SK 0833460762

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENGONTROLAN PINTU GERBANG MENGGUNAKAN INTERFACE VISAL BASIC.NET

DAN DATABASE SQL SERVER BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA 328 PADA DPRD KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 0833460762
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CCIT

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2014/2015

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

KONTROLING OTOMATIS TRAFO

LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR

SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16


Disusun Oleh :

NIM
: 1031465510
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System (COS)

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

KONTROLING OTOMATIS TRAFO

LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR

SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16

Dibuat Oleh :

NIM
: 1031465510
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System (COS)

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Radiyanto, Drs.,M.Pd)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si)
NID : 08183
   
NID : 13001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

KONTROLING OTOMATIS TRAFO

LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR

SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16


Dibuat Oleh :

NIM
: 1031465510
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System (COS)

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

KONTROLING OTOMATIS TRAFO

LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR

SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16

Disusun Oleh :

NIM
: 1031465510
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System (COS)

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1031465510

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Trafo merupakan alat listrik yang digunakan untuk menaikan atau menurunkan daya listrik. Dalam proses bekerjanya trafo akan menghasilkan panas. Maka diperlukan alat yang dapat mendinginkan dan mengontrol suhu trafo. Dengan sistem elektrik kipas akan berputar apabila diberi perintah dan diatur suhunya kapan kipas harus berputar, kita dimudahkan untuk mengontrol trafo secara otomatis. Dengan kemajuan teknologi khususnya dalam bidang mikrokontroller, sehingga dapat dibuat sistem akses kontrol yang dapat mengendalikan suhu trafo. Dengan memanfaatkan mikrokontroller Atmega 16 sebagai pengolahan data terciptalah pemikiran untuk membuat perancangan kontroling otomatis trafo listrik menggunakan wi-fi Dengan Sensor Suhu LM35 Berbasis Mikrokontroller Atmega 16 . Dengan menggunakan mikrokontroller Atmega 16 sebagai otak untuk mengolah data yang masuk berupa inputan dari sensor suhu lm35, kemudian data dikirim kerangkaian mikrokontroller Atmega 16 yang kemudian suhu ditampilkan pada lcd.Suhu dapat dikontrol melalui smartphone android yang dapat melihat lcd menggunakan sinyal wi-fi dan mengaktifkan kipas agar bisa bekerja untuk mendinginkan suhu pada trafo. Untuk sistem pengturan kipas menggunakan rangkaian relay 12 volt.

Kata kunci :Perancangan kontroling otomatis, trafo listrik, Smartphone Android, sinyal wi-fi, Rangkain Mikrokontroller Atmega16, sensor LM 35.

ABSTRACT

Transformer is an electrical device that is used to increase or decrease power . In the process of the operation of the transformer will generate heat . It would require a tool that can cool and control the temperature of the transformer . With the electric system fan will spin when given the command and set the temperature when the fan should spin , we are permitted to control the transformer automatically . With technological advances, especially in the field of microcontroller , so it can be made in access control system which can control the temperature of the transformer . By utilizing the microcontroller ATMEGA 16 as data processing creates a thought to make automatic kontroling electrical transformer design using wi - fi With Microcontroller Based Temperature Sensor LM35 Atmega 16 . By using microcontroller ATMEGA 16 as the brain to process the incoming data in the form of input from LM35 temperature sensor , then the data is sent kerangkaian ATMega microcontroller 16 which is then displayed on lcd.Suhu temperature can be controlled via android smartphone that can see the lcd using wi - fi signal and activate the fan to be able to work to cool the temperature of the transformer . For fans pengturan system uses a 12 volt relay circuit.

Keywords : Design kontroling automatic , electric transformer , Android Smartphone , Wi - Fi signal , Schematic microcontroller ATmega16 , LM35 sensor .


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya serta senantiasa melimpahkan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERANCANGAN KONTROLING OTOMATIS TRAFO LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16”. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku ketua STMIK Raharja.
  2. Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I (PUKET I) STMIK Raharja.
  3. [[Bapak Ferry Sudarto, S.Kom.], M.Pd, selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.
  4. Bapak Radiyanto, Drs.,M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan skripsi.
  5. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu membimbing penyusunan skripsi.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmunya.
  7. Kedua orang tua tercinta yang tanpa lelah selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril, materil dan spritual. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada Beliau, Amin“.
  8. Bapak GB Kurniawan selaku QA Manager PT Trafoindo Prima Perkasa yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi.
  9. Teman-teman PT Trafoindo Prima Perkasa yang telah banyak membantu memberikan ide-ide dan inspirasi kepada saya tentang pembuatan projek skripsi.
  10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, diharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

  
Tangerang, Januari 2015
  
(Wisnu Dwi Andoyo)
NIM : 1031465510

Daftar isi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sistem Pengendali Loop Terbuka

Gambar 2.2. Sistem Pengendali Loop Tertutup

Gambar 2.3. Metode Prototype

Gambar 2.4. Konfigurasi Pin ATmega

Gambar 2.5. Sensor LM35

Gambar 2.6. Grafik Akurasi LM35 Terhadap Suhu

Gambar 2.7. Resistor

Gambar 2.8. Lambang Kondensator

Gambar 2.9. Lambang Kapasitor

Gambar 2.10. Dielektrikum

Gambar 2.11. Trafo

Gambar 2.12. Dioda

Gambar 2.13. Transistor

Gambar 2.14. Simbol Transistor NPN

Gambar 2.15. Simbol Transistor PNP

Gambar 2.16. Kipas

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Trafoindo Prima Perkasa

Gambar 3.2. Diagram Blok Perancangan Perangkat Keras

Gambar 3.3. Sensor LM35

Gambar 3.4. Rangkaian Mikrokontroller

Gambar 3.5. Rangkaian Relay

Gambar 3.6. Rangkaian Catu Daya

Gambar 3.7. Halaman Utama Bascom-Avr

Gambar 3.8. New File Bascom-AVR

Gambar 3.9. Contoh Penulisan Listing Program

Gambar 3.10. Compiler dalam Bascom-AVR

Gambar 3.11. Proses Compile

Gambar 3.12. File Hex Bascom-AVR

Gambar 3.13. Halaman Utama Progisp

Gambar 3.14. Select Mikrokontroller

Gambar 3.15. Load File

Gambar 3.16. Select File

Gambar 3.17. Flash Program

Gambar 3.18. Successfully Flash

Gambar 3.19. Flowchart Program

Gambar 4.1. Flowchart software yang diusulkan

Gambar 4.2. Flowchart hardware yang diusulkan

Gambar 4.3. Perancangan prototype

Gambar 4.4. Perancangan prototype

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi khusus PORT A

Tabel 2.2 Fungsi khusus PORT B

Tabel 2.3 Fungsi khusus PORT C

Tabel 2.4 Fungsi khusus PORT D

Tabel 2.5 Skema warna Resistor

Tabel 2.6 Nilai Kapasitansi

Tabel 2.7 Daftar Konstanta Bahan Dielektrum

Tabel 3.1 Keterangan Catu Daya

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Prosedur sistem berjalan dan sistem usulan

Tabel 4.2 Uji Coba Program Mikrokontroller

Tabel 4.3 Schedule

Tabel 4.4 Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

2. SIMBOL ELEKTRONIKA



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi belakangan ini, sistem kendali memiliki peranan yang sangat vital, karena dapat menunjang segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia. Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita lihat adalah penggunaan televisi dengan remote control, penggunaan alat kendali tersebut dirasa efisien bagi manusia. Selain itu kita bisa lihat aplikasi kontrol yang lebih besar yaitu pada perusahaan dalam bidang manufaktur serta pengendali proses seperti tekanan, suhu/temperatur, dll.

Untuk pengendalian alat alat listrik seperti Trafo maka dibutuhkan alat yang menunjang agar dapat di optimalkan sehingga dapat memperpanjang usia pemakaian alat tersebut. Karena pada umumnya alat alat listrik seperti Trafo pada saat bekerja akan menghasilkan energi panas yang apabila jika terjadi terus menerus akan terjadi suhu panas berlebih dan dapat merusak alat alat tersebut sehingga usia penggunaannya menjadi lebih cepat rusak. Maka dibuatlah sistem pendingin yang bekerja untuk mendinginkan atau menjaga agar suhu pada alat alat listrik stabil. Pada proses tersebut juga dibuat sistem kontroling suhu yang dapat kita lihat pada layar LCD dan menghasilkan sebuah output kipas yang akan bekerja pada suhu yang telah ditentukan. Kontroling juga dilakukan menggunakan smartphone berbasis Android. Dari semua sistem pengontrolan tersebut dilakukan menggunakan mikrokontroller Atmega 16 yang akan mengatur sistem kendali kipas yang bekerja sesuai suhu dan pemantauan menggunakan smartphone .

Dalam kesempatan ini penulis mencoba mempersembahkan sebuah karya dengan judul “PERANCANGAN KONTROLING OTOMATIS TRAFO LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16”. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan kontribusi terhadap perkembangan COS (computer system) yang merupakan salah satu konsentrasi yang membahas mengenai hardware dari jurusan Sistem Komputer di Perguruan Tinggi Raharja.


Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana membuat sistem perancangan otomatis pendingin trafo menggunakan sensor suhu LM35 berbasis Mikrokontroller Atmega 16 ?

  2. Bagaimana cara kerja perancangan otomatis pendingin trafo listrik menggunakan sensor suhu LM35 berbasis Mikrokontroller Atmega 16 ?

  3. Apa saja hardware dan software yang digunakan untuk membuat perancangan otomatis pendingin trafo listrik menggunakan sensor suhu LM35 berbasis Mikrokontroller Atmega 16 ?

Ruang Lingkup

Sebagai pembatasan-pembatasan atas penyusunan laporan ini sehingga tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup laporan sebagai berikut:

Interface menggunakan smartphone android yang dapat di gunakan untuk memantau suhu pada Trafo listrik. Membuat kipas berputar sesuai dengan suhu perubahan suhu pada Trafo . Jika terjadi kenaikan suhu maka kipas akan berputar lebih cepat, dan jika terjadi penurunan suhu maka kipas akan berputar melambat. Pada perancangannya digunakan Mikrokontroller Atmega 16 sebagai pembaca suhu dan menggerakkan kipas.

Tujun dan Manfaat

Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Tujuan Individual

  2. a. Menerapkan dan menambah ilmu secara terpadu dan terperinci sehingga berguna bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi khususnya dilingkungan sekitar.

    b. Persyaratan untuk kelulusan mata Kuliah Skripsi

  3. Tujuan Fungsional

  4. a. Untuk membantu pengembang teknologi mengembangkan sistem perancangan otomatis pendingin Trafo .

    b. Untuk ketahanan sebuah Trafo agar daya pakainya lebih awet dan lebih lama masa kerjanya.

Manfaat

Sebuah karya yang baik adalah karya yang memiliki banyak manfaat. Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Individual

  2. a. Bentuk apresiasi dan kontribusi bagi pengembang teknologi aplikasi dibidang teknologi informasi.

    b. Memaksimalkan sensor suhu yang di padukan dengan kipas sebagai output pada Trafo listrik dan pemanfaatan mikrokontroler yang saling bersinergi menghasilkan sebuah alat yang creative dan inovative.

  3. Manfaat Fungsional

  4. Dapat mendeteksi suhu Trafo listrik sebagai tolak ukur terjadinya peningkatan atau penurunan suhu yang terjadi, kemudian suhu di sesuaikan oleh kipas untuk menyesuaikan suhu trafo berdasarkan putaran kipas yang terjadi.

Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, maka metode yang penulis gunakan untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Observasi

    Melalui pengamatan dan pengalaman yang didapat untuk mengetahui proses pengerjaan untuk menghasilkan prototype aplikasi dan rancangan device yang digunakan sebagai pendeteksi suhu trafo.

    Melalui pengamatan lapangan untuk memperoleh informasi tentang jenis bahan atau peralatan apa saja yang dibutuhkan, tentunya ekonomis dan terjangkau, namun tetap memenuhi kriteria.

b. Wawancara

Metode wawancara kepada beberapa orang yang berkompeten dibidang yang diambil oleh penulis.

c. Studi Pustaka

Metode untuk mendapatkan informasi dengan mencatat dan mempelajari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis maupun elektronik. Sebagian besar penulis melakukan pengumpulan data dan metode diambil dari situs-situs internet, dan sisanya dari buku cetak.

d. Metode Perancangan

Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan metode perancangan menggunakan flowchart yang menjelaskan langkah demi langkah pembuatan perancangan otomatis pendingin trafo listrik.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dan pembahasan pada laporan skripsi ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, ruang lingkup, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan laporan sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

BAB III PEMBAHASAN

Bagian ini berisi tentang langkah-langkah dalam perancangan sistem yang akan dibuat mulai dari hardware sampai dengan perancangan software pendukung sistem monitoring data suhu dan kelembaban ruangan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Berisi tentang ujicoba serta analisa pengoperasian dari sistem yang telah dibuat.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan mengenai penelitian dari sistem yang dibuat serta saran-saran untuk pengembangan sistem selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

  2. Menurut Sutabri (2012:6), Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai “suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

    Menurut Hartono (2013:9), ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

  3. Menurut Taufiq (2013:2), “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsibersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

  1. 1. Karakteristik Sistem

  2. Menurut Sutabri (2012:13), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakansebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut,yaitu:

  3. </ol

    Konsep Dasar Pengendali

    1. Definisi Pengendali

      Menurut Hombar Pakpahan (2013:5), “Istilah pengendali sering diterjemahkan dengan kata controling. Kedua istilah ini acapkali penggunaannya dipertukarkan terutama di dalam dunia teknologi. Istilah pengendali didefinisikan sebagai seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek kontrol dan atau kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan fungsi obyek kontrol dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang ditetapkan.

    2. Konsep Dasar

      Konsep dasar yang memberikan kerangka bagi perancangan dan penerapan sistem pengendalian meliputi:

      a. komponen operasi atau kegiatan yang terpasang secara terus menerus

      b. pengendalian system alat yang dipengaruhi oleh manusia, dan

      c. memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak.

      Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

      Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

      Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian.

      Sedangkan pengontrolan itu sendiri adalah proses, cara pembuatan mengontrol (mengawasi, memeriksa), pengawasan, pemeriksaan.

      Industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

      Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

    3. Jenis – Jenis Pengontrolan

    a. Sistem Kontrol Loop Terbuka

    Menurut Erinofiardi dan dkk (2012:261) sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

    Gambar 2.1. Sistem Pengendali Loop Terbuka

    (Sumber : jurnal Erinofiardi dan dkk tahun 2012 halaman 261)

    Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

    b. Sistem Kontrol Loop Tertutup

    Menurut Erinofiardi dan dkk (2012:261) sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan".

    Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

    Gambar 2.2. Sistem Pengendali Loop Tertutup

    (Sumber : jurnal Erinofiardi dan dkk tahun 2012 halaman 262)

    Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

    Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

    Konsep Dasar Perangkat

    1. 1. Definisi Perangkat Mobile

    Menurut purnama (2010:5), ”Perangkat mobile (juga dikenal dengan istilah cellphone, handheld device, handheld computer, ”Palmtop”, atau secara sederhana disebut dengan handheld) adalah alat penghitung (computing device) yang berukuran saku, ciri khasnya mempunyai layar tampilan (display screen) dengan layar sentuh atau keyboard mini”.

    Untuk mendapatkan pelayanan dan kenyamanan dari sebuah komputer konvensional yang dapat dibawa-bawa dan praktis adalah smartphone dan PDA. Kedua peralatan ini yang paling populer, selain itu ada Enterprise Digital Assistants yang dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan bisnis, yang menawarkan peralatan yang mampu me-ngambil data terintegrasi seperti Bar Code, RFID dan Smart Card.

    Konsep Dasar Signal

    1. Definisi Signal

    Menurut Mulyanta (2009:65), “Sinyal adalah energi elektrik (arus atau gelombang) dapat menyimpan informasi jika dibuat dalam variasi tertentu dan satuan waktu tertentu pula/intensitas. Variasi energi tersebut diberi istilah sinyal (signal)”.

    Sinyal terbagi dalam 2 bagian yaitu:

    a. Sinyal Analog

    Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog.

    b. Sinyal Digital

    Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Teknologi sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh noise, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Sinyal digital juga biasanya disebut juga sinyal diskret.

    Metode Penelitian

    1. Perancangan

    a. Flowchart

    Menurut Sulindawati di dalam Jurnal SAINTIKOM (2010:8), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

    Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

    Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

    2. Pengujian

    a. White Box

    Menurut Sodikin di dalam Jurnal Teknologi Informasi (2009:750), “Pengujian White Box berfokus pada strukutr control pengguna”.

    b. Black Box

    Menurut Siddiq (2012:4), “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak”. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.

    Menurut Budiman (2012:4), “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan”.

    3. Flowchart

    Menurut Adelia di dalam Jurnal Sistem Informasi (2011:116), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

    Menurut Sulindawati Fathoni di dalam Jurnal SAINTIKOM (2010:8), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

    Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut.

    Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan,yaitu:

    1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

    2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya

    3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

    4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

    5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.

    6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.

    7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standart.

    4. Metode Prototype

    Menurut Simarmata (2010:64),” Prototype adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan Prototype”.

    Menurut Wiyancoko (2010:120),”Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.

    Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan model produk dalam perancangan.

    1. Prototype Jenis I

    Prototype jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototype memuat semua elemen penting dari sistem baru.

    Langkah-langkah pengembangan prototype jenis I adalah sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.

    2. Mengembangkan prototype

    3. Menentukan apakah prototype dapat diterima

    4. Menggunakan prototype

    2. Prototype Jenis II

    Prototype jenis II merupakan suatu model yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototype tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting.

    Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototype jenis II sama seperti untuk prototype jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

    1. Mengkodekan sistem operasional

    2. Menguji sistem operasional

    3. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima

    4. Menggunakan sistem operasional

    Gambar 2.3. Metode Prototype

    Sumber: Sulindawati dan Muhammad Fathoni di dalam Jurnal SAINTIKOM (2010:8)

    Menurut Sasankar dan Vinay Chavan di dalam jurnal International Journal of Computer Science & Technology (2011:139) Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:

    1. THROW-AWAY

    2. Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

    3. INCREMENTAL

    4. Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

    5. EVOLUTIONARY

    Pada metode ini, prototypenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

    Teori Khusus

    Pengertian Sistem Komputer

    1. Definisi Sistem Komputer

    2. Menurut Edi Nur (2009:1), bahwa ” Komputer adalah serangkaian ataupun sekelompok mesin elektronik yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling bekerja sama, serta membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti. Sistem ini kemudian dapat digunakan untuk melaksanakan serangkaian pekerjaan secara otomatis, berdasar urutan instruksi ataupun program yang diberikan kepadanya”.

      Menurut Edi Nur (2009:3), bahwa “Definisi yang ada memberi makna bahwa komputer memiliki lebih dari satu bagian yang saling bekerja sama, dan bagian-bagain itu baru bisa bekerja kalau ada aliran listrik yang mengalir didalamnya. Istilah mengenai sekelompok mesin, ataupun istilah mengenai jutaan komponen kemudian dikenal sebagai hardware komputer atau perangkat keras computer”.

    3. Pengertian Komputer Berdasarkan Golongan

    4. a. General Purpose Computer

      Menurut Edi Nur (2009:6), “Komputer yang umum digunakan pada setiap hari, juga bisa disebut sebagai general-purpose computer, dimana bisa digunakan untuk menyelesaikan pelbagai variasi pekerjaaan. Komputer jenis ini dapat menggunakan pelbagai software, bermacam-macam langkah yang saling menyempurnakan, termasuk didalamnya penulisan dan perbaikan (word-processing), manipulasi fakta-fata didalam database, menyelesaikan pelbagai perhitungan ilmiah, ataupun mengontrol sistem keamanan organisasi, pembagian daya listrik serta temperatur.

      Walaupun general purpose computer dapat diprogram untuk digunakan dalam beberapa fungsi, tetap mempunyai batasan-batasan dalam hal kemampuan, ukuran ataupun persyaratan. Sebagai contoh, general purpose computer tidak bisa digunakan untuk memproses perhitungan seluruh data statistik yang dibutuhkan untuk peramalan cuaca ataupun pengetesan pesawat terbang ”.

      b. Special Purpose Computer

      Menurut Edi Nur (2009: 8), “ Special-purpose computer digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ataupun aplikasi khusus. Special purpose pada awalnya merupakan general-purpose, yang digunakan secara khusus dan disesuaiakan dengan konfigurasi ataupun peralatan didalamnya yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.

      Sebagai contoh konfigurasi dari special purpose computer yang digunakan pada sistem komputer berskala besar adalah front-end processor; yang digunakan untuk mengontrol fungsi input dan output dari komputer utama. Contoh lain dari special purpose computer adalah adalah back-end processor, yang mengambil data dari storage serta meletakkan dan mengaturnya kembali kedalam storage.

      Dedicated processor juga merupakan special purpose computer yang bagian dalamnya telah dirubah sedemikian rupa agar memiliki fungsi khusus. Dedicated processor dirancang sedemikian rupa agar bisa digunakan untuk menyelesaikan langkah dan proses khusus, dimana hal ini bisa ditemui pada: berbagai robot yang digunakan pada pabrik, mesin-mesin kesehatan dipelbagai rumah sakit serta aneka video game”.

    5. Konsep Dasar Komputer

    Menurut Adi Nur (2009 : 20), bahwa ” Dari apa yang telah diuraikan dapatlah dilihat, bahwa pengertian komputer bisa ditinjau dari bermacam-macam sudut, seperti misalnya: tinjauan komputer dari generasi ke-generasi, tinjauan komputer dari sudut kapasitasnya, dan disamping itu, komputer juga dapat ditinjau dari jenis data yang diolahnya. Walaupun demikian, secara prinsip sebuah komputer selalu memiliki sebuah konsep dasar seperti yang nampak pada gambar. Komputer apapun jenisnya, selalu memiliki suatu peralatan yang disebut sebagai: Input device, Central Processing Unit, Output Device dan External memory.

    a. Input Device

    Input device bisa diartikan sebagai peralatan yang berfungsi untuk memasukkan data ke-dalam komputer. Jenis input device yang dimiliki oleh komputer cukup banyak. Dalam kehidupan sehari-hari, mata manusia juga bisa diartikan sebagai salah satu input device yang berfungsi untuk memasukkan data kedalam otak manusia. Membaca bisa diartikan sebagai memasukkan data (kedalam otak manusia) melalui mata.

    b. Central Procesing Unit (CPU)

    Bagian ini berfungsi sebagai pemegang kendali dari jalannya kegiatan komputer, dan dikarenakan itu, CPU juga disebut sebagai otak dari komputer. Selain dari pada itu, CPU juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pelbagai pengolahan data. Pekerjaan pengolahan data diantaranya: mencatat, melihat, membaca, membandingkan, menghitung, mengingat, mengurutkan maupun membandingkan.

    Dalam bekerja, fungsi dari CPU terbagi menjadi :

  4. Internal Memory/ Main Memory, berfungsi untuk menyimpan data dan program.

  5. ALU (Aritmatic Logical Unit), Untuk melaksanakan berbagai macam perhitungan.

  6. Control Unit, bertugas untuk mengatur seluruh operasi computer.

    CPU juga disebut sebagai microprocessor. Dimana untuk bekerja microprocessor dipengaruhi oleh kapasitas pemrosesan Bit-nya dan juga frekwensi kerjanya. Kapasitas bit untuk Microprocessor ada 8 bit, 16 bit, 32 bit dan 64 bit. Kemampuan CPU dilihat dari bit-nya, bila suatu processor berkapasitas pemrosesan 8 bit, dapat diartikan bahwa pemrosesan tersebut memiliki 8 pintu masuk untuk menerima bit-bit instruksi. Dengan demikian, processor 16 bit, dapat memproses kira-kira 2 kali lebih cepat dari yang 8 bit. Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan kerja microprocessor adalah frekwensi kerja komputer. Ada CPU yang mempunyai frekwensi 4.77 Mhz (mega hertz = juta hertz), 8 Mhz, 16 Mhz, 40 Mhz, 50 Mhz dan lain sebagainya. Semakin tinggi frekwensi yang dimilikinya, semakin tinggi pula kecepatan memprosesnya.

    c. Output Device

    Output device bisa diartikan sebagai peralatan yang berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemrosesan ataupun pengolahan data yang berasal dari CPU kedalam suatu media yang dapat dibaca oleh manusia ataupun dapat digunakan untuk penyimpanan data hasil proses. Jenis output device yang dimiliki oleh komputer cukup banyak. Dalam kehidupan sehari-hari, menulis, juga bisa dikatakan sebagai suatu cara untuk mengeluarkan hasil pemikiran kedalam suatu media sehingga bisa dibaca oleh manusia. Media yang dipergunakan untuk menulis bisa berupa kertas ataupun bentuk lainnya.

    d. External Memory

    External memory bisa diartikan sebagai memory yang berada diluar CPU. Juga disebut sebagai Secondary Storage ataupun Backing Storage ataupun Memory Cadangan yang berfungsi untuk menyimpan data dan program. Data dan program yang tersimpan didalam external memory, agar bisa berfungsi data dan program tersebut harus dipindahkan terlebih dahulu kedalam internal memory. Jenis external memory cukup banyak.

    Dalam kehidupan sehari-hari, buku, kertas, gambar foto, ataupun rekaman suara, juga bisa dikatakan sebagai external memory dari manusia. Dikatakan external memory karena berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan data yang terletak diluar otak manusia. Agar data-data yang ada didalam external memory tersebut bisa berfungsi bagi manusia, maka data-data tersebut, juga harus dipindahkan terlebih dahulu kedalam internal memory, misalnya dengan cara membaca.

    Mikrokontroler

    1. Definisi Mikrokontroler

    2. Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi – instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

      Menurut Malik (2009:1), bahwa “Mikrokontroler adalah sebagai sebuah sistem komputer yang dibangun pada sebuah keping (chip) tunggal”.

      Menurut Saefullah dkk (2009:319), “Mikrokontroler merupakan komponen utama atau biasa disebut juga sebagai otak yang berfungsi sebagai pengatur pergerakan motor (Motor Driver) dan pengolah data yang dihasilkan oleh komparator sebagai bentuk keluaran dari sensor”.

    3. Karakteristik Mikrokontroler

    4. Menurut Malik (2009:2), karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:

      a. CPU (Central Procesing Unit)

      b. ROM (Read Only Memory)

      c. I/O (Input/Output)

      Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

    5. Klasifikasi Mikrokontroler

    Menurut Malik (2009:3), mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

    a. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB)

    b. RAM berkapasitas 68 byte

    c. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

    d. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

    e. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

    f. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

    Menurut Malik (2009:3), bahwa Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:

    a. RAM (Random Access Memory)

    RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

    b. ROM (Read Only Memory)

    ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

    c. Register

    Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

    d. Special Function Register

    Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

    e. Input dan Output Pin

    Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

    f. Interrupt

    Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.


    AVR Atmega 16

    Mikrokontroler AVR Atmega16

    AVR merupakan seri mikrokontroller CMOS 8-bit buatan Atmel berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus Clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare,interrupt internal dan mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai ¬in-system programable flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.

    Fitur ATMEGA 16

    Fitur-fitur yang dimiliki ATMEGA 16 adalah sebagai berikut :

    1. Merupakan Mikrokontroler AVR 8 bit yang memiliki kemampuan yang tinggi dengan daya yang rendah.

    2. Arsitektur RISC dengan througput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16 MHz.

    3. Memiliki kapasitas flash memori 16KByte, EEPROM 1024 Byte, dan SRAM 2 Kilobyte.

    4. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D.

    5. CPU yang terdiri dari 32 buah register.

    6. Unit interupsi internal dan eksternal.

    7. Port USART untuk komunikasi serial.

    8. Fitur peripheral.

  7. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembandingan.

    2 buah timer/counter 8 bit dengan prescaller terpisah, mode compare

    1 buah timer/counter 16 bit dengan prescaller terpisah, mode compare dan mode capture

  8. Real time counter dengan oscilator tersendiri.

  9. 4 channel PWM.

  10. 8 channel, 10 bit ADC.

    8 single ended channel

    7 differential channel hanya pada kemasan TQFP

    2 differential channel dengan programable gain 1x, 10x, atau 200x

  11. Byte oriented two wire serial interface.

  12. Programable serial UART.

  13. Antarmuka SPI.

  14. Watchdog timer dengan oscilator internal.

  15. On-chip analog comparator.

    1. Konfigurasi Pin AVR ATMEGA 16

    Gambar 2.4. Konfigurasi Pin ATmega 16

    </div>

    Sumber: datasheet ATMega 16

    Konfigurasi pin ATMEGA 16 dengan kemasan 40 pin DIP (dual Inline Package) dapat dilihat pada gambar 2.3 dari gambar diatas dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin ATMEGA 16 sebagai berikut :

    1. Vcc merupakan pin yang berfungsi sebagai catu daya

    2. GND merupakan pin Ground

    3. PORT A (PA0...PA7)

    4. PORT A memiliki 8 –bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin memiliki pull-up resistor. Output buffer PORT A dapat mengalirkan arus sebesar 20mA. Ketika PORT A digunakan sebagai input dan di pull-up secara langsung maka PORT A akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan.

      Pin-pin dari PORT A memiliki fungsi khusus yaitu dapat berfungsi sebagai channel ADC (Analog to Digital Converter) sebesar 10-bit. Fungsi khusus pin-pin PORT A dapat dilihat pada tabel 2.1.

      Tabel 2.1 Fungsi khusus PORT A

    5. PORT B (PB0...PB7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus. Fungsi khusus tersebut antara lain adalah :

    6. i. SCK PORT B, bit 7

      Input pin clock untuk up/downloading memory.

      ii. MISO PORT B, bit 6

      Pin output data untuk uploading memory.

      iii. MOSI PORT B, bit 5

      Pin input data untuk downloading memory.

      Untuk lebih jelas mengenai fungsi khusus pin-pin PORT B dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.

      Tabel 2.2 Fungsi khusus PORT B

    7. PORT C (PC0...PC7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus.

    8. Tabel 2.3 Fungsi khusus PORT C

    9. PORT D (PD)...PD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus.

    10. Tabel 2.4 Fungsi khusus PORT D

    11. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

    12. XTAL 1 merupakan pin untuk inverting oscillator amplifier dan input dari rangkaian internal clock.

    13. XTAL 2 merupakan pin output clock eksternal.

    14. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. Pin AVCC harus tetap terhubung dengan VCC meskipun konfigurasi ADC tidak digunakan.

    15. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC

    Sensor LM35

    IC LM35 merupakan sensor suhu dimana tegangan keluarannya proporsional linier untuk suhu dalam oC, mempunyai perubahan keluaran secara linier dan juga dapat dikalibrasi dalam satuan Kelvin. Di dalam udara, sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1oC. Sensor ini dapat dipakai dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan ke rangkaian kontrol dengan sangat mudah.

    Gambar 2.5. Sensor LM35

    Sumber: datasheet LM35.

    Gambar di atas merupakan bentuk fisik dari sensor LM35 beserta fungsi dari masing-masing pin. Pin 1 sebagai sumber tegangan kerja, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV/oC. Sehingga dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

    VLM35 = T x K(2.2)

    Keterangan :

    VLM35 = Tegangan kerja LM35

    T = Suhu Terbaca (oC)

    K = Konstanta (10 mV/oC)

    Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1ºC akan menunjukan perubahan tegangan sebesar 10 mV. Penempatan LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya.

    Berikut adalah karakteristik sensor LM35 :

    1. Memiliki sensitivitas suhu dengan gaktor skala linier antara tegangan dan suhu 10mV/ ºC sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam Celcius.

    2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5 ºC pada suhu 25 ºC.

    3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.

    4. Bekerja pada tegangan 5 sampai 30 volt.

    5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60µA.

    6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low heating) yaitu kurang dari 0,1ºC pada udara diam.

    7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1W untuk beban 1mA.

    8. Memiliki ketidak linieran sekitar ± ¼oC.

    Gambar 2.6. Grafik Akurasi LM35 Terhadap Suhu

    Sumber: datasheet LM35.

    Konsep Dasar Resistor

    1. Definisi Resistor atau Tahanan

    2. Menurut Budiharto (2009:1), “Salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik”.

      Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi memberikan tahanan atau hambatan arus listrik.

      Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi sepertinikel-kromium).

      Gambar 2.7. Resistor

      Karakteristik utama dari resisitor adalah resisitansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, listrik dan induktansi.

      Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

      Tabel 2.5 Skema warna Resistor

      a. Satua

      Ohm (simbol: O adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm). Nilai satuan terbesar yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai resistor adalah:

      1 Mega Ohm (M?) = 1.000.000 Ohm.

      1 kilo Ohm (K?) = 1.000 Ohm.

    3. Resistor Tetap

    4. Menurut Rusmadi (2009:11), bahwa “Resistor tetap adalah resistor yang nilainya besaranyan sudah ditetepkan oleh pabrik pembuatannya dan tidak dapat di ubah-ubah”. Resistor memiliki nilai resistansi, sebagai nilainya ada yang dicantumkan langsung pada badannya dan sebagian lagi karena bentuk fisiknya kecil.

      Menurut Rusmadi (2009:15), resistor dibagi menjadi 6 yaitu:

      a. Resistor Kawat

      Resistor kawat ini adalah jenis resistor pertama yang lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektroniaka masih mengguanakan Tabung Hampa (Vacuum Tube). Bentuknya bervariasi dan fisik agak besar. Resisistor ini biasanya banyak digunakan dalam rangkaian daya karena memiliki ketahanan yang tinggi yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi.

      b. Resisitor Batang Karbon (Arang)

      Pada awalnya resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberililitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan untuk pembacaanya dapat dilihat pada table kode warna.

      c. Resistor Keramik atau Porselin

      Dengan adanya perkembangan teknologi elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang dibuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor ini banyak dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki ketahanan yang tinggi. Di pasaran kita akan menjumpai resisitor jenis ini dengan ukuran bervariasi mulai dari 1/4 Watt, 1/3 Watt, ½ Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

      d. Resisitor Film Karbon

      Sejalan dengan perkembangan teknologi para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna seperti pada Resistor Karbon.

      e. Resisitor Film Metal

      Resistor Film Metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon dan memiliki keadalan dan stabilitas yang tinggi dan tahan terhadap perubahan temperatur.

      f. Resisitor Tipe Film Tebal

      Resistor jenis ini bentuknya merip dengan resistor film metal, namun resistor ini dirancang khusus agar memiliki kehandalan yang tinggi. Sebagai contoh sebuah resistor film tebal dengan rating daya 2 Watt saja sudah mampu untuk dipakai menahan beban tegangan di atas satuan Kilo Volt.

    5. Resistor Tidak Tetap

    Menurut Rusmadi (2009:16), bahwa “Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai resistansinya (tahananya) dapat dirubah-rubah sesuai dengan keperluan dan perubahannya dapat dilakukan dengan jalan mengeser atau memutar pengaturnya”.

    Menurut Rusmadi (2009:16), bahwa resistor tidak tetap dibagi menjadi 8 yaitu:

    a. Potensiometer

    Potensiometer adalah komponen pembagi tegangan yang dapat disetel sesuai dengan keinginan. Bentuk fisik dari Potensiometer pada umumnya besar dan dibuat dari bahan kawat atau arang (karbon).

    b. Potensiameter Preset

    Potensiameter Preset bentuknya sangat kecil danpengaturannya sama dengan Trimpot yaitu dengan menggunakan obeng yang diputar pada bagian lubang coakan.

    c. NTC dan PTC

    NTC adalah singakatan dari Negative Temperature Coefficient sedangkan PTC adalah singkatan dari Positive Temperature Coefficient. Sifat dari komponen NTC adalah resisitor yang nilai tahannya akan menurun apabila temperature sekelilingnya naik dan sebaliknya komponen PTC adalah resistor yang nilai tahannya akan bertambah besar apabila temperaturnya turun.

    d. LDR ( Light Dependent Resisitor)

    LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resisitor yaitu resisitor yang tergantung cahaya, artinya nilai tahannya akan berubah-ubah apabila terkena cahaya dan perubahannya tergantungdari intensitas cahaya yang diterimanya.

    e. VDR (Volttage Dependent Resistor)

    VDR adalah singkatan dari Volttage Dependent Resistor yaitu resistoryang nilai tahannya akan berubah tergantung tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterimanya maka tahanannya akan semakin mengecil sehingga arus yang melalui VDR akan bertambah besar.

    Konsep Dasar Kapasitor atau Kondensator

    1. Definisi Kapasitor atau Kondensator

    2. Menurut Rusmadi (2009:20), bahwa “Kapasitor adalah Komponen elektronika yang mampu menyimpan arus dan tegangan listrik sementara waktu”. Seperti juga halnya resistor, kapasitor adalah termasuk salah satu komponen pasif yang banyak digunakan dalam membuat rangkaian elektronika.

      Kapasitor sendiiri berasal dari kata capacitance atau kapasitas yang artinya adalah kemampuan untuk menyimpan arus listrik (Dalam istilah elektronika diistilahkan sebagai “Muatan Listrik.”) Jadi kapasitor adalah suatu komonen yang dapat diisi dengan muatan listrik kemudian disimpan untuk sementara waktu dan selanjutnya muatan tersebut di kosongakan/dibuang melalui suatu sistem atau dihubungkan ke bumi.

      Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

      Gambar 2.8. Lambang Kondensator

      Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

      Gambar 2.9. Lambang Kapasitor

      Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

    3. Kapasitansi

    Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:

    a. Pikofarad (pF) = 1x10-12F

    b. Nanofarad (nF) =1x10-9F

    c. Microfarad (µF) = 1x10-6F

    Satuan Farad adalah satuan yang sangat besar dan jarang dipergunakan dalam percobaan. Dalam prakteknya biasanya dipergunakan satuan Farad dalam bentuk pecahan seperti berikut ini:

    a. 1 Farad (F) = 1.000.000 µF (mikroFarad)

    b. 1 mikroFarad (µF) = 1.000 nF (nanoFarad)

    c. 1 nanoFarad (nF) = 1.000 pF (pikoFarad)


    Tabel 2.6 Nilai Kapasitansi

    Ada jenis kapasitor lain seperti kapasitor elektrolit yang selain memiliki nilai kapasitas juga memiliki parameter-parameter lain seperti batas tegangan kerja. Batas tegangan kerja (Working Voltage) yaitu batas tegangan maksimum di mana kapasitas tersebut dapat dioperasikan dalam suatu rangaian. Parameter tersebut biasanya dicantumkan langsung pada badan kapasitor. Selain dari pada itu untuk jenis-jenis kapasitor pada umumnya diberi tanda (+) dan (-). Tanda tersebut adalah menyatakan polaritas yang harus dihubungkan dengan catu daya. Dalam pemasanganannya harus diperhatikan baik-baik jangan sampai kedua tanda tersebut dipasang terbalik sebab apabiala sampai terbalik akan mengakibatkan kerusakan pada kapasitor tersebut dan bahkan akan merusak rangkaian yang akan dibuat.

    Apabila kita mendekatkan 2 macam bahan konduktor dengan tidak saling bersentuhan, kemudian kepada kedua bahan tadi kita alirkan aliran listrik, secara teoritis kita telah mendapatkan sebuah Kapasitor sederhana. Namun dalam dunia elektronika tentunya tidak sederhana itu, masih ada factor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sebuah Kapasitor.

    Dalam pembuatan komponen Kapasitor diperlukan suatu bahan yang berfungsi menyekat di antara 2 bahan konduktor. Bahan yang berfungsi sebagai penyekat itu disebut bahan dielektrikum seperti pada gambar di bawah .

    Gambar 2.10. Dielektrikum

    seperti terlihat pada gambar di atas, apabila kita membuka sebuah Kapasitor Elektrolit berkas dengan menggunakan sebuah pisau tipis (cutter), di dalamnya akan terlihat 2 buah lapisan tipis. Setiap lapisan dilapisi lagi dengan bahan metal foil tipis. Setiap metal foil dihubungkan dengan salah satu terminal hubungan listrik. Antara kedua lapisan tadi diberi bahan penyekat yang disebut Dielektrikum. Bahan Dielektrikum pada umumnya dibuat dengan bahan kertas, maka, film, minyak bakelit dan lain-lain.

    Dalam prakteknya kita mengenal berbagai macam jenis Kapasitor yang namanya disesuaikan dengan nama bahan Dielektrikum yang digunakan dalam membuat komponen Kapasitor. Sebagai contoh misalnya: Bila kapasitor bahan Dielektrikumnya dibuat dari kertas, maka Kapasitor tersebut dinamakan Kapasitor kertas dan kalau bahan Dielektrikumnya dibuat dari bahan elektrolit, maka Kapasitor tersebut dinamakan Kapasitor Elektrolit.

    Besarnya kapasitas dari sebuah Kapasitornya dapat ditentukan dengan rumus:

    c = 0,0885 x ? x D/d µF

    ? = konstanta dielektrikum

    D = luas bahan metal foil dalam cm2

    d = jarak antara kedua metal foil dalam cm

    Dari rumus di atas, kita dapat melihat bahwa besar kecilnya kapasitas suatu komponen Kapasitor tergantung kepada konstanta dielektrikum atau bahan dielektrikum serta luas bidang bahan dielektrikum yang digunakan.

    Pengertian dari Dielektrikum adalah angkka tetap yang dipergunakan untuk membandingkan suatu bahan Dielektrikum dengan nilai konstanta Dielektrikum udara (? udara = 1).

    Tabel 2.7Daftar Konstanta Bahan Dielektrum

    (Sumber: Rusmadi (2009:23)

    Konsep Dasar Trafo atau Transformator

    1. Definisi Trafo atau Transformator

    Menurut Rusmadi (2009:61), bahwa “Trafo adalah alat yang dibuah dari gulungan kawat yang fungsinya memindahkan tenaga dari bagian input yaitu gulungan primer ke bagian outputnya yaitu gulungan sekundernya”.

    Bentuk pemidahan ini biasanya dapat berupa perubahan tegangan maupun frekuensi atau induktansi, perubahannya bisa berupa kenaikan suatu harga dan bisa juga berupa penurunan harga.

    Gambar 2.11. Trafo

    Dalam bidang elektronika tenyata penggunaan alat yang menggunakan prinsip gulunga kawat memegang peranan penting dan banyak ragamnya.

    Menurut Rusmadi (2009:61) berdasarkan kegunaanya jenis gulungan kawat dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

    1. Gulungan Tunggal

    2. Yang dimaksud gulungan tunggal adalah yang di bagian tengahnya dipercabangkan. Pada gulungan tunggal, bagian primer dan sekundernya menjadi satu seperti pada gambar di bawah ini.

    3. Gulungan Induktif

    4. Trafo yang digunakan sebagai trafo catu daya pada umumnya menggunakan prinsip gulungan induktif adalah gulungan yang terdiri dari 2 buah gulungan. Gulungan pertama disebut gulungan primer yang dipakai sebagai inputnya dan gulungan kedua disebut dulungan sekunder yang dipergunakan sebagain outputnya. Gulungan sekunder bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi dari gulungan primernya seperti pada gambar dibawah ini.

    5. Gulungan Induktif Bertap

    Pada dasarnya Gulungan Induktif Bertap hamper sama dengan Gulungan Induktif yaitu terdiri dari 2 buah gulungan yaitu Gulungan primer dan gulungan sekunder, hanya pada beberapa tempat pada bagian gulungan sekunder disadap dan sipercabangkan dengan tujuan untuk mendapatkan tegangan yang dikehendaki.

    Konsep Dasar Dioda

    1. Definisi Dioda

    Menurut John (2010:143), “Dioda merupakan alat yang hanya bisa mengalirkan arus DC dalam satu arah, sedang pada arah yang berlawanan ia tidak bisa menghantarkannya. Kalau ia dialiri arus AC maka akan berhasil didapatkan arus DC dari arus AC ini. Karenanya pada sifat yang demikian maka dioda bisa digunakan sebagai perata arus yang biasa dipasang di adaptor”.

    Komponen elektronika dengan dua terminal, yang terbentuk dari dua jenis semikonduktor, yaitu type P yang biasa disebut dengan anoda dan type N yang biasa disebut dengan katoda, dimana kemudian kedua semikonduktor ini digabungkan. Untuk membuat diode dalam keadaan conduct, diperlukan tegangan biasnya sebesar 0,3 volt untuk dioda dengan bahan germanium atau 0,7 volt untuk dioda dengan bahan silikon.

    Gambar 2.12. Dioda

    Perlu diketahui bahwa komponen dioda ini pada umumnya hamper selalu dipergunakan dalam rangkaian, terutama pada rangkaian Power Supply.

    Menurut Rusmadi (2009:34) Fungsi diode dalam suatu rangkaian adalah:

    i. Penyearah tegangan listrik.

    ii. Pengaman tegangan listrik.

    iii. Memblokir tegangn listrik.

    Konsep Dasar Transistor

    1. Definisi Transistor

    Menurut Budiharto (2009:3), bahwa “Transistor adalah memiliki 3 terminal biasanya dibuat dari bahan silicon atau germanium”.

    Menurut Rusmadi (2009:42), bahwa “Transistor adalah merupakan komponen dasar yang paling penting dan banyak dipergunakan dalam setiap rangkaian”.

    Alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

    Gambar 2.13. Transistor

    Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

    Transistor disusun menggunakan sambungan dioda. Berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut:

    a. BJT (Bipolar Juction Transistor)

    BJT memiliki 2 dioda yang kutub positif atau kutub negatifnya terhimpit, serta memiliki terminal, yaitu emitor (E), kolektor (C), dan basis (B). BJT dapat dibagi menjadi dua jenis berikut ini:

    1. NPN (Negative Positive Negative)

    2. Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-P di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.

      Gambar 2.14. Simbol Transistor NPN

      (Sumber: Rusmadi (2009:41)

    3. PNP (Positive Negative Positive)

    Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-n di antara 2 alpisan semikonduktor tipe-p. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.

    Gambar 2.15. Simbol Transistor PNP

    (Sumber: Rusmadi (2009:41)

    Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

    Konsep Dasar Wi-Fi

    1. Definisi Wi-Fi

    2. Wifi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity. Wifi adalah teknologi jaringan tanpa kabel yang menggunakan frekuensi tinggi. Frekuensi yang digunakan oleh teknologi WIFi berada pada spektrum 2,4 Ghz. Kita dapat terhubung ke internet dengan Wifi menggunakan sebuah notebook dan PDA yang dilengkapi dengan kartu WiFi (WiFi card). Jika notebook yang kita gunakan menggunakan prosesor yang dilengkapi teknologi Mobile Centrino, maka kartu WiFi tersebut tidak dibutuhkan.

      Dengan menggunakan WiFi, kita dapat mengakses internet dengan cepat. WiFi mempunyai kemampuan akses internet dengan kecepatan hingga 11 Mbps. Kita tidak membutuhkan kabel untuk terhubung kejaringan WiFi. Namun, kita harus berada pada daerah yang mempunyai sinyal WiFi. Daerah yang mempunyai sinyal WiFi adalah daerah yang berada pada radius 100 meter dari titik akses yang sering disebut hotspot.

    3. Sejarah Wi-Fi

    Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

    Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal2Mbps.

    Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.

    Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.

    Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dansebaliknya.

    Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai perlatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas.

    2Operating System Android

    1. Sejarah Android

    2. Meskipun Android identik dengan Google, namun inisiatif pembuatan Android pertama kali bukanlah berasal dari si pembuat mesin pencari tersebut. Sebelum diakuisisi oleh Google pada bulan Juli 2005, sistem operasi Android ini dikembangkan pertama kali oleh perusahaan start-up bernama Android, Inc. Sejak dibeli Google, Android memiliki momentum untuk berkembang dan saat ini telah menjadi salah satu sistem operasi untuk ponsel dan gadget yang paling berpengaruh didunia.

      Menurut Nazruddin Safaat H (2011:1), “android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet".

      Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

      Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

      Fitur-fitur yang dimiliki android adalah:

      a. Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.

      b. Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat telepon seluler.

      c. Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL.

      d. SQLite: untuk penyimpanan data.

      e. Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)

      f. GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G dan WiFi (tergantung piranti keras)

      g. Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan accelerometer (tergantung piranti keras)

    3. Perkembangan Android

    Wahana (2012:2) didalam bukunya mengemukakan perkembangan Android dan keunggulannya diantaranya sebagai berikut:

    a. Android versi 1.1

    Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.

    b. Android Versi 1.5 (Cupcake)

    Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.

    c. Android Versi 1.6 (Donut)

    Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan, CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, gestures, kemampuan dial kontak, teknologi text to change speech, pengadaan resolusi VWGA.

    d. Android Versi 2.1 (Eclair)

    Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.

    Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikutnya, Google melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik. Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android dalam situs internet juga dianggap penting untuk menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.

    e. Android Versi 2.2 (Froyo: Frozen Yogurt)

    Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD Card, kemampuanWiFi Hotspot portabel, dan kemampuan auto update dalam aplikasi Android Market.

    f. Android Versi 2.3 (Gingerbread)

    Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.

    g. Android Versi 3.0 (Honeycomb)

    Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis.

    h. Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

    Ice Cream Sandwich didesain untuk baik itu telepon ataupun tablet. Android ICS menawarkan banyak peningkatan dari apa yg sudah ada di Gingerbread dan Honeycomb dengan pada saat yang sama memberikan inovasi-inovasi baru. Beberapa peningkatan itu antara lain kemampuan copy paste yang lebih baik, data logging dan warnings, dan kemampuan utk mengambil screenshot dengan menekan power dan volume bersamaan. Selain itu keyboardnya dan kamus juga mendapat perbaikan. Inovasi-inovasi baru di ICS antara lain penggunaan font “Roboto”. di Android 4.0 Ice Cream Sandwich System Bar dan Action Bar. adanya Android 4.0 Ice Cream Sandwich voice control yang memungkinkan kita mendikte teks yang ingin kita ketik. Selain itu Face Unlock merupakan salah satu hal yang menonjol di Android versi baru ini. Juga ada NFC based app yang disebut Android Bump, yang memungkinkan pengguna untuk bertukar informasi/data hanya dengan menyentuhkan gadget.

    i. Android Versi 4.1 (Jelly Bean)

    Android Jelly Bean yaang diluncurkan pada acara Google I/O lalu membawa sejumlah keunggulan dan fitur baru. Penambahan baru diantaranya meningkatkan input keyboard, desain baru fitur pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice Search yang lebih cepat.

    Tidak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui. Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.

    Konsep Dasar Kipas

    Kipas adalah alat yang di pergunakan untuk menghasilkan angin. Fungsi umum nya adalah alat untuk pendingin udara, penyegar udara, ventilasi, pengering, dan sebagainya. Kipas angin di zaman modern seperti saat ini di gerakkan oleh tenaga listrik sebagai penggerak kipas supaya bisa bekerja dengan baik kipas tersebut.

    Gambar 2.16. Kipas

    Perkembangan kipas angin semakin bervariasi baik dari segi ukuran, penempatan posisi, serta fungsi. Ukuran kipas mulai dari kipas angina kecil (Kipas angin listrik yang menggunakan energy baterai), kipas juga biasanya di gunakan di dalam Unit CPU komputer seperti kipas angin untuk digunakan mendinginkan processor, kartu grafis, power supply dan cassing. Kipas angin tersebut berfungsi untuk menjaga suhu udara agar tidak melewati batas suhu yang di tetapkan. Kipas angin juga dipasang pada alas atau tatakan Laptop untuk menghantarkan udara dan membantu kipas laptop dalam mendinginkan suhu laptop tersebut.

    Kipas angin dapat dikontrol kecepatan hembusan dengan 3 cara yaitu menggunakan pemutar, tali penarik serta remote control. Perputaran baling-baling kipas angin dibagi dua yaitu centrifugal (Angin mengalir searah dengan poros kipas) dan Axial (Angin mengalir secara pararel dengan poros kipas).

    Kipas angin listrik pertama ditemukan oleh Schuyler Skaats Wheeler pada tahun 1882. Wheeler pertama kali memperkenalkan kipas angin listrik dengan dua buah baling-baling, tanpa ada pelindung apapun dan digerakkan dengan tenaga motor listrik. Perkembangan kipas angin listrik lebih lanjut di kembangkan oleh Philip H. Diehl yang dipantenkan pada tahun 1887. Diehl memperkenalkan kipas angin yang menempel di langit-langit rumah.

    Tidak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui. Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.

    Diehl terus mengembangkan temuannya. Pada tahun 1904 Diehl menambahkan sendi split-ball pada kipas angin listriknya. Tiga tahun kemudian, ide ini menjadi dasar pemnemuan kipas angin yang dapat bergerak ke sana-kemari. sedangkan pada tahun 1902 Willis Carrier menemukan air conditioning (AC).

    Tidak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui. Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.

    Struktur Kipas

    Tidak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui. Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.

    Struktur kipas terdiri dari beberapa komponen :

  16. baling baling kipas : Berfungsi sebagai penghasil angin. Komponen ini cukup vital pada kipas angin. Semakin kencang baling baling berputar, semakin kencang juga angin yang di hasilkan.

  17. motor kipas : Berfungsi untuk menggerakan baling – baling.

  18. rumah motor : Adalah tempat untuk motor kipas.

  19. frame/ kawat penutup : Berfungsi sebagai pelindung baling – baling kipas dari barang atau benda yang masuk.

  20. tiang dan dudukan kipas : Berfungsi sebagai penyangga rumah motor, motor kipas dan baling – baling.

  21. switch ON/OFF : Berfungsi untuk menyalakan, mematikan dan mengontrol kecepatan baling – baling.

    Konsep Dasar Suhu

    Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.

    Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 – 1744) sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 – 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C. Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F.

    Berikut ini perbandingan skala dari termometer diatas

    Yang menjadi masalah dalam bab suhu adalah kebanyakan orang kesulitan untuk mengubah dari satu skala ke skala yang lainnya. Berikut ini adalah contoh mengubah dari skala celcius ke skala fahrenheit

    Untuk skala yang lain caranya sama dengan contoh diatas. Thermometer menurut isinya dibagi menjadi : termometer cair, termometer padat, termometer digital. Semua termometer ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sedangkan berdasarkan penggunaannya termometer bermacam-macam sebagai misal termometer klinis, termometer lab dan lain-lain.

    Berikut ini pembahasan macam macam termometer.

    Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564 – 1642) pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong yang dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula dipanaskan sehingga udara dalam labu mengembang. Ujung pipa yang terbuka kemudian dicelupkan kedalam cairan berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut, zat cair masuk kedalam pipa tetapi tidak sampai labu. Beginilah cara kerja termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa juga berbeda. Tinggi kolom ini digunakan untuk menentukan suhu. Prinsip kerja termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas dalam labu. Tetapi dimasa ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair misalnya raksa dan alkhohol. Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda.

    Raksa digunakan sebagai pengisi termometer karena raksa mempunyai keunggulan :

    1. raksa penghantar panas yang baik

    2. pemuaiannya teratur

    3. titik didihnya tinggi

    4. warnanya mengkilap

    5. tidak membasahi dinding

    Sedangkan keunggulan alkhohol adalah :

    1. titik bekunya rendah

    2. harganya murah

    3. pemuaiannya 6 kali lebih besar dari pada raksa sehingga pengukuran mudah diamati

    Termometer Laboratorium'

    Termometer ini menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.

    Termometer Klinis

    Termometer ini khusus digunakan untuk mendiaknosa penyakit dan bisanya diisi dengan raksa atau alkhohol. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas wadahnya yang berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah pengukuran tidak berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien. Skala pada termometer ini antara 35°C sampai 42°C.

    Termometer Ruangan

    ermometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang berbeda. Skala termometer ini antara -50°C sampai 50°C.

    Termometer Digital

    Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang prinsip kerjanya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca.

    Termokopel

    Merupakan termometer yang menggunakan bahan bimetal sebagai alat pokoknya. Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok ke arah yang koefesiennya lebih kecil. Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka tertentu. Angka yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan suhu benda.

    Konsep dasar Elisitasi

    1. Definisi Elisitasi

    2. Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:302), “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

    3. Jenis-jenis Elisitasi

    Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:302), Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

    1) Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    2) Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.

    M pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    b. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.

    c. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

    3) Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

    a. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    b. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    c. E artinya Economic, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:

    a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    b. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

    c. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

    4) Final Draft Elisitasi

    Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Literatur Review

    Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurdiansyah (2012) dari Perguruan Tinggi Raharja yang berjudul “Home Appliances Controling With Mobile Device Based On Android OS”. Penelitian ini membahas tentang pengontrolan alat-alat rumah tangga menggunakan mobile berbasis operating system android. Komponen yang digunakan yaitu Xboard V2, ULN2803, Router Wireless, Kabel UTP, Relay, Catu Daya, Led dan Lampu. Sedangkan Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C. Dalam pengontrolannya menggunakan aplikasi android sebagai interface yang dibuat dengan menggunakan Eclips. Operating Sistem Android ternyata mampu digunakan sebagai alat remote control dengan memanfaatkan jaringan internet.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Maya Rahayu, Arjuni Budi P, Erik Haritman, dari Fakultas Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia, dengan judul “Pengontrol Alat Elektronika Melalui Media Wi-Fi Berbasis Raspberry Pi” tahun 2014, bahasa pemrograman yang digunakan menggunakan bahasa python.

    3. U.B. Khotib, “Prototipe Sistem Peringatan Dan Pemadam Kebakaran Ruangan Berbasis Mikrokontroller Atmega 16” Jurusan Teknik Informatika, Skripsi, Jogjakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2013.

    Dari beberapa sumber literature review diatas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang mikrokontroler dan pengontrolan secara nirkabel sudah banyak dibahas. Untuk itu penulis melakukan penelitian untuk menutupi beberapa kekurangan dari penelitian yang sudah ada. Saat ini kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat. Sehingga pengontrolan dapat dilakukan dengan menggunakan smartphone. Karena dewasa ini smartphone sudah banyak dipakai untuk berbagai macam kegiatan dan selalu dibawa kemana-mana, Untuk itu dibuatlah penelitian yang berjudul “Perancangan Kontroling Otomatis Trafo Listrik Menggunakan Wi-Fi Dengan Sensor Suhu LM35 Berbasis Mikrokontroller Atmega 16”.

    BAB III

    USULAN SISTEM BERJALAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Perusahaan

    PT . Trafoindo Prima Perkasa didirikan pada tahun 1982 dengan nama PT . TRAFINDO Perkasa . Sejak awal , kami fokus pada pembuatan tegangan menengah trafo distribusi direndam minyak .

    Dalam tahun-tahun berikutnya , kami secara bertahap diperluas dan diversifikasi lingkup manufaktur dan kegiatan untuk menutupi peralatan listrik tegangan menengah lainnya .

    Saat ini, barang-barang yang diproduksi Trafoindo incude :

    - Trafo distribusi tegangan menengah minyak tenggelam

    - Tegangan menengah cor kering trafo distribusi resin

    - Listrik tegangan tinggi transformator

    - Transformator instrumen tegangan menengah

    - Transformer khusus ( scott transformer , transformator otomatis , dll ).

    Trafoindo sekarang salah satu produsen terbesar transformator di Indonesia . Untuk mengatasi kebutuhan global yang terus meningkat untuk standar kualitas , kami terus meningkatkan manajemen kami dan kami bangga telah terakreditasi ISO 9001 : 2000 , ISO 14001 : 2004 , OHSAS 18001 : 1999 , sertifikasi oleh SAI Global Kualitas Terdaftar pada tahun 2003 .


    Struktur Organisasi

    Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Trafoindo Prima Perkasa


    Tugas dan Tanggung Jawab

    1. Direktur Teknik

    2. a. Melakukan pengawasan atas jalannya usaha PT Trafoindo Prima Perkasa.

      b. Dalam melakukan tugas, dewan direksi berdasarkan kepada kepentingan PT Trafoindo Prima Perkasa dan sesuai dengan maksud dan tujuan PT Trafoindo Prima Perkasa.

      c. Melaporka kepada PT Trafoindo Prima Perkasa mengenai kepemilikan saham dan/ atau keluarga atas saham PT Trafoindo Prima Perkasa dan saham PT lainnya.

    3. Deputy Factory Manager

    4. a. Menetapkan dan mengesahkan struktur organisasi perusahaan.

      b. Menyediakan sumber daya yang cukup untuk mengelola Sistem Manajemen Mutu, lingkungan dan kepedulian sosisal terhadap karyawan.

      c. Menetapkan tanggung jawab dan wewenang yang terkait dengan mutu, lingkungan dan kepedulian sosial terhadap karyawan.

    5. Departemen Engineering

    6. a. Membuat rancangan desain produk apa yang akan dibuat

      b. Menentukan bahan apa yang digunakan

      c. Membuat proses jalannya produk tahap demi tahap

    7. Depertemen PPIC

    8. a. Melaporkan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk pembuatan produk.

      b. Membuat rencana kerja

      c. Perkiraan waktu pembuatan

      d. Menyiapkan desain untuk pembuatan produk

    9. Depertemen Produksi

    10. a. Membuat produk yang telah ditentukan engineering

      b. Menggunakan material yang sudah ditentukan oleh engineering

      c. Bekerja sesuai target yang ditentukan

    11. Depertemen Perbaikan

    12. a. Melakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan

      b. Melakukan penggantian bagian bagian produk apabila terjadi revisi

    13. Depertemen Quality Control

    14. a. Melakukan pengetestan produk yang telah dibuat

      b. Memastikan apakah produk tersebut layak digunakan atau tidak

      c. Menjamin mutu sampai produk tersebut dikirim ke pemesan

    Tujuan Perancangan

    Pada tujuan perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting karena ingin menghasilkan sebuah sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dan perangkat lunak.

    Penelitian untuk perancangan dan pembuatan sistem kontroling otomatis trafo listrik didahului dengan mempelajari dan meneliti permasalahan yang berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, serta memikirkan alternatif pemecahannya. Untuk itu tujuan yang dingunakan pada penelitian ini adalah:

    a. Tujuan individual

    b. Tujuan Fungsional

    c. Tujuan Operasional

    Langkah-langkah Perancangan

    Untuk langkah-langkah dalam perancangan sistem pendeteksi suhu trafo menggunakan kipas secara otomatis ini menggunakan metode perancangan sebagai berikut.

    a. Perancangan Sistem Mekanik

    Dalam perancangan ini, dibuat simulasi berupa trafo yaitu alat yang akan dideteksi suhunya kemudian didinginkan menggunakan kipas.

    b. Perancangan Sistem Elektronik

    Perancangan yang digunakan adalah melalui tahap analisa rangkaian elektronik seperti rangkaian yang sudah ada yaitu rangkaian Mikrokontroller Atmega 16, dalam perancangan rangkaian Mikrokontroller Atmega 16 menggunakan aplikasi Proteus.

    c. Perancangan Program

    Perancangan program menggunakan bahasa pemrograman basic yaitu menggunakan program Basic Compiller dengan cara yang sistematis atas pengembangan, pengguna dan pemeliharaan program.


    Diagram Blok

    Agar mudah dipahami maka penulis membuat diagram blog dan alur kerjanya:

    Gambar 3.2. Diagram Blok Perancangan Perangkat Keras

    Cara Kerja Alat

    Untuk cara kerja alat dijelaskan Smartphone Android menjadi input untuk mengirimkan data berupa perintah untuk menyalakan kipas, inputan tersebut akan menghasilkan output kipas yang berputar dan suhu dapat terlihat pada lcd.


    Pembuatan Alat

    Perangkat Keras (Hardware)

    Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika dan device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini alat dan bahan yang dibutuhkan adalah

    1. Sensor LM35

    2. Rangkaian Mikrokontroler Atmega 16

    3. Relay 12 V

    4. Motor DC 12 V

    5. Catu Daya

    6. Rangkaian Voltage Regulator (LM7805)

    a. Rangkaian Sensor LM35

    Sensor suhu LM35 merupakan sensor solid state yang dapat mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik berupa tegangan. IC LM35 memiliki kelebihan dibandingkan sensor suhu linier karena pemakaiannya tidak dituntut untuk mengurangi sejumlah besar tegangan konstan pada output yang mencapai pensaklaran centigrade yang sesuai. IC ini tidak membutuhkan penyesuaian atau pengurangan eksternal apapun untuk memberikan akurasi-akurasi khusus sebesar ± ¼oC, dalam sebuah cakupan suhu penuh antara -55 sampai 15 oC.

    IC LM35 merupakan sensor suhu dimana tegangan keluarannya proporsional linier untuk suhu dalam oC, mempunyai perubahan keluaran secara linier dan juga dapat dikalibrasi dalam satuan Kelvin. Di dalam udara, sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1oC. Sensor ini dapat dipakai dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan ke rangkaian kontrol dengan sangat mudah.

    Gambar3.3 Sensor LM35 Sumber: datasheet LM35

    Gambar di atas merupakan bentuk fisik dari sensor LM35 beserta fungsi dari masing-masing pin. Pin 1 sebagai sumber tegangan kerja, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV/oC. Sehingga dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

    VLM35 = T x K(2.2)

    Keterangan :

    VLM35 = Tegangan kerja LM35

    T = Suhu Terbaca (oC)

    K = Konstanta (10 mV/oC)

    Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1ºC akan menunjukan perubahan tegangan sebesar 10 mV. Penempatan LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya.

    b. Rangkaian Mikrokontroler ATmega 16

    Rangkaian mikrokontroler ini merupakan tempat pengolahan data dan pengoperasian alat. Untuk perancangan ini, mikrokontroler berfungsi sebagai otak dari seluruh sistem rancangan. Mikrokontroller ATmega 16 ini memiliki 4 buah port dan berbagai pin yang digunakan untuk menampung input dan output data dan terhubung langsung dengan rangkaian-rangkaian pendukung lainnya. Port yang akan digunakan dalam pembuatan:

    1. PORTD.0 – Port D.5, digunakan sebagai output yang dihubungkan dengan rangkaian lcd yang berfungsi untuk menampilkan suhu yang di baca sensor LM35.

    2. PORTC.0, berfungsi untuk menerima inputan dari sensor LM35 untuk membaca suhu kemudian menampilkan ke lcd.

    3. Port B.0, digunakan untuk memutar kipas yang berfungsi untuk mendinginkan trafo yang akan berfungsi sesuai suhu yang telah ditentukan.

    4. Pin reset pada mikrokontroler ATmega 16 terletak pada PORTC.6. Rangkaian Power On Reset ini menggunakan kapasitor 10 µF dan resistor 10KΩ. Yang membentuk rangkaian power on reset di mana rangkaian ini akan mereset rangkaian mikrokontroler, sehingga mikrokontroler tersebut kembali menjalankan program yang ada di dalamnya dari awal.

    Gambar 3.4. Rangkaian Mikrokontroller

    c. Rangkaian Relay

    Pada rangkaian relay ini, relay berfungsi sebagai pengatur motor dc yang diberikan oleh mikrokontroller dari hasil pengolahan dari sensor LM35 yang membuat kipas berputar sesuai suhu yang telah ditentukan.

    Gambar 3.5. Rangkaian Relay

    d. Rangkaian Catu Daya

    Catu daya merupakan bagian yang sangat penting. Karena tanpa adanya catu daya, maka semua rangkaian tidak akan bekerja. Sumber catu daya yang digunakan pada umumnya bertegangan 110 V sampai dengan 220 V dengan frekuensi 50 Hz sampai dengan 60 Hz.

    Sumber AC (arus bolak-balik) dimasukkan ke bagian input transformator (trafo), sehingga menghasilkan tegangan output AC yang besarnya tergantung pada jumlah lilitan kawat sekunder, jumlah lilitan kawat primer, dan besarnya tegangan primer trafo. Tegangan output dari trafo sekunder akan menentukan tegangan output DC akhir dari catu daya setelah penyearah dan filter dipasang.

    Gambar 3.6. Rangkaian Catu Daya

    Prinsip kerja dari rangkaian catu daya ini dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.1 Keterangan Catu Daya



    Perancangan Perangkat Lunak (Software)

    a. Perancangan Listing Program BASCOM

    Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan software BASCOM-AVR yang digunakan untuk menuliskan listing program dan mengkompilasi file program menjadi file hexa. File hexa yang dihasilkan setelah proses kompilasi tersebut akan dimasukkan ke dalam mikrokontroler, sehingga mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada pada memori flash. Sehingga dapat mengontrol motor DC untuk memutarkan kipas sesuai suhu yang telah ditentukan.

    Gambar 3.7. Halaman Utama Bascom-Avr

    Setelah form utama program BASCOM-AVR ditampilkan, maka selanjutnya adalah membuat new file dengan nama Pendeteksi suhu.

    Gambar 3.8. New File Bascom-AVR

    Contoh penulisan listing program dengan nama file Program Pendeteksi suhu LM35 kipas.bas dapat dilihat pada gambar 3.9.

    Gambar 3.9. Contoh Penulisan Listing Program

    Langkah selanjutnya adalah mengkompile program, dengan cara memilih icon Compile Program atau tekan F7 pada keyboard agar listing program yang dibuat dikompile menjadi file dengan extention hex.

    Gambar 3.10. Compiler dalam Bascom-AVR

    Proses kompilasi akan terlihat seperti pada gambar 3.11.

    Gambar 3.11. Proses Compile

    Setelah dikompile maka penyimpanan listing program yang telah dibuat kemudian disimpan pada folder yang sudah ditentukan dengan extention file “.hex”.

    Gambar 3.12. File Hex Bascom-AVR

    a) Pengisian Program Mikrokontroler ATmega 16

    Mikrokontroler bisa bekerja jika didalam sudah dimasukan listing program yang sudah dibuat dengan meggunakan software BASCOM-AVR. Untuk melakukan proses pengisian program kedalam mikrokontroler ATmega16 dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut:

    1) Perangkat Keras (Hardware)

    Pada perangkat keras menggunakan USB-ASP (USB Downloader) yang berfungsi untuk memasukan program yang telah dibuat kedalam mikrokontroler ATmega16.

    2) Perangkat Lunak (Software)

    Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan software Progisp 1.72. Adapun tampilan program Progisp adalah sebagai berikut:

    Gambar 3.13. Halaman Utama Progisp

    Pemilihan tipe mikrokontroler yang akan dimasukan program. Klik Select Chip, pilih jenis mikrokontroler ATmega16.

    Gambar 3.14. Select Mikrokontroller

    Langkah selanjutnya, melakukan pengambilan file yang sudah tersimpan pada folder yang ditentukan. Klik File -> Load Flash -> Pilih File dengan extention .hex -> Open.

    Gambar 3.15. Load File

    Gambar 3.16. Select File

    Sebagai contoh file extention yang akan diambil adalah LM35_KIPAS.HEX. Setelah selesai memilih file, langkah selanjutnya adalah flash. Klik Button Auto.

    Gambar 3.17. Flash Program

    Ketika selesai proses flash, maka akan muncul status seperti gambar 3.18.

    Gambar 3.18. Successfully Flash


    Flowchart Sistem

    Pada pembuatan sebuah sistem pengontrolan diperlukan sebuah gambar yang dapat menjelaskan alur ataupun langkah-langkah dari suatu sistem yang dibuat. Sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar.

    Penjelasan yang berupa proses merupakan gambar dari flowchart sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart ini adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk dapat memahami langkah-langkah serta kemungkinan-kemungkinan dari beberapa keputusan. Dalam pembuatan PERANCANGAN KONTROLING OTOMATIS TRAFO LISTRIK MENGGUNAKAN WI-FI DENGAN SENSOR SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 digunakan flowchart program sebagai berikut:

    Gambar 3.19. Flowchart Program


    Permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah

    Permasalahan yang dihadapi

    - Permasalahan yang dihadapi pada sistem berjalan, kurangnya proteksi pada trafo saat beroperasi yangmenimbulkan suhu panas.

    - Tidak adanya penunjuk suhu yang menampilkan realita suhu yang terjadi pada trafo.

    - Trafo menjadi lebih cepat rusak dan memperpendek usia penggunaan.

    Alternatif pemecahan masalah

    - Membuat sistem kontrol yang dapat dikendalikan secara otomatis.

    - Membuat aplikasi yang dapat mengontrol suhu trafo dengan menggunakan kipas sebagai outputnya.

    - Mengintegrasikan monitoring suhu pada smartphone android menggunakan wi fi untuk pemantauan pada sistem pendeteksi suhu dengan mikrokontroller ATMega16 sebagai pengendali kipas.


    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap 1 disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder dan security PT. Trafoindo Prima Perkasa mengenai seluruh Perancangan Kontroling Otomatis Trafo Listrik Menggunakan Wi-Fi Dengan Sensor Suhu LM35 Berbasi Mikrokontroller Atmega 16. Berikut tebel Elisitasi Tahap 1:

    Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

    Elisitasi Tahap II

    Elisitasi Tahap 2 dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap 1 yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan Tabel 3.5. Semua requirement tersebut merupakan bagian dari sistem yang dibahas, namun sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, sistem pengendalian dapat berjalan tanpa error.

    Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi berikut ini:

    Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

    Keterangan:

    M: Mandatory

    D: Desirable

    I :Inessential

    Elisitasi Tahap III

    Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel elisitasi tahap III tersebut.

    Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

    Keterangan:

    T : Technical

    O: Operational

    E: Economic

    L: Low

    M: Middle

    H: High

    Final Elisitasi

    Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan perancangan kontroling otomatis trafo listrik menggunakan wi-fi dengan sensor suhu LM35 berbasis mikrokontroller Atmega 16. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkanlah 10 fucntional, final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut tabel final elisitasi tersebut:

    Tabel 3.5 Final Elisitasi


    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    Sistem kontroling otomatis suhu trafo dengan simulasi prototype ini dibuat menyerupai trafo listrik yang akan dikontrol suhunya menggunakan kipas sesuai suhu yang telah ditentukan, dengan pengontrolan suhu melalui lcd yang dimonitoring pada smartphone android dengan media jaringan wi-fi sebagai interface. Prosedur system yang diusulkan antara lain:

    1. Untuk mengaktifkan rangkaian mikrokontroller ATMega 16 dengan memberikan catu daya sebesar 5 volt dan untuk mengaktifkan kipas rangkaian relay diberi catu daya 12 volt.

    2. Sebagai media pengontrolannya alat akan dikonfigurasikan menggunakan wi-fi sebagai pembaca suhu melalui smartphone

    3. Kipas akan bekerja jika diberikan instruksi oleh mikrokontroller saat suhu telah mencapai titik minimum dan maksimum yang telah ditentukan .

    4. Motor akan berputar secara otomatis yang telah diinstruksikan oleh mikrokontroler yang mendapat input dari sensor lm35 sebagai pembaca suhu.

    5. Dan suhu dapat dikontrol melalui smartphone sebagai media pembaca suhu pada lcd yang terdapat pada trafo.

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sisitem Usulan

    Adapun perbedaan prosedur antara system yang berjalan dan system yang akan diusulkan, bisa dilihat pada table dibawah ini:

    Tabel 4.1 Prosedur sistem berjalan dan sistem usulan

    Flowchart System Yang Disusulkan

    Adapun Flowchart system yang diusulkan terdiri dari flowchart perangkat lunak (Software) dan Flowchart Perangkat Keras (Hardware), bisa dilihat gambar dibawah ini:

    Flowchart Perangkat Lunak (Software)

    Gambar 4.1. Flowchart software yang diusulkan

    Flowchart Perangkat Keras (Hardware)

    Gambar 4.2. Flowchart hardware yang diusulkan


    Rancangan Program

    Rancangan Program Mikrokontroller

    Proses rancangan ini dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras yang sudah di uji coba dengan perangkat lunak yang telah diprogram ke dalam mikrokontroler ATmega16. Penulisan listing program menggunakan software BASCOM-AVR dengan bahasa basic. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan analisa program pada mikrokontroler yang akan dilakukan dapat dilihat sebagai berikut :

    $regfile = "m8def.dat"

    $crystal = 11059200

    '==========================

    Config Lcdpin = Pin , E = Portd.1 , Rs = Portd.0 ,

    Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portd.2 , Db5 = Portd.3 , Db6 = Portd.4 , Db7 = Portd.5

    Config Lcd = 16 * 2

    Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc

    '--------------------------

    Start Adc

    '--------------------------

    Dim Suhu_ref As Word

    Dim Suhu As Word

    '--------------------------

    Deflcdchar 0 , 12 , 18 , 18 , 12 , 32 , 32 , 32 , 32

    '--------------------------

    Cls

    Cursor Off

    '--------------------------

    Do

    Suhu_ref = Getadc(0)

    Suhu = Suhu_ref * 5

    Suhu = Suhu / 10

    Locate 1 , 1

    Lcd "WISNU DWI ANDOYO"

    Locate 2 , 1

    Lcd "Suhu="

    Locate 2 , 6

    Lcd " "

    Locate 2 , 6

    Lcd Suhu

    Locate 2 , 9

    Lcd Chr(0)

    Locate 2 , 10

    Lcd "C"

    Locate 2 , 11

    Lcd " "

    Wait 1

    Loop

    Rancangan Prototype

    Prototipe kontroling otomatis trafo listrik. Dalam perancangan trafo dibuat menyerupai trafo sungguhan. Kipas yang digunakan adalah 12volt, menggunakan lcd sebagai pembaca suhu trafo secara otomatis yang mendapat inputan melalui sensor lm35.

    Gambar 4.3. Perancangan prototype

    Gambar 4.4. Perancangan prototype


    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Hardware

    a. Smartphone Android

    b. PC/ Laptop

    c. Rangkaian Mikrokontroller ATMega 16

    d. Rangkaian Relay 12V

    e. Motor Dc 12V

    f. Sensor LM35

    g. USB Asp Downloader

    Aplikasi yang digunakan

    a. Android OS 4.2 Jelly Bean

    b. Windows 7

    c. BASCOM AVR (Basic Commpiler)

    d. Prog ISP

    Testing

    Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan uji coba yang akan dilakukan dapat dilihat pada sub bab berikut.

    Uji Coba Hardware

    Sebelum program hardware dimasukkan kedalam mikrokontroler, maka harus dilakukan sebuah uji coba. Uji coba kali ini dengan memberikan input menggunakan aplikasi Hyperterminal. Program dasar yang dibuat adalah mikrokontroller menerima input “o” maka PORTC.0 bernilai 1, dan mikrokontroller menerima input “c” maka PORTC.1 bernilai 1.

    Tabel 4.2 Uji Coba Program Mikrokontroller

    Evaluasi

    Dalam pembahasan evaluasi ini untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program.

    Implementasi

    Schedule

    1. Observasi

    2. Melalui pengamatan dan pengalaman yang didapat untuk mengetahui proses pengerjaan suatu bahan juga peralatan yang digunakan dalam menghasilkan model atau desain trafo yang biasa digunakan sebagai pendistribusian pasokan listrik. Observasi dilakukan 1 minggu.

    3. Pengumpulan data

    4. Melalui proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan system selama 3 minggu.

    5. Desain system

    6. Dalam desain system ini dibagi menjadi tiga, yaitu desain mekanik, desain electronik dan desain aplikasi / software. Desain ini dilakukan selama 3 minggu.

    7. Perancangan system

    8. Setelah hasil desain system telah didapatkan, barulah dengan perancangan system proses ini dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan system dilakukan selama 2 minngu.

    9. Uji Coba Sistem

    10. Uji coba system dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan pemasangan system mekanik, Elektronik, dan aplikasi. Uji Coba dilakukan selama 1 minggu.

    11. Evaluasi Sistem

    12. Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu.

    13. Perbaikan Sistem

    14. Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 4 minggu.

    15. Dokumnetasi Program

    16. Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

    Tabel 4.3 Schedule

    Penerapan

    Setelah melakukan uji coba alat, selanjutnya penerapan alat. Kebutuhan aplikasi dan system mekanik yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut:

    1) Kebutuhan Sistem Mekanik dan Elektronik

    - USB ASP : sebagai Platform untuk memasukkan program dan mengolah data pada mikrokontroler ATMega 16.

    - Rangkaian relay 5 kaki NC dan NO yang berada di Port C.0 dan Port C.1.

    - Kipas 12V : 3 buah sebagai pendingin suhu.

    - Catu daya : untuk memberikan tegangan pada alat.

    - Bahan besi plat, heatsink, kipas dan bushing: untuk mekanik prototype trafo listrik.

    Aplikasi android memiliki beberapa fungsi :

    1) Pembaca suhu pada lcd yang telah dihubungkan melalui jaringan wi-fi.

    2) Mengontrol kipas untuk berputar.

    Aplikasi di pasang pada smartphone yang berbasis Android dalam penelitian ini menggunakan Samsung Galaxy Grand dengan operating system Jelly Bean. Aplikasi yang dibuat dapat berkomunikasi dengan rangkain mikrokontroller atmega 16 menggunakan koneksi wi-fi. Motor yang dikontrol berupa kipas dengan voltase 12 Volt.

    Etimasi Biaya

    Tabel 4.4 Estimasi Biaya


    BAB V

    PENUTUP



    Kesimpulan

    1. Cara mengetahui naik turunnya suhu yang di control melalui sensor LM35 yang ditampilkan melalui LCD pada trafo sehingga pengguna dapat mengetahui realita suhu yang terjadi saat trafo bekerja. Kemudian suhu dapat dikontrol melalui smartphone android yang sudah diprogram menggunakan mikrokontroller melalui input dari sebuah kamera untuk dapat menampilkan suhu ke smartphone yang dikoneksikan melalui sinyal wifi dan dapat dilihat pada smartphone sebagai pengendali alat yang dibuat untuk mengontrol suhu trafo.

    2. Cara membuat aplikasi yang mampu mengontrol informasi pendeteksi suhu pada trafo dan memberikan output berupa kipas yang dikendalikan dengan mikrokontroller Atmega 16 yang suhu pada trafo tersebut dapat dilihat melalui lcd. Kemudian smartphone android dapat digunakan sebagai kontroling trafo yang akan bekerja saat suhu trafo naik dan memberikan perlindungan terhadap trafo agar trafo dapat bekerja dengan baik serta usia trafo jadi lebih lama.

    3. Untuk membuat alat pengontrol suhu trafootomatis diperlukan mikrokontroller yang dapat diprogram secara embedded sehingga alat dapat dikendalikan, selain itu diperlukan sebuah program yang dapat mengkomunikasikan mikrokontroler dengan kipas dan trafo dalam hal ini menggunakan bahasa pemrograman basic compiler yang biasa digunakan untuk mikrokontroller Atmega 16. Smartphone akan memberikan perintah mengendalikan kipas sebagai alat pendeteksi suhu trafo.

    Saran

    Untuk menanggulangi permasalahan dan mencapai hasil yang baik, maka saran dan pendapat yang penulis kemukakan adalah:

    1. Sistem ini masih banyak kekurangan sehingga perlu selalu dilakukan perbaikan dan pengembangan terus menerus terhadap sistem pengontrol suhu trafo yang sedang akan berjalan.

    2. Sistem ini disarankan untuk dapat dikembangkan sebagai sistem yang berjalan beriringan dengan pengendali alat yang berhubungan dengan suhu yang akan meningkat karena proses penggunaan alat , sehingga dapat meminimalisir permasalahan alat yang cepat panas dan dapat memperpanjang usia alat yang menimbulkan suhu panas.



    DAFTAR PUSTAKA

    1. Adelia, Jimmy Setiawan. 2011. “Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop”. Jurnal Sistem Informasi, Vol. 6, No.2, September 2011.
    2. Budiharto, Widodo. 2009. ”10 Proyek Robot Spektakuler”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
    3. Budiman. 2012. "Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi User Via Website”, Makalah, halaman: 4.
    4. Bird John. 2010. “Electrical And Electronic Principles And Technology”. Oxford: PT. Elsevier & Technology.
    5. Chandra, Deni. 2011. “Jago Elektronika Rangkaian Sistem Otomatis”. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
    6. David, dkk. 2007. “Penggunaan Teknologi Java Pada Sistem Pengendali Peralatan Elektronik Melalui Bluetooth” Universitas Diponegoro.
    7. Rahmalia, dkk. 2012. “Sistem Pendeteksi Keamanan Ruangan dengan Mikrokontroler ATMega16 Berbasis Layanan SMS Gateway”. Politeknik Telkom Bandung.
    8. Diartono. 2009. “Teknologi Bluetooth untuk Layananan Internet pada Wireless Local Area Network”. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Semarang. Vol. XIV, pp. 70-78. (Januari 2009).
    9. Erinofiardi, dkk. 2012. “Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan”. Jurnal Mekanikal, Vol.3 No.2 – Juli 2012.
    10. Chandra, dkk. 2011. ”Jago Elektronika Rangkaian Sistem Otomatis”. Jakarta : PT Kawan Pustaka.
    11. Irwanto, dkk. 2009. “Perancangan Sistem HP Client Untuk Aplikasi Remote Control PC Berbasis Bluetooth”. Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
    12. Malik, dkk. 2009. “ANEKA PROYEK Mikrokontroler PIC16F84/A”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
    13. Shafanizam Muhamad, dkk. 2012. “Development of Electrical Appliance Controlling System using Bluetooth Technology”. International Journal of Engineering and Innovative Technology (IJEIT).
    14. Vol.1. pp. 291-298 (April 2012).
    15. Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2008. “Metode Penelitian Sistem Informasi”. Yogyakarta : Andi Offset.
    16. Purnama, Rangsang. 2010. “Mari Mengenal J2ME”.Prestasi Pustaka:Jakarta.
    17. Rusmadi, Dedy. 2009. “MENGENAL KOMPONEN ELEKTRONIKA”. Bandung: Pionir Jaya.
    18. Safaat, Nazruddin. 2011. “Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android”. Jakarta: Informatika.
    19. Sasankar, dkk. 2011. “Survey of Software Life Cycle Models by Various Documented Standards”. InternatIonal Journal of Computer SCIenCe & Technology IJCST Vol. 2, ISSue4, oCT. - DeC. 2011.
    20. Siddiq, Asep Jafar 2012. "Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi User Via Website”, Makalah, halaman: 4.
    21. Simarmata, Janner. 2010. “REKASA PERANGKAT LUNAK”. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
    22. Sodikin, dkk. 2009. “JURNAL PENYESUAIAN DENGAN MODUS PEMBELAJARAN UNTUK SISWA SMK KELAS X. Jurnal Teknologi Informasi”. Volume 5 nomor 2, Oktober 2009.
    23. Sulindawati, Muhammad Fathoni. 2010. “Pengantar Analiasa Sistem”. Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 Agustus 2010.
    24. Sutarman. 2012. “Buku Pengantar Teknologi Informasi”. Jakarta: Bumi Aksara.
    25. Rahardja, Untung dkk. 2011. “Theory and Application of IT Reaserch”. Jakarta: Penerbit Andi.
    26. Wahana, Komputer. 2010. “Cara Mudah Membangun Jaringan Komputer & Internet”. Jakarta: Mediakita.
    27. Wiyancoko, Dudy. 2010. “Desain Sepeda Indonesia”. Jakarta: PT Dumedia Desain.

    28. DAFTAR LAMPIRAN

      PENGGANTIAN JUDUL

      KARTU BIMBINGAN

      SERTIFIKAT PROSPEK

      SERTIFIKAT TOEFL

      SERTIFIKAT INTERNASIONAL

      SERTIFIKAT NASIONAL