SI1222474241

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PENERAPAN SISTEM INVENTORY BERBASIS

WEB DI PT GLOBAL BANGUN MANDIRI

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM
: 1222474241
NAMA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM INVENTORY BERBASIS WEB

DI PT GLOBAL BANGUN MANDIRI

Disusun Oleh :

NIM
: 1222474241
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaedi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 05062

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENERAPAN SISTEM INVENTORY BERBASIS WEB

DI PT GLOBAL BANGUN MANDIRI

Dibuat Oleh :


NIM
: 1222474241
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 10020
   
NID : 08190

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENERAPAN SISTEM INVENTORY BERBASIS WEB

DI PT GLOBAL BANGUN MANDIRI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1222474241
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juni 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

PENERAPAN SISTEM INVENTORY BERBASIS WEB

DI PT GLOBAL BANGUN MANDIRI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1222474241
Nama
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk menapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Juni 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1222474241

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

ABSTRAKSI

Sistem Informasi persediaan stok barang yang digunakan oleh PT.Global Mandiri baru hanya menggunakan sistem pembukuan,penulis ingin mencoba membuat pemrograman berbasis web sehingga sedikit banyak dapat membantu memudahkan pegawai dalam pengerjaannya.pencatatan stok barang yang di tuangakan dalam bentuk pembukuan di rasa masih belum maksimal. Oleh karena itu perlu adanya sistem informasi yang bermutu sehingga mempercepat kinerja pegawai untuk mendukung sistem informasi persediaan stok barang yang bermutu, perlu adanya suatu sistem untuk mengelola sistem informasi persediaan stok barang yang baik. Karena sistem informasi persediaan stok barang yang baik dapat memberikan kemudahan dalam menyajikan informasi yang diperlukan. Oleh karena masalah diatas perlu adanya tatanan sistem yang bisa melayani dengan cepat dan tepat tanpa harus memakan waktu yang lama. Dengan adanya suatu sistem yang bisa mengoperasikan sistem informasi dengan cepat, serta informasi yang diperlukan bisa segera didapatkan dengan data yang tepat. Hal yang dapat mempermudah input data persediaan stok barang untuk mendapatkan laporan – laporan yang di perlukan.

Kata kunci : Persediaan Stok Barang, pembukuan.

 

ABSTRACT

Stock inventory information systems used by the Forward Hope PT.Global Bangun Mandiri new uses bookkeeping system, the author would like to try to create a web-based programming so that a bit much can help facilitate employee Depot pengerjaannya.pencatatan Mesran in stock items in tuangakan in the form of bookkeeping in flavor yet maximum. Hence the need for quality information system so as to accelerate the performance of employees to support the information system inventory inventory quality, the need for a system to manage inventory inventory information system good. Because the inventory system inventory information that can either provide ease in presenting information that is large is. Therefore, the above problems need for order systems that can serve to quickly and accurately without having to take a long time. With the existence of a system which can operate information systems quickly, as well as the necessary information can be immediately obtained with the proper data. Things to simplify data input supplies inventory to get a report - a report in need.

Keywords :Inventory Stock Goods, bookkeeping.

 

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Skripsi dengan judul “PENERAPAN SISTEM INVENTORY BERBASIS WEB DI PT GLOBAL BANGUN MANDIRI ”. " .

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja Tangerang. Dalam penyusunan laporan Skripsi penulis menyadari jika tanpa bimbingan dan dorongan dari setiap pihak, maka Skripsi ini tidak akan terwujud dan selesai tepat waktu.

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca umumnya serta mahasiswa khususnya. Dan semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku KETUA STMIK RAHARJA.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I STMIK RAHARJA.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK RAHARJA.
  4. Bapak [[|Sutrisno|Sutrisno, M.Kom]] sebagai pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Nasril,Sany S.komsebagai dosen Pembimbing II yang telah membantu, membimbing dan membina dalam pembuatan laporan skripsi ini.
  6. Para Dosen STMIK Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengethuanya kepada penulis selama perkuliahan.
  7. Bapak Muhammad Utama Wiputra sebagai stakeholder, yang telah membantu dalam memberikan data-data dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Skripsi.
  8. Kepada Orang Tua yang selama ini telah setia memberikan dorongan semangat, perhatian, dan doa.
  9. Para sahabat dan rekan-rekan penulis terutama Nidhom Asyari, Rexa Subarkah, dan rekan-rekan yang lainnya dimana penulis tidak dapat menyebut satu persatu.
Tangerang, Juni 2016
Taufik Setiawan Aditio Permana

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia informatika yang semakin pesat membuat semua perusahaan milik negara mau pun swasta ingin mengembangkan dan menggunakan kecanggihan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja perusahan Sistem informasi manajemen penawaran dan persedian barang bagi perusahan yang bergerak dalam bidang plastik merupakan sistem untuk melakukan proses penawaran, perhitungan, dan pelaporan kegiatan manajemen perdagangan. Sistem informasi ini akan dikembangkan di perusahaan yang bergerak dalam bisnis perdagangan plastik dengan tujuan dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan Di bidang industri yang sekarang mengenal dunia komputerisasi sangatlah penting dalam melakukan penawaran kepada pelanggan yang khususnya berhubungan dengan penjualan dan persediaan barang. PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI.

Salah satu tujuan kegiatan pemasaran perusahaan adalah mempengaruhi konsumen atau calon konsumen agar mereka mau membeli barang atau jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkannya. Sebelum kegiatan pemasaran dilakukan, perusahaan perlu mempelajari dan memahami perilaku konsumen terlebih dahulu agar mereka dapat lebih tepat menetapkan kegiatan pemasaran nya. Salah satu perilaku konsumen yang penting adalah perilaku dalam melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Suatu kegiatan pembelian yang nyata merupakan salah satu tahap dari keseluruhan proses mentah dan kegiatan fisik yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Keputusan untuk melakukan pembelian merupakan salah satu tahapan dalam pembelian. Mengingat pentingnya masalah inventory, perlu diadakan suatu sistem informasi berbasis komputer yang harusnya sistematis, terarah dan lengkap yang tentunya dipakai untuk membantu dalam pembuatan laporan dan juga sangat membantu dalam memperoleh informasi tentang data persediaan barang.

Sistem pengolahan data inventory yang ada pada .PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI sampai saat ini masih ditangani secara manual, sehingga sering menimbulkan lambatnya informasi tentang barang-barang yang masih tersedia dan juga memperlambat dalam pembuatan laporan. Dengan berdasar pada kekurangan yang ada, maka dengan dibuatnya Sistem Informasi Inventory ini diharapkan dapat membantu kinerja dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam implementasinya, program yang dibuat lebih akurat, efisien dan tepat guna untuk mengambil suatu keputusan dalam mewujudkan tujuan dari perusahaan. Laporan dari Informasi Inventory ini adalah data persediaan barang yang lengkap dan stok barang yang ada.

Karena alasan tersebut diatas, maka penulis mengambil judul ”PENERAPAN SISTEM INVENTORY BERBASIS WEB DI PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI”. Sebagai judul pengajuan Skripsi ini.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa masalah, yaitu :

  1. Bagaimana proses manajemen persediaan barang dan penjualan barang yang sedang berjalan saat ini di PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI?

  2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI terhadap memanajemen persediaan barang dan penjualan barang yang masih bersifat manual?

  3. Bagaimana merancang sistem yang dapat membantu PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI dalam penjualan dan pencatatan persediaan barang?

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Tujan Operasional
  2. Menerapkan konsep manajemen persedian barang dan penawaran barang sebagai media penawaran dan manajemen persedian barang yang ada.

  3. Tujuan Fungsional
  4. Secara fungsional penelitian dan penulisan ini dapat bermanfaat PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI dalam membantu menawarakan barang hasil peroduksi perusahan dan manajemen persediaan barang yang ada.

  5. Tujuan Individual
  1. Untuk mengetahui sistem PENERAPAN SISTEM INVENTORY BERBASIS WEB DI PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI saat ini.

  2. Melakukan identifikasi kembali kendala-kendala yang sering dihadapi dalam penawaran barang hasil peroduksi dan manajemen persediaan barang.

  3. Menganalisis sistem yang sedang berjalan agar masalah yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan dengan mudah.

Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Bagi Perusahaan
    1. Dapat dijadikan sebagai media penawaraan hasil peroduksi perusahan dan memantau persediaan barang yang ada pada PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI.

    2. Untuk memberi kemudahan dalam menawarkan hasil peroduksi perusahan dan memantau persedian barang jadi atau pun persediaan bahan baku produksi yang telah terkomputerisasi.

  2. Manfaat Bagi Penulis
  3. Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

    1. Dapat dijadikan sebagai media penawaraan hasil peroduksi perusahan dan memantau persediaan barang yang ada pada PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI

    2. Untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam sistem ini.

    3. Analisa yang dilakukan dapat membantu untuk mengetahui bagaimana sistem aplikasi ini bekerja.

Ruang Lingkup

Mengingat begitu luasnya bidang yang ada pada PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI maka penulis membatasinya. Adapun batasan masalah penelitian yang penulis buat hanya membahas penjualaan barang perusahan dan pengelolaan data persedian barang produksi sampai cetak laporan produksi.

Metodologi Penelitian

Guna mendukung maksud penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik dibawah ini :

Metode Penelitian

  1. Metode Observasi, adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti pada PT Global Bangun Mandiri Yang Beralamat di Jalan Malaka 2 No.29, Jakarta dan meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan penelitian.

  2. Metode Survey, dilakukan untuk memperoleh keterangan dengan cara memberikan pertanyaan dengan seorang Staff yang Bernama Muhammad Utama Wiputra atau beberapa narasumber yang berkaitan dengan penelitian pada PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI untuk mencari kelengkapan dan kebenaran suatu data, yang akan dibuat menjadi suatu data, agar menjadi suatu sistem informasi yang benar dan akurat.

  3. Metode Studi Pustaka, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari beberapa sumber-sumber literature seperti buku, internet, artikel, jurnal, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan Skripsi ini.


Metode Analisis Data

  1. Analisis Domain

  2. Analisis Domain (Domain analysis). Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian.

  3. Analisi Taksonomi

  4. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis). Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian.

  5. Analisis SWOT

  6. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

  7. Analisis TEMA

  8. Melakukan tanya jawab kepada stakeholder untuk menentukan design dari webite yang akan dibuat, mulai dari tampilan hingga warna yang akan di pilih untuk pembuatan website.

Sistematika Penulisan

Secara garis besar masalah yang akan dibahas dalam penulisan laporan ini dibagi menjadi beberapa bab. Sistematika penulisan yang dipakai sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan secara umum Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian dan beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian dan yang berhubungan dengan teori-teori yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini meliputi: Konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, konsep dasar pengelolaan data, definisi akademik, unified modeling language (UML), literature review.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan analisa organisasi, gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, struktur organisasi, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, analisa system saat ini, permasalahan yang dihadapi, serta alternatif pemecahan masalah.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini menjelaskan usulan prosedur yang baru berdasarkan hasil analisa pemasalahandi BAB III. Diagram perencanaan sistem dibuat dengan menggunakan Unified Modelling Language UML.

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penulisan skripsi dan saran-saran yang semoga dapat bermanfaat bagi perusahaan tersebut dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang referensi-referensi yang di dapat selama melakukan penelitian yang dihasilkan.

LAMPIRAN

Daftar yang memuat keseluruhan data dan dokumentasi pekerjaan yang

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori umum

Konsep Dasar Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Menurut pandangan beberapa ahli system dapat di artikan sebaggai berikut:

Menurut Yakub (2012:1)[1], berpendapat bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungn, terkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.

  1. Definisi Sistem

    Menurut Hartono (2013:9)[2],”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

    Menurut Taufiq (2013:2) [3], “Sistem adalah kumpulan dari sub-subsistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    Menurut Tanti dalam Jurnal CCIT Vol.3 No.2 (2011:208), sistem didefinisikan, “Analisa secara umum merupakan tahap dari daur hidup pengembangan perangkat lunak pengajar. Salah satu tahap yang bertujuan untuk memahami keperluan pembelajaran dan mengembangkan permintaan-permintaan”.

  2. Karakteristik Sistem

    Menurut Sutabri (2012:20) [4], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components)

      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

    2. Batasan Sistem (Boundary))

      Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya.Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    3. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)

      Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar.Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

    4. Penghubung Sistem (Interface)

      Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Tata Sutarbi (2012:16) [4] perancangan Sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem. Setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada analisa sistem.

Tujuan Perancangan Sistem

Langkah awal dalam membuat sebuah sistem adalah perancangan dari sistem tersebut. Mohamad Subhan (2012:109) dalam bukunya yang berjudul Analisa Perancangan Sistem mengungkapkan: “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”.

Hal Mendasar Dalam Perancangan Sistem

Menurut Yakub (2012:142) [5], Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan).

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

“Siklus Hidup Pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah pada tahapan tersebut dalam proses pengembangan sistem”. (Sutabri Tata, 2012:56) [4].

Siklus hidup sistem informasi dimulai dari fase perencanaan, fase pengembangan (investigasi, analisis, desain, implementasi) dan dievaluasi secara terus menerus untuk menetapkan apakah sistem informasi tersebut masih layak diaplikasikan. Penjelasan mengenai fase-fase dari siklus hidup pengembangan sistem informasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Fase Perencanaan

  2. Perencanaan pengembangan sistem informasi bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan, serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang akan melaksanakan.

  3. Fase Pengembangan

  4. Fase pengembangan sistem informasi disebut juga sebagai siklus hidup pengembangan sistem informasi yang garis besarnya terdiri dari 6 langkah. Tahapan utama dalam proses pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut :

  5. Investigasi Sistem

  6. Manfaat dari fase penyelidikan atau investigasi ini adalah untuk menentukan masalah-masalah atau kebutuhan yang timbul.

  7. Analisis sistem

  8. Tahap analisisi bertitik tolak pada kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas dimana sistem yang berjalan dipelajari lebih mendalam, konsepsi, dan usulan dibuat untuk menjadi landasan bagi sistem baru yang akan dibangun.

  9. Desain Sistem

  10. Pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi ke computer dilaksanakan. Rencana pembuatan program dilaksanakan dan juga testing programnya.

  11. Implementasi Sistem

  12. Tahap ini adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem disetujui dan menguji, menginstall dan memulai penggunaan sistem baru atau sistem yang diperbaiki.

  13. Pemeliharaan Sistem

  14. Disarankan adanya dua tahap review yang harus dilakukan. Pertama kali tidak terlalu lama setelah penerapan sistem. Review berikutnya dapat dilakukan kira-kira setekah enam bulan berjalan.

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20) [4], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components)

  2. Komponen sistem merupakan di mana suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Suatu sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka disebut subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.

  3. Batasan Sistem (Boundary)

  4. Batasan Sistem merupakan pembatas atau pemisah suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

  6. Lingkungan Luar Sistem merupakan sesuatu di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasis sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan.

  7. Penghubung Sistem (Interface)

  8. Penghubung Sistem merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa adanya penghubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Maka dari itu penghubung dapat juga didefinisikan sebagai tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.

  9. Masukkan Sistem (Input)

  10. Masukan Sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem, dimana masukan tersebut dapat berupa bahan yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi (maintenance input), dan masukan yang diproses untuk mendapat keluaran (signal input).

  11. Keluaran Sistem (Output)

  12. Keluaran Sistem merupakan hasil dari pemrosesan, yang berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.

  13. Pengolahan Sistem (Process)

  14. Pengolahan Sistem merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

  15. Saran Sistem (Objective)

  16. Saran Sistem merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai dalam sistem, agar sistem menjadi terarah dan terkendali.

Definisi Informasi

Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8) [6], Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya.

Menurut Maimunah dalam jurnal CCIT (2012:28) [7], Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan. Informasi dapat disimpulkan sebagai hasil dari pengelolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Kesimpulannya bahwa Informasi merupakan data yang telah diolah, dibentuk, ataupun dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu bagi penggunanya.

Nilai Informasi

Menurut Gordon B. Davis (2012:14) [8], Nilai Informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.

Menurut Gordon B. Davis (2012:14) [9] nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Terdapat sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh Informasi

  2. Memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah.Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

  3. Sifat luas dan kelengkapannya

  4. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup / cakupan yang luas dan lengkap.Informasi yang tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

  5. Ketelitian (acuracy)

  6. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

  7. Kecocokan dengan pengguna (relevance)

  8. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan.

  9. Ketepatan waktu

  10. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat.Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima / usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

  11. Kejelasan (clarity)

  12. Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

Teori Khusus

Konsep Dasar Prototype

  1. Definisi Prototype

  2. Menurut Darmawan (2013:229) [10],”Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

    Menurut Raymond McLeod (Sidik : 2013) “Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebutprototyping ".

    Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat.

    Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:

    1. Throw-away

    2. Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

    3. Incremental

    4. Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

    5. Evolutionary

    6. Pada metode ini,prototipenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk finalatau produk akhir.

  3. Tahapan-tahapan dalam prototyping adalah sebagai berikut :

    1. Pengumpulan kebutuhan

    2. Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

    3. Membangun prototyping

    4. Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format (output).

    5. Evaluasi protoptyping

    6. Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.

    7. Mengkodekan sistem

    8. Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

    9. Menguji sistem

    10. Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur danlain-lain.

    11. Evaluasi Sistem

    12. Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah,maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.

    13. Menggunakan sistem

    14. Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Konsep Dasar Black Box

Definisi Black Box

Menurut Agustir Budiman (2014:4), berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang dii dasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan apa yang di harapkan.”

Menurut Soetan Rizky (2011:264), berpendapat bahwa “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting di lihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bsgian luar”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang di titikberatkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path) struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional atau suatu program.

Uji coba black box bukan merupkan alternative dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan ainnya, selain menggunakan white box testing. Black BoxTesting dapat di lakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Kesalahan interface

  2. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  3. Kesalahan Performa

  4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahap berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur control, sehingga perhatiannya di fokuskan pada infoormasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Jenis input seperti pa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  2. Bagaimana validitas fungsionalnya di uji?

  3. Bagaimana batasan-batasan kelas dan di isolasi?

  4. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  5. Apa akibat yang timul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

  6. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat di toleransi oleh sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut :

  1. Menganalisis kebutuhan data spesifikasi dari perangkat lunak.

  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

  4. Penguji dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar di seleksi.

  5. Melakukan pengujian.

  6. Pembandingan output yang di hasilkan dengan output yang di harapkan.

  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang di uji.


Metode Pengujian Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box,berikut di antaranya:

  1. Equivalence Partioning

  2. Equivalence Partioning merupakan metodeuji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang di hasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya : kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupan syarat lain dari suatu kasus yang di eksekusi sebelum kesaalahan umum diamati.

  3. Boundary Value Analisis

  4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alas an ini boundary value analisis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknis kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output

  5. Cause-Effect Graphing Techniques.

  6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Couses (kondisi input), dan effects (aksi) di daftarkan untuk moduldan identifier yang di tujukan untuk masing-masing.

    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph

    3. Grafik dikonversikan ke dalam table keputusan.

    4. Aturan table keputusan dikonversikan ke dalam kasus uji

  7. Comparison Testing

  8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircrafy avionic, nuclear, power plan control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim penggembangan software lainnya membangun versi indefendent dari aplikasi menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi idependent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus di buat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunaakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang di sebut Comparison Testing atau Black-to back testing.

  9. Sample and Robustness Testing

    1. Sample Testing

    2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    3. Robustness Testing

    4. Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahuan perangkat lunak. Pengertian ketahanan juga di gunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  10. Behavior Testing dan Performance Testing

    1. Behavior Testing

    2. Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali,tapi dapat di evaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    3. Performance Testing

    4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar di pandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga di gunakan untuk mencari tahubeban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat di gunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

  11. Requirement Testing

  12. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) di indetifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

Konsep Dasar Data Base

Definisi Data Base

Menurut Prasetio (2012:181) [11], “Database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 (dua) hal, sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandungkan database flat”.

Dari definisi ini, terdapat tiga hal yang berhubungan dengan database, yaitu sebagai berikut ini:

  1. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk database.

  2. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan database tersebut. Simpanan ini merupakan bagian dari teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan berupa harddisk.

  3. Perangkat lunak untuk memanipulasi database. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak yang disediakan untuk memanipulasi database. Paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Database Management System).

Konsep Dasar SWOT

Definisi Analisa Swot

Menurut Rangkuti (2011:33)[12], SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik darispekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada,selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)<i> mampu menghadapi ancaman <i>(threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Langkah-Langkah Analisa Swot

Menurut Rangkuti. 2011 [13], Langkah–langkah mudah penyusunan SWOT yaitu:

  1. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT

  2. Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

  3. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)

  4. Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.

  5. Membentuk Teamwork Berdasarkan Metode OCAI

  6. Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

  7. Kuisioner Riset SWOT

  8. Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).

  9. Identifikasi Penyebab Masalah

  10. Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

  11. Menentukan Tujuan Dan Sasaran Strategis

  12. Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secaratepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

  13. Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis

  14. Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakaidalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan.Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.

  15. Menentukan Ukuran Yang Dipakai Dalam SWOT

  16. Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.

  17. Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators Dalam BentukTag Dan Lead Indicator

  18. Tujuannya adalah untuk merumuskan strategicinitiative dan menyusun keyperformance indicator dalam bentuk lagdan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.

  19. Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja

  20. Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.

  21. Melakukan Cascading SWOT

  22. untuk mengukur objectivies (O), carapengukuran atau measurement (M), caramenentukan target (T), serta caramenentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP inididistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.

  23. Analisis Anggaran Dan Model Keuangan

  24. Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnyaberikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

  25. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT

  26. Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan,sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

Tujuan Analisa Swot

Menurut Rangkuti (2011:197) [14], tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi

Pendekatan Pemecahaan Masalah

Menurut Puspitasari (2011:96)[15], Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Product :produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

  2. Price : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.

  3. Place : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.

  4. Promotion : aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.

  5. People : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.

  6. Process : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.

  7. Physical Evidence : bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

Konsep Dasar Persediaan

Definisi Persediaan

Persediaan terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

Menurut Junaidi (2013:3) [16], berpendapat bahwa “Inventory adalah konsep yang mencerminkan sumber daya yang dapat digunakan tetapi tidak atau belum dipergunakan”

Menurut Tamodia (2013:23) [17], berpendapat bahwa “Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk kemudian dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan adalah pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu.

Fungsi Persediaan

Menurut Divianto (2011:78)[18], Fungsi-fungsi persediaan penting artinya dalam upaya meningkatkan operasi perusahhan, baik yang berupa operasi internal maupun operasi eksternal, sehingga perusahaan seolah-olah dalam posisi bebas. Fungsi persediaan pada dasarnya terdiri dari tiga fungsi, yaitu :

  1. Fungsi Decoupling

  2. Fungsi ini memungkinkan bahwa perusahaan akan dapat memenuhi kebutuhannya atau permintaan konsumen tanpa bergantung pada supplier barang. Untuk dapat memenuhi fungsi ini dilakukan cara-cara sebagai berikut :

    1. Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan tidak sepenuhnya tergantung penyediaannya pada supplier dalam hal kuantitas dan pengiriman.

    2. Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang terlibat dapat lebih leluasa dalam berbuat.

    3. Persediaan barang jadi disiapkan dengan tujuan untuk memenuhi permintaan yang bersifat tidak pasti dari langganan.

  3. Fungsi Economic Lot Sizingg

  4. Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat menguranginya biaya per unit produk. Pertimbangan yang dilakukan dalam persediaan ini adalah penghematan yang dapat terjadi pembelian dalam jumlah banyak yang dapat memberikan potongan harga serta biaya pengangkutan yang lebih murah dibandingkan dengan biaya-biaya yang akan terjadi, karena banyaknya persediaan yang dipunyai.

  5. Fungsi Antisipasi

  6. Perusahaan sering mengalami suatu ketidakpastian dalam jangka waktu pengiriman barang dari perusahaan lain, sehingga memerlukan persediaan pengamanan (safety stock), atau perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan sebelumnya yang didasarkan pengalaman masa lalu akibat pengaruh musim, sehubungan dengan hal tersebut perusahaan mengadakan seasonal inventory (persediaan musiman).

Jenis Jenis Persediaan

Menurut Rusdah (2011:52) [19], persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya, serta jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk. Menurut fungsinya, persediaan dibagi menjadi :

  1. Batch Stock atau Lot Inventory

  2. Persediaan yang dilakukan karena memiliki atau membuat barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Mendapatkan keuntungan harga pada harga pembelian efisien produksi dan penghematan biaya akomodasi.

  3. Persediaan yang diadakan untuk melengkapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

  4. Anticipation Stock

  5. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarka pola konsumen yang terdapat dalam suatu tahun untuk menghadapi penggunaan atau penjualan (permintaan) yang meningkat.

Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Divianto (2011:82) [20], penentuan jumlah persediaan perlu ditentukan sebelum melakukan penilaian persediaan. Jumlah persediaan dapat ditentukan dengan dua sistem yang paling umum dikenal pada akhir periode yaitu :

  1. Periode system, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik agar jumlah persediaan akhir dapat diketahui secara pasti.

  2. Perpectual system, atau book inventory yaitu setiap kali pengeluaran diberikan catatan administrasi barang persediaan.

Konsep Dasar Penjualan

Definisi Penjualan

bahwa penjualan, khususnya penjualan barang merupakan kegiatan menjual barang yang diproduksi sendiri atau dibeli dari pihak lain untuk dijual kembali kepada konsumen secara kredit maupun tunai. Jadi secara umum penjualan pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu penjualan tunai dan kredit. Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan barang atau jasa segera diikuti dengan pembayaran dari pembelian, sedangkan penjualan kredit ada tenggang waktu antara saat penyerahan barang atau jasa dalam penerimaan pembelian.

Menurut Prananingrum (2013:10-7) [21], “penjualan adalah proses pertukaran barang atau jasa yang bernilai sama atau seharga dengan barang atau jasa yang ditukarkan”.

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah proses pertukaran barang atau jasa yang merupakan bahan pertimbangan pokok dalam pemasaran.

Tujuan Penjualan

Agar perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya dengan baik supaya konsumen atau pelanggan tidak beralih kepada perusahaan lain. Perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala kebutuhan dan keinginan konsumen dengan penjualan yang baik maka akan dapat meningkatkan penjualan dan merebut pasar. Jika itu sudah terjadi maka dapat di pastikan perusahaan dapat mendapatkan laba yang maksimal.

Konsep Dasar Unified Modeling Language

Definisi UML

Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:22) [22] ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Model Unified Modeling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:15), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use casediagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.

  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

  5. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  6. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:25)[22] Bangunan dasar metodologi UML menggunakan 3 (tiga) bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

  1. Sesuatu (Things)

  2. Relasi (Relantionship)

  3. Diagram

Konsep Dasar Xampp

Definisi Xampp

Menurut Arif M Rudyanto dalam Esa Wijayanti (2014:34), “XAMPP merupakan aplikasi yang mengintegrasikan beberapa aplikasi utama web di dalamnya. Dalam XAMPP terdapat instalasi model PHP, MySQL, web server Apache, yang mana pejelasannya adalah sbb:

  1. PHP

  2. Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk Sistem management database yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQL, namun PHP juga mendukung system management ,Microsoft acces, interbase, d-base dan postgreSQL.

  3. My SQL

  4. SQL kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang khusus digunakan untuk mengolah database,MySQL juga bersifat opensource dan relational yang artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh MySQL yang berada di Swedia.MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengolah database beserta isinya, serta untuk menambahkan, mengubah dan menghapus data yang berada dalam database.

  5. Apache

  6. Apache bersifat open source, artinya setiap orang boleh menggunakannya, mengambil bahkan mengubah kode programnya.Tugas utama apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada peminta berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66), “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Guritno (2011:302) [23], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen yang terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi (Rahardja Untung, dkk, 2011).

Berdasarkan ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302) [23] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

  1. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

Requirement Elicitation

Menurut Guritno (2011) [23] Requirement Elicitation adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yamg akan dikembangkan. Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan diantara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

Literatur Review

Menurut Mulyandi (2013:17-153), berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

Penelitian yang dilakukan oleh Wulaningsih (2014). Penelitian ini berjudul “Analisa Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Trijaya Union Tangerang”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan laporan informsi pengolahan data bahan baku sehingga nilai informasi yang dihasilkan dapat lebih cepat dan akurat.

Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto (2015)]. Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Pengolahan Persediaan Barang di PT. Jalur Sutramas”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan sistem yang berhubungan dengan sistem persediaan, pembelian, dan penjualan barang di PT. Jalur Sutramas.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhasan (2014). Penelitian ini berjudul “Penerapan Sistem Informasi Stock Bahan Baku pada PT. JABATEX Tangerang Berbasis Web”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan sistem berbasis web yang persediaan bahan baku yang berjalan pada PT. JABATEX Tangerang.

Penelitian yang dilakukan oleh Arzia (2014). Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Inventory Laboratorium Digital Jurusan Sitem Komputer Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan sistem yang mampu mengontrol data peminjaman barang, mengelola laporan data barang pada Lab. SK yang memudahkan pimpinan dalam mengambil suatu keputusan.


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Objek Yang Diteliti

Sejarah Singkat Perusahaan

PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI adalah salah satu perusahaan properti di kota tua Jakarta yang didirikan oleh Bapak Samsul pada tanggal 07 Mei 2010. PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI terus mempertahankan keberadaannya dalam kegiatan di bidang properti dan tidak pernah berhenti untuk mengembangkan-nya sejak itu, beliau mendapatkan ide untuk membuka perusahaan baru di Jakarta, tepatnya perusahaan baru ini berada di kawasan Jl. Malaka 2 no. 29, Jakarta Barat. Bahan yang sangat populer dan dikenal oleh masyarakat Indonesia ataupun Mancanegara adalah MetalGlas dan Hoppe . Beliau pun berdiskusi dengan keluarga dan teman - temannya mengenai perusahaannya yang telah berdiri 5 tahun lamanya ini. Perusahaan tersebut terus mempertahankan keberadaannya dalam kegiatan di bidang properti dan tidak pernah berhenti untuk mengembangkan-nya sejak itu. Selain itu, perusahaan juga memamerkan produk – produknya dibeberapa event – event besar yang ada di Indonesia, seperti di Grand Indonesia dan Central Park.

Selain itu PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI juga memamerkan produk-produknya di beberapa event nasional dan internasional. Seperti pada Trade Expo Indonesia 2010 di Anjungan Utama, Trade Expo Indonesia 2011 di Anjungan Utama, Natural Expo pada bulan Desember 2013 di Dubai dan beberapa event lainnya di Jepang, Cina, Arab, Rusia dan Taiwan.

Visi Dan Misi PT.Global Bangun Mandiri

  1. Visi PT. Global Bangun Mandiri

  2. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan dan produk produk yang dibutuhkan dengan kualitas terbaik, berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh.

  3. Misi PT. Global Bangun Mandiri

  4. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan dan produk produk yang dibutuhkan dengan kualitas terbaik, berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh

Struktur Organisasi PT.Global Bangun Mandiri

Struktur organisasi dibentuk untuk memperoleh suasana kerja yang tertib dan teratur dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab bagi para anggotanya. Untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur organisasi tersebut.

STRUKTUR ORGANISASI PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Global Bangun Mandiri

Wewewenang Dan Tanggung Jawab

Salah satu alat manajemen untuk mencapai suatu tujuan organisai adalah terciptanya suatu struktur organisasi yang baik dan tepat. Pembentukan struktur organisasi ini harus sesuai dengan pembagian wewenang dan tanggung jawab setiap individu, sehingga dapat tercipta kerjasama yang baik antar setiap pegawai, baik bawahan maupun atasan.

Struktur organisasi sangat berpengaruh antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam suatu kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Oleh karena itu struktur pengorganisasian dibuat agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, untuk memperjelas tugas dari masing-masing bagian, maka diperlukan bagian organisasi yang menunjukan hubungan- hubungan dalam struktur berdasarkan wewenang yang sah.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai wewenang dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada PT. Global Bangun Mandiri :

  1. Direktur Utama

    1. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dan berhak dalam menetapkan garis-garis kebijakan menyeluruh perusahaan

    2. Mengawasi pelaksanaan operasional perusahaan secara umum.

    3. Mengontrol perusahaan melalui laporan-laporan wakil direktur.

    4. Mengambil keputusan yang bersifat strategis.

  2. Wakil Direktur

    1. Menyusun rencana kerja, dan anggaran biaya di bagiannya.

    2. Mengarahkan dan mengkoordinir penyusunan target pendapatan di bidangnya

    3. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja, dan anggaran biaya di bidangnya.

    4. Mewakili direktur utama untuk kegiatan eksternal.

  3. Manager Oprasional

    1. Menyusun program kerja, dan anggaran biaya di bagiannya.

    2. Menyusun kegiatan operasional terhadap target pelanggan sasaran.

    3. Melaksanakan semua kebijakan operasonal dan pelayanan pelanggan yang telah ditetapkan Perusahaan.

    4. Melakukan penawaran produk Perusahaan dan promosi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan Perusahaan.

    5. Melaksanakan evaluasi dan analisa terhadap kegiatan program operasional yang telah dilaksanakan dan melakukan upaya perbaikan untuk pencapaian target pendapatan.

    6. Membuat dan menyampaikan laporan di bagiannya kepada atasan dan unit kerja terkait.

  4. Call Center

    1. Menerima call dengan salam pembuka

    2. Memberikan pelayanan informasi ( Info produk perusahaan, Layanan permintaan dan Layanan pengaduan ) melalui telepon dan komputer kepada seluruh pelanggan yang menghubungi akses telepon Call Center perusahaan.

    3. Menerima pengaduan atau permintaan dari pelanggan yang datang langsung ke kantor tersebut.

  5. Accounting

    1. Memonitor aktifitas sales untuk memastikan implementasi program berjalan sesuai rencana

    2. Membuat rencana program promosi beserta implementasi dan evaluasi untuk menunjang penjualan.

    3. Membuat laporan harian dan bulanan yang berkaitan dengan penjualan. Implementasi dan monitoring program promosi beserta pemasangan materi promosi agar sesuai dengan program promosi.


  6. Sales Adm

    1. menyiapkan dan menyediakan segala keperluan administratif marketing/sales sesuai dengan SOP ( Standard Operational Procedure ) yang berlaku.

    2. menerima orderan dari customer dengan menyesuaikan ketersediaan stock barang di gudang.

  7. Packing

    1. Manampilkan image dan pandangan terhadap suatu isi produk

    2. Menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai.

    3. Menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisis sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan program Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case diagram, Activity diagram, Sequence diagram.

Use Case Diagram Sistem Penjualan

Gambar 3.2. Use Case Diagram Sistem Penjualaan.

Berdasarkan gambar 3.2 Berdasarkan gambar Use case diagram penjualan di atas terdapat:

  1. 1 system yang mencakup seluruh kegiatan penjualan.

  2. 3 aktor yang melakukan kegiatan diantaranya : konsumen, marketing, dan kasir.

  3. 7 use case yang biasanya dilakukan oleh aktor-aktor tersebut diantaranya : datang langsung, memberikan katalog produk, pilih barang, pesan barang, isi form pemesanan, input pemesanan, dan bayar pemesanan.

Dari penjelasan simbol di atas dapat di jelaskan sistem penjualan yang berjalan sebagai berikut:

  1. Konsumen datang langsung untuk memesan barang yang ingin di pesan mendatangi bagian marketing, bagian marketing member katalog produk kepada konsumen.

  2. konsumen memilih barang yang terdapat pada katalog produk, setelah itu memesan barang yang di inginkan dan mengisi form pemesanan jumlah barang yang akan di pesan.

  3. Staff marketing input data dari form pemesanan ke buku pemesanan.

  4. setelah itu konsumen membayar barang yang di pesan kepada kasir.

  5. Kemudiaan kasir menulis kwitansi pembayaran dan memberikan ke konsumen.

Activity Diagram Sistem Penjualan

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Gambar 3.3. Activity Diagram Sistem Penjualan Berjalan.

Berdasarkan gambar 3.3 Activity Diagram penjualan di atas dapat di jelaskan:

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.

  2. 8 Action State dari sistem diantaranya: datang langsung, memberikan katalog produk, pilih barang, pesan barang, isi form pemesanan, input pemesanan, dan bayar pemesanan.

  3. 1 Final State, objek yang diakhiri.

Dari penjelasan simbol di atas dapat di jelaskan prosedur sistem yang berjalan sebagai berikut:

  1. Konsumen datang langsung untuk memesan barang yang ingin di pesan mendatangi bagian marketing, bagian marketing member katalog produk kepada konsumen.

  2. konsumen memilih barang yang terdapat pada katalog produk, setelah itu memesan barang yang di inginkan dan mengisi form pemesanan jumlah barang yang akan di pesan.

  3. Staff marketing input data dari form pemesanan ke buku pemesanan

  4. setelah itu konsumen membayar barang yang di pesan.

  5. Kemudiaan kasir menulis kwitansi pembayaran dan memberikan ke konsumen.

Sequence Diagram Sistem Penjualan

Gambar 3.4. Sequence Diagram Sistem Penjualan Berjalan

Berdasarkan gambar 3.4 Sequence Diagram penjualan di atas dapat di jelaskan:

  1. 3 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu konsumen,marketing dan kasir.

  2. 9 message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor-actor.

  3. 3 LifeLine mengidentifikasi kehadiran objek pada saat terakhir/ akhir waktu

Dari penjelasan simbol di atas dapat di jelaskan prosedur sistem yang berjalan sebagai berikut:

  1. Konsumen datang langsung untuk memesan barang yang ingin di pesan mendatangi bagian marketing, bagian marketing member katalog produk kepada konsumen.

  2. konsumen memilih barang yang terdapat pada katalog produk, setelah itu memesan barang yang di inginkan dan mengisi form pemesanan jumlah barang yang akan di pesan.

  3. Staff marketing input data dari form pemesanan ke buku pemesanan

  4. setelah itu konsumen membayar barang yang di pesan.

  5. Kemudiaan kasir menulis kwitansi pembayaran dan memberikan ke konsumen.

Use Case Diagram Persediaan Barang

Gambar 3.5 Use Case Diagram Sistem Persediaan Barang Berjalan

Berdasarkan gambar Use Case Diagram Persediaan barang di atas terdapat:

  1. sistem persediaan yang mencakup semua system

  2. 2 aktor yang melakukan kegiatan di antara nya: admin gudang, manager produksi

  3. 5 use case yang dilakukan oleh aktor-aktor tersebut diantaranya : cek item barang, cek jumlah barang. Mencatat pada for persedian barang, membuat laporan persediaan barang, dan memberikan laporan persediaan barang.

Dari penjelasan simbol di atas dapat di jelaskan prosedur sistem yang berjalan sebagai berikut:

  1. Admin gudang cek stock item barang yang berada di gudang dan menghitung jumlah barang yang berada di gudang.

  2. Setelah di cek admin mengisi form stock jumlah dan item barang.

  3. Admin membuat rekapan laporan seluruh stock barang dan melaporkan kepada Manager Produksi.

Activity Diagram Persediaan Barang

Gambar 3.6. Activity Diagram Sistem Persediaan Barang Berjalan

Berdasarkan gambar 3.6 Activity Diagram Persediaan barang di atas dapat di jelaskan:

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.

  2. 5 Action State dari sistem diantaranya : cek item barang, cek jumlah barang, catat form persediaan barang dan memberikan laporan

  3. 5 Action State dari sistem diantaranya : cek item barang, cek jumlah barang, catat form persediaan barang dan memberikan laporan

Berdasarkan simbol di atas dapat di jelaskan prosedur sistem yang berjalan sebagai berikut:

  1. Admin gudang cek stock item barang yang berada di gudang dan menghitung jumlah barang yang berada di gudang.

  2. Setelah di cek admin mengisi form stock jumlah dan item barang.

  3. Admin membuat rekapan laporan seluruh stock barang dan melaporkan kepada Manager Produksi

Sequnce Diagram Persediaan Barang

Gambar 3.7 Activity Diagram Persediaan Barang

Berdasarkan gambar 3.7 Activity Diagram Persediaan barang di atas dapat di jelaskan:

  1. 2 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu admin gudang dan manager produksi

  2. 5 message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor-actor.

  3. 2 LifeLine mengidentifikasi kehadiran objek pada saat terakhir/ akhir waktu

Dari penjelasan simbol di atas dapat di jelaskan prosedur sistem yang berjalan sebagai berikut:

  1. Admin gudang cek stock item barang yang berada di gudang dan menghitung jumlah barang yang berada di gudang.

  2. Setelah di cek admin mengisi form stock jumlah dan item barang.

  3. Admin membuat rekapan laporan seluruh stock barang dan melaporkan kepada Manager Produksi.

Metode Analisa Sistem

Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif yang berasal dari internal organisasi, kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal, peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal dan ancaman atau resiko yang dipengaruhi oleh fakrtor eksternal organisasi.

Analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3.1 Analisa SWOT

Analisa Masalah Sistem Berjalan

Berdasarkan analisa yang telah di lakukan oleh peneliti, Manajemen Sistem Inventory dan Sales pada PT. Global Bangun Mandiri. Yang sudah berjalan saat ini sudah berjalan dengan baik akan tetapi sistem penjualan namun sistem masih manual, yang mengharus kan konsumen datang langsung untuk memesan barang yang di ingin kan dan pencatatan barang masih menggunakan manual sehingga membutuhkan waktu yang lama dan rentan terjadi nya kehilangan data dalam membuat laporan mengharuskan pengecekan ulang arsip-arsip yang ada.

Analisa Proses

Proses Manajemen Sistem Inventory pada PT.Global Bangun Mandiri yang berjalan saat ini banyak dikerjakan secara manual dan sebagian besar proses masih menggunakan pencatatan di buku . Adapun penjelasan lebih rinci mengenai sistem yang sedang berjalan terdapat pada Unified Modelling Language (UML) yaitu berupa use case diagram dan activity diagram.

Solusi Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada pada sistem berjalan maka diberikan solusi pemecahan masalah yang dapat membantu dan berguna untuk Manajemen Sistem Inventory dan Sales pada PT.Global Bangun Mandiri Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan penulis antara lain:

  1. Menggunakan sistem yang berjalan saat ini dengan meningkatkan pengontrolan.

  2. Mengembangkan sistem yang berjalan dengan terkomputerisasi berbasis web yang dapat mempermudah pengaksesan informasi yang diinginkan.

Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan masalah diata penulis melakukan suatu kajian untuk permasalahan maka perlu mengembangkan sistem yang berjalan menjadi terkomputerisasi berbasis web yang dapat mempermudah pengaksesan informasi yang diinginkan dan banyak keuntungan yang diperoleh.

Analisa Kelebihan dan Kekurangan Sistem

Bedasarkan sistem analisa dapat diketahui kelebihan sistem yang berjalan yaitu prosen penjualan barang dan pencatatan persediaan barang, namun terdapat beberapa kekurangan diantaranya sebagai berikut:

  1. Pengguanaan sistem flat file berbasis spreadsheet sederhana dalam proses transformasi dokumen hardcopy pencatatan persedian barang dari pengguna komputer.

  2. Pengguanaan sistem hardcopy dan sistem penyimpanan flat file tidak efektif dan efisien untuk jangka waktu panjang.

  3. Sulit untuk melakukan pencarian data sehingga menyulitkan malakukan analisa-analisa untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang.

Analisa Kebutuhan Sistem

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, penulis mengusulkan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

  1. Adanya user level agar pihak yang tidak berkepentingan tidak dapat mengakses laporan penjualan tanpa persetujuan dari pihak terkait.

  2. Membuat sistem aplikasi sistem informasi laporan penjualan berbasis web yang merupakan sebuah paradigma baru, dimana admin menginput data-data kedalam sistem dengan cepat dan aman.

  3. Menggunakan bahasa pemrograman berbasis web (PHP) dalam pembuatan sistem informasi laporan penjualan untuk lebih dinamis

User requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan wawancara dengan narasumber di perusaaan Berikut dilampirkan Diagram Elisitasi Tahap1

Tabel 3.2. Tabel Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi

Tabel 3.3. Tabel Elisitasi Tahap II


Keterangan :

M = mandatory (yang diinginkan )

D = Desirable ( diperlukan )

I= Inessential (yang tidak mutlak diinginkan )

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap yang harus diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut adalah requirement tersebut:

Tabel 3.4. Tabel Elisitasi Tahap III


Keterangan

T = Technical         L = Low

O = Operational        M = Middle

E = Economic         H = High

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap – tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi:

Tabel 3.5. Tabel Elisitasi Final


BAB IV

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada PT. Global Bangun Mandiri, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan sistem usulan yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem penjualaan dan persediaan barang yang berjalan saat ini, yaitu merubah proses sistem informasi manajemen penjualan dan persediaan barang saat ini menjadi sistem yang terprogram dan tekomputerisasi sehingga memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan nya.

Ada bebrapa prosedur yang harus dilakukan dalam menjalankan sistem ini yaitu:

  1. Prosedur Login

  2. Untuk mengakses sistem, setiap pengguna diwajibkan melakukan proses login dengan mengisi username dan password sesuai dengan username dan password pengguna.

  3. Prosedur View Data

  4. Data yang ditampilkan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan pihak manajer untuk menganalisa data yang ada.

  5. Prosedur Menganalisa Data

  6. Data yang ditampilkan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan pihak manajer untuk menganalisa data yang ada.

  7. Prosedur Mengambil Data

  8. Pihak manajer mengambil keputusan setelah mendapatkan analisa dari data yang tersedia.

  9. Prosedur Cetak

  10. Admin atau user dapat melakukan cetak report sebagai bukti untuk proses selanjutnya.

  11. Prosedur Log Out

  12. Admin atau user melakukan logout atau keluar dari sistem setelah selesai melakukan transaksi pada menu Logout.

Berdasarkan perubahan sistem penjualan dan persediaan barang yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi sistem gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program visual paradigm for UML Enterprice Edition 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Use case diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem yang dibangun.

Use Case Diagram penjualan Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.1. Use Case Diagram penjualan Sistem Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.1. Use case diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem penjualaan barang.

  2. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan diantaranya : konsumen, dan admin penjualan

  3. 10 (delapan belas) use case yang dilakukan oleh actor-actor tersebut, diantaranya : tampilakan menu home, terdapat fasilitas visi misi perusahaan, gambar produk perusahan yang di tawar kan, spesifikasi produk yang di tawarkan dan pemesanan via online.

Activity Diagram Yang Diusulkan

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir.

Activity Diagram penjualan yang Diusulkan

Gambar 4.2 activity diagram persediaan barang yang di usulkan

Dari Activity diagram diatas yang diusulkan maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. 1 (satu) initial node, sebagai awal objek.

  2. 10 (sepuluh) action state, yang terdiri dari admin, menu home, menu gambar, menu pemesanan, menu spesifikasi produk, visi dan misi perusahaan, spesifikasi produk yang di tawarkan, menu input pemesanan, input subjek,input email pemesanan

  3. 1 (satu) final node, sebagai objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Sequence Diagram penjualan Yang Diusulkan

Gambar 4.3 sequence diagram penjualaan barang

Dari sequence diagram diatas yang diusulkan maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. 2 (actor) yang melakukan kegiatan sebagai berikut : konsumen dan admin.

  2. 4 (life line) yang menggambarkan alur kegiatan di antaranya: home. Menu spesifikasi produk, menu gambar, menu pemesanan.

  3. 7 (massages) kegiatan yang di lakukan oleh actor di antara nya: melihat visi dan misi perusahan, melihat spesifikasi produk, melihat gambar produk, input email

Use Case Diagram Persediaan Barang Yang Di Usulkan

Gambar 4.4 use case diagram persedian barang yang di usulkan

Berdasarkan gambar di atas dapat di jelaskan sebagai berikut:

  1. 2 (actor) yang melakukan kegiatan di antara nya: admin gudang, manager produksi.

  2. 1 (system) yang mengambar kan alur.

  3. 4 (use case) yang menggambar kan alur kegiatan para actor di antaranya : login, menu laporan, update laporan, cek laporan persediaan barang.

Activity Customer Diagram Yang Di Usulkan

4.5 gambar Activity customer diagram yang di usulkan

Berdasarkan gambar 4.5 activity customer diagram yang di usulkan diatas dapat di jelaskan sebagai berikut:

  1. 1 (initial node)

  2. 5 (action) diantara nya; update data customer, mencari data customer, cek data customer, print laporan, dan menyerahkan laporan

  3. 1 (vertical swimline)

  4. 1 (activity final node)

Activity Supplier Diagram Yang Di Usulkan

4.6 gambar Activity Supplier Diagram Yang Di Usulkan

Berdasarkan gambar 4.6 activity customer diagram yang di usulkan berdasarkan gambar diatas dapat di jelaskan sebagai berikut:

  1. 1 (initial node)

  2. 5 (action) diantara nya; update data customer, mencari data customer, cek data customer, print laporan, dan menyerahkan laporan

  3. 1 (vertical swimline)

  4. 1 (activity final node)

Activity Diagram Penjualan Yang Di Usulkan

4.7 gambar activity diagram penjualan yang di usulkan.

berdasarkan Agambar diatas dapat di jelaskan sebagai berikut:

  1. 1 (initial node)

  2. 5 (action) diantara nya; update data penjualan, mencari data penjualan, cek data penjualan, print laporan, dan menyerahkan laporan

  3. 1 (vertical swimline)

  4. 1 (activity final node)

Activity Diagram Pembelian Yang Di Usulkan

4.8 gambar activity diagram pembelian yang diusulkan

berdasarkan gambar diatas dapat di jelaskan sebagai berikut:

  1. 1 (initial node)

  2. 5 (action) diantara nya; update data penjualan, mencari data penjualan, cek data penjualan, print laporan, dan menyerahkan laporan

  3. 1 (vertical swimline)

  4. 1 (activity final node)

Sequence Diagram Yang Di Usulkan

4.9 Gambar sequence diagram inventory yang di usulkan

Berdasar kan gambar 4.9 di atas dapat di jelaskan sebagai berikut:

  1. 2 (actor) yang melakukan kegiatan di antara nya: admin gudang, manager Produksi.

  2. 6 (life line) yang menggambarkan fasilitas sistem di antar nya : login,Master barang, penjualan pembelian barang , customer, supplier.

  3. 22 (messages) yang menggambarkan alur kegiatan di antara nya: input nama admin, input password admin, verifikasi akun, melihat form master barang, print laporan master barang, update penjualan, hapus penjualan, print laporan penjualan, update persedian barang, print laporan persedian barang.

Class Diagram Inventory Yang Diusulkan

Gambar 4.10 class diagram inventory yang di usulkan

Spesifikasi Database

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah :

1)  Nama File            : tbl_admin

    Media                  : Hard Disk

    Isi                        : id+username+password+nama lengkap+no_telp

    Primary Key          : Id_admin

    Panjang Record     : 82


Tabel 4.1 Spesifikasi Basis Admin


2)  Nama File            : master barang

    Media                  : Hard Disk

    Isi                        : kode_part, nama_barang, satuan, harga_jual,harga_beli,tgl_masuk,tgl,keluar,stock

    Primary Key          : kode_part

    Panjang Record     : 68

4.2 Tabel Spesifikasi Basis Master Barang


3)  Nama File            : pembelian barang

    Media                  : Hard Disk

    Isi                        : kode_part, tgl-faktur, nama supplier, jenis_barang,harga,sub_total,total,qty

    Primary Key          : kode_part

    Panjang Record     : 68

Tabel 4.3 Spesifikasi Pembelian Barang

4)  Nama File            : penjualan barang

    Media                  : Hard Disk

    Isi                        : kode_part,tgl-faktur,tgl_kirim,jenis_barang, harga,sub_total,total,qty

    Primary Key          : kode_part

    Panjang Record     : 68

Tabel 4.4 Spesifikasi Penjualan Barang


5) Nama File            : stok barang

    Media                  : Hard Disk

    Isi                        : kode_part,tgl_masuk,satuan,barangmasuk, nama_barang,bahan_baku,harga,customer_supplier,stock, finish_good

    Primary Key          : kode_part

    Panjang Record     : 48

Tabel 4.5 Spesifikasi Stok Barang

Rancangan Prototype

Tampilan Halaman Login

Gambar 4.11 Prototype Halaman Login

Tampilan Halaman Master Barang

Gambar 4.12. Prototype Halaman Master Barang

Tampilan Halaman Supplier

Gambar 4.13. Prototype Halaman Supplier

Tampilan Halaman Customer

Gambar 4.14. Prototype Halaman Customer

Tampilan Halaman Penjualan

Gambar 4.15. Prototype Halaman Penjualan

Tampilan Halaman Pembelian

Gambar 4.16. Protoype Halaman Pembelian

Tampilan Halaman Admin

Gambar 4.17. Prototype Halaman Admin

Tampilan Halaman Setting

Gambar 4.18. Protoype Halaman Setting

Tampilan Sistem Yang Di Usulkan

Tampilan Menu Login

Gambar 4.19. Tampilan Halaman Login

Tampilan Menu Setting

Gambar 4.20. Tampilan Menu Setting

Tampilan Supplier Tambah

Gambar 4.21 Tampilan Supplier Tambah

Tampilan Supplier Laporan

Gambar 4.22 Tampilan Halaman Supplier Laporan

Tampilan Supplier Tabel

Gambar 4.23 Tampilan Halaman Supplier Tabel

Tampilan Customer Tambah

Gambar 4.24 Tampilan Halaman Customer Tambah

Tampilan Customer Laporan

Gambar 4.25 Tampilan Halaman Customer Laporan

Tampilan Customer Tabel

Gambar 4.26 Tampilan Halaman Customer Tabel

Tampilan Penjualan Tambah

Gambar 4.27. Tampilan Penjualan Tambah

Tampilan Penjualan Laporan

Gambar 4.28. Tampilan Penjualan Laporan

Tampilan Penjualan Tabel

Gambar 4.29. Tampilan Penjualan Tabel

Tampilan Pembelian Tambah

Gambar 4.30 Tampilan Pembelian Tambah

Tampilan Pembelian Laporan

Gambar 4.31 Tampilan Pembelian Laporan

Tampilan Pembelian Tabel

Gambar 4.32 Tampilan Master Barang Tambah

Tampilan Master Barang Tambah

Gambar 4.33 Tampilan Master Barang Tambah

Tampilan Master Barang Laporan

Gambar 4.34 Tampilan Master Barang Laporan

Tampilan Master Barang Tabel

Gambar 4.35 Tampilan Master Barang Tabel

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor : Pentium IV

  2. Monitor : LED 16.0 ”

  3. RAM  : 2048 MB

  4. Harddisk : 320 GB

  5. Mouse  : Optical

  6. Keyboard : PS2

Aplikasi Yang Digunakan

  1. Office 2007

  2. Google Chrome

  3. Xampp server

  4. Dreamweaver

  5. Windows 7

Hak Akses (Brainware)

  1. Administrator gudang

  2. Admin penjualan

  3. Manajer produksi

Metode Testing Black-Box

Tabel 4.6 Metode Black Box

Rancangan Implementasi

Rancangan implementasi sistem yang dimaksud yaitu untuk mengatur jadwal waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap implementasi adalah sebagai berikut :

  1. Pengumpulan Data

  2. Kegiatan pengumpulan data merupakan tahap pertama yang dilakukan, hal ini berguna untuk memenuhi semua kebutuhan data yang diperlukan. Waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data adalah 3 minggu.

  3. Analisa Sistem

  4. Tahap analisa sistem dilakukan untuk mengetahui segala permasalahan yang terjadi dan memudahkan menjalankan tahap selanjutnya. Tahap analisa sistem ini memerlukan waktu selama 2 minggu.

  5. Perancangan Sistem

  6. Perancangan sistem dilakukan berdasarkan data – data yang diperoleh dalam analisa sistem berjalan.

  7. Test Program

  8. Kegiatan untuk menguji kelayakan dari program yang diusulkan secara keseluruhan

  9. Operasi Dan Evaluasi Program

  10. Kegiatan yang mengoperasikan usulan secara keseluruhan dan menggunkan data yang sesungguhnya dan masih diperlukan adanya pengawasan keseluruhan terhadap sistem agar terhindar dari kesalahan.

Tabel 4.7 Rancangan Implementasi



BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah mempelajari permasalahan yang dihadapi PT. Global Bangunan pada rumusan masalah, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Selama ini penjualan barang dan persediaan barang masih menggunakan sistem manual sehingga peroses penjualan barang terkendala pada penawaran barang yang di hasilkan perusahaan.

  2. Karena sistem penyimpanan data masih berupa file atau pengarsipan, sehingga sering sekali terjadi keterlambatan dalam penyampaian laporan penjualan ke pada pimpinan. Di karenakan banyak berkas yang hilang ataupun rusak secara fisik. laporan pun menjadi kurang efektif dan efisien.

  3. Untuk menunjang proses penjualan dan pencatatan persediaan barang maka di buatlah sistem manajemen sales dan inventory di buat untuk menunjang kinerja karyawan.

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat PenelitianUntuk menjawab tujuan penelitian pada Tujuan Penelitian yang telah dijabarkan pada BAB I, maka Penulis mendapatkan hasil:

  1. Untuk mengetahui sistem PENERAPAN SISTEM INVENTORY BERBASIS WEB DI PT. GLOBAL BANGUN MANDIRI saat ini.

  2. Melakukan identifikasi kembali kendala-kendala yang sering dihadapi dalam penjualan barang hasil produksi dan manajemen persedian barang.

  3. Menganalisis sistem yang sedang berjalan agar masalah yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan dengan mudah.

Berdasarkan hasil pada metode pengumpulan data yang telah dilakukan, dimana pada saat melakukan observasi di tempat penelitian, data yang diperlukan dapat terkumpul dengan cepat. Dan saat melakukan wawancara dengan stakeholder, dapat diketahui aplikasi seperti apa yang dibutuhkan. Yaitu sebuah sistem yang dapat menampilkan diagram atau grafik data dari hasil penjualan dan Admin dengan mudah mengolah data menjadi informasi yang merupakan aspek-aspek yang berhubungan dengan kinerja perusahaan sehingga data yang menyebar dapat terkumpul menjadi satu dalam satu aplikasi dan dapat mengetahui kinerja perusahaan. Dengan melakukan studi pustaka, didapatkan teori-teori yang membantu dalam penelitian.

Berdasarkan hasil pada metode analisis data yang telah dilakukan, yaitu dengan menggunakan analisis SWOT, dapat diketahui data-data yang dibutuhkan untuk memonitoring persediaan barang produksi, dari perspektif finansial didapatkan seperti data penjualan. dari perspektif non-finansial didapatkan seperti data penjualan dari Marketing

Berdasarkan hasil penelitian, maka metode perancangan yang digunakan yaitu software visual paradigm untuk membuat diagram UML. Dan program dibuat dengan bahasa pemrograman PHP melalui notepad ++, sementara untuk database menggunakan MySQL dengan software Navicat for MySQL. Untuk perancangan diagram pada aplikasi menggunakan High chart.

Berdasarkan hasil penelitian, metode testing yang digunakan adalah metode blackbox testing untuk memfokuskan kepada keperluan fungsional perangkat lunak, agar dapat menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, setelah menggunakan metode testing blackbox testing tidak ditemukan kesalahan interface, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Berdasarkan hasil penelitian, metode testing yang digunakan adalah metode blackbox testing untuk memfokuskan kepada keperluan fungsional perangkat lunak, agar dapat menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, setelah menggunakan metode testing blackbox testing tidak ditemukan kesalahan interface, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.


Saran

Berdasarkan hasil pada penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada PT.Global Bangun Mandiri, maka terdapat beberapa saran yang dijadikan masukan untuk meningkat kinerja perusahaan PT.Global Bangun Mandiri, yaitu sebagai berikut :

  1. Memanfaatkan media internet secara optimal sebagai alat komunikasi dan pengolahan data.

  2. Penggunaan sistem yang baru ini hendaknya dilakukan sosialisasi kepada pihak yang berhubungan dengan sistem ini sehingga dapat digunakan dengan baik.

  3. Dibutuhkan sistem yang berkesinambungan antara admin dan pimpinan, agar tidak ada lagi kesalahan dalam membuat laporan persediaan barang yang dilakukan setiap bulannya.

  4. Selalu update penjualan yang sudah dibuat agar menarik konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan


DAFTAR PUSTAKA

  1. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  2. Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: Rineka Cipta.
  3. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  5. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu
  6. McLeod. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Graha Ilmu
  7. Maimunah,2012. Media Company Profile Sebagai Penunjang Informasi Dan Promosi”. Journal CCIT Vol-5 No.3-Mei 2012 STMIK Raharja
  8. Davis Gordon,B2012 dalam buku 'Kerangka dasar SIM',
  9. Davis Gordon,B2012 dalam buku 'Kerangka dasar SIM',
  10. Darmawan,2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  11. Prasetio, 2012 . Adhi. 2012. Buku Pintar Pemrograman Web. Jakarta : Mediakita
  12. Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Secorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
  13. Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Secorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
  14. Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Secorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
  15. Puspitasari, 2011.Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemakaian Produk Layanan Seluler Dengan Mempertimbangkan TAspek 7p’s Of Marketing (Studi Kasus : PY. Telkom Area Blora). Semarang: Universitas Diponegoro.
  16. Junaidi, 2013.Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan
  17. Tamodia. Widya. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Untuk Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi
  18. Divianto. 2011. Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) Dan Activities Inventory Control. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
  19. Rusdah. 2011. Analisa Dan Rancangan Sistem Informasi Persediaan Obat. Jakarta: Universitas Budi Luhur
  20. Divianto. 2011. Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) Dan Activities Inventory Control. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
  21. Prananingrum, Lely,Anggie Sukma D.J, Budi Utami Fahnun, Dionysia Kowanda. 2013. Perancangan Sistem Penjualan Fashion Online Pada TokoMozalea Collection.Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia(Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013
  22. 22,0 22,1 Nugroho, Adi. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan metode USDP. Yogyakarta: Andi Offset.
  23. 23,0 23,1 23,2 Guritno, suryo, sudaryono dan untung raharja (2011) “Theory And Application Of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi”. Yogyakarta : Andi

Contributors

Taufik Setiawan