SI1131469836

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

MONITORING RUANGAN BUDIDAYA JAMUR MENGGUNAKAN

ARDUINO BERBASIS INTERNET OF THINGS PADA

PONDOK PESANTREN RIYADUL JANNAH


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 11331469836
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MONITORING RUANGAN BUDIDAYA JAMUR MENGGUNAKAN

ARDUINO BERBASIS INTERNET OF THINGS PADA

PONDOK PESANTREN RIYADUL JANNAH

Disusun Oleh :

NIM
: 11331469836
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
:Sistem Komputer
Konsentrasi
:Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ..... 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

MONITORING RUANGAN BUDIDAYA JAMUR MENGGUNAKAN

ARDUINO BERBASIS INTERNET OF THINGS PADA

PONDOK PESANTREN RIYADUL JANNAH

Dibuat Oleh :

Nim
: 11331469836
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang,.... 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
Hendra Kusumah., S.Kom
NID : 11010
   
NID : 14017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

MONITORING RUANGAN BUDIDAYA JAMUR MENGGUNAKAN

ARDUINO BERBASIS INTERNET OF THINGS PADA

PONDOK PESANTREN RIYADUL JANNAH

Dibuat Oleh :

NIM
: 11331469836
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

MONITORING RUANGAN BUDIDAYA JAMUR MENGGUNAKAN

ARDUINO BERBASIS INTERNET OF THINGS PADA

PONDOK PESANTREN RIYADUL JANNAH

Disusun Oleh :

NIM
: 11331469836
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, .......... 2015
Fanida Yantiar
NIM.11331469836



ABSTRAKSI

Seiring berkembangnya jaman dan teknologi maka pada saat ini, sebagian besar pembudidayaan jamur tiram dilakukan oleh tenaga manusia, Dengan sistem industri rumahan yang kelembabannya dapat disesuaikan dengan daearah daratan rendah. Pertumbuhan jamur tiram sangat tergantung pada factor fisik seperti suhu, kelembaban, cahanya dan PH media tanah, kondisi tersebut adalah nilai kelembaban yang ideal dan seimbang, terlalu basah atau kering kurang baik bagi keberlangsungan hidup jamur tiram tersebut. Dalam perancang ini hal yang pertama adalah mengumpulkan komponen yaitu seperti arduino, enternet shiled,LM 35, soil moisture sensor, Tp link MR 3020 dan yang terpenting internet sebagi media pengiriman data dari arduino ke ubidot Alat ini bekerja Menggunakan Arduino Berbasis Internet Of Things yang memberi inputan analog berupa perintah membaca kelembaban dan kadar suhu pada soil mouisture sensor dan LM35 pada arduino. Output pada arduino di tampilkan pada situs web ubidot yang berfungsi menampilkan data analog dan statistik tiap 10 menit. prototype monitoring rungan budidaya jamur ini dapat memberikan kemudahan perawatan jamur dalam hal mengatur kelembaban baglog dan suhu ruangan penyimpanan budidaya jamur tersebut. Sehingga alat ini dapat membantu para pembudidaya jamur tiram supaya dapat menghasilkan jamur tiram dengan kualitas unggul.


Kata Kunci: : Jamur Tiram, Arduino ,Internet Of Things

ABSTRACT

Along the development era and the technology at the moment, most of the oyster mushroom cultivation is done by human labor, the cottage industry system that can be adapted to daearah humidity lower mainland. Oyster mushroom growth is highly dependent on physical factors such as temperature, humidity, and pH cahanya soil media, the conditions are ideal humidity value and balanced, too wet or dry is not good for the survival of the oyster mushroom. In this designer first thing is to collect components, such as arduino, enternet shiled, LM 35, soil moisture sensors, Tp link MR 3020 and most importantly, the Internet as a medium of sending data from arduino to ubidot This tool works Using Arduino-Based Internet Of Things that give imputan analog form of the command to read the humidity and temperature levels in the soil and the sensor LM35 mouisture on arduino. Output at arduino displayed on the website ubidot function displays analog data and statistics every 10 minutes. prototype monitoring Rungan mushroom cultivation can provide ease of maintenance mushrooms in regulating humidity and room temperature storage baglog cultivation of mushrooms. So that this tool can help farmers in order to produce oyster mushroom oyster mushrooms with superior quality.


Keywords : Oyster Mushroom, Arduino, Internet Of Things


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Kuliah Kerja Praktek Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Perguruan Tinggi Raharja
  4. Ibu Diah Aryani ST.M M.Kom selaku Dosen Pembimbing 1, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta saran-saran kepada penulis sehingga Laporan Skripsi ini bisa penulis selesaikan
  5. Bapak Hendra Kusumah S.Kom selaku Dosen Pembimbing 2, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta saran-saran kepada penulis sehingga Laporan Skripsi ini bisa penulis selesaikan
  6. Bapak H.Muhammad Supriyadi AM,SE sekalu Stakeholder dalam dilakukannya skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.
  9. Muhammad Akram Al-Farizi Bahtiar , yang telah memotivasi semangat, niat dan keinginan penulis untuk menyelesaikan pembuatan laporan Skripsi ini.
  10. Terimakasih kepada ThePillars,Kuhitech dan Teman-Teman seperjuangan yang telah memberikan saya semangat dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
  11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.



Tangerang, ..... 2016
Fanida Yantiar
NIM. 11331469836

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

 

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA

 

DAFTAR TABEL


 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Tertutup



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jamur tiram merupakan salah satu tanaman berprotein tinggi yang hanya dapat hidup di daerah daratan tinggi yang banyak di budidayakan oleh para petani, pada saat in proses pengembabiakan jamur hanya di lakukan di daratan tinggi. Sehingga produksi jamur hanya menghasilkan kurang lebih 50 sampai 100 kg per kumbung tiap harinya. Seiring berkembangnya jaman dan teknologi, maka pada masa kini juga sebagian besar pembudidayaan jamur tiram dilakukan oleh tenaga manusia dengan sistem industri rumahan yang kelembaban untuk ruang budidaya jamur tiramnya dapat disesuaikan dengan daearah daratan rendah jamur tiram termasuk tumbuhan yang tidak memiliki zat hijau daun sehingga bias mengolah bahan makan sendiri. Nutrisi utama yang dibutuhkan jamur tiram adalah sumber karbon yang dapat disediakan melalui berbaai sumber seperti serbuk kayu gergaji, tanah, dan berbagai limbah organik

Pertumbuhan jamur tiram sangat tergantung pada factor fisik seperti suhu, kelembaban, cahanya dan PH media tanah kondisi tersebut adalah nilai kelembaban yang ideal dan seimbang, terlalu basah atau kering kurang baik bagi keberlangsungan hidup jamur tiram tersebut. Internet of thing atau yang di kenal juga dengan IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yag tersambung secara trus menerus. Adapun kemampuan seperti berbagai data, remote control, dan sebagainya, ermasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung pada jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan slalu aktif. Pada dasarnya internet of thing mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi visual dalam struktur berbasis internet. Istilah Internet Of Things awalnya di sarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center

Untuk permasalahan tersebut, maka penulis mengembangkan suatu alat pemantau budidaya jamur untuk pengembangan kulitas dan kuantitas jamur dengan memanfaatkan konsep Internet Of Things, yang dapat berkomunikasi antara satu sama lain melalui sebuah jaringan internet. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis ingin mengembangkan suatu alat sederhana yang berjudul

‘MONITORING RUANGAN BUDIDAYA JAMUR MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS INTERNET OF THINGS PADA PONDOK PESANTREN RIYADUL JANNAH‘

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang ,dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang muncul yaitu :

  1. Bagaimana langkah merancang alat menggunakan arduino berbasis IoT yang mampu mendukung pertumbuhan jamur ini ?

  2. Bagaimana cara kerja alat pemantau budidaya jamur menggunakan arduino berbasis IoT?

  3. Apakah dengan adanya alat ini dapat membantu memantau keaadan di dalam lumbung jamur ?

Ruang Lingkup Penelitian

Dari permasalahan yang ada maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada

  1. Factor-faktor pendukung budidaya jamur

  2. Pembacaan sensor dengan arduino

  3. Memberi kemudahan kepada para petani untuk dapat mengawasi keadaan lumbung jamur dengan tepat cepat dan akurat

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan individual

  1. Untuk memenuhi syarat kelulusan skripsi
  2. Untuk membatu para petani jamur agar dapat mengetahui keadaan lumbung jamur setiap pagi, siag dan sore, dengan menggunakan IoT

2. Tujuan Fungsional

Untuk mengetahui keadaan di lumbungan jamur dengan dengan tepat dan akurat

3. Tujuan Operasional

Mendeteksi kandungan pada tanah untuk pembudidayaan jamur tiram denganmenggunakan mikrokontroller arduino

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini ialah :

1. Bagi Peneliti

  1. Memaksimalkan dan meningkatkan inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan sebuah karya yang mengimplementasikan ilmu teknologi informasi dan komunikasi.
  2. Bentuk apresiasi dan kontribusi bagi pengembang teknologi aplikasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
  3. Memberikan kemudahan bagi para pembudidaya jamur tiram untuk melakukan pengawasan terhadap kondisi tanah bagi keberlangsungan hidup tanaman jamur tiram tersebut

2. Bagi Industri Rumahan

  1. Membantu mendisrinusikan kondisi tanah untuk dijadikan media penanaman jamur
  2. Membantu dalam proses pembudidayaan jamur tiram agar hasil yang didapatkan lebih baik dan lebih banyak perkumbungnya.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)

    Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada industri rumahan bubidayaan jamur tiram yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian.

  2. Wawancara

    Merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab dilakukan langsung ke pada produsen industri rumahan ditempat pembudidayaan jamur tiram miliknya.

  3. Metode Observasi

    Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung ataupeninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian. Adapun data yang saya ambil adalah tugas-tugas pokok di tempat pembudidayaan jamur

  4. Metode Studi Pustaka

    Metode untuk mendapatkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis maupun elektronik. Sebagian besar penulis melakukan pengumpulan data dan metode diambil dari situs-situs internet, dan sisanya dari buku cetak.

Metode Perancangan

Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan metode Sistem Flowchart dimana tahap demi tahap proses pembuatan Alat monitoring budidaya jamur menggunakan arduino berbasis Internet Of Things dijabarkan dengan tujuan. Dan pada perancangan alat menggunakan Diagram Blok, metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Pada pembuatan alat ini, penulis menggunakan alat seperti: sensor kelembaban, sensor suhu, dan sensor gas

Metode Pengujian

Pada metode pengujian ini yang saya pakai adalah metode pengujian black box, karenaberfokus pada domain informasi dari perangkat lunak

Metode Prototipe

Metode yang dipakai adalah metode prototipe evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir

Sistematika Penulisan

Laporan ini terbagi dalam beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Secara garis besar penulisan ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup penelitian, , metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalampenyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna

BAB III PEMBAHASAN

Bab ketiga ini berisikan tinjauan organisasi, gambaran umum industrirumahan sejarah singkat, penjelasan tentang sejarah singkat berdiri industri rumahan tersebut dan tanggung jawab, struktur organisasi,

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DI UJI COBA

Bab ini menjelaskan tentang implementasi dari sistem yang telahdirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem dan analisa terhadap komunikasi antara Arduino, dan Internet Of Things sebagai media interface untuk menerima informasi.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan alat dan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Pratama (2014:07) [1] “Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas bersama-sama.”

Menurut Eddy (2014:78) [2] “Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut keterkaitannya didalam mencapai tujuan.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang terdapat di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok Objek yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:227)[3], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Al-Jufri (2011:141)[4], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

3. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Deni Darmawan (2013:228)[3], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).
 

4. Tahap Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[3], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

 

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Simarmata (2010:62)[5], “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

Menurut Darmawan (2013:229)[3], Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu: (Simarmata, 2010:64)[5],

  1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)
    Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.
  2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
    dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
  2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.
  3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.
  4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.
3. Keunggulan dan Kekurangan Prototipe

Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kekurangan Prototipe

Sumber: Simarmata (2010:68)[5]

 

Konsep Dasar Flow Chart

1. Definisi Flow Chart

Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8)[6], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program.

Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116)[7], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

2. Cara Membuat Flow Chart

Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flow chart Menurut Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8): [6],

  1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
  4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
  5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
  6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
  7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

3. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Sulindawati (2010:8)[6], Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
    Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistemsecara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem.
    Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).
  2. Flowchart Paperwork (Document Flowchart)
    Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan.
  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
    Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.
  4. Flowchart Program (Program Flowchart)
    Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
  5. Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Flowchart Proses merupakan teknik menggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.

 

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Rizky (2011:237),[8]Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Menurut Simarmata (2010:323),[5] “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi. Program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah prose terhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Black box dan White box testing.

2. Definisi Black Box

Menurut Arie (2014),[9]“ Black Box adalah cara pengujian yang di lakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.”

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2),[10]Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure,

(Kotak hitam pengujian adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) diuji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak)

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
  2. Kesalahan interface
  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
  4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
  5. Kesalahan performa
  6. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

d. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

a. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

c. Menentukan output untuk suatu jenis input.

d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

e. Melakukan pengujian.

f. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

g. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

3. Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

a. EquivalencePartioning

EquivalencePartioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b. BoundaryValueAnalysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

c. Cause-EffectGraphingTechniques

Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

1) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

2) Pembuatan grafik Causes-Effect graph

3) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

4) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

d. ComparisonTesting

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

e. Sample and RobustnessTesting

1) SampleTesting

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

2) RobustnessTesting

Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

1) BehaviorTesting

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

2)Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

g. RequirementTesting

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

1) RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

2) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

h. EnduranceTesting

EnduranceTesting melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

4. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

8_zps9c041ff8.png

Sumber siddiq (2012:14)

5. Definisi White Box

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2)[10]

White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing.

(white Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem . Metode ini dinamakan demikian karenaprogram perangkat lunak , di mata tester , seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat . Pengujian White Box adalahkontras dengan Black Box Testing).

White Box Testing Advantages

a.Increased Effectiveness: Crosschecking design decisions and assumptions against source code may outline a robust

b.design, but the implementation may not align with the design intent.

c. Full Code Pathway Capable: all the possible code pathways can be tested including error handling, dependencies, and additional internal code logic/flow

d.Early Defect Identification: Analyzing source code and developing tests based on the implementation details enables

e. testers to find programming errors quickly

f.Reveal Hidden Code Flaws: access of program modules.

g.No Waiting: Testing can be commenced at an earlier stage. One need not wait for the GUI to be available.

(Keuntungan pengujian White Box)

a. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat

b.desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain .

c.Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .

d. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan

e.penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .

f.Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

g. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

Menurut Rizky (2011:262)[8], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.

a. Decision (Branch) Coverage

Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

b. Condition Coverage

Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

c. Path Analysis

Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

d. Executive Time

Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

e. Algorithm Analysis

Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat.

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66) [11], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Guritno (2011:302)[12], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302)[12] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

  1. Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Tahap II
    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.
    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi
    Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

3. Requirement Elicitation

Menurut Guritno (2011) [12] Requirement Elicitation adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yamg akan dikembangkan. Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan diantara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

 

Teori Khusus

Mikrokontroler

a. Definisi Mikrokontroler

Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17)[13] “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.”

Menurut Syahwil (2013:53),[14] “Mikrokontroler adalah sebuah system computer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu system Komputer.

Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi – instruksi yang diberikan kepadanya.Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer.Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

b. Karakteristik Mikrokontroler

karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:

a. CPU (Central Procesing Unit)

b. RAM (Read Only Memory)

c. I/O (Input/Output)

Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

c.Klasifikasi Mikrokontroler

mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

a.ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB)

b.RAM berkapasitas 68 byte

c. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

d.Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

e.Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

f. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

bahwa Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:

a.RAM (Random Access Memory)

RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

b.ROM (Read Only Memory)

ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

c.Register

Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

d.Special Function Register

Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

e.Input dan Output Pin

Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

f.Interrupt

Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

Arduino

Menurut Syahwil (2013:60), [14]“Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel”.

Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Gambar 2.1Mikrokontroler Arduino Uno

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply.Powernya menyala secara otomatis. Powersupply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board.Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan Processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino:

Verify : Cek error dan lakukan kompilasi kode.

Upload  : Upload kode ke board/kontroler. Asumsi bahwa board dan serial port telah disetting dengan benar.

New : Membuat aplikasi baru.

Open : Buka proyek yang telah ada atau dari contoh-contoh/examples.

Save : Simpan proyek anda. Serial Monitor: Membuka serial port monitor untuk melihat feedback/umpan balik dari board

Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :

1. pin

Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

1. pin

Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

2. 5V

Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.

3. 3,3V

Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA Pin Ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino

4. Memori

ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.

5. Input dan Output

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt.Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.

3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output

4. PWM dengan fungsi analogWrite().

5. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.

6. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

Soil moisture sensor

Menurut lilik gunarta (2011:21) Soil moisture sensor merupakansensor yang mampu mendeteksi intensitas air di dalam tanah. Sensor iniberupa dua buah paku konduktor berbahan logam yang sangat sensitif terhadap muatan listrik. Kedua paku ini merupakan media yang akan menghantarkan tegangan analog yang nilainya relatif kecil. Tegangan ini nantinya akan diubah menjadi tegangan digital untuk diproses ke dalam mikrokontroler. Soil moisture sensor menggunakan lm393 chip power supply : 3.3v atau 5v. Sensor ini terdiri dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah, kemudian membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan listrik (resistansi besar).

Gambar 2.2Soil moisture sensor

LM35

Menurut Ambar Tri Utomo (2011 : 2), [15] Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan Ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 μA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari 154 Untoro, Implementasi Mikrokontroller Sebagai Pengukur Suhu Delapan Ruangan Gambar 1 LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .

Gambar 2.3LM 35

Ethernet Shield

Menurut Sandi Purnama(2013), Ethernet Shield menambah kemampuan arduino board agar terhubung ke jaringan komputer. Ethernet shield berbasiskan cip ethernet Wiznet W5100. Ethernet library digunakan dalam menulis program agar arduino board dapat terhubung ke jaringan dengan menggunakan arduino ethernet shield.

Pada ethernet shield terdapat sebuah slot micro-SD, yang dapat digunakan untuk menyimpan file yang dapat diakses melalui jaringan. Onboard micro-SD card reader diakses dengan menggunakan SD library.

Arduino board berkominikasi dengan W5100 dan SD card mengunakan bus SPI (Serial Peripheral Interface). Komunikasi ini diatur oleh library SPI.h dan Ethernet.h. Bus SPI menggunakan pin digital 11, 12 dan 13 pada Arduino Uno. Pin digital 10 digunakan untuk memilih W5100 dan pin digital 4 digunakan untuk memilih SD card. Pin-pin yang sudah disebutkan sebelumnya tidak dapat digunakan untuk input/output umum ketika kita menggunakan ethernet shield.

Karena W5100 dan SD card berbagi bus SPI, hanya salah satu yang dapat aktif pada satu waktu. Jika kita menggunakan kedua perangkat dalam program kita, hal ini akan diatasi oleh library yang sesuai. Jika kita tidak menggunakan 15 salah satu perangkat dalam program kita, kiranya kita perlu secara eksplisit men-deselect-nya. Untuk melakukan hal ini pada SD card, set pin 4 sebagai output dan menuliskan logika tinggi padanya, sedangkan untuk W5100 yang digunakan adalah pin 10.

DFRduino Ethernet shield adalah sebuah clone dari arduino Ethernet shield yang dibuat oleh DFRobot.

3860474_18179baa-d0ca-11e3-ba67-fff44908a8c2_zpsb2bd0ddc.jpg

Gambar 2.4Ethernet Shield

Sumber: https://store.openelectronics.org/index.php?_route_=Ethernet_shield_W5100

TP-Link MR 3020

TP-Link MR3020 adalah koneksi mobile 3G, kompatibel dengan 120+UMTS/HSPA/EVDO USB modem 3G, teruji di lapangan Desain ukuran travel,kecil dan cukup ringan untuk dibawa dalam perjalanan, memungkinkan pengguna untuk berbagi koneksi mobile 3G dimanapun dimana tersediacakupan 3G Dilengkapi dengan 4 buah port RJ45 yang berfungsi sebagai LAN,memungkinkan untuk berbagi koneksi internet tidak hanya menggunakan jaringan wifi namun juga bisa menggunakan kabel hingga 4 PC. Kecepatan wireless hingga 150Mbps Tersedia tiga model untuk situasi yang berbeda Router 3G, WISP Client Router dan AP, Dengan fitur failover 3G/WAN strategi back-up, TL-MR3020 dapat memberikan koneksi internet berkelanjutan

Gambar 2.5TP-Link MR3020

Dengan TP-Link MR3020, dapatdigunakan untuk membangun mini hotspot dan berbagi koneksi jaringan internet dengan beberapa orang sekaligus. Saat di Rumah ataupun dikantor tetap bisa berbagi koneksi internet dan berbagi file dari masing-masing Laptop atau PC.

1.Fungsi Produk

Berbagi konektivitas 3G! TL-MR3020 3G / 3.75G Wireless Router N memungkinkan pengguna untuk berbagi koneksi mobile broadband 3G / 3.75G dengan keluarga dan teman-teman di kereta, saat berkemah, di hotel, hampir di mana saja dalam jangkauan 3G. Dengan menghubungkan modem 3G ke router, hotspot Wi-Fi langsung siap dipakai.

2. Penggunaan Yang Mudah

TL-MR3020 dapat diinstal dengan cepat dan mudah hampir di mana saja. Yang perlu Anda lakukan adalah memasukkan modem USB pada router, lakukan pencarian untuk wireless SSID pada komputer Anda dan sambungkan. Pengguna bisa online dan surfing internet dalam waktu singkat, dengan panduan pengguna pada CD yang disediakan, bahkan pengguna pemula dapat dengan mudah mengatur koneksi nirkabel internet mereka.

3. Desain ukuran Perjalanan dan Mini USB Port

Apa yang membuat router ini beredar karena desain dan ukuran yang mudah dibawa dilengkapi Mini USB Port, yang dapat dihubungkan ke Laptop atau Power Adapter untuk digunakan sebagai catu daya. Selama Anda punya laptop, TL-MR3020 dapat diaktifkan dan jaringan nirkabel yang dibuat dapat dibagi pada iPads, iTouches, Telep

4. Satu Tombol Pengaturan Keamanan

Dengan Satu Tombol Pengaturan Keamanan, TL-MR3020 memungkinkan pengguna untuk langsung men-setup keamanan mereka hanya dengan menekan tombol WPS pada router dan secara otomatis membangun koneksi aman WPA2, yang lebih aman bila dibandingkan dengan enkripsi WEP. Tidak hanya lebih cepat dan lebih aman daripada setup keamanan normal tetapi lebih nyaman bagi pengguna sehingga tidak perlu mengingat password!

5. Teruji di Lapangan - Kompatibilitas Tinggi

Kompatibilitas adalah aspek yang paling penting untuk dipertimbangkan ketika Anda memilih sebuah router 3G. Untuk memastikan kompatibilitas terbaik antara router dan modem yang akan anda gunakan dengan router, TP-LINK telah membuat Router 3G yang kompatibel dengan ISP di daerah di mana mereka dijual. Kami memiliki tim di seluruh dunia yang terus menerus menguki router kami dengan modem yang baru muncul untuk memastikan bahwa pengguna akhirnya dapat merasa yakin bahwa router mereka akan beroperasi dengan sempurna di mana mereka tinggal dan bekerja.

6. IP QoS - Kontrol Bandwidth Anda

Bandwidth mobile broadband terbatas. Dengan fungsi IP QoS pada router, TL-MR3020 memungkinkan pemanfaatan optimal bandwidth dan meberikan kontrol bandwidth lebih dari kepadatan, mencegah penyalahgunaan bandwidth. Ketika berbagi konektivitas mobile broadband Anda dengan orang lain, Anda dapat memutuskan bagaimana bandwidth yang dibagi berdasarkan kebutuhan Anda.

7. Desain Ukuran Travel

Dengan desain kompak dan ukuran travel, TL-MR3020 cukup kecil saat membawanya di jalan dan pastikan bahwa Anda dapat berbagi koneksi internet 3G di manapun cakupan 3G nirkabel tersedia.

8. Travel Router dengan Fungsi 3G/4G

TL-MR3020 adalah teman perjalanan yang ideal untuk orang-orang di mana saja. Modus Router 3G memungkinkan Anda untuk memasang modem USB 3G dan berbagi nirkabel. Dengan Modus Router Travel (AP Mode) memungkinkan Anda untuk dengan mudah mengatur koneksi internet dengan menggunakan sebuah kabel WAN di hotel . Sementara itu, Anda juga dapat menggunakan saklar di sisi router untuk memilih antara Travel Router Mode, mode Router 3G dan mode WISP Client Router inipun berdasarkan kebutuhan Anda yang berbeda.

  1. 3G/4G Router Mode
  2. Travel Router Mode (AP Mode)
  3. WISP Client Router Mode

9. Desain untuk perjalanan

Dengan desain untuk perjalanan dan bentuk compact, TL-MR3020 cukup kecil untuk dibawa di jalan dan pastikan bahwa Anda dapat berbagi koneksi internet 3G dimanapun cakupan 3G nirkabel tersedia.

10. Travel Router dengan fungsi 3G/4G

TL-MR3020 adalah mitra perjalanan yang ideal untuk orang-orang di mana saja. Modus Router 3G memungkinkan Anda untuk plug-in modem USB 3G dan berbagi nirkabel. Its Modus Router Travel (AP Mode) memungkinkan Anda untuk dengan mudah men-setup koneksi internet menggunakan sebuah hotel kabel WAN. Sementara itu, Anda juga dapat menggunakan saklar di sisi router untuk memilih antara Travel Router Mode, mode Router 3G dan WISP Client mode Router berdasarkan kebutuhan yang berbeda Anda.

  1. 3G/4G Router Mode
  2. Travel Router Mode (AP Mode)
  3. WISP Client Router Mode

Monitoring

Menurut fendy gerry foe (2013:10) [16] monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan Program –program di dalam hal jadwala penggunaaan input /masukan data oleh kelompok sasaran berkaiatan dengan harapan –harapan yang telah direncanakan.

Menurut Kumorotomo (2013:9)”Pemantauan adalah kegiatan observasi berkelanjutan. Pemantauan pada umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju hasil yang diamati”. Proses dasar dalam pemantuan (monitoring) ini meliputi tiga tahap yaitu:

  1. menetapkan standar pelaksanaan
  2. pengukuran pelaksanaan
  3. menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

Fungsi pemantauan

  1. Ketaata (compliance) Monitoring menentukan apakah tindakan admininistrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
  2. Pemeriksaan (auditing) Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka
  3. Laporan Monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagi akibat implementasi kebijakasanaan sesudah periode waktu tertentu.
  4. Penjelasan (explanation) Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa anatara perencanaan dan pelaksanaanya tidak cocok.

Budidaya

Menurut priyanto (2013:12)[17] Budidaya tanaman adalah suatu atau beberapa teknik dalam usaha pembibitan atau mengembangkan atau suatu jenis tanaman dengan cara-cara tertentu. Usaha budi daya tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budi daya tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam (bahasa Belanda: akkerbouw). Termasuk dalam "tanaman" di sini adalah gulma laut serta sejumlah fungi penghasil jamur pangan.

Jamur

MMenurut trio untung priyadi (2013:3) [18], definisi jamur tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak. Setiap ahli mikrologi mungkin punya definisi yang berbeda dan bukan tidak munggkin pada masa yang akan datang definisi tersebut akan berubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan mengenai jamur (mycology).

Menurut terminologi yang paling umum, didefinisikan sebagi mahluk hidup non tumbuhan, berinti sejati, tidak berklorofil, berbentuk talus (tidak dapat di bedakan antara akar, batang, dan daun), tumbuh somatiknya berupa sulur atau benang-benang halus, berspora, serta memperoleh makannya dengan cara menyerap makanan dari lingkungan melalui seluruh permukaan tubuh somatiknya.

Jamur merupakan makan sehat yang kaya manfaat. Sebagai bahan pangan, janur memiliki nilai takaran gizi lengkap dengan harga yang terjangkau. Hal tersebut menjadikan jamur sebgai salah satu kebutuhan pangan yang kerap diburu masyarakat. Sayangnya, hingga saat kini tida sedikit masyarakat yang masih salah presepsi dan memiliki presepsi buruk tentang jamur. Jika mendengar kata jamur, pikirannya akan tertuju pada jenis penyakit yang menyerang kulit atau tanaman. Hal ini diperparah dengan reputasi jamur yang dianggap beracun dan seolah-olah mengancam kesehatan masyarakat.

Internet Of Thing

Internet of things telah menjadi salah trend yang berkembang di dunia teknologi informasi. Banyaknya vendor-vendor software yang ternama seperti intel, samsung, microsoft, oracle, ibm, dll telah mengeluarkan platform-platform baru yang dikhususkan untuk Internet Of things, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.

Konsep Dasar Resistor

Menurut Winarno (2011:39)[19], “Resistor adalah salah satu komponen elektronik yang membatasi arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup”.

Menurut Sandy Hermawan (2014:262)[20], “Resistor adalah satu elemen elektronika yang di gunakan sebagai hambatan listrik”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi memberikan tahanan atau hambatan arus listrik.

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi sepertinikel-kromium)

Gambar 2.6 Resistor

(Sumber: Winarno (2011:39)


Karakteristik utama dari resisitor adalah resisitansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, listrik dan induktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.Ukuran dan letak kaki bergantungpada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

2. Satuan

Ohm (simbol: Ω adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm). Nilai satuan terbesar yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai resistor adalah:

1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000.000 Ohm.

1 kilo Ohm (KΩ) = 1.000 Ohm.

3. Resistor Tetap

Resistor tetap yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.

Gambar 2.7 Resistor Tetap

(Sumber: Winarno (2011)

Resistor dibagi menjadi 6 yaitu:

a. Resistor Kawat

Resistor kawat ini adalah jenis resistor pertama yang lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektroniaka masih mengguanakan Tabung Hampa (Vacuum Tube). Bentuknya bervariasi dan fisik agak besar. Resisistor ini biasanya banyak digunakan dalam rangkaian daya karena memiliki ketahanan yang tinggi yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi.

b. Resisitor Batang Karbon (Arang)

Pada awalnya resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberililitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan untuk pembacaanya dapat dilihat pada table kode warna.

c. Resistor Keramik atau Porselin

Dengan adanya perkembangan teknologi elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang dibuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor ini banyak dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki ketahanan yang tinggi. Di pasaran kita akan menjumpai resisitor jenis ini dengan ukuran bervariasi mulai dari 1/4 Watt, 1/3 Watt, ½ Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

d. Resisitor Film Karbon

Sejalan dengan perkembangan teknologi para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna seperti pada Resistor Karbon.

e. Resisitor Film Metal

Resistor Film Metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon dan memiliki keadalan dan stabilitas yang tinggi dan tahan terhadap perubahan temperatur.

f. Resisitor Tipe Film Tebal

Resistor jenis ini bentuknya merip dengan resistor film metal, namun resistor ini dirancang khusus agar memiliki kehandalan yang tinggi. Sebagai contoh sebuah resistor film tebal dengan rating daya 2 Watt saja sudah mampu untuk dipakai menahan beban tegangan di atas satuan Kilo Volt.

4. Resistor Tidak Tetap

Resistor tidak tetap yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada (bass/trabel) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.

Gambar 2.8 Resistor Tidak Tetap

(Sumber: Winarno (2011)

Resistor tidak tetap dibagi menjadi 8 yaitu:

a. Potensiometer

Potensiometer adalah komponen pembagi tegangan yang dapat disetel sesuai dengan keinginan.Bentuk fisik dari Potensiometer pada umumnya besar dan dibuat dari bahan kawat atau arang (karbon).

b. Potensiameter Preset

Potensiameter Preset bentuknya sangat kecil dan pengaturannya sama dengan Trimpot yaitu dengan menggunakan obeng yang diputar pada bagian lubang coakan.

c. NTC dan PTC

NTC adalah singakatan dari Negative Temperature Coefficient sedangkan PTC adalah singkatan dari PositiveTemperature Coefficient. Sifat dari komponen NTC adalah resisitor yang nilai tahannya akan menurun apabila temperature sekelilingnya naik dan sebaliknya komponen PTC adalah resistor yang nilai tahannya akan bertambah besar apabila temperaturnya turun.

d. LDR ( Light Dependent Resisitor)

LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resisitor yaitu resisitor yang tergantung cahaya, artinya nilai tahannya akan berubah-ubah apabila terkena cahaya dan perubahannya tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya.

e. VDR (Volttage Dependent Resistor)

VDR adalah singkatan dari Volttage Dependent Resistor yaitu resistor yang nilai tahannya akan berubah tergantung tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterimanya maka tahanannya akan semakin mengecil sehingga arus yang melalui VDR akan bertambah besar.

Konsep Dasar Kapasitor atau Kondensator

1. Definisi Kapasitor atau Kondensator

Menurut Abdul Kadir (2012:3)[21], bahwa “Kapasitor adalah komponen yang berguna untuk menyimpan muatan listrik ukuran muatan listrik.

Menurut Winarno (2011:39)[19],, “Resistor adalah salah satu komponen elektronik yang membatasi arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup”.

Kapasitor sendiri berasal dari kata capacitance atau kapasitas yang artinya adalah kemampuan untuk menyimpan arus listrik (Dalam istilah elektronika diistilahkan sebagai “Muatan Listrik.”)Jadi kapasitor adalah suatu komonen yang dapat diisi dengan muatan listrik kemudian disimpan untuk sementara waktu dan selanjutnya muatan tersebut di kosongakan/dibuang melalui suatu sistem atau dihubungkan ke bumi.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Gambar 2.9 Lambang Kondensator

(Sumber: Winarno(2011:39)

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Gambar 2.10 Lambang Kapasitor

(Sumber: Winarno(2011:39)


Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

2. Kapasitansi

Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:

a. Pikofarad (pF) = 1X10-12

b. Nanofarad (nF) = 1X10-9 F

c. Microfarad (µF) = 1X10-6

Satuan Farad adalah satuan yang sangat besar dan jarang dipergunakan dalam percobaan. Dalam prakteknya biasanya dipergunakan satuan Farad dalam bentuk pecahan seperti berikut ini:

a. 1 Farad (F) = 1.000.000 µF (mikroFarad)

b. 1 mikroFarad (µF) = 1.000 nF (nanoFarad)

c. 1 nanoFarad (nF) = 1.000 pF (pikoFarad)

Satuan Farad adalah satuan yang sangat besar dan jarang dipergunakan dalam percobaan. Dalam prakteknya biasanya dipergunakan satuan Farad dalam bentuk pecahan seperti berikut ini:

a. 1 Farad (F) = 1.000.000 µF (mikroFarad)

b. 1 mikroFarad (µF) = 1.000 nF (nanoFarad)

c. 1 nanoFarad (nF) = 1.000 pF (pikoFarad)

Ada jenis kapasitor lain seperti kapasitor elektrolit yang selain memiliki nilai kapasitas juga memiliki parameter-parametera lain seperti batas tegangan kerja. Batas tegangan kerja (Working Voltage) yaitu batas tegangan maksimum di mana kapasitas tersebut dapat dioperasikan dalam suatu rangaian.Parameter tersebut biasanya dicantumkan langsung pada badan kapasitor.Selain daripada itu untuk jenis-jenis kapasitor pada umumnya diberi tanda (+) dan (-).Tanda tersebut adalah menyatakan polaritas yang harus dihubungkan dengan catu daya. Dalam pemasanganannya harus diperhatikan baik-baik jangan sampai kedua tanda tersebut dipasang terbalik sebab apabiala sampai terbalik akan mengakibatkan kerusakan pada kapasitor tersebut dan bahkan akan merusak rangkaian yang akan dibuat.

Apabila kita mendekatkan 2 macam bahan konduktor dengan tidak saling bersentuhan, kemudian kepada kedua bahan tadi kita alirkan aliran listrik, secara teoritis kita telah mendapatkan sebuah Kapasitor sederhana. Namun dalam dunia elektronika tentunya tidak sederhana itu, masih ada factor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sebuah Kapasitor.

Dalam pembuatan komponen Kapasitor diperlukan suatu bahan yang berfungsi menyekat di antara 2 bahan konduktor. Bahan yang berfungsi sebagai penyekat itu disebut bahan dielektrikum seperti pada gambar di bawah .

Seperti terlihat pada gambar di atas, apabila kita membuka sebuah Kapasitor Elektrolit berkas dengan menggunakan sebuah pisau tipis (cutter), di dalamnya akan terlihat 2 buah lapisan tipis. Setiap lapisan dilapisi lagi dengan bahan metal foil tipis. Setiap metal foil dihubungkan dengan salah satu terminal hubungan listrik. Antara kedua lapisan tadi diberi bahan penyekat yang disebut Dielektrikum.Bahan Dielektrikum pada umumnya dibuat dengan bahan kertas, maka, film, minyak bakelit dan lain-lain.

Dalam prakteknya kita mengenal berbagai macam jenis Kapasitor yang namanya disesuaikan dengan nama bahan Dielektrikum yang digunakan dalam membuat komponen Kapasitor. Sebagai contoh misalnya: Bila kapasitor bahan Dielektrikumnya dibuat dari kertas, maka Kapasitor tersebut dinamakan Kapasitor kertas dan kalau bahan Dielektrikumnya dibuat dari bahan elektrolit, maka Kapasitor tersebut dinamakan Kapasitor Elektrolit.

Besarnya kapasitas dari sebuah Kapasitornya dapat ditentukan dengan rumus:

c = 0,0885 x Ɛ x D/d µF

Ɛ = konstanta dielektrikum

D = luas bahan metal foil dalam cm2

d = jarak antara kedua metal foil dalam cm

Dari rumus di atas, kita dapat melihat bahwa besar kecilnya kapasitas suatu komponen Kapasitor tergantung kepada konstanta dielektrikum atau bahan dielektrikum serta luas bidang bahan dielektrikum yang digunakan.

Pengertian dari Dielektrikum adalah angkka tetap yang dipergunakan untuk membandingkan suatu bahan Dielektrikum dengan nilai konstanta Dielektrikum udara (Ɛ udara = 1).

Konsep Dasar Transistor

1. Definisi Transistor

Menurut Abdul Kadir (2012:3)[21], Transistor merupakan komponen dengan fungsi bermacam-macam. Komponen ini dapat berfungsi seperti layaknya keran air.

Alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Gambar 2.11 Lambang Kondensator

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor disusun menggunakan sambungan dioda.Berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut.

a. BJT (Bipolar Juction Transistor)

BJT memiliki 2 dioda yang kutub positif atau kutub negatifnya terhimpit, serta memiliki terminal, yaitu emitor (E), kolektor (C), dan basis (B). BJT dapat dibagi menjadi dua jenis berikut ini:

1. NPN (Negative Positive Negative)

Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-P di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-n.Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.

Gambar 2.12 Lambang Kondensator

2. PNP(Positive Negative Positive)

Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-n di antara 2 alpisan semikonduktor tipe-p. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.

Gambar 2.13 Lambang Kondensator

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio.Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

2. Cara Kerja Semikonduktor

Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.

Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.

Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).

Dapat dilihat bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor

Bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.

Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalahinkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.

Konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.

3. Cara kerja transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut

Literature Review

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:86)[12], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut:

1.Penelitian yang telah dilakukan oleh Fauzi [2015][22] dari STMIK Raharja Tangerang sebagai bentuk skripsi dengan judul “ Perancangan Sistem Taman Hijau Otomatis Menggunakan Sensor LDR dan Interface Internet Of Thing Berbasis Raspberry Pi ” Pada perancangan ini penulis menggunakan raspberry sebagai mikrokontroler sebagai sistem tanaman hijau yang menggunakan sensor LDR dan komponen-komponen seperti L298N dan motor DC.

2.Penelitian yang telah dilakukan oleh Christofel Simanjuntak [2013][23] sebagai bentuk Jurnal dengan judul ” Pemanfaatan Aplikasi Sms Gateway Untuk Monitoring Suhu Ruangan Menggunakan Perangkat Netping 2/Pwr-220 Versi 2”. Pada Jurnal ini penulis menggunakan sms gateway untuk memonitoring suhu ruangan.Pada jurnal ini penulis menggunakan perangkat Netping 2/ PWR-220 v2 yang telah dipasang sensor suhu sebagai alat yang digunakan untuk mengamati suhu ruangan dengan penambahan aplikasi SMS Gateway yang berbasis Web untuk pemantauan dari jarak jauh. Perangkat Netping yang dipasangkan dengan sensor itu dapat digunakan untuk memonitoring suhu suatu ruangan yang memerlukan pengawasan khusus. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan untuk melakukan pengontrolan terhadap suatu ruangan.

3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Yoga Pamungkas Harly, [2013][24] sebagai bentuk jurnal dengan judul ”Alat Monitoring Kelembaban Tanah Dalam Pot Berbasis Mikrokontroller Atmega 168 dengan Tampilan Output Pada Situs Jejaring Sosial Twitter Untuk Pembudidayaan Dan penjualan Tanaman Hias Anthurium”. Pada jurnal ini penulis menggunakan Mikrokontroller Atmega 168 sebagai otak untuk alat ini, dan soil moisture Sensor sebagai sensor yang mendeteksi kelembaban tanah dalam pot tersebut, dan twitternya sebagai media notifikasi

4.Penelitian yang telah dilakukan oleh Heri Guston Pintoyo [2012][25] dari Universitas Muhamadiyah Ponogoro sebagai Skripsi dengan judul “Alat Pengatur Suhu Otomatis Untuk Rungan tanaman Jamur Tiram berbasis ATMega 16”. Pada Tugas Akhir ini penulis di rancang sebuah alat yang mampu mengontrol sushu dan kelembabn pada ruangan jamur tiram berbasis mikrokontroler AT-Mega 16 yang di dalamnya tersimpan dan terprogram yang mampu menjalankan alat untuk proses pengatur kelembaban suhu

5.Penelitian yang telah dilakukan oleh Teguh Priyantoro [2008][26] dari Tugas Akhir dengan judul “Rancang Bangun Sistem Monitoring Suhu Ruangan Menggunakan Aplikasi Isd 1420 Berbasis Mikrokontroler At89s51”. Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan Aplikasi ISD1420Berbasis Mikrokontroler At89s51, Sistem ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari sebuah sensor suhu LM35 beserta penguat, ADC0804, microcontroller, rangkaian ISD1420 yang digunakan untuk keluaran berupa suara, perangkat lunak menggunakan bahasa assembly untukmenjalankan microcontroller sesuai perintah. Sistem monitoring suhu ruangan menggunakan aplikasi ISD 1420 berbasis mikrokontroler AT89S51 yang selanjutnya dapat ditampilkan pada komputer. Alat ini dapat melakukan monitoring suhu ruangan setiap saat, ketika kenaikan suhu dapat memberikan peringatan berupa suara melalui perangkat ISD1420.

6. Penelitian dilakukan oleh Stevanus dan D. Setiadikarunia [2013][27] dari jurnal dengan judul “Alat Pengukur Kelembaban Tanah Berbasis Mikrokontroler PIC 16F84 “ pada jurnal ini penulis menggunakan generator sinyal yang akan menghasilkan gelombang dengan frekuensi yang bergantung pada impedansi dari sensor kelembaban tanah (moisture probe) yang dihubungkan pada generator sinyal. Impedansi sensor bergantung pada kelembaban tanah atau tingkat kadar air dalam tanah. Oleh karena itu, frekuensi sinyal yang dihasilkan oleh generator sinyal akan berubah sesuai dengan kelembaban tanah (kering atau basah). Perubahan frekuensi ini kemudian diteruskan ke Frequency to Voltage Converter yang berfungsi untuk mengubah besaran frekuensi menjadi tegangan analog. Tegangan analog ini dikonversi menjadi sinyal digital menggunakan ADC (Analog to Digital Converter). Sinyal digital ini dijadikan input bagi mikrokontroler, yang kemudian digunakan untuk mengetahui persentase kelembaban tanah.

Dari enam Literature Review yang ada, telah banyak penelitian mengenai tentang pembudidayaan jamur tiram. Maka dari itu penulis mengambil satu sample atau contoh untuk dijadikan acuan dari ke 6 (enam) literature review diatas yaitu Alat Pengatur Suhu Otomatis Untuk Rungan tanaman Jamur Tiram berbasis ATMega 16. Pada penelitian tersebut peneliti masih menggunakan AT-Mega 16 sebagai media pemrosesan, dan belum menggunakan Internet Of Thing sebagai media informasi keadaan suhu runagan , yang bias di akses kapan saja dan dimana saja asalkan terhubung dengan jaringan internet

BAB III

PEMBAHASAN

Tinjauan Organisasi

Sejarah Singkat Budidaya Jamur Tiram Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah

Pesantren adalah suatu bentuk pendidikan yang telah lama ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan pesantren adalah salah satu cikal bakal dari Sistem Pendidikan Islam yang ada ditanah air ini. Keberhasilan pesantren dalam mengemban amanat pendidikan tidak diragukan lagi.Telah terbukti akan partisipasi pesantren memajukan bangsa. Dengan alumni pesantren yang banyak tampil di tengah-tengah masyarakat sebagai pelita dan motivator laju pembangunan, masyarakat semakin yakin akan kehadiran pesantren. Pondok Pesantren Riyadlul Jannah berlokasi di Ciseeng Bogor. Merupakan suatu lembaga pendidikan dan pengajaran berdiri pada tangal 2 Mei 1994 atas gagasan pewakaf Bapak Haji Syamsudin.

Pesantren Riyadlul Jannah tidak hanya membekali santri dengan ilmu pengetahuan agama dan umum, tetapi juga mendidik mereka menjadi seorang yang mukminin, berakhlak, karimah, muttaqien, dan rasikhin fil-ilmi. Dan selalu membimbing santrinya untuk berpola kehidupan yang sederhana dalam berbagai hal dengan mengutamakan semangat bersilaturrahmi.

Pesantren Riyadlul Jannah juga memanfaatkan jamur tiram untuk mendukung keberdayaan pesantren dan masyarakat sekitar. Budidaya Jamur Tiram di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah pertama kali dimualai pada tahun 2005, budidaya jamur tiram ini memiliki potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan. Keuntungan bersih selama 1 siklus (4 bulan) setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Peningkatan yang paling signifikan adalah ketika adanya pemberdayaan dana zakat di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah yaitu pada tahun 2012 - 2013. Keuntungan bersih selama 1 siklus (4 bulan) Pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 10.292.900. Keuntungan bersih selama 1 siklus (4 bulan) Pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 13.217.916. Keuntungan bersih selama 1 siklus (4 bulan) Pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 32.285.800. Keuntungan bersih selama 1 siklus (4 bulan) Pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 43.985.800.

Visi, Misi dan Tujuan

Visi dan Misi Budidaya Jamur Tiram Riyadlul Jannah ialah :

- Menjadi lembaga pendidikan yang berbasis islam, bertanggung jawab, berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah.

Tujuan Budidaya Jamur Tiram Riyadlul Jananh ialah sebagai berikut:

- Mendidik santri agar mampu berpikir logis didasari dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu mengembangkan pada masyarakat luas

- Menjaga ciri khas islam dan nilai-nilai keislaman di dalam maupun di luar.

Struktur Organisasi

Pengorganisasian suatu sekolah pada jenis, tingkat, dan sifat sekolah yang bersangkutan. Susunan organisasi sekolah tertuang dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang susunan dan tata kerja sekolah tersebut. Dalam struktur organisasi sekolah terlihat adanya hubungan dan mekanisme kerja antara dewan pengasuh, ketua pengasuh harian dan lainnya. Koordinasi, intregrasi dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan pendidikan harus diselenggarakan oleh dewan pengasuh untuk mencapai suatu tujuan. Agar kegiatan pada Pondok Pesantren Riyadlul Jannah berjalan sesuai dengan program yang telah dibentuk, maka di bentuk Struktur Organisasi kepengurusan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Tabel 3.2 Struktur Organisasi Bidang Usaha Pertanian

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap Departemen

Dari struktur organisasi diatas, penulis hanya menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi bidang usaha pertanian, dikarenakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Berikut penjelasan tugas dan tanggung jawab nya:

1. Dewan Usaha
Tugas :

Sebagai edukator, manajer, administrator dan supervisor.

Tanggung Jawab  :

pemimpin/leader inovator dan motivator.

2. Ketua Pengurus Usaha Pertanian
Tugas :

Menerapakan dan meningkatkan pemeliharaan dibidang usaha pertanian budidaya jamur

Tanggung Jawab  :

Mempertahankan sistem kerja para karyawannya.

3. Pegawai Pembuat Bat Lok
Tugas :

1. Membuat media penanaman budidaya jamur tiram.

2. Mengukus bat lok agar terjadi pemuai an media tanam jamur tiram.

Tanggung Jawab  :

1. Mengawasi media penanaman jamur tiram.Kukusan Bibit

2. Mengawasi proses bat lok menghasilkan jamur tiram yang baik.

4. Perawatan :
Tugas :

Membantu pegawai dalam proses perawatan jamur.

Tanggung Jawab  :

Memelihara perbaikan proses budidaya jamur.

Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan alat monitoring ruangan budidaya jamur menggunakan arduino berbasis Internet Of Thing pada pondok pesantren riyadul jannah alat ini dibuat, diharapkan akan terciptanya beberapa dampak positif. Dampak positif tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Membantu para pegawai dalam memonitoring ruangan budidaya jamur
  2. Memberikan kemudahan bagi para karyawan dalam proses penanaman budidayaan jamur tiram.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

1. Perancangan Prototipe

Prototipe monitoring ruangan budidaya jamur menggunakan arduino berbasisInternet Of Thing pada pondok pesantren riyadul Jannah , dalam perancangan prototipe ini disusun dalam suatu kotak yang berisi komponen Arduino,Ethernet Shield, sensor suhu LM35, dan sensor kelembaban Soil Moistureyang akan di simpan pada jamur tiram

Gambar 3.1 Perancangan Prototipe

2. Flowchart Sistem Yang Berjalan

Berikut adalah flowchart monitoring budidaya jamur yang berjalan pada gambar 3.2

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Penyampaian Informasi

Dapat dijelaskan gambar 3.2 Flowchart sistem monitoring jamur diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart Sistem penyampaian informasi yang berjalan
  2. 1 (satu) simbol Data yang menyatakan proses input output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu : penjaga pergi ke lumbung jamur
  3. 2 (Dua) simbol proses yang menyatakan sebuah proses Penyampaian informasi
  4. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah jamur layak di panen Jika “ya” data akan di proses tapi jika “tidak” penjaga lumbung memeriksa jamur kembali

3. Cara Kerja Alat

Cara kerja alat Monitoring Ruangan Budidaya Jamur Menggunakan Arduino

Berbasis Internet Of Things Pada Pondok Pesantren Riyadul Jannah, soil moisture sensor di letakan di baglog jamur ketika baglog jamur dalam keadaan kering atau lembab sensor akan memberi imputan analog berupa perintah membaca kelembaban dan kadar suhu pada soil mouisture sensor dan LM35 pada arduino, LED pada arduino berfungsi memberikan informasi keadaan lumbung, untuk LED berwarna merah berfungsi memberitahui keadaan kelembaban jika kurang dari suhu ruangan tersebut. Output pada arduino di tampilkan pada situs web Ubidot yang berfungsi menampilkan data analog dan statistik tiap 10 menit.

4. Blok Diagram

Berikut blok diagram berserta alur kerjanya untuk sistem Monitoringruangan budidaya jamur pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Blok Diagram

Keterangan:

  1. Arduino + enternet shile merupakan interface yang digunakan untuk komunikasi antara smartphone dengan arduino melalui tp link dengan menggunakn kabel rj45, arduino uno merupakan kontroler untuk memproses data yang dikirim oleh smart phone
  2. Soil moisture sensor merupakan perangkat yang di gunakan untuk mendeteksi kelembaban tanah
  3. Sensor LM 53 merupakan perangkat yang di gunakan untuk mendeteksi suhu
  4. LED sebagai output indikasi sistem bekerja. a. LED merah berfungsi mengidikasi sistem tidak bekerja,b. LED hijau berfungsi mengidikasi sistem bekerja
  5. Tp Link merupaka gatwey antara smartphone dengan arduno menggunakan media komunikasi nirkabel (wifi)
  6. Cloud media penyimpanan secara Online
  7. Ubidot sebagai media informasi data sensor secara Online

Pembuatan Alat

Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras

(hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.3. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai

berikut:

a. Alat yang digunakan meliputi:

1. Laptop

2. Software Arduino

3. Software Fritzing ( Untuk Menggambar Schematik)

4. Software Microsoft Visio 2010

5. Solder Timah

6. Tang dan Obeng

7. Kabel Jumper

8. Papan PCB Bolong

b. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

1. Rangkaian minimum sistem Arduino Uno

2. internet shiled

3. TP link

4. soil moisture sensor

5. Sensor LM 35

Merancang Schematik Hardware

Dalam pembuatan bentuk dari skematik diperlukan aplikasi fritzing, penggunaan fritzing adalah untuk merancang rangkaian elektronika yang sudah mendukung library-library arduino. Dan untuk memulainya dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

Setelah melakukan langkah diatas adalah, akan muncul tampilan utama pada layar kerja fritzing, dan dapat terlihat seperti gambar berikut.

Setelah melakukan langkah diatas maka akan masuk ke tampilan breadboard dimana tampilan tersebut digunakan untuk mengimpor komponen yang ada toolbox di jendela part nya. Adapun tampilannya akan terlihat seperti gambar berikut.

Setelah melakukan langkah diatas, maka gambar rangkaian dapat dilihat pada penjelasan rangkaian-rangkaian yang digunakan dibawah ini.

1. Rangkaian Catu Daya

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching akan melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).

Pada rangkaian catu daya ini menggunakan 2 (dua) buah sumber output catu daya, yang akan digunakan terpisah untuk memberikan tegangan kerja pada masing-masing rangkaian. Output dari ic regulator yang dipasang tersebut akan digunakan sebagai sumber tegangan untuk sensor


2. Rangkaian Sensor

Rangkaian dibawah ini merupakan konfigurasi sensor pada arduino, pada gambar dibawah ini dipasang 2 buah sensor dengan fungsi yang berbeda. Untuk sensor suhu berfungsi untuk mendeteksi suhu pada area yang terbuka, seperti keadaan suhu dan kelembaban udara, dan sensor kelembaban berfungsi untuk mendeteksi kelembaban suatu tanah, cara kerja sensor tersebut mendeteksi berapa tinggi dari kelembaban atau kadar air didalam tanah.

Dalam penggunaan sensor suhu, sensor kelembaban pada arduino perlu diprogram terlebih dahulu agar dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

3. Rangkaian Lampu Indikator

Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.

Pada rangkaian diatas tidak digunakan rangkaian pendukung untuk dapat bekerja, rangkaian lampu indikator diatas langsung dihubungkan ke modul arduino karena konsumsi dayanya relatif kecil sehingga tampa komponen pendukung rangkaian diatas sudah dapat bekerja. Adapun untuk mendeklarasikan rangkaian lampu led diatas dapat dihubungkan pada pin digital yaitu pin 7, dan pin 6

Keterangan dari jalur-jalur diatas:

a. Jalur hitam sebagai arus negatif ( GND ).

b. Jalur biru sebagai jalur data.

Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Setelah prosses rangkaian selesai dibuat langkah selanjutnya aadalah membuat perancangan perangkat lunak, meliputi penulisan listing program yang akan di simpan atau di tanam di dalam mikrokontroller dengan menggunakan suatu software arduino. Program arduino 1.6.7 di gunakan untuk menuliskan listing program

Menggunakan Bahasa C yang digunakan untuk mengontrol soil moisture sensor , LM 35 , LED, Ubidot, serta perngkat enternet shild sehingga alat dapat berjalan sesuai dengan konsepnya.

Konsep perancangan ubidot

Ubidots adalah sebuah platform Internet of Things yang berasal dari Boston, Amerika Serikat. Platform ini menawarkan jasa gratis dan berbayar dengan ketentuan Sensor yang bisa dipakai jika memakai jasa gratis user dibatasi hingga 5 sensor.Ubidots juga memiliki layanan notifikasi SMS dan email jika dengan trigger yang dibuat berdasarkan data sensor yang user tetapkan sebelumnya. Beberapa contoh pemakain Ubidots bisa dilihat pada link berikut:

a. Counter Ubidots

Counter adalah register yang mengikuti serangkaian state yang sudah ditentukan. Gerbang-gerbang dalam counter dihubungkan sedemikian rupa untuk menghasilkan serangkaian state yang diperlukan. Atau register yang mengikuti sebuah urutan state yang sudah ditentukan selama penerapan pulsa input.

b. Nodemcu Ubidot

Board nodemcu adalah development board yang didalamnya sudah terdapat koneksi wifi. Board ini juga terbilang cukup murah dengan board lainnya yang mempunyai konektifitas wifi onboard. Dan board ini juga sangat low power karena hanya menggunakan tegangan sebesar 3.3 Volt saja.

Untuk penggunaannya, Ubidots tergolong mudah. Setiap development board yang beredar di pasaran sudah terdokumentasi dengan baik dengan tutorial yang mudah dimengerti.

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan bapak H.Muhammad Supriyadi AM,SE setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang dapat dapat dirincikan sebagai berikut :

  1. Pengontrolan kondisi jamur masih manual
  2. Tidak adanya pengontrolan suhu ruangan
  3. Memeperlambat pekerjaan pegawai

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

  1. Membuat sistem monitoring ruang budidaya jamur berbasis internet of things
  2. Membuat sistem pendeteksi ruang budidaya jamur berbasis internet of things
  3. Membuat sistem yang dapat menghemat waktu dan mengurangi beban pegawai.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I

Functional

No.

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem :

1

Sistem sederhana dan mudah di oprasikan

2

Penyampaian Informasi Efektif secara Real-Time

3

Memberikan informasi data ketika melakukan akses.

4

Bekerja secara Embedded System.

5

Sistem memiliki dashboard untuk monitoring suhu dan kelembaban

6

Sistem dapat diakses melalui Internet.

7

Sistem dapat diakses melalui Bluetooth

8

Sistem memiliki notifikasi berupa buzzer

9

Data sensor dapat di tampilkan secara analog dan statistik dalam web

10

Data informasi record dalam Database

11

Sistem memberi notifikasi melaluai lampu LED

12

Sistem Bluetooth menggunakan passwoard

13

Sistem dapat memberi informasi keadaan kelembaban baglog dan suhu ruangan dalam waktu 10 menit sekali
Non Functional
NoSaya ingin sistem :

1

Berjalan dan memiliki keamanan yang baik.

2

Sistem berbasis internet of things

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

  1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting)
    Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting)
    Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
  3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi)
    Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :

  1. T (Technical)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?
  2. O (Operational)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
  3. E (Economic)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem?

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

  1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
  3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.
Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan sistem Monitoring jamur menggunakan internet of thing Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi
</tr>

Functional

No.

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem :

1

Sistem sederhana dan mudah di oprasikan

2

Penyampaian Informasi Efektif secara Real-Time

3

Memberikan informasi data ketika melakukan akses.

4

Bekerja secara Embedded System.

5

Sistem memiliki dashboard untuk monitoring suhu dan kelembaban

6

Sistem dapat diakses melalui Internet.

7

Data sensor dapat di tampilkan secara analog dan statistik dalam web

8

Data informasi record dalam Database

9

Sistem memberi notifikasi melaluai lampu LED

10

Sistem dapat memberi informasi keadaan kelembaban baglog dan suhu ruangan dalam waktu 10 menit sekali
Non Functional
NoSaya ingin sistem :

1

Berjalan dan memiliki keamanan yang baik.

2

Sistem berbasis internet of things

Penyusun

 

(Fanida Yantiar)
NIM : 1131469836

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Diah Aryani ST. M.Kom)
NID : 11010

(Hendra Kusumah S.Kom)
NID : 14017

Menyetujui,

Stakeholder Kepala Jurusan
(H.MUHAMMAD SUPRIYADI AM,SE)
(Ferry Sudarto, S.Kom,.M.Pd.)
NIP : 079010

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan, dapat di lihat pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah table pengujian Black Box berdasarkan Prototipe Monitoring Ruangan Budidaya Jamur Menggunakan Arduino Berbasis Internet Of Things Pada Pondok Pesantren Riyadul Jannah, untuk pengujian pada alat yaitu sebagai berikut

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Sistem

Pengujian Catu Daya

Pada rangkaian catu daya ini menggunakan 1(satu ) buah sumber inputan catu daya sebesar 12 volt, yang akan di keluarkan terpisah sebagai output untuk memberikan tenganggan kerja, IC AMS 117akan menurunkan tegangan dari 12 volt menjadi 5 volt, dan IC Lpf3 akan menurunkan tengggan dari 12 volt menjadi 3,3 volt

Pengujian Soil Moisture Sensor

Pada pengujian ini soil moisture sensor ditanam pada badlog jamur untuk mengukur kelembaban tanah, yanag akan di tunjukan pada tampilan dashboard website ubidot,Berikut merukan tampilan fisik soil moisture sensor

Tabel 4.2 Pengujian soil moisture sensor pada baglog jamur

Pengujian LM 35

Pada pengujian ini sensor LM 35 berfungsi sebagai pendeteksi suhu pada ruangan budidaya jamur yang akan di tunjukan gambar berikut

Pengujian LED

Lampu led adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengeluarkan cahaya yang biasanya digunakan sebagai indikator dari sebuah rangkaian elektronika, pada pengujian lampu led disini menggunakan sebuah program yang terdapat pada program arduino yaitu dengan tipe lampu blink , uji coba dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut:

Pada gambar 4.4 jika kelembaban baglog jamur kurang dari 500 makan led berwara merah akan menyala sebagai notifikasi bahwa keadaan baglog jamur dalam keadaan kering, sedangkan led berwarna hijau menyala memberi notifikasi bahwa keadaan baglog jamur dalam keadaan lembab

Pengujian Tampilan Ubidot

Ubidot adalah suatu media penyimpanan data yang open source yang memproses data analog dan digital yang di kirim oleh mikrokontroler seperti arduino dan raspberry. Ubidot menghasilkan data statistik dan analog secara online, kelebihan ubidot dapat di pasang lebih dari 3 sensor dan maksimal 5 sensor untuk free, dan untuk lebih dari 5 sensor harus upgrade ke premium user. Pada pengujian ubidot ini menggunakan 2 buah sensor yaitu sensor kelembaban dan suhu seperti yang di tunjukan pada gambar di bawah ini.

Pada gmabar 4.5 diatas menunjukan sensor kelembaban dan suhu berjalan baik, sensor kelembaban dan suhu akan memperbaharui data dalam rentang waktu 10 menit sekali.

Flowchart Program

Berikut ini adalah flowchart sistem keseluruhan

Dapat dijelaskan gambar 4.6 Flowchart Monitorong kelembaban jamur menggunakan Internet Of Thingsdiatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem Monitoring Jamur
  2. 2 (dua) simbol proses yang menyatakan sebuah proses yang dimulai dari input data sensor dan upload data sensor,
  3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu:Tanah kering dan kelembaban tidak sesuai jika "ya" informasi akan di kirim melalui email dan jika "tidak"sensor membaca data kembali
  4. 1 (satu) simbol input/output yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu: Inisialisi Koneksi

Analisa

Analisa Program Arduino

Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras yang sudah diuji coba dengan perangkat lunak yang telah deprogram ke dalam Arduino. Penulisan

listing program menggunakan software Arduino Untuk lebih jelas mengenai pembahasan analisa program pada mikrokontoler yang akan dilakukan dapat dilihat di bawah :

Kodingan di atas berfungsi untuk deklarasi liblery dan IP Adress yang digunakan dalam monitoring ruangan budidaya jamur

kodingan di atas adalah sebuah deklarasi sebuah token yang digunakan sensor untuk mengirim data ke ubidot

Kodingan di atas berfungsi untuk membaca data sensor kelembaban dan data sensor suhu dalam ruangan

Kodingan di atas untuk mengatur pengiriman data ke web ubidot

Analisa Program Pada Ubidots

Proses analisa dilakukan untuk mendapat kesesuaian data yang diuji coba pada ubidots. Berikut ini dijelaskan langkah langkah yang ada dalam program ubidots.

Berisi tentang data riwayat penggunaan media kelembaban

Merupakan string yang didapatkan dalam ubidots, berfungsi sebagai variabel untuk memberikan akses pada soil moisture sensor dan LM 35

Merupakan string yang digunakan sebagai identitas pribadi pemilik ubidots untuk dapat mengakses program yang ada pada arduino.

Implementasi

Schedule

  1. Pengumpulan Data
    Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 6 minggu pada minggu 3 di bulan September sampai minggu ke 4 di bulan Oktober 2015
  2. Analisa Sistem
    Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 5 minggu pada minggu 1 di bulan Oktober sampai minggu 1 di bulan November 2015
  3. Perancangan Sistem
    Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 4 minggu yaitu minggu ke 2 di bulan Oktober sampai minggu 1 di bulan November 2015
  4. Pembuatan Program
    Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar sistem yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik. Pembuatan program dilakukan selama 5 minggu mulai dari minngu ke 4 di bulan Oktober samapi minggu ke 4 bulan November 2015
  5. Testing program
    Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program di running. Testing program dilakukan selama 4 minggu yaitu dari minggu ke 2 di bulan November sampai minggu ke 1 di bulan Desember 2015
  6. Evaluasi Sistem
    Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu, minggu ke 4 di bulan November sampai minggu ke dibulan Desember 2015
  7. Perbaikan Sistem
    Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 2 minggu, pada minngu ke 4 di bulan November samapai minngu 1 di bulan Desember 2015
  8. Training User
    Percobaan alat yang diuji cobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 2 minggu ke 1 samapi minngu ke 2 di bulan Desember 2015
  9. Implementasi Sistem
    Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 3 minggu pada minggu 2 dan 4 di bulan Desember 2015
  10. Dokumentasi
    Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Estimasi Biaya

Tabel 4.4 Estimasi Biaya



BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari perancangan dan implementasi yang dilakukan ada beberapa kesimpulan antara lain:

  1. Dalam perancang ini hal yang pertama adalah mengumpulkan komponen – komponen yaitu seperti arduino, enternet shiled,LM 35 , soil moisture sensor, Tp link MR 3020 dan yang terpenting internet sebagi media pengiriman data dari arduino ke ubidot
  2. Alat ini bekerja Menggunakan Arduino Berbasis Internet Of Things yang memberi imputan analog berupa perintah membaca kelembaban dan kadar suhu pada soil mouisture sensor dan LM35 pada arduino. Output pada arduino di tampilkan pada situs web Ubidot yang berfungsi menampilkan data analog dan statistik tiap 10 menit.
  3. Sensor LM 53 merupakan perangkat yang di gunakan untuk mendeteksi suhu
  4. prototype monitoring rungan budidaya jamur ini dapat memberikan kemudahan perawatan jamur dalam hal mengatur kelembaban baglog dan suhu ruangan penyimpanan budidaya jamur tersebut

Saran

  1. Penyiraman pada alat ini dapat di lakukan dengan otomatis secara real time
  2. Dapat di tambahkan sesnsor asap sebagai pendeteksi gas beracun pada baglog jamur
  3. Notifikasi kelembaban pada jamur dapat ditambahkan dengan pesan singkat yang dapat di kirim secara otomatis melalui web ubidot

Kesan

  1. Mendapatkan banyak ilmu dan wawasan yang sebelumnya tidak terdapat didalam perkuliahan
  2. Menambah ilmu social terhadap masyarakat dan instansi terkait
  3. Belajar bagaimana menanggapi permasalahan di lingkungan masyarakar khussusnya di bidang teknologi

DAFTAR PUSTAKA

  1. Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Sistem Informasi dan Implementasinya. Bandung: BI Obses
  2. Prhasta, Eddy. 2014. Sistem Informasi Geografis. Bandung: BI Obses
  3. 3,0 3,1 3,2 3,3 Darmawan. Deni. Verzello/John Reuter III. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
  4. Al-Jufri. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  6. 6,0 6,1 6,2 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan “Sistem” . Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
  7. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop.Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
  8. 8,0 8,1 Rizky, Soetam.2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  9. Sastra Hadiprawira,Arie.2014.”Pembangunan Aplikasi Game Cerita Rakyat Fabel”.Skripsi.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia.Bandung.
  10. 10,0 10,1 Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer.” Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique” International Journal of Electronics and Computer Science Engineering.ISSN- 2277-1956 Vol.2
  11. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Andi: Yogyakarta
  12. 12,0 12,1 12,2 12,3 Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
  13. Ari Beni Santoso,Martinus dan Sugiyanto.2013.”Pembuatan Otomasi Pengaturan Kereta Api, Pengereman, Dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler”.Jurnal Fema,Vol.1,No.1
  14. 14,0 14,1 Syahwil,Muhammad.2013.”panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino”.Yogyakarta:ANDI
  15. Utomo Tri ambar, 2011 “Implementasi Mikrokontroller Sebagai Pengukur Suhu Delapan Ruangan “. Jurnal teknologi, Vol 4 No 2
  16. Gerry foe, fendy 2013 “Rancangan Bangun Sistem Informasi Monitoring Debitur Lintigasi Di PT Bank Tabungan Negara Pada Area Collection III Surabaya “Kuliah Kerja Praktek
  17. Priyanto, Agus 2013 “Balai Pene;Itian Budidaya Tanaman Pangan Di Yogyakarta “Skipsi.Tidak Dipublikasi Yogyakarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
  18. Untung priadi, Triono 2013 “Untung besar usaha bibit jamur tiram”Ciganjur,Jangasara Jakarta Selatan.
  19. 19,0 19,1 Winarno dan Deni Arifianto.2011.”Bikin Robot itu gampang”.Jakarta Selatan:PT Kawan Pustaka
  20. Hermawan,Sandy dan Choirul Banun.2014.”Top Pocket No.1 Fisika SMA Kelas X,XI&XII”.Jakarta Selatan:PT.Wahyumedia
  21. 21,0 21,1 Kadir,Abdul.2013.”Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler dan Pemrogramannya Menggunakan Arduino”.Yogyakarta:Andi
  22. Fauzi .2015 Perancangan Sistem Taman Hijau Otomatis Menggunakan Sensor LDR dan Interface Internet Of Thing Berbasis Raspberry Pada Perguruan Tinggi Raharja. Skripsi. Tidak diPublikasi. Tangerang. STMIK Raharja.
  23. Simanjuntak Christofel . 2013. Pemanfaatan Aplikasi Sms Gateway Untuk Monitoring Suhu Ruangan Menggunakan Perangkat Netping 2/Pwr-220 Versi 2 jurnal skripsi tidak di publikasi Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset
  24. Pamungkas Harly Yoga 2013. Alat Monitoring Kelembaban Tanah Dalam Pot Berbasis Mikrokontroller Atmega 168 dengan Tampilan Output Pada Situs Jejaring Sosial Twitter Untuk Pembudidayaan Dan penjualan Tanaman Hias Anthurium. Jurnal
  25. Guston Pintoyo Heri 2012 Alat Pengatur Suhu Otomatis Untuk Rungan tanaman Jamur Tiram berbasis ATMega 16 . Skripsi . Tidak dipublikasi. Ponorogo : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
  26. Priyantoro Teguh 2008 Rancang Bangun Sistem Monitoring Suhu Ruangan Menggunakan Aplikasi Isd 1420 Berbasis Mikrokontroler At89s51. Tugas Akhir. Tidak dipublikasi. Semarang : Universitas Diponegoro
  27. Setiadikarunia. D dan Stevanus 2013. Alat Pengukur Kelembaban Tanah Berbasis Mikrokontroler PIC 16F84. Jurnal Teknik Elektro Vol.3 No.1 halaman 36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. Surat Pengantar Skripsi
A.2. Kartu Bimbingan
A.3. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
A.4. Form Validasi Skripsi
A.5. Kwitansi Pembayaran Skripsi
A.6. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
A.7. Daftar Nilai
A.8. Formulir Seminar Proposal
A.9. Sertifikat Toefl
A.10. Sertifikat Prospek
A.11. Sertifikat IT Internasional
A.12. Sertifikat IT Nasional
A.13. Curiculum Vitae
  

Lampiran B

B.1. Hasil Wawancara
B.2. Hasil Observasi
B.3. Elisitasi

2015/2016

Contributors

Fanida Yantiar