SI1331475492: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Baris 563: Baris 563:
 
=<div style="font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''BAB II'''</div>=
 
=<div style="font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''BAB II'''</div>=
 
<div style="font-size: 14pt;font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''LANDASAN TEORI'''</div>
 
<div style="font-size: 14pt;font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''LANDASAN TEORI'''</div>
==Teori Umum==
+
== Teori Umum==
===Konsep Dasar Prototipe===
+
=== Konsep Dasar Prototipe===
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Prototipe</p>
<p style="line-height: 2">A. Definisi Prototipe</p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefiniskan sebagai satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Rizkidiniah. F, Yamin. M, Muchlis. N F.">Rizkidiniah. F, Yamin. M, Muchlis. N F. 2016. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROTOTYPE SISTEM GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) DAN SMS GATEWAY PADA PENCARIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS ARDUINO. semanTIK, Vol.2, No.2, Jul-Des 2016, pp. 87-92 ISSN : 2502-8928 (Online) </ref>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Rumini, dkk (2014:48), “Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”.</p>
Menurut Rizkidiniah, dkk (2016:195), Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari produk akhirnya. </p>
+
<p style="line-height: 2">Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari suatu sitem yang memberikan ide bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sebelum direalisasikan.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Nurajizah, Siti.">Nurajizah, Siti. 2015. Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Dengan Metode Prototype: Studi Kasus Sekolah Islam Gema Nurani Bekasi. Prosiding SNIT (Seminar Nasinonal Inovasi dan Tren) 2015: Hal. A-215</ref>
+
<p style="line-height: 2">B. Jenis-Jenis Prototipe</p>
Menurut Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefinisikan suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”. </p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Yuniarti (2014)Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu:</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> <ref name=" Rumini dkk.">Rumini dkk. 2014. Perancangan E-Learning di MTI STMIK AMIKOM YOGRAKARTA. Jurnal Teknologi Informasi, Vol. IX Nomor 25. Maret 2014 ISSN: 1907-2430. </ref>
+
Menurut Rumini, dkk (2014) "Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh ataupun gambaran dari suatu sistem yang memberikan ide bagi para calon pengguna dalam bentuk sebenarnya, yang dapat dirubah sebelum direalisasikan. </p>
+
<p style="line-height: 2">B.Jenis-Jenis Prototipe</p>
+
<p style="line-height: 2"><ref name=" Yuniarti. Ika.">Yuniarti. Ika. 2016 Sistem Informasi Layanan Rawat Jalan Pada Puskesmas Kapuan Dengan Menggunakan Metode Prototipe. FIK. Universitas Dian Nuswantoro</ref>
+
Menurut Yuniarti (2014) Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu : </p>
+
 
<p style="line-height: 2">1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary) </p>
 
<p style="line-height: 2">1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary) </p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. </p>
+
<p style="line-height: 2">Prototipe Terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.</p>
<p style="line-height: 2">2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype) </p>
+
<p style="line-height: 2">2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu: </p>
+
<p style="line-height: 2">Prototipe Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu : </p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem. </p>
+
<p style="line-height: 2">a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan. </p>
+
<p style="line-height: 2">b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna. </p>
+
<p style="line-height: 2">c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">d. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi system produksi. </p>
+
<p style="line-height: 2">d. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.</p>
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-u5paSbP1YPM/WigG-U-OYqI/AAAAAAAAAB0/GKLU1ljuAMcexSR3hAgfNhs-_XtUnRqvQCL0BGAs/w530-d-h795-n/gambar%2B2.1.jpg"/></div>
+
<p style="line-height: 2">Sumber : Nurajizah (2015:A-214)</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Gambar 2.1 Tahapan Prototipe</p>
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center"> Gambar 2.1. Tahapan Prototipe</p>
+
=== Konsep Dasar Sistem===
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : Nurajizah (2015:A-214) </p></div>
+
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar Sistem===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
 
<p style="line-height: 2">A. Definisi Sistem</p>
 
<p style="line-height: 2">A. Definisi Sistem</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Romney dan Steinbart dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak.,CA. (2016:2) “sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan mencapai tujuan tertentu”. </p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Hartono (2013:9), “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemn, yang saling berhubungan secara terorganiasai berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Kamus Teknologi dan Informasi dalam Prof. Dr. Sri Mulyani, (2016:2) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. </p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Taufiq (2013:2), “Sistem adalah kumpulan sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Hutahean (2015:2), “Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. </p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Tata Sutabri ( 2012:10), ”Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu”.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Tiara, Khanna.">Tiara, Khanna. 2013. Sistem Monitoring Inventory Control Pada Cv. Cihanjuang Budi Jaya Tangerang : STMIK Raharja. </ref>
+
<p style="line-height: 2">Berdasarkan beberapa definisi sistem yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau elemen yang berkerja sama sesuai fungsinya dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.</p>
Menurut Tiara (2013 : 10), “Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output yang di inginkan." </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sebuah jaringan kerja atau elemen dari beberapa prosedur yang saling terhubung, saling mendukung dan memiliki ketergantungan yang biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. </p>
+
 
<p style="line-height: 2">B. Karakteristik Sistem</p>
 
<p style="line-height: 2">B. Karakteristik Sistem</p>
<p style="line-height: 2"><ref name=" Hutahaean, Jeperson.">Hutahaean, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish. </ref>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat­sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :</p>
Menurut Hutahaean (2014:3-5), Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu: </p>
+
<p style="line-height: 2">1. Komponen Sistem (Components System)</p>
<p style="line-height: 2">1. Komponen. </p>
+
<p style="line-height: 2">Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen­komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. </p>
+
<p style="line-height: 2">2. Batasan Sistem (Boundary System)</p>
<p style="line-height: 2">2. Batasan Sistem (Boundary). </p>
+
<p style="line-height: 2">Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu istem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. </p>
+
<p style="line-height: 2">3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan, harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.</p>
<p style="line-height: 2">3. Lingkungan Luar Sistem (environment). </p>
+
<p style="line-height: 2">4. Penghubung Sistem (Interface System)</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. </p>
+
<p style="line-height: 2">Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber­sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.</p>
<p style="line-height: 2">4. Penghubung Sistem (interface). </p>
+
<p style="line-height: 2">5. Masukan Sistem (Input System)</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung. </p>
+
<p style="line-height: 2">Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.</p>
<p style="line-height: 2">5. Masukkan Sistem (input). </p>
+
<p style="line-height: 2">6. Pengolahan Sistem (Process System)</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Masukkan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenace input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. </p>
+
<p style="line-height: 2">Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.</p>
<p style="line-height: 2">6. Keluaran Sistem (output). </p>
+
<p style="line-height: 2">7. Keluaran Sistem (Output System)</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan. </p>
+
<p style="line-height: 2">Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.</p>
<p style="line-height: 2">7. Pengolah Sistem. </p>
+
<p style="line-height: 2">8. Sasaran Sistem (Objective System) dan Tujuan (Goals)</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, system akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan. </p>
+
<p style="line-height: 2">Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.</p>
<p style="line-height: 2">8. Sasaran Sistem. </p>
+
<p style="line-height: 2">C. Klasifikasi Sistem</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. </p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Taufiq (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :</p>
 
+
<p style="line-height: 2">1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.</p>
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/k_bTnhY_-o7x7lYEgBOHEdhrHAUlENRN_4yvrz1k3dEJlVXtKUV8xf_MW6oaHxjkJELXK6Y1lWYVG555OIqPPgMDuJnGWhYlZuU=w241-h2200"/></div>
+
<p style="line-height: 2">2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Sumber: Taufiq,Rohmat. 2013</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Gambar 2.2. Sitem Tertutup</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Sumber: Taufiq 2013</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Gambar 2.3. Sistem Terbuka</p>
 
+
=== Konsep Dasar Perancangan Sistem===
 
+
 
+
 
+
 
+
 
+
 
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.2. Karakteristik suatu sistem</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Jeperson Hutahaean (2014:5) </p></div>
+
 
+
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar Perancangan Sistem===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
 
<p style="line-height: 2">A. Definisi Perancangan Sistem</p>
 
<p style="line-height: 2">A. Definisi Perancangan Sistem</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Rianti. Eva. Pratama Noval Robby.">Rianti. Eva. Pratama Noval Robby. 2016. Perancangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Peserta Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten SMPN 7 SIJUNJUNG Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process. Jurnal Sains dan Informatika Vol. 2 No. 2. 2016. ISSN : 2459-9549. </ref>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Rianti, dkk (2016:52). Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.</p>
Menurut Rianti, dkk (2016:52) “Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem”. </p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Ekawati, dkk (2015:58). Perancangan sistem merupakan suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Ekawati. Henny, dkk.">Ekawati. Henny, dkk. 2015. Sistem Informasi Pengagendaan Surat Keluar Masuk Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kecamatan Polanharjo Dengan Aplikasi Multi User. Jurnal Ilmiah SINUS ISSN : 1693-1173. </ref>
+
<p style="line-height: 2">Berdasarkan definsi di atas dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem yang baik yang di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.</p>
Menurut Ekawati, dkk (2015:58) “Perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem”. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur kerja suatu sistem yang baik. Di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem. </p>
+
 
<p style="line-height: 2">B. Tujuan Perancangan Sistem</p>
 
<p style="line-height: 2">B. Tujuan Perancangan Sistem</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Yunita. Irma, Devitra. Joni.">Yunita. Irma, Devitra. Joni. 2017. Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset Pada SMK NEGERI 4 Kota Jambi. Vol. 2, No, 1 Maret 2017. ISSN : 2528-0082</ref>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Yunita dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:</p>
Menurut Yunita, dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu : </p>
+
<p style="line-height: 2">1) Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem. </p>
+
<p style="line-height: 2">2)   Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap   untuk pemrogram dan ahli-ahli teknik terlibat.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk program dan ahli ahli teknik terlibat. </p>
+
=== Konsep Dasar Hanggar===
</div>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Hanggar</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Menurut Wikipedia (2013) “Hanggar adalah sebuah struktur tertutup, tempat dimana pesawat bernaung di dalam sebuah gudang perlindungan berukuran besar. Kebanyakan hanggar dibangun dari material logam dan metal, akan tetapi bahan lain seperti kayu dan beton juga biasa digunakan sebagai material hanggar. Kata hanggar berasal dari Perancis Tengah yaitu hangarhart yang artinya “kadang dejat rumah”, kemudian berasal dari bahasa Jerman yaitu haimgar yang artinya “rumah-kandang”, pagar sekitar disekelompok rumah”</p>
===Konsep Dasar Monitoring===
+
<p style="line-height: 2">B. Klasifikasi Hanggar</p>
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">Menurut Wikipedia (2013), “Ukuran lebar bentang sebuah bangunan hanggar menentukan jenis pesawat apa saja yang dapat masuk kedalam bangunan hanggar. Berikut penjabarannya :</p>
<p style="line-height: 2">A. Definisi Monitoring</p>
+
<p style="line-height: 2">1. Lebar bentar kurang dari 30 meter (Size : Small)</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Rizan. Okkita, Hamidah.">Rizan. Okkita, Hamidah. 2016. Rancangan Aplikasi Monitoring Kamera CCTV Untuk Perangkat Mobile Berbasis Android. Jurnal Teknologi Informatika dan Komputer Atma Luhur Vol. 3 No. 1 Maret 2016. ISSN : 2406-7962</ref>
+
<p style="line-height: 2">Pada bangunan hanggar yang memiliki ukuran lebar bentang dari 30 meter biasanya digunakan untuk private hanggar atau hanggar pribadi. Jenis pesawat yang dapat masuk ke dalam hanggar ini adalah pesawat terbang bermesin piston dan propeler.</p>
Menurut Rizan, dkk (2016:46) “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan. </p>
+
<p style="line-height: 2">2. Lebar bentang antara 30-60 meter (Size : Medium)</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut<ref name=" Mardiani. Tri.  Gentisya.">Mardiani. Tri.  Gentisya. 2013. Sistem Monitoring Data Aset Dan Inventaris PT Telkom Cianjur Berbais Web. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Vol. 2, 1, Maret 2013, ISSN : 2089-9033. </ref>
+
<p style="line-height: 2">Kemudian untuk bangunan hanggar yang memiliki ukuran lebar bentar antara 30-60 meter dapat digunakan sebagai tempat bernaung dari pesawat terbang dengan jenis mesin piston (lebih dari satu pesawat) hingga turbo-propler dan rotary wings (helicopter).</p>
Mardiani (2013:36) “Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya. </p>
+
<p style="line-height: 2">3. Lebar bentang antara 60-90 meter (Size : Larger)</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses analisa dan pengumpulan data atau informasi yang di lakukan untuk mengambil suatu tindakan untuk penyempurnaan program /  kegiatan selanjutnya. </p>
+
<p style="line-height: 2">Untuk bangunan hanggar dengan ukuran lebar bentang 60-90 meter mampu menaungi pesawat terbang berjenis mesin turbo-propeler hingga turbo-fan dengan jenis pesawat berbadan dekat (Narrow-Body) seperti Boeing 737-300 dan Airbus 320 Family.</p>
</div>
+
=== Konsep Dasar Pengujian===
 
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Black Box</p>
==Teori Khusus==
+
<p style="line-height: 2">Menurut Warsito (2015:32), “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.</p>
===Konsep Dasar Internet Of Things (IOT)===
+
<p style="line-height: 2">Menurut Desmira (2015:40) “Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.</p>
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox dilakukan hanya untuk mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. </p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Dias Prihatmoko.">Dias Prihatmoko. 2017 PENERAPAN INTERNET OF THINGS ( IoT ) DALAM PEMBELAJARAN DI UNISNU JEPARA. Vol. 7, No. 2. November 2016. ISSN : 2252-4983</ref>
+
<p style="line-height: 2">Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software undertest (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.</p>
Menurut Dias (2016:569) “Internet of Things ( IoT ) adalah arsitektur sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan Web, Karena perbedaan protokol antara perangkat keras dengan protokol web, maka di perlukan sistem embedded berupa gateway untuk menghubungkan dan menjembatani perbedan protokol tersebut. Perangkat bisa terhubung ke internet menggunakan beberapa cara seperti Ethernet, WIFI, dan lain sebagainya”. </p>
+
<p style="line-height: 2">Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Ernita Dewi Meutia.">Ernita Dewi Meutia.2015. Internet of Things – Keamanan dan Privasi. Jurnal Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro Vol.1, No.1, (2015) ISSN: 2088-9984</ref>
+
<p style="line-height: 2">1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang</p>
Menurut Ernita (2015:85) “merupakan suatu jaringan yang menghubungkan berbagai objek yang memiliki identitas pengenal serta alamat IP, sehingga dapat saling berkomunkasi dan bertukar informasi mengenai dirinya maupun lingkungan yang diinderanya”. </p>
+
<p style="line-height: 2">2. Kesalahan interface</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Chandrakanth, S. K. Venkatesh, J. Uma Mahesh, Dr. K. V .Naganjaneyulu.">Chandrakanth, S. K. Venkatesh, J. Uma Mahesh, Dr. K. V .Naganjaneyulu. 2014. INTERNET OF THINGS. International Journal of Innovations and Advancement in Computer Science (IJIACS), Vol. 3, No. 8. Oktober 2014 ISSN: 2347-8616.</ref>Menurut Chandrakanth, dkk (2014:2) “Internet of things is a network of things each embedded with sensors which are connected to the internet.” Yang artinya, “Internet of Things adalah suatu jaringan di dalam sensor yang terhubung dengan internet”. </p>
+
<p style="line-height: 2">3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa Internet of Things adalah suatu sistem jaringan yang terdapat di dalam sebuah objek dimana setiap objek saling terhubung ke internet. </p>
+
<p style="line-height: 2">4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal</p>
</div>
+
<p style="line-height: 2">5. Kesalahan performa</p>
 
+
<p style="line-height: 2">6. Kesalahan inisialisasi dan terminasi</p>
===Konsep Dasar Pengairan===
+
<p style="line-height: 2">Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:</p>
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?</p>
<p style="line-height: 2">A. Definisi Pengairan (Irigasi) </p>
+
<p style="line-height: 2">2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Sahrudin, Permana. Sulwan, Farida. Ida.">Sahrudin, Permana. Sulwan, Farida. Ida. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi Untuk Daerah Irigasi Cimanuk Kabupaten Garut. Jurnal Irigasi, Vol. 12 No.1 ISSN : 2302-7312</ref>
+
<p style="line-height: 2">3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?</p>
Menurut Sahrudin, dkk (2014:2) “Tujuan utama irigasi adalah mewujudkan kemanfaatan air yang menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani”. Tersedianya air irigasi memberikan manfaat dan kegunaan lain, seperti: </p>
+
<p style="line-height: 2">4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?</p>
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">. Mempermudah pengolahan lahan pertanian </p>
+
<p style="line-height: 2">5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?</p>
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Memberantas tumbuhan pengganggu </p>
+
<p style="line-height: 2">6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem? </p>
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Mengatur suhu tanah dan tanaman </p>
+
<p style="line-height: 2">Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:</p>
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Memperbaiki kesuburan tanah </p>
+
<p style="line-height: 2">1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.</p>
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Membantu proses penyuburan tanah</p>
+
<p style="line-height: 2">2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.</p>
</div>
+
<p style="line-height: 2">3. Menentukan output untuk suatu jenis input.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.</p>
===Konsep Dasar Sawah===
+
<p style="line-height: 2">5. Melakukan pengujian.</p>
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.</p>
<p style="line-height: 2">A. Definisi Sawah</p>
+
<p style="line-height: 2">7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Jonson, dkk (2016:2196) “sawah  adalah  tanah  yang  digunakan untuk  bertanam  padi  sawah sepanjang  tahun maupun  bergiliran  dengan  tanaman  palawija”. </p>
+
<p style="line-height: 2">B. Metode Pengujian Dalam Black Box</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice). Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras untuk menghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali. </p>
+
<p style="line-height: 2">Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Sumber: (https://id.wikipedia.org//) </p>
+
<p style="line-height: 2">1. EquivalencePartionin</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari pendapat diatas dan dari beberapa sumber yang tidak di cantumkan bisa disimpulkan bahwa sawah adalah sebuah lahan yang berpetak – petak dan dibatasi pematang, memiliki permukaan yang rata yang ditanami padi dengan genangan air di dalamnya. </p>
+
<p style="line-height: 2">Equivalence Partioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.</p>
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar Pompa===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Pompa</p>
+
    <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut <ref name=" Mustakim.">Mustakim. 2015. PENGARUH  KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL JENIS TUNGGAL. TURBO Vol.4 No.2. 2015. ISSN : 2301-6663</ref>
+
Mustakim (2015:1) “Pompa adalah peralatan mekanis yang mengubah kerja mekanis poros menjadi energi mekanis fluida dan energi yang diterima oleh fluida ini digunakan untuk menaikkan tekanan dari fluida tersebut serta digunakan untuk melawan tahanan yang terdapat pada saluran sehingga dapat dikatakan fungsi dari pompa adalah untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara manaikkan tekanan fluida tersebut.” </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">  <ref name=" Reinyelda. D. Latuheru, Tagor Simanjuntak ">Reinyelda. D. Latuheru, Tagor Simanjuntak, 2013. PERANCANGAN KINCIR ANGIN SEBAGAI PENGERAK POMPA AIR. Jurnal ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 2 No.2, Agustus 2013. ISSN : 2089-6697</ref>
+
Menurut Reinyelda, Dkk (2013:4) “Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida (zat cair) dengan berdasarkan gaya tekan dari suatu tempat ke tempat lain secara kontinue.” </p>
+
  <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">  Dari pendapat di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa pompa adalah alat yang mengubah energi mekanis poros menjadi energi mekanis fluida. Yang nantinya di gunakan untuk menyalurkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain secara kontinue. </p>
+
<p style="line-height: 2">a. Jenis – jenis Pompa</p>
+
<p style="line-height: 2">1. Pompa Perpindahan Positif</p>
+
  <p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">  Pompa ini dikenal sesuai dengan caranya beroperasi yaitu, cairan diambil dari sisi suction, kemudian diberi gaya tekan di dalam rumah pompa dan dipindahkan ke sisi discharge, perpindahan fluida di dalam rumah pompa berlangsung secara positif. Pompa ini digunakan di berbagai macam sektor industri, terutama untuk memindahkan air maupun fluida berviskositas tinggi. Pompa perpindahan positif masih digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan cara pemindahannya, yaitu: </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Pompa Reciprocating</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Cara kerja pada pompa reciprocating saat mengalirkan fluida yaitu, mengkonversikan atau mengubah energi mekanis dari penggerak pompa menjadi energi dinamis/potensial terhadap cairan yang dipindahkan, perpindahan energi ke cairan terjadi melalui elemen berupa gear atau sering juga disebut crank/cam yang bergerak secara memutar dan memberikan dorongan terhadap piston. Piston inilah yang selanjutnya akan menekan fluida ke arah discharge sehingga dapat mengalir. Jadi dapat disimpulkan bahwa, prinsip kerja dari pompa reciprocating yakni memberikan tekanan terhadap cairan melalui jarum piston. Dalam penggunaannya di lapangan, pompa ini dominan digunakan untuk pemompaan cairan kental, contohnya untuk keperluan pengaliran minyak mentah. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Pompa Rotary</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pompa jenis ini memiliki prinsip kerja yang tidak jauh berbeda dengan pompa reciprocating, tetapi elemen pemindahnya tidak bergerak secara translasi melainkan bergerak secara rotasi di dalam casing (rumah pompa). Perpindahan dilakukan oleh gaya putaran sebuah gear dan baling-baling di dalam sebuah ruang bersekat, namun masih pada casing yang sama. Komponen utama pompa rotary sendiri terdiri dari: gear dalam, gear luar, lobe dan baling-baling dorong. Pompa ini umumnya digunakan untu layanan khusus dengan kondisi khusus di lokasi industri. </p>
+
<p style="line-height: 2">2. Pompa Dinamik</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh caranya beroperasi, yaitu; impeler yang berputar akan mengubah energi kinetik menjadi tekanan maupun kecepatan yang diperlukan untuk mengalirkan fluida. Sama halnya dengan pompa perpindahan positif, pompa dinamik juga masih digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu: </p>
+
<p style="line-height: 2">a. Pompa Sentrifugal</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pompa ini merupakan pompa yang sangat umum digunakan, biasanya sekitar 70% pompa yang digunakan pada kilang minyak merupakan jenis pompa sentrifugal. Cara kerja pompa ini ialah dengan mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (tekanan) melalui suatu impeller yang berputar di dalam casing. Impeller tersebut berupa piringan berongga yang memiliki sudut-sudut melengkung dan diputar oleh motor penggerak. Putaran dari impeller akan memberikan gaya sentrifugal terhadap cairan dan diarahkan kes sisi discharge. Sebelum cairan tersebut keluar melalui discharge, sebelumnya akan ditahan oleh casing sehingga menimbulkan tekanan alir. Untuk menjaga agar didalam casing selalu terisi cairan, maka pada saluran isap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve). Kosongnya cairan di dalam impeller dapat menyebabkan masuknya udara dan menimbulkan kavitasi. </p>
+
<p style="line-height: 2">b. Pompa Desain Khusus</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pompa jenis ini dirancang untuk suatu kondisi khusus di dalam berbagai bidang sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya jet pump atau ejector, pompa jenis ini terdiri dari sebuah tabung pancar, nozzle konvergen dan venturi berbentuk diffuser. Cara kerjanya ialah, pada bagian konvergen dihubungkan dengan pipa yang berfungsi sebagai penghisap cairan. Fluida dapat terhisap oleh pompa karena adanya daya penggerak dalam bentuk energi tekanan, selanjutnya fluida akan dialirkan melalui nozzle dan masuk kedalam tabung dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan kevakuman di dalam tabung pompa. Fluida yang terhisap tadi akan menyatu dengan fluida penggerak dan kemudian ikut mengalir. Pompa desain khusus seperti jet pump umumnya digunakan di sumur-sumur minyak, dan lain – lain. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Proses Industri.">Proses Industri. 2014. http://www.prosesindustri.com/2014/12/jenis-jenis-pompa-berdasarkan-cara-kerjanya-mengalirkan-fluida.html. Diakses pada tanggal : 3 Desember 2016. </ref>
+
Sumber: (http://www.prosesindustri.com//)</p>
+
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar Wemos===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">A.Definisi Wemos</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> <ref name=" Dian Mustika Putri.">Dian Mustika Putri. 2017. Mengenal Wemos D1 Mini dalam dunia IOT. februari 2017. http://ilmuti.org/2017/02/23/mengenal-wemos-d1-mini-dalam-dunia-iot/. Diakses pada tanggal : 14 September 2017. </ref>
+
Menurut Dian (2017) “Wemos D1 mini merupakan board wifi mini berbasis ESP266 yang dikenal ekonomis dan handal. ESP8266 ini yang bisa menghubungkan perangkat mikrokontroller seperti arduino dengan internet via wifi.” </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> <ref name=" Eko Rudiawan.">Eko Rudiawan. 2016. Cara Memprogram Wemos D1 R2 Mini ESP8266 Dengan Arduino. Agustus 2016. http://eko-rudiawan.com/cara-memprogram-wemos-esp8266-dengan-arduino/ . Diakses pada tanggal : 14 September 2017. </ref>
+
Menurut Eko (2016) “Wemos merupakan salah satu arduino compatible development board yang dirancang khusus untuk keperluan IoT. Wemos menggunakan chip SoC WiFi yang cukup terkenal saat ini yaitu ESP8266. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Dilihat dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa wemos adalah sebuah papan sirkuit yang bisa di hubungkan dengan mikrokontroller lain maupun sebagai perangkat mandiri, dan menyambungkannya ke internet. </p>
+
<div align="center"><img width="750" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/ukI2wA0Uhn_i0fV5MKYSPxYsKf4RlWIkyfzhN6f2hmCBvGAx50KC-DlytPE74gwerAebnmgMvl2RyV5tW06kMxBzQs48f3CHpGw=w391-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.3. Wemos D1 Mini</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center"><ref name=" Zerolagtime.">Zerolagtime. 2017. Wemos D1 mini. Juni 2017. https://wiki.wemos.cc/products:d1:d1_mini#d1_mini . Diakses pada tanggal : 14 september 2017</ref>
+
Sumber: (https://wiki.wemos.cc//)</p></div>
+
 
+
<p style="line-height: 2;>B.Fitur – fitur Wemos</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">11 digital input/output pins, all pins have interrupt/pwm/I2C/one-wire supported (except D0) </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1 analog input (3.2V max input) </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a  Micro USB connection</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Compatible with Arduino</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Compatible with Nodemcu</p>
+
 
+
 
+
<p style="line-height: 2">C. Spesifikasi teknik</p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
+
 
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Tabel 2.1. Spesifikasi Wemos</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: https://wiki.wemos.cc// </p></div>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/-dnbWZX-dqQI/VWbOr-MaH6I/AAAAAAAAA24/wO3CeDcamUE/w355-h543-no/SIMBOLFLOWCHART.jpg"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Tabel 2.2. Spesifikasi Pin Wemos</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : (https://wiki.wemos.cc/)</p></div>
+
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar Sensor Ultrasonik===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Sensor Ultrasonik</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut<ref name=" Monisha. S.">Monisha. S. 2015. Design & Development of Smart Ultrasonic Distance Measuring Device. International Journal of Innovative Research in Electronics and Communications (IJIREC). Volume 2, Issue 3, May 2015. ISSN : 2349-4042</ref>
+
Magori dalam Monisha (2015) “The ultrasonic transducer is as device that converts any form of energy into ultrasonic vibration.” Yang artinya “transduser ultrasonik adalah perangkat yang mengubah suatu bentuk energi menjadi getaran ultrasonik.” </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Sandeep Kumar.">Sandeep Kumar. 2015. Electronic sensor with accelerometer Based Smart Wheel Chair Using Microcontroller. International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET). ISSN: 2395-0056. Vol 2</ref>
+
Menurut Sandeep (2015) “Ultrasonic sensors are devices that use electrical – mechanical energy transformation to measure distance from the sensor to the target object”. Yang artinya “ sensor ultrasonik adalah perangkat yang menggunakan transformasi energi elektrik mekanik untuk mengukur jarak antara sensor dan objek benda”. </p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/1-6dVVaKBPtJXLa7IoG0gAVqoLbo2GYItD8cCn4FSix3ASN0HAJitbopBQSajfsa8RK63VRVoYPZ2Wx-CvUrvMSXXkaVLyk262I=s220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.4. Sensor Ultrasonik</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : (www.sparkfun.com) </p></div>
+
 
+
<p style="line-height: 2">A. Karakteristik Sensor Ultrasonik</p>
+
<p style="line-height: 2"><ref name=" Heri Andriyanto dan Aan Darmawan.">Heri Andriyanto dan Aan Darmawan. 2016. Arduino Belajar Cepat dan Pemrograman. Bandung. Penerbit : Informatika Bandung</ref>
+
Menurut Heri dan Aan (2016:100), Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut: </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Tegangan supply : 5 V DC</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Konsumsi arus : 30 mA (maksimum 35 mA) </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS    typical</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan   18.5 ms</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Echo Hold-off : 750 μS</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS</p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"> Delay pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS</p>
+
<div align="center"><img width="350" height="300" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/WLh9DRhxXktVWdlHoalsF3ACYuLIqzP-nun4ugr_l29Rr1wtwmcMHlCQYWxy-tpgd6isgHJ9gLtOTVzA51ga7FiS0IlofUV86Qg=w437-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.5. Diagram Waktu Sensor PING</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : (http://www.elangsakti.com//)</p></div>
+
 
+
<p style="line-height: 2">A. Cara Kerja PING </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">3. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">4. Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini : </p>
+
 
+
<p style="line-height: 2">Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm)...(2)
+
Keterangan : </p>
+
<p style="line-height: 2">S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi. </p>
+
<p style="line-height: 2">tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang. </p>
+
 
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/Ef4MwnkVHGd5jxn3YJv7VmjAoSML098i53ibk8dORUR1m5o8NClqNFfSzMTdKYwvy-Kic_zYoXm1Ihmqs9S5bjtxIiPM4I7wmRs=w272-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.6. Cara Kerja Sensor Ultrasonik</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://www.elangsakti.com/</p></div>
+
 
+
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar LED ( Light Emitting Dioda )===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi LED ( Light Emitting Dioda ) </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Suhardi, Diding.">Suhardi, Diding. 2014. Prototipe Controller Lampu Penerangan LED (Light Emitting Diode) Independent Bertenaga Surya. Jurnal GAMMA (ISSN: 2086- 3071) Vol.10 NO.1, 2014 : 116-122</ref>
+
Menurut Suhardi (2014 : 116-122), “LED adalah semikonduktor yang dapat mengubah energi listrik lebih banyak menjadi cahaya, merupakan perangkat keras dan padat (solid-state component) sehingga lebih unggul dalam ketahanan (durability). Selama ini LED banyak digunakan pada perangkat elektronik karena ukuran yang sangat kecil, cara pemasangan praktis, serta konsumsi listrik rendah. Salah satu kelebihan LED adalah usia relativ panjang. Kelemahannya pada harga per lumen (satuan cahaya) lebih mahal dibandingkan dengan lampu jenis pijar, mudah rusak jika dioperasikan pada suhulingkungan yang terlalu tinggi, misal di industri. </p>
+
<p style="line-height: 2">B. Bentuk Dan Simbol LED</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Elektronika Dasar.">Elektronika Dasar. http://elektronika-dasar.web.id/led-light-emitting-dioda/ diakses : 15 September 2015</ref>
+
LED memiliki 2 buah kaki yaitu kaki anoda dan kaki katoda. kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) ditandai dengan bagian body LED yang di papas rata (Gambar 2.7). Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar tersebut. Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bisa maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda. </p>
+
<div align="center"><img width="350" height="300" style="margin:0px" src="http://elektronika-dasar.web.id/wp-content/uploads/2012/06/Bentuk-Dan-Simbol-LED.jpg"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.7. Bentuk Fisik dan Simbol LED</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/</p></div>
+
 
+
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar IFTTT (IF This Then That)===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi IFTTT</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" IFTTT.">IFTTT. https://ifttt.com//. Diakses pada tanggal: 8 Oktober 2017</ref>
+
If This Then That (IFTTT) adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan user untuk menggabungkan dua aplikasi web menjadi satu, memungkinkan data digital seperti data fisik, dimana pengguna dapat menggabungkan beberapa platform untuk membuat hal baru dengan mudah, kapan dan dimana saja. IFTTT (If This Then That) merupakan media pengkoneksi antara io.adafruit dengan aplikasi web. IFTTT mengambil data yang berada pada database io.adafruit, lalu mentransferkan data tersebut kepada aplikasi web yaitu pushover. </p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: (https://ifttt.com//) </p>
+
<div align="center"><img width="350" height="300" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/wQX50g5-QPg7EZzD5ABA3gUZaLQdHqL3n5_GZr3pKI17pNWuPCp0Gevuzwx4FKUK1cIp5JYJEdiPBBvPDTc-voB2Ru0W3Z6zUVU=w547-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.8. IFTTT Logo</p></div>
+
 
+
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar Pushover===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Pushover</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Pushover.">Pushover. https://pushover.net//. Diakses pada tanggal: 8 Oktober 2017</ref>
+
Seperti yang penulis ambil dari beberapa penjelasan tentang push over dari situs resminya bahwa Pushover adalah web dan aplikasi mobile yang memungkinkan user untuk mendapatkan pemberitahuan secara real time pada perangkat mobile. Cara kerjanya adalah user menginstall sebuah aplikasi pada perangkat smartphone dan menggunakan API (Application Programming Interface) yang berguna untuk mengirim data kepada aplikasi tersebut sebagai notifikasi. Hal yang besar tentang ini adalah bahwa hal itu terjadi kurang lebih secara real time. sebagai pushover menggunakan server Google dan Apple untuk mengirim pemberitahuan. </p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: (https://pushover.net//)</p>
+
<div align="center"><img width="350" height="300" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/7z0Hu2FUwHRfFAszR0r4z2QySzUsFEs-NC7Yk9-Rsdqu3k8QHgAjv2aztCAHIakBupfhqjNExB2Ri-rALZNgevf0FcQLviRNZKE=s220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.9. Pushover Logo</p></div>
+
 
+
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar Flowchart===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Flowchart</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Lestari dkk.">Lestari dkk. 2016. Sistem Informasi Geografis (SIG) Daerah Rawan Banjir Di Kota Bengkulu Menggunakan Arcview. Jurnal Media Infotama, Vol. 12, No. 1 Febuari 2016. </ref>
+
Menurut Lestari dkk (2016:44) “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Rejeki. Setyo. Muslim, Tarmuji Ali.">Rejeki. Setyo. Muslim, Tarmuji Ali. 2013. Membangun Aplikasi Autogenerate Script Ke Flowchart Untuk Business Proses Reengeneering. Vol. 1 No. 2, Oktober 2013. E-ISSN : 2338-5197. </ref>
+
Menurut Rejeki (2013:451) “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang menggunakan simbol – simbol tertentu, dimana tiap simbolnya memiliki arti tersendiri untuk menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan urutan-urutan prosedur suatu program. </p>
+
<p style="line-height: 2">B. Jenis – jenis flowchart</p>
+
<p style="line-height: 2"> <ref name=" Tri S.">Tri S. 2015. Analisa dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma. </ref>
+
Menurut Tri (2015:2), Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu: </p>
+
<p style="line-height: 2">1. Flowchart Sistem (System Flowchart) </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja sistem atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. </p>
+
 
+
<div align="center"><img width="150" height="300" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/4kZQhZqtI2HYV-IOAnjm82HY0NPdgPo0RqbaqsyrAvr0iIBskYko8Toq0wcwDSyXYdhn5vlmFc8KPutU9OUXAoDKojGRq5zEYm4=w68-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.10. Contoh Flowchart Sistem</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:4) </p> </div>
+
 
+
<p style="line-height: 2">2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart) </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri sebuah alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan. </p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/ddz0Ge4aVWm-5Mb5wFwiAolOGh-10jNWHIBbv1NYWpHAJPzsk1Ht1G3EFKfLEJNAJLyMXPBam8A2O4oHtWeC8jKdC9yNgNtG_uk=w235-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.11. Contoh Flowchart Dokumen</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:4) </p></div>
+
 
+
 
+
 
+
<p style="line-height: 2">3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart) </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart skematik juga menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini tidak hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik juga digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian. </p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/7P8stn12usYoN5mz-l5ryit0kZ0A-coUezjwrISqJPIsclNF8IeKxZZi2UgD-1g2sh0beIQ3_dAu7KYFpy_9sD4XLQs6iDFn3Nc=w140-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.12. Contoh Flowchart Skematik</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:5) </p></div>
+
 
+
<p style="line-height: 2">4. Flowchart Program (Program Flowchart) </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart program adalah hasil dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi. </p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/3dCdyn2nbCiOfheCZD7rLvg9MiOSvWP-8qzHMcxFeQeUV72Ok890EF9Li6b3MFdUw2vtNdx0RVWLxb__gRiCHenI0chUcwtX4ds=w152-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.13. Contoh Flowchart Program </p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:6) </p></div>
+
 
+
 
+
 
+
 
+
 
+
 
+
<p style="line-height: 2">5. Flowchart Proses (Prosses Flowchart) </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu: </p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/RZsCIOT2IWuJYXIl8HKA_oumaE5PVEscMJV0r_IndffY8mGN6fS10gUbeKe77mrh-ZuQgD5Bm8rar1HhPXqtHbpe4Y0GAkDwc1w=w279-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.14. Simbol Flowchart Proses</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: https://1nuy4s4.wordpress.com/ </p></div>
+
 
+
 
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses: </p>
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/_luo7DbkyrBgWKm9kavp_-C4MRHoeOwqAEiDsmLBUgpCZBcyay1-I5NH3aRZRPy-USQCJE2mEEkAzh7sNx3mOovIvWIXudaBylQ=w267-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.15. Contoh Flowchart Proses</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber: Tri (2015:8) </p></div>
+
 
+
</div>
+
 
+
===Konsep Dasar Pengujian===
+
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pengujian adalah sebuah proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. </p>
+
<p style="line-height: 2">Perbedaan Black Box Testing dan White Box Testing : </p>
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Tabel 2.3. Perbedaan Black Box dan White Box</p></div>
+
Black-box testing White-box testing
+
Definition: Software testing method where the internal structure of the system is not known Software testing method where the internal structure of the system is known
+
Used For: Verifying input methods and outputs of the system. Verifying internal structure    of system’s components
+
Performed By: Testers Developers
+
Applicable To: Systems and Acceptance testing Unit testing
+
Perspective User Developer
+
Introspection No Yes
+
Coding Knowledge: No Yes
+
Implementation Knowledge: No Yes
+
Test Cases: Based on requirements Based on detailed design
+
 
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://Reqtest.com/ </p>
+
<p style="line-height: 2 ">A. Definisi Black Box</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Ulf Eriksson.">Ulf Eriksson. TEST DESIGN TECHNIQUES EXPLAINED #1: BLACK-BOX VS WHITE-BOX TESTING. 8 Juni 2015. http://reqtest.com/testing-blog/test-design-techniques-explained-1-black-box-vs-white-box-testing/. Diakses : 18 september 2017</ref>
+
Menurut Ulf (2015). “Pengujian kotak hitam hanya berfokus pada fungsionalitas antarmuka perangkat lunak, memastikan bahwa input yang valid diterima, dan input yang tidak valid ditolak, dan setiap output yang benar dikembalikan.</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Manish. K, Santosh. K.S, Dr. R. K. Dwivedi.">Manish. K, Santosh. K.S, Dr. R. K. Dwivedi. 2015. A comparative study of black box testing and white box testing techniques. International Journal of Advance Research in Computer Science And Management Studies (IJARCSMS). ISSN: 2321-7782 Vol 3</ref>
+
Menurut Manish (2015) “Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing”. Yang artinya “Black Box Testing adalah test tanpa mengetahui apa yang bekerja di dalam aplikasi yang sedang di tes. Dikenal sebagai pengujian fungsional atau pengujian berbasis input output”. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Desmira, Fauzi, Rizal.">Desmira, Fauzi, Rizal. 2015. Perancangan Aplikasi Pengenalan Pendidikan Islam Berbasis Android Untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Sistem informasi Vol. 2, 2015. ISSN : 2406-7768. </ref>
+
Menurut Desmira, Dkk (2015:40) “Black Box Testing yaitu menuji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Di lihat dari pendapat di atas bisa di simpulkan bahwa pengujian Blackbox adalah hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional antarmuka dari sebuah perangkat lunak. Seperti melihat kotak hitam yang tertutup. Proses yang terjadi tidak dapat di lihat oleh Tester. </p>
+
 
+
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/HlgEIXsGK76DnVUbaVlr7DjPSQKIx6GBJLmeiHu0prxXtcqPNJzIzHttEVK-BwmUo1lernsoSJctl80JpiUkd5H8ua4bum3FrhA=w215-h220"/></div>
+
 
+
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.16. Ilustrasi Pengujian Black Box</p>
+
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://reqtest.com// </p></div>
+
 
+
<p style="line-height: 2">A. Metode Pengujian dalam Black Box</p>
+
<p style="line-height: 2"> Menurut<ref name=" Nina. R.">Nina. R. 2013, PERANCANGAN EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM (EIS) DALAM BIDANG PENJUALAN PADA KARINDA CAFE DAN RESTO. Tangerang. STMIK RAHARJA. </ref>
+
Desai dan Abhishek dalam Nina (2013), metode pengujian dalam Black Box Adalah : </p>
+
<p style="line-height: 2">1. EquivalencePartioning</p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati. </p>
+
 
<p style="line-height: 2">2. Boundary Value Analysis</p>
 
<p style="line-height: 2">2. Boundary Value Analysis</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai metode uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji pelengkap Equivalence partitioning. Tidak hanya memfokuskan pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output. </p>
+
<p style="line-height: 2">Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.</p>
<p style="line-height: 2">3. Cause-Effect Graphing Technique</p>
+
<p style="line-height: 2">3. Cause-Effect Graphing Techniques</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Teknik yang merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyajikan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut: </p>
+
<p style="line-height: 2">Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing. </p>
+
<p style="line-height: 2">a) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Pembuatan grafik Causes-Effect graph. </p>
+
<p style="line-height: 2">b) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan</p>
+
<p style="line-height: 2">c) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">d. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji</p>
+
<p style="line-height: 2">d) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji</p>
 
<p style="line-height: 2">4. Comparison Testing</p>
 
<p style="line-height: 2">4. Comparison Testing</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing. </p>
+
<p style="line-height: 2">Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant).  Ketika softwareredundant dibuattim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.</p>
<p style="line-height: 2">5. Sample Testing</p>
+
<p style="line-height: 2">5. Sample and RobustnessTesting</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu</p>
+
<p style="line-height: 2">a) Sample Testing</p>
<p style="line-height: 2">6. Robustness Testing</p>
+
<p style="line-height: 2">Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metode jaminan mutu yang difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kebenaran kasus uji dalam proses pengujian. </p>
+
<p style="line-height: 2">b) Robustness Testing</p>
<p style="line-height: 2">7. Behavior Testing</p>
+
<p style="line-height: 2">Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack</p>
+
<p style="line-height: 2">6. BehaviorTesting dan PerformanceTesting</p>
<p style="line-height: 2">8. Performance Testing</p>
+
<p style="line-height: 2">a) BehaviorTesting</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program. </p>
+
<p style="line-height: 2">Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">b) Performance Testing</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.</p>
<p style="line-height: 2">9. Requirement Testing</p>
+
<p style="line-height: 2">7. Requirement Testing</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain. </p>
+
<p style="line-height: 2">Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.</p>
<p style="line-height: 2">a. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program. </p>
+
<p style="line-height: 2">a) RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program</p>
<p style="line-height: 2">b. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix. </p>
+
<p style="line-height: 2">b) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.</p>
<p style="line-height: 2">10. Endurance Testing</p>
+
<p style="line-height: 2">8. Endurance Testing</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. </p>
+
<p style="line-height: 2">Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.</p>
<p style="line-height: 2">B. Kelebihan dan kekurangan Black Box</p>
+
<p style="line-height: 2">Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.</p>
<p style="line-height: 2">Menurut Ulf (2015), kelebihan dan kekurangan pada pengujian Black Box: </p>
+
<p style="line-height: 2">C. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox</p>
<p style="line-height: 2">1. Kelebihan</p>
+
<p style="line-height: 2">Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Lebih mudah dilakukan karena akses kode dan pengetahuan program yang lebih spesifik tidak diperlukan. </p>
+
<p style="line-height: 2">Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Menyederhanakan proses pengujian dengan berfokus hanya pada input dan output. </p>
+
<p style="line-height: 2">D. Definisi White Box</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Memungkinkan </p>pengembangan kasus uji lebih cepat karena penguji hanya memeriksa pada GUI (tampilan) yang biasa digunakan. </p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Desmira dkk (2015:40). “White Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.</p>
<p style="line-height: 2">2. Kekurangan</p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Silvia dkk (2015:48). “White Box adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian kedalam beberapa kasus pengujian”.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Pemeliharaan Script sulit dilakukan jika antarmuka pengguna terus berubah, karena berubahnya metode input. </p>
+
<p style="line-height: 2">Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengujian White Box adalah metode pengujian yang di lakukan pada perangkat lunak dari segi desain dan kode program secara prosedural untuk mengetahui apakah sudah berjalan sesuai spesifikasi kebutuhan.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Tingkat kerapuhan yang tinggi karena kemungkinan tidak ditampilkan secara konsisten pada berbagai platform atau perangkat, menyebabkan skrip pengujian gagal dalam eksekusi mereka. </p>
+
<p style="line-height: 2">E. Keuntungan Pengujian White Box</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Tidak ada introspeksi, karena penguji memiliki pengetahuan yang terbatas tentang sistem dan cara kerjanya. </p>
+
<p style="line-height: 2">1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">d. Cakupan terbatas karena hanya sebagian kecil percobaan yang dilakukan. </p>
+
<p style="line-height: 2">2. Desain, tapi pelaksanannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.</p>
<p style="line-height: 2">C. Definisi White Box</p>
+
<p style="line-height: 2">3. Kode penuh Pathway mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji  termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika/aliran intern.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Ulf (2015). “Anda hanya dapat mengetahui apa yang masuk dan keluar dari sistem, sehingga bisa diketahui proses di dalam sistem dan mengintegrasikan-nya  dalam proses pengujian, sehingga bisa di bawa ke dalam prosedur yang selanjutnya” </p>
+
<p style="line-height: 2">4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut <ref name=" Sidi. M. M, Roeri Fajri Firdaus, Hendra Rahmadi.">Sidi. M. M, Roeri Fajri Firdaus, Hendra Rahmadi. 2015. PENGUJIAN APLIKASI MENGGUNAKAN BLACK BOX TESTING BOUNDARY VALUE ANALYSIS. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume I, No 3, 10 Agustus 2015. ISSN: 2407-3911</ref>
+
<p style="line-height: 2">5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.</p>
Nidhra dan dondetti dalam Sidi (2015:33) “White Box Testing adalah salah satu cara untuk menguji suatu aplikasi atau software dengan cara melihat modul untuk dapat meneliti dan menganalisa kode dari program yang di buat ada yang salah atau tidak. Kalau modul yang telah dan sudah di hasilkan berupa output yang tidak sesuai dengan yang di harapkan maka akan dikompilasi ulang dan di cek kembali kode-kode tersebut hingga sesuai dengan yang diharapkan” </p>  
+
<p style="line-height: 2">6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa pengujian White box adalah proses pengujian dengan memeriksa input dan output. Juga mempelajari keadaan yang terjadi di dalam proses. Seperti melihat kotak putih yang terbuka, terlihat keadaan di dalam kotak putih tersebut. </p>
+
<p style="line-height: 2">7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).</p>
<div align="center"><img width="350" height="450" style="margin:0px" src="https://lh3.googleusercontent.com/9_cZMxcLNN2ChkojX0giiVeQzGh4PqFQ-ylHOrVKhObiT8L3UwBqy4fiht-wOy4BHQyXidXjgxEbhCZi2E8tYShWCLq94mJ8WnE=w309-h220"/></div>
+
=== Konsep Dasar Elektronika===
 
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Elektronika</p>
<div align="center"><p style="line-height: 2; align=center">Gambar 2.17. Ilustrasi Pengujian White Box</p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:5), “Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang memakai komponen-komponen elektronik. Komponen elektronik dibagi menjadi dua jenis yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energy kebentuk lainnya. Contoh komponen pasif yaitu : resistor, kapasitor, dan inductor. Komponen elektronika pasif dapat di lihat pada tabel 2.3.</p>
<p style="line-height: 2; align=center">Sumber : http://reqtest.com// </p></div>
+
<p style="line-height: 2">Tabel 2.3 Komponen Elektronika Pasif</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Nama Komponen Pasif Simbol Gambar Fungsi</p>
<p style="line-height: 2">A. Kelebihan dan kekurangan White Box</p>
+
<p style="line-height: 2">Resistor Resistor berfungsi sebagai penghambat/pembatas arus listrik yang mengalir ke rangkaian. Resistor dibagi menjadi beberapa type, yaitu : Fixed Resistor, Variable Resistor, LDR, Thermal Resistor/Termistor (NTC/PTC)</p>
<p style="line-height: 2"> Menurut Ulf (2015), kelebihan dan kekurangan pada pengujian White Box: </p>
+
<p style="line-height: 2">Kapasitor Kapasitor dapat menyimpan muatan listrik sementara. Didalam kapasitor terdapat dua buah konduktor yang dipisahkan oleh suatu isolator atau zat dieletrik.</p>
<p style="line-height: 2">1. Kelebihan</p>
+
<p style="line-height: 2">Induktor Induktor terdiri dari susunan lilitan kawat yang membentuk sebuah kumparan induktor berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam medan magnet</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Melihat kesalahan dan masalah lebih cepat. </p>
+
<p style="line-height: 2">Komponen aktif adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyerahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh komponen aktif : Dioda, LED, Dioda Zener, Transistor dan Operational Amplifier. Komponen aktif dapat dilihat pada tabel 2.4.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Bisa di introspeksi, atau kemampuan untuk melihat ke dalam proses perangkat lunak dan memeriksanya secara lebih teliti. </p>
+
<p style="line-height: 2">Tabel 2.4 Komponen Elektronika Aktif</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Menemukan bug tersembunyi lebih efisien dan stabilitas yang terjamin. </p>
+
<p style="line-height: 2">Nama Komponen Aktif Simbol Gambar Fungsi</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">d. Kode yang optimal. Disebabkan pengetahuan kode yang sesuai</p>
+
<p style="line-height: 2">Dioda </p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">e. Mendapatkan hasil yang maksimal dengan berbagai jalur pengujian berbeda</p>
+
<p style="line-height: 2"></p>
<p style="line-height: 2">2. Kekurangan</p>
+
  <p style="line-height: 2"></p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. Tingkat kerumitan yang lebih tinggi terlibat karena dibutuhkan pengetahuan tentang kode yang luas. </p>
+
<p style="line-height: 2">Diode Zener            Dioda</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. Pemeliharaan Script yang lebih banyak. Karena metode input yang bisa berubah, sehingga memungkinkan rusaknya Script pengujian</p>
+
<p style="line-height: 2">Light Emitting Dioda</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. Memerlukan alat yang memiliki integrasi yang lebih ketat dengan sistem yang sedang diuji, yang menimbulkan resiko kinerja sistem kemudian dipengaruhi oleh alat yang sama, sehingga bisa mengganggu hasil. </p>  
+
<p style="line-height: 2">Dioda dapat menyearahkan arus dan menahan arus dalam arah sebaliknya. Beberapa jenis dioda diantaranya yaitu : diode, diode zener, dan LED</p>
</div>
+
<p style="line-height: 2">Transistor Transistor adalah komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (B), Colector (C) dan Emitor (E). Fungsi Transistor</p>
 
+
<p style="line-height: 2">: sebagai penguat amplifier, sebagai pemutus dan penyambung (switching), sebagai pengatur stabilitas tegangan, menguatkan arus dalam rangkaian.</p>
===Konsep dasar elisitasi===
+
<p style="line-height: 2">Penguat Operasional Penguat Operasioanal (opamp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional digunakan untuk meningkatkan amplitude sinyal, tanpa mengubah parameter lain seperti frekuensi.</p>
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
===Konsep Dasar Elisitasi===
 
<p style="line-height: 2">A. Definisi Elisitasi</p>
 
<p style="line-height: 2">A. Definisi Elisitasi</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Saputra dan Alhadi dalam Agit (2016) “Elitisasi merupakan rancangan dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. </p>  
+
<p style="line-height: 2">Menurut Amrullah (2016:1.4-27), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang di inginkan oleh pihak manajemen terkait dan di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Tarigan dalam Andi (2014) “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak. Menurut Sommerville, Elisitasi adalah sekumpulan aktifitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”. </p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Prastomo (2014:166), “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa elisitasi adalah suatu metode analisa dalam sebuah rancangan yang di buat berdasarkan kebutuhan atau keinginan pihak terkait yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem dan disanggupi pembuat. </p>
+
<p style="line-height: 2">B. Tahap Elisitasi</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:</p>
 
+
<p style="line-height: 2">1. Tahap I</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">2. Tahap II</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.</p>
<p style="line-height: 2">B. Tahapan – tahapan Elisitasi
+
<p style="line-height: 2">3. Tahap III</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Hidayati dalam Abas (2015), Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: </p>
+
<p style="line-height: 2">Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Elisitasi Tahap I. Pada tahap ini elisitasi berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara. </p>
+
<p style="line-height: 2">a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Elisitasi Tahap II. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. </p>
+
<p style="line-height: 2">b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.</p>
<p style="line-height: 2">   Berikut penjelasan mengenai Metode MDI (Mandatory Desirable Inessential): </p>
+
<p style="line-height: 2">c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. </p>
+
<p style="line-height: 2">Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect. </p>
+
<p style="line-height: 2">a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem. </p>
+
<p style="line-height: 2">b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.</p>
<p style="line-height: 2">3. Elisitasi Tahap III. Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut : </p>
+
<p style="line-height: 2">c. Low (L) : Mudah dikerjakan.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a. T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan? </p>
+
<p style="line-height: 2"></p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ? </p>
+
<p style="line-height: 2"></p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem? </p>
+
== Teori Khusus==
<p style="line-height: 2">   Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu: </p>
+
=== Konsep Dasar Mikrokontroler===
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">a) High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. </p>
+
<p style="line-height: 2">A. Definisi Mikrokontroler</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">b) Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan</p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Prayudha, dkk (2014:174) “Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat mikroprosesor yang telah di kombinasikan I/O dan memori RAM/ROM.”</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">c) Low (L) : Mudah untuk dikerjakan</p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Timotius, dkk (2014:125) “Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, I/O, clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan ter-organisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai”.</p>
<p style="line-height: 2">4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan. </p>
+
<p style="line-height: 2">Dari definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip yang pempunyai prosesor, memori dan perlengkapan input dan output yang menjadi kendali dari sebuah program yang ditulis.</p>
</div>
+
<p style="line-height: 2">B. Karakteristik Mikrokontroler</p>
 
+
<p style="line-height: 2">Menurut Saefullah, dkk (2013:2) mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut:</p>
 
+
<p style="line-height: 2">1) Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi    tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">2) Konsumsi daya kecil.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">3) Rangkaiannya sederhana dan kompak.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">4) Harganya murah, karena komponennya sedikit.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">5) Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.</p>
===Konsep Dasar Literature Review===
+
<p style="line-height: 2">6) Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.</p>
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2">C. Jenis - Jenis Mikrokontroler</p>
 +
<p style="line-height: 2">Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC yaitu Mikrokontroler AVR, PIC (Peripheral Interface Controller), Mikrokontroler ARM. </p>
 +
<p style="line-height: 2">2. CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC yaitu Mikrokontroler MCS-51.</p>
 +
<p style="line-height: 2">D. Fitur-fitur Mikrokontroler </p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Syahrul (2013:15), ada beberapa fitur-fitur yang umum ada pada mikrokontroler yang bisa dijelaskan, berikut ini: </p>
 +
<p style="line-height: 2">1. RAM (Random Access Memory) digunakan mikrokontroler sebagai media simpan variabel/Memori dan bersifat volatile artinya bisa kehilangan semua atau seluruh data, jika tidak dapat catu daya. </p>
 +
<p style="line-height: 2">2. ROM (Read Only Memory) digunakan sebagai kode memori karena terdapat fungsi tempat menyimpan program yang diberikan oleh user. </p>
 +
<p style="line-height: 2">3. Register</p>
 +
<p style="line-height: 2">Register berfungsi untuk media simpan nilai-nilai yang digunakan dari proses yang telah disediakan mikrokontroler. ex: variabel program, I/O, dan komunikasi serial. </p>
 +
<p style="line-height: 2">4. Special Funtion Register Adalah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalan mikrokontroler dan register ini terletak di bagian RAM. </p>
 +
<p style="line-height: 2">5. Input dan Output Pin adalah bagian yang memiliki fungsi sebagai penerima sinyal luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media input. Ex: keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Sedangkan, pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk keluarkan sinyal, pada hasil proses algoritma mikrokontroler.</p>
 +
<p style="line-height: 2">6. Interrupt merupakan suatu bagian pada mikrokontroler yang memiliki fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi sehingga ketika program sedang running (berjalan), nantinya program tersebut, akan diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan sebuah program melalui alamat yang ditunjukkan sampai selesai, untuk nanti dijalankan lagi.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
=== Konsep Dasar Arduino Uno===
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi Arduino Uno</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Syahwil (2013:60), “Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.”</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Ahmed S. Abd El-Hamid dkk dalam International Journal of Software & Hardware Research in Engineering (ISSN-2347-4890) Volume 3 Issue (8 August, 2015) “Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board. Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino: </p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Tabel 2.2 Tabel Fungsi Tombol Pada Arduino Uno</p>
 +
<p style="line-height: 2">Verify Cek error dan lakukan kompilasi kode.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Upload Upload kode ke board/kontroler. Asumsi bahwa board dan serial port telah disetting dengan benar.</p>
 +
<p style="line-height: 2">New Membuat aplikasi baru. </p>
 +
<p style="line-height: 2">Open Buka proyek yang telah ada atau dari contoh-contoh/examples.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Save Simpan proyek anda. Serial Monitor: Membuka serial port monitor untuk melihat feedback/umpan balik dari board. </p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Pin</p>
 +
<p style="line-height: 2">Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini. </p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">2. 5V</p>
 +
<p style="line-height: 2">Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.</p>
 +
<p style="line-height: 2">3. 3,3V</p>
 +
<p style="line-height: 2">Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA pin ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino.</p>
 +
<p style="line-height: 2">4. Memori</p>
 +
<p style="line-height: 2">ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM. </p>
 +
<p style="line-height: 2">5. Input & Output</p>
 +
<p style="line-height: 2">Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms. </p>
 +
<p style="line-height: 2">Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut : </p>
 +
<p style="line-height: 2">a. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial. </p>
 +
<p style="line-height: 2">b. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai. </p>
 +
<p style="line-height: 2">c. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output </p>
 +
<p style="line-height: 2">d. PWM dengan fungsi analogWrite(). </p>
 +
<p style="line-height: 2">e. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa Arduino. </p>
 +
<p style="line-height: 2">f. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
===Konsep Dasar IDE Arduino===
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi IDE Arduino</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Mulyana (2014:173), “Intergrated Development Environment (IDE) yaitu berupa software processing yang digunakan untuk menulis program kedalam arduino uno, merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java”. </p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Djuandi (2013:2), “Intergrated Development Environment (IDE) adalah sebuah software yang berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam mikrokontroler”.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Intergrated Development Environment (IDE) adalah sebuah software yang digunakan untuk menuliskan program ke dalam mikrokontroler atau arduino uno yang merupakan penggabungan dari bahasa C++ dan Java.</p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Bagian-Bagian IDE Arduino</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Mulyana (2014:173), Software (IDE) Intergrated Development Environment Arduino Uno terdiri dari tiga bagian yaitu :</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Editor Program</p>
 +
<p style="line-height: 2">Untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut Sketch.</p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Compiler</p>
 +
<p style="line-height: 2">Modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) ke dalam kode biner, karena kode biner  adalah bahasa satu-satunya bahasa program yang dipahami oleh Mikrokontroler</p>
 +
<p style="line-height: 2">3. Uploader</p>
 +
<p style="line-height: 2">Modul yang berfungsi memasukan kode biner kedalam memori Mikrokontroller</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber : http://saptaji.com</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.4 Tampilan Software IDE Arduino</p>
 +
=== Konsep Dasar Robot Line Follower===
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi Robot Line Follower</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Achmad Zakki Falani (2015:3), “Robot line follower (Robot Pengikut Garis) adalah robot yang dapat berjalan mengikuti sebuah lintasan, ada yang menyebutnya dengan line tracker, line tracer robot dan sebagainya. Garis yang dimaksud adalah garis berwarna hitam diatas permukaan berwarna putih atau sebaliknya, ada juga lintasan dengan warna lain dengan permukaan yang kontras dengan warna garisnya. ”</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Heri Andrianto (2014:184), “Line Follower Robot atau disebut juga sebagai line tracer robot adalah robot yang dapat mengikuti garis/jalur. Garis atau jalur dibuat dengan menggunakan bahan yang berwarna gelap (hitam) misalnya lakban hitam, sedangkan daerah di sekitar jalur/lantai berwarna cerah (putih). Robot ini menggunakan IR sensor untuk mendeteksi jalur yang dibuat, yaitu dengan cara posisi robot diletakkan pada jalur, usahan posisi jalur hitam berada di tengah-tengah IR sensor kiri dan IR sensor kanan.”</p>
 +
<p style="line-height: 2">Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Robot Line Follower adalah robot yang dapat berjalan mengikuti sebuah lintasan dan menggunkan IR sensor untuk mendeteksi jalur yang dibuat.</p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Sensor Pada Robot Line Follower</p>
 +
<p style="line-height: 2">Secara garis besar, percancangan robot line follower memiliki 2 jenis sensor yang digunakan untuk pemisah benda berdasarkan warna. Beberapa sensor pada Robot Line Follower ini adalah :</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Sensor Warna</p>
 +
<p style="line-height: 2">Dalam sistem pendeteksi objek yang berwarna, untuk mendeteksi warna objek, robot line follower ini dilengkapi oleh sebuah sensor warna led dan photodioda. Sumber cahaya dari photodioda akan menghasilkan cahaya, kemudia sumber cahaya akan di proses dalam pemroses sinyal yang akan diterima ADC (Analog to Digital Converter) mikrokontroller.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Percangan rangkaian sensor warna ini menggunakan 3 buah photodioda dan 3 buah led berwarna sekaligus (Merah,Hijau,Biru). Hasil penelitian akan menunjukan bahwa sensor warna ini memiliki tingkat keakuratan</p>
 +
<p style="line-height: 2">lebih dalam hal mendeteksi warna objek. Dapat dilihat pada gambar berikut :</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
      <p style="line-height: 2">Sumber : Ryandika Andricaprisona (2013)</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.6 Rangkaian Sensor Warna (RGB)</p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Sensor Garis</p>
 +
<p style="line-height: 2">Untuk mendeteksi sebuah garis maka robot line follower di lengkapi dengan sensor pemancar cahaya, sensor ini mempunyai rangkaian yangsama dengan sensor warna, hanya penempatannya saja yang berbeda. Masing-masing sensor menggunakan sebuah LED dan sebuah photodioda yang di letakkan dibawah rangkaian robot dan tepatnya saling berhadapan dengan garis sensor ini memanfaatkan pantulan LED yang di terima oleh photodioda. Berikut rangkaian dari sensor garis:</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber : Wendy Cakra Nugroho, 2013</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.7 Rangkaian Sensor Garis</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">2.2.5 Konsep Dasar Motor Servo</p>
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi Motor Servo</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Sausan, dkk (2016:35-42) “Motor Servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang mampu bekerja dua arah (Clockwise dan CounterClockwise) dan dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem umpan balik loop tertutup yang terintergasi pada motor tersebut.”</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/motor-servo/</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.8 Contoh Motor Servo</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Jenis-Jenis Motor Servo</p>
 +
<p style="line-height: 2">Berikut adalah jenis-jenis pada rangkaian motor servo :</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Motor Servo Standar 180o  </p>
 +
<p style="line-height: 2">Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90o sehingga total defleksi sudut dari kanan-tengah-kiri adalah 180o.</p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Motor servo Continous</p>
 +
<p style="line-height: 2">Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar ( dapat berputar secara continue).</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">C. Prinsip Kerja Motor Servo</p>
 +
<p style="line-height: 2">Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (Pulse Wide Modulation/ PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo. Sebagai  contoh, lebar pulsa dengan waktu 1,5 ms akan berputar ke arah posisi 0o atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180o atau kek kanan (searah jarum jam). Berikut gambar dari prinsip kerja motor servo : </p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
  <p style="line-height: 2"></p>
 +
    <p style="line-height: 2">Sumber : trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/03/Pengertian-Motor-Servo.html</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.9 Prinsip Kerja Motor Servo</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
=== Konsep Dasar IFTTT (If This Then That)===
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi If This Then That (IFTTT) </p>
 +
<p style="line-height: 2">If This Then That (IFTTT) adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan user untuk menggabungkan dua aplikasi web menjadi satu, memungkinkan data digital seperti data fisik, dimana pengguna dapat menggabungkan beberapa hal untuk membuat hal baru dengan mudah, kapan dan dimana saja. IFTTT (If This Then That) merupakan media pengkoneksi antara io.adafruit dengan aplikasi web. IFTTT mengambil data yang berada pada database io.adafruit, lalu mentransferkan data tersebut kepada aplikasi web yaitu pushover.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
            <p style="line-height: 2">Sumber : https://ifttt.com/discover</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.10 Aplikasi IFTTT</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
=== Konsep Dasar Pushover===
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi Pushover</p>
 +
<p style="line-height: 2">Pushover adalah web dan aplikasi mobile yang memungkinkan user untuk mendapatkan pemberitahuan secara real time pada perangkat mobile. Cara kerjanya adalah user menginstall sebuah aplikasi pada perangkat smartphone dan menggunakan API (Application Programming Interface) yang berguna untuk mengirim data kepada aplikasi tersebut sebagai notifikasi. Hal yang besar tentang ini adalah bahwa hal itu terjadi kurang lebih secara real time (tergantung pada koneksi internet anda) sebagai pushover menggunakan server Google dan Apple untuk mengirim pemberitahuan.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
          <p style="line-height: 2">Sumber : https://pushover.net/</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.11 Aplikasi Pushover</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
=== Konsep Dasar Flowchart===
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi Flowchart</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Lestari dkk (2016:44), “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Rejeki (2013:451), “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang mempresentasikan langkah langkah beserta urutan-urutan prosedur dari suatu program yang di hubungkan menggunakan tanda panah.</p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Jenis-Jenis Flowchart</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Tri (2015:2), “Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Flowchart Sistem (System Flowchart) </p>
 +
<p style="line-height: 2">Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber: Tri (2015:3)</p>
 +
      <p style="line-height: 2">Gambar 2.12 Flowchart Sistem (System Flowchart)</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Flowchart Dokumen (Documenst Flowchart)</p>
 +
<p style="line-height: 2">Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber: Tri (2015:4)</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.13 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)</p>
 +
<p style="line-height: 2">3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart) </p>
 +
<p style="line-height: 2">Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber: Tri (2015:5)</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.14 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)</p>
 +
<p style="line-height: 2">4. Flowchart Program (Program Flowchart) </p>
 +
<p style="line-height: 2">Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber: Tri (2015:6)</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.15 Flowchart Program (Program Flowchart)</p>
 +
<p style="line-height: 2">5. Flowchart Proses (Prosses Flowchart) </p>
 +
<p style="line-height: 2">Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber: Tri (2015:7) </p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.16 Simbol Flowchart Proses</p>
 +
<p style="line-height: 2">Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses.</p>
 +
      <p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber: Tri (2015:8)</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.17 Flowchart Proses (Process Flowchart)</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
=== Konsep Dasar Kesebangunan Dan Kongruen===
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi Kesebangunan Dan Kongruen</p>
 +
<p style="line-height: 2">Dua bangun datar atau lebih dengan perbandingan panjang sisi yang senilai dan sudut yang bersesuaian maka bangun datar tersebut sebangun . Jika dua atau lebih bangun datar mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dan mempunyai sudut yang bersesuaian sama besar maka bangun datar tersebut kongruen.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Karakteristik Kesebangunan dan Kongruen</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Kesebangunan</p>
 +
<p style="line-height: 2">Dua segibanyak (polygon) dikatakan sebangun jika ada korespondensi satu-satu antar titik-titik sudut kedua segibanyak tersebut sedemikian hingga berlaku:</p>
 +
<p style="line-height: 2">a. Sudut-sudut yang bersesuaian (berkorespondensi) sama besar.</p>
 +
<p style="line-height: 2">b. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian (berkorespondensi) sama.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Kesebangunan dilambangkan dengan simbol “~“ Kata “ada” dalam pengertian sebangun di atas sangat penting karena justru di sini kunci kemampuan dalam menentukan sisi-sisi atau sudut-sudut mana yang bersesuaian. Jangan sampai terjadi dua bangun yang sebangun dikatakan tidak sebangun hanya karena tidak bisa menemukan korespondensi titik-titik sudutnya.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.18 Dua Bangun Segiempat</p>
 +
<p style="line-height: 2">Bentuk pengaitan satu-satu antar titik-titik sudut di kedua segiempat tersebut, yaitu:</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Pengaitan seperti ini disebut dengan korespondensi satu-satu. Korespondensi satusatu ini menghasilkan:</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">a. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu:</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">b. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama, yakni:</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
<p style="line-height: 2">Sesuai definisi dapat disimpulkan bahwa segiempat ABCD sebangun dengan segiempat EFGH dan dapat ditulis dengan segiempat ABCD ~ EFGH.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
=== Konsep Dasar Sensor Ultrasonik===
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi Sensor Ultrasonik</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Prayudha, dkk (2014:3) “Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali denga perbedaan waktu sebagai dasar pengindraannya”</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Githa,dkk (2014:1)  “Sensor Ultrasonik adalah sensor pengukur jarak atau objek. Ultrasonik sering digunakan untuk keperluan mengukur jarak sebuah benda atau mendeteksi halangan”.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Sensor ultrasonik terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40 KHz, sebuah speaker ultrasonik, dan sebuah microphone ultrasonik. Speakerultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara microphone ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Sensor ultrasonik akan mengirimkan suara ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler. Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 KHz akan dipancarkan selama 200 μs. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan 340 m/s atau 29.412 μs setiap 1 cm, mengenai objek dan akan terpantul kembali ke sensor ultrasonik. Selama menunggu pantulan, sensor ultrasonik akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berlogik low ketika suara pantulan terdeteksi oleh sensor ultrasonik. Maka dari itu, lebar pulsa dapat merepresentasikan jarak antara sensor ultrasonik dengan objek. Selanjutnya mikrokontroler cukup mengukur lebar pulsa tersebut dan melakukan konversi lebar pulsa ke jarak dengan perhitungan sebagai berikut :</p>
 +
<p style="line-height: 2">Jarak = (lebar pulsa /29.412 ) / 2 ( dalam cm) ...... (1)</p>
 +
<p style="line-height: 2">Sensor ultrasonik buatan parallax (Sensor PING) dapat digunakan untuk mengukur jarak sejauh 2 cm sampai 300 cm</p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber : catatansialalfin.blogspot.co.id (2016)</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.18 Sensor Jarak Ultrasonik</p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Karakteristik Sensor Ultrasonik</p>
 +
<p style="line-height: 2">Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:100), Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut:</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Tegangan supply : 5 VDC </p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Konsumsi arus : 30 mA (maksimum 35 mA)</p>
 +
<p style="line-height: 2">3. Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm </p>
 +
<p style="line-height: 2">4. Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS typical </p>
 +
<p style="line-height: 2">5. Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan 18.5 ms </p>
 +
<p style="line-height: 2">6. Echo Hold-off : 750 μS </p>
 +
<p style="line-height: 2">7. Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS</p>
 +
<p style="line-height: 2">8. Delay untuk pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS</p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber : http://www.elangsakti.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.19 Diagram Waktu Sensor PING</p>
 +
<p style="line-height: 2">C. Cara Kerja Sensor PING</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya.</p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor.</p>
 +
<p style="line-height: 2">3. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG.</p>
 +
<p style="line-height: 2">4. Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini :</p>
 +
<p style="line-height: 2">Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm) ..... (2) Dimana :</p>
 +
<p style="line-height: 2">S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi </p>
 +
<p style="line-height: 2">tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang</p>
 +
<p style="line-height: 2">Sumber : http://www.elangsakit.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html</p>
 +
<p style="line-height: 2">Gambar 2.20 Cara Kerja Sensor Ultrasonik</p>
 +
=== Konsep Dasar Bahasa C===
 +
<p style="line-height: 2">A. Definisi Bahasa C</p>
 +
<p style="line-height: 2">Bahasa pemrograman C merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer tingkat rendah. Dibuat pada tahun 1972 oleh Dennis Ritchie untuk Sistem Operasi Unix di Bell Telephone Laboratories. Meskipun C dibuat untuk memprogram sistem dan jaringan komputer namun bahasa ini juga sering digunakan dalam mengembangkan software aplikasi. C juga banyak dipakai oleh berbagai jenis platform sistem operasi dan arsitektur komputer, bahkan terdapat beberepa compiler yang sangat populer telah tersedia. C secara luar biasa memengaruhi bahasa populer lainnya, terutama C++ yang merupakan extensi dari C.</p>
 +
<p style="line-height: 2">B. Ciri-Ciri Bahasa C</p>
 +
<p style="line-height: 2">Bahasa C mempunyai ciri khas tersendiri dari bahasa pemrograman sebelumnya seperti Pascal. Ciri khas inilah yang membuat bahasa C menjadi populer dari bahasa pemrograman yang lain.</p>
 +
<p style="line-height: 2">1. Berukuran kecil.</p>
 +
<p style="line-height: 2">2. Penggunaan lebih leluasa pada pemanggilan fungsi.</p>
 +
<p style="line-height: 2">3. Gaya penulisan lebih bebas tidak seperti pada Pascal.</p>
 +
<p style="line-height: 2">4. Bahasa Pemrograman terstruktur.</p>
 +
<p style="line-height: 2">Dapat menggunakan bahasa pemrograman tingkat rendah (pada operasi Bitwise) dan tetap dapat mudah dibaca.</p>
 +
<p style="line-height: 2"></p>
 +
==Konsep Dasar Literatur Riview==
 
<p style="line-height: 2">A. Definisi Literature Review</p>
 
<p style="line-height: 2">A. Definisi Literature Review</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Dewi, dkk (2014:125), “Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan”. </p>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Amalya Meta dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut Ali (2014) <ref name=" Ali. M. R, Ramdhani. A.">Ali. M. R, Ramdhani. A. 2014. Verification of Research Logical Framework Based on Literature Review. .International Journal of Basic & Applied Sciences (IJBAS). Vol. 03, No. 02, October 2014, pp. 1-9. ISSN: 2301-4458; E-ISSN: 2301-8038</ref>
+
<p style="line-height: 2">1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.</p>
“literature review is used to conduct a formulation of the research problem, which is then used as the basis of research in making research logical framework in the form of a conceptual model and research paradigm”. Yang artinya “tinjauan pustaka digunakan untuk melakukan rumusan masalah penelitian, yang kemudian dijadikan dasar penelitian dalam pembuatan kerangka kerja penelitian logis berupa model konseptual dan paradigma penelitian”. </p>
+
<p style="line-height: 2">2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Menurut<ref name=" Munawati.">Munawati. ANALISA SISTEM INFORMASI PEMASARAN BERBASIS WEB PADA PT. EVERGREEN SENTOSA. 28 Mei 2015. STMIK RAHARJA</ref>
+
<p style="line-height: 2">3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.</p>
Suryo dalam Munawati (2014), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”. </p>
+
<p style="line-height: 2">4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa literature review adalah suatu metode untuk menunjang hasil wawancara dan observasi yang di lakukan sebelumnya. Sebagai referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. </p>
+
<p style="line-height: 2">Adapun Literature Review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut:</p>
 
+
<p style="line-height: 2">1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fanny Azmiati, Agus Virgono,Ir.,M.T , Agung Nugroho Jati, S.T., M.T. , (2015), Dari Universitas Telkom Bandung,yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM PARKIR OTOMATIS MENGGUNAKAN MOBIL MINI BAGIAN SISTEM KENDALI” Penelitian ini membahas tentang prototipe fasilitas dan teknologi terbaru yang dimiliki mobil, yaitu mobil yang dapat melakukan parkir di tempat yang sudah disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan mobil, dan mempermudah pembuatan hardware mobil mini. Dimana pada implementasinya digunakan mikrokontroler ATmega16 sebagai controller, driver motor untuk penggerak roda melalui motor DC dan motor servo . Selain itu untuk mempermudah sebuah hardware, terdapat line follower dengan sensor phototransistor pada mobil mini ini agar bisa berjalan sesuai dengan area parkir yang sudah ditentukan.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">2. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Indriastuti Utami, (2013), Dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta yang berjudul “RANCANG BANGUN ROBOT MOBIL PEMANDU PARKIR DENGAN LINE FOLLOWER” Penelitian ini membahas tentang merancang dan mengimplementasikan suatu Robot Mobil Sebagai Pemandu Parkir Dengan Line Follower dengan menggunakan mikrokontroler ATmega32, sensor Ultrasonik dan sensor infra merah. Sistem mekanik robot mengadopsi sistem manuver pada robot pengikut garis beroda 3. Dalam perancangan dan implementasinya, masalah-masalah yang harus dipecahkan adalah sistem penglihatan robot, arsitektur perangkat keras yang meliputi perangkat elektronik dan mekanik, dan organisasi perangkat lunak untuk basis pengetahuan dan pengendalian secara waktu nyata. Hasilnya memperlihatkan bahwa robot mampu memberitahukan area parkir yang kosong secara tepat. Jarak tangkap sensor Ultrasonik pada robot mencapai 80cm.</p>
<p style="line-height: 2">B. Manfaat Literature Review</p>
+
<p style="line-height: 2">3. Penelitian yang dilakukan oleh Denny Dermawan, M.Jalu Purnomo, (2015), Dari Kampus Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Yogyakarta , yang berjudul “PERANCANGAN TAMPILAN VISUAL DOCKING GUIDANCE SYSTEM (VDGS) PADA SISTEM PARKIR PESAWAT TERBANG” Penelitian ini membahas tentang Visual Docking Guidance System (VDGS) yang membatu seorang pilot memakirkan pesawatnya. Kegitan pengendalian parkir pesawat terbang di Bandara, pilot dibantu oleh seorang Marshaller yang bertujuan untuk menjadi pengarah pergerakan pesawat menuju titik parkir yang benar. Perancangan tampilan VDGS ini menggunakan 3 buah board dot matrix display yang dijadikan menjadi satu sehingga membentuk kombinasi yang sesuai dengan tampilan VDGS yang ada dipasaran. Tampilan yang di gunakan adalah LED Dot Matrix superbright. Pengendaliannya adalah tiga buah mikrokontroller PIC 16F84A dan rangkaian register geser untuk menampilkan display gerak ke kanan , ke kiri m lurus dan berhenti serta tampilan identitas pesawat.</p>
<p style="line-height: 2"> Menurut Dewi, dkk (2014:125), Manfaat dari literature review ini antara lain: </p>
+
<p style="line-height: 2">4. Penelitian yang dilakukan oleh S.Kiruthika, M.Panjay, (2017), Dari Kampus Teknik Indo French Educational Trust (IFET) India, yang berjudul “SURVEY DARI SISTEM PARKIR PINTAR DITINGKATKAN DENGAN TEKNOLOGI TERKINI” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir otomatis penghitung sepeda dengan menggunakan sensor infrared dan mikrokontroler RFID, namun sistem parkir yang digunakan saat ini masih menggunakan teknologi belum canggih. Namun kita bisa memperbaiki smart device pada kendaraan roda dua yang menampilkan slot garis atau yang tersedia pada sistem parkir sepeda dan juga menyediakan navigasi pada masing-masing slot parkir. Sistem unit sentral mengumpulkan data secara terus menerus dari unit parkir dan kemudian memberikan pesan per jam kepada pengguna tentang tarif.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini. </p>
+
<p style="line-height: 2">5. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fida, Ir.Agus Virgono, M.T, Randy Erfa Saputra, S.T., M.T,(2018), Dari Universitas Telkom Bandung, yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM PARKIR OTOMATIS SUBSISTEM : DETEKSI GARIS PADA ROBOT MOBIL PENGIKUT GARIS MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING CITRA” Penelitian ini membahas tentang Sistem parkir otomatis merupakan sistem yang mempunyai prinsip kerja seperti valet parking. Sistem ini akan merancang sebuah robot mobil yang dapat melakukan kegiatan parkir secara otomatis. Lahan parkir yang digunakan merupakan lahan parkir yang mempunyai garis hitam dilantai sebagai jalur pergerakan robot dan menggunakan beberapa tanda sebagai informasi. Robot ini dapat bergerak dengan bantuan navigasi line follower menggunakan sensor kamera. Pengolahan citra diproses menggunakan sebuah mikrokomputer pada robot mobil. Kamera mendeteksi garis pada arena parkir sehingga dapat menentukan arah jalan robot dan nomor slot parkir yang dituju.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain. </p>
+
<p style="line-height: 2">6. Penelitian yang dilakukan oleh Dr.R.Prema, K.Subramanian, (2017), Dari Akademi Pendidikan Karpagam India, yang berjudul “SISTEM PARKIR PESAWAT OTOMATIS” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir pesawat otomatis menggunakan sensor line follower, dengan menggunakan sensor ini bisa mengurangi para pekerja. Saat memilih mode 2, maka penerbangan bisa menentukan cara untuk area parkir mode 2 dengan menggunakan sensor LDR. Jika ada penghalang pada garis itu, sensor tersebut melacak dan mendeteksi hambatan tersebut dengan menggunakan sensor Infra Red, lalu akan menghentikan proses dan memberikan alarm.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini. </p>
+
<p style="line-height: 2">7. Penelitian yang dilakukan oleh Saad Eldin Suliman Yousif Ali,(2016), Dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sudan, yang berujudul “IMPLEMENTASI DAN SIMULASI SISTEM PARKIR MOBIL BERPUTAR OTOMATIS” Penelitian ini membahas tentang kurangnya ketersediaan ruang selalu menjadi masalah didaerah perkotaan dan kota besar untuk menambahnya ada mobil yang diparkir secara acak dijalan raya yang semakin membatasi ruang. Untuk menangani masalah parkir ditempat yang ramai dengan berbagai jenis kendaraan dan sistem parkir maka dilakukan penelitian untuk merancang sistem parkir mobil berputar otomatis menggunakan perangkat Atmega16, sensor Infra Red dan Motor Stepper, dan juga menggunakan software Proteus untuk simulasi sitem.</p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. </p></div>
+
<p style="line-height: 2">8. Penelitian yang dilakukan oleh Darwin, Awang Harsa Krisdalaksana, (2014), Dari Universitas Mulawarman Samarinda, yang berjudul “SISTEM MANAJEMEN PARKIR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY AND IDENTIFICATION” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir yang saat ini masih menggunakan sistem manual yaitu pemeriksaan STNK ketika kendaraan keluar. Penelitian ini menghasilkan sistem manajemen parkir menggunakan teknologi RFID. Tteknologi RFID menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi orang atau benda secara otomatis menggunakan tag, prosesnya pun dilakukan dengan menyimpan nomor seri yang mengidentifikasi sesesorang atau objek melalu microchip. Hasil dari pembangunan sistem parkir menggunakan RFID mengubah sistem parkir manual ke arah sistem komputerisasi yang menyediakan banyak fasilitas dan kontrol yang lebih efektif dan efisin.</p>
 
+
<p style="line-height: 2">9. Penelitian yang dilaku oleh Harmeet Singh, Shailesh Ranjan, (2014), Dari Guru Tegh Bahadur Institute of Technology India, yang berjudul “SISTEM PARKIR OTOMATIS MENGGUNAKAN AKSES SURAT IJIN MENGEMUDI (SIM)” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir otomatis untuk kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat yang menggunakan akses SIM untuk masuk maupun keluar dari area parkir. Untuk otntikasi dan identifikasi pemilik kendaraan sistem parkir telah menyediakan pembaca akses smartcard, dan sistem kerjanya pun dimulai dari pembaca akses smartcard menemukan nomor registrasi pengguna dan mentransfernya ke database. Tujuannya untuk mengurangi penggunaan token atau tagihan kartu parkir, dengan batuan mikrokontroler ARM yang mengendalikan motor mekanis untuk memarkir kendaraan ditempat parkir yang sesuai.</p>
===Daftar Pustaka (Literature Review)===
+
<p style="line-height: 2">10. Penelitian yang dilakukan oleh M.Ruba, G.Sangeetha, S.Selvi, (2017), Dari Fakultas Teknik Elektronika dan Komunikasi M.Kumarasamy India, yang berjudul “ SISTEM PARKIR BANDARA MENGGUNAKAN IoT” Penelitian ini membahas tentang penggunaan sensor RFID dan IoT untuk sistem parkir di bandara. Untuk menggunakan IoT dalam sistem parkir ini menggunakan gadget. Pengendalian untuk IoT disuatu gadget dengan memasang ID para pengguna. ID para pengguna bisa sampai ke administrasi didalam pengaturan terminal pesawat yang dilengkapi melalui terminal udara dengan ID para pengguna dan kunci rahasia. ID Para pengguna bisa mengecek kendaraan di area parkir dengan cara mendapatkan ID dan kata kunci untuk melihat posisi mobil di parikiran manapun.</p>
<div style="font-family: 'times new roman';text-align: justify">
+
<p style="line-height: 2"></p>
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi­referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain: </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada. </p>
+
<p style="line-height: 2">Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem pengairan, diantaranya yaitu : </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penelitian yang dilakukan oleh <ref name="Bimo Ardi">Bimo Ardi Handoko,“SISTEM PENGAIRAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 BERDASARKAN SENSOR KELEMBAPAN TANAH DAN SUHU TANAH DENGAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM”</ref>Bimo Ardi Handoko dengan dua temannya, Susanto dan Nur Wakhidah, Dari Kampus UNIVERSITAS SEMARANG, yang berjudul “SISTEM PENGAIRAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 BERDASARKAN SENSOR KELEMBAPAN TANAH DAN SUHU TANAH DENGAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM” penelitian ini membahas tentang pembuatan sistem pengairan secara otomatis, yang menggunakan metode fuzzy inference system, yang mana metode fuzzy sendiri menurut Naba (2009), biasanya seorang operator/pakar memiliki pengetahuan tentang cara kerja dari sistem yang bisa dinyatakan dalam sekumpulan IF-THEN rule, dengan melakukan fuzzy inference. pengetahuan tersebut bisa di transfer ke prangkat lunak yang selanjutnya memetakan suatu input menjadi output berdasarkan IF-THEN rule yang diberikan. Sistem fuzzy yang dihasilkan disebut fuzzy inference system. </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penelitian yang dilakukan oleh <ref name="Gani Asmoro">Gani Asmoro, Dari Universitas Gunadarma, Surabaya yang berjudul “SIMULASI PINTU AIR OTOMATIS PENGAIRAN SAWAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535”.</ref> Penelitian ini membahas tentang Simulasi pintu air otomatis berbasis ATMEGA 8535, yang bekerja secara otomatis dan  memerlukan  4  buah  sensor  sebagai indikasi  ketinggian  air  dan bekerja jika mendapat inputan berupa air, serta sebuah mikrokontroler sebagai pusat pengendali rangkaian ini dan  menghasilkan  output  berupa nyala LED, bunyi <ref name=" What is Buzzer ">What is Buzzer. http://www.futureelectronics.com/ en/passives/ buzzers. aspx. Diakses : 15 September 2017</ref>
+
buzzer pergerakan motor  DC dan mikro switch sebagai pengendali motor DC. </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Sudirman Sirait, Satyanto K, Saptomo, M Yanuar J P ">Sudirman Sirait, Satyanto K, Saptomo, M Yanuar J P, 2015. RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI IRIGASI PIPA LAHAN SAWAH BERBASIS TENAGA SURYA. Mei 2015. Jurnal Irigasi, Vol. 10, No. 1. </ref>
+
Penelitian yang dilakukan oleh Sudirman Sirait, Satyanto K. Saptomo, Muhammad Yanuar J. Purwanto “RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI PIPA LAHAN SAWAH BERBASIS TENAGA SURYA”. Rancangan irigasi untuk pemberian air yang optimal dilengkapi dengan sistem kontrol otomatis dapat menjaga permukaan air di lahan sawah pada level tertentu sesuai kebutuhan tanaman, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi di lahan sawah. Sistem kontrol otomatis dibangun dengan memanfaatkan teknologi digital, mikrokontroler dan jaringan sensor. Mikrokontroler Arduino Uno ATMega328P digunakan sebagai sistem kendali otomatis untuk menggerakkan sistem aktuasi kran air elektris Valworx 561086 berdasarkan kelembaban tanah dan tinggi muka air di lahan sawah yang dideteksi oleh sensor. Nilai tinggi muka air di lahan sawah diatur antara 0 cm dan 5 cm sebagai setpoint bawah dan atas untuk acuan dalam menggerakkan sistem aktuasi kran air elektris Valworx 561086. Sistem mikrokontroler membatasi durasi waktu untuk pengaturan pembukaan maupun penutupan kran air elektris Valworx 561086 selama 300 detik dengan rotasi 90 yang dapat menghemat penggunaan daya baterai. Sistem ini didukung oleh energi surya yang terdiri dari panel surya, charger contoller dan baterai, dan dapat beroperasi 24 jam tanpa pengawasan oleh operator. Ujicoba operasi di lahan sawah dilakukan dengan menerapkan irigasi terputus (intermittent) dan air irigasi tidak mengalir secara terus menerus. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem kontrol irigasi otomatis bisa menjaga tinggi muka air di lahan sawah antara rentang setpoint yang diinginkan. </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Penelitian yang dilakukan oleh <ref name=" Eryalfan, Ardika, Agus P, Theofilus T A, Septian Gagas ">Eryalfan, Ardika, Agus P, Theofilus T A, Septian Gagas, 2012. SISTEM IRIGASI OTOMATIS BERBASIS PLC. Jember : Universitas Jember. </ref>
+
Eryalfan Setyo Prakoso, Dari Universitas Jember yang berjudul “SISTEM IRIGASI OTOMATIS BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller)”. PLC merupakan sistem kendali berbasis digital yang hanya mengenal dua kondisi yaitu on atau off (Yulianto, 2006). PLC dapat mengendalikan multi input dan multi  output, yang terdiri dari modul  input, modul  output, CPU (Central Processing Unit), dan programming device. Yang mana sistem di program untuk membaca kelembapan tanah. </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Septiani, Inne.">Septiani, Inne. 2015. RANCANG  BANGUN PERANGKAT LUNAK SISTEM KENDALI DAN MONITORING PENGAIRAN SAWAH MELALUI SMARTPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32. Skripsi. Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya. </ref>
+
Penelitian yang dilakukan oleh Inne Septiani, Dari Politeknik Negeri Sriwijaya yang berjudul “RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK SISTEM KENDALI DAN MONITORING PENGAIRAN SAWAH MELALUI SMARTPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32”. perancangan  alat  ini yaitu  mengontrol  kebutuhan  air  bagi tanaman  namun  juga  dapat  digunakan  untuk penghematan  air  yang lebih  efisien dengan  pengiriman  informasi  kondisi  persawahan  tersebut. Sistem  perancangan dari alat rancang bangun sistem kendali dan monitoring pengairan sawah melalui smartphone berbasis mikrokontroler atmega32 ini menggunakan sensor hygrometer yang dapat mendeteksi keadaan tanah ketika kering, lalu akan mengirimkan pesan singkat  kepada  petani  /  pemilik  sawah  melalui  smartphone  dimanapun  pemilik sawah berada dan pengairan sawah dapat dilakukan secara otomatis melalui control smartphone.Rangkaian ini terdiri dari bagian perangkat keras dan perangkat lunak. </p>
+
#<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in"><ref name=" Sukriti, Sanyam. G, Indumanthy. K.">Sukriti, Sanyam. G, Indumanthy. K. 2016. IoT based Smart Irrigation and Tank Monitoring System. International Journal of innovative Research in Computer and Communication Engineering. Vol 4, Issue 9. ISSN: 2320-9801</ref>
+
Sukriti, Sanyam Gupta, Indumathy K, dari Vellore Institute of Technology melakukan penelitian dengan judul “IoT based Smart Irrigation and Tank Monitoring System”. Di dalam penelitianya sukriti, sanyam dan Indumathy menilai bahwa model tank overflow control adalah metode kuno, yaitu apabila kawat yang di pasang di dalam tampungan air tersentuh ketika air sudah mengisi penuh penampungan air, maka sebuah alarm akan menyala dan alarm harus di matikan secara manual sehingga listrik dan air akan terbuang percuma. Mereka menggunakan sensor ultrasonik sebagai penghitung tinggi air di dalam penampung air, sehingga ketika air dalam ketinggian tertentu akan memberikan informasi kepada Arduino Uno yang sudah di integrasikan dengan handphone user agar bisa di kontrol dari jauh. </p>
+
<p style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Dari literature review diatas, penulis mengambil acuan pada literature nomor 2, sehingga melakukan penelitian dengan judul “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. Yang menggunakan sensor Ultrasonik sebagai penghitung tinggi air, LED sebagai indikator dan pompa air sebagai media penyalur air dari sungai maupun sumber air lain ke area sawah. </p>
+
</div>
+
 
+
{{pagebreak}}
+
  
 
=<div style="font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''BAB III'''</div>=
 
=<div style="font-family: 'times new roman'; text-align: center">'''BAB III'''</div>=

Revisi per 30 Juli 2018 15.45

'

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1331475492
NAMA
: PRISDON HASSOLOAN SINAGA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2018/2019

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS


Disusun Oleh :

NIM
: 1331475492
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I, MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474559
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017


Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Jawahir, Ir., MM)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si)
NID : 03023
   
NID : 13001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331475492
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGGUNAKAN

IOT BERBASIS WEMOS

Dibuat Oleh :

Disusun Oleh :

NIM
: 1331475492
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 20 Juli 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1331475492

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Pengairan atau irigasi merupakan faktor yang sangat penting dan juga

mempengaruhi hasil pertanian khususnya padi. Air sendiri sebagai sumber daya pokok yang menunjang berlangsungnya kegiatan pertanian, jika tidak ada air kegiatan bertani pun tidak akan berjalan. Pada umumnya pengairan air sawah menggunakan sistem pengairan irigasi atau mengaliri sawah dengan air langsung dari sumbernya, yaitu sungai. Di beberapa tempat, metode irigasi di lakukan hanya untuk pertanian yang menghasilkan kebutuhan pokok.Namun di tempat lain yang memiliki kondisi air melimpah, metode irigasi juga di berikan untuk semua jenis tanaman. Penelitian ini akan di lakukan dengan metode pengumpulan data, analisa, studi pustaka, perancangan dan juga pengujian. Dalam hal ini maka penulis melakukan penelitian tentang alat pengairan sawah otomatis dengan sebuah sensor ultrasonic yang akan membaca ketinggian air di suatu petak sawah. Dimana hasil sensor akan memberi informasi ke mikrokontroller Wemos yang nantinya mikrokontroller memerintahkan pompa air untuk berkerja atau tidak,

sehingga memudahkan dan meminimalisir waktu para petani.


Kata kunci: Pengairan , Sawah, Wemos, Irigasi

ABSTRACT

Watering or irrigation is a very important factor and also affect agricultural

output, especially rice. Air itself as the basic resources that support ongoing agricultural activities, and there is no water farming activities would not be running. In general, water irrigating the fields using a system of irrigation or flood rice fields with water directly from the source, the river. In some places, irrigation methods are done only for agriculture that produces basic needs. But in the other places that have abundant water conditions, irrigation methods are also given for all types of plants. This research will be done with data collection method, analysis, literature study, designing and also testing. In this case the authors do research on automatic irrigation fields with an ultrasonic sensor that will read the water level in a field. Where the sensor results will provide information to the microcontroller Wemos which later microcontroller ordered water pump to work or not, it will make easier and minimize the time of the

farmers.


Keywords: Watering, Rice Yield, Wemos, Irrigation

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan iman serta senantiasa melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan Skripsi dengan judul “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGUNAKAN IOT BERBASIS WEMOS”. Mengenai penulisan laporan ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan tidak lepas dari kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu,dengan segala kerendahan hati peneliti selaku penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dengan melengkapi dan menyempurnakan penulisan dalam laporan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya laporan skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:


  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja.

  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.

  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.

  4. Bapak Jawahir, Ir., MM selaku Dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.

  5. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.

  6. Bapak Haris selaku stakeholder yang telah memberikan banyak arahan, masukan, dan bimbingan kepada penulis.

  7. Para Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

  8. Orangtua serta keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.

  9. Teman-teman, para sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberi motivasi kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

  10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini.



Tangerang, 20 Juli 2017
PRISDON HASSOLOAN SINAGA
NIM. 1331475492

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada hari kamis (03/12/2015) siang dua sayap pesawat Garuda Indonesia Boeing 777-300-ER bersenggolan di hanggar Garuda Maintenance Facilities (GMF). Akibatnya ujung sayap atau wingtip salah satu pesawat robek dan langsung ditangani teknisi GMF. Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Benny Butarbutar menjelaskan insiden senggolan ini terjadi ketika salah satu pesawat sedang ditarik ke GMF dari apron. Namun pesawat tersebut menyenggol pesawat lainnya yang sedang diparkir di wilayah hanggar 4.

Peristiwa senggolan terjadi saat kedua pesawat hendak menjalani perawatan rutin dan tidak membawa penumpang. Benny mengatakan pengerjaan perbaikan kerusakan diperkirakan memakan waktu 15 jam dan diharapkan sudah dapat beroperasi kembali Jumat (04/12/2015) pagi. Namun Demikian, sebagai langkah korektif terhadap setiap insiden, pihak Garuda Indonesia akan tetap menginvestigasi kejadian tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul ‘‘PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT DALAM HANGAR BERBASIS ARDUINO PADA PT.GMF AeroAsia”

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas peniliti menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian tersebut. Berikut rumusan masalah :

1. Berapa kali dalam 1 Tahun terjadinya benturan sayap pesawat dalam hangar ?

2. Bagaimana mendesain alat tersebut supaya bisa bekerja dengan efektif ?

3. Apa saja dampak penyebab terjadinya benturan sayap pesawat dalam hangar?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Prototype Sistem Parkir Pesawat menggunakan Arduino Uno sebagai otak utama untuk menginstruksi terhadap sensor seperti sensor Ultra Sonik.

2. Motor Servo sebagai penggerak atau pengatur arah jalan dari Traktor.

3. Sensor Ultra Sonik sebagai pembaca objek yang menghalangi laju dari Traktor pada saat menarik Pesawat.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghindari benturan antara sayap pesawat

2. Untuk mempermudah mengetahui jenis atau pun ukuran pesawat

3. Mempermudah mengetahui jarak pada objek di sekitar

Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengurangi terjadi nya benturan antara sayap pesawat.

2. Mempermudah proses untuk memarkirkan pesawat yang ingin masuk ke hangar.

3. Mengurangi kerugian pada Perusahaan

Metodologi Penelitian

Dalam rangka menghasilkan karya yang sesuai dengan teori ilmiah dan tepat, maka dalam penyusunan penelitian ini ada beberapa metode yang di gunakan antara lain:

Metode Pengumpulan data

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Metode untuk mendapatkan informasi dan teori-tori yang sesuai dengan sistem yang akan dibuat dengan mencatat, mempelajari dan memahami literature review yang berhubungan dnegan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis maupun elektronik. Yang digunakan penulis berupa jurnal dan buku-buku.

2. Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi yang dilakukan pada PT.GMF Aero Asia selama 2 bulan. Selama melakukan observasi di dapat suatu data meliputi, latar belakang , visi misi, struktur organisasi, dan masalah pada penarikan pesawat ke dalam hanggar.

3. Wawancara

Metode ini dilakukan melalui proses tanya jawab dengan narasumber yaitu Manager Hanggar di tempat atau lokasi penelitian yang dilakukan sebagai stackholder yang memiliki keluhan pada aspek dalam sistem perparkiran pesawat pada hanggar yang kadang kali terjadi benturan antara sayap pesawat.

Metode Analisa

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisa SDLC (System Development Life Cycle) untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan aman untuk digunakan. Metode Analisa SDLC, yaitu perencanaan (planning), analisa (analysis), perancangan (design), implementasi (implementation) dan pemeliharaan (maintenance). Dengan menggunakan metode analisa ini, maka penelitian ilmiah dapat dianalisa dengan teknik-teknik yang tepat.

Metode Perancangan

Dalam metode perancangan ini kita dapat mengetahui bagaimana sistem itu dibuat atau dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Melalui tahapan pebuatan flowchart dari sistem yang akan dibuat dan pembuatan desai aplikasi pengontrolan berupa perancangan perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware) berupa rancangan desain diagram blok.

Metode Prototype

Penulis menerapkan prototype dengan menggunakan evolutionary karena pada metode ini, hasol prototype tidak langsung dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menjuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian

Pada metode ini dilakukan suatu percobaan atau praktek merakit dalam membuat rangkaian suatu kontrol menggunakan software arduino

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan dapat dipahami lebih jelas, laporan ini dibabgi atas beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Dengan susunan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang teori literature review yang sesuai dan akurat sehingga bisa mendukung penelitian dalam penulisan sehingga menghasilkan karya tulis yang bernilai ilmiah.

BAB III : PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat analisa dan perancangan “PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT DALAM HANGAR BERBASIS ARDUINO PADA PT.GMF Aero Asia” yang dijelaskan secara terperinci.

BAB IV : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini membahas tentang sistem yang akan di usulkan seperti usulan prosedur sistem berjalan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasi sistem, pengujian, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisa dan yang dilakukan serta saran-saran yang dapat penulis berikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

A. Definisi Prototipe

Menurut Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefiniskan sebagai satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Menurut Rumini, dkk (2014:48), “Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari suatu sitem yang memberikan ide bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sebelum direalisasikan.

B. Jenis-Jenis Prototipe

Menurut Yuniarti (2014), Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)

Prototipe Terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)

Prototipe Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.

c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

d. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

Sumber : Nurajizah (2015:A-214)

Gambar 2.1 Tahapan Prototipe

Konsep Dasar Sistem

A. Definisi Sistem

Menurut Hartono (2013:9), “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemn, yang saling berhubungan secara terorganiasai berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

Menurut Taufiq (2013:2), “Sistem adalah kumpulan sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Tata Sutabri ( 2012:10), ”Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Berdasarkan beberapa definisi sistem yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau elemen yang berkerja sama sesuai fungsinya dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.

B. Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat­sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Komponen Sistem (Components System)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen­komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan Sistem (Boundary System)

Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan, harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface System)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber­sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input System)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Pengolahan Sistem (Process System)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

7. Keluaran Sistem (Output System)

Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

8. Sasaran Sistem (Objective System) dan Tujuan (Goals)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

C. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan

Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

Sumber: Taufiq,Rohmat. 2013

Gambar 2.2. Sitem Tertutup

Sumber: Taufiq 2013

Gambar 2.3. Sistem Terbuka

Konsep Dasar Perancangan Sistem

A. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Rianti, dkk (2016:52). Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

Menurut Ekawati, dkk (2015:58). Perancangan sistem merupakan suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem.

Berdasarkan definsi di atas dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem yang baik yang di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

B. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Yunita dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

1) Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

2) Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk pemrogram dan ahli-ahli teknik terlibat.

Konsep Dasar Hanggar

A. Definisi Hanggar

Menurut Wikipedia (2013) “Hanggar adalah sebuah struktur tertutup, tempat dimana pesawat bernaung di dalam sebuah gudang perlindungan berukuran besar. Kebanyakan hanggar dibangun dari material logam dan metal, akan tetapi bahan lain seperti kayu dan beton juga biasa digunakan sebagai material hanggar. Kata hanggar berasal dari Perancis Tengah yaitu hangarhart yang artinya “kadang dejat rumah”, kemudian berasal dari bahasa Jerman yaitu haimgar yang artinya “rumah-kandang”, pagar sekitar disekelompok rumah”

B. Klasifikasi Hanggar

Menurut Wikipedia (2013), “Ukuran lebar bentang sebuah bangunan hanggar menentukan jenis pesawat apa saja yang dapat masuk kedalam bangunan hanggar. Berikut penjabarannya :

1. Lebar bentar kurang dari 30 meter (Size : Small)

Pada bangunan hanggar yang memiliki ukuran lebar bentang dari 30 meter biasanya digunakan untuk private hanggar atau hanggar pribadi. Jenis pesawat yang dapat masuk ke dalam hanggar ini adalah pesawat terbang bermesin piston dan propeler.

2. Lebar bentang antara 30-60 meter (Size : Medium)

Kemudian untuk bangunan hanggar yang memiliki ukuran lebar bentar antara 30-60 meter dapat digunakan sebagai tempat bernaung dari pesawat terbang dengan jenis mesin piston (lebih dari satu pesawat) hingga turbo-propler dan rotary wings (helicopter).

3. Lebar bentang antara 60-90 meter (Size : Larger)

Untuk bangunan hanggar dengan ukuran lebar bentang 60-90 meter mampu menaungi pesawat terbang berjenis mesin turbo-propeler hingga turbo-fan dengan jenis pesawat berbadan dekat (Narrow-Body) seperti Boeing 737-300 dan Airbus 320 Family.

Konsep Dasar Pengujian

A. Definisi Black Box

Menurut Warsito (2015:32), “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

Menurut Desmira (2015:40) “Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox dilakukan hanya untuk mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software undertest (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

2. Kesalahan interface

3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

5. Kesalahan performa

6. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

5. Melakukan pengujian.

6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

B. Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

1. EquivalencePartionin

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

2. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

3. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

a) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

b) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

c) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

d) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

4. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuattim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

5. Sample and RobustnessTesting

a) Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

b) Robustness Testing

Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

6. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

a) BehaviorTesting

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

b) Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

7. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

a) RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

b) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

8. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

C. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

D. Definisi White Box

Menurut Desmira dkk (2015:40). “White Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.

Menurut Silvia dkk (2015:48). “White Box adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian kedalam beberapa kasus pengujian”.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengujian White Box adalah metode pengujian yang di lakukan pada perangkat lunak dari segi desain dan kode program secara prosedural untuk mengetahui apakah sudah berjalan sesuai spesifikasi kebutuhan.

E. Keuntungan Pengujian White Box

1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.

2. Desain, tapi pelaksanannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.

3. Kode penuh Pathway mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika/aliran intern.

4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.

5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.

6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

Konsep Dasar Elektronika

A. Definisi Elektronika

Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:5), “Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang memakai komponen-komponen elektronik. Komponen elektronik dibagi menjadi dua jenis yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energy kebentuk lainnya. Contoh komponen pasif yaitu : resistor, kapasitor, dan inductor. Komponen elektronika pasif dapat di lihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Komponen Elektronika Pasif

Nama Komponen Pasif Simbol Gambar Fungsi

Resistor Resistor berfungsi sebagai penghambat/pembatas arus listrik yang mengalir ke rangkaian. Resistor dibagi menjadi beberapa type, yaitu : Fixed Resistor, Variable Resistor, LDR, Thermal Resistor/Termistor (NTC/PTC)

Kapasitor Kapasitor dapat menyimpan muatan listrik sementara. Didalam kapasitor terdapat dua buah konduktor yang dipisahkan oleh suatu isolator atau zat dieletrik.

Induktor Induktor terdiri dari susunan lilitan kawat yang membentuk sebuah kumparan induktor berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam medan magnet

Komponen aktif adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyerahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh komponen aktif : Dioda, LED, Dioda Zener, Transistor dan Operational Amplifier. Komponen aktif dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Komponen Elektronika Aktif

Nama Komponen Aktif Simbol Gambar Fungsi

Dioda

Diode Zener Dioda

Light Emitting Dioda

Dioda dapat menyearahkan arus dan menahan arus dalam arah sebaliknya. Beberapa jenis dioda diantaranya yaitu : diode, diode zener, dan LED

Transistor Transistor adalah komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (B), Colector (C) dan Emitor (E). Fungsi Transistor

: sebagai penguat amplifier, sebagai pemutus dan penyambung (switching), sebagai pengatur stabilitas tegangan, menguatkan arus dalam rangkaian.

Penguat Operasional Penguat Operasioanal (opamp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional digunakan untuk meningkatkan amplitude sinyal, tanpa mengubah parameter lain seperti frekuensi.

Konsep Dasar Elisitasi

A. Definisi Elisitasi

Menurut Amrullah (2016:1.4-27), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang di inginkan oleh pihak manajemen terkait dan di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Prastomo (2014:166), “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”.

B. Tahap Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Tahap II

Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

3. Tahap III

Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.

b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

c. Low (L) : Mudah dikerjakan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Mikrokontroler

A. Definisi Mikrokontroler

Menurut Prayudha, dkk (2014:174) “Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat mikroprosesor yang telah di kombinasikan I/O dan memori RAM/ROM.”

Menurut Timotius, dkk (2014:125) “Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, I/O, clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan ter-organisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai”.

Dari definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip yang pempunyai prosesor, memori dan perlengkapan input dan output yang menjadi kendali dari sebuah program yang ditulis.

B. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Saefullah, dkk (2013:2) mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.

2) Konsumsi daya kecil.

3) Rangkaiannya sederhana dan kompak.

4) Harganya murah, karena komponennya sedikit.

5) Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

6) Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

C. Jenis - Jenis Mikrokontroler

Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.

1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC yaitu Mikrokontroler AVR, PIC (Peripheral Interface Controller), Mikrokontroler ARM.

2. CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC yaitu Mikrokontroler MCS-51.

D. Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2013:15), ada beberapa fitur-fitur yang umum ada pada mikrokontroler yang bisa dijelaskan, berikut ini:

1. RAM (Random Access Memory) digunakan mikrokontroler sebagai media simpan variabel/Memori dan bersifat volatile artinya bisa kehilangan semua atau seluruh data, jika tidak dapat catu daya.

2. ROM (Read Only Memory) digunakan sebagai kode memori karena terdapat fungsi tempat menyimpan program yang diberikan oleh user.

3. Register

Register berfungsi untuk media simpan nilai-nilai yang digunakan dari proses yang telah disediakan mikrokontroler. ex: variabel program, I/O, dan komunikasi serial.

4. Special Funtion Register Adalah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalan mikrokontroler dan register ini terletak di bagian RAM.

5. Input dan Output Pin adalah bagian yang memiliki fungsi sebagai penerima sinyal luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media input. Ex: keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Sedangkan, pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk keluarkan sinyal, pada hasil proses algoritma mikrokontroler.

6. Interrupt merupakan suatu bagian pada mikrokontroler yang memiliki fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi sehingga ketika program sedang running (berjalan), nantinya program tersebut, akan diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan sebuah program melalui alamat yang ditunjukkan sampai selesai, untuk nanti dijalankan lagi.

Konsep Dasar Arduino Uno

A. Definisi Arduino Uno

Menurut Syahwil (2013:60), “Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.”

Menurut Ahmed S. Abd El-Hamid dkk dalam International Journal of Software & Hardware Research in Engineering (ISSN-2347-4890) Volume 3 Issue (8 August, 2015) “Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.

Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board. Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino:

Tabel 2.2 Tabel Fungsi Tombol Pada Arduino Uno

Verify Cek error dan lakukan kompilasi kode.

Upload Upload kode ke board/kontroler. Asumsi bahwa board dan serial port telah disetting dengan benar.

New Membuat aplikasi baru.

Open Buka proyek yang telah ada atau dari contoh-contoh/examples.

Save Simpan proyek anda. Serial Monitor: Membuka serial port monitor untuk melihat feedback/umpan balik dari board.

Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :

1. Pin

Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

2. 5V

Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.

3. 3,3V

Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA pin ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino.

4. Memori

ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.

5. Input & Output

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

b. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.

c. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output

d. PWM dengan fungsi analogWrite().

e. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa Arduino.

f. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

Konsep Dasar IDE Arduino

A. Definisi IDE Arduino

Menurut Mulyana (2014:173), “Intergrated Development Environment (IDE) yaitu berupa software processing yang digunakan untuk menulis program kedalam arduino uno, merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java”.

Menurut Djuandi (2013:2), “Intergrated Development Environment (IDE) adalah sebuah software yang berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam mikrokontroler”.

Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Intergrated Development Environment (IDE) adalah sebuah software yang digunakan untuk menuliskan program ke dalam mikrokontroler atau arduino uno yang merupakan penggabungan dari bahasa C++ dan Java.

B. Bagian-Bagian IDE Arduino

Menurut Mulyana (2014:173), Software (IDE) Intergrated Development Environment Arduino Uno terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Editor Program

Untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut Sketch.

2. Compiler

Modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) ke dalam kode biner, karena kode biner adalah bahasa satu-satunya bahasa program yang dipahami oleh Mikrokontroler

3. Uploader

Modul yang berfungsi memasukan kode biner kedalam memori Mikrokontroller

Sumber : http://saptaji.com

Gambar 2.4 Tampilan Software IDE Arduino

Konsep Dasar Robot Line Follower

A. Definisi Robot Line Follower

Menurut Achmad Zakki Falani (2015:3), “Robot line follower (Robot Pengikut Garis) adalah robot yang dapat berjalan mengikuti sebuah lintasan, ada yang menyebutnya dengan line tracker, line tracer robot dan sebagainya. Garis yang dimaksud adalah garis berwarna hitam diatas permukaan berwarna putih atau sebaliknya, ada juga lintasan dengan warna lain dengan permukaan yang kontras dengan warna garisnya. ”

Menurut Heri Andrianto (2014:184), “Line Follower Robot atau disebut juga sebagai line tracer robot adalah robot yang dapat mengikuti garis/jalur. Garis atau jalur dibuat dengan menggunakan bahan yang berwarna gelap (hitam) misalnya lakban hitam, sedangkan daerah di sekitar jalur/lantai berwarna cerah (putih). Robot ini menggunakan IR sensor untuk mendeteksi jalur yang dibuat, yaitu dengan cara posisi robot diletakkan pada jalur, usahan posisi jalur hitam berada di tengah-tengah IR sensor kiri dan IR sensor kanan.”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Robot Line Follower adalah robot yang dapat berjalan mengikuti sebuah lintasan dan menggunkan IR sensor untuk mendeteksi jalur yang dibuat.

B. Sensor Pada Robot Line Follower

Secara garis besar, percancangan robot line follower memiliki 2 jenis sensor yang digunakan untuk pemisah benda berdasarkan warna. Beberapa sensor pada Robot Line Follower ini adalah :

1. Sensor Warna

Dalam sistem pendeteksi objek yang berwarna, untuk mendeteksi warna objek, robot line follower ini dilengkapi oleh sebuah sensor warna led dan photodioda. Sumber cahaya dari photodioda akan menghasilkan cahaya, kemudia sumber cahaya akan di proses dalam pemroses sinyal yang akan diterima ADC (Analog to Digital Converter) mikrokontroller.

Percangan rangkaian sensor warna ini menggunakan 3 buah photodioda dan 3 buah led berwarna sekaligus (Merah,Hijau,Biru). Hasil penelitian akan menunjukan bahwa sensor warna ini memiliki tingkat keakuratan

lebih dalam hal mendeteksi warna objek. Dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber : Ryandika Andricaprisona (2013)

Gambar 2.6 Rangkaian Sensor Warna (RGB)

2. Sensor Garis

Untuk mendeteksi sebuah garis maka robot line follower di lengkapi dengan sensor pemancar cahaya, sensor ini mempunyai rangkaian yangsama dengan sensor warna, hanya penempatannya saja yang berbeda. Masing-masing sensor menggunakan sebuah LED dan sebuah photodioda yang di letakkan dibawah rangkaian robot dan tepatnya saling berhadapan dengan garis sensor ini memanfaatkan pantulan LED yang di terima oleh photodioda. Berikut rangkaian dari sensor garis:

Sumber : Wendy Cakra Nugroho, 2013

Gambar 2.7 Rangkaian Sensor Garis

2.2.5 Konsep Dasar Motor Servo

A. Definisi Motor Servo

Menurut Sausan, dkk (2016:35-42) “Motor Servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang mampu bekerja dua arah (Clockwise dan CounterClockwise) dan dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem umpan balik loop tertutup yang terintergasi pada motor tersebut.”

Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/motor-servo/

Gambar 2.8 Contoh Motor Servo

B. Jenis-Jenis Motor Servo

Berikut adalah jenis-jenis pada rangkaian motor servo :

1. Motor Servo Standar 180o

Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90o sehingga total defleksi sudut dari kanan-tengah-kiri adalah 180o.

2. Motor servo Continous

Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar ( dapat berputar secara continue).

C. Prinsip Kerja Motor Servo

Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (Pulse Wide Modulation/ PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan waktu 1,5 ms akan berputar ke arah posisi 0o atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180o atau kek kanan (searah jarum jam). Berikut gambar dari prinsip kerja motor servo :

Sumber : trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/03/Pengertian-Motor-Servo.html

Gambar 2.9 Prinsip Kerja Motor Servo

Konsep Dasar IFTTT (If This Then That)

A. Definisi If This Then That (IFTTT)

If This Then That (IFTTT) adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan user untuk menggabungkan dua aplikasi web menjadi satu, memungkinkan data digital seperti data fisik, dimana pengguna dapat menggabungkan beberapa hal untuk membuat hal baru dengan mudah, kapan dan dimana saja. IFTTT (If This Then That) merupakan media pengkoneksi antara io.adafruit dengan aplikasi web. IFTTT mengambil data yang berada pada database io.adafruit, lalu mentransferkan data tersebut kepada aplikasi web yaitu pushover.

Sumber : https://ifttt.com/discover

Gambar 2.10 Aplikasi IFTTT

Konsep Dasar Pushover

A. Definisi Pushover

Pushover adalah web dan aplikasi mobile yang memungkinkan user untuk mendapatkan pemberitahuan secara real time pada perangkat mobile. Cara kerjanya adalah user menginstall sebuah aplikasi pada perangkat smartphone dan menggunakan API (Application Programming Interface) yang berguna untuk mengirim data kepada aplikasi tersebut sebagai notifikasi. Hal yang besar tentang ini adalah bahwa hal itu terjadi kurang lebih secara real time (tergantung pada koneksi internet anda) sebagai pushover menggunakan server Google dan Apple untuk mengirim pemberitahuan.

Sumber : https://pushover.net/

Gambar 2.11 Aplikasi Pushover

Konsep Dasar Flowchart

A. Definisi Flowchart

Menurut Lestari dkk (2016:44), “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”.

Menurut Rejeki (2013:451), “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang mempresentasikan langkah langkah beserta urutan-urutan prosedur dari suatu program yang di hubungkan menggunakan tanda panah.

B. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2), “Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

Sumber: Tri (2015:3)

Gambar 2.12 Flowchart Sistem (System Flowchart)

2. Flowchart Dokumen (Documenst Flowchart)

Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.

Sumber: Tri (2015:4)

Gambar 2.13 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

Sumber: Tri (2015:5)

Gambar 2.14 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

4. Flowchart Program (Program Flowchart)

Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

Sumber: Tri (2015:6)

Gambar 2.15 Flowchart Program (Program Flowchart)

5. Flowchart Proses (Prosses Flowchart)

Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

Sumber: Tri (2015:7)

Gambar 2.16 Simbol Flowchart Proses

Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses.

Sumber: Tri (2015:8)

Gambar 2.17 Flowchart Proses (Process Flowchart)

Konsep Dasar Kesebangunan Dan Kongruen

A. Definisi Kesebangunan Dan Kongruen

Dua bangun datar atau lebih dengan perbandingan panjang sisi yang senilai dan sudut yang bersesuaian maka bangun datar tersebut sebangun . Jika dua atau lebih bangun datar mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dan mempunyai sudut yang bersesuaian sama besar maka bangun datar tersebut kongruen.

B. Karakteristik Kesebangunan dan Kongruen

1. Kesebangunan

Dua segibanyak (polygon) dikatakan sebangun jika ada korespondensi satu-satu antar titik-titik sudut kedua segibanyak tersebut sedemikian hingga berlaku:

a. Sudut-sudut yang bersesuaian (berkorespondensi) sama besar.

b. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian (berkorespondensi) sama.

Kesebangunan dilambangkan dengan simbol “~“ Kata “ada” dalam pengertian sebangun di atas sangat penting karena justru di sini kunci kemampuan dalam menentukan sisi-sisi atau sudut-sudut mana yang bersesuaian. Jangan sampai terjadi dua bangun yang sebangun dikatakan tidak sebangun hanya karena tidak bisa menemukan korespondensi titik-titik sudutnya.

Gambar 2.18 Dua Bangun Segiempat

Bentuk pengaitan satu-satu antar titik-titik sudut di kedua segiempat tersebut, yaitu:

Pengaitan seperti ini disebut dengan korespondensi satu-satu. Korespondensi satusatu ini menghasilkan:

a. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu:

b. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama, yakni:

Sesuai definisi dapat disimpulkan bahwa segiempat ABCD sebangun dengan segiempat EFGH dan dapat ditulis dengan segiempat ABCD ~ EFGH.

Konsep Dasar Sensor Ultrasonik

A. Definisi Sensor Ultrasonik

Menurut Prayudha, dkk (2014:3) “Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali denga perbedaan waktu sebagai dasar pengindraannya”

Menurut Githa,dkk (2014:1) “Sensor Ultrasonik adalah sensor pengukur jarak atau objek. Ultrasonik sering digunakan untuk keperluan mengukur jarak sebuah benda atau mendeteksi halangan”.

Sensor ultrasonik terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40 KHz, sebuah speaker ultrasonik, dan sebuah microphone ultrasonik. Speakerultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara microphone ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Sensor ultrasonik akan mengirimkan suara ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler. Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 KHz akan dipancarkan selama 200 μs. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan 340 m/s atau 29.412 μs setiap 1 cm, mengenai objek dan akan terpantul kembali ke sensor ultrasonik. Selama menunggu pantulan, sensor ultrasonik akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berlogik low ketika suara pantulan terdeteksi oleh sensor ultrasonik. Maka dari itu, lebar pulsa dapat merepresentasikan jarak antara sensor ultrasonik dengan objek. Selanjutnya mikrokontroler cukup mengukur lebar pulsa tersebut dan melakukan konversi lebar pulsa ke jarak dengan perhitungan sebagai berikut :

Jarak = (lebar pulsa /29.412 ) / 2 ( dalam cm) ...... (1)

Sensor ultrasonik buatan parallax (Sensor PING) dapat digunakan untuk mengukur jarak sejauh 2 cm sampai 300 cm

Sumber : catatansialalfin.blogspot.co.id (2016)

Gambar 2.18 Sensor Jarak Ultrasonik

B. Karakteristik Sensor Ultrasonik

Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:100), Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tegangan supply : 5 VDC

2. Konsumsi arus : 30 mA (maksimum 35 mA)

3. Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm

4. Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS typical

5. Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan 18.5 ms

6. Echo Hold-off : 750 μS

7. Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS

8. Delay untuk pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS

Sumber : http://www.elangsakti.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html

Gambar 2.19 Diagram Waktu Sensor PING

C. Cara Kerja Sensor PING

1. Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya.

2. Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor.

3. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG.

4. Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini :

Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm) ..... (2) Dimana :

S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi

tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang

Sumber : http://www.elangsakit.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html

Gambar 2.20 Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Konsep Dasar Bahasa C

A. Definisi Bahasa C

Bahasa pemrograman C merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer tingkat rendah. Dibuat pada tahun 1972 oleh Dennis Ritchie untuk Sistem Operasi Unix di Bell Telephone Laboratories. Meskipun C dibuat untuk memprogram sistem dan jaringan komputer namun bahasa ini juga sering digunakan dalam mengembangkan software aplikasi. C juga banyak dipakai oleh berbagai jenis platform sistem operasi dan arsitektur komputer, bahkan terdapat beberepa compiler yang sangat populer telah tersedia. C secara luar biasa memengaruhi bahasa populer lainnya, terutama C++ yang merupakan extensi dari C.

B. Ciri-Ciri Bahasa C

Bahasa C mempunyai ciri khas tersendiri dari bahasa pemrograman sebelumnya seperti Pascal. Ciri khas inilah yang membuat bahasa C menjadi populer dari bahasa pemrograman yang lain.

1. Berukuran kecil.

2. Penggunaan lebih leluasa pada pemanggilan fungsi.

3. Gaya penulisan lebih bebas tidak seperti pada Pascal.

4. Bahasa Pemrograman terstruktur.

Dapat menggunakan bahasa pemrograman tingkat rendah (pada operasi Bitwise) dan tetap dapat mudah dibaca.

Konsep Dasar Literatur Riview

A. Definisi Literature Review

Menurut Amalya Meta dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :

1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Adapun Literature Review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fanny Azmiati, Agus Virgono,Ir.,M.T , Agung Nugroho Jati, S.T., M.T. , (2015), Dari Universitas Telkom Bandung,yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM PARKIR OTOMATIS MENGGUNAKAN MOBIL MINI BAGIAN SISTEM KENDALI” Penelitian ini membahas tentang prototipe fasilitas dan teknologi terbaru yang dimiliki mobil, yaitu mobil yang dapat melakukan parkir di tempat yang sudah disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan mobil, dan mempermudah pembuatan hardware mobil mini. Dimana pada implementasinya digunakan mikrokontroler ATmega16 sebagai controller, driver motor untuk penggerak roda melalui motor DC dan motor servo . Selain itu untuk mempermudah sebuah hardware, terdapat line follower dengan sensor phototransistor pada mobil mini ini agar bisa berjalan sesuai dengan area parkir yang sudah ditentukan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Indriastuti Utami, (2013), Dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta yang berjudul “RANCANG BANGUN ROBOT MOBIL PEMANDU PARKIR DENGAN LINE FOLLOWER” Penelitian ini membahas tentang merancang dan mengimplementasikan suatu Robot Mobil Sebagai Pemandu Parkir Dengan Line Follower dengan menggunakan mikrokontroler ATmega32, sensor Ultrasonik dan sensor infra merah. Sistem mekanik robot mengadopsi sistem manuver pada robot pengikut garis beroda 3. Dalam perancangan dan implementasinya, masalah-masalah yang harus dipecahkan adalah sistem penglihatan robot, arsitektur perangkat keras yang meliputi perangkat elektronik dan mekanik, dan organisasi perangkat lunak untuk basis pengetahuan dan pengendalian secara waktu nyata. Hasilnya memperlihatkan bahwa robot mampu memberitahukan area parkir yang kosong secara tepat. Jarak tangkap sensor Ultrasonik pada robot mencapai 80cm.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Denny Dermawan, M.Jalu Purnomo, (2015), Dari Kampus Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Yogyakarta , yang berjudul “PERANCANGAN TAMPILAN VISUAL DOCKING GUIDANCE SYSTEM (VDGS) PADA SISTEM PARKIR PESAWAT TERBANG” Penelitian ini membahas tentang Visual Docking Guidance System (VDGS) yang membatu seorang pilot memakirkan pesawatnya. Kegitan pengendalian parkir pesawat terbang di Bandara, pilot dibantu oleh seorang Marshaller yang bertujuan untuk menjadi pengarah pergerakan pesawat menuju titik parkir yang benar. Perancangan tampilan VDGS ini menggunakan 3 buah board dot matrix display yang dijadikan menjadi satu sehingga membentuk kombinasi yang sesuai dengan tampilan VDGS yang ada dipasaran. Tampilan yang di gunakan adalah LED Dot Matrix superbright. Pengendaliannya adalah tiga buah mikrokontroller PIC 16F84A dan rangkaian register geser untuk menampilkan display gerak ke kanan , ke kiri m lurus dan berhenti serta tampilan identitas pesawat.

4. Penelitian yang dilakukan oleh S.Kiruthika, M.Panjay, (2017), Dari Kampus Teknik Indo French Educational Trust (IFET) India, yang berjudul “SURVEY DARI SISTEM PARKIR PINTAR DITINGKATKAN DENGAN TEKNOLOGI TERKINI” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir otomatis penghitung sepeda dengan menggunakan sensor infrared dan mikrokontroler RFID, namun sistem parkir yang digunakan saat ini masih menggunakan teknologi belum canggih. Namun kita bisa memperbaiki smart device pada kendaraan roda dua yang menampilkan slot garis atau yang tersedia pada sistem parkir sepeda dan juga menyediakan navigasi pada masing-masing slot parkir. Sistem unit sentral mengumpulkan data secara terus menerus dari unit parkir dan kemudian memberikan pesan per jam kepada pengguna tentang tarif.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fida, Ir.Agus Virgono, M.T, Randy Erfa Saputra, S.T., M.T,(2018), Dari Universitas Telkom Bandung, yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM PARKIR OTOMATIS SUBSISTEM : DETEKSI GARIS PADA ROBOT MOBIL PENGIKUT GARIS MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING CITRA” Penelitian ini membahas tentang Sistem parkir otomatis merupakan sistem yang mempunyai prinsip kerja seperti valet parking. Sistem ini akan merancang sebuah robot mobil yang dapat melakukan kegiatan parkir secara otomatis. Lahan parkir yang digunakan merupakan lahan parkir yang mempunyai garis hitam dilantai sebagai jalur pergerakan robot dan menggunakan beberapa tanda sebagai informasi. Robot ini dapat bergerak dengan bantuan navigasi line follower menggunakan sensor kamera. Pengolahan citra diproses menggunakan sebuah mikrokomputer pada robot mobil. Kamera mendeteksi garis pada arena parkir sehingga dapat menentukan arah jalan robot dan nomor slot parkir yang dituju.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Dr.R.Prema, K.Subramanian, (2017), Dari Akademi Pendidikan Karpagam India, yang berjudul “SISTEM PARKIR PESAWAT OTOMATIS” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir pesawat otomatis menggunakan sensor line follower, dengan menggunakan sensor ini bisa mengurangi para pekerja. Saat memilih mode 2, maka penerbangan bisa menentukan cara untuk area parkir mode 2 dengan menggunakan sensor LDR. Jika ada penghalang pada garis itu, sensor tersebut melacak dan mendeteksi hambatan tersebut dengan menggunakan sensor Infra Red, lalu akan menghentikan proses dan memberikan alarm.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Saad Eldin Suliman Yousif Ali,(2016), Dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sudan, yang berujudul “IMPLEMENTASI DAN SIMULASI SISTEM PARKIR MOBIL BERPUTAR OTOMATIS” Penelitian ini membahas tentang kurangnya ketersediaan ruang selalu menjadi masalah didaerah perkotaan dan kota besar untuk menambahnya ada mobil yang diparkir secara acak dijalan raya yang semakin membatasi ruang. Untuk menangani masalah parkir ditempat yang ramai dengan berbagai jenis kendaraan dan sistem parkir maka dilakukan penelitian untuk merancang sistem parkir mobil berputar otomatis menggunakan perangkat Atmega16, sensor Infra Red dan Motor Stepper, dan juga menggunakan software Proteus untuk simulasi sitem.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Darwin, Awang Harsa Krisdalaksana, (2014), Dari Universitas Mulawarman Samarinda, yang berjudul “SISTEM MANAJEMEN PARKIR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY AND IDENTIFICATION” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir yang saat ini masih menggunakan sistem manual yaitu pemeriksaan STNK ketika kendaraan keluar. Penelitian ini menghasilkan sistem manajemen parkir menggunakan teknologi RFID. Tteknologi RFID menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi orang atau benda secara otomatis menggunakan tag, prosesnya pun dilakukan dengan menyimpan nomor seri yang mengidentifikasi sesesorang atau objek melalu microchip. Hasil dari pembangunan sistem parkir menggunakan RFID mengubah sistem parkir manual ke arah sistem komputerisasi yang menyediakan banyak fasilitas dan kontrol yang lebih efektif dan efisin.

9. Penelitian yang dilaku oleh Harmeet Singh, Shailesh Ranjan, (2014), Dari Guru Tegh Bahadur Institute of Technology India, yang berjudul “SISTEM PARKIR OTOMATIS MENGGUNAKAN AKSES SURAT IJIN MENGEMUDI (SIM)” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir otomatis untuk kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat yang menggunakan akses SIM untuk masuk maupun keluar dari area parkir. Untuk otntikasi dan identifikasi pemilik kendaraan sistem parkir telah menyediakan pembaca akses smartcard, dan sistem kerjanya pun dimulai dari pembaca akses smartcard menemukan nomor registrasi pengguna dan mentransfernya ke database. Tujuannya untuk mengurangi penggunaan token atau tagihan kartu parkir, dengan batuan mikrokontroler ARM yang mengendalikan motor mekanis untuk memarkir kendaraan ditempat parkir yang sesuai.

10. Penelitian yang dilakukan oleh M.Ruba, G.Sangeetha, S.Selvi, (2017), Dari Fakultas Teknik Elektronika dan Komunikasi M.Kumarasamy India, yang berjudul “ SISTEM PARKIR BANDARA MENGGUNAKAN IoT” Penelitian ini membahas tentang penggunaan sensor RFID dan IoT untuk sistem parkir di bandara. Untuk menggunakan IoT dalam sistem parkir ini menggunakan gadget. Pengendalian untuk IoT disuatu gadget dengan memasang ID para pengguna. ID para pengguna bisa sampai ke administrasi didalam pengaturan terminal pesawat yang dilengkapi melalui terminal udara dengan ID para pengguna dan kunci rahasia. ID Para pengguna bisa mengecek kendaraan di area parkir dengan cara mendapatkan ID dan kata kunci untuk melihat posisi mobil di parikiran manapun.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Koperasi Airo Jaya Bersama

Koperasi Airo Jaya Bersama atau yang disingkat dengan (KAJB) didirikan berdasarkan akte notaris Nomer-02, tanggal 11 Oktober 2008, dengan Nama Koperasi Serba Usaha (KSU) Airo Jaya bersama.

Berdirinya KSU Airo Jaya Bersama atas Prakarsa sekaligus pencetus dan pendiri oleh 3(tiga) orang, yaitu :

1. Drs.Ramlan Sinaga, MM, Dipl.FP.

2. Irene Wahyu Budiarti, S.Pd.

3. Anthony Nugroho S, SST, MM.

Dengan Modal Setoran Awal sebesar Rp.600.000.000 (enam ratus juta rupiah).

KSU Airo Jaya Bersama, secara resmi menjalankan kegiatan operasionalnya setelah mendapat Izin Operasional dari Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, dengan Badan Hukum Nomer : 518/BH/DIS-KUKM, tanggal 18 November 2008.

KSU Airo Jaya bersama saat ini telah memiliki jaringan pelayanan sebanyak 10(sepuluh) kantor cabang yang tersebar di 3(tiga) Provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten).

Perluasan jaringan pelayanan yang selalu di tambah tiap tahunnya sehingga mencapai seluruh wilayah Republik Indonesia.


Ruang Lingkup

KSU Airo Jaya Bersama cabang Pasar Baru yang di pimpin oleh Dra. Karlena Mariani merupakan salah satu Koperasi serba usaha yang memiliki daya saing kuat. Serta sesuai Visi dan Misi KSU Airo Jaya Bersama, untuk menunjang ekonomi kerakyatan dan meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup rakyat Indonesia, maka Sasaran/Target Pasar layanan KAJB, sebagai berikut :

1. Bidang Kredit/Pinjaman (Lending)

a. Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah pada sektor Perdagangan, Industri, Jasa dan Pertanian.

b. Karyawan perusahaan, Pabrik dan Instansi Pemerintahan.

2. Bidang Simpanan Dana (Funding)

a. Melayani pengembangan dana masyarakat dengan menyediakan Simpanan Berjangka (deposito)

Gambar 3.1. Kantor Koperasi AJB

Visi Dan Misi

1. Visi

a. Menjadikan Koperasi Airo Jaya Bersama (KAJB) yang besar, kuat dan terpercaya.

2. Misi

a. Melakukan kegiatan perkoperasian yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada nasabah dan masyarakat untuk menunjang Ekonomi Kerakyatan.

b. Memberikan pelayanan simpan pinjam kepda nasabah dan masyarakat sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup Rakyat Indonesia

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Stuktur Organisasi

Gambar 3.2. Struktur Perusahaan Koperasi AJB Cabang Tangerang

Wewenang Dan Tanggung Jawab

Koperasi Airo Jaya Bersama cabang Pasar Baru di dalamnya terdapat bagian – bagian atau divisi – divisi yang memiliki tanggung jawab yang berbeda di setiap divisinya, sehingga perusahaan bisa berjalan dengan baik.

Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Koperasi Airo Jaya Bersama cabang Pasar Baru, yaitu sebagai berikut :

1. Pimpinan Cabang

a. Membuat/merencanakan kegiatan secara umum (General Planning)

b. Melaksanaan penataan Organisasi secara umum (General Organizing)

c. Menentukan kebijaksanaan umum (General Policy)

d. Menentukan instruksi-instruksi umum (general Intruction)

e. Bersama dengan Wakil Kepala mengadakan pengawasan secara umum (general Supervisor).

f. Memberikan saran dan pandangan kepada Pimpinan Pusat.

g. Bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan Pusat.

2. Wakil Pimpinan Cabang

a. Mewakili Kepala Cabang jika Kepala Cabang berhalangan.

b. Bersama-sama Kepala Cabang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

c. Merinci dan membagi tugas para Staf sesuai dengan bidangnya masing-masing.

d. Memantau/mengawasi dan mendampingi sistem dan proses kerja yang dilaksanakan oleh Staf.

e. Memberikan saran dan pandangan kepada Kepala Cabang.

f. Menerima laporan secara periodik dari staf untuk dilanjutkan kepada Kepala Cabang.

3. Kepala Bagian Operasional

a. Memberikan pengarahan dan pembinaan karyawan yang dibawahnya (AKPK, SK, KBM, KBP, SECURITY, OB).

b. Memeriksa semua transaksi dan mutasi keuangan.

c. Bertanggung jawab dalam pembuatan dan pengampaian laporan bulanan kepada direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direksi.

e. Bertanggung jawab kepada Direksi.

4. Admin Kredit Penagihan Kredit (AKPK)

a. Memeriksa perlengkapan dan aspek yuridis setiap dokumen permohonan pembiayaan atau kredit.

b. Melakukan penaksiran jaminan sesuai dengan harga pasar.

c. Melakukan pendataan Kredit dengan calon nasabah.

d. Melakukan tugas-tugas yang diberikan kepala bagian Direksi.

5. Staff Kasir

a. Sebagai pemeriksa seluruh transaksi harian teller dan semua tiket serta dokumen lainnya yang dibuat pada seksi kas.

b. Melaksanakan cash count akhir hari atau pada saat pergantian teller.

c. Mengambil atau menyetorkan uang tunai.

d. Mencatat dan membuat posisi kas setiap akhir hari.

e. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Operasional.

6. Kepala Bagian Marketing (KBM)

a. Memberikan pengarahan, pembinaan, dan pengawasan terhadap staff yang ada dibawahnya.

b. Melaksanakan tugas dan bertanggungjawab atas laporan bulanan dan laporan berkala yang disampaikan kepada Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Menjaga dan mengusahakan tercapainya laba yang telah ditargetkan.

d. Mengikuti pengembangan kegiatan pemasaran dan selalu memperhatikan situasi pasar serta melihat faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi perkembangannya.

e. Membawahi langsung Marketing Kredit.

7. Marketing Kredit

a. Memasarkan produk dengan melakukan solitasi dan presentasi pada calon nasabah (kredit).

b. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan KBM.

c. Bertanggung jawab kepada KBM.

8. Kepala Bagian Pendanaan (KBP)

a. Memasarkan produk dengan melakukan solitasi dan presentasi pada calon nasabah.

b. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direksi.

c. Bertanggung jawab kepada Direksi.

9. Marketing Pendanaan

a. Memasarkan produk dengan melakukan solitasi dan presentasi pada calon nasabah (tabungan).

b. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan KBP.

c. Bertanggung jawab kepada KBP.

10. Keamanan (Security)

a. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepala bagian.

b. Bertanggung jawab kepada Ketua Bagian Umum dan Personalia.

11. Office Boy (OB)

a. membantu dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh staff umum.

b. bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian kantor dan sekitarnya.

c. bertanggung jawab kepada Staff Umum.

Tujuan Perancangan

Penelitian ini di lakukan penulis sesuai dengan observasi yang di lakukan secara langsung ke lapangan. Dengan dibantu pihak KSU AJB yang memiliki hubungan kepada petani di area terkait.

Maka dari itu, penulis ingin membuat suatu alat sistem Pengairan Sawah otomatis menggunakan mikrokontroller Wemos dan IOT. Dengan dibuatnya alat tersebut di harapkan akan menciptakan suatu alat yang akan memudahkan para petani dalam melakukan tugasnya.

Konsep Perancangan Dan Pembahasan

Perancangan disini dimaksudkan adalah perancangan perangkat keras (Hardware), perangkat keras yang digunakan meliputi Wemos D1 Mini, LED, Pompa dan beberapa alat elektronika lainnya. Perancangan perangkat keras menggunakan Wemos D1 Mini sebagai media untuk di tanamkan program alat.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem pengairan sawah yang berjalan pada saat ini terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut:

1. Petani melakukan pengecekan sawah secara berkala.

2. Apakah kondisi air cukup atau tidak.

3. Jika air cukup maka akan di cek hari maupun minggu berikutnya, jika air terlalu kurang makan gerbang air akan dibuka.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Flowchart Sistem Yang Berjalan

Prosedur irigasi sawah pada Kabupaten Tangerang, khususnya Desa Tari Kolot masih dilakukan secara manual dan juga dengan proses pengecekan yang manual.

Berikut adalah flowchart pengairan sawah yang berjalan pada Desa Tari Kolot, dengan petani melakukan pengecekan dan irigasi manual. pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Flowchart Sistem Yang Berjalan

Dapat dijelaskan pada gambar 3.3 Flowchart pengairan sawah pada Desa Tari Kolot :

1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran flowchart pengairan sawah di Desa Tari Kolot.

2. Terdapat 2 (dua) simbol proses, yang menyatakan sebuah proses pengecekan air sawah.

3. Terdapat 1 (satu) simbol decision, yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “Ya” dan “Tidak”. Yaitu : Apakah air sawah cukup. Jika “Tidak” maka Petani akan membuka gerbang air.

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 3.4. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan Pada Gambar 3.4. flowchart sistem yang diusulkan di atas terdiri dari :

1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart pengairan sawah Otomatis.

2. Terdapat 2 (dua) simbol Pilihan (decision) yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “Ya” dan “Tidak”. Yaitu : apakah jarak Sensor Ultrasonik Dan Air apakah lebih dari atau sama dengan jarak di tentukan.

3. Terdapat 1 (satu) simbol input yang menyatakan sensor Ultrasonik membaca ketinggian air dan 2 (dua) simbol output yang menyatakan Proses nyala dan mati Pompa Air.

4. Terdapat 1 (satu) simbl keterangan yang memberi keterangan lebih rinci dari proses sensor ultrasonik.

Diagram Blok

Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras (Hardware), maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.5 di bawah :

Gambar 3.5. Diagram Blok Rangkaian Alat

Pada Gambar 3.5 merupakan diagram blok dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan.

Keterangan :

1. Wemos sebagai Mikrokontroller atau Otak dari keseluruhan

2. Sensor Ultrasonik merupakan komponen yang digunakan untuk membaca ketinggian Air.

3. Database Server sebagai penyimpanan data ketinggian air

4. LED merupakan komponen yang digunakan sebagai indikator ketika ketinggian air kurang dari yang dibutuhkan.

5. Relay merupakan komponen yang digunakan untuk mengatur hidup dan matinya Pompa Air.

6. Pompa air sebagai alat untuk mengaliri air kedalam Sawah.

Cara Kerja Alat

Pada bagian ini di jelaskan cara kerja alat yaitu, penggunaan mikrokontroller Wemos sebagai tempat pemrosesan data yang membaca hasil input dari Sensor Ultrasonik, dimana data tersebut akan menentukan kerja Relay dan juga LED sebagai komponen Output dan juga data tersebut di kirim ke database server sehingga user bisa mengetahui dan melakukan pemantauan (monitoring) secara langsung.

Perancangan Alat

Pada saat ini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan, berikut alat dan bahan :

A. Alat yang digunakan meliputi :

1. Personal Computer (PC) / Laptop

2. Wemos D1 Mini

3. Software Ide Arduino

4. Software Fritzing

(Untuk Menggambar Schematic)

5. Sensor Ultrasonik

6. Relay modul

7. LED

8. Kabel Jumper

9. Pompa air

10. Solder listrik

B. Bahan-bahan yang digunakan :

1. Timah Solder

2. Pipa PVC/Bambu

3. Kayu

4. Ember

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan Skematik Perangkat Keras (Hardware)

Dalam pembuatan skematik diperlukan sebuah aplikasi yaitu Fritzing. adalah salah satu dari perangkat lunak gratis yang dapat dipergunakan dengan baik untuk belajar elektronika. Perangkat lunak ini bisa bekerja baik di lingkungan sistem operasi GNU/Linux maupun Microsoft Windows. Masing-masing software memiliki keunggulannya masing-masing bagi setiap tipe pengguna dan keperluan. Untuk pelajaran elektronika ada beberapa hal yang menarik dari Fritzing yaitu, Memungkinkan para perancang skematik pemula sekalipun untuk membuat layout PCB yang bersifat custom. Tampilan dan penjelasan yang ada pada Fritzing bisa dengan mudah dipahami oleh seseorang yang baru pertama kali menggunakannya. Dan untuk memulai program Fritzing dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.6. Membuka Aplikasi Fritzing

Setelah mengklik shortcut Fritzing, akan muncul proses Loading dan halaman utama Software Fritzing, dapat dilihat seperti Gambar 3.7 dan Gambar 3.8

Gambar 3.7. Loading awal fritzing

Gambar 3.8. Halaman utama Fritzing

Sebelum memulai membuat skematik ada baiknya kita menyimpan file skematik terlebih dahulu, langkah-langkahnya adalah seperti gambar berikut.

Gambar 3.9. Menyimpan project pada Fritzing

Setelah melakukan langkah diatas akan tersedia beberapa tipe pilihan antara lain : Breadboard, Schematic, PCB, Code. Dan yang penulis gunakan adalah mode Breadboard. setelah masuk ke tampilan breadboard impor komponen yang ada toolbox di jendela Part nya. Adapun tampilannya dapat dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 3.10. Breadboard view dalam Fritzing

1. Rangkaian Sensor Ultrasonik

Fungsi Sensor Ultrasonic adalah sebagai Input untuk membaca jarak antara Sensor dengan air apakah dalam jarak aman atau tidak. Pada gambar 3.11. merupakan skematika komponen Sensor Ultrasonic dengan Wemos.

Gambar 3.11. Rangkaian Sensor Ultrasonik

2. Rangkaian Relay dan Pompa

Rangkaian ini menggunakan Pompa sebagai alat yang berkerja, adapun Relay sebagai saklar agar Pompa bisa berkerja secara otomatis. Sehingga Relay akan menunggu Instruksi dari Wemos atau mikrokontroller untuk menyalakan Pompa. Berikut rangkaian Relay dengan Pompa Air.

Gambar 3.12. Rangkaian Relay dan pompa

3. Rangkaian LED

Lampu LED (Light Emitting Diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Lampu led digunakan sebagai lampu sebagai indikatornya dari sistem. Cara kerja LED adalah sebagai lampu indikator aman atau tidaknya kondisi air yang di pantau Sensor Ultrasonic .Pada gambar rangkaian 3.13 tidak membutuhkan power eksternal karena daya yang dibutuhkan sangat kecil, dan cukup langsung dihubungkan dengan mikrokontroller.

Gambar 3.13. Rangkaian Led

4. Rangkaian keseluruhan

Gambar 3.14. Rangkaian Keseluruhan

Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perancangan perangkat lunak adalah dengan melakukan penulisan listing program ke dalam software Arduino IDE versi 1.8.4 dengan menggunakan bahasa C, dimana perintah­perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang dibuat.

Penulisan Program Pada Software Arduino IDE

Pada perancangan perangkat lunak ini menggunakan program Arduino IDE untuk melakukan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi.ino. Wemos D1 Mini sebagai mikrokontroller yang akan menjadi media simpan program, sehingga mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino IDE dapat dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 3.15. Memulai Arduino IDE

Dalam pemrograman mikrokontroler yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada Gambar 3.16 sebagai berikut:

Gambar 3.16. Program Arduino IDE Interface

Setelah interface utama software Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengatur pengalamatan port koneksi melalui device manager. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.17. Membuka Device Manager

Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuka device manager interface, dimana langkah-langkah diatas dimulai dengan melakukan pencarian melalui Search Windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.18. sebagai berikut:

Gambar 3.18. Memilih Port Yang Terhubung

Langkah diatas dimaksudkan untuk menentukan pada port berapa Wemos yang terpasang di alamatkan, agar pada saat upload program kedalam mikrokontroler tidak terjadi error atau kesalahan pada port koneksi. Dan setelah melakukan langkah diatas maka langkah selanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.19. Menentukan Koneksi port COM5

Seting koneksi port pada Arduino IDE (Tools – Port – COM5), port disamakan seperti yang sudah di terapkan pada Device Manager, sehingga tidak akan terjadi error.

Gambar 3.20. Memilih Jenis Board WeMos D1 R2 & mini

Gambar 3.20 menunjukan pemilihan board Wemos D1 R2 & mini yang akan di gunakan, ketika hendak menggunakan board Wemos D1 R2 & mini yang perlu diperhatikan adalah tipe board Wemos D1 R2 & mini, karena Wemos memiliki banyak tipe dan jenis. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board Wemos D1 R2 & mini yang dimana Wemos ini terdapat chip mikrokontroler yang di pakai dalam project ini.

Gambar 3.21. Menyimpan File Program Pada Wemos D1mini

Setelah tampilan Arduino IDE terbuka yang perlu di lakukan adalah menyimpan terlebih dahulu sebelum melakukan listing. Dan hasilnya adalah file yang telah disimpan dengan ekstensi .ino.

Gambar 3.22. Memilih Lokasi Penyimpanan Project

Jendela diatas menunjukan proses penyimpanan sebuah project di dalam sebuah folder yang bisa di tentukan sesuai kebutuhan.

Setelah melakukan penyimpanan file program, tahap selanjutnya adalah penulisan sketch program, berikut adalah gambar dari sketch program secara keseluruhan:


Gambar 3.23. Sketch Program Keseluruhan

Setelah melakukan penulisan program secara keseluruhan maka proses selanjutnya adalah melakukan proses kompilasi atau melakukan pengecekan terhadap baris program yang masih salah, adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.24. Proses Kompilasi Sketch Program

Proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak dan pada saat yang bersamaan ketika terjadi error maka program tersebut tidak dapat di masukkan ke dalam mikrokontroler.

Gambar 3.25. Hasil Proses Kompilasi Sketch Program

Pada gambar 3.25 menunjukkan hasil dari kompilasi sketch program dan hasil proses kompilasi tidak terjadi error artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang nantinya akan ditanamkan kedalam sistem mikrokontroler melalui board Wemos D1mini.

Pembuatan Program Kedalam Board Wemos

Mikrokontroller bisa bekerja jika di dalamnya sudah dimasukkan listing program, program yang akan dimasukan kedalam mikrokontroller melalui board Wemos yaitu program aplikasi yang dibuat dengan aplikasi Arduino IDE. Untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Wemos sebagai media untuk memasukan program ke dalam mikrokontroller, maka program yang ditulis pada Arduino IDE dapat langsung dimasukan kedalam mikrokontroller. Langkah selanjutnya sebelum listing program dimasukan ke dalam mikrokontroller, yang perlu diperhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan listing program, proses pemilihan board yang digunakan untuk memasukan listing program dapat dilihat pada gambar 3.26 sebagai berikut:

Gambar 3.26. Memilih Jenis Board WeMos D1 R2 & mini

Setelah jenis board sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah memasukan program ke dalam mikrokontroller. Adapun tahapannya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.27. Upload Sketch Program Kedalam Wemos


Pada tampilan pemrograman Arduino IDE diatas, dilakukan dengan mengklik tombol upload yang ada pada IDE Arduino, pada saat mengupload listing program secara otomatis akan menampilkan pesan bahwa proses upload program tidak terjadi error atau sukses. Proses upload listing program yang tidak terjadi error dapat dilihat pada gambar 3. 28 sebagai berikut:

Gambar 3.28. Proses Upload Sketch Program Sukses

Setelah langkah upload listing program selesai, maka sistem mikrokontroller sudah dapat bekerja sesuai dengan progam yang sudah di atur.

Perancangan Database Online Server io Adafruit

Io.Adafruit adalah sebuah online server yang bisa di sambungkan melalui jaringan internet, Setelah data di kirim melalui jaringan internet maka data tersebut disimpan di dalam data base online server bisa secara real time maupun dengan history.

Gambar 3.29. Registrasi di Situs adafruit

Jendela diatas menggambarkan proses registrasi pada iot platform, yaitu Io.Adafruit dengan mengisi form yang ada seperti di Gambar 3.29.

Selanjutnya adalah melakukan Sign In ke dalam situs adafruit, dengan memasukkan email atau username serta password yang sudah di daftarkan.

Gambar 3.30. Login Proses

Setelah berhasil login, selanjutnya membuat Feed, feed sendiri adalah suatu sistem yang akan menghubungkan server adafruit dengan mikrokontroller. Yang hasilnya akan di tampilkan di area dashboard di dalam situs Adafruit.


Gambar 3.31. Membuat Feed

Jika selesai membuat feed pada online server io.adafuit maka akan tampil sebagai berikut :

Gambar 3.32. Hasil Feed Yang Terbuat


Gambar 3.33. Dashboard Monitoring Tinggi Air Sawah

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

A. Permasalahan yang di hadapi

Berdasarkan hasil dari observasi serta wawancara yang telah dilakukan sebelumnya pada para petani di Desa Tari Kolot, Maka dapat disimpulkan bahwa analisa permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :

1. Proses pengecekan sawah masih dilakukan di wakt tertentu atau masih hanya sekedar lihat sekilas. Karena proses pengecekan Air sawah adalah bersamaan dengan pengecekan sawah.

2. Terbatasnya waktu petani yang tidak bisa selalu di area sawah.

3. Tidak ada yang memberitahu ketika air sawah habis, jika adanya kerusakan pada pematang sawah di waktu petani tidak di tempat.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisa permasalahan yang telah disebutkan, maka penulis memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Proses pengecekan air sawah dapat berlangsung secara realtime dengan sistem yang penulis buat, sehingga petani tidak perlu terlalu khawatir akan kekurangan air yang berkepanjangan.

2. Proses pengecekan air sawah menggunakan prototipe monitoring berbasis mikrokontroller Wemos D1 Mini dapat meringankan beban pikiran para petani.

User Requirement

Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi I, II, III dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan berdasarkan pada observasi dan wawancara.

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder yang memiliki hubungan langsung dengan petani, mengenai seluruh rancangan sistem yang akan dibuat.

Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting) Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting) Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi) Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II


Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE:

1. T (Technical)

Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

2. O (Operational)

Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

3. E (Economic)

Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

1. L (Low): Mudah untuk dikerjakan.

2. M (Middle): Mampu untuk dikerjakan.

3. H (High): Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T : Technical L : Low

O : Operating M : Middle

E : Economic H : High

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan Prototype Monitoring Infus Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancangan Sistem yang Diusulkan

Setelah melakukan perancangan dan perakitan komponen, selanjutnya adalah melakukan tahap uji coba pada tiap - tiap blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan pada sub bab berikut.

Metode Pengujian BlackBox

Pengujian Nilai Sensor Ultrasonik

Pada pengujian ini di lihat dari Nilai Sensor ultrasonik yang hasilnya dikirim ke database Adafruit sebagai media monitoring.






Tabel 4.1. Pengujian Nilai Sensor Ultrasonik

Pengujian ketika Jarak Air dan Sensor Melebihi Batas Nilai yang Ditentukan

Pengujian selanjutnya adalah memastikan bahwa akan ada notifikasi ke dalam smartphone ketika jarak air dan sensor melebihi batas nilai yang di tentukan. Dan juga di lakukan pengujian bahwa pompa menyala agar bisa mengaliri air secara otomatis.




Tabel 4.2. Pengujian Jarak Sensor dan Air

Pengujian Hardware

Dalam pengujian hardware ada beberapa sub pengujian. Yaitu dilihat dari nilai sensor ultrasonik yang akan menimbulkan reaksi sebab akibat komponen lainnya bisa di lihat dari gambar berikut.

Gambar 4.1. Jarak Sensor dan Benda Dekat

Gambar 4.2. Jarak Sensor dan Benda jauh

Keterangan :

1. Gambar 4.1: seperti dilihat dalam gambar 4.1 jarak antara sensor ultrasonik dan benda sangat dekat, sehingga LED dan Relay tidak menyala atau dalam kondisi OFF

2. Gambar 4.2: di dalam gambar 4.2 jarak antara sensor ultrasonik dan benda berjauhan, sehingga LED dan Relay menyala atau dalam kondisi ON


Pengujian Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik merupakan sensor yang berkerja berdasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda melalui frekuensi tertentu. Dalam penerapanya penulis menghubungkan sensor ultrasonik dengan beberapa pin di mikrokontroller Wemos D1 Mini. Seperti gambar di bawah.

Gambar 4.3. Rangkaian sensor Ultrasonik

Keterangan:

Trig Dihubungkan ke D7

Echo Dihubungkan ke D6

Vcc Dihubungkan ke 5V

Gnd Dihubungkan ke G

Adapun sketch program Arduino IDE yang digunakan pada sensor ultrasonik adalah seperti gambar berikut.


Gambar 4.4. Sketch Program Sensor Ultrasonik

Dari sketch program sebelumnya. Sensor ultrasonik di uji dalam membaca objek yang ada di depannya, dengan mengeluarkan sebuah gelombang dan akan di pantulkan kembali ke sensor. Adapun untuk hasil dari pengujian sebagaimana gambar 4.5.

Gambar 4.5. Pengujian Sensor Ultrasonik

Pengujian LED (light-emitting diode)

LED (light-emitting diode) digunakan sebagai indikator peringatan ketika sensor ultrasonik membaca tinggi air sawah apabila jaraknya melebihi batas yang di tentukan. Di dalam penerapannya bisa dilihat penjelasan berikut.

Gambar 4.6. Rangkaian LED

Keterangan:

Anoda Dihubungkan ke D5

Katoda Dihubungkan ke G

Adapun sketch program Arduino IDE yang digunakan LED adalah seperti gambar berikut.

Gambar 4.7. Sketch Program LED

Dalam sketch program sebelumnya bisa di jelaskan bahwa LED di konfigurasi sebagai OUTPUT. LED akan bereaksi pada hasil perhitungan jarak sensor ultrasonik. LED aktif jika jarak sensor dan objek lebih dari jarak yang di tentukan, dalam kasus di setting 30cm dan akan mati atau memasuki kondisi OFF apabila jarak sensor dan objek lebih kecil dari sama dengan jarak yang di tentukan. Adapun untuk hasil dari pengujian bisa di lihat pada gambar dibawah.

Gambar 4.8. kondisi LED menyala dan mati

Pengujian Relay dan Pompa

Relay disini digunakan sebagai saklar, yang berfungsi menyala dan mematikan pompa air, sehingga pompa air bisa aktif dan tidak secara otomatis. Seperti LED, relay berkerja sesuai dengan nilai baca sensor ultrasonik. Untuk penerapannya bisa dilihat sebagaimana berikut.


Gambar 4.9. Rangkaian Relay dan Pompa Air

Keterangan:

IN 1 Dihubungkan ke D2

Vcc Dihubungkan ke 5V

Gnd Dihubungkan ke G

Untuk sketch program yang mengatur relay hampir sama dengan LED, hanya kondisinya saja yang berbeda, karena relay memiliki model output yang berberda.

Gambar 4.10. Sketch Program LED

Dalam sketch program bisa di jelaskan bahwa relay di konfigurasi sebagai OUTPUT. Relay akan bereaksi pada hasil perhitungan jarak sensor ultrasonik. Untuk aktif dan tidaknya relay tergantung pada pemasangan di bagian saklar relay yang memiliki 3 titik, yaitu open, common dan close (gambar 4.9). dalam kasus sekarang digunakan titik open dan titik common . Adapun untuk hasil dari pengujian bisa di lihat pada gambar.10.

Gambar 4.11. Kondisi Relay OFF dan ON

Pengujian Online Server IOT (Internet OF Things)

Dalam pengujian ini menggunakan server io.adafruit dimana mikrokontroler wemos yang sudah terkoneksi dengan internet dan data monitoring air sawah akan di kirim ke server IoAdafruit. Data tersebut akan di simpan secara otomatis di server IoAdafruit, dimana data yang dikirim mikrokontroller bisa di akses melalui browser maupun smartphone.

Gambar 4.12. Data Monitoring Tinggi Air Pada Database Adafruit

untuk sketch yang di gunakan agar mikrokontroller terhubung dengan server adafruit adalah sebagaimana gambar berikut.

Gambar 4.13. Sketch IoAdafruit

Untuk script di gambar 4.10 adalah konfigurasi untuk menyambungkan mirokontroller ke database online IoAdafruit. Yang mana server adafruit menyediakan TOKEN API, dimana token tersebut akan di input kedalam sketch program sehingga tidak akan terjadi kesalahan. Hasil dari pengujian ini bisa dilihat dari kecocokan nilai yang terdapat pada Arduino IDE dan nilai pada server IoAdafruit, sebagaimana gambar berikut.

Gambar 4.14. kecocokan nilai pada Arduino IDE dan Server IoAdafruit

Flowchart yang di usulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.15. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan Pada Gambar 3.4. flowchart sistem yang diusulkan di atas terdiri dari :

1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart pengairan sawah Otomatis.

2. Terdapat 2 (dua) simbol Pilihan (decision) yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “Ya” dan “Tidak”. Yaitu : apakah jarak Sensor Ultrasonik Dan Air apakah lebih dari atau sama dengan jarak di tentukan.

3. Terdapat 3 (tiga) simbol input/output yang menyatakan sensor Ultrasonik membaca ketinggian air yang menyatakan Proses nyala dan mati Pompa Air.

4. Terdapat 1 (satu) simbol Database yang menyatakan bahwa data yang di baca sensor dikirim ke database IoAdafruit.

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, yang mana digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah dalam melakukan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak Untuk Wemos D1 Mini

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan sketch program Wemos D1 mini, sehingga sistem Wemos yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan. Pada perancangan perangkat lunak untuk Wemos D1 mini programnya dapat di compile dan di upload langsung kedalam Wemos D1 mini dengan Arduino IDE, adapun interface Arduino IDE pada saat sketch program di buat seperti gambar berikut.

Gambar 4.16. Arduino IDE Interface

Untuk tahap yang di lakukan adalah memasukkan sketch program > mengecek kesalahan sketch > compile sketch > Upload Sketch, seperti gambar berikut.

Gambar 4.17. Alur Menulis Sketsa program pada Arduino IDE

Konfigurasi Sistem yang Diusulkan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.


Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Pada spesifikasi perangkat keras ini menjelaskan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing¬ - masing, serta dapat digambarkan secara garis besar saja dan tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras yang digunakan meliputi sebagai berikut:

1. Laptop ASUS X453MA (Processor: Intel® Bay Trail-M Dual Core Celeron N2840 Processor, RAM: 4GB, Display: 14.0 Auto HD (1366x768), 2.5” SATA 500GB)

2. Wemos D1 Mini

3. Mini BreadBoard

4. LED (light emitting diode)

5. Relay Module

6. Sensor Ultrasonik

7. Pompa Air

8. Kabel Jumper

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi maupun software yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, dll. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

1. Microsoft Word 2016

2. Web Browser (Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explorer)

3. Arduino IDE ver.1.8.4

4. Fritzing

5. Paint

6. Clickcharts Diagram Flowchart Software

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya

2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program

3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat

4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain

Pengujian dengan metode BlackBox testing sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Proses alur kerja sistem pengairan sawah otomatis

Di dalam kasus penulis memprogram jarak aman Sensor dan air adalah 60cm, jika lebih dari 60cm maka Wemos akan memerintahkan Led untuk menyala dan relay akan perintahkan pompa untuk berkerja, berikut penjelasan rincinya:

1. Sensor membaca ketinggian Air

yang pertama adalah sensor ultrasonik akan membaca ketinggian air melalui jarak di antara keduanya, di dalam kasus ketinggian air di baca cukup apabila jaraknya 60cm, jika lebih dari 60cm maka ketinggian air menurun.

Gambar 4.18. Sensor Ultrasonic Membaca ketinggian Air

2. Ketinggian air menurun (jarak > 60cm)

dalam gambar 4.19 dapat dilihat bahwa jarak antar sensor dan air lebih dari 60cm, sehingga mikrokontroller akan memerintahkan pompa dan LED untuk aktif sebagaimana di lihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.19. jarak sensor dan air lebih dari 60cm

Gambar 4.20. Pompa dan Led Aktif

3. Ketinggian air sudah cukup (jarak <= 60cm)

selanjutnya pada gambar 4.21 dapat di lihat jarak antara sensor dan air kurang dari 60cm, yang mana air dalam level yang cukup, sehingga mikrokontroller akan memerintahkan pompa dan LED untuk nonaktif sebagaimana gambar 4.22.

Gambar 4.21. jarak sensor dan air kurang lebih sama dengan 60cm

Gambar 4.22. Pompa dan Led Nonaktif

Schedule

Berdasarkan data – data yang sudah di kumpulkan, sehingga prototipe dapat di rancang dan dibuat. Penulis melakukan beberapa pendekatan sehingga dapat tercipta sebuah sistem pengairan sawah yang dapat meringankan beban petani, di dalam pendekatan tersebut dapat di buat sebuah dokumentasi jadwal kegiatan yang sudah di lakukan, seperti di lihat pada tabel berikut:



Tabel 4.3. Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem



Estimasi Biaya

Berikut adalah estimasi biaya yang di keluarkan dalam pembuatan alat, yaitu bisa dilihat seperti tabel di bawah.

Tabel 4.4. Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa dari bab-bab sebelumnya, dapat di ambil kesimpulan tentang laporan skripsi ini, sebagaimana berikut:

1. Dengan menggunakan Wemos sebagai Mikrokontroller yang sudah di masukkan sketsa program arduino. Kemudian komponen perangkat keras lainnya seperti sensor ultrasonik, LED, relay dan pompa air di pasangkan dengan pin-pin yang terdapat pada mikrokontroller Wemos, sehingga wemos akan memerintahkan komponen lain sesuai dengan program yang di masukkan sebelumnya.

2. Prototipe pengairan sawah otomatis yang penulis buat memanfaatkan teknologi IOT (Internet Of Things) sebagai media monitoring, di dalamnya terdapat database online server yang bersifat open source, sehingga hanya dengan membuka situsnya akan memberikan user akses kepada alat yang sudah di konfigurasi sebelumnya, agar terkoneksi antara mikrokontroller dan database online server secara kontinue dan realtime.

3. Dengan prototipe pengairan sawah otomatis, para petani tidak perlu lagi khawatir akan adanya kendala di bagian pengairan sawah, karena sistem pengairan sawah otomatis akan melakukan monitoring secara realtime dan juga memberikan peringatan atau notifikasi kepada smartphone.


Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan sistem ini lebih baik lagi, sehingga kekurangan yang ada bisa diperbaiki ataupun di lengkapi. Saran dalam pengembangan untuk kedepannya guna menghasilkan sistem yang lebih kompleks.

1. Penelitian berikutnya bisa di tambahkan kamera di sekitar alat agar area sawah lebih terpantau.

2. Penelitian berikutnya bisa di tambahkan monitoring yang lebih kompleks, seperti waktu dan petak sawah yang mana yang mengalami kendala.

3. Dapat di tambahkan dengan alat lain, seperti pendeteksi hama maupun sistem lain yang akan menunjang sistem pengairan sawah otomatis lebih kompleks lagi.

4. Sistem yang dibuat adalah bentuk sistem yang dapat di manfaatkan maupun dirubah kedalam bentuk sistem yang lain , tidak terpaku hanya pada pengairan sawah. Bisa sebagai keamanan maupun monitoring yang lain.

Kesan

kesan yang di dapat penulis dari penelitian skripsi ini adalah penulis mendapat pengetahuan serta wawasan yang lebih luas, penulis juga berharap agar pengetahuan yang di dapat bisa di terapkan di bidang yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA


Contributors

Prisdon Sinaga