Backupeka
PROTOTIPE PEMBUKA DAN PENUTUP LACI PADA MEJA
PERKANTORAN MENGGUNAKAN GOOGLE VOICE
PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA
Disusun Oleh :
NIM |
: 1333477548
|
NAMA |
JURUSAN SISTEM KOMPUTER
KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
TANGERANG
2015/2016
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PROTOTIPE PEMBUKA DAN PENUTUP LACI PADA MEJA
PERKANTORAN MENGGUNAKAN GOOGLE VOICE
PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA
Disusun Oleh :
NIM |
: 1333477548
|
Nama |
|
Jenjang Studi |
: Strata Satu
|
Jurusan |
|
Konsentrasi |
Disahkan Oleh :
Tangerang, 20 Januari 2016
Ketua |
Kepala Jurusan
| ||||
STMIK RAHARJA |
Jurusan Sistem Komputer
| ||||
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I) |
|||||
NIP : 000594 |
NIP : 079010
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROTOTIPE PEMBUKA DAN PENUTUP LACI PADA MEJA
PERKANTORAN MENGGUNAKAN GOOGLE VOICE
PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA
Dibuat Oleh :
NIM |
: 1333477548
|
Nama |
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif
Jurusan Sistem Komputer
Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology
Disetujui Oleh :
Tangerang, 20 Januari 2016
Pembimbing I |
Pembimbing II
| ||
NID : 10001 |
NID : 05061
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
PROTOTIPE PEMBUKA DAN PENUTUP LACI PADA MEJA
PERKANTORAN MENGGUNAKAN GOOGLE VOICE
PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA
Dibuat Oleh :
NIM |
: 1333477548
|
Nama |
Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian
Komprehensif
Jurusan Sistem Komputer
Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology
Tahun Akademik 2015/2016
Disetujui Penguji :
Tangerang, 20 Januari 2016
Ketua Penguji |
Penguji I |
Penguji II
| ||
(_______________) |
(_______________) |
(_______________)
| ||
NID : |
NID : |
NID :
|
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
PROTOTIPE PEMBUKA DAN PENUTUP LACI PADA MEJA
PERKANTORAN MENGGUNAKAN GOOGLE VOICE
PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA
Disusun Oleh :
NIM |
: 1333477548
|
Nama |
|
Jenjang Studi |
: Strata Satu
|
Jurusan |
|
Konsentrasi |
Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.
Tangerang, 20 Januari 2016
NIM : 1333477548
|
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;
ABSTRAKSI
Kata Kunci:
ABSTRACT
Keywords :
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya serta senantiasa melimpahkan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyusun Laporan Skripsi yang berjudul “PROTOTIPE PEMBUKAN DAN PENUTUP LACI PDA MEJA PERKANTORAN MENGGUNAKAN GOOGLE VOICE PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA”
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya Laporan Skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
- Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
- Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
- Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
- Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Perguruan Tinggi Raharja dan juga sebagai Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
- Bapak Indriyanto, M.T selaku Dosen Pembimbing 2, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta saran-saran kepada penulis sehingga Laporan Skripsi ini bisa penulis selesaikan.
- Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
- Kedua Orangtua tercinta yang tanpa lelah selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril, materil dan doa. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada Beliau, Amin.
- Orang-orang tercinta Aldien Sora Andrea, Yuni Haryati, dan Gustasari yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.
- Teman-Teman seperjuangan yang telah memberikan saya semangat dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
- Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan seluruh pembaca sekalian.
Tangerang, 20 Januari 2016 | |
Eka Purwandari | |
NIM. 1333477548 |
Daftar isi
- 1 BAB I
- 2 BAB II
- 3 BAB III
- 4 BAB IV
- 5 BAB V
- 6 DAFTAR PUSTAKA
- 7 DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/Screen%20Shot%202015-08-14%20at%202.17.45%20PM_zpsiqbwvpmi.png)
SIMBOL DFD (DATA FLOW DIAGRAM)
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/Screen%20Shot%202015-08-14%20at%202.18.12%20PM_zpsabifb6gs.png)
SIMBOL ELEKTRONIKA
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/Screen%20Shot%202015-08-14%20at%202.18.29%20PM_zpsgnvoym3x.png)
BAB I
Latar Belakang
Voice control atau voice recognition adalah proses identifikasi suara yang diucapkan dengan melakukan konversi sinyal analog dan ditangkap oleh perangkat input suara seperti audio device kemudian diterjemahkan menjadi suatu data dan dimengerti oleh komputer. Voice recognition juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses identifikasi suara berdasarkan kata yang diucapkan. Sedangkan speaker recognition adalah prosesidentifikasi berdasarkan siapa yang berbicara.
Namun pada saat ini kecanggihan teknologi tersebut belum banyak diterapkan dalam keperluan yang memang semestinya membutuhkan teknologi sebagai penunjang kerja. Ruang kerja yang adapada perusahaan biasanya memiliki komponen-komponen penting untuk berlangsungnya kegiatan kantor. Terutama yang perlu diterapkan teknologi yaitu laci pada meja perkantoran. Pada dasarnya laci pada meja perkantoran berfungsi untuk menyimpan berkas-berkas dan menempatkan peralatan-peralatan kantor berupa alat tulis lainnya.
Sebuah laci padameja kantor yang modern dapat memiliki satu atau lebih laci untuk memudahkan dalam penyimpanan tersebut. Sebuah laci pada meja kantor dapat memberikan ruang untuk menyimpan dokumen penting atau barang lainnya yang perlu disimpan. Laci pada meja kantor dengan kunci memastikan bahwa segala sesuatu yang tersimpan dan informasi yang bersifat rahasia tetap aman. Biasanya laci tersebut di tempatkan di sisi meja kantor tersebut.
Begitu juga dengan komputer, karena sebuah meja kantor tidak sepenuhnya untuk menempatkan sebuah komputer. Butuh ukuran yang cukup luas untuk hal ini, sedangkan masih banyak lagi alat tulis kantor yang dibutuhkan dan harus standby ada pada meja. Banyaknya benda-benda di atas meja kantor sesungguhnya dapat merepotkan saat kegiatan kerja berlangsung. Hal tersebut juga berpengaruh pada keefektifan kerja sehingga kerjaan tidak cepat rampung.
Pada penelitian ini, penulis memanfaatkan layanan google voice sebuah aplikasi penelusuran dengan menggunakan suara. Hanya dengan menyebut kata atau kalimat secara otomatis google akan melakukan pencarian berdasarkan suara. Misalnya “kemajuan teknologi”, maka secara otomatis google melakukan penelusuran berdasarkan kata atau kalimat yang kita ucapkan, aplikasi tersebut adalah google voice.
Pada saat ini PT. Fosta Unggul Perdana menggunakan meja kantor yang ada pada umumnya. Sehingga membutuhkan sebuah teknologi seperti laci meja yang dapat diperintah dengansuara (voice). Penulis akan menerapkan metode speech recognition untuk diakses semua karyawan khususnya yang berada pada bagian kantor. Kata-kata yang ditangkap dan dikenali bisa jadi sebagai hasil akhir, untuk sebuah laci meja. Dan keuntungan dari sistem ini adalah pada kecepatan dan kemudahan dalam kegunaannya.
Oleh karena itu penulis ingin menciptakan suatu alat yang menunjang pekerjaan yang lebih efektif danteknologi yang terkomputerisasi dengan menggunakan metode speech recognition (identifikasi berdasarkan kata). Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis mengambil judul “PROTOTIPE PEMBUKA DAN PENUTUP LACI PADA MEJA PERKANTORAN MENGGUNAKAN GOOGLE VOICE PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA"
Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini memuat uraian secara rinci dari permasalahan yang di identifikasi pada latar belakang, adapun rumusan masalah dalam penyusunan penelitian ini sebagai berikut:
-
Apakah prototipe pembuka dan penutup laci pada meja perkantoran ini dapat berinteraksi menggunakan metode speech recognition?
-
Apakah prototipe yang akan dibuat dapat membantu para karyawan kantor pada PT. Fosta Unggul Perdana?
-
Apakah dengan adanya prototipe ini penempatan alat-alat kantor pada laci meja kantor akan lebih aman?
Ruang Lingkup Penelitian
Sebagai batasan masalah atas penelitian ini agar tetap fokus dan terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
-
Prototipe dapat dikontrol dengan menggunakan suara (voice) melalui google voice agar alat berjalan sesuai dengan perintah.
-
Multifungsi atau dapat bekerja tidak hanya dengan satu perintah.
-
Diprogram untuk diperintah dengan bahasa indonesia.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Tujuan individual
a. Mengimplementasikan dan menerapkan ilmu teknologi informasi dan komunikasi khususnya yang didapatkan selama masa perkuliahan.
b. Memberikan kepuasan karena dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
2. Tujuan Fungsional
a. Membantu menyelesaikan masalah pada kegiatan kerja khususnya pada bagian kantor.
3. Tujuan Operasional
a. Membantu menyelesaikan masalah pada kegiatan kerja khususnya pada bagian kantor.
b. Merancang sistem control laci pada meja perkantoran dengan menggunakan google voice.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat individual
a. Dapat mengembangkan ilmu yang penulis dapatkan selama perkuliahan.
b. Bentuk apresiasi dan kontribusi bagi pengembang teknologi aplikasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
c. Memaksimalkan dan meningkatkan inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan sebuah karya yang mengimplementasikan ilmu teknologi informasi dan komunikasi.
2. Manfaat Fungsional
a. Memberikan kenyamanan karyawan saat bekerja sehingga tidak perlu direpotkan dengan keadaan meja kerja yang sempit.
b. Dengan disediakannya kemudahan oleh alat ini, karyawan dapat bekerja lebih efektif sehingga pekerjaan rampung dengan cepat.
3. Manfaat Operasional
a. Menambah semangat kerja karyawan setelah adanya pengontrolan laci pada meja perkantoran ini.
b. Memberikan solusi cepat, saat karyawan membutuhkan suatu perlengkapan yang berada pada lacimeja kantor.
Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan perancangan dan penulisan skripsi ini, maka dilaksanakan suatu penelitian sehingga dapat diperoleh suatu hasil yang sesuai seperti yang diharapkan. Adapun metodelogi penelitian yang dilakukan adalah:
Metode Pengumpulan Data
1. Pengamatan (Observation)
Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan
selama dua bulan September-Oktober 2015 pada PT. Fosta Unggul Perdana, yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan
jenis penelitian. Adapun data yang saya ambil adalah sejarah, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab pada PT. Fosta Unggul Perdana.
2. Wawancara
Pada metode ini penulis melakukan proses wawancara yang dilakukan langsung kepada pegawai di kantor instansi tersebut, atas nama Bapak Sumaryono selaku Stakeholder
ingin membuat sebuah alat yang dapat mempermudah kegiatan kerja, khususnya dibagian meja perkantoran guna memberikan solusi cepat saat karyawan membutuhkan
suatu perlengkapan yang berada pada laci meja kantor tersebut.
3. Studi Pustaka
Metode untuk mendapatkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber yang
tertulis maupun elektronik. Sebagian besar penulis melakukan pengumpulan data dan metode diambil dari situs-situs internet, dan sisanya dari buku cetak.
Metode Perancangan
Dalam laporan skripsi ini perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart yang didisain dengan mengikuti cara kerja sistem. Dan pada perancangan alat menggunakan diagram blok, metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Pada pembuatan alat ini, penulis menggunakan alat seperti: aplikasi IDE arduino, mikrokontroller arduino uno, memanfaatkan kontrol suara (voice) pada layanan google voice.
Metode Prototipe
Metode prototipe yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode rapid throwaway prototyping, karena dengan metode ini sistem yang dibangun dari awal dapat disempurnakan pada tahapan awal pengembangan sistem tersebut.
Metode Pengujian
Pada metode pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian black box testing, blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu, uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
Metode Analisa
Model Analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). Pada tahap ini menjelaskan secara konseptual sistem yang sedang berjalan yang digambarkan melalui diagram aliran data, yang secara grafis menandai proses-proses serta aliran data. Data Flow Diagram (DFD) sering digunakan untuk menggunakan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir, atau lingkungan fisik dimana data tersebut tersimpan.
Sistematika Penulisan
Penulisan laporan skripsi ini terbagi dalam beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Adapun sistematika penulisan laporan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab kedua ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah singkat PT. Fosta Unggul Perdana, visi, misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi dan wewenang serta tanggungjawab, komponen yang digunakan berikut pembahasannya.
BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitiandari prototipe yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem dan analisa terhadap komunikasi antara, IDE arduino, mikrokontroller arduino uno, google voice dan bluetooth sebagai media interface untuk menerima perintah suara.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan kesan dari pembuatan alat dan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
BAB II
Teori Umum
Konsep Dasar Sistem
1. Definisi Sistem
Menurut Darmawan, dkk (2013:4)[1], “sistem adalah kumpulan atau grup dari bagian atau komponen apa pun baik fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan”.
Menurut Sutabri (2012:6)[2], “sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan.
2. Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012:20)[2], "sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem". Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra sistem.
b. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak maka akan mengganggu kalangsungan hidup sistem tersebut.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem kesubsistem yang lain. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).Sebagai contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data” adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem (Output)
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, di mana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitemlainnya.
g. Pengolahan Sistem (Procces)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
h. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
Sumber: Sutabri (2012:15)[2]
Gambar 2.1. Karateristik Sistem
3. Klasifikasi Sistem
Menurut Sutabri (2012:22)[2], "sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi di dalam sistem tersebut". Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, seperti:
a. Sistem abstrak dan sistem fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atauide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer,sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.
b. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui prosesalamiah, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakn sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
c. Sistem deterministik dan sistem probabilistik
Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.
d. Sistem terbuka dan sistem tertutup
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukandan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.
4. Daur Hidup Sistem
Menurut Sutabri (2012:27)[2], "siklus Hidup Sistem (system life cycle) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem", meliputi:
a. Mengenali Adanya Kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, pastilah terlebih dahulu timbul suatu kebutuhan atau problema yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi. Volume kebutuhan itu meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Semua kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektivitasnya.
b. Pembangunan Sistem
Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti guna menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
c. Pemasangan Sistem
Setalah tahap pembangunan sistem selesai, kemudian sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem, di mana peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional adalah pemasangan sistem, yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
d. Pengoperasian Sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi selalu mengalami perubahan karena pertumbuhan kegiatan, perubahan peraturan dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
e. Sistem Menjadi Usang
Kadang-kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan pada sistem yang berjalan. Tiba saat di mana secara ekonomis dan teknis, sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.
Sumber: Sutabri (2012:21)[2]
Gambar 2.3. Daur Hidup Sistem
Konsep Dasar Data
1. Definisi Data
Menurut Sutabri (2012:1)[2], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.
Menurut Darmawan, dkk (2013:1)[1], “Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.
2. Klasifikasi Data
Menurut Sutabri (2012:3) [2], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:
a. Klasifikasi data menurut JENIS DATA
1. Data Hitung (Enumeration/Counting Data)
Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu
2. Data Ukur (Measurement Data)
Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu
b. Klasifikasi data menurut SIFAT DATA
1. Data Kuantitatif (Quantitative Data)
Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
2. Data Kualitatif (Qualitative Data)
Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.
c. Klasifikasi data menurut SUMBER DATA
1. Data Internal (Internal Data)
Data internal adalah data yang asli,artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasilkarya orang lain.
2. Data Eksternal (External Data)
Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data
eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
a. Data Eksternal Primer (Primary External Data)
Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.
b. Data Eksternal Sekunder (Secondary External Data)
Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.
Konsep Dasar Sistem Informasi
1. Definisi Sistem Informasi
Menurut Taufiq (2013:17)[3], “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.
Menurut Sutabri (2012:38)[2], “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu”.
Berdasarkan kedua definisi di atas, makadapat disimpulkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manajer dalam mengambilan keputusan.
2. Komponen Sistem Informasi
Menurut Sutabri (2012:39)[2], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yang terdiri dari:
a. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalan sistem informasi. Yang dimaksud dengan input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan,
yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
b. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah
tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuksemua tingkatan manajemen serta semua
pemakai sistem.
d. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerimainput, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak
(software), dan perangkat keras (hardware).
e. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan perangkat
lunak digunakan untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalan basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.
Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
f. Blok Kendali (Control Block)
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan pada sistem itu sendiri, ketidak-
efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah
dan bila terlanjur terjadi maka kesalahan-kesalahan dapat dengan cepat diatasi.
3. Tujuan Sistem Informasi
Menurut Sutabri(2012:47)[2], “tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.
Menurut Yuliastrie (2013:28)[4], Sistem Informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu :
a. Integrasi Sistem
1. Menghubungkan sister individual atau kelompok
2. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis
3. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi
b. Efisiensi Pengelolaan
1. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data
2. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik informasi
3. Penggunaan dan pengambilan informasi
c. Dukungan keputusan untuk manajemen
1. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan
2. Akui sisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi
3. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu
Konsep Dasar Analisa Sistem
1. Definisi Analisa Sistem
Menurut Darmawan (2013:210)[1], “Analisa Sistem adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang berhubungan dengan maasalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi”.
Menurut Henderi (2011:322)[5], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi danmengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.
2. Ruang Lingkup Analisa Sistem
Menurut Darmawan (2013:210)[1], "Tugas seorang analis sistem bukan saja menganalisis dan mendisain sistem, tetapi lebih dari itu ia haruslah mampu menyajikan satu informasi manajemen yang terpadu". Analis sistem juga menawarkan suatu perubahan dengan mengembangkan teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan oleh suatu perusahaan. Dengan uraian tugas dan tanggung seperti di atas, maka seorang analis sistem haruslah orang yang memiliki pengetahuan yang terpadu antara aktivitas bisnis, sistem informasi dan teknologi. Analis sistem bukanlah seorang programmer yang ditugaskan atau merasa mampu membuat program mutakhir dengan komputer untuk menyelesaikan masalah.
Seorang programmer komputer belum tentu dapat melakukan analisis masalah yang dihadapi oleh perusahaan, seperti yang harus dilakukan penyusunan informasi manajemen, suatu sistem informasi yang memberikan informasi tentang aktivitas keuangan perusahaan. Dalam menyusun sistem informasi manajemen suatu perusahaan diperlukan orang yang mampu memahami apa itu sistem informasi manajemen, masalah-masalah yang dihadapi dalam sistem informasi manajemen perusahaan tersebut dan mampu memberikan solusi serta menggabungkan solusi tersebut dengan bantuan teknologi komputer. Ada banyak istilah bagi analis sistem ini, seperti desainer sistem, pengembang sistem, konsultan sistem, konsultan manajemen, analis operasi, analis informasi,analis bisnis, dan knowledge engine untuk sistem pakar, tetapi yang paling sering digunakan di indonesia adalah analis sistem.
Konsep Dasar Perancangan Sistem
1. Definisi Perancangan Sistem
Menurut Darmawan (2013:227)[6], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.
Menurut Al-Jufri (2011:141)[7], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.
2. Tujuan Perancangan Sistem
Menurut Darmawan (2013:228)[6], Tahap perancangan atau desain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:
a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang
terperinci).
Menurut Sutabri (2012:225)[2], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.
b. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam
pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
c. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
d. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-
aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
e. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan
sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.
3. Tahap-Tahap Perancangan Sistem
Menurut Al Jufri (2011:141)[7], Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:
a. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici
Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis
untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan 'top down ini merupakan ciri rancangan
terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:
1. Diagram arus data (data flow diagram)
2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)
3. Kamus data (data dictionary)
4. Flowchart
5. Model hubungan objek
6. Spesifikasi kelas
b. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
c. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan
kendala-kendala yang ada.
d. Memilih Konfigurasi Terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis
membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.
e. Menyiapkan Usulan Penerapan
Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
f. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari
sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.
Sumber: Al-Jufri (2011:141)[7]
Gambar 2.5. Diagram Tahap Perancangan
Konsep Dasar Prototipe
1. Definisi Prototipe
Menurut Darmawan (2013:229)[1], "prototipe adalah suatau versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai."
Berdasarkan kedua definisi prototipe di atas, maka dapat disimpulkan prototipe adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antar muka eksternal yang ditampilkan.
2. Jenis-Jenis Prototipe
Menurut Darmawan (2013:230)[1], terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolutioner (evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu protipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirement prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefenisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Pengembangan prototipe evolusioner menunjukkan empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut adalah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
2. Membuat satu prototipe
Pengembang mempergunakan satu alat prototipe atau lebih untuk membuat prototipe.
3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang
memuaskan. jika sudah, langkah empat akan diambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik
mengenai kebutuhan pengguna.
4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.
Tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat prototipe evolusioner. Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Membuat kode sistem baru
Pengembangan menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengodean sistem yang baru.
2. Menguji sistem baru
Pengembangan menguji sistem.
3. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Pengguna memberitahukan pada pengembangan apakah sistem dapat diterima.
4. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi.
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/IMG_0076_zpsqhcjwnge.jpg)
Sumber: Deni Darmawan (2013:232)[1]
Gambar 2.1. Pembuatan Prototipe Evolusioner
3. Daya Tarik Prototipe
Menurut Darmawan (2013:232)[1], pengguna maupun pengembang menyukai prototipe karena alasan-alasan di bawah ini:
1. Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
2. Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
3. Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
4. Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem.
5. Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkan.
Konsep Dasar Elisitasi
1. Definisi Elisitasi
Menurut Guritno, dkk (2011:302)[8], “elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.”
Menurut Siahaan (2012:66)[9], “elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatusistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.”
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.
2. Tahap-Tahap Elisitasi
Menurut Guritno, dkk (2011:302)[8], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Elisitasi Tahap I
Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
b. Elisitasi Tahap II
Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting
dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:
1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting)
Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
2. D pada MDI berarti Desirable (Tidak Terlalu Penting)
Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat
sistem tersebut lebih sempurna.
3. I pada MDI berarti Inessential (Diluar Sistem)
Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
c. Elisitasi Tahap III
Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua
requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?
2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?
Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:
1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.
2. Middle (M): Mampu dikerjakan.
3. Low (L): Mudah dikerjakan.
d. Final Draft Elisitasi
Final Elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.
3. Tujuan Elisitasi Kebutuhan
Menurut Siahaan (2012:67)[9], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:
a. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries)
Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah
permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan
lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas
pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.
b. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan
Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang
(yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat
interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah
mengidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.
c. Mengenali tujuan dari sistem
Yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah
penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.
4. Langkah-Langkah Elisitasi
Menurut Siahaan(2012:75)[9], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:
a. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka, menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang
diusulkan.
a. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.
b. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi.
c. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus dan pertemuan tim.
d. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku
kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.
e. Mengidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
f. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan atau pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.
5. Masalah Dalam Elisitasi
Menurut Siahaan (2012:68)[9], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yaitu:
a. Masalah Ruang Lingkup
Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem
secara keseluruhan.
b. Masalah Pemahaman
Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki
pemahaman penuh terhadap ranah masalah.
c. Masalah Perubahan
Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan
kebutuhan secara terorganisir.
Teori Khusus
Konsep Dasar Data Flow Diagram (DFD)
1. Definisi Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Darmawan (2013:233)[1], “data flow diagram (DFD) adalah respresentasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data dimana komponen-komponen tersebut, asal, tujuan dan penyimpanan dari data tersebut.”
Menurut Rosa (2013:70)[10], “data flow diagram (DFD) adalah respresentasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dankeluaran (output).”
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data flow diagram (DFD) adalah diagram yang menggambarkan suatu sistem pada aliran informasi dari input dan output yang saling terhubung.
2. Simbol Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Sutabri (2012:117)[2], simbol atau lambang yang digunakan dalam membuat data flow diagram ada 4 (empat) buah, yaitu sebagai berikut:
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/IMG_0084_zpsviy0e88e.jpg)
Sumber: Tata Sutabri (2012:117)
Gambar 2.1. Simbol Data Flow Diagram (DFD)
3. Aturan Main Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Sutabri (2012:119)[2], Bentuk rambu-rambu atau aturan main yang baku dan berlaku dalam penggunaan data flow diagram untuk membuat model sistem adalah sebagai berikut:
a. Di dalam data flow diagram tidak boleh menghubungkan antara satu external entity dengan external entity lainnya.
b. Di dalam data flow diagram tidak boleh menghubungkan data store yang satu dengan data store yang lainnya secara langsung.
c. Di dalam data flow diagram tidal boleh menghubungkan data store dengan external entity secara langsung.
d. Setiap proses harus ada memiliki data flow yang masuk dan ada juga data flow yang keluar.
4. Teknik Membuat Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Sutabri (2012:119)[2], Teknik atau cara yang lazim digunakan di dalam membuat data flow diagram adalah:
a. Mulai dari yang umum atau tingkatan yang lebih tinggi, kemudian diuraikan atau dijelaskan sampai yang lebih detail atau tingkatan yang lebih rendah, yang lebih dikenal dengan istilah top-down analysis.
b. Jabarkan proses yang terjadi di dalam data flow diagram sedetail mungkin sampai tidak dapat diuraikan lagi.
c. Periharalah konsistensi proses yang terjadi di dalam DFD, mulai dari diagram yang tingkatannya leih tinggi sampai dengan diagram yang tingkatannya lebih rendah.
d. Berikan label yang bermakna untuk setiap simbol yang digunakan seperti:
1. Nama yang jelas untuk External Entity
2. Nama yang jelas untuk Proses
3. Nama yang jelas untuk Data Flow
4. Nama yang jelas untuk Data Store
5. Tahapan Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Sutabri(2012:120)[2], langkah-langkah di dalam membuat data flow diagram dibagi menjadi 3 (tiga) tahap atau tingkat konstruksi DFD, yaitu sebagai berikut:
a. Diagram Konteks
Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut digunakan untuk menggambarkan sistem
secara umum atau global dari keseluruhan sistem yang ada.
b. Diagram Nol
Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada di dalam diagram konteks, yang penjabarannya lebih terperinci.
c. Diagram Detail
Diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail lagi dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol.
Konsep Dasar Flowchart
1. Definisi Flowchart
Menurut Subrata (2015:1)[11], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program.”.
Menurut Adelia, dkk (2011:116)[12], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.
2. Jenis-Jenis Flowchart
Menurut Subrata (2015:2)[11], Flowchart terbagi atas lima (5) jenis, yaitu:
a. Flowchart Sistem (System Flowchart)
Flowchart sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan
urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi
yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam
flowchart sistem dapat digambarkan secara online atau offline.
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/Screen%20Shot%202015-09-15%20at%2010.24.11%20AM_zpsruq5bdbz.png)
Sumber: Menurut Subrata (2015:2)[11]
Gambar 2.7 Flowchart Sistem (System Flowchart)
b. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
Flowchart document (document flowchart) menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sister. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form
dan laporan sistem dari satu bagian kebagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/FLOW%20DOKUMEN%20SISTEM%20BARU%20CALON%20ANGGOTA%20PERPUSTAKAAN_zps85nt9tgw.jpg)
Sumber: Menurut Subrata (2015:4)[11]
Gambar 2.8 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
c. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
Flowchart skematik (schematic flowchart) mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart skematik ini bukan hanya
menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
Flowchart skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional.
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/Screen%20Shot%202015-09-15%20at%2010.31.39%20AM_zpscdkpm8lk.png)
Sumber: Menurut Subrata (2015:5)[11]
Gambar 2.9. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
d. Flowchart Program (Program Flowchart)
Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur
sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart
program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas
pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/Screen%20Shot%202015-09-15%20at%2010.41.05%20AM_zpsifiedca5.png)
Sumber: Menurut Subrata (2015:5)[11]
Gambar 2.10 Flowchart Program (Program Flowchart)
e. Flowchart Proses (Process Flowchart)
Flowchart Proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah danmenganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem.
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/Screen%20Shot%202015-09-15%20at%2010.45.37%20AM_zps4wvkstzc.png)
Sumber: Menurut Subrata (2015:7)[11]
Gambar 2.11 Flowchart Proses (Process Flowchart)
Konsep Dasar Komponen Elektronika Pasif dan Aktif
Menurut Rusmadi (2009:33), bahwa “Komponen aktif adalah Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya”.
Konsep Dasar Bluetooth
1. Definisi Bluetooth
Menurut Irwansyah, dkk (2014:163)[13], “''Bluetooth adalah suatu teknologi komunikasi wireless yang memanfaatkan frekuensi radio ISM 2.4 GHz untuk menghubungkan perangkat secara terpisah (handphone, PDA, komputer, printer, dan lain-lain) dengan jangkauan yang relatif pendek. Perangkat-perangkat genggam tersebut dapat saling bertukar informasi atau data dengan menggunakan bluetooth. Tujuan dari perancangan bluetooh adalah sebagai teknologi murah, handal, berdaya rendah dan efisien. Bluteooth merupakan media transmisi tanpa kabel yangberkecepatan tendah dan murah. Selain itu bluetooth juga bersifat easy installation. Media ini mampu mencapai radius jarak 10 meter.
2. Port Bluetooth
Menurut Irwansyah, dkk (2014:85)[13], "Port bluetooth adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim atau menerima data dari device pertama ke device kedua. Banyak teknologi jaman sekarang yang memakai bluetooth, seperti smartphone, PDA, mobil, dan lain-lain. Port bluetoothort berbentuk sebuah chip".
Konsep Dasar Arduino Uno
1. Definisi Arduino Uno
Menurut Gunawan dkk dalam Jurnal Rekayasa Elektrika (2013:202)[14], “Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset”. Arduino mampu men-support mikrokontroller serta dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.
Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board. Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan Processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus di-upload ke kontroler sehingga dapat dijalankan.
![](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/arduino_uno_large_zpsygjwxema.png)
Gambar 2.23. Arduino Uno
Fungsi tombol pada IDE Arduino :
a.Verify : Cek error dan lakukan kompilasi kode.
b. Upload : Upload kode ke board/kontroler. Asumsi bahwa board dan serial port telah di-setting dengan benar.
c. New : Membuat aplikasi baru.
d. Open : Buka proyek yang telah ada atau dari contoh-contoh/examples.
e. Save : Simpan proyek anda. Serial Monitor: Membuka serial port monitor untuk melihat feedback/umpan balik dari board
2. Pin Power Arduino Uno
Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :
a. Vin
Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.
b. 5V
Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.
c. Memory
ATmega328 memiliki 32 KB flash memory untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.
d. 3.3V
Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maksimumnya adalah 50mA Pin Ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino.
e. Input dan Output
Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms. Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.
2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pad low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.
3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output.
4. PWM dengan fungsi analogWrite().
5. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.
6. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.
Konsep Dasar Literature Review
1. Definisi Literatur Review
Menurut Guritno, dkk (2011:86)[8], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.
Menurut Semiawan (2010:104)[15], mendefinisikan Literature Review sebagai berikut:
Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Literature Review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.
2. Langkah-Langkah Literatur Review
Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:87)[8], dalam melakukan kajian literature review, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.
b. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
c. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.
d. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
e. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.
3. Jenis-Jenis Penelitian
Menurut Guritno (2011:22)[8], jenis-jenis penelitian yaitu:
a. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya
Secara umum penelitian mempunyai tiga fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.
1. Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
2. Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.
3. Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.
Tabel 2.3. Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan, dan Evaluasi
Sumber: Guritno (2011:26)[8]
b. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya
Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.
2. Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.
3. Penelitian Improftif
Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.
4. Penelitian Eksplanatif
Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.
5. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.
6. Penelitian Ex Post Facto
Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.
7. Penelitian Partisipatori
Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research; Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.
8. Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.
4. Tujuan Literatur Review
Menurut Swarjana (2012:33)[16], Literature review dibuat dengan bersumber pada buku, jurnal, serta publikasi lainnya terkait dengan topik yang diteliti. Tinjauan pustaka atau literaturer review adalah bagian penting dalam proses penelitian. Adapun tujuan dari literature review adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah penelitian dan mengembangkan rumusan masalah dan hipotesis.
b. Orientasi apa yang sudah dan belum diketahui tentang area penelitian serta mendeterminasi atau inkonsistensi dalam a body of knowledge.
Berikut ini adalah alasan mengapa kita perlu membuat tinjauan pustaka atau literature review (Bryman, 2012) :
1. Kita perlu mengetahui apa yang sudah diketahui atau yang sudah terkait dengan penelitian kita, agar kita tidak menghasilkan atau mengulang hal yang sudah ada.
2. Kita dapat belajar dari kesalahan penelia yang lain dan menghindari untuk melakukan hal yang sama.
3. Kita dapat belajar tentang teori yang berbeda dan pendekatan metodelogis ke area riset kita.
4. Dapat membantu kita dalam mengembangkan kerangka kerja analitis.
5. Mengarahkan kita untuk memperambangkan variable inklusi dalam riset kita.
6. Lebih jauh dapat dijadikan sebagai research question untuk kita.
7. Membantu interpretasi tentang penemuan kita.
Study Pustaka (Literature Review)
Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan alat ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature Review) ini yaitu:
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Alpurqon dari Perguruan Tinggi Raharja Tangerang, Pada Laporan Skripsi Tahun 2014 dengan judul “SISTEM PENGENDALI PINTU PAGAR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN APLIKASI VOICE COMMAND PADA SMARTPHONE ANDROID OS”. Pada Penelitian ini bertujuan untuk membuka pintu pagar secara manual adalah pekerjaan yang cukup merepotkan, kejadian buruk yang berlaku ketika turun dari kendaraan untuk membuka pintu pagar rumah kita, serta cuaca hujan yang tidak menentu. Amat mudah sekiranya semua dapat dikontrol dengan smartphone kita. Dengan mengucapkan format ”Buka Pintu” pada aplikasi voice command di smarphone kita. Dengan sistem mekanik pengendali pintu pagar secara otomatis yang diintergrasikan pada smartphone, kita dimudahkan untuk membuka dan menutup pintu pagar rumah kita secara otomatis. Dengan kemajuan teknologi khususnya dalam bidang mikrokontroller, sehingga dapat dibuat sistem akses kontrol yang dapat mengendalikan sebuah pintu pagar rumah. Dengan memanfaatkan mikrokontroller ATMega 8 sebagai pengolahan data terciptalah pemikiran untuk membuat sistem pengendali pintu pagar secara otomatis menggunakan aplikasi voice command pada smartphone berbasis android os. Dengan menggunakan mikrokontroller ATMega 8 sebagai otak untuk mengolah data yang masuk berupa inputan suara dari aplikasi voice command, kemudian data dikirim kerangkaian mikrokontroller ATMega 8 secara serial dengan menggunakan jaringan bluetooth. Pada sistem mekanik terdapat motor DC yang befungsi untuk menggerakan sebuah roda pintu, lock automatic sistem atau sistem kunci otomatis untuk mengunci pintu secara otomatis, sistem switch menggunakan magnetik switch untuk menentukan titik berhenti. Untuk sistem pengturan motor dc menggunakan rangkaian relay 12 volt, dan untuk modul bluetooth yang digunakan adalah model bluetooth HC-05.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Saputri dari Universitas Tarumanegara, Pada Laporan Jurnal Skripsi tahun 2014 yang berjudul "APLIKASI PENGENALAN SUARA SEBAGAI PENGENDALI PERALATAN LISTRIK BERBASIS ARDUINO UNO". Penelitian ini membahas tentang Aplikasi Pengenalan Suara Sebagai Pengendali Peralatan Listrik Berbasis Arduino Uno. Digunakan modul EasyVR sebagai modul pengenalan suara. Proses pengambilan sample suara pada EasyVR dilakukan sebanyak dua kali dengan variasi pengucapan relatif sama pada setiap kata. Hal ini dilakukan sesuai dengan kemampuan EasyVR yang tidak bisa menerima pengucapan variasi suara kedua jika berbeda dengan variasi pengucapan suara pertama. Penerapan aplikasi pengenalan suara pada peralatan listrik ini menggunakan Relay yang berfungsi sebagai saklar, digunakan michrophone wireless agar pengucapan dapat dilakukan dari jarak jauh.
3. Penelitian ini dilakukan oleh Yulianto dari Universitas Tarumanegara, Pada Laporan Skripsi tahun 2008 yang berjudul "PERANCANGAN DAN REALISASI ROBOT PEMANTAU RUANGAN DENGAN KENDALI SUARA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK VOICE RECOGNITION". Penelitian ini membahas tentang robot pemantau ruangan dengan kendali suara menggunakan perangkat lunak voice recognition adalah suatu mobile robot yang dilengkapi oleh kamera yang berfungsi untuk memantau ruangan dimana operasionalnya menggunakan suara manusia. User menggunakan suara berupa kata-kata dalam memberikan perintah untuk mengatur pergerakan dari mobile robot. Mobile robot akan bergerak sesuai dengan perintah dari user. Pada mobile robot dilengkapi dengan kamera yang berfungsi sebagai pemantau ruangan. Kamera akan mengambil gambar secara langsung dan akan dikirimkan ke PC melalui koneksi wireless. Mobile robot ini ditujukan untuk mengawasi ruangan secara dinamis (tidak statis) sehingga pengawasan menjadi lebih optimal. Karena robot ini dapat bergerak maka satu kamera dapat mengawasi beberapa ruangan karena robot ini dapat berpindah tempat sesuai perintah yang diberikan oleh user.
4. Penelitian ini dilakukan oleh Putera dari Universitas Gunadarma, Pada Laporan Skripsi tahun 2013 yang berjudul "ROBOT KONTROL BERBASIS ARDUINO DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUARA". Penelitian ini membahas tentang robot yang dapat di kontrol oleh manusia dengan menggunakan sistem pengenal suara. Sistem pengenal suara ini terdiri dari sensor dan mikropon yang saling terhubung dengan mikropon sebagai piranti masuknya inputan suara pada sensor. Selanjutnya sensor yang terhubung dengan mikrokontroler akan mengirimkan perintah yang outputnya akan menggerakan servo motor dan dc motor sebagai anggota tubuh robot. Dengan adanya kontrol robot dengan sistem pengenal suara ini maka tidak semua orang akan dapat mengontrol robot, sehingga hanya orang yang suaranya sudah dijadikan inputan yang dapat mengendalikan robot ini.
5. Penelitian ini dilakukan oleh Adriandari Universitas Kristen Maranatha, Pada Laporan Skripsi tahun 2013 yang berjudul "APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT". Penelitian ini membahas tentang robot mobil beroda dibentuk menggunakan bahan akrilik serta menggunakan motor dc sebagai penggerak. Robot dikontrol menggunakan pengontrol mikrokonroller ATmega16. Filter digunakan sebagai perangkat keras untuk memperoleh ciri dari tiap sinyal suara. Sistem yang digunakan pada robot beroda ini adalah menggunakan masing-masing perintah suara untuk menggerakkan robot untuk bergerak sesuai dengan perintah yang diucapkan. Perintah suara berupa rekaman yang telah disimpan di MP3 Player. Sinyal masuk ke amplifier terlebih dahulu untuk dikuatkan, lalu masuk kefilter. Sinyal tersebut dicuplik untuk memperoleh besar tegangan pada masing-masing frekuensi, agar bisa mendapatkan informasi yang berbeda pada tiap perintah. Informasi tiap perintah suara akan diprogram pada mikro untuk bergerak sesuai dengan perintah tersebut.
BAB III
Gambaran Umum PT. Fosta Unggul Perdana
Sejarah Singkat PT. Fosta Unggul Perdana
Perusahaan ini didirikan pertama kali pada tanggal 23 November 1982 dengan nama Fosta Engineering yaitu sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang Engineering Manufaktur, yang merupakan cikal bakal dari PT. Fosta Unggul Perdana. Kegiatan perusahaan ini adaiah membuat produk berdasarkan keinginan dari pelanggan. Kata Fosta merupakan singkatan dari Four Old Stagers yang berarti 4 (empat) orang yang berpengalaman, yaitu Bapak Tonny Widjajapranata, Bapak Benny Widjajapranata, Bapak David Budhiredja dan Bapak E. Rizal, yang mempunyai misi untuk menyatukan dan mengembangkan keahlian mereka.
Pada awalnya perusahaan ini membuat mesin pengering tekstil dengan sasaran market pabrik-pabrik batik di wilayah Jakarta. Memasuki tahun 1984 Fosta mulai memasuki general industri dengan produk produknya yang semakin bervariasi. Melihat prospek dari perusahaan yang semakin baik maka pada bulan November 1984 didirikanlah perusahaan berbentuk badan hukum bernama PT. Fosta Unggul Perdana. Perusahaan ini terdiri atas 3 (tiga) orang pemegang saham, yaitu Tonny Widjajapranata, Benny W. Pranata dan David Budhiredja. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada hanya sekitar 30 orang.
Dengan berpegang pada motto Customer Satisfaction dan ditunjang oleh para personal yang berkemauan keras dan loyalitas yang tinggi, maka Fosta mulai semakin dikenal masyarakat industri dan mulai melayani perusahaan-perusahaan multinasional dan perusahaan-perusahaan asing. Untuk mengantisipasi pasar yang semakin meluas, pada bulan Desember 1988, Fosta memperbesar usahanya. Langkah yang ditempuh dengan memindahkan kantor dan memperbesar workshopnya di Tangerang. Pada saat itu pemegang saham yaitu Tonny Widjajapranata, Benny W. Pranata, Sunny, dan Nikolas.
PT. Fosta Unggul Perdana saat ini mempunyai karyawan sekitar 231 orang yang terdiri dari 104 orang karyawan Staff dan 127 orang karyawan non Staff. Dan untuk mengantisipasi pasar yang ada maka Fosta mulai membuat mesin-mesin pengeringan yang lain selain untuk industri paint shop. Sampai saat ini Fosta juga tetap mengadakan transaksi dengan perusahaan-perusahaan asing.
Visi, Misi dan Tujuan PT. Fosta Unggul Perdana
1. Visi PT. Fosta Unggul Perdana
Menjadi perusahaan paint shop terbaik di Indonesia.
2. Misi PT. Fosta Unggul Perdana
Memberikan pelayanan terbaik sesuai harapan pelanggan atau lebih untuk mencapai kepuasan pelanggan.
3. Tujuan PT.Fosta Unggul Perdana
1. Membuat produk yang berkualitas sesuai keinginan pelanggan, pengiriman produk tepat waktu, pelayanan yang prima dan harga yang kompetitif.
2. Melakukan pengembangan dan inovasi produk yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus.
3. Mengembangkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara berkelanjutan guna memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggandan peraturan perundangan yang
berlaku.
4. Menyediakan pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
Struktur Organisasi
![ScreenShot2014-12-11at20649PM_zps9fc008e0.png](http://i1291.photobucket.com/albums/b547/ekapurwandari/ScreenShot2014-12-11at20649PM_zps9fc008e0.png)
Wewenang dan Tanggung Jawab Tiap Departemen
- Menyelenggarakan program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan pendirian PT. Fosta Unggul Perdana.
- Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap seluruh program kerja PT. Fosta Unggul Perdana.
- Mengatur dan melaksanakan proses realisasi produk dan jasa secara efektif dan efesien.
- Melaksanakan pengembangan dan peningkatan mutu perusahaan secara berkesinambungan.
- Menyelenggarakan penyediaan sarana prasarana yang memadai.
- Pemegang kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan.
- Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum perusahaan
- Mengkoordinasikan dan mengawasi setiap kegiatan operasional perusahaan agar sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
- Sebagai jembatan antara General Manager dengan Departemen lainnya.
- Membantu tugas General Manager dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
- Menyiapkam program kerja untuk meningkatkan omzet penjualan.
- Bertanggung jawab kepada General Manager atas kegiatan perusahaan.
- Mengatur strategi penjualan.
- Melakukan pembelianbahan baku.
- Mengkoordinasikan dau mengawasi setiap kegiatan manufaktur mulai dari bahan baku hingga menjadi produk jadi.
- Mengawasi penggunaan aktiva perusahaan khususnya kas.
- Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi antara lain transaksi yang terjadi di perusahaan.
- Monitor dan memeriksa pekerjaan Supervisor Personalia.
- Bertanggung jawab atas seluruh pengeluaran (gaji dan biaya lembur) dan pekerjaan di bagian personalia, serta memberikan laporan kepada GM setiap akhir tahun.
- Menentukan haji karyawan Non-Staff.
- Mengecek pekerjaan dari Bagian Personalia sebelum masuk ke PGA Manager.
- Mengusulkan karyawan non-staff yang lepas training untuk ditentukan status berikutnya berdasarkan kondite dan pertimbangan Supervisor atau Manager.
- Membuat SK Penerimaan karyawan Non-Staff.
- Mengisi Formulir lnformasi KaryawanMasuk berdasarkan SK Penerimaan.
- Membuat Surat Kesepakatan Kerja untuk karyawan KWT.
- Menjadi media penghubung atau komunikasi antara Supervisor Personalia atau PGA Manager dengan karyawan diproyek.
- Check absensi di proyek: Catat pada Laporan Absensi Harian siapa tidak hadir, siapa datang terlambat, siapa lembur.
- Membuat laporan karyawan masuk atau keluar, untuk di informasikan kepada Bagian Penggajian.
- Input ke komputer gaji dan perubahan gaji karyawan Non-Staff.
- Membuat laporan rekapituiasi gaji karyawan Non-Staff.
- Membuat rekapitulasi tunjangan setiap 15 hari sekali dan rekapitulasi gaji setiap akhir bulan untuk karyawan Non-Staff.
- Membuat rekapitulasi tunjangan dan gaji selama 3 bulan sekali untuk karyawan Non-Staff.
- Input ke komputer status karyawan yang tidak hadir (sakit, cuti di luar tanggungan, alpa, atau ijin pulang).
- Check absensi laporan dinas liar.
- Membuat laporan absensi bulanan setiap akhir periode.
Tata Laksana Sistem Yang Berjalan
Prosedur Sistem Yang Berjalan
Rancangan Prosedur Sistem Berjalan
Analisa Sistem Yang Berjalan
Metode Analisa Sistem
Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran
Konfigurasi Sistem Berjalan
Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah
User Requirement
Elisitasi Tahap I
Elisitasi Tahap II
Elisitasi Tahap III
Final Draft Elisitasi
BAB IV
Rancangan Sistem Usulan
Setelah mengadakan analisa dan penelitian, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun.
Prosedur Sistem Usulan
Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan
Activity Diagram Yang Diusulkan
Sequence Diagram Yang Diusulkan
Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
Rancangan Basis Data
Flowchart System yang diusulkan
Adapun flowchart program adalah sebagai berikut:
Rancangan Program
Rancangan Prototipe
Dari gambar rangkaian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Konfigurasi Sistem Usulan
Spesifikasi Hardware
Adapun spesifikasi Hardware yang digunakan adalah sebagai berikut:
-
Arduino Uno
-
4 Buah Gearbox
-
Bluetooth HC-06
-
-
-
-
Laptop atau PC
- Processor : Intel Pentium Dual Core
- Monitor
- Mouse
- Keyboard
- RAM: 3GB
- Hard Disk: 500GB
- Printer: Epson
Aplikasi Yang Digunakan
Adapun aplikasi/software yang digunakan adalah sebagai berikut:
-
Software Ms. Office 2010
-
Software Fritzing
-
Notepad++
-
www.circuitmaker.com
-
Google Chrome
-
Hak Akses
Hak akses diberikan kepada petugas yang berwenang dan admin.
Testing
Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan Metode Black Box, pengujian dilakukan pada beberapa perangkat atau komponen yang digunakan, pengujian dilakukan dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Arduino IDE untuk komunikasi ke perangkat atau komponen, pengujian ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai harapan, tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan dari beberapa tahap yaitu.
1. Pengujian
2. Pengujian
3. Pengujian
Evaluasi
Dari beberapa pengujian yang dilakukan pada sistem dengan menggunakan Metode Black Box pada masing-masing komponen yaitu pada modul relay, sensor arus dan konverter ADC. Pada saat satu atau semua lampu dinyalakan maka secara otomatis sensor arus akan membaca arus yang digunakan oleh lampu tersebut kemudian dari sensor arus data dikonversi melalui ADC PCF8591 kemudian akan diolah pada raspberry pi kemudian ditampilkan dalam total daya yang terpakai.
Implementasi
Setelah melakukan perancangan prototipe, agar perancangan sistem dapat digunakan oleh pengguna maka peneliti mengimplementasikan pada tempat penelitian. Untuk lebih jelasnya tentang waktu implementasi sistem akan dijelaskan pada sub bab berikut ini :
Schedule
1. Observasi
Melakukan pengamatan dan pemahaman yang didapat di lapangan untuk mengetahui proses pengerjaan dan memperoleh data dan informasi tentang jenis bahan atau peralatan apa
saja yang dibutuhkan, observasi dilakukan dalam waktu 1 minggu.
2. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem, pengumpulan data ini dilakukan selama 4
minggu.
3. Perancangan Sistem
Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, yaitu perancangan Hardware dan Software. Dimana merupakan proses yang dilakukan oleh seorang peneliti agar dapat
menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem ini dilakukan selama 2 minggu.
4. Pengetesan Sistem
Pengetesan sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan pemasangan Hardware dan Software. Pengetesan sistem diilakukan selama 2
minggu.
5. Evaluasi Sistem
Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program. Evaluasi program dilakukan selama 2 minggu.
6. Perbaikan Sistem
Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program
dilakukan selama 3 minggu.
7. Training User
Percobaan alat yang sudah dibuat apakah benar-benar dapat berjalan atau tidak.
8. Implementasi Sistem
Setelah diketahui kelayakan dari program yang telah dibuat, maka akan dilakukan implementasi program dilakukan selama 2 minggu bersamaan dengan Training User.
9. Dokumentasi Program
Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.
Penerapan
Estimasi Biaya
BAB V
Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah
Ini isi dari kesimpulan terhadap rumusan masalah
Ini isi dari kesimpulan terhadap rumusan masalah
Ini isi dari kesimpulan terhadap rumusan masalah
Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian
Ini isi dari kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian
Ini isi dari kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian
Ini isi dari kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian
Kesimpulan terhadap metode penelitian
Ini isi dari kesimpulan terhadap metode penelitian
Ini isi dari kesimpulan terhadap metode penelitian
Ini isi dari kesimpulan terhadap metode penelitian
Saran
Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan prototipe pembuka dan penutup laci pada meja perkantoran pada PT. fosta unggul perdana yaitu:
Kesan
Adapun kesan yang didapatkan setelah melakukan penelitian dan penulisan laporan skripsi ini, diantaranya:
1. Mendapatkan banyak wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang Sistem Komputer yang didapatkan selama perkuliahan.
2. Menambah ilmu sosial terhadap masyarakat dan instansi terkait.
3. Belajar bagaimana menanggapi permasalahan dilingkungan masyarakat, khususnya dibidang teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
- ↑ 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M.Si, Kunkun Nur Fauzi. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
- ↑ 2,00 2,01 2,02 2,03 2,04 2,05 2,06 2,07 2,08 2,09 2,10 2,11 2,12 2,13 2,14 2,15 Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
- ↑ Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
- ↑ Yuliastrie, Nenden Dewi, Junaidi, Khanna Tiara. 2013. Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
- ↑ Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
- ↑ 6,0 6,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
- ↑ 7,0 7,1 7,2 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
- ↑ 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
- ↑ 9,0 9,1 9,2 9,3 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
- ↑ Rosa A.S, M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika Bandung.
- ↑ 11,0 11,1 11,2 11,3 11,4 11,5 11,6 Subrata, Karno. 2015. "Analisis dan Perancangan Sistem". Flowchart Jurnal
- ↑ Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. "Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop". Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
- ↑ 13,0 13,1 Edy Irwansyah dan Jurike V. Moniaga. 2014. “Pengantar Teknologi Informasi”. Yogyakarta: Deepublish, Agustus 2014.
- ↑ Gunawan, Arisco Oktafeni, dan Wahyuni Khabzli. 2013. “Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)”. Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013.
- ↑ Semiawan, Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
- ↑ Swarjana. I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Pada lampiran A ini berisi berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan skripsi, yaitu:
1. Form Validasi Skripsi
2. Form Penggantian Judul
3. Kartu Bimbingan
a. Pembimbing 1
b. Pembimbing 2
4. Kwitansi Pembayaran Skripsi
5. Kwitansi Pembayaran Sidang Konprehensif & Raharja Career
6. Validasi Sidang Akademik
8. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
10. Formulir Seminar Proposal Skripsi
11. Formulir Final Presentasi Skripsi
12. Formulir Pertemuan Dengan Stakeholder
16. Sertifikat Nasional
17. Sertifikat Raharja Career
16. Dan Lain-Lain
LAMPIRAN B
Pada lampiran B ini berisi berkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian, yaitu:
1. Surat Observasi
2. Surat Keterangan Implementasi Program
3. Surat Keterangan Hibah Program
4. Kwitansi Hibah
5. Bukti Jurnal
LAMPIRAN C
Pada lampiran C ini berisi berkas-berkas berupa foto atau printscreen hasil rancangan yang ada pada bab IV, yaitu: