Kp1412482110

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA CUTI KARYAWAN

PADA PT AEROFOOD INDONESIA




LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK





Logo stmik raharja.jpg





OLEH:


1412482110 ANGGA PANUGALI






SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2017/2018)



LEMBAR PERSETUJUAN


ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA CUTI KARYAWAN

PADA PT AEROFOOD INDONESIA



Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti Skripsi pada Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Business Intelligence

STMIK Raharja Tahun Akademik 2017/2018.




Tangerang, 08 Januari 2018




Dosen Pembimbing





( Mulyati, S.E.,M.M.,M.Pd )

NID.11003



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA



LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK



Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1412482110
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi
: Business Intelligence




Menyatakan bahwa Kuliah Kerja Praktek ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Kuliah Kerja Praktek yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Skripsi baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.



Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 08 Januari 2018
Angga Panugali
NIM.1412482110

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Sebuah perusahaan tentu memiliki karyawan, di mana karyawan-karyawan tersebut memiliki hak cuti setiap tahunnya. Demikian pula pada PT Aerofood Indonesia, dengan semakin bertambahnya jumlah karyawan yang ada di perusahaan tersebut, PT Aerofood Indonesia harus ditunjang oleh sistem yang dibangun dengan terpusat guna meningkatkan efektivitas perusahaan. Selain meningkatkan efektivitas perusahaan, PT Aerofood Indonesia memiliki kewajiban untuk memberikan hak cuti bagi karyawan yang telah menjalani masa kerja selama satu tahun penuh. Pada pelaksanannya, pengurusan cuti masih berjalan secara manual dan belum terkomputerisasi secara terpusat. Selain itu, banyak terjadi pemakaian kertas dalam setiap prosesnya serta kurang efisien dan sulit mengontrol persetujuan cuti yang dilakukan jika head staff dan HRD berada di luar kantor. Analisis Sistem Informasi Pengolahan Data Cuti Karyawan diharapkan dapat meminimalisir kekurangan-kekurangan sistem yang dilakukan secara manual dan mempermudah para karyawan melakukan proses cuti dan HRD bagian time keeper melakukan proses pengolahan datanya, serta mendapatkan informasi yang berhubungan dengan cuti secara lengkap dan terperinci. Metode yang digunakan oleh penulis ini meliputi dua bagian utama, yaitu metode analisis dan metode perancangan. Analisis sistem dilakukan dengan tiga tahapan yaitu (1) survey atas sistem yang berjalan, (2) metode analisis SWOT, (3) identifikasi kebutuhan sistem. Metode yang digunakan dalam perancangan adalah metode perancangan berbasis object oriented, pembuatan UML. Hasil yang di capai adalah memudahkan karyawan melakukan proses cuti dan HRD bagian time keeper dalam pengolahan data cutinya. Kesimpulannya, dengan adanya sistem pengolahan data cuti karyawan ini akan mempermudah karyawan dalam melakukan proses cuti dan apapun yang berhubungan dengan cuti.

Kata kunci: Sistem informasi, cuti karyawan, metode perancangan, analisis sistem.




ABSTRACT

A company certainly has employees, where the employees have the right to leave every year. Similarly at PT Aerofood Indonesia, with the increasing number of employees in the company, PT Aerofood Indonesia should be supported by a system built with a centralized to improve the effectiveness of the company. In addition, to improve the effectiveness of the company, PT Aerofood Indoneisa has an obligation to provide the right of leave for employees who have served for one full year. In the implementation, the maintenance of leave is still running manually and not computerized centrally. In addition, there is a lot of paper used in every process and it is less efficient and difficult to control the approval of leave that is done if head staff and HRD are out of the office. Analysis of Information Systems Data Processing Employee Leave is expected to minimize the lack of system-manually done and simplify the employees perform the process of leave and HRD part time keeper to process data processing, and get information related to the complete and detailed leave. The method used by this author includes two main parts, namely the method of analysis and design methods. System analysis is done by 3 stages: (1) survey on running system, (2) SWOT analysis method, (3) identification of system requirement. The method used in the design is object-oriented design method, UML creation. The results are achieved is to facilitate employees to perform the process of leave and HRD part time keeper in processing data cut. The conclusion is with the existence of this employee leave data processing system is to make it easier the employees in doing the process of leave and anything related to leave.

Keywords:Information systems, employee leave, design methods, system analysis.




KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Kuliah Kerja Praktek ini penulis dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini adalah “ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA CUTI KARYAWAN PADA PT AEROFOOD INDONESIA”

Tujuan dari pembuatan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini adalah sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan penyusunan skripsi program pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Informasi (SI) Konsentrasi Business Intelligence (BI) di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja Tangerang. Sebagai bahan penulisan, data diambil berdasarkan hasil observasi yang ada, wawancara serta sumber literature yang mendukung penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan semua pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah, M.Akt , M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  4. Ibu Mulyati, S.E.,M.M.,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek.
  5. Bapak dan ibu Dosen STMIK yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis.
  6. Kepada Ayah, Ibu serta keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dorongan berupa doa, sehinggal Laporan Kuliah Kerja Praktek ini terselesaikan dengan baik.
  7. Ibu Nia, Ibu Joan Greace Sandy, dan Bapak Yudi Setiawan selaku Human Resources Management (HRD) yang sudah menerima dan memberikan tempat kepada penulis untuk penelitian di PT Aerofood Indonesia.
  8. Bapak Puriyadi, Bapak Tendi Ranata, dan Bapak Irwan Sudarmawan selaku staff IT sekaligus pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  9. Bapak Roni selaku stakeholder yang telah meluangkan waktunya untuk mengasih arahan tentang objek yang penulis analisis.
  10. Kepada pegawai di PT Aerofood ACS Unit IT Departemen yang telah bekerja sama dengan baik saat Kerja Kuliah Praktek.
  11. Untuk sahabat serta teman-teman tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan doa dalam membuat Laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan KKP ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 08 Januari 2018
Angga Panugali
NIM. 1412482110

Daftar isi




DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Aerofood Indonesia

Gambar 3.2 Use Case Diagram Pengolahan Data Cuti Karyawan

Gambar 3.3 Sequence Diagram Pengolahan Data Cuti Karyawan

Gambar 3.4 Activity Diagram Pengolahan Data Cuti Karyawan



DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Marketing Mix 7P

Tabel 3.2 Analisis SWOT


DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

 

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

PT Aerofood Indonesia merupakan unit usaha dari PT Aerowisata yang juga anak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak dalam bisnis catering untuk penerbangan. Tujuan dibentuknya perusahaan ini adalah menjadi perusahaan yang termuka dan menjadi leader dalam industri sehingga mampu menyiapkan produk dan memberikan pelayanan bagi pelanggan. Sudah 43 tahun PT Aerofood Indonesia beroperasi, saat ini sudah memiliki beberapa cabang di seluruh Indonesia yang membuktikan bahwa perusahaan ini telah berhasil.

Keberhasilan sebuah perusahaan tentu saja tidak terlepas dari kinerja karyawan. Kinerja atau performance perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh peran dari kinerja karyawan yang berada di dalam organisasi dan hal tersebut dapat menimbulkan kepuasan kerja para karyawannya. (Sedermayanti dalam Santoso, 2013:2)[1]. Di sebuah perusahaan, segala sesuatu yang menyangkut karyawan ditangani oleh bagian Human Resources Management (HRD) seperti gaji, pajak, asuransi, dan cuti.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang karyawan terkadang tidak semua karyawan dapat masuk bekerja sesuai dengan jadwalnya yang telah ditentukan oleh perusahaan, seperti melaksanakan keperluan pribadi yang tidak bisa dihindari atau juga untuk memulihkan kesegaran jasmani maupun rohani dalam meningkatkan semangat kerja. Berdasarkan hal tersebut maka karyawan diberikan hak untuk mengambil cuti.

Hasil survei yang dilakukan penulis, sistem pengolahan data cuti karyawan yang berjalan saat ini kurang efektif dan efisien dalam prosesnya karena sistem pengolahan data cuti karyawan yang dilakukan adalah secara manual yaitu menggunakan form. Adapun prosedur pengajuan cuti yang ada pada PT Aerofood Indonesia, jika ada seorang karyawan ingin mengajukan cuti, karyawan tersebut harus meminta form cuti kepada admin departemen masing-masing atau ke HRD bagian time keeper, lalu mengisi form tersebut. Setelah selesai diisi, kemudian form tersebut diajukan oleh admin departemen kepada head staff atau pimpinan bagian masing-masing untuk meminta persetujuan (approve). Pimpinan berhak untuk menerima ataupun menolak form cuti tersebut, jika disetujui maka form tersebut diserahkan kembali kepada bagian HRD untuk mengetahui dan terakhir form cuti diserahkan ke HRD bagian time keeper untuk dimasukkan datanya. Sebelum karyawan mengambil form cuti, admin departemen harus memeriksa terlebih dahulu data cuti karyawan.

Hal tersebut tentu memerlukan waktu pencarian yang lebih lama dalam penentuan izin pengajuan cuti dan untuk mengetahui sisa cuti yang belum diambil oleh karyawan. Belum lagi untuk meminta persetujui kepada pimpinan dan HRD harus menunggu waktu cukup lama karena kesibukan yang jarang di ruangan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik menganalisis untuk dijadikan bahan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang berjudul “ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA CUTI KARYAWAN PADA PT AEROFOOD INDONESIA”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan pokok permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah proses pengolahan data cuti karyawan pada PT Aerofood Indonesia yang berjalan saat ini?
  2. Apakah sistem pengolahan data cuti karyawan pada PT Aerofood Indonesia sudah mampu menciptakan laporan dengan cepat dan akurat?

Ruang Lingkup Penelitian

Karena luasnya permasalahan yang ada dan untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu dari proses pengolahan data cuti karyawan, proses disetujui atau tidak cuti tersebut oleh pimpinan masing-masing dan HRD, sampai dengan proses pembuatan laporan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dalam penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, penulis mempunyai tujuan antara lain untuk:

  1. Mengetahui proses pengolahan data cuti karyawan pada PT Aerofood Indonesia yang sedang berjalan saat ini.
  2. Menciptakan sistem pengolahan data karyawan pada PT Aerofood Indonesia sudah mampu menciptakan laporan dengan cepat dan akurat.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dan dihasilkan dari penelitian ini adalah:

  1. Memberikan solusi sistem pengolahan data cuti karyawan PT Aerofood Indonesia yang terkomputerisasi.
  2. Memberikan solusi sistem pengolahan data cuti karyawan PT Aerofood Indonesia yang efektif dan efisien.
  3. Memberikan solusi sistem pengolahan data cuti karyawan PT Aerofood Indonesia yang mampu membuat laporan dengan cepat dan akurat.

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu prosedur maupun cara yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga dapat menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Beberapa metode penelitian yang penulis terapkan selama penelitian ini, antara lain:

Metode Pengumpulan Data

Adapun melaksanakan penelitian KKP, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain:

Metode Observasi (Pengamatan)

Dalam metode ini, penulis mengadakan penelitian dengan menganalisa sistem yang berjalan, dengan cara mengadakan pengamatan langsung atau observasi lapangan melalui pengamatan langsung di bagian Human Resources Management atau (HRD) pada PT Aerofood Indonesia dan mengumpulkan data sebagai sumber informasi dalam hal membantu proses menganalisa pengolahan data cuti karyawan.

Metode Wawancara

Sejalan dengan sifat, tujuan dan ruang lingkup masalah penelitian adalah sumber data yang dibutuhkan berasal dari hasil wawancara atau tanya jawab dengan orang-orang yang terkait di bagian Human Resources Management (HRD).

Metode Pustaka

Selain melakukan observasi dan wawancara, penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, dalam hal ini penulis berusaha melengkapi data-data yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku atau literatur-literatur yang ada pada PT Aerofood Indonesia. Penulis juga melakukan studi pustaka melalui sumbersumber yang berhubungan dengan judul yang diajukan untuk membantu penganalisaan dan sebagai acuan yang dilakukan penulis.

Metode Analisis

Metode analisis sistem yang digunakan yaitu berupa analisis SWOT. Metode analisis SWOT adalah sebuah metode prosedur analisis yang mengklarifikasi kondisi objek dalam empat kategori yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (faktor pendukung), dan Threat (ancaman) terhadap sistem pengolahan data cuti karyawan PT Aerofood Indonesia ini sehingga dapat menganalisa apa saja yang mencakup ke dalam SWOT.

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam membuat penulisan laporan dan pembahasannya secara sistematis, maka penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini terdiri dari beberapa sub sub dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum diantaranya latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi yang meliputi konsep dasar sistem, konsep dasar sistem informasi, konsep dasar analisa sistem, Unifield Modelling Language (UML) dan teori lainnya yang berkaitan dengan pengembangan sistem baru yang diusulkan serta literatur review yang ada.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan penjabaran hasil penelitian di lokasi kerja yang meliputi gambaran umum PT Aerofood Indonesia, sejarah singkat PT Aerofood Indonesia, visi dan misi PT Aerofood Indonesia, struktur organisasi PT Aerofood Indonesia, tugas dan tanggung jawab berdasarkan dari struktur organisasi berserta tugas dan tanggung jawab, procedure system pengolahan data cuti PT Aerofood Indonesia, alur pengolahan data cuti karyawan PT Aerofood Indonesia yang berjalan menggunakan Unified Modelling Language (UML), metode analisis data, metode analisis SWOT, analisis masukan, proses, dan keluaran, analisis batasan sistem, analisis kekurangan sistem yang berjalan, analisis kebutuhan sistem, analisis kontrol sistem, konfigurasi sistem yang berjalan, dan permasalahan yang dihadapi serta alternatif pemecahan masalah.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkaitan dengan hasil analisa dan rancangan sistem guna menjawab tujuan penelitian yang diajukan, serta saran dari penulis untuk lebih mengoptimalkan kinerja sistem yang diusulkan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Hutahaean (2015:2)[2] bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu. Sistem dikelompokkan menjadi dua bagian yang menekan pada prosedurnya dan ada yang menekankan pada elemennya. Kedua kelompok ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. (Djahir dan Pratita, 2015:7)[3]. Kata ‘sistem’ mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. (Swastika dan Putra, 2016:3)[4]

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu komponen atau unsur yang saling keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2015:3)[2], sistem yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Komponen sistem (components system)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2) Batasan sistem (boundary system)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3) Lingkungan luar sistem (environment)

Lingkungan luar sistem (environment) adalah di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus teteap dijaga dan yang merugikan harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4) Penghubung sistem (interface system)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

5) Masukan sistem (input system)

Masukan adalah enargi yang dimasukan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal (signal input).

6) Keluaran sistem (output system)

Keluaran sistem adalah hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7) Pengolah sistem (process system)

Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akutansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

8) Sasaran sistem (objective system)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Klasifikasi Sistem

Menurut Hutahaean (2015:6)[2], sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang diantaranya sebagai berikut :

  1. Klasifikasi sistem sebagai :
    1. Sistem abstrak (abstract system)
      Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.
    2. Sistem fisik (physical system)
      Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.
  2. Sistem diklasifikasikan sebagai :
    1. a. Sistem alamiah (natural system)
      Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.
    2. Sistem buatan manusia (human made system)
      Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antar manusia dengan mesin (human machine system).
  3. Sistem diklasifikasikan sebagai :
    1. Sistem tertentu (deterministicl system)
      Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.
    2. Sistem tak tentu (probalistic system)
      Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.
  4. Sistem diklasifikasikan sebagai :
    1. Sistem tertutup (close system)
      Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoristis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.
    2. Sistem terbuka (open system)
      Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Data adalah representasi dari suatu fakta yang dimodifikasi dalam bentuk gambar, kata, dan angka yang memberikan manfaat sebagai satuan representasi yang dapat diingat, direkam dan dapat diolah menjadi informasi. (Prihartanto, 2012:55)[5]

Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai. (Khoirul, 2013:2)[6]. Data dapat didefinisikan sebagai fakta-fakta yang masih mentah atau acak yang menjadi input untuk proses yang menghasilkan informasi. (Tantra, 2012:1)[7]

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data adalah suatu kejadian nyata atau fakta yang apabila jika diolah akan menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat bagi orang lain.

Definisi Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. (Kadir dalam Muslih dan Purnama, 2013:50)[8]

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. (Hutahaean, 2014:9).[2]. Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui. (Tyoso, 2016:21)[9]

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil dari data atau fakta yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi umum.

Kualitas Informasi

Menurut Tohari (2014:7),[10] kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu:

  1. Akurat
    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Akurat harus mencerminkan maksud dan penyampaiannya harus akurat., dari sumber sampai penerima informasi.
  2. Tepat waktu
    Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah tidak berlalu tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan diadakannya pengambilan keputusan.
  3. Relevan
    Informasi harus mempunyai manfaat bagi pemakainnya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara, maupun tulisan. (Ladjamudin dalam Muslih dan Purnama, 2013:50)[8]. Sistem informasi (information system) adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke pengguna. (Atyanto, 2014:6)[11]

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajeral, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan. (Hutahaean, 2015:13)[2]

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi mengandung komponen-komponen seperti berikut: (Kadir, 2014:17)[12]

  1. Perangkat keras (hardware).
  2. Yang mencangkup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

  3. Perangkat lunak (software) atau program
  4. Yaitu sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras memproses data.

  5. Prosedur
  6. Yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

  7. Orang
  8. Yakni semua pihak yang bertanggungjawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

  9. Basis data (database)
  10. Yaitu kumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan menyimpan data.

  11. Jaringan komputer dan komunikasi data
  12. Yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

Konsep Dasar Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Analisis sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian nama yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem baru. (Rosa, 2013:18)[13]. Analisis sistem adalah suatu cara atau teknik untuk menguraikan masalah dan mencari gambaran dari sistem yang ada atau sedang berjalan dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari sistem yang sedang berjalan saat ini. (Siagian, 2016:120)[14]

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah suatu kegiatan untuk melakukan identifikasi terhadap sistem berjalan untuk melihat permasalahan yang terdapat dalam sistem kemudian membuat perbaikan atas permasalahan yang ditemukan dengan sistem baru yang diusukan.

Tahap-Tahap Analisis Sistem

Untuk melakukan analisis sistem supaya hasil analisis dapat maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisis yang satu dengan hasil analisis yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisis yang dilakukan bisa dikelompokan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi. (Taufik, 2013:159)[15]

Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisis sistem menurut Whitten L.jeffery dalam Taufik (2013:159)[15], berikut di bawah ini langkah-langkah analisis sistem :

  1. Definisi lingkup

  2. Analisis masalah

  3. Analisis kebutuhan

  4. Design logic

  5. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

Fungsi Analisis Sistem

Menurut Tohari (2014:11)[10] fungsi dari analisis sistem antara lain:

  1. Mengidentifikasikan masalah-masalah dari user.

  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan user.

  3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah.

  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya sesuai dengan permintaan user.

Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

Definisi UML (Unified Modelling Language)

UML merupakan bahasa visual dalam pemodelan yang memungkinkan pengembang system membuat sebuah blueprint yang dapat menggambarkan visi mereka tentang sebuah sistem dalam format standar, mudah dimengerti dan menyediakan mekanisme untuk mudah dikomunikasikan dengan pihak lain. (Maimunah dkk, 2017:4.5-1)[16]. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. (Haryanta dkk, 2017:88)[17]

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa UML adalah sebuah bahasa pemodelan untuk perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem informasi berbasis objek.

Langkah-Langkah Menggunakan UML (Unified Modelling Language)

Menurut Sanjaya dkk (2015:6)[18], langkah-langkah menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constrains, dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Definisikan requirment lain (non-fungsional, security, dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-masing alir.
  7. Buatlah rancang user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirment piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan:
    1. Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case setiap tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unite code yang lengkap dengan tes.
    2. Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
  12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
  13. Piranti lunak harus dirilis.

Bangunan Dasar Metodologi UML (Unified Modelling Language)

Menurut (Agustinah, 2017:20)[19], untuk mendeskripsikan perangkat lunak yang akan dikembangkan, metodologi Unified Modelling Language (UML) menggunakan tiga, yaitu:

  1. Sesuatu (things)
    Ada empat things dalam Unified Modelling Language (UML), yaitu:
    1. Structural things
      Merupakan bagian elemen-elemen bersifat konseptual atau fisik yang relatif statis dalam model Unified Modelling Language (UML).
    2. Behavioral things
      Merupakan bagian yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu yang bersifat dinamis dalam model Unified Modelling Language (UML).
    3. Grouping things
      Merupakan bagian yang berguna untuk mengorganisasikan model Unified Modelling Language (UML). Dalam penggambarannya yang rumit terkadang perlu penggambaran paket yang menyederhanakan model. Kemudian paket-paket ini dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket digunakan untuk mengelompokkan sesuatu, misalnya subsistem-subsistem dna model-model.
    4. Annotational things
      Bangunan dasar ini berguna untuk memperjelas Unified Modelling Language (UML). Bagian annotational things dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan ciri-ciri serta fungsi setiap elemen dalam model Unified Modelling Language (UML).
  2. Relasi (relationship)
    Dalam Unified Modelling Language (UML) ada 4 macam relasi, yaitu:
    1. Kebergantungan
      Merupakan hubungan dimana elemen yang tidak mandiri (dependent) terpengaruh apabila terjadi perubahan pada suatu elemen mandiri (independent).
    2. Asosiasi
      Merupakan apa dan bagaimana hubungan antar objek. Agregasi yang menggambarkan hubungan suatu objek dengan elemennya merupakan bentuk asosiasi.
    3. Generalisasi
      Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dengan objek induk (ancestor) dan struktur data dari objek-objek yang ada. Spesialisasi merupakan arah dari objek induk menuju objek anak. Sedangkan arah berlawanan sebaliknya disebut generalisasi.
    4. Realisasi
      Merupakan operasi yang berjalan dari setiap objek.
  3. Digram
    Dalam Unified Modelling Language (UML) terdapat lima diagram yang perlu dibuat, yaitu:
    1. Use case diagram
      Diagram ini digunakan untuk memodelkan perilaku suatu sistem yang diharapkan atau diinginkan oleh pengguna dengan ketentuan tertentu.
    2. Class diagram
      Diagram ini memperlihatkan relasi antar objek yang memiliki kelas-kelas dan berkolaborasi.
    3. Sequence diagram
      Diagram ini menunjukkan interaksi pengguna terhadap sistem untuk mencapai tujuan use case dan relasi antar class.
    4. State chart diagram
      Suatu sistem yang memuat aktivitas, state, event, dan transisi diperlihatkan dalam state chart diagram. Diagram ini penting pada pemodelan sistem reaktif yaitu untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka (interface), kelas, dan kolaborasi.
    5. Activity diagram
      Diagram menggambarkan suatu sistem meliputi aliran suatu aktivitas ke aktivitas lainnya. Diagram ini menekankan aliran kendali antar objek yang penting dalam pemodelan suatu sistem.

Tujuan UML (Unified Modelling Language)

Menurut Yasin (2012:268)[20], tujuan UML diantaranya sebagai berikut:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
  3. Menyatukan praktik-praktik terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Analisis SWOT

Definisi Analisis SWOT

Menurut Pearce dan Robinsin dalam Retnasari (2014:130)[21], Analisis SWOT adalah metode manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

  1. Strength (kekuatan) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu organisasi yang membuat organisasi relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
  2. Weakness (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
  3. Opportunity (peluang) merupakan situasi atau tren yang menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya segmen pasar baru dan membaiknya hubungan antara pembeli dan pemasok adalah contoh faktor yang dapat menjadi peluang bagi organisasi.
  4. Threat (ancaman) merupakan situasi atau tren yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya pesaing baru adalah contoh faktor yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi.

Menurut Raharjo (2017:11)[22], bahwa analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam menganalisa faktor internal dan enksternal organisasi baik organisasi profit maupun non profit.

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi atau kondisi perusahaan baik internal maupun eksternal yang meliputi kekuatan, kelemaha, peluang, dan ancaman.

Manfaat Analisis SWOT

Analisa SWOT bermanfaat apabila telah jelas ditentukan, dalam jenis apa perusahaan beroperasi dan lain-lainnya. Dari hasil analisis akan memetakan posisis perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan dalam waktu 3-5 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari stakeholder. (Astuti, 2017:62)[23]

Langkah-Langkah Analisis SWOT

Menurut Anwar dan Andi (2017:287)[24], langkah-langkah dalam melakukan analisis SWOT pada suatu perusahaan sebagai berikut:

  1. Perusahaan harus memulai analisis SWOT dengan mendefinisikan bisnisnya.
  2. Selanjutnya, perusahaan harus mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pada bisnisnya saat itu.
  3. Perusahaan harus menentukan kunci sukses (key success factors) dari bisnis yang dijalankannya. Pengertian key success factors yaitu aktivitas atau daerah di mana perusahaan harus benar-benar ahli agar sukses pada bisnisnya dengan sepenuhnya mengeksploitasi peluang yang tersedia dan melawan ancaman yang membahayakannya.
  4. Perusahaan harus melihat ke dalam (look inward) dan mengevaluasi kemampuannya yang berhubungan dengan keahlian dan keunggulan yang ada pada organisasi yang memberikan kemampuankepada perusahaan untuk berhasil dengan baik pada aktivitas dan daerah yang diidentifikasikan sebagai key success factors bagi bisnisnya.
  5. Selanjutnya perusahaan secara objektif membandingkan kemampuannya dengan key success factors. Perbandingan ini akan memberikan perusahaan perkiraan yang tepat tentang kekuatan (strengths) dan kelemahannya (weakness).

Tipe-Tipe Strategi SWOT

Menurut Raharjo (2017:15)[22] bahwa matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks SWOT terdiri dari empat strategi yaitu:

  1. Strategi SO (Strenght-Opportunity)
    Strategi ini merupakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.
  2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
    Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
  3. Strategi ST (Strength-Threat)
    Memalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari ancaman atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
  4. Strategi WT (weakness-Threat)
    Strategi ini didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Fungsi Analisis SWOT

Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017:13)[22]

Tujuan Analisis SWOT

Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017:13)[22]

Konsep Dasar Pengolahan Data

Definisi Pengolahan Data

Menurut Hutahaean (2015:8)[2], menjelaskan tentang pengertian pengolahan data menurut ahli sebagai berikut: George R. Terry menyatakan, “Pengolahan data adalah serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan”. Menurut Sutarman dalam Hutahaean (2012:4)[2], pengolahan data adalah proses perhitungan /transformasi data input menjadi informasi yang mudah dimengerti ataupun sesuai dengan yang diinginkan.

Berdasarkan dari kedua penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengolahan data merupakan suatu proses menerima dan mengeluarkan data menjadi bentuk lain yaitu berupa informasi.

Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data meliputi: manual, electromechanical, punched car equipment, dan electronic computer. (Yakub dan Vico Hisbanarco, 2014:17)[25]

  1. Metode manual, merupakan pengolahan data yang semua operasi datanya dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat.
  2. Metode electromechanical, merupakan pengolahan data dengan menggabungkan semua orang dan mesin.
  3. Metode punched card equipment, merupakan pengolahan data yang menggunakan semua alat yang disebut sistem warkat unit (unit record system).
  4. Metode electronic computer, merupakan pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi.

Tahap-Tahap Pengolahan Data

Menurut Suwarjana (2016:43)[26] bahwa pengolahan data dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :

  1. Melakukan edit (editing)
    Tahap editing adalah tahap pertama dalam pengolahan data penelitian atau data statistik. Editing merupakan proses memeriksa data yang dikumpulkan melalui alat pengumpulan data (instrumen penelitian).
  2. Pemberian kode (coding)
    Pada tahap ini yang dilakukan adalah memberikan kode. Pemberian kode ini sangat penting untuk mempermudah tahap-tahap berikutnya terutama pada tabulasi data.
  3. Melakukan tabulasi (tabulating) Tahap berikutnya dalam pengolahan data adalah tabulating atau penyusunan data. Tabulasi dapat dilakukan dengan dua cara diantaranya:
    1. Tabulasi data secara manual
      Metode ini digunakan ketika teknologi tidak secanggih saat ini. Apabila datanya sedikit maka masih memungkinkan menggunakan metode ini.
    2. Tabulasi data menggunakan teknologi komputer
      Cara ini adalah yang paling umum digunakan saat ini. Tabulasi menggunakan komputer ini merupakan metode tabulasi dengan memasukkan data yang telah diberi kode tertentu (untuk data kategorikal) atau langsung memasukkan angka yang sudah ada (bila data bersifat numerik).

Konsep Dasar Cuti

Definisi Cuti

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 1976 Bab 1 Pasal 1 [27], menyatakan pengertian Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Selain dimuat di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, cuti juga dimuat pada Undang-Undang Ketenagakerjaan Bab X tentang perlindungan pekerja/buruh. Paragraf 1 Pasal 79 ”Pengusaha wajib memberikan waktu istirahat dan cuti kepada pekerja / buruh. (UU No.13 Th:2003)[28] Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan pemberian cuti adalah dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan rohani. (Shabrina, 2016:46)[29]

Berdasarkan dari ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cuti adalah meninggalkan pekerjaan beberapa waktu secara resmi untuk beristirahat baik rohani maupun jasmani dan sebagainya.

Jenis-Jenis Cuti

Adapun jenis-jenis cuti yang diberikan oleh setiap perusahaan, yaitu: (Shabrina, 2016:46)[29]

  1. Cuti tahunan
    Cuti ini adalah hak setiap tenaga kerja dalam setahun dimana setiap bulan diperkenankan mengambil satu cuti hari atau 12 hari setahun.
  2. Cuti melahirkan
    Perempuan memiliki cuti melahirkan selama tiga bulan.
  3. Cuti menstruasi
    Cuti ini merupakan hak cuti khusus yang ditunjukkan untuk perempuan.
  4. Cuti bersama
    Cuti ini adalah cuti yang diatur pula oleh pemerintah untuk keperluan masyarakat luas.
  5. Ibadah haji
    Cuti ini diberikan karena adanya salah satu kewajiban agama yang harus ditunaikan yakni beribadah haji.
  6. Cuti masa kerja
    Cuti ini diberikan sebagai upaya memberikan waktu istirahat demi produktivitas kerja.
  7. Cuti ditanggung dan dan di luar tanggungan perusahaan
    Cuti yang ditanggung biasanya berkaitan dengan kepentingan perusahaan, sebaliknya untuk yang di luar tanggungan perusahaan.
  8. Cuti insidental
    Cuti ini diberikan karena keperluan khusus seperti menikah, menikahkan anak, mendampingi istri melahirkan, khitan, baptis, dan kematian keluarga inti.

Prosedur Sistem Cuti

Menurut Widodo (2016:42)[30], urutan prosedur cuti sebagai berikut:

  1. Penerima pengajuan cuti
    1. Pengajuan cuti ditujukan kepada koordinator masing-masing bagian.
    2. Pengajuan cuti ditujukan kepada departemen sumber daya manusia apabila tidak terdapat koordinator pada bagian tersebut.
  2. Kategori cuti
    1. Cuti pokok
      Merupakan cuti tahunan yang diberikan kepada karyawan dengan masa cuti berbeda-beda sesuai dengan status karyawan, grade, dan masa kerja.
    2. Cuti ekslusif
      Merupakan hak cuti yang diberikan kepada karyawan tanpa mengurangi jumlah masa cuti pokok.
  3. Hak masa cuti
    Masa cuti yang diterima pada masing-masing karyawan diklasifikasikan berdasarkan status karyawan, grade, dan masa kerja karyawan tersebut.
    1. Kontrak
      Perhitungan hak masa cuti yang diterima yaitu satu hari setiap bulan, dan akan diakumulasikan pada bulan berikutnya. Hak cuti dapat digunakan apabila sudah memiliki masa kerja selama tiga bulan.
    2. Permanen
      Hak masa cuti diberikan mulai awal tahun atau pada saat perubahan dari status kontrak menjadi permanen sebanyak jumlah hari pada masing-masing masa kerja dan grade. Akumulasi hak masa cuti:

1) Akumulasi hak masa cuti terjadi pada awal tahun (Januari). Hak masa cuti yang dapat digunakan untuk tahun berikutnya yaitu

maksimal tujuh hari.

2) Karyawan dapat mengajukan cuti ketika sisa masa cuti telah habis, dan jumlah masa cuti tersebut akan diakumulasikan pada bulan

atau tahun berikutnya.

4. Waktu dan tempat pengajuan cuti

a. Pengajuan cuti dapat dilakukan dimana saja, namun batas pengajuan cuti yaitu tiga hari sebelum pelaksanaan cuti.

b. Cuti sakit dapat diajukan maksimal tiga hari setelah pelaksanaan cuti sakit.

5. Pembatalan cuti

a. Cuti dapat dibatalkan oleh karyawan tersebut (pemohon) apabila cuti tersebut belum dikonfirmasi, dan dengan waktu paling lambat satu hari

sebelum tanggal cuti.

b. Cuti dapat dibatalkan oleh penerima/koordinator apabila status cuti tersebut sudah disetujui, dan dengan waktu paling lambat pada tanggal cuti

tersebut.


Konsep Dasar Karyawan

Definisi Karyawan

Karyawan merupakan faktor pendukung dalam dalam sebuah perusahaan atau instansi, karena dengan adanya karyawan yang memiliki standar kualifikasi perusahaan maka produktivitas perusahaan pasti akan tetap terjaga dan semakin meningkat. (Abadi & Latifah, 2017:38)[31]. Karyawan adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai matapencariannya. (Safitri dkk, 2017:18)[32]

Bedasarkan dari kedua penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karyawan adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan yang berpengaruh produktivitas suatu perusahaan.

Status Karyawan

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan[33] menjelaskan empat jenis status pekerja berdasarkan waktu berakhir nya sebagai berikut:

  1. Perjanjian Kerja Waktu Tetap (PKWT) Perjanjian Kerja Waktu Tetap (PKWT) atau karyawan kontrak adalah perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu. Pekerja dianggap sebagai PKWT apabila kontrak kerja tidak lebih dari 3 (tiga) tahun dan tidak ada masa percobaan kerja (probation).
  2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap atau biasa disebut karyawan tetap. Pada PKWTT dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja (probation) dengan waktu paling lama 3 (tiga) bulan, bila ada yang mengatur lebih dari 3 bulan, maka berdasarkan aturan hukum, sejak bulan keempat, pekerja dinyatakan sebagai pekerja tetap (PKWTT).

Selain dari status pekerja berdasarkan waktu berakhirnya, ada juga pekerja harian lepas (freelamcer) dan outsourcing:

  1. Harian lepas (freelancer)
    Pekerja harian lepas diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 100 tahun 2004. Pada perjanjian kerja harian lepas berlaku beberapa ketentuan:
    Perjanjian kerja harian lepas hanya untuk pekerjaan tertentu yang memiliki waktu dan volume pekerjaan yang berubah-ubah, serta upah yang didasarkan pada waktu, volume pekerjaan, dan kehadiran pekerja dalam satu hari. Perjanjian kerja harian lepas berlaku dengan ketentuan pekerja bekerja kurang dari 21 hari dalam 1 (satu) bulan. Jika pekerja bekerja selama 21 hari atau lebih selama 3 (tiga) bulan berturut-turut, maka status pekerja berubah menjadi PKWT.
  2. Outsourcing
    Status kerja outsourcing artinya pekerja tidak berasal dari rekrutmen perusahaan, melainkan perusahaan meminta pihak ketiga sebagai perusahaan penyedia tenaga kerja untuk mengirimkan pekerjanya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga, perjanjian kerja dilakukan oleh perusahaan dan pihak ketiga tersebut. Ketentuan terkait status kerja outsourcing diatur dalam Undang-Undang No.13 Pasal 59 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Kinerja Karyawan

Istilah kinerja sendiri berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja merupakan suatu organisasi dan karyawan berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan prilaku manusia dalam memainkan peran yang mereka lakukan di dalam organisasi untuk memenuhi standar prilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan. (Devi, 2017:11)[34]. Menurut Saryanto dan Amboningtyas (2017:4)[35], mendefinisikan kinerja sebagai “perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya perjam)”.

Bedasarkan dari kedua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan untuk memenuhi standar.

Konsep Dasar Literatur Review

Definisi Literatur Review

Menurut Mulyandi (2013:17)[36] bahwa Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian.Dalam upaya perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the weel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitian yang sama dibidang ini.

Literatur Review

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai cuti karyawan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistem pengolahan data cuti karyawan ini perlu dilakukan studi pustaka (literatur review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature Review) ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevant terhadap penelitian ini.
  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, antara lain :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh (Erni Krisnaningsih dan Acang, 2017)[37], penelitian yang berjudul “Analisa Perancangan Sistem Informasi Komputerisasi Cuti Pegawai Pada Kantor Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang”. Sistem informasi komputerisasi cuti pegawai ini mengunakan program Delphi7 yang berbasis Database. Menghindari kesalahan-kesalahan yang timbul dalam penginputan data cuti karena dalam pengelolaannya, serta memberikan kemudahan dari mulai pormulir cuti pegawai sampai dengan proses pengolahan data cuti.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh (Hari Widodo,2016)[30] mahasiswa STMIK Raharja yag berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Cuti Berbasis Web Pada Lilli Pilly Montessori School”. Dalam sistem cuti ini tidak mengurangi ataupun menghilangkan peraturan pengajuan cuti yang berlaku serta dapat membantu pihak Lilli Pilly Montessori School dalam mengelola data pengajuan cuti.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh (Diana Puspita Sari, 2016)[38], penelitian yang berjudul “Pengajuan Cuti Karyawan Online Pada Pt. Elabram System”. pada sistem ini permohonan cuti dilakukan oleh pihak yang bersangkutan, bagian personalia hanya melakukan pengecekan karyawan yang melakukan permohonan cuti. Lebih jauh lagi sistem yang baru ini dapat menguntungkan banyak pihak, mulai dari pihak personalia, pihak pegawai, serta manager tiap unit kerja serta meminimalisirkan kecurangan yang ada. Proses pengajuan cuti ini bisa dilakukan tanpa harus tatap muka.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh (Donna Firgita Badilah dan D.L Crispina Pardede, 2012)[39] peneitian yang berjudul “Aplikasi Cuti Karyawan PT Bumiputera Capital Indonesia”. Aplikasi ini dibangun menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Foxpro 7.0. Adapun kegunaan aplikasi ini adalah untuk melayani proses update data karyawan dan proses cuti karyawan serta laporan-laporan hasil aplikasi cuti dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari misalnya laporan data cuti karyawan, posisi cuti karyawan dan histori cuti karyawan.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh (Gandana Akhmad Syaripudin dan Rinda Cahyani, 2015)[40] peneitian yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Web Untuk Pengajuan Cuti Pegawai Secara Online”. Pengembangan aplikasi ini menggunakan metode Unified Software Development Process. Aplikasi web untuk pengajuan cuti pegawai secara online yang dihasilkan dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang ada. Maka dengan adanya aplikasi ini instansi terkait dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi waktu dalam kegiatan di bagian kepegawaian yaitu pengajuan cuti pegawai secara online.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh (Lakshya Sharma dkk, 2017)[41] penelitian yang berjudul “Smart Leave Management System”. Sistem cuti ini berbasis aplikasi berbasis web. Sistem ini digunakan untuk mengotomatisasi alur kerja aplikasi cuti dan penggunaannya persetujuan. Ada fitur seperti notifikasi pesan, persetujuan cuti, dll laporan generator di sistem ini. Sistem ini akan mengurangi kertas kerja dan akan mempertahankan catatan dengan cara yang lebih efisien. Makalah ini juga membahas tentang berbagai profil dan modul yang digunakan dalam sistem dan juga kelebihan dari sistem yang diusulkan.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh (MukhtarAnsari dan Rehaal Qureshi, 2017)[42] penelitian yang berjudul “Leave Management System”. Sistem ini memiliki fitur seperti pemberitahuan, pembatalan cuti, persetujuan cuti otomatis dan pembuatan laporan berdasarkan diminta data oleh pengguna sistem ini akan membantu dalam mengurangi biaya, menghemat waktu, mengintegrasikan dan menyelaraskan usaha SDM dengan organisasi lainnya. Staf akan diberdayakan dan dilibatkan lebih banyak masukan dan kontrol atas kehidupan kerja mereka. Fleksibilitas fitur yang kuat membuat staf tetap dan patuh sebagai aturan dan peraturan berubah. The Leave Management System adalah situs berbasis intranet.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh (Than Thi, Ngoc Van dkk, 2014)[43] penelitian yang berjudul “Leave Management System”. aplikasi manajemen cuti ini diterapkan pada jenis organisasi untuk mengurangi pemborosan sumber waktu / kertas dan mengurangi kompleksitas dalam proses statistik juga memiliki fitur seperti pemberitahuan, pembatalan cuti, persetujuan cuti otomatis dan pembuatan laporan.
  9. Penelitian yang dilakukan oleh (Manish Singh dkk, 2017)[44] penelitian yang berjudul “Leave and Payroll Management System”. Sistem cuti dan gaji ini sangat efisien karena menyediakan lingkungan user friendly dan kesalahan perhitungan manual berkurang dan keamanan meningkat tugas yang dapat diproses dengan menggunakan modul Leave Management berlaku untuk cuti, melihat riwayat cuti, melihat status statistik dan pemberian / menolak aplikasi cuti. Sistem ini bisa membuat sistem yang ada lebih cepat, lebih produktif dan akan membutuhkan lebih sedikit tenaga untuk menanganinya.
  10. Penelitian yang dilakukan oleh (A. Mohana Priya, G. Shyamala, dan R. Dharshini, 2017)[45] penelitian yang berjudul “Mobile HRM For Online Leave Management System”. Sistem ini bisa digunakan untuk mengotomatisasi alur kerja meninggalkan permintaan dan persetujuan mereka Ada fitur seperti persetujuan cuti, pembatalan cuti, lapor generator dalam sistem ini Orang yang terdaftar adalah menjadi pegawai atau staf dari organisasi tertentu. Setiap kapan dan dimana saja karyawan atau staf dapat melamar cuti mereka menggunakan aplikasi ini. Dengan bantuan aplikasi ini staf juga dapat melihat cuti sebelumnya yang diterapkan oleh mereka. Kemudian permintaan cuti akan diteruskan ke yang lebih tinggi pejabat organisasi Dari hari ke hari pemeliharaan manual catatan cuti menjadi sulit. Itu Keuntungan dari aplikasi ini adalah kemudahan penggunaan. Tujuan utama aplikasi ini digunakan untuk mengurangi waktu.

Hasil studi pustaka (literature review) ini mendemonstrasikan landasan (platform) yang kokoh serta alasan yang kuat untuk mengembangkan Analisa Sistem Informasi Pengolahan Data Cuti Karyawan menjadi lebih baik lagi dengan pertimbangan yang sudah matang. Kesenjangan (gaps) telah teridentifikasi dengan baik sehingga tidak terjadi pembuatan ulang (reinventing the wheel). Peninjauan telah dilakukan dengan matang, sehingga dipastikan akan menghasilkan project yang maksimal, serta karyawan merasa mudah dalam melakukan pengajuan cuti dan pihak HRD bagian time keeper mudah dalam mengolah data cuti karyawan.

BAB III

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum

PT Aerofood Indonesia merupakan unit usaha dari PT Aerowisata yang juga anak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak dalam bisnis catering untuk penerbangan. PT Aero Catering Service (Atau juga Aerofood) mulai beroperasi pada tahun 1974 dan saat ini telah mempekerjakan sebanyak 5.500 karyawan.

Kantor pusat dan pusat produksi ACS di Jakarta berada di area Bandara Internasional Soekarno – Hatta, Cengkareng. Selain di Jakarta, PT Aerofood Indonesia juga memiliki cabang di berbagai kota di Indonesia diantaranya di Balikpapan, Bandung, Denpasar, Medan, Surabaya dan Yogyakarta.

Selain membuat makanan untuk penumpang airline, PT Aerofood Indonesia juga memproduksi makanan untuk grup-grup Hotel nasional dan internasional di Indonesia.

Sejarah Singkat PT Aerofood Indonesia

Dengan pengalamannya selama 43 tahun sebagai penyedia airline catering bertaraf internasional. Aerofood ACS sebagai bagian dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia telah berhasil dan selalu menjaga reputasi perusahaan untuk menghadirkan layanan kelas premium untuk produksi makanan dan minuman terbaik dikelasnya. Kesuksesan perusahaan dapat dirujuk sejak berdirinya di tahun 1974, dimana saat itu perusahaan memulai operasinya di bawah nama PT Aero Garuda Dairy Farm bekerjasama dengan Dairy Farm, sebuah perusahaan catering yang berbasis di Hong Kong. Setelah sempat berubah nama menjadi PT Angakas Citra Sarana Catering Service, di tahun 1991 perusahaan ini beroperasi dengan bendera ACS (Aerowisata Catering Services).

ACS kemudian melakukan verifikasi dengan menyediakan layanan industrial catering di tahun 2002, dan perusahaan mulai merintis bisnis retail F&B di tahun 2008. Dengan beragam kesuksesan yang terus diraih, perusahaan semakin mengembangkan divisi-divisi baru yang juga memberikan sumbangan bagi perkembangan perusahaan. Di tahun 2009, layanan manajemen laundry dan in-flight logistic memulai operasinya di bawah divisi yang diberi nama Garuda Support.

Bersamaan dengan terus majunya bisnis perusahaan, di tahun 2010 perusahaan Aerowisata Group sebagai perusahaan induk meluncurkan logo perusahaan baru. Logo baru dimaksudkan untuk semakin memperkuat image perusahaan berikut anak-anak perusahaannya. Di tahun yang sama, ACS juga mengubah nama menjadi PT Aerofood Indonesia. Logo perusahaan sungguh menunjukkan komitmen perusahaan yang lebih kuat dan logo baru ini juga menghembuskan semangat baru keseluruh sendi perusahaan yang berbasis di Jakarta ini serta semakin membulatkan tekad Aerofood ACS untuk semakin mengembangkan sayapnya.

Masih di tahun 2010, PT Aerofood Indonesia membuka kantornya di Denpasar, Surabaya, Medan, Balikpapan, Bandung, Yogyakarta dan Lombok. Di tahun 2014, cabang Pekanbaru direncanakan juga akan mulai beroperasi. Saat ini, PT Aerofood Indonesia memiliki lebih dari 5.500 staff profesional dan dikenal sebagai pemimpin dalam bisnis ini, dengan produk layanan premium in-flight logistic yang disajikan ke 40 perusahaan penerbangan komersil internasional dan domestic.

PT Aerofood Indonesia juga menyediakan layanan catering untuk lebih dari 20 perusahaan blue ribbon di seluruh Negeri. Berbekal kekuatan pendekatan terhadap costumer yang luar biasa, di tahun 2013 PT Aerofood Indonesia mendapat pengakuan 2013 Indonesian Airline Support Service Provider dari Frost & Sullivan. Kedepan, PT Aerofood Indonesia telah menyiapkan rencana untuk terus meningkatkan layanan berkualitas dengan secara proaktif menggali lebih banyak peluang bisnis dan mengembangkan pendekatan inovatif sebagai cara untuk selalu menjadi yang terdepan dalam memenuhi tuntutan dan ekspetasi pasar.

Visi dan Misi PT Aerofood Indonesia

Visi PT Aerofood Indonesia

Menjadi penyedia jasa makanan dan layanan berkualitaas premium di Asia Tenggara.

Misi PT Aerofood Indonesia

Adapun misi perusahaan ini adalah:

  1. Operasional yang pria kepada Garuda Indonesia dan costumer lainnya.

  2. Membangun kedekatan hubungan untuk kemitraan jangka panjang.

  3. Memaksimalkan nilai-nilai perusahaan untuk kepentingan para stakeholder melalui implementasi I-FRESH sebagai corporate culture.

Tujuan PT Aerofood Indonesia

PT Aerofood Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan usaha penyediaan dan layanan makanan dan minuman secara luas termasuk jasa lainnya yang dituntut untuk menjadi perusahaan yang termuka dan menjadi leader dalam industri sehingga mampu menyiapkan produk dan memberikan pelayanan bagi pelanggan.

Struktur Organisasi

Di dalam organisasi, instansi, maupun perusahaan harus mempunyai sebuah struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka hubungan di antara fungsi, bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab anggota organisasi. Di samping itu pula untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan kerangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Hal tersebut serupa dengan PT. Aerofood Indonesia yang memiliki struktur organisas manajemen sebagai berikut:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Aerofood Indonesia

Tugas dan Tanggung Jawab

PT Aerofood Indonesia di dalam berbagai departemen terdapat bagian-bagian yang mempunyai tugas dan kewajiban dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut adalah tugas pokok bagian-bagian departemen yang ada pada PT Aerofood Indonesia, yaitu sebagai berikut :

  1. Chief Engeneering
  2. Tugas Pokok:

    Memonitor, mengevaluasi dan bertanggung jawab pada kegiatan operasional di bidang engineering meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian terhadap pembangunan, perbaikan dan pemeriharaan sarana serta prasarana perusahaan, agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan baik dan lancar.

  3. House Keeping Manager
  4. Tugas Pokok:

    Memelihara, mengontrol dan bertanggung jawab atas keberhasilan dan kerapihan terhadap lingkungan perusahaan, perlengkapan catering airline dan peralatan produksi yang digunakan sesuai standar hygien dan senantiasa untuk menunjang mutu hasil produksi.

  5. Manager Production Planning Inventory Control (PPIC)
  6. Tugas Pokok:

    Bertanggung jawab dalam membuat perencanaan dan analisa kebutuhan bisnis atau barang-barang yang akan diproduksi secara efisien, tepat waktu, sesuai anggaran dan standar.

  7. Manager Store
  8. Tugas Pokok:

    Mengelola kegiatan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, dan layanan permintaan barang keperluan operasional ACS secara baik dan benar untuk memastikan terjaganya keseimbangan antar jumlah sediaan barang dengan kebutuhan untuk kelancaran operasional perusahaan.

  9. Accounting Manager
  10. Tugas Pokok:

    Mengelola kegiatan pencatatan transaksi usaha dan kekayaan perusahaan sesuai dengan prosedur akutansi yang diterapkan agar laporan keuangan dapat disajikan secara akurat dan tepat waktu.

  11. Banquet Manager
  12. Tugas Pokok:

    Merencanakan, mengendalikan dan mengkoordinir serta bertanggung jawab atas kegiatan penetapan harga, melakukan penawaran yang selaras dengan strategi perusahaan untuk tercapainya target yang telah ditetapkan secara menjalin dan memelihara jalur komunikasi yang berkesinambungan antara ACS dengan airline untuk mencapai kepuasan pelanggan.

  13. Duty Manager
  14. Tugas Pokok:

    Mengelola seluruh kegiatan operasional mulai dari distribusi informasi, persiapan pembekalan sampai loading dan off loading untuk memberikan pelayanan jasa boga dan perbekalan penerbangan yang tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

  15. Finance Manager
  16. Tugas Pokok:

    Membuat perencanaan strategis atas pengelolaan keuangan perusahaan serta melakukan pengendalian dan koordinasi pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan.

  17. Human Capital Development Manager
  18. Tugas Pokok:

    Merencanakan, mengkoordinir dan mengelola kegiatan penerimaan karyawan, pengembangan dan pemuktahiran pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran yang ditetapkan guna meningkatkan kinerja perusahaan.

  19. Employee Service and Industrial Relation Manager
  20. Tugas Pokok:

    Merencanakan, mengkoordinir dan mengelola kegiatan administrasi, hubungan kepegawaian serta struktur compensation and benefit sesuai dengan kebutuhan organisasi.

  21. Head Application and Helpdesk/ IT
  22. Tugas Pokok:

    Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan software aplikasi, module reporting untuk accounting departemen, mengkoordinir pekerjaan kegiatan pemeliharaan aplikasi software dan memastikan sistem informasi berjalan tanpa gangguan, serta mengkoordinir penyeleneggaraan user training.

  23. Operating Manager Foreign Airline
  24. Tugas Pokok:

    Mengelola seluruh kegiatan operasional mulai dari distribusi- informasi, persiapan perbekalan, sampai loading dan off loading untuk memberikan layanan jasa boga dan perbekalan penerbangan yang tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh airline/pelanggan.

  25. Operation Manager Garuda Indonesia
  26. Tugas Pokok:

    Mengelola seluruh kegiatan operasional mulai dari distribusi informasi, persiapan perbekalan sampai loading dan off loading untuk memberikan pelayanan jasa boga dan perbekalan penerbangan yang tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh airline/pelanggan.

  27. Procurement Manager
  28. Tugas Pokok:

    Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa kebutuhan perusahaan, sesuai prosedur yang ditetapkan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan barang/jasa dengan kualitas dan harga yang paling menguntungkan perusahaan.

  29. Production Manager
  30. Tugas Pokok:

    Mengatur seluruh kegiatan operasional produksi, mulai dari perencanaan produksi, proses produksi sampai dengan hasil akhir produksi berikut kegiatan administrasinya, sesuai standar dan target yang ditetapkan perusahaan- yang mengacu kepada food safety management system, ISO (22000:2005), dan quality management system (ISO9001:2008).

  31. Chief Scurity
  32. Tugas Pokok:

    Mengkoordinir kegiatan operasional dalam bidang pengamanan, dan ketertiban, serta menentukan kebijakan yang meliputi penanganan, penanggulanagan serta pencegahan keadaan darurat yang dapat mengganggu keamanan/keselamatan perusahaan, karyawan dan lingkungan kerja agar kegiatan usaha perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

  33. Store Manager
  34. Tugas Pokok:

    Mengelola kegiatan perencanaan, penerimaan, penyimpanan dan layanan permintaan barang keperluan operasional ACS secara baik dan benar untuk memastikan terjaganya keseimbangan antar jumlah sediaan barang dengan kebutuhan untuk kelancaran operasional perusahaan.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem yang Berjalan

Urutan prosedur sistem cuti yang berjalan sebagai berikut :

  1. Penerima pengajuan cuti
    1. Pengajuan cuti ditujukan kepada admin departemen masing-masing untuk meminta form cuti.
    2. Pengajuan cuti ditujukan kepada head staff masing-masing untuk meminta persetujuan.
    3. Pengajuan cuti ditujukan kepada HRD/HC untuk mengetahui.
    4. Pengajuan cuti ditujukan kepada HRD bagian time keeper untuk di input datanya.
  2. Kategori cuti
    1. Cuti pokok
      Merupakan cuti tahunan yang diberikan kepada karyawan dengan masa cuti 12 hari dalam setahun..
    2. Cuti ekslusif
      Merupakan hak cuti yang diberikan kepada karyawan tanpa mengurangi jumlah masa cuti pokok.
  3. Hak masa cuti
    Masa cuti yang diterima pada masing-masing karyawan diklasifikasikan berdasarkan status karyawan sebagai berikut:
    1. Kontrak
      Perhitungan hak masa cuti yang diterima yaitu satu hari setiap bulan, dan akan diakumulasi pada bulan berikutnya. Hak cuti dapat digunakan apabila sudah memiliki masa kerja selama tiga bulan.
    2. Permanen
      Hak masa cuti diberikan mulai awal tahun atau pada saat perubahan dari status kontrak menjadi permanen sebanyak 12 hari dalam setahun.

Akumulasi hak cuti:

1) Akumulasi hak masa cuti terjadi pada awal tahun (Januari). Hak masa cuti yang dapat digunakan untuk tahun berikutnya yaitu sampai

bulan juni.

2) Karyawan dapat mengajukan cuti ketika sisa masa cuti telah habis, dan jumlah masa cuti tersebut akan diakumulasi pada bulan atau

tahun berikutnya.

4. Waktu dan tempat pengajuan cuti

a. Pengajuan cuti dapat dilakukan di dalam kantor, namun batas pengajuan cuti yaitu tiga hari sebelum pelaksanaan cuti.

b. Cuti sakit dapat diajukan maksimal tiga hari setelah pelaksanaan cuti cakit.

5. Pembatalan cuti

a. Cuti dapat dibatalkan oleh karyawan tersebut (pemohon) melalui admin departemen apabila cuti tersebut belum dikonfirmasi, dan dengan waktu

sebelum tanggal cuti.

b. Cuti dapat dibatalkan oleh penerima/head staff masing-masing departemen apabila status cuti tersebut sudah disetujui, dan dengan waktu paling

lambat pada tanggal cuti tersebut.

Use Case Diagram Alur Pengolahan Data Cuti Karyawan

Use case diagram adalah rangkaian atau uraian sekelompok yang saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh sebuah aktor. (Tohari, 2014:47)[10]

Gambar 3.2 Use Case Diagram Pengolahan Data Cuti Karyawan

Berdasarkan gambar 3.2 Use Case Diagram Pengolahan Data cuti karyawan yang berjalan di atas terdapat:

  1. Satu sistem yang mencakup seluruh sistem pengolahan data cuti karyawan.
  2. Lima actor yang melakukan kegiatan, diantaranya: Karyawan, Admin departemen, head staff, HRD, dan HRD (time keeper).
  3. Sembilan use case, diantaranya: Memberi form cuti, mengisi form cuti, mengajukan cuti, memberi persetujuan cuti, mengetahui cuti, mereview data cuti, memasukkan data cuti karyawan, membuat laporan, serta merekap laporan (bulanan dan tahunan).

Sequence Diagram Proses Pengolahan Data Cuti Karyawan

Sequence diagram menggambarkan interaksi antara sejumlah objek dalam urutan waktu. (Tohari, 2014:101)[10]

Gambar 3.3 Sequence Diagram Pengolahan Data Cuti Karyawan

Berdasarkan gambar 3.3 Sequence Diagram Pengolahan Data Cuti Karyawan yang berjalan di atas terdapat:

  1. Lima actor yang melakukan kegiatan, diantaranya: Karyawan, admin departemen, head staff, HRD, serta HRD (time keeper).
  2. Dua belas message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktivitas yang terjadi. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
  3. Dua LifeLine antar muka yang saling berinteraksi.

Activity Diagram Proses Pengolahan Data Cuti Karyawan

Activity diagram memodelkan workflow proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena memodelkan workflow dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya atau dari aktivitas ke status. (Tohari, 2014:114)[10]

Gambar 3.4 Activity Diagram Pengolahan Data Cuti Karyawan

Berdasarkan gambar 3.4 Activity Diagram Pengolahan Data Cuti Karyawan yang berjalan di atas terdapat :

  1. Initial node, objek yang diawali.
  2. Dua puluh action states, diantaranya: Meminta form cuti, menunjukkan data sisa cuti karyawan, penolakan cuti, memberikan form cuti, mengisi form cuti, memberikan form cuti, menerima form cuti, mengajukan cuti, review cuti karyawan, menyetujui cuti karyawan, menerima persetujuan cuti, mengajukan form cuti, mengetahui cuti karyawan, mengembalikan form cuti, menyerahkan form cuti, review form cuti, memasukkan data cuti karyawan, membuat laporan, serta merekap laporan.
  3. Dua decision node.
  4. Final state, objek yang diakhiri.

Analisis Sistem yang Berjalan

Metode Analisis Data

Adapun penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:

  1. Metode observasi (pengamatan), yaitu melakukan tinjauan langsung ke PT Aerofood Indonesia untuk mendapatkan data dan informasi mengenai sistem pengolahan data cuti karyawan.
  2. Metode wawancara, yaitu melakukan proses tanya jawab dengan seorang narasumber atau stakeholder yaitu bapak Roni sebagai HRD bagian time keeper penanggung jawab mengolah data cuti karyawan.
  3. Studi pustaka adalah metode untuk mendapatkan data dan informasi dari beberapa sumber (literatur) atau buku yang diperlukan untuk kebutuhan penganalisisan dan perancangan sistem baru yang diusulkan.
  4. Sumber data
    Terdiri dari dua sumber data yaitu:
    1. Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari PT Aerofood Indonesia, baik melalui observasi maupun melalui pengumpulan data.
    2. Sumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh penulis dengan mempelajari buku-buku, dan sumber-sumber data dari internet yang berkaitan dengan objek penelitian yang dipilih.

Metode Analisis SWOT

Untuk mendukung proses analisis SWOT, maka terlebih dahulu akan dilakukan marketing mix 7p untuk mengetahui lebih jelas strategi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:

Marketing mix 7P
Tabel 3.1 Marketing Mix 7P

Kemudian akan dilanjutkan dengan analisis SWOT, faktor internal yang mencakup produk yang tersedia, karyawan, fasilitas yang tersedia berupa gedung kantor, tempat bekerja karyawan, dan kendaraan untuk operasional, serta proses pembuatan dan tepat waktunya pengiriman makanan ke pelanggan, sedangkan faktor eksternal yang mencakup aspek konsumen, persaingan terhadap perusahaan lainnya, dan promosi kepada pelanggan. Analisa SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu:

Analisis SWOT
Tabel 3.2 Analisis SWOT

Analisis Masukan, Proses, dan Keluaran

Berikut ini merupakan analisis masukan, proses, dan keluaran pada sistem yang sedang berjalan saat ini sebagai berikut:

  1. Analisis Masukan
    Analisis masukan pada sistem adalah data-data yang diterima oleh sistem dan kemudian akan diproses. Adapun analisis masukan pada sistem pengolahan data cuti karyawan yang sedang berjalan pada PT Aerofood Indonesia adalah sebagai berikut:
    1. Nama masukan: Pengisian form cuti oleh karyawan
      Fungsi : Sebagai acuan data serta alasan atau tujuan karyawan mengambil cuti.
      Sumber : Karyawan & admin departemen masing-masing
      Media : Komputer (MS. Excel 2010) & kertas
      Frekuensi : Setiap pengajuan cuti
      Format : Format dapat dilihat pada lampiran
      Keterangan : Berisi data karyawan, tanggal mulai cuti yang akan diambil dan banyaknya cuti, alasan mengambil cuti, jenis cuti
      yang diambil, alamat karyawan, serta nomor telepon.
  2. Analisis Proses
    Analisis proses yang ada pada sistem pengolahan data cuti karyawan yang sedang berjalan pada PT Aerofood Indonesia setelah mendapat masukan adalah:
    1. Nama proses : Penyetujuan, mengetahui, dan input data cuti
      Masukan : Form cuti data karyawan
      Keluaran : Berupa tanda tangan selaku head staff yang menyetujui dan HRD selaku mengetahui serta HRD bagian time keeper selaku yang menginput data cuti karyawan
      Ringkasan proses : Admin departemen masing-masing yang melaksanakan atau menjalankan dari mengasih form cuti kepada head staff
      untuk menyetujui serta ke bagian HRD untuk mengetahui terakhir diserahkan kepada HRD bagian time keeper untuk diinput.
  3. Analisis keluaran
    Analisis keluaran dari sistem pengolahan data cuti karyawan yang sedang berjalan pada PT Aerofood Indonesia berupa form cuti yang sudah terisi rincian sisa cuti karyawan tersebut yang merupakan hasil dari analisis keluaran yang mengalami proses sebagai berikut:
    1. Nama keluaran : Laporan persetujuan form cuti
      Fungsi : Sebagai laporan untuk mengetahui disetujui dan keterangan sisa cutinya
      Media : Kertas
      Rangkap : 2 Lembar
      Distribusi : 1)Lembar 1, untuk admin departemen masing-masing

      2)Lembar 2, untuk HRD bagian time keeper.

Analisis Batasan Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan sistem (boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output yang diberikan dari sistem.

Berdasarkan identifikasi masalah pada PT Aerofood Indonesia tersebut dengan harapan agar penelitian ini dapat lebih terarah dan memenuhi sasaran yang diharapkan. Maka ruang lingkup permasalahan ini hanya terbatas pada prosedur pengajuan cuti, pilihan jenis cuti, dan jumlah cuti yang diberikan serta laporan cuti pertahun.

Analisis Kekurangan Sistem yang Berjalan

Berdasarkan dari analisis yang dilakukan, penulis terhadap sistem pengolahan data cuti karyawan yang berjalan pada PT Aerofood Indonesia, terdapat tiga kekurangan sistem, yaitu:

  1. Masih manualnya pengajuan cuti menggunakan kertas formulir.
  2. Harus mendatangi beberapa tempat yaitu head staff, ke ruangan HRD, dan ke ruangan HDR bagian time keeper untuk menyerahkan formulir.
  3. Pengolahan data cuti masih menggunakan Microsoft Excel .

Analisis Kebutuhan Sistem

Pada sistem informasi pengolahan data cuti karyawan yang ada pada PT Aerofood ini membutuhkan ketelitian dalam proses pengolahan data-data cuti karyawan, maka sistem yang ada seharusnya dapat menunjang terutama dari segi peralatan komputer baik hardware, software maupun koneksi internet secara LAN. Oleh karena itu, sistem komputer amatlah penting dalam menunjang kelancaran pengolahan data, seperti adanya sistem informasi pengolahan data cuti karyawan yang cepat dan akurat. Dengan adanya sistem informasi pengolahan data cuti karyawan maka diharapkan dapat memberikan solusi terbaik atas setiap permasalahan-permasalahan yang timbul selama ini serta faktor kesalahan manusia dapat diperkecil dan hasil yang dicapai dapat lebih optimal dan tidak mengecewakan.

Analisis Kontrol Sistem

Dalam proses yang sedang berjalan saat ini, pengontrolan sistem informasi pengolahan data cuti karyawan belum berjalan dengan efektif dan maksimal dikarenakan media yang ada belum digunakan secara maksimal dalam rangka menyebarkan sistem informasi secara luas, seperti komputer yang ada hanya digunakan untuk mengetik saja atau hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu saja ketika dibutuhkan dan karyawan yang ingin mengetahui sisa cutinya, maka karyawan harus menghubungi dan menanyakan admin departemennya masing-masing atau datang langsung ke HRD bagian time keeper.

Oleh karena itu, sistem informasi cuti karyawan yang akan diusulkan ini diharapkan media-media yang ada terutama komputer bisa dimanfaatkan secara maksimal dan hak akses pengontrolannya terstruktur dengan baik, yaitu karyawan diberikan hak akses hanya sekedar mengisi dan mencetak form cuti serta melihat sisa cuti yang ada, sehingga karyawan yang ingin mengetahui sisa cutinya tidak perlu lagi menanyakan admin departemennya atau menghubungi HRD bagian time keeper hanya perlu mengakses data cutinya pada komputer yang telah disediakan, kemudian tugas admin departemen masing-masing hanya lewat komputer untuk meminta persetujuan dari head staff nya dan HRD untuk mengetahui, serta HRD bagian time keeper hanya tinggal memonitoring.

Konfigurasi Sistem yang Berjalan

Adapun beberapa konfigurasi sistem yang berjalan diantaranya:

  1. Spesifikasi perangkat keras (hardware)
    1. Processor : Intel(R) Core(TM) 2 Duo CPU E7500 @2.93GHz
    2. Monitor : LG 17 inc
    3. Mouse : Logitech USB
    4. Keyboard : Logitech USB
    5. RAM : 2 GB
    6. Harddisk : 1 Therabite
    7. Printer : Epson L210 Series
  2. Spesifikasi perangkat lunak (software)
    1. Windows 7 Ultimate 32-bit
    2. Microsoft Office Excel 2007
  3. Hak akses (brainware)
    Untuk mengoperasikan atau mengolah data cuti karyawan dilakukan oleh HRD bagian timer keeper.

Analisis Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Analisis Permasalahan

Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan mengenai sistem pengolahan data cuti karyawan pada PT Aerofood Indonesia, dapat disimpulkan permasalahan yang ada sebagai berikut:

  1. Sistem yang sedang berjalan ini masih dilakukan secara manual, maka diperlukan ketelitian bagi HRD bagian time keeper dalam menginput data cuti karyawan untuk menghindari kesalahan.
  2. Adanya kendala pada seluruh karyawan untuk mengetahui sisa masa cuti dan mengetahui riwayat cuti.
  3. Kurangnya efektivitas tugas admin departemen masing-masing dalam meminta persetujuan kepada head staff nya dan harus datang ke ruangan HRD untuk mengetahui sehingga menyita waktu dan tenaga.

Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan dari permasalahan yang dihadapi, penulis mencoba memberikan beberapa alternatif pemechan yaitu:

  1. Membuat perancangan sistem informasi pengolahan data cuti karyawan secara komputerisasi agar mudah dioperasikan, cepat, tepat, dan akurat.
  2. Dibangun sebuah sistem informasi agar pengguna sistem dapat mengetahui riwayat sisa masa cuti.
  3. Membuat sistem yang bersifat internal yang hanya dapat di akses dan di ubah oleh orang-orang yang telah diberikan akses berbeda-beda.
  4. Dalam sistem informasi pengolahan data cuti tersebut memberikan efektivitas kepada admin departemen masing-masing untuk tidak lagi mendatangi head staff dan HDR bagian time keeper.
  5. Membuat sistem laporan cuti secara otomatis guna memenuhi laporan bulanan dan tahunan.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada bagian HRD time keeper yang menangani sistem pengolahan data cuti karyawan PT Aerofood Indonesia dan solusi sistem pengolahan data cuti karyawan yang ditawarkan, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Sistem pengolahan data cuti karyawan yang berjalan saat ini pada PT Aerofood Indonesia masih manual, yaitu masih menggunakan form cuti.
  2. Sistem pengolahan data cuti karyawan pada PT Aerofood Indonesia kurang efektif dari segi waktu dan tenaga karena harus mendatangi head staff, HRD, dan HRD bagian time keeper untuk mengurusnya serta kurang efisien dalam pembuatan laporan sehingga masih terjadinya kesalahan yang membutuhkan waktu cukup lama untuk pengolahan datanya.

Saran

Berdasarkan analisis dan simpulan yang ada, maka penulis memberikan beberapa saran, diantaranya:

  1. PT Aerfood Indonesia harus menerapkan sistem informasi pengolahan data cuti karyawan yang terkomputerisasi agar tidak perlu lagi menggunakan form cuti.
  2. Peneliti berharap agar pihak PT Aerofood Indonesia menerima usulan untuk dibuatnya sistem informasi pengolahan data cuti karyawan yang terkomputerisasi dan terhubung dengan head staff dan HRD untuk mempermudah memberikan persetujuan serta HRD bagian time keeper untuk memasukkan data.
  3. Untuk mencegah kesalahan input data jika sudah ada sistem informasi pengolahan data cuti karyawan yang terkomputerisasi maka perlu dilakukannya pembekalan pelatihan komputer kepada HRD bagian time keeper supaya dapat memberikan laporan yang baik dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Santoso, E. (2013). “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Kompensasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bank Central Asia Kudus”. Skripsi, Fakultas Ekonomi & Bisnis.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 Hutahaean, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
  3. Pratita, D. (2015). Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
  4. Swastika, I. P. A., & Putra, I. G. L. A. R.(2016). Audit Sistem Informasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi: Implementasi dan Studi Kasus. Yogyakarta : Andi.
  5. Prihartanto, Y. L. (2012). “Sistem Informasi Manajemen Agenda pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Karanganyar”. Speed-Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 3(3).
  6. Khoirul, M. (2013). “Aplikasi Pengelolaan Data Kearsipan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Mlonggo Jepara Berbasis Multiuser”. EPUB-SISTEM INFORMASI, 1(1).
  7. Tantra, R. (2012). Manajemen Proyek Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
  8. 8,0 8,1 Muslih, M. T., & Purnama, B. E. (2013). “Pengembangan Aplikasi Sms Gateway untuk Informasi Pendaftaran Peserta Didik Baru Di SMAN 1 Jepara”. IJNS-Indonesian Journal on Networking and Security, 2(1).
  9. Tyoso. (2016). Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Deepublish.
  10. 10,0 10,1 10,2 10,3 10,4 Tohari, H. (2014). Analisis Perancangan Sistem Informasi Melalui Pendekatan UML. Yogyakarta: ANDI.
  11. Mahatmyo, A. (2014). Sistem Informasi Akuntansi Suatu Pengantar. Yogyakarta: Deepublish.
  12. Kadir, Abdul. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi.
  13. Rosa, A.S., dan Shalahuddin. M. (2013). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  14. Siagian, S. (2016). “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Rekam Medik pada Puskesmas Pakuan Baru”. Scientia Journal, 5(2).
  15. 15,0 15,1 Taufiq, Rohmat. (2013). Sistem Informasi Manajemen: Konsep Dasar, Analisis dan Metode Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  16. Maimunah, M., Supriyanti, D., & Hendrian, H. (2017). “Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android pada Outlet Pizza Hut Delivery”. Semnasteknomedia Online, 5(1), 4-5.
  17. Haryanta, A., Rochman, A., & Setyaningsih, A. (2017). “Perancangan Sistem Informasi Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku pada Home Industri”. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 7(1).
  18. Sanjaya, D., Dianova L., &Nugraha, L.S.(2015). “Perancangan Sistem Berorientasi Objek dengan UML (Unified Modelling Language)”. Makalah, Sistem Informasi.
  19. Agustinah, D. (2017). “Pengembangan Website pada PT Ungaran Printing Apparel Menggunakan Analisis Csf dan Analisis SWOT”. Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer.
  20. Yasin, F. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta : Mitra Wacana Media.
  21. Retnasari, T. (2016). "Analisis Penerapan Standart Operational Procedure (SOP) dalam Pelayanan Kesehatan Berbasis IT Menggunakan Analisa SWOT". Perspektif, 12(2), 138-146.
  22. 22,0 22,1 22,2 22,3 Raharjo, Y. A. (2017). “Penerapan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Sebagai Dasar Strategi Bersaing pada Batik Gres Tenan “. (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
  23. Astuti, P. T. (2017). “Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung pada Pola Grameen Bank Ditinjau dari Analisis SWOT “. (Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2017).
  24. Anwar, A. N., & Andi, A. (2017). “Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran pada PT Tribuana Pekanbaru”. PROCURATIO (Jurnal Ilmiah Manajemen), 4(3), 283-298.
  25. Yakub. Hisbannarto. (2014). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  26. Suwarjana, I Ketut.(2016). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.
  27. Isnaini, Meisa.(12 November 2016). Modul Peraturan Cuti. Diakses 09 November 2017, dari https://cutimeisaoffhh.files.wordpress.com/2016/12/modul-peraturan-cuti-pdf.pdf.
  28. Kumpulan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Indonesia Tentang K3. (28 April 2017). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (BAB 10 (Pasal 78 –Pasal 92)). Diakses 09 November 2017, dari http://peraturank3.bewaratraining.com/undang-undang-republik-indonesia-nomor-13-tahun-2003-tentang-ketenagakerjaan-bab-9-pasal-78-pasal-92/.
  29. 29,0 29,1 Shabrina Restu, D. “Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Wanita Mengenai Cuti Haid–Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan”. JURNAL SPREAD, 6(1)
  30. 30,0 30,1 Widodo, H. 2016. “Analisis dan Perancangan Sistem Cuti Berbasis Web pada Lilli Pilly Montessori School”. Skripsi, Sistem Informasi.
  31. Abadi, S., & Latifah, F. (2017). “Decision Support System Penilaian Kinerja Karyawan pada Perusahaan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting”. Jurnal TAM (Technology Acceptance Model), 6, 37-43.
  32. Safitri, K., Waruwu, F. T., & Mesran, M. (2017). “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi dengan Menggunakan Metode Analytical Hieararchy Process (Studi Kasus: PT Capella Dinamik Nusantara Takengon)”. Media Informatika Budidarma, 1(1).
  33. Gajian.com. 2017. UU Ketenagakerjaan Tentang Struktur dan Skala Upah Pegawai. Diakses 09 November 2017, dari https://www.gadjian.com/guide/uu-ketenagakerjaan.,
  34. Devi, N. A., & Fitri, W. (2017). “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Komitmen Afektif Terhadap Kinerja Karyawan dengan Organizational Citizenship Behavior (Ocb) Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada PT Sari Warna Asli Unit 1 Karanganyar) “. (Doctoral dissertation, IAIN Surakarta).
  35. Saryanto, S., & Amboningtyas, D. (2017). “Pengaruh Rotasi Kerja, Stres, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Ace Hardware Semarang)”. Journal of Management, 3(3).
  36. Mulyandi, Muhammad Rachman, Monica, Ega Mawarni, Arifah dan Liya Jayanti. (2013). “Aplikasi Sistem Informasi Laporam Penggajian Guru Honor Berbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang”. Yogyakarta: STMIK AMIKOM. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia).
  37. Krisnaningsih, E. & Acang (2017). “Analisa Perancangan Sistem Informasi Komputerisasi Cuti Pegawai pada Kantor Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang “. JSiI (Journal Sistem Informasi), 3.
  38. Sari, D. P. (2016). “Pengajuan Cuti Karyawan Online pada PT Elabram System”. Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi, 1(1).
  39. Firgita Badilah, D., & Crispina Pardede, D. L. (2012). “Aplikasi Cuti Karyawan PT Bumiputera Capital Indonesia”. Gunadarma.
  40. Syaripudin, G. A., & Cahyana, R. (2015). “Pengembangan Aplikasi Web untuk Pengajuan Cuti Pegawai Secara Online”. Jurnal Algoritma, 12(1).
  41. Das, L. S. H. P. R., & Nagdev, A. M. K. (2017). “Smart Leave Management System”. IJSTE (International Journal of Science Technology and Engineering).
  42. Ansari, M., & Qureshi, R. (2017). “Leave Management System”. Department of Computer Engineering.
  43. Than Thi, Ngoc Van dkk.(2014). “Leave Management System”. Ministry Of Education and Training.
  44. Singh, Manish dkk. (2017). “Leave and Payroll Management System”. IOSR Journal of Computer Engineering (IOSRJCE).
  45. Priya, A.M., Shyamala, G., & Dharshini, R.(2017). “Mobile HRM For Online Leave Management System”. IJCSMC, Vol. 6, Issue. 2.

DAFTAR LAMPIRAN

Contributors

Angga Panugali