SI1333476607

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO


SKRIPSI





Disusun Oleh :

NIM : 1333476607

NAMA : Haqiqi Aulia Rahmah


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION INNOVATIVE AND TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO


Disusun Oleh :

NIM
: 1333476607
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Dekan
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
(Ageng Setiani R., S.Kom., M.Si)
NIP : 006095
       
NIP : 011919


Rektor
           
           
           
           
NIP : 000603




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476607
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology


Disetujui Oleh :

Tangerang, 17 Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 05061
   
NID : 14017




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476607
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

TA. 2019/2020

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO



Disusun Oleh :

NIM
: 1333476607
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative Technology

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Januari 2020
Haqiqi Aulia Rahmah
NIM. 1333476607


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Tidak semua pendaki sudah berpengalaman, ada juga yang tidak mementingkan keamanan diri sendiri maupun kelompok. Untuk dapat mendaki gunung dengan aman dan sampai puncak, di perlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar-dasar mendaki gunung. Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang menghadang dalam aktivitasnya gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia. Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Jalur jalan untuk gunung itu sendiri pun belum tentu bisa diprediksi oleh kita sendiri. Adapun kemungkinan jalur sedang dalam keadaan licin, atau sedang stabil, ataupun kemungkinan keadaan jalur gunung tersebut ada yang bersifat curam. Penilitian ini dibuat untuk mempermudah para pendaki gunung agar dapat mencari jalur tracking terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian pada gunung tersebut. Alat ini menggunakan ESP32, BMP180, GPS dan sebagian lainnya.

Kata Kunci: pegunungan, tracking, ESP32, BMP180, GPS


ABSTRACT


Not all climbers have experience, some are not concerned with the security of themselves or groups. To be able to climb the mountain safely and get to the top, you need the basic knowledge and skills to climb mountains. A good climber is aware of the dangers that stand in his mountain activities to have cooler temperatures plus freezing winds, the presence of rain without shelter, steepness of the surface which can cause people to slip while at risk of falling rocks, and a dark dark night. The nature of the hazard cannot be changed by humans. It's just that, beginner climbers often consider climbing mountains as an ordinary recreation. The path for the mountain itself is not necessarily predictable by ourselves. The possibility of the path being slippery, or being stable, or the possibility of the mountain path there is a steep nature. This research was made to make it easier for mountain climbers to find the tracking path first before climbing the mountain. This tool uses ESP32, BMP180, GPS and some others.

Keywords: Keywords: mountains, tracking, ESP32, BMP180, GPS.




KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta do’a restu dan dukungan dari berbagai pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan judul “Alat Pengukur Ketinggian Dan Kondisi Cuaca Berbasis Arduino”.

Tujuan penulisan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata I Program Studi Sistem Komputer pada Universitas Raharja.

Perencanaan dan penyusunan laporan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
  3. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.S.i., selaku Kepala Program Studi Sistem Komputer.
  4. Bapak Indrianto, M.T selaku Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Hendra Kusumah S.Kom., M.T.I. sselaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan dengan sangat detail kepada penulis.
  6. Seluruh Dosen Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
  7. Bapak Agus selaku Stakeholder yang telah memberikan waktu dan tempatnya untuk melakukan penelitian dengan sangat baik.
  8. Kawan – kawan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah banyak memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan Laporan Skripsi ini.
  9. Dan untuk kedua Orang Tua yang telah mendukung, memberikan do’a dan semangat secara terus-menerus kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti dalam mendapatkan berbagai sumber yang menjadi bahan acuan dalam penyusunan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang.


   

Tangerang, Januari 2020

 

NIM : 1333476607



Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Literature Review
  2. Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I
  3. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap Akhir
  6. Tabel 4.1 Pengujian Black Box pada saat terhubung WEB
  7. Tabel 4.2 Pengujian BMP180 pada ESP32
  8. Tabel 4.3 Pengujian GPS Neo 6M pada ESP32
  9. Tabel 4.4 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem
  10. Tabel 4.5 Estimasi Biaya yang Dikeluarkan

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Karakteristik Dari Suatu Sistem
  2. Gambar 2.2 Simbol Flowchart dan Fungsinya
  3. Gambar 2.3 Kelebihan dan Kelemahan Black Box
  4. Gambar 2.4 Arduino Uno
  5. Gambar 2.5 Spesifikasi Arduino Uno
  6. Gambar 2.6 Sensor BMP180
  7. Gambar 2.7 Pin Out ESP32
  8. Gambar 2.8 Gambar dari beberapa Komponen
  9. Gambar 3.1 Flowchart Sistem yang Berjalan
  10. Gambar 3.2 Flowchart Sistem yang Diusulkan
  11. Gambar 3.3 Diagram Gambar
  12. Gambar 3.4 Tampilan Website AdaFruit.io
  13. Gambar 3.5 Software Arduino 1.8.10
  14. Gambar 3.6 Rangkaian ESP32 GPS Neo 6M
  15. Gambar 3.7 Rangkaian ESP32 BMP180
  16. Gambar 4.1 Hasil Pengujian BMP180
  17. Gambar 4.2 Hasil Pengujian GPS Neo 6M
  18. Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan
  19. Gambar 4.4 Contoh Tampilan Listing Program Arduino

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan alam terbuka yang banyak diminati banyak orang. Aktivitas mendaki gunung tidak lagi menjadi kegiatan yang eksklusif bagi kalangan orang –orang tertentu atau bisa disebut pecinta alam dan sejenisnya. Pada saat kita mendaki gunung situasi atau keadaan yang tidak ketahui. Kecelakaan pun sering terjadi karena berbagai faktor, termasuk kesalahan-kesalahan yang dilakukan pendaki itu sendiri. Tidak semua pendaki gunung mengetahui dasar-dasar saat mendaki, contohnya dalam segi keamanan, pengetahuaan dalam pertolongan pertama dan teknik dalam bertahan hidup (Survival).

Tidak semua pendaki sudah berpengalaman, ada juga yang tidak mementingkan keamanan diri sendiri maupun kelompok. Untuk dapat mendaki gunung dengan aman dan sampai puncak, di perlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar-dasar mendaki gunung. Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya obyektif adalah bahaya yang datang dari sifat-sifat alam itu sendiri. Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia. Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Jalur jalan untuk gunung itu sendiri pun belum tentu bisa diprediksi oleh kita sendiri. Adapun kemungkinan jalur sedang dalam keadaan licin, atau sedang stabil, ataupun kemungkinan keadaan jalur gunung tersebut ada yang bersifat curam. Sementara bahaya subyektif datangnya dari diri orang itu sendiri, yaitu seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia cukup sehat, cukup kuat, pengetahuannya tentang peta kompas memadai karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas di gunung, dan sebagainya.

Tim sar adalah adalah kelompok atau tim yang mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana. Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tetapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakukan oleh personal yang memiliki keterampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadap adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain. Salah satunya yaitu melakukan pencarian orang hilang atau menyelamatkan kecelakaan terhadap orang yang sedang melakukan pendakian gunung.

Maka dari itu untuk mempermudahkan dalam melakukan pencarian atau penyelamatan, maka penulis menciptakan sebuah alat dan project skripsi dengan diberi judul “Alat Pengukur Ketinggian Dan Kondisi Cuaca Berbasis Arduino”.

Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian SKRIPSI ini antara lain :

  1. Bagaimana dapat mengetahui keberadaan sipendaki ?
  2. Apakah jalur tracking bisa diketahui terlebih dahulu ?
  3. Bagaimana cara mengetahui cuaca untuk pendaki ?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah membuat sebuah alat untuk mengukur ketinggian suatu ketinggian dan suhu udara yang terletak di atas gunung.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini tentunya dilakukan dengan tujuan dan manfaat yang diharapkan penulis. Tujuan dan manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

  1. Mengarahkan pendaki agar dapat menemukan jalur tracking dengan mudah.
  2. Dapat mengetahui posisi pendaki ketika sedang melakukan pencarian
  3. Dapat mengetahui keadaan cuaca terlebih dahulu.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Dapat mempermudah pendaki untuk mempersiapkan mental
  2. Dapat mempersiapkan si pendaki untuk membawa perlengkapan yang dibutuhkan
  3. Dapat melacak keadaan dengan mudah

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu prosedur atau cara yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian untuk dapat menjawab rumusan masalah dan tujuan penelian yang dilakukan. Metode penelitian merupakan hal penting dalam melakukan penulisan penelitian.

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Observation)
    Adalah suatu metode penelitian dengan datang langsung ke tempat penelitian untuk mengamati proses yang berjalan tentang zona dilarang parkir di Dinas Perhubungan Kota Tangerang.
  2. Wawancara (Interview)
    Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dan keterangan-keterangan yang didapatkan dengan cara bertanya langsung kepada stackholder di Dinas Perhubungan Kota Tangerang.
  3. Studi Pustaka
    Merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen- dokumen, baik dokumen tertulis seperti buku dan jurnal. Juga dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan penelitian.

Metode Analisa Sistem

Pada metode ini penulis menganalisa sistem yang sudah ada dengan beberapa point pertimbangan, seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja komponen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut.

Metode Perancangan

Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

Metode Prototype

Metode yang dipakai adalah metode prototype evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final.

Metode Pengujian

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Penulis menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan laporan skripsi ini, penulis membagi dan mengelompokkan materi penulisan menjadi beberapa bab, dimana setiap bab akan membahas dan menguraikan pokok bahasan dengan lebih terperinci, yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus berupa pengertian dan definisi yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, e lisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final draft elisitasi yang berjalan, tata laksana sistem yang berjalan, rancangan basis data, flowchart

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab ini berisi rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil karya sebagai upaya untuk perbaikan serta pengembangan untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN



BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

Definisi Prototipe

Menurut Rizkidiniah, dkk (2016:195),[1] “Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari produk akhirnya.”.

Menurut Nurajizah (2015:A-215),[2] “Prototipe didefinisikan suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Menurut Fajarianto (2016:55),[3] “menjelaskan bahwa Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping.”.

Menurut Ageng Setiani Rafika, dkk (2019:3),[4] “),prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.

Jenis-Jenis Prototype

Menurut Saefullah dalam CCIT Journal (2015:64),[5] Jenis- jenis prototipe secara general dibagi menjadi tiga, yaitu :

    a. THROW-AWAY.

    Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

    b. INCREMENTAL

    Prototype finalnya dibuat sebagai komponen- komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keselueuhan hanya ada satu tetapi dibagi dalam komponen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

    c. EVOLUTIONARY

    Pada metode ini, prototype tak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

    Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

Konsep Dasar Monitoring

Definsi Monitoring

Menurut Rizan, dkk (2016:46),[6] “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan”.

Menurut Menurut Darmalaksana (2017),[7] “Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan“.

Fungsi Monitoring

Menurut Indrawati dkk (2018:10-11),[8] “monitoring mempunyai empat fungsi, yaitu:

  1. Ketaatan (compliance), monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
  2. Pemeriksaan (auditing), monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
  3. Laporan (accounting), monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
  4. Penjelasan (explanation), monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok.


Konsep Dasar Sistem

Definisi sistem

Menurut Romney dan Steinbart dalam Sri Mulyani (2016:2) ,[9] “sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Jaluanto (2016:1),[10]“sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk satu kesatuan. Sebuah organisasi dan sistem informasi adalah sistem fisik dan sosial yang ditata sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan definisi sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama- sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


Ciri - ciri Sistem

Menurut Wilkinson dalam Sri Mulyani (2016:4),[9] “ada beberapa ciri-ciri sistem yang bisa kita tarik jika kita melihat pada bahasan mengenai sistem di atas, ciri-ciri sistem tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Sistem mempunyai komponen-komponen.
  2. Komponen-komponen sistem harus terintergrasi (saling berhubungan).
  3. Sistem mempunyai batasan sistem.
  4. Sistem mempunyai tujuan yang jelas.
  5. Sistem mempunyai lingkungan.
  6. Sistem mempunyai input, proses dan output.

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2015:3),[11] “sistem yang memiliki karakteristik yaitu :

    1. Komponen

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa sub sistem atau bagian-bagian dari sistem.

    2. Batasan sistem (boundary)

    Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

    3. Lingkungan luar sistem (environment)

    Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.

    4. Penghubung sistem (interface)

    Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubungan ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsitem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

    5. Masukkan sistem (input)

    Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenace input), dan masukan sinyal (signal input). Maintenace input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. (output).

    6. Keluaran sistem (output)

    Keluaran sisrem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

    7. Pengolah sistem

    Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akutansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

    8. Sasaran sistem

    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

    Gambar 2.1 Karakteristik Dari Suatu Sistem


Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan

Menurut Maimunah (2017:2),[12]“Setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.

Menurut Maimunah, dkk dalam Sugeng Santoso (2018: 850),[13] “Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.

Tahapan dari model pengembangan waterfall ini digambarkan pada gambar.

1.Model Pengembangan Waterfall.

model pengembangan prototyping ini digambarkan pada gambar.

Gambar 2.1 Model Pengembangan Waterfall

2. Model Pengembangan Prototyping.

Gambar 2.2 Model Pengembangan Prototyping

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan waterfall adalah sebuah metode analisa yang terstruktur dalam merancang suatu sistem.

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Tiara, dkk (2017:100),[14] “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah- langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Menurut Rafika, dkk (2017:199),[15] “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar atau diagram yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan antara suatu proses dengan proses lainnya dalam suatu program. Flowchart mempermudah penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Gambar 2.3 Simbol flowchart dan Fungsinya

Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Agusvianto (2017:40),,[16] Ada beberapa jenis flowchart diantaranya:

  1. Bagan alir sistem (systems flowchart).

  2. Bagan pada alir dokumen (document flowchart).

  3. Bagan pada alir skematik (schematic flowchart).

  4. Bagan pada alir program (program flowchart).

  5. Bagan alir proses (process flowchart).

Konsep Dasar Machine Learning

Definisi Machine Learning

Menurut Fikriya, dkk (2017:19),[17] “Machine learning adalah cabang dari ilmu kecerdasan buatan yang berfokus pada pembangunan dan studi sebuah sistem agar mampu belajar dari data-data yang diperolehnya”.

Menurut Nanxi wang, (2017:908),[18] “Machine learning is a subfield of computer science. It allows computers to build analytical models of data and find hidden insights automatically, without being unequivocally coded. It has been applied to a variety of aspects in modern society, ranging from DNA sequences classification, credit card fraud detection, robot locomotion, to natural language processing. It can be used to solve many types of tasks such as classification”. (Pembelajaran mesin adalah bidang ilmu komputer. Ini memungkinkan komputer untuk membangun model analitik data dan menemukan wawasan tersembunyi secara otomatis, tanpa diberi kode yang jelas. Ini telah diterapkan pada berbagai aspek dalam masyarakat modern, mulai dari klasifikasi sekuens DNA, deteksi penipuan kartu kredit, penggerak robot, hingga pemrosesan bahasa alami. Ini dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai jenis tugas seperti klasifikasi).

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa machine learning adalah keilmuan yang berfokus pada pengembangan sebuah sistem yang berdasarkan data.

Konsep Dasar Artifical Intelligence

Definisi Artifical Intelligence

Menurut Nansia, dkk (2019:15),[19] “Artifical Intelligence adalah salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia”.

Menurut Surianti (2017:70),[20] “Artificial Intelligence dapat diartikan menjadi kecerdasan buatan, yang mana pada prosesnya berarti membuat atau mempersiapkan, mesin seperti komputer agar memiliki sebuah intelligence atau kecerdasan berdasarkan perilaku manusia. Artificial Intelligence pada dasarnya bertujuan untuk membuat komputer melaksanakan suatu perintah, yang dapat dilakukan oleh manusia”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Artificial Intelligence adalah kecerdesan buatan yang bertujuan untuk membuat mesin seperti komputer yang mampu meniru perilaku manusia.

Konsep Dasar Pengujian

Definisi Pengujian

Menurut Maulani, dkk (2019:3),[21] “Black Box Testing pengujian kotak hitam adalah menguji perangkat lunak dari sisi spesifikasi fungsionalnya saja, tidak menguji desain dan kode programnya”.

Menurut Junaidi, dkk (2015:54),[22] “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program”.

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan Black Box Testing adalah suatu pengujian kotak hitam yang berfokus kepada pengujian perangkat lunak dari sisi fungsional dan kode pada program.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Hanafri, dkk (2017:7),[23] “Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan 13 kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan Pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

Menurut Ariawan, dkk (2015:63),[24] “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak Manajemen terkait dan disanggupi oleh Penulis untuk dieksekusi”.

Berdasarkan beberapa definisi elisitsi adalah untuk menemukan kebutuhan suatu sistem.


Tahapan-tahapan Elisitasi

Menurut Bachtiar, dkk (2015:74),[25] elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. “M” pada MDI itu artinya mondatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. “D” pada MDI itu artinya desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. “I” pada MDI itu artinya inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirment tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut dalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High H : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus diimplementasi.

    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

  4. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.



Teori Khusus

Konsep Dasar Raspberry Pi

Definisi Raspberry Pi

Menurut Gawande, dkk (2015:37),[26] “The Raspberry Pi is a low cost, credit-card sized single board developed at United Kingdom. It was designed and manufactured by Raspberry Pi Foundation from UK with the intention of stimulating the teaching of basic computer science in schools students and every other person interested in computer hardware, programming and DIY (Do-it Yourself) projects. It acts like a computer when plugs into a computer monitor or TV, and uses a standard keyboard and mouse”. (Raspberry Pi adalah papan tunggal berukuran kartu kredit berbiaya rendah yang dikembangkan di Inggris. Itu dirancang dan diproduksi oleh Raspberry Pi Foundation dari Inggris dengan tujuan merangsang pengajaran ilmu komputer dasar di sekolah siswa dan setiap orang yang tertarik pada perangkat keras komputer, pemrograman dan proyek DIY (Do-it Yourself). Kerjanya seperti komputer ketika dihubungkan ke monitor komputer atau TV, dan menggunakan keyboard dan mouse standar).

Menurut Lorvanleuang, dkk (2018:4),[27] “The Raspberry Pi is a low cost, credit-card sized computer. Its capable of doing everything you’d expect a desktop computer to do, from browsing the internet and playing high-definition video, making spreadsheets, and playing games. There are different models of Raspberry Pi from Raspberry Pi 0 to Raspberry Pi 3. In this project we are using Raspberry Pi Model 1 B+”. (Raspberry Pi adalah komputer berukuran kartu kredit berbiaya rendah. Ini mampu melakukan semua yang Anda harapkan dari komputer desktop, mulai dari menjelajah internet dan memutar video definisi tinggi, membuat spreadsheet, dan bermain game. Ada berbagai model Raspberry Pi dari Raspberry Pi 0 hingga Raspberry Pi 3. Dalam proyek ini kami menggunakan Raspberry Pi Model 1 B +).

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Raspberry Pi merupakan sebuah komputer mini yang memiliki fitur yang hampir sama dengan computer yang memiliki banyak fitur.

Spesifikasi Raspberry Pi

Menurut Aisa, dkk (2016:140),[28] Raspberry Pi mempunyai karakteristik atau spesifikasi sebagai berikut:

  1. Micro usb power ( 5V, 1A, DC )

  2. USB 2.0

  3. CSI connector camera

  4. DSI display connector

  5. JTAG Header

  6. Audio Out

Gambar 2.4 Raspbbery Pi

Konsep Dasar Raspbian

Definisi Raspbian

Menurut Boreiko, dkk (2016:42),[29] “The Raspbian is a project to create the port Debian Wheezy (7.x) armhf with support of mathematical coprocessor for Raspberry Pi. It is designed to provide users of Raspberry Pi with an access to more than 10000 binary Debian packages, optimized for the best compatibility with Raspberry Pi”. (Raspbian adalah sebuah proyek untuk membuat port Debian Wheezy (7.x) armhf dengan dukungan coprocessor matematika untuk Raspberry Pi. Ini dirancang untuk memberi pengguna Raspberry Pi akses ke lebih dari 10.000 paket Debian biner, dioptimalkan untuk kompatibilitas terbaik dengan Raspberry Pi).

Menurut Rafika, dkk (2016:211),[30] “Raspbian adalah sistem operasi berbasis debian (linux) yang dapat digunakan di windows untuk instalasi OS di Raspberry Pi, yaitu dengan software Win32DiskImager. Kemudian, software akan melakukan write program OS pada perangkat Raspberry Pi B. Pada sistem operasi Raspbian ini sudah ada program dasar dan kelengkapan yang dapat membuat Raspberry Pi berjalan dengan baik. Berikut ini adalah tampilan interface dari GUI Raspberrry Pi B saat selesai instalasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini”:

Gambar 2.5 Raspbian OS

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Raspbian merupakan sistem operasi linux yang diperuntukan khusus untuk bekerja di sistem dengan perangkat keras Raspberry Pi, yang mana di dalamnya terdapat processor Arm.

Konsep Dasar Python

Definisi Python

Menurut Perkasa, dkk (2014:92),[31] “Python adalah bahasa pemrograman model skrip (scripting language) yang berorientasi obyek. Python dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan perangkat lunak dan dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi. Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam penyalinannya atau mendistribusikannya. Lengkap dengan source codenya, debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, GUI (antarmuka pengguna grafis), dan basis datanya”.

Menurut Jonathan, dkk (2016:3),[32] “Python is a high-level, interpreted programming language that is known for its expressive, concise and easy to read syntax”. (Python adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi, ditafsirkan yang dikenal karena sintaksis ekspresif, singkat dan mudah dibaca).

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Python merupakan bahasa pemograman interatif multiguna mudah dipelajari baik untuk pemula maupun untuk yang sudah menguasai bahasa pemrograman lain.

Konsep Dasar OpenCV

Definisi OpenCV

Menurut Cahyana, dkk (2014),[33] “OpenCV adalah sebuah library yang berisi fungsi-fungsi pemograman untuk teknologi computer vision secara real time. OpenCV sudah menggunakan antarmuka bahasa C++ dan seluruh pengembangannya terdapat dalam format bahasa C++”.

Menurut Arsy, dkk (2016:324),[34] “OpenCV(Open Computer Vision) adalah sebuah API (Application Programming Interface) Library yang sudah sangat familiar pada Pengolahan Citra Computer Vision. Computer Vision itu sendiri adalah salah satu cabang dari Bidang Ilmu Pengolahan Citra (Image Processing) yang memungkinkan komputer dapat melihat seperti manusia. Dengan vision tersebut komputer dapat mengambil keputusan, melakukan aksi, dan mengenali terhadap suatu objek. Beberapa pengimplementasian dari Computer Vision adalah Face Recognition, Face Detection, Face/Object Tracking, Road Tracking, dan lain-lain. OpenCV adalah library Open Source untuk Computer Vision untuk C/C++, OpenCV didesain untuk aplikasi real-time, memiliki fungsi-fungsi akuisisi yang baik untuk image/video”.

Menurut Apsari, (2015:18), “OpenCV (Open Computer Vision) adalah sebuah API (Application Programming Interface) Library yang sudah sangat familiar pada Pengolahan Citra Computer Vision”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa OpenCV merupakan sebuah library digunakan mengolah gambar dan video hingga kita mampu mengekstrak informasi didalamnya.

Konsep Dasar Kamera Webcam

Kamera Webcam

Menurut Mahfuzah (2017),[35] “Sebuah webcam adalah perangkat kamera dan perangkat keras masukan yang terhubung ke komputer dan internet dan menangkap baik gambar diam atau motion video dari pengguna atau benda lain”.

Menurut Prabowo, dkk (2018:89),[36] “webcam adalah sebuah periferal berupa kamera sebagai pengambil citra/gambar dan mikropon (optional) sebagai pengambil suara/audio yang dikendalikan oleh sebuah komputer atau oleh jaringan komputer. Sebuah webcam dapat dibangun suatu sistem keamanan dengan video streaming yang dapat memantau secara real-time”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa webcam berfungsi untuk pengambil foto maupun video.

Konsep Dasar Tesseract OCR

Definisi Tesseract OCR

Menurut Adiima, dkk (2018:172),[37] “Tesseract adalah mesin pengenal karakter optik gratis. Tesseract pada awalnya dikembangkan sebagai perangkat lunak berpemilik di Hewlett-Packard antara tahun 1985 hingga 1995. Setelah sepuluh tahun tanpa perkembangan apapun yang terjadi, Hewlett Packard dan UNLV merilis Tesseract sebagai sumber terbuka pada tahun 2005. Tesseract saat ini sedang dikembangkan oleh Google dan dirilis di bawah Lisensi Apache”.

Berdasarkan definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Tesseract merupakan perangkat lunak pengenalan karakter.


Konsep Dasar TensorFlow

Definisi TensorFlow

Menurut Novyantika, (2018:28),[38] “TensorFlow adalah perpustakaan perangkat lunak, yang dikembangkan oleh Tim Google Brain dalam organisasi penelitian Mesin Cerdas Google, untuk tujuan melakukan pembelajaran mesin dan penelitian jaringan syaraf dalam. TensorFlow kemudian menggabungkan aljabar komputasi teknik pengoptimalan kompilasi, mempermudah penghitungan banyak ekspresi matematis dimana masalahnya adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan. Fitur utamanya meliputi”:

  1. Mendefinisikan, mengoptimalkan, dan menghitung secara efisien ekspresi matematis yang melibatkan array multi dimensi (tensors).

  2. Pemrograman pendukung jaringan syaraf dalam dan teknik pembelajaran mesin.

  3. Penggunaan GPU yang transparan, mengotomatisasi manajemen dan optimalisasi memori yang sama dan data yang digunakan. Tensorflow bisa menulis kode yang sama dan menjalankannya baik di CPU atau GPU. Lebih khusus lagi, TensorFlow akan mengetahui bagian perhitungan mana yang harus dipindahkan ke GPU.

  4. Skalabilitas komputasi yang tinggi di seluruh mesin dan kumpulan data yang besar.

Menurut Sukardi, dkk (2017:266),[39]“Tensorflow adalah sebuah perangkat lunak dalam bentuk library yang disusun oleh para pengembang google dalam rangka mendukung komputasi cerdas untuk mendukung pencarian dan pembelajaran pada produk mereka”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa tensorflow merupakan perangkat lunak machine learning yang dapat mengidentifikasi mulai dari suara sampai identifikasi gambar.

Konsep Dasar Pelanggaran

Definisi Pelanggaran

Menurut Eggi krismidianto (2017:12),[40] “Overtredingen atau pelanggaran berarti suatu perbuatan yang melanggar sesuatu dan berhubungan dengan hukum, berarti tidak lain dari pada perbuatan melawan hukum”.

Menurut Larasadi (2018:12),[41] “Suatu perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pelanggaran adalah suatu perbuatan yang bertentangan dengan peraturan yang sudah dibuat.


Konsep Dasar Kendaraan Bermotor

Definisi Kendaraan Bermotor

Menurut Sjaifurrachman, (2014:1),[42] “kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel”.

Menurut Masihor, dkk (2015:62),[43] “Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa kendaraan bermotor adalah kendaraan beroda baik itu roda dua maupun roda empat yang di gerakkan oleh mesin.


Konsep Dasar Deteksi

Definisi Deteksi

Menurut Rifaldi, (2017:6),[44] “Deteksi adalah suatu proses untuk memeriksa atau melakukan pemerikasaan terhadap sesuatu dengan mengunakan cara dan teknik tertentu. Deteksi dapat digunakan untuk berbagai masalah, misalnya dalam sistem pendeteksi suatu penyakit, dimana sistem mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit yang biasa disebut gejala”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa deteksi merupakan suatu proses utk memeriksa atau melakukan pemeriksaan terhadap sesuatu dengan menggunakan cara-cara dan teknik tertentu.

Konsep Dasar Dilarang Parkir

Definisi Dilarang Parkir

Definisi Dilarang Parkir Menurut Budiana, (2018),[45] “Simbol dilarang parkir menandakan larangan bagi pengendara untuk memarkirkan kendaraannya. Kendaraan sendiri disebut parkir jika dalam kondisi mesin mati dan ditinggalkan oleh pengendaranya meski hanya berjarak beberapa meter saja”.

(Sumber:https://beritabaik.id/read?editorialSlug=indonesiabaik&slug=1540264047232-tahu-bedanya-rambu-dilarang-berhenti-dan-dilarang-parkir)


Menurut Gustaafkusno, (2016),[46] “dilarang parkir” yang diberi penjelasan bahwa si pengemudi diperbolehkan berhenti untuk menurunkan/menaikkan penumpang atau barang namun dilarang berhenti sambil menunggu (waiting) datangnya orang atau barang.

(Sumber: https://www.kompasiana.com/gustaafkusno/56a70b436e7e611d05a87b38/dilarang-berhenti-dan-dilarang-parkir-berbedakah)

Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Rafika, dkk (2015:138),[47] “Literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk di jadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam Literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada permusan masalah”.

Langkah-langkah Literature Review

Menurut Rafika, dkk (2015:138),[47] Metode Literature Review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi- referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap ppenelitian ini.
  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.


Adapun literature review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

  1. Gede Agus U, I Gede Mahendra D, I Made Gede S dalam penelitian jurnal di Universitas Udayana Tahun 2016[48] dengan judul “Pengembangan Prototipe Portal Otomatis Dengan Pendeteksian Plat Nomor Kendaraan Berbasis Raspberry Pi“ dengan menggunakan metode perancangan sistem yang menghasilkan perangkat yang dapat menangkap gambar plat nomor kendaraan dengan menggunakan kamera Raspberry Pi.
  2. Adi Prasetyo, Natanael, dan Essa Purnama Aji dalam penelitian jurnal di STMIK Raharja Tahun 2017[49] berjudul “Monitoring Ruang Server di PT Tiki Tangerang” dengan menggunakan metode observasi, penelitian ini menghasilkan sebuah perangkat yang dapat memonitoring ruang server berbasis Arduino Dengan memanfaatkan lcd display 16x2 maka suhu dari prosesor tersebut dapat ditampilkan pada layar display analog ke digital. Dan dengan memanfaatkan website local maka hasil deteksi sensor suhu LM35 yang tesimpan kedalam database dapat dilihat dimanapun dan kapanpun.
  3. Desy Apriani, Kharis Munawar, dan Ade Setiawan dalam penelitian jurnal di STMIK Raharja Tahun 2019[50] berjudul “Alat Monitoring Pada Depo Air Minum Biru Cabang Nagrak Kota Tangerang Menggunakan Air Galon Berbasis SMS Gateway” penelitian ini menjelaskan penerapan teknologi komputer berupa alat yang akan memonitoring ketersedian air.
  4. Irwansyah, Hendra Kusumah, dan Muhammad Syarif dalam penelitian jurnal di STMIK Raharja tahun 2015[51] berjudul “PROTOTYPE ALAT PEMANTAU SALURAN AIR BAWAH TANAH DENGAN MENGGUNAKAN WEBCAM C170 BERBASIS RASPBERRY PI” menjelaskan alat yang dapat monitoring saluran air bawah tanah yang di kendalikan dengan web browser dengan begitu mengetahui sumbatan yang ada pada saluran air bawah tanah serta melakukan pemantauan sekitar secara realtime.
  5. Ahmad Roihan, dan Muhammad Sri Bintang Prasetyo, dan Annas Rifa’I dalam penelitian jurnal di STMIK Raharja tahun 2017[52] berjudul “MONITORING LOCATION TRACKER UNTUK KENDARAAN BERBASIS RASPBERY PI” penelitian ini dilakukan untuk memonitoring kendaraan dari jarak jauh dan memberikan laporan secara realtime menggunakan module GPS.
  6. Prasetya, Hendra. 2017[53] berjudul “Implementasi RFID pada Proses Tilang Kendaraan Menggunakan Arduino dan Android” penelitian ini dilakukan untuk melakukan proses tilang dengan memanfaatkan RFID tag.
  7. Ulya Hasna Ghassani dalam penelitian skripsi di Universitas Telkom tahun 2016[54] berjudul “PROTOTIPE MONITORING KENDARAAN YANG BERADA PADA AREA DILARANG PARKIR MENGGUNAKAN RFID”penelitian ini menghasilkan alat yang mendeteksi kendaraan menggunakan RFID tag yang berisi informasi identitas kendaraan, kemudian hasil rekam di olah menjadi informasi pada layer monitor.
  8. Richardus Tungky Satria dalam penelitian skripsi di Universitas Sanata Dharma tahun 2015[55] berjudul “PROTOTIPE SISTEM PEMANTAUAN LOKER DOSEN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI MENGGUNAKAN RASPBERRY PI DENGAN NOTIFIKASI EMAIL” penelitian ini menghasilkan alat yang mendeteksi adanya objek berupa surat maupun dokumen yang di masukkan ke dalam loker yang secara otomatis mendapat notifikasi email dengan attachment hasil tangkapan foto.
  9. Pami Ruli Setiawan dalam penelitian skripsi di Universitas Lampung tahun 2018[56] berjudul “RANCANG BANGUN MODEL DETEKSI ZEBRA CROSS PADA TRAFFIC LIGHT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ADAPTIF BACKGROUND SUBSTRACTION” penelitian ini menghasilkan alat yang mendeteksi adanya pelaggar traffic light menggunakan Raspberry Pi 3. Metode adaptif Background Subtraction digunakan untuk memproses citra berisi objek yang ditangkap pada traffic light menggunakan kamera, citra yang diperoleh dapat menangkap objek yang melanggar garis line deteksi. Kemudian hasil objek yang ditangkap saat melanggar akan diberikan peringatan berupa buzzer.
  10. Khairi Ibnutama, Zaimah Panjaitan, dan Erika Fahmi Ginting dalam penelitian jurnal di STMIK Triguna Dharma tahun 2019[57] berjudul “Modifikasi Metode Template Matching pada OCR Untuk Meningkatkan Akurasi Deteksi Plat Nomor Kendaraan” penelitian ini menghasilkan alat yang dapat diimplementasikan deteksi gerakan pada kamera mengawas, dapat mengirim notifikasi via email jika terdeteksi objek bergerak. Dengan memanfaatkan pada Raspberry Pi dengan menggunakan bahasa pemrograman Python dan menggunakan pustaka OpenCV.

Berdasarkan Literature Review diatas, peneitian saya merupakan pengembangan Literatur nomor 10 yang dilakukan oleh Khairi Ibnutama, Zaimah Panjaitan, dan Erika Fahmi Ginting dengan judul Modifikasi Metode Template Matching pada OCR Untuk Meningkatkan Akurasi Deteksi Plat Nomor Kendaraan Kesamaan penelitiannya adalah penelitian ini menggunakan menggunakan pengolahan citra digital untuk proses pengenalan plat nomor.



BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Obyek Yang Diteliti

Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Tangerang

  1. Era 1993 s.d. 2000

    Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Dati II Tangerang, memisahkan sebagian wilayah Kabupaten Tangerang menjadi wilayah Kotamadya Tangerang. Mengacu kepada ketentuan tersebut, berdasarkan Keputusan Nomor 10 Tahun 1993 dibentuk Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ). Selanjutnya, pembentukannya dikukuhkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 1993 dan ditetapkan pula organisasi dan tata kerja DLLAJ berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 1993.

  2. Era 2001 s.d. 2008

    Pada era ini, dengan terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Permerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom serta Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka telah ditetapkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Tangerang, di mana salah satu perangkat daerah tersebut adalah Dinas Perhubungan Kota Tangerang yang kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkan Keputusan Walikota Nomor 9 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Tangerang.

  3. Era 2009 s.d. 2016

    Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terkahir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Pemerintah Kota Tangerang melaksanakan penataan kembali Organisasi Dinas Daerah melalui Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Daerah yang termuat di dalamnya pada Bab II Pasal 2 menyebutkan bahwa dengan peraturan daerah ini telah dibentuk dinas daerah yang salah satunya adalah dinas perhubungan dan pada Pasal 8 menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi serta susunan organisasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang. Selanjutnya guna operasionalisasi atas pembentukan dinas perhubungan diterbitkan Peraturan Walikota Nomor 27 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Tangerang. Dengan adanya Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan juga Peraturan Walikota Tangerang Nomor 66 Tahun 2014 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Perhubungan maka peraturan yang sebelumnya tidak berlaku lagi dan susunan organisasi serta tugas, fungsi, dan juga tata kerja Dinas Perhubungan Kota Tangerang mengalami pembaharuan.

Struktur Dinas Perhubungan Kota Tangerang

Struktur organisasi yang ada pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang adalah sebagai berikut:

  1. Kepala Dinas

  2. Sekretariat, terdiri atas:

    1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

    2. Sub Bagian Perencanaan.

  3. Bidang Pengembangan Sistem Transportasi, terdiri atas:

    1. Seksi Pengkajian Sistem Transportasi

    2. Seksi Analisis dan Evaluasi.

  4. Bidang Angkutan, terdiri atas:

    1. Seksi Bina Pengembangan Angkutan

    2. Seksi Prasarana dan Sarana Angkutan.

  5. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Operasional, terdiri atas:

    1. Seksi Pengawasan dan Penertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    2. Seksi Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

  6. UPT Terminal, terdiri atas:

    1. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)

    2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

  7. UPT Pengujian Kendaraan Bermotor, terdiri atas:

    1. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)

    2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

  8. UPT Angkutan Umum Massal, terdiri atas:

    1. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)

    2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

  9. Kelompok Jabatan Fungsional

    Berdasarkan Peraturan Walikota No. 66 Tahun 2014 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, maka bagan struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang dapat dibuat menjadi bagan seperti di bawah ini:

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi


Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Tangerang

  1. Visi

    “Mewujudkan Transportasi yang Handal.”

    Adapun makna yang terkandung dalam visi Dinas Perhubungan Kota Tangerang tersebut adalah Dinas Perhubungan Kota Tangerang diharapkan mampu menjadi institusi yang memiliki kemampuan dalam mengatur sistem transportasi kota sehingga terwujud aksesibilitas yang mudah, terpadu, kapasitas cukup, efisien, tarif terjangkau, selamat, aman, tertib, mudah, lancar, cepat, teratur, tepat waktu, nyaman, dan polusi rendah.

  2. Misi

    Dalam rangka mewujudkan visi Dinas Perhubungan Kota Tangerang tersebut, beberapa misi yang dapat dijadikan acuan pencapaian adalah sebagai berikut:

    1. Mengoptimalkan pelayanan angkutan umum yang optimal dan nyaman.

    2. Mendorong terjaminnya keselamatan bertransportasi.

    3. Meningkatkan sistem sirkulasi pergerakan orang dan barang yang lancar, tertib, dan teratur.

    4. Mengembangkan sistem transportasi yang efektif.

    5. Menciptakan ketertiban dan keteraturan lalu lintas.

    6. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia.

Tugas Dan Tanggung Jawab

Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 66 Tahun 2014 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, maka tugas pokok, fungsi, dan uraian tugas unsur organisasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang dapat dijabarkan antara lain:

  1. Dinas Perhubungan

    Dinas perhubungan dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah. Dinas perhubungan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan visi, misi, dan program walikota. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, dinas perhubungan mempunyai fungsi:

    1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang perhubungan;
    2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang perhubungan;
    3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas pengembangan sistem transportasi, pengelolaan angkutan dan lalu lintas, serta pengawasan dan pengendalian operasional transportasi;
    4. Pelaksanaan ketatausahaan dinas;
    5. Pengelolaan UPT; dan
    6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.
  2. Sekretariat

    Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, sekretariat membawahi dan dibantu oleh:

    1. Penatausahaan urusan umum.
    2. Penatausahaan urusan keuangan.
    3. Penatausahaan urusan kepegawaian.
    4. Pengoordinasian dalam penyusunan perencanaan dinas dan
    5. Pengoordinasian pelaksanaan tugas bidang dan UPT di lingkungan dinas.

    Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian, dan perencanaan. Untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, sekretariat mempunyai fungsi:

    1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

      Sub bagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris. Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat di bidang administrasi umum dan administrasi kepegawaian. Uraian tugas sub bagian umum dan kepegawaian adalah:

      1. Melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian.
      2. Melakukan pengelolaan urusan surat-menyurat/tata naskah dinas.
      3. Melakukan pengelolaan urusan rumah tangga, perpustakaan, kearsipan, keprotokolan, dan kehumasan dinas.
      4. Melakukan pembinaan dan pengembangan pegawai dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      5. Melakukan pelayanan administrasi kepegawaian dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      6. Melakukan fasilitasi penilaian prestasi kerja pegawai dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      7. Melakukan fasilitasi pemrosesan penetapan angka kredit jabatan fungsional di lingkungan dinas.
      8. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan barang dinas.
      9. Melaksanakan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah yang dalam penguasaan SKPD.
      10. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian dan
      11. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
    2. Sub Bagian Keuangan

      Sub bagian keuangan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris. Sub bagian keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat di bidang administrasi keuangan. Uraian tugas sub bagian keuangan adalah:

      1. Melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan sub bagian keuangan.
      2. Melakukan pembinaan penatausahaan keuangan dinas.
      3. Melakukan penatausahaan anggaran dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      4. Melakukan pengelolaan kas dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      5. Melakukan penatausahaan pendapatan yang berasal dari retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      6. Melakukan pelayanan lainnya di bidang keuangan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      7. Menyimpan bukti-bukti transaksi keuangan sebagai bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan dinas.
      8. Melakukan penyusunan laporan keuangan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      9. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan sub bagian keuangan dan
      10. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
    3. Sub Bagian Perencanaan

      Sub bagian perencanaan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris. Sub bagian perencanaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat di bidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan. Uraian tugas sub bagian perencanaan adalah:

      1. Melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan sub bagian perencanaan.
      2. Melakukan pengoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan dinas; meliputi Rencana Strategis (Renstra); Rencana Kerja (Renja); Indikator Kinerja Utama (IKU); Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), dan Penetapan Kinerja (PK).
      3. Melakukan pengumpulan dan pengadministrasian usulan RKA/RKPA dari unit-unit kerja di lingkungan dinas.
      4. Melakukan penyusunan RKA/RKPA dan DPA/DPPA dinas berdasarkan usulan unit-unit kerja dan hasil pembahasan internal dinas.
      5. Melakukan pembinaan administrasi perencanaan di lingkungan dinas.
      6. Melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap realisasi atau pelaksanaan program dan kegiatan dinas.
      7. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan dinas dalam rangka penyiapan bahan-bahan untuk menyusun laporan kinerja instansi pemerintah lingkup dinas dan laporan kedinasan lainnya.
      8. Melakukan monitoring evaluasi, dan pelaporan kegiatan sub bagian perencanaan; dan
      9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

      Untuk tugas pokok, fungsi, dan uraian tugas dari beberapa unsur organisasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang yang lain secara lebih lengkap akan dibahas pada bab lampiran.


Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan deteksi pelanggaran pada zona dilarang parkir berbasis Raspberry Pi ini diharapkan akan tercipta berdampak positif seperti berikut:

  1. Memberikan kemudahan dalam pemantauan zona dilarang parkir secara efektif.
  2. Mengurangi pelanggaran lalu lintas di zona dilarang parkir.


Analisa Sistem

Flowchart Sistem Yang Berjalan

Sistem yang berjalan pada PT Tirta Varia Intipratama saat ini masih berjalan secara manual khususnya pada proses pengiriman barang botol yang kurang. Customer atau karyawan harus menghitung ulang secara manual di lokasi tersebut

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Yang Berjalan

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem yang berjalan pada penertiban kendaraan oleh dishub.
  2. 4 (tiga) simbol proses, yang menyatakan petugas mendatangi area diarang parkir untuk melakukan penertiban kendaraan jika kedapatan melanggar dapat di kenakan sanksi.
  3. 1 (satu) simbol decision yang menyatakan jika “Ya” sudah tertib selesai jika “Tidak” kembali ke penertiban kendaraan.

Perancangan Alat dan Bahan

Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika, device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan dalam perancangan perangkat keras ini:

  1. Alat yang digunakan:
    1. Raspberry Pi 4 B+
    2. Kamera Webcam
    3. Adaptor 3 A
    4. HDMI to VGA adapter
    5. Laptop
    6. SD Card 16 GB
  2. Bahan yang digunakan :
    1. Raspbian OS
    2. Tensorflow
    3. OpenCV
    4. Tesseract OCR
    5. Platform BigBox

Rangkaian Alat

Gambar 3.3 Rangkaian Alat

Keterangan:

  1. Kamera webcam terhubung ke port Raspberry Pi

Cara Kerja Alat

Gambar 3.4 Diagram Gambar

Keterangan:

  1. Kamera webcam mendeteksi plat nomor kendaraan
  2. Sistem capture plat nomor kendaraan
  3. Sistem mengenali plat nomor kendaraan.
  4. Raspberry Pi mengirim notifikasi berupa SMS kepada pelanggar.


Perangkat Keras (Hardware)

Dalam perancangan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika, device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini, yang dibutuhkan adalah:

  1. Raspberry Pi 4 B+
  2. Kamera Webcam
  3. Adaptor 3 A
  4. HDMI to VGA adapter
  5. Laptop
  6. SD Card 16 GB

Perangkat Lunak (Software)

  1. Tampilan OS Raspbian

    Gambar 3.6 Tampilan OS Raspbian

  2. Mengaktifkan Kamera webcam di raspi-config

    Gambar 3.7 Layar Utama Raspi-Config

  3. Menginstall Tensorflow

    Gambar 3.8 Tampilan Install Tensorflow

  4. Memberi label image pada gambar pada Tensorflow di lakukan label image untuk object plat nomor.

    Gambar 3.9 Tampilan Iabel Image

  5. Mengconversi csv file setelah gambar di label maka akan menjadi xml file setelah itu di konversi menjadi csv file.

    Gambar 3.10 Tampilan Proses Konversi CSV

  6. Konversi file csv ke TFrecord agar data gambar dapat di proses training maka file csv di konversi ke TFrecord.

    Gambar 3.11 Tampilan Proses Konversi TFrecord

    Gambar 3.12 Tampilan Hasil Konversi

  7. Memberi labelmap

    Gambar 3.13 Tampilan Label

  8. Proses Training tensorflow

    Gambar 3.14 Tampilan Proses Training

  9. Menginstall OpenCV

    Gambar 3.15 Tampilan Proses Konversi TFrecord

  10. Install PyTesseract

    Gambar 3.16 Install PyTesseract

  11. Menampilkan Platform BigBox

    Gambar 3.17 Platform BigBox

Analisa Waterfall

Dalam merancang prototipe ini digunakan metode waterfall ada pun tahapan yang dilalui dalam perancangan ini sebagai berikut:

  1. Tahap Requirements (kebutuhan)

    Pada tahap ini penulis menganalisa kebutuhan yang di harapkan oleh client baik dari segi software maupun hardware yang akan digunakan untuk membuat prototipe ini. Adapun kebutuhan hardware penulis menggunakan Kamera webcam, Raspberry Pi 4 B+, dan laptop. Untuk kebutuhan software, penulis menggunakan tensorflow sebagai framework machine learning dan juga library OpenCV digunakan untuk pengolahan citra dinamis secara real time.

  2. Tahap Requirements (kebutuhan)

    Pada tahap ini penulis menganalisa kebutuhan yang di harapkan oleh client baik dari segi software maupun hardware yang akan digunakan untuk membuat prototipe ini. Adapun kebutuhan hardware penulis menggunakan Kamera webcam, Raspberry Pi 4 B+, dan laptop. Untuk kebutuhan software, penulis menggunakan tensorflow sebagai framework machine learning dan juga library OpenCV digunakan untuk pengolahan citra dinamis secara real time.

  3. Tahap Coding

    Pada tahap ini dilakukan pembuatan coding program agar alat ini bisa digunakan nantinya. Bahasa pemrograman yang dipakai oleh Penulis adalah Python dan juga menggunakan Tensorflow sebagai framework Machine Learning dan juga OpenCV sebagai library pengolah gambar dan video.

  4. Tahap Testing

    Pada tahap ini dilakukan uji coba menggunakan metode black box dan pengujian perangkat keras dan perangkat lunak.

  5. Tahap Maintenance

    Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap sistem secara periodik agar alat tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

  1. Proses penertiban yang masih manual dengan cara mendatangi area-area yang dilarang parkir di Kota Tangerang.
  2. Petugas mengalami kesulitan dalam hal penertiban karena pengguna kendaraan masih memakirkan kendaraanya ketika tidak ada petugas.
  3. Sanksi masih belum memberikan efek jera.

Alternatif Pemecahan Masalah

  1. Membuat suatu sistem yang dapat memantau kendaraan pada zona dilarang parkir.
  2. Petugas tidak harus datang ke lokasi area dilarang parkir melainkan dapat memantau secara realtime menggunakan Laptop / PC.
  3. Memberikan peringatan berupa notifikasi SMS.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang di inginkan.

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasrif ikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.1 terdapat 1 non functional opsinya Inessential (I) dan 3 functional opsinya Inessential (I) harus dieliminasi. Semua requirement tersebut adalah bagian dari sistem yang dibahas, namum sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, Deteksi pelanggaran pada zona dilarang parkir berbasis Raspberry Pi pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang.

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

  1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan.
  2. D pada MDI artinya Desirable (Diinginkan atau tidak terlalu penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
  3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi). Maksudnya adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar system.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut:

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

  1. T (Technical)

    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan.

  2. O (Operational)

    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimanakah cara kerja dari sistem yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

  3. E (Economic)

    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

  1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan
  3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan Deteksi pelanggaran pada zona dilarang parkir berbasis Raspberry Pi pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dapat dihasilkan Final Draft

Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.


Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi




BAB IV

HASIL DAN UJI COBA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen telah selesai yang terdiri dari komponen software dan hardware. Lalu, hasil uji coba ini nantinya adalah sebuah sistem yang siap digunakan.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box Deteksi Pelanggaran Bermotor Di Zona Dilarang Parkir Berbasis Raspberry Pi Pada Dinas Perhubungan:

Pengujian Black Box Mendeteksi Plat Nomor

4.1 Pengujian Black Box Mendeteksi Plat Nomor

Pengujian Black Box Capture Plat Nomor

Tabel 4.2 Pengujian Black Box Capture Plat Nomor

Pengujian Black Box Membaca Karakter Plat Nomor

Tabel 4.3 Pengujian Black Box Membaca Karakter Plat Nomor


Pengujian Black Box Pada Notifikasi SMS

Tabel 4.4 Pengujian Black Box Pada Notifikasi SMS

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.1 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan gambar flowchart sistem usulan pada penertiban kendaraan diarea dilarang parkir:

  1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem yang berjalan pada penertiban kendaraan oleh dishub.
  2. Terdapat 5 (lima) simbol proses, yang menyatakan mengaktifkan kamera dan menjalankan OpenCV, identifikasi plat nomor, capture plat nomor mengirim notifikasi sms peringatan kepada pelanggar.
  3. Terdapat 3 (tiga) simbol decision yang pertama menyatakan adanya kendaraan yang memasuki zona dilarang parkir jika “tidak” kembali ke proses pengecekan jika “Ya” maka dilanjutkan, Apakah pengendara berhenti, jika “tidak” selesai, jika “ya” dilanjutkan apakah pengendara meninggalkan kendaraannya jika “tidak” selesai, jika “ya” di lanjutkan ke proses identifikasi plat nomor kendaraan.

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhnan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program dengan apa yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak Raspberry Pi

Dalam perancangan program menggunakan bahasa python untuk memprogram Raspberry Pi yang bertindak sebagai proses data, dan digunakan sebagai penjembatan penghubung pengiriman data dari kamera webcam. Berikut listing program yang digunakan untuk deteksi plat nomor:

Gambar 4.2 Tampilan Listing Program Deteksi Plat Nomor

Konfigurasi Sistem Usulan

Sebelum alat deteksi kendaraan bermotor pada zona dilarang parkir ini dibuat dan siap digunakan maka terlebih dahulu adanya perancangan sistem usulan yang terdapat beberapa hardware maupun software yang digunakan untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing Adapun perangkat keras (hardware) sebagai berikut:

  1. Laptop : Acer (Processor Intel Celeron CPU 1000M @1.80GHz, Memory 4GB , HardDisk 500 GB)
  2. Raspberry Pi 4 b+
  3. Kamera Webcam
  4. Adaptor 3 A
  5. HDMI to VGA adapter
  6. SD Card 16 GB

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini yang digunakan untuk uji coba alat sistem deteksi pelanggaran. Adapun software yang digunakan sebagai berikut:

  1. Raspbian
  2. Tensorflow
  3. Tesseract OCR
  4. OpenCV
  5. BigBox

Rancangan Prototype

Gambar 4.3 Rancangan Prototype

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Raspberry Pi 4, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.
  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.
  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahan-tahap untuk merelisasikan dari sistem yang dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data –data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung shingga sampai tercapainya dalam penerapanya.

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga Deteksi Pelanggaran Kendaraan Bermotor Di Zona Dilarang Parkir Berbasis Raspberry Pi Pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Adapaun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

Estimasi Biaya

Berikut ini adalah rincian biaya yang di keluarkan dari pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6 Estimasi Biaya Alat Yang Di Keluarkan

Tabel 4.7 Estimasi Biaya Non Alat Yang Di Keluarkan



BAB III

PEMBAHASAN

Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian dan mencoba memecahkan masalah yang ada, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

  1. Dengan menggunakan Raspberry Pi untuk memproses dan kamera webcam sebagai input gambar dan video. Framework perangkat lunak machine learning yaitu Tensorflow sebagai training gambar object dan OpenCV sebagai library pengolah gambar atau video.
  2. Dengan menggunakan alat ini maka pemantauan akan dilakukan secara real time sehingga petugas Dinas perhubungan cukup melihat melalui PC/Laptop dengan cara menjalankan dengan menginstall terlebih dahulu yaitu OpenCV yang didalamnya setelah itu jalankan.
  3. Ketika pengguna kendaraan terlihat melanggar yaitu parkir sembarangan di zona dilarang parkir maka kamera akan mendeteksi dan capture plat nomor kendaraan setelah itu mengirimkan notifikasi SMS.

Saran

Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan penulis pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang terdapat beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengimplementasian sistem kerja alat, diantaranya sebagai berikut:

  1. Menggunakan kamera yang resolusinya cukup tinggi.
  2. Foto plat nomor di perbanyak agar hasil training akurasinya tinggi.
  3. Tampilan command dibuat user friendly.

Kesan

Selama skripsi ini banyak mendapatkan ilmu baru, banyak kesulitan yang dihadapi terutama dalam pembuatan alat karena banyak yang harus dipelajari.


Daftar Pustaka

  1. Rizkidiniah, F., Yamin, M. and Muchlis, N.F., 2016. Perancangan Dan Implementasi Prototype Sistem GPS (Global Positioning System) Dan SMS Gateway Pada Pencarian Kendaraan Bermotor Berbasis Arduino Uno. semanTIK, 2(2).
  2. Azizah, N. and Ansyah, A., 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal, 9(1), pp.60-70.
  3. Fajarianto, O. (2017). Prototype Pelayanan Akademik Terhadap Komplain Mahasiswa Berbasis Mobile. Jurnal Lentera ICT, 3(1), 54-60
  4. Rafika, A.S., Koswara, D. and Nugroho, B., 2019. PROTOTYPE ROBOT TEMPAT SAMPAH MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328 PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA. Insan Pembangunan Sistem Informasi dan Komputer (IPSIKOM), 4(2).
  5. Saefullah, Asep. Nur Azizah. Andri Ansyah. 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal. Volume 9, No.1 September 2015 (KNS&I).
  6. Sistem Informasi Penjadwalan Dosen Ajar Studi Kasus: STMIK Atma Luhur. Jurnal Nasional Teknologi dan Sistem Informasi, 2(1), pp.65-74.
  7. Sistem Informasi Monev Penelitian (SIMONEP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
  8. Indrawati, I., Suprihanto, J., & Wibowo, A. (2018). MONITORING LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KABUPATEN PACITAN (Doctoral dissertation, STIE Widya Wiwaha).
  9. 9,0 9,1 Mulyani, S. (2017). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah: Notasi Pemodelan Unified Modeling Language (UML). Abdi Sistematika.
  10. Tyoso, J. S. P. (2016). Sistem Informasi Manajemen. Deepublish.
  11. Konsep sistem informasi. Deepublish.
  12. Maimunah, M., Manalu, D. E., & Kusuma, D. B. (2017). PERANCANGAN PROTOTYPE VISUAL PADA BAGIAN DESAIN SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PADA PT. SULINDAFIN. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), 4-6.
  13. Santoso, S., Azizah, N., & Astari, A. (2018). Aplikasi Sistem Informasi Pengajuan Kredit Berbasis Web Pada PD. BPR Kerta Raharja Cabang Balaraja. Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI) 2018.
  14. Tiara, Khanna., Hendra Kusumah, dan Dian M.P. 2017. PENERAPAN MANAJEMEN ASET DENGAN MAPYOURTAG PADA PERGURUAN TINGGI. CERITA Journal, 3(1), pp.91-109.
  15. Rafika, Ageng S., Hanafiah Y.P. dan Fitroh D.W. 2017. ANALISIS MESIN PENCARIAN GOOGLE SCHOLAR SEBAGAI SUMBER BARU UNTUK KUTIPAN. CERITA Journal, 3(2), pp.193-205.
  16. Agusvianto, H., 2017. Sistem Informasi Inventori Gudang Untuk Mengontrol Persediaan Barang Pada Gudang Studi Kasus: PT. Alaisys Sidoarjo. Journal Of Information Engineering and Educational Technology, 1(1), pp.40-46.
  17. Fikriya, Z.A., Mohammad I.I., dan Soetrisno. 2017. Implementasi Extreme Learning Machine untuk Pengenalan Objek Citra Digital. Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(1), pp.12-17.
  18. Nanxi Wang. 2017. Bankruptcy Prediction Using Machine Learning. Journal of Mathematical Finance.
  19. Nansia, Oktavio. dan Bosker Sinaga. 2019. SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM TERNAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FAKTOR. Journal Of Informatic Pelita Nusantara, 4(2), pp.14-18.
  20. Surianti, dan Edi Wijaya. 2017. Rancangan Sistem Pakar Psikotes Untuk Penyeleksian Penerimaan Karyawan Pada STMIK TIME Medan. Jurnal TIMES, 6(2), pp.69-78.
  21. Maulani, Giandari., Mila T.K., dan Indra Setiawan. 2019. Sistem Informasi UKKO untuk Peningkatan Kinerja Pegawai Studi Kasus PT. PLN (Persero) Tangerang. CCIT Journal, 12(1), pp.1-12.
  22. Junaidi, M.Y., Effendy, dan Hamzah Hartono. 2015. REKAYASA MODEL APLIKASI SISTEM PRODUCT KNOWLADGE UNTUK MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN. CERITA Journal, 1(1), pp.46-55.
  23. Hanafri, M.I., Siti Maisaroh dan Arip Hidayat. 2017. Proses Perakitan Trafo Dengan Menggunakan Animasi Multimedia. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 7(1).
  24. Ariawan, J. dan Wahyuni, S. 2015. Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis We. Jurnal Sisfotek Global, 5(1).
  25. Bachtiar, Dede., dan Atikah. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 5(1).
  26. Gawande, S.V., dan Prasnhant R.D. 2015. Raspberry Pi Technology. Internasional Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering.
  27. Lorvanleuang S., dan Yandong Z. 2018. Automatic Irrigation System Using Android. Open Access Library Journal.
  28. Aisa, S dan Thabrani R. 2016. Implementasi Private Cloud Menggunakan Raspberry PI Untuk Pengaksesan Data Pribadi. Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, 6(2), pp.137-152.
  29. Boreiko, O., dan Teslyuk, V. 2016. Developing a controller for registering passenger flow of public transport for the smart city system. Eastern-European Journal of Enterprise Technologies (6 (3)), pp.40-46.
  30. Rafika, Ageng S., Asep Saefullah, dan Andri Ahmad G. 2016. WIRELESS SURVEILLANCE CAMERA WITH AMC (AUTOMATIC MOTION CAPTURES) SYSTEM. CCIT Journal, 9(2), pp.202-213.
  31. Perkasa, T.R., Helmy Widyantara, dan Pauladie Susanto. 2014. RACANG BANGUN PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN METODE IMAGE SUBTRACTION PADA SINGLE BOARD COMPUTER (SBC). Journal of Control and Network Systems.
  32. J, Jonathan., dan Scott M. Collis. 2016. The Python ARM Toolkit (Py-ART). A Library for Working with Weather Radar Data In the Python Progamming Languange. Journal of Open Research Software.
  33. Cahyana, F.M., Julius St, M. dan Setyawan, R.A., 2014. Perancangan Program Penghitung Jumlah Kendaraan di Lintasan Jalan Raya Satu Arah Menggunakan Bahasa Pemrograman C++ dengan Pustaka OpenCV. Jurnal Mahasiswa TEUB, 2(6).
  34. Arsy, L., Nurhayati, O.D. dan Martono, K.T., 2016. Aplikasi Pengolahan Citra Digital Meat Detection Dengan Metode Segmentasi K-Mean Clustering Berbasis OpenCV Dan Eclipse. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 4(2), pp.322-332.
  35. Mahfuzah, Yaya Khairunnisa. 2017. ALAT PENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI DENGAN MENGGUNAKAN WEBCAM. Penelitian Tugas Akhir: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
  36. Prabowo, D.A., Deddy A., dan Arik Manik. 2018. Deteksi dan Perhitungan Objek Berdasarkan Warna Menggunakan Color Object Tracking. Pseudocode, 5(2), pp.85-91..
  37. Adiima, F., Irfan, M. and Atmadja, A.R., 2018. Pembangunan Perangkat Lunak Bantu untuk Menyelesaikan Persoalan Matematika dengan Menggunakan Optical Character Recognition Berbasis Android. INSIGHT, 1(1), pp.171-177.
  38. Novyantika, Rizky Dwi. 2018. DETEKSI TANDA NOMOR KENDARAAN BERMOTOR PADA MEDIA STREAMING DENGAN ALGORITMA CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN TENSORFLOW. Penelitian Skripsi: Universitas Islam Indonesia.
  39. Sukardi, Zainal Arifin, dan M. Risaldi. 2017. Klasifikasi Penentuan Gambar Berbasis Tensorform dan Framework dengan Algoritma CNN. Prosiding SEMNASTIKOM.
  40. Eggi Krismidianto. 2017. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA PELANGGARAN LALU LINTAS OLEH PENGENDARA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI KOTA PAINAN. Penelitian Tugas akhir: Universitas Andalas Padang.
  41. Larasadi, Riyanda Dwike. 2018. ANALISIS TERHADAP PELANGGARAN PENGENDARA YANG MENGGANGGU FUNGSI JALAN TOL DITINJAU MENURUT PASAL 63 AYAT (I) UU NOMER 38 TAHUN 2004 (STUDI DI PT CITRA MARGATAMA SURABAYA PENGELOLAH TOL WARU-JUANDA). Penelitian Skripsi: Universitas Muhammadiyah Malang.
  42. Sjaifurrachman, S., 2014. Keberadaan Kendaraan Bermotor (Mobil) Pribadi sebagai Angkutan Umum dalam Perspektif Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kabupaten Sumenep. Jurnal Jendela Hukum, 1(1).
  43. Masihor, Andre S., dan Winston Pontoh. 2015. Penerapan Kebijakan Earmarking Tax Pada Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pembangunan Dan Pemeliharaan Jalan Di Provinsi Sulawesi Utara. JOURNAL ACCOUNTABILITY, 4(2), pp.60-71.
  44. Rifaldi, Ahmad. 2017. SISTEM DETEKSI DAN ESTIMASI JARAK LUBANG PADA PEDESTRIAN DENGAN TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN MONO KAMERA. Penelitian Tugas Akhir: Universitas Hasanuddin Makassar.
  45. Budiana, Oris R. 2018. Tahu Bedanya Rambu Dilarang Berhenti dan Dilarang Parkir?. Diambil dari: https://beritabaik.id/read?editorialSlug=indonesia-baik&slug=1540264047232-tahu-bedanya-rambu-dilarang-berhenti-dan-dilarang-parkir. ( 10 Maret 2019 )
  46. Gustaafkusno. 2018. "Dilarang Berhenti" dan "Dilarang Parkir", Berbedakah?. Diambil dari: https://www.kompasiana.com/gustaafkusno/56a70b436e7e611d05a87b38/dilarang-berhenti-dan-dilarang-parkir-berbedakah. ( 15 November 2019 )
  47. 47,0 47,1 Rafika, Ageng S., Mukti Budiarto, dan Wahyu Budianto. 2015. Aplikasi Monitoring sistem absensi sidik jari sebagai pendukung pembayaran biaya pegawai terpusat dengan SAP. CCIT Journal, 8(3), pp.134-146.
  48. Udayana, Gede A., I Gede M.D., dan I Made G.S. 2016. Pengembangan Prototipe Portal Otomatis Dengan Pendeteksian Plat Nomor Kendaraan Berbasis Raspberry Pi. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (ISSN: 2252-9063), 5(2).
  49. Prasetyo, Adi., Natanael, dan Essa P.A. 2017. MONITORING SUHU RUANG SERVER DI PT. TIKI TANGERANG. CICES Journal, 3(2), pp.152-158.
  50. Apriani, D., Kharis Munawar, dan Ade Setiawan. 2019. ALAT MONITORING PADA DEPO AIR MINUM BIRU CABANG NAGRAK KOTA TANGERANG MENGGUNAKAN AIR GALON BERBASIS SMS GATEWAY. SENSI Journal, 5(1), pp.109-117.
  51. Irwansyah, Hendra Kusumah, dan Muhammad Syarif. 2015. PROTOTYPE ALAT PEMANTAU SALURAN AIR BAWAH TANAH DENGAN MENGGUNAKAN WEBCAM C170 BERBASIS RASPBERRY PI. CERITA Journal, 1(1), pp.37-45
  52. Roihan, Ahmad., Muhammad S.B.P., dan Annas R. 2017. MONITORING LOCATION TRACKER UNTUK KENDARAAN BERBASIS RASPBERY Pi. CERITA Journal, 3(2), pp.148-161.
  53. Prasetya, Hendra. 2017. Implementasi RFID pada Proses Tilang Kendaraan Menggunakan Arduino dan Android . Penellitian Skripsi.
  54. Ghassani, Ulya H. 2016. PROTOTIPE MONITORING KENDARAAN YANG BERADA PADA AREA DILARANG PARKIR MENGGUNAKAN RFID. Penelitian Skripsi: Universitas Telkom.
  55. Satria, R.T. 2015. PROTOTIPE SISTEM PEMANTAUAN LOKER DOSEN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI MENGGUNAKAN RASPBERRY PI DENGAN NOTIFIKASI EMAIL. Penelitian Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
  56. Setiawan, P.R., 2018. RANCANG BANGUN MODEL DETEKSI ZEBRA CROSS PADA TRAFFIC LIGHT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ADAPTIF BACKGROUND SUBSTRACTION. Penelitian Skripsi: Universitas Lampung.
  57. Ibnutama, K., Panjaitan, Z. and Ginting, E.F. 2019. Modifikasi Metode Template Matching pada OCR Untuk Meningkatkan Akurasi Deteksi Plat Nomor Kendaraan. J-SISKO TECH (Jurnal Teknologi Sistem Informasi dan Sistem Komputer TGD), 2(2), pp.21-29.

Contributors

Haqiqi aulia