SI1122469930

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM

INVENTORY BARANG PADA GUDANG

PT. LEA SANENT.


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1122469930
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INVENTORY BARANG

PADA GUDANG PT. LEA SANENT

Disusun Oleh :

NIM
: 1122469930
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 28 Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 05062

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INVENTORY BARANG

PADA GUDANG PT. LEA SANENT

Dibuat Oleh :

NIM
: 1122469930
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Software Engineering

Tahun Akademik 2015 / 2016

Disetujui Oleh :

Tangerang, 28 Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sandro Alfeno, M.Kom)
   
(Dedy Iskandar, S.Kom)
NID : 08203
   
NID : 05060

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INVENTORY BARANG

PADA GUDANG PT. LEA SANENT


Dibuat Oleh :

NIM
: 1122469930
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, Februari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1122469930
Nama
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Laporan Skripsi ini dari awal sampai akhir merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikasi dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk memenuhi persyaratan mengambil Skripsi guna mendapatkan gelar Sarjana Komputer di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, 28 Januari 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1122469930

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI


Inventory atau persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan, yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya akan dipergunakan dalam proses produksi maupun untuk dikirimkan kepada customer. Tujuan penelitian pada laporan skripsi ini adalah untuk membuat sebuah sistem aplikasi inventory barang yang dapat terimplementasikan dengan baik pada PT. LEA SANENT. Perusahaan ini bergerak dibidang industry garment, masalah yang dihadapi oleh PT. LEA SANENT yaitu lambatnya proses dari segi pengolahaan data barang yang disebabkan oleh sistem pengolahaan data yang masih mangandalkan aplikasi sederhana, sehingga terkadang sering mengalami redudansi data, baik penerimaan maupun pengeluaraan barang, hal ini mengakibatkan sistem yang sedang berjalan saat ini masih belum efetif dan efesien. Untuk itu perlu dibuatkan sebuah sistem yang terkomputerisasi dengan baik dan beguna untuk mengatasi segala permasalahan yang ada, sehingga dapat mempermudah dan mempelancar laporan masuk dan keluar barang yang akurat dengan lebih baik lagi.


Kata Kunci : Implementation, Aplikasi Sistem, produksi, inventory, Barang dan Gudang

ABSTRACT

Inventory or supplies materials or goods are stored, which will be used to fulfill a specific purpose, for example, will be used in the production process and to be sent to the customer. The aim of research in this thesis report is to make an inventory application system items that can be implemented with either the PT. LEA SANENT. The company is engaged in the garment industry, the problems faced by PT. LEA SANENT namely the slowness of the process in terms of data management of goods caused by data management systems that still rely on simple application, so sometimes often have data redundancy, both revenue and expenditure to the goods, this has resulted in the current system is still not efetif and efficiently. It needs to be made for a computerized system with a good and worthwhile to overcome all the problems that exist, so as to simplify and expedite the entry and exit of goods reports are accurate to better again.


Keyword : Implementation, Aplication System, Production Inventory, Goods and Warehouse

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan memanjatkan segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul yang diambil oleh penulis dalam pembuatan Skripsi ini yaitu “RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INVENTORY BARANG PADA GUDANG PT. LEA SANENT ”. Maksud dan tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja. Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka Skripsi ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.

2. Bapak Sugeng Santoso,M.Kom selaku Puket I Bidang Akademik STMIK Raharja.

3. Bapak Junaidi, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja

4. Bapak Sandro Alfeno M.Kom, Selaku Dosen Pembimbing I.

5. Bapak Dedy Iskandar, S.Kom, Selaku Dosen Pembimbing II.

6. Bapak Hartono selaku stakeholder yang telah banyak membantu penulis dalam Penyusunan Skripsi ini.

7. Terima kasih banyak kepada seluruh sahabat dan teman-teman seperjuangan di STMIK RAHARJA, yang memberi semangat untuk menyelesaikan penelitian ini.

8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lebih khusus tak lupa penulis ucapkan kepada kedua Orang Tua dan keluarga, yang selalu memberi motivasi dan semangat, baik moril maupun materil dan do’a untuk keberhasilan penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan semoga amal baik yang telah diberikan untuk kepentingan penulis dalam penyusunan laporan ini, mendapat imbalan serta pahala yang setimpal dari yang Maha Kuasa Allah Subhanahu Wata’ala, Amin.

Tangerang,28 Januari 2016
Haris Kamal
NIM. 1122469930

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ditengah arus perubahan lingkungan bisnis yang kian melaju. Setiap perusahaan industri memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan industrinya. Barang-barang ini dapat berbentuk bahan bahan baku, bahan sandang, atau barang yang digunakan untuk memelihara peralatan dan fasilitas maupun yang digunakan dalam pelaksanaan operasional. Bahkan dalam hal ini barang di import dari negara lain.

Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah semakin maju, terutama di bidang komputerisasi. Dalam hal ini, yang memegang peranan penting adalah komputer karena teknologi komputer saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat mendasar, salah satunya sebagai alat bantu pengolahan data. Kebutuhan akan suatu sistem ini mencakup hampir di segala ruang lingkup kehidupan. Setiap perusahaan atau instansi sangat membutuhkan informasi yang akurat, cepat dan relavan.

Pemakaian komputer di setiap perusahaan atau instasi sangat diperlukan ketelitian dalam pengolahan datanya, dikarenakan bila terdapat suatu kesalahan yang diakibatkan dalam proses pengolahan data, maka akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan atau instasi itu sendiri. Oleh karena itu, komputer juga ikut berperan dalam menentukan maju tidaknya suatu perusahaan atau instasi tersebut.

Persediaan bahan baku merupakan salah satu unsur kekayaan perusahaan, disisi lain, digunakan dalam rangka proses produksi dari bahan mentah diolah menjadi barang jadi (finish gods), didalam setiap perusahaan atau instansi terdapat beberapa bidang tertentu yang dapat membuat perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik diantaranya inventory control dan gudang atau warehouse, kedua produksi tersebut berperan dalam perencanaan produksi dan mengontrol persediaan bahan baku, dan mempunyai peranan sangat penting dalam menjalankan operasional produksi sehari-hari. Adapun tugas dari bagian warehouse yaitu melakukan kegiatan proses penerimaan dan pengeluaran barang dalam hal ini barang-barang tersebut merupakan hasil dari proses produksi dan sebelum diproduksi yang berupa barang mentah dan barang jadi. Bagian ini juga melakukan penginputan data serta membuat laporan tentang stock barang yang ada.

PT. Lea Sanent merupakan sebuah perusahaan bergerak dibidang industri garment. Saat ini PT. Lea Sanent khususnya pada bagian gudang yang melakukan inventori atau persediaan barang harus bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang efektif dan efesien didalam melakukan penginputan data dan penerimaan dan pengeluaraan barang, yang terdiri dari berbagai jenis dan versi, begitu juga bagian pengecekan data, kadang kala harus membutuhkan waktu yang lama untuk membuat laporan stock barang dikarenakan banyaknya data yang diolah tidak tersimpan secara baik, terkadang sering mengalami redudansi data, kurang rapihnya data-data dan hal itulah yang menjadi sebuah kendala didalam kelancaran sistem yang sedang berjalan saat ini, sehingga tidak dapat menghasilkan informasi yang cepat dan akurat, juga sistem yang sudah berjalan saat ini tidak dapat mengetahui jika persediaan bahan sudah menipis akhirnya berpengaruh terhadap stock persediaan barang dan pengeluaran berikutnya.

Di dalam pengelolaan data inventory barang di PT. Lea Sanent sudah menggunakan komputer, namun masih mengandalkan aplikasi sederhana seperti MS. OFFICE.

Berdasarkan urain diatas pengolahaan data tersebut harus mempunyai kualitas yang mampu menganalisis data, baik data yang masuk ataupun data yang keluar, hal ini menjadi factor pendorong bagi penulis untuk dilakukannya penelitian yang diberi judul “RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INVENTORY BARANG PADA GUDANG PT. LEA SANENT”, yang akan membahas tentang proses penerimaan dan pengeluaran barang serta pembuatan laporan barang sebagai bahan penelitian.


Rumusan Masalah

Setiap penelitian dimulai dari rumusan masalah yang dilanjutkan dengan pemecahan masalah. Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan kesenjangan antara yang di harapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Masalah akan timbul apabila ada kesenjangan antara teori (what should be) dengan kenyataan yang dijumpai (what is).

Adapun rumusan masalah yaitu :

  1. Bagaimana sistem informasi pengelolaan inventori barang yang sedang berjalan pada “PT. Lea Sanent” ?

  2. Bagaimana sistem informasi inventori barang pada “PT. Lea Sanent” sudah efektif dan efesien sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan ?

  3. Bagaimana menciptakan suatu sistem yang mampu membantu perusahaan untuk mengurangi tingkat kerugian ?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini:

  1. Untuk mengetahui sistem informasi pengelolaan inventori barang yang sedang berjalan pada “PT. Lea Sanent”.

  2. Mampu menciptakan sistem informasi pengelolaan inventori barang yang efektif dan efesien sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan “PT. Lea sanent”. !

  3. Menciptakan sistem yang dapat membantu perusahaan untuk mengurangi tingkat kerugian.

Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian yang dilakukan di PT. Lea Sanent adalah sebagai berikut:

  1. Menghasilkan sistem yang mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang berjalan saat ini.

  2. Menghasilkan sistem informasi pengelolaan inventori barang yang lebih efektif dan efesien.

  3. Dengan adanya inventory barang pada gudang tingkat kerugian dapat diminimalisir.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan ini hanya di bagian gudang PT. Lea Sanent, dimulai dari sistem penerimaan barang diantaranya pembuatan laporan transaksi barang masuk, barang keluar, barang datang dari bagian produksi. Untuk sistem pengeluaran barang diantaranya pembuatan laporan transaksi barang ke customer. Dan terakhir pembuatan laporan akhir stock barang yang ada digudang. Seluruh laporan kemudian diserahkan kepada pimpinan.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Observation Research)

    Pada metode ini penulis melakukan observasi langsung ke perusahaan dengan mengamati dan menyasikan prosedur sistem yang berjalan, memahami jalannya sistem dan mengetahui permasalahan sistem yang berjalan sehingga membantu dalam menentukan alternatif solusi yang di berikan.

  2. Metode Wawancara (Interview)

    Wawancara dilakukan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan sistem inventori barang pada PT. Lea Sanent. Karena dengan pengamatan saja tidak cukup untuk memberikan gambaran secara lengkap proses yang berlangsung di lapangan, sehingga perlu mangajukan beberapa pertanyaan yang lebih rinci mengenai proses yang berlangsung.

  3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

    Studi pustaka adalah metode untuk mendapatkan informasi dan data dari beberapa sumber (literatur) atau buku yang diperlukan untuk kebutuhan penganalisaan dan perancangan sistem baru yang di usulkan. Metode pustaka ini dilakukan pada perpustakaan tempat penulis kuliah dan perpustakaan umum.

Metode Analisa Sistem

Analisa sistem dilakukan melalui 4 (empat) tahapan yaitu : survei sistem yang sedang berjalan, analisa terhadap temuan survei, identifikasi kebutuhan informasi dan identifikasi persyaratan sistem.

Metode Perancangan

Dalam metode perancangan yang digunakan adalah metode UML (Unified Modelling Language) melalui tahapan pembuatan dengan menggunakan:

  1. Use Case Diagram

  2. Activity Diagram

  3. Sequence Diagram

  4. Class diagram

  5. State Chart Diagram

Metode Pengujian

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam membaca dan mengikuti aturan penulisan yang ada, maka penulis mengelompokan laporan skripsi ini menjadi beberapa bab yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa dan perancangan serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literature review.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum PT. Lea Sanent yang terdiri dari sejarah singkat, struktur organisasi, dan tugas serta tanggung jawab. Analisa masukan, analisa proses, analisa keluaran, konfigurasi sistem UML, serta permasalahan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Berisi tentang perancangan sistem yang diusulkan untuk dapat diimplementasikan di PT. Lea Sanent meliputi, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Acivity Diagram, State Chart Diagram, Class Diagram, Spesifikasi basis data, prototype, Rancangan Implementasi Program.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Berikut adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya:

  1. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu. [Tata Sutabri 2012:16][1].

  2. Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan, sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling bergantung. Sedangkan sistem yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. [TataSutabri 2012:17][1].

  3. Norman L. Enger dalam bukunya menyatakan, suatu sistem dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi. [TataSutabri 2012:17][1].

  4. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menyatakan, suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau pengolahan tertentu. [TataSutabri 2012:17][1].

  5. Menurut Sutarman (2012:13)[2], “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem. [Tata Sutabri 2012:][1] Yaitu:

  1. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur, mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan. Berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

  2. Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “sistem adalah suatu kumpulan bagian -bagian baik manusia atau pun bukan manusia yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.

2. Karakteristik Sistem

Menurut (Tata Sutabri, 2012:17)[1], suatu sistem mempunyai karakteristik tersendiri diantaranya Komponen (component), Batas sistem (boundary), Lingkungan luar (environment), Penghubung (interface), Masukan (input), Keluaran (output), Pengolahan (processing), Sasaran atau tujuan (goal), Strategi (strategy) antara lain:

  1. Komponen Sistem (component), yaitu kumpulan subsistem-subsistem yang saling berinteraksi atau dengan yang lainnya serta melakukan kerja sama antar subsistem tersebut. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi suatu sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar, yang disebut dengan “Supra Sistem”.

  2. Batasan Sistem (boundary) yaitu ruang lingkup sistem, merupakan suatu daerah yang membatasi antara komponen atau subsistem yang lain, yang membatasi suatu sistem dengan sistem lain atau sistem yang berasal dari lingkungan luarnya.

  3. Lingkungan Luar Sistem (environment) yaitu lingkungan luar dari suatu sistem apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem (interface), merupakan suatu media yang menghubungkan antara subsistem yang satu dengan yang lainnnya sehingga antar subsistem dapat saling bekerja sama. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

  5. Masukan Sistem (input), yaitu sesuatu yang berasal dari subsistem yang digunakan sebagai data masukan yang selanjutnya dimasukan dalam suatu sistem agar dapat menghasilkan suatu keluaran yang berguna (diinginkan). Masukan dapat berupa maintenance input dan signal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk menghasilkan keluaran.

  6. Keluaran Sistem (output), adalah hasil proses dari suatu masukan yang telah dilakukan proses di dalamnya sehingga menghasilkan sebuah informasi yang berguna untuk setiap tingkatan yang ada. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada Supra Sistem.

  7. Pengolahan Sistem (processing), yaitu suatu proses yang akan merubah suatu masukan menjadi suatu keluaran. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan merubah masukan menjadi keluaran, sebagai contoh sistem akuntansi. Sistem ini mengelola data transaksi menjadi laporan yang dibutuhkan oleh semua pihak manajemen.

  8. Sasaran (objective) atau tujuan (goal), suatu sistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

  9. Strategi (strategy), merupakan cara-cara yang digunakan dari mulai adanya input, pemrosesan hingga akhirnya terbentuk output, dan untuk mencapai sasaran yang diinginkan diperlukan suatu strategi agar sasaran tersebut dapat tercapai.

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang mempunyai suatu tujuan (goal), dimana untuk mencapai tujuan tersebut harus memiliki strategy yaitu dengan masukan sistem (input), proses (processing) dan keluaran sistem (output) yang objective.

3. Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Tata Sutabri, 2012:22)[1]:

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tempak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia dan lain sebagainya.

  2. Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System) Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam; tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

  3. Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System) Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertadingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

  4. Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System) Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengnaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa "sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan".

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Data

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (2012: 5)[3], “ Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relative tidak berarti bagi pemakai”

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah bahan baku informasi yang menggambarkan suatu symbol-simbol yang mewakili kuatintas, event, fakta, tindakan, angka, benda yang secara relative tidak berarti bagi pemakai.

2. Definisi Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, maksud dari kalimat tersebut yaitu bahwa informasi sangat penting pada suatu organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut:

  1. Menurut Tata Sutabri (2012:29)[1], “Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambil”.

  2. Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8)[3], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang telah diklasifikasikan diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

3. Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto dalam yakub (2012: 9)[4], kualitas dari informasi (quality of information) sangat tergantung dari tiga hal yaitu accurate, timeliness dan relevance.

  1. Relevan (relevance).

    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akan berbeda-beda.

  2. Tepat Waktu (timeliness)

    Informasi tersebut datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

  3. Akurat (accuracy)

    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.

4. Fungsi Informasi

Menurut Jogiyanto H.M. (2010:10)[5], “Fungsi informasi adalah untuk menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Fungsi informasi tidak mengarahkan pengambilan keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, tetapi untuk mengurangi keanekaragaman dan ketidakpastian yang menyebabkan diambilnya suatu keputusan yang baik”.

5. Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya (Jogiyanto, H.M, 2010:11)[5]. Pengukuran suatu nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analysis Cost Effectiveness atau Cost Benefit. Adapun 12 (sepuluh) sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut:

  1. Akurat (accuracy) : bebas dari kesalahan, tidak bias / menyesatkan, jelas mencerminkan maksudnya.

  2. Bentuk (form) : kualitatif atau kuantitatif, numerical atau berupa grafik, ringkas atau rinci.

  3. Frekuensi (frequency) : seberapa sering informasi dibutuhkan, dikumpulkan atau dihasilkan.

  4. Kelebarannya (breadth) : ruang lingkup, meliputi berbagai bidang atau hanya satu bidang saja.

  5. Asal (origin) : informasi berasal dari dalam atau dari luar perusahaan / organisasi.

  6. Orientasi waktu (time horizon) : informasi dapat berorientasi pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.

  7. Tepat pada waktunya (timeliness) : informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan tidak boleh terlambat, keterlambatan dapat mengakibatkan informasi tidak mempunyai nilai lagi.

  8. Relevan (relevance) : mempunyai manfaat untuk digunakan sebagaimana mestinya, sesuai peruntukkannya.

  9. Lengkap (completeness) : mengandung semua data – data yang penting yang dibutuhkan semua pengguna informasi.

  10. Ekonomis (economies) : informasi yang dihasilkan melalui proses yang ekonomis (dari segi biaya).

  11. Sederhana (simple) : informasi sebaiknya tidak terlalu kompleks, tidak bertele – tele sehingga memudahkan penentuan prioritas.

  12. Dapat dibuktikan (approved) : informasi harus dapat dibuktikan, dapat di cek kebenarannya.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Yakub (2012:145)[3] “Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:5), perancangan sistem adalah sekumpulan aktivitas yang menggambarkan secara rinci bagaimana sistem akan berjalan. Hal itu bertujuan untuk menghasilkan produk perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan user.

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari perancangansistem adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem dan juga untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

2. Tujuan Perencanaan Sistem

Adapun tujuan utama dari perancangan sistem menurut Yakub (2012:146)[3] adalah:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran secara jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk pemograman dan ahli-ahli teknik lainnya.

Konsep Persediaan Barang

1. Definisi Persediaan Barang

Menurut Rusdah (2011:52)[6], “Persediaan adalah suatu aktivitas yang meliputi barang pemilik organisasi dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam proses produksi”.

Menurut Salangka (2013:1121)[7], “Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk kemudiaan dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

Menurut Tamoida (2013:23)[8], “persediaan merupakan barang-barang dimiliki untuk kemudian dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keprluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

Menurut Junaidi (2013:3)(2012:10)[9], “Inventory merupakan sebuah konsep yang mencerminkan sumber daya yang dapat digunakan tetapi tidak atau belum dipergunakan”. Pengertian inventory dapat diartikan dalam beberapa hal yang berbeda, yaitu stok yang tersedia pada saat itu juga, daftar perincian barang yang tersedia, atau untuk keuangan dan akunting adalah jumlah stok barang yang dimiliki olehsuatu organisasi pasa suatu waktu.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan pengendalian persediaan (inventory) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Persediaan memegang peranan penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik.

2. Jenis-Jenis Persediaan Barang

Menurut Rusdah (2011:52)[6], persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya, dan dilihat dari jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk. Menurut fungsinya, persediaan dibagi menjadi:

  1. Batch Stock atau Lot Inventory

    Persediaan yang diadakan karena memiliki atau membuat barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Mendapatkan keuntungan harga pada harga pembelian efisien produksi dan penghematan biaya akomodasi.

  2. Fluctuation Stock

    Persediaan yang diadakan untuk melengkapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan

  3. Anticipation

    Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola konsumen yang terdapat dalam suatu tahun untuk menghadapi penggunaan atau penjualan (permintaan) yang meningkat.

    Dilihat dari jenis dan posisi produk dalam urutan pengerjaan produk :

  4. Persediaan bahan baku (raw material stcok)

  5. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchase parts atau komponent stock)

  6. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapaan (supplier stock)

  7. Persediaan barang setengah jadi atau barang barang dalam proses (work in process atau progress stock )

  8. Persediaan barang jadi (Fhinised good stock)

Teori Khusus

Konsep Dasar (UML) Unified Modeling Language

1. Definisi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Widodo, (2011:6)[10], “UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

Menurut Nugroho (2010:6)[11], ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object oriented programming).

2. Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:15)[12], langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan Use Case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus Use Case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.

  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

  11. Mulailah membangun sistem. Ada 2 (dua) pendekatan yang tepat digunakan:

  1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

  2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

3. Model Unified Modeling Language (UML)

Menurut (Widodo, 2011:10)[10], beberapa literature menyebutkan bahwa Unified Modeling Language (UML) menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain :

  1. Diagram kelas ( Class Diagram)

    Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

  2. Diagram paket (Package Diagram)

    Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

  3. Diagram use case (Usecase Diagram)

    Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

  4. Diagram interaksi dan sequence (Sequence Diagram)

    Bersifat dinamis, diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam waktu tertentu.

  5. Diagram komunikasi (communication Diagram)

    Bersifat dinamis, diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

  6. Diagram Statechart (Statechart Diagram)

    Bersifat dinamis, diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

  7. Diagram aktivitas (Activity Diagram)

    Bersifat dinamis, diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

  8. Diagram komponen (Component Diagram)

    Bersifat statis, diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta ketergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

  9. Diagram deployment (Deployment Diagram)

    Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (tun time).Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang ada didalamnya.

Berdasarkan definisi diagram diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak harus dengan kesembilan diagram tersebut untuk menggambarkan suatu sistem, contohnya dengan entity diagram, flowchart dan sebagainya.

Konsep Dasar Dreamweaver

1. Definisi Dreamweaver

Menurut Madcoms (2010:1)[13] “Dreamweaver adalah merupakan software aplikasi yang digunakan sebagai HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual. Aplikasi ini juga yang biasa dikenal dengan istilah WYSIWYG (What You See It What You Get), yang intinya tidak harus berurusan dengan tag-tag HTML untuk membuat situs”.

Menurut Prasetio (2012:96)[14], “Dreamweaver adalah sebuah tools untuk membantu kita menuliskan kita menuliskan kode HTML secara visual”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

2. Ruang Kerja Dreamweaver

Menurut Madcoms (2010:11)[13], untuk memahami elemen ruang kerja Dreamweaver CS6, bukanlah sebuah file HTML baru dalam Dreamweaver CS6. Setelah Dreamweaver CS6 berhasil dijalankan, pilih file baru (create new) tipe HTML di dalam kotak dialog New Document yang tampil. Ruang kerja dasar Dreamweaver CS6, yaitu:

  1. Application Bar, berada di bagian palingatas jendela aplikasi Dreamweaver CS6. Baris ini berisi tombol workspace (workspace switcher), CS Live, menu, dan aplikasi lainnya.

  2. Toolbar Document, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk mengubah tampilan jendela dokumen, sebagai contoh tampilan design atau tampilan code. Juga dapat digunakan untuk operasi-operasi umum, misalnya untuk melihat hasil sementara halaman web pada jendela browser.

  3. Windows Document, adalah lembar kerja tempat membuat dan mengedit design halaman web.

  4. Workspace Switcher, digunakan untuk mengubah tampilan ruang kerja Dreamweaver CS5. Sebagai contoh mengubah tampilan menjadi tampilan classic, yaitu tampilan ruang kerja dreamweaver versi sebelumnya.

  5. Panel Groups, adalah kumpulan panel yang saling berkaitan, panel-panel ini dikelompokan pada judul-judul tertentu berdasarkan fungsinya. Panel ini digunakan untuk memonitor dan memodifikasi pekerjaan. Secara default, panel group berisi panel Adobe BrowserLab, Adobe Bussiness Catalyst, Insert, CSS Styles, Asset, AP Element, dan Files.

  6. Tag Selector, diletakkan di bagian bawah jendela dokumen, satu baris dengan status bar. Bagian ini menampilkan hirarki pekerjaan yang sedang terpilih pada jendela dokumen, dapat juga digunakan untuk memilih objek pada jendela design berdasarkan jenis atau kategori objek tersebut. Tag selector juga menampilkan informasi format dari bagian yang sedang aktif pada lebar kerja design.

  7. Property Inspector, digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai properti objek atau teks pada jendela design. Properti untuk satu objek dengan objek lainnya selalu berbeda-beda. Jendela ini tidak dapat diuraikan pada tampilan jendela code.

  8. Toolbar Standart, baris toolbar ini berisi tombol-tombol yang mewakili perintah pada menu File dan edit, diantaranya perintah New, Open, Save, Save All, Cut, Copy, Paste, Undo, dan Redo.

  9. Toolbar Style Rendering, secara default disembunyikan. Toolbar ini berisi tombol-tombol untuk menampilkan design dalam media berbeda. Selain itu juga digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan style CSS.

  10. Toolbar Coding, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan operasi kode-kode standar. Toolbar ini hanya tampil pada jendela code.

  11. Toolbar Browser Navigation, toolbar ini adalah toolbar baru yang ada di dalam Dreamweaver CS6, dan letaknya tepat berada di atas jendela dokumen. Toolbar ini berisi tombol-tombol yang digunakansebagai navigasi di dalam browser.

Konsep Dasar Database

1. Definisi Database

Menurut Prasetio (2012:181)[14], “Database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 (dua) hal, sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandungkan database flat”.

Menurut (Anhar, 2010:45)[15], “Database adalah sekumpulan table-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom. Struktur file yang menyusun sebuah database adalah data record dan field.

Dari definisi ini, terdapat tiga hal yang berhubungan dengan database, yaitu sebagai berikut ini:

  1. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk database.

  2. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan database tersebut. Simpanan ini merupakan bagian dari teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan berupa harddisk.

  3. Perangkat lunak untuk memanipulasi database. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak yang disediakan untuk memanipulasi database. Paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Database Management System).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi informasi dari basis data tersebut.

2. Jenis Database Yang Digunakan

  1. Web Server

    Menurut Anhar (2010:4)[15], Definisi Web Server adalah sebagai berikut: Web server adalah aplikasi yang berfungsi untuk melayani permintaan pemanggilan alamat dari pengguna melalui web browser, dimana web server mengirimkan kembali informasi yang diminta tersebut melalui HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk ditampilkan ke layar monitor komputer kita. Agar kita dapat mengubah isi dari website yang dibuat, kita membutuhkan program PHP

    Script-script PHP tersebut yang berfungsi membuat halaman website menjadi dinamis. Dinamis artinya pengunjung web dapat memberikan komentar saran atau masukan pada website kita. Website yang kita buat menjadi lebih hidup karena ada komunikasi antara pengunjung dan kita sebagai web masternya.

    Menurut Oktavian (2010:11)[16], “Web Server adalahaplikasi yang berguna untuk menerima permintaan informasi dari pengguna melaluiweb browser, dan mengirimkan permintaan kembali informasi yang diminta melalui HTTP (HyperText Transfer Protocol). Biasanya web server diletakkan di komputer tertentu pada web hosting”.

    Menurut Arief (2011:19)[17], “Web server adalah program aplikasi yang memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan dokumen-dokumen web. Jadi semua dokumen web baik yang ditulis menggunakan client side scripting maupun server scripting tersimpan didalam direktori utama web server (document root)”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakandiatas, maka dapat disimpulkan web server merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas menerima permintaan client melalui port HTTP maupun HTTPS dan merubah isi yang ada ke dalam format HTML.

  2. XAMMP

    Menurut Madcoms (2010:341)[13], sekarang ini banyak paket software instalasi webserver yang disediakan secara gratis diantaranya menggunakan XAMPP. Dengan menggunakan paket software instalasi ini, maka sudah dapat melakukan beberapa instalasi software pendukung webserver, yaitu Apache, PHP, phpMyAdmin, dan databaseMySQL.

    Menurut Wardana (2010:8)[18], “XAMPP adalah paket software yang didalamnya sudah terkandung Web Server Apache, database MySQL dan PHP Interpreter”.

    Menurut Nugroho (2010:74)[11] XAMPP merupakan paket PHP yang berbasis Open Source yangdikembangkan oleh sebuah komunitas Open Source.

  3. MySQL

    Menurut Nugroho (2010:91)[11] MySQL (My Structured Query Language) atau yang biasa dibaca ,ai-se-kuel adalah sebuah program pembuatan dan pengelola database atau yang sering disebut dengan DBMS (Database Management System). Kelebihan lain dari MySQL adalah menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL (Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur.

    Menurut Madcoms (2010:367)[13], penyimpanan data yang fleksibel dan cepat aksesnya sangat dibutuhkan dalam sebuah website yang interaktif dan dinamis. Database sendiri berfungsi sebagai penampungan data yang anda input melalui form website. Selain itu dapat juga di balik dengan menampilkan data yang tersimpan dalam database ke dalam halaman website. Jenis database yang sangat popular dan digunakan pada banyak website di internet sebagai bank data adalah MySQL. MySQL menggunakan SQL dan bersifat gratis, selain itu MySQL dapat berjalan di berbagai platform, antara lain Linux, Windows, dan sebagainya.

    Menurut Arief (2011:151)[17] “MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan datanya”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL salah satu jenis database server yang menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Itu sebabnya istilah seperti tabel, baris dan kolom digunakan pada MySQL. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri dari sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom.

Konsep Dasar Analisa Swot

1. Definisi Analisa Swot

"Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya"(Rangkuti, Freddy, 2011)[19];

  1. Identifikasi faktor-faktor eksternal dan internal.

  2. Yusmini Memberi nilai peubah dengan pembobotan serta rating dari 1 sampai 5 Bobot dikalikan rating dari setiap faktor untuk mendapatkan skor untuk faktor-faktor tersebut.

2. Langkah-Langkah Analisa Swot

Menurut Rangkuti. 2011[19], Langkah–langkah mudah penyusunan SWOT yaitu:

  1. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT

    Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

  2. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)

    Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.

  3. Membentuk Teamwork Berdasarkan Metode OCAI

    Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

  4. Kuisioner Riset SWOT

    Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).

  5. Identifikasi Penyebab Masalah

    Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

  6. Menentukan Tujuan Dan Sasaran Strategis

    Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secaratepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

  7. Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis, Dan Pemetaan Strategis

    Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakaidalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan.Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.

  8. Menentukan Ukuran Yang Dipakai Dalam SWOT

    Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya

  9. Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators Dalam BentukTag Dan Lead Indicator

    Tujuannya adalah untuk merumuskan strategicinitiative dan menyusun keyperformance indicator dalam bentuk lagdan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.

  10. Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja

    Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.

  11. Melakukan Cascading SWOT

    untuk mengukur objectivies (O), carapengukuran atau measurement (M), caramenentukan target (T), serta caramenentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP inididistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.

  12. Analisa Risiko Menggunakan Key Risk Indicators

    Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.

  13. Analisis Anggaran Dan Model Keuangan

    Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnyaberikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

  14. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT

    Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan,sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

3. Tujuan Analisa Swot

Menurut Rangkuti (2011:197)[19], tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi

4. Pendekatan Pemecahaan Masalah

Menurut Puspitasari (2011:96)[20], Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Product : produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

  2. Price : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.

  3. Place : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.

  4. Promotion : aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.

  5. People : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.

  6. Process : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.

  7. Physical Evidence : bukti fisik yangmempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

Konsep Dasar HIPO

1. Definisi – Definisi HIPO (Hierarchy Plus Input Proses Output)

Menurut Praptingsih (2012:03)[21], “HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output”.

Menurut Amsyah (2011:284)[22], bagan HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) aslinya dibuat oleh IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program. Bagan HIPO secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu program, data apa yang digunakan, dan keluaran yangdihasilkannya. Bagan HIPO lebih mudah dibaca dibanding dengan bagan arus,sangat rinci, fleksibel, mudah dimodifikasi, dan dikelola. Dalam membuat bagan HIPO, terdapat tiga jenis diagram, yaitu: daftar isi visual (the visualtable of contents / VTOC), diagram peninjauan, dan rincian diagram.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM yang sebenarnya merupakan alat dokumentasi program dan sekarang banyak digunakan sebagai alat designdan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.

Konsep Dasar Testing

1. Definisi Testing

Menurut Rizky dalam Hatmanto (2013:97)[23] “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

  1. Verifikasi

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

  2. Validasi

    Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

2. Tipe Dan Teknik Testing

Menurut Rizky dalam Hatmanto (2013:100)[23], “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

  1. White Box testing

    Menurut Rizky dalam Hatmanto (2013:100)[23], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

    Beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing adalah:

    1. Decision (Branch) Coverage

      Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

    2. Condition Coverage

      Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

    3. Path Analysis

      Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

    4. Executive Time

      Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

    5. Algorithm Analysis

      Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

  2. Black box texting

Menurut Rizky dalam Hatmanto (2013:102)[23], definisi black box testing adalah sebagai berikut:

“Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

  1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

  2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

  3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

  4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

  1. Equivalence Partitioning

    Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.

  2. Boundary Value Analysis

    Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.

  3. Cause Effect Graph

    Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika di inputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.

  4. Random Data Selection

    Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika di inputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.

  5. Feature Test

    Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai.

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Rahardja, dkk dalam Jurnal CCIT Vol – 04 NO.3 (2011:302)[24], “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.” Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI.Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan

    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan

Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Menurut Semiawan (2010:104)[25], "Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihatide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan literature review adalah menganalisis tentang topik yang hendak diteliti untuk membantu peneliti melihat ide-ide."

Menurut Hasibuan dalam Rasdiana (2013:38)[26], “Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan literature review adalah berupa bahan uraian teori yang diperoleh yang digunakan untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian dan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian”.

2. Tujuan Literature Review

Menurut Yuniarti (2012:3)[27], “Studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolak ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu”.

Menurut Mulyandi (2013:17-153 dalam Nina Rahayu (2014:49)[28], “Penelitian sebelumnya (literature review) merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang di lakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topic penelitian”.

3. Literature Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini diantara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Aripin Nasution (2011): Dengan judul “APLIKASI SISTEM INVENTORY BERBASIS DESKTOP MENGGUNAKAN JSE PADA CV. SUMBER LOGAM TEKNIK TANGERANG“ Penelitian ini dibatasi hanya membahas tentang sistem informasi pembelian barang kepada supplier saja tetapi belum tersedianya penambahan fitur lain seperti sistem penerimaan barang, pengeluaran dan stock barang yang ada, sehingga dalam pengecekan barang tidak dapat di control. Dengan adanya fitur tambahan seperti yang telah dijelaskan, maka akan diperoleh sebuah sistem yang dapat memenuhi segala permasalahan-permasalahan yang ada pada perusahaan tersebut.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Mochamad Noviandi, Dini Destiani, Partono pada tahun 2012 yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY BARANG DI BANK SAMPAH GARUT“ Penelitian ini meliputi tahap analis dan desain sistem dengan metodologi berorientasi objek yaitu dengan menggunakan metode Unified Approach. Adapun hasil dari penelitian ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan sistem informasi inventori barang di Bank Sampah Garut dapat mempermudah dan mempercepat pengaksesan data barang, serta mempermudah pembuatan laporan barang masuk dan barang keluar, juga dapat membuat laporan penjualan barang di bank sampah garut dengan lebih baik, dan membantu mengontrol kapasitas gudang dalam hal daya tampung barang dengan adanya proses pembuatan penjadwalan pengambilan tabungan.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Andy Wijaya, Muhammad Arifin, Tony Sobijono pada tahun 2013 yang berjudul “SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG“ menjelaskan bahwa sebagai perusahaan yang bertindak sebagai distributor barang manajemen persediaan yang baik adalah salah satu factor penting bagi keberhasilan perusahaan. Masalah yang sering terjadi ketika tidak ada manajemen persediaan barang yang baik adalah perusahaan yang akan mengalami kekurangan atau kelebihan persediaan sehingga kerugian menjadi masalah yang terjadi karena jumlah permintaan pelanggan yang tidak pasti, sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan saham minimal setiap item, menentukan kapan penataan kembali, dam menetukan berapa banyak pesanan barang yang sesuai. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, perusahaan membutuhkan sistem perencanaan persediaan yang dapat menetukan stok minimum, menyusun ulang waktu dan jumlah yang optimal dari pemesanan. Solusinya adalah dengan membuat perencanaan persediaan sistem informasi menggunakan Kuantitas Economic Order (EOQ) dengan metode ditentukan bahwa jumlah optimal pemesanan dan meminimalkan biaya penyimpanan dan pemesanan barang dan titik pemesanan kembali sebagai refrensi bagi perusahaan untuk mengetahui kapan harus memesan barang berdasrkan uji coba yang dapat disimpulkan bahwa sistem dapat memenuhi kebutuhan aplikasi lain dapat menghasilkan output yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perusahaan dalam oreder barang.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Alfian yang berjudul “SISTEM INVENTORY STOCK BARANG DI CV. BERKAH ALAM” membahas tentang Design dan implementasi ini di khususkan bagi penyimpanan data secara valid diperusahaan sehingga CV berkah alam dapat mengetahui rate dari penjualan dan pembelian berdasarkan grafik dan laporan yang ada pada excel. Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan paket software XAMPP yang meliputi bahasa pemrograman CodeIgniter, database server MySQL 5.0.45, serta web server Apache 2.2.4 dan Browser Google chrome.Aplikasi yang telah diuji cukup bermanfaat dalam memberikan layanan, sehingga membantu pengguna mendapat informasi yang valid mengenai ketersediaaan stok. Pada sistem aplikasi ini diharapkan lebih mengoptimalkan informasi stock barang yang ada pada database. Sehingga terjadi pemerataan dalam penyampaian informasi data yang tepat dan modern. Pada aplikasi yang berbasis sistem informasi ini, penulis menggunakan metode secara langsung melalui proses wawancara. Diharapkan sasaran utama dengan pembuatan aplikasi stock barang ini adalah untuk mempermudah karyawwan dan pimpinan perusahaan mengetahui barang yang masuk dan keluar secara akurat. Membuat aplikasi sistem inventory stock barang dapat menampilkan data barang dan laporan bulanan secara detail, dimana admin dapat menginputkan data barang dan dapat juga menghapus data barang yang sudah ada.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Rahmad Setiawan yang berjudul “APLIKASI SISTEM INFORMASI GUDANG PT. ANTIKA RAYA” membahas tentang Kebutuhan akan sistem informasi gudang diperlukan bagi pihak perusahaan dalam mengelola dan mengolah data gudang. Berdasarkan alasan tersebut maka dibuat aplikasi sistem informasi gudang PT. Antika Raya yang dapat membantu mempermudah memasukkan dan mencari barang yang ad di gudang. Aplikasi sistem informasi gudang PT. Antika Raya ini dibuat dengan menggunakan pemrograman Java dan PostgreSQL sebagai basis data. Metode yang digunakan adalah metode waterfall yang meliputi tahap analisis, perancangan, implementasi dan pengujian. Hasil pengujian sistem dengan metode black box menunjukkan bahwa sistem telah memenuhi kebutuhan.


Tabel 2.1 : Tabel Literature Review

 

No.

 

Penulis dan Judul

Penelitian

 

Metode Penelitian

 

Hasil Penelitian

1.

Penelitian yang dilakukan oleh Aripin Nasution (2011): dengan judul “APLIKASI SISTEM INVENTORY BERBASIS DESKTOP MENGGUNAKAN JSE PADA CV. SUMBER LOGAM TEKNIK TANGERANG“

Metode ini menggunakan JSE ( Java Standart Edition )

Dengan adanya fitur tambahan seperti yang telah dijelaskan, maka akan diperoleh sebuah sistem yang dapat memenuhi segala permasalahan-permasalahan yang ada pada perusahaan tersebut. Sehingga mempermudah dan mempercepat pekerjaan dan dapat menyimpan hasil yang telah diolah.

2.

Penelitian yang dilakukan oleh (Budi Mochamad Noviandi, Dini Destiani, Partono pada tahun 2012 yang berjudul :2012) “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY BARANG DI BANK SAMPAH GARUT“

Metode ini Menggunakan metodeUnified Approach

dari hasil analisis dan perancangan Sistem Informasi Inventori Barang Bank Sampah Garut adalah aplikasi Sistem Informasi Inventori Barang Bank Sampah Garut ini dapat mempermudah pekerjaan kepala gudang dalam pengaksesan data barang, dan pembuatan laporan barang masuk dan keluar barang, serta laporan penjualan barang di Bank Sampah Garut. Selain itu juga aplikasi ini dapat membantu mengontrol kapasitas gudang dalam hal daya tampung barang dengan adanya proses pembuatan penjadwalan pengambilan barang ke bank sampah unit sekolah. Metode Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (2005) juga dapat digunakan sebagai metodologi untuk menganalisis serta merancang Sistem Informasi Informasi Inventori Bank Sampah Garut.

3.

(Penelitian yang dilakukan oleh Andy Wijaya, Muhammad Arifin, Tony Sobijono pada tahun 2013 yang berjudul :2013).“SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG“

Metode ini menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)

Aplikasi dapat memberikan solusi kepada perusahaan untuk menentukan jumlah pemesanan barang yang optimal dan ekonomis.

Aplikasi dapat memberikan solusi kepada perusahaan untuk menentukan kapan harus melakukan pemesanan barang. Metode Economic Order Quantity dapat mengoptimalkan pengadaan barang persediaan dan dapat meminimalkan biaya persediaan. Reorder point dapat memonitor barang persediaan, sehingga pada saat melakukan pemesanan barang kembali barang yang dipesan akan tiba tepat waktu.

4.

Penelitian yang dilakukan oleh (Rizky Alfian yang berjudul:2012) “SISTEM INVENTORY STOCK BARANG DI CV. BERKAH ALAM”s”

menggunakan metodesecara langsungmelalui proses wawancara

Sistem Informasi Manajemen Penyimpanan barang ini akan menampung semua data dan informasi tentang barang-barang tersebut. Data dan informasi ini nantinya akan terakumulasi dan tersimpan (diarsipkan) secara terpusat pada suatu database. Dengan terpusatnya data dan informasi ini, maka jelas akan mempermudah pengelolaan barang. Pekerjaan seperti pencarian data dan status barang akan lebih cepat, mudah, dan efisien.</i>

5.

Penelitian yang dilakukan oleh oleh Agus Rahmad Setiawan yang berjudul“APLIKASI SISTEM INFORMASI GUDANG PT. ANTIKA RAYA”

 

Metode yang digunakanadalahMetode waterfall

Aplikasi Sistem Informasi Gudang ini diharapkan dapat memberikan informasi- informasi berupa laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan selaku manager dengan cepat dan efisien sesuai dengan format laporan yang dibutuhkan, sekaligus mengurangi resiko kerusakan atau kehilangan data yang dapat merugikan perusahaan

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Gambaran Umum Perusahaan PT. Lea Sanent

PT. Lea Sanent adalah salah satu perusahaan milik warga Indonesia yang bergerak pada industry garment yang ikut serta berpartisipasi aktif dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga Negara Indonesia baik pria maupun wanita dengan tidak membeda-bedakan hak dan kewajibannya, karena perusahaan ini bersifat padat karya dan sesuai dengan kegiatan industrinya adalah memproduksi pakaian jadi (garment).

PT. Lea Sanent memproduksi khusus celana jean’s, kemeja, rok, kaos dan jaket dengan mempunyai merk dagang “LEA” yang mampu bersaing dengan berbagai merk dagang garment lainnya, baik itu merk dagang local maupun merk dagang dari luar negri.

PT. Lea Sanent memiliki fasilitas mesin produksi yang terintegrasi dengan sangat lengakap yang terbagi dalam beberapa kelompok yaitu:

  1. Fasilitas produksi utama terdiri dari mesin ptong dan mesin jahit yang merupakan assembly/perakitan untuk memproduksi pakain jadi tersebut mulai dari proses persiapan sampai barang jadi.

  2. Fasilitas produk sekunder yang terdiri dari berbagai peralatan teknologi tinggi seperti mesin brush robot dan mesin convensional yang terdiri dari mesin-mesin pencucian biasa, mesin press (extractor), mesin pengering (tumble dryer).

  3. Fasilitas mekanik & engineering untuk mendukung kegiatan proses produksi penjahitan maupun pencucian (washing).

  4. Fasilitas jaminan mutu terdiri dari tenaga kerja yang cukup dapat diandalakan dibantu sarana perlatan kerja sehingga dapat menjamin hasil produksi yang baik.

Bahan baku maupun aksessories lainnya didapat dari dalam negri maupun luar negri dengan kwalitas terjamin baik, sehingga dapat memuaskan kebutuhan konsumen dalam memenuhin kebutuhan akan sandang yang berkwalitas.

PT. Lea Sanent memasarkan hasil produksinya di dalam negri maupun luar negri, untuk di dalam negri perusahaan memasarkan berbagai macam cara yaitu:

  1. Dengan membuka beberapa kantor cabang pemasaran diberbagai kota besar di Indonesia.

  2. Membuka counter-counter di beberapa departemen store di berbagai kota di indonesia.

  3. Membuka retail pada lea store sekaligus berfungsi sebagai show room.

Untuk memasarkan di luar negri dengan cara yaitu:

  1. Melayani dan memenuhi export ke berbagai negara.

  2. Membuka lea store di luar negri.

Selain memproduksi merek dagang “LEA”, perusahaan juga melayani jasa CMT untuk memproduksi berbagai macam jenis garment lainnya sekaligus melayani jasa pencucian (washing) sesuai dengan permintaan dari relasi yang memberikan order CMT. Karena kapasitas mesin yang terpasang di perusahaan masih mempunyai kemampuan untuk melayani order dengan kwalitas yang baik.

Sejarah Singkat PT. LEA SANENT

PT. Lea Sanent yang kepanjangan dari “SANDJAJA-ENTERPRISES”, didirikan pada tahun 1979 di jalan sumur pacing no. 1 cimone-tangerang, diaatas tanah seluas ½ hektar.

PT. Lea Sanent didirikan atas inisiatip dari seorang wiraswastawan yaitu bapak Gani Sandjaja SH. Selaku pimpinan dan pemilik perusahaan ini. PT. Lea Sanent didirikan atas izin mentri perindutrian, mentri perdagangan dan mentri tenaga kerja, sedangkan izin lokasinya diperoleh dari Gubernur Provinsi Jawa Barat dan izin usahanya diperoleh dari pemerintah daerah tingkat II tangerang.

PT. Lea Sanent diresmikan pada tanggal 9 februari 1988 oleh Mentri Perindustrian (Bapak Ir. Hartono), Mentri Tenaga Kerja (bapak Soedomo) dan Mentri Koperasi (Bapak Bustanil Arifin) yang berlokasi diwilayah Bekasi, alasannya diresmikan diwilayah ini karena daerah bekasi adalah wilayah untuk meresmikan semua perusahaan-perusahaan yang ada diwilayah Jawa Barat. Adapun surat-surat tanah perusahaan ini diterbitkan oleh kantor Agraria.

Tujuan diciptakan perusahaan ini untuk menciptakan produk dalam negri yang bermutu baik dan dapat dipakai oleh seluruh rakyat Indonesia pada umumnya juga dapat mengurangi pengangguran.

Bagian-bagian yang ada pada PT. Lea Sanent yaitu:

  1. Gudang bahan baku dan aksesoris.

  2. Pola dan sample.

  3. Pemotongan (cutting).

  4. Penjahitan (sewing).

  5. Pengepakang dan finishing.

  6. Gudang jadi.

  7. Washing.

  8. Bagian administrasi.

  9. Bagian personalia.

PT. Lea Sanent mempunyai sub-sub cabang di beberapa tempat, antara lain di:

  1. Bandung.

  2. Palembang.

  3. Semarang.

  4. Surabaya.

  5. Medan.

Sedangkan pusatnya di Jakarta mempunyai show room sendiri, show room ini khusus menjual produksi PT. Lea Sanent.

Antara tahun 1986-1987 PT. Lea Sanent pernah mendapat kunjungan Dan peninjauan-peninjauan, antara lain:

  1. Kunjungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

  2. Kunjungan dari Pemerintah Daerah Tangerang.

  3. Kunjungan dari Departemen Tenaga Kerja.

  4. Dan kunjungan dari dinas-dinas terkait bagi institusi ini.

Visi Dan Misi PT. Lea Sanent

  1. Visi PT. Lea Sanent.

    Menjadi perusahaan garment nasional terbesar dalam jumlah omset pasar retail di Indonesia dan Asia Tenggara

  2. Misi PT. Lea Sanent

    1. Menjadi perusahaan garment yang inovatif dalam bidang garment.

    2. Menjadi perusahaan garment terbaik dikelasnya dalam aspek mutu, pelayanan dan harga.

    3. Dan menguasia pasar retail.

    Struktur Organisasi

    Sebuah Organisasi atau perusahan harus mempunyai sautu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkap fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.

    Gambar 3.1 adalah pembagian tugas dan Struktur Organisasi PT. Lea Sanent yang disusun sedemikian rupa berdasarkan tujuan organisasi (kelembagaan) yang berfokus pada misi dan visi perusahaan.

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. LEA SANENT 2015

    Wewenang dan Tanggung Jawab

    Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab masing-masing divisi yang ada pada PT. Teknik Lancar Mandiri, yaitu sebagai berikut:

    1. Tugas Direktur

      Adapun tugas pokok yang harus dilakukan oleh Direktur Utama diantaranya:

      1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di perusahaan melakukan dan mengkoordinir semua departemen.

      2. Memberhentikan dan mengangkat karyawan untuk menjabat sesuai struktur di organisasi.

      3. Memimpin rapat (meeting) manajerial.

      4. Memotorisasi setiap pengeluaran uang perusahaan.

    2. Tugas General Manager

      1. Membawahi seluruh aktivitas perusahaan dari mulai perencanaan sampai dengan pengawasan.

      2. Mengorganisir dan membentuk struktur perusahaan, serta bertanggung jawab penuh terhadap Direktur Utama.

    3. Tugas Manager Pemasaran

      1. Bertanggung jawab penuh terhadap segi pemasaran.

      2. Mengorganisir struktur yang berhubungan dengan pemasaran.

      3. Melihat dan mengembangkan prospek pasar, baik di dalam negri maupun di luar negri.

      4. Mengelola keluar masuknya barang dan membuat daftar barang.

      5. Membuat laporan pertanggung jawaban bulanan.

    4. Tugas Manager Administrasi.

      1. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan administrasi perusahaan, baik arus faktur di dalam perusahaan maupun arus perpajakan perusahaan.

      2. Membuat laporan keuangan.

      3. Mengurus dan menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan keuangan, seperti gaji karyawan dan perhitungan biaya operasional perusahaan. Manager administrasi membawahi:

      1. Bagian akutansi.

      2. Bagian personalia.

      3. Administrasi pembelian.

      4. Administrasi penjualan.

      5. Administrasi gudang.

    5. Tugas Manager Personalian

      1. Menerima karyawan baru dan melakukan pendataan terhadap seluruh karyawan.

      2. Bertanggung jawab atas absensi karyawan sebagai bahan perhitungan gaji dan upah karyawan.

      3. Membuat slip gaji dan upah serta menghitung gaji dan upah karyawan.

      4. Membagikan gaji dan upah kepada karyawan harian produksi dan karyawan harian lepas.

      5. Membuat rekap gaji karyawan dan melaporkannya kepada bagian keuangan.

      6. Membuat surat pernyataan (SP) terahadap pelanggaran atau kesalahan yang dibuat oleh karyawan.

      7. Membuat pengumuman setiap ada perubahaan jam kerja atau perubahan lainnya yang menyakut karyawan.

    6. Tugas Accounting & finance

      1. Tugas Accounting & finance

      2. Mengelola masuknya uang dan kuitansi biaya analisa.

      3. Menyelenggarakan dan mempersiapkan dana untuk kegiatan perusahaan, serta mangatur penerimaan dan pengeluaran uang.

      4. Melakukan pembayaran kepada supplier tepat sesuai dengan tanggal jatuh tempo.

      5. Memastikan pembuatan jurnal, laporan keuangan dan income statement.

      6. Melakukan penagihan kepada customer tepat waktu.

      7. Membuat pertanggung jawaban perbulan dan menyimpan bukti pembelian.

      8. Memeriksa pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

      9. Membuat laporan pertanggung jawaban perbulan dan menyimpan bukti pembelian.

    7. Tugas Pembelian (Purchasing)

      1. Mencari penawaran dan bernegosiasi dan beberapa supplier.

      2. Membuat purchase Order dari hasil penawaran dan negosiasi dari data supplier terpilih.

      3. Membuat laporan keuangan mingguan atau bulanan untuk permintaan pembelian (PP) dan permintaan pengeluaran uang (PPU).

      4. Melakukan seleksi, evaluasi dan memantau kinerja supplier.

      5. Menyelesaikan masalah dengan supplier apabila ada keluhan mengenai kualitas bahan baku.

    8. Tugas Manager Penjualan

    1. Membuat daftar harga penjualan.

    2. Menyusun strategi untuk memperluas daerah pemasaran.

    3. Melakukan pengawasan terhadap karyawan yang berada dibawah kepala bagian penjualan.

    4. Mengawasi seluruh kegiatan di bidang penjualan.

    5. Mengajukan pesanan pemebelian ke bagian pembelian atau purchse.

    6. Membuat estimasi mengenai penjualan minimal 3 bulan yang akan datang.

    7. Memberikan laporan pertanggung jawaban mengenai penjualan kepada direktur.

    8. Mengambil masukan mengenai saingan untuk diteruskan kepemimpinan.

    9. Menyediakan stock barang untuk 3 bulan.

    10. Memberikan masukan mengenai barang yang akan di beli.

    11. Memberikan masukan bila ada produksi baru.

    12. Membuat budgeting pengeluaran.

    13. Penjualan barang harus ada estimasi kurang lebih 2 bulan.

    Tatalaksana Sistem Yang Berjalan

    Prosedur Sistem Yang Berjalan

    1. Prosedur Inventory Barang Pada Gudang

    1. Bagian gudang cek kondisi stock barang mentah ynag berada di gudang, apabila stock barang sudah minimal atau tidak ada di gudang, maka bagian gudang langsung konfirmasi kondisi stock barang mentah ke bagian PPC.

    2. Bagian PPC langsung membuat permintaan pembelian ke bagian purchasing untuk minta dibuatkan purchase Order (PO) atau diberikan kepada supplier untuk melakukan proses pembelian barang sesuai dengan pemesanan order.

    3. Bagian purchasing mebuatkan purchase order (PO) atau diberikan ke supplier untuk proses pembelian barang seusai dengan pemesanan order.

    4. Jika supplier tidak ada stok barang yang dikirim maka bagian purchasing membatalkan pesanan order dan mengganti supplier yang lain.

    5. Jika barang yang di order tersedia maka supplier akan mengirim barang dengan bukti surat jalan.

    6. Bagian gudang, menerima barang dan dokumen surat jalan, jika sesuai atau lengkap sesuai dokumen, maka barang akan diterima dan disimpan di gudang, jika tidak lengkap barang akan di kembalikan ke supplier. Saat penerimaan barang ini bagian peneriman harus memperhatikan kondisi barang, bahwa barang harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

    2. Prosedur Gudang Kirim Barang Ke Produksi

    1. Bagian marketing meminta surat perintah kerja kebagian ppc buat produksi barang, setelah surat jadi lalu surat itu di kasih ke bagian gudang bahan, gudang bahan mulai mempersiapkan barang yang harus diproduksi.

    2. Bagian gudang bahan lalu mengirim barang ke bagian cutting (pemotongan) sesuai permintaan barang dari cutting. Setelah dari cutting barang lalu di kirim ke bagian sewing (penjahitan) sesuai permintaan barang dari sewing, sehabis dari sewing lalu barang dikirim ke bagian washing (pencucian), lalu terakhir barang dikirim ke bagian finishing.

    3. Setelah barang semua telah siap dan selesai diproduksi lalu dikirim ke bagian gudang jadi untuk dipersiapkan dan barang siap dikirim ke customer-customer sesuai dengan permintaan marketing.

    3. Prosedur Gudang Kirim Barang ke Customer

    1. Bagian gudang jadi, setalah menerima barang jadi itu akan koordinasi dengan bagian terkait (ppc) untuk menetukan waktu pengiriman, jika costumer sudah siap menerima maka barang akan dikirim. Bagian gudang jadi akan membuat surat jalan yang akan di kirim. Setalah surat jalan di buat maka barang akan di serahkan ke bagian pengiriman untuk di kirim ke costumer.

    2. Bagian pengiriman, memuat barang sesuai dengan surat jalan dari bagian gudang jadi. Setalah sampai tujuan, dilakukan serah terima barang dan costumer menandatangi surat jalan, yang menyatakan bahwa barang telah diterima dengan baik, setalah itu diberikan surat jalan warna merah yang ke 2 untuk di berikan ke costumer dan surat jalan asli (warna putih) dan yang ke 3 (warna kuning) untuk dibawa kemabali ke kantor dan di serahkan ke bagian gudang jadi.

    3. Bagian gudang setalah menerima surat jalan yang sudah di approval oleh costumer dari bagian pengirim, langsung mendistribusikan ke bagian terkait, putih ke bagian administrasi untuk penagihan, dan kuning untuk arsip gudang sebagai bukti bahwa barang telah dikirim dan diterima oleh costumer.

    Rancangan Prosedur Yang Berjalan

    Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini, sebagai berikut :

    1. Use Case Diagram

    Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Inventory Barang Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan pada gambar 3.2 Use Case Diagram yang berjalan pada saat ini menjelaskan adanya :

    1. 1 (satu) Sistem Yang Mencakup seluruh ruang lingkup atau System Boundary pada Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini.

    2. 4 (empat) Actor yaitu Staff Gudang,Staff PPC, Staff Purchasing dan Supplier yang masing – masing berinteraksi secara internal dengan Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini.

    3. 6 (enam) Use Case yang melambangkan “apa” yang bisa dilakukan actor kepada Sistem.

    4. 1 (satu) buah include yang menggambarkan hubungan data yang saling terkait ( Harus Dilaksanakan ) antara child Use case dengan Parent Use case.

    Berdasarkan Use Case yang telah dijelaskan di atas maka Skenarionya adalah sebagai berikut :

    Tabel 3.1 Skenario Use Case Melakukan Cek Stock Barang Mentah dan Melakukan Konfirmasi Cek Stock Barang.

    Tabel 3.2 Skenario Use Case Pembuatan dan Pengiriman PO Kepada Supplier.

    Tabel 3.3 Skenario Use Case Melakukan Pengirman Barang.

    Tabel 3.4 Skenario Use Case Menerima Pesanan Barang.

    Tabel 3.4 Skenario Use Case Menerima Pesanan Barang.

    2. Sequence Diagram Proses Gudang Kirim Barang Ke Produksi

    Gambar 3.3 Sequence Diagram Inventory Barang Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan gambar Sequence diagram sistem yang berjalan diatas terdapat:

    1. 4 (empat) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 6 (enam) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 2 (dua) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 2 (satu) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 1 (satu) Recursive Message yang menyatakan aliran informasi yang mengalir terhadap actor maupun objek itu sendiri.

    3. Sequence Diagram Produksi Dan Pengiriman Barang

    Gambar 3.4 Sequence Diagram Produksi Dan pengiriman Barang

    Berdasarkan gambar Sequence diagram sistem yang berjalan diatas terdapat:

    1. 5 (lima) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 13 (tiga belas) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 3 (dua) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 3 (satu) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 3 (satu) Recursive Message yang menyatakan aliran informasi yang mengalir terhadap actor maupun objek itu sendiri.

    4. Activity Diagram Inventory Barang Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 3.5 Activity Diagram Inventory Barang Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan gambar Activity diagram sistem yang berjalan diatas terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 11 (sebelas) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 2 (dua) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    5. 1(satu) join node untuk menandakan bergabungnya aliran dari aktifitas yang berbeda menjadi satu.

    5. Activity Diagram Produksi Dan Pengiriman Barang

    Gambar 3.6 Activity Diagram Produksi Dan Pengiriman Barang

    Berdasarkan gambar Activity diagram sistem yang berjalan diatas terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 19 (sembilan belas) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    Analisa Sistem Yang Berjalan

    Analisa SWOT

    Faktor internal yang mencakup produk yang tersedia, sumber daya manusia, fasilitas yang tersedia berupa gudang, tempat istirahat karyawan, dan kendaraan untuk operasional, serta proses persediaan barang yang sedang berjalan saat ini. Sedangkan faktor eksternal yang mencakup aspek masyarakat, persaingan terhadap perusahaan lainnya, dan promosi kepada pelanggan. Analisa SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu:

    Tabel 3.5 Analisa SWOT

    Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

    Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

    1. Processor: Intel(R) Core(TM) i3-2100

    2. RAM: 4 GB

    3. Hard Disk: 500 GB

    4. Monitor LCD: 15 inci

    5. Keyboard dan Mouse: Standard

    6. Keyboard dan Mouse: Standard Printer: LaserJet

    7. Uninterruptible Power Supply (UPS)

    Spesifikasi perangkat lunak / Software

    1. Sistem Operasi Windows Seven 7 64bit

    2. Microsoft Office 2007

    3. MozilaFirefox 3.5

    4. SQLServer

    5. Xampp

    6. Dreamwearver

    Hak Akses (Brainware)

    1. Petugas yang berwenang dan

    2. Pimpinan perusahaan

    Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

    Permasalahan Yang Dihadapi

    Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan mengenai inventory barang pada gudang PT. Lea Sanent, dapat disimpulkan permasalahan yang ada sebagai berikut:

    1. Pengolahan dalam stok brang kurang maksimal dalam sisi waktu.

    2. Pengontrolan terhadap persedian barang terkadang sering terjadinya kelebihan pemesanan dan juga kekurangan barang.

    3. Persediaan barang yang kurang terintegrasi dan kesalahan input data lebih dari satu kali untuk barang sejenis menimbulkan kesalahan dalam pelaporan, yaitu kurang maksimal dalam sistem pelaporan dan terjadinya laporan stok barang yang terlalu banyak (over stock) atau sebaliknya stok barang terlalu sedikit (under stock).

    4. Sistem yang berjalan pada PT. Lea Sanent sudah terkomputerisasi namun baru sebatas menggunkan aplikasi sedrhana karena dalam pengolahan datanya disimpan dalam program Microsoft Office 2007 yaitu Word dan Excel.

    Alternatif Pemecahan Masalah

    Adapun alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

    1. Membuatkan sistem inventory barang pada gudang PT. Lea Sanent secara terkomputerisa agar mendapatkan informasi mengenai stok barang secara update dan dapat mengetahui barang yang sudah kosong, sehingga bagian purchasing dapat langsung memesan ke supplier.

    2. Proses persediaan barang mentah barang jadi harus dilakukan secara terkomputerisasi dengan basis data, sehingga pengontrolannya relatife mudah dan rapih, sehingga memperkecil terjadinya kesalahandata yang berulang dalam merekap data untuk membuat laporan.

    3. Memberikan informasi yang akurat sehingga informasi yang didapatkan relavan sesuai dengan kebutuhan kepala gudang.

    4. Membuat suatu sistem agar dapat mengelola laporan persediaan barang berdasarkan periode tertentu.

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan bagian kepegawaian. Berikut dilampirkan Diagram Elisitasi Tahap I:

    Tabel 3.6 Elisitasi Tahap I

    Elisitasi Tahap II

    Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi:

    Tabel 3.6 Elisitasi Tahap II

    Keterangan :

    M = Mandatory

    D = Desirable.

    I = Inessential.

    Elisitasi Tahap III

    Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut adalah requirement tersebut:

    Tabel 3.8 Elisitasi Tahap III

    T = Teckhnical

    O = Operational.

    E = Economi.

    L = Low

    M = Middle.

    H = High.

    Final Draft Elisitasi

    Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap – tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi.

    Tabel 3.9 Final Draft Elisitasi

    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    Berdasarkan analisis sistem yang berjalan maka diketahui bahwa sistem inventory barang yang lama masih memiliki kendala sehingga tidak memenuhi kebutuhan dalam pengolahan data secara cepat.

    Setelah masalah pada kebutuhan sistem diketahui maka langkah selanjutnya adalah merancang sistem usulan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa didapat dari sistem yang sedang berjalan. Pada dasarnya sistem yang diusulkan adalah sebuah sistem yang didapat dari hasil analisis pada sistem lama yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan pada sistem tersebut.

    Untuk menganalisis sistem yang diusulkan , pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML 6.4.untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram.

    Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan Pada PT. Lea Sanent

    1. Use Case Diagram Sistem Inventory Barang PT. Lea Sanent

    Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Usulan Bagian Gudang

    Berdasarkan Gambar 4.1 Use Case Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Sistem Yang Mencakup seluruh ruang lingkup atau System Boundary pada Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini.

    2. 5 (lima) Actor yaitu Admin Gudang, Staff Gudang, Admin Produksi, Staff Produksi dan Direktur yang masing – masing berinteraksi secara internal dengan Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini.

    3. 10 (sepuluh) Use Case yang melambangkan “apa” yang bisa dilakukan actor kepada Sistem.

    4. 1 (satu) buah include yang menggambarkan hubungan data yang saling terkait ( Harus Dilaksanakan ) antara child Use case dengan Parent Use case.

    5. 20 (dua puluh) extend yang menggambarkan hubungan data yang saling terkait (Sebuah Pilihan dan Tidak Harus Dilaksanakan) antara Child Use Case dengan Parent Use Case.

    Tabel 4.1 Deskripsi Use Case Skenario Melakukan Login

    Tabel 4.2 Deskripsi Use Case Skenario Melihat Stok barang

    Tabel 4.3 Deskripsi Use Case Skenario Melihat Supplier

    Tabel 4.4 Deskripsi Use Case Skenario Melihat Barang Masuk

    Tabel 4.5 Deskripsi Use Case Skenario Melihat Barang Keluar

    Tabel 4.6 Deskripsi Use Case Skenario Melihat Daftar Customer

    Tabel 4.7 Deskripsi Use Case Skenario Melihat Daftar Gudang

    Tabel 4.8 Deskripsi Use Case Skenario Melihat User

    Tabel 4.9 Deskripsi Use Case Skenario Melakukan Logout

    Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada PT. Lea Sanent

    1. Activity Diagram Melakukan Login Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 4.2 Activity Diagram Melakukan Login Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan Gambar 4.2 Activity Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 8 (delapan) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    2. Activity Diagram Melihat Stok Barang Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 4.3 Activity Diagram Melihat Stok Barang Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan Gambar 4.3 Activity Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 8 (delapan) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    5. 1(satu) join node untuk menandakan bergabungnya aliran dari aktifitas yang berbeda menjadi satu.

    6. 1 (satu) fork node untuk menandakan bercabangnya aliran dari satu aktifitas menjadi beberapa aliran yang berbeda.

    3. Activity Diagram Melihat Supplier Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 4.4 Activity Diagram Melihat Supplier Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan Gambar 4.4 Activity Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 8 (delapan) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    5. 1(satu) join node untuk menandakan bergabungnya aliran dari aktifitas yang berbeda menjadi satu.

    6. 1 (satu) fork node untuk menandakan bercabangnya aliran dari satu aktifitas menjadi beberapa aliran yang berbeda.

    4. Activity Diagram Melihat Barang Masuk Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 4.5 Activity Diagram Melihat Barang Masuk Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan Gambar 4.5 Activity Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 9 (sembilan) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    5. 1(satu) join node untuk menandakan bergabungnya aliran dari aktifitas yang berbeda menjadi satu.

    6. 1 (satu) fork node untuk menandakan bercabangnya aliran dari satu aktifitas menjadi beberapa aliran yang berbeda.

    5. Activity Diagram Melihat Barang Keluar Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 4.6 Activity Diagram Melihat Barang Keluar Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan Gambar 4.6 Activity Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 9 (sembilan) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    5. 1(satu) join node untuk menandakan bergabungnya aliran dari aktifitas yang berbeda menjadi satu.

    6. 1 (satu) fork node untuk menandakan bercabangnya aliran dari satu aktifitas menjadi beberapa aliran yang berbeda.

    6. Activity Diagram Melihat Daftar Gudang Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 4.7 Activity Diagram Melihat Daftar Gudang Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan Gambar 4.7 Activity Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 6 (enam) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    5. 1(satu) join node untuk menandakan bergabungnya aliran dari aktifitas yang berbeda menjadi satu.

    7. Activity Diagram Melihat Daftar Customer Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 4.8 Activity Diagram Melihat Daftar Customer Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan Gambar 4.8 Activity Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 8 (delapan) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    5. 1(satu) join node untuk menandakan bergabungnya aliran dari aktifitas yang berbeda menjadi satu.

    6. 1 (satu) fork node untuk menandakan bercabangnya aliran dari satu aktifitas menjadi beberapa aliran yang berbeda.

    8. Activity Diagram Melihat User Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 4.9 Activity Diagram Melihat User Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan Gambar 4.9 Activity Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 8 (delapan) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) decision node yang melakukan pengevaluasian kondisi dari aktifitas sebelumnya dan mengarahkan aliran aktifitas sesuai dengan aturan kondisi yang dibuat sebelumnya.

    4. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    5. 1(satu) join node untuk menandakan bergabungnya aliran dari aktifitas yang berbeda menjadi satu.

    6. 1 (satu) fork node untuk menandakan bercabangnya aliran dari satu aktifitas menjadi beberapa aliran yang berbeda.

    9. Activity Diagram Melakukan Logout Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Gambar 4.10 Activity Diagram Melakukan Logout Sistem Inventory Pada PT. Lea Sanent

    Berdasarkan Gambar 4.10 Activity Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) initial node yang mengawali aliran aktifitas suatu actor pada Sistem Informasi Manajemen yang diusulkan.

    2. 4 (empat) activity yang mendeskripsikan aktifitas dari actor yang akan mentrigger aktifitas dari sistem.

    3. 1 (satu) final node yang menandakan berakhirnya aktifitas dari suatu actor dan aktifitas tersebut tidak akan memicu aktifitas lainnya untuk dilakukan oleh sistem.

    Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan Pada PT. Lea Sanent

    1. Sequence Diagram Proses Login

    Gambar 4.11 Sequence Diagram Proses Login

    Berdasarkan Gambar 4.11 Sequence Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 7 (tujuh) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 2 (dua) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 1 (satu) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 2 (dua) Boundary Object Lifeline , yang menggambarkan objek dari sistem yang berinteraksi langsung atau menjadi User interface terhadap actor.

    6. 2 (dua) Comment, yang menggambarkan pesan atau deksripsi dari kondisi yang diberikan objek dari sistem secara detail.

    7. 1 (satu) self message yang menandakan pesan yang dikirim ke pada objek atau actor itu sendiri.

    2. Sequence Diagram Melihat Stok Barang

    Gambar 4.12 Sequence Diagram Melihat Stok Barang

    Berdasarkan Gambar 4.12 Sequence Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 20 (dua puluh) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 4 (empat) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 2 (dua) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 6 (enam) Boundary Object Lifeline , yang menggambarkan objek dari sistem yang berinteraksi langsung atau menjadi User interface terhadap actor.

    6. 8 (delapan) Comment, yang menggambarkan pesan atau deksripsi dari kondisi yang diberikan objek dari sistem secara detail.

    7. 4 (empat) self message yang menandakan pesan yang dikirim ke pada objek atau actor itu sendiri.

    3. Sequence Diagram Melihat Supplier

    Gambar 4.13 Sequence Diagram Melihat Supplier

    Berdasarkan Gambar 4.13 Sequence Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 20 (dua puluh) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 4 (empat) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 2 (dua) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 6 (enam) Boundary Object Lifeline , yang menggambarkan objek dari sistem yang berinteraksi langsung atau menjadi User interface terhadap actor.

    6. 8 (delapan) Comment, yang menggambarkan pesan atau deksripsi dari kondisi yang diberikan objek dari sistem secara detail.

    7. 4 (empat) self message yang menandakan pesan yang dikirim ke pada objek atau actor itu sendiri.

    4. Sequence Diagram Melihat Barang Masuk

    Gambar 4.14 Sequence Diagram Melihat Barang Masuk

    Berdasarkan Gambar 4.14 Sequence Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 24 (dua puluh empat) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 5 (lima) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 2 (dua) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 7 (tujuh) Boundary Object Lifeline , yang menggambarkan objek dari sistem yang berinteraksi langsung atau menjadi User interface terhadap actor.

    6. 10 (sepuluh) Comment, yang menggambarkan pesan atau deksripsi dari kondisi yang diberikan objek dari sistem secara detail.

    7. 4 (empat) self message yang menandakan pesan yang dikirim ke pada objek atau actor itu sendiri.

    5. Sequence Diagram Melihat Barang Keluar

    Gambar 4.15 Sequence Diagram Melihat Barang Keluar

    Berdasarkan Gambar 4.15 Sequence Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 24 (dua puluh empat) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 5 (lima) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 2 (dua) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 7 (tujuh) Boundary Object Lifeline , yang menggambarkan objek dari sistem yang berinteraksi langsung atau menjadi User interface terhadap actor.

    6. 10 (sepuluh) Comment, yang menggambarkan pesan atau deksripsi dari kondisi yang diberikan objek dari sistem secara detail.

    7. 4 (empat) self message yang menandakan pesan yang dikirim ke pada objek atau actor itu sendiri.

    6. Sequence Diagram Melihat Daftar Gudang

    Gambar 4.16 Sequence Diagram Melihat Daftar Gudang

    Berdasarkan Gambar 4.16 Sequence Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 8 (delapan) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 2 (dua) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 2 (dua) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 2 (dua) Boundary Object Lifeline , yang menggambarkan objek dari sistem yang berinteraksi langsung atau menjadi User interface terhadap actor.

    6. 4 (empat) Comment, yang menggambarkan pesan atau deksripsi dari kondisi yang diberikan objek dari sistem secara detail.

    7. 1 (satu) self message yang menandakan pesan yang dikirim ke pada objek atau actor itu sendiri.

    7. Sequence Diagram Melihat Daftar Customer

    Gambar 4.17 Sequence Diagram Melihat Daftar Customer

    Berdasarkan Gambar 4.17 Sequence Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 20 (dua puluh) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 4 (empat) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 2 (dua) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 6 (enam) Boundary Object Lifeline , yang menggambarkan objek dari sistem yang berinteraksi langsung atau menjadi User interface terhadap actor.

    6. 8 (delapan) Comment, yang menggambarkan pesan atau deksripsi dari kondisi yang diberikan objek dari sistem secara detail.

    7. 4 (empat) self message yang menandakan pesan yang dikirim ke pada objek atau actor itu sendiri.

    8. Sequence Diagram Melihat User

    Gambar 4.18 Sequence Diagram Melihat User

    Berdasarkan Gambar 4.18 Sequence Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 20 (dua puluh) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 4 (empat) Return Message , yang menggambarkan aliran respon atau feedback dari pengiriman pesan yang dilakukan oleh objek sistem.

    4. 1 (satu) Object Lifeline, yang menggambarkan objek dari sistem yang bekerja pada back-end dari sistem tersebut.

    5. 6 (enam) Boundary Object Lifeline , yang menggambarkan objek dari sistem yang berinteraksi langsung atau menjadi User interface terhadap actor.

    6. 8 (delapan) Comment, yang menggambarkan pesan atau deksripsi dari kondisi yang diberikan objek dari sistem secara detail.

    7. 4 (empat) self message yang menandakan pesan yang dikirim ke pada objek atau actor itu sendiri.

    9. Sequnce Diagram Melakukan Logout

    Gambar 4.19 Sequence Diagram Melakukan Logout

    Berdasarkan Gambar 4.19 Sequence Diagram yang ada terdapat:

    1. 1 (satu) Actor Lifeline, yang menggambarkan pengguna sistem yang akan berinteraksi dengan sistem.

    2. 4 (empat) Send Message , yang menggambarkan aliran pengiriman pesan baik dari actor ke objek sistem ataupun sebaliknya.

    3. 2 (dua) Boundary Object Lifeline , yang menggambarkan objek dari sistem yang berinteraksi langsung atau menjadi User interface terhadap actor

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    Tabel 4.10 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    Rancangan Basis Data

    Class Diagram Yang Di Usulkan

    Gambar 4.20 Class Diagram Sistem Usulan

    Spesifikasi Basis Data

    Basis data pada aplikasi ini terdiri dari 11 (sebelas) table, diantaranya yaitu sebagai berikut:

    1. Tabel User

      Nama tabel  : tbl_user

      Primary key  : id_user

      Deskripsi  : Tabel untuk menambahkan daftar user

      Tabel 4.11 Struktur tbl_user

    2. Tabel supplier

      Nama tabel  : tbl_supplier

      Primary key  : tbl_supplier

      Deskripsi  : Tabel untuk melihat supplier

      Tabel 4.12 Struktur tbl_supplier

    3. Tabel Customer

      Nama tabel  : tbl_customer

      Primary key  : id_customer

      Deskripsi  : tabel untuk melihat customer

      Tabel 4.13 Struktur tbl_customer

    4. Tabel kategori

      Nama tabel  : tbl_kategori

      Primary key  : id_kategori

      Deskripsi  : tabel yang membedakan kategori gudang

      Tabel 4.14 Struktur tbl_kategori

    5. Tabel barang

      Nama tabel  : tbl_barang

      Primary key  : id_barang

      Deskripsi  : tabel untuk melihat atau menambahkan barang

      Tabel 4.15 Struktur tbl_barang

    6. Tabel barang masuk

      Nama tabel  : tbl_barang_masuk

      Primary key  : id_faktur_masuk

      Deskripsi  : tabel yang digunakan untuk terjadinya barang masuk

      Tabel 4.16 Struktur tbl_barang_masuk

    7. Tabel barang masuk detail

      Nama tabel  : tbl_barang_masuk_detail

      Primary key  : id_faktur_masuk_detail

      Deskripsi  : tabel yang digunakan untuk terjadinya barang masuk lebih detail

      Tabel 4.17 Struktur tbl_barang_masuk_detail

    8. Tabel barang keluar

      Nama tabel  : tbl_barang_keluar

      Primary key  : id_faktur_keluar

      Deskripsi  : tabel yang digunakan untuk terjadinya barang keluar

      Tabel 4.18 Struktur tbl_barang_keluar

    9. Tabel barang keluar detail

      Nama tabel  : tbl_barang_keluar_detail

      Primary key  : id_faktur_keluar_detail

      Deskripsi  : table yang digunakan untuk terjadinya barang keluar lebih detail

      Tabel 4.19 Struktur tbl_barang_keluar_detail

    10. Tabel produksi

      Nama tabel  : tbl_produksi

      Primary key  : id_produksi

      Deskripsi  : tabel yang digunakan untuk melihat barang yang di produksi

      Tabel 4.20 Struktur tbl_produksi

    11. Tabel produksi detail

      Nama tabel  : tbl_produksi_detail

      Primary key  : id_produksi_detail

      Deskripsi  : table yang digunakan untuk melihat barang yang di produksi lebih detail

      Tabel 4.21 Struktur tbl_produksi

    Rancangan Program

    HIPO (Hierarchy Input Process Output) merupakan alat dokumentasi program yang banyak digunakan sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem yang berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya. Visual Table Of Content (VTOC) adalah diagram yang menggambarkan hubungan dan fungsi pada sistem secara berjenjang seperti pada tabelberikut.

    1. Rancangan HIPO User Admin Direktur

    Gambar 4.20 Class Diagram Sistem UsulanGambar 4.21 Diagram HIPO User Admin Direktur

    2. Rancangan Hipo User Admin Bagian Gudang

    Gambar 4.22 Diagram HIPO User Admin Bagian Gudang

    3. Rancangan Hipo User Admin Bagian Gudang Produksi

    Gambar 4.23 Diagram HIPO User Admin Bagian Gudang Produksi

    Rancangan Prototype

    Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari rancang bangun aplikasi sistem inventory barang pada gudang PT. Lea Sanent

    1. Prototype Login Admin

    Gambar 4.24 Prototype Tampilan Login Admin

    Tabel 4.22 Prototype Tampilan Login Admin

    2. Prototype Tampilan Menu Stock Barang Mentah Admin Direktur

    Gambar 4.25 Prototype Tampilan Menu Stock Barang Mentah Admin Direktur

    Tabel 4.23 Prototype Tampilan Menu Stock Barang Mentah Admin Direktur

    3. Prototype Tampilan Menu Stok Aksesoris

    Gambar 4.26 Prototype Tampilan Menu Stok Aksesoris

    Tabel 4.24 Prototype Tampilan Menu Stock Aksesories Admin Direktur

    4. Prototype Tampilan Menu Stok Produksi

    Gambar 4.27 Prototype Tampilan Menu Stok Produksi

    Tabel 4.25 Prototype Tampilan Menu Stock Produksi

    5. Prototype Tampilan Menu Laporan Barang Mentah

    Gambar 4.28 Prototype Tampilan Menu Laporan Barang Mentah

    Tabel 4.26 Prototype Tampilan Menu Laporan Barang Mentah

    6. Protoype Tampilan Menu Laporan Aksesoris

    Gambar 4.29 Prototype Tampilan Menu Laporan Aksesoris

    Tabel 4.27 Prototype Tampilan Menu Laporan Aksesories

    7. Protoype Tampilan Menu Laporan Produksi

    Gambar 4.30 Prototype Tampilan Menu Laporan Produksi

    Tabel 4.28 Prototype Tampilan Menu Laporan Produksi

    8. Prototype Tampilan Menu Barang Admin Gudang Mentah

    Gambar 4.31 Prototype Tampilan Menu Barang Admin Gudang Mentah

    Tabel 4.29 Prototype Tampilan Menu Barang Mentah

    9. Prototype Tampilan Menu Supplier Admin Gudang Mentah

    Gambar 4.32 Prototype Tampilan Menu Supplier Admin Gudang Mentah

    Tabel 4.30 Prototype Tampilan Menu suplier

    10. Prototype Tampilan Menu Barang Masuk Admin Gudang Mentah

    Gambar 4.33 Prototype Tampilan Menu Barang Masuk Admin Gudang Mentah

    Tabel 4.31 Prototype Tampilan Menu Barang Masuk

    11. Prototype Tampilan Menu Barang Keluar Admin Gudang Mentah

    Gambar 4.34 Prototype Tampilan Menu Barang Keluar Admin Gudang Mentah

    Tabel 4.32 Prototype Tampilan Menu Barang Keluar

    12. Prototype Tampilan Menu Laporan Admin Gudang Mentah

    Gambar 4.35 Prototype Tampilan Menu Laporan Admin Gudang Mentah

    Tabel 4.33 Prototype Tampilan Menu Laporan

    13. Prototype Tampilan Menu Barang Admin Gudang Produksi

    Gambar 4.36 Prototype Tampilan Menu Barang Admin Gudang Produksi

    Tabel 4.34 Prototype Tampilan Menu Barang

    14. Prototype Tampilan Menu Gudang Admin Gudang Produksi

    Gambar 4.37 Prototype Tampilan Menu Gudang Admin Gudang Produksi

    Tabel 4.35 Prototype Tampilan Menu Gudang

    15. Prototype Tampilan Menu Customer Admin Gudang Produksi

    Gambar 4.38 Prototype Tampilan Menu Customer Admin Gudang Produksi

    Tabel 4.36 Prototype Tampilan Menu Customer

    16. Prototype Tampilan Menu Barang Masuk Admin Gudang Produksi

    Gambar 4.39 Prototype Tampilan Menu Barang Masuk Admin Gudang produksi

    Tabel 4.37 Prototype Tampilan Menu Barang Masuk

    17. Prototype Tampilan Menu Produksi Admin Gudang Produksi

    Gambar 4.40 Prototype Tampilan Menu Produksi Admin Gudang Produksi

    Tabel 4.38 Prototype Tampilan Menu Produksi

    18. Prototype Tampilan Menu Barang Keluar Admin Gudang Produski

    Gambar 4.41 Prototype Tampilan Menu Barang Keluar Admin Gudang Produksi

    Tabel 4.39 Prototype Tampilan Barang Keluar

    19. Prototype Tampilan Menu Laporan Admin Gudang Produksi

    Gambar 4.42 Prototype Tampilan Menu Laporan Admin Gudang Produksi

    Tabel 4.340 Prototype Tampilan Laporan

    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Hardware

    1. Processor  :Intel Xeon (Server), Dual Core (Klien)

    2. Monitor  :14.0” HD LED

    3. RAM  :2 GB

    4. Harddisk  :500 GB

    5. Printer  : Hp LaserJet 1020

    Aplikasi Yang Digunakan

    1. Windows 7

    2. Google Chrome

    3. Xampp

    4. Adobe Dreamweaver

    Hak Akses

    1. Direktur

    2. Admin/User

    3. Staff

    Testing

    Implementasi program dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

    Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

    1. Pengujian metode Black Box

    Tabel 4.41 Pengujian Black Box

    Evaluasi

    Setelah dilakukan pengujian (testing) dengan menggunakan metode black box pada pengisian field dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Jika input data tidak sesuai, maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan, kemudian jika input data sesuai, sistem akan menerima input data tersebut yang selanjutnya diproses dengan kebutuhan fungsional yang diinginkan.

    Implementasi

    Implementasi merupakan suatu tindakan nyata atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap benar dan sistem sudah melalui testing serta evaluasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mewujudkan sistem yang direncanakan dapat disajikan dalam bentuk tabel yaitu tabel schedule implementasi.

    Schedule

    Tabel 4.42 Jadwal Implementasi Sistem

    Estimasi Biaya

    Estimasi Biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan penelitian.

    Tabel 4.43 Tabel Biaya Penelitian

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

    Berdasarkan hasil analisa terhadap perumusan masalah, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

    1. Sistem informasi pengelolaan invemtory barang yang sedang berjalan pada PT. Lea Sanent dapat dikatakan baik, namun masih berjalan secara manual sehingga masih terdapat beberapa kekurangan yang diantaranya lambatnya proses dari segi pengelolaan data. Hal ini disebabkan masih sering mengalami kesalahan data baik penerimaan maupun pengeluaraan.

    2. Sistem inventory barang pada PT. Lea Sanent yang berjalan saat ini masih belum efektif dan efesien, karena masih banyak kesalahan yang disebabkan oleh human eror maupun system error sehingga tidak dapat menghasilkan informasi yang akurat, contohnya bagian gudang sulit mengetahui persediaan barang yang sudah menipis atau pun sudah habis, sehingga saat permintaan barang produksi, bagian gudang tidak dapat langsung memberikan informasi persediaan barang kepada produksi.

    3. PT. Lea Sanent membutuhkan suatu sistem inventory barang yang mampu menghasilkan informasi laporan yang cepat dan akurat. Maka dibutuhkan suatu sistem aplikasi pengelolaan inventory barang, yang terkomputerisasi yang dapat menghasilkan dan menyalurkan informasi yang akurat, relavan juga tepat waktu demi mendukung ke efisienan kerja perusahaan.

    Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Kesimpulan terhadap tujuan penelitian :

    1. Mencoba dan membuat program yang telah di ajarkan selama perkuliahan.

    2. Dengan membuat aplikasi sistem inventory barang di harapkan bisa membantu pengolaan data lebih efektif dan lebih efesian sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

    3. Menciptakan sistem yang mudah dipahami dan dimengerti oleh karyawan.

    Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian :

    1. Dengan adanya aplikasi sistem inventory semua permasahalan dapat teratasi dengan baik.

    2. Dengan adanya aplikasi sistem inventory barang, pengolaan data barang lebih efektif dan efesien.

    3. Dengan adanya aplikasi sistem inventory barang, tingkat kerugian di PT. Lea Sanent dapat sedikit teratasi.

    Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Penulis perlu menganalisa sistem yang berjalan, dengan cara mengadakan pengamatan langsung atau observasi pada PT. Lea Sanent.

    2. Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, penulis melakukan wawancara dengan stakeholder di PT. Lea Sanent mengenai apa saja yang diinginkan dalam pembuatan aplikasi sistem inventory barang.

    3. Penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara studi pustaka yaitu dengan membaca buku, jurnal, dan artikel yang sesuai dengan pembahasan.

    Saran

    Agar penerapan sistem inventory barang pada gudang PT. Lea Sanent ini dapat terwujud dengan baik maka, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

    1. Untuk dapat memaksimalkan sistem komputerisasi yang diusulkan perlu dilakukan pelatihan atau training.

    2. Suatu program akan berjalan dengan baik dan lancar apabila dikontrol dengan sebaik-baiknya. File-file yang ada perlu di backup dan disimpan di tempat khusus, sehingga apabila terjadi kerusakan atau kehilangan data utama tidak akan terjadi masalah karena adanya backup-an data.

    3. Jika terdapat kekurangan pada sistem yang sedang diusulkan, hendaknya dicatat oleh user dan admin, hal ini ditunjukan untuk perbaikan sistem agar menjadi lebih sempurna.

    4. Dapat menambahkan feature-feature lain sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga aplikasi menjadi lebih efektif dan efesien

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
    2. Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara
    3. 3,0 3,1 3,2 3,3 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
    4. Jogiyanto. 2012. Sistem Informasi Teknologi, Yogyakarta: Andi Offset
    5. 5,0 5,1 H.M. Jogiyanto. 2010. Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset
    6. 6,0 6,1 Rusdah. 2011. Analisa Dan Rancangan Sistem Informasi Persediaan Obat. Jakarta: Universitas Budi Luhur
    7. Salangka. Ester. 2013. Penerapan Akuntansi Persediaan UntukPerencanaan Dan Pengendalian LPG Pada Pt. Emigas Sejahtera Minahasa. Manado: Universitas Sam Ratulangi
    8. Tamodia. Widya. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Untuk Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
    9. Junaidi, Tiara. Khanna, Yuliastrie. Nenden Dewi. Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan
    10. 10,0 10,1 Widodo, Prabowo Pudjo. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika
    11. 11,0 11,1 11,2 Nugroho, Bondan Dwi, dan Imam Azhari. 2010. Sistem Informasi Inventori FADEGORETAS Berbasis Barcode. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1, No
    12. Esa Wijayanti. 2014 UML (Unified Modeling Language)
    13. 13,0 13,1 13,2 13,3 Madcoms. 2010. Kupas Tuntas Adobe Dreamweaver CS5 Dengan Pemrograman PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
    14. 14,0 14,1 Prasetio. Adhi. 2012. Buku Pintar Pemrograman Web. Jakarta : Mediakita
    15. 15,0 15,1 Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP dan MySQL Secara Otodidak. Media Kita : Jakarta Selatan
    16. Oktavian, Diar Puji. 2010. Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP. Yogyakarta: Mediakom
    17. 17,0 17,1 Arief. M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi
    18. Wardana. 2010. Menjadi Master PHP Dengan Framework Codeigniter. Jakarta: Elex Media Komputindo.
    19. 19,0 19,1 19,2 Rangkuti, Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
    20. Puspitasari. Nia, dkk. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemakaian Produk Layanan Seluler Dengan Mempertimbangkan TAspek 7p’s Of Marketing (Studi Kasus : PY. Telkom Area Blora). Semarang: Universitas Diponegoro
    21. Praptiningsih. Yulia Eka. 2012. Aplikasi Penyewaan Ruangan PT. Simaeru Indonesia Raya Dengan Visual Basic 6.0. Depok: Universitas Gunadarma, UG Jurnal Vol. 6 No. 01, 2012.
    22. Amsyah 2011. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
    23. 23,0 23,1 23,2 23,3 Hatmanto. 2013. Aplikasi Mobile Learning Berbasis Android Pada STMIK Raharja Jurusan Teknik Informatika Konsentrasi Software Engineering. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
    24. Rahardja, Untung, dkk. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 4, No. 3
    25. Semiawan, Conny R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
    26. Rasdiana, Erlita. 2013. Analisa Pengembangan Sistem Informasi Student Information Service (SIS) Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
    27. Yuniarti, Evi, dkk. 2012. Kinerja Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja. Lampung: Politeknik Negeri Lampung.
    28. Nina Rahayu 2014. Pengujian Adalah Proses Eksekusi Suatu Program Untuk Menentukan Kesalahan

Contributors

Haris kamal