SI1231474013

Dari widuri
Revisi per 4 September 2016 08.35 oleh Aim muhaimin (bicara | kontrib) (Konsep Dasar Analisis SWOT)


Lompat ke: navigasi, cari

 

PENGENDALI PINTU MENGGUNAKAN WEB SERVER DAN RFID

BERBASIS ARDUINO UNO DAN WEMOS D1 MINI UNTUK

MONITORING PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN TANGERANG

 

SKRIPSI

 

Logo stmik raharja.jpg

 

OLEH:

1231474013 MUHAIMIN

 

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

 

PENGENDALI PINTU MENGGUNAKAN WEB SERVER DAN RFID

BERBASIS ARDUINO UNO DAN WEMOS D1 MINI UNTUK

MONITORING PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN TANGERANG

 

 

Disusun Oleh:

NIM  : 1231474013
Nama  : Muhaimin
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : SISTEM KOMPUTER
Konsentrasi  : COMPUTER SYSTEM

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Ketua         Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA         Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)         (Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)
NIP : 00594         NIP : 079010

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

 

PENGENDALI PINTU MENGGUNAKAN WEB SERVER DAN RFID

BERBASIS ARDUINO UNO DAN WEMOS D1 MINI UNTUK

MONITORING PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1231474013
Nama  : Muhaimin

 

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

 

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Pembimbing I     Pembimbing II
       
       
       
       
(Dendy Jonas ,M.Kom)     (Fredy Susanto,M.Kom.,CCNA.,MTCNA)
NID : 14004     NID : 04051

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

 

PENGENDALI PINTU MENGGUNAKAN WEB SERVER DAN RFID

BERBASIS ARDUINO UNO DAN WEMOS D1 MINI UNTUK

MONITORING PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1231474013
Nama  : Muhaimin

 

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Komputer Sistem

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2015/2016

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juni 2016

Ketua Penguji   Penguji I   Penguji II
         
         
         
         
(_______)   (_______)   (_______)
NID : ____   NID : ____   NID : ____

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

 

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM  : 1231474013
Nama  : Muhaimin
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : SISTEM KOMPUTER
Konsentrasi  : COMPUTER SYSTEM

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja

maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juni 2016
Muhimin
NIM. 1231474013

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

ABSTRAKSI

untuk meningkatkan kualitas para pegawai pada sebuah kantor harus ada sebuah sistem yang memonitoring keluar masuknya pegawai pada saat jam kerja, pintu utama pada sebuah kantor perusahaan dibuat untuk akses keluar masuk. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perangkat yang dapat memecahkan masalah tersebut, maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengetahui kapan dan siapa yang keluar masuk dan pimpinan bisa dapat mengetahuinya untuk dijadikan bahan kajian. Akhirnya, muncul ide untuk membuat penelitan pengendali pitu yang berbasis Smart Card atau RFID (Radio Frequency Identification) yang di bundling mikrokontroler Wemos D1 mini sebagai otak dari kendali Pintu utama dalam penelitian ini. RFID berfungsi membuka kunci pintu dengan otomatis, kemudian Webserver berfungsi sebagai alternatif apabli RFID Tag tertinggal atau hilang. Sebagai bentuk implementasi alat, RFID digunakan untuk identifikasi berdasarkan identitas para pegawai untuk dapat mengakses dan mengenalinya, sehingga hanya pegawai yang sudah teregistrasi dalam database yang dapat menggunakan sistem pengendali pintu ini. Sistem pengendali pintu yang berbasis mikrokontroler Wemos D1 mini ini, memiliki 2 tugas fungsional, diantaranya: Auto open-lock door dan Monitoring keluar masuknya pegawai pada kantor BPS, Observasi penelitian dilakukan pada pintu utama kantor BPS Kab. Tangerang. Dengan demikian melalui pengaplikasian dari sistem ini, fungsi kerja pintu utama pada BPS Kab. Tangerang telah berubah menjadi otomatis..

Kata Kunci: Pintu Otomatis, RFID, Wemos D1 mini, Webserver, system

ABSTRACT

To improve the quality of employees upon an office there must be a system that monitor the entry of employees out during working hours, the main door upon an office made firm for road access.Hence, is required a device that can solve the problems, it takes a system that can know when and who out and mass can tell it to be an assessment.Finally, appearing ideas to make control penelitan pitu based smart card or rfid ( radio frequency identification ) in bundling is mikrokontroler wemos d1 mini as brains of control the main door in this research.Rfid serves unlock the door with automatic, then webserver serves as an alternative apabli rfid tags lagging or missing.As an implementation instrument, rfid is used for identification based on the identities employees to get access and recognize, where only employees.

Keywords: Smoke detectors, RFID, wemos d1 mini,Webserver, system

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Skripsi dengan judul “Pengendali Pintu Menggunakan Web Server Dan Rfid Berbasis Arduino Uno Dan Wemos D1 Mini Untuk Monitoring Pegawai Pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang”.

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca umumnya serta mahasiswa khususnya. Dan semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.

  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur. STMIK Raharja.

  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.

  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd. , selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja

  5. Bapak Dendy Jonas,M.Kom selaku pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu, pikiran maupun tenaga untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

  6. Bapak Fredy Susanto, M.Kom.,CCNA.,MTCNA. selaku pembimbing kedua, terima kasih atas pengarahan serta saran yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menjalani Skripsi ini dengan penuh ilmu dan semangat.

  7. Radjiman.Bst selaku stakeholder yang telah banyak berkontribusi dalam penyelesaian Skripsi penulis serta memberikan masukan terhadap sistem yang telah dibuat.

  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan sehingga memperluas wawasan penulis.

  9. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan penulis.

  10. Para sahabat dan rekan-rekan penulis terutama Andreas Parsadaan haloho, Berkat Jaya Bate’e, Arief, Michael, Angga Pernana, Remon, Cipto, dan rekan-rekan yang lainnya dimana penulis tidak dapat menyebut satu persatu.

  11. Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan serta kelemahan-kelemahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari seluruh pihak untuk menyempurnakan penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT. senantiasa menyertai langkah kita semua dalam meraih cita-cita menuju kesuksesan, Amin.

    Tangerang, September 2016
    MUAHIMIN
    NIM. 1231474013

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

    Gambar 2.2 Pembuatan Prototipe Evolisioner

    Gambar 2.3 Model Raspberry Pi B+

    Gambar 2.4 Logo Raspbian

    Gambar 2.5 Logo Debian

    Gambar 2.6 Logo Python

    Gambar 2.7 Komunikasi Data Jaringan

    Gambar 2.8 Proses Komunikasi Data

    Gambar.2.9 Komunikasi data Simplex

    Gambar 2.10 Komunikasi Data HalfDuplex

    Gambar 2.11 Komunikasi Data full duplex

    Gambar 2.12 Osi layer

    Gambar 2.13 Sinyal Analog

    Gambar 2.14 Sinyal Digital

    Gambar 2.15 Resistor 4 Gelang Warna

    Gambar 2.16 Simbol Kapasitor

    Gambar 2.17 Kapasitor Elco

    Gambar 2.18 Kapasitor Trimer

    Gambar 2.19 Relay

    Gambar 2.20 Dioda Kontak Titik

    Gambar 2.21 Dioda Zener

    Gambar 2.22 Bentuk dan Simbol LED

    Gambar 2.23 Transistor Bipolar

    Gambar 2.24 Transistor Unipolar

    Gambar 2.25 Integrated Circuit (IC)

    Gambar 2.26 Membaca Kaki IC

    Gambar 2.27 Bentuk fisik sensor asap MQ-2

    Gambar 2.28 Kamera Webcam Logitech

    Gambar 2.29 Pengeras suara ( Speaker )

    Gambar 2.30 Ubidots

    Gambar 2.31 Internet of Things

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi

    Gambar 3.2 Flowchart Sistem Berjalan

    Gambar 3.3 Flowchart Sistem Alat

    Gambar 3.4 Diagram Blok

    Gambar 3.5 Login Raspberry

    Gambar 3.6 Command Line Raspberry

    Gambar 3.7 Melakukan update sistem raspberry

    Gambar 3.8 Melakukan upgrade sistem raspberry

    Gambar 3.9 IP Lokal Raspberry

    Gambar 3.10 Konfigurasi Remote Desktop

    Gambar 3.11 Tampilan Desktop Raspbian

    Gambar 4.1 Pengujian Catu Daya untuk Raspberry Pi

    Gambar 4.2 Sensor Asap Rokok MQ-2

    Gambar 4.3 Listing program pengujian sensor asap rokok

    Gambar 4.4 Camera C270 Logitech

    Gambar 4.5 Koding Webcam

    Gambar 4.6 Hasil foto webcam 960 x 720

    Gambar 4.7 Hasil foto webcam 1280 x 720

    Gambar 4.8 Koding

    Gambar 4.9 Pemanggilan Kodingan

    Gambar 4.10 Pengujian Email

    Gambar 4.11 Hasil Email Terkirim

    Gambar 4.12 Speaker

    Gambar 4.13 Koding Suara

    Gambar 4.14 pengujian suara

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

    Tabel 2.2 Komponen dan Simbol Resistor Tetap

    Tabel 2.3 Warna Kode Resistor Axial

    Tabel 2.4 Variabel Resistor

    Tabel 2.5 Jenis-jenis Resistor

    Tabel 3.1 Keterangan Cara Kerja Masing-Masing Komponen

    Tabel 3.2 Elisitasi tahap I

    Tabel 3.3 Elisitasi tahap II

    Tabel 3.4 Elisitasi tahap III

    Tabel 3.5 Final Elisitasi

    Tabel 4.1 Pengujian Blackbox

    Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sensor Asap Rokok

    Tabel 4.3 Estimasi biaya

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

      Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah diiringi oleh kemajuan teknologi mikrokontrolloer saat ini, teknologi mikrokontroller merupakan solusi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi biaya serta menjadi model yang fleksibel. Pesatnya perkembangan mikrokontroller akhir-akhir ini, memicu berkem-bangnya inovasi baru yang memanfaatkan mikrokontroller untuk mempermudah pekerjaan manusia.

      Badan Pusat Statistik atau yang sering disebut BPS adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan dibidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas data dan kinerja para pegawainya harus ada sebuah sistem yang memonitoring keluar masuknya pegawai pada saat jam kerja, pintu utama pada sebuah kantor perusahaan dibuat untuk akses keluar masuk, tapi terkadang muncul kendala disaat harus mengunci dan membuka pintu secara manual oleh petugas ataupun seluruh pegawai yang bekerja di kantor tersebut, terkadang kuncinya hilang ataupun tertinggal di rumah, dan juga pimpinan tidak dapat mengetahui siapa saja dan kapan pegawainya keluar masuk kantor.

      Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perangkat yang dapat memecahkan masalah tersebut, maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengetahui kapan dan siapa yang membuka dan mengunci pintu secara otomatis dan pimpinan bisa dapat mengetahuinya untuk dijadikan bahan kajian.

      Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis mengambil judul “PENGENDALI PINTU MENGGUNAKAN WEB SERVER DAN RFID BERBASIS WEMOS D1 MINI UNTUK MONITORING PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TANGERANG"

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut:


    1. Bagaimana merancang sistem pengendali pintu menggunakan Wemos D1 mini serta mengaplikasikannya pada Web Server dan RFID agar dapat bekerja secara otomatis?

    2. Bagaimana cara mengendalikan pintu menggunakan Wemos D1 mini?

    3. Bagaimana cara kerja pintu utama dapat terbuka dan tertutup secara otomatis sehingga mengetahui kapan pegawai keluar masuk kantor ? ?

    Ruang Lingkup Penelitian

    Sebagai pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan ini agar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup hanya pada sistem pengendali pintu otomatis berbasis Wemos D1 mini yang di kontrol menggunakan Web Server dan RFID dan juga dapat memonitoring keluar masuknya pegawai serta dapat dlihat oleh pimpinan melalui notifikasi email


    Tujuan dan manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian


    1. Menciptakan sebuah sistem yang dapat mengunci dan membuka pintu secara otomatis.

    2. Menciptakan sebuah sistem untuk mempermudah atasan mengetahui keluar masuknya pegawai


    Manfaat Penelitian

    1. Manfaat individu : Dapat mengembangkan ilmu yang penulis dapatkan selama perkuliahan. Memberikan kepuasan karena dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

    2. Manfaat fungsional : Pintu dapat bekerja secara otomatis yang berbasis Mikrokontroller menggunakan RFID dan Web browser, sehingga orang yang masuk ke ruangan dapat dimonitoring.

    3. Manfaat operasional : Dalam mengoperasikannya tidak lagi memerlukan kunci manual, melainkan dapat dilakukan dengan mengguanakan RFID dan Web browser

    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    1. Observasi (Observation)

    2. Dalam metode ini penulis melakukan observasi terhadap pintu ruangan yang berada di kantor BPS Kab. Tangerang, agar penulis bisa mendapatkan data yang di butuhkan.

    3. Studi kepustakaan

    4. Selain melakukan observasi penulis juga melakukan studi kepustakaan, browsing internet, jurnal dan artikel sebagai referensi yang berhubungan dengan pembuatan alat.

    5. Wawancara

    6. Materi-materi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan penilitian ini diperoleh dengan bertanya langsung dengan stakeholder.

    Metode Analisa

    Pada metode ini penulis menganalisa suatu sistem yang sudah ada bagaimana sistem itu berjalan dan apakah kekurangan dari sistem tersebut. Pada sistem yang sekarang dalam penggunaannya masih manual sehinggga membutuhkan objek untuk mengoperasiakan pintu ruangan

    Metode Perancangan

    Dalam metode perancangan ini dapat mengetahui bagaimana sistem itu dirancang dan komponen apa yang di butuhkan, dimana setiap proses pembuatan sistem pengendali pintu ruangan di jabarkan tahap demi tahap.

    Metode Testing

    Dalam pengujian ini penulis melakukan uji coba dengan metode Black Box terhadap sistem yang telah dibuat agar diketahui apakah sistem sudah berjalan sesuai ketentuan

    Sistematika Penulisan

    Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan penelitian ini, maka dikelompokkan materi penulisan menjadi 5 (lima) bab yang masing-masing saling berkaitan antara bab satu dengan yang lainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu:

    BAB I PENDAHULUAN :

    Berisikan uraian tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian,tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI :

    Berisikan uraian tentang konsep dasar yang menyangkut judul laporan dan definisi-definisi yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas pada sistem yang berjalan sehingga menjadi laporan kuliah kerja peraktek.

    BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN :

    Dalam bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Badan Pusat Statistik (BPS) yang terdiri dari sejarah singkat, struktur organisasi, dan tugas serta tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan yang terdiri dari prosedur sistem yang berjalan, rancangan prosedur sistem yang berjalan. Permasalahan, alternatif pemecahan masalah yang terdiri dari analisa kebutuhan user

    BAB IV HASIL PENELITIAN :

    Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem dan spesifikasi basis data yang terdiri dari normaliasi dan spesifiasi basis data, Flowchart sistem yang


    BAB V PENUTUP :

    Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulakan.

    DAFTAR PUSTAKA :

    LAMPIRAN :

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:203) Pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama System Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodologi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dari usaha analisa dan desain. Langkah-langkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

    1. Perancangan Sistem : Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.

    2. Analisa Sistem : Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.

    3. Perancangan: Yaitu tahapan untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, terdapat tiga tahapan perancangan, yaitu: perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program.

    4. Testing:Setelah sistem berhasil dirancang, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, juga dilakukan penyesuaian-penyesuaian akhir.

    5. Implementasi: Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline.

    6. Maintenance: Langkah terakhir dari SDLC yaitu maintenance dimana pada tahap ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan.

    Tahapan Implementasi Sistem

    Menurut Murad, dkk dalam Jurnal CCIT Vol-4 (2013:52) mendefinisikan “Tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan.”

    Menurut Sutabri (2012:229) mendefinisikan, setelah sistem dianalisis dan dzirancang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini sebagai berikut:

    1. Pengkaji mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.

    2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.


    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”. Menurut Sutabri (2012:16) mendefinisikan, menarik kesimpulan bahwa “suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Menurut Lili Tanti dalam jurnal CCIT (2011), “sistem secara umum merupakan tahapan pertama dari luar hidup pengembangan perangkat lunak pengajar”.

    Berdasarkan beberapa pendapat penulis tarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan bagian atau subsistem yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Sutabri (2012:20), mendefinisikan, karakteristik sistem sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components)

    2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk susbsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

    3. Batasan Sistem (Boundary Sistem)

    4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

    5. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)

    6. Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

    7. Penghubung Sistem(Interface System)

    8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung atau interface, penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.

    9. Masukan Sistem(Input System)

    10. Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (Signal Input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah sinyal input untuk diolah menjadi informasi.

    11. Pengolahan Sistem(Prosessing System)

    12. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    13. Keluaran Sistem(Output System)

    14. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna, keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal yang menjadi input bagi subsistem lain.

    15. Sasaran Sistem(Objective) dan Tujuan (Goals)

    16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministi, jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

    Klasifikasi Sistem

    Menurut Sutabri (2012:22) mendefinisikan, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

    2. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yag tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia dan lain sebagaiannya.

    3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia(Human Made System)

    4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam; tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

    5. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

    6. Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

    7. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

    8. Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

    Kriteria Sistem

    Menurut Sutbari (2012: 13), Sistem yang baik harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

    1. Kegunaan

    2. Sistem harus dapat memenuhi, melayani serta mengklasifikasikan informasi yang tepat pada waktunya dan relevan untuk proses pengambilan keputusan manajemen dan personil di dalam organisasi.

    3. Ekonomis

    4. Semua bagian dari sistem termasuk laporan, pengawasan dan lainnya harus memberikan suatu nilai tambah sekurang-kurangnya sebesar biaya yang dikeluarkan.

    5. Kesederhanaan

    6. Sistem harus cukup sederhana, sehingga struktur dan operasinya dapat dengan mudah untuk diikuti oleh pemakainya.

    7. Kapasitas

    8. Sistem harus memiliki kapasitas yang sesuai dengan program yang akan dijalankan oleh pengguna, sehingga program dapat berjalan dengan lancar.

    9. Fleksibilitas

    10. Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung semua perubahan dan sistem tersebut dapat digunakan dimanapun serta tidak mempengaruhi sistem lainnya.

    Definisi Pengontrolan

    "Menurut Erinofiardi (2012:261),Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)".Kontrol otomatis mempenyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

    Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai system pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

    Jenis-jenis Pengontrolan

    1. Sistem Kontrol Loop Terbuka

    2. Menurut Erinofiardi (2012:261), “sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.

      Gambar 2.1 Sistem pengendali loop terbuka

      Sumber : Erinofiardi (2012:261)

      Gambar diagram blok di atas menggambarkan bahwa di dalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

    3. Sistem Kontrol Loop Tertutup

    4. Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop tertutupadalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.”

      Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

      Gambar 2.2. Sistem pengendali loop tertutup

      Sumber : Erinofiardi (2012:261)

      Gambar di atas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali. Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

    Konsep Dasar Robot

    1. Definisi Robot

    2. Robot berasal dari kata “robota” yang dalam bahasa Ceko yang berarti budak, pekerja atau kuli. Pertama kali kata “robota” diperkenalkan oleh Karel Capek dalam sebuah pentas sandiwara pada tahun 1921 yang berjudul RUR (Rossum’s Universal Robot). Pentas ini mengisahkan mesin yang menyerupai manusia yang dapat bekerja tanpa lelah yang kemudian memberontak dan menguasai manusia. Istilah “robot” ini kemudian mulai terkenal dan digunakan untuk menggantikan istilah yang dikenal saat itu yaitu automation. Dari berbagai litelatur robot dapat didefinisikan sebagai sebuah alat mekanik yang dapat diprogram berdasarkan informasi dari lingkungan (melalui sensor) sehingga dapat melaksanakan beberapa tugas tertentu baik secara otomatis ataupun tidak sesuai program yang di inputkan berdasarkan logika.

    3. Sejarah dan Perkembangan Robot

    4. Robot pada awalnya diciptakan untuk mengantikan kerja manusia untuk sesuatu yang berulang, membutuhkan ketepatan yang tinggi dan juga untuk menggantikan manusia bila harus berhubungan dengan daerah berbahaya. Penggunaan robot lebih banyak terletak pada industri, misalnya untuk proses welding pada industri otomotif. Selain pada industri, penggunaan robot semakin berkembang luas. Sementara itu, pada dunia pendidikan di tingkat universitas telah dilakukan berbagai macam kontes yang memacu para akademisi dan mahasiwa dalam melakukan riset tentang robot. Kedepannya, robot akan semakin berkembang sehingga mampu bergerak dan berpikir seperti manusia berdasarkan logika-logika pemograman yang diinputkan.

      Seiring berkembangnya teknologi, berbagai robot dibuat dengan spesialisasi atau keistimewaan tertentu. Robot dengan keistimewaan tertentu sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dalam dunia industri modern, dimana industri modern menuntut adanya suatu alat dengan kemampuan tinggi yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan manusia ataupun menyelesaikan pekerjaan yang tidak mampu diselesaikan manusia. Pemanfaatan teknologi robot mempunyai sisi lain yang mendatangkan ancaman bagi sebagian orang, karena kehilangan kesempatan kerja. Dari survei yang dilakukan terhadap pemakai robot di Inggris, penghematan tenaga kerja ditulis sebagai faktor terpenting dalam mengambil keputusan untuk mengadopsi robot. Meskipun demikian, walau beberapa pekerjaan dan tugas dihasilkan dengan campur tangan robot, tetapi tedapat kecenderungan untuk tidak menggantikan tenaga manusia seluruhnya. Secara teoritis robot dimasukkan bukan pada faktor produksi yang berupa masukan buruh, melainkan pada masukan modal.

      Negara yang paling getol mengadakan penelitian mengenai berbagai macam robot ini adalah Jepang. Hal ini tak lain karena Jepang juga gigih dalam melakukan penelitian teknologi infrastruktur seperti komponen dan piranti mikro (microdevices) yang akhirnya bidang ini terbukti sebagai inti dari pengembangan robot modern. Sebenarnya, robot bukanlah 'barang baru' bagi masyarakat Jepang. Robot pertama Jepang sudah diciptakan berabad-abad yang lalu. Tentunya tidak dengan bentuk yang ada saat ini. Mulai dari robot yang bisa menyirami sawah buatan Kaya no Miko seperti yang diceritakan dalam koleksi cerita abad ke-12, Konjaku Monogatari Shu, hingga boneka robot karakuri-ningyo yang dikembangkan dengan tingkat teknologi yang cukup tinggi dan ditampilkan dalam bentuk boneka sebagai hiburan di teater dan dalam festival (hingga sekarang tetap ditampilkan dalam Festival Takayama di Prefektur Gifu).

      Pada tahun 1927 muncul robot Jepang yang pertama yang dikembangkan dengan mempergunakan teknologi barat, diberi nama Gakutensoku. Robot ini bisa tersenyum, mengedip-ngedipkan mata dan bahkan bisa menulis. Dengan adanya pengembangan robot ini, robot kini bisa menjadi teman, mempunyai kecerdasan, dan perasaan manusia, seperti dalam cerita kartun Astro Boy. Keunggulan dalam teknologi robot tak dapat dipungkiri, telah lama dijadikan ikon kebanggaan negara-negara maju di dunia. Kecanggihan teknologi yang dimiliki, gedung-gedung tinggi yang mencakar langit, tingkat kesejahteraan rakyatnya yang tinggi, kota-kotanya yang modern, belumlah terasa lengkap tanpa popularitas kepiawaian dalam dunia robot.

      Pada awalnya, aplikasi robot hampir tak dapat dipisahkan dengan industri sehingga muncul istilah industrial robot dan robot manipulator. Definisi yang populer ketika itu, robot industri adalah suatu robot tangan (arm robot) yang diciptakan untuk berbagai keperluan dalam meningkatkan produksi, memiliki bentuk lengan-lengan kaku yang terhubung secara seri dan memiliki sendi yang dapat bergerak berputar (rotasi) atau memanjang/memendek (translasi atau prismatik). Satu sisi lengan yang disebut sebagai pangkal ditanam pada bidang atau meja yang statis (tidak bergerak), sedangkan sisi yang lain yang disebut sebagai ujung (end effector) dapat dimuati dengan tool tertentu sesuai denga tugas robot. Dalam dunia mekanikal, manipulator ini memiliki dua bagian, yaitu tangan atau lengan (arm) dan pergelangan (wrist). Pada pergelangan ini dapat diinstall berbagai tool. Begitu diminatinya penggunaan manipulator dalam industry, menyebabkan banyak perusahaan besar di dunia menjadikan robot industri sebagai unggulan. Bahkan beberapa perusahaan di Jepang masih menjadikan manipulator sebagai produk utamanya, seperti Fanuc Inc. yang memiliki pabrik utamanya di lereng gunung Fuji.

      Dewasa ini mungkin definisi robot industri itu sudah tidak sesuai lagi karena teknologi mobile robot juga sudah dipakai meluas sejak awal tahun 1980-an. Seiring itu pula kemudian muncul istilah humanoid robot (konstruksi mirip manusia), animaloid (mirip binatang), dan sebagainya. Bahkan kini dalam industri spesifik seperti industri perfilman, industri angkasa luar dan industri pertahanan atau mesin perang, arm robot atau manipulator bisa jadi hanya menjadi bagian saja sistem robot secara keseluruhan.

    Konsep Dasar Analisis SWOT

    1. Definisi Analisis SWOT

    2. Menurut Rangkuti (2011:199), penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

      Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth OrientedStrategy).

      Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

      Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan questionmark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

      Kuadran 4 : Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

      Menurut Yusmini (2011:68), definisi analisa SWOT sebagai berikut:

      Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

      Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

    3. Langkah-Langkah Penyusunan SWOT

    4. Menurut Rangkuti (2011:8) Langkah–langkah mudah penyusunan SWOT yaitu:

      1. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT

      2. Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

      3. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)

      4. Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.

      5. Membentuk Teamwork Berdasarkan Metode OCAI

      6. Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

      7. Kuisioner Riset SWOT

      8. Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).

      9. Identifikasi Penyebab Masalah

      10. Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

      11. Menentukan Tujuan Dan Sasaran Strategis

      12. Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

      13. Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis, Dan Pemetaan Strategis

      14. Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.

      15. Menentukan Ukuran Yang Dipakai Dalam SWOT

      16. Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.

      17. Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators Dalam Bentuk Tag Dan Lead Indicator

      18. Tujuannya adalah untuk merumuskan strategi cinitiative dan menyusun key performance indicator dalam bentuk lag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.

      19. Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja

      20. Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.

      21. Melakukan Cascading SWOT

      22. Tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.

      23. Analisa Risiko Menggunakan Key Risk Indicators

      24. Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.

      25. Analisis Anggaran Dan Model Keuangan

      26. Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

      27. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT

      28. Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

    5. Tujuan Analisa SWOT

    6. Menurut Rangkuti (2011:197), tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

    7. Pendekatan Pemecahan Masalah

    8. Menurut Puspitasari dkk di dalam jurnal Teknik Industri Vol 7, No.2 (2012:96), Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

      1. Product

      2. produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

      3. Price

      4. biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.

      5. Place

      6. lokasi dimana produk atau jasa tersedia.

      7. Promotion

      8. aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.

      9. People

      10. orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.

      11. Process

      12. proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.

      13. Physical Evidence

      14. bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

      Konsep Dasar Perancangan

      BAB III

      PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

      BAB IV

      RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

      BAB V

      PENUTUP
      ====Sampai Sini====

Contributors

Aim muhaimin