SI1711496672: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(BAB I)
(Hybrid Fiber Coaxial)
Baris 892: Baris 892:
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Perkembangan infrastruktur telekomunikasi telah mengalami perubahan besar baru-baru ini, dan kelihatannya bahwa tafsiran perubahannya meningkat secara ekponensial terhadap perubahan waktu berlalu.</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Perkembangan infrastruktur telekomunikasi telah mengalami perubahan besar baru-baru ini, dan kelihatannya bahwa tafsiran perubahannya meningkat secara ekponensial terhadap perubahan waktu berlalu.</p></div>
  
===''Hybrid Fiber Coaxial''===
+
 
 +
===<div style="font-size: 14pt;font-family: 'times new roman'; text-align: justify">''Hybrid Fiber Coaxial''</div>===
 +
 
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">''Hybrid Fiber Coaxial'' atau HFC  Menurut Wikipedia<ref name="Wikipedia2019">en.wikipedia.org. 2019. Hybrid fiber-coaxial. Diakses pada 18 Januari 2020, dari  https://en.wikipedia.org/wiki/Hybrid_fiber-coaxial</ref>, adalah teknologi jaringan telekomunikasi ''broadband''yang menggabungkan kabel koaksial dan kabel serat optik. Kombinasi antara kabel koaksial dan serat optik ini digunakan untuk membawa konten-konten ''broadband''seperti video, data, suara, dan layanan interaktif lainnya yang menggunakan kabel koaksial dan serat optik. ''Hybrid Fiber Coaxial'' dioperasikan secara global oleh jaringan kabel. HFC dikenal pula dengan nama ''Hybrid Fiber Coaxial''. Jaringan serat optik pada HFC dapat memanjang dari head-end operator kabel utama hingga ke ''node-node'' serat optik yang dapat melayani kira-kira 25 hingga 2000 rumah. Head end utama terdiri dari piring-piring satelit yang berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal video jarak jauh.</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">''Hybrid Fiber Coaxial'' atau HFC  Menurut Wikipedia<ref name="Wikipedia2019">en.wikipedia.org. 2019. Hybrid fiber-coaxial. Diakses pada 18 Januari 2020, dari  https://en.wikipedia.org/wiki/Hybrid_fiber-coaxial</ref>, adalah teknologi jaringan telekomunikasi ''broadband''yang menggabungkan kabel koaksial dan kabel serat optik. Kombinasi antara kabel koaksial dan serat optik ini digunakan untuk membawa konten-konten ''broadband''seperti video, data, suara, dan layanan interaktif lainnya yang menggunakan kabel koaksial dan serat optik. ''Hybrid Fiber Coaxial'' dioperasikan secara global oleh jaringan kabel. HFC dikenal pula dengan nama ''Hybrid Fiber Coaxial''. Jaringan serat optik pada HFC dapat memanjang dari head-end operator kabel utama hingga ke ''node-node'' serat optik yang dapat melayani kira-kira 25 hingga 2000 rumah. Head end utama terdiri dari piring-piring satelit yang berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal video jarak jauh.</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Jaringan HFC merupakan evolusi teknologi jaringan Cable TV (CaTV) berbasis kabel koaksial sebagai media transmisi untuk aplikasi layanan TV Jaringan HFC merupakan evolusi teknologi jaringan Cable TV (CaTV) berbasis kabel koaksial sebagai media transmisi untuk aplikasi layanan ''TV Broadcast''. Tuntutan kebutuhan akan teknologi terutama fitur-fitur layanan yang diinginkan semakin bertambah, maka pada perkembangan jaringan akses selanjutnya ditambahkan layanan ''Video on Demand (VoD)'', data, telepon, serta layanan ''TV Broadcast'' sendiri pada aplikasi layanan jaringan HFC. ''Hybrid Fiber Coax'' merupakan salah satu teknologi jaringan akses yang dibentuk atas dasar kombinasi jaringan optik dan koaksial. Awalnya, teknologi HFC banyak digunakan oleh operator TV kabel untuk menyalurkan layanan TV secara broadcast melalui kabel. Namun, seiring perkembangan jaman, teknologi HFC lebih berkembang dalam fitur-fitur layanannya secara sekaligus, yaitu TV kabel itu sendiri, telepon, internet, dan Video on Demand. Fitur-fitur tersebut memungkinkan dikirimkan sekaligus menggunakan jaringan HFC, yang memiliki kemampuan penyediaan ''bandwidth'' yang besar dan kecepatan transmisi data yang tinggi.</p></div>
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in"><p style="line-height: 2">Jaringan HFC merupakan evolusi teknologi jaringan Cable TV (CaTV) berbasis kabel koaksial sebagai media transmisi untuk aplikasi layanan TV Jaringan HFC merupakan evolusi teknologi jaringan Cable TV (CaTV) berbasis kabel koaksial sebagai media transmisi untuk aplikasi layanan ''TV Broadcast''. Tuntutan kebutuhan akan teknologi terutama fitur-fitur layanan yang diinginkan semakin bertambah, maka pada perkembangan jaringan akses selanjutnya ditambahkan layanan ''Video on Demand (VoD)'', data, telepon, serta layanan ''TV Broadcast'' sendiri pada aplikasi layanan jaringan HFC. ''Hybrid Fiber Coax'' merupakan salah satu teknologi jaringan akses yang dibentuk atas dasar kombinasi jaringan optik dan koaksial. Awalnya, teknologi HFC banyak digunakan oleh operator TV kabel untuk menyalurkan layanan TV secara broadcast melalui kabel. Namun, seiring perkembangan jaman, teknologi HFC lebih berkembang dalam fitur-fitur layanannya secara sekaligus, yaitu TV kabel itu sendiri, telepon, internet, dan Video on Demand. Fitur-fitur tersebut memungkinkan dikirimkan sekaligus menggunakan jaringan HFC, yang memiliki kemampuan penyediaan ''bandwidth'' yang besar dan kecepatan transmisi data yang tinggi.</p></div>

Revisi per 2 Februari 2020 13.55


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM : 1711496672

NAMA : HARTANTO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk


Disusun Oleh :

NIM
: 1711496672
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Februari 2020

Dekan
       
Ketua Program Studi
       
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
       
NIP : 006095
       
NIP : 010814
Rektor
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
NIP : 000603




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1711496672
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 08166
   
NID : 05066




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1711496672
HARTANTO

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM : 1711496672

NAMA : HARTANTO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk


Disusun Oleh :

NIM
: 1711496672
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Februari 2020

Dekan
       
Ketua Program Studi
       
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
       
NIP : 006095
       
NIP : 010814
Rektor
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
NIP : 000603




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1711496672
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 08166
   
NID : 05066




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1711496672
HARTANTO

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi [[Creative Sistem Informasi Manajemen|Sistem Informasi Manajemen

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Februari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk


Disusun Oleh :

NIM
: 1711496672
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggungjawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar. Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya.

 

Tangerang, Januari 2020
Hartanto
NIM : 1711496672

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;





ABSTRAKSI

PT. Linknet Tbk, adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa internet dan TV Cable di Indonesia. Agar pelayanan tersebut berjalan degan prima, maka diperlukan adanya proses aktivasi jaringan. Aktivasi jaringan merupakan kegiatan kerja yang sangat penting di PT. Linknet Tbk. Aktivasi jaringan akan menentukan kualitas jaringan yang prima untuk dinikmati oleh pelanggan perumahan pertama kalinya. Dengan adanya aktivasi jaringan ini maka proses awal dari kegiatan pemeliharaan jaringan dimulai. Oleh karena itu, aktivasi jaringan harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur kerja yang sudah ditentukan. Bagian HUB Maintenance di PT. Linknet Tbk. salah satunya berfungsi sebagai penentu kegiatan aktivasi jaringan ini dikarenakan memegang peranan penting sebagai pengirim signal yang sudah dikonfigurasi di sisi sentral. Laporan hasil aktivasi jaringan akan dilaporkan ke setiap atasan masing – masing bagian setelah proses kegiatan aktivasi selesai. Tujuan utama pelaksanaan penelitian tentang perancangan sistem ini adalah untuk untuk memastikan pelaksanaan aktivasi jaringan yang sudah berjalan saat ini. Proses yang berjalan saat ini masih metode manual, menggunakan notifikasi informasi melalui email, penulisan dokumen dikertas, file laporan disimpan di server kantor dan tidak dapat diakses dari luar, proses persetujuan dilakukan secara manual sehingga memakan waktu untuk penyelesaian laporan aktivasi tersebut. Setelah mendapatkan informasi proses tersebut sehingga bisa dilanjutkan untuk proses pembuatan rancangan sistem aktivasi jaringan yang terkomputerisasi dan berbasis web dapat digunakan sesuai keperluan dari masing-masing bagian. Metode penelitian menggunakan Metode pengumpulan data, metode analisa sistem, metode perancangan sistem, dan metode pengujian sistem. Metode perancangan berorientasi objek menggunakan Visual Paradigm for UML 10.0 Enterprise Edition. Database yang digunakan adalah MySQL. Sedangkan software pendukung yang digunakan dalam mendesain dan membuat program ini adalah Sublime text 3.

Kata kunci: PAktivasi, Jaringan, Kualitas, Pemeliharaan, Laporan.


ABSTRACT


PT. Linknet Tbk, is a company that provides internet and cable TV services in Indonesia. In order for these services to be excellent, a network activation process is required. Network activation is a very important work activity at PT. Linknet Tbk. Network activation will determine the prime network quality for first time residential customers to enjoy. With the activation of this network, the initial process of network maintenance activities begins. Therefore, network activation must be carried out properly in accordance with predetermined work procedures. HUB Maintenance Section at PT. Linknet Tbk. one of them functions as a determinant of this network activation activity because it plays an important role as sending signals that have been configured on the central side. Reports on the results of network activation will be reported to each boss of each section after the activation process is complete. The main purpose of conducting research on the design of this system is to ensure the implementation of network activation that has been running at this time. The current process is still a manual method, using information notifications via e-mail, writing documents in paper, report files are stored on the office server and cannot be accessed from outside, the approval process is done manually so it takes time to complete the activation report. After getting the information, the process can be continued for the process of making a computerized and web-based network activation system design that can be used according to the needs of each section. The research method uses data collection methods, system analysis methods, system design methods, and system testing methods. The object-oriented design method uses Visual Paradigm for UML 10.0 Enterprise Edition. The database used is MySQL. While the supporting software used in designing and creating this program is Sublime text 3

Activation, Network, Quality, Maintenance, Reports.




KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk.”

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  3. Ibu Desy Apriani, S.Kom., MTI. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
  4. Ibu Ruli Supriati, S.Kom., M.T.I sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  5. 5.Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  6. 6.Bapak R. Surya Gunawan selaku Div. Head Network Operation HFC Maintenace pada PT. Linknet Tbk yang telah memberikan kesempatan dan waktu untuk melakukan observasi.
  7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  8. Orang tua, Istri, anak-anak (Tata, Akmal, Al) yang selalu menjadi motifasi saya dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan do’a untuk keberhasilan penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  9. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.
  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

(Ali bin Abi Thalib)


   

Tangerang, Januari 2020
Hartanto
NIM : 1711496672

 

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1 Tabel Analisa SWOT
  2. Tabel 3.2 Tabel Elisitasi Tahap I
  3. Tabel 3.3 Tabel Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.4 Tabel Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.5 Tabel Final Draft Elisitasi
  6. Tabel 4.1 Perbedaan Antara Sistem Berjalan Dan Sistem Usulan
  7. Tabel 4.10 Schedule Time
  8. Tabel 4.11 Estimasi Biaya
  9. Tabel 4.2 Tabel Pimpinan
  10. Tabel 4.2 Tabel User
  11. Tabel 4.4 Tabel Fiber Optik
  12. Tabel 4.5 Tabel HUB
  13. Tabel 4.6 Tabel Coaxial
  14. Tabel 4.7 Tabel Node
  15. Tabel 4.8 Login Aplikasi
  16. Tabel 4.9 Testing Aplikasi

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Arsitektur Umum HFC
  2. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Network Operation Departement
  3. Gambar 3.2 Struktur Regional
  4. Gambar 3.3 Struktur Centralize Operation
  5. Gambar 3.4 Hasil Ukur OTDR
  6. Gambar 3.5 Use case Diagram Yang Sedang Berjalan pada PT Linknet Tbk,
  7. Gambar 3.6 Activity Diagram Permintaan Aktivasi Jaringan NRO
  8. Gambar 3.7 Activity Diagram Aktivasi Jaringan NRO
  9. Gambar 3.8 Sequence Diagram Aktivasi Jaringan NRO
  10. Gambar 4.1 Sistem Usulan pada Use Case Diagram
  11. Gambar 4.2 Sistem Usulan pada Activity Diagram
  12. Gambar 4.3 Sistem Usulan pada Sequence Diagram
  13. Gambar 4.4 Sistem Usulan pada Class Diagram
  14. Gambar 4.5 Halaman Login Aplikasi Prototype
  15. Gambar 4.6 Halaman Data Node ID
  16. Gambar 4.7 Halaman Input Node ID Baru
  17. Gambar 4.8 Halaman Data Jaringan Baru
  18. Gambar 4.9 Halaman Registrasi Jaringan Baru
  19. Gambar 4.10 Data Konfirmasi Jaringan Baru di Teknisi HUB
  20. Gambar 4.11 Halaman Konfirmasi Form Jaringan Baru
  21. Gambar 4.12 Halaman Data Teknisi Coaxial
  22. Gambar 4.13 Form Testing Teknisi Coaxial
  23. Gambar 4.14 Halaman Data Konfirmasi Teknisi HUB
  24. Gambar 4.15 Data Form Testing Coaxial di Akun HUB
  25. Gambar 4.16 Halaman Data Teknisi HUB
  26. Gambar 4.17 Halaman Form Teknisi HUB
  27. Gambar 4.17 lalu input form teknisi HUB dan klik tombol simpan.
  28. Gambar 4.18 Halaman Data Pimpinan
  29. Gambar 4.19 Detail Rekap Laporan
  30. Gambar 4.20 Halaman Data Teknisi Coaxial Apliakasi
  31. Gambar 4.20 Halaman Login Aplikasi
  32. Gambar 4.21 Halaman Data Node ID Aplikasi
  33. Gambar 4.21 Halaman Testing Coaxial Aplikasi
  34. Gambar 4.22 Halaman Data Konfirmasi Teknisi HUB Aplikasi
  35. Gambar 4.22 Halaman Tambah Node ID Aplikasi
  36. Gambar 4.23 Data Form Testing Coaxial di Akun HUB Aplikasi
  37. Gambar 4.23 Halaman Data Jaringan Baru Aplikasi
  38. Gambar 4.23, setelah masuk ke data teknisi HUB lalu klik tombol
  39. Gambar 4.24 Halaman Data Teknisi HUB Aplikasi
  40. Gambar 4.24 Halaman Registrasi Jaringan Baru Aplikasi
  41. Gambar 4.25 Halaman Data Aprovel Registrasi Jaringan Baru
  42. Gambar 4.25 Halaman Form Teknisi HUB Aplikasi
  43. Gambar 4.25 lalu input form teknisi HUB dan klik tombol simpan.
  44. Gambar 4.26 Halaman Aprovel Registrasi Jaringan Baru
  45. Gambar 4.26 Halaman Data Pimpinan
  46. Gambar 4.27 Detail Rekap Laporan Aplikasi

DAFTAR SIMBOL


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sekarang sudah mengalami kemajuan yang pesat terutama perkembangan telekomunikasi. Dewasa ini diketahui bahwa internet merupakan sarana untuk mendapatkan informasi. Untuk mendapatkan layanan internet maka perlu dibangun suatu teknologi salah satunya teknologi Hybrid Fiber Coaxial. Hybrid Fiber Coaxial merupakan teknologi yang mengkombinasikan antara kabel fiber optik dan kabel coaxial dimana kabel – kabel tersebut merupakan sarana untuk menghubungkan perangkat – perangkat yang saling terkait. PT Linknet Tbk merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan teknologi tersebut untuk membangun jaringan internet dan televisi kabel.

Hybrid Fiber Coaxial Operation merupakan departemen yang mempunyai fungsi yang sangat vital di dalam struktur organisasi yang ada di PT Linknet Tbk. Hybrid Fiber Coaxial Operation atau bisa disingkat dengan nama HFC Operation bertugas untuk memelihara fungsi jaringan internet dan televisi kabel sehingga mampu untuk melayani secara optimal jasa yang diberikan kepada pelanggannya. Salah satu fungsi dari HFC Operation adalah mampu untuk melakukan pengaturan awal jaringan yang sudah dibangun oleh bagian New Roll Out Department atau disingkat NRO sesuai standar perusahaan. Jaringan yang dibangun oleh NRO tersebut memerlukan pengaturan dikarenakan perangkat – perangkat yang saling terkait dapat berfungsi secara optimal. Untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan suatu ruangan khusus yang berfungsi sebagai pusat transmisi signal dari jaringan yang telah dibangun. Ruangan khusus itu diberikan nama HUB yang secara awal pembangunan ruangan itu sesuai dengan lokasi dibangun. Petugas yang berkewajiban untuk mengelola dan melakukan perbaikan di pusat jaringan tersebut dinamakan HUB Engineer.

PT Linknet, Tbk secara garis koordinasi memberikan beban tanggung jawab kepada HUB Engineer untuk mengatur, mengelola, dan melakukan perbaikan serta dukungan kepada teknisi yang bertugas di sisi lapangan. Aktivasi jaringan merupakan tugas yang sangat vital dikarenakan hal ini merupakan awal dari jaringan yang dibangun harus diatur sedemikian rupa agar bisa berfungsi secara optimal sehingga kedepannya meminimalkan adanya gangguan jaringan di area yang sudah diaktivasi oleh teknisi NRO.

Untuk mendukung hal tersebut seorang HUB Engineer diwajibkan untuk melakukan pengaturan awal jaringan NRO sehingga penulis mengambil judul skripsi yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan salah satu tahap diantara sejumlah tahap penelitian yang memiliki aspek. Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan :

  1. Bagaimana Sistem Aktivasi jaringan NRO yang berjalan di PT Linknet, Tbk?
  2. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada pelaksanaan sistem aktivasi terutama pengoptimalan signal perangkat di sisi HUB dan di sisi perangkat NODE?
  3. Bagaimana rancangan sitem aktivasi jaringan NRO di PT Linknet, Tbk?

Ruang Lingkup

Dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian. Penelitian hanya pada informasi aktivasi di sisi HUB pada PT Linknet, Tbk diantaranya yaitu proses pengukuran kabel fiber optik sebelum dilakukan aktivasi, proses pengoptimalan signal di perangkat – perangkat yang terkait masalah aktivasi jaringan dan pencatatan hasil aktivasi yang telah dilakukan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

etiap penelitian tentunya mempunyai beberapa tujuan dan manfaat, oleh karena itu penulis membagi tujuan menjadi (3) tiga kriteria yaitu :

  1. Mengetahui sistem Aktifasi jaringan NRO yang berjalan pada PT. Linknet Tbk selama ini.

  2. Untuk mengetahui metode-metode cara mengatasi kendala yang akan terjadi pada saat proses aktifasi.

  3. Merancang sistem untuk mempermudah proses aktivasi penambahan jaringan baru di sisi HUB pada PT. Linknet. Tbk.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan laporan skripsi antara lain :

  1. Peneliti dapat memberikan informasi tentang proses layanan keluhan yang berjalan selama ini pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang.

  2. Dapat mengetahui sistem Aktifasi jaringan NRO yang berjalan pada PT. Linknet Tbk saat ini.

  3. Penulis dan pembaca dapat mengetahui metode-metode cara mengatasi kendala yang akan terjadi saat proses aktifasi.

  4. Dengan adanya sistem informasi aktifasi jaringan baru di PT. Linknet Tbk, maka proses aktifasi jaringan NRO yang sedang berjalan dapat diketahui dan perkembangan jaringan NRO dapat termonitor. Dengan termonitor jaringan tersebut mampu meminimalkan terjadinya gangguan yang akan muncul dikemudian hari dan memudahkan untuk melakukan proses perbaikan.

Metode Penelitian

Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan cara mengumpulkan dan menggambarkan data mengenai keadaan secara langsung dari lapangan atau tepatnya yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara relevan.

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam mencari dan mengumpulkan data serta mengolah informasi yang diperlukan menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

  1. Metode pengumpulan data
    1. Pengamatan langsung (Observasi)

      Kegiatan memperolah data dengan cara penulis mengadakan pengamatan langsung pada salah satu HUB pada PT Linknet, Tbk selama kurang lebih 2 bulan yang beralamat Jalan Raya Parung Panjang No. 93D RT01/01 Legok Kabupaten Tangerang khususnya pada Departemen HFC Operation. Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan dokumen yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu dalam analisa dan untuk langkah selanjutnya dalam rangka pembangunan sistem tersebut. Sehingga penulis memperoleh data kesalahan dan proses kegiatan tersebut bahwa di PT Linknet, Tbk belum ada sistem online aktivasi.

    2. Wawancara (Interview Research)

      Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab atau interview langsung secara tatap muka dengan pihak yang berkepentingan yakni Bapak Ahmad Gumelar selaku HUB Engineer dan Bapak Slamet Riyanto selaku teknisi NRO pada PT. Linknet Tbk tentang semua kegiatan yang berhubungan dengan proses aktivasi jaringan.

    3. Studi pusaka (Library research)

      Kegiatan memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku–buku, browsing dan literature review yang berkaitan dengan permasalahan sistem informasi purchasing untuk membantu di dalam menyelesaikan dan juga untuk melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang sedang terjadi pada PT Linknet, Tbk.

  2. Metode analisa, Pengujian dan Perancangan
    1. Metode Analisa.

      Untuk penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisa SWOT. SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). SWOT akan lebih baik dibahas dengan menggunakan tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga dapat dianalisis dengan baik hubungan dari setiap aspek.

      Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

    2. Metode Perancangan.

      Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan rancangan dengan menggunakan UML ( Unifed Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequance Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram. MySQL sebagai pengelolaan basis datanya, juga HTML (Hypertext Markup Language) sebagai interface website dan XAMPP sebagai web servernya.

    3. Metode Pengujian.

      Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminasi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Dalam penelitian ini menggunkan metode Black Box Testing.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka pada penulisan Laporan skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu, latar belakang penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian ini dan penelitian sebelumnya.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menguraikan tentang profile perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan menggunakan metode Unified Modeling Language (UML), analisa sistem masukan, konfirgurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, user requirement yang terdiri dari beberapa tahapan mulai elisitasi tahap 1, 2, 3 dan final elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti ulasan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, rancangan tampilan, konfigurasi sistem usulan, pengujian sistem, implementasi dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkaitan dengan hasil analisa sistem guna menjawab tujuan penelitian yang diajukan, serta saran dari penulis untuk lebih mengoptimalkan sistem sumber daya manusia.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI






Teori Umum

Sistem

Menurut Hutahaean (2015)[1], bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu.Sistem terdiri atas berbagai komponen/elemen yang saling berhubungan atau berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. (Pratita dan Djahir, 2015)(2). Kata “sistem” mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. (Swastika dan Putra, 2016)[2].

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu komponen atau unsur yang saling keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Data

Menurut (H. A. Rusdiana, 2015)[3], Berdasarkan uraian dari beberapa ahli dapat dikatakan bahwa data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti sehubungan dengan kenyataan, simbol - simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf, atau simbol yang menunjukan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lainnya yang didapat melalui suatu observasi atau secara data diartikan sebagai keterangan tentang sesuatu.

Informasi

Menurut (Hutahaean, 2015)[1], Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.

Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui. (Tyoso, 2016)[4]

Menurut Rachmat Krisyantono yang dikutip oleh Astriyani (2016)[5] informasi dibagi menjadi beberapa jenis:

  1. Informasi Penyejuk.

    Informasi keadaan sekarang yang merangkum keadaan umum bisnis atau organisasi.

  2. Peringatan

    Berisi petunjuk terhadap sesuatu yang tidak biasa atau barangkali memerlukan tindakan manajerial atau perubahan-perubahan rencana.

  3. Indicator Kunci.

    Berisi ukuran aspek-aspek penting yang berkaitan dengan kinerja organisasi.

  4. Informasi Situasional.

    Informasi terkini tentang proyek, masalah, atau isu penting yang memerlukan perhatian manager.

  5. Gosip

    Informasi informal yang berasal dari sumber seperti pihak industri yang terkadang berguna untuk menangani suatu masalah.

  6. Informasi Exsternal

    Informasi yang berasal dari luar departemen atau perusahaan. Kadangkala informasi ini masih hangat dan berjangka pendek (misalnya adanya penandatanganan kontrak oleh pesaing) tetap kadangkala berjangka panjang (misalnya studi lingkungan yang dilakukan lima tahun terakhir)..

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil dari data atau fakta yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi umum.

Perancangan

Menurut McKay, dkk dalam Internasional Journal of Computer Integrated Manufacturing (2016).[6]

Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new product to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through life support of such product. The emerging discipline of engineering design information brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems.

Artinya desain rekayasa adalah tahap awal yang penting dari proses inovasi yang mengantarkan produk baru ke pasar di mana tantangan masyarakat ditangani dan kekayaan yang dihasilkan. Informasi desain teknik yang berkualitas tinggi sangat penting untuk pembuatan, produksi, dan dukungan produk yang efektif dan efisien dari produk tersebut. Disiplin yang muncul dari desain teknik informatika menyatukan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan desain teknik untuk mendukung penciptaan sistem pendukung informasi rekayasa yang sudah ada.

Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam subsistem-subsistem, perangkat keras, perangkat lunak serta prosedur-prosedur. (Nugroho dalam Indraswuri, 2015)(9). Serta perancangan merupakan spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis. (Susanto dalam Syukron, 2015).

Berdasarkan dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahapan setelah analisis yang bertujuan mengorganisasi sistem ke dalam subsistem, perangkat keras, lunak, serta prosedur-prosedur.

Informasi

Menurut (Hutahaean, 2015)[1], Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui. (Tyoso, 2016)[4].

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil dari data atau fakta yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi umum.

Teori Khusus

Jaringan Telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi menurut Wikipedia[7], pada link https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_telekomunikasi#Deskripsi yang diakses pada tanggal 18 januari 2020 adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam melakukan aktivitas telekomunikasi. Jaringan telekomunikasi merupakan bagian dari kegiatan penyelenggaraan telekomunikasi yang telah diatur oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dalam Undang-Undang Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999.

Jaringan telekomunikasi terdiri atas dari tiga bagian utama. Bagian-bagian tersebut diantaranya adalah:

  1. Perangkat transmisi.

    Perangkat transmisi bertugas menyampaikan informasi dari satu tempaat ketempat yang lain, baik dekat maupun jauh. Media transmisinya dapat berupa kabel, serat optik maupun udara, tergantung jarak dari tempat-tempat yang dihubungkan serta tergantung pada beberapa banyak tempat yang saling dihubungkan.

  2. Perangkat penyambung.

    Perangkat penyambungan bertugas agar pemakai dapat menghubungi pemakai lain sesuai yang diinginkannya. Perangkat penyambungan disebut masih menggunakan sistem manual bila diperlukan seorang operator yang bertugas menyambungkan pemakai dengan pemakai lain yang diinginkannya.

  3. Terminal.

    Terminal adalah peralatan yang bertugas mengubah sinyal informasi asli (suara manusia atau lainnya) menjadi sinyal elektrik atau elektromagnetik atau cahaya.

Telekomunikasi telah menjadi kebutuhan pokok dalam dunia modern. Kebutuhan untuk saling berhubungan satu dengan yang lainnya tanpa memperdulikan jarak apakah hanya beberapa meter saja (interkom), ratusan ribu kilometer (interlokal) ataupun sampai ratusan juta kilometer (dalam angkasa luar). Upaya manusia untuk menyelenggarakan telekomunikasi telah lama tercatat dalam sejarah peradabannya, namun perkembangan yang nyata baru terjadi beberapa abad terakhir ini, khususnya dalam abad ke-20 ini, sebagai hasil perkembangan teknologi elektronika.

Ada pengaruh timbal balik antara kemajuan telekomunikasi dan kemajuan manusia secara umum. Seperti telah disebut diatas kemajuan manusia dalam bidang teknologi elektronika memacu perkembangan telekomunikasi. Sebaliknya, kemajuan dalam bidang telekomunikasi mempercepat proses tukar-menukar informasi secara langsung kemudian memajukan alam berpikir manusia. Dengan demikian maju pulalah peradabannya. Segi peradaban ilmu akan diikuti dengan kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi memungkinkan dihasilkan teknik-teknik telekomunikasi baru yang lebih maju. Demikian seterusnya daur atau siklus saling topang ini berlangsung makin luas dan makin tinggi intensitasnya. Dewasa ini, sistem telekomunikasi makin banyak macam dan ragamnya. Masing-masing mempunyai sifat dan lingkup pemakaiannya sendiri-sendiri.

Telekomunikasi dapat dilakukan karena perkembangan teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Komunikasi pada jarak yang berjauhan dapat dilakukan dengan menggunakan terminal radio, telepon dan lain-lain. Terminal di satu tempat dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal di tempat lain yang berjauhan karena adanya hubungan antara kedua terminal tersebut. Suatu terminal yang terhubung dengan terminal-terminal lainnya akan membentuk jaringan telekomunikasi.

Perkembangan infrastruktur telekomunikasi telah mengalami perubahan besar baru-baru ini, dan kelihatannya bahwa tafsiran perubahannya meningkat secara ekponensial terhadap perubahan waktu berlalu.


Hybrid Fiber Coaxial

Hybrid Fiber Coaxial atau HFC Menurut Wikipedia[8], adalah teknologi jaringan telekomunikasi broadbandyang menggabungkan kabel koaksial dan kabel serat optik. Kombinasi antara kabel koaksial dan serat optik ini digunakan untuk membawa konten-konten broadbandseperti video, data, suara, dan layanan interaktif lainnya yang menggunakan kabel koaksial dan serat optik. Hybrid Fiber Coaxial dioperasikan secara global oleh jaringan kabel. HFC dikenal pula dengan nama Hybrid Fiber Coaxial. Jaringan serat optik pada HFC dapat memanjang dari head-end operator kabel utama hingga ke node-node serat optik yang dapat melayani kira-kira 25 hingga 2000 rumah. Head end utama terdiri dari piring-piring satelit yang berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal video jarak jauh.

Jaringan HFC merupakan evolusi teknologi jaringan Cable TV (CaTV) berbasis kabel koaksial sebagai media transmisi untuk aplikasi layanan TV Jaringan HFC merupakan evolusi teknologi jaringan Cable TV (CaTV) berbasis kabel koaksial sebagai media transmisi untuk aplikasi layanan TV Broadcast. Tuntutan kebutuhan akan teknologi terutama fitur-fitur layanan yang diinginkan semakin bertambah, maka pada perkembangan jaringan akses selanjutnya ditambahkan layanan Video on Demand (VoD), data, telepon, serta layanan TV Broadcast sendiri pada aplikasi layanan jaringan HFC. Hybrid Fiber Coax merupakan salah satu teknologi jaringan akses yang dibentuk atas dasar kombinasi jaringan optik dan koaksial. Awalnya, teknologi HFC banyak digunakan oleh operator TV kabel untuk menyalurkan layanan TV secara broadcast melalui kabel. Namun, seiring perkembangan jaman, teknologi HFC lebih berkembang dalam fitur-fitur layanannya secara sekaligus, yaitu TV kabel itu sendiri, telepon, internet, dan Video on Demand. Fitur-fitur tersebut memungkinkan dikirimkan sekaligus menggunakan jaringan HFC, yang memiliki kemampuan penyediaan bandwidth yang besar dan kecepatan transmisi data yang tinggi.

Kebutuhan multimedia yang lebih interaktif merupakan salah satu aspek penting penunjang berkembangnya jaringan HFC. Jaringan HFC yang semula dirnacang untuk infrastruktur layanan searah, dioptimalisasi menjadi infrastruktur layanan pita lebar dua arah, sehingga menjadikan layanan HFC sebagai alternative layanan yang ekonomis diantara beberapa perencanaan platform jaringan akses pita lebar yang lain, seperti ASDL dan SDV.

Keunggulan jaringan HFC adalah mengkombinasikan keunggulan lebar pita frekuensi serat optik yang sangat lebar, dan sifat shared kabel koaksial. Sedangkan keunggulan dari serat optik itu sendiri adalah, pada penggunaan jaringan utama TV Kabel adalah untuk mereduksi derau yang disebabkan oleh penguat yang dikaskade, sehingga menghasilkan kualitas sinyal di jaringan kabel koaksial tetap terjaga dengan baik. Selain itu, kelebihan serat optik adalah dapat meningkatkan kehandalan dalam perencanaan kabel.

Sistem transmisi yang digunakan pada jaringan HFC adalah transmisi analog dengan menggunakan metode Sub Carrier Multiplexing (SCM), dimana semua sinyal informasiuntuk layanan TV Broadcast, VoD, data, dan telepon dimodulasi terlebih dahulu menjadi sinyal Radio Frekuensi (RF), kemudian sinyal RF tersebut diubah menjadi sinyal optik dan dikirimkan menggunakan media transmisi fiber optik sampai ke fibernode. Pada fibernode, sinyal optik diubah kembali menjadi sinyal RF dan didistribusikan ke rumah-rumah pelanggan menggunakan kabel koaksial. Di rumah pelanggan, sinyal RF kemudian diubah kembali menjadi sinyal informasi semula oleh terminal pelanggan yang sesuai untuk masing-masing layanan.

Arsitektu Umum HFC

Sumber : Wikipedia

Gambar 2.9 Arsitektur Umum HFC

Terdiri dari :

  1. Head End / HUB

    Adalah bagian dari HFC yang merupakan pusat pengendalian jaringan dan pemrosesan berbagai layanan HFC yang akan didistribusikan ke arah pelanggan.

  2. 2.Trunk Fiber

    Pada bagian ini menggunakan tipe kabel fiber optik yang berfungsi untuk menghubungkan antara Head End / HUB dengan Optical node (Fibernode).

  3. Optical node (Fibernode).

    Terdiri atas optoelektronik dan power inserter, berfungsi untuk mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik, kemudian didistribusikan ke jaringan koaksial atau sebaliknya.

  4. Amplifier.

    Sebagai penguat level sinyal yang turun akibat redamantransmisi pada kabel express yang bertujuan untuk memperluas jangkauan pelayanan fiber node.

  5. Tap

    <p style="line-height: 2">Adalah gabungan dari splitter dan directional couplers, sebagai komponen pasif untuk mencabangkan sinyal dari kabel koaksial ke rumah-rumah pelanggan secara efektif.

    </div>
  6. Customer Premises Equipment

    Adalah bagian dari jaringan HFC mulai dari Customer Interface Unit (CIU) sampai dengan terminal pelanggan (Customer Terminal) baik disambungkan secara langsung maupun melalui Set Top Box

    </ol>

    Downstream dan Upstream

    Sinyal yang dikirim dari CMTS ke Pelanggan disebut sinyal Downstream, sedangkan sinyal yang dikirim dari Pelanggan ke CMTS disebut Upstream (return path).

    1. Downstream.

      Band frekuensi yang digunakan mengirimkan informasi (TV analog, TV digital, Telepon, Data, VoD) dari CMTS ke pelanggan. Rentang frekuensi yang digunakan oleh sinyal downstream adalah 47/51/71/88 - 862 MHz.

    2. Upstream

      Band frekuensi yang digunakan mengirimkan informasi (telepon, data, Network management) dari pelanggan ke CMTS. Normalnya pada rentang 5 - 42 MHz untuk sistem US dan rentang 5 - 65 MHz untuk sistem Eropa.

    UML (Unified Modeling Language)

    Menurut Diah Puspitasari (2016)[9], UML (United Modelling Languange) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desaign serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.

    Menurut Onu dan Umeakuka dalam International Journal of Computer Applications Technology and Research (2016)[10], "UML is a standard modeling language to model thereal world in the field of software engineering”. Yang artinya UML adalah bahasa pemodelan standar untuk memodelkan dunia nyata di bidang rekayasa perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual dalam pemodelan yang memungkinkan pengembang sistem membuat sebuah blueprint yang dapat menggambarkan visi mereka tentang sebuah sistem dalam format standar, mudah dimengerti dan menyediakan mekanisme untuk mudah dikomunikasikan dengan pihak lain. (Maimunah dkk, 2017)[11]

    Menurut Arya Budi Warsito, Muh. Yusup dan Moh Iqbal Awi Makaram dalam jurnal CCIT Vol.8 No. 2 dengan judul perancangan SIS+ Menggunakan metode YII Framework pada Perguruan Tinggi Raharja (2015)[12], "Unified Modeling language (UML), adalah himpunan strutur dan teknik permodelan desain program berorientasi projek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metedologi untuk mengembangkan sistem OOP dan kelompok seperangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut"

    Berdasarkan dari keempat pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa UML adalah sebuah bahasa pemodelan untuk perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem informasi berbasis objek.

    Langkah-Langkah UML (Unified Modeling Language)

    Menurut Sanjaya dkk (2015)[13], langkah-langkah menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai berikut:

    1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
    2. Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constrains, dan catatan catatan lain.
    3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
    4. Definisikan requirement lain (non-fungsional, security, dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
    5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
    6. Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-masing alir.
    7. Buatlah rancang user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
    8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
    9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
    10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
    11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan:
      1. Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case setiap tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unite code yang lengkap dengan tes.
      2. Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
    12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta code nya. Model harus selalu sesuai dengan code yang actual
    13. Piranti lunak harus dirilis.

    PHP (Hypertext Preprocessor)

    PHP adalah bahasa program yang berbentuk skrip yang diletakkan di dalam server web. (Nugroho dalam Sholikhin dan Riasti, 2017)(16.2). Menurut M.A. Ansari dkk (2017)[14], “The PHP is a programming language which allows web developers to create dynamic content which interacts with databases. PHP is basically used for developing web based software applications. PHP can be deployed on most web servers on almost every operating system and platform for free of cost”. (PHP adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan pengembang web membuat konten dinamis yang berinteraksi dengan database PHP pada dasarnya digunakan untuk mengembangkan aplikasi perangkat lunak berbasis web. PHP bisa disebarkan di sebagian besar server web di hampir setiap sistem operasi dan platform bebas biaya). Menurut Priyo, dkk (2016)(18.1), Menjelaskan bahwa, “PHP merupakan salah satu server side yang dirancang khusus untuk aplikasi web. PHP disisipkan diantara bahasa HTML dan karen bahasa server side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga yang dikirimkan ke browser adalah hasil jadi dalam bentuk HTML dan kode PHP tidak akan terlihat”. Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa pemprograman yang digunakan untuk pembuatan aplikasi yang berbasis web yang paling banyak digunakan saat ini.

    Keunggulan PHP

    PHP memiliki beberapa keunggulan, diantaranya : (Firdayanti, 2015)

    1. PHP bersifat gratis (free).
    2. Beberapa server seperti Apache, Microsoft IIS, PWS, AOLserver, phttpd, fhttpd, dan Xitami mampu menjalankan PHP.
    3. Tingkat akses php lebih cepat dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi.
    4. Beberapa database yang sudah ada, baik yang gratis maupun berbayar sangat mendukung akses PHP diantaranya MySQL, PosgreSQL, MSQL, Informix, dan Microsoft server.
    5. PHP mampu berjalan di Linux sebagai flatform sistem operasi utama bagi PHP.

    MySQL

    MySQL merupakan perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (Database Management System) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan kisaran enam juta lebih instalasi di dunia. (Ramadhani, 2016)[15], MySQL merupakan salah satu aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan data dalam sebuah aplikasi. (Solikhin dan Riasti, 2017)(21)[16]. MySQL sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak mungkin berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi pengguna (interface). (Nugroho dalam Wardani, 2016)[17].

    Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa MySQL merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan data yang didukung dengan aplikasi pengguna (interface).

    Keunggulan MySQL

    MySQL memiliki beberapa keunggulan bagi penggunanya sebagai berikut: (Firdayanti, 2015)[18]

    1. MySQL merupakan program yang multi-thread, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multi-CPU.
    2. Didukung dengan program-program umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Phyton, TCL APIs
    3. Bekerja pada berbagai platform.
    4. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.
    5. Memiliki sistem keamanan yang cukup baik dengan verifikasi host.
    6. Mendukung OBDC untuk sistem operasi Microsoft Windows.
    7. Mendukung rekaman yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau bervariasi
    8. MySQL merupakan software yang free yang dapat didownload pada www.mysql.com. Sedangkan software database lainnya seperti ORACLE merupakan software yang harus dibeli.

    Web

    Web merupakan terobosan baru sebagai teknologi informasi yang menghubungkan data dari banyak sumber dan layanan yang beragam macamnya di internet. (Sutopo dkk, 2017)[19], Web adalah lokasi di internet yang menyajikan kumpulan informasi, komunikasi atau transaksi sehubungan dengan profil pemilik situs. (Hastanti dkk, 2015)[20]

    Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa web merupakan salah satu layanan yang didapatkan oleh pemakai computer.

    Jenis-jenis WebL

    Jenis-jenis web berdasarkan sifatnya (style) yaitu sebagai berikut: (Syukron dan Hasan, 2015)

    1. Website dinamis, adalah sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah setiap saat.
    2. Website statis, adalah sebuah website yang kontennya jarang diubah, menggunakan bahasa pemrograman HTML dan belum menggunakan database.

    Web Server

    Web server adalah server yang melayani permintaan klien terhadap halaman web. (Kadir dalam Habibie dkk, 2014)[21], Web server adalah system computer dan software yang menyimpan serta mendistribusikan data ke komputer lain lewat internet yang meminta informasi tersebut (Hastanti, dkk, 2015)[20]

    Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa web server merupakan server internet yang mampu melayani koneksi transfer data dalam protocol HTTP.

    Fungsi Web Serve

    Web server merupakan software yang memberikan layanan data yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. (Hastanti, dkk, 2015)[20]

    >

    XAMPP

    Menurut I Putu Agus Eka Pratama dalam buku Sistem Informasi dan Implementasi(2014)[22], XAMPP adalah aplikasi web server yang bersifat instan (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi linux maupun di sistem operasi Windows

    Menurut Hidayatullah dalam buku Pemrograman Web (2015)[23], “XAMPP merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis dan dapat diakses secara lokal menggunakan server local (localhost)”

    Menurut Sutanto dalam buku yang berjudul Panduan Aplikatif & Solusi (PAS) Sistem Informasi Penjualan Online untuk tugas akhir (2014)[24], “XAMPP merupakan singkatan dari X (empat operasi apapun), Apache, MSQL, PHP, dan Perl. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket lunak dalam satu buah paket

    Dari beberapa pengertian diatas ditarik kesimpulan bahwa XAMPP adalah web server yang bersifat instan (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi linux maupun di sistem operasi Windows serta mudah digunakan untuk melayani tampilan halaman web yang dinamis dan dapat diakses secara lokal.

    Analisa SWOT

    Menurut Pearce dan Robinson dalam Retnasari (2016)[25], Analisis SWOT adalah metode manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

    1. Strength (kekuatan) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu organisasi yang membuat organisasi relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
    2. Weakness (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
    3. Opportunity (peluang) merupakan situasi atau tren yang menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya segmen pasar baru dan membaiknya hubungan antara pembeli dan pemasok adalah contoh faktor yang dapat menjadi peluang bagi organisasi.
    4. Threat (ancaman) merupakan situasi atau tren yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya pesaing baru adalah contoh faktor yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi.

    Menurut Raharjo (2017)[26], bahwa analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam menganalisa faktor internal dan eksternal organisasi baik organisasi profit maupun non profit.

    Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi atau kondisi perusahaan baik internal maupun eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

    Manfaat Analisis SWOT

    Analisa SWOT bermanfaat apabila telah jelas ditentukan, dalam jenis apa perusahaan beroperasi dan lain-lainnya. Dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan dalam waktu 3-5 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari stakeholder. (Astuti, 2017)[27]

    Langkah-Langkah Anlisis SWOT

    Menurut Anwar dan Andi (2017)[28], langkah-langkah dalam melakukan analisis SWOT pada suatu perusahaan sebagai berikut:

    1. Perusahaan harus memulai analisis SWOT dengan mendefinisikan bisnisnya.
    2. Selanjutnya, perusahaan harus mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pada bisnisnya saat itu.
    3. Perusahaan harus menentukan kunci sukses (key success factors) dari bisnis yang dijalankannya. Pengertian key success factors yaitu aktivitas atau daerah di mana perusahaan harus benar-benar ahli agar sukses pada bisnisnya dengan sepenuhnya mengeksploitasi peluang yang tersedia dan melawan ancaman yang membahayakannya.
    4. Perusahaan harus melihat ke dalam (look inward) dan mengevaluasi kemampuannya yang berhubungan dengan keahlian dan keunggulan yang ada pada organisasi yang memberikan kemampuan kepada perusahaan untuk berhasil dengan baik pada aktivitas dan daerah yang diidentifikasikan sebagai key success factors bagi bisnisnya.
    5. Selanjutnya perusahaan secara objektif membandingkan kemampuannya dengan key success factors. Perbandingan ini akan memberikan perusahaan perkiraan yang tepat tentang kekuatan (strengths) dan kelemahannya (weakness).

    Tipe-tipe Strategi SWOT

    Menurut Raharjo (2017)[26], bahwa matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks SWOT terdiri dari empat strategi yaitu:

    1. a)Strategi SO (Strength-Opportunity).

      Strategi ini merupakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluangpeluang yang ada di luar perusahaan.

    2. b)Strategi WO (Weakness-Opportunity).

      Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

    3. Strategi ST (Strength-Threat)

      Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari ancaman atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.

    4. d)Strategi WT (weakness-Threat).

      Strategi ini didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

    Fungsi Analisis SWOT

    Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017)[26]

    Tujuan Analisis SWOT

    Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017)[26]

    Konsep Dasar Prototype

    Prototype merupakan salah satu metode pendekatan dalam proses pengembangan software, yaitu pembuatan prototype atau rancangan dari software yang akan dikembangkan. (Ariza, 2015)[29], Prototype adalah suatu metode pengembangan sistem yang dapat membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.

    (Ramadhina, 2015)[30], Prototype merupakan suatu model kerja yang mewakili kebutuhan pemakai atau suatu desain yang diusulkan. (Nugraha dkk, 2014)

    Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prototype adalah metode pengembangan sistem yang model kerjanya mewakili kebutuhan pemakai yang diusulkan.

    Black Box Testing

    Menurut Pressman dalam Pratiwi (2015)[31], “Pengujian Black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian Black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi masukan yang menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program”.

    Menurut Mustaqbal dkk (2015)[32], “Pengujian Black box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

    Berdasarkan dari kedua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengujian Black box adalah pengetesan perangkat lunak dengan spesifikasi fungsional program.

    Tujuan Metode Black Box Testing

    Tujuan dari metode Black box Testing adalah mendapatkan kesalahan sebanyak - banyaknya. (Pratiwi, 2015)[31], Black box Testing cenderung untuk menemukan hal - hal berikut : (Mustaqbal dkk, 2015)

    1. 1.Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
    2. 2.Kesalahan antar muka (interface errors).
    3. 3.Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.

      Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

    4. 4.Kesalahan performansi (performance errors).
    5. 5.Kesalahan inisialisasi dan terminal

    Konsep Dasar Elisitasi

    Menurut Yousuf dan Asger dalam International Journal Of Computer Applications (2015)[33], “Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”. Yang artinya Persyaratan Elicitation (RE) didefinisikan sebagai proses untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang kebutuhan pemangku kepentingan. Ini adalah proses awal dan utama dari fase rekayasa kebutuhan. Proses elisitasi biasanya melibatkan interaksi dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan kebutuhan nyata mereka. Elisitasi merupakan pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering). (Siahaan dalam Dzulhaq dkk, 2017)(38). Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. (Bachtiar dan Atikah, 2015)[34]

    Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa elisitasi merupakan pengumpulan kebutuhan aktivitas yang diinginkan oleh manajemen yang terkait untuk dieksekusi.

    Tahap-Tahap Elisitasi

    Menurut Bachtiar dan Atikah (2015)[34] (39.2), Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

    1. Tahap I

      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    2. Tahap II

      Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

      1. a)“M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting).

        Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

      2. b)“D” pada MDI itu artinya Desirable.

        Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna

      3. c)“I” pada MDI itu artinya Inessential.

        Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. Tahap III

      Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

      1. a)“T” artinya Technical.

        Maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

      2. “O” artinya Operational

        Maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

      3. “E” artinya Economy

        Maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      1. a)High (H): yaitu sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
      2. b)Middle (M): yaitu mampu untuk dikerjakan.
      3. c)Low (L): yaitu mudah untuk dikerjakan.

    Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Literature Review

    Menurut Nur Azizah dkk (2016[35],dalam jurnal SENSI yang berjudul Rancang Sistem Informasi Penjualan Pompa dan Vakum Blower pada PT. Mandala Teknik Jakarta Vol. 2 “Literature adalah kesusterataan atau kepustakaan, sedangkan review adalah suatu tindakan meninjau, memeriksa kembali suatu hal yang telah dikerjakan sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan literature review adalah uraian tentang teori temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti”.


    Menurut Hasibuan dalam Jurnal CCIT Vol. 8 No. 3 (2015)[36], “literature review berisi mengenai uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian”. Menurut Warsito (2015)[12], “literature review adalah untuk menunjang metode survey dan observasi yang telah dilakukan”.



    Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa studi literatur adalah metode pengumpulan data dengan mencari referensi-referensi yang menjelaskan landasan teori.

    Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai rancang bangun sistem aktivasi jaringan baru. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistem aktivasi jaringan baru ini perlu dilakukan studi pustaka (Literatur review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature review) ini antara lain:

    1. a.)Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
    2. b.)Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. c.)Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
    4. d.)Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
    5. e.)Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

    Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, antara lain:

    1. Penelitian ini dilakukan oleh Abas Sunarya, Sugeng Santoso, Windy Sentanu (2015)[37], Penelitian yang sudah dilakukan oleh Abas Sunarya, Sugeng Santoso, Windy Sentanu (2015) yang berjudul Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Jaringan Lan. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan jaringan LAN dapat melakukan diagnosis gangguangangguan awal pada jaringan LAN. Penggunaan metode forward chaining yang digunakan pada sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan jaringan LAN ini. Hal ini didasarkan bahwa pengguna aplikasi ini tidak mengetahui gangguan yang dialami. Penggunaan metode forward chaining dimulai dengan menanyakan gejala-gejala yang terjadi untuk mendapatkan suatu solusi.

    2. Penelitian ini dilakukan oleh Abas Sunarya, Sugeng Santoso, Windy Sentanu (2015)[37], Penelitian yang sudah dilakukan oleh Dewi Immaniar Desrianti, Lusyani Sunarya, Dwi Fitri Parmania (2015) yang berjudul PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA RHJFOX SEBAGAI FORUM DISKUSI. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dilakukan Perguruan Tinggi Raharja dengan membangun Rhjfox sebagai forum diskusi terbilang cukup bagus, dengan design yang mencirikan Perguruan Tinggi Raharja. Forum ini bisa menjadi wadah yang dapat menampung member dalam mencari informasi, baik tentang Perguruan Tinggi Raharja itu sendiri maupun mengenai hal yang belum diketahui..

    3. Penelitian ini dilakukan oleh Nur Azizah, Euis Sitinur Aisyah dan Recky Taemima (2019)[38], Penelitian ini dilakukan oleh Nur Azizah, Euis Sitinur Aisyah dan Recky Taemima (2019) yang berjudul PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN DATA-DATA PRODUKSI PADA PT. KURALON INDAH SEJAHTERA. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Sistem informasi pengarsipan data-data produksi pada PT. Kuralon Indah Sejahtera yang berjalan saat ini adalah sistem manual yang dimana sistem ini masih menggunakan tulis menulis diketas dan pengiriman data dari tangan ke tangan. Sistem data-data produksi yang berjalan pada PT. Kuralon Indah Sejahtera Tangerang sudah tertatarapi dalam pengarsipan tapi menghabiskan banyak ruang dan waktu untuk penyimpanan dan pencarian arsip.Merancang sistem berbasis web untuk mengarsipkan data produksi agar mudah dalam pencarian datanya.

    4. Penelitian ini dilakukan oleh Nova Oktaviani (2015)[39], Penelitian yang sudah dilakukan oleh Nova Oktaviani (2015) yang berjudul Analisis Kinerja Link Power Budget Pada Jaringan HFC Di PT. First Media. Penelitian ini menyimpulkan hasil pengukuran jaringan serat optik pada area DLK 090 diperoleh jarak link serat optik 19,6907 km dengan jumlah sambungan sebanyak 9 sambungan dan besar redaman total sebesar 8,159 dB. Sedangkan pada area DLK092 diperoleh jarak link serat optik 19,9792 km, jumlah sambungan sebanyak 10 sambungan dan besar redaman total sebesar 8,997 dB. Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis kinerja link power budget yang didapatkan pada daya receiver (Prx) Node DLK 090 dan DLK 092 masih dapat diterima dengan baik sesuai level daya terima perangkat Node yaitu -1,55 hingga 1,46.

    5. Penelitian ini di lakukan oleh Fadlur Rahman Mulia (2015)[40], Penelitian ini di lakukan oleh Fadlur Rahman Mulia (2015) yang berjudul ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON STUDI KASUS CENTRAL OFFICE TURANGGA. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Berdasarkan perhitungan kelayakan sistem untuk link Power Budget didapatkan redaman total di Central Officce Turangga pada jarak terjauh 4.419 Km sebesar 23.361 dB untuk downlink. Hal ini masih dinyatakan layak karena berada dalam toleransi yang ditetapkan ITU-T G.984 sebesar 28 dB. Berdasarkan perhitungan kelayakan sistem untuk rise time budget didapatkan hasil rise time sistem di Central Officce Turangga pada jarak 4.419 Km sebesar 0.2505 ns, dimana kedua nilai tersebut masih berada dibawah nilai maksimum risetime dari bit rate sinyal NRZ yaitu sebsar 0.2917 ns maka dapat disimpulkan bahwa kedua sistem tersebut memenuhi kelayakan rise time budget dengan pengkodean NRZ.

    6. Penelitian ini di lakukan oleh Inu Manggolo, Marza Ihsan Marzuki, Mudrik Alaydrus (2015)[41], Penelitian ini di lakukan oleh Inu Manggolo, Marza Ihsan Marzuki, Mudrik Alaydrus (2015) yang berjudul Optimalisasi Perencanaan Jaringan Akses Serat Optik Fiber To The Home Menggunakan Algoritma Genetika. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Untuk memperoleh sebuah perencanaan jalur akses infrastruktur FTTH yang lebih efisien, teratur dan handal., dapat diperoleh dengan menggunakan pemodelan masalah pedagang keliling (TSP), kemudian menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menggunakan algoritma genetika. Dari hasil penelitian, perencanaan jalur akses FTTH dengan menggunakan algoritma genetika dapat menghasilkan sebuah jalur optimal yang terlihat dari nilai fitness yang semakin kecil dari generasi pertama sampai dengan generasi ke-40. Sedangkan pada percobaan generasi ke-60 sudah didapatkan sebuah solusi dari permasalahan tersebut dimana nilai fitness pada generasi tersebut tidak berubah sampai dengan generasi ke-300. Tournament Selection dalam penelitian ini menghasilkan perangkat lunak yang mampu menghasilkan solusi optimal dengan cepat dan sederhana.

    7. Penelitian ini di lakukan oleh Naemah Mubarakah (2015)[42], Penelitian ini di lakukan oleh Naemah Mubarakah (2015) yang berjudul PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON). Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Dalam merancang jaringan FTTH berbasis teknologi GPON, spesifikasi perangkat yang dipakai dan penempatannya sangat mempengaruhi kualitas jaringan yang akan dibangun. Parameter link power budget untuk uplink dan downlink memiliki nilai yang layak karena memiliki hasil total redaman dibawah 28 dB yaitu 24,1755 dB untuk uplink dan 23,8094 dB untuk downlink. Serta nilai margin lebih besar dari 0 dB yaitu 2,3645 dB untuk uplink dan 2,7306 untuk downlink. Parameter rise time budget untuk uplink dan downlink memiliki nilai yang layak karena masing – masing memiliki hasil rise time sistem dibawah nilai batasan berdasarkan bitrate yaitu 0,250 ns untuk uplink dengan nilai batasan 0,563 ns dan untuk downlink memiliki nilai rise time sistem 0,26024 ns dengan nilai batasan waktu 0,2814 ns.

    8. Penelitian ini di lakukan oleh Dheni Kuncoro Adri Saputro (2016)[43], Penelitian ini dilakukan oleh Dheni Kuncoro Adri Saputro (2016) yang berjudul Analisis Perencanaan Jaringan LTE di Pita Frekuensi 3500 MHz dengan Mode TDD dan FDD. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Hasil pemodelan yang dilakukan di pulau Batam dapat mewakili kebayakan area di Indonesia dikarenakan persebaran kondisi geografis wilayah yang kompleks. Untuk nilai pengukuran UL Throughput untuk keseluruhan lebar Bandwidth Channel mode FDD maupun TDD terlihat hampir sama, dikarenakan pada sisi Uplink untuk standar LTE tidak disertakan system MIMO, sehingga besaran UL throughput tidak banyak mengalami perbedaan yang terlalu signifikan.

    9. Penelitian yang dilakukan oleh RAMADONNA, TRY FEBY. (2017)[44], Penelitian ini di lakukan oleh RAMADONNA, TRY FEBY. (2017) yang berjudul “ANALISIS DAN PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMALISASI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (STUDI KASUS: PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA). Setelah dilakukan penelitian tersebut dapat disimpulakan pada perhitungan link budget, didapatkan pada jarak terjauh yaitu untuk perhitungan redaman yaitu 17.86 dB dan daya sensitivitas detektor, Pr downlink -18,8641 dBm, dan uplink -19,3471 dBm dengan hasil yang didapatkan maka jaringan FTTH pada kawasan perumahan ini memenuhi standar dan layak di operasionalkan.

    10. Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus, Ferdyan Andhika Pradana, Eka Indarto (2016)[45], Penelitian ini di lakukan oleh Firdaus, Ferdyan Andhika Pradana, Eka Indarto (2016) yang berjudul PERFORMANSI JARINGAN FIBER OPTIK DARI SENTRAL OFFICE HINGGA KE PELANGGAN DI YOGYAKARTA. Hasil pengukuran link jaringan keseluruhan yang diperoleh nilai redamannya kurang dari 28 dB, yang mengindikasikan seluruh jaringan fiber optic di wilayah Yogyakarta telah dibangun memiliki kinerja sesuai standar yang diinginkan PT. Telkom Indonesia. Pengukuran untuk jarak STO ke ODC, ODC ke ODP, dan ODP ke pelanggan secara keseluruhan sudah memenuhi range standar PT. Telkom Indonesia yaitu untuk STO ke ODC maksimal jarak adalah 20 Km menggunakan kabel feeder. Selanjutnya untuk jarak ODC ke ODP adalah 0,5 Km hingga 4 Km menggunakan kabel distribusi. Dan untuk jarak ODP ke pelanggan adalah 50 meter hingga 500 meter menggunakan kabel drop.Hasil studi pustaka (literature review) ini mendemonstrasikan landasan (platform) yang kokoh serta alasan yang kuat untuk mengembangkan Analisa Sistem Informasi Aktivasi jaringan Baru disisi HUB menjadi lebih baik lagi dengan pertimbangan yang sudah matang. Kesenjangan (gaps) telah teridentifikasi dengan baik sehingga tidak terjadi pembuatan ulang (reinventing the wheel). Peninjauan telah dilakukan dengan matang, sehingga dipastikan akan menghasilkan project yang maksimal, serta proses report aktivasi lebih cepat dan mudah diakses oleh tim yang mengerjakan aktifitas aktivasi.



    BAB III

    ANALISA SISTEM BERJALAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Singkat Perusahaan

    Latar Belakang

    Perseroan didirikan dengan nama PT Seruling Indah Permai pada tahun 1996 dan kemudian berubah nama menjadi PT Link Net pada tahun 2000. Perseroan pada awalnya memiliki kegiatan usaha di bidang perdagangan barang dan jasa. Pada tahun 2000, kegiatan usaha Perseroan berubah menjadi di bidang teknologi informasi dan jasa penyelenggaraan internet serta jasa pada umumnya.

    Pada tahun 2011 terdapat penambahan kegiatan usaha, sehingga kegiatan usaha Perseroan sampai dengan saat ini adalah bergerak dalam bidang penyelenggaraan jaringan tetap berbasis kabel, jasa TV berlangganan bekerjasama dengan PT First Media Television (FMTV), internet serta jasa konsultasi manajemen bisnis. Perseroan merupakan perusahaan yang tergabung dibawah PT First Media Tbk atau First Media Group. Perseroan menjalankan bisnis internet dan multimedia sebagai bentuk pengejawantahan dari visi dan misi First Media Group untuk menjadi perusahaan megamedia di Indonesia.

    Kemudian di pertengahan tahun 2014, Perseroan mengambil langkah pasti dengan menjadi PT Link Net Tbk yang tercatat sebagai perusahaan publik. Pencatatan perdana saham yang dilakukan Perseroan di Bursa Efek Indonesia, untuk pertama kalinya dilakukan di tanggal 2 Juni 2014.

    Saat ini Perseroan menjadi penyedia jasa televisi berlangganan dan jasa layanan internet broadband berkecepatan tinggi di Indonesia yang mengoperasionalkan sistem kabel Hybrid Fiber Coaxial (“HFC”) dengan teknologi tinggi dan mampu mengoperasikan 860 MHz two-way broadband services. Per 30 Juni 2014, Perseroan telah memiliki jaringan lebih dari 1.312.970 home-passed terbentang di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Bali.

    Bidang Usaha

    Visi dan misi Perseroan adalah menjadi penyedia jasa televisi berlangganan dan jasa layanan internet broadband berkecepatan tinggi di Indonesia dengan layanan dan solusi inovatif. Untuk mewujudkan visi dan misi ini, Perseroan mengoperasikan sistem kabel dua arah Hybrid Fiber Optic Coaxial Cable (”HFC”) dimana sistem tersebut merupakan teknologi yang menggunakan kabel serat optik dan kabel coaxial yang dapat digunakan sebagai media untuk menyalurkan program-program TV dan sebagai media bagi bandwidth yang besar yang dapat digunakan tidak hanya layanan internet tapi juga pengiriman data digital lainnya, seperti High Definition TV, 3D High Definition TV, Video on Demand, Home Banking, Home Shopping dan Interactive Games.

    Untuk sasaran pasar, Perseroan membagi dua sasaran pasar, yaitu pasar konsumen dan pasar bisnis. Untuk pasar konsumen (consumer market), Perseroan menawarkan produk Internet berlabel FastNet, dan produk TV kabel berlangganan berlabel HomeCable. Sedangkan untuk pasar bisnis (business market) Perseroan menawarkan layanan data komunikasi berlabel DataComm, serta produk solusi korporasi lain seperti Media Sales, dan Corporate TV untuk Hotel.

    Terus berkembang dan berinovasi, Perseroan terus mengerahkan kemampuan terbaik di bidang usahanya untuk menjadi yang pertama dan terdepan dalam layanan broadband dan media.

    Informasi Perusahaan

    PT LINK NET TBK

    Berita Satu Plaza Lantai 4

    Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36

    Jakarta 12950 – Indonesia

    PENDIRIAN DAN BIDANG USAHA

    Perseroan didirikan pada tahun 1996 dengan bidang usaha penyelenggaraan jaringan tetap berbasis kabel, jasa multimedia, internet serta jasa konsultasi manajemen bisnis.

    PENYERTAAN SAHAM

    Perseroan memiliki 1 (satu) anak perusahaan yaitu PT First Media Television serta 1 (satu) entitas asosiasi yaitu PT Indonesia Media Televisi.

    AKUNTAN PUBLIK

    Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan RSM Indonesia

    Plaza ASIA Lantai 10

    Jl. Jend. Sudirman Kav.59,

    Jakarta 12190, Indonesia

    Telepon (62-21) 5140 1340

    Faksimili (62-21) 5140 1350

    BIRO ADMINISTRASI EFEK

    PT Sharestar Indonesia

    BeritaSatu Plaza Lantai 7

    Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.35-36,

    Jakarta 12950, Indonesia

    Telepon (62-21) 527 7966

    Faksimili (62-21) 527 7967

    KODE EMITEN DI BURSA EFEK INDONESIA

    LINK

    KEPEMILIKAN SAHAM

    PT First Media Tbk memiliki 33,82% saham, Asia Link Dewa Pte. Ltd. memiliki 33,45% saham dan sebesar 32,73% saham dimiliki oleh masyarakat dalam Link Net

    Struktur Organisasi Perusahaan

    Dewan Komisaris dan Direksi

    1. Presiden Komisaris : Ali Chendra
    2. Komisaris : Edward Daniel Horowitz
    3. Komisaris : Lorne Rupert Somerville
    4. Komisaris Independen : Bintan Regen Saragih
    5. Komisaris Independen : Jonathan Limbong Parapak
    6. Presiden Direktur : Irwan Djaja
    7. Direktur : Henry Riady
    8. Direktur : Henry Jani Liando
    9. Direktur : Timotius Max Sulaiman
    10. Direktur : Edward Sanusi
    11. Direktur : Sigit Prasetya
    12. Direktur : Andy Nugroho Purwohardono
    13. Direktur Independen : Surya Tatang

    Struktur Network Operation Departement

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi Network Operation Departement

    Struktur Regional

    Gambar 3.2 Struktur Regional

    Struktur Centralize Operation

    Gambar 3.3 Struktur Centralize Operation

    Tugas dan Tanggung Jawab

    Network Operation Head

    1. Mengelola segala kegiatan yang berkaitan di Network Operation
    2. Menentukan target waktu menyelesaikan problem.
    3. Mengatur budget yang dibutuhkan di tahun berikutnya.
    4. Membuat inovasi dan perubahan yang harus dilakukan untuk improvement di Network Operation.

    Centralize Operation Head

    1. Memastikan semua services function di bawah centralize operation menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
    2. Mengelola hasil seluruh kegiatan perbaikan bila terjadi gangguan dan kualitas link dijaringan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta melakukan analisa untuk diusulkan dilakukan tindakan pencegahan dan improvisasi dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kejadian berulang serta menjaga stabilitas jaringan kedepannya, berdasarkan Area yang di tetapkan.
    3. Menganalisa pekerjaan tim baik internal ataupun external.
    4. Mengontrol dan memonitoring, pekerjaan yang di eskalasikan ke departement terkait.

    Regional Head

    1. Memastikan semua services function di bawah centralize operation menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
    2. Mengelola hasil seluruh kegiatan perbaikan bila terjadi gangguan dan kualitas link dijaringan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta melakukan analisa untuk diusulkan dilakukan tindakan pencegahan dan improvisasi dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kejadian berulang serta menjaga stabilitas jaringan kedepannya, berdasarkan region yang di tetapkan.
    3. Menganalisa pekerjaan tim baik internal ataupun external.
    4. Mengontrol dan memonitoring, pekerjaan yang di eskalasikan ke departement terkait.

    Hub Operation

    1. Memastikan semua services function di bawah centralize operation menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
    2. Mengelola hasil seluruh kegiatan perbaikan bila terjadi gangguan dan kualitas link dijaringan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta melakukan analisa untuk diusulkan dilakukan tindakan pencegahan dan improvisasi dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kejadian berulang serta menjaga stabilitas jaringan kedepannya, berdasarkan Hub yang di tetapkan.
    3. Menganalisa pekerjaan tim baik internal ataupun external.
    4. Mengontrol dan memonitoring, pekerjaan yang di eskalasikan ke Hub terkait.

    HUB Centralize and Dispatcher

    1. Membuat jadwal kerja bulanan tim dispatch, dengan jadwal yang sudah di sepakati serta menginformasikan ke pihak terkait untuk di input di system
    2. Melakukan pengecekan ticketing periodicly (daily) dan analisa berdasarkan kriteria tiket untuk memastikan skala prioritas pada saat assignment, melakukan assignment berdasarkan kriteria di atas serta memastikan tiket ter eskalasi ke tim lapangan.
    3. Apabila terjadi penumpukan tiket, di kordinasikan ke Hub operation di region yang sama atau kordinasi dengan region lain untuk bantuan tiket.
    4. Memonitoring tim lapangan dalam pengerjaan tiket, dan serta menganalisa hasil pekerjaan, dan menambah assign tiket apabila sudah selesai pekerjaan.
    5. Menerima laporan dari tim lapangan, serta menginformasikan ke departement terkait, apabila tiket perlu penanganan lebih lanjut.
    6. Closing tiket

    FO Back Bone Services

    1. Memonitor dan mengontrol tim dalam penanganan tiket Backbone services sesuai dengan standarisasi.
    2. Melakukan analisa hasil pekerjaan tim lapangan, dan memberikan feedback untuk improvement.

    FO Back Bone Services

    1. Memonitor dan mengontrol tim dalam penanganan tiket Enterprises (BDF non HUB) sesuai dengan standarisasi.
    2. Melakukan analisa hasil pekerjaan tim lapangan, dan memberikan feedback untuk improvement.

    Point to point (Dark Fiber) Services)

    1. Memonitor dan mengontrol tim dalam penanganan tiket point to point (custemer to custemer) sesuai dengan standarisasi.
    2. b)Melakukan analisa hasil pekerjaan tim lapangan, dan memberikan feedback untuk improvement.

    Tata Laksana Sistem yang Berjalan

    Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Untuk menganalisa sistem yang berjalan, peneliti melakukan wawancara dan observasi untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

    1. Prosedur Penerimaan Permintaan Aktivasi Jaringan.

      Bagian NRO selaku bagian yang melakukan pekerjaan aktivasi akan mengirimkan notifikasi melalui email yang berisi node identification (node id), alamat node yang akan diaktivasi, beserta data port odf. Setelah mengirmkan notifikasi, teknisi NRO bagian fiber optik akan melakukan pengukuran kabel fiber optik dengan alat yang disebut

      Optical Time Domain Reflecto Meter (OTDR) di sisi HUB.

      Gambar 3.4 Hasil Ukur OTDR

      Selesai teknisi NRO bagian fiber optik melakukan mereka akan melakukan pendataan tentang jarak ukur, cumul loss, data port node id yang akan diaktivasi.

    2. Prosedur Aktifasi

      Kepala HUB menyiapkan konfigurasi dari transmitter dan receiver yang terdiri dari combiner, transmitter module, receiver modul, attenuator, patchcord. Setelah selesai menyiapkan konfigurasi, Kepala HUB akan memberikan pemberitahuan melalui telepon ke teknisi NRO bagian coaxial bahwa di sisi HUB sudah siap. Teknisi NRO bagian coaxial segera menuju lokasi node id tersebut untuk melakukan rebalancing signal. Setelah selesai melakukan proses rebalancing, teknisi NRO bagian coaxial akan melakukan pembuatan laporan yang berisi data hasil ukur signal yang nantinya akan diinformasikan ke Kepala HUB.

    3. Prosedur Pembuatan Laporan

      Kepala HUB akan membuat sebuah laporan dalam bentuk file yang berisi data dengan format .xls. File ini nantinya akan dikirimkan melalui email dengan tembusan kepada Regional Head kemudian file ini akan disimpan di server untuk dijadikan acuan troubleshooting kedepannya. Jika Regional Head menyetujui hasil yang tercatat dalam file maka laporan akan disimpan di server namun jika tidak maka Kepala HUB harus melakukan revisi sesuai arahan Regional Head.

    Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

    1. Use Case Diagram

      Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem.

      Gambar 3.5 Use case Diagram Yang Sedang Berjalan pada PT Linknet, Tbk.

      Keterangan gambar 3.5:

      1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan aktivasi jaringan NRO.
      2. 4 actor yang melakukan kegiatan diantaranya: Teknisi FO NRO, Teknisi Coaxial NRO, Kepala HUB, Regional Head.
      3. 8 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
      4. 2 Extend

      Teknisi fiber optik (FO) NRO akan mengirimkan sebuah notifikasi melalui email ke Kepala HUB bahwa akan diadakan kegiatan aktivasi jaringan. Notifikasi ini memuat data node id, data port odf, perkiraan jarak aktual dari HUB sampai node. Proses selanjutnya yakni tim FO NRO melakukan pengukuran dengan alat yang disebut OTDR (Optical Time Domain Reflecto Meter) di sisi HUB. Seusai melakukan pengukuran tim FO NRO akan melakukan pendataan hasil pengukuran berupa jarak aktual, cumul losses, jumlah titik sambung beserta port odf. Data ini kemudian akan diberikan ke Kepala HUB untuk diterima atau tidak proses aktivasinya. Jika diterima maka proses aktivasi akan dilanjutkan. Namun jika tidak maka teknisi FO NRO harus melakukan perbaikan di sisi kabel fiber optiknya. Hal ini didasarkan pada standar yang sudah ditetapkan perusahaan tentang jaringan NRO yang baru dibangun.

      Kepala HUB akan membuat konfigurasi transmitter, reciever, combiner, attenuator, dan penempatannya pada CMTS (Cable Modem Transmit System). Selesai melakukan konfigurasi dilanjutkan pekerjaan oleh tim coaxial NRO. Tim coaxial NRO akan melakukan perjalanan menuju kawasan node id yang sudah diterima hasil pengukuran kabel fiber optiknya. Disana mereka akan melakukan rebalancing signal pada node. Pada saat ini tim coaxial NRO akan berkomunikasi dengan Kepala HUB serta melaporkan secara lisan terlebih dahulu.

      KJika sudah selesai mereka akan membuat sebuah laporan tertulis yang akan dikirimkan melalui email. Hasil laporan ini nantinya akan dibuat duplikasi oleh Kepala HUB karena akan ditambahkan pula data pengukuran dari sisi HUB. Laporan ini kemudian akan dikirimkan kepada Regional Head sebagai bentuk pertanggungjawaban pekerjaan aktivasi jaringan NRO. Jika diterima oleh Regional Head maka file yang berisi data aktivasi akan disimpan di server. Sedangkan jika tidak diterima maka Kepala Harus melakukan revisi file tersebut yang kemudian akan disimpan juga di server.

    2. Activity Diagram

      Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berakhir, activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi ada beberapa eksekusi.

      1. Penerimaan Aktivasi Jaringan NRO

        Gambar 3.6 Activity Diagram Permintaan Aktivasi Jaringan NROBerdasarkan gambar 3.6 Activity Diagram Sistem Pembelian barang impor yang berjalan saat ini terdapat:

        1. 2 vertival swimlane.
        2. 1 initial node yang mengawali objek.
        3. 5 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan penerimaan aktivasi jaringan NRO.
        4. 1 activity final node menjelaskan bahwa alur berakhir.
        5. 1 decision node
        6. 1 final node
      2. Aktivasi Jaringan NRO

        Gambar 3.7 Activity Diagram Aktivasi Jaringan NRO

        Berdasarkan gambar 3.7 Activity Diagram aktivasi jaringan NRO yang berjalan saat ini terdapat:

        1. 3 vertical swimlane.
        2. 1 initial node sebagai yang mengawali objek.
        3. 7 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan aktivasi jaringan NRO.
        4. 1 activity final node menjelaskan bahwa alur berakhir.
        5. 1 decision node
        6. 1 final node
    3. Sequence Diagram

      Sequence diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berkahir. Sequence diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

      Gambar 3.8 Sequence Diagram Aktivasi Jaringan NRO
      Keterangan gambar 3.8:
      1. 5 lifetime yaitu Notifikasi Aktivasi, Pendataan Hasil Ukur, Konfigurasi, Laporan Hasil Aktivasi, Aktivasi
      2. 4 actor yang melakukan kegiatan yaitu Teknisi Fiber Optik NRO, Teknisi Coaxial NRO, Kepala HUB, Regional Head
      3. 17 massage diantaranya kirim email notifikasi, menerima email notifikasi, melakukan pengukuran kabel fiber optik, menerima hasil ukuran fiber optik, cek hasil ukuran fiber optik, tidak ACC ukuran, ACC hasil ukuran, prepare konfigurasi di HUB, memberikan informasi sudah dilakukan konfigurasi, rebalancing signal di sisi node, membuat laporan aktivasi, menerima hasil laporan aktivasi, membuat laporan ulang dengan penambahan hasil ukur di HUB, menerima laporan hasil aktivasi, cek laporan, tidak ACC, ACC laporan aktivasi.

      Analisa Sistem Yang Berjalan

      Pada sub bab ini akan menjelaskan sistem yang berjalan saat ini pada PT. Linknet Tbk, untuk proses aktivasi jaringan baru pada sisi HUB.

      Analisa SWOT

      Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor sistematis untuk merumuskan strategi perusahaaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planer) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
      Tabel 3.1. Tabel Analisa SWOT

      Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

      Pada sub bab ini dijelaskan oleh penulis mengenai analisa masukan, analisa proses, analisa keluaran pada PT. Linknet Tbk tentang proses aktivasi yang berjalan pada saat ini.

      Analisa Masukan

      1. Nama Masukan : Email Notifikasi Aktivasi Jaringan.
      2. Fungsi : Sebagai data awal dan pemberitahuan akan adanya pekerjaan aktivasi
      3. Sumber : Teknisi Fiber Optik NRO
      4. Tujuan : Kepala HUB
      5. Frekuensi : Setiap selesai project penarikan kabel fiber optik ke kawasan perumahan
      6. Format : Lampiran pdf
      7. Keterangan : -
      8. Nama Masukan : Pendataan hasil ukur kabel fiber optik
      9. Fungsi : Sebagai data penting keadaan dan jarak aktual node ke HUB
      10. Sumber : Teknisi Fiber Optik NRO
      11. Tujuan : Kepala HUB
      12. Frekuensi : Setiap dimulainya pekerjaan aktivasi
      13. Format : Lampiran pdf
      14. Keterangan : -
      15. Nama Masukan : Pendataan hasil pengecekan perangkat di area
      16. Fungsi : Sebagai data penting status signal di area
      17. Sumber : Teknisi Coaxial NRO
      18. Tujuan : Kepala HUB
      19. Frekuensi : Setiap dimulainya pekerjaan aktivasi
      20. Format : Lampiran file pdf
      21. Keterangan : -

      Analisa Proses

      1. Nama Modul : Aktivasi
      2. Masukan : Data hasil ukuran kabel fiber optik yang berisi jarak aktual node ke HUB, cumul losses, data port odf
      3. Keluaran : Laporan hasil aktivasi
      4. Ringkasan Proses : Proses ini menghasilkan data penting yang harus disimpan di server dan rekapannya disimpan di HUB. Tujuannya adalah untuk mempermudah proses troubleshooting oleh tim pemeliharaan jaringan. Dengan adanya laporan aktivasi akan membuat mudah Kepala HUB dalam membandingkan hasil pemeliharaan dan juga hasil aktivasi node pertama kali.

      Analisa Keluaran

      1. Nama Keluaran : Laporan Hasil Aktivasi Jaringan
      2. Fungsi : Mencetak data aktivasi node pertama kalinya
      3. Media : Kertas dan file format .xls
      4. Rangkap : 2
      5. Distribusi : Rangkap 1 untuk Kepala HUB Rangkap 2 untuk Regional Head

      Konfigurasi Sistem Berjalan

      Pesifikasi Hardware

      1. Processor : Intel Core i7
      2. Monitor : LCD
      3. Mouse : Logitech USB
      4. Keyboard : Logitech USB
      5. RAM : 8 GB
      6. Hardisk : 500 GB
      7. Printer : Canon 32451

      Pesifikasi Software

      1. Windows 7
      2. Microsoft excel 2013
      3. Micosoft Outlook
      4. OTDR Viewer

      Hak Akses (Brainware)

      1. Tekhnisi FO NRO
      2. Tekhnisi Coaxial NRO
      3. Kepala HUB.
      4. Regional Head

      Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      Berdasarkan penelitian yang dilakukan , sistem aktivasi jaringan NRO pada PT. Linknet, Tbk memerlukan sebuah sistem informasi yang terintegrasi karena banyak pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini untuk mempermudah dan menyederhanakan proses kerja. Oleh karena itu berdasarkan analisa dari segi kekurangan dan kebutuhan sistem saat ini, kebutuhan terhadap sistem hendaknya:
      1. Sistem yang berjalan saat ini belum berjalan dengan sempurna dan penginputan data masih dilakukan secara manual.
      2. Pengolahan data menjadi informasi masih dilakukan secara manual.
      3. Berdasarkan 2 poin diatas maka untuk informasi hasil aktifasi NRO hanya dapat diakses dikantor. Hal ini dapat menghambat proses perbaikan dikemudian hari.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan ditemukan adanya 3 poin permasalah yang dihadapi, maka perlu alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
      1. Diperlukan pembuatan satu sistem yang terhubung antara actor satu dan actor lainnya.
      2. Pengolahan data harus dilakukan secara sistem agar memudahkan untuk dijadikan data tersebut menjadi sebuah informasi.
      3. Untuk memudahkan perbaikan dikemudian hari, diperlukan informasi yang dapat diakses dari public. Contoh: web dashboard informasi NRO.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara dan analisa. Berikut lampiran Elisitasi Tahap 1 yang telah dibuat:
      Tabel 3.2 Tabel Elisitasi Tahap I
      Elisitasi Tahap I yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada terhadap admin departeman mould maintenance center serta pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dibuat.

      Elisitasi Tahap II

      Merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI.
      1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem. Berikut lampiran Elisitasi Tahap II yang telah dibuat:
      Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II
      Keterangan :
      1. M = Mandatory (Yang Diperlukan)
      2. D = Desirable (Yang Diinginkan)
      3. I = Inessential (Yang Tidak Mutlak Diinginkan)

      Elisitasi Tahap III

      Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
      1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan.
      2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
      3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?
        Metode TOE tersebut dibagi menjadi beberapa option, yaitu:
        1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.
        2. Middle (M): Mampu dikerjakan.
        3. Low (L): Mudah dikerjakan.
          Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III


          Final Draft Elisitasi

          Merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem pada PT. Linknet Tbk. Berdasarkan Elisitasi Tahap III maka dapat dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis untuk membuat suatu system aplikasi monitoring, Berikut Lampiran Final Draft Elisitasi yang telah dibuat:
          Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut :
          Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi




          BAB IV


          BAB V

          PENUTUP

          Kesimpulan

          Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka pada penelitian ini penulis dapat menyimpulkan beberapa hal:
          1. Pada sistem aktifasi penambahan jaringan baru (NRO) yang sedang berjalan saat ini sudah memiliki laporan tetapi masih mempunyai kekurangan atau kendala yang belum mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan secara cepat karena masih menggunakan cara manual sehingga belum mampu menghasilkan laporan yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat.
          2. Untuk mengatasi kendala – kendala yang terjadi yang pertama harus memprioritaskan cumul losses dan losses tiap sambungan kabel fiber optik guna mendapatkan hasil optimal pada signal perangkat baik di HUB ataupun di node pada saat pengukuran dengan OTDR, melakukan konfigurasi di sisi HUB dengan teliti, tepat, dan sesuai standar operasi.
          3. Untuk mempermudah proses aktivasi yang berjalan pada PT. Linknet Tbk, dilakukan pembuatan sistem aktivasi yang terkomputerisasi yang berbasis web, menggunakan bahasa pemprograman PHP dan database mySql untuk menghasilkan sistem yang diinginkan sehingga dapat input data sesuai kebutuhan masing-masing tim dan dapat menghasilkan output sesuai laporan yang dibutuhkan oleh atasan dan tim.

          Saran

          Dengan melihat kesimpulan yang ada, maka penulis ingin memberikan saran yang sesuai dengan apa yang penulis dapatkan selama menyelesaikan laporan Skripsi ini. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:
          1. Perlu ditambahkan fitur backup data aktivasi secara otomatis agar mengurangi kerusakan dan kehilangan data.
          2. Sistem yang diusulkan dapat diimplementasikan dengan baik maka diperlukan perawatan secara bertahap agar dapat digunakan dengan maksimal.
          3. Aplikasi yang akan dibuat harus terintegrasi dengan database sehingga dapat diupdate jika ada perubahan informasi data aktivasi karena kedepannya akan sangat dibutuhkan dalam pemeliharaan jaringan.

          Daftar Pustaka

          1. 1,0 1,1 1,2 1.Hutahaean, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
          2. Swastika, I. P. A., & Putra, I. G. L. A. R.(2016). Audit Sistem Informasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi: Implementasi dan Studi Kasus. Yogyakarta: Andi
          3. H. A. Rusdiana (2014). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
          4. 4,0 4,1 Tyoso. (2016). Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Deepublish
          5. 44.Astriyani, Erna, Andri Lukmana, Agung Irawan. (2016). “Media Video Company Profile Sebagai Sarana Informasi Dan Promosi Di PT. Surya Toto Indonesia Tbk. Kabupaten Tangerang”. Journal CICES Vol. 2 No. 2 – Agustus 2016. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
          6. McKay, Alison, George N. Stiny, and Alan de Pennington. (2016). "Principles for the definition of design structures," International Journal of Computer Integrated Manufacturing, vol. 29, no. 3, p. 237.
          7. id.wikipedia.org. 2015. Jaringan telekomunikasi. Diakses pada 18 Januari 2020, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_telekomunikasi#Deskripsi.
          8. en.wikipedia.org. 2019. Hybrid fiber-coaxial. Diakses pada 18 Januari 2020, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Hybrid_fiber-coaxial
          9. Diah Puspitasari (2016). SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS WEB. Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol.XII, No.2 September 2016
          10. Onu, Fergus U, Chinelo. V. Umeakuka. (2016). Object Oriented Programming (Oop) Approach To The Development Of Student Information Management System. Ebonyi State University, Abakaliki-Nigeria: International Journal Of Computer Applications Technology And Research
          11. 15.Maimunah, M., Supriyanti D., dan Hendrian, H,. 2017. "Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android pada Outlet Pizza Hut Delivery," Semnasteknomedia Online, vol. 5, no. 1, pp. 4-5-1.
          12. 12,0 12,1 43.Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. (2015). “Perancangan SiS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja.” Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol 8, No. 2, Januari 2015.
          13. Sanjaya, D., Dianova L., &Nugraha, L.S.(2015). “Perancangan Sistem Berorientasi Objek dengan UML (Unified Modelling Language)”. Makalah, Sistem Informasi.
          14. M.A. Ansari. 2017. “Event Organization Using GPS Based Location Tracking Including Communication System”. Imperial Journal of Interdisciplinary Research (IJIR) Vol 3 Issue 6.
          15. Ramadhani, S., Anis, U., & Masruro, S. T. (2016). "Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Layanan Kesehatan di Kecamatan Lamongan Dengan PHP MySQL," Jurnal Teknika, vol. 5, no. 2.
          16. Sholikhin, A., & Riasti, B. K. (2017). "Pembangunan Sistem Informasi Inventarisasi Sekolah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Berbasis Web," IJNS-Indonesian Journal on Networking and Security, vol. 2, no. 2.
          17. Nugraha, R., Exridores, E., & Sopryadi, H. (2014). "Penerapan Algoritma Fisher-Yates Pada Aplikasi The Lost Insect Untuk Pengenalan Jenis Serangga Berbasis Unity 3D.
          18. 19.Firdayanti, M. (2015). "Perancangan dan Implementasi Rekam Medis Pasien Poli Umum di Rumah Sakit Aisyiyah Muhammadiyah Padang Menggunakan PHP dan MySQL," Jurnal Teknika, vol. 5, no. 2.
          19. Sutopo, Priyo, Dedi Cahyadi dan Zainal Arifin. 2016. Sistem Informasi Eksekutif Sebaran Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 di Kalimantan Timur Berbasis Web. Jurnal Informatika Mulawarman Vol.11 No.1. Kalimantan Timur: Universitas Mulawarman.
          20. 20,0 20,1 20,2 Hastanti, R. P., Purnama, B. E., & Wardati, I. U. (2015). "Sistem penjualan Berbasis Web (e-commerce) pada Tata Distro Kabupaten Pacitan," Publikasi Nasiona, vol. 3, no. 1.
          21. Kadir, Abdul. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi."
          22. 25.Pratama. I Putu Agus Eka. (2014). Sistem Informasi dan Implementasi. Bandung: Informatika.
          23. Hidayatullah, Priyanto, dan Jauhati Khairul K. (2015). Pemrograman WEB. Bandung: Informatika Bandung.
          24. 27.Sutanto, Ery Hermawan. 2014. Panduan Aplikatif & Solusi (PAS) Sistem Informasi Penjualan Online untuk tugas akhir. Wahana Komputer: Semarang.
          25. Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
          26. 26,0 26,1 26,2 26,3 Raharjo, Y. A. (2017). “Penerapan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Sebagai Dasar Strategi Bersaing pada Batik Gres Tenan “. (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
          27. 30.Astuti, P. T. (2017). “Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung pada Pola Grameen Bank Ditinjau dari Analisis SWOT “. (Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2017).
          28. Anwar, A. N., & Andi, A. (2017). “Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran pada PT Tribuana Pekanbaru”. PROCURATIO (Jurnal Ilmiah Manajemen), 4(3), 283-298.
          29. 32.Ariza, K. D. (2015). "Pembuatan Aplikasi Informasi Tagihan Listrik Berbasis Android," Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer.
          30. Ramadhina, S. (2015). "Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Bengkel di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Yogyakarta," Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, vol. 22, no. 3, pp. 324-338.
          31. 31,0 31,1 Pratiwi, Heny. (2015). "Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan Berprestasi Menggunakan Metode Multicator Evaluation Process," Jurnal Sistem Informasi, vol. 5, no. 2.
          32. Mustaqbal, M. Sii, Roero Fajri Firdus, Hendra Rahmadi. (2015). "Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis," Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, vol. 1, no. 3.
          33. Yousuf, Masooma, and M. Asger. “Comparison of Various Requirements Elicitation Techniques”. International Jurnal of Computer Applications Vol.116 No.4, April 2015 ISSN 0975-8887.
          34. 34,0 34,1 Bachtiar, D., & Atikah, A. (2015). "Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang," Jurnal sisfotek global, vol. 5, no. 1.
          35. Azizah. Nur (2016). “Rancang sistem informasi penjualan pompa dan vakum blower pada PT. Mandala Teknik Jakarta.” Vol. 2. Jurnal Sensi Hal. 122 16.
          36. Desrianti, D. I., & Parmania, D. F. (2015). “PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA RHJFOX SEBAGAI FORUM DISKUSI”. CCIT Journal, 8(3), 147-164.
          37. 37,0 37,1 Sunarya, A., Santoso, S., & Sentanu, W. (2015). “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Jaringan Lan”. CCIT Journal, 8(2), 1-11
          38. Azizah, N., Pramono, B., & Pratama, A. (2016). “RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN POMPA DAN VAKUM BLOWER PADA PT. MANDALA TEKNIK JAKARTA”. SENSI Journal, 2(2), 117-127.
          39. Nova Oktaviani – 7080029. (2015). “Analisis Kinerja Link Power Budget Pada Jaringan HFC Di PT. First Media”. Akademi Telkom Jakarta, TA384 Okt-2015, 384.
          40. Mulia, F.R. (2015). “ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON STUDI KASUS CENTRAL OFFICE TURANGGA”. Universitas Telkom,
          41. Manggolo, Inu, et al. "Optimalisasi Perencanaan Jaringan Akses Serat Optik Fiber To The Home Menggunakan Algoritma Genetika." InComTech, vol. 2, no. 1, 2011, pp. 21-36,
          42. Sidauruk, Nurul Ismi Mentari., Mubarakah, Naemah.,(2015). “PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) SINGUDA ENSIKOM”, VOL.12 NO.34
          43. Saputro, D. K. A. (2016). “Analisis Perencanaan Jaringan LTE di Pita Frekuensi 3500 MHz dengan Mode TDD dan FDD”. Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, 7(1).
          44. RAMADONNA, TRY FEBY. (2017). “ANALISIS DAN PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMALISASI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (STUDI KASUS: PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA)”. Other thesis, POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA.
          45. Firdaus, Pradana, Ferdyan Andhika., Indarto, Eka.,(2016). “PERFORMANSI JARINGAN FIBER OPTIK DARI SENTRAL OFFICE HINGGA KE PELANGGAN DI YOGYAKARTA”. Media.neliti.com

          /p></div>  

          <p style="line-height: 1">Disetujui Oleh :</p>
          <p style="line-height: 1" style="text-align: right;">Tangerang, Februari 2020</p>
          Ketua Penguji
           
          Penguji I
           
          Penguji II
                   
                   
                   
                   
          (_______________)
           
          (_______________)
           
          (_______________)
          NID :
           
          NID :
           
          NID :




          <p style="line-height: 1">UNIVERSITAS RAHARJA</p>


          <p style="line-height: 1">LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI</p>


          <p style="line-height: 1" style="text-align: center;2">RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN</p>
          <p style="line-height: 1" style="text-align: center;2">JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk</p>


          <p style="line-height: 1">Disusun Oleh :</p>
          NIM
          : 1711496672
          Nama
          Fakultas
          Program Pendidikan
          : Strata 1
          Program Studi
          Konsentrasi

             

          <p style="line-height: 1">Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.</p>
          <p style="line-height: 1">Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggungjawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar. Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya.</p>

           

          Tangerang, Januari 2020
          Hartanto
          NIM : 1711496672

           

          <p style="line-height: 2">)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;</p>





          <p style="line-height: 2">ABSTRAKSI</p>
          <p style="line-height: 1">PT. Linknet Tbk, adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa internet dan TV Cable di Indonesia. Agar pelayanan tersebut berjalan degan prima, maka diperlukan adanya proses aktivasi jaringan. Aktivasi jaringan merupakan kegiatan kerja yang sangat penting di PT. Linknet Tbk. Aktivasi jaringan akan menentukan kualitas jaringan yang prima untuk dinikmati oleh pelanggan perumahan pertama kalinya. Dengan adanya aktivasi jaringan ini maka proses awal dari kegiatan pemeliharaan jaringan dimulai. Oleh karena itu, aktivasi jaringan harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur kerja yang sudah ditentukan. Bagian HUB Maintenance di PT. Linknet Tbk. salah satunya berfungsi sebagai penentu kegiatan aktivasi jaringan ini dikarenakan memegang peranan penting sebagai pengirim signal yang sudah dikonfigurasi di sisi sentral. Laporan hasil aktivasi jaringan akan dilaporkan ke setiap atasan masing – masing bagian setelah proses kegiatan aktivasi selesai. Tujuan utama pelaksanaan penelitian tentang perancangan sistem ini adalah untuk untuk memastikan pelaksanaan aktivasi jaringan yang sudah berjalan saat ini. Proses yang berjalan saat ini masih metode manual, menggunakan notifikasi informasi melalui email, penulisan dokumen dikertas, file laporan disimpan di server kantor dan tidak dapat diakses dari luar, proses persetujuan dilakukan secara manual sehingga memakan waktu untuk penyelesaian laporan aktivasi tersebut. Setelah mendapatkan informasi proses tersebut sehingga bisa dilanjutkan untuk proses pembuatan rancangan sistem aktivasi jaringan yang terkomputerisasi dan berbasis web dapat digunakan sesuai keperluan dari masing-masing bagian. Metode penelitian menggunakan Metode pengumpulan data, metode analisa sistem, metode perancangan sistem, dan metode pengujian sistem. Metode perancangan berorientasi objek menggunakan Visual Paradigm for UML 10.0 Enterprise Edition. Database yang digunakan adalah MySQL. Sedangkan software pendukung yang digunakan dalam mendesain dan membuat program ini adalah Sublime text 3.</p>
          <p style="line-height: 2">Kata kunci: PAktivasi, Jaringan, Kualitas, Pemeliharaan, Laporan.</p>


          <p style="line-height: 2">ABSTRACT</p>


          <p style="line-height: 1">PT. Linknet Tbk, is a company that provides internet and cable TV services in Indonesia. In order for these services to be excellent, a network activation process is required. Network activation is a very important work activity at PT. Linknet Tbk. Network activation will determine the prime network quality for first time residential customers to enjoy. With the activation of this network, the initial process of network maintenance activities begins. Therefore, network activation must be carried out properly in accordance with predetermined work procedures. HUB Maintenance Section at PT. Linknet Tbk. one of them functions as a determinant of this network activation activity because it plays an important role as sending signals that have been configured on the central side. Reports on the results of network activation will be reported to each boss of each section after the activation process is complete. The main purpose of conducting research on the design of this system is to ensure the implementation of network activation that has been running at this time. The current process is still a manual method, using information notifications via e-mail, writing documents in paper, report files are stored on the office server and cannot be accessed from outside, the approval process is done manually so it takes time to complete the activation report. After getting the information, the process can be continued for the process of making a computerized and web-based network activation system design that can be used according to the needs of each section. The research method uses data collection methods, system analysis methods, system design methods, and system testing methods. The object-oriented design method uses Visual Paradigm for UML 10.0 Enterprise Edition. The database used is MySQL. While the supporting software used in designing and creating this program is Sublime text 3</p>
          <p style="line-height: 2">Activation, Network, Quality, Maintenance, Reports.</p>




          <p style="line-height: 2">KATA PENGANTAR</p>


          <p style="line-height: 2">Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk.”</p>
          <p style="line-height: 2">Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.</p>
          <p style="line-height: 2">Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :</p>
          1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
          2. Bapak Sugeng Santoso, M.kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
          3. Ibu Desy Apriani, S.Kom., MTI. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
          4. Ibu Ruli Supriati, S.Kom., M.T.I sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
          5. 5.Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
          6. 6.Bapak R. Surya Gunawan selaku Div. Head Network Operation HFC Maintenace pada PT. Linknet Tbk yang telah memberikan kesempatan dan waktu untuk melakukan observasi.
          7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
          8. Orang tua, Istri, anak-anak (Tata, Akmal, Al) yang selalu menjadi motifasi saya dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan do’a untuk keberhasilan penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
          9. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.
          10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
          <p style="line-height: 2">Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. </p>
          <p style="line-height: 2">Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.</p>
          <p style="line-height: 2">(Ali bin Abi Thalib)</p>


             

          Tangerang, Januari 2020
          Hartanto
          NIM : 1711496672

           



          <p style="line-height: 2">DAFTAR TABEL</p>
          1. Tabel 3.1 Tabel Analisa SWOT
          2. Tabel 3.2 Tabel Elisitasi Tahap I
          3. Tabel 3.3 Tabel Elisitasi Tahap II
          4. Tabel 3.4 Tabel Elisitasi Tahap III
          5. Tabel 3.5 Tabel Final Draft Elisitasi
          6. Tabel 4.1 Perbedaan Antara Sistem Berjalan Dan Sistem Usulan
          7. Tabel 4.10 Schedule Time
          8. Tabel 4.11 Estimasi Biaya
          9. Tabel 4.2 Tabel Pimpinan
          10. Tabel 4.2 Tabel User
          11. Tabel 4.4 Tabel Fiber Optik
          12. Tabel 4.5 Tabel HUB
          13. Tabel 4.6 Tabel Coaxial
          14. Tabel 4.7 Tabel Node
          15. Tabel 4.8 Login Aplikasi
          16. Tabel 4.9 Testing Aplikasi

          <p style="line-height: 2">DAFTAR GAMBAR</p>
          1. Gambar 2.1 Arsitektur Umum HFC
          2. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Network Operation Departement
          3. Gambar 3.2 Struktur Regional
          4. Gambar 3.3 Struktur Centralize Operation
          5. Gambar 3.4 Hasil Ukur OTDR
          6. Gambar 3.5 Use case Diagram Yang Sedang Berjalan pada PT Linknet Tbk,
          7. Gambar 3.6 Activity Diagram Permintaan Aktivasi Jaringan NRO
          8. Gambar 3.7 Activity Diagram Aktivasi Jaringan NRO
          9. Gambar 3.8 Sequence Diagram Aktivasi Jaringan NRO
          10. Gambar 4.1 Sistem Usulan pada Use Case Diagram
          11. Gambar 4.2 Sistem Usulan pada Activity Diagram
          12. Gambar 4.3 Sistem Usulan pada Sequence Diagram
          13. Gambar 4.4 Sistem Usulan pada Class Diagram
          14. Gambar 4.5 Halaman Login Aplikasi Prototype
          15. Gambar 4.6 Halaman Data Node ID
          16. Gambar 4.7 Halaman Input Node ID Baru
          17. Gambar 4.8 Halaman Data Jaringan Baru
          18. Gambar 4.9 Halaman Registrasi Jaringan Baru
          19. Gambar 4.10 Data Konfirmasi Jaringan Baru di Teknisi HUB
          20. Gambar 4.11 Halaman Konfirmasi Form Jaringan Baru
          21. Gambar 4.12 Halaman Data Teknisi Coaxial
          22. Gambar 4.13 Form Testing Teknisi Coaxial
          23. Gambar 4.14 Halaman Data Konfirmasi Teknisi HUB
          24. Gambar 4.15 Data Form Testing Coaxial di Akun HUB
          25. Gambar 4.16 Halaman Data Teknisi HUB
          26. Gambar 4.17 Halaman Form Teknisi HUB
          27. Gambar 4.17 lalu input form teknisi HUB dan klik tombol simpan.
          28. Gambar 4.18 Halaman Data Pimpinan
          29. Gambar 4.19 Detail Rekap Laporan
          30. Gambar 4.20 Halaman Data Teknisi Coaxial Apliakasi
          31. Gambar 4.20 Halaman Login Aplikasi
          32. Gambar 4.21 Halaman Data Node ID Aplikasi
          33. Gambar 4.21 Halaman Testing Coaxial Aplikasi
          34. Gambar 4.22 Halaman Data Konfirmasi Teknisi HUB Aplikasi
          35. Gambar 4.22 Halaman Tambah Node ID Aplikasi
          36. Gambar 4.23 Data Form Testing Coaxial di Akun HUB Aplikasi
          37. Gambar 4.23 Halaman Data Jaringan Baru Aplikasi
          38. Gambar 4.23, setelah masuk ke data teknisi HUB lalu klik tombol
          39. Gambar 4.24 Halaman Data Teknisi HUB Aplikasi
          40. Gambar 4.24 Halaman Registrasi Jaringan Baru Aplikasi
          41. Gambar 4.25 Halaman Data Aprovel Registrasi Jaringan Baru
          42. Gambar 4.25 Halaman Form Teknisi HUB Aplikasi
          43. Gambar 4.25 lalu input form teknisi HUB dan klik tombol simpan.
          44. Gambar 4.26 Halaman Aprovel Registrasi Jaringan Baru
          45. Gambar 4.26 Halaman Data Pimpinan
          46. Gambar 4.27 Detail Rekap Laporan Aplikasi

          <p style="line-height: 2">DAFTAR SIMBOL</p>

          BAB I

          PENDAHULUAN

          Latar Belakang Masalah

          <p style="line-height: 2">Perkembangan teknologi sekarang sudah mengalami kemajuan yang pesat terutama perkembangan telekomunikasi. Dewasa ini diketahui bahwa internet merupakan sarana untuk mendapatkan informasi. Untuk mendapatkan layanan internet maka perlu dibangun suatu teknologi salah satunya teknologi Hybrid Fiber Coaxial. Hybrid Fiber Coaxial merupakan teknologi yang mengkombinasikan antara kabel fiber optik dan kabel coaxial dimana kabel – kabel tersebut merupakan sarana untuk menghubungkan perangkat – perangkat yang saling terkait. PT Linknet Tbk merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan teknologi tersebut untuk membangun jaringan internet dan televisi kabel.</p>
          <p style="line-height: 2">Hybrid Fiber Coaxial Operation merupakan departemen yang mempunyai fungsi yang sangat vital di dalam struktur organisasi yang ada di PT Linknet Tbk. Hybrid Fiber Coaxial Operation atau bisa disingkat dengan nama HFC Operation bertugas untuk memelihara fungsi jaringan internet dan televisi kabel sehingga mampu untuk melayani secara optimal jasa yang diberikan kepada pelanggannya. Salah satu fungsi dari HFC Operation adalah mampu untuk melakukan pengaturan awal jaringan yang sudah dibangun oleh bagian New Roll Out Department atau disingkat NRO sesuai standar perusahaan. Jaringan yang dibangun oleh NRO tersebut memerlukan pengaturan dikarenakan perangkat – perangkat yang saling terkait dapat berfungsi secara optimal. Untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan suatu ruangan khusus yang berfungsi sebagai pusat transmisi signal dari jaringan yang telah dibangun. Ruangan khusus itu diberikan nama HUB yang secara awal pembangunan ruangan itu sesuai dengan lokasi dibangun. Petugas yang berkewajiban untuk mengelola dan melakukan perbaikan di pusat jaringan tersebut dinamakan HUB Engineer.</p>
          <p style="line-height: 2">PT Linknet, Tbk secara garis koordinasi memberikan beban tanggung jawab kepada HUB Engineer untuk mengatur, mengelola, dan melakukan perbaikan serta dukungan kepada teknisi yang bertugas di sisi lapangan. Aktivasi jaringan merupakan tugas yang sangat vital dikarenakan hal ini merupakan awal dari jaringan yang dibangun harus diatur sedemikian rupa agar bisa berfungsi secara optimal sehingga kedepannya meminimalkan adanya gangguan jaringan di area yang sudah diaktivasi oleh teknisi NRO.</p>
          <p style="line-height: 2">Untuk mendukung hal tersebut seorang HUB Engineer diwajibkan untuk melakukan pengaturan awal jaringan NRO sehingga penulis mengambil judul skripsi yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk”.</p>

          Rumusan Masalah

          <p style="line-height: 2">Rumusan masalah merupakan salah satu tahap diantara sejumlah tahap penelitian yang memiliki aspek. Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan :</p>
          1. Bagaimana Sistem Aktivasi jaringan NRO yang berjalan di PT Linknet, Tbk?
          2. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada pelaksanaan sistem aktivasi terutama pengoptimalan signal perangkat di sisi HUB dan di sisi perangkat NODE?
          3. Bagaimana rancangan sitem aktivasi jaringan NRO di PT Linknet, Tbk?

          Ruang Lingkup

          <p style="line-height: 2">Dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian. Penelitian hanya pada informasi aktivasi di sisi HUB pada PT Linknet, Tbk diantaranya yaitu proses pengukuran kabel fiber optik sebelum dilakukan aktivasi, proses pengoptimalan signal di perangkat – perangkat yang terkait masalah aktivasi jaringan dan pencatatan hasil aktivasi yang telah dilakukan. </p>

          Tujuan dan Manfaat Penelitian

          Tujuan Penelitian

          <p style="line-height: 2">etiap penelitian tentunya mempunyai beberapa tujuan dan manfaat, oleh karena itu penulis membagi tujuan menjadi (3) tiga kriteria yaitu : </p>
          1. <p style="line-height: 2">Mengetahui sistem Aktifasi jaringan NRO yang berjalan pada PT. Linknet Tbk selama ini.</p>
          2. <p style="line-height: 2">Untuk mengetahui metode-metode cara mengatasi kendala yang akan terjadi pada saat proses aktifasi.</p>
          3. <p style="line-height: 2">Merancang sistem untuk mempermudah proses aktivasi penambahan jaringan baru di sisi HUB pada PT. Linknet. Tbk.

            </li> </ol>

            Manfaat Penelitian

            Manfaat dari penulisan laporan skripsi antara lain :

            1. Peneliti dapat memberikan informasi tentang proses layanan keluhan yang berjalan selama ini pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang.

            2. Dapat mengetahui sistem Aktifasi jaringan NRO yang berjalan pada PT. Linknet Tbk saat ini.

            3. Penulis dan pembaca dapat mengetahui metode-metode cara mengatasi kendala yang akan terjadi saat proses aktifasi.

            4. Dengan adanya sistem informasi aktifasi jaringan baru di PT. Linknet Tbk, maka proses aktifasi jaringan NRO yang sedang berjalan dapat diketahui dan perkembangan jaringan NRO dapat termonitor. Dengan termonitor jaringan tersebut mampu meminimalkan terjadinya gangguan yang akan muncul dikemudian hari dan memudahkan untuk melakukan proses perbaikan.

            Metode Penelitian

            Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan cara mengumpulkan dan menggambarkan data mengenai keadaan secara langsung dari lapangan atau tepatnya yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara relevan.

            Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam mencari dan mengumpulkan data serta mengolah informasi yang diperlukan menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

            1. Metode pengumpulan data
              1. Pengamatan langsung (Observasi)

                Kegiatan memperolah data dengan cara penulis mengadakan pengamatan langsung pada salah satu HUB pada PT Linknet, Tbk selama kurang lebih 2 bulan yang beralamat Jalan Raya Parung Panjang No. 93D RT01/01 Legok Kabupaten Tangerang khususnya pada Departemen HFC Operation. Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan dokumen yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu dalam analisa dan untuk langkah selanjutnya dalam rangka pembangunan sistem tersebut. Sehingga penulis memperoleh data kesalahan dan proses kegiatan tersebut bahwa di PT Linknet, Tbk belum ada sistem online aktivasi.

              2. Wawancara (Interview Research)

                Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab atau interview langsung secara tatap muka dengan pihak yang berkepentingan yakni Bapak Ahmad Gumelar selaku HUB Engineer dan Bapak Slamet Riyanto selaku teknisi NRO pada PT. Linknet Tbk tentang semua kegiatan yang berhubungan dengan proses aktivasi jaringan.

              3. Studi pusaka (Library research)

                Kegiatan memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku–buku, browsing dan literature review yang berkaitan dengan permasalahan sistem informasi purchasing untuk membantu di dalam menyelesaikan dan juga untuk melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang sedang terjadi pada PT Linknet, Tbk.

            2. Metode analisa, Pengujian dan Perancangan
              1. Metode Analisa.

                Untuk penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisa SWOT. SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). SWOT akan lebih baik dibahas dengan menggunakan tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga dapat dianalisis dengan baik hubungan dari setiap aspek.

                Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

              2. Metode Perancangan.

                Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan rancangan dengan menggunakan UML ( Unifed Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequance Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram. MySQL sebagai pengelolaan basis datanya, juga HTML (Hypertext Markup Language) sebagai interface website dan XAMPP sebagai web servernya.

              3. Metode Pengujian.

                Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminasi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Dalam penelitian ini menggunkan metode Black Box Testing.

            Sistematika Penulisan

            Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka pada penulisan Laporan skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

            BAB I PENDAHULUAN

            Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu, latar belakang penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

            BAB II LANDASAN TEORI

            Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian ini dan penelitian sebelumnya.

            BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

            Bab ini menguraikan tentang profile perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan menggunakan metode Unified Modeling Language (UML), analisa sistem masukan, konfirgurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, user requirement yang terdiri dari beberapa tahapan mulai elisitasi tahap 1, 2, 3 dan final elisitasi.

            BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

            Bab ini menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti ulasan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, rancangan tampilan, konfigurasi sistem usulan, pengujian sistem, implementasi dan estimasi biaya.

            BAB V PENUTUP

            Bab ini berisi kesimpulan yang berkaitan dengan hasil analisa sistem guna menjawab tujuan penelitian yang diajukan, serta saran dari penulis untuk lebih mengoptimalkan sistem sumber daya manusia.

            DAFTAR PUSTAKA

            LAMPIRAN


            BAB II

            LANDASAN TEORI

            Teori Umum

            Sistem

            Menurut Hutahaean (2015)[1], bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu.Sistem terdiri atas berbagai komponen/elemen yang saling berhubungan atau berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. (Pratita dan Djahir, 2015)(2). Kata “sistem” mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. (Swastika dan Putra, 2016)[2].

            Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu komponen atau unsur yang saling keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

            Data

            Menurut (H. A. Rusdiana, 2015)[3], Berdasarkan uraian dari beberapa ahli dapat dikatakan bahwa data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti sehubungan dengan kenyataan, simbol - simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf, atau simbol yang menunjukan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lainnya yang didapat melalui suatu observasi atau secara data diartikan sebagai keterangan tentang sesuatu.

            Informasi

            Menurut (Hutahaean, 2015)[1], Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.

            Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui. (Tyoso, 2016)[4]

            Menurut Rachmat Krisyantono yang dikutip oleh Astriyani (2016)[5] informasi dibagi menjadi beberapa jenis:

            1. Informasi Penyejuk.

              Informasi keadaan sekarang yang merangkum keadaan umum bisnis atau organisasi.

            2. Peringatan

              Berisi petunjuk terhadap sesuatu yang tidak biasa atau barangkali memerlukan tindakan manajerial atau perubahan-perubahan rencana.

            3. Indicator Kunci.

              Berisi ukuran aspek-aspek penting yang berkaitan dengan kinerja organisasi.

            4. Informasi Situasional.

              Informasi terkini tentang proyek, masalah, atau isu penting yang memerlukan perhatian manager.

            5. Gosip

              Informasi informal yang berasal dari sumber seperti pihak industri yang terkadang berguna untuk menangani suatu masalah.

            6. Informasi Exsternal

              Informasi yang berasal dari luar departemen atau perusahaan. Kadangkala informasi ini masih hangat dan berjangka pendek (misalnya adanya penandatanganan kontrak oleh pesaing) tetap kadangkala berjangka panjang (misalnya studi lingkungan yang dilakukan lima tahun terakhir)..

            Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil dari data atau fakta yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi umum.

            Perancangan

            Menurut McKay, dkk dalam Internasional Journal of Computer Integrated Manufacturing (2016).[6]

            Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new product to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through life support of such product. The emerging discipline of engineering design information brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems.

            Artinya desain rekayasa adalah tahap awal yang penting dari proses inovasi yang mengantarkan produk baru ke pasar di mana tantangan masyarakat ditangani dan kekayaan yang dihasilkan. Informasi desain teknik yang berkualitas tinggi sangat penting untuk pembuatan, produksi, dan dukungan produk yang efektif dan efisien dari produk tersebut. Disiplin yang muncul dari desain teknik informatika menyatukan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan desain teknik untuk mendukung penciptaan sistem pendukung informasi rekayasa yang sudah ada.

            Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam subsistem-subsistem, perangkat keras, perangkat lunak serta prosedur-prosedur. (Nugroho dalam Indraswuri, 2015)(9). Serta perancangan merupakan spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis. (Susanto dalam Syukron, 2015).

            Berdasarkan dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahapan setelah analisis yang bertujuan mengorganisasi sistem ke dalam subsistem, perangkat keras, lunak, serta prosedur-prosedur.

            Informasi

            Menurut (Hutahaean, 2015)[1], Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui. (Tyoso, 2016)[4].

            Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil dari data atau fakta yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi umum.

            Teori Khusus

            Jaringan Telekomunikasi

            Jaringan telekomunikasi menurut Wikipedia[7], pada link https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_telekomunikasi#Deskripsi yang diakses pada tanggal 18 januari 2020 adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam melakukan aktivitas telekomunikasi. Jaringan telekomunikasi merupakan bagian dari kegiatan penyelenggaraan telekomunikasi yang telah diatur oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dalam Undang-Undang Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999.

            Jaringan telekomunikasi terdiri atas dari tiga bagian utama. Bagian-bagian tersebut diantaranya adalah:

            1. Perangkat transmisi.

              Perangkat transmisi bertugas menyampaikan informasi dari satu tempaat ketempat yang lain, baik dekat maupun jauh. Media transmisinya dapat berupa kabel, serat optik maupun udara, tergantung jarak dari tempat-tempat yang dihubungkan serta tergantung pada beberapa banyak tempat yang saling dihubungkan.

            2. Perangkat penyambung.

              Perangkat penyambungan bertugas agar pemakai dapat menghubungi pemakai lain sesuai yang diinginkannya. Perangkat penyambungan disebut masih menggunakan sistem manual bila diperlukan seorang operator yang bertugas menyambungkan pemakai dengan pemakai lain yang diinginkannya.

            3. Terminal.

              Terminal adalah peralatan yang bertugas mengubah sinyal informasi asli (suara manusia atau lainnya) menjadi sinyal elektrik atau elektromagnetik atau cahaya.

            Telekomunikasi telah menjadi kebutuhan pokok dalam dunia modern. Kebutuhan untuk saling berhubungan satu dengan yang lainnya tanpa memperdulikan jarak apakah hanya beberapa meter saja (interkom), ratusan ribu kilometer (interlokal) ataupun sampai ratusan juta kilometer (dalam angkasa luar). Upaya manusia untuk menyelenggarakan telekomunikasi telah lama tercatat dalam sejarah peradabannya, namun perkembangan yang nyata baru terjadi beberapa abad terakhir ini, khususnya dalam abad ke-20 ini, sebagai hasil perkembangan teknologi elektronika.

            Ada pengaruh timbal balik antara kemajuan telekomunikasi dan kemajuan manusia secara umum. Seperti telah disebut diatas kemajuan manusia dalam bidang teknologi elektronika memacu perkembangan telekomunikasi. Sebaliknya, kemajuan dalam bidang telekomunikasi mempercepat proses tukar-menukar informasi secara langsung kemudian memajukan alam berpikir manusia. Dengan demikian maju pulalah peradabannya. Segi peradaban ilmu akan diikuti dengan kemajuan teknologi.

            Kemajuan teknologi memungkinkan dihasilkan teknik-teknik telekomunikasi baru yang lebih maju. Demikian seterusnya daur atau siklus saling topang ini berlangsung makin luas dan makin tinggi intensitasnya. Dewasa ini, sistem telekomunikasi makin banyak macam dan ragamnya. Masing-masing mempunyai sifat dan lingkup pemakaiannya sendiri-sendiri.

            Telekomunikasi dapat dilakukan karena perkembangan teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Komunikasi pada jarak yang berjauhan dapat dilakukan dengan menggunakan terminal radio, telepon dan lain-lain. Terminal di satu tempat dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal di tempat lain yang berjauhan karena adanya hubungan antara kedua terminal tersebut. Suatu terminal yang terhubung dengan terminal-terminal lainnya akan membentuk jaringan telekomunikasi.

            Perkembangan infrastruktur telekomunikasi telah mengalami perubahan besar baru-baru ini, dan kelihatannya bahwa tafsiran perubahannya meningkat secara ekponensial terhadap perubahan waktu berlalu.

            Hybrid Fiber Coaxial

            Hybrid Fiber Coaxial atau HFC Menurut Wikipedia[8], adalah teknologi jaringan telekomunikasi broadbandyang menggabungkan kabel koaksial dan kabel serat optik. Kombinasi antara kabel koaksial dan serat optik ini digunakan untuk membawa konten-konten broadbandseperti video, data, suara, dan layanan interaktif lainnya yang menggunakan kabel koaksial dan serat optik. Hybrid Fiber Coaxial dioperasikan secara global oleh jaringan kabel. HFC dikenal pula dengan nama Hybrid Fiber Coaxial. Jaringan serat optik pada HFC dapat memanjang dari head-end operator kabel utama hingga ke node-node serat optik yang dapat melayani kira-kira 25 hingga 2000 rumah. Head end utama terdiri dari piring-piring satelit yang berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal video jarak jauh.

            Jaringan HFC merupakan evolusi teknologi jaringan Cable TV (CaTV) berbasis kabel koaksial sebagai media transmisi untuk aplikasi layanan TV Jaringan HFC merupakan evolusi teknologi jaringan Cable TV (CaTV) berbasis kabel koaksial sebagai media transmisi untuk aplikasi layanan TV Broadcast. Tuntutan kebutuhan akan teknologi terutama fitur-fitur layanan yang diinginkan semakin bertambah, maka pada perkembangan jaringan akses selanjutnya ditambahkan layanan Video on Demand (VoD), data, telepon, serta layanan TV Broadcast sendiri pada aplikasi layanan jaringan HFC. Hybrid Fiber Coax merupakan salah satu teknologi jaringan akses yang dibentuk atas dasar kombinasi jaringan optik dan koaksial. Awalnya, teknologi HFC banyak digunakan oleh operator TV kabel untuk menyalurkan layanan TV secara broadcast melalui kabel. Namun, seiring perkembangan jaman, teknologi HFC lebih berkembang dalam fitur-fitur layanannya secara sekaligus, yaitu TV kabel itu sendiri, telepon, internet, dan Video on Demand. Fitur-fitur tersebut memungkinkan dikirimkan sekaligus menggunakan jaringan HFC, yang memiliki kemampuan penyediaan bandwidth yang besar dan kecepatan transmisi data yang tinggi.

            Kebutuhan multimedia yang lebih interaktif merupakan salah satu aspek penting penunjang berkembangnya jaringan HFC. Jaringan HFC yang semula dirnacang untuk infrastruktur layanan searah, dioptimalisasi menjadi infrastruktur layanan pita lebar dua arah, sehingga menjadikan layanan HFC sebagai alternative layanan yang ekonomis diantara beberapa perencanaan platform jaringan akses pita lebar yang lain, seperti ASDL dan SDV.

            Keunggulan jaringan HFC adalah mengkombinasikan keunggulan lebar pita frekuensi serat optik yang sangat lebar, dan sifat shared kabel koaksial. Sedangkan keunggulan dari serat optik itu sendiri adalah, pada penggunaan jaringan utama TV Kabel adalah untuk mereduksi derau yang disebabkan oleh penguat yang dikaskade, sehingga menghasilkan kualitas sinyal di jaringan kabel koaksial tetap terjaga dengan baik. Selain itu, kelebihan serat optik adalah dapat meningkatkan kehandalan dalam perencanaan kabel.

            Sistem transmisi yang digunakan pada jaringan HFC adalah transmisi analog dengan menggunakan metode Sub Carrier Multiplexing (SCM), dimana semua sinyal informasiuntuk layanan TV Broadcast, VoD, data, dan telepon dimodulasi terlebih dahulu menjadi sinyal Radio Frekuensi (RF), kemudian sinyal RF tersebut diubah menjadi sinyal optik dan dikirimkan menggunakan media transmisi fiber optik sampai ke fibernode. Pada fibernode, sinyal optik diubah kembali menjadi sinyal RF dan didistribusikan ke rumah-rumah pelanggan menggunakan kabel koaksial. Di rumah pelanggan, sinyal RF kemudian diubah kembali menjadi sinyal informasi semula oleh terminal pelanggan yang sesuai untuk masing-masing layanan.

            Arsitektu Umum HFC

            Sumber : Wikipedia

            Gambar 2.9 Arsitektur Umum HFC

            Terdiri dari :

            1. Head End / HUB

              Adalah bagian dari HFC yang merupakan pusat pengendalian jaringan dan pemrosesan berbagai layanan HFC yang akan didistribusikan ke arah pelanggan.

            2. 2.Trunk Fiber

              Pada bagian ini menggunakan tipe kabel fiber optik yang berfungsi untuk menghubungkan antara Head End / HUB dengan Optical node (Fibernode).

            3. Optical node (Fibernode).

              Terdiri atas optoelektronik dan power inserter, berfungsi untuk mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik, kemudian didistribusikan ke jaringan koaksial atau sebaliknya.

            4. Amplifier.

              Sebagai penguat level sinyal yang turun akibat redamantransmisi pada kabel express yang bertujuan untuk memperluas jangkauan pelayanan fiber node.

            5. Tap

              <p style="line-height: 2">Adalah gabungan dari splitter dan directional couplers, sebagai komponen pasif untuk mencabangkan sinyal dari kabel koaksial ke rumah-rumah pelanggan secara efektif.

              </div>
            6. Customer Premises Equipment

              Adalah bagian dari jaringan HFC mulai dari Customer Interface Unit (CIU) sampai dengan terminal pelanggan (Customer Terminal) baik disambungkan secara langsung maupun melalui Set Top Box

              </ol>

              Downstream dan Upstream

              Sinyal yang dikirim dari CMTS ke Pelanggan disebut sinyal Downstream, sedangkan sinyal yang dikirim dari Pelanggan ke CMTS disebut Upstream (return path).

              1. Downstream.

                Band frekuensi yang digunakan mengirimkan informasi (TV analog, TV digital, Telepon, Data, VoD) dari CMTS ke pelanggan. Rentang frekuensi yang digunakan oleh sinyal downstream adalah 47/51/71/88 - 862 MHz.

              2. Upstream

                Band frekuensi yang digunakan mengirimkan informasi (telepon, data, Network management) dari pelanggan ke CMTS. Normalnya pada rentang 5 - 42 MHz untuk sistem US dan rentang 5 - 65 MHz untuk sistem Eropa.

              UML (Unified Modeling Language)

              Menurut Diah Puspitasari (2016)[9], UML (United Modelling Languange) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desaign serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.

              Menurut Onu dan Umeakuka dalam International Journal of Computer Applications Technology and Research (2016)[10], "UML is a standard modeling language to model thereal world in the field of software engineering”. Yang artinya UML adalah bahasa pemodelan standar untuk memodelkan dunia nyata di bidang rekayasa perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual dalam pemodelan yang memungkinkan pengembang sistem membuat sebuah blueprint yang dapat menggambarkan visi mereka tentang sebuah sistem dalam format standar, mudah dimengerti dan menyediakan mekanisme untuk mudah dikomunikasikan dengan pihak lain. (Maimunah dkk, 2017)[11]

              Menurut Arya Budi Warsito, Muh. Yusup dan Moh Iqbal Awi Makaram dalam jurnal CCIT Vol.8 No. 2 dengan judul perancangan SIS+ Menggunakan metode YII Framework pada Perguruan Tinggi Raharja (2015)[12], "Unified Modeling language (UML), adalah himpunan strutur dan teknik permodelan desain program berorientasi projek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metedologi untuk mengembangkan sistem OOP dan kelompok seperangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut"

              Berdasarkan dari keempat pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa UML adalah sebuah bahasa pemodelan untuk perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem informasi berbasis objek.

              Langkah-Langkah UML (Unified Modeling Language)

              Menurut Sanjaya dkk (2015)[13], langkah-langkah menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai berikut:

              1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
              2. Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constrains, dan catatan catatan lain.
              3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
              4. Definisikan requirement lain (non-fungsional, security, dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
              5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
              6. Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-masing alir.
              7. Buatlah rancang user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
              8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
              9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
              10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
              11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan:
                1. Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case setiap tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unite code yang lengkap dengan tes.
                2. Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
              12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta code nya. Model harus selalu sesuai dengan code yang actual
              13. Piranti lunak harus dirilis.

              PHP (Hypertext Preprocessor)

              PHP adalah bahasa program yang berbentuk skrip yang diletakkan di dalam server web. (Nugroho dalam Sholikhin dan Riasti, 2017)(16.2). Menurut M.A. Ansari dkk (2017)[14], “The PHP is a programming language which allows web developers to create dynamic content which interacts with databases. PHP is basically used for developing web based software applications. PHP can be deployed on most web servers on almost every operating system and platform for free of cost”. (PHP adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan pengembang web membuat konten dinamis yang berinteraksi dengan database PHP pada dasarnya digunakan untuk mengembangkan aplikasi perangkat lunak berbasis web. PHP bisa disebarkan di sebagian besar server web di hampir setiap sistem operasi dan platform bebas biaya). Menurut Priyo, dkk (2016)(18.1), Menjelaskan bahwa, “PHP merupakan salah satu server side yang dirancang khusus untuk aplikasi web. PHP disisipkan diantara bahasa HTML dan karen bahasa server side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga yang dikirimkan ke browser adalah hasil jadi dalam bentuk HTML dan kode PHP tidak akan terlihat”. Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa pemprograman yang digunakan untuk pembuatan aplikasi yang berbasis web yang paling banyak digunakan saat ini.

              Keunggulan PHP

              PHP memiliki beberapa keunggulan, diantaranya : (Firdayanti, 2015)

              1. PHP bersifat gratis (free).
              2. Beberapa server seperti Apache, Microsoft IIS, PWS, AOLserver, phttpd, fhttpd, dan Xitami mampu menjalankan PHP.
              3. Tingkat akses php lebih cepat dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi.
              4. Beberapa database yang sudah ada, baik yang gratis maupun berbayar sangat mendukung akses PHP diantaranya MySQL, PosgreSQL, MSQL, Informix, dan Microsoft server.
              5. PHP mampu berjalan di Linux sebagai flatform sistem operasi utama bagi PHP.

              MySQL

              MySQL merupakan perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (Database Management System) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan kisaran enam juta lebih instalasi di dunia. (Ramadhani, 2016)[15], MySQL merupakan salah satu aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan data dalam sebuah aplikasi. (Solikhin dan Riasti, 2017)(21)[16]. MySQL sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak mungkin berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi pengguna (interface). (Nugroho dalam Wardani, 2016)[17].

              Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa MySQL merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan data yang didukung dengan aplikasi pengguna (interface).

              Keunggulan MySQL

              MySQL memiliki beberapa keunggulan bagi penggunanya sebagai berikut: (Firdayanti, 2015)[18]

              1. MySQL merupakan program yang multi-thread, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multi-CPU.
              2. Didukung dengan program-program umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Phyton, TCL APIs
              3. Bekerja pada berbagai platform.
              4. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.
              5. Memiliki sistem keamanan yang cukup baik dengan verifikasi host.
              6. Mendukung OBDC untuk sistem operasi Microsoft Windows.
              7. Mendukung rekaman yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau bervariasi
              8. MySQL merupakan software yang free yang dapat didownload pada www.mysql.com. Sedangkan software database lainnya seperti ORACLE merupakan software yang harus dibeli.

              Web

              Web merupakan terobosan baru sebagai teknologi informasi yang menghubungkan data dari banyak sumber dan layanan yang beragam macamnya di internet. (Sutopo dkk, 2017)[19], Web adalah lokasi di internet yang menyajikan kumpulan informasi, komunikasi atau transaksi sehubungan dengan profil pemilik situs. (Hastanti dkk, 2015)[20]

              Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa web merupakan salah satu layanan yang didapatkan oleh pemakai computer.

              Jenis-jenis WebL

              Jenis-jenis web berdasarkan sifatnya (style) yaitu sebagai berikut: (Syukron dan Hasan, 2015)

              1. Website dinamis, adalah sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah setiap saat.
              2. Website statis, adalah sebuah website yang kontennya jarang diubah, menggunakan bahasa pemrograman HTML dan belum menggunakan database.

              Web Server

              Web server adalah server yang melayani permintaan klien terhadap halaman web. (Kadir dalam Habibie dkk, 2014)[21], Web server adalah system computer dan software yang menyimpan serta mendistribusikan data ke komputer lain lewat internet yang meminta informasi tersebut (Hastanti, dkk, 2015)[20]

              Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa web server merupakan server internet yang mampu melayani koneksi transfer data dalam protocol HTTP.

              Fungsi Web Serve

              Web server merupakan software yang memberikan layanan data yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. (Hastanti, dkk, 2015)[20]

              >

              XAMPP

              Menurut I Putu Agus Eka Pratama dalam buku Sistem Informasi dan Implementasi(2014)[22], XAMPP adalah aplikasi web server yang bersifat instan (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi linux maupun di sistem operasi Windows

              Menurut Hidayatullah dalam buku Pemrograman Web (2015)[23], “XAMPP merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis dan dapat diakses secara lokal menggunakan server local (localhost)”

              Menurut Sutanto dalam buku yang berjudul Panduan Aplikatif & Solusi (PAS) Sistem Informasi Penjualan Online untuk tugas akhir (2014)[24], “XAMPP merupakan singkatan dari X (empat operasi apapun), Apache, MSQL, PHP, dan Perl. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket lunak dalam satu buah paket

              Dari beberapa pengertian diatas ditarik kesimpulan bahwa XAMPP adalah web server yang bersifat instan (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi linux maupun di sistem operasi Windows serta mudah digunakan untuk melayani tampilan halaman web yang dinamis dan dapat diakses secara lokal.

              Analisa SWOT

              Menurut Pearce dan Robinson dalam Retnasari (2016)[25], Analisis SWOT adalah metode manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

              1. Strength (kekuatan) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu organisasi yang membuat organisasi relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
              2. Weakness (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
              3. Opportunity (peluang) merupakan situasi atau tren yang menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya segmen pasar baru dan membaiknya hubungan antara pembeli dan pemasok adalah contoh faktor yang dapat menjadi peluang bagi organisasi.
              4. Threat (ancaman) merupakan situasi atau tren yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya pesaing baru adalah contoh faktor yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi.

              Menurut Raharjo (2017)[26], bahwa analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam menganalisa faktor internal dan eksternal organisasi baik organisasi profit maupun non profit.

              Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi atau kondisi perusahaan baik internal maupun eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

              Manfaat Analisis SWOT

              Analisa SWOT bermanfaat apabila telah jelas ditentukan, dalam jenis apa perusahaan beroperasi dan lain-lainnya. Dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan dalam waktu 3-5 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari stakeholder. (Astuti, 2017)[27]

              Langkah-Langkah Anlisis SWOT

              Menurut Anwar dan Andi (2017)[28], langkah-langkah dalam melakukan analisis SWOT pada suatu perusahaan sebagai berikut:

              1. Perusahaan harus memulai analisis SWOT dengan mendefinisikan bisnisnya.
              2. Selanjutnya, perusahaan harus mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pada bisnisnya saat itu.
              3. Perusahaan harus menentukan kunci sukses (key success factors) dari bisnis yang dijalankannya. Pengertian key success factors yaitu aktivitas atau daerah di mana perusahaan harus benar-benar ahli agar sukses pada bisnisnya dengan sepenuhnya mengeksploitasi peluang yang tersedia dan melawan ancaman yang membahayakannya.
              4. Perusahaan harus melihat ke dalam (look inward) dan mengevaluasi kemampuannya yang berhubungan dengan keahlian dan keunggulan yang ada pada organisasi yang memberikan kemampuan kepada perusahaan untuk berhasil dengan baik pada aktivitas dan daerah yang diidentifikasikan sebagai key success factors bagi bisnisnya.
              5. Selanjutnya perusahaan secara objektif membandingkan kemampuannya dengan key success factors. Perbandingan ini akan memberikan perusahaan perkiraan yang tepat tentang kekuatan (strengths) dan kelemahannya (weakness).

              Tipe-tipe Strategi SWOT

              Menurut Raharjo (2017)[26], bahwa matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks SWOT terdiri dari empat strategi yaitu:

              1. a)Strategi SO (Strength-Opportunity).

                Strategi ini merupakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluangpeluang yang ada di luar perusahaan.

              2. b)Strategi WO (Weakness-Opportunity).

                Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

              3. Strategi ST (Strength-Threat)

                Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari ancaman atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.

              4. d)Strategi WT (weakness-Threat).

                Strategi ini didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

              Fungsi Analisis SWOT

              Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017)[26]

              Tujuan Analisis SWOT

              Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017)[26]

              Konsep Dasar Prototype

              Prototype merupakan salah satu metode pendekatan dalam proses pengembangan software, yaitu pembuatan prototype atau rancangan dari software yang akan dikembangkan. (Ariza, 2015)[29], Prototype adalah suatu metode pengembangan sistem yang dapat membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.

              (Ramadhina, 2015)[30], Prototype merupakan suatu model kerja yang mewakili kebutuhan pemakai atau suatu desain yang diusulkan. (Nugraha dkk, 2014)

              Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prototype adalah metode pengembangan sistem yang model kerjanya mewakili kebutuhan pemakai yang diusulkan.

              Black Box Testing

              Menurut Pressman dalam Pratiwi (2015)[31], “Pengujian Black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian Black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi masukan yang menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program”.

              Menurut Mustaqbal dkk (2015)[32], “Pengujian Black box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

              Berdasarkan dari kedua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengujian Black box adalah pengetesan perangkat lunak dengan spesifikasi fungsional program.

              Tujuan Metode Black Box Testing

              Tujuan dari metode Black box Testing adalah mendapatkan kesalahan sebanyak - banyaknya. (Pratiwi, 2015)[31], Black box Testing cenderung untuk menemukan hal - hal berikut : (Mustaqbal dkk, 2015)

              1. 1.Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
              2. 2.Kesalahan antar muka (interface errors).
              3. 3.Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.

                Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

              4. 4.Kesalahan performansi (performance errors).
              5. 5.Kesalahan inisialisasi dan terminal

              Konsep Dasar Elisitasi

              Menurut Yousuf dan Asger dalam International Journal Of Computer Applications (2015)[33], “Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”. Yang artinya Persyaratan Elicitation (RE) didefinisikan sebagai proses untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang kebutuhan pemangku kepentingan. Ini adalah proses awal dan utama dari fase rekayasa kebutuhan. Proses elisitasi biasanya melibatkan interaksi dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan kebutuhan nyata mereka. Elisitasi merupakan pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering). (Siahaan dalam Dzulhaq dkk, 2017)(38). Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. (Bachtiar dan Atikah, 2015)[34]

              Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa elisitasi merupakan pengumpulan kebutuhan aktivitas yang diinginkan oleh manajemen yang terkait untuk dieksekusi.

              Tahap-Tahap Elisitasi

              Menurut Bachtiar dan Atikah (2015)[34] (39.2), Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

              1. Tahap I

                Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

              2. Tahap II

                Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

                1. a)“M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting).

                  Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

                2. b)“D” pada MDI itu artinya Desirable.

                  Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna

                3. c)“I” pada MDI itu artinya Inessential.

                  Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

              3. Tahap III

                Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

                1. a)“T” artinya Technical.

                  Maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

                2. “O” artinya Operational

                  Maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

                3. “E” artinya Economy

                  Maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

                Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

                1. a)High (H): yaitu sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
                2. b)Middle (M): yaitu mampu untuk dikerjakan.
                3. c)Low (L): yaitu mudah untuk dikerjakan.

              Final Draft Elisitasi

              Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

              Literature Review

              Menurut Nur Azizah dkk (2016[35],dalam jurnal SENSI yang berjudul Rancang Sistem Informasi Penjualan Pompa dan Vakum Blower pada PT. Mandala Teknik Jakarta Vol. 2 “Literature adalah kesusterataan atau kepustakaan, sedangkan review adalah suatu tindakan meninjau, memeriksa kembali suatu hal yang telah dikerjakan sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan literature review adalah uraian tentang teori temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti”.


              Menurut Hasibuan dalam Jurnal CCIT Vol. 8 No. 3 (2015)[36], “literature review berisi mengenai uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian”. Menurut Warsito (2015)[12], “literature review adalah untuk menunjang metode survey dan observasi yang telah dilakukan”.



              Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa studi literatur adalah metode pengumpulan data dengan mencari referensi-referensi yang menjelaskan landasan teori.

              Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai rancang bangun sistem aktivasi jaringan baru. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistem aktivasi jaringan baru ini perlu dilakukan studi pustaka (Literatur review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature review) ini antara lain:

              1. a.)Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
              2. b.)Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
              3. c.)Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
              4. d.)Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
              5. e.)Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

              Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, antara lain:

              1. Penelitian ini dilakukan oleh Abas Sunarya, Sugeng Santoso, Windy Sentanu (2015)[37], Penelitian yang sudah dilakukan oleh Abas Sunarya, Sugeng Santoso, Windy Sentanu (2015) yang berjudul Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Jaringan Lan. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan jaringan LAN dapat melakukan diagnosis gangguangangguan awal pada jaringan LAN. Penggunaan metode forward chaining yang digunakan pada sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan jaringan LAN ini. Hal ini didasarkan bahwa pengguna aplikasi ini tidak mengetahui gangguan yang dialami. Penggunaan metode forward chaining dimulai dengan menanyakan gejala-gejala yang terjadi untuk mendapatkan suatu solusi.

              2. Penelitian ini dilakukan oleh Abas Sunarya, Sugeng Santoso, Windy Sentanu (2015)[37], Penelitian yang sudah dilakukan oleh Dewi Immaniar Desrianti, Lusyani Sunarya, Dwi Fitri Parmania (2015) yang berjudul PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA RHJFOX SEBAGAI FORUM DISKUSI. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dilakukan Perguruan Tinggi Raharja dengan membangun Rhjfox sebagai forum diskusi terbilang cukup bagus, dengan design yang mencirikan Perguruan Tinggi Raharja. Forum ini bisa menjadi wadah yang dapat menampung member dalam mencari informasi, baik tentang Perguruan Tinggi Raharja itu sendiri maupun mengenai hal yang belum diketahui..

              3. Penelitian ini dilakukan oleh Nur Azizah, Euis Sitinur Aisyah dan Recky Taemima (2019)[38], Penelitian ini dilakukan oleh Nur Azizah, Euis Sitinur Aisyah dan Recky Taemima (2019) yang berjudul PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN DATA-DATA PRODUKSI PADA PT. KURALON INDAH SEJAHTERA. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Sistem informasi pengarsipan data-data produksi pada PT. Kuralon Indah Sejahtera yang berjalan saat ini adalah sistem manual yang dimana sistem ini masih menggunakan tulis menulis diketas dan pengiriman data dari tangan ke tangan. Sistem data-data produksi yang berjalan pada PT. Kuralon Indah Sejahtera Tangerang sudah tertatarapi dalam pengarsipan tapi menghabiskan banyak ruang dan waktu untuk penyimpanan dan pencarian arsip.Merancang sistem berbasis web untuk mengarsipkan data produksi agar mudah dalam pencarian datanya.

              4. Penelitian ini dilakukan oleh Nova Oktaviani (2015)[39], Penelitian yang sudah dilakukan oleh Nova Oktaviani (2015) yang berjudul Analisis Kinerja Link Power Budget Pada Jaringan HFC Di PT. First Media. Penelitian ini menyimpulkan hasil pengukuran jaringan serat optik pada area DLK 090 diperoleh jarak link serat optik 19,6907 km dengan jumlah sambungan sebanyak 9 sambungan dan besar redaman total sebesar 8,159 dB. Sedangkan pada area DLK092 diperoleh jarak link serat optik 19,9792 km, jumlah sambungan sebanyak 10 sambungan dan besar redaman total sebesar 8,997 dB. Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis kinerja link power budget yang didapatkan pada daya receiver (Prx) Node DLK 090 dan DLK 092 masih dapat diterima dengan baik sesuai level daya terima perangkat Node yaitu -1,55 hingga 1,46.

              5. Penelitian ini di lakukan oleh Fadlur Rahman Mulia (2015)[40], Penelitian ini di lakukan oleh Fadlur Rahman Mulia (2015) yang berjudul ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON STUDI KASUS CENTRAL OFFICE TURANGGA. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Berdasarkan perhitungan kelayakan sistem untuk link Power Budget didapatkan redaman total di Central Officce Turangga pada jarak terjauh 4.419 Km sebesar 23.361 dB untuk downlink. Hal ini masih dinyatakan layak karena berada dalam toleransi yang ditetapkan ITU-T G.984 sebesar 28 dB. Berdasarkan perhitungan kelayakan sistem untuk rise time budget didapatkan hasil rise time sistem di Central Officce Turangga pada jarak 4.419 Km sebesar 0.2505 ns, dimana kedua nilai tersebut masih berada dibawah nilai maksimum risetime dari bit rate sinyal NRZ yaitu sebsar 0.2917 ns maka dapat disimpulkan bahwa kedua sistem tersebut memenuhi kelayakan rise time budget dengan pengkodean NRZ.

              6. Penelitian ini di lakukan oleh Inu Manggolo, Marza Ihsan Marzuki, Mudrik Alaydrus (2015)[41], Penelitian ini di lakukan oleh Inu Manggolo, Marza Ihsan Marzuki, Mudrik Alaydrus (2015) yang berjudul Optimalisasi Perencanaan Jaringan Akses Serat Optik Fiber To The Home Menggunakan Algoritma Genetika. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Untuk memperoleh sebuah perencanaan jalur akses infrastruktur FTTH yang lebih efisien, teratur dan handal., dapat diperoleh dengan menggunakan pemodelan masalah pedagang keliling (TSP), kemudian menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menggunakan algoritma genetika. Dari hasil penelitian, perencanaan jalur akses FTTH dengan menggunakan algoritma genetika dapat menghasilkan sebuah jalur optimal yang terlihat dari nilai fitness yang semakin kecil dari generasi pertama sampai dengan generasi ke-40. Sedangkan pada percobaan generasi ke-60 sudah didapatkan sebuah solusi dari permasalahan tersebut dimana nilai fitness pada generasi tersebut tidak berubah sampai dengan generasi ke-300. Tournament Selection dalam penelitian ini menghasilkan perangkat lunak yang mampu menghasilkan solusi optimal dengan cepat dan sederhana.

              7. Penelitian ini di lakukan oleh Naemah Mubarakah (2015)[42], Penelitian ini di lakukan oleh Naemah Mubarakah (2015) yang berjudul PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON). Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Dalam merancang jaringan FTTH berbasis teknologi GPON, spesifikasi perangkat yang dipakai dan penempatannya sangat mempengaruhi kualitas jaringan yang akan dibangun. Parameter link power budget untuk uplink dan downlink memiliki nilai yang layak karena memiliki hasil total redaman dibawah 28 dB yaitu 24,1755 dB untuk uplink dan 23,8094 dB untuk downlink. Serta nilai margin lebih besar dari 0 dB yaitu 2,3645 dB untuk uplink dan 2,7306 untuk downlink. Parameter rise time budget untuk uplink dan downlink memiliki nilai yang layak karena masing – masing memiliki hasil rise time sistem dibawah nilai batasan berdasarkan bitrate yaitu 0,250 ns untuk uplink dengan nilai batasan 0,563 ns dan untuk downlink memiliki nilai rise time sistem 0,26024 ns dengan nilai batasan waktu 0,2814 ns.

              8. Penelitian ini di lakukan oleh Dheni Kuncoro Adri Saputro (2016)[43], Penelitian ini dilakukan oleh Dheni Kuncoro Adri Saputro (2016) yang berjudul Analisis Perencanaan Jaringan LTE di Pita Frekuensi 3500 MHz dengan Mode TDD dan FDD. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Hasil pemodelan yang dilakukan di pulau Batam dapat mewakili kebayakan area di Indonesia dikarenakan persebaran kondisi geografis wilayah yang kompleks. Untuk nilai pengukuran UL Throughput untuk keseluruhan lebar Bandwidth Channel mode FDD maupun TDD terlihat hampir sama, dikarenakan pada sisi Uplink untuk standar LTE tidak disertakan system MIMO, sehingga besaran UL throughput tidak banyak mengalami perbedaan yang terlalu signifikan.

              9. Penelitian yang dilakukan oleh RAMADONNA, TRY FEBY. (2017)[44], Penelitian ini di lakukan oleh RAMADONNA, TRY FEBY. (2017) yang berjudul “ANALISIS DAN PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMALISASI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (STUDI KASUS: PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA). Setelah dilakukan penelitian tersebut dapat disimpulakan pada perhitungan link budget, didapatkan pada jarak terjauh yaitu untuk perhitungan redaman yaitu 17.86 dB dan daya sensitivitas detektor, Pr downlink -18,8641 dBm, dan uplink -19,3471 dBm dengan hasil yang didapatkan maka jaringan FTTH pada kawasan perumahan ini memenuhi standar dan layak di operasionalkan.

              10. Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus, Ferdyan Andhika Pradana, Eka Indarto (2016)[45], Penelitian ini di lakukan oleh Firdaus, Ferdyan Andhika Pradana, Eka Indarto (2016) yang berjudul PERFORMANSI JARINGAN FIBER OPTIK DARI SENTRAL OFFICE HINGGA KE PELANGGAN DI YOGYAKARTA. Hasil pengukuran link jaringan keseluruhan yang diperoleh nilai redamannya kurang dari 28 dB, yang mengindikasikan seluruh jaringan fiber optic di wilayah Yogyakarta telah dibangun memiliki kinerja sesuai standar yang diinginkan PT. Telkom Indonesia. Pengukuran untuk jarak STO ke ODC, ODC ke ODP, dan ODP ke pelanggan secara keseluruhan sudah memenuhi range standar PT. Telkom Indonesia yaitu untuk STO ke ODC maksimal jarak adalah 20 Km menggunakan kabel feeder. Selanjutnya untuk jarak ODC ke ODP adalah 0,5 Km hingga 4 Km menggunakan kabel distribusi. Dan untuk jarak ODP ke pelanggan adalah 50 meter hingga 500 meter menggunakan kabel drop.Hasil studi pustaka (literature review) ini mendemonstrasikan landasan (platform) yang kokoh serta alasan yang kuat untuk mengembangkan Analisa Sistem Informasi Aktivasi jaringan Baru disisi HUB menjadi lebih baik lagi dengan pertimbangan yang sudah matang. Kesenjangan (gaps) telah teridentifikasi dengan baik sehingga tidak terjadi pembuatan ulang (reinventing the wheel). Peninjauan telah dilakukan dengan matang, sehingga dipastikan akan menghasilkan project yang maksimal, serta proses report aktivasi lebih cepat dan mudah diakses oleh tim yang mengerjakan aktifitas aktivasi.



              BAB III

              ANALISA SISTEM BERJALAN

              Gambaran Umum Perusahaan

              Sejarah Singkat Perusahaan

              Latar Belakang

              Perseroan didirikan dengan nama PT Seruling Indah Permai pada tahun 1996 dan kemudian berubah nama menjadi PT Link Net pada tahun 2000. Perseroan pada awalnya memiliki kegiatan usaha di bidang perdagangan barang dan jasa. Pada tahun 2000, kegiatan usaha Perseroan berubah menjadi di bidang teknologi informasi dan jasa penyelenggaraan internet serta jasa pada umumnya.

              Pada tahun 2011 terdapat penambahan kegiatan usaha, sehingga kegiatan usaha Perseroan sampai dengan saat ini adalah bergerak dalam bidang penyelenggaraan jaringan tetap berbasis kabel, jasa TV berlangganan bekerjasama dengan PT First Media Television (FMTV), internet serta jasa konsultasi manajemen bisnis. Perseroan merupakan perusahaan yang tergabung dibawah PT First Media Tbk atau First Media Group. Perseroan menjalankan bisnis internet dan multimedia sebagai bentuk pengejawantahan dari visi dan misi First Media Group untuk menjadi perusahaan megamedia di Indonesia.

              Kemudian di pertengahan tahun 2014, Perseroan mengambil langkah pasti dengan menjadi PT Link Net Tbk yang tercatat sebagai perusahaan publik. Pencatatan perdana saham yang dilakukan Perseroan di Bursa Efek Indonesia, untuk pertama kalinya dilakukan di tanggal 2 Juni 2014.

              Saat ini Perseroan menjadi penyedia jasa televisi berlangganan dan jasa layanan internet broadband berkecepatan tinggi di Indonesia yang mengoperasionalkan sistem kabel Hybrid Fiber Coaxial (“HFC”) dengan teknologi tinggi dan mampu mengoperasikan 860 MHz two-way broadband services. Per 30 Juni 2014, Perseroan telah memiliki jaringan lebih dari 1.312.970 home-passed terbentang di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Bali.

              Bidang Usaha

              Visi dan misi Perseroan adalah menjadi penyedia jasa televisi berlangganan dan jasa layanan internet broadband berkecepatan tinggi di Indonesia dengan layanan dan solusi inovatif. Untuk mewujudkan visi dan misi ini, Perseroan mengoperasikan sistem kabel dua arah Hybrid Fiber Optic Coaxial Cable (”HFC”) dimana sistem tersebut merupakan teknologi yang menggunakan kabel serat optik dan kabel coaxial yang dapat digunakan sebagai media untuk menyalurkan program-program TV dan sebagai media bagi bandwidth yang besar yang dapat digunakan tidak hanya layanan internet tapi juga pengiriman data digital lainnya, seperti High Definition TV, 3D High Definition TV, Video on Demand, Home Banking, Home Shopping dan Interactive Games.

              Untuk sasaran pasar, Perseroan membagi dua sasaran pasar, yaitu pasar konsumen dan pasar bisnis. Untuk pasar konsumen (consumer market), Perseroan menawarkan produk Internet berlabel FastNet, dan produk TV kabel berlangganan berlabel HomeCable. Sedangkan untuk pasar bisnis (business market) Perseroan menawarkan layanan data komunikasi berlabel DataComm, serta produk solusi korporasi lain seperti Media Sales, dan Corporate TV untuk Hotel.

              Terus berkembang dan berinovasi, Perseroan terus mengerahkan kemampuan terbaik di bidang usahanya untuk menjadi yang pertama dan terdepan dalam layanan broadband dan media.

              Informasi Perusahaan

              PT LINK NET TBK

              Berita Satu Plaza Lantai 4

              Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36

              Jakarta 12950 – Indonesia

              PENDIRIAN DAN BIDANG USAHA

              Perseroan didirikan pada tahun 1996 dengan bidang usaha penyelenggaraan jaringan tetap berbasis kabel, jasa multimedia, internet serta jasa konsultasi manajemen bisnis.

              PENYERTAAN SAHAM

              Perseroan memiliki 1 (satu) anak perusahaan yaitu PT First Media Television serta 1 (satu) entitas asosiasi yaitu PT Indonesia Media Televisi.

              AKUNTAN PUBLIK

              Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan RSM Indonesia

              Plaza ASIA Lantai 10

              Jl. Jend. Sudirman Kav.59,

              Jakarta 12190, Indonesia

              Telepon (62-21) 5140 1340

              Faksimili (62-21) 5140 1350

              BIRO ADMINISTRASI EFEK

              PT Sharestar Indonesia

              BeritaSatu Plaza Lantai 7

              Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.35-36,

              Jakarta 12950, Indonesia

              Telepon (62-21) 527 7966

              Faksimili (62-21) 527 7967

              KODE EMITEN DI BURSA EFEK INDONESIA

              LINK

              KEPEMILIKAN SAHAM

              PT First Media Tbk memiliki 33,82% saham, Asia Link Dewa Pte. Ltd. memiliki 33,45% saham dan sebesar 32,73% saham dimiliki oleh masyarakat dalam Link Net

              Struktur Organisasi Perusahaan

              Dewan Komisaris dan Direksi

              1. Presiden Komisaris : Ali Chendra
              2. Komisaris : Edward Daniel Horowitz
              3. Komisaris : Lorne Rupert Somerville
              4. Komisaris Independen : Bintan Regen Saragih
              5. Komisaris Independen : Jonathan Limbong Parapak
              6. Presiden Direktur : Irwan Djaja
              7. Direktur : Henry Riady
              8. Direktur : Henry Jani Liando
              9. Direktur : Timotius Max Sulaiman
              10. Direktur : Edward Sanusi
              11. Direktur : Sigit Prasetya
              12. Direktur : Andy Nugroho Purwohardono
              13. Direktur Independen : Surya Tatang

              Struktur Network Operation Departement

              Gambar 3.1 Struktur Organisasi Network Operation Departement

              Struktur Regional

              Gambar 3.2 Struktur Regional

              Struktur Centralize Operation

              Gambar 3.3 Struktur Centralize Operation

              Tugas dan Tanggung Jawab

              Network Operation Head

              1. Mengelola segala kegiatan yang berkaitan di Network Operation
              2. Menentukan target waktu menyelesaikan problem.
              3. Mengatur budget yang dibutuhkan di tahun berikutnya.
              4. Membuat inovasi dan perubahan yang harus dilakukan untuk improvement di Network Operation.

              Centralize Operation Head

              1. Memastikan semua services function di bawah centralize operation menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
              2. Mengelola hasil seluruh kegiatan perbaikan bila terjadi gangguan dan kualitas link dijaringan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta melakukan analisa untuk diusulkan dilakukan tindakan pencegahan dan improvisasi dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kejadian berulang serta menjaga stabilitas jaringan kedepannya, berdasarkan Area yang di tetapkan.
              3. Menganalisa pekerjaan tim baik internal ataupun external.
              4. Mengontrol dan memonitoring, pekerjaan yang di eskalasikan ke departement terkait.

              Regional Head

              1. Memastikan semua services function di bawah centralize operation menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
              2. Mengelola hasil seluruh kegiatan perbaikan bila terjadi gangguan dan kualitas link dijaringan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta melakukan analisa untuk diusulkan dilakukan tindakan pencegahan dan improvisasi dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kejadian berulang serta menjaga stabilitas jaringan kedepannya, berdasarkan region yang di tetapkan.
              3. Menganalisa pekerjaan tim baik internal ataupun external.
              4. Mengontrol dan memonitoring, pekerjaan yang di eskalasikan ke departement terkait.

              Hub Operation

              1. Memastikan semua services function di bawah centralize operation menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
              2. Mengelola hasil seluruh kegiatan perbaikan bila terjadi gangguan dan kualitas link dijaringan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta melakukan analisa untuk diusulkan dilakukan tindakan pencegahan dan improvisasi dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kejadian berulang serta menjaga stabilitas jaringan kedepannya, berdasarkan Hub yang di tetapkan.
              3. Menganalisa pekerjaan tim baik internal ataupun external.
              4. Mengontrol dan memonitoring, pekerjaan yang di eskalasikan ke Hub terkait.

              HUB Centralize and Dispatcher

              1. Membuat jadwal kerja bulanan tim dispatch, dengan jadwal yang sudah di sepakati serta menginformasikan ke pihak terkait untuk di input di system
              2. Melakukan pengecekan ticketing periodicly (daily) dan analisa berdasarkan kriteria tiket untuk memastikan skala prioritas pada saat assignment, melakukan assignment berdasarkan kriteria di atas serta memastikan tiket ter eskalasi ke tim lapangan.
              3. Apabila terjadi penumpukan tiket, di kordinasikan ke Hub operation di region yang sama atau kordinasi dengan region lain untuk bantuan tiket.
              4. Memonitoring tim lapangan dalam pengerjaan tiket, dan serta menganalisa hasil pekerjaan, dan menambah assign tiket apabila sudah selesai pekerjaan.
              5. Menerima laporan dari tim lapangan, serta menginformasikan ke departement terkait, apabila tiket perlu penanganan lebih lanjut.
              6. Closing tiket

              FO Back Bone Services

              1. Memonitor dan mengontrol tim dalam penanganan tiket Backbone services sesuai dengan standarisasi.
              2. Melakukan analisa hasil pekerjaan tim lapangan, dan memberikan feedback untuk improvement.

              FO Back Bone Services

              1. Memonitor dan mengontrol tim dalam penanganan tiket Enterprises (BDF non HUB) sesuai dengan standarisasi.
              2. Melakukan analisa hasil pekerjaan tim lapangan, dan memberikan feedback untuk improvement.

              Point to point (Dark Fiber) Services)

              1. Memonitor dan mengontrol tim dalam penanganan tiket point to point (custemer to custemer) sesuai dengan standarisasi.
              2. b)Melakukan analisa hasil pekerjaan tim lapangan, dan memberikan feedback untuk improvement.

              Tata Laksana Sistem yang Berjalan

              Prosedur Sistem Yang Berjalan

              Untuk menganalisa sistem yang berjalan, peneliti melakukan wawancara dan observasi untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

              1. Prosedur Penerimaan Permintaan Aktivasi Jaringan.

                Bagian NRO selaku bagian yang melakukan pekerjaan aktivasi akan mengirimkan notifikasi melalui email yang berisi node identification (node id), alamat node yang akan diaktivasi, beserta data port odf. Setelah mengirmkan notifikasi, teknisi NRO bagian fiber optik akan melakukan pengukuran kabel fiber optik dengan alat yang disebut

                Optical Time Domain Reflecto Meter (OTDR) di sisi HUB.

                Gambar 3.4 Hasil Ukur OTDR

                Selesai teknisi NRO bagian fiber optik melakukan mereka akan melakukan pendataan tentang jarak ukur, cumul loss, data port node id yang akan diaktivasi.

              2. Prosedur Aktifasi

                Kepala HUB menyiapkan konfigurasi dari transmitter dan receiver yang terdiri dari combiner, transmitter module, receiver modul, attenuator, patchcord. Setelah selesai menyiapkan konfigurasi, Kepala HUB akan memberikan pemberitahuan melalui telepon ke teknisi NRO bagian coaxial bahwa di sisi HUB sudah siap. Teknisi NRO bagian coaxial segera menuju lokasi node id tersebut untuk melakukan rebalancing signal. Setelah selesai melakukan proses rebalancing, teknisi NRO bagian coaxial akan melakukan pembuatan laporan yang berisi data hasil ukur signal yang nantinya akan diinformasikan ke Kepala HUB.

              3. Prosedur Pembuatan Laporan

                Kepala HUB akan membuat sebuah laporan dalam bentuk file yang berisi data dengan format .xls. File ini nantinya akan dikirimkan melalui email dengan tembusan kepada Regional Head kemudian file ini akan disimpan di server untuk dijadikan acuan troubleshooting kedepannya. Jika Regional Head menyetujui hasil yang tercatat dalam file maka laporan akan disimpan di server namun jika tidak maka Kepala HUB harus melakukan revisi sesuai arahan Regional Head.

              Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

              1. Use Case Diagram

                Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem.

                Gambar 3.5 Use case Diagram Yang Sedang Berjalan pada PT Linknet, Tbk.

                Keterangan gambar 3.5:

                1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan aktivasi jaringan NRO.
                2. 4 actor yang melakukan kegiatan diantaranya: Teknisi FO NRO, Teknisi Coaxial NRO, Kepala HUB, Regional Head.
                3. 8 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
                4. 2 Extend

                Teknisi fiber optik (FO) NRO akan mengirimkan sebuah notifikasi melalui email ke Kepala HUB bahwa akan diadakan kegiatan aktivasi jaringan. Notifikasi ini memuat data node id, data port odf, perkiraan jarak aktual dari HUB sampai node. Proses selanjutnya yakni tim FO NRO melakukan pengukuran dengan alat yang disebut OTDR (Optical Time Domain Reflecto Meter) di sisi HUB. Seusai melakukan pengukuran tim FO NRO akan melakukan pendataan hasil pengukuran berupa jarak aktual, cumul losses, jumlah titik sambung beserta port odf. Data ini kemudian akan diberikan ke Kepala HUB untuk diterima atau tidak proses aktivasinya. Jika diterima maka proses aktivasi akan dilanjutkan. Namun jika tidak maka teknisi FO NRO harus melakukan perbaikan di sisi kabel fiber optiknya. Hal ini didasarkan pada standar yang sudah ditetapkan perusahaan tentang jaringan NRO yang baru dibangun.

                Kepala HUB akan membuat konfigurasi transmitter, reciever, combiner, attenuator, dan penempatannya pada CMTS (Cable Modem Transmit System). Selesai melakukan konfigurasi dilanjutkan pekerjaan oleh tim coaxial NRO. Tim coaxial NRO akan melakukan perjalanan menuju kawasan node id yang sudah diterima hasil pengukuran kabel fiber optiknya. Disana mereka akan melakukan rebalancing signal pada node. Pada saat ini tim coaxial NRO akan berkomunikasi dengan Kepala HUB serta melaporkan secara lisan terlebih dahulu.

                KJika sudah selesai mereka akan membuat sebuah laporan tertulis yang akan dikirimkan melalui email. Hasil laporan ini nantinya akan dibuat duplikasi oleh Kepala HUB karena akan ditambahkan pula data pengukuran dari sisi HUB. Laporan ini kemudian akan dikirimkan kepada Regional Head sebagai bentuk pertanggungjawaban pekerjaan aktivasi jaringan NRO. Jika diterima oleh Regional Head maka file yang berisi data aktivasi akan disimpan di server. Sedangkan jika tidak diterima maka Kepala Harus melakukan revisi file tersebut yang kemudian akan disimpan juga di server.

              2. Activity Diagram

                Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berakhir, activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi ada beberapa eksekusi.

                1. Penerimaan Aktivasi Jaringan NRO

                  Gambar 3.6 Activity Diagram Permintaan Aktivasi Jaringan NROBerdasarkan gambar 3.6 Activity Diagram Sistem Pembelian barang impor yang berjalan saat ini terdapat:

                  1. 2 vertival swimlane.
                  2. 1 initial node yang mengawali objek.
                  3. 5 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan penerimaan aktivasi jaringan NRO.
                  4. 1 activity final node menjelaskan bahwa alur berakhir.
                  5. 1 decision node
                  6. 1 final node
                2. Aktivasi Jaringan NRO

                  Gambar 3.7 Activity Diagram Aktivasi Jaringan NRO

                  Berdasarkan gambar 3.7 Activity Diagram aktivasi jaringan NRO yang berjalan saat ini terdapat:

                  1. 3 vertical swimlane.
                  2. 1 initial node sebagai yang mengawali objek.
                  3. 7 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan aktivasi jaringan NRO.
                  4. 1 activity final node menjelaskan bahwa alur berakhir.
                  5. 1 decision node
                  6. 1 final node
              3. Sequence Diagram

                Sequence diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berkahir. Sequence diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

                Gambar 3.8 Sequence Diagram Aktivasi Jaringan NRO
                Keterangan gambar 3.8:
                1. 5 lifetime yaitu Notifikasi Aktivasi, Pendataan Hasil Ukur, Konfigurasi, Laporan Hasil Aktivasi, Aktivasi
                2. 4 actor yang melakukan kegiatan yaitu Teknisi Fiber Optik NRO, Teknisi Coaxial NRO, Kepala HUB, Regional Head
                3. 17 massage diantaranya kirim email notifikasi, menerima email notifikasi, melakukan pengukuran kabel fiber optik, menerima hasil ukuran fiber optik, cek hasil ukuran fiber optik, tidak ACC ukuran, ACC hasil ukuran, prepare konfigurasi di HUB, memberikan informasi sudah dilakukan konfigurasi, rebalancing signal di sisi node, membuat laporan aktivasi, menerima hasil laporan aktivasi, membuat laporan ulang dengan penambahan hasil ukur di HUB, menerima laporan hasil aktivasi, cek laporan, tidak ACC, ACC laporan aktivasi.

                Analisa Sistem Yang Berjalan

                Pada sub bab ini akan menjelaskan sistem yang berjalan saat ini pada PT. Linknet Tbk, untuk proses aktivasi jaringan baru pada sisi HUB.

                Analisa SWOT

                Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor sistematis untuk merumuskan strategi perusahaaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planer) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
                Tabel 3.1. Tabel Analisa SWOT

                Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

                Pada sub bab ini dijelaskan oleh penulis mengenai analisa masukan, analisa proses, analisa keluaran pada PT. Linknet Tbk tentang proses aktivasi yang berjalan pada saat ini.

                Analisa Masukan

                1. Nama Masukan : Email Notifikasi Aktivasi Jaringan.
                2. Fungsi : Sebagai data awal dan pemberitahuan akan adanya pekerjaan aktivasi
                3. Sumber : Teknisi Fiber Optik NRO
                4. Tujuan : Kepala HUB
                5. Frekuensi : Setiap selesai project penarikan kabel fiber optik ke kawasan perumahan
                6. Format : Lampiran pdf
                7. Keterangan : -
                8. Nama Masukan : Pendataan hasil ukur kabel fiber optik
                9. Fungsi : Sebagai data penting keadaan dan jarak aktual node ke HUB
                10. Sumber : Teknisi Fiber Optik NRO
                11. Tujuan : Kepala HUB
                12. Frekuensi : Setiap dimulainya pekerjaan aktivasi
                13. Format : Lampiran pdf
                14. Keterangan : -
                15. Nama Masukan : Pendataan hasil pengecekan perangkat di area
                16. Fungsi : Sebagai data penting status signal di area
                17. Sumber : Teknisi Coaxial NRO
                18. Tujuan : Kepala HUB
                19. Frekuensi : Setiap dimulainya pekerjaan aktivasi
                20. Format : Lampiran file pdf
                21. Keterangan : -

                Analisa Proses

                1. Nama Modul : Aktivasi
                2. Masukan : Data hasil ukuran kabel fiber optik yang berisi jarak aktual node ke HUB, cumul losses, data port odf
                3. Keluaran : Laporan hasil aktivasi
                4. Ringkasan Proses : Proses ini menghasilkan data penting yang harus disimpan di server dan rekapannya disimpan di HUB. Tujuannya adalah untuk mempermudah proses troubleshooting oleh tim pemeliharaan jaringan. Dengan adanya laporan aktivasi akan membuat mudah Kepala HUB dalam membandingkan hasil pemeliharaan dan juga hasil aktivasi node pertama kali.

                Analisa Keluaran

                1. Nama Keluaran : Laporan Hasil Aktivasi Jaringan
                2. Fungsi : Mencetak data aktivasi node pertama kalinya
                3. Media : Kertas dan file format .xls
                4. Rangkap : 2
                5. Distribusi : Rangkap 1 untuk Kepala HUB Rangkap 2 untuk Regional Head

                Konfigurasi Sistem Berjalan

                Pesifikasi Hardware

                1. Processor : Intel Core i7
                2. Monitor : LCD
                3. Mouse : Logitech USB
                4. Keyboard : Logitech USB
                5. RAM : 8 GB
                6. Hardisk : 500 GB
                7. Printer : Canon 32451

                Pesifikasi Software

                1. Windows 7
                2. Microsoft excel 2013
                3. Micosoft Outlook
                4. OTDR Viewer

                Hak Akses (Brainware)

                1. Tekhnisi FO NRO
                2. Tekhnisi Coaxial NRO
                3. Kepala HUB.
                4. Regional Head

                Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

                Permasalahan Yang Dihadapi

                Berdasarkan penelitian yang dilakukan , sistem aktivasi jaringan NRO pada PT. Linknet, Tbk memerlukan sebuah sistem informasi yang terintegrasi karena banyak pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini untuk mempermudah dan menyederhanakan proses kerja. Oleh karena itu berdasarkan analisa dari segi kekurangan dan kebutuhan sistem saat ini, kebutuhan terhadap sistem hendaknya:
                1. Sistem yang berjalan saat ini belum berjalan dengan sempurna dan penginputan data masih dilakukan secara manual.
                2. Pengolahan data menjadi informasi masih dilakukan secara manual.
                3. Berdasarkan 2 poin diatas maka untuk informasi hasil aktifasi NRO hanya dapat diakses dikantor. Hal ini dapat menghambat proses perbaikan dikemudian hari.

                Alternatif Pemecahan Masalah

                Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan ditemukan adanya 3 poin permasalah yang dihadapi, maka perlu alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
                1. Diperlukan pembuatan satu sistem yang terhubung antara actor satu dan actor lainnya.
                2. Pengolahan data harus dilakukan secara sistem agar memudahkan untuk dijadikan data tersebut menjadi sebuah informasi.
                3. Untuk memudahkan perbaikan dikemudian hari, diperlukan informasi yang dapat diakses dari public. Contoh: web dashboard informasi NRO.

                User Requirement

                Elisitasi Tahap I

                Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara dan analisa. Berikut lampiran Elisitasi Tahap 1 yang telah dibuat:
                Tabel 3.2 Tabel Elisitasi Tahap I
                Elisitasi Tahap I yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada terhadap admin departeman mould maintenance center serta pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dibuat.

                Elisitasi Tahap II

                Merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI.
                1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
                2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
                3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem. Berikut lampiran Elisitasi Tahap II yang telah dibuat:
                Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II
                Keterangan :
                1. M = Mandatory (Yang Diperlukan)
                2. D = Desirable (Yang Diinginkan)
                3. I = Inessential (Yang Tidak Mutlak Diinginkan)

                Elisitasi Tahap III

                Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
                1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan.
                2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
                3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?
                  Metode TOE tersebut dibagi menjadi beberapa option, yaitu:
                  1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.
                  2. Middle (M): Mampu dikerjakan.
                  3. Low (L): Mudah dikerjakan.
                    Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III


                    Final Draft Elisitasi

                    Merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem pada PT. Linknet Tbk. Berdasarkan Elisitasi Tahap III maka dapat dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis untuk membuat suatu system aplikasi monitoring, Berikut Lampiran Final Draft Elisitasi yang telah dibuat:
                    Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut :
                    Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi




                    BAB IV


                    BAB V

                    PENUTUP

                    Kesimpulan

                    Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka pada penelitian ini penulis dapat menyimpulkan beberapa hal:
                    1. Pada sistem aktifasi penambahan jaringan baru (NRO) yang sedang berjalan saat ini sudah memiliki laporan tetapi masih mempunyai kekurangan atau kendala yang belum mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan secara cepat karena masih menggunakan cara manual sehingga belum mampu menghasilkan laporan yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat.
                    2. Untuk mengatasi kendala – kendala yang terjadi yang pertama harus memprioritaskan cumul losses dan losses tiap sambungan kabel fiber optik guna mendapatkan hasil optimal pada signal perangkat baik di HUB ataupun di node pada saat pengukuran dengan OTDR, melakukan konfigurasi di sisi HUB dengan teliti, tepat, dan sesuai standar operasi.
                    3. Untuk mempermudah proses aktivasi yang berjalan pada PT. Linknet Tbk, dilakukan pembuatan sistem aktivasi yang terkomputerisasi yang berbasis web, menggunakan bahasa pemprograman PHP dan database mySql untuk menghasilkan sistem yang diinginkan sehingga dapat input data sesuai kebutuhan masing-masing tim dan dapat menghasilkan output sesuai laporan yang dibutuhkan oleh atasan dan tim.

                    Saran

                    Dengan melihat kesimpulan yang ada, maka penulis ingin memberikan saran yang sesuai dengan apa yang penulis dapatkan selama menyelesaikan laporan Skripsi ini. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:
                    1. Perlu ditambahkan fitur backup data aktivasi secara otomatis agar mengurangi kerusakan dan kehilangan data.
                    2. Sistem yang diusulkan dapat diimplementasikan dengan baik maka diperlukan perawatan secara bertahap agar dapat digunakan dengan maksimal.
                    3. Aplikasi yang akan dibuat harus terintegrasi dengan database sehingga dapat diupdate jika ada perubahan informasi data aktivasi karena kedepannya akan sangat dibutuhkan dalam pemeliharaan jaringan.

                    Daftar Pustaka

                    1. 1,0 1,1 1,2 1.Hutahaean, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
                    2. Swastika, I. P. A., & Putra, I. G. L. A. R.(2016). Audit Sistem Informasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi: Implementasi dan Studi Kasus. Yogyakarta: Andi
                    3. H. A. Rusdiana (2014). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
                    4. 4,0 4,1 Tyoso. (2016). Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Deepublish
                    5. 44.Astriyani, Erna, Andri Lukmana, Agung Irawan. (2016). “Media Video Company Profile Sebagai Sarana Informasi Dan Promosi Di PT. Surya Toto Indonesia Tbk. Kabupaten Tangerang”. Journal CICES Vol. 2 No. 2 – Agustus 2016. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
                    6. McKay, Alison, George N. Stiny, and Alan de Pennington. (2016). "Principles for the definition of design structures," International Journal of Computer Integrated Manufacturing, vol. 29, no. 3, p. 237.
                    7. id.wikipedia.org. 2015. Jaringan telekomunikasi. Diakses pada 18 Januari 2020, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_telekomunikasi#Deskripsi.
                    8. en.wikipedia.org. 2019. Hybrid fiber-coaxial. Diakses pada 18 Januari 2020, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Hybrid_fiber-coaxial
                    9. Diah Puspitasari (2016). SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS WEB. Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol.XII, No.2 September 2016
                    10. Onu, Fergus U, Chinelo. V. Umeakuka. (2016). Object Oriented Programming (Oop) Approach To The Development Of Student Information Management System. Ebonyi State University, Abakaliki-Nigeria: International Journal Of Computer Applications Technology And Research
                    11. 15.Maimunah, M., Supriyanti D., dan Hendrian, H,. 2017. "Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android pada Outlet Pizza Hut Delivery," Semnasteknomedia Online, vol. 5, no. 1, pp. 4-5-1.
                    12. 12,0 12,1 43.Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. (2015). “Perancangan SiS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja.” Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol 8, No. 2, Januari 2015.
                    13. Sanjaya, D., Dianova L., &Nugraha, L.S.(2015). “Perancangan Sistem Berorientasi Objek dengan UML (Unified Modelling Language)”. Makalah, Sistem Informasi.
                    14. M.A. Ansari. 2017. “Event Organization Using GPS Based Location Tracking Including Communication System”. Imperial Journal of Interdisciplinary Research (IJIR) Vol 3 Issue 6.
                    15. Ramadhani, S., Anis, U., & Masruro, S. T. (2016). "Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Layanan Kesehatan di Kecamatan Lamongan Dengan PHP MySQL," Jurnal Teknika, vol. 5, no. 2.
                    16. Sholikhin, A., & Riasti, B. K. (2017). "Pembangunan Sistem Informasi Inventarisasi Sekolah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Berbasis Web," IJNS-Indonesian Journal on Networking and Security, vol. 2, no. 2.
                    17. Nugraha, R., Exridores, E., & Sopryadi, H. (2014). "Penerapan Algoritma Fisher-Yates Pada Aplikasi The Lost Insect Untuk Pengenalan Jenis Serangga Berbasis Unity 3D.
                    18. 19.Firdayanti, M. (2015). "Perancangan dan Implementasi Rekam Medis Pasien Poli Umum di Rumah Sakit Aisyiyah Muhammadiyah Padang Menggunakan PHP dan MySQL," Jurnal Teknika, vol. 5, no. 2.
                    19. Sutopo, Priyo, Dedi Cahyadi dan Zainal Arifin. 2016. Sistem Informasi Eksekutif Sebaran Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 di Kalimantan Timur Berbasis Web. Jurnal Informatika Mulawarman Vol.11 No.1. Kalimantan Timur: Universitas Mulawarman.
                    20. 20,0 20,1 20,2 Hastanti, R. P., Purnama, B. E., & Wardati, I. U. (2015). "Sistem penjualan Berbasis Web (e-commerce) pada Tata Distro Kabupaten Pacitan," Publikasi Nasiona, vol. 3, no. 1.
                    21. Kadir, Abdul. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi."
                    22. 25.Pratama. I Putu Agus Eka. (2014). Sistem Informasi dan Implementasi. Bandung: Informatika.
                    23. Hidayatullah, Priyanto, dan Jauhati Khairul K. (2015). Pemrograman WEB. Bandung: Informatika Bandung.
                    24. 27.Sutanto, Ery Hermawan. 2014. Panduan Aplikatif & Solusi (PAS) Sistem Informasi Penjualan Online untuk tugas akhir. Wahana Komputer: Semarang.
                    25. Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
                    26. 26,0 26,1 26,2 26,3 Raharjo, Y. A. (2017). “Penerapan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Sebagai Dasar Strategi Bersaing pada Batik Gres Tenan “. (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
                    27. 30.Astuti, P. T. (2017). “Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung pada Pola Grameen Bank Ditinjau dari Analisis SWOT “. (Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2017).
                    28. Anwar, A. N., & Andi, A. (2017). “Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran pada PT Tribuana Pekanbaru”. PROCURATIO (Jurnal Ilmiah Manajemen), 4(3), 283-298.
                    29. 32.Ariza, K. D. (2015). "Pembuatan Aplikasi Informasi Tagihan Listrik Berbasis Android," Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer.
                    30. Ramadhina, S. (2015). "Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Bengkel di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Yogyakarta," Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, vol. 22, no. 3, pp. 324-338.
                    31. 31,0 31,1 Pratiwi, Heny. (2015). "Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan Berprestasi Menggunakan Metode Multicator Evaluation Process," Jurnal Sistem Informasi, vol. 5, no. 2.
                    32. Mustaqbal, M. Sii, Roero Fajri Firdus, Hendra Rahmadi. (2015). "Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis," Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, vol. 1, no. 3.
                    33. Yousuf, Masooma, and M. Asger. “Comparison of Various Requirements Elicitation Techniques”. International Jurnal of Computer Applications Vol.116 No.4, April 2015 ISSN 0975-8887.
                    34. 34,0 34,1 Bachtiar, D., & Atikah, A. (2015). "Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang," Jurnal sisfotek global, vol. 5, no. 1.
                    35. Azizah. Nur (2016). “Rancang sistem informasi penjualan pompa dan vakum blower pada PT. Mandala Teknik Jakarta.” Vol. 2. Jurnal Sensi Hal. 122 16.
                    36. Desrianti, D. I., & Parmania, D. F. (2015). “PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA RHJFOX SEBAGAI FORUM DISKUSI”. CCIT Journal, 8(3), 147-164.
                    37. 37,0 37,1 Sunarya, A., Santoso, S., & Sentanu, W. (2015). “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Jaringan Lan”. CCIT Journal, 8(2), 1-11
                    38. Azizah, N., Pramono, B., & Pratama, A. (2016). “RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN POMPA DAN VAKUM BLOWER PADA PT. MANDALA TEKNIK JAKARTA”. SENSI Journal, 2(2), 117-127.
                    39. Nova Oktaviani – 7080029. (2015). “Analisis Kinerja Link Power Budget Pada Jaringan HFC Di PT. First Media”. Akademi Telkom Jakarta, TA384 Okt-2015, 384.
                    40. Mulia, F.R. (2015). “ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON STUDI KASUS CENTRAL OFFICE TURANGGA”. Universitas Telkom,
                    41. Manggolo, Inu, et al. "Optimalisasi Perencanaan Jaringan Akses Serat Optik Fiber To The Home Menggunakan Algoritma Genetika." InComTech, vol. 2, no. 1, 2011, pp. 21-36,
                    42. Sidauruk, Nurul Ismi Mentari., Mubarakah, Naemah.,(2015). “PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) SINGUDA ENSIKOM”, VOL.12 NO.34
                    43. Saputro, D. K. A. (2016). “Analisis Perencanaan Jaringan LTE di Pita Frekuensi 3500 MHz dengan Mode TDD dan FDD”. Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, 7(1).
                    44. RAMADONNA, TRY FEBY. (2017). “ANALISIS DAN PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMALISASI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (STUDI KASUS: PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA)”. Other thesis, POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA.
                    45. Firdaus, Pradana, Ferdyan Andhika., Indarto, Eka.,(2016). “PERFORMANSI JARINGAN FIBER OPTIK DARI SENTRAL OFFICE HINGGA KE PELANGGAN DI YOGYAKARTA”. Media.neliti.com

          4. Contributors

            Harta