SI1331475895

Dari widuri
Revisi per 19 Februari 2018 09.12 oleh Asepdam (bicara | kontrib)


Lompat ke: navigasi, cari

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS



SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1331475895
NAMA
: MUHAMAD ASEP DAMYATI


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Disusun Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 99001
       
NIP : 10001


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 15005
   
NID : 09004

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Sistem Komputer

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

RANCANG BANGUNG ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Disusun Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
MUHAMAD ASEP DAMYATI
NIM : 1331475895

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Berkembangnya kesadaran masyarakat global dalam menciptakan dan menjaga kualitas udara yang sehat, mendorong berbagai institusi maupun perusahaan menerapkan sistem manajemen lingkungan. Melalui pengawasan dan kontrol yang tepat, udara yang bersih akan meningkatkan produktivitas para karyawan dalam bekerja. Serta mengurangi angka ketidakhadiran karyawan dengan alasan sakit yang dapat menghambat proses produksi di perusahaan. Sistem manajemen lingkungan yang diterapkan di PT. Inter World Steel Mills Indonesia, mendorong perusahaan untuk lebih mengontrol kualitas udara di lingkungan kerja. Untuk menunjang sistem manajemen lingkungan yang sedang berjalan, maka dibuatlah alat monitoring dan pengontrol kualitas udara berbasis Raspberry yang dapat mendeteksi polusi udara dan mengontrolnya dengan air filtration serta menginformasikan tingkat kualitas udara melalui pesan di Telegram kepada pihak terkait.

Kata Kunci: monitoring, kontrol, udara, raspberry, air filtration.

ABSTRACT

The growing awareness of global community in creating and maintaining healthy air quality, encouraging various institutions and companies to implement environmental management system. Through proper supervision and control, clean air will improve the productivity of employees in the workplace. And reduce the number of absentee employees with ill reasons that can hinder the production process in the company. Environmental Management System implemented at PT. Inter World Steel Mills Indonesia, encouraging company to better control air quality in the work environment. To support the ongoing Environmental Management System, an Raspberry-based air monitoring and control device is established which can detect air pollution and control it with air filtration and inform air quality level through message on Telegram to related parties.

Keywords: monitoring, control, air, arduino , air filtration.

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat serta Karunia-Nya kepada kita semua serta kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik dan sebagaimana mestinya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan motivasi dari semua pihak, penyusunan laporan ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pujian dan ucapan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Ignatius Agus Supriyono, S.Kom., MM selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak Mochamad Ichwan, selaku pembimbing di lapangan yang telah memberikan izin dan pengarahan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua, kakak dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.
  9. Terima kasih kepada Trengginas Cahyo Putro, Handri, Aviv Rivaldi, Ridvan Fauzi, Yudi Prayoga, Fajri Asni, Nurul Saqinah, Muhammad Hifrinal, Miftahul Warokah, Muhammad Kosasih, Misbah Zaenul Putra yang telah memberikan semangat dan motivasi.
  10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan Laporan Skripsi ini dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifatmembangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang dan dapat berkarya lebih baik lagi.Semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca.

Tangerang, Januari 2018
MUHAMAD ASEP DAMYATI
NIM. 1331475895

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di tengah berkembangnya kesadaran masyarakat global akan pentingnya kelestarian lingkungan, setiap elemen masyarakat baik secara individu maupun kelompok dituntut untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Lingkungan yang baik akan berpengaruh baik pada masyarakat, begitu juga bila lingkungan rusak akan berdampak negatif pula pada orang-orang. Dampak negatif itu tidak hanya dirasakan sebagian masyarakat, tetapi juga di seluruh penjuru bumi yang terkena dengan istilah global warming. Bahkan binatang dan tumbuhan pun tak terhindar dari dampak negatif kerusakan lingkungan yang pada akhirnya akan merugikan umat manusia.

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak gerakan lingkungan yang bermunculan untuk menyelamatkan bumi dari global warming. Mulai dari melakukan penanaman pohon serta menerapkan konsep reduce, reuse dan recycle. Gerakan lingkungan ini pun tak hanya berlangsung di tengah masyarakat umum atau dilakukan pemerintah. Tetapi juga di dunia perindustrian yang terimplementasi dalam Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015 di mana sistem ini menuntut perusahaan agar lebih memperhatikan dan menjaga lingkungan kerja yang sehat demi mendukung kesehatan dan produktivitas para pekerja serta sebagai tanggung jawab sosial terhadap lingkungan itu sendiri. Selain itu juga berperan sebagai koridor bagi perusahaan dalam menjaga dan menciptakan lingkungan yang baik.

PT. Inter World Steel Mills Indonesia yang bergerak di bidang baja juga menggunakan ISO 14001:2015 sebagai pedoman dalam pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan di perusahaan yang memberi kriteria dan barometer dalam pengendalian lingkungan. Mulai dari benda cair, gas, maupun padat. Semua terangkum dalam prosedur, instruksi kerja, lampiran dan formulir yang secara formal tertulis dalam dokumen ISO. Melalui dokumen ISO ini, perusahaan melakukan langkah-langkah preventif dan reaktif dalam menjaga lingkungan.

Audit lingkungan dilakukan dalam skala 1 hingga 3 kali dalam satu tahun, untuk menjaga konsistensi dalam penanganan masalah-masalah lingkungan. Audit lingkungan dapat bersifat internal yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam perusahaan itu sendiri, maupun bersifat eksternal yang dilakukan oleh pihak berkompeten dari luar perusahaan. Hasil dari audit itu menjadi bahan evaluasi perusahaan jika ditemukan masalah yang terkait dengan lingkungan. Baik melakukan pencegahan agar tidak terjadi masalah di kemudian hari ataupun memperbaiki lingkungan yang sudah terlanjur terkontaminasi limbah.

Perusahaan melalui berbagai cara mempertahankan akreditasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015. Selain untuk meningkatkan citra perusahaan di dunia perindustrian, juga untuk kelestarian lingkungan perusahaan itu sendiri. Salah satu caranya adalah dengan mengontrol hasil buangan atau limbah dari berbagai kegiatan di perusahaan. Khususnya limbah gas dari proses produksi seperti debu dan karbonmonoksida yang dapat terhirup langsung oleh para pekerja.

Buruknya kualitas udara tentu mempengaruhi kesehatan karyawan yang akan berdampak negatif pada produktivitas bekerja serta menjatuhkan citra perusahaan di mata masyarakat dan dunia perindustrian. Alat pengawas dan pengontrol kualitas udara tentunya diperlukan untuk menjaga kualitas udara di lingkungan perusahaan. Selain dapat berfungsi untuk menjaga lingkungan, alat ini pun bisa menjadi investasi berharga bagi masa depan perusahaan. Berdasarkan rincian latar belakang masalah ini maka dibuatlah penelitian berjudul “Rancang Bangun Alat Air Quality Monitoring System Dengan Air Filtration Berbasis Internet of Things”.

Batasan Masalah

Masalah dibentuk batasannya untuk memfokuskan ruang lingkup permasalahan yang diteliti. Batasan masalah yang telah dibentuk akan membuat penelitian lebih terarah dalam menentukan elemen apa saja yang relevan dalam ruang lingkup penelitian.

Beberapa batasan masalah yang dapat digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Perancangan alat monitoring dan kontrol kualitas udara.

  2. Monitoring dan kontol kualitas udara dilakukan di lingkungan perusahaan. Tetapi di batasi di area yang lebih spesifik seperti di ruang produksi dan peleburan baja serta lobi kantor.

  3. Pemantauan dan pengontrolan kualitas udara memerlukan alat yang mampu memberikan informasi kualitas udara yang dideteksi. Komponen-komponen yang digunakan dalam perancangan prototype alat meliputi Input Sensor, Proses Mikrokontroler, serta Output dan Air Filter.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah menekankan pada cara dan proses dalam pertanyaannya untuk faktor pemecahan masalah. Setiap jawaban atas masalah dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan.

Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana cara merancang alat monitoring dan kontrol kualitas udara yang diintegrasikan dengan laptop dan smartphone?

  2. Bagaimana cara kerja alat dalam memantau dan mengontrol kualitas udara di lingkungan perusahaan?

  3. Bagaimana output dari sistem monitoring kualitas udara setelah dilakukan pengujian?

Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian

Adapun maksud dari kegiatan penelitian ini adalah agar bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dalam penelitian dan untuk memenuhi syarat penilaian skripsi di STMIK Raharja.

Tujuan Penelitian

  1. Menghasilkan alat untuk melakukan pemantauan dan kontrol kualitas udara di lingkungan PT. Inter World Steel Mills Indonesia.

  2. Mengetahui bagaimana alat monitoring kualitas udara bekerja dalam melakukan pendeteksian kandungan udara.

  3. Menghasilkan output dari pendeteksian kandungan udara untuk dijadikan ukuran kualitas udara.

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian terhitung mulai tanggal 02 Oktober 2017 sampai dengan 20 Januari 2018. Kegiatan penelitian bertempat di PT. Inter World Steel Mills Indonesia yang berlokasi di kawasan industri Palm Manis, Jl. Palem Manis Raya, Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian yang dilandasi oleh asumsi dasar atau aksioma, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah untuk digunakan dalam pembuatan laporan.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sistem Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC ini sendiri terbagi ke dalam lima tahap, yakni sebagai berikut:

Perencanaan

Tahap pertama yang dilakukan dalam metode SDLC adalah perencanaan. Dalam tahap ini beberapa hal yang terkait dengan penelitian direncanakan seperti mendefinisikan masalah, membuat jadwal dan memulai proses pengembangan proyek.

Analisis

Dalam tahap analisis, masalah yang menjadi pokok penelitian dianalisa lebih dalam untuk mengurai permasalahan-permasalahan yang ada agar lebih jelas. Kemudian mengumpulkan informasi yang terkait dengan permasalahan yang sedang dipecahkan.

Design

Di tahap selanjutnya, penelitian mulai fokus ke dalam perkembangan design dari sistem yang sedang dibuat serta bagaimana sistem akan bekerja.

Implementation

Setelah tiga tahap sebelumnya dilalui, di tahap ini sistem yang sedang dibuat akan diimplementasikan untuk melihat seberapa baik sistem berjalan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Support

Berikutnya agar sistem terus berjalan setelah pengujian berhasil, sistem harus terus mendapat pemeliharaan, perbaikan maupun dukungan dari para pengguna sistem.

Sistematika Penulisan

Untuk pemahaman yang lebih jelas dalam laporan ini, maka materi-materi yang tertulis pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini diisi oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuanpenelitian, serta waktu dan metodepenelitian yang menjadi dasar bagi penulisan bab berikutnya.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan tugas akhir serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan, baik mengenai sejarah perusahaan maupun alur produksi dan penjabaran produk yang dihasilkan juga tata laksana dan analisa sistem yang telah dan sedang berjalan. Selain itu, berisi elisitasi yang ditulis dalam empat tahap. Dimulai dari tahap I, II, III dan yang terakhir final draft dari elisitasi yang dilaporkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab empat membahas rancangan alat monitoring dan kontrol kualitas udara beserta rincian analisa input, output, implementasi, perkiraan biaya dan masalah yang akan dipecahkan. Serta penjabaran detail dari final draft elisitasi yang telah disebutkan di bab sebelumnya.


BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

  2. Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.

    Mendefinisikan sistem secara umum sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. (Agus Mulyanto, 2009 : 1).

    Mendefinisikan sistem dalam bidang sistem informasi sebagai “sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima proses input serta menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur”.

    Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur atau elemen yang saling berhubungan satu sama lain dimana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan. (Agus Mulyanto, 2009 : 2).

  3. Karakteristik Sistem

  4. Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    1. Komponen Sistem (Components System)

      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

    2. Batas Sistem (Boundary System)

    3. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    4. Lingkungan Luar Sistem(Environment System)

    5. Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.


    6. Penghubung Sistem (Interface System)

      Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

    7. Masukan Sistem (Input System)

      Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    8. Pengolahan Sistem (Processing System)

      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistemakuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.


    9. Keluaran Sistem (Output System)

      Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukanbagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

    10. Sasaran Sistem (Objective)dan tujuan (Goals)

    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidakmemiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

  5. Klasifikasi Sistem

  6. Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiapkasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Tata Sutabri, 2012:22).

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

      Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistemakuntansi, dan sistem persediaan barang.

    2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

      Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

    3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

      Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertandingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

    4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

    Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

    Konsep Dasar Informasi

    1. Definisi Data

    2. Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data atau item. Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub,2012: 5) “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”. Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.

      1. Teks, adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing masing item secara individual misalnya, artikel koran, majalah dan lain-lain.

      2. Data yang terformat, adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.

      3. Citra (image), adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa, grafik, foto, hasil ronsten, dan tanda tangan.

      4. Audio, adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.

      5. Video, adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.

    3. Kualitas Informasi

    4. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, diantaranya yaitu (Agus Mulyanto, 2009 : 247):

    5. Akurasi (Accuracy)

      Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

      Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut.

      Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:

      1. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.

      2. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.

      3. Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama.

      4. Tepat Waktu (Timeliness)

        Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat dan tepat informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Dengan demikian diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan informasi tersebut.

      5. Relevansi (Relevancy)

        Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, informasi mengenai kerusakan infrastruktur laboratorium komputer ditujukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.

      6. Nilai Informasi

        Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula.

        Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto, 2009 : 247).

      Prototype

      Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem (Tata: 2011).

      Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer.

      Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhakan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.

      Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

    6. Tahapan-tahapan Prototyping

      Adapun tahapan-tahapan dalam prototyping adalah sebagai berikut:

      1. Pengumpulan kebutuhan

        Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

      2. Membangun prototyping

        Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).

      3. Evaluasi protoptyping

        Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.

      4. Mengkodekan sistem

        Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

      5. Menguji Sistem

        Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain

      6. Evaluasi Sistem

        Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

      7. Menggunakan sistem

        Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

    7. Keunggulan dan Kelemahan Prototyping.

      Pada metode pengembaganan prototype memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan sebagai berikut:




      .......................TABEL 2.1...........................



      Table 2.1. Keunggulan dan Kekurangan Prototype.

      Lingkungan

      1. Definisi Lingkungan

      2. Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya.

        Menurut Munajat Danusaputra lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasa hidup lainnya (Darsono, 1995)

      3. Unsur Lingkungan Hidup

        1. Unsur Biotik

          Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Secara umum, unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan pengurai.

          Produsen sebagai unsur biotik pertama adalah organisme yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan anorganik sederhana. Produsen pada umumnya adalah tumbuhan hijau yang dapat membentuk bahan makanan (zat organik) melalui fotosintesis.

          Kemudian konsumen merupakan organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Konsumen terdiri atas hewan dan manusia. Konsumen memperoleh makanan dari organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan.

          Selanjutnya pengurai atau perombak (dekomposer) yang merupakan unsur biotik terakhir adalah organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur.

        2. Unsur Abiotik

          Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Termasuk unsure abiotik adalah tanah, air, cuaca, angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk bentang lahan.

        3. Unsur Sosial Budaya

        Unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta, rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat.Termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat serta berbagai hasil penemuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

      4. Macam Lingkungan Hidup

      5. Lingkungan Hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

        1. Lingkungan Hidup Alamiah

          Lingkungan hidup alamiah adalah suatu system yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan, makhluk hidup, dan komponen-komponen abiotik lainnya, tanpa adanya dominasi campur tangan manusia. Interaksi yang terjadi di dalam lingkungan hidup alamiah dan sekitarnya membentuk suatu ekosistem. Salah satu contoh lingkungan hidup alamiah, yaitu hutan primer.

        2. Lingkungan Hidup Buatan atau Binaan

        Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia. Lingkungan hidup binaan ini dapat terbentuk karena kebutuhan hidup manusia dengan jumlah penduduk yang makin meningkat memaksa manusia mengubah lingkungan hidup alamiah. Dalam proses membentuk lingkungan hidup binaan ini, manusia menghasilkan limbah. Oleh karena itu, lingkungan hidup binaan selalu ditandai oleh timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak fisik, hayati, sosial maupun dampak yang terasa langsung oleh manusia itu sendiri.

      6. Pentingnya Lingkungan Hidup bagi Kehidupan

      7. Wahana bagi keberlanjutan kehidupan lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang membentuk suatu jaringan kehidupan.

        1. Tempat Tinggal (Habitat) Lingkungan merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup dari mulai tingkat rendah sampai ke tingkat yang tinggi. Masing-masing spesies membentuk kelompok, contohnya adalah manusia beserta sesamanya membentuk satu kelompok pada suatu daerah menjadi suatu masyarakat tertentu.

        2. Tempat Mencari Makan (Niche) Oleh karena lingkungan hidup merupakan tempat tinggal makhluk hidup, maka selain nyaman dan aman mereka juga memerlukan makan bagi kelangsungan hidupnya. Jadi selain untuk tempat tinggal, lingkungan juga merupakan tempat untuk mencari makan bagi makhluk hidup.

        3. Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya, dan Lain-lain. Berkaitan dengan hal itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan antar manusia dengan sesamanya. Melalui proses interaksi social manusia mampu mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.

      8. Permasalahan Lingkungan Hidup

      9. Permasalahan pokok di bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan didup, antara lain meliputi:

        1. Rehabilitasi dan restorasi sumber daya alam dan lingkungan hidup dari kerusakan sebagai akibat tindakan di masa lampau dan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan lebih lanjut di masa yang akan datang.

        2. Penggunaan teknologi modern yang sebaik – baiknya dan selektif di berbagai sektor pembangunan serta pengawasannya atas segala sebab dan akibatnya yang tidak diinginkan terhadap lingkungan hidup.

        3. Peningkatan kualitas lingkungan hidup untuk kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang.

        Permasalahan yang paling mendesak pada saat ini dan perlu mendapat perhatian adalah masalah penduduk, pencemaran ( air, udara, dan tanah ) dan energi.

      Teori Khusus

      Raspberry Pi

      Raspberry Pi adalah papan elektronis seukuran kartu kredit yang memiliki fungsi seperti komputer. Jika dihubungkan ke monitor, keyboard, mouse dan jaringan komputer, pengguna dapat menggunakannya laiknya komputer. Pengguna dapat memakainya untuk menulis dokumen, melayari internet, bermain game, bahkan menjadikannya sebagai web server.

      Ukurannya yang kecil membuat Raspberry Pi sangat cocok untuk menangani hal-hal yang memerlukan ukuran kecil dan daya listrik yang juga kecil, tetapi mempunyai kehandalan seperti komputer.


      .......................GAMBAR 2.1...........................


      Gambar 2.1. Raspberry

      Sebagai contoh, Raspberry Pi dapat digunakan untuk melakukan kemampuan pengolahan citra pada robot. Beberapa gambaran aplikasi yang dapat diwujudkan menggunakan Raspberry Pi, misalnya:

      • Pemantauan suhu ruangan.
      • Pengontrolan lampu atau peralatan elektronis atau elektrik dari jarak jauh.
      • Menyiram kebun secara otomatis.
      • Mengendalikan quadcopter.

      Jenis-jenis Raspberry

      • Raspberry Pi Model A
      • Raspberry Pi Model B


      1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111



      Konsep Dasar Elisitasi

      1. Definisi Elisitasi

      2. Menurut Masooma Yousuf dan M.asger dalam International Journal Of Computer applications (ISSN 0975-8887 Vol.116 No.4, 2014) [1] “Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”.

        (Persyaratan elisitasi didefinisikan sebagai proses mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang persyaratan stakeholder. Ini adalah proses awal dan utama dari tahap rekayasa persyaratan. Proses elisitasi biasanya melibatkan interaksi dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan kebutuhan mereka).

        Menurut Andi Prastomo dalam Jurnal Faktor Exacta (2014:166) [2]mejelaskan bahwa “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”.

        Berdasarkan kedua definisi di atas, disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan yang dibuat pada sistem baru sebagai keinginan pengguna sistem dan pihak manajemen yang bermanfaat untuk pengembangan sistem tersebut melalui metode wawancara kepada pihak manajemen terkait.

      3. Tahap-Tahap Elisitasi

      4. Elisitasi didapat melalui metode wawancara, ada 4 tahapan dalam membuat suatu proses elisitasi, diantaranya sebagai berikut:

        1. Elisitasi Tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
        2. Elisitasi Tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai metode MDI:
          1. “M” pada MDI berarti Mandatory (Wajib atau Penting)
            Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
          2. “D” pada MDI berarti Desirable (Diinginkan atau Tidak Terlalu Penting)
            Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
          3. “I” pada MDI berarti Inessential (Di luar Sistem)
            Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
        3. Elisitasi Tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
          1. “T” artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?
          2. “O” artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
          3. “E” artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

          Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

          1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.
          2. Middle (M): Mampu dikerjakan.
          3. Low (L): Mudah dikerjakan.
        4. Final Draft Elisitasi, adalah hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

      Konsep Dasar Pengujian

      1. Black Box Testing

        1. Definisi Pengujian Black Box Testing

        2. Menurut Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti pada International Journal of Embedded Systems and Applications (IJESA, Vol.2, No.2) [3]“Black box testing is also called as functional testing, a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification With black box, Black box testing not concern with the internal mechanisms of a system; these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions the code”.

          (Pengujian kotak hitam disebut sebagai uji fungsional, pengujian fungsional, teknik yang mendesain uji kasus berdasarkan informasi dari spesifikasi dengan kotak hitam, pengujian kotak hitam tidak memperhatikan mekanisme internal sistem hanya berfokus pada output yang dihasilkan dalam menanggapi input yang di pilih dan kondisi eksekusi kode).

          Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2) [4]menambahkan, ”Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure.”

          (Pengujian kotak hitam adalah teknik dimana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) di uji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak)

          Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang kaitkan pada pengujian kinerja, dan spesifikasi, antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

          Berbeda dengan pengujian white box, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari Software Under Test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional dari suatu program.

          Uji coba black box bukan merupakan alternatif dari uji coba white box, akan tetapi pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan-kesalahan lainnya, selain menggunakan metode pengujian white box. black box testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

          Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

          1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
          2. Kesalahan interface
          3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
          4. Kesalahan performa.
          5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

          Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan di awal proses, uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain.

          Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

          1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
          2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
          3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
          4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
          5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
          6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

          Sehingga dalam uji coba black box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

          1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
          2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
          3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
          4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
          5. Melakukan pengujian.
          6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
          7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.
        3. Metode-Metode Pengujian dalam Black Box

        4. Ada beberapa macam metode pengujian black box, berikut diantaranya:

          1. Equivalence Partioning, merupakan metode uji coba black box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.
          2. Boundary Value Analysis, sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini Boundary Value Analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.
          3. Cause-Effect Graphing Techniques, merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan.
          4. Causes (kondisi input) dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang ditunjukan untuk masing-masing.
          5. Pembuatan grafik Causes-Effect Graph.
            1. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
            2. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.
          6. Comparison Testing, dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik black box testing yang disebut comparison testing atau back-to-back testing.
          7. Sample Dan Robustness Testing.
            1. Sample Testing, melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.
            2. Robustness Testing, pengujian ketahanan adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian. .
          8. Behavior Testing Dan Performance Testing.
            1. Behavior Testing, hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.
            2. Performance Testing, digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.
          9. Requirement Testing, spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/ output/ fungsi/ performance) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
            1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
            2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
          10. Endurance Testing, melibatkan kasus uji yang diulang- ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.Contoh : Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.
        5. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

        6. Dalam pengujian black box terdapat kelebihan dan kelemahan. Berikut diantaranya:


          Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan Black Box
          Sumber: Siddiq (2012:14)

      Teori Khusus

      Konsep Dasar Mikrokontroller

      1. Definsi Mikrokontroler

      2. Menurut Syahwil (2013:53)[5]“Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output”. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler di bangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang di terima dan program yang dikerjakan.

        Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17) [6]menambahakan, Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari Mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah Mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman input- output.

        Menurut Sumardi (2013:1)[7]“Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”.

        Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

      3. Karakteristik Mikrokontroler

      4. Menurut Saefullah pada jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2) [8]menjelaskan, bahwa terdapat karakteristik-karakteristik mikrokontroler, yaitu:

        1. Mempunyai program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi lain dan program mikrokontroler lebih kecil dari PC.
        2. Konsumsi daya kecil.
        3. Rangkaiannya yang sederhana dan kompak.
        4. Harga yang murah dan komponennya yang sedikit.
        5. Unit I/O yang sederhana misalnya LED, LCD, Latch.
        6. Tahan situasi ekstrim (misal: temperatur tekanan, kelembaban).
      5. Jenis-Jenis Mikrokontroler

      6. Secara teknis hanya ada dua macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas intruksi-intruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.

        1. RISC (Reduced Instruction Set Computer), merupakan intruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC diantaranya adalah AVR. Arduino, ARM, PIC, dll.
        2. CISC (Complex Intruction Set Computer). Merupakan intruksi yang bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC diantaranya MCS51.

        Dengan mengetahui jenis-jenis mikrokontroler pada pembahasan yang dijelaskan di atas, maka Peneliti dapat mengetaui bahwa dalam pembuatan sebuah project skripsi ini peneliti menggunakan jenis mikrokontroller berarsitektur RISC yang termasuk dalam keluarga dari arduino.

      Konsep Dasar Arduino Uno

      1. Definisi Arduino Uno

      2. Menurut Saptaji (2015:27) [9] menjelaskan “Arduino Uno merupakan sebuah papan mikrokontroller berbasis ATMega328 yang memiliki 14 digital input / output dengan enam diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM (Pulse Width Modulation)”.

        Selain itu juga ada enam pin yang dapat digunakan sebagai analog input yang berfungsi sebagai ADC (Analog Digital Converter). Pada versi ketiga papan ini sudah tidak menggunakan IC FTDI untuk konverter USB-to-serial (Rev1), namun menggunakan IC ATMega16U yang merupakan upgrade dati ATMega8u yang digunakan pada versi kedua (Rev2).

        Arduino memiliki berbagai macam versi. Beberapa versi yang cukup banyak tersedia di pasaran lokal, diantaranya adalah versi Arduino Duemilanove yang disebut sebagai Arduino 2009, versi Arduino Mega, dan versi Arduino Uno yang disebut sebagai Arduino 2010.

      3. Sejarah Arduino

      4. Proyek Arduino dimulai pertama kali di Ovre, Italy pada tahun 2005. Tujuan proyek ini awalnya untuk membuat peralatan control interaktif dan modul pembelajaran bagi siswa yang lebih murah dibandingkan dengan prototype yang lain. Pada tahun 2010 telah terjual dari 120 unit Arduino. Arduino yang berbasis open source melibatkan tim pengembang. Pendiri arduino itu Massimo Banzi dan David Cuartielles, awalnya mereka memberi nama proyek itu dengan sebutan arduino dari ivrea tetapi seturut perkembangan zaman nama proyek itu diubah menjadi Arduino.

        Arduino dikembangkan dari thesis hernando Barragan di desain interaksi institute Ivrea. Arduino dapat menerima masukan dari berbagai macam sensor dan juga dapat mengontrol lampu, motor dan aktuator lainnya. Mikrokontroler pada board arduino di program dengan menggunkan bahasa pemrograman arduino (based on wiring) dan IDE arduino (based on processing). Proyek arduino dapat berjalan sendiri atau juga bisa berkomunikasi dengan software yang berjalan pada komputer.

      5. Hardware

      6. Papan Arduino merupakan papan mikrokontroler yang berukuran kecil atau dapat diartikan juga dengan suatu rangkaian berukuran kecil yang didalamnya terdapat komputer berbentuk suatu chip yang kecil. Pada Gambar 2.4. dapat dilihat sebuah papan Arduino dengan beberapa bagian komponen didalamnya.


        Gambar 2.4. Bentuk Fisik Arduino Uno

        Dengan Spesifikasi sebagai berikut:

        1. Mikrokontroler Atmega328
        2. Operasi tegangan : 5Volt
        3. Input tegangan : 7-11Volt
        4. Tegangan batas : 6-20Volt
        5. Pin I/O digital : 14 (6 bisa untuk PWM)
        6. Pin analog : 6
        7. Arus DC tiap pin I/O : 50mA
        8. Arus DC ketika 3.3V : 50mA
        9. Memori flash : 32 KB (Atmega328) dan ) 0,5 KB digunakan oleh bootloader
        10. SRAM : 2 KB
        11. EEPROM : 1 KB
        12. Kecepatan clock : 16 MHz

        Pada hardware arduino terdiri dari 20 pin yang meliputi:

        1. 14 pin IO Digital (pin 0–13)
          Sejumlah pin digital dengan nomor 0–13 yang dapat dijadikan input atau output yang diatur dengan cara membuat program IDE.
        2. 6 pin Input Analog (pin 0–5)
          Sejumlah pin analog bernomor 0–5 yang dapat digunakan untuk membaca nilai input yang memiliki nilai analog dan mengubahnya ke dalam angka antara 0 dan 1023.
        3. 6 pin Output Analog (pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11)
          Sejumlah pin yang sebenarnya merupakan pin digital tetapi sejumlah pin tersebut dapat diprogram kembali menjadi pin output analog dengan cara membuat programnya pada IDE.

        Papan Arduino Uno dapat mengambil daya dari USB port pada komputer dengan menggunakan USB charger atau dapat pula mengambil daya dengan menggunakan suatu AC adapter dengan tegangan 9 volt. Jika tidak terdapat power supply yang melalui AC adapter, maka papan Arduino akan mengambil daya dari USB port. Tetapi apabila diberikan daya melalui AC adapter secara bersamaan dengan USB port maka papan Arduino akan mengambil daya melalui AC adapter secara otomatis.

      7. Software Arduino

      8. Software arduino yang digunakan adalah driver dan IDE, walaupun masih ada beberapa software lain yang sangat berguna selama pengembangan arduino. IDE atau Integrated Development Environment suatu program khusus untuk suatu komputer agar dapat membuat suatu rancangan atau sketsa program untuk papan Arduino. IDE arduino merupakan software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan java. IDE arduino terdiri dari:

        1. Editor Program
          Sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa processing.
        2. Compiler
          Sebuah modul yang mengubah kode program menjadi kode biner bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa memahami bahasa processing.
        3. Uploader
          Sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memory di dalam papan arduino.

      Konsep Dasar Bahasa Pemrograman C

      1. Definisi Bahasa Pemrograman C

      2. Menurut pendapat Alfith di dalam Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1 (2015) [10]“Bahasa C memiliki keuntungan-keuntungan yang dimiliki bahasa assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa C terletak diantara bahasa pemrograman tingkat tinggi dan assembly”.

        Arduino board merupakan perangkat yang berbasiskan mikrokontroler. Perangkat lunak (software) merupakan komponen yang membuat sebuah mikrokontroler dapat bekerja. Arduino board akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada dalam perangkat lunak yang ditanamkan padanya.

        Bahasa pemrograman arduino adalah bahasa pemrograman utama yang digunakan untuk membuat program untuk arduino board. Bahasa pemrograman arduino menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya.

        Karena menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya, bahasa pemrograman arduino memiliki banyak sekali kemiripan, walaupun beberapa hal telah berubah.

      3. Kelebihan Bahasa C

        1. Bahasa C tersedia hampir disemua jenis komputer.
        2. Kode Bahasa C bersifat portable yaitu bisa untuk semua jenis komputer. Suatu program ditulis dengan versi bahasa C tertentu akan dapat dikomplikasi dengan versi bahasa C yang lain hanya dengan sedikit modifikasi pada program.
        3. C adalah bahasa pemrograman yang fleksibel. Dengan bahasa C, kita dapat menulis dan mengembangkan berbagai jenis program mulai dari operating system, word processor, graphic processor, spreadsheets, ataupun compiler untuk suatu bahasa pemrograman.
        4. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci, hanya terdapat 32 kata kunci. Yaitu: auto break case char const continue default do double else enum extern float for goto if int long register return short signed sizeof static struct switch typedef union unsigned void volite while.
        5. Proses executable program bahasa C lebih cepat.
        6. Dukungan pustaka yang banyak.
        7. C adalah bahasa yang terstruktur.
        8. Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah.
        9. Dibandingkan dengan assembly, kode Bahasa C lebih mudah dibaca dan ditulis.
      4. Kekurangan Bahasa C

        1. Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai.
        2. Para pemrogram C tingkat pemula umumnya belum pernah mengenal pointer dan tidak terbiasa menggunakannya. Keampuhan C justru terletak pada pointer.

      Konsep Dasar Komponen Elektronika

      1. Definisi Elektronika

      2. Hakiem (2014:32) [11]berpendapat, “Elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam ruang hampa, gas, dan bahan semikonduktor”.

        Zona Elektro (2014:1) [12]menambahkan, “Komponen Elektronika adalah elemen terkecil dalam suatu rangkaian elektronika.”

        Berdasarkan definisi di atas penulis menyimpulkan definisi elektronika yaitu merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik yang dioperasikan dengan cara mengontrol partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer ataupun peralatan elektronik.

      3. Jenis-jenis Komponen Elektronika

      4. Hakiem (2014:33)[11]menjelaskan, komponen elektronika adalah sebagai elemen terkecil dari rangkaian sistem/ekronis dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

        1. Komponen Pasif, adalah komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta tidak dapat mengubah energy dari satu bentuk ke tempat yang lain. Macam- macam komponen pasif:
          1. Resistor
          2. Menurut Diah Aryani dkk, dalam jurnal CCIT Vol.1 No.2 (2013) [13]“Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik”.

            Istianto (2014:16)[14]menjelaskan, “Resistor berfungsi sebagai perendam tegangan DC (direct current, arus searah) atau AC (alternating current, arus bolak-balik).” Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm (Ω). Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran dinamakan gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohm (Ω) meter.


            Gambar 2.4. Skema Warna Resistor
            Sumber: Istianto (2014:16)

            Nilai satuan terbesar yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai resistor adalah:

            1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000.000 Ω

            1 kilo Ohm (KΩ) = 1.000 Ω

          3. Kapasitor
          4. Istianto (2014:22) [15] berpendapat, kapasitor memiliki banyak fungsi di antaranya sebagai penstabil degangan DC untuk rangkaian catu daya atau lapis gelombang AC. Kapasitor menggunakan satuan Farad (F), jangkauannya antara 1pF (pico-Farad) atau 1 x 10-12 F hingga 1 F. Beberapa jenis kapasitor ada yang bertipe polar dan non- polar. Pada badan kapasitor terdapat sejumlah angka dan huruf sebagai kode nilai besaran kapasitans. Misalkan jika ada tiga digit angka, digit paling kiri pertama dan kedua sebagai nilai nominal kapasitans, angka ke-3 sebagai faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, misalnya:

            1=101=10, 2=102=100, 3=103=1000, dan seterusnya.


            Gambar 2.5. Macam-macam Kapasitor
            Sumber: Istianto (2014:22)

            Berikut ini adalah perhitungan rumus kapasitor:

            Q = CV..............................(1)

            Dimana:

            Q = muatan elektron dalam C (coulomb)

            C = nilai kapasitansi dalam F (farad)

            V = besar tegangan dalam V (volt)

          5. Kristal/XTAL
          6. Menurut Hernanto (2014:20) [16]kristal berfungsi untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat kestabilan frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada oscilator ini terbuat dari quartz atau rochelle salt dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki kemampuan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran atau sebaliknya. Kristal dapat difungsikan sebagai umpan balik pada suatu frekuensi tertentu saja.


            Gambar 2.4. Kristal (XTAL)
            Sumber: Hernanto (2014:20)
        2. Komponen Aktif, adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energy dari satu bentuk ketempat yang lain. Macam-macam komponen aktif:
          1. Transistor
          2. Pendapat Istianto (2014:26) [14] transistor merupakan komponen semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat arus, pemutus dan penyambung (switching) sirkuit, sebagai regulator tegangan, atau sebagai pemodulasi sinyal. Pada transistor terdapat 3 terminal, yaitu Basits (B), Emitor (E) dan Colector (C). Pada rangkaian analog, Transistor digunakan sebagai penguat arus (amplifier) seperti rangkaian pengeras suara, penstabil tegangan listrik (stabilizer) dan penguat gelombang radio (radio amplifier). Pada aplikasi digital sebagai saklar berkecapatan tinggi, sebagai gerbang logika (logic gate), atau sebagai penyimpan data bit. Transistor disusun menggunakan sambungan dioda. Berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

            1. NPN (Negative Positive Negative), transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-P diantara 2 lapisan semikonduktor tipe-N. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.

            2. Gambar 2.5. Simbol Transistor NPN
              Sumber: Istianto (2014:29)
            3. PNP (Positive Negative Positive) Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-N di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-P. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.

            4. Gambar 2.6. Simbol Transistor PNP
              Sumber: : Istianto (2014:29)
            5. Dioda
            6. Istianto (2014:28) [14]mendeskripsikan, dioda adalah komponen semikonduktor yang hanya mengalirkan arus searah. Dalam operasinya, dioda akan bekerja bila diberi arus bolak-balik (AC) dan berfungsi sebagai penyearah. Selain itu dioda dapat mengalirkan arus searah (DC) dari kutub anoda (+) ke kutub katoda (-). Jika kutub anoda diberi arus negatif dan kutub katoda diberi arus positif maka dioda akan bersifat menahan arus listrik. Dioda merupakan gabungan antara bahan semikonduktor tipe P dan tipe N. Bahan tipe P adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan aluminium dan merupakan bahan yang kekurangan elektron dan bersifat positif. Bahan tipe N adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan fosfor dan merupakan bahan yang kelebihan elektron dan bersifat negatif.


              Gambar 2.7. Dioda
              Sumber: Istianto (2014:28)
          3. IC (Integreted Circuit)
          4. Hernanto (2014:22) [16]mengatakan, “IC (Integrated Circuit) merupakan suatu komponen semikonduktor yang dirancang dari beberapa komponen elektronika seperti transistor, dioda, resistor, kapasitor, dan komponen semikonduktor lainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang berbentuk chip”.


            Gambar 2.8. IC (Integrated Circuit)
            Sumber: Hernanto (2014:22)
          5. LED (Lighting Emitting Diode)
          6. Ramadhan (2013:15) [17] menerangkan, “LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mempu mengeluarkan cahaya.”

            Alfith (2015:3) [10]menambahkan, “LED (Light Emitting Dioda) merupakan komponen aktif bipolar semikonduktor, karena itu hanya mampu mengalirkan arus dalam satu arah saja. Untuk menyalakan LED, cukup dengan mengalirkan arus dari anoda ke katoda (forward bias) dengan beda potensial minimum berkisar antara 1,5 hingga 2 volt dan arusnya berkisar di 20mA”

            Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan atau menghasilkan cahaya pada saat mendapat arus bias maju (forward bias).


            Gambar 2.9. Lampu LED (Light Emitting Dioda)
            Sumber: marktechopto.com

      Konsep Dasar Sensor Ultrasonik

      1. Definisi Sensor Ultrasonik

      2. Pendapat Michal Kelemen, dkk dalam Jurnal Distance Measurement via Using of Ultrasonic Sensor Vol 3, No 3 (2015) [18]“Ultrasonik distance sensors are designed for non-contact distance measurement and these type consist of transmitter and receiver or transcivier which is able to transmit and to receive ultrasonik sound. Main idea is to measure time to fly of ultrasonic sound wave from sensor to detected object. An ultrasonic trasnmitter send a sound frequency of above 18kHz in the air at the speed 344 meter per second (at 20ºC) and the receiver receives the reflected sound from the object. Distance between the transmitter and the object can be calculated by simple calculation by considering the time tajen by ultrasonic wave to travel from transmitter and receiver back (reflected) by the receiver. Measurement range is up to several meters.

        (Sensor jarak ultrasonik dirancang untuk pengukuran jarak non-kontak dan jenis ini terdiri dari pemancar dan penerima ataur tranceivier yang mampu mentransmisikan dan menerima suara ultrasonik. Ide utamanya adalah mengukur waktu terbang gelombang suara ultrasonik dari sensor ke objek yang terdekteksi. Pemancar ultrasonik mengirimkan suara diatas 18kHz di udara pada kecepatan 344 meter per detik (pada 20ºC) dan penerima menerima suara dengan perhitungan sederhana dengan mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang ultrasonik untuk melakukan perjalanan dari pemancar dan diterima kembali (tercermin) oleh penerima. Rentang ukuran sampai beberapa meter.

        Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantarannya adalah: objek padat, cair, butiran, maupun tekstil.


        Gambar 2.10. Bentuk Fisik Sensor Ultrasonik

        Dengan spesefikasi sebagai berikut:

        1. Jangkauan deteksi: 2cm sampai kisaran 400-500cm
        2. Sudut deteksi terbaik adalah 15 derajat
        3. Tegangan kerja 5V DC
        4. Frekuensi Ultrasonik 40KHz

      Konsep Dasar Sensor Load Cell

      Sensor load cell merupakan sensor yang dirancang untuk mendeteksi tekanan atau berat sebuah beban, sensor load cell umumnya digunakan sebagai komponen utama pada sistem timbangan digital dan dapat diaplikasikan pada jembatan timbangan yang berfungsi untuk menimbang berat dari truk pengangkut bahan baku, pengukuran yang dilakukan oleh Load Cell menggunakan prinsip tekanan.


      Gambar 2.11. Bentuk Fisik Sensor Load Cell

      Konsep Dasar Solenoid Door Lock

      1. Definisi Solenoid Door Lock

      2. Solenoid Door Lock atau Solenoid Kunci Pintu adalah alat elektronik yang dibuat khusus untuk pengunci pintu. Alat ini sering digunakan pada kunci pintu otomatis. Solenoid ini akan bergerak/bekerja apabila diberi tegangan. Pada kondisi normal solenoid dalam posisi tuas keluar/terkunci. Jika diberi tegangan tuas akan masuk/terbuka dalam 1 detik dan dapat bertahan hingga 10 detik.


        Gambar 2.12. Bentuk Fisik Solenoid Door Lock

        Adapun spesifikasinya sebagai berikut:

        1. Tegangan : 12V DC
        2. Arus kerja : 600mA
        3. Konsumsi daya: 7.5W
        4. Ukuran lidah : 10x10x10mm
        5. Wiring : merah +12v (VCC), hitam -12v (GND)

      Konsep Dasar Relay

      1. Definisi Relay

      2. Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.


        Gambar 2.13. Bentuk fisik Relay
      3. Prinsip Kerja Relay

      4. Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu:

        1. Electromagnet (Coil)
        2. Armature
        3. Switch Contact Point (Saklar)
        4. Spring


      5. Fungsi Relay

      6. Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :

        1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function).
        2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function).
        3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
        4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Sh si power/ daya).

      Konsep Dasar LCD 16x2

      1. Definisi LCD 16x2

      2. Menurut Kadir (2013:196) [15] “ Liquid Crystal Display (LCD) adalah Komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2”.

        Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :

        1. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris
        2. Mempunyai 192 karakter tersimpan.
        3. Terdapat karakter generator terprogram.
        4. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
        5. Dilengkapi dengan back light.

        Gambar 2.14. Bentuk fisik LCD 16x2 (Liquid Crystal Display)

      Konsep Dasar Power Supply

      1. Definisi Power Suply

      2. Menurut Gunawan (2013:1) [19] “power supply adalah alat atau sistem yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik atau bentuk energi jenis apapun yang sering digunakan untuk menyalurkan energi listrik”.

      3. Fungsi Power Supply

      4. Menurut Gunawan (2013:1) [19] power supply dapat melakukan fungsi berikut ini:

        1. Rectification: konversi input listrik AC menjadi DC.
        2. Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan atau voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
        3. Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih, bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain.
        4. Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan yang diinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input.
        5. Isolation : memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.
        6. Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal terjadi.

        Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.

      5. Prinsip Rangkaian Power Supply

      6. Menurut Gunawan (2013:1) [19]"secara prinsip rangkaian power supply adalah menurunkan tegangan AC, menyearahkan tegangan AC sehingga menjadi DC, menstabilkan tegangan DC, yang terdiri atas transformator, dioda dan kapasitor atau kondensator. Tranformator biasanya berbentuk kotak dan terdapat lilitan-lilitan kawat email didalamnya. Ada 2 jenis rangkaian penyearah, yaitu setengah gelombang (half wave) dan gelombang penuh (fullwave). Arus listrik DC yang keluar dari dioda masih berupa deretan pulsa-pulsa. Tentu saja arus listrik DC semacam ini tidak cocok atau tidak dapat digunakan oleh perangkat elektronik apapun. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply".


        Gambar 2.15. Bentuk Fisik Power Supply

      Literature Review

      Konsep Dasar Literature Review

      1. Definisi Literature Review

      2. Menurut Hermawan dalam Tiara (2013:75) [20]"Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Tinjauan pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat."

        Menurut Warsito, dkk (2015:29) [21]menambahkan, “Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi- referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.”

        Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Literature review adalah uraian tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti.


      3. Tujuan Literature Review

      4. Hermawan dalam Tiara (2013:76)[20]mendeskripsikan, tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu:

        1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.
        2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.
        3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa.
      5. Kajian Literature Review

      6. Dalam melakukan kajian literature review ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut:

        1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
        2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
        3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
        4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
        5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

      Studi Pustaka Literatur Review

      Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai alat pengukur tinggi badan manusia yang menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan pengukur tinggi badan manusia yang menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

      1. Penelitian dalam sebuah skripsi yang telah dilakukan oleh Muhammad Khiabani Fakhri (2015) [22]yang berjudul “Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Atmega328 Dual Mode Pada SDIT Al-Istiqomah" ini di usulkan untuk proses pengukuran, membaca hasil pengukuran, sekaligus memberitahukan hasil pengukuran tersebut dengan output suara berbasis Mikrokontroler ATMega328. Rangkaian Pengukur Tinggi Badan Digital ini menggunakan Sensor Ultrasonik yang digunakan untuk mendeteksi benda disekitar sensor. Jika gelombang ultrasonik memantul kembali ke penerima, berarti ada objek di sekitar sensor. Mikrokontroler akan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima gelombang ultrasonik dan menentukan jarak antara sensor dengan lantai.
      2. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Dita Ditafrihil Fuadah dan Mada Sanjaya WS.Ph.D. (2013) [23]yang berjudul “Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino” Sensor ultrasonik adalah sensor pengukur jarak dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Sensor HY-SRF05 merupakan sensor ultrasonik yang mampu mengukur jarak dari 2 cm sampai 450 cm. Keluaran sensor ini memungkinkan membaca perubahan jarak pada ketinggian air menggunakan gelombang ultrasonik berbasis Arduino Uno dan dengan interfacing pada Matlab. Pengujian menggunakan bejana bulat denga ketinggian 10 cm.
      3. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Ferry Sudarto, M.Firman dan Sugeng Adi Atma (2013) [24] yang berjudul “Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara” ini diusulkan untuk merancang tongkat ultrasonik untuk tunanetra dengan menggunakan teknologi berbasis mikrokontroler yang dapat mendeteksi keberadaan suatu objek. Untuk bisa mendeteksi jarak benda, tongkat ultrasonik dilengkapi oleh berbagai modul diantaranya adalah sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda didepannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Gelombang ultrasonik ini akan dipancarkan dan sinyal yang mengenai suatu objek sebagian akan dipantulkan kembali. Sinyal pantul akan diterima oleh suatu penerima untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler. Mikrokontroler akan mengontrol dan mengolahnya, sehingga dapat dihasilkan suatu output berupa suara. Dan sebagai pencatu tegangan untuk semua rangkaian digunakan battery.
      4. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Thomas, Johan.K.W, dan Henhy (2008) [25]yang berjudul ” Sistem Pengukur Berat Dan Tinggi Badan Menggunakan Mikrokontroler AT89S51” Sistem alat pengukur berat badan dan tinggi badan bertujuan untuk menentukan berat badan, tinggi badan dan menentukan kategori ukuran tubuh. Pengukuran berat badan dilakukan oleh timbangan digital dan pengukuran tinggi badan dilakukan oleh gelombang ultrasonik. Output dari alat timbangan digital dan alat pengukur tinggi ini akan menjadi data masukan kepada pengendali mikro. Kemudian oleh pengendali mikro datayang diterima akan diolah datanya dan memberikan data keluaran untuk ditampilkan melalui LCD dan LED. Untuk mengolah data-data tersebut diperlukan program pada pengendali mikro untuk melakukan perhitungan seperti berat badan ideal, menentukan kategori ukuran tubuh serta untuk mengontrol tampilan LCD dan indikator LED. Pengendali mikro pada sistem ini berfungsi sebagai alat pemroses utama yang mengendalikan kerja komponen yang tercakup menjadi suatu sistem secara keseluruhan.
      5. Penelitian dalam sebuah jurnal internasional yang telah dilakukan oleh Ilze Andersone dari Riga Technical University, Latvia pada tahun (2017) [26]yang berjudul “ Probabilistic Mapping With Ultrasonic Distance Sensor” Penelitian ini mengusulkan pendekatan pemetaan robot probabilistik untuk menggabungkan pembacaan jarak ultrasonik dengan memodelkannya sebagai variabel acak Gaussian dan menggunakan pencocokan pindai untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pemetaan. Untuk memperhitungkan ketidakpastian sudut yang tinggi dari sensor jarak ultrasonik, kedua pembacaan positif (objek yang terdeteksi) dan pembacaan negatif (kurangnya deteksi) diperhitungkan untuk memperbarui pengukuran dan membuat peta lingkungan yang diperbarui. Untuk mendukung pendekatan ini, peta secara bersamaan terdiri dari dua bagian - pemindaian ruang kosong disimpan di grid hunian dan pembacaan rintangan direpresentasikan sebagai rangkaian fitur variabel Gaussian.
      6. Penelitian yang dilakukan oleh Alexander Nguyen, Michael Heath, Antony Messina, Jiang Wu dan Ying Sun dari Departemen of Electrical, Computer and Biomedical Engineering, University of Rhode Island (2017) [27] yang berjudul “Ultrasonic Sensors Height and BMI Device” penelitian ini membahas tentang pengembangan dan penciptaan sebuah perangkat yang memanfaatkan sensor ultrasonik untuk menentukan ketinggian. Perangkat ini dimaksudkan untuk dijadikan alternatif yang lain. Perangkat akan dibuat agar orang dapat menggunakannya sendiri dengan mudah tanpa membutuhkan bantuan. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengukuran, dan biaya yang lebih murah. Desainnya mencakup dua sensor ultrasonik, composit framework, pengendali PIC, pengkabelan, dan pengkodean C ++ dalam desainnya.

      BAB III

      PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

      Analisa Organisasi

      Gambaran Umum CitraRaya World Of Wonders

      CitraRaya World Of Wonders merupakan tempat wisata modern yang terletak di CitraRaya Boulevard Blok KH 01 / 01, Sektor 3.1, Kawasan Mardigrass CitraRaya, Cikupa, Tangerang, Banten.

      Tampat wisata ini dilengkapi dengan wahana edukasi yang di kemas dalam bentuk miniatur dari berbagai keajaiban di penjuru dunia, seperti:

      1. Zaman Batu
      2. Zaman Es
      3. Stonehenge
      4. Sphinx & Piramid
      5. Kuil Karnak
      6. Istana Minoan
      7. Tembok Cina
      8. Persepolis
      9. Mercusuar Alexandria
      10. Kuil Artemis
      11. Kuil Parthenon
      12. Coloseum
      13. Candi Borobudur
      14. Candi Prambanan
      15. Menara Pisa
      16. Gerbang Ishtar
      17. Kuil Ziggurat

      Dengan lahan seluas 1,3 hektar, World OF Wonders memiliki 31 wahana permainan yang dapat dinikmati pengunjung sepuasnya, yaitu:

      1. Kincir Jurassic
      2. Kuda Ria
      3. Paralayang
      4. Katak Kejut
      5. Perahu Tembak
      6. Kebat-Kebit
      7. Gasing-Alexandria
      8. Ayunan Kaisar
      9. Area Tangkas
      10. Lika-Liku
      11. Sepeda Layang
      12. Perahu Liberty
      13. Kereta Minoan
      14. Sinema Phartenon 4D
      15. Mobil Gladiator
      16. Karaoke Ziggurat
      17. Keliling Dunia
      18. Cangkir Putir
      19. Rumah Angker
      20. Petualangan Air
      21. Istana Ceria
      22. Istana Pasir
      23. Outdoor Playground
      24. Taman Lalu Lintas
      25. Teras Antariksa
      26. Jelajah Rimba
      27. Teknomania
      28. Museum Satwa
      29. Galeri Ilusi
      30. Berburu Dino
      31. Taman Satwa

      World Of Wonder juga memiliki fasilitas lengkap yang memberi kemudahan bagi para pengunjung, yaitu:

      1. Pintu Masuk / Keluar Barat
      2. Pintu Masuk / Keluar Timur
      3. Pintu Keluar
      4. Kios Jurassic
      5. Kios Jaman Es
      6. Cafe Jurassic
      7. Food Court
      8. Puja Sera
      9. E-Bike
      10. Klinik
      11. Mushola
      12. Toilet
      13. Loket Permainan
      14. Panggung WOW
      15. Toko Souvenir
      16. KantorManajemen

      Sejarah Singkat CitraRaya World Of Wonders

      CitraRaya World of Wonders dibangun di atas lahan 1,3 hektar menelan total investasi sebesar Rp 100 miliar. Proyek ini dikembangkan oleh Pengembang CitraRaya dengan bekerjasama dengan PT. Carnival Wisata Sejahtera anak usaha PT. Bunga Wangsa Sejati yang juga pengembang Jatim Park, Batu Night Spectaculer di Malang yang menyediakan berbagai permainan di area CitraRaya World of Wonders. Peresmian CitraRaya World of Wonders dilaksanakan pada hari Minggu, 10 Juni 2012 ini dihadiri lebih dari 500 pengunjung yang sebagian besar adalah masyarakat CitraRaya. Tampak hadir dalam acara yang diresmikan oleh Direktur PT Ciputra Residence Agussurja Widjaja, jajaran Direksi PT. Carnival Wisata Sejahtera, direksi, manager dan staf management PT Ciputra Residence, serta tamu undangan VIP lainnya.

      Visi, Misi dan Tujuan CitraRaya World Of Wonders

      1. Visi

      2. Menjadikan World Of Wonders sebagai tempat pembelajaran sekaligus Rekreasi untuk segala umur yang pertama dan terlengkap di kawasan Banten.

      3. Misi

        1. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran dan wahana yang terkini dan cocok untuk dinikmati semua orang.
        2. Mengutamakan pelayanan kepada pengunjung, pengunjung datang sampai pulang mereka harus merasa senang.
        3. Menjadikan tempat untuk pengembangan diri.
        4. Menjadikan asset dimasyarakat Banten dan sekitarnya.
      4. Tujuan

      “Rukun, bekerjasama, bahagia di tempat kerja, demi memberikan berkah untuk keluarga tercinta”.

      Struktur Organisasi


      Gambar 3.1. Struktur Organisasi CitraRaya World Of Wonders

      Tugas dan Wewenang

      Berikut adalah tugas dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada di CitraRaya World Of Wonders:

      1. Direktur Utama
        1. Mampu memimpin seluruh direksi yang ada
        2. Bertanggung jawab atas seluruh direksi
        3. Memimpin rapat umum perusahaan
      2. Manager Operasional
        1. Mengawasi pengelolaan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
        2. Bertanggung jawab atas seluruh bagian koordinator
        3. Mengelola pelaksanaan kegiatan perusahaan
        4. Melakukan koordinasi kerja harian
      3. Internal Audit
        1. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan di audit
        2. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan audit
        3. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara terperinci
        4. Membuat daftar pertanyaan audit
        5. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh
        6. Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup relevan
        7. Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit internal
        8. Memantau tindak lanjut hasil audit sampai dinyatakan selesai
      4. Koordinator GA (General Affair)
        1. Melakukan purchasing / pembelian aset kantor
        2. Mengurus pemeliharaan asset kantor
        3. Berhubungan dengan pihak ketiga dalam perjanjian jual beli atau sewa menyewa
        4. Kemanan perusahaan (security)
      5. Koordinator HR
        1. Memberi bimbingan dan saran kepada bawahannya supaya pelaksanaan pekejaan berjalan lancar
        2. Melakukan koordinasi hasil perkerjaan secara rutin
        3. Bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan orang dibawahnya
        4. Memastikan sumber daya manusia yang berkompeten
        5. Mengatur proses seleksi karyawan
      6. Koordinator Teknik
        1. Memberikan pertimbangan-pertimbangan atas teknologi yang akan dipergunakan
        2. Memberikan masukan kepada Manager Operasional atas rencana pengembangan teknologi dimasa yang akan datang
        3. Bertanggung jawab atas bagian teknisi
      7. Koordinator Marketing
        1. Menentukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dengan memperhatikan sumber daya perusahaan
        2. Menjalin hubungan dengan pelanggan khususnya dalam pengukuran kepuasan pelanggan
        3. Bertanggung jawab terhadap ketertiban, kelancaran proses kerja bagian marketing
      8. Koordinator Keuangan
        1. Bertanggung jawab atas pengeluaran biaya perusahaan
        2. Mengontrol pengeluaran perusahaan
        3. Mengatur cash flow dalam perusahaan

      Tata Laksana Sistem Berjalan

      Prosedur Sistem Yang Berjalan

      Prosedur pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan yang berjalan pada CitraRaya World Of Wonders.


      Gambar 3.2. Flowchart Sistem Yang Berjalan
      1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada flowchart sistem pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan yang berjalan.
      2. 3 (tiga) simbol manual operation yang menyatakan kegiatan pengunjung.
      3. 1 (satu) simbol proses yang menyatakan proses pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung oleh petugas wahana permainan secara manual.
      4. 1 (satu) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan “ya” dan “tidak”, yaitu: apakah tinggi badan >140cm?. Jika “Ya” maka pengunjung boleh masuk wahana permainan, jika “Tidak” maka pengunjung tidak boleh masuk wahana permainan.

      Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Berikut ini adalah flowchart sistem pengukur tinggi dan berat badan pengunjung pada wahana permainan yang disulkan pada gambar 3.3.


      Gambar 3.3. Flowchart Sistem Yang Diusulkan.

      Dapat dijelaskan pada gambar 3.3. Flowchart Pengukur Tinggi dan Berat Badan Pengunjung Pada Wahana Permainan Yang Diusulkan pada CitraRaya World Of Wonders terdiri dari:

      1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada proses flowchart pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung.
      2. 1 (satu) simbol proses yang menyatakan bahwa arduino uno berperan untuk melakukan semua proses input/output yang akan dilakukan.
      3. 9 (sembilan) simbol input/output, yang menyatakan proses input dimulai dari sensor ultrasonik dan loadcell kemudian arduino mendapat data tinggi dan berat badan kemudian hasil tersebut ditampilkan pada layar LCD 16x2.
      4. 2 (dua) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan “ya” dan “tidak”, yaitu: apakah tinggi badan pas atau lebih dari 140cm dan berat badan pas atau lebih dari 50kg?. Jika “Ya” maka pengunjung boleh masuk wahana permainan, jika “Tidak” maka pengunjung tidak boleh masuk wahana permainan, kemudian apakah jumlah manusia yang masuk lebih dari 15 orang? dan jumlah total berat badan 1500 kg?. Maka jika “Ya” LCD menampilkan tulisan “Kelebihan Muatan” dan wahana tidak akan berjalan, jika “Tidak” maka LCD menampilkan jumlah total orang yang masuk dan menampilkan jumlah total berat badan pengunjung yang terdeteksi oleh sensor dan wahana akan berjalan.

      Perancangan Prototipe

      Protoype alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasis Arduino ini dilengkapi dengan komponen-komponen seperti: sensor ultrasonik, sensor loadcell, mikrokontroler arduino uno, solenoid door lock, relay, dan LCD 16x2 sebagai interface dari alat ini. Bahan prototype terbuat dari besi yang digunakan sebagai rangka dari alat yang dibuat.

      Blok Diagram Rangkaian Sistem

      Berikut blok diagram beserta alur kerja untuk pembuatan prototype alat pengukur tingi dan berat badan pengunjung pada wahana permainan CitraRaya World Of Wonders pada gambar 3.5.


      Gambar 3.4. Blok Diagram
      1. Rangkaian catu daya berfungsi sebagai pensuplay arus listrik ke seluruh rangkaian alat.
      2. Rangkaian Arduino Uno berfungsi mengolah dan mengontrol hasil pembacaan yang diterima dari sensor ultrasonik, sehingga dapat dihasilkan suatu informasi tentang keberadaan objek sekaligus mengukur jarak antara objek dengan alat.
      3. Rangkaian sensor ultrasonik berfungsi sebagai pembaca ketinggian suatu objek yang memanfaatkan suatu ultarsonik sebagai media mengetahui jarak.
      4. Rangkaian sensor Loadcell berfungsi sebagai pengukur berat badan pengunjung wahana permainan.
      5. Rangkaian Relay berfungsi memberi sinyal logic on/off untuk menjalankan fungsi solenoid door lock dan memberikan jeda waktu pada solenoid door lock.
      6. Solenoid Door Lock berfungsi sebagai mekanisme penguncian pintu yang sesuai dari perintah relay.
      7. Rangkaian LCD berfungsi sebagai informasi berupa hasil tampilan pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung.

      Cara Kerja Alat

      1. Input, Proses dan Output

        1. Input
          Proses input terjadi pada saat objek (pengunjung) menginjak sensor LoadCell dan tepat di bawah Sensor Ultrasonik pada alat pengukur tinggi dan berat badan. Setelah proses ini Sensor LoadCell dan sensosr Ultrasonik akan mengirimkan informasi mengenai tinggi dan berat badan tersebut melalui pin yang ada pada sensor dan Arduino Uno.
        2. Proses
          Pada saat objek (pengunjung) menginjak sensor LoadCell dan tepat di bawah Sensor Ultrasonik pada alat pengukur tinggi dan berat badan, lalu Arduino Uno memproses data berdasarkan syntax yang telah dimasukan ke dalam otak inti Arduino Uno untuk memberikan fungsi logic ON/OFF kepada Relay untuk mengontrol Solenoid Door Lock.
        3. Output
          Setelah mendapatkan data tinggi badan dan berat badan dari Arduino Uno yang berdasarkan hasil pengukuran Sensor, maka Relay akan mengirimkan logic ON ke Solenoid Door Lock untuk membuka tuas agar pintu dapat dibuka apabila nilai tinggi badan pas atau lebih dari 140cm dan berat badan pas atau lebih 50kg, lalu LCD menampilkan informasi berupa tampilan hasil tinggi dan berat badan pengunjung. Kemudian sistem akan menghitung jumlah pengunjung wahana permaian apakah jumlah orang sudah mencapai 15 pengunjung jika “Ya” solenoid akan terkunci dan total berat badan apakah sudah mencapai 1500kg? , jika ‘Ya” wahana tidak bisa berjalan dan LCD akan menampilkan tulisan “Kelebihan Muatan”, jika “Tidak” wahana permainan akan berjalan normal.

      Pembuatan Alat

      Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak.

      Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika dan device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini alat dan bahan yang digunakan adalah:

      1. Laptop / Personal Computer (PC)
      2. Software Arduino Uno
      3. Software Fritzing
      4. Software Microsoft Visio 2010
      5. Rangkaian Arduino Uno
      6. Sensor Ultrasonik HC-SR04
      7. Sensor LoadCell
      8. Solenoid Door Lock
      9. Relay 1 Channel
      10. LCD 16x2
      11. Catu Daya 12v
      12. Kabel Jumper
      13. Kayu Triplek
      14. Paralon
      15. Solder Timah

      Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

      Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah :

      1. Rangkaian Arduino Uno

      2. Arduino Uno ini merupakan tempat pengolahan data dan pengoperasian alat. Dan dalam rancangan ini, Arduino Uno berfungsi sebagai otak dari seluruh sistem rancangan. Mikrokontroler arduino mempunyai 3 buah port dan berbagai pin yang digunakan untuk menampung input dan output data dan terhubung langsung dengan rangkaian-rangkaian pendukung lainnya.


        Gambar 3.5. Rangkaian Arduino Uno
      3. Rangkaian Sensor Ultrasonik HC-SR04

      4. Sensor Ultrasonik HC-SR04 berfungsi sebagai input dari alat pengukur tinggi badan manusia (pengunjung) pada wahana permainan yang dapat mendeteksi suatu objek, sensor ini bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantarannya adalah: objek padat, cair, butiran, maupun tekstil. . Sensor ultrasonik bekerja dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 5 volt dc.


        Gambar 3.6. Rangkaian Sensor Ultrasonik HC-SR04
      5. Rangkaian Relay

      6. Rangkaian Relay berfungsi untuk menjalankan kinerja solenoid door lock dan memberikan fungsi jeda waktu pada solenoid door lock.


        Gambar 3.7. Rangkaian Relay
      7. Rangkaian Solenoid Door Lock

      8. Solenoid Door Lock berfungsi sebagai mekanisme penguncian. Alat ini sering digunakan pada kunci pintu otomatis. Solenoid ini akan bergerak/bekerja apabila diberi tegangan. Pada kondisi normal solenoid dalam posisi tuas memanjang/terkunci. Jika diberi tegangan tuas akan keluar/masuk dalam 1 detik dan dapat bertahan hingga 10 detik. Alat ini bekerja dengan menggunakan sumber tegangan sebesar 12 Volt DC.

      9. Rangkaian Layar LCD 16x2

      10. Liquid Crystal Display (LCD) merupakan display yang dapat digunakan untuk menampilkan berbagai tampilan baik berupa huruf, angka dan karakter lainnya serta dapat menampilkan berbagai macam tulisan maupun pesan–pesan pendek lainnya. Penampil yang dipakai adalah LCD 16X2 bisa dilihat pada Gambar 3.9. LCD digunakan untuk menampilkan informasi apa yang sedang dikerjakan oleh sistem arduino.


        Gambar 3.8. Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)
      11. Rangkaian Catu Daya

      12. Rangkaian catu daya yang berfungsi untuk memberi supply tegangan arduino agar stabil dan mempunyai arus yang cukup untuk mensuplai arduino sehingga tidak terjadi drop tegangan saat arduino dioperasikan.

        Agar supaya daya yang disuplai rangkaian elektronik tidak berubah-ubah, diperlukan suatu komponen berupa IC Regulator. Komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan pembatas suhu (thermal shutdown). Pada rangkaian alat akses kontrol kelistrikan mesin ini daya yang dibutuhkan adalah sebesar +5V dengan jenis arus DC (bolak-balik). Untuk itu IC regulator yang digunakan adalah IC 7805.


        Gambar 3.9. Rangkaian Catu Daya
      13. Rangkaian Sensor Load Cell

      14. Saat pengukuran, tekanan yang tepat di aplikasikan kebagian luar dari Stream Beam berbentuk huruf E pada sensor dan bagian luar sesnsor menghasilkan tekanan tegak lurus yang berlawanan arah. Alat ini menggunakan 4 sensor full bridge untuk pengukuran 4x25kg = 200kg.


        Gambar 3.10. Rangkaian Sensor Load Cell
      15. Rangkaian Keseluruhan Sistem

      16. Tahap selanjutnya setelah membuat diagram blok dan diagram alir sistem, dalam pembuatan alat pengukur tinggi badan manusia pada wahana permainan adalah pembuatan skema rangkaian. Skema rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.


        Gambar 3. 11. Rangkaian Keseluruhan Sistem

      Perancangan Perangkat Lunak (Software)

      Perancangan perangkat lunak, adalah melakukan penulisan listing program ke dalam suatu Software Arduino IDE (Integrated Developement Environment) dengan menggunakan bahasa pemrograman C, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.

      1. Perancangan Program Arduino Uno

      2. Pada perancangan perangkat lunak menggunakan program yang disediakan oleh pabrikan mikrokontroller arduino yaitu menggunakan Program Arduino versi 1.8.2. Listing program dibuat dalam program arduino ini yang nantinya di upload ke mikrokontroller Arduino Uno. Berikut tampilan Arduino versi 1.8.2:


        Gambar 3.12. Tampilan Program Arduino v.1.8.2.

        Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, pilih menu verify.


        Gambar 3.13. Verivikasi Listing Program Arduino v. 1.8.2.

        Langkah selanjutnya adalah memasukan listing program yang sudah dibuat ke mikrokontroller Arduino Uno. Sebelumnya pastikan pada program Arduino Uno v. 1.8.2 pada bagian Board sudah terpilih Arduino Versi Uno. Selanjutnya untuk melakukan upload listing code diperlukan kabel USB sebagai media transmisi dari laptop ke mikrokontroller Arduino Uno. Berikut cara memilih Board pada program Arduino v. 1.8.2 dan memasukan listing program ke mikrokontroller Arduino Uno.


        Gambar 3.14. Pilih Board pada Program Arduino v. 1.8.2

        Gambar 3.15. Upload Listing Program pada Program Arduino v.1.8.2

      Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem berjalan, terdapat permasalahan yang dihadapi adalah pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung masih menggunakan peralatan yang sederhana dan kurang memungkinkan mendapatkan data yang akurat. Artinya pengukuran tersebut masih dengan cara manual sehingga sering terjadinya human error yang bisa menyebabkan terjadi kecelakaan pada wahana permainan.

      Dari permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan yang sedang berjalan di CitraRaya World Of Wonders tidak efektif dan efisien.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem berjalan, terdapat beberapa alternatif pemecahan masalah dari permasalahan yang dihadapi yaitu membuat alat “Prototypr alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasis Arduino Uno pada CitraRaya World Of Wonders” yang dapat bekerja secara otomatis sehingga dapat meminimalisir terjadinya human error yang bisa menyebabkan kecelakaan pada wahana permainan.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.

      Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi.

      Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II

      Keterangan :

      M = Mandatory (dibutuhkan atau penting)

      D = Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting)

      I = Inessential (diluar sistem atau dieliminasi)

      Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.

      Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III


      Keterangan :

      T : Technical L : Low

      O : Operational M : Middle

      E : Economic H : High

      Final Elisitasi

      Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

      Tabel 3.4. Final Elisitasi

      BAB IV

      HASIL PENELITIAN

      Metode Pengujian Alat

      Untuk metode pengujian kali ini penulis menggunakan metode Black Box Testing. Dimana metode ini merupakan metode pengujian yang memfokuskan pada keperluan Software atau perangkat lunak untuk menemukan kesalahan pada beberapa kategori. Sehingga dapat diketahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

      Berikut ini merupakan beberapa tabel pengujian kerja Black Box sistem yang diusulkan dan pengujian cara kerja prototipe alat yang digunakan, dan pengujian program:


      Gambar 4.1. Titik Pengujian Alat

      Keterangan:

      TP 1 = Titik Pengujian ke-1.

      TP 2 = Titik Pengujian ke-2.

      TP 3 = Titik Pengujian ke-3

      TP 4 = Titik Pengujian ke-4

      Pengujian Sensor Ultrasonik


      Tabel 4.1. Pengujian Sensor Ultrasonik

      Pada tabel 4.1. Pengujian Sensor Ultrasonik menjelaskan pengujian black box testing dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program sensor ultrasonik yang salah menghasilkan data yang tinggi badan yang berbeda dengan data tinggi badan yang diukur secara manual. Kedua dengan program ultrasonik yang benar menghasilkan data tinggi badan yang sama dengan data tinggi badan yang diukur secara manual. Dari pengujian kedua diatas dapat disimpulkan bahwa program sensor ultrasonik dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

      Prosedur Pengujian:

      1. Arduino Uno diprogram agar bisa mengirimkan trigger dan menerima signal dari sensor ultrasonik yang merupakan informasi keberadaan objek / pengunjung.
      2. Jika sensor ultrasonik merespon signal ke Arduino Uno, maka LCD akan memberi informasi hasil pembacaan signal dari sensor ultrasonik dalam bentuk huruf dan angka. Maka dapat disimpulkan sensor ultrasonik berjalan dengan baik.

      Langkah-langkah pengambilan data untuk data tinggi badan pengunjung adalah:

      1. Pengunjung berada di bawah sensor
      2. Menggunakan alat ukur manual sebagai perbandingan
      3. Mengukur dan mencatat tinggi badan objek
      4. Sistem akan mulai melakukan pengukuran dan akan tampil pada layar LCD.

      Pengujian Sensor Load Cell


      Tabel 4.2. Pengujian Sensor Load Cell

      Pada Tabel 4.2. Pengujian Sensor Load Cell menjelaskan pengujian black box testing dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program Load Cell yang salah menghasilkan data berat badan berbeda dari berat badan yang diukur secara manual. Kedua dengan program Load Cell yang benar menghasilkan data berat badan sama dari berat badan yang diukur secara manual. Dari kedua pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa program Load Cell dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

      Langkah-langkah pengambilan data untuk data berat badan pengunjung adalah:

      1. Pengunjung berdiri tegak menginjak sensor Load Cell yang sudah dimodifikasi
      2. Menggunakan alat manual sebagai perbandingan
      3. Mengukur dan mencatat berat badan objek
      4. Sistem akan mulai melakukan pengukuran dan akan tampil pada layar LCD.

      Pengujian Layar LCD 16x2


      Tabel 4.3. Pengujian Layar LCD

      Pada Tabel 4.3. Pengujian Layar LCD menjelaskan pengujian black box testing dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program layar LCD yang salah menghasilkan layar LCD tidak dapat menampilkan tulisan pada layar. Kedua dengan program layar LCD yang benar menghasilkan layar LCD dapat menampilkan tulisan pada layar. Dari kedua pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa program layar LCD dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

      Pengujian Solenoid Door Lock


      Tabel 4.4. Pengujian Solenoid Door Lock

      Pada Tabel 4.4. Pengujian Solenoid Door Lock menjelaskan pengujian black box testing dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program solenoid door lock yang salah menghasilkan Tuas pada Solenoid Door Lock keluar / terkunci menandakan solenoid tidak bekerja. Kedua dengan program solenoid door lock yang benar menghasilkan Tuas pada Solenoid Door Lock masuk / terbuka menandakan solenoid bekerja. Dari kedua pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa program solenoid door lock dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

      Analisa

      Berikut ini merupakan Source Kode Program yang digunakan untuk perancangan Prototype Alat Pengukur Tinggi Dan Berat Badan Pengunjung Pada Wahana Permainan Berbasis Arduino Uno Pada Citra Raya World Of Wonders. Diantaranya sebagai berikut:

      #include <LiquidCrystal.h>

      #include "HX711.h"

      LiquidCrystal lcd(8,7,6,5,4,3);

      #define trigPin 13

      #define echoPin 12

      #define led1 10

      #define led2 11

      Kode di atas merupakan fungsi untuk mendeklarasikan atau penamaan terhadap variabel komponen yang digunakan.

      Untuk barisan kode yang digunakan sebagai fungsi untuk format pengalamatan port pada alat pengukur tinggi dan berat badan adalah sebagai berikut:

      HX711 scale(A1, A0);

      int H2,HT,H1;

      void setup() {

      Serial.begin (9600);

      lcd.begin(16, 2);

      scale.set_scale(2280.f);

      scale.tare();

      pinMode(trigPin, OUTPUT);

      pinMode(echoPin, INPUT);

      pinMode(led1, OUTPUT);

      pinMode(led2, OUTPUT);

      digitalWrite(led1,LOW);

      digitalWrite(led2,LOW);

      delay(1000);

      HT=204;

      }

      Sedangkan program yang digunakan untuk melakukan perintah-perintah eksekusi baik berupa input ataupun output dapat dilihat pada void setup. Pada bagian ini program akan di alamatkan sebagai media output dan imput tergantung pada penggunaan dari device-device yang terhubung.

      HX711 scale(A1, A0);

      int H2,HT,H1;

      void setup() {

      Serial.begin (9600);

      lcd.begin(16, 2);

      scale.set_scale(2280.f);

      scale.tare();

      pinMode(trigPin, OUTPUT);

      pinMode(echoPin, INPUT);

      pinMode(led1, OUTPUT);

      pinMode(led2, OUTPUT);

      digitalWrite(led1,LOW);

      digitalWrite(led2,LOW);

      delay(1000);

      HT=204;

      }

      Program diatas hanya dijalankan selama sekali ketika pada saat pertama kali sistem mendapat arus listrik, sedangkan program yang dapat berjalan berulang kali akan terlihat seperti baris program berikut:

      void loop() {

      lcd.print("BERAT= ");

      lcd.setCursor(8, 0);

      lcd.print(scale.get_units(), 1);

      lcd.print(" lbs");

      digitalWrite(trigPin, LOW);

      delayMicroseconds(2);

      digitalWrite(trigPin, HIGH);

      delayMicroseconds(10);

      digitalWrite(trigPin, LOW);

      int distance = pulseIn(echoPin, HIGH);

      distance= distance/37.8;

      H2=HT-distance;

      if (H2 >= 140 ) {

      digitalWrite(led1,HIGH);

      digitalWrite(led2,LOW);

      lcd.print("Tinggi= ");

      lcd.setCursor(8, 0);

      lcd.print(H2);

      lcd.print(" CM ");

      lcd.setCursor(0, 1);

      lcd.print("SELAMAT DATANG ");

      delay(5000);

      }

      else if (H2 <= 140 && H2 >= 41 ) {

      digitalWrite(led1,LOW);

      digitalWrite(led2,HIGH);

      //delay(10);

      lcd.print("Tinggi= ");

      lcd.setCursor(8, 0);

      lcd.print(H2);

      lcd.print(" CM ");

      lcd.setCursor(0, 1);

      lcd.print("DiLarang Masuk");

      delay(5000);

      else if (H2 <= 40) {

      digitalWrite(led1,LOW);

      digitalWrite(led2,LOW);

      lcd.setCursor(0, 0);

      lcd.print(" ALAT PENGUKUR ");

      lcd.setCursor(0, 1);

      lcd.print(" TINGGI BADAN ");

      delay(100);

      lcd.clear();

      }

      Serial.print("one reading:\t");

      Serial.print(scale.get_units(), 1);

      lcd.setCursor(0, 0);

      lcd.print("one reading:\t");

      lcd.setCursor(0, 1);

      lcd.print(scale.get_units(), 1);

      scale.power_down();

      delay(5000);

      scale.power_up();

      }

      Barisan program diatas akan dijalankan berulang kali delama listrik mengalir.

      Implementasi

      Schedule

      1. Pengumpulan Data
        Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem . Proses pengumpulan data ini dilakukan selama 8 minggu dimulai dari awal bulan September 2017 sampai akhir bulan Oktober 2017.

      2. Analisa Sistem
        Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 4 minggu dimulai 4 minggu pada bulan Oktober 2017.

      3. Perancangan Sistem
        Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 7 minggu yaitu minggu ke 4 bulan September 2017 sampai minggu ke 2 bulan November 2017.

      4. Pembuatan Program
        Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar system yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik dan bisa digunakan. Pembuatan program dilakukan selama sebulan pada bulan November 2017.

      5. Testing program
        Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program di running. Testing program dilakukan selama 3 minggu dimulai minggu ke 3 bulan November 2017 sampai minggu ke 1 bulan Desember 2017.

      6. Evaluasi Sistem
        Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu yaitu minggu ke 4 bulan November 2017 sampai minggu ke 1 bulan Desember 2017.

      7. Perbaikan Sistem
        Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga menjadikan program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 3 minggu, pada minggu 1 bulan Desember 2017 sampai minggu ke 3 bulan Desember 2017.

      8. Training User
        Percobaan alat yang diujicobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Training User dilakukan selama 2 minggu yaitu minggu ke 2 bulan Desember 2017 sampai minggu ke 3 bulan Desember 2017.

      9. Implementasi Sistem
        Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 3 minggu yaitu minggu ke 3 bulan Desember 2017 sampai minggu ke 1 bulan Januari 2017.

      10. Dokumentasi
        Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.


      Tabel 4.5. Time Schedule Implementasi Program.

      Estimasi Biaya


      Tabel 4.6. Tabel Estmasi Biaya

      BAB V

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

      Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai sistem alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung pada wahana permainan berbasis arduino uno pada Citra Raya World Of Wonders:

      1. Proses pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung pada wahana permainan saat ini belum berjalan secara efektif disebabkan alat yang digunakan masih manual, yang bekerja dengan cara pengukuran dengan menggunakan meteran.
      2. Membuat alat pengukur tinggi dan berat badan pengujung pada wahana permainan membutuhkan beberapa komponen hardware dan software diantaranya Arduino IDE sebagai softwarenya. Arduino Uno sebagai pengatur seluruh komponen dan perangkat pendukung lainnya seperti sensor ultrasonik, sensor load cell, solenoid door lock,dan relay sebagai hardware nya. Proses konfigurasi program ke dalam mikrokontroller Arduino Uno mempengaruhi kinerja sistem sensor ultrasonik dan sensor load cell untuk mendeteksi objek lalu melakukan proses pengukuran dan mengirimkan sinyal ke relay sehingga solenoid door lock dapat bekerja sesuai fungsinya.

      Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat

      Berikut kesimpulan perihal tujuan dan manfaat mengenai sistem alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasisi Arduino Uno pada Citra Raya World Of Wonders adalah sebagai berikut:

      1. Alat ini dapat dijadikan sebagai alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan pada Citra Raya World Of Wonders.
      2. Alat ini dapat membantu petugas wahana permainan dalam melakukan pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung sehingga petugas tidak perlu lagi melakukan pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung secara manual.
      3. Penggunaan alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasis Arduino Uno pada Citra Raya World Of Wonders di rasakan manfaatnya karena dapat menghemat waktu dan tenaga pada proses pengukuran serta data yang di dapat lebih akurat sehingga keselamatan pengunjung lebih aman.

      Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

      Berikut kesimpulan perihal metode penelitian mengenai sistem alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasis Arduino Uno pada Citra Raya World Of Wonders adalah sebagai berikut:

      1. Bahwa sistem alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan pada Citra Raya World Of Wonders belum pernah ada sehingga peneliti membuat penelitian ini.
      2. Dalam merancang alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung ini menggunakan sensor ultrasonik, sensor load cell, solenoid door lock, relay dan mikrokontroller arduino uno sebagai otak dari alat yang dibuat.
      3. Pengujian terhadap sistem berjalan dengan baik.

      Saran

      Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan yaitu:

      1. Hendaknya menggunakan sensor ultrasonik dan sensor load cell dengan kualitas yang lebih baik sehingga dalam pengukuran terhadap objek dihasilkan data yang lebih akurat dan presisi.
      2. Bahan yang digunakan sebaiknya menggunakan besi yang kuat dan desain yang menarik.
      3. Dibuatkan sistem yang terintegrasi dengan database sehingga dapat berfungsi untuk data rekapitulasi apabila terjadi kecelakaan.

      Kesan

      Kesan yang didapatkan setelah melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, diantaranya:

      1. Mendapat banyak ilmu dan wawasan yang sebelumnya tidak terdapat di dalam perkuliahan.
      2. Menambah ilmu sosial terhadap masyarakat dan instansi terkait.
      3. Belajar bagaimana menanggapi permasalahan dilingkungan masyarakat khususnya dibidang teknologi.

      DAFTAR PUSTAKA

      1. Masooma Yousuf dan M.asger. 2015. “Comparison of Various Requirements Elicitation Techniques” International Jurnal Of Computer applications (ISSN 0975-8887 Vol.116 No.4, April 2015).
      2. Prastomo, Andi. 2014. Prototype Sisitem E-Learning Dengan Pendekatan Elisitasi dan Framework Codeigniter: Studi Kasus SMP Bekasi. Jakarta: Jurnal Faktor Exacta
      3. Srinivas, Nidhra. Jagruthi, Dondeti. 2012. “Black Box And White Testing Techniqeus a Literature Review”. International Journal of Embedded Systems and Applications ( IJESA, Vol.2, No.2)
      4. Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer. ”Bridge between Black Box and White Box–Gray Box Testing Technique”. International Journal of Electronics and Computer Science Engineering. ISSN- 2277-1956 Vol.2.
      5. Syahwil, Muhammad. 2013. "Panduan Mudah Simulasi Dan Praktek Mikrokontroler Arduino". Yogyakarta: CV. Andi Offset.
      6. Santoso, Ari Beni, Martinus Dan Sugiyanto. 2013 Pembuatan Otomatis Pengaturan Kereta Api, Pengereman, dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal FEMA Vol.1, No.1.
      7. Sumardi. 2013
      8. Saefullah, dkk. 2013. “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran”. Jurnal CCIT Vol.2 No.3.
      9. Saptaji W., Handayani. 2015. Mudah Belajar Mikrokontroller dengan Arduino. Bandung: Widya Media
      10. 10,0 10,1 Alfith. 2015. “Perancangan Traffic Light Berbasis Microcontroller ATmega 16”. Jurnal Momentum Vol.17, No.1, Februari 2015.
      11. 11,0 11,1 Hakiem, Ilmiawan. 2014. Electronic Design And Repair, Porbolinggo: PT Toko Teknologi Mikro Elektronik Nusantara.
      12. Elektro, Zona. 2014. Mengenal Komponen Elektronika dan Fungsinya. Diambil dari: Referansi Belajar Elektronika Online. (Diakses pada 28 Desember 2016).
      13. Diah. Aryani, dkk. 2013. “Perancangan Aquarium Cerdas Dengan Mikrokontroler Atmega89551”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.6, NO.2.
      14. 14,0 14,1 14,2 Istianto, Jazi Eko. 2014. “Pengantar Elektronika Dan Instrumentasi (Pendekatan Januari 2015. Jurnal Momentum Vol.17, No.1, Februari 2015.
      15. 15,0 15,1 Istianto, Jazi Eko. 2014. “Pengantar Elektronika Dan Instrumentasi (Pendekatan Januari 2015. Jurnal Momentum Vol.17, No.1, Februari 2015.
      16. 16,0 16,1 Hermanto. 2014
      17. Ramadhan, Arsyad. 2013. “Implementasi Visible Light Communication (VLC) Pada Sistem Komunikasi”. Jurnal Teknik Elekro Itenas No.1 Vol. 1, Januari - Juni 2013
      18. Michal, dkk. 2015. ”Distance Measurement via Using of Ultrasonic Sensor”. Journal of Automation and Control Vol. 3.
      19. 19,0 19,1 19,2 Gunawan, Putu Nopa. 2013. Laporan Praktikum Rangkaian Listrik dan Rangkaian Logika Power Supply. Universitas Hasanudin.
      20. 20,0 20,1 Tiara, Khanna. 2013. Sistem Monitoring Inventory Control Pada CV. Cihanjuang Budi Jaya. Skripsi. STMIK Raharja Tangerang: Tangerang.
      21. Warsito, dkk. 2015. “Perancangan SiS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.8 No.2, Hal-29.
      22. Fakhri, Muhammad Khiabani. 2014. “Protoype Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroller ATmega328 Dengan Output Suara Pada RSIA Keluarga Kita. Laporan KKP. Perguruan Tinggi Raharja
      23. Fuadah Ditafrihil, Dita. Sanjaya, Mada WS.Ph.D. 2013. Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino. Jurnal Sains Fisika UIN Sunan Gunung Djati: Bandung.
      24. Sudarto, Ferry. M.Firman. Adi Atma, Sugeng. 2013. Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra Sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara. Informatic Technique Journal: Medan.
      25. Henhy , Thomas, Johan.K.W, . 2008. Sistem Pengukur Berat Dan Tinggi Badan Menggunakan Mikrokontroler At89s51. Jurnal Tekno Elektro. TESLA Vol. 10 No.2
      26. Andersone, Ilze. 2017. “ Probabilistic Mapping With Ultrasonic Distance Sensor”. Jurnal Vol. 104 hal 362-368. Latvia.
      27. Nguyen, Alexander, Michael Heath, Antony Messina, Jiang Wu dan Ying Sun. 2017. Ultrasonic Sensors Height and BMI Device. Department of Electrical, Computer and Biomedical Engineering, University of Rhode Island.

Contributors

Asepdam