SI1331475895: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Baris 865: Baris 865:
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Orang-orang yang terkena karbon monoksida di dalam kendaraan. </p>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Orang-orang yang terkena karbon monoksida di dalam kendaraan. </p>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Mesin kecil bertenaga bensin dan alat kerja (misalnya, kompresor bertenaga gas atau mesin cuci tekanan) dapat menghasilkan karbon monoksida dalam waktu singkat. </p></ol>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Mesin kecil bertenaga bensin dan alat kerja (misalnya, kompresor bertenaga gas atau mesin cuci tekanan) dapat menghasilkan karbon monoksida dalam waktu singkat. </p></ol>
 
 
1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111
 
 
 
 
 
 
  
 
==Literature Review==
 
==Literature Review==
 
===Konsep Dasar Literature Review===
 
===Konsep Dasar Literature Review===
 
<ol>
 
<ol>
 
 
<li style="font-size: 12pt;font-weight:bold; font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Definisi Literature Review</p></li>
 
<li style="font-size: 12pt;font-weight:bold; font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Definisi Literature Review</p></li>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Menurut Hermawan dalam Tiara (2013:75), "Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian  yang  ada saat  ini. Tinjauan pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat." </p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Warsito, dkk(2015:29) menambahkan, “Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi- referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.” </p></div>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa literature review merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai penelitian yang sejenis atau pada kasus yang sejenis. </p></div>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-weight:bold; font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Tujuan Literature Review</p></li>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Hermawan  dalam  Tiara  (2013:76)mendeskripsikan,  tinjauan  pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu: </p></div>
 +
<ol>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan. </p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> Untuk  menghubungkan  suatu  penelitian  ke  dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. </p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan  pentingnya  penelitian  yang  dilakukan  dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa. </p></ol>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-weight:bold; font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Kajian Literature Review</p></li>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Dalam melakukan kajian literature review ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut: </p></div>
 +
<ol>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini. </p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain. </p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada. </p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga. </p></ol>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-weight:bold; font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2"> Study Pustaka (Literature Review) </p></li>
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Dalam membuat perancangan maupun penulisan laporan,  penulis memerlukan sumber pembelajaran sebagai study pustaka sebagai referensi dan  menghindari pembuatan ulang. Adapun pembahasan pada study pustaka mengacu pada sistem monitoring dan kontrol kualitas udara melalui perangkat arduino sebagaimana yang akan dijelaskan pada point-point berikut ini: </p></div>
 +
<ol>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Penelitian yang dilakukan oleh Faldi Rasis Purnomo, Aldi Setyawan dan Wiedjaja Atmadja pada tahun 2013 yang berjudul, “Perancangan dan Penerapan Sistem Monitoring Tingkat Pencemaran Udara Dengan Komunikasi SMS Menggunakan Modem GSM”. Penelitian ini dirancang untuk memantau kualitas udara di Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 dan Jl. K.H. Syahdan No. 22 samping Binus Center. Pemantauan udara ini dilakukan pada sore hari menggunakan tiga sensor modul, yakni modul sensor gas MQ-4, MQ-7 dan MQ-135 yang berfungsi untuk mendeteksi kandungan udara. Hasil pendeteksian itu dikirim melalui SMS untuk disimpan di database yang dibuat melalui Microsoft Access. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa kualitas udara di sekitar kampus Binus Anggrek terpantau dalam kondisi sedang dan baik. </p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Penelitian yang dilakukan oleh Reza Hastuti, Edita Rosana Widasari dan Barlian Henryanu Prasetio pada tahun 2017 dari Universitas Brawijaya yang berjudul “Sistem Pendeteksi Pencemaran Udara Ambien Di  Kawasan Lumpur Lapindo Dengan Menggunakan Logika Fuzzy”. Pada perancangan sistem ini, dibagi beberapa perancangan yaitu perancangan hardware dalam pembuatan sistem ini meliputi perancangan sensor MQ-4, sensor MQ-7, dan sensor debu, perancangan software dalam pembuatan sistem ini adalah perancangan user interface dan pengolahan data sensor dengan menggunakan pemrograman NI Labview. dan perancangan logika fuzzy pada sistem ini adalah dimulai dari tahap pertama yaitu fuzzyfication yaitu menentukan parameter yang menjadi membership function. Kemudian tahap kedua adalah inferensi fuzzy atau pembuatan rulefuzzy yang disesuaikan dengan membership function yang ada. Pada sistem ini digunakan 7 membership, dan tahap ketiga adalah defuzzyfication yaitu tahap mengubah fuzzy output menjadi crips value berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan.</p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Penelitian yang dilakukan oleh Adhe Widianjaya, Rafika Nilasari Handoko, Dion Firmanda, Ahmad Yusuf Ardiansyah dan Rama Widi Pradita pada tahun 2014 yang berjudul “Green Map Sistem Monitoring dan Peta Visualisasi Distribusi Kualitas Udara Berbasis Web. Penelitian ini dibuat untuk membantu kinerja sistem pengawasan kualitas udara di kota Surabaya yang terus menurun tiap tahunnya. Buruknya sistem pengawasan kualitas udara kota semakin diperparah dengan media informasi tingkat kualitas udara yang kurang baik. Dari empat buah papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Surabaya, hanya dua papan yang masih mampu menampilkan informasi kualitas udara berdasarkan ISPU setiap harinya. Berangkat dari hal ini, dibuatlah sistem monitoring kualitas udara berbasis web dengan mempertimbangkan aspek biaya pengembangan, perawatan dan aksesibilitas masyarakat terhadap informasi agar lebih mudah. </p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Penelitian yang dilakukan oleh Ramdan Sastra dan Abdul Rachman pada tahun 2016 yang berjudul “Pengembangan Sistem Monitoring Pencemaran Udara Berbasis Protokol Zigbee Dengan Sensor CO”. Penelitian ini dibuat untuk memantau kualitas udara khususnya karbon monoksida dengan protokol Zigbee yang memiliki keunggulan pengiriman data rate rendah, konsumsi daya rendah dan biaya murah. Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini adalah Raspberry pi dengan spesifikasi chip Broadcom BCM2835, prosesor ARM1176JZF-S 700 Mhz, VideoCore IV GPU dan memory RAM 512 MB. </p>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> <p style="line-height: 2">Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Rizky Nelar Lesmana, Yunita Rahayu (2016) dari Universitas Riau yang berjudul “Membangun Sistem Pemantau Kualitas Udara Dalam Ruangan Dengan Mengaplikasikan Sensor CO, O3, PM10 Berbasis LabVIEW”. Alat ini dibangun dengan menggunakan sensor MQ7 sebagai pengukur besaran karbon monoksida(CO), sensor GP2Y1010AU0F sebagai pengukur besaran Dust atau particulate matter (PM10)dan sensor MQ131 sebagai pengukur besaran gas O3. Arduino Mega2560 berperan sebagai Master Control Unit (MCU) yang mengelola data sinayal Analog hasil pembacaan sensor menjadi data digital yaitu kualitas udara sesuai standar yang digunakan, dan MCU juga akan menampilkan data kualitas udara ruangan pada layar LCD nokia 5110 84x48. Tampilan data berupa grafik dan numerik ditunjukkan pada display komputer (laptop) dengan menggunakan software LabVIEW. </p></ol>
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Studi pustaka di atas penulis jadikan acuan dalam perancangan sistem monitoring dan kontrol kualitas udara. Namun dari beberapa acuan di atas, penulis menambah beberapa fitur dalam perancangan alat demi meningkatkan optimalisasi pemantauan dan kontrol. Fitur yang ditambahkan yakni koneksi internet yang terhubung ke website Ubidots dan aplikasi Telegram sehingga pemantauan dan kontrol dapat dilakukan secara mobile. Maka itu dibuatlah penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Alat Air Quality Monitoring System Dengan Air Filtration Berbasis Internet of Things”. </p></div>
<p style="line-height: 2">Menurut Hermawan dalam Tiara (2013:75) <ref name="Tiara"> Tiara, Khanna. 2013. Sistem Monitoring Inventory Control Pada CV. Cihanjuang Budi Jaya. Skripsi. STMIK Raharja Tangerang: Tangerang.</ref>"Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat  ini. Tinjauan pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat." </p></div>
+
  
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111
<p style="line-height: 2">Menurut Warsito, dkk (2015:29) <ref name="Warsito"> Warsito, dkk. 2015. “Perancangan SiS+ Menggunakan Metode YII Framework  Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.8 No.2, Hal-29.</ref>menambahkan, “Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi- referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.” </p></div>
+
 
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Literature review adalah uraian tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti. </p></div>
+
 
+
 
+
<li style="font-size: 12pt;font-weight:bold; font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Tujuan Literature Review </p></li>
+
 
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Hermawan  dalam  Tiara  (2013:76)<ref name="Tiara">Tiara, Khanna. 2013. Sistem Monitoring Inventory Control Pada CV. Cihanjuang Budi Jaya. Skripsi. STMIK Raharja Tangerang: Tangerang.</ref>mendeskripsikan,  tinjauan  pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu: </p></div>
+
 
+
<ol type="a">
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan. <br></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Untuk  menghubungkan  suatu  penelitian  ke  dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. <br></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan  pentingnya  penelitian  yang  dilakukan  dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa. <br></li></ol>
+
<li style="font-size: 12pt;font-weight:bold; font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in"><p style="line-height: 2">Kajian Literature Review </p></li>
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Dalam melakukan kajian literature review ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut: </p></div>
+
<ol type="a">
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini. <br></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain. <br></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini. <br></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada. <br></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga. <br></li></ol>
+
</ol>
+
 
+
===Studi Pustaka Literatur Review===
+
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
+
<p style="line-height: 2">Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai alat pengukur tinggi badan manusia yang menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan pengukur tinggi badan manusia yang menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu: </p></div>
+
<ol>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Penelitian dalam sebuah skripsi yang telah dilakukan oleh  Muhammad Khiabani Fakhri (2015) <ref name="Fakhri">Fakhri, Muhammad Khiabani. 2014. “Protoype Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroller ATmega328 Dengan Output Suara Pada RSIA Keluarga Kita. Laporan KKP. Perguruan Tinggi Raharja</ref>yang berjudul “Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Atmega328 Dual Mode Pada SDIT Al-Istiqomah" ini di usulkan untuk proses pengukuran, membaca hasil pengukuran, sekaligus memberitahukan hasil pengukuran tersebut dengan output suara berbasis Mikrokontroler ATMega328. Rangkaian Pengukur Tinggi Badan Digital ini menggunakan Sensor Ultrasonik yang digunakan untuk mendeteksi benda disekitar sensor. Jika gelombang ultrasonik memantul kembali ke penerima, berarti ada objek di sekitar sensor. Mikrokontroler akan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima gelombang ultrasonik dan menentukan jarak antara sensor dengan lantai. <br></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Dita Ditafrihil Fuadah dan Mada Sanjaya WS.Ph.D. (2013) <ref name="Fuadah"> Fuadah Ditafrihil, Dita. Sanjaya, Mada WS.Ph.D. 2013. Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino. Jurnal Sains Fisika UIN Sunan Gunung Djati: Bandung.</ref>yang berjudul “Monitoring dan Kontrol Level Ketinggian Air dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino” Sensor ultrasonik adalah sensor pengukur jarak dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Sensor HY-SRF05 merupakan sensor ultrasonik yang mampu mengukur jarak dari 2 cm sampai 450 cm. Keluaran sensor ini memungkinkan membaca perubahan jarak pada ketinggian air menggunakan gelombang ultrasonik berbasis Arduino Uno dan dengan interfacing pada Matlab. Pengujian menggunakan bejana bulat denga ketinggian 10 cm. <br></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Ferry Sudarto, M.Firman dan Sugeng Adi Atma (2013) <ref name="Sudarto"> Sudarto, Ferry. M.Firman. Adi Atma, Sugeng. 2013. Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra Sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara. Informatic Technique Journal: Medan.</ref> yang berjudul “Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara” ini diusulkan untuk merancang tongkat ultrasonik untuk tunanetra dengan menggunakan teknologi berbasis mikrokontroler yang dapat mendeteksi keberadaan suatu objek. Untuk bisa mendeteksi jarak benda, tongkat ultrasonik dilengkapi oleh berbagai modul diantaranya adalah sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda didepannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Gelombang ultrasonik ini akan dipancarkan dan sinyal yang mengenai suatu objek sebagian akan dipantulkan kembali. Sinyal pantul akan diterima oleh suatu penerima untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler. Mikrokontroler akan mengontrol dan mengolahnya, sehingga dapat dihasilkan suatu output berupa suara. Dan sebagai pencatu tegangan untuk semua rangkaian digunakan battery. <br></li>
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Thomas, Johan.K.W, dan  Henhy (2008) <ref name="Henhy"> Henhy , Thomas,  Johan.K.W,  . 2008. Sistem Pengukur Berat Dan Tinggi Badan Menggunakan Mikrokontroler At89s51. Jurnal Tekno Elektro. TESLA Vol. 10 No.2</ref>yang berjudul ” Sistem Pengukur Berat Dan Tinggi Badan Menggunakan Mikrokontroler AT89S51” Sistem alat pengukur berat badan dan tinggi badan bertujuan untuk menentukan berat badan, tinggi badan dan menentukan kategori ukuran tubuh. Pengukuran berat badan dilakukan oleh timbangan digital dan pengukuran tinggi badan dilakukan oleh gelombang ultrasonik. Output dari alat timbangan digital dan alat pengukur tinggi ini akan menjadi data masukan kepada pengendali mikro. Kemudian oleh pengendali mikro datayang diterima akan diolah datanya dan memberikan data keluaran untuk ditampilkan melalui LCD dan LED. Untuk mengolah data-data tersebut diperlukan program pada pengendali mikro untuk melakukan perhitungan seperti berat badan ideal, menentukan kategori ukuran tubuh serta untuk mengontrol tampilan LCD dan indikator LED. Pengendali mikro pada sistem ini berfungsi sebagai alat pemroses utama yang mengendalikan kerja komponen yang tercakup menjadi suatu sistem secara keseluruhan. <br></li>
+
  
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"> Penelitian dalam sebuah jurnal internasional yang telah dilakukan oleh Ilze Andersone dari Riga Technical University, Latvia pada tahun (2017) <ref name="Andersone"> Andersone, Ilze. 2017. “ Probabilistic Mapping With Ultrasonic Distance Sensor”. Jurnal Vol. 104 hal 362-368. Latvia.</ref>yang berjudul “ Probabilistic Mapping With Ultrasonic Distance Sensor” Penelitian ini mengusulkan pendekatan pemetaan robot probabilistik untuk menggabungkan pembacaan jarak ultrasonik dengan memodelkannya sebagai variabel acak Gaussian dan menggunakan pencocokan pindai untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pemetaan. Untuk memperhitungkan ketidakpastian sudut yang tinggi dari sensor jarak ultrasonik, kedua pembacaan positif (objek yang terdeteksi) dan pembacaan negatif (kurangnya deteksi) diperhitungkan untuk memperbarui pengukuran dan membuat peta lingkungan yang diperbarui. Untuk mendukung pendekatan ini, peta secara bersamaan terdiri dari dua bagian - pemindaian ruang kosong disimpan di grid hunian dan pembacaan rintangan direpresentasikan sebagai rangkaian fitur variabel Gaussian. <br></li>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;">Penelitian yang dilakukan oleh Alexander Nguyen, Michael Heath, Antony Messina, Jiang Wu dan Ying Sun dari Departemen of Electrical, Computer and Biomedical Engineering, University of Rhode Island (2017) <ref name="Nguyen"> Nguyen, Alexander, Michael Heath, Antony Messina, Jiang Wu dan Ying Sun. 2017. Ultrasonic Sensors Height and BMI Device. Department of Electrical, Computer and Biomedical Engineering, University of Rhode Island.</ref> yang berjudul “Ultrasonic Sensors Height and BMI Device” penelitian ini membahas tentang pengembangan dan penciptaan sebuah perangkat yang memanfaatkan sensor ultrasonik untuk menentukan ketinggian. Perangkat ini dimaksudkan untuk dijadikan alternatif yang lain. Perangkat akan dibuat agar orang dapat menggunakannya sendiri dengan mudah tanpa membutuhkan bantuan. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengukuran, dan biaya yang lebih murah. Desainnya mencakup dua sensor ultrasonik, composit framework, pengendali PIC, pengkabelan, dan pengkodean C ++ dalam desainnya. <br></li>
 
</ol>
 
  
 
=<div style=";font-family: 'times new roman';text-align: center">'''BAB III'''</div>=
 
=<div style=";font-family: 'times new roman';text-align: center">'''BAB III'''</div>=

Revisi per 19 Februari 2018 09.45

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS



SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1331475895
NAMA
: MUHAMAD ASEP DAMYATI


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Disusun Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 99001
       
NIP : 10001


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 15005
   
NID : 09004

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

RANCANG BANGUN ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Sistem Komputer

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

RANCANG BANGUNG ALAT AIR QUALITY

MONITORING SYSTEM DENGAN AIR FILTRATION

BERBASIS INTERNET OF THINGS

Disusun Oleh :

NIM
: 1331475895
Nama
: MUHAMAD ASEP DAMYATI
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
MUHAMAD ASEP DAMYATI
NIM : 1331475895

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Berkembangnya kesadaran masyarakat global dalam menciptakan dan menjaga kualitas udara yang sehat, mendorong berbagai institusi maupun perusahaan menerapkan sistem manajemen lingkungan. Melalui pengawasan dan kontrol yang tepat, udara yang bersih akan meningkatkan produktivitas para karyawan dalam bekerja. Serta mengurangi angka ketidakhadiran karyawan dengan alasan sakit yang dapat menghambat proses produksi di perusahaan. Sistem manajemen lingkungan yang diterapkan di PT. Inter World Steel Mills Indonesia, mendorong perusahaan untuk lebih mengontrol kualitas udara di lingkungan kerja. Untuk menunjang sistem manajemen lingkungan yang sedang berjalan, maka dibuatlah alat monitoring dan pengontrol kualitas udara berbasis Raspberry yang dapat mendeteksi polusi udara dan mengontrolnya dengan air filtration serta menginformasikan tingkat kualitas udara melalui pesan di Telegram kepada pihak terkait.

Kata Kunci: monitoring, kontrol, udara, raspberry, air filtration.

ABSTRACT

The growing awareness of global community in creating and maintaining healthy air quality, encouraging various institutions and companies to implement environmental management system. Through proper supervision and control, clean air will improve the productivity of employees in the workplace. And reduce the number of absentee employees with ill reasons that can hinder the production process in the company. Environmental Management System implemented at PT. Inter World Steel Mills Indonesia, encouraging company to better control air quality in the work environment. To support the ongoing Environmental Management System, an Raspberry-based air monitoring and control device is established which can detect air pollution and control it with air filtration and inform air quality level through message on Telegram to related parties.

Keywords: monitoring, control, air, arduino , air filtration.

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat serta Karunia-Nya kepada kita semua serta kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik dan sebagaimana mestinya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan motivasi dari semua pihak, penyusunan laporan ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pujian dan ucapan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Ignatius Agus Supriyono, S.Kom., MM selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak Mochamad Ichwan, selaku pembimbing di lapangan yang telah memberikan izin dan pengarahan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua, kakak dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.
  9. Terima kasih kepada Trengginas Cahyo Putro, Handri, Aviv Rivaldi, Ridvan Fauzi, Yudi Prayoga, Fajri Asni, Nurul Saqinah, Muhammad Hifrinal, Miftahul Warokah, Muhammad Kosasih, Misbah Zaenul Putra yang telah memberikan semangat dan motivasi.
  10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan Laporan Skripsi ini dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifatmembangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang dan dapat berkarya lebih baik lagi.Semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca.

Tangerang, Januari 2018
MUHAMAD ASEP DAMYATI
NIM. 1331475895

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di tengah berkembangnya kesadaran masyarakat global akan pentingnya kelestarian lingkungan, setiap elemen masyarakat baik secara individu maupun kelompok dituntut untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Lingkungan yang baik akan berpengaruh baik pada masyarakat, begitu juga bila lingkungan rusak akan berdampak negatif pula pada orang-orang. Dampak negatif itu tidak hanya dirasakan sebagian masyarakat, tetapi juga di seluruh penjuru bumi yang terkena dengan istilah global warming. Bahkan binatang dan tumbuhan pun tak terhindar dari dampak negatif kerusakan lingkungan yang pada akhirnya akan merugikan umat manusia.

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak gerakan lingkungan yang bermunculan untuk menyelamatkan bumi dari global warming. Mulai dari melakukan penanaman pohon serta menerapkan konsep reduce, reuse dan recycle. Gerakan lingkungan ini pun tak hanya berlangsung di tengah masyarakat umum atau dilakukan pemerintah. Tetapi juga di dunia perindustrian yang terimplementasi dalam Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015 di mana sistem ini menuntut perusahaan agar lebih memperhatikan dan menjaga lingkungan kerja yang sehat demi mendukung kesehatan dan produktivitas para pekerja serta sebagai tanggung jawab sosial terhadap lingkungan itu sendiri. Selain itu juga berperan sebagai koridor bagi perusahaan dalam menjaga dan menciptakan lingkungan yang baik.

PT. Inter World Steel Mills Indonesia yang bergerak di bidang baja juga menggunakan ISO 14001:2015 sebagai pedoman dalam pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan di perusahaan yang memberi kriteria dan barometer dalam pengendalian lingkungan. Mulai dari benda cair, gas, maupun padat. Semua terangkum dalam prosedur, instruksi kerja, lampiran dan formulir yang secara formal tertulis dalam dokumen ISO. Melalui dokumen ISO ini, perusahaan melakukan langkah-langkah preventif dan reaktif dalam menjaga lingkungan.

Audit lingkungan dilakukan dalam skala 1 hingga 3 kali dalam satu tahun, untuk menjaga konsistensi dalam penanganan masalah-masalah lingkungan. Audit lingkungan dapat bersifat internal yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam perusahaan itu sendiri, maupun bersifat eksternal yang dilakukan oleh pihak berkompeten dari luar perusahaan. Hasil dari audit itu menjadi bahan evaluasi perusahaan jika ditemukan masalah yang terkait dengan lingkungan. Baik melakukan pencegahan agar tidak terjadi masalah di kemudian hari ataupun memperbaiki lingkungan yang sudah terlanjur terkontaminasi limbah.

Perusahaan melalui berbagai cara mempertahankan akreditasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015. Selain untuk meningkatkan citra perusahaan di dunia perindustrian, juga untuk kelestarian lingkungan perusahaan itu sendiri. Salah satu caranya adalah dengan mengontrol hasil buangan atau limbah dari berbagai kegiatan di perusahaan. Khususnya limbah gas dari proses produksi seperti debu dan karbonmonoksida yang dapat terhirup langsung oleh para pekerja.

Buruknya kualitas udara tentu mempengaruhi kesehatan karyawan yang akan berdampak negatif pada produktivitas bekerja serta menjatuhkan citra perusahaan di mata masyarakat dan dunia perindustrian. Alat pengawas dan pengontrol kualitas udara tentunya diperlukan untuk menjaga kualitas udara di lingkungan perusahaan. Selain dapat berfungsi untuk menjaga lingkungan, alat ini pun bisa menjadi investasi berharga bagi masa depan perusahaan. Berdasarkan rincian latar belakang masalah ini maka dibuatlah penelitian berjudul “Rancang Bangun Alat Air Quality Monitoring System Dengan Air Filtration Berbasis Internet of Things”.

Batasan Masalah

Masalah dibentuk batasannya untuk memfokuskan ruang lingkup permasalahan yang diteliti. Batasan masalah yang telah dibentuk akan membuat penelitian lebih terarah dalam menentukan elemen apa saja yang relevan dalam ruang lingkup penelitian.

Beberapa batasan masalah yang dapat digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Perancangan alat monitoring dan kontrol kualitas udara.

  2. Monitoring dan kontol kualitas udara dilakukan di lingkungan perusahaan. Tetapi di batasi di area yang lebih spesifik seperti di ruang produksi dan peleburan baja serta lobi kantor.

  3. Pemantauan dan pengontrolan kualitas udara memerlukan alat yang mampu memberikan informasi kualitas udara yang dideteksi. Komponen-komponen yang digunakan dalam perancangan prototype alat meliputi Input Sensor, Proses Mikrokontroler, serta Output dan Air Filter.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah menekankan pada cara dan proses dalam pertanyaannya untuk faktor pemecahan masalah. Setiap jawaban atas masalah dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan.

Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana cara merancang alat monitoring dan kontrol kualitas udara yang diintegrasikan dengan laptop dan smartphone?

  2. Bagaimana cara kerja alat dalam memantau dan mengontrol kualitas udara di lingkungan perusahaan?

  3. Bagaimana output dari sistem monitoring kualitas udara setelah dilakukan pengujian?

Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian

Adapun maksud dari kegiatan penelitian ini adalah agar bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dalam penelitian dan untuk memenuhi syarat penilaian skripsi di STMIK Raharja.

Tujuan Penelitian

  1. Menghasilkan alat untuk melakukan pemantauan dan kontrol kualitas udara di lingkungan PT. Inter World Steel Mills Indonesia.

  2. Mengetahui bagaimana alat monitoring kualitas udara bekerja dalam melakukan pendeteksian kandungan udara.

  3. Menghasilkan output dari pendeteksian kandungan udara untuk dijadikan ukuran kualitas udara.

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian terhitung mulai tanggal 02 Oktober 2017 sampai dengan 20 Januari 2018. Kegiatan penelitian bertempat di PT. Inter World Steel Mills Indonesia yang berlokasi di kawasan industri Palm Manis, Jl. Palem Manis Raya, Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian yang dilandasi oleh asumsi dasar atau aksioma, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah untuk digunakan dalam pembuatan laporan.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sistem Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC ini sendiri terbagi ke dalam lima tahap, yakni sebagai berikut:

Perencanaan

Tahap pertama yang dilakukan dalam metode SDLC adalah perencanaan. Dalam tahap ini beberapa hal yang terkait dengan penelitian direncanakan seperti mendefinisikan masalah, membuat jadwal dan memulai proses pengembangan proyek.

Analisis

Dalam tahap analisis, masalah yang menjadi pokok penelitian dianalisa lebih dalam untuk mengurai permasalahan-permasalahan yang ada agar lebih jelas. Kemudian mengumpulkan informasi yang terkait dengan permasalahan yang sedang dipecahkan.

Design

Di tahap selanjutnya, penelitian mulai fokus ke dalam perkembangan design dari sistem yang sedang dibuat serta bagaimana sistem akan bekerja.

Implementation

Setelah tiga tahap sebelumnya dilalui, di tahap ini sistem yang sedang dibuat akan diimplementasikan untuk melihat seberapa baik sistem berjalan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Support

Berikutnya agar sistem terus berjalan setelah pengujian berhasil, sistem harus terus mendapat pemeliharaan, perbaikan maupun dukungan dari para pengguna sistem.

Sistematika Penulisan

Untuk pemahaman yang lebih jelas dalam laporan ini, maka materi-materi yang tertulis pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini diisi oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuanpenelitian, serta waktu dan metodepenelitian yang menjadi dasar bagi penulisan bab berikutnya.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan tugas akhir serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan, baik mengenai sejarah perusahaan maupun alur produksi dan penjabaran produk yang dihasilkan juga tata laksana dan analisa sistem yang telah dan sedang berjalan. Selain itu, berisi elisitasi yang ditulis dalam empat tahap. Dimulai dari tahap I, II, III dan yang terakhir final draft dari elisitasi yang dilaporkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab empat membahas rancangan alat monitoring dan kontrol kualitas udara beserta rincian analisa input, output, implementasi, perkiraan biaya dan masalah yang akan dipecahkan. Serta penjabaran detail dari final draft elisitasi yang telah disebutkan di bab sebelumnya.


BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

  2. Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.

    Mendefinisikan sistem secara umum sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. (Agus Mulyanto, 2009 : 1).

    Mendefinisikan sistem dalam bidang sistem informasi sebagai “sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima proses input serta menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur”.

    Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur atau elemen yang saling berhubungan satu sama lain dimana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan. (Agus Mulyanto, 2009 : 2).

  3. Karakteristik Sistem

  4. Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    1. Komponen Sistem (Components System)

      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

    2. Batas Sistem (Boundary System)

    3. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    4. Lingkungan Luar Sistem(Environment System)

    5. Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.


    6. Penghubung Sistem (Interface System)

      Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

    7. Masukan Sistem (Input System)

      Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    8. Pengolahan Sistem (Processing System)

      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistemakuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.


    9. Keluaran Sistem (Output System)

      Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukanbagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

    10. Sasaran Sistem (Objective)dan tujuan (Goals)

    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidakmemiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

  5. Klasifikasi Sistem

  6. Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiapkasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Tata Sutabri, 2012:22).

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

      Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistemakuntansi, dan sistem persediaan barang.

    2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

      Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

    3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

      Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertandingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

    4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

    Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

    Konsep Dasar Informasi

    1. Definisi Data

    2. Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data atau item. Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub,2012: 5) “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”. Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.

      1. Teks, adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing masing item secara individual misalnya, artikel koran, majalah dan lain-lain.

      2. Data yang terformat, adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.

      3. Citra (image), adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa, grafik, foto, hasil ronsten, dan tanda tangan.

      4. Audio, adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.

      5. Video, adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.

    3. Kualitas Informasi

    4. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, diantaranya yaitu (Agus Mulyanto, 2009 : 247):

    5. Akurasi (Accuracy)

      Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

      Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut.

      Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:

      1. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.

      2. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.

      3. Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama.

      4. Tepat Waktu (Timeliness)

        Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat dan tepat informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Dengan demikian diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan informasi tersebut.

      5. Relevansi (Relevancy)

        Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, informasi mengenai kerusakan infrastruktur laboratorium komputer ditujukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.

      6. Nilai Informasi

        Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula.

        Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto, 2009 : 247).

      Prototype

      Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem (Tata: 2011).

      Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer.

      Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhakan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.

      Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

    6. Tahapan-tahapan Prototyping

      Adapun tahapan-tahapan dalam prototyping adalah sebagai berikut:

      1. Pengumpulan kebutuhan

        Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

      2. Membangun prototyping

        Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).

      3. Evaluasi protoptyping

        Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.

      4. Mengkodekan sistem

        Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

      5. Menguji Sistem

        Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain

      6. Evaluasi Sistem

        Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

      7. Menggunakan sistem

        Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

    7. Keunggulan dan Kelemahan Prototyping.

      Pada metode pengembaganan prototype memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan sebagai berikut:




      .......................TABEL 2.1...........................



      Table 2.1. Keunggulan dan Kekurangan Prototype.

      Lingkungan

      1. Definisi Lingkungan

      2. Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya.

        Menurut Munajat Danusaputra lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasa hidup lainnya (Darsono, 1995)

      3. Unsur Lingkungan Hidup

        1. Unsur Biotik

          Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Secara umum, unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan pengurai.

          Produsen sebagai unsur biotik pertama adalah organisme yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan anorganik sederhana. Produsen pada umumnya adalah tumbuhan hijau yang dapat membentuk bahan makanan (zat organik) melalui fotosintesis.

          Kemudian konsumen merupakan organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Konsumen terdiri atas hewan dan manusia. Konsumen memperoleh makanan dari organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan.

          Selanjutnya pengurai atau perombak (dekomposer) yang merupakan unsur biotik terakhir adalah organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur.

        2. Unsur Abiotik

          Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Termasuk unsure abiotik adalah tanah, air, cuaca, angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk bentang lahan.

        3. Unsur Sosial Budaya

        Unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta, rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat.Termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat serta berbagai hasil penemuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

      4. Macam Lingkungan Hidup

      5. Lingkungan Hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

        1. Lingkungan Hidup Alamiah

          Lingkungan hidup alamiah adalah suatu system yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan, makhluk hidup, dan komponen-komponen abiotik lainnya, tanpa adanya dominasi campur tangan manusia. Interaksi yang terjadi di dalam lingkungan hidup alamiah dan sekitarnya membentuk suatu ekosistem. Salah satu contoh lingkungan hidup alamiah, yaitu hutan primer.

        2. Lingkungan Hidup Buatan atau Binaan

        Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia. Lingkungan hidup binaan ini dapat terbentuk karena kebutuhan hidup manusia dengan jumlah penduduk yang makin meningkat memaksa manusia mengubah lingkungan hidup alamiah. Dalam proses membentuk lingkungan hidup binaan ini, manusia menghasilkan limbah. Oleh karena itu, lingkungan hidup binaan selalu ditandai oleh timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak fisik, hayati, sosial maupun dampak yang terasa langsung oleh manusia itu sendiri.

      6. Pentingnya Lingkungan Hidup bagi Kehidupan

      7. Wahana bagi keberlanjutan kehidupan lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang membentuk suatu jaringan kehidupan.

        1. Tempat Tinggal (Habitat) Lingkungan merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup dari mulai tingkat rendah sampai ke tingkat yang tinggi. Masing-masing spesies membentuk kelompok, contohnya adalah manusia beserta sesamanya membentuk satu kelompok pada suatu daerah menjadi suatu masyarakat tertentu.

        2. Tempat Mencari Makan (Niche) Oleh karena lingkungan hidup merupakan tempat tinggal makhluk hidup, maka selain nyaman dan aman mereka juga memerlukan makan bagi kelangsungan hidupnya. Jadi selain untuk tempat tinggal, lingkungan juga merupakan tempat untuk mencari makan bagi makhluk hidup.

        3. Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya, dan Lain-lain. Berkaitan dengan hal itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan antar manusia dengan sesamanya. Melalui proses interaksi social manusia mampu mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.

      8. Permasalahan Lingkungan Hidup

      9. Permasalahan pokok di bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan didup, antara lain meliputi:

        1. Rehabilitasi dan restorasi sumber daya alam dan lingkungan hidup dari kerusakan sebagai akibat tindakan di masa lampau dan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan lebih lanjut di masa yang akan datang.

        2. Penggunaan teknologi modern yang sebaik – baiknya dan selektif di berbagai sektor pembangunan serta pengawasannya atas segala sebab dan akibatnya yang tidak diinginkan terhadap lingkungan hidup.

        3. Peningkatan kualitas lingkungan hidup untuk kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang.

        Permasalahan yang paling mendesak pada saat ini dan perlu mendapat perhatian adalah masalah penduduk, pencemaran ( air, udara, dan tanah ) dan energi.

      Teori Khusus

      Raspberry Pi

      Raspberry Pi adalah papan elektronis seukuran kartu kredit yang memiliki fungsi seperti komputer. Jika dihubungkan ke monitor, keyboard, mouse dan jaringan komputer, pengguna dapat menggunakannya laiknya komputer. Pengguna dapat memakainya untuk menulis dokumen, melayari internet, bermain game, bahkan menjadikannya sebagai web server.

      Ukurannya yang kecil membuat Raspberry Pi sangat cocok untuk menangani hal-hal yang memerlukan ukuran kecil dan daya listrik yang juga kecil, tetapi mempunyai kehandalan seperti komputer.


      .......................GAMBAR 2.1...........................


      Gambar 2.1. Raspberry

      Sebagai contoh, Raspberry Pi dapat digunakan untuk melakukan kemampuan pengolahan citra pada robot. Beberapa gambaran aplikasi yang dapat diwujudkan menggunakan Raspberry Pi, misalnya:

      • Pemantauan suhu ruangan.
      • Pengontrolan lampu atau peralatan elektronis atau elektrik dari jarak jauh.
      • Menyiram kebun secara otomatis.
      • Mengendalikan quadcopter.

      Jenis-jenis Raspberry

      • Raspberry Pi Model A
      • Raspberry Pi Model B
      • Raspberry Pi 2 Model B


      .......................TABEL 2.2...........................


      Tabel 2.2. Jenis-jenis Raspberry

      Sensor MQ-7

      Sensor MQ-7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari, industri, atau mobil. Fitur dari sensor gas MQ7 ini adalah mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap karbon monoksida (CO), stabil, dan berumur panjang. Sensor ini menggunakan catu daya heater: 5V AC/DC dan menggunakan catu daya rangkaian: 5VDC, jarak pengukuran: 20 - 2000ppm untuk ampu mengukur gas karbon monoksida.


      .......................GAMBAR 2.2...........................


      Gambar 2.2. Sensor MQ-7

      Kondisi Standar Sensor Bekerja

      - VC/(Tegangan Rangkaian) = 5V±0.1.
      - VH (H)/ Tegangan Pemanas (Tinggi) = 5V±0.1.
      - VH (L)/ Tegangan Pemanas (Rendah) = 1.4V±0.1.
      - RL/Resistansi Beban Dapat disesuaikan.
      - RH Resistansi Pemanas = 33Ω±5%.
      - TH (H) Waktu Pemanasan (Tinggi) = 60±1 seconds.
      - TH (L) Waktu Pemanasan (Rendah) = 90±1 seconds.
      - PH Konsumsi Pemanasan = Sekitar 350mW.

      Kondisi Lingkungan

      - Tao/Suhu Penggunaan = -20℃-50℃.
      - Tas/Suhu Penyimpanan = -20℃-50℃.
      - RH/Kelembapan Relatif = kurang dari 95%RH.
      - O2 Konsentrasi Oksigen = 21%(stand condition) (Konsentrasi Oksigen dapat mempengaruhi sensitivitas).

      Karakteristik Sensitivitas

      - Rs/ Tahanan Permukaan Terhadap Tubuh = 2-20k pada 100ppm Carbon Monoxide(CO).
      - a(300/100ppm)/ Tingkat Konsentrasi Kemiringan = Kurang dari 0.5 Rs (300ppm)/Rs(100ppm).
      - Standar Kondisi Bekerja = Temperatur -20℃±2℃ Kelembapan 65%±5% , RL:10KΩ±5%, Vc:5V±0.1V VH:5V±0.1V, VH:1.4V±0.1V.
      - Waktu Panaskan Tidak kurang dari 48 jam.
      - Jarak Deteksi: 20ppm-2000ppm carbon monoxide.

      Struktur, Konfigurasi, dan Dasar Rangkaian Pengukuran

      Struktur dan konfigurasi MQ-7 sensor gas ditunjukkan pada gambar. 1 (Konfigurasi A atau B), sensor disusun oleh mikro AL2O3 tabung keramik, Tin Dioksida (SnO2) lapisan sensitif, elektroda pengukuran dan pemanas adalah tetap menjadi kerak yang dibuat oleh plastik dan stainless steel bersih.

      Pemanas menyediakan kondisi kerja yang diperlukan untuk pekerjaan komponen sensitif. MQ-7 dibuat dengan 6 pin, 4 dari mereka yang digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2 lainnya digunakan untuk menyediakan arus pemanasan.

      .......................GAMBAR 2.3...........................

      Gambar 2.3. Konfigurasi MQ-7

      Grafik Karakteristik Sensitivitas

      .......................GAMBAR 2.4...........................

      Gambar 2.4. Grafik Karakteristik Sensitivitas MQ-7

      Menunjukkan karakteristik sensitivitas tipikal dari MQ-7 untuk beberapa gas.

      - Suhu: 20 ℃, Kelembaban: 65%, O2 konsentrasi 21%
      - RL = 10kΩ
      - Ro: resistansi sensor pada 100ppm udara bersih.
      - Rs: resistansi sensor pada berbagai konsentrasi gas

      Prinsip Operasi

      Hambatan permukaan sensor Rs diperoleh melalui dipengaruhi sinyal output tegangan dari resistansi beban RL yang seri. Hubungan antara itu dijelaskan:

      Rs\RL = (Vc-VRL) / VRL

      Sinyal ketika sensor digeser dari udara bersih untuk karbon monoksida (CO), pengukuran sinyal dilakukan dalam waktu satu atau dua periode pemanasan lengkap (2,5 menit dari tegangan tinggi ke tegangan rendah). Lapisan sensitif dari MQ-7 komponen gas sensitif terbuat dari SnO2 dengan stabilitas, Jadi, ia memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik. Masa servis bisa mencapai 5 tahun di bawah kondisi penggunaan.

      Penyesuaian Sensitivitas

      Nilai resistansi MQ-7 adalah perbedaan untuk berbagai jenis dan berbagai gas konsentrasi. Jadi, Bila menggunakan komponen ini, penyesuaian sensitivitas sangat diperlukan. kami sarankan Anda mengkalibrasi detektor untuk CO 200ppm di udara dan menggunakan nilai resistansi beban itu (RL) sekitar 10 KΩ (5KΩ sampai 47 KΩ).

      Ketika secara akurat mengukur, titik alarm yang tepat untuk detektor gas harus ditentukan setelah mempertimbangkan pengaruh suhu dan kelembaban. Sensitivitas Program menyesuaikan:

      1. Hubungkan sensor ke rangkaian aplikasi.

      2. Menghidupkan daya, terus pemanasan melalui listrik lebih dari 48 jam.

      3. Sesuaikan beban perlawanan RL sampai Anda mendapatkan nilai sinyal yang menanggapi konsentrasi karbon monoksida tertentu pada titik akhir dari 90 detik.

      4. Sesuaikan lain beban resistansi RL sampai Anda mendapatkan nilai sinyal yang menanggapi konsentrasi CO di titik akhir dari 60 detik

        Rangkaian Penggunaan MQ-7

        .......................GAMBAR 2.5...........................

        Gambar 2.5. Penggunaaan Pin Sensor MQ-7


        Monitoring

        1. Pengertian Dan Tujuan Monitoring

        2. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 (dalam IPDN, 2011), disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan semula. Monitoring dilaksanakan dengan maksud agar proyek dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menyediakan umpan balik bagi pengelola proyek pada setiap tingkatan. Umpan balik ini memungkinkan pemimpin proyek menyempurnakan rencana operasional proyek dan mengambil tindakan korektif tepat pada waktunya jika terjadi masalah dan hambatan (Deptan:1989).

          Monitoring adalah proses kegiatan pengawasan terhadap implementasi kebijakan yang meliputi keterkaitan antara implementasi dan hasil-hasilnya (outcomes) (Hogwood and Gunn: 1989). (William N. Dunn: 1994), menjelaskan bahwa monitoring mempunyai beberapa tujuan, sebagai berikut.

          1. Compliance (kesesuaian/kepatuhan)

            Menentukan apakah implementasi kebijakan tersebut sesuai dengan standard dan prosedur yang telah ditentukan.

          2. Auditing (pemeriksaan)

            Menentukan apakah sumber-sumber/pelayanan kepada kelompok sasaran (target groups) memang benar-benar sampai kepada mereka.

          3. Accounting (Akuntansi)

            Menentukan perubahan sosial dan ekonomi apa saja yang terjadi setelah implementasi sejumlah kebijakan publik dari waktu ke waktu.

          4. Explanation (Penjelasan)

          Menjelaskan mengenai hasil-hasil kebijakan publik berbeda dengan tujuan kebijakan publik.

          Monitoring berkaitan erat dengan evaluasi, karena evaluasi memerlukan hasil dari monitoring yang digunakan dalam melihat kontribusi program yang berjalan untuk dievaluasi.

        Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

        .......................TABEL 2.3...........................

        Tabel 2.3. Indeks Standar Pencemar Udara

        (Sumber: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan)

        Karbon Monoksida

        Karbon monoksida adalah gas tidak berwarna, tidak menyebabkan iritasi, tidak berbau, dan hambar. Karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon dan satu atom oksigen, yang dihubungkan oleh ikatan rangkap tiga yang terdiri dari dua ikatan kovalen serta satu ikatan kovalen dativ. Ini adalah oxocarbon sederhana, dan isoelektronik dengan ion sianida dan nitrogen molekuler. Pada kompleks koordinasi ligan karbon monoksida disebut karbonil. Karbon monoksida dapat ditemukan baik di outdoor ataupunindoor.

        Karbon monoksida dihasilkan baik dari sumber buatan manusia dan alam. Sumber buatan manusia yang paling penting dari karbon monoksida muncul dari knalpot mobil. Di dalam rumah (indoor), peralatan gas yang tidak sesuai, furnace, tungku pembakaran kayu, dan perapian merupakan sumber potensi karbon monoksida). Karbon monoksida dilepaskan dari pembakaran kayu/gunung berapi/kebakaran hutan.

        Gambar 2.6. ISPU Karbon Monoksida

        Karbon monoksida diproduksi sebagai polutan primer selama pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil dan biomassa . Karbon monoksida juga diproduksi secara tidak langsung dari oksidasi fotokimia metana dan senyawa organik yang mudah menguap lainnya ( VOC ) di atmosfer . Vegetasi dapat memancarkan karbon monoksida langsung ke atmosfer sebagai produk sampingan metabolisme , dan fotooksidasi bahan organik di permukaan air (danau , sungai , sungai , lautan) dan permukaan tanah juga menyebabkan pembentukan karbon monoksida.

        Aktivitas gunung berapi adalah sumber alami tambahan karbon monoksida di atmosfer. Sebagian besar emisi karbon monoksida antropogenik timbul dari penggunaan mobil bertenaga bensin, meskipun jumlah karbon monoksida yang dipancarkan ke lingkungan dari sumber ini telah menurun secara signifikan selama beberapa dekade terakhir karena penggunaan catalytic converter dan perangkat kontrol emisi lainnya yang merupakan perlengkapan standar pada kendaraan modern.

        1. Sumber Karbon Monoksida

        2. Sumber karbon monoksida dibedakan menjadi 2, yaitu:

          1. Karbon monoksida endogen

            Paparan internal untuk karbon monoksida yang terjadi sebagai akibat dari produksi karbon monoksida yang diproduksi dari prekursor endogen (misalnya , degradasi heme, auto - oksidasi fenol , foto - oksidasi senyawa organik , dan peroksidasi lipid lipid membran sel ) dan dari metabolisme oksidatif dari prekursor eksogen (misalnya , karbon tetraklorida , diklorometana , dan dihalomethanes lainnya).

            Namun, banyak faktor fisiologis dan penyakit mempengaruhi tingkat produksi endogen karbon monoksida, termasuk siklus menstruasi, kehamilan, penyakit, dan rangsangan yang meningkatkan katabolisme Hb atau protein heme lain, termasuk hemolisis, hematoma, anemia hemolitik, thalasemia, dan sindrom Gilbert .

            Karbon monoksida endogen menjadi agen signaling sel yang memberikan kontribusi untuk pengaturan berbagai sistem fisiologis, termasuk otak dan penyimpanan oksigen otot dan pemanfaatan (myoglobin, neuroglobin), relaksasi pembuluh darah dan otot polos pembuluh darah ekstra, modulasi sinaptik neurotransmisi , anti - inflamasi, anti-apoptosis, anti- proliferasi, dan anti – thrombosis.

            Karbon monoksida yang diproduksi di dalam tubuh tidak terkait dengan toksisitas; Toksisitas karbon monoksida terjadi dengan diikuti paparan karbon monoksida eksogen.

          2. Karbon monoksida eksogen

          Karbon monoksida yang di dapat di luar tubuh baik secara alami maupun buatan, antara lain:

          1. Karbon monoksida dilepaskan dari pembakaran kayu/gunung berapi/ kebakaran hutan.

          2. Lalu lintas kendaraan

            Semua orang terkena karbon monoksida pada tingkat yang beragam melalui penghirupan udara. Kapanpun dan dimanapun tempat yang setiap hari memiliki banyak lalu lintas kendaraan umumnya memiliki tingkat yang lebih tinggi karbon monoksida dibandingkan dengan daerah yang lalu lintasnya tidak ramai.

          3. Karbon monoksida dari sap rokok, baik sebagai perokok atau dari perokok pasif.

          4. Terkena paparan karbon monoksida dengan menggunakan peralatan gas atau kompor kayu terbakar dan perapian.

          5. Orang-orang yang terkena karbon monoksida di dalam kendaraan.

          6. Mesin kecil bertenaga bensin dan alat kerja (misalnya, kompresor bertenaga gas atau mesin cuci tekanan) dapat menghasilkan karbon monoksida dalam waktu singkat.

          Literature Review

          Konsep Dasar Literature Review

          1. Definisi Literature Review

          2. Menurut Hermawan dalam Tiara (2013:75), "Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Tinjauan pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat."

            Warsito, dkk(2015:29) menambahkan, “Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi- referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.”

            Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa literature review merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai penelitian yang sejenis atau pada kasus yang sejenis.

          3. Tujuan Literature Review

          4. Hermawan dalam Tiara (2013:76)mendeskripsikan, tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu:

            1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.

            2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. </p>
            3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa. </p>
          5. Kajian Literature Review

          6. Dalam melakukan kajian literature review ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut:

            1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

            2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

            3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

            4. <p style="line-height: 2">Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

            5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

          7. Study Pustaka (Literature Review)

          8. Dalam membuat perancangan maupun penulisan laporan, penulis memerlukan sumber pembelajaran sebagai study pustaka sebagai referensi dan menghindari pembuatan ulang. Adapun pembahasan pada study pustaka mengacu pada sistem monitoring dan kontrol kualitas udara melalui perangkat arduino sebagaimana yang akan dijelaskan pada point-point berikut ini:

            1. Penelitian yang dilakukan oleh Faldi Rasis Purnomo, Aldi Setyawan dan Wiedjaja Atmadja pada tahun 2013 yang berjudul, “Perancangan dan Penerapan Sistem Monitoring Tingkat Pencemaran Udara Dengan Komunikasi SMS Menggunakan Modem GSM”. Penelitian ini dirancang untuk memantau kualitas udara di Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 dan Jl. K.H. Syahdan No. 22 samping Binus Center. Pemantauan udara ini dilakukan pada sore hari menggunakan tiga sensor modul, yakni modul sensor gas MQ-4, MQ-7 dan MQ-135 yang berfungsi untuk mendeteksi kandungan udara. Hasil pendeteksian itu dikirim melalui SMS untuk disimpan di database yang dibuat melalui Microsoft Access. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa kualitas udara di sekitar kampus Binus Anggrek terpantau dalam kondisi sedang dan baik.

            2. Penelitian yang dilakukan oleh Reza Hastuti, Edita Rosana Widasari dan Barlian Henryanu Prasetio pada tahun 2017 dari Universitas Brawijaya yang berjudul “Sistem Pendeteksi Pencemaran Udara Ambien Di Kawasan Lumpur Lapindo Dengan Menggunakan Logika Fuzzy”. Pada perancangan sistem ini, dibagi beberapa perancangan yaitu perancangan hardware dalam pembuatan sistem ini meliputi perancangan sensor MQ-4, sensor MQ-7, dan sensor debu, perancangan software dalam pembuatan sistem ini adalah perancangan user interface dan pengolahan data sensor dengan menggunakan pemrograman NI Labview. dan perancangan logika fuzzy pada sistem ini adalah dimulai dari tahap pertama yaitu fuzzyfication yaitu menentukan parameter yang menjadi membership function. Kemudian tahap kedua adalah inferensi fuzzy atau pembuatan rulefuzzy yang disesuaikan dengan membership function yang ada. Pada sistem ini digunakan 7 membership, dan tahap ketiga adalah defuzzyfication yaitu tahap mengubah fuzzy output menjadi crips value berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan.

            3. Penelitian yang dilakukan oleh Adhe Widianjaya, Rafika Nilasari Handoko, Dion Firmanda, Ahmad Yusuf Ardiansyah dan Rama Widi Pradita pada tahun 2014 yang berjudul “Green Map Sistem Monitoring dan Peta Visualisasi Distribusi Kualitas Udara Berbasis Web. Penelitian ini dibuat untuk membantu kinerja sistem pengawasan kualitas udara di kota Surabaya yang terus menurun tiap tahunnya. Buruknya sistem pengawasan kualitas udara kota semakin diperparah dengan media informasi tingkat kualitas udara yang kurang baik. Dari empat buah papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Surabaya, hanya dua papan yang masih mampu menampilkan informasi kualitas udara berdasarkan ISPU setiap harinya. Berangkat dari hal ini, dibuatlah sistem monitoring kualitas udara berbasis web dengan mempertimbangkan aspek biaya pengembangan, perawatan dan aksesibilitas masyarakat terhadap informasi agar lebih mudah.

            4. Penelitian yang dilakukan oleh Ramdan Sastra dan Abdul Rachman pada tahun 2016 yang berjudul “Pengembangan Sistem Monitoring Pencemaran Udara Berbasis Protokol Zigbee Dengan Sensor CO”. Penelitian ini dibuat untuk memantau kualitas udara khususnya karbon monoksida dengan protokol Zigbee yang memiliki keunggulan pengiriman data rate rendah, konsumsi daya rendah dan biaya murah. Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini adalah Raspberry pi dengan spesifikasi chip Broadcom BCM2835, prosesor ARM1176JZF-S 700 Mhz, VideoCore IV GPU dan memory RAM 512 MB.

            5. Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Rizky Nelar Lesmana, Yunita Rahayu (2016) dari Universitas Riau yang berjudul “Membangun Sistem Pemantau Kualitas Udara Dalam Ruangan Dengan Mengaplikasikan Sensor CO, O3, PM10 Berbasis LabVIEW”. Alat ini dibangun dengan menggunakan sensor MQ7 sebagai pengukur besaran karbon monoksida(CO), sensor GP2Y1010AU0F sebagai pengukur besaran Dust atau particulate matter (PM10)dan sensor MQ131 sebagai pengukur besaran gas O3. Arduino Mega2560 berperan sebagai Master Control Unit (MCU) yang mengelola data sinayal Analog hasil pembacaan sensor menjadi data digital yaitu kualitas udara sesuai standar yang digunakan, dan MCU juga akan menampilkan data kualitas udara ruangan pada layar LCD nokia 5110 84x48. Tampilan data berupa grafik dan numerik ditunjukkan pada display komputer (laptop) dengan menggunakan software LabVIEW.

            Studi pustaka di atas penulis jadikan acuan dalam perancangan sistem monitoring dan kontrol kualitas udara. Namun dari beberapa acuan di atas, penulis menambah beberapa fitur dalam perancangan alat demi meningkatkan optimalisasi pemantauan dan kontrol. Fitur yang ditambahkan yakni koneksi internet yang terhubung ke website Ubidots dan aplikasi Telegram sehingga pemantauan dan kontrol dapat dilakukan secara mobile. Maka itu dibuatlah penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Alat Air Quality Monitoring System Dengan Air Filtration Berbasis Internet of Things”.

            1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111


            BAB III

            PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

            Analisa Organisasi

            Gambaran Umum CitraRaya World Of Wonders

            CitraRaya World Of Wonders merupakan tempat wisata modern yang terletak di CitraRaya Boulevard Blok KH 01 / 01, Sektor 3.1, Kawasan Mardigrass CitraRaya, Cikupa, Tangerang, Banten.

            Tampat wisata ini dilengkapi dengan wahana edukasi yang di kemas dalam bentuk miniatur dari berbagai keajaiban di penjuru dunia, seperti:

            1. Zaman Batu
            2. Zaman Es
            3. Stonehenge
            4. Sphinx & Piramid
            5. Kuil Karnak
            6. Istana Minoan
            7. Tembok Cina
            8. Persepolis
            9. Mercusuar Alexandria
            10. Kuil Artemis
            11. Kuil Parthenon
            12. Coloseum
            13. Candi Borobudur
            14. Candi Prambanan
            15. Menara Pisa
            16. Gerbang Ishtar
            17. Kuil Ziggurat

            Dengan lahan seluas 1,3 hektar, World OF Wonders memiliki 31 wahana permainan yang dapat dinikmati pengunjung sepuasnya, yaitu:

            1. Kincir Jurassic
            2. Kuda Ria
            3. Paralayang
            4. Katak Kejut
            5. Perahu Tembak
            6. Kebat-Kebit
            7. Gasing-Alexandria
            8. Ayunan Kaisar
            9. Area Tangkas
            10. Lika-Liku
            11. Sepeda Layang
            12. Perahu Liberty
            13. Kereta Minoan
            14. Sinema Phartenon 4D
            15. Mobil Gladiator
            16. Karaoke Ziggurat
            17. Keliling Dunia
            18. Cangkir Putir
            19. Rumah Angker
            20. Petualangan Air
            21. Istana Ceria
            22. Istana Pasir
            23. Outdoor Playground
            24. Taman Lalu Lintas
            25. Teras Antariksa
            26. Jelajah Rimba
            27. Teknomania
            28. Museum Satwa
            29. Galeri Ilusi
            30. Berburu Dino
            31. Taman Satwa

            World Of Wonder juga memiliki fasilitas lengkap yang memberi kemudahan bagi para pengunjung, yaitu:

            1. Pintu Masuk / Keluar Barat
            2. Pintu Masuk / Keluar Timur
            3. Pintu Keluar
            4. Kios Jurassic
            5. Kios Jaman Es
            6. Cafe Jurassic
            7. Food Court
            8. Puja Sera
            9. E-Bike
            10. Klinik
            11. Mushola
            12. Toilet
            13. Loket Permainan
            14. Panggung WOW
            15. Toko Souvenir
            16. KantorManajemen

            Sejarah Singkat CitraRaya World Of Wonders

            CitraRaya World of Wonders dibangun di atas lahan 1,3 hektar menelan total investasi sebesar Rp 100 miliar. Proyek ini dikembangkan oleh Pengembang CitraRaya dengan bekerjasama dengan PT. Carnival Wisata Sejahtera anak usaha PT. Bunga Wangsa Sejati yang juga pengembang Jatim Park, Batu Night Spectaculer di Malang yang menyediakan berbagai permainan di area CitraRaya World of Wonders. Peresmian CitraRaya World of Wonders dilaksanakan pada hari Minggu, 10 Juni 2012 ini dihadiri lebih dari 500 pengunjung yang sebagian besar adalah masyarakat CitraRaya. Tampak hadir dalam acara yang diresmikan oleh Direktur PT Ciputra Residence Agussurja Widjaja, jajaran Direksi PT. Carnival Wisata Sejahtera, direksi, manager dan staf management PT Ciputra Residence, serta tamu undangan VIP lainnya.

            Visi, Misi dan Tujuan CitraRaya World Of Wonders

            1. Visi

            2. Menjadikan World Of Wonders sebagai tempat pembelajaran sekaligus Rekreasi untuk segala umur yang pertama dan terlengkap di kawasan Banten.

            3. Misi

              1. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran dan wahana yang terkini dan cocok untuk dinikmati semua orang.
              2. Mengutamakan pelayanan kepada pengunjung, pengunjung datang sampai pulang mereka harus merasa senang.
              3. Menjadikan tempat untuk pengembangan diri.
              4. Menjadikan asset dimasyarakat Banten dan sekitarnya.
            4. Tujuan

            “Rukun, bekerjasama, bahagia di tempat kerja, demi memberikan berkah untuk keluarga tercinta”.

            Struktur Organisasi


            Gambar 3.1. Struktur Organisasi CitraRaya World Of Wonders

            Tugas dan Wewenang

            Berikut adalah tugas dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada di CitraRaya World Of Wonders:

            1. Direktur Utama
              1. Mampu memimpin seluruh direksi yang ada
              2. Bertanggung jawab atas seluruh direksi
              3. Memimpin rapat umum perusahaan
            2. Manager Operasional
              1. Mengawasi pengelolaan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
              2. Bertanggung jawab atas seluruh bagian koordinator
              3. Mengelola pelaksanaan kegiatan perusahaan
              4. Melakukan koordinasi kerja harian
            3. Internal Audit
              1. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan di audit
              2. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan audit
              3. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara terperinci
              4. Membuat daftar pertanyaan audit
              5. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh
              6. Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup relevan
              7. Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit internal
              8. Memantau tindak lanjut hasil audit sampai dinyatakan selesai
            4. Koordinator GA (General Affair)
              1. Melakukan purchasing / pembelian aset kantor
              2. Mengurus pemeliharaan asset kantor
              3. Berhubungan dengan pihak ketiga dalam perjanjian jual beli atau sewa menyewa
              4. Kemanan perusahaan (security)
            5. Koordinator HR
              1. Memberi bimbingan dan saran kepada bawahannya supaya pelaksanaan pekejaan berjalan lancar
              2. Melakukan koordinasi hasil perkerjaan secara rutin
              3. Bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan orang dibawahnya
              4. Memastikan sumber daya manusia yang berkompeten
              5. Mengatur proses seleksi karyawan
            6. Koordinator Teknik
              1. Memberikan pertimbangan-pertimbangan atas teknologi yang akan dipergunakan
              2. Memberikan masukan kepada Manager Operasional atas rencana pengembangan teknologi dimasa yang akan datang
              3. Bertanggung jawab atas bagian teknisi
            7. Koordinator Marketing
              1. Menentukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dengan memperhatikan sumber daya perusahaan
              2. Menjalin hubungan dengan pelanggan khususnya dalam pengukuran kepuasan pelanggan
              3. Bertanggung jawab terhadap ketertiban, kelancaran proses kerja bagian marketing
            8. Koordinator Keuangan
              1. Bertanggung jawab atas pengeluaran biaya perusahaan
              2. Mengontrol pengeluaran perusahaan
              3. Mengatur cash flow dalam perusahaan

            Tata Laksana Sistem Berjalan

            Prosedur Sistem Yang Berjalan

            Prosedur pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan yang berjalan pada CitraRaya World Of Wonders.


            Gambar 3.2. Flowchart Sistem Yang Berjalan
            1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada flowchart sistem pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan yang berjalan.
            2. 3 (tiga) simbol manual operation yang menyatakan kegiatan pengunjung.
            3. 1 (satu) simbol proses yang menyatakan proses pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung oleh petugas wahana permainan secara manual.
            4. 1 (satu) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan “ya” dan “tidak”, yaitu: apakah tinggi badan >140cm?. Jika “Ya” maka pengunjung boleh masuk wahana permainan, jika “Tidak” maka pengunjung tidak boleh masuk wahana permainan.

            Flowchart Sistem Yang Diusulkan

            Berikut ini adalah flowchart sistem pengukur tinggi dan berat badan pengunjung pada wahana permainan yang disulkan pada gambar 3.3.


            Gambar 3.3. Flowchart Sistem Yang Diusulkan.

            Dapat dijelaskan pada gambar 3.3. Flowchart Pengukur Tinggi dan Berat Badan Pengunjung Pada Wahana Permainan Yang Diusulkan pada CitraRaya World Of Wonders terdiri dari:

            1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada proses flowchart pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung.
            2. 1 (satu) simbol proses yang menyatakan bahwa arduino uno berperan untuk melakukan semua proses input/output yang akan dilakukan.
            3. 9 (sembilan) simbol input/output, yang menyatakan proses input dimulai dari sensor ultrasonik dan loadcell kemudian arduino mendapat data tinggi dan berat badan kemudian hasil tersebut ditampilkan pada layar LCD 16x2.
            4. 2 (dua) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan “ya” dan “tidak”, yaitu: apakah tinggi badan pas atau lebih dari 140cm dan berat badan pas atau lebih dari 50kg?. Jika “Ya” maka pengunjung boleh masuk wahana permainan, jika “Tidak” maka pengunjung tidak boleh masuk wahana permainan, kemudian apakah jumlah manusia yang masuk lebih dari 15 orang? dan jumlah total berat badan 1500 kg?. Maka jika “Ya” LCD menampilkan tulisan “Kelebihan Muatan” dan wahana tidak akan berjalan, jika “Tidak” maka LCD menampilkan jumlah total orang yang masuk dan menampilkan jumlah total berat badan pengunjung yang terdeteksi oleh sensor dan wahana akan berjalan.

            Perancangan Prototipe

            Protoype alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasis Arduino ini dilengkapi dengan komponen-komponen seperti: sensor ultrasonik, sensor loadcell, mikrokontroler arduino uno, solenoid door lock, relay, dan LCD 16x2 sebagai interface dari alat ini. Bahan prototype terbuat dari besi yang digunakan sebagai rangka dari alat yang dibuat.

            Blok Diagram Rangkaian Sistem

            Berikut blok diagram beserta alur kerja untuk pembuatan prototype alat pengukur tingi dan berat badan pengunjung pada wahana permainan CitraRaya World Of Wonders pada gambar 3.5.


            Gambar 3.4. Blok Diagram
            1. Rangkaian catu daya berfungsi sebagai pensuplay arus listrik ke seluruh rangkaian alat.
            2. Rangkaian Arduino Uno berfungsi mengolah dan mengontrol hasil pembacaan yang diterima dari sensor ultrasonik, sehingga dapat dihasilkan suatu informasi tentang keberadaan objek sekaligus mengukur jarak antara objek dengan alat.
            3. Rangkaian sensor ultrasonik berfungsi sebagai pembaca ketinggian suatu objek yang memanfaatkan suatu ultarsonik sebagai media mengetahui jarak.
            4. Rangkaian sensor Loadcell berfungsi sebagai pengukur berat badan pengunjung wahana permainan.
            5. Rangkaian Relay berfungsi memberi sinyal logic on/off untuk menjalankan fungsi solenoid door lock dan memberikan jeda waktu pada solenoid door lock.
            6. Solenoid Door Lock berfungsi sebagai mekanisme penguncian pintu yang sesuai dari perintah relay.
            7. Rangkaian LCD berfungsi sebagai informasi berupa hasil tampilan pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung.

            Cara Kerja Alat

            1. Input, Proses dan Output

              1. Input
                Proses input terjadi pada saat objek (pengunjung) menginjak sensor LoadCell dan tepat di bawah Sensor Ultrasonik pada alat pengukur tinggi dan berat badan. Setelah proses ini Sensor LoadCell dan sensosr Ultrasonik akan mengirimkan informasi mengenai tinggi dan berat badan tersebut melalui pin yang ada pada sensor dan Arduino Uno.
              2. Proses
                Pada saat objek (pengunjung) menginjak sensor LoadCell dan tepat di bawah Sensor Ultrasonik pada alat pengukur tinggi dan berat badan, lalu Arduino Uno memproses data berdasarkan syntax yang telah dimasukan ke dalam otak inti Arduino Uno untuk memberikan fungsi logic ON/OFF kepada Relay untuk mengontrol Solenoid Door Lock.
              3. Output
                Setelah mendapatkan data tinggi badan dan berat badan dari Arduino Uno yang berdasarkan hasil pengukuran Sensor, maka Relay akan mengirimkan logic ON ke Solenoid Door Lock untuk membuka tuas agar pintu dapat dibuka apabila nilai tinggi badan pas atau lebih dari 140cm dan berat badan pas atau lebih 50kg, lalu LCD menampilkan informasi berupa tampilan hasil tinggi dan berat badan pengunjung. Kemudian sistem akan menghitung jumlah pengunjung wahana permaian apakah jumlah orang sudah mencapai 15 pengunjung jika “Ya” solenoid akan terkunci dan total berat badan apakah sudah mencapai 1500kg? , jika ‘Ya” wahana tidak bisa berjalan dan LCD akan menampilkan tulisan “Kelebihan Muatan”, jika “Tidak” wahana permainan akan berjalan normal.

            Pembuatan Alat

            Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak.

            Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika dan device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini alat dan bahan yang digunakan adalah:

            1. Laptop / Personal Computer (PC)
            2. Software Arduino Uno
            3. Software Fritzing
            4. Software Microsoft Visio 2010
            5. Rangkaian Arduino Uno
            6. Sensor Ultrasonik HC-SR04
            7. Sensor LoadCell
            8. Solenoid Door Lock
            9. Relay 1 Channel
            10. LCD 16x2
            11. Catu Daya 12v
            12. Kabel Jumper
            13. Kayu Triplek
            14. Paralon
            15. Solder Timah

            Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

            Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah :

            1. Rangkaian Arduino Uno

            2. Arduino Uno ini merupakan tempat pengolahan data dan pengoperasian alat. Dan dalam rancangan ini, Arduino Uno berfungsi sebagai otak dari seluruh sistem rancangan. Mikrokontroler arduino mempunyai 3 buah port dan berbagai pin yang digunakan untuk menampung input dan output data dan terhubung langsung dengan rangkaian-rangkaian pendukung lainnya.


              Gambar 3.5. Rangkaian Arduino Uno
            3. Rangkaian Sensor Ultrasonik HC-SR04

            4. Sensor Ultrasonik HC-SR04 berfungsi sebagai input dari alat pengukur tinggi badan manusia (pengunjung) pada wahana permainan yang dapat mendeteksi suatu objek, sensor ini bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantarannya adalah: objek padat, cair, butiran, maupun tekstil. . Sensor ultrasonik bekerja dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 5 volt dc.


              Gambar 3.6. Rangkaian Sensor Ultrasonik HC-SR04
            5. Rangkaian Relay

            6. Rangkaian Relay berfungsi untuk menjalankan kinerja solenoid door lock dan memberikan fungsi jeda waktu pada solenoid door lock.


              Gambar 3.7. Rangkaian Relay
            7. Rangkaian Solenoid Door Lock

            8. Solenoid Door Lock berfungsi sebagai mekanisme penguncian. Alat ini sering digunakan pada kunci pintu otomatis. Solenoid ini akan bergerak/bekerja apabila diberi tegangan. Pada kondisi normal solenoid dalam posisi tuas memanjang/terkunci. Jika diberi tegangan tuas akan keluar/masuk dalam 1 detik dan dapat bertahan hingga 10 detik. Alat ini bekerja dengan menggunakan sumber tegangan sebesar 12 Volt DC.

            9. Rangkaian Layar LCD 16x2

            10. Liquid Crystal Display (LCD) merupakan display yang dapat digunakan untuk menampilkan berbagai tampilan baik berupa huruf, angka dan karakter lainnya serta dapat menampilkan berbagai macam tulisan maupun pesan–pesan pendek lainnya. Penampil yang dipakai adalah LCD 16X2 bisa dilihat pada Gambar 3.9. LCD digunakan untuk menampilkan informasi apa yang sedang dikerjakan oleh sistem arduino.


              Gambar 3.8. Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)
            11. Rangkaian Catu Daya

            12. Rangkaian catu daya yang berfungsi untuk memberi supply tegangan arduino agar stabil dan mempunyai arus yang cukup untuk mensuplai arduino sehingga tidak terjadi drop tegangan saat arduino dioperasikan.

              Agar supaya daya yang disuplai rangkaian elektronik tidak berubah-ubah, diperlukan suatu komponen berupa IC Regulator. Komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan pembatas suhu (thermal shutdown). Pada rangkaian alat akses kontrol kelistrikan mesin ini daya yang dibutuhkan adalah sebesar +5V dengan jenis arus DC (bolak-balik). Untuk itu IC regulator yang digunakan adalah IC 7805.


              Gambar 3.9. Rangkaian Catu Daya
            13. Rangkaian Sensor Load Cell

            14. Saat pengukuran, tekanan yang tepat di aplikasikan kebagian luar dari Stream Beam berbentuk huruf E pada sensor dan bagian luar sesnsor menghasilkan tekanan tegak lurus yang berlawanan arah. Alat ini menggunakan 4 sensor full bridge untuk pengukuran 4x25kg = 200kg.


              Gambar 3.10. Rangkaian Sensor Load Cell
            15. Rangkaian Keseluruhan Sistem

            16. Tahap selanjutnya setelah membuat diagram blok dan diagram alir sistem, dalam pembuatan alat pengukur tinggi badan manusia pada wahana permainan adalah pembuatan skema rangkaian. Skema rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.


              Gambar 3. 11. Rangkaian Keseluruhan Sistem

            Perancangan Perangkat Lunak (Software)

            Perancangan perangkat lunak, adalah melakukan penulisan listing program ke dalam suatu Software Arduino IDE (Integrated Developement Environment) dengan menggunakan bahasa pemrograman C, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.

            1. Perancangan Program Arduino Uno

            2. Pada perancangan perangkat lunak menggunakan program yang disediakan oleh pabrikan mikrokontroller arduino yaitu menggunakan Program Arduino versi 1.8.2. Listing program dibuat dalam program arduino ini yang nantinya di upload ke mikrokontroller Arduino Uno. Berikut tampilan Arduino versi 1.8.2:


              Gambar 3.12. Tampilan Program Arduino v.1.8.2.

              Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, pilih menu verify.


              Gambar 3.13. Verivikasi Listing Program Arduino v. 1.8.2.

              Langkah selanjutnya adalah memasukan listing program yang sudah dibuat ke mikrokontroller Arduino Uno. Sebelumnya pastikan pada program Arduino Uno v. 1.8.2 pada bagian Board sudah terpilih Arduino Versi Uno. Selanjutnya untuk melakukan upload listing code diperlukan kabel USB sebagai media transmisi dari laptop ke mikrokontroller Arduino Uno. Berikut cara memilih Board pada program Arduino v. 1.8.2 dan memasukan listing program ke mikrokontroller Arduino Uno.


              Gambar 3.14. Pilih Board pada Program Arduino v. 1.8.2

              Gambar 3.15. Upload Listing Program pada Program Arduino v.1.8.2

            Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

            Permasalahan Yang Dihadapi

            Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem berjalan, terdapat permasalahan yang dihadapi adalah pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung masih menggunakan peralatan yang sederhana dan kurang memungkinkan mendapatkan data yang akurat. Artinya pengukuran tersebut masih dengan cara manual sehingga sering terjadinya human error yang bisa menyebabkan terjadi kecelakaan pada wahana permainan.

            Dari permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan yang sedang berjalan di CitraRaya World Of Wonders tidak efektif dan efisien.

            Alternatif Pemecahan Masalah

            Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem berjalan, terdapat beberapa alternatif pemecahan masalah dari permasalahan yang dihadapi yaitu membuat alat “Prototypr alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasis Arduino Uno pada CitraRaya World Of Wonders” yang dapat bekerja secara otomatis sehingga dapat meminimalisir terjadinya human error yang bisa menyebabkan kecelakaan pada wahana permainan.

            User Requirement

            Elisitasi Tahap I

            Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.

            Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I

            Elisitasi Tahap II

            Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi.

            Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II

            Keterangan :

            M = Mandatory (dibutuhkan atau penting)

            D = Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting)

            I = Inessential (diluar sistem atau dieliminasi)

            Elisitasi Tahap III

            Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.

            Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III


            Keterangan :

            T : Technical L : Low

            O : Operational M : Middle

            E : Economic H : High

            Final Elisitasi

            Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

            Tabel 3.4. Final Elisitasi

            BAB IV

            HASIL PENELITIAN

            Metode Pengujian Alat

            Untuk metode pengujian kali ini penulis menggunakan metode Black Box Testing. Dimana metode ini merupakan metode pengujian yang memfokuskan pada keperluan Software atau perangkat lunak untuk menemukan kesalahan pada beberapa kategori. Sehingga dapat diketahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

            Berikut ini merupakan beberapa tabel pengujian kerja Black Box sistem yang diusulkan dan pengujian cara kerja prototipe alat yang digunakan, dan pengujian program:


            Gambar 4.1. Titik Pengujian Alat

            Keterangan:

            TP 1 = Titik Pengujian ke-1.

            TP 2 = Titik Pengujian ke-2.

            TP 3 = Titik Pengujian ke-3

            TP 4 = Titik Pengujian ke-4

            Pengujian Sensor Ultrasonik


            Tabel 4.1. Pengujian Sensor Ultrasonik

            Pada tabel 4.1. Pengujian Sensor Ultrasonik menjelaskan pengujian black box testing dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program sensor ultrasonik yang salah menghasilkan data yang tinggi badan yang berbeda dengan data tinggi badan yang diukur secara manual. Kedua dengan program ultrasonik yang benar menghasilkan data tinggi badan yang sama dengan data tinggi badan yang diukur secara manual. Dari pengujian kedua diatas dapat disimpulkan bahwa program sensor ultrasonik dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

            Prosedur Pengujian:

            1. Arduino Uno diprogram agar bisa mengirimkan trigger dan menerima signal dari sensor ultrasonik yang merupakan informasi keberadaan objek / pengunjung.
            2. Jika sensor ultrasonik merespon signal ke Arduino Uno, maka LCD akan memberi informasi hasil pembacaan signal dari sensor ultrasonik dalam bentuk huruf dan angka. Maka dapat disimpulkan sensor ultrasonik berjalan dengan baik.

            Langkah-langkah pengambilan data untuk data tinggi badan pengunjung adalah:

            1. Pengunjung berada di bawah sensor
            2. Menggunakan alat ukur manual sebagai perbandingan
            3. Mengukur dan mencatat tinggi badan objek
            4. Sistem akan mulai melakukan pengukuran dan akan tampil pada layar LCD.

            Pengujian Sensor Load Cell


            Tabel 4.2. Pengujian Sensor Load Cell

            Pada Tabel 4.2. Pengujian Sensor Load Cell menjelaskan pengujian black box testing dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program Load Cell yang salah menghasilkan data berat badan berbeda dari berat badan yang diukur secara manual. Kedua dengan program Load Cell yang benar menghasilkan data berat badan sama dari berat badan yang diukur secara manual. Dari kedua pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa program Load Cell dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

            Langkah-langkah pengambilan data untuk data berat badan pengunjung adalah:

            1. Pengunjung berdiri tegak menginjak sensor Load Cell yang sudah dimodifikasi
            2. Menggunakan alat manual sebagai perbandingan
            3. Mengukur dan mencatat berat badan objek
            4. Sistem akan mulai melakukan pengukuran dan akan tampil pada layar LCD.

            Pengujian Layar LCD 16x2


            Tabel 4.3. Pengujian Layar LCD

            Pada Tabel 4.3. Pengujian Layar LCD menjelaskan pengujian black box testing dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program layar LCD yang salah menghasilkan layar LCD tidak dapat menampilkan tulisan pada layar. Kedua dengan program layar LCD yang benar menghasilkan layar LCD dapat menampilkan tulisan pada layar. Dari kedua pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa program layar LCD dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

            Pengujian Solenoid Door Lock


            Tabel 4.4. Pengujian Solenoid Door Lock

            Pada Tabel 4.4. Pengujian Solenoid Door Lock menjelaskan pengujian black box testing dengan dua kondisi/skenario, yaitu pertama dengan program solenoid door lock yang salah menghasilkan Tuas pada Solenoid Door Lock keluar / terkunci menandakan solenoid tidak bekerja. Kedua dengan program solenoid door lock yang benar menghasilkan Tuas pada Solenoid Door Lock masuk / terbuka menandakan solenoid bekerja. Dari kedua pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa program solenoid door lock dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan.

            Analisa

            Berikut ini merupakan Source Kode Program yang digunakan untuk perancangan Prototype Alat Pengukur Tinggi Dan Berat Badan Pengunjung Pada Wahana Permainan Berbasis Arduino Uno Pada Citra Raya World Of Wonders. Diantaranya sebagai berikut:

            #include <LiquidCrystal.h>

            #include "HX711.h"

            LiquidCrystal lcd(8,7,6,5,4,3);

            #define trigPin 13

            #define echoPin 12

            #define led1 10

            #define led2 11

            Kode di atas merupakan fungsi untuk mendeklarasikan atau penamaan terhadap variabel komponen yang digunakan.

            Untuk barisan kode yang digunakan sebagai fungsi untuk format pengalamatan port pada alat pengukur tinggi dan berat badan adalah sebagai berikut:

            HX711 scale(A1, A0);

            int H2,HT,H1;

            void setup() {

            Serial.begin (9600);

            lcd.begin(16, 2);

            scale.set_scale(2280.f);

            scale.tare();

            pinMode(trigPin, OUTPUT);

            pinMode(echoPin, INPUT);

            pinMode(led1, OUTPUT);

            pinMode(led2, OUTPUT);

            digitalWrite(led1,LOW);

            digitalWrite(led2,LOW);

            delay(1000);

            HT=204;

            }

            Sedangkan program yang digunakan untuk melakukan perintah-perintah eksekusi baik berupa input ataupun output dapat dilihat pada void setup. Pada bagian ini program akan di alamatkan sebagai media output dan imput tergantung pada penggunaan dari device-device yang terhubung.

            HX711 scale(A1, A0);

            int H2,HT,H1;

            void setup() {

            Serial.begin (9600);

            lcd.begin(16, 2);

            scale.set_scale(2280.f);

            scale.tare();

            pinMode(trigPin, OUTPUT);

            pinMode(echoPin, INPUT);

            pinMode(led1, OUTPUT);

            pinMode(led2, OUTPUT);

            digitalWrite(led1,LOW);

            digitalWrite(led2,LOW);

            delay(1000);

            HT=204;

            }

            Program diatas hanya dijalankan selama sekali ketika pada saat pertama kali sistem mendapat arus listrik, sedangkan program yang dapat berjalan berulang kali akan terlihat seperti baris program berikut:

            void loop() {

            lcd.print("BERAT= ");

            lcd.setCursor(8, 0);

            lcd.print(scale.get_units(), 1);

            lcd.print(" lbs");

            digitalWrite(trigPin, LOW);

            delayMicroseconds(2);

            digitalWrite(trigPin, HIGH);

            delayMicroseconds(10);

            digitalWrite(trigPin, LOW);

            int distance = pulseIn(echoPin, HIGH);

            distance= distance/37.8;

            H2=HT-distance;

            if (H2 >= 140 ) {

            digitalWrite(led1,HIGH);

            digitalWrite(led2,LOW);

            lcd.print("Tinggi= ");

            lcd.setCursor(8, 0);

            lcd.print(H2);

            lcd.print(" CM ");

            lcd.setCursor(0, 1);

            lcd.print("SELAMAT DATANG ");

            delay(5000);

            }

            else if (H2 <= 140 && H2 >= 41 ) {

            digitalWrite(led1,LOW);

            digitalWrite(led2,HIGH);

            //delay(10);

            lcd.print("Tinggi= ");

            lcd.setCursor(8, 0);

            lcd.print(H2);

            lcd.print(" CM ");

            lcd.setCursor(0, 1);

            lcd.print("DiLarang Masuk");

            delay(5000);

            else if (H2 <= 40) {

            digitalWrite(led1,LOW);

            digitalWrite(led2,LOW);

            lcd.setCursor(0, 0);

            lcd.print(" ALAT PENGUKUR ");

            lcd.setCursor(0, 1);

            lcd.print(" TINGGI BADAN ");

            delay(100);

            lcd.clear();

            }

            Serial.print("one reading:\t");

            Serial.print(scale.get_units(), 1);

            lcd.setCursor(0, 0);

            lcd.print("one reading:\t");

            lcd.setCursor(0, 1);

            lcd.print(scale.get_units(), 1);

            scale.power_down();

            delay(5000);

            scale.power_up();

            }

            Barisan program diatas akan dijalankan berulang kali delama listrik mengalir.

            Implementasi

            Schedule

            1. Pengumpulan Data
              Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem . Proses pengumpulan data ini dilakukan selama 8 minggu dimulai dari awal bulan September 2017 sampai akhir bulan Oktober 2017.

            2. Analisa Sistem
              Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 4 minggu dimulai 4 minggu pada bulan Oktober 2017.

            3. Perancangan Sistem
              Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 7 minggu yaitu minggu ke 4 bulan September 2017 sampai minggu ke 2 bulan November 2017.

            4. Pembuatan Program
              Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar system yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik dan bisa digunakan. Pembuatan program dilakukan selama sebulan pada bulan November 2017.

            5. Testing program
              Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program di running. Testing program dilakukan selama 3 minggu dimulai minggu ke 3 bulan November 2017 sampai minggu ke 1 bulan Desember 2017.

            6. Evaluasi Sistem
              Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu yaitu minggu ke 4 bulan November 2017 sampai minggu ke 1 bulan Desember 2017.

            7. Perbaikan Sistem
              Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga menjadikan program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 3 minggu, pada minggu 1 bulan Desember 2017 sampai minggu ke 3 bulan Desember 2017.

            8. Training User
              Percobaan alat yang diujicobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Training User dilakukan selama 2 minggu yaitu minggu ke 2 bulan Desember 2017 sampai minggu ke 3 bulan Desember 2017.

            9. Implementasi Sistem
              Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 3 minggu yaitu minggu ke 3 bulan Desember 2017 sampai minggu ke 1 bulan Januari 2017.

            10. Dokumentasi
              Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.


            Tabel 4.5. Time Schedule Implementasi Program.

            Estimasi Biaya


            Tabel 4.6. Tabel Estmasi Biaya

            BAB V

            PENUTUP

            Kesimpulan

            Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

            Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai sistem alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung pada wahana permainan berbasis arduino uno pada Citra Raya World Of Wonders:

            1. Proses pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung pada wahana permainan saat ini belum berjalan secara efektif disebabkan alat yang digunakan masih manual, yang bekerja dengan cara pengukuran dengan menggunakan meteran.
            2. Membuat alat pengukur tinggi dan berat badan pengujung pada wahana permainan membutuhkan beberapa komponen hardware dan software diantaranya Arduino IDE sebagai softwarenya. Arduino Uno sebagai pengatur seluruh komponen dan perangkat pendukung lainnya seperti sensor ultrasonik, sensor load cell, solenoid door lock,dan relay sebagai hardware nya. Proses konfigurasi program ke dalam mikrokontroller Arduino Uno mempengaruhi kinerja sistem sensor ultrasonik dan sensor load cell untuk mendeteksi objek lalu melakukan proses pengukuran dan mengirimkan sinyal ke relay sehingga solenoid door lock dapat bekerja sesuai fungsinya.

            Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat

            Berikut kesimpulan perihal tujuan dan manfaat mengenai sistem alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasisi Arduino Uno pada Citra Raya World Of Wonders adalah sebagai berikut:

            1. Alat ini dapat dijadikan sebagai alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan pada Citra Raya World Of Wonders.
            2. Alat ini dapat membantu petugas wahana permainan dalam melakukan pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung sehingga petugas tidak perlu lagi melakukan pengukuran tinggi dan berat badan pengunjung secara manual.
            3. Penggunaan alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasis Arduino Uno pada Citra Raya World Of Wonders di rasakan manfaatnya karena dapat menghemat waktu dan tenaga pada proses pengukuran serta data yang di dapat lebih akurat sehingga keselamatan pengunjung lebih aman.

            Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

            Berikut kesimpulan perihal metode penelitian mengenai sistem alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan berbasis Arduino Uno pada Citra Raya World Of Wonders adalah sebagai berikut:

            1. Bahwa sistem alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung wahana permainan pada Citra Raya World Of Wonders belum pernah ada sehingga peneliti membuat penelitian ini.
            2. Dalam merancang alat pengukur tinggi dan berat badan pengunjung ini menggunakan sensor ultrasonik, sensor load cell, solenoid door lock, relay dan mikrokontroller arduino uno sebagai otak dari alat yang dibuat.
            3. Pengujian terhadap sistem berjalan dengan baik.

            Saran

            Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan yaitu:

            1. Hendaknya menggunakan sensor ultrasonik dan sensor load cell dengan kualitas yang lebih baik sehingga dalam pengukuran terhadap objek dihasilkan data yang lebih akurat dan presisi.
            2. Bahan yang digunakan sebaiknya menggunakan besi yang kuat dan desain yang menarik.
            3. Dibuatkan sistem yang terintegrasi dengan database sehingga dapat berfungsi untuk data rekapitulasi apabila terjadi kecelakaan.

            Kesan

            Kesan yang didapatkan setelah melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, diantaranya:

            1. Mendapat banyak ilmu dan wawasan yang sebelumnya tidak terdapat di dalam perkuliahan.
            2. Menambah ilmu sosial terhadap masyarakat dan instansi terkait.
            3. Belajar bagaimana menanggapi permasalahan dilingkungan masyarakat khususnya dibidang teknologi.

            DAFTAR PUSTAKA

      Contributors

      Asepdam