SI1314477126

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN PPH

21 PADA PT GRAMASELINDO UTAMA

( UTAN KAYU – JAKARTA TIMUR )


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1314477126
NAMA
: Intan Fauziah


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTERASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2016/2017)

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN PPH

21 PADA PT GRAMASELINDO UTAMA

( UTAN KAYU – JAKARTA TIMUR )

Disusun Oleh :

NIM
: 1314477126
Nama
: Nama : Intan Fauziah
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,23 Juni 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Komputer Akuntansi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom.)
NIP : 99001
       
NIP : 1002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN PPH

21 PADA PT GRAMASELINDO UTAMA

( UTAN KAYU – JAKARTA TIMUR )

SKRIPSI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1314477126
Nama
: Intan Fauziah

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Disetujui Oleh :

Tangerang, 23 Juni 2016

us
Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(bpk)
   
(ibu)
NID :
   
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN PPH

21 PADA PT GRAMASELINDO UTAMA

( UTAN KAYU – JAKARTA TIMUR )

Dibuat Oleh :

NIM
:1314477126
Nama
:Intan Fauziah

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 23 Juni 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN PPH

21 PADA PT GRAMASELINDO UTAMA

( UTAN KAYU – JAKARTA TIMUR )

Disusun Oleh :

NIM
: 1314477126
Nama
: Intan Fauziah
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang,23 Juni 2016

 
 
 
 
 
(Intan Fauziah)
NIM : 1314477126

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Pemotongan pajak atas penghasilan bulanan karyawan biasanya dilakukan langsung oleh perusahaan yang bersangkutan dengan melakukan penghitungan manual berdasarkan peraturan Pajak Penghasilan Pasal 21. Sistem ini terkadang kurang tepat karena banyak nya kendala dalam perhitungan PPh 21, sehingga gaji yang dirima karyawan sering mengalami keterlambatan. Perancangan Sistem Informasi Perhitungan Penggajian dan Perhitungan PPh Pasal 21 diharapkan dapat mengatasi keterlambatan penggajian untuk karyawan.Tujuan penulis menganalisa system informasi perhitungan penggajian dan perhitungan PPh 21 pada PT.Gramaselindo Utama adalah mengobservasi penggunaan Unified Modeling Language (UML). Selain itu dapat dihasilkan juga system database baru yang bisa dijadikan acuan mengembangan system guna meningkatkan kinerja operasional para karyawan. Penulis mengambil judul penelitian “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN PERHITUNGAN PPH 21 PADA PT.GRAMASELINDO UTAMA” agar penelitian ini dapat bermanfaat dan bisa memberikan solusi untuk keterlambatan penggajian.

Kata Kunci : Pajak Penghasilan Pasal 21

ABSTRACT

Withholding tax on employees' monthly income is usually done directly by the companies concerned to perform manual calculation is based on the Income Tax Act Article 21. This system is sometimes less precise because of its many obstacles in the calculation of income tax 21, so that the salaries of employees who dirima are experiencing delays. Payroll Calculation Information System Design and Calculation of Income Tax Article 21 is expected to overcome the delay payroll for employees.Destination authors analyze the information system of payroll calculation and calculation of Income Tax 21 on PT.Gramaselindo Utama is to observe the use of Unified Modeling Language (UML). Moreover, it can be produced also a new database system that can be used as a reference for developing the system in order to improve the operational performance of the employee. Writer take the title “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN PERHITUNGAN PPH 21 PADA PT.GRAMASELINDO UTAMA” so that this research can be beneficial and could provide a solution to delay payroll.


Keywords: Income Tax Article 21

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta senantiasa melimpahkan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Skripsi ini dengan baik.

Penulisan laporan ini merupakan hasil kerja praktek penulis pada PT.Gramaselindo Utama Sejak awal Februari 2016 sampai akhir Juni 2016. Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana jurusan Sistem Informasi pada Perguruan Tinggi Raharja Tangerang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Drs. P.o. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom., selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Ibu Giandari Maulani.M.Kom, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan saran-saran kepada penulis sehingga laporan ini bisa penulis selesaikan.
  7. Bpk Ir.Endang Sunandar,M.Kom, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan saran-saran kepada penulis sehingga laporan ini bisa penulis selesaikan.
  8. Bapak Iriawan, Direktur PT.Gramaselindo Utama
  9. Kedua Orang Tua penulis, yang telah memberikan doa serta dukungan moril dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan baik. Serta rekan-rekan mahasiswa/i yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan semangat kepada penulis

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, baik dari segi materi maupun teknis hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis berharap Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi Pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat untuk kedepannya

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah menjadikan ilmu komputer bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komputer dapat membantu pekerjaan manusia dengan efektif dan efisien. Selain itu komputer dapat menghasilkan nilai informasi yang akurat. Dengan banyaknya kemudahan yang dapat diperoleh dengan menggunakan sistem komputerisasi tersebut, maka tidak sedikit perusahaan yang telah menerapkan sistem komputerisasi tersebut.

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya (resources) yang penting dalam perusahaan sebagai tenaga penggerak. Perusahaan memiliki kewajiban memberikan imbalan atas kerja keras, waktu dan pemikiran dari karyawan dengan berupa gaji, tunjangan, bonus yang sesuai dan tepat waktu. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan loyalitas dari perusahaan dan meningkatkan semangat karyawan perusahaan untuk tetap produktif dalam mengerjakan tugas-tugas nya.

Ketelitian dalam menghitung gaji yang akan dibayarkan merupakan hal yang sangat penting. Bila sering terjadi kesalahan dalam penghitungan gaji tentu akan menimbulkan masalah. Solusi yang terbaik dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan sistem komputerisasi. Karena di dalam perusahaan, proses pengolahan data dengan bantuan komputer diharapkan akan menghasilkan data yang benar, cepat dan akurat, sehingga dapat meringankan pekerjaan terutama dalam pekerjaan hitung-hitungan yang kompleks dan kemungkinan kesalahan yang terjadi relatif kecil

Sistem Pengolahan Penggajian yang termasuk didalamnya penghitungan pajak penghasilan karyawan pada PT. Gramaselindo Utama masih menggunakan sistem manual sehingga menyebabkan proses penggajian sering terlambat dan kurang efektif. Perusahaan ini sebenarnya membutuhkan suatu sistem perhitungan PPh Pasal 21 yang cepat dan akurat sehingga proses kerja bagian personalia dan keuangan menjadi lebih efektif. Kesulitan sering ditemukan dalam pengolahan data penggajian, hal ini dikarenakan sistem pengolahan datanya yang masih manual sehingga mutu kinerja operasional menjadi kurang.

Perusahaan sebagai wajib pajak badan memiliki kewajiban untuk menyetorkan PPh Pasal 21 atas pekerjaan ataupun jasa, apabila perusahaan tidak melaksanakan kewajiban pemotongan pajak akan dikenakan sanksi berupa denda. Maka dari itu, perusahaan membutuhkan suatu sistem untuk menghitung pajak penghasilan pasal 21 dari penghasilan yang diberikan kepada karyawan.

Berdasarkan uraian di atas maka harus dilakukan penelitian khusus perhitungan PPh pasal 21 dan diberi judul “Perancangan Sistem Informasi Perhitungan PPh 21 Pada PT. Gramaselino Utama, Utan Kayu – Jakarta Timur”.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya, penelitian ini berkaitan dengan Pengembangan Sistem Informasi perhitungan PPh pasal 21 pada karyawan PT.Gramaselindo Utama. Beberapa hal akan dikemukakan mengenai perancangan sistem informasi yang saat ini berjalan, serta adanya masalah-masalah yang terjadi pada sistem informasi. Selanjutnya, akan dinyatakan dan dijelaskan mengapa masalah ini penting dan menarik untuk dipecahkan.

Berdasarkan dari uraian diatas maka diambil beberapa pokok permasalahan :

  1. Bagaimana sistem informasi penggajian yang sedang berjalan dan perhitungan pajak penghasilan pasal 21 saat ini pada PT.Gramaselindo Utama?

  2. Apakah proses pengolahan Penggajian pada PT. Gramaselindo Utama berjalan dengan efektif dan efisien?

  3. Apakah laporan penggajian pada PT. Gramaselindo Utama yang berjalan selama ini dapat dihasilkan dengan cepat dan akurat?

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan penelitian Skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu ruang lingkup. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan penelitian Skripsi ini yaitu :

  1. Aktivitas penggajian meliputi: perhitungan gaji bulanan, tunjangan, bonus dan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 yang langsung dibebankan pada perhitungan gaji.

  2. Aktivitas kepegawaian yaitu: kegiatan pembayaran gaji karyawan beserta bonus.

  3. Laporan–laporan yang dihasilkan yaitu laporan gaji karyawan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan. Adanya tujuan penelitan adalah untuk menentukan arah dari suatu penelitian. Tujuan merinci apa saja yang ingin diketahui, sehingga jika permasalahan sudah terjawab maka tujuan penelitian sudah tercapai. Dan dalam menentukan tujuan penelitian juga harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang ada.

Dalam penulisan penelitian Skripsi ini, dibagi tujuan penelitian dalam (3) tiga kriteria yaitu :

a. Tujuan Operasional

Tujuan operasional dari penelitian ini yaitu:

  1. Mengetahui bagaimana sistem informasi penggajian dan penghitungan PPh Pasal 21 yang sedang berjalan pada PT.Gramaselindo Utama.

  2. Mengetahui bagaimana proses pengolahan data Penggajian Karyawan pada PT.Gramaselindo Utama.

  3. Mengetahui apakah proses pelaporan data Penggajian yang berjalan pada PT.Gramaselindo Utama dapat dibuat secara cepat dan akurat.

  4. Memberi masukan kepada perusahaan untuk meningkatkan pengendalian internal perusahaan dan menggunakan sistem informasi penggajian 
yang terkomputerisasi dan terintegrasi.

b. Tujuan Fungsional

  1. Mampu menganalisa sistem informasi penggajian yang sedang berjalan pada PT.Gramaselindo Utama.

  2. Mampu menganalisa proses pembuatan laporan data Penggajian dan penghitungan PPh Pasal 21 pada PT.Gramaselindo Utama.

c. Tujuan Individual

  1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah pada dunia kerja.

  2. Menambah pengalaman tentang sistem kerja secara langsung agar siap menghadapi dunia kerja nantinya.

  3. Sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana.

Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah menerapkan ilmu yang diperoleh selama belajar di Perguruan Tinggi Raharja dengan membuat penelitian Skripsi secara sistematis.

  1. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan hasil yang efektif serta efisien dari prosedur pengelolaan data perhitungan PPh Pasal 21 pada PT.Gramaselindo Utama.

  2. Mengetahui kendala-kendala pada sistem informasi perhitungan PPh Pasal 21 pada PT.Gramaselindo Utama.

Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam Skripsi ini, digunakan metode penelitian sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi
    Penulisan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti terhadap data-data kepegawaian serta menganalisa sistem yang dibutuhkan untuk mengetahui unsur-unsur dari sistem tersebut

  2. Metode Wawancara
    Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dengan tatap muka dan tanya jawab secara lisan yang dilakukan oleh Narasumber yang berada di lingkungan perusahaan PT.Gramaselindo Utama.

  3. Metode Pustaka
    Suatu metode untuk mendapatkan data dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian dari berbagai sumber yang tertulis dan mempelajari unsur-unsur objek yang diteliti.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem
    Setelah identifikasi data dilakukan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada diolah dan dianalisa agar mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Dalam metode analisa sistem dilakukan 4 (empat) tahap :
    a.Survey terhadap sistem yang sedang berjalan.
    b.Analisis terhadap temuan survey.
    c.Identifikasi temuan survey.
    d.Identifikasi persyaratan sistem.
    Selanjutnya hasil analisa tersebut dibuat kedalam sebuah laporan yang diharapkan dapat membantu proses perancangan sistem.

Metode Perancangan Program

  1. Perancangan Model
    Didalam penelitian ini, diusulkan metode rancangan model yang berorientasi objek dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram dengan software Visual Paradigm.

  2. Bahasa Pemograman.
    Didalam penelitian ini, diusulkan metode rancangan bahasa pemograman dengan menggunakan bahasa pemrogramman ASP (Active Server Pages), pembuatan database pada SQL Server 2005, untuk membuat desain menggunakan aplikasi Adobe Dreamweaver CS3, dan aplikasi penghubung yang menyambungkan ASP dan SQL Server 2005 dengan IIS (Internet Information Services).

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam membuat penulisan Skripsi dan pembahasannya secara sistematis, maka penelitian Skripsi ini terdiri dari beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab ini berisi tentang pengertian-pengertian konsep dasar sistem dan definisi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. seperti : Definisi konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, karakteristik sistem, serta teori-teori umum seperti definisi gaji, pegawai tetap, dimana teori-teori tersebut berhubungan dengan judul penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada Bab ini akan menjelaskan tentang sejarah singkat PT.Gramaselindo Utama. Struktur organisasi, tugas dan uraian Jabatan, sistem yang berjalan. Pada bab ini juga dibahas permasalahan yang dihadapi serta alternatif pemecahan masalah dan juga user requirement yang digambarkan melalui elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada Bab ini merupakan hasil desain perancangan sistem informasi perhitungan PPh Pasal 21 yang diusulkan, sistem yang diusulkan menggunakan ASP (active serve pages) merancang tampilan sistem yang diusulkan, rancangan kontrol sistem yang diusulkan, sarana pengolahan data spesifikasi hardware dan software, perancangan proses serta rancangan implementasi sistem yang diusulkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan perbaikan dimasa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan Skripsi ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang sistem menurut para ahli yaitu

a. Definisi Sistem

Menurut (Tata Sutabri 2012:3),”suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu.

Menurut Tata Sutabri (2012:17), sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling bergantung. Sedangkan sistem yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

“Sistem merupakan suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, sistem dapat berjalan jika komponen-komponen yang ada di dalamnya bisa bekerja sama membentuk suatu lingkaran yang tidak dapat dipisahkan.” (CCIT Vol.6 No.2 Nasaruddin, dkk. Januari, 2013:226-227).

b. Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Menurut Sutabri (2012:20), "sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem". Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra sistem.

Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem kesubsistem yang lain. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data” adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.

Keluaran Sistem (Output)
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, di mana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitemlainnya.

Pengolahan Sistem (Procces)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya. Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

c. Klasifikasi Sistem

Klasifikasi Sistem Menurut Yakub (2012:4)[1]. bahwa Sistem dapat diklasifikasikan dari bebrapa sudut pandang. Klasifikasi sistem tersebut diantaranya:

  1. Sistem tak tentu (probabilistic system), adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat di prediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  2. Sistem abstrak (abstract system), adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan contoh abstrac system.

  3. Sistem fisik (physichal system), adalah sistem yang ada secara fisik. Sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan contoh phisical system.

  4. Sistem tertentu (deterministic system), adalah sistem yang beroprasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antar bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer sudah diperogramkan, merupakan contoh deterministic system

  5. Sistem tertutup (closed system), sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berintraksi dan tidak dipengaruhi dengan lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi.

  6. Sistem terbuka (open system), adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungandan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan contoh open system, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Jogiyanto (2014:18)[2].“ Informasi didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna atau berarti bagi penerimanya menggambarkan suatu kejadian (event).

Menurut Yakub (2014:17)” Informasi adalah data penting dan memberikan pengetahuan yang berguna, informasi merupakan pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan keterangan atau pengetahuan.

Menurut Yakub (2014:18)” Informasi adalah data diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan

  1. Fungsi Informasi
    Menurut Tata Sutabri (2012:31), fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

  2. Kualitas Informasi
    Menurut Jogiyanto (2012:9), Kualitas informasi dapat dilihat dari demensi-dimensi yang dimiliki oleh informasi. Kualitas dari informasi (quality of information) tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu:
    a)Relevan (relevance), Artinya informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akan berbeda.
    b)Tepat waktu (timeliness), Artinya informasi tersebut datang pada penerimanya tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah lama dan banyak orang yang tau tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
    c)Akurat (accuracy), Artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan, Akurat juga berarti informasi harus jelas maksud dari informasi yang disampaikan. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.

  3. Nilai Informasi
    Suatu informasi dikatakan bernilai bila informasi lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Pengukuran 23 suatu nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analisis Cost Effectiveness atau Cost Benefit.
    Adapun 10 (sepuluh) sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut:
    a)Kemudahan dalam memperoleh Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
    b)Sifat luas dan kelengkapannya Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
    c)Ketelitian (Accuracy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
    d)Kecocokan dengan Pengguna (Relevance) informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
    e)Ketepatan waktu Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima atau usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
    f)Kejelasan (Clarity) Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
    g)Fleksibilitas, Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manager atau pimpinan pada saat pengambilan keputusan.
    h)Dapat dibuktikan, nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.
    i)Tidak ada prasangka, nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
    j)Dapat diukur, informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.

Konsep Dasar Sistem Informasi

a) Definisi Sistem Informasi

Menurut O’brian (2012:16)[3]., bahwa “sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.

Menurut Tata Sutabri (2012:46), berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan

Menurut Sutarman (2012:13)[4]., berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi)”.

Dan sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerimanya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi merupakan gabungan dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi dan data yang saling berinteraksi untuk menyimpan, mengumpulkan, memproses, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.

b) Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2012:20)[2]., berpendapat bahwa“Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen sistem informasi disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari blok masukan (input block, blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), dan basis data (database block)”.

  1. Blok Masukan (Input Block)
    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  2. 2Blok Model (Model Block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3. Blok Keluaran (Output Block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4. Blok Teknologi (Technology Block)
    Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

  5. Blok Basis Data (Database Block)
    Basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).

  6. Blok Kendali (Control Block)
    Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

c)Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Tujuan sistem informasi terdiri dari kegunaan (Usefulness), ekonomi (Economic), keandalan (Realibility), pelayanan langganan (Customer Service), kesederhanaan (Simplicity), dan fleksibilitas (Fleksibility).

  1. Kegunaan (Usefulness), Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.

  2. Ekonomi (Economic),Semua bagian komponen sistem termasuk laporan pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.

  3. Keandalan (Realibility), Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

  4. Pelayanan Langganan (Customer Service), Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada parapelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.

  5. Kesederhanaan (Simplicity),Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti

  6. Fleksibilitas (Fleksibility),Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana system beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1.Definisi Analisa Sistem

Informasi di dalam suatu organisasi sangatlah penting dan tidak dapat dikesampingkan keberadaannya, karena informasi dapat membuat suatu organisasi meraih tujuan dari didirikannya organisasi tersebut. Dengan informasi suatu organisasi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan dengan informasi juga suatu organisasi dapat mengontrol semua aktifitas yang ada di dalamnya

Organisasi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya apabila mendapatkan informasi yang benar dan tidak dibuat-buat. Oleh karena itu setiap informasi tidaklah dapat langsung digunakan sebelum di koreksi terlebih dahulu tingkat kebenarannya. Dikarenakan hal itu maka muncullah system informasi sebagai jawaban dari kekhawatiran penyampaian informasi yang salah.

Menurut Apriyanti (2012:16)[5]., bahwa “Analisa sistem adalah orang yang menganalisa dan mengembangkan sistem untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan, dan menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem yang diharapkan dapat diusulkan alternatif perbaikan sistem tersebut”.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, analisis sistem merupakan teknik pemecahan masalah dengan mempelajari suatu sistem informasi untuk merancang sistem baru atau melakukan perbaikan-perbaikan dari sistem informasi yang berjalan.

2.Tahap Analisa Sistem

Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.

Menurut Henderi, Maimunah dan Randy Andrian (2011:322)[6]. “Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.

Tahapan analisa dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahapan analisa merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di tahap ini dapat menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Maka dapat diketahui bahwa tujuan dari analisa sistem adalah sebagai berikut :

  1. Memahami kerja sistem yang ada.

  2. Menentukan kelemahan-kelemahan sistem yang lama selanjutnya diusulkan perbaikannya.

  3. Mengidentifikasikan masalah-masalah kebutukan pemakai (user) dengan mempelajari bentuk formulir dan laporan-laporan yang telah dihasilkan oleh sistem yang sedang berjalan.

3.Tujuan Analisa Sistem

Adapun tujuan dari analisa sistem adalah :

  1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

  2. Membantu para pengambil keputusan.

  3. Mengevaluasi sistem yang telah ada.

  4. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai berupa pengolahan data maupun pembuatan laporan baru.

  5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem.

Konsep Dasar Unified Modelling Language (UML)

Definisi Unified Modelling Language(UML)

Menurut Widodo, (2011:6)[7]., “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik” dan berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa pemodelan atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented Programming).

Model UML (Unified Modelling Language).

Menurut Widodo (2011:16) Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan 9 (Sembilan) jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain:

  1. Diagram kelas (Class diagram)
    Diagram kelas bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

  2. Diagram paket (Package Diagram)
    Diagram paket bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

  3. Diagram use-case
    Diagram use case bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

  4. Diagram interaksi dan sequence (urutan)
    Diagram komunikasi bersifat dinamis. Diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu

  5. Diagram komunikasi (communication diagram)
    Diagram komunikasi bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

  6. Diagram statechart (statechart diagram)
    Diagram statechart bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

  7. Diagram aktivitas (activity diagram)
    Diagram aktivitas bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

  8. Diagram komponen (component diagram)
    Diagram komponen bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

  9. Diagram deployment (deployment diagram)
    Diagram deployment bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya.

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flowdiagram, entity relationship diagram dan sebagainya.

Konsep Pemodelan Menggunakan UML (Unified Modelling Language)

Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang mempersentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management)”.

Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML)

Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) diantaranya sebagai berikut :

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.

  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antamuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya, petakan komponen ke dalam node.

  11. Mulailah membangun system, ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
    a)Pendekatan use case dengan mengakses setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
    b)Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu

  12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta kodenya, model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.

  13. Perangkat lunak siap dirilis

Bangun Dasar Metodologi Unified Modelling Language (UML)

Bangunan dasar metodologi Unified Modeling Language (UML) menggunakan 3 (tiga) bangunan dasar yang digunakan untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan yaitu :

a) Sesuatu (Things)

Ada 4 (empat) things dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:

  1. Structural Things, Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

  2. Behavioral Things, Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

  3. Grouping Things, Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

  4. Annotational Things, Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

b) Relasi (Relationship)

Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:

  1. Kebergantungan, Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya

  2. Asosiasi, Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

  3. Generalisasi, Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas kebawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah keatas dinamakan generalisasi.

  4. Realisasi, Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

Definisi diagram UML (Unified Modeling Language)

Menurut Widodo (2011:10), bahwa beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain :

  1. Class Diagram, Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi.

  2. Package Diagram,Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

  3. Use Case Diagram, Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpnan use-case dan aktor- aktor (suatu jenis khusus dari kelas).

  4. Sequence Diagram, Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam waktu tertentu.

  5. eCommunication Diagram, Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML yang menekankan organisasi struktural dari objek- objek yang menerima serta mengirim pesan.

  6. State Chart Diagram, Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan- keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktifitas.

  7. Activity Diagram, Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memeperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.

  8. Component Diagram, Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi kebergantungan sistem/ perangkat lunak pada komponen- komponen yang telah ada sebelumnya.

  9. Deployment Diagram, Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time).

Kesimpulan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya (misalnya data flow diagram, entityrelationship diagram, dan sebagainya).

Teori Khusus

Definisi Absensi

Menurut Yulita (2011:88)[8]. Absensi adalah suatu yang digunakan untuk mencatat waktu yang telah ditentukan oleh bagian administrasi sebagai bukti bahwa hadir atau tidaknya seseorang.

Jenis-jenis absensi ada beberapa jenis absensi, yang membedakan jenis-jenis absensi adalah cara penggunaannya dan tingkat daya gunanya. Secara umum jenis-jenis absensi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

  1. Absensi Manual Absensi manual adalah cara pengantrian kehadiran dengan cara menggunakan pena (tanda tangan).

  2. Absensi Non Manual (dengan menggunakan alat) Absensi non manual adalah cara pengantrian kehadiran dengan menggunakan sistem terkomputerisasi, bias menggunakan kartu dan barcode, finger print ataupun dengan menggunakan NIP dan sebagainya.

Definisi Pegawai

Menurut link www.kbbi.wed.id pegawai adalah orang yang bekerja pada pemerintah, perusahaan dan lainnya. Pegawai merupakan kelompok atau anggota disuatu organisasi dan melaksanakan pekerjaaan yang telah ditetapkan dan merupakan pekerjaan yang melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan sesuai dengan apa yang akan dicapai.

Definisi Gaji

Menurut link www.kbbi.web.id gaji adalah imbalan kepada pegawai yang diberikan atas tugas-tugas administrasi dan pimpinan yang jumlahnya biasanya tetap secara bulanan”. “Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mengatakan gaji/upah adalah hak-hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai bentuk imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan 35 menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundangudangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakuakan.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa gaji merupakan suatu kompensasi yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pegawai sebagai balas jasa atau kinerja yang telah diberikan terhadap perusahaan. Kompensasi tersebut biasanya diberikan bulanan kepada pegawai.

Definisi Pajak Penghasilan Pasal 21

  1. Definisi Pajak Penghasilan
    Menurut link www.pajak.go.id pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.

  2. Definisi Pajak Penghasilan Pasal 21
    Menurut link www.pajak.go.id pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengertian Pajak Penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah “ pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau perseorangan dan badan berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak”. Yang dimaksud penghasilan menurut pasal 4 ayat (1) Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008. Menurut link www.tarif.depkeu.go.id pajak penghasilan, adalah “setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”. Menurut link www.pajak.go.id pajak penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri.

  3. Kebijakan Pajak Penghasilan PPh 21
    Dasar hukum Pajak Penghasilan PPh pasal 21 yaitu :
    1.Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
    2.Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008.
    3.Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 541/KMK.04/2000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.
    4.Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254/PMK.03/2008 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
    5.Peraturan Direktur Jenderal Pajak[9]. Nomor PER-31/PJ/2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21/26.
    6.Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Kena Pajak. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

  4. d) Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Seperti yang telah kita ketahui, mulai bulan Juli 2015, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) telah berubah. Sekarang untuk Wajib Pajak yang berstatus tidak kawin dan tidak mempunyai tanggungan jumlah PTKP-nya sebesar Rp 36.000.000,00 atau setara dengan Rp 3.000.000,00 per bulan. Dengan adanya perubahan itu, tata cara penghitungan PPh Pasal 21 juga mengalami perubahan. Perubahan itu diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi

Berdasar aturan tersebut, yang berkewajiban melakukan Pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 adalah pemberi kerja, bendahara atau pemegang kas pemerintah, yang membayarkan gaji, upah dan sejenisnya dalam bentuk apapun sepanjang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan; dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua; orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar honorarium, komisi atau pembayaran lain dengan kondisi tertentu dan penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi berkenaan dengan suatu kegiatan.

Penghitungan PPh Pasal 21 menurut aturan yang baru tersebut, dibedakan menjadi 6 macam, yaitu : PPh Pasal 21 untuk Pegawai tetap dan penerima pensiun berkala; PPh pasal 21 untuk pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas; PPh pasal 21 bagi anggota dewan pengawas atau dewan komisaris yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap, penerima imbalan lain yang bersifat tidak teratur, dan peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai yang menarik dana pensiun. Di kesempatan ini akan dipaparkan tentang contoh perhitungan PPh pasal 21 untuk Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun Berkala.

Konsep Dasar Analisis

a) Definisi Analisi SWOT

Menurut pandangan beberapa ahli Analisis SWOT dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

Menurut Freddy Rangkuti (2011:64)[10]., berpendapat bahwa “SWOT adalah dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Analisis SWOT adalah salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek, atau konsep bisnis/ usahanya yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar).

b) Tujuan Analisis SWOT

Menurut Meta Amalia Dewi dan Henderi (2011:174)Kesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref>., “ASP adalah singkatan dari Active Server Pages yang merupakan salah satu bahasa pemrograman web untuk menciptakan halaman web yang dinamis.

Langkah utama yang harus dimengerti bahwa tidak ada editor khusus untuk mengetikan script ASP (kode-kode program ASP) tersebut. Kita dapat menggunakan editor seperti Notepad, Notepad++, Wordpad, Editplus, Microsoft Frontpage, Macromedia Dreamweaver dan sebagainya.

b) Sintaks Dasar ASP

Script ASP dapat terletak dimana saja dan dapat berkombinasi dengan tag-tag HTML. Dalam sebuah file ASP hanya terdapat satu delimiter pembuka dan penutup. Bentuk umum :

Definisi SQL Server dan IIS

a) Definisi SQL Server

Menurut Indradjani (2015:1)[11]. , “SQL Server adalah RDMS (Relational Database Management System) yang dikembangkan oleh Microsoft”. SQL Server merupakan software yang berfungsi untuk menampung dan mengambil data yang diminta oleh aplikasi lain pada komputer yang sama atau pada komputer lain melalui jaringan/internet.

SQL singkatan dari Structure Query Language.SQL Server yaitu suatu aplikasi untuk membuat database, maka dari itu diperlukan perintah-perintah (query) untuk membuat database tersebut. Berikut ini adalah beberapa peritah-perintah (query) dalam SQL :

  1. CREATE DATABASE; Digunakan untuk membuat database.

  2. CREATE TABLE; Digunakan untuk membuat table. Hal yang harus diperhatikan adalah sebelum pembuatan table maka Database harus sudah ada dulu.

  3. DROP; Untuk menghapus database atau table.

  4. ALTER; Digunakan untuk memodifikasi table, prosedur, triger, view, database.

  5. INSERT; Digunakan untuk memanipulasi isi table. Menipulasi yang dimaksud adalah memasukkan data/baris baru dalam suatu table.

  6. UPDATE; Digunakan untuk mengubah data pada sebuah table.

  7. DELETE; Seperti namanya, query ini berfungsi untuk menghapus data pada sebuah table.

b) Definisi IIS (Internet Information Servises)

Menurut Sitorus (2012:11), “IIS merupakan komponen yang lengkap dibandingkan web server lain yang berjalan / terdapat di dalam Operating System (OS) Windows.

Menurut Iqbal (2013:3)[12]., “IIS atau Internet Information Services adalah sebuah HTTP web server seperti Apache yang digunakan dalam sistem operasi server Windows.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan IIS (Internet Information Services) merupakan suatu web server yang berjalan / terdapat dalam sistem operasi Windows.

c) Fitur IIS

Adapun fitur dari IIS menurut Iqbal (2013:4), sebagai berikut :

  1. Terintegrasi dengan Windows NT secara penuh (sistem keamanan, auditing, dan izin akses NTFS).

  2. Mendukung penuh protokol HTTP versi 1.1.4

  3. Sudah mencakup protokol FTP.

  4. Dukungan terbatas untuk protokol SMTP.

  5. Dukungan untuk protokol NNTP.

  6. Dukungan untuk protokol keamanan SSL.

  7. Dapat digunakan sebagai platform di mana aplikasi web berjalan, yakni dengan menggunakan Active Server Pages (ASP), ASP.NET, Internet Server API (ISAPI), Common Gateway Interface (CGI), Microsoft.NET Framework, Microsoft Visual Basic Scripting (VBScript), JScript, dan beberapa bahasa skrip yang dapat diinstalasikan seperti Perl atau PHP.

  8. Mengizinkan aplikasi web untuk dijalankan sebagai proses yang terisolasi dalam ruangan memori yang terpisah untuk mencegah satuaplikasi membuat crash aplikasi lainnya.

  9. Dapat diatur dengan beberapa cara: Microsoft Management Console, via web browser, atau menggunakan skrip Windows Scripting Host.

  10. 10. Bandwidth throttling yang dapat mencegah sebuah situs web memonopoli bandwidth yang tersedia.

IIS pertama kali muncul dengan versi 1.0 dan IIS yang terbaru sekarang ini dengan versi 7.5 yang dapat dijalankan pada Windows 7.

Konsep Dasar Adobe Dreamweaver

a) Definisi Adobe Dreamweaver

Menurut pandangan beberapa ahli Adobe Dreamweaver dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:384)[13]., berpendapat bahwa “Dreamweaver adalah sebuah produk web developer yang dikembangkan oleh Adobe Systems Inc., sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, yang kemudian sampai saat ini perkembangannya diteruskan oleh Adobe Systems Inc, Dreamweaver dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Creative Suite (CS)”.

Menurut Milician (2012:5)[14]., berpendapat bahwa “Dreamweaver CS3 is a powerful Hypertext Markup Language (HTML) editor used by professionals, as well as beginners. (Dreamweaver CS3 adalah Hypertext Markup Language (HTML) editor yang digunakan oleh professional serta pemula”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk membangun atau membuat sebuah web oleh kalangan professional atau pemula.

b) Ruang Kerja Adobe Dreamweaver

Ruang Kerja atau Workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver. Ruang kerja Dreamweaver terdiri dari Welcome Screen, Menu, Insert Bar, Document Window, CSS Panel, Aplication Panel, Tag Inspector, Property Inspector, Result Panel, dan Files Panel.

Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut di bawah ini gambar dan penjelasannya:

Gambar 2.1. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS3

Keterangan Gambar 2.1. :

  1. Document Window berfungsi menampilkan dokumen yang sedang dikerjakan.

  2. Insert Bar mengandung tombol-tombol untuk menyisipkan berbagai macam objek seperti image, table dan layer ke dalam dokumen.

  3. Document Toolbar berisikan tombol-tombol dan menu pop-up yang menyediakan tampilan berbeda dari Document Window.

  4. Panel Groups adalah kumpulan panel yang saling berkaitan satu sama lainnya yang dikelompokkan dibawah satu judul.

  5. Tag Selector berfungsi menampilkan hirarki tag disekitar pilihan yang aktif pada Design View.

  6. Property Inspector digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai properti objek atau teks.

  7. Files Panel digunakan untuk mengatur file-file dan folder-folder yang membentuk situs.

Konsep Dasar Black Box Testing

a) Definisi Black Box Testing

Menurut pandangan beberapa ahli Black Box Testing dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

Menurut Agustiar Budiman (2012:4)[15]., berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”

Menurut Soetam Rizky (2013:264)[16]., berpendapat bahwa “Black boxtesting adalah tipe testingyang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba blackbox bukan merupakan alternatif dari uji coba whitebox, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode whitebox testing. BlackBoxTesting dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

Uji coba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  2. Kesalahan interface

  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

  4. Kesalahan performa

  5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Tidak seperti metode whitebox yang dilaksanakan diawal proses, uji coba blackbox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba blackbox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

  5. Melakukan pengujian.

  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

b) Metode Pengujian dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning EquivalencePartioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  2. Boundary Value Analysis Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundaryvalueanalysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  3. Cause-Effect Graphing Techniques
    Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:
    a.Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
    b.Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
    c.Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
    d.Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

  4. Comparison Testing Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara paralel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

  5. Sample and Robustness Testing
    a.Sample Testing
    Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.
    b.Robustness Testing
    Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  6. Behavior Testing dan Performance Testing
    a.Behavior Testing
    Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.
    b.Performance Testing
    Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

  7. Requirement Testing
    a.Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
    b.Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
    c.Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix

  8. Endurance Testing
    Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Konsep Dasar Perancangan Sistem Informasi

a) Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[17]., “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Al-Jufri (2011:141)[18]., “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai perancangan sistem dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari proses menganalisa sistem.

b) Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Mahdiana (2011:37), “Tahap Perancangan Sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan.”

Menurut Sutabri (2012:225)[19]., tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :

  1. Rancangan sistem secara umum Memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.

  2. Rancangan sistem secara rinci Dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.

c) Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), Tahap Perancangan / Desain Sistem mempunyai 2 (dua) tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Elisitasi

a) Definisi Elisitasi

Menurut pandangan beberapa ahli pengertian elisitasi, antara lain sebagai berikut:

Suryo Guritno (2011:302)[20]., berpendapat bahwa “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Menurut Adi Nugroho (2012:10), berpendapat bahwa “Akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang diinginkan dan disanggupi oleh penyusun untuk dieksekusi.

b) Jenis Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302) Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II
    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.
    a.(M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    b.(D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
    c.(I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.
    a.(T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    b.(O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    c.(E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:
    1.High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2.Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
    3.Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

  4. Final Draft Elicitation
    Menurut Suryo Guritno (2011:304), berpendapat bahwa “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literatur Review

Definisi Literatur Review

Menurut pandangan beberapa ahli pengertian literatur review, antara lain sebagai berikut:

Menurut Suryo Guritno (2011:86), berpendapat bahwa “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwaliterature review adalah pengadaan survey tentang penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti lain sebagai bahan pendukung penelitian.

Manfaat Literatur Review

Menurut Soleh (2013: 17-71), berpendapat bahwa “Literatur review diperlukan sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasi kesenjagan (idenfygaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui yang spesialis dan area penelitian dibidang yang sama”.

Bentuk-Bentuk Literatur Review

Menurut Guritno (2011:93), terdapat beberapa bentuk tinjauan pustaka dan tidak ada kesepakatan tentang bentuk yang lebih disukai. Tinjauan pustaka bisa berbentuk terpadu (integrative), yaitu semata-mata merupakan rangkuman hasil penelitian sebelumnya (summary of past research). Model ini sangat populer dalam disertasi-disertasi di Amerika Serikat. Bentuk kedua adalah Tinjauan Teoritis (Theoretical Review). Peneliti semata-mata memfokuskan pada teori-teori yang sudah eksis dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Bentuk ini dapat ditunjukkan pada artikel-artikel di jurnal tertentu. Bentuk terakhir adalah Tinjauan Metodologis (Methodological Review). Penelitian memusatkan diri pada metode dan definisi. Tinjauan ini bukan hanya menyajikan rangkuman penelitian-penelitian sebelumnya, tetapi juga merupakan kritik aktual tentang keunggulan dan kelemahan penelitian sebelumnya dari aspek metodologi. Sebagian ini penelitian ini menggunakan metode ini dalam disertasi serta disajikan pada bab tinjauan pustaka (Review of Related Literature). Bentuk ini sering pula ditemukan pada berbagai artikel dalam jurnal-jurnal ilmiah.

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Syiful Amarullah Isnaini[21]. dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2010[22]. yang berjudul “Aplikasi Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan SSP Multi Function Berbasis WEB (Study Kasus : CV Buana Mitra Consulting)”. CV Buana Mitra Consulting adalah perusahaan jasa konsultan pajak yang mengunakan internet sebagai alat untuk mengoptimalisasi pekerjaannya. Dalam menangani kliennya yang berjumlah puluhan, terkadang mengalami kesulitan karena terbatasnya karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah fasilitas aplikasi perhitungan pajak PPh 21 badan dan SSP berbasis WEB. Metode yang dilakukan adalah metode pengumpulan data, dengan observasi, wawancara dan study pustaka.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Butet Uli Artha Panjaitan[23]. dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2010 yang berjudul “Evaluasi Perhitungan Pajak Pengahilan Pasal 21 Study Kasus Pada PT X” Dalam menjalankan kegiatan usaha, factor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan adalah Sumber Daya Manusia. Perusahaan sebagai wajib pajak badan / pemilik perusahaan memiliki kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak PPh 21 atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau di peroleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Tujuanya dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan pajak penghasilan Pasal 21dalam satu tahun pajak telah mengacu pada peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Maghfirah[24]., Hera Bugis Indina dari Universitas Hasanudin Makasar 2013 yang berjudul “Analisis Perencanaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pegawai Tetap pada PT Semen Tonasa” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meminimalisir jumlah kewajiban pajak terutang yang harus dibayarkan dan sesuai dengan undang - undang perpajakan yang berlaku dan ingin melihat sejauh mana pengaruh perencanaan pajak atas PPh 21 yang di bayarkan oleh PT Semen Tonasa sehingga mendapatkan laba yang optimal. Hasil yang di dapatkan dari penelitian ini adalah bahwa PT Semen Tonasa telah melakukan perencanaan pajak dengan baik karena adanya keuntungan yang di dapat dengan melakukan penghematan pajak dan peningkatan laba komersial.

BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

PT.Gramaselindo Utama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan barang produk kabel, elektronik dan aksesoris elektronik. PT.Gramaselindo Utama ini berlokasi di Jalan Utan Kayu Raya No.01 Matraman - .Jakarta Timur, DKI Jakarta. Sejak berdirinya PT.Gramaselindo Utama telah menangani berbagai macam permintaan produk untuk memenuhi P.O yang telah masuk dan mengerjakan sesuai pemesanan yang diinginkan. Dengan ketentuan waktu, harga, dan pengiriman yang telah disepakati tentunya, P.O yang telah dibuka dari customer pribadi maupun PT lain yang telah mempercayai PT.Gramaselindo Utama dapat mengalahkan pesaing lain karena harga yang relatif murah sehingga PT.Gramaselindo Utama bisa terus maju dan berkembang dalam bidang pembuatan kabel hingga saat ini.

Tujuan Perusahaan

Suatu perusahaan tentu mempunyai sejarah tentang awal berdiri dan struktur organisasinya serta tugas dan fungsi berbeda-beda. Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai atau diwujudkan dan dapat dikatakan merupakan salah satu motivasi dari aktivitas kerja suatu perusahaan

Tanpa adanya tujuan, tidak akan mungkin suatu perusahaan akan teratur dan berkesinambungan. Manusia merupakan unsur penting dalam melaksanakan atau menangani berbagai jenis pekerjaan dalam perusahaan atau organisasi. Kerjasama merupakan unsur yang menentukan dalam pekerjaan, sebab tanpa adanya kerjasama dari tiap personil atau divisi, tujuan yang akan dicapai tidak akan ada artinya, bagaimanapun ahlinya yang menangani pekerjaan tersebut.

Sejarah Perusahaan

PT.Gramaselindo Utama berdiri pada tanggal 28 Februari 2005 dan mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggan 12 April 2005. Oleh Bpk. Gunawan Djaja Saputra dan Istrinya Mursiawaty Suryadinata yang beralamat di Jalan Kramat VI No.10 Jakarta Pusat, DKI Jakarta dengan Nomor Telepon 021-3152154. Pada tanggal 14 maret 2015 PT.Gramaselindo Utama dipindahkan dikarenakan ketersediaan barang yang menumpuk sehingga harus memiliki tempat yang lebih luas. PT.Gramaselindo Utama Pindah ke Jalan Utan Kayu Raya No.01 Matraman – Jakarta Timur, DKI Jakarta dengan nomor telepon 021-29526218.

Dengan pindah tempat PT.Gramaselindo Utama pun telah mengubah susunan organisasi perusahaan. Bpk. Gunawan Djaja Saputra mengundurkan diri dari PT.Gramaselindo Utama dikarenakan harus mengurusi perusahaan lainnya yaitu PT.Gracias Telekomunikasi. PT.Gramaselindo Utama yang sebelumnya dipimpin oleh Bpk.Gunawan Djaja Saputra kini digantikan oleh Bpk. Iriawan sejak tanggal 14 Maret 2015. Istrinya Bpk.Gunawan Djaja Saputra tetap membantu di PT.Gramaselindo Utama dengan Jabatan Komisaris Utama dan Bpk.Iriawan menjadi Direktur Utama.

PT.Gramaselindo Utama adalah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam penyediaan bahan untuk kabel, telekomunikasi dan listrik aksesoris. PT.Gramaselindo Utama berfokus pada kolaborasi yang efektif untuk menyelesaikan proyek-proyek pelanggan dari semua ukuran dengan tingkat tinggi layanan dan nilai-nilai. Kepuasan pelanggan selalu menjadi prioritas karena bisnis dan reputasi PT.Gramaselindo Utama telah dibangun atas dasar kepercayaan dan kehandalan. PT.Gramaselindo Utama menjamin pelanggan dengan produk berkualitas tinggi namun biaya pelayanan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. PT.Gramaselindo Utama terus membangun kemampuan dan praktik terbaik untuk menghasilkan penemuan solusi inovatif bagi pelanggan PT.Gramaselindo Utama dan klien. Sebagai mitra terpercaya, PT.Gramaselindo Utama membantu pelanggan untuk membangun sebuah tim yang ditentukan dalam mencapai standar kualitas tertinggi dan efektivitas biaya yang tersedia di pasar .

Visi dan Misi Perusahaan

a) Visi Perusahaan

  1. Terwujudnya perusahaan yang terpercaya, yang mampu memberikan produk yang baik dan berkualitas.

  2. Memberikan kepuasan bagi para customer yang telah bergabung.

  3. Menjadi perusahaan terbaik yang mampu menyaingi para kompetitor lain yang bergerak dibidang yang sama.

b) Misi Perusahaan

  1. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme sebagai tenaga/perusahaan produk.

  2. Mengembangkan perusahaan agar banyak dikenal baik nasional maupun internasional.

  3. Meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan dengan tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

  4. Menjaga kepercayaan customer dengan mengerjakan barang produk dengan baik dan tepat waktu.

Kebijakan Mutu Perusahaan

PT.Gramaselindo Utama mempunyai kebijakan mutu / pelayanan yakni sebagai berikut :

"Menjadi produsen yang terkemuka di pasar nasional, melalui inovasi dan perbaikan terus menerus dengan komitmen total demi kepuasan pelanggan."

Untuk mewujudkan Kebijakan Mutu tersebut di atas, maka PT.Gramaselindo Utama senantiasa berupaya keras dan berkomitmen tinggi untuk :

  1. 1. Memberikan kepuasan kepada pelanggan.

  2. Menjaga pertumbuhan dan pengembangan perusahaan.

  3. Memiliki keunggulan bisnis dengan menciptakan produk yang berkualitas dan inovatif dengan harga bersaing.

  4. Membangun jaringan distribusi yang luas dan kuat.

  5. Membentuk sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi

  6. Melakukan perbaikan yang berkesinambungan dengan cepat.

Struktur Organisasi Perusahaan

Sebuah organisasi atau perusahaan merupakan suatu bentuk atau wadah bagi orang-orang yang melakukan suatu aktifitas-aktifitas dalam ruang lingkup lembaga tersebut dalam mencapai suatu tujuan instansi. Suatu organisasi harus mempunyai suatu struktur organisasi, dengan adanya struktur organisasi maka kegiatan pekerjaan suatu lembaga dapat mempermudah pengkoordinasian, penyatuan usaha, memperlancar organisasi kerja dan tersedianya pedoman kerja dalam pengambil keputusan dan supaya terhindar dari pekerjaan rangkap dalam menjalankan aktifitas kelembagaan, maka diperlukan kerjasama yang baik secara terstruktur. Agar hasil yang dicapai efektif dan efisien. Struktur organisasi yang digunakan pada PT.Gramaselindo Utama adalah organisasi garis. Organisasi garis adalah suatu organisasi yang memiliki kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi dan terhubung langsung secara tegak lurus atau vertical antara atasan dan bawahan.

Struktur organisasi ini menunjukan garis pertanggung jawaban dari tugas-tugas yang diberikan kepada bagian operasional wisata, untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyautuan usaha, untuk menunjukan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Hal ini dapat memisahkan fungsi-fungsi operasional agar tidak menyimpang dari tujuan struktur organisasi serta mendapatkan efektif dan efisiensi kerjasama dari semua target yang sudah ditentukan sebelumnya.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk pembagian kerja dan jabatan masing-masing bagian memiliki tugas dan wewenang yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan antara lain yaitu :

  1. Komisaris Utama : bertugas untuk memilih dan mengangkat Direksi. Di samping itu Komisaris Utama juga mempunyai wewenang yaitu:
    a.Memberhentikan Dewan Direksi yang melakukan kesalahan atau melalaikan tugas.
    b.Menentukan kemana arah perusahaan.

  2. Direktur Utama
    Direktur Utama bertugas sebagai pemimpin perusahaan untuk menjalankan tugas dan wewenangnya di perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:
    a.Menyampaikan kepada organisasi pentingnya memenuhi pelanggan serta undang-undang dan peraturan.
    b.Memastikan tujuan mutunya ditetapkan dan mempelajari, merevisi dan menyetujui rencana anggaran perusahaan
    c.Melakukan tinjuan manajemen.
    d.Memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang ditetapkan dan dikomunikasikan dalam organisasi.
    e.Mengawasi secara menyeluruh dan memastikan bahwa pelaksanaan semua kegiatan perusahaan dilakukan, rencana jangka pendek dan jangka panjang, program dan prosedur yang telah ditetapkan.

  3. Human Resource Development
    a.Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja
    b.Pengembangan dan evaluasi karyawan
    c.Memberi kompensasi dan proteksi pada karyawan.

  4. Accounting
    Accounting mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu perusahaan dalam hal pemodalan dan keadaan perusahaan, mengadakan pembukuan penjualan dan pembelian marketing, serta menjalankan administrasi gaji dan pembayaran pajak perusahaan.

  5. Head Of Purchasing
    Head of Purchasing , mempunyai tugas membeli bahan material untuk produksi.

  6. Head of Sales
    Head Of Sales mempunyai tugas dalam pengembangan penjualan di perusahaan.

  7. Head Of Tax
    Head Of Tax mempunyai tugas untuk menghitung, membayar, serta melaporkan pajak perusahaan.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem yang Berjalan

Dari hasil analisis yang dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan dari sistem yang berjalan di PT.Gramaselindo Utama khususnya di bagian pajak dalam mengolah data penghitungan PPh pasal 21 masih dilakukan secara manual, hal ini menyebabkan kinerja pegawai menjadi kurang maksimal. Oleh karenanya dilakukan suatu perancangan sistem untuk menghasilkan suatu informasi untuk mendukung kegiatan penghitungan PPh pasal 21 pada PT.Gramaselindo Utama.

Rancangan Prosedur Sistem yang Berjalan

Analisis prosedur merupakan penganalisaan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT.Gramaselindo Utama diantaranya dalam proses perhitungan PPh pasal 21. Analisis terhadap prosedur yang sedang berjalan hendaknya perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukannya perancangan terhadap sistem yang akan diusulkan. Harus diketahui pula hal-hal yang menjadi tujuan User sehingga masalah tersebut dapat didefinisikan secara jelas dan dapat dilakukannya pengembangan sistem.

Pada sistem yang berjalan pada saat ini berdasarkan dari prosedur sistem yang berjalan di PT.Gramaselindo Utama dengan menggunakan Unifeld Modeling Language (UML) antara lain sebagai berikut:

1. Use Case Diagram

Setelah prosedur sistem yang berjalan yang telah dipaparkan di atas, maka prosedur tersebut akan digambarkan dalam bentuk diagram agar dapat mudah dibaca/dimengerti. Prosedur tersebut digambarkan dalam bentuk use case diagram agar dapat menggambarkan mengenai aktifitas yang terjadi dalam sistem yang berjalan. Berikut gambar use case diagram di bawah ini:

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

Skenario Use Case mendeskripsikan aktor-aktor yang melakukan prosedur dalam sistem, serta menjelaskan respon yang ditanggapi terhadap prosedur yang dilakukan oleh aktor. Adapun tahapan-tahapan skenario use case pada PT.Gramaselindo Utama yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Nama Use case : Mmeberi Data Gaji
    Aktor : Accounting, Head Of Tax
    Tujuan : Accountingmemberikan data gaji kepada Head Of Tax

  2. Nama Use case : Menghitung Pajak Penghasilan PPh pasal 21
    Aktor : Head Of Tax
    Tujuan : Head Of Tax menghitung Pajak Penghasilan dari data gaji yang diberikan oleh Accounting.

  3. Nama Use case : Membuat Laporan Pajak penghasilan PPh pasal 21
    Aktor : Head Of Tax, Accounting
    Tujuan : Head Of Tax memberikan hasil laporan pajak penghasilan pasal 21 kepada bagian Accounting.

  4. Nama Use case : Menyiapkan data gaji staff
    Aktor : Accounting
    Tujuan : Accounting menyiapkan laporan gaji yang sudah di hitung selisihnya dengan laporan Pajak PPh pasal 21kepada bagian Accounting

  5. Nama Use case : Transfer Gaji
    Aktor : Accounting, staff
    Tujuan : Accounting menyiapkan dana untuk mentransfer gaji staff.

2. Sequence Diagram

Berdasarkan dari use case diagram diatas dapat kita gambarkan sequence diagram dari aktifitas para aktor-aktor yang ada pada sistem yang berjalan di PT.Gramaselindo Utama sebagai berikut:

Gambar 3.3 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

3. Activity Diagram

Berdasarkan dari use case diagram dan sequence diagram diatas dapat kita gambarkan sequence diagram diagram dari aktifitas para aktor-aktor yang ada pada sistem yang berjalan di PT.Gramaselindo Utama sebagai berikut:

Gambar 3.4 Activity Diagram Sistem yang Berjalan

Analisis Batasan Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan sistem yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan diluar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem. Prosedur dalam proses transaksi adalah salah satu tugas administrasi, dimana didalam menjalankan sistem transaksi berhubungan dengan beberapa bagian lain yang berperan sebagai kesatuan luar (external entity).

Melihat permasalahan yang terjadi pada proses perhitungan PPh pasal 21, maka akan dibatasi penulisan Skripsi hanya pada sistem yang berjalan yaitu sistem informasi perhitungan pajak penghasilan pasal 21, mulai dari data gaji karyawan sebelum pajak hingga perhitungan pajak penghasilan pasal 21 karyawan PT.Gramaselindo Utama.

Analisisa Kekurangan Sistem yang Berjalan

Berdasarkan analisis yang dilakukan penyusun pada sistem yang berjalan di PT.Gramaselindo Utama memiliki beberapa kekurangan sistem, yaitu:

  1. Dalam melakukan perhitungan PPh pasal 21 masih menggunakan microsoft excel dimana hal ini berdampak terhadap proses pembuatan laporan. Sehingga keakuratan data yang diperoleh belum dapat memenuhi kebutuhan sistem secara optimal dikarenakan harus di cek satu per satu terlebih dahulu.

  2. Laporan yang dihasilkan masih belum akurat dikarenakan pengecekan tersebut dilakukan secara manual (dicek satu persatu oleh bagian tax yang mengakibatkan laporan tersebut datanya tidak akurat karena banyaknya kesalahan yang ada di rumus yang membuat bagian keuangan (Accounting) melakukan pengecekan ulang.

  3. Banyaknya waktu yang terbuang pada saat pengecekan perhitungan PPh pasal 21 sehingga sering kali terjadinya keterlambatan dalam penggajian.

  4. Tidak adanya sistem informasi yang dapat membantu pihak Head Of Tax untuk memperoleh laporan perhitungan PPh pasal 21 secara cepat dan akurat

Analisisa Kontrol

Sistem yang berjalan di PT. Gramaselindo Utama dalam pengolahan datanya masih manual dan menggunakan aplikasi sederhana yaitu Ms. Excel. Dengan demikian diperlukan pengendalian dalam segala kegiatan sistem informasi. Pengendalian yang diterapkan pada sistem perhitungan PPh pasal 21 ini sangat berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Kesalahan dapat terjadi, bila salah dalam menghitung Pajak Penghasilan PPh pasal 21. Maka pengendalian intern diperlukan untuk mengecek kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi sehingga dapat dikoreksi.

Analisisa Kebutuhan Sistem

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penyediaan informasi sebagai pendukung suatu laporan penggajian karyawan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengolahan datanya. Dibutuhkan suatu perancangan sistem informasi Perhitungan PPh pasal 21, yang akan mengurangi kendala-kendala yang terjadi, sehingga akan mempermudah atau mempercepat dalam proses penggajian dan perhitungan PPh pasal 21.

Sistem yang lebih baik akan meningkatkan kualitas kerja, maka kebutuhan sistem yang dibutuhkan antara lain :

  1. Kegiatan penggajian dan perhitungan PPh pasal 21 dilakukan secara online, agar mempermudah bagian – bagian tertentu di perusahaan untuk melihat perhitungan gaji karyawan dan PPh pasal 21nya.

  2. Memberikan informasi yang akurat sehingga informasi tersebut dapat berguna oleh pimpinan.

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka permasalahan yang dihadapi oleh PT. Gramaselindo Utama pada sistem yang berjalan khususnya pada bagian laporan penggajian dan perhitugan PPh pasal 21 yang ditangani oleh Head Of Tax saat ini didapatkan bahwa proses dalam pengolahan datanya masih kurang maksimal karena menggunakan program aplikasi Microsoft Excel serta belum adanya sistem informasi yang dapat menghasilkan laporan lebih cepat, akurat dan terbaru secara efisien, karena tidak adanya sistem atau program aplikasi komputer yang mendukung untuk penyimpanan data tersebut, sehingga terdapat beberapa kesalahan, terkadang dapat menyebabkan data hilang serta menyebabkan pendataan yang kurang efektif dan efisien.

Alternatif Solusi yang Diberikan

Berdasarkan permasalahan yang ada dan analisis di PT. Gramaselindo Utama terhadap sistem yang berjalan, dapat diambil kesimpulan bahwa perlu diadakan perancangan sistem atas kekurangan dan kebutuhan sistem dengan melakukan analisis terhadap alternatif pemecahan masalah, antara lain sebagai berikut:

  1. Membangun suatu aplikasi sistem yang berbasis web, aplikasi yang dibangun berbasiskan web memungkinkan user dapat menggunakan data secara bersama-sama di dalam waktu yang sama.

  2. Membangun sistem yang dibutuhkan oleh user dengan menciptakan aplikasi berbasis web karena aplikasi yang berbasis web sudah familiar dikalangan instansi masyarakat.

berbasis web sudah familiar dikalangan instansi masyarakat. Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan masalah di atas, maka akan dilakukan suatu kajian untuk permasalahan di PT.Gramaselindo Utama yaitu perlu dibangun aplikasi sistem informasi perhitungan PPh pasal 21 yang berbasis web karena banyak keuntungan yang diperoleh antara lain:

  1. Tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi untuk dapat menggunakanaplikasi berbasis web.

  2. Dapat menjalankan aplikasi berbasis web di manapun kapan pun tanpa harus melakukan penginstalan.

  3. Dapat dijalankan pada sistem operasi mana pun.

  4. Terkait dengan isu lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika menggunakan web-based application, sebab lisensi itu sudah menjadi tanggung jawab dari web penyedia aplikasi.

Aplikasi yang dirancang merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan. Perancangan sistem dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP, MySQL untuk mengelola databasenya dan menggunakan Xampp sebagai aplikasi penghubung yang menyambungkan ASP dan MySQL serta aplikasi Adobe Dreamweaver untuk membuat desain dan Notepad++ sebagai editor. Maka dengan itu akan dirancang sebuah perancangan sistem informasi Perhitungan PPh pasal 21yang bermanfaat untuk Head Of Tax maupun Accounting dalam memperoleh informasi data penggajian dan perhitungan PPh pasal 21yang mudah diakses dan mudah dimengerti.

Metode Analisa Sistem

Analisis SWOT

Berdasarkan sistem yang berjalan di PT.Gramaselindo Utama, maka dilakukanlah penelitian analisis. Analisis ini digunakan untuk mencari strategi dengan menggunakan kekukuatan / strengths, kelemahan / weaknesess, peluang / opportunities dan ancaman / threats (SWOT).

Tabel 3.1. Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Tabel 3.2. Strategi S-O

Tabel 3.3. Strategi S-T

Tabel 3.4. Strategi W-O

Tabel 3.5. Strategi W-T

Hasil dari analisis SWOT diatas dapat teridentifikasinya kekukuatan / strengths, kelemahan / weaknesess, peluang / opportunities dan ancaman / threats yang dipengaruhi oleh fakrtor internal maupun eksternal organisasi, dengan demikian dapat disimpulkan strategi yang dapat diciptakan sebagai berikut:

  1. Mengembangkan atau membuat suatu sistem yang sesuai kebutuhan user agar dapat menghasilkan suatu kebutuhan yang diingikan antara perusahaan dan SDM yang dapat menghasilkan suatu keputusan untuk tujuan bersama.

  2. Memanfaatkan sistem informasi untuk meminimalisasikan human error saat berlangsungnya pekerjaan para karyawan.

  3. Memanfaatkan teknologi informasi agar para karyawan lebih mudah dalam melakukan perkerjaannya sehingga kinerja karyawan akan maksimal.

Konfigurasi Sistem yang Berjalan

1. Perangkat Keras (Hardware)
a. Processor : Dual Core 2,2 GHz
b. Memory : 1 GB
c. Hard Disk : 250 GB
d. Monitor LCD : 14 inci
e. Keyboard dan Mouse : Standard
f. Printer : Epson L - 220
g. Uninterruptible Power Supply (UPS)

2.Perangkat Lunak (Software)
a. Sistem Operasi Windows XP Profesional.
b. Microsoft Office 2010
c. Mozila Firefox 3.5
d. SQL Server 2005
e. IIS
f. Dreamwearver

3.Hak Akses (Brainware)
Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh Head Of Tax.

User Requirement

Requirement Elicitation Tahap I

Setelah melakukan observasi dan wawancara terhadap stakeholder, maka didapat beberapa kebutuhan yang diperlukan guna membangun sebuah sistem yang diinginkan, kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

Tabel 3.6 Requirement Elicitation Tahap I PT. Gramaselindo Utama

Requirement Elicitation Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. Berikut hasil pengklasifikasian elisitasi tahap II :

Tabel 3.7 Requirement Elicitation Tahap II PT. Gramaselindo Utama

Keterangan :
M : Mandatory (Sangat Penting)
D : Desirable (Penting)
I : Inessential (Tidak Terlalu Penting)

Requirement Elicitation Tahap III

Berdasarkan elisitasi tahap II diatas, dibentuklah suatu elisitasi tahap III yang kemudian diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan option HML.

Tabel 3.8 Requirement Elicitation Tahap III PT. Gramaselindo Utama

Keterangan :
T : Technical (Teknis)
O : Operational (Operasional)
E : Economic (Ekonomis)
L : Low (Rendah)
M : Middle (Sedang)
H : Hight (Mahal)

Requirement Elicitation Final

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dibentuk. Berikut diagram final draft elisitasi:

Tabel 3.9 Requirement Elicitation Tahap III PT. Gramaselindo Utama


BAB BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Bedarsarkan analisisa sistem yang berjalan, diketahui bahwa sistem masih belum dapat memenuhi kebutuhan karena dalam pengolahan datanya membutuhkan waktu yang cukup lama dan hasil yang datanya belum tepat. Setelah kebutuhan sistem diketahui, langkah selanjutnya adalah perancangan sistem usulan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak didapat dari sistem yang berjalan.

Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan software Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Sequence Diagram, activity Machine Diagram, dan Class Diagram.

Rancangan Sistem Usulan

Pihak Head Of Tax
1. Melakukan Log-in.
2. Menampilkan home.
3. Menginput daftar karyawan.
4. Menginput jabatan karyawan.
5. Menginput status karyawan.
6. Mengedit status karyawan.
7. Menginput gaji karyawan.
8. Membuat Laporan PPh Pasal 21
9. Log Out

Use Case Diagram Yang Diusulkan

Setelah prosedur sistem yang diusulkan selesai dipaparkan, maka prosedur tersebut akan digambarkan ke dalam bentuk diagram agar dapat mudah dibaca dan dipahami. Prosedur tersebut digambarkan ke dalam use case diagram agar dapat menggambarkan mengenai kebiasaan yang terjadi dalam Perancangan Sistem Informasi Perhitungan PPh Pasal 21 pada PT. Gramaselindo Utama yang akan berjalan. Use case diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1 use case diagram sistem usulan PT.Gramaselindo Utama

Bedasarkan gambar 4.1. use case diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. 1 (satu) system, mencakup seluruh kegiatan perhitungan PPh Pasal 21 PT.Gramaselindo Utama

  2. 3 (tiga) actor, melakukan kegiatan yaitu Head Of Tax, Accounting, staff.

  3. 5 (lima) use case, yang dilakukan actor diantaranya: login, input staff, tampil staff, input gaji, laporan pajak penghasilan PPh Pasal 21,transfer gaji.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Sequance diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequance diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek - objek yang terkait). Sequence diagram dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.2 sequence diagram sistem usulan PT.Gramaselindo Utama

Bedasarkan gambar 4.2. squence diagram sistem yang diusulkan admin purchasing terdapat:

  1. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan yaitu Head Of Tax, Accounting, Staff .

  2. 4 (empat) lifeline yaitu login, data staff, data gaji staff dan laporan PPh Pasal 21

  3. 14 (empat belas) message

Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

Activity diagram memodelkan alur kerja sebuah proses dan urutan aktifitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena kita dapat memodelkan prosedur logika. Perbedaan utamanya adalah flowchart digunakan untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah sistem, sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktifitas dari aktor. Activity diagram dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.3 activity diagram sistem usulan PT.Gramaselindo Utama

Bedasarkan gambar 4.3. activity diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. 1 (satu) initial node, objek yang diawali.

  2. 15 (lima belas) action state

  3. 1 (satu) desicion

  4. 1 (satu) activity final node, objek yang diakhiri.

Class Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.3 activity diagram sistem usulan PT.Gramaselindo Utama

Bedasarkan gambar 4.4. class diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. 5 class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama diantaranya login, jabatan, status, gaji staff

  2. multiciply, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Yang Berjalan dan Sistem Yang Diusulkan

Bedasarkan analisis yang dilakukan terdapat perbedaan sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem usulan

Rancangan Basis Data

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

1.Nama Field  : tbl_login
Media  : harddisk
Isi : Nama + Username + Password + Alamat + Email + Tlp + Level + id
Primary Key  : -

Tabel 4.2. Tabel Login

2.Nama Field  : id_jabatan
Media  : Hardisk
Isi  : id-jabatan + id
Primary Key  : id_jabatan

Tabel 4.3. Tabel Jabatan

3.Nama Field  : status
Media  : Hardisk
Isi  : id_status +status + tanggungan + alias
Primary Key  : id_status

Tabel 4.4. Tabel Status

4.Nama Field  : Gaji
Media  : Hardisk
Isi  : nama + id + gaji + asr_prs + iuran_jht + konversi + iuran_sehat + asr_stf + id_staff
Primary Key  : id

Tabel 4.5. Tabel Gaji

5. Nama Field : Staff
Media  : Hardisk
Isi  : nama + alamat + NPWP + tlp + id_jabatan + jenis_kelamin + awal + akhir + id_status + id
Primary Key  : -

Tabel 4.6. Tabel Staff

Rancangan Prototype

Tampilan Prototype Home

Gambar 4.5 Tampilan Prototype Home

Tampilan Prototype Input Staff

Gambar 4.6 Tampilan Prototype Input Staff

Tampilan Prototype Staff

Gambar 4.7 Tampilan Prototype Staff

Tampilan Prototype Input Jabatan

Gambar 4.8 Tampilan Prototype Input Jabatan

Tampilan Prototype Input Jabatan

Gambar 4.8 Tampilan Prototype Input Jabatan

Tampilan Prototype Jabatan

Gambar 4.9 Tampilan Prototype Jabatan

Tampilan Prototype Input Status

Gambar 4.10 Tampilan Prototype Input Status

Tampilan Prototype Status

Gambar 4.11 Tampilan Prototype Status

Tampilan Prototype Edit Status

Gambar 4.12 Tampilan Prototype Edit Status

Tampilan Prototype Gaji Staff

Gambar 4.13 Tampilan Prototype Gaji Staff

Tampilan Prototype Input gaji Staff

Gambar 4.14 Tampilan Prototype Input gaji Staff

Implementasi Sistem Yang Diusulkan

Tampilan Home

Gambar 4.15 Tampilan Menu Home

Keterangan:
Tampilan diatas adalah tampilan user jika ingin memasuki sistem dengan menu home yang isinya adalah tentang PT. Gramaselindo Utama

Tampilan Input Staff

Gambar 4.16 Tampilan Menu Home

Keterangan:
Tampilan tersebut adalah yang akan diinput oleh Head Of Tax untuk memasukkan Nama Karyawan, Alamat Karyawan, Nomor NPWP Karyawan, Nomor Telepon Karyawan, Jenis Kelamin Karyawan, Masa Kerja Karyawan, dan Status Karyawan. Data yang di Input akan ada di daftar Staff

Tampilan Staff

Gambar 4.17 Tampilan Staff

Keterangan:
Tampilan tersebut akan menampilkan data karyawan yang sudah di Input oleh Head Of Tax.

Tampilan Input Jabatan

Gambar 4.18 Tampilan Input Jabatan

Keterangan:
Tampilan tersebut adalah yang akan diinput oleh Head Of Tax untuk memasukkan jabatan yang di tempati oleh karyawan PT. Gramaselindo Utama. Data yang di Input akan ada di daftar gaji.

Tampilan Jabatan

Gambar 4.19 Jabatan

Keterangan:
Tampilan tersebut adalah tampilan jabatan yang di tempati oleh karyawan PT. Gramaselindo Utama.

Tampilan Input Status

Gambar 4.20 Input Status

Keterangan:
Tampilan tersebut adalah yang akan diinput oleh Head Of Tax untuk memasukkan status yang di tempati oleh karyawan PT. Gramaselindo Utama.

Tampilan Status

Gambar 4.21 Tampilan Status

Keterangan:
Tampilan tersebut adalah tampilan status karyawan PT. Gramaselindo Utama. Status karyawan adalah tanggungan karyawan.

Tampilan Edit Status

Gambar 4.22 Tampilan Edit Status

Keterangan:
Tampilan tersebut adalah yang akan diinput oleh Head Of Tax untuk mengedit status karyawan PT. Gramaselindo Utama.

Tampilan gaji staff

Gambar 4.23 Tampilan gaji staff

Keterangan:
Tampilan tersebut adalah daftar karyawan beserta gaji PT. Gramaselindo Utama.

Tampilan Input gaji staff

Gambar 4.24 Tampilan Input gaji staff

Keterangan:
Tampilan tersebut adalah daftar untuk menginput data gaji karyawan PT. Gramaselindo Utama.

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras (hadware) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut:

a. Processor : Core i3
b. Monitor : 14” LCD monitor
c. RAM : 2 GB
d. Harddisk : 320 GB

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut:

a. Windows 10
b. Visual Paradigmn for UML 6.4 Enterprise Edition
c. IIS ( Internet Information Services)
d. Adobe Dreamweaver
e. Google Chrome (Browser)

Hak Akses

Pengoprasian aplikasi ini hanya dapat diakses oleh Head Of Tax.

Black Box Testing

Untuk tahap pengujian penyusun menggunakan metode blackbox, untuk memastikan bahwa program atau sistem yang dibuat masih terdapat bug (kesalahan) atau tidak. Dari setiap tes pengujian tidak menutup kemungkinan masih terdapat bug (kesalahan) dari sistem yang telah dites, namun pengujian ini setidaknya dapat meminimalisir bug (kesalahan) yang terdapat di dalam sistem

Tabel 4.7. Blackbox Testing

Time Schedule

  1. Pembuatan Proposal
    Pada tahap ini dilakukan pembutan latar belakang masalah, tujuan, manfaat dan juga perumusan masalah secara garis besar sebagai acuan awal penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu satu minggu/tujuh hari.

  2. Seminar Proposal
    Proses presentasi proposal yang telah dibuat berdasarkan data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama satu minggu/tujuh hari.

  3. Wawancara
    Pada tahap ini, wawancara dilakukan kepada pihak terkait sebagai bahan pendukung penelitian yang dilakukan selama satu minggu/tujuh hari.

  4. Analisis Data
    Melakukan pengkajian terhadap data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama satu minggu/tujuh hari.

  5. Elisitasi
    Pada tahap ini, merumuskan elisitasi sistem dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait.

  6. Desain Sistem
    Perancangan sistem merupakan penerapan dari suatu hasil analisa yang telah dilakukan oleh seorang analis terhadap data yang dianalisanya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang membuat program. Perancangan sistem berlangsung selama dua minggu/empat belas hari.

  7. Programming Sistem
    Pada tahap ini merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh user. Pembuatan program berlangsung selama sepuluh minggu.

  8. Testing Program
    Pengujian program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program kedalam komputer. Pengujian program berlangsung selama delapan minggu pada perusahaan yang bersangkutan.

  9. Evaluasi
    Tahap ini, dimana evaluasi dilakukan setelah testing program dilaksanakan, dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem. Evaluasi berlangsung dua minggu beriringan dengan testing program.

  10. Pelatihan User
    Pelatihan terhadap user, admin maupun tenaga kerja yang terkait dengan program yang telah dibuat selama delapan minggu.

  11. Pelatihan User
    Pelatihan terhadap user, admin maupun tenaga kerja yang terkait dengan program yang telah dibuat selama delapan minggu.

  12. Implementasi Program
    Setelah kelayakan program telah diketahui, maka langkah selanjutnya dilakukan implementasi program pada perusahaan terkait. Implementasi program berlangsung selama tujuh minggu.

  13. Dokumentasi
    Proses Perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan, berlangsung sejak awal, dimulai dari awal kegiatan yaitu pembuatan proposal hingga program diimplementasikan pada pihak stakeholder.

  14. Penyerahan Laporan
    Setelah penulisan laporan skripsi maka penyerahan dilaporan dikumpulkan di minggu akhir bulan Juni 2016.

Table 4.8. Time Schedule

Estimasi Biaya

Setelah adanya perancangan sistem yang dihasilkan, maka jika dilihat dari sudut pandang segi biaya memang cukup tinggi akan tetapi jika dipandang dari segi manfaat dan kegunaan, biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang dihasilkan. Biaya penelitian rinci sesuai kebutuhan penelitian antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.9. Estimasi Biaya


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan perihal Perhitungan PPh Pasal 21 pada PT.Gramaselindo Utama, dalam mendukung kegiatan Penggajian dan Perhitungan PPh Pasal 21 pada PT.Gramaselindo Utama adalah sebagai berikut :

  1. Sistem informasi penggajian yang sedang berjalan dan perhitungan pajak penghasilan pasal 21 saat ini pada PT.Gramaselindo Utama sudah berjalan dengan baik, akan tetapi masih menggunakan proses manual yang tidak memanfaatkan teknologi yang modern.

  2. Proses pengolahan penggajian pada PT.Gramaselindo Utama tidak berjalan secara efektif dan efisien saat ini karena membutuhkan waktu yang cukup lama antara finance dan karyawan.

  3. Laporan penggajian pada PT.Gramaselindo Utama yang berjalan selama ini tidak dapat dihasilkan dengan cepat dan akurat, karena banyak keluhan dari karyawan atas keterlambatan penggajian yang sering terjadi. Menurut divisi finance hal ini terjadi karena perhitungan PPh Pasal 21 untuk karyawan masih dilakukan secara manual.

Saran

Dengan melihat kesimpulan yang ada maka akan diberikan saran-saran yang sesuai dengan apa yang telah dialami, yang kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut serta pengembangan Perhitungan PPh Pasal 21 menjadi lebih baik dikemudian hari, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Sistem informasi penggajian yang sedang berjalan dan perhitungan pajak penghasilan pasal 21 saat ini pada PT.Gramaselindo Utama disarankan memanfaatkan teknologi yang modern seperti sistem informasi berbasis website untuk membantu proses perhitungan penggajian dan perhitungan PPh Pasal 21.

  2. Proses pengolahan penggajian pada PT.Gramaselindo Utama agar berjalan secara efektif dan efisien saat ini membutuhkan suatu perancangan sistem informasi perhitungan PPh Pasal 21 agar proses perhitungan PPh Pasal 21 tidak membuang waktu yang cukup lama antara bagian accounting dan head of tax.

  3. Laporan penggajian pada PT.Gramaselindo Utama yang berjalan selama ini agar dapat dihasilkan dengan cepat dan akurat disarankan memanfaatkan teknologi sistem informasi dan dibuatkan sistem informasi perhitungan PPh Pasal 21 dengan menggunakan metode perancangan program perancangan model yang berorientasi objek dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram dengan software Visual Paradigm dan rancangan bahasa pemograman dengan menggunakan bahasa pemrogramman ASP (Active Server Pages), pembuatan database pada SQL Server 2005, untuk membuat desain menggunakan aplikasi Adobe Dreamweaver CS3, dan aplikasi penghubung yang menyambungkan ASP dan SQL Server 2005 dengan IIS (Internet Information Services).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
  2. 2,0 2,1 jogiyanto, HM, 2012, Analisa dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, andi, Yogyakarta..
  3. O'brian, J. A. (2012). Pengantar Sistem Informasi : Perspektif Bisnis dan Manajerial, Edisi ke-12. Jakarta: Salemba Empat.
  4. Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  5. Apriyanti, I.D. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 6 Bandung tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi pada UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
  6. Henderi, Maimunah, Randy Andrian. 2011. “Desain aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics”. Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011
  7. Widodo, Prabowo.P,Dkk, 2011, Pemodelan Sistem Berorientasi Obyek Dengan UML, Graha ilmu, Yogyakarta.
  8. Yulita. 2011. Perancangan Sistem Informasi Penggajian Karyawan pada Upt Pendidikan Kec.Jambe Kab.Tangerang: STMIK Raharja
  9. Direktorat Jendral Pajak Kementrian Keuangan. 2016. Pemotong atau Pemungut Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Diambil dari: www.pajak.go.id/content/251-pemotongpemungut-pph. (14 April 2016)
  10. rangkuti, freddy. (2011). SWOT balancd scorecard. Jakarta: PT Gramedia Utama
  11. Indrajani. 2015. Database Design (Case Study All in One). Jakarta: PT Elex Media Komputindo
  12. Iqbal, Mohamad. 2013. Panduan Dasar Membangun Web Server Dengan IIS 7 Pada Windows 7. Bandung : Mugi
  13. Alexander F. K. Sibero, 2011, Kitab Suci Web Programing, MediaKom, Yogyakarta.
  14. Milician. 2012. Dreamweaver CS3 Basic.USA: University Florida.
  15. Budiman, Agustiar. 2012. Pengujian perangkat Lunak dengan metode Black Box Pada proses praregistrasi user via website. Makalah, Hal:4
  16. Rizky, Soetam. 2013. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  17. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  18. Al-Jufri, Hamid. 2011, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta Pusat: PT. Smart Grafika.
  19. Tata Sutabri. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta
  20. Guritno. Suryo 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  21. Isnaini. Syiful Amarullah. 2010. Aplikasi Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan SSP Multi Function Berbasis WEB (Study Kasus : CV Buana Mitra Consulting). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
  22. Hidayat, Soleh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung
  23. Panjaitan. Butet Uli Artha. 2010. Evaluasi Perhitungan Pajak Pengahilan Pasal 21 Study Kasus Pada PT X. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
  24. Maghfirah, Hera Bugis Indina. 2013. Analisis Perencanaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pegawai Tetap pada PT Semen Tonasa. Universitas Hasanudin. Makasar

Contributors

Intan