SI1133470051

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini, juga revisi terkini.
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTIPE SISTEM PENGUKUR DETAK JANTUNG

MENNGGUNAKAN SMARTPHONE BERBASIS

ARDUINO PADA RUMAH SAKIT SARI ASIH


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM
: 1133470051
NAMA

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTIPE SISTEM PENGUKUR DETAK JANTUNG

MENNGGUNAKAN SMARTPHONE BERBASIS

ARDUINO PADA RUMAH SAKIT SARI ASIH

Disusun Oleh :

NIM
: 113340051
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technology

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 28Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto,S.Kom., M.Pd)
NIP: 000594
       
NIP: 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTTIPE SISTEM PENGUKUR DETAK JANTUNG

MENNGGUNAKAN SMARTPHONE BERBASIS

ARDUINO PADA RUMAH SAKIT SARI ASIH

Dibuat Oleh :

NIM
: 1133470051
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, 26Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Jawahir, Ir.,MM )
   
(Sudaryono,Dr.,Ir.,M.Pd)
NID : 03023
   
NID : 09006

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTTIPE SISTEM PENGUKUR DETAK JANTUNG

MENNGGUNAKAN SMARTPHONE BERBASIS

ARDUINO PADA RUMAH SAKIT SARI ASIH

Dibuat Oleh :

NIM
: 1133470051
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And innovative Technology

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, 28 Januari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PROTTIPE SISTEM PENGUKUR DETAK JANTUNG

MENNGGUNAKAN SMARTPHONE BERBASIS

ARDUINO PADA RUMAH SAKIT SARI ASIH

Disusun Oleh :

NIM
: 1133470051
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technology

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 1 Juni 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1133470051

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Seiring berkembangnya dunia kesehatan dan teknologi mengenai Prototipe pada zaman sekarang ini, peranan smartphone pada media control untuk penunjang dalam mempermudah penggunaannya semakin hari semakin besar dan berkembang.Pengontrolansistem yang menggunakan media smartphone telah menghasilkan berbagai kemudahan yang bias meringankan pekerjaan manusia, terutama dalam mengukur detak jantung yang sering di jumpai di rumah sakit.Dan media untuk pengontrolan alatnya sendiri sudah menggunakan smartphone dan bluetoothsebagai interface antara prototipe dengan smartphone berbasis Arduino yang di program sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah sistem pengukur detak jantung, dan untuk itulah penulis membuat sebuah karya yang berjudul Prototipe Sistem Pengukur Detak Jantung Menggunakan Smartphone BerbasisArduino.

Kata kunci : Arduino, Bluetooth, DetakJantung, Smartphone

ABSTRACT

Along with the development of health and technology of the prototype in this day and age.The role of smartphone as a media control for support in facilitating its use increasingly large and growing. The control system uses the smartphone media has produced a variety of ease that can ease the work of humans, especially in measuring the heartbeat often at the met in the hospital. And the media to control the prod itself already use smartphones and bluetooth as the interface between a smartphone prototype with an Arduino based program in such a way that produces a heart rate measuring system, and for that reason the author makes a work entitled a prototype system for measuring heart rate using the Arduino based smartphone.

Keywords: Arduino, Bluetooth, Heartbeat, Smartphone

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. PO. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik.
  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd. selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  5. Bapak Jawahir, Ir. M.M dan Bapak Sudaryono,Dr.,Ir.,M.Pd yang telah bersedia menjadi pembimbing I dan II pada penelitian ini.
  6. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.
  7. Untuk teman-teman tercinta, yang tiada hentinya memberikan saya semangat dan dukungan penuh kepada saya
  8. Ibu Wiwik Widiarti yang telah bersedia untuk menjadi stakeholder dan pembimbing lapangan dalam penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 1 Juni 2015
Budi Nugroho
NIM. 1133470051

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada saat ini dunia teknologi berkembang sangat pesat dan berperan penting untuk memudahkan manusia berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya juga dengan banyaknya korban penyakit jantung di berbagai daerah juga telah menyebabkan statistik Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada akhir tahun 2004 mencatat 20 juta masyarakat Indonesia menderita penyakit jantung. Akan tetapi banyak masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya organ jantung sehingga banyak sekali yang penderita penyakit jantung. Peningkatan ini terus terjadi di seluruh pelosok negeri ini.

Tingginya tingkat kematian pada masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaporkan, penyakit kardiovaskuler kini menduduki jenjang tertinggi penyebab kematian. Aspek penting yang sering dilupakan oleh masyarakat penderita penyakit jantung yaitu karena kurangnya kepedulian terhadap dirinya sendiri yang tidak ingin memeriksa keadaan tubuhnya ke rumah sakit terdekat. Oleh karena itu, banyak sekali korban yang langsung meninggal di tempat tanpa mengetahui apakah dia harus di rawat terlebih dahulu sebelum kejadian itu terjadi.

Berbagai alat pendeteksi, pengukur, dan monitoring detak jantung sering kita jumpai di rumah sakit. Untuk meminimalisir kejadian yang kita tidak inginkan seperti halnya resiko kelainan jantung pada manusia, solusi yang akan di buat yaitu dengan merancang suatu alat yang dapat mengukur detak jantung manusia. Alat tersebut berupa Heartbeat detector sehingga masyarakat dapat mengukur seberapa sehat atau tidaknya jantung pada manusia tersebut, dan juga dapat mengukur detak jantungnya melalui smartphone yang dimiliki. Sehingga untuk mengetahui detak jantungnya, kita dapat menerapkan suatu teknik komunikasi data antara mikrokontroler, sensor, dan smartphone yang berfungsi sebagai interface.

Dengan menggunakan teknik komunikasi data tersebut, maka diharapkan dapat mengetahui gangguan kesehatan pada seseorang. Banyaknya yang memakai smartphone dan sekarang sudah menjadi barang wajib bagi manusia, serta mudahnya pemakaian smartphone. Maka, penulis akan membuat sebuah penelitian untuk menguji apa saja yang dapat dilakukan oleh sebuah perangkat mobile ini dengan judul “PROTOTIPE SISTEM PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SMARTPHONE BERBASIS ARDUINO PADA RUMAH SAKIT SARI ASIH”.

Perumusan Masalah

Menanggapi permasalahan yang ada serta memanfaatkan media seluler yang tidak hanya digunakan untuk sms dan telepon saja, tetapi juga bisa digunakan untuk pengendalian sebuah alat kontrol jarak jauh seperti smartphone.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana cara kerja sistem untuk mengukur detak jantung dengan menggunakan Arduino?

  2. Bagaimana cara kerja sistem penghitungan detak jantung dengan menggunakan sensor jantung?

Ruang Lingkup

Dalam hal ini ruang lingkup yang akan dibahas adalah mengenai bagaimana cara kerja alat yang diciptakan dan pengontrolan alat dengan sistem pengukur detak jantung menggunakan smartphone. Di mana instruksi yang dikirimkan melalui Smartphone sebagai interface dapat diterima oleh Bluetooth dan diproses oleh Arduino untuk megukur detak jantung.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Operasional

Tujuan Operasional dari penelitian ini adalah untuk membuat sebuah sistem pengukur detak jantung yang dikontrol melalui perangkat smartphone android.

2. Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional dari penelitian ini yaitu untuk memanfaatkan Arduino yang saling bersinergi menghasilkan sebuah alat yang creative dan innovative.

</div>

3. Tujuan Individual

  1. Tujuan individual adalah untuk memenuhi laporan mata kuliah Skripsi sebagai prasyarat kelulusan.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Bagi peneliti

    Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu peneliti dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja dengan membuat laporan ilmiah secara sistematis. Selain itu untuk memenuhi laporan mata kuliah Skripsi sebagai prasyarat kelulusan.

  2. Bagi Perusahaan

  3. Manfaat penelitian ini bagi perusahaan yaitu memudahkan dalam mendapatkan informasi yang jelas mengenai system pengukur detak jantung.

Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan perancangan dan penulisan skripsi ini, maka dilaksanakanlah suatu penelitian sehingga dapat diperoleh suatu hasil yang sesuai seperti yang diharapkan. Adapun penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini sebagai berikut :

Metode Observasi

Metode ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu rangkaian alat yang tepat sehingga diperoleh hasil rancangan yang sesuai dengan yang diinginkan.

Metode Perancangan

Metode ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu rangkaian alat yang tepat sehingga diperoleh hasil rancangan yang sesuai dengan yang diinginkan.

Metode Analisa

Dalam melakukan Skripsi ini dilakukan survey langsung ke perusahaan atau badan usaha yang dijadikan objek penelitian. Survey penelitian dilakukan dengan wawancara terhadap bagian yang terkait serta mempelajari proses sebelumnya berjalan.

Metode Studi Kepustakaan

Metode ini dilakukan untuk mencari dan mendapatkan sumber kajian landasan teori yang mendukung informasi sebagai acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan dan penyusunan laporan.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas mengenai laporan ini maka penulis mengelompokkan laporan materi menjadi beberapa sub bab. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembahasan yang nantinya diharapkan dapat tersusun secara sistematis. Sistematika penyampaian laporannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ketiga ini berisikan tinjauan organisasi, gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, struktur organisasi, komponen yang digunakan, berikut pembahasannya.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab ini menjelaskan tentang implementasi dari system yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari system dan analisa terhadap komunikasi antara Arduino, LCD (Liquid Crystal Display), bluetooth, buzzer, android dan aplikasi visual basic.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan alat dan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Sistem dapat terdiri dari beberapa bagian yang menjadi satu kesatuan tertentu dan dibagi beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Elemen-elemen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, namun saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai. Berikut ini beberapa pengertian tentang sistem menurut beberapa ahli yang dijabarkan dibawah ini.

Menurut Taufiq (2013:2)[1], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Sutarman (2012 :13)[2],”Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan interaksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Hartono (2013:9) [3],”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

Berdasarkan beberapa definisi sistem yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang berinteraksi dengan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20)[4], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)
    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Pengolahan Sistem (Process)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  7. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22)[4] “sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut”. Oleh karena itu , sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide – ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.
  2. Sistem alamiah dan Sistem buatan manusia
    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
  3. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistic (interface)
    Sistem yang berinteraksi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program – program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistic adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilistic.
  4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

  5. Konsep Dasar Kontrol

    1. Definisi Kontrol

    Menurut Erinofiardi (2012 : 261)[5], “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

    Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industry modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul disekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

    Berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengna pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perangcangan desain sistem pengendali termasuk teknisi professional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

    2. Jenis-jenis Sistem Kontrol

    Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

    1. Sistem Kontrol loop terbuka
      Menurut Erinofiardi (2012:261)[5], sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”




    2. Gambar%202.1%20sistem%20loop%20terbukah_zps0nzryv98.jpg

      Sumber: Erinofiardi (2012:261) [5]

      Gambar 2.1. Sistem pengendali loop terbuka







      Pada Gambar diagram blok 2.1. diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

    3. Sistem Kontrol loop tertutup
      Menurut Erinofiardi (2012:261)[5], sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan”.
    4. Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.






      Gambar%202.2%20sistem%20loop%20tertutup_zpsdl7rrqwh.jpg

      Sumber: Erinofiardi (2012:261) [5]

      Gambar 2.2 Sistem Tertutup






    Gambar 2.2. diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

    Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

    Konsep Dasar Prototype

    1. Definisi Prototype

    Menurut Simarmata(2010 : 64)[6],” Prototype adalah perubahan cepat didalam perancangan dan pembangunan prototype.

    Menurut Wiyancoko (2010 : 120)[7],” prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”. Dari beberapa pendapat yang dikembangkan diatas disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan produk dalam perancangan.

    1. Prototype Jenis I
      Prototype jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototype memuat semua elemen penting dari sistem baru. Langkah-langkah pengembangan prototype jenis 1 adalah sebagai berikut:
      1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai
      2. Mengembangkan prototype
      3. Menentukan apakah prototype dapat diterima
      4. Menggunakan prototype
    2. Prototype Jenis II
      Prototype jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika protorype tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting. Empat langkah pertama dalam pengembangan prototype jenis II sama seperti untuk prototype jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
      1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai
      2. Mengembangkan prototype
      3. Menentukan apakah prototype dapat diterima
      4. Menggunakan prototype

    2. Pendekatan Prototype

    Menurut Sasankar dan Vinay Chavan(2011 : 139)[8],terdapat tiga pendekatan prototyping, yaitu :

    a) THROW-AWAY
    Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

    b) INCREMENTAL
    Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan ada satu tetapi dibagi dalam komponen-komponen lebih kecil yang terpisah ( independent ).

    c) EVOLUTIONARY
    Pada metode ini, prototype nya tidak dibuang tetapi digunakan untuk interasi berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yangsebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir. Berikut ini adalah kelebihan prototype :

Berikut ini adalah kelebihan prototype :

  1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang user.
  2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.
  3. User berperan aktif dalam pengembangan sistem
  4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
  5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.

Berikut ini adalah kekurangan prototype :

  1. User kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
  2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograan yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
  3. Hubungan user dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisis Sistem

Menurut Taufiq (2013:156)[1],“Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

Menurut Rosa (2013:18) [9],“Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Menurut Henderi (2011:322)[10],“Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.

2. Langkah-langkah Analisa sistem

Menurut Taufiq (2013:159)[1], untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004) dalam Taufiq, Rohmat.2013 :

  1. Definisi Lingkup
    Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.
  2. Analisis Masalah
    Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.
    Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.
  3. Analisis Persyaratan
    Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternatif, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.
  4. Desain Logic
    Tidak semua proyek mencakup pengembangan model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
  5. Analisa Kebutuhan
    Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[11], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Al-Jufri (2011:141)[12], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu proses perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi dan digunakan.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[11] , Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

3. Tahap-tahap Perancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141)[12] , Langkah-langkah tahap rancangan yaitu :

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici, Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:
    1. Diagram arus data (data flow diagram).
    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)
    3. Kamus data. (Data dictionary)
    4. Flowchart.
    5. Model hubungan objek.
    6. Spesifikasi Kelas.
  2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem, Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
  3. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem, Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
  4. Memilih Konfigurasi Terbaik, Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.
  5. Menyiapkan Usulan Penerapan, Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
  6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem, Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui

4. Flowchart

Menurut Adelia di dalam Jurnal Sistem Informasi (2011:116)[13],“Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Pada pembuatan sebuah sistem kontrol diperlukan sebuah gambar yang akan dapat menjelaskan alur atau langkah-langkah dari sebuah kerja sistem yang dibuat,sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan,yaitu:

  1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas
  4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
  5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
  6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
  7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standart.


Teori Khusus

Arduino UNO

1. Definisi Arduino


Menurut Syahwil (2013:60),[14], Arduino adalah kit-elektonik atau papan rangkaian elektronik open sources yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu chip mikrokontroler jenis AVR dari Atmel. Mikrokontroler itu, chip atau IC (Integrated Circuit) yang diprogram dengan sebuah komputer. Tujuan menanamkan program dari mikrokontroler yaitu agar rangkaian elekronik bisa memberikan input, memproses input, dan menghasilkan output sesuai keinginan. Jadi, mikrokontroler ini akan bertugas sebagai otak mengontrol input, process, dan output rangkaian elektronik.

Berdasarkan definisi tersebut, disimpulkan bahwa arduino adalah kit elektronik yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu suatu chip mikrokontroler pada jenis AVR dari perusahaan Atmel dan software pemograman dari lisensi yaitu open sources.






Gambar%202.3%20Mikrokontroler%20arduino%20uno_zpsapjel8un.jpg


Gambar 2.3 Mikrokontroler Arduino





Bagian utama arduino uno adalah hardware dan software. Hardware arduino uno adalah suatu papan elektronik yang biasa disebut dengan mikrokontroler sedangkan dari software arduino digunakan untuk memasukkan program yang akan diaplikasikan dengan menjalankan arduino, memakai bahasa pemrograman C.

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC ataupun baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dioperasikan dengan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Apabila menggunakan lebih dari 12 V, tegangan pada regulator menjadi lebih panas dan menyebabkan kerusakan board. Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri mempunyai IDE (Integrated Developmen Environment) untuk suatu compiler. Proses kerja Arduino adalah melakukan pemrograman IDE, compile, dan upload binary/hex file pada kontroler. Berbeda dengan processing yang kode hasil compile langsung dijalankan dari komputer, kode hasil compile arduino harus diupload ke controller, sehingga dapat dijalankan.




Tabel 2.1 Fungsi Tombol Arduino IDE

(Sumber: Syahwill 2013)


Table%202.1%20Fungsi%20Idel%20arduino_zpsdm4cfgzy.jpg





Berikut Power Pins, berdasarkan situs di: arduino.cc, yang ada pada board arduino uno yang dapat dijelaskan, dibawah ini:

  1. Pin (VIN)
  2. Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan yang berasal dari luar (seperti yang disebutkan itu, 5 volt pada koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). User/pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack (colokan listrik) untuk mengaksesnya maka bisa menggunakan pin ini.

  3. 5V
  4. Regulasi power supply digunakan terhadap sebuah power mikrokontroler dan komponen lainnya di dalam board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator yang ada dalam board atau supply bagi sebuah USB atau suatu supply regulator 5V lainnya.

  5. 3.3V (3V3)
  6. Supply 3.3 volt didapat oleh FTDI (Future Technology Device International) chip yang berada di dalam board. Arus maximum (maksimalnya), yaitu 50mA Pin ground, memiliki fungsi sebagai sebuah jalur ground pada device arduino uno.

  7. Memory
  8. ATmega328 mempunyai 32 KB flash memory terdapat fungsi untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk memori dari SRAM, dan 1 KB dengan jenis memori pada EEPROM.

  9. Input dan Output
  10. Setiap 14 pin digital yang berada di arduino uno dapat digunakan sebagai input/output dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output itu dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA, dan ada internal pull-up resistor dalam digital pin (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.


Beberapa pin yang terdapat pada arduino uno tersebut, mempunyai fungsi-fungsi yang dijelaskan diantaranya, yaitu:

  1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX), digunakan di dalam menerima dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin yan koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.
  2. Interrupt Exsternal: 2 dan 3, pin ini bisa dikonfigurasikan pada trigger interap (low value, rising, atau falling edge).
  3. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. mendukung 8-bit output.
  4. SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini, dapat mensupport ke komunikasi SPI yang masih support suatu hardware yang tidak termasuk bahasa arduino uno.
  5. LED: 13. Ini dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Saat pin bernilai high LED hidup, saat pin low LED mati.
  6. AREF (Referensi tegangan untuk input analog).
  7. Reset (membawa baris low ke reset di mikrokontroler).

2. Hardware Arduino Uno

Menurut Djuandi (2011:8),. untuk board arduino memakai tipe ATmega berbeda tergantung pada spesifikasi. Ex: (Arduino Uno pada ATmega328, Arduino Mega 2560 dari ATmega2560).



Gambar%202.5%20hardware%20arduino_zps7rjkr802.jpg


Gambar 2.5. Hrdware Arduino




  1. UART (Universal Asynchronus Receiver/Transmitter) yaitu antar muka (interface) yang digunakan terhadap komunikasi serial, seperti contohnya dalam RS-232, RS-442 dan RS-485.
  2. 2 KB RAM dari memori kerja bersifat volatile (hilang disaat daya mati), digunakan oleh variabel-variabel dalam program.
  3. 32 KB RAM di flash memori bersifat non-volatile digunakan menyimpan program yang dimuat pada perangkat komputer. Selain program, flash memory dapat menyimpan bootloader. selesai dijalankan, kemudian program RAM akan dieksekusi.
  4. 1 KB EEPROM sifat non-volatile dalam simpan data, tidak boleh hilang jika daya mati, tidak digunakan board arduino.
  5. CPU (Central Processing Unit) bagian dalam mikokontroler, dalam menjalankan setiap instruksi atau perintah di program.
  6. Port input/output, pin menerima/keluarkan data input/output.

Dengan mengambil contoh dari board arudino uno dengan type USB bagian arduino uno dapat dijelaskan berikut ini, yaitu:

  1. Pin input/output (0-13) : berfungsi sebagai input dan output, dapat diatur oleh program. Khusus 6 pin 3 ,5, 6 ,9 ,10 dan 11 berfungsi untuk pin analog output dimana output bisa diatur. Nilai diprogram 0-255, dapat mewakili nilai tegangan 0-5V.
  2. USB, berfungsi memuat program pada komputer dan sebagai komunikasi serial antara board/papan arduino dan komputer. Arduino dapat langsung disambungkan pada komputer melalui kabel USB. Kabel USB, selain sebagai penghubung pertukaran data dan mengaliri arus DC 5V pada arduino uno.
  3. Sambungan SV1 sambungan atau jumper untuk bisa memilih sumber daya papan, apa dalam sumber eksternal atau dengan USB. Jumper tidak diperlukan lagi dari board/papan arduino versi terakhir. Hal ini karena USB dilakukan secara otomatis.
  4. Tombol Reset, berfungsi untuk mereset board sehingga pada program akan mulai lagi dari awal. Perhatikan bahwa tombol reset bukan untuk hapus program/kosongkan mikrokontroler.
  5. IC 1, komponen utama, didalamnya ada CPU, RAM, ROM.
  6. Q1 – Kristal, jika mikrokontroler sebagai sebuah otak maka kristal yaitu jantung karena komponen ini bisa menghasilkan detak yang dikirim ke mikrokontroler agar melakukan suatu operasi untuk setiap detak-detaknya. Kristal ini dipilih yang berdetek sekitar (enam belas) 16 juta kali per detik /16 MHz.
  7. In-Circuit Serial Programming (ICSP), Port ICSP tersebut, memungkinkan user untuk bisa memprogram mikrokontroler secara langsung tanpa dari bootloader. Pada umumnya, user atau pengguna arduino tidak melakukan ini, sehingga ICSP tidak terlalu dipakai oleh user walaupun ICSP ini disediakan.
  8. X1 – Sumber Daya Eksternal, apabila hendak disuplai dalam sumber daya eksternal dari sebuah board atau papan arduino dapat memberikan dalam sebuah tegangan DC antara 9-12V.
  9. 6 Pin Input Analog, Berguna untuk membaca tegangan yang dihasilkan sensor, ex: sensor suhu. Program dapat membaca nilai pin sebuah input 0-1023, mewakili nilai tegangan 0-5V

Saat mendapat suplai daya, LED indikator dari arduino dapat menyala, hal ini menandakan bahwa arduino uno siap bekerja. Pada arduino uno terdapat sebuah LED kecil yang terhubung pada pin digital 13. Jadi, mudah menguji arduino baru cukup sambungkan arduino ke komputer dan kemudian perhatikan apakah LED indikator menyala konstan dan LED untuk pin 13 menyala berkedip, artinya kondisi arduino baik.





3. Software Arduino Uno


Arduino memakai software processing untuk diaplikasikan dalam menulis program ke arduino. Processing itu sendiri yaitu penggabungan diantara bahasa C++ dan bahasa Java. Software Arduino Uno bisa diinstall dari berbagai Operating System (OS) seperti: LINUX, Mac OS, dan Windows. Software arduino yang biasa digunakan adalah software IDE. IDE Arduino merupakan software yang canggih ditulis dalam menggunakan bahasa java. Software IDE Arduino sendiri terdiri dari 3 bagian, diantaranya:

  1. Editor Program, sebuah program untuk memungkinkan user menulis program dengan bahasa processing. Listing program bagi arduino sendiri biasanya disebut dengan istilah (sketch).
  2. Compiler, sebuah modul yang berfungsi mengubah kode dari program (bahasa processing) menjadi kode biner. Karena itu, bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan memahami bahasa processing. Dan karena satu-satunya bahasa program yang dapat dipahami oleh mikrokontroler, adalah kode biner.
  3. Uploader, sebuah modul yang berfungsi memuat kode biner dari komputer ke dalam memori dalam papan/board arduino. Struktur perintah arduino secara garis besar terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu instruksi void setup dan void loop. Void setup berisi perintah yang mampu dieksekusi hanya satu kali sejak arduino dihidupkan dan void loop berisi perintah yang bisa dieksekusi berulang kali, selama arduino ini dinyalakan.

Konsep Dasar Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:1),[15], “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”.

Menurut Dipranoto (2010:3)bahwa,[16], “Mikrokontroller adalah sebagai “single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasi control”.

Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler sebagai otak/pengatur suatu sistem terkomputerisasi yang didalamnya terdapat beberapa komponen-kompenen yang memiliki fungsi tertentu seperti RAM, ROM, CPU, I/O, Clock dan komponen lainnya dalam sebuah keping tunggal, serta mempunyai input dan output serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

2. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:2),[17], karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:

  1. CPU (Central Procesing Unit)
  2. RAM (Read Only Memory)
  3. I/O (Input/Output)

Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

Menurut Sumardi (2013:2),[15], “mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :


  1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.
  2. Konsumsi daya kecil.
  3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
  4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.
  5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.
  6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.
  7. Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3),[17],Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

  1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
  2. RAM berkapasitas 68 byte.
  3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
  4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
  5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
  6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).


3. Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3),[17],ada beberapa fitur yang pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

  1. RAM (Random Access Memory)
  2. RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

  3. ROM (Read Only Memory)
  4. ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

  5. Register.
  6. Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

  7. Special Function Register.
  8. Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.

  9. Input dan Output Pin
  10. Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

  11. Interrupt.
  12. Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3),[17],ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai berikut:


  1. Interrupt Eksternal, Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.
  2. Interrupt Timer, .Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.
  3. Interrupt Serial, Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.


Konsep Dasar Komponen Elektronika

1. Definisi elektronika

Menurut Chandra (2011:9)[18], “Komponen-komponen elektronika dibagi dalam jenis komponen pasif dan komponen aktif”.

Menurut Rusmadi (2009:10),[19], komponen elektronika dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

A. Komponen pasif

Menurut Rusmadi (2009:10),[19], “Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga seperti: perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain”.

ada beberapa komponen yang termasuk dalam komponen pasif di antaranya adalah:

  1. Resistor atau Tahanan
  2. Kapasitor atau Kondensator
  3. Trafo atau Transformator



div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">

B. Komponen Aktif

</div>

Menurut Rusmadi (2009:33),[19], “Komponen aktif adalah komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya”. ada beberapa yang termasuk komponen aktif antara lain adalah:

  1. Dioda
  2. Transistor
  3. IC (Intragated Circuit)
  4. Thyristor atau SCR (Silicon Controller Recifier)


2. Rangkaian Elektronika

Menurut Oscar (2012:10), “Rangkaian elektronika adalah Suatu rangkaian yang di bentuk dari berbagai macam komponen elektronika yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu system rangkaian elektronika yang terpadu.

Konsep Dasar Resistor

Menurut John (2010:21) [20] , “Tahanan atau dikenal juga tahanan listrik, resistor atau dengan istilah lain yakni werstan. Besarnya nilai tahanan dinyatakan dalam Ohm ( )”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi memberikan tahanan atau hambatan arus listrik.

Resistor (hambatan listrik) berfungsi sebagai mengendalikan arus listrik dan membagi tegangan (voltage divider) dalam suatu rangkaian tertutup. Satuan dari resistor adalah ohm, hokum ohm menyatakan bahwa “tegangan yang mengalir pada berbagai jenis penghantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir pada penghantar tersebut”. Dalam rumusanya dapat ditulis sebagai berikut :".

V = I . R

Keterangan :

V = Tegangan listrik (volt)

I = Arus yang mengalir (ampere)

R = Tahanan (ohm)

Untuk mengetahui nilai resistor berdasarkan warnanya dapat dilihat pada table 2.1. sebagai berikut:





Tabel 2.2 Tabel baca resistor

Table%202.2%20tabel%20baca%20resistor_zpsuh6lyiwc.jpg

Sumber: Rusmadi (2009:13)[19]





Menurut macamnya resistor terbagi atas dua macam yaitu:

1. Resistor Tetap ( Fixed Resistor)

Menurut Rusmadi (2009:11) [19] , “bahwa Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap tidak dapat diubah-ubah. Apabila nilai tahanannya semakin besar, maka arus semakin kecil. Sebaliknya bila nilai tahanannya kecil, maka arus yang mengalir semakin besar.”.






Gambar%202.6%20Resistor%20tetapp_zps9y2xhan5.jpg

Gambar 2.6. Bentuk fisik dan simbol resistor tetap




2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Menurut Rusmadi (2009:16) [19] , bahwa “Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai resistansinya (tahananya) dapat dirubah-rubah sesuai dengan keperluan dan perubahannya dapat dilakukan dengan jalan mengeser atau memutar pengaturnya”. Jenisnya antara lain : hambatan geser, trimpot dan potensiometer. Dimana trimpot dan potensimeter adalah yang paling sering digunakan.

a) Tahanan Variabel adalah jenis tahanan yang resistansinya bisa diubah-ubah, seperti Potensiometer dengan cara diputar dan Trimpot (trimer potensiometer).

b) LDR (Light Dependent Resistance) adalah tahanan yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh cahaya, nilai tahananya akan mengecil apabila terkena cahaya dan membesar apabila tidak terkena cahaya.

c) NTC (negative thermal coeffisien) dan PTC (positive thermal coeffisien) adalah jenis tahanan yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. NTC pada suhu yang tinggi nilai tahanannya turun dan pada suhu yang rendah nilai tahananya naik, sedangkan PTC kebalikannya pada suhu yang tinggi nilai tahanannya naik dan pada suhu yang rendah nilai tahanannya turun. Adapun resistor tidak tetap dapat dilihat seperti pada gambar 2.4. sebagai berikut:

</ol>





Gambar%202.7%20resistor%20tidak%20tetap_zpsm9vl5476.jpg

Sumber: http://elektronika-dasar.web.id

Gambar 2.7. Bentuk fisik dan simbol resistor tidak tetap



Konsep Dasar Kapasitor atau Kondensator

Menurut John (2010:61) [20] , “Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat digunakan untuk menyimpan muatan listrik”.

Pengertian lain kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas, elektrolit dan lain-lain.

Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan kapasitansi atau kapasitas. Untuk melihat kontruksi dari kapasitor, dapat dilihat pada gambar 2.8. sebagai berikut:



Gambar%202.8%20susunan%20lapisan%20kapasitor_zpsrbbk2x5b.jpg

Sumber: http://elektronika-dasar.web.id

Gambar 2.8. Susunan lapisan kapasitor





Berikut ini adalah prinsip pembentukan kapasitor :

  1. Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).
  2. Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.
  3. Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang berdekatan.




Gambar%202.9%20lapisan%20dalam%20kapasitor_zpsdbklxjsv.jpg

Sumber: http://elektronika-dasar.web.id

Gambar 2.9. Lapisan dalam kapasitor




Gambar 2.9 diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi udara. Jarak kedua plat dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik yang masuk. Besaran Kapasitansi Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan listrik dengan tegangan kapasitor dapat ditulis menggunakan rumus sebagai berikut: C = Q / V Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan piko farad.

D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2.

d = jarak antara plat dalam satuan cm. Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad. Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad. Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1 mikrofarad sampai beberapa milifarad.

Kapasitor seperti juga resistor nilai kapasitansinya ada yang dibuat tetap dan ada yang variabel. Kapasitor dielektrikum udara, kapasitansinya berubah dari nilai maksimum ke minimum. Kapasitor variabel sering kita jumpai pada rangkaian pesawat penerima radio dibagian penala dan osilator. Agar perubahan kapasitansi di dua bagian tersebut serempak maka digunakan kapasitor variabel ganda. Kapasitor variabel ganda adalah dua buah kapasitor variabel dengan satu pemutar. Berdasarkan dielektrikum kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

  1. kapasitor keramik
  2. kapasitor film / kapasitor elektrolit
  3. kapasitor tantalum
  4. kapasitor kertas

Berdasarkan polaritas kutup pada elektroda kapsitor dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu :

  1. Kapasitor Non-Polar, kapasitor yang tidak memiliki polaritas pada kedua elektroda dan tidak perlu dibedakan kaki elektrodanya dalam pesangannya pada rangkaian elektronika.
  2. Kapasitor Bi-Polar, yaitu kapasitor yang memiliki polaritas positif dan negatif pada elektrodanya, sehingga perlu diperhatikan pesangannya pada rangkaian elektronika dan tidak boleh terbalik. Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah kapasitor yang mempunyai kutub atau polar, sering disebut juga dengan nama kapasitor polar. Kapasitor film terdiri dari beberapa jenis yaitu polyester film, poly propylene film.

Konsep Dasar Dioda

1. Definisi Dioda

Menurut John (2010:143) [20] ,“Dioda merupakan alat yang hanya bisa mengalirkan arus DC dalam satu arah, sedang pada arah yang berlawanan ia tidak bisa menghantarkannya. Kalau ia dialiri arus AC maka akan berhasil didapatkan arus DC dari arus AC ini. Karenanya pada sifat yang demikian maka dioda bisa digunakan sebagai perata arus yang biasa dipasang di adaptor”.

Komponen elektronika dengan dua terminal, yang terbentuk dari dua jenis semikonduktor, yaitu type P yang biasa disebut dengan anoda dan type N yang biasa disebut dengan katoda, dimana kemudian kedua semikonduktor ini digabungkan.





Gambar%202.10%20Dioda_zps7txhw59h.jpg

Gambar 2.10. Dioda

Sumber: Rusmadi (2009:33)[19]




Perlu diketahui bahwa komponen dioda ini pada umumnya hampir selalu dipergunakan dalam rangkaian, terutama pada rangkaian Power Supply.

Menurut Rusmadi (2009:34) [19] ,Fungsi diode dalam suatu rangkaian adalah:

  1. Penyearah tegangan listrik.
  2. Pengaman tegangan listrik.
  3. Memblokir tegangn listrik.


Konsep Dasar Transistor

1. Definisi Transistor

Menurut Budiharto (2009:3) [21] ,bahwa “Transistor adalah memiliki 3 terminal biasanya dibuat dari bahan silicon atau germanium”.

Menurut Rusmadi (2009:42) [19],bahwa “Transistor adalah merupakan komponen dasar yang paling penting dan banyak dipergunakan dalam setiap rangkaian”.

Alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.




Gambar%202.11%20Transistor_zpsrmof8mzg.jpg

Gambar 2.11. Transistor

Sumber: Rusmadi (2009:40)[19]

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor. Transistor disusun menggunakan sambungan dioda. Berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut.

  1. NPN (Negative Positive Negative)
  2. Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-P di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.






    Gambar%202.12%20Transistor%20NPN_zpsvx1d79hp.jpg

    Gambar 2.12. Simbol Transistor NPN


    Sumber: Rusmadi (2009:41)[19]






  3. PNP (Positive Negative Positive)
  4. Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-n di antara 2 alpisan semikonduktor tipe-p. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.





    Gambar%202.13%20Simbol%20transistor%20PNP_zpsyzawxgok.jpg

    Gambar 2.13. Simbol Transistor PNP

    Sumber: Rusmadi (2009:41)[19]




    Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).



Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66) [22] , “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

Menurut Guritno (2011:302)[23], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa elisitasi adalah suatu rancangan pada sebuah sistem yang diinginkan pengguna dan pihak yang terkait untuk dilakukan pengembangan.

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[23] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

a. Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

b. Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

  1. (M) pada MDI berarti Mandatory (Penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. (D) pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
  3. (I) pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

c. Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

  1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atauteknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan ?
  2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan ?
  3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

  1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.
  2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
  3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

d. Final Elisitasi

Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

Konsep Dasar Literature Riview

1. Definisi Literature Riview

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:86) [23] , “Literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

Jadi kesimpulannya, Literatur Review dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dapat melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan atau melengkapi penelitian yang telah ada.

Literature Review

Beberapa literature review yang menjadi acuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Dhida Restu Giri Madya (2013) dari STMIK Raharja Tangerang sebagai bentuk kuliah kerja praktek dengan judul “Sistem pengukur Tekanan dan Suhu Tubuh Menggunakan ATMEGA 8535 Di Klinik Citra Tiara” Penelitian ini membahas tentang membuat sebuah alat pengukur tekanan darah dan suhu tubuh yang di kontrol oleh sebuah mikrokontroller. Dengan menggunakan mikrokontroller sebagai pengontrol, hasil pengukuran dapat di tampilkan secara digital, sehingga pemantauan terhadap temerature suhu tubuh dapat di lakukan dengan mudah.
  2. Penelitian Ahmad Nawawi Harahap dan Dr. Bisman Perangin-angin, M.Eng. SC. (2013) FMIPA USU Medan dengan system pengukuran detak jantung manusia menggunakan media online dengan jaringan wi-fi berbasis PC. Penelitian ini menggunakan rangkaian sensor infra merah menggunakan phototransistor dan led infra merah dengan Ms.Visual Basic 6.0 sebagai Output. Cara kerja system ini adalah pada saat phototransistor menerima cahaya maka phototransistor ON sehingga Vout dihubungkan ke Ground melalui phototransistor sehingga vout berlogika LOW dan sebaliknya pada saat tidak menerima cahaya maka phototransistor OFF dan Vout dihubungkan ke Vcc melalui RL sehingga berlogika HIGH.
  3. Penelitian Wahyu Kusuma dan Sendy Frandika (2014) Universitas Gunadarma tentang alat pengukur jumlah detak jantung berdasar aliran darah ujung jari. Pada penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan Fingertip Pulse Sensor sebagai input untuk mengukur detak jantung. Sistem ini menggunakan ATMega dan LCD sebagai Output. Cara kerja sistem ini adalah ketika jari menempel pada sensor maka akan menghitung selama 15 detik. Jika waktu telah menunjukkan = 15 detik, maka jumlah perhitungan dari deteksi sensor akan dikalikan dengan 4, yang nantinya nilai pendeteksian sensor tersebut sama bernilainya dengan lamanya waktu 1 menit (60 detik).
  4. Penelitian Agung Budi Wijaya, Achmad Subhan Halilullah (2010) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya mengenai rancang bangun alat pengukur detak jantung dan suhu tubuh manusia berbasis komunikasi Bluetooth. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur suhu tubuh serta detak jantung disaat bersamaan. System ini menggunkan sensor LM35 untuk mengukur suhu tubuh serta sensor RCM3100 untuk mengukur detak jantung. Cara kerja system ini menggunakan PC sebagai output, untuk menampilkan pada PC dengan menggunakan komunikasi dua arah melalui Bluetooth device dan dapat ditampilkan pada Hyperterminal.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Satrio Putro (2011) berjudul “Alat deteksi keamanan rumah dengan menggunakan webcam dan pengiriman SMS”. Penelitian ini menjelaskan bahwa alat ini menggunakan Webcam untuk merekam keadaan rumah dan sirine sebagai alarm saat alat aktif. Proses monitoring dilakukan dengan mengirimkan SMS balasan pada user mengirimkan kode “B” atau “b” mikrokontroler ATmega8535 untuk mengendalikan alat melalui SMS dan juga untuk mengaktifkan Webcam dan sirine.

Dari beberapa sumber literature review di atas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang mikrokontroler, dan pengontrolan melalui SMS (Short Message Service) sudah banyak dibahas. Untuk itu saya melakukan penelitian untuk kemajuan teknologi yang sekarang ini sudah berkembang dengan pesat. Sehingga pengontrolan dapat dilakukan untuk memaksimalkan fungsi dari pengontrolan melalui SMS.


BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Badan usaha kesehatan Sari Asih telah berdiri sejak tahun 1981 yang dirintis dari praktek bidan swasta oleh Ibu bidan Siti Rochayah (pendiri) sejak tahun 1977 di Karawaci, Kota Tangerang. RS. SARI ASIH telah menjadi rumah sakit swasta pertama di Tangerang dan Provinsi Banten.

Sebagai salah satu Grup Rumah Sakit besar di Tangerang dan Banten kami senantiasa memberikan mutu pelayanan yang profesional di setiap jaringan rumah sakit kepada semua pasien dengan mengutamakan “Kasih Sayang” didukung oleh para dokter berpengalaman dan ahli di bidangnya (spesialis).

Fasilitas yang memadai, perangkat teknologi kesehatan modern yang canggih dan lengkap menjadikan Sari Asih rumah sakit yang sering menerima pasien rujukan dari sarana kesehatan lainnya. Kami juga memberikan kemudahan bagi setiap pasien untuk dapat menggunakan fasilitas kesehatan di seluruh jaringan rumah sakit kami yang tersebar di Tangerang dan Banten.

RS. SARI ASIH terus mengembangkan sayapnya dengan membuka beberapa cabang rumah sakit di Tangerang dan Banten. Cabang rumah sakit terbaru yang dimiliki Sari Asih yaitu RS. SARI ASIH Serang dan Ciputat dengan fasilitas tak kalah modern serta mudah dijangkau. Hingga saat ini, RS. SARI ASIH telah memiliki dan mengelola enam cabang rumah sakit dan berhasil mendapatkan penghargaan baik nasional maupun internasional dalam hal keilmuan, fasilitas dan alat kesehatan.

Pada tahun 2011, RS. SARI ASIH Group telah melayani 40.000 pasien rawat inap dan 420.000 kunjungan pasien rawat jalan. Tahun ini RS. SARI ASIH telah memasuki usia ke-31 tahun dan memiliki kurang lebih 1500 karyawan di seluruh cabangnya. Berikut adalah Visi dan Misi RS. SARI ASIH.

Visi : Menjadi RS paling diminati dan dipilih oleh masyarakat.

Misi : RS Islami dengan tarif terjangkau dan mutu pelayanan berkualitas.


Struktur Organisasi

Sebuah Organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan di antara fungsi, bagian-bagian, maupun tugas dan wewenang, serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Sama halnya dengan RS. SARI ASIH yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut:




Gambar%203.1%20Struktur%20Organisasi%20RM%20sari%20Asih_zps5nfu3ibl.jpg

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RS. SARI ASIH





Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas masing-masing bagian dalam susunan organisasi RS. SARI ASIH terdiri dari :

  1. Komisaris Utama
  2. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam menjalankan perseroan serta memberi nasihat keapada Direksi.

  3. Direktur Utama
  4. Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan, pengendalian, terhadap pengelolaan dan pelaksanaan operasioanal rumah sakit, serta mutu menejemen pada:

    1. Manager Medik
    2. Manager Marketing.
    3. Manager HRD dan Umum.
    4. Manager Akuntansi dan Keuangan
  5. Manager Medik.
  6. Mempunyai tugas mengelola dan membina penunjang medik pada :


    1. Supv. YanMed
    2. upv. Keperawatan & Dutty Officer
    3. Supv. JangMed
    4. Supv. RM


  7. Manager Marketing
  8. Mempunyai tugas mengelola dan membina pemasaran serta pelayanan pada :

    1. Marketing Eksternal
    2. Customer Service
    3. Admin Marketing


  9. Manager HRD & Umum
  10. Mempunyai tugas mengelola dan membina kesejahteraan karyawan pada :

    1. Bagian Sumber Daya Manusia
    2. Bagian Umum


  11. Manager Akuntansi & Keuangan
  12. Mempunyai tugas mengelola dan membina administrasi umum dan keuangan pada :

    1. Bagian Akuntansi
    2. Bagian Keuangan
    3. Bagian Purchasing
    4. Bagian Logistikn
  13. Komite Medik
  14. Mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan penyusunan standar mutu pelayanan medis, penegakan kode etik medik dan melaksanakan audit mutu pelayanan medik.

Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Fungsional
    1. Membuat mekanisme pengontrolan alat yang bekerja secara baik serta mampu dihubungkan dan dikendalikan dengan menggunakan Bluetooth.
    2. Membuat prototype Sistem yang dapat mengukur detak jantung manusia.
  2. Operasional
    1. Membantu mengetahui masalah yang ada di lingkungan masyarakat khususnya di bidang kesehatan.
    2. Merancang sistem kontrol pada Smartphone melalui Bluetooth untuk mengukur pergerakan alat dari sensor detak jantung.

Analisa Sistem

Metode Analisa Sistem

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini akan dibahas mengenai kelebihan dan kekurangan alat bagi sistem pengukur detak jantung ini, lalu juga membahas tentang perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak.

Untuk membahas perangkat keras akan dibagi kedalam beberapa blok rangkaian yang sesuai dengan fungsi masing-masing blok rangkaian. Sedangkan untuk pembahasan perancangan perangkat lunak akan dibahas mengenai rangkaian sistem serta penggunaan perangkat lunak yang digunakan untuk menuliskan listing program serta untuk proses kompilasi manjadi file heksa yang siap dimasukan kedalam mikrokontroler serta bahasa pemrogaman komputer yang digunakan , dalam perancangan perangkat lunak untuk mikrokontroler.

Observasi ini dilakukan langsung di RS SARI ASIH yang beralamat di Jl. Imam Bonjol No.38 Karawaci-Tangerang 15113. Observasi dilakukan dengan melihat berapa banyak yang menderita penyakit jantung. Berdasarkan analisa, alat ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya sebagai berikut :

a) Kelebihan Alat

  1. Alat ini mampu mengukur detak jantung manusia menggunakan Heartbeat Sensor dengan Arduino sebagai pengolah.
  2. Pada sistem pengukur detak jantung ini masyarakat yang ingin memeriksa jantungnya dapat menggunakan smartphone sebagai media interfacenya.

b) Kelemahan Alat

  1. Pada sistem pengukur detak jantung ini hendaknya menggunakan sensor detak jantung dengan kualitas yang lebih baik sehingga dapat mengukur lebih akurat.
  2. Harus keadaan rileks jika ingin memenuhi persyaratan yang di inginkan dari suatu alat ukur.

Diagram Blok

Dalam perancangan perangkat keras atau Hardware ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika, perlengkapan mekanik dan device penunjang agar sistem dapat bekerja dan berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Agar mudah dipahami maka penulis membuat diagram blok dan alur kerjanya.





Gambar%203.2%20Diagram%20Blok_zpswobtw6px.jpg

Gambar 3.2. Diagram blok





Keterangan dan penjelasan Diagram Blok diatas adalah sebgai berikut :

  1. Arduino UNO merupakan perangkat yang digunakan untuk mengolah dan mengontrol hasil pembacaan yang diterima dari sensor detak jantung, sehingga dapat dihasilkan suatu informasi.
  2. Smartphone Android merupakan perangkat yang digunakan untuk mengirim dan menerima hasil dari perhitungan sensor detak jantung melalui Arduino.
  3. Heartbeat Sensor merupakan perangkat yang dapat menghitung detak jantung pada manusia.
  4. Bluetooth merupakan alat penghubung Arduino UNO dengan Smartphone Android
  5. Lampu Led merupakan lampu indikator untuk menunjukan status dari sistem pengukur detak jantung.

Langkah-langkah Perancangan

Pada perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang digunakan meliputi lampu led, Arduino, Heartbeat sensor, serta perangkat lunak yang digunakan yaitu aplikasi android dan program Ide Arduino 1.0.5.

Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.3. Alat yang akan dirancang akan membentuk suatu sistem “Prototipe Sistem Pengukur Detak Jantung Menggunakan Smartphone Berbasis Arduino Pada Rumah Sakit Sari Asih”.

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut :

Rangkaian Lampu Led

Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.




Gambar%203.3%20Rangkaian%20lampu%20led_zps2slahwkg.jpg

Gambar 3.3. Rangkaian Lampu LED



sistem ini juga menggunakan lampu LED sebagai indikatornya.pada rangkaian ini lampu LED dihubungkan pada pin digital 3, 4 dan 5. Pada sistem ini menggunakan lampu LED bewarna merah, kuning, dan biru. Prinsip kerja dari rangkaian diatas adalah ketika pada saat panas maka lampu LED yang bewarna biru akan menyala. Apabila mendung maka lampu LED yang bewarna kurning yang menyala dan apabila sedang hujan atau gerimis maka lampu LED yang bewarna merah yang akan menyala.


Pembuatan Alat

Perangkat Keras (Hardware)

  1. Smartphone android
  2. Merupakan alat yang sangat berperan penting karena pengontrolan mikrokontroler arduino uno di kontrol melalui Smartphone android.

  3. Arduino sebagai mikrokontroller Atmega 328
  4. Merupakan modul arduino yang menggunakan mikrokontroller Atmega 328 yang dapat diprogram berulang kali, penggunaan modul mikrokontroller Atmega 328 sudah sangat cukup karena pin yang di kontrol yang digunakan sudah lebih dari kebutuhan sistem.

  5. Printed Circuit Board (PCB)
  6. Merupakan alat yang digunakan untuk merakit komponen-komponen elektronika sehingga menjadi sebuah rangkaian yang diinginkan.

  7. Dioda
  8. Merupakan komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor yang digunakan sebagai penyearah arus tegangan.

  9. Transistor
  10. Merupakan komponen elektronika yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan dan modulasi sinyal.

  11. Sensor
  12. Merupakan media yang memiliki fungsi yang dapat memberikan inputan kepada arduino uno. Sehingga arduino uno dapat mengontrol atap dan blower tanpa harus menekan button-button yang ada pada aplikasi android.

  13. IC Regulator
  14. Merupakan alat yang dapat merubah tegangan masuk menjadi tegangan keluar yang stabil.

  15. Kapasitor
  16. Merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik dan merupakan komponen yang penting dalam membangun suatu rangkaian elektronika.

  17. Resistor
  18. Merupakan komponen elektronika dengan dua kutub yang didesain untuk megatur tegangan listrik dan arus listrik, resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronika dan sirkuit elektronika.

  19. Lampu led
  20. Merupakan komponen elektronika yang digunakan sebagai lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukan status dari perangkat elektronika tersebut.

  21. Timah solder
  22. Merupakan alat yang dapat di cairkan ketika dipanaskan.

  23. Kabel konektor
  24. Merupakan alat yang digunakan sebagai jalur penghubung baik antara sesama piranti internal maupun piranti eksternal.

  25. Solder Timah
  26. Merupakan sebuah alat yang dapat mencairkan timah yang nantinya untuk menghubungkan koneksi antar satu komponen dengan komponen lainnya.

  27. Solder Karet
  28. Merupakan sebuah alat yang digunakan antara bahan seperti kayu sehingga tidak menggunakan alat perekat lain dalam membangun prototype.

  29. Jack Baterai
  30. Merupakan komponen yang dapat digunakan sebagai media untuk menghubungkan antara power supply dan rangkaian elektronika.

  31. Switch On/Off
  32. Merupakan alat yang biasa di gunakan untuk memutus dan menyambung arus listrik.

  33. Pin header
  34. Merupakan socket yang dapat disambungkan dengan kabel konektor.

  35. Trimpot 10 kOhm
  36. Merupakan jenis resistor yang memiliki nilai tidak tetap yang dapat di atur sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan.


Perangkat Lunak (Software)

1. Perancangan software Arduino


Merupakan software yang disediakan dalam penulisan listing program yang disediakan poleh developer arduino.

Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan.

Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino dapat dilihat seperti gambar 3.8. sebagai berikut:




Gambar%203.4%20memulai%20IDE%20arduino_zpsbrgox5kn.jpg

Gambar 3.4. Memulai IDE Arduino




Dalam pemrograman mikrokontroller Atmega 328 yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada gambar 3.9. sebagai berikut:




Gambar%203.5%20Tampilan%20layar%20program%20arduino_zpssiwztclr.jpg

Gambar 3.5. Tampilan layar program Arduino 1.0.5




Setelah form utama program Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi pengalamatan Port koneksi yang ada pada device manager.




Gambar%203.6%20membuka%20device%20manager_zpshmqii7be.jpg

Gambar 3.6. Membuka Device Manager




Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuaka layar device manager, dimana langkah-langkah diatas dimulai dari membuka tombol start yang ada pada sistem operasi windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.11. sebagai berikut:




Gambar%203.6%20boss_zpsrae27nf8.jpg

Gambar 3.7. Memilih Arduino Uno pada Port COM



Gambar%203.8%20menentukan%20koneksi%20port_zpsg2o2uza8.jpg

Gambar 3.8. Menentukan koneksi Port 4 pada Arduino 1.0.5




Seting koneksi Port pada Arduino 1.0 dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan Port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.




Gambar%203.9%20memilih%20jenis%20board_zpsmmgmnos5.jpg

Gambar 3.9. Memilih Jenis Board Mikrokontroller




Gambar diatas menunjukan pemilihan board arduino yang akan dipakai, ketika hendak menggunakan board arduino yang akan dipakai yang perlu diperhatikan adalah tipe board arduino, karena arduino memiliki banyak sekali jenis yang dapat digunakan dalam project mikrokontroller. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board arduino dengan tipe arduino leonardo yang dimana arduino leonardo ini terdapat chip mikrokontroller yang di pakai dalam project ini.




Gambar%203.10%20menyimpan%20file%20pada%20arduino_zpsfkbhxuar.jpg

Gambar 3.10. Menyimpan file program pada Arduino




Setelah IDE arduino terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan menyimpan listing program dengan nama berekstensi .pde.




Gambar%203.11%20memilih%20lokasi%20penyimpanan%20project_zpsuze55ozo.jpg

Gambar 3.11. Memilih Lokasi Penyimpanan Project




Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan.



Gambar%203.12%20menyimpan%20file%20arduino_zps7sdzynjw.jpg

Gambar 3.12. Menyimpan program pada Arduino



Setelah melakukan penyimpanan file program, selanjutnya tahap penulisan keseluruhan listing program, dapat di lihat pada gambar berikut:



Gambar%203.13%20listing%20program%20keseluruhan%20A_zpswwzerl16.jpg

Gambar%203.13%20listing%20program%20keseluruhan%20B_zpsabrsgmzs.jpg

Gambar%203.13%20listing%20program%20keseluruhan%20C_zps9br502ek.jpg

Gambar%203.13%20listing%20program%20keseluruhan%20D_zpshq4yzvs2.jpg

Gambar%203.13%20listing%20program%20keseluruhan%20E_zps2pnohg7r.jpg

Gambar 3.13. Listing Program Keseluruhan




Flowchart Sistem

Pada pembuatan sebuah sistem pengontrolan diperlukan sebuah gambar atau alur yang dapat menjelaskan langkah-langkah dari suatu system yang akan dibuat. Sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar dibawah ini adalah gambaran diagram system flowchart. Perangkat lunak dibutuhkan untuk memprogram cara kerja dari mikrokontroler agar sistem dapat bekerja secara otomatis. Cara kerja dari prototype ini adalah sebagai berikut: ketika aplikasi Smartphone Android mengirimkan data yang telah di proses melalui Bluetooth, modul Bluetooth menerima koneksi dari aplikasi Smartphone Android, kemudian data tersebut di kirimkan ke Arduino UNO dan di proses untuk menghasilkan nilai Binary. Flowchart keseluruhan dapat di lihat pada gambar berikut :



Gambar%203.14%20flowchart%20sistem_zps9ciiowr7.jpg

Gambar 3.14. Flowchart Sistem



Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, user tidak dapat mengawasi ada atau tidaknya manusia yang terkena penyakit jantung secara langsung dikarenakan untuk melakukan pengecekan manual itu sangat rumit dan kurang aman.

Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada dapat dirincikan sebagai berikut:

  1. Belum adanya sebuah sistem yang praktis dan aman untuk digunakan.
  2. Pengecekan yang dilakukan secara manual itu kurang aman dan cukup rumit sehingga menguras tenaga manusia.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

  1. Membuat sistem yang dapat digunakan secara aman dan praktis.
  2. Membuat sebuah alat pengukur detak jantung menggunakan smartphone.

Proses pengendalian diawali dengan, tampilan halaman kontrol pada smartphone yang merupakan interface untuk membaca sensor heartbeat melalui Bluetooth yang di tempatkan di dalam box hitam tersebut.


User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem alat yang akan dibuat. Berikut penulis lampirkan gambaran Elisitasi Tahap I:





Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Table%203.1%20elisitasi%20tahap%20I%20a_zps5trx5xrv.jpg

Table%203.1%20Elisitasi%20tahap%20I%20b_zps66jhkwle.jpg




Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI.




Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Table%203.2%20elisitasi%20tahap%202%20a_zpst09h3y3g.jpg

Table%203.2%20elisitasi%20tahap%202%20b_zpszrou6z0m.jpg




Keterangan :

  1. M= Mandatory
  2. D= Desirable
  3. I= Innesential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel elisitasi tahap III tersebut:

Keterangan :

  1. T : Technical / Proses pembuatan
  2. O : Operasional / Manfaat
  3. E : Economic / Harga
  4. L : Low
  5. M : Middle
  6. H : High




Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Table%203.3%20elisitasi%20tahap%203%20a_zpsnsxtgzfp.jpg

Table%203.3%20elisitasi%20tahap%203%20b_zpsxysqqndv.jpg





Final Elisitasi

Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkanlah 13 fucntional dan 1 nonfucntional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut tabel final elisitasi tersebut:

Tabel 3.4 Final Elisitasi

Table%203.4%20Final%20elisitasi%20A_zpstqta7iml.jpg

Table%203.4%20final%20elisitasi%20B_zpsgd886wnb.jpg


BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba terhadap hardware dan software yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan dapat dilihat pada sub bab berikut.

Uji Coba Hardware

Sebelum program hardware dimasukkan kedalam mikrokontroler, maka harus dilakukan sebuah uji coba. Uji coba kali ini menggunakan simulator yang tersedia pada aplikasi di smartphone.

Setelah melakukan serangkaian uji coba dengan menggunakan simulator selanjutnya yang akan dilakukan uji coba adalah koneksi Bluetooth. Uji coba ini dilakukan berdasarkan jarak dan waktu penerimaan data serta uji coba pada ruang terbuka dan tertutup. Berikut hasil uji cobanya.




Tabel 4.1. Uji Coba pada Ruang Terbuka

Table%204.1%20Ujicoba%20Ruang%20terbuka_zpsgunzbh4s.jpg



Tabel 4.2. Uji Coba pada Ruang Tertutup

Table%204.2%20Uji%20coba%20Ruang%20tertutup_zpscgjxhoai.jpg




Uji Coba Alat Pengukur Detak Jantung

Untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat perlu dilakukan pengujian kepada sebanyak 5 orang pasien di bawah ini. Hasil pengukuran berserta error-nya disajikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:




Tabel 4.3. Uji Coba Alat Pengukur Detak Jantung

Table%204.3%20Ujicoba%20alatpengukur%20detak%20jantung%20a_zpspt6xfuqs.jpg

div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">

Table%204.3%20ujicoba%20alat%20pengukur%20detak%20jantung%20b_zpstp1xkaxm.jpg

</div>



Dari data pengujian alat portabel untuk mengukur tinggi badan dari ke delapan siswa/i dapat dihitung kesalahan pengukuran dari alat digital sebagaimana disajikan pada Tabel 4.4.



Tabel 4.4. Kesalahan Pengukuran detak jantung

Table%204.4%20kesalahan%20pengukuran%20detak%20jantung_zpslpu9mgpc.jpg




Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata selisih detak jantung menyeluruh sebesar 1,42%. Selisih penghitungan detak jantung menyeluruh yang relatif kecil tersebut menunjukkan bahwa alat potrabel yang dibuat sudah mampu menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur detak jantung. Kesalahan / ketidakakuratan hasil pengukuran disebabkan karena: cara menggunakan alat yang kurang seksama dan kurang tepatnya jarak yang dihitung oleh sensor akibat dari posisi jari tangan.


Uji Coba Software

Uji coba software dilakukan dimana aplikasi akan mengirimkan string “B” ke mikrokontroller, maka perintah read yang diterima berisi string “hitung detak jantung” dan sensor akan memulai menghitung detak jantung selama 15 detik kemudian mengirimkan kembali ke dalam smartphone dan ditampilkan. Untuk lebih jelas lagi perhatikan langkah berikut:



  1. Buka aplikasi Heartbeat Detector.
  2. Gambar%204.2%20Tampilan%20menu%20start_zpsesi2ledq.jpg

    Gambar 4.1 Tampilan icon Aplikasi




  3. Setelah masuk ke dalam aplikasi pengukur detak jantung, lalu masuk kedalam menu “Start”
  4. Gambar%204.2%20Tampilan%20menu%20start_zpsesi2ledq.jpg

    Gambar 4.2 Tampilan Menu Start




  5. Lalu setelah itu ada 2 menu yaitu biodata dan sensor jantung. Jika biodata di tekan akan seperti pada gambar dibawah ini :
  6. Gambar%204.3%20Tampilan%20menu%20biodata%20dan%20sensor_zpspq6kmd30.jpg

    Gambar 4.3 Tampilan menu Biodata dan sensor jantung





    Gambar%204.6%20tampilan%20menu%20bluetooth_zpsbgmpm6kl.jpg

    Gambar 4.4 Tampilan Biodata




  7. Dan Ketika menekan sensor jantung maka akan seperti dibawah ini :
  8. Gambar%204.5%20tampilan%20menu%20pengukur%20detak%20jantung_zpssvll6zkh.jpg

    Gambar 4.5 Tampilan Menu Pengukur Detak Jantung






  9. Lalu jika ingin mengukur detak jantung Pilih tombol “Connect” lalu pilih device Bluetooth yang akan dikoneksikan. Dalam hal ini penulis mengkoneksikan bluetooth ke device “Sensor Jantung”
  10. Gambar%204.6%20tampilan%20menu%20bluetooth_zpsbgmpm6kl.jpg

    Gambar 4.6 Tampilan Menu Bluetooth





  11. Setelah proses pairing selesai, maka aplikasi siap untuk digunakan.
  12. Gambar%204.7%20Tampilan%20piring%20bluetooth%20sukses_zpsfjwavmke.jpg

    Gambar 4.7 Tampilan pairing Bluetooth Sukses



    Gambar%204.8%20tampilan%20setelah%20proses%20perhitungan_zpsngegaekc.jpg

    Gambar 4.8 Tampilan Setelah Proses Perhitungan


Analisa

Pada aplikasi android terdapat beberapa fungsi antara lain fungsi komunikasi Bluetooth, perhitungan detak jantung dan login password. Berikut adalah listing program aplikasi android:

  1. Sub Process_Globals
  2. Gambar%204.9%20process%20global_zpscokosxdv.jpg

    Koding di atas berfungsi untuk inisialisasi library apa saja yang di gunakan.





  3. Sub Globals
  4. Gambar%204.10%20sub%20globals_zpsn09l2okv.jpg

    Koding di atas merupakan inisialisasi Library dan Design yang terdapat pada aplikasi.





  5. Sub Activity_Create (FirstTime As Boolean)
  6. Gambar%204.11%20sub%20activity_zpsjstr934z.jpg

    Koding diatas merupakan inisialisasi Bluetooth, delay waktu saat melakukan perhitungan detak jantung dan nama Design yang di gunakan.





  7. Sub Activity_Resume
  8. Gambar%204.12%20sub%20activity%20resume_zpsx9am4fwz.jpg

    Koding di atas berfungsi untuk mengaktifkan Bluetooth dan Jika Bluetooth aktif maka akan muncul pesan untuk “Silahkan Koneksi dengan Sensor” pada layar smartphone.






  9. Activity_Pause (UserClosed As Boolean)
  10. Gambar%204.13%20Activity%20pause_zpsk8upqjuu.jpg

    Koding diatas berfungsi jika user keluar tampilan aplikasi maka BGM akan berhenti bermain.






  11. Cmd_Connect_Click
  12. Gambar%204.14%20CMD%20click_zpslgt1hpgu.jpg

    Koding diatas adalah Jika Bluetooth tidak aktif maka aplikasi akan meminta mengaktifkan Bluetooth, dan setelah Bluetooth aktif maka akan memunculkan nama-nama Device Bluetooth yang harus dipilih satu untuk mengaktifkan tombol Hitung pada aplikasi.






  13. Sub Serial1_Connected (Success As Boolean)
  14. Gambar%204.15%20sub%20serial_zps1csrfxqf.jpg

    Koding diatas berfungsi Jika Bluetooth sukses pairing maka muncul pesan “Koneksi Sukses...!!” dan akan mengaktifkan tombol Read dan tombol Disconnect yang terdapat pada tampilan aplikasi. Dan juga koding di atas berfungsi memutuskan koneksi Bluetooth yang terkoneksi dengan Arduino (pairing) dan mematikan fungsi tombol Read yang terdapat pada aplikasi kemudian kembali ke dalam menu Home.






  15. Cmd_Read_Click
  16. Gambar%204.16%20CMD%20real_zpsua6fygvd.jpg

    Koding diatas merupakan tombol Hitung yang berfungsi jika Bluetooth sudah terkoneksi dengan perangkat keras (pairing) dan jika tombol Hitung yang terdapat pada aplikasi di tekan akan meminta string “B” pada Arduino.





  17. Cmd_Disconnect_Click
  18. Gambar%204.17%20CMD%20disconnect_zpsdqbmrgdu.jpg

    Koding diatas berfungsi untuk memutuskan koneksi Bluetooth yang terkoneksi dengan mikrokontroler (pairing) dan mematikan fungsi tombol Hitung berserta mengaktifkan tombol Connect yang terdapat pada aplikasi.





  19. Cmd_Exit_Click
  20. Gambar%204.18%20CMD%20Exit_zpsh8xkcubc.jpg

    Koding di atas berfungsi untuk keluar dari menu pengukur detak jantung.


Rancangan Prototype

Prototype alat ini dibuat berdasarkan gambar rancangan yang ada pada BAB 3. Alat ini dapat mengukur detak jantung dengan menggunakan smartphone sebagai interfacenya melalui Bluetooth dan sensor sebagai alat untuk membacanya.





Gambar%204.19%20Alat%20pengukur%20detak%20jantung_zpsi22eowlm.jpg

Gambar 4.9 Prototipe Alat Pengukur Detak jantung





Implementasi

Schedule

  1. Mengumpulkan Data
  2. Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 4 minggu.


  3. Perancangan Sistem
  4. Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user.


  5. Pengujian Sistem
  6. Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan pemasangan hardware dan Software.


  7. Perbaikan Sistem
  8. Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user.


  9. Training User
  10. Percobaan alat yang sudah di buat apakah benar-benar dapat berjalan atau tidak.

  11. Implementasi Sistem
  12. Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program.


  13. Dokumentasi Sistem
  14. Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.






Tabel 4.5. Tabel Rencana Implementasi Program

Table%204.5%20Implementasi%20program_zpsnpw1dhqo.jpg






Implementasi Sistem

Berikut ini merupakan tabel hasil uji coba implementasi yang telah dilakukan di RS Sari Asih.




Tabel 4.6 Tabel hasil uji coba Implementasi

Table%204.6%20Hasil%20uji%20coba%20implementasi_zpsb8o51e3i.jpg



Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada Pengumpulan Data, Perancangan Sistem, Pengujian Sistem, Perbaikan Sistem, rainer User, Implementasi Sistem, Dokumentasi Sistem dari Minggu pertama sampai minggu ke 14 berbeda-beda Jenis Kegiatannya.


Estimasi Biaya

Adapun estimasi biaya sistem keseluruhan yang dibuat dan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :


Tabel 4.7. Estimasi Biaya

Table%204.7%20Estimasi%20biaya_zpsml7br85e.jpg


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari perancangan dan implementasi yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

  1. Sistem ini dibuat menggunakan Heartbeat Sensor dengan Arduino sebagai pengolah lalu di tampilkan pada smartphone android berupa angka melalui komunikasi Bluetooth.
  2. Penghitungan dilakukan dengan cara memasukkan jari tangan dan di letakkan ditengah-tengah sensor jantung, yang nantinya sensor akan menghitung aliran darah yang mengalir dengan bantuan pencahayaan LED kemudian hasil dari pengukuran akan di kirimkan melalui media Bluetooth dan ditampilkan melalui smartphone Android.


Saran

Berdasarkan perancangan dan kesimpulan yang dibuat, ada beberapa saran untuk pengembangan yaitu :

  1. Hendaknya menggunakan sensor detak jantung dengan kualitas yang lebih baik sehingga deteksi lebih akurat.
  2. Alat ini sebaiknya digunakan dengan kondisi rileks, agar dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan dari suatu alat ukur yaitu tepat (akurat), dan teliti (presisi).

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 Taufiq , Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu.
  2. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  3. Hartono,Bambang.2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: PT . Rineka Cipta
  4. 4,0 4,1 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi.Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan. Jurnal Mekanikal, Vol.3 No.2–Juli 2012
  6. Simarmata, Janner. 2010. “REKASA PERANGKAT LUNAK”. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
  7. Wiyancoko, Dudy. 2010. “Desain Sepeda Indonesia”. Jakarta: PT Dumedia Desain.
  8. Sasankar dan Vinay Chavan. 2011. International Journal of Computer Science & Technology
  9. Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  10. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011
  11. 11,0 11,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
  12. 12,0 12,1 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
  13. Adelia dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop”. Bandung. Jurnal Sistem Informasi, Vol. 6, No.2.
  14. Syahwil, Muhammad. 2013.”panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino”. Yogyakarta: ANDI
  15. 15,0 15,1 Sumardi. 2013. Mikrokontroler ATMega328.
  16. Dipranoto, Alfan Rachman 2010. Perhitungan Jumlah Kendaraan Pada Area Parkir Dengan Mikrokontroller AT89S51.
  17. 17,0 17,1 17,2 17,3 Malik, Ibnu dan Mohammad Unggul Juwana. 2009. Aneka Proyek Mikrokontroler PIC16F84/A. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  18. Chandra dan Deni. 2011. Jago Elektronika Rangkaian Sistem Otomatis. Jakarta: PT Kawan Pustaka
  19. 19,00 19,01 19,02 19,03 19,04 19,05 19,06 19,07 19,08 19,09 19,10 19,11 Rusmadi, Dedy. 2009. Mengenal Komponen Elektronika. Bandung: Pionir Jaya.
  20. 20,0 20,1 20,2 Bird John. 2010. Electrical And Electronic Principles And Technology. Oxford: PT. Elsevier & Technology.
  21. Budiharto, Widodo. 2009.10 Proyek Robot Spektakuler. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
  22. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset
  23. 23,0 23,1 23,2 Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja. theory and application of IT Research. April 2010Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja.2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

DAFTAR LAMPIRAN

2014/2015

Contributors

Budi nugroho