SI1311476665

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KUALITAS AIR

PADA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR BERBASIS

INTERNET OF THINGS (IOT)

SKRIPSI




Disusun Oleh :

NIM
: 1311476665
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KUALITAS AIR

PADA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR BERBASIS

INTERNET OF THINGS (IOT)

Disusun Oleh :

NIM
: 1311476665
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM)
       
(Nur Azizah M.Akt, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KUALITAS AIR

PADA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR BERBASIS

INTERNET OF THINGS (IOT)

Dibuat Oleh :

131147737
: 1311476665
Daniel Fonseca Simatupan

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Sistem informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Dr. Ir. I. Joko Dewanto, MM)
   
(Muhaimin Hasanudin ST., M.Kom)
NID : 15022
   
NID : 08206

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KUALITAS AIR

PADA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR BERBASIS

INTERNET OF THINGS (IOT)

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311476665
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Maret 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KUALITAS AIR

PADA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR BERBASIS

INTERNET OF THINGS (IOT)

Disusun Oleh :

NIM
: 1311476665
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, januari 2018

 
 
 
 
 
NIM : 1311476665

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Kualitas air memegang peranan penting dalam budidaya dan produktifitas

Lobster Air Tawar (LAT), Pengaruh kualitas air terhadap kegiatan budidaya sangatlah penting, sehingga pengawasan terhadap parameter kualitas air mutlak dilakukan oleh pembudidaya. Penelitian ini bertujuan untuk memonitor parameter temperatur suhu pada tambak lobster air tawar. Sistem terdiri dari node sensor menggunakan suhu digital DS18B20 dengan komponen utama Raspberry Pi 3 (Rpi3) board yang terhubung dengan wireless Xbee menggunakan bahasa pemprograman python 3, data disimpan di database internal Rpi3 dan ditampilkan dalam bentuk graph. Timer update server digunakan untuk update data dari Rpi3 ke server menggunakan jaringan internet melalui wifi. Data di server dapat dilihat menggunakan website. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem memiliki prospek yang besar dan dapat digunakan untuk keperluan budidaya Lobster dengan memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu. Data hasil

pengumpulan tersebut dapat digunakan untuk penelitian dan analisa lebih lanjut.


Kata Kunci: budidaya lobster, kualitas air, sensor, wireless xbee, Raspberry Pi

ABSTRACT

Water quality plays an important role in the cultivation and productivity of

Freshwater Lobster (LAT). The effect of water quality on cultivation activities is very important, so the supervision of water quality parameters is absolutely done by the farmers. This study aims to monitor temperature temperature parameters in freshwater lobster ponds. System consists of sensor node using DS18B20 digital temperature with main component Raspberry Pi 3 (Rpi3) board connected with wireless Xbee using python 3 programming language, data stored in internal database Rpi3 and displayed in graph form. Timer update server is used to update data from Rpi3 to server using internet network via wifi. Data on the server can be viewed using the website. The experimental results show that the system has a large prospect and can be used for cultivation of Lobster by providing relevant and timely information. The collected data can be used for further research and

analysis.


Keyword: cultivation of lobster, water quality, sensor, wireless xbee, Raspberry Pi

KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan serta melimpahkan segala rahmat dan karunia- Nya, sehingga Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah “IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT)”

Penulisan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Dan penulis turut ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi serta doa yang tiada henti demi kesuksesan laporan ini. Dengan dorongan dan semangat yang begitu besar, penulis dapat berhasil menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkonstribusi besar serta berjasa dalam proses penyelesaian Skripsi ini, antara lain:

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M. selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja dan selaku dosen pembimbing kepada penulis.
  4. Ibu Azizah, M.Akt., M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  5. Bapak Dr. Ir. I. Joko Dewanto, MM selaku Pembimbing I dalam penulisan Skripsi
  6. Bapak Muhaimin Hasanudin ST., M,Kom selaku pembimbing II dalam penulisan Skripsi
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
  8. Seluruh staff PT. LAT Bougenville Cipta Pratama yang telah memberikan dukungan serta masukan yang berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi.
  9. Kedua orangtua, Istri dan anak serta seluruh keluarga tercinta yang tanpa lelah selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril, materil serta spiritual
  10. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan saya semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini
  11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penulisan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari sisi penulisan, penyajian ataupun isinya.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi yang digunakan sebagai acuan penyempurnaan Skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terkait. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis dan pembaca.


Tangerang, 11 Januari 2018
Muhammad Fahru
NIM. 1311476665


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cherax quadricarinatus atau lobster air tawar dikenal dengan nama red claw, termasuk dalam anggota Famili Parastaci-dae merupakan jenis lobster yang habitatnya berasal dari Queensland, Australia. Ciri utama lobster ini adalah di kedua ujung capitnya berwarna merah. Lobster air tawar dikenal di Indonesia pada tahun 1990 sebagian ikan hias, memasuki tahun 2000, bisnis lobster air tawar mulai popular karena telah ditemukan teknik budidaya yaitu pembenihan dan pembesaran lobster air tawar di berbagai lokasi atau wilayah.

Air adalah komponen penting dalam budidaya lobster karena untuk memelihara lobster memerlukan air yang cukup dan berkualitas baik sehingga pertumbuhan lobster menjadi lebih cepat. parameter terhadap kualitas air yang baik meliputi temperatur, derajat keasaman (PH), kandungan garam (salinitas), kandungan amoniak dan kekeruhan. Temperatur yang ideal dalam pemeliharaan lobster air tawar adalah antara 24 0C - 30 0C, Derajat keasaman (PH) yang ideal untuk lobster air tawar ada pada kisaran 6 – 8, Kandungan garam (salinitas) maksimal yang masih bisa ditoleransi oleh lobster yakni 3 ppt. Amonia merupakan hasil buangan kotoran lobster dan sisa pakan yang jika dibiarkan dalam waktu lama akan terakumulasi dan menjadi racun bagi lobster.

Berdasarkan pada uraian diatas maka perairan tambak yang merupakan ekosistem tertutup sehingga sangat rentan akan terhadap timbul masalah baik yang menyangkut kualitas air tambak maupun kondisi dan kualitas lobster, permasalahan klualitas perairan tambak secara garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Faktor internal yaitu permasalahan yang disebabkan oleh kondisi dari dalam perairan tambak itu sendiri, terjadi karena proses-proses yang berlangsung didalamnya cenderung tidak terkendali dan tidak dapat di kontrol oleh mekanisme keseimbangan yang bersifat alami.
2. Faktor External yaitu permasalahan yang disebabkan oleh pengaruh dari luar tambak dan biasanya karena adanya perubahan cuaca atau factor lainnya
3. Faktor Treatment Error, yaitu permaslahan kualitas air perairan yang disebabkan oleh kesalahan teknis pada budidaya yang diterapkan. Kondisi ini terjadi karena pengambilan keputusan yang tidak berdasarkan pengamatan dan analisis yang cermat sesuai dengan kondisi yang terdapat di lapangan.

Salah satu cara untuk dapat mengetahui kualitas air pada tambak dapat mengacu pada pengamatan kondisi dan kualitas air lobster di dalam perairan tambak lobster, maka tingkat permaslahan kualitas air tambak digolongkan kedalam empat kategori, antara lain :
1. Ringan
Pada tingkat ringan ini permasalahan kualitas air tambak belum mempengaruhi kondisi kualitas, sifat, dan aktifitas lobster di dalam perairan, permasalahan yang timbul baru sebatas pada perubahan kondisi lingkungan perairan tambak.
2. Sedang
Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak lobster belum mempengaruhi kondisi dan kualitas, tetapi sudah berpangaruh nyata pada sifat/behavior dan aktifitas pada lobster tersebut seperti pada saat lobster mulai kurang dalam nafsu makan yanng menurun dan cenderung pasif.
3. Berat
Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak sudah berpengaruh nyata pada kondisi kualitas, sifat/behavior, dan aktifitas lobster didalam peraira, seperti lobster yang mulai terinfeksi penyakit serta sering melakukan dipermukaan air, banyak menempel pada dinding petakan tambak, sehingga gerakannya akan sangat pasif.
4. Sangat Berat
Pada tingkatan ini kualitas air pada tambak sudah mengakibatkan kematian massal pada lobster, sehingga pengambilan keputusan yang lebih berpengaruh atau mengarah pada masa saat pemanenan lobster.

Pada permasalahan diatas, kualitas air perairan tambak sebaiknya dapat diketahui dan diidentifikasi sejak dini, agar yang terjadi didalam perairan tersebut tidak menimbulkan masalah yang serius terhadap lobster tersebut. Oleh karena itu, kadar amonia dalam air perlu dipantau, yakni maksimum 1 PPM, dan kekeruhan air mutlak diperhatikan ketika pemeliharaan lobster dilakukan dikolom (tanah, semen, aquarium) karena dapat menyumbat saluran pernafasan. Sebaiknya tingkat kedalaman pada kolom pada angka 30 – 40 cm. (Cuncun Setiawan, 2015). Pada umumnya untuk mengatasi dan mengkontrol kualitas air para pembudidaya melakukan dengan cara mengganti air secara berkala. Di masa lalu, masalah pergantian air dan pengukuran kualitas air diselesaikan dengan cara konvensional dalam pengumpulan data, dengan mengandalkan kemampuan manusia untuk mengumpulkan data sampel air dan kemudian menganalisa di laboratorium. Proses ini tidak hanya memakan waktu tetapi juga tenaga pekerja dan biaya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas penulis mengambil judul penelitian “Implementasi Sistem Manajemen Kualitas Air Pada Budidaya Lobster Air Tawar Berbasis Internet of Things (IOT)“ untuk jadi penelitian Tugas Akhir (Skripsi).

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.   Bagaimana identifikasi sistem pengelolaan kualitas air pada tambak lobster
2.   Bagaimana merancang dan mendisain infrastruktur Wireless Sensor Network (WSN)
3.   Bagaimana cara mengimplementasi dan instalasi sensor suhu digital DS18B20 di Raspberry pi?
4.   Bagaimana sistem dapat memonitoring kualitas air secara real time berbasis aplikasi web base?

Ruang Lingkup

Berdasarkan rumusan diatas, maka dapat diarahkan pada suatu rancangan dalam pembuatan sebuah sistem berbentuk alat agar dapat mengkontrol kualitas air pada tambak lobster dan parameter air yang diteliti yakni tempratur suhu tambak lobster.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari rumusan masalah disesuaikan

Tujuan dari penyusunan laporan skripsi ini yaitu:
1.   Untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi sitem pengelolaan kaulitas air pada tambak lobser.
2.   membangun infrastruktur jaringan wireless agar dapat berkomunikasi dengan aplikasi web base yang berbasis Internet of Things (IOT)
3.   Untuk mengetahui kendala apa saja yang ada dalam proses impelementasi installasi tempatur suhu DS18BB20 dengan Raspberry pi.
4.   Untuk mengetahui bagaimana cara membuat sebuah sistem monitoring air yang berbasis Internet of Things (IOT).

Manfaat

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah:
1.   Agar mengetahui bagaimanacara membuat sebuah sistemyang lebih adiktif.
2.   Memudahkan memonitoring kualitas air secara realtime menggunakan apliasi berbasis web (IOT)

Metode Penelitian

Untuk metode penelitian yang digunakan, adalah metode SDLC (System Development Life Cycle) jenis waterfall ini cocok untuk menggambarkan sistem. Model waterfall menurut Pressman (2015:42), model waterfall atau sering disebut model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software, model ini seringkali disebut dengan sekuensial linier atau alur hidup klasik. Model air terjun menyediakan pendekatan alur hiddup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pemeliharaan seperti yang disajikan pada gambar 1.1 Langkah-langkah model waterfall adalah sebagai berikut:

Analisis kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user.Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.

Gambar 1.1 Model Waterfall

Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak,repesentasi antarmuka, dan prosedur pengodean.Tahap ini mentraslasikan kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.

Pembuatan kode program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.

Pengujian

Pengujian dilakukan dengan mengetahui pespektif user terhadap kualitas perangkat lunak berdasakan ISO/IEC 9126, jadi disini tidak menggunakan black box/white box testing.

Pendukung (support) atau Pemeliharaan (maintenance)

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas mengenai laporan skripsi, penulis mengelompokan laporan ini menjadi beberapa sub-sub dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab kesatu ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab kedua ini berisi beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian dan beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ketiga membahas tentang mekanisme perancangan sistem serta menganalisa kendala apa saja yang akan di temui dari mulai proses pembuatannya sampai implementasi sistem berupa flowchart.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Berisi mengenai implementasi dari project yang dibuat. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan evaluasi untuk memberikan gambaran mengenai tingkat keberhasilan program yang dibuat.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan pengembangan sistem yang digunakan, selain itu memuat saran – saran yang dapat menjadi pertimbangan untuk pengembangan sistem yang lebih lanjut di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN



BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Gordon B. Davis (2012:12)[1] menyatakan, sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling bergantung. Sedangkan sistem yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”. Hartono (2013:9)[2].

Sedangkan Azhar Susanto (2013:22)[3], “Sistem adalah kumpulan dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan berkerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai satu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Tata Sutabri (2012:20)[4]. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai Komponen Sistem (Component Sistem)
Suatu sistem tidak berada dan berfungsi didalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka disebut dengan subsistem, melainkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.
2. Mempunyai Batasan Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Mempunyai Lingkungan (Environment)
Lingkungan luar adalah apa pun yang berada dari batas sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan atau dikendalikan agar tidak mengganggu kelanngsungan sebuah sistem.
4. Mempunyai Penghubung (Interface) Antar Komponen Penghubung (interface) merupakan media penghubung satu subsistem dengan subsistem lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk satu kesatuan.
5. Mempunya masukan (Input)
Masukan atau input merupakan energy yang dimasukan kedalam subsistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), yaitu bahan yang dimasukan agar sistem tersebut dapat beroperasi dan masukan sinyal (signal input), yaitu masukan yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
6. Mempunyai Pegolahan (Processing)
Pengolahan (process), merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menadi keluaran yang diinginkan.
7. Mempunyai Sasaran (Objeectife). Dan Tujuan
Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali.
8. Mempunyai Keluaran (Output)
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.
9. Mempunyai Umpan Balik (Feed Back)
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan mengembalikannya kedalam kondisi normal.

Klasifikasi Sistem

Menurut Yakub (2012:4)[5], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya:

  1. Sistem Abstrak (Abstrac System)
    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide – ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan salah satu contohnya.
  2. Sistem Fisik (physical system).
    Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik, sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan physical system.
  3. Sistem Tertentu (Deterministic system)
    Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarnya dapat diketahui, sistem komputer sudah diprogramkan, merupakan contoh Deterministic system, karenanya program komputer dapat diprediksi dengan pasti.
  4. Sistem Taktentu (probabilistic system).
    Sistem tak tentu adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksikan karena mengandung unsur probabilitas. Sistem arisan merupakan contoh (probabilistic system) karena sistem arisan tidak dapat diprediksikan dengan pasti.
  5. Sistem Tertutup (Closed system)
    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan di pengaruhi oleh lingkungan.
  6. Sistem Terbuka (Open system)
    Sistem Terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan.

Tujuan Sistem

Menurut Azhar Susanto (2013:23)[3] yang dalam bukunya berjudul sistem informasi akuntansi, tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem supaya target tersebut bisa tercapai, maka target atau sasaran, sehingga upaya untuk mecapai suatu sasaran harus mengetahui ciri-ciri atau kriteria.

Kegunaan, ekonomi, keandalan, kesederhanaan, serta fleksibelitas maka sistem informasi tersebut dapat berjalan dengan baik, menurut Maimunah, Lusyiani, Sunarya, Nina Larasati dalam media company profile sebagai sarana penunjang informasi, jurnal CCIT Vol.5 No.3 – Mei 2012[6]. Tangerang: perguruan tinggi raharja. Hal 283 yaitu media dengan tekhnologi hanya bisa digunakan bila terdapat transmisi dalam bentuk media elektronik yang berupa iklan pada pengumuman.


Data

Definisi Data

Menurut Sutarman (2012:3)[7] “Data adalah fakta dari sesuatu penyataan yang berasal dari kenyataan, dimana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan data berupa angka-angka, huruf-huruf, symbol-simbol khusus, atau gabungan darinya “

Sedangkan Taufiq (2013:13)[8], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”. Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan metah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukan fakta.

Klasifikasi Data

Data itu dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut dapat diuraikan Sutabri (2012:3)[4], antara lain: Klaifikasi data menurut jenis, ada beberapa macam yaitu :
1. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data)
Data hitung adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah persentase.
2. Data Ukur (Measurement Data)
Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenail nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau thermometer adalah hasil proses pengukuran
Klasifikasi data menurut sifat, yaitu
    1.Data Kuantatif (Quantitive Data)
    Data kuantatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
    2.Data Kualitatif (Qualitative Data)
    Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam penghubungnya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Klasifikasi Data menurut sumber, yaitu:
        1.Data Internal
        Data internal adalah data yang asli, artinnya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan merupakan data hasil orang lain.
        2.Data External
        Data external merupakan data yang menggambarkan keadaan diluar pada umumnya didapat dari pihak lain dan digunakan sebagai pembanding. Data external ini kemudian terbagi
        menjadi 2 bagian, yaitu:
            Data External Primary
            Data external primer adalah data halaman yang berbentuk ucapan lisan atau tulisan dari tulisan pemiliknya sendiri.
            Data External Secondary.
            Data external sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan penelitian atau observasi melainkan seseorang atau sejumlah orang lain

Pengolahan Data

“Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungan dengan tujuan yang akan dicapai”, Sutabri (2012:6)[4], pengolahan terdiri dari kegiatana-kegiata data. Pengolahan data dapat diuraikan antara lain:

  1. Penyimpanan Data Storage
    Penyimpanan data meliputi pekerjaan pekerjaan pengumpulan (ffiling), pencarian (searching) serta pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum data disimpan, suatu data diberik kode menurut jenisnya jenis kepentingannya. Kode yang salah akan mengakibatkan data yang masuk kedalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam data tersebut apa bila data tersebut diperlukan. Sistem yang umumnya dalam penyimpanan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi. Dalam pencarian data (searching) didalam file maka file terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
    1. File Induk (Master File)
      File induk berisikan data-data permnen yang biasanya dibentuk dalam satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
    2. File Transaksi (Detail File)
      File transaksi berisikan data-data temporer untuk suatu periode atau suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan. Pemilaharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (update data) yaitu kegiatan menambah catatan pada suatu data, mengadakan perbaikan data.
  2. Penanganan Data (Data Handling)
    Penanganan data meliputi berbagai kegiatan antara lain: pemeriksaan, perbandinga, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan, pemeriksaan biasa dilakukan dengan pemeliharaan file. Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan kedalam suatu urutan yang teratur.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut Suprihadi ea all dalam jurnal CCIT (2013:310)[9], “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.”

Sedangkan Norman L. Enger (2012:12)[10] menyatakan, “suatu sistem dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi”.

Konsep dasar informasi di dapat dari sistem informasi (information system) atau juga disebut dengan processing system.

Istilah teknologi dan sistem informasi dapat digunakan secara informal tanpa mendefinisikan istilah tersebut, penerapan sistem pada prinsipnya lebih rumit, hal tersebut dapat dipahami dengan baik dengan melihat prespektif teknologi yang berada dalam suatu organisasi.

Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:33-34)[4] pada buku Analisis Sistem Informasi, kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliniess), dan relevan (relevance).

  1. Akurat (Accuracy)
    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas serta mencerminkan maksudnya.
  2. Tepat Waktu (Time Lines).
    Informasi yang datang ke penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using serta tidak mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal.
  3. Relevan (Relevance)
    Informasi tersebut memilliki manfaat untuk pemakaiannya. Relevan informasi untuk setiap orang berbeda-beda. Menyampaikan informasi tentang bagaimana cara member informasi yamg akan lebih relevan bila dapat tunjukan kepada orang lain.

Karakteristik Informasi

Menurut Yakub (2012:13)[5], pada buku pengantar Sistem Informasi, untuk setiap tingkat manajemen dengan kegiatan yang berbeda, sehingga dibutuhkan informasi dengan karakteristik yang berbeda pula. Karakteristik Informasi yaitu:

  1. Kepadatan informasi, untuk manajemen tingkat bawah karakteristik informasi adalah terperinci dan kurang padat, karena digunakan untuk pengendalian operasi. Sedangkan manajemen yang lebih tinggi pada tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin tersaring, leih ringkas dan padat.
  2. Luas Informasi, manajemen tingkat bawah karakteristik informasinya terfokus pada suatu masalah tertentu, karena setiap karakteristik informasi yang semakin luas sehingga manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas.
  3. Frekuesi Informasi, manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterima adalah rutin, karena digunakan oleh manager bawah yang memiliki tugas yang terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke waktu sehingga manajemen tingkat atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.
  4. Akses Informasi, level bawah membutuhkan informasi yang periodenya berulang-ulang sehigga dapat disediakan oleh bagian bagian sistem informasi yang memberikan dalam bentuk laporan periodic, dengan demikian akses informasi tidak dapat secara on line tetapi dapat secara offline.


Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Menurut Yakub (2102:142)[5], “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business process), dan mencari solusinya (business problem and soulution), serta rencana-rencana perusahaan (business plan)”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sistem data adalah proses sistem yang secara umum digunkan sebagai landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki sebagian fungsi dalam suatu sistem tertentu.

Tahap Analisis Sistem

Tahap analisa sistem merupakan kegiatan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian komponenya dengan maksud untuk mengidentifikasi, mengevaluasi permasalahan, serta hambatan-hambatan yang terjadi sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan menggunakan metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement”. Selain itu tahap ini juga dilakukan untuk membantu mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk dapat memecahkan masalah pada sistem. Murad (2013:51)

Sedangkan Sutabri (2012:52)[4], adapun tujuan utama dari tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi Masalah
    Idetifikasi masalah merupakan langkah awal dari suatu analisa sistem. Dalam tahap ini didefinisikan masalah yang harus diselesaikan dengan muncunya berbagai pertanyaan yang ingin dijwab.
  2. Memahami Kerja Sistem Yang Ada
    Langkah ini dilakukan dengan mempelajari secara rinci bagaiman sistem yang sudah ada dapat berjalan. Untuk memperoleh operasi sistim ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap sistem.
  3. Menganalisi Sistem
    Berdasarkan data yang sudah ada maka dapat dilakukan analisa hasil penelitian yang sudah dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang akan dipecahkan.
  4. Membuat Laporan
    Laporan sangat diperlukan sebagai dokumentasi dari penelitian, tujuannya adalah sebagai bukti secara tertulis tentang hasil analisa yang sudah dilakukan.


Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi perancangan sistem

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:5)[11], Perancangan sistem adalah sekumpulan aktifitas yang menggambarkan secara rinci bagaimana sistem akan dapat berjalaan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan produk perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan user.

Menurut Alison McKay dkk dalam International journal of computer integrated manufacturing (2016:237-250)[12], “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems”.

Desain teknik merupakan tahap awal yang penting dari proses inovasi yang mengantarkan produk baru ke pasar di mana tantangan sosial ditangani dan kekayaan dihasilkan. Informasi desain teknik berkualitas tinggi sangat penting untuk pembuatan, produksi, dan dukungan seumur hidup yang efektif dan efisien dari produk tersebut. Disiplin yang muncul dari informatika desain teknik menyatukan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan desain teknik untuk mendukung terciptanya sistem pendukung informasi rekayasa yang mapan ".

Tahapan Perancangan Sistem

“Perancangan sistem adalah Menentukan bagaimana mencapai sasaran yang ditetapkan yang melibatkan pembentukan (configuring) perangkat lunak dan komponen perangkat keras sistem dimana setelah pemasangan sistem akan memenuhi spesifikasi yang dibuat pada akhir fase analisis sistem”. (George M. Scott), Adapun tujuan utama dari tahap perancangan sistem adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk infomasi yang akan dihasilkan.
  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untu k disusun menjadi sebuah data yang struktur sesuai dengan sistem yang dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang berfungsi penyaji informasi yang dibutuhkan.
  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengidentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
  5. Penyusunan buku pedoman tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan.

Dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah proses perencanaan untuk merancang suatu sistem baru atau memperbaiki suatu sistem yang telah ada sehingga sistem tersebut menjadi lebih baik dan biasanya proses ini terdiri dari proses merancang input, output dan file.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Davis B. Gordon . 2012. Sistem yang dapat berupa abstrak atau fisis, hal.12
  2. Hartono (2013:9). “Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer”. Jakarta: PT . Rineka Cipta.
  3. 3,0 3,1 Azhar Susanto. 2013. “Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya”.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 Sutabri, Tata. 2012. “Konsep Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi Offset”.
  5. 5,0 5,1 5,2 Yakub (2012:4), “buku Pengantar sistem Informasi.”
  6. Maimunah, Lusyani Sunarya, Nina Larasati, dalam media jurnal company profile jurnal CCIT Vol. 5, No. 3. Mei 2012 hal 283. Perguruan Tinggi Raharja dimana media dengan teknologi hanya dapat digunakan pada transmisi media elektronik yang berupa iklan pada pengumuman.
  7. Sutarman (2012:3) "Pengantar Teknologi Informasi", Edisi Pertama. Bumi Aksara. Jakarta.
  8. Taufiq (2013:13), “Sistem Informasi Manajemen” Yogyakarta: Graha Ilmu.
  9. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama suprihadi
  10. Engger L, Norman. 2012. “Sistem merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan, hal.12”.
  11. Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:5), “Systems Analysis and Design in a Changing World”.
  12. McKay, Alison, George N Stiny, Alan de Pennington. Principles for the definition of design structures. International Journal of computer integrated manufacturing. Volume 29, 2016 Issue 3. Pages 237-250 Dikutip: http://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/0951192X.2014.1003412. diakses pada tanggal 10 Oktober 2016."

Contributors

Fahru260987