak dibatasi media kabel atau kawat.

      Kemunculan dan perkembangan di dalam sistem jaringan nirkabel dipicu dengan adanya suatu kebutuhan akan biaya pengeluaran yang lebih rendah menyangkut infrastruktur jaringan dan untuk mendukung aplikasi jaringan bergerak terhadap efisiensi proses, akurasi dan biaya pengeluaran yang rendah dalam hitungan bisnis. Beberapa diantaranya adalah kemudahan bergerak (Mobilitas), dengan kemudahan (Mobilitas) dalam bergerak memungkinkan pengguna untuk berpindah-pindah secara fisik saat memakai aplikasi seperti handheld PC (misalnya: PDA/personal digital assistance atau semacamnya), data collector (alat seperti kalkulator yang biasa dibawa untuk pengecekan dan pengisian data).

      Aplikasi bergerak membutuhkan jaringan tanpa kabel termasuk semua yang berhubungan atau bergantung pada sistem real time dalam mengakses database biasanya disimpan pada suatu database yang terpusat. Ada dua jenis jaringan wireless :

      1. Sebuah “ad-hoc” yang mencakup sejumlah komputer yang mana setiap komponennya dilengkapi dalam suatu kartu interface jaringan nirkabel Setiap komputer berkomunikasi secara langsung dengan seluruh device dan perangkat komputer yang tersambung dalam jaringan wireless tadi.

      2. Sebuah jaringan wireless juga dapat menggunakan access point, atau base station. Dengan tipe jaringan wireless ini, access point bekerja seperti layaknya sebuah Hub, dan menyediakan sambungan terhadap komputer wireless. Dan jaringan wireless ini juga menyambungkan (sebagai bridge) pada suatu jaringan local wireless ke jaringan kabel (Wireles LAN to Wired LAN), mengizinkan suatu komputer dengan jaringan sebagai file server atau sambungan internet yang telah ada.

      Ada 2 jenis acces-point yaitu: a. Dedicated Hardware Access Point (HAP) atau dapat disebut juga access-point berbentuk hardware seperti WaveLAN dari Lucent, Airport Base Station (ABS) milik perusahaan Apple, atau Aviator PRO keluaran dari WebGear. Access point hardware memberikan bantuan yang komprehensif dengan kebanyakan layanan wireless.

      b. Access point pada suatu bentuk perangkat lunak (Software Access point) yang bekerja dengan komputer yang menggunakan w-NIC seperti yang digunakan pada ad-hoc atau jaringan dalam wireless peer-to-peer, diman komputer pada suatu jaringan wireless yang tersambungkan menggunakan suatu Access Point Software (APS).

      Standar yang dipakai dengan suatu perangkat wireless yang digunakan IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah 802.11. Untuk lebih melengkapi maka akan sedikit dijelaskan beberapa protokol dalam wireless LAN, diantaranya sebagai berikut:

      1. 802.11b Menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum Bandwidth yang dapat dicapai adalah 11 Mbps (Mega bit per second), Radio signal yang digunakan adalah DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Kanal yang tidak overlapping ada 3 (kanal 1, kanal 6, dan kanal 11). Kompatibel untuk tipe g jika berjalan mode mixed.

      2. 802.11a Menggunakan frekuensi 5,8 GHz, maksimum Bandwidth yang dapat dicapai 54 Mbps, radio sinyal yang digunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping ada 12 (dapat lebih). Tidak kompatibel dengan tipe b dan g, frekuensi kerjanya yang berbeda. Kurang populer digunakan karena tidak kompatibel dengan tipe a ataupun g, walau mempunyai kelebihan kanal yang tidak overlap.

      3. 802.11g Menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum Bandwidth yang bisa dicapai pada awal pertama kali keluar sebesar 54 Mbps, sekarang ini tipe g sudah dapat mencapai 108 Mbps. Radio sinyal dapat digunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping 3.

      4. 802.11a/g Menggunakan frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz, maksimum Bandwidth dicapai 54 Mbs, modulasi sinyal yang dipakai OFDM. Kanal yang tidak overlapping ada 16. Bila jalan di tipe a tidak kompatibel di type b dan g. Bila jalan di modus g kompatibel di b. jadi tipe a/g leluasa memakai satu dari protokol jaringan WiFi.

      Buzzer

      Buzzer adalah suatu alat yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Pada umumnya buzzer digunakan untuk alarm, karena penggunaannya cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input maka buzzer akan mengeluarkan bunyi. Frekuensi suara yang dikeluarkan oleh buzzer yaitu antara 1-5 KHz. (Albert Paul, Prinsip-Prinsip Elektronika, 1989 hal : 134). Contoh salah satu buzzer dapat dilihat pada gambar 2.18


      Gambar 2.17 Buzzer

      (Sumber : http://Www.Pdf.Com/Aktuator/Babii_Aktuator_Elektrik di akses tanggal 17 Desember

      Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnetik, kumparan tadi akan tertarik kedalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas megnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (Albert Paul, Prinsip-Prinsip Elektronika, 1989 hal : 134).

      Konsep Dasar Literatur Riview

      Menurut Guritno dkk (2011:86) Literature Review dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita sedang rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka tidak perlu untuk melakukan penelitian yang sama. Literature Review harus bersifat relavan, mutakhir dan memadai.

      Menurut Semiawan (2010:104), didefinisikan bahwa Literature Review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan juga dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka yaitu untuk melihat dan menganalisa nilai tambah dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya yang memiliki kaitan pada penelitian yang dilakukan.

      Berdasarkan dalam kedua definisi yang ada di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Literature Review adalah bahan-bahan yang tertulis dari suatu permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

      Literature Review membantu kita di dalam menyusun kerangka berfikir yang sesuai bagi teori, temuan dan hasil penelitian sebelumnya dalam menyelesaikan rumusan masalah untuk penelitian yang kita buat pada suatu topik khusus atau pertanyaan terhadap bagian dari keilmuan.

      Menurut Sudaryono (2011:86), Literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukanjawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

      Berdasar kan penelitian diatas dapat disimpulkan Literature review adalah suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian dimana suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan.

      Manfaat yang didapatakan dalam studi pustaka adalah sebagai berikut :

      1. Mengidentifikasi kesenjangan dari penelitian ini
      2. Menghindari membuat ulang sehingga menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya.
      3. Mengidentifikasi metode yang penah dilakukan oleh penelitian sebelumnya.
      4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah capai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas landasan dari pengetahuan sebelumnya.

      Banyak penelitian sebelumnya yang mengenai pelayanan jasa. Dalam upaya membangun suatu sistem pelayanan maka peneliti melakukan studi pustaka sebagai salah satu untuk mengetahui metode apa saja yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Diantaranya

      1. Penelitian yang dilakukan oleh M. Zainudin Fitro dari UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA yang berjudul “Simulasi Pengendalian Pintu Air (Spillway) Otomatis Dengan Warning Alarm Berbasis Mikrokontroler” tahun 2012, alat ini tentang pengendalian pintu air secara otomatis dalam perancangan rangkaian sensor ketinggian air dengan ultrasonic untuk menggerakan buka-tutup pintu air menggunakan driver motor DC, Buzzer untuk bunyi peringatan dan rangkaian LCD untuk menampilkan informasi ketinggian air, sehingga alat ini dapat memantau kondisi ketinggian air.
      2. Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Mufti dari UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA yang berjudul “Rancang Bangun Emergency Security Caller Berbasis Android Untuk Situasi Perampokan” Tahun 2013, Sistem alat ini menerapkan konsep klien server yang memanfaatkan fitur internet dan GPS dan sistem ini mampu mengirimkan data lokasi kejadian perampokan ke web server polisi via internet dan ke nomor seluler polisi via SMS dengan menekan shortcut aplikasi.
      3. Penelitian yang dilakukan oleh Izmi Latifa dari UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA (UNAIR) yang berjudul “Inovasi Pelayanan Panic Button On Hand (PBOH) Polres Malang Kota Dalam Penanganan Laporan Kriminalitas” tahun 2016, Sistem alat ini sebagai inovasi dalam penanganan laporan krminalitas dan dibuat untuk memudahkan masyarakat memberikan laporan dan meningkatkan kecepatan pelayanan Polres Malang Kota dalam menangani laporan kriminalitas dengan cepat dan tepat.
      4. Penelitian yang dilakukan oleh Anggi Setyo Permadi dari STMIK INSAN PEMBANGUNAN TANGERANG yang berjudul “Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Informasi Publik Pada Polres Kota Tangerang” tahun 2017. Di mana sistem ini menggunakan program PHP dan menggunakan database MySql sehingga menghasilkan informasi yang efektif dan efesien pada Polres Kota Tangerang.
        Beberapa Literature review Kutipan Jurnal Internsional dan Nasional tersebut adalah sebagai berikut:
      1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Roihan, Annas Rifa’i dan Chandra Wijaya dari STMIK RAHARJA TANGERANG dikutip dari JURNAL CERITA yang berjudul “ Prorotipe Alarm Panic Button System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang” pada tahun 2018.
      2. Penelitian yang dilakukan oleh Siddharth Gupta, Shivaditya Jatar, dan Ayush Mittal dari COMPUTER ENGINEERING, SHRI GOVINDRAM SEKSARIA INSTITUTE OF TECHNOLOGY AND SCIENCE, INDORE (M.P) INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF ENGINEERING SCEIENCES AND RESEARCH TECHNOLOGY yang berjudul “Home Automation System Using Arduino Uno” pada tahun 2017.
      3. Penelitian yang dilakukan oleh Jishnu S, Raouf AP, Sufail UK, Vishnu Dinesh Nair, dan Shahana M dari ROYAL COLLEGE OF ENGINEERING AND TECHNOLOGY, AKKIKAVU dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF INNOVATIVE RESEARCH IN MANAGEMENT, ENGINEERING AND TECHNOLOGY yang berjudul “Wireless Notice Board Using Arduino dan GSM” pada tahun 2016.
      4. Penelitian yang dilakukan oleh Amruta Patil, Pooja Potnis, dan Karishma Katkar dari ELECTRONICS AND TELECOMMUNICATIONS ENGINEERING DEPARTEMENT, GOVERNMENT COLLEGE OF ENGINEERING AND RESEARCH, AWASARI (KD), PUNE (412405), MAHARASHTRA, INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF ENGINEERING TRENDS AND TECHNOLOGY yang berjudul “SMS Based Home Automation System Using Arduino ATMEGA328 With GSM” pada tahun 2017.
      5. Penelitian yang dilakukan oleh R. Naresh Naik, P.Silva Nagendra Reddy, S.Nanda Kishore dan K.Tharun Kumar Reddy dari ASSISTANT PROFESSOR, DEPARTEMENT OF ECE, KUPPAM ENGINEERING COLLEGE, KUPPAM CHITTOOR, A.P, INDIA dikutip dari IOSR JOURNAL OF ELECTRONICS AND COMMUNICATION ENGINEERING yang berjudul “Arduino Based LPG Gas Monitoring and Automatic Cylinder Booking WIth Alert System” pada tahun 2016.
      6. Penelitian yang dilakukan oleh Nivedita Majumdar, Pragati Bhargava, dan Rubeena K Shirin dari SCHOOL OF COMPUTING SCIENCE AND ENGINEERING VIT UNIVERSITY, VELLORE TAMIL NADU, INDIA dikutip dari INTERNATIONAL JOURNAL OF COMPUTER APLLICATIONS yang berjudul “Emergency Panic Button Using Microcontrollers” pada tahun 2014.
      7. Penelitian yang dilakukan oleh Vannesha Nedy Taffita dan Eva Hany Fanida S.AP., M.AP. dari UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA yang berjudul “Implementasi Sistem Lapor Online Melalui Aplikasi Go Sigap Di Kepolisian Resort (Polres) Gresik” pada tahun 2018.
      8. Penelitian yang dilakukan oleh Rita Dewi Risanty dan Lutfi Arianto dari TEKNIK INFORMATIKA, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA dikutip dari JUNAL SISTEM INFORMASI TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER yang berjudul “ Rancangan Bangun Sistem Pengendalian Listrik Ruangan Dengan Menggunakan ATMEGA328 dan SMS Gateway Sebagai Media Informasi” pada tahun 2017.
      9. Penelitian yang dilakukan oleh Jhonson Efendi Hutagalung dan Ruri Ashari Dalimunthe dari TEKNIK KOMPUTER AMIK ROYAL KISARAN dikutip dari JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Keamanan Kandang Kambing Menggunakan SMS Gateway Berbasis Arduino” pada tahun 2017.
      10. Penelitian yang dilakukan oleh Zubali Isfarizky, Fardian, dan Alfatirta Mufti dari FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH dikutip dari JURNAL KITEKTRO yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Kontrol Pemakaian Listrik Secara Multi Channel Berbasis Arduino” pada tahun 2017.

      Kerangka Berpikir Teoritis

      Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran peneliti. Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir dapat berupa kerangka teori dan dapat pula berbentuk kerangka penalaran logis.

      Kerangka teori itu merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian. Kerangka berpikir itu bersifat operasional, yang diturunkan dari satu atau beberapa teori, atau dari pernyataan-pernyataan yang logis dan berhubungan dengan masalah penelitian. Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti atau pelaku penelitian tindakan lain sendiri yang relevan disamping teori–teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logis dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Atas kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.

      Gambar 2.19. Kerangka Berpikir

      Adapun penjelasan dari kerangka berpikir tersebut sebagai berikut :

      a. Latar belakang Pada tahap ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang terjadi di Polres Kota Tangerang, dan juga topik yang dibahas oleh peneliti mengenai sistem pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat guna mengantisipasi tindak kejahatan dengan menggunakan studi literatur yang berasal dari penelitian sebelumnya dan textbook.

      b. Identifikasi masalah Pada tahapan ini peneliti membuat kesimpulan berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya.

      c. Analisa data Pada tahapan ini peneliti melakukan analisa data berdasarkan informasi yang didapatkan dari wawancara serta observasi dilapangan dengan menggunakan pemodelan dengan konsep uml ( usecase, diagram actifuty, sequence diagram, class diagram ).

      d. Proses analisa Pada Tahapan ini dilakukan berdasarkan dari hasil yang diperoleh pada saat analisa data, semua data yang diperoleh pada saat dilakukannya analisa data dikumpulkannya untuk kemudian dilakukannya proses analisa.

      e. Proses pemecahan masalah Pada tahapan ini dilakukan Proses pemecahan masalah dengan melakukan pembuatan sistem aplikasi dengan bahasa pemrograman Arduino Nano dengan menggunakan metode pengembangan sistem yaitu metode waterfall dan pengujian sistem dengan metode blackbox.

      f. Solusi atau perbaikan Pada tahapan ini, Setelah masalah pada Polres Kota Tangerang telah diketahui, maka selanjutnya peneliti mencari solusi dari masalah yang ada, untuk kemudian dilakukannya perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut, dengan merancang Sistem Warning Button Crime dengan Arduino Nano dengan sebuah perangkat yang dikontrol serta menggunakan bahasa program Arduino IDE.


      BAB III

      PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

      Gambaran Umum Perusahaan

      Sejarah Polres Kota Tangerang

      21 Oktober 1873 Pemerintah kolonial Belanda mendirikan Sejarah Polres Kota Tangerang Kepolisian Resort (Polres) Kota Tangerang adalah unsur lembaga kewilayah tingkat Kabupaten/Kodya yang bertanggung jawab memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum serta pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat berdasarkan peraturan perundangundangan, pancasila dan UUD 1945.

      Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang membawahi sebagian wilayah pemerintahan daerah, yaitu Pemerintahan Daerah Kabupaten Tangerang meliputi area seluas 641,4. Km2. Yang terdiri dari 19 (Sembilan belas) kecamatan dan Luas wilayah di Kabupaten Tangerang 641.43 Km2. Kondisi geografis wilayah tugas Polres Kota Tangerang berbatasan dengan Sebelah Barat Wilayah Tugas Polres Serang, Sebelah Selatan Wilayah Tugas Polres Bogor, Sebelah Timur Wilayah Tugas Polres Metro Tangerang Kota, Polres Tangerang Selatan dan, Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa. Untuk memudahkan pengendalian situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

      Lingkup dan Bidang Usaha

      Wilayah tugas Polres Kota Tangerang terdapat 19 Kecamatan, 12 Kelurahan dan 168 Desa yang dilayani oleh 10 Kepolisian Sektor (Polsek) dan 14 Polsubsektor. Kondisi geografis wilayah dan jumlah penduduk beserta dinamika perekonomian masyarakat telah menjadikan wilayah Kab Tangerang sebagai daerah perlintasan orang, barang dan jasa serta komoditi / kebutuhan pokok, juga sebagai perlintasan pelaku kejahatan dari Provinsi Lampung (melalui Provinsi Banten) menuju DKI Jakarta, dan sebaliknya. Yang berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas di Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang. Secara demografi jumlah penduduk di wilayah hukum Polres Kota Tangerang saat ini tercatat sekitar 1.943.225 jiwa yang menempati area seluas 641.43 Km2. Sehingga kepadatan penduduk per Km2 adalah sebanyak 3.029 jiwa /Km2 yang berdomisili di 19 kecamatan dari berbagai tingkat perekonomian maupun latar belakang pendidikan dan status sosial.

      Jumlah anggota Polres Kota Tangerang berikut jajarannya saat ini adalah sebanyak 1.041 personel terdiri dari : Polri 1.014 personel dengan kepangkatan Pamen : 20 personel, Pama : 95 personel, Bintara : 895 personel, Bhayangkara : 4 personel, sedangkan PNS 27 personel dengan golongan Gol. III 7 personel, Gol II/I : 20 orang, sehingga bila dibandingkan dengan jumlah masyarakat di wilayah hukum Polres Kota Tangerang yang berjumlah 1.943.225 jiwa, maka didapat angka Police Ratio 1 : 1.916 atau 1 (satu) orang anggota Polres Kota Tangerang harus melayani 1.916 orang warga masyarakat Kabupaten Tangerang, Hal ini sangat jauh dari standar perbandingan Polisi dengan masyarakat yang ditentukan oleh PBB (United Nation Police Ratio) yang menentukan angka 1 : 400. Jumlah Penduduk Tangerang Kabupaten 1.943.225 jiwa masyarakat yang tinggal di wilayah hukum Polres Kota Tangerang, yang pada awalnya merupakan suku bangsa asli (suku Sunda/Banten) telah berbaur seiring dengan dinamika pembangunan dan urbanisasi, sehingga masyarakat Tangerang cenderung lebih heterogen yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, latar belakang pendidikan, tingkat perekonomian, agama, maupun budaya menimbulkan suatu tantangan tersendiri bagi Polres Kota Tangerang.

      Terkait dengan kerawanan terjadinya pergesekan antar kelompok maupun golongan dan agama, maupun ketidak tertiban berlalu lintas di jalan raya akibat belum memadainya latar belakang pendidikan dan ketaatan terhadap hukum. Kehidupan perekonomian dan sosial budaya masyarakat diwilayah Kabupaten Tangerang pada umumnya bekerja sebagai buruh pabrik Industri, sehingga sangat berdampak pada stabilitas keamanan, karena status pekerja buruh tersebut bersifat kontrak (Outsourcing) dengan upah minim dan rendahnya nilai jaminan Asuransi Tenaga Kerja (Astek).

      Visi dan Misi Perusahaaan

      Visi:

      Terwujudnya Polres Kota Tangerang yang makin profesional, unggul dan dipercaya masyarakat untuk memelihara Kamtibmas di wilayah hukum Polres Kota Tangerang dalam rangka mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian yang berlandaskan gotong royong berdasarkan peraturan perundang undangan, Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

      Misi:

      Mewujudkan kecintaan dan kepercayaan publik (trust building) melalui perlindungan, pengayoman, dan pelayanan sampai lini terdepan, melalui konsep Polres Besar-Polsek Kuat. Mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia Polri yang profesional dan unggul yang menjunjung etika dan sendi-sendi HAM. Meningkatkan intelijen Polri yang profesional dan kompeten untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan, melalui kegiatan deteksi aksi, deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini secara cepat akurat dan efektif guna pengambilan keputusan yang tepat pada kebijakan keamanan.

      1. Mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif dengan instansi terkait.
      2. Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung tinggi HAM dan anti KKN.
      3. Mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas.
      4. Mewujudkan keamanan, keselamatan dan ketertiban di wilayah perairan laut dan pesisir pantai laut jawa untuk mendukung visi pembangunan wilayah kemaritiman.
      5. Mewujudkan teknologi komunikasi dan informasi Kepolisian secara berkelanjutan yang terintegrasi guna mengoptimalkan kinerja Polri.
      6. Mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan dengan sertifikasi kecakapan profesi.

      Kebijakan dan Sasaran Strategis

      Kebijakan Strategis:

      1. Menjaga keamanan, dan ketertiban kepada masyarakat
      2. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dengan baik
      3. Mewujudkan kinerja yang maksimal dengan visi dan misi Polri

      Sasaran Strategis:

      1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
      2. Profesionalisme dalam bertugas
      3. Menegakan Hukum

      Struktur Organisasi

      Gambar 3.1. Struktur Organisasi

      Tujuan Perancangan

      Adapun tujuan dari Warning Button Crime System Pada Wilayah Hukum Polres Kota Tangerang ini adalah sebagai berikut: Instansi Perusahaan

      Alat ini dapat difungsikan sebagai penunjang tugas Polri dalam penerapan pelayanan yang maksimal dan untuk memudahkan masyarakat dalam pelaporan adanya tindak kejahatan serta peningkatan produktivitas anggota Polri dalam bekerja. Serta sebagai bentuk tanggung jawab instansi Polri terhadap lingkungan dan tugas Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan kepada masyarakat.

      Mahasiswa

      Alat ini dapat menjadi bahan rujukan untuk pengembangan lebih lanjut bila tertarik untuk memasuki kegiatan penelitian dalam lingkup pengawasan terhadap pelaporan cepat apabila sedang terjadi tindak kejahatan.

      Langkah-Langkah Perancangan

      Perancangan alat dimulai dengan membuat gambaran prototype alat untuk memberikan gambaran rangkaian seperti apa yang akan dibuat dan komponen-komponen apa saja yang diperlukan untuk pembuatan alat. Kemudian alat dirakit berdasarkan gambaran yang sudah dikonsep. Pengkodean alat dilakukan dengan menggunakan software Arduino Nano yang dihubungkan dengan Modul SIM 800L sebagai pusat rangkaian untuk mengirimkan pesan. Setelah itu peneliti melakukan uji coba berbagai fungsi yang ditanamkan pada alat dan melakukan peninjauan ulang atas pengujian tersebut dalam rangka perbaikan.

      Blok Visual Diagram

      Penelitian terdiri dari perancangan alat, realisasi sistem, dan pengujian. Secara prinsip alat menggunakan Arduino Nano sebagai pengendali alat.

      1. Blog Diagram Pengirim Peringatan


      Gambar 3.2. Blok Visual Diagram Pengirim Peringatan


      1. Tombol bel sebagai sumber untuk mengirimkan sinyal kepada Receiver.
      2. Kemudian receiver menerima sinyal dari tombol bel dan LED akan berkedip pada receiver selama 10 kali.
      3. Setelah itu arduino menangkap sinyal pada receiver melalui Pin 4.
      4. Kemudian arduino juga secara otomatis mengirim sinyal ke SIM 800L untuk diteruskan ke handphone dalam format pesan SMS.

      Handphone menerima pesan SMS dari SIM 800L ke nomor yang sudah di atur sebelumnya.

      2. Blok Diagram Penerima Laporan


      Gambar 3.3. Blok Visual Diagram Penerima Laporan

      SIM 800 L sebagai penerima sinyal sms kamudian di proses oleh Arduino untuk

      3. Blok Diagram Keseluruhan System


      Cara Kerja Alat

      Bel sebagai alat pertama untuk mengirim sinyal kepada receiver kemudian receiver menerima sinyal dari bel selanjutnya receiver akan mengirimkan sinyal kepada Arduino setelah LED pada receiver sudah menyala selama 10 kali blink melalui 4 pin pada Arduino, bila sinyal sudah di terima oleh Arduino selanjutya akan mengirim sinyal ke SIM 800L untuk mengirim pesan SMS dengan nomor yang sudah di tanam di SIM 800L, maka secara otomatis pesan SMS pemberitahuan akan di kirim ke handphone dengan nomor yang sudah di atur sebelumnya.

      Perancangan Alat

      Dalam perancangan alat ini peneliti menggunakan berbagai macam komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perancangan alat.

      Perangkat Keras (Hardware)

      Perancangan perangkat keras adalah penentuan rangkaian yang akan digunakan saat pembuatan alat, berikut komponen-komponen yang dipakai dalam perancangan alat:

      1. Arduino Nano
      2. Arduino Nano adalah salah satu varian dari produk mikrokontroller keluaran Arduino. Dengan ukuran board yang tidak besar, arduino ini menggunakan mikrokontroller Atmega 328 untuk Arduino Nano V3.0 dan Atmega 168 untuk Arduino Nano V2.3. Arduino Nano tidak dilengkapi dengan soket catu daya, tetapi terdapat pin untuk catu daya luar atau dapat menggunakan catu daya dari mini USB port, Arduino Nano juga dapat dengan mudah deprogram dengan menggunakan software Arduino IDE dan juga Arduino tipe ini sudah dilengkapi dengan program boatloader, sehingga programmer dapat langsung mengupload kode program langsung ke board Arduino Nano tanpa melalui board perantara atau hardware lain.

      3. Modul SIM 800L
      4. SIM800L merupakan suatu modul GSM yang dapat mengakses GPRS untuk pengiriman data ke internet dengan system M2M. AT-Comman untuk mdoul-modul GSM lain. SIM800L memiliki dimensi yang kecil sehingga lebih cocok untuk diaplikasikan pada perancangan alat yang didesain portable. Sim 800L memiliki Quad Band 850 / 900 / 1800 / 1900 Mhz dengan dimensi kecil yaitu ukuran 15.8 x 17.8 x 2.4 mm dan berat 1.35g. SIM 800L memiliki konsumsi daya yang rendah dengan rentang tegangan power supply 3.4 4.4 v

      5. Bel Listrik
      6. Bel listrik ini merupakan suatu alat yang penting dalam setiap rumah ataupun perusahaan, bel listrik ini juga tanpa kabel sehingga dapat memudahkan untuk menggunakan nya. Handphone

        Pelaksanaan monitoring menggunakan handphone sebagai media penerima pesan dari SIM800L dengan notifikasi data yang terkirim.

        Tahapan terakhir setelah dimasukan program ke dalam mikrokontroler, lalu klik menu Upload.

      7. Fritzing
      8. Pembuatan design prototype menggunakan aplikasi fritzing. Selain sederhana dan ringan, aplikasi ini juga memiliki kelengkapan library yang membantu dalam pembuatan design prototype alat.

        Gambar 3.5. Fritzing

      Flowchart

      Flowchart berfungsi sebagai gambaran proses atau langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam pemecahan masalah dengan menggunakan berbagai macam simbol dan keterangan singkat dari proses yang berjalan. Berikut flowchart yang peneliti gunakan dalam perancangan alat:

      Gambar 3.6. Flowchart

      Prototipe Alarm Panic Butto

      Gambar 3.8 berikut ini merupakan bentuk perancangan fisik prototipe Alarm Panic Button. Rancangan ini terdapat keseluruhan rangkaian elektronika dan perangkat keras yang digunakan yang disusun secara rapih sesuai dengan fungsinya.

      Gambar 3.7. Prototipe Alarm Panic Button

      Permasalahan & Pemecahan Masalah

      Permasalahan

      Sesuai dengan analisa yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, seperti Masalah yang terjadi selama ini adalah pada saat proses pelayanan pengaduan informasi publik dengan sistem yang sudah berjalan saat ini di Polres Kota Tangerang masih kurang efektif dan efisien. Dimana ketika ada seorang yang ingin membutuhkan bantuan polisi dalam situasi mendesak atau sedang terjadi nya tindak kejahatan seperti perampokan, pemohon hanya bisa menghubungi ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Kota Tangerang. Proses penerima informasi yang akan memakan waktu, sehingga dapat terjadinya tindak kejahatan dan mempengaruhi dalam sistem pelayanan kepolsian yang kurang efektif. Pemecahan Masalah

      Berdasarkan masalah tersebut diatas peneliti memberikan alternatif pemecahan masalah seperti merancang sebuah alat pelayanan informasi publik untuk memudahkan masyarakat dalam mengatasi adanya tindak kejahatan, baik di lingkungan kerja ataupun sekitarnya. Selain mudah dioperasikan, alat ini dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efesien.

      Perangkat Lunak (Software)

      Selain penggunaan komponen-komponen keras, perancangan alat juga membutuhkan software untuk menanam perintah dan instruksi untuk memfungsikan alat. Berikut beberapa software yang peneliti gunakan, yaitu:

      Arduino 1.8.2

      Aplikasi standar untuk Arduino ini sudah cukup untuk membantu dalam perancangan alat. Tampilan yang sederhana, kinerja yang baik dan ringan, serta adanya library sangat menunjang penelitian. Berbagai macam instruksi dan perintah yang ditanam ke dalam Arduino ditulis menggunakan aplikasi ini.

      Gambar 3.3. Software Arduino

      Pada bagian perancangan lunak ini yang dilakukan untuk menghasilkan listing program yang diinginkan sesuai dengan perancangan perangkat keras. Software Arduino dibuka lalu masukkan script yang dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut,


      Gambar 3.4 Layar penulisan project

      Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, pilih menu verify, dapat dilihat pada, gambar 3.6 diatas. Pada pemrograman ini perlu diperlihatkan untuk koneksi portnya, karena pada pengalamatan port inilah mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan PC atau laptop melalui komunikasi serial. Berikut ini adalah script secara keseluruhan:




      BAB IV

      HASIL PENELITIAN

      Rancangan Sistem Usulan

      Berdasarkan analisa serta penelitian yang telah dilakukan dalam sistem yang berjalan di bidang pelayanan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, maka tahap selanjutnya yaitu membahas sistem yang akan diusulkan. Adapun sistem yang diusulkan akan merubah proses berjalannya pelaksanaan pengajuan pelayanan yang berjalan saat ini, dimana pendonor yang sebelumnya harus mengajukan pelayanan bertatap muka, maka dengan sistem usulan ini pendonor dapat mengajukan pelayanan menggunakan aplikasi donorKU secara cepat dan efektif.

      Adanya usulan sistem dibutuhkannya metode untuk merancang sistem yang bertujuan untuk menyempurnakan sistem lama. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru peneliti menggunakan UML sebagai penggambaran Usecase Diagram, Activity Diagram, Squence Diagram dan Class Diagram.

      Prosedur Sistem Usulan

      1. Pendonor
      2. Pendonor dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain :

        1. Pendonor dapat melakukan login
        2. Pendonor dapat melakukan registrrasi
        3. Manampilkan menu utama sebelum memasuki dashboard aplikasi
        4. Menampilkan menu dashbord untuk pendonor
        5. Menampilkan menu informasi, kegiatan donor darah, piagam penghargaan, stok darah dan profile pendonor
        6. Dapat melakukan pengajuan pelayanan kegiatan donor darah, dan pengajuan piagam penghargaan
        7. Pendonor dapat melakukan tambah data, lihat data, ubah data, cari data.
        8. Pendonor dapat mendownload jadwal kegiatan donor darah, syarat pengajuan kegiatan donor darah, syarat pengajuan piagam penghargaan, data piagam yang telah dicetak.
        9. Dapat melakukan logout
      3. Admin P2DDS
      4. Admin P2DDS dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain

        1. Admin dapat melakukan login
        2. Admin dapat melakukan penambahan user baru
        3. Manampilkan menu utama.
        4. Menampilkan menu dashboard untuk Admin
        5. Menampilkan seluruh menu yang ada di aplikasi, yaitu menu informasi, kegiatan donor darah, piagam penghargaan, stok darah, data master, laporan dan profile admin.
        6. Dapat mencetak laporan-laporan yang ada di Aplikasi tersebut.
        7. Admin dapat melakukan tambah data, lihat data, ubah data, cari data, hapus data.
        8. Admin dapat melakukan import data dari excel ke database.
        9. Dapat melakukan logout
      5. Kordinator
      6. Kordinator pelayanan dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain :

        1. Kordinator dapat melakukan login
        2. Manampilkan menu utama
        3. Menampilkan menu dashboard untuk kordinator
        4. Menampilkan menu informasi, kegiatan donor darah, piagam penghargaan, stok darah, laporan, dan profile kordinator
        5. Dapat melakukan logout

      Use Case Diagram Yang Diusulkan

        Diagram usecase yang diusulkan pada sistem pelayanan donor darah berbasiskan online adalah sebagai berikut :
      1. Usecase Diagram Sistem donorKU
      2. Gambar 4.1 : Usecase diagram sistem donorKU

        Berdasarkan gambar 4.1 dapat dijelaskan : Sistem donorku terbagi menjadi 3 Level yaitu : Pendonor, Admin dan Kordinator

        1. Pendonor :

        Diagram usecase diatas menunjukan pendonor sebagai aktor yang mengajukan pelayanan-pelayanan didalam sistem tersebut seperti pengajuan piagam penghargaaan, dan pengajuan kegiatan donor darah. Aktor pendonor diatas tidak dapat mengakses halaman admin yang berwarna merah.

        1. Admin :

        Dalam diagram usecase diatas bahwa admin adalah aktor yang bertugas untuk melakukan pengolahan data proses pengajuan pelayanan yang menyangkut tentang pengajuan piagam dan pengajuan kegiatan donor darah. Dari mulai inputan pelayanan, proses pelayanan sampai dengan laporan pelayanan tersebut.

        1. Kordinator :

        Diagram usecase diatas menunjukan untuk aktor kordinator sebagai pengawasan laporan yang berjalan pada sistem tersebut. kordinator tidak diberikan akses untuk inputan dan proses, karena tugas tersebut hanya diberikan kepada admin.

      3. Usecase Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
      4. Gambar 4.2 : Usecase diagram usulan pengajuan kegiatan donor darah

        Berdasarkan gambar 4.2 dapat dijelaskan :

        Pendonor melakukan pengajuan kegiatan donor darah melalui aplikasi donorKU, yang pertama dilakukan yaitu login, setelah login sistem akan menampilkan hak ases dashboard pendonor, kemudian pendonor memilih menu kegiatan donor darah dan memilih submenu pengajuan kegiatan donor darah, selanjutnya mengisi e-form dengan benar, ada beberapa isian yang harus diperhatikan seperti pada saat tanggal pengajuan kegiatan, karena sebelum mengajukan jadwal, pendonor terebih dahulu melihat jadwal kegiatan yang telah terisi sebelumnya. Setelah terisi semua, klik tombol kirim dan pengajuan tersebut tersimpan dalam sistem donorku, selanjutnya admin akan mengecek jadwal kegiatan, jika kosong maka akan di inputkan kepada jadwal kegiatan, kemudian admin mengkonfirmasi jadwal donor darah. Setalah selesai kegiatan donor darah, admin akan membuat laporan kegiatan donor darah yang telah dilakukan, laporan tersebut berisikan jumlah hasil pengambilan darah.

      5. Usecase Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
      6. Gambar 4.3 : Usecase diagram usulan pengajuan piagam penghargaan

        Berdasarkan gambar 4.3 dapat dijelaskan : Pendonor melakukan pengajuan piagam penghargaan melalui aplikasi donorKU, yang pertama dilakukan yaitu login kemudian pendonor memilih menu piagam penghargaan dan memilih submenu pengajuan piagam penghargaan, kemudian isi e-form dengan benar jika telah selesai klik kirim, tahap berikutnya admin akan melakukan pengecekan history donor pada sistem SIMDONDAR (Sistem Manajemen Donor Darah). Jika telah dicek history donor tersebut maka admin akan menginput piagam penghargaan yang telah dicetak dan melakukan pembuatan laporan pengambilan piagam penghargaan selama 1 bulan. </ol>

        Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

        Activity Diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan-kegitan yang berjalan pada sistem usulan

        1. Activity Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
        2. Gambar 4.4 : Activity Diagram usulan pengajuan kegiatan donor darah

          Berdasarkan gambar Activity Diagram pengajuan kegiatan donor darah saat ini terdapat :

          1. 1 initial Node, objek yang diawali
          2. Terdapat 3 swinline yaitu Pendonor, Admin, dan Kordinator
          3. 15 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
          4. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
          5. 1 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
          6. 1 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
          7. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.
        3. Activity Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
        4. Gambar 4.5 : Activity Diagram usulan pengajuan piagam penghargaan

          Berdasarkan gambar 4.5 Activity Diagram pengajuan piagam penghargaan saat ini terdapat :

          1. 1 initial Node, objek yang diawali
          2. Terdapat 3 swinline yaitu pendonor dan Admin, dan Kordinator
          3. 14 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
          4. 1 Forknode yang merupakan pilihan dari action sebelumnya
          5. 1 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
          6. 1 Package system yang merupakan bukan dari dalam sistem (sistem luar)
          7. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

        Sequence Diagram Yang Diusulkan

        Sequence Diagram merupakan gambaran dari kelakuan objek pada usecase dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan diterima antar objek. Adapun sekuen yang berjalan pada sistem saat ini adalah sebagai berikut.

        1. equence Diagram Pengajuan Kegiatan Donor Darah
        2. Gambar 4.6 : Sequence Diagram usulan pengajuan kegiatan donor darah

          Berdasarkan gambar 4.6 Sequence Diagram usulan pengolahan data pegawai diatas, dapat dilihat bahwa pada gambar diats terdiri dari:

          1. 3 actor, yang melakukan kegiatan yaitu Pendonor, Admin dan Kordinator
          2. 11 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
          3. 16 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi
        3. Sequence Diagram Pengajuan Piagam Penghargaan
        4. Gambar 4.7 : Sequence Diagram usulan pengajuan piagam penghargaan

          Berdasarkan gambar 4.7 Sequence Diagram usulan pengolahan data pegawai diatas, dapat dilihat bahwa pada gambar diats terdiri dari:

          1. 3 actor, yang melakukan kegiatan yaitu Pendonor, Admin dan Kordinator
          2. 12 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
          3. 17 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi

        Perbedaan Prosedur Antara Sistem Yang Berjalan dan Sistem Usulan

        Berikut ini merupakan perbedaan antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan dalam sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun perbedaannya sebagai berikut :

        Tabel 4.1
        Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
        No.
        Sistem Berjalan
        Sistem Usulan
        1.

        Setiap melakukan pelayanan pendonor ataupun calon pendonor harus melakukan pengisian form secara manual, serta harus datang ke kantor UTD PMI Kabupaten Tangerang

        Adanya aplikasi donorKU.id menjadikan pelayanan lebih mudah karena dapat diakses oleh publik, sehingga pendonor dapat melakukan pelayanan dimana saja dan kapan saja asalkan terhubung dengan internet.

        2.

        Keamanan data tidak terjamin karena disimpan dalam bentuk kertas, baik dari kerusakan fisik dan juga ancaman dari pihak luar yang tidak bertanggung jawab.

        Keamanan data lebih terjamin karena data tersimpan didalam database yang berada didalam komputer, dan juga tidak mudah mengakses oleh pihak yang tidak berkepentingan.

        3.

        Pembuatan laporan membutuhkan waktu yang cukup lama dan data yang dihasilkan masih terjadinya kerangkapan data

        Pembuatan laporan lebih cepat dan efektif, data yang dihasilkan secara otomatisasi.

        Rancangan Basis Data

        Class Diagram dapat membantu untuk memvisualisasikan kelas dari suatu sistem, karena class digram memiliki kelompok objek dengan atribut (property) dan relasi yang sama. Adapun untuk class diagram aplikasi donorku adalah sebagai berikut :

        Gambar 4.8 Gambar Class Diagram

        Spesifikasi Basis Data

        Rancangan basis data digunakan untuk mempermudah dalam menggambarkan tabel-tabel yang ada di dalam database, serta dapat membantu pemrograman dalam mengambil atau menampilkan data. Salah satunya merupakan untuk menggambarkan spesifikasi tabel-tabel yang ada di dalam database, berikut ini merupakan spesifikasi tabel pada sistem yang diusulkan, adapun spesifikasi basis data sebagai berikut :

        1. Nama File : hsl_kegiatan
        2. Media : Cloud Computing

          Primary key : id_hasil

          Panjang record : 32

          Tabel 4.2 Tabel Hasil Kegiatan


        3. Nama File : kelompok_donor
        4. Media : Cloud Computing

          Primary key : id_kelompok

          Panjang record : 212

          Tabel 4.3 Tabel Kelompok_donor


        5. Nama File : pendonor
        6. Media : Cloud Computing

          Primary key : id_pendonor

          Panjang record : 110


          Tabel 4.4 Tabel Pendonor
        7. Nama File : pengajuan_piagam
        8. Media : cloud computing

          Primary key : pengajuan_no

          Panjang record : 95

          Tabel 4.5 Tabel Pengajuan Piagam
        9. Nama File : piagam_cetak
        10. Media : Cloud Computing

          Primary key : id_pendonor

          Panjang record : 111


          Tabel 4.6 Tabel Piagam Cetak
        11. Nama File : p_kegiatan
        12. Media : Cloud Computing

          Primary key : id_p_kegiatan

          Panjang record : 78


          Tabel 4.7 Tabel Kegiatan donor darah
        13. Nama File : stok_darah
        14. Media : Cloud Computing

          Primary key : id

          Panjang record : 85


          Tabel 4.8 Tabel Stok Darah
        15. Nama File : users
        16. Media : Cloud Computing

          Primary key : id_user

          Panjang record : 170

          Tabel 4.9 Tabel User
        17. Nama File : pesan
        18. Media : Cloud Computing

          Primary key : id_pesan

          Panjang record : 170


          Panjang record : 170

          Tabel 4.10 Tabel Pesan

        Rancangan Prototype

        Rancangan prototype merupakan gambaran sketsa dari rancangan sistem yang akan diusulkan dalam sistem pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun rancangan sistem pelayanan sebagai berikut :

        Rancangan Prototype Tampilan awal  :

        Gambar 4.9 : Prototype Tampilan Awal

        Tampilan prototype awal ini merupakan tampilan sebelum masuk kedalam sistem donorKU, disini terdapat informasi sekitar pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

        Rancangan Prototype Tampilan Login

        Gambar 4.10 : Prototype Tampilan Login

        Tampilan prototype halaman login adalah halaman yang harus dilalui sebelum masuk keda;am sistem, user harus mengisi username dan password yang telah daftar sebelumnya, akses login ini terdapat textbox dan passwordbox yang harus di isi dengan benar.

        Rancangan Prototype Tampilan Dashboard Utama

        Gambar 4.11 : Prototype Tampilan dashboard utama

        Tampilan prototype dashboard utama ini merupakan halaman menu home setalah memasuki halaman login, pada menu ini terdapat fitur grafik stok darah, kemudian total user, total pengajuan, piagam cetak serta tombol pelayanan lainnya.

        Rancangan Prototype Tampilan Menu Pengajuan Kegiatan Donor Darah

        Gambar 4.12 : Prototype Tampilan Pengajuan kegiatan donor darah

        Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk mengajukan kegiatan donor darah, textarea diatas harus diisi dengan komplate pada saat melakukan pengajuan, jika telah selesai maka klik tombol kirim.

        Rancangan Prototype Tampilan Menu Jadwal Kegiatan Donor Darah

        Gambar 4.13 : Prototype Tampilan Jadwal kegiatan donor darah

        Tampilan prototype jadwal kegiatan donor darah merupakan tampilan yang menampikkan jadwal yang berlangsung di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

        Rancangan Prototype Tampilan Menu Pengajuan Piagam Penghargaan

        Gambar 4.14 : Prototype Tampilan Pengajuan Piagam penghargaan/center>

        Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk mengajukan piagam penghargaan bagi pendonor yang telah melakukan donor darah lebih dari 10X, tampilan diatas harus telah terisi dengan lengkap agar dapat diproses oleh admin.

        Rancangan Program

        Tampilan halaman awal

        Tampilan ini merupakan tampilan awal pada saat sebelum memasuki halaman sistem pelayanan donorKU. Dalam tampilan ini terdapat informasi mengenai aplikasi donorKU, dimulai dari about UTD Kabupaten Tangerang, Service, Menu Login dan Contact.

        <center>
        Gambar 4.15 : Tampilan awal

        Tampilan halaman login

        Tampilan login merupakan tampilan yang harus di lalui sebelum masuk kedalam sistem donorKU, ditampilan ini ada textarea yang harus diisi yaitu Username dan Password yang telah terdaftar sebelumnya di aplikasi tersebut, jika username dan password salah, maka belum terdaftar pada sistem.

        Gambar 4.16 : Tampilan halaman Login

        Tampilan halaman register pendonor

        Tampilan registrasi merupakan tampilan untuk mendaftarkan diri untuk dapat masuk kedalam sitem pelayanan aplikasi donorKU, pada tampilan registasi terdapat textarea yang harus diisikan diantaranya Nama , Username, Email, dan Password. Adpun jika username tersebut telah dipakai sebelumnya oleh pendonor lainnya, maka sistem akan memberikan informasi bahwa username telah terpakai, apabila telah terisi dengan lengkap maka klik daftar dan kemuduan masuk kedalam menu Login.

        Gambar 4.17 : Tampilan halaman register Pendonor

        Tampilan halaman dashboard utama Pendonor

        Tampilan dashboard pendonor terdapat jumlah pengajuan kegiatan donor darah, jumlah piagam di cetak serta jumlah stok darah, adpun yang membedakannya adalah menu yang terdapat di pendonor lebih sedikit dibandingkan dengan menu Administrator.

        Gambar 4.18 : tampilan halaman dashboard pendonor

        Tampilan halaman dashboard utama Administrator

        Halaman dashboard admin sama seperti dashboard pendonor, yang membedakan hanyalah menu admin yang lebih lengkap daripada menu pendonor.

        Gambar 4.18 : tampilan halaman dashboard Adminstrator

        Tampilan halaman alur donor darah

        Tampilan alur donor darah ialah tampilan yang menampilkan dokumen pdf alur donor darah yang dapat di download oleh pendonor.

        Gambar 4.20 : Tampilan halaman alur donor darah

        Tampilan halaman pengajuan kegiatan donor darah

        Tampilan pengajuan kegiatan donor darah merupakan tampilan untuk mengajukan kegiatan donor darah, ada textarea yang harus diisi oleh pendonor yang ingin mengajukan kegiatan donor darah, dari mulai nama kelompok kegiatan, alamat kegiatan, tanggal kegiatan, waktu, dan masih banyak lagi, setelah semua terisi dengan lengkap maka form tersebut akan tersimpan dalam database.

        Gambar 4.21 : Tampilan halaman pengajuan kegiatan donor darah

        Tampilan halaman konfirmasi pengajuan kegiatan donor darah level Administrator

        Tampilan konfirmasi kegiatan donor darah merupakan tampilan untuk mengkonfirmasi pendonor yang telah melakukan pengajuan kegiatan donor darah pada sistem donorKU. Dalam konfirmasi ini terdapat 5 pilihan yaitu Pengajuan, Proses, Diterima, Ditolak, dan Saran tanggal lain yang akan di kirimkan pada pengajuan pendonor.


        Gambar 4.22 : Tampilan halaman konfirmasi kegiatan donor darah

        Tampilan halaman jadwal kegiatan donor darah

        Halaman jadwal kegiatan donor darah merupakan halaman jadwal kegiatan yang telah fix akan di laksanakan, pada tampilan ini terdapat informasi mengenai jadwalkegiatan mulai dari nama kelompok kegiatan, alamat, serta waktu yang kegiatan tersebut.

        Gambar 4.23 : Tampilan halaman jadwal kegiatan donor darah

        Tampilan halaman pengajuan kegiatan saya

        Halaman ini merupakan halaman pengajuan yang telah dilakukan sebelumnya, halaman ini dapat melihat status pengajuan pendonor, status ini hanya dapat dirubah oleh administrator.

        Gambar 4.24 : Tampilan halaman Pengajuan kegiatan saya

        Tampilan Halaman Input Hasil Kegiatan

        Halaman input kegiatan merupakan halaman untuk menginput data hasil dari kegiatan donor darah yang telah berlangsung di luar kantor Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

        Gambar 4.25 : Tampilan halaman input hasil kegiatan

        Tampilan Halaman Data Hasil Kegiatan

        Halaman data hasil kegiatan merupakan tabel data dari hasil kegiatan yang berlangsung dalam dinas luar di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangeramg.

        Gambar 4.26 : Tampilan halaman data hasil kegiatan

        Tampilan halaman pengajuan Piagam penghargaan

        Halaman ini merupakan halaman pengajuan piagam penghargaan, didalamnya terdapat textarea yang harus di isi oleh pendonor jika ingin mengajukan piagam penghargaan, didalamnya terdapat pilihan untuk jenis piagam yang akan diajukan seperti piagam penghargaan 10, 25, 50, 75 dan 100. Jika telah terisi dengan lengkap maka pengajuan ini akan secara otomatis tersimpan di database dan terdapat di pengajuan piagam anda.

        Gambar 4.27 : Tampilan halaman Pengajuan piagam penghargaan

        Tampilan halaman data pengajuan piagam penghargaan

        Halaman ini merupakan data pengajuan piagam penghargaan yang telah dilakukan oleh pendonor, halaman ini hanya dapat diakses oleh administrator, dan hanya administrator yang dapat mengedit data atupun dellete data.

        Gambar 4.28 : Tampilan halaman data pengajuan piagam penghargaan

        Tampilan halaman pengajuan piagam saya

        Halaman pengajuan piagam penghargaan saya merupakan halaman yang menampilkan data pengajuan penghargaan yang sebelumnya telah dilakukan oleh pendonor, pendonor dapat melihat status pengajuan tersebut di halaman ini.

        Gambar 4.29 : Tampilan halaman pengajuan piagam penghargaan saya

        Tampilan halaman stok darah

        Halaman ini merupakan tampilan untuk menampilkan data stok donor yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Data stok darah ini hanya dapat di input oleh admin pada aplikasi donorKU.

        Gambar 4.30 : Tampilan halaman stok darah

        Tampilan halaman tambah user untuk level administrator

        Halaman tambah user ini merupakan halaman untuk menambahkan user yang hanya dapat di lakukan oleh Administrator, pada halaman ini terdapat textarea yang harus diisi oleh Admin terkait dengan biodata user yang akan di tambahkan, dan terdapat pilihan level yaitu Pendonor, Kordinator dan Administrator.

        Gambar 4.31 : Tampilan halaman tambah user

        Tampilan Halaman Menu Laporan

        Tampilan laporan pengajuan piagam penghargaan ini merupakan hasil dari pengajuan-pengajuan yang telah dilakukan oleh pendonor sehingga menghasilkan laporan pengajuan piagam penghargaan ini, dalam laporan ini terdapat pilihan jenis piagam yang akan dipilih dari piagam 10, 25, 50, 75 dan 100. Laporan ini dapat di download dengan extensi file pdf.

        Gambar 4.21 Tampilan Program Menu Laporan

        Tampilan Halaman Menu View Laporan

        Halaman Menu View Laporan ini adalah halaman yang menunjukkan tampilan view pengecekan dan penjadwalan outstanding yang akan ditagih oleh kolekor kepada customer.

        Gambar 4.33 : Tampilan laporan pengajuan piagam penghargaan

        Konfigurasi Sistem Usulan

        Spesifikasi Hardware

        Perangkat keras merupakan salah satu bagian peting di dalam berjalannya sebuah sistem. Perangkat keras memiliki banyak jenis yang dapat digunakan seperti, PC, Laptop, iPad, Tablet, Handphone, dll semua jenis perangkat lunak tersebut dapat bekerja membantu brainware dalam menggunakan sistem yang dirancang ini. Berikut ini konfigurasi sistem perangkat keras yang dibutuhkan:

        1. Spesifikasi komputer
          1. Processor : Minimal 2,1 GHz
          2. Monitor : Minimal VGA
          3. RAM : Minimal 1 GB
          4. Modem USB : Minimal Kecepatan 14,4 Mbps
          5. Harddisk : 250 GB
        2. Spesifikasi Handphone
          1. CPU : CPU Snapdragon 400
          2. Jaringan : 3G – HSDPA – 4G
          3. RAM : Minimal 1 GB
          4. Sistem Operasi : Android
          5. Layar : minimal 4.7 inci IPS Capacitive, 720 X 1280 pixels

        Spesifikasi Software

        Selain itu hal yang menjadi pendukung berjalannya sebuah sistem adalah Perangkat lunak merupakan penghubung antara instruksi-instruksi yang dibutuhkan oleh brainware untuk menjalankan hardware sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Berikut ini adalah konfigurasi sistem perangkat lunak yang dibutuhkan:

        1. Sistem operasi yang dapat digunakan bisa berupa Windows, Linux, MacOS, iOS, dan Android
        2. Browser yang dapat digunakan antara lain Google Chrome, Safari, dan Mozila Firefox

        Hak Akses (Brainware)

        Dalam sistem yang dikembangkan yaitu pada sistem iDu harus memiliki user untuk menjalankan sistem tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa user yang dapat mengakses iDu, diantaranya:

        1. Admin
        2. Kordinator
        3. Pendonor

        Testing

        Black box Testing

        Pengujian yang dilakukan terhadap sistem pelayanan donorKU.id ini menggunakan black box testing yang biasa disebut dengan pengujian fungsional. Pengujian ini berfokus kepada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak. Adapun beberapa pengujian yang dilakukan dengan kotak hitam (black box) sebagai berikut :

        Tabel 4.11 Daftar Pengujian
        1. Login donorKU.id
        2. Pengujian pada login ini berfungsi sebagai apakah login yang digunakan pada aplikasi donorKU.id dapat beroperasi sebagaimana yang diharapkan dimana inputan username dan password harus benar dan telah terdaptar sebelumnya di aplikasi donorKU.id. berikut ini merupakan hasil pengujian pada login donorKU.id :

          Tabel 4.12 Pengujian login
        3. Registrasi akun Pendonor
        4. Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah form registrasi berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Form registrasi ini hanya berlaku untuk hak akses pendonor saja, adapun pengujiannya sebagai berikut :

          Tabel 4.11 Pengujian Registrasi Account Pendonor
        5. Menambah user admin dan kordinator
        6. Pengujian penambahan account administrator dan kordinator ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang telah teriisi dapat disimpan kedalam database dan dapat digunakan sebagai mestinya sesuai dengan hak akses yang diberikan. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

          Tabel 4.14 Pengujian penambahan account Administrator dan Kordinator
        7. Tambah data pengajuan kegiatan donor darah dengan mengisi e-form
        8. Pengujian pengajuan kegiatan donor darah memastikan bahwa inputan yang telah diisi oleh pendonor bahwa telah tersimpan didalam database dan dapat menampilkan pengajuan tersebut. pengujian yang dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

          Tabel 4.15 Pengujian Inputan data pengajuan kegiatan donor darah
        9. Tambah data pengajuan piagam penghargaan dengan mengisi e-form
        10. Pengujian pengajuan Piagam penghargaan memastikan bahwa inputan yang telah diisi oleh pendonor bahwa telah tersimpan didalam database dan dapat menampilkan pengajuan tersebut. pengujian yang dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

          Tabel 4.16 Pengujian Input data Pengajuan Piagam penghargaan
        11. Laporan
        12. Pengujian pengajuan Piagam penghargaan memastikan bahwa inputan yang telah diisi oleh pendonor bahwa telah tersimpan didalam database dan dapat menampilkan pengajuan tersebut. pengujian yang dilakukan dengan skenario sebagai berikut :

          Tabel 4.16 Laporan

          Evaluasi

          Setelah dilakukan pengujian pada sistem dengan metode black box testing seperti yang telah diuraikan pada sub bab testing sebelumnya didapati hasil bahwa setiap aspek yang diuji dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan, sebagai contoh pada pengujian form login, form dapat bekerja dengan baik dan hanya meloloskan user dengan username dan password yang benar.

          Implementasi

          Time Schedule

          Dalam melakukan penelitian ini tentu memerplukan banyak proses dan kegiatan yang banyak memakan waktu dalam penyelesaiannya, dibawah ini merupakan jadwal dari kegiatan yang dilakukan selama penelitian ini :

          Tabel 4.7 Schedule

          Estimasi Biaya

          Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “donorKU.id sebagai Aplikasi Costumer Relationship Management untuk loyalitas Pendonor Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”

          Estimasi Biaya

          Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “donorKU.id sebagai Aplikasi Costumer Relationship Management untuk loyalitas Pendonor Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”

          Tabel 4.18 Estimasi Biaya

          |}

          BAB V

          PENUTUP

          Kesimpulan

          Dari uraian BAB I dalam rumusan masalah terhadap sistem yang berjalan saat ini pada pelayanan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten maka dapat di simpulkan bahwa :

          1. Sistem pelayanan yang berjalan saat ini di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dalam hal pengajuan pelayanannya masih menggunakan lembaran form untuk setiap pengajuan serta dalam pengolahan datanya masih semi komputerisasi yang menggunakannya Microsoft Excel, sehigga dalam pengolahan datanya masih adanya kelemahan dan kekurangan yang mengakibatkan terjadinya kesalahan serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pembuatan laporan menyangkut tentang pelayanan. Ada beberapa kelemahan dari sistem tersebut yaitu, terjadinya kerangkapan data yang mengakibatkan tercetaknya piagam penghargaan pendonor yang telah mengajukan piagam sebelumnya, jadwal kegiatan donor darah yang berlangsung tidak diketahui oleh khalayak luas, serta informasi informasi pelayanan yang dibutuhkan oleh pendonor tidak terpublish..
          2. Aplikasi donorKU memberikan pelayanan yang lebih mudah dan praktis kepada pendonor tanpa harus bertatap muka untuk mengajukan pelayanan. Aplikasi donorKU merupakan aplikasi pelayanan yang berbasis Web dan Mobile phone dalam memberikan informasi pelayanan yang dibutuhkan oleh pendonor secara cepat dan akurat, aplikasi ini juga selain memberikan informasi pelayanan dapat melakukan pengajuan pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang antara lain : Pengajuan kegiatan donor darah, dan pengajuan piagam penghargaan serta pengecekan stok darah yang tersedia. Pendonor ataupun customer dapat melakukan pengajuan dengan mendaftar kemudian melakukan login, maka akan masuk kedalam sistem tesebut dan memilah menu pengajuan pelayanan, selanjutnya isi form pengajuan pelayanan tersebut dan klik kirim, maka akan secara otomatis pengajuan tersebut tersimpan di dalam database, adapun untuk melihat status pengajuan tersebut, dapat memilih menu pengajuan saya yang akan menampilkan status pengajuan anda.
          3. Aplikasi donorKU merupakan aplikasi yang di usulkan untuk memberikan kemudahan kepada pendonor dan staff P2DDS Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dalam memberikan pelayanan yang akurat dan lebih cepat pada saat pengajuan pelayanan. Aplikasi ini terdapat banyak informasi yang akan di dapatkan oleh pendonor seperti halnya syarat-syarat pengajuan kegiatan donor darah, mengapa darah itu bayar, jadwal kegiatan donor darah, syarat mendonorkan darahnya dan sebagainya. Aplikasi donorKU memiliki 3 Level diantaranya Pendonor yang memiliki hak untuk mengajukan pelayanan, melihat informasi informasi seputar pelayanan, Administrator yang memiliki hak penuh atas aplikasi donorKU, dan kordinator yang dapat mengakses laporan laporan dari kegiatan berlangsung. Aplikasi ini juga dapat pendonor dapatkan di google playstore dengan kata kunci donorKU.id.

          Saran

          Tentu di dalam sebuah penelitian yang baik tidak hanya memberikan kesimpulan atas sebuah sistem yang dibuat, namun memberikan saran yang dapat memajukan sistem yang dapat dijadikan referensi demi kemajuan sistem tersebut diantaranya sebagai berikut :

          1. Adanya sebuah apresiasi bagi pendonor yang telah melakukan pengajuan pelayanan serta admin yang mengelola aktifitas yang dilakukan di aplikasi donorKU sehingga aplikasi dapat berjalan dengan baik,
          2. Adanya penambahan fitur chat online yang dapat memudahkan customer agar lebih cepat mendapatkan informasi yang lebih akurat dalam hal pertanyaan yang diajukan oleh customer kepada admin.
          3. Peningkatan pelayanan yang lebih baik lagi, mengingat pelayanan merupakan kegiatan yang paling utama yang harus dikembangkan agar perusahaan mendapat apresiasi positif dari para customer.


          DAFTAR PUSTAKA

          1. 1,0 1,1 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta: Graha Ilmu.
          2. 2,0 2,1 Rusdiana, dan Moch.Irfan. 2014. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung : Cv. Pustaka Setia
          3. Yakub, (2012), Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
          4. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta: Graha Ilmu.
          5. Hidayat, Wahyu 2010. dengan Materi Ajar “Pengantar Multimedia”. dikutip di buku Sutabri. 2012. Keamanan Sistem Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
          6. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Managemen. Jakarta: Graha Ilmu.
          7. Rosa, A.S dan Shalahudin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Graha Ilmu.
          8. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
          9. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011. Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME. Jurnal CCIT Vol.4 No. 2. Tangerang.
          10. Darmawan, Deni. 2013. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

          DAFTAR LAMPIRAN

          UNTUK MELIHAT LAMPIRAN
          Lampiran A
          A.1. Surat Pengantar Observasi Skripsi
          A.2. Kartu Bimbingan Skripsi
          A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
          A.4. Form Validasi Skripsi
          A.5. Kwitansi Pembayaran Skripsi
          A.6. Kwitansi Pembayaran Raharja Career dan Sidang
          A.7. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Di Ambil
          A.8. Daftar Nilai
          A.9. Formulir Seminar Proposal Skripsi
          A.10. Formulir Pertemuan Stakeholder
          A.11. Form Validasi Cek List Sidang Skripsi
          A.12. Formulir Pendaftaran Sidang Skripsi
          A.13. Sertifikat TOEFL
          A.14. Sertifikat PROSPEK
          A.15. Sertifikat Seminar IT Internasional
          A.16. Sertifikat Seminar IT Nasional
          A.17. Curriculum Vitae (CV)

          Lampiran B :
          B.1. Surat Keterangan Observasi
          B.2. Surat Keterangan Implementasi Program
          B.3. Surat Tanda Terima Hibah
          B.4. Wawancara Analisa Sistem
          B.5. Wawancara Implementasi
          B.6. Kuisoner Implementasi program kepada pendonor
          B.7. Absensi Kehadiran Implementasi Program
          B.8. Katalog Produk Promosi
          B.9. Slide Presentasi
          Lampiran C :
          C.1. Formulir Pengajuan Piagam Penghargaan


    Contributors

    Annas Rifai, Annas.rifai