SI1331475492

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

'

PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT PADA HANGAR

GMF BERBASIS ARDUINO


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1331475492
NAMA
: PRISDON HASSOLOAN SINAGA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2018/2019

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT PADA HANGAR

GMF BERBASIS ARDUINO


Disusun Oleh :

NIM
: 1331475492
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I, MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT PADA HANGAR

GMF BERBASIS ARDUINO

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331474559
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 20 Juli 2017


Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Jawahir, Ir., MM)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si)
NID : 03023
   
NID : 13001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT PADA HANGAR

GMF BERBASIS ARDUINO

Dibuat Oleh :

NIM
: 1331475492
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, 20 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT PADA HANGAR

GMF BERBASIS ARDUINO

Dibuat Oleh :

Disusun Oleh :

NIM
: 1331475492
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 20 Juli 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1331475492

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Pengairan atau irigasi merupakan faktor yang sangat penting dan juga

mempengaruhi hasil pertanian khususnya padi. Air sendiri sebagai sumber daya pokok yang menunjang berlangsungnya kegiatan pertanian, jika tidak ada air kegiatan bertani pun tidak akan berjalan. Pada umumnya pengairan air sawah menggunakan sistem pengairan irigasi atau mengaliri sawah dengan air langsung dari sumbernya, yaitu sungai. Di beberapa tempat, metode irigasi di lakukan hanya untuk pertanian yang menghasilkan kebutuhan pokok.Namun di tempat lain yang memiliki kondisi air melimpah, metode irigasi juga di berikan untuk semua jenis tanaman. Penelitian ini akan di lakukan dengan metode pengumpulan data, analisa, studi pustaka, perancangan dan juga pengujian. Dalam hal ini maka penulis melakukan penelitian tentang alat pengairan sawah otomatis dengan sebuah sensor ultrasonic yang akan membaca ketinggian air di suatu petak sawah. Dimana hasil sensor akan memberi informasi ke mikrokontroller Wemos yang nantinya mikrokontroller memerintahkan pompa air untuk berkerja atau tidak,

sehingga memudahkan dan meminimalisir waktu para petani.


Kata kunci: Pengairan , Sawah, Wemos, Irigasi

ABSTRACT

Watering or irrigation is a very important factor and also affect agricultural

output, especially rice. Air itself as the basic resources that support ongoing agricultural activities, and there is no water farming activities would not be running. In general, water irrigating the fields using a system of irrigation or flood rice fields with water directly from the source, the river. In some places, irrigation methods are done only for agriculture that produces basic needs. But in the other places that have abundant water conditions, irrigation methods are also given for all types of plants. This research will be done with data collection method, analysis, literature study, designing and also testing. In this case the authors do research on automatic irrigation fields with an ultrasonic sensor that will read the water level in a field. Where the sensor results will provide information to the microcontroller Wemos which later microcontroller ordered water pump to work or not, it will make easier and minimize the time of the

farmers.


Keywords: Watering, Rice Yield, Wemos, Irrigation

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan iman serta senantiasa melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan Skripsi dengan judul “PENGAIRAN SAWAH OTOMATIS MENGUNAKAN GMF BERBASIS ARDUINO”. Mengenai penulisan laporan ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan tidak lepas dari kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu,dengan segala kerendahan hati peneliti selaku penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dengan melengkapi dan menyempurnakan penulisan dalam laporan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya laporan skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:


  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja.

  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.

  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.

  4. Bapak Jawahir, Ir., MM selaku Dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.

  5. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan ilmu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh penulisan laporan skripsi ini.

  6. Bapak Haris selaku stakeholder yang telah memberikan banyak arahan, masukan, dan bimbingan kepada penulis.

  7. Para Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

  8. Orangtua serta keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penulis.

  9. Teman-teman, para sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberi motivasi kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

  10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini.



Tangerang, 20 Juli 2017
PRISDON HASSOLOAN SINAGA
NIM. 1331475492

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada hari kamis (03/12/2015) siang dua sayap pesawat Garuda Indonesia Boeing 777-300-ER bersenggolan di hanggar Garuda Maintenance Facilities (GMF). Akibatnya ujung sayap atau wingtip salah satu pesawat robek dan langsung ditangani teknisi GMF. Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Benny Butarbutar menjelaskan insiden senggolan ini terjadi ketika salah satu pesawat sedang ditarik ke GMF dari apron. Namun pesawat tersebut menyenggol pesawat lainnya yang sedang diparkir di wilayah hanggar 4.

Peristiwa senggolan terjadi saat kedua pesawat hendak menjalani perawatan rutin dan tidak membawa penumpang. Benny mengatakan pengerjaan perbaikan kerusakan diperkirakan memakan waktu 15 jam dan diharapkan sudah dapat beroperasi kembali Jumat (04/12/2015) pagi. Namun Demikian, sebagai langkah korektif terhadap setiap insiden, pihak Garuda Indonesia akan tetap menginvestigasi kejadian tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul ‘‘PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT DALAM HANGAR BERBASIS ARDUINO PADA PT.GMF AeroAsia”

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas peniliti menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian tersebut. Berikut rumusan masalah :

1. Berapa kali dalam 1 Tahun terjadinya benturan sayap pesawat dalam hangar ?

2. Bagaimana mendesain alat tersebut supaya bisa bekerja dengan efektif ?

3. Apa saja dampak penyebab terjadinya benturan sayap pesawat dalam hangar?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Prototype Sistem Parkir Pesawat menggunakan Arduino Uno sebagai otak utama untuk menginstruksi terhadap sensor seperti sensor Ultra Sonik.

2. Motor Servo sebagai penggerak atau pengatur arah jalan dari Traktor.

3. Sensor Ultra Sonik sebagai pembaca objek yang menghalangi laju dari Traktor pada saat menarik Pesawat.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghindari benturan antara sayap pesawat

2. Untuk mempermudah mengetahui jenis atau pun ukuran pesawat

3. Mempermudah mengetahui jarak pada objek di sekitar

Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengurangi terjadi nya benturan antara sayap pesawat.

2. Mempermudah proses untuk memarkirkan pesawat yang ingin masuk ke hangar.

3. Mengurangi kerugian pada Perusahaan

Metodologi Penelitian

Dalam rangka menghasilkan karya yang sesuai dengan teori ilmiah dan tepat, maka dalam penyusunan penelitian ini ada beberapa metode yang di gunakan antara lain:

Metode Pengumpulan data

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Metode untuk mendapatkan informasi dan teori-tori yang sesuai dengan sistem yang akan dibuat dengan mencatat, mempelajari dan memahami literature review yang berhubungan dnegan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis maupun elektronik. Yang digunakan penulis berupa jurnal dan buku-buku.

2. Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi yang dilakukan pada PT.GMF Aero Asia selama 2 bulan. Selama melakukan observasi di dapat suatu data meliputi, latar belakang , visi misi, struktur organisasi, dan masalah pada penarikan pesawat ke dalam hanggar.

3. Wawancara

Metode ini dilakukan melalui proses tanya jawab dengan narasumber yaitu Manager Hanggar di tempat atau lokasi penelitian yang dilakukan sebagai stackholder yang memiliki keluhan pada aspek dalam sistem perparkiran pesawat pada hanggar yang kadang kali terjadi benturan antara sayap pesawat.

Metode Analisa

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisa SDLC (System Development Life Cycle) untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan aman untuk digunakan. Metode Analisa SDLC, yaitu perencanaan (planning), analisa (analysis), perancangan (design), implementasi (implementation) dan pemeliharaan (maintenance). Dengan menggunakan metode analisa ini, maka penelitian ilmiah dapat dianalisa dengan teknik-teknik yang tepat.

Metode Perancangan

Dalam metode perancangan ini kita dapat mengetahui bagaimana sistem itu dibuat atau dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Melalui tahapan pebuatan flowchart dari sistem yang akan dibuat dan pembuatan desai aplikasi pengontrolan berupa perancangan perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware) berupa rancangan desain diagram blok.

Metode Prototype

Penulis menerapkan prototype dengan menggunakan evolutionary karena pada metode ini, hasol prototype tidak langsung dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menjuju produk final atau produk akhir.

Metode Pengujian

Pada metode ini dilakukan suatu percobaan atau praktek merakit dalam membuat rangkaian suatu kontrol menggunakan software arduino

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan dapat dipahami lebih jelas, laporan ini dibabgi atas beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Dengan susunan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang teori literature review yang sesuai dan akurat sehingga bisa mendukung penelitian dalam penulisan sehingga menghasilkan karya tulis yang bernilai ilmiah.

BAB III : PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat analisa dan perancangan “PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT DALAM HANGAR BERBASIS ARDUINO PADA PT.GMF Aero Asia” yang dijelaskan secara terperinci.

BAB IV : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini membahas tentang sistem yang akan di usulkan seperti usulan prosedur sistem berjalan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasi sistem, pengujian, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisa dan yang dilakukan serta saran-saran yang dapat penulis berikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

A. Definisi Prototipe

[1]Menurut Nurajizah (2015:A-215), “Prototipe didefiniskan sebagai satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

[2]Menurut Rumini, dkk (2014:48), “Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila disusun dalam bentuk yang lengkap”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari suatu sitem yang memberikan ide bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sebelum direalisasikan.

B. Jenis-Jenis Prototipe

[3]Menurut Yuniarti (2014), Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)

Prototipe Terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)

Prototipe Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

b. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.

c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

d. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

Sumber : Nurajizah (2015:A-214)

Gambar 2.1 Tahapan Prototipe

Konsep Dasar Sistem

A. Definisi Sistem

Menurut Hartono (2013:9), “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemn, yang saling berhubungan secara terorganiasai berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

[4]Menurut Taufiq (2013:2), “Sistem adalah kumpulan sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

[5]Menurut Tata Sutabri ( 2012:10), ”Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Berdasarkan beberapa definisi sistem yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau elemen yang berkerja sama sesuai fungsinya dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.

B. Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat­sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Komponen Sistem (Components System)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen­komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan Sistem (Boundary System)

Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan, harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface System)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber­sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input System)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Pengolahan Sistem (Process System)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

7. Keluaran Sistem (Output System)

Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

8. Sasaran Sistem (Objective System) dan Tujuan (Goals)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

C. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan

Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

Sumber: Taufiq,Rohmat. 2013

Gambar 2.2 Sitem Tertutup

Sumber: Taufiq 2013

Gambar 2.3. Sistem Terbuka

Konsep Dasar Perancangan Sistem

A. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Rianti, dkk (2016:52). Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

Menurut Ekawati, dkk (2015:58). Perancangan sistem merupakan suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem.

Berdasarkan definsi di atas dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu desain rancangan sistem yang dibuat untuk menggambarkan alur jalannya suatu sistem yang baik yang di dalamnya terdapat langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung sistem operasi sistem.

B. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Yunita dkk (2017:281). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

1) Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

2) Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk pemrogram dan ahli-ahli teknik terlibat.

Konsep Dasar Hanggar

A. Definisi Hanggar

Menurut Wikipedia (2013) “Hanggar adalah sebuah struktur tertutup, tempat dimana pesawat bernaung di dalam sebuah gudang perlindungan berukuran besar. Kebanyakan hanggar dibangun dari material logam dan metal, akan tetapi bahan lain seperti kayu dan beton juga biasa digunakan sebagai material hanggar. Kata hanggar berasal dari Perancis Tengah yaitu hangarhart yang artinya “kadang dejat rumah”, kemudian berasal dari bahasa Jerman yaitu haimgar yang artinya “rumah-kandang”, pagar sekitar disekelompok rumah”

B. Klasifikasi Hanggar

Menurut Wikipedia (2013), “Ukuran lebar bentang sebuah bangunan hanggar menentukan jenis pesawat apa saja yang dapat masuk kedalam bangunan hanggar. Berikut penjabarannya :

1. Lebar bentar kurang dari 30 meter (Size : Small)

Pada bangunan hanggar yang memiliki ukuran lebar bentang dari 30 meter biasanya digunakan untuk private hanggar atau hanggar pribadi. Jenis pesawat yang dapat masuk ke dalam hanggar ini adalah pesawat terbang bermesin piston dan propeler.

2. Lebar bentang antara 30-60 meter (Size : Medium)

Kemudian untuk bangunan hanggar yang memiliki ukuran lebar bentar antara 30-60 meter dapat digunakan sebagai tempat bernaung dari pesawat terbang dengan jenis mesin piston (lebih dari satu pesawat) hingga turbo-propler dan rotary wings (helicopter).

3. Lebar bentang antara 60-90 meter (Size : Larger)

Untuk bangunan hanggar dengan ukuran lebar bentang 60-90 meter mampu menaungi pesawat terbang berjenis mesin turbo-propeler hingga turbo-fan dengan jenis pesawat berbadan dekat (Narrow-Body) seperti Boeing 737-300 dan Airbus 320 Family.

Konsep Dasar Pengujian

A. Definisi Black Box

[6]Menurut Warsito (2015:32), “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

[7]Menurut Desmira (2015:40) “Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox dilakukan hanya untuk mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software undertest (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

2. Kesalahan interface

3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

5. Kesalahan performa

6. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

5. Melakukan pengujian.

6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

B. Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

1. EquivalencePartionin

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

2. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

3. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

a) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

b) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

c) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

d) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

4. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuattim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

5. Sample and RobustnessTesting

a) Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

b) Robustness Testing

Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

6. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

a) BehaviorTesting

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

b) Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

7. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

a) RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

b) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

8. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

C. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

D. Definisi White Box

Menurut Desmira dkk (2015:40). “White Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.

Menurut Silvia dkk (2015:48). “White Box adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian kedalam beberapa kasus pengujian”.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengujian White Box adalah metode pengujian yang di lakukan pada perangkat lunak dari segi desain dan kode program secara prosedural untuk mengetahui apakah sudah berjalan sesuai spesifikasi kebutuhan.

E. Keuntungan Pengujian White Box

1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.

2. Desain, tapi pelaksanannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.

3. Kode penuh Pathway mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika/aliran intern.

4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.

5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.

6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

Konsep Dasar Elektronika

A. Definisi Elektronika

Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:5), “Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang memakai komponen-komponen elektronik. Komponen elektronik dibagi menjadi dua jenis yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energy kebentuk lainnya. Contoh komponen pasif yaitu : resistor, kapasitor, dan inductor. Komponen elektronika pasif dapat di lihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.2 Komponen Elektronika Pasif

Komponen aktif adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyerahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh komponen aktif : Dioda, LED, Dioda Zener, Transistor dan Operational Amplifier. Komponen aktif dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.3 Komponen Elektronika Aktif

Konsep Dasar Embedded Systm

A. Definisi Embedded System

[8]Menurut Simamora, dkk (2012:1) “Embedded System adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua sub-sistem atau lebih bersifat otonom, berbasiskan mikroprosesor yang dibangun untuk mengontrol suatu fungsi atau domain kerja suatu fungsi, dan tidak di desain untuk diprogram oleh end-user seperti pada PC (komputer). Dasar dan pengembangan embedded system adalah : bidang komputer hardware, bidang mikroelektronik, dan bidang telekomunikasi”.

[9]Menurut Nathaniel (2014:2) “Embedded System adalah sebuah kombinasi antara hardware dan software komputer, atau mungkin dengan tambahan organel mekanik atau elektronik, yang didesain untuk fungsi tertentu”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Embedded System adalah suatu rangkaian elektonika yang dirangkai khusus dengan mengkombinasikan antara software dan hardware untuk menjalankan fungsi tertentu.

Konsep Dasar Elisitasi

A. Definisi Elisitasi

[10]Menurut Amrullah (2016:1.4-27), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang di inginkan oleh pihak manajemen terkait dan di sanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Prastomo (2014:166), “Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak”.

B. Tahap Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Tahap II

Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

3. Tahap III

Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.

b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

c. Low (L) : Mudah dikerjakan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Mikrokontroler

A. Definisi Mikrokontroler

[11]Menurut Prayudha, dkk (2014:174) “Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat mikroprosesor yang telah di kombinasikan I/O dan memori RAM/ROM.”

[12]Menurut Timotius, dkk (2014:125) “Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, I/O, clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan ter-organisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai”.

Dari definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip yang pempunyai prosesor, memori dan perlengkapan input dan output yang menjadi kendali dari sebuah program yang ditulis.

B. Karakteristik Mikrokontroler

[13]Menurut Saefullah, dkk (2013:2) mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.

2) Konsumsi daya kecil.

3) Rangkaiannya sederhana dan kompak.

4) Harganya murah, karena komponennya sedikit.

5) Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

6) Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

C. Jenis - Jenis Mikrokontroler

Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.

1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC yaitu Mikrokontroler AVR, PIC (Peripheral Interface Controller), Mikrokontroler ARM.

2. CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC yaitu Mikrokontroler MCS-51.

D. Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2013:15), ada beberapa fitur-fitur yang umum ada pada mikrokontroler yang bisa dijelaskan, berikut ini:

1. RAM (Random Access Memory) digunakan mikrokontroler sebagai media simpan variabel/Memori dan bersifat volatile artinya bisa kehilangan semua atau seluruh data, jika tidak dapat catu daya.

2. ROM (Read Only Memory) digunakan sebagai kode memori karena terdapat fungsi tempat menyimpan program yang diberikan oleh user.

3. Register

Register berfungsi untuk media simpan nilai-nilai yang digunakan dari proses yang telah disediakan mikrokontroler. ex: variabel program, I/O, dan komunikasi serial.

4. Special Funtion Register Adalah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalan mikrokontroler dan register ini terletak di bagian RAM.

5. Input dan Output Pin adalah bagian yang memiliki fungsi sebagai penerima sinyal luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media input. Ex: keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Sedangkan, pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk keluarkan sinyal, pada hasil proses algoritma mikrokontroler.

6. Interrupt merupakan suatu bagian pada mikrokontroler yang memiliki fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi sehingga ketika program sedang running (berjalan), nantinya program tersebut, akan diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan sebuah program melalui alamat yang ditunjukkan sampai selesai, untuk nanti dijalankan lagi.

===. Konsep Dasar Microncontroller Wemos</p>

A. Definisi Microcontroller Wemos

[14]Menurut Yuliza (2016:190). “Microcontroller Wemos adalah sebuah Microcontroller pengembangan berbasis modul microcontroller ESP8266. Microcontroller wemos dibuat sebagai solusi dari mahalnya sebuah sistem wireless berbasis microcontroller lainnya. Dengan menggunakan microcontroller wemos biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem WiFi berbasis microcontroller sangat murah, hanya sepersepuluhnya dari biaya yang dikeluarkan apabila membangun sistem WiFi dengan menggunakan microcontroller Arduino Uno dan WiFi Shiled”.

Sumber : https://wiki.wemos.cc/products:d1:d1_mini

Gambar 2.4 Wemos D1mini

B. Chipset Pada Microcontroller Wemos

Pada microcontroller wemos memiliki 2 buah chipset yang digunakan sebagai otak kerja platform tersebut. Beberapa chipset pada microcontroller ini adalah :

1. Chipset ESP8266

ESP8266 adalah sebuah chip microcontroller yang memiliki fitur WiFi yang mendukung stack TCP / IP. Diproduksi oleh produsen cina yang berbasis di Shanghai. Pada Agustus 2014 AI-Thinker membuat modul ESP-01 dengan menggunakan lisensi oleh Espressif. Modul kecil ini memungkinkan microcontroller untuk terhubung dengan jaringan WiFi dan membuat koneksi TCP / Ip hanya menggunakan command yang sederhana. Harganya yang sangat rendah dan sangat sedikit komponen eksternal pada modul ini mengakibatkan sangat murah harga sebuah chip ini. Dengan clock 80 MHz chip ini di bekali dengan 4MB eksernal RAM, mendukung format IEEE 802.11 b/g/n enkripsi WEP (Wired Equivalent Privacy), WPA (WiFi Protected Access) sehingga menjadikan chipset ini sangat aman digunakan. Chipset ini memiliki 16 GPIO (General Purphose Input/Output) pin yang bekerja pada 3,3 Volt, 1 pin ADC dengan resolusi 10 bit.

2. CHIPSET CH340

CH340 adalah sebuah chipset yang mengubah USB menjadi serial interface. Sebagai contohnya adalah aplikasi USB conventer to IrDA atau aplikasi USB converter to printer. Dalam mode serial interface,CH340 mengirimkan sinyal penghubung yang umum digunakan pada Modem. CH340 digunakan untuk memperbesar asynchronous serial interface komputer atau mengubah perangkat serial interface umum untuk berhubungan dengan bus USB secara langsung.

===. Konsep Dasar Arduino Uno</p>

A. Definisi Arduino Uno

Menurut Syahwil (2013:60), “Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.”

[15]Menurut Ahmed S. Abd El-Hamid dkk dalam International Journal of Software & Hardware Research in Engineering (ISSN-2347-4890) Volume 3 Issue (8 August, 2015) “Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.

Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board. Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino:

Tabel 2.4 Tabel Fungsi Tombol Pada Arduino Uno

Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :

1. Pin

Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

2. 5V

Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.

3. 3,3V

Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA pin ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino.

4. Memori

ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.

5. Input & Output

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

b. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.

c. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output

d. PWM dengan fungsi analogWrite().

e. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa Arduino.

f. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

Konsep Dasar IDE Arduino

A. Definisi IDE Arduino

[16]Menurut Mulyana (2014:173), “Intergrated Development Environment (IDE) yaitu berupa software processing yang digunakan untuk menulis program kedalam arduino uno, merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java”.

[17]Menurut Djuandi (2013:2), “Intergrated Development Environment (IDE) adalah sebuah software yang berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam mikrokontroler”.

Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Intergrated Development Environment (IDE) adalah sebuah software yang digunakan untuk menuliskan program ke dalam mikrokontroler atau arduino uno yang merupakan penggabungan dari bahasa C++ dan Java.

B. Bagian-Bagian IDE Arduino

Menurut Mulyana (2014:173), Software (IDE) Intergrated Development Environment Arduino Uno terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Editor Program

Untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut Sketch.

2. Compiler

Modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) ke dalam kode biner, karena kode biner adalah bahasa satu-satunya bahasa program yang dipahami oleh Mikrokontroler

3. Uploader

Modul yang berfungsi memasukan kode biner kedalam memori Mikrokontroller

Sumber : http://saptaji.com

Gambar 2.5 Tampilan Software IDE Arduino

Konsep Dasar Robot Line Follower

A. Definisi Robot Line Follower

[18]Menurut Achmad Zakki Falani (2015:3), “Robot line follower (Robot Pengikut Garis) adalah robot yang dapat berjalan mengikuti sebuah lintasan, ada yang menyebutnya dengan line tracker, line tracer robot dan sebagainya. Garis yang dimaksud adalah garis berwarna hitam diatas permukaan berwarna putih atau sebaliknya, ada juga lintasan dengan warna lain dengan permukaan yang kontras dengan warna garisnya. ”

[19]Menurut Heri Andrianto (2014:184), “Line Follower Robot atau disebut juga sebagai line tracer robot adalah robot yang dapat mengikuti garis/jalur. Garis atau jalur dibuat dengan menggunakan bahan yang berwarna gelap (hitam) misalnya lakban hitam, sedangkan daerah di sekitar jalur/lantai berwarna cerah (putih). Robot ini menggunakan IR sensor untuk mendeteksi jalur yang dibuat, yaitu dengan cara posisi robot diletakkan pada jalur, usahan posisi jalur hitam berada di tengah-tengah IR sensor kiri dan IR sensor kanan.”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Robot Line Follower adalah robot yang dapat berjalan mengikuti sebuah lintasan dan menggunkan IR sensor untuk mendeteksi jalur yang dibuat.

B. Sensor Pada Robot Line Follower

Secara garis besar, percancangan robot line follower memiliki 2 jenis sensor yang digunakan untuk pemisah benda berdasarkan warna. Beberapa sensor pada Robot Line Follower ini adalah :

1. Sensor Warna

Dalam sistem pendeteksi objek yang berwarna, untuk mendeteksi warna objek, robot line follower ini dilengkapi oleh sebuah sensor warna led dan photodioda. Sumber cahaya dari photodioda akan menghasilkan cahaya, kemudia sumber cahaya akan di proses dalam pemroses sinyal yang akan diterima ADC (Analog to Digital Converter) mikrokontroller.

Percangan rangkaian sensor warna ini menggunakan 3 buah photodioda dan 3 buah led berwarna sekaligus (Merah,Hijau,Biru). Hasil penelitian akan menunjukan bahwa sensor warna ini memiliki tingkat keakuratan

lebih dalam hal mendeteksi warna objek. Dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber : Ryandika Andricaprisona (2013)

Gambar 2.6 Rangkaian Sensor Warna (RGB)

2. Sensor Garis

Untuk mendeteksi sebuah garis maka robot line follower di lengkapi dengan sensor pemancar cahaya, sensor ini mempunyai rangkaian yangsama dengan sensor warna, hanya penempatannya saja yang berbeda. Masing-masing sensor menggunakan sebuah LED dan sebuah photodioda yang di letakkan dibawah rangkaian robot dan tepatnya saling berhadapan dengan garis sensor ini memanfaatkan pantulan LED yang di terima oleh photodioda. Berikut rangkaian dari sensor garis:

Sumber : Wendy Cakra Nugroho, 2013

Gambar 2.7 Rangkaian Sensor Garis

Konsep Dasar Motor Servo

A. Definisi Motor Servo

Menurut Sausan, dkk (2016:35-42) “Motor Servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang mampu bekerja dua arah (Clockwise dan CounterClockwise) dan dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem umpan balik loop tertutup yang terintergasi pada motor tersebut.”

Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/motor-servo/

Gambar 2.8 Contoh Motor Servo

B. Jenis-Jenis Motor Servo

Berikut adalah jenis-jenis pada rangkaian motor servo :

1. Motor Servo Standar 180o

Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90o sehingga total defleksi sudut dari kanan-tengah-kiri adalah 180o.

2. Motor servo Continous

Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar ( dapat berputar secara continue).

C. Prinsip Kerja Motor Servo

Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (Pulse Wide Modulation/ PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan waktu 1,5 ms akan berputar ke arah posisi 0o atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180o atau kek kanan (searah jarum jam). Berikut gambar dari prinsip kerja motor servo :

Sumber : trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/03/Pengertian-Motor-Servo.html

Gambar 2.9 Prinsip Kerja Motor Servo

Konsep Dasar IFTTT (If This Then That)

A. Definisi If This Then That (IFTTT)

If This Then That (IFTTT) adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan user untuk menggabungkan dua aplikasi web menjadi satu, memungkinkan data digital seperti data fisik, dimana pengguna dapat menggabungkan beberapa hal untuk membuat hal baru dengan mudah, kapan dan dimana saja. IFTTT (If This Then That) merupakan media pengkoneksi antara io.adafruit dengan aplikasi web. IFTTT mengambil data yang berada pada database io.adafruit, lalu mentransferkan data tersebut kepada aplikasi web yaitu pushover.

Sumber : https://ifttt.com/discover

Gambar 2.10 Aplikasi IFTTT

Konsep Dasar Pushover

A. Definisi Pushover

Pushover adalah web dan aplikasi mobile yang memungkinkan user untuk mendapatkan pemberitahuan secara real time pada perangkat mobile. Cara kerjanya adalah user menginstall sebuah aplikasi pada perangkat smartphone dan menggunakan API (Application Programming Interface) yang berguna untuk mengirim data kepada aplikasi tersebut sebagai notifikasi. Hal yang besar tentang ini adalah bahwa hal itu terjadi kurang lebih secara real time (tergantung pada koneksi internet anda) sebagai pushover menggunakan server Google dan Apple untuk mengirim pemberitahuan.

Sumber : https://pushover.net/

Gambar 2.11 Aplikasi Pushover

Konsep Dasar Flowchart

A. Definisi Flowchart

[20]Menurut Lestari dkk (2016:44), “Flowchat adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran, persegi empat, wajik, oval dan sebagainya untuk mempresentasikan langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah”.

Menurut Rejeki (2013:451), “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah diagram yang mempresentasikan langkah langkah beserta urutan-urutan prosedur dari suatu program yang di hubungkan menggunakan tanda panah.

B. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2), “Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

Sumber: Tri (2015:3)

Gambar 2.12 Flowchart Sistem (System Flowchart)

2. Flowchart Dokumen (Documenst Flowchart)

Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.

Sumber: Tri (2015:4)

Gambar 2.13 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

Sumber: Tri (2015:5)

Gambar 2.14 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

4. Flowchart Program (Program Flowchart)

Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

Sumber: Tri (2015:6)

Gambar 2.15 Flowchart Program (Program Flowchart)

5. Flowchart Proses (Prosses Flowchart)

Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

Sumber: Tri (2015:7)

Gambar 2.16 Simbol Flowchart Proses

Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses.

Sumber: Tri (2015:8)

Gambar 2.17 Flowchart Proses (Process Flowchart)

Konsep Dasar Kesebangunan Dan Kongruen

A. Definisi Kesebangunan Dan Kongruen

Dua bangun datar atau lebih dengan perbandingan panjang sisi yang senilai dan sudut yang bersesuaian maka bangun datar tersebut sebangun . Jika dua atau lebih bangun datar mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dan mempunyai sudut yang bersesuaian sama besar maka bangun datar tersebut kongruen.

B. Karakteristik Kesebangunan dan Kongruen

1. Kesebangunan

Dua segibanyak (polygon) dikatakan sebangun jika ada korespondensi satu-satu antar titik-titik sudut kedua segibanyak tersebut sedemikian hingga berlaku:

a. Sudut-sudut yang bersesuaian (berkorespondensi) sama besar.

b. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian (berkorespondensi) sama.

Kesebangunan dilambangkan dengan simbol “~“ Kata “ada” dalam pengertian sebangun di atas sangat penting karena justru di sini kunci kemampuan dalam menentukan sisi-sisi atau sudut-sudut mana yang bersesuaian. Jangan sampai terjadi dua bangun yang sebangun dikatakan tidak sebangun hanya karena tidak bisa menemukan korespondensi titik-titik sudutnya.

Gambar 2.18 Dua Bangun Segiempat

Bentuk pengaitan satu-satu antar titik-titik sudut di kedua segiempat tersebut, yaitu:

Pengaitan seperti ini disebut dengan korespondensi satu-satu. Korespondensi satusatu ini menghasilkan:

a. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu:

b. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama, yakni:

Sesuai definisi dapat disimpulkan bahwa segiempat ABCD sebangun dengan segiempat EFGH dan dapat ditulis dengan segiempat ABCD ~ EFGH.

Konsep Dasar Sensor Ultrasonik

A. Definisi Sensor Ultrasonik

Menurut Prayudha, dkk (2014:3) “Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali denga perbedaan waktu sebagai dasar pengindraannya”

[21]Menurut Githa,dkk (2014:1) “Sensor Ultrasonik adalah sensor pengukur jarak atau objek. Ultrasonik sering digunakan untuk keperluan mengukur jarak sebuah benda atau mendeteksi halangan”.

Sensor ultrasonik terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40 KHz, sebuah speaker ultrasonik, dan sebuah microphone ultrasonik. Speakerultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara microphone ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Sensor ultrasonik akan mengirimkan suara ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler. Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 KHz akan dipancarkan selama 200 μs. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan 340 m/s atau 29.412 μs setiap 1 cm, mengenai objek dan akan terpantul kembali ke sensor ultrasonik. Selama menunggu pantulan, sensor ultrasonik akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berlogik low ketika suara pantulan terdeteksi oleh sensor ultrasonik. Maka dari itu, lebar pulsa dapat merepresentasikan jarak antara sensor ultrasonik dengan objek. Selanjutnya mikrokontroler cukup mengukur lebar pulsa tersebut dan melakukan konversi lebar pulsa ke jarak dengan perhitungan sebagai berikut :

Jarak = (lebar pulsa /29.412 ) / 2 ( dalam cm) ...... (1)

Sensor ultrasonik buatan parallax (Sensor PING) dapat digunakan untuk mengukur jarak sejauh 2 cm sampai 300 cm

Sumber : catatansialalfin.blogspot.co.id (2016)

Gambar 2.19 Sensor Jarak Ultrasonik

B. Karakteristik Sensor Ultrasonik

Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:100), Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tegangan supply : 5 VDC

2. Konsumsi arus : 30 mA (maksimum 35 mA)

3. Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm

4. Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS typical

5. Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan 18.5 ms

6. Echo Hold-off : 750 μS

7. Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS

8. Delay untuk pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS

Sumber : http://www.elangsakti.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html

Gambar 2.20 Diagram Waktu Sensor PING

C. Cara Kerja Sensor PING

1. Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya.

2. Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor.

3. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG.

4. Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini :

Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm) ..... (2) Dimana :

S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi

tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang

Sumber : http://www.elangsakit.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html

Gambar 2.21 Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Konsep Dasar Bahasa C

A. Definisi Bahasa C

Bahasa pemrograman C merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer tingkat rendah. Dibuat pada tahun 1972 oleh Dennis Ritchie untuk Sistem Operasi Unix di Bell Telephone Laboratories. Meskipun C dibuat untuk memprogram sistem dan jaringan komputer namun bahasa ini juga sering digunakan dalam mengembangkan software aplikasi. C juga banyak dipakai oleh berbagai jenis platform sistem operasi dan arsitektur komputer, bahkan terdapat beberepa compiler yang sangat populer telah tersedia. C secara luar biasa memengaruhi bahasa populer lainnya, terutama C++ yang merupakan extensi dari C.

B. Ciri-Ciri Bahasa C

Bahasa C mempunyai ciri khas tersendiri dari bahasa pemrograman sebelumnya seperti Pascal. Ciri khas inilah yang membuat bahasa C menjadi populer dari bahasa pemrograman yang lain.

1. Berukuran kecil.

2. Penggunaan lebih leluasa pada pemanggilan fungsi.

3. Gaya penulisan lebih bebas tidak seperti pada Pascal.

4. Bahasa Pemrograman terstruktur.

Dapat menggunakan bahasa pemrograman tingkat rendah (pada operasi Bitwise) dan tetap dapat mudah dibaca.

Konsep Dasar Literatur Riview

A. Definisi Literature Review

[22]Menurut Amalya Meta dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :

1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Adapun Literature Review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fanny Azmiati, Agus Virgono,Ir.,M.T , Agung Nugroho Jati, S.T., M.T. , (2015), Dari Universitas Telkom Bandung,yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM PARKIR OTOMATIS MENGGUNAKAN MOBIL MINI BAGIAN SISTEM KENDALI” Penelitian ini membahas tentang prototipe fasilitas dan teknologi terbaru yang dimiliki mobil, yaitu mobil yang dapat melakukan parkir di tempat yang sudah disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan mobil, dan mempermudah pembuatan hardware mobil mini. Dimana pada implementasinya digunakan mikrokontroler ATmega16 sebagai controller, driver motor untuk penggerak roda melalui motor DC dan motor servo . Selain itu untuk mempermudah sebuah hardware, terdapat line follower dengan sensor phototransistor pada mobil mini ini agar bisa berjalan sesuai dengan area parkir yang sudah ditentukan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Indriastuti Utami, (2013), Dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta yang berjudul “RANCANG BANGUN ROBOT MOBIL PEMANDU PARKIR DENGAN LINE FOLLOWER” Penelitian ini membahas tentang merancang dan mengimplementasikan suatu Robot Mobil Sebagai Pemandu Parkir Dengan Line Follower dengan menggunakan mikrokontroler ATmega32, sensor Ultrasonik dan sensor infra merah. Sistem mekanik robot mengadopsi sistem manuver pada robot pengikut garis beroda 3. Dalam perancangan dan implementasinya, masalah-masalah yang harus dipecahkan adalah sistem penglihatan robot, arsitektur perangkat keras yang meliputi perangkat elektronik dan mekanik, dan organisasi perangkat lunak untuk basis pengetahuan dan pengendalian secara waktu nyata. Hasilnya memperlihatkan bahwa robot mampu memberitahukan area parkir yang kosong secara tepat. Jarak tangkap sensor Ultrasonik pada robot mencapai 80cm.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Denny Dermawan, M.Jalu Purnomo, (2015), Dari Kampus Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Yogyakarta , yang berjudul “PERANCANGAN TAMPILAN VISUAL DOCKING GUIDANCE SYSTEM (VDGS) PADA SISTEM PARKIR PESAWAT TERBANG” Penelitian ini membahas tentang Visual Docking Guidance System (VDGS) yang membatu seorang pilot memakirkan pesawatnya. Kegitan pengendalian parkir pesawat terbang di Bandara, pilot dibantu oleh seorang Marshaller yang bertujuan untuk menjadi pengarah pergerakan pesawat menuju titik parkir yang benar. Perancangan tampilan VDGS ini menggunakan 3 buah board dot matrix display yang dijadikan menjadi satu sehingga membentuk kombinasi yang sesuai dengan tampilan VDGS yang ada dipasaran. Tampilan yang di gunakan adalah LED Dot Matrix superbright. Pengendaliannya adalah tiga buah mikrokontroller PIC 16F84A dan rangkaian register geser untuk menampilkan display gerak ke kanan , ke kiri m lurus dan berhenti serta tampilan identitas pesawat.

4. Penelitian yang dilakukan oleh S.Kiruthika, M.Panjay, (2017), Dari Kampus Teknik Indo French Educational Trust (IFET) India, yang berjudul “SURVEY DARI SISTEM PARKIR PINTAR DITINGKATKAN DENGAN TEKNOLOGI TERKINI” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir otomatis penghitung sepeda dengan menggunakan sensor infrared dan mikrokontroler RFID, namun sistem parkir yang digunakan saat ini masih menggunakan teknologi belum canggih. Namun kita bisa memperbaiki smart device pada kendaraan roda dua yang menampilkan slot garis atau yang tersedia pada sistem parkir sepeda dan juga menyediakan navigasi pada masing-masing slot parkir. Sistem unit sentral mengumpulkan data secara terus menerus dari unit parkir dan kemudian memberikan pesan per jam kepada pengguna tentang tarif.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fida, Ir.Agus Virgono, M.T, Randy Erfa Saputra, S.T., M.T,(2018), Dari Universitas Telkom Bandung, yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM PARKIR OTOMATIS SUBSISTEM : DETEKSI GARIS PADA ROBOT MOBIL PENGIKUT GARIS MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING CITRA” Penelitian ini membahas tentang Sistem parkir otomatis merupakan sistem yang mempunyai prinsip kerja seperti valet parking. Sistem ini akan merancang sebuah robot mobil yang dapat melakukan kegiatan parkir secara otomatis. Lahan parkir yang digunakan merupakan lahan parkir yang mempunyai garis hitam dilantai sebagai jalur pergerakan robot dan menggunakan beberapa tanda sebagai informasi. Robot ini dapat bergerak dengan bantuan navigasi line follower menggunakan sensor kamera. Pengolahan citra diproses menggunakan sebuah mikrokomputer pada robot mobil. Kamera mendeteksi garis pada arena parkir sehingga dapat menentukan arah jalan robot dan nomor slot parkir yang dituju.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Dr.R.Prema, K.Subramanian, (2017), Dari Akademi Pendidikan Karpagam India, yang berjudul “SISTEM PARKIR PESAWAT OTOMATIS” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir pesawat otomatis menggunakan sensor line follower, dengan menggunakan sensor ini bisa mengurangi para pekerja. Saat memilih mode 2, maka penerbangan bisa menentukan cara untuk area parkir mode 2 dengan menggunakan sensor LDR. Jika ada penghalang pada garis itu, sensor tersebut melacak dan mendeteksi hambatan tersebut dengan menggunakan sensor Infra Red, lalu akan menghentikan proses dan memberikan alarm.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Saad Eldin Suliman Yousif Ali,(2016), Dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sudan, yang berujudul “IMPLEMENTASI DAN SIMULASI SISTEM PARKIR MOBIL BERPUTAR OTOMATIS” Penelitian ini membahas tentang kurangnya ketersediaan ruang selalu menjadi masalah didaerah perkotaan dan kota besar untuk menambahnya ada mobil yang diparkir secara acak dijalan raya yang semakin membatasi ruang. Untuk menangani masalah parkir ditempat yang ramai dengan berbagai jenis kendaraan dan sistem parkir maka dilakukan penelitian untuk merancang sistem parkir mobil berputar otomatis menggunakan perangkat Atmega16, sensor Infra Red dan Motor Stepper, dan juga menggunakan software Proteus untuk simulasi sitem.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Darwin, Awang Harsa Krisdalaksana, (2014), Dari Universitas Mulawarman Samarinda, yang berjudul “SISTEM MANAJEMEN PARKIR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY AND IDENTIFICATION” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir yang saat ini masih menggunakan sistem manual yaitu pemeriksaan STNK ketika kendaraan keluar. Penelitian ini menghasilkan sistem manajemen parkir menggunakan teknologi RFID. Tteknologi RFID menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi orang atau benda secara otomatis menggunakan tag, prosesnya pun dilakukan dengan menyimpan nomor seri yang mengidentifikasi sesesorang atau objek melalu microchip. Hasil dari pembangunan sistem parkir menggunakan RFID mengubah sistem parkir manual ke arah sistem komputerisasi yang menyediakan banyak fasilitas dan kontrol yang lebih efektif dan efisin.

9. Penelitian yang dilaku oleh Harmeet Singh, Shailesh Ranjan, (2014), Dari Guru Tegh Bahadur Institute of Technology India, yang berjudul “SISTEM PARKIR OTOMATIS MENGGUNAKAN AKSES SURAT IJIN MENGEMUDI (SIM)” Penelitian ini membahas tentang sistem parkir otomatis untuk kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat yang menggunakan akses SIM untuk masuk maupun keluar dari area parkir. Untuk otntikasi dan identifikasi pemilik kendaraan sistem parkir telah menyediakan pembaca akses smartcard, dan sistem kerjanya pun dimulai dari pembaca akses smartcard menemukan nomor registrasi pengguna dan mentransfernya ke database. Tujuannya untuk mengurangi penggunaan token atau tagihan kartu parkir, dengan batuan mikrokontroler ARM yang mengendalikan motor mekanis untuk memarkir kendaraan ditempat parkir yang sesuai.

10. Penelitian yang dilakukan oleh M.Ruba, G.Sangeetha, S.Selvi, (2017), Dari Fakultas Teknik Elektronika dan Komunikasi M.Kumarasamy India, yang berjudul “ SISTEM PARKIR BANDARA MENGGUNAKAN IoT” Penelitian ini membahas tentang penggunaan sensor RFID dan IoT untuk sistem parkir di bandara. Untuk menggunakan IoT dalam sistem parkir ini menggunakan gadget. Pengendalian untuk IoT disuatu gadget dengan memasang ID para pengguna. ID para pengguna bisa sampai ke administrasi didalam pengaturan terminal pesawat yang dilengkapi melalui terminal udara dengan ID para pengguna dan kunci rahasia. ID Para pengguna bisa mengecek kendaraan di area parkir dengan cara mendapatkan ID dan kata kunci untuk melihat posisi mobil di parikiran manapun.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT.GMF AeroAsia

Gambaran Umum PT.GMF AeroAsia

PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia yang selanjutnya disebut dengan PT.GMF AeroAsia adalah sebuah perusahaan berskala internasional yang merupakan anak perusahaan PT. Garuda Indonesia, Tbk. Pada tahun 2002, PT. GMF AeroAsia berdiri secara terpisah dari PT. Garuda Indonesia dan membuka layanan ke maskapai penerbangan lainnya.

Saat ini, PT. GMF AeroAsia telah disertifikasi di banyak Negara dan mendapatkan banyak penghargaan serta melayani berbagai maskapai penerbangan baik domestic maupun internasional. Pelanggan utama PT. GMF AeroAsia adalah PT. Garuda indonesia. Sedangkan maskapai penerbangan lainnya yang juga menjadi klien perusahaan ini adalah Lion Air, Sriwijaya Air, Air Asia, KLM, CathayPasific, Sky Aviation dan masih banyak lagi maskapai penerbangan lainnya. PT. GMF AeroAsia memiliki sekitar 5000 karyawan yang tersebar baik di kantor pusat maupun di outstation-outstation (cabang-cabang) di berbagai wilayah yang strategis.

Sejarah Singkat PT. GMF AeroAsia

Berawal dari Unit Kerja Teknik Garuda Indonesia pada tahun 1949 dan bertransformasi pada tahun 1984 menjadi Divisi Maintenance dan Engineering, Garuda indonesia yang kemudian dikembangkan menjadi unit bisnis mandiri agar mampu menjadi profit center untuk menghasilkan pendapatan dan mengurangi beban biaya operasional perusahaan. Pada tahun 1998, Divisi Maintenance and Engineering berubah menjadi Strategic Business Unit Garuda Maintenance Facility (SBU-GMF) yang menangani seluruh aktifitas perawatan armada Garuda Indonesia. Hal ini bertujuan agar Garuda Indonesia sebagai perusahaan Airlines pada saat itu dapat memfokuskan diri pada bisnis intinya sebagai operator penerbangan.

Kemampuan GMF semakin diakui dengan keberhasilannya meraih sertifikat DKU-PPU (Direktorat Kelaiakan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara), FAA (Federal Aviation and Administration) dan EASA (European Aviation Safety Agency). Sejak tahun 1974, GMF sudah mampu merawat pesawat F-28 dan DC-9. Pada akhir tahun 1990, GMF sudah dapat melaksanakan overhaul pesawat A300, DC10, dan B747. Lalu pada akhir tahun 1993, GMF juga mampu merawat D-check untuk pesawat B737.

Pada tahun 2002, GMF sudah mampu melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang mulai dari perawatan Line Maintenance sampai overhaul, perawatan dan perbaikan mesin serta komponen, proses modifikasi dan cabin refurbishment. Kemampuan tersebut telah mendapat pengakuan yang ditandai dengan keberhasilan GMF dalam meraih sertifikat nasional maupun internasional yang mengukuhkan kemampuan perawatan pesawat terbang GMF sesuai standar internasional.

Tahun 2003, GMF melakukan ekspansi kedalam bisnis modifikasi pesawat terbang. Bisnis ini mengangkat posisi GMF menjadi salah satu perusahaan perawatan pesawat yang mampu melaksanakan modifikasi besar pesawat dengan teknologi tinggi.

Sejak tahun 2012, GMF mulai memberikan jasa perawatan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) serta perawatan Industrial Generator Overhaul, yang diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru disamping mengoptimalkan sumber daya dan kompetensi yang dimiliki sebelumnya. Pada akhirnya, GMF dapat menjadi perusahaan yang memberikan jasa total solution untuk perawatan, baik di bidang aviasi maupun non-aviasi.

Pada tahun 2013, GMF terus melakukan pengembangan usaha yang antara lain dilakukan melalui penambahan 2 bidang usaha baru yaitu SBU Engine Maintenance SBU IGTE serta pembangunan Hangar4.

Gambar 3.1 PT.GMF Aero Asia

Visi, Misi dan Tujuan PT. GMF AeroAsia

A. Visi PT. GMF AeroAsia

Visi PT GMF tahun 2020 adalah Top Ten MRO in the world

B. Misi PT. GMF AeroAsia

Menyediakan solusi perawatan pesawat terbang yang terpadu dan handal sebagai kontribusi dalam mewujudkan lalu lintas udara yang aman dan menjamin kualitas kehidupan umat manusia. (“To Provide integrated and reliable mainenance, repair and overhaul solutions for a safer sky and secured quality of life of man kind”).

Budaya peusahaan yang tercermin dalam nilai dasar (GMF Core Value) menjadi pedoman insan GMF dalam menjalankan praktik bisnis. GMF telah melakukan tinjauan ulang terhadap nilai-nilai perusahaan. Adapun nilai-nilai Perusahaan yang berlaku saat ini adalah:

1. Concern For People

Insan GMF harus saling menghargai, peduli, memberikan kesempatan serta membangun hubungan yang tulus dan saling percaya antar insan GMF melalui sistem perekrutan, penempatan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM secara terbuka adil, obyektif dan proposional.

2. Integrity

Insan GMF harus memiliki ketulusan dan kelurusan hati, yang diekspresikan melalui satu kata dengan perbuatan dalam menerapkan nilai-nilai, etika bisnis dan profesi serta peraturan perusahaan scara konsisten meskipun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya, sehingga dapat dipercaya.

3. Profesional

Insan GMF harus piawai dan sungguh-sungguh dalam menuntaskan tugas sesuai standar teknis, bisnis dan etika yang berlaku.

4. Teamwork

Insan GMF harus senantiasa bekerja sama secara kompak yang dilandasi oleh rasa saling menghormati, saling memahami fungsi dan peran masing-masing agar dapat menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

5. Customer Focused

Insan GMF harus senantiasa melakukan segala upaya dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan bahkan lebih dari yang diharapkan pelanggan, secara tulus dan penuh semangat.

C. Tujuan PT. GMF AeroAsia

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan Pasal 3 ayat (1), GMF didirikan untuk melaksanakan bidang jasa perawatan, reparasi dan overhaul pesawat terbang serta pendukungnya, dengan standar kualitas tinggi secra tepat waktu dengan biaya kompetitif serta menyelenggarakan bidang usaha lain yang terkait dan sebagai aktualisasi profesionalisme sumber daya manusia dalam bisnis perawatan pesawat, serta memaksimalkan keuntungan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.

Struktur Organisasi PT. GMF AeroAsia

Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.

Sama halnya dengan PT. GMF AeroAsia yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut:

Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi

Tugas Dan Tanggung Jawab

Berdasarkan pada gambar 3.1, uraian singkat dari masing-masing divisi tersebut adalah sebagai berikut :

1. CEO (Chief Executive Officer) atau direktur utama yang merupakan pimpinan tertinggi yang bertugas untuk memimpin dan mengarahkan perusahaan dalam memberikan solusi.

2. EVP Corporate Development & Marketing yaitu kepala pimpinan dalam tata aturan yang mengatur pengembangan perusahaan dan pemasaran dari produk/jasa perusahaan.

3. EVP Finance yaitu kepala pimpinan dalam tata aturan keuangan perusahaan.

4. EVP Base Operation yaitu kepala pimpinan dalam tata aturan basis pengoperasian proses produksi perusahaan.

5. EVP Human Capital & Corporate Affair yaitu kepala pimpinan pengaturan SDM dan penempatannya dalam rangka proses pengaturan dan pembangunan perusahaan.

6. Line Maintenance bertugas untuk mengatur A/C (Aircraft) Line Maintenance. Memastikan semua sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan berdasarkan otorisasi dari keperluan A/C yang teregistrasi pada setiap pesawat terbang.

7. Base Maintenance bertugas untuk mengatur A/C Base Maintenance kualitas produk, biaya dan sasaran TAT. Selain itu, Base Maintenance juga harus memastikan semua sumber daya yang diperlukan dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan untuk membuat rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari otorisasi A/C yang teregistrasi.

8. Component Maintenance bertugas untuk mengatur kegiatan pemeliharaan A/C Components and Emergency Equipment. Memastikan semua Component Maintenance yang diperlukan dan perbaikan kerusakan. Unit ini adalah tempat penulis melakukan penelitian, dimana unit TNB berada dibawah tanggung jawab Component Maintenance. Dimana jasa yang diberikan ialah perawatan pada component emergency dan perlengkapan interior pesawat, seperti luggage bin (tempat penyimpanan tas / barang), lampu, floor mat (NTF), seat (kursi), dan lain lain.

9. Engine Maintenance bertugas mengatur engine maintenance. Memastikan semua engine maintenance yang diperlukan dan perbaikan kerusakan saat pemeliharaan untuk membuat rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari otorisasi A/C yang teregistrasi.

10. Engineering Services mengatur fungsi Engineering Services dalam mencapai kualitas produk, biaya yang efektif dan sasaran tepat waktu. Memastikan semua data engineering yang diperlukan dan sumber daya data tersedia dalam melakukan kegiatan engineering untuk mencapai kebutuhan pelanggan dan otorisasi yang ada.

11. Trade and Asset Management bertugas untuk mengatur fungsi Trade and Asset Management dalam cara mencapai aset yang efektif (material) untuk mendukung PT. GMF AeroAsia dalam pemeliharaan. Memeriksa kinerja dari manajemen aset dan per-sediaan dalam hal ketersediaan dalam menyediakan material untuk melayani perusahaan - perusahaan penerbangan.

12. Internal Audit danControl bertugas untuk memastikan semua kegiatan keuangan dan akuntansi sesuai dengan prinsip dan prosedur akuntansi dan keuangan yang ada dan kebutuhan perusahaan dan pemerintahan yang baik. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Internal Audit bertanggung jawab dalam pemenuhan, pengefektifan, efisiensi dan melakukan proses ekonomi bisnis dalam Risk Based Audit dan Good Corporate Government (GCG) dalam pesanan.

b. Internal Control bertugas untuk memeriksa rencana perusahaan, neraca keuangan dan laporan manajemen pada setiap waktu, menganalisa dan mengontrol indikator, serta menganalisa dan mengontrol keuangan.

13. Quality Assurance bertanggung jawab pada pengendalian independen terhadap kinerja dari kualitas sistem PT. GMF AeroAsia dan meminta perbaikan jika diperlukan oleh Chief Executive Officer, Vice President dan General Manager. serta melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kualitas sistem. Quality Assurance ini dibagi menjadi 2 bagian:

a. Workshop Quality Control memeriksa semua komponen dan perawatan mesin sesuai dengan operators maintenance program, data peralatan dan prosedur PT. GMF AeroAsia.

b. Aircraft Quality Control memastikan/memeriksa semua peralatan aircraft agar sesuai dengan operator’s maintenance program, data peralatan dan prosedur PT. GMF AeroAsia.

14. Corporate Finance mengawasi proses keuangan PT. GMF AeroAsia, mendukung manajemen dengan penganggaran, kalkulasi biaya dan administrasi faktur. Dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Treasury mengatur investasi perusahaan yang sesuai dengan polis investasi, tujuan dan peraturan pemerintah.

b. Revenue and Risk Management

c. Accounting and Financial Support bertanggung jawab dalam melakukan neraca keuangan, mengontrol biaya, memonitor pendapatan dan pengeluaran.

15. Business Cooperation and Development bertanggung jawab pada Business Corperation and Development, memperoleh tugas/pekerjaan dari pelanggan dan meningkatkan hubungan bisnis yang baik. Business Cooperation and Development dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Marketing bertugas untuk menyusun, merencanakan, mengorganisasikan dan membuat kontrak untuk mencapai target.

b. Business Development and Strategy mengembangkan dan mengatur strategi bisnis serta merencanakan sesuai dengan visi, misi, polis, produk dan pengembangan bisnis dan setting-up joint venture pada PT. GMF AeroAsia.

c. Contract menyusun, merencanakan, mengorganisasikan dan membuat kontrak untuk mencapai target pemasaran.

16. Corporate Strategy and Development mengatur fungsi manajemen sumber daya manusia, mengembangkan program peningkatan proses dan mengawasi kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan. Dibagi menjadi 5 bagian yaitu:

a. Legal mengorganisasikan dan mengontrol bagian internal dan eksternal untuk mencapai pengembangan bisnis yang sesuai dengan polis resmi(legal) dan peraturan pemerintah.

b. Corporate Communication memeriksa/memastikan program komunikasi efektif dalam line up managemen dan pegawai.

c. Human Resources Management mengembangkan polis human resources dan program untuk PT. GMF AeroAsia dengan perencanaan organisasi.

d. Facility Maintenance mengatur fasilitas perawatan pada PT. GMF AeroAsia dan penggunaan fire High System untuk meningkatkan produk, biaya dan target.

e. Information Technology mengembangkan dan memelihara sistem informasi manajemen, software dan hardware.

Tujuan Perancangan

Penelitian ini akan dilakukan di Hangar PT.GMF AeroAsia, dimana PT.GMF AeroAsia memiliki peran utama dalam melayani maintenance setiap pesawat dari berbagai maskapai ternama dari dalam negeri maupun luar negeri. Setiap pesawat yang ingin masuk ke dalam hangar harus di tarik atau dorong dengan traktor (pushback car), dengan ukuran pesawat yang berbeda beda. Untuk menghindari terjadinya benturan antar sayap pesawat, penulis ingin membuat suatu prototype sistem parkir pesawat berbasis mikrokontroller Arduino Uno.

Konsep Perancangan Dan Pembahasan

Rancangan dalam penelitian ini meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software) dimana perangkat keras antara lain teridiri dari Motor Servo, Line Follower, Buzzer, Sensor Ultrasonik, Arsitektur Arduino serta rangkaian pendukung lainnya. Perancangan perangkat kerasnya sendiri menggunakan mikrokontroller jenis Arduino Uno.

Secara umum pada perancangan alat ini seperti yang ditunjukan pada diagram blok pada gambar 3.3. Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “PROTOTYPE SISTEM PARKIR PESAWAT DALAM HANGAR BERBASIS ARDUINO PADA PT.GMF AeroAsia”.

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan, berikut deskripsi alat dan bahan :

A. Alat yang digunakan meliputi :

1. Personal Computer (PC)

2. Software Ide Arduino

3. Software Fritzing (Untuk Menggambar Skematik)

4. Modul Arduino Uno

B. Sedangkan bahan bahan yang digunakan :

1. Arduino Uno

2. Motor Servo

3. Line Follower

4. Buzzer

5. Gripper

6. Sensor Ultrasonik

7. Miniatur Pesawat

8. Tracktor Mini

9. Kabel Jumper

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem pushback car pada sistem yang berjalan pada saat ini terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut :

1. Pihak MCC memberikan Jobcard kesetiap Unit untuk melakukan maintenance di Hanggar

2. Pushbcak Car masih menggunakan bantuan manusia

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Flowchart Sistem Yang Berjalan

Sistem yang berjalan pada Hanggar di PT.GMF Aero Asia masih dilakukan secara manual dengan cara menggunakan Ground Support Handling.

Berikut adalah flowchart sistem yang berjalan pada Hanggar pada PT.GMF Aero Asia :

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Yang Berjalan

Dapat dijelaskan pada gambar 3.3 flowchart sistem pada Hanggar di PT.GMF Aero Asia :

1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran pross flowchart sistem parkir pada Hanggar.

2. Terdapat 3 (tiga) simbol input atau output, yang menyatakan sebuah perintah menurunkan Jobcard ke setiap unit untuk melakukan maintenance di Hanggar, kedua memeriksa ketersediaan Line kosong pada Hanggar, dan ketiga pesawat ready untuk di lakukan maintenance.

3. Terdapat 1 (satu) simbol decision, yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “YA’ dan “TIDAK”. Yaitu : apakah ada ketersediaan Line kosong pada Hanggar. Jika “YA” maka dilakukan secara manual dengan Ground Support Handling.

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 3.4 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Berdasarkan Gambar 3.4 di atas, maka flowchart sistem yang diusulkan di atas terdiri dari :

1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem perparkiran pesawat pada Hanggar.

2. Terdapat 4 (empat) simbol input/output, yang pertama memberikan informasi adanya pesawat yang akan di tarik ke Hanggar, kedua memberikan informasi kepada traktor untuk menarikan pesawat ke Line yang sudah ditentukan, ketiga memberikana notifikasi melalui database jika sudah selesai penarikan pesawat kedalam Hanggar, serta jika sudah selesai traktor akan kembali standby menunggu informasi dari pihak MCC.

3. Terdapat 1 (satu) simbol decision, yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “Ya” dan “Tidak”. Yaitu : apakah ada pesawat yang akan di tarik ke dalam Hanggar jika “YA” Traktor akan menarik pesawat dan bergerak mengikuti Line jika “Tidak” Traktor akan kembali ketempat semula untuk standby.

4. Terdapat 1 (satu) simbol proses, yang menyatakan sebuah proses yaitu, Traktor akan menarik pesawat dan bergerak mengikuti Line yang sudah ditentukan.

Cara Kerja Diagram Blok

Agar mempermudah Penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras (Hardware), maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat kekras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.5 dibawah ini :

Gambar 3.5 Diagram Blok Rangkaian Sistem

Pada gambar 3.3 merupakan diagram blok dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan.

Keterangan :

1. Arduino sebagai komponen utama, sebagai inputan program untuk memberikan instruksi pada komponen yang lainnya.

2. Kabel Jumper menghubungkan semua komponen yang ada pada diagram blok.

3. Line Follower sebagai pembaca garis yang akan menentukan arah dari Traktor.

4. Motor Servo sebagai penggerak atau pengatur arah dari Gripper.

5. Motor Driver sebagai pengatur arus listrik yang dialirkan ke Dinamo DC.

6. Sensor Ultra Sonik sebagai pembaca dari objek yang menghalangi laju dari Traktor pada saat menarik Pesawat.

7. buzzer sebagai notifikasi yang akan memberikan informasi bahwa terjadi benturan antara sayap pesawat diikuti dengan suara buzzer.

Cara Kerja Alat

Pada sistem ini dijelaskan cara kerja alat yaitu peniliti menggunakan mikrokontroller sebagai media pemrosesan data I/O yang telah diprogram sehingga ketika Motor Driver memberikan aliran arus listrik ke Dinamo DC , maka Dinamo tersebut akan bergerak mengikuti arah yang di tentukan Line Follower. Bila sudah tiba yang sudah di tentukan Line Follower maka Motor servo menggerakan Gripper untuk menarik pesawat ke dalam Hangar. Jika pada proses penarikan kedalam hangar terjadi benturan atau ada objek yang menghalangi, maka Sensor Ultrasonik akan mengidentifikasi nya dan memberikan notifikasi dengan Buzzer.

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan Skematik Perangkat keras (Hardware)

Dalam pembuatan skematik diperlukan sebuah aplikasi yaitu Fritzing. Fritzing merupakan sebuah software yang bersifat open source untuk merancang rangkaian elektronika. Software tersebut mendukung para penggemar elektronika untuk membuat prototype product dengan merancang rangkaian berbasis microcontroller Arduino. Memungkin para perancang elektronika pemula sekalipun untuk membuat layout PCB yang bersifat custom. Tampilan dan penjelasan yang ada pada Fritzing bisa dengan mudah dipahami oleh seseorang yang baru pertama kali menggunakannya. Dan untuk memulai program Fritzing dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.6 Mengakses Program Fritzing

Apabila tidak memiliki software Fritzing, bisa di download secara gratis. Setelah download, bisa langsung digunakan tanpa harus menginstal program Fritzing. Setelah melakukan langkah diatas, akan muncul tampilan utama pada layar kerja Fritzing, dan dapat terlihat seperti gambar berikut :

Gambar 3.7 Halaman Utama Program Fritzing

1. Rangkaian sensor Line Follower

Dalam rangkaian ini sensor Line Follower berfungsi sebagai pembaca garis yang menentukan arah motor DC :

Gambar 3.8 Rangkaian Sensor Line Follower

Pada gambar 3.8 merupakan skematik rangkaian sensor Line Follower pada mikrikontroller arduino uno dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang di gunakan.

Keterangan :

1. Sensor Line Follower terdiri dari 3 pin yaitu pin VCC,GND dan CTL.

2. Pin VCC mengarah pada pin 5 Volt pada arduino sebagai daya untuk mengaktifkan sensor.

3. Pin GND mengarah pada pin GND juga pada arduino sebagai Minus/Ground terhadap arus DC 5 volt.

4. Pin CTL mengarah pada pin A0 pada arduino I/O data.

2. Rangkaian Motor Driver

Dalam rangkaian ini Motor Driver berfungsi sebagai pnggerak Dinamo DC, seperti pada gambar berikut :

Gambar 3.9 Rangkaian Motor Driver

Pada gambar 3.9 merupakan skematik rangkaian Motor Driver dan Dinamo DC pada mikrokontroler arduino uno dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang di gunakan.

Keterangan :

1. Motor Driver terdiri dari 4 pin yaitu pin IN1, IN2, IN3, IN4.

2. Pin IN1 mengarah pada pin D3 pada arduino.

3. Pin IN2 mengarah pada pin D5 pada arduino.

4. Pin IN3 mengarah pada pin D6 pada arduino.

5. Pin IN4 mengarah pada pin D9 pada arduino.

6. in Out1 dari Motor Driver mengarah pada salah satu dari Dinamo Dc.

3. Rangkaian Motor Servo

Dalam rangkaian ini motor servo berfungsi sebagai penggerak atau pengatur arah jalan dari Traktor, seperti gambar berikut :

Gambar 3.10 Rangkaian Motor Servo

Pada gambar 3.10 merupakan skematik rangkaian Motor Servo pada mikrokontroler arduino uno dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan.

Keterangan :

1. Motor Servo terdiri dari 3 pin yaitu VCC, GND dan PWM.

2. Pin VCC mengarah pada pin 5 Volt pada arduino sebagai daya untuk mengaktifkan sensor.

3. Pin GND mengarah pada pin GND juga pada arduino uno sebagai Minus/Ground terhadap arus DC 5 volt.

4. Pin PWM mengarah pada pin PWM juga pada arduino sebagai I/O data.

4. Rangkaian Keseluruhan

Rangkaian Keseluruhan merupakan rangkaian yang dasar nya terdiri dari arduino uno, motor driver, motor servo, line follower, dan dinamo DC:

Gambar 3.11 Rangkaian Keseluruhan

Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perancangan perangkat lunak adalah melakukan penulisan listing program ke dalam software Arduino IDE versi 1.8.5 dengan menggunakan bahasa C, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang dibuat.

Penulisan Listen Program Bahasa C Pada Software Arduino

Pada perancangan perangkat lunak menggunakan program Arduino 1.8.5 untuk menuliskan listing program dan menyimpannya. Software Arduino 1.8.5 sebagai media yang digunakan mengupload program ke dalam Arduino Uno, sehingga Arduino Uno dapat bekerja sesuai dengan yang di perhatikan. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino IDE 1.8.5 dapat dilihat seperti pada gambar sebagai berikut :

Gambar 3.12 Listing Program Arduino Uno

Perancangan Database Online Server ioAdafruit

ioAdafruit adalah salah satu database online server yang bisa di sinkronisasikan oleh Arduino Uno, data pada sistem di record setiap saat ke dalam database io.adafuit.

Gambar 3.13 Sign Up ioAdafruit

Jendela diatas menggambarkan dari proses Sign Up dari database online server io.adafruit dengan mendaftar nama lengkap, email, username, dan password.

Selanjutnya Login dengan menggunakan Username / Alamat email yang sama.

Gambar 3.14 Login

Setelah berhasil login, selanjutnya membuat Feed, feed yang telah dibuat akan di tampilkan di halaman dashboard untuk melihat kondisi garis yang terbaca oleh sensor Line Follower.

Membuat feed pada database online server io.adafuit maka akan tampil sebagai berikut :

Gambar 3.15 Membuat Feed

Gambar 3.16 Dashboard Untuk Melihat Kondisi Garis

Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecah Masalah

A. Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan hasik dari observasi serta wawancara yang telah dilakukan sebelumnya mengenai Sistem Parkir Pesawat dalam Hangar berbasis Arduino pada PT.GMF AeroAsia, dapat disimpulkan bahwa analisa permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kadang kali terjadi persentuhan antara sayap pesawat dngan pesawat lain atau pun dinding pada hangar.

2. Dapat merugikan Perusahaan dalam hal Maintenance dan keuangan.

B. Alternatif Pemecah Masalah

Berdasarkan analisa permasalahan yang telah disebutkan, maka penulis memberikan alternatif pemecah masalah yaitu sebagai berikut :

1. Dapat mengurangi terjadinya benturan antara sayap pesawat maupun dinding pada hangar.

2. Mempermudah memasukan pesawat pada hangar tanpa terjadinya benturan.

User Requirment

Pada User Requirment ini berisi tabel Elisitasi I, II, III dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan berdasarkan pada observasi dan wawancara.

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.

D (Desirable) : Diinginkan atau tidak perlu.

I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi.

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T : Technical L : Low

O : Operating M : Middle

E : Economic H : High

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancangan Sistem yang Diusulkan

Setelah melakukan perancangan dan perakitan komponen, selanjutnya adalah melakukan tahap uji coba pada tiap - tiap blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan pada sub bab berikut.

Metode Pengujian BlackBox

Pengujian Nilai Sensor Ultrasonik

Pada pengujian ini di lihat dari Nilai Sensor ultrasonik yang hasilnya dikirim ke database Adafruit sebagai media monitoring.






Tabel 4.1. Pengujian Nilai Sensor Ultrasonik

Pengujian ketika Jarak Air dan Sensor Melebihi Batas Nilai yang Ditentukan

Pengujian selanjutnya adalah memastikan bahwa akan ada notifikasi ke dalam smartphone ketika jarak air dan sensor melebihi batas nilai yang di tentukan. Dan juga di lakukan pengujian bahwa pompa menyala agar bisa mengaliri air secara otomatis.




Tabel 4.2. Pengujian Jarak Sensor dan Air

Pengujian Hardware

Dalam pengujian hardware ada beberapa sub pengujian. Yaitu dilihat dari nilai sensor ultrasonik yang akan menimbulkan reaksi sebab akibat komponen lainnya bisa di lihat dari gambar berikut.

Gambar 4.1. Jarak Sensor dan Benda Dekat

Gambar 4.2. Jarak Sensor dan Benda jauh

Keterangan :

1. Gambar 4.1: seperti dilihat dalam gambar 4.1 jarak antara sensor ultrasonik dan benda sangat dekat, sehingga LED dan Relay tidak menyala atau dalam kondisi OFF

2. Gambar 4.2: di dalam gambar 4.2 jarak antara sensor ultrasonik dan benda berjauhan, sehingga LED dan Relay menyala atau dalam kondisi ON


Pengujian Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik merupakan sensor yang berkerja berdasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda melalui frekuensi tertentu. Dalam penerapanya penulis menghubungkan sensor ultrasonik dengan beberapa pin di mikrokontroller Wemos D1 Mini. Seperti gambar di bawah.

Gambar 4.3. Rangkaian sensor Ultrasonik

Keterangan:

Trig Dihubungkan ke D7

Echo Dihubungkan ke D6

Vcc Dihubungkan ke 5V

Gnd Dihubungkan ke G

Adapun sketch program Arduino IDE yang digunakan pada sensor ultrasonik adalah seperti gambar berikut.


Gambar 4.4. Sketch Program Sensor Ultrasonik

Dari sketch program sebelumnya. Sensor ultrasonik di uji dalam membaca objek yang ada di depannya, dengan mengeluarkan sebuah gelombang dan akan di pantulkan kembali ke sensor. Adapun untuk hasil dari pengujian sebagaimana gambar 4.5.

Gambar 4.5. Pengujian Sensor Ultrasonik

Pengujian LED (light-emitting diode)

LED (light-emitting diode) digunakan sebagai indikator peringatan ketika sensor ultrasonik membaca tinggi air sawah apabila jaraknya melebihi batas yang di tentukan. Di dalam penerapannya bisa dilihat penjelasan berikut.

Gambar 4.6. Rangkaian LED

Keterangan:

Anoda Dihubungkan ke D5

Katoda Dihubungkan ke G

Adapun sketch program Arduino IDE yang digunakan LED adalah seperti gambar berikut.

Gambar 4.7. Sketch Program LED

Dalam sketch program sebelumnya bisa di jelaskan bahwa LED di konfigurasi sebagai OUTPUT. LED akan bereaksi pada hasil perhitungan jarak sensor ultrasonik. LED aktif jika jarak sensor dan objek lebih dari jarak yang di tentukan, dalam kasus di setting 30cm dan akan mati atau memasuki kondisi OFF apabila jarak sensor dan objek lebih kecil dari sama dengan jarak yang di tentukan. Adapun untuk hasil dari pengujian bisa di lihat pada gambar dibawah.

Gambar 4.8. kondisi LED menyala dan mati

Pengujian Relay dan Pompa

Relay disini digunakan sebagai saklar, yang berfungsi menyala dan mematikan pompa air, sehingga pompa air bisa aktif dan tidak secara otomatis. Seperti LED, relay berkerja sesuai dengan nilai baca sensor ultrasonik. Untuk penerapannya bisa dilihat sebagaimana berikut.


Gambar 4.9. Rangkaian Relay dan Pompa Air

Keterangan:

IN 1 Dihubungkan ke D2

Vcc Dihubungkan ke 5V

Gnd Dihubungkan ke G

Untuk sketch program yang mengatur relay hampir sama dengan LED, hanya kondisinya saja yang berbeda, karena relay memiliki model output yang berberda.

Gambar 4.10. Sketch Program LED

Dalam sketch program bisa di jelaskan bahwa relay di konfigurasi sebagai OUTPUT. Relay akan bereaksi pada hasil perhitungan jarak sensor ultrasonik. Untuk aktif dan tidaknya relay tergantung pada pemasangan di bagian saklar relay yang memiliki 3 titik, yaitu open, common dan close (gambar 4.9). dalam kasus sekarang digunakan titik open dan titik common . Adapun untuk hasil dari pengujian bisa di lihat pada gambar.10.

Gambar 4.11. Kondisi Relay OFF dan ON

Pengujian Online Server IOT (Internet OF Things)

Dalam pengujian ini menggunakan server io.adafruit dimana mikrokontroler wemos yang sudah terkoneksi dengan internet dan data monitoring air sawah akan di kirim ke server IoAdafruit. Data tersebut akan di simpan secara otomatis di server IoAdafruit, dimana data yang dikirim mikrokontroller bisa di akses melalui browser maupun smartphone.

Gambar 4.12. Data Monitoring Tinggi Air Pada Database Adafruit

untuk sketch yang di gunakan agar mikrokontroller terhubung dengan server adafruit adalah sebagaimana gambar berikut.

Gambar 4.13. Sketch IoAdafruit

Untuk script di gambar 4.10 adalah konfigurasi untuk menyambungkan mirokontroller ke database online IoAdafruit. Yang mana server adafruit menyediakan TOKEN API, dimana token tersebut akan di input kedalam sketch program sehingga tidak akan terjadi kesalahan. Hasil dari pengujian ini bisa dilihat dari kecocokan nilai yang terdapat pada Arduino IDE dan nilai pada server IoAdafruit, sebagaimana gambar berikut.

Gambar 4.14. kecocokan nilai pada Arduino IDE dan Server IoAdafruit

Flowchart yang di usulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.15. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan Pada Gambar 3.4. flowchart sistem yang diusulkan di atas terdiri dari :

1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart pengairan sawah Otomatis.

2. Terdapat 2 (dua) simbol Pilihan (decision) yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “Ya” dan “Tidak”. Yaitu : apakah jarak Sensor Ultrasonik Dan Air apakah lebih dari atau sama dengan jarak di tentukan.

3. Terdapat 3 (tiga) simbol input/output yang menyatakan sensor Ultrasonik membaca ketinggian air yang menyatakan Proses nyala dan mati Pompa Air.

4. Terdapat 1 (satu) simbol Database yang menyatakan bahwa data yang di baca sensor dikirim ke database IoAdafruit.

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, yang mana digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah dalam melakukan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak Untuk Wemos D1 Mini

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan sketch program Wemos D1 mini, sehingga sistem Wemos yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan. Pada perancangan perangkat lunak untuk Wemos D1 mini programnya dapat di compile dan di upload langsung kedalam Wemos D1 mini dengan Arduino IDE, adapun interface Arduino IDE pada saat sketch program di buat seperti gambar berikut.

Gambar 4.16. Arduino IDE Interface

Untuk tahap yang di lakukan adalah memasukkan sketch program > mengecek kesalahan sketch > compile sketch > Upload Sketch, seperti gambar berikut.

Gambar 4.17. Alur Menulis Sketsa program pada Arduino IDE

Konfigurasi Sistem yang Diusulkan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.


Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Pada spesifikasi perangkat keras ini menjelaskan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaan masing¬ - masing, serta dapat digambarkan secara garis besar saja dan tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras yang digunakan meliputi sebagai berikut:

1. Laptop ASUS X453MA (Processor: Intel® Bay Trail-M Dual Core Celeron N2840 Processor, RAM: 4GB, Display: 14.0 Auto HD (1366x768), 2.5” SATA 500GB)

2. Wemos D1 Mini

3. Mini BreadBoard

4. LED (light emitting diode)

5. Relay Module

6. Sensor Ultrasonik

7. Pompa Air

8. Kabel Jumper

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi maupun software yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, dll. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

1. Microsoft Word 2016

2. Web Browser (Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explorer)

3. Arduino IDE ver.1.8.4

4. Fritzing

5. Paint

6. Clickcharts Diagram Flowchart Software

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya

2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program

3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat

4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain

Pengujian dengan metode BlackBox testing sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Proses alur kerja sistem pengairan sawah otomatis

Di dalam kasus penulis memprogram jarak aman Sensor dan air adalah 60cm, jika lebih dari 60cm maka Wemos akan memerintahkan Led untuk menyala dan relay akan perintahkan pompa untuk berkerja, berikut penjelasan rincinya:

1. Sensor membaca ketinggian Air

yang pertama adalah sensor ultrasonik akan membaca ketinggian air melalui jarak di antara keduanya, di dalam kasus ketinggian air di baca cukup apabila jaraknya 60cm, jika lebih dari 60cm maka ketinggian air menurun.

Gambar 4.18. Sensor Ultrasonic Membaca ketinggian Air

2. Ketinggian air menurun (jarak > 60cm)

dalam gambar 4.19 dapat dilihat bahwa jarak antar sensor dan air lebih dari 60cm, sehingga mikrokontroller akan memerintahkan pompa dan LED untuk aktif sebagaimana di lihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.19. jarak sensor dan air lebih dari 60cm

Gambar 4.20. Pompa dan Led Aktif

3. Ketinggian air sudah cukup (jarak <= 60cm)

selanjutnya pada gambar 4.21 dapat di lihat jarak antara sensor dan air kurang dari 60cm, yang mana air dalam level yang cukup, sehingga mikrokontroller akan memerintahkan pompa dan LED untuk nonaktif sebagaimana gambar 4.22.

Gambar 4.21. jarak sensor dan air kurang lebih sama dengan 60cm

Gambar 4.22. Pompa dan Led Nonaktif

Schedule

Berdasarkan data – data yang sudah di kumpulkan, sehingga prototipe dapat di rancang dan dibuat. Penulis melakukan beberapa pendekatan sehingga dapat tercipta sebuah sistem pengairan sawah yang dapat meringankan beban petani, di dalam pendekatan tersebut dapat di buat sebuah dokumentasi jadwal kegiatan yang sudah di lakukan, seperti di lihat pada tabel berikut:



Tabel 4.3. Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem



Estimasi Biaya

Berikut adalah estimasi biaya yang di keluarkan dalam pembuatan alat, yaitu bisa dilihat seperti tabel di bawah.

Tabel 4.4. Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa dari bab-bab sebelumnya, dapat di ambil kesimpulan tentang laporan skripsi ini, sebagaimana berikut:

1. Dengan menggunakan Wemos sebagai Mikrokontroller yang sudah di masukkan sketsa program arduino. Kemudian komponen perangkat keras lainnya seperti sensor ultrasonik, LED, relay dan pompa air di pasangkan dengan pin-pin yang terdapat pada mikrokontroller Wemos, sehingga wemos akan memerintahkan komponen lain sesuai dengan program yang di masukkan sebelumnya.

2. Prototipe pengairan sawah otomatis yang penulis buat memanfaatkan teknologi IOT (Internet Of Things) sebagai media monitoring, di dalamnya terdapat database online server yang bersifat open source, sehingga hanya dengan membuka situsnya akan memberikan user akses kepada alat yang sudah di konfigurasi sebelumnya, agar terkoneksi antara mikrokontroller dan database online server secara kontinue dan realtime.

3. Dengan prototipe pengairan sawah otomatis, para petani tidak perlu lagi khawatir akan adanya kendala di bagian pengairan sawah, karena sistem pengairan sawah otomatis akan melakukan monitoring secara realtime dan juga memberikan peringatan atau notifikasi kepada smartphone.


Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan sistem ini lebih baik lagi, sehingga kekurangan yang ada bisa diperbaiki ataupun di lengkapi. Saran dalam pengembangan untuk kedepannya guna menghasilkan sistem yang lebih kompleks.

1. Penelitian berikutnya bisa di tambahkan kamera di sekitar alat agar area sawah lebih terpantau.

2. Penelitian berikutnya bisa di tambahkan monitoring yang lebih kompleks, seperti waktu dan petak sawah yang mana yang mengalami kendala.

3. Dapat di tambahkan dengan alat lain, seperti pendeteksi hama maupun sistem lain yang akan menunjang sistem pengairan sawah otomatis lebih kompleks lagi.

4. Sistem yang dibuat adalah bentuk sistem yang dapat di manfaatkan maupun dirubah kedalam bentuk sistem yang lain , tidak terpaku hanya pada pengairan sawah. Bisa sebagai keamanan maupun monitoring yang lain.

Kesan

kesan yang di dapat penulis dari penelitian skripsi ini adalah penulis mendapat pengetahuan serta wawasan yang lebih luas, penulis juga berharap agar pengetahuan yang di dapat bisa di terapkan di bidang yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

  1. Nurajizah. 2015. “Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Dengan Metode Prototype:Studi Kasus Sekolah Islam Gema Nurani Bekasi” Prosiding SNIT 2015: Hal.A-214.
  2. Rumini, dkk. 2014. “Perancangan E-learning di MTI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA”. Jurnal Teknologi Informasi Vol. IX Nomor 25 Maret 2014 ISSN : 1907-2430.
  3. Yuniarti. Ika. 2016. “Sistem Informasi Layanan Rawat Jalan Pada Puskesmas Kapuan Dengan Menggunakan Metode Prototype”.
  4. Taufiq, Rohmat. 2013.”Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  5. Sutabri, Tata. 2013.“Konsep Sistem Informasi”. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  6. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup, Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Vol.8 No.2 – Januari 2015.
  7. Desmira. Fauzi.Rizal. 2015. “Perancangan Aplikasi Pengenalan Pendidikan Islam Berbasis Android Untuk Pendidikan Anak Usia Dini”. Jurnal Sistem informasi Vol. 2, 2015. ISSN : 2406-7768.
  8. Simamora dkk. 2012. “Teknik Embedded System Dalam Terapannya Untuk Membangun Sistem Deteksi Akses Masuk Ilegal”. (Semantik 2012). ISBN 979-26-0255.
  9. Nathaniel. 2014. “Internet Of Things Dan Embedded System Untuk Indonesia”.
  10. Amrullah dkk, 2016. “Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Informasi Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Pada Fakultas Abad Dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta”. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Multimedia”. ISSN : 2302-3805.
  11. Prayudha. Jaka, Novriansyah Dicky. 2014. “Otomatisasi Pendeteksi Jarak Aman Dan Intensitas Cahaya Dalam Menonton Televisi Dengan Metode Perbandingan Diagonal Layar Berbasis Mikrokontroler ATMega8535” Jurnal Ilmiah SAINTIKOM (Sains dan Komputer) Vol 13, No.3, September 2014.
  12. Timotius. William, Safrodin Mohamad. 2014. “Efisiensi Penerangan Jalan Umum Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler” Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX Vol 5, No.1 Juni 2014.
  13. Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1) Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran.
  14. Yuliza. Pangaribuan Hasan. 2016. “Rancang Bangun Kompor Listrik Digital IoT” Jurnal Teknologi Elektro” Vol.7 No.3, September 2016.
  15. Abd El-Hamid, et al. 2015. ”Design of Digital Blood Glucose Meter Based on Arduino Uno”. International Journal of Software & Hardware Research in Engineering. Vol.3.
  16. Mulyana. Eka dan Rindi Kharisman. 2014. “Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir Dengan Mikrokontroler Arduino Uno R3”. Citec Journal Vol. 1, No. 3, Juli 201.
  17. Djuandi, Feri. 2013. “Pengenalan Arduino”. Jakarta : Elexmedia.
  18. Falani, Achmad Zakki, dan Setyawan Budi. 2015. "Robot Line Follower Berbasis Mikrokontroler Atmega 16 dengan Menampilkan Status Gerak Pada LCD." e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1. E-ISSN : 2407-7712.
  19. Heri Andriyanto dan Aan Darmawan.2016.Arduino Belajar Cepat dan Pemrograman.Bandung:Informatika Bandung.
  20. Lestari dkk. 2016. “ Sistem Informasi Geografis (SIG) Daerah Rawan Banjir Di Kota Bengkulu Menggunakan Arcview”. Jurnal Media Infotama Vol. 12 No. 1, Ferbruari 2016.
  21. Githa, Putra Dwi, dkk.2014 “ Sistem Pengaman Parkir Dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD” Jurnal Nasional Perndidikan Teknik Informatika (JANAPATI) ISSN 2089-8673 Vol.3, NO. 1,2014.
  22. Amalya Meta Dewi, Dede Cahyadi dan Yunita Wulansari.2014.”Sistem Ujian Online Calon Mahasiswa Baru Berbasis Ilearning Education Marketing pada perguruan tinggi”.Jurnal CCIT Vol 8. No 1 Sept 201.


Contributors

Prisdon Sinaga